Evaluasi Kinerja Saham Industri Pertambangan Oleh Aryo Dwiatmojo
STRATEGI PELAYANAN PEMBIAYAAN UKM PADA KOPERASI...
Transcript of STRATEGI PELAYANAN PEMBIAYAAN UKM PADA KOPERASI...
STRATEGI PELAYANAN PEMBIAYAAN UKM PADA
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH CINERE
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
OLEH:
ARYO AGUNG SAPUTRA NIM : 206046103812
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1431 H / 2010 M
Skripsi
ANALISIS PELAYANAN SISTEM JEMPUT BOLA PADA
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH CINERE
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
Aryo Agung Saputra
NIM : 206046103812
Di Bawah Bimbingan
Prof.Dr.H.Hasanuddin AF,MA
NIP : 150050917
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Analisis Pelayanan Sistem Jemput Bola Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah Cinere telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah pada 24 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 24 September 2010
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP.195505051982031012
PANITIA UJIAN
1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA (……………….)
195510151979031002
2. Sekertaris : Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag (……………….)
196404121994031004
3. Pembimbing : Prof. Dr. H. Hasanuddin, AF, MA (……………….)
150050917
4. Penguji I : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag (……………….)
196404121994031004
5. Penguji II : Dr. Euis Amalia, M. Ag (……………….)
197107011008032002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 September 2010
Aryo Agung Saputra
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam era globalisasi sekarang ini system perbankan sudah sangat
maju sudah banyak transaksi-transaksi yang dilakukan oleh bank dimana
masyarakat diberikan pilihan untuk melakukan transaksi apakah dibank
konvensional ataukah dibank syariah, akan tetapi mayoritas masyarakat yang
melalakukan transaksi dibank syariah menurut mereka bertransaksi dibank
syariah itu sangat menguntungkan karena sistem yang digunakan oleh pihak
bank syariah adalah system bagi hasil sedangkan bank konvensional
menggunakan system bunga yang mengarah pada riba.
Terkait dengan hal ini bisa disimpulkan sementara, bahwa dalam
penyaluran Pembiayaan sistem jemput bola di masyarakat masih jauh.
Konsep yang manis untuk mendorong sektor ekonomi masyarakat melalui
UMKM dan Koperasi ternyata belum menyentuh secara keseluruhan.
Problem secara teknis penyalurannya harus dikaji kembali oleh bank
pelaksana dan Pemerintah.1
Dengan berbagai macam tekhnologi yang telah berkembang tentunya
sangat membantu kemudahan nasabah dalam proses bertransaksi atau
menyimpan sebagian hartanya agar lebih aman masyarakat cenderung
1 Zainul Arifin, ”Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah” Jakarta: 2002 Cet Ke 1
1
2
menggunakan jasa perbankan akan tetapi kondisi yang ada pada zaman yang
sudah berkembang sekarang ini sebagian masyarakat masih banyak yang
tidak mengerti tentang perbankan dan sebagian masyarakat menganggap
system pelayanan perbankan relative cukup rumit dan tidak efisien.2
Pengembangan usaha, bank syariah perlu memperluas promosi jaringan
kerja dan kantor, khususnya di wilayah yang potensial dari segi ekonomi
konsentrasi umat dan wilayah. Di tengah-tengah terjadinya keterpurukan
ekonomi khususnya dalam dunia Perbankan Konvensional, ternyata
Perbankan Syariah tetap eksis dalam menjalankan aktivitasnya dan
dinyatakan sehat oleh Pemerintah. Ini karena Bank Syariah mempunyai
paradigma yang berbeda secara mendasar dalam melakukan aktivitas
penghimpunan dana penyalurannya.
Bank Konvensional menghimpunkan dananya dari nasabah kemudian
menyalurkan kepada debitur dengan sistem bunga, sedangkan Bank Syariah
menghimpun dana dari nasabah kemudian disalurkan kepada debitur dengan
sistem bagi hasil, dimana apabila keuntungan yang didapat tinggi maka bagi
hasil pun akan tinggi begitu pula sebaliknya, apabila keuntungan rendah,
maka secara otomatis bagi hasil kepada nasabah pun akan menjadi rendah.3
2 Tim redaksi sharing , "Memilih Produk Investasi Syariah Dimasa Krisis" edisi 27 Tahun
III- (Maret 2009) 3 Mulia Nasution, ”Pengantar Manajemen dan Contoh Rencana Penjualan Perusahaan”
Jakarta: PT Rineka, 2002
3
Kebijakan yang dilakukan pemerintah sebenarnya merupakan sebuah
Bom waktu bagi kehancuran ekonomi Indonesia kenyataannya para
konglomerat banyak yang tidak dapat mengembalikan pembiayaan yang
diberikan sehingga mengakibatkan kerugian pada bank.4
Maka diperlukanlah suatu badan usaha atau lembaga keuangan yang
berbasis syariah salah satu lembaganya adalah KJKS (Koperasi Jasa
Keuangan Syariah. Koperasi Jasa Keuangan Syariah merupakan lembaga
keuangan syariah non bank yang cukup potensial dikembangkan, ditengah
ketidak percayaan masyarakat terhadap institusi koperasi yang dianggap
sebagai perwujudan dari lembaga ”Koperasi” yaitu lembaga yang
keuntungannya selalu habis oleh para pengurus yang bertanggung jawab.5
Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah lembaga ekonomi atau
keuangan syariah non perbankan yang sifatnya informal, disebut informal
karena lembaga ini didirikan oleh sekelompok swadaya masyarakat (KSM)
yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan
formal lainnya salah satu jasa yang diterapkannya adalah Jasa Sistem
Jemput Bola maksud dari jasa jemput bola adalah ada salah satu petugas
dari pihak KJKS ( Koperasi Jasa Keuangan Syariah) tersebut yang
4 Tim Redaksi Sharing , "Memilih Produk Investasi Syariah Dimasa Krisis" edisi 27
Tahun III- (Maret 2009)
5 ”Peranan dan fungsi koperasi syariah” diakses pada tanggal 15 februari 2010 http bmt-syariah. Blogspot.com
4
ditugaskan menjadi jasa jemput bola yaitu dengan mendatangi nasabah-
nasabahnya untuk melakukan berbagai transaksi yang diinginkan oleh
nasabah tersebut.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebagai lembaga keuangan mikro
berbasis grass root perlu secepatnya berbenah diri. Pertama, tidak semua
nasabah Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang menjadi mitra karena alasan
agama. Secara umum mereka tertarik karena adanya kemudahan layanan.
Karenanya, sosialisasi sistem syariah yang mencakup konsep syariah dalam
berekonomi, pengelolaan keuangan, konsep riba dan dampaknya, serta
pemahaman terhadap produk-produk halal dan thayyib perlu diintensifkan,
sehingga masyarakat merasakan keberkahan, keadilan dan keunggulan
sistem syariah.
Ibarat mencari semut di ruang gelap sulit sekali menemukan koperasi
yang benar-benar mampu berperan sebagai tulang punggung perekonomian,
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Agaknya suatu pengecualian bagi
Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Kesungguhan, keihlasan, pengabdian,
kebersamaan, dan persaudaraan, merupakan sebagian dari prinsip dasar
yang melandasi perjalanan Koperasi Simpan Pinjam kemajuan itu tidak
lepas dari kerja keras para pengurus dan peran serta seluruh anggotanya.
Kalau pada awal berdirinya, wilayah kerjanya masih terbatas di Kelurahan
Jelambar, sejalan dengan perkembangan anggota dan peningkatan volume
usaha, maka wilayah kerjanya juga semakin meluas mulai dari tingkat
5
Kecamatan Jelambar, Kotamadia Jakarta Barat, DKI Jakarta, Jabotabek, dan
sekarang sudah bersifat nasional.
Sebagai badan usaha berwatak sosial, koperasi ini tetap
mengutamakan kesejahteraan anggota sebagai tujuan utama dari seluruh
kegiatannya. Selain membantu pembiayaan bagi mereka yang membutuhkan
ada juga bantuan anak asuh, santunan anak yatim, perbaikan sarana umum,
dana kematian, dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Selain penerapan
sistem jemput bola, keberhasilan itu tidak lepas dari kesadaran para anggota
akan manfaat berkoperasi.6
Sistem keanggotaan yang diterapka cukup selektif sebelum menjadi
anggota, seseorang diharuskan membuka tabungan terlebih dahulu, dengan
menabung calon anggota tersebut telah berhak mendapatkan fasilitas
pembiayaan Setelah setahun menjadi nasabah pembiayaan dan terbukti
berjalan baik baru diproses menjadi anggota. "Maksudnya, supaya
berkoperasi itu betul-betul dirasakan manfaatnya. Kalau dirasakan tidak ada
manfaatnya.
Sebagai lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) yang dioperasikan
dengan prinsip bagi hasil, Koperasi Jasa Keuangan Syariah memiliki misi
untuk menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam membela
kepentingan kaum fakir miskin. Kegiatan dapat ditumbuhkan atas prakarsa
6 ”Mempercepat Pengentasan Kemiskinan Lewat Bmt” artikel diambil pada tanggal 14
februari 2010, http www.pemkomedan.go.id/news_detail.php
6
dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan
pada sistem ekonomi yang berintikan keadilan. Koperasi Jasa Keuangan
Syariah bukan hanya sebuah lembaga yang berorientasi bisnis, tetapi juga
sosial, lembaga yang kekayaannya terdistribusi secara merata dan adil.
Oleh karena itu Koperasi Jasa Keuangan Syariah menjadi harapan
bagi masyarakat atau pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah) untuk
mendapatkan pembiayaan. Dalam beberapa operasional Koperasi Jasa
Keuangan Syariah, lembaga keuangan mikro syariah tersebut juga
melakukan pemberdayaan umat.
Menyinggung tentang banyaknya koperasi yang mengalami kegagalan,
kembali kepada Pengelolanya umumnya koperasi yang gagal itu karena
pengelolaannya tidak sungguh-sungguh. "Banyak koperasi yang gagal
karena dikelola secara sambilan kalau hanya sambilan, asal-asalan, maka
hasilnya juga asal-asalan untuk menjaga profesionalitas itu, maka
peningkatan kualitas sumber daya manusia tak boleh diabaikan. Tidak heran
kalau di koperasi ini sering diselenggarakan berbagai pelatihan, termasuk
mengirim karyawan untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pihak
lain,seperti Dekopin, Depkop & UKM atau IKSP. Malahan setiap anggota
baru selalu diberi pelatihan khusus menyangkut peran koperasi koperasi
serta hak dan kewajiban anggota.
Sistem ekonomi syariah diarahkan untuk merespon agenda
pembangunan ekonomi nasional. "Demikian pula sistem perbankan syariah,
7
untuk lebih berperan aktif dalam mendukung pembangunan sektor riil
melalui proses saving investment yang lebih efisien. Pelaku industri
perbankan syariah di seluruh tanah air untuk selalu memantapkan perannya
sebagai salah satu lokomotif penggerak pembangunan ekonomi.
Dalam pengembangan usaha, bank syariah perlu memperluas promosi
jaringan kerja dan kantor, khususnya di wilayah yang potensial dari segi
ekonomi konsentrasi umat dan wilayah. Di tengah-tengah terjadinya
keterpurukan ekonomi khususnya dalam dunia Perbankan Konvensional,
ternyata Perbankan Syariah tetap eksis dalam menjalankan aktivitasnya dan
dinyatakan sehat oleh Pemerintah. Ini karena Bank Syariah mempunyai
paradigma yang berbeda secara mendasar dalam melakukan aktivitas
penghimpunan dana penyalurannya. Bank Konvensional menghimpunkan
dananya dari nasabah kemudian menyalurkan kepada debitur dengan sistem
bunga, sedangkan Bank Syariah menghimpun dana dari nasabah kemudian
disalurkan kepada debitur dengan sistem bagi hasil, dimana apabila
keuntungan yang didapat tinggi maka bagi hasil pun akan tinggi begitu pula
sebaliknya, apabila keuntungan rendah, maka secara otomatis bagi hasil
kepada nasabah pun akan menjadi rendah.7
Penuhi kebutuhan pembiayaan guna pengembangan usaha dan ekonomi
masyarakat, terutama sekali kalangan usaha mikro kecil dan menengah.
7 Mulia Nasution, ”Pengantar Manajemen dan Contoh Rencana Penjualan Perusahaan”
Jakarta: PT Rineka, 2002
8
"Lakukan transaksi pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip yang islami
secara konsisten dan penuh tangguh jawab. Lakukan kajian akademis dari
berbagai aspek, sehingga pengembangan sistem ekonomi syariah dapat
menjadi bagian dari pengembangan nilai-nilai moral dan etika yang lebih
mulia. Mari kita capai pertumbuhan ekonomi yang seimbang dengan
pembangunan kualitas manusia yang sadar dengan nilai-nilai syariah yang
baik,"
Kebijakan yang dilakukan pemerintah sebenarnya merupakan sebuah
Bom waktu bagi kehancuran ekonomi Indonesia kenyataannya para
konglomerat banyak yang tidak dapat mengembalikan pembiayaan yang
diberikan sehingga mengakibatkan kerugian pada bank.8
8 Tim Redaksi Sharing , "Memilih Produk Investasi Syariah Dimasa Krisis" edisi 27
Tahun III(Maret 2009)
9
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti,
mengkaji dan menganalisis lebih jauh permasalahan tersebut dalam skripsi
ini dengan judul “STRATEGI PELAYANAN PEMBIAYAAN UKM
PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH
CINERE”
B. Pembatasan dan Rumusan masalah
Dalam penulisan skripsi ini agar tidak meluas dan fokus pada
permasalahan yang akan dibahas dan mencapai hasil yang diharapkan, maka
penulis merasa perlu membatasi objek yang dikaji. Masalah akan dibatasi
adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan
nasabah dapat ditinjau dari segi pelayanan, kinerja maupun hasil informasi
yang diberikan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah ARRAHMAH. Lalu
tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan system jemput bola.
Kemudian Pelayanan system jemput bola yang dibatasi adalah
mengenai informasi system jemput bola, seperti informasi peminjaman,
informasi prosedur, persyaratan, informasi pembayaran tagihan, dan lain-
lain.
Sedangkan perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Strategi apa yang telah dilakukan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Arrahmah Cinere dalam Pelayanan sistem jemput bola?
10
2. Bagaimana Alur Proses Pelayanan sistem jemput bola pada Koperasi
Jasa Keuangan Syariah Arrahmah Cinere?
3. Apa pemanfaatan yang didapat oleh nasabah KJKS Arrahmah Cinere
dan KJKS Arrahmah Cinere dengan adanya sistem pelayanan jemput
bola?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini dikemukakan beberapa tujuan yang
hendak dicapai, antara lain :
1. Untuk menawarkan jasa dan kemudahan dalam setiap transaksi nasabah
dengan pelayan antar dan jemput.
2. Untuk lebih meningkatkan kenyaman nasabah dan mendekatkan nasabah
terhadap KJKS ARRAHMAH karena sistem yang diterapkan berbasis
kekeluargaan.
3. Untuk membuat nasabah menjadi nyaman dan memudahkan dalam setiap
transaksi-transaksi yang ada KJKS ARRAHMAH seperti pembayaran
angsuran, simpanan tabungan, dan penarikan, pembayaran listrik,
telephone.
Adapun hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi perbankan syariah, pembaca maupun pribadi,
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
11
1. Secara akademik, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan masyarakat mengenai penyaluran kredit usaha mikro
syariah yang diterapkan oleh perbankan syariah, kepada dunia
akademisi.
2. Secara praktis adalah sebagai saran, informasi, dan referensi bagi bank
untuk lebih memperhatikan pemberian kredit yang seharusnya diberikan.
Kepada orang yang benar-benar membutuhkan, bukan hanya untuk
pihak yang memiliki kelebihan dana saja, melainkan juga untuk para
masyarakat kecil yang ingin membuka usaha tetapi tidak memilki
banyak dana.
3. Secara umum, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat untuk mengetahui sejauh mana penyaluran yang diberikan
oleh pihak bank terhadap masyarakat kecil yang membutuhkan dana.
D. Kajian Pustaka
Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber,
kepustakaan, penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok
penelitian ini tampaknya sangat penting dan prospektif.
Adapun tulisan terdahulu yang telah membahas sekitar topik ini dapat
disebutkan sebagai berikut:
1. Ersad Selesa, Analisis Kebijakan Pemerintah Tentang Koperasi
Syariah Ditinjau dari Perspektif Islam, Skripsi, Konsentrasi Perbankan
12
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2008
Skripsi ini membahas tentang industri usaha kecil dan menengah
mencangkup banyak hal sektor usaha kecil dan menengah, koperasi
menjadi salah satu wadah atau tempat yang di gunakan oleh para pelaku
usaha mikro dimana mereka biasa memajukan usahanya dengan fasilitas
dari koperasi yang bisa meminjamkan uang untuk mengembangkan usaha
mereka, prinsip usahanya pun ada yang bersifat umum dan ada juga yang
menggunakan prinsip syariah seperti baitulmaal wattamwil.
