STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH...

94
STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH 2 CIPINING Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Aulia Tri Syamsul Alam NIM: 1113046000108 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H

Transcript of STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH...

Page 1: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH PONDOK

PESANTREN DARUNNAJAH 2 CIPINING

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Aulia Tri Syamsul Alam

NIM: 1113046000108

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH PONDOK

PESANTREN DARUNNAJAH 2 CIPINING

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Aulia Tri Syamsul Alam

1113046000108

Pembimbing:

Drs. Hamid Farihi, MA.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 3: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Hari ini Selasa, 27 Maret 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Aulia Tri Syamsul Alam

2. NIM : 1113046000108

3. Jurusan : Ekonomi Syari‟ah

4. Judul Skripsi : Strategi Fundraising Harta Benda Wakaf oleh Pondok

Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Maret 2018

PANITIA UJIAN:

1. Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.

NIP. 19751201 100501 1 005 (……………………..)

2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A.

NIP. 19731215 200501 1 002 (……………………..)

3. Pembimbing : Drs. Hamid Farihi, M.A.

NIP. 19581119 198603 1 001 (……………………..)

4. Penguji I : Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM

NIP. 19550505 198203 1 012 (……………………..)

5. Penguji II : Nurul Handayani, S,Pd, M.Pd.

NIP. 197101131 199903 2 001 (……………………..)

Page 4: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

ثسى هللا انشح انشحى

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

satu persyaratan memperoleh gelar Strata I Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari karya ini terbukti bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Maret 2018

Aulia Tri Syamsul Alam

Page 5: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Aulia Tri Syamsul Alam

NIM : 1113046000108

TTL : Jakarta, 30 Juni 1995

Alamat : Jl. Durian II No. 19 RT. 02/06 Ds. Lumpang Kec. Parung

Panjang, Kab. Bogor, Jawa Barat

No. Telp : 021 – 5978384 / 089655935448 (WA)

Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

TK YPQ (2000 – 2001)

SDN Perumnas 2 Parung Panjang (2001 – 2007)

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining (2007 – 2013)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013 – 2018)

C. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Sekretaris Bag. Bahasa Organisasi Santri Tahfidzul Qur‟an (OSTAQ)

Pesantren Darunnajah 2 Cipining Tahun 2011-2012

2. Wakil Ketua Organisasi Santri Darunnajah Cipining (OSDC) Tahun 2012-

2013

3. Ketua Ikatan Mubaligh Darunnajah Cipining (IMDA) Tahun 2012-2013

4. Kepala Bidang Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Program Studi

(HMPS) Muamalat Tahun 2015

5. Kepala Bidang Kemahasiswaan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA)

Fakultas Syari‟ah dan Hukum Tahun 2015 – 2016

6. Wakil Sekretaris Umum Bidang Keuangan dan Perlengkapan Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Syari‟ah dan Hukum

Page 6: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

ABSTRAK

AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi Fundraising

Harta Benda Wakaf oleh Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining”, Skripsi.

Program Studi Ekonomi Syariah, Konsentrasi Manajemen ZISWAF, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438

H/2018 M. Jumlah halaman 81 + 14 lampiran halaman

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana strategi fundraising

harta benda wakaf yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining. Pesantren ini merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang

pendidikan yang berdiri melalui harta wakaf. Melihat hal tersebut penulis tertarik

untuk meneliti bagaimana strategi fundraising harta benda wakaf yang diterapkan

Pesantren yang notabene bergerak dibidang pendidikan, beserta dampaknya bagi

terkumpulnya harta benda wakaf.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena

metode ini dirasa sangat relevan dengan objek penelitian. Data yang digunakan

adalah data kualitatif yang bersumber dari dua jenis sumber, yaitu data primer dan

data sekunder. Kemudian data tersebut diformulasikan dan diintreprestasikan

sehingga tersusun rapi menjadi satu. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan

teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, banyak hal yang menunjang

terlaksananya dan banyak pula hal-hal yang menghambat berjalannya strategi

fundraising harta benda wakaf yang diterapkan oleh Pondok Pesantren

Darunnajah 2 Cipining. Strategi yang diterapkan pun terbilang memiliki dampak

yang kurang baik bagi penghimpunan harta wakaf berbentuk tanah. Namun

strategi itu terbilang cukup baik dalam hal penghimpunan harta benda wakaf lain

seperti, kebutuhan pembangunan pesantren, mobil bak, kursi, meja, dan lain

sebagainya yang menunjang berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di Pondok

Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

Kata Kunci : Strategi, Fundraising, Harta Benda Wakaf, Pondok

Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

Pembimbing : Drs. Hamid Farihi, MA.

Daftar Pustaka : 1977 – 2017

Page 7: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

ABSTRACT

AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Fundraising Strategy

Waqf Property by Darunnajah 2 Cipining Islamic Boarding School. Skripsi.

Sharia Economic Studies Program, ZISWAF Management Concentration, Faculty

of Economics and Business, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta,

1438 H / 2018 M. Number of pages 81 +14 appendix pages.

This study aims to explain how the fundraising strategy of waqf property

implemented by Darunnajah 2 Cipining Islamic Boarding School. This Boarding

School is an institution that is engaged in education that stands through the

wealth of waqf. Seeing this the authors are interested to examine how the

fundraising strategy of waqf property that is applied Boarding School which in

fact is engaged in education, along with its impact on the accumulation of wakaf

property.

The research is descriptive qualitative research, because this method is

very relevant to the object of research. The data used are qualitative data sourced

from two types of sources, namely primary data and secondary data. Then the

data is formulated and interpreted so neatly arranged into one. The data

collection is done by observation, interview, documentation and literature study.

The results showed, many things that support the implementation and

many things that hinder the running of fundraising strategy of waqf property

implemented by Darunnajah 2 Cipining Islamic Boarding School. The

implemented strategy also has an unfavorable impact on the accumulation of

waqf property in the form of land. However, the strategy is quite good in terms of

collecting other waqf property such as, the need for Boarding School

development, car tubs, chairs, tables, etc. that support the on-going teaching and

learning activities at Darunnajah 2 Cipining Islamic Boarding School.

Key Word : Strategy, Fundraising, Waqf Property, Darunnajah 2

Cipining Islamic Boarding School.

Advisor : Drs. Hamid Farihi, MA.

References : 1977-2017

Page 8: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat, rahmat

dan hidayah, serta kasih sayang-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam tak lupa selalu tercurah kepada Sang Pembawa Kebenaran

yakni Nabi Muhammad SAW yang membawa umatnya dari zaman kegelapan ke

zaman yang terang benderang.

Alhamdulillah dengan didorong rasa semangat dan dukungan dari orang

sekitar,Skripsi yang berjudul “STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA

WAKAF OLEH PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH 2 CIPINING” dapat

diselesaikan penulis. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk Skripsi ini merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi (SE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang

terbaik kepada orang sekitar penulis, yaitu kedua orang tua, keluarga besar

penulis, pihak civitas akademika dan pihak-pihak lain yang telah ikut andil dalam

penyelesaian Skripsi ini. Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan

rasa terimakasih sedalam dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arif Mufraini, Lc., M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak AM. Hasan Ali, Ketua Pogram Studi Muamalat, dan Bapak

Abdurrauf, LC, MA. Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas

Syariah, sekaligus Tim Task Force Passing Out Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

ix

4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Ketua Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Arip Purkon, MA., Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan nasehat, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Hamid Farihi, MA. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu, fikiran, dan tenaganya dan dengan sabar membimbing

saya, menasehati, serta memberikan motivasinya dalam penulisan Skripsi

ini.

7. Seluruh pihak Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Khusus untuk

Pimpinan Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Al-Ustadz, KH. Jamhari

Abdul Jalal, Lc., Ustadz Mustajab, Ustadz Trimo, Ustadz Khusain dan

Saudara Syamsul Wildan yang telah membantu dan mengizinkan penulis

dalam melakukan penelitian di tempat tersebut.

8. Segenap Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman kepada penulis selama

mengikuti perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

9. Tak lupa pula Kedua orang tua dan kedua kakak penulis beserta keluarga

yang dengan tulus selalu mendoakan, memberi semangat dan selalu

mendukung penulis baik moril maupun materil. Semoga selalu dalam

lindungan dan berkah Allah SWT.

10. Teman-teman Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Farhan, Mufid, Fajri

Arba‟, Mahathir, Ardiyansyah, Ikbal, dan teman-teman Angkatan 20

(MOZTRAVIDA) Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

11. Teman-teman Muamalat C 2013, teman-teman ZISWAF angkatan 2013

yang selalu memberikan semangat dan hiburan kepada penulis.

12. Kakak-kakak penulis selama di UIN dan HmI, Kak Ume, kak Zaky, kak

Abeng, Kak Imung, Kak Husnul, Kak Kevin, Kak Diaz, Kak Aslam. Juga

sahabat-sahabat penulis, Matin, Wirda, Nurul, Dendi, Rendy, Risyad,

Dudu, Alim, dan lainnya. Juga Adik-Adik penulis, Fay, Amel, Bakrie,

Page 10: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

x

Aziz, Tacki, Fikri, Satria, Sirly, dan lainnya, yang telah mendukung,

membantu, membimbing, menyemangati dan menemani penulis dalam

berjuang dan menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis memanjatkan doa semoga kebaikan berupa motivasi dan

kontribusi yang telah diberikan mereka, mendapat balasan berupa pahala yang

berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Page 11: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 6

C. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7

E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ................................. 8

F. Metode Penelitian ..................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ............................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi ....................................................................................... 16

1. Pengertian Strategi .............................................................. 16

2. Management Strategi .......................................................... 18

3. Tahapan Strategi ................................................................. 18

B. Konsep Fundraising .................................................................. 20

1. Pengertian Fundraising ....................................................... 20

2. Tujuan Fundraising ............................................................ 22

3. Unsur-unsur Fundraising ..................................................... 23

4. Konsep Fundraising dalam Islam ....................................... 24

C. Konsep Wakaf .......................................................................... 25

1. Pengertian Wakaf ................................................................ 25

2. Dasar Hukum Wakaf ........................................................... 27

Page 12: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

xii

3. Rukun dan Syarat Wakaf .................................................... 29

4. Macam Wakaf ..................................................................... 40

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH 2

CIPINING

A. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining ..................................................................................... 42

B. Susunan Personalia Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

.................................................................................................... 45

C. Aset Wakaf Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining ............ 46

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Fundraising Harta Benda Wakaf Pondok

Pesantren DArunnajah 2 Cipining ............................................ 48

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Strategi

Harta Benda Wakaf Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining ..................................................................................... 55

C. Dampak Penerapan Strategi terhadap Fundraising

Harta Benda Wakaf di Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining ..................................................................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 60

B. Saran ......................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 63

LAMPIRAN ................................................................................................ 67

Page 13: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu .............................................................. 8

Tabel. 3.1 Susunan Personalia Pesantren Darunnajah 2 Cipining ............... 46

Tabel 3.2. Aset Wakaf Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining .............. 47

Tabel. 4.1 Rekapitulasi Harta Wakaf Tanah Pesantren Darunnajah 2

Cipining ...................................................................................... 58

Page 14: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Proses Fundraisimg .................................................................... 49

Bagan 4.2 Metode Fundraising ................................................................... 50

Page 15: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

xv

DAFTAR GAMBAR

Bagan 4.1 Gambar Kampanye Wakaf di Media Sosial ............................... 54

Page 16: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut pandangan Islam pemilik mutlak seluruh harta benda ialah Allah

SWT. Manusia ditunjuk oleh Allah sebagai penguasa terhadap benda itu yang

harus mengelolanya sesuai dengan petunjuk-NYA. Yaitu digunakan untuk

keperluan dirinya dan manfaat bagi kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia

pada umumnya.1

Berbicara mengenai wakaf, banyak sekali term atau defenisi tentang

wakaf yang di ungkapkan oleh ulama dan Undang-Undang, baik yang terdapat

dalam kitab klasik, kontemporer, maupun buku-buku.2

Wakaf merupakan satu dari banyak kegiatan bermuamalah dalam Islam.

Dalam istilah syara secara umum, wakaf adalah sejenis pemberian yang

pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan) asal (tahbisul ashli),

lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum. Tahbisu ashli dalam pengertiannya

ialah menahan barang yang diwakafkan itu agar tidak diwariskan, dijual,

dihibahkan, digadaikan, disewakan, dan sejenisnya.3 Esensi menahan harta wakaf

inilah yang kemudian menjadi sebuah potensi yang baik melalui wakaf dalam

mengusahakan perkembangan kepentingan sarana dan prasarana sosial

masyarakat. Misalnya seperti pembangunan rumah sakit, madrasah, jalan umum,

masjid, pasar, tempat parkir, dan sarana umum lainnya.

Pada dasarnya, wakaf telah lama dikenal di Indonesia. Namun demikian,

memang dalam perkembangan selanjutnya, wakaf kurang dikenal dan kurang

1 Juhaya S. Praja, Perwakafan Indonesia, Sejarah Pemikiran, Hukum, dan Perkembanganya

(Bandung; Yayasan Plara, 1995), h. 1. 2 Syeikh Ibrahim Al-bajuri, Hasyiah Al-Baijuri, ala ibni Qasiim Al-Guzza, (Semaran: Toha Putra),

h. 42 3 Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,

Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2007), h. 2.

Page 17: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

2

mendapat perhatian yang serius dari sebagian besar kalangan, baik pemerintah,

masyarakat, ulama dan lembaga-lembaga non pemerintah (LSM). Dibanding

dengan perkembangan institusi zakat, institusi wakaf jelas jauh tertinggal.4

Namun meskipun demikian, Institusi wakaf berkembang begitu pesat di

Indonesia. Hal ini tentu tak lepas dari keberadaan wakaf yang sudah ada jauh

sebelum Indonesia merdeka dan masyarakatnya masih merupakan masyarakat

tradisional. Bila kita meninjau kembali bentuk wakaf pada masa klasik, wakaf

yang berkembang masih berupa wakaf tanah. Seiring dengan berjalannya waktu,

lembaga wakaf mulai bermunculan karena masyarakat berasumsi bahwa mereka

membutuhkan sebuah wadah agar harta wakaf dapat terorganisir dan

didayagunakan dengan baik oleh lembaga wakaf yang mengurus tanah-tanah

wakaf tersebut.

Posisi wakaf kemudian dikuatkan juga melalui lahirnya undang-undang

yang khusus mengatur tentang perwakafan. Undang-undang wakaf yang pertama

kali muncul sebagai penguat adalah Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang

Agraria yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977

tentang Perwakafan Tanah Milik. Wakaf juga dimuat dalam Kompilasi Hukum

Islam yang pemberlakuannya berdasarkan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991.

Beberapa peraturan perundang-undangan ini dirasakan masih belum memadai

karena masalah wakaf terus berkembang. Disamping itu, masyarakat memerlukan

sebuah pengaturan yang komprehensif mengenai wakaf. Motivasi inilah yang

kemudian menjadikan lahirnya Undang-undang No. 41 Tahun 2004 sebagai

penguatan hukum tentang wakaf di Indonesia dan bentuk unifikasi berbagai

peraturan tentang wakaf yang saat itu masih bertebaran.

Wakaf memiliki potensi yang cukup besar dalam rangka membangun

peradaban Islam dan ikut andil dalam upaya membangun kesejahteraan serta

perekonomian masyarakat. Bila dulunya wakaf hanya berupa tanah dan benda-

benda tidak bergerak lain, maka seiring dengan perkembangan jaman, wakaf kini

sudah berupa uang dan wakaf-wakaf produktif lain. Seiring dengan perkembangan

4 M.A Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai, (Depok: CIBER – PKTTI UI, 2001), h. 10.

Page 18: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

3

ini, pemerintah juga memperluas bentuk harta wakaf, salah satunya ialah wakaf

uang, seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006.5

Namun pada realitanya, pemahaman tentang perkembangan wakaf ini tidak

banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah Muslim. Hal

ini menjadi sebuah problematika tersendiri mengingat kini bentuk cash waqf

semakin populer. Pada umumnya, masyarakat memahami wakaf lebih bersifat

tradisional, baik dari segi rukun, syarat, dan maksud diadakannya wakaf itu

sendiri.

Problematika selanjutnya adalah mengenai tatakelola wakaf dan eksistensi

nadzir. Kelola wakaf yang belum maksimal dan salah urus berdampak pada

adanya harta wakaf yang terlantar, bahkan ada harta wakaf yang hilang.6

Selanjutnya mengenai nadzir, yang merupakan salah satu unsur penting dalam

perwakafan. Di Indonesia, pengelolaan wakaf masih dalam proses pengembangan

dan pada umumnya wakaf yang dikelola belum maksimal. Akibatnya, dalam

beberapa kasus ada sebagian nadzir yang kurang amanah, sehingga mereka

melakukan penyimpangan dalam pengelolaan, kurang melindungi harta wakaf,

muncul sengketa wakaf antara beberapa pihak dan kecurangan-kecurangan

lainnya.7

Adanya beberapa problematika inilah kemudian yang menjadikan sebuah

dorongan bahwasannya sebuah lembaga wakaf apapun, dibutuhkan sebuah strategi

dan manajemen tatakelola wakaf yang baik agar dana pengembangan maupun

harta-harta wakaf yang ada dapat dikelola dengan optimal.

