STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWA …
Transcript of STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWA …
STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWAPADA MUATAN IPA KELAS IV MI NURUL ISLAM SEKARBELA
MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020
oleh
Nila RusminiNIM 160106059
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
i
STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWAPADA MUATAN IPA KELAS IV MI NURUL ISLAM SEKARBELA
MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nila RusminiNIM 160106059
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
ii
Motto:
(QS. Al-Baqarah [2]: 286) إلل وسعها له نفسا إ ل يكلف الل
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya…”1
PERSEMBAHAN
1 Al-Qur’an dan Terjemahan, Penerbit SABIQ
vii
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Ayahandaku Bapak Rusni (terimakasih atas limpahan kasih sayang dan
bimbingan serta nasihat yang begitu berarti) dan kepada Ibundaku tersayang
Murtini (terimakasih juga atas limpahan do’a dan kasih sayang yang tak
terhingga serta selalu memberikan yang terbaik untuk kami putra-putrimu).
2. Yayasan MI Nurul Islam Sekarbela Mataram (yang terdapat di dalamnya
guru-guru yang memberikanku semangat dan motivasi untuk terus bangkit
dalam keterjatuhan mengerjakan tugas akhir ini dan memfasilitasi peneliti
untuk bisa penelitian).
3. Guru-guruku (yang telah mendidik dan memberikan arahan, atas jasa
merekalah aku dapat menghirup udara ilmu dan akademik).
4. Adik-adikku tersayang yang ku banggakan Nabil Iski dan Latifa Khofiyya
(terimakasih atas bantuan moril dan bantuan ketika ku terpuruk dan
kesulitan).
5. Sahabat-sahabatku tersayang (terimakasih kehadiran kalian memberi warna
dan semangat dalam hidupku), dan semua teman-teman PGMI angkatan
2016 khususnya PGMI Kelas B (yang selama dibangku kuliah menemani
hari-hariku, terimakasih atas cerita hidup yang kalian toreh).
6. Untuk Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Mataram.
KATA PENGANTAR
viii
Puji syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, penulis panjatkan
kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas limpahan rahmat, hidayah dan taufik serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada tauladan kita Nabi
Muhammad Sallahu’alaihiwasallam dan orang-orang mukmin yang senantiasa setia
mengikuti jejak dan ajaran beliau.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini mustahil terselesaikan tanpa
pertolongan Allah yang menjelmakan melalui makhluk-Nya. Oleh karena itu
dengan rasa kerendahan hati dan tulus penulis menyampaikan banyak terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik bagi mereka semua. Oleh
karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sobry, M.Pd, sebagai pembimbing I dan Ibu Ramdhani
Sucilestari, M.Pd, sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan,
motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan ditengah
kesibukannya. Menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;
2. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram, Ibu Dr. Hj.
Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram
beserta para dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan bagi
penulis selama berada dibangku kuliah dan seluruh karyawan/staf pegawai UIN
ix
Mataram atas bantuan dan kemudahan yang diberikan selama penulis mengikuti
studi di UIN Mataram;
3. Kepala Madrasah MI Nurul Islam Sekarbela Mataram Ibu Hj. Mupaddalah,
M.Pd.I, Guru-guru MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, dan siswa-siswi MI
Nurul Islam Sekarbela Mataram yang telah membantu mencapai keberhasilan
penulisan skripsi ini;
4. Orang tua saya yang selalu mendukung dan memotivasi saya untuk terus
semangat menyelesaikan skripsi ini;
5. Teman-teman PGMI seperjuangan;
6. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam
menyelesaikan skripsi ini;
Mataram,
Penulis
Nila Rusmini
NIM.160106059
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................v
PENGESAHAN ….……................................................................................vi
MOTTO …………….....................................................................................vii
PERSEMBAHAN ……….............................................................................viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................ix
DAFTAR ISI …………..................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xvi
ABSTRAK …………......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ……….................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................7
C. Tujuan dan Manfaat ..............................................................7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ..........................................9
E. Telaah Pustaka...............................................................................10
F. Kerangka Teori..............................................................................15
xi
G. Metode Penelitian .........................................................................38
H. Sistematika Keabsahan .................................................................47
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................49
A. Gambaran umum lokasi penelitian MI Nurul Islam Sekarbela
Mataram .......................................................................................49
B. Strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada
muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram...........60
C. Kendala-kendala yang ditemukan guru dalam mewujudkan
sikap ilmiah siswa pada muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam
Sekarbela Mataram .......................................................................63
D. Upaya guru dalam mengatasi kendala-kendala dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA kelas IV
MI Nurul Islam Sekarbela Mataram .............................................66
BAB III PEMBAHASAN ..............................................................................69
A. Strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada
muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram...........69
B. Kendala-kendala yang ditemukan guru dalam mewujudkan
sikap ilmiah siswa pada muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam
Sekarbela Mataram .......................................................................71
C. Upaya guru dalam mengatasi kendala-kendala dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA kelas IV
MI Nurul Islam Sekarbela Mataram .............................................72
BAB IV PENUTUP .......................................................................................74
xii
a. Kesimpulan ...................................................................................74
b. Saran .......................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................77
LAMPIRAN....................................................................................................80
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Persamamaan dan Perbedaan Penelitian Sebelumnya Dengan
Penelitian Ini, 13.
Tabel 1.2 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah, 34.
Tabel 2.1 Data Guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela, 54.
Tabel 2.2 Data Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela, 56.
Tabel 2.3 Jumlah siswa-siswi kelas IVA MI Nurul Islam Mataram, 57.
Tabel 2.4 Kondisi Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Sekarbela, 59.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Lembar Observasi RPP Kelas IVA, 96.
Lampiran 2 Lembar Pedoman dan hasil Wawancara dengan guru kelas IVA,
101.
Lampiran 3 Foto HasilWawancara dengan Guru, 106.
Lampiran 4 Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar, 107.
Lampiran 5 Kartu Konsultasi Proposal
Lampiran 6 Kartu Konsultasi Skripsi
Lampiran 7 Surat Rekomendasi Penelitian UIN Mataram
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Balitbang
Lampiran 9 Surat Bukti Sudah Penelitian di MI Nurul Islam Sekarbela
Mataram
Lampiran 10 Cetak Plagiasi Skripsi
xvi
STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWAPADA MUATAN IPA KELAS IV MI NURUL ISLAM SEKARBELA
MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Oleh:Nila Rusmini
NIM.160106059
ABSTRAK
Sikap ilmiah merupakan tingkah laku yang didapatkan melalui pemberian
contoh-contoh positif dan harus terus ditingkatkan agar bisa dimiliki oleh siswa.
Indikator sikap ilmiah yang peneliti teliti antara lain: Sikap ingin tahu, sikap
berpikir kritis, sikap kerjasama, dan sikap peka terhadap lingkungan sekitar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ilmiah adalah pendekatan yang
digunakan, media yang digunakan, pemberian contoh sikap ilmiah oleh guru,
penguatan positif pada sikap ilmiah, menyediakan kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan sikap ilmiah.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi guru, apa
saja kendala-kendala yang dihadapi, dan bagaimana upaya-upaya guru dalam
mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan
IPA kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif deskriptif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi non-partisipan, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi.
Sedangkan untuk pengecekan data, peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan
trianggulasi tekhnik.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Strategi yang digunakan guru dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah menggunakan pendekatan saintifik,
memberikan penguatan dan stimulus sebelum pelajaran dimulai, menggunakan
media gambar yang ada di buku siswa maupun yang guru buat sendiri, membawa
suatu hal baru yang belum pernah siswa lihat sebelumnya, mengaitkan materi
pelajaran dengan dunia nyata. (2) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah sebagai berikut: Guru tidak menggunakan
media yang menarik, guru jarang memberikan suatu pujian, penghargaan, dan
hadiah kepada siswa, guru jarang melakukan pengamatan, sebagian siswa tidak
aktif dalam kegiatan-kegiatan di sekolah. (3) Upaya yang dilakukan guru dalam
mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, diantaranya:
Menggunakan media yang menarik dengan menampilkan sebuah video atau
gambar teka-teki, memberikan pujian, penghargaan, serta reward (hadiah),
meletakkan barang baru di dalam kelas, melakukan pengamatan terhadap materi
yang dipelajari, mengajak siswa aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di
sekolah.
Kata kunci: Strategi Guru, Sikap Ilmiah, Muatan IPA
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 ditetapkan sebagai bagian meningkatkan kualitas
pendidikan Indonesia di seluruh jenjang yang dinilai dari tiga ranah
kompetensi, yaitu: pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tahap
pelaksanaan kurikulum 2013 berfokus pada kegiatan aktif siswa melalui
suatu proses ilmiah dengan tujuan agar pembelajaran tidak hanya
menciptakan peserta didik yang mempunyai kompetensi pengetahuan saja,
tetapi juga mampu menciptakan peserta didik yang baik dalam sikap dan
keterampilan.2
Salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar adalah
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Secara garis besar, IPA memiliki tiga
komponen, yaitu: (1) proses ilmiah, seperti mengamati mengklasifikasi,
memprediksi, merancang, dan melaksanakan eksperimen, (2) produk
ilmiah, seperti prinsip, konsep, hukum, dan teori, serta (3) sikap ilmiah,
seperti sikap ingin tahu, hati-hati, objek, dan jujur. Ketiga komponen
tersebut saling berkaitan satu sama lain. Proses ilmiah (keterampilan
proses) akan menjadi wahana pengait antara pengembangan konsep dan
pengembangan sikap serta nilai.3 Dengan demikian, IPA bukanlah sekedar
kumpulan pengetahuan atau materi semata. Konsep pembelajaran IPA di
2 Ratna Rosidah, dkk, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada
Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas
X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Volume 3,
2014, Hlm. 66.
3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm. 137.
2
sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu karena belum
dipisahkan secara tersendiri seperti mata pelajaran biologi, kimia, dan
fisika. Pada tingkat sekolah dasar kelas I, II, dan III mata pelajaran IPA
diintegrasikan pada kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
sedangkan kelas IV, V, dan VI pembelajaran IPA menjadi mata pelajaran
tersendiri tetapi pembelajarannya menggunakan tematik terpadu.4
IPA sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan komponen-
komponen IPA, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Tetapi,
pembelajaran IPA di sekolah saat ini masih terpaku pada paradigma
penelusuran informasi dan melupakan aspek lain dari pembelajaran IPA.
Selain ini ada kecenderungan guru memandang pembelajaran IPA hanya
sebagai kumpulan produk saja dan melupakan aspek lainnya, salah satunya
aspek sikap ilmiah.5 Padahal, dalam proses belajar mengajar IPA,
pengembangan konsep (produk IPA) tidak bisa dipisahkan dari
pengembangan sikap ilmiah. Sikap ilmiah melandasi proses ilmiah yang
kemudian menghasilkan produk IPA. Begitu sebaliknya, produk IPA dapat
mendorong terjadinya proses ilmiah yang baru dan akan menumbuhkan
atau menguatkan sikap ilmiah. Oleh karena itu sikap ilmiah merupakan
salah satu tujuan dari pembelajaran IPA.6
4 Wahab Jufri, Belajar dan Pempelajaran Sains (Modal Menjadi Guru Professional),
(Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2017), hlm. 122.
5 N.N Ayu Suciati, dkk, Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa SMP, (E-
jurnal: Program Pascasarjana Univesitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA), Volume 4,
2014, hlm. 2.
6 Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2019), hlm. 44.
3
Sikap ilmiah adalah suatu pandangan seseorang terhadap cara
berfikir yang sesuai dengan metode keilmuan, sehingga timbullah
kecenderungan untuk menerima ataupun menolak terhadap cara berfikir
yang sesuai dengan keilmuan tersebut.7 Sikap ilmiah merupakan tingkah
laku yang didapatkan melalui pemberian contoh-contoh positif dan harus
dikembangkan agar bisa dimiliki oleh siswa. Tujuan dari adanya
pengembangan sikap ilmiah yaitu untuk menghindari munculnya sikap
negatif pada diri siswa. Oleh karena itu, sikap ilmiah merupakan aspek
yang penting karena berpengaruh pada budi pekerti serta pembentukan
karakter yang baik pada diri siswa.8
Sikap ilmiah dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa
dalam pembelajaran IPA pada saat melakukan diskusi, percobaan,
simulasi, dan kegiatan proyek di lapangan. Pengembangan sikap ilmiah di
sekolah dasar memiliki kesesuaian dengan tingkat perkembangan
kognitifnya. Menurut Harlen sikap ilmiah yang perlu dikembangkan lebih
lanjut dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar agar bisa dimiliki oleh
siswa yaitu: (1) sikap ingin tahu, (2) sikap respek terhadap data atau fakta,
(3) sikap berpikir kritis, (4) sikap penemuan dan kreativitas, (5) sikap
berpikiran terbuka dan kerjasama, (6) sikap tekun, serta (7) sikap peka
terhadap lingkungan sekitar.9
7 Uliya Ilmiyati, Pengaruh Implementasi Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Terhadap
Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Di Mts Darul Islah Praya, (Skripsi Pdf,
FTK UIN Mataram, 2018), hlm.34.
8 Selly Gusmentari, Sikap Ilmiah Siswa Kelas IV C Dalam Pembelajaran IPA di SD
Muhammadiyah Condongcatur, (Skripsi Pdf, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm.4.
9 Enisiati, Sikap Ilmiah Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran IPA Siswa di Donotirto
Bangunjiwo Kasihan Bantul, (Skripsi Pdf, FTK Universitas PGRI Yogyakarta, 2016), hlm. 4-5.
4
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 13 April 2020 melalui wawancara dengan guru kelas IVA MI
Nurul Islam Sekarbela Mataram, dimana kelas IV merupakan awal
mulainya kelas tinggi dan hasil wawancara yang didapatkan bahwa siswa
IVA lebih banyak yang menunjukkan sikap ilmiah dibandingkan kelas
lainnya. berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan khususnya pada
muatan IPA, secara umum pelaksanaan pembelajaran IPA tidak hanya
menekankan hasil belajar tetapi juga memperhatikan aspek sikap.
Penekanan pada aspek sikap dapat dilihat dari penanaman sikap-sikap
positif dan sikap ilmiah yang dilakukan guru kelas IVA. Guru IPA
melakukan penanaman sikap ilmiah pada siswa dengan memperlihatkan
contoh sikap ilmiah, penguatan positif pada sikap ilmiah, dan
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan sikap ilmiah.
Dari proses penanaman sikap ilmiah tersebut, siswa kelas IVA
menunjukkan beberapa sikap ilmiah tersebut, yaitu sikap ingin tahu, sikap
objektif terhadap data/fakta, sikap berpikir kritis, sikap berpikiran terbuka
dan kerjasama, serta sikap peka terhadap lingkungan sekitar. Siswa kelas
IV menunjukkan sikap ingin tahu ketika diberikan pertanyaan yang
merangsang rasa ingin tahu mereka berkaitan dengan pelajaran yang akan
dipelajari. Siswa antusias menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan
pengetahuan yang telah mereka miliki. Siswa juga aktif bertanya apabila
belum memahami materi atau tugas yang diberikan oleh guru. Tetapi,
belum semua siswa pada kelas tersebut memiliki rasa ingin tahu yang
5
tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang diam saat diberikan
pertanyaan oleh guru.
Sikap ilmiah yang lain yaitu sikap objektif terhadap data/fakta
yang terlihat ketika siswa mengerjakan soal yang diberikan guru. Siswa
mengerjakan secara sendiri-sendiri sesuai dengan pengetahuannya.