Posisi koperasi di rasakan begitu strategi bagi pengembangan UKM
terlebih koperasi yang benar-benar berlandaskan prinsip syariah dalam
menjalankan usahanya.
2. Kamaludin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Operasional
Koperasi Simpan Pinjam, Skripsi, Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.
Skripsi ini membahas tentang bagaimana konsep dasar koperasi islam jika
diterapkan dalam koperasi simpan pinjam dan bagaimanakah mekanisme
sistem operasional yang diterapkan didalam persantren Darul Muttaqien
apakah bertentangan dengan perpektif hukum islam dan pengaruhnya
terhadap masyarakat pondok persantren Darul Muttaqien yang rata-rata
masih belajar belum mempunyai usaha dengan masyarakat sekitar pondok
persantren yang sudah lebih dulu mempunyai usaha tetap.
13
3. Nafisah, Potensi Dan Strategi BMT Dalam Pengembangan UKM,
Skripsi, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Skripsi ini membahas tentang BMT sebagai lembaga ekonomi dan
keuangan syariah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat
islam dari jurang kemiskinan. Juga untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dengan jalan pemerataan pendapatan melalui jalur investasi
serta penciptaan peluang dengan memberikan pembiayaan kepada usaha-
usaha yang produktif berdasarkan prinsip kemitraan dan terciptanya
kemandirian berusaha, mencari strategi yang dikembangkan BMT tersebut
dalam pengembangan UKM. Perbedaan dari penulis adalah skripsi ini tidak
membahas strategi penyaluran pembiayaan usaha mikro , alur proses yang
diberikan oleh pihak bank dalam pemberian pembiayaan, faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam pemberian pembiayaan sesuai
ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pihak bank tersebut. Skripsi ini
hanya membahas meningkatkan kesejahteraan umat islam dari jurang
kemiskinan. Juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan
jalan pemerataan pendapatan melalui jalur investasi serta penciptaan
peluang dengan memberikan pembiayaan kepada usaha-usaha yang
produktif berdasarkan prinsip kemitraan dan terciptanya kemandirian
berusaha, mencari strategi yang dikembangkan BMT tersebut dalam
pengembangan UKM.
14
4. Rosidah, Analisis SWOT Terhadap Trategi BMT Dalam Peningkatan
Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Bmt Al - Munawwarah), Skripsi,
Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2005
Skripsi ini membahas tentang analisis BMT meningkatkan usaha kecil
menengah dengan menggunakan analisis SWOT, hasil penelitian
menunjukkan bahwa BMT Al – Munawwarah saat ini merupakan salah
satu BMT yang sukses, hal tersebut didukung oleh faktor eksternal dan
internal yang baik. Faktor internal yang dimiliki BMT dapat dilihat dari
kekuatan dan kelemahannya yaitu kekuatan berupa BMT terorganisir dan
mandiri, sistem prosedur dan pembiayaan yang mudah, menerapkan sistem
syariah, sehingga BMT Al-Munawwarah mempunyai keunggulan
dibandingkan lembaga keuangan lainnya, seperti bank konvensional dan
rentenir. Kelemahan yang dirasakan BMT berupa kondisi nasabah yang
masih belum faham betul tentang ekonomi syariah, masih terbatas dan
belum maksimal tenaga pengolahnya, adanya kelalaian nasabah sehingga
menimbulkan pembiayaan bermasalah dan alokasi BMT Al-Munawwaroh
yang letaknya kurang strategis. Perbedaan dari penulis adalah skripsi ini
tidak membahas strategi penyaluran pembiayaan usaha mikro , alur proses
yang diberikan oleh pihak bank dalam pemberian pembiayaan, faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemberian pembiayaan sesuai
ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pihak bank tersebut. Skripsi ini
15
hanya membahas meningkatkan usaha kecil menengah dengan
menggunakan analisis SWOT.
E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penulisan hasil karya ini akan digunakan metodologi penelitian
yang terdiri dari 2 (dua) unsur yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian Lapangan, dilakukan melalui pengumpulan data-data primer
maupun sekunder berupa :
1) Laporan peranan sistem jemput bola terhadap nasabah
2) Hasil wawancara dengan salah satu dewan direksi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah ARRAHMAH
b. Penelitian Kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh dan memahami
konsep-konsep dan teori serta ketentuan-ketentuan pemberian Pelayanan
sistem jemput bola . Penelitian kepustakaan, yaitu mencari data-data
yang diperoleh dan literatur-literatur dan referensi yang berhubungan
dengan judul skripsi di atas. Dari penelitian ini diharapkan dapat
memperoleh kerangka teori yang relevan dengan pokok bahasan dalam
operasi penelitian ini. Sedangkan penelitian lapangan, yaitu melakukan
pencarian data-data dan informasi mengenai permasalahan yang dibahas
dalam skripsi ini melalui wawancara, studi dokumentasi, dan observasi.
16
2. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup metode penelitian dari karya akhir ini akan membahas
berbagai aspek yang berkaitan dengan peranan sistem jemput bola dan
strategi penyalurannya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk kepentingan penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan
teknik:
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Yaitu, dengan mengamati peristiwa, keadaan atau hal lain yang dapat
menjadi sumber data yang bisa membantu dalam kelancaran penelitian
b. Wawancara
Di sini penulis menanyakan secara langsung dengan cara mewawancarai
kepala bagian marketing dan pihak-pihak yang berkompeten atau badan
yang berwenang dalam koperasi tersebut mengenai data-data yang
diperlukan sesuai dengan judul.
c. Studi Dokumenter
Yaitu, mempelajari dan mengkaji data yang berbentuk arsip (dokumen)
yang berisi data-data, seperti data perusahaan, organisasi ataupun
lembaga yang dijadikan objek penelitian. Di mana dokumen perusahaan,
organisasi ataupun lembaga tersebut dapat berupa buku-buku, majalah,
jurnal, koran dan informasi-informasi tertulis sesuai dengan data yang
telah diarsipkan.
17
4. Metode Analisis Data
Dalam mengolah dan menganalisa data, digunakan metode yang bersifat
deskriptif-kualitatif, yaitu dengan cara menggambarkan kondisi yang
ada melalui data-data yang didapat dari lapangan kemudian
diterjemahkan dalam keadaan sebenarnya.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah”, Jakarta, Tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Karya akhir ini terdiri atas 5 (lima) bab dengan urutan yang sistematika
pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,
Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Kajian Pustaka, Ruang Lingkup Metode Penelitian,
dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan membahas tentang Koperasi jasa keuangan
syariah terdiri dari definisi, bentuk dan jenis koperasi indonesia,
tujuan berdirinya KJKS, prinsip-prinsip sistem jemput bola,
18
perananan, fungsi dan tujuan sistem jemput bola. Unsur-unsur
pembiayaan dan jenis-jenis pembiayaan.
BAB III PROFIL KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
ARRAHMAH CINERE
Bab ini membahas tentang gambaran umum Koperasi Jasa
Keuangan Syariah ARRAHMAH diantaranya adalah Sejarah
Pendirian, Struktur Organisasi, Visi Misi dan Nilai, Produk-
Produk dan Jasa
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang peranan sistem jemput bola terdiri
dari strategi penerapan sistem jemput bola pada KJKS Arrahmah
Cinere, faktor pendukung dan penghalang terhadap penerapan
sistem jemput bola, pemanfaatan sistem jemput bola, alur proses
pelayanan, analisis pemberian pelayanan dan persetujuan
perjanjian sistem jemput bola
BAB V PENUTUP
Bab ini penulis menyimpulkan pembahasan dan memberikan
saran-saran serta diakhiri penutup dan daftar pustaka.
BAB II
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
DAN PERANAN SISTEM JEMPUT BOLA
A. Koperasi Jasa Keuangan Syariah
1. Definisi Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10
September 2004 tentang petunjuk pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi
Jasa dan Keuangan Syaraih (KJKS) sebagai payung hukum pengelolaan
lembaga keuangan mikro syariah, seperti Baitul Maal W-Tamwil (BMT),
Koperasi Syariah, Koperasi Pondok Pesantren atau lembaga-lembaga
keuangan mikro lainya yang beroperasi secara syariah. Berikut beberapa
hal mengenai pengertian dan ketentuan pengelolaan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS) sebagai berikut.1
a. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
pridnsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasr atas dasar kekeluargaan.
b. Koperasi Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut KJKS adalah
koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan,
1 Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia
Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 September 2004 tentang petunjuk pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa dan Keuangan Syaraih (KJKS)
19
20
investasi, produksi, perdagangan dan simpanan sesuai dengan pola
layanan syariah.
c. Unit Jasa keuangan Syariah selanjutnya disebut UJKS, adalah unit
koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi, dan
simpanan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan
koperasi yang bersangkutan.
Koperasi adalah lembaga usaha yang dinilai cocok untuk
memberdayakan rakyat kecil. Nilai-nilai koperasi juga mulia seperti
keadilan, kebersamaan, kekeluargaan, dan kesejehateraan bersama. Dalam
Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/syarikah. Lembaga ini adalah
wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang
sehat, baik, dan halal. Dan, lembaga yang seperti itu sangat dipuji Islam.
Maka tak heran jika jejak koperasi berdasarkan prinsip syariah telah
ada sejak abad III Hijriyah di Timur tengah dan Asia Tengah. Bahkan,
secara teoritis telah dikemukakan oleh filosuf Islam Al-Farabi. As-
Syarakhsi dalam Al-Mabsuth, sebagaimana dinukil oleh M. Nejatullah
Siddiqi dalam Patnership and Profit Sharing in Islamic Law, ia
meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah ikut dalam suatu kemitraan
usaha semacam koperasi, di antaranya dengan Sai bin Syarik di Madinah.
Kini, koperasi sebagai organisasi ekonomi berbasis orang atau
keanggotaan (membership based association), menjadi substantive power
perekonomian negara-negara maju. Misalnya Denmark, AS, Singapura,
Korea, Jepang, Taiwan, dan Swedia. Meskipun, awalnya hanya
21
countervailing power (kekuatan pengimbang) kapitalisme swasta di bidang
ekonomi yang didominasi oleh perusahaan berdasarkan modal persahaman
(equity based association), yang sering jadi sapi perah pemilik modal
(share holders) dengan sistem dan mekanisme targeting yang memeras
pengelola.
Bung Hatta dalam buku Membangun Koperasi dan Koperasi
Membangun mengkategorikan social capital ke dalam 7 nilai sebagai spirit
koperasi. Pertama, kebenaran untuk menggerakkan kepercayaan (trust).
Kedua, keadilan dalam usaha bersama. Ketiga, kebaikan dan kejujuran
mencapai perbaikan. Keempat, tanggung jawab dalam individualitas dan
solidaritas. Kelima, paham yang sehat, cerdas, dan tegas. Keenam,
kemauan menolong diri sendiri serta menggerakkan keswasembadaan dan
otoaktiva. Ketujuh, kesetiaan dalam kekeluargaan.
Formula nilai yang dikemukkan Hatta ini parallel dengan apa yang
diungkapkan oleh Kagawa, bapak koperasi Jepang dalam buku
Brotherhood Economics, bahwa koperasi merupakan kemitraan ekonomi
yang memacu kesejahteraan sosial bersama dan penghindaran dari isapan
kekuatan-kekeuatan yang meraih kedudukan istimewa dalam ekonomi.
Implementasi ketujuh nilai yang menjiwai kepribadian koperasi versi
Hatta, dituangkan dalam tujuh prinsip operasional koperasi secara internal
dan eksternal. Ketujuh prinsip operasional itu adalah; Pertama,
keanggotaan sukarela dan terbuka. Kedua, pengendalian oleh anggota
secara demokratis. Ketiga, partisipasi ekonomis anggota. Keempat,
22
otonomi dan kebebasan. Kelima, pendidikan, pelatihan dan informasi.
Keenam, kerjasama antar koperasi. Ketujuh, kepedulian terhadap
komunitas.
Di Indonesia, koperasi berbasis nilai Islam lahirlah pertama kali dalam
bentuk paguyuban usaha bernama Syarikat Dagang Islam (SDI). DSI
didirikan H. Samanhudi di Solo, Jawa Tengah. Anggotanya para pedagang
muslim. Mayoritas pedagang batik. Meskipun pada perkembangannya,
SDI berubah menjadi Syarikat Islam yang bernuansa gerakan politik.
Dalam konteks budaya kemitraan, penelitian Afzalul Rahman yang
dirilis dalam Economic Doctrines of Islam, koperasi tipe kemitraan
modern Barat mirip dengan kemitraan Islam. Bahkan, telah dipraktikan
oleh umat Islam hingga abad 18. Baik bentuk syirkah Islam dan syirkah
Modern, sama dibentuk oleh para pihak atas kesepakatan mereka sendiri
untuk mencari keuntungan secara proporsional dan mutual berdasarkan
hukum negara.
Menurut Rahman, persyaratan kemitraan kedua tipe koperasi tersebut
sama, kecuali pada praktik riba (sistem bunga). Koperasi syar’iah (syirkah
Islam) terbebas sama sekali dari unsur itu. Kemitraan Inggris (dalam hal
jenis mitra, hak dan kewajibannya, fungsi dan tugasnya terhadap pihak
ketiga) yang yang tertuang dalam Peraturan Kemitraan Inggris tahun 1980,
kurang lebihnya sama dengan yang dijabarkan prinsip syirkah dalam kitab
fikih bermadzhab Hanafi ‘Al-Hidayah’.
23
Yang jadi soal sekarang adalah koperasi model mana yang sesuai bagi
perekonomian Indonesia? Apakah koperasi yang di daasarkan pada nilai-
nilai tradisional yang cenderung berpola koperasi sosial ataukah koperasi
modern model Barat yang berbasis sistem pasar? Atau justru gabungan
keduanya?
Tampaknya model campuran, meski tidak berlabel syari’ah, jika dalam
operasionalnya berlandaskan nilai dan prinsip syari’ah, tentu lebih
mendekati fitrah sunnatullah. Artinya, sesuai dengan kebutuhan, potensi,
kondisi, dan norma agama serta terhindar dari ekstrimitas ekonomi dan
kesalahan materialisme sosialis maupun kapitalis.
Ada 7 pantangan yang harus dihindari dalam bisnis. Dan ini harus
dipegang sebagai pantangan moral bisnis (moral hazard). Pertama, maysir
yaitu segala bentuk spekulasi judi (gambling) yang mematikan sektor riil
dan tidak produktif. Kedua, asusila yaitu praktik usaha yang melanggar
kesusilaan dan norma social. Ketiga, goror yaitu segala transaksi yang
tidak transparan dan tidak jelas sehingga berpotensi merugikan salah satu
pihak. Keempat, haram yaitu objek transaksi dan proyek usaha yang
diharamkan syariah. Kelima, riba yaitu segala bentuk distorsi mata uang
menjadi komoditas dengan mengenakan tambahan (bunga) pada transaksi
kredit atau pinjaman dan pertukaran/barter lebih antar barang ribawi
sejenis. Pelarangan riba ini mendorong usaha yang berbasis kemitraan dan
kenormalan bisnis, disamping menghindari praktik pemerasan, eksploitasi
dan pendzaliman oleh pihak yang memiliki posisi tawar tinggi terhadap
24
pihak yang berposisi tawar rendah. Keenam, ihtikar yaitu penimbunan dan
monopoli barang dan jasa untuk tujuan permainan harga. Ketujuh,
berbahaya yaitu segala bentuk transaksi dan usaha yang membahayakan
individu maupun masyarakat serta bertentangan dengan maslahat dalam
maqashid syari’ah.
Pemerintah dan swasta, meliputi individu maupun masyarakat, wajib
mentransformasikan nilai-nilai syari’ah dalam nilai-nilai koperasi.
Caranya? Mengadopsi 7 nilai syariah dalam bisnis. Pertama, shiddiq yang
mencerminkan kejujuran, akurasi dan akuntabilitas. Kedua, istiqamah
y2ang mencerminkan konsistensi, komitmen dan loyalitas. Ketiga, tabligh
yang mencerminkan transparansi, kontrol, edukatif, dan komunikatif.
