STRATEGI DAKWAH HADDAD ALWI ASSEGAF · PDF fileMaka sebuah lagu religi akan ... dangdut dan...
Transcript of STRATEGI DAKWAH HADDAD ALWI ASSEGAF · PDF fileMaka sebuah lagu religi akan ... dangdut dan...
STRATEGI DAKWAH HADDAD ALWI ASSEGAF
MELALUI MUSIK RELIGI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Dita Prastika Mentari NIM. 1111051000119
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
i
ABSTRAK
Dita Prastika Mentari
1111051000119
Strategi Dakwah Haddad Alwi Assegaf Melalui Musik Religi
Dakwah Islam memerlukan strategi dalam menyampaikan
ajarannya, bukan hanya seorang da’i, tetapi setiap muslim terpanggil
untuk berdakwah mengingatkan terhadap sesama. Cara yang digunakan
pun bermacam-macam. Salah satunya adalah melalui musik religi. Maka
dari itu seorang musisi, khususnya pada musik religi dapat diduga
memiliki strategi yang tepat agar mampu menyampaikan pesan dakwah
melalui musik dan lagu yang diciptakannya dapat menyentuh hati
pendengarnya tepat pada sasaran.
Merujuk dari latar belakang tersebut rumusan masalah dalam ini
adalah bagaimana strategi dakwah Haddad Alwi Assegaf memalui music
religi? Dari sini peneliti menggali berbagai upaya strategi dakwah yang
dilakukan oleh Haddad Alwi Assegaf melalui musik religi.
Walaupun Haddad Alwi Assegaf sudah lama menjadi musisi religi,
dalam hal benyanyi dan menciptkan sebuah lirik lagu ia tetap
memerlukan strategi agar aktivitas dakwah melalui lagu yang
diciptakannya tetap sesuai dengan tujuan. Strategi dakwah yang beliau
pakai sesuai dengan ayat suci Al-Qur’an surah an-Nahl ayat 125, yaitu:
Al-Hikmah, Al-mauidzah al-Hasanah, dan Al-Mujadalah.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fred R.
David dalam Manajemen Strategi Konsep.
Teori ini menjelaskan bahwa sebuah proses strategi memiliki
tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan,
yaitu tahapan perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi
strategi.
Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah metodologi
kualitatif dengan tehnik analisis deskriptif. Kemudian sumber data
diperoleh melalui observasi di lapangan, terutama wawancara dengan
Haddad Alwi Assegaf yang menjadi subjek dakwah dalam penelitian ini,
kemudian dokumentasi dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh
Haddad Alwi Assegaf.
Strategi dakwah merupakan gabungan dari sebuah perencanaan,
metode, dan taktik yang yang di manage menjadi satu sesuai dengan
perencanaan yang digunakan seorang pendakwah untuk mencapai tujuan
dakwah.
Kata Kunci: Strategi, Dakwah, Musik Religi, Musisi, Haddad Alwi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan
nikmat-Nya berupa hidayah, inayah,serta rahmat kepada semua makhluk-Nya.
Salah satunya adalah ilmu yang selalu dicurahkan, dan kasih sayang-Nya yang
selalu diberikan sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini sesuai dengan yang
penulis harapkan. Shalawat serta salam tak lupa diucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pembawa penerangan bagi kehidupan.
Tiada kata yang bisa dikatakan selain mengucap syukur Alhamdulillah
karena pada akhirnya skripsi ini mampu diselesaikan oleh penulis penuh dengan
perjuangan dalam meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mendapatkan
hasil yang baik. Peneliti menyadari, dalam penulisan skripsi ini tidak jauh dari
kekuranga. Kesempurnaan dan keberhasilan peneliti untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini tidak lain atas usaha dan upaya yang telah peneliti lakukan serta
bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Ditengah kesibukannya mereka
meberikan waktu luang untuk berbagi informasi dan motivasi bagi peneliti gr
dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dengan dengan yang tulus, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada mereka yang telah membantu dan
memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini,
penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. DR. Dede Rosyada MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
iii
3. Suparto, M.Ed, Ph.D, Selaku Wakil Dekan Bidang Akdemik
4. Dr. H. Roudhonah, MA,Selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.
5. Dr. Suhaimi, M.Si, Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
6. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Rachmat Baihaky , MA ,serta
Sekertaris Jurusan Penyiaran Islam Fita Faturokhmah, M.Si yang selalu
berkenan membantu peneliti.
7. Dosen Penasehat Akademik Drs. Jumroni, M.Si yang memberikan nasehat
serta arahan bagi peneliti.
8. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing skripsi saya, Dr. Arief Subhan,
MA, yang sabar membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan
skripsi ini.
9. Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan
Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang membantu peneliti untuk
menemukan referensi buku yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
10. Staf TU (Tatat Usaha) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
membantu peneliti dalam kepengurusan terselesaikannya skripsi ini.
11. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmunya sehingga apa yang diajarkan dapat peneliti terapkan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Orangtua ku tercinta, Ayah ku dan Ibu ku yang senantiasa tak henti
mendoakan putrinya untuk menyelesaikan skripsi ini dan melihat putrinya
sukses dan menjadi sarjana.
13. Eyang Kung dan Eyang ti yang senantiasa mendoakan cucunya dalam
menyelesaikan pendidikan.
iv
14. Kakak ku yang selalu memberikan pendapat yang bermanfaat dan motivasi
dalam penuyelesaian skripsi ini.
15. Terimakasih banyak kepada Haddad Alwi Assegaf dan bpk. Ahmad
Muhajir sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini yang telah
bersedia memberikan waktu, dan banyak informasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
16. Teman-teman KPI D 2011, yang selalu saling mendukung satu sama lain
dalam menyelesaikan pendidikan.
17. Terimakasih untuk Ka Muchlas Noor Hidayat (ka Amay) yang terus
memberikan semangat, dorongan, masukan, dan motivasi kepada saya
dalam menyelesaikan skripsi ini.
18. Sahabat ku Rilanda, Nurmalia, Wahyu, Andri, Reza, Atikah, yang selalu
memberikan canda dan tawa dalam rumitnya penulisan skripsi ini.
19. Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang tidak
bisa diucapkan satu persatu. Terimakasih atas doa dan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt senantiasa membalas
kebaikan kalian semua.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca,
dan segenap keluarga besar jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 29 Juni 2015
Dita Prastika Mentari
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN……………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………… 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah……………………. 7
C. Tujuan Penelitian…………………………………… 7
D. Manfaat Penelitian…………………………………. 7
E. Metodologi Penelitian……………………………… 7
F. Teknik Analisis Data……………………………….. 9
G. Tinjauan Pustaka…………………………………… 10
H. Sistematika Penulisan……………………………… 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS……………………………… 13
A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah…………………………….. 13
2. Unsur-unsur Dakwah…………………………… 14
3. Bentuk-bentuk Metodologi dakwah……………. 19
B. Strategi
1. Pengertian Strategi……………………………… 21
2. Tahapan-tahapan Strategi………………………. 22
C. Strategi Dakwah
1. Pengertian Strategi Dakwah……………………. 23
vi
2. Prinsip-prinsip Strategi Dakwah………………… 26
D. Musik dan Musisi
1. Pengertian Musik………………………………. 27
2. Pengertian Musisi………………………………. 28
3. Jenis-jenis Musik……………………………….. 28
E. Musik Religi
1. Pengertian Musik Religi………………………… 32
2. Musik dalam Tradisi Islam……………………… 33
3. Musik Sebagai Media Dakwah…………………. 35
BAB III GAMBARAN UMUM………………………………… 38
A. Biografi Haddad Alwi Assegaf…………………….. 38
B. Perjalanan Karir di Dunia Musik……………………. 39
C. Aktivitas Dakwah Haddad Alwi Assegaf………….. 40
D. Visi dalam Bermusik………………………………... 41
E. Karya Album Haddad Alwi Assegaf……………….. 43
BAB IV ANALISIS DAN HASIL TEMUAN…………………. 44
A. Strategi Dakwah Haddad Alwi melalui musik
Religi……………………………………………….. 44
1. Perumusan Strategi Dakwah Haddad Alwi……….. 45
2. Implementasi Strategi Haddad Alwi…………. 47
3. Evaluasi Strategi Dakwah Haddad Alwi…….. 52
B. Tujuan Dakwah Haddad Alwi Melalui Musik…… 55
BAB V PENUTUP……………………………………………… 62
A. Kesimpulan…………………………………………. 65
vii
B. Saran………………………………………………... 67
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 68
LAMPIRAN…………………………………………………………… 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Rudyanto, penelaah musik independen, musik religi
terutama di Indonesia saat ini sudah tidak begitu semarak seperti beberapa
tahun lalu. Ketika banyak band atau musisi pop atau dangdut
mengeluarkan single bahkan album religi pun tetap saja album religi
bukan menjadi pusat perhatian utama bagi beberapa kalangan. Namun,
bukan berarti penggemar musik religi hilang begitu saja tergerus
perubahan tren. Pasarnya masih selalu ada meski musisi-musisi yang
murni di jalur religi biasanya baru mengeluarkan album di bulan
Ramadan.1. Banyak musisi ataupun penyanyi yang berlomba menciptakan
lagu religi. Namun setelah bulan suci Ramadhan, maka eksistensi lagu
religi kembali menurun. Tetapi diantara nya, tetap ada musisi dan
penyanyi yang berusaha konsisten dalam mengembangkan lagu religi
sebagai penyampaian pesan dakwah dan berkeinginan mewujudkan mimpi
mejadi musisi yang tak kenal lelah menyebarkan pesan dakwah nya agar
nilai-nilai agama Islam selalu diingat dan tersirat melalui alunan lagu yang
diciptakan untuk mengingatkan khalayak akan pentingnya mengingat
Allah Swt.
1 AFZ, “Revolusi Musik Religi,” artikel ini diakses pada 30 Maret 2015 dari
http://www.koran-jakarta.com/?16290-revolusi%20musik%20religi
2
Tak dapat dipungkiri bahwa musik religi punya nilai tersendiri bagi
penggemarnya. Namun mendengarkan musik religi sebaiknya tak sebatas
lewat telinga. Tapi juga lewat hati. karena musik adalah jiwa .Dibuat oleh
sesuatu yang berjiwa. Hati dan sense of art dari manusia pembuatnya.
Musik religi bagaimanapun punya kelebihan sendiri. Mampu menggugah
kesadaran atas kebiasaan buruk seseorang lewat syair-syairnya yang
menyentuh. Syair-syair yang dibuat untuk musik bernuansa religi tentu
saja tak bisa sembarangan. Tidak hanya sekedar memenuhi unsur
keindahannya saja. Musik religi harus punya nilai lebih. Yakni lewat
kekuatan syair-syairnya. Syair yang kuat tak akan mengurangi keindahan
nuansa seni yang terkandung didalamnya. Syair yang kuat akan mengikat
pembaca atau pendengarnya. Apalagi bila dikemas dalam sebuah lagu.
Maka akan terjadi sinergitas yang powerfull. Namun syair kuat tanpa
keindahan akan terkesan kaku dan menggurui. Maka disinilah pentingnya
pemilihan kata. Pemilihan kata yang indah namun tetap membumi.2
Maka sebuah lagu religi akan menjadi legendaris bagi
pendengarnya bila memenuhi kaidah seni musik berupa keindahan seni,
pemilihan kata dan nilai spiritualnya yang menonjol. Ini hanya sebagian
saja tentunya. Tentunya para seniman musik khususnya yang mendalami
musik religi lebih mengetahuinya secara pasti. Hingga lagu-lagu mereka
menjadi begitu nikmat didengarkan, indah dijiwa, serta mampu
menggugah perasaan untuk menjadi hamba Tuhan yang lebih baik hari ini,
ataupun kedepannya. Musik religi, baik yang konservatif maupun yang
2 AFZ, “Revolusi Musik Religi.”
3
sudah dikemas secara modern dan ringan, tetaplah punya nilai masing-
masing bagi para pendengarnya.
Lagu religi juga memiliki banyak manfaat. Selain mengingatkan
manusia untuk dekat dengan Tuhan, music religi juga digunakan untuk
sebuah terapi kesadaran spiritual. Lewat terapi musik religi yang mampu
menyentuh kedalaman jiwa seseorang, hingga memasuki kesadaran
spiritualnya yang sempat tertidur, adalah salah satu terapi yang bersifat
holistik. Tak hanya keindahan seni yang kita dapatkan, tapi juga makna
hakiki dalam nilai-nilai spiritual itu sendiri. Bila nilai spiritual itu sudah
kita dapatkan, maka lambat laun akan menyehatkan jiwa. Kesadaranpun
mulai bangkit. Dan mengintervensi segala tingkah laku pada akhirnya.
Demikianlah salah satu kehebatan seni musik dalam kehidupan umat
manusia. Khususnya musik bernuansa religi. Tentu saja umat lainpun
punya musik religinya masing-masing.3
Indonesia sendiri memiliki penyanyi atau musisi musik yang
bergenre religi. Tak sedikit dari mereka yang menciptakan music religi
baik saat bulan Ramdhan ataupun karena memiliki konsistesi bermusik
religi sebagai profesi nya. Baik dari group band, ataupun solo. Menurut
Jurnalis Musik, Buddy Ace mengatakan cukup merepotkan ketika
berusaha mencari tahu, kapan tepatnya industri musik ditanah air
memperkenalkan istilah musik religi untuk lagu-lagu bernafaskan moral
Islam, atau musik rohani untuk lagu-lagu dengan etik Kristiani. Sejumlah
3 Sayuri Yosiana, “Pengaruh Musik Religi Bagi Kesadaran Spiritual,” artikel ini
diakses pada 30 Maret 2015 dari http://www.kabarsehat.com/pengaruh-musik-religi-bagi-
kesadaran-spiritual.html/
4
ahli sejarah musik ditelevisi dan media lainnya, menyebutkan nama Koes
Plus yang pertama kali memperkenalkan istilah tersebut.4
Di era 70-an, kita mengenal nama Raden Haji Oma Irama yang
menawarkan konsep dakwah Islamiyah melalui syair lagu berbasis musik
dangdut melalui Soneta Band yang karya awalnya muncul ditahun 1973.
Bahkan secara mengejutkan Oma Irama memadukan antara pola ritme
dangdut dan musik rock sekaligus yang ditandai pada melodi gitar yang
dimainkannya. Meskipuan demikian, gambus, gendang dan suling tetap
menjadi varian penting dalam setiap karyanya. Ditahun 1976, ada nama
Nasida Ria yang oleh barat genre musiknya disebut sebagai Indonesian
Gambus. Karena pada dasarnya Nasida Ria mengemas syairnya dengan
aransemen yang didominasi alat musik Gambus, yang kemudian dicampur
dengan musik pop modern dan gaya musik Arab.5
Sekitar tahun 1976, kelompok musik Bimbo yang semula bermain
dijalur Musik Latin, mengalami metamorfosa, baik secara lirik maupun
secara melodi. Genre Balada pun membalut lagu-lagu moral Islam mereka
yang dikemas secara populer. Maka jadilah karya Bimbo sebagai arus
utama trend musik religi di tanah air, meskipun tidak menggeser sama
sekali, tapi perlahan berada didepan menggantikan posisi "Indonesian
Gambus" tersebut.6
4 Buddy Ace, “Adakah Spirit Ideologi Musik Religi di Indonesia?”, artikel ini
diakses pada 30 Maret 2015 dari http://musiclistforum.com/newrelease/detail/44 5 AFZ, “Revolusi Musik Religi.”
6 Ace, “Adakah Spirit Ideologi Musik Religi di Indonesia?”
5
Dalam konteks industri musik dunia, istilah "Religious Music"
sesungguhnya untuk menggambarkan sejumlah keragaman musik yang
berbasis "moral song" atau lagu moral atau lagu yang mengedepankan
pesan moral agama dalam syairnya, seperti yang tercatat dalam sejumlah
literature musik dunia, yakni; Islamic Music, Christian Music, Jewish
Music, Hindu Music, Sikh Music, Rastafarian Music,Shinto Music,
Buddhist Music dan Zoroastrian Music. Secara musikal, masih-masing
agama membungkus pesan moralnya dengan gaya, karakter serta struktur
musik yang berbeda, sejalan dengan multi etnis yang menjadi basis dari
komunitas setiap agama tersebut diberbagai belahan dunia.7
Beberapa penyanyi solo yang kita kenal di Indonesia sebagai
penyanyi lagu religi adalah Opick, Maher Zain, Sulis, dan Haddad Alwi.