Adapun sikap ilmiah dalam berpikir kritis dimana sikap ini terlihat pada
saat siswa mendapatkan hal yang baru baginya. Mereka aktif bertanya
tentang hal-hal tersebut. Tetapi, belum semua siswa yang menunjukkan
sikap tersebut, kebanyakan yang sering bertanya adalah siswa laki-laki,
sedangkan siswa perempuan kebanyakan hanya diam saja, mendengarkan,
dan memperhatikan temannya yang bertanya. Adapun sikap ilmiah
berpikir terbuka dan kerjasama juga ditunjukkan pada kelas IVA. Sikap ini
terlihat pada saat siswa sedang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru maupun temannya. Pada saat salah satu menjawab suatu pertanyaan,
mereka menghargai pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh temannya.
Mereka tidak mengejek pendapat temannya serta tidak merasa bahwa
pendapatnya paling benar karena mereka tahu dari kekurangan yang ada
pada temannya bisa mereka lengkapi lewat kerjasama, karena perlu
mereka sadari bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih
banyak dari yang dia miliki.
Sikap ilmiah terakhir yang ditunjukkan oleh kelas IVA adalah
sikap peka terhadap lingkungan sekitar. Sikap ini terlihat saat siswa kelas
IVA mengajak teman-temannya untuk menjaga kebersihan kelas maupun
6
sekolah, contoh kecilnya selalu membuang sampah bekas makanannya
maupun sampah yang lainnya ke tong sampah yang telah di siapkan guru
di depan kelas maupun di lapangan sekolah. Meskipun belum semua
siswa-siswi kelas IVA menunjukkan sikap ilmiah yang satu ini, akan tetapi
dari 34 siswa kelas IVA mempunyai kesadaran terhadap kebersihan
lingkungan kelas maupun lingkungan sekolah.
Dari semua sikap-sikap ilmiah yang sudah ada pada kelas IVA, ada
sikap ilmiah lainnya yang penting bagi siswa sekolah dasar belum
ditunjukkan oleh kelas IVA. Pada saat pembelajaran IPA, siswa tidak
melakukan percobaan ataupun pengamatan sehingga sikap penemuan dan
kreativitas serta sikap ketekunan tidak terlihat. Karena guru hanya
menggunakan gambar yang ada di buku pegangan siswa dalam
menyampaikan materi pelajaran, menggunakan media gambar yang
terbuat dari kertas manila, dan sesekali menggunakan proyektor untuk
menampilkan media pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
mempercepat penyampaian materi agar selesai sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Padahal, saat guru menggunakan media pembelajaran
yang menarik maka siswa akan lebih mudah memahami materi yang
disampaikan serta dapat membantu mewujudkan sikap ilmiah mereka.10
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Strategi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa
pada Muatan Materi IPA Kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram
Tahun Pelajaran 2019/2020”
10 Muhammad Izzudin, Wawancara, Mataram, 05 Maret 2020.
7
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa
pada kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram?
2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mewujudkan
sikap ilmiah siswa pada kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram?
3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi
kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa pada kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram
b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa pada kelas IV MI Nurul Islam
Sekarbela Mataram
c. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan
sikap ilmiah siswa
2. Manfaat Penelitian
8
Adapun manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoretis dan
praktis, dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan
dan informasi tentang setrategi guru untuk mewujudkan sikap
ilmiah siswa yang dapat dijadikan acuan dan referensi pada
penelitian sejenis yang akan dilakukan di masa yang akan datang
b. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru,
sekolah dan Peneliti. Untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Bagi Siswa
Penelitian ini dapat memberi wawasan dan dapat mewujudkan
sikap ilmiah siswa tentang strategi guru dalam mewujudkan
sikap ilmiah siswa pada pelajaran IPA, sehingga siswa lebih
aktif, kreatif dan mandiri dalam proses pembelajaran.
2) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
sikap ilmiah yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran
9
IPA dan meningkatkan motivasi guru untuk selalu
menanamkan sikap ilmiah siswa dalam setiap proses
pembelajaran IPA
3) Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
kepala sekolah dalam usaha perbaikan proses belajar mengajar
para guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai sikap ilmiah siswa terwujud
4) Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mendapatkan
pengalaman langsung dan menambah wawasan mengenai
strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada mata
pelajaran IPA siswa Kelas IV MI.
D. Ruang lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini yang menarik untuk ditemukan
hasil penelitiannya yaitu strategi, kendala-kendala, dan upaya guru
dalam mengatasi dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada kelas IV
MI Nurul Islam Sekarbela Mataram
2. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Nurul Islam Sekarbela
Mataram. Setting penelitian dipilih karena hasil pertimbangan
10
wawancara dari guru kelas IV A MI Nurul Islam Sekarbela Mataram
sudah ada beberapa sikap ilmiah siswa yang terwujud. Dari hasil
wawancara yang dilakukan peneliti menangkap pemahaman terkait
sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran IPA belum maksimal
terwujud semua. Melalui pemilihan lokasi penelitian ini, hasil
penelitian kemudian dapat menjadi best research strategi guru dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela
Mataram.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji penelitian maupun karya terdahulu yang sejenis dengan
tujuan untuk menghindari kesamaan dan kesalahpahaman terhadap
penelitian ini.
Adapun penelitian-penelitian yang telah ditelaah oleh peneliti yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurfatiah, yang berjudul
“Penerapan Model Inquiri Terbimbing Untuk Meningkatkan
Sikap Ilmiah Siswa dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII
MTs Badrussalam NW Sekarbela Tahun Ajaran 2017/2018”
dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan model inquiri
dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa kelas VIII
MTs Badrussalam NW Sekarbela.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
peneliti laksanakan adalah sama-sama mengkaji tentang sikap
11
ilmiah siswa. Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah. Penelitian tersebut
meneliti tentang sikap ilmiah dan hasil belajar dan juga
menggunakan metode inquiri, sedangkan penelitian ini mengukur
tentang strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa. Dalam
penelitian tersebut menggunakan penelitian PTK menggunakan
instrumen lembar observasi rencana keterlaksanaan pembelajaran,
lembar observasi sikap ilmiah, dan tes hasil belajar. Sedangkan
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif
dengan menggunakan instrumen observasi dan wawancara.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Uliya Ilmiyati, yang berjudul
“Pengaruh Implementasi Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Materi
Ekosistem di MTs Darul Islah Praya” dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa pendekatan jelajah alam sekitar berpengaruh
terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar siswa.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang sikap ilmiah.
Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan terletak pada variabel penelitiannya, instrumen,
dan pendekatan penelitiannya. Pada penelitian tersebut dimana
variabelnya yaitu pendekatan jelajah alam sekitar, sikap ilmiah dan
hasil belajar, sedangkan dalam penelitian ini variabelnya tentang
12
strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa. Adapun
pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah
pendekatan kuantitatif jenis eksperimen, teknik pengumpulan
datanya menggunakan lembar observasi untuk mengukur
keterlaksanaan RPP, angket untuk mengukur sikap ilmiah, dan tes
tertulis bentuk objektif sebanyak 25 butir soal. Sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif
menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Anjani, yang berjudul
“Pengaruh Metode Praktikum Virtual Terhadap Peningkatan
Sikap Ilmiah Siswa Kelas IX Pada Materi Sistem Peredaran
Darah di SMA Negeri 6 Bandar Lampung” penelitian ini
disimpulkan bahwa Praktikum Virtual berpengaruh Terhadap
Peningkatan Sikap Ilmiah Siswa Kelas IX Pada Materi Sistem
Peredaran Darah di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang sikap ilmiah
siswa. Adapun perbedaannya pada penelitian tersebut adalah karya
ilmiah dari Universitas FTK IAIN Raden Intan Lampung dengan
variabel yang tedapat dalam judulnya metode praktikum dan sikap
ilmiah, menggunakan pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan
datanya terdiri dari skala sikap, angket dan dokumentasi.
Sedangkan dalam penelitian ini hanya mencakup tentang
13
bagaimana strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa,
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, pengumpulan data
menggunakan instrumen observasi dan wawancara.
Tabel 1.1Tabel Persamamaan dan Perbedaan
Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitian Ini
No JudulPenelitian
Persamaan Perbedaan
1. Nurfatiah, 2018.
Penerapan Model Inquiri
Terbimbing Untuk
MeningkatkanSikap Ilmiah
Siswa dan Hasil Belajar
Biologi SiswaKelas VIII
MTs Badrussalam
NW Sekarbela.
Dalam penelitian
terdahulu sama penelitian ini
sama-sama meneliti tentang
sikap ilmiah siswa.
Penelitian tersebut meneliti tentang sikap ilmiah dan hasil
belajar dan juga menggunakanmetode inquiri, sedangkan
penelitian ini mengukur tentang strategi guru dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa. Dalam penelitian
tersebut menggunakan penelitian PTK menggunakan
instrumen lembar observasi rencana keterlaksanaan
pembelajaran, lembar observasi sikap ilmiah, dan tes
hasil belajar. Sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
menggunakan instrumen observasi dan wawancara.
2. Uliya Ilmiyati,
Pengaruh Implementasi
Pendekatan Jelajah Alam
Sekitar Terhadap
Sikap Ilmiah dan Hasil
Belajar Siswa Materi
Ekosistem di MTs Darul
Islah Praya
Dalam penelitian
terdahulu sama penelitian ini
sama-sama meneliti tentang
sikap ilmiah siswa.
Pada penelitian tersebut dimana variabelnya yaitu
pendekatan jelajah alam sekitar, sikap ilmiah dan hasil
belajar, sedangkan dalam penelitian ini variabelnya
tentang strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa. Adapun pendekatan yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah pendekatan kuantitatif jenis
eksperimen, teknik pengumpulan datanya
menggunakan lembar
14
No JudulPenelitian
Persamaan Perbedaan
observasi untuk mengukur keterlaksanaan RPP, angket
untuk mengukur sikap ilmiah, dan tes tertulis bentuk objektif
sebanyak 25 butir soal. Sedangkan dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif
menggunakan teknik pengumpulan data observasi
dan wawancara.
3. Retno Anjani.
Pengaruh Metode
Praktikum Virtual
Terhadap Peningkatan
Sikap Ilmiah Siswa Kelas
IX Pada Materi Sistem
Peredaran Darah di
SMA Negeri 6 Bandar
Lampung
Dalam
penelitian terdahulu sama
penelitian ini sama-sama
meneliti tentangsikap ilmiah
siswa.
Perbedaannya pada penelitian
tersebut adalah karya ilmiah dari Universitas FTK IAIN
Raden Intan Lampung denganvariabel yang tedapat dalam
judulnya metode praktikum dan sikap ilmiah,
menggunakan pendekatan kuantitatif, teknik
pengumpulan datanya terdiri dari skala sikap, angket dan
dokumentasi. Sedangkan dalam penelitian ini hanya
mencakup tentang bagaimana strategi guru dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa, menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif, pengumpulan data
menggunakan instrumen observasi dan wawancara.
F. Kerangka Teori
1. Strategi
15
a. Pengertian Strategi
Strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan,
atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan tenaga dan waktu.11
Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dalam konteks pendidikan
dapat dimaknai sebagai perencanaan yang berisi serangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan dan
mengarah kepada hal-hal yang spesifik, yakni khusus pada
pembelajaran.12
Strategi adalah pola umum kegiatan yang direncanakan
untuk melaksanakan suatu kegiatan, yang didalamnya melibatkan
banyak unsur yang harus diatur. Dalam berbagai aktifitas di sekitar
kita memerlukan strategi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.13
Terkait dengan penelitian ini strategi adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka mencapai tujuan,
termasuk meningkatkan sikap ilmiah siswa.
2. Mengenal Profesi Guru
a) Pengertian Guru
11 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm.19
12 Abdul Hamid Jalaludin, Strategi Guru Dalam Mengembangkan Karakter Peserta
Didik Melalui Pembelajaran Fiqih Kelas VII SemesterGenap Tahun 2016-2017 di MTs Haqqul
Yaqin NW Sayang-sayang Kecamatan Cakranegara Kota Mataram, (Skripsi Pdf, 2017), Hlm.14
13 Sumantri, Strategi Pembelajaran, (Jakarta:2014), Hlm.7
16
Dalam undang-undang nomer 14 tahun 2005 guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluas
peserta didik anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.14
b) Tugas guru dalam pembelajaran
Tugas seorang guru meliputi mendidik, membelajarkan,
dan melatih peserta didik melalui proses pembelajaran yang
sistematis dan terencana. Tugas mendidik berarti bahwa guru
membantu peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai yang
bermanfaat bagi kehidupan dan masa depan peserta didik sebagai
individu, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai warga Negara
yang bertanggung jawab. Dalam konteks tugas membelajarkan
berarti bahwa guru penting untuk memfasilitasi dan memberi
peluang belajar bagi peserta didik dengan merancang pengalaman
belajar yang kondusif dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Sedangkan tugas melatih berkaitan dengan upaya membantu
peserta didik dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan
yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya.15
c) Peran guru dalam pembelajaran
14 Undang-Undang Nomer14 Tahun 2005, hlm.2
15 Wahab Jufri, Belajar dan Pempelajaran sains….. Hlm.96
17
Sebagai konsekuensi dari proses pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik, maka guru harus dapat berperan sebagai (1)
sumber belajar atau narasumber, (2) pengelola lingkungan belajar,
(3) fasilitator, (4) pembimbing, (5) demonstrator, (6) motivator,
dan (7) evaluator. Dari beberapa peran guru dalam pembelajaran
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber belajar atau Narasumber
Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan
penguasaan materi pelajaran. Guru dikatakan baik jika dia
menguasai dengan baik segala sesuatu yang terkait dengan
materi pelajaran yang diajarkannya dan sebaliknya guru yang
kurang menguasai materi pelajarannya dikatakan sebagai guru
yang kurang baik.
Berperannya guru sebagai sumber informasi porsinya
sangat tergantung pada tingkatan pendidikan. Pada jenjang
sekolah dasar guru hamper sepenuhnya bertindak sebagai
sumber informasi. Sedangkan pada tingkatan kelas dan
tingkatan pendidikan yang lebih tinggi, maka peran guru
sebagai informasi ini semakin berkurang.16
2. Manajer atau pengelola pembelajaran
16 Ibid, Hlm. 100-101
18
Dalam hal ini guruharus mampu mengelola lingkungan
belajar konsusif. Lingkungan belajar yang harus dikelola dan
menjaditanggung jawab guru tidak hanya meliputi ruang kelas
atau laboratorium dengan batas-batasnya berupa dinding kaku.
Alam sekitar termasuk masyarakat yang hidup di sekitar
peserta didik juga merupakan lingkungan belajar yang harus
dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber belajar.
Sebagai manajer atau penelola kegiatan pembelajaran, guru
memiliki 4 fungsi umum, yaitu: (1) merancang tujuan
pembelajaran, (2) mengorganisasikan sebagai sumber belajar
untuk mewujudkan tujuan belajar, (3) memimpin, memotivasi,
mendorong dan menstimulasi peserta didik agar belajar, (4)
mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi
sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian
tujuan.17
3. Fasilitator pembelajaran
Di sini guru harus dapat memfasilitasi interaksi belajar
antar peserta belajar. Di samping itu guru juga dapat
memberikan berbagai fasilitas lain yang diperlukan oleh
peserta didik, antara lain berupa alat bantu atau media
pembelajaran yang menunjang, serta melengkapi fasilitas yang
diperlukan untuk terjadinya pembelajaran optimal.
