STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN...
-
Upload
nguyenhanh -
Category
Documents
-
view
227 -
download
1
Transcript of STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN...
STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS
MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Oleh :
AHMAD SONHAJI ARAFAT
NIM : 106053001990
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS
MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Oleh :
AHMAD SONHAJI ARAFAT NIM : 106053001990
Dibawah Bimbingan
M. Hudri. M. Ag. NIP: 197206061998031003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2010
Ahmad Sonhaji Arafat
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN
Skripsi berjudul: Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa dan Pendayagunaan Dana ZIS Melalui Agen Sosial Pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari selasa tanggal 15 Juni 2010 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah.
Jakarta, 15 Juni 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. Arif Subhan,MA Drs. Cecep Castrawijaya,MA NIP.196601101993031004 NIP.196708181998031002
Anggota,
Penguji I Penguji II
Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA Lili Bariadi, MM, M.Si NIP.196203031992032001 NIP.197405191998031004
Pembimbing,
M. Hudri, M.Ag
NIP. 197206061998031003
i
ABSTRAK
AHMAD SONHAJI ARAFAT Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa dan Pendayagunaan Dana ZIS Melalui Agen Sosial Pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia
Penghimpunan (fundraising) dan pendayagunaan merupakan dua kegiatan penting dan utama dalam sebuah lembaga pengelola ZIS, karena sebuah organisasi pengelola zakat, dalam setiap aktifitasnya selalu berhubungan dengan dana. Dana memiliki peran penting dalam menghidupi organisasi pengelola zakat dan pendayagunaan mustahiq. Sumber pokok pendapatan OPZ adalah ZIS. Karenanya, OPZ dituntut untuk kreatif dalam setiap menentukan strategi penghimpunan dana ZIS, sehingga calon muzakki tergerak hatinya untuk memberikan zakat, infaq dan shadaqohnya kepada OPZ yang bersangkutan. Berbicara tentang sistem pendayagunaan ZIS berarti membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil ZIS secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan.
Sistem penghimpunan dan penyaluran ZIS dari masa ke masa memiliki
perbedaan. Awalnya, ZIS lebih disalurkan untuk kegiatan konsumtif, tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan dana ZIS untuk kegiatan produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah strata sosial dari yang terendah (mustahiq) kepada yang tertinggi (muzakki).
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui bagaimana strategi fundraising
melalui sistem surat kuasa dan pendayagunaan agen sosial pada YBM BRI dalam menghimpun dan mendayagunakan dana ZIS. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan dengan teknik wawancara, observasi dan dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa dalam melakukan penghimpunan
dana ZIS, YBM BRI membuat surat edaran tentang himbauan untuk berzakat, berinfaq dan bershadaqoh kepada para karyawan BRI, karyawan yang bersedia akan diberikan surat kuasa yang berisikan kesediaannya untuk memberikan zakat, infaq atau shadaqohnya. Sehingga setiap bulannya upah para karyawan akan terpotong secara otomatis sampai adanya pembatalan surat kuasa tersebut. Sedangkan pendayagunaan dana ZIS yang dilakukan oleh YBM BRI dilakukan dengan cara bekerja sama dengan para karyawan BRI sebagai agen sosial yang akan merekomendasikan calon mustahiq yang ada dilingkungan wilayahnya untuk dibantu sesuai dengan kebutuhan mustahiq, tidak hanya itu agen sosial juga akan terus memantau dan membimbing para mustahiq sebagai binaannya. Sehingga para karyawan BRI ikut serta dalam upaya mensejahterakan kaum dhuafa dan tercapainya tujuan YBM BRI dalam menyalurkan dana ZIS yang tepat sasaran dan sesuai dengan program yang sudah direncanakan.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sebagaimana
kita telah diberi nikmat Iman dan Islam, serta nikmat sehat sebagai bentuk kasih
sayang-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nya lah skripsi ini
bisa terselesaikan.
Shalawat beriring salam kita panjatkan kepada Junjungan Baginda Alam
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan Insya Allah
kepada kita semua sebagai umatnya yang masih taat dan patuh mengikuti ajaran
serta sunnah-sunnahnya.
Bab demi bab terselesaikanlah sudah dalam sebuah bentuk karya ilmiah
skripsi yang Insya Allah berguna untuk penulis dan orang lain nantinya. Halangan
serta tantangan dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan para dosen
maupun pengajar lain yang memilki intensitas ilmu di bidang kelembagaan,
khususnya dalam bidang fundraising dan pendayagunaan zakat. Penulis merasa
bahwasannya terselesaikannya penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh banyak
orang yang selalu berhubungan langsung maupun tidak langsung kepada penulis,
dan hanya ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka semua,
diantaranya ;
1. Orang tua penulis, Ayahanda H. Ahmad Solihin (Alm) dan Ibunda Hj. Mutiah
yang senantiasa memberi semangat, doa, cinta dan kasih sayang, serta
berbagai dorongan yang tak terhingga, untuk mereka skripsi ini penulis
persembahkan.
iii
2. DR. Arief Subhan. MA, selaku Dekan Fak. Ilmu Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah.
4. Drs. Cecep Castrawijaya. MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
5. Dr. Suparto, S.Ag, M.Ed,MA selaku Pembimbing Akademik, beserta segenap
jajaran karyawan dan kru jurusan dan Fakultas ilmu Dakwah dan
Komunikasi.
6. M. Hudri. MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
perhatian bimbingan serta pengarahan, sehingga skripsi ini bisa cepat
terselesaikan.
7. Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan memberikan
pengarahan perbaikan tehadap skripsi penulis.
8. Segenap pengurus YBM BRI yang telah membantu penulis, khususnya
kepada bapak H. Nasir Tajang selaku ketua harian, bapak H. Anwar Sadat
selaku staf Penghimpunan dan bapak Ahmad Fakih selaku staf
Pendayagunaan yang telah membantu dan memberikan waktu dan
informasinya tentang bahan penulisan skripsi ini.
9. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, yang telah membantu dalam menyediakan sumber-sumber
pustaka selama penulis merampungkan skripsi ini.
10. Kakak-kakak penulis semuanya terima kasih atas dukungan, doa dan
perhatian, khususnya kanda H. Nurhalim, Hj. Nur’aeni, Hendra dan Lailatul
Fadilah yang telah mengurus, memberikan kasih sayang baik dari segi materi
maupun non materi selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sampai pada akhirnya penulis bisa merampungkan skripsi ini.
iv
11. Segenap teman-teman MD seangkatan yang sama-sama berjuang dari
semester awal telah kita lewati, susah senang kita bersama. Jay, Hasan,
Husin, Aang, Marel, Iwan, Panjul, Anton, Doelmith, Merliza, Fitri, Khilda,
Sulis, Betty, Rohay, Nina, Imas dan semuanya tanpa terkecuali. Spesial
ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk sahabatku Deden Nurdin Salim
yang selalu memberikan motivasi, arahan, bimbingan, selama penulis
menyelesaikan skripsi ini.
12. Segenap teman-teman MD 6, 4 dan 2, yang selalu memberikan motivasi dan
doa tulusnya untuk penulis. Bisri, Endri, Khoerudin (Buluk), Ade (Bondeng),
Angel, Nay, Abid, Ipin, Papua, Sidiq, Dito & Anis, Somad, Penjoel & Dian,
Faizah, Ajeng, Hana dan semuanya terima kasih atas motivasi dan doanya.
Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami berserah diri. Dan mudah-
mudahan skripsi ini bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih banyak
terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFRTAR ISI................................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8
D. Metodologi Penelitian .............................................................. 8
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 13
BAB II : TINJAUAN TEORITIS A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa
1. Pengertian Strategi. ............................................................ 15
2. Pengertian Fundraising....................................................... 19
3. Perumusan Strategi Fundraising. ....................................... 24
4. Pengertian Surat Kuasa...... ................................................ 26
5. Pengertian Bank Rakyat Indonesia (BRI) .......................... 26
B. Pendayagunaan Agen Sosial
1. Pengertian Pendayagunaan................................................. 27
2. Pengertian Agen Sosial.. .................................................... 29
C. Konsep Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS)
1 Pengertian Zakat................................................................. 30
2 Dasar Hukum Zakat ........................................................... 31
3 Pengertian Zakat Profesi .................................................... 31
4 Pengertian Infak dan Shadaqoh.......................................... 33
5 Tujuan dan Hikmah ZIS..................................................... 34
v
vi
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI) A. Profil YBM BRI
1. Sejarah Singkat YBM BRI................................................. 37
2. Visi dan Misi YBM BRI. ................................................... 42
3. Keunggulan Berzakat Melalui YBM BRI.......................... 42
4. Prestasi YBM BRI.... ......................................................... 45
B. Sumber dan Penggunaan Dana ZIS.... ..................................... 45
C. Struktur Organisasi YBM BRI................................................. 47
BAB IV : ANALISIS TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YBM BRI
A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa Pada Yayasan Baitul Maal BRI ................................................................................ 55
1. Perumusan Strategi Penghimpunan Dana ZIS ................... 58
2. Analisis SWOT. ................................................................. 62
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Fundraising Melalui Surat Kuasa.... .................................................................... 66
B. Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI ........................ 70
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI ....................................................... 73
2. Program Pendayagunaan YBM BRI .................................. 76
C. Analisis Terhadap Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa Dan Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI................. 92
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 97
B. Saran-saran............................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kebutuhan manusia adalah harta benda (materi). Manusia
cenderung untuk mengumpulkan dan menguasai harta benda tersebut tanpa
batas, sampai ia menemui ajalnya. Kerakusan dan ketamakan manusia dalam
menguasai harta benda tersebut, kadang-kadang melampaui batas, melebihi
nafsu binatang, yang dapat menurunkan martabat nilai-nilai kemanusiaannya.1
Betapa besar peranan harta dalam kehidupan manusia, rasanya tidak
dapat diragukan lagi. Dengan harta orang dapat memperoleh apa yang
diinginkannya. Semakin banyak harta seseorang, semakin mudah ia memenuhi
kebutuhan hidupnya. Karena itu banyak orang yang berusaha keras mencari
kekayaan tanpa mengenal lelah. Hanya sayangnya, banyak orang tidak
menyadari, bahwa harta kekayaan itu adalah titipan Allah padanya, dan
sebahgian kecil adalah kepunyaan atau hak orang-orang miskin.2 Dalam
rangka menciptakan, menjaga dan memelihara kemaslahatan hidup serta
martabat kehormatan manusia, Allah SWT menciptakan syariat yang
mengatur tata cara mendapatkan dan memanfaatkan harta benda. Tata aturan
ini antara lain syariat zakat.
Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan harta benda. Seseorang
yang telah memenuhi syarat-syaratnya dituntut untuk menunaikannya, bukan
semata-mata atas dasar kemurahan hatinya, tetapi kalau terpaksa “dengan 1 Suparman Usman, Hukum Islam, Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), h. 158
2 Dr. Zakiah Daradjat, Zakat Pembersihan Harta dan Jiwa, (Jakarta :Ruhama, 1996), h. 12
1
2
tekanan penguasa”. Oleh karena itu, agama menetapkan ‘amilin atau petugas-
petugas khusus yang mengelolanya, disamping menetapkan sanksi-sanksi
duniawi dan ukhrawi terhadap mereka yang enggan.3
Dalam lembaga zakat ada tiga kegiatan utama, yakni penghimpunan,
pengelolaan (keuangan) dan pendayagunaan. Tiga aktivitas utama ini
sekaligus distrukturkan menjadi tiga divisi utama, yaitu Divisi Penghimpunan,
Divisi Keuangan dan Divisi Pendayagunaan.
Fungsi dan tugas divisi penghimpunan memang dikhususkan
mengumpulkan dana zakat infak dan wakaf dari masyarakat. Dana ini tidak
hanya berasal dari perorangan, melainkan juga dari berbagai perusahaan dan
lembaga.4
Fundraising tidak hanya diartikan pengumpulan dana semata, tetapi,
juga segala bentuk partisipasi dan kepedulian yang diberikan masyarakat
kepada suatu organisasi/lembaga zakat yang berbentuk dana dan segala
macam benda dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lembaga. 5
Untuk menyampaikan amanah Allah ini, maka diperlukan pekerja-
pekerja (amil) yang diberi kewenangan untuk mengambil dana-dana zakat dari
para aghniya yang menurut ketentuan syariat sudah berkewajiban untuk
menunaikan kewajiban zakatnya dan menyalurkan dana-dana zakat itu kepada
3 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2007), cet, ke-1
h. 506 4 Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Ciputat : IMZ, 2004), h. 189 5 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, (Yogyakarta: Teras,
2009), cet ke-1, h. 4
3
golongan-golongan yang berhak menerimanya sebagai mana diamanahkan
Allah swt.6
Perintah Allah swt untuk mengambil zakat terdapat dalam QS At-
Taubah; 103.
⌦
☺ Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan7 dan mensucikan8 mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Q.S. At-Thaubah: 103).9
Pemberdayaan zakat adalah penyaluran zakat yang disertai target
merubah kedaan penerima (lebih dikhususkan kepada golongan fakir miskin)
dan kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzakki. Target ini adalah
target besar yang tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam waktu yang
singkat.10
Tanpa menafikan peran divisi yang lain, sesungguhnya jatuh
bangunnya lembaga zakat terletak pada kreativitas divisi pendayagunaan.
Boleh-boleh saja lembaga zakat memiliki struktur organisasi yang lengkap.
Serta boleh juga lembaga zakat ditunjang dengan fasilitas lengkap. Bahkan
6 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, h. 47 7Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan
kepada harta benda. 8Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka. 9 Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 297 10Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 25
4
bisa saja lembaga zakat tiba-tiba memilki dana yang besar karena mendapat
kepercayaan dari beberapa perusahaan besar. Tetapi pada akhirnya, toh
kembali juga pada kreativitas, program pendayagunaan apa yang bisa
dikembangkan untuk mustahik. Sekali lagi, sesungguhnya program
pemberdayaan mustahik, merupakan inti dari penghimpunan zakat. Dari
program ini masyarakat dapat mengetahui sampai sejauh mana performance
lembaga zakat. Pada program pemberdayaan mustahik ini, jatuh bangunnya
lembaga zakat dipertaruhkan.
Yang tampak di masyarakat, program pengelolaan zakat cenderung
terpaku pada yang sifatnya charity murni. Program yang bersifat sosial ini,
dicirikan dengan kegiatan yang dikelola secara kepanitiaan, dalam waktu
singkat dan habis setelah program itu dilaksanakan. Program charity murni tak
butuh pendampingan dan pembinaan dan tanpa pemantauan perkembangan
bantuan. Prinsipnya usai kegiatan, selesai juga programnya.11
Pembicaraan tentang sistem pendayagunaan zakat berarti
membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam
menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan
terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan. Dalam pendekatan fikih,
dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada surah At-taubah ayat
60 sebagai berikut:12
☺
☺ ☺
11 Eri Sudewo, Manajemen Zakat, h. 218 12 Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, (Jakarta : Pirac, 2004), h. 8
5
⌧ ⌧ ☺
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Thaubah: 60).13
Sejak Islam datang ke tanah air kita, zakat telah menjadi salah satu
sumber dana untuk kepentingan pengembangan agama Islam. Dalam
perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah Barat pun dahulu, zakat,
terutama bagian sabilillah-nya, merupakan sumber dana perjuangan.14 Ketika
satu persatu tanah air kita dikuasai oleh penjajah Belanda, Pemerintah
Kolonial itu mengeluarkan Bijblad Nomor 1892 tanggal 4 agustus 1893 yang
berisi kebijaksanaan Pemerintah Kolonial yakni mencegah terjadinya
penyelewengan keuangan zakat oleh para penguasa atau naib bekerja untuk
melaksanakan administrasi kekuasaan Pemerintah Belanda, tapi tidak diberi
gaji atau tunjangan untuk membiayai hidup dan kehidupan mereka beserta
keluarganya. Dan untuk melemahkan (dana) kekuatan rakyat yang bersumber
dari zakat itu Pemerintah Hindia Belanda melarang semua pegawai
pemerintah dan priyayi pribumi ikut serta membantu pelaksanaan zakat.15
Zakat merupakan rukun Islam ke tiga yang sangat penting bagi
kesejahteraan dan tegaknya keadilan sosial ekonomi umat. Pembayaran zakat
13 Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 288 14 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta : UI-Press,1988),
h. 32 15Ibid, h. 33
6
bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi juga mencerminkan
kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya
menurut aturan syara’ wajib membayar zakat (muzakki) kepada orang-orang
miskin sesuai pedoman syar’i (fuqaraa) yang dikategorisasikan dalam 8
(delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana
potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi
masyarakat level bawah.16
Sedangkan dari aspek keadilan sosial (al-adalah al-ijtima’iyyah),
perintah zakat dapat dipahami sebagai satu kesatuan sistem yang tak
terpisahkan dalam pencapaian kesejahteraan sosial-ekonomi dan
kemasyarakatan. Zakat diharapkan dapat meminimalisir kesenjangan
pendapatan antara orang kaya dan miskin. Di samping itu, zakat juga
diharapkan dapat meningkatkan atau menumbuhkan perekonomian, baik pada
level individu maupun pada level sosial masyarakat.17
Pada dasarnya zakat bukan hanya sebagai bagian dari ibadah wajib
yang harus ditunaikan umat Islam yang telah memenuhi syarat, tetapi
merupakan salah satu instrument yang sangat penting bagi program
pengentasan kemiskinan dan perkembangan ekonomi masyarakat Islam level
bawah, sesuai dengan salah satu tujuan zakat yaitu pemerataan rezeki untuk
mencapai keadilan sosial.
Oleh sebab itu penulis memandang perlu adanya kajian sesuai dengan
pernyataan di atas mengenai penghimpunan dan pendayagunaan ZIS, akhirnya
penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “STRATEGI
16 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 1 17 Nurudin Mhd. Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, cet ke-1, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2006), h. 1-2.
7
FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN
DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL
MAAL BANK RAKYAT INDONESIA”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis
membatasi masalah yang akan dibahas adalah strategi fundraising melalui
surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada
Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana fundraising melalui surat kuasa pada Yayasan Baitul Maal
Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam menghimpun dana Zakat,
Infaq dan Shadaqoh (ZIS) ?
2. Bagaimana pendayagunaan agen sosial pada Yayasan Baitul Maal
Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam mendayagunakan dana
Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS) ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
8
a. Untuk mengetahui strategi fundraising melalui surat kuasa pada
Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam
menghimpun dana ZIS.
b. Untuk mengetahui pendayagunaan agen sosial pada Yayasan Baitul
Maal (YBM BRI) dalam mendayagunakan dana ZIS.
2. Manfaat Penelitian
1). Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan
khususnya menyangkut fundraising melalui surat kuasa pada
Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam
menghimpun dana zakat dan pendayagunaan dana ZIS melalui
agen sosial.
2). Memberikan pemahaman bagi pihak akademisi khususnya
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk melakukan
kajian mendalam mengenai Manajemen Dakwah, khususnya
Yayasan Baitul Maal dan Lembaga Amil Zakat, infaq, dan
shadaqah lainnya.
D. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud
sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja
yaitu cara kerja untuk memahami objek.18
1. Metode Penelitian
a. Jenis penelitian
18 Anas Sudjana, Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD
Darma, 1980), h. 16
9
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif, data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buku angka-angka,
laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari
naskah wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumen
resmi lainnya. 19
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti , metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian.20
Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena penulis
bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Dalam hal ini yang
akan diteliti adalah pendekatan fundraising melalui surat kuasa dan
pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada YBM BRI.
Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian
karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini,
didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan
digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
19 Burhan Bungin, analisis Data Penelitian kualitatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2003), Cet ke-2, h. 39 20 Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi
ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 246
10
Adapun subjek yang akan diteliti Yayasan Baitul Maal Bank
Rakyat Indonesia (YBM BRI). Dan objeknya adalah stratwgi fundraising
melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada
Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.21 Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara,
yaitu: pewawancara (interviewer), responden (interviewee), pedoman
wawancara, dan situasi wawancara.22
Adapun yang akan di wawancarai yaitu :
1) H. Moh. Nasir Tajang selaku Ketua Pelaksana Harian
2) H. Anwar Sadat sebagai Divisi Fundraising, dan
3) Ahmad Fakih sebagai Divisi Pendayagunaan.
b. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematis
fenomena-fenomena yang diselidiki.23 Sutrisno Hadi mengungkapkan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, satu proses
yang tersusun dalam dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dan
21 Dr. Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya),
cet. Ke-11, h. 135 22 Drs. Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1995), h. 71 23 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
UGM, 1984), h. 141
11
diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.24
Dalam melakukan observasi penulis mendatangi langsung ke kantor
Yayasan Baitul Maal BRI (YBM-BRI) yang beralamat di Jl. Jendral
Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Selatan Tromol Pos 94. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan data konkrit tentang hal-hal yang menjadi
objek penelitian. Hasil yang didapat yaitu informasi mengenai letak
kantor ketua harian YBM BRI serta karyawan dalam lembaga tersebut
pada bagian yang khusus mengenai YBM BRI itu sendiri.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dipakai guna melengkapi data-data yang telah terkumpul,
juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku,
catatan, transkip, bulletin, makalah dan sebagainya.
Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di kantor Yayasan Baitul Maal Bank
Rakyat Indonesia (YBM BRI) yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman
Kav. 44-46 Jakarta Selatan Tromol Pos 94. Adapun waktu penelitian
dimulai dari bulan Maret-Mei 2010.
5. Analisis Data
24 Sugiono, Metode Penulisan administrasi, (Bandung : Penerbit al-Fabeta 2005), Cet, ke- 12,
h. 166
12
Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya
dianalisis secara kualitatif, analisis dataa dilakukan setiap saat
pengumpulan data di lapangan secara berkesinambungan agar tercapai
proses kesimpulan tertentu terhadap informasi yang terdapat pada lembaga
tersebut, dengan memperrtimbangkan pernyataan-pernyataan yang sangat
memungkinkan dianggap mendasar dan universal.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum masuk lebih jauh mengenai pembahasan penelitian ini, ada
beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat pembahasan yang hampir
sama dengan yang dituliskan oleh penulis, namun tentunya ada sudut
perbedaan dalam hal pembahasan maupun obyek kajian dalam penelitian ini,
adapun penelitian tersebut diantaranya adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ru’yat Ismail (103043127948)
dengan judul “Mekanisme Retribusi Dan Distribusi Zakat Studi
Komparatif Antara lembaga Amil Zakat Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat
Indonesia Dan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Karim Ditinjau Dari Hukum
Islam” dalam penelitiannya penulis menganalisa studi komparatif antara
lembaga amil zakat Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia dan
Baitul Maal Wat Tamwil Al-Karim mengenai mekanisme retribusi dan
distribusi zakat ditinjau dari hukum Islam, pada dasarnya obyek dan
pembahasannya sama dengan yang digunakan oleh penulis yaitu Yayasan
Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) namun yang
membedakan dalam pembahasan ini penulis lebih menitikberatkan pada
strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS
13
melalui agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia
(YBM BRI).
2. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Abdul Barri (104044201455)
dengan judul “Pemberdayaan Zakat Modern Pada yayasan Baitul Maal
Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI)” pada dasarnya obyek kajian pada
skripsi ini sama dengan obyek kajian yang digunakan oleh penulis yakni
Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) namun terdapat
perbedaan pada pembahasan karena penulis membahas strategi fundraising
melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial
yang dilakukan Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).
3. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Umroha Almaal
(102053025761) dengan judul “Strategi Fundraising Lembaga Amil Zakat
(LAZ) Al-Azhar Peduli Ummat” dalam skripsi ini Umroha Almaal
membahas bentuk fundrising secara umum pada LAZ Al-Azhar Peduli
Ummat, sedangkan penulis lebih terfokus pada startegi fundraising melalui
surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial yang
dilakukan Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan
sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini penulis menerangkan secara garis
besar mengenai latar belakang penelitian yang merupakan alasan pemilihan
judul, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
14
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, teknis penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS. Pada bab ini membahas secara lebih
mendalam mengenai pengertian ZIS dan pengertian zakat profesi juga
disertakan dengan dasar hukumnya, hikmah dan manfaatnya. Pada bab ini
juga membahas tentang pengertian fundraising dan disertakan pengertian surat
kuasa dan juga membahas tentang pengertian pendayagunaan.
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN BAITUL MAAL
BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI), dalam bab ini penulis
menerangkan sejarah dan profil YBM BRI, sumber dan penggunaan dana ZIS
YBM BRI, struktur organisasi YBM BRI.
BAB IV : ANALISA TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI
SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN
SOSIAL PADA YBM BRI, dalam bab ini penulis menerangkan, strategi
fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen
sosial, juga disertakan dengan analisis hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP, yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa
1. Pengertian Strategi
Dalam kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah
ilmu dan seni untuk menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa
untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai.1
Dalam Kamus Manajemen disebutkan strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
hubungan dalam hal waktu dan ukuran.2
Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk
memenangkan suatu peperangan.3 Istilah strategi sebenarnya berasal dari
bahasa Yunani strategos (artinya: pasukan) dan ageni (artinya:
memimpin). Jadi strategi adalah hal memimpin pasukan, ilmu tentang
perang sebagai ilmunya para jendral, ilmunya para komandan. Dalam
konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau suatu yang
dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan
musuh dan memenangkan perang.4 Sehingga tidak mengherankan bila
awal perkembangan istilah strategi digunakan dan popular di lingkungan
militer.
1 Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 1092 2 B.N. Marbun, SH, kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2005), Cet ke-2,
h. 340 3Komarudin, Ensiklopedi Manajemen, (Jakarta : Bumi aksara, 1994), Cet Ke 1, h. 539 4 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, manajemen Strategi sebuah Konsep
Pengantar, (Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8
15
16
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi
banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas dengan bidang
ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi
terbatas pada konsep atau seni seorang Jendral di masa perang, tetapi
sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin (manajemen
puncak).
Dalam ilmu manajemen atau suatu organisasi, strategi diartikan
sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam
melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi
organisasi.5
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis
mengemukakan pengertian strategi yang dikembangkan oleh beberapa
pakar, di antaranya adalah :
a. Menurut Willian F. Glueck, seperti dikutip Amirullah, Bahwa strategi
adalah suatu yang dipersatukan, bersifat komprehensif terintegrasi
yang menghubungkan keunggulan strategi (strategi adventage)
perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan
rancangan untuk meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan atau
organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi
itu.6
5 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit bidang Pemerintah dengan
Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2000), h. 147 6 Amirullah, dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik ,(Yogyakarta: Graha Ilmu,
2002), cet. Ke-1, h. 4
17
b. Menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti diantaranya :
1) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan
2) Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk
mencapai tujuan
3) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan
fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.7
c. Menurut Onong Uchayana effendi, strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.8
d. Menurut Syarif Usman, bahwa strategi adalah sebagai kebijakan
menggerakkan dan membimbing seluruh potensi kekuatan, daya dan
kemampuan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan.9
e. Mudrajad Kuncoro, Ph.D mengutip dari beberapa pakar tentang
pengertian strategi, antara lain :
1) Strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang
perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2) Strategi adalah pola sasaran, tujuan dan kebijakan/rencana umum
untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan
mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau
yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan.
7 Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos,
2000), Cet ke-1, h. 127 8 Onong Uchayana effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Rosda
Karya, 1992), h. 32 9 Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pengembangan dalam Islam,
(Jakarta: Firma Jakarta, 1998), h. 6
18
3) Strategi adalah menentukan kerangka kerja aktivitas bisnis
perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengoordinasikan
aktivitas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan
mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi
mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh
perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak
dijalankan.
Definisi-definisi ini mempunyai banyak kesamaan frase “tujuan
jangka panjang”dan “kebijakan umum” menyiratkan bahwa strategi
seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi organisasi
dalam melakukan bisnis, yakni suatu keputusan yang menentukan
kegagalan dan kesuksesan organisasi.10
Dari pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
strategi merupakan satu kesatuan rencana terpadu yang dihubungkan
dengan lingkungan organisasi dengan cara membuat pilihan alternatif-
alternatif untuk dipertimbangkan dan dipilih, sehingga strategi yang dipilih
akan diimplementasikan oleh organisasi dan akhirnya memerlukan
evaluasi terhadap strategi tersebut dengan tujuan tercapainya cita-cita
organisasi.
10 Mudrajad Kuncoro, Strategi “Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?”, (Jakarta:
Erlangga, 2005), h. 1
19
2. Pengertian Fundraising
Fundraising dalam kamus Iggris-Indonesia adalah pengumpulan
dana, sedangkan orang yang mengumpulkan dana disebut fundraiser.11
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksudkan
pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan;
perhimpunan; pengerahan.12sedangkan yang dimaksud dengan dana
adalah uang yang disediakan untuk keperluan: biaya; pemberian; hadiah;
derma.13
kegiatan
operasi
anda pasti
sukses
Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka
menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari
masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun
pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan
onal organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya.14
Menurut Ekaterina Kim yang dikutip oleh Michael Norton dalam
buku menggalang dana: “menggalang dana adalah sebuah ilmu, tetapi
aturannya lebih seperti pelangi dari pada sebuah rumus. Anda harus
melukis dengan paduan warna dan perasaan yang halus. Dan
bila anda melukis dengan rasa kasih dan persahabatan.15
11 Peter Salim, Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern
English Press,2000),h. 607 12Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
hal..612. 13 Ibid, h. 234 14 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi organisasi pengelola zakat,
(Yogyakarta:Teras, 2009), Cet ke-1, h.3 15 Michael Norton, Menggalang Dana,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 11.
20
Menggalang dana adalah sebuah proses menggalang dana bukan
mengenai meminta uang tetapi lebih mengenai menjual ide bahwa donor
dapat m
ahwa imbauan agar orang berbuat sesuatu, permintaan agar
orang m
imajinasi yang tinggi,
sehingg
yagunakan mustahik.
ya.
ewujudkan perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide
itu, maka mereka mau menyumbang.16
Beberapa penggalangan dana tidak memanfatkan peluang yang ada
untuk memperoleh dana. Beberapa lagi melakukannya, tetapi tidak terlalu
efektif. Tujuan menggalang dana adalah memperoleh, tetapi sering
dilupakan b
enyumbang adalah bagian yang sangat penting dari imbauan yang
disajikan.17
Dari berbagai pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
fundraising atau penggalangan dana adalah kegiatan penghimpunan dana
yang mana dalam kegiatan itu, penggalangan dana menjual ide orang-
orang yang mempunyai daya kreatifitas dan
a mampu menghimpun beberapa dari donator yang bisa
dimanfaatkan untuk menda
Ada sejumlah keterampilan penting yang perlu penggalang dana
kuasai jika ingin berhasil:
1. Menilai Kekuatan, sehingga penggalang dana dapat memusatkan tenaga
pada hal-hal yang dapat dilakukan dengan sebaik-baikn
2. Belajar menguasai keterampilan yang diperlukan, dan mulai mengikuti
pelatihan atau menggali pengalaman yang diperlukan.
16 Ibid, h. 15 17 Ibid, h. 12
21
3. Mencari jalan untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan dengan cara
men
Yan
a.
uatu organisasi. Semangat dan kesungguhan
an mendorong orang lain juga untuk
b.
ng tepat untuk menjadi
c.
a. Seorang penggalang dana yang baik juga harus
sikap bila ditolak. Setiap kali menghubungi orang,
d.
gerahkan orang lain untuk membantu di mana diperlukan.18
g dimaksud dengan keterampilan tersebut adalah:
Kesungguhan Membantu mewujudkan tujuan organisasi
Kesungguhan adalah ciri paling penting yang harus dimiliki oleh
penggalang dana s
penggalang dana ak
bersungguh-sungguh; yang diungkapkannya melalui sumbangan
yang diberikannya.
Kemampuan meminta
Banyak orang tidak nyaman bila harus meminta uang. Orang yang
merasa seperti ini bukan orang ya
penggalang dana. Untuk semua ini perlu kemampuan meminta
secara efektif apa yang penggalang perlukan.
Percaya diri dalam menghadapi tolakan
Bila penggalang dana meminta sumbanagan dana, perlu
memancarkan percaya diri. Jika penggalang dana merendah dan
selalu meminta maaf atau ragu-ragu, orang tidak akan member apa-
apa kepadany
menentukan
anggaplah ini pendekatan yang pertama sekali dan belajarlah dari
pengalaman.
Kegigihan
. 20 18 Ibid, h
22
Penggalang dana pada umunya terlalu cepat menyerah. Mereka
sering mengatakan “tidak” sebagai “tidak” bukannya sebagai
tantangan untuk mencoba mengubah “tidak” menjadi “ya”. Jika
penggalang dana teralalu cepat menyerah, maka tidak akan ada
a sekali. Jika penggalang merasa orang itu seharusnya
uk
mendukung.
e.
f.
intaan yang
sulit ditolak. Sabar, ketika menjawab
g.
menganggap diri masing-masing orang yang istimewa dan memili
peluang sam
benar-benar b erminat untuk mendukung, maka penggalang dana
harus mencoba mencari jalan untuk mengubah sikap orang itu, atau
mencari suatu kegiatan lain yang membangkitkan minatnya unt
Kejujuran
Penggalang dana harus selalu jujur. Karena harus meyakinkan
orang, maka ada tekanan yang kuat untuk tidak mengungkapkan
seluruh kebenaran dan untuk membesar-membesarkan kegiatan
Keterampilan sosial
Seseorang penggalang dana harus memiliki rasa percaya,
kesabaran dan kepekaan. Percaya diri, karena perm
dilandasi rasa percaya diri
hal-hal spesifik yang ditanyakan donor. Kepekaan dan ketulusan,
untuk meminta donor di hadapannya agar dapat mewariskan
sesuatu bagi organisasinya. Seorang penggalang dana yang baik
juga harus pandai bergaul dan menghadapi orang lain.
Keterampilan berorganisasi
Menggalang dana sering melibatkan kegiatan memelihara
hubungan dengan ribuan orang pendukung. Mereka semuanya
23
hubungan pribadi dengan penggalang dana . organisasi yang baik
penting sekali. Penggalang dana harus memiliki catatan lengkap
masi mengenai sumbangan yang diterima
h.
iatan-kegiatan baru untuk memberi ilmu
k menciptakan acara-
i.
enggalang dana tidak
lah memiliki rasa percaya diri untuk meminta
j.
surat-menyurat dan infor
dari setiap donor. Semua ini harus tersusun rapih sehingga tidak
ada acara atau peristiwa di masa lalu atau sumbangan dari seorang
donor pun yang terlupa.
Imajinasi dan kreatifitas
Penggalang dana yang baru masuk sebuah organisasi bukan paham
bahwa imajinasi adalah sebuah modal yang berharga. Tugasnya
mungkin menciptakan keg
ilham pada para donor yang ada dan untu
acara yang dapat mengobarkan semangat orang banyak atau
mungkin memaparkan kegiatan organisasi dengan cara yang
cemerlang dan imajinatif.
Kontak dan kemampuan menambah kontak
Penggalang dana yang sudah memiliki beberapa kontak dalam
bidang atau sector tertentu punya kelebihan yang sangat
bermanfaat. Tetapi ini bukan syarat. Memiliki kontak tidak berarti
bahwa orang-orang bersangkutan adalah orang-orang yang tepat
bagi organisasi. Alternative yang baik jika p
memiliki kontak, ada
setiap orang member sumbangan, kemampuan mendapatkan
kontak baru dan kemahiran meminta orang lain untuk membantu
meminta sumbangan bagi penggalang dana.
Menangkap peluang
24
Penggalang dana harus menangkap setiap peluang yang terbuka.
Misalnya, jika sebuah perusahaan besar baru saja mengumumkan
mendapat kontrak kerja yang besar di
daerah penggalang dana, maka sebuah surat yang disusun dengan
baik untuk meminta sumbangan mungkin akan membuahkan
hasil.