Keempat, amanah yang mencerminkan kepercayaan, integritas, reputasi,
dan kredibelitas. Kelima, fathanah yang mencerminkan etos profesional,
kompeten, kreatif, inovatif. Keenam, ri’ayah yang mencerminkan
semangat solidaritas, empati, kepedulian, awareness. Ketujuh, mas’uliyah
yang mencerminkan responsibilitas. Koperasi syari’ah sangat strategis
dalam mengembangkan sumberdaya dan mendistribusikannya secara adil.
Karena, mengeluarkan harta (asset) untuk diputar, diusahakan, dan
diinvestasikan secara halal adalah kewajiban syariah. Uang dan harta
bukan untuk ditimbun. membuat aset nganggur (idle) sama dengan
memubadzirkan nikmat Allah dan tidak mensyukurinya.
2 Muhammad, Antonio Syafi'i “Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek” Jakarta : Gema
Insani Press, 2002, Cet. Ke-4
25
Uang dibuat untuk dipergunakan. Berpindah dari tangan ke tangan
sebagai alat tukar (medium of excange) dan pembayaran. Juga alat
ekspansi dalam investasi. Jadi, semata-mata hanya alat. Tidak boleh
diubah menjadi tujuan. Apalagi menjadi berhala yang disembah.
“Merugikan hamba dinar, merugilah hamba dirham!” demikian sabda
Rasulullah saw. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai koperasi –yang
tampak dalam jatidirinya (Co-operative Identity) sebagaimana dirumuskan
kongres International Co-operative Alliance (ICA) ke-100 di Manchester,
Inggris, September 1995 dan disusun kembali Prof. Dr. Ian MacPherson
berupa 7 nilai: menolong diri sendiri, swa tanggung jawab, demokrasi,
persamaan, keadilan, kesetiakawanan dan kejujuran; dan 7 prinsip
operasional, yaitu keanggotaan terbuka dan sukarela, pengendalian oleh
anggota secara demokrasi, partisipasi ekonomi anggota, otonomi dan
kemerdekaan, pendidikan, pelatihan, dan informasi, kerjasama antar
koperasi, dan kepedulian terhadap lingkungan– secara umum selaras dan
serasi dengan nilai-nilai syari’ah.
Namun, jika kegiatan usahanya tidak menghindari ketujuh pantangan
bisnis syari’ah, koperasi dapat kehilangan identitas (jatidinya). Koperasi
harus meninggalkan praktik riba berupa penggunaan skim bunga dalam
kegiatan usahanya. Tidak menetapkan bunga dalam kegiatan simpan
pinjamnya. Karena, riba bertentangan dengan spirit kemitraan, keadilan,
dan kepedulian terhadap lingkungan. Sistem bunga tidak peduli dengan
nasib debiturnya dan tidak adil dalam penetapan bunga atas pokok modal.
26
Dengan teraktualisasikannya prinsip-prinsip syariah dalam
pengelolaan ekonomi, koperasi bisa mewujudkan keadilan dan
menyejahterakan bagi semua. Rahmatan lil ‘alamin. Terwujudnya
perkembangan lembaga keuangan syariah, selain karena ada kebutuhan di
masyarakat juga karena berlakunya dual banking system dalam perbankan
nasional. Sistem perbankan nasional telah menempatkan subsistem syariah
sebagai alternatif dari subsistem konvensional, khususnya dalam
pelayanan baik dalam untuk memenuhi kebutuhan (permintaan) dana
maupun memanfaatkan kelebihan (penawaran) dana di masyarakat.
Sebagai suatu sistem, perbedaannya terletak pada kaidah dan prinsip
syariah yang digunakan sebagai landasan transaksinya. Mudahnya dalam
sistem syariah tidak dikenal transaksi yang memakai dasar “perkiraan”
maupun perhitungan “bunga” (yang umumnya menjadi dasar perhitungan
dalam bisnis keuangan – simpan pinjam secara konvensional). Konsep
bunga dalam ajaran Islam dianggap mengandung aspek (riba) yang
diharamkan. Demikian pula dilarang untuk mengaplikasikan perlakuan
transaksi yang sifatnya mengandung spekulasi dan juga ketidakjelasan.
Dengan demikian dalam konsep syariah semua aplikasi transaksi yang
berkaitan atau berhubungan dan bersinggungan dengan komponen “bu-
nga” dihindari, dan sebagai gantinya dalam rangka memperoleh pendapat-
an melalui transaksi keuangan, harus dilakukan berdasar kesepakatan per-
janjian (akad) yang umumnya bertumpu pada konsep “bagi hasil”.
27
2. Bentuk dan Jenis Koperasi Indonesia
1. Bentuk Koperasi
Ketentuan yang terdapat pada pasal 15 UU No.25 tahun 1992
menyatakan bahwa koperasi dapat berbentuk koperasi primer atau
koperasi sekunder sedangkan Koperasi primer adalah koperasi yang
didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang. Koperasi ini dibentuk
sekurang-kurangnya 20 orang.
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan koperasi. Pengertian koperasi sekunder meliputi semua
koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan/atau
koperasi sekunder. Koperasi sekunder dibentuk oleh tiga koperasi.
Pemusatan Koperasi ke dalam beberapa tingkatan dalam kesatuan
yang tidak bisa dipisah-pisahkan mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
a. Menekan atau menghindari kemungkinan persaingan yang tidak sehat
diantara koperasi-koperasi yang ada
b. Ada hubungan yang saling melengkapi dalam susunan asas
kekeluargaan diantara koperasi-koperasi tersebut, antara lain: biaya
dapat dikurangi dan harga dapat ditekan serendah-rendahnya
c. Kerjasama yang baik dan bertanggung jawab akan dapat menjamin
sehatnya sektor koperasi dari sudut kehidupan organisasi dan usaha,
sehingga:
1) Koperasi Primer atau salah satu tingkat organisasi yang kuat
dapat terus maju dengan kekuatannya sendiri dan menjadi dasar
28
yang sehat bagi tingkat organisasi diatasnya baik
permodalan,administrasi dan manajemen
2) Masalah-masalah dalam koperasi dapat diatasi dalam lingkungan
kerjasamanya sendiri dan ini berarti berkurangnya atau hilangnya
ketergantungan para perusahaan atau badan lain diluarnya atau
bahkan di sektor lain
2. Jenis Koperasi
Dalam ketentuan pasal 16 UU No. 25 tahun 1992 beserta
penjelasannya dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dasar untuk menentukan
jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan
ekonomi anggotanya, seperti antara lain koperasi simpan pinjam (KSP),
Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi pemasaran dan
koperasi jasa.
Penjenisan Koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan
antara lain:3
a. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisien dalam ekonomi sesuai dengan
sejarah timbulnya gerakan kopersi, maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut
1) Koperasi Konsumsi
2) Koperasi Kredit
3) Koperasi Produksi
4) Koperasi Jasa
3 “Jenis-jenis koperasi” diakses pada tanggal 21 agustus 2010 dari http//www.depkop.go.id.
29
5) Koperasi Distribusi (pemasaran)
b. Berdasarkan golongan fungsional maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut:
1) Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
2) Koperasi Angkatan Darat (KOPAD)
3) Koperasi Angkatan Udara (KOPAU)
4) Koperasi Angkatan Kepolisian (KOPPOL)
5) Koperasi Pensiunan Angkatan Darat
6) Koperasi Pensiunan
7) Koperasi Karyawan (KOPKAR)
8) Koperasi Sekolah
9) Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
c. Berdasarkan lapangan usaha, maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut:
1) Koperasi Desa
2) Koperasi Konsumsi
3) Koperasi Pertanian
4) Koperasi Peternakan
5) Koperasi Perikanan
6) Koperasi Kerajianan/Industri
7) Koperasi Simpan Pinjam
8) Koperasi Asuransi
9) Koperasi Unit Desa (KUD)
30
Dalam perkembangan terakhir sejak diberlakukannya Inpres No. 14
tahun 1998, maka berbagai macam/jenis kopersi bermunculan sesuai
dengan aspirasi masyarakat, antara lain:
1) Koperasi Tani (KOPTAN)
2) Koperasi Pondok Persantren (KOPONTREN)
3) Koperasi Wanita
4) Koperasi Agribisnis
5) Koperasi Pedagang Pasar
6) Koperasi Industri
7) Koperasi Syariah
8) Koperasi Serba Usaha
9) Koperasi Kredit
10) Koperasi dikalangan profesi (akuntan,arsitek,pengacara,dokter,dll)
11) Koperasi Kelompok Masyarakat (POKMAS)
Menurut Ir. Kaslan A. Tohir dalam bukunya yang berjudul ”pelajaran
koperasi” (1964) menyebutkan adanya pengelompokan (penjelasan)
menurut klasik tersebut hanya mengenai 3 jenis koperasi, yaitu:
a) Koperasi pemakaian (koperasi warung, koperasi sehari-hari,
koperasi distribusi, warung andil dan sebagainya); tujuan dari
koperasi ini adalah membeli barang-barang yang dibutuhkan oleh
anggota-anggotanya dan membagi barang-barang itu kepada
mereka.
31
b) Koperasi Penghasil atau Koperasi Produksi; tujuan dari koperasi
ini adalah mengerjakan sesuatu pekerjaan bersama-sama
c) Koperasi Simpan Pinjam; tujuan dari perkumpulan ini adalah
memberi keempatan kepada anggota-anggotanya untuk
menyimpan dan meminjam uang.
3. Tujuan Berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Koperasi syariah mulai diperbincangkan banyak orang ketika
menyikapi semaraknya pertumbuhan baitul maal wattamwil di Indonesia
yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori pertama kalinya oleh
BMT lembaga BMT yang memiliki berbasis kegiatan ekonomi rakyat
dengan falsafah yang sama yaitu”yaitu dari anggota oleh anggota” maka
berdasarkan undang-undang RI No 25 tahun 1992 tersebut berhak
menggunakan badan hukum koperasi, letak perbedaannya dengan koperasi
konvensional (non syariah) salah satunya terletak pada teknis
operasionalnya saja, koperasi syariah mengharamkan bunga yang
mengusung etika moral dengan melihat kaidah halal dan haram dalam
melakukan usahanya.
Adapun tujuan dari berdirinya koperasi jasa keuangan syariah antara lain
adalah
32
a. Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam
☺
⌧
)
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
b. Menciptakan Persaudaraan dan Keadilan sesama anggota
⌧
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal. (Q.S Al Hujarat (49):13)
33
c. Pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota
berdasarkan kontribusinya.4
Agama Islam mentolerir kesenjangan kekayaan dan penghasilan
karena manusia tidak sama dalam hal karakter, kemampuan,
kesungguhan dan bakat. Perbedaan diatas tersebut merupakan
penyebab perbedaan dalam pendapatan dan kekayaan. Hal ini dapat
terlihat pada Al Qur’an :
⌦ Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan
dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S Al
An’aam 06):165)
4 Koperasi Jasa Keuangan Syariah Koperasi.blogspot.com/.../koperasi-jasa-
keuangan-syariah.html
34
d. Kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada
pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada
Allah.
☺
☺
⌧
Orang-orang yang Telah kami berikan Kitab kepada mereka
bergembira dengan Kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara
golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang
mengingkari sebahagiannya. Katakanlah "Sesungguhnya Aku Hanya
diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan
sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya Aku seru (manusia) dan
Hanya kepada-Nya Aku kembali.“. (Q.S Ar Ra’d (13) : 36)
Terwujudnya perkembangan lembaga keuangan syariah, selain karena
ada kebutuhan di masyarakat juga karena berlakunya dual banking system
dalam perbankan nasional. Sistem perbankan nasional telah menempatkan
subsistem syariah sebagai alternatif dari subsistem konvensional,
khususnya dalam pelayanan baik dalam untuk memenuhi kebutuhan
(permintaan) dana maupun memanfaatkan kelebihan (penawaran) dana di
masyarakat.
35
Sebagai suatu sistem, perbedaannya terletak pada kaidah dan prinsip
syariah yang digunakan sebagai landasan transaksinya. Mudahnya dalam
sistem syariah tidak dikenal transaksi yang memakai dasar “perkiraan”
maupun perhitungan “bunga” (yang umumnya menjadi dasar perhitungan
dalam bisnis keuangan – simpan pinjam secara konvensional). Konsep
bunga dalam ajaran Islam dianggap mengandung aspek (riba) yang
diharamkan. Demikian pula dilarang untuk mengaplikasikan perlakuan
transaksi yang sifatnya mengandung spekulasi dan juga ketidak jelasan5
Dengan demikian dalam konsep syariah semua aplikasi transaksi yang
berkaitan atau berhubungan dan bersinggungan dengan komponen“bunga”
dihindari, dan sebagai gantinya dalam rangka memperoleh pendapatan
melalui transaksi keuangan, harus dilakukan berdasar kesepakatan per-
janjian (akad) yang umumnya bertumpu pada konsep “bagi hasil”. Konsep
itu secara luas telah mendorong terwujudnya “kesetaraan” bagi semua
pihak yang terlibat dalam kesepakatannya. Untuk itu kesepakatan yang
dibangun dengan prinsip saling menguntungkan (menanggung risiko se-
cara proporsional) dan rasional di antara mereka yang melakukan akad
harus dapat dilakukan berdasar kaidah-kaidah yang dihalalkan menurut
ketentuan al Quran dan as Sunnah.
Cara tersebut dianggap dapat membantu menghindarkan proses
eksploitasi oleh satu pihak pada pihak lain. Demikian pula risiko harus
5 M Dawan Raharjo ”Pembangunan Ekonomi Islam”: Suatu Pendekatan, Pemerataan,
Keadilan dan Ekonomi Kerakyatan,(Jakarta : PT. Intermasa, 1997), h.26
36
dapat diterima sebagai suatu kondisi, yang perlu dikendalikan secara ber-
sama, namun tetap harus diterima (tidak boleh diingkari) sepenuhnya.
Dampaknya, dalam transaksi syariah diperlukan pemahaman tentang apa
yang disepakatinya, khususnya dalam setiap produk jasa syariah.
Pemahaman itu di antaranya harus dapat diarahkan untuk memperoleh
pengertian dan lingkup dari komponen, berupa tujuan, manfaat yang di-
peroleh, risiko yang mungkin dihadapi, serta ketentuan yang harus diikuti.
Berbagai produk layanan syariah itu didefinisikan dan diatur oleh Dewan
Syariah Nasional melalui sejumlah fatwanya. Aplikasinya harus didukung
oleh pemahaman kedua belah pihak yang bekerja sama, dan hasilnya di-
wujudkan melalui keputusan yang tercantum dalam “akad keuangan
syariah”.6
Dalam kelembagaannya, koperasi jasa keuangan syariah secara
rasional juga dituntut untuk bertindak hati-hati (prudent), karena mereka
mengemban amanah pengelolaan “milik anggotanya”, melalui penye-
lenggaraan berbagai upaya memanaj usahanya dengan efektif. Mengapa
harus demikian, karena mereka juga akan dan dapat menghadapi masalah,
sebagai dampak kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Untuk itu
para pengelola Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau Unit Jasa Keuangan
Syariah, perlu menyadari dan memberikan perhatian secara cukup dan
cermat terhadap pola manajemen usahanya. Polanya harus dapat
6 M. Jafar Hafsah ”Kemitraan Usaha Konsepsi Dan Strategi” Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2000.
37
membantu mereka untuk peka dan sekaligus dapat mengarahkan pada
terwujudnya prinsip kehati-hatian, itu berarti bahwa pola manajemennya
harus dapat mengendalikan dan mengarahkan setiap pelaku dalam
lembaga koperasi jasa keuangan syariah untuk bertindak berdasar prinsip
dan tata aturan yang ditetapkan. Evaluasi terhadap efektivitas pola ma-
najemen usahanya perlu pula dilakukan dengan konsisten, karena mereka
sangat tergantung pada ketepatan dan “kepekaan” keputusan dan tindakan
dalam memanfaatkan berbagai peluang yang tersedia serta akad yang
dibuatnya.
4. Unsur-Unsur Pembiayaan
Setiap pemberian pembiayaan sebenarnya jika dijabarkan secara
mendalam mengandung beberapa arti, jadi dengan menyebutkan kata
pembiayaan sudah terkandung beberapa arti atau dengan kata lain pengertian
kata pembiayaan jika dilihat secara utuh mengandung beberapa makna,
sehingga jika kita bicara pembiayaan maka termasuk membicarakan untuk
unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
pembiayaan adalah sebagai berikut:
1. Kreditur
Adalah orang atau badan usaha milik modal yang akan memberikan
pinjaman kepada peminjam dengan ketentuan-ketentuan yang sudah
disepakati oleh kedua belah pihak.
38
2. Debitur
Adalah orang atau badan usaha pemilik modal yang akan diberi
pinjaman.7
3. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi pembiayaan (bank) bahwa pembiayaan
yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima
kembali dimasa tertentu, dimasa datang kepercayaan ini diberikan oleh bank
karena sebelum dana dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan
yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk
megetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar pembiayaan yang
disalurkan.