4. Pembimbing peserta didik dalam pembelajaran
17Ibid, Hlm. 102-103
19
Peserta didik adalah makhluk yang unik, memiliki karakter
dan kemampuan yang berbeda-beda. Di samping itu setiap
individu peserta didik adalah manusia yang sedang berada
dalam proses perkembangan menuju dewasa. Meskipun
usianya relatif sama, irama perkembangan anatara individu
tentu tidak sama persis. Perbedaan itulah yang menuntut guru
harus dapat berperan sebagai pembimbing. Guru harus dapat
membimbing mereka agar dapat: (a) mengembangkan potensi
yang dimilikinya, (b) membimbing supaya mencapai tugas dari
perkembangan mereka, (c) membimbing supaya peserta didik
dapat tumbuh dan berkembang dengan mandiri
5. Demonstrator keterampilan
Guru adalah model bagi peserta didik khususnya dalam
melaksanakan suatu keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator yaitu: a)
guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji, b) guru
harus dapat menunjukkan bagaimana cara agar semua materi
pelajaran lebih dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik
6. Motivator
Merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Sering
terjadi peserta didik yang kurang akan prestasi bukan karena
20
disebabkan kemampuannya yang kurang, akan tetapi
dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia
tidak berusaha mengerahkan segala kemampuannya. Ada
beberapa hal yang harus dilakukan guru untuk membangkitkan
motivasi belajar peserta didik yaitu: 1) menyampaikan tujuan
pembelajaran, 2) membangkitkan minat peserta didik, 3)
menciptakan suasana belajar yang menyenagkan, 4) memberi
penguatan atas keberhasilannya, 5) mengevaluasi dan menilai
dengan objektif, 6) memberi umpan balik pada hasil kerjanya,
dan 7) membangun kerjasama dan kompetisi yang kuat.
7. Penilaian atau evaluator
Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data
atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan. Ada dua fungsi utama guru sebagai evaluator yaitu:
1) Menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan
peseta didik dalam menyerap materi pelajaran sesuai
dengan kurikulum, dan
2) Menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan
kegiatan yang telah diprogramkan.18
d) Peran Guru Dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa
Dalam meningkatkan sikap ilmiah, pemberian tugas yang
18 Ibid, hlm.104-101
21
dapat dimaknai dengan jelas oleh siswa merupakan bagian penting
yang dapat dilakukan oleh guru. Dengan begitu, ketika guru
menaruh minat pada apa yang dirasakan oleh siswa tentang tugas
yang diberikan, maka akan mendorong siswa melakukan tugasnya
dengan usaha yang sungguh- sungguh. Untuk mengetahui apa yang
dirasakan oleh siswa, guru perlu melakukan diskusi secara teratur
tentang tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa dengan
melibatkan siswa secara langsung. Selain itu, guru perlu pula
memberikan gambaran tentang sikap siswa yang perlu
mendapatkan perhatian.
Herlen mengemukakan empat peranan utama guru dalam
menanamkan, mengembangkan atau meningkatkan sikap ilmiah
yaitu (a) memperlihatkan contoh sikap ilmiah, (b) memberi
penguatan positif terhadap sikap ilmiah dengan pujian dan
penghargaan, (c) memberikan kesempatan untuk pengembangan
sikap ilmiah, dan (d) mendiskusikan tingkah laku yang
berhubungan dengan sikap ilmiah.19
a) Memperlihatkan contoh sikap ilmiah
Memperlihatkaan contoh sikap ilmiah merupakan hal yang
penting serta hal-hal positif yang dapat dilakukan oleh guru.
Misalnya, menunjukkan pada siswa bahwa pendapat guru juga
bisa diubah. Hal ini akan memberikan dampak pada siswa agar
19 Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran
Sains Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan, 2006),
hlm. 45.
22
tidak bersi keras dengan pendapatnya sendiri tetapi
bersedia mengubahnya jika memang dibutuhkan serta mau
menerima pendapat orang lain yang lebih tepat.
Memperlihatkan sikap positif lebih baik daripada
hanya sekedar diberikan penjelasan. Oleh karena itu, sangat
penting bagi guru untuk memperlihatkan sikap-sikap positif
(sikap ilmiah) dengan cara sebagai berikut:
1. Memperlihatkan minat yang tinggi pada sesuatu yang
baru.
2. Membantu siswa untuk menemukan sesuatu yang baru
atau berbeda dari biasanya.
3. Menerima semua temuan yang dikumpulkan atau
didapatkan oleh siswa meskipun berbeda dengan yang
diharapkan.
4. Menyarankan pengamatan lebih lanjut sebelum sampai
pada suatu kesimpulan.
5. Menanamkan pengertian bahwa apa yang ditemukan
siswa dan data yang mereka kumpulkan dapat
mengubah ide atau pendapat sebelumnya.
6. Mengevaluasi diri tentang apa dan bagaimana sesuatu
telah dilakukan atau suatu ide yang diaplikasikan.
7. Menerima dengan lapang dada apabila terdapat hal
yang tidak dapat dijelaskan.
23
Guru mempunyai kesempatan yang tepat untuk
memperlihatkan contoh sikap ilmiah yang dapat ditiru oleh siswa
ketika kegiatan yang dilakukan di dalam kelas tidak berjalan
dengan semestinya atau percobaan yang dilakukan tidak
menghasilkan apa yang diharapkan. Siswa memiliki kesempatan
yang tepat untuk menunjukkan contoh sikap ilmiah ketika guru
tidak tahu tentang sesuatu atau terkejut dengan hal yang baru.
b) Memberi penguatan positif terhadap sikap ilmiah dengan pujian
dan penghargaan
Siswa meniru sikap ilmiah tidak hanya melalui contoh sikap
ilmiah saja, melainkan pula dari pemberian penguatan terhadap
tingkah laku mereka. Ketika siswa menunjukkan sikap positif,
maka guru perlu memberikan penguatan, penghargaan, serta
pujian yang tulus. Hal tersebut lebih efektif daripada mencegah
sikap negatif. Contohnya, mengucapkan kata “kerja bagus” pada
saat siswa selesai melakukan sebuah percobaan. Hal ini akan
memotivasi mereka untuk melakukan percobaaan yang lebih baik
di masa yang akan datang. Selain itu, suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan serta siswa menjadi terdorong untuk
memunculkan sikap positif yang dimiliki.
c) Memberikan kesempatan untuk pengembangan sikap ilmiah
Para ahli mengemukakan bahwa salah satu ciri dari sikap
adalah adanya keinginan untuk bertindak dengan cara tertentu.
24
Oleh karena itu, siswa harus diberikan kesempatan untuk
memunculkan sikap positif yang dimilikinya pada kegiatan
tertentu. Kegiatan yang dapat memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kegiatan ilmiah adalah kegiatan yang agak
bebas tetapi terkendali. Sebaiknya menghindari kegiatan yang
kaku dengan struktur yang ketat karena dapat mematikan
munculnya sikap ilmiah.
Contoh kegiatan yang memberikan kesempatan siswa
mengembangkan sikap ilmiahnya yaitu meletakkan barang baru
di dalam kelas akan memunculkan rasa ingin tahu. Selain itu,
mendiskusikan pengamatan pada saat dan setelah kegiatan
pengamatan akan memunculkan sikap kritis.
d) Mendiskusikan tingkah laku sikap ilmiah
Sikap merupakan hal yang sukar didiskusikan, terutama bagi
anak usia dini. Tetapi, seiring pertambahan usia anak maka
mereka akan dapat merefleksikan perilaku dan motivasi mereka.
Pada saat tertentu sudah memungkinkan untuk mendiskusikan
secara terbuka contoh sikap ilmiah dalam perilaku mereka.
Contohnya, anak usia 10 tahun membaca buku yang membuat
mereka mengambil kesimpulan bahwa buku tersebut salah karena
isinya tidak rasional. Dalam hal ini, guru dapat mendiskusikannya
dan menjelaskan bahwa kemungkinan penulis memiliki
kesimpulan yang berbeda sehingga perlu dilakukan investigasi
25
lebih lanjut. Dengan begitu, siswa akan menyadari bahwa
kesimpulan tidak hanya tergantung dari data yang tersedia dan
kesiapan menerima pendapat, tetapi juga membuka peluang serta
tantangan untuk penelitian lebih lanjut.
Penguasaan sikap ilmiah merujuk pada sejauh mana siswa
mengalami perubahan pada sikap dan sistem nilai dalam proses
keilmuan. Oleh karena itu, pengukuran sikap ilmiah dapat
dilakukan melalui beberapa indikator sikap yang dikembangkan
berdasarkan setiap dimensi sikap tersebut untuk memudahkan
dalam menyusun instrumen.
Patta Bundu mengemukakan bahwa sikap ilmiah dapat
diukur dengan bentuk penilaian non tes. Penilaian non tes yang
biasanya yaitu pengamatan (observasi), wawancara (interview),
angket (kuisioner), dan dokumentasi. Teknik dokumentasi
mungkin agak sulit untuk mengukur sikap ilmiah. Tetapi,
rekaman peristiwa tentang sikap tertentu yang dimiliki siswa
sering diperlukan pada saat tertentu. Data tersebut dapat direkam
pada saat siswa mulai masuk sekolah dan ditambah serta
diperbaharui apabila ada perubahan pada diri siswa.20
3. Sikap Ilmiah
a) Pengertian Sikap Ilmiah
20 Ibid, hlm. 142-149
26
Menurut Gagne dan Briggs, mengklasifikasikan tujuan
pembelajaran ke dalam lima kategori adalah kemahiran intelektual
(intellectual skill), strategi kognitif (cognitive strategies), informasi
verbal (Verbal Information), kemahiran motorik (motor skill), dan
sikap (attitudes).
Menurut Gagne “Sikap adalah suatu kondisi yang internal.
Sikap mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Kecenderungan
untuk memilih obyek terdapat pada diri peserta didik, bukan
kinerja yang spesifik”.21
Sikap merupakan proses yang dinamik sehingga media dan
kehidupan seseorang akan memperngaruhinya. Sikap dapat
membantu personal karena berkaitan dengan harga diri yang
positif, atau dapat juga merusak personal karena adanya intensitas
perasaan gagal. Sikap berada disetiap orang sepanjang waktu dan
secara konstan sikap mempengaruhi perilaku dan belajar.
Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan
dalam pengambilan tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih
tergantung pada sikapnya terhadap penilaian akan untung dan rugi,
baik atau buruk, memuaskan atau tidak dari suatu tindakan yang
dilakukannya.22
21 Wahab Jufri, Belajar Dan Pembelajaran Sains…, hlm. 74.
2218 Rizka Sofyan Saputri, Peran Guru Dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah Peserta Didik
Kelas V-B MIN Demangan Kota Madiun, (Skripsi Pdf, FITK UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2017), hlm. 21.
27
Menurut Burhanudin Salam “Sikap ilmiah adalah suatu
pandangan sesorang terhadap cara berpikir yang sesuai dengan
metode keilmuan, sehingga menimbulkan kecenderungan untuk
menerima maupun menolak cara berpikir yang sesuai dengan
keilmuan tersebut”.23 Masnur Muslich menyatakan “Sikap ilmiah
merupakan sikap yang harus ada pada diri sesorang ilmuan atau
akademis ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah”. The
Liang Gie juga mengemukakan bahwa, “Sikap ilmiah adalah suatu
kecenderungan pribadi seseorang ilmuan untuk berperilaku atau
memberikan tanggapan dalam hal-hal tertentu sesuai dengan
pemikiran ilmiahnya atau tidak bertentangan dengan citra keilmuan
pada umumnya”.24
Sikap ilmiah adalah aspek tingkah laku yang dapat
diajarkan melalui satuan pembelajaran tertentu, tetapi merupakan
tingkah laku (behavior) yang “ditangkap” melalui contoh-contoh
positif yang harus terus didukung, dipupuk, dan dikembangkan
dalam setiap pembelajaran IPA agar dapat dimiliki oleh siswa.
Salah satu tujuan dari pengembangan sikap ilmiah yakni untuk
menghindari munculnya sikap negatif dalam diri siswa serta
berbagi tanggung jawab mereka. Sikap negatif dalam diri yang
dimaksudkan adalah sikap rendah diri, dimana siswa merasakan
23 Burhanudin Salam, Pengantar Filsafat, Edisi Revisi, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,
2018), hlm. 38.
24 Anggit Grahito Wicaksono dan Jumanto, Relevansi Pendidikan Karakter Dengan
Sikap Ilmiah Dalam Perspektif Pembelajaran IPA Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Sekolah Dasar, Volume XXIX, Februari 2017, hlm. 221.
28
dirinya gagal sebelum melakukan tugas sehingga ia tidak berusaha
sungguh-sungguh dan akhirnya benar-benar mengalami kegagalan.
Hal ini dianjurkan bagi guru yaitu tidak memberi label siswa baik
sebagai kelompok maupun sebagai perseorangan atau sebaliknya.
Sikap ilmiah merupakan salah satu tujuan pembelajaran
IPA di sekolah dasar sehingga sikap ilmiah sangat penting dimiliki
oleh siswa sekolah dasar.25
Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa sikap ilmiah adalah suatu keadaan
dalam diri individu yang disertai dengan perasaan dan alasan
tertentu untuk memberikan respon atau tanggapan serta tingkah
laku yang positif guna memperoleh suatu fakta berdasarkan ilmu
pengetahuan. Maka sikap ilmiah sebaiknya dimiliki oleh semua
siswa sekolah dasar. Hal ini dikarenakan sikap ilmiah dapat
mempengaruhi motivasi belajar dan tingkah laku siswa kearah
yang positif. Oleh karena itu, sikap ilmiah yang sejalan dengan
karakter yang baik perlu terus dikembangkan lebih lanjut dalam
kurikulum dan pembelajaran IPA.
b) Sikap ilmiah siswa SD/MI
Menurut Usman Samatowa “Sikap ilmiah yang perlu dilatih
di Negara kita adalah kemampuan untuk menghargai orang lain
dan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, mengajukan
25 Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran
Sains Sekolah Dasar…, Hlm.49.
29
pertanyaan, serta berdiskusi”. Patta Bundu dalam bukunya juga
mengemukakan bahwa paling tidak ada empat jenis sikap yang
perlu dan relevan dengan siswa sekolah dasar yaitu, sikap terhadap
pekerjaan di sekolah, sikap terhadap diri mereka sebagai siswa,
sikap terhadap ilmu pengetahuan, khususnya IPA, dan sikap
terhadap objek dan kejadian di alam sekitar.
Gega dalam buku Bundu menyarankan empat sikap pokok
yang harus dikembangkan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan
alam (IPA) pada siswa sekolah dasar yaitu, sikap ingin tahu, sikap
penemuan, sikap berpikir kritis, dan sikap teguh pendirian.
Keempat sikap tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya
karena saling melengkapi. Sikap ingin tahu akan mendorong siswa
untuk menemukan sesuatu yang barudan dengan berpikir kritis
maka akan meneguhkan pendirian.
Harlen mengemukakan pula pengelompokkan yang lebih
lengkap dan hampir mencakup dari semua pengelompokkan yang
dikemukakan oleh para ahli di atas, yaitu: (a) sikap ingin tahu, (b)
sikap objektif terhadap data/fakta, (c) sikap berpikir kritis, (d)
sikap penemuan dan kreativitas, (e) sikap berpikiran terbuka dan
kerjasama, (f) sikap ketekunan, (g) sikap peka terhadap lingkungan
sekitar.26 Dari beberapa sikap ilmiah tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
26 Selly Gusmentari, Sikap Ilmiah Siswa Kelas IV C Dalam Pembelajaran IPA di SD
Muhammadiyah Condongcatu…, hlm.35-36.
30
1) Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ditandai tingginya minat dan keinginan anak
terhadap setiap perilaku alam sekitarnya. Anak sering
mengamati benda-benda disekitarnya. Anak sekolah dasar
mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan bertanya, baik
kepada temannya maupun gurunya. Sikap ingin tahu dapat
dilihat dari beberapa indikator yaitu: (1) mengamati objek atau
peristiwa yang aneh, baru, dan menarik baginya; (2)
mengajukan pertanyaan pada guru jika belum memahami
materi yang sedang dibahas atau hal lain yang ingin diketahui;
(3) aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari buku
pegangan atau sumber lainnya; (4) memperhatikan dengan
sungguh-sungguh penjelasan dari guru; dan (5) antusias dalam
mengikuti pelajaran IPA.27
2) Sikap objektif terhadap data/fakta
Pada saat memperoleh data atau fakta, maka siswa harus selalu
menyajikan data yang apa adanya dan mengambil keputusan
berdasarkan fakta yang ada. Sikap objektif terhadap data/fakta
dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: (1) melakukan
kegiatan belajar di sekolah sesuai dengan petujuk guru; (1)
menulis hasil diskusi kelompok atau diskusi kelas sesuai
dengan sumber yang diperoleh; (3) membuat kesimpulan
sesuai dengan fakta yang ada; (4) menghindari tindakan
27Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, 2010, hlm.97
31
mencotek hasil diskusi membuat atau hasil pekerjaan orang
lain; (5) menegur teman yang mencotek hasil diskusi atau hasil
pekerjaan orang lain.
