STRATEGI GURU MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN …
Transcript of STRATEGI GURU MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN …
STRATEGI GURU MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
KELAS X DI MA NW BAGIK POLAK LABUAPI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
EVI YULIANTI
NIM.15.1.12.5.083
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2016
i
STRATEGI GURU MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
KELAS X DI MA NW BAGIK POLAK LABUAPI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram
Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
EVI YULIANTI
NIM:15.1.12.5.083
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2016
ii
1
iii
2
iv
4
vi
5
vii
6
viii
7
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang maha pengasih dan penyayang yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, teladan kita dalam menggapai ridha-
Nya.
Skripsi yang berjudul “Strategi Guru Memotivasi Siswa Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Pada Pembelajaran Biologi Kelas X Di MA NW
Bagik Polak Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017” ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. Dalam
penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran
dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Drs.H.Lalu Mukhtar, M.Pd, selaku pembimbing I dan Ibu Ati
Sukmawati M.Pd, selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Ibu Dwi Wahyudiati, M.Pd, selaku ketua jurusan IPA Biologi sekaligus dosen
wali dan Bapak Alwan Mahsul, M.Pd, selaku sekretaris jurusan yang telah
banyak memberikan kami masukan dan motivasi kepada penulis.
3. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Mataram yang telah banyak memberikan
bimbingan selama penulis melaksanakan studi di IAIN Mataram.
4. Dra.Hj.Nurul Yakin,M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Mataram serta seluruh stafnya yang telah memberikan
kemudahan bagi peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dr.H. Mutawalli MA, selaku Rektor IAIN Mataram serta seluruh
stafnya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi penulis
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
baik moral maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya hanya kepada Allah SWT
penulis berserah diri, dan semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.
Ami’n ya rabbal ‘Alami’n.
Penulis,
ix
8
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Konteks Penelitin ............................................................................. 1
B. Rumusan Penelitian ......................................................................... 4
C. Fokus Penelitian .............................................................................. 4
D. Tujuan Dan Manfaat ........................................................................ 5
E. Setting Penelitian ............................................................................. 6
F. Telaah Pustaka ................................................................................. 7
BAB II KERANGKA TEORITIK ................................................................ 8
A. Konsep Strategi Belajar Mengajar ................................................... 8
B. Guru ................................................................................................ 17
C. Pengertian Dan Jenis Motivasi ....................................................... 22
D. Strategi memotivasi siswa dalam pembelajaran .............................. 25
E. Tehnik-Tehnik Motivasi Dalam Pembelajaran....................... ......... 28
F. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Pembelajaran ............................... 32
G. Minat Belajar ................................................................................... 35
H. Pembelajaran IPA Biologi ............................................................... 41
x
9
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 44
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 44
B. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 44
C. Kehadiran Peneliti ........................................................................... 44
D. Sumber dan Jenis Data .................................................................... 45
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 46
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 49
G. Validitas Data .................................................................................. 50
H. Indikator kerja. ................................................................................. 51
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN ............................................... 52
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................... ........................... 52
B. Keadaan Sarana dan Prasarana MA NW Bagik Polak Labuapi... ... 53
C. Strategi Guru Memotivasi Siswa Di MA NW Bagik Polak.... ........ 63
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 67
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 71
A. Kesimpulan ...................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
10
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Sarana dan Prasarana ................................................................. 54
Tabel 4.2 Data pendidik dan tenaga kependidikan.................. ........................... 55
Tabel 4.3 Data tenaga guru dan karyawan madrasah. ........................................ 55
Tabel 4.4 Data Siswa dalam kurun waktu 4 tahun terakhir Tahun 2012-2017 .. 58
xii
11
STRATEGI GURU MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
KELAS X DI MA NW BAGIK POLAK LABUAPI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Abstrak
Evi Yulianti
NIM.15.1.12.5.083
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru memotivasi siswa
untuk meningkatkan minat belajar pada pembelajaran biologi di MA NW Bagik
Polak Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017. Peneliti menggunakan penelitian
kualitatif, karena data dan informasi yang peneliti kumpulkan lebih banyak besifat
keterangan-keterangan atau penjelasan yang bukan berbentuk angka. Teknik
penelitian ini dilakukan dengan metode interviewdan observasi.Analisisdata yang
peneliti gunakan yakni analisis induktif-kualitatif, analisis induktif merupakan
analisis yang berangkat dari kata-kata khusus selanjutnya ditarik sebuah
kesimpulan dari hasil wawancara maupun dokumentasi. Hasil penelitian : 1)
Menunjukkan sikap terbuka terhadap siswa dalam pembelajaran,2)
membangkitkan minat dan membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri
dalam kegiatan pembelajaran, 3) memberikan kepada siswa yang beprestasi
reward/penghargaan, 4) menggunakan metode yang bervariasi, dan5) menciptakan
interaksi antar siswa dan antara guru dengan siswa.
Kata kunci: Strategi guru memotivasi siswa, untuk meningkatkan minat belajar
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Dalam rangka membina, membimbing dan memberikan motivasi
kearah yang dicita-citakan, maka hubungan guru dan siswa harus bersifat
edukatif. Interaksi edukatif ini adalah sebagai suatu proses hubungan timbal
balik yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk mendewasakan anak didik
agar nantinya dapat berdiri sendiri dan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Hal ini bukan suatu hal yang mudah, tetapi memerlukan usaha
yang serius. Oleh karena itu, guru yang baik akan selalu berusaha untuk
menerapkan berbagai strategi agar siswa benar-benar terlibat secara aktif baik
fisik, mental, intelektual maupun emosional karena dalam proses belajar
mengajar seharusnya siswalah yang banyak berperan aktif, namun kenyataan
di sekolah-sekolah seringkali guru yang aktif sedangkan siswa tidak diberi
kesempatan untuk aktif1.
Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan faktor yang
sangat penting. Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada
keinginan atau dorongan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar
inilah yang disebut motivasi2.
Dalam hal ini Sadirman3. Menyatakan bahwa motivasi meliputi dua
hal yaitu (1) mengetahui apa yang dipelajari dan (2) memahami mengapa hal
1Mulyasa,Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan (Jakarta:Graha,2007),h.41-42. 2Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar (Jakarta:PT.Grafindo Persada,2002),h.69.
3Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar (Jakarta:PT.Grafindo Persada,2010),h.37.
1
2
tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada kedua unsur motivasi inilah
sebagai permulaan yang baik untuk belajar. Untuk membangkitkan motivasi
siswa dalam pengajaran, guru memiliki peran yang sangat penting. Dalam hal
ini, ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan seperti
memberikan hadiah, memberi nilai dan memberikan hukuman (sanksi) yang
bersifat mendidik. Dengan demkian maka keberhasilan siswa dalam mengikuti
proses pengajaran sangat tergantung pada cara yang ditempuh oleh guru untuk
memotivasi siswa dalam pengajaran, khususnya dalam pengajaran biologi.
Penelitian telah membuktikan bahwa minat atau rasa tertarik, keuletan
atau kegigihan, dan intensitas sangat berpengaruh dalam meningkatkan
keberhasilan belajar, dan hal ini telah diterapkan oleh orang dewasa maupun
anak4. Minat merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut
serta dalam kegiatan belajar. Makin besar minatnya, makin besar semangat
dan makin besar hasil kerjanya. Minat yang bersifat sementara akan
mempertahankan perhatian dan mendorong keaktifan orang dewasa lebih
banyak. Minat yang permanen merupakan hasil yang paling bernilai dalam
semua pendidikan5.
Keuletan dan intensitas dari suatu pengalaman mempunyai pengaruh
yang bebas pada ingatan. Seseorang secara otomatis akan selalu ingat
peristiwa kemenangan dalam meraih penghargaan atau peristiwa tercapainya
sesuatu yang diharapkan. Minat memberikan perhatian yang tinggi dan besar
4Ibid,h.17-25.
5Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa(Jakarta:Bumi Aksara,2007),h.25.
3
terhadap apa yang dikerjakan. Dengan demikian minat hanya memerlukan
sedikit usaha yang dilakukan secara sadar dalam menjalani proses belajar6.
Tidak dapat disangkal bahwa dalam minat belajar seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajarinya tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya
tarik baginya. Dengan demikian apapun yang mempengaruhi belajar maka
itupun yang mempengaruhi minat belajar dari seseorang.
Belajar biologi di MA NW Bagik Polak masih bersifat hafalan dan
kurang mengembangkan proses berfikir, terlebih dalam penerapan dalam
lingkungan. Umumnya siswa tidak merasakan keterlibatan penalaran dalam
mempelajarinya, siswa juga jarang mendapatkan contoh atau model
mempelajari biologi secara benar sebagai sains eksperimental atau ilmu yang
berlandaskan eksperimen dikarenakan tidak adanya laboratorium disekolah.
Di MA NW Bagik Polak Labuapi kebanyakan guru memaparkan materi
dengan mencatat di papan tulis, menerangkan, diskusi dan menyuruh siswa
mencatat dan membaca kemudian pertemuan selanjutnya baru dijelaskan,
sehingga hasil belajar yang diterima siswa itupun kurang.
Disamping itu juga, guru mata pelajaran tersebut kurang memberikan
motivasi kepada peserta didiknya sehingga siswa tersebut kurang berminat
dalam mata pelajaran yang diajarkan, sering kali siswa itu menganggap bahwa
mata pelajaran yang diajarkan tersebut tidak bermanfaat.
6Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa(Bumi Aksara : Jakarta,2007),h.17.
4
Berdasarkan informasi dan hasil wawancara dengan guru IPA Biologi
ibu Marianan, S.Pd, pada tanggal 22 April 2016. Bahwa sekolah tersebut pada
umumnya kondisi sekolah masih sangat kurang, baik dilihat dari segi suasana
kelas, suasana dilingkungan sekolah, serta kegiatan proses belajar-mengajar
didalam kelas. Dan guru juga masih mengalami kesulitan dalam menjelaskan
atau menyampaikan materi terhadap siswa di karenakan kurangnya media
yang disediakan oleh pihak sekolah dan motivasi yang diberikan oleh guru
mata pelajaran tersebut masih sangat kurang, sehingga siswa kurang merespon
penjelasan dari guru7.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian merasa perlu untuk
melakukan penelitian tentang “ Bagaimana Strategi Guru Memotivasi Siswa
Untuk Meningkatkan Minat Belajar Pada Pembelajaran Biologi di MA NW
Bagik Polak Tahun Pelajaran 2016/2017’’.
