Strategi IMC Launcher dalam Menghadapi Persaingan Jasa...
-
Upload
nguyendung -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of Strategi IMC Launcher dalam Menghadapi Persaingan Jasa...
Strategi IMC Launcher dalam Menghadapi Persaingan Jasa Fotografi di
Kota Serang
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana (S1)
Pada Jurusan Ilmu Komunikasi UNTIRTA
Oleh:
Muhammad Rizqullah
NIM. 6662131627
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUTAN AGENG TIRTAYASA
2018
\
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“A Dream
is A Wish
Your Heart Makes”
-Lily James
Skripsi ini saya persembahkan
Untuk keluarga saya tercinta…
ke dua orang tua saya yang sangat saya sayangi,
beserta Kakak-kakak dan Adik yang selalu
mendoakan dan memberi dukungan penuh untuk saya.
v
ABSTRAK
Muhammad Rizqullah. NIM. 6662131627. Skripsi. Strategi IMC Launcher
dalam Menghadapi Persaingan Jasa Fotografi di Kota Serang. Pembimbing
I: Dr. Nurprapti Wahyu W, M.Si dan pembimbing II: Ronny Yudhi Septa P,
M.Si
Setiap pelaku bisnis harus mampu menyusun strategi yang baik agar dapat
bersaing dengan kompetitor lainnya, begitu juga halnya yang di lakukan oleh
Launcher. Launcher merupakan salah satu penyedia jasa yang bergerak dibidang
fotografi di Kota Serang, dengan banyaknya kompetitor yang ada membuat
Launcher menyususn strategi pemasaran yang baik agar mampu bersaing dan
mendapatkan konsumen demi kemajuan usahanya. Tujuan dari penelitian ini
adalah Untuk mengetahui kondisi persaingan jasa fotografi yang dihadapi oleh
Launcher, untuk mengetahui perencanaan dan tujuan strategi IMC Launcher, dan
untuk mengetahui implementasi strategi IMC yang dilakukan Launcher dalam
menghadapi persaingan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Hasil penelitian ini adalah: (1) Persaingan jasa fotografi khususnya di
Kota Serang semakin ketat karena banyaknya kompetitor jasa fotgrafi baru yang
menawarkan harga lebih terjangkau. (2) Perencanaan dan Tujuan Strategi IMC
Launcher dari aspek Kekuatan (S) yang dimiliki oleh Launcher adalah adanya
kerja sama dengan seluruh Tim yang terlibat, Kelemahan (W) kurangnya
komitmen karyawan, Peluang (O) adanya permintaan pasar yang semakin variatif,
Ancaman (T) semakin banyaknya kompetitor. Untuk S-T-P Launcher adalah
semua kalangan masyarakat, serta tujuan yang dimiliki yaitu untuk menghadapi
persaingan jasa fotografi yang semakin kompetitif dan meningkatkan kualitas
perusahaan dalam aspek promosi penjualan. (3) Implementasi strategi IMC yang
digunakan yaitu Periklanan, Launcher pernah mengiklankan jasanya melalui
siaran radio tetapi dirasakan kurang efektif. Promosi Penjualan, Launcher
melakukan promosi penjualan, yaitu dengan memberikan potongan harga,
mengadakan kontes dan mengadakan undian. Hubungan Masyarakat yang
dilakukan Launcher dengan cara bekerjasama dengan pemerintah dan Instansi
pendidikan di Kota Serang. Penjualan Perorangan, Launcher dengan cara
menjelaskan usahanya kepada pelanggan yang datang langsung ke studio.
Penjualan Langsung, Launcher menggunakan media BlackBerry Messenger dan
Whatsapp messenger. Penjualan melalui internet, Launcher menggunakan media
Website, Instagram, Twitter, Youtube, Facebook, dan Google.
Kata Kunci : Strategi IMC, Fotografi, Pemasaran
vi
ABSTRACT
Muhammad Rizqullah. NIM. 6662131627. Thesis. IMC Strategy of Launcher
in Facing the Competition of Photography Service in Serang City. Supervisor
I: Dr. Nurprapti Wahyu W, M.Si and Supervisor II: Ronny Yudhi Septa P,
M.Si
Every business holder must be able to arrange a good strategy in order to compete
with other competitors, as well as what is done by Launcher. Launcher is one of
the photography service providers in Serang city. With many competitors around
Launcher, makes Launcher need to arrange good marketing strategy in order to
compete and to get consumers for the progress of their business. The purpose of
this research is to know the condition of photography competition services faced
by Launcher, to know the planning and the goals of Launcher's IMC strategy, and
to know the implementation of IMC strategy conduct by Launcher to face the
competition.This research use descriptive qualitative research method.The results
of this research are:(1) The competition of photography services especially in
Serang City has increasingly tight because of the many new competitors that offer
more affordable prices. (2) The planning and the purpose of Launcher's IMC
Strategy in the Strength (S) aspect is co-operation with all the teams involved.
Weakness (W) is the lack of employee commitment. Opportunity (O) is the
existence of variative market demand. And the Threat (T) is the increased of
competitors. Launcher’s S-T-P is for all people, and the goal is to face the
photography services competition that is more competitive lately and to improve
the company’s quality in the aspect of sales promotion. The implementation of
IMC strategy used is Advertising, Launcher had advertised its services through
radio broadcast but they felt it is less effective. Sales Promotion, Launcher do the
promotes sales by giving discounts, holding a contest and holding a lottery. Public
Relations of Launcher conducted by working with the government and
educational institutions in the Serang city. Personal Selling of Launcher
conducted by explaining their sevicesto the customers who comes directly to the
studio. Direct Marketing of Launcher conducted by using BlackBerry Messenger
and Whatsapp. Internet Marketing of Launcher conducted by using Website,
Instagram, Twitter, Youtube, Facebook, and Google.
Keywords :IMC strategy, Photography, Marketing
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan
segala rahmat, karunia, dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini guna memenuhi salah satu tahap untuk acuan penelitian dan meraih
gelar Sarjana (S1).
Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah
Skripsi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan ketulusan dan
kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah dengan ikhlas memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses
penyusunan penelitian ini, antara lain:
1. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
3. Ibu Dr. Nurprapti Wahyu Widyastuti, M.Si selaku dosen pembimbing I
skripsi yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam
menyempurnakan Skripsi ini.
4. Bapak Ronny Yudhi Septa Priana, S. Ikom, M.Si selaku dosen
pembimbing II skripsi yang telah memberikan bimbingan serta arahan
dalam menyempurnakan Skripsi ini.
viii
5. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.Ikom. selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
6. Seluruh dosen Prodi Ilmu Komunikasi yang telah membimbing dan
memberikan ilmu selama perkulliahan.
7. Terimakasih kepada pihak Launcher, Bang Isa serta seluruh Tim
Launcher yang telah membantu memberikan data dan informasi yang
diperlukan penulis dalam menyusun skripsi ini.
8. Rasa terimakasihku sebesar-bearnya untuk kedua Orang tuaku Bapak
Muchsin Suari dan Ibu Rohaemah yang sudah sangat sabar dalam
mendidik, menyayangi, dan takpernah putus mendoakan setiap saat
demi kesuksesan anakmu. Terimakasih telah mendukung baik moral
maupun materil.
9. Teteh-teteh, Adik, Aa, yang telah banyak mendoakan dan membiayai
selama kuliah. Terimakasih atas dukungan dan semangat yang
diberikan.
10. Jagoan-jagoan Om Kiki, Fajri, Daffa, Davin, Nadine, Nayya, Rafsan,
Arkan. Terimakasih telah jadi penghibur disaat lelah. Kalian adalah
salah satu alasan Om Kiki untuk cepat lulus kuliah.
11. Sahabat Beruangan, Vespa Drunkers, Sahabat Tubbies, Mimi Kartika,
Fransiska Pujining, dan Yani Oktaviani yang sudah menjadi
penyemangat, penghibur, dan jadi tempat berkeluh kesah saya selama
ini. Semoga kita tetap menjadi sahabat sampai tua nanti.
ix
12. Para Kaum Dhuafa, Isti, Renita dan Fionna. Terimakasih sudah
menjadi teman baik dari zaman sekolah.
13. Teman-teman Marching Band Gita Surosowan Banten, Reza, Bagja,
Hana, Teh Vera, Puji, Doni, Fatmi, Ratu yang selalu nanya “kapan
lulus?”, terimakasih atas semangat dan Doa nya.
14. Teman seperjuangan IKOM 1C, Sumanto, Julian, Evelyn, Ikoh, dan
teman-teman lainnya yang memberikan semangat dalam proses
penyusunan Skripsi.
15. Teman-teman Ilmu Komunikasi angkatan 2013 untuk perjalanan yang
panjang dalam menempuh gelar Sarjana.
16. Pihak-pihak yang tidak bisa penulis tulis satu persatu yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini.
Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah
SWT, terimakasih untuk segalanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan. Namun demikian,
merupakan harapan besar bagi penulis bila penelitian ini dapat di terima dan
dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Serang, 10 April 2018
Muhammad Rizqullah
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................iv
ABSTRAK ...........................................................................................................v
ABSTRACT .........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................... 7
1.3 Identifikasi Masalah ................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................. 8
1.5.1 Manfaat Teoritis ........................................................... 8
1.5.2 Manfaat Praktis .............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis .................................................................... 9
2.1.1 Ilmu Komunikasi .......................................................... 9
2.1.1.2 Komunikasi Pemasaran ..................................... 12
2.1.2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran ........................ 14
2.2 Integrated Marketing Communication .................................... 16
2.3 Pemasaran Jasa .................................................................. 25
2.4 Analisis SWOT ................................................................... 28
2.5 Segmentasi, Targeting, Positioning........................................ 34
2.5.1 Segmentasi .................................................................... 35
2.5.2 Target Pasar .................................................................. 36
2.5.3 Positioning .................................................................... 37
2.6 Kerangka Berpikir .................................................................. 38
2.7 Penelitian Terdahulu ................................................................ 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian .................................................................... 47
3.2 Paradigma ............................................................................... 49
3.3 Informan Penelitian ................................................................. 50
3.4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 51
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................ 53
3.6 Uji Valliditas ............................................................................ 55
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 56
3.7.1 Lokasi Penelitian .......................................................... 56
3.7.2 Waktu Penelitian ........................................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................. 58
4.1.1 Profile Perusahaan .......................................................... 58
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................ 59
4.1.3 Logo Perusahaan ............................................................. 59
4.1.4 Struktur Organisasi.......................................................... 60
4.2 Hasil dan Analisis Data Penelitian ......................................... 61
4.2.1 Kondisi Persaingan Jasa Fotografi .................................. 61
4.2.2 Perencanaan dan Tujuan Strategi IMC ........................... 62
4.2.2.1 Analisis SWOT Launcher .................................. 63
4.2.2.2 S-T-P Launcher.................................................. 69
4.2.3 Tujuan Strategi IMC Launcher ....................................... 72
4.2.4 Implementasi StrategI IMC Launcher ............................. 74
4.3 Pembahasan ............................................................................ 85
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 92
5.2 Saran ...................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................98
LAMPIRAN .......................................................................................................101
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matrix TOWS ……………….....................................................33
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu..............................................................................43
Tabel 3.1 Waktu Penelitian.......................................................................57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pemasaran Jasa……………....................................................27
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir..............................................................................39
Gambar 4.1 Logo Perusahaan.......................................................................59
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Perusahaan................................................60
Gambar 4.3 Kegiatan Promosi Advertising…….............................................75
Gambar 4.4 Kegiatan Promosi Advertising..........................................................75
Gambar 4.5 Kegiatan Public Relations.................................................................79
Gambar 4.6 Kegiatan Public Relations……………............................................79
Gambar 4.7 Kegiatan Personal Selling..................................................................81
Gambar 4.8 Kegiatan Internet Marketing............................................................84
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembengan bisnis jasa pada zaman modern ini semakin meningkat dan
berkembang pesat dibandingkan pada masa sebelumnya. Seiring dengan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat, sehingga keinginan akan mengkonsumsi
barang-barang selain kebutuhan pokok semakin besar. Di kota-kota besar
bertambahnya kebutuhan manusia dimanfaatkan sebagai peluang bisnis yang
cukup potensial. Mengingat peluang bisnisnya yang bagus, pelaku dunia usaha
berusaha untuk mengemas usahanya baik produk maupun jasa yang ditawarkan
secara menarik untuk mendapatkan simpatik dari para konsumen.
Adanya kemajuan perekonomian global dewasa ini mendorong
pertumbuhan sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor ini,
demikian pula halnya kesempatan kerja semakin luas. “Jasa adalah sesuatu yang
tidak berwujud yang tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu
pihak ke pihak lain dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apa pun.
Dalam produksinya, jasa bisa terkait pada suatu produk fisik, tetapi bisa juga
tidak,” (Kotler, 1994).
Dikutip dari hasil pendaftaran (Listing) usaha/perusahaan sensus ekonomi
oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Banten pada tahun 2016, mencatat bahwa di
2
Banten terdapat 972,8 juta usaha/perusahaan non pertanian, di Kota Serang sendiri
jumlah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yaitu sebanyak 784, dan
pada usaha jasa lainnya sebanyak 3.105 jasa. (https://Banten.bps.go.id).
Ketatnnya persaingan menuntut perusahaan untuk selalu melakukan
kegiatan analisis situasi. Kegiatan tersebut terus berkembang sesuai dengan
perubahan waktu. Analisis situasi mendorong perusahaan untuk terus
menghasilkan sejumlah taktik dan strategi memenangkan persaingan. Dalam
melakukan analisis situasi, perusahaan membutuhkan beberapa kajian, konsep,
teori, atau model yang digunakan sebagai patokan untuk bertindak, dimana salah
satu dari patokan tersebut diambil menjadi sebuah konsep taktis dan strategi
tunggal yang dirumuskan pada kebijakan operasional.rumusan konsep lainnya
yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai cadangan yang dalam waktu tertentu
dapat dipergunakan sebagai bentuk startegi antisipasi guna menghadapi perubahan
peta persaingan.
Tujuan lain dari analisis situasi, taktik dan strategi dalam komunikasi
pemasaran adalah untuk memperoleh sejumlah dukungan data yang dapat
diperoleh dari konsumen (sebagai sumber utama). Salah satu tujuan utama yang
hendak diraih adalah mendapatkan respon positif atas strategi awal perusahaan.
Dimana respon tersebut merupakan langkah awal yang selanjutnya dapat (bila
dikatakan harus) dikembangkan menjadi hasil yang diinginkan, maka melakukan
perubahan strategi dengan memilih alternative konsep lain yang telah ditetapkan
pada awal strategi dapat dilakukan (Soemanagara, 2012: 22).
3
Salah satu alat analisis untuk kasus strategi pemasaran adalah teknik
analisis SWOT dimana analisis ini difokuskan kepada analisis terhadap kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis yang menyeluruh terhadap faktor-
faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan dapat dijadikan dasar untuk
melakukan perumusan strategi pemasaran. Lingkungan eksternal perusahaan
setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan
ancaman baik yang datang dari persaingan utama maupun dari iklim bisnis yang
senantiasa berubah konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga
mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan seperti perubahan terhadap
kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut.
Menurut Rangkuti,Freddy (2006: 18) Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan
strategies selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan
kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategies (strategic
planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut
dengan analisis situasi.
Berbagai macam bidang usaha yang saat ini sedang mengalami
perkembangan, salah satunya adalah jasa fotografi, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya jasa fotografi di kota-kota besar. Didukung juga dengan kemajuan
4
teknologi elektronik yang semakin canggih membuat semua kebutuhan dapat di
penuhi dengan sangat mudah.
Perkembangan industri fotografi di Indonesia terbilang unik. Pada industri
ini persaingan menumpuk pada level basic dan advance. Sangat banyak para
pemula yang bermain di level produk yang masih rendah, hal ini disebabkan
karena keterbatasan para pemain di level tersebut untuk meningkatkan kualitas
produknya. Ditambah dengan pertumbuhan bisnis baru, baik dalam bidang
industri, perdagangan, maupun jasa yang sangat mungkin membutuhkan jasa
fotografi.
Munculnya kompetitor dapat mengancam keberlangsungan perusahaan
dalam menjalankan proses pemasarannya, karena semakin banyak kompetitor
yang ada maka semakin mudah konsumen untuk memilih produk atau jasa yang
cocok untuk mereka gunakan. Selain adanya jasa fotografi lain, munculnya
penyedia sewa kamera yang semakin marak sangat diminati oleh konsumen
karena menawarkan harga yang jauh lebih rendah.