3) Sikap berpikir kritis
Berfikir kritis merupakan sebuah proses teorganisasi yang
memungkinkan siswa untuk mengevaluasi bukti, asumsi,
logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain.
Sikap berpikir kritis dapat terlihat dari beberapa factor yaitu:
(1) meragukan pendapat atau jawaban dari teman/guru yang
dirasa kurang tepat; (2) menanyakan setiap perubahan atau hal
yang baru baginya; (3) menanyakan/protes kepada guru
apabila terdapat perbedaan antara apa yang disampaikan oleh
guru/teman dengan yang ada dibuku pegangan atau sumber
lainnya, dan (4) berusaha melengkapi jawaban temannya yang
belum lengkap berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
4) Sikap berpikir terbuka dan kerjasama
Sikap berpikiran terbuka perlu ditanamkan pada siswa. Pada
saat pembelajaran, siswa dibiasakan untuk mau menerima
pendapat teman yang berbeda dan mau mengubah pendapatnya
apabila pendapat tersebut kurang tepat. Siswa juga perlu
menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain
32
mungkin lebih banyak daripada yang ia miliki. Oleh karena itu,
ia perlu bekerjasama dengan orang lain dalam rangka
meningkatkan pengetahuan.28 Sikap berpikir terbuka dapat
dilihat dari beberapa indikator, yaitu: (1) bersedia
menerima/menghargai ide-ide atau pendapat yang disampaikan
oleh guru atau teman; (2) bersedia memperbaiki hasil diskusi
kelompok atau pekerjaannya berdasarkan saran dari guru atau
teman; (3) mengganti kesimpulan apabila kesimpulan
sebelumnya kurang tepat; (4), berpartisipasi aktif dalam
kegiatan diskusi kelas. Adapun indikator sikap kerjasama dapat
dilihat dari bekerjasama dengan teman kelompok saat
melakukan kegiatan diskusi atau kegiatan IPA (percobaan).
5) Sikap penemuan dan kreativitas
Sikap penemuan dan kreativitas dikembangkan dalam rangka
mempermudah memecahkan masalah atau menemukan data
baru yang benar dengan cepat.
6) Sikap ketekunan
Ilmu bersifat relatif sehingga diperlukan ketekunan untuk terus
mengadakan suatu penelitian atau percobaan. Oleh karena itu,
disaat siswa gagal dalam melakukan percobaan mereka tidak
langsung putus asa. Akan tetapi, siswa harus mengulangi
percobaan tersebut agar agar didapatkan data yang akurat.
28 Rizka Sofyan Saputri, Peran Guru Dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah Peserta
Didik…, hlm. 27-29.
33
7) Sikap peka terhadap lingkungan sekitar
Sikap peka terhadap lingkungan sekitar siswa perlu
menggunakan tumbuhan atau hewan yang ada di lingkungan
sekitar sekolah untuk dijadikan pengamatan/percobaan. Akan
tetapi setelah selesai melakukan pengamatan/percobaan
tumbuhan atau hewan tersebut perlu dikembalikan lagi
kehabitatnya. Maka dengan itu siswa bisa menunjukkan rasa
cinta dan kepekaan terhadap lingkungannya.29 Adapun
indikator peka terhadap lingkungan sekitar dapat dilihat dari
beberapa indikator, yaitu: (1) tidak menyakiti tumbuhan atau
hewan baik yang pernah digunakan sebagai sumber belajar
IPA ataupun tidak; (2) membuang sampah ditempat sampah;
(3) mengambil sampah yang di dalam kelas atau di halaman
sekolah; (4) menegur teman yang membuang sampah
sembarang atau merusak lingkungan; (5) mengajak teman-
teman untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan.
Penguasaan sikap-sikap ilmiah tersebut merujuk pada
sejauh mana siswa mengalami perubahan pada sikap dan
sistem nilai dalam proses keilmuan. Oleh karena itu,
pengukuran sikap ilmiah dapat dilakukan melalui beberapa
indikator-indikator dari setiap dimensi agar dapat dilakukan
29 Selly Gusmentari, Sikap Ilmiah Siswa Kelas IV C Dalam Pembelajaran IPA di SD...,
hlm.38-40.
34
pengukuran sikap ilmiah oleh harlen. Indikator-indikator
tersebut dapat dilihat pada tabel1.1.30
Tabel 1.2Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah
No Dimensi Indikator-indikator
1 Sikap Ingin Tahu Antusias mencari jawaban
Perhatian pada objek yang diamati
Antusias terhadap proses sains
Menanyakan setiap langkah kegiatan
2 Sikap Objektif Terhadap
Data/Fakta,
Objektif/jujur
Tidak memanipulasi data Tidak purbasangka
Mengambil keputusan sesuai fakta
Tidak mencampur fakta dengan pendapat
3 Sikap Berpikir Kritis Meragukan temuan teman Menanyakan setiap
perubahan/hal baru Mengulangi kegiatan yang
dilakukan Tidak mengabaikan data
meskipun kecil
4 Sikap Penemuan Dan
Kreativitas
Menggunakan fakta-fakta
untuk dasar konklusi Menunjukkan laporan yang
berbeda dengan teman sekelas
Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta
Menggunakan alat tidak seperti biasanya
Menyarankan percobaan-percobaan baru
Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan
5 Sikap Berpikiran Terbuka Menghargai pendapat atau
30 Dwi Fujiani, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Kognitif dan Afektif) Siswa
Dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction di Kelas VIII A SMP NEGERI 17 Kota
Jambi, (Skripsi pdf, Universitas Jambi, 2013), hlm. 10-12.
35
No Dimensi Indikator-indikator
Dan Kerjasama temuan orang lain
Mau mengubah pendapat jika data kurang
Menerima saran teman Tidak merasa paling benar
Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative
Berpastisifasi aktif dalam kelompok
6 Sikap Ketekunan Melanjutkan meneliti sesudah “kebaruan” hilang
Mengulangi percobaan meskipun berakibatkan
kegagalan Melengkapi suatu kegiatan
meskipun teman kelasnya selesai lebih awal
7 Sikap Peka Terhadap Lingkungan Sekitar
Perhatian terhadap peristiwasekitar
Partisipasi dalam kegiatan sosial
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Sikap ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini
mengacu pada dimensi indikator menurut Harlen yang sudah
dipaparkan pada tabel di atas. Akan tetapi dari sikap ilmiah yang
sudah dipaparkan di atas peneliti hanya fokus untuk melakukan
penelitian pada sikap ilmiah ingin tahu, sikap kerjasama, sikap
berpikir kritis, dan sikap peka terhadap lingkungan sekitar.
c) Penilaian Sikap Ilmiah
Dimensi-dimensi ini dapat diukur dengan bentuk penilaian
non tes. Teknik penilaian non-tes yang sering digunakan adalah
pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview),
36
menyebar angket (koesioner), dan dokumen (dokumentasi).31
Dalam penelitian ini teknik yang dipilih untuk mengukur sikap
ilmiah siswa adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
4. Muatan IPA
a) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting
sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada beberapa alasan
penting yaitu, 1) IPA bermanfaat bagi suatu bangsa, 2) jika
diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis, 3) IPA
bukanlah mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka jika diajarkan
melalui percoban-percobaan yang dilakukan sendiri oleh oleh
siswa, 4) IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yakni memiliki
potensi yang dapat membentuk kepribadian anak.
Samatowa mengemukakan bahwa pembelajaran IPA di
sekolah dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk
rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Dengan begitu, pembelajaran
IPA dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan
bertanya, mencari jawaban atas suatu permasalahan berdasarkan
bukti, sehingga mengembangkan cara berpikir ilmiah.32
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pembelajaran IPA di
sekolah dasar sebaiknya membantu siswa mengembangkan sikap
31Ibid, Hlm.12.
32 Nursilam, Sikap Ilmiah Yang Ditunjukkan Siswa Kelas IV SD Negeri 55/1 Sridadi
Dalam Pembelajaran IPA, (Skripsi Pdf, Universitas Jambi, 2017), hlm.17-18.
37
ilmiah mereka dengan bertindak seperti seorang ilmuan
(melakukan proses ilmiah) untuk menemukan fakta, konsep, dan
teori, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, pembelajaran IPA harus dilaksanakan
sedemikian rupa agar memberikan pengalam belajar yang berharga
bagi anak
b) Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pendidikan IPA bertujuan agar siswa memahami atau
menguasai konsep-konsep IPA dan saling keterkaitannya, mampu
menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya, sehingga siswa lebih menyadari kebesaran dan
kekuasaan penciptanya. Adapun tujuan pembelajaran IPA di
sekolah dasar adalah mencapai IPA dari segi produk, proses, dan
sikap keilmuan. (1) Dari segi produk, siswa diharapkan dapat
memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dalam
kehidupan sehari-hari, (2) dari segi proses, siswa diharapkan
memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan,
gagasan, serta mengapikasikan konsep yang diperoleh untuk
menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditentukan dalam
kehidupan sehari-hari, (3) dari segi sikap dan nilai, siswa
diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di
lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri,
bertanggung jawab, dapat bekerjasama dan mandiri, serta
38
mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga
menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa.33
G. Metode Penelitian
1) Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang ditujukan untuk menganalisis suatu fenomena,
peristiwa, sikap, dan penyajian yang berupa kata-kata. Data hasil
penelitian diuraikan dalam bentuk deskripsi.34
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif, dengan tujuan untuk menggambarkan dan
menjelaskan tentang strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa pada muatan IPA kelas IV di MI Nurul Islam Sekarbela
Mataram, karena peneliti disini akan terjun langsung ke lapangan
untuk melihat peristiwa yang terjadi. Di samping itu dalam penelitian
ini peneliti akan mengungkapkan fenomena-fenomena realita atau
kondisi yang real saat berada di lapangan.
2) Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan ciri khas penelitian kualitatif, dimana peneliti
sebagai instrumen kunci, maka dengan demikian kehadiran peneliti di
lapangan sangat mutlak diperlukan oleh peneliti sendiri. Dalam
penelitian ini kedudukan peneliti adalah sebagai pengamat biasa,
33 Ibid, hlm.20-21.
34Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitataif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung : Alfabeta, 2016), hlm. 14.
39
dimana peneliti tidak ikut masuk langsung ke dalam kelas untuk
mengajar obyek penelitian. Berkenaan dengan hal tersebut, dalam
mengumpulkan data peneliti berusaha menciptakan hubungan yang
akrab dengan responden yang menjadi sumber data dalam penelitian,
agar data yang diperoleh betul-betul valid.
Oleh sebab itu, dalam proses penelitian di sekolah peneliti
harus mencoba untuk menciptakan hubungan atau interaksi yang baik
dengan responden yang akan menjadi sumber data pada penelitian ini.
Terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti dalam proses
kegiatan penelitian:
a. Melakukan observasi terhadap kondisi lokasi penelitian, keadaan
sosial guru serta keadaan siswa.
b. Melakukan wawancara kepada guru secara langsung peneliti
datang ke sekolah untuk mendapatkan informasi dan data yang
valid.
c. Menarik kesimpulan tentang hasil observasi, wawancara yang
didapatkan untuk mengatasi berbagai macam kelemahan atau
kekurangan yang ada di lokasi penelitian, sehingga kelemahan
tersebut bisa untuk diatasi.
3) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Islam Sekarbela
Mataram. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini
adalah karena sebelumnya peneliti sudah hadir di tempat penelitian ini
40
sebagai partisipan yaitu dalam kegiatan PPL yang dilaksanakan selama
3 bulan dari bulan Oktober sampai dengan bulan November 2019,
sehingga peneliti ingin mengetahui lebih banyak tentang sekolah ini
dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.
4) Sumber Data
Terdapat beberapa klasifikasi dari sumber data, yang salah satunya
adalah data menurut cara memperolehnya, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang hanya dapat diperoleh dari
sumber asli atau pelaku aktivitas. Sedangkan data sekunder adalah
sumber data yang diperoleh dari orang kedua atau ketiga dan bukan
diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti.35
Jadi dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah guru
sebagai sumber data paling utama. Adapun sumber data yang lain yaitu
seperti adanya dokumen dan yang lainnya sebagai pendukung dalam
penelitian ini.
5) Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk mendapatkan informasi dan data.36 Jadi pengumpulan
35Susilawati Agustina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca
dan Menulis (Surat-Surat Pendek) pada Siswa Kelas III MI NW Badarussalam Karang Pule,
(Skripsi, FTK UIN Mataram, 2018), hlm.33.
36Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung:
Alfabeta, 2018), hlm. 224.
41
data selama proses kegiatan penelitian ini sangat dibutuhkan oleh
peneliti untuk menyempurnakan hasil penelitiannya.
Dalam metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode
dokumentasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap
kegiatan untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi
atau pengamatan di sini dapat diartikan lebih sempit, yaitu
pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan yang
berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.37 Berdasarkan
keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan yang diamati,
observasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu observasi partisipan
dan observasi non-partisipan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
observasi non-partisipan (keterlibatan secara pasif), yaitu peneliti
tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen.38
Peneliti dapat mengamati bagaimana kegiatan-kegiatan yang
dilakukan para pelaku yang sedang diamatinya. Dalam penelitian
ini peneliti dapat mengamati bagaimana strategi guru, kendala-
37 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002), hlm.69
38 Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 146.
42
kendala yang dihadapi, dan cara mengatasi kendala-kendala
tersebut dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA.
b. Metode Wawancara
Muri Yusuf menyatakan wawancara adalah proses
percakapan dengan maksud untuk mendapatkan informasi
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,
tuntunan, kepedulian, dan sebagainya.39 Dalam hal ini, peneliti
menggunakan metode pengumpulan data dengan metode
wawancara semiterstruktur, yang dimana dalam pelaksanaannya
lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur,
karena wawancara semiterstruktur merupakan kombinasi dari
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.40 Dimana
pertanyaan-pertanyaannya tidak disusun secara baku, akan tetapi
disesuaikan dengan keadaan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti
dapat mengajukan pertanyaan secara leluasa kepada responden
sehingga memungkinkan untuk memperoleh data atau informasi
sebanyak-banyaknya dan terperinci.
Adapun pihak-pihak yang di wawancara dan data yang
akan diambil pada metode wawancara adalah sebagai berikut :
a) Wawancara dengan guru kelas IVA dan guru-guru yang lain
terkait: pelaksanaan pembelajaran muatan IPA di kelas IV
dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, kendala-kendala yang
39 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2016), hlm. 372.
40 Ibid.., hlm.85.
43
dihadapi dan juga cara mengatasi kendala-kendala yang
dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen
yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen
resmi.41
Dengan demikian melalui metode dokumentasi ini peneliti
akan mencari dan mendapatakan data-data yang terdapat di MI
Nurul Islam Mataram seperti gambaran umum, data guru, data
siswa, sarana dan prasara, struktur kepengurusan dan sejarah
berdirinya, foto proses belajar mengajar, dan RPP yang digunakan
guru kelas IVA MI Nurul Islam Mataram.
6) Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar.42 Adapun teknik analisis data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan tiga tahap menurut Miles
dan Huberman yaitu:
41Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya)…, hlm.70.
42Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 145.