3. Perumusan Strategi Fundraising
m merumuskan strategi fundraising adalah menentukan
pada tingkat:20
butuhan yang terus
si di masa depan
kut dana, sebuah organisasi juga perlu
n:21
gantung pada pihak luar dan
5) Kemampuan berdiri sendiri untuk jangka panjang.
mendapatkan laba besar atau
19
a. Menentukan kebutuhan
Titik tolak dala
kebutuhan organisasi, hal ini dapat dilakukan
1) Agar terus melakukan kegiatan
2) Meningkatkan kegiatan untuk memenuhi ke
bertambah
3) Perkembangan organisa
b. Disamping tugas-tugas menyang
membiayai kegiatan sendiri dan masa depannya.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangka
1) Pengembangan modal
2) Dana pribadi (corpus fund)
3) Mengurangi hidup ber
mengembangkan sumber dana independen
4) Mengembangkan landasan keanggotaan dan pendukung
19 Ibid, h. 20-28 20 Ibid, h. 51 21 Ibid, h. 54
25
c. Mengidentifikasi sumber dana
Dalam menyusun strategi fundraising titik tolak yang baik adalah
an besar selama hidup, dan warisan setelah meninggal
mbangan
a)
aupun lembaga non
pemerintah
6) Hibah dari lembaga donor internasional atau nasional
7) Hibah dari yayasan internasional atau local.
d.
ambaran yang cukup lengkap mengenai
ebelum memutuskan sumber-sumber
r-faktor berikut ini:23
dibentuk
kegiatan
an yang dimiliki
mengidentifikasi sumber-sumber dana yang mungkin dapat digali:22
1) Dukungan dari perorang, diajak menjadi anggota atau member
sumbangan
2) Sumbang
3) Dukungan dari kegiatan fundraising seperti, meminta su
dari masyarakat, mengadakan malam hiburan, dan acara masal
lainnya
4) Pemberian dalam barang (oleh perorangan atau lembag
5) Hibah dari lembaga pemerintah pusat m
Menilai Peluang
Butir-butir di atas adalah g
sumber dana yang dapat digali. S
mana yang akan digali, perlu diperhatikan fakto
1) Pengalaman dimasa lalu
2) Pendukung yang sewajarnya
3) Organisasi macam apa yang akan
4) Gaya dalam melakukan
5) Sumber daya dan kemampu
22 Ibid, h. 57 23 Ibid, h. 60
26
6) Sumber dana yang ada sekarang
7)
enal
4.
24
Surat Kuasa adalah Naskah Dinas sebagai alat pemberitahuan dan
ndat, hak, kewajiban dan
kewena
5.
it dan jasa di lalu lintas pembayaran dan
peredar 26 27
28
apat penulis simpulkan Bank Rakyat Indonesia adalah badan
usaha di bidang keuangan yang menarik uang dalam bentuk simpanan dan
Peluang yang terbuka
8) Siapa saja yang kita k
Pengertian Surat Kuasa
Surat yang berisi tentang pemberian kuasa kepada seseorang untuk
mengurus sesuatu.
tanda bukti yang berisi pemberian ma
ngan dari pihak pejabat yang memberikan kuasa kepada pejabat
yang diberi kuasa untuk bertindak dalam penyelesaian sesuatu urusan.25
Pengertian Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Bank adalah badan usaha di
bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat,
terutama memberikan kred
an uang. Rakyat adalah penduduk suatu negara. Sedangkan
Indonesia adalah nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak di
antara benua Asia dan benua Australia; atau bangsa, budaya, bahasa yang
ada di negara Indonesia.
D
24 Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1108 25http://bkd.dumaikota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1
89%3Asurat-kuasa&catid=74%3Atata-naskah-dinas&Itemid=106&lang= di akses pada tanggal 27 april 2010
26 Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 104
27 Depdiknas, Kamus Besar bahasa Indonesia, h. 924 28 Ibid, h. 430
27
mengeluarkan uang dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
raf hidup rakyat Indonesia.
B. Pendayagunaan Agen Sosial
Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat,
adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar Bahasa
Indonesia:
a. Pengusahaan agar mendatangkan hasil dan manfaat.
b. Pengusahaan tenaga dan sebagainya agar mampu menjalankan tugas
dengan baik.
Kata guna dalam Bahasa Arab yaitu: Al-Istitsmar berasal dari kata
Istatsmara-yastatsmiru, yaitu menggapai suatu hasil. Kata Istatsmara Al-
Maal tsammarahu, artinya adalah mempergunakan harta (maal) tersebut
untuk memproduksi keuntungan. Secara istilah kata guna adalah
mempergunakan harta benda untuk menciptakan sesuatu, baik secara
langsung dengan membeli alat-alat produksi, maupun secara tidak
ebagai berikiut :
dalam rangka meningkatkan ta
1. Pengertian Pendayagunaan
29
langsung.30
Pembagian atau pendayagunaan zakat, menurut Pedoman
Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu s
29 Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia,
hal. 242 30 http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=53&artid=171.
Diakses tanggal 09 juni 2010.
28
a) Bersifat edukatif, produktif dan ekonomis agar para penerima zakat
pada suatu masa tidak memerlukan zakat lagi, bahkan diharapkan
snya. Kebijaksanaan ini dilakukan agar unsur pendidikan
d) Dan
diserahkan kepada mustahiq dimanfaatkan untuk
nsumtif dan tradisional sifatnya. Dalam
menjadi orang membayar zakat
b) Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnu sabil, pembagian zakat itu dititik
beratkan pada pribadinya bukan pada lembaga hokum yang
menguru
yang dikandung dalam pembagian zakat itu lebih kentara dan terasa.
c) Bagi kelompok amil, gharim, dan sabilillah, pembagian dititikberatkan
pada badan hukumnya atau kepada lembaga yang mengurus atau
melakukan aktivitas-aktivitas keislaman. Akhirnya disebutkan pula
bahwa,
a-dana yang tersedia dari pengumpulan zakat itu yang belum yang
dibagi atau
pembangunan dengan jalan menyimpannya di bank pemerintah berupa
giro, deposito atau sertifikat atas nama Badan amil Zakat yang
bersangkutan.31
Menurut M. Daud Ali pemanfaatan dana zakat dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Pendayagunaan zakat yang ko
kategori ini zakat diberikan dibagikan kepada orang yang berhak
menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan,
seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk
31 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, hal. 68
29
memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang diberikan
kepada korban bencana alam.
2. Pendayagunaan yang konsumtif kreatif. Yang dimaksud dengan
kalimat ini adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari
barangnya semula seperti misalnya diwujudkan dalam bentuk alat-alat
sekolah, beasiswa dan lain-lain.
an kerja baru bagi fakir
4. Pendayagunaan zakat produktif kreat
an semua pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam
menambah modal
3. Pendayagunaan produktif tradisional. Yang dimaksud dalam kategori
ini adalah zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif,
misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan dan
sebagainya. Pemberian zakat ini akan mendorong orang menciptakan
suatu usaha atau memberikan suatu lapang
miskin.
if. Ke dalam ini bentuk ini
dimasukk
bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu
proyek sosial maupun untuk membantu atau
seseorang pedagang atau pengusaha kecil.32
2. Pengertian Agen Sosial
Dalam kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan pengertian agen
antara lain :
1. Orang atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi
perusahaan lain atas nama pengusaha; perwakilan.
32 Ibid, h.62-63
30
2. Perwakilan yang bertanggung jawab atas penyaluran atau distribusi
awal suatu barang.33
2. Suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma,
pulkan bahwasanya agen sosial adalah orang atau
perusah
C. Konsep Za
1.
ata dasar
(masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik.35 Dalam
pengertian lain, zakat juga berarti: tumbuh; berkembang; kesuburan atau
bertambah atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan.
tu yang harus
diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat.37 Zakat juga
bisa diartikan sebagai hak yang wajib (dikeluarkan dari) harta.38
Sedangkan arti sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
antara lain :
1. Berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya komunikasi dalam usaha
menunjang pembangunan.
dan sebagainya).34
Dapat disim
aan perantara sebagai perwakilan yang bertangggung jawab atas
penyaluran atau distribusi yang berkenaan dengan masyarakat dalam
upaya menunjang pembangunan kepentingan umum.
kat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)
Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan k
36
Secara istilah zakat adalah sejumlah harta terten
33 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 12 34 Ibid h. 1085 35 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Jakarta : Litera AntarNusa, 1973), Cet. ke-2 h. 34 36 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 4 37 Ibid, h. 4
31
Zakat dari segi istilah fikih berarti “Sejumlah harta tertentu yang
diwajib
2.
Zakat dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 82 kali. Ini menunjukkan
hukum d 40
☺
Aan ba irim
g kamu kerjakan”. (Al-Baq
⌧
kan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak” di samping
berarti “mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.”39
Dasar Hukum Zakat
asar zakat yang sangat kuat, antara lain :
☺
☺
rtinya:“Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahak gi d u, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yan arah: 110)
☺
38 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2005), Cet, ke-6 h. 83 39 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 34 40 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 7
32
AMaka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami
Taubah:11).
3. Pengertian Zakat Profesi
a’ salaf bagi zakat atas
penghasilan atau profesi biasanya disebut dengan
Yang termasuk dalam kategori zakat al-mal mustafad adalah pendapatan
yang dihasilkan dari profesi non-zakat yang dijalani, seperti gaji pegawai
g dihasilkan
secara tidak terdug
mengandung unsur judi), dan lain-lain.
Se
telah mencapai nishab
berdasarka
surah at-Taubah: 103
rtinya:“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat,
menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang Mengetahui”. (Q.S.At-
Zakat atas penghasilan atau zakat profesi adalah suatu istilah yang
muncul dewasa ini. Adapun istilah ulam
al-mal al-mustafad.
negeri/swasta, konsultan, dokter, dan lain-lain, atau rezeki yan
a seperti undian, kuis berhadiah (yang tidak
41
mua penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut, apabila
, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini
n nash-nash yang bersifat umum, misalnya firman Allah dalam
dan al-baqarah: 267.42
☺
☺ ☺
41 Fakhruddin, M.Hi, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (UIN-Malang Press:
Malang, 2008), Cet. 1, h. 133 42 Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Gema Insani: Jakarta, 2002),
h. 94
33
☺
☺
Artinya:“ Hai orang-orang yang beriman, nafkankanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
memilih kamu memilihyang buruk-buruk lalu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Q.S.Al-baqarah : 267) Sementara itu, para peserta muktamar Internasional Pertama
tentang Zakat di Kuwait (29 Rajab 1404 H bertepatan dengan tanggal 30
mencapai nishab, meskipun mereka berbeda pendapat dalam cara
meneluarkannya. Dalam pasal 11 ay
⌧☺
yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
April 1984 M) telah sepakat tentang wajibnya zakat profesi apabila telah
at (2) Bab IV Undang-undang No.
kat, dikemukakan bahwa harta yang
dikenai
4. Pengertian Infaq dan Shadaqah
setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah
maupun waktunya.
38/1999 tentang Pengelolaan Za
zakat adalah: a. emas, perak, dan uang; b. perdagangan dan
perusahaan; c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan; d.
hasil pertambangan; e. hasil peternakan; f. hasil pendapatan dan jasa; dan
g. rikaz.43
Shadaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin,
43 Ibid, h. 95
34
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang,
setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendakinya sendiri.44
Sedekah dapat diartikan sebagai manifestasi dua hal:
a. Pengakuan akan adanya kenyataan bahwa rizki yang diperoleh
berbeda-beda, hal
Untuk menciptakan masy
☺
Artinya:“Perkataan yang baik dan pemb
seseorang ini merupakan sunnatullah.
b. arakat yang aman dan sejahtera diperlukan
pendistribusian rizki sebagai bentuknya zakat, infaq dan sedekah.45
Dasar hukum infaq dan shadaqah diantaranya surat Al-baqarah
ayat 195 dan 263 :
☺
Artinya: “Dan belanjakanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.(Q.S.Al-Baqarah : 195)
⌧
erian maaf lebih baik lebih baik dari sedekah yang diirngi dengan sesuatu yang menyakitkan
44 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 23 45 A. Syaifudin, Ekonomi dan Masyarakat, (Jakarta: Raja Wali Pres, 1987), h.13
35
(persaan sipenerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”.
(Q.S. Al-Baqarah : 263)
5. Tujuan
i kas saja, dan bukan pula sekedar
untuk menolong orang yang lemah dan yang mempunyai kebutuhan serta
ja, akan tetapi tujuannya yang
utama adalah agar manusia lebih tinggi nilainya dari pada harta, sehingga
ia menjadi tuannya harta bukan menjadi budaknya.
Yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam hubungan ini, adalah
sasaran praktisnya. Tujuan tersebut, selain yang telah disinggung di atas,
antara lain adalah sebagai berikut: 47
a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya ke luar dari
kesulitan hidup serta penderitaan
b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para
gharimin, ibnussabil dan mustahiq lainnya;
d. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta;
orang-orang miskin;
dan Hikmah ZIS
Bukanlah tujuan Islam, dengan aturan zakatnya, untuk
mengumpulkan harta dan memenuh
menolong mereka dari kejatuhannya sa
46
c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesame umat Islam
dan manusia pada umumnya;
e. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati
46 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 848 47 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 40
36
f. Me
syarakat;
empunyai harta;
da padanya .
hayly di dalam
ata dan tangan
para pendosa dan pencuri.
aktis adalah sebagai berikut:
dari tunttunan Allah dan tuntunan kewajiban
masyarakat.
njembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
dalam suatu ma
g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang,
terutama pada mereka yang m
h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang a
Adapun hikmah zakat menurut DR. Wahbah Az-Zu
bukunya adalah:48
a. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran m
b. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang
yang sangat memerlukan bantuan.
c. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.
d. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang
telah dititipkan kepada seseorang.
Sedangkan hikmah ZIS menurut Drs. Hasan Rifai Al-Faridy dalam
bukunya yang berjudul Panduan Zakat Pr
a. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa
(menumbuhkan akhlak mulia, menjadi rendah hati, memiliki rasa
kemanusiaan yang tinggi) dan mengikis sifat bakhil (kikir) dan serakah
yang menjadi tabiat manusia, sehingga da[paat merasakan ketenangan
bathin karena terbatas
48 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 86
37
n bangsa sebagai penghubung antara golongan
d. apat mewujudkan masyarakat sejahtera dimana hubungan seseorang
ai dan harmonis yang dapat menciptakan
situasi yang harmonis aman dan tentram lahir dan bathin. Akhirnya
sesuai dengan janji Allah akan tercipta sebuah masyarakat baldatun
thoyyibatun wa rabbun ghofur.49
b. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi
ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan merupakan perwujudan
solidaritas sosial, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat
persaudaraan umat da
kuat dan lemah
c. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa dan
lemah papa, untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan
kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajiban
terhadap Allah SWT.
D
dengan lainnya rukun, dam
49 Hasan Rifai Al-Faridy, Panduan Zakat Praktis, (Jakarta: Dompet Dhuafa Republika,
2003), h 41-43
PK����������!�„ì 8Õ���å�������[Content_Types].xml ¢��( ����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������´VM‹Û0�½�úŒ®ÅVv�¥”8{èDZ]h ½*Ò8�Õ�Òd“üûŽìÚ”$kCÜ\
ÆÌ{OóÞŒ¼|:ZS¼@LÚ»š=T V€“^i·-ÙÏõ×ò�+� §„ñ
jv‚ÄžVoß,ק�© j—j¶C
9Or�V¤Ê�pô¥ñÑ ¤×¸åAÈßb üq±xÏ¥w�
KÌ�lµüN�¢VP<‹ˆß„%-~ðQñÆ{t-!U�ÇŠO]]¦®™�Áh)�„ó�§ÎHKß4Z‚òro‰ªÊp!z )ÑѬ©�èw�š_�!÷ ½ýe�×�ö9ú�-f#õ§³ä`›³ƒk›�y,ó�Ò}¥R-f{z�¯�zRD“¹GÀ;ÜIzpêN�Ö#�I ¿Ú©â”ÏÙ&@ž��ª¤A?�¬W#��‘�p‡�Ó#���Xr�çï•‹
K�@3-DÔ�z�Ÿ¡�{ƒÅ—&‚IgE�ÝúkOE•mGÓN‡1UãvŒt´µupe�æ�W�d+´ë»új¼ÜÞn
æ��q’ii�oŸóE´0“”;� âãlÇ/ŽÜ�Oò7t‘¬ÅÆÀÿW0@OŠ8ÀæÇÝÒ÷�ø¤�®ió½¿Á�aþ¥�7˜Ñ_[¹úÊÔóö'eõ���ÿÿ��PK����������!�É}�ø����Þ��� ���_rels/.rels ¢��( ����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������¬’ÛJ�1�†ï�ß!Ì}7Û*"ÒloDè�Èú�c2»�º9�Lmûö†‚‡…Z�{9§�¾9,W{7ŠwJÙ�¯`^Õ Èë`¬ï�¼¶O³{�™Ñ��ƒ'��Ê°j®¯–/4"—¢<ؘEQñYÁÀ�¤Ìz ‡¹ ‘|‰t!9äb¦^FÔ�ìI.êúN¦Ÿ�ÐL4ÅÚ(Hks�¢=ÄÒù?ÚÒ�£AF©C¢YL…,±-³ˆ�SO¬À�ý\Üù˜Q�j�§��—�âaëÞ<Úñ�ÊW¬Ú¹î7žùßyB×YM�Ao�y>q�9ÍøFÚ…ddYѱðÜvn/IC{&oÈœ?�ÆøI$'_Ù|���ÿÿ��PK����������!��é�]���Ï�������word/_rels/document.xml.rels ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������¬UMO„0�¼›øHïR@]?²°�c²WÅÄk�-‘¶¤}¨ûï}î Ëê¦^z!yÓ03™