4. Janji Kesanggupan Bayar/Kesepakatan
Disamping unsur kesepakatan antara si pemberi pembiayaan dengan si
penerima pembiayaan kesepakatan itu dituangkan dalam suatu perjanjian
dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-
masing. Kesepakatan penyaluran pembiayaan dituangkan dalam akad
pembiayaan yang ditandatangani kedua pihak yaitu pihak bank dan nasabah.
5. Jangka Waktu
Setiap pembiayaan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Hampir
dapat dipastikan bahwa tidak ada pembiayaan yang tidak memilki jangka
waktu. Adanya diakibatkan karena nasabah suatu tenggang waktu
7 Kasmir S.E., ”Manajemen Perbankan Syariah” Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
2003,Cet Keempat. h. 75
39
pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya pembiayaan
Semakin panjang waktu/tenor semakin besar risiko.
6. Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian
yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar pembiayaannya
padahal mampu dan risiko kerugian yang diakibatkan nasabah tidak sengaja
yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagi
sebenarnya diakibatkan karena adanya suatu tenggang waktu pengembalian
(jangka waktu) semakin panjang jangka waktu suatu pembiayaan semakin
besar risikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi
tanggungan Bank baik risiko yang disengaja maupun risiko yang tidak
disengaja.
a. Balas Jasa
Akibat dari pemberian fasilitas pembiayaan bank tentu mengharapkan
suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu
pembiayaan atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank
konvensional balas jasa dalam bentuk bunga, biaya promosi dan komisi serta
biaya administrasi pembiayaan ini merupakan keuntungan utama bank.
Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya
ditentukan dengan bagi hasil.8
5. Jenis-Jenis Pembiayaan
8 Kasmir S.E., ”Manajemen Perbankan Syariah” Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
2003,Cet Keempat. h. 75
40
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula
kebutuhan jenis pembiayaannya. Dalam praktiknya pembiayaan yang ada di
masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula dengan pemberian fasilitas
pembiayaan oleh bank kepada masyarakat. Pemberian fasilitas pembiayaan
oleh bank dikelompokkan kedalam jenisnya masing-masing dilihat dari
berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau
tujuan tertentu.
Secara umum jenis-jenis pembiayaan yang disalurkan oleh bank dan
dilihat dari berbagai segi adalah :
a. Dilihat dari Segi Kegunaan
Maksud jenis pembiayaan dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk
melihat pengguna uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan
utama atau hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat
dua jenis Pembiayaan yaitu9 :
1) Pembiayaan Investasi
Yaitu pembiayaan yang biasanya digunakan untuk keperluan kepuasan
usaha membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya
untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan
pembiayaan ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.
2) Pembiayaan Modal Kerja
Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam oprasionalnya. Contoh pembiayaan
modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji
9 Ibid., h .76
41
pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses
produksi perusahaan. pembiayaan modal kerja merupakan pembiayaan
yang dicarikan untuk mendukung Pembiayaan investasi yang sudah
ada.
b. Dilihat dari Segi Tujuan Pembiayaan
Pembiayaan jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu pembiayaan,
apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan
pribadi jenis pembiayaan ini dilihat dari segi tujuan adalah 10:
1) Pembiayaan Produktif
Pembiayaan yang digunakan untuk peningkatan usaha produksi atau
investasi. Pembiayaan ini diberikan untuk menghasilkan barang dan
jasa. Artinya pembiayaan ini digunakan untuk diusahakan sehingga
menghasilkan suatu baik berupa barang maupun jasa
2) Pembiayaan Konsumtif
Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai
secara pribadi. Dalam pembiayaan ini tidak ada pertambahan barang dan
jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh
seseorang atau badan usaha.
3) Pembiayaan Perdagangan
Pembiayaan perdagangan merupakan pembiayaan yang digunakan untuk
kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan
yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan dagangan tersebut.
10 Ibid., h .77
42
Pembiayaan ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.
c. Dilihat dari Segi Jangka Waktu
Dilihat dari segi waktu, artinya lamanya masa pemberian pembiayaan
mulai dari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya jenis
pembiayaan ini adalah 11:
1) Pembiayaan Jangka Pendek
Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang memiliki jangka waktu
kurang dari 1 (satu) tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja
2) Pembiayaan Jangka Menengah
Jangka waktu pembiayaannya antara 1 (satu) tahun sampai 3 (tiga)
tahun, pembiayaan jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa
bank mengklasifikasikan pembiayaan menengah menjadi pembiayaan
jangka panjang.
3) Pembiayaan Jangka Panjang
Merupakan pembiayaan yang masa pengembaliannya paling panjang
yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya pembiayaan ini digunakan
untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit
atau manufaktur dan untuk juga pembiayaan konsumtif seperti
pembiayaan perumahan.
d. Dilihat dari Segi Jaminan
11 Ibid., h .78
43
Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu
fasilitas pembiayaan harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat
berharga minimal senilai pembiayaan yang diberikan. Jenis pembiayaan
dilihat dari segi jaminan adalah :
1) Pembiayaan dengan Jaminan
Merupakan pembiayaan yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.
Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.
Artinya setiap pembiayaan yang dikeluarkan akan dilindungi senialai
jaminan yang diberikan si calaon debitur.
2) Pembiayaan tanpa Jaminan
Yaitu pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Pembiayaan jenis ini diberikan dengan melihat prosfek usaha,
karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan
bank yang bersangkutan.
Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk
aktiva produktif dan aktiva tidak produktif yaitu:
a. Jenis aktiva produktif pada bank syariah dialokasikan dalam bentuk
pembiayaan sebagai berikut:
1) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Untuk jenis pembiayaan
dengan prinsip ini meliputi:
a) Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam
dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha
44
tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah
pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
Dengan aplikasi pembiayaan modal, pembiayaan proyek dan
pembiayaan ekspor
b) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian diantara para
pemilik dana modal untuk mencampurkan dana/modal mereka
pada suatu usaha tertentu dengan pembagian keuntungan
diantara pemilik dana/modal berdasarkan nisbah yang telah
disepakati sebelumnya. Dengan aplikasi pembiayaan modal
kerja dan pembiayaan ekspor.
2) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang). Untuk jenis
pembiayaan dengan prinsip ini meliputi:
a) Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank
dan nasabah dimana bank syariah membeli barang yang
diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada
nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah
dengan margin/keuntungan yang disepakati antara bank syariah
dan nasabah. Dengan aplikasi pembiayaan investasi/barang
modal, pembiayaan konsumtif, pembiayaan modal kerja dan
pembiayaan ekspor.
b) Pembiayaan Salam
45
Pembiayaan salam adalah perjanjian jual beli barang dengan
cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran
harga terlebih dahulu. Dengan aplikasi pembiayaan sektor
pertanian dan prodak manufakturing.
c) Pembiayaan Istishna
Pembiayaan istishna adalah perjanjian jual beli dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual. Dengan
aplikasi pembiayaan kontuksi/proyek/produk manufakturing.
3) Pembiayaan dengan prinsip sewa. Untuk jenis pembiayaan ini
diklasifikasikan menjadi pembiayaan:
a) Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan Ijarah adalah perjanjian sewa menyewa suatu
barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa.
Dengan aplikasi pembiayaan sewa.
b) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Biltamlik/Wa Iqtina
Pembiayaan Ijarah Muntahiya Biltamlik/Wa Iqtina adalah
perjanjian sewa menyewa suatu barang yang diakhiri dengan
perpindahan kepemilikan barang dari pihak yang memberikan
sewa kepada pihak penyewa.
b. Jenis aktiva tidak produktif yang berkaitan dengan aktivitas
pembiayaan adalah berbentuk pinjaman
1) Pinjaman Qardh
46
Pinjaman Qardh atau talangan adalah penyediaan dana atau tagihan
antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan
pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau secara
cicilan dalam jangka waktu tertentu.
B. Prinsip-Prinsip Sistem Jemput Bola
Prinsip jemput bola merupakan salah satu faktor sukses keberadaan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Baitul Maal wat-Tamwil
(BMT). Dengan melakukan operasional jemput bola, para nasabah akan
merasa diringankan dan diuntungkan dari sisi tenaga dan waktu.
Bertindak selaku narasumber pada workshop tatacara pendirian dan
pengembangan BMT di Gedung APPI Jl Menteri Supeno Yogyakarta
belum lama ini, Drs Mohammad Halimi MM juga mengatakan,
kemampuan memelihara kepercayaan nasabah merupakan faktor penting
yang memungkinkan BMT atau KJKS menjadi berkembang sebagai
lembaga keuangan makro syariah yang profesional. Apalagi, katanya, bila
suatu BMT atau KJKS mendapat dukungan kuat dari para aghniya (orang
kaya), tokoh masyarakat, perusahaan dan usahawan di wilayah operasinya.
Mohammad Halimi yang sehari-hari menjadi dosen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UGM itu mengatakan, BMT atau KJKS mengemban misi
menciptakan sistem, institusi dan kehidupan ekonomi rakyat yang
47
dilandasi nilai-nilai Islam dengan menawarkan produk-produk keuangan
syariah.12
C. Peranan Sistem Jemput Bola
1. Pegertian Sistem Jemput Bola
Apa sebenarnya makna dari "Jemput Bola" dalam berbisnis atau
berdagang. Ada sebuah contoh, seorang pedagang es potong akan
berkeliling kampung / perumahan untuk menjajakan es potongnya sambil
berteriak "Eees Eees!" atau memukul bel "Tiing Tiing!". Yap, ini bisa
disebut seorang penjual es sedang melakukan aksi "Jemput Bola", karena
tukang es itu melakukan aksi mendatangi, mencari pelanggan.
Sebuah contoh lagi, seorang tukang pijat urat yang buta menyuruh orang
untuk memasang spanduk bertuliskan "Tunanetra Ahli Pijat Urat
Berijazah!" apakah tindakan seperti ini dapat disebut "Jemput Bola"?
Padahal tukan pijat itu tidak melakukan aksi mendatangi, mencari
pelanggan. Mari kita kembali ke pertanyaan awal "mendatangi customer,
Sebenarnya, sudah bisa dikatakan kita telah melakukan aksi "Jemput
Bola" apabila customer/ pelanggan telah mendatangi warung, toko, atau
website kita. Mengapa begitu? Karena maksud dan tujuan dari aksi
"Jemput Bola" adalah Mendatangkan Pelanggan. Apapun cara dan
jalannya, asal pelanggan datang ke tempat kita berjualan, berarti kita
berhasil "Menjemput Bola", bahkan lebih dari itu, kita berhasil
12 Prinsip-prinsip jemput bola, artikel diakses pada tanggal 22 mei 2010 dari
boutiquesoftware.wordpress.com/.../prinsip-jemput-bola-faktor-sukses-bmt/
48
"Mendatangkan Bola". Justru "Jemput Bola" dapat dikatakan SUKSES
bila cara yang ditempuh efektif, efisien, dan menghasilkan banyak bola.
Sehingga disini kita dapat menyimpulkan, arti dari "Jemput Bola" adalah
Mendatangi/ Mencari Pelanggan (dengan cara apapun yang efektif tanpa
harus mengeluarkan banyak tenaga) .
2. Fungsi dan Tujuan Sistem Jemput Bola
Secara garis besarnya fungsi dari sistem jemput bola adalah
merupakan sistem pelayan terhadap nasabah khususnya dalam bidang
antar jemput pelayan terhadap nasabah, jadi seorang petugas sistem
jemput bola akan mengujungi nasabah baik nasabah tabungan atau
simpanan maupun nasabah angsuran atau pinjaman pembiayaan dilakukan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh masing-masing nasabah
tertentu dan cara pengambilannya berdasarkan kesepakatan awal,
pengambilannya ada yang diambil secara harian, mingguan ataupun
bulanan. Tujuanya tentunya untuk memberikan pelayanan yang prima atau
biasa disebut dengan (service excellent), nasabah akan sangat terbantu
dengan adanya sistem ini karena nasabah tidak perlu repot-repot untuk
mengantri diteller dan membuang waktu penting mereka untuk datang
guna membayar angsuran pembiayaan, tagihan listrik, telpon, kartu kredit,
setoran dan penarikan tabungan. Karena mereka cukup dengan
menghubungi petugas bagian collection untuk datang dan mengambil
semua kebutuhan dari nasabah untuk berbagai macam pembayaran
49
ataupun setoran dan penarikan tabungan. Hal inilah yang menjadi
kelebihan dari sistem jemput bola tersebut dan bagi KJKS ARRAHMAH
sendiri sistem jemput bola akan membantu dalam kolektibilitas
pembiayaan khususnya dalam penanganan pembiayaan bermasalah atau
kredit macet (remmediall) dan menjaga agar NPF di perusahaan tersebut
tetap stabil.
BAB III
GAMBARAN UMUM KJKS ARRAHMAH CINERE
A. Sejarah Pendirian
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah, hadirnya koperasi jasa
keuangan (KJK) Syariah Arrahmah merupakan salah satu alternative bagi
masyarakat usaha kecil dan menengah untuk dapat mengakses permodalan.
Hadirnya KJK Syariah Arrahmah juga sebagai bentuk da’wah bil halal
(ajakan yang nyata) tidak hanya melarang orang untuk agar menghindari
rentenir dan riba, namun mengajak sekaligus memberi jalan keluarnya KJK
Syariah Arrahmah berkeyakinan dengan amanah, prefesional, memegang
komitmen, saling memberi manfaat dan keuntungan, akan dapat
mewujudkan upaya membangun sistem ekonomi berbasis pada grass root,
yang berkeadilan menuju sejahtera.
KJK Syariah Arrahmah, yaitu sebuah lembaga keuangan yangm
bergerak dibidang jasa keuangan mikro berdasarkan prinsip syariah,
berfungsi sebagai Rumah Harta, namun karena sumber dananya simpanan
dari masyarakat/anggota, para pendiri serta dana pihak ketiga
(simpanan,pembiayaan,dana program,bank,dll) yang merupakan dana
amanah untuk dikelola, maka pengelolaannya harus professional derta
berorientasi pada profit (keuntungan). Penggunaan dana inilah yang
diberikan kepada para pengusaha kecil, para pedagang dalam bentuk
pembiayaan untuk modal usaha, dengan sistem bagi hasil maupun jual beli.
49
50
KJK Syariah ARRAHMAH sebagai sarana masyarakat untuk
menginvestasikan dananya di KJK Syariah ARRAHMAH, berupa simpanan
biasa, simpanan berjangka, titipan atau wadi’ah dan tabungan lainnya.
Semua bentuk dimpanan mendapatkan bagi hasil atau bonus setiap
bulannya. KJK Syariah ARRAHMAH beralamat di Jl. Raya Gandul No 12A
RT 23/06 Gandul, Limo-Depok 16512. Didirikan pada 5 Februari 2005,
beroperasi sejak tanggal 16 April 2005, berdasarkan Akta Pendirian No 10
tertanggal 30 April 2005 yang dibuat oleh notaris Betty Supartini, SH,
berkedudukan di Depok dengan SK Pendirian No 424/BH/MNEG.I/V/2005
tertanggal 26 Mei 2005 dan mendapat pengesahan dari Menteri Koperasi
dan UKM Republik Indonesia.
Legalitas hukum KJK Syariah ARRAHMAH dari Kementrian Koperasi
pada tanggal 26 Mei 2005 :
Akta Pendirian : Notaris Betty Supartini, SH No. 10
Nomor Badan Hukum : 424/BH/MNEG.I/V/2005
NPWP : 02.461.444.8-412.000
SITU : 503/224/Kpts/HO/IV/Perindag/2006
Domisili : 503/18/IV/2005
Tanda Daftar Perusahaan : 10.27.2.65.00394
B. Struktur Organisasi
Manajemen di KJK Syariah ARRAHMAH belum diadakan pergantian
pengurus atau mengalami strukturisasi baru, semoga kepengurus ini bisa
51
berjalan dengan baik dan membawa manfaat bagi perkembangan KJK
Syariah ARRAHMAH, dengan membawa manfaat bagi perkembangan KJK
Syariah ARRAHMAH, dengan susunan sebagai berikut:
Susunan Pengurus Periode 2005s/d2010
Pengawas : M. Riva’i, SH.
M. Darmawan, SH.
Abdul Harris Babiho
Pengurus : Ketua : Ratih Puspita, SH.
Wakil Ketua : Ika Yuliana, S.Kom.
Sekretaris : Elah Nurlaelah
Bendahara : Julaeha, SE.