44
a. Data Reduction (Reduksi Data )
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan
yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan
reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang
dipandang ahli.43
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, pola,
dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.44
Jadi peneliti dalam mereduksi data melakukan pencarian
data sekaligus memilih dan memilah data untuk memfokuskannya
pada hal-hal yang penting untuk diteliti selama penelitian
berlangsung.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah melakukan reduksi data, selanjutnya peneliti
melakukan display data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data,
43Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.339.
44Ibid..., hlm.338.
45
maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.45
c. Conclusions Drawing/Verifying
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut
Miles dan Huberman yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi
data. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal, akan tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam peneliti kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,
dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.46
Terdapat bagan dari komponen-komponen Analisis Data
Model Interaktif:47
45Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)…, hlm.249
46Ibid…, hlm. 252-253.
47Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 134
46
Gambar 1.1
Komponen Dalam Analisis Data
7) Pengecekan Keabsahan Data
Dalam pengecekkan keabsahan data, peneliti harus mejelaskan
usaha-usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk menjamin
keabsahan data dan temuan. Terdapat tiga cara memperoleh
kepercayaan atau keabsahan data dalam penelitian kualitatif yaitu
terdiri dari kriteria kredibilitas, reliabilitas, dan objektifitas. Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil kriteria kredibilitas (Validitas
internal) yang diperiksa dengan tiga teknik pemeriksaan yaitu:
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, dan triangulasi.
Teknik triangulasi dalam penelitian ini menggunakan dua
teknik yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi
sumber yaitu mencari data dari sumber yang beragam yang masih
terkait satu sama lain. Sedangkan triangulasi teknik adalah
47
penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan
kepada sumber data.48
Dengan menggunakan kedua teknik tersebut yaitu triangulasi
sumber dan triangulasi teknik peneliti bertujuan agar mendapatkan
informasi-informasi yang benar dari informan atau sumber yang
berbeda dengan pengumpulan data yang berbeda-beda terhadap
sesuatu hal yang menjadi fokus penelitian, sehingga data yang telah
didapatkan bisa dicek kebenerannya.
H. Sistematika Pembahasan
Dalam skripsi ini, peneliti memaparkan penelitiannya kedalam
empat bagian. Masing-masing bagian berisi pemaparan yang berbeda-beda
tetapi merupakan kelanjutan dari pemaparan pada bagian-bagian
sebelumnya. Adapun pemaparan tersebut mencakup beberapa hal yaitu
sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Pendahuluan dalam penelitian ini mulai dipaparkan dari latar
belakang, kemudian peneliti menguraikan rumusan masalah, manfaat
dan tujuan penelitian. Untuk memperkuat penelitian ini, peneliti
memaparkan ruang lingkup, setting penelitian, telaah pustaka,
kerangka teori dan juga metode penelitian yang digunakan.
2) Paparan Data dan Temuan
48Ibid…, hlm. 191.
48
Paparan data dan temuan dalam hal ini, peneliti mengungkapkan
keadaan MI Nurul Islam Sekarbela Mataram yang merupakan lokasi
dimana peneliti melakukan penelitian. Temuan itu berupa
pelaksanaan, kendala, dan upaya cara mengatasi masalah yang
dihadapi guru dalam meningkatan sikap ilmiah siswa pada muatan
IPA di MI Nurul Islam Sekarbela Mataram. Temuan ini merupakan
hasil dari penelitian yang akan dilakukan.
3) Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan, kendala
dan upaya mengatasi apa yang dihadapi guru dalam pelaksanaan
peningkatan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA di MI Nurul Islam
Sekarbela Mataram. Analisis dilakukan sesuai prosedur dan
perencanaan yang telah dipersiapkan.
4) Penutup
Setelah melakukan analisis data , maka peneliti mendapatkan
hasil akhir berupa kesimpulan. Hasil kesimpulan dipaparkan setelah
melakukan semua proses yang telah dipaparkan dari awal penelitian.
Kesimpulan akan memaparkan pelaksanaan, kendala-kendala dan
upaya guru dalam mengatasi kendala tersebut dalam pelaksanaan
peningkatan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA di MI Nurul Islam
Sekarbela Mataram. Pada bagian akhir ini juga terdiri dari daftar
pustaka dan lampiran-lampiran yang memperkuat keaslian skripsi.
49
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat MI Nurul Islam Sekarbela Mataram
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela berdiri tahun
2012, karena dilatarbelakangi adanya kebutuhan dari masyarakat
Sekarbela dan sekitarnya yang sangat membutuhkan adanya sekolah
Islam yang bisa menanamkan nilai-nilai ajaran Islam sejak dini kepada
siswa/anak mereka, terlebih lagi mereka mengharapkan adanya tindak
lanjut dari pendidikan TK Islam yang dimiliki oleh Yayasan, sebagai
lembaga tempat mereka menitipkan dan mempercayakan anak-anak
mereka untuk dididik selama ini, Taman Kanak-Kanak yang berdiri
sejak tahun 1992 ini didirikan oleh Yayasan Nurul Islam bersama
masyarakat dan remaja putri yang ada di Sekarbela.
Selain TK Nurul Iman yang dimiliki oleh Yayasan Nurul Islam, di
Sekarbela dan sekitarnya juga telah lama berdiri TK/RA yang lain,
seperti RA Al-Raisyiah, RA Al-Syafi’iyah, TK Tunas Bangsa dan
yang lainnya. Dari keberadaan TK/RA inilah kemudian Madrasah
Nurul Islam mendapatkan siswa baru.
Keberadaan MI Nurul Islam di tengah-tengah masyarakat
membawa angin segar dan suasana baru yang Islami, selama ini
mereka hanya mengenal SD (Sekolah Dasar) sebagai satu-satunya
lembaga pendidikan dasar yang menjadi pilihan orang tua siswa,
50
dengan kehadiran Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam ini, masyarakat
merasa inilah lembaga pendidikan Islam selama ini yang mereka
harapkan dapat membimbing nuansa keagamaan anak-anak mereka,
sebagai tindak lanjut dari pendidikan RA/TK Islam yang selama ini
mereka kenal.
Inisiatif ketua Yayasan (Dra.Hj.Wartiah,M.Pd) bersama partner
kerjanya selama ini yang sekarang menjabat sebagai Kepala MI Nurul
Islam yang definitife yaitu Hj.Mupaddalah, M.Pd.I mendapat
dukungan yang signifikan dari masyarakat, ini terlihat dari jumlah
siswa yang masuk diawal tahun berdirinya tahun ajaran 2012/2013
yaitu sebanyak 44 orang, dan di tahun ajaran 2013/2014 jumlah siswa
yang masuk adalah 50 orang, sehingga sampai bulan ini jumlah siswa
seluruhnya adalah 95 orang, tahun ajaran 2014/2015 jumlah siswa 144
orang dan di tahun ajaran 2015/2016 jumlah siswa mencapai 197
orang, dan di tahun 2016/2017 jumlah siswa mencapai 258 orang. Dan
tahun 2017/2018 jumlah siswa mencapai 353, dan ditahun 2019/2020
jumlah siswa MI Nurul Islam mencapai 471 di (madrasah swasta) yang
semua siswa-siswinya ini adalah sebuah hasil kerja keras semua pihak
baik dari Yayasan maupun pihak madrasah yaitu kepala madrasah
beserta seluruh dewan guru.
2. Visi dan Misi MI Nurul Islam Sekarbela Mataram
a. Visi Madrasah
Mencetak insan Qur’ani, berprestasi, disiplin dan berbudaya.
51
b. Misi Madrasah
1. Menyelenggarakan pendidikan berbasis tahfizul Qura’an serta
membentuk pribadi yang cerdas, jujur, amanah, terampil dan
mandiri
2. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan diri sehingga siswa
dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya
3. Menanamkan akidah yang kuat melalui pembiasaan sholat
dhuha berjamaah, gemar menghafal alqur’an, ucapan kalimat
thoyibah, dan perilaku islami.
TUJUAN :
Dalam kurun 5 tahun kedepan tujuan yang akan dicapai
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela Mataram antara
lain:
1. Mampu mengamalkan nilai-nilai dan ajaran agama Islam
dengan tepat dan benar sesuai dengan apa yang telah diperoleh
dalam proses pembelajaran
2. Lulusan hafal Al Qur’an minimal juz ke 30 dan Hadits-hadist
pilihan
3. Mampu meraih prestasi akademik dan non akademik yang
memiliki daya saing tingkat daerah dan nasional
4. Dapat mempraktekkan dan mengamalkan nilai-nilai agama
Islam di tengah masyarakat sebagai generasi Qur’ani yang
bercita-cita membumikan al-Qur’an
5. Mampu meningkatkan prestasi dan kreatifitas anak sesuai
dengan bakat dan minat mereka.
6. Lulusan memiliki keterampilan berbahasa Arab dan/atau
berbahasa Inggris
7. Lulusan memiliki keterampilan dalam bidang MIPA/sains
Mampu meraih prestasi dalam bidang olympiade sains dan seni
52
8. Meraih prestasi dalam beberapa cabang olah raga (karate,
sepak bola dan lainnya)
9. Berprestasi dalam kegiatan seni drum band yang
diselenggarakan oleh madrasah
10. Berprestasi dalam lomba MTQ tingkat pelajar baik di tingkat
kecamatan maupun sampai tingkat propinsi bahkan tingkat
nasional
3. Profil Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Sekarbela Kota Mataram
Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Sekarbela
Nomor Statisitik Madrasah : 111252710021
NPSN : 69756387
Nama Yayasan : Ponpes Nurul Islam Sekarbela
Alamat Yayasan : Jl. Swasembada No. IX Karang Pule
Sekarbela Kota Mataram Telp.
0370628596
Tahun Berdiri Madrasah : 2012
Nama Pendiri : Dra. Hj. Wartiah, M.Pd
Nama Ketua Yayasan : Hj. Husnul Jannah, SP, M.Si
Nama Kepala Madrasah : Hj. Mupaddalah, M.Pd.I
Tipologi Madrasah Ibtidaiyah : a. Dalam Yayasan
b. Madrasah Ibtidaiyah
Fasilitas yang ada sementara : a. Ruang Guru /TU: 1 unit
b. Ruang belajar : 13 unit
Status tanah : Milik Sendiri
Luas tanah : 8,951 m2
Luas bangunan : 368,5 m2
Kegiatan belajar mengajar : Pagi Mulai jam 07.00 s/d 14.30
53
Jumlah Siswa : 471 orang tahun pelajaran
2019/2020
Jumlah Rombel : 16 Rombel
Jumlah Guru/Pegawai : 27 orang
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru MI Nurul Islam Sekarbela Mataram
Guru merupakan salah satu komponen pendididkan yang
sangat urgen, yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa, baik dalam ranah kognitif, apektif, maupun
psikomotorik siswa, sehingga mereka menjadi insan yang bermanfaat
bagi Agama, Nusa, dan Bangsa. Selain itu juga, guru merupakan
figure dalam dunia pendidikan yang akan dicontohi dan diteladani.
Oleh karena itu kedudukan guru untuk selalu mengembangkan dan
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan bidang studi masing-
masing.
Guru adalah faktor utama yang menyebabkan suatu program
pendidikan dapat berlangsung. Tanpa adanya kehadiran guru, proses
balajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, karena tidak akan
mungkin siswa dapat belajar sendiri tanpa bimbingan dari seorang
guru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan seorang
guru bagi keberhasilan proses pembelajaran.
Menghindari akan tanggungjawab tersebut, yaitu guru sebagai
tenaga pengajar sekaligus pendidik seyogyanya sangat perlu
diperhatikan dan dipegang teguh. Guru-guru di Mi Nurul Islam
memiliki kompetensi yang sangat bagus. Baik dalam hal pendidikan
madrasah maupun diniyah yaitu memberikan didikan dan bimbingan
bagaimana supaya anak didik mereka menjadi manusia yang cerdas
dan berakhlak mulia.
Dukungan guru-guru yang begitu besar dalam meningkatkan
dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik mereka.
54
Memberi kesempatan ada anak didiknya untuk berprestasi diberbagai
bidang sekaligus menyediakan wadah untuk mengeksperesikan
potensi atau talenta yang dimiliki oleh siswa-siswinya. Guru-guru
sangat mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa-sisiwi
yang bisa meningkatkan kemampuannya diberbagai bidang, baik itu
dalam bentuk materi, saran, masukan, ide maupun kesempatan.
Adapun daftar nama-nama guru tahun pelajaran 2019/2020
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Data Guru Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Islam Sekarbela
No NamaPendidikanTerakhir
Mapel yang diampu
1Hj.Mupaddalah,
M.Pd.IS2 PAI Matematika
2 Maknun , S.Pd.I S1 PGMITematik, AA, Fiqih,
QH, BA
3 Ainiyah. S.Pd S1 PGMITematik, AA, Fiqih,QH, BA, B. Inggris
4Amelia Septina,
S.PdS1 IPA Biologi
Tema, AA, Fiqih, QH,BA, B. Inggris
5 Anisah, S.Pd S1 PGMITEMATIK,QH, Fiqih,
SKI, AKIDAH
AKHLAK dan B.ARAB
6Zurriyatun
Toyyibah, S.Pd.IS1 PGMI
Tema, AA, Fiqih, QH,
BA, B. Inggris
7 Mardatillah, S.Pd S1 PGMITema, AA, Fiqih, QH,
BA
8Hj. Rauhul Aini,
S.Pd.IS1 PGMI Tema, AA, Fiqih, SKI
9Aida Ruhmania,
S.PdS1 PGMI
10 Malfalah, S.Pd.I S1 PGMITema, AA, Fiqih, B.
Inggris
11Fatchul
Wijayanti, S.PdS1 B.Inggris Tema, B. Inggris
12 Diana Faizah, S1 PGMI Tema, AA, Fiqih, SKI,
55
No NamaPendidikanTerakhir
Mapel yang diampu
S.Pd B.Inggris
13Nuraida Fitri,
S.PdS1 PGMI
Tema, AA, Fiqih,
Matematika
14Rosidin Novi
Septin, S.PdS1 PGMI
Tema, AA, Fiqih, SKI,
Matematika
15 Aniza, S.Pd S1 MIPA FKIP IKIP Tema, AA, Fiqih, SKI
16 Hidayah, S.PdS1 PGMI UIN
MataramTema, AA, Fiqih, BA,
QH, SKI
17Muhammad
Izzuddin, S.Pd.IS1 PGMI UIN
MataramTematik dan MTK
18
SyarifahAsmayawati,
S.Pd
S1 MIPA TEMATIK, AA, Fikih,
SKI
19 Nurul Azmi, S.Pd S1 PGSD MATEMATIKA
20Ahmad Sitrofil Laili, S.Pd.I
S1 PAI UINMataram
QH, SKI, FIQIH, AA
21Baiq. Diana
Arsala, S.Pd.IS1 Dakwah UIN
MataramQH, B.ARAB
22 Siti Zaenah, S.E.I SI Ekonomi Islam B.SASAK
23 Ali Asy’ari S.PdS1 IPS Ekonomi
UIN MataramPJOK
24Ahmad Zaki,
S.PdSI Penjas PJOK
25Riadatul Badi’ah,
S.Pd
S1 Tadris
Matematika UINMataram
MATIMATIKA
26 Najwah, MM - B. INGGRIS
b. Keadan Siswa MI Nurul Islam Sekarbela Kota Mataram
Anak sebagai peserta didik merupakan salah satu komponen
yang sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dalam sebuah institusi
pendidikan. Karena tanpa adanya peserta didik, maka sekolah itu tidak
bisa berdiri atau tidak berarti di mata masyarakat. Sehingga,
dimanapun sekolah berada, apapun jenjangnya, mutlak peserta didik
adalah prioritas utama dalam pembentukan watak, dan karakternya,
baik pada aspk intelektual, emosional, maupun spiritual. Oleh karena
56
itu tanpa komponen ini kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan
berlangsung. Siswa yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Sekarbela berjumlah 471 orang dengan rincian sebagai berikut:
a) Kelas I berjumlah 93
b) Kelas II berjumlah 122
c) Kelas III berjumlah 93
d) Kelas IV berjumlah 68
e) Kelas V berjumlah 47
f) Kelas VI berjumlah 48
Tabel 2.2
Data Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Islam Sekarbela
TAHUNAJARAN
KELAS L PTOTAL
JUMLAH
2019/2020
I A 16 15 31
I B 15 16 31
I C 16 15 31
II A 18 14 32
II B 18 13 31
II C 16 13 29
II D 16 13 29
III A 17 15 32
III B 20 11 31
III C 18 12 30
IV A 19 15 34
IV B 19 15 34
V A 10 14 24
V B 13 10 23
VI A 13 12 25
VI B 11 12 23
TOTAL 255 216 471
Dari data perincian banyak jumlah masing-masing siswa
perkelas di atas dapat dikategorikan banyak, akan tetapi hal tersebut
tidak menjadi masalah dan tidak mengurangi semangat siswanya
dalam belajar, selain itu siswa-siswinya juga tidak kalah kreatif dan
57
pintar dengan siswa yang berada di sekolah-sekolah lain, karena
dengan jumlah siswa yang banyak tersebut guru harus lebih sabar
dalam mengontrol dan mendidik mereka supaya mereka mudah diatur.