�åêSvÁ;�Ûj•²8ŒX�ªÐe«ê”½ä��·,°(T):- e[°l•�Ÿ-Ÿ �H/Ù¦ím@,ʦ¬Aìï9·E�RØP÷ è¤ÒF ¤ÑÔ¼�Å›¨�'Q´àfÎÁ²#Î`]¦Ì¬KÒÏ·=)ÿÏ-«ª-àA�ƒ�…'$x�¢�CŒÂԀĹ›ã�L2~ZÿÒ§¾ÅmG�NúûÙ%�ãS-T©4Î�Œ�äLÂg�Å`QËWjÞT‡0ä�Ê[�éŒdáÓM¥5þêÆ�9#‰ýºP˜‹M7+H¥�
ˆËBœøô€T�8$°�ùîé¼�¯-Ô 7`¨â�-—‹kŸ&>`ó
ˆT�Ù—:�]FbÚŸþÖÕ÷�Ì������word/document.xmlì\Ûr�¹�}?UçT<%U¾`âÄ—�3�Á“0
×Õ~v–âʧ¾ý�ȸ2¸óiáôÆNF}~ô�ʾ���ÿÿ��PK����������!�Oµ¥Ú³J��F—
Œ ìšÊ¼ ZТ¯#u›ñ|ýY[RCƒ±�ÉIÀ©¼�è‹Z�ñ0ñd<¾¨ÜÞü¶�Za:ã±ÇÃ$��•{¡+¿ÖÿûŸ_
Ò¾-½önÿòë?QÈî„Ò2‰/*G�Õ ¦ç^2Ì#�g
CÄúü
gý,KÏ��õÐ��×�I*bœ�%*â�~ªñaÄU�§ûÃ$Jy&�2”Ùýa-Z}WqÃ$�•\ÅçnˆýH
U¢“QF·œ'£‘� ÷QÜ¡Öy®½³å¦lžx¨Dˆ9$±öeª‹Ñ¢/��Kô‹AîžZÄ]��×MÓuž{r6âQõ©g»�¤!fw¬3…Åg�3‰¸ŒgÃ�v,É�&¼��ïÐ>û�†š/�{Q'-Zmv°%F<�³‡—_Ó¡£jõìmÍ<!½Vô��ò!v�c†’f|| �·?zyˆ�<Ï’Ê!]:�âÄ��/*Ch¹Pö¨²ã¨ß’8Ó¸€ë¡”�•�� ͺ
æ)>…<¢ÐN{š(/UÉPh�£-‡.��ïž>S6=‡.z½‹JµzòîäíéûJqè�‚®V›—
bÊzIı+Ós¿�ë�gÌØ�óWÿ[<¡vlG×ÿ¾§AÍSí±Cl�=�Ÿn ¬Ñi6z�.»íÜvØÍe÷¦ÑýÀ>7>7ú8Øl´on?±N£ñ
×�˜=ZØ�šñ¶æ6=ÏêÍF“µÛmšgffëæüSªPºu¤ºm�~X��”i'Õ ß»W¬×¸úܸaínë�îe¿ÝXX"YÔzÚyvrüæh¥ÏY<c|Ní¬vtÖ,ûœ´ŸÝ‡¢0ëORg×\ñ±â©o->Î#ëUdx��UgçÚ^qìøˆ
bâ³;6ðg2¦qB1‚·<®!àÂEñxl"=ý^rzƒ�ñÌ�Û–[)¹¼m��ö ÛSl½ôöÛ-·ûnC
ò1��q#UB u'*õk•ŒdÈ�t-dN�CUo§�ùç§&Þz_«ž^�åþÞZñ¥âà÷\óøÅŠ£ù£‰CfùË5ŽÎ‹•F�óð©É?�¶·á}áüŸv³ì�elcš_ì•âàI—´ÓŽ¶Þ[Ö¤�µõÁ=Ï^ðæ/æX0“ÝÜüzì�1Ò’/ë �Õ,Å_¡æ `ù·$Éâ$�=1� Ä”pˆô{eßÏš÷hy‚X�ôÀ¤�PÑfî$¢�nc1qXD€Å�•¸�ÅË¿}žQsÓÿÚ<ã¤z¶�gÔNßX ÎÉ•ŸyƳyF½/&È�}ÖG²�Ày5…ò¤’ñ=gŸ›�Öì-ú„�2Û³ã·�7$"c’%�[Ä�FãÎìÅF—m¾úlf»qz:’JgŸ
5÷îìô[ëÊ:�Ü3. ”¤�»ø�Ò¹u&û,jºæ-g�÷ó˜���U÷‘�ipõñ�Z�ˆý¶
9~1°÷÷Ð8Òµ%÷�æõ(סŒÖYÄeìíä�¨0ò�e`í"¾²@Bb�¡x<á�‹¹
9�]*b‡²û�‰/xŒ¨Ÿq•YaщoÉNn¸
ö˜'"iŽ§yÈç"Îã,�X„ÂG€¤�ò��'×�ïwïù�{�R;ñÉ-�bÊ'r@ª ¢�rhÅþ5êpOœˆ�flÒ�¦ò�Êd�‡ÅI”(–É1gæ:°æ�†‰yˆ'íá6
'¹NEÀt�t�ήÄ%^ŽÁ=ÉPmâ�M#Â0�4Ç�É d�ƒxXY†C{Xy,˺ªs�^2Â’q�4]áæx,Â�U',Å®`À}ú¡Å€�íÎéâB�§§|6 w��âqT¬X 0�ZÛM7™E
¤¦ë�Ú'rÏ4/?×¹¦�Ð3 Œ�7c«µ-ó�{5NPL�óøµ�@(߬3�JbGÍ4�^ºá]%±'±S$"Oš�"í�-›”5Êãa-Ò�…´qc¾ï>�Š†�Y�µý«Ý§Ké¬Äa•kîs�Ý”£& ÁçÐ�Ö¼ít�60ðõ£ãÉññû��@׊ŽîâRtÜ8øYnö¤fJR?N$¬�¼¹|wü�$�7Œ�«�h�EØó \�,�ž�ßÖÑ©Ç#߶W]'ï¾Î�-‹{Û^Àj±YÏK~£pÅÆ]îÁÏŒø߈�p�>�ø7��¼6¼|ž±IŽ ƒ_�NÁE² �û�OÒ��¿ÖÓn{Ÿê‹˜®V8YO¦„à”†óLBá³&‚PÀþD8VYÂú
€¾˜ 6åA–3p³�1'|€Pg�¤ ¤!öRsœCÒ!�øô
��q%�÷÷Ý'¤@Ñ
–`DN±” Ñ9{Äo®ó€®³�xÅÀ.�ÃîàèUB˜�†�y¡Žw}yÕîoâàá®
—m¡ø¶%ôˆ&¯cœ;ì_þœ©
º…€� š‘r8XG–h‘Ì:ëtNhýØìdZ�úéÌÕ%³?pl.�?Ú@—›o–¨mÙFB ºžˆ=°|Þ5-‹¦�<0Õç¬ÞåðÖ„ÿ�Ä&��×�OòŒâ€æè%C��¿EGÇ”� ɱI.Z˪��a-±$Í€®Ã=æ#é°¨”<Ñ€�“FÂa}��ˆðA?ím„ì�� Ä{©:Ÿ�×›«q
Õb�Xà°½ 4ÎÁ!—1®Ê¢~F�×&îêåé<!ÔoÜ-°
-›+íÑžû
´�B†�ÉxŒ<�™/%›.� �2,ÍD� ó–³l2�È6'¸�š=ϸ2Ž<Ë$÷“<"ýN�ra-R#�&T4c�@ÌïD”—>à€Éx˸‹²3Ü…>º1��z�ÀT1‡’Ámb /%t·äRP›!
jïh¼}szöö;'<Ïð” ëÖƒ!³•ì�vª“{‡Š�lš���Ý'Œ8Bm)�³$u$Œ¾Î�”X'ãÑq¥A·¤Ã¤¥)Ñ�Ž]À9hð-¬[email protected]¾YÒà,§
£��5Š^2�OÊÐç0@�³K|*ˆ‹�„��!‘ /�‰nZ`½ˆ
CF‚Ã^¢
'äPz/÷&�à¼ÀÊ-©�Ç��59JÇô��£¾ll�BcHà|€>UD¾Ï®åŬ�$
0µÙ��Ÿ,%Fü n6$˲…ÎT€”Ù•ž�;�-?ß¡D·‰ÿŸž?V…+ÊX(‘þŒ²‹�Ê&~o²Ëó(;Sf‘�ؤóa¤"«ƒy�l�¦�1�å
��ñ�-b‹É%h´`ó)Ð�ƒz
É ŠÜ�
aõÍÉ��…“�s‰¸¬Ñ�N³(°"AÈ, �ßÌkç¢�¤\´ÝÔ3ë6àFŒ�1ɹå�.áRú;7÷ç#`=�lÒ»¡Ê«#´'¦ {õþò�ÖÂk3"c-?ç#Îz"Í�¡
øë=�5®>¾x2«¥
XK‚Q`ùHz¹G__5"tÔþE�j‚e Õ©˜õQ•’À±-ÖŠ- qú\z¬1Æ-Q:À8�p¿“Çp�Š½ú�«�…t"ªÚ�v׎6b¥‡ð‰-E dì+�C �Pè�R ¯�È;±¨7� ©:·@ÃÍn›�¿[Ž¦++¦�‘®îõ–��mMk�9�M¢-ÃÊëñ8%`½ùû<åþ÷‡5–�ÉiŸñaó ¼R«v˜-üˆ �Âx�9JQq
¶�oQª'˲\µ¥}-4–ó;Œé�ï�"ú1g¾µ�¬�=%�ô/ô�»°€Õ±è‹‹b»°$TJ€¾¬îüLà¿ôÝÅM’�z��õ-�ƒµ*p±�ØZŒÑ±B¬í½ä)™5Ž�ÈS2kz�2�B²NÐ�ß��ßÄžÈW�Æ¿ˆ-%�,
YØ÷x
Z<cºà-Æ Å.¸¢eõFüãZ¢æ}�|�‡wQ�)]Á
ž}�u!bÙNÊRWÀæ�ë�¯e£c -9‰j�cÑ$|zKuÕ‰¡Î–/ÿšœ±Œh�ºwW=û›Lê™ÐJªºø‚à�2²$ú‚ ÙÎRÊq�}I¨Ž€ÅBó“ —Y>Éa1-�¬��ÄÄÙš.Q"ŽzÜt¿[ªw9~n_Få…¡9l^Áçð p�hìB�•)Ï,O~¥IïÖŠÎY� „/©Ÿ�µ
ùF)Í-˜wô.ì±~Ѹ`ëàð‡S�¶®o
,é· ;Ú�W×Ôà �ä)Ÿ–š¨Ö¸É( ˆÒ¢ÑÓp �a¦ñ
ÃÂe§n Ô*HŽ¹hÀ*qþk<È–�–hÇ�òÃqdb�£âÚ¾©°�²�-^ˆ�4 �<ÌM�U6<×\�~eY�vKÜå¦>2BÐS9äé˜ �÷&¿†‡|@ ìÖ–�¨óÚVTb÷~�-~�ž�öݘ-Œ’š‚�}ðÏ0Æä² –ª\^,›4�e;=ÍýžtîÑu,‘�¯áÛÐa®àêðƺÄ!+cS yè� ‰üëõ²Ñ%˜é¾�–åBOÖžõ"ô\ .�ß™p/õlÔ¨RB�?(ÁQDxÚ@Û¨²kå„
b2ŠïÔ¨-²£*�Ä\g¹f@íG(�Î3ÈGéq°°EýîU‹ w3‚�g��-qÐ’‘�1ë í%W�}KgíI"B��f'��áÿü@ño¨f�Z;/N]¡��¶ñ§œ€¶�’�äìãï�ì�‘˜àZzø×A�kÄc¼='�ÍF ÑOaBT�EàE ¤£Z¨¦xÕè^ߢ(š"g£²+›Ê�#ù�+¤x ‰��aÛöº™ÉghÑ·'� ç˜á_[˜Ÿ¶[ЕV(�;HZ¤sv€¢}¬(´4¹yG¼ƒ7–�>� �¬›��¢û¡›�¼-±�óN‹‘�ù-wŽd‡MF-Õc}lo‹�\4*˜NHü¾Î�vµTg�D�.cÍx?â§É?û�Œ6!�62ùÿ���ÿÿì]ÛrÛH’ý•
–
=õDȶHQ7ïX�’%w;ly�’w7ºßŠ"H–��l\¬Q?õolÄîÏõ—ìɬ*��AñN‚j<X’Iˆ�ªòzòTfàÇ‘xz/£�¥>ì}W�'�ßœ'q�
¤¿‡wú�~Tòλó�>½�þÀ�?¤÷a¯ÙÚ3¯|¤�˼öîé}x�ÒÕñù-ìHñ$Ý8���9CéÊX‰¡ãwT¨¤/~½¼�—wŸEGzr ú*Nü-^-8¾ŠÅpôËxCÄNè&ƒaâáj_ŠÈi;‘
ÅÝP4šÍ·���ôïŸøëñ9}å;�†Aн
CÜaü<t>ìõB9¸�e�뻧7ÂHuînÃ�{��Í“ÃëãÖ-Ý»y„ðÓF×kÿÍ,�píw*yûâß�ï}4”�XèaèDNøÃÙ;�?á��'‘è$ؽ¤�ïR<&±�a2T²ÿ�ñ,ý-�dè„IáùÓ�¢¡Mè�-›•{ˆ§÷--±ÑSÕy Í}üì9v1>�Aì�±sçt�Ðñ-�£Z›Tünñ-psªóa�m¬¶eø:$»4´�‹Ÿíøäèô#�íq#f_¼rº2ñâñËo3/ñ'k£Mú«XV<åC‘[§�ô�è?w‰‡�d��z�”ß¡wœ.>ý¤É—uU�Å_ù�é�v���¸Š�D;ˆûfyõÛ y¥�4�Ô.M5ķܪÜ;±ãÉ~ÖWj]Ü�¤Ê.ÞŠp��;ê?KkAc�
í¹8:<=;ÚÞö”?Ÿ'® óùŠ$(«ª��nÒíëG�mÙQâWù,#éOzžŠhÍÛI÷GBsÒj}<9Í
²/./n¯¿|¾�p ô��gÐN Ü÷ ì°¸îÈ�ZÎ6WEŠ~»¯�m™àE�.�-;r�0ÑCÇuÂG)�Iä©�ûimãàž{øMóy_�˜�\<�‽wO>*c�GFEù]ùèà7ñgb|œ�ø��â Ôw�ïN1�Œ�¾\JD
»
â—·â^†O�ˆû�¯ÇÁþè�Û$|’~þ¥P>�=\ìt-)Ì�8ˆ<”ÇñF/ á€ìº�•Ó�ãFEmÙGLq“ø*dó—þñ‹þ@vðÆ£ì«
Å�²'éÃ<éÂ&Ê·¢`vv-ظÂ*اj;Ú{%®ŽÀh…B2ý$�N'ñ(Zc‘‰a�zvï�,aóðA ܇Š¥ß‘ø‚mV"ð�H0Ä�o„Ž�©¢¥.]²ñð†,ÕÙYëèâp7íø��½ÚŽ¯$-�ÙñRá©pp�ãøÏÊ•ÃIÊÓvBmbÜ���IÊ0áT¨'=6M0Œ¬KÖ.#qÚ�m©\-˜PÖ-*b•=¦¸Ô6,}FÊ�µY"ŸÆÆk�ãí%JxŠL�,?�î‘�
Ì;~µÃZ,��ñ¶ÑZ󦋤 >@ú
aØ3�ù°wÑ®›÷ˆ¼ý,.jÜÞVz›ÓýÝy�ü�l�’^�Б-�Ä"O�6H«ûO�®×hk^ïS±æXMùðȈáÚ d¹°ÝÛÏž§'žåá¯p%’1Y¹ç!'nÀ-I7žnZQùva7Î�IK^e›�g‰ŒÕE¼ÿ¨Ú°è:í Ð0‚7¤´�>/Éè�T¨�{?4/u$~É`‘û"&µôœ¶ê�]À.ì`¹Xjušø<ÕØÜs“~
�ĸÈB“
'¯°n^�’§¦Ì7B‚‚mcÛ‡Ì4†½dÔ�ü7ÙA×qû°¢±¢$7V�$’Á� §ôè]@ÏüióE@�s.�¾�\_��”BXÍß�|Ù,¸>ÝÿœßO²x�|¬ZˆÑ¹Á† ð2S� �ÜÆê‡#¸0²O²ž‡=€�%ÀáG`5+Zˆ¼=€²ôtˆìö“ˆ°zh�V@Ä ôIT¡Ák„ý8^à!¥§¿>�x\§§(³�Q�)éAW•O�GD�”�"÷ñ��DÁ€1��UF�m�h�/eþÄo�²lÈ“O[V£–Y�õo«–»–K_qÁð�RKŽ�Õ%xí~âÃyÃ30"Ê
�ò؃äŠcñ-øÁB(š(óY_�°ÛE®ÌY cUHÑ!jJ\ô ì)8ö�¿ ìO\
”'~ã:É7�©ÀÇ'�Dóþ‹hµŽòâ §QV~œ”n]^Ÿ\5›» p���.ø·jYËò€H\‘M󵑄�àGkd`?C ͨ~™êt�ˆ b�Ââ9„ÈÄ22 ÷È$�<IéöW� ‚©.f\¥�0I‚·]>Ÿ°Óì£ö�W öED�ÿï�,ulˆ�‡“ÂÖ·á¼ÈíAûµSËÀlxŸ“‚Ç�V€/�Èè�¸6•L½�,�ÔJQŽA‘¡/>û�Àwà�w-Ÿ¸‚R�ûƱDAM¬z@þ-©X�q±‰�1¯Q£%¬åÔF³l‘tÐ����(ðIxk†Ì;ª�Õ�R4ª�:Pa8�
CX‚ ÂÚÕy,é,aÀk®‚*CÄ�ÙÍÐpˆ¬S¤æL‰†i!5¸Qªö�¶\Ƙw�%û�3I§�w�…>Fæ=íêߘïZ:u%–ða�
�–Ì# »â�wÛ}•[ÿ{ør��'1ð÷=˜ò-Œ4G‡ÃP�ê6œ‚Š�-ž\^]çâ²å¸!mÖ×Ùµ�ji1Çó®�âÑV¿C �s�ã�ƒø×�}黟“�X¾7S�~ÛáĹf%RxÇy�jk� %��¢Dhàé'8F$
H�8høGm�v#ü7
�Y]�˜cH&¢X[¥€
À#2�¢?Pˆh!c�3““±ü Í‘y§¿A@�JƒâˆhÑü¶�:À¢ê�†…�I2�$‡G.�‹0ûÉOÉcÒ�j0„K¢ª0x7‘�PêBÄÙ‚É^·ò/f´þúó�/™«{‰0��ë;é>Ëø¯?ÿoAuÙ--d‘�˜Äî;�%Í¥!ìÙéQ«Ñ´ˆ±¡(�^Ìĵùw^�’¥>F«ŽlK×ùdi�eó¬Ù8»ä�Á�Ð9ŽéW�Å·ˆ9Á>��¤Ÿ
t¨-¼ž�Ü�aÚÒÍð:ç¿7:‹ð_Ä”$w�ªa )åÌv©Pæµù.£çyqe=?½:º¸
�ï}&f%Gó-¦�“ô7à‚"BÑñÝ^D�L�”a�}Ø;<æÏÁ³Ú+�åt-œÑ‡"EîÁn�ó�zH÷òô~}ŒÎù£
>›,�–ãüÝùw¬wp$�² ËWm!&€¶“s_³Q›-
c�-
‘�Í÷q�h�7pÿ˾¸¹À¿›ZÈ´�áë ÷Wú�†�°&±7É/ÛnSª\�iᓵOïsH
©¬�Ÿß %6ì`Šì™å@-&(úÕÿ7laA)3�å
Ïöa¯¡ù»óq~µ|,ÅùýÞ‡[û°7��Ax‰ô��ŽN ”½ñ�ÅÅkAdÒ”àWÊj,�ó##dT�Õô_�Ï�†£ë*¦¤â¢-�ø�qGŠYé„—*=²� R�t�di �"�9Q�¦”Á„��CÉG|ŽP�ZÆ“¿àç&.k™xô×!7™¥ž-‹™�;á(fWžý\W\Rö3¤ÁVü�-î§HߨF’³q��$óØ»°»�åì(ð¾‰x€/×Ê1ÃCƒfNgL3�Û�ëóŒŠÇ¨�Ã9�y¨yGÉ�¼n�t‡T&ƶã¤�ò�JR¸h†e!�Ž�&mOíî‚L�GÉ—»»ût�3v^ÛjZ�2>¯ÕVƒÞ<�Ò).àž�ÝÀ‘-�[!��À+€�êEonuÿ�p¸�Íãž]}_Ü" x+®Â·t8ç�UÓ��¸cc$•ñ��É�~©(~-�Éi�7“á-�Õ¾@Q Ç.²é^�¦›ÙìT„—i�‰÷�ƒ�¸ï™�–Ó†�l&!1g�S.h�àt-§°“>¢qx´�š³> f-U
€¯ûVàÜÿÀæÀºª˜
’�bã¼ÿ{�ê�q�Ô^�Âlœœ�ä0îÃ#.Ë<½�@ã�À¥‰ôîÓŽ�
0r0SQ¢ZîÆÉ����³�ÜQ%HÆZê�·tQÉ…Ä‘˜™ü’™Œ¢— ü"YD$×GñÇãW��.Ã1´)ér¨â¬¨ö*m-
È�ƒ]q�/a“.ÇZ˜ÇàS®
��f^�J¬àÉ�à"›[€�Ž³o}PÖY 4�ã�ådüüñç¼���¤�VF.�°�w�Ûzœ’Ë'sÀ_gÌ
æRÝÍ�¤æp
¹–!;]^Z¹‚-V^úâ ›ïqÄ‚êºf®Þ0qaŽbS¾¤d*Ís ÜÕeëÓ§“É�¨Y}��É q¹%—§qù‚òvvv˜3õÍSã™jS>5ZI�ài 3аÓE¹ÉÁ© ôNrcÕ��©p-Š¢��k– ßõßèo–LIlj-�ÈPT�äˆ
�•°§s¹æìáóV¤Ö„
¹lrURÛh5øÔ`Z…o5¹�È:«ðóøzÚšRtfå�rž»Ò�È ã�q|AÙÚGp÷€‰’Üý'5�LÉ[ U�¢¯'£fDô-Ñú-«…¯ \ñ-Aç�P´�Îïj�åªßæ‚Ñ* ¨‡ãêœ�ŽÄL÷Ü"qÕdBHiá\ ���w�VÝEϱç-A¦3¯›VN|¶“�Ét�5"ÂÞ�ƒ�B ÎÖ*@‡2 ÛO¹¬Ü!…XîyœƒzŠ�áà¾O¨-di’ù�}MFz�é-æ"ýYC‹9�ô2Ie«‘O*S“]'•i§Ù™‰;�«�7¹���X-Ô¢È�ˆÝ�;¹Å+¾ø"ý'å½Ã7�ûéÛƒ|ÇÖžTjL—Ö!Ácçüëà¸ØfxîÍÏ�ñ‰¤‘µ�¡�P”Ó�L‰�’Çö3�¶rŠŸŠï�š]ÎÀaho÷
3Ú\¾žèò
Ê™/Ѳ’�èR´¶Ý[žaQ_lõóRv½5a>�1ÀMÂÜÊ®É�¯ÊüÍäÀ-:<±žF锆ßì¥ Â ub†~ñs�r�˜¡¿O&4��‡BÍ-Õ.m�ÂÇ3�»Š/ß/ÄO_B‡xhߥ?D/�B½|é�N\Õ"<OÓæZ„��á[�ŽÑŸŽ ÅFx͉Ò��iD¥á��‹é]ý2µ�ðI��²Y�`„>5«" Œ�3$]|MÛs6#Ó�Í«¬-]È,ש�¨Š¡-ÚjNP�Ð5œ
Y£~à�¦C¾¶ŽìlŒI·ªðd¦ÒÅ4= ��ûÔ‰Šrª9Eptö³r“�b«-·–è1�n."âxŒƒ÷àKd$ŸCf�ŒÑ¥�ïŸÉ%‰ÍœÞ��j¢ÏØ�ZÈDè†&�äP¯³}���||ï ɼ|ÒÇÁ�·âç��ñ:�Ÿk���£�-�Øþ�Ú�s[«
�Œ_êrÈÂá
µNE#5kÁ�铯`��(0É|&v�â
Y‡�<f�$<âô��9
}RÝ:½D�ž”>4•6—eGÔ±ù¢±ù•âºFÚ,vÔ"�:�Q;„Ø�°]�� ®dɹY>�||¤F &LÑ�,Ì �B��:d”�:± 1¯ÃõšŽ§gô-„¹�¥ 4µ£L%Pß3æ»T°GÅAÛ�q�ñÊv &6Œž�qo0$o´Z<E+åzœ�6t:P9ŠÒÖ€ëòªÁ÷ptl�"ž3ÈU¬ÂŒ�$-Øzbx#�õyÊʯhT¼C‹—Llã½u�E-ªÌÝ÷ß�¿†•[;È‘ÚÐÆé©É[+gD-ˆV�Ò#P�£�h4�¦Ê8!õ·¶�“:�®¡�HÑ��•Ùi®œýëÚ%O�Äl�P‡�NåͲδ°{–äSîà?RË�œØ�\)k¯>¹SÏÖí½¦ö-ç�íVh¥ÆŒçxÏM[^OéúUÒÊfó8Ϧ>ÕÇkk-œ¢•|T–L�f�*��†t=�2A!“&År
ðð”;9Õ¼
©»%ƒ9ÍÓõr*[ñèfEâ|¦Ïtãa-ä/ �ž¶ò'VR-i�ÉL=±Â‘L^X1OO=R¥ñMúS^d¹Í?aÜW�í€PŠÁQTÔÙ
Ä·ªJäŠä˜Àˆ��Kµ¤ëµžÿ�‹ŽÙ1l�¬�˜gnÖg[³iñæÖeˆê¹È~‰ºŽ/nQŽç)Ö�І�w“a¶����‚��CÕN0΂ÏÍàèV�Í’‰zµ°N˜IÎ6ùÙÌ!ôJèÄ�D��.ùf¬§G��¬ö™‚)äYŠ�JK¤%ã¾7wdH“�¡!Üï�g
hxYDe¢¬’‘-q�Ì¿þüÙß)`|E…üM8ˆ4�®0ŽS1ðöÊtlÌÅÞUDÁ‹Ó¦¸'ŸÁ�6pZb*è`�[V~�‡Å;´¾µºØ7õ Í�Aª“�Ú´�ß±�Üô%×`�©�ˆŒW�á™Ó�5ü0�~x½ à���S`ŒD��Ÿ0] ?sOiê>KïHêq–óWÕ1ü©xN�ÊQËóÖ36M��É’Cû[šãm» SîT¨{ÒxâÇ�~hî5ä9'½»W†"%œå�&�y-æ¶qëD�™]�íŠ-샃Ÿ�Vábh:èÍؾQή-U¨§�š6ö°R\Æ�W”ä`�iýØ�”Uq;Ë@®M›ª%0.vÄ°+iÊ_7c�ïiÀ�ʼ(1¬�Ž ¢q†?6Æ��‹Òè]�z;ë�iÏf�ê:4`mŒÏ�ØÚ{Õ½6t±£è�7Œ�MÁ´ =Î3¤6Ž½!äz™Ncæ9XvW!�¨ÞzŽ!\�ƒ\M/-ʯã˜\V)¬4K¶† ai¬
FN^9(xFÉ�Ô¥’˜`ƒ`�NtkXe�¬2Š‰‘0ÆÔ²L§‰�›€4EÓi
UƒÆZžÕ½�þàß�*lpY»Æ ¥‡�«¯�[� Ýà†¬>°B4�ç�<âysfFvGápe„ÓòC
½Fk �Ťf-ºmD1w·—��ïÎ1ƒ¹óÅ,�±c ̃n¹kRÉtv`�ƒ�nL-t”èKï�þ¥ð��fÖÉÈ«�Ý<(FeAd�£Gx±NO©(‡ÎÍ$�n…`O˜Ûé¡0�]�•a�ã�:¬ µôÍNWíÊø‘øf)~�È©hÞ‹ÄÃ�T]qAW)ÿ�ÿ¨�ò Dƒ~TaÐIÜw�8ÚÃö6¥�j£Š3ða�-µc8Fö6gœh7(��ÚÐo"ÑÀÌé°×m�ì·qu«�Ð v-ºG[÷-|Í�-�%5›ÒÍÜÅK
‹+9a5Gue4tÜÌï-#-I�"*�ßc–
Ê8 Í )ÄH�µò’-CWC�+.t”XäI”è)�:¾!-„º2�ܨ$k£QKtRyé.�Ÿ…º£,Á¬DW>ÚZ«6�Ü‹Eßd‰½˜Á]^œ�]~ä3k<¯8£ªùwxäüf'ÌLO³7AEÔ�ûNª<¶f 4™ñ¢«�ÐÚ3—$¦Ü��§·¡���À¶!šîvòÂy÷²Øš‹ÙwéšôêšÉÏ=?²Ñ84 ÞD¦Ù º½¥Õ´fã¤�Ý$¦HÁZdt–PsÊ}±tRk jòöYü†Js,.ždØ�̓ƒ–ø"c§‡îô8[‘9#¡¯«¥Ø�À¬!_ôD�i
bÉT¦+r"nŠèì†HO‘é^` Îýàt�±¸¾Óá84aVµl/+Û©4×�úeÔsŠšå-ô˜8½h¢W� ÿ�#'ÕV‘Ѿ”L·]ÿéÇ�ž+o$3¥ß 7��Ôµ½‘¼SŸ¬��±ÄN:-�›¡:-ö,y�„˜RÈÓÔ�ìÖé�xáÅLBzvÒ:l4)€%„…q”ÖEë´y°·tBZFýl�p=ÿm ø(·Ã÷ Aôk¤¬Í~¯Sõ >ï¼d– ’��÷Õù�ÙŸÇŠ��~ÈK�xóP�›¢à Éì0Ré³�µŽ�Ÿ®-Âf±¥üåZ•�
�Óøb¢�~-�:¯&,)¯x}¥\³7Ö4#-ÖiȆ™8U{ ó‹�Ú¢ë�+�¼†’†o£¯hää\ÎÆÉ�3X¡¶òÌ”"7Œy�Ò¾�Ë~âSÀxR|�
•RGa·A'�/m«y\ˆÀMãó՜ۛ�LÀ†ðŸ\K
¯¯/Ö£ÊMk‰Ò#*#UžQ}GYÆ™A�V£±³Ä0v£2ºš·™f¡W'DóÜ�‰�ÑRœ���#BzöÅE[v¨‡?®¸tBŒÜV3LÏÊ‹É�Ö˜¹¤Ê|ÂZ�Ä!{�lÊ"RUKOʱ�I�à¿+t`‰1I˜�Eb
Ä/€³=q‰�@‚ 33õŠ¨¸à¼�YL5Gµà¤‚S-1À�¡¦Ïmé‹Þx{�’Ë‹zú;��1rön{÷þŒÆu~n)É�?R+8vT]WŸQ¯+B²Ù±×Ò�µ]?Æ�©`ó¿
q�–�„Ü•yC˜I ±Iµnˆ�˜Zç°�ý
�ÒÁ&���Q�‹.|çå¥
ý–?)—K��ú} P�£ð/È{Ä]ô6ܬ�7^§�KŽ¬7¬/�ØZìoÖ–=ž�¯í\m�¼x¸³"²½HÔÄ-9—§E¡Û»q�ïW©ü7-¾äî~�m[íûVãû €ëÎËÅ�ƒo
�µF5RTã�rñ,½�3™ôüëOÒUá»��¹¯ÀxÔB²2ã‘�’<“
^q{ÞnìV,LT�@+b>�çå,îVW¬ØQ*¥™TdÅd?·V»�µÔ†g=†ç&‘ž'g˜U\q|¸–��ÊÇ(xù¹�!׃:pao\#Ä8¢Tˆn?·ýDÜ“G®]
b�ZDâóK…~z‚X¬›±�ël yø‚_YæŒs«p”gæf�u¦=Ê´µ ý+3úgsBתùn{æèëÇ� "� Ð-{�^T¼Ìù�ßí³ß•¿ï‹û~Б¿�}æxlNªÖÊwcâc]ÔŠÄ·åŠZ©ôÌÆwÛù¸èˆ�½–›¥åÆ”¿¨‰:—BÙÔ°�±Ö¦�•:„Fß�β, R³´6�L¯Õ�Õ–de ���WMÓª#–ÕÈK6bIiZÉêiZ%GüÖjOøðÝ.F&Û+î!�ÉE�p¸¶¼W]þ�5v¯‡„S[¶ÕX6ˆsöÔcN´a�vî˜��ðØE‹f�HE*ÞÅ2Å«"áÔB²2ãQ á(Ë-‘›¡L¬µtñ‚˜Ô¥ >Ú¾½0L—.~F�S�€¾'9Ï… l{·61>¬ˆi�Ô=d ”Ï-ÚšÜ}]è1���˜qYµÆ�hàgÁWJƒÍ�ôMHÑZÓàÓ� _zî[æ4�!®;/�Ë´L©9�#ŽA¦hs™`Â�Ü5•ýèè4·h3-QØ‹¯íl›±-&Çâ~;k5(µð¬,Á°ÐUQx¸øW[™ºÞW¬÷��å•�Oê�ee&å)Ô{>¡ñÏñ1·íÛ\Ô7½�cùãÈ
5�žzrE�x.K.)磻Q†œ—
N"¨(
iDƤ§ª�JQþ�Ü�mÒ�Sùm§¶��}�W`^¡ãSoâIÏU��9Ù_W7ÃÚ�® m�@€ ŠËG�&Ix…5÷<k3g¸ÿj•ñÊ7£â–¦ü¦kÓ¿½Š�›þW‘p×V¾¶ò�7Ÿ¯
àoBvôÿÎDƵ•�-TI�O¸¶Uµ÷œ�'PŸã�6`³¶pÑ|k��üÍ¡eë¤n¼dækêF%¨�)�õmNÝKI�'ÇÙÙêw:!6³OlÀ��”’¿œ«=k�¶�Ú™/!l4œ�L.Ø�@�>ì¥Ã §�ÂZ�
Õžy.+¶Œÿ$m�žŠš2¢s;µ:›=ÿ½qu:
�—zëÿ+ìIÀ`s͉ÍË”�Á‹³ÆÁqƒv©8ó8�9‹ y‰VÁ,Ó�ýá”ßÁ_Ñ#ÒÌ
�® £ø«ò��{'˜�ÄÛõø€«ø$q;ˆûúµÕˆÃ<�1F‚€ÑñA÷:$yˆŸ‡¸Ó^(�÷±
csové´ ˜õ\� Ìs×,"fÀwä´�ÙO'jGO²C-��’�xë�-v@�9L3l
óµÑ²ÁU��«–´ •´¼•ƒ�”-̵ߩ五gäÅ8-ô‘*¼Ù`�(7‰ËvK7-üõòF\Þ}Þ�qÒ“�3�º 0D ý çÙÏÙ}Ú\�%ƒu�ƒ²Ø4ê²î¼˜3¶ø™åªY¡-rA/a8h&Ð - œ(øŒÍÚ¹E“˜¢šoø¶mtAæù—·â>�>cE/á¼óÇïvg=á\0YS‰/Nœ��j _xÛNq‚ñ§½�áSà�â>�§+
rqüîmÇ�£Í¬g6�"Ö�m�-h{½ †Ã÷ÿ£øtÕŠ\&lRñ¦wÃâ�h‘Ha�b#]½`�Ì
íÂ
ð£ ëù�6ë"T]úBOµ/ðΥČ]�Z�8CèÑø�îÈv=¾-øÞœ�u|ÿ�BÕS}�Ƈµ¿hw���Ì“�ýÿ·â{à+\�«åmÙÿ ���ÿÿì[ÛRÛH�ü•)?����a�W™8Y¨„” ¶*•};¶ÆöXÒH5—8ÎÓþÆþÞ~ÉöŒ.HŽ�C�#²z�ÁòHH3=çôéÓêI-N:�Š˜kö�ÏÙe�“ì<ëþ>?Ö_Ùüø3E'�ý�Å‘×zùXDrR��Áöyß�}ãMv–;GázJ‹àr N:»»½W{»/÷:þ›ì¢êm"�»�Ò#±âöñÍô;¬ò�ìK��ë”Fü¤“*®¹úÌ;]vÁãÔÊ� 6¶r¢�‹y<äJ„x¼”+#â!¦�Ædæ´Å4)|p�¯x˜Ä\�„“BžR@ì�?$ ±^,"ö�…d¶ðÇ#‘Z#�锇L/H‰�ÿþ‡¦þRÙA¬,Íp‡�Õg�ÏšºÙM‹y�ålÝÒ+³ˆ8Îö¨z/´�`R&ŠÒi
6?V�å.bº[ìl‡õtLsÁ®��³€¤;teSE3R&Ùq
�ðˆBM’ü°wI,0" �“–r9áQ��†½Ç¢w³~øòðàèu§8T[Šâ`Ÿ�ÉFæÛáƒÊ!
0̲ðxŠ„Ät¿8Úuwà>\Ú��Èš$�:��×�&&?=ÇÜ�áá¦.Çd1)µ™j�h{��³ÌØ i–&a�–È‹‡�¸[Ú‰©J’ñ�å6¤Y¤˜�¬U|e°i³EhØNíb�E€üñ:�ñF�y¨j�ø¥�3(‰èsT€{7›h|w-�Çöžç7^žá¢S»o-œÅ*Á¾‹°^Dñ b¨Þö?�§‡b†P+™�m¼"�× ×œˆZB¤�Õã1�€ Ù[ÓÔáGq9r)>äjvkâà$š“n‘åéB›æ "^�WŽ�ZR
ZžiV¹ß�DÈ�� iˆÅd}ò��…
1.$apRà`&Ù4 �×¾:6É�žÓÓL
q²��-ü–s6•C¶�¯�5S5�V‹¡‡—AE4d7bº�dVWµ�ru ,y��©¹±3‹°G�•PDiâŠsCS+],De--Ÿ 7�¼£þAïÍ+ÏaòŠóÎjú‡DB��
�fo¿¬Äo-Ë…teJÄÇP�öv��]ù>E:AurÒy~p˜•3#è7ü‹±�]••‹Oòy¹Ó�÷úë²Ô¶”õ-œÙ�õB‹Ô
åÈ
#�Ö�¸Ž�V�dÞ&‰‘‰á—|Ì�KåÙbmPN™�—ï�ø��ÃR^óBU|ŠÕÕþ¯T²oVÕB8¹Cc^-Ðfšj-z–Øì½W7mÎ`-÷†îžÌ®fŸhA�¡—ï�[±ñ²üoË�æ†�|�ùEïã"�MwØ��h‰�4‰N˜æà z ï@LÐ,ðý�iQ‚±�I¢ØG¦1�¢¿`)�9ñãعÙG�%1ì�Õ6ÆÊ…(×V
>÷½€³Ù
ûƒ$_�Âöš$†îŸ>�Ù‡)žÝµLœ~ÂPýr%)bQÞ8ñ¤/���I^�]j–ÕaÛ�rЊòßÕZ®¤ÎÕù}E3«� ò
ÏKÜ�KH�j²wÈ'�Ï$™¯Ü×y˜\ü^‡"4a���Ƙ
öÔ7öÿ¤Ÿåí�Xï²`m·Î�Ú:¾õಠ€… w� QÔ›�^ï5ø�n�°�ߧhjT-1rgC«EUÅÑãd˜g‰¹�Ue“t»ü-ë%�Ø2ÜPê:�}>wªEÅ&Óâ-Uo�Ҋ߬B�*xs´=gí%íõñËsÄ�(âV�C˜®F�ÚÔ»©,ì[��¶Ü‡�V$%†V Ò9±Ü1”R�ÈÁ$ï�ÍÛ�Q?Uʽ%êµRnóÌ…@6²²u11å±³�jgñ«�§�-¯¿»ööÕ�Y)æœý®�´ß;-Û&ŸŽÚ»÷�µ7ßW…Luû&Ìý�÷q'®O=~)µ·˜Ïf��»�ˆ8Ϊ�/1¬¬Sæý³ŸN/Øéå9Ë ¦�JÆ;¬� ��b›�R�Sàü²�¶ã˜`>>Ûb�=ü»Ø)ì»Åu¯·W©¢!åÌ�ê†�™��ÿ·3{í‡BC9º�ÎgQ¹üÜ;,êfÅ•òÅ�°k
Ê“��-˜Œßϸ™Rr
õ�ÆÁ¯Ô-*
`ä”ÄË�xS Wódéf
Q¬N�íõáÞ‹û€”ódk°•Sø(væYÃéãõ]œù.31½uNü›·p=�¶0�¡Øøû�nÖ�i¨�QS°þꌩ©�j4ô��t-÷ñî�WQNã2¯çmÉ¢EZ[ì"JÞXìzC’CZYâZ¨r�B¢`ä�� ]'Ë󉢧µŠ
£yha„šlgÿ¹s4�ËBŠŠ�‘àœr.©¦"ø-¬¥nU›Fþ-·Ÿm=ú���ÿÿì]ënÛH²~•†
pp
;’-Y–26 '1’M2kD�,fÿ,Z�%µD‘�^b;¿æ5öõöIö«¾P$Eݼ’My¹ÀNl‘¢›Ýuùê«êjn_UÎ�•7׿Üw‚Ÿï�vßù±øìÍ}Ç¿ó¯�Á¿-ý‹_qƒˆá·;ÿªR«uÛõÚE½"¯è�n]'¤Çð` ÄU廘[�ûÕºgßÜ9w*¸2é:AÎ�=†ô�Ö�ê¾�²‡¹Ý <>°®*žo�–ÿê\w‡Ü‹��Fc-0Ï�¹3vgÍûÂáŒ^%”/$_Çó]wôÁ§· =<dìóy/ä~¨¦¤`¯{Ý{ä¾àÿúóŸ|Â:Û¼Ë�g¸í›ôÂGÛ2³�뺡ã†Ö7kdù–3°ôSžsuGÙ1`pbxU©ŸÑ`H6•d’ôy¸&å’¤²uÑj^¾#Q[�Uóá{kÄ#;\¾ý.ñ‘|²’k/5=_D�ÞqŸC\¼‰š�'š«;…ýÃÆ_‘jT‹¯}�šÏê�zøñ7H€…3Æ�¶p „�Ë��ž~ù�Ùø€G¡«ž4�˜ÇôÝPÿe©¢x×ç[›#³�_¡ü–/fÜa
�Ä„‡lˆŸ�, Ãf–LJœ�…oÍ�Qež˜{°�
‹��²(à�Î�R;¥uôÅø–m4°ÀÖ���ºþ6/±ƒ�y>)\iÿÙ€÷9ôÉƺó1Ç�Gø•V|±ŽsË�[
�lÂí�üŸ=Ò7 &3.BÜ:ÄuüÃ�Ïš%¾wšö ¤�¥ùQÈàù�¾°æçú«eóYD†Æ#ù¹ç�wª¬Ï�dÈ�ÀÞ0> ňÍyD�E�æÁ(�XhùQÈç0EÜæs<��Â×9-6âá=gï-{ü,!€²E¿â{®�Ù�î 9›/Ìœüë>LWr Œ‡„‡|w�ÍÞL14i�gÖXà�ì�4uÐ�Ï "¨†Ö�Ï��l^R R6c{%¸|ßì~hÇŽy½�Ö7?»�æ#¬�¡ŒØ ¯õÈÂ!Ïn[#`‰z«Ý¢·Ã¼�áЯ*çÍ–òÛ� bë!Œ¸Ý‹�}�!”~}uôAˆ½g‘%��ñ!¤Õõ�\�©Ó:�¯ÅwµÚ(E#O0sçp÷3è�én�Dv�!�2‘'‘
A©�¼ªUÈ�kG!ý TÓòmi�f|*ð7�G(µ-�[$u[Ã{£Ü§›u-£V*4Ë|˜Ðµô�‰w—um�IwÔ‡—•dh"ùq�¿ÅðäÓ{�¶S�ìö&KG¸x¢Œ%�Ó˜Ž2
6˜¨çU„�d¶ã
ÕŸ/nÙ �+�ä�"�'�ø0ìç�;DUOÔ
æ)ò£à…ǹyŽ¯?[p€YÚ¢hÓÉ>ž²»È�Ô Ý*ë}H™ßg_ý-fõ”ý�Ï„Íòg×�®"óuÅ—Ü�i/
18Šyý���û,@sðjÑå8ŸÊ%mì�§ƒ�þÈçbX¥�n¸Dc¸p/HIñÑG1ü�ÙCá°�öˆ;àqðá7î
�ëB‘ n½ì�l4ãìãô”u¿ž²_Ýœ½óÁ0�'ò—�õVæ§gÍ| h\�ì�ëÐÄÿîÒ/ß�QÎ!€ø÷žc!È—&ïÕ7# �Àφì“�(ŒµêE�ÙS�ëlá“ Á|uë'pßz1“×ôs¾r�ê:î’¦�Ì]§�]q€è�ð� }lYœÛÈ�C/dàGÁ¥DoP��Y�@�º1ý#™$Ëvm"‚~ò��³�žûúš±-åË$-wN/ÒÔ�wÒ3–-Œ�É�˜�ç)´jd#‡Ü×(œÜÇáúƼ ¤ !uñ7ŽØ$�
ƒ˜Ÿ÷#`
Êe�U!%äOÓت8–2^ÿRb*/�ÞT*‡ò/Ä�»žå›d‹¤ƒ“þؤKR²¥ò‰!’8�ä–‘Z¡Ç��NçVfV_LåŸ�<±¹?�žöð�´«/E4æÂÊb�$E¾ZÎ#r�
³¹ç"Èg!ŸD(](¥FUß”%2¦¸�–Ã�ÈRjøÜCN��c$�ö��ËxŒÈ„M‘·F¶ËTÆx”»�H·Mv—«õé’å¬Ó-«¬Ö ©�3Z©
o-UfxŸ¯’ó�b‰éç3é:Q�“�RÔh…‘º&k�Ž<ÎqPý±Í+�Y5Ö�]†Õ�#Kñwb0`Z° Tå¢ að»�q�w�“Jk�N~½ÕÑy[B–:¾ß£ÕyUIZ3Ÿ©I~9D.�\¨äÖuQH��-\UH;à�+á�Uõí<RE§,Ú`®mMˆ”þêN@®�Åûì;ŸÂÙ�²$�—ÿt¦¹�¸@�9ÂiVQ…B%#®�|ƒ.�!d¯J !×Ò³šºª�ó�“Õ]oÀZP‘y\3Bß4·,î•Ñ€.�£Š� <Y�8‰úø _‰k³ÔÓP²�æ0¢ÂVR«Èã˜�
hÀáè� ý±�"“bÈESãêúx�¢�°‘ò/¢¸�o†™”“¦ÒߺtžÞ� ,fzŠ¥E¾·îQD‰¡�ÚRÖÙb�i®æ��—˲JûP»6®É-Cj�hS•&Î ÚJÔ!à�1Œ<£%Çï�Jq:Ø& ˜ÜC��Í‘tTDK�MQö]�)?eh�Ý‚�ç°Zªn�õ}(ÆŒÈ
�–�tÌ$6ÉO—Àõ(ä ±Ï�a+cŸâíb»¦�.Ô4�-c7J�’�� 蟴g†#�É��ýÈ!¡�q:Ì%!��ž.«)„g`ßz�.a4�iuÑ2Až#Ê-Þpì�p�®�ñ�àP²ˆ¬g0µç�‚�Ö"„üñP(x˜ UŸ¹�osiJ~E�"�ìÀ�À§´àÅâœüaw�{lÌèQ¡
B�,C�Í�l„h�+“�Otˆdr
�™Ðf�±0�dFÌJg'$7±Zàü0<ûkäMä¶!¹9��˜ŒÊÀÂZ>møÑ´‰ öd.�¥V�yi�i�â�ŒÙÌ Å˜¿�
Ð~ ��a�S�eªûÙ¶Äë�ñ9�ÿØíÀ�I�H»d&
ÆLô€t@àIFìïŸz)¤pŒ,V)+‡£�¾(—Ê>»
X�jàPJ
´ÜÖZ¦ÞsRïùÈÞˆ��9òìs*óM™��’GÖ¥æ•âqh7mÒŸó€rÎØx/ã)45Šà34éh²;�z;�nÅð3&×��w`ôÝ�îõôÌAùÅ5^¥ä� È/��3�°�`&Þ�ð"(Ü]æR
‰¡MÖ bÉ�-'Ox-�ÄϦy
åOºÃ9rìAHÅ°H'§ùA•tOQ„¿G
Ròè”��ƒçòV ,ÂÈ×iëxÓ‹±¦(p´l+àÄMÊvn'ª©�OŒ£ ¦#ÊxÌÂq‘×Y‚ªh�ò’8¢%FÞ�µ�ÔVF:5Ó`CUZÅ��2UK�mT®Ñï�� …îHª c¼[¥T¥Ãª�rs�T¹"²@“BìŒvg�Ì1Zz‘s$ËM)�Ž.5-~†‡v�ô��Ç®Mx±¬ëÌ�‡�8�¹˜O�Á�ŒÍVð
�Ê�#TØSÙ8��ÂiŒÊé�˜Æ.ª©)y§gã�L+ÆMvåØ
¬&�±dQ]b¬Ð›¶Ÿ•&
âÍUŠ2gûÌ D
°Ùá‡ü+Ì3JÐ���•�Öý�Ñ)�æ�-��„ÒYj-ùT³Ðn6.[�ê�h†’°ê‚¤”��jº#T�-sÌ‹ú(å~ª¬•Mñöמ°…b†�‚È�‘éB±6HîmHŸîd·ì–ÿ!&�'U8Z&ßÍJ+}��¾›�¿±®)-´`•b¹4[z÷ÊVåa‹E/cˆ"žr¡ÚJ—õaå� &é¾ù —•�N»ËG¦, Ä^�%x�7—èõH'ƒ4»õÛF7Õ—$u2H¡�N97½�¯É±ýÇ'�è¹ÐNñà��Ïꯉr|^Ô°¹Z-¡…� Š`Ô�As‹ñþ(�Œ
>øÂ�ÊJ³p8³@•b–ß—�jÍÖ-¸»-
s ûÑU±ïvÄÿ¨JØ�P/Ç?x�ù•Â�÷ßx™Æ5E�¶|ÜMÁ--¨í)û?TÔÑy< µ}:µ…hïÿǹ.¶»T�µÇ BÈ&�â]°u³À-ô ;�Ñ;EÌR±Äö�‘6²ß�Å�é+¥ùÝ
��±öÑh�š‡…¾èS�™îÿ™ko)o�ËË<j—›�5˜žý½ì kHZä¿©0<óa©!‹êø-í�4C6ˆ*°†�÷©� ”ê|Ćm*?ùO HFrJqÚ÷����§Ä±>)X›ƒgu«)lÍžð�ù_}’�ŽóJ™[ze²·©�)KA;ðY°��´UXW-H �–’žWï¬W§)Ó:²âXªýµêZÇ&”EìTľ?Ô�üÜLQn�I��< ôÁp@}«£�M
�x`+Vb‹„gZ
Ÿ�1õ�¤�ØûáÁ¯ªÁ\Ñ$,ßTk"ü¯ "PlG•Ñ«[H�E\¯ÕÚͳ�E|ø³Q7«OþËué¼O¨Ï8BK ô“‘�,²n€¢IœÚò�ŽA~ÓC‘>®}¦®éØÅÔ��†ƒÁé(S°~"Œœ)¶D��5!-£‰ˆ*Ò§ Û4_ÅH¤^oÜÉp8'½Û˜¿¸ì7� ÷—hBmý8ûë,Ä1<-¢&�4´2ß“�óL�¿ŒK(HÚc£à¯<F¾±!�’ë λ-Fwq¶üz²á�žàìU�#_4O°hÿ�³'ÑEˆê—¬�0å dõµ`�íEV�†g}“�‘†r/ãÒ¹våšlÕžû�k’/k8Yy$��œ£ÿ-e�ÅK!ïÑ®�m»x�ªûaYS�h@½‘±;‘û� ˆ�¾")Ž�"l»=ºhžu��¨Í^2„Z�’ØM0ñX�q-I¦Ùc`�¾éžˆì�@ïk¯ºH�eMøe>\oÃ�Ùke]˜WÒÔ…¤©¡<2O-OLèG³ˆüÃ�Ô¡½-—˜£�¾� �tíÌL³ E²mA`gD÷ ˜D?�LUyB ·³�¼
”“¡‚·?Úe!ÜJ�9P`-h…æäàZ‰zQD‹î‹ø&�Ž©•Íåõ2h@¡Ù̇
âò¾ì�B¥��©#MѤ8ßg�%B
ª×f·�EGy4!5y�3LÇ�¦Ïøxmì`sÁœk4{vºrk!Zµ€Ž%Ôû�ºÝoغÓCá�ûÂ…�
f^-¸d~:�=PÄrHëp¶æÔ¶£;–¼x Tx&Ùb��SAA&Ô�×n�×k…Ë_-·P*�–¾–g@É�f&7ã�8y ‰iÚ�‹&H
X�66°Ðz�6Z�\ÍÕiECÊ(¿žù0�SÓW$×Pjî�s�讥�äÖ"…’`ð%¸p é�‡Mó�Íæ+7,¹-ÕÞ_\ä5-È1_ ¿´
™ì2¢F]Ç–����F_eÓˆZÇWÕ/}4UóÕŽ�y�‡|öÑ(>ÝG-�CXF}ˆÇá�>f»
÷°¤�-•ïbn%;Wl];¾1�®$™¨œ‹¢cUÏ¥z
®ëW±�À͈”r“™��n2}EºÉMrf¶x~·-B �p
�Ç��jÝw4%sV«‘Po„¬É£…� zð�‘ðƒð‹p¬«JKµR¹ïL�¸°�‹ù}‚Ú¯*s>uý�1�ôÀI�-fò.