Dari paparan mengenai keadaan wakaf sebelumnya, kemudian perlu

memahami tentang konsep fundraising yang diterapkan dalam sebuah lembaga

atau organisasi.

5 PERATURAN PEMERINTAH NO. 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF 6 Miftahul Huda, Pengelolaan Wakaf dalam Perspektif Fundraising (Studi tentang Penggalangan

Wakaf pada Yayasan Hasyim Asy’ari Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Yayasan Badan

Wakaf Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya),

(Kementrian Agama RI, 2002), h. 3. 7 Miftahul Huda, Pengelolaan, h. 3.

Page 19: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

4

Aktifitas fundraising dalam sebuah lembaga harus dikembangkan, baik

dalam konteks awal perencanaan maupun pengawasan oleh pengelola lembaga

dengan berbagai perspektif manajemen modern yang ada. Ada beberapa rumpun

manajemen yang perlu diramu untuk mengembangkan fundraising dalam sebuah

lembaga, yaitu manajemen pemasaran (marketing management) dan manajemen

produksi/operasi. Fungsi pemasaran berkenaan dengan sisi permintaan-relasi

dengan para konsumen (demand side). Selanjutnya, fungsi produksi/operasi

berurusan dengan penciptaan program-program fundraising yang menghasilkan

(supply side).8

Fundraising diartikan sebagai kerangka konsep tentang suatu kegiatan

dalam rangka penggaalangan dana dan daya lainnya dari masyarakat yang akan

digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional lembaga sehingga

mencapai tujuan. Fundraising juga dapat diartikan sebagai konsep dalam upaya

untuk mengembangkan usaha-usaha sosial (social enterprise). Jadi, fundraising

tidak hanya dipahami dalam konteks mengumpulkan dana saja sebagaimana

makna bahasanya. Aktifitas fundraising adalah serangkaian kegiatan penggalangan

dana/daya baik dari individu, organisasi, maupun badan hukum. Fundraising juga

merupakan proses mempengaruhi masyarakat atau calon donatur agar mau

melakukan amal kebajikan dalam bentuk penyerahan sebagian hartanya. Hal ini

penting sebab sumber harta/dana berasal dari donasi masyarakat. Agar target bisa

terpenuhi dan program bisa terwujud, diperlukan langkah-langkah strategis dalam

menghimpun aset, yang selanjutnya akan dikelola dan dikembangkan.9

Perkembangan wakaf yang ada di Indonesia beserta undang-undang

sebagai penjamin kepastian hukumnya ini menjadi sebuah pijakan penting bagi

salah satu lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Bogor, yakni Pondok

Pesantren Darunajah 2 Cipining yang saat ini pun tengah berusaha untuk

mengembangkan harta wakafnya. Pon-Pes Darunnajah 2 Cipining merupakan

cabang dari Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami. Merupakan lembaga

pendidikan yang berdiri karena kemurahan hati para santri Darunnajah Ulujami

8 Miftahul Huda, Pengelolaan, h. 26.

9 Ibid, h. 27-28.

Page 20: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

5

pada saat itu yang berhasil mengumpulkan dana, yang pada akhirnya digunakan

untuk membeli dan membebaskan tanah di daerah sekitaran Bogor Barat yang

pada akhirnya menjadi harta wakaf berupa tanah seluas 70 ha, dimana 50 ha sudah

dibebaskan, sedang 20 ha lainya masih diupayakan pembebasannya saat itu.10

Hingga saat ini sekitar 87 ha jumlah tanah wakaf yang terkumpul di

Pondok Pesantren Darunnajah Cipining. bukan hanya tanah tentunya yang

berkembang sebagai harta wakaf di Darunnajah Cipining, ada juga wakaf

perkebunan, dan berbagai fasilitas Pesantren seperti kursi sekolah, gerbang

pesantren, satu buah mobil bak, satu buah tosa, tiga buah kitab tafsir Al-Jawahir,

sumur bor dan lain sebagainya yang tentunya sangat bermanfaat guna

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dan kegiatan Pesantren lainnya.11

Hal inilah yang menurut penulis menarik untuk dibahas. Bagaimana

Lembaga Pendidikan yang berdiri di daerah terpencil di kabupaten bogor mampu

mengumpulkan harta wakaf dengan sangat baik, juga bagaimana pola

penghimpunan dana wakaf yang diterapkan sehingga mampu mengumpulkan

begitu banyak harta wakaf.

Berkaitan dengan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik menulis

skripsi dengan judul “Strategi Fundraising Harta Benda Wakaf oleh Pondok

Pesantren Darunnajah 2 Cipining”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, muncul beberapa masalah berkaitan dengan

strategi fundraising harta wakaf oleh Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

sebagai berikut:

1. Bagaimana pola fundraising yang diterapkan oleh Pondok Pesantren

Darunnajah 2 Cipining ?

2. Bagaimanakah potensi wakaf di daerah Bogor Barat khususnya di Desa

Cipining ?

10

http://darunnajah.com/profil-2/ diakses pada 21 Maret 2017, pukul 22.11 WIB. 11

Wawancara Pribadi dengan Syamsul Wildan (Bagian Wakaf Organisasi Santri Darunnajah

Cipining Masa Bhakti 2016-2017), Bogor, 11 Maret 2017.

Page 21: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

6

3. Bagaimana pola pengelolaan harta wakaf yang diterapkan oleh Pondok

Pesantren Darunnajah 2 Cipining ?

4. Dampak seperti apa yang terjadi setelah mempraktekan strategi

fundraising yang digunakan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining ?

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas dan untuk

mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi

masalah yang akan dibahas mengenai strategi fundraising harta wakaf oleh

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, dan efektivitas strategi yang diterapkan

tersebut. Sehingga pembahasannya lebih jelas dan berarah sesuai dengan yang

diharapkan penulis.

Adapun pokok masalah yang dapat diidentifikasikan agar mempermudah

dalam menyusun skripsi ini adalah:

1. Bagaimana strategi fundraising harta benda wakaf yang diterapkan oleh

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining ?

2. Bagaimana dampak penerapan strategi fundraising terhadap

penghimpunan harta benda wakaf di Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah yang sudah

diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui tentang strategi fundraising harta benda wakaf oleh

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

2. Untuk mengetahui apakah dampak yang dihasilkan melalui strategi

fundraising harta benda wakaf yang diterapkan oleh Pondok Pesantren

Darunnajah 2 Cipining.

Adapun tujuan akhir dan manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu

memberikan kontribusi dan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu sebagai

berikut:

Page 22: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

7

1. Bagi Akademis, sebagai asset pustaka yang diharapkan dapat

dimanfaatkan oleh seluruh kalangan akademis, baik itu dosen maupun

mahasiswa, dalam upaya memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai

proses pembelajaran mengenai strategi fundraising harta benda wakaf oleh

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

2. Bagi Praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang

menarik dan dapat menambah wawasan serta cakrawala keilmuan,

khususnya bagi penulis, umunya bagi pembaca dan dapat dijadikan

sebagai acuan bagi penghimpunan harta benda wakaf.

3. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan tambahan dan

pengetahuan dan wawasan tentang strategi fundraising harta benda wakaf

oleh Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)

Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah membandingkan

dengan penelitian terdahulu guna mendukung materi yang akan penulis bahas.

Terdapat beberapa penelitian yang telah membahas dana Wakaf di Indonesia,

yaitu:

Tabel 1.1

Review Studi Terdahulu

No.

Nama Penulis/

Judul Skripsi/

Tahun/ Instansi

Substansi

Perbedaan dengan

Penulis

1. Yayah Fauziah/

Efektifitas

Pengelolaan

Wakaf Uang di

Bidang Properti

Studi Kasus Pada

Tabung Wakaf

Penelitian ini membahas

tentang bagaimana

efektifitas pengelolaan

wakaf uang di bidang

property untuk

kesejahteraan

masyarakat.

Rencananya penulis

akan memaparkan

tentang strategi

fundraising dan

penghimpunan harta

benda wakaf oleh

Darunnajah 2

Page 23: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

8

Indonesia/2012/U

IN Syarif

Hidayatullah

Jakarta.

Cipining

2. Marisa Rosiana/

Pengelolaan dan

Pengembangan

Harta Wakaf

Pada Pondok

Pesantren

Daarunnajah II di

Wilayah Bogor/

2013/ UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta.

Dalam skripsi ini

bertujuan untuk

mengetahui

pengelolaan,

pengembangan wakaf

dan dampaknya

terhadap ekonomi di

Pondok Pesantren

Darunnajah

Dalam penelitian yang

akan penulis bahas

yaitu tentang strategi

fundraising dan

penghimpunan harta

benda wakaf oleh

Darunnajah 2

Cipining. Penulis

juga mungkin akan

menggunakan

pendekatan

deskriptif kualitatif.

3. Muhammad Faisal

Sultoni/ Strategi

Pengembangan

Wakaf Produktif

dan Pengaruhnya

Terhadap

Perekonomian

Pesantren

Darunnajah 2

Cipining/ 2014/

UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini membahas

tentang Strategi

Pengembangan Wakaf

Produktif dan

Pengaruhnya

Terhadap

Perekonomian

Pesantren Darunnajah

2 Cipining

Dalam penelitian yang

akan penulis bahas

yaitu tentang strategi

fundraising dan

penghimpunan harta

benda wakaf oleh

Darunnajah 2

Cipining

Page 24: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

9

F. Metodologi Penelitian

Metode penelitian dapat dikatakan ialah suatu cara yang tepat untuk

melakukan suatu kegiatan mencari, menemukan, mencatat, merumuskan,

menganalisis, dan menyimpulkan data-data atau pun memecahkan masalah-

masalah, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan

menguji kebenaran sesuatu pengetahuan. Maka diperlukan metode yang tepat.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data yang deskriptif, yang bersumber

dari tulisan atau ungkapan dan tingkah laku yang dapat diobservasi dari

manusia.12

Landasan penelitian kualitatif menekankan pada pola tingkah laku

manusia yang dilihat dari frame of reference si pelaku itu sendiri, jadi individu

sebagai aktor sentral perlu dipahami dan merupakan satuan analisis serta

menempatkannya sebagai bagian dari suatu keseluruhan.13

Dikategorikan

sebagai penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini dilakukan pencarian

fakta dengan interpretasi yang tepat.14 Metode deskriptif digunakan untuk

meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.15

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu

gejala/suatu masyarakat tertentu. Dalam penelitian deskriptif bias harus

diperkecil dan tingkat keyakinan harus maksimal.16

12

Burhan Asshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 16. 13

Burhan Asshofa, Metode, h. 15. 14

Amiruddin, dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Press,

2010), h. 25. 15 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, (Jogjakarta: Arruz Media, 2011), h. 186. 16

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, (jogjakarta: Gajah Mada University Press, 2006), h. 104.

Page 25: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

10

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini merupakan penelitian sosiologis-empiris.

Sosiologis artinya gejala-gejala sosial pada manusia dan lingkungan sekitarnya

akibat adanya interaksi sosial.17

Empiris merupakan penelitian lapangan, dengan cara peneliti

melakukan pengamatan langsung ke lapangan guna mendapatkan data yang

valid terkait dengan tema penelitian. Tujuannya adalah untuk mempelajari

secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi

lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga, atau

masyarakat.18

3. Lokasi Penelitian

Peneltian ini akan dilakukan di Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining. Jl. Argapura RT/RW 02/03 Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia Kode Pos 16670.

4. Sumber dan Jenis Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber

data yaitu:

1) Data Primer

Data primer yang akan penulis lakukan yaitu data yang penulis

peroleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).19

Data pokok yang tertulis atau tercatat yang digunakan sebagai bukti atau

keterangan yang sah. Data primer yang penulis gunakan dalam skripsi ini

ialah:

a. Wawancara kepada Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren

Darunnajah 2 Cipining, Al-Ustadz Mustajab Anwar, S.Pd.I.

b. Wawancara kepada Anggota Badan Wakaf Pondok Pesantren

Darunnajah 2 Cipining, Al-Ustadz Trimo, S, Ag.

17 Hasan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 1. 18

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 46. 19

Amiruddin, dan Zainal Asikin, Pengantar, h. 30.

Page 26: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

11

c. Wawancara kepada Bagian Wakaf OSDC, Syamsul Wildan.

d. Wawancara kepada Wakif, Bapak Muhammad Farhan.

2) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh penelitian

secara tidak langsung melalui media, data sekunder yang berasal dari

penelitian kepustakaan yang dapat memberikan landasan teori yang

diperoleh dari buku-buku penunjang, jurnal-jurnal ilmiah, internet, seperti:

a. Al-Qur‟an dan terjemahnya.

b. Hadits Rasul tentang Wakaf.

c. Data-data yang berasal dari Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining.

d. Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf.

e. Jurnal dan literatur lain yang berkaitan dengan wakaf dan

fundraising.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data triangulasi dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Oservasi (Pengamatan)

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala

yang diselidiki.20

Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan

secara langsung tempat penelitian untuk lebih mengetahui strategi

fundraising harta benda wakaf secara langsung..

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah menggali informasi atau data sebanyak-

banyaknya dari responden atau informan dengan cara bertanya

langsung.21

Dengan wawancara, partisipan akan membagi

20

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.

70. 21

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan

Penelitian (Malang: UMM Press, 2004), h.72

Page 27: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

12

pengalamannya dengan peneliti. Pertanyaan dalam wawancara menjadi

sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan

orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta, atau realita.22

Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak

berencana (tidak berpatokan), yaitu dalam wawancara bukan berarti

bahwa peneliti tidak mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan,

tetapi peneliti tidak terlalu terikat pada aturan-aturan yang ketat. Alat

yang digunakan adalah pedoman wawancara yang memuat pokok-

pokok yang ditanyakan.23

Hal ini dilakukan untuk memperoleh data

yang valid, tepat sasaran, dan mampu menjawab permasalahan-

permasalahan yang menjadi kegelisahan penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pencarian dan pengumpulan data

yang ditujukan kepada subyek penelitian tentang hal-hal atau variable

yang berupa catatan, transkip, buku, agenda, rekaman kaset, rekaman

video, foto, dan sebagainya yang berhubungan dengan topik

pembahasan yang diteliti.24

Adapun dokumentasi yang telah penulis

lakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat

perekam, foto, dan catatan hasil wawancara penulis dengan para

informan kunci yaitu Ketua Badan Wakaf Pesantren dan angotanya

serta Bagian Wakaf Organisasi Santri Darunnajah Cipining sebagai

subyek dalam penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biken seperti dikutip oleh Imam Gunawan,

teknik analisis data merupakan proses pencarian dan pengaturan secara

sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang

22

J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya (Jakarta:

Grasindo, 2010), h. 116. 23

Burhan Asshofa, Metode, h. 96. 24

Sukandarrumidi, Metodologi, h. 100.

Page 28: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

13

dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.25

Dalam menganalisis data penelitian kualitatif, terdapat tiga tahapan yang

dilakukan, yaitu:

a. Reduksi Data

Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal penting dan mencari tema dan polanya.

Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan

memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.

b. Paparan Data

Setelah data direduksi adalah memaparkan data. Pemaparan data

sebagai sekumpulan informasi tersusun dan memberi kemungkinan

pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan

pemahaman dan analisis sajian data. Data penelitian ini disajikan dalam

bentuk uraian yang didukung dengan gambar, matriks, bagan, tabel, dan

lain sebagainya sehingga tujuan dari penelitian dapat terjawab.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab

fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan dalam

bentuk deskriptif sesuai dengan objek penelitiannya, mengenai Strategi

Fundraising Harta Benda Wakaf di Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining.

7. Teknik Penulisan

Teknik penulisan serta penyusunan skripsi ini, semua berpedoman

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2017 yang diterbitkan oleh

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press 2017.

25 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2013), h. 82.

Page 29: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

14

G. Sistematika Penulisan

Di dalam pembuatan penelitian ini penulis akan memberikan gambar

mengenai hal apa saja yang akan dilakukan, maka secara garis besar gambaran

tersebut dapat dilihat dalam sistematika penulisan skripsi dibawah ini:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

istilah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,studi review terdahulu,

kerangka konseptual, metodologi penelitian yaitu yang terdiri dari jenis dan

pendekatan penelitian, sumber dan jenis data, yang meliputi data primer dan data

sekunder, metode pengumpulan data, metode analisis data, pedoman penulisan

laporan, dan yang terakhir sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian wakaf, dasar hukum,

macam-macam wakaf, syarat, rukun dan unsur wakaf. Selain itu, pada bab ini juga

menerangkan tentang, pengertian fundraising.

