STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI...
-
Upload
hoangkhanh -
Category
Documents
-
view
360 -
download
0
Transcript of STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI...
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT 2011
Diterbitkan Oleh :
Bapedalda Provinsi Sumatera Barat
Jalan Khatib Sulaiman No. 22 Padang
Tel . 0751 7055231
Fax. 0751 70445232
Isi dan Materi yang ada dalam buku ini boleh diprodukSi dan disebarluaskan dengan tidak mengurangi isi
dan ari dari dokumen ini. Diperbolehkan mengutip isi buku ini dengan menyebutkan sumbernya.
Pelindung dan Pengarah:
Drs. Asrizal Asnan, MM, Kepala Bapedalda Provinsi Sumatera Barat
Penanggung Jawab :
Ir. Siti Aisyah, MSi
Penulis :
Ir. Siti Aisyah, MSi, Mulyadi, SE, R. Rina Ariani, SE, Desi Widia Kusuma, SSi, Yuliastuti MSi, Desrizal, ST,
Aulia Azhar, AMd, Riki Suardi, SKom, Adirla Wirmanista Harpenasti, ST, M. Arief Noviady, ST, Adrian, ST,
Luce Dwinanda, SP, Aulia Ramadani, SSi, Prisilla Yumeri,SE
Editor :
DR. Ardinis Arbain, Dra. Gemala Ranti, MSi, Inzuddin, ST, MT, Syafril Daus, ST, MT, Sayogo, SHUt, MP,
Ir, Yunimarlita, Resi Suriati, SPi , MSi, Ir. Jamalus.
Design/Lay Out:
Desrizal, ST , Aulia Azhar, AMd
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat i
GUBERNUR SUMATERA BARAT
KATA PENGANTAR
Pertumbuhan penduduk secara langsung memberikan konsekuensi terhadap peningkatan kebutuhan masyarakat, kebutuhan akan ketersediaan ruang dan infrastruktur. Pembangunan sektor ekonomi dan sosial yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan tersebut sesungguhnya merupakan salah satu sumber tekanan bagi kualitas lingkungan hidup. Perubahan kualitas lingkungan hidup yang terjadi dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengevaluasi dari ketepatan arah kebijakan, program-program pembangunan yang telah
dilaksanakan Pemerintah Daerah. Baik buruknya kualitas lingkungan hidup, pada akhirnya akan bermuara kepada kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu pertimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan dalam setiap program pembangunan serta upaya pemulihan kualitas lingkungan merupakan hal penting dan mesti dilakukan.
Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, mengamanahkan bahwa setiap pembangunan yang dilaksanakan di daerah harus berada dalam koridor ”perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Hal ini akan tercermin dalam perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Sumatera Barat 2011 ini bertujuan untuk menyediakan data dan informasi tentang kondisi, tekanan dan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan di daerah sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber evaluasi program dalam mendukung rencana pembangunan daerah maupun nasional. Buku ini juga mencoba merumuskan agenda pengelolaan lingkungan ke depannya guna mengatasi kecenderungan perubahan lingkungan sehingga tidak berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan.
Akhir kata, saya menghimbau agar Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah ini dipedomani oleh satuan perangkat kerja daerah provinsi maupun kabupaten/kota dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program kegiatan masing – masing dan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Padang, Maret 2012 GUBERNUR SUMATERA BARAT
IRWAN PRAYITNO
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat ii
Provinsi Sumatera Barat memiliki luas wilayah 42.297,30 Km² yang tersebar di 19 kabupaten dan kota dengan jumlah penduduk sebanyak ± 4.941.789 jiwa. Luas tersebut setara dengan 2,17% dari luas Republik Indonesia terletak antara 00 54’ Lintang Utara (LU) sampai dengan 30 30’ Lintang Selatan (LS) dan dari 980 36’ sampai 1010 53’ Bujur Timur (BT). Luas perairan laut diperkirakan 186.500 Km² dengan panjang garis pantai 2.420.357 Km serta mempunyai 185 buah pulau besar dan kecil. Topografi wilyah seluas 39,08% lahan berada pada kemiringan lebih dari 40%. Dilintasi 606 sungai yang terbagi dalam 9 Wilayah Satuan Sungai (SWS) dan 81 buah sungai yang ada merupakan sungai lintas kabupaten/kota. Beberapa sungai merupakan hulu dari sungai di Propinsi Jambi, Bengkulu dan Riau. Isu lingkungan hidup di Sumatera Barat meliputi 3 (tiga) isu prioritas yaitu (1) Isu pertama berkaitan dengan hutan dan lahan, berupa alih fungsi lahan (okupasi) pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan yang cendrung meningkat, lahan kritis yang cukup luas di beberapa daerah (> 50.000 Ha) dan kerusakan hutan pada kabupaten/kota yang umumnya sedang diusulkan untuk perubahan fungsi/peruntukan kawasan hutan dalam kaitannya revisi RTRW Sumatera Bara 2009 – 2029. (2) Isu kedua berkaitan dengan air, berupa perbedaan debit air sungai yang signifikan antara musim kemarau dan musim hujan. Disamping itu terjadi penurunan kualitas air permukaan di beberapa sungai dan danau di Sumatera Barat. (3) Isu ketiga berkaitan dengan kebencanaan yaitu peningkatan sebaran daerah yang mengalami bencana banjir dan kebakaran hutan serta lahan, peningkatan kerugian akibat bencana banjir, kekeringan dan kebakaran hutan. Kejadian banjir secara rutin dengan areal genangan cukup luas berada pada daerah yang mengalami kerusakan hutan dan lahan kritis serta perubahan fungsi hutan yang juga cukup luas.
. Analisis status kondisi lingkungan hidup berdasarkan isu prioritas, menunjukkan (1) berkaitan dengan hutan dan
lahan : daerah yang mengalami konversi lahan pertanian ke non pertanian terluas adalah Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok dan Kabupaten Pasaman. Daerah dengan Lahan kritis terluas berada di Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Sijunjung (2) Sungai dengan rasio debit maksimum/minumum melebihi batas normal 120 adalah Sungai Batang Arau. Sungai dan danau yang mengalami pencemaran adalah Sungai Batanghari, Batang Lembang dan Sungai Batang Agam. Beberapa sumur di Kota Padang mengandung logam berat sedang di Kota Padang Panjang beberapa sumur, airnya mengandung E-Coli dan Coliform di atas batas normal. (3) Banjir terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota, kerugian terbesar terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan. Kabupaten Limapuluh Kota merupakan daerah yang mengalami hampir seluruh jenis bencana (Banjir, longsor, kekeringan dan kebakaran/kerusakan hutan) yang terjadi di Sumatera Barat.
Analisis tekanan berdasarkan isu prioritas, menunjukkan seluruh tekanan bermula dari masalah kependudukan.
Penduduk yang banyak dengan lahan terbatas akan memberikan permasalahan terkait dengan limbah perkotaan seperti sampah dan limbah cair. Namun penduduk yang jarang dengan luasan willayah yang besar juga memberikan persoalan tersendiri pula pada perusakan hutan dan lahan. Berikut ini gambaran tekanan yang dikaitkan dengan isu prioritas. (1) Sumber tekanan terhadap lahan dan hutan terutama kebutuhan lahan untuk perkebunan dan pertanian serta pemukiman. Beberapa daerah tekanan utamanya bersumber dari kegiatan pertambangan dan aktifitas “ illegal logging”. (2) Sumber tekanan yang menyebabkan penurunan kualitas air permukaan perkotaan adalah pemukiman. Pada daerah tertentu persentase masyarakat yang tidak memiliki WC/jamban masih besar. Sumber pencemaran lain adalah kegiatan industri kecil yang rata-rata tidak memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Untuk daerah perdesaan, pencemaran air terutama berasal dari pemakaian pupuk akibat aktifitas pertanian dan perkebunan. (3) Sumber tekanan terkait dengan kebencanaan adalah faktor alami Sumatera Barat. Curah hujan yang tinggi dan keberadaan Sumatera Barat pada pertemuan dua lempeng yaitu indoaustralia di bagian selatan dan euroasia bagian utara serta berada di sesar semangka merupakan faktor alami kebencanaan Sumatera Barat. Disamping itu faktor non alami juga berkontribusi terhadap kebencanaan di Sumatera Barat, terutama aktifitas perusakan pada lahan dan hutan.
Analisis upaya pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan isu lingkungan prioritas menunjukkan bahwa telah dilakukan
upaya untuk mengendalikan kerusakan dan pencemaran melalui penghijauan, reboisasi, perbaikan fisik kehutanan, pembinaan dan pengawasan AMDAL, UKL UPL serta penyelesaian kasus pengaduan terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Agenda pengelolaan lingkungan hidup Sumatera Barat ke depannya akan diwujudkan melalui program-program yang
tujuan utamanya untuk memulihkan kualitas lingkungan dan mengurangi tekanan terhadap lingkungan. Program-program tersebut antara lain pemantapan kawasan, pengendalian hutan dan mitigasi bencana, rehabilitasi hutan dan lahan. Disamping itu program pengendalian pencemaran limbah cair perkotaan dan industri, pengendalian kerusakan pertambangan dan perkebunan serta penguatan kapasitas kelembagaan.
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat iii
KATA PENGANTAR i ABSTRAK Ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Tujuan dan Sasaran I-2 1.3. Isu Prioritas Lingkungan dan Alasan Penetapan Isu Prioritas I-2 1.4. Analisis S-P-R I-4 BAB II KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGAN 2.1. Lahan & Hutan II-1 2.2. Keanekaragaman Hayati II-10 2.3. Air II-17 2.4. Udara II-41 2.5. Iklim II-51 2.6. Laut, Pesisir dan Pantai II-58 2.7. Bencana Alam II-66 BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN 3.1. Kependudukan III-1 3.2. Permukiman III-6 3.3 Kesehatan III-15 3.4 Pertanian III-24 3.5 Industri III-32 3.6 Pertambangan III-41 3.7 Energi III-45 3.8 Transportasi III-50 3.9 Pariwisata III-58 3.10 Limbah B3 III-66
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat ix
BAB I BAB II Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9 Gambar 2.10 Gambar 2.11 Gambar 2.12 Gambar 2.13 Gambar 2.14 Gambar 2.15 Gambar 2.16 Gambar 2.17 Gambar 2.18 Gambar 2.19 Gambar 2.20 Gambar 2.21 Gambar 2.22 Gambar 2.23 Gambar 2.24 Gambar 2.25
PENDAHULUAN KONDISI LINGKUNGAN DAN KECENDRUNGANNYA Persentase Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan Sumatera Barat 2011 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Statusnya Perbandingan Lahan Kritis di Sumatera Barat Tahun 2010 dan 2011 di Lima Kabupaten Flora yang Dilindungi Fauna yang Dilindungi Lima Sungai dengan Debit Maksimum Terbesar menurut Segmen Kabupaten/Kota Lima Sungai dengan Debit Minimum Terbesar menurut Segmen Kabupaten/Kota Rasio Debit Maks/Min Beberapa Sungai di Sumbar Menurut Segmen Kab/Kota Rasio Debit Maks/Min Beberapa Sungai di Sumbar menurut segmen kab/kota Tahun 2009-2011 Gambar Danau Singkarak Elevasi Danau Singkarak Lokasi Empat Danau Terbesar di Sumbar Embung di Sumbar Parameter TDS Sungai Batang Hari Tahun 2011 Parameter BOD Sungai Batang Hari Tahun 2011 Parameter Total Phospat Sungai Batang Hari Tahun 2011 Parameter Raksa (Hg) Sungai Batang Hari Tahun 2011 Parameter Klorin (Cl2) Sungai Batang Hari Tahun 2011 Parameter Total Coliform Sungai Batang Hari Tahun 2011 Parameter BOD Sungai Batang Lembang Tahun 2011 Parameter COD Sungai Batang Lembang Tahun 2011 Parameter Phospat Sungai Batang Lembang Tahun 2011 Parameter Amonia Sungai Batang Lembang Tahun 2011 Parameter Sulfida Sungai Batang Lembang Tahun 2011 Parameter Coliform Sungai Batang Lembang Tahun 2011
II-3 II-4 II-6 II-12 II-15 II-21 II-21 II-22 II-22 II-23 II-23 II-26 II-26 II-26 II-28 II-28 II-29 II-30 II-30 II-31 II-32 II-32 II-33 II-33 II-34
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat x
Gambar 2.26 Gambar 2.27 Gambar 2.28 Gambar 2.29 Gambar 2.30 Gambar 2.31 Gambar 2.32
Gambar 2.33 Gambar 2.34 Gambar 2.35 Gambar 2.36 Gambar 2.37 Gambar 2.38 Gambar 2.39 Gambar 2.40 Gambar 2.41 Gambar 2.42 Gambar 2.43 Gambar 2.44 Gambar 2.45 Gambar 2.46 Gambar 2.47 Gambar 2.48 Gambar 2.49 Gambar 2.50 Gambar 2.51 Gambar 2.52 Gambar 2.53 Gambar 2.54 Gambar 2.55
Kandungan BOD Danau Maninjau Tahun 2011 Kandungan COD Danau Maninjau Tahun 2011 Kandungan DO Danau Maninjau Tahun 2011 Kandungan BOD Danau Maninjau Antara Tahun 2010 dan 2011 Kandungan COD Danau Maninjau Antara Tahun 2010 dan 2011 Kandungan DO Danau Maninjau Antara Tahun 2010 dan 2011 Kualitas Udara Berdasarkan Parameter PM10 Kualitas Udara Berdasarkan Parameter TSP Kualitas Udara Berdasarkan Parameter CO Kualitas Udara Berdasarkan Parameter Ozon (O3) Kualitas Udara Berdasarkan Parameter Sulfur Dioksida (SO2) Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 Untuk Parameter PM10 Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 Untuk Parameter TSP Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 Untuk Parameter CO Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 Untuk Parameter O3 Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 Untuk Parameter CO Curah Hujan Rata-Rata di Prov. Sumatera Barat Suhu Rata-Rata di Prov. Sumatera Barat Perbandingan Curah Hujan Tahun 2010 dan 2011 di Kota Padang Perbandingan Curah Hujan Tahun 2010 dan 2011 di Kab. Agam Perbandingan Curah Hujan Tahun 2010 dan 2011 di Kab.Solok Selatan dan Pasaman Barat Kabupaten yang Mengalami Bencana Dikorelasikan Tingkat Lahan Kritis, Kerusakan Hutan dan Alih Fungsi Lahan 5 (Lima) Kabupaten yang Mengalami Gagal Panen Padi Akibat Bencana Kekeringan 5 (Lima) Kabupaten yang Mengalami Kerugian Finansial Akibat Bencana Kekeringan 8 (Delapan) Kab/Kota yang Mengalami Kerugian Akibat Bencana Tanah Longsor 8 (Delapan) Kab/Kota yang Mengalami Kerugian Akibat Kebakaran Hutan Perbandingan Bencana Banjir antara Tahun 2010 dan 2011 Perbandingan Bencana Kekeringan antara Tahun 2010 dan 2011 Perbandingan Bencana Tanah Longsor antara Tahun 2010 dan 2011 Perbandingan Bencana Kebakaran antara Tahun 2010 dan 2011
II-35 II-36 II-36 II-36 II-37 II-40 II-43 II-44 II-44 II-45 II-45 II-47 II-48 II-49 II-50 II-50 II-53 II-53 II-54 II-55 II-56 II-68 II-68 II-69 II-69 II-70 II-71 II-72 II-73 II-73
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat xi
BAB III Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20 Gambar 3.21 Gambar 3.22 Gambar 3.23
TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Barat Tahun 2011 Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Lokasi Pemukiman Fasilitas Buang Air Besar Jumlah Anak Lahir Hidup dan Jumlah Anak Masih Hidup Jumlah Kematian dalam Setahun Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Limapuluh Kota Jumlah Kematian dalam Setahun Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Solok Jumlah Kematian dalam Setahun Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Padang Jumlah Kematian dalam Setahun Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Pasaman Barat Jumlah Kematian dalam Setahun Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Payakumbuh Perbandingan Volume Limbah Padat dan Limbah Cair di Beberapa Rumah Sakit Perbandingan Jenis Penyakit Utama di Kota Padang Perbandingan Luas Sawah dan Frekuensi Penanaman Daerah Kabupaten/Kota dengan Areal Sawah Terluas Perbandingan Dominan Perubahan Luas Lahan Pertanian ke Non Pertanian Perkembangan Industri Kecil, Menengah dan Besar di Prov. Sumbar Tahun 2008-2010 Jenis dan Jumlah Industri Kecil di Prov. Sumbar Tahun 2011 Perkiraan Beban Pencemaran Limbah Cair dari Industri Skala Menengah dan Besar di Kota Padang Kadar Maksimum Limbah Cair, Debit dan Produk Industri Beberapa Industri di Kota Padang Rekapitulasi Realisasi Penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU) Wilayah Sumbar dan Emisi CO2 yang Dihasilkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Salah Satu Daerah Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Minyak Tahun 2010 dan 2011 Transportasi Menggunakan Kereta Api dan Bendi di Sumbar Jumlah Objek dan Kunjungan Wisatawan di Sumatera Barat Tahun 2011
III-8 III-10 III-13 III-16 III-17 III-17 III-17 III-18 III-18 III-21 III-23 III-25 III-25 III-29 III-32 III-36 III-37 III-38 III-47 III-48 III-50 III-54 III-59
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat xii
Gambar 3.24 Gambar 3.25 Gambar 3.26 Gambar 3.27 Gambar 3.28 Gambar 3.29 Gambar 3.30 Gambar 3.31 BAB IV Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8
Banyaknya Hotel dan Persentase Tingkat Hunian di 6 Kabupaten/Kota Tahun 2011 Volume Limbah Padat dari Beberapa Objek Wisata di 4 Kabupaten/Kota Tahun 2011 Beban Pencemaran untuk Parameter BOD dan CODdi 5 Kabupaten/Kota Perbandingan Jumlah Kunjungan Wisata di 4 Kabupaten/Kota Perkembangan Kunjungan Wisatawan Asing selama 5 Tahun Perbandingan Pertumbuhan Tingkat Hunian Hotel Tahun 2010 dan 2011 Perbandingan Jumlah Limbah Padat yang Dihasilkan dari Objek Wisata Tahun 2010 dan 2011 Perkembangan Jumlah Perizinan dari Tahun 2005-2011 UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Gerakan Menanam Pohon di Bantaran Sungai yang Dilakukan oleh Perusahaan Klasifikasi Jenis dan Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Difasilitasi oleh Bapedalda Prov. Sumbar Jumlah Pengaduan Kasus Lingkungan pada Beberapa Kabupaten/Kota di Sumbar Produk Hukum yang Dikeluarkan di Sumatera Barat Tahun 2011 Anggaran Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2010-2011 Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2011 Jumlah Personil Institusi Lingkungan Hidup di Sumatera Barat Tahun 2011 Jumlah Personil Institusi Lingkungan Hidup Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Sumatera Barat Tahun 2011
III-61 III-62 III-63 III-64 III-64 III-65 III-66 III-70 IV-3 IV-22 V-23 IV-33 IV-36 IV-36 IV-37 IV-38
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat v
BAB I BAB II Tabel Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Tabel 2.14 Tabel 2.15 Tabel 2.16 Tabel 2.17 Tabel 2.18 Tabel 2.19 Tabel 2.20 Tabel 2.21 Tabel 2.22
PENDAHULUAN KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDRUNGANNYA Judul Perbandingan Luas Penutupan Lahan Dalam dan Luar Kawasan Pada Beberapa Kabupaten Perbandingan Luas Lahan Kritis Tahun 2010 dan 2011 Perbandingan Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air Perbandingan Luas Kerusakan Hutan pada 5 (Lima) Kabupaten Perbandingan Konversi Hutan dan Lahan Perbandingan Luas Hutan Tanaman Industri
Perubahan Luasan Hutan Sumatera Barat Berdasarkan RTRW Sumatera Barat 2009-2029 Perubahan Luasan Hutan Sumatera Barat Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 304/Menhut-II/2011 Jumlah Spesies Flora dan Fauna Dilindungi per Kabupaten/Kota Kawasan Lindung Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Peruntukan Areal Hutan Kab. Solok Selatan Jumlah Sungai/Danau/Embung/Telaga dan Kewenangan Pengelola Danau di Sumatera Barat Beberapa Embung di Sumatera Barat Lokasi Pemantauan Kualitas Air Sungai Batang Hari 2011 Lokasi Sampling Pemantauan Kualitas Air Sungai Batang Lembang Parameter yang Melebihi Baku Mutu Kualitas Air Sungai Parameter Kualitas Air Danau yang Melebihi/Di atas Baku Mutu Parameter Kualitas Sumur di Kota Padang Parameter Kualitas Air Sumur yang Melebihi/Di atas Baku Mutu Kecenderungan/Trend Perubahan Debit Beberapa Sungai Kecenderungan/Trend Perubahan Kualitas Air Sungai
Hal II-5 II-6 II-7 II-8 II-9 II-10 II-10 II-10 II-14 II-15 II-16 II-19 II-24 II-26 II-28 II-31 II-34 II-37 II-38 II-39 II-39 II-40
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat vi
Tabel 2.23 Tabel 2.24 Tabel 2.25 Tabel 2.26 Tabel 2.27 Tabel 2.28 Tabel 2.29 Tabel 2.30 Tabel 2.31 Tabel 2.32 Tabel 2.33 Tabel 2.34 Tabel 2.35 BAB III Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14
Kecenderungan Perubahan Kualitas Air Sungai Kualitas Air Hujan di Kota Padang dan Payakumbuh Tahun 2011 Perbandingan Kualitas Air Hujan Tahun 2010 dan 2011 Data Kegiatan Penggunaan Refrigerant di Prov. Sumbar Tahun 2011 Parameter Kualitas Air Laut yang Berada di Atas Ambang Batas di Sumatera Barat Tahun 2011 Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang di Provinsi Sumatera Barat Lokasi Terberat Kerusakan Terumbu Karang Pada Tiap Kabupaten/Kota Lokasi Terberat Kerusakan Padang Lamun di Provinsi Sumatera Barat Luas dan Kerapatan Hutan Mangrove Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 Jenis Vegetasi Mangrove di Sumatera Barat Trend Perubahan Kualitas Air laut antara Tahun 2010-2011 Perbandingan Kerusakan Terumbu Karang pada Tahun 2010-2011 Perbandingan Luas Mangrove di Sumatera Barat Tahun 2010-2011 TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Migrasi Penduduk Selama Tahun 2011 di Beberapa Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Bertempat Tinggal di Pesisir Laut Tahun 2011 Penduduk Miskin di Sumatera Barat Tahun 2011 Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Kawasan Permukiman Tahun 2011 Di Sumatera Barat Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal Tahun 2011 Sumber Air Minum di Provinsi Sumatera Barat Kabupaten/Kota dengan Jumlah Rumah Tangga Tanpa Fasilitas Buang Air Besar Terbanyak Jumlah Rumah Tangga dan Perkiraan Timbulan Sampah Terbanyak perhari Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Beban Pencemaran Limbah Padat dan Limbah Cair dari Rumah Sakit Perbandingan Jumlah Anak LAhir Hidup dan Jumlah Anak Masih Hidup Menurut Golongan Umur Ibu Perbandingan Jumlah Kematian Menurut Golongan Umur Daerah Penghasil Produksi Padi perHektar Tertinggi Sentra Produksi sawit dan Coklat di Sumatera Barat
II-40 II-46 II-51 II-57 II-60 II-61 II-61 II-62 II-63 II-63 II-64 II-65 II-66 III-3 III-4 III-7 III-8 III-9 III-11 III-12 III-14 III-19 III-19 III-22 III-22 III-26 III-27
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat vii
Tabel 3.15 Tabel 3.16 Tabel 3.17 Tabel 3.18 Tabel 3.19 Tabel 3.20 Tabel 3.21 Tabel 3.22 Tabel 3.23 Tabel 3.24 Tabel 3.25 Tabel 3.26 Tabel 3.27 Tabel 3.28 Tabel 3.29 BAB IV Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9
Jumlah Total Pemakaian Pupuk pada Tanaman Padi dan Palawwija di Sumbar Luas Perubahan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non Pertanian’ Jumlah Industri/Kegiatan Usaha Menengah dan Besar di Sumatera Barat Tahun 2011 Perkiraan Beban Pencemaran Emisi dari Industri Skala Menengah dan Besar Jumlah Perusahaan yang Bergerak di Bidang Pertambangan Perusahaan Pertambangan dengan Peningkatan Produksi di Tahun 2010 Rekapitulasi Realisasi Penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU) Wilayah Sumatera Barat dan Emisi CO2 yang DIhasilkan Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri Menurut Jenis Bahan Bakar pada Beberapa Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga dan Penggunaan bahan Bakar untuk Memasak Perbandingan Panjang Jalan Menurut Kewenangan Tahun 2010 dan 2011 di Sumatera Barat Jumlah dan Tipe Terminal di Sumatera Barat Tahun 2011 Sarana Pelabuhan Laut, Sungai dan Danau Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 Pelabuhan Udara di Prov. Sumatera Barat Tahun 2011 Kabupaten/Kota dengan Tingkat Kunjungan Wisata Tertinggi Tahun 2011 Jenis, Jumlah dan Sumber Limbah B3 yang Dikelola di Sumatera Barat UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Rencana dan Realisasi Kegiatan Penghijauan di Sumatera Barat Tahun 2011 Rencana dan Relialisasi Kegiatan Reboisasi di Sumatera Barat Tahun 2011 Kegiatan Fisik Kehutanan Lainnya Tahun 2011 Dokumen Lingkungan yang DIbahas pada Komisi Penilai AMDAL Daerah Provinsi Sumatera Barat Jumlah dan Jenis Dokumen Lingkungan yang Dibahas di Beberapa Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Hasil Pengawasan RKL/RPL Hasil Pengawasan UKL/UPL Pengaduan Masalah Lingkungan Status Pengaduan Masyarakat yang Difasilitasi Bapedalda Prov. Sumbar Selama Tahun 2011
III-28 III-31 III-35 III-39 III-43 III-44 III-47 III-48 III-49 III-53 III-53 III-55 III-57 III-60 III-68 IV-1 IV-2 IV-4 IV-10 IV-11 IV-17 IV-18 IV-29 IV-24
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat viii
Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 BAB V Tabel 5.1. Tabel 5.2. Tabel 5.3.
Perbandingan Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Di Beberapa Kabupaten/Kota Penerima Penghargaan Lingkungan Tingkat Perkembangan Perolehan Penghargaan Lingkungan Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Sumatera Barat Tahun 2011 Jumlah Jabatan Fungsional di Sumatera Barat Tahun 2011 AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Status Komponen Lingkungan , Isu dan Lokasi Terkritis Rekapitulasi Sumber dan Bentuk Tekanan dan Daerah Yang Menerima Beban Bentuk, Sasara Upaya serta Kab/kota yang Melaksanakan
IV-29 IV-30 IV-32 IV-33 IV-38 V-2 V-6 V-11
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat iv
BAB IV UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN 4.1. Rehabilitasi Lingkungan IV-1 4.2. Pengawasan AMDAL IV-7 4.3. Penegakan Hukum IV-20 4.4. Peran Serta Masyarakat IV-28 4.5. Kelembagan IV-32
BAB V ANALISIS KEBIJAKAN DAN AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN 5.1 Analisis Kebijakan V.1 5.2 Agenda Pengelolaan Lingkungan Hidup ke Depannya V-11
Sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, maka urusan lingkungan hidup menjadi urusan
wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Terdapat minimal 3 (tiga) hak masyarakat yang harus diberikan
dan dilayani oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup. Hak tersebut
adalah hak mendapatkan air yang bersih, udara yang bersih dan mendapatkan pelayanan penyelesaian kasus-kasus lingkungan
hidup serta informasi mengenai kualitas lingkungan hidup daerah.
Pedahuluan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat I -1
1.1. Latar Belakang Provinsi Sumatera Barat yang luasnya 42.297,30 Km² dengan wilayah tersebar dalam 19 kabupaten/kota, memiliki sumber air yang melimpah. Terdapat 606 sungai besar dan kecil, 27 sungai lintas provinsi, 81 sungai lintas kabupaten/kota dan 238 danau/embung dan telaga. Satu sisi sumber air yang banyak merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan, disisi lain mengandung tanggung jawab yang besar pula bagi daerah untuk melestarikannya. Apalagi sebagian sungai di Sumatera Barat merupakan hulu dari sungai provinsi tetangga. Keberadaan hutan sebagai penyedia jasa lingkungan terutama dalam kaitannya dengan fungsi hidrologi, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Hutan Sumatera Barat yang luasnya + 53.54 % dari luas wilayah Sumatera Barat, diharapkan dapat tetap lestari dari ancaman kerusakan. Tidak hanya dalam kaitannya dengan air, hutan harus dijaga karena daerah ini adalah daerah rawan longsor dan banjir . Topografi wilayah yang 39,08% lahannya berada pada kemiringan lebih dari 40% dan geomorfologi yang berada pada pertemuan 2 (dua) lempengan yakni Euroasia dan Australia serta patahan Semangka, membutuhkan hutan untuk menjaga kestabilan lahan. Pada kabupaten/kota tertentu, luas kawasan budidaya sangat terbatas. Keterbatasan tersebut menyebabkan munculnya
kasus-kasus alih fungsi hutan dan tumpang tindih pemanfaatan lahan. Hal ini telah menyebabkan kerusakan hutan dan konflik sosial cukup tinggi di daerah bersangkutan. Menyadari hal tersebut dan agar tidak mengabaikan aspek lingkungan hidup, telah dilakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam penyusunan RTRW Sumatera Barat 2009 s/d 2029. Pada tahun 2011, seluas 96.904 Ha kawasan hutan telah ditetapkan perubahan peruntukkannya menjadi Areal Penggunaan Lain (APL). Kawasan hutan tersebut merupakan kawasan tidak “berdampak penting cakupan luas dan bernilai strategis (DPCLS)”. Penetapannya diterbitkan melalui Keputusan Menteri No.304/Menhut-11/2011. Selain itu seluas 147.213 Ha kawasan beralih fungsi baik dari Hutan Lindung (HL) menjadi Hutan Produksi (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi Konversi (HPK) maupun sebaliknya. Terdapat 9.906 Ha areal bukan kawasan hutan ditunjuk menjadi kawasan hutan (HL. HP, HPT, HPK). Diluar penetapan tersebut seluas 29.382 Ha kawasan hutan dengan kategori DPCLS telah disetujui DPR RI untuk perubahan peruntukkannya menjadi Areal Penggunaan Lain (APL). Untuk selanjutnya perubahan penunjukkan kawasan hutan DPCLS menjadi APL ini akan diproses penetapannya dengan keputusan Menteri Kehutanan.
Pedahuluan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat I -2
Akibat belum finalnya proses penetapan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan maka mempengaruhi prose penetapan RTRW 2009 – 2029. Sampai saat ini RTRW tersebut belum disyahkan Diperlukan kehati-hatian dalam menentukan kebijakan yang sifatnya strategis dalam jangka panjang. Diperlukan juga sinkronisasi antara RTRW Provinsi dan Kab/kota. Disamping itu diperlukan evaluasi terhadap kebijakan penataan ruang dan wilayah . Buku Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) 2011 ini dapat dijadikan salah satu bahan untuk mengevaluasi ketepatan kebijakan pembangunan dan pemanfaatan ruang dan wilayah Sumatera Barat. Apalagi pada buku SLHD tahun ini ditambahkan informasi agenda pengelolaan lingkungan ke depannya yang didasari dari kondisi lingkungan hidup Sumatera Barat saat ini, bentuk dan sumber tekanan serta upaya yang telah dilakukan baik oleh Pemerintah, Swasta maupun masyarakat. Oleh karena itu tujuan dan sasaran penulisan SLHD tahun 2011 ini dapat dilihat di bawah ini
1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan
Penulisan buku SLHD Sumatera Barat tahun 2011 bertujuan sebagai berikut : a. Mengumpulkan data, menganalisis dan
merumuskan isu prioritas 2011, status
kualitas lingkungan hidup kritis dan kecendrungan perubahan yang terjadi terhadap kondisi lingkungan Sumatera Barat
b. Mengumpulkan data, menganalisis, merumuskan sumber dan bentuk tekanan terhadap kualitas lingkungan hidup serta kecendrungan perkembangan sumber dan tekanan
c. Mengumpulkan data, menganalisis dan merumuskan bentuk upaya pengelolaan lingkungan serta peningkatan upaya yang dilakukan guna perbaikan lingkungan hidup dan pengurangan beban tekanan dari sumber pencemaran/kerusakan lingkungan.
d. Menganalisis kebijakan dan merumuskan rekomendasi guna agenda pengelolaan lingkungan ke depannya.
1.2.2. Sasaran
Sasaran dalam penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup (Daerah SLHD) Propinsi Sumatera Barat tahun 2011 ini adalah : a. Menjadi salah satu dasar dalam
perencanaan program dan kegiatan pembangunan oleh berbagai sektor di Sumatera Barat tahun 2012 dan tahun– tahun kedepannya.
b. Menjadi bahan evaluasi untuk revisi RTRW Provinsi Sumatera Barat 2009–2029 dan bahan masukan dalam penataan dan pemanfaatan ruang serta wilayah kedepannya.
Pedahuluan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat I -3
1.3. Isu Prioritas dan Alasan Penetapan Isu Prioritas
1.3.1. Isu Prioritas Isu Prioritas Sumatera Barat ada 3 (tiga) yaitu isu pertama terkait masalah hutan dan lahan; isu kedua terkait masalah air; isu ketiga terkait masalah kebencanaan. Detail masing-masing isu dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Lahan dan Hutan Berdasarkan kondisi yang berkembang dan data yang ada, isu terkait dengan lahan dan hutan dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Terjadi Alih fungsi lahan (okupasi)/
pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan yang cendrung meningkat.
b. Terdapat lahan kritis yang cukup luas di beberapa daerah (> 50.000 Ha).
c. Terjadinya kerusakan hutan pada kabupaten/kota yang sedang diusulkan untuk perubahan fungsi kawasan hutan ke Menteri Kehutanan. Usulan perubahan Kawasan hutan dalam revisi RTRW Sumatera Barat umumnya dilatarbelakangi oleh keberadaan perkampungan/ pemukiman masyarakat serta areal pertanian yang berada di kawasan hutan.
2. Air Isu lingkungan hidup terkait dengan
permasalahan sumber air di Sumatera Barat dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Permasalahan kuantitas sumber air, yaitu perbedaan debit yang signifikan antara musim kemarau dan musim hujan, yang menunjukkan telah terjadi degradasi pada sempadan, Daerah Aliran Sungai DAS) dan Daerah Tangkapan Air (DTA). Permasalahan ini terjadi pada sungai-sungai dan danau-danau di Sumatera Barat.
b. Permasalahan kualitas sumber air, yaitu : 1) Air Permukaan
Penurunan kualitas air permukaan sebagai dampak dari aktifitas pertanian, dan perikanan serta pertambangan. Khusus untuk daerah perkotaan cenderung disebabkan akibat aktifitas domestik dan industri, baik dari industri skala besar maupun dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). 2) Air tanah (air sumur)
Telah terjadinya intrusi air laut pada daerah pinggir pantai dan tercemarnya beberapa sumur oleh E-coli dan coliform.
3. Kebencanaan isu yang diangkat dalam masalah
kebencanaan adalah a. Peningkatan sebaran daerah yang
mengalami bencana banjir dan kebakaran hutan dan lahan.
b. Peningkatan kerugian akibat bencana banjir, kekeringan dan kebakaran hutan
c. Kejadian banjir secara rutin dengan areal genangan cukup luas berada pada daerah
Pedahuluan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat I -4
yang mengamali kerusakan hutan dan lahan kritis serta perubahan fungsi hutan yang juga cukup luas.
1.3.2. Alasan Penetapan Isu Prioritas
Ketiga isu prioritas tersebut, yaitu lahan dan hutan, air dan kebencanaan juga merupakan isu prioritas dalam penyusunan RPJMD 2010-2015 dan RTRW 2009 -2029 Sumatera Barat. Dasar penetapan isu tersebut sebagai isu prioritas adalah sebagai berikut : 1. Lahan dan hutan serta air merupakan
adalah aset terbesar Sumatera Barat yang perlu dijaga kelestariannya.
2. Dari data SLHD tahun 2007 sampai saat ini menunjukkan tekanan terhadap hutan dan air cendrung semakin meningkat
3. Tekanan terhadap hutan meningkat sejalan dengan kebutuhan akan lahan budidaya, untuk perkembangan sektor perkebunan dan pertambangan. Disamping itu masih cukup maraknya tindakan-tindakan illegal
logging . Tekanan terhadap hutan akan semakin meningkat dengan kebijakan revisi RTRW Sumatera Barat 2009- 2029 dengan mengusulkan 126.286 Ha kawasan hutan beralih fungsi menjadi Areal Penggunaan Lain (APL)
4. Tekanan terhadap sumber air meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang menghasilkan limbah cair domestik. Sampai saat ini pola penanganan
limbah cair domestik baru pada tingkatan pengelolaan tinja dan belum masuk pada pengelolaan limbah cair terpadu yang berasal dari limbah perkotaan.
5. Kebencanaan juga merupakan isu prioritas, selain karena geomorfologi Sumatera Barat yang secara alami memang sudah rawan terhadap bencana, juga dikarenakan data menunjukkan bahwa sebaran dan frekwensi terjadinya bencana juga meningkat.
Ketiga isu prioritas tersebut setiap tahunnya akan muncul dalam pembahasan buku SLHD. Isu tersebut juga menjadi dasar dalam setiap Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dari Kebijakan/ Rencana/ Program (K/R/P) Pembangunan di Sumatera Barat. Isu tersebut tidak akan berubah kecuali terjadi perubahan yang signifikan terhadap kualitas lingkungan hidup di Sumatera. Walaupun isu tersebut akan muncul setiap tahun namun penekanannya dan lokasinya akan berbeda sesuai dengan perkembangan data yang ada. Berikut ini akan digambarkan Status, Tekanan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan sebagai hasil dari analisis dari isu prioritas.
1.4. Analisis S-P-R
Analisis isu prioritas menggunakan analisis S-P-R (Statue/Status,
Pressure/Tekanan, Response/Upaya Pengelolaan Lingkungan). Analisis menggunakan pendekatan seperti analisis
Pedahuluan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat I -5
statisitik, analisis perbandingan antar lokasi, analisis perbadingan antar waktu dan analisis perbandingan dengan bakumutu pencemaran/kriteria kerusakan. Disamping itu juga dlakukan pendekatan-pendekatan dalam mengambil sampel/parameter/ lokasi yang akan dibahas secara detail. Dengan demikian diharapkan dapat menggambarkan kondisi lingkungan hidup dan kecendrungannya, tekanan serta upaya pengelolaan secara benar, mudah dimengerti, ringkas dan padat. Berikut ini ringkasan analisis status, tekanan dan upaya pengelolaan lingkungan yang didasarkan analisi SPR.
1.4.1. Status
Bahasan status diutamakan untuk menunjukkan kondisi lingkungan hidup terjelek dari isu prioritas, dengan langsung menunjukkan lokasi atau daerahnya. Idealnya kita juga harusnya dapat menunjukkan kondisi lingkungan hidup yang paling baik, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan lingkungan. Pada sebagian bahasan hal ini telah dilakukan, tetapi untuk kepentingan perbaikan dan pemulihan lingkungan maka status terkritis inilah yang lebih menjadi titik perhatian.
1. Lahan dan Hutan
• Daerah dimana terjadinya konversi lahan pertanian produktif (sawah) menjadi kawasan terbangun/non pertanian, terluas adalah Kab. Pesisir
Selatan, Kab. Solok Selatan dan Kab. Pasaman
• Daerah dengan lahan kritis yang cukup luas adalah. Kab. Limapuluh Kota, Kab. Sijunjung dan Kab Kep. Mentawai.
• Daerah dengan kerusakan hutan terluas berada pada daerah-daerah yang sedang diusulkan untuk perubahan fungsi kawasan hutan ke Menteri Kehutanan seperti Kab. Pasaman Barat, Kab. Padang Pariaman dan Kab. Pasaman
2. Air • Sungai dengan rasio debit
maksimum/debit minimum melebih batas normal 120 adalah Sungai Batang Arau yaitu 128,57 . Hal ini menunjukkan DAS Batang Arau telah rusak.
• Beberapa sumur di Kota Padang airnya mengandung logam berat Disamping itu beberapa sumur di Kota Padang Panjang airnya mengandung E-coli dan Coliform.
• Sungai di pedesaan dengan kualitas air tercemar cukup tinggi adalah Sungai Batanghari, Batang Lembang dan Batang Agam. Hampir seluruh sungai di daerah perkotaan mengalami kecendrungan penurunan kualitas dengan tingkatan pencemaran yang
Pedahuluan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat I -6
berbeda. Sungai-sungai tersebut antara lain Batang Arau, Batang Kandis, Batang Lembang pada segmen Kota Solok, dan Batang Agam pada segmen Kota Bukittinggi dan Payakumbuh
• Danau yang kondisi tercemar adalah Danau Maninjau. Dalam kondisi normal kualitas air Danau Maninjau sudah tercemar 27,08 %. Dalam kondisi up willing kualitas air danau lebih jelek lagi sehingga menyebabkan banyak ikan di keramba jaring apung mati.
3. Kebencanaan
• Bencana banjir hampir terjadi di seluruh wilayah Sumatera Barat. Kasus terbesar di tahun 2011 yang menelan kerugian besar dan korban terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
• Frekwensi dan sebaran bencana semakin meluas di wilayah Sumatera Barat. Kabupaten Limapuluh Kota. adalah daerah yang mengalami hampir seluruh jenis bencana yang terjadi di Sumatera Barat
1.4.2. Tekanan
Seluruh tekanan bermula dari masalah kependudukan. Penduduk yang banyak dengan lahan terbatas akan memberikan permasalahan terkait dengan limbah perkotaan seperti sampah dan limbah cair. Namun penduduk yang jarang
dengan luasan willayah yang besar juga memberikan persoalan tersendiri pula pada perusakan hutan dan lahan. Berikut ini gambaran tekanan yang dikaitkan dengan isu prioritas.
1. Lahan dan hutan Tekanan berupa alih fungsi lahan dan hutan utamanya berasal dari sektor perkebunan. Beberapa daerah mengalami begitu pesat perkembangan sektor perkebunan dibandingkan daerah lain. seperti Kabupaten Pasaman Barat ,Kabupaten Solok Selatan dan Pesisir Selatan. Sektor lain yang menyebabkan tekanan yang cukup intens kepada lahan dan hutan adalah sektor pertambangan. Beberapa daerah cukup pesat pertumbuhan tambang skala menengah dan kecil adalah Kabupaten Pasaman, Pesisir Selatan dan Solok Selatan serta Dharmasraya. Kerusakan hutan juga disebabkan oleh aktifitas illegal logging. Kontribusi tingkat kerusakan hutan dari aktifitas illegal ini belum dapat diidentifikasi karena datanya tidak tersedia lengkap di seluruh Kabupaten/kota Sumatera Barat. 2. Air Tekanan terhadap pencemaran air utamanya dari sektor permukiman. Beberapa bentuk tekanan yang menjadi penyebab dari pencemaran air adalah penggunaan sempadan
Pedahuluan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat I -7
sungai untuk pemukiman, tidak dilengkapinya sanitasi pemukiman berupa WC dengan septic tank. Terlebih lagi belum adanya pola pengembangan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) terpadu untuk mengelola limbah perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari kualitas air sungai. Walaupun di kota-kota besar masyarakat yang menggunakan jamban/ WC persentasinya besar, ternyata sungainya tetap tercemar. Sumber pencemaran air sungai perkotaan juga disebabkan oleh perkembangan industri kecil yang rata-rata tidak mempunyai IPAL. Tekanan terhadap pencemaran air sungai/danau di perdesaan utamanya disebabkan oleh pemakaian pupuk buatan. Ternyata pemakaian pupuk buatan untuk sawah merupakan jumlah terbesar dibandingkan dengan perkebunan dan palawija. Disisi lain sektor perikanan juga dominan terutama pada kasus-kasus tertentu seperti kasus Danau Maninjau. Tekanan terkait kuantitas air yaitu fluktuasi debit yang segnifikan antara musim kemarau dan hujan, sangat erat kaitannya dengan kondisi DAS dan cathment area. Hal ini juga sangat terkait dengan kerusak hutan dan lahan yang sudah di bahas di atas.
3. Kebencanaan Bencana berupa banjir utamanya disebabkan pembukaan dan alih fungsi lahan dan hutan. Sektor perkebunan dan pertambangan merupakan sektor yang paling
banyak membuka lahan dan hutan. Untuk bencana longsor selain juga terkait dengan pembukaan hutan, tetapi yang sering terjadi adalah akibat pemotongan tebing untuk keperluan pembuatan jalan. Kegiatan di Sektor Prasarana Jalan dan Pemukiman cukup berkontribusi dalam kejadian longsor di titik-titik longsor pada tebing tepi jalan. 1.4.3. Respon Berbagai upaya telah dilakukan. Upaya yang bersifat non fisik tujuannya untuk mengatasi segala persoalan yang muncul akibat status lingkungan yang buruk dan tekanan lingkungan hidup yng besar. Upaya tersebut seperti peningkatan kapasitas kelembagaan, penegakan hukum dan pengawasan AMDAL/UKL/UPL. Selain kegiatan non fisik, upaya kegiatan fisik juga dilakukan untuk mengatasi ketiga isu tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
1. Lahan dan hutan a. Kegiatan penghijauan di Sumatera
Barat seluas 1.360 ha dengan jumlah bibit sebanyak 544.000 pohon dan rencana ini terealisasikan seluruhnya (100 %)
b. Kegiatan reboisasi yang direncanakan seluas 3.922 Ha dengan jumlah bibit sebanyak 1.568.800 pohon. Namun yang dapat direalisasikan hanya seluas 3.687 Ha ( 94 % )
Pedahuluan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat I -8
c. Kegiatan penyediaan sarana prasarana seperti penyediaan tong sampah, mesin pencacah sampah, tong taman kota, TPA dan lain-lain
d. Kegiatan konservasi lahan lainnya.
2. Air a. Kegiatan kontruksi berupa normalisasi
sungai, pembuatan tanggul banjir. b. Pengawasan terhadap pelaksanaan
RKL/RPL dan UKL/UPL usaha/kegiatan.
c. Penyelesaian terhadap kasus-kasus Lingkungan Hidup
d. Pembuatan sumur resapan.
3. Kebencanaan Upaya pengelolaan kebencanaan saat ini
yang terlihat baru pada orientasinya terhadap peningkatan jalan evakuasi dan melanjutkan upaya rehabilitasi Mentawai pasca gempa serta penguatan kelembagaan masyarakat, Upaya fisik lainnya melekat pada upaya dan kebijakan sektoral.
Gambaran kondisi lingkungan hidup dan kecendrungannya bertujuan untuk mengetahui kondisi umum dan status
kualitas lingkungan hidup untuk masing-masing komponen lingkungan. Bahasan ini juga diharapkan dapat
merumuskan isu prioritas lingkungan hidup Sumatera Barat dan menunjukkan lokasi terkritis yang mengalami
kerusakan dan pencemaran lingkungan. Disamping itu juga diharapkan dapat menggambarkan kecendrungan
perubahan kualitas lingkungan yang terjadi guna melihat ketepatan kebijakan pembangunan selama ini dan guna
memberikan arahan pada kebijakan kedepannya.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-1
2.1. LAHAN DAN HUTAN
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman. Sebagai fungsi ekosistem, hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna dan peran penyeimbang lingkungan serta mencegah pemanasan global.
Hutan Sumatera Barat merupakan kelompok hutan tropis yang memiliki fungsi utama sebagai paru-paru dunia serta dianggap signifikan mempengaruhi iklim. Selain itu, hutan tropis juga berfungsi sebagai sumber keanekaragaman hayati. Berdasarkan kenyataan tersebut, lahan dan hutan dijadikan isu utama dalam penyusunan revisi RPJMD dan RTRW Sumatera Barat yang saat ini masih dalam proses pengesahan/penetapan.
Isu utama terkait dengan lahan dan hutan Sumatera Barat pada tahun 2011 tidak berbeda jauh dengan tahun 2010 yaitu : 1. Alih fungsi lahan (okupasi)/
pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan.
2. Terdapatnya lahan kritis yang cukup luas di beberapa daerah yaitu Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Limapuluh Kota, Kab. Pasaman dan
Kabupaten Kepulauan Mentawai (> 50.000 Ha)
3. Terjadinya kerusakan hutan pada kabupaten/kota yang sedang diusulkan untuk perubahan fungsi kawasan hutan ke Menteri Kehutanan.
Isu ini akan dianalisis melalui pendekatan – pendekatan sebagai berikut: 1. Pada bagian ”Gambaran Umum”
menggunakan analisis statistik untuk menentukan kondisi maksimum, minimum dan rata-rata. Analisis dilakukan secara terintegrasi dengan analisis perbandingan antar waktu dan antar lokasi untuk seluruh parameter yang menunjukkan pemanfaatan lahan, penggunaan dan tutupan lahan, fungsi hutan serta kawasan lindung,.
2. Analisis terhadap obyek dan lokasi dilakukan dengan melihat keterwakilan masalah, bukan keseluruhan daerah kabupaten/kota
3. Pada bagian ”Kecendrungan Perubahan Kualitas Lahan dan Hutan” analisis dilakukan untuk semua parameter yang menunjukkan kerusakan lahan dan mililiki data series guna melihat trend terhadap perubahan kualitas lahan dan hutan dibandingkan tahun sebelumnya. Bahasan ini meliputi lahan kritis, kerusakan tanah, kerusakan hutan, konversi hutan dan pengembangan HTI.
4. Analisis perbandingan dengan baku mutu hanya diterapkan terhadap
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-2
bahasan kerusakan tanah. Baku mutu mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa.
5. Disamping kedua bagian tersebut di atas (Gambaran Umum dan Kecendrungan Perubahan Kualitas Hutan dan Lahan), terdapat bahasan ”Catatan Khusus” tentang perubahan lahan berdasarkan RTRW, fungsi dan statusnya.
Berikut akan digambarkan ”Kondisi Umum Lahan dan Hutan” yang analisisnya berdasarkan tabel SD 1 s/d SD 4 Buku Data SLHD 2011. Adapun ”Status dan Kecenderungannya”, analisisnya berdasarkan tabel SD 5 s/d SD 8 buku data SLHD 2011. 2. 1.1 Kondisi Umum
a. Luas Wilayah Menurut
Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan
Sumatera Barat memiliki kawasan hutan relatif cukup luas dibandingkan dengan total luas provinsi. Dari luas provinsi 4.229.730 Ha, tercatat 2,6 juta Ha telah ditunjuk sebagai kawasan hutan, sedangkan sisanya digunakan untuk kegiatan lainnya dalam bentuk Areal Pengguaan Lain (APL) seluas 1,6 juta Ha (Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 422/Kpts-II/1999).
Setelah terbitnya Peraturan Menteri Kehutanan No. 304/Menhut-II/2011 tanggal 9
Juni 2011, maka terjadi perubahan peruntukkan kawasan hutan menjadi kawasan bukan kawasan hutan seluas + 96.904 Ha. Perubahan antar fungsi kawasan hutan 147.213 Ha. Penunjukan bukan kawasan hutan (APL) menjadi kawasan hutan 9.906 Ha. Disamping itu terdapat + 29.382 Ha Kawasan hutan berdampak penting cakupan luas dan bernilai strategis (DPCLS) yang telah disetujui DPR. RI pada tanggal 23 November 2011, untuk seterusnya melalui keputusan Menteri Kehutanan akan ditetapkan perubahan peruntukkannya menjadi Areal Penggunaan Lain (APL).
Topografi daerah Sumatera Barat yang didominasi oleh perbukitan mengakibatkan sebagian besar kawasan hutan di Sumatera Barat berstatus kawasan lindung, baik fungsi hutan lindung maupun hutan konservasi. Hutan terluas berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai seluas 454.317,47 Ha. Kota yang tidak mempunyai kawasan hutan adalah Kota Pariaman dan Kota Bukittinggi.
Distribusi penggunaan/pemanfaatan lahan lainnya di Sumatera Barat dapat digambarkan sebagai berikut : pemanfaatan lahan kedua paling luas adalah pertanian. Areal pertanian terbesar berada di Kabupaten Pasaman Barat yaitu 164.373 Ha dan terkecil di Kota Bukittinggi 598 Ha. (sumber : RTRW Sumatera Barat 2009-
2029). Khusus untuk pemanfaatan sawah, terluas berada di Kota Solok yaitu seluas
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-3
88.948,00 Ha, sedangkan lahan sawah terkecil berada di Kabupaten Pesisir Selatan (sumber :Tabel SD-1, SLHD 2011). Badan Pertanahan Nasional (BPN) mencatat bahwa penggunaan lahan sawah kedepannya akan dikonversi secara terencana melalui rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota untuk pemukiman, pusat usaha/ perdagangan, perkantoran, infrastruktur jalan dan keperluan lainnya.
Untuk kawasan perkebunan, terluas berada di Kabupaten Pasaman Barat yaitu 99.188,66 Ha, lahan perkebunan terkecil
berada di Kota Sawahlunto 1,33 Ha. Sedangkan daerah yang tidak memiliki kawasan perkebunan adalah Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang.
Secara presentase, penggunaan lahan terluas di Sumatera Barat adalah kawasan hutan yang berjumlah + 54 %. Sedangkan sisanya adalah penggunaan untuk lahan kering ± 10 %, perkebunan ± 11 %, sawah 11 %; dan penggunaan lainnya ± 14 %. Berikut ini. distribusi penggunaan lahan di Sumatera Barat dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut
: Sumber : Olahan Tabel SD.1, Buku Data SLHD Prov. Sumbar 2011
b. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Statusnya
Berdasarkan data sementara hasil
analisis GIS tahun 2011, hutan Sumatera Barat + 2.437.532 Ha . Kawasan Konservasi, Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata, Taman Buru, Taman Nasional dan Taman Hutan Raya merupakan kawasan suaka alam atau pelestarian alam dengan
luasan 806.879 Ha. Selanjutnya Hutan Lindung seluas 792.114 Ha, Hutan Produksi (HP) seluas 360.383 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) 233.157 Ha dan Hutan Produksi Konservasi (HPK) 188.258 Ha (sumber : Tabel SD-2, Buku Data SLHD
2011). Luas kawasan hutan menurut fungsi/statusnya dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-4
Sumber : Tabel SD.2 Buku Data SLHD Prov. Sumbar, 2011 c. Luas Kawasan Lindung
berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya
Dalam dokumen RTRW Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2009-2029, disampaikan bahwa luas lahan budidaya yang dapat dimaksimalkan penggunaannya hanya 55,2% atau seluas 2.463.358,62 Ha, sisanya adalah kawasan lindung. Data mengenai masing-masing kategori kawasan lindung dan tutupannya sangat terbatas (sumber : tabel SD-3, Buku Data SLHD 2011). Terdapat 6 kategori kawasan lindung, yaitu 1) kawasan perlindungan terhadap kawasan bawahannya 2) kawasan perlindungan setempat 3) kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya 4) Kawasan rawan bencana 5) kawasan lindung geologi dan 6) kawasan lindung lainnya
Dari total kawasan lindung terdapat hutan lindung dengan luasan 23,68% , hutan suaka alam dan pelestarian alam 57,56 %, dan 16,39% kawasan lindung berada di
hutan produksi, hutan produksi terbatas dan hutan konversi serta 0,52% kawasan lindung berada diluar hutan. (Sumber : RTRW Sumatera Barat 2009-2029) Kawasan lindung terluas berada di Kabupaten Limapuluh Kota yaitu 290.392,9 Ha. Diikuti Kabupaten Pesisir Selatan seluas 271.523,4 Ha berupa Taman Nasional (Taman Nasional Kerinci Seblat) dan Suaka Alam. Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan taman nasional lintas provinsi yaitu Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Barat. Untuk segmen Sumatera Barat meliputi Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung. (Sumber : RTRW Sumatera Barat 2009-2029 ).
d. Luas Penutupan Lahan dalam
Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan Perbandingan luas penutupan lahan
dalam dan non kawasan hutan dinyatakan dengan luas kawasan hutan tetap (HT =
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-5
KSA-KPA + HL + HPT + HP) dan kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK) serta Areal Penggunaan Lain (APL). Tabel 2.1 memperlihatkan kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki luas penutupan lahan berupa hutan tetap terluas adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu
439.382 Ha. Hutan Produksi Konservasi (HPK) terluas juga di Kabupaten Kepulauan
Mentawai yaitu 53.582 Ha, sedangkan Areal Penggunaan Lain (APL) terluas berada di Kabupaten Pasaman Barat yaitu 266.855 Ha.
Tabel 2.1. Perbandingan Luas Penutupan Lahan Dalam dan Luar Kawasan Pada Beberapa Kabupaten
No. Kabupaten Hutan Tetap (Ha) HPK (Ha) APL (Ha) 1. Pasaman 267.329 8.664 115.947 2. Pasaman Barat 99.843 6.956 266.855 3. Limapuluh Kota 166.176 11.364 143.565 4. Agam 64.838 9.039 135.230 5. Tanah Datar 49.152 97,000 82.322 6. Solok 188.131 9.809 124.691 7. Solok Selatan 213.718 19.753 123.229 8. Sijunjung 169.046 15.539 120.160 9. Dharmasraya 74.258 16.340 200.962 10. Pesisir Selatan 305.119 31.278 215.071 11. Kepulauan Mentawai 439.382 53.582 104.959 12. Padang Pariaman 23.277 0 102.006
Sumber : Olahan Tabel SD.4 Buku Data SLHD Prov. Sumbar 2011
2.1.2. Kecendrungan Perubahan Kualitas Lahan dan Hutan
2.2.1. Lahan Kritis
Jumlah lahan kritis pada tahun 2011 adalah seluas 387.835,86 Ha. Lahan kritis terluas terdapat di Kabupaten Limapuluh Kota seluas 105.591 Ha, Kabupaten Sijunjung seluas 73.923 Ha dan Kabupaten Kep. Mentawai seluas 55.246,1 Ha. Sedangkan untuk tingkat kota lahan kritis terluas adalah Kota Sawahlunto yaitu 14.966 Ha.
Lahan kritis terkecil berada dan Kabupaten Agam seluas 1.224,50 Ha. Untuk tingkat kota lahan kritis terkecil berada di Kota Pariaman yaitu seluas 11,40 ha dan Kota Bukittinggi seluas 104 Ha.
Secara umum, terjadi penurunan luas lahan kritis pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 dimana pada tahun 2010 luas lahan kritis sebesar 429.025,3 Ha. Hal ini karena saat ini, di Sumatera Barat sangat gencar dilaksanakan Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi berupa Gerakan Menanam Pohon yang dilakukan oleh beberapa instansi pemerintah dan unsur perusahaan dalam bentuk Coorporate Social
Responsibility (CSR) bidang lingkungan di provinsi maupun beberapa kabupaten/kota. Adapun perbandingan luas lahan kritis pada tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.3. Perbandingan lahan kritis di 5 (lima ) kabupaten yang memilki lahan terkritis
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-6
Tabel 2.2. Perbandingan Luas Lahan Kritis Tahun 2010 dan 2011
No. Kabupaten/Kota Luas (Ha) 2010 2011
A. KOTA 1 Padang 68,80 193,3 2 Bukittinggi 505,58 104 3 Padang Panjang 659,94 326 4 Payakumbuh 467,19 586 5 Sawahlunto 11.271,00 14.966 6 Pariaman 11,14 11,40 7 Solok 2.550,42 1829 B. KABUPATEN 8 Kepulauan Mentawai - 55.246,1 9 Solok Selatan 124.276,41 15.652,66 10 Padang Pariaman 30.562,20 1.741,50 11 Tanah Datar 55.447,36 27.216,30 12 Pesisir Selatan 32.978,20 4.023,10 13 Sijunjung 103.972,58 73.923,00 14 Solok 47.058,6 28.719,00 15 Dhamasraya 20.150,00 1.589,00 16 Pasaman Barat 99.092,72 2.220,10 17 Pasaman 74.786,38 52.685,50 18 Agam 87.314,00 1.224,30 19 Limapuluh Kota 167.812,02 105.591,00
Total
429.025,3
387.835,86
Sumber : Tabel SD 5.1, Buku Data SLHD Prov. Sumbar 2011
Gambar 2.3. Perbandingan Lahan Kritis di Sumatera Barat Tahun 2010 dan 2011
0,00
20.000,00
40.000,00
60.000,00
80.000,00
100.000,00
120.000,00
140.000,00
160.000,00
180.000,00
LimapuluhKota
Pasaman Solok Sijunjung
20102011
Sumber : Olahan Tabel SD.5.1, Buku Data SLHD Prov.Sumbar 2011
2.2.2. Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Akibat Erosi Air
Kerusakatan tanah akibat erosi air, pada umumnya terjadi pada ketebalan tanah kurang dari 20 cm dan tebal tanah antara 20
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-7
s/d 50 cm. Kerusakan tanah di 3 (tiga) kabupaten dapat digambarkan sebagai berikut : Kab.Solok Selatan yaitu ±1,5 mm/10 tahun untuk tebal tanah kurang dari 20 cm dan 4,4 m/10 untuk tebal tanah antara 20 s/d 50 cm. Kerusakan yang sama juga terjadi di daerah Pesisir Selatan, Kota Padang Panjang ±1,5 mm/10 tahun untuk tebal tanah kurang dari 20 cm dan 4,2 m/10 untuk tebal tanah antara 20 s/d 50 cm.
Kecenderungan kerusakan tanah akibat erosi air meningkat di tahun 2011 ini. Untuk Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang Panjang, di tahun 2010 belum terjadi kerusakan sama sekali, namun di tahun 2011 sudah menunjukkan tanda kerusakan tanah akibat erosi. Hal ini terjadi karena pembukaan hutan yang cukup luas menjadi daerah pemukiman dan perkebunan. Tabel 2.3. memperlihatkan perbandingan kerusakan tanah di 3 (tiga) kabupaten/kota.
Tabel 2.3. Perbandingan Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air
No.