Dalam menjalankan oprasional sehari-hari KJK Syariah Arrahmah,
dijalankan oleh :
Manager KJKS ARRAHMAH : Rudiana
Div Simpanan / Pembiayaan : Wardatulaila, Amd.Kom
Div Linkage Program : Rahmat Hidayat, Amd.Kom
Div Baitul Maal : Idham Kholid, Amd.Kom
Dengan pengurus terdiri dari Ratih Puspita, SH dan Ika Yuliana, S.Kom
selaku ketua dan wakil. Ketua dengan dewan pengawas, terdiri dari : HM,
Revai, SH.,M. Darmawan, SH dan Abdul Harris Babihoe, SE., semuanya
telah berpengalaman, memiliki pengetahuan dan perhatian penuh dibidang
hukum dan pengelolaan jasa keuangan syariah.
52
Gambar Skema Organisasi
KJKS ARRAHMAH
PENGAWAS M.Riva’I, SH
M.Darmawan, SH Abdul Harris Babiho
KETUA Ratih Puspita, SH
WAKIL Ika Yuliana
BENDAHARA Julaeha,SE
SEKRETARIS Elah Nurlaelah
MANAJAER Rudiana
Kabag.OPERASIONAL Wardatullaillah,Amd.Kom
LINKAGE PROGRAM Rahmat Hidayat, Amd.Kom CS
Kabag. MARKETING Idham Kholid, Adm.Kom TELLER
AO/MARKETING ADMIN
COLLECTION
MESSENGER
53
C. Visi Dan Misi
VISI
Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang amanah, profesional,
sehat dan kuat baik dari kualitas untuk menggapai kehidupan penuh dengan
salam (keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan) dengan ridho Allah
SWT.
MISI
Memberdayakan pengusaha kecil dan lemah dengan konsep tawazun
(keseimbangan) antara rukhiyah dan rupiah dengan melalui pola pembinaan
dan pembiayaan serta langkah nyata sebagai upaya membebaskan masyarkat
dari belenggu rentenir dan jerat kemiskinan.
D. Produk-Produk dan Jasa
Adapun produk-produk KJK Syariah Arrahmah berupa simpanan
pemberian pembiayaan/pinjaman untuk modal usaha pengumpulan dan
pendayagunaan ZIS serta pendampingan pembinaan kepada anggota
1. Simpanan tabungan
Yang dititpkan kepada kami merupakan amanah dan akan dikelolah dan
disalurkan untuk pembiayaan produktif, halal dan sesuai syariah sehingga
bagi hasil yang yang didapat insyaallah berkah amiin, jenis simpanan
bersifat multiguna dan sesuai peruntukan, seperti untuk dana pendidikan,
keperluan hari raya, qurban/aqiqah atau haji dan umrah.
54
2. Pembiayaan/ pinjaman
Lebih ditekankan untuk kepentingan pengembangan usaha dan
kebajikan, dengan sistem murabahah (jual beli) atau ijarah (sewa) secara
perorangan atau kelompok
3. Pengumpulan dana ZIS
Didayagunakan untuk usaha-usaha produktif dalam bentuk al-qardul
hasan (pinjaman kebijakan) dan diharapkan kepada penerima manfaat ini
dapat mengubah diri dari yang tadinya orang tersebut masuk dalam katagori
yang menerima (mustahiq) dapat menjadi orang yang memberi (muzaki)
selain itu pendayagunaan dana ZIS digunakan juga untuk bidang dakwah,
bidang pendidikan dan bidang sosial. Pembiayaan Syariah Anggota/Mitra
Usaha KJK Syariah ARRAHMAH
KJK Syariah ARRAHMAH merupakan produk pembiayaan dari kjk
syariah arrahmah yang ditujukan untuk membantu memenuhi kebutuhan
modal kerja dalam rangka pengembangan usaha, khusu bagi calon
anggota/mitra usaha yang memiliki usaha produktif dan telah berjalan
sedikitnya selama 1 tahun. Skema pembiayaan yang digunakan adalah jual
beli atau sewa keberkahan prodak tanpa system bunga mukhasanah
(keringanan pembayaran maju lunas) pembayaran system menabung,
tersedia layanan jemput dana atau dapat melalui ATM/transfer,
keterlambatan system infaq sudah termasuk asuransi
Kebutuhan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha tersebut
meliputi penambahan yaitu :
55
a. Penambahan persediaan barang dagangan
b. Pembelian mesin/peralatan usaha
c. Pembukuan cabang usaha
d. Renovasi rumah kontrakan
e. Pembelian sepeda motor roda dua/tiga
f. Pembelian mobil untuk usaha
g. Pembelian lisensi (usaha franchise)
h. Dan kebutuhan usaha lain
KJKS ARRAHMAH juga menyediakan Layanan Transaksi Pembayaran
ON LINE:
a. Tagihan Listrik
b. Tagihan Telepon
c. Transfer Antar Bank
d. Cicilan Kredit Kendaraan
e. Pembayaran Kartu Kredit
f. Premi Asuransi
g. Pembelian Pulsa
Solusi investasi yang tepat dan islami untuk hari depan yang lebih baik
dan turut membantu pemberdayaan ekonomi ummat
4. Pengertian Simpanan KJK Syariah ARRAHMAH
Simpanan KJK Syariah ARRAHMAH adalah simpanan berdasarkan
prinsip mudharabah muthlaqah yang disediakan bagi anda, simpanan
dengan prinsip ini akan dikelolah oleh KJK Syariah ARRAHMAH secara
56
professional dan memenuhi aspek syariah untuk digunakan secara optimal
untuk membiayai usaha masyarakat kecil dan menengah yang produktif
halal dan thayyiban baik perorangan maupun kelompok. Keuntungan yang
diperoleh oleh pengelolaan dana tersebut akan dibagi kepada anda selaku
pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati antara lain :
5. Manfaat
Bagi hasil yang kompetitif, diberikan berdasarkan saldo rata-rata tiap
bulan secara otomatis kerekening simpanan anda
a. Tidak dikenakan biaya administrasi
b. Turut membantu perencanaan program keuangan anda insya’Allah
berkah dan manfaat bagi sesama
6. Fasilitas
Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan dilakukan setiap hari kerja
dengan sistem antar jemput atau datang kekantor kami dengan
memperlihatkan buku tabungan anda.
Anda dapat menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh melalui KJKS
ARRAHMAH dengan pembebanan rekening otomatis sesuai permintaan
anda.
7. Persyaratan
a. Membawa KTP/SIM asli dan fotocopy.
b. Setoran awal minimal 10.000,-
c. Mengisi formulir pembukaan rekening simpanan.
d. Menandatangani akad simpanan
57
e. Biaya tutup rekening 5.000,-
8. Produk
a. Jenis simpanan/tabungan.
b. Simpanan amanah Arrahmah sejahtera (SAMARA)
c. Simpanan pendidikan (SIDIK) terdiri dari :
d. Simpanan swasta keluarga (SIAGA)
e. Simpanan amanah berjangka (SIMKA)
f. Simpanan hari raya (SAHARA)
g. Simpanan kurban dan aqiqah (SIQUBAH)
h. Simpanan haji dan umrah (SIHARUM)
9. Jenis Simpanan dan Tabungan terdiri:
a. Simpanan Amanah ARRAHMAH Sejahtera (SAMARA), simpanan
dari anggota yang bisa diambil setiap saat.
b. Simpanan Pendidikan (SIDIK), terdiri dari:
Tabungan Rencana Biaya Sekolah (TARBIYAH) yang penggunaanya
untuk biaya pendidikan sekolah, pengambilannya nmenjelang
semesteran atau kenaikan kelas atau masuk sekolah.
c. Tabungan Siswa Beribadah (TASBIH), Simpanan siswa/i sekolah
yang pengelolanya oleh guru kelas bekerjasama dengan KJK Syariah
ARRAHMAH.
d. Simpanan Wisata Keluarga (SIAGA), jenis simpanan yang
dipersiapkan untuk kepentingan wisata, wisata ziarah, study
wisata,berlaku untuk perorangan maupun kelompok.
58
e. Simpanan Amanah Berjangka (SIMKA), simpanan anggota dengan
jangka waktu pengambilan yang disepakati bersama, atau bisa
berbentuk titipan Giro/Wadi’ah. Simpanan berjangka minimal dalam
waktu 1 bulan, dengan nominal Rp 500.000,-.
f. Simpanan Hari Raya (SAHARA), simpanan yang diniatkan untuk
memenuhi kebutuhan Hari Raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha
(Qurban).
g. Simpanan Qurban dan Aqiqah (SIQUBAH), simpanan yang diniatkan
untuk memenuhi ibadah qurban di Hari Raya Idul Adha atau untuk
keperluan menunaikan kewajiban aqiqah untuk menyambut kelahiran
anak tercinta.
h. Simpanan Haji dan Umroh (SIHARUM), simpanan yang diniatkan
untuk memenuhi ibadah Haji dan Umroh.
10. Jenis Pembiayaan dan Pinjaman, terdiri:
a. Pembiayaan Bagi Hasil (Mudharabah), ialah pembiayaan yang
diberikan kepada anggota untuk usaha-usaha produktif, dari
keuntungan usaha tersebut dibagi dengan kedua belah pihak yang
besarnya sesuai dengan kesepakatan bersama.
b. Pembiayaan Kerjasama (Musyarakah), ialah pembiayaan usaha
produktif anggota yang modalnya dibiayai bersama antara KJK
Syariah ARRAHMAH dan anggota dengan porsi modal dan bagi hasil
sesuai dengan kesepakatan.
59
c. Pembiayaan produktif dengan jual beli (Murabahah), pembiayaan yang
diberikan kepada anggota yang membutuhkan sarana, atau pembelian
barang untuk modal maupun pengembangan usaha, yang
pengembalianya pada saat jatuh tempo atau secara angsuran.
Pembiayaan ini dapat dilakukan oleh semua anggotasesuai dengan
jenid usaha masing-masing anggota seperti perdagangan, pertanian,
jasa, peternakan, warung, sayur, dll.
11. Pengumpulan dan Pendayaguanaan ZIS
Pengumpulan Dana ZIS didayadunakan kepada yang menerima
untuk usaha-usaha produktif, dehingga pemanfaatan dan ZIS dapat
berubah yang tadinya orang tersebut masuk dalam katagori yang
menerima (Mustahiq) dapat menjadi orang yang memberi (Muzaki).
Dalam bentuk Al Qordul Hasan (Pinjaman Kebajikan), ialah pinjaman
yang tidak dikenakan beban bagi hasil, pengembalianya sesuai dengan
besarnya pinjaman semula.
Pendayagunaan Dana ZIS didayagunakan juga untuk keperluan:
a. Bidang dakwah, seperti program ta’lim rutin, tabligh akbar, mentoring
dan kajian fiqh dakwah.
b. Bidang pendidikan, pelatihan manajemen organisasi, manajemen
masjid, manajemen keuangan syariah, pelatihan penyelenggaraan
jenazah, seminar, pesantren kilat, outbond training dan
mukhoyam,pelatihan lainya.
60
c. Bidang sosial, santunan untuk dhua’afa dan yatim piatu, khitananan
masal, bhakti sosial masyarakat dan peran serta aktif dalam
penanggulangan bencana, klinik murah bagi masyarakt dan konseling
keluarga.
12. Perkembangan Usaha
KJK Syariah ARRAHMAH alhamdulillah dari tahun ke tahun
mengalami kemajuan, ini dapat dilihat dari jumlah anggota /mitra anggota
pada tahun 2008 berjumlah 1.793 orang (mengalami kenaikan sebesar
53,38% atau 624 orang), dibandingkan dengan jumlah anggota pada tahun
2007 yang berjumlah 1.169 orang. Simpanan dan pembiayaan tercatat
pada tahun buku 2007 berjumlah 296 orang (kenaikan 51,35%) sedang
total pembiayaan pada akhir tahun buku 2008 berjumlah
Rp.1.423.092.100,-tahun buku 2007 total perputaran dana
Rp.1.100.683.000,-(kenaikan 119,29%).
Pembiayaan murabahah dari tahun 2008 sampai 2009 itu sendiri
mengalami kenaikan sebesar 27,7% dari nominal Rp.1.063.244.500 pada
2008 menjadi Rp.1.472.477.450 pada 2009 sedangkan untuk pembiayaan
Ijarah mengalami penutunan dari 2008 sampai 2009 sebesar 1,34% dari
nominal Rp.359.847.600 pada 2008 menjadi 355.061.500 pada 2009.
Simpanan (Tabungan) dan Simpanan Berjangka (deposito) pada KJK
syariah Arrahmah mengalami kenaikan dari tahun 2007, 2008, dan 2009
pada Simpanan pada tahun 2007 sampai 2008 mengalami kenaikan
sebesar 22,98% dan pada tahun 2008 sampai tahun 2009 mengalami
61
kenaikan sebesar 27,41% dari nominal Rp.551.168.307 pada tahun 2007,
Rp.715.667.835 pada tahun 2008 dan Rp.985.986.084 pada tahun 2009.
sedangkan pada Simpanan Berjangka pada tahun 2007 sampai tahun 2008
mengalami kenaikan sebesar 30,41% dan pada tahun 2008 sampai tahun
2009 mengalami kenaikan sebesar 9,23% dari nominal Rp.747.738.665
pada tahun 2007, Rp.1.074.604.863 pada tahun 2008, dan
Rp.1.183.978.925 pada tahun 2009.
Pembiayaan dari bank lain atau dana pihak ketiga juga mengalami
kenaikan dari tahun 2007, 2008, dan 2009. pada tahun 2007 sampai 2008
mengalami kenaikan sebesar 236,79% dan pada tahun 2008 sampai pada
tahun 2009 juga mengalami kenaikan sebesar 30,68% dari nominal
Rp.143.433.334 pada tahun 2007, Rp.483.072.707 pada tahun 2008 dan
menjadi Rp.631.281.550 pada tahun 2009.
Asset dari KJK Syariah Arrahmah juga mengalami kenaikan dari tahun
2007, 2008, sampai dengan 2009. pada tahun 2007 sampai 2008
mengalami kenaikan 55,20% pada 2008 sampai 2009 juga mengalami
kenaikan sebesar 22.09%. dengan nominal Rp. 1.642.634.136 pada tahun
2007, Rp. 2.549.478.681 pada tahun 2008 dan Rp.3.112.861.664 pada
tahun 2009.
62
LAPORAN KEUANGAN
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
NERACA PER 31 DESEMBER
2007 2008 2009
Aktiva Lancar
Kas
44,748,450
16,758,300
12,679,100
Giro Pada Bank Syariah
88,669,340
357,430,362
332,983,438
Tabungan pada Bank Syariah
1,858,530
11,815,305
20,788,280
Simpanan pada Inkopsyah - -
45,000,000
Deposito pada Bank Syariah
255,000,000
651,508,540
800,000,000
Pembiayaan Murabahah
838,828,100
1,063,244,500
1,472,477,450
Pembiayaan Ijarah
261,854,900
359,847,600
355,061,500
Perlengkapan Kantor
539,000
597,000
973,334
Jumlah Aktiva Lancar
1,491,498,320
2,461,201,607
3,039,963,102
Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif
Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif -
(17,661,736)
(22,661,736)
Jumlah P.P.A.P -
(17,661,736)
(22,661,736)
Aktiva Tetap & Inventaris
Inventaris Kantor
60,995,900
76,317,800
95,253,120
(akumulasi Peny. Inventaris Kantor)
(35,519,663)
(54,456,985)
(67,390,290)
Kendaraan Bermotor
13,000,000
11,885,000
11,885,000
(akumulasi Peny. Kendaraan)
(8,666,656)
(1,320,556)
(3,961,664)
Jumlah Aktiva Tetap & Inventaris
63
29,809,581 32,425,259 35,786,166
Rupa - Rupa Aktiva
Rekening Antara
9,630,000
5,000,000 -
Sewa Bangunan Kntr Dibayar
Dimuka
31,818,208
22,818,208
11,000,000
Biaya Pra Operasi
33,837,498
12,682,500
10,680,000
Biaya Dibayar Dimuka
46,040,529
33,012,843
38,094,132
Jumlah Rupa-Rupa Aktiva
121,326,235
73,513,551
59,774,132
Jumlah Harta
1,642,634,136
2,549,478,681
3,112,861,664
KEWAJIBAN + MODAL
Kewajiban Lancar
Simpanan (Tabungan)
551,168,307
715,667,835
985,986,084
Simpanan Berjangka (Deposito)
747,738,665
1,074,604,863
1,183,978,925
Kewajiban Segera Dibayar
10,630,719
10,894,533
10,815,381
Kewajiban Lainnya
1,698,993
1,018,033
825,168
Jumlah Kewajiban Lancar
1,311,236,684
1,802,185,264
2,181,605,558
Kewajiban Jangka Panjang
Pembiayaan Dari Bank Lain
143,433,334
483,072,707
485,448,217
Pembiayaan Dari Inkopsyah
145,833,333
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
143,433,334
483,072,707
631,281,550
Rupa-rupa Passiva
Rupa-rupa Passiva -
5,100,000
7,248,939
Jumlah Rupa-rupa Passiva -
5,100,000
7,248,939
Modal
Modal Disetor
162,000,000
162,000,000
184,184,000
64
Simpanan Pokok
9,602,000
13,379,000
17,094,000
Simpanan Wajib
7,650,000
20,600,000
25,750,000
Laba Ditahan - -
17,939,195
Laba/Rugi Tahun Lalu
(32,069,544)
3,812,118 -
Laba/Rugi Tahun Berjalan
40,781,661
59,329,592
47,758,422
Jumlah Modal
187,964,117
259,120,710
292,725,617
Jumlah Kewajiban + Modal
1,642,634,136
2,549,478,681
3,112,861,664
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Penerapan Sistem Jemput Bola yang Dilakukan oleh KJKS
Arrahmah Cinere
1. Strategi Penerapan sistem jemput bola yang Dilakukan Oleh KJKS
Arrahmah Cinere
a. Analisa pasar
Analisa pasar adalah identifikasi dan studi tentang pasar untuk barang
ekonomis dan jasa-jasa tertentu. Unsur-unsur analisa pasar dari penilaian harus
secara khusus berhubungan dengan kondisi pasar terhadap properti yang diteliti.