BAB III : Gambaran Umum tentang Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Pada bab ini membahas mengenai sejarah dan perkembangan, visi dan misi, dasar

hukum, struktur organisasi, serta penghimpunan dan pengelolaan dari Pondok

Pesantren Darunnajah 2 Cipining.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini membahas tentang bagaimana strategi fundraising dan

penghimpunan harta wakaf oleh Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, juga

membahas tentang efektifitas dari penerapan strategi tersebut.

BAB V : Penutup

Di dalam bab yang terakhir menjelaskan kesimpulan dari pembahasan bab-bab

sebelumnya yang berisikan tentang kesimpulan, saran-saran, dan di lengkapi

dengan daftar pustaka.

Page 30: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani yaitu “strategas” (status:

Militer dan Ag : memimpin) yang berarti “Generalship” atau sesuatu yang

dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk

memenangkan perang. Konsep ini relevan pada zaman dahulu yang sering di

warnai perang dimana jendral dibutuhkan untuk memimipin sesuatu angkatan

perang.26

Henry Mintsberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi

sebagai Perspektif, strategi sebagai Posisi, strategi sebagai Perencanaan,

strategi sebagai Pola kegiatan dan strategi sebagai Penipuan (ploy) yaitu

muslihat rahasia. Sebagai perfektif, dimana strategi dalam membentuk misi

menggambarkan perfektif kepada semua aktifitas. Sebagai posisi, dimana cari

pilihan untuk bersaingan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi

adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk

melaksanakan kebijakan tertentu di dalam perang dan damai, atau rencana

yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.27

Juga

disebutkan bahwa strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran khusus.28

Strategi berkaitan dengan arah dan tujuan kegiatan jangka panjang

suatu organisasi, karena organisasi tanpa adanya strategi tidak akan berjalan

semaksimal mungkin. Langkah pertama dalam menentukan strategi jangka

26 Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Manajement: Bact To Basic Approach (Jakarta: PT.

Grafindo Persada, 2003), h.19. 27 Hasan Alwi, dkk., Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Edisi Ketiga, (jakarta: Balai Pustaka, 2005) h. 1092 28

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/strategi diakses pada 18 September 2017, pukul 15.25 WIB.

Page 31: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

16

panjang adalah meletakan tujuan-tujuan yang jelas, secara teoritis hal ini dapat

dimengerti.29 Strategi juga sangat terkait dalam menentukan bagaimana suatu

organisasi menempatkan dirinya dengan mempertimbangkan keadaan

sekeliling, terutama pada pesaingnya. Akan tetapi, pesaing bukanlah suatu

halangan yang harus ditakuti atau bahkan dimusuhi. Justru sebaliknya, para

kompetitor di rangkul sebagai mitera komplementer yang saling sinergis,

diantaranya pesaing akan membuka, menciptakan, dan melebarkan pasar.

Pesaing bisa kita jadikan sebagai sumber inspirasi dalam memperbaiki kinerja

manajemen perusahaan sehingga menjadikan perusahaan selalu lebih

profesional. Pesaing dapat mendorong kita bekerja lebih kreatif dalam

menghasilkan produk ataupun jasa dalam bekerja secara efektif dan efisien.30

Strategi juga akan berfungsi untuk mengarahkan tingkah laku

organisasi dalam lingkungannya, pemilihan strategi tentu mencerminkan

bagaimana rencana memadukan kekuatan, kelemahan organisasi, kesempatan

dan hambatan yang terdapat dalam lingkungannya.

Jika disimpulkan dari pengertian-pengertian di atas bahwa strategi

adalah ilmu dan seni menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan

lingkungan secara efektif yang terbaik, karena strategi merupakan kunci dari

terlaksananya misi yang ada dalam suatu perusahaan atau lembaga untuk

mencapai tujuan yang lebih baik.

2. Managemen Strategi

Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk

memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan tingkat fungsi

yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuan. Hadari Nawawi

mengatakan bahwa manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar

(perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang

29 David Faulkner dan Gerry Johnson, Seri Strategi Manajement, Ter. Dari Strategic Manajement

The Challenge Of Strategic Management, oleh Elex Media (Jakarta, PT. Elex Media Komputindo,

1992), h. 5 30 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, ( Jakarta : PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2007 ), h.7-8

Page 32: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

17

jauh (visi), yang ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak atau

keputusan yang bersifat standar dan prinsipil agar memungkinkan organisasi

berinteraksi secara efektif (misi). Dalam usaha menghasilkan sesuatu

perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan jasa serta pelayanan

yang berkualitas, dengan di arahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan

strategi dan berbagai saran (tujuan operasional organisasi).31

3. Tahapan Strategi

Strategi juga melalui berbagai tahap dalam prosesnya, secara garis

besar strategi melalui tiga tahapan, yaitu :32

a. Perumusan Strategi

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan strategi

yang akan di lakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah pengembangan

tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan

kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan

strategi alternatif, dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam

perumusan strategi juga di tentukan suatu sikap untuk memutuskan,

memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam proses

kegiatan.

b. Implementasi Strategi

Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah di

tetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang

telah di tetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah

dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh unit,

tingkat dan anggota organisasi.

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dari strategi ini adalah evaluasi. Strategi ini di

perlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali

31 Stainer, George dan John Miller, Manajemen Strategi, Jakarta :Erlangga, 2008). H. 65 32

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, Ter. Dari Strategic Manajement (Jakarta:

Prenhalindo, 2002), h.30

Page 33: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

18

untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk

strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi

sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah

dicapai. Ada tiga macam kegiatan mendasar untuk mengevaluasi strategi,

yakni :

1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar

strategi. Adanya perubahan yang akan menjadi suatu hambatan

dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang

diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang

buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

2. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki

penyimpangan dari rencana, mengevalusasi prestasi individu dan

menyimak kemajuan yang dibuat ke arah pencapai sasaran yang

dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat

diukur dan mudah dibuktikan. Kriteria untuk meramalkan hasil

lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang

terjadi.

3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi

sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa

strategi yang ada ditinggalkan atau harus merumuskan strategi

yang baru. Tindakan korektif di perlukan bila tindakan atau hasil

tidak sesuai yang dibayangkan semula atau pencapaian yang

diharapkan.

Dari tahapan strategi di atas bahwa merumuskan,

mengimplementasi dan mengevaluasi suatu strategi itu harus dilakukan

untuk kelancaran sebuah kegiatan ataupun program. Karena fungsi

merumuskan, mengimplementasi dan mengevaluasi dari sebuah strategi itu

dapat mengembangkan sebuah tujuan yang akan dicapai oleh organisasi

maupun lembaga. Dalam hal ini, suatu perusahaan atau lembaga akan

Page 34: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

19

dapat mengukur sejauh mana kegiatan atau program yang sudah di

laksanakan dengan baik.

B. Konsep Fundraising

1. Pengertian Fundraising

Menurut bahasa fundraising berarti penghimpunan dana atau

penggalanagan dana, sedeangkan menurut istilah fundraising merupakan suatu

upaya atau proses kegiatan dalam rangka menghimpun dana zakat, infak, dan

sedekah, wakaf, serta sumber dana lainnya dari masyarakat baik individu,

kelompok, organisasi dan perusahaan yang akan disalurkan dan

didayagunakan untuk musthaik.33

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa fundraising

adalah sebuah cara untuk mempengaruhi masyarakat agar mau mengeluarkan

sedikit penghasilannya untuk melakukan amal kebajikan dalam bentuk

pemberian dana atau sumber daya lainnya yang bernilai, untuk diberikan

kepada masyarakat yang berhak menerimanya seperti, kaum fakir, miskin dll.

Fundraising juga dapat diartikan proses mempengaruhi masyarakat

baik perseorangan sebagai individu atau perwakilan masyarakat maupun

lembaga agar menyalurkan dananya kepada sebuah organisasi.34 Kata

mempengaruhi masyarakat mengandung banyak makna: Pertama, dalam

kalimat diatas mempengaruhi bisa diartikan memberitahukan kepada

masyarakat tentang seluk beluk keberadaan Lembaga Zakat atau Wakaf

Kedua, mempengaruhi dapat juga bermakna mengingatkan dan

menyadarkan. Artinya mengingatkan kepada donator untuk sadar bahwa

dalam harta yang dimilikinya bukan seluruhnya oleh dari usahanya secara

mandiri. Karena manusia bukanlah lahir sebagai mahluk individu saja, tetapi

juga memfungsikan dirinya sebagai mahluk sosial. Kesadaran yang seperti

inilah yang diharapkan oleh lembaga perwakafan dalam mengingatkan para

33 Manajemen Pengelolaan Zakat (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, Dierektorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 65. 34 April Purwanto, Manajemn Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: Sukses, 2009), h. 12.

Page 35: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

20

donator. Sehingga penyadaran dengan mengingatkan secara terus menerus

menajdikan individu dan masyarakat terpengaruh dengan program dan

kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukannya.

Ketiga, mempengaruhi dalam arti mendorong masyarakat, lembaga dan

individu untuk menyerahkan sumbangan dana baik berupa zakat, infaq,

sedekah, wakaf dan lain-lain kepada lembaga zakat dan wakaf dalam

melakukan fundraising juga mendorong kepedulian sosial dengan

memperhatikan prestasi kerja annual report kepada calon donator. Sehingga

ada kepercayaan dari para calon donator setelah mempertimbangkan segala

sesuatunya.

Keempat, mempengaruhi untuk membujuk para donator untuk

berinteraksi. Pada dasarnya keberhasilan suatu fundraising adalah keberhasilan

dalam membujuk para donator untuk memberikan sumbangan dananya kepada

organisasi pengelola zakat dan lembaga perwakafan. Maka tidak ada artinya

suatu fundraising tanpa adanya interaksi.

Kelima, dalam mengartikan fundraising sebagai proses mempengaruhi

masyarakat, mempengaruhi juga dapat diterjemahkan memberikan gambaran

tentang bagaimana proses kerja, program dan kegiatan sehingga menyentuh

dasar-dasar nurani seseorang. Gambaran-gambaran yang diberikan inilah yang

diharapkan bisa mempengaruhi masyarakat sehingga mereka bersedia

memberikan sebagian dana yang dimiliknya sebagai sumbangan dana zakat,

infaq, shadaqah, dan wakaf kepada lembaga.

Keenam, mempengaruhi dalam pengertian fundraising dimaksudkan

untuk memaksa jika diperkenankan. Bagi lembaga zakat dan wakaf, hal ini

bukanlah suatu fitnah, atau kekhawatiran akan menimbulkan keburukan.

Tentunya paksaan ini dilakukan dengan ahsan sebagai perintah Allah dalam

Al-Qur‟an yang berbunyi:

صم ب ى ث ك ز ج ى ش ط ة ج ق ذ ى ص ن ا ي أ ز ي خ

ى ه ع ع س هللا ى ن ك ك س ج ل ص إ ى ه ع

Artinya: “Ambillah shodaqah dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Page 36: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

21

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”35

2. Tujuan Fundraising

Adapun tujuan fundraising sebagai berikut:

1. Tujuan menghimpun dana adalah sebagai tujuan fundraising yang

paling mendasar. Dana dimaksudkan adalah dana maupun daya operasi

pengelolaan lembaga. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang

atau jasa yang memiliki nilai material.

2. Tujuan kedua adalah menambah calon donatur atau menambah

populasi donatur. Lembaga yang melakukan fundraising harus terus

menambah donaturnya. Untuk menambah jumlah donasi, ada dua cara

yang dapat ditempuh, yaitu menambah donasi dari setiap donatur dan

menambah jumlah donatur baru.

3. Aktifitas fundraising berdampak pada citra lembaga yang

menerapkannya. Citra ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

memberikan dampak positif terhadap penilaian masyarakat terhadap

lembaga.

4. Tujuan berikutnya ialah memuaskan donatur. Tujuan ini merupakan

tujuan yang tertinggi dan bernilai jangka panjang, meskipun dalam

pelaksanaan kegiatan secara teknis dilakukan sehari-hari. Kepuasan

donatur akan berpengaruh terhadap donasi yang akan diberikan kepada

lembaga.36

3. Unsur-unsur Fundraising

Adapun unsur-unsur fundraising, sebagaimana dijelaskan oleh

Purwanto yaitu berupa analisis kebutuhan, segmentasi, identitas profil

35

Al-Qur‟an Al-Kariim, Surat At-Taubah Ayat: 103. 36

Miftahul Huda, Pengelolaan Wakaf dalam Perspektif Fundraising (Studi tentang Penggalangan

Wakaf pada Yayasan Hasyim Asy’ari Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Yayasan Badan

Wakaf Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya),

(Kementrian Agama RI, 2002), h. 36.

Page 37: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

22

donator, produk, harga biaya transaksi, dan promosi.37

Substansi dari

fundraising yaitu berupa program, yakni kegiatan dari implementasi visi dan

misi lembaga yang jelas sehingga masyarakat mampu tergerak untuk

melakukan perbuatan filantropinya. Dalam hal ini lembaga dapat

mengembangkan program dengan siklus manajemen fundraising. Siklus

tersebut yaitu membuat kasus program, melakukan riset segmentasi calon

donator, menentukan teknik yang tepat digunakan untunk penggalangan

sumber dana/daya tersebut, dan melakukan permintaan secara menyeluruh

baik proses, efektifitas, maupun hasilnya.38

Norton mengemukakan mengenai langkah yang perlu diperhatikan

dalam menerapkan fundraising yang baik, diantaranya sebagai berikut:39

a. Terlebih dahulu menentukan kebutuhan, yakni sejauh mana pentingnya

sebuah lembaga berada, apakah pada posisi agar semata lembaga tetap

berjalan atau meningkatkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang

semakin bertambah. Faktor yang perlu diperhatikan adalah seperti

pengembangan modal, dana abadi, mengurangi hidup bergantung pada

pihak luar, dan mengembangkan sumber dana independen.

b. Mengidentifikasi sumber dana/daya dan menilai peluang. Misalnya,

dalam penyusunan strategi dukungan dari perorangan, masyarakat

diajak menjadi anggota atau memberikan sumbangan dengan berbagai

model sumbangan. Lalu kemudian digali mana yang dijadikan sebagai

sumber utama mendapatkan sumeber dana/daya.

c. Mengidentifikasi hambatan. Ada hambatan yang timbul karna sifat

organisasi dan apa yang diperjuangkannya, ada yang timbul dari diri

organisasi sendiri.

37

Miftahul Huda, Pengelolaan, h. 37. 38

Miftahul Huda, Pengelolaan, h. 36 39

Miftahul Huda, Pengelolaan, h. 40

Page 38: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

23

4. Konsep Fundraising dalam Islam

Pada awal masa Nabi Muhammad SAW, sumber daya negara Islam

pada saat itu sangat terbatas sehingga sulit mengatur pengadaan barang-barang

untuk public. Dalam pembangunan Masjid Nabawi menggunakan pendanaan

dari sumbangan tanah dan tenaga sukarela. Dalam perang tabuk, 30.000

pasukan dan 10.000 ekor kuda sepenuhnya dibiayai oleh sumbangan sukarela.

Bahkan ada sahabat yang menawarkan untuk membeli sumur agar dapat

digunakan umat pada masa kekeringan. Masyarakat Islam melakukan hal

tersebut karena memiliki motivasi yang kuat tentang ajaran agama. Umar Bin

Abdul Aziz sebagai khalifah gemar bersedekah dan wara’. Beliau menjadi

seorang zahid yang hanya mencari kehidupan akhirat yang abadi. Secara tidak

langsung, hal ini memberikan sumbangsih terhadap faktor-faktor

mempengaruhi sistem administrasi serta psikologi pejabat dan para

rakyatnya.40

Hal mana yang diharapkan dengan hadirnya undang-undang tentang

wakaf di Indonesia membuat konstruksi perwakafan sebagai bingkai dan

acuan pengaturan dalam pelaksanaan pengelolaan wakaf di Indonesia. Siapa

yang menjadi oprasiaonal, siapa yang menjadi pengawas dan siapa yang

mengupayakan perundang-undangan wakaf sehingga sistem pengelolaan

wakaf terstruktur, operasi serta sasaran pencapaiannya menjadi terarah dan

jelas.

C. Konsep Wakaf

1. Pengertian Wakaf

Secara etimologi, kata wakaf berasal dari bahasa Arab waqf, kata

kerjanya yaitu waqafa-yaqifu yang berarti “menahan” atau “berhenti”,

“berdiri” atau “diam di tempat”. Artinya menahan harta untuk diwakafkan

atau menahannya untuk tidak dipindah milikkan. Kata wakaf sama dengan

40

http://www.Hendrakholid.net/blog/2010/03/16/ diakses pada Tanggal 25 September 2017.