B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan penelitian
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi guru memotivasi siswa untuk meningkatkan minat
belajar pada pembelajaran biologi di MA NW Bagik Polak Labuapi Tahun
Pelajaran 2016/2017?
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan penelitian yang menjadi fokus penelitian
dalam penelitian ini adalah :
7Wawancara, Ibu Marianan, S.Pd, MA NW Bagik Polak Labuapi,22 januari 2016.
5
1. Strategi seorang guru memotivasi siswa dengan memberi angka atau nilai,
kasih pujian, memberi hukuman ke arah yang baik,dan memberi perhatian.
Dengan adanya motivasi, kemungkinan minat belajar siswa akan
meningkat. Jadi peran seorang guru dalam memberikan motivasi kepada
siswa sangat penting, strategi dan upaya guru untuk mendorong,
membangkitkan, merangsang atau menggerakkan siswanya untuk belajar
atau melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
D. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi guru memotivasi siswa
untuk meningkatkan minat belajar pada pembelajaran biologi di MA NW
Bagik Polak Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan praktis
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu
pengetahuan tentang strategi guru khususnya strategi guru biologi
dalam memotivasi dan meningkatkan minat belajar siswa dalam
meningkatkan prestasi belajar. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat menjadi pendorong bagi peneliti lain untuk memperluas ruang
6
lingkup penelitian yang belum dikaji dalam penelitian ini sehingga
berguna bagi dunia pendidikan.
b. Manfaat praktis
1) Bagi siswa
Dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa untuk
belajar sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.
2) Bagi guru
Dapat memberi wawasan baru bagi guru sebagai alternatif
Pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar dalam bidang IPA
Biologi.
3) Bagi sekolah
Sebagai upaya pemberdayaan guru menuju propesionalisme.
4) Bagi peneliti
Dapat memberikan motivasi dan meningkatkan minat belajar
kepada peneliti sendiri dan peneliti selanjutnya untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut terhadap hal-hal yang belum terjangkau
dalam penelitian ini.
E. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan disekolah MA NW Bagik Polak Kec.
Labuapi Kab. Lombok Barat. Dalam penelitian ini peneliti, meneliti satu kelas
pada kelas X mata pelajaran biologi dengan jumlah siswa 30 orang. Peneliti
telah melakukaan penelitian pada tanggal 18 Oktober sampai dengan 18
November selama satu bulan.
7
F. Telaah Pustaka
1. Skripsi Yuli Haryati dngan judul “ Korelasi antara Teknik Bimbingan
Kelompok Dengan Motivasi Belajar Biologi Siswa kelasII SMU AL-
Ma’rif Mataram Tahun Pelajaran 2001/2002’’. Menekankan pada
bagaimana korelasi yang tercipta antara teknik bimbingan kelompok
dengan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi pada kelas II
SMU AL-Ma’rif Mataram tahun pelajaran 2001/2002.
2. Jurnal tentang “ Meningkatkan Minat Belajar IPA Biologi Siswa
Menengah Atas Pertama oleh Kusmiyati Unram Mataram’’. Menekankan
pada minat belajar siswa supaya dapat meningkatkan nilai prestasi belajar
siswa pada siswa menengah atas.
8
BAB II
KERANGKA TEORITIK
A. Konsep Strategi Belajar Mengajar
1. Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajarmengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi
hal-hal berikut:
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan sebagai pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
8
9
selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok
yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang
diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang
bagaimana diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu.
Di sini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar
mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu,
tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga
mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar
mengajar tidak punya arah dan tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya
perubahan yang diharapkan terjadi pada anak didik pun sukar diketahui,
karena penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar mengajar.
Karena itu, rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar
mutlak dilakukan oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. bagaimana cara guru
memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru
gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya.
Satu masalah yang dipelajari oleh orang dengan pendekatan yang berbeda,
akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Belajar
10
menurut teori asosiasi, tidak sama dengan pengertian belajar menurut teori
problem solving. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan cara
menghapal, akan berbeda hasilnya kalau dipelajari atau dibahas dengan
teknik diskusi. Juga akan lainhasilnya andaikan topik yang sama dibahas
dengan menggunakan kombinasi berbagai teori.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau
teknik penyajian untuk memotivikasi anak didik agar mampu menerapkan
pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir
bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk
mencapai suatu tujuan. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya
jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan
ingin diperoleh, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang
penggunaan berbagai metode atau mengombinasikan beberapa metode
yang relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan
kepada peranan anak didik, sementara teknik penyajian yang lain lebih
terfokuskepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau
mesin komputer misalnya. Ada pula metode yang lebih berhasil bila
dipakai buat anak didik dalam jumlah yang terbatas, atau cocok untuk
mempelajari materi tertentu. Demikian juga bila kegiatan belajar mengajar
berlangsung di dalam kelas, di perpustakaan, di laboratorium, di masjid,
11
atau di kebun, tentu metode yang diperlukan agar tujuan tercapai. Untuk
masing-masing tempat seperti itu tidak sama. Tujuan instruksional yang
ingin dicapai tidak selalu tunggal, bisa jadi terdiri dari beberapa tujuan
atau sasaran. Untuk itu guru membutuhkan variasi dalam penggunaan
teknik penyajian supaya kegiatan belajar mengajar yang berlangsung tidak
membosankan.
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan
sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk
menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah
dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya, setelah
dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar
merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi
dasar yang lain.
Apa yang harus dinilai, dan bagaimana penilaian itu
harusdilakukan termasuk kemampuan yang harus dimiliki oleh guru.
Seseorang anak didik dapat dikategorikan sebagai anak didik yang
berhasil, bisa dilihat dari berbagai segi. Bisa dilihat dari segi kerajinannya
mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari disekolah, hasil
ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan, prestasi olahraga, keterampilan,
dan sebagainya. Atau dapat pula dilihat dari gabungan berbagai aspek.
12
2. Ciri-Ciri Belajar Mengajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak
terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi sebagai berikut:
a. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik
dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud kegiatan
belajar mengajar itu sadar akan tujuan, dengan menenmpatkan
anakdidiksebagai pusat perhatian. Anak didik mempunyai tujuan,
unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung.
b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan.
c. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi
yang khusus.
d. Ditandai dengan aktivitas anak didik.
e. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha
menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi
yang kondusif.
f. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin
dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola
tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang
sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.
Mekanisme konkret dari ketaatan pada ketentuan atau tata tertib itu
akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi, langkah-langkah yang
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan.
13
Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran
disiplin.
g. Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu
ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu
tertentu, kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
h. Evaluasi. Dari seluruh kegiatan di atas, masalah evaluasi bagian
penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengatuhui
tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
3. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai masalah
sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan
diklasifikasikan seperti berikut:
a. Konsep dasar strategi belajar mengajar
1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku.
2) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap
masalah belajar mengajar
3) Memilih prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar, dan
4) Menerapkan norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar
mengajar.
14
b. Sasaran kegiatan belajar mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau
tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat
operasional dan konkret, yakni tujuan instruksional khusus dan tujuan
instruksional umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional sampai kepada
tujuan yang bersifat universal.
Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran
akhirkegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi persepsi mereka
terhadap sasaran antara serta sasaran kegiatan. Sasaran itu harus
diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang
didambahkan. Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal,
manusia yang diidamkan tersebut harus memiliki kualifikasi: a.
pengembangan bakat secara optimal, b.hubungan antar manusia, c.
efisiensi ekonomi, d. tanggung jawab selaku warga negara.
Pandangan hidup para guru maupun anak didik akan turut
mewarnai berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran manusia
idaman. Konsekuensinya akan mempengaruhi juga kebijakan tentang
perencanaan, pengorganisasian, serta penilaian terhadap kegiatan
belajar mengajar.
c. Belajar mengajar sebagai suatu sistem
Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional mengacu
kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem,
15
belajar mengajar meliputi suatu komponen, antara lain tujuan,bahan,
siswa, guru, metode, situasi dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai,
semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar
sesama komponen terjadi kerja sama. Karena itu, guru tidak boleh
hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya
metode, bahan dan evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan
komponen secara keseluruhan.
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan
sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat,
administrator, dan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami
dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti:
1) Kecerdasan dan bakat khusus
2) Prestasi sejak permulaan sekolah
3) Perkembangan jasmani dan kesehatannya
4) Kecenderungan emosi dan karakternya
5) Sikap dan minat belajar
6) Cita-cita
7) Kebiasan belajar dan bekerja
8) Hobi dan penggunaan waktu senggang
9) Hubungan sosial di sekolah dan di rumah
10) Latar belakang keluarga
11) Lingkungan tempat tinggal
12) Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik
16
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui
evaluasi. Selain itu, guru mempunyai keharusan melaporkan
perkembangan hasil belajar para siswa kepada kepala sekolah, orang
tua, dan instansi yang terkait.
d. Hakikat proses belajar mengajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman
dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku,
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan
belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar,
mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses, dan hasil belajar,
kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi,
hakikat belajar adalah perubahan.
e. Entering behavior siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan
perilaku, baik secara material-subtansial, struktural-fungsional,
maupun secara behavior. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa
tingkat prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar merupakan hasil
kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk kepastiannya
seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik
saat mereka mau masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar
mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak
17
didik yang telah dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Itulah yang dimaksudkan dengan entering behavior siswa8.
B. Guru
1. Pengertian Guru
Guru adalah siapa yang memperoleh Surat Keputusan (SK), baik
dari pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan tugasnya, dan karena
itu ia memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di lembaga pendidikan sekolah9. Sedangkan menurut UU RI
No.14 Tahun 2005 (Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen), guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah 10
.
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam
bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang
kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi
meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada
siswa.
8Syaiful Bahri Djamarah, Konsep Strategi Belajar Mengajar (Rineka Cipta: Jakarta,
2014), h.5-11 9Suparlan,Guru Sebagai Profesi (Yogyakarta : Hikayat, 2006),h.11.
10Depdiknas, UU RI No. 14 Tahun 2005 (Jakarta,2006), h.2.
18
2. Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru
dalam melaksanakan profesi keguruannya. Profesional adalah suatu
bidang pekerjaan yang memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara
sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan
umum. Dengan kata lain sebuah profesi memerlukan kemampuan dan
keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Pekerjaan yang
bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu.
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Ada
empat kompetensi guru yang harus dimiliki sebagai agen pembelajaran
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Dalam kompetensi profesional
terdapat bahwa guru harus menguasai materi, sruktur, konsep dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu11
.