Para pemasar bisnis jasa fotografi ini pun sudah memahami bisnisnya
tersebut yang artinya mereka sudah mempunyai gambaran untuk keberlangsungan
dari usaha mereka. Apakah dapat memberikan keuntungan kepada mereka atau
tidak. Jasa fotografi yang ada di kota Serang ini memiliki segmentasi yang
mayoritas adalah anak muda. Sebab anak muda memiliki kecenderungan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan trend yang berlangsung. Berbeda
dengan jasa fotografi lain, Launcher memiliki segmentasi yang ditujukan
5
untuk semua kalangan, baik anak muda maupun orang tua. Beberapa alasan
tersebut didasari adanya perubahan atau perkembangan gaya hidup
masyarakat sekarang, khususnya masyarakat kota Serang.
Launcher berdiri dan berkembang seiring dengan semakin banyak
munculnya bidang usaha yang berdiri di Kota Serang dalam bidang fotografi.
Perkembangan dalam dunia bisnis, termasuk bisnis jasa fotografi, membuat
persaingan antar pelaku bisnis juga semakin ketat. Oleh karena itu, para
pelaku bisnis melakukan berbagai strategi agar bisnis mereka dapat terus
diperhitungkan.
Setiap perusahaan pasti mempunyai ciri komunikasi pemasaran
masing-masing, apalagi dengan kondisi persaingan yang semakin ketat.
Strategi komunikasi pemasaran tersebut berdasarkan pada pertimbangan
segmentasi, target market, dan positioning yang ingin dibentuk oleh
perusahaan, yang disesuaikan dengan karakter konsumen. Demikian pula
dengan Launcher yang mempunyai ciri komunikasi pemasaran tersendiri.
Sampai saat ini Launcher sudah berdiri tiga tahun dan memiliki banyak
konsumen, hal ini terjadi karena kegiatan komunikasi pemasaran Launcher yang
telah dilakukan. Kegiatan komunikasi yang dilakukan Launcher dimulai dari
aktifitas komunikasi melalui iklan radio, adanya promosi penjualan melalui sosial
media instagram dan dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh para owner yang
kemudian informasi pemasaran tersebut terus berkembang. Saat ini Launcher
bergerak dibidang fotografi seperti graduation, event, year book organizer dan
6
lain-lain. Seiring dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan, kemudian aktifitas
promosi dan publikasi gencar di media sosial sangat memberi dampak yang
signifikan terhadap bertambahnya peminat di Launcher.
Semua kalangan masyarakat sesuai dengan segmen dari jasa yang
diberikan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk melakukan segmentasi
khalayak agar proses komunikasi pemasaran yang dilakukan dapat efektif dan
tepat sasaran. Segmentasi Launcher ini adalah semua kalangan masyarakat,
baik masyarakat menengah kebawah maupun menengah keatas.
Segmentasi khalayak yang telah dipilih, kemudian dipersempit lagi
menjadi target market. Hal ini dilakukan mengingat bahwa segmentasi itu
belum dapat dijangkau oleh perusahaan untuk memasarkan produk atau
jasanya. Segmentasi pasar Launcher dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu
secara geografis, demografis, dan psikografis. Secara geografis, segmen
Launcher adalah masyarakat yang berada di wilayah perkotaan maupun
pedesaan yang ada di Kota Serang. Secara demografis dan psikografis,
segmen dari Launcher adalah semua kalangan masyarakat, baik pria maupun
wanita, usia muda dan usia tua, serta masyarakat dengan sosial ekonomi status
menengah ke bawah maupun menengah ke atas.
Sementara positioning yang ingin ditanamkan di benak para pelanggan
adalah Launcher bukan hanya menyediakan jasa fotografi saja, melainkan jasa
pembuatan film dan video klip band music dengan kualitas pelayanan yang sangat
baik, sehingga memperlakukan konsumen seperti keluarga, selain itu Launcher
7
juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya khas dari Provinsi Banten.
Positioning menjadi sangat penting karena positioning suatu produk maupun
kualitas jasa dibenak pelanggan dapat membedakan produk dengan produk
kompetitor lainnya.
Strategi dan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan pihak
Launcher menarik peneliti untuk meneliti lebih mendalam mengenai langkah-
langkah strategi komunikasi pemasaran yang telah dilakukan pihak Launcher
mengacu terhadap latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka
peneliti menyusun penelitian ini dengan judul Strategi IMC Launcher dalam
Menghadapi Persaingan Jasa Fotografi di Kota Serang
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu : “Bagaimana Strategi IMC
Launcher dalam menghadapi persaingan jasa fotografi di Kota Serang?”
1.3 Identifikasi Masalah
Dari rumusan masalah yang telah di uraikan diatas, penulis dapat
mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana kondisi persaingan jasa fotografi yang dihadapi oleh
Launcher ?
2. Bagaimana perencanaan dan tujuan strategi IMC Launcher ?
8
3. Bagaimana implementasi strategi IMC yang dilakukan Launcher
dalam menghadapi persaingan jasa fotografi di Kota Serang ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti, maka
tujuan dari penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui kondisi persaingan jasa fotografi yang dihadapi
oleh Launcher.
2. Untuk mengetahui perencanaan dan tujuan strategi IMC Launcher.
3. Untuk mengetahui implementasi strategi IMC yang dilakukan
Launcher dalam menghadapi persaingan jasa fotografi di Kota Serang.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif
dalam melakukan suatu komunikasi pemasaran bagi para pengusaha. Bagi ilmu
komunikasi, penelitian ini juga dimaksudkan untuk memperluas khazanah
keilmuan khususnya tentang studi komunkasi pemasaran dan studi deskriptif.
1.5.2 Manfaat Praktis
Informasi dan kajian tentang bagaimana aktifitas komunikasi pemasaran
yang efektif pada saat berkembangnya usaha yang bermunculan di suatu daerah.
9
Sehingga penelitian ini, para pengusaha dapat memahami perkembangan usaha,
dan cara-cara melakukan komunikasi pemasaran yang efektif yang ditimbulkan
oleh pesrkembangan bisnis dalam bidang usaha jasa maupun produk.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Ilmu Komunikasi
Secara umum komunikasi kegiatan penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan, isi pesan yang disampaikan merupakan lambing-lambang
yang penuh arti dan bermakna. Komunikasi memiliki pengertian, proses
penyampaian suatu pesanoleh seorang kepada orang lain yang mempunyai
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat (Mulyana, Deddy. 2010: 68).
Menurut Carl I. Hovland dalam Effendy, Onong U (2006: 10), ilmu
komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-
asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap
(communication is the process to modify the behavior of the other individuals).
Definisi Hovland menunjukan bahwa yang dijadikan objek-objek studi ilmu
komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan
pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public attitude) yang dalam
kehidupan social dan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan
dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri,
Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang
lain. Berdasarkan definisi komunikasi Harold Laswell “Who – Says – What- In
10
Which Channel – To Whom – With Wath Effect”, dapat disimpulkan bahwa unsur-
unsur komunikasi terdiri dari : Komunikator (source) ; pesan (message) ; saluran
(channel) ; khalayak/komunuikan (audience/receiver) ; dan efek (effect). Faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi yaitu :
a. Kepercayaan dan daya tarik dari komunikator
Komunikator sebagai pihak yang berinisiatif menyampaikan gagasan harus
dilandasi dengan kepercayaan (credibility) dan daya tarik (attractiveness).
Komunikator harus memiliki keahlian yang sesuai denegan bidangnya
(expertise).
b. Pesan (message)
Isi pesan yang baik adalah pesan yang dimenggerti oleh
penerima/khalayaknya. Isi pesan sangat mempengaruhi minat dari
khalayak. Agar pesan yang disampaikan pada komunikan maka isi pesan
sebaiknya : isi pesan harus menarik, menggunakan lambing yang
dimengerti oleh komunikn sesuai kemampuan pengetahuan dan
pengalaman field of experience) dan (frame of reference), pesan harus
membangkitkan kebutuhan tersebut, pesan harus memiliki solusi
pemecahan masalah dalam kelompok, pesan dirumuskan secara apik dan
sederhana, pesan harus menggambarkan komposisi ~ menjelaskan
kegunaan, manfaat dan keuntungan. Menurut Barlund “No Common
meaning no change” (tidak ada kesamaaan makna tidak ada perubahan).
11
Dalam tataran ini isi pesan yang disampaikan dalam program community
development diharapkan dapat membawa perubahan bagi masyarakat.
c. Saluran (channel)
Saluran komunikasi, alat yang digunakan sebagai media perantara dalam
berkomunikasi. Dapat berupa bahasa, gambar, bunyi maupun cahaya.
d. Khalayak (audience)
Khalayak merupakan sasaran komunikasi yang merupakan faktor kunci
untuk mendapatkan efek perubahan yang diinginkan.
e. Efek (effect)
Tujuan akhir komunikasi adalah efek yang ditimbulkannya. Komunikasi
dikatakan berhasil apabila pesan yang diterima dan diteruskan mampu
mengubah pola pikir, tingkah laku dan sikap.
Dengan demikian, dilihat secara garis besarnya dalam proses komunikasi
harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar menimbulkan suatu pertukaran
pikiran atau pengertian, antara komunikator (pembawa pesan) dengan komuikan
(penerima pesan). Begitu juga dengan proses komunikasi nya dapat diartikan
sebagai pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan
kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi ini
adalah dapat terciptanya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua-
belah pihak.
12
2.1.1.2 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur
pokoknya, yakni komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana
pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau organisasi dengan
individu. Sedangkan pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan
dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) diantara mereka
dengan pelanggannya. Pengertian pemasaran pada hal tersebut dapat dikatakan
lebih umum dari pada komunikasi pemasaran itu sendiri, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa setiap kegiatan pemasaran yang dilakukan pastilah melibatkan
aktivitas komunikasi (Shimp, 2003:4).
Komunikasi pemasaran menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan
oleh suatu lembaga atau pemasaran. Pada prakteknya, komunuikasi pemasaran
dapat dilakukan guna memberikan informasi mengenai nilai-nilai positif akan
suatu perusahaan. Seperti kelebihan dari produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan, keunikan yang dimiliki oleh produk yang ditawarkan yang tidak
dimiliki oleh produk dari merek lain, memberikan informasi mengenai peluncuran
sebuah produk, atau rebranding dari produk yang telah dipasarkan.
Komunikasi pemasaran adalah proses dialog yang berkelanjutan (the
continuing dialogue) antara pembeli dan penjual dalam suatu tempat pemasar
(market place). Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah
antara pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran (Bulaeng,
2002: 33).
13
Komunikasi pemasaran didefinisikan sebagai proses penyebaran
informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada
pasar sasaran (sulaksana, 2003:23). Sedangkan menurut De Lozier (1994)
komunikasi pemasaran adalah proses penyampaian dan perpaduan stimuli kepada
target pasar yang bertujuan untuk menimbulkan respond dan minat akan produk
serta membangun saluran untuk menerima, menginterpretasikan dan melakukan
tindakan terhadap pesan dari pasar dengan maksud menyesuaikan ide perusahaan
saat ini dan mengidentifikasi peluang baru dalam berkomunikasi. Dalam konteks
ini, komunikasi sebagai aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran dan
pemasaran sebagai penentu kesuksesannya, jadi komunikasi dan pemasaran tidak
bisa dipisahkan.
Pemasaran menurut Philip Kotler (2009) adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan dan
menukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. The American Marketing
Association (AMA) mengemukakan bahwa pemasaran adalah
“Suatu proses perencanaan dan implementasi dari konsep, pricing,
promosi dan distribusi (ide, produk, maupun jasa) sehingga dapat
diciptakan pertukaran agar dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dan
perusahaan sekaligus”.
Hingga saat ini definisi yang tepat untuk komunikasi pemasaran masih
simpang siur. Akan tetapi pada akhirnya, banyak akademisi dan praktisi
mendefinisikan komunikasi pemasaran adalah sebagai berikut (Prisgunanto,
2006:9) :
14
“Semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan
komunikasi antar organisasi dan target audience pada segala bentuknya
yang ditujukan untuk performance pemasaran”
Warren J. Keegan (1995) mendefinisikan komunikasi pemasaran ialah
semua elemen dalam pemasaran yang member arti dan mengkomunikasikan nilai
kepada konsumen dan stakeholder sebuah perusahaan. Tujuan utama dalam
komunikasi pemasaran adalah mempengaruhi. Komunikasi dimaksud untuk
menginformasikan, mendidik, menciptakan kesadaran, minat, kebutuhan atau
hasrat atas sebuah produk (Machfoedz, 2010:122).
2.1.2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi komunikasi merupakan perencanaan komunikasi (communication
planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam
arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung
pada situasi dan kondisi.
Menurut Anwar Arifin dalam buku “Strategi Komunikasi” menyatakan
bahwa sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional
tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan
strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan
waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan,guna
mencapai efektifitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh
15
beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan
pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.
Sedangkan pemasaran adalah aktifitas kreatif perusahaan yang meliputi
perencanaan dari konsep penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide,
produk, dan pelayanan dengan tujuan tidak hanya memuaskan pelanggan saat ini,
melainkan mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan mereka dimasa mendatang
untuk mendapatkan suatu keuntungan (Kotabe Maasaki dan Kristian Helsen,
2001:9).
Strategi komunikasi pemasaran merupakan prosespenyususnan pesan yang
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai produk barang atau jasa.
Strategi dan taktik komunikasi pemasaran dirancang sedemikian rupa agar mudah,
efektif dan efisien dalam penyaluran pesan serta sedikit usaha yang dikeluarkan
untuk kegiatan tersebut.
Strategi pemasaran yang dilakukan dalam tahap pertumbuhan ini berbeda
dengan strategi pada tahap perkenalan. Disini perusahaan berusaha
mempertahankan pertumbuhan yang cepat selama mungkin. Hal ini dapat dicapai
dengan :
1. Meningkatkan kualitas produk, menambah model maupun segi
produk lainnya.
2. Mencari segmen pasar yang baru. Golongan pembeli lain yang
selama ini belum mengetahui, belum berminat ataupun belum
membeli produk tersebut perlu didorong untuk bersedia membeli.
16
3. Selalu mencari saluran distribusi yang baru untuk lebih
memperbesar distribusinya. Dengan penambahan saluran baru ini
pasarnya akan semakin luas.
4. Mengadakan periklanan. Dalam hal ini, periklanan yang dilakukan
tidak lagi ditunjukan untuk memperkenalkan produknya, tetapi
ditujukan untuk meyakini kepada pembeli bahwa produk
perusahaan tersebut adalah yang terbaik. Jadi, perusahaan berusaha
menciptakan pembelian berulang-ulang kepada pembeli.
2.2 Integrated Marketing Communication
Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) yaitu mengidentifikasikan satu
persatu pesan inti yang mengarah pada satu ide kreatif besar dan dapat pula
diimplementasikan pada gejala bidang yang ditekuni. Atau dapat dikatakan
mampu mempertahankan komunikasi terpadu dari waktu ke waktu apabila dalam
perkembangan kampanye dianggap benar sesuai keadaan dan karakteristik merek
yang ada. Tujuan Integrated Marketing Communications (IMC) adalah
mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada pihak khalayak yang
dimilikinya.
Integrated Marketing Communication (IMC) menganggap seluruh sumber
yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan produk atau
jasa dari suatu merek atau perusahaan adalah jalur yang potensial untuk
menyampaikan pesan di masa datang. Lebih jauh lagi IMC menggunakan semua
bentuk komunikasi yang relevan serta dapat diterima oleh pelanggan dan calon
17
pelanggan, dengan kata lain proses IMC berasal dari pelanggan dan calon
pelanggan, kemudian berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan
mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program
komunikasi persuasive (Branan, 2004:1).
Menurut Four As (The American Association of Advertising Agency), IMC
adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah
rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masing-masing bentuk
komunikasi, misalnya: iklan, direct response, promosi penjualan, dan humas, dan
memadukannya untuk meraih kejelasan, konsisten dan dampak komunikasi yang
maksimal melalui pengintegrasian pesan.
Definisi berikut ini memuat perspektif yang secara luas diterima (Eka
Wenats dkk., :24) :
IMC adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk
program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara
berkelanjutan. Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung
kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC menganggap seluruh
sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan
produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan, adalah jalur yang potensial
untuk menyampaikan pesan di masa datang. Lebih jauh lagi, IMC menggunakan
semua bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan
dan calon pelanggan. Dengan kata lain, proses IMC berawal dari pelanggan atau
calon pelanggan, kemudian berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan
18
mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program
komunikasi yang persuasive.
Sedangkan menurut (Kotler dan Amstrong, 2005), komunikasi pemasaran
terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC) adalah sebuah konsep
dimana suatu perusahaan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai
saluran komunikasi untuk mengirim pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan
berkenaan dengan perusahaan dan produknya.