‚0{û¾Öœ<GîéGzºW"·¼q¾Ä ¬Ü(}G̨�²šßo¾²›oŸL0l(z]5�¡¦SW<TŠã¼-sï�_Æ�$-G~
ñ¾<Ï+e6w„á…Ÿ*™�¡©RHWo(%ü
ˆxÕû§´ö�„å�[ü"tz²Ð�Gè½�8¬�ìZÀfÐf*œ“{³Ì¬T�öu! @ó[j¹ª¤ ‚AgØ
PΊ³
aQB+ä-õû£ƒZåÎHs+��SdÓ�� 'ÇIVFñ‹4åR�‡‚rî«æ˜ŠV�¦.�è�HÆ®±�T�ZTaâ ß-(R�Ù #-J$O«^õèÄ)ßa"š„�eòÒ¯Íj¼"› -�iô4�ÓyÌÚ èS�NÌi�R[MÞVÛIr�d8á3�äNÝ,}È�j?Cµ�ý²Eb �ut¢+óázd”ðÞÛ"ð�4Ú
Õk—²Áì
Øçj Á�ð³|eß8'7R~�Ó¸½må�7é+�t>¡Mþ
S»5€\žª�žD=/�…lk¨,ù¡ûÏ�ÍÌæp�¹3µ�B�d½Í¨V‚èžA>1˜1��eéT¨…sæ'øW5·â}�D–@�x�¬SÆÇ-[ßSr�ÙÄYî;|p†:�µ¼�4£� £}s[»½�»€>Õ²„¼�Èà_ˆ“
<mk�’)ÃQ°W•z£¡-óÊ;.��ÃÊB�ÌÃvPªdX|Ln �Å”¡ÒË‘P?ǽ£Óœ¤�¢ÓîÍüŠáɧ÷4Á��Â.š=\UÔGj�5:÷Ä ¼þåGg컑ÇÄðªò�‡�þ÷� ^k�r�ÂG�ñ?�×�b§R�ëèÚQh½¥åëÔÞ† ,N�¡Œ�
}òvÎý±pNäÕúi³éÅ…®×¹8=£OîÅ0œtÎÛ秗ôëÄ�ãIØi4›êòÏ�,—õÐ9kÖ/Z-‹6XŒ�ëúC×�x6’ççµfõ¼Ù†TÊÏ�ñ“¸�ËV«Ú®×šÈ3ýè .سÂGÏJ¾Sx~–úÊYý¢V«ÊÿV˜ Ò%¼ªÐ-nÇu,L�ä�Æc�ú£j'îµ*l$l›î�É?F71îûî½;“ߢËô㈞5p�Ç�„4˜«Šƒ'“�»�Û�ÌØ�
æïªbaË�æÚŒ™žA«”x�ø�’ïƒ5j�
¨'ÿ�^8ù’ë—-Ù®]¼•ëѼlêÕ¨ÇËpÖNŒÚõÕÓé„�Z%�—-Vv$X¦�GÒhµ�r$ÍZ»nFR¯Ÿ™ÁÔߎláu-6ŽÈÇ
g�„•\?�� ¼>ÍC«Voè¿~Ö¬Å��Â'×—„¼ï>˜§Í�÷Ä!¹×ŸwÌÔÓz¨mzáCÿá�‹Ãu�hWfë~ÆÖ*½n¿‡™•êºE³åúY½û®!ó©�5/Laß�¹>�-
ª�ʯéÃ%›�B�á>-&LÌKf$0Æ�
ÓÓð2£‚g¹þŒ-†��
u�”Â� ““�J®.´TË�ÔX�DR‘<�ÜhOɲI�l´š¹�yq¾³@ª¼{jÈ{�ÈåXc�”’¶\ðE’v‡Ø�gX±-š‘‰�ýùO Ñ;bsqª:û�í‘�†ïUú(+¶Þ�b�•1¾¬µ/óÌaCùÖ�Ì!þ(éòa¥ïhÍá†<�ٛܜNjXÉ�ƒ%‘F‚ˆ�èmä
���$°ž.Á�
e<úEý ��`GKu£Ý6�£Õªí�b`@[ê�FQËÕ©Ë�-zý�tª´èHÂî§ÉˆÒŠ”&,…u/¢Ñ°/�ú-ȧc³�š4І·ÿåsïmê°ÆÔûì„Œr5�±ÜÎÁC¬ÙíF
ßë{Òì‹�ÁCì-QXRß—»|Žè¡xª½Áµ�«LÖÌ+�¢ªù=+
bŠ§+N½v
ȧè˜zëârgŸ˜§ËÍæÓ†¤(‰�ˆ�=¢…‹n\à™1“²ÄIà’oI�‹�¬3ÅQä�`ç›ÜuÌ�4/ÏÌĤ��‚ ™¿FÑÞ
�¸I!\ ‰%ó�ü|��¾R5Û5>©X:oF¥â¶t½ÎÓõ9GB�àÞÖ�ÊXB‰�Í�”JURú°£„b�¥„6�7vŒ�zƒŠ0�d‚ä�ž.ž¹¶ýòI¶½ŽD�Ѭ-¶‰�.Œ«ià”¹-HÞ´Ñ•ÇNäsl�’ë��ðçRŽ¦^k_œåiP�LIÊÆïNº)rö°´G"fÐ4AIºQЖu)�Ð傸H©Ê3…hÿ����ÿÿìWÛnÛ0
ý�Ã{.ê[lÇi t :�ØÅHû^(¶âhp,C’“´_?R’Óôžm�6
ÍC`Ó4I‘çÐäšÔc7ˆÜãÓ“M&o'ÒÙd{²ãM&r�Ï”³]Õ™lIAÇn+¨¤bMÝS'§MInHÕ5„4' ¯Nñ-Þ�ÿVÿ«í|;á�¢�>[gŠnÕœoõµ ��×™\’–:¬�»×[�~×Ò÷�C×Q7-øû`…*
\Gª›�cà’)Æ›ŒÌ%¯;EG5]¨l0ô½‘âmæûá0�mX©–™ŸÄéhIYµT™?ZԬͶ®Ã³‚7��¨ƒ��-�ïZŒ(Äì¬AR¨��ƃ×Â�Ç}8ÃAhà �^Ї“Dñ#wèÍ&©?íJò£�òvdåYŸ�È�D¡+´ŸfÈ=TRHVÎÆ®ç%q2H'n/Ê�
À…q#•
‡Sïü|º�Né‚tµz¬ž£È�ü³I¤�µ��ˆ�ÖT`sN�\@IüÀCkd¡(:0 ú^€HCª��Pa¤�Uâ�p�˜#²`lì^±�•ÎWºqf|E�´¶<kä�O,`{ÛÏCx“ÕDG©c`åÑÅ�Cè‘�(5ç�`K'ì^v0³ÿL°È®�¬Äó|k© �ðOê·e]�þ�ë‚0Lw¬K¼-æ¿È:è�š†º^-Ã^±ß\
A¹�@@Û°Å}�å–'Xt‹Šö�ÛM�³ÏLªœ�R Ò.�’M?2ïµ°�¡ChQ@Š(²L�ͧ5ROkÀÉzcwܪY�ÌŠRÍ,¼™uØýH§¸ñÏš�¬¢Ë'(7çʆi1|����:�`øå�’&‘gBÓz�%W3÷õîônz‡YÓ�Þ�òž�ÿ‹�oÓ.
�ô-
²²×Ñû-û\;
üø~;Þ��l£·óƒù*�Ö)£(ð³�‚� úÀNùGLÿí��¢`ƒ�&`S�SÛ� &a˜ÏÅ«ß·û©½„—p�ö¦±?ñô,¼¤¤¤bF�TЦÀ9Á¬�¥�¦]Gd¸Bˆ‹25Ÿëç^X0!ahØ©��ú‚s˜™-Û�¨îÛ�£-.o!ˆ�Ì�þЃ� �h¸ŽÓ0Âë‚—0<XÛmõ…` `[�•ÄóQCà�tw �„â«»{3g�AœjÓúôc71ƒ¿ vw[uj��h«¯Ýê ö9ð"��à%LÌ) ^ã�`·K´¦¡¯˜ªi^éë’�Ÿ�Ó£
A9S�œ+Ü1ÕÔS�rÎË�}�¯t+\:����ÿÿ��PK����������!�XëCûŒ���=�������word/header1.xmlÔUÉnÛ0�½�è?�:µ��ÉK��±�WNÒK�!un½Ð"eÑ�—
i;Î×w¨-vÐ�AŠ�ÍIä�óæ�ß-FAï0
Ìèìü^–dÍÁ
ÁÝìòà4 ÖQÅh©��[nƒóñûwg›¸`@Ð[Ùx��…s&�W™fB-F
C›�\R{¨�Wx˜k�Ôá��¡¤ðce
2-�uëç’X˲½·1/‰Æ€nP YÖ´7�˜��qkÑ:-�;Ä^
b.Já¶a?ŠŽƒ�F�‚�¨¸�8�"�muî¼K¬ó\d¼ù´-𒸵çTg+É•«"†ÀKä •-„±-š|-�¦X´
ô\ìæ�=Dçñ�
-GJ�œ|]É9�4ù0Ó†èœxãÇ=Œ;%~®8¢†û°¸E65�\$Z9¬�Î`�ì�v;
�ÉY¼Em&Ä
û1[&’ ÕÁøÂx¢�'Þ!Š�Ö±C�õ˜�¾Å�ËÈ2×|Rð ÁÈ&^Ó�«±7èEƒ“~�z;ÓYJÁÝÌ—;»+Z–�¶¢(š-÷�l”Æ4å9]•nç¤ò¨aÌ7·-yËï §ŒCÍe™µV�‹Ây#Æ7µ�´à)–x�ÑãBsá
›
5�t©á³`Âs+&Êþö ³îéõê�íCK¨?¬)ڇć¨Ä¨mÈ°!�—,)¨çÙ¬f[ƒ�æ|�…QçRÉùÿg"”u0ã÷Î�¡Ø�ša-�¸å°æÁ˜¤“« BÈ÷Oäúâöêâòæöz2#^¬Î³’î�¤û�á,7�¨ã{ÚýÛ‚S:�-óW�Ÿ��N½�Ø›¾"+šX‰U‡¾µŽáŠ=¾9fcªœvÇ��›!¹7††Ã£$I|«Wy“é°wÔoOR?ApdEƒað·“©ã‡?ÿñ/���ÿÿ��PK����������!�˜Bhy£���e�������word/endnotes.xmlÄTMOã0�½#ñ"ß['�ì²QS„T8£îî�ð:
µ°=–í4ôß3Žã �TU\¸$š¯÷æÍL²¾}Ѫ8�ç%˜†TË’�Âph¥yjÈß?�‹�RøÀLË��Ñ�£ðävsy±-jaZ�Aø�!Œ¯��݇`kJ=ß Íü�¬0�ìÀi�ÐtOT3÷ÜÛ��mY�ÿ¤’áHWeùƒL0Ð�Þ™z‚XhÉ�xèB,©¡ë$�Ó+W¸sxSå�x¯… ##uBa�`ü^ZŸÑôWÑPâ>ƒ�N‰8h•ó�{
[ëØ€ûÐ*µ=€k-�.¼Gï6�gĪ<Å=�0�C�Ž��¼°Ì±�Ž K¶�YTcžE�oµÝ5¤,¯«²º{ˆ�£k+:Ö«ð1ò�]÷ÛŸW«_ äÑENo�Ç�b9ë‚À+ÂÛj%£�ÕÕlìz…
BÌ�ç´ð?gîD3if˜x�ïö?/o‰Ë£‰›F¨7!8‹ÍÛ-
Ö� t³¦CmSyÂÈ}¦�úbÂøœ>�ÏÔq0Aš~<¾ß�!+-S�YÕG9»ï�úiË'Dã�òÿaó ��ÿÿ��PK����������!�I›&ž‡�����������word/header2.xml¼SÉnÂ0�½Wê?D¾ƒC�ˆF�.¨ê�uù�×qˆ[o²MRþ¾c�§ *B=ô4Ê,o™q–ëw)’†Yǵ*Ðdœ¢„)ªK®v�z~º�-Pâ<Q%�Z±��˜CëÕõÕ²ÍëÒ&0-\Þ@¡öÞä�;Z3IÜX�¦ Xi+‰‡O»Ã’Ø·½�Q-�ñî�ø&Miá�Rt²[mKc5eÎAvÓ��ÄIzŽ»_`€�&.‘ð�3*‘„«�&<Œ÷-Ž7†ãáŽ��¨O#°‹�<#“´9<¿ò¡@iºÉ&ét†bjÃ*²�þ´²ý’:‚lí1<úƒ`0Ý�Q {FJf�
ü… 3ÔÃè�í-Ê{ˆ‘äÔj§+Fr]Uœ²>Ä { o7¹Ñt/™òGFl™��Z¹š��Ñä_ÑÀb�Ašs&�)b_k.a+-
•W�³–ïj’�¸ÃXˆÿ'Ä“��Ø FET0bƒg£]�fÙ"í4ÿÚr;ÍN[�«ü�’-æóÞcG�Í®{ön�ƒ�h€-zõ���ÿÿ��PK����������!�dLUOB
��ÉC������word/footnotes.xmlÜXmOã8�þ~Òý�+Ÿ)IJK_DY�º�î–��V«»o“ÄmL�;²�f{¿þÆNÒmC¡,êrÇ~�Å/3Ïxæ™—ž|ø–&dA¥b‚��ÿÐs�塈�Ÿ�œ/÷�-¾C”�-A"8�9Kªœ�§¿ÿvR
§Bh.4U�ep5\àv¬u6t]�Æ4�u(2Êqs*d �?åÌMAÎó¬�Š4�Í�–0½tÛžwìTbÄÈÉ%V"Z) ¥PbªÍ•¡˜NYH«�õ�ùW'åæJ¢ï=§»z@#buã%�6uÖHR`|%Æ„GÃÿ+ç�¢óÜR·kD}7�ßât-˜H1ÔË
�½å͉�ó”rm5º’&ˆAp�³LÕÒÒ×JC�ãZÈâ9#�iRŸ+²—h‹$�è�4)a�BF™�!U
%)š��-¤ƒK,�9-ß-Ìð�£5º�9ž×õ=�|aNØ¥ �BžèÇ;7féã¤×i�J!7Ò(U�„ø‚x�¦šb�aô�Ä�KÚ�ÕÇmžà�äZ8îé‰[
³òz)£ÆYnáš9`ÿÖ�Ùj_(¸f<·ñwW˨mõJ”µ]��ºùÅf�nqá
ý/LÝ ä¼íõ?®\xc¼à5�׌Ýܱ~-–Ì+WŽÉîô2¡øz
HFÎE•§îé7m�ˆáÄ#Üœ2©ô'ëì^Û+wdåÙ ôŽÂ3 BÆî1™a�¤ð ä�‹˜���¹Úº�*Ý<nu&`�Í"bQëjRÅ’Õ¸�S(ÛÆòÆC�Ð5´-¶ÝÒ)•˜¸ieƾñ#ÀJ��Ô¨qåzÜÜ ûç!Ò¦pX.£“2I�• êœ�CDm‰h‰úö�1•<çtƒî
+��È5_�‰˜IçsÐ�+Ô�DŒüuvMÎn¯6
Ù•]
ÍÚ�ÓÇ ×9òÛ�šì}Ólw
5�×h¶¹ciV-ý’4[³í=Ñl
?Á¾¯P��±„“L²ÀDsŠ±žäŒhšÐLp�Q>�Nþ¤:�r ’áÇgPL’{x@â��?`
R�iwÉ5e¤íùÞ�sáè1�zǽnÿ¼Á…^§sÞÃf·J¿k\Ø<^r¡Ûé÷:¥ä²bü:%§zˆ÷Vr¶Àþßpa� ¤�èY®s…Q~���•ŒŒg��ù,R!I·ï��qΉ?�
�$�§®�É�4s¼�xí Na|ÖÊí?¼FŽúÛ®Ü ¯h"�såod�&�(HˆO`‰¾)44Èõ�÷�ˆ K£)b)jÊ£š—Ÿh�À
È8eI%�p „˜0®4CK�¢«T‘�¬"+�;wÊó¸,i�Ú‘Ï hP˜�
Ÿ����—˜�
4´ˆˆ„ÆëkVJ@åŒâ�ÄE�f
dzó�â�£5Â6
ñ�%�CÛŒ˜¹�9�êâ$ÇiŒ\ágúÃ�£âu� L?ÚH
eoÖX\Ï��¹dï�ã!Dl¶‘
�Žœ¶½¬ËÖ�Çü“�ë�:¾‡Æu ì}¿è÷Vúu�ë�@|mÑÿj«5v¬�$>ôI³��q°—8]ω´�½¼Š|Spc¦pÎ_Ö㡬™·A³'ëÑe-õ'�>»-ãô²üÕk�¤-@2ü™ë�En$ ž�ˆÜA¿}ìuTž%8FòêP�M›‰iõ<ÖÔ��°ï¸Ümç��^Ä°nீ�–�¬G|6ÄÜî�±ïÃÿس5�á%�L÷q×6�tºã£Uƒ¶��õc-åàÍã{ÏÁÿ���ÿÿìWßSÚ@�þWvòl5` Â�g‚Ö©£2�±�õí 9’\2w‡è�ï^~
�Ð*�´µ-O w›Ýïn¿�Ý•¾<ý¸êË‹Th�«>SSÎïBLp`%l‘Ê!�¸E�¡'ÔÖ�©Ò/Í�ŒË˜‰9}÷Àâ�Ń�—ç�--Q(�‘žY�™l¤âÁ-/�–m»ŽsæžX9¦Ò`¬Ÿb¬<]¤©�©Æ[œ¡D1Eãõ�ீ®ú³uÄò�yÀWa7}£kD�-“¸¯26¥$e��Ê�´NÁܪ.îøÏ@|%é���Aš0�>Š9Æ)‘�î/Çðux�ÃÛË���á¸v
ÔüLU-ÌѪwJ���V7çKV¥$çQ×휜�ân’«Z<Ç�[ÆzÓÜ7K½Žsâ:…炉ÙV&Þá£.HÈE@®g\*}Í�åÆmÛÅÎbJ�¹�&©
KÊ–ô~•'È”ö�g�kÈ4‰ê'ÔXqÇ\æï•]ƒà×i'ñ7+ÅFQ~OžžÊ0‚kœ³�úвÁ›/•^*hÛv 2&��\b¤ø�d˜ð$ã�V<fO,„€„’›d¸`�¦É�®¼‘ÿe
úŽGdQÊ��R�ýô"�0J5“\Ñó°Ó†;�.E�‘<T{� Ü°`Á���> +170»dñ€É�¥ù¤½öÏ£e´
MÈ4Æ�nPh”œNÄ�� 'lÎ8�51/à%<†{��ê�S<�ä¹DH `|�ŽÓÙYôî¦è{=§ã�¿Yôuó÷%ú}¹mZã;Þhõ—IEë_*·¤Ø�õÖÙYyE{V+·ÝcwxþéÍÊ«›ï•'ó~mk{±otÿÎF÷,M2&žÀ—éŒÓüòm‡ÛÚYr½ÍbW×P}|ÚÒáÖÍ�—Ü~ŽÜ>�¯ËH5³4Þ¼þ—…íGòÚ}€lÙ›úrßÁ�ù
��ÿÿìW]o›0�ý+�O«Ô¦��’ %R>Ô-Û2¡|hÒÞn‚�\ÀDÆ4ÍÛþÆþÞ~É® hÊJJÔe*•ú�Â�ßsís��5˨k×Ý÷[ûnI¶ö=��m�IoÿM8B�‰ÛˆË�‡i8àõx\8°Œåßái¶�ø:ÏÇÜ«ÑƬ€�\)ìÿ‡H’‡0°ã�,q“6‚ÆTÜS-KÔªÊý�¿
!^26óhH;Z�w‘è3—P%¼ÆT*#>7YfŒ�1s'Žèhõºeš�«¥¥˜²€©Ü�4Ÿé6Š$�$�Ð��”/iVƹñç@·öêO
Ä-ýä¦#ºbäaÅ\/q]ÆÉ�ùÆ/«P +§ñÑŠ¾ƒ�’
!€�8HT?âQÈ€“qäRÁ«P^ÙVuß}Â"„�›| !����3â ßâ‹cTS-<l�½¾®4ãé¾>wƒ”³¯{I¼šÞÐ�Ð+)J›&otÕ;ù;�ÁÜŽ¦ë©"mòšÊÊÌã†t�I -‡;êS»i¶,s?ó^ë6…Z7£�r/sŒ»8õŠ‰X~a�»ÿMÛŸq6UOÛË©[,œUБ�‘ÉÑ‚¹•ÐúR1ôjäYÂa<�
ëÆj¶�ÅúX �‡á¯\8N ‹Òã7kxN³}Ô¥�1x>„à‘Þ:A·>�U¢�O ‰2ºŸaÃ$�)�¨à>z¬é
�O´Y
�ûõã'Ö5¦|���÷èJò&KÏàA³9h�Ü7ÎïKN,ˆ�zôjôRP‹O£u�!‰úT�à'|�d>'_£�i��x 'F½~Cf”Ku3ÄíJ�àávÍçµ4ÌÊÂôv«-†ƒ�Ðq’otKyö‡ËP¨‘¬ÈÙJ0µôØÈ=4q’Øe~€—‚‚žÃ…±.”7%¦Ñº2�ö«&Âo���ÿÿìV]oÚ0�ý+–ŸV‰µ„Â(Q�)À�:U�bH“öæaÓxäK¶Ûtÿ~×I
Mšv…Vªúbˆ¯s}|ï9ÇÁ.º<KmåêQdc’�ë8VQ¬˜{™Úæ?JmN�l�c=›À£�œ.�Üí
<kÖ÷°™š‹šÉ)[“Û@=ŒÌõÔhп�öóÌs@��üP���)ïHààY�hÉî�>Óq-Q�®¹�êšGÌÁÃ^7�ˆ<A@¢�ó:§Ÿ¯¦:ªÏ©Ãð›ä˲͊WDíž ¶f‚E+VN°« „‹Ä�V–N¡û0°eBV€+�L2qÇö‹�k«�›
ûÞx€³,�¶Y�) «ˆ\qîà%�™DßYŠ�qH"]pß‹dM¤tTèo=œk-p4&‚�Ê;t³éTÉpl|Ч üE6D!J"ô“ r+‰O^�¨áŒ�ʧo�G(b£É×i�õ€û'�äŸVdT°À�ê%MLíGiÜØ[4úR�¤ùÞªìB�†•�¥ºÈ•mi½ö¶r�ue‹JE—> Af!ù�‹1§|«ŠºÀJªýå@–*—ÌÂÔ¦Rˆ²bÛ��Øqhü;†�³Þ3¥VØÇCÔ`>�^£Ywî��N¶�k,ö¡Qç–�ãD¶³¢Q{W¿9m¶¨·=_››¸þ)²ºÖó½#¿·*_��uÑ�²ä�ÕåÇú*8¸ö>¼ãÐ*ܹÙÿxÇÞåôî¼ãíÎ÷�ï�]´Y�t×\RÒý���ÿÿ��PK����������!�µ*�i¶���’�������word/footer1.xmlÌTÍNã0�¾#í;D¾·N�±("E»D•öV�û�Æq�ƒí±l7Ùòô;NâB�¡Š�—Z�Ÿïgf”«ë�Ze�p^‚)Ébž“L�
µ4›’ü½_Í.Iæ�35S`DIv“ëå�“«¾h‚Ë°Ûø¢ÃD�‚-(õ¼�šù9Xa0Ù€Ó,à_·¡š¹§-�qЖ�ù •
;zšç�d‚�’l�)&ˆ™–Ü�‡&Ä–�šFr1=©Ã�Ã;vVÀ·Z˜00R'�j�ã[i}BÓ_EC‹m�é>3Ñi•êz{
[íX�«Ðj”݃«-�.¼Çh5&÷ˆ‹ü3îi€�bßqŒ„CΤD3iö0ñ0Þì�¿¼9.�ŽÜ4B½�ÁY,ñŒlÖ�x~õmIò¼ºXägç$…Ö¸à|ˆÞàaNu•hØV…÷™õ+„�yí†ç.ì”À’¬�‚p„ÆÌ#OQŽ—‘¢nls+0Ác�ó\Ê{<kt©Ù#¸ß²–QMûËø��܇·å�Ÿ�N|§ç£�ÿ|�)�e)¦˜Ù¤˜¬g�ªXJÑ|Ô…¯�ôaÍ0·ƒ!E[ßÚ@_„åÙÏè#Œ®FOÃ/~Q–ÿ���ÿÿ��PK����������!��Q��æ���a�������word/_rels/footnotes.xml.rels„�ÁJ�1�†ï‚ï�æÞͶH©²Ù^ªØƒ�©��&³»¡É$$©vßÞ��,�-‡™ÿû?¦Û^‚�‹¤`Ù´ �L´ŽF�o‡§Å�D©š¬ö‘PÁŒ�¶ýíM÷Š^W
•É¥"˜BEÁTkz�²˜ ƒ.MLH¼�b
ºò˜G™´9é�åªm×2ÿf@�Å�{« ïí�ÄaNÜü?;
ƒ3¸‹æ��ê�rbRöŽN
ÕyĪàùKy>†Å1;vlœ•6~��ÚÊûÍjÝÞ•sòÈÌï£d‡ŸüK´¬öx©˜I{�}'¯-Ó����ÿÿ��PK����������!�–µ-â–���P�������word/theme/theme1.xmlìYOoÛ6�¿�Øw toc'v��uŠØ±›-M�Än‡-i‰–ØP¢@ÒI}�Úã€�úa‡�Øm‡a[��Ø¥û4Ù:l�Я°GR’ÅX^’6ØŠ->$�ùãûÿ-©«×îÇ
��!)OÚ^ýrÍC$ñy@“°íÝ-ö/-yH*œ�˜ñ„´½)‘Þµ�÷ß»Š×UDb‚`}"×qÛ‹”J×—–¤�ÃX^æ)I`nÌEŒ�¼Šp)�ø�èÆli¹V[]Š1M<”à�ÈÞ��©OÐP“ô6râ=�¯‰’zÀgb I�g…Á��u��SÙe��bÖö€OÀ�†ä¾ò�ÃRÁDÛ«™Ÿ·´qu ¯g‹˜Z°¶´®o~ÙºlAp°lxŠpT0-÷�-+[�}�`j-×ëõº½zAÏ�°ïƒ¦V–2ÍF�-ÞÉi–@öqžv·Ö¬5\|‰þÊœÌ-N§Óle²X¢�d�søµÚjcsÙÁ��Å7çð�Îf·»êà�ÈâWçðý+-Õ†‹7 ˆÑä`
-�ÚïgÔ È˜³íJø�À×j�|†‚h(¢K³�óD-Šµ�ßã¢���dXÑ�©iJÆ؇(îâx$(Ö
ð:Á¥�;ä˹!Í I_ÐTµ½�S
�1£÷êù÷¯ž?EÇ�ž�?øéøáÃã�?ZBΪmœ„åU/¿ýìÏÇ-£?ž~óòÑ�ÕxYÆÿúÃ'¿üüy5�Òg&΋/ŸüöìÉ‹¯>ýý»G�ðM�Geø�ÆD¢›ä�íó��3Vq%'#q¾�Ã�ÓòŠÍ$”8ÁšK�ýžŠ�ôÍ)f™w�9:ĵà��å£ x}rÏ�x�‰‰¢�œw¢Ø�îrÎ:\TZaGó*™y8IÂjæbRÆíc|XÅ»‹�Ç¿½I u3�KGñnD�1÷�N�
IB�Òsü€� íîRêØu—ú‚K>Vè.E�L+M2¤#'šf‹¶i
~™Vé
þvl³{�u8«Òz‹�ºHÈ Ì*„�æ˜ñ:ž(�W‘�☕�~�«¨JÈÁ�}KNßÁP±*ݾ˦±‹�Š-TѼ�9/#·
Tøe\O*ðtH�G½€HYµæ–øA7ÂqZ…�Ð$*c?���¢�íqU�ßån†èwð�N�ºû
%Ž»O¯�·ièˆ4 �=3�Ú—Pª� �ÓäïÊ1£P�m
\\9†�øâëÇ�‘õ¶�âMØ“ª2aûDù]„;Yt»\�ôí¯¹[x’ì��óù�ç]É}Wr½ÿ|É]”Ïg-´³Ú eW÷�¶)6-r¼°C-SÆ�jÊÈ�išd ûDЇA½Îœ
IqbJ#xÌ꺃 �6k�àê#ª¢A„Sh°ëž&�ÊŒt(QÊ%�ìÌp%m�‡&]ÙcaS�l=�XíòÀ
¯èáü\P�1»Mh
Ÿ9£�Mà¬ÌV®dDAí×aV×B�™[݈fJ�Ã-P�|8¯�
�Ö„��AÛ�V^…ó¹f���é"�á€d>ÒzÏû¨nœ”ÇŠ¹ €Ø©ð‘>ä�bµ�·–&û�ÜÎâ¤2»Æ�v¹÷ÞÄKy�ϼ¤óöD:²¤œœ,AGm¯Õ\nûœÂN�H…T[XF64ÌT��,Ñœ¬üËM0ëE)`#ý5¤XYƒ`øפ�;º®%ã1ñUÙÙ¥�m;ûš•R>QD
�ÌH ín÷ÞÜ-Æ
zÈÇiÛ�Ù�-ã�¼.uχY��C¾�6ìOMf“å3o¶rÅÜ$¨Ã5…µ
¢à��ØDìcp¿
UÐ' �®&LEÐ/p�¦-m¦Üâœ%]ùöÊàì8fi„³r«S4Ïd 7y\È`ÞJâ�n•²�åίŠIù R¥�Æÿ3Uô~�7�+�ö€�׸�#�¯m� �q¨BiDý¾€ÆÁÔ
ˆ�¸‹…i�*¸L6ÿ�9ÔÿmÎY�&-áÀ§öiˆ�…ýHE‚�=(K&úN!VÏö.K’e„LD•Ä•©�{D
�ê�¸ª÷v�E�ꦚdeÀàNÆŸûžeÐ(ÔMN9ßœ�Rì½6�þéÎÇ&3(åÖaÓÐäö/D¬ØUíz³<ß{ËŠè‰Y›Õȳ�˜•¶‚V–ö¯)Â9·Z[±æ4^næÂ��ç5†Á¢!Já¾�é?°ÿQá3ûeBo¨C¾�µ�Á‡�M
Â�¢ú’m<�.�vp��“�´Á¤IYÓf-“¶Z¾Y_p§[ð=al-ÙYü}Nc�Í™ËÎÉÅ‹4vfaÇÖvl¡©Á³'S�†ÆùAÆ8Æ|Ò*�uâ£{àè-¸ßŸ0%M0Á7%�¡õ�˜<€ä·�ÍÒ�¿���ÿÿ��PK����������!�,»Ü
^"��dj������docProps/thumbnail.wmfÔœ�p\WuÇï®~Z8D²�Å8&<+Ž“€m��HB~YvìDØV„%Obj¦Y#ÙZKZ)»+�‡0u;���-;��:…’�Ú¸%@ø1%�ÉL�e:a†þ C™L1$�óã�v†¡Ð¦$Ôý~ÞyGïí“Ö^�…v�£{ï9çž{~Ýsï{+¥�–…ÐvÅkCè ý½A~nè<?
D·ïݵ£�*�¶�hÛø�…ðŽW vƒ�a�\òù”„}æ<…ðÒ}!ü´¦);÷î‚›9=š$¶†Ï#B|Vóž�ö [r�þÚ×´…«îo�ýÂ,�¬�ô�z�þA^¯À׿T}x_�Âñl�E‚g ©�æÔ¡ÿä™3gÔ,|N$:´o �;BI6–áPÕÏ�óY�¶üãšX¿�ž\�VýÓšpzä�‡é¿7Á¿ Ü=�¿ç¶�i©ãÏœž„�^ÆRóÌ ë¿Rx^xúgÎ�Ž�o.Ò&6t‹QÐý_åŽÄŒ°Q�üpõf·L�}Î�÷Î<�¶y<>œLÈÚ
_ôô·Ú�ÿä�‡�]uz×)-ÿÙ[æÂãÒ럷~sò�¢3í���ðÖS1n½lB×ñ·¢�-OLàõ˜äûÄ�-}Šcú�
kö¨�Tû÷j™óôÛº�¯}k× ´/$¸=jÛ�þñ\��"’ç.R»N )ábÁj��œw@�ÖÇ—Ù\q]žbqÁT—|©–¡ë��?ƒ;».ÛÂ��f�r§%‹Iï\B&´Ödž�?«}žÿE-ÿ�ž;êó9��ú(ÿWŒ)ëgÂD¨…(
«½[í¾0+\)TŒí�?ׄ¯~Ëò÷šï¬ �~ÛòŸþ�õ#Í~ðÙ5a-Æä��OþÃ�
>ârêæ|þ‡p°…ü×ôpËÅn�#É{exfðžð¸çÿ™‚á³6‡%l¾gÿ\�—^Ùü�PcÀóÿ õÑ5ŸÿøÛó?ß_!�ù‡�äÆ�‚Ÿ(©O ù*åÌZÕHhžsÐú„CÎÙrîªpux™x�ä��%�¹ƒKÈ…†\Ö:›ÜHtêò:A«ûjŸxç$˜³$Ÿw�aˆ>ÿ�ónù�¿ú¼�¹µµ¼C×|ÞáïK� yìûl?Ÿw÷ˆç1åÖQÅ©¬\øSµúo!ï }@�JW³ü8(Úö0(ˆÂPüïLa@¸õ‚u�¥WX™À*µc �Õz¬ûŽ%օƺú¯éº#¢EÚ.Ôü]¬±F9Ö%Ø&¸I€,ßOÐ^›àšÙ5"þ[�— �w§�
j
2/Ô&ÈË„†ÌÍâm&ó¤hƒaoì¯}ê�Ë‚ý��‘VÙ)ÌXŒ¿Eã�ê�£ '^-�}¿äGš1¨�ôÀ�‡Ýê-—ü-‚��}‡KÔ'
Ng¼%Á-S @ó–>vû�—C»VàãåêûZÄØçÓ2w‹Ày�çüèÀ�ÈX‘´�µc‚‡�+ÛC¸·(Zg�ŸV Íã�í¤p½Âí�h¸ðñ3~Z�|¼;öáX ;‡ÃÍá6ýÜ)Ÿ
‰¶^<ÀåIKßõÄ-§£§ÓÖªï´1õ�•Ò�]7-¥«pèŠþÍt��-��Ëû�sbnW{–º90�ßS¹³¾Ø�îª:¯—kzýôšð#õ¹¯ÒŸNð§t¶Ý¡1çµã#ñs^Ã�Ž1çõžî|Ý,„7Ç÷Ö³ßWñËUùûªÎë�Kœ×�6�ãðñ¿ûB�÷Õ—½üô®�ZÿAÕÍ�¥Wö¼>¥1àçu»lB×|ÝÄß— ðG¾ï1QY OËV5 Ÿ_ôY¶ê�æÓ{žY�žSŸ˜ÐŸKðÏ|sM8¨11É≠<à"iGLÖöçcòË¿C�Ö3ÄG¥W6&Ïh
xLºe�ºæc‚¿=&/¦¿Bó‰'9ærÚÎÒg/�ÜñûÅø¼ÚaµÌ÷Ú�íæ�·GxrÅ?^{F„�
õ¸f¸Ì��™Ýª�y™ÐZ‘ÉÙB]u[X»Yß×]¦õ.�¾[ÔÞ–³�Z+ëFZ‡�ékILÓ>ëÞ#¸R²ñá_©ÍÛ �u»Ä×̇�E�Q�›�‡õd2�"�y�½@Àý¶Wp¾���nïç’uÿe‰u¡µbï�É[ŸÈÄ–¯'2ï•Îy[ µbK)�Ó“T-~šŠ$Óïé´+“ñZµY[Þ¦õðá�—X�Z+¶l—Ì��þ™�|(‘ÙÓ¾Ø�hÈÔ‘Õ4.wˆVRDêa>Ž ú¿TÐ'pý³6¼Dë`Ãë—X�Z+6ì•ì-‚1Á�‚ë�™Ç–� �™ú¯©�È)éß´Z�CVç{�ù¿½„|h-è�Iör�k�ïÔ<üð�Ú|
AkEf6–ã’y2‘ÙÞ±X&4dª9‡*aJ» ?�?î Y_tH6z_±Ä�ÐZÑ{_(.ì§9ÉG�2-^B&4dž;�§â�UOtGo�%¹˜µáãÉz�³ÄzÐZ±aH§ÀJÉ��Ü'x<‘yŸ�ÍÇ��2»Å·G@
üãgÄA!*a\õ-�¿u)+ñ?€�ØÓ/`Mö—NË…š+ñMûëDcÝ‹�«�þñu/�b¹àl2°�x»l;_v¼OíUj Âù9�mS‚Û#|öÃ݃ψ�W†ëãÚ@�b]𮃦/Ø‘ï»
¿£uÈ•“jó~†ÖJì"y��®HtÀŽŸE�ΫwK‡!µŸW›õ�´Ï%8ü°T¬G„¿R��ÄÕízC"sÿ�2¡µ"“û�>u[X»Yß×½]²ï—¾Sj¿�³�Z+ëFZç‚ÌZ�³°n¾Ïº«å°iÉƇîXìCh¬; Þf><!Ú¨âxTû¤*˜
‘Æeíž#ª_%�G< Oˆ6.,ïð+q}à9z{ü|½]ÏVCñþê—¬>�ñÀ
Úµ�j�-û�Ö÷!-üÐÑ‘ùÌs^úÙ9ðû^�ÿ«“1}p+�-�ü�_þZm>· µ��òl³ü.j-K�Ë�ù>:œ�èû�ð‚t¨µ‡ð�AA8ßçЮ�Ž»Ö-�º ¯)ÓÂŒ(�ã‚H‘ :óò�¤¬¿Vÿ¶„Ò
¾Âoø†v��™ô©SàiÁÓϘÆ@]‹£ç;Ôæõ„†ž�ñ5ÓsD´Ma ܧvLð €3-™ß–¯ó2¡!“Ø6“9)�oÈ#Ýí&’·åG„!-§„¹Ptì��¬�0Þ�´n7>À�ë�îô�ž•^è÷ïKè�-5›g+nóiÉüQ"so÷b›¡!�=šÙ|\´!Ù;-;íû�(nkñŽcwúŽœQ-ÀÇw ¥::¬�,�äý€�Ü/ðà�üÂ�Z÷‹ûéRá8�á%>à™?–�ß�á·_[ÂFh-øM¹<�ì��t.$²Q§¢}1Û-Â�ÉâN�Í÷
´� w�pÍ|øEц”7�7�r†›�ùtHÙƒ/+qÍãŽVѨ,Ž�ê�‹:��œ�.¾‘³��g"»‘�;RÊ�}Z{µ�ŸâCúøx•€ºEÿu�hŒ=‡¯Vßã€
ø�;�}x�Ç�ðNG-}ð��КÉ��¿‘�¼sí�—ͺä�ë�ÈÈÇîqáˆÏ·�Ÿ5€ò½ \6vç ÇšÍbW��ïÊÈÿ)y›�YÎ�·ÒÂ�¥Q„-î ìÁ6·Çýî~aì}ü�?~f>´±�.’Þèÿ*A^�hè�MÍô-�mS8¯�Ùc‚ƒbF�2ßÔ½XæÒ¿+ ‰úh‹…�©&¿Ä~W`c²þ&¡›-�R´á¸VlÖÔ�ñ�¸®Ÿ“ò#OÉV9ïŽ=É7ò¶-ðøL<‚§*®{Õz¥�Ç] ’Ï©�øÿy
®S߃gO{�;/}€yë�ø�^—Á�:sYƒñ��8�‘ÇÌå0ö¾ç&ë9?²�ŸÏÓ�,O÷+–Ää}IL³yú[ÂíÒÜf~~J4jAZS¼bGò-ÕÀNé´–ScøÎw6öo]õ…³,Š£bÞ-K^U�d9w,ž¢‰A%®J¬6�ã�$3yç1�ë�Åy�?Üf÷Á*áð�û�-öHŸ�ß9à7Ççç0†Î=ˆØ°�óñ+~_.ð88¯¯�-¹ð±6s��=ÿl.°-cæ�ð#Ëy\o·�:|®‡û!ûÇ’Ø?¡ø>Ð¥ �‹kÔ�E»A¤f±�B´šâXS4ˆÑâ�ZÔÆã�`ßpoæ'Üœë¾�¹ÏqnØþã”1 ÜìC²ÄÎ�$�kõpý=؉}ø�ßc;~9—ïûÄãþÁ¿ô‘ã}—ë~‡æ²i7døÝï-Wd±¾Ç�^—OË�.‹u˜�>½�l�Ç|ð-;Zh¬1&¸_ðþ®�ˆ�w�|ì �»-‘šÅîNÑÌÏœôx´�û��]ϬýôÉ{Ú¥î+^K®ë´ZRS[�o¶–L ·K¸f:=%�»~ñ�¯¦Œ kx"ã¾GöXFØ��•šÜ¡~pfÎÇYcÙ×Xéô“I5±Œ�sDÒì{hðÃ
�àFÄi‹Ä�Ò‡Xy>õ«ß' ÅG´Ä¤W@ÜÜwà‰3¼��-G�{¯p-
•
»�~�øn$Þvû%žvç-‰ŸÛÀá�黢#Šï´�™p\!l6®Ü!&E‰Ï•9⃯°�›ñ»÷Ý÷=�XÃå!