11
Trianto,dkk. Tinjauan Yuridis dan Hak SeKewajiban Kependidikan MenurutUU Guru
dan Dosen.(Jakarta: Prestasi Pustaka,2006),h.55.
19
b. Jenis-Jenis Kompetensi Guru
Ada 4 jenis kompetensi guru :
1) Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik. Kompetensi pedagogik ini meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perencangan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa,
berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri
secara mandiri dan berkelanjutan.
3) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat.
4) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pengajaran secara luas dan mendalam.Sebagai seorang guru
empat kompetensi ini harus menjadi modal utama untuk menuju
20
keprofesionalan seorang guru. Jangan sampai seorang guru hanya
menguasai tiga, dua atau bahkan satu kompetensi dari empat
kompetensi dasar yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Karena
kompetensi-kompetensi ini saling berkaitan satu sama lain untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dengan output yang
lebih baik12
.
3. Guru Profesional
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan
tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal. Dengan kata lain guru
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memiliki
pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau
teknik dalam KBM serta landasan-landasan kependidikan seperti
tercantum dalam kompetensi guru dalam uraian selanjutnya. Dalam
melakukan kewenangan profesionalismenya, guru dituntut memiliki
seperangkat kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam. Namun
sebelum sampai pada pembahasan kompetensi ada beberapa syarat profesi
yang harus dipahami terlebih dahulu13
.
12
Arikunto Suharsim, Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi (Rineka cipta:
Jakarta,1990),h.79. 13
Sahartian Piet, Profil Pendidikan Profesional (Andi offset: Yogjakarta,1994),h.80
21
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak
menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat
terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-
hari., apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana
guru meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuannya, memberi
arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru
berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-
temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat
luas.14
Untuk mewujudkan kinerja yang profesional dalam reformasi
pendidikan, secara ideal ada beberapa karakteristik citra guru yang di
harapkan, anatara lain :
a. Guru yang memiliki semangat juang yang tinggi disertai dengan
kualitas keimanan dan ketaqwaan yang mantap.
b. Guru yang mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan
padanan dengan tuntunan lingkungan dan perkembangan iptek.
c. Guru yang memiliki kualitas kompetensi pribadi dan profesional yang
memadai disertai atas kerja yang keras.
d. Guru yang memiliki kualitas kesejahteraan yang memadai.
e. Guru yang mandiri, kreatif, dan berwawasan masa depan.15
14
Soetipto Rarlis Kosasi, Profesi keguruan (Rineka Cipta:Jakarta,2009),h.42. 15
Zainal aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran (Insan cendekia:
Surabaya,2002),h.147.
22
C. Pengertian Dan Jenis-Jenis Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan
dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam
motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan,
menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku individu belajar.
Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorintasi pada tujuan
tersebut merupakan inti dari motivasi16
.
Seorang pendidik harus dapat menimbulkan motivasi anak.
Motivasi ini sebenarnya banyak di pergunakan dalam berbagai bidang dan
situasi, tetapi dalam uraian ini diarahkan kepada bidang kependidikan,
khususnya bidang proses pembelajaran. Menurut S. Nasution motivasi
adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau
melakukan apa yang dapat dilakukannya. Sedangkan menurut Crider
motivasi adalah sebagai abstrak keinginan yang timbul dari seseorang dan
langsung ditunjukkan kepada suatu objek17
.
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai
suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif danreaksi-
reaksi pencapaian tujuan. Karena perilaku manusia itu selalu bertujuan,
16
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015,
h…80-81) 17
H. Ramayulls, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kallam Mulla,
2005),h…113
23
perubahan tenaga yang member kekuatan bagi tingkah laku mencapai
tujuan telah terjadi di dalam diri seseorang18
.
Dalam usaha membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam
hal yang dapat di kerjakan oleh guru yaitu:
a. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.
b. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran.
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik
sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik
dikemudian hari.
d. Membentuk kebiasan belajar yang baik
e. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun
kelompok.
f. Menggunakan metode yang bervariasi19
.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri
seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi
sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu
dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan yang harus
terpuaskan.
18
Abdul Madjid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja rosdakarya, 2013),
h…307 19
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h…148-149
24
2. Jenis-Jenis Motivasi
Dimyati dan Mudjiono menyatakan bahwa motivasi dapat di
bedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Motivasi primer
Adalah motivasi yang di dasarkan pada motif-motif dasar.
Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau
jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga
perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.
b. Motivasi sekunder
Adalah motivasi yang dipelajari. Motivasi sosial atau motivasi
sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia.
Diantaranya yang termasuk motivasi sekunder ialah memperoleh
pengalaman baru, untuk mendapat respons, memperoleh pengakuan
dan memperoloeh rasa aman.20
Sedangkan H. Ramayulls membedakan
jenis-jenis motivasi menjadi dua macam yaitu:
c. Motivasi intrinsik
Adalah suatu cita-cita atau daya yang telah ada dalam diri
individu yang mendorong seseorang untuk berbuat dan melakukan
sesuatu.
20
Dimyati dan Mudjiono, Belajar…,Ibid, h. 86-88
25
Contoh:
Seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang
menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-
buku untuk dibacanya.
d. Motivasi ekstrinsik
Adalah segala sesuatu yang datang dari luar yang menjadi bagi
murid-murid untuk berbuat lebih giat.
Contoh :
Seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian
dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji
oleh pacarnya atau temannya.
Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang di dalammya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasrkan dorongan dari luar21
.
D. Strategi memotivasi siswa dalam pembelajaran
Abdul Madjid menyatakan bahwa berikut ini beberapa ide yang dapat
digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas:
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan halyang sama secara terus-menerus bisa menimbulkan
kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan
cenderung akan mengganggunproses belajar. Variasi akan membuat siswa
21
H. Ramayulls, Metodologi…, Ibid, h.113
26
tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda
dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi didalam kelas.
2. Jadikan siswa peserta aktif
Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa
tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan
motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut
dirasa sanggup dilakukan oleh siswa.
3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat
mereka sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar.
Buatlah tugas yang menentang tetapi realistis. Realistis dalam pengertian
bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam
menyelesaikan tugas sebaik mungkin tetapi tidak terlalu sulit agar jangan
banyak siswa yang gagal.
4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Kelas yang aman tidak mendikte dan cendrung mendukung siswa
untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi
untuk belajar.
5. Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil
Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses
belajar-mengajar jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas.
Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau
perkembangan mereka.
27
6. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan
pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa
mereka sukses dan bagaimana cara mencapainya.
7. Hindari kompetensi antara pribadi
Kompetensi bisa menimbulkan kehawatiran yang bisa berdampak
buruk bagi proses belajar dan sebagian siswa akan cenderung bertindak
curang. Kurangi peluang dan kecenderungan untuk membanding-
bandingkan antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan
diantara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa
saling bekerja sama .
8. Berikan masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka.
Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa
akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan
negatif. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan
situasi dimana anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses
dimasa datang.
9. Hargai kesuksesan dan keteladanan
Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa
rendah yang di tunjukkan siswa akan lebih baik memberikan apresiasi bagi
siswa yang menunjukkan kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan
positif dan dorongan sukse bagi siswa merupakan penggerak yang sangat
28
berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk
berprestasi.
10. Antusias dalam mengajar
Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang
penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Bila terlihat bosan
dan kurang antusias, para siswa akan menunjukkan hal serupa. Percaya
diri dan antusias di depan kelas.
11. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dan sebagainya,
mungkin efektif bagi sebagian siswa. Tetapi metode ini harus digunakan
secara hati-hati karena berpotensi menciptakan kompetensi. Namun
demikian penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi internal.
12. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa de4ngan kawan-kawan
mereka dalam suatu kelas. Hal ini akan membagi pengetahuan seluruh
siswa di dalam kelas tersebut.22
E. Tehik-Tehnik Motivasi Dalam Pembelajaran
Hamzah B.Uno menyatakan bahwa beberapa tehnik motivasi yang
dapat dilakukan dalam pembelajaran yaitu:
22
Abdul Majid, Strategi..., Ibid,h. 321-323.
29
1. Penyampaian penghargaan secara verbal
Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau hasil kerja atau
hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif
untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.
2. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan
Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk
meningkatkan motif belajar siswa.
3. Menimbulkan rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar
siswa. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang dapat
mengejutkan, keraguan-keraguan ketidaktentuan, adanya kontradiksi,
menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, menemukan satu hal yang
barudan menghadapi teka teki. Hal tersebut menimbulkan semacam
konflik konseptual yang membuat siswa merasa penasaran, dengan
sendirinya menyebabkan siswa tersebut berupaya keras untuk
memecahkannya. Dalam upaya yang keras itulah motiv belajar siswa
bertambah besar.
4. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
Dalam upaya itupun, guru sebenarnya bermaksud untuk
menimbulkan rasa ingin tahu siswa
30
5. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama
belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya
6. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar
Sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan diingat lebih
mudah. Jadi gunakanlah hal-hal yang telah diketahui siswa sebagai
wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru ataubelum dipahami oleh
siswa
7. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya
Dengan jalan ini, selain siswa belajar dengan menggunakan hal-hal
yang telah dikenalnya, dia juga dapat menguatkan pemahaman atau
pengetahuannya tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.
8. Menggunakan simulasi dan permainan
Simulasi merupakan upaya untuk menerapkan sesuatu yang
dipelajari atau sesuatu yang sedang dipelajari melalui tindakan langsung.
Baik simulasi maupun permainan merupakan proses yang sangat menarik
bagi siswa. Suasana yang sangat menarik menyebabkan proses belajar
menjadi bermakna secara efektif atau emosional bagi siswa. Sesuatu yang
bermakna akan terus diingat, dipahami atau dihargai.
9. Manfaatkan kewibawaan guru secara tepat
Guru seyogyanya memahami secara tepat bilamana dia harus
menggunakan berbagai manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk
31
meningkatkan motif belajarnya. Jenis-jenis pemanfaatan kewibawaan
ituadalah dalam memberikan ganjaran, dalam pengendalian perilaku siswa,
kewibawaan berdasarkan hukum, kewibawaan sebagai rujukan dan
kewibawaan keahlian.
10. Memperpadukan motif-motif yang kuat
Seseorang siswa kuat belajar mungkin karena latar belakang motiv
berprestasi sebagai motiv yang kuat. Dia dapat pula belajar karena ingin
menunjukkan diri dan memperoleh penghargaan atau karena dorongan
untuk memperoleh kekuatan. Apabila motif-motif kuat seperti itu
dipadukan maka siswa memperoleh penguatan motif yang jamak dan
kemauan untuk belajar pun bertambah besar sampai mencapai
keberhasilan yang tinggi.
11. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
Seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil apabila dia
memahami yang harus dikerjakannya dan dicapai dengan perbuatannya
itu. Makin jelas dengan tujuan yang akan dicapai dan makin terarah upaya
untuk mencapainya.
12. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai
Dalam belajar hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberi
tahukan nilai ujian atau nilai pekerjaan rumah.23
23
Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan pengukurannya, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2014)
h. 34-47
32
F. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Pembelajaran
Sardiman dalam hal ini menyatakan bahwa ada beberapa bentuk dan
cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah
diantaranya:
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang
baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-
nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka yang baik itu bagi siswa
merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk
gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa
yang tidak menilai bakat menggambar.
3. Saingan atau kompetensi
Dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar
siswa. Persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia
industri atau perdagangan tetapi justru sangat baik digunakan untuk
meningkatkan kegiatan belajar siswa.
33
4. Ego-invoivment
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas danmenerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian
tugas dengan baik adalah simbol kebanggan dan harga diri begitu juga
untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa
jadi karenaharga dirinya.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi. Tetapi yang harus di ingat oleh guru adalah jangan terlalu sering
karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalamhal ini guru harus
juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada
siswanya.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan,
akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui
bahwa grafik hasil belajar meningkat maka ada motivasi pada diri siswa
untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
34
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reuforcment
atau penguatan yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi pemberiannya harus
tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
menyenangkan dan mempertinggigairah belajar.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu
guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk belajar
Berarti ada unsur kesenjangan ada maksud untuk belajar. Hal ini
akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa
maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada
motivasi untuk belajar sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih
baik.
10. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga
tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.24
24
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h.92-95.
35
G. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar merupakan keinginan yang datang dari hati nurani
untuk ikut serta dalam kegiatan belajar. Makin besar minatnya, makin
besarsemangat dan makin besar hasil kerjanya. Minat yang bersifat
sementara akan mempertahankan perhatian dan mendorong keaktifan25
.
Sedangkan menurut Usman, minat merupakan suatu sifat yang relative
menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan suatu yang
diminatinya, sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan
sesuatu.26
Dengan demikian, minat belajar adalah keinginan yang datang dari
diri kita atau hati nurani seseorang untuk diikut sertakan dalam kegiatan
belajar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
a. Faktor internal
Faktor-faktor yang timbul dari dalam diri siswa. Faktor ini juga
sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan dan minat studi
seseorang. Faktor-faktor internal ini seringkali tidak disadari oleh
siswa yang bersangkutan atau walaupun disadari dia menganggapnya
remeh dan sama sekali tidak ada upaya untuk menghilangkannya.
25
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (Jakarta: Bumia Aksara,2007),h.25. 26
Usman, Moh.User, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya),h.27
36
Adapun faktor-faktor internal ini menurut Hamalik, adalah
sebagai berikut:
1) Siswa tidak mempunyai tujuan yang jelas
Siswa yang hanya sekedar membuang-buang waktu atau
hanya untuk mendapatkan hadiah sepeda motor dari orang tuanya
bahwa anggapannya sekolah hanya untuk menambah pergaulan
saja. Siswa semacam ini tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam
belajarnya dengan begitu siswa tersebut tidak akan berminat
terhadap mata pelajaran biologi ataupun pelajaran yang lainnya.
2) Tidak tertarik dengan bahan pelajaran
Dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar apabila
seorang siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran khususnya
biologi maka anak tersebut cendrung membuat pekerjaan sendiri,
karena dia tidak tertarik maka akan mengerjakan yang lainnya
seperti mobil dan lain sebagainya.
3) Kesehatan yang sering terganggu
Badan yang sering sakit-sakitan, kurangnya tenaga
merupakan kendala dalam proses KBM dengan demikian minat
untuk mempelajari biologi menjadi kurang, karena dengan kondisi
yang demikian siswa sering merasa lesu dan gairah untuk
belajarnya hilang.
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam :
37
a) Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh.
b) Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu hilang.
4) Kecakapan mengikuti pelajaran
Cakap mengikuti proses KBM belum tentu siswa dianggap
pandai. Cakap mengikuti proses KBM apabila siswa mengerti hal
yang dipelajari, tetapi belum tentu orang pintar dan cakap
mengikuti proses KBM semuanya berminat pada mata pelajaran
tertentu yang cakap dipelajarinya sebaliknya tidak semuanya siswa
yang kurang cakap tidak berminat untuk belajar biologi.
5) Kebiasaan belajar
Tiap siswa mempunyai kebiasaan belajar sendiri-sendiri.
Ada yang suka belajar malam hari, ada yang suka belajar sambil
nonton TV , dan belajar sambil dengar radio. Kebiasaan belajar
antara siswa satu dengan yang lainnya berbeda inilah yang
menyebabkan minat belajar siwa satu dengan yang lainnya berbeda
inilah yang menyebabkan minat belajar siswa menjadi berkurang27
.
b. Faktor eksternal
Faktor-faktor eksternal dapat dipahami sebagai unsur-unsur
yang terdapat disekitar subjek yang sedang belajar dan karenanya
27
Hamalik Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar (Jakarta : Bumi Aksara, 1990),h
38
dalam faktor eksternal ini terdapat berbagai variable yang dapat
dikatagorikan pada masalah ini, hal ini dapat berbentuk fisik dan tidak
sedikit yang berbentuk non-fisik. Adapun faktor eksternal yang
mempengaruhi minat belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor
yaitu, faktor keluarga, sekolah, dan faktor masyarakat28
.
1) Orang tua (keluarga)
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi
anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula
menerima pendidikan.” Pada umumnya pendidikan dalam rumah
tangga itu bukan berpangkal dari kesadaran dan pengertian yang
lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati suasana
dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun
situasi pendidikan’’29
.
2) Sekolah / guru
Faktor sekolah yang mempengaruhi minat belajar ini
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu30
.
Gejala-gejala tersebut dapat pula memberikan sumbangan bagi
tercapainya prestasi belajar yang optimal.“Guru adalah pendidik
profesional,karenanya secara inplinsit telah merelakan dirinya
28
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta : 1991),hal.34. 29
Zakiyah Drajat,dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 2000),h.35. 30
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Memprengaruhinya (Jakarta:1991),h.54.
39
menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang
terpikul dipundak para orang tua’’31
.
3) Masyarakat
Sedangkan masyarakat sebagai salah satu unsur yang dapat
mempengaruhi minat belajar anak, karena masyarakat turut ikut
serta memikul tanggung jawab pendidikan masyarakat, besar
pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak,
terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada
didalamnya.
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang dapat
berpengaruh didalam prestasi (minat) belajar sebagaimana yang
datang dari masyarakat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar adalah teman bergaul, kegiatan-kegiatan yang lain dan cara-
cara hidup lingkungan32
.
3. Upaya meningkatkan minat belajar
Cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu
subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang
telah ada, misalnya siswa menaruh minat pada olahraga balap mobil.
Sebelumnya mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik
perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang
31
Zakiyah Drajat,dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 2000),h.39. 32
Zakiyah Drajat,dkk (Jakarta: Bumi Aksara,2000),h.44.
40
baru saja berlangsug, kemudian sedikitdemi sedikit diarahkan ke materi
pelajaran yang sesungguhnya.33
Berdasarkan penjelasan diatas,dapat disimpulkan bahwa disamping
memanfaatkan minat siswa yang telah ada juga agar para guru atau tenaga
pengajar dapat membantu minat-minat baru pada diri siswa. Untuk dapat
meningkatkan mutu belajar siswa tersebut hendaknya pengajar melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan sesuatu bahan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu,
menguraikan kegunaannya bagi siswa dimasa yang akan datang.
b. Menghubungkan bahan pengajarandengan suatu benda sensasional
yang sudah diketahui kebanyakan siswa34
.
Apabila usaha-usaha diatas tidak berhasil, maka seorang guru atau
seorang pengajar dapat menggunakan caraintensif dalam mencapai tujuan
yang diinginkan dalam proses belajar mengajar. Intensif merupakan alat
yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang
tidak mau diakukannya dengan baik .35
Selain dengan cara intensif motivasi juga digunakan oleh guru
untuk meningkatkan minat belajar siswa. Karena kalau seseorang telah
mempunyai suatu motivasi, maka ia ada ketengangan, dan ia siap untuk
33
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka
Cipta,1991),hal.32 34
Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Jakarta:Rineka
Cipta,1991),hal.32. 35
Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta : Rineka:
Cipta,1991),hal.33.
41
mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang
dikehendakinya.
Berdasarkan pengertian di yang kecil minatnya atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa selain dengan cara intensif untuk meningkatkan
minat belajar siswa guru juga biasa memberikan motivasi, saran-saran
yang positif kepada siswa yang kecil minatnya agar siswa tersebut
berminat dalam belajar dan tujuan pendidikan pun dapat tercapai.
H. Pembelajaran IPA Biologi
1. Hakekat Sains IPA
Biologi merupakan ilmu alam yang terus-menerus mengalami
perubahan, ilmu pengetahuan alam berubahs seiring perkembangan zaman
dan waktu yang diikuti oleh temuan-temuan baru sehingga perlu untuk
dicari alternatif dalam proses belajar mengajar.
Sekarang proses pembelajaran IPA Biologi khususnya tidak hanya
didalam kelas atau fokus pada teori-teori semata. Pola pembelajaran saat
ini lebih ditekankan pada bagaimana siswa tidak sekedar menguasai
secara konsep namun juga secara aplikatif. Menekankan pada proses
sehingga akan menjadi lebih bermakna.
Hakikat pembelajaran antara lain:
a. Pendidikan menitik beratkan pada pembentukan dan pengembangan
kepribadian. Latihan menitik beratkan pada pembentukan
keterampilan, sedangkan pengajaran merupakan proses pengajaran
yang terarah pada tujuan yang direncanakan. Teknologi pendidikan
42
menitik beratkan pada aplikasi kreatif ilmu pengetahuan dalam bidang
pendidikan.
b. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-
unsur yang manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Unsur minimal dalam sistem pembelajaran adalah siswa, tujuan, dan
prosedur, sedangkan fungsi guru dapat dialihkan kepada media
pengganti. Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari
motivasi membelajarkan siswa dan kondisi guru siap membelajarkan
siswa unsur pembelajaran kongkruen dengan unsur belajar yang
meliputi motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar,
suasana belajar, dan subjek yang belajar.
d. Suatu sistem belajar memiliki tiga ciri utama, yaitu memiliki rencana
khusus, kesalingtergantungan antara unsur-unsurnya, dan tujuan yang
hendak dicapai36
.