IMC merupakan pengembangan dari istilah promosi, yang membedakan
IMC dengan promosi adalah promosi berkonotasi informan satu arah, sedangkan
IMC lebih menekankan interaksi dua arah. Konsekuensinya, promosi
dipersepsikan sebagai bentuk komunikasi yang bersifat masal, sedangkan IMC
lebih bersifat personal atau individual. Selain itu, istilah integrated, menunjukkan
keselarasan dan keterpaduan dalam hal tujuan. (Tjiptono, 2008:507)
Konsep IMC atau Integrated Marketing Communications, menganjurkan
bahwa perusahaan harus mengkombinasikan alat-alat promosi secara seksama,
kedalam sebuah bauran komunikasi pemasaran yang terkoordinasikan dengan
baik. Bauran komunkasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima model
komunikasi pemasaran, yaitu advertising, sales promotion, public relations,
personal selling, dan direct selling. (Soemanagara, 2012: 1).
Berikut ini penjelasan tentang karakteristik alat komunikasi pemasaran
terpadu.
19
1. Periklanan (advertising)
Periklanan (advertising) adalah suatu proses komunikasi massa yang
melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar
jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya. Periklanan sendiri
didefinisikan oleh Belch/Belch (2009:18) sebagai segala bentuk komunikasi
nonpersonal berbayar, tentang sebuah organisasi, produk, jasa, atau ide, oleh
sponsor yang teridentifikasi. Periklana merupakan bentuk promosi yang paling
terkenal dan banyak dibahas karena kegunaannya yang besar, terutama untuk
produsen barang dan jasa yang target pemasarannya adalah masyarakat luas,
seperti sabun, sampo, makanan, dan otomotif. Banyak produsen yang
mempercayai periklanan sebagai salah satu alat penting dalam program
komunikasi pemasaran terpadu mereka.
Periklanan dapat menjangkau khalayak yang berada dalam rentang
geografis sangat luas, dengan biaya murah untuk setiap publisitas. Periklanan
memungkinkan penjual barang atau jasa untuk menyampaikan pesan berulang kali
dan memungkinkan konsumen untuk menerima dan membandingkan pesan dari
berbagai pesaing. Konsumen memanfaatkan informasi sebagai bahan evaluasi,
yang mereka himpun dari periklanan pada tahapan dalam proses pembelian.
Sementara itu, pemasar berupaya untuk mempengaruhi evaluasi purna pembelian
yang dialami konsumen. (machfoedz, 2010:20)
Strategi iklan merupakan cara yang paling popular dan paling banyak
dilakukan oleh para pemasar karena iklan diharapkan dapat meningkatkan
awareness terhadap suatu produk/jasa sampai menggiring konsumen kearah
20
keputusan untuk melakukan keputusan pembelian. Proses yang paling sulit di
dalam membuat strategi iklan adalah menentukan tujuan iklan. Apabila suatu
iklan dapat mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan dan hasil
komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh konsumen sesuai dengan
pesan komunikasi yang direncanakan, maka iklan tersebut dianggap telah berhasil
(Rangkuti, 2002:154).
2. Promosi penjualan (sales promotion)
Sales promotion (promosi penjualan) adalah suatu aktivitas atau materi
yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, di bawah pengendalian
penjualan/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasive yang
menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjualan/produsen, baik secara
langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian.
Sales promotion didefinisikan sebagai arahan langsung dimana terjadinya
pengoperan nilai atau intensif terhadap produk kepada kekuatan penjualan,
distribusikan dengan tujuan utama terjadinya penjualan secara langsung. Promosi
penjualan merupakan rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen
untuk melakukan pembelian. Banyaknya jenis promosi penjualan termasuk
didalamnya penurunan harga temporer melalui kupon, rapat, penjualan multi
kardus, kontes dan undian, perangko dagang, pameran dagang, dan eksibisi
(Rangkuti, 2009:178).
Promosi penjualan dilakukan untuk menawarkan nilai tambah kepada
konsumen, seperti stimulus untuk memotivasi penjualan dengan cepat. Stimulus
21
seperti potongan harga, kupon, premi dan lain-lain, ditawarkan sebagai nilai
tambah pada produk dasar dan dimaksudkan untuk memotivasi konsumen agar
bertindak lebih cepat. Karena itu, promosi penjualan digunakan sebagai sarana
percepatan penjualan. Percepatan mencerminkan perpendekan waktu untuk
menyelesaikan transaksi dalam waktu yang telah ditetapkan, agar terpenuhi lebih
cepat dibandingkan tanpa menyelenggarakan promosi. (Machfoedz. 2010:161).
Sales promotion biasanya kurang memungkinkan untuk membujuk pengguna-
pengguna loyal dari merek lain pindah ke merek lainnya.
3. Hubungan masyarakat (public relations)
Kegiatan ini didefinisikan sebagai fungsi promosional yang menggunakan
komunikasi dua-arah untuk mencocokan kebutuhan dan minat lembaga atau orang
dengan kebutuhan dan minat berbagai lapisan masyarakat dengan apa lembaga
dan orang harus berkomunikasi. Alat promosi ini dapat menarik perhatian
khalayak ramai jika memiliki kredibilitas yang tinggi dan tidak memasukan
unsure penjulan, sehingga hanya berfungsi sebagai pemberi informasi. Hubungan
masyarakat dan publisitas juga dapat memperoleh efek dramatisasi seperti yang
terjadi pada iklan (Hermawan, 2012:65).
Peran public relations, dipandang semakin penting karena pengaruh dan
efektifitasnya dalam dunia perusahaan dewasa ini. Perusahaan modern, menyadari
arti PR dalam komunikasi organisasi, baik internal maupun eksternal. Pada
umumnya, PR merupakan sarana yang berhubungan dengan cara gaya interaksi
pendekatan dengan masyarakat luas, yang diperlukan untuk mempengaruhi
22
perusahaan lain dan individu. Dengan menyebarluaskan informasi dari perusahaan
memerlukan cara untuk mengembangkan citra diri, dalam penilaian masyarakat
luas.
Membina hubungan baik dengan menciptakan pengembangan komunikasi
adalah strategi yang sangat jitu dan baik karena sifatnya berkelanjutan bagi
perusahaan. Walau efeknya lamban, namun proses kenaikan kepercayaan dan
penyaluran pesan akan semakin meningkat secara ajek dan konstan.
Keandalannya adalah promosi ini tidak langsung keropos, tidak seperti penciptaan
kepercayaan lewat iklan atau promosi langsung (Prisgunanto, 2006:75).
4. Penjualan personal (personal selling)
Personnel selling adalah improvisasi dari penjualan dengan menggunakan
komunikasi a person to person communication. Personnel selling ini sangat
dominan dalam industry. Dalam marketing communication, personnel selling
merupakan mitra pentingnya dan tidak dapat digantikan dengan elemen promosi
lainnya. Personnel selling biasanya dilaksanakan oleh sales dibawah naungan
sales manager yang memepromosikan produk secara langsung kepada target
market (Soemanagara, 2012:43).
Personal selling merupakan komponen antar pribadi dari bauran promosi.
Sarana personal selling memiliki efek langsung pada proses penjualan
berdasarkan besarnya sales force (Hermawan, 2012:65). Personal selling adalah
komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk
memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan mencoba
23
membelinya. Personal selling bisa diandalkan karena mampu mendekatkan
pelanggan dengan penjual. Keandalan personal selling juga pada pendekatan
personal dan keintiman kekeluargaan yang mungkin ada. Faktor inilah yang
mempermudah proses pemasaran yang digunakan perusahaan.
Belch and Belch dalam Soemanagara (2012:43) menyebutkan satu istilah
dalam personal selling yaitu dyadic communication, mereka menyebutnya
“thus direct and interpersonal communication lets sender immediately
receive and evaluate feedback from the receiver. This communication
process, knows as dyadic communication (between two people or groups)
allows for more specific tailoring of the message and more personnel
communication than do many of other media discussed” (2004:599).
5. Pemasaran langsung (direct marketing)
Direct Marketing adalah bagian dari program komunikasi pemasaran.
Pasar tidak dapat dicapai apabila kita hanya menggunakan salah satu cara medium
saja, namun marketing strategy effective adalah dengan memasuki pasar dengan
berbagai cara dan medium melalui dengan perhitungan yang tepat.
Walau demikian untuk target market secara umum lebih mudah dicapai
melalui penyampaian pesan di media massa. Kehadiran media massa dalam
memenuhi keinginan industri perlu diperoleh kesempatan untuk meraih target
market sebesar-besarnya dan menjangkau target market yang tidak terjangkau
melalui metode atau teknik marketing lainnya.
Belch dan Belch dalam bukunya advertising & promotion memberikan
definisi tentang direct marketing sebagai berikut:
24
“Direct marketing is a system of marketing by wich organizations
communicate directly with the target consumer to generate a response or
transaction” (2004:463)
Definisi ini menggambarkan adanya suatu hubungan yang sangat dekat
dengan target market dan memungkinkan proses two ways communication terjadi.
Dipahami bahwa komunikasi yang dilakukan secara langsung ditujukan untuk
memperoleh respon atau transaksi yang terjadi secara dalam waktu yang singkat.
Direct marketing dapat mencapai tujuan tersebut didukung oleh faktor-faktor lain,
yaitu:
1. Bahwa target market telah mengenal produk atau jasa sebelumnya
melalui saluran media massa atau media promosi lainnya.
2. Bahwa target marketing yang dituju merupakan hasil penyaringan dari
proses segmentasi yang selektif, sehingga target market yang dipilih
adalah mereka yang memiliki kedekatan dengan produk atau jasa yang
ditawarkan
3. Bahwa marketer atau komunikator telah mempersiapkan informasi
yang lengkap sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan kemungkian
jawaban atas serangkaian informasi mengenai produk atau jasa yang
ditawarkan (solusi)
4. Bahwa direct marketing juga merupakan sebuah proses yang
memberikan kesempatan kepada target market untuk menilai dan
mempertimbangkan dalam suatu proses pengambilan keputusan, hal
ini memungkinkan proses komunikasi dilakukan berulang-ulang.
Proses ini biasa disebut dengan follow up process.
25
6. Internet Marketing
Internet Marketing merupakan strategi pemasaran secara langsung, pada
dasarnya memiliki kesamaan dengan Direct Marketing, tetapi pada prosesnya
promosi pemasarannya lebih menggunakan media internet sebagai alat pemasaran
produk maupun jasanya. Dalam konsep komunikasi pemasaran menggunakan
media internet, perusahaan secara hati-hati memadukan dan mengkoordinasikan
semua saluran komunikasi.
Pada strategi online digambarkan bahwa objektif (tujuan untuk meng-
online-kan) dan ketersediaan sumber adalah alasan utama dasar dalam melakukan
system terpasang. Pada strategi online, tujuan utamanya adalah menjadikan
website sebagai wujud perusahaan terbaik dan dapat dikembangkan kea rah
prestisius. Oleh sebab itu, dalam pembangunan website perlu dipelajari pola
penelusuran pelanggan. Dalam artian bahwa pembangunan website dimaksudkan
terintegrasi dengan sumber dana yang diinvestasikan. Tujuan utamanya tidak lain
adalah untuk memenuhi atau setidaknya, me-reinforce kebutuhan komunikasi
pelanggan. penggunaan strategi disarankan menggunakan checklist komunikasi
pemasaran untuk mengecek apakah strategi online sudah layak dan setidaknya
harus mencakup komponen-komponen kunci strategi (Prisgunanto, 2006 : 181-
182).
2.3 Pemasaran Jasa
Profesor Philip Kotler dalam buku teksnya Marketing Management, 9th
Edition3, mendefinisak bahwa pemasaran adalah sebuah proses social dan
26
manajerial di mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan
pertukaran produk-produk atau value dengan pihak lainnya. Dari definisi ini kotler
berpendapat bahwa pemasaran berarti bekerja dengan para pemasar untuk
mewujudkan pertukaran potensial dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Jika satu pihak lebih aktif mencari sebuah pertukaran
dibanding pihak yang lain, ia disebut pemasaran dan pihak kedua disebut prospek
(Hermawan, Kartajaya dkk., 2002:7).
Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu
dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan melakukan
pertukaran dengan individu atau kelompok lain semakin berkembang. Hal ini
merupakan akibat dari semakin banyaknya jenis produk yang ditawarkan oleh
produsen. Perkembangan pemasaran yang berawal pada pemasaran barang telah
berkembang dan meluas pada pemasaran jasa.
Pada saat ini, bidang jasa telah berkembang dengan pesat, baik pada sektor
pemerintah maupun pada sektor swasta. Perkembangan bidang jasa ini disertai
dengan berkembangnya konsep-konsep tentang pemasaran jasa yang berbeda
dengan pemasaran barang (Arief, 2007:52).
Gronroos (1984) mengemukakan bahwa strategi pemasaran jasa tidak
hanya difokuskan pada pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dan
pemasaran interaktif.
27
Gambar 2.1 Pemasaran dalam Industri Jasa
Sumber : Gronroos (1990)
Pemasaran eksternal merupakan kegiatan normal yang umumnya
dilakukan antara perusahaan dengan pelanggan dalam rangka menyiapkan produk,
menetapkan harga, melakukan promosi dan mendistribusikan produk kepada
pelanggan.
Pemasaran internal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
dalam melatih, mengembangkan, dan memotivasi karyawannya agar dapat
melayani pelanggan dengan sebaik mungkin. Hal ini merupakan masalah yang
sangat penting, karena tidak mungkin mengharapkan pelayanan kepada pelanggan
dengan memuaskan karyawan yang tidak puas terhadap perusahaan. Kontribusi
paling berharga yang dapat dilakukan oleh departemen pemasaran adalah menjadi
“luar biasa pandai dalam menggerakkan semua anggota organisasi untuk
mempraktikkan pemasaran”.
Karyawan Pelanggan
Perusahaan
Pemasaran
Internal Pemasaran
Eksternal
Pemasaran
Interaktif
28
Pemasaran interaktif menggambarkan bagaimana para karyawan melayani
pelanggan. Oleh karena pada pemasaran jasa terjadi interaksi langsung antara
perusahaan yang diwakili oleh karyawan dengan pelanggan maka pemasaran
interaktif ini menjadi masalah kritis. Kegagalan karyawan dalam melayani
pelanggan secara memuaskan mengakibatkan jasa yang diberikan bernilai rendah
bagi konsumen. Kalau pada produk fisik, penilaian konsumen cenderung pada
produknya maka dalam jasa penilaian konsumen akan terfokus pada proses
pemberian jasa yang dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut.
2.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan bagian dari manajemen strategi, dengan cara
menganalisis faktor eksternal maupun internalnya. Analisis SWOT merupakan
salah satu instrument analisis yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. SWOT
merupakan akronim untuk kata-kata strength (kekuatan), weakness (kelemahan),
Opportunities (peluang), threats (ancaman). Faktor kekuatan dan kelemahan
terdapat dalam tubuh suatu organisasi termasuk satuan bisnis tertentu. Sedangkan
peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh
organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis yang bersangkutan. (Siagian,
2007:127).
Analisis SWOT menurut Daniel Start dan Ingie Hovland :
“Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik.
Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan
kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara terbaik
untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrument ini menolong para
perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.”
29
Jika analisis SWOT dapat merupakan instrument yang ampuh dalam
melakukan analisis stratejik, kemampuan tersebut terletak pada kemampuan para
penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan
pemanfaatan peluang, sehingga dapat sekaligus berperan sebagai alat untuk
meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan
menekankan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Jika para penentu
strategi perusahaan mampu melakukan kedua hal tersebut dengan tepat, biasanya
upaya untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif membuahkan hasil
yang diharapkan. Dan berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan,
diantaranya adalah :
1. Kekuatan (Strenghts)
Faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahan termasuk
satuan-satuan bisnis yang didalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang
terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilihan keunggulan komparatif
oleh unit usaha dipasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki
sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih
kuat dari para pesaing dalam merumuskan kebutuhan pasar yang sudah dan
direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh
bidang-bidang keunguulan itu antara lain adalah kekuatan pada sumber keuangan,
citra positif, keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas
pengguna produk dan kepercayaan para berbagai pihak yang berkepentingan.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan merupakan kondisi yang terdapat dalam suatu institusi,
30
individu, masyarakat atau sebuah perusahaan. Kelemahan ini berasal dari internal
mereka sendiri. Kelemahan tersebut meliputi berbagai hambatan, kendala,
masalah, pengalaman buruk, kegagalan, konflik, kelemahan, kekurangan, dan hal
lainnya yang bersifat dari dalam diri institusi, individu, masyarakat atau
perusahaan yang bersangkutan.
Faktor-faktor kelemahan dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan
biasanya adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan
dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja
organisasi yang memuaskan. Dalam prakteknya berbagai keterbatasan dan
kemampuan tersebut biasanya terdapat pada sarana dan prasarana yang dimiliki
atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran
yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati
oleh para pengguna atau calon pemngguna dan tingkat perolehan keuntungan
yang kurang memadai.