Tabel 2.3
Jumlah siswa-siswi kelas IVA
MI Nurul Islam Mataram
No Nama Siswa/Siswi L/P
1 Adam Rio H L
2 Alfarabi Islam L
3 Alfatira Safitri P
4 Andika Ilhami L
5 As-Sohih Imaddudin L
6 Choiri Alfi Nurahman L
7 Dara Oktiani Umda P
8 Desi Rauhaniati P
9 Dwi Raina Tasya P
10 Faizal Al Asikin L
11 Faqih Karomi L
12 Fathul Khobir L
13 Fatira Ratu Nabila P
14 Gistiya Hafiza P
15 Hatta Fatira L
16 Hirzi Angkasah L
17 L.A. Ghaos Abd. Rozak Zam L
18 Lubna Ramdani P
19 M. Fatir Firdaus L
20 M. Zainul Fahmi L
21 Mairatussonia/Sonia Ulan Sapitri P
22 Mawardi Hani L
23 Nabila Yasmin P
24 Naila Arsyad P
25 Ridho Hamdani L
26 Robil Raga Fatih L
27 Saddam Adila Ramli L
28 Saskia Goffani P
29 Satrio R.R L
30 Silviani P
31 Syarif Kholid L
32 Ulfiana P
33 Yuli Asviani P
34 Ziadatul Ulum P
58
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah siswa/siswi kelas
IVA di MI Nurul Islam Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah
sebanyak 34 orang yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 15 siswi
perempuan.
5. Kegiatan Ekstrakuler yang diselenggarakan di Madrasah
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar
jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta
didik sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga
kependidikan yang memiliki kemampuan dan kewenangan di sekolah.49
1) Kegiatan Ekstrakurikuler : berjalan lancar antara lain :
a. Tahfidz
b. Pramuka
c. Dramben
d. Tilawah
e. Hadrah
f. Kaligrafi
6. Keadaan Saran dan Prasarana MI Nurul Islam Sekabela Kota
Mataram
Disamping faktor guru, siswa, sarana dan prasarana juga sangat
menunjang dalam upaya meningkatkan kelancaran proses pembelajaran.
Karena sarana dan prasarana merupakan wadah untuk melaksanakan
proses pembelajaran.
49Tamjidillah, Membentuk Karakter melalui Pendidikan Ekstrakurikuler, (Mataram: CV
Elhikam Press Lombok, 2018), hal. 1.
59
Tabel 2.4 Kondisi Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Islam Sekarbela
No Nama Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Kelas 13 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang BK - -
5 Ruang Tata Usaha 1 Baik
6 Ruang UKS 1 Baik
7 Mushollah 1 Baik
8 Ruang Perpustakaan 1 Baik
9 Kamar Mandi Siswa 4 Kurang Baik
10 Kamar Mandi Guru 1 Baik
11 Rak Buku 6 Baik
12 Printer 3 Baik
13 Alat Olahraga 1 set Baik
16 Alat Dramben 1 set Baik
Dilihat dari sarana dan prasarana yang ada pada tabel tersebut, maka
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela Mataram termasuk madrasah
yang memadai untuk melaksanakan atau memperlancar proses
pembelajaran dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. Berdasarkan
penjelasan di atas sarana prasarana yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Islam Sekarbela Mataram sangat baik untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran.
60
B. Strategi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa pada Muatan IPA
Kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran
2019/2020.
Terkait strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, adapun
hasil wawancara yang dijelaskan oleh Bapak Rosidin Novi Septin selaku wali
kelas IVA, beliau mengatakan:
Dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa strategi yang saya lakukan
adalah menggunakan pendekatan saintifik dalam proses belajar
mengajar di kelas sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah, dan juga
memanfaatkan gambar yang ada dibuku siswa. Adapun sikap ingin
tahu siswa supaya bisa terwujud yang saya lakukan dengan melatih
siswa untuk sering bertanya. Sikap berpikir kritisnya saya lakukan
dengan memberikan mereka tugas dan mencari jawabannya bukan
hanya disatu buku saja. Sikap kerjasamanya saya lakukan dengan
memberi mereka tugas kelompok. Terakhir sikap peka terhadap
lingkungan sekitar supaya bisa dituntujukkan siswa saya melakukan
dengan mengajak siswa membuang sampah pada tempatnya dan
menanam pohon atau bunga disekitar halam sekolah.50
Ibu Ainiyah juga selaku salah satu responden yang peneliti
wawancara beliau adalah salah satu guru di MI Nurul Islam Sekarbela
Mataram mengatakan hal sebagai berikut terkait strategi guru dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa, Ibu Ainiyah mengatakan:
Dalam mewujudkan sikap ilmiah adapun cara yang saya lakukan
dengan memberikan penguatan dan stimulus sebelum menjelaskan
materi supaya mereka antusias aktif dalam mengikuti pelajaran untuk
mewujudkan sikap ilmiahnya dan mengaitkan materi pelajaran dengan
dunia nyata. Adapun strategi yang saya lakukan supaya siswa bisa
mewujudkan sikap ingin tahunya dengan memberikan mereka
pertanyaan yang menantang, sehingga dengan sendirinya siswa akan
50Rosidin, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
61
tumbuh rasa ingin tahuannya. Dalam mewujudkan sikap berpikir
kritisnya yang saya lakukan dengan cara melatih siswa untuk bertanya
dan membuat rasa pedulinya tinggi atas apa yang siswa lihat maupun
dengar. Sikap kerjasamanya strategi yang saya lakukan dengan
menugaskan siswa melakukan piket bersama-sama dengan teman
kelasnya sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Sikap peka terhadap
lingkungan sekitar supaya bisa terwujud strategi yang saya lakukan
dengan cara mengajak siswa menjaga kebersihan kelas maupun halam
sekolah.51
Adapun hasil wawancara dari guru lain yang peneliti dapatkan
terkait strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan
IPA, terkait hal itu, Ibu Syarifah mengatakan:
Dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa adapun strategi yang saya
lakukan dengan cara suatu hal yang baru yang belum pernah mereka
lihat sebelumnya. Adapun disini cara saya menumbuhkan rasa ingin
tahu siswa dengan cara menciptakan proses belajar mengajar
menyenangkan dan menarik sehingga siswa aktif dalam pembelajaran,
baik dari segi bertanya dan menjawab. Adapun sikap kerjasamanya saya
lakukan dengan terlebih dahulu memberiakan siswa tugas kelompok
kita bisa membagi kelompok antara siswa yang pemalu dengan yang
tidak pemalu, antar siswa yang pintar dan yang biasa saja, dan juga
antar siswa yang rajin dengan yang malas. Maka dengan melakukan
cara seperti itu masing-masing siswa bisa bertukar pikiran, dan
kerjasama. Adapun sikap peka terhadap lingkungan sekitar supaya bisa
terwujud dengan cara mengajak siswa merawat dan menyayangi
makhluk-makhluk yang lain seperti tanaman dan juga hewan.52
Terkait pendapat dari tiga responden di atas, Ibu Maknun sebagai
responden terakhir yang peneliti wawancara, beliau mempunyai pemikiran
agak berbeda terkait cara mewujudkan sikap ilmiah siswa, dari hasil
wawancara tersebut Ibu Maknun, mengatakan:
Dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa yang saya lakukan dengan
mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata atau dunia siswa itu
sendiri dan menggunakan media gambar baik yang terdapat dari buku
siswa maupun yang saya buat sendiri. Adapun terkait sikap ingin tahu
51 Ainiyah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 03 Agustus 2020
52 Syarifah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
62
supaya bisa yang saya lakukan dengan menghargai pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan siswa, dengan itu siswa merasa jawabannya
itu dihargai. Adapun sikap berpikir kritisnya dengan mengajak siswa
itu mengulang-ulang melakukan kegiatan yang dilakukan, misalnya
melakukan diskusi kelas atau kelompok, maka dari melakukan hal
tersebut dia berpikir apakah jawaban atau tanggapan yang
disampaikan oleh temannya itu benar atau tidak. Sehingga dia tidak
menerima begitu saja apa yang dikatakan guru atau temannya, dan
pastinya siswa itu akan mencari jawaban dari sumber lain. Terkait
sikap kerjasama yang saya lakukan supaya bisa terwujud dengan
mengajak siswa ikut serta dalam menegakkan kebersihan dan
kenyaman proses belajar mengajar dan memberikan hadiah kepada
siswa jika kelasnya adalah kelas yang paling bersih dari kelas yang
lainnya. Adapun sikap peka terhadap lingkungan sekitar strategi saya
dengan mengajak siswa membuang sampah pada tempatnya, belajar
menanam pohon, memanfaatkan sampah yang ada untuk dijadikan
bahan kerajinan.53
Dalam proses pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksnaan
Pembelajaran (RPP) yang diberikan guru, peneliti menemukan di sana terdapat
jenis pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mengajar adalah pendekatan
saintifik dan juga menggunakan strategi-strategi yang lain seperti ceramah dan
Tanya jawab. Diantara sikap ilmiah yang peneliti teliti disini sikap ingin tahu,
sikap berpikir kritis, sikap kerjasama, serta sikap peka terhadap lingkungan
sekitar.
C. Kendala-kendala yang dihadapi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah
Siswa pada Muatan IPA di MI Nurul Islam Mataram Tahun Pelajaran
2019/2020.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
mendapatkan responden dari empat orang guru. Adapun kendala-kendala
53 Maknun, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
63
tersebut yang diperoleh dari hasil wawancara guru MI Nurul Islam
Sekarbela Mataram, antara lain sebagai berikut:
Dari hasil wawancara wali kelas IVA Bapak Rosidin Novi Septin,
mengatakan:54
Dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pasti terdapat kendala
yang kita hadapi, terkait kendala tersebut saya kurang
menggunakan media yang menarik, sehingga siswa tidak
terangsang untuk mewujudkan sikap ilmiahnya. Terkait sikap
ingin tahu siswa kendala yang saya hadapi adalah beberapa
siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, adapun sikap
berpikir kritis menjadi kendala dalam mewujudkannya adalah
sebagian siswa tingkat pedulinya masih rendah, sikap
kerjasamanya belum terwujud dikarenakan sebagian siswa tidak
ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok atau tugas kelas,
seakan mereka tidak bertanggung jawab, yang dilakukannya
hanya menunggu semua pekerjain itu beres, adapun sikap peka
terhadap lingkungan sekitar yang menjadi kendala dalam
mewujudkannya sebagian siswa masih membuang sampah
sembarang, tidak merawat tumbuhan atau hewan dengan baik.
Adapun hasil wawancara dari responden kedua Ibu Ainiyah
menjelaskan beberapa kendala-kendala yang dihadapi dalam
meujudkan sikap ilmiah siswa yaitu:55
Terkait hal-hal dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa ada
beberapa siswa yang memang sulit mewujudkan sikap
ilmiahnya, dikarenakan saya jarang memberikan mereka suatu
pujian, penghargaan maupun hadiah, sehingga sebagian dari
mereka meremehkan sikap-sikap positif tersebut. Adapun sikap
ingin tahu siswa ada beberapa siswa belum bisa mewujudkannya
dikarenakan sebagian siswa masih kurang dalam minat bacanya,
sedangkan sikap berpikir kritisnya belum terwujud karena
sebagian dari siswa langsung saja menerima penjelasan atau
jawaban dari guru maupun temannya yang kurang tepat, dia
tidak menyanggah atau memberikan jawaban yang lebih tepat
baik dari pengetahuan yang ia miliki maupun dari buku tema
yang ia pegang. sikap kerjasamanya belum terwujud disebabkan
oleh kendala kurang bergaulnya siswa sehingga tidak percaya
54 Rosidin, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
55 Ainiyah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
64
diri untuk berpendapat dalam kelompok. adapun sikap peka
terhadap lingkungan sekitar yang menjadi kendalanya siswa
tidak menegur temannya yang membuang sampah sembarangan
atau merusak lingkungan.
Wawancara ketiga yang peneliti wawancara adalah ibu Syarifah,
terkait kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa, Ibu Syarifah, mengatakan:56
Sikap ilmiah yang menjadi kendala dalam mewujudkannya saya
jarang memberikan penguatan atau stimulus sebelum
menjelaskan materi, dan juga saya jarang melakukan
pengamatan terakit materi yang memang memerlukan akan hal
itu. Adapun sikap ingin tahu siswa yang menjadi kendalanya
sebagian siswa masih ada yang tidak memperhatikan penjelasan
guru saat proses pembelajaran. sikap berpikir kritisnya belum
terwujud karena sebagian siswa saat diberikan soal mereka
hanya mencari jawabannya pada satu buku saja, mereka belum
berpikir untuk mecari jawaban di buku-buku yang lain. adapun
sikap kerjasamanya yang menjadi kendala dalam
mewujudkannya siswa masih kurang bertanggung jawab atas
tugas kelompok maupun tugas piket kelas dalam sehari-hari.
terkait sikap peka terhadap lingkungan sekitar yang menjadi
kendala dalam mewujudkannya dikarenakan sebagian siswa
masih suka membuang sampah sembarangan, seperti bekas
makanan, minuman ataupun bekas alat-alat tulisnya.
Adapun responden terakhir yang peneliti wawancara terkait
kendala dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, Ibu Maknun selaku
salah satu guru di MI Nurul Islam Sekarbela, mengatakan:57
Sikap ilmiah adalah sikap positif yang harus ada pada setiap diri
siswa, namun adapun kendala yang saya hadapi dalam
mewujudkannya adalah siswa kurang aktif dalam melakukan
kegiatan di sekolah, terutama dalam proses belajar mengajar,
sehingga beberapa siswa masih kurang sikap ingin tahunya,
sikap kerjasamanya, sikap berpikir kritisnya dan juga sikap
kepeduliannya pada lingkungan sekitar. Kendala saya hadapi
dalam mewujudkan sikap ingin tahunya sebagian siswa itu
hanya diam saat dijelaskan, mereka memperhatikan, namun saat
56 Syarifah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
57 Maknun, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
65
ditanya faham mereka mengatakan faham, akan tetapi saat
ditanya tentang materi yang dijelaskan mereka tidak bisa
menjawab dengan maksimal. adapun sikap berpikir kritisnya
yang menjadi kendala dalam mewujudkannya siswa belum bisa
melengkapi jawaban temannya jika jawaban itu belum lengkap.
sikap kerjasamanya yang menjadi kendala dalam
mewujudkannya sebagian siswa belum bisa berpartisipasi aktif
dalam melakukan diskusi kelompok maupun kelas. adapun sikap
peka terhadap lingkungan sekitar kendala yang dihadapi dalam
mewujudkannya tidak semua siswa bisa menjaga kebersihan
sekolah maupun ikut partisipasi dalam kegiatan sosial.