2. Tujuan pembelajaran biologi untuk MA
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah
selesai diselenggarahkannya suatu proses pembelajaran, misalnya satuan
acara pertemuan, yang bertitik tolak pada perubahan tingkahlaku
siswa.Dalam proses pembelajaran tersebut, guru merupakan faktor yang
esensial dan strategis dalam menentukan keberhasilan tujuan
pembelajarannya. Oleh karena itu, kemampuan dan ketrampilan guru
36
Aqib Zainal, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran (Surabaya: Insan
Cendikia,2002),h.41-42
43
dalam penguasaan konsep-konsep IPA sangat menentukan dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan alat yang
tersedia 37
37
www.alfurqon.or.id/.../article/64-guru/58-tugas-dan-peran-guru jam:19.30 wita,
tanggal 11 maret 2016
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan
kualitatif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,
fakta-fakta atau kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat
populasi.38
Jadi dalam penelitian ini peneliti menggambarkan cara-cara yang
digunakan atau dimanfaatkan oleh guru dalam memotivasi siswa dalam
pembelajaran biologi di MA NW Bagik Polak Labuapi Tahun Pelajaran
2016/2017.
B. Pendekatan Penelitian
Setiap diadakan penelitian harus direncanakan dengan baik, agar
penelitiannya bisa berjalan dengan baik. Penelitian menurut Amirul Hadi dan
Haryono merupakan semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan
secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta atau
prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan
menaikan tingkat ilmu dan teknologi’’39
, untuk itulah diperlukan adanya
pendekatan dalam suatu penelitian.40
C. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen sekaligus
sebagai motivasi bagi siswa yang berada pada sekolah tersebut dan kehadiran
38
Riyanto Yatim, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung:PustakaSetia,1998),h.16-
17. 39
Amirul Hadi dan Haryono. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:alfabeta,2010),h.14 40
Margono, Metode Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), hal. 36-42
44
45
peneliti bisa diterima. Disini peneliti mengadakan penelitian supaya bisa
mendapatkan data yang akan menjadi bahan laporan dan kehadiran peneliti
disini sebagai pengamat penuh karena peneliti hanya melihat cara guru dalam
memotivasi siswa untuk meningkatkan minat belajar dalam proses belajar
mengajar mengajar. Dengan demikian peneliti bisa melihat keaktifan siswa
dalam kelas pada proses belajar.
Dengan demikian, yang akan menjadi subjek penelitian ini yaitu guru
biologi di MA NW Bagik Polak Labuapi dan peneliti hanya sebagai pengamat
pada saat proses belajar mengajar saja.
D. Sumber dan Jenis Data
Yang dimaksud dalam penelitian ini yakni dari mana data tersebut
diperoleh terkait masalah yang sedang diteliti. Arikunto menyatakan yang
dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
itu diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon
atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau
lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi maka sumber datanya
bisa berupa benda,gerak atau suatu proses. Apabila peneliti menggunakan
dokumentasi maka dokumen atau catatannlah yang menjadi sumber data41
.
41
Arikunto, Prosedur Peneitian.h.129.
46
Sumber data itu menurut cara memperolehnya oleh Subana, dkk, ada
dua macam yakni42
.
1. Data primer
Merupakan data dikumpulkan atau diolah sendiri oleh peneliti itu
sendiri.
2. Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh oleh seorang peneliti dalam bentuk
yang sudah jadi oleh pihak lain.
Jadi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara dalam
pengumpulan data, maka data tersebut bisa diperoleh dari kepala sekolah,
guru mata pelajaran bidang studi IPA Biologi terkait masalah starategi
guru dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan minat belajar.
Kemudian akan dilengkapi oleh data-data yang ada disekolah tersebut
berupa daftar sarana dan prasarana.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Data hasil belajar diperoleh dari hasil evaluasi dengan menggunakan
angketyang telah disiapkan.
2. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat proses belajar mengajar
melalui guru yang bersangkutan.
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam penelitian,
sehinggadiperlukan prosedur penelitian agar data yang terkumpul valid.
Adapun prosedur pengumpulan data yakni sebagai berikut:
42
Subana,Statistik Pendidikan (Bandung:Pustaka Setia,2002),h.54.
47
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan
dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa43
. Sedangkan menurut “ Sukmadinata’’
observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung44
.
Berdasarkan observasi peneliti, dari segi sarana dan prasarana yang
ada disekolah yaitu : Ketersediaan fasilitas perpustakaan, ketersediaan
ruang-ruang yang sering digunakan. Keadaan ruang kelas yang dipakai
untuk belajar yaitu : Berapa jumlah kelas yang dipakai, danperaturan-
peraturan yang sering diberikan kepada siswa. Lingkungan sekolah yaitu :
Kondisi lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih, struktur bangunan
dan keadaan guru/pegawai sekolah.
2. Wawancara
Berkaitan dengan pengertian interview Arikunto menyatakan
“Interview sering disebut wawancara atau kuisioner lisan, adalah sebuah
dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari wawancara (interviewer)45
.
43
Amirul, hadi & Haryono, Metode Penelitian Pendidikan(Bandung:
PusatakaSetia,1998),h.129 44
Sukmadinata, Nana Syaoadih, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2005),h.220. 45
Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:Rineka
Cipta,2006),h.155.
48
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan
metode interview untuk memperoleh informasi terkait cara-cara guru
dalam memotivasi siswa untuk meningkatkan minat belajar di MA NW
Bagik Polak Tahun Pelajaran 2016/2017.
Adapun jenis wawancara dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara,
yaitu:
a. Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang
telah dibuat oleh subjek evaluasi.
b. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subjek
evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disusun terlebih dahulu46
.
3. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
46
Arikuntu Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan(Jakarta: Bumi
Aksara,2009),h.143.
49
4. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya’’47
.
Peneliti menggunakan metode ini untuk mencari data mengenai
dokumen-dokumen, baik itu dokumen berupa gambar, tulisan-tulisan dan
sebagainya, adapun yang peneliti peroleh dari dokumentasi ini yakni daftar
guru dan pegawai, daftar sarana dan prasarana, dan lainnya.
Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas,
sehingga kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu
lama, maka pengiriman angket kepada responden tidak perlu melalui pos.
Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan
menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan
sukarela akan memberikan
F. Teknik Analisis Data
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari ketuntasan
belajarnya yang dirumuskan sebagai berikut :
%100XN
nKB
Keterangan :
KB : Ketuntasan Belajar
47
Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:Bumi
Aksara,2009),h.158.
50
N : Banyaknya siswa yang ikut test
n : Banyaknya siswa yang mendapat nilai 60
Jika KB 85%, maka belajar dikatakan tuntas secara klasikal
G. Validitas Data
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket, dengan butir pertanyaan dengan skor yang berbeda-beda. Dengan
rumus menggunakan nilai rata-rata dari setiap pertanyaan/pernyataan, untuk
mengetahui validitas dan reabilitas.48
1. Uji Validitas
Merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji valid tidaknya
suatu instrumen digunakan rumus r korelasi product moment, yaitu
sebagai berikut :
rxy = )}()}{({
))((
2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total
𝑋 = Skor butir soal
𝑌 = Skor total
𝑁 = Jumlah responden
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006),h. 168
51
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumentitu sudah baik.
2
2
11
1
1 t
b
K
Kr
Keterangan :
r11 = Reliabelitas instrumen
K = Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b = Jumlah Varians butir
2t = Varians total
Kaedah keputusan ; 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙𝑗𝑖𝑘𝑎𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟, berarti reliabel.
Sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti tidak reliabel. Setelah melalui.
H. Indikator Kerja
1. Ketuntasan Individu
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas
secaraindividu apabila siswa mendapat nilai ≥ 60.
2. Ketuntasan klasikal
Prestasi belajar siswa meningkat apabila terjadi peningkatan
ketuntasan belajar dari ketuntasan belajar sebelumnya yang dilihat pada
setiap akhir semester. Proses belajar dikatakan tuntas secara klasikal jika
KB 85%.49
49
Sudjana, Metode Statistik (Bandung : Tarsito, 2005),h. 36
52
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MA NW Bagik Polak Labuapi
MA NW Bagik Polak, berdiri pada tanggal 21 Juli 2002, pada
awalnya MA NW Bagik Polak bernaung dilembaga Mts Al-Akhyar NW
Bagik Polak terletak di jalan Nurul Karomah, kelurahan labuapi
kecamatan labuapi Nusa Tenggara Barat. MA NW Bagik Polak Lombok
Barat merupakan sekolah pintu jalur pariwisata, karena jalur ini selalu
dilewati oleh wisatawan yang akan menuju ke tempat wisata cemare dan
tempat wisata yang lain.
a. Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Nahdlatul Wathan
b. Nama Kepala : Drs. SANUSI
c. Alamat Madrasah : Jln. Nurul Karomah Bagik Polak
Barat
d. Status Madrasah : Akreditasi predikat “A” oleh BAN-S/M
No. Ma. 006675 tahun 2010
e. NIP : 195812311991031010
f. Nomor Statistik : 131252010036
g. Nomor NPSN : 50200620
h. Nomor NPWP : 02.924.617.0-915.000
i. Pendiri Madrasah : Yayasan Pondok Pesantren Al-Akhyar NW
Bagik Polak
52
53
j. Berdiri pada tahun : 2002
k. Status Bangunan : Milik sendiri
l. Luas Bangunan : 2882 m2
Kondisi fisik sekolah MA NW Bagik Polak Lombok Barat cukup
memadai Dilihat dari sarana dan prasarana yang terdapat di MA NW
Bagik Polak terutama keadaan bangunan, meja, kursi, bangku dan papan
cukup memadai yang dapat membuat nyaman peserta didik, namun kurang
kondusif karena terletak pada pemukiman penduduk, yang mengakibatkan
kurang banyak orang tua murid yang tidak mengetahui keberadaan MA
NW Bagik Polak.
Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut:
a. Sebelah barat berbatasan dengan ruang kelas MI NW Bagik Polak
b. Sebeah timur berbatasan dengan ruang kelas MI NW Bagik Polak
c. Sebelah utara berbatasan dengan halaman tempat upacara bendera
setiap hari senin
d. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya.