Page 39: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

24

habs, yang keduanya merupakan kata benda.41 Selanjutnya kata waqf lebih

popular digunakan untuk makna mauquf, artinya yang ditahan, yang

diberhentikan atau yang diragukan, dibandingkan dengan makna suatu

transaksi.42

Adapun secara terminologi, para ahli fiqih berbeda pendapat dalam

mendefinisikan wakaf, sehingga mereka berbeda pula dalam memandang

hakikat wakaf itu sendiri. Berikut adalah beberapa pendapat mengenai

pengertian wakaf seperti yang dikutip oleh Ahmad Rodoni sebagai berikut:

a. Mazhab Hanafiyah

Wakaf adalah menahan benda orang yang berwakaf (waqif) dan

menyedekahkan manfaatnya untuk kebaikan.

b. Mazhab Malikiyah

Wakaf adalah menjadikan harta sang waqif, baik berupa sewa atau

hasilnya untuk diserahkan kepada orang yang berhak, dengan penyerahan

berjangka waktu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh orang yang

mewakafkan (waqif).

c. Mazhab Syafi‟iyah

Wakaf adalah menahan harta yang dapat diambil manfaatnya,

dengan tetap utuhnya barang dan barang tersebut lepas dari milik orang

yang mewakafkan (waqif) serta dimanfaatkan untuk sesuatu yang

diperbolehkan oleh agama.

d. Mazhab Hanabilah

Wakaf adalah menahan secara mutlak kebebasan pemilik harta

dalam membelanjakan hartanya yang bermanfaat dengan utuhnya harta,

dan memutuskan semua hak penguasaan terhadap harta tersebut, sedangkan

41 Kementrian Agama RI, Wakaf Uang dan Prospek Ekonomi di Indonesia (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2013), h. 10. 42 Mukhlisin Muzarie, Hukum Perwakafan dan Implementasinya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat: Implementasi Wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor (Jakarta: Kementrian Agama, 2010), h. 77.

Page 40: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

25

manfaatnya diperuntukan bagi kebaikan dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah SWT.43

e. Undang-Undang No. 41 Tentang Wakaf

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan

selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya

guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari‟ah.44

Dari beberapa pengertian wakaf yang telah dikemukakan tersebut

dapat disimpulkan, bahwa pada prinsipnya wakaf merupakan perbuatan

menyedekahkan harta atau benda untuk ditahan pokoknya dan disalurkan

hasilnya untuk kebajikan dan kemaslahatan umat dengan tujuan

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Dasar Hukum Wakaf

Wakaf disyariatkan setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah pada Tahun

ke dua Hijriyah. Para fuqaha bersepakat bahwa perintah wakaf secara tersirat

terdapat di beberapa firman Allah SWT. Karenanya, mayoritas ulama

berpendapat bahwa hukum wakaf adalah sunnah mustahab (sangat

dianjurkan).45

a. Dasar Hukum Wakaf dalam Al-Qur‟an

1) Surat Al-Baqarah (2) ayat 216:

ة ج م ح ر ك م هللا ج ى ف س ن ا ي أ ق ف ز ن م ا ر ي

هللا ة ج ح ة بئ ة ي ه ج م س م ف ك بث ع س ج حث س ج أ

ى ه ع ع اس هللا بء ش ن ف بع ض

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-

orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa

dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-

43

Ahmad Rodoni, Investasi Syari’ah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 195. 44

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf di

Indonesia (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2013), h. 4. 45

Kementrian Agama RI, Wakaf Uang dan Prospek Ekonomi di Indonesia (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2013), h. 14.

Page 41: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

26

tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa

yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi

Maha Mengetahui.”46

2) Surat Al-Baqarah (2) ayat 267:

ب ي ى ح ج س ب ك بت ي ج ط ا ي ق ف ا أ آي ز ن ب ا ب أ

د ي ج خ ن ا ا ل ج سض ال ى ي ك ب ن ج ش خ أ

ا أ ه اع ضا ف غ ج أ ل إ ز آخ ى ث ح س ن ق ف ج

ذ ح غ هللا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan

allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian

dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan

janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu

menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau

mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata

terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha

Terpuji.”47

3) Surat Ali Imran (3) ayat 92:

ا ق ف ب ج ي ج ح ب ج ا ي ق ف ى ج ح ش ح ج ن ا ا بن ج ن

ى ه ع ث هللا إ ء ف ش ي

Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan

(yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian

harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan

maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”48

b. Dasar Hukum Wakaf dalam Sunnah

Dalam beberapa hadits diriwayatkan, bahwasanya praktek wakaf

telah dilaksanakan pada masa Rasulullah SAW. Ada banyak riwayat yang

menceritakan tentang perintah wakaf, diantaranya adalah sebagai berikut:

46

Al-Qur‟an Al-Kariim, Surat Al-Baqarah Ayat: 261. 47

Al-Qur‟an Al-Kariim, Surat Al-Baqarah Ayat: 267. 48

Al-Qur‟an Al-Kariim, Surat Ali Imran Ayat: 92.

Page 42: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

27

1) Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh:

عهى ذلخ: صذقة جبسة، ه إل ي قطع ع آدو ا إرا يبت اث

نذ صبنح ذع ن ، حفع ث

Artinya: “Jika seorang manusia meninggal dunia, maka

terputuslah amal perbuatannya, kecuali tiga hal; sedekah

jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang selalu

mendoakannya.”[HR. Muslim]49

2) Hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar:

صهى هللا عه سلو جش فؤجى انج ش أسضب ثخ أصب ة ع

جش نى ل هللا إ أصجث أسضب ثخ ب فقبل ب سس سحؤيش ف

شئث قبل إ ب جؤيش ث ف ذي ي فس ع أ أصت يبل قظ

ل جبع ش أ ق ثب ع قث ثب قبل فحصذ جصذ حجسث أصهب

ل سخ ف انقشثى أصهب ش ف انفقشاء قبل فحصذق ع

ف ل جبح عهى انض م ج انس ث م هللا ف سج قبة ف انش

ل ش يح قب غ طعى صذ عشف أ ب ثبن ؤكم ي ب أ ن ي

ش يحؤذم ف نفظ : غ ف

Artinya: “Umar mendapatkan bagian tanah di Khaibar, lalu dia

menemui Nabi SAW untuk meminta pendapat tentang tanah

itu. Dia berkata, „wahai Rasululllah, sesungguhnya aku

mendapat bagian tanah di Khaibar, dan aku tidak mendapatkan

harta yang lebih berharga dari tanah ini. Maka apa yang engkau

perintahkan kepadaku tentang tanah itu?‟ Beliau menjawab,

„jika engkau menghendaki, maka engkau dapat menahan

tanahnya dan engkau dapat menshadaqahkan hasilnya‟.

Abdullah bin Umar berkata, „Maka Umar menshadaqah kan

hasilnya, hanya saja tanahnya tidak dijual atau diwariskan‟. Dia

berkata, „Maka Umar menshadaqahkan hasilnya untuk orang-

orang fakir, kerabat, untuk memerdekakan budak wanita, di

jalan Allah, orang dalam perjalanan, orang lemah, dan tidak

ada salahnya bagi orang yang mengurusnya untuk memakan

darinya secara ma‟ruf, atau untuk memberi makan teman,

49

Muslim, Shahih Muslim (Riyadh: Darus-Salam, 1998), h. 716.

Page 43: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

28

selagi tidak mengambil secara berlebihan. Dalam suatu lafazh

disebutkan, „Selagi bukan untuk ditumpuk‟.”50

3. Rukun dan Syarat Wakaf

a. Rukun Wakaf

Rukun berasal dari Bahasa Arab yang berarti suatu pilar yang kuat

dan agung. Sedangkan dalam pandangan ulama fiqih, rukun adalah bagian

dari suatu hakikat.51 Mengenai jumlah rukun wakaf, terdapat beberapa

perbedaan pendapat antara mazhab Hanafi dengan jumhur fuqaha.

Menurut ulama mazhab Hanafi bahwa rukun wakaf itu hanya ada satu,

yaitu akad yang berupa ijab (pernyataan dari waqif). Sedangkan qabul

(pernyataan menerima wakaf) tidak termasuk rukun bagi ulama mazdhab

Hanafi disebabkan akad tidak bersifat mengikat.

Menurut jumhur ulama dari mazhab Syafi‟i, Maliki dan Hambali

terdapat empat rukun wakaf atau unsur utama wakaf, yaitu:

1. Waqif (Orang yang berwakaf)

2. Mauquf Bih (Benda atau harta yang diwakafkan)

3. Mauquf ‘alaih (Penerima manfaat wakaf)

4. Sighat (Pernyataan atau Ikrar wakaf dari Waqif)52

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf Pasal 6 dijelaskan bahwa wakaf harus memenuhi 6 unsur atau

rukun wakaf, diantaranya:

1. Wakif

Wakif, dalam PP, orang atau orang-orang atau badan hukum

yang mewakafkan tanah miliknya. Karena mewakafkan tanah itu

merupakan suatu perbuatan hukum, maka wakif haruslah memenuhi

beberapa syarat untuk melakukan tindakan hukum. Syaratnya adalah:53

50

Muslim, Shahih, h. 717. 51 Kementrian Agama RI, Dinamika Perwakafan di Indoneia dan Berbagai Belahan Dunia (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2013),

h. 16. 52

Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia (Ciputat: Ciputat Press, 2005), h. 17. 53

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia, 2012), h. 106-107.

Page 44: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

29

(a) Dewasa

(b) Sehat akalnya

(c) Tidak terhalang melakukan tindakan hukum

Dalam hukum Islam ada 2 hal yang menjadi syarat seorang

wakif yaitu, baligh dan rasyid. Baligh lebih menitikberatkan pada usia,

sedang rasyid adalah kematangan pertimbangan akal.54

Badan hukum Indonesia yang dapat menjadi wakif adalah

badan hukum yang memenuhi syarta yang ditentukan dalam Peraturan

Pemerintah No. 38 Tahun 1963, yaitu badan-badan hukum yang dapat

mempunyai hak milik atas tanah. Badan-badan hukum dimaksud ialah

Bank Negara, Perkumpulan Koperasi Pertanian, Badan Keagamaan

yang ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri (dahulu oleh Menteri

Pertanian dan Agraria), dan Badan Sosial yang ditunjuk oleh Menteri

Dalam Negeri. Yang bertindak atas nama badan-badan hukum tersebut

adalah pengurusannya yang sah menurut hukum.55

2. Nadzir

Nadzir adalah pihak yang menerima harta benda wakf dari

wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan

peruntukannya.56

Dalam hukum fikih tradisional, nadzir tidak

termasuk dalam rukun (unsur-unsur) wakaf. Orang dapat saja menjadi

nadzir, bila wakif menunjuknya. Para fuqaha dahulu berpendapat

bahwa nadzir tidak harus orang lain atau kelompok orang. Wakif

sendiri dapat menjadi nadzir atas harta yang diwakafkannya sendiri.57

Dalam hal wakif mewakafkan hartanya kepada Nazhir bukan

berarti Nazhir memiliki kekuasaan mutlak terhadap harta benda wakaf

yang dikelolanya. Jadi, nazhir hanyalah memiliki kekuasaan untuk

mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf. Namun demikian,

54

Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam tentang Wakaf-Ijarah-Syirkah (Bandung: Alma‟arif, 1977),

h. 10. 55

Muhammad Daud Ali, Sistem, h. 107. 56

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf di

Indonesia (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2013), h. 4. 57

Muhammad Daud Ali, Sistem, h. 112.

Page 45: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

30

wakif tetap memiliki hak perhasilan dari harta wakaf yang dikelolanya.

Maka dari itu sangat dianjurkan bahwa nazhir memiliki Profesionalitas

dan memahami betul tentang ajaran agama.58

Dalam Pasal 9 Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf dijelaskan bahwa Nadzir itu meliputi, perseorangan, organisasi,

dan/atau badan hukum.

Syarat-syarat seorang Nadzir pun dibagi kedalam syarat

perseorangan, organisasi, dan badan hukum. Untuk syarat nadzir

perseorangan seperti dijelaskan dalam pasal 9 ayat (1) Undang-unda

No. 41 Tahun 2004 yang diantaranya:

a. Warga Negara Indonesia

b. Beragama Islam

c. Dewasa

d. Amanah

e. Mampu secara jasmani dan rohani

f. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

Organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 hanya dapat

menjadi Nadzir apabila memenuhi persyaratan:

a. Pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan

nadzir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

b. Organisasi yang bergerak dibidang sosial, pendidikan,

kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.

Adapun badan hukum yang sebagaimana dimaksud pasal 9

hanya dapat menjadi Nadzir apabila memenuhi persyaratan:59

a. Pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi

persyaratan nadzir perseorangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)

b. Badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

58

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Tanya Jawab Wakaf, h. 11. 59

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf di

Indonesia (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2013), h. 7-8.

Page 46: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

31

c. Badan hukum yang bersangkutan bergerak dibidang sosial,

pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.

Nadzir wakaf, entah itu perorangan, organisasi maupun juga

badan hukum harus terdaftar pada Kantor Urusan Agama (KUA)

kecamatan setempat untuk mendapat pengesahan dari kepala KUA

kecamatan yang bertindak sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf.

Pendaftaran itu dimaksudkan untuk menghindari perbuatan

perwakafan yang menyimpang dari ketentuan yang ditetapkan dan juga

untuk memudahkan pengawasan.60

3. Harta Benda Wakaf

Yang dapat dijadikan Harta benda wakaf menurut PP itu,

adalah tanah hak milik yang bebas dari segala pembebanan, ikatan,

sitaan, dan perkara. Ketentuan ini didasarkan pada pertimbangan

bahwa wakaf adalah sesuatu yang sifatnya suci dan abadi.

Harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki

dan dikuasai oleh wakif secara sah.

Dalam Pasal 16 Undang-undan No. 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf Harta beda wakaf dapat diklasifikasikan menjadi benda tidak

bergerak dan benda bergerak.61

Benda tidak bergerak itu seperti:

a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum

terdaftar.

b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas.

c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.

d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

60

Muhammad Daud Ali, Sistem, h. 113. 61

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf di

Indonesia (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2013), h. 10.

Page 47: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

32

Dan benda bergerak sebagaiman dimaksud, adalah harta benda

yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi:

a. Uang.

b. Logam mulia.

c. Surat berharga.

d. Kendaraan.

e. Hak atas kekayaan intelektual.

f. Hak sewa.

g. Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dan juga, ketika seorang Wakif mewakafkan hartanya, maka

hartanya pun harus memenuhi persyaratan berikut:62

a. Harus tetap zatnya dan dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu

yang lama, tidak habis sekali pakai. Pemanfaatan itu haruslah

untuk hal-hal yang berguna, halal dan sah menurut hukum.

b. Harta yang diwakafkan haruslah jelas wujudnya, dan pasti

batas-batasnya.

c. Benda tersebut harus benar-benar kepunyaan Wakif dan bebas

dari segala beban.

d. Harta yang diwakafkan itu dapat berupa buku-buku, saham,

surat-surat berharga dan sebagainya. Dan harus dipastikan

bahwa penggunaan saham atau modal tidak untuk usaha-usaha

yang bertentangan dengan ketentuan syariah.

4. Ikrar Wakaf

Ikrar Wakaf atau Sighat adalah pernyataan kehendak dari wakif

untuk mewakafkan hartanya. Dan dengan pernyataan itu, maka

tanggallah hak wakif atas benda yang diwakafkannya. Benda itu

kembali menjadi hak mutlak milik Allah yang nantinya akan

62

Ahmad Azhar Basyir, Hukum, h. 10.

Page 48: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

33

dimanfaatkan oleh orang atau orang-orang yang disebut dalam ikrar

wakaf tersebut.63

Ikrar wakaf yang lebih bertata cara, namun masih dalam

kategori sederhana, dapat dilihat dalam suasana masyarakat pedesaan.

Dimana seseorang yang hendak mewakafkan tanahnya

memberitahukan kehendaknya itu pada seorang kiai atau orang yang

dipercayainya. Wakif bersama dengan kiai dan beberapa orang saksi

pergi ke kepala desa pada waktu yang ditentukan. Di hadapan kepala

desa, wakif menyatakan maksudnya untuk mewakafkan tanahnya. Dan

pada saat itu pula, kepala desa mencatat tanah wakaf itu dalam buku

catatan desa. Atau terkadang wakif mengundang kiai, saksi dan

beberapa orang yang bersangkutan untuk meng-ikrarkan wakafnya.64

Dalam Pasal 18 Undang-undang No. 41 Tahun 2004 dijelaskan

bahwa jika wakif tidak dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau

tidak dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena alasan yang

dibenarkan oleh hukum. Wkif dapat menunjuk kuasanya dengan surat

kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi.