Tebal Tanah
Besaran Erosi (mm/10 Tahun) Tahun 2010 Tahun 2011
1. Kab. Solok Selatan < 20 cm 1,5 ± 1,6 20 – < 50 cm 4,2 ± 4,4
2. Kab. Pesisir Selatan < 20 cm 1,2 (di bawah Baku Mutu) ± 1,6 20 – < 50 cm 3,3 (di bawah Baku Mutu) ± 1,4
3. Kota Padang Panjang < 20 cm -- ± 1,5 20 – < 50 cm -- ± 4,2
Sumber : Olahan Tabel SD.5-A Buku Data SLHD Prov. Sumbar 2011
2.2.3. Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Dari 3 (tiga) kabupaten/kota, Kabupaten Solok Selatan, Kota Padang Panjang dan Kabupaten Pesisir Selatan, tidak terjadi kerusakan tanah pada lahan kering. Hal ini dapat dilihat dari nilai kualitas tanahnya masih dibawah baku mutu PP 150 Tahun 2000. Kemasaman (pH) tanah yang melebihi baku mutu, terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu 4,63, namun sifatnya sangat spesifik tergantung jenis tanah, sehingga belum dapat dikatakan telah terjadi kerusakan tanah. Curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan tidak ada tanah yang
benar-benar mengalami kekeringan di Sumatera Barat. Kecenderungan kerusakan tanah di lahan kering dapat digambarkan bahwa tidak terjadi perbedaan antara tahun 2010 dan tahun 2011. (Sumber : Tabel
SD.5B, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera
Barat, 2011)
2.2.4 Kerusakan Tanah di Lahan Basah
Pada lahan basah, juga tidak terjadi kerusakan tanah karena kualitas tanahnya yang masih memenuhi baku mutu PP 150 Tahun 2000. Kerusakan yang terjadi selama ini adalah alih fungsi lahan basah menjadi daerah. Kecenderungan Kecenderungan
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-8
kerusakan tanah di lahan basah dapat digambarkan bahwa tidak terjadi perbedaan antara tahun 2010 dan tahun 2011 (Sumber :
Tabel SD.5C, Buku Data SLHD Provinsi
Sumatera Barat, 2011)
2.2.5. Kerusakan Hutan
Pada tahun 2011 ini, kerusakan hutan terbesar berasal dari perambahan hutan 8562,06 Ha. Selanjutnya kebakaran hutan 642,79 Ha dan terakhir akibat penebangan liar 150 Ha. Berdasarkan luas kerusakan hutan antar daerah, maka kerusakan hutan terbesar terdapat di Kabupaten Pasaman Barat (66.700 Ha) dan Kabupaten Padang Pariaman (40.690 Ha) yang disebabkan oleh perambahan hutan termasuk dan telah dimanfaatkannya
kawasan hutan untuk perkampungan dan pertanian
Kecenderungan kerusakan hutan dapat digambarkan bahwa pada tahun 2011 terjadi kerusakan hutan yang lebih berat dibandingkan tahun 2010. Salah satu isu pada lahan dan hutan sebagaimana yang telah disampaikan di awal adalah terjadinya kerusakan hutan pada daerah-daerah yang sedang diusulkan untuk perubahan fungsi kawasan hutan ke Menteri Kehutanan. Dengan adanya perubahan fungsi kawasan hutan tersebut, memungkinkan bagi daerah untuk mengembangan kawasan hutan tersebut menjadi kawasan budidaya (APL). Beberapa fakta ditemui bahwa keberadaan perkampungan dan pertanian yang sudah ada sejak lama pada lokasi tersebut.
Tabel 2.4. Perbandingan Luas Kerusakan Hutan pada 5 (Lima) Kabupaten No. Kabupaten Luas Kerusakan ( Ha ) 1. Solok Selatan 435 2. Padang Pariaman 40.690 3. Tanah Datar 6.700 4. Pasaman Barat 66.700 5. Pasaman 12.600
Sumber : Olahan Tabel SD6.1 Buku Data SLHD Prov. Sumbar 2011 2.2.6. Konversi Hutan
Salah satu permasalahan krusial pada hutan dan lahan adalah terjadinya kawasan budidaya. Konversi hutan terbesar terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu seluas 150.618 Ha. Selanjutnya Solok Selatan seluas 51.221,83 Ha dan di Pasaman seluas 61839,92 Ha. Konversi hutan yang paling banyak adalah untuk
kegiatan perkebunan (20%) dan pertanian (18,67 %). Kecenderungan konversi hutan pada tahun 2011 berbeda dengan tahun 2010 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.5. Pada tahun 2011, terjadi konversi lahan untuk kegiatan pertanian dan pertambangan dimana pada tahun 2010 tidak tergambar untuk kedua kegiatan tersebut.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-9
Tabel 2.5. Perbandingan Konversi Hutan dan Lahan
No.
Peruntukan
Luas ( Ha) 2010 2011
1 Permukiman 8.737,39 56.317,23 2 Pertanian - 99.774,32 3 Perkebunan 295.672,27 107.638,10 4 Industri 18.249,64 202,70 5 Pertambangan - 42.149,88 6 Lainnya 426,71 102.481,70 Total 323.122,01 534.336,90
Sumber : Tabel SD.7 Buku Data SLHD Prov. Sumbar 2010 dan 2011 2.2.7. Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-
HTI dan IUPHHK-HPH)
Pemanfaatan hutan dalam bentuk IUPHHK-HTI berada di Kabupaten Pasaman Barat, yaitu PT Rimba Swasembada Semesta seluas 6.675 ha dengan SK Menhut No.129/Kpts-II/2008. Sedangkan di Kabupaten Dharmasraya ada dua yaitu PT Bukit Raya Mudisa seluas 28.617 ha dengan SK Menhut No.257/Kpts-II/2000, dan PT Dhara Silva Lestari seluas 15.357 ha dengan SK Menhut No.621/Kpts-II/2009.
Sedangkan dalam bentuk IUPHHK-HPH dikelola oleh tiga perusahaan, yaitu PT. Andalas Merapi Timber seluas 28.840 ha dengan SK Menhut No.82/Kpts-II/2000, PT. Salaki Summa Sejahtera 48.420 ha dengan SK Menhut No.41/Menhut-II/2004 di Kab. Solok Selatan dan PT. Minas Pagai Lumbert 83.330 ha dengan SK Menhut No.550/Kpts-II/1995 di Kab. Kepulauan Mentawai. Perbandingan luas Hutan Tanaman Industri dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 . Perbandingan Luas Hutan Tanaman Industri
No. Kabupaten/Kota Luas (Ha)
2010 2011
1 Pasaman Barat 6.675 6.675 2 Dharmasraya dan Solok Selatan 63.072 28.617 3 Dharmasraya 23.900 15.357 4 Pesisir Selatan 2.000 7.000
Total 94.747 57.649 Ket :Data HTI 2011 minus HTI di Kab. Sijunjung seluas 4.717 Ha Sumber : Olahan Tabel SD.8 Buku Data SLHD Prov. Sumbar 2011 2.3. Catatan Khusus
Dalam arahan RTRW Sumatera Barat tahun 2009-2029, luasan hutan lindung Sumatera Barat akan berkurang menjadi 17,02%. Pengurangan hutan lindung paling
besar terdapat pada Kabupaten Pasaman seluas 158.455 Ha dari 237.044 Ha atau 17,40% berkurangnya dari luasan hutan lindung total Sumatera Barat dan 66,85% dari hutan lindung Kabupaten Pasaman. Pengurangan luasan hutan lindung yang
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-10
terbesar selanjutnya akan terjadi pada kabupaten Solok seluas 118.603 Ha, kabupaten Limapuluh Kota seluas 99.022 Ha dan Kabupaten Solok Selatan seluas 80.040 Ha. Luasan hutan lindung yang berkurang itu, terutama memiliki potensi pertambangan batu bara, emas, dan biji besi, dan lain-lain. Sehingga, apabila rencana pengurangan lahan hutan lindung ini dapat direalisir, maka potensi sumberdaya alam wilayah Sumatera Barat dapat diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat ke
depan, dengan tetap tidak mengabaikan pelestarian lingkungan dan ekosistem yang ada (sumber : Laporan RAD-MDGs Sumatera Barat, 2011) Tabel 2.7. memperlihatkan perubahan luasan hutan Sumatera Barat berdasarkan RTRW Sumatera Barat 2009 – 2029. Adapun rincian perubahan peruntukan dan fungsi hutan Sumatera Barat berdasarkan Permen. Kehutanan No. 304/Menhut-II/2011 dapat dilihat pada tabel 2.8
Tabel 2.7. Perubahan Luasan Hutan Sumatera Barat Berdasarkan RTRW 2009-2029
No Fungsi Kawasan
SK. No 422 tahun 1999 (Ha)
SK No.304/Menhut-II/2011 (Ha)
Usulan RTRW(2009-2029)
(Ha) 1 HSAW 846.175 757.993 798.631 2 HL 910.533 910.530 719.989 3 HPT 246.383 246.384 224.729 4 HP 407.849 407.849 287.563 5 HPK 189.346 189.348 239.123 7 APL 1.629.44 1.717.626 1.959.698
JUMLAH 4.229.730 4.229.730 4.229.730 Sumber : Tabel SD-2.3 Buku Data SLHD Prov. Sumbar, 2011
Tabel 2.8. Perubahan Luasan Hutan Sumatera Barat Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. 304/MENHUT-II/2011
No Fungsi Kawasan
Perubahan Peruntukan Menjadi APL (Ha)
Penunjukan APL Menjadi Kawasan Hutan (Ha) Perubahan Fungsi Hutan
1 HSAW - - HL ke HPT = + 52, 987 2 HL + 22.575 3.412 HL ke HP = + 5.035 3 HPT + 21.293 6.090 HL ke HPK = + 29.434 4 HP + 36.230 253 HP ke HL = + 1.358 5 HPK + 22.575 143 HP ke HPT = + 674 HP ke HPK = + 31.589 HPT ke HL = + 64 HPT ke HPK = + 21.437 HPT ke HL = + 64 HPT ke HPK = + 21.437
JUMLAH + 96.904 9.906 Sumber : Tabel SD-2.3 Buku Data SLHD Prov. Sumbar, 2011
2.2. KEANEKARAGAMAN
HAYATI
Pesatnya laju pertumbuhan penduduk dan kegiatan pembangunan akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan bahan hayati dan lahan untuk
pengembangan pertanian serta kegiatan pembangunan lainnya. Apabila hal tersebut tidak disertai dengan upaya konservasi yang memadai, maka menyebabkan kemerosotan keanekaragaman hayati. Faktor-faktor yang yang menyebabkan kemerosotan
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-11
keanekaragaman hayati meliputi konversi lahan, eksploitasi yang berlebihan, praktik teknologi yang merusak pencemaran, introduksi jenis asing, dan perubahan iklim. Konversi hutan menjadi peruntukan lain dan pemanenan hasil hutan secara tidak berkelanjutan dan/atau kegiatan pembalakan hutan secara illegal merupakan ancaman bagi ekosistem hutan, yaitu akan mengakibatkan degradasi fungsi hutan, kemerosotan keanekaragaman hayati, dan fragmentasi habitat. Kekhawatiran banyak pihak sejak pencanangan program pembangunan di Indonesia terhadap kerusakan tatanan ekosistem telah terbukti, yaitu dengan meningkatnya frekuensi kejadian bencana alam yang melanda berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan kerusakan habitat serta ekosistem terutama terjadi pada daerah yang mengalami pengurangan dan perubahan fungsi hutan. Oleh karena itu isu terkait keanekaragaman hayati di Sumatera Barat adalah sebagai berikut : ‐ Perubahan peruntukan kawasan hutan
yang menjadi APL berpotensi terhadap ancaman keanekaragaman hayati. Daerah yang akan mengalami ancaman yang cukup intens adalah Kab. Pasaman dan Kab. Solok Selatan. Kedua daerah tersebut mengalami perubahan peruntukan kawasan hutan yang cukup luas.
‐ Ancaman efektipitas terhadap habitat dan ekosistim pada cagar alam yang dilintasi jalan utama seperti Lembah Anai.
Untuk analisis lebih lanjut mengenai kondisi keananekaragamaan hayati di Sumatera Barat maka dilakukan analisis pendekatan sebagai berikut: 1. Analisis kondisi umum keanekaragaman
hayati melalui pendekatan penentuan jumlah tersebar jenis flora dan fauna yang dilindungi terbanyak di Sumatera Barat (berdasarkan nilai statistik). Pendekatan juga dilakukan dengan perbandingan antara lokasi untuk melihat lebih jauh mengenai status flora dan fauna yang dilindungi.
2. Untuk analisis kencendrungan perubahan status keanekaragaman hayati maka dilakukan analisis perbandingan antar waktu pada lokasi tertentu. Terutama dalam kaitan keterancaman dan isu keanekaragaman hayati pada daerah Kabupaten Pasaman, Solok Selatan dan Lembah Anai. Untuk lebih jelasnya kondisi
keanekaragaman hayati di Sumatera Barat, di bawah ini akan diulas masing-masing komponen.
2. 2.1. Kondisi Umum
2.2.1. Jumlah Spesies Flora dan Fauna yang Diketahui dan Dilindungi
Di Provinsi Sumatera Barat, jumlah
fauna yang paling banyak diketahui dan dilindungi berada di Kabupaten Pesisir
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-12
Selatan sedangkan jumlah flora yang dilindungi paling banyak berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Spesies yang dilindungi di Kab. Pesisir Selatan diantaranya Harimau Sumatera (Panthera
tigris sumatraensis), Tapir (Tapirus indicus), Rusa (Cervus unicolor), Beruang madu (Helarctos malayanus), kambing hutan (Capricornus sumatraensis), kancil, napu, ungko (Hylobates agilis), siamang (Hylobates syndactylus), owa, kuau (Argusianus argus), renggang , elang dan jenis satwa lainnya. Jenis flora yang dilindungi di daerah ini diantaranya Anggrek hutan (Ascocentrum miniatum), Anggrek hitam (Coelogyne pandurata), Kantung semar ( Nepenthes,spp), dan Bermacam jenis Tengkawang (Shorea, sp.). Flora dan fauna ini sebarannya terdapat di kawasan Lindung, Cagar Alam, dan Hutan TNKS wilayah IV Kab. Pesisir Selatan yang termasuk hutan primer.
Dari data yang diketahui, kabupaten yang paling sedikit data hewan yang dilindungi yaitu Kab. Tanah Datar, spesies yang dilindungi sebagian besar besar dari mamalia diantaranya adalah kambing sumatera (Capricornis sumatraensis), Harimau sumatera (Panthera tigris
sumatraensis), Kijang (Muntiacus muntjak) dan Rusa (Cervus,sp.), sebaran fauna ini terdapat di suaka alam Merapi, suaka alam Singgalang Tandikat, dan suaka alam Gunung Sago Malintang. Sedangkan flora yang dilindungi diantaranya beringin (Ficus
benjamina), bunga padma (Rafflesia arnoldi) dan bunga bangkai (Amorphophalus
titanium). Sebaran flora ini terdapat di Cagar Alam Beringin Sakti, Cagar Alam Lembah Anai dan Suaka Alam Gunung Sago Malintang.
Tabel 2.9 dibawah merupakan gambaran jumlah flora dan fauna dilindungi di Sumatera Barat secara umum.
Gambar 2.4. Flora yang Dilindungi
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-13
Tabel 2.9. Jumlah Spesies Flora dan Fauna Dilindungi per Kabupaten/Kota No Kabupaten/Kota Jenis Spesies Dilindungi
Hewan menyusui Burung Reptil Amphibi Ikan Keong Serangga Tumbuh-tumbuhan A. KOTA
1 Padang 28 6 6 1 4 0 3 10
2 Bukittinggi - - - - - - - -
3 Padang Panjang 10 4 0 0 0 0 0 0
4 Payakumbuh 0 1 0 0 0 0 0 0
5 Sawahlunto - - - - - - - -
6 Pariaman 0 2 0 1 0 0 0 0
7 Solok 4 2 1 0 0 0 0 1
B. KABUPATEN
8 Kepulauan Mentawai 11 1 11 1 1 0 2 126
9 Solok Selatan 16 28 0 0 0 0 0 0
10 Padang Pariaman 13 7 5 0 1 - - 5
11 Tanah Datar 4 4 1 1 0 0 0 4
12 Sijunjung - - - - - - - -
13 Solok 9 10 0 0 0 0 0 19
14 Dharmasraya 6 2 0 0 1 1 0 10
15 Pasaman Barat - - - - - - - -
16 Pasaman 10 2 1 1 0 0 0 13
17 Agam 23 2 5 0 2 0 0 3
18 Limapuluh Kota - - - - - - - -
19 Pesisir Selatan 28 6 9 2 3 0 3 19 Sumber : Tabel SD - 9.1 Buku SLHD Prov. Sumbar 2011.
Penyelamatan dan pengelolaan sumber keanekaragaman hayati tidak hanya berada di kawasan konservasi tetapi juga terdapat di kawasan produksi dan budidaya. Dimana dalam areal produksi dan budidaya juga telah dibebankan kewajiban untuk
melakukan upaya konservasi keanekaragaman hayati sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tabel 2.10 berikut merupakan keanekaragaman ekosistem menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.
Tabel 2.10. Kawasan Lindung Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat
No. Jenis Kawasan Kabupaten/Kota Luas (Ha)
1 Taman Nasional Taman Nasional Siberut Taman Nasional Kerinci Sebelat
(wilayah Sumatera Barat)
Kep. Mentawai Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan
190.500,00 353.980,00
2 Taman Hutan Raya Tahura Dr. M. Hatta
Padang
240,00
3 Cagar Alam Rimbo Panti Lembah Harau
Pasaman Limapuluh Kota
2.550,00
270,50
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-14
Batang Palupuh Lembah Anai Beringin Sakti Batang Pangian II
Agam Tanah Datar Tanah Datar Sijunjung
3,40 221,00
0,03 33.580
4 Taman Wisata Alam Mega Mendung Lembah Harau Rimbo Panti Bukit Batu Patah (usulan)
Tanah Datar Limapuluh Kota Pasaman Tanah Datar
12,50 27,50
570,00 500,00
5 Taman Wisata Laut Pulau Pieh Teluk Saibi Sarabua (usulan) Pulau Pagai Selatan
Pdg. Pariaman Kep. Mentawai Kep. Mentawai
39.900,00 21.200,00 24.592,00
6 Taman Wisata Buru Bukut Sidoali (usulan) Pulau Sipora (usulan)
Tanah Datar
Kep. Mentawai
2.354,00
84.500,00
7. Suaka Alam Malampah Alahan Panjang Maninjau Air Putih Sago Malintang Singgalang Tandikat Merapi Barisan I Batang Pangian I Selasih Talang Air Terusan Arau Hilir
Pasaman Pasaman Agam Limapuluh Kota Tanah Datar Tanah Datar Tanah Datar Tanah Datar Sijunjung Solok Pesisir Selatan Padang
14.555,00 17.664,00 17.304,00 23.467,00 2.203,00 4.180,00 6.574,00
10.310,00 37.295,00 6.150,00
25.177,00 5.377,00
Sumber : Tabel SD.9-2Buku Data SLHD Prov. Sumbar
5.2.2. Kecendrungan Perubahan Status Keanekaragaman hayati
Kecendrungan perubahan status keanekaragaman akan terjadi pada daerah yang diusulkan perubahan fungsi hutan terbesar dalam penyusunan RTRW 2009 – 2029 diantaranya Kabupaten Pasaman, Solok Selatan . Di Kabupaten Pasaman kawasan hutan yang relatif masih sesuai dengan fungsi yang ditetapkan adalah kawasan cagar alam. Sedangkan fungsi kawasan lindung dalam kenyataannya banyak yang dirambah oleh masyarakat sehingga terjadi alih fungsi lahan dari hutan menjadi APL. Bahkan perambahan hutan terhadap kawasan hutan di wilayah Kab.
Pasaman sebagaimana yang ditetapkan melalui Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), tidak hanya dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi semata, tetapi sudah bersifat permanen dalam bentuk pemukiman. Hal ini berdampak langsung terhadap ekosistem (sampai ke tingkat spesies) yang berada di kawasan Kabupaten Pasaman, misalnya status flora yang terancam punah akibat habitatnya yang mulai habis yaitu bunga bangkai raksasa (Amorphohalus titanium), dan tanaman anggrek tebu (Grammatohylum
speciosum) yang statusnya sekarang menjadi langka. Sedangkan dari Fauna yang jelas sekali dapat terlihat yaitu Harimau Sumatera (Panthera tigris sumateraensis)
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-15
yang habitatnya semakin terdesak dan seringkali masuk ke pemukiman sehingga
terjadi konflik satwa dan masyarakat.
Gambar 2.5. Flauna yang Dilindungi
Panthera tigris sumatraensis
Kawasan konservasi (in-Situ) Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sebagian wilayahnya di wilayah Kab. Solok Selatan seluas 69.118 Ha pada saa ini menghadapi beberapa kendala yaitu : 1) Perambahan disekitar/dalam kawasan, 2) Pembukaan jalan yang membelah kawasan, 3) Kegiatan illegal logging yang secara langsung/tidak langsung mengatasnamakan SKAU, 4) Perburuan satwa yang dilindungi dan pal batas banyak tidak dijumpai, sementara pal batas keberadaan banyak didalam ladang milik masyarakat. Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai jenis tumbuhan langka yang dilindungi. Di Kab. Solok Selatan contohnya tanaman Andalas (Morus mocroura) yang menjadi mascot Sumatera Barat namun tidak banyak masyarakat yang mengenal tanaman ini karena jumlahnya yang terus menurun. Hal ini juga dialami oleh binturung (Arcticti
binturong) juga babi rusa (Babyrousa
babyrussa) dan burung kuau (Argusinus
argus) yang pada saat ini statusnya semakin langka karena perburuan liar dan pembukaan lahan untuk perkebunan rakyat sehingga mengurangi habitat satwa tersebut. Tabel berikut merupakan peruntukan areal hutan yang ada di Kab. Solok Selatan.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-16
Tabel 2.11. Peruntukan Areal Hutan Kab. Solok Selatan No. Peruntukan areal hutan Luas (Ha) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Hutan PPA Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan produksi Hutan produksi yang dapat dikonversikan Areal penggunaan lain (APL)
67.579 90.515 42.994 25.783 8.572
99.177
20,20 27,05 12,85 7,71 2,56
29,64
Luas Total Hutan 334.620,00 100,00
Sumber : Laporan Menuju Indonesia Hijau (MIH), 2011. Permasalahan umum yang dihadapi
oleh kawasan hutan ini adalah : 1) tapal batas kawasan hutan banyak yang rusak, 2) tenaga polisi kehutanan belum mencukupi dibandingkan dengan wilayah hutan, 3) hasil hutan non kayu (HHNK) belum dimanfaatkan secara optimal, 4) penebangan liar (illegal logging) masih berlanjut dan 5) perambahan hutan untuk perladangan yang masih terus terjadi.
Kawasan Cagar Alam yang dilintasi jalan utama di Provinsi Sumatera Barat adalah Kawasan Cagar Alam/hutan konservasi Lembah Anai dengan luas 221 Ha dengan sumber daya hayati yang masih cukup beragam. Jenis flora yang terdapat di kawasan ini adalah Piper,sp.(Piperaceae),
Musa, sp.(pisang-pisangan), Baccaaurea
sumaterana , Myristica fragraus (pala) dan
Aglaia elliptica (duku-dukuan).
Diperkirakan lebih dari 100 jenis pohon per 0,5 Ha dapat ditemukan pada ketinggian 400-850 mdpl. Kondisi flora masih cukup baik dan utuh, baik dilihat dari keanekaragaman jenis maupun berdasarkan
kepadatan populasi masing-masing habitatnya. Saat ini telah tercatat hampir 400 jenis tumbuhan khusus dari kelompok tumbuhan tingkat tinggi dengan jenis yang telah tercatat yaitu 157 jenis pohon-pohonan, 38 jenis perdu dan semak, 40 jenis liana termasuk tumbuhan merambat, 17 jenis epifit, 7 jenis parasit, 7 jenis pencekik (strengler) dan 121 jenis tumbuhan herba.
Di kawasan Cagar Alam Lembah Anai juga ditemukan jenis-jenis tumbuhan endemik seperti Amorphophalus titanium. Jenis-jenis tumbuhan langka lainnya seperti Rizanthes ziplii (bintang tanah). Beberapa jenis Balanophora (jahe-jahe hutan) ditemukan secara terpencar baik di kawasan timur maupun kawasan barat dan beberapa jenis anggrek alam yang sangat unik dan jumlahnya melimpah juga terdapat di kawasan ini.
Jenis fauna yang terdapat di kawasan Cagar Alam Lembah Anai antara lain kera ekor panjang (Macaca fascicularis) , beruk (Macaca nemestrena), dan siamang (Hylobates sindactylus). Ada juga hewan
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-17
yang hampir punah diantaranya harimau sumatera (Phantera tigris sumatraensis), rusa (Cervius timorensis), tapir (Tapirus
indicus) dan biawak. Secara umum, fauna di cagar alam Lembah Anai beranekaragam, ditemukan ± 98 jenis fauna yang terdiri dari ikan (10 jenis), amfibia (11 jenis, reptilia (9 jenis), burung (55 jenis) dan mamalia (13 jenis) dan kupu-kupu (Lepidoptera).
Degradasi habitat dan ekosistem di wilayah ini sangat mungkin terjadi akibat dari pengembangan wilayah yang merupakan perlintasan jalan utama, untuk itu diperlukan analisis fisik dan lingkungan dalam penyusunan rencana dan tata ruang agar pengembangan atau pengelolaan wilayah atau kawasan dapat dilaksanakan sesuai dengan kaidah penataan ruang.
2.3. AIR
Sumber air di Sumatera Barat merupakan salah satu isu didalam pembahasan SLHD. Isu lingkungan hidup terkait dengan permasalahan sumber air di Sumatera Barat dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Permasalahan kuantitas sumber air,
yaitu perbedaan debit yang signifikan antara musim kemarau dan musim hujan, yang menunjukkan telah terjadi degradasi pada sempadan, Daerah Aliran Sungai DAS) dan Daerah Tangkapan Air (DTA). Permasalahan ini terjadi pada sungai-sungai dan danau-danau di Sumatera Barat.
b. Permasalahan kualitas sumber air, yaitu: 1). Air Permukaan
Penurunan kualitas air permukaan sebagai dampak dari aktifitas pertanian, dan perikanan serta pertambangan. Khusus untuk daerah perkotaan cenderung disebabkan akibat aktifitas domestik dan industri, baik dari industri skala besar maupun dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). 2). Air tanah (air sumur)
Telah terjadinya intrusi air laut pada daerah pinggir pantai dan tercemarnya beberapa sumur oleh E-coli dan coliform.
Dalam penyajian analisisnya dilakukan beberapa pendekatan-pendekatan. Hal ini dilakukan agar analisis lebih fokus dan untuk mengatasi keterbatasan data yang ada. Dengan pendekatan ini diharapkan informasi yang disajikan dapat mewakili kondisi sumber air di Sumatera Barat. Berikut ini pendekatan yang dimaksud: a. Perbandingan dengan Baku Mutu
Data yang dibandingkan dengan baku mutu tidak semua parameter, hanya parameter kunci dan cendrung mengalami perubahan atau cendrung mengalami degradasi, serta parameter yang berada di atas Baku Mutu. Perbandingan dengan baku mutu ini hanya dapat dilakukan untuk analisis kualitas air, sedangkan untuk kuantitas air tidak dilakukan, karena tidak ada
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-18
batasan baku mutunya, tetapi dapat dilakukan melalui perbandingan dengan literatur atau kondisi umum yang telah disepakati. Perbandingan Baku Mutu dilakukan terhadap peraturan undang-undangan yang berlaku, yaitu : 1) PP No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
2) Pergub. No. 5 Tahun 2004 tentang Penetapan Kriteria Mutu Air Sungai di Sumatera Barat. Didalam peraturan tersebut telah dimuat Kelas air Sungai Batang Lembang, yaitu dari hulu (Kab. Solok) hingga rentang (batas Kota Solok) termasuk kelas I. Kemudian dari rentang (batas Kota Solok) hingga hilir (inlet Danau Singkarak) termasuk Kelas II.
b. Perbandingan Nilai Antar Waktu dan Antar Lokasi Perbandingan dilakukan untuk 3 series tahun terakhir untuk sungai-sungai strategis dan sungai-sungai yang dilakukan pemantauannya guna memenuhi SPM.
c. Analisis Statistik Pembahasan dilakukan dengan penggunaan analisis statistik sederhana. Hal ini dilakukan untuk melihat kondisi kritis, kondisi terbaik dan kondisi rata-rata dari kuantitas dan kualitas melalui analisis frekuensi, nilai maksimum, minimum dan rata-rata.
Untuk analisis kecendrungan bertujuan untuk melihat kecendrungan perubahan kualitas dan kuantitas sumber ar melalui perbandingan antara waktu dan antara lokasi sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai kinerja pengelolaan air di Sumatera Barat.
2.3.1. Kondisi Umum Sumber Air Sumatera Barat.
Sumatera Barat memiliki sumberdaya air yang melimpah dengan kualitas yang relatif cukup baik, yakni mencapai lebih kurang 50.950 juta m3/tahun yang terdiri dari 36.393 juta m3/tahun air permukaan dan 14.557 m3/tahun air tanah.
Sumatera Barat memiliki 606 sungai besar dan kecil, serta 238 danau/embung/telaga. Secara ekotopografi, sungai-sungai di Sumatera Barat terbagi atas beberapa Satuan Wilayah Sungai (SWS). Berdasarkan Permen PU No. 11A Tahun 2006, Provinsi Sumatera Barat terdiri dari 9 (sembilan) Wilayah Sungai (WS) yang terdiri dari: 1) 1 (satu) WS yang berada utuh dalam
satu kabupaten, yaitu: WS Pulau Siberut-Pagai-Sipora (Kab. Kepulauan Mentawai).
2) 2 (dua) WS lintas kabupaten, yaitu: a. WS Silaut-Tarusan. b. WS Masang-Pasaman.
3) 1 (satu) WS Strategis Nasional, yaitu: WS Anai-Kuranji-Arau-Mangau-Antokan (Akuaman). Kewenangan pengelolaan WS ini berada di Pemerintah Pusat.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-19
4) 5 (lima) WS lintas provinsi, yaitu: a. WS Rokan (Sumatera Barat dan
Riau); b. WS Kampar (Sumatera Barat dan
Riau); c. WS Indragiri (Sumatera Barat dan
Riau); d. WS Batang Hari (Sumatera Barat
dan Jambi); dan e. WS Natal-Batahan (Sumatera
Barat dan Sumatera Utara). Dari 9 (sembilan) WS tersebut, WS
Batang Hari merupakan WS terbesar di Sumatera Barat, dengan luas WS adalah 8.264,54 km2. WS terkecil adalah WS Rokan, dengan luas 2.189,98 km2.
Potensi sumberdaya air yang paling besar berada pada WS Silaut-Tarusan
sebesar 18.136,89 juta m3/tahun yang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan dan Anai Sualang sebesar lebih kurang 16.499,42 juta m3/tahun.
Kewenangan pengelolaan sumber air di Sumatera Barat terdiri dari kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota. Terhadap sungai-sungai lintas provinsi merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Sungai-sungai lintas kabupaten/kota merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi, sedangkan sungai-sungai yang berada dalam wilayah administrasi kabupaten/kota mejadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota. Kewenangan Pengelolaan sumber air tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12. Jumlah Sungai/Danau/Embung/Telaga dan Kewenangan Pengelolaan
No Sumber Air Jumlah Keterangan
1 Sungai a. Wilayah Sungai 9 b. Sungai Lintas Provinsi 27 Sungai besar dan kecil (meliputi Prov.
Sumbar, Sumut, Riau, dan Jambi) c. Sungai Lintas Kab/Kota 81 Sungai besar dan kecil d. Total Sungai 606 Sungai besar dan kecil 2 Danau/Embung/Telaga a. Jumlah Danau/Embung/Telaga 238 Skala besar dan kecil b. Danau Lintas Provinsi 1 Danau Buatan Koto Panjang
(Prov. Sumbar dan Prov. Riau) c. Danau Lintas Kabupaten 1 Danau Singkarak
(Kab. Solok dan Kab. Tanah Datar) d. Danau/ Embung/Telaga Parsial
Kab/Kota 236
Sumber : Dinas PSDA Prov. Sumatera Barat, 2011.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-20
2.3.1.1. Inventarisasi Sungai di Sumatera Barat Sungai terpanjang di Sumatera
Barat adalah Batang Tapan, yaitu dengan panjang 337,93 km. Sungai ini berada dan melintasi Kabupaten Pesisir Selatan.
Sungai lintas provinsi di Sumatera Barat yang dijadikan sebagai sungai strategis nasional yaitu Batang Hari (Prov. Sumbar–Jambi) dan Batang Kampar (Prov. Sumbar–Riau). Hulu sungai kedua sungai strategis nasional tersebut berada di Sumatera Barat, yaitu: 1) Hulu Sungai Batang Hari berada di
Jorong Batang Hari, Nagari Alahan Panjang Kec. Lembah Gumanti, Kab. Solok.
2) Hulu Sungai Kampar berada di Jorong Muaro Nagari Muaro Sie Lalo Kec. Mapat Tunggul Selatan Kab. Pasaman dan Jorong Galugu dan Nagari Koto Tangah Kec.Kayu IX Kab. Lima Puluh Kota
Sungai Batang Hari segmen Sumatera Barat memiliki panjang 192 km, yang meliputi Kabupaten Solok, Solok Selatan dan Dharmasraya. Sedangkan Batang Kampar segmen Sumatera Barat meliputi Kabupaten Pasaman dan Limapuluh Kota.
Panjang dan lebar serta kedalaman sungai di Sumatera Barat cukup bervariasi. Bagian hulu relatif sempit yaitu sekitar 2–5 meter. Bagian rentang dan hillir melebar seiring bersatunya beberapa anak sungai ke
sungai utama. Demikian pula kedalaman sungai juga bervariasi. Perbedaan kedalaman (tinggi muka air) sungai sangat dipengaruhi oleh musim dan terjadi perubahan signifikan antara musim kemarau dengan musim hujan.
Sungai terlebar adalah Sungai Batang Hari (lebar permukaan mencapai 140 m). Sungai terdalam adalah Sungai Batang Tapan (mencapai 15 m). Berdasarkan data yang tersedia, sungai dengan debit terbesar adalah Batang Sumpur, mencapai 210,97 m3/dt (Sumber : Tabel SD-11, Buku Data
SLHD Sumatera Barat, 2011). Berdasarkan fakta yang ditemui di lapangan, sungai dengan debit yang besar berada di DAS Akuaman seperti Sungai Batanghari, Sungai Batang Antokan dan Sungai Batang Anai.
Lima sungai yang memiliki debit maksimum adalah Sungai Batang Hari, Sungai Batang Sangir, Sungai Batang Mangau, Sungai Batang Air Dingin dan Sungai Batang Gayo. Sedangkan lima sungai yang memiliki debit minimum adalah Sungai Batang Hari, Sungai Batang Sangir, Sungai Batang Silaut, Sungai Batang Kambang dan Sungai Batang Air Tunu. Nilai maksimum untuk debit maksimum adalah 1.554,24, nilai minimumnya adalah 1,63. Nilai maksimum debit minimum adalah 434,99, sedangkan nilai minimumnya adalah 0,32. Nilai debit maksimum dan minimum dari masing-masing sungai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-21
Gambar 2.6. Lima Sungai Dengan Debit Maksimum Terbesar Menurut Segmen Kabupaten/Kota
Sumber : Olahan Data Tabel SD-11 Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Gambar 2.7. Lima Sungai Dengan Debit Minimum Terbesar Menurut Segmen
Kabupaten/Kota
Sumber : Olahan Data Tabel SD-11 Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Rasio Q-max/Q-min yang diperbolehkan tergantung tipe/karakteritik sungai. Penentuan kerusakan DAS telah ditetapkan dengan peraturan menteri Pekerjaan Umum yaitu untuk Sumatera Barat batas normal rasio Q-max/Q-min adalah 120. Dengan demikian rasio Q max/Q-min sungai-sungai di Sumatera Barat masih dikatakan cukup baik kecuali Sungai Batang Arau yaitu 128,57. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan
pada DAS dan sempadan sungai di sungai Batang Arau.
Perbandingan nilai debit maksimum, minimum serta rasio debit antar sungai, menunjukan perbandingan kondisi lingkungan terutama pada DAS dan sempadan sungai dari masing-masing daerah tersebut. Pada Gambar 2.8 di bawah ini menunjukkan gambaran rasio debit (Q-max/Q-min) beberapa sungai segemen Kabupaten/Kota.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-22
Gambar 2.8. Rasio Debit Maks/Min Beberapa Sungai di Sumatera Barat Menurut Segmen Kabupaten/Kota
Sumber : Olahan Data Tabel SD-11 Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Perbandingan nilai antar waktu
dilakukan terhadap perbandingan rasio Q-max/Q-min pada sungai-sungai strategis dan lintas Kab/Kota sejauh ketersediaan data yang dimiliki. Sungai-sungai di Sumatera Barat kecendrungannya tahun ini debitnya
lebih kecil. Hal ini lebih disebabkan curah hujan yang relatif lebih rendah dari pada tahun sebelumnya. Berikut, ditampilkan perbandingan nilai rasio Q-max/Q-min untuk tahun 2009, 2010 dan 2011.
Gambar 2.9. Rasio Debit Maks/Min Beberapa Sungai di Sumatera Barat
Menurut Segmen Kabupaten/Kota Tahun 2009 – Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-11 Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-23
2.3.1.2. Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/Embung Di Sumatera Barat terdapat 4
(empat) buah danau besar, yaitu Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas dan Danau Dibawah. Danau Singkarak
merupakan danau terbesar kedua di Sumatera setelah Danau Toba (Sumatera Utara). Secara administrasi Danau Singkarak berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar.
Gambar 2.10. Danau Singkarak
Sumber : Bapedalda Provinsi Sumatera Barat., 2011
Danau Singkarak termasuk danau strategis nasional. Danau ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting, baik dari segi ekonomi-sosial-budaya Minangkabau maupun didalam mendukung pembangunan nasional. Danau Singkarak dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan cakupan distribusi listrik,
wilayah Sumbagsel (Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan)
Dengan fungsinya Danau Singkarak sebagai PLTA, kuantitas air danau akan sangat berpengaruh didalam menunjang operasional PLTA. Ketinggian muka air (elevasi) Danau Singkarak dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.11 . Elevasi Danau Singkarak
Sumber : Olahan Data Tabel SD-11 Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-24
Di Danau Singkarak terdapat 17 jenis ikan, satu diantaranya merupakan fauna air endemik, satu-satunya di dunia. Ikan tersebut adalah Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis). Ikan ini merupakan sebagai sumber protein bagi masyarakat sekitar danau, bahkan se-Sumatera Barat. Dengan frekuensi penangkapan ikan yang cukup tinggi serta cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan, keberadaan ikan ini semakin menurun, bahkan terancam punah.
Keberadaan Danau Maninjau, tidak kalah pentingnya di Sumatera Barat. Secara
administrasi, Danau Maninjau berada di Kabupaten Agam. Danau ini juga digunakan sebagai sumber energi listrik (PLTA). Beberapa tahun belakangan, masyarakat sekitar memanfaatkan danau untuk budidaya ikan melalui Keramba Jaring Apung (KJA). Keberadaan KJA sudah melebihi daya tampung danau. Danau telah tercemar dari sisa pakan ikan dalam jumlah yang cukup besar. Data umum kondisi danau-danau di Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.13. Danau di Sumatera Barat
No Nama Danau
Jenis Danau
Luas
Cat
chm
ent A
rea
(km
2 )
Luas
Dan
au (k
m2 )
Panj
ang
Mak
sim
al
(km
)
Leba
r Mak
sim
al (k
m)
Ked
alam
an R
ata-
rata
(m
)
Volu
me
Air
(km
3 )
Ket
ingg
ian
Perm
ukaa
n (m
dpl)
Koordinat Lokasi
1 Danau Singkarak
Danau Tektonik
1.078 130,0 20 6,5 268 16,1 363,5 LS : 0°36′44,17″
BT : 100°32′21,14″
Kab. Solok dan Kab. Tanah Datar
2 Danau Maninjau
Danau Vulkanik
248 99,5 16 7 105 10,4 459,0 LS : 0°19′
BT : 100°12′
Kab. Agam
3 Danau Diatas
Danau Tektonik
39 17,0 6,25 2,75 44 0,37 1.531,0
LS : 1°4′37″
BT : 100°45′17″
Kab. Solok
4 Danau Dibawah
Danau Tektonik
30 14,0 5,62 3 309 0,28 1.462,0
LS : 1°0′35″
BT : 100°43′51″
Kab. Solok
5 Danau Talang
Danau Vulkanik
1,31 5,0 15 0,264
1.660,0
LS : 1°0′45,71″
BT : 100°42′3,59″
Kab. Solok
6 Danau Tandikek
Danau Vulkanik
2 0,02 Kota Sawahlunto
7 Danau Kandi
Danau ex. Tambang Batu Bara
0,25 0,05 10 200,0 LS : 0°37′10,00″
BT : 100°45′30,00″
Kota Sawahlunto
Sumber : Olahan Data Tabel SD-12, SLHD Sumatera Barat, 2011.
Gambar 2.12. Lokasi Empat Danau Terbesar di Sumatera Barat
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-25
Sumber : Google Earth.
Embung adalah salah satu
bangunan konservasi air yang berfungsi sebagai penampungan air yang dapat dimanfaatkan manusia, ternak dan ladang terutama pada musim kemarau untuk kelompok pemukiman yang dihuni sekitar 20 sampai dengan 350 kepala keluarga.
Di Provinsi Sumatera Barat terdapat sekitar 238 embung yang tersebar di 6 (enam) Kabupaten yang sebagian besar pemanfaatannya untuk keperluan air irigasi bagi masyarakat sekitarnya. Pengembangan dan pembangunan embung merupakan upaya di dalam konservasi air. Ketersediaan air pada embung diharapkan mampu mengatasi kekurangan air pada musim kemarau.
Di Sumatera Barat khususnya pada bagian Timur Bukit Barisan seperti Kabupaten Solok, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Agam, Bukittinggi dan kawasan lainnya dimana topografi dan sumberdaya air yang terbatas, pengembangan embung sangat cocok untuk membantu pemecahan masalah kekurangan air di musim kemarau. Pada beberapa kenagarian di kabupaten-kabupaten tersebut dapat ditemui embung atau tabek yang sudah sejak lama masyarakat mengembangkannya untuk memenuhi kebutuhan air. Pemerintah sejak tahun 1965 hingga 2011 telah banyak memberikan bantuan dalam pengembangan embung. Beberapa embung dengan skala yang cukup besar di Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.14. Beberapa Embung di Sumatera Barat
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-26
Sumber : Olahan Data Tabel SD-12, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Gambar 2.13. Embung di Sumatera Barat
Sumber : Dinas PSDA Provinsi Sumatera Barat.
2.3.1.3. Kualitas Air Sungai Kualitas sumber air (sungai dan
danau) di Sumatera Barat, umumnya tergolong cukup baik, kecuali sumber air tertentu yang mendapat tekanan cukup tinggi
baik oleh kegiatan domestik, industri, pertambangan, pertanian maupun aktifitas lainnya. Dampak yang berasal dari aktifitas manusia sangat dominan mempengaruhi
Limapuluh Kota
Embung Talago Rapuih
Limapuluh Kota
Limapuluh Kota
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-27
kualitas sumber air di Sumatera Barat, jika dibandingkan dengan pengaruh alami.
Didalam menentukan status kualitas sumber air, perlu dilakukan uji laboratorium terhadap parameter pencemar, baik yang bersifat umum maupun parameter pencemar spesifik, misalnya kandungan Hg pada Sungai Batang Hari, yang diprediksi berasal dari aktifitas penambangan emas.
Secara visual sungai-sungai di Sumatera Barat kondisinya cukup baik, namun berdasarkan hasil pengujian laboratorium ditemukan beberapa parameter diatas ambang baku mutu kualitas air sungai. Penyebab kondisi ini dapat disebabkan pengaruh alami maupun kontribusi berbagai sumber pencemaran akibat aktifitas manusia.
Kualitas sumber air dapat dibandingkan dengan beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perbandingan dilakukan terhadap beberapa parameter kunci dan parameter primer kualitas air. Pembahasan terhadap perbandingan kualitas air sungai dilakukan untuk sungai-sungai dengan ketersediaan data yang cukup lengkap, yaitu sungai lintas Kabupaten/Kota (Sungai Batang Lembang, dan Sungai Batang Agam) dan sungai strategis nasional (Sungai Batang Hari).
Untuk Sungai Batang Lembang, mengacu kepada Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 5 Tahun 2008 tentang Penetapan Kriteria Mutu Air Sungai di Sumatera Barat. Didalam peraturan tersebut telah dimuat Kelas air Sungai Batang Lembang, yaitu dari hulu (Kab. Solok) hingga rentang (batas Kota Solok) termasuk kelas I. Kemudian dari rentang (batas Kota Solok) hingga hilir (inlet Danau Singkarak) termasuk Kelas II. Sedangkan terhadap Sungai Batang Hari, berpedoman kepada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dengan kategori Kelas II.
Beberapa parameter yang melebihi baku mutu untuk terhadap sungai sebagaimana tersebut di atas, dapat dilihat pada ulasan berikut:
1. Sungai Batang Hari
Kualitas air Sungai Batang Hari cenderung mengalami penurunan terhadap beberapa parameter kualitas air. Beberapa parameter yang berada diatas Baku Mutu adalah TDS, BOD, DO, Pospat, Amonia, Hg, Klorin bebas, E. Coli dan Coliform.
Pemantauan kualitas air Sungai Batang Hari dilakukan terhadap 6 (enam) titik pemantauan. Lokasi pemantauan dapat dilihat pada tabel berikut:
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-28
Tabel 2.15 Lokasi Pemantauan Kualitas Air Sungai Batang Hari Tahun 2011
No. Kode Sampling Lokasi Sampling Kabupaten / Kota
1 BH 1 Jorong Batang Hari Nagari Alahan Panjang Kec. Lembah Gumanti Kabupaten Solok
2 BH 2 Jorong Gasing Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan Kec. Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan
3 BH 3 Jorong Muaro Sangir Nagari Kampung Baru Kec. Sangir Kabupaten Solok Selatan
4 BH 4 Jorong Sungai Sangkir Nagari Sungai Dareh Kec. Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
5 BH 5 Jorong Siguntur Nagari Siguntur Kec. Sitiung Kabupaten Dharmasraya
6 BH 6 Jorong Sungai Langkok Nagari Sungai Langkok Kec. Koto Baru Kabupaten Dharmasraya
Sumber : Bapedalda Prov. Sumbar, 2010.
Pembahasan mengenai kualitas air Sungai Batang Hari terhadap perbandingan dengan Baku Mutu di fokuskan terhadap parameter yang melebihi baku mutu air sungai Kelas II, secara lebih detail
digambarkan melalui grafik 2.14 menunjukan parameter fisika kualitas air sungai Batang Hari berada di atas baku mutu untuk semua titik dan waktu pemantauan.
Gambar 2.14. Parameter TDS Sungai Batang Hari Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.4, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Gambar 2.15. Parameter BOD Sungai Batang Hari Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.4, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-29
Hanya dua titik pemantauan (BH3 dan BH6) pada bulan September yang
melebihi baku mutu kualitas air sungai Kelas II.
Gambar 2.16. Parameter Total Phospat Sungai Batang Hari Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.4, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Parameter total phospat melebihi baku mutu pada pemantauan bulan April, Mei, Juli, dan September pada titik sampling
yang berbeda. Tetapi kecenderungannya berada di bawah baku mutu.
Gambar 2.17. Parameter Raksa (Hg) Sungai Batang Hari Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.4, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Secara umum, kandungan Hg berada di atas baku mutu, kondisi ini tidak terlepas dari aktifitas penambangan emas di
sempadan dan badan air Sungai Batang Hari.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-30
Gambar 2.18. Parameter Klorin (Cl2) Sungai Batang Hari Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.4, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Gambar 2.19. Parameter Total Coliform Sungai Batang Hari Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.4, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
2. Sungai Batang Lembang Pemantauan kualitas air Sungai
Batang Lembang dilakukan terhadap keterwakilan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pemantauan dimulai dari hulu, rentang dan hilir (inlet Danau Singkarak), sehingga didapatkan nilai secara komprehensif dari hulu hingga hilir. Sungai Batang Lembang terbagi atas dua kelas air sungai. Kelas I mencakup hulu hingga rentang (pada batas wilayah administrasi Kabupaten Solok dengan Kota Solok). Kelas
II dari rentang hingga hilir (inlet Danau Singkarak).
Pemantauan kualitas air Sungai Batang Lembang dilakukan terhadap 15 titik pemantauan yang sekaligus sebagai titik sampling kualitas air sungai. Kelimabelas titik pemantauan tersebut diharapkan mampu mewakili kualitas air sungai secara keseluruhan dari hulu hingga hilir. Lokasi dari kelima belas titik sampling tersebut, yaitu:
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-31
Tabel 2.16. Lokasi Sampling Pemantauan Kualitas Air Sungai Batang Lembang
No. Kode Sampling Lokasi Sampling Kabupaten /
Kota 1 BL 1 Jorong Bukit Subang Nagari Lubuk Selasih Kec. Gunung Talang Kab. Solok 2 BL 2 Kampung Batu Utara Nagari Kampung Batu Dalam Kec. Danau Kembar Kab. Solok 3 BL 3 Jorong Koto Kaciak Nagari Muaro Paneh Kec. Bukit Sundi Kab. Solok 4 BL 4 Jorong Subarang Batu Kudo Nagari Koto Baru Kec. Kubung Kab.Solok 5 BL 5 Jorong Kapalo Koto Nagari Gantung Ciri Kec. Kubung Kab. Solok 6 BL 6 Jorong Galanggang Tangah Nagari Salayo Kec. Kubung Kab. Solok 7 BL 7 Jorong Galanggang Tangah Nagari Salayo Kec. Kubung Kab. Solok 8 BL 8 Kel. KTK (Kampai Tabu Karambia) Kec. Lubuk Sikarah Kota Solok 9 BL 9 Kel. Koto Panjang Kec. Tanjung Harapan Kota Solok
10 BL 10 Kel. VI Suku Kec. Lubuk Sikarah Kota Solok 11 BL 12 Kel. Tanah Garam Kec. Lubuk Sikarah Kota Solok 12 BL 13 Kel. Tanah Garam Kec. Lubuk Kota Solok 13 BL 14 Kel. Tanah Garam Kec. Lubuk Kota Solok 14 BL 16 Jorong Koto Nagari Sumani Kec. X Koto Singkarak Ka. Solok 15 BL 17 Jorong Guci Nagari Sumani Kec. X Koto Singkarak Ka. Solok
Sumber : Bapedalda Sumatera Barat, 2011.
Untuk parameter fisika, tidak ada parameter yang melebihi baku mutu. Sedangkan untuk parameter kimia organik
kualitas air sungai terdapat beberapa yang melebihi baku mutu, sebagaimana digambarkan pada grafik berikut:
Gambar 2.20. Parameter BOD Sungai Batang Lembang Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.3, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kandungan BOD relatif berubah dari hulu, rentang hingga hilir. Terdapat beberapa titik yang melebihi baku mutu baik
pada pemantauan Periode I (Maret-April) maupun pemantauan Periode II (Agustus-September).
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-32
Gambar 2.21. Parameter COD Sungai Batang Lembang Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.3, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kandungan COD cenderung mengalami penurunan dari hulu hingga hilir.
Pada baku mutu Kelas I, didominasi dengan kandungan yang melebihi baku mutu.
Gambar 2.22. Parameter Pospat Sungai Batang Lembang Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.3, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kandungan Pospat mengalami kenaikan dari hulu hingga rentang, dan mengalami penurunan dari rentang hingga
hilir. Pada sampling di bagian rentang didominasi melebihi baku mutu.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-33
Gambar 2.23. Parameter Amonia Sungai Batang Lembang Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.3, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Amonia hanya dipersyaratkan terhadap Baku Mutu Kualitas Air Sungai Kelas I. Kandungan Amonia cenderung
mengalami peningkatan dari hulu hingga hilir.
Gambar 2.24. Parameter Sulfida Sungai Batang Lembang Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.3, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kandungan Sulfida cenderung mengalami peningkatan dari hulu hingga hilir. Secara umum berada di atas baku
mutu, baik baku mutu Kelas I maupun Kelas II.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-34
Gambar 2.25. Parameter Coliform Sungai Batang Lembang Tahun 2011
Sumber : Olahan Data Tabel SD-13.3, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kandungan bakteri di dominasi Coliform didominasi berada di atas baku mutu, baik pada pemantauan Periode I maupun Periode II.
Analisis statistik sederhana digunakan didalam perhitungan parameter
yang melebihi Baku Mutu kualitas air sungai. Dari parameter uji lapangan (pH, Suhu dan DO), parameter DO berada di atas Baku Mutu. Sedangkan parameter uji laboratorium terdapat beberapa parameter berada di atas Baku Mutu.
Tabel 2.17. Parameter Yang Melebihi Baku Mutu Kualitas Air Sungai
No. Sungai Parameter Yang Melebihi/Diatas Baku Mutu Persentase (%)
1 Sungai Batang Hari Fisika : TSS 19,75 Kimia Anorganik : BOD, COD, DO, Pospat, Amoniak,
Sulfida (H2S), dan Besi (Fe)
Kimia Organik : - Mikrobiologi : E. Coli dan Coliform 2 Sungai Batang
Lembang Fisika : TSS 20,50
Kimia Anorganik : BOD, COD, DO, Pospat, Amoniak, Sulfida (H2S), dan Besi (Fe)
Kimia Organik : - Mikrobiologi : E.Coli, Coliform 3 Sungai Batang
Agam Fisika : - 14,43
Kimia Anorganik : BOD, COD, DO, Total Pospat, Klorida, Nitrit, dan Sulfida (H2S)
Kimia Organik : - Mikrobiologi : E.Coli, Coliform
Sumber : Tabel SD-13.A, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat, 2011.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-35
2.3.1.4. Kualitas Air Danau Dari 4 (empat) buah danau besar di
Sumatera Barat, danau yang memiliki permasalahan lingkungan hidup yang cukup dominan tiga tahun terakhir adalah Danau Maninjau. Sebagai danau vulkanik, Danau Maninjau masih dipengaruhi oleh aktifitas geologi dan pergerakan lempeng eurasia. Disamping itu, kualitas air Danau Maninjau juga sangat dipengaruhi perubahan iklim dan cuaca.
Pemanfaatan danau untuk budidaya ikan melalui Keramba Jaring Apung (KJA) menjadi pemicu segala permasalahan kualitas air Danau Maninjau. Keberadaan KJA sudah melebihi daya tampung danau. Danau telah tercemar sisa pakan ikan dalam jumlah yang cukup besar. Ketinggian lumpur danau akibat sisa pakan ikan telah lebih dari 50 cm.
Aktifitas geologi/pergerakan lempeng yang diiringi dengan cuaca yang ekstrem menyebabkan terjadinya upwelling air danau. Kondisi ini menjadikan kandungan Belerang, Pospat, Nitrat, Nitrit dan Amonia menjadi tinggi pada permukaan air, sehingga menyebabkan kematian ikan dalam jumlah yang banyak. Frekuensi kejadian menjadi lebih sering dalam tiga tahun terakhir
Kualitas air embung di Sumatera Barat cenderung lebih baik. Air embung berasal dari air hujan, mata air dan infiltrasi/perkolasi air hujan yang masuk pada cacthment area, dan tidak dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Dengan demikian kualitas air embung/telaga terjaga dengan baik secara alami.
Dari pemantauan kualitas air Danau Maninjau, didapatkan beberapa pada meter yang berada di atas Baku Mutu yaitu BOD, COD dan DO. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 2.26. Kandungan BOD Danau Maninjau Tahun 2011
Sumber : Olahan Tabel SD-14, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-36
Gambar 2.27. Kandungan COD Danau Maninjau Tahun 2011
Sumber : Olahan Tabel SD-14, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Gambar 2.28. Kandungan DO Danau Maninjau Tahun 2011
Sumber : Olahan Tabel SD-14, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (tahun 2010) terjadi peningkatan nilai beberapa parameter yang
melebihi baku mutu kualitas air Danau Maninjau yaitu BOD, COD dan DO.
Gambar 2.29. Kandungan BOD Danau Maninjau Antara Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Olahan Tabel SD-14, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-37
Gambar 2.30. Kandungan COD Danau Maninjau Antara Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Olahan Tabel SD-14, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Gambar 2.31. Kandungan DO Danau Maninjau Antara Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Olahan Tabel SD-14, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Analisis statistik sederhana
digunakan didalam perhitungan parameter yang melebihi Baku Mutu kualitas air danau. Dari parameter uji lapangan (pH, Suhu dan
DO), parameter DO berada di atas Baku Mutu. Sedangkan parameter uji laboratorium terdapat beberapa parameter yang melebihi berada di atas Baku Mutu.
Tabel 2.18. Parameter Kualitas Air Danau Yang Melebihi/Diatas Baku Mutu
No. Danau Parameter Yang Melebihi Baku Mutu Persentase (%)
1 Danau Maninjau Fisika : - 27,08
Kimia Anorganik
: BOD, COD, dan DO
Kimia Organik
: -
Mikrobiologi : - Sumber : Tabel SD-14.A, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
2.3.1.5. Kualitas Air Sumur Kualitas air sumur yang menjadi
indikator adalah air sumur pada daerah
pemukiman di perkotaan, yaitu air sumur yang berada di Kota Padang. Aktifitas domestik sangat mempengaruhi kualitas air
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-38
sumur. Disamping itu, aktifitas manusia lainnya seperti pertanian, peternakan, industri dan pertambangan, juga dapat mempengaruhi kualitas air sumur. Pertimbangan lainnya, kondisi alami seperti kandungan mineral bebatuan dan tanah,
juga turut andil mempengaruhi kualitas air sumur penduduk.
Sejauh tidak mengandung logam berat, air sumur penduduk masih dapat digunakan dengan terlebih dahulu dilakukan pengolahan fisik secara sederhana, seperti penyaringan, dan lain-lain.
Tabel 2.19. Kualitas Air Sumur di Kota Padang
Parameter Sat Lokasi Sampling
S1 S2 S3 S4 S5 Nama Lokasi SP1 SP2 SP1 SP2 SP1 SP2 SP1 SP2 SP1 SP2 Koordinat Waktu Pemantauan Juli 2011
FISIKA
Tempelatur oC 31,00 29,90 31,20 20,60 30,20 30,20 30,40 30,00 30,30 29,40
Kekeruhan TNU 35,00 18,20 11,10 40,00 9,00 44,00 6,10 9,40 4,30 11,00
Warna TCU 2,00 0,00 4,00 11,00 14,00 2,00 5,00 2,00 5,00 1,00 KIMIA ANORGANIK
pH 6-9 6,35 6,97 6,76 9,71 7,07 6,98 7,20 7,11 6,35 7,21
Nitrit (NO2) Mg/L 0,024 0,017 0,043 0,022 0,058 0,019 0,031 0,043 0,096 0,034
Nitrat (NO3) Mg/L 0,21 0,16 0,33 0,24 0,35 0,20 0,29 0,37 0,27 0,30 Mangan (Mn) Mg/L 0,67 0,26 1,92 1,14 1,35 0,41 0,19 0,54 1,40 0,30 Kesadahan (CO3) Mg/L 7,0 6,2 8,1 6,7 6,9 5,6 7,4 8,3 5,7 1,2
Sulfat (SO4) Mg/L 202 188,75 106,25 82,25 57,50 65,00 47,50 1,25 6,25 23,75
Zat Organik Mg/L 2,98 3,58 2,98 4,19 5,40 1,77 5,40 2,98 3,58 1,16 Besi (Fe) Mg/L 1,07 0,81 0,51 1,18 0,33 1,22 0,25 0,30 0,22 0,49 Florida (F) Mg/L Ttd Ttd Ttd Ttd ttd Ttd ttd ttd ttd ttd
Sumber : Tabel SD-15.A, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011. Keterangan : Lokasi Sampling; S1= PT. Zaziro;S2= PT. Hansivan;S3= PT. Tazar;S4= PT. Sitasa;S5= PT. DHI
Khusus untuk kualitas air sumur, keberagaman data kualitas air tidak bisa dianalisa secara parsial. Pembahasan kualitas air sumur harus mengakomodasi berbagai faktor yang mempengaruhinya. Ketersediaan data secara series akan dapat menyempurnakan analisa data.
Pada beberapa daerah di Kota Padang, infiltrasi air laut mempengaruhi kualitas air sumur penduduk. Berkurangnya area resapan air akibat aktifitas
pembangunan menjadikan air hujan tidak terserap ke dalam tanah berdampak terhadap penurunan kandungan air tanah.
Analisis statistik sederhana digunakan didalam perhitungan parameter yang melebihi Baku Mutu kualitas air sumur. Dari parameter uji lapangan (pH, Suhu dan DO), semua parameter berada di bawah Baku Mutu. Sedangkan parameter uji laboratorium terdapat beberapa parameter yang melebihi berada di atas Baku Mutu
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-39
Tabel 2.20. Parameter Kualitas Air Sumur Yang Melebihi/Diatas Baku Mutu
No. Lokasi Sampling Parameter Yang Melebihi Baku Mutu Persentase (%)
1 10 buah sumur di Kota Padang
Fisika : Kekeruhan 17,50 Kimia Anorganik : Mangan (Mn) dan Besi (Fe) Kimia Organik : - Mikrobiologi : - 2 6 buah sumur di Kab.
Pasaman Barat Fisika : - 6,45
Kimia Anorganik : Natrium Kimia Organik : - Mikrobiologi : - 3 3 buah sumur di Kota
Padang Panjang Fisika : - 10,53
Kimia Anorganik : - Kimia Organik : - Mikrobiologi : E. Coli dan Coliform
Sumber : Tabel SD-14.A, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011 2.3.2. Kecendrungan Perubahan
Kuantitas dan Kualitas Sumber Air 2.3.2.1. Kuantitas Sumber Air
Perubahan kuantitas air sungai berbeda untuk masing-masing sungai, kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah topografi, kondisi DAS, dan pengaruh dari aktifitas manusia.
Perbedaaan debit beberapa sungai dengan perbandingan antar waktu dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Tidak ada perbedaan yang signifikan debit air pada sungai-sungai kecuali sungai Batang Hari. Selisih debit maksimum hingga 1.423,81 m3/detik tahun 2010 dan 2011 dan debit minimum 400.97 m3/detik hal ini mengidentifikasikan bahwa kerusakan DAS Batang Hari sudah sangat parah.
Tabel 2.21. Kecenderungan/Trend Perubahan Debit Beberapa Sungai
No. Nama Sungai
Debit (m3/dtk) Debit (m3/dtk) Tahun 2010 Tahun 2011
Maks Min Maks Min 1 Bt. Lembang 33,93 0,99 36,00 0,71 2 Bt. Agam 52,30 2,61 52,30 2,61 3 Bt. Anai 33,32 4,82 70,00 25,00 4 Bt. Arau 144,00 1,12 144,00 1,12 5 Bt. Masang 43,03 11,48 43,03 11,48 6 Bt. Hari 130,43 34,02 1554,24 434,99
Sumber : Olahan Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-40
2.3.2.2. Kualitas Sumber Air Untuk sungai, kecenderungannya
perubahan dari tahun sebelumnya mengalami pemulihan, baik secara alami maupun melalui pengelolaan serta peningkatan kesadaran masyarakat akan
sungai yang bersih. Dari tabel di bawah ini digambarkan terjadinya penurunan parameter yang berada di atas baku mutu, dengan tingkat penurunan 33,16% terhadap Sungai Batang Hari, dan 3,37% terhadap Sungai Batang Lembang.
Tabel 2.22. Kecenderungan/Trend Perubahan Kualitas Air Sungai
No. Sungai Perubahan Kualitas Air Sungai (Parameter Yang Melebihi Baku Mutu)
2010 Persentase (%) 2011 Persentase
(%) 1 Sungai
Batanghari Fisika : TSS 39,35 Fisika : TSS 19,75
Kimia Anorganik
: BOD, COD, DO, Pospat, Nitrit, Amoniak, Raksa (Hg), Sulfida (H2S), dan Klorin Bebas (Cl2)
Kimia Anorganik
: BOD, COD, DO, Pospat, Nitrit, Amoniak, Raksa (Hg), Sulfida (H2S), Besi (Fe), dan Klorin Bebas (Cl2)
Kimia Organik
: - Kimia Organik
: -
Mikrobiologi : E. Coli dan Coliform Mikrobiologi : E. Coli dan Coliform
2 Sungai Batang Lembang
Fisika : TSS 24,74 Fisika : TSS 20,50 Kimia
Anorganik : BOD, COD, DO,
Pospat, Amoniak, Sulfida, dan Besi Fe)
Kimia Anorganik
: BOD, COD, DO, Pospat, Amoniak, Sulfida, dan Besi (Fe)
Kimia Organik
: - Kimia Organik
: -
Mikrobiologi : E. Coli dan Coliform Mikrobiologi : E. Coli dan Coliform
Sumber : Tabel SD-13.B, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
Berbanding terbalik dengan kualitas
air danau di Sumatera Barat, terutama Danau Maninjau. Dari pemantauan tahun sebelumnya (2010) tidak ada parameter yang melebihi baku mutu. Tetapi pada tahun ini (2011) terdapat beberapa parameter yang
melebihi baku mutu. Dengan demikian perubahan kecenderungannya adalah terjadinya penurunan kualitas air danau, dengan tingkat penurunannya adalah sebesar 27,08 %. ...................... 27,08%.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-41
Tabel 2.23. Kecenderungan Perubahan Kualitas Air Danau
No. Danau Perubahan Kualitas Air Danau (Parameter Yang Melebihi Baku Mutu)
2010 Persentase (%) 2011 Persentase
(%) 1 Danau
Maninjau Fisika : - 0,00 Fisika :
- 27,08
Kimia Anorganik
: - Kimia Anorganik : BOD, COD, dan DO
Kimia Organik : - Kimia Organik : - Mikrobiologi : - Mikrobiologi : -
Sumber : Tabel SD-14.B, Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011.