Adapun keadaan peserta didik MA NW Bagik Polak dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
B. Keadaan Sarana dan Prasarana MA NW Bagik Polak Labuapi
Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung dalam kegiatan
mengajar. Dengan tidak adanya sarana dan prasarana, kegatan belajar
mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Sarana dan prasarana di MA NW
Bagik Polak meliputi :
54
Tabel 4.1 Data Sarana dan Prasarana
(Sumber Data: Dokumentasi MA NW Bagik Polak Labuapi 2016, dikutip pada
tanggal 22 September 2016)
1. Keadaan Guru / Pegawai MA NW Bagik Polak
Guru-guru di MA NW Bagik Polak memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap anak didiknya, hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara
guru mengajar dan mendidik. Cara seorang guru mendidik peserta didik
dan siswa sangat menentukan kemajuan pengetahuan yang diperoleh oleh
para peserta didik. Selain itu, ketika peserta didik memiliki masalah, maka
guru-guru cepat taggap melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah
peserta didik, baik yang berkaitan dengan belajar maupun masalah pribadi
No Jenis barang Jumlah
ruangan
Jumlah ruang Kategori kerusakan
Baik Rusak Rusak
ringan
Rusak
sedang
Rusak
berat
1 Ruang kelas 4 4
2 Perpustakaan 1 1
3 Lab IPA
4 Lab Komputer 1 1
5 Lab Bahasa
6 Ruang kepala 1 1
7 Ruang Guru 1 1
8 Ruang Tata
usaha
1 1
9 Ruang
konseling/BP
1 1
10 Ruang UKS 1 1
11 Tempat ibadah 1 1
12 Jamban/WC 4 2 2
13 Gudang 1 1
14 Ruang sirkulasi 1 1
15 Tempat
olahraga
1 1
16 Ruang OSIS 1 1
17 Lainnya 1 1
55
peserta didik, supaya anak didik mereka menjadi manusia yang cerdas dan
berakhlak mulia.
Tabel 4.2
Data pendidik dan tenaga kependidikan
No Keterangan Jumlah
1 Tenaga pendidik
Guru PNS diperbantukan tetap
Guru tetap yayasan
Guru honorer
Guru tidak tetap
1
1
14
-
2 Tenaga kependidikan
Karyawan PNS diperbantukan tetap
Karyawan tetap yayasan
Karyawan honorer
Karyawan tidak tetap
-
-
-
5
Tabel 4.3
Data Tenaga Guru dan Karyawan Madrasah
a. Tenaga pendidik
No Nama Tempat Lahir TglLahir Pendidikan/
Ijazah Mata Pelajaran
1 Drs. Sanusi Narmada 31/12/1958 Sastra Arab PKn/SKI
2 Neti Hediana,S.Pd Labuapi 20/03/1983 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
3 Mar’aini, S.Pd Labuapi 31/12/1982 Matematika Matematika
4 Hariadi Rahman,S.H.I Bagik Polak 24/10/1982 Mu'amalah Sosiologi/Geo
5 Suharto, S.Pd Taman Baru 31/12/1968 Olahraga Penjaskes
6 M. Dedi Arifuddin, S.H.I Denpasar 19/09/1985 Mu'amalah Qur'an / Aqidah
7 Yuliatin, S.Pd Gerung 17/07/1981 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
8 M munir Fitriansyah, S.Pd Bagik Polak 23/05/1988 Bahasa Inggris Bahasa Inggris
9 Syahrial Adhani, A.Md Bagik Polak 04/01/1974 Seni Rupa Kesenian/SBK
10 TomiI Harlan,S.H.I Bagik Polak 17/08/1985 Mu'amalah Fiqih/Ta'lim
11 Maoizatul Hasanah, S.Pd Bagik Polak 05/03/1990 Bahasa Inggris Sejarah
12 Abdul Waris,S.PdI Perampuan 31/12/1987 Bahasa Arab Bahasa Arab/ Nahwu
13 Marianan,S.Pd Jerneng 04/03/1989 Matematika Kimia, Fisika, Biologi
14 Muhallim, S.E. Lombok Barat 10/03/1981 Ekonomi Pemb TIK
15 Luh Sumartini, S.E. Singaraja 18/03/1974 Akuntansi Ekonomi
16 H. Gufron H, SS Bagik Polak 31/12/1964 Sastra Arab Aqidah Akhlaq
56
b. Tenaga kependiddikan
No Nama Tempat, tanggal lahir Jabatan Ijazah terakhir Mulai bertugas
1 Drs. Sanusi Narmada, 31-12-1958 Kepala SI Tarbiyah 17-07-2008
2 Muhallim, SE Lobar, 10 Maret 1981 KTU SI Ekonomi 17-07-2003
3 Maslahah Bagik Polak, 31-12-1985 Bendahara MA 17-07-2006
4 Syamsul Hakim, S.Pd Bagik Polak, 28-01-1988 Administrasi SI Bhs Indo 17-07-2009
5 Muainiah Bagik Polak, Staf TU MA 17-07-2014
c. Wakil Kepala masing-masing bidang
No Nama Tempat, tanggal lahir Jabatan Ijazah terakhir Mulai bertugas
1 M. Munir Fitriansyah,
S.Pd
Bagik Polak,
23/05/1988
Waka Humas SI 17-07-2008
2 Neti Herdiana, S.Pd Labuapi, 20-03-1983 Waka
Kurikulum
SI 17-07-2005
57
3 M Dedi Arifuddin,
S.H.I
Denpasar, 19-09-1985 Waka
Kesiswaan
SI 17-07-2005
4 Syahrial Adhani, A.Md Bagik Polak,04-01-
1974
Waka Sarpras DII 17-07-2012
d. Wali kelas
No Nama Tempat, tanggal lahir Jabatan Ijazah terakhir
1 Tomi Harlan, S.H.I Bagik Polak, 17-10-1985 wali kelas X SI
2 Hariadi Rahman, S.HI Bagik Polak, 24-10-1982 Wali kelas XIA
SI
3 Mar’aini, S.Pd Labuapi, 10-10-1982 wali kelas XIB SI
4 Abdul Waris, S.Pd.I Perampuan, 31-12-1987 wali kelas XII SI
58
Tabel 4.4
Data Siswa dalam kurun waktu 4 tahun terakhir sebagai berikut :
Tahun pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
Jumlah siswa Rombel Jumlah siswa rombel Jumlah siswa rombel
1 2 3 4 5 6 7 8
2013-2014 48 2 51 2 40 2 139
2014-2015 27 1 35 1 45 2 107
2015-2016 30 1 27 1 35 1 92
2016-2017 30 2 30 1 28 1 92
59
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan bentuk sistem yang terdiri dari
komponen yang tidak dapat terpisahkan. Dalam struktur organisasi di MA NW
Bagik Polak meliputi:
1. Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai hak penuh untuk menyelenggarakan
pendidikan sekolah dan bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan
pendidikan atau administrasi sekolah. Kepala sekolah juga wajib
melakukan supervisi terhadap bawahannya untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapai.
2. Wakil Kepala Sekolah dan bidang kepesertadidikan
Tugas pokok wakasek bagian kepesertadidikan adalah menyusun
dan melaksanakan program-program peserta didik yaitu:
a. Melaksanakan penerimaan peserta didik baru
b. Merancang dan meaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
c. Membina OSIS dan mengatur tata tertib
3. Wakil Kepala Sekolah dan bidang kurikulum
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum mempunyai beberapa tugas yaitu:
a. Merancang pembagian tugas
b. Mengelolah system kredit pengajaran umum dan pengajaran khusus
c. Mengadakan peniaian dan kegiatan yang berhubungan dengan kurikuler
d. Memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar
60
e. Mencatat isi dan tujuan kurikulm serta penerapan proses belajar
4. Wakil Kepala Sekolah bagian hubungan masyarakat (HUMAS)
Wakil kepala sekolah bagian hubungan masyarakat (HUMAS)
bertanggung jawab dalam hal:
a. Mengadakan kerjasama dengan BP, untuk mengadakan interaksi
dengan wali murid
b. Menangani masalah pengelolaan dan pengembangan program
c. Mengadakan hari-hari besar nasional
5. Kepala tata usaha
Bertanggung jawab dalam melaksanakan urusan administrasi
keuangan dan administrasi kepegawean sekolah yang dibantu oleh stafnya.
6. Bimbingan dan konseling
Menangani dan bertanggung jawab dalam bidang:
a. Penyusunan dan program bimbingan dan konseling
b. Mengelolah dan menggembangkan program bimbingan dan konseling
c. Monitor dan mengkoordinasi pelaksanaan bimbingan konseling
7. Guru
Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien sesuai dengan jadwal yang ada. Selain sebagai tenaga edukatif,
guru mempunyai tugas administratif dan tugas non-teaching yang
meliputi:
61
a. Tugas administratif
1) Membuat perangkat program pengajaran
2) Membuat satuan pembelajaran
3) Membuat rencana pembelajaran
4) Membuat program tahunan
5) Membuat program semester
6) Membuat silabus dan system penilaian
7) Mengisi daftar nilai peserta didik
b. Tugas non-teaching
1) Tugas wali kelas
2) Tugas guru piket
3) Tugas perpustakaan
62
STRUKTUR ORGANISASI
MA NW BAGIK POLAK LABUAPI
Ketua komite
Kepala Madrasah
M. Syahrial adhani Drs. Sanusi
Waka Humas Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Security Perpustakaan
M. Munir F, S.Pd Neti Herdiana, S.Pd M. Dedi Arifuddin M. Syamuki Zulfa Husna, S.Pd
Wali Kelas X Wali Kelas XI Wali Kelas XII Tikom Penjaskes
Tomi Harlan, S.HI Hariadi R, SHI Abdul Waris, S.Pd.i Muhallim, S.E Suharto, S.Pd
Biologi Pkn Bahasa arab Seni budaya Penjaskes
Marianan,S.Pd Drs.Sanusi Abdul W, S.Pd Syahrial, S.Pd Suharto, S.Pd
Siswa
Keterangan : : Garis Komando ------------ : Garis Koordinasi
Ka. Tata Usaha Bendahara
Muhallim, S.E Maslahah
Administrasi Staf Tata Usaha
Syamsul Hakim, S.Pd Muaini Muainiah
63
C. Strategi Guru Memotivasi Siswa Di MA NW Bagik Polak
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yang ada di MA
NW Bagik Polak mengenai strategi guru dalam memotivasi siswa dalam
pembelajaran biologi, maka peneliti menggali pendapat guru. Dari sini dapat
diketahui cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam memotivasi siswa dalam
meningkat minat belajar siswa. Strategi-strategi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Menunjukkan Sikap Terbuka Terhadap Siswa Dalam Pembelajaran
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa
tidak akan dapat berjalan dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi
didalam dirinya. Guru juga sebagai motivator bagi siswa karena guru
yang baik adalah guru yang bisa menciptakan suasana yang baik didalam
kelas dan menciptakan fasilitas bagi terlaksananya kegiatan proses
belajar siswa dan membereritaukan kepada siswa mengenai tujuan dari
pembelajaran yang akan dipelajari saat itu. Menunjukkan sikap terbuka
terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan perioritas utama
bagi guru di MA NW Bagik Polak Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017
dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran biologi50
.