Lalu ditetapkan pula persyaratan untuk saksi Ikrar wakaf ini,

diantaranya:65

a. Dewasa

b. Beragama Islam

c. Berakal sehat

d. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum

5. Peruntukan Harta Benda Wakaf

Undang-undang No. 41 Tahun 2004 menjelaskan bahwa dalam

rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf 1 harta benda wakaf hanya

dapat diperuntukan bagi:

63

Ahmad Azhar Basyir, Hukum, h. 5. 64

Zul Asyri, Masalah Sighat (Ikrar) Menurut Konsepsi Para Mujtahidin dan menurut PP No. 28

dan yang Berlaku dalam Masyarakat Indonesia (Jakarta: Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif

Hidayatullah, 1985), h. 8. 65

Kementrian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf di

Indonesia (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2013), h. 11.

Page 49: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

34

a. Sarana dan kegiatan ibadah

b. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan

c. Bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatim piatu,

beasiswa

d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat

e. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak

bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-

undangan.

Dalam hal penentuan peruntukan harta benda wakaf wakif

tidak memiliki hak untuk itu. Sedangkan Nadzir dapat menetapkan

peruntukan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan dan fungsi

wakaf.66

6. Jangka Waktu Wakaf

Wakaf menurut difinisi ulama adalah menyerahkan harta

miliknya yang dapat dimanfaatkan untuk selamanya serta

mengabadikan pokoknya. Sedangkan wakaf menurut Undang-undang

nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf bahwa wakaf adalah perbuatan

hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta

benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

waktu tertentu sesuai dengan kepentingan guna keperluan ibadah

dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.

Menurut kedua definisi ini jelas bahwa wakaf menurut

paradigma para ulama fiqh adalah untuk selamanya. Akan tetapi

berdasarkan ijtihad para ulama kontemporer bahwa wakaf adalah

perbuatan baik yang esensinya adalah untuk kemalaslahan maka wakaf

harta yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu tertentu

diperbolehkan.

Seringkali konotasi wakaf adalah kuburan, masjid atau

madrasah yang semuanya tidak bernilai ekonomi dan jarang sekali

masyarakat memaknai wakaf sebagai instrument ekonomi, produktif

66

Kementrian Agama RI, Himpunan, h. 12.

Page 50: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

35

dan memberi kesejahteraan. Karenanya banyak harta wakaf yang

membebani masyarakat daripada mnghasilkan pendapatan.

Pada dasarnya wakaf adalah abadi dan untuk kesejahteraan.

Pada prinsipnya, Wakaf tidak boleh diwariskan, tidak boleh dijual dan

tidak boleh dihibahkan. Menurut Imam Syafi‟i, harta wakaf selamanya

tidak boleh ditukarkan. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah, harta

benda wakaf dapat ditukar jika harta wakaf tersebut sudah tidak dapat

dikelola sesuai peruntukan kecuali dengan ditukar atau karena

kemaslahatan umum.

Sedangkan menurut Undang-undang nomor 41 tahun 2004

tentang wakaf, Pasal 40 bahwa harta benda wakaf tidak dapat

dijadikan jaminan, disita, dihibahkan, dijual, diwariskan, dan ditukar.

Pasal 41 menjelaskan perubahan status wakaf atau penukaran harta

wakaf dapat dilakukan apabila harta benda wakaf yang telah

diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan

rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan

syariah.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang

pelaksanaan Undang-undang Nomor 41 tentang wakaf bahwa harta

benda wakaf tidak dapat ditukarkan kecuali karena alasan rencana

umum tata ruang (RUTR), harta benda wakaf tidak dapat dipergunakan

sesuai ikrar wakaf, atau pertukaran dilakukan untuk keperluan

keagamaan secara langsung dan mendesak. Harta benda wakaf yang

telah dirubah statusnya wajib ditukar dengan dengan harta benda yang

bermanfaat dan nilai tukar sekurang-kurangnya sama dengan harta

benda wakaf semula. Penukaran dapat dilakukan oleh Menteri Agama

RI setelah mendapat rekomendasi dari pemerintah daerah

kabupate/kota, kantor pertanahan kabupaten/kota, Majelis Ulama

Indonesia kabupaten/kota, kontor Departemen Agama Kabupaten/kota,

dan Nazhir tanah wakaf yang bersangkutan.

Page 51: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

36

Oleh karenanya, penukaran tanah wakaf pada dasarnya tidak

boleh kecuali karena alasan kemaslahatan yang mendesak. Merubah

status harta benda wakaf harus ditukar dengan yang senilai harganya

dan harus melalui prosedur yang telah ditetapkan. Tdak boleh merubah

status tanah wakaf berupa kuburan karena selain perubahan status

tanah wakaf yang tidak boleh ditukar juga penggalian kuburan

menurut hukum Islam pada prinsipnya haram. Maka hukum merubah

tanah wakaf berupa kuburan hukumnya haram dan dilarang oleh

undang-undang kecuali karena kemaslahatan yang bersifat

mendesak.67

b. Syarat Wakaf

Di samping rukun-rukun wakaf tersebut diatas, ada pula syarat-

syarat sahnya suatu perwakafan benda atau harta seseorang. Syarat-syarat

itu adalah sebagai berikut:

1. Perwakafan benda itu tidak dibatas dalam hal jangka waktu. Wakaf

yang diberikan itu untuk selamanya. Jika suatu wakaf memiliki

jangka waktu maka wakaf tersebut dinyatakan tidak sah.

2. Tujuan dari wakaf harus disebutkan secara jelas. Tanpa tujuan

yang jelas, maka wakaf tersebut tidaklah sah. Namun jika wakaf

diserahkan kepada suatu badan hukum yang sudah memiliki tujuan

yang jelas, maka wewenang untuk menentukan tujuan wakaf itu

diserahkan kepada badan hukum tersebut.

3. Wakaf harus segera dilaksanakan setelah ikrar wakaf dinyatakan

oleh wakif tanpa menggantungkan pelaksanaannya pada suatu

peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

67

http://www.pkesinteraktif.com/konsultasi/wakaf/164-alih-fungsi-serta-waktu-harta-wakaf.html

diakses pada Tanggal 18 Oktober 2017.

Page 52: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

37

4. Wakaf yang sah wajib dilaksanakan, karena ikrar wakaf yang

dinyatakan oleh wakif berlaku seketika dan untuk selama-

lamanya.68

4. Macam Wakaf

a. Wakaf Keluarga atau Wakaf ahli

Yang dimaksud dengan wakaf keluarga atau wakaf ahli (disebut

juga wakaf khusus) adalah wakaf yang khusus diperuntukan bagi orang-

orang tertentu, seseorang atau lebih, baik ia keluarga wakif maupun orang

lain.69

Di beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam,

wakaf ahli ini setelah berlangsung puluhan tahun lamanya, menimbulkan

masalah, terutama wakaf berupa tanah pertanian. Semula wakaf ini sama

seperti wakaf pada umumnya, yaitu demi amal kebajikan menurut ajaran

Islam. Namun kemudian terjadilah penyalahgunaan, seperti:

1) Menjadikan wakaf keluarga tersebut sebagai alat untuk

menghindari pembagian atau pemecahan harta kekayaan pada ahli

waris yang berhak menerimanya, setelah wakif meninggal dunia.

2) Wakaf keluarga itu dijadikan alat untuk mengelakkan tuntutan

kreditor terhadap hutang-hutang yang dibuat seseorang, sebelum ia

mewakafkan hartanya itu.

Oleh karena itu, di beberapa negara, wakaf keluarga ini dibatasi

dan bahkan dihapuskan (di Mesir misalnya, pada Tahun 1952), sebab

praktek wakaf yang menyimpang seperti itu tidak sesuai dengan ajaran

Islam.70

b. Wakaf Umum

Yang dimaksud dengan wakaf khairi atau wakaf umum adalah

wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan atau kemaslahatan umum.

68

Muhammad Daud Ali, Sistem, h. 88-89. 69

Muhammad Daud Ali, Sistem, h. 90. 70

Nazaroeddin Rachmat, Harta Wakaf (Jakarta: Bulan Bintang, 1964), h. 60.

Page 53: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

38

Wakaf ini biasanya berbentuk lembaga sosial seperti, masjid, madrasah,

pesantren, asrama, rumah sakit, rumah yatim-piatu, tanah pekuburan, dll.71

Wakaf khairi inilah yang dirasa sangat sesuai dengan ajaran Islam dan

yang dianjurkan pada orang yang mempunyai harta untuk melakukannya

guna memperoleh pahala yang terus mengalir kepada sang wakif,

kendatipun dia telah meninggal dunia, selama wakaf tersebut masih dapat

diambil manfaatnya. Dari bentuk-bentuk yang telah disebutkan, wakaf

khairi ini merupakan wakaf yang paling bisa dinikmati manfaatnya oleh

masyarakat sebagai sarana pen-sejahteraan masyarakat, baik itu dalam hal

keagamaan, ekonomi, sosial, budaya pun juga pendidikan.72

71

Muhammad Daud Ali, Sistem, h. 90. 72

Ahmad Azhar Basyir, Hukum, h. 15.

Page 54: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

42

BAB III

GAMBARAN UMUM

PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH 2 CIPINING

A. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Memasuki tahun 1985, Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta kebanjiran

calon santri. Sementara jumlah santri yang ada di Darunnajah Ulujami sudah lebih

dari 1.200 santri. Animo masyarakat untuk memasukkan dan menyekolahkan

anaknya ke pesantren ini sangat tinggi. Semakin meningkatnya calon santri ini

menjadi berkah dan kebanggaan tersendiri bagi Darunnajah karena begitu

dipercaya oleh masyarakat luas untuk mendidik dan membina anak mereka.

Hal ini juga sekaligus menjadi permasalahan bagi Darunnajah pada waktu

itu. Kapasitas pesantren yang masih terbatas tidak memungkinkan untuk

menampung semua calon santri sehingga Darunnajah hanya menerima tidak lebih

dari 30% dari calon santri. Banyaknya calon santri yang tidak diterima inilah yang

pada akhirnya mendorong pimpinan dan guru-guru untuk mencari solusi bagi

calon santri yang tidak diterima.

Pengasuh Darunnajah, K.H. Abdul Manaf tidak setuju jika calon santri

yang mau belajar agama di Darunnajah ditolak dan bahkan ia menilai hal itu

sebagai sebuah perbuatan dosa. Melihat kejadian ini, beliau mengatakan kepada

para guru-guru Darunnajah, “Kalian dosa! Para muballigh di masyarakat

menganjurkan agar umat Islam menyekolahkan anak-anak mereka ke pesanren,

sementara mereka yang mendaftar ke pesantren itu kamu tolak. Kamu dosa, cari

solusinya supaya mereka bisa belajar di Pesantren Darunnajah ini.”

Atas dasar inilah, pada tahun 1986 K.H. abdul Manaf mulai berusaha

mencari tanah yang akan dijadikan pesantren. Sebelum akhirnya memutuskan

untuk membeli tanah di Cipining Bogor, beliau sempat mencari ke beberapa

daerah. Pertama mencari ke wilayah Bekasi, namun karena daerah akan dijadikan

sebagai kawasan industri, akhirnya beliau mengurungkan niatnya. Kemudian

berpindah ke wilayah tangerang dan Jonggol. Dan lagi-lagi daerah ini juga

diproyeksikan untuk menjadi kawasan industri. Dengan tetap berikhtiar dan

Page 55: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

43

berdo‟a, akhirnya beliau menuju ke cipining. Wilayah ini masih merupakan

kawan hutan dan pegunungan, jalan menuju wilayah ini masih sulit dan rusak. Hal

ini karena banyaknya perkebunan karet di daerah Cipining dan sekitarnya.

Melihat akses jalan menuju Cipining Bogor yang sudah ada, akhirnya

Abdul Manaf memutuskan untuk mendirikan pesantren di wilayah ini.

Proses pembangunan Darunnajah Cipining sempat terjadi hambatan. Hal

ini karena adanya aturan dari pemerintah daerah Kabupaten Bogor tentang izin

prinsip pembelian tanah. Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa orang luar derah

tidak boleh membeli tanah melebihi batas yang ditetapkan. Pemerintah derah

mensyaratkan jika pembelian tanah melebihi batas maka harus ada pembayaran

yang total pembayaran izin prinsipnya lebih mahal dari pada harga tanahnya.

Melalui perantara wali santri Darunnajah yang menyarankan untuk

meminta SK Gubernur Jawa Barat, akhirnya K.H Saifuddin Arief menemui

pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam pertemuan itu, ia meminta SK pendirian

pesantren di atas tanah seluas 20 hektar. Namun, pihak pemerintah provinsi

menolak pengajuan seluas 20 hektar karena menurut mereka pembangunan di atas

tanah seluas itu tidak memerlukan SK. SK hanya dikeluarkan untuk tanah

minimal 100 hektar. Setelah terjadi diskusi dan negoisasi, akhirnya disepakati

tanah yang akan dijadikan wakaf di Cipining seluas 70 hektar. Maka kemudian

diterbitkan SK Gubernur Jawa Barat SK Nomor: 593.82/SK.259.S/AGRDA/225-

87.

Luas tanah yang akan dijadikan wakaf dalam SK tersebut menjadi pemicu

bagi Darunnajah untuk membebaskan tanah sesuai dengan yang digambarkan.

Karena dengan SK ini, tidak diperlukan lagi proses perizinan dalam pembangunan

di Pesantren Darunnajah Cipining.

Akhirnya pada tanggal 18 Juli 1988, secara resmi dilakukan peresmian dan

pembukaan Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor dengan membuka program

pendidikan unuk kelas Tarbiyatul Mu‟allimin Al-Islamiyah (TMI) atau setara

dengan Madrasah Tsanawiyah. Dalam pembukaan itu dihadiri oleh pimpinan

Pesantren Darunnajah serta guru-gurunya. Turut hadir pula Pinpinan Pondok

Modern Darussalam Gontor dan beberapa tokoh ulama Kabupaten Bogor.

Page 56: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

44

Jumlah santri pada waktu pembukaan pesantren tersebut sebanyak 200

orang yang berasal dari Darunnajah Ulujami Jakarta. K.H. Abdul Manaf

menunjuk K.H. Jamhari Abdul Djalal, Lc. Alumni KMI/IPD Gontor dan

Universitas Ummul Quro Mekah menjadi pengasuh Darunnajah 2 Cipining

Bogor.

Pada tahun 2017, Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining telah memiliki

empat kampus dengan 2300 santri.73

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining berdiri di bawah naungan

Yayasan Darunnajah dan merupakan pengembangan dari Pondok Pesantren

Darunnajah 1 Ulujami Jakarta Selatan. Kurikulum, sistem pengajaran dan jenis

aktifitas santrinya sama.

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining berada di atas tanah wakaf di

Desa Argapura Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat.

Lokasinya strategis yakni di tepi jalan raya yang menghubungkan antara :

1. Jakarta atau Tangerang dengan Jasinga atau Bogor, melalui toll Jakarta

Merak, Bitung LPPU Curug, Legok dan Parung Panjang, atau

2. Bogor atau Bandung dengan Jakarta atau Tangerang, melalui Ciampea,

Leuwi liang, Cigudeg dan Bunar atau Kadaka.

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining adalah lembaga pendidikan dan

da‟wah Islam yang independen tidak berafiliasi kepada partai politik atau

organisasi massa tertentu. Juga tidak terlibat atau berhubungan dengan kelompok

sekte atau ajaran di luar ahlu sunnah wal jama’ah maupun yang dilarang oleh

Pemerintah Republik Indonesi. “Berdiri Di Atas Dan Untuk Semua Golongan”.

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining memliliki visi yaitu, “Mencetak

manusia yang bermuttafaqah fiddin untuk menjadi kader pemimpin

umat/Bangsa.” Dan yang menjadi misi dari pesantren adalah “IMAMA” yang

artinya:74

73

Sofwan Manaf. (2016). Khutbatul ‘Arsy Kedua Pondok Pesantren Darunnajah Pusat Dan

Cabang. Jakarta: Darunnajah Press. hlm: 55-65. 74 http://darunnajah.com/visi-dan-misi/ diakses pada Tanggal 2 Oktober 2017

Page 57: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

45

1. Imam : Pemimpin

2. Muttaqien : Bertaqwa

3. „Alim : Berpengetahuan luas („Ulama)

4. Mubaligh : Menyampaikan/Mengaplikasikan ilmunya

5. „Amil : Terampil

B. Susunan Personalia Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Dewan Nazhir Yayasan Darunnajah:

1. Pimpinan Pesantren

2. Pengawas Pesantren

3. Sekretaris Pesantren

4. Ka. Biro Keuangan

5. Ka. Biro Pendidikan

6. Ka. Biro Rumah Tangga

7. Ka. Biro Usaha

8. Ka. Biro Dakwah & Humas

9. Ka. Biro Pengkaderan

10. Ka. Biro Pengasuhan

11. Ka. Biro Pramuka & Pengembangan Prestasi Santri

12. Ka. Biro Informasi Teknologi dan Komunikasi

13. Ka. Biro SDM

Tabel 3.1

Susunan Personalia

No. Jabatan/Kedudukan Penanggung Jawab

1 Pimpinan Pesantren K.H. Jamhari Abdul Jalal, Lc.

2 Pengawas Pesantren Drs. Abdur Rasyid

Faruq Abshori, S.Pd.I.