3. Peluang (opportunities)
Merupakan kondisi peluang berkembang dimasa yang akan datang dan
mungkin terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang yang ada diluar suatu
institusi, individu, masyarakat atau sebuah perusahaan yang bersangkutan.
Peluang tersebut bila diambil atau dimanfaatkan dapat membantu, memperkuat,
mendorong, meningkatkan, mengembangkan dan memberikan dampak positif
pada suatu institusi, individu, masyarakat atau perusahaan yang bersangkutan.
4. Ancaman (Threats)
Faktor ancaman ini merupakan faktor yang berbanding terbalik dengan
31
faktor peluang. Maksudnya faktor ancaman ini adalah faktor-faktor lingkungan
yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi faktor ancaman
ini akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
Setelah dilakukan analisis SWOT yang memetakan analisis lingkungan
eksternal dan internal organisasi, maka perusahaan tentunya harus memikirkan
bagaimana organisasi menggunakan analisis SWOT dalam menuangkan strategi
yang akan dilakukan.
Untuk dapat membangun strategi yang mempertimbangkan hasil dari
analisis SWOT, dibangunlah TOWS Matriks. TOWS Matriks ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yng
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternative
strategis. (Rangkuti, 2014:83)
berikut ini adalah empat elemen strategi matriks SWOT:
1. Strategi SO (SO Strategies)
Memanfaatkan kekuatan internal organisasi untuk menarik keuntungan
dari peluang eksternal. Semua manajer tentunya menginginkan organisasi
mereka berada dalam posisi dimana kekuatan internal dapat digunakan
untuk mengambil keuntungan dari berbagai trend dan kejadian eksternal.
Secara umum, organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT
untuk mencapai situasi dimana mereka dapat melaksanakan strategi WO.
Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan
32
berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika
sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka organisasi
akan berusaha untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
2. Strategi WO (WO Strategies)
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara
mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang-
peluang besar muncul. Tetapi perusahaan atau organisasi memiliki
kelemaha internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.
3. Strategi ST (ST Strategies)
Strategi ini menggunakan kekuatan sebuah organisasi untuk menghindari
atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa
suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara
langsung didalam linlkungan eksternal.
4. Strategi WT (WT Strategies)
Strategi ini merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah
organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan
internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan. Dalam
kenyataannya, perusahaan semacam itu mungkin harus berjuang untuk
bertahan hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut,
33
atau memilih likuidasi. Dan berikut ini adalah table matriks TOWS secara
singkat.
Tabel 2.1
Matriks TOWS
Faktor-faktor
Internal
Faktor-faktor
Eksternal
Kekuatan (S)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
Kekuatan internal
disini
Kelemahan (W)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
kelemahan internal
disini
Peluang (O)
Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal
disini
Strategi S-O
Ciptakan strategi
disini yang
menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
Strategi W-O
Ciptakan strategi
disini yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan
peluang
Ancaman (T)
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
disini
Strategi S-T
Ciptakan strategi
disini yang
menggunakan
kekuatan untuk
menghindari
ancaman
Strategi W-T
Ciptakan strategi
disini yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari
ancaman
(Sumber: Rangkuti, (2014:83))
1) S-O strategi : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
34
peluang sebesar-besarnya.
2) W-O strategi : Strategi ini iterapkan
berdasarkanpemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang
ada.
3) S-T strategi : Ini adalah strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
4) W-T strategi : Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang
bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Dari hasil kompetisi diatas akan diperoleh banyak kemungkinan strategi
yang dapat dilakukan organisasi. Tetapi, organisasi harus berani memilih beberapa
strategi yang kritikal dan memberikan dampak terbesar bagi kemajuan organisasi.
Organisasi harus mempertimbangkan pemilihan strategi yang sesuai dengan nilai-
nilai perusahaan dan tanggung jawab organisasi terhadap lingkungan sekitar
(social responsibility). Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas maka akan
diperoleh strategi yang diterima oleh anggota masyarakat.
2.5 Segmentasi, Targeting, Positioning
Proses pemasaran yang berhasil terdiri dari serangkaian langkah yang
berkesinambungan yang menurut Philip kottler (1980) terdiri atas tigatahap yaitu
35
segmentasi, targeting, dan positioning. Segmentasi pasar pada dasarnya adalah
suatu strategi untuk memahami struktur konsumen. Adapun targeting atau
menentukan target pasar adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan
menjangkau konsumen. Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya
adalah melakukan positioning, yaitu suatu strategi untuk memasuki jendela otak
konsumen. (Morissan, 2010:56)
2.5.1 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting dalam
pemasaran. Eric Berkowitz dan rekan mendefinisikan segmentasi pasar sebagai
“dividing up a market into distinct groups that (1) have common needs and (2)
will respond similarly to a market action” (membagi suatu pasar kedalam
kelompok-kelompok yang jelas (1) memiliki kebutuhan yang sama dan (2)
memberikan respons yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran). Dengan
demikian,segmentasi pasar adalah suatu kegiatan untuk membagi-bagi atau
mengelompokkan konsumen kedalam kotak-kotak yang lebih homogen.
(Morissan, 2010:57)
Khalayak konsumen umum memiliki sifat yang sangat heterogen, maka
akan sulit bagi perusahaan untuk melayani semuanya. Oleh karena itu harus
dipilih segmen-segmen tertentu saja dan meninggalkan segmen lainnya. Didalam
segmentasi pasar terdiri dari :
1. Segmentasi Demografis. Pada dasarnya segmentasi ini adalah
segmentasi yang didasarkan pada peta kependudukan, misalnya : usia,
jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang
36
dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama, suku.
Data demografi dibutuhkan untuk mengantisipasi perubahan-
perubahan pasar menbyangkut bagaimana produsen barang dan jasa
menilai potensi pasar dalam setiap area yang dijangkau.
2. Segmentasi Geografis. Segmentasi ini membagi khalayak audiensi
berdasarkan jangkauan geografis. Pasar dibagi kedalam beberapa unit
geografis yang berbeda yang mencakup suatu wilayah Negara,
provinsi, kabupaten, kota hingga ke lingkungan perumahan.
3. Segmentasi Psikografis. Pada segmentasi ini dikategorikan
berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. Gaya hidup
mempengaruhi perilaku seseorang, dan pada akhirnya menentukan
pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Gaya hidup dapat mencerminkan
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uang yang dinyatakan
dalam aktivitas-aktivitas, minat dan opini-opininya. Dengan demikian,
psikografis adalah segmentasi yang mengelompokkan audiensi secara
lebih tajam daripada sekadar variable-variabel demografi.
2.5.2 Target Pasar
Target pasar adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen yang
akan menjadi focus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi. Kadang-kadang
targeting disebut juga dengan selecting karena audiensi harus diseleksi.
Perusahaan harus memiliki keberanian untuk memfokuskan kegiatannya pada
beberapa bagian saja (segmen) konsumen dan meninggalkan bagian lainnya.
Pemilihan suatu segmen pasar hendaknya dilakukan berdasarkan riset
37
yang memadai dengan pertimbangan-pertimbangan yang masak, karena target
konsumen berhubungan erat dengan adanya media yang dapat digunakan untuk
menjangkau kelompok-kelompok atau segmen-segmen tertentu dalam
masyarakat. Target pasar mempunyai dua fungsi sekaligus, yaitu menyeleksi
konsumen sasaran sesuai dengan criteria-kriteria tertentu dan menjangkau
konsumen sasaran tersebut (reaching).
2.5.3 Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan
bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan-
perusahaan di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak
memiliki penilaian tertentu. Hiebing & Cooper(1997), mendefinisikan positioning
sebagai „membangun persepsi produk di dalam pasar sasaran relative terhadap
persaingan.‟
Positioning menjadi penting bagi perusahaan karena tingkat kompetisi
yang cukup tinggi pada ssaat ini. Persepsi terhadap perusahaan atau produk
memegang peranan penting dalam konsep positioning karena khalayak
menafsirkan media bersangkutan melalui persepsi yaitu hubungan-hubungan
asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi.
Dalam suatu produk harus memiliki pernyataan positioning yang memiliki
hubungan erat dengan strategi merebut konsumen dan harus bisa mewakili citra
atau persepsi yang hendak dicetak dalam benak konsumen. Citra itu harus berupa
suatu hubungan asosiatif yang mencerminkan karakter suatu produk.
38
2.6 Kerangka Berfikir
Manajemen perusahaan harus siap dengan keinginan dan harapan
masyarakat yang semakin berkembang. Periklanan dan promosi menggunakan
media massa saja belum cukup. Di perlukan suatu strategi komunikasi pemasaran
yang efektif. Sebelum merancang suatu strategi pemasaran, perusahaan harus
terlebih dahulu mengenali kekuatan dan kelemahannya, dan bagaimana perubahan
lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai suatu kesempatan dan di waspadai
sebagai suatu ancaman melalui analisis SWOT.
Strategi komunikasi pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam
praktik suatu perusahaan atau organisasi. Dalam menghadapi persaingan jasanya,
Launcher harus memiliki strategi komunikasi pemasaran dan mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Dalam penelitian ini juga penulis
meneliti strategi IMC yang digunakan oloeh Launcher dengan enam alat promosi
yaitu Advertising, Sales Promotion, Public Relations, Personal Selling, Direct
Marketing, dan Internet Marketing. Penulis menggambarkan hal tersebut dalam
sebuah kerangka berpikir sebagai berikut.
Kerangka berpikir Strategi IMC Launcher dalam Menghadapi Persaingan
Jasa Fotografi di Kota Serang.
39
Gambar 2.2
Diolah oleh Peneliti
Iklan Cetak
dan siaran
Film
Brosur dan
buklet
Poster dan
selebaran
Kontes,
permainan,
lotre,
undian
Produk
sample
Hadiah
Diskon
Sponsor
Majalah
perusahan
event
Presentasi penjualn
Pertemuan
penjualan
Katalog
Telemarket
ing
Electonic
shopping
BBM
Website
Youtube
Strategi IMC Launcher dalam Menghadapi Persaingan Jasa Fotografi di Kota Serang.
Advertising
Public
Relations.
Direct
Marketing Promotion Personal
Selling
Internet
Marketing
Persaingan Bisnis Jasa Fotografi dan Videografi
Analisis SWOT
Objective
S-T-P
40
2.7 Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian mengenai strategi komunikasi pemasaran. Namun
peneliti belum menemukan penelitian yang meneliti tentang strategi IMC dalam
usaha jasa fotografi. Peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai referensi
penelitian. Beberapa penelitian tersebut diantaranya Straregi Komunikasi
Pemasaran PT. Utama GAS Multiperkasa dalam meningkatkan penjualan yang
disusun oleh Jarudi pada tahun 2014 dan penelitian berjudul Strategi Komunikasi
Pemasaran Radio Pass FM Cilegon dalam mendapatkan iklan yang disusun oleh
Rosa nofianti pada tahun 2016, serta penelitian dengan judul Pengaruh Integrated
Marketing Communication (IMC) Terhadap Keputusan Konsumen dalam
Membeli Busana Muslim (studi pada CV Miranda Moda Indonesia) yang disusun
oleh Siska Susilawati pada tahun 2016. Penelitian ketiganya berasal dari
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penelitian yang dilakukan Jarudi memiliki tujuan untuk mengkaji strategi
komunikasi pemasaran terkait perencanaan, dan implementasi serta evaluasi yang
digunakan oleh PT. Utama Gas Multiperkasa dalam meningkatkan penjualan
untuk meningkatkan penjualan, dan untuk memperoleh deskripsi faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran PT.
Utama Gas Multiperkasa dalam meningkatkan penjualan dengan menggunakan
studi deskriptif. Sedangkan penelitian oleh Rosa Nofianti untuk mengetahui pull
strategy (strategi menarik yang dilakukan Radio Pass FM Cilegon dalam
mendapatkan iklan, dan untuk mengetahui Push Strategy (strategi mendorong)
41
yang dilakukan Radio Pass FM Cilegon dalam mendapatkan iklan. Peneliti
menggunakan teori Integrated Marketing Communication (IMC) dengan
menggunakan paradigma penelitian post positifistik oleh frankurt. Sedangkan
penelitian yang di susun oleh Siska Susilawati memiliki tujuan yaitu untuk
mengetahui seberapa besar IMC dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli busana muslim.
Hasil penelitian terdahulu ketigaanya telah diketahui. Pada penelitian
Jarudi, komunikasi pemasaran sangat memiliki peran penting dalam menjaga
eksistensi perusahaan dengan banyaknya konsumen yang datang untuk membeli
produk. Dengan adanya komunikasi pemasaran, hubungan perusahaan dengan
konsumen dapat ditangani dengan baik. Marketing berperan sangat penting karena
marketing adalah ujung tombak perusahaan. Dengan adanya tim marketing, sangat
berpengaruh besar terhadap penjualan produk diperusahaan. Sedangkan penelitian
Rosa Nofianti, strategi radio Pass FM yang dilakukan untuk memperluas
pemasaran dan menciptakan opini publik yang positif berkaitan dengan satu
elemen Integrated Marketing Communication (IMC), yakni public relations.
Untuk menciptakan hubungan baik dengan klien pengiklan dan masyarakat
pendengar radio Pass FM tentunya diperlukan stearegi khusus yang di gunakan,
diantaranya : menjaga hubungan baik dengan klien pengiklan, dengan cara
memberikan pelayanan servis yang terbaik, memberi bukti laporan penyiaran
iklan kepada klien. Kemudian menjaga hubungan baik dengan pendengar radio,
dengan cara, merespon telepon atau sms yang masuk dari pendengar,
mempersilahkan berkunjung ke radio Pass FM. Dan hasil dari peneitian Siska
42
Susilawati adalah, bahwa advertising memberi pengaruh yang baik dengan
presentase sebesar 69,58%, sales promotion memberikan pengaruh yang baik
dengan presentase sebesar 71,24%, public relation memberikan pengaruh yang
baik dengan dengan presentase sebesar 71,21%, selanjutnya adalah personal
selling yang memberikan pengaruh paling baik dengan perolehan presentase
sebesar 83,29% dan terakhir direct marketing memberikan pengaruh yang baik
dengan perolehan presentase sebesar 74,57%. Dan secara keseluruhan IMC
memberikan pengaruh yang kuat terhadap keputusan konsumen dalam membeli
busana muslim dengan perolehan presentase sebesar 71,12%.
Dari ketiga penelitian terdahulu di atas dapat ditarik persamaan dan
perbedaannya terhadap penelitian ini.
Peneliti telah menyusun dalam tabel sebagai berikut:
43
NO
Nama dan Judul
Teori dan Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Penelitian
Perbedaan Penelitian
1
Jarudi
Straregi Komunikasi
Pemasaran PT.
Utama GAS
Multiperkasa dalam
meningkatkan
penjualan
IMC
dan
Metode penelitian
deskriptif kualitatif
Strategi yang dipergunakan
PT. Utama Gas Multiperkasa
dalam meningkatkan
penjualan menggunakan
strategi periklanan, penjualan
langsung, sponsor, pameran,
tenaga penjual dan humas
(PR), strategi yang paling
tepat atau paling mendukung
dalam meningkatkan
penjualan adalah strategi
promosi penjualan dalam
kegiatan masyarakat yang
diselenggarakan oleh
perusahaan tersebut.
Membahas strategi
komunikasi pemasaran
perusahaan dengan
menggunakan IMC
Perbedaan IMC
dengaan
menambahkan alat
promosi Pameran dan
sponsor
2
Rosa Nofianti
IMC, Threeways
Strategy
Dalam mendapatkan iklan,
Radio Pass FM Cilegon
Membahas strategi
komunikasi pemasaran
IMC yang digunakan
hanya empat alat,
44
Strategi Pemasaran
Radio PASS FM
Cilegon dalam
Mendapatkan Iklan
Dan
Metode penelitian
deskriptif kualitatif
menggunakan teori IMC Dan
menggunakan model
threeways strategy.