>hàá¥�粜—øBc��c
xÞ0y>Ç׃Çñðô ˜� ~× :ø¬,ŸƒMð:OVGp¬ã4ÏGpÄ?_Kž(Ø9ò‰NËÇïª�ª!ö_�î&ášÅþË¢¥�ô�oÑâ”^\;�ãjg�92'àÉhN l%®Ov×õȦ'ù!E-l�n<oƒtpŸdýÝ+ürÁe�|â<ëÕï�0ÏýGßワà��ô'ಉ�xZh}�§Ñ^ p-Ö�缌‰K^/Ï+dåõe>8Ztƒ�ý–ÚÏÏ�,¦ëº,¦�Ô Õ�Óaáv�×,¦_�ÍêµßªüMŠ�äSÚ‰<·Ù±ÇŽyNÇ_Œñ;¼à‰�-
zÓ2Ïùè÷%8—çtZ�ùÈñ>2–Šõ� ,Ï+Ü�ÞÕ�Â—Õ Õ�ëÏ ·Y¸f±>)ší_ü-?‹+-éí™[øî8Zd�7�=%*j´`¸�ð¤ju�Ø{\mçn�|üâ¶`�¶€ÇεIK;iñ%¾‡v‰À}H -ßÓ¾<i��?ýå���ëºï]¦�¡Áïú!Ïõ�SÿQÁý�æßë»�û��þŦ=‚v��üýל�܉¹�½E?§Õ’í‘z¾»Ø�ÈØ @-×ÁíÊâÜft†[ú�ðТ7pƒô%/x�“Ï hè]�_3½GDÛ”¼—A7| ?²ý
Ú%9_‘œ›ÔBËÞ�^#Ü�Â&ªäBÞ‡îKhÙ�ñ>>ð»�¾†ïbAŸ`m2^-��>ó¾Ï‡ßeÃÃ<h^ÏáG'€>¼ÐÖ à§ïç�{ˆ;�xd�ž'Ì['`ÞƤ…ŸØ�O*fÄî{jó±ƒFì âk�»�Ñ¢ðúQ·�¿À�ì��Þ
5“ÿ„h�- ò§7�j�^z“Þ„Œªµ7-Ve,×àæI…S€zaÕ¦¦ßNå&B^r·(‰ÃîK¼�æ·©†µ-
â=W=—¡1×ó�ùÙu჆þÈ£-�Æ�?P‡3ðÂevß¹M-4Ï7h7
�T2:ÚC8•ÈòÜ€ö�áôJ ©üqÑFãÝALÙ�þÆ4Šð3þÉß·Ð�ßà#|Á�}€Né�>ýjóú@CŸsÙ»)ÌÅïÆ�w\Ì�&2yÇ—— �™W‰·™�?+Zúlm¹K�åÄäÝ0Y͸šàÒwHéM×+IþÆ”Vož�¢¨Ok-��'|·!iW«u��÷±×�høÑý‰œ,-4x�Ç�È�ïsÙ�ÌÏ·K¸f±xJ4δÃòõ]�sÍk u…Ñ]�žaì¶Ê›ŒCª+dåQµd¨Óø
ŠsÑNGbÉ;�ª¿�•5QìÛ&NÖ‘˜Ûf³�|Ql+~í�dý€ßÜ×à³þö˜åyÜÇ}â÷˜àoø !��2�� ø<÷78Ö
ù>ó¨‹��.�™.ƒuYg]�èârÖª�¼¥Öv=¡Q¿\—‚úÄþVuˆï{–é~Ü©ï,ÕBËÆþs½R¸f±�P4û&jk°»kz�!Žsñ
䉴�ïI"ËÙÄ»,"iÏ-ÜUo�sÈÞzÌ.ø�Ý�¬�nW6–î[xûrüŒÝ‡î7ü��³2Öåæ! ú«�Ìs=�GlX�?�—Ë�øñ†%ü��?�Ä×Ì�#¢E!Ú‡�È;%¸1‘É;Ê|l !�_4“yŸh£ò6÷$÷köY�“~J»p^+Ûo�Eq-b�zøù˜µ�<>q¿¹OÖ's�ã�Ç/ÏŒña>�‘SÈÁŸÊ–�ué÷¼{�çà+…»Ns›ÙùEÑì
NõàŽCe±*Ã;Žô� w"òŽÓÁì&G«ò�ß5�›T(çB&}Þåú;�Æd8cIªoÐÚø�{±Ïý‚ŸðÃË�ž{Ä <¼ðÁŸ¥gçs/òzãþ„—ØàÓ>�ËZ¥¾Ë‚�Ùð¸.Èr=}�tp@
ºÁçtÆNw9ä%ðÇ]�¯OªÍÇ �ñ*ˆ¯Y¼FDÛ�ê%r�y÷ -Idò^//��2Ej*ó h¹Ø4µ�»–ª‡ÿ*¥ÉÅ9-Åž;™Ø‘-‡-�nçYôxJ4N<2Œwi�Otd”½é#£<§ÒûF«Yk÷x�wg÷�²—j;«ìäÖ3£qu�[‰¯çR_Ò��¡`µ Û'—<W¼e.<
>Ïe"�-ù�-p>§3&¿XÃéÙ|��Íå ��:‚[#Èæ54p쮈c-vBó>ko�°žó�Ô'ÿ>¨
q�V±å�g/Òå�Z6î½Â]#\³œ~L4î�Õø�JN¶AÝNvêÙŸç/î*·+&ùjKõáÍ
9Aü¨Y^‰�¿að;Uš+›�|îöà�ì��\"X+xEÒïKÆÐ�Í�øñ�×�ðø7;Ƈà‰�û��>ö�þv9ÄÎå{l�çs ³&cd2f¾Ë e}ä�� Ðe±éW›��4bC¼ö�Úþ}‚9u:Õžåï—£�ŠÎÏû÷Ë{ô÷
�þñw�#BD¡'B¶û �½Zç‘ïéo6õ·˜üí�ý“
Ÿ¸¯�¿�yóêÓ» ~õwõ7Ê�ó·�Ž�ÄÏß-À�Ž1¿ãwßmù¿=øßÿûå;
jýÇô·�§¤Wöo�VË.Àÿö`›úèšÿÛ�üÍÝ‚�7ë�çÉ÷׉Ö-à¼"‡üãñ&g®×¤§�ßWn�iÓ>ÐbÈñ=�mGÞd?ø˜Ï�…Œ~Áÿ(1/�žêP�˜æ21þ=�Fñÿ#@í‹]§Õyøù‹‚÷34ü¼J|Íü\�-U?·ª[«|ÔJ
•p— ÓÿWàÏ_’ýÿ I-ŽŸ_-Í—©�ï«ËÔ’O*)þ)Òñ<���ã�ò§[�±¹G-�ïÐ
b±.ü@?ýsü&ïiGgú)6Ûóõ„;N~¢k;^K7í�‰�l‘^Ää�j „èÓ¾í�ówî_Ôß.E’w¹þ®ì¤þv‰:I?Rü‰§õwu�S'³xê$<1N|ì߃kòuò—ÿ7Zß�ã\�“^Ù:yBcÀëä£ê£k¾Nfcžï{LºeëwþÅdzøW“ÇG[‹ ºæc‚¿}-þ<ý|<]&ø��ö<[Ëñg[k�ø 7;�[‘1¦ù�÷à‹´øÛÔ^›Ô�?3¡]•àöˆ7ûa¿ñ��òJ�wÃ��Ø�þ.álv»
ó1�FL�³G áÂÇ÷Ј0‘à"�×Itøšö…š…Ï
÷i�H�ß©ö¶d=×�Ú®�·G²ÏV»Tþb›6Ê‘ïJd^ݱX&4dâ§f2? �ïÔí�“·–uÝÜí›(nñ¼=ð÷�¼}HßG@Íÿ¦¼Ý�WH¦–�ãݯ�}/HZÆ+�p<¼½�à ¸�μu‚>�ËC†Ëd-9r‘àR�cú�wn÷ÿ5�æÿ7¨Íû-Z«þgmÖAoåÃñlŸ5{�þy�:½Éà3z(ð±ŸGÙ1l>N¦Ä6ôjPHÀéŒ?�‘Çÿ')?†'ËÏØõSjÄ¿ÛïtÆŸÊÈû¤äåÇðdù�»<î�€Óé?’‘÷ ÉË�óüŒ]-ù�¸<úŸÌÈû¸äåÇy~Æ.Oá�ÿ~Éå1þDFÞÃ’—Óågìò:Õ�œNÿã�y“¼ü8ÏÏØåQ?�—Gÿጼ¿”¼ü8ÏÏØåQ7�—Gÿc�y�!yùqžŸ1õn•€O¯€>~m+tÇþ| I�÷–�‡ÚF‹Ð6�VÇÏèÏk�“ÃcqS(��F�Õê�3üêÐM Ö)Ø8–½I‰Š�o‹…B"ïÇÉ�í�©ÌÝl`Giº|¨Zf¸äÇä��yiK,ù[æP”SÂÖžW‡ÿÖ*p«-Ê’HÑ -/ŽqTZ¼Ûߎ�ðÀyYáÌ�Zô3)·ê�¡F)·�œòDN~gKò×JþóÅåí^1Vž™¨EÃ�wGûfgJ�q5~Ìîbbwc‹¾ÄukÏ%m[ F3«¯ººSYm�_ÒvcNãŽ�¡±E^‘jQã¶DãÆ��ûc��…Kôj$�ÓöÁíÑÐÐPÔ�–)ߙա�fÁ¡°7gAg<3�×ýá7�âu‹¤ŒÄëÜÞ£wIé:ƒ{·�î��ŽöïÝ¿7�Û9<68|Kt`ðÀà¨�Û�‡Æöï‰ö
îQ�xw´LgC·þ-K´Z¦3 hK°Nk�yàëŠ{ЗiU·†Yf—a–Å�ZÆ]�ëù‘ð�íËTÏ}ƒ»�
ŽECÃ7ß6¼sth�ù&�ïtÄÒz$¿[+vè§yê#a>ç©®dÇyæ-Äq`°Z.Mkíf˼öX§M…´µL~.Éä�y-æEG"¯µ–�›-�y´©Ð–Xü¥ÜN�”gÌ�_Òo9e÷ðæÄçY[ÜFŸñö†�z'×tuËâ/…wÉÿiÔFª³‡ËÓQDLÈÑv-™júPƒô�ŠšKùdƒ”Ò±R-T‰"öpg,‰�æ:~-AÊvIY¥�níùRøf¼&ñ¤ò•ÊõùiÉÀsÌO%<× a¯r¼7‘Ð.¿¦Ö”JÓóh�Î\™Ë®”Òß@A«¾DæÅIî$ZU¦¤SWƒÔ×4Ìݧ�ºE7�l§'s§Ž•êší~IW�sƒ„!Ùpa²zIç[jQe|¶2Q+—ºb�ð-µÐ"¸©°8'Ïur,5G�²¢ñ·áw¥�Ï�¶süŒ!sÑ'Ûzd�¿ÁŠHvÂyî=pZY˜Íô+5Ódž
ïk œ{�œÖoødeEòP^_-ß�[z:¼_ORà,J£�GKÕÒd4Z®�™R¼¶OTÇËÕråX):°}o´}ß�»£]:²GÈLì$#øÇŽéVkûÇ¢�¾-®xVy©¬nß�œÏ,–©Ï�OÌM:%�b-CáQ=S¤Z�”ÆKQ½49_‰®¼öÚ-Ò��¨¬œD¦�zÙ?[=�V4¬¾I¼Q"½¿ðÒŒtíæÚ„Ž÷#òÇÔ�ò¸uQÅM-všt—|t‘ä+�É•ÂË2’‡jÓ% ŽfJµcr;
Ÿ™¯M—gb½‹’Ï�¬´,^‘¾[d§��rÒëf(äoP–Áøt<Öá¢Âûõ}wê»!ßVÑTYª�š¨–*GKSQ¥TžÚ��OÌ”cüÜüt)uÃ|¥>?�IŠûÔö"™K´ñ�=2‚>Yb�´µš�†“4Kµ¹ø-šE
‹M–I±�ˆ=—Çö\-{VŠ‡�•sfbº4¥ ,oV¢�Ù\‘,“L~á1ÖöŸhhZZô®.¼Ð°‡È‹Û’•B�‘¯4|¬´9Ú1[©ÏN²?¦&î.�-"œ�3‡t
T£{ã�-SêDçY$±ÁrÅ}gz ��c�ëÆ
›�ÆøáÎö± �ðG=ÖrŸü±+£em"Ž‰�U秴E⬋*³3³Õ¨^>RŠb�ë�Õ�é_)MËq��êI•��Kµ¹‰©ˆøz¤ÐÒ²ŸÜ—æOFxÒ#‡îŒ9½ÐÚ=N
Y‹-Fu»‘mRÁ›dæšåY{�ÄöVdï�šÁ‡ø×fuDL/Ø$cÆçåÿñr4^’�ˆT]é-�ÍÍkPŽJÕzYæŽ+ÏëÉ*è`Yì:›¾hn:ñÓNæTWì5;}®GÐæ˜L¬Ã欕ÄpMbÍ“�»·˜5Òq£6f¥�™
Ë�Ö¤‡Õiäß�‹|¦ªÔæÇUÔg´‡eªŠeUöWŽLLÏ—ªl�ËÓC¥I�µ‰C¥#V jb´
ÄnÛ%¦¿Y�µíºg¡�=~vÄÕ�Ý<�,oÜ^kÍ�f�ûØV`„
ó!ëXô‘îö-�}õg²÷¦�ç;_&�L�rwi!â‰uÊïñÒœ*ìÜl}¢R�×�æŹ�¨\+EÒ×ãd�2Ë-�ÑÇ"´!�¬"[¼Ûä�³�ªqôÄ=÷�ç_j‡Ñ˜ Öf¦±œ‹mû¼lÛ‘±MÙIQáP&!&çkó5R™P©HOË2U»Úd¥t8ºüÈìô¬N«Ê�‰u�ÕIe¼îMœ(¶ªijöš§Í�Ç›�àl�Zîú¹šra¡Å/Ý-xÊ¥ykq„â1�‰í<%;³OxJˉjY¥*NÉÍÑîÙÊxYÁb�Œ—ëÚÌÊàqå®Ì=4�ÿÐų�ý,ÿ,³Œn>榈Ž´ü´Ø¤�Ò3» wĿϱµçTá÷ +b�-Ǫ3ó•·ÌOãúi�r¤d•Ðf"�oXöúêþ$|ªð“E÷�÷†Õ²çä�l-K–ˆæâÍ:«�øMC£�Ñ,\�º:_+M–Ø´w—jõ’.�óª�Ñöý{‡7—,OM3‹£EŠXš†Ü!ˆŒÅÎcd;™y†Éæ‚íjÛ�dµI4/òtÜ#ð›ýs…g�ìÍÞ‰y
ÝÚsqñQ=�ã�óîhzÍŠ=‰�m�ËQ÷äÅÅÿ\tFß‘H|^¿Ù�Jô�Ö¸|4¥�¯�—ï�ŸçUÌv�í�ó.ù—-Ý×��Oíråpé.�XŠì¤”¾KÕ[�L¥y¾-��?¢3l¢z´Ä¡VŽ¦f•”Ú�5®ç›£ÌeØsÞ½èzÙ-1,ú�˜-n½Q-:™÷-K¬ß�×.2�,Öó6ÃN€´J�¯yÏí}C�§ý²÷•±�,òº¶oõ}=^žã.\-)Åg§'&£íªnSÑíº›Të³��ûi�ó�@“ÔÇôk·^gü�ˆ>•ƒ›)Ù¸¿xo._;âßÎ…ò�z›šfÕè¬�UºX}½»4UŸ�ôÀ-Yå kñ„U#×ÔöŠkD›æÀx�Ò‰�ŸÈñÉ=-<¨•´’-Ê&¦T�ë*ý:عOÜ"�þKÇæǹâW�üÈ�ùÂħ�žè�m#ó rÐ/=#jñ¬÷Ê/;…åÃ�o\/Xªž,ºÇ•jóSØ
ÒÇF¡ÎÅûŸ@zAˆSn#·�ßã¬��øGµ7�d=ãö
\c£s¼þœ|’½™«�--
óΓÔÓñ�19lµÇ<ÂJ®‹yŒ1v�Ýž’�g+#ރ˽HÄ-
n·˜%œ•Üg´÷U3«³Gª¥™¨Èjžù¾²áð�Å�±Ñ,¯ÐÏvDšIŒÍ—†KýjÖ˜��Ælè�TÎŽ4 ~=¶ö!Y{�8ÜÚ)6º^hŽìÜ=4º9º}!ÙƵfÈŠ8�’k/�ÃŽNV°ýèOŠ¶C©ImÊ�èèÆÈu¶8�g°¾—¬o¶wê
�7öøî6n‹ýCÅO4Ä>_óŸ/.úö jíÛ�¬áÍK¾µ÷�›’UiÏöÞgGìãï�-£�?m²º(¹�?�ïÒD‹¯ÄïÊ–R¢Õ�ñ o§ºÔ¾��'"%�OuÅß�n[–þ¶PA•íÎ-¯Ô5ÏüJ�à/vì�LÖŸF÷oW¾«�ŽÆwLþ–ú?�¦Ï ^�…Ö¿mð�ÓÖÞRÿäEÊã��™Òj›®zt¾Î�†K³½Á‹O�Ý�’×w‘U�öp1Þçìr¯�|SȘ�d �
kólÌsU39gË°fsìÍâ¿iw/ýfq±�¶£~XüÆ»N¤�[�ÿ°øGú�œõüö¤z
V ÈzÞ¼ò��ç„¿Å廵ÍùnmÛ—èW�i/¥¦½”šöRjÚK©iϨ«ŠÔ�ÓôÖ¶´ç|Å��–æ{c¢i1¤=â·ôç�����ÿÿ��PK����������!"óÊlÚ}µ�Yäë�Ú�D€WÔ±;3ÖÚn«íLvøzÊvL&¡�EÌËØuúTW×-]þö»OM½z6®¯l»õü7Ä[™¶°eÕ>n½ß�Ë-�oÕ�º-um[³õ^Lï}÷öË/¾=mz3
ûaq0—�V¿ý{CZ¾ç[�g'½•ªá†£7Z4�6x/¥¦½”šöRjÚK©iϨ«Š�yÒ5H{ÎWXÐ
�Z"(ÄF���‰�������word/settings.xmlœXÛŽãD�}Gâ-
°¬_�Š¶ßØ-wtí¦/žL£û‡¦*œííax(l³±‡CU˜ó?ïÌp[ïi�ºÍz}&½±�iAÛÁºF�ý�ë-×33µÅ±1í°¦„ȵ3µ-Ààþ©êúE[ó�µÁVO‹’çÿ:ÄsS/ëN>ù¯•ç㞬+ÿaÜcÞHèœ-L߃g›z>n£«vQÓ×÷è™ýù¾Ú;í^^)y aûËÚfuÚtÆ�àPˆ9!Þz�`c{Ø�zž¿,®ú®Ö/—…é…�A>¾,
0�?:Ý4�"TÔF·ó‚Ò�ô±-~ÓûÝ`;Xô¬Á�EÏüÒé�XýÎUå÷ÖU�ÙvÐõ®Ó��—
:ï]<i§‹Á¸³Â�´;[/«Jû“��Ût
\73zýl~qæ¹2§_ªb8:3�ò`íÐÚ� ñÌË�è©Ê-÷àÏÜ�ñdóú²z暶¼(:¿Üè¹–.j®ˆP��-&Ó �Ë~´j|ø�ì\NG�“D�él܈^�BT�žÍ¾AB™�9ʉü<Ƶ¥ÜÏ�ÊI¥Ÿœƒw³ON"’`�H-Pœ�xÍñ}-‘�åP?J8Š�–&�Š(žå�E�Á3‰"‰Ï$n[Ê™B}@�Ë$j��©ÆØ>4öó�µ€¦ŠqÔ�Œ�¦ÐÈ�HŒÚÆ�‘�ç0N�Ž��'h-|>ߘä<Æ-V,”ø>��LbÞa�Í|4r,R<B³ŠåTøhä8¡�·�"*4>œSÂ"Ì6ÎULÑ|ã‚e�Α”f¸m�¯�zR-*?Ä‘ˆ�Kw½®ž²�G„Oü��‚€ªç¨Õ"�4EóZDà74Ú’ú E3Q2�§¨ßd¨¤B�Åy¢Ð}”�$�±ø(I²�çH%�4w”R�Aã£�J$Î�žˆw±€ù’£‘ �'�Ú-ƒ�æ
-#
çD~ªÐN-¤"ÊP�9¥�õA(8��ù-”P&8¢X’£Þ �gxÍ…� $ZÛ!ôÞÏpB–PÔ×aÈE„fU�Ó8D{U�+�àœDˆ�GR’縶œ�
õAÄá7 ÍÞH�<@++�,Àk;�2ãh†D¡ˆñ_Ú(æ>Þ¯£œ¥ µ:&$Ç;�¸-¢häâ”Ð Ær'ÎTJñ}rð(šU á�Gµ%D��ÍëDÂ=çH–f ³- �[®—×Ý2‰�IpN"¡-bÚàºC�zžT�‰ß6Ò€F1®-æyŽZ�Bß Ð¬JS?ähŽ¦™
$ŠdŒB.bçÉbæ'hÍe©âx�²œrü-’�’âUŸsáãUŸG4MÐ*Éc�οÁpÉ-C�·àf3ÎeãM{~Êá¿jæ‘#ÑÍÞUzõaœÜàêÜlöîc\µ ¾70Aš×Èî¸_À‡‡�è�]×9
� �CÛŒ”0›¤æ0)®?h÷xÑ<�l³q¨�æ£ÿÑ6
WƽsöØÍZONw?´%ˆ—�}>7€fSµÃûªYäýq¿[X-
p¯ c[þüìF…닃N›�fn3zè½¾ÌZUùðCêÁ¤°¯Êjëi÷°;{¿¨Ýn�ÓÍ�Ýuót¶�ô·^]=>�þ�Øô¢‹ñ °úü0.˜aÕùá"c‹Œ]d|‘ñ‹L,2q‘ÉE&GÙÓ
H�à-Ôîãô²�¤gŒN�¼
°uÕ~„qxy�å�[×ödÊï�áÖû—ht|¾xÒ��0�#-ä›��ç�·_=oÌ'˜ŽMY�ð�¤«ÊF��‡å¹ËžWÃ�k�ÃÕÚQÓ¸¸»’®J=h �[Û�;Öæz‡Iº�GÐ?6¿� }l5À�`þ¶mkŠÁ:�`g
[ï«??�øû³÷É<Œ€Â×TˆÙ�T1Ý�n¨�Ò{¨S#»¡BDï¡N7Ÿ�*�þ
ªœjï† ùq�uñûk7A�ÝC�®�7»ª»¨búm½¡Âç´;v�Ó�â�¸c¦LÉa-ÇV2è}m®2k�¡�áƒIkNc†-l�ií��æ*×áý_¥sÚ”¦¨ �î^šýå›Ì×s�ÕU?ìL�Ÿo ‰¡B§�FßL-ìò�ñíß���ÿÿ��PK�����à���U�����(�customXml/itemProps1.xml ¢$�( ���������������������������������œ�ÁjÃ
tvÖ+�bû��BwAÆM_�����!�®û‘
0
†ïƒ½ƒÑݵ�êl-q ��èul°«ë8‰!¶ƒí”Ž±wŸÃNÝq'ñIHß�ªãÍNèªC4ÞqØn( í”ïŒ�8¼¿µø�PLÒuròNsp-ŽõãCÕÅC'“ŒÉ�}NÚ¢Ü0¹ž�‡¯¶(hCY‰�&Nx·�)ðþĶX0ÖŠæi'¨(¿�eµËg"‡1¥ù@HT£¶2nü¬]-ö>X™2†�ø¾7J ¯�«]"�¥%QKÖÛ�;A½æùÝ~Õ}¼Ç5Ú�Ì�-�s™Œ‚œÇO uEþ¨V¾{Eý���ÿÿ��PK����������!�ðà6r€ ��±G������word/styles.xmlÄ\ÛnÛ8�}_`ÿAÐ{7¾¤vZÔ-Ò¤Ù�èÝ)ö™–éX¨,z%¹iúõ;�J4-™ÖL¤bû�K"çpng(—ã�¯~n’à‡ÌòX¥³pø×
d�©eœÞÍÂo·7O. /Dº�‰Jå,|�yøêåŸ�¼¸�ž��‰Ì���æϳY¸.Šíó³³<ZË�ÈÿR[™Â³•Ê6¢€ËìîL-Vq$¯U´ÛÈ´8����oó°”vO‘v¯²å6S‘ÌsXí&1ò6"N×°¼¥Š®åJì’"×—Ù笼,¯ðÏ�J‹<¸�.ò(Žgá•HâE�‡pGŠ¼¸Ìcqps}™æ‡Ã¢|�ÞÆ�°ÃGy|U�‘†gZt"Ò;�óC$³P¦O¾Í�…Ú[‹x �Eöd~©'žáJ«¿ÎŠ·výfTM=0"˜tn\�ÊËÕ{�}—Ëy��f!¸�o~{÷9‹U���³ðÙ³òæ\nâ·ñr)u�T�Óu¼”ÿ¬eú-—Ëýý/7èÏRb¤vi1 G“)š<É—o~Fr«ý x©Ø�ôG=!Ñbs���´‹÷«17j¨xóß
“³L&¢�ð|
rXZö�ÊZ �³�®ÿ$�j½ë
4Ò�¹ \ÖZÇÝEœw�ñ´»ˆIw�Óî"€©ºzÄĆ�•t§�*2ÁçÆÄøÙ‰�Õ3�QÔ:£�4-3�1Ò:£��-3��Ð:£áðÖ��ÿH qÕ£hŒÖ %öm\$RÏ?I@ÃŽTW�…à³ÈÄ]&¶ë@W±ú²O‘å|·(hKE:}<Y΋L¥w-��™4x4'¿Ùl×"�aûÐbúQGÓߊE"ƒ¿³xÙ
¶Îh¸óäŒ
õÔ�_C'³98VÂ>'"’k•,e�ÜÊŸÆ£Œù-U0ߊ�ª`ëâ:ºõ}|·.‚ù�Kn+ØÄct¿%Œü÷qŽ68™L��*mÂI>œxâÒ/üƒ\Æ»Me�Ândbøœáæ��.ñ´‰Îµ‹šIܪ…v�E�S.ø* |ÂúMqáË×>¦¬ß”¢GÊ'¬ß�®GÊÇø8í_6Ó\‹ì{@J¯);w¯T¢²Õ.©r •-¦ì
¶�4�ØIlå“HbÊÎà�ú
.£�ÞÜ(qÊöÅžG�(lw��L6º.l§ÔhoÈЈí �Öˆ�Õ�k�@lÒý*�Äú[-n1@–¶{ÍÖt-{,�%ˆ´‡þ²SEû-zäá<*Ê»�¾.Ée@C�{2�ŠVÆ“©w
w+|
n���Ô-�2€<ñáßóØšH�é^��XlZ¶U
ÃŽÌÌS63[ ^ è©n�ö_žìõÇB³n�PØ
jÖM� Û;µZfë&�«·ºIÀòT�¿�\Nå(Å®›.�Ý �ò&�u'ïv�þÈ›€Åæ�Ë©.y�€p�çUß�¹äM�b‡p"¡†e©Ž€Õ�y�€ú!o�P?äM�ꇼ @ý�7�¨;y·ƒôGÞ�,67XNuÉ›�Ħ� ä’7��‡p¸á(ycÖÿvò& °�Ô$o� Û;5Bµ›T��ÛA5,KÞ�,� †�
4ꇼ @ý�7�¨-sƒa»ò;£ªî¡”Ó/·=�7�…í &y�PØÞñ‘7�
�,§ºäM�bÓƒ�rÉ›�Ä憣ä�ÉøÛÉ›€ÂvP“¼ (lïÔ�Õò��‹í �–ƒ›£T?äMШò&�õCÞ� ~È›�Ô�¼ÛAú#o��›
%o��ÆKgò&�á�Ç�q4ꇼ �õCÞ� ~È›�Ô�¼ÛAú#o��›�,§ºäM�bÓƒ�rÉ›�Ä憣ä�9òÛÉ›€ÂvP“¼ (lïÔ�Õ’7�‹í �–¥:�V?äM�ÂÀìLÞ� �ò� Ì"Ž›ú!o‚Fý�7�¨;y·ƒôGÞ�,67XNuÉ›�Ħ� ä’7�ˆÍ�úœ-œ�%O�z‚€zÎ :Õ@��yœD�,�ü*W2ƒ¶!Ù~:¤#`¥!�Ñ�-T�_+õ= �ì-{�„
�/’Xá‘î�<¥ã4"Œ§': n?]�oM�Lc-†ÔáÉ�è1rÛ…t·�örÁ:‹‡-´ìl«“åZ�´�é&ª²���¾ƒ† ²-GOÖ}>0�[�ÊÛøÿ¶%*~†�³e5f0¸¼�_ÃA�|��M¸�st�ƈU!¡�
ºÃ4|�붳Ñ�óS_|Ý%pCì ¥çƒ.¥�hðB9¿*�8UŽ�ù¯+Ýâ…Ë3÷œ&+Ô§i�h�&ˆ`�',PžÃ·G£ð�~Ý-žÃú¸°}§Hµ¼òÐþ~kgÆ���'ÖŒ�ØOº.À!ÆrÍ�BϘ±©må:¾B{Ø �‹Ä8�>¼Ku�@ƒz×ÄÛò§0báù•L’��]Y¨-�h"W…y:�`‘®‰Z¨¢P�ÿü
5J{Ö]è�ê
Ï°ãJŽ €�q�c.µ�ðÉcût·YȬ<~ïÍ�]ÜÂz”ÀÑ}¼oŒiÓ-V�QKµº�m��msXcÚðm, Ëðþ1®m! �ð“nîkd{3Xà( NòóÀx2˜^\›Qe�Ç�Ú»³p ý�(!‚��èˆØ‰¤ìp€» ,Ná*}£T‘Â�Cl±¨;bU>
4œÁ>¡2ÐÑ÷Ê�®Ø+`�3¹i�ª/¡�ô€2ß\OÏáÔ#šÃG™.ažÛ :a–Ö> L¼�6FzõÛú€0£]
¹7×ͨõ²Ñ0SÝ�Õ�l� ö–¬¹á(ù¢q|Na:Äoýf¡éËn61+#ì·9u3-ª@ÍìÞ µ'›é÷Dfi�h(/.“øÎ�E¾ÛB�y”Å[̪öx:NX¯E’(•-MÝò™i�:f wkâ�‰#tný™çbz>¸(#¤×ÄÍjÍë·b�í ½ñ‡}jݨº!-ns�ÁH¢äÀáW<ˆqÈ—ÓÉôéÅ•A/ƒ-¶¦øC
çºø—mêû�Ø¥n-£er»I�NL^¸9oîµûˆšóu�×cÙõ\׌w°:%¼ëµ2¨ÿw{Ï
𷪙ºñÅl±· ~Gá|Rå‰3�÷i:¨qÈ3Ø1h©�œF-|hÙ�P£ÔѾnKó¨kh�)mQé·c³îôõ‚cëÎ[xýË476ÂiÿäXDù«±ŸGÛcèüüjzaìUê-éæ²*z�ðïæF‡F�¿8"ñ[�øÝ�«�.tW�Ö¿��¯F&vP�„
*®½�´¤æû¯5Ž.ÊG�MWbf¢�I”Dk{�¬ï�¯'ÃAµí¦çÝÓáؘٟwƒ�� ›w`²ú »ÝpÂëzÛîÓo{jº:6¬§«yÔ5]�”¶t-9è0{]otÊÞÊ\ùËÿ���ÿÿ��PK����������!�è¦�DÓ���%Y������word/numbering.xmlì][oã6�}_`ÿÃÀÀ�݇NDŠÔeдÐ�è¢-ŠÅì�ð$ž‰±¾Áv’οßO�»¡(Q$e&L†}èÌÄ–#ZGÔáùÎwøÓ/�-Wï-�ûÃr»¹ž¡�ÞìÝbs³½]n¾^Ïþû©ü1š½;�ç›Ûùj»Y\Ͼ-
³_~þç?~zü¸¹_�^ìá�ïà36‡��ðòÝñ¸ûxuu¸¹[¬ç‡�ÛÝb�/~Ùî×ó#üsÿõj=ßÿï~÷ãÍv½›—Ÿ—«åñÛ�ö¼`Ö~Ìözv¿ß|l?âÇõòf¿=l¿�«C>n¿|YÞ,Ú?NGìe~osd¾½¹_/6Çú7^í�+8‡íæp·Ü�NŸ¶Öý4�âÝéC-DƒxX¯Nï{ÜÉü¶Ûýü�¾çõª9íÇíþv·ßÞ,
�øiÞ¼xþDä‰~wû�V-q>Bæ�Øßy:“õ|¹9�L��Îõ?_¼�pñ®šß}U}Ôß��ïâg�Óüóḟß�ÿ¸_¿cþõëíõÌ«ß²9,oᵇù ~âÑ‚�~2»ª
^߯ŽËß��‹Õ§o»Åé=wß>ï—·¿W¯-ª×š÷-×»Õé�´ÌŠ<�ÚOY=T/,á�ê7Â_�»Õ�üûãépÔ|"Ü�åúü
•x±ç!ZŸ�Ü
�ÃûÝn±ÿmq<.öÍËðyŸ���_��>œ�þï›ÓG-�_ŽÍ�w�î«!-7ÕX«_ÏB\ŸÎÝ|óµ¾-
ýÀ«Þ{õø±}ó¾9f_n7Ç��v·ÜÀa·‹/s�|ûÖú=p�œNõùO�‹¸ÁÆõOà>�Û£º-‘äàWÛGñà±òà�!ÂÑ÷ sCJ§
é?Ûõ|s¾lÌåôûF´_~½�¾ž�Á�¬.Óé‚¢ˆ¹ ýCò»CòJÍ!Ý.n–ëy{?táIúÆ#„'ŽàôŸ
§ƒÏþá�îp�1ÐQå!Á�4†D¹!™�]Ð7"1èˆß™E¤@�Oev-4�º°o<BÐQ˜–ÕA�v‡c
t‘ú�Âδ u�?c¯�2�º¸oDbÐ�¤35
€
¦ˆ'�`”�4�#†�ÐÈÇ´ÄÍ�-Ë�‚¤$I”Šù�%©� -ÕiŽó�ád‹þu~¨Hr�‹qÿøñ-“�?Ö¹E¬&�$�»EXÊf-� DçÉi5��PçÉ)5/[M�‚¨3‹
ÌË,è¬%�!Õ™�¬&��îL R ³š
À*š¥l� S$�¸~�3d ò�Ÿã‰d -“�g(;?¡�gqâ�°Ž,§is
ãdÀ€8€<1P.K�0�)ÄØBMC�ˆ:˜’ºM�BP�É�gÖQ�hçq3p›°s3C�ª!™Y¨©«�c„UB�0 :�u@‹…2„À(ètÔ�-�Ê��s ÓP�´X(C�Ì‚N]�Ðc¡
!0 :�u@’…*��Ÿ'�EY†�-EÖ Õ�ø„(+Å„ ̱�dÀ®åÔ�QÁ\½Zà��º.è�ASVë-h �,G� Ò¦'K9B :G��tŽ�´~�Ñr�á��B(�=�"!ð�&IŒ‰P!@Ä�²<mÎa\!�N¶ê傱êùÛV�¸Bû�P�ºÅöW®
h�Ú™r�Ù…šº:À�Ú¥@g5�àŠíR ³W�Ð*´Û-
t íR ³Z��×›‰rAãã{Z.@AF NÚµ�®w Î}�a"V�"B‹¨
eË�Ž
º(ÕK�Ž
´å+{K�Ž
4�FG�žQ�pd �Ý÷H��^�HS/Ä$�f$Ä1Mr�L)u{ÂS¯}MišÆ�ê%8�‹ìb¥�e3áó– ê6Š·å�¨‡ô¶¼�Õ�Þ�wÀ,èÔÕ� ” Œ‚îe¼�æ@÷"¥�³ {�ï€QÐÙã��{�A
�3SÍ„I‚²$N�!!h:�aò•ó
ˆÕ�¾f�aP-½ƒ��Œ‚N‡ t‹�å)EaÄs�,Ž�¾Õ„€ë�•��Õ„€ë�•��c�0�:uq@Ïtg5!àzA¥@g5!àúA�@§H�bŽ�`Œ"ŸFñ´jA†Â$O ±8P`R��YëÀ8!pÕ‚&�I2x� ÄÚQ¤n�« �îrœ�Ûäµ�‚‘h
G�ë2Tîacl�Fï��¡ë2¼ž1•�³Ó²��ÐÒ;�qÀ(èt¸€ë2„~m®%ÏتG�
P�O��¼ %Q�µí � Ò(ðKÙ.C�>Â�kýe-�fçf�jA×…/UP³š�pNü�ÛDÐXP]%kÄ�-
‰NC³,TC!Ðâ8V��ŽãH�ÎZBÀñ�©iÁnB •wa5!à8Î�è� �⃠1Lª@�Ú�!]3a�ø�Ê ±�ÀK!�1Kd[�Åå�u60’ËwYyÀ¬É[C-èŠë\gA§^`�têlÀu�´
R·=Ã�ŒvãêÔ
V†�TWÉŒ&¥.�è‰ë
�0 :õz��á'5Ó1lÀèL§Q/0ÔY€øXB�Ð<Œ²‰-�4OH‰s±>€KB’�²Œ_Ä<àœ„�C�ê•gZ�
5c—/œQì´�
�pÚ��t^+Œ�Ðé¸�¦§�ÙT,pÚ@Ë×�6`t¦Ó`�¦´�>—���ORìO«�ÄI�|w¤Z�de��àrÕ�e;áó2�³¬Y]-¸@µÀ(kÖÑ�¦3‚jHf–j.†ÈÅ�ý½{‹½ú€Ë%|�͆¦��LˆÃ�!�M¬�Ĉx™�Ä9D%JqæŲ݆®Zà¢�„{�¹jAG-0KA]µ��ŽË!‚-é\µ@�
1&Jiè�¦ª�|*!NbßóñD6P�~�à“�a ½ $ˆ€—»�¬�¼z7¡ÙÉÙé�09_ÀMèô�¿÷��½åÔ�Á�²�êûÈT™êe*�æ@§ápúÀw¬�ðÑ„>
¤�&V
�M Ó�GÂð��v;"�¤ˆKø�œ›P©·ÀE�ºhÂó�á-Y¨§Ø.ÚU\��8$
7¡s�N��s�ºǔ>Àg�úÐ;�«ö|š�À/Â�ÒŽÅAÅ
q’Ië�®Zàª�®Zð�´�íþÜÿ\ý º[E¤ŸÊoLô€YAʱ�W-h�Ò®Zð6ª�|0¡-¢8€}�§±�È-ÀE��BmÀÃ!Æ�5ŒäÙ÷0â„åN� ßi8?Ü,—׳OËõâðî�Åã»Æ¦
ù~‹ùá˜�–óëY6_-?ï—µm?�í zß~sà�
‘Î0¿ï‡çyô|ñ_ê…�.�¨óeö?º˜ÆE£�^�c"'k�4÷²Ocf��s®quc"× /u…�rQ_!c™sêäBÏ�ouŒ���$�:Ƙh
tê…�Îò&�:†\˜��ºÔÀ…�I�Éç4€ŽÂi䧴H’Pܸ˜Ñ2‰�ð+¸ÂÃD9N��¸Âƒ+<L��:�p…�Wx˜�:u6àb
êV…�Gl�Í�è`�Ÿ�>�e÷GD|Ò¡-
¤Ù�sè')
ýHhC¨£ŽV‹‡Åªá
Çõ®jÈy˜ƒeµÙØ�µ…‹§šè …�UTP9í¿‰w�—?F�[XÙ-1²7ÃТ]ŽQ�yf}åÓ�ëýì?ߦ=füû��›~xOÔÏv$ɪÿle7ô-CÃ�ï©ú�keQ6ö¢ñïw��?¼�”OX�g^DoT_ �é�ýxh�ZÉoWääP�¶án/ŽäJ÷2ÓC¯¥^¸ÓŒ¬� _´Ê2�ói|~†)Š²6j_7�¯ðÒ�ÒøÅ�s-ùEB‘¬£^4‰½GÊ7ØØWÊkäwË�Ô< õ¼�Q[O�¶ZÔæ�`©Y×nQ;",/–
Èn�_æ÷«cõȆoûÕŠÚZ1©V‹Úœ
��µ¢¶ž�lµ¨Í)ÀR ³ZÔ®¶�a�c� Se�Ír�*»·§e¨ŸçA�à‰Û÷�8ÃY”ˆÙ�@¯ˆ+µ^�c‰H¡:#�[ƒ½mF��bA%uŸXÍ�¸eÉÀ}òJ�Á�cí_eYÍ�8#‚�è¬f�z4ÔZF GC-f�z4ÔjFÀ™��f:UFÀ'ò�¯�qzJÖí×�DÂv�ä-ÁyoN¿Ü“ÿÒ:€�¶;-Ô‚„Òï]Øæ)àË�'�¤^õ HîGå$õs�y¬ÄòÞIê'6-úÈä#ë�A>Ei<Í�F��äe*v†¥I’Ä�l”+÷(�…�[DW_¤ü�ã�Ñ}î0s¶]u¯¸[D·WÈ-¢�mNÂ5†z}Ü-¢[Ð}—‹h>¶
RcRhg�؈–æeD‘ß»”��ÿ¸[Ý\Ï’(%q
¶t9F �¾���1 ñë©)Ev³�ÂÎ+^EÖu�3�B“@R7—-¦Á� 剩¤IéÏŒ¤n�tÎ+îÚÒ][úq¾?K�ÃaO�ݲ×q·_Š�8
…Ô`>²Ž��†Èº‰!¶�â貤�GÖ�4&%É\‘ýñã�|§êŒÀé�N�˜ÉD¾�uFàŠì-è\‘ýz6üø��N½�àŠì²Ýc˜�-#‘ïc�•Ó*�Q–f1¤ß5ŸÂö��õ�T�$‰=Ù^òW_10»\{�FP�ÉT¸FºÌ�lwVi�¸cñ~ý�Á���QйXû T
ÌÎt/Â�Œ‚NC#0e»ã£ë(JÊ°�[ö¦n»sýäŸ���W^ï]?y-зæ� ƒ�ÆèúÉe½dzBŽë'¿9u� Û�9�)E¹\?¹´�RÖ�£j~ãcÑ(ÎršÁ§-eas¶"Œ qæj
ÎòÄ—î'�õKY³ñ�/²”-‡ô¶–²ÎüÖi/�éŒN܆r·ë ëîÙjv¦{‘¥¬Ñ™Î¢¥,�F©ïÑ�OÜ“¥ �:Óc±�>÷K�fyÃJÆ ¾�6¿á�6��¾{7ß|]n¾^Ï:,öm›ß|Ÿ�G�ê¯`�bL?¹Q¹GCØ&^À
éu›ßH�±Ãéà³ÿ Ym~£ÔÓ��c…7 :�atL©»�’WV
;À�YD SÑq±9Î�ˇEU�¾€#XÝ
Ä:Ó�ÓO^_!cYýêl
:Ó‚Ô}Tã´ñhCC4\!djÝ£Á�"¿35
€NQ�¯z�º§ 34È|?§íʾ_ؾû�ÛŽÜþ
©kË�¸Ô¼� ¿HÅú@ó5Ã�p�à£�窺d÷éH éÛ&�h¤� ÿQc5�ຉ�n�–ß0{¨˜›—Õ�ðœ±_j�³š
À�4ÌýV“�.�^ tÖ’� eIÑ ©�Z°š
ÐP'OÄj2À�Á�€N•
ðqs�'$›�>‹‚,óÒ\�7—B#S�Dz}qãÅ�eBð¼qsfIó‹� Œ’f�y€«Z
Ü'¯„�ÈÖ�ÙáØÍ�´R�íf��Ü�WìU²—���Îf5#¸€�ÞèL§!��ò½ù|Ü\�QJr<±7. }B�lÚ�¡íì�PÓÏF…¡^êå�‘ÝBá~·[ìEµLu‰�ž�B:ü¶5�îñ)µ�µZ#à-¡¯œ�h=>-f�\-] tV3�Î:.�:k��ÞãÓnFÐÝ4@ tVk�ÜÆ�� SÕ�ø4½ Î�ØZmbo�õ‚„�§ÝZ�zãZÓ¼¬k×�#xÖ¢�Y—�†D0½h`Ôe£#� Ž:8p›°$•)�TC2SÌ}‘¢�YÐiø §��Œ:u�Á�Š�FA§#��9]J•�ða›0>5‰¾nFÀ)-RK�F"0;9k0�-Õƒ‘�ŒNÎ:Œ`zÑ �’��ªÁ�¦��Ì‚N��è©-ŒD`�t:Œ «z
‚NÃAp�¢�9Щ;�.P40 zAR&4LÚ6w]�A™��_Æb�A–e ÂØÅëºøœ“’Ä´�ê0�
ÌtªŒ€�Ô ‚B’O”�HL ø¯Ý w@" i�PLdãsÄ����‚ öÁ~Ÿ��(Œ„£� ÁUëV|¬.�`ê±C�¸G�ú€M¦B-cv8êlÀ¬oE‡���!1lÀh5W‹�tf�)ÐY[0 ¾Î´`wÁ�u¦�©ûˆa�FA§Å�:SÃ�èT �”È�c�b�A€K�gT�¦�E �€Ý�ê7�[{]Ö>`–1«W ô2Í�6`”1kh�\qzà-�°�jHf–iêÕ�®0-5‹Y-�èÓ�6`�t�l@ÖÛÅ‚Ža�æ@§®�p…i)Ð1l ¾B=�’ðÔ� [-�s�¤4�k�!T ò��ùåú��Ø�ž·ÅÀì}¢Î�ài …a
Ù�¦
-5éÓhŸ�5Ž«k�nG{Ùh]Ÿ�Ò
ÉJëR·¾ÕŒ€óH¾nF0ÆXû��«��-�µš�èÑPk��-�µš�èÑPF0JCµô�NkèÀL§ª�ðHpH˶]P—�$�a�¦…X€@þ,/ ´HŽ�ŒrG��ù¼Ž-£óL|Û��c�ç ß*
¦Þ ²1¹Ú¢�8FÐ^!Ç�Üö¼p�>Ì! ñ½ºFà��´FÀ'�†1J0¥T”Y\ó„�4"�¶Ï¸â\Ø~¯�Á…í»°ýÊ �³|³û‚ì²@h"RWÈ9M©³$è�a\ØþK‡íÃú¸ZF>�ÓãÜ ½¸ís«rã�]Š?¯<--ãY�@°C²Fyš›8�$�¶RØ4³©�@ˆ,õbô”…¦úÉ�ÂGLjÖi%”š¶›e¥æ��ðÑ(4O‘•Õ� „�úCsŠˆ¬~ò£ðyÞ�¢æ��ð±G &|*]˜ÅI˜äD´���¨Í��ÛåY›dó”÷=É q�çòÁÔ£7…Æ#ÙuœŸ6‚³T-¾@L-Y›‚ƃÜuœŸÖ¿Ï�:�‡=LËL�¦�Õ²ºbì:ΟèÛû5 �þÿëíéñ3ÿ|8¶ïøõ�^¬ux߯(�è!ðÖzéýô¸¦)¼÷8ToÛ:p\#�ö-��æÿ¯i„ï=
ï_ÊŠ-\4OH‰óÞP]¹%«�›��ñæ—
Ð:|\Ó.×{�
�Ç5êTïq~,8®�Šz�C¢ãšB}ÿq¢óläüþã�§‰�5¥÷8¿�D�®\Ü ½�Bk÷ð…@�Ĉ�ˆDˆ©k�Cg*€
ì1"8S�f„_��3Âß'ÀŒ_Óð¡� @#Â��qø� oz�jDCÄ"Ôˆ¦‹6|¢�n°v�¾ˆX��ðÉ
�ÀF„o,@�hbÃ�ÔÀk‚��À�‰`�à¾ü"Ü@ Óà�°×Éð©¶�¡ô^E˜��� p��ƒà@ÁlƒE_
<ô�Ç(šmàF�<Nx¢�Ø�ÏS��˜Ü�ߌ�6"¼ù�Øø¢[�ž—ƒ_��C�°ñ™Sm¦äÏ‹=lu÷óÿ����ÿÿ��PK����������!�t?9zÂ���(���-���customXml/_rels/item1.xml.rels ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������„ÏÁŠ�1
}§-äß��ÑtÓª�½�Bêîð—
�à»à;”Ü�Îx�‘éxY�¼‰¸àµt23ÅiSš(úö�O+,ì1 ùþ¤Ý?¬î˜ÙS4ÐT5(ŒŽz-G�?çïÕ��‹�½�)¢�'2ì»å¢=ál¥,ñä�«¢D60‰¤�Öì&
–+J�Ëd �¬”2�:Ywµ#êu]otþm@÷aªCo ú�Ôù™Jòÿ6�ƒºkõÇ�Ý ��ÿÿ��PK9�-S��‘�HÆjÖ½B{�Þ«è�:$e#ˆâÚBÑŠ°aÿ�ŽF矻û/¼
wøEî�0Ê�ÚÝX(\Â|Ì”¸È6�(�¼`x·šªÜ
����������!�§í›�!���<�������word/fontTable.xml¼”KnÛ0�†÷�z��ûFÔ#~!r`+ö2‹Â
Ti&E†¢�Œ�* ¹cbŸ¡§ÍúÓ��Ú�±#µ�4C/T£ûùÇ�wí¬”Âè�ö =S�ªŒifa¨‹Šr¢odC�Ü+¥âÄÀ_µ�eY²‚>Èâ™SaÂ�ãQ¨hM
<[W¬Ñ¨ËÖ^“-•j×(YP-¡X^û|œ0�æ]uA;�„CÕ�Æ©
-i�|–œø€†�©i�1�Rg�Ç°F8Á·8…O
¿R�ÚLEE”¦æ�ˆ½\�Îê—£ª\^�ß0STGý@�#Ûšú=šíáƳÞâ
-0Æñb½F^‰2”ƒ2ž¤Q§ÄP”¿¦�’œ�8&(Ìåq!‘Ï� äév¹:C�N="9©ÙV1‡ªObí�X")p€ï�$tË´öñ×’ˆ âø5‰�„E~R�‘˜:¢×“Ø� Îî
ˆ%´„E`›"ý/ âÕéµ»–�áÛåÛ–ˆ/µD„�·Ä’€Ï÷
�©Í#�çØÄ?�|ûõõ{w¦=Û$ÀÈ^ðH¿Þm–Iä念ÍÒ> |Ó��F£éÃxœ¯{Œ�g�0Û9ÛL0-Ú,9áàšsÝb�‡ï�;H†Ùfø�Y8�«W$¬m0N{$ð%�pxCI,�CýG×Øñá×?-ðÎï