J.J. Juraemi, S.Ag.

3 Sekretaris Pesantren Amin Songgirin, S.H.I.

Page 58: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

46

Deni Rusman

Ahmad Abdulloh Khusaeni,

S.Pd.I

4 Ka. Biro Keuangan M. Muddatsir, S.H.I.

5 Ka. Biro Pendidikan Ridha Makky, S.Pd.I.

6 Ka. Biro Rumah Tangga Mustajab Anwar, S.Pd.I.

7 Ka. Biro Usaha Trimo, S.Ag.

8 Ka. Biro Dakwah & Humas Katena Putu Ghandi, S.Ag.

9 Ka. Biro Pengkaderan Ahmad Rosichin, S.Pd.I

10 Ka. Biro Pengasuhan Muhlisin Muhtarom, S.H.I.

11 Ka. Biro Pramuka & Pengembangan

Prestasi Santri

Saefu Hadi Scada, S.Pd.I.,

M.T.

12 Ka. Biro Informasi Teknologi dan

Komunikasi

Sholeh, S.Kom.

13 Ka. Biro SDM H. Musthafa Zahir, Lc., S.Pd.I.

C. Aset Wakaf Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Sebagai salah satu lembaga pendidikan Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining memiliki sejumlah aset wakaf untuk dikelola secara produktif agar hasil

pemanfaatannya dapat ditujukan bagi mauquf alaih untuk kemajuan pendidikan

dan dakwah sebagaimana cita-cita Pesantren. Pada Tabel 3.2 menunjukkan aset

wakaf yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining hingga Tahun

2017.

Tabel 3.2

Aset Wakaf Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

No. Jenis Aset Volume

1 Tanah 87 Ha

2 Sumur Bor 1 Buah

3 Kitab Tafsir Al-Jawahir 3 Buah

Page 59: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

47

4 Mobil Bak 1 Buah

5 Motor Tosa 1 Buah

6 Kursi 203 Buah

7 Podium 1 Buah

8 Karpet Acara 17 Buah

9 Kipas Blower 5 Buah

10 Terpal 4 Buah

11 Meja 213 Buah

12 Gerbang Pesantren 1 Buah

Sumber: Wawancara pribadi dengan Bagian Wakaf Organisasi Santri Darunnajah

Cipining (OSDC), saudara Syamsul Wildan.

Page 60: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

48

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Strategi Fundraising Harta Benda Wakaf Pondok Pesantren Darunnajah

2 Cipining

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining merupakan sebuah Yayasan

yang bergerak dibidang pendidikan. Pesantren yang pada awalnya terbentuk karna

Darunnajah Pusat yang tidak bisa menampung banyak calon santri kala itu, kini

tengah berkembang dengan pesat di daerah Cipining Kab. Bogor. Meski letaknya

ditengah perkampungan, namun Pesantren Darunnajah Cipining cukup dikenal tak

hanya dikawasan Kab. Bogor saja, tetapi se-Jawa Barat pun mengenal Pesantren

Darunnajah Cipining berkat berbagai kegiatan dan prestasinya dalam bidang

apapun.

Dijelaskan bahwa Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining berdiri

dikarenakan adanya beberapa bantuan berupa wakaf tanah seluas 20 ha di daerah

kampung Cipining. Dan mulai dari saat itulah perwakafan Darunnajah Cipining

mulai berkembang.

Dalam wawancara penulis dengan Anggota Badan Wakaf Darunnajah 2

Cipining, Al-Ustadz H. Trimo beliau menjelaskan bahwa selama kurang lebih 29

Tahun ini Darunnajah telah banyak mengumpulkan harta benda wakaf yang tak

hanya berbentuk tanah saja, tapi ada juga wakaf yang berbentuk bangunan-

bangunan seperti kelas, masjid dll.75

Hingga saat ini Darunnajah Cipining telah mengumpulkan total 87 ha

tanah wakaf dan banyak lagi harta wakaf lain seperti, mobil bak, motor tosa,

kursi, meja sekolah dan banyak lagi. Dan harta wakaf ini sangat membantu

pesantren tentunya untuk melangsungkan kegiatan pendidikan, keagamaan, dan

membantu ekonomi pesantren.

75

Wawancara Pribadi dengan Al-Ustadz H. Trimo, S.Ag., (Anggota Badan Wakaf Darunnajah

Cipining), Bogor, 23 Oktober 2017.

Page 61: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

49

Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa adanya suatu strategi yang

diterapkan oleh pesantren sehingga mampu mengumpulkan begitu banyak harta

benda wakaf. Lebih jauh, dapat dikatakan bahwa proses pengumpulan wakaf

dalam konteks masa kini sudah banyak mengikuti konsep fundraising. Sumber

utama fundraising dalam wakaf adalah wakif, mengingat proses fundraising wakaf

merupakan hal yang sangat mendasar bagi upaya pengelolaan wakaf, pihak-pihak

yang terkait dan telah diberi wewenang dalam pengelolaan wakaf, harus mampu

meyakinkan masyarakat muslim mengenai pentingnya wakaf. Karenanya lembaga

wakaf harus mencanangkan konteks fundraisingnya dengan strategi yang tepat,

yang dapat digambarkan dalam bagan di bawah ini:

Bagan 4.1

Bagan di atas adalah merupakan proses awal dari fundraising, dan proses

awal ini akan lebih mudah dilakukan apabila lembaga wakaf memahami bahwa

tujuan fundraising adalah menghimpun dana wakaf, memperbanyak wakif,

meningkatkan citra lembaga, menghimpun simpatisan/relasi pendukung,

meningkatkan kepuasan wakif. Dari sekian tujuan fundraising tersebut, mencapai

kepuasan wakif merupakan tujuan pada tingkatan tertinggi, karena kepuasan wakif

bukan hanya memperdalam kepercayaan publik kepada lembaga pengelola wakaf,

tetapi juga merupakan asset yang harus dipertahankan dalam jangka panjang. Di

samping proses awal fundraising di atas, dalam mencapai tujuan pengumpulan

Proses Fundraising

Mempengaruhi

Memberitahukan

Mengingatkan

Membujuk Merayu

Mendorong

Kesadaran, motivasi,

kepedulian

Page 62: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

50

wakaf yang maksimal, proses fundraising juga membutuhkan strategi atau metode

tertentu, yang secara sederhana dapat di baca dalam bagan di bawah ini:76

Bagan 4.2

Dari bagan di atas menunjukkan bahwa metode atau strategi fundraising di

bagi menjadi 2 yaitu: Direct Fundraising (secara langsung) dan Indirect

Fundraising (secara tidak langsung). Fundraising secara langsung adalah tehnik-

tehnik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi wakif secara langsung, yaitu

bentuk-bentuk fundraising, di mana proses interaksi dan daya akomodasi terhadap

respon wakif bisa seketika atau langsung. Sedangkan fundraising tidak langsung

adalah tehnik-tehnik atau cara-cara yang tidak melibatkan partisipasi wakif secara

langsung, yaitu bentuk-bentuk fundraising tanpa memberikan daya akomodasi

langsung terhadap respon wakif seketika.

Dalam hasil wawancara dengan berbagai Narasumber, dijelaskan beberapa

strategi yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, yaitu:

1. Menggunakan laba dari usaha yang dilakukan Pesantren.

Pesantren Darunnajah 2 Cipining melakukan beberapa usaha yang

tentunya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi pesantren, dan sebagiannya

digunakan untuk melakukan wakaf.

Beberapa usaha pesantren pun dilakukan berdasarkan apa yang telah

dihasilkan dari harta benda wakaf milik Pesantren Darunnajah 2 Cipining

seperti: 76 Atik Abidah, Analisis Strategi Fundraising Terhadap Peningkatan Pengelolaan ZIS pada

Lembaga Amil Zakat Kabupaten Ponorogo, (Kodifikasia, Volume 10 No. 1, Tahun 2016), h. 179-

180.

Fundraising

Method

Direct Fundraising: Direct Mail,

Direct Advertising, Tele

Hundraising, Presentasi

(pertemuan langsung)

Indirect Fundraising: Advertorial,

Penyelenggaraan Event, Melalui

Perantara, Menjalin Relasi, Melalui

Referensi, Mediasi para Tokoh dsb.

Page 63: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

51

a. Kopontren (Koperasi Pesantren)

Kopontren adalah perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

atau badan hukum yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk

masuk dan keluar, dengan kerjasama secara kekeluargaan untuk

menjalankan usaha dan mempertinggi kesejahteraan jasmani para anggota

dan warga pesantren, serta dalam pengelolaan koperasi selalu

berlandaskan pada asas-asas Islam yang lebih mendahulukan pada

kemaslahatan bersama para anggota-anggotanya dan dikelola oleh pondok

pesantren.77

Kopontren Darunnajah sama halnya dengan koperasi yang lain,

yang membedakan hanya tempat dan nilai-nilai yang dipegang oleh

pengurusnya.

Kopontren Darunnajah berdiri dibawah naungan Biro Usaha

Pesantren Darunnajah yang dikepalai oleh Ustadz. H. Trimo, S.Ag.

Kopontren ini diketuai oleh Ustadz Hery Sucipto. Petugas yang menjaga

kopontren ini adalah dari para santri kader pesantren, yang biasa disebut

santri Ashabunnajah Darunnajah diambil dari lulusan Sekolah Menengah

Pertama. Pengurus menugaskan para santri bertujuan untuk mendidik

santri kader belajar berwirausaha sejak dini sehingga ketika sudah menjadi

alumni sudah bisa melakukan usaha mandiri berbekal pengalaman selama

menjadi santri di Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor.

Kopontren ini menyediakan semua kebutuhan seluruh santri mulai

dari perlengkepan seragam sekolah, alat tulis, buku tulis, buku paket, alat

mandi, perlengkapan tidur, dan snack.

Penghasilan Kopontren setiap harinya mencapai 1 juta sampai

dengan 2 juta untuk 1 Kopontren, dan keuangan langsung dipegang oleh

Pembimbing Kopontren kemudian langsung disetorkan ke Tata Usaha

Keuangan Pesantren setiap pagi hari.

Jumlah Kopontren yang beroperasi di Pondok Pesantren

Darunnajah 2 Cipining Bogor sebanyak 4 Kopontren yang tersebar di

77

http://www.hudacianjur.com/2016/10/13/1051/ diakses pada Tanggal 25 Oktober 2017

Page 64: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

52

Kampus 1 terdapat 2 Kopontren, Kampus 2 terdapat 1 Kopontren, Kampus

3 terdapat 1 Kopontren.

Kopontren ini termasuk bidang usaha pesantren yang paling utama,

karena dana terbesar untuk memenuhi kebutuhan pesantren diambil dari

Kopontren ini, dan juga termasuk penambahan pembelian tanah wakaf.

b. Ternak Lebah Madu

Pesantren Darunnajah Cipining dengan luas lahan wakaf 88 ha,

hampir 80% ditanami pohon Akasia Mangium sebagai produk unggulan

usaha pesantren untuk dijadikan balok, kaso, pallet, kusen, almari, meja,

kursi, kayu bakar dan lain sebagainya.

Ternyata, di samping kayunya bisa diolah, pupus mangium dan

bunganya adalah makanan favorit lebah. Hal ini mendorong pesantren

untuk budidaya ternak lebah.

Bermula ujicoba yang dilakukan oleh H. Trimo dengan 15 stup.

Hasil penennya dijual ke guru-guru dan warga pesantren. Lama-lama

peminatnya makin meluas, tidak hanya guru saja, alumni, wali santri,

bahkan masyarakat umum, baik untuk kebutuhan sendiri maupun reseller.

Saat ini pesantren menernak 96 stup lebah, yang sebulannya baru

menghasilkan +- 60 botol yang dipasarkan satu botol ukuran 600 ml Rp.

105.000. Dengan makin banyak permintaan, Biro Usaha berusaha terus

mengembangkan secara bertahap.

2. Kampanye wakaf melalui taklim-taklim di masjid Pesantren dan juga di

masjid-masjid di sekitar Pesantren.

Sudah menjadi kegiatan rutin Pesantren Darunnajah Cipining, bahwa

setelah berlangsungnya shalat berjama‟ah akan disampaikan taklim singkat

yang disampaikan oleh santri-santri Pesantren.

Dalam taklim ini memang tak selalu membahas tentang pentingnya

wakaf, namun sering kali disampaikan tentang pentingnya wakaf. Hal ini

dilakukan tak hanya taklim di wilayah Pesantren saja, tapi ketika Asatidz

mendapatkan jadwal taklim di daerah sekitar Pesantren, maka selalu

diselipkan materi tentang kampanye wakaf ini.

Page 65: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

53

3. Mengadakan program wakaf santri kelas 6 MA (3 SMA).

Program ini selalu dilakukan oleh santri-santri kelas 6 MA sebelum

meninggalkan Pesantren. Angkatan 18 pada tahun 2011 mewakafkan Motor

Tosa, angkatan 19 mewakafkan gerbang Pesantren, dan angkatan 20

mewakafkan Mobil Bak untuk operasional Pesantren.

4. Program gerakan 1 meter wakaf tanah.

Pesantren Darunnajah Cipining memanfaatkan kondisi harga tanah di

daerah Cipining yang relatif murah dimana harga permeternya hanya RP.

15.000.

Dengan banyaknya santri dan Asatidz Darunnajah Cipining, maka

Pesantren dapat memberikan kesempatan kepada mereka seluruhnya untuk

beramal dengan mewakafkan hartanya untuk membebaskan tanah di daerah

Cipining.

Tak hanya kepada santri dan Asatidz saja program ini dijalankan,

tetapi Pesantren membuat surat edaran untuk para wali santri dan membuat

sebuah iklan yang mempromosikan tentang program ini di website

Darunnajah Cipining. Harapannya dengan adanya iklan program ini banyak

warga masyarakat, wali santri dan lain sebagainya dapat ikut berpartisipasi

dalam program 1 meter wakaf tanah ini.

5. Kampanye wakaf via media sosial dan website.

Di era digital seperti sekarang ini, masyarakat pada umumnya

memiliki akses yang luas di dalam media sosial. Sehingga banyak masyarakat

mendapatkan sejumlah informasi dari media sosial tersebut.

Dengan memanfaatkan situasi saat ini, Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining yang memiliki akun diberbagai media sosial seperti facebook,

twitter, instagram dan lain lain, melalui media-media itulah Darunnajah

Cipining dapat melakukan kampanye wakaf, yang tujuannya agar masyarakat

banyak, berniat untuk mewakafkan hartanya untuk Pondok Pesantren

Darunnajah 2 Cipining.

Page 66: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

54

Gambar 4.1

Gambar Kampanye Wakaf di Media Sosial

6. Kampanye wakaf kepada Alumni-alumni Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining.

Sampai saat ini, sudah 24 angkatan yang berhasil diluluskan oleh

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining. Dan alumni-alumni ini berada di

dalam naungan Biro Perkaderan Pesantren Darunnajah Cipining, yang

membentuk sebuah Organisasi IKPDC (Ikatan Keluarga Pesantren

Darunnajah Cipining).

Setiap tahunnya, IKPDC selalu mengadakan sebuah kegiatan yang

dilaksanakan di Pesantren Darunnajah Cipining, seperti, halal bi halal, long

march tanah wakaf, dan penanaman pohon di area tanah wakaf.

Dalam kesempatan inilah Pimpinan Pesantren selalu menyelipkan

materi wakaf dan melakukan kampanye wakaf. Wakaf yang diberikan dari

alumni ini sifatnya untuk pembangunan, seperti semen, batu, dan lain

sebagainya. Dari hasil inilah Pesantren sangat terbantu dalam melanjutkan

pembangunan.

Melalui berbagai strategi fundraising itulah Pesantren Darunnajah

Cipining berhasil mengumpulkan harta benda wakaf yang banyak, demi

Page 67: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

55

kelangsungan kegiatan pendidikan keagamaan di Pesantren. Dan melalui strategi

inilah, Pesantren Darunnajah Cipining memiliki beberapa wakif tetap di berbagai

daerah.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Strategi Harta Benda

Wakaf Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Dalam pelaksanaan strategi fundraising, tentunya ada banyak aspek yang

menunjang agar strategi ini dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan, demi

tercapainya tujuan dari fundraising tersebut. Namun di lain hal dalam prosesnya,

banyak sekali hambatan-hambatan yang kemudian membuat strategi ini kurang

berjalan sesuai dengan rencana.

Berikut ialah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat berjalannya

strategi fundraising yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining:

1. Faktor Pendukung

Kekuatan terbesar yang dimiliki Pesantren Darunnajah Cipining adalah

adanya kredibilitas Pesantren Darunnajah Cipining itu sendiri. Hal ini tidak

lepas dari keberadaan Pesantren Darunnajah Cipining sebagai lembaga

pendidikan yang berusaha mengumpulkan harta wakaf demi mendidik

generasi Bangsa dan agama.