Penelitian ini menemukan
bahwa radio Pass FM Cilegon
menggunakan pull strategy
dengan cara mengirimkan
Company Profile,
mengajukan penawaran rate
harga kepada pengiklan atau
calon pengiklan. Push
strategy dengan cara
menjelaskan mekanisme
kerjasma yang mudah, dan
Pass Strategy dengan cara
menjaga hubungan baik
dengan pengiklan dan
masyarakat memberikan
servis dan pelayanan terbaik.
perusahaan dengan
menggunakan IMC
yaitu iklan, penjualan
perorangan, promosi
penjualan dan
hubungan masyarakat
dan Menggunakan
Threeways Strategy
3
Siska Susilawati
Pengaruh Integrated
Marketing
IMC
Dan
Metode penelitian
Kuantitatif
advertising memberi
pengaruh yang baik dengan
presentase sebesar 69,58%,
sales promotion memberikan
Menggunakan IMC
sebagai teori penelitian
Menggunakan metode
penelitian kuantitatif,
dan hanya memakai
lima alat IMC yaitu
45
Communication
(IMC) Terhadap
Keputusan
Konsumen dalam
Membeli Busana
Muslim (studi pada
CV Miranda Moda
Indonesia)
pengaruh yang baik dengan
presentase sebesar 71,24%,
public relation memberikan
pengaruh yang baik dengan
dengan presentase sebesar
71,21%, selanjutnya adalah
personal selling yang
memberikan pengaruh paling
baik dengan perolehan
presentase sebesar 83,29%
dan terakhir direct marketing
memberikan pengaruh yang
baik dengan perolehan
presentase sebesar 74,57%.
Dan secara keseluruhan IMC
memberikan pengaruh yang
kuat terhadap keputusan
konsumen dalam membeli
busana muslim dengan
perolehan presentase sebesar
71,12%
Advertising, sales
promotion, public
relation, personal
selling dan direct
marketing.
46
4
Muhammad
Rizqullah
IMC
Dan
Metode deskriptif
kualitatif
Alat promosi terkuat yang di
gunakan Launcher adalah
dengan menggunakan media
Humas dan promosi
penjualan. Karena dari data
yang peneliti temukan bahwa
Launcher sudah dikenal di
kalangan Pemerintah Kota
dan Instansi pendidikan di
Kota Serang karena banyak
menjalin kerjasama dalam
setiap event yang di adakan
oleh Pemerintah Kota
maupun Inatansi pendidikan.
Jika dilihat dari promosi
penjualan, Launcher banyak
memberikan inovasi dalam
setiap mempromosikan
jasanya.
Membahas strategi
komunikasi pemasaran
perusahaan dengan
menggunakan IMC
Dan menggunakan
metode deskriptif
kualitatif
Menggunakan IMC
dengan enam alat
yaitu, advertising,
sales promotion,
public relation,
personal selling,
direct marketing dan
internet marketing,
serta menggunakan
Analisis SWOT dan
STP
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, metode kualitatif
memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan
komponen-komponen keterangan yang analisis, konseptual dan kategoris. Seperti
yang dikutip dalam buku Lexy J. Moleong (2005:6) bahwa,
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.,
secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah”.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dan generalisasi.
Obyek penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah, atau natural setting,
sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai metode naturalistic. Dalam
48
penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrument. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument. Untuk dapat
menjadi instrument, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas,
sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi obyek
yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna (Sugiono, 2005:1).
Metode ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui bagaimana
Launcher menyusun strategi pemasarannya untuk menghadapi persaingan jasanya
secara mendalam. Selain itu, melalui metode ini peneliti akan menjelaskan
bagaimana Launcher menyusun strategi dengan menggunakan analisis situasi
yang muncul dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
Melalui penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatau
uraian tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting
tertentu yang dikaji dalam sudut pandang yang utuh.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif yang bertujuan untuk melukiskan secara menyeluruh dan sistematis
fakta atau karakteristik populasi tertentu, atau bidang tertentu secara cermat.
Seperti yang dikatakan oleh A. Chaedar Alwasilah (2006:137) dalam bukunya
Pokoknya Kualitatif,
“Penelitian yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang
mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi tentang tingkah laku
atau kejadian seperti yang terobservasi atau secara potensial
terobservasi oleh peneliti.
49
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Whitney
(1960: 160), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta
tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk
tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.
3.2 Paradigma
Paradigma adalah teori dasar atau cara pandang yang fundamental,
dilandasi nilai-nilai tertentu, dan berisikan teori pokok, konsepsi, asumsi,
metodologi atau cara pendekatan yang dapat digunakan para teoritis dan praktis
dalam menggapai sesuatu permasalahan baik dalam kaitan pengembangan ilmu
maupun dalam upaya pemecahan permasalahan bagi kemajuan hidup dan
kehidupan kemanusiaan (Satori dan Aan, 2009:9).
Pada penelitian ini, penulis menggunakan paradigma post positivism.
Paradigma post positivesme berbicara bukan hanya terlihat, terasa dan teraba saja
melainkan memahami makna dibalik yang ada. Realitas sosial menurut paradigma
ini adalah suatu gejala yang utuh yang terkait dengan konteks, bersifat kompleks,
dinamis dan penuh makna. Oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak
dalam bentuk ukuran, akan tetapi dalam bentuk eksplorasi untuk dapat
mendeskripsikan secara utuh. Orientasi post-positivis berdasarkan pada realitas
50
sebagai fakta, dapat di sistematisasikan, konsepsi dan hubungan secara asosiatif,
kontekstual dan di pahami secara alamiah. (Satori dan Aan, 2010:12)
Dengan menggunakan paradigma post-positivis ini, penulis akan
mendapatkan informasi lebih mendalam sehingga penulis dapat mengetahui
bagaimana strategi Launcher dalam menghadapi persaingan jasa fotografi di Kota
Serang.
3.3 Informan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menentukan informan kunci dan informan
pendukung, dengan menggunakan teknik purposive sampling yakni, teknik
pengambilan informan sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin ia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti (Sugiono,
2012:219)
Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua macam informan yaitu:
1. Informan kunci (key informan), yaitu informan yang dianggap tahu banyak
memberi bantuan dan jawaban yang dibutuhkan atas pertanyaan-
pertanyaan atau masalah penelitian dan yang mendukung penelitian
(memberi tahu paling besar).
2. Informan pendukung, yaitu informan yang dianggap tahu atau memberi
bantuan dan dapat memberi jawaban atau pertanyaan-pertanyaan
penelitian tapi tidak lebih dari informan kunci (Elvinaro, 2010:62).
51
Peneliti memilih informan karena hal ini bertujuan untuk menunjang hasil
data primer yang nanti akan didapatkan dari key informan. Informan adalah
seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek.
Oleh karena itu, informan dalam penelitian ini merupakan informan yang
memiliki karakteristik yang mampu memberikan data yang dibutuhkan dari apa
yang akan diteliti oleh peneliti tentang strategi IMC Launcher dalam menghadapi
persaingan jasa fotografi di kota Serang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, penulis melakukan teknik
pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi.
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. (Mulyana,
2004:189)
Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan
Guba (1985), antara lain:
Mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebetulan; merekonstruksi kebetulan-
kebetulan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan
kebetulan-kebetulan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa
yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi
yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi
yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. (Moleong,
2005:186)
52
Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam (depth
interview), dimana Peneliti melakukan wawancara mendalam untuk
mengumpulkan data atau informasi lengkap secara langsung bertatap muka
dengan informan di lokasi penelitian. Teknik wawancara yang peneliti lakukan
yaitu dengan mewawancarai orang-orang yang terlibat langsung dalam launcher.
b. Observasi
Obsrvasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan
pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu,
observasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya
melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya.
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan pancaindera peneliti (Elvinaro,
2010:165).
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data-data resmi mengenai
strategi yang digunakan oleh Launcher dalam menjalankan proses pemasarannya,
sehingga dapat diketahui seberapa siap Launcher dapat menghadapi persaingan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Sebagian besar data yang tersedia
berbentuk surat, catat haran, kenang-kenangan, dan laporan. Sifat utama dari
bentuk data-data tersebut tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi
53
peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang lalu. Kumpulan data
bentuk tulisan ini disebut dokumen, dalam arti luas termasuk monument, artefak,
foto, tape, microfilm CD dan hardisk (Elvinaro, 2010:167).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi,
dikarenakan sangat penting sekali untuk menunjang dan melengkapi data yang
telah diperoleh dari wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini peneliti
membutuhkan latar belakang dari objek penelitian dan peneliti
mendokumentasikan setiap kegiatan yang berhubungan dengan penelitian ini
sebagai bukti nyata peneliti dalam melakukan penelitian mengenai Strategi IMC
Launcher dalam menghadapi persaingan jasa fotografi di Kota Serang.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian. Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Kegiatan analisis data dalam penelitian
kualitatif dimulai sejak penulis melakukan kegiatan prasurvey sampai dengan
penelitian ini selesai.
Menurut Bogdan dan Biklen (1982), analisis data kualitatif dalam moleong
“Metodologi Penelitian Kualitatif” adalah upaya yang dilkukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2005:248).
54
Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (Sugiono, 2012:91).
Terdapat tiga tahap yang digunakan dalam proses pengolahan dan analisis
data kualitatif. Yaitu:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan menyusun data sehingga dapat
disimpulkan. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Melalui penyajian data, maka data dapat tersusun sehingga akan semakin mudah
dipahami. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat berbentuk uraian.
Namun, penyajian data yang penulis terapkan dalam penelitian ini adalah bentuk
teks narasi, Miles dan Huberman mengemukakan bahwa, “the most frequent form
display data for qualitative research data in the past has been narrative text”
(yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif). Dalam menyajikan data akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
55
3. Verification (Penarikan Kesimpulan)
Langkah terakhir dalam proses analisa data ialah penarikan kesimpulan
dan verifikasi terhadap data-data yang telah diperoleh. Penarikan kesimpulan
dilakukan dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali, dengan meninjau
kembali secara sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman
yang lebih cepat.
3.6 Uji Validitas Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi data dalam
pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2006:330). Triangulasi
dengan sumber berarti membandingkan dan mengecok balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berada dalam
penelitian kualitatif.
Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka penulis melakukan
perbandingan data hasil penelitian dengan data hasil wawancara dengan sumber
yang berbeda-beda.
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan
data, dan waktu seperti penjelasan dibawah ini :
1. Triangulasi Sumber Data
Triangulasi ini untuk mengujikredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
56
Dalam penelitian ini sumber data berasal dari pemilik Launcher dan
karyawan dari Launcher.
2. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Triangulasi untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Dalam penelitian ini teknik yang dilakukan ialah teknik
wawancara, observasi, dan dokumen.
3. Triangulasi Waktu Pengumpulan Data
Dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,
observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
(Sugiono, 2008:274).
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.7.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati strategi komunikasi pemasaran
terpadu (IMC) dengan melakukan penelitian berdasarkan kesempatan bertemu
langsung dengan narasumber yang terlibat langsung dalam proses penyususnan
strategi Launcher, yang beralamatkan di Jl. KH Sulaiman Kp. Kelapa Dua
RT.01/07 H. Abdulrazak No.27. Selain itu, penelitian ini juga di lakukan melalui
akun media sosial Launcher dan melakukan tanya jawab melalui Whatsapp
Messenger.
57
3.7.2 Waktu Penelitian.
Tabel 3.1 : Waktu Penelitian
No
Kegiatan
1 Pra-Riset
2 Penyusunan Bab 1-3
3 Pengumpulan Data
4 Analisis Data dan
Pengelolaan Data
5 Penyusunan Bab 4-5
6 Sidang Skripsi
Mei
Ju
ni
Ju
li
Agu
stu
s
Sep
tem
ber
Ok
tob
er
Novem
ber
Dese
mb
er
Jan
uari
Feb
ru
ari
Maret
58
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Profile Perusahaan
Berada dibawah naungan Muhammad Isa S.E, Launcher adalah
perusahaan yang berdiri pada tanggal 1 Juni 2014, yang bergelut di bidang jasa
foto dan videografi. Yang beralamatkan di JL. KH Sulaeman Kp. Kelapa Dua
RT.01/07 No.27
Berbicara struktur perusahaan, Launcher di perkuat dengan karyawan yang
berjumlah 8 orang yang terbagi berdasarkan struktur organisasi yakni Owner,
sekretaris, keungan,tim marketing dan kehumasan, dan tim produksi. Launcher
menawarkan berbagai macam jasa foto yaitu year book organizer, foto pre
wedding, foto wedding, company profile, foto keluarga, foto graduation,
dokumentation dan video shooting.
Dengan tagline “Save It, Keep It”, Launcher juga berusaha untuk
mewujudkan suatu konsep, ide tau keinginan dari setiap konsumennya. Karena,
Launcher menyadari bahwa di dunia fotografi konsep, idea tau keinginan
merupakan modal dasar untuk merangsang kreatifitas untuk memberikan
kepuasan dan mewujudkan keinginan dari setiap konsumen.
59
,
4.1.2 Visi & Misi Perusahaan
Visi : Membuat semua moment berhaga menjadi lebih bermakna.
Memberikan kemasan media terbaik untuk anda
Misi : 1. Merealisasikan ide dan kreasi menjadi nyata.
2. Memaksimalkan “Nilai Perusahaan” melalui karya dan
pengembangan Kreativitas di bidang Audio & Visual.
3. Mengembangkan inovasi-inovasi terbaru.
4. Menjadi tim foto dan video profesional yang bisa diandalkan
oleh semua klien.
5. Memberikan pelayanan terbaik kepada semua klien tanpa
terkecuali.
4.1.3 Logo Perusahaan
Gambar. 4.1
60
,
1. Launcher : Nama Launcher di terjemahkan dari Bahasa Inggris yang
berarti peluncur. Di ibaratkan dari roket yang meluncur, Launcher
berharap usahanya tersebut dapat meluncur jauh seperti roket.
2. Motif batik Baduy : Menandakan bahwa Launcher berasal dari
Provinsi Banten dan akan selalu menjaga kebudayaan yang ada di
Banten.
3. Pensil tanpa penghapus : Dengan pensil ini kita menuliskan semua
keinginan kita dan klien. Untuk penghapus kami serahkan ke tangan
Tuhan Yang Maha Esa, karena Tuhan Maha tahu apa yang terbaik.
4. Save it, Keep it : Merupakan tagline perusahaan yang berarti “Simpan
dan Jaga”. Maksudnya adalah Launcher akan menyimpan semua
dokumentasi yang pernah di kerjakan, dan menjaga tali silaturahmi
antara Launher dank lien.
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar. 4.2
61
,
4.2 Hasil dan Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian mengenai
bagaimana strategi IMC yang Launcher lakukan dengan mengacu pada
identifikasi masalah dan fokus penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Berdasarkan hasil temuan penulis di lapangan, maka didapatkan data berupa
seberapa ketatnya persaingan jasa fotografi pada saat ini di Kota Serang
khususnya, perencanaan yang sudah dibuat, dan tujuan dari strategi Launcher
dalam mengimplementasikan strateginya yang peneliti analisis menggunakan
IMC.
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, peneliti mendeskripsikan
strategi IMC Launcher dalam menghadapi persaingan jasa fotografi di Kota
Serang, dengan memaparkan hasil wawancara dan observasi sebagai berikut :
4.2.1 Kondisi Persaingan Jasa Fotografi
Di era modern ini persaingan usaha penyedia jasa di Banten khususnya
sangatlah kompetitif. Dikutip dari hasil pendaftaran (Listing) usaha/perusahaan
sensus ekonomi oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Banten pada tahun 2016,
mencatat bahwa di Banten terdapat 972,8 juta usaha/perusahaan non pertanian, di
Kota Serang sendiri jumlah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yaitu
sebanyak 784, dan pada usaha jasa lainnya sebanyak 3.105 jasa.
Setiap perusahaan jasa kini mulai gencar melakukan promosi dan juga
melakukan branding perusahaannya agar mampu bersaing. Selain melakukan
branding pada usahanya, pada saat ini perkembangan yang semakin canggih setiap
62
,
perusahaan kini menggunakan promosi dengan media digital seperti melalui
media sosial instagram, facebook dan twitter. Launcher memiliki strategi
tersendiri dalam menghadapi persaingan jasa yang semakin ketat dan dalam
meningkatkan jumlah konsumen yaitu dengan cara membranding jasa mereka.
Promosi yang dilakukan Launcher sendiri yaitu melalui media sosial
instagram, twitter, youtube. Berbeda dengan sebelum-sebelumnya yang
melakukan promosi melalui media sosial instagram saja. Untuk menghadapi daya
saing jasa di Kota Serang, Launcher mengadakan kegiatan dan menjadi media
partner dalam event pemerintahan yang di buat oleh pemerintah Kota Serang.
Seperti :
1. Mengadakan workshop film
2. Mengadakan kontes foto dan iklan, serta mengadakan promo-promo
3. Event kang Nong Kota Serang 2015/2016
4. Event Putra Putri Anti Narkoba Banten 2017
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari strategi Launcher demi mampu
mendapatkan konsumen dan mampu bersaing dengan perusahaan jasa lainnya.
4.2.2 Perencanaan dan Tujuan Strategi IMC Launcher
Perencanaan dan tujuan strategi pemasaran Launcher yang ditemukan
dilapangan oleh penulis akan dipaparkan dalam bentuk analisis SWOT dan STP
yang telah dilakukan oleh Launcher, yang kemudian akan dipaparkan juga tujuan
dari strategi IMC Launcher.