2.4. UDARA Kualitas udara ambien sangat berhubungan dengan tingkat kesehatan masyarakat dan kegiatan pembangunan. Peningkatan penggunaan energi pada kegiatan pembangunan pada akhirnya akan meningkatkan pencemaran udara. Udara yang tercemar (tidak memenuhi baku mutu udara ambien) dapat meningkatkan berbagai jenis penyakit seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kadarnya di udara sudah berbahaya untuk jangka waktu yang panjang.
Sesuai dengan amanat UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, PP Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, maka pemerintah wajib menginformasikan kualitas udara kepada masyarakat.
Sumatera Barat telah menyusun Rencana Pencapaian SPM (RP-SPM)
Bidang Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat 2010-2014 dengan menerbitkan Pergub. No. 25 tahun 2010 tentang Rencana Pencapaian dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera. Untuk itu Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam hal ini Bapedalda Provinsi Sumatera Barat telah melakukan pemantauan kualitas udara ambien secara kontiniu (berkala), dengan penetapan obyek dan parameter mengacu kepada ketiga aturan dan petunjuk teknis tersebut.
Sesuai dengan target RP-SPM tahun 2011, maka pada tahun 2011 telah dilakukan pemantauan dan pengukuran kualitas udara ambien pada 10 (sepuluh) Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat yaitu Kota Padang, Kota Bukitinggi, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Solok, Kota Payakumbuh, Kab. Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang Panjang, Kab. Limapuluh Kota dan Kab. Agam. Berdasarkan data yang ada maka isu lingkungan berkaitan dengan kualitas udara adalah sebagai berikut :
- Umumnya kualitas udara di Sumatera
Barat baik namun terjadi kecendrungan
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-42
penurunan kualitas udara pada kota-kota besar seperti Padang dan Bukitiinggi
- Parameter yang cendrung diatas ambang batas adalah partikel debu. Dalam pembahasan kualitas udara
ambien kali ini, akan dilakukan pendekatan penulisan sebagai berikut :
Penulisan dibagi 2 kelompok yaitu : Kondisi umum dan kecendrungan perubahan.
Analisis dilakukan hanya untuk parameter yang ditetapkan pada Standar Pelayanan Minimal Bidang LH yang ditetapkan oleh Permen LH No. 19 tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten/Kota dan Permen LH No. 20 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Analisis lokasi dilakukan hanya pada lokasi yang ditetapkan dalam Rencana Pencapaian SPM (RP-SPM) Provinsi Sumatera Barat tahun 2011
KondIsi umum menggunakan pendekatan analisis statistik yang menunjukkan kondisi rata-rata dan kondisi ekstrim (maksimum atau minimum) kualitas udara ambien di Sumatera Barat dengan melakukan
perbandingan antar lokasi dan baku mutu
Kecendrungan perubahan menggunakan pendekatan analisis perbandingan antar waktu pada lokasi tertentu. Terutama dalam kaitannya isu perubahan kualitas udara
Berikut ini adalah hasil pemantauan kualitas udara yang dilakukan pada tahun 2010 dan 2011 untuk melihat kecendrungan perubahan kualitas udara yang terjadi.
2.4.1. Kondisi Umum
2.4.1.1. Kualitas Udara Ambien Menurut LokasI
Secara umum kondisi udara di Provinsi Sumatera Barat termasuk berkategori baik. Berdasarkan hasil analisa di laboratorium, untuk nilai parameter PM10, C0 dan SO2 pada masing-masing titik pantau masih dibawah baku mutu yang telah ditetapkan. Untuk parameter TSP, pada titik pantau Depan Kantor Lurah Lubeg, Kota Padang yaitu 235 µg/Nm3 dan Simp. Empat Padang Luar Kab. Agam 235 µg/Nm3 , nilainya telah melewati batas baku mutu yaitu 230 µg/Nm3. Untuk nilai O3 pada titik pantau di Perum Siteba Kota Padang juga telah melewati batas baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 274 µg/Nm3 dari nilai baku mutu yaitu 235 µg/Nm3. Gambar 2.32 sampai dengan Gambar 2.35 menggambarkan nilai konsentrasi per parameter yang dibandingkan antar lokasi.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-43
Parameter PM₁₀
Dari grafik 2.32, dapat dilihat bahwa nilai PM10 untuk masing-masing lokasi masih berada di bawah nilai baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan PP 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Namun terlihat bahwa Kota Padang terutama di titik pemantauan Pustu Ulu Gadut memiliki
nilai PM10 yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya. Sementara nilai PM10 terendah di jumpai pada titik pantau Nagari Sungai Antuan Muko, Kab. Limapuluh Kota. Tingginya nilai parameter PM10 di Pustu Ulu Gadut, Kota Padang dipengaruhi oleh aktivitas Pabrik PT Semen Padang.
Gambar 2.32. Kualitas Udara Berdasarkan Parameter PM10
0
50
100
150
Solok
Payakumbuh
Padang
Bukittinggi
Pessel
Padang Pariaman
Pariaman
Padang Panjang
Limapuluh Kota
Agam
Baku mutu
μg/N
m³
Kab/Kota
Kualitas Udara Kab/Kota di Sumatera Barat Parameter PM₁₀
Perum. Siteba
Pustu Ulu Gadut
Kantor Lurah Pulai Anak Air
Nagari S. Antuan Muko
PP 41tahun 1999
Sumber : Olahan Tabel SD-16, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2011
Parameter Debu (TSP)
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai TSP tertinggi ditemui pada Kota Padang khususnya di Depan Kantor Lurah Lubeg diikuti oleh Kab. Agam (Simp. Padang Luar) dan telah berada di atas baku mutu yang telah ditetapkan. Sementara untuk Kab/Kota lainnya masih berada dibawah baku mutu yang telah
ditetapkan, dimana nilai TSP terendah terdapat di depan PDAM Painan, Kab. Pesisir Selatan.
Tingginya nilai TSP pada Kota Padang diakibatkan oleh aktifitas Pabrik Semen dan industri lainnya (pabrik CPO dan karet), sedangkan di Kab. Agam khususnya Simp. Empat Padang Luar sumber TSP adalah akibat aktifitas kendaraan bermotor
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-44
yang padat karena lokasi pemantauan merupakan persimpangan jalan yang ramai
dan sering terjadi kemacetan.
Gambar 2.33. Kualitas Udara Berdasarkan Parameter TSP
0
50
100
150
200
250
Solok
Payakumb
uh
Padang
Bukittinggi
Pessel
Padang Pariam
an
Pariaman
Padang Panjang
Limapuluh Kota
Agam
Baku mutu
μg/N
m³
Kab/Kota
Simp. Rumbio
Depan Kantor UKM
Depan Kantor Lurah Lubeg
Term. Aur Kuning
Depan PDAM Painan
Term. Lb. Alung
Lap. Merdeka
Simpang Pdg Panjang
Simp. Empat Padang Luar
PP 41tahun 1999
Sumber : Olahan Tabel SD-16, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2011
Parameter Karbon Monoksida (CO)
Secara umum, kualitas udara masing-masing Kab/Kota yang dipantau untuk parameter CO masih berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan. Kandungan CO tertinggi ditemui pada Kab. Agam, terutama pada titik pantau Simpang
Empat Padang Luar, sedangkan nilai terendah diperoleh pada titik pantau di depan PDAM Painan, Kab. Pesisir Selatan. Tingginya nilai CO pada titik pantau Simpang Empat Padang Luar disebabkan karena titik pantau merupakan jalur padat kendaraan dan sering terjadi kemacetan.
Gambar 2.34. Kualitas Udara Berdasarkan Parameter CO
0500
1000150020002500300035004000450050005500
Solok
Payakumbuh
Padang
Bukittinggi
Pessel
Padang Pariaman
Pariaman
Padang Panjang
Limapuluh Kota
Agam
Baku mutu
μg/N
m³
Kab/Kota
Simp. Rumbio
Depan Kantor UKM
Depan Kantor Lurah Lubeg
Perum. Siteba
Pustu Ulu Gadut
Term. Aur Kuning
Kantor Lurah Pulai Anak Air
Depan PDAM Painan
Term. Lb. Alung
Sumber : Olahan Tabel SD-16, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2011
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-45
Gambar 2.35. Kualitas Udara Berdasarkan Parameter Ozon (O₃)
0
50
100
150
200
250
300
Solok
Payakumbuh
Padang
Bukittinggi
Pessel
Padang Pariam
an
Pariaman
Padang Panjang
Limapuluh Kota
Agam
Baku mutu
μg/N
m³
Kab/Kota
Kualitas Udara Kab/Kota di Sumatera Barat Parameter O₃ Simp. Rumbio
Depan Kantor UKM
Depan Kantor Lurah Lubeg
Perum. Siteba
Pustu Ulu Gadut
Term. Aur Kuning
Kantor Lurah Pulai Anak Air
Depan PDAM Painan
Term. Lb. Alung
Lap. Merdeka
Simpang Pdg Panjang
Nagari S. Antuan Muko
Simp. Empat Padang Luar
PP 41tahun 1999
Sumber : Olahan Tabel SD-16, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2011
Parameter Ozon (O3)
Kualitas udara untuk parameter O3 tertinggi ditemui di Kota Padang, terutama untuk titik pantau di Perumahan Steba yang nilainya telah melewati baku mutu yang
ditetapkan. Nilai terendah ditemui pada titik pantau Nagari Sungai Antuan Muko, Kab. Limapuluh Kota. Sedangkan untuk titik pantau lainnya dimasing-masing Kab/Kota masih dibawah baku mutu.
Gambar 2.36. Kualitas Udara Berdasarkan Parameter Sulfur Dioksida (SO₂)
Sumber : Sumber : Olahan Tabel SD-16, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat,2011
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-46
Parameter Sulfur Dioksida (SO₂)
Pemantauan terhadap kualitas udara untuk parameter SO2 hanya dilakukan di Kota Padang khususnya di Depan Kantor Lurah Tanjung Saba Pitameh dan di Puskesmas Pembantu Ulu Gadut, dengan pertimbangan kedua lokasi ini dekat dengan kawasan industri. Dari data yang diperoleh nilai SO2 untuk masing-masing lokasi masih berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan.
2.4.1.2. Kualitas Air Hujan
Kualitas udara Provinsi Sumatera Barat juga dipantau melalui kualitas air hujan pada 2 (dua) kota, yaitu Kota Padang dan Kota Payakumbuh. Dari hasil yang diperoleh, kualitas air hujan pada kedua kota tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai pH, SO4 dan Cr yang masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Tabel 2.24. Kualitas Air Hujan Di Kota Padang dan Payakumbuh, 2011
No Parameter Satuan Baku Mutu
Hasil Analisa
Padang Payakumbuh
1 Kromium Valensi Vl (Cr) mg/L 0,05 <0.002 <0,002 2 pH - 5,5 – 9,0 7,26 6,1 3 Sulfat (SO₄) mg/L 400 2,861 1,010 4 DHL umhos/cm - 73,9 17,2 5 Kalsium sebagai Ca mg/L 0,005 13,22 0,252 6 Magnesium sebagai Mg mg/L - <0,1 0,042 7 Amoniak (NH₃-N) mg/L - 0,03 0,12 8 Natrium (Na) mg/L - Ttd 0,126 9 NO₂ mg/L - <0.002 0,0249
Keterangan: Baku mutu berdasarkan Permenkes No.416/MenKes/Per/IX/1990 tentang Syarat- syarat dan pengawasan kualitas air.
Sumber : Olahan Tabel SD 17, Buku Data SLHD,2011.
4.2. Kecendrungan Perubahan
4.2.1. Kualitas Udara Ambien
Untuk kecendrungan perubahan kualitas udara akan dibahas menggunakan pendekatan analisis perbandingan antar waktu pada 3 (tiga) lokasi, yaitu Kota Padang dan Kota Bukittinggi dimana kedua Kota tersebut menunjukkan terjadinya kecendrungan penurunan kualitas udara serta Kabupaten Pesisir Selatan yang
mewakili lokasi dengan kualitas udaranya yang cenderung stabil dan tergolong baik.
Parameter PM₁₀ Dari Grafik dibawah dapat dilihat
perubahan kualitas udara untuk parameter PM10 pada 3 (tiga) titik pantau (Perum Siteba, Padang; Pustu Ulu Gadut, Padang dan Pusk. Anak Air, Bukittinggi). Peningkatan nilai parameter PM10 terlihat pada 2 (dua) lokasi titik pantau yaitu di Perum Siteba dan Pustu ulu Gadut, Kota
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-47
Padang masing-masing sebesar 58,1 µg/Nm³ dan 89,67 µg/Nm³. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecendrungan penurunan kualitas udara pada kedua titik . Sementara pada lokasi Pusk. Anak Air Kota
Bukittinggi nilainya untuk tahun 2011 ini masih sama dengan tahun sebelumnya (2010). Secara umum nilai PM10 utnuk masing-masing lokasi masih dibawah baku mutu yang telah ditetapkan.
Gambar 2.37. Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 Untuk Parameter PM10
Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
Parameter Debu (TSP)
Perubahanan kualitas udara pada 3 (tiga) titik pemantauan di Sumatera Barat (Simp. Lubeg Padang, Term. Aur Kuning Bukittinggi dan PDAM Painan Kab. Pesisir Selatan) untuk parameter TSP tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada grafik 2.38.
Pada titik pantau Simpang Lubuk Begalung Padang dan Terminal Aur Kuning Bukittinggi pada tahun 2011 nilai TSP mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 masing-masing sebesar 179 µg/Nm³ dan 153,56 µg/Nm³. Meskipun demikian untuk tahun 2011, nilai TSP di Kota Padang masih berada di atas baku mutu yang telah ditetapkan.
Gambar 2.38. Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 untu Parameter TSP
Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-48
Sementara untuk titik PDAM Painan, Kab. Pesisir Selatan terjadi peningkatan nilai TSP yang tidak signifikan, yaitu sebesar 1,41 µg/Nm³, namun masih dibawah baku mutu yang telah ditetapkan.
Parameter CO
Dibandingkan dengan data yang diperoleh tahun 2010, pada tahun 2011 terjadi peningkatan nilai CO pada 5 (lima) titik pantau di Sumatera Barat (Simpang Lubuk Begalung, Padang; Puskesmas Pembantu Ulu Gadut, Padang; Perumahan Siteba, Padang; Terminal Aur Kuning dan Puskesmas Anak Air, Bukittinggi). Namun jika dibandingkan dengan data yang diperoleh pada tahun 2009, kualitas udara untuk parameter CO pada tahun 2010 di
Simp. Lubeg Padang dan PDAM Painan Kab. Pesisir Selatan, terjadi penurunan nilai CO yang cukup besar masing-masing 6.824,85 µg/Nm³ dan 1.043,325 µg/Nm³.
Peningkatan nilai CO terbesar diperoleh pada titik Perumahan Siteba, diikuti dengan Puskesmas Pembantu Ulu Gadut Padang dan Simpang Lubuk Begalung, Padang serta Puskesmas Anak Air; dan Terminal Aur Kuning Bukittinggi, yaitu masing-masing sebesar 669,9 µg/Nm³; 667,9 µg/Nm³; 221,85 µg/Nm³; 6,045 µg/Nm³ dan 3,83 µg/Nm³ . Sementara pada titik pantau depan PDAM Painan, Kab. Pesisir Selatan terjadi penurunan nilai CO yang tidak signifikan yaitu sebesar 0,285 µg/Nm³.
Gambar 2.39. Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 untu Parameter CO
Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
Parameter O₃
Untuk titik pantau Simpang Lubuk Begalung Kota Padang, jika dibandingkan
tahun 2009, terjadi kenaikan nilai O3 yang cukup besar yaitu 151,3 µg/Nm³ pada tahun 2010 dan 156,8 µg/Nm³ pada tahun
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-49
2011. Sementara pada titik pantau depan PDAM Painan Kab. Pesisir Selatan, dibandingkan dengan tahun 2009 nilai O3 mengalami penurunan sebesar 3,66 µg/Nm³ pada tahun 2010 dan 8,79 µg/Nm³ pada tahun 2011. Sementara berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2010, pada tahun 2011 terjadi peningkatan nilai O3 pada 5 (lima) titik pantau yaitu Simp. Lubeg, Perum
Siteba, Pustu Ulu Gadut Kota Padang, serta Terminal Aur Kuning dan Puskesmas Anak Air Bukittinggi masing-masing sebesar 5,5 µg/Nm³; 39,6 µg/Nm³; 120,63 µg/Nm³; 15,4 µg/Nm³ dan 7,75 µg/Nm³. Hal ini menunjukkan terjadinya kecendrungan penurunan kualitas udara terutama untuk parameter O3 pada 5 (lima) titik pantau tersebut.
Gambar 2.40. Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 untu Parameter O₃
Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
Parameter SO2
Dibandingkan dengan data yang diperoleh pada tahun 2010, diketahui bahwa di tahun 2011 ini telah terjadi penurunan nilai SO3 pada kedua titik pemantauan di Lubuk Bagalung dan Puskesemas Pembantu Ulu
Gadut Padang, dengan penurunan nilai masing-masing sebesar 6,1 µg/Nm³ dan 10,7 µg/Nm³. Pada titik Simp. Lubeg, jika dibandingkan dengan tahun 2009 nilai SO3 juga mengalami perbaikan kualitas sebesar 136,94 µg/Nm³ pada tahun 2010 dan 143,04 µg/Nm³ pada tahun 2011.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-50
Gambar 2.41. Perbandingan Kualitas Udara Tahun 2010 dan 2011 untuk Parameter CO
Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
4.2.2. Kualitas Air Hujan
Pemantauan terhadap Kualitas air hujan di Sumatera Barat dilakukan terhadap 2 (dua) kota yaitu Kota Padang dan Kota Payakumbuh. Pada Kota Payakumbuh, di tahun 2011 terjadi penurunan nilai pH sebesar 1,1 dibandingkan tahun 2010, sementara untuk parameter lainnya terjadi peningkatan nilai. Meskipun nilai untuk masing-masing parameter masih pada batas baku mutu, data yang diperoleh pada tahun 2011 ini menunjukkan adanya kecendrungan
penurunan kualitas air hujan di Kota Payakumbuh.
Di Kota Padang, pada tahun 2011 nilai pH air hujan naik sebesar 1,34 dibandingkan data tahun 2010. Sementara untuk parameter Na dari 0,472 mg/L menjadi tidak terdeteksi. Untuk parameter lainnya, pada kota Padang terjadi peningkatan nilai dibandingkan tahun yang lalu (2010). Namun nilai untuk masing-masing parameter masih pada batas baku mutu yang telah ditetapkan.
Tabel 2.25. Perbandingan Kualitas Air Hujan Tahun 2010 dan 2011
No. Parameter Satuan Baku Mutu
Payakumbuh Padang 2010 2011 2010 2011
1 pH 5,5 – 9,0 7.2 6,1 5,92 7,26
2 DHL mmhos/em - - 17,2 28,5 73,9
3 S04-2 mg/L 400 0.21 1,010 0,625 2,861
4 N03 mg/L 10 - - 0,248 -
5 Cr mg/L 0,05 ttd <0,002 <0,002 <0,002 6 NH4 mg/L - Ttd - - -
7 Na mg/L - Ttd 0,126 0,472 ttd 8 Ca2+ mg/L 0,005 Ttd 0,252 <0,5 13,22
9 Mg2+ mg/L - 0.02 0,042 <0,1 <0,1 Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-51
2.5. IKLIM Letak geografis Sumatera Barat yang
berdekatan dengan garis lintang nol derajat, dibatasi oleh Samudera Hindia disebelah Barat dan bentuk permukaan yang tidak seragam (kombinasi antara dataran rendah dan dataran tinggi) menciptakan kondisi iklim yang cukup unik dan kompleks. Secara garis besar Provinsi Sumatera Barat mempunyai iklim tropis basah, dengan curah hujan tahunan yang relatif tinggi. Beberapa isu terkait Iklim Sumatera Barat tahun 2011 adalah sebagai berikut:
• Pada bulan November 2011, secara umum wilayah di Provinsi Sumatera Barat memiliki curah hujan yang tinggi. Hal ini patut diwaspadai karena curah hujan tersebut umumnya bersifat diatas normal.
• Pada beberapa wilayah di Prov. Sumatera Barat seperti Kab. Agam dan Kab Solok Selatan curah hujan rata-rata pada tahun 2011 lebih rendah dari tahun 2010 . Hal ini patut diwaspadai dalam kaitannya kerentanan terhadap kekeringan. Sementara pada Kota Padang dan Kab. Pasaman Barat curah hujan di tahun 2011 justru lebih tinggi dibandingkan tahun 2010.
Pembahasan dalam penulisan kali ini dibagi dalam 3 kelompok yaitu Kondisi Umum, Kecenderungan Perubahan dan Catatan Khusus yang membahas tentang hasil evaluasi penggunaan BPO di Sumatera
Barat. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
1. Kondisi umum menggunakan pendekatan:
• Analisis statistik yang menunjukkan kondisi rata-rata dan kondisi ekstrim (maksimum atau minimum)
• Analisis perbandingan antar lokasi di wilayah Prov. Sumatera Barat.
2. Kencendrungan perubahan, menggunakan pendekatan analisis perbandingan antar waktu, yaitu perbandingan antara tahun 2010 dengan 2011 pada beberapa lokasi yang mewakili yaitu Kota Padang, Kab. Agam, Kab. Solok Selatan dan Kab. Pasaman Barat.
3. Catatan khusus akan membahas kaitannya dengan pemanfaatan bahan perusak ozon terhadap perubahan iklim.
2. 5.1 Kondisi Umum
Secara garis besar Provinsi Sumatera Barat mempunyai iklim tropis basah, dengan curah hujan tahunan yang relatif tinggi. Suhu rata-rata di Wilayah Provinsi Sumatera Barat berkisar antara 19°C – 37°C, dengan curah hujan rata-rata bulanan berkisar 3,9 mm – 826 mm/bulan.
Sumatera Barat mengalami musim hujan sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan November dan akhir Maret/awal April. Pada bulan November ini
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-52
seluruh wilayah Sumatera Barat memiliki curah hujan tinggi. Sementara itu pada akhir bulan Maret atau awal April hujan yang jatuh cukup banyak, namun tidak sebanyak pada bulan November.
2.5.1.1. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Dan Sifat Hujan
Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2011 rata-rata wilayah di Provinsi Sumatera Barat mengalami curah hujan tertinggi di Bulan November yaitu berkisar 27 mm – 826 mm, dengan curah hujan tertinggi ditemui di Kota Padang yaitu sebesar 826 mm dan terendah di Kab. Sijunjung yaitu sebesar 27 mm. Sifat hujan pada bulan ini rata-rata bersifat di atas
normal, yang berarti pada bulan ini hal yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan terjadinya banjir.
Sementara itu, rata-rata curah hujan terendah ditemui pada bulan Mei – Juli yaitu berkisar 3,9 mm – 407,7 mm, dimana curah hujan terendah terdapat di Kota Padang Panjang yaitu pada bulan Juli sebesar 3,9 mm dan tertinggi di Kab. Padang Pariaman sebesar 407,7 mm juga pada bulan Juli, sehingga pada bulan-bulan ini juga perlu diwaspadai terjadinya kekeringan pada beberapa daerah.
Gambar 2.42. Curah Hujan Rata-rata di Provinsi Sumatera Barat
Sumber : Olahan Tabel SD-22, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat, 2011
2.5.1.2. Suhu Rata-Rata Bulanan
Suhu rata-rata bulanan di wilayah Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat dari grafik berikut. Pada tahun 2011 ini suhu rata-rata terendah bulanan di wilayah Sumatera Barat
didapatkan pada Kota Padang Panjang yaitu berkisar 12˚C di bulan Februari, sementara suhu rata-rata bulanan tertinggi terdapat di Kota Solok pada bulan Agustus – Desember yaitu berkisar 37˚C. Untuk Kab/Kota lainnya, suhu rata-rata relatif stabil berkisar 20˚C - 31˚C.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-53
Gambar 2.43. Suhu Rata-rata di Provinsi Sumatera Barat
Sumber : Olahan Tabel SD-23, Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat, 2011
2.5.2. Kecenderungan Perubahan Iklim Mikro
Dalam sub bab ini akan dibahas kecenderungan perubahan iklim mikro pada 4 (empat) Kab/Kota di Wilayah Provinsi Sumatera Barat, yaitu Kota Padang, Kab. Agam, Kab. Solok Selatan dan Kab. Pasaman Barat. Dalam pembahasan kali ini juga akan dianalisis secara terintegrasi antara suhu dan curah hujan.
a. Kota Padang
Secara umum, rata-rata curah hujan pada tahun 2011 di Kota Padang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010. Peningkatan curah hujan khususnya terjadi pada bulan Februari, Maret, April, Juni, September, November dan Desember, dimana peningkatan tertinggi terjadi pada
bulan November. Sementara itu pada bulan Januari, Mei, Juli, Agustus dan Oktober, curah hujan rata-rata di Kota Padang justru mengalami penurunan, dimana penurunan terbesar terjadi pada bulan Juli.
Curah hujan tertinggi pada tahun 2010 jatuh pada bulan November yaitu sebesar 561,09 mm dan terendah sebesar 133,09 mm pada bulan Juni. Pada tahun 2011 di bulan November, selain mengalami curah hujan tertinggi yaitu 826 mm dan bersifat diatas normal, suhu rata-rata Kota Padang pada bulan tersebut juga lebih rendah dibandingkan bulan lainnya yaitu 24,8˚C. Sedangkan curah hujan terendah di Kota Padang terjadi pada bulan Mei yaitu 118 mm dengan suhu rata-rata 27,3˚C, atau lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-54
Gambar 2.44. Perbandingan Curah Hujan Tahun 2010 dan 2011 di Kota Padang
Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
b. Kab. Agam
Pada tahun 2011 curah hujan pada setiap bulannya di Kab. Agam lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010. Curah hujan tertinggi di Kab. Agam pada tahun 2010 terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 446,85 mm dan terendah pada bulan Juli yaitu sebesar 211,75 mm. Sedangkan pada
tahun 2011 curah hujan tertinggi bergeser ke bulan April yaitu sebesar 311,8 mm dengan suhu 23,9˚C. Suhu rata-rata terendah terjadi di bulan Desember dimana sifat hujan pada bulan tersebut termasuk diatas normal. Curah hujan terendah pada tahun 2011 terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 88,5 mm dengan suhu 24,1˚C.
Gambar 2.45. Perbandingan Curah Hujan Tahun 2010 dan 2011 di Kab. Agam
Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-55
c. Kab. Solok Selatan
Curah hujan rata-rata di Kab. Solok Selatan pada tahun 2011 jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2010. Penurunan curah hujan tertinggi terjadi di bulan Desember dimana pada tahun 2010 curah hujan rata-rata sebesar 329,14 mm, namun pada 2011 menjadi hanya 25 mm dengan suhu rata-rata 27,5˚C.
Pada tahun 2010, curah hujan tertinggi terjadi di bulan Desember yaitu sebesar
329,14 mm dan terendah di bulan Juli yaitu sebesar 123,86 mm. Sedangkan pada tahun 2011, curah hujan tertinggi berada di bulan Februari yaitu sebesar 63,6 mm dengan suhu rata-rata 27˚C dan terendah di bulan Desember sebesar 25 mm dengan suhu 27,5˚C. Secara umum, jika dilihat dari curah hujan yang terjadi pada bulan September – Desember, sifat hujan di Kab. Solok Selatan masih termasuk normal.
Gambar 2.46. Perbandingan Curah Hujan Tahun 2010 dan 2011 di Kabupaten Solok Selatan
Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
d. Kab. Pasaman Barat
Dibandingkan dengan tahun 2010, curah hujan rata-rata tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tertinggi terjadi di bulan Maret dimana curah hujan rata-rata meningkat dari 89 mm pada tahun 2010 menjadi 750,5 mm pada tahun 2011. Curah hujan tertinggi di tahun 2010 terjadi pada bulan September
yaitu sebesar 347 mm , namun di tahun 2011 curah hujan tertinggi terjadi di bulan Maret yaitu sebesar 750,5 mm dengan suhu rata-rata 25,6˚C. Sementara curah hujan terendah pada tahun 2010 terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 55 mm dan pada tahun 2011 bergeser ke bulan November yaitu sebesar 195,4 mm dengan suhu rata sebesar 25˚C.
Gambar 2.46. Perbandingan Curah Hujan Tahun 2010 dan 2011
di Kabupaten Pasaman Barat
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-56
Sumber : Buku Data SLHD 2011 dan SLHD 2010
2.5.3. Catatan Khusus Terjadinya pergeseran musim hujan
dan kemarau menunjukkan telah terjadinya perubahan iklim di Indonesia. Perubahan iklim bukan hanya disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) namun penggunaan bahan perusak ozon (BPO) dalam berbagai sektor kehidupan juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan iklim. Dalam sub bab Catatan Khusus ini akan dibahas tentang hasil evaluasi penggunaan BPO di Prov. Sumatera Barat pada tahun 2010 - 2011.
Bapedalda Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010-2011 telah melakukan pengawasan serta monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan/usaha yang disinyalir menggunakan Bahan Perusak Ozon pada 82 bengkel servis peralatan pendingin, 5 (lima) distributor refrigeran dan 1 (satu) kegiatan industri busa pada 15 Kab/Kota di Prov. Sumatera Barat.
Dari beberapa kegiatan yang dipantau diperoleh data bahwa kurang dari 50% kegiatan yang menggunakan refrigerant murni dan ramah lingkungan. Sementara itu peralatan daur ulang CFC yang merupakan hibah dari Multilateral Fund (MLF) masih belum dimanfaatkan secara optimal disebabkan oleh kesulitan dalam perbaikan kerusakan alat, teknisi yang pindah serta kurangnya kesadaran pihak bengkel untuk memanfaatkan peralatan daur ulang sesuai fungsinya, serta belum semua pengelola bengkel servis peralatan pendingin rumah tangga dan AC kendaraan yang memperoleh pelatihan teknis tentang penggunaan refrigerant ramah lingkungan maupun sosialisasi berkaitan dengan dampak perubahan iklim dan penipisan lapisan ozon. Berikut data hasil monitoring penggunaan refrigerant di Sumatera Barat tahun 2010 – 2011.
Tabel 2.26. Data Kegiatan Penggunaan Refrigerant di Provinsi Sumatera Barat 2011 No Kab/Kota Jumlah Penggunaan Refrigeran Keterangan
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-57
Kegiatan yang
Dipantau Ramah
Lingkungan Ramah
Lingkungan dan Oplosan /Dilarang
Oplosan dan atau Dilarang
1 Padang 35 20 3 9 3 distributor tdk memiliki identifier refrigerant. 2 Bukittinggi 3 2 - 1 3 Kota Solok 6 3 1 2 4 Payakumbuh 11 4 5 2 5 Pariaman 5 3 2 - 6 Sawahlunto 1 1 - - 7 Pdg. Pariaman 3 - - 3 8 Agam 7 4 1 2 9 Tanah Datar 2 1 - 1 10 Pesisir Selatan 2 - - 2 11 Kab. Solok 2 1 - 1 12 Dharmasraya 5 1 2 2 13 Sijunjung 2 - - 2 14 Pasaman Barat 2 2 - - 15 Pasaman 2 1 - 1
TOTAL 88 43 14 28 Sumber : Bapedalda Sumatera Barat, 2011 2.6. LAUT, PESISIR DAN
PANTAI
Sumatera Barat merupakan provinsi yang memiliki wilayah laut dan pesisir cukup luas. Luas wilayah laut tersebut seluas 186.500 km2 atau 4 (empat) kali lipat dibandingkan luas daratan yang ada. Panjang garis pantai 1.973.24 Km serta mempunyai 185 buah pulau pulau kecil, terdiri dari 57.880.00 km2 laut teritorial dan perairan ZEE 128,700,00 km2. Wilayah laut Sumatera Barat terletak pada 7 (tujuh) kabupaten/kota yaitu : Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ketujuh kabupaten/kota tersebut berhadapan langsung dengan Samudera Hindia (Samudera Indonesia).
Dilihat dari luasnya wilayah laut dan perairan yang ada, potensi kelautan dan
perikanan di Sumatera Barat cukup besar. Potensi kelautan yang mungkin dikembangkan perikanan tangkap (ikan tuna, cakalang, tongkol, ikan kerapu, , ikan, kepiting, udang, cumi-cumi dll), budidaya rumput laut, wisata bahari dan sumber energi gelombang. Potensi kelautan dan perikanan yang ada hingga sejauh ini belum sebanding dengan pemanfaatannya. Pemanfaatan yang belum optimal ini diakibatkan karena masih minimnya sumberdaya manusia dalam mengelola potensi yang ada. Selain potensi yang dimiliki, laut juga rentan terhadap ancaman baik yang berasal dari alam (gelombang pasang, gempa bumi dan gelombang tsunami) maupun akibat aktifitas manusia dalam menangkap ikan (berupa penangkapan ikan illegal, overfishing) sehingga menyebabkan kerusakan terumbu karang dan berkurangnya hasil tangkapan didaerah tertentu. Pencemaran juga telah menyebabkan rusaknya terumbu karang dan
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-58
padang lamun di Sumatera Barat. Berkurangnya luasan mangrove disebabkan oleh pengalihan fungsi hutan mangrove menjadi areal perkebunan, pemukiman, dan pemanfaatan kayu untuk bahan bangunan. Hal ini disebabkan tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ekosistim pesisir dan laut masih rendah dan penegakan hukum belum dilakukan secara optimal
Potensi perikanan dan kelautan yang sangat besar kalau tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Isu lingkungan kritis pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pantai Tahun 2011 adalah :
- Kekeruhan kualitas air laut di Sumatera Barat umumnya diatas baku mutu.
- Kerusakan Terumbu Karang terjadi sangat berat pada lokasi-lokasi tertentu. Persentase kerusakan tertinggi berada di Kabupaten Agam, sedangkan kerusakan terluas terjadi di Kab. Kepulauan Mentawai.
- Terjadi kerusakan padang lamun terberat berada di daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai;
- Umumnya tutupan mangrove di Sumatera Barat relatif kecil, terutama di Kota Padang.
- Perkembangan laju kerusakan terumbu karang, padang lamun dan mangrove sulit dianalsiis karena tidak adanya pemantauan/pengukuran yang rutin dan pengukuran laju kerusakan terumbu
karang dan padang lamun perlu penyelaman, sehingga muncul data yang sangat menyolok antara tahun 2010 dan 2011 Untuk menganalisis status dalam kajian
status, pressure dan respons (SPR), maka dilakukan pendekatan :
a. Analisis dibagi dalam dua kondisi yaitu kondisi umum dan kecenderungan perubahan kualitas lingkungan pesisir dan laut.
b. Analisis untuk mengambarkan kondisi umum dilakukan dengan analisis statistik yang menunjukkan kondisi ekstrim (terjelek) dan kondisi rata-rata kualitas lingkungan pesisir dan laut yang dibandingkan dengan baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan. Analisis dilakukan secara integrasi dengan perbandingan antar lokasi.
c. Analisis baku kerusakan berdasarkan kriteria umum yang berlaku pada sektor kerusakan daerah pesisir dan laut, sedangkan analisis baku mutu pencemaran adalah Keputusan Menteri LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran II.
d. Analisis untuk menggambarkan kecendrungan perubahan kualitas lingkungan pesisir dan laut dilakukan dengan perbandingan antar waktu terhadap isu di atas.
2. 6.1. Kondisi Umum Terdapat 4 (empat) indikator untuk melihat status kerusakan lingkungan pesisir
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-59
dan laut yaitu kualitas air laut, penutupan dan kondisi terumbu karang, kerapatan hutan mangrove. Berikut ini ulasan mengenai kondisi pesisir dan laut di 7 (tujuh) kabupten dan kota di Sumatera Barat yaitu Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
2.6.1.1. Kualitas Air Laut Umumnya kualitas air laut di
Sumatera Barat sudah tercemar. Parameter yang berada diatas baku mutu adalah kekeruhan, DO, BOD5, Amonia Total, NO3-N, Phospat dan Coliform. Parameter Kualitas Air Laut yang berada di atas ambang batas di Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel 2.27. berikut.
Tabel. 2.27. Parameter Kualitas Air Laut yang Berada di Atas Ambang Batas Di Sumatera Barat Tahun 2011
No Parameter Baku mutu
Satuan Lokasi
1 Lokasi 2
Lokasi 3
Lokasi 4
Lokasi 5
1 Kekeruhan <5 NTU 5,7 6 5,56
2 DO >5 Mg/l 3,19
3 BOD5 10 Mg/l 15,4 15,4
4 Amonia total Nihil Mg/l <0,05 12 0,216
5 NO3-N 0,008 Mg/l <0,1
6 Pospat 0,015 Mg/l 0,031
7 Coliform 1000 MPN/100ml >24000
Sumber : Olahan Tabel SD 18 Buku Data SLHD Sumatera Barat, 2011
Catatan : Lokasi 1 = Muaro Padang Lokasi 4 = Katiagan Pasaman Barat Lokasi 2 =Pantai Kata Kota Pariaman Lokasi 5 : Tempat Pelelangan Ikan Tiku Kab. Agam Lokasi 3 =Bt. Kapas
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa lokasi pesisir dan laut yang paling tercemar adalan Muaro Padang. Bila dilihat dari parameter yang frekwensi pencemaran paling mencemari diberbagai lokasi adalah parameter kekeruhan dan amonia total 2.6.1.2. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang Terumbu karang merupakan ekosistem yang mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis, dimana terdapatnya berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomis penting.
Total terumbu karang yang ada di Sumatera Barat seluas 53.515,3 Ha, dengan kondisi 66,58 % dari luas wilayah terumbu karang telah mengalami kerusakan. Dari persentase kerusakan, persentase kerusakan terbesar terjadi pada Kabupaten Agam yaitu 100% (33Ha), sedangkan kerusakan terluas terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai sebesar 60 % (21.130,8Ha). Rusak/berkurangnya luas tutupan terumbu karang di wilayah laut Sumatera Barat terjadi akibat dampak bencana gempa bumi serta penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-60
Untuk lebih jauh mengetahui terberat kerusakan terumbu karang dapat dilihat pada Tabel 2.28 dan Tabel 2.29 dibawah ini,
kecamatan yang memiliki lokasi dengan persentasi terberat
2.28. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang Provinsi Sumatera Barat
No. Kabupaten/Kota Luas Tutupan
(Ha)
Persentase Luas Terumbu Karang (%)
Sangat Baik Baik Sedang Rusak
A. Kabupaten
1 Pesisir Selatan 1.065,37 5,38 16,17 4,12 80,33
2 Padang Pariaman 54,60 71,16 24,15 - 4,69
3 Agam 16,2 100
4 Pasaman Barat 244,5 33,57 29,53
5 Kepulauan Mentawai 35,218 5 1 25 60
B. Kota
6 Padang 83,65 21,53 4,42
7 Pariaman 10,95 15,64 30,98
Total 36.693,27 5,1 6,11 18,01 66,58
Sumber : Olahan data tabel SD-18, Buku Data SLHD Prov. Sumatera Barat, 2011
Tabel.2.29. Lokasi terberat kerusakan Terumbu Karang Pada Tiap Kabupaten/kota
No. Kab/kota Kecamatan Kerusakan %
1 Kab. Pesisir Selatan Sutera 1.213,96 Ha 85,25
2 Kab. Padang Pariaman Batang Anai 2,75 Ha 91,7
3 Kab. Agam Kec. Tanjung Mutiara 33 Ha 100
4 Kab. Pasaman Barat Kec. Sungai Beremas 72,19Ha 90,24
5 Kab. Kepulauan Mentawai Desa Saibi 14,81
6 Kota Padang Pulau Sirandah 0,19 Ha 21 Sumber : Tabel SD 9.1, Buku Data SLHD Prov. Sumatera Barat.,2011
2.6.1.3. Luas dan Kerusakan Padang Lamun
Padang lamun di Sumatera Barat hanya terdapat di 4 (empat) kabupaten/kota yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kota Padang. Luas wilayah tersebut 2.275,81 Ha yang tersebar di kota
Padang seluas 4,81 Ha, Kabupaten Pesisir Selatan seluas 271 Ha, Kabupaten Pasaman Barat seluas 67 Ha dan padang lamun terluas berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai seluas 2.000 Ha. Kerusakan Padang lamun terberat terjadi pada Kabupaten Mentawai yaitu sebesar 60% atau 1.200Ha (Tabel, SD.20, SLHD Prov.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-61
Sumbar, 2011). Lokasi padang lamun yang mengalami kerusakan terberat pada masig-
masing kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel 2.30 berikut :
Tabel.2.30. Lokasi terberat kerusakan Padang Lamun Provinsi Sumatera Barat No. Kab/kota Kecamatan Kerusakan %
1 Kab. Pesisir Selatan Kec. XI Koto Tarusan (Mandeh)
(28,59 Ha) 52,63
2 Kab. Pasaman Barat Kec. Sei Beremas (P. Panjang)
7,5 Ha
3 Kab. Kepulauan Mentawai Desa Labuan Bajau 29,1
4 Kota Padang P. Pasumpahan 0,05 Ha 5,08 Sumber : Tabel SD 20.1, Buku Data SLHD Provinsi , 2011
2.6.1.4. Luas dan Kerapatan Hutan Mangrove
Hutan mangrove (hutan bakau), merupakan ekosistem utama kehidupan yang penting diwilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya hutan mangrove adalah mangrove merupakan tempat hidup berbagai jenis ikan dan udang, penghasil oksigen didaerah pesisir. Selain itu mangrove juga bisa mencegah terjadinya abrasi pantai, serta sebagai pertahanan pertama jika terjadi gelombang tsunami. Dari rekap data kabupaten/kota tahun 2011 Provinsi Sumatera Barat memiliki luas hutan manggrove 43.186,71 Ha. Lokasi terluas hutan mangrove berada pada Kabupaten Mentawai (32.600 Ha), Kabupaten Pasaman Barat (6.273,50 Ha) dan Kabupaten Pesisir Selatan (2.549,55 Ha). Sedangkan Kerapatan hutan mangrove tertinggi berada pada daerah Kabupaten Padang Pariaman (18.053 pohon/Ha) dan kerapatan terendah
pada Kota Padang (0,933 pohon/Ha). Adapun jenis tanaman mangrove yang dominan di Sumatera Barat, dapat dilihat pada tabel. 2.31
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-62
Tabel. 2.31. Luas dan Kerapatan Hutan Mangrove Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011
No. Lokasi Luas Lokasi (ha)
Persentase tutupan (%)
Kerapatan (pohon/ha)
A Kabupaten 1 Pesisir Selatan 2.549,55 35,73 35,620 2 Padang Pariaman 190,00 Tak ada data 3 Agam 313,50 30,00 600,000 4 Pasaman Barat 6.273,50 Tak ada data 5 Kepulauan Mentawai 32.600,00 473,000 B Kota 6 Padang 1.250,16 100,00 0,933 7 Pariaman 10,00 7,67 18.058,000 Total 43.186,71 173,40 19.167,553
Sumber : Tabel SD.21, Buku Data SLHD Prov. Sumatera Barat, 2011.
Tabel. 2.32. Jenis Vegetasi Mangrove Di Sumatera Barat Mangrove Ekslusif Mangrove Non Ekslusif
• Izopora apiculata.
• Rhizopora mucronata.
• Rhizopora stylosa.
• Brugruiera gymnorrhiza.
• Brugruiera sexangula.
• Ceriops tagal.
• Sonneratia alba.
• Xylocarpus granatum.
• Aegiceras cornicullatum.
• Lumnitiera littorea.
• Lumnitiera racemosa.
• Scyphipora hydropillacea.
• Nypa fructican
• Hibiscus tilliaceaus.
• Morinda ciftifilia.
• Scaevola frustescens.
• Barringtonia asiatica.
• Vitex trifolia.
• Acanthus illicifolius.
• Achrostichum aereum.
• Cycass rumphi.
• Desmodium umbellatum.
• Pandanus adoratisimus.
• Pandanus tectorius.
• Ficus ulva.
• Ficus deltoideus.
• Melatostoma malabathricum.
• Wedelia biflora.
• Ipomea pes-caprae. Sumber: Bappeda Provinsi Sumatera Barat,2010.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-63
2.6.2 Kecenderungan Perubahan Analisis data tahun 2010 dan 2011, terlihat beberapa kecendrungan perubahan kualitas lingkungan pesisir dan laut. Berikut ini uraian lebih lanjut mengenai beberapa komponen llingkungan pesisir dan laut yang dapat dipantau.
Tabel.2.33. meperlihatkan bahwa kecendurungan penurunan kualitas alir laut di Kota Padang. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya parameter yang diatas ambang batas baku mutu. Dari 4 (empat) parameter di tahun 2010 menjadi 7 (tujuh) parameter di tahun 2011.
Tabel. 2.33. Trend Perubahan Kualitas Air Laut antara Tahun 2010 dan Tahun 2011
No Kab/kota Parameter Diatas Ambang Batas
2010 2011
1 Kab. Pesisir Selatan NO3-N, PO4-P, Pb, Cd, Cu
2 Kab. Padang Pariaman E. Coli Temp,
3 Kab. Agam Kekeruhan, NO2-N Kekeruhan, PH, NO2-N
4 Kab. Pasaman Barat Kekeruhan, BOD-5, Amonia total
BOD-5, ammonia total, Cu, Pb, Zn,
5 Kota Padang (Muaro dan Pasia Jambak)
Kekeruhan, NO3-N, sulfide, detergen
Kekeruhan, TSS, BOD-5, (PO-4P), sulfide, fenol, krom,
Sumber : Olahan data SLHD Kab/kota 2011
Untuk kerusakan terumbu karang, terdapat perbedaan data mengenai luasan terumbu karang antara tahun 2011 dan dan 2010. Data yang sangat signifikan perbendaanya terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan. Kemungkinan perbedaan ini disebabkan oleh sumber data yang berbeda, sehingga tingkat akurasi dari data kurang baik. Dari
keseluruhan data yang diperlihatkan pada Tabel 2.34 yang memperhatinkan adalah kerusakan terumbu karang di Kabupaten Agam cendrung meningkat hingga 100 % di tahun 2011 dimana di tahun 2010 hanya 70.62%. Kerusakan terumbu karang juga meningkat di Kabupaten Pesisir Selatan.
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-64
Tabel 2.34. Perbandingan Kerusakan Terumbu Karang Pada Tahun 2010 dan 2011
Kabupaten/kota 2010 2011
Luas (Ha) Kerusakan (%) Luas (Ha) Kerusakan (%)
Kota Padang 83,650 13,27 11,70 4,42
Kab. Pesisir Selatan 1.278,118 42,49 17.914,00 80,33
Kab. Pasaman Barat 16,650 0,00 224,50 29,53
Kab. Kepulauan Mentawai
35.218,000 60,00 35.218,00 60
Kab. Agam 16,000 70,62 33,00 100
Kota Pariaman 99,610 10,99 39,50
Total 36.712,028 53.440,70 Sumber : Olahan Data SLHD kab/kota tahun 2010 dan 2011
Komponen lain yang perlu dikaji adalah laju kerusakan padang lamun, namun faktanya laju kerusakan padang lamun sulit dilakukan pemantauan, mengingat data yang kurang akurat. Hanya satu catatan yang dapat dikemukakan dari perkembangan data tahun 2010 dan 2011, yaitu bahwa kerusakan terberat terjadi terjadi di daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan kerusakan seluas 1.200 Ha atau 60% dari luas padang lamun yang ada di sana. Hal yang sama terjadi pada mangrove, sulit untuk melihat perkembangan kualitas mangrovre mengingat data yang berbeda jauh antara tahun 2010 dan 2011. Terdapat kabupaten dan kota yang mengalami perluasan mangrove yang signifikan padahal tidak ada upaya pemulihan yang signifikan
pula antara tahun 2010 dan 2011. Demikian pula terdapat pengurangan luasan mangrove yang signifikan, padahal tidak ada kegiatan yang menyebabkan degradasi mangrove yang signifikan, kecuali kejadian gempa dan tsunami di Mentawai. Berkurangnya jumlah hutan mangrove terbesar di Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu dari 32.600 Ha menjadi 26.605 Ha. Hal ini disebabkan abrasi di Sikabaluan, Muara Siberut, Sioban. dan kerusakan hutan mangrove terjadi akibat gempa bumi 25 Oktober 2010 serta pengalihan fungsi lahan untuk peruntukan kepentingan lainnya (bangunan, kayu bakar, perahu nelayan, dsb). Pada Kota Padang terjadi kenaikan luas hutan mangrove yaitu dari 1.250,16 Ha menjadi 14.281,04 Ha.
Tabel 2.35. Perbandingan Luas Mangrove Di Sumatera Barat Tahun 2010 dan 2011
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-65
Kabupaten Tahun 2010 Luas (Ha)
Tahun 2011 Luas (Ha)
Kota Padang 1250,16 14.281,04
Kab. Padang Pariaman 121,10 190,00
Kota Pariaman 10,00 8,00
Kab. Agam 313,50 65,00
Kab. Pesisir Selatan 2.549,55 2.549,55
Kab. Pasaman Barat 6.276,50 4.520,00
Kab. Kep. Mentawai 32.600,00 3.811,21
Total 43.119,81 25.424,80 Sumber : Olahan Data SLHD kab/kota Sumatera Barat,Tahun 2010 dan 2011.
2.7. BENCANA Peristiwa bencana sepanjang tahun
2011 yang dialami masyarakat, baik di kawasan pesisir pantai maupun pada daerah pegunungan berdampak terhadap kerugian secara material dan korban jiwa akibat bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan angin puting beliung.
Penigkatan daerah yang mengalami bencana banjir tahun 2011 melibih 50 % dari bencana yang dialami pada tahun 2010, begitupun peristiwa bencana kebakaran hutan, kekeringan sedangkan peristiwa tanah longsor terjadi penurunan jumlah daerah yang mangalami peristiwa tanah longsor. Peningkatan jumlah daerah yang mengalami bencana diiringi pula dengan peningkatan kerugian baik secara material maupun korban jiwa.
Peristiwa bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran hutan tak lepas dari kegiatan yang dilakukan terhadap
alam seperti mengeksploitasi sumber daya alam tanpa menjaga keseimbangan, pembukaan lahan dan hutan tanpa memperhatikan kaedah tata ruang. Daerah yang mengalami peristiwa bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran hutan yang disertai dengan tingkat kerugian cukup tinggi berada pada daerah yang mengalami kerusakan hutan, lahan kritis serta perubahan alih fungsi hutan yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pesisir Selatan. Oleh karena itu isu yang diangkat adalah : 1. Peningkatan daerah yang mengalami
bencana banjir dan kebakaran hutan dan lahan.
2. Peningkatan kerugian akibat bencana banjir, kekeringan dan kebakaran hutan
3. Daerah secara rutin mengalami banjir dengan luasan cukup besar berada pada
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-66
daerah yang mengalami kerusakan hutan dan lahan kritis serta perubahan fungsi hutan.
Kerangka dan pendekatan penulisan dibagi 3 (tiga) kelompok yaitu : kondisi umum, kecendrungan perubahan dan catatan khusus, dengan analisis yang digunakan : 1. Kondisi umum menggunakan
pendekatan analisis a. Statistik yang menunjukkan kondisi
rata-rata dan kondisi ekstrim (maksimum atau minimum)
b. Analisis perbandingan antar lokasi 2. Kencendrungan perubahan
menggunakan pendekatan analisis. Analisis perbandingan antar waktu pada lokasi tertentu terutama dalam kaitannya keterancamannya dan isu.
2. 7.1 Kondisi Umum 2.7.1.1. Bencana Banjir. Korban. dan
Kerugian Peristiwa banjir hampir merata
terjadi di 19 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Sumatera Barat hanya 5 (lima) kabupaten/kota yang tidak mengalami bencana banjir yaitu Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Dari 15 kabupaten/kota yang mengalami tingkat kerugian dan korban jiwa baik mengungsi maupun meninggal tertinggi pada kabupaten Pesisir Selatan dengan jumlah korban yang mengusi sebanyak 52.041 jiwa, meninggal sebanyak 6 jiwa dengan total kerugian sebanyak Rp. 283.339.191.948.
Pada Gambar 2.47 dibawah ini
memperlihatkan 5 (lima) kabupaten yang mengalami bencana banjir yang dikorelasikan dengan tingkat lahan kritis, kerusakan hutan dan alih fungsi lahan yang cukup tinggi pula.
Sementara frekuensi bencana banjir yang sering terjadi di satu daerah berada pada Kota Padang dengan frekuensi sering terjadi sebanyak 8 kali peristiwa banjir dan hampir merata disetiap kecamatan yang ada di Kota Padang .
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-67
Gambar. 2.47. Kabupaten Yang Mengalami Bencana Dikorelasikan Tingkat Lahan Kritis, Kerusakan Hutan dan Alih Fungsi Lahan
Sumber : Data olahan BA 1 Buku SLHD Propinsi Sumatera Barat, 2011
2.7.1.2. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kerugian
Bencana kekeringan sepanjang tahun 2011 terjadi di 5 kabupaten yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Tanah Datar dengan total areal padi gagal panen seluas 1.448 ha dan kerugian secara material sebesar Rp. 16.351.080.000,-
Kabupaten yang mengalami tingkat kerugian dilihat dari areal padi gagal panen dan kerugian secara finansial berada pada Kabupaten Padang Pariaman dengan kerugian areal padi gagal panen seluas 986 ha dan kerugian finansial sejumlah Rp. 14.790.000.000,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana Gambar 2.48. berikut :
Gambar 2.48. 5 (lima) Kabupaten Yang Mengalami Gagal Panen Padi Akibat Bencana Kekeringan
Sumber : Data olahan BA 2 Buku SLHD Propinsi Sumatera Barat, 2011
Gambar 2.49. 5 (lima) Kabupaten Mengalami Kerugian Secara Finansial Akibat Bencana Kekeringan
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-68
Sumber :
Data olahan BA 2. Buku SLHD Propinsi Sumatera Barat, 2011
2.7.1.3. Bencana Tanah Longsor, Korban,
dan Kerugian Bencana tanah longsor pada
tahun 2011 terjadi di 8 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok Selatan, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto dan Kota Padang.
Kabupaten yang mengalami
kerugian finansial cukup besar berada pada Kota Sawahlunto dengan jumlah Rp. 1.278.500.000 sedangkan korban jiwa tertinggi pada Kabupaten Padang Pariaman dengan korban sebanyak 4 orang meninggal dunia, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana Gambar 2.50
Gambar 2.50. 8 (Delapan) Kabupaten/kota Mengalami Kerugian Akibat Bencana Tanah Longsor
Sumber : Data olahan BA 3. Buku SLHD Propinsi Sumatera Barat, 2011
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-69
2.7.1.4. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian
Luas areal kebakaran hutan sepanjang tahun 2011 seluas 974,65 Ha di 8 (delapan) Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir
Selatan, Kabupaten Solok Selatan, Kota Solok, Kota Sawahlunto dan Kota Padang. Kabupaten terluas yang mengalami kebakaran hutan berada pada Kabupaten Pesisir Selatan dengan total luas 731,2 ha, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana Gambar 2.51. dibawah ini
Gambar 2.51. 8 (delapan) Kabupaten/kota Yang Mengalami Kerugian Akibat Kebakaran Hutan
Sumber : Data olahan BA 4. Buku SLHD Propinsi Sumatera Barat, 2011
2.7.1.5. Bencana Alam Gempa Bumi, Korban, dan Kerugian
Selama tahun 2011 tidak terjadi bencana gempa bumi yang mengalami korban jiwa dan kerugian secara materi. 2.7.2 Kecendrungan Peristiwa Bencana 2.7.2.1. Bencana Banjir
Bencana bajir yang terjadi di Propinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu 2 tahun (2010 - 2011) telah mengalami peningkatan jumlah kabupaten/kota dari 6
(enam) kabupaten/kota pada tahun 2010 menjadi 11 kabupaten/kota pada tahun 2011.
Peningkatan kabupaten/kota ini diiringi pula dengan tingkat kerugian baik secara finansial maupun korban jiwa maupun masyarakat yang mengungsi, total areal yang terendam pada tahun 2010 seluas 862, 931 ha dan tahun 2011 seluas 874, 26 ha, sedangkan kerugian tahun 2010 sebesar Rp 140.119.000.000,- dan tahun 2011 Rp 308.616.170.448,- dan korban yang mengungsi pada tahun 2010 sebanyak 1.798
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-70
jiwa dan tahun 2011 57.229 jiwa. Sementara korban yang meningal terjadi penurunan dari 703 jiwa menjadi 9 jiwa.
Kabupaten/Kota yang mengalami bencana secara beruntun pada 2 tahun ini
adalah Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Gambar 2.52 Perbandingan Bencana Banjir Antara Tahun 2010 dengan 2011
Sumber : Olahan data BA 1 Buku SLHD Provinsi Sumatera Barat, 2010 dan 2011.
2.7.2.2. Bencana Kekeringan Peristiwa bencana kekeringan dalam kurun waktu 2 tahun yang terjadi di Propinsi Sumatera Barat terjadi peningkatan yang sangat signifikan antara tahun 2010 dengan tahun 2011, baik jumlah daerah yang mengalami bencana kekeringan, total areal gagal panen padi, dan total kerugian secara material/finansial pun meningkat.
Daerah-daraeh yang mengalami bencana kekeringan pada tahun 2010 adalah Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten
Padang Pariaman sedangkan tahun 2011 adalah Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Tanah Datar.
Disisi areal gagal panen padi tahun 2010 seluas 1.034 Ha sedangkan tahun 2011 seluas 1.448 ha, sementara total kerugian pada tahun 2010 sebesar Rp. 15.495.600.000 dan tahun 2011 sebesar Rp. 16.351.080.000.,untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana Gambar 2.53 berikut :
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-71
Gambar 2.53. Perbandingan Bencana Kekeringan Tahun 2010 dengan Tahun 2011
Sumber : Olahan Data BA 2 Buku SLHD Propinsi Sumatera Barat Tahun 2010 dan Tahun 2011.
2.7.2.3. Bencana Tanah Longsor Bencana tanah longsor di Propinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu tahun 2010 dan tahun 2011 penurunan jumlah daerah yang mengalami bencana tanah longsor pada tahun 2010 sebanyak 10 daerah dan tahun 2011 sebanyak 8 daerah.
Sedangkan dari segi korban jiwa terjadi penurunan dari 20 jiwa pada tahun 201 menjadi 5 jiwa pada tahun 2011 dan total kerugian pada tahun 2010 sebesar Rp 4.047.475.000 dan tahun 2011 sebesar Rp. 2.146.000.000,-, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana Gambar 2.54. berikut :
Gambar 2.54. Perbandingan Tanah Longsor Tahun 2010 dan Tahun 2011
Sumber : Olahan Data BA 3 Buku SLHD Propinsi Sumatera Barat Tahun 2010 dan Tahun 2011
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat II-72
2.7.2.4. Bencana Kebakaran Hutan Peristiwa kebakaran hutan
sepanjang tahun 2010 dan tahun 2011 terjadi sebanyak 13 kali kebakaran hutan dengan daerah yang mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebanyak 5 daerah
kabupaten/kota dan tahun 2011 sebanyak 8 daerah kabupaten/kota,.Luas areal yang mengalami kebakaran hutan tahun 2010 seluas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana Gambar 2.55. berikut
Gambar 2.55 Perbandingan Kebakaran Hutan Tahun 2010 dan Tahun 2011
Sumber : Olahan Data BA 3 Buku SLHD Propinsi Sumatera Barat Tahun 2010 dan Tahun 2011
Pembangunan yang dilaksanakan oleh sektoral selain memberikan peningkatan pada kesejahteraan masyarakat juga memberikan tekanan terhadap lingkungan. Sumber
tekanan dilihat berdasarkan sektor-sektor yang berkontribusi terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan. Beberapa sektor selain sebagai sumber
tekanan juga merupakan dampak dari tekanan pembangunan sektor lain. Bahasan diharapkan dapat
mengidenifikasi sumber dan bentuk tekanan dan kecendrungan perkembangan tekanan di masa mendatang.
3
SptDpbkck ysldm-
-
-
-
-
stskp
3.1. KEP
PermaSumatera pertumbuhan tahun terakhirDisamping itpersentase pbeberapa kkemiskinan di cukup tinggi jukependudukan Tingkyang relatif cusemakin tinglingkungan hiditimbulkan damulti kompleks- Tekanan
yang menpembukaan
- Tekanan blimbah limb
- Tekanan limbah pad
- Tekanan akibat transportas
- Tekanan bdan budaya
Berbastrategis perlutekanan tersestrategis tersekawasan perkoperbatasan de
PENDUDUK
asalahan kepBarat terutpenduduk da
r yang relatifu masih cu
penduduk tidakabupaten beberapa dae
uga merupakann. at pertumbukup tinggi akagginya tekadup. Bentuk ari sektor kes diantaranya : berupa penngakibatkan kn lahan baru berupa pencembah cair domes berupa pencat domestik berupa penc
pemenuhan si berupa konflik a. agai upaya u diambil untuebut. Upaya ebut dapat beotaan dan penengan kota/pro
S
KAN
pendudukan tama adalaalam beberapf cukup tinggukup besarnyak sekolah serta tingk
erah yang masn permasalaha
han pendudun menyebabkanan terhada
tekanan yanpendudukan i ggunaan lahakerusakan da
maran air akibstik cemaran akib
cemaran udakebutuha
sosial, ekonom
dan langkauk mengimban dan langkaerupa penataanataan kawasaovinsi lain, ag
Status Lingkungan
di ah pa gi. ya di
kat sih an
uk an ap ng ini
an an
bat
bat
ra an
mi
ah ngi ah an an ar
seslimblebi
kepkomkepmigAnaDE-dila-
-
n Hidup Daerah Pr
suai dengan pebah serta peih jauh akan di
Untuk mpendudukan. amponen yaitu padatan pendugrasi pendudualisis ini didas-5 dan DS-1
akukan denganGambaran dianalisis srata-rata untumum Sumdilakukan delokasi yaituLimapuluh Sijunjung sperbandinganyang datanyatau terendaditinjau mengyaitu 105.591itu digunakansebagai inkomponen yaKecendrungasecara integrdiupayakan dseries sehingtrend perkesektor ini.