Òä-kð%×�‡‹ƒ´›¨zþ���ÿÿ��PK����������!�Am#Ç����â�������docProps/core.xml ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������|’QOƒ0�ÇßMü
¤ïPÊ”L�,Q³'—˜¸Eã[mo[�”¦íÆøö�ØØ0Æ·ÞÝÿ~½û·éìX�Þ�´�•Ì� Bä�d��r“¡ÕrîO‘g,•œ�•„
5`Ð,¿½I™JX¥áUW ´�`<G’&a*C[kU‚±a[(© œBºâºÒ%µ.Ô�¬(ÛÑ�à(
c\‚¥œZŠ[ ¯�":!9��j¯‹
À�†�J�Ö`��|ÑZÐ¥ù³¡«\)Ka�åv:�{Íæ¬/
ê£�ƒ°®ë žtc¸ù þX¼¼u«úB¶^1@yÊYb…- OñåèNfÿõ�Ì”u�ØCG §.¨± ÷¢k�ü±É©QBCÇùUi/Òp�í_È£i'�b·Pç_?'pÏ9’ôþ�+çå�åΔ�ŸD>¹_’Ir�%aøÙn4êo�ê�åi¶�‰$ôÃØ'ñ’L“0-�Ï€Þœñ¯Ì����ÿÿ��PK����������!�©È\ªŒ���Ú�����(�customXml/item1.xml ¢$�( ��������������������������������
öé!p�¦�ÚJç+�ºë9'Z«wÐÔ•æƵ�"×ÇÁ0-
�²I² Î/-JN-V�NÍIM.IM .©ÌIµUŠq
pÔ‹�öQR� ø%æ���bJ �¹9yÅVI¶J�%%�VúúÅÉ�©¹‰Åzù�©y@¹´ü¢ÜÄ� ·(]??--39Õ%?¹475¯DßÈÀÀL?)3)'3?½(± £�j�UŒ²³Ñ‡{ÆŽ— ���ÿÿ��PK����������!�(‡q¥Ï����������word/webSettings.xmlŒ�ËN�1
E÷HüÃ({š�E…F�©„PÙP¨ÄcŸf<�H‰�Ù�Ð~=æ±aÇòÚWÇÇ«õGŠÍ;°�ÂÞ\.ZÓ�z��-zóò¼¹¸6��‡£‹„Л#ˆY�çg«ÚUØ?A)Ú”F)(�÷f.%wÖŠŸ!9YP�ÔÝDœ\ÑÈ�KÓ�<Ü’�K€Å^µíÒ2DWÔ@æ�ÅüÒê�h•xÌL-DT$Å-^r�Í Ž”KHá��â�¦*Àök¬÷Ž�øº½ÿN.Fª»‡;�öProps/app.xml ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������œSËnÛ0�¼�È?�ºÇ”l7uŒ5ƒÀA‘CÛ�°’œYje�¥H‚dŒ¸_ߥTËrÛSuš}hv4»‚»÷Vg�ôAY³ÊËI‘gh¤-•Ù-òçêóõ"ÏB�¦�Ú�\åG
Ï[Ã'���ÿÿ��PK����������!�’òGÓç���â�������doc
ù�¿ú��o�ú¨0dDaÂ*ßÇè–Œ�¹ÇV„ •�U�ë[Ì{Æå!þ/imeÒ�^ª£#Á�*l���ù·$G���PÙ(t¥ZäóÛ9�†�6b‡�— `=‚WëëÀ§‹ò#°-Ãz/¼�‘
�)ô;f›FI|°ò-E�Ù´(n�¾G45Ö×n
äåM1¿�6ÊÀ½sZI�É\þUIoƒmböÔÙ�%�`ã� k¶(ß¼ŠG^��‡ðE™¤f6�ÖCÒçÅÎ ·�|ö)‰�BØJ¡qM�ðFè€ÀÎ xD‘Ö»�ŠDÃ!.�(£õYP?iÁÓ<û.�&ãVùAx%L$�S[-tX»�=¯TÔÄMµ>îà¸mŒÕœ—]��ËÆDÐk Â¥ºnBxjèÛâ?Ä–c±�†^êHÎ�
3þ`]ÛÖ s¤á�"‡�„gWÙ‡t4¿=¼LŽVÿªâ~ë„ì®e1¥]œ�`Tƒ-� Ö´Õ�ã9��d¸×i,½kvXŸzþ.¤³zé�Y^N'�=Ý��rt ÿÄ����ÿÿ��PK��-���������!�„ì 8Õ���å���������������������[Content_Types].xmlPK��-���������!�É}�ø����Þ��� �������������
���_rels/.relsPK��-���������!��-é�]���Ï�����������������B���word/_rels/document.xml.relsPK��-���������!�Oµ¥Ú³J��F—����������������á ��word/document.xmlPK��-���������!�XëCûŒ���=�����������������ÃT��word/header1.xmlPK��-���������!�˜Bhy£���e�����������������}W��word/endnotes.xmlPK��-���������!�I›&ž‡���������������������OY��word/header2.xmlPK��-���������!�dLUOB
��ÉC�����������������[��word/footnotes.xmlPK��-���������!�µ*�i¶���’�����������������vg��word/footer1.xmlPK��-���������!��Q��æ���a�����������������Zi��word/_rels/footnotes.xml.relsPK��-���������!�–µ-â–���P�����������������{j��word/theme/theme1.xmlPK��-���������!�,»Ü
^"��dj����������������Dq��docProps/thumbnail.wmfPK��-���������!�Z"(ÄF���‰�����������������Ö“��word/settings.xmlPK��-���������!�®û‘ à���U�����������������Kš��customXml/itemProps1.xmlPK��-���������!�ðà6r€ ��±G����������������‰›��word/styles.xmlPK��-���������!�è¦�DÓ���%Y����������������6¥��word/numbering.xmlPK��-���������!�t?9zÂ���(���-�������������9º��customXml/_rels/item1.xml.relsPK��-���������!�§í›�!���<�����������������?¼��word/fontTable.xmlPK��-���������!�Am#Ç����â������������������¾��docProps/core.xmlPK��-���������!�©È\ªŒ���Ú�����������������HÁ��customXml/item1.xmlPK��-���������!�(‡q¥Ï��������������������-Â��word/webSettings.xmlPK��-���������!�’òGÓç���â�����������������.Ã��docProps/app.xmlPK����������œ���KÆ����
BAB IV
ANALISIS TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT
KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL
PADA YBM BRI
A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa
Yusuf al-Qardhawi menyatakan bahwa di antara hal yang sangat
penting untuk mendapatkan perhatian kaum muslimin saat ini adalah
penghasilan atau pendapatan yang diusahakan melalui keahliannya, baik
keahlian yang dilakukannya secara sendiri maupun secara bersama-sama.
Yang dilakukan sendiri, misalnya profesi dokter, arsitek, ahli hukum,
penjahit, pelukis, dan lain sebagainya. Yang dilakukan secara bersama-
sama, misalnya pegawai (pemerintah maupun swasta) dengan menggunakan
sistem upah atau gaji.1
Dalam sepuluh tahun terakhir ini memang ada kemajuan yang cukup
pesat dalam penggalangan dana ZIS yang dilakukan oleh lembaga sosial
Islam di Indonesia, seperti: Dompet Dhuafa Republika (DD) di Jakarta,
Darut Tauhid (DT) di Bandung, dan POS Keadilan Peduli Ummat (PKPU) d
jakarta.2
Begitu juga dengan YBM BRI setiap tahunnya selalu ada kemajuan
dalam melakukan kegiatan penghimpunan dana ZIS. Total dana yang telah
diamanatkan ke YBM-BRI sejak berdirinya Tahun 2001 sampai Tahun 2009
1 Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Gema Insani: Jakarta, 2002),
h. 93 2 Kurniawati, Kederwanan Kaum Muslimin; Potensi dan Realita Zakat Masyarakat di
Indonesia (Jakarta: Piramedia, 2004), h. 4
55
56
sebesar Rp. 38.310.252.284,-. Khusus Tahun 2009, jumlah donasi ke YBM-
BRI sebesar Rp. 11,841,121,098,- (untuk pertama kalinya perolehan
mencapai puluhan milyar dalam satu tahun) dan mengalami kenaikan
sebesar 45%. Kenaikan Tahun 2009 tersebut tidak sebesar dibanding
kenaikan pada Tahun 2008, yang mana pada tahun tersebut YBM-BRI
mengalami kenaikan sebesar 89%. Kalau melihat rangking kenaikan, maka
kenaikan pada Tahun 2009 berada pada peringkat ke-3. Peringkat pertama
Tahun 2002 yaitu sebesar 317% dan peringkat kedua Tahun 2008 dengan
kenaikan sebesar 89%.3
Sejak berdiri sampai sekarang perolehan dana ZIS YBM-BRI selalu
mengalami kenaikan, walaupun besarnya sangat bervariasi, kenaikan yang
paling kecil terjadi pada Tahun 2006, yaitu hanya 2%.
Untuk saat ini dalam mengoptimalkan potensi dana ZIS yang ada di
lingkungan BRI, YBM BRI melakukan penghimpunan dana melalui surat
kuasa sebagai strategi penggalangan dana ZIS dengan sasaran para pekerja
BRI muslim. Terbukti untuk dana ZIS, peningkatan penerimaan Tahun 2009
sebesar 19,17% (zakat sebesar 19,18% dan infaq 17,75%) dengan jumlah
muzakki sekitar 9.000 melalui pemotongan langsung di Divisi MSDM BRI
kantor pusat sebanyak 7.070 karyawan BRI, dan pemotongan yang masih
manual diperkirakan + 2.000 muzakki, sekitar 27% dari jumlah karyawan
BRI yang muslim.
Strategi fundraising melalui surat kuasa adalah upaya, cara YBM
BRI dalam menghimpun dana ZIS dari setiap karyawan BRI yang
3 Laporan Kinerja YBM-BRI 2009, h. 1
57
sudah memenuhi syarat, ketentuan, dan tidak keberatan upahnya untuk
dipotong dengan cara mengisi surat kuasa di bagian MSDM melalui unit
kerjanya, sehingga secara otomatis upah akan terpotong setiap bulannya
sampai adanya pembatalan surat kuasa dari karyawan yang bersangkutan.4
Menurut Nasir Tajang selaku ketua harian YBM BRI, ada dua
alasan yang mendasar penggunaan surat kuasa dalam menggalang dana ZIS
di lingkungan pekerja BRI. Pertama, belum adanya kewajiban pemotongan
upah (zakat profesi) seluruh pekerja BRI muslim secara otomatis untuk
membayar zakat. Kedua, tingkat loyalitas pekerja BRI masih cukup tinggi,
sehingga dengan adanya surat edaran himbauan untuk berzakat yang
ditandatangani oleh Direksi dan Sekretaris cukup memberikan respon
terhadap surat itu.5
Strategi fundraising melalui surat kuasa yang digunakan oleh YBM
BRI tentunya mempunyai keistimewaan dibandingkan strategi fundraising
yang dilakukan lembaga zakat lainnya, antara lain yaitu:
a. Tepat sasaran sesuai dengan target fundraising YBM BRI yaitu para
pekerja BRI yang beragama Islam.
b. Tidak banyak membutuhkan sumber daya manusia untuk melakukan
penghimpunan dana ZIS.
c. Dana ZIS dapat terhimpun dengan cepat, karena upah pekerja BRI
terpotong secara otomatis.
d. Biaya pengeluaran operasional untuk kegiatan fundraising dapat
diminimalisir.
4 Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010 5 Wawancara pribadi melalui telepon dengan Ketua Harian Nasir Tadjang. Jakarta, 25
Mei 2010
58
1. Perumusan Strategi Penghimpunan Zakat
Adapun perumusan strategi penghimpunan zakat, infak dan shadaqoh
adalah sebagai berikut: 6
a. Menentukan Kebutuhan
Titik tolak dalam merumuskan strategi pengumpulan dana zakat adalah
menentukan kebutuhan lemabaga, hal ini dapat dilakukan pada tiga
tingkat :
1) Agar bisa terus melakukan kegiatan
Dari hasil data penerimaan tahun 2009 dana yang terkumpul
baik dari karyawan BRI maupun dari muzakki lainnya, dana ZIS
yang terhimpun YBM BRI secara keseluruhan lebih dari 11
milyar rupiah. Dana yang cukup banyak untuk melaksanakan
program dan membiayai operasional YBM BRI. Dengan dana
tersebut kegiatan yang sudah direncanakan untuk jangka waktu
satu tahun dapat terlaksana dengan baik.
2) Meningkatkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang terus
bertambah.
Untuk sementara ini YBM BRI lebih memfokuskan untuk lebih
giat lagi mensosialisasikan YBM BRI kepada setiap pekerja
BRI, dengan tujuan mengoptimalkan penghimpunan dana ZIS.
Mengingat potensi dana ZIS yang ada di lingkungan pekerja
BRI sangat besar kurang lebih 3 milyar rupiah setiap bulannya,
dan untuk sekarang ini potensi yang baru terkumpul kurang
lebih 25% dari potensi yang ada.7
6 Michael Norton, Menggalang Dana, (jakarta; Yayasan Obor Indonesia, 2002), h. 51 7 Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
59
3) Perkembangan lembaga di masa depan
Lembaga pada umumnya tidak tinggal diam. Sering ada
momentum untuk berkembang dan memperluas kegiatan.
Sukses dengan satu proyek tidak saja memberi lembaga itu rasa
percaya diri, tetapi juga melahirkan berbagai macam ide
mengenai hal-hal lain yang dapat dilakukannya. Untuk saat ini
penghimpunan dana ZIS yang dilakukan YBM BRI tidak hanya
melalui surat kuasa pemotongan upah gaji karyawan, tetapi juga
melalui BRI Banking Mobile, sehingga mempermudah nasabah
untuk bersazakat, infaq, shadaqah dan kurban. Dengan
demikian, potensi zakat yang besar di lingkungan BRI, yang
selama ini masih belum optimal, bisa lebih optimal lagi. Dan
kedepannya untuk mengoptimalkan penghimpunan dana ZIS,
YBM BRI juga sedang mengusahakan berzakat, infaq dan
shadaqah melalui ATM.
b. Perkembangan Lembaga
Di samping tugas menyangkut dana, sebuah lembaga juga perlu
membiayai kegiatan sendiri dan masa depannya. Ada beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan :8
1) Pengembangan Modal
Badan Amil Zakat (BAZ)/Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau,
biasa disebut Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) menyepakati
pentingnya penyaluran dana zakat untuk modal usaha. artinya,
8 Ibid, h. 54
60
peluang untuk mendapatkan dana bagi wirausaha untuk modal
cukup terbuka.9
Dalam hal pengembangan modal YBM BRI tidak jauh berbeda
dengan lembaga zakat yang lainnya yaitu dengan cara
memberikan modal kepada masyarakat untuk memulai kerja atau
membuat usaha sendiri yang direkomendasikan oleh agen-agen
sosial di wilayahnya dan secara tidak langsung mereka akan
bertanggung jawab dengan pembinaan dalam bidang usaha.
dengan cara ini dana yang ada dapat bergulir terus menerus
sehingga kesejahteraan rakyat dapat terpenuhi.10
2) Dana Abadi (Corpus Fund )
Banyak lembaga yang punya rencana untuk mengembangkan
dana abadi yang dapat diinvestasikan untuk menghasilkan
pendapatan secara teratur bagi lembaga.
Dalam hal ini dana abadi yang dimiliki YBM BRI belum
dikotak-katik. Saat ini, dana abadi yang dimilki YBM BRI hanya
berfungsi sebagai cadangan pembiayaan lembaga ketika lembaga
mengalami penurunan yang kurang baik.11
3) Mengembangkan Landasan Keanggotaan dan Pendukung
Dalam hal ini YBM BRI masih terfokus menarik para pekerja
BRI untuk bisa membayarkan ZIS nya kepada YBM BRI
dengan tujuan mengoptimalkan potensi dana ZIS yang ada di
lingkungan BRI dan memperkuat lembaga.
9 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED, 2005), h. 2 10 Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
11 Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
61
c. Menilai Peluang
Sebelum memutuskan sumber-sumber mana yang akan digali, anda
perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :
1) Pengalaman di masa lalu. Terbukti dari setiap tahunnya
pengumpulan dana ZIS yang dilakukan YBM BRI sangat
meningkat, sebagai contoh pada tahun 2009 YBM BRI dapat
menghimpun dana lebih dari 11 milyar rupiah meningkat 45%
dari hasil penghimpunan dana ZIS pada tahun 2008 yaitu kurang
lebih 8 milyar rupiah, ini menunjukan keberhasilan YBM BRI
dalam hal fundraising dana ZIS.
2) Pendukung yang sewajarnya. Setiap masyarakat maupun
pemerintah khususnya para pekerja di lingkungan BRI
mendukung program yang diadakan YBM BRI.
3) Sumber daya dan keahlian yang dimiliki. Setiap para pekerja
YBM BRI selalu diikut sertakan dalam pelatihan pengetahuan
tentang pengelolaan lembaga ZIS, sehingga YBM BRI memiliki
amil yang profesional, memiliki pengalaman, serta wawasan
tentang ZIS.
4) Peluang yang terbuka. BRI memiliki kurang lebih 62 ribu
karyawan dengan potensi dana ZIS kurang lebih 3 milyar per
bulannya jika potensi itu bisa dimaksimalkan. Untuk sekarang ini
YBM BRI baru menghimpun sekitar 25% dari potensi dana ZIS
yang ada.12
12 Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
62
Sejauh ini YBM BRI melakukan strategi melalui komunikasi,
baik komunikasi langsung maupun melalui media yang digunakan
sebagai strategi fundraising melalui surat kuasa kepada para pekerja
BRI. Ada beberapa bentuk strategi yang diterapkan, antara lain:
a. Komunikasi publikasi tentang kegiatan YBM BRI secara langsung
atau melalui media.
b. Melibatkan para pekerja BRI untuk merekomendasikan, membina
dan mengawasi mustahik (menjadi agen sosial).
c. Melibatkan agen sosial untuk mengkomunikasikan setiap kegiatan
program YBM BRI kepada temannya yang lain, sehingga yang
diharapkan ada kepedulian dari temannya ikut serta membayarkan
ZIS nya dan langsung ikut terlibat menjadi agen sosial.
d. Kemudahan akses keuangan dalam bentuk laporan keuangan untuk
donator dan masyarakat luas, termasuk yang diaudit oleh akuntan
publik.13
2. Analisis SWOT
Siapa pun yang sudah biasa berkecimpung dalam kegiatan
perumusan strategi perusahaan dan menjadi pelaku dalam proses
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi pasti mengetahui bahwa
analisis “SWOT” merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh
apabila digunakan dengan tepat.14
13 Wawancara pribadi melalui telepon dengan Ketua Harian Nasir Tadjang. Jakarta, 25
Mei 2010 14 Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2004), cet. Ke-5,
h. 172
63
Untuk membuat/menentukan tujuan, sasaran dan strategi-strategi
yang akan diambil, diperlukan suatu analisa mendalam serta menyeluruh
mengenai lingkungan dimana perusahaan berada. Lingkungan tersebut
dapat dibagi dua yaitu :
a. Lingkungan Eksternal (Lingkungan Luar Perusahaan)
b. Lingkungan Internal (Lingkungan dalam Perusahaan).15
SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan) dan
Weakness (kelemahan) internal dari suatu perusahaan serta
Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman) lingkungan yang
dihadapinya. Analisis SWOT (SWOT analysis) merupakan teknis
historis yang terkenal di mana para manajer menciptakan gambaran
umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan.16
Dengan melakukan analisi SWOT, maka suatu lembaga diharapkan
dapat :
a) Mengembangkan metode-metode penggalangan dana yang dibangun
di atas kekuatan lembaga
b) Menghindari kelemahan-kelemahan atau mencari untuk cara
mengimbangi kelemahan-kelemahan itu
c) Meraih peluang-peluang yang terbuka
d) Mengembangkan cara-cara untuk mengatasi ancaman-ancaman yang
muncul.17
15 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik;Pengantar Proses Berpikir
Strategik,(Jakarta : Binarupa Aksara,1996), h. 47 16 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian.Penerjemah Yanivi Bachtiar dan Christine (Jakarta:Salemba Empat, 2008), h. 200 17 Michael Norton, h. 70
64
1) Strength (kekuatan)
Kekuatan merupakan sumber daya atau kapabilitas yang
dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang
membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan
pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang
dilayaninya.18 Dalam hal ini YBM BRI memiliki kekuatan yang
relative besar untuk menghimpun dana ZIS, diantaranya:19
a. Memiliki 62.000 karyawan yang menjadi sasaran fundraising
ZIS
b. Merupakan Bank terbesar di Indonesia dan mempunyai
reputasi yang baik
c. Penghasilan yang terus meningkat
d. Memiliki sistem yang baik dalam strategi fundraising dana
ZIS.