Dalam penyampaian isi pesan moral dan pesan dakwah dalam lagu yang
mereka lantunkan memiliki tujuan yang sama, yaitu mengajak
pendengarnya untuk senantiasa mengingat Allah Swt dalam hidup dan
mengajak pendengarnya untuk mengamalkan nilai-nilai agama. Namun,
tentu dalam pembawaannya dan menyampaikan pesan dakwah nya dalam
bermusik mereka memiliki cara yang berbeda agar pendengar bisa
menghayati setiap lagu yang mereka sampaikan dalam karyanya dan
diingat oleh pendengarnya. Diantara musisi religi solo yang lainnya,
Haddad Alwi lebih dikenal sebagai penyanyi religi yang gemar
bershalawat dalam karyanya. Hal terebut merupakan salah satu ciri khas
nya yang melekat sejak tahun 1997 hingga sekarang menjadi popular dan
7Ace, “Adakah Spirit Ideologi Musik Religi di Indonesia?”
6
dikenal oleh masyarakat dalam karir nya. Ia memiliki catatan sejarah
bahwa album nya merupakan album terlaris sepanjang masa dengan album
rohani paling laris sepanjang sejarah industri musik Indonesia merupakan
prestasi yang ia raih pada album Cinta Rasul 1 dan 2 yang dimilikinya
terjual hingga 1 juta keping mampu membawa namanya menjadi musisi
sekaligus pendakwah dengan penjualan angka fantastik.8 Pada tahun 2006
beliau juga mendapatkan platinum award pada album The Way of Love
(Jalan Cinta). Sebagai musisi atau penyanyi religi solo yang memulai
berkarya sejak tahun 1997, Haddad Alwi tak pernah redup dalam
menyebarkan nilai-nilai Islam untuk mencintai Allah dan Rasulullah. Tak
peduli ketika Ramadhan datang, usai Ramadhan pun ia tetap berkarya
dengan lagu religinya untuk menyebarkan nilai-nilai Islam. Ia tak henti
berkarya menciptakan lagu religi dan membuktikan karya nya selalu
dikenal oleh masyarakat. Album Cinta Rasul featuring Sulis di tahun 1999
mendapatkan respon yang baik oleh masyarakat. Hal tersebut mampu
membawa namanya yang terus eksis dalam dunia musik bergenre religi.
Lagu yang ia ciptakan memiliki karakter, ciri khas dan arti tersendiri
dalam lantunannya sehingga membuat namanya dikenal oleh masyarakat
hingga saat ini.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
mencoba untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Strategi
Dakwah Haddad Alwi Assegaf Melalui Musik Religi”
8 Michael Fernandez, “15 Album TERLARIS Sepanjang Masa Indonesia part 1,”
artikel ini diakses pada 9 Maret 2015 dari www.kompasiana.com/post/read/391479/3/15-
album-terlaris-sepanjang-masa-indonesia-part-1.html
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan, maka penulis
membatasi penelitian ini pada Strategi Dakwah Hadad Alwi Assegaf,
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi dakwah Hadad
Alwi Assegaf?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan dan mengetahui lebih dalam upaya strategi
dakwah apa saja yang diterapkan musisi Hadad Alwi Assegaf sebagai
musisi melalui musik religi.
D. Manfaat Penelitian
1. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan, terutama bagi
peminat musik. Karena musik merupakan salah satu media dalam
menyampaikan pesan dakwah. Tentang proses strategi seorang musisi
dalam berdakwah melalui musik religi. Penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang dakwah Islam.
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna di masa yang akan datang.
Dapat menjadi masukan bagi para pembaca yang tertarik menjadi seorang
musisi untuk berkarya sekaligus berdakwah melalui lagu.
8
E. Metodologi Penelitian
a. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivis. Paradigma Konstruktivis adalah paradigma yang
meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas
atau ilmu pengetahuan. Peneliti menggunakan paradigma ini karena
peneliti ingin mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu
proses interpretasi suatu peristiwa.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang pemecahan masalahnya menggunakan data empiris yang bertujuan
mengembangkan pengertian tentang kejadian dengan memprhitungkan
konteks yang relevan.
c. Metode Penelitian
Dalam menganalisis penelitian ini peneliti menggunakan analisis
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengeksplorasikan dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.9
9Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), hal 13
9
Berdasarkan beberapa definis diatas, penelitian melakukan
penelitian dengan menguraikan fakta-fakta yang didapat dan berdasarkan
hasil dari penelitian dilapangan, kemudian diolah, dikaji dan dianalisis
agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan.
d. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
Hadad Alwi Assegaf dan objek penelitian ini adalah Strategi dakwah.
F. Teknik Analisis Data
Untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
dilakukan yaitu:
a. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan di Jl.Teratai Blok F-II
No.20, Komplek Lembah Cinere, Depok untuk mendapatkan data
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu tntang strategi dakwah Haddad
Alwi Assegaf Melalui Musik Religi.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara untuk menemukan jawaban
dari masalah yang akan diteliti kepada pihak yang bersangkutan untuk
mendapatkan informasi yang lebih dalam.10
Peneliti melakukan
wawancara dengan Haddad Alwi Assegaf dan menggunakan
wawancara terstruktur dan mendalam untuk mendapatkan data yang
relevan untuk mengetahui strategi apa saja strategi yang dilakukan
Haddad Alwi Assegaf melalui musik religi.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 231
10
c. Dokumentasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi
berupa catatan file data aktivitas Haddad Alwi sepanjang perjalan
dakwahnya melalui musik religi. Baik berupa foto, dan catatan file
album pertama hingga saat ini untuk melengkapi data yang
dibutuhkan sebagai tambahan informasi penelitian.
G. Tinjauan Pustaka
Skripsi yang menjadi acuan penulis sebagai contoh dan
pembanding adalah sebagai berikut:
1. “Strategi kreatif produser dalam mempertahankan eksistensi
program dakwah mamah & Aa beraksi di Indosiar.” Oleh
Innayatul Fitriah, penelitian berisi tentang bagaimana strategi
produser dalam mempertahankan eksistensi program Mamah&AA
di Indosiar.
2. “Strategi Dakwah Ustadz Muhammad Arifin Ilham di Kalangan
Masyarakat Perkotaan” Oleh Muhammad Yusra Nuryazmi,
penelitian berisi tentang bagaimana strategi dakwah yang
dilakukan Ustadz Muhammad Arifin Ilham dalam menyampaikan
pesan dakwah nya pada masyarakat perkotaan.
H. Sistematika Penulisan.
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu
penulis membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap–tiap bab terdiri dari sub–sub
sebagai berikut:
11
BAB I Pendahuluan, bab ini berisi uraian mengenai Latar belakang
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, bab ini berisi uraian mengenai teori-teori yang
relevan digunakan sebagai dasar pemikiran dan memberikan arah dalam
melakukan penelitian dan definisi konsep.
BAB III Gambaran Umum, memuat biografi Haddad Alwi Assegaf, visi
dan misi Hadad Alwi Assegaf, dan album religi karya Haddad Alwi
Assegaf.
BAB IV Analisis Penelitian, bab ini berisi uraian mengenai hasil
penelitian dan pembahasan objek penelitian.
BAB V Penutup, bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan dan saran
dari penulis berdasarkan apa yang telah penulis teliti.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Dakwah
Toha Yahya mendefinisikan dakwah secara umum sebagai ilmu
pengetahuan yang berisi cara-cara atau tuntunan bagaimana seharusnya
menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan
suatu ide/ gagasan, pendapat atau pekerjaan tetentu. Adapun definisi
dakwah menurut kebanyakan sarjana muslim adalah mengajak manusia
dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai peringatan
Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.11
Dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang
lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progress, sebuah proses terus
menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam
mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Dengan begitu, dalam dakwah
terdapat suatu ide dinamis sesuau yang terus tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tuntunan ruang dan waktu. Sementara itu, dakwah dalam
prakteknya merupakan kegiatan untuk mentrasformasikan nilai-nilai
agama yang mempunyai arti penting dan berperan langsung dalam
pembentukan persepsi umat tentang nilai kehidupan.12
Dakwah juga
merupakan ajakan yang tujuannya dapat tercapai hanya dengan
persetujuan tanpa paksaan dari objek dakwah. dakwah merupakan ajakan
11
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah,(Surabaya: Remaja Rosda Karya, 2010),
h.16 12
Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 17.
13
untuk untuk berpikir, berdebat, dan berargumen untuk menilai suatu kasus
yang muncul.13
Pada intinya dakwah adalah ajakan ke jalan Allah Swt sebagai
kegiatan untuk mempengaruhi manusia agar masuk jalan Allah Swt
dengan sasaran fardiyah atau jama’ah. Sebagaimana Allah berfirman
dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 104:
كن عون إل ولت ة يدت منكمت أ م يت
ٱلت مرون بتروف ويأ تمعت ن عن ٱل منكر وينتهوت
ت ولئك هم ٱللحون وأ تمفت ١٠٤ ٱل
Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
pada kebajikan, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah yang
mungkar; mereka itlah orang-orang yang beruntung.” (Q.S Ali Imran [3]:
104)
b. Unsur- unsur Dakwah
Operasionalisasi dakwah yaitu dengan lisan, tulisan, seni dan bil
hal. Dakwah dengan lisan berupa berupa ceramah, seminar, symposium,
diskusi, khutbah, seresahan, brain stroming dan lain-lain. Dakwah dengan
tulisan berupa buku, majalah, surat kabar, spanduk, pamlet, lukisan-
lukisan dan lain-lain. Dakwah bil hal berupa perilaku yang sopan sesuai
dengan ajaran islam, memelihara lingkungan, mencari nafkah dengan
tekun, ulet, sabar, semangat, kerjakeras, menolong sesama manusia.
Misalnya mendirikan rumah sakit, mendirikan dan memelihara anaka
yatim dan piatu, medirikan lembaga pendidikan, medirikan pusat-pusat
pencaharian nafkah seperti pabrik, pusat perbelanjaan dan lain-lain,
13
Munzier Suparta dan Harjani Henfni, Metodologi Dakwah. (Jakarta: Rahmat
Semesta, 2006), h.31
14
meliputi berbagai sektor kehidupan. Seni meliputi seni lukis, seni tari, seni
suara atau musik dan lain-lain.14
Dalam berdakwah atau menyampaikan nilai-nilai Islam kepada
masyarakat yang biasa disebut mad’u, tentunya harus memiliki beberapa
persiapan yang harus dipenuhi dalam berdakwah. Mulai dari Subjek (
siapa yang menyampaikan), objek (kepada siapa dakwah akan
disampaikan), Materi (Apa yang ingin disampaikan), media dakwah
(melalui apa dakawah akan disampaikan kepada objek dakwah), Efek
Dakwah ( reaksi dari proses dakwah yang sampaikan), dan metode dakwah
(bagaimana cara atau metode yang akan digunakan ketika dakwah akan
disampaikan). Dalam kegiatan atau aktivitas dakwah perlu diperhatikan
unsur- unsur yang terkandung dalam dakwah atau dalam bahasa lain
adalah komponen-komponen yang harus ada dalam setiap kegiatan
dakwah. Desain pembentuk tersebut adalah meliputi :
a. Dai
Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara
lisan maupun tulisan maupun perbuatan dan baik secara
individu, kelompok atau bentuk organisasi atau lembaga. Pada
dasarnya pribadi muslim berperan secara otomatis sebagai juru
dakwah yang artinya orang yang harus menyampaikan atau
dikenal sebagai komunikator dakwah.15
b. Mad’u
14
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat : Logos Wacana
Ilmu, 1997), h.34 15
Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 19
15
Mad’u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau
menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik
secara individu, kelompok baik yang beragama Islam maupun
tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
c. Materi/ pesan dakwah
Materi pesan dakwah adalah isi pesan yang disampaikan
dai kepada mad’u. Pada dasarnya pesan dakwah adalah ajaran
Islam. Beberapa diantaranya adalah ajaran tentang rukun iman,
rukun Islam dan akhlak sesuai dengan ajaran Islam.
d. Media Dakwah
Media dakwah ini banyak ragamnya, misalnya seperti alat-
alat eletronika seperti radio, televisi, tape recorder, komputer,
dan lain-lain. Media merupakan jamak dari bahasa latin yaitu
medion, yang berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah
media bersti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dirumuskan
bahwa media dakwah berate segala sesuatu yang dapat
dugunakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah
ditentukan. Kepandaian untuk memilih media dakwah yang
tepat merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah. terlebih
dalam mengantisipasi perkembangan zaman yang saat ini
dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat yang
ditandai dengan kemajuan dan kecangihan teknologi. Dengan
demikian media dakwah merupakan wasilah bagi keberhasilan
16
dakwah yang dilakukan.berkaitan dengan media dakwah ini
dengan memanfaatkan media moderen seperti pers, radio,
televisi, dan internet sebagai media dakwah.16
Apabila media dakwah dilihat dari instrumennya, maka
dapat dilihat dari empat sifat. Menurut Drs. Slamet Muhaemin
Abda yaitu yang bersifat visual, auditif, audio visual, dan cetak:
1. Media visual yaitu alat yang dapat dioperasikan untuk
kepentingan dakwah dengan melalui indera penglihat seperti
film, slide, transparansi, gambar, foto, dan lain-lain.17
2. Media auditif, yaitu alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai
sarana penunjang dakwah yang dapat ditangkap melalui indera
pendengaran, seperti radio, tape recorder, telepon, telegram
dan sebagainya.18
3. Media audio visual, alat dakwah yang dapat didengar jga
sekaligus dilihat, seperti move film, televisi.19
4. Media cetak, yaitu cetakan dalam bentuk tulisan dan gambar
sebagai pelengkap informasi tulis, seperti buku, surat kabar,
majalah, bulletin, dan lain-lain.20
e. Efek Dakwah
16
Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher,(Jakarta: Grafindo,
2005), h.157 17 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.43 18
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia, h.43 19
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia, h.43 20 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia, h.43
17
Efek dalam komunikasi disebut dengan feed back (
umpan balik) reaksi dari proses dakwah. Menurut Jalaludin
Rahmat efek dapat terjadi pada tataran efek kognitif, yaitu
terjadi jika ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,
dan dipersepsi oleh khlayak, efek ini berkaitan dengan
transmisi pengetahuan, keterampilan, kepecayaan atau
informasi. Efek afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada
apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, yang
meliputi segala yang berkaitan dengan emosi, sikap, serta
nilai. Behavioral, yaitu merujuk kepada perilaku nyata yang
dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan,
atau kebiasaan tindakan beperilaku.21
f. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kaa yaitu
“meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan
demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Artiya metode adalah cara yang telah diaur dan melali
proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.
Sedangkan dakwah merupakan ajakan kepada manusia
untuk melakukan kebaikan dan mebgikuti petunjuk sesuai
ajaran Islam. Maka dapat diambil penegrtian bahwa
metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan
21
Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 21
18
oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk
mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih
sayang.22
c. Bentuk- bentuk Metodologi Dakwah
Secara terperinci metode dakwah dalam Al-Qur’an
terdapat pada Q.S An- Nahl ayat 125
ٱدتع ك ب مةإل سبيل رب كت تموتعظةو ٱلت سنة ٱل ٱلت هم بت ل ت وجد
من ضل عن ٱل لم ب عتسن إن ربك هو أ حت
أ ه
ۦيله سب لم ب عتين وهو أ تد تمهت ١٢٥ ٱل
Artinya:
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Q.S An-Nahl ayat: 125)
Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode
dakwah itu meliputi tiga cakupan, yaitu:
1. Al- Hikmah
Al- Hikmah merupakan kemampuan dan ketepatan dai
dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik
dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Al-Hikmah
merupakan kemampuan dai dalam menjelaskan doktrin-
22 Suparta dan Henfni, Metodologi Dakwah, h. 6
19
doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi
lois dan bahasa yang komunikatif.23
2. Al- Mau’idza Al- Hasanah
Al- Mau’idza Al- Hasanah merupakan kata-kata yang
masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dengan
penuh kelembutan, tidak membongkar atau membeberkan
kesalahan orang lain sebab kelemahan-kelembutan dalam
menasihati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras
dan menjinakkan kalbu yang liar, ia lebih mdah
melahirkan kebaikan darpada larangan dan ancaman.
3. Al- Mujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan
Al- Mujadalah Bi-al-Hiya adalah tukar pendapat yang
dilakkan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak
melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan
menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan
argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dan yang
lainnya saling menghargai dan menghormati.
B.
1.