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
eruntukannya. pengelolaan kobahas pada Ba
menganalisa takan dilihat da laju pertumuduk. struktuk dan tingkat
sarkan atas da s/d DS-5. pendekatan asumber da
selain diperguuk memberikamatera Baraengan perband mengambil Kota dan
sebagai indikn bagi kabupaa cukup eksth). Kedua daegingat lahan
1 Ha dan 73.92n juga data Kndikator daang akan dievaan tekanan rasi setiap komdapat membangga dapat disi
embangan te
adap Lingkungan
Barat III -1
pengendalian onflik. Upaya ab IV. tekanan dari ari beberapa
mbuhan dan ur penduduk. t pendidikan. ata DE 1 s/d Pembahasan nalisis yaitu : an bentuk. unakan data an gambaran at. Analisis dingan antar Kabupaten
Kabupaten kator untuk aten/kota lain rim (tertinggi erah ini perlu kritis terluas
23 Ha. Selain Kota Padang ari seluruh aluasi. dianalisis mponen yang dingkan data mpulkan dari
ekanan dari
3.1.1. Tekana Sutamankepadayang tinserta berimbagambar
tekanan
a. LajPe
menggutahun persis dSLHD Pdisebabmasih dsedangdata Sfinal seSumateadalah dibandiSLHD 1.34% 115 ora
di Kota kepadalebih re4.410 o2.044 o1.453 o
Gambaran San Sumber tekannya akibat latan penduduknggi, tingkat p
struktur peang. Berikut iran sumber-s
n masing-masin
ju Pertumbunduduk
Data yangunakan data s2010, namun dengan data yaProvinsi Sumatbkan karena dadata sensus yakan data yangLHD 2011 suensus terseb
era Barat berd4.846 juta,
ngkan data ya2010. Laju p dan kepadat
ang/km2. Jumlah pend
Padang yaitu tan 1.199 ora
endah dibandiorang/km2 dan orang/km2 serorang/km2. Unt
Sumber dan
nan dari kepeaju pertumbuhk yang tinggi,endidikan yannduduk yangini bahasan msumber dan
ng komponen
han dan Ke
g digunakansensus kepen data ini tidaang tertuang patera Barat 201ata pada bukuang sifatnya seg tertuang didaudah merupakut. Jumlah pdasarkan sensdata ini lebih
ang terdapat paertumbuhan ptan penduduk
duduk terbesa 833.562 orang
ang/km2. Kepangkan Kota B Kota Padang rta Kota Payatuk wilayah ka
Status Lin
n Bentuk
edudukan han dan , migrasi g rendah g tidak mengenai
bentuk
.
epadatan
n tetap ndudukan ak sama ada buku 0. Hal ini
u tersebut ementara. lam buku kan hasil penduduk sus 2010 h rendah ada buku penduduk sebesar
ar berada g dengan datan ini
Bukittinggi Panjang akumbuh
abupaten,
ngkungan Hidup D
kepadatanorang/km2
penduduk Padang PKabupatenterendah Mentawai memiliki luBarat yakeseluruhaKota PadaSumatera paling kecjuga wilaya Dterhadap terjadi di Sijunjung, memiliki labawah la1,11% tetalaju pertumpertumbuhberkorelasberbeda dlaju pertuDhamasraBarat yaittinggi ini terutama awalaupun penelitian secara fasawit di dKabupaten
Tekana
Daerah Provinsi S
penduduk tid. Kabupaten
tertinggi aPariaman yain dengan keadalah Kabyaitu 13 orang/uas wilayah teitu 6.011.35 an wilayah Suang Panjang Barat yang juil yaitu 47.008ah terkecil yaituDalam kaitannylahan berupaKabupaten Lmaka Kabupa
aju pertumbuhaju pertumbuhapi Kabupatenmbuhan pendhan ini ksi dengan luasadengan Kabupumbuhan penya adalah tertu 3.09 %. Laju
diperkirakan alih fungsi hut
secara pemengenai h
akta perkembdaerah ini pan Pasaman Ba
an Terhadap Ling
umatera Barat
dak lebih dardengan kepa
adalah Kabutu 294 orang
epadatan penbupaten Kepu/km2. Pulau inerluas di Sum
Km2. Dari matera Barat. merupakan w
umlah pendud8 orang/km2 ku 23.00 Km2
ya dengan tea lahan kritis imapuluh Kota
aten Limapuluhhan yang mahan provinsi n Sijunjung meuduk 1,19 %
kelihatannya an lahan kritis.paten Dhamanduduk Kaburtinggi di Sumu pertumbuhan
menjadi anctan ke perkebersis belum hal tersebut, angan perkebaling pesat srat. (Sumber :
gkungan
III -2
ri 300 adatan upaten g/km2. duduk ulauan ni juga matera
total maka
wilayah uknya
karena
kanan yang a dan h Kota sih di
yaitu emiliki . Laju
tidak . Agak sraya.
upaten matera n yang caman bunan,
ada tetapi
bunan etelah Tabel
D
S
b
bbyoj0l7ypylt2aD
S
c
DE-1 Buku Da
Sumatera Bara
b. Struktur
Jenis KelaPendu
berdasarkan jeberimbang antyaitu 2.442.5orang. Berdasjumlah golonga0-14 yaitu 1.5laki-laki 797.48749.568 orang
yaitu usia 20 –perempuan lebyaitu peremplaki-laki 1.125terbanyak ber220.083 perematau berselisihDE-2 dan DE-
Sumatera Bara
c. Migrasi PT
No. K
KOTA 1 Padang 2 Bukitting4 Payakum5 Pariama6 Solok KABUPA
7 Kepulaua8 Solok Se9 Padang
10 Sijunjung11 Pasaman
ata SLHD Pro
at. 2011)
Penduduk Mamin dan Produduk Sumenis kelamin ttara perempua32 perempuan
sarkan golongan umur terbes
547.051 orang 83 orang da
g. Dilihat dari– 54, angkatanbih banyak dapuan 1.902.705.582 orang. rada di Kota
mpuan dan 21h 2.753 orang -3. buku Data
at. 2011) enduduk
Tabel 3.1. Mig
Kabupaten/Kota
ggi mbuh n
ATEN an Mentawai elatan Pariaman g n Barat
S
ovinsi Sumate
Menurut Umuduktifitas
matera Barternyata hampan dan laki-lakn dan 2.404.37an umur maksar adalah us dengan jumlaan perempua
i angkatan kern kerja produkari pada laki-la09 orang da
Angkatan ker Padang yai
17.330 laki-lak(sumber : Tab
SLHD Provin
rasi Penduduk
a Lak
3. 6 4
Status Lingkungan
ra
ur.
rat pir ki. 77 ka sia ah an
rja ktif aki an rja tu ki.
bel
nsi
adacukpenKotAdabanpindPasWayanpindpermeryancukdataDipdardanberbebBar
k Selama TahDatang
i-Laki Per
106 646 935 0 484
112 0
471
n Hidup Daerah Pr
Kota Padalah kota yankup tinggi. Perbnduduk lebih ta Padang diapun di Kabupanyak yang dadah. Hal yang saman Baratlaupun jumlah
ng datang lebidah. Diperkkebunan parupakan daya
ng pindah di Kkup besar. di ang ke Kota Perkirakan kotai penduduk K
n Kota Pekaikut ini dapat d
berapa kota darat.
un 2011 di Be
rempuan
2.011 631 1.046 0 461
28 0
406
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
dang dan Kabung mingrasi pbedaannya di banyak yang bandingkan yaten Agam, peatang dibandi sama terjadi dt dan Solo
hnya tidak besih banyak darkirakan peada daerah tarik tersendiKabupaten Lim sisi lain penPayahkumbuh a ini mendapatKabupaten Limanbaru. Pada dilihat migrasi yan kabupaten
eberapa Kab/KPinda
Laki-Laki
4.276 643 598 0 368
46 700 568 36
adap Lingkungan
Barat III -3
upaten Agam penduduknya Kota Padang pindah dari yang datang. enduduk lebih ingkan yang di Kabupaten ok Selatan. sar,penduduk ri pada yang ngembangan h tersebut ri. Penduduk
mapuluh Kota nduduk yang cukup tinggi. t kepindahan
mapuluh Kota Tabel 3.1
yang terjadi di di Sumatera
Kota ah
Perempuan
3.526 525 504 300 321
38 629 458 35
12 P13 A14 L
Sumber :
d. P Tyang berada dan KamenggabertempJumlah dan Kadisebabberawa
No.A. 1 2 3 4 5 B. 6 7
Sumbe e. P pendudusia 0-pendudpendidipendidi
Pasaman Agam Limapuluh Kota : Olahan Tabel DE
Penduduk di PTerdapat 7 (tmemiliki laut di Kabupatenabupaten Pesisambarkan jumpat tinggal di terbanyak beabupaten Pesbkan pusat pel dari daerah p
Tabel 3.2
KabuKabupaten Pesisir SelaPadang ParAgam Pasaman BKepulauan MKota Padang Pariaman
Jumler : Tabel DE-5. B
Pendidikan
Sesuai dengduk dimana pen-14 tahun, maduk terbankan adalah kan SD yaitu
E-4. Buku Data SL
Pesisir Laut tujuh) kabupa dan pesisir
n Kepulauan Msir Selatan. T
mlah pendudu daerah pesi
erada di Kota sisir Selatan. rkembangan ko
pesisir.
2. Jumlah Pend
paten/Kota
atan riaman
arat Mentawai
ah uku Data SLHD P
gan golonganduduk terbanyaka persentasnyak berd
penduduk 40.87 % laki
Status Lin
52 4.510 445
LHD Provinsi Sum
aten/kota r.,terluas
Mentawai abel 3.2
uk yang isir laut. Padang Hal ini
ota lama
uduk Bertempa
Jumlah
10 6 1 510
6 341
Provinsi Sumatera
n umur yak pada si jumlah dasarkan
dengan -laki dan
ngkungan Hidup D
57 4.263 324
matera Barat. 2011
Kawalaupun jumlah depaling baPesisir memang pendudukSumateraKabupatewilayah pe
at Tinggal di Pe
h Desa P
0 6 1 5 0
6 3 1 1. Barat. 2011
3,.21% peadalah peuniversitasdari pada 4.16 % pedan Tabel
Sumatera
Tekana
Daerah Provinsi S
1.053 3.802 1.310
1
abupaten Kep jumlah pendu
esa yang beradanyak, sebagSelatan. Perelatif lebih s
k Kabupate Barat tetapi n Kepulauan Mesisir laut.
esisir Laut Tah
Jumlah Penduduk
409.331 143.528 26.037 140.390 65.426
493.331 78.552 356.595
erempuan. enduduk dan s ternyata lebihlaki-laki yaitu
erempuan. (Su
l DS-2. Buku D
Barat. 2011)
an Terhadap Ling
umatera Barat
94 3.92 1.15
pulauan Menuduknya kecil da di wilayah paimana Kabu
enduduk Mensedikit dibandien/kota di w
pusat pendudMentawai bera
un 2011
Jumlah RumaTangga
87.127 31.056 65.059 31.620 18.476
120.764 3.652 357.754
Hal yang m status pendh banyak perem3.32 % laki-lak
umber : Tabel
Data SLHD Pr
gkungan
III -4
43 27 50
ntawai. tetapi
pesisir upaten ntawai ngkan
wilayah duk di ada di
ah
enarik didikan mpuan ki dan DS-1
rovinsi
BmtSbi5o5o
S
f dbsbssmPjsJKSpsKAy
S
Bila dilihat bemaka jumlah terakhir terbaSekolah Dabanyaknya denini berlaku untu514.789 orangorang Tamat 507.853 orangorang tamat STabel DS-4.
Sumatera Bara
f. Fasilita Fasilitadi Kabupaten baru kemudiasekolah SD. Jubanyak di Ksekolah. Kotasetelah Kabumasing-masingPadang hanyajumlah sekolahsekolah terbanJumlah ini dKabupaten ASLTA. Kenyatpengadaan sasekolah lebiKabupaten AgApalagi bila dyang terbanyaTabel DS-3 d
SLHD Provinsi
rdasarkan penpenduduk denanyak hanyasar (SD) ngan yang tidauk penduduk p Tidak Tamat SSD, maupun
Tidak Tamat SD (Sumber :
Buku Data
at. 2011)
as Sekolah
as sekolah SD Agam yaitu 4
an Kota Padumlah sekolah
Kabupaten Aga Padang upaten Pesisir g 100 sekola 98 sekolah SLh SMA. Kota Pnyak yaitu 98diikuti urutan gam sebanyataan ini menuarana wajib h baik ter
gam dari padadilihat dari ju
ak di Kota Paddan Tabel DS
i Sumatera Bar
S
ndidikan terakhngan pendidikaa menamatkahampir sam
ak tamat SD. Hperempuan yaiSD dan 556.40n laki-laki yaiSD dan 553.48Tabel DS-3 da
SLHD Provin
justru terbanya455 sekolah Sang yaitu 41 SLTP pun leb
gam yaitu 12urutan keemp Selatan yan
ah SLTP. KoLTP. Baru untuPadang memil8 sekolah SMA
kedua adalaak 61 sekolaunjukkan bahw
belajar beruprselenggara a Kota Padanmlah pendududang (Sumber
S-4. Buku Da
rat. 2011)
Status Lingkungan
hir an an
ma Hal
tu 05 tu
83 an
nsi
ak SD 18 bih 20
pat ng ota uk iki A. ah ah wa pa di g. uk r :
ata
3.1.Ben berLajufaktkerulajujummenkom penperlimbini sebkoreketedenpensek lautterhPadterbsepSelkaraSelterbKerPadyan
n Hidup Daerah Pr
.1. Kecentuk Tekanan Sumber banding lurus u pertumbuhantor yang berpusakan lingkun
u pertumbuhamlah pendud
ngalami permampleks. Kota P
nduduk yang masalahan lingbah cair dan literbukti sung
bagian sudah elasi tekanan ersediaan sarangan Kabupatenduduknya lekolah di Kota Pa Pengembat untuk pemukhadap lingkungda dua daerah banyak yang perti Kota Padaatan terlihat bang terbesaratan (80.33%)besar di Kabrapatan mangdang 0.933 pong paling bany
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
endrungan S
tekanan dengan jumlan penduduk beengaruh saat ngan. Bagi daan penduduknduknya banasalahan lingk
Padang dengbesar akan
gkungan terutaimbah padat dai-sungai di ktercemar. Te
dengan penana sekolah. Den/Kota lain
ebih kecil madang tergolonangan wilyah iman juga bera
gan wilayah pes yang jumlah ptinggal di wil
ang dan Kabubahwa kerusar di Kabupa, kerusakan pabupaten Pesigrove terendaohon/Ha. Paramyak di atas am
adap Lingkungan
Barat III -5
umber dan
cendrung ah penduduk. elum menjadi
ini terhadap aerah dengan ya kecil tapi
nyak akan kungan yang
gan jumlah mengalami ama masalah domestik. Hal kota Padang erdapat juga ndidikan dan Dibandingkan yang jumlah
maka sarana ng sedikit.
pesisir dan akses negatif sisir dan laut. penduduknya layah pesisir paten Pesisir kan terumbu aten Pesisir adang lamun isir Selatan. ah di Kota meter air laut mbang batas
baku mPadang kecendpendatajumlah yang mseperti ini selalahan pendud
3.2. P bertujuamanusimenimblingkung- Tek
pemdan
- Tekdan
- Tekterukaw
atas, “permukpermasUntuk ifaktor kumuh,keterseprasara
mutu yang ditetag. Dari uraian rungan bahwaang lebih bayang pindah
mempunyai dapembukaan ke
ain akan menimjuga kecem
duk asli.
PERMUKIMAN
Pengemban untuk menina. Tetapi sebulkan permagan seperti : anan terhadap
menuhan kebut listrik anan berupa p domestik kanan terhadatama deng
wasan kumuh. Berkenaan de
maka pkiman” diarah
salahan dan tetu akan ditinjakemiskinan
faktor lokasdiaan air
ana pembuang
apkan adalah
diatas. dapa migrasi denganyak terjadi berada pada
ya tarik ekonoebun kelapa smbulkan perm
mburuan sosi
N
angan perngkatkan kualitektor ini jugsalahan dan
p lahan dan atuhan rumah. a
pencemaran lim
ap lingkungaan bermun
engan hal terembahasan
hkan untuk mekanan dari sau lebih jauh m
terhadap pei tempat tingbersih. sara
gan sampah d
Status Lin
laut Kota
at dilihat an jumlah daripada
a wilayah omi baru
sawit. Hal asalahan ial bagi
rmukiman tas hidup a dapat tekanan
air untuk air bersih
mbah cair
n sosial culannya
rsebut di bagian
menjawab ektor ini.
mengenai erumahan ggal juga na dan dan tinja.
ngkungan Hidup D
Bahasan Tabel SE-Buku Data2011 yandengan adan minulokasi.
3.2.1 GTekanan a. Tingk
Pemu
Kdari komseperti lajtinggi, tinpendapatamerata srendah. Dakepadatandengan kependuduk tertentu unyang sebkegiatan-kmengakibakemudian datang berjuga kelohidup darpindah. Kpengrusakpembakaralainnya.
Ketermenimbulk
Tekana
Daerah Provinsi S
ini didasarka-1 s/d SE-3 da SLHD Provinng dianalisis nalisis statisti
umum) dan p
ambaran Sum
kat Kemiskiukiman
Kemiskinan tidamponen kepeju pertumbuha
ngkat penggaan dan pembaserta tingkat alam hubungan penduduk
emiskinan hidu di beberap
ntuk menggunenarnya haruegiatan perta
atkan kerusakdiikuti oleh b
rulang kali. Dismpok-kelompori pertanian
Keadaan ini kan-pengrusakaan dan berbag
rbelakangan kan akibat pula
an Terhadap Ling
umatera Barat
n atas data dan SP-1 s/d nsi Sumatera B
secara terintik (nilai maksperbandingan
mber dan B
inan dan
ak dapat dipisendudukan laan penduduk
angguran, disangunan yang
pendidikan n ini, akibat teyang berjalinp, telah mend
pa bagian dnakan daerah us dilindungi. nian. Hal ini kan-kerusakanbahaya banjir samping itu. terok penduduk
secara berpmenimbulkan
an hutan kgai tindakan s
pembanga terhadap kea
gkungan
III -6
pada SP-4 Barat,. egrasi simum
antar
entuk
Pola
ahkan ainnya
yang stribusi tidak yang
kanan erat
dorong daerah
hutan guna telah
dan yang rdapat
yang indah- pula karena serupa
gunan adaan
ptppkblpt
Spsm4
pemukiman datercermin anperumahan ypedesaan makekurangan pbersih dan lingkungan pertumbuhan terkendalikan s
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10111213141516171819
Sumb
Salah satu fakpenyediaan psehat adalah miskin. Provin4.846.909 jiw
an lingkunganntara lain pyang tidak saupun di daepenyediaan ai mencukup
yang tidakota-kota bes
sehingga men
Tabel.3.3.
o Ka
Padang Bukittinggi Padang Pa Payakumb Sawahlunt Pariaman Solok Kepulauan Solok Sela. Padang Pa. Tanah Dat. Pesisir Sel. Sijunjung . Solok . Dhamasra. Pasaman B. Pasaman . Agam . Limapuluh
JUMLAH ber : Sumatera Ba
ktor yang turutpermukiman ya
realita keberansi Sumatera
wa penduduk
S
n hidup. Hal ipada keadaasehat. baik erah perkotaar minum yan
pi. kesehataak memadasar yang tidadorong tumbu
Penduduk M
abupaten/Kota
anjang buh to
n Mentawai atan ariaman tar latan
ya Barat
Kota
arat Dalam Angka
t mempengaruang layak da
adaan pendudu Barat denga
yang terdat
Status Lingkungan
ini an di
an. ng an ai. ak h-
nyaPermenyanpenberjumber
iskin di Suma
JuM
. 2011
uhi an uk an ta.
457penterbmenmer
n Hidup Daerah Pr
a daerah-daerrsoalan-persoanimbulkan pula
ng amat menngelolaan peruorientasi pada
mlahnya dapatikut.
atera Barat 201
umlah PenduduMiskin (000 jiwa)
5273
12143
15 16
46234321412035274436
457.56
7.560 (9,44%nduduk miskbanyak terdapncapai 52.700rupakan ibukot
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
rah miskin dalan tersebua berbagai mandesak. Oleh umahan yanga penduduk t dilihat pada
11
k ) Persen
2.70 7.60 3.60 2.40 1.40 4.70 3.76 5.10 6.10 6.30 3.30 3.90 1.10 1.00 0.30 5.10 7.80 4.90 6.50
%) diantaranykin. Pendud
pat di Kota P0 jiwa. Kota Pta Provinsi Su
adap Lingkungan
Barat III -7
i perkotaan. ut akhirnya asalah sosial karena itu bijak akan miskin yang
a Tabel 3.3
ntase
6.31 6.82
7.90 10.58
2.48 5.90 7.00
19.77 11.11 11.86 6.90 10.22 10.45 11.74 10.57 9.59 10.97 9.85 10.48
a tergolong duk miskin Padang yang Padang yang matera Barat
denganpendudlingkungpendudmerupa
Sumber : b. Pe
Ti Sumatemenjaddan kSebaraterdapaPadang
Pend
uduk
(000
jiwa)
n kepadatanduk memiliki gan. Jika di
duk miskin Kabakan daerah
: Olahan Tabel SE
emukiman dnggal
Kawasan peera Barat di kawasan p
kawasan pern permukiman
at di Kota Pg yang merup
0
10
20
30
40
50
60 52.7
Pend
uduk
(000
jiwa)
n, keanekakompleksitas lihat dari pe
b. Kepulauan Myang terting
Gambar 3.1.
E-1. Buku Data SL
dan Lokasi
mukiman di dapat dikelopermukiman prmukiman pe perkotaan palPadang karenpakan ibukota
7.63.6
12.4
Jumlah
Status Lin
aragaman masalah
ersentase Mentawai ggi yaitu . Jumlah Pend
LHD Provinsi Sum
Tempat
Provinsi mpokkan
perkotaan erdesaan. ing tinggi na Kota Provinsi
1.44.7 3.76
h Pendud
ngkungan Hidup D
19,77% dSawahluntpenduduk Tahun 201
duduk Miskin
atera Barat. 2011
Sumatera persentasetinggal di wmerupakanmasyaraka(100%) Kepulauan(9.06%). UTabel 3.4 d
6
15.1 16.1
46.3
Kab/Kota
duk Mis
Tekana
Daerah Provinsi S
dan terendah to sebesar
miskin di Su1 dapat dilihat
Di Sumatera
Barat. sedange jumlah rumwiayah perkotan Kota atnya tinggal ddan terenda
n Mentawai danUntuk lebih jedi bawah ini.
3
23.3
43.9
21.
a
kin (000
an Terhadap Ling
umatera Barat
terdapat di 2.48%. J
umatera Barat t pada Gambar
Barat Tahun 2
gkan jika dilihamah tangga aan Kota Buki
yang sedi wilayah perkah adalah n Kota Payakulasnya dapat
1
41
20.3
35
0 jiwa)
gkungan
III -8
Kota umlah pada r 3.1.
2011
at dari yang
ttinggi eluruh kotaan
Kab. umbuh dilihat
.127.8
44.9
tt3p5pp
No
1 Ke2 Pes3 So4 Siju5 Tan6 Pad7 Aga8 Lim9 Pas10 So11 Dh12 Pas13 Kot14 Kot15 Kot16 Kot17 Kot18 Kot19 Kot
Sumber : Sum
Berdatinggalnya. sebtinggal di d354.009 rumapemukiman 568.042 rumapemukiman sepemukiman/rum
Tabel
No. 1 2 3 4 5 6
Sumbe
Tabel.3.4.
Kab/Kot
pulauan Mentawsisir Selatan lok unjung nah Datar dang Pariaman am
mapuluh Kota saman lok Selatan armasraya saman Barat ta Padang ta Solok ta Sawah Lunto ta Padang Panjata Bukittinggi ta Payakumbuh ta Pariaman
Jumlah matera Barat Dalam
asarkan lobanyak 85.573
daerah pemukah tangga tinmenengah.
ah tangga tinederhana. Tidamah tangga y
.3.5. Jumlah Loka
PermukimanPermukimanPermukimanPermukimanBantaran SuPasang Suru
er : Tabel SE-3. Bu
S
Jumlah RumTahun 20
ta J
wai
ang
m Angka. 2011
kasi temp3 rumah tanggkiman mewanggal di lokadan sebanyanggal di lokaak terdapat dayang tinggal
Rumah Tanggsi Tempat Ting
n Mewah n Menengah n Sederhana n Kumuh ungai ut uku Data SLHD P
Status Lingkungan
ah Tangga Be011 di SumaterJumlah Rumah
Perkotaan 1.645 9.806 4.376 7.286
18.467 27.944 35.797
8.043 7.780 6.955
16.802 12.692
187.047 13.718 8.731 10.471 26.939 21.902 12.783
439.184
pat ga ah. asi ak asi ata
di
pemkawpaddisetidasebrum
ga Berdasarkaggal
Provinsi Sumatera
n Hidup Daerah Pr
erdasarkan Kara Barat Tangga Menuru
Pedesaa
4
22
713.306
mukiman kumwasan pasang da Tabel 3.5 ebabkan sebagak mengurus bagian sudah mah mewah. me
an Lokasi TemJumlah Ru
85354568
Barat. 2011
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
awasan Permu
ut Kawasan Pean J16.519 89.162 78.073 40.478 67.350 61.200 74.957 79.822 51.659 27.880 29.636 73.103 7.246
221 5.321
496 0 5.997 4.186
1.1
uh, bantaran surut seperti dan Gambar
gian dari mere izin bangutermasuk pad
enengah dan s
mpat Tinggal. 2umah Tangga 5.573 4.009 8.042 - - -
adap Lingkungan
Barat III -9
ukiman
rmukiman %umlah
18.164 98.968 82.449 47.764 85.817 89.144
110.754 87.865 59.439 34.835 46.438 85.795
194.293 13.939 14.052 10.967 26.939 27.899 16.969
152.490
sungai dan yang terlihat 3.2, hal ini eka memang unan tetapi da golongan sederhana.
2011
% Perkotaan
9.06 9.91 5.31
15.25 21.52 31.35 32.32 9.15 13.09 19.97 36.18 14.79 96.27 98.41
62.13 95.48
100.00 9.06 9.91
DsebagiaSumatepemukiada mpemukiataupun
c. Ke
menggudi ProvKota PdenganSumatependudterlindu
56%
Gambar
Sumber : Tab
Dari grafik di aan besar maera Barat man sederhan
masyarakat (0man kumuhn di daerah pas
tersediaan Ai Jumlah ru
unakan sumbeinsi Sumatera Padang yang
n jumlah peera Barat. duknya meng sebagai su
r 3.2 Jumlah R
bel SE-3. Buku Da
atas dapat dilihasyarakat di
tinggal di na atau 56% d0%) yang tinh. bantaran sang surut.
r Minum
umah tanggaer air sebagai a Barat cukup bg merupakan enduduk terb
sebagian enggunakan umber air min
Status Lin
9%
0% 0%0%
Rumah Tangg
ata SLHD Provinsi
at bahwa Provinsi daerah
dan tidak nggal di
sungai
a yang air minum beragam. daerah
besar di besar
sumur um yaitu
ngkungan Hidup D
a Berdasarka
Sumatera Barat.
57.197 ru55.766 menggunaminum damenggunasebagai suminum pepada Tabe
Dminum, Ktertinggi pelayanan kepada perumah tasedangkanDharmasraatau 1,55%
Tekana
Daerah Provinsi S
35%
n Lokasi Pem
2011
mah tangga (rumah ta
akan air kemn 51.525 ruma
akan ledeng umber air minuer kabupaten/el 3.6. Dalam pelayanKota Solok m
yang berh air bersih (led
enduduknya deangga atau n yang tereaya sebesar %.
an Terhadap Ling
umatera Barat
Mewah
Menengah
Sederhana
Kumuh
Bantaran S
Pasang Sur
mukiman
(29,44%). sebangga (28
masan sebagaah tangga (26 sampai r
um. Jenis sumb/kota dapat
nan penyediaamerupakan dhasil membdeng sampai ruengan jumlah 1
sebesar 59ndah adalah 719 rumah ta
gkungan
III -10
Sungai
rut
banyak 8,70%) ai air
6,52%) rumah ber air dilihat
an air daerah erikan umah) 14.136 9,27% Kab angga
No K
1 Padan2 Bukitti3 Padan4 Payak5 Sawah6 Pariam7 Solok 8 Kepula9 Solok 10 Padan11 Tanah12 Pesisi13 Sijunju14 Solok 15 Dham16 Pasam17 Pasam18 Agam 19 Limap
Sum
abupaten/Kota
ng inggi ng Panjang kumbuh hlunto man auan Mentawai Selatan ng Pariaman h Datar r Selatan ung asraya
man Barat man
puluh Kota mber : Badan P
Status Lingkung
Ledeng sampai rumah
LedengEceran
51.525 2.512 9.740 6036.418 142
14.342 3104.319 26
995 608.378 954
990 9466.897 4649.671 1.258
15.148 1.4113.721 1.5687.164 857
15.495 4.196719 133
5.312 2.46412.606 6.95715.295 2.2645.383 604
Pusat Statistik. 2011
an Hidup Daerah Provi
Tabel.3.6. Sumbe
Sumur terlindung
Sute
2 57.197 3 4.323 2 2.125 0 4.828 6 1.500 0 8.649 4 766 6 3.363 4 10.795 8 36.517 1 24.660 8 41.903 7 10.363 6 20.293 3 25.105 4 29.828 7 12.506 4 33.997 4 29.939
insi Sumatera Barat
er Air Minum di Pr
umur Tak erlindung Pompa
7.476 12.412 513 3.268 238 408
2.013 153 187 79
1.003 586 206 9
2.640 37 7.404 136
11.649 1.297 5.384 1.683
19.183 394 4.724 410
10.427 472 8.472 1.291
26.054 792 7.595 108 8.543 5.931
11.394 3.203
III -11
rovinsi Sumatera
Sungai Mataterind
988 9 7 0
112 23
5 4.136 2.594 3.778
976 23.444 7.160 2.087 11.725 3.163 6.814 2.420 12.013 1
Barat
a Air dung
Mata Air tak terlindung
3.922 1.614125 50
3.443 180273 125
3.689 966289 13199 148
1.108 1.7991.888 3.0573.100 4.810
21.414 8.0504.208 4.0294.208 2.936
14.067 10.717901 845
4.704 3.5064.019 5.194
14.425 8.58811.073 13.967
Hujan Kema
4 176 50 756 0 36 5 9 6 599 438
8 22 9 2.479 7 129 0 10.237 0 1.762 9 2.011 6 1.479 7 642 5 94 6 406 4 997 8 10.704 7 2.989
Tekanan Terhadap Lin
asan Lainnya
55.766 691 7.504 44 1.032 31 5.754 81 2.554 18 4.676 109 3.516 33
645 20 1.361 105 6.579 426 4.711 605 7.506 1000 9.781 83 3.516 535 7.050 93 9.053 511 1.998 644 7.857 718 6.631 665
ngkungan
d. Fas
DSumatepersoalmemilik(BAB) KepulautertinggfasilitasSolok SPasamakawasayang mtertinggyang memiliksedangKota ytidak m
No.
1 2
3 4 5 6 7 8
9 Sumber
silitas Pembu
Dalam hal persera Barat masan dimana m
ki fasilitas temrelatif cuku
uan Mentawagi yang masyas BAB (56,19%Selatan (55.,1%an Barat (48,1
an perkotaan memiliki fasili
gi. Kota Bukittjumlah mas
ki fasilitas buakan Kota Saang jumlah r
memiliki fasilit
Tabel 3
Kabupaten/
KOTA Sawah Lunto Pariaman
KABUPATEN Kepulauan MentPesisir Selatan Solok Sijunjung Pasaman Solok Selatan Pasaman Barat
: Olahan Tabel
angan Air Bes
soalan sanitasi.sih dihadapkanmasyarakat yampat buang ap besar. Ka
ai merupakanrakatnya tidak
%) disusul deng%) dan selanjut15%). Hingga merupakan tas buang atinggi merupaksyarakatnya ang air besaawahlunto meumah tangga tas WC diba
3.7. KabupateFasilit
/Kota Jum
tawai
SP-2. Buku Data
Status Lin
sar
. Provinsi n dengan ang tidak air besar abupaten daerah memiliki gan Kab. tnya Kab. a saat ini
wilayah air besar kan Kota
tertinggi ar (84%). erupakan tertinggi ndingkan
en/Kota dengatas Buang Air
mlah RT Sen
14.049 16.959
18.163 98.967 82.447 47.758 59.438 34.830 85.793
SLHD Provinsi Su
ngkungan Hidup D
dengan kSumatera Bukittinggi tidak mem
JiPemerintaperhatian permasalapemerintahumum untufasilitas memberikamengenai Dengan sanitasi pderajat KabupatenTangga Tterbanyak
an Jumlah Rumr Besar Terban
Tempat B
ndiri Bersa
73,76 73,51
35,91 45,11 35,38 45,05 26,45 37,99 43,53
umatera Barat. 20
Tekana
Daerah Provinsi S
kawasan perkBarat (18.35% adalah kota yiliki fasilitas BAika dilihat dh Daerah
yang lebih han sanitasi inh dapat meuk masyarakatBAB dan
an pengarahapentingnya famemperhatika
pemerintah dakesehatan
n/Kota dengaTanpa Fasilitas
dapat dilihat
mah Tangga Tnyak
Buang Air Besar (
ama Umum
6,9 1
6,28 4
3,36 4 5,1 110,89 8
4,47 18,42 153,17 35,17 3
11
an Terhadap Ling
umatera Barat
kotaan lainny%). sedangkanyang terendahAB (1.25%). ari data terperlu membe serius terhni. Pada tahapembangun fat yang tidak meselanjutnya
an dan pembasilitas sanitaan permasaapat meningk
n masyan Jumlah Rs Buang Air t pada Tabe
Tanpa
( % )
m Tidak Ada
1,81 18,35 4,12 16,09
4,54 56,19 1,91 47,77 8,01 45,73 1,08 49,4 5,23 49,9 3,33 55,51 3,16 48,15
gkungan
III -12
ya di n Kota h yang
sebut. erikan hadap p awal asilitas emiliki dapat
binaan si ini.
alahan katkan arakat. Rumah
Besar l 3.7.
S
mmay e
ptttktp
Sumber : Olahan
Dari Gambar Bukittinggi damerupakan Komemiliki fasilitaadalah Kab. Pyang memiliki f e. Cara Pe
Timbulan
Selain ppermukiman jtimbulan saterhadap samturut mempenkeberhasilan pterutama di penanganan
Kepulauan
Ta
Dha
Ko
Kota Sa
Kota
Kota
G
Tabel SP-3. Buku
3.3 di atas daan Kota Paota yang lebihas BAB. Seda
Pasaman dengfasilitas BAB s
embuangan n Sampah
persoalan air bjuga sangat mpah. Cara
mpah oleh mangaruhi tingkapenerapan poperkotaan. Psampah de
0
n Mentawai
Solok
anah Datar
Agam
Pasaman
armas Raya
ota Padang
awah Lunto
Bukittinggi
a Pariaman
S
Gambar 3.3. F
u Data SLHD Prov
apat dilihat Koadang Panjanh dari 80% K
angkan terendagan 26,45% Kendiri.
Sampah da
bersih. persoalaterkait denga
a penanganaasyarakat akaat sanitasi daola hidup bersaradigma lam
engan metod
20
Status Lingkungan
asilitas Buang
vinsi Sumatera Bar
ota ng KK ah KK
an
an an an an an sih ma de
kummeSuddenyakpenyan samPadsudmasNamdenPesKabme
40
35.9145.
35.3845.
45
42.926.45
37.99
43.5
n Hidup Daerah Pr
g Air Besar
rat. 2011
mpul. angkut lekat di sebadah semestinngan metode pkni 3R (Reduce
ngomposan untng semakin bes Dilihat d
mpah oleh dang sebagiadah relatif lebsyarakat di mun belum cngan Kabusisir Selatan bupaten Sololayani angkuta
60 8
11
0554.74
.9262.97
9
67.7753
73
773
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
kemudian bagian besar nya metode pemilahan pade, Reuse dan R
tuk mengurangsar. dari metoda masyarakat,
an besar rumih baik diban
kabupaten/kocukup baik dpaten Solok, dan Kota P
ok yang tean sampah te
80 100
7
76.8978.57
3.7681.2384
75.953.51
adap Lingkungan
Barat III -13
buang masih masyarakat. ini diubah
a sumbernya Recycle) dan gi beban TPA
penanganan untuk Kota
mah tangga ding dengan ota lainnya. dibandingkan Kabupaten Payakumbuh. lah mampu ertinggi yaitu
tdk ada
umum
bersama
sendiri
49.175 Kabupa24.766 mampuRT danPadangterbanyJumlah jumlah banyak Tabel S
Provins
masyarsebagaterlihat ke kali/ Tabe
No.
1 2 3 4 5
Sumber 3.2.2
membelahan jpencemKecendmasyarpedesaMentaw
rumah tangaten Pesisir Se
RT. Kabuu melayani angn Kota Payakug sendiri yak hanya mam ini sangat kectimbulan sam
setelah Kota SP-3 dan SP
si Sumatera Ba
Di Kabupaterakatnya kali/si tempat pdari dominannsungai diband
el 3.8. Jumlah
Kabupaten/Kot
Padang Bukittinggi Pesisir Selatan Sijunjung Pasaman Barat
: Olahan Tabel
KecendrungBentuk Teka
Pengembangerikan tekananjuga memberi
maran sungai drungan yanrakat yang teman seperti K
wai (90,04 %
gga (RT) atalatan mampu pten Limapulgkutan sampambuh 14.455 yang pend
mpu melayani 1cil dibandingkanmpahnya yan Bukittinggi (s
P-4, Buku Dat
arat. 2011). n Agam, bagi
sungai masih embuangan ya sistem pemingkan dengan Rumah Tangg
ta
t SP-4. Buku Data
gan Sumbeanan
an pemukiman terhadap kekan dampak dan masalah ng timbul mpat tinggalnyKabupaten Ke% di pedesaa
Status Lin
au 67%. melayani uh Kota h 16.696 RT. Kota
duduknya 1,753 RT. n dengan g paling sumber :
ta SLHD
sebagian dijadikan sampah,
mbuangan n metode ga dan Perkira
Jumlah R
191212 6 7
SLHD Provinsi Su
er dan
an selain ebutuhan terhadap sampah.
bahwa ya masih epulauan an) dan
ngkungan Hidup D
lainnya yaberkaitan masyarakakasus Kabketersediayang jumkabupatenpembinaanpenyebab sampah kpedesaan menyebabsering tidaJumlah RTimbulan Sdilihat pada
aan Timbulan
Rumah Tangga
2.201,0 2.779,0 5.606,0 0.712,0 6.960,0
umatera Barat. 20
Kabupatenpedesaan)55.51% fasilitas ppembuangtanah. dengan lamasyarakaberhubung
Tekana
Daerah Provinsi S
ang digunakandengan t
at yang relatif rbupaten Agam an sekolah d
mlahnya terba lain, maka n dan sosidari masih ting
ke sungai. Disyang
kan layanan ak mencapai loRumah TanggSampah Terbaa Tabel 3.8.
Sampah Terb
Ti
11
n Solok Sela), masing-ma
rumah tanggpembuangan agannya ke su
Pengelolaan ayanan yang at. Ternyatgan langsung
an Terhadap Ling
umatera Barat
n. Biasanya hingkat pendrendah. Tetapi berbeda. dilihai Kabupaten nyak dibandi faktor kuraalisasi merugginya pembuasamping itu k
sulit dijaangkutan sa
okasi-lokasi pega dan Peranyak per Hari
banyak per Ha
mbulan Sampa(m³/hari ) 44.767,9 491.116,0 10.738,0 36.427,0 14.674,1
atan (80,07 sing 56.19%
ga tidak meair besar, otoungai, laut ata
sampah t diberikan keta juga g dengan t
gkungan
III -14
hal ini didikan untuk at dari Agam ngkan ngnya pakan angan
kondisi ngkau
ampah elosok. kiraan dapat
ari
ah
% di dan emiliki omatis aupun
terkait epada
tidak tingkat
pymtdsssdmmjdf 3
d
pusakkpamkmplst
pendidikan myang dalammempunyai jutingkatan SD daerah yang sampah ke susampah yangsosialiasi pengdibutuhkan upmengingat ke meningkat sejumlah penduddiimbangi denfasilitas dan ar 3.3. KES
Tingkatdipengaruhi mFaktor pertampengetahuan utamanya adasangat mempanak dan kelketersediaan kesehatan. prasarana kesaspek pelayamasing kabupkesehatan jugmedis yang pelayanan keslingkungan yasudah memilikterimbas oleh l
asyarakat. Kam analisa umlah fasilitass/d SMA terny paling banyungai. Jangkag diberikan pgelolaan samppaya ke depdepan, timbula
ejalan denganduk yang tidakgan penamba
rmada pengelo
SEHATAN
t kesehatanminimal oleh ma adalah p
masyarakat lah ibu. Kesiap
pengaruhi polluarga. Faktor
sarana daKetersediaan
sehatan sangatanan kesehataaten/kota. Pena meliputi ketehandal untu
sehatan. Faktoang sehat.
ki pola hidup slingkungan yan
S
abupaten Agakependudukka
s terbesar dayata merupakayak membuanauan pelayanapemerintah dapah 3 R mas
pannya. Hal ian sampah akan pertumbuhak mungkin dapahan pengadaalaan sampah.
n masyarak3 (tiga) fakto
pendidikan da itu sendipan seorang iba hidup sehr kedua adalaan prasaran
sarana dat mempengaruan di masinnyediaan saranersedian tenaguk memberikaor ketiga adalaKeluarga yan
sehat akan tetang tidak sehat.
Status Lingkungan
am an ari an ng an an sih ini an an
pat an
kat or. an iri. bu at ah na an uhi g-na ga an ah ng ap
sekkuasumlingyancairjugalingdamdiru-
-
-
tekapen-
n Hidup Daerah Pr
Sektor kesktor yang dapalitas lingkungmber tekanagkungan itu seng menghasilkar yang bersifata merupakan
gkungan. Berikmpak terhadapumuskan sebagKesehatan keSumatera Bargolongan ibu, 15-19 tahun kesehatan unmaupun anak kesehatan dipengaruhi hidup; Penyakit yakualitas lingkISPA, diare, p(lima) penymasyarakat diLimbah padat sakit belum baik.
Untuk menanan sektor kendekatan analisUntuk pembdan bentuk kesehatan dil
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
sehatan selainpat dijadikan igan, juga daan terhada
endiri. Aktifitas an limbah padat medis maupu
bentuk tekankut ini bentuk p sektor kesegai berikut : eluarga (terutaat sangat dipe dimana ibu y memberikan
ntuk anak kel masih hidup, d
masyarakatoleh kualtias
ang berkolerakungan hiup penyakit kulit yakit terbesa Sumatera Bar dan limbah ca seluruh terke
ngambarkan desehatan ini masis sebagai berahasan gamb tekanan akukan pende
adap Lingkungan
Barat III -15
n merupakan ndikator dari
apat menjadi p kualitas rumah sakit at dan limbah un non medis nan terhadap tekanan dan
ehatan dapat
ama anak) di ngaruhi umur
yang berumur n keretanan ahiran hidup disamping itu t sangat lingkungan
asi dengan diantaranya:
menduduki 5 ar diderita rat; air dari rumah elola dengan
dampak dan aka dilakukan rikut: aran sumber dari sektor
ekatan analis
statdilak
- Untusumpenwak
3.3.1 GTe
Sesudah sumbermenerimlain. Beyang dahidup d
Sum
b. JMK
G
3.9 mmenuru
0
10,000
20,000
3
Jum
istik, perbandinkukan secara tuk pembah
mber dan bentdekatan analis
ktu
Gambaran Sekanan
ektor kesehatadisampaikan dr dan bentuk tema tekanan daerikut in ulasaapat menunjukari sektor kese
Gambar
mber : Olahan Tab
Jumlah KemaMenurut GoloKelamin
Gambar 3.5 samemperlihatkanut golongan um
3,997
6,961
3,940
mlah Anak La
ngan antar lokterintegrasi asan kecentuk tekanan dsis perbanding
umber dan
an sebagaimadi atas. selainekanan, sekto
ari pembangunan mengenai pkan kualitas lin
ehatan.
r 3.4. Jumlah A
bel SP-4. Buku Da
atian Dalam Seongan Umur da
ampai dengann jumlah
mur di beberap
Status Lin
2,260
6,931
2,260
ahir Hidup da
kasi yang
ndrungan dilakukan gan antar
Bentuk
ana yang sebagai r ini juga an sektor
parameter ngkungan
Anak Lahir Hid
ta SLHD Provinsi
etahun an Jenis
Gambar kematian a daerah
ngkungan Hidup D
16,713
2,032
16,647
n Jumlah Ana
a. JumlaAnak Umum
melahirkantahun. untujuga pada(dilihat paangka anmemperlihdan JumlaKabupatenuntuk anaPadang seKota Bukitmasih hidusebesar 1Bukittinggi
dup dan Juml
Sumatera Barat. 2
Kabupatenjumlah keklasifikasi rata-rata y>44 tahun
Tekana
Daerah Provinsi S
137
ak Masih Hid
JL
JM
ah Anak Lahir Masih Hidup
mnya ibu-ibun di Sumatera uk kesehatan aa anak yang ada angka annak masih hiatkan Jumlah
ah Anak Masihn/Kota. Dari ak lahir hidupebesar 16.713 jttinggi sebesarup yang tertin16.647 jiwa d sebesar 137 ji
lah Anak Masi
2011
n/kota di Sumematian dalamgolongan umu
yang banyak un. Jumlah laki-l
an Terhadap Ling
umatera Barat
dup
Jumlah Anak Lahir Hidup
Jumlah Anak Masih Hidup
r Hidup dan Ju
u yang bbarat berusia
anak paling beibu berusia
ak lahir hidupdup). Gamba Anak Lahir h Hidup di 5
gambar terp tertinggi di jiwa dan terendr 2.032. Untukggi di Kota Padan terendah iwa.
ih Hidup
matera Barat. m setahun meur dan jenis kentuk kelompoklaki yang men
gkungan
III -16
umlah
anyak 15-19 resiko 15-19
p dan ar 3.4 Hidup (lima) sebut. Kota dah di
k anak adang Kota
Untuk enurut elamin k umur inggal
pp
y
pada umur terperempuan. KKota Padang yaitu sebanya
Gamb
Sumbe
Gam
Sumbe
050
100150200250300
Laki‐laki
Perempuan
rsebut lebih baKematian terba dengan go
ak 10.281 jiwa
bar 3.5. Jumla
er : Olahan Tabe
mbar 3.6. Jum
er : Olahan Tabe
S
< 1 132
60
anyak dari padanyak adalah olongan laki-laa dan golonga
ah Kematian DJenis Kelamin
el SP-4. Buku Dat
mlah Kematian dan Jenis
el SP-4. Buku Dat
Status Lingkungan
1 ‐ 4 5 ‐5 9
7 21
da di
aki an
perpenkareSum
Dalam Setahunn di Kab. Lima
ta SLHD Provinsi
n Dalam Setah Kelamin di Ka
ta SLHD Provinsi
n Hidup Daerah Pr
14 15 ‐ 449 20
1 40
rempuan sebanduduk Kota ena jumlah pmatera Barat y
n Menurut Goapuluh Kota
Sumatera Barat. 2
hun Menurut Gab. Solok
Sumatera Barat. 2
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
4 > 44182
281
nyak 9.479. Padang yang
penduduknya aitu 833.562 o
olongan Umur
2011
Golongan Umu
2011
adap Lingkungan
Barat III -17
Banyaknya g meninggal terbanyak di rang.
dan
ur
Gamb
Gamb
2,4,6,8,
10,12,
Laki‐la
Perem
050100150200250300350
Laki‐laki
Perempua
0102030405060708090
Laki‐laki
Perempuan
Gambar 3
Sumber : Ola
ar 3.8. Jumla
Sumber : Ola
ar 3.9. Jumla
Sumber : Ola
0,000,000,000,000,000,000
< 1aki 35
mpuan 31
00000000
< 132
an 19
< 12
n 4
.7. Jumlah Kedan J
ahan Tabel SP-4. B
h Kematian D
ahan Tabel SP-4. B
h Kematian D
ahan Tabel SP-4. B
Status Lin
1 ‐ 40
4
1 ‐ 45
6
1 ‐ 4 56
3
ematian DalamJenis Kelamin
Buku Data SLHD
alam Setahundi Kab. Pasa
Buku Data SLHD
alam Setahundi Kota Pay
Buku Data SLHD
ngkungan Hidup D
5 ‐ 1494
89
5 ‐ 1417
8
5 ‐ 14 15 ‐1 7
0 5
m Setahun Men di Kota Pada
Provinsi Sumatera
n Menurut Golaman Barat
Provinsi Sumatera
n Menurut Golyakumbuh
Provinsi Sumatera
Tekan
Daerah Provinsi S
15 ‐ 44224 1
327 9
15 ‐ 4482
41
‐ 44 > 449 83
9 72
enurut Golongang
ra Barat. 2011
ongan Umur d
ra Barat. 2011
ongan Umur d
ra Barat. 2011
an Terhadap Ling
umatera Barat
> 4410,281
9,479
> 44306
264
gan Umur
dan Jenis Kel
dan Jenis Kel
gkungan
III -18
amin
amin
c
mk
d
c. Jenis PDiderita
Dari 19Barat untuk Komenjadi salahkesehatan ma
No.
Ko1 ISP2 Pe3 Ga4 Pe5 Ra6 De
dik7 Infe
naf8 Pu
pe9 Dia10 Gin
pe Sumber : Ta d. Beban Tab
No.
1
A KOTA
1 RSB. L2 RS. Ibn3 RSB B4 RS. Kh5 RSU. B6 RS. Mit7 RS. Ais
Penyakit Utama Penduduk
9 kabupaten/koota Padang seb satu indikatoasyarakat. Di
Tabel 3.9
Jenis Penya
ota Padang PA enyakit Kulit Infekastritis enyakit Kulit Aleradang sendi emam yang tidakketahui sebabnyafeksi lain pada safas bagian atas
ulpa dan jaringanriapikal are nggivitis dan penridontal abel DS-8 Buku D
Pencemaran L
bel 3.10. Beban
Nama R
PADANG
Lengogeni nu Sina hakti Kesehatan
husus Mata SitawBMC Padang tra Medika syiyah-Muhamm
S
ma Yang
ota di Sumatebagai kota besor utama tingklihat dari jen
9. Jenis Penya
akit J
ksi
rgi
k a aluran
n
nyakit
Data SLHD Prov.Su
Limbah Padat
n Pencemaran
Rumah Sakit
2
n Masyarakat wa
madiyah
Status Lingkungan
ra ar
kat nis
penpenmasjiwaPad
akit Utama yan
Jumlah Pender
127.026 24.058 20.917 18.335 18.531 15.957
13.967
13.826
11.676 10.352
umbar 2011
t dan Limbah
n Limbah Pada
n Hidup Daerah Pr
nyakit utama nyakit ISPA syarakat Kota a. Distribusi dang dapat dili
ng Diderita Pe
rita %
Cair dari Rum
at dan Limbah
Tipe/ Kelas*) P
(kg3
B A B B B B B
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
yang dideritmasih terban Padang sebepenyakit utamhat pada Tabe
nduduk
% terhadap Tota
43 9 8 7 7 6
6
6
4 4
mah Sakit
h Cair dari RumVolume Limba
(m3/hari) Padat g/hari) Ca
4 5
2.25 25.63 18
2.79 2.65 3.12 2.97 4.67
adap Lingkungan
Barat III -19
ta penduduk nyak diderita esar 127.026 ma di Kota
el 3.9.
al Penderita
mah Sakit h Vo
air Pada(kg/ha
5 6
30.5 87.75 1
35 35.8
150.5 32.5 167.5
lume Limbah (m3/hari)
at ari) Cair
7
0.55 0.25 0.0
0.6 0.88 2.5 0.00.45
2.5 0.0
0 005
0 0
008 0
005
1
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
B
1.
2.
C
1
D 1
E 1
F 1
Sumber :
RSB. An-Nisa RS. Pusat RehRS. Selaguri RS. Semen PaRS Siti Hawa RS. Tk. III Dr. RRSB Tiara AngRSU. M. DjamiRSUD Kota PaRSB. Bunda RSGMP BaiturRSU Marnaini RSU Bhakti KeRSIA Fitria RSJ. Puti BungRSIA Ani RSB Restu IbuRSI Siti RahmaRS Khusus MaRS Khusus BeRSIA Cicik PT.RS. Yos SudarRSGMP Fak. K
KABUPATEN
RSUD M. ZEIN
RS BERSALIN
KABUPATEN
RSUD Kab. So
KOTA BUKITT RS Achmad M
KOTA SOLOK RSUD Solok
KOTA PARIAM RSUD Pariam
: Tabel SP-5. Buku
2
habilitasi Jantung
adang
Reksodiwiryo ggrek il
adang
rrahmah – Asri
esehatan Masya
gsu (Revisi)
u (PT Restu Ibu Mah ata Padang Eye dah Ropanasuri. Fifa Medika rso Padang Kedokteran Una
PESISIR SELA
N PAINAN
N PERMATA HA
SOLOK
olok
TINGGI Mochtar Bukitting
K
MAN man
u Data SLHD Prov
Status Lin
g
rakat
Meditama)
Center i
nd
TAN
ATI
ggi
v. Sumbar 2011
ngkungan Hidup D
3
C B C C B B C A C C D C B D D
D B C D B B B C
C
C
B
C
C
Tekan
Daerah Provinsi S
4
2.121.983.96
2.175 4.775
3.43 2.075
1522.51.82.52.8
21.51.5
21.5
10.311.50.71.5
207.932.5
186.744
160
1
18
12
14
an Terhadap Ling
umatera Barat
5
2 58.2 8 31.75 6 120.7 5 100.5 5 50.5 3 89.75 5 30.82 2 208.83 5 130.45 8 35.75 5 65.5 8 100.5 2 45.5 5 20.2 5 35.8 2 45.5 5 40.8
150.6 5 30.25 7 35.3 5 30.67 3 150.8 5 50.45
4
24.333
0
23
0.25
8 235
2 88
4 93.5
gkungan
III -20
6
0.75 0.67
2.6 0.87 1.91
2.5 0.83
19.67 2.5 0.5
0.43 1.25 0.75
0.4 0.35 0.65
0.6 4.16 0.87 0.28 0.26
13.24 0.69
0.80
0.10
0.5
-
-
-
7
0 0
0.004 0.002
0 0.004
0 0.01
0.002 0 0 0 0 0 0 0 0
0.008 0 0 0
0.008 0
15
8
0.1
-
-
-
3
2dkcaiKkbltmk
llBpKcdI
smdbsl
3.3.2. KECENSEKTO
Pelayan
2009-2010 cendari persentaskesehatan kelcenderung meanak masih hitu. jumlah keKota Padang kelompok umberbeda denglainnya yang tahun 2011. Pmenurut golokab/kota dapat
Kecendlingkungan dlingkungan padBarat dapat dpenyakit lingkuKhusus di Kcenderung medan 2011 yanISPA.
Limbahsebuah rumamengandung bdan obat-obatabagi kesehatasakit tersebut.limbah di r
NDRUNGAN TEOR KESEHATA
nan kesehatanderung meninse kelahiran uarga antara ningkat, dilihatidup (Tabel 3
ematian pada cenderung
mur sampai 4gan beberapa
cendrung mPerbandingan jongan umur t dilihat pada T
derungan adadan peningkada daerah-daedilihat dari juungan tahun 2ota Padang,
enurun dilihat dng berdampak
h cair yang ah sakit umbakteri. virus. an yang dapat an masyarakat Dari sekian rumah sakit,
S
EKANAN DARAN
n untuk tahungkat, ini dilihhidup. Tingk
2009-2010 jugt dari persentas.11). Disampintahun 2011 menurun pad
44 tahun agakabupaten/ko
meningkat padumlah kematia
di beberapTabel 3.12. anya perbaikaatan pelayanarah di Sumate
umlah penderi2010 dan 201
kualitas udadari tahun 201
k pada penyak
dihasilkan daumnya banyasenyawa kimimembahayakat sekitar rumabanyak sumb limbah da
Status Lingkungan
RI
un at
kat ga se ng di
da ak
ota da an pa
an an ra ta 1. ra 10 kit
ari ak a. an ah er ari
laboBahprohanBahdanataumenrontmenbermempadpenProvolu(RS186limbPadlimb60 m
padVol(RSteresebcairm3/limb
n Hidup Daerah Pr
oratorium pahan-bahan kimses uji labor
nya dengan aehan-bahan itu n infeksius. seu dinormalkanjadi limbah ttgen misalnyangandung rbahaya. Aktimberikan dam
dat dan volumngelolaan. Dilihovinsi Sumaterume limbah pS. M.Djamil). V6 m3/hari (RSbah padat teredang sebesar bah cair terenm3/hari.
Pada tahudat tertinggi 15ume Limbah c
S. M.Djamil), uendah RSUD besar 12 m3/hr terendah Rhari. Perbandbah RS dapat
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
aling perlu mia yang digunratorium tidak erasi atau activ
mengandung ehingga harusan sebelum tak berbahaya. ada cairan tradioaktif yafitas rumah
mpak pada jume limbah cairhat dari 5 rumra Barat pada padat tertinggi Volume limbah S. M.Djamil). Undah RSUD So12 m3/hari. u
ndah RSJ Pad
un 2011, vol52 m3/hari (RS
cair tertinggi 20untuk volume
Solok dan Rari, untuk vo
RSJ Padang ingan beban dilihat pada G
adap Lingkungan
Barat III -21
diwaspadai. nakan dalam bisa diurai vated sludge. logam berat s disterilisasi "dilempar"
a. Untuk foto tertentu yang ang cukup
sakit juga mlah limbah r yang perlu mah sakit di tahun 2010. 144 m3/hari cair tertinggi Untuk volume olok dan RSJ untuk volume dang sebesar
lume limbah S. M.Djamil).
08.83 m3/hari limbah padat RSJ Padang olume limbah
sebesar 60 pencemaran
ambar 3.10
Ta
No.
1 2 3 4 5 6 7 Sumber
No.
1 A. 1.
2.
3. 4.
5.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Sumber : Olah
abel 3.11. Perb Kelompok Um
Ibu 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
: Tabel. DS 6-1
Tabel 3.1
Um
2Kota Padang< 1
1 - 4
5 – 14 15 – 44
> 44
Kota Pariama< 1
1 - 4
5 – 14
15 – 44
> 44
Gambar 3L
han Tabel SP-5 Bu
bandingan Jum
mur JTahu
0012234
Buku Data SLHD
12. Perbanding
mur
2 g
an
Status Lin
3.10. PerbandinLimbah Cair di B
uku Data SLHD P
mlah Anak La Menurut Goumlah Anak Laun 2009 0.03 0.41 1.27 2.14 2.91 3.61 4.15
D Prov. Sumbar. 20
gan Jumlah K
2
1
6
1010
19
ngkungan Hidup D
ngan Volume LBeberapa Rum
Prov. Sumbar 2010
hir Hidup. danolongan Umurahir Hidup
Tahun 2010 0.02 0.46 1.48 2.21 2.96 3.58 4.07
010 dan 2011
Kematian MenuJumlah K
2010 3
.122
.692
0.693 0.932
9.547
4
9
0
0
0
Tekan
Daerah Provinsi S
Limbah Padat damah Sakit
0 dan 2011
n Jumlah Anar Ibu
Jumlah ATahun 20
0.02 0.39 1.23 2.02 2.73 3.28 3.17
urut GolongaKematian (jiwa)
an Terhadap Ling
umatera Barat
an
k Masih Hidup
Anak Masih Hid009 Tahun
0.00.41.22.12.83.33.6
an Umur
2011 4
66
4
183 551
19.759
14
3
4
0
0
gkungan
III -22
p
dup n 2010 02 44 22 11 81 30 66
S
dt
su
1 C. Kota 1. < 1
2. 1 - 4
3. 5 - 14
4. 15 – 4
5. > 44
D. Kota 1. < 1
2. 1 - 4
3. 5 - 14
4. 15 – 4
5. > 44
E. Kota 1. < 1
2. 1 - 4 3. 5 - 14
4. 15 – 4
5. > 44
F. Kab.P1. < 1
2. 1 - 4
3. 5 - 14
4. 15 – 4
5. > 44 Sumber : Tabel
Dari 3 dialami penduterbanyak Pernapasan Asatu kabupatuntuk Kota
2 Bukittinggi
4
44
Payakumbuh
4
44
Padang Panjan
4
44
Pesisir Selatan
4
44
l DS-7.1. Buku Da
(tiga) penyakuduk Sumateradalah Infe
Atas (ISPA) den/kota di S
Padang pe
S
ng
ata SLHD Prov. Su
kit yang banyara Barat. yaneksi Salurailihat dari sala
Sumatera Barenderita ISP
Status Lingkungan
3
191
15
12
502
630
6
3
3
0
1
1
19
36
2
5
4
0 umbar 2011
ak ng an ah rat PA
sebSed127yandilih
n Hidup Daerah Pr
banyak 106.5dangkan untu7.026 jiwa. Perng diderita penhat pada Gamb
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
4
191
15
12
502
630
6
9
1
138
155
5
2
1
1
24
40
8
4
109
2
541 jiwa (tauk tahun 201rbandingan penduduk Kota Pbar 3.11.
adap Lingkungan
Barat III -23
ahun 2010). 1 sebanyak
enyakit utama Padang dapat
Sum 3.4.
MBarat pdari peProvinsPertania2010). maka dimanfatekananperlu dbisa dsangat tekananumumn- Pe
palpenme
Gambar
mber : Olahan Ta
PERTANIAMata pencariapada umumnyaenduduk bekerjsi Sumatera Baan (SumateraBila dilihat da11.00% lah
aatkan untuk sn terhadap lingdiperhitungkan dibudidayakan terbatas. Dari
n yang diakibnya sebagai beningkatan prodlawija diikuti nggunaan p
emberikan kon
3.11. Perbandin
bel DS-8. Buku D
AN an penduduk Sa bertani yaiturja, 11.69% daarat berasal da Barat Dalamari pemanfaata
han Sumaterasawah. Oleh kgkungan dari s apalagi daer
di Sumater data yang adbatkan dari srikut : duksi tanaman
dengan penupuk buatanntribusi terbe
Status Lin
ngan Jenis Pen
ata SLHD Prov. S
Sumatera u 44.10% ari PDRB ari sektor
m Angka. an lahan a Barat
karena itu sektor ini rah yang ra Barat da bentuk sektor ini
padi dan ningkatan n yang
esar dari
ngkungan Hidup D
nyakit Utama di
Sumbar 2011
sektorgas m
- Peningakan gas m
- Pada perkebkerusaKabupkerusa6.1).