2) Weakness (kelemahan)
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu
atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif
terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan secara efektif.20 Melalui kelemahan ini
diharapkan YBM BRI memiliki motivasi untuk dapat mengatasi
masalah yang sedang dihadapi dengan tujuan tercapainya visi
dan misi sebagai lembaga sosial. Kelemahan YBM BRI adalah:21
18 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, h. 201 19 Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010 20 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, h. 202 21 Wawancara pribadi dengan Divisi Fundraising Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010
65
a. Sosialisasi yang belum optimal tentang keberadaan YBM
BRI
b. Terbatasnya SDM (Sumber Daya Manusia)
3) Opportunity (peluang)
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan.22 YBM BRI merupakan lembaga
ZIS yang masih baru, namun jika melihat pada peluang yang ada
YBM BRI memiliki potensi yang sangat besar dalam
penghimpunan dana ZIS. Peluangnya antara lain:23
a. Memiliki 16 anak perusahaan
b. Dana ZIS dari karyawan BRI
c. Dana ZIS dari nasabah BRI
d. Adanya kerjasama dengan media sebagai tempat
mempromosikan program dan penghimpunan dana ZIS.
4) Threath (ancaman)
Ancaman merupakan situasi utama yaang tidak menguntungkan
dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan
penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat
ini atau yang diinginkan.24 Mengingat YBM BRI merupakan
lembaga yang bergerak di bidang sosial, maka YBM BRI tidak
menganggap bahwa lembaga sosial yang lainnya sebagai pesaing
22 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, h. 201 23 Wawancara pribadi dengan Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010 24 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, h. 201
66
yang menjadikan ancaman bagi YBM BRI. Namun ada sesuatu
yang menjadi ancaman di dalam tubuh YBM BRI itu sendiri,
yaitu dikhawatirkan adanya amil (karyawan) YBM BRI yang
tidak jujur dan tidak amanah dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pengelola dana ZIS yang diamanahkan masyarakat,
sehingga berkurangnya kepercayaan muzakki terhadap YBM BRI
sebagai lembaga sosial yang ikut serta mensejahterakan para
mustahik.25
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Fundraising Dana ZIS
Melalui Sistem Surat Kuasa26
a. Tujuan Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/shadaqah Pekerja
Muslim BRI
1) Mengoptimalkan pengumpulan dan penyaluran zakat,
infaq/shadaqah di lingkungan BRI
2) Mejamin kepastian dan disiplin pembayar zakat, infaq/shadaqah
Pekerja BRI
3) Mencapai eefektifitas, efisiensi dan sasaran yang tepat dalam
pengunaan harta zakat, infaq/shadaqah
b. Ketentuan Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah
1) Pekerja yang dikenakan potongan zakat profesi, infaq/shadaqah
adalah seluruh pekerja BRI:
a. Beragama Islam
25 Wawancara pribadi dengan Anwar Sadat. Jakarta, 3 Mei 2010 26http://ybmbri.or.id/download/567993SE%20No.%20555%20Thn%202009%20ttg%20P
emotongan%20Upah%20Untuk%20ZIS.pdf diakses pada 28 April 2010, jam15.55
67
b. Pekerja Aktif atau MPP
c. Pekerja Dalam Masa Percobaan dan Kontrak BRI
d. Telah menandatangani Surat Kuasa pemotongan upah
kepada Divisi MSDM
2) Minimum nominal penghasilan yang dikenakan pemotongan
zakat, infaq/shadaqah adalah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)
yang diterima Pekerja dari Perusahaan.
3) Penghasilan Pekerja yang dikenakan potongan zakat profesi,
infaq/shadaqah adalah Upah Bulanan, Tunjangan Cuti Besar dan
Cuti Tahunan, Tunjangan Hari Raya, Insentif dan Bonus.
4) Besarnya potongan Zakat, Infaq/Shadaqah sebagai berikut :
a. Potongan Zakat Profesi minimum sebesar 2,5% atau
prosentase tertentu yang ditetapkan oleh pekerja dari
Take Home Pay (THP) atau setiap pengahsilan yang
diterima Pekerja.
Catatan : dalam hal potongan zakat profesi tersebut kurang
dari 2,5%, maka pekerja yang bersangkutan, agar memenuhi
dan melakukan sendiri penyaluran kekurangan zakatnya
kepada yang berhak menurut syariat Islam.
b. Potongan Infaq/shadaqah ditentukan Pekerja pada Surat
Kuasa.
68
c. Mekanisme Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Sahadaqah
1) Masing-masing Pekerja membuat Surat Kuasa Pemotongan
Upah dan mengirimkan Surat Kuasa tersebut ke Divisi MSDM
melalui Unit Kerjanya.
2) Masing-masing Unit Kerja meneruskan Surat Kuasa
Pemotongan Upah yang telah dibuat oleh Pekerjanya.
3) Pemotongan Zakat, Infaq/Shadaqah dilakukan oleh Divisi
MSDM pada saat Salary Crediting ke masing-masing rekening
Pekerja BRI.
4) Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah bagi pekerja
dicantumkan dalam Slip Upah masing-masing Pekerja dengan
keterangan :
a. Potongan Zakat
b. Potongan Zakat Cuti (CT/CB)
c. Potongan Zakat Insentif
d. Potongan Zakat Bonus
e. Potongan Zakat THRK
f. Adapun potongan Infaq/Shadaqah tercantum dalam Potongan
lain-lain
5) YBM BRI mengeluarkan bukti penerimaan Zakat,
Infaq/Shadaqah sesuai format yang diatur oleh Kantor Pajak
6) Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah akan terus dilakukan
sampai Pekerja yang bersangkutan menuliskan surat pencabutan
Surat Kuasa Pemotongan Upah ke Divisi MSDM dan dikirim ke
YBM BRI.
69
d. Monitoring Pemotongan Zakat Profesi, Infaq/Shadaqah
1) Monitoring pemotongan Upah dilakukan oleh :
No Unit Kerja Petugas Monitoring
1 Kantor Pusat Bagian Administrasi MSDM
2 KCK, Kanwil, Kanins dan Sendik
Bagian SDM/Seksi SDM
3 Kantor Cabang SPI/Rutang
2) Apabila ditemukan kelebihan pemotongan Zakat,
Infaq/Shadaqah (retro zakat minus pada slip upah), petugas
monitoring pemotongan upah menyampaikan pemberitahuan
daftar kelebihan pemotongan upah untuk zakat, infaq/shadaqah
kepada YBM BRI.
3) YBM BRI berkewajiban mengkreditkan kelebihan pemotongan
zakat profesi, infaq/shadaqah ke rekening Pekerja yang
bersangkutan dan menyampaikan laporannya ke petugas
monitoring pemotongan upah.
e. Pelimpahan Dana ZIS (Zakat, Infaq/Shadaqah) oleh Divisi
MSDM
1) Dana ZIS yang terkumpul dari pemotongan upah pekerja Kantor
Pusat dan KCK dilimpahkan ke rekening YBM BRI Pusat.
2) Dana ZIS yang terkumpul dari pekerja BRI Kanwil, Kanins, dan
Kanca dilimpahkan sebagai berikut :
a. Sebesar 50% dilimpahkan ke rekening YBM BRI Pusat.
70
b. Sebesar 50% dilimpahkan ke masing-masing Rekenig YBM
BRI Kanwil, Kanins, Kanca dan Sendik.
f. Pengiriman Surat Kuasa Pemotongan Upah
1) Masing-masing Unit Kerja menyebarkan Surat Kuasa
Pemotongan Upah ke seluruh Pekerja.
2) Unit Kerja mengkoordinir Surat Kuasa Pemotongan upah dan
mengirimkannya ke Divisi MSDM.
a. Surat Kuasa yang diterima Divisi MSDM sebelum tanggal
10 maka pemotongan zakat profesinya dimulai pada saat
salary crediting bulan tersebut.
b. Surat Kuasa yang diterima Divisi MSDM setelah tanggal 10
maka pemotongan zakat profesinya dimulai pada saat salary
craditing bulan berikutnya.
B. Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM-BRI
Pendistribusian atau pendayagunaan dana ZIS merupakan salah satu
faktor yang dijadikan tolok ukur bagi umat Islam untuk memilih lembaga yang
dipercaya dalam pengelolaan ZIS. Kekhawatiran umat Islam bahwa dana yang
ada sampai atau tidak kepada yang berhak sering menjadi penyebab kurang
berdayanya lembaga amil yang ada.27
Keputusan Menteri Agama tentang pelaksanaan undang-undang nomor
38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat Bab V pasal 28, telah mengatur
persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat, yaitu:
27 Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, (Jakarta : Pirac, 2004), h. 18
71
1. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan
berdasarkan persyaratan sebagai berikut:
a. Hasil pendataan dan penelitian kebenaran mustahik delapan ashnaf,
yaitu: fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, sabilillah dan ibnu
sabil.
b. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi
kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan.
c. Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing.
2. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha yang produktif
dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut:
a. Apabila pendayagunaan zakat sebaagaimana dimaksud pada ayat 1
sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan.
b. Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan.
c. Mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan.
Beberapa komponen yang harus ada dalam setiap aktivitas
pendayagunaan harta ZIS, meliputi: harta ZIS yang telah terkumpul, para
mustahik, para pengelola dan aturan pengelolaan/manajemen, serta wilayah
keutaamaan dan kepemimpinan.28
Pemberdayaan atau pendayagunaan adalah penyaluran zakat yang
disertai target merubah keadaan penerima (lebih dikhususkan kepada golongan
fakir miskin) dan kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzakki. Target
ini adalah target besar yabg tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam
waktu singkat. Untuk itu, penyaluran zakat disertai dengan pemahaman yang
28 Ibid., h. 38
72
utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima. Apabila permasalahan
adalah kemiskinan, harus diketahui penyebab kemiskinan tersebut sehingga
kita dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya target yang telah
dicanangkan.29
Upaya pemberdayaan kaum dhuafa dan perbaikan kondisi ekonomi
umat merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan penanganan serius,
terencana dan terprogram secara sistematik dan terstruktur. Upaya ini tentunya
memerlukan dukungan penuh berupa komitmen yang serius dan konsisten
secara terkoordinir dari berbagai pihak terhadap tersebut.30
Dalam melaksanakan Pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS,
YBM BRI melibatkan BRI di setiap cabang dan unit-unit, karena disetiap
wilayah ada BRI unit-unit dan berfungsi sebagai agen-agen sosial yang
merekomendasikan mustahik, mereka akan menyalurkan ke tempat di wilayah
seluruh Indonesia melalui rekomendasi pengurus-pengurus masjid bekerjasama
dengan BRI di seluruh Indonesia unit, kanwil, kanin, cabang, pembantu dan
tentunya BRI Syari’ah.31 Pendayagunaan melalui agen sosial mempunyai
kelebihan, antara lain:
a. Melibatkan para pekerja dan pensiunan BRI dalam upaya membantu
merekomendasikan mustahiq yang ada di wilayah tempat tinggalnya.
b. Tepat sasaran dalam upaya pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS
kepada mustahiq.
29 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 25 30 Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, h. 115 31 Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
73
c. Membantu YBM BRI dalam upaya pembinaan dan pengawasan terhadap
mustahiq.
d. Membantu mensosialisasikan tentang kegiatan dan keberadaan YBM BRI.
Disamping kelebihan, pendayagunaan melalui agen sosial juga
mempunyai kelemahan, yaitu: Tidak amanah dalam mendistribusikan bantuan
kepada mustahiq, dan mementingkan keluarganya untuk direkomendasikan
mendapat bantuan dibandingkan orang lain yang lebih membutuhkan.
Sebagaimana halnya dengan penerimaan, penyaluran YBM-BRI pada
tahun 2009 juga mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun sebelumnya
(Tahun 2008). Tapi peningkatan penyaluran tersebut tidak sebesar peningkatan
penyaluran pada tahun 2008 yaitu sebesar 93% dibandingkan tahun
sebelumnya. Adapun total dana yang telah disalurkan YBM-BRI dari Tahun
2002 s.d. 2009 sebesar Rp 23,547,578,375 dengan jumlah penerima bantuan
(mustahik) sebesar 145.962.32
Pada Tahun 2009, penerima bantuan (mustahik) mengalami
penurunan yang sangat drastis sebesar 62% yaitu hanya sejumlah 19.824
mustahik, yang mana pada Tahun 2008 sebanyak 52.558 mustahik. Penurunan
ini disebabkan karena penurunan kegiatan baksos kesehatan dan berkurangnya
bencana, terutama bencana banjir yang selama ini dibantu dengan pemberian
nasi bungkus.
1. Standar Operasional Prosedur Pendayagunaan Melalui Agen Sosial33
32 Laporan kinerja YBM BRI tahun 2009, h. 5 33 Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
74
1) Acuan Program Pendayagunaan
a. Upaya Meningkatkan Kadar Keimanan & Ketakwaan Mustahik.
b. Penekanan kepada musuh-musuh besar Kemiskinan dan
kebodohan (Keterampilan, Pendidikan dan Modal Kerja).
c. Berbasis potensi alam dan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah
d. Pemberdayaan suku Tempatan
e. Memposisikan Mustahik sebagai Mitra
2) Tugas Agen Sosial
e. Merekomendasikan mustahik
f. Menjadi perwakilan YBM BRI untuk berkomunikasi dengan
mustahik.
g. Memberikan pembinaan dan motivasi terhadap mustahik.
h. Melakukan pengawasan terhadap mustahik yang sudah
mendapatkan bantuan.
i. Mensosialisasikan tentang kegiatan dan keberadaan YBM BRI
kepada masyarakat dan pekerja BRI.
3) Persyaratan Menjadi Agen Sosial
Sebatas ini tidak ada persyaratan yang ketat untuk menjadi agen
sosial, hanya saja YBM BRI memfokuskan pekerja dan pensiunan
BRI yang amanah untuk dilibatkan menjadi agen sosial. Tetapi tidak
menutup kemungkinan masyarakat umum yang dapat dipercaya bisa
untuk menjadi agen sosial.
4) Mekanisme Merekomendasikan calon Mustahik
75
a. Agen sosial menggambarkan tentang keadaan calon mustahik
kepada pengurus YBM BRI.
b. YBM BRI memberikan formulir beserta persyaratan untuk
melengkapi dokumen sesuai bantuan yang diajukan.
Adapun isi formulir secara umum adalah sebagai berikut:
a) Biodata Pemohon
b) Kondisi Tempat Kediaman
c) Keahlian
d) Identitas Tanggungan Pemohon
e) Informasi Kepemilikan Harta Pemohon
f) Informasi Sumber Pendapatan Pemohon
g) Informasi Pengeluaran Pemohon/Bulan
h) Informasi Usaha (bagi pemohon bantuan usaha)
i) Informasi Prestasi Calon Penerima Beasiswa (bagi pemohon
bantuan beasiswa)
j) Pemberi Rekomendasi
k) Pengesahan Pemberi Rekomendasi (pekerja BRI)
l) Pengakuan Pemohon
Sedangkan dokumen yang harus dilengkapi adalah sebagai
berikut:
a) Photocopy Kartu Identitas (KTP)
b) Photocopy Kartu Keluarga (KK)
c) Surat Rekomendasi Masjid setempat
d) Lain-lain yang berhubungan dengan pemohon
76
c. Calon mustahik mengisi formulir dan melengkapi persyaratan yang
dibutuhkan dengan dibantu oleh agen sosial.
d. Agen sosial dan mustahik menyerahkan formulir dan kelengkapan
dokumen untuk dipelajari oleh YBM BRI.
e. Jika memang layak untuk dibantu, maka YBM BRI akan
memberikan bantuan yang akan diserahkan melalui agen sosial
tersebut.
5) Sistem Pengawasan
Dalam usaha pembinaan dan pengawasan agen sosial
melakukan komunikasi setiap bulannya dengan mustahik tentang
perkembangannya, setelah itu agen sosial akan berkoordinasi dengan
pihak YBM BRI tentang informasi yang didapat dari mustahik
binaannya. YBM BRI akan melanjutkan atau tidaknya untuk
memberikan bantuan kepada mustahik binaannya, setelah
mendapatkan informasi dari agen sosial tentang perkembangan
mustahik binaannya.34
2. Program Pendayagunaan dana ZIS pada YBM BRI
Untuk penyaluran dana ZIS agar sesuai dengan yang disyari’atkan
dalam ajaran Islam, maka dana ZIS yang dihimpun oleh BAZ/LAZ
selanjutnya didistribusikan untuk didayagunakan kepada para mustahik.
Para mustahik (kelompok penerima zakat) ini diorganisasikan dan
ditentukan sesuai dengan ketentuan khusus dalam agama Islam, yaitu
diperuntukkan bagi penerima zakat. Cara pendayagunaan antara bentuk
34 Wawancara pribadi melalui telepon dengan Ketua Harian Nasir Tajang. Jakarta, 25
Mei 2010
77
konsumtif dan produktif atau usaha untuk memajukan pendidikan dan
perbaikan ekonomi jangka lama, misalnya perbaikan pertanian dan sarana
irigasi.35
Pendayagunaan zakat dapat diartikan sebagai upaya pemberdayaan
mustahik sebagai sasaran dengan memproduktifkan dana zakat. Al-Qur’an
secara jelas menyebutkan bahwa sasaran zakat ada delapan asnaf.
Begitupun juga dengan YBM-BRI dalam menyalurkan dan
mendayagunakan dana ZIS mengacu kepada surat At-Taubah ayat 60,
sebagai berikut:
☺
☺ ☺
⌧ ⌧ ☺
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah: 60)
Berdasarkan ayat tersebutlah identivikasi mustahik itu bisa
dilakukan, mana yang berhak menerima dana dan mana yang tidak berhak
menerima dana ZIS. Rujukan dari ayat al-Qur’an tadi menjadi prinsip dan
pegangan utama dalam mendistribusikan dana ZIS. Secara formal memang
dalam mendistribusikan dana ZIS YBM BRI masih merujuk delapan asnaf
35 Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia (Malang: UIN Malang, 2008), h. 306
78
yang telah ditetapkan namun dalam praktiknya pemanfaatan dana juga
diperuntukkan dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Klasifikasi golongan mustahik dapat dibagi dalam dua kelompok
besar yaitu:
a. Kelompok Permanen
Termasuk dalam kelompok ini adalah fakir, miskin, amil dan muallaf.
Empat golongan mustahik ini diasumsikan akan selalu ada di wilayah
kerja organisasi pengelola zakat dan karena itu penyaluran dana
kepada mereka akan terus menerus atau dalam waktu lama walaupun
secara individu penerima berganti-ganti.
b. Kelompok Temporer
Termasuk dalam kelompok ini adalah riqob, ghorimin, fisbilillah, dan
ibnu sabil, empat golongan mustahik kini diasumsikan tidak selalu ada
di wilayah kerja suatu organisasi pengelola zakat. Kalaupun ada maka
penyaluran dana kepada mereka tidak akan terus menerus atau tidak
dalam waktu panjang sesuai dengan sifat permasalahan yang melekat
pada empat golongan ini.36
Dalam menentukan kriretria mustahik, YBM BRI mencoba
melakukan pendekatan hitungan had al kifayah (batas kecukupan)
melalui tinjauan konsumsi (makanan, pakaian dan tempat tinggal) dan
pendidikan. Seseorang yang berpendidikan lebih baik, maka cenderung
memiliki pendapatan yang lebih tinggi sehingga akan rendah
peluangnya untuk menjadi miskin. Inilah alasan mendasar kenapa
36 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 23
79
YBM BRI menetapkan had al-kifayah dengan melakukan pendekatan
konsumsi dan pendidikan.
Penyusunan had al-kifayah di YBM BRI berdasarkan atas
hitungan hasil survey Biro Pusat Statistik tahun 2002, dengan
tambahan beberapa kriteria pendidikan dan non ekonomi lainnya,
seperti sosial, psikologis serta kebiasaan patologis serta kondisi
lingkungan setempat, terutama kondisi di seluruh cabang-cabang BRI
di daerah.
Ketentuan had al-kifayah yang dibuat oleh YBM BRI ini
digunakan untuk menyalurkan dana ZIS yang dikumpulkan dari
karyawan BRI di seluruh Indonesia melalui cabang-cabang di seluruh
Indonesia.37
Semua bantuan yang disalurkan YBM BRI pada prinsipnya
selalu berpatokan pada kriteria mustahik.
1. Asnaf Fuqaraa dan Masakin
Orang miskin disamping tidak mampu di bidang finansial,
mereka juga tidak memiliki pengetahuan dan akses. Untuk mencapai
tujuan zakat sebagai upaya membantu masyarakat miskin keluar dari
krisis yang menghimpit mereka.38
Fuqaraa adalah orang Islam yang tidak memiliki harta atau
pekerjaan atau ada pendapatan tetapi tidak mencapai 50% dari had
kifayah (batas kecukupan) untuk keperluan diri dan keperluan
37 Kurtanto Noor Aflah dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara (Jakarta:
FOZ, 2006), h. 151-154 38 Masdar F. Mas’udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, h. 20
80
tanggungannya. Sedangkan Masakin (miskin) adalah orang Islam
yang memiliki harta atau pendapatan halal yang hanya bisa memenuhi
50% dari kebutuhan diri atau keperluan diri tanggungannya tetapi
tidak mencapai had kifayah.
Jenis bantuan yang dapat diberikan:
1) Bantuan Hidup
2) Bantuan Pendidikan
3) Bantuan Kesehatan
4) Modal Kerja/usaha Keterampilan.
2. Asnaf Muallaf
Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain orang-orang
yang lemah niatnya untuk memasuki Islam. Mereka diberi bagian dari
zakat agar niat mereka memasuki Islam menjadi kuat. Mereka terdiri
atas dua macam: Muslim dan Kafir
Kelompok kafir terdiri atas dua bagian, yaitu orang-orang yang
diharapkan kebaikannya bisa muncul, dan orang-orang yang ditakuti
kejelekannya.
Adapun mua’allaf yang sudah Muslim boleh diberi bagian
zakat, karena kita perlu menarik perhatian mereka, dengan alasan-
alasan berikut:
1. Mereka adalah orang-orang yang lemah niatnya untuk memeluk
Islam. Mereka diberi bagian zakat agar kuat niatnya dalam
memeluk Islam.
81
2. Kepala suku yang Muslim yang dihormati oleh kaumnya. Mereka
diberi bagian dari zakat agar mereka tetap memeluk Islam.
3. Orang-orang Muslim yang bertempat tinggal di wilayah kaum
Muslim yang berbatasan dengan orang-orang kafir, untuk menjaga
agar orang-orang kafir tidak memerangi kita.
4. Orang yang memungut zakat dari suatu kaum yang tidak
memungkinkan pengiriman pengambil zakat itu sampai kepada
mereka, meskipun pada dasarnya mereka tidak enggan
mengeluarkan zakat.39
Jenis bantuan yang dapat diberikan:
a) Bantuan Hidup
b) Bantuan Pendidikan
c) Bantuan Al-Quran/Hadis dan buku-buku agama lainnya
d) Bantuan Kesehatan
e) Modal Kerja/usaha Keterampilan
3. Asnaf Riqab
Sejalan dengan perkembangan zaman, budak dalam arti harfiah
seperti pada masa pra Islam mungkin sudah tidak ada lagi, tetapi
perbudakan dalam bentuk lain masih banyak. Misalnya, masyarakat
Islam yang tertindas baik oleh penjajah atau dominasi golongan lain.40
Dengan kata lain hamba Islam atau orang yang terbelenggu di bawah
39 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Penerjemah Agus Effendi dan
Bahruddin Fanamy (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 283 40 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 14
82
satu kuasa yang menghalangi kebebasan dirinya untuk menjalankan
syariat Islam.
Jenis bantuan yang dapat diberikan:
a) Bantuan Pemulihan Aqidah dan Akhlak
b) Bantuan Hidup
c) Modal Kerja/ usaha keterampilan
4. Asnaf Gharimin
Yakni orang muslim yang tidak memiliki sumber untuk
membayar utangnya untuk kebutuhan asasinya (seperti makan,
sekolah, dan berobat) yang diharuskan segera membayar.
Pemahaman terhadap gharim dalam sebagian besar literatur
tafsir atau fiqih dibatasi pada orang yang punya hutang untuk
keperluannya sendiri dan dana dari zakat diberikan untuk
membebaskannya dari hutang. Namun beberapa pendapat
membedakannya kepada dua kelompok, yaitu orang yang berhutang
untuk keperluannya sendiri dan orang yang berhutang untuk
kepentingan orang lain. Aliran Syafi’iyyah menyatakan bahwa gharim
meliputi: 1) hutang karena mendamaikan dua orang yang bersengketa,
2) hutang untuk kepentingan pribadi, 3) hutang karena orang lain.41
Zakat pada gharim adalah pembatasan puncak keluhuran
sasaran sosial dalam bantuan, pertolongan, kesejahteraan, dan
41 Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h. 302
83
menjadikan gharim tidak putus asa dan mengangkat mereka untuk
menjadi teguh, kokoh, dan tetap dalam kebaikan dan kesejahteraan.42
Jenis bantuan yang dapat diberikan:
a) Meringankan beban utangnya
b) Memberikan bantuan sembako
5. Asnaf Fisabilillah
Fisabilillah adalah perjuangan, usaha dan aktivitas untuk
menegakkan dan meninggikan agama Allah.
Jaminan sosial untuk para penerima zakat kususnya bagi fi
sabilillah adalah untuk menjamin kebutuhan kesejahteraan umum bagi
individu, masyarakat serta aktivitas untuk menegakkan agama dan
dunia secara bersamaan.43
Jenis bantuan yang dapat diberikan berupa : Bantuan sarana
ibadah, dakwah dan Pendidikan.
6. Asnaf Ibnu Sabil
Yakni musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan untuk
hal-hal baik atau dakwah. Atau karena musibah yang menyebabkan
kehabisan bekal.
Ibnu Sabil sebagai penerima zakat sering dipahami dengan
orang yang kehabisan biaya di perjalanan ke suatu tempat bukan untuk
maksiat. Tujuan pemberian zakat untuk mengatasi ketelantaran,
meskipun di kampung halamannya ia termasuk mampu. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa Islam memberikan perhatian kepada
42 Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak (Yoyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2003), h. 236
43 Ibid, h. 246
84
orang yang terlantar. Penerima zakat pada kelompok ini disebabkan
oleh ketidakmampuan yang sementara.44
Jenis bantuan yang dapat diberikan:
a) Bantuan Pemenuhan kebutuhan sesaat
b) Bantuan Transportasi.
Meski telah ditentukan asnafnya ada delapan, namun LPZ
mesti memiliki inovasi pendayagunaan zakat. Inovasi ini penting agar
dana zakat yang dihimpun betul-betul memiliki daya manfaat serta
dampak yang luas dan jangka panjang. Daya manfaat bisa diukur dari
sejauh mana mustahik yang dibantu bisa mandiri. Sedangkan dampak
yang luas dan jangka panjang disini adalah sejauh mana mustahik itu
bisa meningkatkan kualitasnya dari mustahik menjadi muzaki.
Karena problem utama dalam pendayagunaan ZIS adalah keterbatasan
dana dan kompleksnya masalah kemiskinan, maka perlu dibuatkan skala
prioritas dalam pemilihan program pendayagunaan, kriteria utama dalam hal
pembuatan program adalah bagaimana program tersebut harus mempunyai
multiplier effect bagi keluarga miskin.45 Adapun skala prioritas yang
dilakukan oleh YBM BRI dalam mendayagunakan dana ZIS, yaitu:46
1. Hadir di Tengah Musibah
44 Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, h. 303 45 Kurtanto Noor Aflah dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara, h. 126 46 Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010
85
Bencana alam dan berbagai persoalan sosial yang melanda negeri
ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang berat bagi pemerintah dan
masyarakat Indonesia. Sepanjang 2009 tercatat beberapa kali bencana
alam yang merenggut ribuan korban jiwa dan meluluhlantakkan harta
benda. Ribuan anak-anak sebagai generasi penerus menjadi papa. Mereka
kehilangan orangtua dan sanak saudara, . ribuan orang mengalami cacat
fisik tubuhnya.
YBM-BRI selalu berusaha lebih awal berada di lokasi musibah
untuk meringankan beban korban yang terkena musibah, baik tim
langsung dari Kantor Pusat Jakarta maupun Kantor Wilayah, Kantor
Cabang, maupun Kantor Unit BRI di seluruh Nusantara.
Selama Ini, YBM-BRI telah ikut membantu saudara-saudara yang
ditimpa musibah mulai dari bencana akibat gelombang tsunami di Aceh,
bencana gempa bumi di Yogyakarta dan di Pangandaran, banjir di Riau,
banjir bandang dan longsor di Bohorok, banjir bandang di Banjarnegara,
hingga gempa bumi di Nabire dan jebolnya tanggul Situ Gintung.
Termasuk peristiwa bencana akibat kebakaran di berbagai daerah, juga
banjir dan gempa di seluruh pelosok Indonesia.
Penyaluran asnaf fakir miskin pada sektor Bantuan Bencana
Alam/Kebakaran tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 221% atau Rp.
695,613,800 dibandingkan tahun 2008 Rp. 216,415,000 . Kenaikan yang
signifikan di sektor bencana berkenaan pada tahun 2009 terjadi bencana
besar di Jawa Barat dan Sumatra Barat.47
2. Bantuan Kesehatan
47 Laporan Kinerja YBM-BRI 2009, h. 7
86
Besarnya jumlah fakir miskin mempengaruhi nilai beli kesehatan
bagi masyarakat. Jumlah yang tidak sedikit perkerjaan pemerintah
menanggulangi permasalahan kesehatan untuk warga tidak mampu di
bumi ini. Kurangnya tingkat kesadaran dan faktor pengetahuan akan
kesehatan menjadikan masyarakat sering kecil seolah dekat dengan
lingkungan yang kurang sehat.
Satu hal yg masih jadi barang mahal di negeri ini yaitu
kesehatan. Pelayanan kesehatan seperti layaknya sebuah vonis mati bagi
pesakitan. kenapa demikian? karena kita harusnya berobat untuk
menyembuhkan sakit. tapi dengan biaya pelayanan kesehatan Indonesia
yang mahalnya bukan main, justru serasa seperti mendatangkan penyakit
baru.
Duka kadang tidak hanya datang akibat bencana. Banyak saudara
kita yang menderita karena ketidakmampuan fisik. Ada yang tidak bisa
melihat karena katarak atau terserang berbagai jenis penyakit ganas
seperti tumor dan berbagai penyakit mengerikan lainnya. YBM-BRI
selalu berupaya membantu mereka berupa bantuan biaya operasi.
Mereka yang sakit atau punya penyakit berat tak lepas dari
sasaran bantuan YBM-BRI. Cukup banyak frekuensi operasi orang sakit
yang dibiayai YBM-BRI. Mulai dari operasi bibir sumbing, tumor,
bahkan berbagai penyakit berat lainnya.
Pelayanan gizi kepada masyarakat juga menjadi bagian dari
kegiatan YBM-BRI untuk membantu kesehatan masyarakat, terutama di
daerah yang mengalami gizi buruk. Dan tak kalah pentingnya adalah
pelayanan kesehatan cuma-cuma yang secara periodik dilakukan di
daerah-daerah yang membutuhkan.
87
Sejak berdirinya sampai dengan sekarang, YBM-BRI telah
menangani pengobatan gratis sebanyak 54.572 pasien.
Adapun bantuan kesehatan mengalami penurunan pada tahun
2009 sebesar 39% atau sejumlah Rp. 1,191,709,712 dibandingkan tahun
2008 Rp. 1,940,788,856.48
3. Bantuan Pendidikan
Bidang pendidikan merupakan salah satu fokus perhatian YBM-
BRI. Sebab, pendidikan merupakan sarana untuk memperbaiki generasi
mendatang. Bentuk bantuan pendidikan yang diberikan terutama adalah
beasiswa bagi siswa dari keluarga yang tidak mampu, peralatan sekolah,
bangunan sekolah hingga perpustakaan. Bahkan, ada juga bantuan berupa
“kail” misalnya kambing yang dipelihara siswa dengan sistem maro,
dimana hasilnya dimanfaatkan untuk membiayai sekolah mereka. Selain
bantuan pendidikan kepada siswa, YBM-BRI juga memberi bantuan
kepada sekolah. Bentuknya juga beragam mulai dari perlengkapan
belajar hingga sarana fisik penunjang pendidikan seperti bangunan ruang
kelas, perpustakaan dan kebutuhan lainnya.
YBM BRI dalam melakukan pendistribusian untuk bantuan
pendidikan khususnya beasiswa mengelompokkan menjadi empat
komponen. Pertama, komponen institusional lembaga pendidikan.
Kedua, sinergi dengan lembaga lain. Ketiga, rekomendasi dari karyawan
dan relawan BRI. Keempat, dari masyarakat umum. Adapun periode
penerimaan beasiswa, dilakukan setiap bulan Januari dan Juli. Namun
48 Ibid.,h. 7
88
biasanya lebih difokuskan pada bulan Juli, karena berbarengan dengan
tahun ajaran baru sedang bulan Januari sifatnya mengevaluasi saja.49
Penyaluran pada sektor pendidikan mengalami kenaikan yaitu
sebesar 34% atau sejumlah Rp. 2.270.922.000,- dari tahun sebelumnya
2008 yaitu sebesar Rp. 1,580,409,500.50
Syarat Penerima Bantuan Pendidikan/beasiswa:
1) Berasal dari keluarga tidak mampu (pendapatan tidak melebihi batas
kecukupan dasar/Had Kifayah) dan berakhlak baik
2) Mempunyai tanggungan keluarga yang besar (banyak anak yang
sekolah)
3) Belum menerima bantuan beasiswa atau bantuan pendidikan dari
perorangan atau lembaga manapun (dalam bentuk surat pernyataan
bermaterai)
4) Mendapaatkan rekomendasi dari masjid/mushola terdekat dari
tempat tinggal
5) Pemohon di luar jakarta harus mendapatkan rekomendasi dari
pengurus YBM-BRI atau Bapekis Kantor Cabang BRI atau dari
pekerja BRI.
6) Satu keluarga maksimal 1 (satu) anak yang dapat diberikan
beasiswa.
Prosedur Mengisi Formulir:
1) Formulir ini diisi dengan menggunakan huruf besar
2) Diisi atas nama pemohon (orang tua/wali calon penerima beasiswa)
49 Wawancara pribadi dengan divisi pendayagunaan Ahmad Fakih, Jakarta 17 Mei 2010 50 Laporan Kinerja YBM-BRI 2009, h. 8
89
3) Dokumen yang perlu dilampirkan:
a. Photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang tua/wali
b. Photocopy Kartu Keluarga (KK)
c. Photocopy Raport terbaru calon penerima beasiswa yang
dilegalisir sekolah
d. Surat rekomendasi masjid/mushola setempat, yang diisi di
formulir permohonan
e. Surat Keterangan dari sekolah bahwa anak tersebut masih
sekolah dan berkelakuan baik
f. Lain-lain yang berhubungan dengan data pemohon.
4) Hanya formulir permohonan yang telah diisi lengkap dan
ditandatangani pemohon serta mendapat rekomendasi dari YBM-
BRI/Bapekis BRI Kantor Cabang atau dari Pekerja BRI, yang akan
diproses.
4. Memberdayakan Masyarakat
Upaya pemberdayaan masyarakat juga menjadi bagian dari
aktivitas YBM-BRI. Bantuan diberikan berupa modal usaha bagi para
pedagang kecil, petani, peternak, atau usaha produktif lainnya. Bantuan
tentu diberikan dengan perhitungan dan kriteria yang memenuhi syarat
sesuai dengan peruntukan dana yang diamanahkan.
Bahkan bukan hanya modal usaha melainkan juga kesempatan
berpameran serta bentuk bantuan lainnya yang bisa meningkatkan
kemandirian para pengusaha kecil dan mikro.
90
Dengan bantuan ini diharapkan banyak masyarakat yang bisa
berusaha dan hidup mandiri, sehingga mereka yang semula masuk
kriteria mustahik, dengan usahanya itu bisa merubah menjadi muzzaki.