Strategi
Pengertian Strategi
Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu
sebagia suatu siasat untuk mengalahkan musush. Namun pada
akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi,
termasuk keperluan ekonomi, sosal, budaya, dan agama. Strategi ini
23Suparta dan Henfni, Metodologi Dakwah, h.11
20
dalam segala hal digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena
pada dasarnya segala tidakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari
strategi. Adapun tentang taktik, sebenarnya merupakan cara yang
digunakan, dan merupakan bagia dari startegi.24
Menurut kamus besar Bahsa Indonesia, Strategi merupakan taktik,
rencana langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis dalam
perang.25
Strategi juga merupakan sarana bersama dengan tujuan
jangka panjang hendak dicapai.26
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpullkan bahwa
strategi merupakan cara dan taktik yang digunakan oleh individu atau
kelompok dengan menyusun sebuah perencanaan yang matang dalam
menyelesaikan suatu permasalahan untuk mencapai sebuah tujuan
yang diinginkan. Sebuah strategi yang digunakan dalam pencapaian
sebuah tujuan pun memiliki banyak macam nya sesuai dengan
permasalahan yang dialami dan menggunakan cara yang sesuai dan
tepat untuk menyelesaikan sebuah permasalahan tersebut.
b. Tahapan-tahapan Strategi
Menurut Fred R. David dalam strategi dibutuhkan evaluasi
terhadap strategi yang telah dilakukan berhasil atau tidak. Dalam
24 Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), h. 76-77 25
Tanti Yuniar Sip, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Agung Media
Mulia, 2004), h.560 26
Fred R David, Manajemen Strategi dan Konsep. (Jakarta: Prenhalindo, 2002)
h.18
21
teori manajemen strategi milik David mengemukakan tiga tahapan
strategi, yaitu:
1. Perumusan Startegi
Perumusan strategi merupakan tahapan pertama dalam
strategi. Dalam tahap ini mencakup pengembangan visi dan
misi , identifikasi peluangdan ancaman eksternal, pencarian
strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tetentu untuk
mencapai tujuan.27
Dalam tahap ini penulis memahami bahwa
langkah awal untuk mencapai tujuan yang diinginkan, perlu
dilakukan perumusan strategi untuk mengananlisis masalah
yang ada sehingga dapat dirumskan menggunakan strategi
yang tepat untuk tercapainya sebuah tujuan yag diinginkan.
2. Penerapan Strategi
Implementasi adalah tahapan setelah strategi dirumuskan
dapat dijalankan. Penerapan strategi sering disebut juga
sebagai tahap aksi. Penerapan atau implementasi strategi
membutuhkan disiplin, komitmen, pengorbanan.28
Maksud dari
tahapan implentasi ini adalah dimana strategi yang sudah
dirancang, ditentukan, dan digunakan dalam tahap perumusan
strategi mulai diaplikasikan dan diterapkan dalam proses
pencapaiannya.
3. Evaluasi Strategi
27
David, Manajemen Strategi dan Konsep, h.3 28
David, Manajemen Strategi dan Konsep, h. 7
22
Evaluasi strategi diperlukan karena apa yang berhasil saat
ini tidak selalu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa
menciptakan persoalan baru dan berbeda.29
Dalam tahap akhir
ini merupakan tahap dimana strategi yang telah digunakan dan
dilakukan menjadi sebuah tolak ukur apakah strategi yang
digunakan layak dan masih dapat digunakan dalam
penyampaian tujuan. Evaluasi berati memperbaiki kembali
kekukarang serta kelebihan strategi yang digunakan.
C. Strategi Dakwah
a. Pengertian Strategi Dakwah
Strategi dakwah Islam adalah perencanaan, penyerahan kegiatan
dan operasi dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai
tujuan-tujuan Islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.30
Strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan
(planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di
dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara tekhnik (taktik) harus dilakukan, dalam
arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu
bergantung pada situasi dan kondisi.31
29
David, Manajemen Strategi dan Konsep, h. 7 30
Acep Aripudin dan Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah
Antar Budaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 138
31 Iim Rohimah, Strategi Dakwah Masyarakat Marginal II, diakses pada 20 April
2015 di http://www.sebelasmeter.com/2013/06/strategi-dakwah-masyarakat-marginal-
ii.html
23
Pada dasarnya dakwah merupakan ajaran agama yang ditujukan
sebagai rahmat untuk semua, yang membawa nilai-nilai positif, misalnya
rasa aman, sejahtera, dan nyaman. Ada dua segi dakwah yang tidak dapat
dipisahkan, namun dapat dibedakan, yaitu dua hal yang menyangkut isi
dan bentuk, pesan dan cara penyampaian, esensi dan metode. Semuanya
harus padu, hanya saja, perlu disadari bahwa isi, substansi, pesan, dan
esensi senantiasa mempunyai dimensi universal yang tidak terikat oleh
ruang dan waktu. Dalam hal ini substansi dakwah adalah pesan keagamaan
itu sendiri. inilah sisi pertama sebagai sisi primer.32
Sisi kedua yakni sisi bentuk, cara penyampaian, dan metode.
Semuanya dapat berbeda-beda menyesuaikan tuntutan ruang dan waktu.
Dalam hal ini al-Qur’an mengatur dan menjelaskan segala sesuatu yang
berkenaan dengan dakwah, baik dari segi substansi maupun metodologi.
Secara singkat dakwah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa, adalah ajaran islam dengan berbagai dimensi dan
substansinya. Ia dapat dikutip dan ditafsirkan dari sumbernya,
yaitu al-Qura’an dan hadits. Lebih populernya, apa ini dikenal
sebagai materi atau pesan dakwah.
2. Siapa pertama, ialah yang menyeru atau menyampaikan dan
disebut sebagai da’i. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia
siapa dikenal dengan mubaligh atau juru dakwah, lebih luasnya
sebagai pengelola dakwah.
32
Rohimah, “Strategi Dakwah Masyarakat Marginal II.”
24
3. Siapa kedua, adalah sasaran dakwah atau mad’u. Ia adalah peserta
dakwah, baik perseorangan maupun kolektif, laki-laki dan
perempuan, anak-anak dan dewasa. Siapa ini disebut sebagai
obyek atau target dakwah.
4. Cara, menunjukan metode yang digunakan dalam kegiatan
dakwah. Ia adalah alat dakwah yang menjadi kelengkapan dari
metode.
5. Saluran, merupakan media yang digunakan dalam berdakwah. Ia
dapat berupa saluran langsung maupun melalui media untuk
dakwah dalam jarak jauh, seperti radio dan televisi.
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa, strategi dakwah merupakan sebuah strategi atau cara yang
digunakan individu atau kelompok (komunikator) untuk menyebarkan
nilai dakwah sesuai dengan keadaan dan situasi komunikan (mad’u) agar
tujuan yang dikehendaki tercapai. Yaitu menyebarkan nilai-nilai Islam
sesuai dengan ajarannya. Dengan cara yang sesuai agar dapat diterima oleh
komunikan sehingga mendapatkan respon dan pengaruh yang baik. Dalam
penyampaian dakwah, banyak strategi yang digunakan. Melalui pidato,
majlis, tulisan, musik, kaligafi, dan lain-lain. Hal yang terpenting adalah
tercapainya tujuan yang diinginkan, yaitu berhasil mengajak khalayak
untuk memahami dan melakukan pesan dakwah yang disampakan untuk
mengajak kebaikan dan menyeru ke jalan Allah Swt. 33
33
Rohimah, “Strategi Dakwah Masyarakat Marginal II”
25
b. Prinsip- prinsip Strategi Dakwah
Menurut Achmad Mubarok dalam bukunya psikologi dakwah,
maka pirnsip-prinsip nya adalah sebgai berikut:
1. Berdakwah harus dimulai dari diri sendiri kmudian menjadikan
keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat.34
2. Citra positif dakwah akan sangat melancarkan komunkasi dakwah,
sebaliknya citra buruk akan membuat semua aktivitas dakwah
menjadi kontradikti. Citra positif bisa dibangun dengan
kesungguhan dan konsistensi dalam waktu lama, tetapi citra buruk
dapat dibangun seketika hanya oleh satu kesalahan fatal. Dalam hal
ini, keberhasilan membangun komunitas Islam, meski kecil akan
sangat efektif untuk dakwah.35
3. Dalam menghadapi kesulitan, dai harus bersabar, jangan bersedih
atas kekafiran masyarakat dan jangan sesak napas terhadap tipu
daya mereka (Q.S 16:27), karena sudah menjadi sunatullah bahwa
setiap pembawa kebenaran akan dilawan oleh orangg kafir, bahkan
setiap nabi pun harus mengalami diusir kaumnya. Seorang dai
hanya bisa mengajak, sedangkan yang memberi petunjuk adalah
Allah Swt.36
D. Musik dan Musisi
a. Pengertian Musik
34Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 23
35Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 23
36Ilahi, Komunikasi Dakwah, h. 23
26
Musik adalah kesenian yang bersumber dari bunyi. Musik
dibangun dari empat unsur, yaitu nada atau bunyi yang teratur, amplitudo
atau kuat lemah nya bunyi, unsur waktu yang terdiri dari panjang
pendeknya bunyi, serta timbre atau warna suara.37
Menurut para ahli, Merriam mengatakan bahwa musik adalah suatu
lambing dari hal-hal yang berkaitan dengan ide dan perilaku masyarakat.
Menurut David Ewen, musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang
kombinasi ritmik nada-nada yang meliputi melodi dan harmoni sebagai
ekspresi dari segala sesuau yang ingin di ungkapkan. Sedangkan menurut
Jamalus, musik adalah hasil karya seni berupa bunyi yang dituangkan
dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penciptanya melalui unsur- unsur pokok musik, yakni melodi,
irama, harmoni dan struktur lagu serta ekspresi sebagai satu kesatuan.38
Musik terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut
dipengaruhi oleh perkembangan budaya manusia. Trend musik yang
sedang di gandrungi oleh beberapa kalangan juga bisa membuat
perkembangan musik berubah- ubah di dunia ini terdapat banyak jenis
music, seperti pop, jazz, keroncong, klasik, rock, dangdut, instrumental,
dll. Setiap jenis musik tersebut memiliki cirri khas yang tidak sama dengan
jenis lainnya. Secara umum, musik diartikan sebagai nada atau suara yang
disususn sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan
keharmonisan.39
37
Adjie Esa Poetra, 1001 jurus Mudah Menyanyi. (Bandung: Mizan, 2008) h. 28 38
TN, Pengertian Musik Menurut Para Ahli, diakses pada 20 April 2015 di
dilihatnya.com/1572/pengertian-musik-menurut-para-ahli 39
TN, “Pengertian Musik Menurut Para Ahli.”
27
Sedangkan menurut KH. Habib Muhammad Lutfi selaku Pimpinan
Jamaah Kanzus Sholawat di Pekalongan, musik adalah universal. Tidak
yang sekedar bergantung dengan alat. Kita mendengarkan gemercik air
sungai, kita dengarkan dengan saksama dan kita hayai, maka akan
terdengar alunan musik yang sangat menawan musik alami ciptaan Sang
Pencipta, Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.40
b. Pengertian Musisi
Musisi adalah seorang musikus. Artinya musisi adalah orang yang
berkecimpung di dunia musik khusus nya dalam mengembangkan musik
dan liriknya sehingga menghasilkan karya sebuah lagu yang diciptakan.
Musisi yang baik akan menciptakan sebuah lagu yan menyentuh
hati dan disenangi oleh banyak orang. Karena seorang musisi adalah orang
yang memahi dimana ia harus menciptakan komposisi nada sesuai dengan
takarannya sehingga berusaha agar lagu yan dibuatnya dapat dinikmati
untuk didengar dan dapat diterima oleh masyarakat. Bukan hal yang
mudah untuk melakukan hal tersebut. Namun karena jiwa seni musik yang
melekat pada diri musikus dan kemampuan yang dimiliki dalam melihat
situasi, kondisi, dan selera musik yang sedang tenar di masyarakat, maka
dengan sendrinya lirik lagu dan alunan musik yang diciptakan menjadi
bisa diterima oleh masyarakat.
c. Jenis- jenis Musik
Jika kita menyukai sebuah lagu, tentunya dari sebuah lagu yang
kita dengarkan memiliki genre musik tersendiri. Sebuah genre musik
40
Habbib Muhammad Lutfi dkk., Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, (Jakarta:
Desantara, 2009) h. 4
28
menandakan identitas musik tersebut. Jenis music dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis menurut beberapa alas an, yaitu:
a. Berdasarkan Sumber Bunyi
Yaitu terdiri dari musik vocal dan musik instrumental.
Vocal berasal dari kata voce (Italia) atau voice (Inggris) yang
berarti suara yang dihasilkan oleh organ tubuh manusia dan
binatang. Musik vocal merupakan musik yang menggunakan
suara manusia sebagai media/alat ekspresi yang pada umumnya
dalam bentuk nyanyian. Sedangkan musik instrumental
merupakan musik yang sumber suaranya bukan berasal dari
makhluk hidup, tetapi berasal dari alat musik yang
menghasilkan bunyi.41
b. Berdasarkan proses atau dasar penciptaan
Yaitu terdiri dari musik seni dan musik progmatis.
Musik seni yaitu musik yang diciptakan untuk keindahan musik
itu sendiri, sedangkan musik progmatis adalah musik yang
biasa digunakan untuk tari, opera, dan musik drama.42
c. Berdasarkan fungsi
Yaitu terdiri dari musik sakral atau musik religi. Musik sakral
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat religious
atau keagamaan, termasuk juga musik untuk upacara adat,
pernikahan, dan kematian. Sedangkan musik sekuler atau
duniawi, musik yang digunakan untuk dansa, dan musik
hiburan yang bersifat duniawi.
41
Setyo Budi,dkk.,. Seni Budaya, (Demak: Erlangga,2007) h. 72 42
Budi,Seni Budaya, h. 73
29
d. Beradasarkan gaya/aliran
Beradasarkan alirannya, maka musik terdiri dari:
1. Musik Pop
Musik pop memliki berbagai gaya, seperti jazz,
country, dan blues. Kebanyakan musik ini
berkembang dari musik trasdisional negara atau
masyaraka tertentu. Misalnya jazz, blues, dan rap
berakar pada musik kulit hitam Amerika.
2. Musik Dangdut
Musik dangdut merupakan komninasi antara music
melayau dan music india. Jenis musik ini muncul
pada tahun 1970-an. Kata “Dangdut” berasal dar
bunyi gendang khas yang umm digunakan dalam
pertunjukan, yaitu tabla.43
3. Musik Gamelan
Gamelan merupakan instrument music orkes yang
dikenal di beberapa daerah Indonesia, seperti di
pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan. Musik
ini biasanya dmainkan untuk mengiringi drama atau
taraian-tarian tradisional.
4. Musik Keroncong
Sekitar abad ke 17, masyarakat Indonesia yang
bermukim di sekitar perkampungan Portugis mulai
mengenal musik iringan ukulele. Perkembangan ini
43
Budi, Seni Budaya, h. 75
30
diikuti dengan memasukan alat musik lain sebagai
pelengkap, sehingga menjadi orkes.44
5. Musik Jazz
Ciri terpenting dalam musik jazz adalah
improvisasi, yaitu pengolahan sebagaian atau
seluruh musik sambil memainkannya. Kental
dengan bunyi alat musik terompet, dan juga gitar
melodinya.
6. Musik Rock
Lagu rock and roll memiliki ritme yang menggebu-
gebu. Musik ini berkembang dari jenis “rhythm and
blues tradisional.”45
7. Musik Blues
Istilah bues mengacu pada “blues devil” yang
berarti melankolis dan kesedihan. Ada pepatah
mengatakan bahwa “blues is the roots of music” itu
bisa digambarkan bagaimana unsur blues dapat
ditemukan dalam bentuk jazz, RnB, dan rock and
roll.46
E. Musik Religi
a. Pengertian Musik Religi
Musik merupakan irama yang bersatu dalam komponen melodi.
Sedangkan lagu adalah bagian dari musik yang terdiri dari alunan musik dan
44
Budi, Seni Budaya, h. 75 45
Budi, Seni Budaya, h. 76 46
IN, “Sejarah Msuik Blues”, diakses pada tanggal 30 April 2015 di
speedytrek.com/news/sejarah-musik-blues
31
lirik lagu yang berasal dari imajinasi penciptanya mewakili ekspresi isi hati
yang dituangkan dalam sebuah lagu.
Berbicara tentang religi, berarti berbicara tentang sebuah kepercayaan
kepada Tuhan. Berkaitan tentang keimanan, dan ajaran agama. Religi Islam
yaitu membahas tentang kepercayaan agama dan ajaran Islam. Berati dapat
disimpulkan bahwa musik religi adalah musik yang syair lagunya berisikan
tentang ajaran-ajaran Islam dan menyampaikan pesan dakwah kepada
pendengarnya. Dengan harapan dapat mengajak dan mempengaruhi
pendengarnya untuk ikut merasakan dan melakukan nilai- nilai pesan dakwah
yang disampaikan.