63
,
4.2.2.1 Analisis SWOT Launcher
SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-
kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi (Jogiyanto,
2005:46). Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman
dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan
tujuan strategi.
Semakin ketatnya persaingan jasa fotografi yang ada di Kota Serang ini,
membuat Tim Launcher harus menganalisis apa saja faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kelancaran jasanya tersebut. Dalam hal ini proses pemasaran suatu
perusahaan terlebih dahulu menganalisis bagaimana kekuatan dan kelemahan
yang ada dari lingkungan internal perusahaannya, serta perusahaan juga perlu
mengetahui seberapa besar peluang yang ada dan seberapa berpengaruhnya
ancaman yang timbul dari lingkungan eksternal perusahaan.
Sebelum menjalankan promosi pemasarannya pihak Launcher sudah
terlebih dahulu menganalisis bagaimana keadaan pasar yang ada dan
mengevaluasinya, serta dengan cara melakukan riset tersebut menggunakan
analisis mengenai seberapa ketatnya persaingan jasa fotografi agar dapat
ditembusnya pasar sasaran.
1. Strengths (kekuatan)
Kekuatan adalahsumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan
lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang
64
,
dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan
merupakan kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan di pasar (David, Fred R, 2005:47).
Dalam analisis ini Launcer memiliki kekuatan di dalam lingkungan
internal perusahaannya, karena adanya kegiatan membangun strategi bersama
untuk mempromosikan semua jasa maupun produknya, banyak pihak yang ikut
terlibat dalam proses penyusunann strateginya tersebut bukan hanya pemiliknya
saja atau tim marketing nya saja. Hal itu di pertegas oleh Muhammad Isa sebagai
pemilik usaha jasa fotografi Launcher yang mengatakan bahwa :
“Semua anggota yang tergabung dalam keluarga Launcher ini ikut serta
dalam proses penyusunan strategi apa yang akan kita gunakan untuk
mempromosikan jasa kita ini, bukan cuma tim marketing saja yang
bertugas menyusun strateginya. Kita disini menampung semua masukan
dan saran dari setiap ide yang ada untuk membuat strategi, karena pada
prosesnya kita bekerja bareng dan menikmati hasilnya juga untuk kita
bersama ” (Hasil Wawancara Muhammad Isa : 114)
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh Muhammad Isa tersebut
merupakan kekuatan yang dimiliki oleh Tim Launcher dalam menyatukan
strategi, selain itu juga Launcher memiliki keunikan tersendiri dibanding
kompetitor lain yaitu :
“Selain fokus dengan fotografi wedding, buku tahunan dan lain-lain,
kita juga punya keunikan tersendiri yaitu kita juga punya tujuan untuk
melestarikan dan memperkenalkan kesenian-kesenian khas yang ada di
Provinsi Banten, tapi dengan cara yang berbeda yaitu kita bekerja
sama dengan organisasi-organisasi kesenian, seperti sanggar tari
daerah dan kita juga selalu memunculkan kesenian daerah Provinsi
Banten di setiap karya yang kita buat. Salah satunya yaitu di buku
tahunan sekolah kita tampilin macam-macam batik dari daerah di
Provinsi Banten”
65
,
Dari keunikannya tersebut membuat Launcher semakin percaya diri dalam
melakukan pemasarannya. Karena dengan adanya keunikan tersendiri dari
perusahaannya maka akan lebih memudahkan proses branding perusahaan
dibenak konsumen. Launcher sering bekerja sama dengan pemerintah kota
melalui event-event pemerintahan, kemudian adanya komunikasi antara
pemerintah kota kepada Launcher mengenai konsep-konsep yang akan di
laksanakan pada eventnya tersebut.
“Kita juga sering diminta pemerintah kota untuk jadi media partner
dalam setiap eventnya, sampai sekarang udah cukup banyak sih event-
event pemerintahan yang kita pegang, contohnya Kang Nong Kota
Serang, pemilihan Putra Putri Anti Narkoba Banten, masih banyak lagi.
Enaknya kerjasama dengan pemerintah kota itu jadi kita lebih dikenal
dengan pemerintah-pemerintahnya dan lebih deket juga soalnya kan kita
diskusi masalah acaranya seperti apa jadi ada koordinasi antara kita
dan dari pemerintah, menambah jam terbang juga, terus jadi suatu
kehormatan juga soalnya kan banyak jasa fotografi lain di Kota Serang,
tapi Alhamdulillah kita yang dipercaya untuk jadi tim dokumentasinya”.
Adanya kerjasama yang di jalankan oleh pihak Launcher dan pemerintah
tentu menjadi suatu kekuatan bagi Launcher untuk kedepannya, karena dengan
menjalin komunikasi dan saling koordinasi dengan pemerintah Kota akan
terciptanya hubungan baik dan menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan atau
pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan penjelasan dan kutipan diatas, maka dapat disimpulkan
kekuatan dari Launcher, yaitu :
“Bekerja sama dengan seluruh Tim yang terlibat dalam organisasi dapat
menyatukan kekuatan dan saling menghargai serta bertukar pendapat
66
,
dalam proses menentukan suatu tujuan yang akan dicapai, dengan
memiliki ciri khas perusahaan maka akan lebih mudah membranding
perusahaan di benak konsumen, serta dengan adanya kerjasama dan
berkoordinasi dengan pemerintah Kota sangat membantu proses promosi
yang dilakukan untuk mengenalkan Launcher kepada masyarakat, karena
pemerintah merupakan sorotan bagi masyarakat sehingga memperkuat
Launcherdalam menghadapi persaingan.”
2. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan.
Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan
manajemen dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan
perusahaan (David, Fred R, 2005:47).
Begitu juga pada Launcher yang masih memiliki kelemahan, kelemahan
itu datangnya dari kurangnya tenaga kerja sehingga menghambat proses jalannya
pekerjaan. Seperti apa yang diutarakan oleh Muhammad Isa bahwa :
“Kurangnya karyawan yang ada sekarang ini kadang bikin kita pusing
sendiri, dari awalnya yang sudah di tentukan posisi masing-masing
ornangnya, sampai di rombak lagi, sampai sekarang kurang lebih sudah
tiga kali rombak job desk setiap orangya, pengaruhnya itu dari
karyawan yang mengundurkan diri, jadi kita harus rekrut karyawan
baru”.(Hasil Wawancara Muhammad Isa : 114)
Berdasarkan pernyataan dari Muhammad Isa memperjelas bahwa
kurangnya sumberdaya menjadikan perusahaan bekerja dua kali dalam menyusun
67
,
struktur perusahaan dan menghambat jalannya pekerjaan, sehingga menjadikan
hal tersebut sebagai suatu kelemahan perusahaan.
3. Opportunities (Peluang)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber
peluang, seperti perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan antara
perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi
perusahaan (David, Fred R, 2005:47).
Peluang merupakan kondisi berkembang dimasa yang akan datang dan
mungkin terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang yang ada diluar suatu
perusahaan. Launcher memiliki peluang yang cukup menguntungkan untuk
perusahannya dimasa mendatang, karena selain menyediakan jasa fotografi
Launcher juga menyediakan jasa pembuatan film maupun video klip untuk band
music. Seperti apa yang dikatakan Muhammad Isa, yaitu :
”Mungkin peluang yang bisa kita dapat itu dari permintaan pembuatan
film dan pembuatan video klip untuk band-band indie, selain nyediain
jasa foto kita juga menerima pembuatan film pendek, kita juga pernah
menggarap film-film pendek, selengkapnya bisa dilihat di web kita.
Karena sekarang juga sudah banyak tugas anak sekolahan yang disuruh
membuat film pendek. Selain itu juga di serang udah mulai banyak band
indie, jadi yaaa lumayan untuk tambah-tambah job pembuatan video
klipnya” (Hasil Wawancara Muhammad Isa : 115)
Pernyataan diatas merupakan sebuah peluang yang dapat Launcher
manfaatkan, dengan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa peluang yang
dimiliki Launcher merupakan faktor dari munculnya permintaan konsumen yang
variatif, dari peluang tersebut memungkinkan perusahaannya semakin
68
,
berkembang dan melebarkan usahanya bukan hanya penyedia jasa foto saja, tetapi
memberikan varian baru terhadap produk yang ditawarkan yaitu dengan
menyediakan pembuatan film pendek dan video klip.
4. Threats (Ancaman)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi
sekarang atau yang tidak diinginkan perusahaan. (David, Fred R, 2005:47).
Ancaman yang dialami oleh Launcher adalah dengan adanya kompetitor
jasa fotografi lain yang semakin banyak bermunculan sehingga terjadinya
persaingan yang cukup ketat dalam mendapatkan pelanggan, selain itu juga
adanya jasa penyewaan kamera yang membuat konsumen lebih memilih untuk
menyewa kamera dibandingkan menyewa jasa fotografi. Seperti yang di katakan
oleh Muhammad Isa sebagai berikut :
”Ancaman yang ada sih karena banyaknya jasa fotografi lain yang
bermunculan, jadi semakin banyaknya saingan, selain itu juga sekarang
kan ada penyewaan kamera, nah ini juga salah satu saingan terberat sih.
Soalnya kan kalau sewa kamera itu ada yang hitungannya per-jam ada
juga yang perhari, dan harganya juga lebih murah dari foto di studio
yang hasil fotonya paling cuma dapet beberapa foto aja”.
Dari pernyataan Muhammad Isa diatas dapat disimpulkan bahwa
Ancaman yang terjadi pada Launcher adalah banyaknya competitor jasa lain yang
sangat mengganggu proses penjualan, karena pada dasarnya persaingan yang
ditimbulkan dari banyaknya competitor membuat konsumen akan memilih jasa
fotografi lain yang menawarkan harga yang lebih rendah tetapi mendapatkan hasil
69
,
yang banyak, dibandingkan membayar harga jasa tinggi tetapi hasil foto yang
didapat sedikit.
4.2.2.2 Segmentasi, Targeting, Positioning Launcher
1. Segmentasi
Sebuah jasa ataupun produk diciptakan untuk memenuhi sebuah kebutuhan
atau mungkin mengangkat sebuah keinginan menjadi sebuah kebutuhan baru dan
konsumen sebagai individu memiliki beragam kebutuhan dan keinginan yang
menjadi acuan bagi perusahaan, sehingga setiap produk menempatkan dirinya
pada segmentasi tertentu.
Segmentasi merupakan proses yang penting untuk dilakukan dalam suatu
pemasaran, dengan menentukan segmentasi pasar yang tepat maka akan
memudahkan proses pemasaran jasa maupun produk dari perusahaaan tersebut.
Dengan melakukan segmentasi, perusahaan dapat merancang suatu bauran
pemasaran (marketing mix) tidak hanya pada komunikasi pemasaran, namun juga
rancangan atribut produk, harga, dan distribusi yang memungkinkan perusahaan
tersebut untuk dapat mengalokasikan sumber dayanya secara optimal sekaligus
menciptakan nilai bagi para pelanggannya (Agus Hermawa, 2012:32).
Segmentasi di bagi dalam tiga golongan yaitu :
1. Segmentasi Demografis
Segmentasi berdasarkan demografis pada dasarnya adalah segmentasi
yang didasarkan pada peta kependudukan, misalnya usia, jenis kelamin,
70
,
besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi, jenis pekerjaan dan
sebagainya. Pembagian tersebut dibutuhkan antara lain untuk
mengantisipasi perubahan-perubahan pasar.
2. Segmentasi Geografis
Segmentasi georgrafis membagi khalayak audiensi berdasarkan
jangkauan geografis.Pasar dibagi-bagi ke dalam beberapa unit geografis
yang berbeda yang mencakup suatu wilayah Negara, Provinsi, Kabupaten,
Kota hingga kelingkungan perumahan. (Morissan, 2010 : 65)
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi ini berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia.
Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan
pilihan-pilihan konsumsi seseorang, misalnya, seorang wanita karier dan
seorang ibu rumah tangga tentu saja memiliki gaya hidup yang berbeda
yang pada akhirnya mempengaruhi bagaimana mereka membelanjakan
uang mereka (Morissan, 2010:66)
Dalam pembagian pasar sasarannya, Launcher membentuk jasanya
tersebut diperuntukan bagi semua kalangan, seperti apa yang dijelaskan
oleh Muhammad Isa (pemilik Launcher):
“untuk segmentasi pasar Launcher sendiri sih kita buat untuk semua
kalangan masyarakat, mau itu anak-anak, orang tua, masyarakat Serang
atau luar Serang yaa kita persilahkan. Namanya foto kan itu dokumentasi
pribadi jadi kita gak akan ngelarang. Untuk masalah harga juga kita buat
harga yang terjangkau mulai dari 50.000an”
Pernyataan diatas menyimpulkan bahwa jasa yang ditawarkan oleh
Launcher ini di buat untuk semua kalangan masyarakat, karena harga yang
71
,
ditawarkan sangat terjangakau dan dilihat dari berkembangnya media sosial bukan
hanya anak muda saja yang menggunakannya, melainkan orang tua maupun anak-
anak, hal tersebut membuat masyarakat penggunanya berlomba-lomba untuk
membagikan foto yang bagus pada setiap momentnya dan semua wilayah yang
akan menggunakan jasa Launcher dapat terpenuhi.
1. Targeting
Target pasar adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen
yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi.
Target konsumen berhubungan erat dengan adanya media yang dapat
digunakan untuk menjangkau kelompok-kelompok atau segmen-segmen
tertentu dalam masyarakat.
Target pasar yang ditujukan Launcher yaitu bukan hanya masyarakat
saja melainkan pemerintah kota dan instansi pendidikan. Dari pernyataan
wawancara dengan Muhammad Isa sebagai berikut :
“Awalnya kita buat hanya untuk masyarakat biasa saja, tapi karena
adanya permintaan dan tawaran dari dinas dan pemerintah Kota
untuk menghandle eventnya kita coba ambil, dan Alhamdulillah
sampai sekarang masih di berhubungan baik dan hampir setiap tahun
kita dipercaya sama pemerintah kota untuk menjadi tim dokumentasi
di beberapa eventnya. Udah banyak event pemerintah yang kita
handle, salah satunya yaitu pemilihan Kang Nong Kota Serang 2016
dan 2017. Selain itu kita juga sudah cukup sering di percaya sama
sekolah-sekolah untuk menghandle project buku tahunan”.
Dari pernyataan diatas, bahwa target pasar dari Launcher adalah pada
kegiatan event yang dilakukan oleh pemerintahan, dalam kegiatan tersebut dinilai
tepat karena target pasar dari Launcher adalah masyarakat kota Serang.
2. Positioning
72
,
Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan
bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan
di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki
penilaian tertentu. Dengan demikian positioning harus dilakukan dengan
perencanaan yang matang dan langkah yang tepat (Morissan, 2010:72).
Positioning yang Launcher akan terapkan kepada khalayak adalah
dengan memiliki ciri khas perusahaan. Seperti yang di uraikan oleh
Muhammad Isa yaitu :
“Dengan kelebihan yang kita punya yaitu bertujuan untuk
memperkenalkan budaya khas dari Banten.Karena sekarang kan
kesenian dan budaya daerah nya juga sudah semakin tidak terlihat”.
Berdasarkan uraian diatas bahwa, dengan memperkenalkan kembali
budaya khas daerah kepada masyarakat. Dari hal tersebut strategi positioning yang
Launcher terapkan sangat tepat, karena dengan perkembangan yang semakin maju
membuat banyak orang lupa akan budaya daerahnya sendiri.
4.2.3 Tujuan Strategi IMC Launcher
Melakukan strategi promosi pemasaran menggunakan beberapa aspek
IMC tentu memiliki tujuan yang hendak di capai, adapun tujuan dari strategi IMC
yang telah pihak Launcher lakukan, yaitu :
1. Untuk menghadapi persaingan jasa fotografi yang semakin kompetitif,
khususnya di Kota Serang.
73
,
Tujuan tersebut di buat karena semakin banyaknya jasa fotografi yang
bermunculan baik itu perusahaan maupun perorangan, selain itu karena semakin
kompetitifnya persaingan jasa fotografi yang ada pada saat ini, pihak Launcher
berusaha sebaik mungkin untuk menjalankan strategi yang telah mereka buat.
Berusaha menjalankan strateginya melalui enam aspek yang telah dipilih dapat
memperkuat segala bentuk promosinya melalui iklan, promosi penjualan,
hubungan masyarakat, penjualan personal, penjualan langsung dan promosi
melalui internet.
2. Untuk meningkatkan kualitas perusahaan dalam aspek
mempromosikan jasa dan produknya.
Dari tujuan tersebut, Launcher berusaha dalam mengenalkan jasa dan
produknya dengan meningkatkan promosi dan penjualan melalui saluran-saluran
yang digunakan dalam melakukan promosi penjualannya. Karena pada masa ini
banyak macam cara untuk menarik konsumen, tidak hanya melalui satu media
saja melainkan banyaknya media.