Untdan kecenwaktu. mapendekataa. Penul
GambKecendan C
Tekana
Daerah Provinsi Su
Kota Padang
r pertanian termethan dan karb
gkatan jumlahberkontribusi
methan daerah yan
bunan sawitnakan hutan yanpaten Pasamakan hutan 66
tuk menjelaskndrungan perubaka penulisan
an analisis sebaisan dibagi 3
baran Umnderungan Pe
Catatan Khusus
an Terhadap Ling
umatera Barat
rhadap peningbon dioksida. h produksi u
pada pening
ng pengembanya pesat ng paling besa
man Barat de.700 Ha. (Tabe
an bentuk tebahan tekanann dilakukan deagai berikut : 3 kelompok ymum Tekerubahan Tes
gkungan
III -24
gkatan
nggas gkatan
angan terjadi r yaitu engan el SD-
kanan n antar engan
yaitu : kanan. kanan
b
sPPApi
b. Analisis yaa. Gamb
pende- St
koekmi
- Anlok
b. KencemengAnalispada
G
Su
Daera
sawah terbesPadang PariaPesisir SelataAgam 27.137produksi. daeintensifikasi pr
ang digunakan baran umum ekatan analisisatistik yang
ondisi rata-ratkstrim (makinimum) nalisis perbakasi endrungan gunakan pend
sis perbandingbentuk tekana
Gambar 3.12.
umber : Olahan Ta
ah yang mesar berada man 35.479 n 30.151 Ha 7 Ha. Berdrah yang telaroduksi denga
S
: menggunaka
s : menunjukkaa dan kondksimum ata
ndingan ant
perubahaekatan analisis
gan antar wakn
Perbandingan
abel SE4. buku d
empunyai aredi Kabupate
Ha. Kabupatedan Kabupate
dasarkan hasah menerapkan menghasilka
1
1 K
Status Lingkungan
an
an isi au
ar
an s ktu
3.43.4a.
242bervsetaluaspenBar143yan3 kadiba
n Luas Sawah
data SLHD Sumate
eal en en en sil an an
jumKotBukSoltentdap3.13
2
60%
19%
Kali 2 kali
n Hidup Daerah Pr
.1 Gambar
.1.1 Luas daSawah
Sawah di2.236 Ha dengvariasi 1 saahun. Dari kons tanam 4nanaman yang rat adalah 2 3.510 Ha. Peng ditanam 1 kali panen dapaawah ini.
h dan Frekuen
era Barat 2011
mlah produksi tta Solok sebeskittinggi 55.07 ok Selatan 55tang luas laha
pat dilihat pada3 di bawah ini.
21%
3 Kali
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
an Umum Pern Produksi Pe
Sumatera Bgan frekwensimpai 3 kali
ndisi ini akan m479.000 Ha. paling umum kali dalam srbandingan aali panen. 2 ka
at dilihat pada
nsi Penanaman
terbanyak justsar 60.79 ton/ton/hektar da
5.05 ton/hektaan dan produka Gambar 3.1
adap Lingkungan
Barat III -25
rtanaian ertanian
Barat seluas penanaman
penanaman menghasilkan Frekuensi di Sumatera
setahun yaitu ntara sawah ali panen dan Gambar 3.12
n
tru berada di /hektar. Kota n Kabupaten r. Gambaran ksi pertanian 3 dan Tabel
b. Pa
Sterbesa354.231berada menghaton atajagung kedua tSelatanproduksbesar a
Gambar 3
Sumber : O
Tabel 3
Kabup
Kota S
Kota B
Kab. S
Sumber :
lawija Selain padi. m
ar di Sumatera1.31 Ton. Se di Pasaasilkan produkau 56% persedi Sumatera
terbesar beradn yaitu 54.902 si. Jenis palaadalah ubi kay
K
.13. Daerah K
Olahan Data Tabe
3.13. Daerah P
paten/Kota
Solok
Bukittinggi
Solok Selatan
Olahan Tabel SE
maka produksi a Barat adalahentral produksaman Baratksi sebanyak en dari total Barat. Produks
da di Kabupateton atau 15%
awija lain yanyu 237.988 ton
Kab. Padang Pariaman
35,479
Status Lin
Kabupaten/Kot
el SE4. buku data
enghasil Produ
E4. Buku Data SLH
palawija h Jagung si jagung t yang
197.259 produksi
si jagung en Pesisir
dari total ng cukup n dengan
Kab. Pesis
ngkungan Hidup D
ta Dengan Are
SLHD Sumatera
uksi perhektar
Produ
60,79
55,07
55,05
HD Sumatera Bar
sentral propuluh Kota Perkebuna
Peumumnya besar seperkebunaha. Pada menghasilsedangkanproduksi 1
sir Selatan
30,151
Tekan
Daerah Provinsi S
eal Sawah Ter
Barat 2011
r Tertinggi
uksi / Hektar
9
7
5
rat 2011
oduksi ubi kayua dan Kab. Pas
an rkebunan di di dominasi d
eluas 810.50an rakyat selua tahun 2011 kan produksi n perkebunan r.006.091 ton.
Kab. Agam
27,1
an Terhadap Ling
umatera Barat
luas (dalam H
u di Kabupatensaman.
Sumatera dengan perke01 Ha. Adas adalah 292
perkebunan 1.892.457,02rakyat mengha
137
gkungan
III -26
Ha)
n Lima
Barat bunan dapun .711,9 besar
2 ton asilkan
dy4tddssDa5s
yPbppiktb
S
Jenis pdi Sumatera Byaitu 287.564.582.898,84 terbanyak ada dengan luas 1dari seluruh lusebanyak 3.1seluruh produDaerah lain yadalah Kabup54.075,44 Ha dsawit dihasilka
Selain yang berkembPerkebunan bberalih ke perperkebunan perkebunan kaini adalah 136kebun karet seterdata lagi kberalih ke perk
No.
I. 1. 2. 3.
Sawit Kab. PKab. DKab. S
II. 1. 2. 3.
CoklatKab. PKab. PKab. L
Sumber : Olahan
perkebunan yaBarat umumny65,83 Ha
ton. Sentra di Kabupaten 150.784,59 Hauas kebun saw48.929,02 ton ksi sawit di S
yang merupakapaten Dharmadan 1.192.757n oleh perkebusawit. jenis pang adalah k
besar karet ukebunan sawit
karet rakyaret yang terd6.534 ton, sedecara persisnykarena sudah
kebunan lain.
Tabel 3.14 S
Kabupaten/
Pasaman BaratDharmasraya Sijunjung
t Padang PariamPasaman Limapuluh KotaTabel SE6. SE6.1
S
ang berkembanya kebun sawdan produk
a sawit yan Pasaman Bara atau 52,43 wit dam produk atau 69 % da
Sumatera Baraan sentra sawasraya. Selua,03 ton produk
unan besar. perkebunan lakaret dan coklamumnya sudat. demikian puyat. Produk
data tahun 201dangkan luasaya saat ini tidah banyak yan
entra Produks
/Kota
t.
man
a 1.SE6.2 Buku Data
Status Lingkungan
ng wit ksi ng rat %
ksi ari at. wit as ksi
ain at. ah ula ksi 11 an ak ng
sedolehcoksebHa denadadenterbPardantotaBarsenadaatau86,9proKabParadadi S
si Sawit Dan C
Luas
1
a SLHD Prov. Sum
n Hidup Daerah Pr
Coklat dang gencar-geh Pemerintah Dklat yang dbagai perkebu dengan prodngan sawit pera di Sumatera ngan produksibesar berada riaman seluas n produksi 11.al luasan dan prat. Selain Kabntra produksi alah Kabupatenu 27,79% dan93%. Dengduktifitas lahab.Pasaman diriaman. Padaalah 5 Sentral Sumatera Barat
Coklat di Sum
(Ha)
150.784,59 54.075,44 28.405,00
17.889,00 15.691,00 3.348,00 mbar 2011.
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
adalah tanaencarnya diproDaerah. Tahundibudidayakannan rakyat se
duksi 16.576 Hkebunan besaBarat hanya sei 123 ton. S di Kabupa 17.889 Ha a220 ton atau
produksi coklatbupaten Padancoklat di Sum
n Pasaman yain produksi 14.4gan demikiaan coklat lebbandingkan K Tabel 3.14 Produksi Sawt.
atera Barat
Produksi (To
3.148.921.192.75 20.55
11.22 14.40
2.61
adap Lingkungan
Barat III -27
aman yang opagandakan n 2011 kebun umumnya eluas 56.468 Ha. Berbeda r coklat yang eluas 225 Ha
Sentra coklat aten Padang atau 31,68% 67,72% dari
t di Sumatera ng Pariaman. matera Barat itu 15.691 Ha 409 ton atau an tingkat bih besar di Kab. Padang berikut ini
wit dan Coklat
on)
9,02
57,03 53,00
0,00
09,00 4,51
3.4.1.2 a. P
pP
Barat untuk eKelapa,cengkeperkebuadalah ton jenipaling burea jpengguton. Aduntuk pton, di dari peperkebumerupapadahadikemb
memerltanamasebanyanorgan(Sumbe
Prov. S
PenggunaanPenggunaan perkebunan Penggunaan hanya dapat
enam jenis kom, kelapa sawith. Total penggunan untuk 46.363 ton jenis organik. Jenbesar adalah pjenis 20.739
unaan pupuk dapun pengg
perkebunan masisi lain limbaherkebunan saunan besar di akan problem al limbah tersangkan menjad
Jenis tanamlukan jumlah
an kelapa saak 24.820 ton nik jenis ureaer : Tabel SE
Sumbar. 2011)
n Pupuk pupuk t
pupuk di Sdilakukan pe
moditi utama yat, kopi, coklat,gunaan pupuk kelima komo
nis anorganik dnis penggunaaenggunaan pu ton dikuti NPK sebesarunaan pupuk asih sangat keh padat tandanawit yang meSumatera Bar
terhadap linebut berpotendi pupuk organ
man perkebunpupuk terbesa
awit dan cok dan 12.798 to, SP.36, ZA d
E 6 Buku Da
Status Lin
tanaman
Sumatera endataan aitu karet. teh dan tanaman ditas itu
dan 2.915 an pupuk
upuk jenis dengan
r 12.317 organik
ecil 2.915 n kosong erupakan rat masih ngkungan nsi untuk nik. an yang
ar adalah lat yaitu on pupuk dan NPK ta SLHD
ngkungan Hidup D
b. Pengdan p
Pen
dibahas hajagung. kpemakaianorganik ysedangkansebesar pupuk anpupuk uredari total Adapaun anorganik Pemakaianjenis padianorganik jagung (su
SLHD. 20
yang diberdi satu produksi menggunaberlebihanbaik pepencemaratotal pengpalawija ddibawah in
Tekan
Daerah Provinsi S
ggunaan puppalawija
nggunaan puanya untuk tankacang tanah n pupuk terbeyaitu sebesarn pemakaian 46.767.703,09
norganik terbaa 24.601.901,3 penggunaan
untuk peterbesar
n pupuk terbei. Sedangkan yang terbanyaumber : Tabe
11). Berbagai rikan kepada ssisi dapat mpertanian, di
akan pupuk a akan menyebencemaran an udara. Peggunaan pupudapat dilihat
ni.
an Terhadap Ling
umatera Barat
puk tanaman
upuk yang naman palawija dan padi. esar adalah r 49.858.473 pupuk ano
9 ton. Pemaanyak adalah 33 ton atau 52 pupuk anor
enggunaan adalah S
esar adalah pemakaian
ak adalah untukel SE-8. Buku
macam jenis etiap jenis tanameningkatkan sisi lain aan organik s
babkan pencemtanah ma
erbandingan juk untuk tan
pada Tabel
gkungan
III -28
padi
akan a jenis
Jenis pupuk ton. rganik akaian jenis 2,60% rganik. pupuk
SP.36. untuk pupuk k jenis
u Data
pupuk aman.
hasil apabila secara maran. aupun umlah
naman 3.15
3
PsymPj
T
3.4.1.3 Luas Peruba
Provinsi Sumasampai tahun yaitu seluas 80menjadi 5.99Perubahan tejenis non perta
G
Sumbe
1,
1,
2,
2,
3,
3,
abel 3.15 Jum
No.
1 UR
2 SP
3 ZA
4 NP
5 OR
To Sumber : Olahan
Perubahan Peahan luas lahatera Barat d 2011 terjadi
02.391,95 ha p6.992,4 padarjadi hampir anian. PerubahGambar 3.14. P
er : Olahan Tabel S
0.00
500,000.00
,000,000.00
,500,000.00
,000,000.00
,500,000.00
,000,000.00
,500,000.00
S
mlah Total Pem di
Jenis Pu
REA
P 36
A
PK
RGANIK
tal n Tabel SE-8 Buk
ertanian an pertanian ari tahun 201cukup signifika
pada tahun 201a tahun 201kepada seluruhan yang cuku
Perbandingan D ke N
SE-9 Buku Data S
Status Lingkungan
makaian Pupui Provinsi Sum
upuk
ku Data SLHD Pro
di 10 an 10 1. uh up
signpert11.63.40disadomnon
Dominan PerubaNon Pertanian (H
SLHD Provinsi Sum
n Hidup Daerah Pr
k Pada Tanammatera Barat
Total Pem
24.60
14.65
5.76
1.74
49.85
96.62v. Sumbar. 2011
nifikan terjadi tanian menja630 ha pad08.987,20 ha ajikan diagraminan perubahn pertanian pad
ahan Luas LahaHa)
matera Barat Tahu
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
man Padi Dan
makaian (Ton)
1.901,33
6.143,16
0.362,00
9.296,60
8.473,00
6.176,09
pada perubadi semak bda tahun 20
pada tahun 2am perbandihan luas lahan da Gambar 3.1
an Pertanian
un 2010 dan 2011
2
2
adap Lingkungan
Barat III -29
Palawija
)
bahan lahan belukar dari 010 menjadi 2011. Berikut ngan yang pertanian ke 4.
1
2010
2011
Flahan disebabeksternpertumbfaktor indari siskebijakaterkait alain-lain
3.4.1.4
Syang tidSektor kaca dmetanapenyebpolusi aSumatejenis hyang c326.898kambinternak adalah pengemsangat terpusaTanah antara 76.047 Pariamapuluh
Faktor yang mpertanian ke
bkan 3 (tiga) faal yang dbuhan ekonomnternal merupasi sosio-ekonoan baik pusat alih fungsi objen.
Pertenakan
Sektor peternadak terpisah deini juga penyuiantarnya karb
a. Peternakanab utama darair. Pengembaera Barat dilahewan ternak cukup signifika8 ekor, kerbag 259.034 ekountuk ketiga
685.696 mbangan terna
kecil yaitu sat di Kota PadDatar. Beber
lain Kabupaekor dan
an 33.625 eKota 32.625
menyebabkan alahan non p
aktor utama yadisebabkan mi dan kependakan faktor yaomi petani da maupun dae
ek lahan konse
akan merupakaengan dunia p
umbang gas-gabon dioksida n juga telah i kerusakan taangan usaha kukan pada byang memilk
an yaitu sapau 100.299 eor. Total jumlaa komoditas
ekor. k dari sapi persekitar 489 eang Panjang d
rapa sentra teraten Pesisir
Kabupaten kor. Kabupateekor dan Ka
Status Lin
alih fungsi pertanian
aitu faktor dinamika dudukan. ng dilihat an faktor rah yang rvasi dan
an bagian pertanian. as rumah dan gas menjadi
anah dan ternak di beberapa ki jumlah i potong
ekor dan ah hewan
tersebut Adapun
ah masih ekor dan dan Kab. rnak sapi
Selatan Padang
en Lima abupaten
ngkungan Hidup D
Solok yaitu10, Buku D
AdSumatera ayam pedpedaging Kota yaitu 4.081.580 Kabupatenuntuk ayamPadang PaKabupaten(sumber :
Sumbar 20
3.4.2. K
S Besektor peberupa plahan. Ppencemarapestisida. timbul apuntuk penPencemarapencemaraberupa gaserta penpupuk dabentuk dapencemaraisu global y
Tekan
Daerah Provinsi S
u 2.377 ekor. Data SLHD Sum
dapun unggas Barat adalah aging. Sentra berada di Ka 4.858.940 eko ekor ayam n Limapuluh Km pedaging bariaman yaitu n Tanah Da Tabel SE-11
011)
KecendrunganSumber Tekana
entuk dan suertanian dan pencemaran mPertanian man akibat pemKerusakan lah
pabila terjadi ncetakan sawaan dari sektoan udara darias methan dacemaran air
an pestisida. an sumber tean udara dalamyaitu efek gas
an Terhadap Ling
umatera Barat
(Sumber: Tabe
mbar. 2011)
yang terbany ayam pertelu ayam pertelu
abupaten Limaor ayam petelu pedaging. SKota sentra uerada di Kabu3.924.123 eko
atar 703.600 . Buku Data
Bentuk an
mber tekananpeterkanan
maupun keruerupakan su
makaian pupuhan akibat per
pembukaan ah baru dan kor pertanian bi pemakaian an karbon dioakibat penggPada pembakanan hanya m kaitannya derumah kaca.
gkungan
III -30
el SE-
yak di ur dan ur dan apuluh ur dan Selain nggas
upaten or dan
ekor SLHD
dan
n dari dapat sakan umber k dan rtanian
hutan kebun. berupa pupuk oksida unaan hasan pada
engan
sdPpm
salltmfmbP
Bentusektor peternadan pencemarPada pembahapada pencemmethan. 3.4.2.1. Alih
Perk
Kecesektor pertanialih fungsi lahlain. Artinya tlahan akibat tetapi berpindmengingat jarfungsi menjadmenjadi lahanbegitu saja Permasalahan
Tabe
Sumber : Tabe
No.
1. P2. In3. T4. P5. S6. T7. P
8. La
uk dan sumbeakan berupa pran udara dari asannya maka
maran udara
fungsi Lahankebunan
endrungan yanan adalah pe
han pertanian tekanan terhasektor perta
ah pada sektrang lahan pei lahan konse
n kedap air atmenjadi se
lain yang aka
l 3.16. Luas P
el SE-9. Buku Dat
Jenis Pengg
Permukiman ndustri anah kering
Perkebunan emak belukar anah kosong
Perairan/kolam
ainnya
S
er tekanan dapencemaran a kotoran ternaa penekananny
berupa ga
n Pertanian da
ng terjadi padengurangan dake penggunaa
adap kerusakanian berkurantor lain. Hal iertanian beralrvasi melainkataupun ditinggemak belukaan timbul akib
Perubahan Lah
ta SLHD Provinsi
gunaan Lahan
Total
Status Lingkungan
ari air ak. ya as
an
da an an an ng ini lih an gal ar. bat
alihketa
gamlahaini bdanlahafungperttahuyan802(SL
kaladanakaseri
han Pertanian
Sumatera Barat. 2
n Non Pertania
n Hidup Daerah Pr
h fungsi lahan ahanan pangan
Tabel 3.16 mbaran kecendan pertanian mberati bahwa sn tidak diolahan pertanian ygsi kepada tanian meningun 2010. Tah
ng mengalami 2.391,95 Ha mLHD 2010 dan
au tidak diann pengawasanan menimbulkius.
n menjadi Laha
2011
an
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
pertanian adan.
di bawah drungan perub
menjadi semaksebagian lahan. Jumlah per
yang mengalamlahan yang
gkat cukup jauhun 2010 laha alih fungsi menjadi 1.264n 2011). Kecentisipasi dengan terhadap lahkan masalah
an Non Pertan
Luas (Ha)
43
4442
3.40
1.26 5.99
adap Lingkungan
Barat III -31
alah masalah
ini adalah bahan fungsi
k belukar. Hal n ditinggalkan rubahan luas mi perubahan
bukan non uh dibanding an pertanian lahan Cuma
4.258,60 Ha. endrungan ini an kebijakan han produktif yang cukup
nian
32.519,66 187,85 49.309,79 28.929,20 08.987,20 5.714,85 7.085,18
64.258,60 96.992,40
Paradigperkebubesar bertamb2010 683.317tahun 2perkebu454.4931.475.8terhadaperkebuperkebulahan pSE-6.4.
Barat. 2
3.4.2.1
a. P Sgas meakibat jenis pmethan3.149.0luasnyapupuk kabond(sumbe
Provins
b P Dmenghabanyak
gma yang berbunan. Secara l
maupun bah dibandingkluas perkebu
7 Ha, meningk2011 menjadi 1unan rakyat 3 di ta880.14 Ha. Deap lahan teunan apalagi punan biasanyapertanian dan Buku Data SL
2011)
Emisi Gas Karbondioks
Pertanian Sektor pertaniaethan dan kar
peningkatan pemakaian pun yang dihasilk068 ton/tahuna 242.236 H54.219.62 tonioksida seb
er : Tabel SP
si Sumatera Ba
Peternakan ibandingkan tasilkan gas , tetapi jum
beda terjadi paduasan baik perperkebunan
kan tahun 201unan besar kat cukup sign149.985.69 Hameningkat da
ahun 2010 ngan demikian
erbesar beraspertambahan lua merupakan a
hutan (sumbe
LHD Provinsi S
Methan (CHsida (CO2)
an juga mengrbondioksida.
penggunakanupuk urea. Tkan pertanian n dari sawaHa. Dari penn maka dihasibesar 269.64P-6. Buku Dat
arat. 2011)
ternak. maka methan yan
mlahnya tidak
Status Lin
da sektor rkebunan
rakyat 0. Tahun
luasnya nifikan di
a. Untuk ari tahun
menjadi n tekanan sal dari uas lahan lih fungsi
er : Tabel
Sumatera
H4) dan
ghasilkan terutama
n pupuk otal gas adalah ah yang nggunaan lkan gas 42 ton ta SLHD
unggas ng lebih k terlalu
ngkungan Hidup D
berbeda menghasil714.95 tonprogram Gmaka progpeningkataterhadap gas methprogram lingkunganitu perlu ternak spermasalaSP-6. Buku
Bilajumlah peradalah terbertambahtahun 20menurun dekor di tahterbesar ddari ternak1. Buku
Barat. 201
3.5. IND Indukegiatan pbarang sebarang jadmendapatkatau asse
bagian da
Tekan
Daerah Provinsi S
secara sikan 833.04 ton/tahun. DalamGubernur ”satugram ini selaan ekonomi jupencemaran uan. Dapat diini berkemban
n juga akan mkebijakan pe
sehingga tidahan lingkungau Data SLHD S
a dibandingkanrtenakan yangnak unggas ya
h menjadi 28.011. Sedangdari 982.880 ekhun 2011. Artidan cendrung k unggas. (sum
Data SLHD
1).
DUSTRI
ustri adalah pengolahan b
etengah jadi mdi yang memilikkan keuntungambling dan juari industri. H
an Terhadap Ling
umatera Barat
ignifikan. Uon/tahun dan tm kaitannya deu petani satu ain bertujuan uga akan berudara berupa ibayangkan ang. maka pr
muncul. Oleh kengelolaan kodak menimb
an. (Sumber :
Sumbar. 2011)
n tahun 2010 g berkembang aitu 15.193.682554.857.96 ek
gkan ternak kor menjadi 78nya bahwa tebertambah b
mber : Tabel S
Provinsi Sum
suatu usaha bahan mentahmenjadi barangki nilai tambah an, usaha peruga reparasi aHasil industri
gkungan
III -32
nggas ternak engan sapi” untuk
rakses emisi
apabila roblem karena otoran bulkan Tabel
maka justru
2 ekor kor di
sapi 80.915 kanan erasal E .11-
matera
atau atau g jadi. untuk rakitan adalah
tidak
hbabessm
a
tmk
Sut3mBgp
hanya berupabentuk jasa. adalah menberkembangnefisien dan sejauh mungsumber dayamanusia yang
a. Bentuk
Dalam tambah yang makin meningkesempatan k
Sum
Jumlah Sumatera Baraunit. hal ini metahun 2009 34.757 unitmeningkatnya Barat setelah gempa, induspeningkatan m
05000
100001500020000250003000035000400004500050000
2
43
a barang. tetaPembangunangupayakan ya industri-berdaya sain
gkin memanfaa alam dan g tersedia.
k Tekanan
rangka meni diperoleh magkatnya kebutkerja, hal ini
Gambar
ber : Dinas Koper
industri kecat tahun 2008engalami sedikdimana juml
. Dengan perekonom
mengalami pestri kecil kemmenjadi sebes
S
200820
3853
3475
312
api juga dalan sektor indus
tumbuh daindustri yang kuat dengaaatkan potensumber day
ngkatkan nilasyarakat serttuhan terhada
dapat menja
r 3.15. Perkem di Provin
rasi. Industri dan P
cil di Provin8 adalah 43.85kit penurunan ahnya menja
telah mulian Sumateemulihan pascbali mengalam
sar 35.860 un
Status Lingkungan
009201
57 35860
350
am stri an ng an nsi ya
ai ta ap adi
pemsepinduberlBarinduterd200pendapdapmelsanindu
mbangan Indusnsi Sumatera B
Perdagangan Prov
nsi 53 di
adi lai ra ca mi
nit.
Jenberjmenunitmenunitindutekasek
n Hidup Daerah Pr
0
0
220
micu berkembanperti industri keustri besar. Aklaku sepenuhnrat. ini dapat ustri kecil. medapat di Provins08 sampai dengnurunan dari tapat dilihat padapat terjadi kalanda Provinsi
ngat mempengustri-industri.
stri Kecil. MeneBarat Tahun 20
vinsi Sumatera Ba
nis industri menjumlah 312 ungalami sedikit. sedangkan ngalami penut. Dengan kemustri di Provinsanan yang pktor industri terh
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
Industri
ngnya berbagaecil, industri mekan tetapi keadnya di Provindilihat dari pe
enengah dan si Sumatera Bagan tahun 201
ahun ke tahun, a Gambar 3.15arena gempa Sumatera Bara
garuhi menuru
engah dan Bes008 -2010
arat Tahun 2011
nengah – besaunit, dimana t peningkatan di tahun 2runan yaitu s
mbali meningkasi Sumatera Baling utama hadap lingkung
adap Lingkungan
Barat III -33
Kecil
ai jenis industri enengah dan daan ini tidak nsi Sumatera erkembangan
besar yang arat dari tahun 0 mengalami seperti yang 5. Kondisi ini
bumi yang at tahun 2009 unnya jumlah
sar
ar tahun 2009 tahun 2009
menjadi 350 2010 sedikit sebesar 220
atnya industri-Barat, sumber
berasal dari gan adalah :
a. Belugas
b. Penindu
b. PeDa
beberap- Pe
kontek
- Pe1.
2.
3.
4.
3.5.1 Ka. I IProvinsbeberapindustri semen.
um dikelolanya buang dari ind
ncemaran limbaustri skala besa
endekatan Penalam melakukpa pendekatannulisan dibagndisi tekanan kanan serta catndekatan anali
Kondsi menggunakanalisis : a. Statistik
kondisi ekstrim minimu
b. Analisislokasi
KecendrungmenggunakAnalisis permutu. antar Catatan khuTerkait denatau tentang
Kondisi UmumIndustri BesarIndustri besa
si Sumatera Bpa kelompok sawit. indus Industri ters
a limbah cair ddustri kecil. ah cair pada bar dan meneng
nulisan kan analisa dn penulisan yaiti 3 kelompokumum, kecendtatan khusus. isis yang digun
tekanan an pe
k yang men rata-rata dan (maksimumm)
s perbandinga
gan an pendekatanrbandingan an waktu terkait isusus ngan penilaiang industri kecil.
m Tekanan r dan Menengr dan mene
Barat terbagi kjenis industr
stri karet dansebut pada u
Status Lin
dan emisi
beberapa gah
dilakukan tu : k yaitu : derungan
nakan : umum
ndekatan
nunjukkan n kondisi m atau
an antar
tekanan n analisis ntar baku su
n proper
ah engah di ke dalam ri seperti n industri umumnya
ngkungan Hidup D
sudah taalingkunganpencemaralimbah B3beberapa Sumatera produksi yang dapumumnya tidak jauterpasangnkalau indyang baik.
Padyang memberbeda adalah PTmemiliki 525.600 tsenyata sTidar Kerterpasang dimana sebesar menunjukkTidar Kedibanding Incasi Rkapasitas kapasitas ston/tahun. terpasang Padang sedangkanyaitu 6.150
Tekan
Daerah Provinsi S
at terhadap an seperti an air, pence3. Industri te
kabupaten/kBarat. Dilih
masing–masinpat dilihat p
untuk kapasih berbeda nya, hal ini ustri tersebut da Tabel 3.17
miliki kapasitas dengan kap
. Gersindo Minkapasitas te
ton/tahun, sesebesar 508.0rinci Agung sebesar 6kapasitas s120.475 to
kan kapasitas erinci Agungdengan kapas
Raya Pangianterpasang ya
senyatanya ya Industri yang tertinggi ad
yaitu 5.24n kapasitas p0.000 ton/tahun
an Terhadap Ling
umatera Barat
aturan penge pengenemaran udaraersebut tersebkota di Prhat dari kapng industri. spada Tabel itas produksi dengan kapdapat diindika memiliki pro
dapat dilihat interpasang tida
pasitas senyanang Plantationerpasang se
edangkan kap080 ton/tahunmemiliki kap
657.000 ton/senyatanya on/tahun, hasenyatanya da
g sangat resitas terpasangn POM meang sama dekni sebesar 43
g memiliki kapdalah PT. S40.000 ton/tproduksi senyan.
gkungan
III -34
elolaan dalian
a dan bar di rovinsi pasitas seperti
3.17. nyata
pasitas asikan oduksi
ndustri k jauh
atanya n yang ebesar pasitas . PT.
pasitas /tahun hanya l ini
ari PT. endah g. PT. emiliki engan 38.000 pasitas Semen tahun, atanya
S
No.
1 PT. Ger
2 PT. Bak
3 PT. Per
4 PT. Sar
5 PT. Agr
6 PT. And
7 PT. Tida
8 PT. Sum
9 PT. Sela
10 PT. Bim
11 PT. Inca
12 PT. AM
13 PT. Mut
14 PT. Pela
15 PT. Ken
16 PT. Inca
17 PT. Bat
18 PT. Fam
19 PT. Kila
20 PT. Lem
21 PT. Telu
22 PT. Sem
Sumber : Olahan
Tabel 3.17
Nama Industri
rsindo Minang Pla
krie Pasaman Plan
rkebunan Nusanta
ri Buah Sawit
rowiratama
dalas Agro Industr
ar Kerinci Agung
mber Andalas Ken
ago Makmur Plan
ma Plantation
asi Raya Pangian
P Plantation
tiara Agam
alu Raya
ncana Sawit Indon
asi Raya Pesisir S
tanghari Barisan
mily Raya
ang Lima Gunung
mbah Karet
uk Luas
men Padang
n Tabel SE-12 Buk
S
7. Jumlah Indu di Provinsi S
Jen
antation Min
ntation Min
ara VI Min
Min
Min
ri Min
Min
ncana Min
tation Min
Min
POM Min
Min
Min
Min
nesia Min
Selatan Min
ku Data SLHD Pro
Status Lingkungan
ustri/Kegiatan Sumatera Bara
nis Industri
nyak Sawit P
nyak Sawit P
nyak Sawit P
nyak Sawit P
nyak Sawit P
nyak Sawit P
nyak Sawit
nyak Sawit
nyak Sawit
nyak Sawit
nyak Sawit
nyak Sawit
nyak Sawit
nyak Sawit
nyak Sawit S
nyak Sawit P
Karet
Karet
Karet
Karet
Karet
Semen
ov. Sumbar 2011
n Hidup Daerah Pr
Usaha Menenat tahun 2011
Lokasi
Pasaman Barat
Pasaman Barat
Pasaman Barat
Pasaman Barat
Pasaman Barat
Pasaman Barat
Dharmasraya
Dharmasraya
Dharmasraya
Dharmasraya
Dharmasraya
Agam
Agam
Agam
Solok Selatan
Pesisir Selatan
Padang
Padang
Padang
Padang
Padang
Padang
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
ngah dan Bes
Kapasitas(Ton/T
Terpasang 525.600
525.600
350.400
394.200
394.200
525.600
657.000
525.600
700.800
700.800
438.000
700.800
262.800
525.600
394.200
700.800
36.000
40.000
42.000
36.000
42.000
5.240.000
adap Lingkungan
Barat III -35
ar
Produksi Tahun)
Senyatanya 508.080
367.920
332.880
289.080
376.680 394.200 438.000
120.475
481.800
657.000
657.000
438.000
525.600
219.000
481.800
367.920
657.000
22.000
20.000
20.000
36.000
30.000
6.150.000
IndustriKabupaKabupadibandimemilikterdapaPT. SelPlantatikapasitaKabupaUntuk iKota Ppencempabrik dan limmemprimerupaIndustriproduksLuas. sproduksBarisan b. I
Imemilikantara kegiatauntuk perekonyang
sawit palingaten Pasamaaten Dharmasrangkan antar lo
ki kapasitas at di Kabupateago Makmur Pion. sedangas produksi paten Agam yaindustri karet
Padang apabilmaran yang dkaret seperti p
mbah B3, halihatinkan kaakan ibukota Pr karet yangsi paling bessedangkan yasi terkecil adan.
Industri Kecil Industri kecil ki jumlah kary
5-19 orang, mn ekonomi y
meningkatkanomian masy
ditandai de
g banyak bern Barat. seaya dan Agamokasi. kabupa
produksi ten Dharmasra
Plantation dan kan yang paling kecil teitu PT. Mutiarsemuanya bera dilihat dari
dapat ditimbulkpencemaran a ini menjadi rena Kota rovinsi Sumateg memiliki ksar adalah PTang memiliki kalah PT. Bata
adalah indus
yawan / tenamerupakan sayang cukup n pendapata
yarakat secarengan meni
Status Lin
lokasi di elanjutnya m. Apabila
ten yang erbanyak aya yaitu PT. Bima memiliki
erletak di ra Agam. rlokasi di sumber kan oleh air. udara
semakin Padang
era Barat. kapasitas T. Teluk kapasitas ang Hari
stri yang aga kerja alah satu
strategis an dan ra cepat ngkatnya
ngkungan Hidup D
penyerapadan menitetapi. sepositif. pememberikalimbah indbila tidak akan lingkunganberwawasatercapai.
JumSumatera pada saat pada umufasilitas Inshal ini dsekitar lomenjadi slimbah indkarena mamengkonsrumah tanSumatera industri. kepada bpangan. bangunan.kerajinan Gambar 3.
Tekan
Daerah Provinsi S
an tenaga kerjaingkatnya devlain memberi
erkembangan an dampak yadustri dan emi
dikelola dengmengganggu
n. sehingga pan lingkung
mlah industri Barat tahun 2 ini kondisi in
umnya belum stalasi Pengola
dapat mencemokasi pabrik sangat memp
dustri tersebut asih terdapatnyumsi air sungngga. IndustrBarat terdiri dimana dap
beberapa jensandang dan. logam danseperti yang
.16.
an Terhadap Ling
umatera Barat
a. transfer tekvisa negara. kan dampak industri kecil
ang negatif bisi gas buang
gan baik dan keseimbapembangunan an tidak
kecil di Pr2011 ± 35.860dustri kecil te dilengkapi deahan Limbah (mari lingkunga
beroperasi, prihatinkan adi buang ke s
ya masyarakatgai untuk kepei kecil di Prdari beragam
pat dikelompis seperti in
n kulit. kimian elektronika
dapat dilihat
gkungan
III -36
knologi Akan yang
juga berupa yang benar angan
yang dapat
rovinsi 0 unit. rsebut engan IPAL). an di
akan apabila sungai t yang erluan rovinsi jenis
pokkan ndustri a dan
serta pada
3 a
Bkpldpib
Gambar 3
Sum
3.5.2 Kecend a. Beban
IndustrKecil Industri
Barat yakni inkecil. mapenyumbang lingkungan. diwajibkan pengendalian ini disebabkanbaik dapat me
Sumbe
.16. Jenis dan
mber : Dinas Kope
derungan Teka
Pencemaran Lri Besar. Mene
yang terdapandustri besar. asing-masingnyutama terhadaSetiap keg
untuk selalpencemaran apabila tidak nimbulkan beb
Gambar 3.17
er : Tabel SP – 9 B
S
n Jumlah Indu
erasi. Industri dan
anan
Limbah Cair engah dan
at di Sumatemenengah da
ya menjaap pencemara
giatan indusu melakukalingkungan, hdikelola denga
ban pencemara
7. Perkiraan Be Skala Menen
Buku Data SLHD S
Status Lingkungan
stri Kecil di P
Perdagangan Pro
ra an adi an stri an hal an an
bagBebunsatau
dimakhdimpenperkegdilihbebbes
eban Pencemargah dan Besar
Sumatera Barat T
n Hidup Daerah Pr
rovinsi Sumat
ovinsi Sumatera Ba
gi kualitas sungban pencemarasur pencemar yu air limbah.
Seperti dikmanfaatkan sebhir dari limbahmana keadaan ncemaran sunhitungan beba
giatan industri. hat perkiraaberapa industsar yang berlok
ran Limbah Cair di Kota Padang
Tahun 2011
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
tera Barat Tah
arat Tahun 2011
gai dan udara dan merupakan yang terkandu
ketahui sungabagai tempat h hasil kegiaini dapat mena
ngai. Untuk itan pencemara Pada Gamba
an beban tri skala menkasi di Kota Pa
r dari Industri g
adap Lingkungan
Barat III -37
hun 2011
di sekitarnya. jumlah suatu
ung dalam air
ai sering kali pembuangan tan manusia ambah beban u diperlukan an di setiap ar 3.17 dapat
pencemaran nengah dan dang.
PparameNitrogedilakukaparameBarisanton/tahutinggi dibandiIndustritinggi aindustri rendah
maksim
b. BBdI
beban pakan teyang be
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
mg/l
BOD
Parameter yaeter BOD. COn. Dari kelan pengujia
eter TSS padn mencapai un, paramet
yaitu 1ngkan denga lain yang me
adalah PT. Aba yang memi adalah PT. Te
Apabila dmum limbah ca
Gambar 3
Sumber : Tabel S
Beban PencemBuang Industdan Kecil Industri tidakpencemaran te
etapi juga memersumber dari
mg/l
mg/l /l
COD TSSAmo
ang dihitung D. TSS. Amolima parametennya dapat da PT. Bata jumlah ter COD juga8.556.56 tan industri
emiliki beban paisiat Raya. seiliki beban p
eluk Luas. dilihat dari air yang dihasil
3.18. Kadar Ma Bebe
SP – 9.1 Buku Dat
maran Emisi ri Besar. Mene
k hanya meerhadap kualita
miliki beban pen emisi gas bua
Status Lin
mg/l
mg/l
oniak N pH
adalah niak dan
er yang dilihat ang Hari 25.470.7
a sangat ton/tahun
lainnya. pencemar edangkan pencemar
kadar lkan oleh
aksimum Limberapa Industr
ta SLHD Prov. Sum
Gas engah
mberikan as airnya. ncemaran ang, baik
ngkungan Hidup D
mg/l
Ton/Tahu
n
DebitProduk
beberapa dilihat mamaksimumdibawah bdapat dilpenghasil 3.525 tonbeberapa COD, TSberada di Family RaKilang Limuntuk semberada di b
bah Cair. Debii di Kota Pada
mbar 2011
industri keproses prodikeluarkaemisi terseseperti cerinceneratodapat dilih
Tekan
Daerah Provinsi S
Baku Mutu
PT. Teluk
PT. Batang
PT. Kilang
PT. Abasia
PT. Family
industri di Kasing–masing
m limbah cabaku mutu. Pihat PT. Teproduksi terti
n/tahun kadar parameter yanS, Amoniak, bawah baku m
aya, PT. Batanma Gunung danmua parametebawah baku m
it dan Produk ang
cil. menengah oduksi diperolen oleh suatuebut berasal darobong boiler.
or dan gensethat perkiraan
an Terhadap Ling
umatera Barat
u
Luas
g Hari Barisan
Lima Gunung
at Raya
y Raya
Kota Padang perusahaan
air masih bPada Gambarluk Luas senggi yakni se
r maksimum ng diuji seperti
N, pH dan mutu. begitu jugng Hari Barisann PT. Abaisiat
er yang diuji utu.
Industri
maupun besaeh emisi yang u industri. Suari berbagai sudryer. tungku t. Pada Tabelbeban pencem
gkungan
III -38
dapat kadar
berada r 3.18 ebagai ebesar
untuk BOD,
debit ga PT. n, PT. Raya masih
r. Dari harus
umber umber bakar/ l 3.18 maran
ed
spemedp
bpRe
emisi dari bebedan besar.
Pengelosalah satu asppengelolaan linemisi udaramelakukan pemenam bulan. Pdiuji adalah papartikulat.
Industri beban pencempartikulat adaRaya yakni seemisi bersu
Tabel 3
No.
1 1 2 3 4 5 6 7
8
9
10
erapa industri s
olaan emisi udpek yang sangangkungan. Dal
a. perusahaamantauan kualParameter kualarameter CO2.
yang membemaran tertinggi alah PT. Perkebesar 1.827.5umber dari
3.18. Perkiraan
Je
PT. Semen PaIndarung II Indarung III Indarung IV B Indarung IV C Indarung V PT. AMP Boiler I Boiler II Genset PT. BHB Drier I Drier II PT. Family RaDrier I Drier II PT. Abaisiat RPT.Agro WiratPT. Bakrie Pas(Boiler) PT. Incasi Ray
PT. Gersindo(Boiler) PT. Kencana SGenset I Genset III
S
skala menenga
dara merupakaat penting dalaam pengelolaaan diwajibkalitas emisi sekalitas udara yan. NO2. SO2 da
erikan kontribu dari jenis emkebunan Pela5 mg/m2 diman
pembakara
n Beban Penc
nis Industri
2 adang
aya
Raya tama (Boiler) saman Plantation
ya Pesisir (Boiler)
o Minang Plan
Sawit Indonesia
Status Lingkungan
ah
an am an an ali ng an
usi isi
alu na an
incebebpartIndodapmeldansumkepLing13/Emparumumut
cemaran Emis
CO2
3 - - - - - - - - - - - - - -
-
-
ntation -
- -
n Hidup Daerah Pr
enerator atau ban pencematikulat terdapaonesia yakni s
pat disebabklengkapi cerobn prasarana pmber tak berpada Keputugkungan HMENLH/III/199isi Sumber. ameter lain seumnya sudahtu.
i Industri Skal
Beban Em2 NO2
4 - - - - -
338,30 212,70 562,50
22,57 24,45
30,30 19,20 722,47 275,20
281,80
288,40
132,90
375,70 314,20
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
tungku bakararan terendahat di PT. Coca sebesar 4.7 mkan perusahbong boiler depemantauan krgerak yang usan MenteHidup Nom95 Tentang
Demikian juperti CO2, NO2
h berada di
la Menengah
misi(mg/m2) SO2 P
5 - - - - -
117,20 95,46
ttd
7,85 5,23
19,99 13,22
Ttd 88,30
156,40
121,70
120,50
34,35 30,80
adap Lingkungan
Barat III -39
r. sedangkan h dari jenis Cola Botling
mg/m2. hal ini haan telah engan sarana ualitas emisi berpedoman
eri Negara mor KEP-
Baku Mutu uga dengan
, SO2 dimana bawah baku
dan Besar
Partikulat 6 37,44 17,19 54,68
47,39 30,78
277,40 213,50 32,60
14,80 23,90
29,82 35,60 27,40
231,60 251,30
240,50
196,40
46,20 56,10
3.5.3.
Lingkunindustri untuk SaspirasdilakukaPenilaiadimanakebijakapengawketaatalingkungdalam meliputpengeloudara, bersih, dan tlingkung
dilaksanperusahagroindbidang bidang adalah terhada
1 11 PT. M Gens Gens
12 PT. P Insen Boiler
13 PT.Co Sumber : Tabe
Penilaian PR
Salah satu ngan Hidup di Indonesia Sumatera Bari di bidang an kegiatan Pan Peringkat merupakan an Pemerint
wasan yang n perusahaangan kegiatan
pengelolaani berbagai asolaan air limb
pengelolaan program co
transparansi gan.
Kegiatan nakan dari haan yang dustri (industri
manufaktur (ipelayanan keuntuk melih
ap pencemaran
2 Minang Agro/Mutiaset I set III Pelalu Raya nerator r oca cola Bottling I
el SP-10.1 Buku D
ROPERLIKE
program Kemyang ditujukaadalah Properrat untuk menpelayanan kROPERLIKE (t Kinerja Ksalah satu in
tah dalam dilakukan
n dalam penyang telah d lingkungan spek penilaianah, pengelolalimbah B3,
mmunity dev
dalam pen
PROPERLIKEtahun 2006
bergerak di sawit dan kindustri minumesehatan. Keghat ketaatan n air, ketaatan
Status Lin
ara Agam
ndonesia Data SLHD Prov.S
menterian an untuk r, khusus nampung esehatan (Program Kegiatan) nstrumen kegiatan terhadap
ngelolaan itentukan hidup. n seperti an emisi produksi
velopment ngelolaan
E telah 6 untuk bidang karet), di man) dan giatan ini
kegiatan kegiatan
ngkungan Hidup D
3 - - - - -
umbar 2011
terhadap kegiatan te
TaPROPERLterdiri dari agroindustdan 4 objSumber industri teyang dihaindustri obmemiliki Isawit ada (LA), dimauji laboratomutu sudakembali.
Pindustri adpada boipengeringa15 perusaagroindustdengan sapemantauaberdasarkaada bebemelengkappencemara
Tekan
Daerah Provinsi S
4 5
375,70 34314,20 30
618,40 1.302
- 105 19,63
pencemaran uerhadap penceahun 2011
LIKE berjumla 15 objek yangtri, 1 objek di jek bidang pepencemaran
ersebut berasaasilkan industbjek penilaian PPAL, bahkan yang melakukana limbah cairorium dan berah dapat diap
encemaran uddalah berupa ler. inceneratan pada pabri
ahaan/objek PRtri semuanyaarana pengenan pencemaran pemantauaerpa perusahpi saranaan udara (in
an Terhadap Ling
umatera Barat
6
4,35 46,20,80 56,1
2,50 1.827,55,30 217,2
ttd 4,7
udara dan ketemaran limbah
objek penah 20 objek g bergerak di b bidang manu
elayanan keseyang ditimb
al dari limbahri, pada umu
PROPERLIKE 5 diantara in
kan Land Apli
rnya setelah mrada di bawahplikasikan ke
dara yang diha hasil pembator dan cerok karet (dryer)ROPERLIKE b
a telah dilenndalian dan sran udara, nan lapangan haan yang a pemancenerator). H
gkungan
III -40
20 0
50 20 76
taatan B3. nilaian
yang bidang ufaktur hatan. bulkan h cair umnya sudah ndustri ication
melalui h baku
lahan
asilkan akaran obong ). Dari bidang ngkapi sarana namun masih belum
ntauan al ini
dap
uskmdbbPsspsddsKKmdKplkd 3 ktBm
disebabkan aplikasi dokperusahaan.
Semuumumnya memsama kecualkesehatan. dimmedis dan nodihasilkan olebekas, aki bekbekas. Dari PROPERLIKE sawit. karet semuanya dpenyimpanan sehingga suddisamping itudilengkapi dsementara limKementerian Kantor Lingkumasing–masindikeluarkannyaKewenangan perolehan izilimbah B3kewenangannydimana lokasi 3.6. PERT Sektor eke -8 dari 9 seterbesar terhaBerdasarkan menunjukkan
karena belukumen lingk
ua objek miliki limbah Bli untuk ob
mana menghason medis. Limh industri ada
kas, kain majuhasil pelaksa terhadap 20
dan rumahdilengkapi de
sementara dah terkelola u industri indengan izin bah B3 yang dLingkungan
ungan Hidup g diman
a PP 38 TahuPemerintah
n penyimpan3 telah ya kepada industri tersebu
TAMBANGA
ekonomi ini meektor yang meadap PDRB S
harga bernilai tamba
S
um optimalnykungan pad
PROPERLIKB3 yang hampbjek pelayanasilkan limbah Bmbah B3 yanalah berupa on dan lampu T
anaan penilaia0 objek indus sakit sudaengan temp
limbah Bdengan bai
ni juga sudapenyimpana
dikeluarkan oleHidup maupuKabupaten/Ko
na setelaun 2007 tentan
Daerah. untunan sementa
dilimpahkaKabupaten/Kout berada.
AN
enduduki urutaemberi kontribuSumatera Bararlaku yanh bruto yan
Status Lingkungan
ya da
KE pir an B3 ng oli TL an stri ah
pat B3 ik, ah an eh un
ota ah ng uk ra an
ota
an usi at. ng ng
terbpertsekdiikpersebpenkonkeusebdansektriliu200daryaitseb bukmemSumyanKarpertcukditimling
•
•
n Hidup Daerah Pr
besar pada triwtanian sebesa
ktor perdagangkuti oleh sektosen. pengan
besar 3.72 ngolahan sebnstruksi sebeuangan, real esbesar 1.09 triln penggalian ktor listrik, gas un. Pada PDRB00, sektor ini jui pada sembilatu memberbesar 0.31 triliu Sektor p
kan merupakamberikan konmatera Barat, png diakibatkan rena sifat tambangan ya
kup luas makmbulkan oleh
gkungan hidup
Sebagian bberada di kalahan mevegetasi dan
Perkembangtidak terlalulahan daKabupaten/k
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
wulan I-2011 aar 5.67 triliungan sebesar or Jasa-jasa sngkutan dan
triliun. sekesar 2.79 trsar 1.60 tristate dan jasaliun. sektor psebesar 0.72
dan air bersih B atas dasar huga menempatan sektor unggikan nilai ta
un. pertambangan an sektor yantribusi terhapersoalan lingk sektor ini cuk
dari kegiang memerlukaka bentuk teh sektor inadalah sebaga
esar lahan pawasan hutan.enyebabkan n perubahan ko
gan tambang u terpantau ban produkskota juga m
adap Lingkungan
Barat III -41
adalah sektor n, kemudian
4.38 triliun. sebesar 3.87
komunikasi tor industri riliun, sektor iliun, sektor
a perusahaan ertambangan 2 triliun dan sebesar 0.24 arga konstan ti urutan ke-8 gulan di atas
ambah bruto
walaupun ng dominan
adap PDRB kungan hidup kup banyak.
atan usaha an lahan yang ekanan yang ni terhadap ai berikut :
ertambangan . Pembukaan
kehilangan ontur lahan.
rakyat yang baik bukaan
sinya oleh menimbulkan
pepamerareKadasa
Untuk analisissebaga
• PekedemeyaBamepepemekeHamepe
• Petepemekalinmepeme
ermasalahan aska tambanenjadi persoalkyat, menginklamasi beraab/kota sedaana reklamasangat terbatas.
pembahasan s dilakukan i berikut :
embahasan egiatan pertaengan pendekaemperlihatkan
ang paling darat. Hal iendapatkan ertambangan ertambangan emberikan
erusakan lahaal ini sangenentukan prioemulihan lingku
embahasan pkanan akan endekatan anaelihat perkemb
aitannya dngkungan. Pengambil sertambangan enengah saja
dalam hal rg. Reklamasan bagi penam
ngat tanggungada di Peangkan pengai di APBD
lebih lanjutmelalui pe
gambaran ambangan datan nilai statis jenis pertam
dominan di Sni dilakukan
gambaran besar
rakyat yantekanan
n (pembukaangat penting oritas pengawaungan.
perkembangan dilakukan
alisis series wabangan produkdengan pPembahasan sampel per
skala besaa. Hal ini m
Status Lin
reklamasi si lahan mbangan g jawab emerintah anggaran Kab/Kota
t. maka ndekatan
umum dilakukan stik untuk mbangan Sumatera n untuk
apakah atau
g lebih terhadap
n lahan). dalam asan dan
bentuk dengan
aktu guna ksi dalam emulihan
dengan rusahaan ar dan
mengingat
ngkungan Hidup D
untukdata
Admengenai pertambantekanan diuraikan s 3.6.1. GamSumatera 3.6.1.1 L
PB
Tpertambanyang berpperusahaapertambaneksplorasi Produksi), pertambanEksplorasiProduksi). meneral lonon logamtahun ini produksi h9.386.581 terbesar yaitu 7.51berada dKabupatenSijunjung, produksi tpenamban
Tekan
Daerah Provinsi S
k industri perseries tidak terdapun uraia
gambaran ngan dan per
sektor pertsebagai berikut
mbaran Umum Barat uas Areal
Pertambangan Bahan Galian Terdapat 1ngan skala beproduksi di San bergengan batuba dan 45 48 perusahaangan bijih dan 27 Sisanya bogam. batu ka
m lainnya. Total adalah 10.5ingga bulan Ok ton/tahun. adalah perta
10,08 Ha yani Kabupaten
n Pesisir SKabupaten D
tambang terbengan batu kap
an Terhadap Ling
umatera Barat
rtambangan rrsedia. an lebih
umum kerkembangan btambangan, t :
m Pertambang
dan Pro menurut
152 perusaesar dan meneSumatera Baraerak dib
ara (19 tatahapan O
an bergerak dibbesi (21 Tahapan O
bergerak dibpur, silika, cla luasan yang d52,76 Ha dektober 2011 seLuas pemb
mbangan batng sebagian
Kota Sawahelatan, Kabu
Dharmasraya nesar adalah pur yaitu 6.44
gkungan
III -42
rakyat.
lanjut giatan bentuk dapat
gan di
oduksi Jenis
ahaan engah at. 64 bidang hapan perasi
bidang tahap perasi bidang ay dan dibuka engan
ebesar ukaan tubara besar
hlunto, upaten namun jenis 44.585
tPS
appK
3
ba
ton/tahun yaPadang (Sumb
SLHD Provinsi
Jenis areal tambanpertambanganperusahaan inKabupaten So
Tab
No Ju
Peru
1 45 Per
19 Per
2 27 Per
21 Per3 21 Per
13 Per
4 5 Peru
1 Peru
6 1 Peru
1 Peru
7 1 Peru
8 175 Pe
Keterangan Sumber
3.6.1.2 Luas Menu
Fakta bahwa penamadalah jenis
ng dilakukanber : Tabel SE
i Sumatera Bar
pertambangang terbesar bijih besi. Si berada di Ka
olok Selatan el 3.19. Jumla
umlah usahaan
usahaan O
usahaan E
usahaan O
usahaan E
usahaan O
usahaan E
usahaan O
usahaan E
usahaan O
usahaan E
usahaan O
erusahaan E
TOTA
: Data hingga Okt : Tabel SE 14.1 B
Areal Pertamurut Jenis
di lapanganbangan rakyaSIRTUKIL (P
S
n PT. SemeE-14. Buku Da
rat. 2011)
an dengan luakedua adala
Sebagian besabupaten Solodan Kabupateah Perusahaa
Jenis Baha
Operasi Produks
Eksplorasi
Operasi Produks
Eksplorasi
Operasi Produks
Eksplorasi
Operasi Produks
Eksplorasi
Operasi Produks
Eksplorasi
Operasi Produks
Eksplorasi dan O
AL
tober 2011 Buku Data SLHD P
mbangan Raky
n menunjukkat paling banya
Pasir. Batu da
Status Lingkungan
en ata
as ah ar
ok, en
PasproTamton/membertotaOkt
an yang Berge
an Galian/Tahap
si Batu
si Biji B
si Logam
si Batu K
si Batu
si Cl
OP Logam
Provinsi Sumatera
at
an ak an
KerproberyanKab
n Hidup Daerah Pr
saman. Peruduksi terbesarmbang yang/tahun denganmperlihatkan gerak di bida
al luasan datober 2011.
rak di Bidang
pan L
ubara
Besi
Lainnya
Kapur
Silika
ay
Lainnya
a Barat. 2011
rikil), tetapi daduksi yang dasarkan izin
ng diterbitkabupan/Kota
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
sahaan bijih r adalah PT. Pg memprodu luasan 150 Hajumlah perus
ang pertambann produksi h
g Pertambang
Luas Areal (Ha)
30.100,15
17.705,05
3.802,09
38.993,11
8.701,85
154.696,05
718,99
10.000,00
107,20
13.386,80
88,91
146,20
278.446,40
ata mengenai ada hany
penambanganan oleh padahal k
adap Lingkungan
Barat III -43
besi dengan Persada Indo ksi 89.030 a. Tabel 3.19
sahaan yang ngan dengan hingga akhir
an
Produksi (Ton/Tahun) *
1.825.000,0
748.530,0
ratusan to
7.645.105,0
835.419,0
202.977,0
± 1 jut
11.257.031.0
luasan dan yalah data rakyat (IPR)
Pemerintah kenyataannya
*
0
-
0
-
n
0
0
-
0
a
0
banyak beroperrakyat d3 jenis dan penambIPR ada perizinapertambdenganpertambpertambjumlah lokasi KabupaKabupaluasan SIRTUKterdapa 3.6.2. K
T
Ayang maktifitasyang d
TNo
1 2 3 4 5 6 7
Sumber
tambang Srasi tanpa izindi Sumatera Bayaitu pertambEmas. Tot
bangan rakyaalah 503 Ha. Bila dilihat dan IPR maka lbangan manga
n produksi 600bangan rakyat bangan emas s
produksi 3 pertambangan
aten Dhamasraaten Sijunjung.
paling kecil KIL. Pertamat di seluruh wil
KecendrunganTekanan
Aktifitas dari merupakan sus penambangitimbulkan ada
Tabel 3.20. PerJumlah
PT.SinamarindPT. Feral AnugPT. Multi MinePT. Suri HarsyPT. Feral AnugPT. Karbindo ACV. Minang Pa
r : Olahan Tabel S
SiIRTUKIL i. Jenis penamarat yang domangan Sirtukil,tal jumlah t terdata berd dari data berluasan terbesaan yaitu seluas0.000 ton/tahu kedua terbesaseluas 176 Hakg/tahun. Keb
n jenis ini baya. Solok Sel Pertambanganadalah pertam
bangan ini layah Sumater
n Sumber dan
sektor pertamumber tekanangan. Bentuk alah perubaha
rkembangan Ph Perusahaan
da Lintas Nusantgerah Alam ral Magnetic
ya Sejahtera gerah Alam Abesyapradhi angeran ResourcSP.14. Buku Data
Status Lin
ini yang mbangan
minan ada Mangan
luasan dasarkan
dasarkan ar adalah s 265 Ha n. Luas ar adalah a dengan banyakan berada di atan dan n dengan mbangan
hampir ra Barat.
n Bentuk
mbangan n adalah
tekanan an kontur
Produksi PertJenis
tara BatBijihBijihBijihBijihBat
ces BijihSLHD Prov. Sumb
ngkungan Hidup D
lahan danproses pencemarabahan galipada prose Sepertambanpertambanjumlah properusahaamenengah2010 daperusahaaperusahaaTabel SE
Tabel 3.2perusahaatahun 20diartikan kerusakan2011 lebihNamun pemulihanselama dilakukan tambang mpemulihan
tambangan Tas Bahan
Galian Ttubara h Besi h Besi h Besi h Besi tubara h Besi bar 2011
Tekan
Daerah Provinsi S
kerusakan lapengolahan
an limbah cair ian dan pengikes amalgamasbagian b
ngan dari ngan di Sumatoduksinya di taan pertambangh yang memilikn tahun 20
an produksinyaan produksinyaE-14.2 Buku D
20 berikut ian yang produ011. Denganbahwa daerah dan beban pe
h berkurang dibhal ini tidanya menurunpemulihan untuk mereha
maka akan terja di tahun-tahun
ahun 2010 danProduksi
Tahun 2010 391.971,33 150.000,00 186.000,00 200.000,00 150.000,00 395.473,44 150.000,00
an Terhadap Ling
umatera Barat
ahan. Selain it menyeb
terutama penckatan mineral i.
besar pro perusa
tera Barat meahun 2011. D
gan skala besaki data series 011, sejumlaha meningkat d
a menurun (Sum
Data SLHD 2
ni memperlihuksinya menur demikian h yang mengencemaran di banding tahun ak berarti juga meninlingkungan
abilitasi lahan adi akumulasi n yang akan da
n Tahun 2011 Produks
Tahun 20156447473
gkungan
III -44
u dari abkan cucian logam
oduksi ahaan
enurun ari 24
ar dan tahun
h 18 dan 6 mber :
2011). hatkan run di dapat
galami tahun
2010. beban gingat
tidak pasca beban atang.
i 11 60.000 42.000 42.000 70.000 42.000 70.000 35.000
3
SBm(mbp
2
3
Dtd
2
3.7. ENER
Sumber energBarat di masyarakat a(BBM) sepertminyak tanah.batu bara. perkembangan1. Meningkatn
bakar terumenurunnyterbarukan
2. Penurunandisebabkanmemakai e
3. Kontribusi mempenga
Dalam mengatekanan maka dalam pembah1. Untuk bagi
sektor eneruntuk mengbakar unturumah tanpenggunaaanalisis per
2. Untuk peperubahan analisis dpemakaian terhadap ptahun 2010
RGI
i yang digunakberbagai se
adalah Bahan i solar, prem Gas LPG, bTekanan ber
n energi adalahnya jumlah peutama yang ya sumber day. kualitas
n hasil pemnegi tersebut. gas buang ya
aruhi perubahaanalisis sumb dilakukan penhasan sebagai an gambaranrgi. digunakan ggambarkan peuk transportasngga. Untuan bahan barbandingan antembahasan jumlah pemdilakukan de bahan bakar
pemakaian bah dan 2011.
S
kan di Sumateektor kegiata Bakar Minya
muim, pertamariket, biomassrkaitan dengah: emakaian bahabersubsidi daa alam yang ta
udara yanmbakaran yan
ang diperkirakan iklim. er dan bentudekatan analisberikut:
n umum sumb analisis statistemakaian bahasi. industri dak pembahasaakar dilakukatar lokasi. kecenderunga
makaian energengan melihr antar wakhan bakar pad
Status Lingkungan
ra an ak
ax, sa, an
an an ak
ng ng
an
uk sis
er tik an an an an
an gi. at
ktu da
3.
3.7a.
dilihpadberminumudidakenbertKilodanPenterbterkterbPadjumdilepemSemSawmeryanseh
n Hidup Daerah Pr
Untuk bentuk oleh sektopembahasan terjadi akibat bakar berupa(CO2) .
.1. Sumber Te
KonsumsiBerdasarkBBM di S
Konsumsi hat dari realisada sejumlah Sdasarkan rea
nyak (BBM) unum (SPBU) apat data pemndaraan. Peturut-turut pre
oliter, solar sn pertamax njualan BBM besar terdapakecil di Kota Sbesar di Kota dang merupa
mlah kendaraaewati jalan makaian BBMmentara pemawahlunto disebrupakan kota
ng tidak dilahingga penjuala
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
tekanan yanr energi mengenai da
dari pembaka emisi gas
ekanan i Bahan kan Realisasi PBU bahan bakar m
asi penjualan ySPBU. Pada alisasi penyantuk stasiun powilayah Sum
makaian BBMnjualan BBM
emium sebesasebesar 30.30sebesar 147yang antar
at di Kota Pawahlunto. Pe Padang disekan kota be
an yang jugalintas provins
M menjadi sakaian BBM terbabkan karenakecil dan letalui jalan lintan BBM juga s
adap Lingkungan
Barat III -45
ng dihasilkan ditampilkan
ampak yang karan bahan rumah kaca
Bakar Penyaluran
minyak dapat yang terdapat
tahun 2011 luran bakar ompa bensin
matera Barat M dari sektor M terbesar ar 50.546,26 8,37 Kiloliter .02 Kiloliter. lokasi yang
Padang dan enjualan BBM babkan Kota
esar dengan a besar dan si sehingga angat besar. rkecil di Kota a Sawahlunto k wilayahnya tas provinsi. sedikit. Tabel
3.21 mempePenyalu
Tabe
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Sumber: O
dan Gambaerlihatkan Reuran Bakar
l 3.21. RekapBensin Um
Lo
Kota Padang Kota PariamanKabupaten PaKabupaten PeKota Solok Kabupaten SoKabupaten SoKota BukittinggKabupaten AgKota PayakumKabupaten LimKota Padang PKabupaten TaKabupaten PaKabupaten PaKabupaten DhKota SawahluKabupaten SijTOTAL
Olahan Tabel SE.