Secara lebih rinci Yusuf Al-Qardawi dalam buku Nuansa-nuansa
Komunkasi karangan Deddy Mulyana, M.A menyebutkan bahwa ada syarta-
syarat tertentu dalam bernyanyi, yaitu:47
1. Pesan dalam lagu tidak bertentangan dengan ajaran Islam
2. Meskipun pesan lagunya tidak haram, bila lagunya diiringi dengan
gerakan seksal yang sangat sugestif, maka menyanyinya pun jadi
haram
3. Islam menentang segala hal yang berlebihan, bahkan juga dalam
ibadah apalagi dalam hiburan. Keberlebihan itu pastilah
mengorbankan kewajiban orang lain.
4. Setiap orang adalah hakim yang baik. Bila suatu jenis nyanyian
membawanya kedalam dosa, ia harus menghindarinya jadi
menutup pintu ke dalam godaan.
47
Mulyana, Nuansa- nuansa Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999)
h,.57
32
5. Ada kesepakatan bila menyanyi ( pakaian, penampilan, perilaku)
dan kata-kata dalam lagunya sendiri dalam bertentangan dengan
ajaran Islam, maka nyanyian itu pun menjadi terlarang.
b. Musik Dalam Tradisi Islam
Musik adalah bagian dari budaya, hasil karya, cipta, dan karsa
manusia. Pandangan kaum ulama berbeda-beda tentang music ini.
Sebagian ulama melarangnya karena musik cenderung membuat orang
lalai mengingat Allah Swt dan beribadah, kecuali nyanyian-nyayian
sederhana dengan menggunakan rebana pada hari raya Islam dan hari
perkawinan, nyanyian yang dilakukan oleh kaum pria untuk
membangkitkan semangat saat berjihad atau untuk mengatasi
kebosanan ketika bekerja berat, atau senandung untuk menidurkan
bayi.48
Ketika ada benturan antara agama dan seni, khususnya, serta
budaya pada umumnya, Islam kembali mendapat cemoohan. Bahwa
Islam agama yang kaku. Islam umumnya adalah budaya Arab yang
tidak cocok diterapkan di Indonesia. Islam tidak menghargai
kreativitas seseorang untuk berekspresi. Islam tidak menghargai nilai
seni. Islam mengharamkan kesenian, melarang bermain music,
menjauhkan umatnya ari hiburan dan segala macam cacian yang
memojokkan Islam. Padahal Rasulullah pun mengajarkan untuk ramah
terhadap lingkungan, ramah terhadap tradisi dan budayalokal dan
seterusnya. Sehingga benturan Islam dengan budaya itu bukan
48
Mulyana, Nuansa- nuansa Komunikasi, h,.55
33
termasuk dalam ajaran beliau. Nabi Muhammad SAW sangat apesiatif
terhadap berbagai jenis budaya setempat.49
Setelah banyak yang memeluk Islam, budaya penduduk
Makkah ternyata kebiasaan bersyair tetap dibawa dikala mereka
hijarah ke Madinah. Ada beberapa syair yang nge-pop saat itu, sering
diucapkan bila sedang melakukan kerja gotong-royong mengerjakan
pembangunan Masjid Nabawi, dan juga menggali parit dalam perang
menghadapi Ahzab. Mereka selalu mendendangkan sajak berirama
Rojaz bersama Rasulullah SAW: “Ya Allah. Tiada keindahan
melainkan indahnya akhirat, karenanya bantulah orang- orang Anshar
(Penduduk Madinah) da mereka yang telah berhijrah.”50
Lain pula dengan kebiasaan penduduk Madinah, mereka lebih
dinamis dan selalu bergembira apalagi disaat hari- hari bahagia.
Mereka lebih senang dengan hiburan melalui music dan nyanyian. Hal
ini tampak misalnya saat penyambutan Rasulullah SAW ketika datang
berhijrah dari Makkah ke Madinah. Beliau dikawal dan elukan serta
tak ketinggalan, diiringi dengan irama musik dan nyanyian, mereka
memuji dan mengelukan dengan lagu yang mereka dendangkan:
thola’al badru alaina… (telah datang sang purnama…). Begitu pula
setiap kaum muslimiin pulang dari perag dengan membawa
kemenangan selalu dielukan dan diiringi musik serta nyanyian untuk
menyambut mereka.51
49
Lutfi, Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, h.10
50Lutfi, Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, h. 11
51
Lutfi, Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, h. 13
34
Dalam struktur bangunan Islam, musik sebagaimana unsur-
unsur budaya lainnya, bukanlah pilarnya. Ia sekedar memperindah,
tetapi tidak harus ada. Bila diibaratkan rumah, musik sekedar gorden
jendela, lukisan, atau hiasan lainnya. Bila Islam diibaratkan makanan,
musik bukanlah nasi atau dagingnya, melainkan bawang putih atau
cabai merahnya.52
c. Musik Sebagai Media Dakwah
Berdakwah adalah kegiatan dimana mengajak khalayak untuk
melakukan hal- hal yang diajarkan oleh agama Islam. Mengajak
khalayak (mad’u) untuk mencintai Allah dan Rasullah. Mengajak
melakukan apa yang diajarkan oleh Rasulullah dan mematuhi perintah
Allah Swt. Dakwah bisa dilakukan melalui lisan, tulisan, perbuatan,
melalui karya seni seperti kaligrafi, dan melalui musik.
Belakangan ini kini musik sudah menjadi media dakwah.
Musik yang dilantunkan ata dinyanyikan adalah berpa pujian kepada
Allah Swt dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Dakwah
melaluui musik ini dilakukan sesuai dengan berkembangnya zaman
serta situasi dan kondisi yang memungkinkan seorang musisi,
penyanyi, dan dai sekalipun bernyanyi mengajak orang-orang
khususnya kaum muslim untuk memuja Allah Swt dan Rasulullah.
Dengan harapan bahwa melalui musik, pesan dakwah yang
disampaikan lebih mudah diingat dan memudahkan pendengarnya
untuk bisa terus mengingat dan memuji Allah Swt, mencintai Rasullah,
melakukan hal- hal yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam
karena memiliki makna lebih dalam sehingga siapapun yang
52
Mulyana, Nuansa- nuansa Komunikasi, h,.57
35
mendengarnya merasa tersentuh dan mempengaruhi hati serat
pikirannya untuk melakukan apa yang didengarkannya karena musik
bukan hal yang asing lagi dikalangan masyarakat.
Musik dan lagu (termasuk tilawah Qur’an dan lantunan adzan),
boleh jadi lebih efektif digunakan sebagai sarana awal bagi nonmuslim
yang bersimpati kepada Islam dan generasi muda muslim yang mulai
mencintai Islam.53
Banyak pandangan yang berbeda tentang musik dalam Islam.
Ada yang mengatakan bahwa musik itu haram, dan ada pula yang
mekatakan bahwa musik sebenarnya tidak demikian.
Pada dasar nya hukum berbagai alat musik (yang dalam fikih
disebut alat al-malahi, alat hiburan) baik yang ditabuh, dipetik, ditiup,
maupun elektrik hokum fikihnya sama, yaitu mubah. Terdapatnya
beberapa hadist yang menyatakan keharaman seni musik
dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pertama, jika ada tred mark
tertentu melekat dalam pemakaian alat-alat tersebut. Misalnya,
terompet identk dengan peribadatan kaum Zoroaster, lonceng identik
dengan kaum Naasrani, dan seterusnya. Kedua, syair-syair atau teks
lirik yang terkandung dalam lagu yang dinyanyikan mengandung hal-
hal yang menimbulkan fitnah, syahwat, pelecehan, dan yang bermakna
negatif tidak diperbolehkan dalam Islam.54
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, penulis berpendapat
bahwa musik adalah kesenian yang diperbolehkan dalam Islam selagi
lirik dan musiknya tetap berada pada jalur sesuai ajaran tradisi Islam
53
Mulyana, Nuansa- nuansa Komunikasi, h,.53 54
Lutfi, Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, h. 16
36
dan ajaran Islam. Tidak akan menjadi haram bila musik dan lirik yang
diciptaan dan dimainkan merupakan ajakan untuk kebaikan serta
mengingat Allah Swt dan Nabi Muhammad SAW, meningkatkan
kesadaran spiritual,mendorong orang untuk beramal seperti besedekah,
melakukn shalat dll. Dengan catatan bahwa musik yang didendangkan
tidak membuat lalai yang menikmatinya untuk beribadah dan
senantiasa mengingat Allah Swt. Karena Islam tidak sempit dalam
memahami musik.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM HADDAD ALWI ASSEGAF
A. Biografi Haddad Alwi Assegaf
Abdullah Haddad Assegaf adalah seorang musisi musik religi yang memiliki
hobi bernyanyi dan bershalawat sejak berusia tiga tahun. Pria keturuna Arab dan
lahir di Solo pada 13 Maret tahun 1966 ini lebih memilh menyamaikan dakwah
Islam melalui musik. Pria yang akbrab dipanggil Haddad Alwi ini dikenal di
masyarakat ketika albumnya pada tahun 1999 yang berjudul Cinta Rasul mampu
menghipnotis ank-anak dan remaja serta orangtua untuk ikut bershalawat. Sukses
menggandeng Sulis sebagai teman featuring nya pada album Cinta Rasul,
akhirnya ia melanjutkan menghasilkan karya-karya berikutnya untuk
menginspirasi anak-anak Indonesia untuk bershalawat bersama. Walaupun
karyanya terlihat kurang dikenal lagidi masyarakat, Haddad Alwi selalu mencoba
untuk terus bangkit, mencoba, dan tak kenal lelah untuk terus mengeluarkan
karya-karya nya untuk bershalawat sekalipun tidak ada lagi seorang pun yang
mengenal namanya. Di tahun 2015 ini ia berusaha untuk mengeluarkan album
barunya dengan tajuk shalawat sebagai ciri khas nya, dan berharap dalam album
ini akan lebih banyak orang-orang yang terinspirasi dan tersentuh untuk
bershalawat lewat albumnya. Inspirasi selalu ia dapatkan dimanapun, termasuk di
keiamannya yang berada di jalan Teratai Blok F-II No. 20, Komplek Lembah
Cinere, Depok.
38
B. Perjalanan Karir di Dunia Musik
Mengawali kiprahnya dengan membuat dua album shalawat
bertajuk Nur Muhammad (1997) dan Ziarah Rasul (1998), di dalam
manajemen Sholla Studio dan di bawah music label M-Record. Pada tahun
1999 Haddad Alwi menggandeng Sulis menjadi teman duet ciliknya dan
merilis album religi anak-anak berjudul Cinta Rasul yang kemudian
meledak di pasaran; album ini terjual lebih dari 1 juta keping hanya dalam
waktu beberapa bulan. Semua lagu dalam album itu dihafal dan
dinyanyikan oleh jutaan anak di seluruh pelosok tanah air. Sejak itu album
Cinta Rasul diproduksi secara berseri. Sampai dengan tahun 2003 tercipta
6 album serial Cinta Rasul.
Untuk melengkapi serial Cinta Rasul, Haddad Alwi juga membuat
satu album religi spesial orchestra berjudul Love for The Messenger.
Aransemen musik album ini digarap oleh Dwiki Darmawan, sedangkan
musiknya diiringi oleh Victoria Philharmonic Orchestra Melbourne dan
Sydney Concert Orchestra, Australia. Setelah itu Haddad Alwi melepas
Sulis yang mulai beranjak dewasa, dan keduanya mengambil jalan
karirnya masing-masing secara terpisah.
Selama periode 2004-2010, di bawah label Sony Music, Haddad
Alwi menelurkan 3 album yaitu Shimtud-Durar, The Way of Love, dan
Jalan Cinta 2, serta 1 single lagu berjudul Marhaban Ya Ramadhan.
Dalam album Jalan Cinta 2, oleh Sony Music Haddad Alwi
dikolaborasikan dengan penyanyi remaja Tasya dan Gita Gutawa serta
penyanyi pop Duta Sheila On 7 dan Fadly PADI.
39
Pada tahun 2011 Haddad Alwi menggandeng 2 penyanyi cilik baru (Anti
dan Vita), dan bekerjasama dengan Falcon Music menghasilkan 2 album
baru yaitu Muhammad Nabiku dan Muhammad Nabiku 2. Sampai saat ini
kedua album tersebut telah terjual tak kurang dari 120.000 (seratus dua
puluh ribu) keping. Salah satu lagu di album Muhammad Nabiku yang
berjudul “Rindu Muhammadku” segera menjadi popular dan RBT-nya
didownload oleh lebih dari 3 juta pengguna ponsel, sehingga masuk dalam
kategori lima besar RBT terlaris versi Telkomsel di antara semua jenis
lagu lainnya. Video clip lagu itu di situs Youtube sampai sekarang sudah
ditonton hampir 2 juta kali.
Sejak 2012 Haddad Alwi tidak lagi terikat dengan label musik
mana pun. Kini semua produksi dan pemasaran lagu-lagunya dikerjakan
sendiri oleh Haddad Alwi Management. Di bawah manajemennya sendiri,
Haddad Alwi sudah menghasilkan 2 album yaitu Senandung Shalawat
untuk Negeriku yang dipasarkan sendiri dan Kidung Cinta untuk Ayah-
Bunda yang dijual melalui gerai Kentucky Fried Chiken (KFC).
Selain memproduksi lagu, sejak meledaknya album Cinta Rasul (1999)
Haddad Alwi juga tampil off-air di panggung-panggung terbuka atau
tertutup di hadapan ribuan audience atas undangan berbagai kalangan
(pemerintah atau swasta) di hampir seluruh pelosok tanah air, bahkan
sampai ke luar negeri (Hongkong, Korea, Taiwan, dan Australia). Aktifitas
off-air ini masih berjalan hingga saat ini.
40
C. Aktivitas Lainnya
Mulai 2006, dalam setiap tampilannya, Haddad Alwi mencoba
menyisipkan taushiah ringan tentang makna kecintaan kepada Rasulullah
SAW dan bagaimana mewujudkan kecintaan itu dalam perilaku sehari-
hari. Program semacam ini diberi nama “Hikmah dan Shalawat”, yang
dilakukan di panggung-panggung terbuka maupun di gedung atau aula
tertutup. Dalam perkembangannya, pada tahun 2007 mulai dirintis
program pencerahan dan pelatihan spiritual yang kemudian diberi nama
“Sehari Bersama Rasulullah”. Program ini dilaksanakan di gedung tertutup
dengan kapasitas audience terbatas, dan menggunakan sarana audio-visual.
Pada tahun 2009 program “Sehari Bersama Rasulullah” dilaksanakan
secara reguler beberapa kali dengan sistem pemasaran komersial. Namun
belakangan, karena alasan keterbatasan manajemen, program tersebut
hanya dilaksanakan secara in-house atas permintaan lembaga tertentu.
D. Visi dalam Bermusik
Visi adalah gambaran yang ingin digapai pada suatu waktu yang
panjang. Memikirkan dan menjadikan sebuah gambaran atau planning
yang diinginkan dengan cara pandang jauh ke depan kemana sebuah
oraganisasi atau seseorang dapat eksis, dan inovatif. Dimana sebuah visi
adalah sebuah tantangan untuk meraih sesuatu yang diinginkan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka Haddad Awi Assegaf sebagai
seorang musisi memiliki visi tersendiri dalam berkarya. Visinya adalah
menginginkan dan mengajak orang- orang untuk bershalawat, untuk
mencintai Allah Swt dan Rasulullah SAW. Dengan ketulusan hatinya dan
41
keinginnnya yang kuat Haddad Alwi berusaha semampunya untuk
menularkan hobi nya yaitu membuat orang- orang menyukai dan
mencintai shalawat. Tentunya dari berbagai kalangan, mulai dari anak
kecil, remaja, orang dewasa, dan orangtua. Baik yang miskin, kaya, semua
bershalawat. Menurutnya, bershalawat merupakan salah satu bentuk cara
kita untuk mencintai Allah dan Rasullah. Banyak yang mengatakan, jika
dirinya bershalawat, dan mengajak orang lain untuk bershalawat artinya
hanya ia hanya mengajak mencintai Rasullah dan melupakan Allah Swt.
Namun ia selalu mengatakan bahwa jika kita mencintai Rasullah, artinya
kita mencintai Allah.