Penelitian harus menunjukkan interaksi antara penawaran dengan permintaan
yang mempengaruhi nilai properti yang sudah ada berdasarkan penggunaan
tertentu yang diusulkan pada tempat tertentu pada waktu yang akan datang.
Apabila kondisi pasar tidak menunjukkan permintaan yang mencakup terhadap
pengembangan yang diusulkan, maka analisis pasar dapat mengidentifikasi suatu
waktu dimana permintaan terhadap proyek itu diperkirakan akan muncul. Jadi
analisis pasar menginformasikan kepada penilai tentang usulan kapan
pengembangan dapat dilakukan dan jumlah permintaan yang diantisipasi pada
periode tertentu.1 Untuk mengetahui potensi pasar baik pasar Inti maupun pasar
1 Analisa pasar artikel diakses pada 2 januari 2010 dan http/www.google.com
65
66
plasma, analisa pasar dapat digunakansebagai pengukur potensi kios atau los
sebagai Jaminan.2
Tujuan dari Analisis Pasar adalah untuk mengetahui potensi pasar Jumlah
kios/los, jumlah pedagang, jam operasional, jarak dan waktu tempuh dari unit,
baik pasar inti dan sekitar pasar, untuk mengetahui potensi kios / los apabila
digunakan sebagai jaminan keabsahan dan jenis dokumen, syarat & ketentuan
pengalihan dan harga kios/los dan untuk menjelaskan deviasi financing dan non
financing apa saja yang terjadi dipasar/sekitar pasar tersebut
b. Peran Analisis Pasar
Memorandum analisa pasar WAJIB diajukan unit mikrobanking KP untuk
setiap pasar yang akan menjadi target market unit, sebelum mendapat persetujuan
analisa pasar dari mikrobanking KP dan komite LAP KP, unit tidak
diperkenankan untuk melakukan proses financing kepada pedagang pasar
Persetujuan analisis pasar mengatur, persetujuan sebagai target market
Keuntungan jaminan kios/los di pasar terkait, satu pasar hanya dapat menjadi
target market 1 unit mikrobanking persetujuan analisa pasar akan direview setiap
2 tahun sekali kecuali ada perubahan mendasar dipasar tersebut
c. Definisi Pasar dan Jenis Pasar
Pasar adalah tempat berkumpulnya pedagang dan pembeli untuk melakukan
transaksi jual beli, dimana area pasar terdapat pengelola/pengurus baik
2 Micro Business Traning Modul For Account Officer, Jakarta 27 juli sampai 1 agustus 2009
67
pemerintah swasta maupun perorangan. Jenis-jenis pasar antara lain Pasar
Tradisional dan Pasar Modern.
d. Introdusir (Pengenalan)Produk–produk sekitar cabang.
Hal ini berguna untuk mendapat inventarisasi calon debitur yang akan
diprospek oleh cabang.
e. Pembinaan Pasar dan Debitur
Menjembatani mereka untuk dapat memproyeksikan terhadap kebutuhan
pengembangan usaha mereka. Kunjungan rutin untuk dapat memberikan solusi
baik terhadap usaha mereka akan berdampak positif yakni akan terjalin kemitraan
yang menguntungkan dikedua belah pihak.
f. Sistem-sistem yang di terapkan
Strategi penerapan itu sendiri dijalankan dengan cara mendata nasabah
berdasarkan pertanggal realisasi. Dalam strategi penerapan system jemput bola
telah diatur dan dibuat berdasarkan kesepakatan awal akad perjanjian antara pihak
nasabah dengan pihak KJKS Arrahmah. Sistem penerapannya terdiri dari tiga
tahap3
a. Sistem nasabah bulanan
Sistem nasabah bulanan dijalankan berdasarkan valuta jatuh tempo
maksudnya pembayaran yang dijalankan berdasarkan kesepakatan antara
pihak AO (Account Officer) dengan nasabah sesuai jatuh tempo
pembayarannya dilakukan sebulan sekali.
b. Sistem nasabah mingguan
3 Ibid
68
Sistem nasabah mingguan dijalankan berdasarkan pencairan hari pertama
maksudnya ketika nasabah memutuskan untuk pengajuan pembiayaan maka
secara otomatis nasabah tersebut harus membayar angsuran di hari yang sama.
c. Sitem nasabah harian
Sistem nasabah harian berdasarkan pembiayaan yang dilakukan nasbah
dengan sitem harian4
Sistem kerja yang dilakukan oleh pihak KJKS Arrahmah Cinere masing-
masing AO (Account Officer) melakukan kontrol pengecekan terhadap setiap
nasabah apakah angsurannya berjalan dengan sesuai kesepakatan, kemudian AO
(Account Officer) menyerahkan data-data nasabah yang harus dilakukan
pengangsurannya kepada collection maka colectionlah bertugas mendatangi
nasabah tersebut tanpa ada satu pun yang terlewati collection bertanggung jawab
penuh terhadap data-data nasabah jikalau collection lalai dalam bertugas maka
kemungkinan akan terjadi kredit bermasalah, setiap nasabah yang di datangi oleh
collection ada taupun tidak ada angsuran yang diberikan nasabah collection wajib
melapor terhadap AO (Account Officer).
2. Faktor Pendukung dan Penghalang Terhadap penerapan Sitem Jemput Bola
pada KJKS Arrahmah Cinere
a. Faktor pendukung atau kekuatan terhadap penerapan sistem jemput bola pada
KJKS Arrahmah Cinere
1) Kondisi perekonomian
4 Ibid
69
Surplus dari pada pertumbuhan/situasi ekonomi nasabah yang membawa
dampak positif pada pertumbuhan usaha disegala bidang sehingga merupakan
momentum penyaluran pembiayaan usaha bagi usahawan yang sedang
mengembangkan usahanya
2) Media informasi
Seiring dengan berkembangnya institusi informasi, sehingga membawa
energi positif dalam penyampaiaan informasi pada masyarakat luas, masih
banyak masyarakat kita yang masih sangat awam terhadap dunia Perbankan
dikarenakan kuranganya ilmu pengetahuan yang mereka kuasai khususnya
tentang Perbankan. Mereka hanya mengetahui Bank itu sebagai tempat
menabung dan menarik uang simpanannya. Bermitra dengan Bank adalah hal
yang sulit dan penuh birokrasi akan tetapi dengan adanya alat bantu media
informasi ternyata lebih efektif membantu mengubah paradigma tersebut.
Sehingga saat ini Bank yang komunikatif adalah Bank yang sangat dibutuhkan
masyarakat
3) Letak geografis cabang
Letak pendirian cabang Koperasi Jasa Keuangan syariah Arrahmah sangat
dekat dengan pasar inti dan beberapa pasar plasma memudahkan untuk
informasi dengan cepat para pengusaha-pengusaha sekitar menjadikan lebih
mudah terjangkau untuk pelaksanaan transaksi sehingga adalah salah satu
daya tarik tersendiri untuk minat masyrakat dapat bermitra dengan Koperasi 5
5 Wawancara pribadi dengan KJKS Arrahmah tentang “Faktor Pendukung Dan Penghalang
Terhadap Pelayanan system jemput bola, 21 agustus 2010
70
4) Sistem
Sistem yang mudah, cepat, baik dan berkah membuat nasabah atau
masyarakat menjadi puas yang pada akhirnya menjadi alat informasi bagi
masyarakat lainnya yang belum mengetahui keuntungan bermitra dengan
Koperasi.
Kekuatan dari KJKS Arrahmah adalah memiliki kedekatan emosional
yang erat terhadap masyarakat sekitar terutama didaerah gandul dan cinere
karena karyawanyapun kebanyakan asli dari warga pribumi sehingga
mengenal betul karakter nasabah, selain itu KJKS Arrahmah mempunyai
sistem jemput bola yang sudah disosialisasikan dan sudah diterima oleh
nasabah, nasabah arrahmah mendapatkan kemudahan dengan sistem
menjemput atau mengambil baik untuk pembayaran angsuran
pinjaman,simpanan tabungan,pembayaran listrik, telpon dan segala sistem
pembayaran bisa melalui sistem jemput bola/antar jemput,6 termasuk untuk
penarikan tabungan. Arrahmah juga menerima sistem pembayaran on line
melalui internet ataupun via transfer antar bank. Pengajuan pembiayaanpun
paling lama hanya 2 hari dan dalam 1 hari pun bisa melakukan akad, transaksi
akad pencairan pinjaman di rumah ataupun ditempat kerja nasabah juga bisa
dilakukan sehingga jadi cepat dan mudah. Semua itu dilakukan untuk
membuat nasabah merasa nyaman terbantu dan dimudahkan didalam
6 Wawancara pribadi dengan KJKS Arrahmah tentang Faktor Pendukung Dan Penghalang
Terhadap Pelayanan system jemput bola, 25 juli 2010
71
pelayanan. Hal ini dilakukan sesuai dengan SOP dari program service
excellent yang telah diterapakan.
b. Faktor penghalang terhadap penerapan sistem jemput bola pada KJKS
Arrahmah Cinere
1) SDM masyarakat yang masih lemah
Masih banyak terdapat masyarakat wiraswasta yang masih awam tentang
Koperasi mereka beranggapan jika ingin bermitra dengan Koperasi itu sangat sulit
dan penuh birokrasi. Pemberdayaan masyarakat seperti ini sungguh sangat
diperlukan karena sebenarnya terdapat potensi yang besar, selama ini mereka
selalu bermitra dengan non lembaga keuangan atau rentenir dengan menggunakan
bunga yang besar yang pada akhirnya menjerat laju pertumbuhan usaha mereka.
2) Masyarakat yang marjinal
Meskipun banyak usaha mikro yang telah berkembang namun di sisi lain
masih banyak terdapat pengusaha mikro yang marjinal artinya jumlah pendapatan
mereka tiap bulan sama dengan jumlah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan
mereka dengan kata lain mereka tidak memilki potensi untuk dapat kita biayai.7
3) Persaingan ketat yang sejenis
Banyaknya lembaga keuangan baik perbankan maupun non perbankan
merupakan salah satu kendala dalam hal pengeluaran produk dari pembiayaan.
Persaingan marjin yang ditawarkan pada masyarakat membuat mereka memilih
untuk menentukan tingkat marjin terendah.
Kelemahan dari Arrahmah adalah tidak adanya sistem pelayanan ATM
sehingga nasabah tidak bisa fleksibel didalam mengambil uang jadi nasabah
7 Ibid.
72
harus datang sendiri atau menelepon bagian kollektornya. Belum adanya
sistem on line antar cabang sehingga nasabah yg menabung/meminjam di
cabang arrahmah tidak bisa menabung ataupun membayar angsuran dikantor
pusatnya harus dikantor cabang tersebut, karena disetiap cabang tidak bisa
saling mengakses data antar cabang. dalam soal pemberian pembiayaan
arrahmah masih kalah cepat dari bank keliling atau rentenir, rentenih bisa
memberikan pinjaman seketikan itu juga paling lama 1 jam kalo arrahmah
dibutuhkan waktu selama 1 hari atau sekitar 3-4 jam dalam setiap transaksi.
Ancama atau hambatan yg terbesar dari Arrahmah bukan saja dari koperasi
sejenis ataupun bank keliling/rentenir. Justru berasal dari bank-bank besar
yang mencoba untuk membuka/memberikan pinjaman kepada usaha mikro
menengah kebawah dengan membuka cabang-cabang atau unit usaha mikro
yg memberikan fasilitas diatas Arrahmah dan berani memberikan pinjaman
lunak dengan bunga yg lebih ringan dari arrahmah bahkan bank besar tersebut
berani memberikan pinjaman tanpa anggunan/jaminan, bank mikro tersebut
juga menerapkan sistem jemput bola terhadap nasabahnya sama seperti yang
telah diterapkan oleh KJKS ARRAHMAH dan ini tentunya akan menjadi
sebuah ancaman bagi KJKS Arrahmah untuk kedepannya.
B. Alur Proses Pelayanan Sistem Jemput Bola
1. Alur Proses Pelayanan Sistem Jemput Bola Pada Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Arrahmah
73
Komposisi yang terlibat didalamnya antara lain8 :
a. Account Officer (AO)
1) Melakukan prospek ke calon nasabah dan melakukan cek karakter serta
usaha calon nasabah.
2) Mengisi form aplikasi pengajuan pembiayaan.
3) Melengkapi persyaratan pembiayaan calon nasabah (KTP, Kartu Keluarga,
dan Akta Nikah).
4) Membuat prescrening (cek karakter min 3 responden, cek kemampuan
usaha on the spot).
5) Menyampaikan persetujuan/ penolakan keputusan pembiayaan ke calon
nasabah.
b. Financing Officer (FIO)
1) Membuat resgistrasi aplikasi pembiayaan. Jumlah aplikasi disetujui dan
jumlah aplikasi ditolak
2) Mengajukan permohonan BI Checking ke Financing processing centre.
3) Memastikan kelengkapan dokumen pembiayaan.
4) Melakukan verifikasi dan memastikan keabsahan dokumen calon nasabah.
5) Melakukan check karakter calon nasabah, analisa usaha dan penilaian
jaminan.
6) Memberikan rekomendasi keputusan pembiayaan.
7) Melakukan scanning file pembiayaan
8 Micro Business Traning Modul For Account Officer, jakarta 27 juli sampai 1 agustus 2009
74
8) Menyerahkan seluruh dokumen pembiayaan dan jaminan dan perintah
realisasi pembiyaan ke document and custody.
c. Unit Manager (UM)9
1) Melakukan cek karakter dan usaha calon nasabah.
2) Memberikan keputusan pembiyaan sesuai batas wewenang (BWMP)
3) Menandatangani perjanjian pembiayaan (PP) dan pengikatan jaminan.
4) Menandatangani perintah realisasi pembiayaan.10
d. Operation Officer (OO)
1) Mengecek kelengkapan dokumen untuk realisasi sesuai dengan Document
Check List.
2) Menyusun file pembiayaan sesuai dengan urutannya.
3) Mengecek kelengkapan pengisian form perintah realisasi pembiayaan
4) Mengirimkan perintah realisasi pembiayaan ke FPC (Financing Processing
Center)
5) Melakukan rekonsiliasi realisasi dengan FPC. (Financing Processing Center)
e. Teller
1) Melakukan Create CIF
2) Melakukan pembukuan rekening tabungan untuk pencairan pembiayaan
3) Melayani transaksi , setoran tabungan dan penarikan tabungan
f. Financing Processing Center
1) Melakukan set up fasilitas
2) Create financing account
9 Ibid 10 Ibid.
75
3) Melakukan realisasi pembiayaan sesuai perintah realisasi pembiayaan
g. Assisten AO/Collektor
1) Mendata semua Nasabah
2) Membuat Jadwal Penagihan
3) Melakukan promosi dengan menyebarkan brosur
4) Melakukan Sistem Jemput Bola
2. Analisis Pemberian Pelayanan Sistem Jemput Bola
Dalam pemberian pelayanan sistem jemput bola, KJKS Arrahmah lebih
dahulu selektif didalam merekrut karyawanya, dalam hal penerimaan karyawan
dilakukan dalam beberapa tahapan tes seperti, tes kemampuan berkomunikasi, tes
intelektual, tes psikologis, tes kesehatan dan yang paling penting adalah tes
kejujuran. hal ini dilakukan guna menghasilkan karyawan yang benar-benar
berkualitas. Sebagai petugas sistem jemput bola bukan hanya bertugas sebagai
seorang penagih saja terkadang mereka juga harus bisa menjadi seorang analis
pembiayaan. didalam analisis usaha mikro banyak hal yang perlu diperhitungkan
dan dipertimbangkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga
analisa pembiayaan menjadi tepat guna. Hal ini diperuntukkan agar tidak
membebani debitur dan meminimalisasikan risiko pembiayaan.