Gambar 3.19Pompa Be
02000400060008000
100001200014000
Kota
Padang
r 3.19 berekapitulasi Minyak (BBM
itulasi Realisamum (SPBU) W
okasi
n adang Pariamaesisir Selatan
olok olok Selatan gi
gam mbuh mapuluh Kota Panjang
anah Datar asaman asaman Barat harmasraya nto unjung
17 Buku Data SLH
9. Rekapitulasiensin Umum (S
Kota Padang
Kota Pariaman
Kab.Padang
…
Kab.Pesisir …
Status Lin
rikut ini Realisasi
M) untuk
asi PenyaluranWilayah Sumb
Premi
13.641.55
n 3.123.691.392.111.192.723.262.382.581.111.6
1.743.893.36
572.87
50.54
HD Provinsi Suma
i Realisasi PeSPBU) Wilaya
Kota Solok
Kab.Solok
Kab.Solok Selatan
ngkungan Hidup D
Stasiun PWilayah SDihasilkan
n Bakar Minyabar dan Emisi
um So
47,75 5.50,62 27,25 1.97,75 1.99,00 14,00 2.93,50 21,25 67,25 1.87,00 81,25 1.18,25 673,5 43,00 92,75 1.69,25 4.70,50 77,00 3.46,26 30.
atera Barat Tahun
nyaluran Baka
ah Sumbar dan
Kota Bukittinggi
Kab. Agam
Kota Payakum
buh
KabLimaPu
luh
Tekan
Daerah Provinsi S
Pompa BensiSumbar dan .
ak (BBM) untui CO2 Yang Dih
olar Perta
973,25 1420,00 809,50 723,37 742,00 433,25 843,50 729,75 524,25 775,25 971,25 346,50 576,75 929,25 709,75 052,50
451,5 296,75 308,37 14
2011
ar Minyak (BBn Emisi CO2 Y
Kab. Lim
a Pu
luh …
Kota Padang …
Kab. Tanah
Datar
Kab. Pasam
an
an Terhadap Ling
umatera Barat
in Umum (SEmisi CO2
uk Stasiun Pomhasilkan
amax Total
CO(ton/t
02,40 603. 59. 151. 166. 65.
1,75 142. 63.
6,12 104.18,38 147.
25.10,50 141.
44.1,75 68.
82. 171. 232. 31.
6,12 193.47,02 2.495.
BM) untuk StasYang Dihasilka
Kab. Pasam
an …
Kab. Dharm
asraya
Kota Saw
ahlunto
Prem
Solar
gkungan
III -46
SPBU) Yang
mpa
Emisi O2 tahun) .039,91 .659,82 .992,35 .022,87 .773,92 .616,94 .039,14 .639,42 .287,44 .582,10 .484,95 .459,61 .502,32 .105,01 .339,16 .957,76 .722,58 .717,18 .942,49
siun an
Kab.Sijunjun
g
mium
b
Iyp
S
Gambar 3
b. KonsumsIndustri
Untuk Industri yang yang tersedia pada beberap
Tabel 3.22
No. IndustKota/K
1 Solok S2 Kota P3 Kab. P4 Kab. P
Barat 5 Kota P
Panjan6 Kab. A7 Kab. P
Selatan T
Sumber : Olahan
.20 Stasiun Pe
si Bahan B
pemakaian ada di Sumathanya beberaa kab/kota. P
. Konsumsi BBah
tri Pada Kabupaten
Selatan adang asaman asaman
adang ng Agam
esisir n TOTAL Tabel SE. 18 Buk
S
engisian Bahan
Bakar Sekto
BBM sekttera Barat. daapa industri saPemakaian BB
ahan Bakar Mhan Bakar Pad
LPG MinDie
(kg) (l
11.350
19
11.350 19ku Data SLHD Pro
Status Lingkungan
n Bakar Umum
or
or ata aja M
padbakPemsignber
Minyak (BBM) uda Beberapa K
nyak esel Solar
iter) (liter 24. 109. 9.
36.
1.350.97.000 143.
97.000 1.672.v. Sumbar 2011
n Hidup Daerah Pr
m di Salah Satu
da sektor ini yakar solar yakni makaian bahanifikan yang daikut.
untuk Sektor IKabupaten/Ko
Minyak Tanah
r) (liter) 000 000 500 222
940 79.000
000 000 171.000
662 250.000
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
u Daerah
ang terbesar a sebesar 1.672n bakar selainapat dilihat pad
Industri Menuota
Batubara
(Ton)
0 864
0
0 864
adap Lingkungan
Barat III -47
adalah bahan 2,66 Kiloliter. n solar tidak da Tabel 3.22
urut Jenis
Jumlah Emisi CO2 yang dihasilkan
65,82 298,91 26,05
0,61
498.715,79
3.702,09 392,15
503.201.42
c. KRJ
dan ko842.651ada ju12,50%briket biomasKota Spemakayakni terbesa
No.
A K1 P2 B3 P4 P5 S6 P7 SB K8 K9 S
10 P11 T12 P13 S14 S15 D16 P17 P18 A19 L
Sumber :
Konsumsi BaRumah TanggJumah tangga ota yang did1 kepala keluaumlah pema
%, minyak tanasebesar 0sa. PemakaiaSolok yakni aian terendah 4,34%. Pema
ar di Kota BukTabel 3.23 J
Kabup
KOTA Padang Bukittinggi Padang PanjangPayakumbuh Sawahlunto Pariaman Solok KABUPATEN Kepulauan MentaSolok Selatan Padang PariamaTanah Datar Pesisir Selatan Sijunjung Solok Dharmasraya Pasaman Barat Pasaman Agam Limapuluh Kota
Tota: Tabel SE-19 Buk
han Bakar Sega dari seluruh kadata BPS barga. Dari dakaian LPG ah sebesar 3,12 % dan
an LPG terbes31,59 % sedi Kab. Pesisiakaian minya
kittinggi yakni 6umlah Rumah
aten/Kota
awai
an
al ku Data SLHD Pro
Status Lin
ktor
abupaten berjumlah ata yang
sebesar 30,05 %,
sisanya sar pada edangkan r Selatan
ak tanah 63.83 %. h Tangga dan
Jumlah RT
163.948
23.3359.690
23.97710.65915.44012.661
13.79710.66991.5727.226
88.45141.47573.39636.90710.56452.19789.90166.786
842.651 ov.Sumbar 2011
ngkungan Hidup D
terendah 12,55%. Psemua kabSolok Sebahan basecara ribahwa sistanah dan3.23 bepenggunaaTanah, Bridi kabupat
Penggunaan
LPG
8 19,75 5 27,02 0 27,93 7 24,64 9 22,19 0 16,51 1 31,59
7 1,77 9 9,09 2 5,41 6 9,42 1 4,34 5 9,19 6 8,92 7 17,48 4 4,60 7 6,30 1 16,79 6 12,38 12,50
Tekan
Daerah Provinsi S
di Kab. SoloPemakaian brikb/kota. pemakaelatan yaitu akar biomassnci, namun sa dari pemakn briket adalaerikut menjan bahan baket dan Bioma
ten/kota.
Bahan Bakar
Jenis BahanMinyak Tanah B
58,95 63,83 56,54 46,45 33,62 49,46 46,39
13,28 12,55 18,98 26,48 16,08 21,12 18,82 17,70 20,85 14,24 32,51 18,76 30,05
an Terhadap Ling
umatera Barat
ok Selatan seket tidak terdaaian tertinggi d0,59%. Pemaa tidak dijeldapat disimp
kaian LPG, mah biomassa. jelaskan teakar LPG, Massa untuk mem
untuk Memas
n Bakar
Briket Biom
0,00 0,00 0,00 0,14 0,00 0,21 0,00
0,08 0,59 0,00 0,20 0,06 0,00 0,00 0,33 0,61 0,00 0,19 0,00 0,12
gkungan
III -48
ebesar apat di di Kab. akaian askan
pulkan minyak
Tabel entang Minyak masak
sak
massa
3
(miGpsp45
3
epymds
3.7.2. Kecen(Perb
Pema(BBM) menmeningkatnya industri serta Gambar 3.21 pemakaian bsemua jenis Bpremium men44.103 kilolite50.546,26 ki
Gambar
Sumber : Olahan
3.7.3. Dampa Dampa
energi ada bpencemaran uyang berasal menyebabkan dan jumlah gaserta menurun
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
nderungan Peandingan Ant
akaian bahan ningkat sei
jumlah kenda keluarga ya terlihat peni
bahan bakar BBM dan kegianingkat 12.6%
er pada tahunloliter pada
3.21 Perband
n Tabel SE.17 dan
k yang Ditimbak yang ditimbubeberapa diandara akibat pe dari bahan meningkatnys rumah kaca nya persediaa
Premium
50546.25745103
S
erubahan tar Waktu) bakar minyairing dengaaraan, kegiata
ang ada. Padngkatan jumla
minyak untuatan. Pemakaia% dari hanyn 2010 menja
tahun 201
dingan Pemaka
n SE 18 Buku Data
bulkan ulkan dari sektntaranya adalaemakaian ener
bakar minyaya pencemara (CO2) di udan Sumber Day
Solar SPBU
30308.37254
Status Lingkungan
ak an an da ah uk an ya
adi 1.
Pem38%30.3mendarKilomenmenberpemsumpad
aian Bahan Ba
a SLHD Prov. Sum
or ah rgi ak an ra a
Alaudaterjayanterbmenberene
U solar ind
1672.66
61
Solar Ind
n Hidup Daerah Pr
makaian Solar% dari 25.461 308,37 Kiloliteningkat 633% i 228,09 Kilo
oliter. Pemaningkat sebesnjadi 147,02 kikut dapat
makaian bahanmber SPBU dada tahun 2010
akar Minyak T
mbar 2010 dan 20
m (SDA) tak ara dan terbeadi karena p
ng tidak sempbarukan karenggunakan basal dari SD
ergi menyumba
dustri Per
6 14228.09
dustri
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
r di SPBU m pada tahun 2er pada tahu untuk sektor oliter menjadiakaian pertaar 17,6% dari
kiloliter. Pada Gdibandingka
n bakar minyakan pemakaian dan 2011.
Tahun 2010 da
011
terbarukan. entuknya gas pembakaran burna. Penurun
ena sumber bahan bakar mA tak terbaru
ang peningkata
rtamax
47.02 125
adap Lingkungan
Barat III -49
eningkat 19, 2010 menjadi n 2011 dan industri yaitu i 1.672,66 amax juga 125 kiloliter Gambar 3.21 an jumlah k (BBM) dari BBM industri
an 2011
Pencemaran rumah kaca
bahan bakar nan SDA tak
energi ini minyak yang ukan. Sektor an suhu bumi
Tahun 2011
Tahun 2010
yang dkaca tminyak akan merusaBuku S(Tabel Syang sebesasegmenSedangrumah tuntuk memisinytidak dbakarny
Pmerencpemakayang dbahan mengalyang tidsebenanilai oktyang programkarena prasaramasyarsangat yang premium
disebabkan ketersebut. Pem apabila tidakmenurunkan
ak lapisan ozonSLHD Prov. SE 17 s/d SE 1berasal dari r 2.495.942,4n industri 503.2gkan data datangga dan pememasak tidakya karena meruisebutkan jumya. Pada tahun
canakan praian bahan badibuat untuk
bakar yaihkannya ke pdak bersubsidirnya sangat btan yang tinggterjadi lebih
m ini masih belum diduk
ana yang memrakat karena hmahal dan metinggi jika
m.
eberadaan gamakaian bahak dikelola den
kualitas udan. Dari perhitun
Sumbar tahu19) perkiraan e
segmen tra49 ton CO2
201,42 Ton COari BPS tentannggunaan bah
k dapat dihitunupakan persen
mlah pemakaia
2011 ini perogram pemakar minyak. P
mengurangi pang disubsidpenggunakan pi. Pemakaian pbagus karena i sehingga pem sempurna. belum bisa dung oleh sar
madai serta pharga pertamaemiliki perbedadibandingkan
Status Lin
s rumah an bakar gan baik ara dan ngan data un 2011 emisi CO2 nsportasi
2 /tahun. O2/tahun. g jumlah
han bakar ng jumlah ntase dan an bahan
emerintah mbatasan Peraturan pemakain di dan pertamax pertamax memiliki mbakaran
Namun dijalankan rana dan enolakan ax masih aan harga
dengan
ngkungan Hidup D
3.8. T
Tpenting Pengembamenunjangpembangusebagai pertumbuhwilayah. Jpublik, sistransportasmengembaskala doPengembadidasarkanberkelanjujauh ke djangka paberwawasasektor trantekanan ya- Pertam
pembabandarlahan d
- Sektor sektor kontribakibat cepat pertam
- Tidak mengabayangpencem
Tekan
Daerah Provinsi S
TRANSPOR
ransportasi dalam keh
angan trang dan mengunan karena tra
katalisator dhan ekonomi dika dilihat daristem transporsi darat. an fungsi pelaomestik mauangan trann pada pentan (sustainab
depan, berdasanjang yang an lingkungan
nsportasi makaang diakibatkan
mbahan pngunan termin
r udara menimdan akan meng transportasi
terbesar yusi terhadap
pertumbuhantidak se
mbahan jalan. berfungsinya
kibatkan timgan berdampmaran udara p
an Terhadap Ling
umatera Barat
RTASI
mempunyai hidupan mansportasi sgerakkan dinansportasi berdalam menddan pengemba aspek kepenrtasi yang mair dan
ayanan publik upun internasnsportasi ngembangan bility). yaitu msarkan perenca
komprehensifn. Terkait de
a sumber dan bn sektor ini adapanjang nal. pelabuhanmbulkan kebugubah fungsi hu juga meruyang membpencemaran
n kendaraan ebanding de
a terminal mbulnya tepak meningkpada lokasi te
gkungan
III -50
peran anusia. sangat amika
rfungsi ukung angan tingan
meliputi udara dalam sional. harus yang
melihat anaan f dan engan bentuk alah :
jalan. n dan utuhan utan. pakan erikan udara yang
engan
yang rminal katnya rminal
ba-
-
3
a
mdj
bayangan. menggangg
Dalam bentuk tekanaanalisis dalam - Untuk bagi
transpotasiuntuk mengpada pembUntuk pemdilakukan waktu terhdan tahunsecara kesdilakukan padanya perbedaan tahun 201sehingga panjangnyabertambah
- Untuk pembentuk tekamengemukoperasionapelabuhan.
3.8.1. GamTranpo
a. PanjanKewena
Pada tmemiliki total dengan panjanjalan provinsi 13.963,94 km
kemacetagu ketertiban kmenganalisis
n maka dilaku pembahasan yian gambara. digunakan aggambarkan pbangunan jala
mbahasan pemanalisis perbadap panjang
n 2011 terhadaseluruhan. Perper tiap jenis jperubahan
kategori jal0 dengan daada jalan y
a dan ada panjangnya.
mbahasan bagianan. analisis
kakan fakta laal jalan,
mbaran Umortasi g Jalanangan tahun 2011 Spanjang jalan
ng jalan nasion1.153.83 km, j dan jalan kot
S
an sehinggkota. sumber dakan pendekatayaitu : n umum sektanalisis statist
pemakaian lahaan dan terminambangunan jala
andingan ant di tahun 201
ap panjang jalabandingan tidajalan menging
status ataan pada da
ata tahun 201yang berkurana jalan yan
an sumber da dilakukan lebapangan akibterminal da
mum Sekto
menur
Sumatera Bar ± 18.332,1 knal 1.238,41 kmjalan kabupateta 1.976,01 km
Status Lingkungan
ga
an an
or tik an al. an ar 10 an ak at au
ata 11 ng ng
an bih bat an
or
ut
rat km m, en m.
Jikapanterd6.003.24dalamerkecpadBuk
yanpermenaruPopbegangmenakibperdepkeccos
kebmaskenlayasegmenbua
n Hidup Daerah Pr
a dibandingkannjang jalannydapat pertam01,04 km yang4. Namun tidam kondisi brupakan salah
celakaan yangda tahun 2011ku Data SLHD
Pada sang terjadi adamintaan jumlaningkat, tanpas lalu lintas dapulasi pergerakgitu besar gkutan umum nimbulkan biaybat waktu cuma. pembor
presi kendaracelakaan lalu lst, meningkatbisingan. Selasih sangat
ndaraan umumak beroperasi gi lingkunganngganggu kareang yang tidak
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
n dengan tahunya 12.331,06 mbahan pang dapat dilihat
dak semua jabaik. Rusaknyh satu penyebg terjadi Sum. (Sumber : Ta
Sumbar 2011)at ini masalahlah bagaimanh perjalanan y
a menimbulkanan kecelakaan kan kendaraanditambah de yang masihya sosial yang tempuh yan
rosan bahan baan yang teintas hilangnyatnya polusi in itu, kualitarendah. dima
m yang sebe tetap diopern juga akena polusi ud memenuhi per
adap Lingkungan
Barat III -51
n 2010 yang km maka njang jalan t pada Tabel
alan tersebut ya jalan ini bab peristiwa matera Barat Tabel SE.20-1
). h transportasi a memenuhi
yang semakin n kemacetan di jalan raya.
n pribadi yang engan pola h tradisional, sangat besar g terbuang
bakar minyak, erlalu cepat. a opportunity
udara dan as pelayanan ana banyak narnya tidak rasikan. Dari kan sangat dara dari gas rsyaratan.
No
1 2 3 4
Sumber b.
beberapangkutadanau. Sebagadaratansangat KabupaterminaC. Tetaterminamestiny
Tabe
. Je
Jalan NaJalan PrJalan KaJalan Ko
T : Tabel SE-20.1
Sarana TPenumpangTerminal d
pa kelompok tean umum. pepelabuhan lau
ai daerah yann cukup luas S
banyak termaten/Kota. Beal darat sepertiapi pada tahu
al yang ada difya. Beberapa
l 3.24 PerbandTahun 2010
nis Kewenang
asional rovinsi abupaten ota
Total Buku Data SLHD
erminal Keg Umum
apat dibagi erminal sepertelabuhan sun
ut dan pelabuhng mempunyaiSumatera Baratminal yang tererbagai maca tipe A. tipe Bun 2011 tidakfungsikan seba terminal ya
Tabel 3.25 J
No. 1 Tipe2 Tipe3 Tipe
Sumber : Olah
Status Lin
dingan Panjan0 dan Tahun 2
gan P
Prov. Sumbar 20
endaraan
kepada i terminal
ngai dan han udara i wilayah t memiliki rsebar di am tipe
B dan tipe k semua agaimana ng tidak
Jumlah dan Tip
Tahun
Jenis Terme A e B e C
Total han Tabel SE. 21.
ngkungan Hidup D
ng Jalan Menu2011 di Sumat
Panjang Jalan Tahun 201
1172
12010 dan 2011
berfungsi Pacah di KSolok di Ktipe A. Tberfungsi sBareh Solantar kotayang tidaterbentuknlokasi. Beterminal teTipe C, sedan Tipe pada daera
pe Terminal di Sn 2011
minal
Buku Data SLHD
Tekan
Daerah Provinsi S
urut Kewenantera Barat
(Km) 0
Pa
.242,16
.180,55
.531,71
.376,64
.331,06
tersebut diantKota Padang d
Kota Solok yanTerminal Air Psama sekali. slok hanya difu
a antar provinsak berfungsi nya teminal bayrdasarkan Tab
erbanyak di Sumedangkan TipeB hanya terd
ah.
Sumatera Barat
Jumlah 4 7 26 37
Prov. Sumbar 20
an Terhadap Ling
umatera Barat
gan
anjang Jalan (Tahun 2011
1.21.1
13.91.9
18.3
taranya termindan Terminal g tergolong tePacah sudah sedangkan Teungsikan untusi. Keadaan te
ini menyebyangan di bebbel 3.25 makamatera Barat ae A di Kota Padapat pada b
t
011
gkungan
III -52
Km)
238,41 153,83 963,94 976,01 332,19
nal Air Bareh rminal tidak rminal k bus eminal abkan
berapa a tipe adalah adang
berapa
c
kktatttmtmdp
ibPBPsppPp
Gamb
c. SaranaDanau
Sebagakondisi alam kepulauan), jetersedia juga air di Sumatetransportasi latransportasi daterdapat pada memiliki wilaytransportasi laumempunyai diantaranya pelabuhan bara
Kota ibukota Provinbeberapa pePelabuhan TeBungus dan Pelabuhan Musebagai pelapenumpang pelabuhan nPelabuhan Tpelabugan lo
bar 3.22. Trans
Pelabuhan dan Udara
ai wilayah yang lengkap
enis sarana tracukup beraga
era Barat terdaut. transportaanau. Sarana beberapa kota
yah laut dan ut yang ada di
fungsi yapelabuhan
ang dan pelabPadang ya
nsi Sumatera elabuhan laueluk Bayur. P
pelabuhan uara. Pelabuhaabuhan laut
serta berfunasional dan Teluk Bungukal dan Pel
S
portasi Menggu
Laut, Sunga
yang memilp (daratan daansportasi yan
am. Transportadiri dari saranasi sungai datransportasi la
a. terutama yanpesisir. Saran Sumatera Bar
ang beragapenumpan
uhan perikanang merupakaBarat memil
ut, diantaranyelabuhan Teluregional yai
an Teluk Baybarang da
ungsi sebag internasionaus merupakalabuhan Mua
Status Lingkungan
unakan Kereta
ai,
iki an ng asi na an
aut ng na rat am ng. n. an iki ya uk itu
yur an gai al. an ra
sebpelapelaper
pelaMentranKepterdlautpelaperapensunseb
merterdberfJenDandilih
n Hidup Daerah Pr
Api dan Bendi
bagai pelabuhaabuhan tersebabuhan laut ikanan.
Daerah abuhan laut adntawai. Pelansportasi utapulauan Mentdiri dari pulau-ptan. Selain ituabuhan di daeairan. Pelabuh
nyeberangan ngai. yang mbagai alat trans
Danau dirupakan salah dapat dermagfungsi sebaga
nis Sarana Pelnau di Sumatehat pada Tabel
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
di Sumatera Ba
an regional, di but juga berfubarang, penu
lain yang dalah Kabupateabuhan laut ama bagi tawai karena pulau yang dip juga terdaparah yang memhan lain adalsungai atau
mempunyai jensportasi antar ni Sumatera Ba satu objek wga danau wai tempat penlabuhan Laut. era Barat Tahu 3.26 berikut.
adap Lingkungan
Barat III -53
arat
mana kedua ngsi sebagai umpang dan
mempunyai en Kepulauan
merupakan masyarakat
daerah ini pisahkan oleh at pelabuhan-miliki kawasan lah dermaga pelabuhan nis kegiatan
nagari. rat yang juga
wisata dimana wisata yang nyeberangan. Sungai. dan n 2011 dapat
Tabel 3
No.
1 A.
1.
B.
1.
2.
3.
C. 1. 2. 3. D. 1. E.
1.
2.
3.
4
5
6
7
3.26. Sarana P
Nama
Kab. Agam
Dermaga PenyBatang. Maninj
Kota Padang
Pelabuhan Tel
Pelabuhan Bun
Pelabuhan Mua
Kab. PasamanSasak Aia Bangih Teluk Tapang Kota PariamanMuara PariamaKab. Pesisir S
Pelabuhan Pa
Pelabuhan Ca
Pelabuhan Mua
Pelabuhan Mua
Pelabuhan Mua
Pelabuhan Mua
Dermaga TPI K
Pelabuhan Lau
Pelabuhan
2
yeberangan Sunjau
uk Bayur Padan
ngus Padang
ara Padang
n Barat
n an Selatan
anasahan Painan
arocok Tarusan
aro Gadang
aro Air Haji
aro Surantih
ara Sakai
Kambang
Status Lin
ut, Sungai dan
Jenis Ke
3
ngai Alat Tranantar nag
ng Pelabuha(barang)
Pelabuha(penumpabarang)
Pelabuha(penumpabarang)
Kapal NeSda Sda
Bongkar
n Bongkar barang. Lelang Mengisi nelayan Lelang Mengisi nelayan Lelang Mengisi nelayan Lelang Mengisi nelayan Lelang Mengisi nelayan Lelang Mengisi nelayan
ngkungan Hidup D
n Danau Provi
egiatan P
sportasi gari
Sebastratepariwperhumenddan yang
an laut PelabPelab
an laut ang dan Pelab
an laut ang dan Pelab
layan Kelua- Pelab
Muat Peda
muat Pelab
ika, bekal Peny
ikan, bekal Perik
ikan, bekal Perik
ikan, bekal Perik
ikan, bekal Peny
ikan, bekal Perik
Tekan
Daerah Provinsi S
insi Sumatera
Peran dan Fung
4
agai kawegis pengembawisata di bubungan dukungg keselammengawasi pe luas
buhan Nasionabuhan Internasio
buhan Lokal
buhan Regional
ar masuk
buhan Samuder
aman Ikan
buhan Regional
yeberangan
kanan
kanan
kanan
yeberangan
kanan
an Terhadap Ling
umatera Barat
a Barat Tahun
gsi Lua
Kawa(Ha
5
wasan angan bidang
untuk matan
erairan
l dan onal
Lokal
ra
gkungan
III -54
2011
as asan a)
0,025
40
25
8
1 2
20
2
100
10
9
15
8
15
5
S
spdABiMpdk
d
bS
1 F Kab. S
1 Pelabu
G Kab. K
1 Pelabu
Sumber : Tabel SE Trans
satu alat trapentingnya dendidukung olehAdapun bandaBarat ada internasional Minangkabau penerbangan dengan luas 4khusus militer
Tab
No.
1 Bandar
2 Bandar
3 Bandar4 Bandar
Sumber : Tabel
d. PerkiraanSarana Tr
Aktifitberdampak nSalah satu da
2 Solok Selatan
uhan Lubuk Ulan
Kepulauan Ment
uhan Tua Pejat
E-22 Buku Data S
sportasi udara ansportasi yangan transporth 4 (empat) ar udara yang d
yang telayaitu Bandar
(BIM) yainternasional
427.766 ha. Pr juga terdapa
bel 3.27. Pelab
Nama Pelabu
ra Internasional
ra Tabing
ra Rokot ra Simpang Amp
l SE. 23 Buku Dat
n Jumlah Limransportasi as transpo
negatif terhadampak negatif
S
ng Aling D
tawai
TotSLHD Prov. Sumba
sebagai salaang tak kalaasi darat dan abandar udar
dimiliki Sumateah berstandra Internasionang melaya
dan domestPelabuhan udaat di Sumate
buhan Udara d
han Udara
Minangkabau
pek
TOT
ta SLHD Prov. Sum
bah Padat da
ortasi dapap lingkungatersebut adala
Status Lingkungan
3
Dermaga
tal ar 2011
ah ah air ra. ra ar
nal ani tik ra ra
BardimluasUdaMenAmberfkabPadSum3.27
di Provinsi Sum
Klasifik
Kela
TNI AKelasPerin
TAL
mbar 2011
ari
pat an. ah
limbkendanpad
n Hidup Daerah Pr
4 Melayani keluarnya KP
Penumpang.muat barang
rat yaitu pelabmiliki oleh TNI s 100 ha. Selaara Rokot yanntawai, serta pek di Kabfungsi seba
bupaten dendang. Adapun matera Barat 7 berikut.
matera Barat T
kasi*) Pens II
AU s V ntis
bah padat (samndaraan umum n pelabuhan udat dari saran
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
4
masuk-PL sungai
bongkar .
buhan udara Angkatan Ud
ain itu juga terdng terdapat d
Bandar Udabupaten Pasaagai penghungan Ibukota
nama pelabuhdapat dilihat
Tahun 2011
Status ggunaan**) Umum
Militer
Umum Umum
mpah) yang di di terminal, pe
udara. Data voa transportasi
adap Lingkungan
Barat III -55
5
4
264,025
Tabing yang dara dengan dapat Bandar di Kepulauan ara Simpang aman Barat ubung dari a Provinsi, han udara di pada Tabel
Luas Kawasan(Ha)
491,00
100,00
50,00 10,44
651,44
ihasilkan dari elabuhan laut olume limbah pada tahun
n
2011 hdengan
3.8.2 T
Tbersumterminaterhadalahan dtranspopanjangpenambpernah difungs2011, 6.001,0jalan inpeningkkondisi intensitatersebukecelakkepadaini disebaru. Ujalan. pengatupeningkumum y dan akadalah dan polDari fak
anya tersedia n volume limbah
KecendrungaTekanan Terdapat dua
mber dari aktifitaal dan pelaban lahan berudan pencemaraortasi. Berdasag jalan. makabahan panjan jalan yang ikan. Pada re
pertambahan04 Km. Pada ni masih tidakatan jumlah k jalan sebagiaas pencemar
ut disamping kaan. Ada ha lingkungan ka
elesaikan dengUntuk itu perlu
perbaikan jaluran sistem katan kualitas dyang bersifat m Bentuk tekaktifitas termina
perubahan fuusi udara akib
kta yang ada d
dari pelabuhah 1,5 m³/hari.
n Sumber dan
bentuk tekanas pembangunbuhan yaitu upa perubahaan udara akibaakan analisis a akan selalg jalan. Hamsudah dibangentang tahun n jalan mfaktanya perta
ak sebanding kendaraan. Di
an rusak menyran tinggi patingkat kerawl yang tidak
alau solusi darigan penambah kebijakan penlan yang rus transportasdan kuantitas
massal. nan dari pemb
al terhadap linungsi lahan, at operasional i lapangan tida
Status Lin
an udara
n Bentuk
nan yang nan jalan,
tekanan an fungsi at aktifitas
terhadap u terjadi
mpir tidak gun tidak 2010 –
meningkat ambahan dengan sisi lain yebabkan ada titik
wan akan berpihak masalah han jalan ningkatan sak dan
si serta kendaran
bangunan ngkungan sampah terminal. ak semua
ngkungan Hidup D
terminal beBeberapa disini. tidapeletakan masyarakayang dibutidak didpengawasamuncul besangat mekemacetanmeningkattitik-titik jbayangan.
Benpelabuhanadalah timjumlah samsampah dim3/hari dtahun 201pelabuhantidak terseProv.Sumbyaitu 0,23 dan danauArtinya pencemaraTekanan akibat aktiflaut berupa
3.9. PA
LuaProvinsi S
Tekan
Daerah Provinsi S
erfungsi terutaalasan yang
ak berfungsinylokasi termina
at. tidak ditunjatuhkan oleh s
dukung oleh an sistem traneberapa terminengganggu ketn dan nnya intensitasjalan yang
ntuk tekana baik udara, mbulan sampmpah tahun 20 pelabuhan udi tahun 2010 1. Data timbu terminal dan
edia tetapi berdbar 2010 jum m3/hari untuk
u serta 8 m3/hatekanan lin
an sampah kecjustru berupa
fitas pelabuhana tumpahan oli
ARIWISATA
as kawasan humatera Barat
an Terhadap Ling
umatera Barat
ama terminal tg dapat dikemya terminal inil yang tidak dit
ang faktor penusuatu teminal
pengaturan nsportasi. Disisnal bayangan tertiban, keam
sampah s pencemaran
menjadi te
n dari aksungai dan
pah. Berdas010 dan 2011 dara ini kecil ya
dan 1,5 m3/hulan sampah laut/sungai tah
dasarkan data mlahnya relatif k pelabuhan sari untuk pelabngkungan bcil akibat pelaba pencemaran sungai. dana.
A
hutan konservt adalah 846.1
gkungan
III -56
ipe A. mukan yaitu terima unjang serta
dan si lain yang
manan, serta
n pada rminal
ktifitas udara
sarkan maka aitu 11 hari di untuk
hun ini SLHD
f kecil sungai buhan. berupa buhan. an air au dan
asi di 75 ha
ysbsmnkwbpmLG
mSIsytkmswap
ktm
yang meliputi satwa, taman buru, taman naserta memiliki menjadi daya negara maupuke Sumatera Bwisata alam sabudaya dan wpula oleh wmaupun domLubang JapanGadang Pagar
Kunjumancanegera Sumatera Internasional Msebanyak 47.2yang sangat fatahun (2006 skunjungan ini dmengunjungi osejarah namuwisatawan makibat bencanpada 30 Septe
Di skunjungan witerhadap lingmeliputi : 1. Peningkata
memberikalingkungan sampah da
cagar alam,wisata alam dasional dan ta panjang pant tarik baik wisun domestik uBarat. Di sisi laaja yang dikun
wisata sejarah wisatawan bai
estik seperti ng, Tugu Diporuyung, Rumahungan
yang masuBarat melaMinangkabu pa263 jiwa merupantastis dalams/d 2010). Meldinilai wisatawobjek wisata alaun kunjunganengunjungi S
na gempa buember 2009.
isi lain tinisata akan tgkungan. Ad
an jumlah an tekana berupa penin
an limbah cair
S
, suaka margdan laut, tama
aman hutan raytai 1.973,24 Ksatawan mancntuk berkunjunain bukan hanynjung tapi wisa
sangat dimintik macanega
Jam Gadanonogoro. Rumah Bung Hatta d
wisatawak ke Provinalui Bandaada tahun 200
pakan kunjunga kurun waktu onjaknya angkan bukan hanyam, budaya da
n ini dipredikSumatera Barmi yang terja
ngginya tingkterjadi tekana
dapun tekana
kunjungan terhadangkatan volum
Status Lingkungan
ga an ya
Km ca ng ya
ata tai ra
ng, ah ll. an nsi ra 09 an 5 ka ya an ksi rat adi
kat an an
an ap me
2.
digudala1.
2.
3.
ben
3.9.
a.
Sum6.4merdiku
n Hidup Daerah Pr
Faktor kebencjumlah kunjungPendekatan p
unakan untuk am bentuk :
Penulisan digambaran uSumatera tekanan dari sPendekatan aa. Gambara
pendeka- Stati
kondekstrminim
- Analloka
b. KecendeAnalisis pada mempun
Catatan khusMemuat
ncana terhadap
.1. Gambaran
Lokasi OPengunjunTotal kunj
matera Barat p15.734.206 jiwrupakan objek unjungi ole
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
canaan juga mgan secara ter
penulisan dan a menyampaik
ibagi 3 kelomumum wisata
Barat, kesektor wisata. analisis yang dan umum mtan analisis : stik yang m
disi rata-rata rim (maksimmum) lisis perbandsi
erungan tekanaperbandingan bentuk tekayai data series
sus catatan khus
p pariwisata.
n Umum Tekan
Objek Wisatng. dan Luas jungan wisatapada tahun 20wa dimana w wisata yang p
eh wisata
adap Lingkungan
Barat III -57
empengaruhi balik. analisis yang an informasi
mpok yaitu : di Provinsi
cenderungan
igunakan : menggunakan
menunjukkan dan kondisi
mum atau
ingan antar
an analisis : antar waktu anan yang s.
sus dampak
nan
ta. Jumlah Kawasan
a di Provinsi 011 sebanyak wisata alam
paling banyak sebanyak
5.697.3objek, 717.648wisata 496.529objek d
G
dikunjunKota BsebanyPadangsebanyPanjang
Ta
392.617 jiwa dewisata buda
8.000 jiwa d18 objek, wis
9 jiwa dengan dan wisata bah
Gambar 3.2.3 J
Sumber : Olaha
Kabupaten/kngi wisata pad
Bukittinggi denak 5.701.294
g Pariaman deak 522.000 g dengan jumla
bel 3.28 Kabu
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6. Sumber
Banyak Obje
Pengunjung
1E
2E
3E
4E
5E
6E
engan jumlah aya/sejarah sdengan jumlasata buatan s jumlah objek hari sebanyak
Jumlah Objek
an Tabel SE 24 Bu
kota yang palida tahun 201gan jumlah k.300 jiwa. Kangan jumlah k
jiwa. Kota ah kunjungan s
upaten/kota D
Kabupate
Kota Bukittingg
Kabupaten Pariaman
Kota Padang P
Kota Sawahlun
Kabupaten Aga
Kota Padang : Olahan Tabel SE
Wisat
ek
(Jiwa) 197
0
E+09
E+09
E+09
E+09
E+09
E+09
Status Lin
objek 45 sebanyak ah objek sebanyak wisata 3 197.600
dan Kunjung
uku Data SLHD Pr
ng tinggi 1 adalah unjungan abupaten unjungan
Padang sebanyak
engan Tingka
en/Kota J
gi
Padang
Panjang
nto
am
E 24 Buku Data SL
a Bahari W
11
7,060 5,6
ngkungan Hidup D
jiwa dengaUntuk lebkunjungan sebagaima
an Wisatawan
rov. Sumbar. 2011
351.513 jjumlah kuKabupatenPadang de120.018 jidilihat seba
at kunjungan W
umlah Kunjung
5.7
LHD Prov. Sumba
Wisata Alam
45
697,392,617
Tekan
Daerah Provinsi S
an jumlah objebih jelasnya wisatawanana Gambar 3.
n di Sumatera
1
iwa. Kota Snjungan seba
n Agam 156.5engan jumlah kiwa. Untuk leagaimana Tabe
Wisata Terting
gan Wisata (jiw
701.294.300
522.000
351.513
326.900
156.591
120.018 ar.2011
Wisata Budaya/Sejara
18
717,648,000
an Terhadap Ling
umatera Barat
ek wisata 11 jumlah objek
n dapat 23 dibawah ini
Barat Tahun
Sawahlunto deanyak 326.900591 jiwa dan kunjungan sebebih jelasnya el 3.28 berikut.
ggi Tahun 201
wa)
hWisata Bu
3
496,52
gkungan
III -58
objek. k dan dilihat i.
2011
engan 0 jiwa. Kota
banyak dapat
.
1
atan
9
b
pssuwdd
c
dodomKwmKl
o
b. Sarana
Kenyampada suatu dsarana dan prsatu sarana upaya untuk wisata di satu disatu daerah dari tingkat hu
Sumbe
c. VolumeWisata
Salah sdengan tingkaobjek berasadihasilkan. Koobjek wisata menghasilkan Kota Padang wisata 6 damenghasilkan Kota Solok jumluas areal 14 h1 m³/hari. Kotaobjek wisata 4
Banyak H
Rata-rata
Hotel dan Ting
manan pengdaerah sangat rasarana yang adalah pengimemperlama
daerah. Waktsepanjang tah
unian berada p
Gambar 3
er : Olahan Tabel S
e Limbah Pada
satu dampak yt kunjungan wl dari limbaota Padang 14 dan luas limbah padat
Panjang dengaan luas arelimbah padat 6mlah objek wisha menghasilka Payakumbuh4 dan total lua
01020304050607080
K
Hotel
a Tingkat Hunian (%)
S
kat Hunian
unjung wisa ditunjang ole memadai salainapan sebag waktu tinggtu tinggal wisahun 2011 dilihpada Kabupate
.24. Banyaknydi 6 (enam
SE- 25 Buku Data
at dari Objek
yang ditimbulkawisata pada sa
h padat yandengan jumlaareal 618,5 h
t 107,5 m³/haan jumlah objeeal 21,03 h632.723 m³/hasata 2 dan totan limbah pad
h dengan jumlaas areal 14,5 h
Kab. Sijunjung Kot
9
73.89
Status Lingkungan
ata eh ah gai gal ata hat en
SijuPadPayBuktingpulujelaber
ya Hotel dan Pm) Kabupaten/
a SLHD Prov. Sum
an atu ng ah ha
ari. ek ha
ari. tal
dat ah ha
menPartotapadSelamenKabdanlimbPesdenmenUntseb
ta Padang KoPayaku
65 1
62.7 54.
n Hidup Daerah Pr
unjung tingkatdang tingkat yakumbuh tingkittinggi 52.94 gkat hunian 45,uh Kota tingka
asnya dapat dikut.
Persentase Tin/Kota Tahun 2
mbar. 2011
nghasilkan limbriaman denganal areal 67.89dat 10.075 matan dengan nghasilkan limbupaten Agamn total luas abah padat 1,05sisir Selatan ngan total nghasilkan limtuk lebih bagaimana Gam
ota umbuh
Kota Bukitti
0 17
.45 52.94
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
t hunian 73,8hunian 62,7
gkat hunian 54%. Kota Pad
,55 % dan Kabat hunian 30 %dilihat pada G
ngkat Huniann011
bah padat 4,5 n jumlah obje
9 ha menghasm³/hari. Kabup
jumlah objekmbah padat 54m jumlah objeareal 19.49 m516 m³/hari dadengan jumlaluas areal
mbah padat jelasnya da
mbar 3.25 diba
nggi Kota Padang Panjang
30
45.55
adap Lingkungan
Barat III -59
89 %. Kota 70 %. Kota 4,45 %. Kota ang Panjang bupaten Lima
%, untuk lebih Gambar 3.24
nya
m³/hari. Kota k wisata 13, silkan limbah paten Solok k wisata 59 4,25 m³/hari.
ek wisata 12 menghasilkan an Kabupaten ah objek 28
489,5 ha 883 m³/hari.
apat dilihat awah ini.
Kab. Lima Puluh Kota
2
30
Sumbe
d. PLP
Adaerah hunian pada a
Gam
Sumber :
Gamb
er : Olahan Tabel S
Perkiraan BebLimbah Cair dPadat dari HoApabila kunju tinggi secara akan mengal
akhirnya berda
mbar 3.26 Beba
: Olahan Tabel SP
Jumlah Objek
Luas Areal
Volume Limbah Pada
Jumlah Hotel Yang D
Limbah Padat
Beban Pencemaran
Beban Pencemaran
ar 3.25. Volumdi 4 (em
SP 13 Buku Data
ban Pencemardan Volume Litel ungan wisata tidak langsunami peningkatmpak terhada
an Pencemaran
P- 14 Buku Data S
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
Kota
6at (m³/hari) 1
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Kota Paria
Dipantau 8
4.3Cair BOD 2.24Cair COD 4.56
Status Lin
me Limbah Pampat) Kabupate
SLHD Prov. Sumb
ran imbah
a suatu ng tingkat tan yang
ap limbah
untuk Paramet
SLHD Prov. Sumba
Padang Kot
14
18.5
07.5
aman Kota Payakumbuh
5
2.8
719
2.011
ngkungan Hidup D
dat dari Bebeen/Kota Tahu
bar. 2011
cair dan lihotel akabawah pencemaraantara katersedia dkabupaten
ter BOD dan CO
ar. 2011
ta Pariaman
13
67.89
10.075
hKota Padang
Panjang1
1.5
32.6
105.38
Tekan
Daerah Provinsi S
rapa Objek Wn 2011
mbah padat yn meningkat.ini mempe
an untuk paramabupaten/kota.dan dapat dip/kota.
OD di 5 (lima) K
Kota Padang Panjang
6
21.03
632.723
Kota Solok
1
0.2
50.16
205
an Terhadap Ling
umatera Barat
Wisata
yang dihasilkan Gambar 3.2erlihatkan meter BOD dan dari data
perbandingkan
Kabupaten/Kota
Kab. Pesisir Selatan
28
489.5
883
Kota Padang
4
11.4
454.05
13925
gkungan
III -60
n oleh 26 di beban
n COD yang antar
.
a
pkPySppP
3
ta
p
Dari datpaling banyakualitas air limPadang Panjayang paling seSementara beparameter BODpada Kota PadPariaman.
3.9.2. Kecend
Dapat tekanan terhaantara tahun 2
Gam
Sumber : Ola
Dari gpeningkatan k
Jumlah
Jumlah
ta di atas Kotaak melakukanmbah cairnya sang dan Kota edikit melakukaeban pencemD dan COD yadang dan tere
derungan Tekadilihat dari
dap pariwisata010 dengan 20
bar 3.27. Perba
han Tabel SE-24.
gambar di ataskunjungan terj
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
h Kunjungan Tahun 201
h Kunjungan Tahun 201
S
a Pariaman yann pemantauasedangkan KoSolok termasuan pemantaua
maran air untuang tinggi terjandah pada Ko
anan perkembanga
a, dibandingka011
andingan Jumla
1 Buku Data SLH
s terlihat bahwjadi pada Ko
Kota Padang
10 60,607 11 120,018
Status Lingkungan
ng an
ota uk
an. uk adi ota
an an
seba.
dilkKabPayParke pen201201seb
ah Kunjungan W
D Prov. Sumbar. 2
wa ota
Padora
Kota Payakumb
75,339
53,292
n Hidup Daerah Pr
bagaimana uraiKunjungan Perbandinga
ukan terhadapbupaten Agamyakumbuh driaman. Jika di
4 (empatningkatan dari0 menjadi 3.81. Untuk leb
bagaimana Gam
Wisata di 4 (em
2011
dang pada tahng menjadi 1
buhKabup
Aga
118,6
156,5
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
ian di bawah inWisatawan
an antar waktu p 4 (empat) km, Kota Paan Kabupatelihat total kunjut) kab/kota i 3.817.578 o884.232 orangbih jelasnya dmbar 3.27 berik
mpat) Kabupate
hun 2010 seba20.018 orang
paten am
KaP
Pa632 3,5
591 5
adap Lingkungan
Barat III -61
ni.
hanya dapat ab/kota yaitu
adang, Kota en Padang ungan wisata
mengalami orang tahun
g pada tahun dapat dilihat kut :
n/Kota
anyak 60.607 pada tahun
abupaten Padang ariaman563,000
22,000
2011 dasebanyorang mengalPayaku75.339 tahun Pariama
Jika dkunjungBandartinggi t47.263 sering bMalaysidan Aus
b. P Pyang m
an Kabupaten ak 118.632 opada tahun 2ami penuruna
umbuh pada torang menja2011 dan
an pada ta Gambar 3.28.
Sumber : Olaha
dilihat dari Ggan yang ma Internasionaterjadi pada torang dan wa
berkunjung ke ia selanjutnya stralia.
PertumbuhanPertumbuhan
mengalami pen
05000100001500020000250003000035000400004500050000
2
Agam pada tahorang menjadi 2011. Kunjungan terjadi patahun 2010 sdi 53.292 ora
Kabupaten hun 2010 s
Perkembanga
an Tabel SE 24.2.
Gambar 3.28masuk melalual Minangkabatahun 2009 srga negara yaSumatera Baradisusul oleh S
Tingkat Hunitingkat hunia
ningkatan anta
2006 2007
Status Lin
hun 2010 156.591 gan yang ada Kota sebanyak ang pada
Padang sebanyak
n Kunjungan W
Buku Data SLHD
8 tingkat ui pintu au paling sebanyak ng paling at adalah
Singapura
an Hotel an hotel
ara tahun
2008 2
ngkungan Hidup D
3.563.000 pada tahun
Dasing yaInternasionwaktu 5 Perkembandilihat seba
Wisatawan Asin
Prov.Sumbar. 20
2010 dandimana pa2011 62,7penurunanPariaman 22.90 % SawahluntPayakumbmengalamtingkat hudapat dilihberikut.
2009 2010
Tekan
Daerah Provinsi S
orang menjan 2011. i sisi lain ku
ang masuk nal Minangkatahun sebanyngan kunjungaagaimana Gam
g Selama 5 (lim
11
2011 beradaada tahun 20100 % sedangka
n terjadi Kdari 23,50 %
tahun 2011to, Kota Padabuh dan Kabui peningkatan nian hotel. Uhat sebagaim
Jumlah
an Terhadap Ling
umatera Barat
adi 522.000
unjungan wisamelalui Ba
abau dalam yak 164.746 oan tiap tahun
mbar 3.28 berik
ma) Tahun
a di Kota Pa0 54,95 % dan an yang meng
Kabupaten Patahun 2010 m sedangkan ang Panjang, upaten Agam maupun penu
Untuk lebih jelmana Gambar
h Kunjungan
gkungan
III -62
orang
atawan andara
kurun orang. dapat
kut :
adang tahun galami adang enjadi
Kota Kota tidak urunan asnya 3.29
S
c
otsmldKpdt
Gamba
Sumber : Olahan
c. Perban
Objek W Limbah objek wisata tahun 2010 lisebanyak 94,7m³/hari pada limbah padatditampilkan haKota Padang mpadat yang dibandingkan tahun 2011 d
Hunian Hotel
Hunian Hotel
ar 3.29. Perband
Tabel SE 25.1 Bu
ndingan LimbWisata
padat yang terjadi penin
mbah padat 7475 m³/hari m
tahun 2011. t dari objek nya 4 (empat)
merupakan penpaling tinggi antara tahun
ari 90 m³/hari
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kota Pada
Tahun 2010 54.95
Tahun 2011 62.7
S
dingan Pertumb
uku Data SLHD Pr
bah Padat Da
dihasilkan dangkatan dimanyang dihasilka
menjadi 113,051Perkembanga
wisata dap kabupaten/kotningkatan limba
dihasilkan jikn 2010 dengai menjadi 107
ang Kota Payakumbuh
54.45
54.45
Status Lingkungan
buhan Tingkat
rov. Sumbar.2011
ari
ari na an 16 an
pat ta. ah ka an
7,5
m³/pen0,74m³/dapber
Kota Sawahlunto
KotaPa
14.28 4
14.28 4
n Hidup Daerah Pr
Hunian Hotel T
hari dan yangningkatan adal475 m³/hari tahari tahun 20
pat dilihat seikut.
a Padang anjang
Kab. Agam
45.55 15.28
45.55 15.28
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
Tahun 2010 dan
g paling kecilah Kabupatenahun 2010 me011. Untuk lebagaimana G
m Kab. Padang Pariaman
23.5
22.9
adap Lingkungan
Barat III -63
2011
l mengalami n Agam dari enjadi 1,0516 ebih jelasnya Gambar 3.30
Kab. Lima Puluh Kota
KSiju
30 73
30 73
Kab. njung
3.89
3.89
9.3. CG
Sumatetanggalmeningmemiluseperti sebalikndi sismangalnegatif gempa masyarSumatepariwisakunjungSumateInternaspeningk
Gambar 3.3
Sumber : Olaha
atatan KhususGempa Bumi era Barat pada 30 Septegalkan kenakan bagi mayorang tua yannya anak yangi lain masyami kerugian myang bergitu ini terdapat
rakat maupun era Barat. Jikata pada tgan wisata aera Barat sional Minakatan yang s
Velume Limbah PaVelume Limbah Pa
30. PerbandinW
an Tabel SP 13.1 B
s yang melanda tahun 2009 te
ember 2009 angan yang arakat Sumate
ng kehilangan ag kehilangan oyarakat juga materi/finasial.besar akibat
dampak pos aparat pemeka dilihat datahun 2009 sing yang m
melalui ngkabau msangat menco
1
1
adat Tahun 2010 m³adat Tahun 2011 m³
Status Lin
ngan Jumlah Wisata Tahun
Buku Data SLHD
a Provinsi epat pada
banyak sangat
era Barat anak dan
orang tua, banyak
Dampak bencana
sitif bagi erintah di ri sektor
tingkat masuk ke
Bandara engalami
olok dari
0
20
40
60
80
00
20
Kota Pada
³/hari 90³/hari 107.5
ngkungan Hidup D
Limbah Pada 2010 dan 201
Prov. Sumbar. 20
tahun-tahuGambar bencana datau wisatauntuk dikeyang menwisata ben
3.10. L
L
karekteristgolongan Limbah BSumatera accu bekaash dan b
api serta diketahui
ang Kota Payakum
44.5
Tekan
Daerah Provinsi S
at Yang Diha11
11
un sebelumn3.28) sehing
dapat dijadikana bencana waledepankan nangatakan bah
ncana.
IMBAH B3
Limbah iknya terbagyaitu limbah
B3 yang dikBarat adalah
as, baterai bekbuttom ash da
bahan kadaberedar teta
mbuh
KabupaAgam
0.751.05
an Terhadap Ling
umatera Barat
asilkan Dari
nya (sebagagga timbul n suatu objek waupun ironis k
amun ternyatahwa memang
berdasgi atas 2
B3 dan Nonketahui bered
h limbah oli bkas, kain majun batu bekas rluarsa. Wala
api tidak dik
aten m
KabupPada
Pariam5 9.35 10.7
gkungan
III -64
Objek
imana istilah wisata
kata ini a ada g ada
sarkan (dua)
n B3. dar di bekas. un, fly
tahan aupun etahui
aten ang man37
spjdbds-
-
mkpa
bb-
secara jelapengumpul jumlahnya. Hadiketahui perebentuk tekanadi Sumatertasebagai beriku- Belum optim
untuk kegiaindustri ska
- KeterbatasaLimbah B3belum dikejenis non ko
Untuk kmengenai kecendrungannpendekatan pea Penulisan d
Gambaran B3 dan Kec
b. Pendekataberikut : - Gambaran U
B3 Pendekatanuntuk menuB3 umumndiupayakan mana yangberizin yanlimbah yapendekatanrata-rata daperusahaan
s sistem dan pema
anya untuk jeniedarannya. On dari pengelo
a Barat dapt : malnya pengelatan limbah caala kecil dan ruan perusaaa3 yang berizlolanya limbahomersial. keperluan ana
bentuk tenya. maka
enulisan sebagdibagi 2 (dua) k Umum Pengcendrungan Tean analiss dig
Umum Pengelo
n analisis yaunjukkan pengnya di daera dapat menug telah memng paling bang paling b statistik (nilai an perbanding
n.
S
peredarannynfaatan. jugis tertentu dap
Oleh karena iolaan limbah Bpat dirumuska
olaan limbah Bir perbengkelamah tangga
an pengelolaain meyebabka
h B3 untuk jeni
lisis lebih lanjekanan daa dilakukaai berikut : kelompok yaitu
gelolaan Limbaekanan. unakan sebag
olaan Limbah
ang digunakagelolaan limbaah. Pendekatanjukkan daera
miliki usaha/unanyak, sumbbanyak melalmaksimum, nilgan antar jen
Status Lingkungan
ya. ga pat itu B3 an
B3 an.
an an is-
jut an an
u : ah
gai
an ah an ah nit er lui lai
nis
- KPupDali
3.10
B3 yanmempempendi ba. dikeyaitdartelalimbinduindulimbyanperTabjumden
n Hidup Daerah Pr
Kecendrungan Pendekatan auntuk menggperkembanganDiharapkan aapakah ada imbah B3 bezin yang diterb
0.1. Gambar
Limbah B Gambara
dapat dilihat dng telah dikelolmiliki izin, ba
manfaatan, ngangkutan. Ubawah ini. Perusahaan Jenis limbelola di Sumatetu 2.739,52 i pencatatan
ah memiliki izinbah B3. Umuustri sawit. Industri lain tersebah B3 yang ng mengikuti usahaan bel 3.29 berik
mlah limbah yangan peraturan
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
tekanan analisis yanggambarkan knan pengelolaaakan didapatkemajuannya erdasarkan pebitkan antar wa
ran Umum B3 n umum penge
dari jumlah dana. jumlah peru
aik izin penyimpengumpulan
raian tersebut
n Penghasil Libah B3 yangera Barat adalliter. Jumlah
kegiatan/perusn penyimpanaumya kegiatandustri sawit d
ebut melakukandihasilkan dprogram peni(PROPER/PR
kut ini adalaang telah dik penyimpanan
adap Lingkungan
Barat III -65
g digunakan kecendrungan an limbah B3. t gambaran pengelolaan
erkembangan aktu.
Pengelolaan
elolan limbah n jenis limbah usahaan yang mpanan, izin n maupun dapat dilihat
imbah B3 g terbanyak ah oli bekas ini diperoleh
sahaan yang an sementara n itu adalah an beberapa n pencatatan alam rangka ilaian kinerja
ROPERLIKE). h jenis dan
kelola sesuai limbah B3.
Ta
b. PI
PpenyimpengolaSetiap terseburangkaiizin kegiataadalah Kementterhadamaka 2penyimpemanfadalah bekas, serta aumumnindustri diajukan
abel 3.29 Jeni
Sumber :
Perusahaan YIzin Pengelola
Pengelolaan panan, pengaahan dan pem
usaha yangut baik secaan kegiatan hayang tela
n/perusahaan izin penyimpan Terdapat 30terian Lingku
ap 25 (dua pu26 (dua puluh panan dan 4 (faatan. Umumuntuk jenis lifilter oil, lamp
bsorben bekasnya diajukan o karet. Terdan perusahaan
No. 1
2
3
4
5.
6
is. Jumlah dan
Olahan Tabel SP
Yang Mendapaaan Limbah B3
limbah B3 ngkutan, pamamusnahan lim
g mengelola ara terpisah arus memiliki izh dipunyai
di Sumaternan dan peman0 izin yang dungan Hidupuluh lima) perenam) izin ad
(empat) izin admnya izin peny
imbah oli bekpu TL dan kas. Izin penyimpoleh industri sapat juga iz lain seperti P
Jenis Oli beka
Accu bek
Filter o
Lampu T
Kain maj
Absorben b
Status Lin
n Sumber Lim
-15. Buku Data S
atkan 3
meliputi anfaatan,
mbah B3. kegiatan maupun
zin. Jenis i oleh ra Barat nfaatan. iterbitkan
p (KLH) rusahaan, dalah izin dalah izin yimpanan kas, accu ain majun panan ini
sawit dan zin yang PT. PLN.
Juas 2.739
kas 5452
li 18
TL 81
jun 453
bekas 15
ngkungan Hidup D
mbah B3 Yang
SLHD Prov. Sumba
PT. Pertanamun tidapemanfaatcopper slu
pembakaraSedangkanuntuk pelujuga oleh P c. Per
Izin Penkegiatan karena kewdi Kementeizin penganWalaupun Perhubungditerbitkan Tediterbitkan yang ruanSumatera
umlah 9,52 liter
42 pc 24 kg
84 pc
89 pc 7,65
3,05 kg
55 kg
Tekan
Daerah Provinsi S
Dikelola di Su
ar 2011
amina dan PTak terlalu banytan adalah ug, drilling sean di killn PTn oli bekas pemmasan rantai m
PT. Semen Pad
rusahaan Yangn Pengangkutangangkutan tepengelolaan wenangan pemerian Perhubunngkutan dilaku izin ini beragan namun rek oleh KLH.
erdapat 3 terhadap 3 ng lingkup kBarat yaitu
Sumber 24 kegiata
15 kegiata
12 kegiata
8 kegiatan
4 kegiatan
2 kegiatan
an Terhadap Ling
umatera Barat
umatera Barat
T. Semen Payak. Sedangkapemanfaat lmen, fly ash T. Semen Pamanfatan digumesin dan perdang.
g Mendapatkaan Limbah B3rmasuk bagianlimbah B3,
mberian izin bngan maka bakan secara ter
ada di Kemenkomendasi izin
(tiga) izin (tiga) perusakerjanya berad PT. Lembah
n
n
n
n
n
n
gkungan
III -66
t
adang, an izin imbah untuk
adang. nakan
ralatan
an 3
n dari tetapi
berada hasan
rpisah. nterian n tetap
yang ahaan da di Krya
ypyspblhSayDtytdP3
dtSa
b
yang bergerakpemanfaatan oyang bergerakserta CV. Arwpelaksana PT.bergerak dalamlimbah B3 tehanya 3 (tiga) Sumatera Barakan lebih banyang dilakukanDisamping itu ltersebut seluruyang jangkauterbatas dandaerah-daerahPadang. 3.10.2. Kecen
Limba Dari dapat diketahtekanan yang SP-15, SP-16 a. Hanya pe
menengahpengelolaamelakukanlimbah yaskala kecilain seperlain belum
b. Tidak adayang berSumatertatidak ada
k dalam pengaoli bekas. PT. k dalam pengawana yang be. Nirmala Tipam pengumpulaermasuk oli perusahaan peat dapat dibaynyak pengangkn oleh perusahlokasi perusahuhnya hanya duan operasio tidak dapa
h yang jauh d ndrungan Tah B3 data izin yhui tingkat pe
diakibatkan lim dan SP-17 merusahaan bers
h yang telahan limbah Bn pencatatan jang dihasilkanil. perbengkelarti rumah sakit
m terdata. a usaha pengurizin yang bea Barat. Hal perusahaan ya
S
angkutanan daBintang Cahay
angkutan fly as
ergerak sebagar Persada yanan/pengangkutabekas. Dengaengangkut izin yangkan bahwkutan limbah Bhaan tanpa iziaan pengangkdi Kota Padan
onalnya sangat menjangkadari pusat Ko
Tekanan da
yang diterbitkaengelolaan dambah B3. Tabenunjukan : skala besar dah memiliki izB3 dan telaumlah dan jen. Adapun untuan dan kegiata, hotel dan lai
umpul, pengolaeroperasional ini menunjuka
ang secara leg
Status Lingkungan
an ya sh gai ng an an di wa B3 in.
kut ng gat au
ota
ari
an an bel
an zin ah nis uk an n-
ah di
an gal
c.
padditedanPerdanperberapenberspemterhGamtekaSejadi dmenyaitPesPar
n Hidup Daerah Pr
melakukan utamanya unindustri besarlimbahnya lapengangkut. tersebut diserpengumpul lokasinya beBarat. Terjadi kelampenyelesaianpengelolaan Barat. Hal instagnannya dari tahun ke
Khususda tahun 2011erbitkan untuk n 2 (dua) izin rkembangan pn menunjukkizinan limbah ada di K
ngurusan izin skala kecil.
merintah daerhadap perizinambar 3.31 meanan yang dilihak tahun 2010
daerah tetapi bnerbitkan izin tu Kabupaten Psisir Selatanriaman da
Tekanan Terha
rovinsi Sumatera
pengumpulan ntuk industi kr kebanyakan mangsung ke Untuk selanju
rahkan kepadaatau peng
erada di lua
mbatan dalam plimbah B3 d
ni dapat dilihatperizinan yan tahun. s perkembang1 hanya 2 (du penyimpanan dalam proses
perizinan ini sakan bahwa B3 yang
KLH telah di daerah yanDisamping
rah juga maan pengelolaanenunjukkan kehat dari indika0 sebagian perbaru 4 (empat) pengelolalaanPasaman Baran, Kabupatean Kota
adap Lingkungan
Barat III -67
limbah B3 ecil. Adapun menyerahkan
perusahaan utnya limbah a perusahaan golah yang ar Sumatera
menfasilitasi permasalahan di Sumatera t dari hampir g diterbitkan
gan perizinan. ua) izin yang n limbah B3 s pengajuan. angat lambat
mekanisme kebanyakan mempersulit
ng umumnya pengawasan
asih kurang n limbah B3. cenderungan tor perizinan. rizinan sudah daerah yang n limbah B3 at, Kabupaten en Padang
Padang.
Gambar
Sumber : Olaha
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2005
3.31. Perkemb
an Tabel SP - 16.1
2006 2007
Status Lin
bangan Jumla
1 Buku Data SLHD
2008 200
ngkungan Hidup D
ah Perizinan d
D Prov. Sumbar 20
09 2010 2
Tekan
Daerah Provinsi S
dari Tahun 200
011
2011
an Terhadap Ling
umatera Barat
05-2011
Jumlah Izin
gkungan
III -68
Upaya pengelolaan lingkungan adalah upaya yang telah dilakukan baik oleh Instansi Pemerintah Daerah maupun oleh masyarakat dan swasta. Bentuk
pengelolaan dapat berupa fisik maupun non fisik seperti peningkatan kelembagaan, perizinan dan penerbitan
produk hukum ataupun pemanfaatan instrument insentif dan disinsentif melalui pemberian penghargaan. Upaya ini diharapkan minimal dapat mengurangi tekanan yang
terjadi dan memulihkan kualitas lingkungan yang tercemar ataupun rusak.
4
tmsaptpallpkl oudmkd
4.1. Rehab Kondisi telah mengaramengkhawatirksemakin meniair, udara dapemerintah khterkadang lebpertumbuhan akan menimlingkungan alingkungan dapada bencanakebakaran hulain-lain. Beberapoleh Pemerintuntuk mengatadi Sumatera melakukan pkegiatan fisik kdijelaskan seba Tabel 4.1. R
No.