“Saya di pojokkan begini, cinta rasul-cinta rasul kenapa nggak cinta Allah
sekalian. Terlalu mengagungkan Rasullah katanya. Saya bilang,
Astaghfirullahadzim, jangan sombong jangan gampang nilai hatinya
orang. Kalau kalian mencintai Allah, ikuti aku kata Rasulullah. Allah akan
mncintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa- dosa kalian. Artinya
jika mencintai Allah maka kita harus mengikuti Rasulullah. Mulai dari
cara tidurnya, makannya, semuanya. Sesuai dengan ajaran Rsulullah
sebagai contoh kita, dan suri tauladan.”55
Sedangkan untuk mendukung keinginannya, Haddad Alwi juga
memiliki misi untuk mencapai visinya. Misi merupakan pernyataan yang
akan diimplementasikan sebagai bentuk usaha yang nyata untuk
mewujudkan visi. Sebagai seorang musisi Haddad Alwi Assegaf memiliki
beberapa misi yang dilakukan. Bila visi nya adalah menginginkan orang-
orang untuk bershalawat, maka misinya atau tindakan yang dilakukan
adalah membuat sebuah lantunan shalawat dengan irama musik agar
nyaman dan mudah diingat. Beliau juga melakukan beberapa kali
kunjungan ke beberapa masjid serta majlis untuk melakukan shalawat
55
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
42
bersama-sama. Baginya, bershalawat atau melantunkan lagu merupakan
sebuah dakwah. Menurutnya, bershalawat dengan musik akan
memudahkan orang yang mendengarkan akan mudah mengikuti alunan
nya. Baginya musik merupakan sebuah media dakwah. Dakwah yang
dilakukan juga oleh para Wali.
E. Karya Album Haddad Alwi Assegaf
Seluruh Album Haddad Alwi Assegaf berjumlah 18 album yang diawali
dari tahun 1997-2014. Tahun 2015 ini Haddad Alwi sedang merilis album
yang bertema persatuan yang terinspirasi dari pecahnya sesame umat
muslim karena banyaknya perbedaan paham dan pemikiran.
Album Haddad Alwi Assegaf merupakan album shalawat. Adapun
lagu-lagu yang bukan shalawat namun tetap berema macam-macam. Yaitu
pujian kepada Allah Swt, tentang taubat, ajaran akhlak kepada orangtua,
(ayah-ibu), akhlak terhadap orang lain, pengenalan terhadap sahabat dan
keluarga Nabi, tentang pentingnya shalat, tentang puasa, dan tentang kasih
sayang. Daftar album lengkap lihat pada lampiran.
43
BAB IV
HASIL ANALISIS TEMUAN
A. Strategi Dakwah Musisi Haddad Alwi yang Digunakan Melalui Musik
Religi
Hadad Alwi merupakan salah satu musisi religi Indonesia yang
memiliki jam terbang yang tinggi. Walaupun tidak sering muncul di layar
televisi untuk bernyanyi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa melaui
album-albumnya yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, namanya
selalu dikenal di kalangan masyarakat. Dengan berbagai macam hambatan
yang dialaminya, serta banyaknya musisi serta penyanyi religi musiman
dan penyanyi pendatang baru, Haddad Alwi tetap bertahan dengan karya
lagu religinya dan tidak menjadi musisi sekaligus penyanyi musiman.
Sepanjang tahun, terutama di bulan Ramdhan ia tetap menghasilkan karya-
karya musik bernuansa religi. Meskipun banyak penyanyi yang berasal
bukan dari genre religi banyak mengambil keuntungan dari datangnya
bulan Ramdhan, ia tidak demikian. Karena baginya karyanya adalah
hobinya. Hobi bershalawat dan berdakwah melalui musik religi adalah
cara ia menyampaikan dakwah.
Untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah yang digunakan
oleh Haddad Alwi agar tetap bertahan dengan dakwahnya melalui musik
religi yang dijelaskan pada bab 2, peneliti menggunakan konsep Fred R.
David yaitu dalam strategi terdapat perumusan, implementasi, dan
44
evaluasi. Ketiga tahap tersebut bertujuan untuk memastikan apakah
penikmat musik religi merasakan efek yang dar pesan dakwah yang
disampaikan. selain itu juga menjadi salah satu bahan koreksi bagi musisi
yang menciptakan dan menyayikan lagu tersebut untuk mengevalusi
berbagai macam kekurangan dan kelebihan dari karya yang dibuatnya.
1. Perumusan Strategi Musisi Haddad Alwi Assegaf
Dalam perumusan strategi yang dilakukan Haddad Alwi sebelum
menciptakan lagu, berdasarkan hasil wawancara peneliti, ia selalu
menyesuaikan kepada siapa lagu yang ia ciptakan dan ia nyanyikan sesuai
dengan situasi dan kondisinya. Jadi pesan dakwah yang ingin ia sampaikan
melalui lagunya bisa diterima dengan baik dan berdampak efektif bagi
yang mendengarkannya. Bershalawat merupakan pilihan yang masuk
dalam perencanaan strategi Haddad alwi dalam menyampaikan pesan
dakwahnya. Dengan bershalawat, ia mengajak orang-orang untuk
mencintai Rasulullah dan shalawat dengan alunan musik merupakan cara
yang menarik untuk lebih mudah membiasakan orang lain melantunkan
shalawat.
“Kalau kalian mencintai Allah, ikuti aku kata Rasulullah. Allah
akan mencintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa- dosa kalian.
Artinya jika mencintai Allah maka kita harus mengikuti Rasulullah.”
Peneliti memahami bahwa pernyataan ini dimaksudkan bahwa bila
ingin dicintai Allah Swt, maka ikutilah ajaran Rasulullah, cintailah
Rasulullah. Bentuk dari salah satu mencintai Rasulullah adalah dengan
bershalawat.
45
“Setelah album kedua saya rilis dan Subhanallah bisa diterima oleh
masyarakat, selanjutnya di lagu terakhir saya ingin membawakan lagu al
I’tiraf. Itu ter-Ilhami dari saya rekaman bersama M.H Ainun Najib, dan
bila dibawakan dengan vokal saya dan piano pasti akan lebih bagus. Dan
ternyata Subhanallah banyak orang tersentuh. Setelah itu Seminggu
kemudian saya dapat telfon dari sekretaris saya diminta untuk mengisi
shalawat di Rutan Tangerang karena mereka suka dan tersentuh dengan Al
I’tiraf. Dan ada satu wanita namanya Maria, dia orang Kristiani. Ketika ia
mendengarkan Al I’tiraf akhirnya ia masuk Islam menjadi Mualaf dan
ingin bertemu dengan saya. Subhanallah.”56
Melalui wawancara ini peneliti memahami bahwa lagu yang
pernah dirils bersama M.H Ainun Najib merupakan lagu favoritnya. Maka
beliau merencanakan lagu tersebut dengan dentingan piano. Sehingga
mendapatkan respon yang baik dari pendengarnya.
Pada setiap Album Haddad Alwi selalu memiliki perencanaan yang
matang untuk persiapan album yang ia ciptakan. Mulai dari lirik lagu,
video clip, dan genre musik nya. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi
efek dari apapun pesan dakwah yang ingin disampaikan olehnya.
Bagi Haddad Alwi bernyanyi merupakan hobinya. Jadi hal
terpenting dalam menciptakan dan menyanyikan sebuah lagu adalah penuh
dengan keikhlasan agar menyatu dengan lagu yang dinyanyikan dan
diciptakannya. Uang bukan menjadi tujuan utamanya dalam berkarya.
Dapat menginspirasi seseorang dan mengajak orang-orang bisa mengingat
Allah dan Rasulullah melalui shalawat adalah tujuan utamanya dalam
langkahnya untuk tetap terus berkarya. Baginya ketika ia berhasil
memberikan inspirasi dan kebaikan dari orang yang mendengarkan
56
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
46
karyanya dan menjadi bertaubat adalah hadiah istimewa. Ia ingin membuat
Allah merasa iba kepadanya. Itu lah arti dakwah sesungguhnya baginya.
Dalam teori Fred R david, perumusan strategi merupakan langkah
awal untuk merencanakan dasar-dasar pemikiran yang menjadi sebuah
strategi untuk pelaksanaan sebuah tindakan sesuai tujuan. Jika dilihat
dalam penerapan strategi dakwah, maka perencanaan materi penting
untuk dilakukan sebelum melakukan dakwah kepada mad’u. Yaitu
memilih materi yang akan disampaikan kepada mad’u agar dapat
difahami. Minimal, pesan dakwah yang disampaikan dapat diingat oleh
mad’u dengan harapan pesan dakwah yang disampaikan dapat diamalkan
dalam kehidpan sehari-hari. Materi dakwah yang dimaksudkan adalah
lirik-lirik dakwah dan shalawat yang akan dijadikan sebuah lagu.
Maka dapat dikatakan bahwa berdakwah juga memerlukan strategi
agar dakwah yang disampaikan dapat memberikan efek kepada mad’u nya,
Dalam tahap perumusan strategi dakwah yang dilakukan Haddad Alwi
sesuai dengan konsep Fred R. David. Karena Haddad Alwi merencanakan
segala sesuatunya sebelum berdakwah untuk dijadikan sebagai strategi.
2. Implementasi Strategi Musisi Haddad Alwi Assegaf
Bicara tentang implentasi berati berbicara bagaimana Haddad Alwi
mengaplikasikan dari perumusan strategi yang telah direncanakan. Ada
beberapa langkah yang ia lakukan untuk tetap bertahan menjadi musisi
dakwah dan menjadikan orang-orang yang mendengarkan lagu nya
mendapatkan efek dari pesan dakwah yang disampaikannya.
47
a. Memfokuskan Musik Religi bersama anak-anak
Bershalawat merupakan sebuah rumusan perencanaan Haddad
Alwi dalam berdakwah. Namun tidak semua orang bisa dengan
langsung menerima cara berdakwah nya melalui shalawat. Belum tentu
dengan bershalawat saja melalui musik, bisa mengabulkan
keinginannya agar semua orang juga ikut bershalawat. Tetapi dalam
pelaksanaannya, Haddad Alwi mengajak anak-anak untuk bershalawat
melalui karyanya. Dengan harapan, banyak anak-anak yang akan ikut
bershalawat. Generasi penerus bangsa adalah anak-anak. Bila
menanamkan nilai-nilai dakwah kepada anak-anak dari usia dini,
mereka akan merasa dekat dengan Allah dan Rasulullah. Dalam
pelaksanaan dakwah nya, lagu yang bertema shalawat Nabi bersama
anak-anak merupakan ciri khas nya dalam menyampaikan dakwah.
Anak-anak yang diajak bernyanyi dan bershalawat olehnya tidak
ditentukan usianya selagi dikategorikan sebagai usia anak-anak. Beliau
selalu memperhatikan setiap lagu-lagu yang diciptakan. Mulai dari lirik,
irama, genre, dan cara pembawaannya. Walaupun terlihat dan terdengar
sekilas lagu anak-anak, tetapi sebenarnya lagunya juga bisa dinikmati
oleh remaja dan orangtua. Sehingga lagu tersebut menjadi sebuah lagu
keluarga.
Dalam perencanaan dakwah melalui music sudah disebutkan
bahwa Haddad Alwi selalu membaca situasi dan kondisi sehingga lagu
yang dibawakan mengikuti perkembangan zaman. Album Cinta Rasul
misalnya pada tahun 1999, pada zaman tersebut anak-anak menyukai
48
nuansa musik yang mendayu-dayu. Maka terjual lah 3 juta keping kaset
dan vcd dari album tersebut. Selain karena irama musik yang pada saat
itu memang disukai oleh anak-anak, karakter vocal juga mendukung
agar anak-anak mudah mengingat lagu tersebut. Pada saat itu Sulis yang
menjadi teman featuring Haddad Alwi. Akhirnya banyak anakanak
Indonesia yang ikut bershalawat melalui lagu tersebut.
Kemudian di album berikutnya di tahun 2013, Haddad Alwi pun
pun jgs melihat situasi dan kondisi dalam mengeluarkan karyanya untuk
mengajak anak-anak bershalawat. Ia merasakan bahawa anak-anak
kurang menyukai irama alunan musik yang mendayu-dayu seperti dulu.
Ketika diperhatikan, pada zaman sekarang anak-anak lebih menyukai
musik yang bernuansa pop. Maka kemudian tercipta lah sebuah lagu
yang bertema shalawat kepada Nabi bernuansa pop dan repp bersama
anak-anak. Lirik lagunya pun lebih ceria dan mudah diingat. Yaiu
dengan mengulang-ulang beberapa lirik lagu dengan kalimat yang
mudah diingat. Selain itu, karakter suara anak-anak yang khas untuk
menemaninya dalam berkolaborasi juga mendukung dalam lagu
tersebut.
Anti dan Fita, adalah anak-anak yang menjadi teman featuring
Haddad Alwi dalam album Muhammad Nabiku. Dari lagu ini, banyak
anak-anak, remaja, bahkan orangtua yang mengenali dan ikut
menyanyikan lagu tersebut. Hal ini terbukti dari survey kecil-kecilan
yang dilakukan oleh penulis. Yaitu menyanyikan lirik lagu Rindu
Muhammad pada kalangan anak-anak, remaja, dan orangtua.
49
Berdasarkan hal yang dilakukan, ternyata memang banyak yang hafal
dan mengetahui lagu tersebut. Karakter suara, dan semua elemen-
elemen dalam lagu selalu disiapkan dengan matang dan diciptakan agar
lagu mudah dikenali, dihafalkan, dan mudah diserap pula maksud isi
pesan dakwah dari lirik lagu tersebut. Sehingga pendengar pun merasa
senang dan menjiwai lagu tersebut.
Bernyanyi bersama anak- anak merupakan sebuah icon baginya.
Berangkat dari keprihatinannya kepada anak-anak yang selalu
menyanyikan lagu-lagu orang dewasa dan masih sedkit lagu religi
untuk anak-anak, Hadad Alwi mulai menggandeng anak-anak dalam
setiap lagu yang ia nyanyikan. Mulai gemar mengajak anak-anak untuk
senang memanggil nama Rasulullah dengan nyanyian bertajuk
shalawat. Ia memfokuskan bernyanyi bersama anak-anak dengan
harapan setiap anak-anak yang mendengarkan lagunya akan ikut
bernyanyi dan mencintai Allah dan Rasulullah. Hal ini ia lakukan bukan
karena keuntungan berupa uang, tetapi ia lakukan karena Allah Ta’ala.
Bahkan bila karyanya pun sudah tidak banyak diminati lagi, ia tetap
akan terus berkarya demi mewujudkan harapannya. Yaitu mengajak
orang-orang untuk tetap bershalawat. Kalaupun memang tidak menjadi
inspirasi bagi oranglain, minimal ia bisa selalu melakukan hobinya,
yaitu bershalawat.
“Walaupun penjualan vcd sekarang luar biasa sulitnya, tetapi kita tidak
boleh berhenti. Karena kalau kita berhenti, selama ini kita mencari
uang. Tidak masalah, keluarkan saja terus album. Saya tidak bisa
50
berdakwah, saya bukan ustad. Tapi jika saya masih bisa berdakwah
lewat lagu saya akan terus berkarya.”57
b. Ciri khas dan Karakter Musik Haddad Alwi
Dalam implementasinya kegiatan dakwahnya melalu musik
religi, Haddad Alwi memiliki ciri khas dan karakter dalam bermusik.
lagu yang berbahasa Arab merupakan salah satu ciri khas yang ia
miliki. Musik yang ceria sehingga membawa karakter yang ceria
bersama anak-anak, dan mencintai anak-anak mampu membawanya
sebagai penyanyi religi yang karyanya dikenal dikalangan di
masayarakat. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, Haddad
Alwi juga menyesuaikan lagu yang ia ciptakan agar anak-anak mampu
menyerap pesan dakwah yang disampaikanya serta senang
menyanyikan lagunya.
“Yang paling penting album-album yang dikeluarkan mengikuti zaman.
Tidak mungkin ditahun 2015 ini saya membawakan lagu yang gayanya
seperti album diawal-awal saya mengeluarkan album. Anak-anak kita
sekarang sudah berbeda. Terbukti ketika mengeluarkan album rap
kemarin sambutannya luar biasa. Saya berharap anak-anak yang
bermain-main bisa sambil bernyanyi lagu Rindu Muhammad yang
liriknya “Muhhammad ku,Muhammad ku, dengarlah seruanku, aku
rindu, aku rindu, keapda mu Muhammad ku”, dan demi Allah itu terjadi
ketika saya di Solo. Saya melihat dan mendengar nya sendiri.”58
Hal ini sesuai dengan perumusan strategi yang direncakan
olehnya, yaitu lagu yang akan ia ciptakan sesuai berdasarkan dengan
situasi dan kondisinya. Efek yang didapatkan oleh pendengar dari pesan
dakwah yang disampaikan melalui musiknya pun dapat dilihat. Bila
dengan album pertama dan keduanya bisa laku terjual sampai satu juta
57
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015 58
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
51
keping, bila membuat lagu shalawat anak-anak maka logikanya adalah
satu juta anak-anak Indonesia juga akan ikut bershalawat. Itu lah
tujuannya berdakwah melalui musik bersama anak-anak.