2. Membangkitkan minat dan membantu siswa menumbuhkan kepercayaan
diri dalam kegiatan pembelajaran
50
Wawancara dengan guru IPA MA NW Bagik Polak Labuapi tanggal 22 juli 2016.
64
Salah satu bentuk motivasi yang dimanfaatkan guru, selain cara
pertama adalah dengan cara membangkitkan minat, membantu siswa
menumbuhkan kepercayaan diri dan kebiasaan yang baik dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini guru harus memberikan pelajaran tepat pada
waktunya agar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa karena belajar
tepat pada waktunya memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk
mengingat suatu pelajaran yang sudah dipelajari. Disini juga guru yang
baik harus menilai perbuatan siswa dan menunjukkan hasil siswa yang
sudah dilakukan sehingga siswa tersebut dapat termotivasi dengan hasil
yang selama siswa kerjakan dikelas. Dalam meningkatkan aktivitas
belajar siswa, guru selalu menggunakan berbagai cara untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, hal ini dilakukan dalam rangka
menumbuhkan keyakinan siswa terhadap kemampuannya serta
mengembangkan kebiasaan yang baik dalam proses belajar mengajar51
3. Memberikan kepada siswa yang berprestasi reward / penghargaan
Salah satu bentuk motivasi yang selalu dimanfaatkan oleh guru
MA NW Bagik Polak Labuapi adalah dengan memberikan kepada
penghargaan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Adapun bentuk
penghargaan yang diberikan kepada siswa yang berprestasi, misalnya
memberikan pujian. Pujian yang dimaksud adalah sebagai alat motivasi
yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
51
Observasi dengan guru IPA MA NW Bagik Polak Labuapi tanggal 22 juli 2016
65
Jadi pemberian penghargaan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan
dalam proses pembelajaran52
.
4. Menggunakan metode yang bervariasi
Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses
belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode.
Metode yang dipergunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode
yang sesuai. Untuk mencapai satu tujuan tidak mesti menggunakan satu
metode, tetapi bisa juga menggunakan lebih dari satu metode. Apalagi
bila rumusan tujuan itu lebih dari dua rumusan tujuan. Dalam hal ini
diperlukan penggabungan penggunaan metode mengajar. Dengan begitu
kekurangan metode yang satu dapat ditutupi oleh kelebihan metode yang
lain. Strategi metode mengajar yang saling melengkapi ini akan
menghasilkan hasil pengajaran yang lebih baik dari pada penggunaan
satu metode.
Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan
belajar anak didik. Pada suatu kondisi tertentu anak didik merasa bosan
dengan metode ceramah, disebabkan mereka harus dengan setia dan
tenang mendengarkan penjelasan guru tentang suatu masalah. Kegiatan
pengajaran seperti itu perlu guru ahli dengan suasana yang lain, yaitu
52Wawancara dengan guru IPA MA NW Bagik Polak Labuapi 2016
66
barangkali menggunakan metode tanya jawab, diskusi atau metode
penugasan, baik kelompok atau individual, sehingga kebosanan itu dapat
terobati dan berubah menjadi suasana kegiatan pengajaran yang jauh dari
kelesuan.
Penggunaan metode yang bervariasi menjadi prioritas bagi guru di MA
NW Bagik Polak Labuapi dalam memotivassi siswa dalam pembelajaran
biologi. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses
belajar mengajar dapat membuat siswa menjadi lebih bergairah dalam belajar
dan dapat menjembatani siswa dalam menyerap pelajaran53
.
53Observasi dengan guru IPA MA NW Bagik Polak Labuapi 2016
67
BAB V
PEMBAHASAN
A. Bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan anak
didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan.
Berdasarkan analisis wawancara dan observasi, dapat diketahui mengenai
bagaimana strategi guru memotivasi siswa dalam pembelajaran biologi di MA
NW Bagik Polak Labuapi. Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang
dapat guru gunakan guna mempertahankan anak didik terhadap bahan
pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi yang dimaksud adalah:
1. Memberi angka
Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas
belajar anak didik. Angka yang diberikan kepada setiap anak didik
biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari
hasil penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi yang cukup
memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau
bahkan lebih meningkatnya prestasi belajar mereka. Angka ini biasanya
terdapat dalam buku rapor sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum.
Angka atau nilai yang baik memberikan motivasi kepada anak didik
untuk belajar. Apabila angka yang diperoleh anak didik lebih tinggi dari
anak didik lainnya, maka anak didik cenderung untuk
mempertahankannya.
2. Hadiah
67
68
Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai
penghargaan atau kenang-kenangan/cendramata. Hadiah yang diberikan
kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi.
Atau bisa juga disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang
penerima hadiah tidak tergantung dari jabatan, profesi dan usia seseorang.
Semua orang berhak menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif
tertentu.
Pemberian hadiah bisa diterapkan di sekolah. Guru dapat memberikan
hadiah kepada anak didik yang berprestasi. Pemberian hadiah tidak mesti
dilakukan pada waktu kenaikan kelas. Tidak mesti pula hadiah itu diberikan
ketika anak didik menerima buku rapor dalam setiap catur wulan. Tetapi dapat
pula dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Pemberian hadiah bisa dilakukan kepada semua anak didik, kepada
sebagian anak didik maupun kepada anak didik perseorangan. Hadiah bisa
berupa benda seperti buku tulis, pensil,pena,bolpoint,penggaris, buku
bacaan,dan sebagainya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan anak didik.
3. Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji.tak
peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji atas sesuatu
pekerjaan yang telah selesai dikerjakannya dengan baik. Orang yang dipuji
merasa bangga karena hasil kerjanya dapat pujian dari orang lain. Dalam
kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi.
Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Guru dapat
69
memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Anak didik senang
mendapat perhatian dari guru. Dengan pemberian perhatian, anak didik merasa
diawasi dan tidak akan dapat berbuat menurut sekedendak hatinya. Pujian
dapat berfungsi untuk mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang
menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
Namun begitu, pujian harus betul-betul sesuai dengan hasil kerja anak
didik. Jangan memuji secara berlebihan akan terkesan sebaliknya, yaitu pujian
yang dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian keluar dari hati seorang guru
secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan anak didik atas
jerih payahnya dalam belajar.
Pujian tidak hanya dapat diberikan kepada seorang anak didik, tepati
dapat juga diberikan kepada semua anak didik. Tetapi pujian tidak diberikan
kepada anak didik sebelum mereka menyelesaikan pekerjaannya. Misalnya,
guru memberikan pujian kepada si A, setelah si Amemberikan jawaban yang
benar atas persoalan yang guru ajukan kepadanya. Pujian yang diberikan
kepada si A berupa “Jawabanmu tepat dan benar, kamu memang anak ibu yang
cerdas.” Sungguhpun begitu, guru dapat pula memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan.”Jawabanmu bagus...” lalu pertanyaan yang kurang
tepat dijawab oleh anak itu diajukan lagi kepada teman-temannya yang lain.
“Siapa lagi yang dapat menyempurnakannya?” Demikianlah, pujian dapat
digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari setiap anak didik dalam proses
belajar mengajar.
4. Hukuman
70
Hukuman adalah reinforcement yang negatif, tetapi diperlukan dalam
pendidikan. Hukuman dimaksudkan disini tidak seperti hukuman penjara atau
hukuman potong tangan. Tetapi adalah hukuman yang bersifat mendidik.
Hukuman yang mendidik inilah yang diperlukan dalam pendidikan.
Kesalahan anak didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman
berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan,
atau apa saja yang sifatnya mendidik.
Dalam proses belajar mengajar, anak didik yang membuat keributan
dapat diberikan sanksi untuk menjelaskan kembali bahan pelajaran yang baru
saja dijelaskan oleh guru. Sanksi segera dilakukan dan jangan ditunda, karena
tujuannya untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik terhadap bahan
pelajaran yang baru saja dijelaskan oleh guru tersebut. Anak didik yang
merasa mendapat sanksi itu sadar atas kesalahan yang ia lakukan dan tentu
saja dia tidak akan mengulangi kembali perbuatannya itu, karena khawatir
akan mendapat sanksi untuk kedua kalinya dan tentu akan mendapat malu,
karena tidak dapat menjelaskan kembali apa yang baru saja guru jelaskan
ketika dia membuat keributan. Dengan upaya itu anak didik berusaha untuk
bersikap tenang dengan memfokuskan perhatiannya kepada bahan pelajaran
yang akan dijelaskan kembali oleh guru54
.
54
Syaiful bahri djamarah, beberapa teknik mendapatkan umpan balik (Jakarta: Rineka
cipta,2014), h.149-157
71
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi adalah energi aktif yang menyebabakan terjadinya suatu
perubahan pada diri seseorang yang tampak pada gejala kejiawaan,
perasaan dan juga emosi sehingga mendorong individu untuk bertindak
atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan,kebutuhan atau
keinginan yang harus terpuaskan. Sedangkan jenis-jenis motivasi terdapat
4 macam yaitu:
a) Motivasi Primer
b) Motivasi Skunder
c) Motivasi Intrinsik
d) Motivasi Eksrinsik
Strategi motivasi siswa dalam pembelajaran terdapat 12 macam
strategi yaitu :
a) Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
b) Jadikan siswa peserta aktif dan hindari kompetensi pribadi
c) Buatlah tugas yang menantang dan berikan masukan
d) Ciptakan suasana yang kondusif dan antusias dalam belajar
e) Libatkan diri untuk membantu siswa dalam hasil
f) Berikan petunjuk pada siswa agar sukses dalam belajar
Tekhnik-tekhnik motivasi dalam pembelajaran diantaranya yaitu :
a) Penyampean, penghargaan secara verbal dan menggunakan hasil
ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
71
72
b) Menimbulkan rasa ingin tahu dan nemunculkan sesuatu yang tidak
diduga oleh siswa serta menggunakan materi yang dikenal siswa
sebagai contoh dalam belajar.
c) Menggunakan simulasi dan permainan serta memanfaatkan
kewibawaan guru secara tepat.