1 Pa
2 Ag 3 Pa 4 Pa 5 Li6 Pe
Sumber: T
ilitasi Lingk lingkungan dah kepada kkan. Hal ini dingkatnya kasn tanah. Berbhususnya pembih mengedeekonomi. Konbulkan dampatau menuruan bahkan sua seperti banjirutan, pemanas
pa upaya yangtah Provinsi Sasi permasala
Barat antarapenghijauan, kehutanan lainagai berikut :
Rencana dan RKabupaten/Kota
asaman Barat
gam adang Pariaman adang mapuluh Kota esisir Selatan
Total Tabel UP.1, Buku
Status
kungan daerah saat ikerusakan yanditandai dengaus pencemarabagai kebijaka
merintah daeraepankan aspendisi seperti ipak degradaunnya kualitaudah mengarar, tanah longsosan global da
g telah dilakukaSumatera Barahan lingkungaa lain dengareboisasi da
nnya yang dap
Realisasi Kegia
Luas (Ha
2
35
13 Data SLHD Prov.
s Lingkungan Hidu
ini ng an an an ah ek ini
asi as ah or, an
an rat an an an pat
a.
penha pohseludibakegkareberasedberakabterbSela200penberpadmak4.02diladendan201
atan PenghijaRencana
a) Jumlah Po80 32
260 104145 5850 20
325 130500 200360 544. Sumbar 2011
Up
up Daerah Provins
Penghijauan Pada tahun
nghijauan di Sudengan jumla
hon dan renuruhnya (10andingkan tahugiatan penghijaena data kegasal dari 6
dangkan padaasal dari
bupaten/kota. besar dilakukaatan seluas 50
0.000 pohon. nghijauan ini,hasil mengura
da tahun 2010ka pada tahun23,1 Ha. Keg
akukan di Kotngan jumlah bibn realisasi ke1 dapat dilihat
auan di Sumat
ohon Luas (H2.000
4.000 28.000 10.000 0.000 30.000 54.000 1.3
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
2011, rencaumatera Barat ah bibit sebanncana ini t00 %). Nun 2010, terjadauan pada tahgiatan penghij (enam) kaa Tahun 20
16 (enaKegiatan
an di Kabup00 Ha dengan Dengan adan, Kab. Pesangi lahan kr0 seluas 32,9n 2011 berkurgiatan penghijata Padang sebit 20.000 pohgiatan penght pada Tabel 4.
tera Barat TahRealisasi
Ha) Jumlah Po80 32
260 104145 5850 20
325 130500 200360 544
an Lingkungan
t IV -1
ana kegiatan seluas 1.360
nyak 544.000 terealisasikan
Namun jika di penurunan hun 2011 ini jauan hanya
abupaten/kota 010 datanya am belas)
penghijauan aten Pesisir
n jumlah bibit nya kegiatan isir Selatan ritisnya yang 978.20 Ha, rang menjadi auan terkecil eluas 50 Ha hon. Rencana ijauan tahun .1.
hun 2011
ohon 2.000
4.000 8.000 0.000 0.000 0.000 4.000
b. ReIsu
adalah kegiatakerusaksedangkawasasebab kawasamempedan kmenjagpenyanberlang
Pedalam Milleniu
sekaranPemerinseluruhSalah MDGs
boisasi u utama kehu
pemanfaatan n non kehukan hutan pad diusulkan un
an hutan ke Meitu, ke depan
an hutan ertahankan ekskeanekaragama agar peranagga kehidu
gsung. ngelolaan hutatujuan ke 7 (
um Developme
ng sedang ntah Indones provinsi termsatu upaya utersebut adala
Tabel 4.2. R
No. Kab
1 Pasam 2 Agam 3 Padan 4 Padan 5 Limap6 Pesisi7 Tanah8 Pasam
To Sumber : Tabel U
utanan Sumate kawasan huttanan dan t
da daerah-daentuk perubahaenteri Kehutanperlindungan
diarahkan sistensi kawas
man hayatinyan hutan sebag
upan dapat
an dan lahan tujuh) dari pe
ent Goals (MD
dicanangkasia dan diik
masuk Sumateuntuk mencapaah dengan m
Rencana dan
upaten/Kota
man Barat ng Pariaman ng puluh Kota r Selatan
h Datar man otal UP.2, Buku Data S
Status Lingkun
era Barat an untuk terjadinya rah yang
an fungsi nan. Oleh terhadap
untuk an hutan a serta
gai sistem terus
termasuk ncapaian Gs) yang n oleh
kuti oleh ra Barat. ai tujuan
melakukan
Realisasi Keg
R
Luas (Ha)
1.200 1.405 50 82 0 400 550 235 3.922
SLHD Prov. Sumb
ngan Hidup Daera
kegiatan reforestatiosumberdaymelakukan
Pada direncanakjumlah biNamun yaseluas .368sebanyak reboisasi Agam yaknbibit 562.0Pasaman direalisasikoleh terlamSKPD terjuga terjadpada tahurealisasi kedapat diliha
giatan Reboisa
Rencana
Jumlah Poh
480.000562.000 20.000 32.800 0 160.000 220.000 94.000
1.568.800bar 2011
Upaya Pe
ah Provinsi Sumat
reboisasi. on adalah penya hutan yang n penanaman b
tahun 2011, kan seluas 3bit sebanyak ang dapat d87 Ha ( 94 % )1.474.800 Haterluas dilakuni seluas 1.405000 pohon. S
kegiatan rebkan, kemungmbatnya pencarkait. Dibandindi penurunan un 2011. Adaegiatan reboisaat pada Tabel 4
asi di Sumater
hon Luas
0 1.200 1.400 50 80 0 400 550 0 3.68
engelolaan Lingk
tera Barat IV
Reboisjasi ngembalian ke telah hilang debibit pohon kay
kegiatan reb3.922 Ha de
1.568.800 pirealisasikan dengan jumla
a (94 %). Keukan di Kabu5 Ha dengan jSedangkan di boisasi tidak gkinan disebairan anggaranngkan tahun kegiatan rebapun rencanaasi pada tahun4.2
ra Barat Tahun
Realisasi
(Ha) Jumla
00 4805 5650 282 3 0 00 1650 22 0 87 1.47
kungan
-2
atau embali engan
yu. boisasi engan
pohon. hanya h bibit giatan
upaten umlah Kab. dapat abkan
n pada 2010,
boisasi a dan n 2011
n 2011
ah Pohon
80.000 62.000 20.000 32.800 0
60.000 20.000 0
74.800
c
kkkDbbpmkdmsdptp
c. Kegiatan Fi
Dari kabupaten/kotakabupaten/kotakegiatan fiDibandingkan banyak bersifabangunan konpengendali, Gmaka pada kehutanan laindan lebih terintmoral, penyedserta konstrudilakukan operguruan tintersebut antarapenghijauan,
Gambar 4.1.
isik Kehutanan L
19 (sema, hanya a yang sik kehutadengan tahun at konstruksi
nservasi tanahGully Plug, Su
tahun 2011 nnya dilaksantegrasi dalam diaan sarana uksi. Gerakanoleh instansnggi dan piha lain penanamaksi peduli li
Gerakan Menan
Status
Lainnya
mbilan bela7 (tuju
melaksanakaanan lainny2010 yang lebyaitu membu seperti : DAumur Resapa
kegiatan fisakan bervariabentuk gerakadan prasaran
n moral yani pemerintaak perusahaaman pohon, akingkungan, da
nam Pohon di B
s Lingkungan Hidu
as) h) an ya bih uat AM an, sik asi an na ng ah, an ksi an
lainKotmensudmen
seppenpenkonpemdankabParPayUntlain201Gam
Bantaran Sunga
Up
up Daerah Provins
-lain, yang leba Padang dan nunjukkan bah
dah muncul panjaga kelestari
Kegiatan penperti penyediancacah samngaman pantntruksi berupmbuatan tanggn lain-lain yangbupaten/kota riaman, Kota yakumbuh datuk lebih jelasnnya yang dil1, dapat dilih
mbar 4.1.
ai yang dilakuk
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
bih banyak dila Kab. Solok Sehwa pada daeartisipasi masyaan lingkungan nyediaan saran
aan tong sampah, tong ai. Sedangka
pa normalisagul banjir, tamag dilaksanakan
antara lain,Padang Pa
an Kab. Pesnya kegiatan fislakukan sepahat pada Tab
kan oleh pihak p
an Lingkungan
t IV -3
aksanakan di elatan. Hal ini erah tersebut arakat dalam hidup. na prasarana
mpah, mesin komposter,
an kegiatan asi sungai, an kota, TPA n di beberapa , di Kota
anjang, Kota isir Selatan.
sik kehutanan anjang tahun bel 4.3 dan
perusahaan
No 1 A
1
2 B
1
2
3
4
5
6
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ta
Nama
Kab. Solok Sela
Penanaman poh
Penanaman pohKab. Solok
Penanaman Poh
Pembangunan RSampah
Pengadaan PapLingkungan
Pengadaan Messampah
Penyerahan MesSampah
Pengadaan Ton
Kota Padang Penghijauan padLingkungan Hidutahun 2011 Penghijauan padperumahan objeKota Padang 20kerjasama deng(CSR) Penghijauan padRaden Saleh Papenyisipan pohojalur 2 Jl Raden dengan PT Jasa(CSR) Pembersihan pakelurahan (Pondkerjasama BudhPadang Sebaran bibit ikaPurus V
Penghijauan di KPengambiran
Penanaman pohSTIKES Ranah Msekitarnya Aksi Peduli LingBaru Akademi MSamudera
Penghijauan dantrembesi
abel 4.3. Kegia
Kegiatan
2 atan
hon pelindung
hon pelindung
hon
Rumah Atap
an Informasi
sin Pencacah
sin Pencacah
g Sampah
da Peringatan Harup Kota Padang
da lokasi ek pantau Adipura 11 -2012, an PT Semen Pdg
da Jalur 2 Bel Psr adang, dan on di sepanjang Saleh, kerjasama
a Raharja Padang
antai dan lokasi dok, Purus V). ha Tsuci dg Pemko
an di lokasi salter
Komplek
hon di lingkungan Minang dan
kungan MahasiswMaritim Sapta
n penanaman bibi
Status Lingkun
atan Fisik Keh
L
Sekolah-sek
Daerah/kaw
Sekitar Dana
Alahan PanjMuara Pana
Kabupaten S
Alahan PanjMuara Pana
Kabupaten S
Kabupaten S
ri Penanaman(enam) seko
g Kec. Pdg UtKec. Koto T
a g
Kelurahan RBarat dan Ke
o Kec. Padang
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
wa Pasar LubukTangah
t Kampus STIwilayah Kec
ngan Hidup Daera
hutanan Lainny
Lokasi Kegiatan
3
kolah di Kab. Solo
asan rawan longs
au Singkarak
ang, Paninggahanas
Solok
ang, Paninggahanas
Solok
Solok
600 batang pohoolah Adiwiyata Kot
ara, Kec. Padang Tangah, Kec. Nang
Rimbo Kaluang Keecamatan Padang
g Barat
Padang Barat
Lubuk Begalung P
Padang Timur
k Buaya,Kecamata
IE Dharma Andala. Padang Timur
Upaya Pe
ah Provinsi Sumat
ya Tahun 201
I
k Selatan KerKLH
sor KLH
KanHidSol
n, Sumani KanHidSolKanHidSol
n, Sumani KanHidSolKanHidSolKanHidSol
on di 6 ta Padang
BapDis
Timur, ggalo
BapPaddan
ec, Padang g Timur
Bapkelu
DKcam
DP
Padang DisPadterk
Bap
an Koto CamMa
as dan di DinSTIFar
engelolaan Lingk
tera Barat IV
1
nstansi Penangg
4
rjasama Dinas PenH Kab. Solok SelaH Kab. Solok Sela
ntor Pengelolaan Lup dan Kebersihaok ntor Pengelolaan Lup dan Kebersihaok ntor Pengelolaan Lup dan Kebersihaok ntor Pengelolaan Lup dan Kebersihaok ntor Pengelolaan Lup dan Kebersihaok ntor Pengelolaan Lup dan Kebersihaok
pedalda, DKP danpernakhutbun Kot
pedalda, DKP,PT dang, Dispernakbun Lurah terkait
pedalda, DKP, Caurahan terkait
P,Bapedalda, Bagmat dan lurah terka
K, DPU. camat da
pernakhutbun, PKdang, DKP, camatkait
pedalda, DKK
mat Koto Tangah,ritim Sapta Samud
as Kebudayaan dIE Dharma Andalarmasi Ranah Mina
kungan
-4
gung Jawab
ndidikan dan atan atan
Lingkungan an Kabupaten
Lingkungan an Kabupaten
Lingkungan an Kabupaten
Lingkungan an Kabupaten
Lingkungan an Kabupaten
Lingkungan an Kabupaten
n ta Padang
Semen unhut , Camat,
mat,
g. Umum, DPK ait
an lurah terkait
KK Kota t dan lurah
Akademi dera
dan Pariwisata, as, Akademi ang
1
10 Penanadarah oPerintis
11 Aksi PeBaru AKpelindun
12 Gerakapenana
13 Aksi PeBaru Ak(membe
14 Pember
15 Aksi MaTinggi I(Pembe
16 Aksi PePolitekn
17 Penghij
18 GerakaTrembe
19 HijaukaMenana
20 Geraka
21 Gotong Taman
22 Aksi Pesiswa b
23 Penana
24 Aksi PeAkadem
25 GerakaKota PaRoyongBatang
26
Hari Me(HMPI) NasionaMenanaPadang
27 Bakti Sodan Gepohon
28 Aksi PeBaru FaUNP
D Kota Pa1. Sumur R2. Taman 3. LPAS TE Kota Pa1 TPA Re2 Pembua3 Ruang T4 Program
2 aman pohon dan Doleh Mahasiswa Ba
eduli Lingkungan MKBP (Penanaman ng) n Penghijaun melaman bibit trembes
eduli Lingkungan Mkper Baiturrahmahersihkan Banda Be
rsihan Pantai Pad
ahasiswa Baru Selmu Hukum YPKM
ersihan Batang Araenghijauan di sekitnik Kesehatan Site
aun Malvinas
n Gemar Menanaesi
n Bumi melalui Geam
n Penghijauan Royong MembersKota
enanaman .2000 baru
aman 1.500 trembe
eduli Lingkungan Mmi Kebidanan Mitran Indonesia Bersiadang 2011, Gotog Massal members Arau enanam Pohon Ind 1 Miliar, Bulan Meal dan Kegiatan Wam Pohon Tingkatg osial "Bedah Rumrakan Penanaman
eduli Lingkungan Makultas Ilmu Keola
ariaman Resapan
Tungkal ayakumbuh egional atan Taman Kota Terbuka hijau m Penanaman Sej
Status
Donor aru STIFI Kam
Mahasiswa pohon Sun
Pen
alui si
JalaBer
Mahasiswa h ekali)
BanKec
ang Pan
kolah MI au)
Pem
tar kampus eba Kam
Hut
m Pohon Sek
erakan SMPau
Dansihkan Tam
Jalabibit pohon Sek
esi sep
Mahasiswa a Husada
Jalaling
h Tingkat ng sihkan Bat
donesia enanam
Wanita t Kota
Buk
mah" dan n 1.000 Are
Mahasiswa ahragaan Hut
KotParPar KelRuaIbuh
juta Pohon Ter
s Lingkungan Hidu
3
mpus STIFI Perint
ngai Batang Air Dinjalinan, Kecamata
an Belanti Raya, Bringin Ujung dan J
nda Bakali, Keluracamatan Padang B
ntai Padang
mbersihan Batang
mpus Politeknik Ke
tan Malvinas, Keca
kolah di Kota Pada
PN 36 Bungus, Luuh, Lubuk Begalun
nau Cimpago Padman Kota, Tugu Sean Hamka
kolah di Kota Pada
panjang jalan By P
an Pramuka, Jalankungan Kampus A
ang Arau
kit Gado-gado, Pa
ea kampus II Bung
tan Kota Malvinas
a Pariaman riaman Tengah riaman Utara
.Koto Tuo Kapalo as Jalan Utama h sebar di Kota Pay
Up
up Daerah Provins
tis
ngin, Muaro an Koto Tangah
Beringin Raya, alan Pramuka
ahan Ujung GurunBarat
g Arau
esehatan Siteba
amatan Nanggalo
ang
ubuk Kilangan, ng
ang elamat Datang di
ang
Pass
n Belanti Raya daAkbid Mitra Husad
dang Selatan
g Hatta Aia Pacah
Koto
yakumbuh
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
STIFI PerintPerhubunga
Dinas PekerAkademi KePerbankan. Akbid Mitra HPadang Utar
, Dinas TRTBBaiturrahma
DPKA dan USiswa, SekoAdministrasi
KP2T, Kec. Sekolah Ting
Kantor ArpuPoliteknik Ke
o FIK - UNP, UBaiturrahma
Bapedalda KSemen PadaKeluarga PaDKP Kota PDKP dan PeUniversitas (
Dinas Pendi
Polwan Pold(Bhayangka
n da
Akbid Mitra HPadang Utar
Pemko Pada
Dandim 031Dantamal II Muspida, TNMasyarakat
UBH, Pemko
FIK - UNP, BPadang
KLH Kota PaKLH Kota PaKLH Kota Pa Dinas Tata RDinas Tata RDinas PekerDinas Pertan
an Lingkungan
t IV -5
4
isa dan Dinas an
rjaan Umum dan uangan dan
Husada, Kecamatra
B dan Akper ah
Universitas Tamanolah Tinggi Ilmu i Adabiah
Padang Selatan, ggi Ilmu Hukum Y
s dan Dokumentaesehatan Siteba Universitas ah, Bapedalda.
Kota Padang, PT. ang serta Ikatan adang adang
ersekutuan Kristen(Perkantas)
dikan
da Sumbar ri) Husada, Kecamatra, Dispernakbunh
ang
2, Pemko PadangPadang, Unsur
NI/Polri, PNS,
o Padang
Bapedalda Kota
ariaman ariaman ariaman
Ruang dan KebersRuang dan Kebersrjaan Umum nian
tan
n
YPKMI
asi,
n
tan hut
g,
sihan sihan
1 5
6
7
8
9 10 11
12
F 1.
2.
3.
4. 5. 6.
7.
8.
9.
10.
G 1 2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Sumber
Normalisasi Sun
Sanitasi Masyara
Pasar Sejahtera
Rumah Potong H
Pengembangan Stasiun TerminaPemanfaatan Bi
Refitalisasi Pasa
Kota Padang PaRehab instalasi Pembuatan Ton(kompos cair) Pembuatan Ton(kompos cair) Pembuatan tongPengadaan kontPenghijauan disPembuatan billbmenjada sungai/Pembuatan BalihHidup
Pemeliharaan R
Pengadaan Tan
Kab. Pesisir SeHutan Rakyat 50Rehabilitasi SemPenanaman KBR
Pemeliharaan ja
Pembuatan TanPengembangan Daerah Rawa DaBanjir Rehabilitasi dan bantaran sungaisungai Pembangunan PPengaman PantPengaman tebin
Optimasi lahan k
Optimasi lahan k
Optimasi lahan k
Rehabilitasi kebuha : Tabel UP.3, B
2 ngai
akat
Hewan Modern
Objek Wisata al Agribisnis o Gas
ar
anjang MSL g komposter
g komposter
g pemilah sampahtainer empadan sungai oard himbauan /sumber air ho Lingkungan
RTH
aman
elatan 00 ha mpadan Pantai 5 hR 550 ha
aringan irigasi rawa
ggul Banjir Pengelolaan alam Pengendalia
Pemeliharaan dan tanggul
Prasarana tai ng sungai
karet
karet
karet
un sawit rakyat 15
uku Data SLHD P
Status Lingkun
Batang Agam
Kota Payaku
Pasar Ibuh
Koto Panjan
Ngalau Lampasi Payobasung
Pasar Ibuh
Komplek SM16 KelurahaBt. Bakarek-
Sekolah dan
Sekolah danKota PadangKota Padang
10 titik lokas
6 titik lokasi
Kel. Silaing Kel Pasar UJl. SudirmanJl. St. Syahr Tersebar
ha Taluk LimpaTersebar
a Kec. BayangBasa IV BalaKab. Pessel
an Kab. Pessel
Kab. Pessel
Kec. IV Jura
Kab. Pessel
Palangai
Air Haji
Tapan
5 Lunang Sila
Prov. Sumbar 2011
ngan Hidup Daera
3 m dan Batang Lam
umbuh
ng
g
MA 1 Padang Panjan dan masyarakat-Karek
n perkantoran
n perkantoran g Panjang g Panjang (7 alira
si di Kota Padang
di Kota Padang P
Bawah sang
n (60 batang) rir (20 batang)
aso
g, Kec. Sutera danai Tapan
ai
ut
1
Upaya Pe
ah Provinsi Sumat
mpasi DinPekKesDinPerDinPerDinDinDinDinPer
ang Kant pinggir Kan
Din
KanKan
n sungai) Kan
Panjang Kan
Panjang Kan
Din
Din
DinDinDin
n Kec. PSD
PSD
PSD
PSD
PSD
PSDDinPetDinPetDinPetDinPet
engelolaan Lingk
tera Barat IV
4 as Pekerjaan Umkerjaan Umum Besehatan as Koperasi UMKrindustrian dan Peas Koperasi UMKrindustrian dan Peas Pariwisata danas Pertanian as Pertanian as Koperasi UMKrindustrian dan Pe
ntor Lingkungan H
ntor Lingkungan H
as Pekerjaan umu
ntor Lingkungan Hntor Lingkungan Hntor Lingkungan H
ntor Lingkungan H
ntor Lingkungan H
as Pekerjaan Um
as Pekerjaan Um
as Hut, ESDM as Hut, ESDM as Hut, ESDM
DA
DA
DA
DA
DA
DA as Pertanian, Holternakan dan Perkas Pertanian, Holternakan dan Perkas Pertanian, Holternakan dan Perkas Pertanian, Holternakan dan Perk
kungan
-6
um rsama Dinas
KM erdagangan KM erdagangan n Olahraga
KM erdagangan
Hidup
Hidup
um
Hidup Hidup Hidup
Hidup
Hidup
um
um
tukultura, kebunan tukultura,
kebunan tukultura,
kebunan tukultura,
kebunan
plpmmbp(KdSul 4 Bmrdjpktmmaspmgdp
Dari Tapelaksanaan lainnya sudahpemerintah, pmasyarakat. Kmelakukan kegberupa gerakapartisipasi mas(28 kegiatan). Kota dan Kabdaerah yang mSumatera Barupaya-upaya rlahan kritisnya 4.2. Pen
PembaBangsa Indmeningkatkan rakyat. Prosesdi satu pihakjumlah pendudpertambahan yketersediaan terbatas. Kegmemenuhi kmeningkatkan alam, sehinggsumber dayapendayagunaameningkatkan generasi masdepan haruspelestarian fun
bel 4.3 di ataskegiatan fis
h melibatkan perguruan tingKota Padang giatan fisik kean moral densyarakat pada Di sisi lain, b. Sijunjung ymemiliki lahan rat, perlu lebihrehabilitasi un.
ngawasan A
angunan yang donesia berkesejahteraan
s pelaksanaank menghadapiduk yang besaryang tinggi, tetsumber daya
giatan pembakebutuhan pepermintaan at
ga timbul teka alam. Olean sumber dakesejahteraan
sa kini dan s disertai dngsi lingkungan
Status
s terlihat bahwsik kehutanabanyak instangi, swasta dapaling banya
hutanan lainnyngan melibatkaa tahun 2011 iKab. Limapuluang merupaka kritis terluas h meningkatkatuk menguran
AMDAL
dilakukan olertujuan untu dan mutu hidu
n pembangunai permasalahar dengan tingktapi di lain pihaa alam bersifangunan untuenduduk akaas sumber daykanan terhadaeh karena itaya alam untu dan mutu hidugenerasi mas
dengan upayn hidup. Denga
s Lingkungan Hidu
wa an nsi an ak ya an ini uh an di
an ngi
eh uk up an an kat ak fat uk an ya ap tu, uk up sa ya an
demmengendepyan hidudantumberperesudlingkonyanmerdisekeg memsenterphaskonsanmemupamacmela.
Up
up Daerah Provins
mikian, pningkatkan kesnerasi masa pan adalah peng berwawasan Terlestarikaup yang merun pengelolaan mpuan terlak
kelanjutan. Olencanaan us
dah harus dipkungan hidup
ndisi lingkungang mengunturugikan yangelenggarakanngiatan pembang Pada damiliki kemamp
ndiri (self-purfic
papar atau tercsil dari aktifitansentrasi dan rangat besar, makmperbaiki diri
aya pengelolaacam pendekatlakukan penge
Upaya berstingkatan melengkapi dokumen ling
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
pembangunan sejahteraan dakini dan gen
embangunan bn lingkungan hiannya fungsipakan tujuan lingkungan hi
ksananya peh karena itusaha dan/ataerkirakan peru akibat pembean hidup yangungkan mau
g timbul sebya usaha gunan. asarnya lingkuuan untuk memcation) dari sucemar limbah das manusia. agam limbah yka alam tidak mdan karenanyaan lingkungantan yang digun
elolaan lingkungsifat preventif
perencanaanusaha/kegiat
gkungan.
an Lingkungan
t IV -7
untuk n mutu hidup nerasi masa berkelanjutan dup. lingkungan perlindungan idup menjadi embangunan , sejak awal
au kegiatan ubahan rona ntukan suatu g baru, baik upun yang bagai akibat
dan/atau
ungan hidup mperbaiki diri uatu keadaan dan buangan Namun, jika
yang diterima mampu untuk a dibutuhkan
n. Ada dua nakan dalam gan yaitu : yaitu pada n dengan tan dengan
b. UppapedaAM
UnAMDAL“Respo
a. UnpepemebamemeAnmean
b. Unpepeanya
4.2.1.
pencegpengatudasarnytindaka
paya bersifat rada tingkatan engawasan pan RKL/RPL MDAL)
ntuk mengaL, maka ns” dilakukan mntuk analisisengawasan endekatan anenunjukkan anyak membaengawal inveemperhatikan nalisis dembandingkanntar daerah. ntuk analisis engawasan endekatan ntar waktu padang mempunya
Dokumen LUKL/UPL, DPernyataan Lingkungan
Upaya prevahan, yang dituran pencegya merupakann yang hendak
refresif dan ku pelaksanaan
pelaksanaan (untuk dokum
analisis pen analisis p
melalui pendeks gambaranAMDAL, dalisis statiskomisi daera
ahas dan kstasi yang ma
aspek lindilakukan n kinerja komis
perkembangaAMDAL, d
analisis perbda bentuk penai data series
Lingkungan (DPLH/DELH) d Pen Hidup (SPP
entif adalah tuangkan dalamgahan yangn desain dak dilakukan ole
Status Lingkun
ratif yaitu n melalui UKL/UPL en wajib
ngawasan penulisan katan : umun igunakan
stik untuk ah paling kaitannya asuk agar gkungan.
dengan si AMDAL
an upaya dilakukan andingan ngelolaan
(AMDAL, an Surat gelolaan L)
upaya m bentuk
g pada ri setiap eh pelaku
ngan Hidup Daera
usaha, yanmanusia yarisiko danbentuk pepengelolaaawal seberencana uupayanya merupakanmendetail kegiatan yyang umlingkungandokumen usaha danDokumen Analisis M(AMDAL), dan UpayaUPL) daKesanggupLingkungalingkunganmasing-madan/atau skala/besadimaksud. PasTahun 20Pengelolaabahwa setberdampakhidup wajusaha d
Upaya Pe
ah Provinsi Sumat
ng meliputi seluang terlibat di n pengaturan enanggulanganan preventif leblum pembangu
usaha dan/atacenderung be
n bagian yang disesuaikyang akan dil
mum dari un preventif a
lingkungan b/atau kegiatan lingkungan yanMengenai DaUpaya Penge
a Pemantauanan juga Span Pengelolaan (SPPL).
n yang akanasing jenis kegiatan ber
aran usaha sal 22 Undang009 tentang an Lingkunganiap usaha dank penting tejib memiliki Aan/atau kegi
engelolaan Lingk
tera Barat IV
uruh aspek tindalamnya, term prediktif terhn risiko itu. Ubih ditekankanunan fisik dari u kegiatan. Brsifat 8egativedari perencakan dengan delaksanakan. B
upaya pengeadalah penyubagi suatu re yang direncanng dimaksud aampak Lingkuelolaan Lingkun Lingkungan Surat Pernyan dan Peman
Jenis dok diterapkan
rencana rvariasi dilihat
dan/atau ke
g-Undang NomPerlindungan
n Hidup menetn/atau kegiatanerhadap lingkuAMDAL dan iatan yang
kungan
-8
dakan masuk hadap Upaya
n pada suatu Bentuk e8 dan anaan ekripsi Bentuk lolaan sunan ncana nakan. adalah ungan ungan (UKL yataan ntauan kumen untuk
usaha t dari giatan
mor 32 dan apkan
n yang ungan setiap
tidak
tmd k9yatddkd ukhldmhphddkd d
termasuk ke damemiliki UKL dengan kriteria AMDAL kajian mengen9egative dari syang dipakai papakah suatutidak layak lingdan 9egative dengan memkimia, biologi, dan kesehatan Sebaguntuk melaksakegiatan, Amdharus dipenulingkungan. Hadari kewajibmemelihara khidup serta mpencemaran hidup. Konsekdan kewajibadalam RKL RPketentuan dadan/atau kegia Dengadalam proses
alam kriteria wjUPL atau SP
a atau besaran/ sendiri me
nai dampak pesuatu rencana kpemerintah dala kegiatan/proy
gkungan. Kajian tersebut bia
mpertimbangkansosial-ekonom
n masyarakat. ai bagian dari
anakan suatu dal merupakahi untuk meal itu merupakban setiap kelestarian funmencegah dan
dan perusakuensinya adala
an sebagaimaPL harus dicanlam izin ling
atan yang bersaan dimasukkans perencanaan
Status
wjib AMDAL wajPL (disesuaika/skalanya).
erupakan suanting positif dakegiatan/proyeam memutuskayek layak atan dampak posiasanya disusun aspek fisi
mi, sosial buday
studi kelayakausaha dan/ata
an syarat yanendapatkan izkan konsekuen
orang untungsi lingkunga menanggulankan lingkungaah bahwa syarana ditentuka
ntumkan sebaggkungan usahangkutan. nnya AMDAL kn suatu usah
s Lingkungan Hidu
jib an
atu an ek, an au itif un ik, ya
an au ng zin nsi uk an ngi an rat an gai ha
ke ha
danakaluasaspsehdarAMpenmemditimkegmemmenmenyanling lingPenpersadaditaEvakegmempenProdiatLing
Up
up Daerah Provins
n/atau kegiataan memperoles dan mendapek usaha dahingga dapat di berbagai 9eDAL merupak
ngambil mpertimbangkambulkan olehgiatan terhadampersiapkan nanggulangi ngembangkan
ng sama jugakungan lainnya Pada tahukungan yang
nilai AMDAL Psetujuan dari
alah untuk 6 (ambah 1 (satu)aluasi Lingkungiatan yang tempunyai dok
ngesahannya ovinsi Sumatetur oleh Pegkungan Hidu
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
an, pengambieh pandanganalam mengen
an/atau kegiatdiambil keputuegative9ve yakan salah sa
keputusan an akibat ya
h suatu usahp lingkungan
langkah dampak 9e
dampak poa berlaku unta, terutama UKun 2011, juml diproses meProvinsi dan mGubernur Sumenam) paket k) buah dokum
ngan Hidup (Dlah berjalan n
kumen lingkuoleh Kepala
era Barat, seraturan Menp Nomor 14
an Lingkungan
t IV -9
l keputusan yang lebih
nai berbagai tan tersebut, usan optimal ang tersedia. tu alat bagi
untuk ang mungkin ha dan/atau
hidup guna untuk
egative dan ositif. Prinsip uk dokumen
KL UPL. ah dokumen
elalui Komisi mendapatkan matera Barat kegiatan dan en Dokumen
DELH) untuk namun belum ungan yang Bapedalda sebagaimana teri Negara Tahun 2010.
Ta
Sumber :
yang teGubernsemuankewenaKabupatesebutKomisi tersebumempusesuai LingkunTata kewenamenjadProvins Jalan S
No.
1
2
3
4
5
6
7
abel 4.4. Doku
: Tabel UP-4, Buk
Dari ke-enaelah mendapa
nur Sumaternya pada angan Komiaten/Kota dimat berlokasi, ha
Penilai AMut belum berliseunyai Komisi
dengan ngan Hidup NoKerja Komi
angan pemi kewenangan
si. Khusus untuSungai Pisang
Jenis Dokum
AMDAL
AMDAL
AMDAL
AMDAL
AMDAL
AMDAL
DELH
umen Lingkun P
ku Data SLHD Pro
am dokumen atkan persetujra Barat dasarnya mesi Penilai ana rencana anya saja dika
MDAL Kabupaensi atau bahkaPenilai AMDA
Peraturan o. 5 Tahun 2008si Penilai mbahasan/pen Komisi Penila
k DELH Pemb – Mandeh me
men UsahaKab. PPembapemerRencasawit dRencasawit dRencasawit dRencasawit dPembaMandeKota P
Status Lingkun
ngan Yang DibProvinsi Suma
v. Sumatera Bara
AMDAL juan dari tersebut, erupakan
AMDAL kegiatan
arenakan aten/Kota an belum
AL, maka Menteri
8 tentang AMDAL,
nilaiannya ai AMDAL
bangunan erupakan
Kegiata penambanganPesisir Selatan angunan kawasrintahan Kota Pana usaha perkdi Kab. Kepulauana usaha perkdi Kab. Kepulauana usaha perkdi Kab. Kepulauana usaha perkdi Kab. Kepulauangunan Jalaneh di Kab. PesiPadang
ngan Hidup Daerah
bahas Pada Koatera Barat
t, 2011
kewenangakegiatan kabupatendan Kota rencana udiproses drencana swasta daalam, yaipenambanPT. LUMPSelatan dakelapa sawMentawai, PT. MentaPT. SiberuRajawali AAmagra. H
tan n batubara di san pusat
Payakumbuh kebunan kelapauan Mentawai
kebunan kelapauan Mentawai
kebunan kelapauan Mentawai
kebunan kelapauan Mentawai Sungai Pisangisir Selatan dan
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
omisi Penilai A
an provinsi yang bera
/kota, yaitu KPadang. Dilihusaha dan/atdokumen AMDkegiatan me
alam pemanfaitu 1 rencangan batubara
PO yang berloan 4 rencana kwit yang berlo masing-masiawai Golden Put Golden PlanAnugrah Sakti dHingga akhir tah
PT. LUM
Dinas PePayakum
a PT. MentPratama
a PT. Siber
a PT. Swas
a PT. Rajaw
g- n Dinas Pra
Pemukim
engelolaan Lingk
era Barat IV -
Amdal Daerah
dikarenakan ada pada Kab. Pesisir Shat dari jenis/btau kegiatan DAL-nya terseberupakan invaatan sumber na kegiatan a, diprakarsai kasi di Kab. P
kegiatan perkebokasi di Kab.ng dipraarsai Plantation Pra
ntation Pratamadan PT. Swastihun 2011 mas
Pemraka
PO
ekerjaan Umummbuh tawai Golden P
rut Golden Pla
stisiddhi Anugr
wali Anugrah S
asarana Jalan man Provinsi Su
kungan
-10
h
lokasi lintas
elatan bidang
yang but, 5
vestasi daya untuk
oleh Pesisir bunan Kep. oleh
atama, a, PT. isiddhi ih ada
rsa
m Kota
Plantation
ntation Pratam
rah Sakti
Sakti
Tata Ruang daumatera Barat
ma
an
bd
beberapa rendokumen AMD Ta
No Ka1 1 Padan
2 Kab. P
3. Kab. P
4 Kota P
5 Kota P
cana kegiatanDAL-nya masih
abel 4.5. Jumla
abupaten/Kota2
ng
Pasaman
Pasaman Barat
Payakumbuh
Padang Panjan
Status
n lainnya yanh dalam prose
ah dan Jenis Kabupa
a Jumla
76 UK
4 UK
2 DP
t 9 UK
14 SPP
4 DP 1 UK 5 DP
13 SPP
ng 6 UK
1 DP
s Lingkungan Hidu
ng es
pad
Dokumen Lingaten/Kota di S
ah dan Jenis D3
KL UPL
L UPL
LH
L UPL
PL
LH L UPL LH
PL
L UPL
LH
Up
up Daerah Provins
da Komisi Penil
gkungan yangumatera Bara
Dokumen
4 1 1 4 1 1 2 2 o3 pin3 1 3 1 2 p1
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
lai AMDAL Pro
g Dibahas di at
Ke
3 kegiatan R4 kegiatan SP5 kegiatan Sh7 kegiatan Ho5 Pembangun8 Gudang 5 Restauran/3 Penambang2 Stockfile 2 Pasar/plaza4 Pabrik/indu3 Taman rekr1 Laboratoriu1 Laundry 1 Karoeke 1 Sarana olah1 Usaha meu Labor, 1 pemb industri pengo SPBU, 1 Hote
Perkebunan, 4rganik, 1 RS, 1 perumahan, 1enambangan g
ndustri perkebunan s kegiatan perd hotel. 2 petern peternakan, 1 Komunal hotel, 1 penyimeternakan SPBU
an Lingkungan
IV -11
ovinsi.
Beberapa
eterangan 4
Rumah Sakit PBU/SPBN/SPhowroom dan botel nan Tower
rumah makan gan galian C
a stri reasi um klinik
h raga ubel bangunan PLTolahan, 1 pertael
4 perumahan, 1 ndustri showroom, 8
galian C, 1 SP
awit, 1 SPBU agangan nakan 12 septic tank
mpanan oli bek
PBE bengkel
TMH mbangan
1 pupuk
PDN, 1
kas, 3
1
6
Sumber
8 (deladatanyaatas yaSolok SPasamaPanjangdokumediprosetahun 2yang ssangat sebagaaksesibpertumbKabupamemprotahun kegiatakegiata
lingkunglingkungmenunjkabupaPeningkpembah
Kab.Pesisir
r : Olahan Tabel U
Dari tabel di aapan) Kabupata sebagaimanaaitu Kota PadaSelatan, Kab. an, Kota Payag dan Kab. Pen lingkungas oleh kab/k2011 adalah ssemuanya ada
wajar meni ibu kota
bilitas yang tibuhan usahaaten/Kota yaoses dokume2011 adalah
n) dan Kota n).
Banyaknya gan yang dibahgan hidup ukkan tingginten/kota ykatan frekuhasan dan p
2
Selatan
UP-4, Buku Data S
atas terlihat baten/Kota yang a terlihat padaang, Kab. SolPasaman Ba
akumbuh, KotaPesisir Selatanan terbanyakkota tersebut sebanyak 76 alah UKL UPLgingat Kota a provinsi nggi sehingga
a juga relatiang paling
en lingkunganh Kab. Pasa Padang Pa
jumlah has pada suatukabupaten/ko
nya laju inveyang bersauensi dan pengesahan
Status Lingkun
11 UKL/UPL
4 DPLH/DE 5 SPPL
SLHD Provinsi Su
ahwa dari tersedia a tabel di lok, Kab. rat, Kab.
a Padang n, jumlah k yang selama kegiatan
L, hal ini Padang dengan
a tingkat f tinggi.
sedikit selama
aman (7 njang (7
dokumen u instansi ta juga
estasi di angkutan.
jumlah dokumen
ngan Hidup Daera
3
L
ELH
umatera Barat, 201
lingkunganmenuntut daya malingkunganKhusus berskala optimal Kabupatenserangkaiaketat sehinlisensi untdokumen kewenangadilihat bahyang bersKab. SolokKomisi Pbelum terlPenilai AMdikatakan Komisi Pedengan teltersebut KabupatendilimpahkaProvinsi.
Upaya Pe
ah Provinsi Sumat
6 pertaindustri2 indus5 perta
11
n pada kabupapeningkatan
nusia terutamn hidup kabupuntuk kegiatAMDAL akandari Komisi
n/Kota yang an proses danngga dapat dibuk dapat melaAMDAL sen
annya. Dari dhwa hanya adskala AMDAL k Selatan, seh
Penilai AMDAihat dengan je
MDAL Kab. Stelah mengop
enilai AMDAL-nlah diprosesnypada Komis
n Solok Selaan ke Komis
engelolaan Lingk
tera Barat IV
4 mbangan galia, 1 SPBU
stri, 1 KTM, 1 Smbangan galia
aten/kota jugakapasitas su
ma pada inpaten/kota tertan-kegiatan
n dituntut pePenilai AM
dibentuk mn persyaratan berikan rekomeakukan pembandiri yang mdata di atas a 1 (satu) ke yang berlokahingga peranaAL Kabupatenelas. Namun K
Solok Selatan timalkan fungsnya yang dibuya dokumen AMi Penilai Aatan sendiri, si Penilai A
kungan
-12
an C, 2 PLTM,
SPBU an C
akan umber
nstansi sebut.
yang eranan MDAL
melalui yang endasi hasan enjadi dapat giatan asi di n dari n/Kota Komisi dapat
si dari uktikan MDAL MDAL
tidak MDAL
2
APKdkKbaMbAK(pnKkK
pdmpApAmkwspap
Jika dAMDAL yang aProvinsi kareKab./Kota beldikatakan bahwkabupaten/kotaKomisi Penilabelum menunadalah KomisMentawai. Habanyaknya jumAMDAL yangKomisi Penilai (yaitu sebanperkebunan danamun karenaKep. MentawkewenangannyKomisi Penilai
Ada pelimpahan dokumen AMDmemperpanjanpelimpahan wAMDAL Provipeningkatan bAMDAL, tidakmanusia di Kakalah penting wewenang di Ksehingga dapembahasan/patau dapat penilaian doku
dilihat dari keakhirnya menjana Komisi Plum berlisenswa selama taha di Provinsi Sai AMDAL Knjukkan perani Penilai AMD
al ini dapat dmlah rencana seharusnya AMDAL Kab.
nyak 4 (eman pengolahan
a Komisi Penilwai belum bya menjadi AMDAL Provinbeberapa efe
wewenang DAL seperti ing jalur wewenang ke nsi juga akanbiaya penyus
k maksimalnyaabupaten/Kota adalah penum
Komisi Penilai Apat memper
penilaian dokmenurunkan
umen AMDAL
Status
egiatan berskaadi kewenangaPenilai AMDAsi, maka dapun 2011, dari 1Sumatera BaraKab./Kota yann yang optimDAL Kab. Keditunjukkan ole kegiatan waj
diproses ole Kep. Mentaw
mpat) rencann kelapa sawiai AMDAL Ka
berlisensi makKewenanga
nsi. ek negatif da
pemrosesani. Selain aka
birokrasinyKomisi Penil
n menyebabkaunan dokumea sumber day dan yang tida
mpukan limpahaAMDAL Provinlambat prose
kumen AMDAkualitas da
itu sendiri ole
s Lingkungan Hidu
ala an AL pat 19 at, ng
mal ep. eh jib eh
wai na t),
ab. ka an
ari an an ya, lai an en ya ak an nsi es AL ari eh
Timdisedok
AMpadHal sedbersdoklingdokpemKomberspenPenkarekegkab
yanke kabadabidaeneusaperkawKotlingtahukeg
Up
up Daerah Provins
m Teknis daebabkan intenskumen AMDAL
Hanya DAL yang dis
da ke delapan ini dapat dis
dikit/tidak adanyskala wajib A
kumen KA kungan hidup
kumen AMDALmbahasan, tmisi Penilai AMsangkutan
nilaiannya mennilai AMDAL ena keterbata
giatan bersbupaten/kota te
Dilihat dng mengajukan
instansi penbupaten/kota tealah rencanang/berkaitan dergi. Sisanya aha lainnya dahotelan, pete
wasan transmiga Padang dkungan terbanun 2011, jenis
giatan yang te
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
an Tim Komsitas penilaian/ yang tinggi. ada 1 (satu
syahkan pada n kabupaten/kosebabkan antaya rencana us
AMDAL yang ANDAL-nya p setempat,
L yang masih didak/belum
MDAL Kabupatesehingga
njadi kewenanProvinsi atau
san ruang unskala AMDertentu. dari jenis usn dokumen linngelola lingkuersebut, yang pna usaha/kedengan pertamterdiri dari beri beberapa srnakan, perkegrasi. Namun kdengan jumlanyak yang disys rencana usaerbanyak ada
an Lingkungan
IV -13
misi Penilai /pembahasan
u) dokumen tahun 2011 ota tersebut.
ara lain tidak saha/kegiatan
mengajukan ke instansi masih ada
dalam proses berlisensinya en/Kota yang kewenangan
ngan Komisi u bisa juga ntuk rencana
DAL pada
saha/kegiatan ngkungannya ungan hidup paling banyak egiatan di mbangan dan erbagai jenis sektor seperti ebunan dan khusus untuk ah dokumen yahkan pada aha dan/atau alah rencana
usaha penyedsakit, denganrata jkegiatapemanfmaupunpenambSPBU d
ketaatakewajibdapat jumlah dokumeUPL) datau UKkurun disampyang wkabupadilakukaAgam, Kab. Sada keUKL Udokumeyang wdidata Memanberoperlingkung
dan/atau keiaan jasa sepgudang dan
n 7 kabupaten/jenis rencannnya adalafaatan sumbern tidak bangan bahandan peternakan
Untuk mend
n pemrakarsban penyusuna
dilihat dari kegiatan ya
en lingkunganengan jumlah KL UPL di suawaktu terten
aikan dan haswajib AMDAL ten/kota di San selama taKab. Pasamanolok dapat dis
egiatan yang wPL yang dibiaen lingkungan.wajib AMDAL
oleh Kab/Kotng ada beberaprasi namun began, akan tet
egiatan yang perti perhotelan
showroom. /kota lainnya yna usaha ah yang r daya alam l
langsung n galian C, n.
dapatkan dataa kegiatan
an dokumen linperbandingan
ang telah mn (AMDAL atkegiatan wajibatu daerah pantu. Dari dail inventarisasi
dan UKL USumatera Bar
ahun 2011, yan, Kota Sawahsimpulkan bahwajib AMDAL arkan beropera. Semua jenis
atau UKL Ua yang bersapa kegiatan yaelum memiliki tapi terhadap
Status Lingkun
bersifat n, rumah Berbeda
ang rata-dan/atau
bersifat angsung,
seperti PLTMH,
a tingkat terhadap
ngkungan n antara menyusun tau UKL b AMDAL ada suatu ta yang kegiatan PL di 4 rat yang aitu Kab. lunto dan
hwa tidak ataupun asi tanpa kegiatan PL telah
angkutan. ng sudah dokumen kegiatan
ngan Hidup Daerah
dimaksud menyusun Hidup (DEDokumen (DPLH – se
Teberoperasilingkunganmaupun DbersangkuberkoordinLingkungapengajuanlainnya. 4.2.2. Pen Dalakerusakan upaya pedan pemuldan kura(pemulihanpelaksanaayang agapengelolaapenanggulbentuk pemulihan yang terjapengawasayang akpengelolaadibatasi cenderung
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
telah dip Dokumen EELH – seting
Pengelolaan etingkat UKL Uerhadap kegi dan tidak
n, tetapi tidak mDPLH, kepadtan telah asi dengan Hidup antar Audit lingkung
ngawasan UKLam hal lingkungan hngelolaan belihan atau dikeatif. Biasanyn lingkungan) annya serta k besar. Padan kuratif angan, yang penyelesaian terhadap kedi. Upaya refran. Pada pean dilakukan
an bersifat pada bentu mencegah
engelolaan Lingk
era Barat IV -
perintahkan valuasi Lingkugkat AMDAL)
Lingkungan UPL). iatan yang memiliki dok
masuk kriteria da Kab./Kota
diminta an Kemenra lain untuk pgan atau meka
L/UPL dan AMpencemaran
hidup sudah trsifat pengen
enal dengan reya upaya akan lebih memerlukan
da dasarnya merupakan
dituangkan sengketa
rusakan lingkuresif memiliki embahasan kn adalah refresif yang
uk yang byaitu pengaw
kungan
-14
untuk ungan atau Hidup
sudah kumen DELH yang untuk
nterian proses nisme
MDAL dan
erjadi, dalian
epresif kuratif rumit biaya
upaya fungsi dalam
atau ungan fungsi ali ini upaya akan
ersifat wasan
pyp
AumRRkdIdSmm
pelaksanaan Ryang wajib pelaksanaan U
Pada PAMDAL diseusaha dan menyampaikanRencana PengRencana Pemkepada Instandan atau keInstansi yandampak lingSedangkan mengendalikanmelakukan :
1. PengawapenerapaundanganDampak L
2. Pengujianoleh pem
3. Penyamphasilnya berkala, dalam sakepada menerbitk
RKL dan RPLAMDAL) dan
UKL UPL. PP 27 Tahunbutkan bahw atau ken laporan gelolaan Lingkumantauan Linnsi yang memegiatan yang g ditugasi gkungan da
instansi yn dampak
asan dan an peraturann di bidang AnLingkungan Hidn laporan yanrakarsa dan at
paian laporan kepada M
sekurang-kuraatu tahun, de
Instansi yankan izin dan Gu
Status
L (bagi kegiatan pengawasa
n 1999 tentanwa pemrakarsegiatan waj
pelaksanaaungan hidup dagkungan hidu
mbidangi usah bersangkuta
mengendalikaan Gubernuyang dituga lingkunga
pengevaluasian perundannalisis Mengendup ng disampaikatau kegiatan dan evalua
Menteri secaangnya dua kangan tembusang berwenanubernur.
s Lingkungan Hidu
an an
ng sa jib an an up ha an, an ur. asi an
an g-
nai
an
asi ra ali an ng
a. AMbebangbahdarinstdanKenkonperasetepenmasAMyankeppemdaladamdanbero
keg201induPenLing(PRpad
Up
up Daerah Provins
Gambaran PengawasaDAL sangat p
berapa faktor ggapan sebaghwa dokumen i birokrasi ptrumen untuk n/atau kerusanyataan lain ndisi tersebut aan stakeholde
empat penerimngawasan syarakat dalaDAL yang dila
ng berlaku apada masyarakmrakarsa kegiam mengendampak sosial), mn kepentingaoperasi di wilay
Pengawasgiatan yang te
1 adalah pengustri yang mningkatan gkungan Per
ROPERLIKE) sda Tabel 4.6 be
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
Pengawasan an terhadap penting mengiantara lain m
gian pemrakar AMDAL hanyperizinan, buk mencegah akan lingkunyang turut m
adalah belum er terkait sertama dampak d
AMDAL. am sistem kukan dalam kakan membekat bersama-siatan untuk balikan dampamengidentifikan dari kegyahnya. an terhadaelah berjalan gawasan terhad
mengikuti progrKinerja
rusahaan daseperti yang erikut.
an Lingkungan
IV -15
AMDAL implementasi ngat adanya
masih adanya rsa kegiatan yalah bagian kan sebagai
pencemaran ngan hidup. memperburuk maksimalnya
a masyarakat dalam sistem
Keterlibatan pengawasan
koridor aturan rikan ruang
sama dengan berpartisipasi
ak (terutama si kebutuhan
giatan yang
p AMDAL pada tahun
dap 20 target ram Program
Pengelolaan an Kegiatan
dapat dilihat
1
2
3
S
bahwapelakssudahlingkunpengedari kegiataPropeyang masih melakdalamlimbahyang artinyamelaksemua
No Perusa1 3 perusa
2 9 perusa
3 8 perusa
Sumber : Olahan T
Dari Tabel
a untuk 20 ksanaan RKL melakanngan, han
elolaannya berbperingkat Proan masih r merah, artindiawasi pelak belum baik aukan pengelola hal pem
hnya. Hanya 3 sudah memp
a kegiatan tersukan pengeloa aspek (air,
Jumlah ahaan/Industrahaan
ahaan
ahaan
Tabel 5.1 Buku SL
l 4.6 di atakegiatan yang
RPL-nya, snakan penya saja beda-beda yanoper-nya. 8 mempunyai
nya 40% dari ksanaan RKL atau belum taaan lingkunganenuhan bak dari 20 kegiatapunyai peringksebut sudah baolaan lingkunudara dan lim
Status Lingkun
Tabel 4.6
ri Peringka
Hijau
Biru
Merah
LHD Provinsi Sum
s terlihat g diawasi semuanya ngelolaan
tingkat ng terlihat
dari 20 peringkat
kegiatan RPL-nya
aat dalam n ataupun ku mutu an ( 15%) kat hijau, aik dalam gan dari
mbah B3),
ngan Hidup Daerah
6. Hasil Penga
at
Telah basemua amelaksaSML, 4 R
Telah mebeberapparamet
Telah mebeberappemenu
matera Barat, 2011
serta tependukunb. Peng
Kegi
dilihat babenar-benmengimpledan pematelah direUKL UPtersebut, hsudah bsesuai doupaya pebelum mlimbah & menyampkepada
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
awasan RKL R
Hasil Pen
aik melakukan paspek (air, udaranakan programR.
elakukan penga aspek dan limter yang berada
elakukan penga aspek dan limhan baku mutu
elah melaksg CSR, konser
gawasan Terhiatan yang Te
Dari Tabel 4.7ahwa tidak anar telaementasikan antauan lingkuekomendasikanL-nya. Dari hanya PTPN Verupaya men
okumen UKL Uemantauan lingelakukan pen emisi gas baikan laporan
instansi y
engelolaan Lingk
era Barat IV -
RPL
ngawasan RKL
pengelolaan linra dan limbah Bm pendukung C
elolaan lingkunmbah B3, nama di atas baku
elolaan lingkunmbah B3, beluu
sanakan prorvasi, SML, 4 R
hadap UKL UPlah Berjalan
7 di bawah ini ada kegiatan ah semupaya penge
ungan sebagan dalam doksembilan ke
VI di Kab. Solokngelola lingkuUPL, namun gkungan, PTP
ngujian kualitabuang serta n pengelolaanyang berwe
kungan
-16
L RPL
ngkungan dari B3), serta telahCSR, Konserva
ngan dari un masih ada mutu
ngan dari m taat dalam
ogram R. PL
dapat yang
mpurna elolaan imana kumen giatan k yang ungan dalam
PN VI as air belum n LH enang
h asi,
No. Waktu
1 1. 17 s/d
2. 20 s/d
3. 25 s/d
4. 8 s/d 2011
5. 11 s/d2011
6. 11 s/d 2011
(tgl/bln/thn)
2 18 Juni 2011
21 Juni 2011
26 Mei 2011
9 Agustus
d 12 Agustus
12 Agustus
Status
Tabel 4
Nama PerusahPemrakars
3 RSUD PasaBarat
PT. PN VI (PTeh) di Kab. So
RSUD Suliki Limapuluh Kota
Hotel Gadang, Sijunjung
PT. KaLestari, Padang Pariam
PT. Japfa CooIndonesia TbkPadang, Padang Pariam
s Lingkungan Hidu
4.7. Hasil Pen
haan/ sa
aman - Telah dokume
- Sistem
Pabrik olok
Telah dokume
Kb. a
- Draingizi/dbercahujanlimba
- Tidak- Air lim
ke Ba- Pada
sampantarsamp
- Incenrusakmedis& incine
Bukik Kab.
- Tidak- Limba
pembdome
raling Kab.
man
- IPAL optimsudahsedim
- Limbaterkesebagke tanpabri
omfee k Unit
Kab. man
- Penabelumatura
- Terjadantarhujan
- Penyakibajagun
Up
up Daerah Provins
gawasan UKL
UKL 4
dilakukan en drainase tidak la
sesuai den
nase limbah caapur & l
ampur dg drainan & keluar sbg ah cair rumah sak memiliki IPAL mbah mengalir atang Sinamar a bak copah, masih bercra sampah medpah non medis nerator dalam k, sehingga ss bertumpuk di di luar ru
erator tanpa perl
k ada IPAL ah B3 ke buangan sestik tidak berfungsi
mal, sistem overh penuh d
men ah padat lola dengan gian sampah dnah kosong di sk.
anganan limbam sesuai dn di pencamra limbah dengn umbatan dr
at sedimentasi ng
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
L UPL
Hasil Penga
sesuai
ancar
- Belulimb
- Belu
dengan - Belulimb
- Belu
air unit aundry ase air outlet kit
masuk
ntainer campur dis dg
kondisi ampah dalam uangan lakuan
- Belulimb
- Belu- Belu
bua
tempat ampah
- Belulimb
- Belu
secara rflow & dengan
tidak baik,
ibuang sebelah
- Belulimb
- Belu
h B3 dengan
mpuran gan air
rainase tumpi
- Belulimb
- TelaLH
- Belu
an Lingkungan
IV -17
awasan UPL
5um ada pengbah & um dibuat lapora
um ada pengubah & emisi gas um ada laporan
um ada pengbah um ada laporan um ada uji ku
ang
um ada pengbah um ada laporan
um ada pengbah um ada laporan
um ada pengbah ah membuat lapper semester um ada uji emisi
L 5 ujian kualitas
an pengelolaan
ujian kualitasb buang pengelolaan LH
ujian kualitas
pengelolaan LHualitas emisi g
ujian kualitas
pengelolaan LH
ujian kualitas
pengelolaan LH
ujian kualitas
poran pengelola
i gas buang
air
LH
air
H
air
H gas
air
H
air
H
air
aan
1 7.
8.
9.
Sumber : 4.3.3. P kalau pengelodilakukaketerbasehinggPROPEpengelomelaksa
2 11 s/d 14 Juli 2
23 s/d 24 Mei 2
5 s/d 6 Dese2011
: Tabel UP-5, Bu
Perkembanga
Perkembangaditinjau da
olaan lingkuan. Hal in
atasan dana ga tidak ERLIKE. Tapi olaan linanakan AMDA
2011 RSUD Kab. Mentaw
2011 PT. (Pengodi KaSelatan
ember RSUD Kab. So
uku Data SLHD Pro
n Upaya Peng
n upaya penri peringkat
ungan tidak ni juga m
pada tahudilakukan perkembanga
ngkungan AL dapat dil
Status Lingkun
3 Tua Pejat, Kepulauan
wai
Geominex olahan emas) ab. Solo k n
Aro Suka, olok
rovinsi Sumatera B
gawasan
ngawasan kinerja
dapat mengingat
n 2010 penilaian n tingkat
dalam ihat dari
ngan Hidup Daerah
- Belum memishg sampah medis bercampada tungku
- Sisa pembakke jurang pembakaran
- Belum meSeluruh limbaseptic tank.
- Tidak ada IPAdialirkan ke s
- Emisi dari emas dialiblower ke lusebelah Se(SD)
- Limbah padasisa pengoditumpuk di tanpa adanya
- IPAL ada, berfungsi. kebocoran limbah menuj
- Sampah meddi tanah incinerator
- Cerobong inrendah dasekitarnya
Barat , 2011
hasil penila2011 ini dilakukan openurunanperusahaadalam pesebelumny2010 menjatau 9 pe(dari 11 operingkat
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
4 iliki incinerator medis & non mpur & dibakar pembakaran karan dibuang dekat tungku
emiliki IPAL. ah dialirkan ke
AL, limbah cair septic tank
pembakaran rkan melalui
uar ruangan di ekolah Dasar
at, berupa pasir olahan emas suatu ruangan a pengolahan.
tapi tidak Terjadi
saluran air ju IPAL. dis berserakan dekat ruang
cinerator lebih ri bangunan
aian PROPERpengelolaan
oleh perusahaan dengan bean yang mendaenilaian PROPya, yaitu 3 pejadi 5 perusah
erolehan peringobyek) di tahuPROPER Biru
engelolaan Lingk
era Barat IV -
- Belum ada dair limbah
- Belum dilakutungku pemba
- Belum ada lap
- Belum dilakuk- Belum dilaku
pembakaran - Belum ada pe
- Belum ada dlimbah
- Belum dilakuincinerator
- Belum ada lap
R Pusat. Pada lingkungan an dinilai mengrtambahnya j
apat peringkat mPER dari erusahaan di haan di tahun gkat PROPERun 2010 menju (dari 12 oby
kungan
-18
5 ilakukan uji lab
ukan uji emisi akaran poran pengelola
kan uji kualitas aukan uji emisi emas
elaporan pengelo
dilakukan uji k
ukan uji emisi
poran pengelola
tahun yang
galami umlah merah tahun tahun 2011
R Biru jadi 7 yek di
bor kualitas
cerobong
an LH
air limbah cerobong
olaan LH
kualitas air
cerobong
an LH
tP
plkbpNPH
44
ykbpkhdbmp
mmd
tahun 2011) (T
Provinsi Sum
pembinaan dalebih dibebakabupaten/kotaberlokasi sebapada PeraturaNo. 19 tahuPelayanan MHidup Provinsi
4.3. Peneg4.3.1. Gamba
Upaya yang konsistenkuat bagi tersbaik dibidang epertahanan kenyataan unhukum tersebudan waktu agbenar-benar menyeluruh pembangunan
Selamamemberikan merupakan sudikatakan seba
Tabel UP-91,
matera Barat,
an pengawasankan kepada dimana keagaimana yanan Menteri Linun 2008 te
Minimal Bidan dan Kabupate
gakan Hukuran Penegakanpenegakan hun akan membselenggaranya ekonomi, politikkeamanan.
ntuk mewujudut masih memgar supremasmemberikan
terhadap .
a ini pemsanksi adm
atu upaya hukagai upaya pre
Status
Buku Data SL
2011). Fungsan sebenarnyda pemerintaegiatan tersebng diamanatkangkungan Hiduentang Standng Lingkungaen/Kota.
um n Hukum
ukum lingkungaerikan landasa pembangunak, sosial budayNamun dala
dkan supremamerlukan prosesi hukum dap
implikasi yanperbaika
erintah haruministrasi yankum yang dapeventif dan ole
s Lingkungan Hidu
LH
gsi ya ah but an up ar an
an an an, ya, am asi es
pat ng an
us ng
pat eh
karedalalingyan
olehsesberdranglingini, merhuksanbarsebrem
lingditemaspenolehjeniterhmemjum
Up
up Daerah Provins
ena itu sanksi aam rangka mekungan. Disam
ng dapat diterapUpaya pen
h pemerintah ssuai dengan kedampak bagi gka menjagkungan hidupmaka peneg
rupakan garda kum lingkungannksi administrulah diperguna
bagai langkmedium).