Selain faktor di atas, Darunnajah Cipining juga memiliki sebuah

Organisasi/Badan yang solid dan ahli untuk mengurus segala keperluan wakaf,

yaitu Badan Wakaf Darunnajah Cipining yang saat ini diketuai oleh Al-Ustadz

H. Mustajab Anwar, S.Pd.I. Hal ini membuktikan bahwasanya Pesantren

sangat serius dalam urusan wakaf, dan membuktikan bahwa Pesantren tidak

mengandalkan kekuatan seorang tokoh saja, tapi lebih mengandalkan kepada

mekanisme organisasi. Organisasi ini memiliki tim yang sangat solid, handal

dan professional dalam urusan wakaf. Menurut Ustadz H. Mustajab, SDM

dalam Badan Wakaf Darunnajah Cipining tak hanya diisi oleh orang-orang

Page 68: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

56

internal Pesantren saja, tetapi dari luar Pesantren pun Badan Wakaf memiliki

SDM tersendiri yang mengelola perwakafan Pesantren Darunnajah Cipining.78

Selain itu, karena kegiatan keagamaan yang ada di Pesantren

Darunnajah Cipining selalu menyampaikan tentang betapa pentingnya wakaf,

sehingga membuat para santri, wali santri, Asatidz, alumni dan lainnya tak

ragu untuk mempercayakan hartanya dalam bentuk wakaf kepada Pesantren.

2. Faktor Penghambat

Beberapa hal yang sekiranya menjadi titik lemah atau menjadi

penghambat berjalannya strategi fundraising ini antara lain: Pertama,

kurangnya personil atau SDM di dalam Badan Wakaf Darunnajah Cipining.

Sejauh ini terhitung hanya ada 7 orang yang ada di dalam Badan Wakaf ini

(Ketua, Sekretaris, Bendahara, Bag. Pemberdayaan Wakaf, Bag. Perawatan

Wakaf). Walaupun memang dengan 7 personil sejauh ini perwakafan di

Pesantren masih berjalan dengan sangat baik, tetapi tentunya hal ini menjadi

kendala besar jika Pesantren ingin lebih melebarkan sayapnya tak hanya di

sekitar Pesantren saja, tapi sampai ke tingkat Nasional. Ke depannya,

Pesantren Darunnajah Cipining harus mencari SDM yang tentunya ahli dalam

hal keilmuan tentang wakaf maupun teknis operasional.

Menurut Al-Ustadz H. Trimo, pengetahuan masyarakat tentang wakaf

ini masih sangat minim. Jika berbicara tentang wakaf, yang masyarakat

ketahui hanya sebatas wakaf tanah, kuburan, dan masjid saja. Padahal banyak

hal yang tentunya bisa dijadikan harta wakaf.79

Juga minimnya pengetahuan

masyarakat tentang betapa pentingnya wakaf itu sendiri.80

Ke depan,

Pesantren tentunya harus berusaha semaksimal mungkin untuk terus

memberikan pengetahuan tentang wakaf kepada masyarakat baik itu secara

langsung ataupun melalui media-media pendukung. Hal ini perlu dilakukan

agar memudahkan Pesantren dalam penerapan strategi fundraingnya.

78

Wawancara Pribadi dengan Al-Ustadz H. Mustajab Anwar, S.Pd.I., (Ketua Badan Wakaf

Darunnajah Cipining), Bogor, 23 Oktober 2017. 79

Wawancara Pribadi dengan Al-Ustadz H. Trimo, S.Ag., (Anggota Badan Wakaf Darunnajah

Cipining), Bogor, 23 Oktober 2017 80

Wawancara Pribadi dengan Al-Ustadz H. Mustajab Anwar, S.Pd.I., (Ketua Badan Wakaf

Darunnajah Cipining), Bogor, 23 Oktober 2017

Page 69: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

57

C. Dampak Penerapan Strategi terhadap Fundraising Harta Benda Wakaf

di Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Kata “strategi” berasal dari bahasa yunani yaitu “strategas” (status: Militer

dan Ag : memimpin) yang berarti “Generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh

para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.81

Artinya tujuan dari strategi itu sendiri adalah bagaimana sebuah organisasi atau

lembaga dan sebagainya, memiliki rencana yang nantinya akan membawa

organisasi itu mencapai kepada kesuksesan. Hal itu pun yang dipraktekkan oleh

Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining dalam hal fundraising harta benda

wakaf.

Namun dalam prakteknya, tak jarang strategi-strategi yang dipraktekkan

pada akhirnya tidak berhasil membawa sebuah organisasi kepada kesuksesan.

Tapi yang pasti, dampak dari penerapan strategi tersebut pasti ada, entah itu baik

ataupun sebaliknya.

Pesantren Darunnajah Cipining sejak berdirinya sudah mengumpulkan

harta wakaf berupa tanah. Dalam hasil wawancara Penulis dengan Narasumber,

dikatakan bahwa, walaupun banyak pola strategi yang diterapkan Pesantren dalam

upaya menghimpun harta benda wakaf, tapi dalam prakteknya dana usaha

Pesantren lah yang lebih dominan dalam membantu penghimpunan harta benda

wakaf, khususnya dalam hal wakaf tanah.82

Namun bukan berarti pola lain tidak

memberikan dampak terhadap penghimpunan harta benda wakaf Pesantren.

Hingga saat ini tercatat ada sekitar 87.10 ha tanah wakaf yang berhasil

dikumpulkan. Dan ada 2 periode pungumpulan harta wakaf Pesantren. Periode

pertama; Sebelum berdirinya Pesantren s.d. berdirinya, dan Periode kedua;

Setelah berdirinya Pesantren s.d. sekarang. Namun pada prosesnya, dalam periode

kedua menurut Al-Ustadz Mustajab, saat awal berdirinya Pesantren praktek wakaf

ini belum terlalu efektif sehingga baru sekitar tahun 2009 Pesantren mulai

kembali mengumpulkan harta wakaf Pesantren dari berbagai sumber yang telah

dijelaskan di atas.

81

Hendrawan Supratikno, Advanced, h.19. 82

Wawancara Pribadi dengan Al-Ustadz H. Mustajab Anwar, S.Pd.I., (Ketua Badan Wakaf

Darunnajah Cipining), Bogor, 23 Oktober 2017

Page 70: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

58

Berbicara terkait dampak yang dihasilkan dari penerapan strategi

Pesantren, berikut data perkembangan harta wakaf berupa tanah Pesantren

Darunnajah Cipining dari periode pertama hingga kedua:

Tabel 4.1

Rekapitulasi Harta Wakaf Tanah

Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Sumber: Sekretaris Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Al-Ustadz Ahmad

Khusaeni

Dari penjelasan dan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi yang

diterapkan oleh Pesantren belum memberikan dampak yang positif terhadap

penghimpunan harta benda wakaf Pesantren Darunnajah Cipining, khususnya

yang berupa tanah. Karena jika dilihat dari jenjang waktu periode pertama yaitu

tahun 1986-1988, Pesantren mampu mengumpulkan 40.93 Ha tanah. Sedangkan

di periode kedua yang dimulai dari tahun 1988-sekarang, Pesantren hanya mampu

mengumpulkan 46.17 Ha saja.

Menurut Bapak M. Farhan (Wakif Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining, Bogor) yang menjadi faktor tidak maksimalnya pengumpulan harta

wakaf berbentuk tanah karena menurunnya tingkat kepercayaan para Wakif untuk

mewakafkan hartanya. Karena sejauh ini komunikasi antara pihak pesantren dan

Wakif memang terbilang tidak intens, sehingga terkadang timbul pemikiran dari

para Wakif bahwa harta yang mereka wakafkan kepada pesantren tidak

dipergunakan sebagaimana mestinya.

No Periode Jumlah

1 Periode Pertama; Sebelum s.d. Berdirinya

Pesantren

40.93 Ha

2 Periode Kedua; Setelah Berdirinya s.d.

Sekarang

46.17 Ha

JUMLAH TOTAL 87.10 Ha

Page 71: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

59

Meskipun demikian, menurut bapak Farhan, tidak maksimalnya

penghimpunan harta wakaf berbentuk tanah ini bukan berarti sebuah kemunduran

ataupun kegagalan bagi penghimpunan harta benda wakaf Pesantren. Karena

bagaimanapun juga wakaf itu punya tujuan jangka panjang, dan sampai kapanpun

selama pesantren Darunnajah Cipining ada, maka perwakafan pesantren pun

masih akan terus berkembang dan meningkat.

Bapak Farhan pun mengharapkan adanya perbaikan dalam pola

komunikasi antara pihak pesantren dengan para Wakifnya, sehingga kedepannya

juga kepercayaan para Wakif terus meningkat.

Namun jika dilihat dari harta benda wakaf lain, semisal bangku, kursi,

gerbang, mobil bak, pembangunan, dan lain-lain, jelas penerapan strategi

fundraising Pesantren Darunnajah ini memberikan dampak yang sangat positif.

Karna banyak dari strategi yang diterapkan Pesantren itu dimulai dari tahun 2010

hingga sekarang, yang memang difokuskan pada harta benda wakaf selain tanah.83

Dampak lain yang terasa dari penerapan strategi fundraising ini adalah,

semakin cepatnya proses pembangunan Pondok Pesantren. Karna memang dari

beberapa strategi yang telah dijelaskan diatas lebih memfokuskan kepada

fundraising untuk pembangunan Pesantren.

83

Wawancara Pribadi dengan Al-Ustadz H. Mustajab Anwar, S.Pd.I., (Ketua Badan Wakaf

Darunnajah Cipining), Bogor, 23 Oktober 2017.

Page 72: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka penulis

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pesantren Darunnajah 2 Cipining sebagai lembaga pendidikan yang juga

bergerak dalam bidang wakaf berhasil mengumpulkan berbagai harta

benda wakaf selama kurang lebih 29 Tahun ini. Dan dalam hal wakaf,

Pesantren membentuk sebuah tim yaitu Badan Wakaf Pesantren

Darunnajah Cipining yang diketuai oleh Al-Ustadz Mustajab, dan diisi

oleh personil yang terbilang mengerti akan wakaf dan profesional dalam

pengelolaan harta benda wakaf. Dan berbagai strategi diterapkan oleh

Pesantren demi terkumpulnya harta benda wakaf, seperti menggunakan

dana dari usaha Pesantren yang mana usaha Pesantren tersebut dari

pemanfaatan harta wakaf, kampanye wakaf di media sosial, mengajak para

santri, karyawan, Asatidz, dan alumni untuk berwakaf di Pesantren, dan

lain sebagainya. Sehingga sampai saat ini Pesantren masih bisa

melanjutkan aktifitas fundraising dan pengumpulan harta benda wakaf.

2. Dalam prosesnya, tanpa bantuan dari berbagai pihak Pondok Pesantren

tidak akan mampu mengumpulkan harta benda wakaf sampai sebanyak

saat ini. Banyak hal yang menjadi faktor pendukung bagi suksesnya

penerapan strategi fundraising ini, salah satunya karna Pesantren memiliki

kredibilitas tinggi sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan mendidik

generasi Bangsa dan Agama ini. Selain itu faktor SDM yang ada di dalam

Badan Wakaf Pesantren yang tidak hanya faham tentang perwakafan saja,

melainkan juga professional dalam mengelola harta benda wakaf sangat

mendukung proses terkumpulnya harta benda wakaf Pesantren. Walau

demikian ada berbagai hal juga yang menjadi penghambat penerapan

Page 73: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

61

strategi fundraising ini. Seperti, kurangnya SDM untuk mengelola, dan

kurangnya pemahaman warga sekitar tentang betapa pentingnya wakaf.

3. Adanya strategi karena sebuah organisasi menginginkan adanya

kesuksesan dalam tujuannya itu. Sama halnya Pesantren Darunnajah

Cipining yang menerapkan beberapa strategi fundraising dengan harapan

agar tercapainya kesuksesan dalam penghimpunan harta benda wakaf.

Dalam prosesnya, banyak strategi diterapkan oleh Pesantren dan

membawa sebuah dampak, entah itu baik ataupun kurang baik. Dalam hal

penghimpunan harta wakaf yang berbentuk tanah, dapat dikatakan bahwa

strategi yang diterapkan mendapatkan dampak yang kurang baik, jika

dilihat dari total tanah wakaf yang berhasil dihimpun dalam 29 Tahun ini

yang terhitung hanya 46.17 Ha yang berhasil dihimpun Pesantren, hal ini

bila dibandingkan dengan periode pertama yang berlangsung hanya 2

tahun, tapi Pesantren berhasil mengumpulkan sekitar 40.93 Ha tanah.

Namun walaupun penerapan strategi fundraising ini kurang sukses dalam

penghimpunan tanah wakaf, hal ini berbeda dengan penghimpunan harta

benda wakaf lain seperti, mobil bak, motor tosa, bangku, meja, dan segala

keperluan pembangunan Pesantren. Seperti yang dikatakan Narasumber

bahwa penghimpunan berbagai harta wakaf ini dimulai dari Tahun 2010.

Sampai saat ini sudah terhitung 7 Tahun Pesantren menghimpun berbagai

wakaf tersebut dan berhasil menghimpun banyak harta benda wakaf.

B. Saran

Untuk pengembangan kedepannya, penulis memiliki beberapa saran untuk

Pesantren Darunnajah 2 Cipining dan para akademisi lain yang sekiranya ingin

melakukan sebuah penelitian dengan tema seperti penelitian ini:

1. Untuk Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, sebaiknya mampu

menutup kekurangan dalam jumlah SDM yang mengelola perwakafan

Pesantren. Karena hal inilah yang menjadi penghambat utama dalam

pelaksanaan strategi fundraising ini. Juga harus adanya komunikasi aktif

dan laporan tentang penggunaan harta benda wakaf dari pihak Pesantren

Page 74: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

62

dengan para Wakif sehingga dapat meningkatkan kepercayaan Wakif pada

Pesantren.

2. Baiknya pesantren lebih menggalakan kampanye wakaf di media-media

sosial. Karena mengingat saat ini sudah memasuki era digital, dimana

semua orang pasti menggunakan media untuk mendapatkan informasi

apapun. Karena saat ini Pesantren terbilang sangat jarang melakukan

kampanye wakaf via media sosial, dan lebih fokus untuk menghimpun

wakaf kepada warga sekitar, para santri, Asatidz, alumni saja.

3. Untuk siapapun yang setelah ini akan melakukan penelitian yang

membahas tentang strategi fundraising harta benda wakaf, sebaiknya

menambahkan sedikit pembahasan tentang pengelolaannya juga, dan

dampak dari pengelolaan harta benda wakaf tersebut kepada para

masyarakat sekitar lembaga.

Page 75: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

63

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an Al-Kariim

As-Sunnah

Ali, Muhammad Daud, Sistem EkonomiIslam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia, 2012)

Alwi, Hasan, dkk, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)

Amiruddin, dan Asikin, Zainal, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:

Rajawali Press, 2010)

Amrin, Abdullah, Strategi Pemasaran Asuransi Syari’ah, (Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2007)

Asshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Asyri, Zul, Masalah Sighat (Ikrar) Menurut Konsepsi para Mujtahidin dan

Menurut PP No. 28 dan yang Berlaku dalam Masyarakat Indonesia,

(Jakarta: Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1985)

Al-Bajuri, Syeikh Ibrahim, Hasyiah Al-Baijuri, ala ibni Qasiim Al-Guzza,

(Semaran: Toha Putra)

Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Islam tentang Wakaf-Ijarah-Syirkah, (Bandung:

Alma‟arif, 1977)

Cholid Narbuko dan Ahmadi, Abu, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

2007)

David, Fred R, Managemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002)

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam, Manajemen Pengelolaan Zakat, (Jakarta: Departemen Agama RI,

2009)

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Departemen Agama

RI, 2007)

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Tanya Jawab Wakaf.

Page 76: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

64

Faulkner, David, dan Johnson, Genry, Seri Strategi Management, Ter. Dari

Strategic Management the Challenge of Strategic Management, (Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo, 1992)

Halim, Abdul, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Ciputat: Ciputat Press, 2005)

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Wakaf

Huda, Miftahul, Pengelolaan Wakaf dalam Perspektif Fundraising (Studi tentang

Penggalangan Wakaf pada Yayasan Hasyim Asy’ari Pondok Pesantren

Tebuireng Jombang, Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta, dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya), (Kementrian

Agama RI, 2002)

Kementrian Agama RI, Dinamika Perwakafan di Indonesia dan Berbagai

Belahan Dunia, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2013)

Kementrian Agama RI, Wakaf Uang dan Prospek Ekonomi di Indonesia, (Jakarta:

Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam, 2013)

Al Khatib, Muhammad, al iqna (Bairut: Darul Mar‟rifah)

Manaf, Sofwan, Khutbatul ‘Arsy Kedua Pondok Pesantren Darunnajah Pusat dan

Cabang, (Jakarta: Darunnajah Press, 2016)

Mannan, M.A, Sertifikat Wakaf Tunai, (Depok: CIBER – PKTTI UI, 2001)

Mulyana, Deddy, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdaarya, 2013)

Muzarie, Mukhlisin, Hukum Perwakafan dan Implementasinya terhadap

Kesejahteraan Masyarakat: Implementasi Wakaf di Pondok Modern

Darussalam Gontor, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010)

Praja, Juhaya S., Perwakafan Indonesia, Sejarah Pemikiran, Hukum, dan

Perkembanganya (Bandung; Yayasan Plara, 1995)

Prastowo, Andi, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian, (Jogjakarta: Arruz Media, 2011)

Rachmat, Nazaroedin, Harta Wakaf, (Jakarta: Bulan Bintang, 1964)

Page 77: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

65

Rodoni, Ahmad, Investasi Syari’ah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009)

Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV.