3. Untuk memudahkan konsumen dalam mencari tahu tentang
perusahaan.
Dari tujuan tersebut Launcher berusaha memberikan kemudahan kepada
para konsumen dengan membuat website dan akun media sosial untuk mencari
tahu tentang perusahaannya mengenai produk dan jasa apa saja yang ditawarkan.
Sehingga dengan adanya media internet tersebut, konsumen dapat dimudahkan
dalam memilih jasa fotografi yang cocok untuk digunakan.
74
,
4.2.4 Implementasi Strategi IMC Launcher
1. Periklanan (Advertising)
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal
dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya
jangkau yang sangat luas. Iklan juga menjadi instrument promosi penting
dalam pemasaran, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang
atau jasa yang dirujukan kepada masyarakat luas (Morissan, 2010:18).
Launcher menggunakan media massa radio sebagai strategi pemasaran
Launcher.
Launcher menggunakan media massa sebagai sarana untuk
penyampaian informasi mengenai produknya. Media massa yang
digunakan Launcher adalah radio. Promosi melalui radio, Launcher
lakukan dengan cara memasang iklan, dan pernah melakukan siaran di
radio RRI Banten dan PBS FM.
Keunggulan dalam beriklan selain sebagai media untuk member
informasi tentang Launcher, juga sebagai strategi membujuk, dengan
beriklan dapat membujuk masyarakat untuk melakukan pembelian
terhadap jasa maupun produk Launcher.
75
,
Gambar. 4.3
Gambar. 4.4
Pada gambar diatas menujukan bahwa Tim dari Launcher sedang on air
melakukan Talk show, sekaligus melakukan promosi di radio RRI Banten
94.9FM (Gambar.4.3 ) dan radio PBS FM 104,8FM (Gambar. 4.4)
(Sumber : Dokumenasi Launcher)
Dalam mengiklankan dan memasarkan jasanya melalui media
massa, tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa adanya kekuatan dan
76
,
kelemahan yang dimiliki serta adanya peluang dan ancaman yang timbul
dalam proses pemasarannya.
Dalam melakukan kegiatan pemasaran tentunya mungkin saja
terjadi berbagai faktor-faktor yang timbul dari lingkungan luar
perusahaan, dengan adanya hal tersebut perusahaan harus
mempersiapkan taktik lain untuk tetap berada pada posisi puncak
pemasaran.
Keunggulan lain yang didapatkan Launcher dalam melakukan
strategi beriklan yaitu, dengan beriklan Launcher dapat lebih diingat oleh
masyarakat luas.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Strategi pemasaran yang digunakan Launcher yaitu dengan
menggunakan promosi penjualan, promosi ini juga dilakukan bertujuan
untuk menarik konsumen lebih banyak lagi dengan mengadakan berbagai
macam promosi sehingga para konsumen lebih mudah tertarik untuk
membeli. Seperti yang dijelaskan (Uyung Sulaksana, 2007:26) dalam
bukunya bahwa,
“Perusahaan biasanya memanfaatkan promosi penjualan agar dapat
merangsang respon lebih cepat dan kuat dari konsumen.
Umumnya, dampak jangka pendek lebih diutamakan seperti
mendramatisir tawaran perusahaan agar penjualan yang sedang
lesu dapat terdongkrak lagi.”
77
,
Begitu juga dengan Launcher yang melakukan promosi penjualan,
yaitu dengan memberikan potongan harga, mengadakan kontes dan
mengadakan undian. Promosinya tersebut di sebarkan melalui media
sosial miliknya.
Pada strategi promosi penjualan, Launcher menggunakan kontes
foto, kupon undian dan juga diskon yang diberikan kepada konsumen agar
lebih menarik minat konsumennya.biasanya Launcher mengadakan kupon
undian kepada konsumen yang sesuai kriteria promosi yang dilakukan.
Promosi diskon terendah yang diberikan Launcher yaitu seharga
Rp. 50.000,- untuk setiap konsumen yang menggunakan jasa Launcher,
tetapi jika menggunakan harga promosi tersebut, konsumen juga hanya
mendapatkan dua lembar foto yang sudah di cetak saja, berbeda jika
dengan membayar harga diatas Rp. 50.000,-
Dari dilakukannya promosi penjualan tersebut, adanya kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh Launcher, serta timbulnya peluang dan
ancaman yang dihadapi.
Melakukan inovasi disetiap promosinya menjadi kekuatan bagi
perusahaan, karena dengan adanya inovasi tersebut dapat dijadikan suatu
kekuatan perusahaan dalam melakukan strategi promosinya terlepas dari
adanya hambatan.
3. Hubungan Masyarakat (Public Relations)
78
,
Menjalin hubungan baik dengan khalayak merupakan hal penting
dalam membantu proses peningkatan pemasaran. Hubungan masyarakat
merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk
mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok
terhadap perusahaan tersebut. Tujuan utama dari sebuah departemen
humas adalah untuk meningkatkan reputasi perusahaan (Agus Hermawan,
2012:151)
Kegiatan promosi Launcher melalui Humas ini dengan cara
bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti bekerjasama dengan instansi-
instansi pendidikan di Kota Serang dalam proses pembuatan buku tahunan
maupun kegiatan sekolah. Selain itu, Launcher juga melakukan kerjasama
dengan pemerintah Kota untuk menjadi media partner dalam event-event
yang dibuat, salah satunya Pemilihan Kang Nong Kota Serang, dan
Launcher juga mengadakan kegiatan workshop.
Launcher menjalin hubungan baik dengan konsumennya. Launcher
bekerjasama dengan instansi pendidikan maupun pemerintahan, dengan
terjalinnya kerjasama tersebut dipercaya dapat membantu proses
mempromosikan Launcher kepada khalayak dengan cara membagikan
cerita baik perusahaan kepada khayak.
79
,
Gambar. 4.5
Gambar di atas menunjukan kerjasama Launcher dan Instansi Pendidikan
di Kota Serang dalam melakukan pemotretan foto buku tahunan
sekolah.
(Sumber : Dokumen Launcher)
Gambar. 4.6
Launcher di percaya oleh pemerintah Kota untuk menjadi media partner
dalam penyelenggaraan Kang Nong Kota Serang.
(Sumber : Dokumentasi Launcher)
80
,
Di dalam proses promosinya melalui kerjasama dengan inatansi
Pendidikan dan Kepemerintahan yang ada di Kota Serang, tentunya
memiliki kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman tersendiri
bagi Launcher.
Dapat di tarik kesimpulan bahwa Kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki Launcher dapat dijadikan keunggulan dan pelajaran untuk lebih
meningkatkan jasanya, sedangkan untuk peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh Launcher dapat dijadikan acuan untuk menjadikan
Launcher yang lebih baik lagi.
4. Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan personal merupakan alat yang paling efektif pada
tahapan lanjut konsumen dalam proses pembelian, karena penjualan
personal dapat diartikan sebagai penjualan tatap muka secara langsung
antara pejual dan pembeli, dalam hal ini penjual berupaya untuk
membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang
ditawarkan (Morissan, 2010:34)
Dalam penjualan personal yang dilakukan oleh Launcher adalah
dengan cara menjelaskan langsung mengenai spesifikasi-spesifikasi
usahanya kepada pelanggan yang datang langsung ke studio, dan
melakukan penjelasan langsung dan lebih detil ketika adanya kerjasama
dengan klien.
81
,
Launcher melakukan kegiatan pemasaran secara personal pada
saat adanya pelanggan yang datang untuk meminta penjelasan mengenai
jasanya, dan melakukan penjelasan secara mendalam kepada klien yang
menawarkan kerjasama.
Gambar. 4.7
Muhammad Isa selaku owner Launcher sedang melakukan penyerahan
Memorandum of Understanding kepada klien
(Sumber : Dokumentasi Launcher)
Adanya personal selling yang dilakukan oleh Launcher, dapat
membantu proses kesadaran akan keberadaan Launcher sendiri, dengan
adanya proses tersebut konsumen akan lebih menyadari karena
konsumen akan lebih mengingat Launcher di dalam benaknya.
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Pemasaran langsung adalah pendekatan pemasaran yang bersifat
bebas dalam menggunakan saluran distribusi dan atau komunikasi
82
,
pemasaran, yang memungkinkan perusahaan memiliki strategi tersendiri
dalam berhubungan dengan konsumen. Tidak ada perantara dalam
pemasaran langsung seperti ketika perusahaan memasarkan produknya
melalui distributor, pengecer atau pedagang grosir. Maka “langsung” di
sini berarti dilakukan secara langsung antara perusahaan dan konsumen
(Agus Hermawan, 2012:183)
Kemajuan teknologi telah memperkaya media komunikasi,
sehingga tak lagi bergantuung pada media konvensional seperti, Koran,
radio, telepon, televise namun kita juga bisa memakai media baru seperti
computer, telepon seluler, internet dan lain-lain.
Sepertihalnya Launcher yang juga memanfaatkan teknologi
tersebut yang memang sedang banyak diminati oleh konsumen yang
memiliki aplikasi jejaring sosial tersebut, sehingga akan mempermudah
Launcher dalam menyampaikan pesan kepada konsumen lantaran biaya
komunikasi yang tidak mahal, teknologi tersebut dapat memberi peluang
bagi perusahaan untuk mengganti komunikasi massa dengan komunikasi
yang lebih tepat sasaran dengan cara menghubungi langsung kepada
konsumen yang akan dituju.
Launcher selalu meminta umpan balik kepada pelanggan yang
telah menggunakan jasanya dengan cara menanyakan seberapa puas
mereka terhadap hasil dan pelayanan yang telah Launcher berikan,
sehingga dengan adanya umpan balik tersebut pihak Launcher dapat
83
,
mengetahui seberapa tingkat kepuasan pelanggan terhadap jasanya
tersebut dan dapat dijadikan bahan evaluasi perusahaan.
Dalam proses pemasaran, perusahaan harus memiliki strategi yang
benar-benar matang dan berbeda dari kompetitor lain, sehingga dapat
menarik minat konsumen untuk menggunakan jasa yang perusahaan
tawarkan. Dalam melakukan kegiatan pemasarannya melalui pemasaran
secara langsung, Launcher memiliki kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman dalam proses pemasarannya.
Pentingnya umpan balik dari setiap konsumen yang telah
melakukan pembelian, karena dengan adanya umpan balik dapat
mempermudah evaluasi kinerja dan kualitas dari Launcher itu sendiri
untuk kedepannya.
6. Penjualan Melalui Internet (Internet Marketing)
Internet telah menjadi “wabah” global manusia modern untuk
saling bertukar informasi, menjadi sumber informasi dan juga menjadi
sarana untuk membujuk calon konsumen. Pemasaran melalui internet
menuntut adanya penguasaan aspek kreatif dan aspek teknis internet secara
bersama-sama, mencakup desain, pengembangan, periklanan, dan
penjualan. Komunikasi pemasaran dengan memanfaatkan internet dengan
demikian telah memasuki ruang tanpa batas dan dalam waktu seketika
(Agus Hermawan, 2012:205).
84
,
Dalam melakukan pemasaran jasanya melalui internet, Launcher
menggunakan media Website, Instagram, Twitter, Youtube, Facebook, dan
Google. Di dalam media tersebut Launcher menyajikan banyak informasi
mengenai jasanya mulai dari latar belakang perusahaan, menyediakan
berbagai jenis fotografi, contact person, seputaar kegiatan, dan
dokumentasi sertahasil karya yang telah dibuat, sehingga khalayak dapat
dengan mudah mendapatkan informasi mengenai Launcher.
Gambar. 4.8
Internet Marketing Launcher
(Sumber : Web, Google+, dan twitter Launcher)
Dalam melakukan pemasaran melalui internet, Launcher memiliki
tujuan yang hendak dicapai.
Berkembangnya internet sekarang ini sangat memudahkan bagi
masyarakat, terutama bagi para perusahaan yang hendak
mempromosikan usahanya, seperti hasil wawancara diatas, Launcher
85
,
memanfaatkan internet untuk mempromosikan usahanya agar dikenal
khalayaksehingga tujuan yang di miliki dapat tercapai.
Dengan membagikan konten yang menarik dalam media sosialnya,
Launcher terus meningkatkan kreativitasnya demi mendapatkan
perhatian lebih dari khalayak, karena kualitas perusahaan dapat dilihat
dari seberapa baiknya isi dari konten yang dibagikan tersebut dan
kualitas tersebut dapat menutupi kelemahannya agar mampu bersaing
dengan kompetitor lain.
4.3 Pembahasan
Pada penelitian ini, penulis melakukan kegiatan penilitian langsung
kelapangan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Fokus penelitian ini
adalah membahas tentang strategi dalam menentukan analisis SWOT, segmentasi,
targeting dan positioning, serta strategi IMC yang dilakukan oleh Launcher untuk
mempromosikan jasanya menggunakan 6 saluran yaitu, Advertising, sales
promotion, public relations, personal selling, direct marketing, dan internet
marketing.
Kondisi persaingan bisnis fotografi mengalami perkembangan yang sangat
pesat seiring dengan perkembangan dunia digital. Ditambah dengan pertumbuhan
bisnis baru, baik dalam bidang industri, perdagangan, maupun jasa yang sangat
mungkin membutuhkan jasa fotografi. Paling tidak fotografi dibutuhkan dalam
bidang pemsaran untuk memotret produkmaupun foto-foto untuk keperluan
company profile.
86
,
Satu dekade belakangan ini, perkembangan jasa di Indonesia terus
mengalami peningkatan. Bahkan, peningkatan yang terjadi cukup signifikan.
Dikutip dari hasil pendaftaran (Listing) usaha/perusahaan sensus ekonomi oleh
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten pada tahun 2016, mencatat bahwa di
Banten terdapat 972,8 juta usaha/perusahaan non pertanian, di Kota Serang sendiri
jumlah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yaitu sebanyak 784, dan
pada usaha jasa lainnya sebanyak 3.105 jasa.
Khususnya di Kota Serang, munculnya usaha jasa fotografi baru baik itu
perusahaan maupun perorangan membuat para pelaku jasa fotografi harus
memikirkan strategi yang tepat untuk menarik perhatian calon pelanggan dan
tentunya membuat persaingan yang ada semakin kompetitif.
Sebelum melanjutkan proses penyusunan strategi perusahaan yang akan
diterapkan, Launcher sudah terlebih dahulu melakukan riset-riset yang ada di
lapangan untuk kelancaran usahanya dengan menggunakan teknik analisis situasi,
yaitu dengan menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal
perusahaan. Analisis lingkungan internal dilihat dari faktor kekuatan (strengths)
dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki oleh perusahaan.
Sehingga dapat diketahui bahwa kekuatan (strengths) yang dimiliki oleh
Launcher yaitu bekerja sama dengan seluruh Tim yang terlibat dalam organisasi
dalam proses menentukan strategi promosi yang hendak digunakan dan
bekerjasama dengan pemerintah Kota, serta adanya diferensiasi jasa dan produk
perusahaan agar lebih menarik terhadap suatu pasar sasaran yang dituju. Karena
87
,
kekuatan merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau
tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat perusahaan relative lebih unggul
dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang
dilayaninya (Perace & Robinson, 2008 : 201)
Kelemahan (weaknesses) dari Launcher sendiri yaitu kurangnya komitmen
karyawan yang mengajukan pengunduran diri, menimbulkan goyahnya struktur
organisasi perusahaan dan menghambat proses kerja. Seperti yan dijelaskan dalam
(Pearce & Robinson, 2008 : 202) bahwa, kelemahan merupakan keterbatasan atau
kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan
relative terhadap pesaingnya.
Setalah menganalisis lingkungan internal perusahaan, Launcher juga
menganalisis faktor eksternal perusahaan, dilihat dari peluang (opportunities) dan
ancaman (threats) yang ada. Sehingga dapat diketahui bahwa peluang
(Opportunities) yang muncul adalah dengan adanya permintaan konsumen yang
beragam sehingga dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk dijadikan
peluang bisnis yang baru. Karena peluang merupakan situasi utama yang
menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Tren utama merupakan salah
satu peluang (Pierce & Robinson, 2008 : 201).
Ancaman (Threats) yang jelas terjadinya pada keadaan pasar saat ini
membuat pihak Launcher tidak boleh lengah, karena ancaman yang timbul pada
saat ini yaitu adanya competitor jasa fotografi lain baik itu perusahaan maupun
perorangan yang menimbulkan persaingan semakin kompetitif. Dalam bukunya
88
,
(Pearce & Robinson, 2008:201) menyatakan bahwa, masuknya pesaing baru,
pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan tawar-menawar dari
pembeli atau pemasok utama, perubahan teknologi, dan direvisinya atau
pembaruan peraturan dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan suatu
perusahaan. Karena ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan
dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan.