3. Evaluasi Strategi Dakwah Musisi Haddad Alwi Assegaf
Dalam berkarya melalui musik dakwah dengan tujuan mengajak
agar pendegar lagunya menerima pesan dakwah nya dengan baik dan
merasakan efek dari lagu yang diciptakan merupakan hal yang tidak
mudah. Melakukan perencanaan berdakwah dengan mengajak orang-orang
bershalawat dan mengimplementasikannya kepada anak-anak merupakan
rancangan dan karya yang telah berhasil dilakukan untuk menyampikan
pesan dakwahnya kepada orang-orang. Tentu dalam pelaksanaan dari
perencanaan yang sudah dilakukan akan mendapatkan beberapa masukan,
kritikan, dan pendapat dari materi juga metode yang sudah digunakan.
Menurut konsep strategi Fred R. David evaluasi diperlukan karena apa
yang berhasil saat ini tidak selalu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa
menciptakan persoalan baru dan berbeda. Jika dilihat dengan teori ini,
Haddad Alwi sebagai musisi menyadari bahwa karya dan usaha
dakwahnya yang dilakukan untuk mengajak orang-orang bershalawat akan
mendapatkan hambatan. Hambatan ini lah yang nantinya akan menjadi
sebuah cobaan sehingga membuat dirinya mengukur apakah ia bisa
melewati cobaan yang didapatkan dari hambatan dakwah yang ia terima.
Ketika karya nya redup dan kurang diminati masyarakat, banyak hujatan
yang memojokkan dirinya, ia selalu mengkoreksi dirinya tanpa harus
berhenti berkarya. Ia tetap berkarya melalui musik dengan shalawat-
52
shalawatnya. Pada akhirnya ia berhasil membuat anak-anak bershalawat
kembali dengan lagu yang ia bawakan. Dengan lirik lagu “Muhhammad
ku- Muhammad ku, dengarlah seruan ku, aku rindu- aku rindu, kepada mu
Muhammad ku” banyak anak-anak, remaja, bahkan orang-oran dewasa
yang memanggil-manggil nama Rasulullah dan senang ketika
mendengarkan lagu tersebut.
Dengan menggandeng anak-anak Haddad Alwi berhasil
menyampaikan pesan dakwahnya yang efeknya adalah banyak anak-anak
yang ikut bershalawat ketika mendengarkan lagunya, dan dengan suaranya
pun ada beberapa orang yang tersentuh sehingga menjadi seorang mualaf
ketika mendengarkan lagunya. Namun, yang menjadi bahan evaluasi
Haddad Alwi adalah bisa menciptakan lagu yang berbeda dari yang
sebelumnya. Mungkin sebagai contoh bisa dengan membuat lagu berirama
dangdut dan melakukan featuring dengan penyanyi-penyanyi dangdut
yang berhijab, atau menggandeng remaja dalam featuring nya. Berhasil
dengan anak-anak saat ini bukan berati akan berhasil selamanya dengan
anak-anak. Karena untuk mendapatkan dan menggapai sebuah tujuan
diperlukan sebuah perubahan. Memberanikan untuk out of the box (keluar
dari dalam kotak) atau keluar dari zona aman. Walaupun karya bersama
anak-anak yang dibuatnya aman dan melekat pada karakternya, serta bisa
diterima oleh berbagai kalangan, mungkin akan lebih efektif lagi bila
karyanya dikhususkan juga untuk semua kalangan tentunya dengan gaya
yang sesuai perkembangan zaman. Sesuai dengan teori Fred R david,
mengatakan bahwa keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan yang
53
berbeda. Artinya, dituntut untuk lebih kreatif lagi dari perencaaan-
perencanaan dan karya kreatif yang telah dilakukan. Hal in sesuai pula
dengan prinsip dakwah, yaitu tdak pernah kenal lelah menyebarkan nilai-
nilai agama dengan berbagai hambatan yang diterima. Justru hambatan
tersebutlah yang membawa seorang Dai untuk mencari cara lagi dan lagi
untuk tetap bisa berdakwah tanpa kenal lelah.
B. Tujuan Dakwah Melalui Musik
Haddad Alwi merupakan musisi yang memulai karirnya sejak tahun
1997. Berawal dari hobinya yang bershalawat membawanya untuk terus
mengepakkan sayapnya untuk berkarir sekaligus berdakwah melalui
shalawat dengan musik religi. Tujuannya bukanlah hanya untuk
kepentingan pribadi semata, tetapi melalui music inilah ia bisa berdakwah
agar pesan dan nilai-nilai Islam bisa ia sebarkan pula kepada orang-orang
yang mendengarkan lagunya.Jika memilih berdakwah seperti ustad, bukan
menjadi bidang nya. Karena masih banyak yang harus ia pelajari daripada
mengajarkan kepada orang-orang tentang nilai-nilai Islam. Berbagi ilmu
dengan lirik-lirik lagu yang bernafaskan nilai-nilai Islam sekiranya adalah
hal lebih tepat dan lebih pantas baginya.
Ada beberapa tujuan dakwah Haddad Alwi melalui musik religi,
yaitu:
1. Ingin membentuk karakter anak-anak, khususnya di negara
Indonesia untuk mencintai Allah dan Rasulullah
54
2. Melihat kurangnya antusias musisi-musisi pada genre religi
merupakan salah satu alasan dan tujuan Haddad Alwi untuk tetap
bertahan berdakwah melalui musik religi. Banyak beberapa musisi
yang membawakan dan menyanyikan musik religi ketika bulan
Ramdhan tiba. Merasa bahagia ketika pada saat Ramdhan tersebut,
karena alangkah begitu banyaknya musisi dan penyanyi yang
menggebu-gebu dalam menciptakan dan menyanyikan lagu-lagu
Islami. Tetapi kemudian menjadi sedih kembali ketika bulan
Ramdahan sudah berakhir. Karena pada saat itu pula musisi dan
penyanyi yang awalnya menggebu-gebu membawakan lagu
bernafaskan Islami menjadi redup kembali. Hanya beberapa nama
musisi dan penyanyi saja yang bertahan pada lagu-lagu religi tersebut.
Berakhirnya bulan Ramadhan menjadi berhentinya para musisi dan
penyanyi musiman tersebut menyebarkan nilai-nilai dakwah, nilai-nilai
Islam melalui musik. Ini lah yang menjadi salah satu alasan yang
menguatkan Haddad Alwi tetap bertahan dengan lagu-lagu religinya.
3. Ia memilih berdakwah melalui media audio, yaitu musik.
Dengan musik orang-orang bisa menikmati dan menyanyikan lagu-
lagu bernafaskan Islam. Dengan musik biasanya orang-orang bisa lebih
mudah mengingat, mencerna, memahami, dan merasa mudah untuk
mengikuti pesan dakwah yang dilantunkan.
4. Melalui media audio biasanya anak-anak lebih senang untuk
mendendangkan nya untuk bernyanyi. Karena dengan demikian apa
55
yang sering dinyanyikannya, akan terus teringat hingga dewasa kelak.
Maka mereka selalu mengingat nilai-nilai Islam sejak kecil.
5. Prihatin dengan kurangnya lagu anak-anak yang beruansa
religi pada zaman ini. Lebih banyak yang menghafal lagu-lagu orang
dewasa dan memuja manusia daripada memuja Allah dan Rasulullah.
Maka ia ingin menjadikan anak-anak menghafal shalawat Nabi yang
ditanamkan sejak kecil. Sehngga dewasa kelak bisa mengamalkan
nilai-nilai dakwh yang didaptkanya.
6. Mengajak orangtua untuk memberikan hiburan yang agamis.
Sebenarnya tidak hanya dengan musik saja, melalui media lain pun
seperti televisi juga dapat dilakukan. Namun, melalui musik biasanya
lebih mudah untuk didengarkan. Melalui teknologi internet pun lagu
Islami bisa didapatkan dengan mudah. Alangkah lebih indahnya bila di
dalam rumah bisa mendengarkan lagu bernuansa religi sambil
melakukan aktivitas.
7. Membuat anak-anak mencitai Rasullah. Semakin sering
mereka mendengarkan lagu yang bershalawat, semakin sering mereka
hafal dan memahami apa yang mereka nyanyikan, maka demikian semakin
mereka menngingat Rasulullah dan mencintai Rasulullah.
8. Berkarya untuk berdakwah, meskipun ada beberapa
keuntungan yang ia dapatkan dari hasil karya yang sudah ia keluarkan, ha
tersebut bukan menjadi prioritasnya, terbukti dari pernah redupnya nama
Haddad Alwi, ia tetap memiliki album, tetap berkarya dengan beberapa
lagu yang tidak dikomersilkan. Mencoba menjadi musisi yang
56
beristiqomah dalam berdakwah melalui musik tanpa menjadikan
keuntungan sebagai alasannya.
Berdasarkan poin diatas bila dilihat dari strategi komunikasi milik Fred R
David dapat dijelaskan bahwa:
1. Melakukan Perumusan Perencanaan
Pada tahap ini bisa dilihat bahwa perencanaan yang dilakukan Haddad
Alwi adalah ingin membuat anak-anak Indonesia mencinta Allah dan
Rasulullah sejak dini serta mengajarkan anak-anak nilai budi pekerti
dengan berdakwah melalui musik agar lebih mudah diterima di
masyarakat dan mudah dipahami. Ingin mengajak orangtua untuk
memilih lagu religi sebagai lagu keluarga. Gambar diata merupakan
salah satu bukti dari lagu yang dinyanyikan Haddad Alwi bersama
anak-anak. Ini merupakan dakwah Haddad Alwi melalui musik untuk
mengajarkan anak-anak menghormati dan menyanyangi orangtua.
2. Melalukan implentasi perencaan
57
Dalam tahap ini Haddad Alwi melalakukan dakwah nya dengan
bernyanyi. Tidak hanya melalui kaset vcd, tetapi juga melalui beberapa
konser shalawat dan mengahdiri beberapa acara.
Foto ini adalah ketika Haddad Alwi melakukan Shalawatnya di
Negara Hongkong dan dihadiri oleh semua kalangan. Dari anak-anak,
remaja, dan orangtua.Hal ini membuktika bahwa melalui musiknya,
Haddad Alwi tidak ragu mengajak semua orang dari kalangan mana pun
untuk mencintai Allah dan Rasulullah.
58
Dalam dakwah melalui musiknya Haddad Alwi selalu melibatkan anak-
anak. Pada foto ini adalah Haddad Alwi bersama dengan anak-anak dalam
lagunya yang berjudul Muhammad Nabiku.
Lagu-lagu yang dinyanyikan HaddadAlwi selalu bersama anak-anak
dengan lirik yang mengajarkan untuk Sholat. Sholat merupakan kewajiban
kita untuk meningat dan beribadah kepada Allah. Dengan demikian
artinya, Haddad Alwi mengajarkan dan mengajak anak-anak untuk
menjaga shalatnya, menjaga rasa cintanya kepada Allah Swt.
3. Evaluasi Perencanaan
Paa Tahap evaluasi perencaan, Haddad Alwi melakukan berbagai
macam cara agar lagunya yang diciptakan untuk anak-anak lebih
disukai oleh anak-anak.
59
Gambar ini adalah salah satu dari video clip Haddad Alwi yang berjudul
Muhammad Nabiku pada Album Rindu Muhammad. Dalam lagu ini
konten lagunya sangat berbeda dari lagu sebelumnya. Lagu ini
dikombinaskan dengan genre musik rapp agar lebih menarik dan disukai
oleh anak-anak juga remaja. Berhasil, video ini dilihat oleh 2 juta viewers
pada akun Youtbe.
Dengan demikian maka Haddad Alwi melakukan konsep strategi
dalam menciptakan lagu religinya yang sesuai dengan teori Fred R David
sehingga ia bisa mendapatkan respon yang baik dan diterima di
masyarakat karena memiliki konsep srategi yang matang.
Pada bab sebelumnya telah dibahas tentang beberapa metode
dakwah. pada surah An-Nahl ayat 125 diterangkan bahwa dakwah dapat
dilakukan melalui cara Al-Hikmah, Al- Mau’idza, Al-Mujadalah bi-al-lati
Hiya Ahsan. Peneliti memahi bahwa dalam penyampaian pesan dakwah
melalui music religi, Haddad Alwi melakukan dakwahnya diantaranya
dengan metode tersebut. Yaitu:
a. Al-Hikmah
60
Al- Hikmah yaitu kemampuan dan ketepatan dai dalam
memilih, memilah, dan menyelaraskan teknik dakwah dalam
kondisi objekif mad’u.
Haddad Alwi dalam lagunya yang bernuansa musik religi
mencoba untuk mengemasnya semenarik mungkin sehingga
dapat diterima dengan baik. Sering berkembangnya zaman,
Haddad Alwi mampu memilah dan memilih teknik dakwah
yang sekiranya dapat memberikan efek yang baik pada mad’u
nya (pendengar) nya. Melihat kondisi anak-anak pada zaman
ini yang notabenenya hidup pada zaman globalisasi, sudah
menjadi sebuah sasaran bagi Haddad Alwi untuk menariknya
kembali untuk lebih mendekatkan rohaninya kepada Allah Swt.
Sehingga musik menjadi sebuah pilihannya dalam menyalurkan
pesan dakwahnya, dan anak-anak menjadi objeknya.
Membantu orangtua untuk mendidik putra-putri nya untuk
dekat dengan Allah Swt dan Rasulullah.
Artinya, Haddad Alwi melakukan metode Al-Hikmah
dalam melakukan dakwahnya. Karena memilih media musik
sebagai alat dakwahnya sesuai dengan kondisi zaman yang
dapat diterima oleh masyarakat (mad’u). Sehingga menjadi
komunikatif.
b. Al-Mau’idza Al-Hasanah
Merupakan kata-kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh
kasih sayang dengan penuh kelembutan.
61
Haddad Alwi menciptakan lagu-lagu religinya dengan
menggunakan kata-kata yang begitu bermakna sehingga lagu
yang diciptakan, liriknya dapat difahami dan dihayati sehingga
masuk dalam kalbu. Dalam bernyanyi, Haddad Alwi juga lebih
mengajak anak-anak dengan bahasa yang santun, dan
mengajarkan kasih sayang terhadap orangtua, dan sesama.
Lagu yang dibawakan dengan pebuh kelembutan, kasih sayang,
dan tulus akan menjadikan pendengarnya merasakan atau
menghayati pula pesan yang disampaikan oleh penyanyi. Disini
Haddad Alwi melakukan A-Mau’idza A-Hasanah, pada
wawancara yang dilakukan, Haddad Alwi mampu membuat
seorang Nasrani yang bernama Maria bertemu dengannya dan
menjadi seorang mualaf.
“Jadi ada seorang relawan yang sering melatunkan Al- I’tiraf
itu, jadi orang-orang di penjara itu hafal semua. Jadi saya
diundang disana, dan ada satu wanita namanya Maria, dia
karena sering mendengarkan itu, dia masuk Islam dan ingin
bertemu dengan saya.”59
Dalam hal ini peneliti memahami bahwa cukup kuat untuk
membuktikan bahwa lagu yang dibawakan berisikan pesan
dakwah yang disampaikan Haddad Alwi masuk kedalam kalbu.
c. Al-Mujadalah Bi-al-Hiya Ahsan
Tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis,
yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan
menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan
59
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
62
argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dan yang lainnya
saling menghargai dan menghormati.
Berdakwah melalui music memang sebuah pilihan cara
berdakwah yang dipilih sebagai strategi oleh Haddad Alwi.
Namun, bukan berate Haddad Alwi tidak melakukan shalawat
secara langsung bersama masyarakat. Dalam aktivitasnya yang
sudah dipaparkan pada gambaran Haddad Alwi di bab 3,
Haddad Alwi juga rajin mengisi acara tausiyah dibeberapa
majelis yang meminta beliau menjadi narasumbernya. Bukan
hal yang mudah baginya memberikan stimulus kepada jama’ah
yang pada saat itu hadir untuk menerima pesan dakwah yang
ingin ia sampaikan. Terlebih kabar berita yang ada pada media
online habis-habisan menghakimi dirinya sebagai penganut
ajaran sesat. Namun dengan cara berbicara yag bijaksana dan
penuh dengan kelembutan Haddad Alwi memberikan sebuah
pengertian bahwa ia adalah seorang muslim yang ingin
menyatukan dan memngingatan esama muslim lainnya untuk
bershalawat mengingat Allah Swt dan Rasulullah SAW. Dari
berbagai acara tausiyah ini lah Haddad Alwi bertukar pendapat
pula dengan beberapa jama’ah nya tanpa ada permusuhan.
Kemudian selanjutnya, dalam merancang dan menciptakan
sebuah karya music bernuansa religi bukan hal yang mudah.
Terlebih Haddad Alwi memfokuskan anak-anak sebagai objek
dakwahnya. Maka diperlukan strategi tersendiri untuk
63
mendapatkan efek yang baik setelah pesan dakwah melalui
musiknya didengarkan oleh masyarakat khususnya anak-anak.