Beberapa hal yang perlu dipergunakan dan dipertimbangkan antara lain:
a. 3C yakni:
1) Character
Sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah
untuk memberikan keyakinan kepada Bank bahwa, sifat atau watak dari
76
orang-orang yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dapat dipercaya.
Keyakinan ini tercermin dari latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan
keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk
menilai ”kemauan” nasabah membayar pembiayaannya. Orang yang
memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar pembiayaannya
dengan berbagai cara, sifat-sifat khusus yang menyertai kepribadian
seseorang. Prinsip ini digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang
untuk membayar.11
2) Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar pembiayaan
yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat
kemampuannya dalam mengambil pembiayaan yang disalurkan. Semakin
banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya
untuk membayar pembiayaan. Kemampuan dari calon pelanggan
menjalankan usahanya. kemampuan disini meliputi kemampuan manajerial,
keuangan, pemasaran dan teknikal
3) Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang
diberikan, jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi
11 Mega Mitra Syariah, Micro Business Traning Modul For Account Officer, Jakarta 27 Juli sampai 1 Agustus 2009
77
suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan
secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari risiko
kerugian. Suatu hak tanggungan atas suatu benda yang diberikan oleh calon
kosumen sebagai jaminan atas hutang-hutangnya. Jaminan ini diperlukan
bila suatu saat konsumen wan prestasi (ingkar janji).
b. 7P yakni:
Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun kepribadiaannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup
sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu
masalah dan menyelesaikannya.
Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah
yang digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas
yang bebeda dari bank.
Purpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk
jenis pembiaan yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan pembiayaan
dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk
modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain
Prospect
Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak
78
atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting
mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan tanpa mempunyai prospek, bukan
hanya pemberi pembiayaan yang rugi akan tetapi juga nasabah akan ikut
merugi.
Payment
Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayaan yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan.
Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka semakin baik. Sehingga
jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.
Profitability
Untuk menganalisis bagaimana mengukur kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap
sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperolehnya.
Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar pembiayaan yang diberikan
mendapat jaminan perlindungan, sehingga pembiayaan yang diberikan
benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa
jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
c. Sumber Supplier
Dari mana saja suply material yang diperuntukan untuk menjalani laju usaha
yang dijalani. Bila suply material yang dimiliki oleh debitur hanya 1 (satu)
tempat maka pemberian pembiayaan lebih tidak disarankan, karena jikalau
79
sumber suply material yang dibutuhkan ini tutup, risiko terbesar pun akan
terjadi debitur pun akan mengalami pailit atau tutup usaha sehingga tidak
bisa mengembalikan pembiayaan yang telah dibiayai oleh bank mega
syariah. Jadi yang disarankan adalah debitur yang memiliki sumber suply
material dibanyak tempat agar tidak terjadi pembiayaan bermasalah karena
jikalau satu tempat suply materialnya mengalami pailit masih ada tempat
suply material lain tidak ada risiko kedepannya.
d. Sumber Penjualan (Demand)
Besarnya penjualan adalah harapan dari setiap pengusaha, demikian pula
yang diharapkan dari pihak kreditur (bank) untuk itu besar nilai penjualan
ini berkaitan dari jumlah berapa banyak konsumen yang memesannya. Bila
debitur hanya memiliki 1 (satu) tempat penjualan usahanya maka hal ini
juga tidak disarankan untuk diberikan fasilitas pembiayaan BM2S (Bank
Mega Mitra Syariah) karena jika suatu saat nanti 1 (satu) konsumen tersebut
sudah tidak lagi, mau mengorder atau memesan barang lagi maka besar
kemungkinan untuk tutup usaha akan terjadi hal ini pula yang akan
mempengaruhi kemacetan pembayaran atas pembiayaan yang telah
diberikan.
e. Cara Pembayaran Pada Konsumen
Pembayaran yang diharapkan oleh pihak penyedia fasilitas pembiayaan adalah
Cash hal ini sungguh berpengaruh, bila debitur memberikan cara pembiayaan
berkala kepada konsumennya, ini dikhawatirkan akan terjadi tunggakan
80
sehingga memungkinkan untuk pembayaran angsuran pembiayaan pun akan
selalu terlambat.
f. Kondisi Hutang Debitur
Besar jumlah hutang debitur harus diketahui, hal ini diperuntukkan agar dapat
mengkomulatifkan jumlah pengeluaran tiap bulan, bilamana jumlah kewajiban
debitur lebih dari 30% dari jumlah pendapatan maka analisa debitur tidak
disarankan untuk dibiayai
3. Persetujuan dan Perjanjian Sistem Jemput Bola
Sebelum Nasabah mendapatkan fasilitas dan pelayanan sistem jemput bola,
nasabah diharuskan membuka rekening simpanan ataupun pengajuan
pembiayaan dengan mengikuti beberapa prosedur:
Formulir Pengajuan dan Persetujuan Pembiayaan
a. Formulir penilaian nasabah dan usaha (dapat didown load dari portal):
Diisi lengkap dan ditandatangani oleh finansial officer serta di paraf oleh
unit manager. Angka untuk perhitungan Work investment wajib diisi
b. Memo persetujuan pembiayaan MPP dan exsecutive summary
1) Dibuat oleh financing officer dan ditandatangani oleh pemegang
BWMP sesuai wewenangnya
2) Executive summary wajib menjelaskan secara terperinci mengenai
hal-hal yang menjadi pertimbangan pemegang BWPM dalam
melakukan persetujuan pembiayaan
81
3) Apabila terdapat penyimpangan atas jaminan atau usaha, maka
justifikasi atas hal tersebut harus dijelaskan pada executive
summary.
c. Laporan Pemeriksaan Jaminan (LPJ)
Wajib diisi secara lengkap dan informatif, mencangkup diantaranya
mengenai:
1) Kondisi jaminan pada saat dilakukan peninjauan
2) Hubungan antara pemegang hak dengan nasabah
3) Informasi mengenai harga jaminan diperoleh
4) Lokasi jaminan/keberadaab jaminan
Tabel 4.2
Pengikatan Jaminan
Jenis jaminan MP 1-10 MP 10-50
Sertifikat tanah yang
dikeluarkan oleh BPN
Surat kuasa menjual/
mengalihkan hak atas
jaminan
SHMHT-APHT dan
SHT (sertifikat hak
tanggungan)
Bukti hak tanah
adat/dokumen lain yang
telah disetujui oleh
Arrahmah Risk
Management
Surat kuasa menjual/
mengalihkan hak atas
jaminan
Tidak diperkenankan
Hak sewa/ hak pakai atas Perjanjian Cessie dibawah Cessie kios notariil
82
kios/ los / lain sejenisnya tangan
Kendaraan bermotor Surat kuasa menjual/
mengalihkan hak atas
jaminan
Fudisia notariil
dilengkapi surat
kuasa pendaftaran
fidusia
Deposito Gadai dibawah tangan Gadai dibawah
tangan
Barang Rumah Tangga Barang-barang elektronik
yang mempunyai nilai jual
seperti: televisi, lemari es,
mesin cuci, AC dll
Tidak ada
Gambar 4.3
Penandatanganan SPP & Pengikatan Jaminan
2. NASABAH ARRAHMAH
MP 10, MP 50
1. Nasabah
2. Suami/istri nasabah atau dengan
memberikan kepada nasabah
Khusus KJKS / Talangan
3. Nasabah saja
1. Penjamin beserta suami / istri
2. Jika jaminan atas nama lebih 1
orang seluruh pemilik jaminan atau
suami/istri penjamin WAJIB
HADIR atau dengan memberikan
kuasa hadir yang dibuat dengan
legalisasi notaris
83
Tabel 4.3
Penilaian Jaminan
Lingkungan Jelaskan mengenai kondisi lingkungan dimana obyek
jaminan berada, contoh : jaminan berada dipinggir
sungai dilingkungan perumahan yang padat penduduk
Lokasi Jaminan Jelaskan alamat lengkap jaminan sesuai kondisi lapangan
contoh: Jl. Bumi Daya VI Blok D Rt 003 Rw 011 No 319
Cinere Depok
Nama Pemegang
Hak
Apabila hak tanah bukan atas nama nasabah maka
dijelaskan pula hubungan antara pemegang hak dengan
calon nasabah
Nama Penghuni Sesuai kondisi pada saat peninjauan jaminan, apabila
jaminan berupa rumah kosong/belum jadi, maka
dijelaskan bahwa bangunan dalam kondisi kosong
Hubungan
penghuni
pemegang hak
Jaminan diisi oleh calon nasabah : Pemilik
Jaminan disewakan pada pihak lain : Penyewa
Jaminan milik orang tua calon nasabah : Orang Tua –
Anak
Tabel 4.4
Hal-hal yang Mempengaruhi Penilaian Harga
Penilaian
Bangunan
1. Struktur bangunan : batu bata / beton / semi permanen
2. Usia bangunan
3. Kondisi fisik bangunan : terawat / kurang terawat /
tidak terawat
4. Bentuk bangunan : rumah tinggal / ruko / gudang /
bentuk bangunan yang tidak beraturan akan
mempengaruhi marketabilitas
84
5. Sarana penunjang : listrik, sumber air, line telephone
Penilaian Tanah 1. Letak tanah : ada jalan masuk (bukan tanah helikopter)
2. Bentuk tanah : bentuk tanah yang tidak beraturan,
kurang marketable
3. Peruntukan tanah : perumahan / daerah industri
4. Rencena PEMDA dalam waktu dekat untuk daerah
tersebut
Informasi harga
jaminan
Wajib dilakukan pengecekan harga tanah dan bangunan
kepada pihak ketiga, misalnya Broker Property, kepala
desa / lurah, developer
Pendapat
pemeriksa
Digunakan untuk menjelaskan kondisi jaminan yang
ditemukan penilaian secara lebih informatif
Tabel 4.5
Penilaian Jaminan Kios / Los
Alamat kios CONTOH : kios terletak dipasar Pondok Labu – jalan
H.Nipan Pondok Labu Jaksel
Lokasi kios Jelaskan alamat lengkap jaminan sesuai kondisi
dilapangan contoh : blok daging A5 No 7.
Nama pemegang
hak
Apabila hak sewa / hak pakai bukan atas nama nasabah,
maka dijelaskan pula hubungan antara pemegang hak
dengan calon nasabah
Hubungan
penghuni &
Kios digunakan oleh calon nasabah : Pemilik
Kios disewakan kepada pihak lain : Penyewa
85
pemegang hak Kios milik orang tua calon nasabah : Orang Tua - Anak
Informasi harga
kios
Wajib dilakukan pengecekan harga kios kepada kepala
pasar/ dinas pasar setempat, atau asosiasi pedagang atau
pedagang lain yang baru yang baru melakukan pembelian
kios
Keterangan
penilaian
Digunakan untuk menjelaskan kondisi jaminan yang
ditemukan penilai secara lebih informatif
Tabel 4.6
Penilaian Jaminan Kendaraan
Jenis / Type
Kendaraan
Motor / mobil
Merk kendaraan Merk kendaraan mempengaruhi nilai jual kembali serta
marketabilitas jaminan
Nama pemegang
hak
Apabila BPKB bukan atas nama nasabah, maka
dijelaskan pula hubungan antara pemilik BPKB dengan
calon nasabah
Bentuk kendaraan Perhatikan apakah kendaraan sudah mengalami
modifikasi, atau masih standar, dan apakah modifikasinya
menaikan harga jual kembali kendaraan atau sebaliknya
Informasi harga
kios
Perbandingan harga akan mudah diperoleh melalui surat
kabar/ showroom jual beli mobil bekas
Keterangan penilai Digunakan untuk menjelaskan kondisi jaminan yang
ditemukan penilai secara lebih informatif
86
C. Pemanfaatan Sistem Jemput Bola Terhadap Nasabah Koperasi Jasa
Keuangan Syariah ARRAHMAH
1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah Cinere
Banyaknya penyaluran pembiayaan yang telah dijalani tentunya banyak pula
marjin (keuntungan) yang diperoleh. Dari keuntungan tersebut dapat
dipergunakan untuk biaya-biaya oprasional koperasi, dapat juga dipergunakan
untuk menambah fasilitas pembiayaan yang dibutuhkan nasabah dan juga untuk
melawan persaingan bisnis pembiayaan dengan lembaga keuangan lainnya.
Disamping itu pula banyak yang telah dirasakan oleh para karyawan KJKS
Arrahmah dalam peningkatan kesejahteraan hidupnya.
2. Nasabah yang Diberikan Pinjaman Pembiayaan Usaha oleh KJKS Arrahmah
Manfaat besar yang dirasakan oleh nasabah adalah untuk meningkatkan laju
perkembangan usaha mereka. Modal yang diberikan oleh KJKS Arrahmah
dapat dipergunakan sebagai alat diversifikasi usaha atau penambahan asset
investasi nasabah. Dengan semakin berkembangnya usaha nasabah tentunya
semakin diperlukan penyerapan tenaga kerja yang banyak, secara tidak
langsung hal ini juga membantu program pemerintah untuk pemberdayaan
usaha masyarakat. Dalam pemanfaatan sistem jemput bola sudah banyak sekali
baik dari nasabah lama dan baru yang sudah menggunakan fasilitas tersebut
salah satunya adalah dalam pembayaran listrik nasabah biasanya menghubungi
langsung petugas kollektor yang biasa menagih angsuran, petugas tersebut akan
datang dan membantu proses pembayaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam suatu penerapan yang dibuat oleh KJKS Arrahmah Cinere strategi
penerapan yang ditetapkan secara teratur mulai dari analisa pasar dengan
menganalisa kondisi apa yang terjadi pada pasar yang akan dijadikan
target.KJKS Arrahmah pun selalu mengintrodusir produk-produk sekitar
cabang dengan kata lain pemeriksaan produk-produk yang ada di sekitar
cabang, pembianaan pasar dan debitur yang menjembatani mereka untuk
dapat memproyeksikan terhadap kebutuhan pengembangan usaha mereka,
Kunjungan rutin untuk dapat memberikan solusi baik terhadap usaha
mereka akan berdampak positif yakni akan terjalin kemitraan yang
menguntungkan dikedua belah pihak dan membuat system-sistem
penerapanya guna bertujuan untuk memberikan kepuasan dalam
pelayanan yang diberikan oleh KJKS Arrahmah Cinere.
2. Alur proses pelayanan system jemput bola pada KJKS Arrahmah Cinere
komposisi yang terlibat didalamnya antara lain (a) Account Officer (SO)
yang melakukan prospek ke calon nasabah dan melakukan cek karakter
serta usaha calon nasabah, mengisi form aplikasi pengajuan pembiayaan,
melengkapi persyaratan pembiayaan calon nasabah (KTP, Kartu Keluarga
dan Akta Nikah). Membuat prescrening (cek karakter min 3 responden,
cek kemampuan usaha dan menyampaikan persetujuan/penolakan
keputusan pembiayaan ke calon nasabah. (b) Financing Officer (FIO),
87
88
mengajukan permohonan BI Checking ke Financing processing centre,
memastikan kelengkapan dokumen pembiayaan, melakukan verifikasi dan
memastikan keabsahan dokumen calon nasabah, melakukan check
karakter calon nasabah, analisa usaha dan penilaian jaminan, memberikan
rekomendasi keputusan pembiayaan, melakukan scanning file pembiayaan
dan back up file ke CD, menyerahkan seluruh dokumen pembiayaan dan
jaminan dan perintah realisasi pembiyaan ke document and custody (c)
Unit Manager (UM), melakukan cek karakter dan usaha calon nasabah,
memberikan keputusan pembiyaan sesuai batas wewenang (BWMP),
menandatangani perjanjian pembiayaan (PP) dan pengikatan jaminan,
menandatangani perintah realisasi pembiayaan. (d) Operation Officer
(OO) mengecek kelengkapan dokumen untuk realisasi sesuai dengan
document check list, menyusun file pembiayaan sesuai dengan urutannya,
mengecek kelengkapan pengisian form perintah realisasi pembiayaan,
mengirimkan perintah realisasi pembiayaan ke FPC, melakukan
rekonsiliasi realisasi dengan FPC. (e) Teller, melakukan Create CIF,
melakukan pembukuan rekening tabungan untuk pencairan pembiayaan,
melayani transaksi (Setoran Tabungan Penarikan Tabungan) (f) Financing
processing centre, melakukan set up fasilitas , create financing account,
melakukan realisasi pembiayaan sesuai perintah realisasi pembiayaan. (g)
Assintant AO/Collektor, mendata semua nasabah, menyusun jadwal
penagihan, bagian promosi dan melakukan sistem jemput bola.