Penyaluran pada sektor Bantuan Usaha tahun 2009 juga
mengalami kenaikan yaitu sebesar 18% atau Rp. 426,831,125,
dibandingkan tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 360,900,000.51
Syarat Penerima Bantuan:
1) Pendapatan usahanya ditambah dengan pendapatan lain tidak
melebihi had kifayah
2) Usaha halal
3) Mempunyai beban tanggung jawab keluarga yang besar
4) Ramah lingkungan
5) Usaha tersebut adalah sumber pendapatan utama
6) Bantuan diberikan dalam bentuk modal bergulir dan atau peralatan
perniagaan
7) Ada peluang untuk berkembang
8) Belum menerima bantuan usaha dari lembaga manapun
9) Untuk bantuan perorangan maksimal sebesar Rp. 5.000.000,-
10) Jamaah aktif di masjid
11) Maksimal bantuan dapat diberikan sebanyak dua kali.
Prosedur Mengisi Formulir:
1) Formulir ini diisi dengan menggunakan huruf besar
2) Diisi atas nama pemohon yang bersangkutan 51 Ibid, h. 7
91
3) Dokumen yang perlu dilampirkan
e) Photocopy Kartu Identitas (KTP)
f) Photocopy Kartu Keluarga (KK)
g) Surat Rekomendasi Masjid setempat
h) Lain-lain yang berhubungan dengan pemohon
4) Hanya formulir permohonan yang telah diisi lengkap dan
ditandatangani pemohon serta mendapat rekomendasi pekerja atau
pengurus masjid yang akan diproses oleh YBM-BRI.
Beberapa hal berikut, perlu diperhatikan dalam pengalokasian
dana ZIS:52
1) Kebutuhan riil para penerima dana ZIS
Penetapan bidang sasaran disesuaikan dengan kebutuhan riil para
penerima dana yang ada di wilayah kerja pengelola ZIS masing-
masing. Pengguliran program dalam bidang sasaran yang sesuai
kebutuhan penerima dana akan menumbuhkan rasa memiliki pada
diri mereka terhadap program tersebut.
2) Skala prioritas permasalahan
Kebutuhan riil para penerima mungkin tidak terbatas. Jika demikian,
maka sudah seharusnya dibuat skala prioritas permasalahan yang
akan ditanda-tangani. Sehingga, walaupun memerlukan waktu yang
panjang karena bertahap namun ada proses penyelesaian masalah
yang jelas dengan terget dan tujuan akhir terukur.
52 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 24
92
3) Kemampuan sumber dana dan sumber daya manusia.
Keterbatasan dalam dua sumber ini hanya dapat di atasi dengan
adanya sinergi atau aliansi strategis antara organisasi-organisasi
pengelola ZIS yang ada di wilayah yang sama atau dengan
organisasi pengelola ZIS yang cakupan wilayah kerjanya lebih luas.
C. Analisis Terhadap Strategi Fundraising Melalui Sistem Surat Kuasa dan
Pendayagunaan Agen Sosial pada YBM BRI
Islam datang dengan sistem zakatnya yang memungkinkan
masyarakat bisa mengembangkan peradabannya. Zakat, infak dan sedekah,
bila terkumpul melalui lembaga amil ZIS, maka ia akan lebih berdaya guna,
lebih optimal, dan lebih efektif dibandingkan apabila kita menyalurkan zakat
secara pribadi langsung kepada mustahiq zakat.
Zakat, infak dan sedekah merupakan ibadah yang berdimensi ganda,
baik vertikal maupun horizontal. Dikatakan demikian, karena zakat di
samping bersifat ta’abbudi (merupakan ibadah kepada Allah swt), juga
bersifat ijtimaiyah (soaial kemasyarakatan). Oleh karena itu, maka
pelaksanaannyapun harus dilakukan dengan cara mempertimbangkan kedua
dimensi tersebut.
Zakat, infak dan sedekah merupakan bukti dari adanya kesadaran
antar manusia. Ia bisa mensejahterakan sirkulasi hidup bersosial, ia dapat
mengentaskan kemiskinan dan dapat menyelematkan manusia dari kerugian
93
di dunia dan akhirat. Di samping itu, Zakat, infak dan sedekah dapat
meminimalisasi sifat kikir, materialistik, individualistik dan egoistik.
Pada tahun 1999 terbit dan disahkannya Undang-undang Nomor 38
tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dengan demikian, maka pengelolaan
zakat yang bersifat nasional semakin intensif. Undang-undang inilah yang
menjadi landasan legal formal pelaksanaan zakat di Indonesia, walaupun di
dalam pasal-pasalnya masih terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan,
seperti tidak adanya sanksi bagi muzakki yang tidak mau atau enggan
mengeluarkan zakat hartanya dan sebagainya.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun
1999 tentang Pengelolaan Zakat, maka yang dimaksud Pengelolaan Zakat
adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan terhadap pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
Dalam pengelolaan zakat, ada empat tujuan yang hendak dicapai,
yaitu:
1) Memudahkan muzakki menunaikan kewajiban berzakat
2) Menyalurkan zakat yang terhimpun kepada mustahiq yang berhak
menerimanya
3) Mengelola zakat ternyata memprofesionalkan organisasi zakat itu sendiri
4) Terwujudnya kesejahteraan sosial.
Upaya mobilisasi dana-dana zakat, infak, dan shadaqoh di Indonesia
dalam waktu sepuluh tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang pesat.
Hal ini ditandai dengan dua kenyataan: 1) terus meningkatnya jumlah dana
yang berhasil dihimpun dan 2) bertambahnya lembaga-lembaga yang
94
melakukan pengumpulan. Perkembangan pesat ini jelas didukung oleh satu
faktor utama dan penting yakni kesadaran umat Islam di Indonesia dalam
membayar zakat dan bersedekah yang sangat tinggi.
Sistem penghimpunan dan penyaluran zakat dari masa ke masa
memilki perbedaan. Awalnya, zakat lebih banyak disalurkan untuk kegiatan
konsumtif, tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan dana ZIS untuk
kegiatan produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah strata sosial dari
yang terendah (mustahik) kepada yang tertinggi (muzakki).
Dalam penghimpunan dan pengelolaan ZIS tidak lepas dari empat
aspek yang terkait, yakni: mustahik, ashnaf zakat yang delapan, amiliin,
(individu dan institusi) dan manajemen zakat (pemungutan dan
penyalurannya). Idealnya keempat aspek tersebut bersinergi membentuk
sebuah sistem yang transparan, akuntabel dan efektif.
Untuk mengoptimalkan pengelolaan ZIS di Indonesia diperlukan
langkah strategis dan re-orientasi pengelolaan zakat yang selama ini
dilakukan oleh masing-masing lembaga, sudah waktunya sekarang
diwujudkan jika kita menginginkan potret pengelolaan ZIS Indonesia yang
lebih memenuhi harapan umat.
YBM BRI dalam upaya penghimpunan dana ZIS, untuk saat ini lebih
mengoptimalkan potensi dana ZIS yang ada di lingkungan BRI, YBM BRI
melakukan penghimpunan dana melalui surat kuasa sebagai strategi
penggalangan dana ZIS dengan sasaran para pekerja BRI muslim. Dengan
kata lain YBM BRI mendapatkan dana ZIS dari pemotongan upah para
karyawan (zakat profesi) yang bersedia untuk memberikan zakat, infak atau
shadaqahnya kepada YBM BRI melalui surat kuasa yang dikirimkan oleh
95
yang bersangkutan kepada divisi MSDM. Upaya YBM BRI dalam
menghimpun dana ZIS melalui sistem pemotongan upah ini setiap tahunnya
terus meningkat, terbukti pada tahun 2004 YBM BRI menjadi pemenang ke-
II Zakat Award pada kategori Penghimpunan Dana Tertinggi. Namun, bukan
berarti YBM BRI sudah optimal dalam melakukan penghimpunan, dari hasil
data yang ada saat ini YBM BRI baru mengumpulkan sebesar kurang lebih
25% dari potensi dana ZIS yang ada di lingkungan BRI. Untuk itu YBM BRI
selalu berusaha untuk mengoptimalkan potensi dana ZIS dengan cara terus
berkreatifitas dalam upaya mengembangkan strategi fundraising.
Sedangkan pendistribusian atau pendayagunaan zakat yang dilakukan
oleh YBM BRI yaitu dengan melibatkan para karyawan BRI itu sendiri yang
berfungsi sebagai agen sosial yang bertugas merekomendasikan calon
mustahik yang berada di lingkungan wilayahnya. Adapun alasan YBM BRI
melibatkan para pekerja menjadi agen sosial dalam mendayagunakan dana
ZIS yaitu agar pendistribusian atau pendayagunaan dana ZIS tepat sasaran
sesuai dengan kriteria mustahik yang perlu dibantu, para agen sosial juga ikut
serta membina dan mengawasi kegiatan pendayagunaan tersebut.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap efektifitas
penghimpunan melalui sistem surat kuasa dan pendayagunaan agen sosial
dalam menghimpun dan mendayagunakan dana ZIS pada YBM BRI, maka
dapat dikatakan semua berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
setiap tahunnya hasil dari laporan kinerja baik dari penghimpunan maupun
pendayagunaan selalu ada perkembangan yang baik. Dalam hal
pendayagunaan YBM BRI pernah meraih dua kali penghargaan Zakat Award
yaitu pada tahun 2004 pemenang I dan 2005 sebagai pemenang II Kategori
96
Pendayagunaan Zakat. Juga, mendapatkan penghargaan sebagai Lembaga
Amil Zakat Nasional paling aksesbilitas dan akuntabilitas tahun 2007.
Adapun kunci keberhasilan YBM BRI menjadi LAZ yang akuntabel
dan aksibel, yaitu:
1) Hampir 90% yang menjadi muzakki dan donatur adalah karyawan BRI
sendiri.
2) Karyawan BRI ikut dilibatkan sebagai agen sosial atau pemberi
rekomendasi terhadap calon mustahik, sehingga pendistribusian tepat
sasaran.
3) Karyawan BRI dan masyarakat umum di seluruh Indonesia dapat dengan
mudah mengakses laporan kinerja dan keungan YBM BRI melalui kanwil,
kanca, kantor unit bahkan dapat mengakses melalui internet dan media
lainnya.
4) Efisiensi operasional. Dalam upaya pembiayaan operasional tidak melebihi
10% (sepuluh persen) dari perolehan, sehingga dapat menghemat
pengeluaran untuk operasional.
5) Menurunkan saldo psikologis, artinya jika tahun ini dana yang terhimpun
YBM BRI besar, maka saldo yang disisakan diturunkan dengan tujuan
mengoptimalkan batas penyaluran.
6) Optimalisasi penyaluran, YBM BRI mengusahakan setiap penyaluran
minimal sebesar jumlah perolehan penghimpunan tahun sebelumnya,
dengan tujuan menghindari terjadinya penumpukan saldo.
Melihat peran lembaga ZIS yang demikian itu, umat Islam semakin
percaya bahwa ZIS memiliki peran strategis bagi pengembangan masyarakat,
97
sehingga para muzakki sadar akan pentingnya menyalurkan ZIS melalui
lembaga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi fundraising dan pendayagunaan yang dilakukan oleh YBM
BRI dalam pengelolaan dana ZIS adalah:
1. Dalam upaya penghimpunan dana ZIS melalui surat kuasa dengan cara
memberikan surat edaran kepada para karyawan BRI yang beragama
Islam di seluruh Indonesia yang berisi himbauan untuk berzakat, infak
dan shadaqah. Bagi karyawan yang bersedia dan memenuhi persyaratan
untuk berzakat, infaq dan shadaqah maka yang bersangkutan harus
mengisi surat kuasa dan mengirimkannya ke bagian MSDM melalui unit
kerjanya sebagai bukti kesediaan upahnya dipotong setiap bulan secara
otomatis oleh divisi MSDM di berbagai unit kerja, dana yang terkumpul
akan ditransfer ke rekening YBM BRI. Setiap pekerja BRI akan
mendapatkan bukti pembayaran zakat, infak atau sedekah dari YBM
BRI.
2. Dalam upaya pendayagunaan YBM BRI melibatkan para karyawan BRI
sebagai agen sosial yang akan merekomendasikan calon penerima
bantuan yang ada di lingkungan wilayahnya. Agen sosial akan
menggambarkan kondisi calon mustahik kepada YBM BRI, setelah itu
calon penerima bantuan mengisi formulir yang sudah disediakan dan
melengkapi dokumen sebagai persyaratan, YBM BRI akan
mempertimbangkan layak atau tidaknya calon mustahik untuk dibantu.
97
98
Selain merekomendasikan, agen sosial juga ikut terlibat dalam
pembinaan dan pengawasan terhadap mustahik, sehingga agen sosial
harus selalu ada koordinasi dengan pihak YBM BRI guna melaporkan
perkembangan mustahik yang telah menerima bantuan.
B. Saran
1. Menjadikan keberhasilan YBM BRI baik dari strategi penghimpunan
maupun program pendayagunaan sebagai percontohan bagi UPZ yang ada
di perusahaan BUMN lainnya.
2. Pertahankan pelayanan yang memuaskan terhadap muzakki dan mustahiq,
sehingga YBM BRI menjadi kepercayaan para muzaki dan mustahiq di
seluruh Indonesia.
3. Mengoptimalkan potensi dana ZIS dengan cara mensosialisasikan tentang
keberadaan YBM BRI dan membuat strategi-strategi baru baik dari
kegiatan penghimpunan maupun kegiatan pendayagunaan.
4. Merealisasikan program yang belum dilaksanakan agar kegiatan
penghimpunan dan pendayagunaan bisa optimal.
5. Tingkatkan kerjasama dengan pihak lembaga/perusahaan lainnya, baik
dari segi penghimpunan maupun pendayagunaan dana ZIS.
DAFTAR PUSTAKA
Aflah, Kurtanto Noor dan Mohd. Nasir Tajang, ed., Zakat dan Peran Negara.
Jakarta: FOZ, 2006
Ali, Mohammad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI- Press,1988
Ali, Nurudin Mhd. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006
Amirullah, dan Cantika, Sri Budi. Manajemen Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002, cet. Ke-1
Al-Faridy, Hasan Rifai. Panduan Zakat Praktis. Jakarta: Dompet Dhuafa Republika, 2003
Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005, cet, ke-6
Bariadi, Lili. dkk, Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005 Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2003, Cet ke-2
Company Profile YBM BRI
Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Semarang : PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994)
Effendi, Onong Uchayana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rosda Karya, 1992
Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. UIN-Malang Press: Malang, 2008
Hadi, Sutrisno. Metodologi Riset II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984
Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Gema Insani: Jakarta, 2002
Hidayat, Komarudin. Ensiklopedi Manajemen. Jakarta: Bumi aksara, 1994, Cet Ke 1
http://bkd.dumaikota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=189%3Asurat-kuasa&catid=74%3Atata-naskah-dinas&Itemid=106&lang= di akses pada tanggal 27 april 2010
Http://ybmbri.or.id/download/982604suplemenybm-bripdf diakses pada tanggal 28 April 2010.
http://www.siwakz.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=53&artid=171. Diakses tanggal 09 juni 2010
Inayah, Gazi, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak. Yoyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2003
99
100
Kuncoro, Mudrajad. Strategi “Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?”. Jakarta: Erlangga, 2005
Kurniawati, Kederwanan Kaum Muslimin; Potensi dan Realita Zakat Masyarakat di Indonesia Jakarta: Piramedia, 2004
Mahkamah Agung RI. Kapita Selekta Perbankan Syari’ah Menyogsong Berlakunya UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan UU. No. 7 Tahun 1989 Perluasan Wewenang Perdilan Agama. Jakarta Pusdiklat Mahkamah Agung RI, 2007
Marbun. B.N. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2005, Cet ke-2
Mas’udi, Masdar F.dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS. Jakarta: Pirac, 2004
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. Ke-11
Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit bidang Pemerintah dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2000
Norton, Michael. Menggalang Dana. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta:Salemba Empat, 2008
Pedoman Pengelolan ZIS YBM BRI Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. manajemen Strategi sebuah
Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999
Purwanto, April. Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat. Yogyakarta: Teras, 2009. cet ke-1
Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI. Kamus Besar bahasa Indonesia. Edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat. Jakarta : Litera AntarNusa, 1973, cet. ke-2
Salim, Peter. Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionary. Jakarta: Modern English Press,2000
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007, cet, ke-1
Siagian, Sondang P., Manajemen Strategik. Jakarta: PT Bumi Aksara,2004, cet. Ke-5
Sudewo, Eri. Manajemen Zakat.Ciputat: IMZ, 2004.
Sudjana, Anas. Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi. Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980
Sugiono, Metode Penulisan administrasi, (Bandung : Penerbit al-Fabeta 2005), Cet, ke- 12
101
Syamsudin, Din. Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani. Jakarta: Logos, 2000, Cet ke-1
Syaifudin. ekonomi dan masyarakat. Jakarta: Raja Wali Pres, 1987
Usman, Syarif. Strategi Pembangunan Indonesia dan Pengembangan dalam Islam. Jakarta: Firma Jakarta, 1998
Wahyudi, Agustinus Sri, Manajemen Strategik;Pengantar Proses Berpikir Strategik. Jakarta : Binarupa Aksara,1996
Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 1
LAPORAN KINERJA YBM-BRI 2009
A. Pendahuluan
Indonesia bukanlah negara yang menjadikan agama, apalagi agama tertentu sebagai
dasar negara, namun demikian memberikan gerak kepada seluruh masyarakatnya
untuk mengaktualisasikan keyakinan dengan seluas-luasnya. Kebebasan tersebut
dijamin sepenuhnya melalui dasar negara tertinggi yaitu UUD 1945. Penjaminan ini
menjadi kunci dan keterpanggilan masyarakat untuk memberikan potensi yang
dimiliki untuk dipersembahkan kepada kemajuan agama.
Sekarang ini, permasalahan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah
kemiskinan dan kebodohan. Jumlah orang miskin di Indonesia menurut data BPS
selalu berada di atas 30 juta atau diatas 15% dari jumlah pendudukan Indonesia.
Kalau hasil pengukuran Bank Dunia (2$/hari) jumlah orang miskin di Indonesia
hampir 50%, yaitu sebesar 49% atau 108,78 juta jiwa.
Kondisi ini sungguh sangat berbahaya, karena kimiskinan pemicu paling
efektif terjadinya berbagai kriminal dan rendahnya daya saing bangsa. Rasulullah
mengingatkan dalam sabdanya “kefakiran akan mendekatkan orang kepada
kekufuran”, dan ulama besar Islam Yusuf Qardawi juga telah mengingatkan bahwa
betapa dahsyatnya bahaya kemiskinan, sehingga kemiskinan menurut Beliau sebagai
“musibah dan bencana yang harus segera ditanggulangi”.
Untuk itu, dalam rangka upaya meningkatkan peran YBM-BRI dalam
meringankan dan mengurangi kemiskinan tersebut di atas, maka dipandang perlu
untuk mengevaluasi langkah-langkah yang telah ditempuh YBM-BRI.
B. Penghimpunan
Total dana yang telah diamanatkan ke YBM-BRI sejak berdirinya Tahun 2001
sampai Tahun 2009 sebesar Rp. 38.310.252.284,-. Khusus Tahun 2009, jumlah donasi
ke YBM-BRI sebesar Rp. 11,841,121,098,- (untuk pertama kalinya perolehan
mencapai puluhan milyar dalam satu tahun) dan mengalami kenaikan sebesar 45%.
Kenaikan Tahun 2009 tersebut tidak sebesar dibanding kenaikan pada Tahun 2008,
yang mana pada tahun tersebut YBM-BRI mengalami kenaikan sebesar 89%. Kalau
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 2
melihat rangking kenaikan, maka kenaikan pada Tahun 2009 berada pada peringkat
ke-3. Peringkat pertama Tahun 2002 yaitu sebesar 317% dan peringkat kedua Tahun
2008 dengan kenaikan sebesar 89%. (Lihat Tabel 1 & Grafik 1)
Alhamdulillah, sejak berdiri sampai sekarang perolehan dana ZIS YBM-BRI
selalu mengalami kenaikan, walaupun besarnya sangat bervariasi, kenaikan yang
paling kecil terjadi pada Tahun 2006, yaitu hanya 2%. (Lihat tabel 1)
Tabel 1: Jumlah Penerimaan YBM-BRI Tahun 2001-2009
TAHUN PENERIMAAN (Rp.) %
2001 499,137,165
2002 2,080,073,874 317%
2003 2,319,245,168 11%
2004 2,750,312,172 19%
2005 3,127,971,123 14%
2006 3,191,939,651 2%
2007 4,330,616,100 36%
2008 8,169,835,932 89%
2009* 11,841,121,098 45%
TOTAL 38.310.252.284
*Non Audited
Grafik 1 Penerimaan dan Penyaluran Dana ZIS YBM-BRI Periode 2001-2009
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 3
Peningkatan terbesar penerimaan YBM-BRI pada Tahun 2009 yaitu pada
penerimaan dana kemanusiaan dengan kenaikan sebesar 992.24% dari Tahun 2008.
Penerimaan dana kemanusiaan mengalami peningkatan yang sangat signifikan
berkenaan adanya publikasi yang dilakukan pada acara BRI Peduli ketika terjadi
bencana di Padang, dan surat edaran dari Divisi MSDM BRI tentang himbauan
memberikan bantuan ke para korban bencana di Jawa Barat dan Sumatra Barat dan
Bantuan pelaksanaan BRI Peduli Kesehatan. (Lihat tabel 2)
Untuk dana ZIS, peningkatan penerimaan Tahun 2009 sebesar 19,17% (zakat
sebesar 19,18% dan infaq 17,75%) dengan jumlah muzakki sekitar 9.000 melalui
pemotongan langsung di Divisi MSDM BRI kantor pusat sebanyak 7.070 karyawan
BRI, dan pemotongan yang masih manual diperkirakan + 2.000 muzakki, sekitar 27%
dari jumlah karyawan BRI yang muslim.
Upaya yang dilakukan untuk mensosialisasikan dan menggalang dana ZIS
pada Tahun 2009 tidak mengalami perbedaan yang mendasar dari tahun
sebelumnya yaitu melalui Surat Edaran Himbauan Zakat melalui Divisi MSDM BRI,
Info YBM-BRI, melalui himbauan berzakat pada Bulan Ramadhan, yang dilakukan
pada Tahun 2009 hanya meningkatkan volume penerbitan Info YBM-BRI dan melalui
website : www.ybm-bri.or.id.
Tabel 2 : Perbandingan Penerimaan Dana YBM-BRI Tahun 2008 dengan 2009
2008 2009 Kenaikan/Penurunan
Jumlah %
1. ZIS 7,471,799,340 8,903,919,069 1,432,119,729 19.17%
a. Zakat 7,392,144,357 8,810,125,834 1,417,981,477 19.18%
b. Infaq 79,654,982.98 93,793,234 14,138,251 17.75%
2. Non ZIS 152,250,677 238,736,625 86,485,948 56.80%
a. Bunga Bank 17,319,283 26,540,122 9,220,839 53.24%
b. Bagi Hasil Syariah 125,831,708 196,496,303 70,664,595 56.16%
c. Refund Pajak Bagi Hasil 9,099,686 15,700,200 6,600,514 72.54%
3. Dana Kemanusiaan & Baksos 214,280,000 2,340,452,513 2,126,172,513 992.24%
4. Dana Bergulir 220,908,000 258,488,900 37,580,900 17.01%
5. Lain-lain 110,597,915 99,523,990 (11,073,925) -10,01%
Total Penerimaan 8,169,935,932 11,841,121,098 3,671,285,166 44.94%
Penerimaan dari ZIS masih merupakan penerimaan terbesar YBM-BRI, yaitu
75,19% (zakat 74,2% dan dari infak sebesar 0,92%). Selanjutnya dari dana
kemanusiaan dan Baksos BRI Peduli Kesehatan sebesar 19,77%. (Lihat Tabel dan
Grafik 3)
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 4
Tabel 3 : Persentase Donasi YBM-BRI berdasarkan Sumber Penerimaan
NO Jenis Sumber Penerimaan Rp. %
1. ZIS 8,903,919,069.97 75.19%
a. ZAKAT 8,795,125,835.33 74.28%
b. INFAQ 108,793,234.64 0.92%
2. Non ZIS 238,736,625.90 2.02%
a. Bunga Bank 26,540,122.00 0.22%
b. Bagi Hasil Syariah 196,496,303.90 1.66%
c. Refund Pajak Bagi Hasil 15,700,200.00 0.13%
3. Dana Kemanusiaan/Baksos 2,340,452,513.48 19.77%
4. Pengembalian Dana Bergulir 258,488,900.00 2.18%
5. Lain-lain 99,523,990.00 0.84%
Total Penerimaan 11,841,121,099.35 100.00%
Grafik 2 : Persentase Donasi YBM-BRI Berdasarkan sumber Dana
Berkaitan dengan target bahwa pada Tahun 2009 ditargetkan perolehan dana
secara keseluruhan sebesar Rp 12.300.000.000,- atau naik sebesar 50% dari Tahun
2008, tapi realisasinya Rp 11.841.121.099,-, atau naik hanya 45%. Khusus masalah
ZIS ditargetkan sebesar Rp 9.785.000.000,- atau naik sebesar 30% dari Tahun
sebelumnya, realisasinya sebesar Rp 8.903.919.070,- atau naik hanya sebesar 20%.
Adapun yang melebihi target terdapat di tiga item yaitu pada perolehan non ZIS,
Dana Kemanusian dan perolehan lain-lain. (Lihat Tabel 4)
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 5
Tabel 4 : Target dan Realisasi Perolehan Dana YBM-BRI Tahun 2009
NO JENIS PENERIMAAN TARGET 2009
REALISASI 2009
Pencapaian
Jumlah %
1. ZIS
9,785,000,000 8,903,919,070 (881,080,930) 91.00%
a. ZAKAT
9,600,000,000 8,795,125,835 (804,874,165) 91.62%
b. INFAQ
185,000,000 108,793,235 (76,206,765) 58.81%
2. Non ZIS
185,000,000 238,736,626 53,736,626 129.05%
a. Bunga Bank
26,540,122 26,540,122
b. Bagi Hasil Syariah
196,496,304 196,496,304
c. Refund Pajak Bagi Hasil
15,700,200 15,700,200
3. Dana Kemanusiaan 1,900,000,000 2,340,452,513 440,452,513 123.18%
4. Dana Bergulir 350,000,000 258,488,900 (91,511,100) 73.85%
5. Lain-lain
80,000,000 99,523,990 19,523,990 124.40%
Total Penerimaan 12,300,000,000 11,841,121,099 (458,878,901) 96,27 %
C. Keuangan dan Umum
1. Pada Tahun 2009, perkembangan yang sangat signifikan adalah laporan
penerimaan dan pendayagunaan sudah dapat disampaikan setiap bulan dengan
pencatatan yang jelas untuk pos-pos pendayagunaan.
2. Biaya operasional yang kecil, tidak pernah melebihi 10% dari total pengeluaran.
3. Pada pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS pada Tahun 2009 mengalami
penurunan yaitu hanya 78% dari total dana yang diterima. Sebelumnya rata-rata
per tahun lebih dari 90% dari total pengeluaran.
4. Dalam hal penilaian kinerja keuangan dan legitimasi sosial, sebagaimana
penilaian yang diberikan oleh PEBS (Pusat Ekonomi Bisnis Syariah) FE UI dan IMZ
dalam buku Indonesia Zakat and Development Report 2010. LAZ YBM-BRI
mencatatkan nilai tertinggi di antara 6 (enam) OPZ yang diobservasi, dengan
perolehan nilai 7.50 (AA-). Diantaranya untuk efisiensi keuangan dengan rata-
rata beban operasional tidak pernah melebihi 10% atau hanya berkisar 3-7% dari
total pengeluaran per tahun. Selain itu, laporan keuangan yang diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) dan kemudahan untuk mengaksesnya menjadikan
YBM-BRI memiliki nilai tertinggi dibandingkan LAZ yang lainnya.
D. Pendayagunaan
Sebagaimana halnya dengan penerimaan, penyaluran YBM-BRI pada Tahun
2009 juga mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun sebelumnya (Tahun
2008). Tapi peningkatan penyaluran tersebut tidak sebesar peningkatan penyaluran
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 6
pada Tahun 2008 yaitu sebesar 93% (lihat tabel 5). Adapun total dana yang telah
disalurkan YBM-BRI dari Tahun 2002 s.d. 2009 sebesar Rp 23,547,578,375 dengan
jumlah penerima bantuan (mustahik) sebesar 145.962. (lihat Tabel 6)
Tabel 5 : Jumlah Penyaluran YBM-BRI Tahun 2001-2009
TAHUN PENYALURAN (Rp.) %
2001 -
2002 697,870,516
2003 1,508,547,174 116%
2004 2,816,608,022 87%
2005 3,188,344,512 13%
2006 3,765,218,646 18%
2007 3,955,347,996 5%
2008 7,615,641,509 93%
2009* 9,345,411,140 23%
TOTAL 23,547,578,375
Pada Tahun 2009, penerima bantuan (mustahik) mengalami penurunan yang
sangat drastis sebesar 62% yaitu hanya sejumlah 19.824 mustahik, yang mana pada
Tahun 2008 sebanyak 52.558 mustahik. Penurunan ini disebabkan karena penurunan
kegiatan baksos kesehatan dan berkurangnya bencana, terutama bencana banjir
yang selama ini dibantu dengan pemberian nasi bungkus. (Lihat Tabel 6)
Tabel 6 : Jumlah Penerima Bantuan (Mustahik) YBM-BRI
TAHUN
PROGRAM BANTUAN JUMLAH
Pendidikan Kesehatan Usaha Kecil Bantuan Hidup Marbot (Orang) %
2002 498 141 41 320 1,000
2003 1,086 428 45 207 1,766 77%
2004 1,116 2,872 84 620 4,692 166%
2005 1,225 4,513 37 4,900 10,675 128%
2006 1,745 16,211 60 10,533 28,549 167%
2007 1,668 14,436 74 10,720 26,898 -6%
2008 1,874 15,971 213 34,500 52,558 95%
2009 2,144 13,320 197 4,163 109 19,824 -62%
Sub Total 11,356 67,892 751 65,963 109
Total Mustahik 145,962
Pada Tahun 2009, penyaluran ke asnaf lainnya (asnaf muallaf, Gharimiin,
Ibnu sabil dan Riqab) mengalami kenaikan sebesar 1738%. Peningkatan yang
signifikan ke asnaf ini dikarenakan pada Tahun 2009 diusahakan setiap mustahik
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 7
yang dibantu diidentifikasi dan digolongkan berdasarkan asnaf, sedangkan pada
Tahun 2008 terkadang di-general-kan masuk ke asnaf fakir miskin.
Penyaluran ke asnaf fakir miskin juga mengalami kenaikan sebesar 14% dari
tahun sebelumnya (2008) dengan jumlah bantuan sebesar Rp 6.601.988.767,-.
Kenaikan terbesar pada penyaluran asnaf fakir miskin yaitu pada sektor Bantuan
Bencana Alam/Kebakaran sebesar 221% dan sektor pendidikan sebesar 44%.
Kenaikan yang signifikan di sektor bencana adalah berkenaan pada Tahun 2009
terjadi bencana besar di Jawa Barat dan Sumatra Barat. Adapun yang mengalami
penurunan pada Tahun 2009 adalah sektor bantuan hidup dan bantuan kesehatan.
(Lihat tabel 7)
Tabel 7 : Perbandingan Penyaluran Asnaf tahun 2008 dengan 2009
No. Jenis Penyaluran Realisasi Realisasi Kenaikan & Penurunan
2008 2009 Angka %
A. Asnaf Fuqara & Masakin 5,767,991,375 6,601,988,767 833,997,392 14%
1 Bantuan Hidup 51,175,000 49,140,000 (2,035,000) -4%
2 Pendidikan 1,580,409,500 2,270,922,000 690,512,500 44%
3 Bantuan Kesehatan 1,940,788,856 1,191,709,712 (749,079,144) -39%
4 Bantuan Bencana Alam & Kebakaran 216,415,000 695,613,800 479,198,800 221%
5 Bantuan Usaha 360,900,000 426,831,125 65,931,125 18%
6 Pelimpahan 50 % ZAKAT ke Kanca 1,618,303,019 1,967,772,130 349,469,111 22%
B Sabilillah 1,226,815,500 1,763,413,200 536,597,700 44%
C Asnaf Lainnya 3,327,000 61,138,000 57,811,000 1738%
D 3 J (Dari Dana Non Halal) 11,000,000 13,613,750 2,613,750 24%
E Alokasi Untuk amilin 725,652,000 871,566,500 145,914,500 20%
F Lain-lain 50,436,120 33,690,923 (16,745,197) -33%
7,785,221,995 9,345,411,140 1,560,189,145 20%
Grafik 3 : Realisasi Penyaluran Asnaf Tahun 2008 dengan 2009
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 8
Penyaluran terbesar pada Tahun 2009, sebagaimana pada tahun sebelumnya yaitu
ke asnaf Fakir Miskin, untuk asnaf Fakir Miskin alokasi penyaluran terbesar pada sektor
pendidikan yaitu sebesar 34% atau sejumlah Rp. 2.270.922.000,- dari total penyaluran ke
asnaf Fakir Miskin. Selanjutnya ke asnaf Sabilillah sebesar 19% dan sebesar 9% untuk
operasional amilin.
Tabel 8 : Persentase Penyaluran Berdasarkan Asnaf Tahun 2009
Grafik 4 : Persentase Penyaluran Berdasarkan Asnaf Tahun 2009
No Jenis Penyaluran Jumlah %
A Asnaf Fuqara & Masakin 6,601,988,767 71%
1 Bantuan Hidup 49,140,000 1%
2 Pendidikan 2,270,922,000 34%
3 Bantuan Kesehatan 1,191,709,712 18%
4 Bantuan Bencana Alam & Kebakaran 695,613,800 11%
5 Bantuan Usaha 426,831,125 6%
6 Pelimpahan 50 % ZAKAT ke Kanca 1,967,772,130 30%
B Sabilillah 1,763,413,200 19%
C Asnaf Lainnya 61,138,000 1%
D 3 J (Dari Dana Non Halal) 13,613,750 0%
E Alokasi Untuk Amilin 871,566,500 9%
F Lain-lain 33,690,923 0%
9,345,411,140 100%
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 9
Grafik 5 : Persentase Penyaluran Ke Asnaf Fuqara & Masakin Tahun 2009
Mengenai target penyaluran, pada Tahun 2009, secara umum dapat
dikatakan tidak mencapai target. Secara keseluruhan Tahun 2009 ditargetkan
penyaluran sebesar Rp 19,5 milyar terealisasi hanya Rp. 15,5 milyar atau hanya
terealisasi sebesar 82%. Tapi untuk Asnaf Sabilillah mengalami selisih penyaluran
dari target sebesar 263.413.200,- atau kelebihan penyaluran sebesar 18%. Dengan
tidak tercapainya target penyaluran ini menyebabkan peningkatan saldo terutama
pada saldo rekening zakat.
Tabel 9 : Target & Realisasi Penyaluran 2009
No Jenis Penyaluran
Target Realisasi Pencapaian
2009 2009 Angka %
A. Asnaf Fuqara & Masakin 8,427,000,000 6,601,988,767 (1,825,011,233) 78%
1 Bantuan Hidup 55,000,000 49,140,000 (5,860,000) 89%
2 Pendidikan 2,700,000,000 2,270,922,000 (429,078,000) 84%
3 Bantuan Kesehatan 1,760,000,000 1,191,709,712 (568,290,288) 68%
4 Bantuan Bencana Alam & Kebakaran 750,000,000 695,613,800 (54,386,200) 93%
5 Bantuan Usaha 762,000,000 426,831,125 (335,168,875) 56%
6 Pelimpahan 50 % ZAKAT ke Kanca 2,400,000,000 1,967,772,130 (432,227,870) 82%
B Sabilillah 1,500,000,000 1,763,413,200 263,413,200 118%
C Asnaf Lainnya 120,000,000 61,138,000 (58,862,000) 51%
D 3 J (Dari Dana Non Halal) 50,000,000 13,613,750 (36,386,250) 27%
E Alokasi Untuk amilin 960,000,000 871,566,500 (88,433,500) 91%
F Lain-lain 40,000,000 33,690,923 (6,309,077) 84%
11,097,000,000 9.345,411,140 1,751,588,859 84%
Laporan Kinerja YBM-BRI 2009 10
E. Penutup
Demikian laporan ini kami sampaikan. Semoga laporan ini dapat memberikan
gambaran kinerja YBM-BRI Tahun 2009 dan dapat menjadi acuan perbaikan ke
depan.
YAYASAN BAITUL MAAL
BANK RAKYAT INDONESIA
BADAN PELAKSANA
Ketua, Keuangan,
Mohd. Nasir
Yunni Fartina