Bentuk-bentuk motivasi dalam pembelajaran yaitu :
a) Memberi angka dan hadiah
b) Saingan atau kompetensi serta ego melambat
c) Memberi ulangan dan mengetahui hasil
d) Pujian dan hubungan
e) Hasrat untuk belajar
f) Minat
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ternyata pemberian
motivasi terhadap siswa memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran, terutama dalam meningkatkan minat belajar siswa.
Berkaitan dengan itu maka peneliti ingin menyampaikan saran:
1. Bagi guru IPA Biologi diharapkan agar dapat menggunakan metode
bervariasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi
belajar.
73
2. Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan
gairah belajar siswa, sehingga dalam memotivasi siswanya guru
hendaknya selalu memperhatikan sikap dan perilaku dalam kegiatan
pembelajaran.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ali,M, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Penerbit Sinar Baru Algesindo,
1987.
Amirul hadi dan Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia, 2005.
Arikunto suharsimi, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
Arikunto suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
Arikunto Suharsimi, Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka
Cipta, 1990.
Abdul Majid M.Pd, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013.
Depdiknas, UU RI No.14 Tahun 2005 Jakarta.
Dr. Dimyati dan Drs. mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
2015.
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2013.
Dr. Hamzah B.Uno, M.Pd, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2014.
Hakim lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima,
2007.
Ibrahim dan Sudjana, Proses Belajar Mengajar, Bandung Sinar Baru, 2004.
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Graha, 2007.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Oemar Hamaik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 1990.
Prof. DR. H. Ramayulls, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam
Mulla, 2005.
Riyanto yatim, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Penerbit SIC, 2007.
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rajawali
Persada, 2011.
75
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2010.
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: Bumi Akasara, 2007.
Suparlan, Guru Sebagai Profesi, Yogyakarta: Hikayat, 2006.
Sahartian piet, Profil Pendidikan Profesional, Yogyakarta: Andi Offiset, 1994.
Soetjipto Ralis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 1991.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010.
Subana, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Sukmadinata, Nana syaodih, Metode Peneitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, R&D,
Bandung: Alfabeta, 2010.
Sutadipura balnadi, Aneka Problema Keguruan, Bandung: Angkasa, 1982.
Sagala syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung Alfabeta, 2010.
Syaiful bahri djamarah, Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2014.
Trianto,dkk, Tinjauan Yuridis dan Hak Serta Kewajiban Pendidikan UU Guru
dan Dosen, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006.
Usman Moh.user, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009.
www.g-exces.com/.../pengertian-dan -peran-guru-dalam-belajar-mengajar-html.
www.alfurqon.or.id/.../article/64-guru/58-tugas-dan-peran -guru
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya: Insan
Cendekia, 2002.
Zakiyah Drajat,dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
76
LAMPIRAN – LAMPIRAN
77
PEDOMAN OBSERVASI PENELITIAN
1. Sarana dan prasarana yang ada disekolah
a) Ketersediaan fasilitas perpustakaan
b) Ketersediaan ruang belajar / jumlah kelas terdiri dari 4 kelas, toilet 6,
mushallah 1.
2. Keadaan ruang kelas yang digunakan untuk belajar / dimanfaatkan
a) Kondisi kursi, meja dan papan tulis cukup memadai
b) Kondisi lantai, plafon dan ruangan kelas cukup memadai
3. Lingkungan sekolah
a) Kondisi lingkungan sekolah yang nyaman dan bersih
b) Struktur bangunan
4. Data Tenaga Guru dan Karyawan Madrasah
a) Guru PNS diperbantukan tetap : 1
b) Guru tetap yayasan : 1
c) Guru honor : 14
d) Karyawan tidak tetap : 5
78
PEDOMAN WAWANCARA
1. Setiap pembelajaran yang ibu berikan apakah ibu selalu menggunakan media
pembelajaran ?
Kadarng-kadang kita menggunakan media kalau mau mengajar karena
keadaan perlengkapan atau ketersediaan alat-alat kurang disediakan disekolah
dan kebanyakan ibu mencatat dan menjelaskan saja di depan kelas.
2. Media apa yang ibu gunakan?
Pada saat proses belajar mengajar ibu biasanya menggunakan media seperti
media gambar dan terkadang ibu menggunakan LCD
3. Dalam PBM metode apa yang ibu gunakan?
Metode yang ibu gunakan metode bervariasi yaitu metode diskusi, kelompok
dan terkadang ceramah
4. Ketika siswa tidak serius / kurang perhatian dalam proses belajar mengajar
apakah ada hukuman atau ganjaran yang sering ibu berikan ?
Kalau masalah hukuman , disini ibu sering ngasih hukuman yang sifatnya
mendidik seperti, ngerjain tugas atau soal didepan kelas, kasih tugas
kelompok atau individu dengan cara diskusi sama teman-temannya biar
mereka bisa, karena dengan diskusi mereka lebih tahu dan saling bertukar
pikiran. Kalau masalah hadiah , ibu tidak pernah memberikan yang namanya
hadiah akan tetapi ibu sering memberikan puji-pujian dan kasih nilai biar
teman-teman yang lain juga bisa seperti temannya sering menjawab.
79
5. Apakah sering ibu memotivasi siswa, kapan waktunya?
Tidak terlalu sering ibu memberi motivasi kepada siswa, terkadang pada saat
sebelum proses belajar mengajar berlangsug disana ibu memberikan motivasi
kepada siswa. Supaya siswa tidak bosan atau jenuh pada saat menerima
pembelajaran.
6. Bagaimana cara ibu memotivasi siswa?
Cara ibu memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan
arahan, dan memberikan gambaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Supaya siswa
dapat termotivasi pada saat PBM berlangsung
7. Bagaimana mengetahui minat belajar siswa agar minat belajar biologi
meningkat?
Cara ibu mengetahui minat belajar biologi siswa meningkat, memberikan soal
latihan individu, tugas kelompok dan tugas latihan di rumah
8. Wujud motivasi siswa meningkat seperti apa bu?
Wujud motivasi siswa meningkat seperti nilainya bagus dari sebelumnya dan
siswa itu sendiri mulai ada peningkatan, cara dia bertingkah laku dengan
guru, dengan sesama temannya dan lingkungannya mulai ada peningkatan
9. Selain khusus strategi apa yang ibu gunakan untuk meningkat minat belajar
siswa
Disini ibu menggunakan pendekatan kepada siswa, melalui pendekatan ini
ibu dapat mengetahui minat belajar siswa meningkat. Mulai dari ketertarikan
80
mengikuti PBM, senang dengan mata pelajaran biologi yang ibu sampaikan
dan mudah dipahami oleh siswa itu sendiri.
81
Angket Minat Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA
Mata Pelajaran : IPA Sekolah
Hari/tanggal :
Sekolah : MA NW Bagik Polak Labuapi
Kelas : X
Petunjuk
1. Pada kuesioner ini terdapat 10 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran IPA yang ada di sekolahmu.
Berilah jawaban yang benar- benar cocok dengan pilihanmu
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah. Jawabanmu jangan
dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain
3. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-
petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban
4. Pilihan jawaban yang diberikan akan mempengaruhi nilai apapun.
N
o
Pernyataan Tanggapan
Ya Tidak
1 Saya selalu memperhatikan penjelasan yang diberikan
guru selama pembelajaran IPA
2 Keberhasilan dalam pembelajaran IPA tergantung diri
saya sendiri
3 Saya puas dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru
dibandingkan dengan penilaian saya sendiri terhadap
kinerja saya
82
4 Untuk mencapai tujuan saya, penting bagi say untuk
berhasil dalam pembelajaran ini
5 Guru menggunakan bermacam-macam teknik
6 Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh
pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang
diberikan guru pada materi pembelajaran ini
7 Terdapat cerita, gambar atau contoh yang menunjukkan
kepada saya bagaimana manfaat materi pembelajaran
ini bagi beberapa orang
8 Isi dan gaya tulis pada pembelajaran ini memberi kesan
bahwa isinya bermanfaat untuk diketahui
9 Kalimat umpan balik setelah latihan, atau komentar-
komentar lain pada pembelajaran IPA ini, membuat
saya merasa mendapat penghargaan bagi upaya saya.
1
0
Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran IPA ini
dengan hal-hal yang telah saya lihat, saya lakukan, atau
saya pikirkan didalam kehidupan sehari-hari.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
berbentuk essay, dengan 10 butir pertanyaan dengan skor yang sama.
Dengan rumus menggunakan nilai rata-rata dari setiap siklus, untuk
mengetahui validitas dan reabilitas.
1. Uji Validitas
Merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
83
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah.
Untuk menguji valid tidaknya suatu instrumen digunakan rumus r
korelasi product moment, yaitu sebagai berikut :
rxy= )}()}{({
))((
2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total
𝑋 = Skor butir soal
𝑌 = Skor total
𝑁 = Jumlah responden
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrument itu sudah baik.
2
2
11
1
1 t
b
K
Kr
Keterangan :
r11 = Reliabelitas instrumen
K = Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b = Jumlah Varians butir
84
2t = Varians total
Teknik Analisis Data
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari ketuntasan
belajarnya yang dirumuskan sebagai berikut :
%100XN
nKB
Keterangan :
KB : Ketuntasan Belajar
N : Banyaknya siswa yang ikut test
n : Banyaknya siswa yang mendapat nilai 60
Jika KB 85%, maka belajar dikatakan tuntas secara klasikal.
Indikator Kerja
3. Ketuntasan Individu
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas
secaraindividu apabila siswa mendapat nilai ≥ 60.
4. Ketuntasan klasikal
Prestasi belajar siswa meningkat apabila terjadi peningkatan
ketuntasan belajar dari ketuntasan belajar siklus sebelumnya yang dilihat
pada setiap akhir siklus. Proses belajazr dikatakan tuntas secara klasikal
jika KB 85%.
59
60
61
62
59
DOKUMENTASI
Gambar Plank Sekolah MA NW
BagikPolakLabuapi Gambarwawancaradengan guru
matapelajaranbiologi
GambarhalamandepanSekolah MA NW
BagikPolakLabuapi Gambarruangkepalasekolah,
sekaligusruang guru dan Ka.
tatausaha
60
Gambarguru yang sedang menjelaskan materi
pelajaran kepada siswa Gambar siswa sedang mencatat
Siswa sedang memperhatikan guru dalam
proses belajar mengajar Kegiatan belajar mengajar dalam kelas
Keterangan gambar :
Waktu hari Jum’at, jam 10.00.
Tanggal 28 Oktober 2016
Ibu sulva bertugas sebagai penjaga
perpustakaan
63
64