89
3. Yang dirasakan oleh KJKS Arrahmah Cinere Banyaknya penyaluran
pembiayaan yang telah dijalani tentunya banyak pula marjin (keuntungan)
yang diperoleh. Dari keuntungan tersebut dapat dipergunakan untuk biaya-
biaya oprasional koperasi, dapat juga dipergunakan untuk menambah
fasilitas pembiayaan yang dibutuhkan nasabah dan juga untuk melawan
persaingan bisnis pembiayaan dengan lembaga keuangan lainnya.
Disamping itu pula banyak yang telah dirasakan oleh para karyawan KJKS
Arrahmah dalam peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Nasabah yang Diberikan Pinjaman Pembiayaan Usaha oleh KJKS Arrahmah
Manfaat besar yang dirasakan oleh nasabah adalah untuk meningkatkan
laju perkembangan usaha mereka. Modal yang diberikan oleh KJKS
Arrahmah dapat dipergunakan sebagai alat diversifikasi usaha atau
penambahan asset investasi nasabah. Dengan semakin berkembangnya
usaha nasabah tentunya semakin diperlukan penyerapan tenaga kerja yang
banyak, secara tidak langsung hal ini juga membantu program pemerintah
untuk pemberdayaan usaha masyarakat. Dalam pemanfaatan sistem
jemput bola sudah banyak sekali baik dari nasabah lama dan baru yang
sudah menggunakan fasilitas tersebut salah satunya adalah dalam
pembayaran listrik nasabah biasanya menghubungi langsung petugas
kollektor yang biasa menagih angsuran, petugas tersebut akan datang dan
membantu proses pembayaran
90
B. Saran
1. Untuk lebih meningkatkan kepuasan nasabah hendaknya KJKS Arrahmah
Cinere lebih menambah kualitas pada program pelayanan system jemput
bola, mulai dari segi penawaran produk dan jasa, segi kecepatan dan
keefisienan dalam bertransaksi, segi pelayanan kepada nasabah, segi
keamanan transaksi dan data nasabah hingga segi kerahasiaan dan
perlindungan data pribadi nasabah, sehingga nasabah merasa terpenuhi
hak dan kebutuhannya.
2. Hendaknya KJKS Arrahmah Cinere mempertahankan prestasi kinerja
yang telah dicapai agar kepuasan nasabah tetap terjaga dan dapat bertahan
dalam persaingan lembaga keuangan mikro.
3. Hendaknya pihak KJKS Arrahmah Cinere terus aktif dalam menjalankan
dan meningkatkan sumber daya manusianya, sehingga semua pihak akan
merasakan manfaat dan hasilnya dari keberhasilan dan pencapaian tujuan
yang ditetapkan oleh pihak KJKS Arrahmah Cinere
4. KJKS Arrahmah Cinere harus terus lebih mensosialisasikan produk-
produk yang dihasilkan dengan cara melakukan promosi dan bekerjasama
dengan banyak pihak, sehingga dapat memperluas segmen pasar baik
melalui media cetak maupun elektronik.
5. KJKS Arrahmah Cinere Harus lebih teliti dalam memberikan atau
menyalurkan dananya kepada nasabah yang sudah mengajukan
pembiayaan kepada pihak KJKS Arrahmah Cinere agar tidak terjadi hal-
hal yang merugikan dan berisiko tinggi
91
6. Sebagai lembaga koperasi syariah harus benar-benar menjalankan prinsip-
prinsip syariah jangan sampai keluar dari koridor yang ada, sehingga akan
dapat menumbuhkan kepercayaan bagi masyarakat umumnya dan para
nasabah pada khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Analisa pasar artikel diakses pada 2 januari 2010 dari http://www.google.com
Antonio, M Syafi'i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta : Gema Insani Press, 2002, Cet. Ke-4
Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta: 2002 Cet Ke 1
Dawan, Raharjo Muhammad, Pembangunan Ekonomi Islam : Suatu Pendekatan, Pemerataan, Keadilan dan Ekonomi Kerakyatan,(jakarta : PT. Intermasa, 1997)
Jafar, Hafsah Muhammad, Kemitraan Usaha Konsepsi Dan Strategi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000.
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 September 2004 tentang petunjuk pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa dan Keuangan Syaraih (KJKS)
Kasmir S.E., Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada 2003,Cet Keempat. h. 75
Koperasi jasa keuangan syariah ,variakoperasi.blogspot.com/.../koperasi-jasa-keuangan- syariah.html M Dawan Raharjo ”Pembangunan Ekonomi Islam”: Suatu Pendekatan, Pemerataan, Keadilan dan Ekonomi Kerakyatan,(jakarta : PT. Intermasa, 1997), h.26
Maleong, Lexy, J. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004, Cet Ke 18
”Mempercepat Pengentasan Kemiskinan Lewat Bmt” artikel diambil pada tanggal 14
februari 2010, http www.pemkomedan.go.id/news_detail.php
Mega Mitra Syariah”, artikel diakses pada 25 desember 2009 dari http://www.mega syariah.co.id/mikro syariah/pembiayaan usaha mikro syariah .
Mega Mitra Syariah, ”Micro Bisnis Traning Modul For Account Office” Jakarta 27 Juli-1 Agustus 2009
Micro Business Traning Modul For Account Officer, Jakarta 27 juli sampai 1 agustus 2009
Mulia, Nasution, Pengantar Manajemen dan Contoh Rencana Penjualan Perusahaan Jakarta: PT Rineka, 2002
Muhammad, ”Manajemen Dana Bank Syariah” Jakarta edisi pertama, cet 1 2004
Muhammad, manajemen pembiayaan bank syariah, Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005
Muhammad, Antonio Syafi'i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta : Gema Insani Press, 2002, Cet. Ke-4
Nasution, Mulia, Pengantar Manajemen dan Contoh Rencana Penjualan Perusahaan, Jakarta: Djambatan, 1996
”Peranan dan fungsi koperasi syariah” diakses pada tanggal 15 februari 2010 http bmt- syariah. Blogspot.com
Prinsip-prinsip jemput bola, artikel diakses pada tanggal 22 mei 2010 dari prinsip-jemput-bola-faktor-sukses-bmt
Tim redaksi sharing , "Memilih Produk Investasi Syariah Dimasa Krisis" edisi 27 Tahun III- (Maret 2009)
Pramiyanti, Alila, Studi Kelayakan Bisnis untuk Usaha Kecil Menengah, Yogyakarta: Media Presindo, 2008.
Qardawi, Yusuf, Peran Nilai Moral Dalam Perekonomian Islam, Jakarta Robbani Press, 2001 Cet Ke-1
Soekanto, Soerjono, Kegunaan Sosiologi Hukum Bagi Kalangan Hukum, Bandung: Alumni, 1986.
Sukirno, Sadono, S.E., M.S.,Sc ”Pengantar Teori Mikroekonomi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada edisi ketiga
Sumodiningrat, Gunawan, Perlu Lembaga Keuangan Kerakyatan, Media KUK No. 15, Jakarta, 1999, h. 41
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1995 pasal 5 tentang Usaha Kecil .
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 194, artikel diakses pada tanggal 8 desember 2009 dari http://i.wikipedia. Undang-undang dasar republika tahun 1945
Usman, Mazuki, Kiat Sukses Pengusaha Kecil, Jakarta: Jurnal Keuangan dan Moneter Institut Bankir Indonesia, 1998
Yuliawan, Agus “Pembiayaan Usaha Mikro Syariah dan Harapan para UKM ” diakses pada Kamis 25 November 2009 dari http://agusyuliawan. Blogspot.com/2009/03.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Idham Kholid, Amd.
Jabatan : Kabag. Marketing KJKS Arrahmah
Hari/tanggal : Selasa 30 Agustus 2010
Tempat : Dirumah Kabag. Marketing
Waktu : 17.00 WIB
1. T : Apa Apa yang dimaksud dengan Sistem Jemput Bola?
J : Sistem jemput bola adalah suatu pola dalam pelayanan untuk
mempermudah nasabah/anggota dalam melakukan berbagai macam
transaksi yang dilakukan oleh petugas jemput bola kepada nasabah,
sehingga nasabah tidak perlu lagi datang dan hanya cukup
menghubungi koperasi atau petugas yang besangkutan
2. T : Apa fungsi dan tujuan dari adanya Sistem Jemput Bola?
J : 1.Memberikan pelayanan atau service excellent kepada nasabah
2.Membantu nasabah yang mempunyai kesibukkan untuk melakukan
berbagai macam teransaksi diluar koperasi.
3.Menghindari terjadinya keterlambatan dalam pembayaran angsuran
tentunya akan berdampak pada pengurangan NPF
3. T : Apa saja produk dan jasa yang ditawarkan oleh sistem jemput bola di
KJKS Arrahmah?
J : Banyak sekali produk yang ditawarkan seperti simpanan amanah,
pendidikan, haji atau umroh, idul fitri, dan kurban, Deposito
Mudhorobah, Pembiayaan modal usaha dan pelayanan pembayaran
listrik, telpon dll.
4. T : Bagaimana strategi penerapan sistem jemput bola yang diberikan oleh
KJKS Arrahmah Cinere ?
J : di Arrahmah sendiri menerapkan tiga sistem didalam pengambilan
angsuran yaitu penambilan secara harian, mingguan, dan bulanan.
Ketiga sistem inidilakukan berdasarkan kesepakatan awal oleh kedua
belah pihak
5. T : Berapa jumlah nasabah yang diberikan sistem pelayanan jemput bola
di KJKS Arrahmah Cinere?
J : Jumlah nasabah yang sudah ada kurang lebih sekitar dua ribu lebih
nasabah
6. T : Usaha apa saja yang dilakukan pihak KJKS Arrahmah dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada nasabah?
J : Pelayanannya dari mulai sebelum menjadi nasabah pihak KJKS
mengambil data-data, mencari solusi permasalahan nasabah dan
mempersiapkan segala sesuatunya sebelum menjadi nasabah maka
pihak KJKS menjelaskan akad-akad perjanjiannya seperti apa,
sedangkan sesudah menjadi nasabah setiap angsuran bisa diambil
untuk setoran lainnya dan marketing selalu mendatangi nasabah
apabila akan melakukan pembiayaan atau istilah perbankannya sistem
jemput bola.
7. T : Bagaimana pihak KJKS mengetahui sejauh mana nasabah merasa puas
dengan pelayanan sistem jemput bola yang diberikan?
J : Dengan cara melakukan pengikatan pembiayaan lalu berdiskusi dengan
nasabah menanyakan sejauh mana pelayanan atau service yang
diberikan oleh pihak bank, memberikan kotak saran kepada nasabah.
8. T : Bagaimana pengawasan yang dilakukan pihak KJKS Arrahmah dalam
mengontrol nasabah?
J : Pengawasan dari pihak bank tidak berupa laporan akan tetapi menitik
beratkan marketing untuk mendatangi nasabah sewaktu-waktu nasabah
membutuhkan bantuan marketing untuk pembayaran pembiayaan yang
sudah disepakati bersama, untuk pembayarannya bisa dicicil oleh
nasabah
9. T : Bagaimana KJKS Arrahmah menanggulangi pembiayaan bermasalah?
J : Nasabah yang macet itu penanggulangannya secara bertahap yaitu
dengan cara mendatangi nasabah dan membantu dalam pembayaran
angsuran sesuai pendapatan yang diperoleh oleh nasabah yang macet
tersebut apabila nasabah tersebut tidak membayar angsurannya sesuai
kesepakatan maka pihak bank akan memberikan sebuah peringatan
berupa surat peringatan slecara formal. Dan saran dari KJKS Arrahmah
Cinere untuk mereschedule angsuran.
10. T : Bagaimana pihak KJKS mengatasi kesalahan atau error pada saat
pelayanan sistem jemput bola ?
J : Biasanya cara yang di ambil oleh pihak KJKS dalam mengatasi
kesalahan error sebelum pembiayaan diberikan pihak KJKS melihat
dari lingkungan, apakah nasabah yang mengajukan pembiayaan ke
KJKS Arrahmah Cinere mempunyai nama baik dilingkungannya atau
diterima dengan baik oleh sekitar lingkungannya dan mencari
informasi tentang nasabah kepada tetangga sekitarnya
11. T : Bagaimana prosedur pendaftaran pembiayaan di KJKS Arrahmah
Cinere
J : prosedurnya sesuai ketentuan yang ada nasabah akan dibantu oleh
marketing sampai dengan akad pembiayaan dan sampai dengan
pencairan dana setelah mengisi aplikasi yang sudah diberikan oleh
marketing KJKS Arrahmah Cinere.
12. T : Bagaimana cara KJKS Arrahmah dalam mensosialisasikan sistem
jemput bola?
J : Mensosialisasikannya tidak dalam bentuk iklan atau layanan akan
tetapi yang cara pensosialisasian pada KJKS Arrahmah dengan cara
mendatangi langsung atau mengajak nasabah untuk ikut serta dalam
acara panguyuban atau istilahnya adalah pertemuan antara nasabah-
nasabah KJKS Arrahmah dengan para pegawainya sehingga dengan
cara seperti itu nasabah akan lebih banyak mendapatkan informasi
yang akurat dan jelas.
13. T : Sejauh mana perkembangan sistem jemput bola pada KJKS Arrahmah
Cinere
J : Perkembangan pelayanan sistem jemput bola menunjukan tren yang
meningkat dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan
bertambahnya jumlah pembiayaan yang sudah disalurkan dan bisa
mendapatkan keuntungan sesuai yang diharapkan oleh pihak KJKS
tersebut.
14. T : Apakah pihak KJKS Arrahmah sudah merasa puas dengan pelayanan
sistem jemput bola sekarang?
J : Tentunya KJKS Arrahmah tidak akan pernah berhenti dalam
memberikan pelayan yang terbaik terhadap semua nasabahnya, kita
tidak akan pernah puas memberikan pelayanan yang terbaik dan terus
berusaha untuk mengembangkan sebuah sistem pelayanan yang benar-
benar bisa memuaskan dan mengakomodasi semua kebutuhan dari
nasabah.
Jakarta 30 Agustus 2010
Yang Mewawancarai Yang Diwawancarai
(Aryo Agung Saputra) (Idham Kholid. Amd)
WAWANCARA
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Pihak KJKS ARRAHMAH Cinere
Di
Tempat
Daftar Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Jemput Bola?
2. Apa fungsi dan tujuan dari adanya Sistem Jemput Bola?
3. Apa saja produk dan jasa yang ditawarkan oleh sistem jemput bola di KJKS
Arrahmah?
4. Bagaimana strategi penerapan sistem jemput bola yang diberikan oleh KJKS
Arrahmah Cinere ?
5. Berapa jumlah nasabah Kredit Usaha Mikro di KJKS Arrahmah Cinere?
6. Usaha apa saja yang dilakukan pihak KJKS Arrahmah dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada nasabah Kredit Usaha Mikro?
7. Bagaimana pihak KJKS mengetahui sejauh mana nasabah Kredit Usaha Mikro
merasa puas dengan pelayanan sistem jemput bola yang diberikan?
8. Bagaimana pengawasan yang dilakukan pihak KJKS dalam mengontrol nasabah
Kredit Usaha Mikro?
9. Bagaimana cara KJKS dalam menanggulangi nasabah Kredit Usaha Mikro yang
macet?
10. Bagaimana pihak KJKS mengatasi kesalahan atau error pada saat layanan Kredit
Usaha Mikro?
11. Bagaimana mekanisme system keamanan nasabah Kredit Usaha Mikro?
12. Bagaimana cara KJKS Arrahmah dalam mensosialisasikan kredit usaha mikro?
13. Sejauh mana perkembangan kredit usaha mikro di KJKS Arrahmah Cinere?
Jawaban 1. Sistem jemput bola adalah suatu pola dalam pelayanan
untuk mempermudah nasabah/anggota dalam melakukan berbagai macam transaksi yang dilakukan oleh petugas jemput bola kepada nasabah, sehingga nasabah tidak perlu lagi datang dan hanya cukup menghubungi koperasi atau petugas yang besangkutan.
2. Fungsi dan Tujuan