Pada saat ingin membuat sebuah video clip di album Rindu
Muhammad, Haddad Alwi memerlukan ratusan anak-anak ar
beberapa TPA (Taman Pengajian Anak-anak) untuk
mensukseskan video clip tersebut. Tetapi sontak orangtua anak-
anak yang pada saat itu bersama mereka menentang Haddad
Alwi karena adanya berita bahwa beliau menganut ajaran sesat.
Tetapi disinilah Haddad Alwi berargumentasi dengan para
orangtua tersebut. Memerikan pengertian kepada orangtua
bahwa beliau bukan ingin mencari sebuah perdebatan, justru
ingin mengajak bershalawat bersama.
“Ibu, saya kesini ingin mengajak anak-anak ikut bershalawat.
Karena Rasulullah adalah Muhammad SAW. Tuhan kita adalah
Allah Swt. Pedoman kita adalah Al-Qur’an. Jadi tidak ada
alasan untuk bertengkar. Masalah kabar berita media online
adalah salah satu cobaan bagi saya seorang hamba Allah yang
sedang melakukan dakwah. Saya tidak berurusan dengan
mahzab. Saya sama seperti muslim pada umumnya. Hanya
ingin mengingatkan dan mengajak sesame muslim untuk
mencintai Allah dan Rasulullah, terlebih menanamkan hal
tersebut kepada anak-anak kita.”60
Hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan Haddad
Alwi untuk menjawab dari beberapa argument yang berbeda
ketika melakukan dakwahnya. Meskipun mengisi acara
tausyiah tidak rutin ia lakukan kepada masyarakat, namun Al-
Mujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan selalu ia lakukan ketika
memang diperlukan. Karena dalam kesehariannya, berdakwah
60
Wawancara Pribadi dengan Haddad Alwi, Jakarta, 15 Mei 2015
64
melali lagu religi dengan tepat untuk pendengar dan memiliki
lirik penuh dengan kasih sayang ketika menyanyikan dan
menyampaikannya merupakan hal yang bisa ia lakukan untuk
berdakwah dan memberikan kesenangan serta efek yang baik
bagi pedengarnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana metode dakwah dalam Al-Qur’an pada Surah An-
Nahl ayat 125 yang berbunyi:
إن ربك هو أعلم ٱدع إلى دلهم بٱلتي هي أحسن وج
بمن سبيل رب ك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة
٥٢١ضل عن سبيلهۦ وهو أعلم بٱلمهتدين
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (Q.S An-Nahl: 125)
Penulis memahami bahwa metode dakwah yang terdapat dalam Al-
Qur’an terbagi menjadi tiga, yaitu Al-Hikmah, Mau’idza Al-Hasanah, dan
Al-Mujadalah. Dalam berdakwah pun juga memerlukan media (saluran)
yang digunakan untuk berdakwah. Mengingat perkembangan zaman yang
membawa teknologi semakin canggih, dakwah dapat dilakukan dengan
tulisan yaitu menggunakan media cetak atau melalu internet dengan
menuliskan nilai-nilai dakwah pada blog atau akun media tertentu, media
elektronik berupa televisi, radio, dan recording (musik).
Dalam menyampaikan dakwahnya, Haddad Alwi Assegaf
menggunakan media elektronik yaitu recording (musik). Melalui musik ia
menyampaikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat. Ia memandang bahwa
66
dengan musik masyarakat bisa mendendangkan lirik-lirik yang
mengagungkan kekuasaan Allah Swt dan menyanjung Rasulullah. Dengan
perkembangan zaman pula, musik merupakan media yang mudah dicari,
mudah diterima, mudah diingat, dan mudah dipahami. Terlebih anak-anak
sedikit sekali pendapatkan hiburan musik anak-anak, terlebih musik religi.
Haddad Alwi melakukan dakwah dengan menyanyikan lagu-lagu religi
bersama anak-anak. Menanamkan nilai cinta kepada Allah dan Rasulullah
sejak dini. Dengan demikian, dakwah al- hikmah dan al- mau’idza al-
hasanah merupakan metode yang digunakan Haddad Alwi untuk
menyampaikan dakwahnya khusus melalui musik. Memilih dan memilah
serta menyelaraskan dakwah dengan kondisi obejektif. Yaitu memilih
kalimat-kalimat yang dapat mendoktrin pendengarnya untuk mencintai
Islam dengan bahasa yang komunikatif. Kalimat yang digunakan sebagai
lirik lagu sehingga efektif bagi pendengarnya. Menggunakan dakwah al-
mau’idza untuk menyebarkan nilai dakwah nya, yaitu memberikan nasehat
menggunakan kata-kata yang masuk kedalam kalbu penuh dengan
kelembutan. Dalam menyampaikan dakwahnya, Haddad Alwi
menggunakan memberikan lirik-lirik lagu yang menyentuh hati
pedengarnya. Memberikan nasehat melalui lagunya kepada pendengarnya
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami. Misalnya, dirinya selalu
dijadikan bulan-bulanan dalam perbedaan mahzab. Pecahnya umat muslim
karena adanya berbedaan mahzab, Haddad Alwi mencoba menyampaikan
keprihatinannya dan memberikan nasehat kepada umat muslim agar tetap
bersatu melalui karyanya dengan lagu. Dengan lagu, masyarakat bisa
67
mendengarkan nilai-nilai dakwah yang ia sampaikan. Semua lagunya
merupakan lagu yang memiliki nilai-nilai Islam untuk disebarkan kepada
masyarakat agar mencintai Allah Swt dan Rasullah SAW. Terlebih ia
khususkan kepada anak-anak sebagai bibit penerus generasi bangsa untuk
mencitai Agama Islam.
B. Saran
Selaku penulis yang melakukan penelitian berkaitan dengan
strategi dakwah seorang musisi, ada beberapa catatan dalam kesimpulan
yang telah dituliskan dengan lengkap sebelumnya. Tujuannya agar bisa
menjadi catatan dan evaluasi bagi Haddad Alwi Assegaf. Dalam
berdakwah, sekiranya tidak hanya menggunakan metode dakwah al
hikmah dan al mau’idza saja. Alangkah lebih baiknya juga menggunakan
metode lain. Misalnya bil hal, yaitu melakukan kegiatan-kegiatan rutin
untuk kebutuhan sesama. Misalnya adanya pendirian sebuah TPA atau
Studio musik yang khusus didirikan untuk mengajak dan mengajarkan
anak-anak bersenadung nama Allah Swt dan Rasulullah. Dengan tujuan
agar anak-anak lebih mengenal agama Islam dan senang bersenandung
memuja dan memuji Agamanya, Allah Swt sebagai Tuhannya, dan
Rasulullah sebagai suri tauladannya.
Kemudian, Haddad Alwi juga bisa mencoba berdakwah melalui
tulisan, jika belum memiliki passion berdakwah melalui media cetak
secara berlanjut, setidaknya Haddad Alwi mungkin bisa menuliskan
beberapa cerita pengalamannya menjadi seorang musisi religi yang bisa
68
menginspirasi masyarakat lainnya dalam sebuah buku. Dengan demikian
akan lahir musisi-musisi religi lainnya yang lebih kreatif dan inovatif
dalam memainkan musik religi karena peduli pada anak-anak dan umat
Islam lainnya untuk menyebarkan serta mengajak masyarakat untuk
mencintai Allah Swt dan Rasulullah SAW.
Saran berikutnya adalah kepada peneliti selanjutnya yang ingin
menjadikan penelitian ini sebagai referensi bahan penelitiannya, maka
diharapkan agar lebih kritis pada permasalahan yang ingin diteliti dan
lebih mengembangkan materi dalam sebuah penelitian. Sehingga
penelitian berikutnya dapat menghasilkan penelitian baru yang lebih baik
dan inovatif.
69
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Ciputat : Logos
Wacana Ilmu, 1997.
Badruttamam, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. Grafindo:
Jakarta Selatan, 2005.
Budi, Setyo. Musoifuh Faqih Munsi,dkk. Seni Budaya. Demak: Erlangga,
2007.
David, Fred R. Manajemen Strategi dan Konsep. Jakarta: Prenhalindo,
2002.
Esa, Adjie Poetra. 1001 jurus Mudah Menyanyi. Bandung: Mizan, 2008.
Hasanuddin. Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia. Pedoman Ilmu Jaya: Jakarta, 1996.
Ilahi Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
Kusnawan, Aep. Berdakwah Lewat Tulisan. Bandung: Mujahid Press,
2004.
Muhammad, Habbib Lutfi, dkk. Kiai, Musik, dan Kitab Kuning, Jakarta:
2009.
Mulyana, Deddy, Nuansa- nuansa Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999.
Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwah.
Bandung: Pustaka setia, 1997.
70
Salam Syamsir dan Jaenal Aripin. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2012.
Suparta, Munzier dan Harjani Henfni. Metodologi Dakwah. Jakarta:
Rahmat Semesta, 2006.
Yuniar , Tanti Sip. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Agung
Media Mulia, 2004.
Buddy Ace, “Adakah Spirit Ideologi Musik Religi di Indonesia?”, artikel
ini diakses pada 30 Maret 2015 di
http://musiclistforum.com/newrelease/detail/44
IN, Sejarah Msuik Blues, diakses pada tanggal 30 April 2015 di
speedytrek.com/news/sejarah-musik-blues
Michael, Fernandez “15 Album TERLARIS Sepanjang Masa Indonesia
part 1,” artikel ini diakses pada 9 Maret 2015 di
www.kompasiana.com/post/read/391479/3/15-album-terlaris-
sepanjang-masa-indonesia-part-1.html
Rohimah, Iim Strategi Dakwah Masyarakat Marginal II, diakses pada 20
April 2015 http://www.sebelasmeter.com/2013/06/strategi-dakwah-
masyarakat-marginal-ii.html
TN, Pengertian Musik Menurut Para Ahli, diakses pada 20 April 2015 di
dilihatnya.com/1572/pengertian-musik-menurut-para-ahli
71
Yosiana, Sayuri “Pengaruh Musik Religi Bagi Kesadaran Spiritual,”
artikel ini diakses pada 30 Maret 2015 di
http://www.kabarsehat.com/pengaruh-musik-religi-bagi-kesadaran-
spiritual.html/
ZAF, “Revolusi Musik Religi,” artikel ini diakses pada 30 Maret 2015 di
http://www.koran-jakarta.com/?16290-revolusi%20musik%20religi
Transkip Wawancara
Nama Narasumber : Abdullah Haddad Assegaf (Haddad Alwi Assegaf)
Tempat : Jalan Teratai Blok F-II No. 20, Komplek Lembah
Cinere, Depok.
Tanggal dan Waktu : Jum’at, 5 Mei 2015, pukul 13.00- 15.00 WIB
1. Menurut bapa arti dari dakwah sendiri itu apa sih?
Jawab: Dakwah itu bukan hanya cermah, tetapi bisa juga dengan musik.
Untuk saya setiap umatnya Rasulullah itu berdakwah dengan cara yang
berbeda-beda. Keseharin kita itu dakwah, bertetangga kita itu dakwah,
berniaga berbisnis itu dakwah, mengajar kita dakwah, menjadi pemimpin
itu dakwah, semuanya dakwah, sikap kita itu dakwah, perilaku kita itu
dakwah, membawa nama rasulullah alias membawa nama Islam itu
sendiri.
2. Mengapa bapa berdakwah melalui musik?
Jawab: Bicara dakwah melalui musik, janngan lupa kita tau bahwa
Walisongo yang mengislamkan Indonesia ini sangat kental dakwahnya
dengan seni. Dengan gamelan dan sebagainya kental dengan seni.
Rasulullah bilang, berbicaralah dengan bahasa kaum kalian, itu kalau
kaum itu zaman Rasulullah luar biasa dengan syair. Al-Quran diatas syair.
Disini orang kok seneng dengan klenengan, dengan wayang dan
sebagainya. Walisongo dakwah dengan itu, dan orang-orang memahami
dengan bahasa dan cara mereka. Nah ketika saya menyadari baha saya
bukan ustad, bukan guru, apalagi kiyai. Saya juga ingin memberikan
sesuatu yang memberkan manfaat buat orang banyak termask untuk diri
saya. Kata orang-orang suara saya bagus. Jadi saya ingin berdakwah lewat
suara saya ini. Sebenarnya dari kecil saya senang bershawalat. Kata ibu
saya sejak usia 3 tahun. Jadi memang karena awalnya ini musik dan
shalawat adalah hobi saya.
3. Bagaimana sih awal perjalanan bapak berdakwah melalui musik hingga
sekarang?
Jawab:
SMP saya bertemu dengan guru asli dari Yaman. Guru itu banyak
mengajarkan saya lirik shalawat lagu shalawat yang serius bukan dengan
rabana dan lain-lain. Sampai di Jakarta tahun 1995 saya bertemu dengan
teman-teman dan mencoba merekam suara saya just vocal. Betremu lah
dengan kawan saya Haydar Yahya, saya liat ada nama dia di album Neno
Warisman a ba ta tsa. Saya sodorkan suara saya. Mencoba untuk
mendengarkan suara saya. Akhirnya besoknya dia mencari saya. Katanya
suara saya bagus. Mengapa tidak dibuat album rekaman? Oh saya mau.
Akhirnya saya membuat album. Dan Subhanallah dicoba oleh lebel musik,
diterima oleh masyarakat. Nah mulai lah lebel itu membuat saya untuk
membuat album berikutnya. Akhirnya seterusnya saya selalu
mengeluarkan album karena masyarakat bisa menerima saya. Dan mudah-
mudahan selalu memberikan insprirasi.
4. Mengapa dalam menyampaikan dakwah bapa memilih untuk shalawat?
Jawab :
Jangan sombong, jangan gampang menilai hatinya orang. Allah bilang
Annabiyu aula bil mukminina min anfusihin. Nabi itu buat orang-orang
yang beriman,harus didahulukan lebih dari diri mereka sendiri. Kalau
kalian yang mencintai Allah, ikuti aku. Kata Rasulullah. Allah akan
mencintai kalian dan Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian. Artinya,
kalau kita mau dicintai Allah, kita ikuti Rasulullah. Kalau mencintai Allah,
ikuti semuanya dari cara tidurnya, makannya, semuanya. Bagaimana kita
punya semangat kalau kita tidak cinta pada orang yang disuruh untuk
mengikuti oleh Allah SWT. Kalau kita mengidolakan seseorang, kita pasti
tau semua tentangnya. Hobinya, cara makannya, semuanya. Nah kalau
kita tergila-gila pada Rasullah, kita akan mengikuti semuanya yang
Rasululah lakukan. Kita tahu bahwa Rasulullah adalah juga hambanya
Allah, kita tidak pernah meminta kepada Rasulullah tetapi tetap kepada
Allah Swt.
5. Mengapa lebih memilih mengajak anak-anak untuk bershalawat?
Jawab :
Karena anak-anak merupakan bibit penerus generasi bagsa. Hanya anak-
anak yang mampu. Maka dari itu penting hukumnya bagi saya untuk
menanamkan nilai-nilai cinta kepada Allah Swt dan cinta kepada
Rasulullah SAW. Itu kenapa sebabnya lagu anak-anak yang pada album
terakhir saya buat musiknya menjadi rap. Karena agar anak-anak dan
remaja pun ikut senang menyanyikannya. Coba saja liriknya “siapa yang
cinta pada Nabinya pasti bahagia dalam hidupnya” itu lirik yang bagus
ketimbang lagu cinta orang dewasa yang dinyanyikan anak-anak.
6. Apa visi dan misi bapak dalam bershalawat melalui music religi ini?
Jawab:
Visi misi saya jelas ingin membuat umat muslim untuk senang
bershalawat. Khususnya untuk anak-anak, saya jelas ingin membuat
anak-anak dan menanamkan rasa cinta kepada Rasul sejak dini. Dan para
orangtua juga. Sehingga lagu yang saya ciptakan dengan tujuan berdakwah
ini bisa dijadikan lagu yang dinikmati bersama keluarga. Coba bayangkan,
bila lagu Joshua yang judulnya diobok-obok itu bisa terjual hingga 1 juta
keping, kalau lagu shalawat saya terjual 1 juta keping juga, maka aka ada 1
juta anak-anak yang bershalawat. Demi Allah bukan karena uang.
Walaupun lagu saya nantinya tidak diminati, tidak apa-apa. Saya akan
terus mengeluarkan karya-karya saya. Saya tidak akan berhenti. Kalau
saya berhenti, sudah jelas itu artinya kita memang ingin mencari uang.
7. Bagaimana strategi yang digunakan Haddad Alwi untuk mempertahankan
karyanya, lagu-lagunya, sehingga tetap mendapatkan “posisi” khusus
dihati fans ataupun masyarakat pada umumnya?