Dalam proses belajar mengajar pasti ada kendala-kendala yang
dihadapi oleh guru, baik itu dari siswa sendiri maupun hal lainnya. Oleh
sebab itu sesuai dengan hasil wawancara kepada semua responden yang
peneliti wawancara terkait tentang apa kendala-kendala yang dihadapi
oleh guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa saat proses
pembelajaran yang dapat menghambat tujuan pembelajaran yang sudah
ditentukan dengan pendekatan, strategi, metode, maupun media
pembelajaran yang sudah digunakan guru. Sesuai dengan hasil
wawancara pada pembahasan di atas, peneliti menemukan kendala-
kendala yang dihadapi saat pembelajarn dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa pada muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam Mataram.
D. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kendala-Kendala dalam Mewujudkan
Sikap Ilmiah Siswa Pada Muatan IPA Kelas IV MI Nurul Islam
Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.
Terkait wawancara bagaimana upaya guru dalam mengatasi kendala-
kendala tersebut dalam mewujudkan sikap ilmiah, Bapak Rosidin Novi Septin,
mengatakan:
66
Upaya yang saya lakukan dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah
dengan menggunakan media yang menarik,yaitu menampilkan sebuah
video terkait materi pelajaran, dan juga menggunakan media gambar
teka-teki supaya siswa terangsang muncul sikap ilmiahnya. adapun sikap
ingin tahu siswa upaya yang saya lakukan supaya bisa ditunjukkan siswa
saat proses belajar adalah dengan cara menghargai setiap pertanyaan
yang diajukan siswa, karena tanpa disadari sikap tersebut dapat
menumbuhkan rasa ingin tahunya. adapun berpikir kritis siswa saya
upaya yang saya lakukan dengan cara mengajak siswa untuk sering
bertanya, karena sikap kritis dimulai dari rasa penasaran dan
keingintahuan yang tinggi. Sikap kerjasama siswa upaya yang saya
lakukan dengan memberitahu siswa bahwa perlunya menyadari bahwa
pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak daripada
yang ia miliki. Oleh karena itu, ia perlu bekerjasama dengan orang lain
dalam rangka meningkatkan pengetahuan maupun sikap ilmiahnya. sikap
peka terhadap lingkungan sekitar upaya yang saya lakukan dengan
mengajak siswa belajar mengurangi sampah yang masih bisa dijadikan
bahan sebagai kreativitas, misalnya dengan membeli spidol yang bisa
diisi ulang kembali, menjadikan bekas botol air minum untuk dijadikan
pot tanaman, memanfaatkan sampah kertas untuk dijadikan kerajinan
tangan.58
Adapun hasil wawancara dari guru lain yang peneliti wawancara
terkait upaya yang dilakukan dalam mengatasi sikap ilmiah siswa, Ibu
Ainiyah mengatakan:
Dalam mengatasi kendala yang terjadi dalam mewujudkan sikap
ilmiah siswa, ada beberapa upaya yang saya lakukan supaya siswa
bisa mewujudkan sikap ilmiahnya yaitu, (1) Memberikan mereka
reward (hadiah) yang berupa buku tulis, pensil, maupun permen. (2)
Memberikan mereka berupa pujian atau penghargaan seperti
memberi tepuk tangan, mengajukan jempol, dan dengan memberikan
ucapan-ucapan positif seperti: kamu pintar nak, kamu hebat, belajar
lebih giat lagi ya supaya kamu sukses kedepannya. (3) mengajak
siswa aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah, seperti: bakti
sosial, pramuka, tilawah, tahfidz, hadroh, dan drumband, 59
Wawancara ketiga yang saya wawancarai adalah Ibu Syarifah, ada
beberapa upaya yang beliau katakana dalam mengatasi kendala-kendala
58 Rosidin, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
59 Ainiyah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
67
dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa. Ibu Syarifah mengatakan:
Upaya yang saya lakukan dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa
adalah dengan menggunakan berbagai macam sterategi diantaranya:
(1) meletakkan barang baru di kelas, misalnya pelajaran tentang
organ tubuh manusia, maka saya akan bawakan mereka media terkait
tentang materi tersebut, adapun materi tentang tumbuhan maka saya
juga melakukan hal yang sama dengan membawa tumbuhan yang
nyata, maka dengan sendirinya beberapa sikap ilmiah siswa itu
terwujud. dan (2) melakukan pengamatan terhadap materi yang
dipelajari. dari melakukan pengamatan maka siswa tidak hanya
belajar memahami materi saja, dengan melakukan pengamatan di
luar kelas maupun didalam kelas maka akan lebih membuat
pengetahuan siswa itu luas, sehingga bisa mewujudkan sikap-sikap
positif mereka.60
Adapun responden terakhir yang peneliti wawancarai terkait upaya
guru dalam mengatasi sikap ingin tahu siswa dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa. Ibu Maknun mengatakan:
Terkait sikap ilmiah siswa ada beberapa upaya yang saya lakukan
dalam mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkannya. Adapun
strategi yang saya lakukan supaya kendala tersebut bisa teratasi
adalah mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata,
menggunakan media yang menarik, memberikan siswa penguatan
dan stimulus. Terkait sikap ingin tahunya supaya bisa terwujud
strategi yang saya lakukan dengan cara menghargai setiap
pertanyaan yang diajukan siswa, karena tanpa disadari sikap tersebut
dapat mewujudkan sikap ingin tahunya, dan membawa barang-
barang baru ke dalam kelas. sikap berpikir kritisnya upaya yang saya
lakukan dengan mengajak siswa untuk sering bertanya, karena sikap
kritis dimulai dari rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi.
Adapun sikap bekerjasanya supaya bisa terwujud upaya yang saya
lakukan dengan memberikan tugas kelompok dan siswa harus
bertanggung jawab terhadap tugas tersebut. Terakhir sikap peka
terhadap lingkungan sekitar dengan mengajak siswa menanam
pohon dihalaman sekolah, dan merawat tumbuhan yang ada
disekolah dan tidak menyakiti hewan.61
60 Syarifah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
61 Maknun, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020
68
Dalam setiap proses pembelajaran pasti terdapat kelemahan atau
kendala-kendala yang terjadi. Oleh sebab itu guru harus mempunyai cara atau
upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa responden terkait mengenai upaya guru dalam mengatasi
kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa sudah
dijelaskan oleh guru-guru MI Nurul Islam Sekarbela Mataram pada penjelasan
di atas.
69
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini, peneliti akan menguraikan atau
memaparkan beberapa hasil temuan tentang strategi Guru dalam
Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa Pada Muatan IPA Kelas IV MI Nurul
Islam Sekarbela Mataram tahun pelajaran 2019/2020. Adapun hasil-hasil
yang peneliti maksudkan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
A. Strategi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa pada Muatan
IPA Kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram Tahun Ajaran
2019/2020.
Harlen mengemukakan empat peranan utama guru dalam
melakukan strategi yang bisa mewujudkan atau meningkatkan sikap ilmiah
yaitu (a) memperlihatkan contoh sikap ilmiah, (b) memberi penguatan
positif terhadap sikap ilmiah dengan pujian dan penghargaan, (c)
memberikan kesempatan untuk pengembangan sikap ilmiah, dan (d)
mendiskusikan tingkah laku yang berhubungan dengan sikap ilmiah.62
Menurut teori di atas ada beberapa strategi yang sudah dilakukan
guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, namun setiap guru
melakukan strategi yang berbeda-beda dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa. Di bawah ini strategi-strategi yang dilakukan oleh para guru yang
peneliti wawancara:
62 Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran
Sains Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan, 2006),
hlm. 45.
70
Berdasarkan wawancara yang di dapatkan dari wali kelas IVA
Bapak Rosidin mengatakan hal sebagai berikut dalam mewujudkan sikap
ilmiah siswa: Beliau menggunakan pendekatan saintifik dalam proses
belajar mengajar di kelas sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah, dan
juga memanfaatkan gambar yang ada dibuku siswa.
Ibu Ainiyah sebagai responden kedua juga menggunakan
beberapa strategi dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa yaitu: Dalam
mewujudkan sikap ilmiah adapun cara yang dilakukan yaitu memberikan
penguatan dan stimulus sebelum menjelaskan materi supaya mereka
antusias aktif dalam mengikuti pelajaran untuk mewujudkan sikap
ilmiahnya dan mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata.
Adapun responden ketiga yang peneliti wawancarai, dari hasil
wawancara pada bab sebelumnya diantara strategi yang dilakukan Ibu
Syarifah dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah: Dalam
mewujudkan sikap ilmiah adapun cara yang dilakukan dengan cara
memberikan stimulus dan penguatan dan membawa suatu hal yang baru
yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Adapun responden terakhir yang peneliti wawancara yaitu Ibu
Maknun, strategi yang dilakukan dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa
beliau mengatakan: Dalam mewujudkan sikap ilmiah adapun cara yang
dilakukan dengan mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata atau
dunia siswa itu sendiri dan menggunakan media gambar baik yang
terdapat dari buku siswa maupun yang saya buat sendiri.
71
B. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah
Siswa pada Muatan IPA Kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram
Tahun Ajaran 2019/2020.
Setelah menemukan kendala-kendala yang dihadapi, pada bab ini
peneliti akan mencoba untuk mempaparkan pembahasan tentang kendala-
kendala yang dihadapi berdasarkan teori-teori yang telah ada, sehingga bisa
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menggali solusi-solusi dalam
meminimalisir kendala-kendala tersebut. Berikut ini beberapa kendala-
kendala yang dihadapi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa,
berdasarkan kendala-kendala yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut:
Adapun terkait kendala-kendala yang dihadapi dari semua
responden yang peneliti wawancara adalah: Kendala-kendala yang dihadapi
guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah sebagai berikut: (1) Guru
tidak menggunakan media yang menarik, (2) Guru jarang memberikan suatu
pujian, penghargaan, dan hadiah kepada siswa, (3) Guru jarang melakukan
pengamatan, (4) Sebagian siswa tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan di
sekolah.
C. Upaya Guru dalam Mengatasi Kendala-Kendala dalam Mewujudkan
Sikap Ilmiah Siswa pada Muatan IPA Kelas IV MI Nurul Islam
Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.
Setelah menemukan upaya yang dilakukan oleh guru dalam
mengatasi kendala-kendala dalammewujudkan sikap ilmiah siswa yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, selanjutnya peneliti akan mempaparkan
72
upaya yang dilakukan oleh guru berdasarkan hasil paparan data dan temuan
adalah sebagai berikut:
Adapun upaya yang dilakukan guru berdasarkan hasil wawancara
dari empat responden yang peneliti wawancarai terkait upaya guru dalam
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa yaitu: (1) Menggunakan media yang menarik dengan menampilkan
sebuah video atau gambar teka-teki, (2) Memberikan pujian, penghargaan,
serta reward (hadiah), (3) Meletakkan barang baru di dalam kelas, (4)
Melakukan pengamatan terhadap materi yang dipelajari, (5) Mengajak siswa
aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.
73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini yaitu:
1) Strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa
adalah sebagai berikut: (a) Menggunakan pendekatan saintifik, (b)
Memberikan penguatan dan stimulus sebelum pelajaran dimulai, (c)
Menggunakan media gambar yang ada di buku siswa maupun yang
guru buat sendiri, (d) Membawa suatu hal baru yang belum pernah
siswa lihat sebelumnya, (e) Mengaitkan materi pelajaran dengan dunia
nyata.
2) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam
mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah sebagai berikut: (a) Guru tidak
menggunakan media yang menarik, (b) Guru jarang memberikan
suatu pujian, penghargaan, dan hadiah kepada siswa, (c) Guru jarang
melakukan pengamatan, (d) Sebagian siswa tidak aktif dalam
kegiatan-kegiatan di sekolah.
3) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi
kendala-kendala dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, diantaranya:
(a) Menggunakan media yang menarik dengan menampilkan sebuah
video atau gambar teka-teki, (b) Memberikan pujian, penghargaan,
serta reward (hadiah), (c) Meletakkan barang baru di dalam kelas, (d)
74
Melakukan pengamatan terhadap materi yang dipelajari, (e) Mengajak
siswa aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.
B. Saran
Setelah melihat dan menimbang beberapa hasil dari penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti baik mulai dari temuan, pembahasan dan
kesimpulan, dapat diajukan saran-saran kepada beberapa pihak yaitu sebagai
berikut:
1. Bagi kepala madrasah MI Nurul Islam Sekarbela Mataram
Diharapkan untuk meningkatkan manajemen madrasah yang sudah
berjalan dengan baik menjadi semakin baik dan selalu mengontrol
bagaimana kinerja guru-guru yang ada di madrasah agar terciptanya guru
yang professional dan dapat memberikan yang terbaik kepada peserta
didik bagi generasi selanjutnya.
2. Bagi Guru
Bagi guru strategi yang telah gunakan dalam mewujudkan sikap ilmiah
siswa terbilang sudah cukup baik dalam proses belajar mengajar yang
menyenangkan, kreatif, dan menggairahkan sikap ilmiah siswa. Akan
tetapi supaya semua siswa bisa merasakan proses belajar mengajar yang
diinginkan sesuai keinginannya, guru juga harus lebih kreatif lagi dalam
menggunakan pendekatan, model, metode, teknik, maupun taktik
pembelajaran. Namun harus disesuaikan juga dengan materi dan keadaan
yang ada di madrasah.
75
3. Bagi Peneliti
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menjadi pelajaran dan
pengalaman yang berharga yang tentunya masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penelitian ini perlu untuk ditindak lanjuti dan penelitian
ini tidak berhenti pada jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah UIN Mataram
saja, tapi juga perlu dikembangkan lagi baik pada jurusan-jurusan yang
lainnya. Untuk itu kepada peneliti selanjutnya yang berminat dalam
meneliti masalah penelitian yang serupa diharapkan untuk lebih
dikembangkan dan lebih teliti lagi dalam mencari titik temu dari
permasalahan-permasalahan yang sering menjadi kontroversi yang ada di
masing-masing sekolah/madrasah yang menjadi tempat penelitian.
4. Bagi Siswa
Bagi siswa yang ada di MI Nurul Islam Sekarbela Mataram pada
khususnya kelas IV A agar lebih giat lagi dalam belajar dan berjuang
dalam menggapai cita-cita, tetaplah semangat dan tingkatkan prestasi
yang dimiliki jangan pernah menyerah dan selalu mengolah potensi diri.
Satu hal saran yang bisa saya berikan yaitu jangan pernah meremehkan
sekecil apapun ilmu itu karena secara filosofis semua hal yang besar itu
dimulai dari sesuatu hal yang kecil.