Mandar Maju, September 2010)

Shadily, Hasan, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta,

1993)

Stainer, George, dan Miller, John, Managemen Strategi, (Jakarta: Erlangga, 2008)

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,

(jogjakarta: Gajah Mada University Press, 2006)

Supratikno, Hendrawan, Advanced Strategic Management: Back to Basic

Approach, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003)

Wawancara Pribadi dengan Al-Ustadz H. Mustajab Anwar, S.Pd.I., (Ketua Badan

Wakaf Darunnajah Cipining) Bogor, 23 Oktober 2017.

Wawancara Pribadi dengan Al-Ustadz H. Trimo, S.Ag., (Anggota Badan Wakaf

Darunnajah Cipining) Bogor, 23 Oktober 2017.

Wawancara Pribadi dengan Syamsul Wildan (Bagian Wakaf Organisasi Santri

Darunnajah Cipining Masa Bhakti 2016-2017) Bogor, 11 Maret 2017.

Wirartha, I Made, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2006)

JURNAL DAN INTERNET

Abdillah, Atik, Analisis Strategi Fundraising Terhadap Peningkatan Pengelolaan

ZIS pada Lembaga Amil Zakat Kabupaten Ponorogo, (Kodifikasia,

Volume 10 No. 1, 2016)

http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/kodifikasia/article/.../pdf

http://darunnajah.com/

http://www.Hendrakholid.net/blog/2010/03/16/

http://www.hudacianjur.com/2016/10/13/1051/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren

Page 79: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 80: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

68

Page 81: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

69

Page 82: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

70

Tulis judulnya. Misalkan

Surat pernyataan narasumber 2

Page 83: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

71

HARTA BENDA WAKAF MILIK DARUNNAJAH 2 CIPINING

No. Jenis Aset Volume

1 Tanah 87 Ha

2 Sumur Bor 1 Buah

3 Kitab Tafsir Al-Jawahir 3 Buah

4 Mobil Bak 1 Buah

5 Motor Tosa 1 Buah

6 Kursi 203 Buah

7 Podium 1 Buah

8 Karpet Acara 17 Buah

9 Kipas Blower 5 Buah

10 Terpal 4 Buah

11 Meja 213 Buah

12 Gerbang Pesantren 1 Buah

No Periode Jumlah

1 Periode Pertama; Sebelum s.d. Berdirinya

Pesantren

40.93 Ha

2 Periode Kedua; Setelah Berdirinya s.d.

Sekarang

46.17 Ha

JUMLAH TOTAL 87.10 Ha

Page 84: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

72

PETA TANAH WAKAF

PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH 2 CIPINING

Page 85: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

73

DAFTAR WAKIF PONDOK PESANTREN

DARUNNAJAH 2 CIPINING

1. Nama Wakif : KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc

Alamat : Pesantren Darunnajah Cipining RT/RW 002/003

Cigudeg Bogor Jawa Barat

Pekerjaan : Pimpinan Pesantren

Luas : 300.398,85 M2

No. Telepon : 081514194006

2. Nama Wakif : Ir. Ery Chajaridipura

Alamat : Jl. Pejaten Raya Kav. 6 RT/RW 006/005

Kelurahan PejatenJakarta Selatan

Pekerjaan : Arsitek

Luas : 10.000 M2

No. Telepon : 08161850132

3. Nama Wakif : Anwar Ibrahim (Alm) Hj. Rafidah Anwar

Alamat : Pancoran Timur VIII/7 RT/RW 007/008 Kel.

Pengadegan Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan

Pekerjaan : IRT

Luas : 15.000 M2

No. Telepon : 08179967105 (Ibu Rafidah Anwar)

Page 86: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

74

4. Nama Wakif : Karim Usman (Alm) Ibu Karim Usman

Alamat : Komplek Deperdag RT/RW 005/004 Kel. Kali

Angke Kec. Cengkareng Jakarta Barat

Pekerjaan : IRT

Luas : 6.200 M2

No. Telepon : 081286171217 (Ibu Karim)

5. Nama Wakif : Ashartini Surono

Alamat : Komp. Keuangan No. 04 RT/RW 005/005 Kel.

Duren Tiga Kec. Pancoran, Jakarta Selatan

Pekerjaan : IRT

Luas : 2.000 M2

No. Telepon : -

6. Nama Wakif : M. Sholeh Usman

Alamat : Masjid Jami‟ Al-Hurriyah Jl. Mampang Prapatan

IV/B Tegal Parang Jakarta Selatan

Pekerjaan : -

Luas : 1.000 M2

No. Telepon : 021-79192051

7. Nama Wakif : KH. Saifuddin Arief, S.H., M.H.

Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto RT/RW 001/005 Kel. Kreo

Selatan Kec. Larangan Kota Tangerang Banten

Page 87: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

75

Pesantren Putri Darunnajah 9 Al-Hasanah

Pamulang, Tangerang Selatan, Banten

Pekerjaan : Guru

Luas : 2.500 M2

No. Telepon : 08166868111

8. Nama Wakif : KH. Azhari Baidlowi

Alamat : Jl. Jati Waringin Raya No. 05 RT/RW 008/005

Bekasi Jawa Barat

Pekerjaan : -

Luas : 1.000 M2

No. Telepon : -

9. Nama Wakif : H. Djamaludin RH

Alamat : Sorowajan Baru Gang Tampomas 20 RT/RW

18/12 Banguntapan Bantul Yogyakarta

Pekerjaan : Pensiunan

Luas : 1.000 M2

Telepon : 08125853922 (Darlina R)

10. Nama Wakif : H. Ridwan

Alamat : Grogol Jakarta Barat

Pekerjaan : -

Page 88: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

76

Luas : 1.000 M2

Telepon : -

11. Nama Wakif : Drg. Nawang Retno

Alamat : Jl. Sespakes B1/24 Komplek Depkes RT/RW

011/004 Kel. Sunter Jaya Tanjung Priuk Jakut

Pekerjaan : Pensiunan

Luas : 1.000 M2

Telepon : -

12. Nama Wakif : Ir. Soerono Soemoharjono

Alamat : Griya Gandaria No. A-7 Jl. Gandariya Raya Kel.

Jagakarsa Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan

Pekerjaan : Pensiunan

Luas : 1.000 M2

Telepon : -

Page 89: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

77

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Ustadz H. Mustajab Anwar, S.Pd.I.

Jabatan : Ketua Badan Wakaf Pesantren Darunnajah Cipining

Hari, tanggal : Minggu, 23 Oktober 2017

Waktu : 17.00

Tempat : Kediaman Ustadz H. Mustajab Anwar, S.Pd.I.

1. Berawal dari manakah gagasan wakaf Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining ?

Berawal dari Pendiri Pesantren K.H. Abdul Manaf Mukhayyar yang belajar

tentang wakaf dari Yayasan al Khoirot dan Pondok Pesantren Darussalam

Gontor Ponorogo.

2. Berapa total asset wakaf yang dimiliki Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining?

Untuk harta wakaf berupa tanah, pada awalnya pada tahun 1988 (Periode

Pertama) berjumlah 40.93 Ha. Dan untuk Periode kedua itu berjumlah 46.17

Ha. Lalu untuk harta wakaf dalam bentuk lain, kami memiliki Mobil 1 unit,

motor tosa 1 unit, bangunan-bangunan, alat-alat keperluan kegiatan belajar

mengajar dll.

3. Apa saja model fundraising yang diterapkan oleh Pesantren Darunnajah

2 Cipining ?

Banyak model fundraising/penghimpunan harta benda wakaf yang kami

terapkan, seperti sosialisasi kepada para wali santri, warga sekitar pesantren,

para santri, alumni dan lain sebagainya. Namun walau strategi-strategi itu

kami terapkan, tetap saja yang paling memiliki peran dominan dalam

mensukseskan penghimpunan wakaf ini adalah melalui hasil usaha Pesantren

Darunnajah 2 Cipining, yang tentu saja usaha-usaha tersebut dilakukan dengan

memanfaatkan harta wakaf yang berupa tanah, bentuk pemanfaatannya seperti

membuat perkebunan, membuat tambak ikan, membuat koperasi usaha,

Page 90: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

78

membuat kantin yang juga melalui pemanfaatan tanah wakaf dan lain

sebagainya.

4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan strategi

fundraising Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining ?

Yang menjadi faktor pendukung adalah:

a. adanya kridibilitas Pesantren Darunnajah Cipining itu sendiri. Hal ini tidak

lepas dari keberadaan Pesantren Darunnajah Cipining sebagai lembaga

pendidikan yang berusaha mengumpulkan harta wakaf demi mendidik

generasi Bangsa dan agama.

b. Darunnajah Cipining juga memiliki sebuah Organisasi/Badan yang solid

dan ahli untuk mengurus segala keperluan wakaf, yaitu Badan Wakaf

Darunnajah Cipining yang saat ini diketuai oleh Al-Ustadz H. Mustajab

Anwar, S.Pd.I. Hal ini membuktikan bahwasanya Pesantren sangat serius

dalam urusan wakaf, dan membuktikan bahwa Pesantren tidak

mengandalkan kekuatan seorang tokoh saja, tapi lebih mengandalkan

kepada mekanisme organisasi. Dan Organisasi ini memiliki tim yang

sangat solid, handal dan professional dalam urusan wakaf. Dan menurut

Ustadz H. Mustajab, dikatakan bahwa SDM dalam Badan Wakaf

Darunnajah Cipining tak hanya diisi oleh orang-orang internal Pesantren

saja, tetapi dari luar Pesantren pun Badan Wakaf memili SDM tersendiri

yang mengelola perwakafan Pesantren Darunnajah Cipining.

Dan yang menjadi faktor penghambat ialah, kurangnya personil atau SDM

didalam Badan Wakaf Darunnajah Cipining. Sejauh ini terhitung hanya ada 7

orang yang ada didalam Badan Wakaf ini (Ketua, Sekretaris, Bendahara, Bag.

Pemberdayaan Wakaf, Bag. Perawatan Wakaf). Walaupun memang dengan 7

personil sejauh ini perwakafan di Pesantren masih berjalan dengan sangat

baik, tetapi tentunya hal ini menjadi kendala besar jika Pesantren ingin lebih

melebarkan sayapnya tak hanya di sekitar Pesantren saja, tapi sampai ke

tingkat Nasional. Ke depannya, Pesantren Darunnajah Cipining harus mencari

SDM yang tentunya ahli dalam hal keilmuan tentang wakaf maupun teknis

operasional.

Page 91: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

79

5. Apakah ada peningkatan dalam penghimpunan harta benda wakaf

setelah strategi fundraising itu diterapkan ?

Tentu ada peningkatan, meskipun tidak terlalu signifikan. Dan

peningkatan yang terjadi pun ada di harta wakaf yang jenisnya selain

tanah. Dan memang yang lebih dominan dalam pengumpulan harta wakaf

yang berjenis tanah itu dari hasil usaha-usaha Pesantren.

Page 92: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

80

HASIL TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Ustadz H. Trimo, S.Ag.

Jabatan : Anggota Badan Wakaf Pesantren Darunnajah Cipining

Hari, tanggal : Minggu, 23 Oktober 2017

Waktu : 16.00

Tempat : Kediaman Ustadz H. Trimo, S.Ag.

1. Berawal dari manakah gagasan wakaf Pondok Pesantren Darunnajah 2

Cipining ?

Berawal dari Pendiri Pesantren K.H. Abdul Manaf Mukhayyar yang belajar

tentang wakaf dari Yayasan al Khoirot dan Pondok Pesantren Darussalam

Gontor Ponorogo.

2. Dibawah bagian apa Badan Wakaf Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Bogor?

Wakaf dibawah naungan Dewan Nadzir Yayasan Darunnajah Ulujami Jakarta

dan diawasi pula oleh PWI Pusat.

3. Kapan dimulainya perwakafan di Pesantren Darunnajah 2 Cipining

Bogor ini?

Tahun 1988 itu awal dimulainya perwakafan di Darunnajah Cipining, waktu

itu baru ada tanah sejumlah 20 Ha.

4. Apa saja model fundraising yang diterapkan oleh Pesantren Darunnajah

2 Cipining ?

Banyak model fundraising/penghimpunan harta benda wakaf yang kami

terapkan, seperti sosialisasi kepada para wali santri, warga sekitar pesantren,

para santri, alumni dan lain sebagainya. Namun walau strategi-strategi itu

kami terapkan, tetap saja yang paling memiliki peran dominan dalam

mensukseskan penghimpunan wakaf ini adalah melalui hasil usaha Pesantren

Darunnajah 2 Cipining, yang tentu saja usaha-usaha tersebut dilakukan dengan

memanfaatkan harta wakaf yang berupa tanah, bentuk pemanfaatannya seperti

Page 93: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

81

membuat perkebunan, membuat tambak ikan, membuat koperasi usaha,

membuat kantin yang juga melalui pemanfaatan tanah wakaf dan lain

sebagainya.

5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan strategi

fundraising Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining ?

Yang menjadi faktor pendukung adalah:

c. adanya kridibilitas Pesantren Darunnajah Cipining itu sendiri. Hal ini tidak

lepas dari keberadaan Pesantren Darunnajah Cipining sebagai lembaga

pendidikan yang berusaha mengumpulkan harta wakaf demi mendidik

generasi Bangsa dan agama.

d. Darunnajah Cipining juga memiliki sebuah Organisasi/Badan yang solid

dan ahli untuk mengurus segala keperluan wakaf, yaitu Badan Wakaf

Darunnajah Cipining yang saat ini diketuai oleh Al-Ustadz H. Mustajab

Anwar, S.Pd.I. Hal ini membuktikan bahwasanya Pesantren sangat serius

dalam urusan wakaf, dan membuktikan bahwa Pesantren tidak

mengandalkan kekuatan seorang tokoh saja, tapi lebih mengandalkan

kepada mekanisme organisasi. Dan Organisasi ini memiliki tim yang

sangat solid, handal dan professional dalam urusan wakaf. Dan menurut

Ustadz H. Mustajab, dikatakan bahwa SDM dalam Badan Wakaf

Darunnajah Cipining tak hanya diisi oleh orang-orang internal Pesantren

saja, tetapi dari luar Pesantren pun Badan Wakaf memili SDM tersendiri

yang mengelola perwakafan Pesantren Darunnajah Cipining.

Dan yang menjadi faktor penghambat ialah, kurangnya personil atau SDM

didalam Badan Wakaf Darunnajah Cipining. Sejauh ini terhitung hanya ada 7

orang yang ada didalam Badan Wakaf ini (Ketua, Sekretaris, Bendahara, Bag.

Pemberdayaan Wakaf, Bag. Perawatan Wakaf). Walaupun memang dengan 7

personil sejauh ini perwakafan di Pesantren masih berjalan dengan sangat

baik, tetapi tentunya hal ini menjadi kendala besar jika Pesantren ingin lebih

melebarkan sayapnya tak hanya di sekitar Pesantren saja, tapi sampai ke

tingkat Nasional. Ke depannya, Pesantren Darunnajah Cipining harus mencari

Page 94: STRATEGI FUNDRAISING HARTA BENDA WAKAF OLEH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39144/1/AULIA... · ABSTRAK AULIA TRI SYAMSUL ALAM, NIM 1113046000108. “Strategi

82

SDM yang tentunya ahli dalam hal keilmuan tentang wakaf maupun teknis

operasional.

6. Berapakah jumlah harta benda wakaf di Pesantren Darunnajah 2

Cipining?

Untuk jumlah tanah wakaf tahun 1988 20 HA, 1992 70 HA sudah diikrar

wakaf baru 30 dan 40 belum diatur secara fisik, 2015 30 HA, 2017 86 HA.

Dan untuk harta wakaf yang lain, itu ada banyak sekali, dan semua bangunan

yang ada di Pesantren semua berdasarkan harta wakaf.

Setelah proses wawancara bersama Ketua Badan Wakaf Pesantren Darunnajah

2 Cipining, Al-Ustadz H. Mustajab Anwar, S.Pd.I.

Setelah proses wawancara bersama Anggota Badan Wakaf Pesantren

Darunnajah 2 Cipining, Al-Ustadz H. Trimo, S.Ag.