Jawab:
Anak-anak merupakan salah satu strategi untuk lebih berefek
mengingatkan dan menanamkan pesan dakwah kepada mereka. Dengan
sendirinya bershalawat bersama anak-anak merupakan salah satu ciri khas
dari seorang Haddad Alwi. Saya membuat atau menyanyikan lagu pun
sesuai dengan berkembangnya zaman. Selalu berinovatif. Jika zaman
sekarang, anak-anak menyukai lagu yang pop, dan ngebite tidak mungkin
saya menyanyikan lagu dengan music atau irama yang seperti dulu di
tahun 1999. Saya juga melakukan berbagai macam evaluasi, apabila lagu
yang dikeluarkan belum cukup membuat anak-anak ‘terangsang’ untuk
ikut bershalawat dan menyanyikan lagu tersebut. Karena anak-anak,
remaja dan dewasa memiliki porsinya sendiri dalam menerima pesan
dakwah, khususnya melalui lagu. Tergantung pada jenis musik dan
liriknya. Tapi yang jelas saya memfokuskan untuk bershalawat bersama
anak-anak. Tapi tidak menutup kemungkinan jika nantinya bisa featuring
anak remaja dan dewasa secara intensif seperti bersama anak-anak.
8. Selama berdakwah melalui musik, apa saja sih pak hambatannya? Cara
mengatasinya bagaimana?
Jawab:
Iya ada, pasti ada. Meskipun sekarang penjualan vcd itu sulit tetapi kita
gak boleh berhenti. Saya bukan ustad, tapi kalau saya masih bisa
berdakwah dengan lagu saya masih bisa terus berkarya. Walaupun, saya
dihabisi saya dengan fitnah-fitnah yang luar biasa. Kalau yang buka
internet pasti tau. Bahwa Haddad Alwi Syiah, Haddad Alwi benci isteri
Nabi. Benci sahabat Nabi. Apakah itu membuat saya berhenti untuk
berkarya? Tidak. Yang menilai itu Allah Swt. Jika seluruh dunia
mengatakan Haddad Alwi sesat, kalau Allah bilang tidak ya tidak.
Dimana-mana selalu terus seperti itu, tetapi saya selalu mengatakan saya
nggak ada urusan dengan mahzab. Dulu waktu zaman Rasulullah nggak
ada mahzab. Buat saya menurut saya, saya dikatakan syiah karena orang-
orang yang mengatakan saya syiah itu karena benci shalawatan. Pada
dasarnya mereka nggak suka shalawatan. Dulu, sebelum ada syiah sunah,
saya juga sudah dihabisi. Cuma kan belum ada internet seperti sekarang
ini. Dihabisinya dengan cara apa? Dengan cara shalawat pakai musik itu
bid’ah. Tidak apa, saya ini bukan orang yang kaget dengan adanya
perbedaan pendapat. Apa iya orang yang tidak mau Qunut itu sesat? Oh
jelas tidak. Dia juga orang beriman. Dia juga berhak masuk Syurga.
Kemudian yang suka Maulid, zikiran, jangna sombong. Jangan dikira
karena sering shalawat, zikir, pakai buju koko seperti saya sekarang ini
misalnya, itu ahli Janah. Hati kamu gimana? Amal kamu gimana? Zikir
kamu, shalawat kamu, mampu nggak bikin kamu mau nggak bersedekah?
Tidak liat mahzab. Tidak usah kecil hati. Kalau dakwah tidak ada
hambatannya, malah tidak buat Allah Swt. Kalau buat Allah pasti ada
tantangannya. Untuk membuktikan kamu ini betul tidak buat Aku? Kan
begitu. Jangan kamu baru dapat tantang trus sudah malas, itu tandanya
bukan untuk Aku. Jangan dikira terjual album 1 juta keping itu berhasil.
Terjual hingga 10 juta keping pun dapat uang banyak, kalau tidak ada yang
tersentuh hatinya buat saya itu namanya tidak berhasil. Terus saya minta
ampun sama Allah Swt, minta kekuatan agar dikuatkan dari fitnah-fitnah
ini. Beri saya istiqomah ya Allah. Allah nggak liat baju kita, wajah kita.
Tapi hati kita. Saya juga dibilang terlalu mengkuduskan Rasulullah.
Padahala seperti yang sudah saya katakana tadi, Rasulullah berkata, kalau
kalian mencintai Allah, maka ikuti aku.
9. Apakah bapak yakin dengan lagu yang bapa ciptakan dan bapa nyanyikan
ini masyarakat sudah merasa tersentuh?
Jawab:
Begini mbak Dita, di lagu saya album ke 5 Al- I’tiraf, saya di telpon oleh
sekertaris saya untuk diminta mengisi shalawat di Rotan, Tanggerang. Oh
menarik saya bilang. Sekertaris saya bilang kepada saya, mereka teratarik
karena Al- I’tiraf yang saya pernah bawakan. Jadi ada seorang relawan
yang sering melatunkan Al- I’tiraf itu, jadi orang-orang di penjara itu hafal
semua. Jadi saya diundang disana, dan ada satu wanita namanya Maria, dia
karena sering mendengarkan itu, dia masuk Islam dan ingin bertemu
dengan saya. ESQ, setiap pelatihannya selalu menggunakan lagu Al-
I’tiraf. Saya bersyukur luar biasa. Demi Allah bukan uang yang membuat
saya senang ketika orang-orang senang dengan Al- I’tiraf. Tetapi betapa
bahagianya dan semoga Allah terima sebagai amal baik. Lagu itu bisa
mengilhami dan menyentuh hati mereka sehingga mereka bertaubat. Itu
sebuah hadiah yang luar biasa buat saya Demi Allah. Hadiah yang luar
biasa ketika mereka bercerita kepada saya lagu Al- I’tiraf membuat
mereka tersentuh, membuat mereka menangis dan membaut mereka
mengakui semua dosa-dosa Lahaula Walakuata Illabilla. Saya nggak
punya apa-apa. Saya sedang tidak berbasa-basi cerita begini, dan saya
biasanya semangat kalau cerita ini berulangkali seperti ini. Saya hanya
punya dosa. Tapi kalau lagu itu membuat Allah kasihan kepada saya, dan
mengampuni dosa-dosa saya, alangkah bahagianya saya. Itu yang saya
katakan berdakwah. Kemudian sewaktu sedang mau rekaman, saya bilang
saya yang main musik. Kalau di gang-gang itu anak-anak bermain sambil
menyanyikan lagu “Muhammad ku- Muhammad ku, Dengarlah seruan ku,
aku rindu-aku rindu kepada mu Muhammad ku,” itu luar biasa. Dan Demi
Allah itu terjadi ketika album itu keluar. Ramadhan, kan saya pulang ke
Solo. Ketika saya silaturahim ke tempat keponakan saya, ponakan saya itu
rumahnya dibelakangnya itu gang. Saya lagi duduk dengan ponakan saya,
Demi Allah anak-anak itu lari sambil menyanyikan “Muhammad ku-
Muhammad ku, Dengarlah seruan ku, aku rindu-aku rindu kepada mu
Muhammad ku” ya Allah itu terjadi, harapan saya dikabulkan oleh Allah.
Peneliti Narasumber
Dita Prastika Mentari Haddad Alwi Assegaf
SURAT KETERANGAN HASIL PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Haddad Alwi Assegaf
Sebagai : Narasumber
Dengan ini menerangkan bahwa yang tersebut dibawah ini
Nama : Dita Prastika Mentari
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 19 Oktober 1992
NIM : 1111051000119
Fakultas : Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Program : Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Adalah benar telah mengadakan observasi dan wawancara/ melakukan
penelitian untuk bahan skripsi yang berjudul Dakwah dan Musik Religi (Strategi
Dakwah Haddad Alwi Assegaf), dan yang beersangkutan telah melaksanakan
tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Dengan demikian keterangan ini dibuat dengan benar untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Komplek Lembah Cinere, 5 Mei 2015
Haddad Alwi Assegaf
Haddad Alwi Assegaf sedang meanandatangi hasil transkip wawancara
DAFTAR ALBUM HADDAD ALWI ASSEGAF
Tabel 1.1 Nur Muhammad, album ke 1 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Asyroqol- Badru ‘Alaina 1997 Shalawat
2. Sholawat Badar 1997 Shalawat
3. Ya Sayyidas- Saadaat 1997 Shalawat
4. Ya Robbi bil- Mustofa 1997 Shalawat
5. Lakal- Hamdu 1997 Shalawat
6. Ya Rasulullah Salamun ‘Alaika 1997 Shalawat
Tabel 1.2 Ziarah Rasul, album ke 2 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Alfu Salam 1998 Shalawat
2. Zaiarah Rasul 1998 Shalawat
3. Tholama Asyku 1998
4. Ya Imamar- Rusli 1998 Shalawat
5. Inna fil-Janati 1998
6. Sholawat 1998 Shalawat
Tabel 1.3 Cinta Rasul 1, album ke 3 Hadda Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Ya Nabiy Salam ‘Alaika 1999 Shalawat
2. Ya Thoyiba 1999
3. Ya Robbi bil- Mustofa 1999 Shalawat
4. Asma’ul Husna 1999
5. Lil-Abi wal- Ummi 1999
6. Akhlaqul Karimah 1999
7. Sholawat Badar 1999 Shalawat
8. Al- I’tiraf 1999
Tabel 1.4 Cinta Rasul 2, Album ke 4 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Ya Abaz- Zahro 2000 Shalawat
2. Ummiy 2000
3. Nurul- Mustofa 2000 Shalawat
4. Ya Sayyidiy Ya Rasulullah 2000 Shalawat
5. An- Nabiy Shollu ‘Alaih 2000 Shalawat
6. Assalamu ‘Alaik 2000 Shalawat
7. Ya Ghoffar 2000
Tabel 1.5 Seribu Salam Bagi Rasul, album ke 5 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Alfu Salam 2001 Shalawat
2. Ziarah Rasul & Ya Imammar-
Rusli
2001 Shalawat
3. Sholawat Badar 2001 Shalawat
4. Ya Nabi Salam ‘Alaika 2001 Shalawat
5. Ya Robbi bil- Mustofa 2001 Shalawat
6. Ya Thoyibah 2001
7. Ya Rasulullah Salamun ‘Alaik 2001 Shalawat
8. Al- I’Tiraf 2001
9. Akhlakul Karimah 2001
Tabel 1.6 Cinta Rasul 3, album ke 6 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Marhaban 2001 Shalawat
2. Maulaya 2001 Shalawat
3. Ya Zahro 2001
4. Allah Allah 2001
5. Laka Ya Robb 2001
6. Ridhor- Rohman 2001
Tabel 1.7 Cinta Rasul 4, album ke 7 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Ya Hannan 2002 Shalawat
2. Sholawatullahi ‘Alaik 2002 Shalawat
3. Ya ‘Alaimal- Hal 2002
4. Alfu Salam 2002 Shalawat
5. Sholli wa Shallim 2002 Shalawat
6. Ya ‘Ala Baitin- Nabiy 2002 Shalawat
7. Khoirol- Bariyyah 2002 Shalawat
8. Ya Arhamar- Rohimin 2002
Tabel 1.8 Cinta Rasul 5, album ke 8 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Allah- Allah 2003
2. Abiy 2003
3. Ya Nabiyal- Huda 2003 Shalawat
4. Assalamu ‘Alaik 2003 Shalawat
5. Ya Ummi Ya Zahro 2003
6. Da’Uniy 2003 Shalawat
7. Ya Allah Ya ‘Azhim 2003
Pada Album Cinta Rasul 1, merupakan album favorit dan terjual tiga juta
keping.
Tabel 1.9 Cinta Rasul 6, album ke 9 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Allah Allahu 2004
2. Isyfa’ Lana 2004 Shalawat
3. Al- Hub 2004 Shalawat
4. Ya Robbiy Ya Rahman 2004
5. Ya Nuro ‘Ainiy 2004 Shalawat
6. Ya Nabi Salam ‘Alaika 2004 Shalawat
7. Solallahu ‘Ala Muhammad 2004 Shalawat
8. Nashiriy 2004 Shalawat
9. Thola ‘al- Badru 2004 Shalawat
Tabel 1.10 Love For The Messenger, album ke 10 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Madinatul ‘Ilmi 2004
2. Tholama Asyku 2004
3. Ummi 2004
4. Al- I’Tirof 2004
5. Ya Thoyibah 2004
6. Ya Zahro 2004
7. Shalawat Badar 2004 Shalawat
8. Ya ‘Alimal- Hal 2004
Tabel 1.11 Simthud-Duror, album ke 11 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Maulid (1) 2005 Shalawat
2. Assalamu a’alaik 2005 Shalawat
3. Nurul- Mustofa 2005 Shalawat
4. Ya Imamar- Rusli 2005 Shalawat
5. Maulid (2) 2005 Shalawat
6. Huwan- Nur 2005 Shalawat
7. Marhaban 2005 Shalawat
8. Do’a 2005
Tabel 1.12 The Way Of Love, album ke 12 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Insan Utama 2006
2. The Way of Love 2006
3. Kekasih Allah 2006
4. Do’a ku 2006
5. Satu Bintang 2006
6. Ilaika 2006
7. Astaghfirullah 2006
8. Ma Zam Zam 2006
9. Sebuah Pengakuan 2006
Tabel 1.13 Jalan Cinta 2, album ke 13 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Salam Ramadhan 2007
2. Menghitung Dosa 2007
3. Dengar Jeritan Kami 2007
4. Pengakuan 2007
5. Tempat Yang Termulia 2007
6. Rahmat Quran 2007
7. Puasa 2007
8. Damai Bersama-Mu 2007
Tabel 1.14 12 Lagu Pilihan, album ke 14 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produkisi Keterangan
1. Marhaban Ya Ramadhan 2009
2. Insan Utama 2009
3. Rahmat Qur’an 2009
4. Puasa 2009
5. The Way of Love 2009
6. Ma Zam Zam 2009
7. Damai Bersama Mu 2009
8. Pergi Haji 2009
9. Kekasih Allah 2009
10 Dengar Jeritan Kami 2009
11 Sau Bintang 2009
12. Salam Ramadhan 2009
Tabel 1.15 Muhammad Nabiku 1, album ke 15 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Jadikan Kami Anak Yang Sholeh 2010
2. Muhammad Nabiku 2010
3. Rindu Muhammadku 2010
4. Sambut Rahmat-Nya 2010
5. Jagalah Sholatmu 2010
6. Mencintai Nabi 2010
7. Engkau Teladanku 2010
8. Selamat Datang Kekasihku 2010
9. Tuhan Dengarlah Keluhku 2010
Tabel 1.16 Muhammad Nabiku 2, album ke 16 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Semua Untuk-Nya 2011
2. Ku Mencintaimu 2011
3. Ibu 2011
4. Kau Bagai Purnama 2011
5. HAI (Harapan Anak Indonesia) 2011
6. Dialah Tuhan Kita 2011
7. Engkau Dambaan Kami 2011
8. I Miss You My Muhammad 2011
Tabel 1.17 Senandung Shalawat Untuk Negeri, album ke 17 Haddad Alwi
Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Sholawatun 2013 Shalawat
2. Qod Tummamallah Moqoshidna 2013 Shalawat
3. Ya Hanana 2013 Shalawat
4. Nurul- Kawakib 2013 Shalawat
5. Sholatun Bissalamil- Mubin 2013 Shalawat
6. Ya Habibiy 2013 Shalawat
7. Ya Robba Makkah 2013 Shalawat
8. Khoirol- Bariyyah 2013 Shalawat
Tabel 1.18 Kidung Cinta Untuk Ayah Bunda, album ke 18 Haddad Alwi
Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Allahu Allah 2014
2. Rahmati Mereka 2014
3. Cahaya Hatiku 2014
4. Ayahku 2014
5. Do’a Hasanah 2014
6. Ya Rasulullah 2014
7. Ramdhan 2014
8. Junjungan Tercinta 2014
9. Bintang Kecil 2014
10. Indonesiaku 2014
Tabel 1.19 Tembang Shalawat 1997-2015, album ke 19 Haddad Alwi Assegaf
No. Judul Lagu Tahun Produksi Keterangan
1. Islam Agama Kasih Sayang 2015
2. Ummahu Ya Ummah 2015
3. Senyum Itu Sedekah 2015
4. Al-I’tiraf 2015
5. Ya Nabi Salam Alaika 2015 Shalawat
6. Ya Imamar-Rusli 2015 Shalawat
7. Ya Robbi bil-Mustofa 2015
8. Alfu Salam 2015
9. Ya Abaz-Zahro 2015
10. Asyrokqol-Badru ‘Alaina 2015
11. Ya Rasulullah Salamun ‘Alaika 2015 Shalawat
12. Sholawat Badar 2015 Shalawat