Setelah dilakukannya analisis situasi dari dalam lingkungan internal
maupun eksternal perusahaan, kemudian Launcher menentukan siapa saja sasaran
dari jasanya tersebut dengan membaginya kedalam segmentasi dan target pasar,
serta menentukan positioning perusahaan agar promosi yang dilakukannya tepat
sasaran dan jasanya dapat diterima dengan baik oleh calon pelanggan
Karena penentuan pasar sasaran merupakan salah satu aspek penting
dalam menyusun rancangan jasa adalam menentukan sasaran yang ingin dilayani.
Dengan ditetapkannya pasar sasaran, maka perusahaan dapat lebih mudah
menyeimbangkan keterampilan kapasitasnya dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggannya (Nasution, 2004 : 23). Dari hasil tersebut segmentasi dan target
market Launcher adalah diperuntukan bukan hanya masyarakat saja melainkan
pemerintah kota dan instansi pendidikan yang ada di Provinsi banten. Sedangkan
untuk positioning yang dilakukan Launcher adalah dengan bertujuan untuk
memperkenalkan kembali budaya khas dari Provinsi Banten.
Di buat nya strategi IMC yang dilakukan Launcher ini bertujuan untuk
menghadapi persaingan jasa fotografi yang semakin kompetitif khususnya di Kota
89
,
Serang, untuk memudahkan konsumen dalam mencari tahu tentang perusahaan,
serta untuk meningkatkan kualitas perusahaan dalam aspek mempromosikan jasa
dan produknya dalam menarik minat beli konsumen.
Setelah melakukan perencanaan strategi, kemudian Launcher melakukan
pengembangan promosi pemasarannya menggunakan komunikasi pemasaran
terpadu dengan enam alat promosi yaitu Advertising(periklanan), SalesPromotion
(promosi penjualan), Public Relations (hubungan masyarakat), Personal Selling
(Penjualan personal), Direct Marketing (Pemasaran langsung), dan Internet
Marketing (Pemasaran melalui internet).
1. Advertising (Periklanan)
Dalam pelaksanaan strategi dengan menggunakan iklan, Launcher
mengiklankan jasanya melalui siaran radio tetapi tidak terfokus untuk
melakukan periklanan ulang karena dirasa kurang efektif dalam
menarik minat konsumennya.
2. Sales Promotion (Promosi penjualan)
Dalam pelaksanaan strategi dengan menggunakan teknik promosi
pada penjualannya, Launcher melakukan promosi penjualan, yaitu
dengan memberikan potongan harga, mengadakan kontes dan
mengadakan undian.Promosinya tersebut di sebarkan melalui media
sosial miliknya.
3. Public Relations (Hubungan masyarakat)
90
,
Kegiatan promosi melalui program Humas yang dilakukan Launcher,
dengan cara bekerjasama dengan berbagai instansi-instansi pendidikan
di Kota Serang dalam proses pembuatan buku tahunan maupun
kegiatan sekolah. Selain itu, Launcher juga melakukan kerjasama
dengan pemerintah Kota untuk menjadi media partner dalam event-
event yang dibuat.
4. Personal Selling (Penjualan personal)
Dalam penjualan personal yang dilakukan oleh Launcher adalah
dengan cara menjelaskan langsung mengenai spesifikasi-spesifikasi
usahanya kepada pelanggan yang datang langsung ke studio, dan
melakukan penjelasan langsung yang lebih detil ketika adanya
kerjasama dengan klien.
5. Direct Marketing (Pemasaran langsung)
Dalam proses pemasaran yang dilakukan Launcher melalui pemasaran
langsung, Launcher mengharapkan adanya umpan balik dari pelanggan
yang telah menggunakan jasanya untuk dijadikan bahan evaluasi.
6. Internet Marketing (Pemasaran melalui internet)
Dalam melakukan pemasaran jasanya melalui internet, Launcher
menggunakan media Website, Instagram, Twitter, Youtube, Facebook,
dan Google. Di dalam media tersebut Launcher menyajikan banyak
informasi mengenai jasanya mulai dari latar belakang perusahaan,
menyediakan berbagai jenis fotografi, contact person, seputar
91
,
kegiatan, dan dokumentasi sertahasil karya yang telah dibuat,
sehingga khalayak dapat dengan mudah mendapatkan informasi
mengenai Launcher.
98
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat
menyimpulkan mengenai kondisi persaingan jasa foto dan videografi di Kota
Serang khususnya pada saat ini, bagaimana strategi, perencanaan promosi dan
tujuan yang dilakukan oleh Launcher, dan bagaimana implementasi IMC yang
sudah di terapkan.
1. Kondisi Persaingan Jasa Fotografi
Dari data yang di dapatkan dilapangan, peneliti melihat bahwa persaingan
jasa fotografi semakin kompetitif karena banyaknya kompetitor jasa
fotgrafi, dilihat dari perkembangan teknologi yang semakin canggih setiap
perusahaan kini menggunakan pemasarannya dengan digital marketing
sepertimemasarkan usahanya melalui media sosial, sehingga memudahkan
pelaku bisnis mengembangkan usahanya agar bisa bersaing.
2. Perencanaan dan Tujuan Strategi IMC Launcher
Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Launcher dalam
mempromosikan jasanya adalah, mereka gencar melakukan promosi
melalui media sosial instagram, twitter dan youtube, kemudian Launcher
99
juga selalu bekerjasama dengan inatansi pendidikan dan pemerintahan di
Kota Serang dalam event yang diselenggarakan. Dalam temuan
dilapangan, sebelum melakukan strategi pemasaran Launcher melakukan
evaluasi keseluruhan usahanya yang dikemas dalam analisis SWOT.
Strenghts (Kekuatan) yang dimiliki oleh Launcher adalah Adanya kerja
sama dengan seluruh Tim yang terlibat dalam organisasi, dengan memiliki
ciri khas perusahaan maka akan lebih mudah membranding perusahaan di
benak konsumen, adanya kerjasama dan berkoordinasi dengan pemerintah
Kota. Weaknesses (Kelemahan) yang dimiliki Launcher adalah Kurangnya
komitmen karyawan. Opportunities (Peluang), adanya permintaan
konsumen yang semakin beragam. Threats (Ancaman) yang dihadapi
Launcher yaitu adanya kompetitor lain yang menimbulkan persaingan
semakin kompetitif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa segmentasi dan target market Launcher
adalah diperuntukan bagi seluruh kalangan masyarakat. Sedangkan untuk
positioning yang dilakukan Launcher adalah dengan bertujuan untuk
memperkenalkan kembali budaya khas dari Provinsi Banten. Sedangkan
tujuan Strategi IMC Launcher adalah untuk menghadapi persaingan jasa
fotografi yang semakin kompetitif khususnya di Kota Serang, untuk
meningkatkan kualitas perusahaan dalam aspek mempromosikan jasa dan
produknya. Dan untuk memudahkan konsumen dalam mencari tahu
tentang perusahaan.
100
3. Implementasi Strategi IMC Launcher
1. Advertising (Periklanan)
Dalam pelaksanaan strategi dengan menggunakan iklan, Launcher
mengiklankan jasanya melalui siaran radio tetapi tidak terfokus untuk
melakukan periklanan ulang karena dirasa kurang efektif dalam
menarik minat konsumennya.
2. Sales Promotion (Promosi penjualan)
Dalam pelaksanaan strategi dengan menggunakan teknik promosi
pada penjualannya, Launcher melakukan promosi penjualan, yaitu
dengan memberikan potongan harga, mengadakan kontes dan
mengadakan undian. Promosinya tersebut di sebarkan melalui media
sosial miliknya.
3. Public Relations (Hubungan masyarakat)
Kegiatan promosi melalui program Humas yang dilakukan Launcher,
dengan cara bekerjasama dengan berbagai instansi-instansi pendidikan
di Kota Serang dalam proses pembuatan buku tahunan maupun
kegiatan sekolah. Selain itu, Launcher juga melakukan kerjasama
dengan pemerintah Kota untuk menjadi media partner dalam event-
event yang dibuat.
4. Personal Selling (Penjualan perorangan)
101
Dalam penjualan personal yang dilakukan oleh Launcher adalah
dengan cara menjelaskan langsung mengenai spesifikasi-spesifikasi
usahanya kepada pelanggan yang datang langsung ke studio, dan
melakukan penjelasan langsung yang lebih detil ketika adanya
kerjasama dengan klien.
5. Direct Marketing (Pemasaran langsung)
Dalam proses pemasaran yang dilakukan Launcher melalui pemasaran
langsung, Launcher menggunakan media BlackBerry Messangger dan
Whatsapp.
6. Internet Marketing (Pemasaran melalui internet)
Dalam melakukan pemasaran jasanya melalui internet, Launcher
menggunakan media Website, Instagram, Twitter, Youtube, Facebook,
dan Google. Di dalam media tersebut Launcher menyajikan banyak
informasi mengenai jasanya mulai dari latar belakang perusahaan,
menyediakan berbagai jenis fotografi, contact person, seputar
kegiatan, dan dokumentasi sertahasil karya yang telah dibuat.
Dari pemasaran yang dilakukan Launcher, dapat ditarik kesimpulan bahwa
alat promosi terkuat yang di gunakan Launcher adalah dengan menggunakan
media Humas dan promosi penjualan. Karena dari data yang peneliti temukan
bahwa Launcher sudah dikenal di kalangan Pemerintah Kota dan Instansi
pendidikan di Kota Serang karena banyak menjalin kerjasama dalam setiap event
yang di adakan oleh Pemerintah Kota maupun Inatansi pendidikan. Jika dilihat
102
dari promosi penjualan, Launcher banyak memberikan inovasi dalam setiap
mempromosikan jasanya.
5.2 Saran
Dalam proses penelitian di Launcher, penulis melihat masih adanya
kekurangan dalam proses kegiatan pelaksanaan strategi yang digunakannya untuk
mempromosikan jasanya. Maka dari itu, penulis mencoba memberi saran kepada
pihak Launcher sebagai berikut :
1. Diharapkan kedepannya Launcher dapat mempertahankan kerjasamanya
dengan pemerintah kota, karena dengan adanya kerjasama tersebut dapat
membantu proses promosi dan memperkenalkan Launcher kepada
masyarakat luas, serta dapat menguatkan citra perusahaan dimata calon
pelanggan.
2. Launcher diharapkan untuk lebih meningkatkan promosi melalui internet,
seperti menambah informasi-informasi penting yang berkaitan dengan
jasanya di website dan media sosial lainnya, sehingga dapat memudahkan
para konsumen untuk menambah informasi mengenai Launcher. Selain itu
dengan memasarkan jasanya melalui internet sangat mudah dilakukan dan
memiliki banyak keuntungan, karena pengguna internet bukan hanya
masyarakat Kota Serang saja. Sehingga dapat lebih memperkenalkan
perusahaan kepada masyarakat luas.
3. Launcher diharapkan untuk menambahkan varian fotografi baru yang
benar-benar berbeda dari competitor lain sehingga dapat dijadikan ciri
103
khas perusahan dan dapat dijadikan “produk andalan” dalam menghadapi
persaingan.
4. Diharapkan untuk kedepannya Launcher lebih memperkuat
positioningnya. Karena positioning sangat penting untuk di terapkan
kepada masyarakat, dengan adanya positioning yang kuat maka
perusahaan dapat lebih diingat dalam benak konsumen.
5. Untuk kedepannya Launcher diharapkan untuk menambah konsep yang di
terapkan dalam studio fotonya, karena seperti yang telah peneliti lihat
penerapan konsep untuk studio foto masih terlihat monoton dan kurang
inovatif.
6. Diharapkan untuk kedepannya pihak Launcher meyimpan papan
perusahaan tepat di depan jalan, agar konsumen yang akan ke studio tidak
perlu bingung mencari lokasi studio.
104
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, C. A. 2000. Pokoknya Kualitatif : Dasar-dasar merancang dan
melakukan penelitian kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
A.M, Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta :
Penerbit Kencana
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations.
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Arief. 2007. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan (Bagaimana Mengelola
Kualitas Pelayanan agar Memuaskan Pelanggan). Malang : Bayumedia
Publishing.
Branan, Tom. 2004. Integrated Marketing Communications Memadukan Upaya
Public Relations, Iklan, dan Promosi Untuk Membangun Identitas Merk,
seri pemasaran. Jakarta : PPm.
Bulaeng, A.R. 2002. Komunuikasi Pemasaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
David, Fred R., 2006. Manajemen Strategis. Edisis sepuluh, Jakarta : Salemba
Empat
Djaman Satori dan Aan Komariah. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Effendy, Onong U. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja
Pustakarya.
Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Jogianto, 2005, Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif.
Yogyakarta : Andi Offset
Kotler, Philip & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
105
Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta : Cakra
Ilmu.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran: Strategi & Taktik. Bogor :
Ghalia Indonesia.
Rangkuti, Freddy. 2014.Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta
: PT Gramedia Pustaka Utama.
Shimp, Terrence A. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu Edisi ke-5 jilid 1, alih bahasa Revyani Sahrial,
Dyah Anikasari. Jakarta : Erlangga.
Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Strategijik. Jakarta : Bumi Aksara.
Soemanagara. Rd. 2012. Strategic Marketing Communication Konsep Strategis
dan Terapan. Bandung : Alfabeta.
Sugiono. 2009. Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Sulaksana, Uyung. 2003. Integrated Marketing Communication Teks dan Kasus,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wenats, AG Eka, Kurniawaty yusuf dkk. 2012. Integrated Marketing
Communication Komunikasi Pemasaran Di Indonesia. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sumber Lain
http://repository.fisip-
untirta.ac.id/827/1/STRATEGI%20KOMUNIKASI%20BISNIS%20UNTUK%20
MENCAPAI%20TUJUAN%20PEMASARAN%20-%20Copy.pdf
106
Syaikhon, Ahmad. 2012. Perkembangan Industri Fotografi di Indonesia.
http://www.neraca.co.id/article/21631/perkembangan-industri-fotografi-di-
Indonesia
http://launcherid.blogspot.co.id/2015/07/bendahara.html
http://banten.bps.go.id/
LAMPIRAN
108
Pedoman Wawancara
Advertising
1. Media apa yang digunakan Launcher dalam beriklan?
2. Apa tujuan dari periklanan yang anda lakukan?
3. Apa kekuatan dan kelemahan dari iklan yang di lakukan?
4. Bagaimana cara anda menganalisis peluang dan ancaman dari
periklanan yang dilakukan?
Promotion
1. Bagaimana bentuk promosi yang dilakukan Launcher untuk menarik
konsumen?
2. Apasaja kegiatan promosi yang dilakukan Launcher?
3. Siapa saja sasarannya?
4. Apa kekuatan dan kelemahan dari promosi yang dilakukan?
5. Apa peluang dan ancaman yang ada dari promosi yang dilakukan?
Public relations
1. Bentuk kegiatan humas apa yang dilakukan?
2. Bagaimana cara Humas melakukan publisitas dalam melakukan
kegiatan Launcher?
3. Bagaimana citra jasa maupun produk dari Launcher dimata konsumen?
4. Apa kekuatan dan kelemahan dari promosi melalui kegiatan Humas?
109
5. Bagaimanan peluang dan ancaman yang timbul dari kegiatan Humas
yang dilakukan?
Personal selling
1. Apakah anda melakukan kegiatan penjualan personal untuk
memperkenalkan jasa anda?
2. Tipe penjualan personal seperti apa yang di lakukan?
3. Apakah kegiatan personal selling efektif untuk dilakukan?
4. Apa kekuatan dan kelemahan yang ada dari kegiatan penjualan
personal yang dilakukan?
5. Apa peluang dan ancaman yang ada dalam melakukan penjualan
personal?
Direct marketing
1. Apakah kegiatan pemasaran langsung cukup efektif untuk dilakukan?
2. Media apa yang digunakan untuk melakukan pemasaran langsung?
3. Apa bentuk pemasaran langsung yang digunakan?
4. Apa kekuatan dan kelemahan dari pemasaran langsung tersebut?
5. Apa peluang dan ancaman yang timbul dari pemaaran langsung yang
dilakukan?
Internet marketing
1. Apakah kegiatan pemasaran melalui internet efektif untuk dilakukan?
2. Melalui media apa Launcher melakukan pemasaran melalui internet?
110
3. Apakah tujuan Launcher melakukan pemasaran melalui internet?
4. Apa kekuatan dan kelemahan dari pemasaran melalui internet yang
Launcher lakukan?
5. Apakah peluang dan ancaman yang timbul dari pemasaran melalui
internet tersebut?
111
DOKUMENTASI
Advertising
Sales Promotion
112
113
Public Relations
114
Personal Selling
115
Direct Marketing
116
Internet Marketing
117
118
Hasil Launcher
119
120
121
Foto Bersama Informan
122
123
Klien
124
125
126