76
DAFTAR PUSTAKA
Anggit Grahito Wicaksono dan Jumanto, Relevansi Pendidikan Karakter Dengan
Sikap Ilmiah Dalam Perspektif Pembelajaran IPA Sekolah Dasar, Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, Volume XXIX, No.2,
Februari 2017
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
CV Pustaka Setia, 2012
Burhanudin Salam, Pengantar Filsafat, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi
Aksara,2018
Dwi Fujiani, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Kognitif dan Afektif) Siswa
Dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction Di Kelas VIII A
SMP Negeri 17 Kota Jambi, Skripsi Pdf, Universitas Jambi, 2013
Diah Putu Witaningtyas, dkk, Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
Berpengaruh Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas
V, (E-jurnal Program Pacasarjana Universitas Pendidikan Ganesha)
Volume 6, Tahun 2016
Enisiati, Sikap Ilmiah Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran IPA Siswa di
Donotirto Bangunjiwo Kasihan Bantul, Skripsi Pdf, FTK Universitas PGRI
Yogyakarta, 2016
Firman Dwiyanto dan Miftahus Surur, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah,
Surabaya: CV Garuda Mas Sejahtera, 2016
Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif), Jakarta: Bumi Aksara,2012
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik),
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011
Iif Khoiru Ahmad,dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2011
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya), Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002
77
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,
Konsep, dan Implementasi), Yogyakarta: Group Relasi Inti Media, 2015
I ketut Hariawan, dkk. Pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar
IPA dan sikap ilmiah siswa SMP, Jurnal Teknologi Pembelajaran
Indonesia, Volome 7, Tahun 2017
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran (Teori dan Aplikasi), Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2013
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
Jakarta: Prenada Media Group, 2016
M.Suaeb, Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Mufrodat Kelas VI MI NW Dasan Agung Mataram Tahun
Pelajaran 2016-2017, Skripsi Pdf, FTK UIN Mataram, 2017
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2019
N.N Ayu Suciati, dkk, Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa SMP,
(E-jurnal: Program Pascasarjana Univesitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA), Vol.4, Tahun 2014
Nursilam, Sikap Ilmiah Yang Ditunjukkan Siswa Kelas IV SD Negeri 55/1
Sridadi Dalam Pembelajaran IPA, Skripsi Pdf, Universitas Jambi, 2017
Nana Hendracipta, Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa Sekoah Dasar Melalui
Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar
UNTIRTA, Volume. 1, Maret 2016
Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains Sekolah Dasar, Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi
Direktorat Ketenagaan, 2006
Rizka Sofyan Saputri, Peran Guru Dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah Peserta
Didik Kelas V-B MIN Demangan Kota Madiun, Skripsi Pdf, FITK UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017
Ratna Rosidah, dkk, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada
Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun
Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia,Volume. 3, Tahun 2014
78
Selly Gusmentari, Sikap Ilmiah Siswa Kelas IV C Dalam Pembelajaran IPA di SD
Muhammadiyah Condongcatur, Skripsi Pdf, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitataif, Kualitatif, dan R&D),
Bandung : Alfabeta, 2016
Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:
Alfabeta, 2018
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan
R&D), Bandung: Alfabeta, 2013
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2017
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013
Susilawati Agustina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca
dan Menulis (Surat-Surat Pendek) pada Siswa Kelas III MI NW
Badarussalam Karang Pule, Skripsi, FTK UIN Mataram, Mataram, 2018
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2015
Uliya Ilmiyati, Pengaruh Implementasi Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Di Mts
Darul Islah Praya, Skripsi Pdf, FTK UIN Mataram, 2018
Wahab Jufri, Belajar dan Pempelajaran Sains (Modal Menjadi Guru
Professional), Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2017
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan),
Jakarta: Kencana, 2006
96
Lampiran 1: Hasil Dokumentasi RPP Kelas IVA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI Nurul Islam Sekarbela
Kelas/Semester : IV/II
Tema 7 :Indahnya Keberagaman di Negeriku
Subtema 3 :Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku
Pembelajaran : 1 (Satu)
Pertemuan : Pertama
Alokasi Waktu : 2x35 menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
97
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator3.3 Mengidentifikasi macam-macam
gaya, antara lain: gaya otot, gaya
listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3.3.1 Menjelaskan macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik,
gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.
3.3.2 Mengetahui contoh-contoh dari macam-macam gaya, antara lain:
gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan..
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan memahami macam-macam gaya dengan mudah siswa bisa menemukan
contoh dari macam-macam gaya
2. Dengan mengetahui contoh dari macam-macam gaya siswa bisa melakukan
percobaan dari contoh macam-macam gaya
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KegiatanDeskripsiKegiatan
Alokasi
waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru memberi salam
Guru mengkondisikan kelas agar tertib dan siap
untuk belajar
Seorang siswa memimpin do’a (Religius)
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru menanyakan kabar siswa, dan mengajukan
beberapa pertanyaan, sudah belajar tadi malam,
siapkah belajar hari ini anak-anak
Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
(Nasionalisme).
Guru memotivasi siswa guna membangkitkan
semangat belajar
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Guru sedikit mengulang materi minggu kemarin
10
menit
98
dan tak lupa membahas materi yang akan
dipelajari
Guru menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan
dilakukan dan tentang evaluasi yang akan
dilakukan (Communication)
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan kegiatan
pembelajaran tentang materi macam-macam gaya
(gotong royong)
Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari
dengan pengalaman yang dimiliki siswa
Kegiatan
Inti
Guru menjelaskan tentang macam-macam gaya
Guru memberikan peserta didik contoh-contoh
kegiatan macam-macam gaya dalam kehidupan
sehari-hari
Guru bertanya kepada beberapa siswa terkait
contoh macam-macam gaya yang mereka ketahui
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 5-6
siswa
Guru membimbing siswa untuk membuka buku
paket tema 7 subtema 3 pembelajaran 1
Masing-masing kelompok diberikan satu macam-
macam gaya untuk di diskusikan
Siswa bersama teman kelompoknya diberi
kesempatan untuk membaca dan mendiskusikan
selama beberapa menit terkait materi yang sudah
dibagikan
Setelah melakukan hal tersebut salah satu
perwakilan dari teman kelompok yang ditunjuk
oleh guru maupun teman kelompoknya maju ke
depan untuk membacakan hasil diskusinya
Bagi perwakilan kelompok yang paling bagus
keberaniannya untuk maju kedepan akan
diberikan reward (hadiah)
50
menit
99
Setelah semua perwakilan kelompok maju
kedepan masing-masing kelompok dibagikan
kertas yang berisi pertanyaan untuk dijawab
bersama teman kelompoknya
Untuk mengasah pengetahuan siswa dibimbing
untuk menjawab pertanyaan terkait materi yang
ditanyakan guru
Bagi teman kelompok yang sudah selesai
menjawab soal maka soal dan jawaban tersebut
dikumpulkan kemeja guru
Guru mengamati siswa mana yang sikap
kerjasamanya terwujud dari kerja kelompok yang
ditugaskannya
Kegiatan
Penutup
Mengakhiri kegiatan dengan melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan hari
ini. Guru dapat mengajukan pertanyaan sebagai
berikut:
Apakah siswa mengalami kesulitan dalam
memahami dari contoh macam-macam gaya?
Apakah materi yang dipelajari hari ini sudah
difahami?
Apakah menyenangkan pelajaran kita pada
hari ini?
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memberikan pendapatnya. Siswa dapat
menyatakan pendapatnya secara lisan ataupun
tertulis. Jika disampaikan secara lisan maka guru
mencatat masukan siswa.
Guru melakukan evaluasi tentang macam-macam
gaya, serta menugaskan peserta didik untuk
mempelajari materi selanjutnya dan membuat
gambar contoh macam gaya ditempelkan di
kertas manila Mandiri Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, danToleransi
Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu
siswa (Religius)
10menit
100
E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN1. Buku Pedoman Guru Tema 7 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 7 Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
2. Media Ajar Guru Indonesia SD/MI untuk kelas 4
F. MATERI PELAJARAN
1. Macam-macam Gaya
2. Contoh gaya
G. PENDEKATAN DAN METODE
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Diskusi, Kerja kelompok, Tanya Jawab, Penugasan
H. PENILAIAN
Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Sikap ingin tahu, sikap berpikir kritis, sikap
berpikir terbuka dan kerjasama, serta sikap peka
terhadap lingkungan sekitar
b. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis (Pilihan Ganda dan Essay)
c. Penilaian Keterampilan : Kepercayaan diri dalam presentasi
Mataram, 2020
Mengetahui,
101
Kepala Sekolah/Madrasah Guru Kelas IVA
Hj. Mupaddalah. M.Pd. Rosidin Novi Septin, S.Pd.NIP. 197103021994022001
Lampiran 2: Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara
Pedoman Wawancara Wali Kelas IVA dan Hasil Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut bapak apa yang
dimaksud dengan sikap ilmiah ?
Sikap ilmiah adalah sikap yang harus ada
pada diri siswa, terutama pada pelajaranIPA. mungkin seperti yang kita pahami
bersama juga sikap ilmiah itu adalah sikap-sikap positif yang harus ada pada diri
siswa.
2 Apa saja sikap ilmiah yang
harus dimiliki oleh siswa SD/MI?
Banyak, seperti yang saya sebutkan siswa
harus punya sikap ingin tahu, sikap terbukadengan guru dan temannya, kerjasama dalam
kelompok, ramah lingkungan menjagakebersihan, sikap jujur dan bertanggung
jawab, sikap berpikir kritis juga perlu untukmenambah pengetahuannya.
3 Apa saja sikap ilmiah yang
ditunjukkan oleh siswa kelasIVA dalam pelajaran IPA?
Selama saya mengajar siswa kelas IVA
sudah banyak menunjukkan sikap ilmiahnya, diantaranya sikap keingintahuannya, peka
terhadap lingkungan, aktif dalam kerjasama saat bekerja kelompok, peka terhadap
lingkungan sekolah dalam menjaga kebersihan. Sebagian besar dari mereka juga
menunjukkan sikap jujur dan bertanggung jawab.
102
No Pertanyaan Jawaban
4 Bagaimana cara siswamenunjukkan sikap ilmiahnya?
Misalnya sikap ingin tahu siswa itumenunjukkannya dengan sering bertanya,
dan juga berpendapat. Sikap peka terhadaplingkungan sekitar sebagian besar siswa
melakukan dengan membuang sampahpadatempatnya, menyayangi hewan dan
tumbuhan dengan tidak menyakitinya. Kalausikap kritisnya siswa melakukannya dengan
cara sering bertanya atau menyanggahsesuatu yang dia anggap kurang pas dengan
jawaban yang guru atau temannya sampaikansesuai dengan kemampuannya. Adapun sikap
kerjasamanya dengan melakukan ikut sertadalam kerja tugas kelompok maupun tugas
kelas, dan bertanggung jawab atas apa tugasyang diberikan guru.
5 Apa saja yang mendukung
munculnya sikap ilmiah siswadalam pembelajaran IPA?
Adapun cara untuk mendukung munculnya
sikap ilmiah siswa dengan adanya reward itu.Anak masa SD itu senang reward.
Sebenarnya orang dewasa pun butuh reward,tapi rewardnya beda ya. Kalau anak-anak kan
rewardnya tanda-tanda itu, seperti tandabintang, dan sebagainya, tapi nanti kan
harapannya bisa ditukarkan dengan sebuahbarang di akhir semester saat pembagian
raport jika meamang hasil dari belajarnyabagus. Saat siswa aktif kan maka muncullah
sikap ilmiah.
6 Apa yang menjadi hambatansiswa dalam menunjukkan sikap
ilmiahnya selama pembelajaranIPA?
Hambatan dari siswa itu memang ada beberapa anak yang kurang aktif tidak
memperhatikan penjelasan guru.
7 Bagaimana strategi dalam
rangka mewujudkan sikapilmiah siswa?
Strategi yang saya lakukan dalam
mewujudkan atau supaya siswa bisamenunjukka sikap ilmiahnya dengan
menggunakan pendekatan saintifik saatproses belajar mengajar dan menggunakan
media semenarik mungkin baik dari video,audio visual, gambar teka-teki. Adapun sikap
ilmiah yang diwujudkan tersebut berbeda-beda cara yang saya lakukan yaitu:
(1) Dalam mewujudkan sikap ingin tahusiswa yang saya lakukan dengan cara
menghargai setiap pertanyaan yang diajukan
103
No Pertanyaan Jawaban
siswa, dengan memberi tantangan atau teka-teki pada anak sesuai dengan materi yang
dipelajari anak dengan cara mengajak anakbereksplorasi. (2) Adapun cara mewujudkan
sikap peka terhadap lingkungan sekitar, sayamelakukan hal-hal positif supaya siswa bisa
ikut melakukannya, diantara cara yang sayalakukan dengan mengajak siswa membuang
sampah pada tempatnya dan juga belajarmengurangi sampah yang masih bisa
dijadikan bahan sebagai kreativitas. (3)Adapun sikap kritis siswa saya wujudkan
dengan cara mengajak siswa untuk seringbertanya, karena sikap kritis dimulai dari
rasa penasaran dan keingintahuan yangtinggi. (4) Adapun sikap kerjasama saya
lakukan dengan cara siswa harus ikutmenegakkan tata tertib sekolah, seperti siswa
harus datang ke sekolah tepat waktu. Siswajuga harus selalu berinteraksi dengan sesama
teman dan guru dan dengan caramemberikan tugas kelompok.
8 Apa saja kendala bapak
dalam mewujudkan sikapilmiah siswa dalam
pembelajaran IPA?
Kalau kendala dari siswa dalam
mewujudkan sikap ilmiahnya, saya jelaskansaja ya diantara sikap ilmiah yang 5 itu. (1)
Sikap ingintahunya itu kendala yangdihadapi dalam mewujudkannya karena
sebagian siswa masih malu untuk bertanyajika tidak faham, sebagian siswa juga masih
kurang dalam minat membacanya, selainitu sebagian siswa masih ada yang tidak
menperhatikan penjelasan guru. (2) sikappeka terhadap lingkungan sekitar yang
menjadi kendala dalam mewujudkannyaadalah sebagian siswa masih membuang
sampah sembarang, tidak merawattumbuhan atau hewan dengan baik. (3)
sikap berpikir kritis yang menjadi kendaladalam mewujudkannya adalah sebagian
siswa tingkat pedulinya masih rendah danjuga jika menerima penjelasan atau
jawaban dari guru maupun temannya yangkurang tepat dia tetap terima begitu saja.
(4) sikap terbuka dan kerjasama; sikapkerjasamanya yang menjadi penghambat
104
No Pertanyaan Jawaban
adalah sebagian siswa tidak ikut sertadalam mengerjakan tugas kelompok atau
tugas kelas, seakan mereka tidakbertanggung jawab, yang dilakukannya
hanya menunggu semua pekerjain itu beres.Adapun sikap terbukanya yang menjadi
kendala sebagian siswa kurang aktifmengikuti kegiatan di sekolah, dan juga
kurang bergaul dengan sesama temannya.
9 Apa upaya yang bapak lakukan dalam mengatasi
kendala-kendala tersebut dalam mewujudkan sikap
ilmiah siswa pada pelajaran IPA?
Upaya yang saya lakukan untuk mengatasikendala-kendala dalam mewujudkan sikap
ilmiah siswa adalah selain melakukankegiatan pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik, media audi visual,video, dan gambar teka teki, akan tetapi
disini dalam mewujudkan sikap ingin tahusiswa strategi yang saya lakukan dengan
cara menghargai setiap pertanyaan yangdiajukan siswa, Adapun dengan memberi
tantangan atau teka-teki pada anak sesuaidengan materi yang dipelajari anak maka hal
ini bisa menjadi motivasi bagi anak dalammelakukan sesuatu dan bisa melatih anak
untuk membangun pengetahuannya sendirisecara mendalam. Adapun cara mewujudkan
sikap peka terhadap lingkungan sekitar, sayamelakukan hal-hal positif supaya siswa bisa
ikut melakukannya, diantara cara yang sayalakukan dengan mengajak siswa membuang
sampah pada tempatnya, , belajar menanampohon di lingkungan sekolah, dan juga
belajar mengurangi sampah yang masih bisadijadikan bahan sebagai kreativitas, misalnya
dengan membeli spidol yang bisa diisi ulangkembali, menjadikan bekas botol air minum
untuk dijadikan pot tanaman, memanfaatkansampah kertas untuk dijadikan kerajinan
tangan. Adapun sikap kritis siswa sayawujudkan dengan cara mengajak siswa untuk
sering bertanya, karena sikap kritis dimulaidari rasa penasaran dan keingintahuan yang
tinggi. Selanjutnya dengan cara membuatsikap peduli anak itu tinggi. Karena jika
sikap peduli anak rendah maka bagaimana
105
No Pertanyaan Jawaban
mungkin sikap kritisnya ada. Adapun sikapkerjasama saya lakukan dengan cara siswa
harus ikut menegakkan tata tertib sekolah,seperti siswa harus datang ke sekolah tepat
waktu. Siswa juga harus selalu berinteraksidengan sesama teman dan guru. dan dengan
cara memberikan tugas kelompok dan siswaharus bertanggungjawab atas tugas yang
diberikan.