Dalam upkungan terseb
empuh adalah syarakat tenncemaran atau h kegiatan indus kegiatan l
hadap lingkungmperlihatkan
mlah pengaduan
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
administrasi peelakukan penegmping sanksi-spkan seperti sa
negakan sankssecara ketat dewenangan yapenegakan h
ga kelestar. Sehubungangakan sanksi terdepan dalan (primum rem
rasi dinilai takan sarana sah terakhir
paya penegabut, salah satu memfasilitasitang dugaan perusakan lingustri, maupun olainnya yang
gan hidup. Tabmasalah pennnya selama Ta
an Lingkungan
IV -19
erlu ditempuh gakan hukum anksi lainnya anksi pidana. i administrasi
dan konsisten ang ada akan
ukum dalam ian fungsi
n dengan hal administrasi
an penegakan medium). Jika idak efektif,
sanksi pidana r (ultimum
akan hukum u upaya yang i pengaduan n terjadinya gkungan baik oleh berbagai berdampak el 4.8 berikut gaduan dan
Tahun 2011.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Sumber
Masalah Yang
Lembaga Kerapsebagai Ketua KTais yang melak
KAN, BanMus, terhadap H. BaidLembaga Pembeyang berlokasi dPerwakilan masyaktifitas PT. ChaMasyarakat Ped(Persero) Warga RT 4 danterhadap aktivitaSdri. Masni (warmilik Sdr. Zal Kab. Padang Pa
Pembalakan Lia
Penambangan G
Penambangan GKota Pariaman
Pembangunan T
LPAS Tungkal SKab. Agam
Ilegal Logging
Kebocoran tangk
Penambangan G
Ternak lele yan
Kab. Pesisir Se
Bau kurang sememelihara tesembarangan k
Pencemaran kua
Pencemaran kua
r : Tabel UP.6 Buk
Tabe
g Diadukan
patan Adat NagaKoperasi Malenggkukan pembukaan
Walinagari, Pemdir (UD. Sinar Moterdayaan Masyara
di Kelurahan Taratyarakat RT.01/ RW
andra Bratama (sto
duli Ulayat Gugua
n 5 /RW 1, RT.1/as PT. Zasiro Bastrga RT.001/RW.0
ariaman
r (Illegal Logging)
Galian C di Kecam
Galian C di Kecam
Tower Telekomuni
Selatan
ki penyimpanan B
Galian C
g mencemari air d
elatan
dap disekitar lingrnak sapi kura
kotoran sapi terseb
alitas air sungai B
alitas air sungai M
ku Data SLHD Pro
Status Lingkun
el 4.8. Pengad
ari (KAN) Muara gang Indah dan J lahan yang diang
uda Nagari dan tor) yang melakukakat Kelurahan Tatak W.02 Kel. Padangone crusher) ak Malalo terhada
RW.5 Kel Padangtara (stockpille Ba05 Kel. Ampang K
di Salibutan Keca
matan 2X11 Kayu T
matan Sei. Limau
ikasi
BBM SPBU Banuh
dan menimbulkan
gkungan permukang memperhatikbut
atang Lunang ole
Muaro Sakai oleh P
v. Sumbar 2011
ngan Hidup Daera
duan Masalah
Tais Kec. MapaJafrizal Hasan seggap lindung untuk
Forum Parik Pagan kegiatan galianaratak Kota Pariam
g Besi Kec. Lubuk
ap aktifitas intake
g Besi Hilalang Katubara) Kec. Kuranji Kota
amatan Lubuk Alu
Tanam
ampu
bau
iman masyarakatkan kebersihan
h perusahaan kela
PT. Incasi Raya
Upaya Pe
ah Provinsi Sumat
Lingkungan
at Tunggul terhadebagai Pucuk Adak perkebunan kela
ga Nagari Anak Nn C di Batang Anaman terhadap akti
k Kilangan Kota P
e PLTA Singkarak
ec. Lubuk Kilanga
Padang) terhada
ng
t karena ada sakandang deng
apa sawit
engelolaan Lingk
tera Barat IV
dap Jamaluddin at Nagari Muara apa sawit
Nagari Anduring ai ifitas RS. Aisyah
Padang terhadap
k oleh PT. PLN
an Kota Padang
ap aktivitas RPH
atu rumah yang an membuang
kungan
-20
Jumlah Pengaduan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
1
1
1
1
2
3
2
Spkptdmlbmtyp
S
kslkjbfmP
Pada Sumbar telahpengaduan maklarifikasi pencemaran tersebut ke lapdengan masymasalah duglingkungan yaberagam, nammasyarakat terbanyak yanyang berkaitapertambangan
Sumber : Data Ola
Dari kabupaten/kotaselama tahun lainnya yang kabupaten/kotajumlah dari beragam, nafrekuensinya masyarakat tePembuangan
tahun 2011, Bh menindaklaasyarakat denterhadap dudan kerusak
pangan dan beyarakat terkaitgaan pencemang diadukan mun dari ketu
tersebut, jeng diadukan an dengan bah (3 peng
Gambar 4
ahan Tabel UP.6 B
data yang a lainnya di 2011 terdapat difasilitasi oa lainnya. Klas
19 pengadamun yang
adalah kasurhadap pemba
Akhir Sam
Status
Bapedalda Pronjuti 7 (tuju
ngan melakukagaan tindaka
kan lingkungaertemu langsunt/pelapor. Jen
maran/perusakapada dasarny
ujuh pengaduaenis masalaadalah kegiatahan galian da
gaduan), yai
4.2. Klasifikasi Yang Difasilita
Buku Data SLHD P
tersedia padProv. Sumba
t 19 pengaduaoleh beberapsifikasi jenis daduan tersebu
paling tinggus pengaduaangunan Lokasmpah Tungka
s Lingkungan Hidu
ov h) an an an ng nis an ya an ah an an itu
penAnacrus
pile
ked4 maspemrumSingPotJumdifadilih
i Jenis dan Jumasi oleh Bapeda
Prov. Sumbar 201
da ar, an pa an ut gi
an si al
SelaBatasawmaspengmassimePT. maspeng
Up
up Daerah Provins
nambangan baai (Kab. Padansher (pemecah
e (penimbunaduanya berloka
(empat) pengsing adalah mbukaan lahanmah sakit di Kogkarak di Kabong Hewan d
mlah Pengadasilitasi Bapedhat pada Gamb
mlah Pengaduanalda Prov. Sumb
1
atan dan penceang Lunang oit di Kabupat
sing-masing sgaduan. Dis
syarakat terhental dan pencIncasi Raya
sing-masing sgaduan serta
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
ahan galian Cg Pariaman), ah batu) dan a
an sementaraasi di Kota Padgaduan lainn
terkait dengn di Kab. Pasamota Pariaman, ab. Tanah Datari Kota Padang
duan Masyaalda Prov. Su
bar 4.2 berikut:
n Masyarakat bar
emaran kualitaoleh perusahaten Pesisir Sesebanyak 3 susul oleh adap peterncemaran air odi Kab. Pesis
sebanyak 2 a pembangu
an Lingkungan
IV -21
C di Batang aktifitas stone
aktifitas stock
a) batubara, dang. Adapun nya masing-gan aktifitas man, aktifitas aktifitas PLTA r dan Rumah g. Jenis dan rakat yang umbar dapat
as air sungai aan kelapa elatan yaitu
(tiga) kali pengaduan akan sapi
oleh aktifitas sir Selatan, (dua) kali
nan tower
teleko2 (dukasus
Gamb
Sumber :
terbanyyaitu sedilihat dada 3 pengadhingga terjadi kedua pengadadalah pengadpengadsedikit adan Ka(satu) k
masyarsama dmekani
munikasi di Koua) pengadua lingkungan p
bar 4.3. Jumlah
: Data Olahan Tab
Secara kes
yak berasal daebanyak 7 pengdari jenis kasus kasus dan
duan terhadap2-3 kali. Demdi Kota Paria
Kabupaten/duan terbanya
berasal daduan) dan Kabduan). Jumlah padalah berasab. Pasaman, m
kasus selama taBerulangnya
rakat terhadapdapat menunjuksme penyeles
ota Pariaman n. Jumlah peada beberapa Pengaduan Ka
bel UP.6 Buku Data
seluruhan peari Kab. Pesisigaduan, hanyas yang diaduka terjadi penp kasus yanikian juga haln
aman. Sehingg/Kota ini, k selama tahari Kab. Ag
b. Padang Parpengaduan yal dari Kab. Tan
masing-masingahun 2011. pe persoalan/kaskkan indikasi lsaian terhada
Status Lingkun
sebanyak engaduan
a kab/kota asus Lingkunga
a SLHD Prov. Sum
engaduan r Selatan
a saja jika an, hanya gulangan
ng sama nya yang ga diluar
jumlah hun 2011 gam (4 riaman (4 ng paling
nah Datar g hanya 1
engaduan sus yang emahnya
ap kasus
ngan Hidup Daera
di Sumatedilihat pad
an Pada Bebera
mbar 2011
tersebut. tersebut pahidup dapalain yang SOP yang terhadap penangana
Tipengaduandaerah beberapa kecenderumelakukanpengelolaayang diirinterhadap oleh pihakurangnyaterkena dpengelolaa
Upaya Pe
ah Provinsi Sumat
era Barat selamda Gambar 4.3
apa Kab/Kota di
Lemahnya pada instansi pat disebabkan terutama ada
jelas dan kuraperkembangan
an kasus-kasusingginya jumn kasus lingkjuga dapat
hal, antangan pemraka
n pelanggaraan dan pemangi oleh lemapelaksanaan
ak-pihak yang komunikasi d
dampak, antaran dan pema
engelolaan Lingk
tera Barat IV
ma tahun 2011 .
i Sumatera Bara
penyelesaian engelola lingkubeberapa hal a
alah: belum aangnya pengetan peraturan s lingkungan. mlah dan kungan pada mengindika
ara lain aarsa kegiatan
an terhadap antauan lingkuahnya pengawRKL RPL ke
g berwenang dengan masyara lain dalam
antauan lingku
kungan
-22
dapat
at
kasus ungan antara danya ahuan dalam
jenis suatu
asikan danya untuk SOP
ungan wasan giatan dan arakat m hal ungan,
dtm
S(PP2dsttdd
disamping hatanggung jawamasyarakat se
DikaitSPM dan krite(Pergub No. 25Pencapaian Pelayanan Min2013), khusuditangani olehsudah mencaptarget yang terselesaikanndari 5 kasudiselesaikan.
No 1
1. LembTunggIndahmelakkelap
2. KAN, Nagayang
3. LembPariaTarat
l-hal lain sepab sosial perusetempat. tkan dengan peeria kasus ya5 tahun 2010 tedan Penerapnimal Sumaters untuk kash Bapedalda pai target bahk telah diteya 7 kasus da
us yang dita
Tabel 4.9. Bap
baga Kerapatangul terhadap Ja
h dan Jafrizal Hakukan pembukaa
pa sawit
BanMus, Waliari Anak Nagari melakukan kegi
baga Pemberdman terhadap aak
Status
perti kurangnysahaan terhada
encapaian targng diselesaikaentang Rencanpan Standra Barat 2010 sus-kasus yan
Prov. Sumbakan melebih daetapkan, yaialam satu tahuargetkan untu
Status Pengapedalda Prov. S
Masalah Yang2
n Adat Nagari amaluddin sebaasan sebagai Puan lahan yang d
nagari, Pemuda Anduring terhaiatan galian C di
ayaan Masyaraktifitas RS. Ais
s Lingkungan Hidu
ya ap
get an na ar – ng ar, ari itu un uk
4.3.
Bappenseledaspenmas
lingadadanyanadayanpelapenBapdap
aduan MasyarSumbar Selam
g Diadukan
(KAN) Muara agai Ketua Kopucuk Adat Nagadianggap lindung
a Nagari, dan Fadap H. Baidir Batang Anai
rakat Kelurahasyah yang berlo
Up
up Daerah Provins
.2. Status PenDari 10 ka
pedalda Pnyelesaiannya, esai. Adapun usarnya sudah dnyelesaiannya, sih dalam pros
Terselesaikkungan yang
anya proses pn koordinatif ang terkait. Selaanya suatu polng baik dan daapor maupunngaduan maspedalda Prov. Spat dilihat pada
akat yang difama Tahun 201
Tais Kec. Maperasi Malenggari Muara Tais ya
g untuk perkebun
Forum Parik Pa(UD. Sinar Mo
an Taratak Kokasi di Kelurah
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
ngaduan Masyaasus yang difrov. Sumb 7 kasus sudauntuk 3 kasus ditangani, hany hingga akhir
ses. kannya g ditangani mpenyelesaian yantara semua ain itu hal ini mla penyelesaiapat memuaska
n pihak terlasyarakat yangSumbar selam
a Tabel 4.9.
asilitasi 1
Sta
apat ang ang nan
Selesai
aga tor)
Selesai
Kota han
Selesai
an Lingkungan
IV -23
arakat fasilitasi oleh bar untuk ah dinyatakan
lainnya pada ya saja untuk tahun 2011
kasus-kasus menunjukkan yang intensif stakeholder menunjukkan
an dan solusi an baik pihak apor. Status g difasilitasi a tahun 2011
atus 3
1
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Sum
4.3.3.
Bapedamenuruyang di2010, hditerimaSumbar
Perwakilan Kilangan Kocrusher)
Masyarakat PLTA Singk
Warga RT 4Lubuk Kilan(stockpille B
Sdri. MasniPadang) ter
Kepala BLHlimbah kelapSuir di Kab.
Laporan dapengelolaanPenilaian Li
. Surat dari Pengaduan Eksekutif W
mber : Tabel UP.7 B
PerkembangJumlah kasu
alda Prov. Sumun dibandingkatangani pada thanya ada 5 ka dan ditanganr. Sementara p
masyarakat RTota Padang terh
Peduli Ulayat karak oleh PT. P
4 dan 5 /RW 1, ngan Kota PadaBatubara)
(warga RT.00rhadap aktivitas
H Kab. Dharmaspa sawit PT.SS Dharmasraya
ari bidang Wan limbah PT. ngkungan Kegia
Deputi V KL Lingkungan da
WALHI Sumbar Buku Data SLHD
an Penegakanus yang ditangmbar pada tahan dengan jumltahun 2010. Pakasus pengaduni oleh Bapedapada tahun 201
Status Lingkun
2
T.01/ RW.02 Kehadap aktifitas P
Guguak MalalLN (Persero)
RT.1/RW.5 Kelang terhadap a
1/RW.005 Kel. RPH milik Sdr. Z
sraya terhadap II di Solok Sela
sdal BapedaldaBumi Sarimas
atan (PROPELIK
LH RI tentang ari Setneg RI a
Prov. Sumbar, 20
n Hukum gani oleh hun 2011 ah kasus
ada tahun uan yang alda Prov. 11 ada 10
ngan Hidup Daera
el. Padang Besi PT. Chandra Bra
lo terhadap akt
l Padang Besi Haktivitas PT. Za
Ampang Kec. Zal
dugaan buangatan yang mence
a Prov. SumbIndonesia/ Ha
KE) 2008/2009
Penyerahan atas dasar lapo
011
(sepuluh) kjumlah kasoleh dua peningkataatau protalingkungankecnderunadanya jum
Upaya Pe
ah Provinsi Sumat
Kec. Lubuk atama (stone
tifitas intake vd
v
Hilalang Kec. siro Bastara
Kuranji Kota
an langsung emari Sungai
ar terhadap asil Program a
Penanganan oran Direktur
kasus yang ditasus yang ditanhal yaitu ada
an terjadinya ap pengelolaan oleh pemrakgannya tetapmlah peningka
engelolaan Lingk
tera Barat IV
3
Selesai
Dalam proverifikasi tditindaklanjuti, namun masyarpengadu bemau menerima verifikasi
Selesai
Masih berpromenunggu klarifikasi PeKota Padang
Selesai
Penerapan saadministrasi
Selesai
angani. Peningngani dimungknya kecenderu
pelanggaran n dan pemankarsa kegiatanp, namun katan usaha dan
kungan
-24
oses, telah
rakat elum hasil
oses, hasil
emda
anksi
gkatan kinkan ungan
SOP ntauan n atau karena n/atau
kmR
tdSskkAdkamjkat4
tpMtocppghpsl
kegiatan yamenyebabkan RKL RPL juga
Dibanterdapat penindiselesaikan Sumatera Barsebanyak 3 (kasus pada takasus terseleAdapun perkeditangani olehkabupaten/kotaanalisis karenmencukupi. Ajumlah kasuskabupaten/kotaanalisis disebatahun 2011. 4.3.4. Catata
Salahtahun 2011 penyelesaian Masyarakat Pterhadap aktifoleh PT. PLN catatan khupenyelesaian ypeninjauan lgugatan masyhasilnya oleh penyelesaian ksemua pihak langkah-langka
ng terjadi angka ketidak meningkat. ndingkan dengngkatan jumla
oleh Bapedrat pada tahun(tiga) kasus, ahun 2010 mesaikan padaembangan jumh instansi lina tidak dana data yangAdapun untuk s yang disea belum daabkan tidak ada
an Khusus h satu kasus ya masih d
adalah kaPeduli Ulayat fitas intake P (Persero). Kausus disebayang sudah dlapangan/verifi
yarakat tersebumasyarakat pekasus ini diper yang terlibaah yang kom
Status
setiap tahuktaatan terhada
gan tahun lalah kasus yandalda Provinn 2011 ini yaidari 4 (empaenjadi 7 (tuju
a tahun 201lah kasus yan
ngkungan hiduapat dilakuka tersedia tidaperkembanga
elesaikan oleapat dilakukaanya data untu
ang hingga akhdalam proseasus gugataGuguak Mala
PLTA Singkaraasus ini menjaabkan upayilakukan berupkasi terhada
ut tidak diterimenggugat. Untulukan koordinaat dan melal
mprehensif gun
s Lingkungan Hidu
un ap
lu, ng nsi itu at) h) 1. ng up an ak an eh an uk
hir es an alo ak adi ya pa ap
ma uk asi lui na
memwin
MalPLN
dilaadaSumDatperw
beb1.
2.
3.
Up
up Daerah Provins
mperoleh sol solution) baik lalo sebagai pN sendiri sebag
Langkahakukan dalam malah rapat komatera Barat tar, PT. PLNwakilan masya
Dalam berapa kesepak. Kita semua
maupun sta
mau dirugikberdampak SeyogyanyaNagari Gmerupakan Singkarak), Nagari Guperhatian yselaku penge
. Kepada maMalalo yanrakyat Sumatidak melamelawan huPLTA Singka
. Kepada PT. Bukittinggi apendistribusiberkelanjutaberkeadilan
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
usi yang palin untuk masyar
pelapor maupugai terlapor. -langkah ymenyikapi permoordinasi anta
dengan PemN, instansi tarakat Guguak
rapat ini katan antara la, pemerintah, akeholder tenkan oleh ak
dari PLTA karena intak
Guguak Malnyawa dari akmaka sudah
guak Malaloang lebih daelola PLTA. asyarakat Nagng notabene atera Barat dihakukan tindaukum terkait parak ini. PLN Sektor P
agar segera mian CSR yangn secara bagi masyar
an Lingkungan
IV -25
ng baik (win-
rakat Guguak un untuk PT.
ang telah masalahan ini ra Gubernur mkab Tanah terkait serta Malalo. dihasilkan
ain : masyarakat ntunya tidak ktivitas yang Singkarak. ke berada di lalo (yang ktivitas PLTA h sepatutnya o mendapat ari PT. PLN
gari Guguak merupakan
himbau untuk akan-tindakan permasalahan
Pembangkitan erealisasikan g terencana,
ril dan rakat Nagari
Guda
4. BelinSipemeDadipPLkoha
5. SePLdilPLBudikSude
6. TePesemese
7. JikTaDimepe
Selanjutelah didalam antara
uguak Malalo anau. eberapa permngkungan sukangkarak akan
elaksanaannyaekanisme/ketean hasil audit pertanggungjawLN maupun onsekuensi daarus dilaksanaketiap keputusaLTA Singkaralaksanakan sLN (Persero) ukittinggi koordinasikan umatera Bagiengan PT. PLNerkait Pajak Aemerintah Proegera melakenelaah kem
esuai ketentuanka diperlukan anah Datar reksi PT. Pengupayakan ermasalahan Putnya pada tanilaksanakan ra
rangka memBapedalda P
dan nagari
mintaan, sepearela oleh pihn ditindaklanjua sesuai entuan yang nantinya harwabkan baik masyarakat.
ari hasil audit kan sebaik munan yang terkaik namun tida
sepenuhnya oSektor Pemb
hendaknya dengan P
an Selatan N Pusat. Air Permukaanovinsi Sumatekukan revie
bali Perda dn yang berlaku
Gubernur dasiap untuk
PLN di Pusapeny
PLTA Singkaraknggal 20 Februapat koordinasmbahas persoProv. Sumbar
Status Lingkun
salingka
erti audit ak PLTA uti untuk
dengan berlaku.
us dapat oleh PT.
Apapun tersebut ngkin. t dengan ak dapat oleh PT. bangkitan
segera T. PLN termasuk
n (PAP), era Barat w dan dimaksud .
an Bupati menemui at, guna yelesaian k. uari 2012 i lanjutan oalan ini dengan
ngan Hidup Daerah
instansi Kabupaten(Persero) kesepakata1. Terkait
(PAP), ditugaspenelaalambatnpada a
2. PelaksaPT. PLGuberndengan
3. Telah langkaholeh pmenindtanggadengantanggaBPKDSdanau Sedapatelah dtertulis.
4. Terkait 2012 pengelodikoordinstans
5. Untuk diserah
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
terkait tingkn Tanah Data
yang mengan antara lain: dengan Paj kepada 5skan agar segahan PAP nya dapat mkhir Februari 2anaan audit liLN akan dipernur dan juga n rapat khusus
ada beberaph-langkah lanju
pihak-pihak terdaklanjuti kel 31 Januari 20n masyarakatl 18 Februar
S dengan 13tanggal 2
atnya hasil dadilakukan agar. program/keg
yang berholaan Danau
dinasikan lebisi terkait.
permasalahanhkan kepada p
engelolaan Lingk
era Barat IV -
kat provinsi ar serta PT. hasilkan beb ak Air Perm5 instansi
gera menindakdan sela
melaporkan ha2012. ingkungan terhrtegas dengan akan ditindak. pa pertemuanutan yang dilarkait dalam resepakatan 012 (pertemuant Guguak M
ri 2012, perte3 nagari sel Februari 2ari pertemuan r dilaporkan s
giatan untuk hubungan deu Singkarak ih lanjut ber
n CSR sepenpihak PLN dan
kungan
-26
dan PLN
berapa
ukaan yang
klanjuti ambat-asilnya
hadap surat
klanjuti
n dan kukan angka rapat
n PLN Malalo emuan ingkar 2012). yang secara
tahun engan
akan rsama
uhnya n agar
6
bts
2
dmmk
lebih optikoordinasi d
6. Akan dipeGubernur dan Bupabangunan-bSingkarak, tentang pedisebutkan
Terha
belumlah dapaterjadi sudahsengketa lingk1. Sudah
peninjauailmiah danamun dbahwa sedampak yaktifitas P
2. Adanya yang dimdengan mke ranabesaran tidak layaNamun
ditemukan solumaka dapat dimediasi oleh ketentuan yang
mal diharapkdengan BPKD
ersiapkan Surakepada Bupaati Solok tbangunan liar d disamping sulaksanaan aud di atas.
dap kasus PLTat dipastikan b masuk ke ungan, hal ini d
dilakukan an/verifikasi lan melibatkan p
dari hasil kajiaemua dugaan myang terjadi adPT. PLN.
indikasi latar munculkan olmengangkat peah hukum,
dana CSR ak.
demikian, jikusi tehadap petempuh jalur la
pihak lain g berlaku.
Status
kan juga adS. at Edaran da
ati Tanah Datterkait adanydi sekitar Danaurat penegasadit sebagaiman
TA Singkarak ibahwa apa yan dalam ranadisebabkan:
kajian daapangan secapara tenaga ahan tidak terbukmasyarat bahwdalah akibat da
belakang laeh masyarakermasalahan iyaitu masalayang diangga
ka belum jugermasalahan inain yaitu melalsesuai denga
s Lingkungan Hidu
da
ari tar ya au an na
ini ng ah
an ra
hli, kti wa ari
ain kat ini ah ap
ga ni, lui an
4.4 LingburBermermenenv
denlaw
part umumemfunginfomaskebpenoraperaBarpena.
b.
c.
d.
per
Up
up Daerah Provins
4. Peran Se Eksploitasi gkungan telauknya kualitrdasarkan harekomendasikanerapkan p
vironmental go
ngan menegakw, transparan
tisipasi masyar Dalam huum dilibatkampunyai kesagsi lingkung
ormasi yang salah yang d
berdayaan dalangambilan kepng banyak. Uanserta masyarat dilakukan ndekatan yaitu Pelibatan LSLingkungan Pendekatan Inbentuk pembePenyuluhan, seminar lingkuPerbaikan fmasyarakat Untuk menlibatan masya
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
erta Masyar
Uumber Dayah menyebabktas lingkungal tersebut an kebijakprinsip-prinsip vernance seca
kkan prinsip-prnsi, akuntabrakat. ubungan ini an untuk adaran pada
gan hidup, cukup tentan
dihadapi dan am peranserta putusan demi Upaya untuk marakat di provin
dalam berb: SM dalam
nsentif dan Stimerian Pengharg
pelatihan, woungan fisik dengan
njelaskan lebiharakat dalam
an Lingkungan
IV -27
rakat
ya Alam dan kan semakin gan hidup.
pemerintah an untuk
good
ara konsisten rinsip rule of
bilitas dan
masyarakat sadar dan kelestarian
mempunyai ng masalah- mempunyai pada proses kepentingan
meningkatkan nsi Sumatera agai bentuk
pengelolaan
mulasi dalam aan orkshop dan
perlibatan
h jauh upaya pengelolaan
lingkungfisik yaanalisis1. Ba
maanankopeDidame
2. Bapepebeda
4.4.1. GM
a. L
( terhada
gan dan tren ang telah di
s dilakukan penahasan gamasyarakat mennalisis statistintar lokasi, ondisi LSenghargaan dharapkan aka
aerah mana yenggerakkan Lahasan peelibatan masyendekatan anaentuk pengeloata series.
Gambaran Masyarakat
Lembaga S(LSM) Lingkun Upaya sadar dap kondisi lingk
No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Sumber
perkembangalakukan maka
ndekatan sbb : baran umumnggunakan pek dan perb untuk men
SM dan pdi beberapa an didapat gyang paling LSM dan masyrkembangan yarakat mengalisis antar walaan yang me
Umum Pe
wadaya Mangan dari masyarakakungan membe
Tabel 4.10. PMasyarakat
Kota Padang Kabupaten AgKabupaten DhKota SawahluKota Padang PKabupaten PaKabupaten SijKota Pariaman
: Olahan Tabel U
Status Lingkun
an upaya a dalam
m peran ndekatan andingan
nunjukkan perolehan
daerah. gambaran mampu arakat
upaya ggunakan aktu pada empunyai
eranserta
asyarakat
at sendiri erikan arti
Perbandingan (LSM) Lingku
Kabupaten
gam harmasraya nto Panjang asaman junjung n
Total UP-8 Buku data SL
ngan Hidup Daerah
positif kelembagamasyarakalingkungankepeduliantindakan plingkungankonservasiyang bemenunjukkmasyarakaBerdasarkayang mlingkunganPadang Psebanyak jumlah LSMlagi, namupada tabKabupatenrelatif seintensitas beberapa d
Jumlah Lembngan di Beber/Kota
LHD Provinsi Sum
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
terhadap aan peduli lingkat dalam upayn ini juga n dan ketahanperusakan mn dan upi sumber daya
erkembang dkan tingkat dalam pengan Tabel 4.10 emfasilitasi
n yang paling bPanjang dan
29 dan 21 M yang tidak t
un yang aktif sbel tersebut
n/kota lain jumedikit, padaha
kebencanaan daerah tertentu
baga Swadayarapa Kab/Kota
Jum
matera Barat , 201
engelolaan Lingk
era Barat IV -
pengembakungan. Keterlya swadaya mengindikanan sosial terh
maupun pencempaya peninga alam. Jumlahdi suatu dkat keterlgelolaan lingkudi bawah ini, dketerlibatan banyak adalahKota Padang LSM. Diperk
terdata lebih bebagaimana tet. Untuk d
mlah LSM yangal persoalan lebih tinggi u.
a a mlah LSM
21 1 3 1 29 3 9 3 70
1
kungan
-28
angan ibatan peduli asikan hadap maran gkatan h LSM daerah ibatan
ungan. daerah
LSM h Kota yaitu irakan anyak erdata daerah g aktif dan pada
b
pllpiwpptdkmkmppD
b. Pengha
Pertambpembangunan lingkungan. Ulingkungan yaperanserta seini tidak sepewarga, untuk penghargaan partisipasi baterhadap lingkudengan baik. kepada Pememampu membkepada mamenunjukkan peroleh Pempenyusunan bDaerah Terba
N
1
1
2
3
4
6
7
8
argaan Lingkubahan pen memberikan
Untuk mempertaang baik idealuruh masyaraenuhnya dimi
itu pemerintaterhadap pera
agi masyarakaungan dan yanPenghargaan
erintah Daeraberikan pelayaasyarakat. penghargaan
merintah Prouku Status Linaik 2010. Pe
Ta
o. Nama OO
1
1 Provinsi
2 Walikota
3 Kota Sol
4 Kota Par
6 Kab. Pes
7 Kota Pad
8 Kab. Aga
Status
ungan nduduk dan efek terhadaahankan kond
alnya diperlukaakat. Kesadaraliki oleh setiaah memberikanserta aktif daat yang pedung telah berhas juga diberikaah yang telaanan lingkunga
Tabel 4.1n lingkungan ovinsi berupngkungan Hiduenghargaan i
abel 4.11. Pen
Orang/KelompOrganisasi
2
i Sumbar
a Payakumbuh
lok
riaman
sisir Selatan
dang
am
Lingkungan Hidup
an ap isi an an ap an an uli sil an ah an 11 di
pa up ini
dibeHarJun
201(tujuAdiwpenbukTingpenPropadmempenpendenting
nerima Pengh
ok/ Nam
SLHD T
IGRA
AnugeraPiagam DAK AwSLHD N
SLHD N
SLHD N
Upa
p Daerah Provinsi
erikan oleh Pri Lingkungan ni 2011.
Pengharga1 diperoleh kouh) penghawiyata Tingka
nghargaan lingku Status Lingkgkat Nasionalnghargaan tingovinsi juga mda 6 sekolah Ampunyai kine
ngelolaan lingknghargaan, adngan peringkagkat Nasional.
argaan Lingku
ma Pengharga
3
erbaik Nasiona
ah Adipura Adipura
ward Nasional I
Naional II
Nasional IV
aya Pengelolaan
i Sumatera Barat
Presiden padaHidup Se-Dun
aan terbanyakota Padang dalargaan untuat Nasional dkungan dalam
kungan Hidup D, Peringkat II
gkat Nasional,memberikan Adiwiyata, peruerja yang kungan juga mda 7 (tujuh) at biru pada
ungan
an PPen
al KLH
MajalRadioJakarKLH
KLH
KLH
KLH
KLH
n Lingkungan
IV -29
a Peringatan nia tanggal 5
k pada tahun am bentuk 7 k Sekolah
dan 1 (satu) penyusunan Daerah 2010 I. Disamping , Pemerintah penghargaan sahaan yang baik dalam mendapatkan
perusahaan PROPER
Pemberi nghargaan
4
ah SWA & o 68 FM rta
c. PeSe
Dkeberdalingkungpembermasyarpengelohidup. kegiataseminaterhadamaupuntahun 2Barat tworkshojenis ydan pelingkunginstansijenis laBuku D
1
9 MP
10 5
11 1P
12 3
13 9 Sumber : T
enyuluhan, Peeminar Lingkualam upaayaan magan hidup, diprdayaan dan rakat yang olaan dan pBentuk pemi
n penyuluhanr lingkungan
ap masyarakatn kepada apa2011, Bapedatelah melakukaop ataupun soang diarahkan
emahaman lingan hidup i sektoral, 1 jen
ansung ke maData SLHD Prov
2 Marmis Asid di Pasaman 5 Sekolah di Ko Sekolan di. Ka
Padang Pariam3 Perusahaan
9 Perusahaan Tabel UP-9 , Buku
elatihan, Workungan aya meniasyarakat perlukan adanykeberpihakan bersentuhan
pelestarian linhakan ini an, pelatihan, w
baik yang t, lembaga pearat pemerintalda Provinsi San 19 jenis posialisasi yangn kepada penngkungan pad
kabupaten/konis untuk sekolasyarakat (Tab
v. Sumbar, 201
Status Lingkun
Kab. K
ota Padang Aab. an
A
P
Pu Data SLHD Prov
kshop,
ngkatkan terhadap
ya upaya kepada dengan
ngkungan tara lain
workshop, langsung endidikan ah. Pada Sumatera pelatihan, g terdiri 8 ningkatan a aparat
ota dan lah dan 9
bel UP-9,
11)
ngan Hidup Daerah
3
KALPATARU
Adiwiyata Adiwiyata
PROPER-perin
PROPER-perinvinsi Sumatera Bar
d. KegiLingk
nyata ketekegiatan masyarakakelompok. PemerintahPadang, melakukanlingkunganperbaikan melibatkanseperti waorganisasi fisik yang bentuk dar11, Buku D
4.4.2. PM
UDaerah dadapat dilihlain peninlingkungan
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
ngkat hijau
ngkat biru rat 2011.
iatan Fisik Perkungan Oleh M
Wujud nyata erlibatan mas
fisik yang at baik secar Ataupun h Kabupatenmasyarakatny
n upaya pn. Terdapat 2
kualitas lin berbagai komarga perumaha massa. Sebadilakukan di K
ri pelaksanaan Data SLHD Pro
erkembanganMasyarakat
ntuk menilai alam upaya pehat dari berbagngkatan peroln dan peningka
engelolaan Lingk
era Barat IV -
4 KLH
KLH
KLH
KLH
KLH
rbaikan KualitMasyarakat
dari kegiatanyarakat diliha
dilakukan ra pribadi ma
dengan fan/Kota. Di ya paling bperbaikan ku29 bentuk kengkungan demponen masyaan, perusahaagian besar ke
Kota Padang a CSR-LH (Tabe
ov. Sumbar, 20
n Upaya Peli
kinerja Pemeerlibatan masyagai indikator, aehan pengha
atan upaya fisik
kungan
-30
tas
n fisik t dari
oleh aupun silitasi
kota anyak ualitas giatan engan arakat n dan giatan adalah el UP-
011)
batan
erintah arakat antara argaan k yang
dmPicmSppWmbdpypdPpk22
s
dilakukan olememperlihatkaPemerintah informasi kepacukup baik olemeningkatnya SLHD di Sumapenghargaan peroleh pengWalaupun kinememfasilitasi besar pada tahditunjukkan depenghargaan yang dilakuperlibatan bedana CSR-LH Padang. Untukperbaikan lingkegiatan di tah2011 (Sumber
2010 dan 2011
Pendseperti sekola Ta
N
Su
eh masyarakaan bahwa upDaerah dalaada masyarakeh Pemerintah
perolehan atera Barat dadi Tahun 20
ghargaan di erja Pemerintamasyarakat sehun ini dinilai engan berkuraAdipura tetapkan masyaberapa perus meningkat, tek kota Padanggkungan menhun 2010 menjr :SLHD Prov
1) ekatan keloh dinilai cukup
abel 4.12. Ting
No. Jenis1 SLHD 2 Adipura 3 Adiwiyat4 Kalpatar5 IGRA 6 PROPER
umber : Tabel UP.
Status
at. Tabel 4.1paya pelayanaam menyajikaat sudah dinilh Pusat denga
penghargaaari 3 peroleha010 menjadi
Tahun 201h Daerah dalaecara kelompomenurun, yanangnya perole
pi kegiatan fisrakat dengasahaan melalerutama di Kog kegiatan fisningkat dari 1jadi 29 di tahuSumatera Bar
mpok tertenp berhasil pad
gkat Perkemb
s Penghargaan
ta ru
R 9.1, Buku Data S
s Lingkungan Hidu
12 an an lai an an an
4 1.
am ok ng eh sik an lui
ota sik 15 un rat
ntu da
tahuperomen201ini mPula dalamenbertmenPROperperpertahuBirumunkretperperodilih
bangan Perole
n Tahun344
9SLHD Provinsi Sum
Up
up Daerah Provins
un ini, hal olehan sekningkat di tahu0. Perolehan 6
merupakan perau Sumatera. Untuk pam pengelolaangalami tambahnya jundapat peringkOPER dari tusahaan di usahaan di tahingkat PROPEun 2010 menju (dari 12 objengkin disebateria dalambandingan olehan penghhat pada Tabel
han Pengharg
n 2010 3 4 4 - - 9 matera Barat, 201
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
ini dapat dilkolah Adiwiyun 2011 diband6 (enam) sekolrolehan terban pelibatan pihakan lingkungan
penurunan umlah perusakat merah dalahun sebelumtahun 2010
hun 2011 atauER Biru (dari jadi 7 peringkek di tahun 20abkan semakm penilaian
tingkat pehargaan lingku 4.12.
gaan Lingkung
Tahun 2011 4 2 6 1 1 7
1
an Lingkungan
IV -31
ihat dengan yata yang
dingkan tahun lah Adiwiyata yak di tingkat
k perusahaan n juga dinilai
dengan ahaan yang am penilaian
mnya, yaitu 3 menjadi 5
u 9 perolehan 11 obyek) di
kat PROPER 011). Hal ini kin ketatnya . Adapun
erkembangan ungan dapat
gan
4.5. K
KHidup KBarat peningkKabupa(satu) serta berbentSumateBadan denganLingkunLingkunLingkunBidang KerusakDan Konserv
kelembperlindudilakukaa. Mela
diha
Kelembaga
Kelembagaan Kabupaten/Kotsebagian be
katan dimanaaten/Kota berb
Kabupaten/Ko12 (dua be
tuk Kantor. Unera Barat kelem
Pengendaliann 4 (empat) bidngan dan ngan, Bidang ngan Dan I Pengawakan dan PenBidang Pemvasi Sumber D
Adapun peagaan dalamungan dan pean melalui: ahirkan proarapkan
an
Instansi Linta di Provinsi Ssar telah m
a terdapat 6 bentuk Badanota berbentuelas) Kabupatuk Bapedaldambagaannya bn Dampak Lindang yaitu Bid
Penaatan Peningkatan Knformasi Lin
asan, Pengncemaran Lin
mbinaan, PenDaya Alam. eningkatan k
m upaya mengelolaan lin
oduk hukumberdampak
Status Lingkun
ngkungan Sumatera engalami (enam) n dan 1 k Dinas aten/Kota a Provinsi berbentuk ngkungan ang Tata
Hukum Kapasitas gkungan, gendalian ngkungan ningkatan
kapasitas melakukan ngkungan
m yang pada
ngan Hidup Daerah
perlinduSDA ya
b. Pendanmemad
c. Meningperson
4.5.1 Gama. Pro
Pen Pro
lingkungantahun 2011maupun sebanyak rincian 2 (16 Perda KBupati daBupati/Waproduk hPemerintahKabupatendilihat pada
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
ungan lingkungang berwawasanaan dan saradai. gkatkan kualitil lingkungan h
mbaran Umumoduk Hungelolaan Lingoduk hukum bn hidup yang d1 baik oleh Pe
Pemerintah 25 (dua puluh(dua) buah KeKab./Kota, 1 (san 6 (enam)likota. Untuk lehukum yang han Provinsi
n/Kota di Suma Gambar 4.4 d
engelolaan Lingk
era Barat IV -
gan dan pengan lingkungan.ana prasarana
tas dan kuaidup.
m Kelembagaaukum Bgkungan Hidubidang pengeiterbitkan sepa
emerintahan PrKabupaten
h lima) buah deeputusan Gub
satu) buah Pera) buah Kepuebih jelasnya j diterbitkan dan Pemerin
matera Barat dibawah ini:
kungan
-32
elolan
a yang
antitas
an idang
up lolaan
anjang rovinsi n/Kota engan
bernur, aturan utusan umlah
oleh ntahan dapat
G
Sumber : Ola
Produ
No. Jenis
1 I Provin1 Keput
2 Keput
II Kab. P1 Perda
Barat 2 Perda
3 KeputPasam
4 KeputPasam
5 KeputPasam
6 KeputDaera
7 KeputPasam
Gambar 4.4. Pr
ahan Tabel UP 12
uk Hukum Bid
s Produk Hukum
2 nsi tusan Gubernur
tusan Gubernur
Pasaman a Kab. Pasaman
a Kab. Pasaman
tusan Bupati man
tusan Bupati man
tusan Bupati man
tusan Sekretaris ah Kab.Pasaman
tusan Bupati man
1
Status
roduk Hukum y
2 Buku Data Provin
ang Pengelola
m No
660-2
660-3
188.45/PAS
188.44/PAS
188.45/PAS
n 188.08/834
188.45/PAS
26
s Lingkungan Hidu
ang Dikeluarka
nsi Sumatera Bara
Tabel 4.13 aan Lingkung
omor
3
272-2011
398-2011
01
09
/541/BUP-S/2011
/668/BUP-S/2011
/786/BUP-S/2011
4/SEKDA/2011
/954/BUP-S/2011
16
Up
up Daerah Provins
an di Sumatera
at Tahun 2011
gan Sumatera
Tahun
4
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
Barat Tahun 20
Barat Tahun 2
Penetapan PenKalpataru TingBarat Tahun 2Badan PengeloSingkarak Berb
Pajak Air Tana
Pengelolaan SPembentukan Penilaian Adip2011 Pembentukan Sekretariat UKTahun 2011
Pembentukan Kab.Pasaman
Pembentukan Sekretariat KomKab.Pasaman Pembentukan Sehat/Adipura 2011
Keputusan G
Perda Kab/K
Peraturan B
Keputusan B
an Lingkungan
IV -33
011
2011
Tentang
5
nerima Penghargkat Provinsi Sum2011 olaan Kawasan basis Nagari (BP
ah
Sampah dan TamTim Pemantau Kura Kab.Pasama
Tim Pengarah dKL/UPLKab.Pasa
Komisi Penilai A Tahun 2011
Tim Teknis dan misi Penilai AMD Tahun 2011 Tim Koordinasi Kab.Pasaman T
Gubernur
Kota
upati/Wako
Bupati/Wako
rgaan matera
Danau PKDS)
man Kesiapan an Tahun
dan aman
AMDAL
DAL
Kota Tahun
1
8
III 1 IV 1
2 V 1
VI 1
2
3
4
5
VII 1
VIII 1 IX 1
2
3
X 1
Sumber
Dar
bahwa tahun 2SumatePeratur
2
Keputusan BuPasaman
Kab. LimapuPeraturan DaeKab. Tanah DPerda Kab. TaDatar Peraturan DaeKab. DharmaPerda Kab. Dharmasraya Kab.Pesisir SPerda Kab. PeSelatan Perda Kab. PeSelatan Perda Kab. PeSelatan Peraturan Bup
Perda Kab. PeSelatan
Kota PadangPerda Kota PaKota BukittinPerda Kota BuKota PayakuPerda Kota Payakumbuh Perda Kota Payakumbuh Perda Kota Payakumbuh Kota SawahluPerda Kota Sa
: Olahan Tabel UP
i Tabel 4.13 dtotal Perda
2011 oleh seluera Barat sebaran Daerah (P
upati
luh Kota erah
Datar anah
erah asraya
Selatan esisir
esisir
esisir
pati
esisir
adang
nggi ukittinggi mbuh
unto awahluto
P 12 Buku Data P
di atas dapat dyang diterbitk
uruh Kabupateanyak 16 (enaPerda). Kabupa
Status Lingkun
3
188.45/732/BUPAS/2011
09
03
4
03
04
2
3
19
7
02
02
06
14
15
6
Provinsi Sumatera
dijelaskan kan pada n/Kota di
am belas) aten/Kota
ngan Hidup Daerah
4
UP- 20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Barat Tahun 2011
yang terbaKabupaten(empat) PeKabupatenKota Buk
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
4
011 PenunjLab.LinKab.Pa
011 Penge
011 Irigasi
011 Bangu
011 RetribuKebers
011 Pajak MBatuan
011 Pajak A
011 Bea PeBangu
011 RencaMenenSelatan
011 RencaPesisir
011 Pajak A
011 Pajak A
011 Pajak A
011 Pajak MBatuan
011 Kawas
011 Pengedan Ba
1
anyak menerbn Pesisir Selataerda. Kabupat
n Dharmasrayakittinggi serta
engelolaan Lingk
era Barat IV -
5
jukkan Personil ngkungan Kantoasaman Tahun 2
lolaan Air Tanah
nan Gedung
usi Pelayanan Psihan
Mineral bukan Ln Air Tanah
erolehan Hak Atnan na Pembanguna
ngah (RPJM) Dan Tahun 2010-2na Tata Ruang Wr Selatan Tahun
Air Tanah
Air Tanah
Air Tanah
Mineral bukan Ln san Tanpa Roko
lolaan Pertambaatu bara
bitkan Perda aan dengan jumten Limapuluh a, Kota Padang Kota Sawa
kungan
-34
Pengelola or LH 2011
h
ersamaan
ogam dan
tas Tanah dan
an Jangka aerah Kab. Pesis015 Wilayah Kab. 2010-2030
ogam dan
k
angan Mineral
adalah mlah 4 Kota, g, dan hlunto
sir
mPPbd
b
sbPKmakddm
ku
masing-masingProduk hukuPemerintahan beragam dadidasarkan kon
b. Anggar
Pelaksaselama ini atabaik yang dProvinsi Kabupaten/Kotmasih belum anggaran. Kenkelembagaan daerah dan jikadidukung olehmemadai.
Dalamkegiatan, baik upaya mening
g menerbitkan um yang d
Kabupatenn tentunya ndisi dan kebu
ran Pengelolaanaan pengelou sampai dendilakukan ole
maupun ta disadari optimal karen
ndala lain belupengelola lingka sudah terben sumber daya
m menunjafisik maupun ngkatkan kuali
Status
1 (satu) Perditerbitkan olen/Kota, leb
hal tersebutuhan daerah.
an Lingkungaolaan lingkungagan tahun 201eh Pemerinta
Pemerintadan dirasaka
na keterbatasaum terbentuknykungan hidup ntuk, juga belua manusia yan
ang progranon fisik sebagitas lingkunga
s Lingkungan Hidu
a. eh bih but
an an 11 ah ah an an ya di
um ng
am gai an
yandandiduAPByanprogSum20.0Rp.
padsebdanDantahu2.89Rp.dantahupad
Up
up Daerah Provins
ng dilaksanakan Pemerintahukung oleh daBD dan APBNng digunakan ugram lingkunmatera Barat 045.338.053,- 14.547.989.25 Bapedalda
da tahun 20besar Rp. 4.86n dari APBN sna tersebut lun 2010 ya90.444.000,00 500.000.000,-
na Bapedalda un 2010 dan
da Gambar 4.5
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
n oleh Pemerih Kabupatenana yang ber
N. Pada tahununtuk menunjangan hidup untuk APBD dan dari AP
50,-. a Provinsi Sum11 didukung
63.326.900,00,sebesar Rp. 50lebih besar d
ang hanya s,- dari APBD - dari APBN. P Provinsi Sum tahun 2011 dibawah ini:
an Lingkungan
IV -35
ntah Provinsi /Kota telah rsumber dari n 2011 dana ang program-
di Provinsi sebesar Rp.
PBN sebesar
matera Barat pendanaan - dari APBD 00.000.000,-. dibandingkan sebesar Rp. dan sebesar
Perbandingan matera Barat dapat dilihat
Sum
Un
APBDLingku
Sum
Gambar 4.5. A
ber : Olahan Tab
ntuk lebih jelas dan dana APB
ungan Hidup KaGamb
mber : Olahan Ta
‐
1,000,000,000
2,000,000,000
3,000,000,000
4,000,000,000
5,000,000,000
6,000,000,000
200,000,00400,000,00600,000,00800,000,00
1,000,000,001,200,000,001,400,000,001,600,000,001,800,000,002,000,000,00
Anggaran Bap
bel UP 13 Buku Da
snya perbandinBN Institusi Peabupaten/Kota
bar 4.6. Anggad
abel UP 13 Buku D
2,890,44
‐
0
0
0
0
0
0
TAH
000000000000000000000
Padang
Bukittinggi
Padang
Panjang
Status Lingkun
pedalda Provi
ata SLHD Provinsi
ngan dana ngelolaan
a di aran Pengeloladi Prov. Sumb
Data SLHD Provin
44,000
500,000,000
HUN 2010
Payakumbu
h
Sawah
lunto
Pariam
an
Kota Solok
Kepu
lauan Men
tawai
ngan Hidup Daerah
nsi Sumatera
i Sumatera Barat 2
Sumatera 4.6 sebag
aan Lingkungar Tahun 2011
nsi Sumatera Bara
4,863,32
TAHp
Solok Selatan
Padang
Pariaman
Tanah Datar
Pesisir S
elatan
Sijunjun
g
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
Barat tahun 2
2011
Barat dapat dai berikut:
an Hidup Kab1
at 2011
26,900
500,000,000
UN 2011
Sijunjun
g
Solok
Dhamasraya
Pasaman
Barat
Pasaman
engelolaan Lingk
era Barat IV -
2010 – 2011
dilihat pada Ga
b/Kota
APBD
APBN
Agam
Limapuluh
Kota
kungan
-36
ambar
APBD
APBN
yK
sAaRs
pePaad
Dari 19 (seyang mengaloKota Pariam1.844.812.500sebesar Rp. APBN sedanadalah KabupRp. 92.520.00sebesar Rp. 15
Gambar 4.7
Sumb
Dari grafik rsonil terba
ayakumbuh daalah Kabupa
246810121416
embilan belas) kasikan dana
man yaitu ,- dari dan
1.069.732.50gkan dana
paten Sijunjung00,- dari dan53.000.000,- da
. Jumlah Pers
er : Olahan Tab
diatas dapat danyak ada
an jumlah persaten Padang
81
4318
000000000
Provinsi
Padang
Padang
Panjang
Status
Kabupaten/Koterbesar adalasebesar R
na APBD da00,- dari danyang terenda
g yaitu sebesna APBD daari dana APBN
sonil Institusi
bel UP 14 Buku
dilihat jumlah alah Kota sonil terkecil Pariaman.
147
29 20 16
Payakumbu
h
Paria
man
Kota Solok
Solok Selatan
s Lingkungan Hidu
ota ah
Rp. an na ah ar an
N
c.
Lingkungan H
Data SLHD Prov
Untpersberddilih
6 12 19 20 17
Padang
Pariaman
Tanah Datar
Pesisir Selatan
Pasaman
Barat
Up
up Daerah Provins
Jumlah PersLingkunganPendidikan Selain dumenunjang kegiatan linoleh persoHidup yangpuluh satu)Lingkungan belas) InstKabupaten/Kdapat dilihatdibawah ini:
Hidup di Suma
vinsi Sumatera B
tuk lebih jelassonil Institusdasarkan tinghat pada Gamb
7 17 25 27
Pasaman
Barat
Pasaman
Agam
Limapuluh
Kota
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
sonil Institusin Hidup Menur ukungan dapelaksanaan p
ngkungan, didonil Institusi g berjumlah ) personil dHidup Provinstitusi LingkunKota. Untuk let sebagaimana
atera Barat Ta
Barat 2011
nya perbandinsi Lingkungkat pendidika
bar 4.8 berikut
Jumlah pe
an Lingkungan
IV -37
rut Tingkat
ana untuk program dan dukung pula
Lingkungan 81 (delapan
dari Institusi i dan 13 (tiga ngan Hidup ebih jelasnya a Gambar 4.7
hun 2011
ngan jumlah an Hidup nnya dapat ini:
rsonil
Dari GpersonProvintingkat(S1) personadalah pada daya mberaga9 ora
No
1 I 1 2 3
Gam
Sumber : Olah
Gambar 4.8 di anil Instansi nsi Sumaterat pendidikan te sebanyak 1nil terkecil denh Doktor (S3) s Bapedalda Ptahun 2011
manusia sebanam latar pendidng, S1 seban
Tabe
Nama Insta
2 Provinsi Bapedalda ProSatpol PP Bapedalda Pro
mbar 4.8. Jumla
han Tabel UP 14
atas dapat dilihLingkungan H
a Barat bererbanyak adala93 orang da
ngan tingkat psebanyak 1 orarovinsi Sumatdidukung oleh
nyak 81 persondikan yaitu S2 nyak 43 oran
el 4.14. Jumlah
ansi Na
ovinsi PPNS
PPNSov Pejab
SLTA
Status Lingkun
ah Personil Instdi Sumater
4 Buku Data SLH
hat jumlah Hidup di rdasarkan
ah Sarjana an jumlah pendidikan ang. era Barat h sumber nil dengan sebanyak
ng, DIII/IV
Jabatan Fungs
ma Jabatan F
3
S* S* bat Pengawas*
Do
Diplo(D3/D57 o
A, 189 org
ngan Hidup Daerah
tansi LH Berdara Barat tahun 2
HD Provinsi Sum
sebanyak orang.
d. Jab Da
lingkungandidukung disampingfungsionapengawasdijalankanjumlah jabTabel 4.14
sional di Sumat
Fungsional
oktor (S3),1 org
M(S2)
ma D4), rg
Upaya Pe
h Provinsi Sumate
sarkan tingkat 2011
matera Barat 201
2 orang dan
batan Fungsioalam upaya men di Provinsi Soleh dana da
g itu juga didukl sehinggsan terhadap n menurut fbatan fungsiona4 berikut ,
tera Barat Tahu
JuLaki-laki
4
2 1 3
Master ), 51 org
Sarjana (S1), 193 org
engelolaan Lingk
era Barat IV -
pendidikan
11
SLTA sebany
onal Lingkungeningkatkan ku
Sumatera Baratan jumlah pe
kung dengan jaga pening lingkungan fungsinya. Adal dapat dilihat
n 2011
mlah Staf Peremp
5
1 - -
kungan
-38
yak 27
gan ualitas t telah rsonil,
abatan gkatan dapat dapun t pada
puan
S
Total 1 II Kota P1. UPTD 2. Bapeda Total
III Kota P Kantor
Hidup Total
Sumber : Olahan
2 Padang Laboratorium alda
Pariaman Lingkungan
n Tabel UP .15 B
Status
Analis LaborPPLH
Manajer PunManajer MutManajer TekManajer AdmPenyelia LabPenyelia Pen
Buku SLHD Prov
s Lingkungan Hidu
3
ratorium
ncak tu knis ministrasi bor ngambilan Sam
vinsi Sumatera B
Up
up Daerah Provins
mpel
Barat Tahun 201
paya Pengelolaa
si Sumatera Barat
6 4
3 1 4
1
1 1 3
1
an Lingkungan
IV -39
1 5
6 2 8
1 1 1 3
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -1
5.1. Analisis Kebijakan
Salah satu kelemahan kita adalah dalam hal data. Beberapa kasus pencemaran lintas negara tidak dapat dituntut ganti rugi atau ganti ruginya lebih rendah dari negara tetangga, karena kita tidak dapat menyediakan data yang akurat mengenai potensi awal dan nilai sebuah kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi. Padahal data sangat diperlukan dalam analisis ketepatan kebijakan yang telah diambil maupun arah kebijakan ke depannya. Pada bab ini akan dilakukan analisis terintegrasi antara status, pressure dan respon (S-P-R). Akan dicoba menarik benang merah antara isu lingkungan dan kondisi terkritis, isu lingkungan dan sumber serta bentuk tekanan, isu lingkungan dan upaya pengelolaan lingkungan. Pada akhirnya diharapkan bahasan ini dapat menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini : 1. Apa isu lingkungan prioritas dan dimana
lokasi terkritis. 2. Sektor mana yang mempengaruhi isu
lingkungan,apa bentuk tekanannya serta dimana lokasi tekanan itu paling dominan.
3. Apakah upaya yang dilakukan tepat dalam mengelola isu prioritas dan apakah upaya yang dilakukan juga sudah pada lokasi yaitu lokasi kritis. Dengan menjawab itu semua maka akan
terlihat apakah arah kebijakan pembangunan
sudah tepat dan apakah upaya yang telah dilakukan sudah cukup memadai mengelola dampak yang terjadi akibat pembangungan selama ini.
1. Status
Isu lingkungan Sumatera Barat adalah masalah lahan dan hutan, air serta kebencanaan. Isu tersebut ditetapkan berdasarkan analisis Bab 2 buku ini yaitu Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungannya. Walaupun demikian, Tabel 5.1 dibawah ini mencoba memperlihatkan rekapitulasi keseluruhan isu dan lokasi kritis masing-masing komponen lingkungan. Dari kesemuanya itu maka untuk melihat tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan suatu daerah, muaranya dapat dilihat dari frekuensi dan jenis kebencanaannya.
Dapat dicermati bahwa bencana
lingkungan yang terjadi di Sumatera Barat erat hubungannya dengan ”Air”, ”Hutan dan Lahan”. Ada korelasinya antara bencana pada suatu lokasi dengan status kualitas lahan dan hutan pada lokasi tersebut. Dalam hal ini beberapa daerah yang kerap terjadi longsor dan banjir serta kekeringan adalah sama dengan lokasi yang memiliki status kualitas lingkungannya jelek (terkritis). Tabel 5.1. dibawah ini adalah informasi komponen lingkungan terkritis yaitu :
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -2
1. Kabupaten/kota yang sering mengalami banjir sekaligus mengalami kekeringan dan gagal panen adalah Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman. Hal ini menunjukkan fungsi lahan sebagai penyimpan cadangan air telah berkurang
2. Hampir seluruh kab/kota kecuali 5 (lima) Kab/kota yaitu Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kab. Tanah Datar, Kab. Dharmasraya dan Kab. Kep. Mentawai terjadi peningkatan kejadian banjir. Hal ini berarti mengindentifikasikan gejala pengrusakan DAS dan cathment area berlaku pada 14 Kab/kota lainnya di Sumatera Barat.
3. Kabupaten/kota yang sering mengalami longsor adalah kabupaten/kota yang mengalami kerusakan lahan yang cukup luas. Daerah tersebut adalah Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini menunjukkan selain daerah tersebut secara topografi memang rentan terhadap bahaya longsor, tetapi aktifitas manusia juga memperparah kerusakan lahan dan hutan yang berakibat pada seringnya kejadian longsor.
4. Kabupaten/kota yang mengalami kerusakan lahan sekaligus yang mengalami kebakaran hutan yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan Kesimpulan yang dapat diambil yaitu "Kabupaten/Kota yang sering terjadi bencana alam (banjir, kekeringan, longsor dan kebakaran hutan) dan sekaligus memiliki status kerusakan lahan dan hutannya akibat lahan kritisnya yang cukup luas dibanding daerah lain di Sumatera Barat adalah Kabupaten Limapuluh Kota“
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -3
Tabel 5.1. Komponen Lingkungan , Status/Isu dan Lokasi Terkritis
NO.
KOMPONEN
STATUS/ISU
LOKASI TERKRITIS 1 2 3 4
1. LAHAN DAN HUTAN 1. Konversi lahan pertanian produktif menjadi kawasan terbangun/non pertanian.
2. Terdapatnya lahan kritis di beberapa daerah
3. Terjadinya kerusakan hutan pada
daerah-daerah yang sedang diusulkan untuk perubahan fungsi kawasan hutan ke Menteri Kehutanan.
1. Kab. Pesisir Selatan, Kab. Solok Selatan dan Kab. Pasaman
2. Kab. Limapuluh Kota, Kab. Sijunjung dan Kab Kep. Mentawai
3. Kab. Pasaman Barat, Kab. Padang Pariaman dan Kab. Pasaman
2. KEANEKARAGAMAN HAYATI
1. Terdapat 281.754 Ha hutan berubah menjadi APL. Seluas 158.061 Ha berada di hutan lindung dan 40.269 Ha di HSAW.
2. Ancaman efek tepi terhadap habitat dan ekosistim pada cagar alam yang dilintasi jalan utama seperti Lembah Anai.
1. Kab. Pasaman dan Kab. Solok Selatan
2. Lembah Anai, Kota Bukittinggi
3. AIR a. Permasalahan kuantitas sumber air, yaitu : - Perbedaan debit yang signifikan
antara musim kemarau dan musim hujan, yang menunjukkan telah terjadi degradasi pada sempadan, Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Daerah Tangkapan Air (DTA). Permasalahan ini terjadi pada sungai-sungai dan danau-danau di Sumatera Barat.
- Perbedaan muka air sumur antara musim kemarau dan musim hujan. Disamping itu juga telah terjadinya intrusi air laut pada daerah pinggir pantai.
b. Permasalahan kualitas sumber air, yaitu penurunan kualitas air sebagai dampak dari aktifitas pertanian, khusus untuk daerah perkotaan cenderung disebabkan akibat
Rasio debit max/debit mini sungai Batang Arau yaitu 128,57 melebihi batas normal sungai-sungai di Sumatera Barat yaitu 120. Catatan : Sungai Batang Sumani Q max/ Q min = 120
Beberapa Sumur di Kota Padang airnya mengandung logam berat Beberapa sumur di Kota Padang Panjang mengandung E-coli dan Coliform Sungai Batanghari, Batang Lembang dan Batang Agam. Catatan : sungai perkotaan
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -4
1 2 3 4 aktifitas domestik dan industri, baik
dari pabrik maupun dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
hampir seluruhnya tercemar seperti Batang Arau, Batang Agam dan Batang Lembang Danau Maninjau dalam kondisi normal sudah tercemar 27,08 %. Dalam kondisi up willing kualitas air danau lebih jelek lagi sehingga menyebabkan ikan di keramba jaring apung ribuan mati
4. UDARA 1. Terjadi kecendrungan penurunan kualitas udara pada kota-kota besar.
2. Parameter yang cendrung diatas ambang batas adalah partikel debu.
Kota Padang dan Kota Bukittinggi
5. IKLIM 1. Pada bulan November 2011, secara umum wilayah di Sumbar memiliki curah hujan yang tinggi.
2. Pada beberapa wilayah di Sumbar curah hujan rata-rata pada tahun 2011 lebih rendah dari tahun 2010 .
1. Hampir seluruh wilayah Sumatera Barat
2. Kab. Agam dan Kab
Solok Selatan
6. LAUT, PESISIR DAN PANTAI
1. Kekeruhan kualitas air laut di Sumatera Barat umumnya diatas baku mutu
2. Kerusakan Terumbu Karang terjadi sangat berat pada lokasi-lokasi tertentu.
3. Terjadi kerusakan padang lamun 4. Umumnya tutupan Mangrove di
Sumatera Barat relatif kecil, 5. Perkembangan laju kerusakan
terumbu karang, padang lamun dan mangrove sulit dianalsiis karena perbedaan data yang sangat menyolok antara tahun 2010 dan 2011
1. Wilayah Sumatera Barat 2. Kabupaten Agam,
sedangkan kerusakan terluas terjadi di Kab. Kepulauan Mentawai.
3. Terberat di Kabupaten Kep. Mentawai;
4. Terkecil di Kota Padang.
7. BENCANA 1. Bencana banjir hampir terjadi di seluruh wilayah Sumbar Kasus terbesar yang terjadi di tahun 2011 yang menelan korban dan kerugian adalah bencana banjir di Kabupaten Pesisir Selatan.
1. kecuali 5 Kab/kota yaitu Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kab. Tanah Datar, Kab. Dharmasraya dan Kab. Kep. Mentawai.
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -5
1 2 3 4 2. Bencana kekeringan terjadi di 5
Kabupaten/kota
3. Bencana Tanah Longsor pada tahun 2011 terjadi di 8 kabupaten/kota Bencana Tanah Longsor pada tahun 2011 terjadi di 8 kabupaten/kota
4. Bencana Kebakaran hutan dan lahan di 8 (delapan) Kabupaten/Kota
2. Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Tanah Datar
3. Kabupaten Limapuluh
Kota, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok Selatan, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto dan Kota Padang
4. Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan, Kota Solok, Kota Sawahlunto dan Kota Padang
3. Status -Tekanan Tabel 5.2. memperlihatkan sumber tekanan yang berasal dari masing-masing sektor beserta bentuk dan daerah yang menerima beban berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan. Dari pembahasaan ini diharapkan dapat mengindentikasi sektor mana yang berkontribusi pada kerusakan dan pencemaran lingkungan terhadap 3 isu prioritas diatas yaitu :
1. Sektor yang menyebabkan tekanan terhadap hutan dan lahan adalah perkebunan dan pertambangan akibat pembukaan lahan untuk pertambangan dan perkebunan. Perambahan hutan secara ilegal juga penyebab tekanan terhadap hutan yang sulit dikendalikan.
2. Sektor yang menyebabkan tekanan terhadap air terutama, karena meningkatnya jumlah penduduk, aktifitas pemukiman dan
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -6
limbah domestik perkotaan, aktifitas pariwisata dan kesehatan.
3. Sektor yang menyebabkan pencemaran udara adalah transportasi, energi dan perternakan unggas dan pertanian terutama pemakaian pupuk di sawah dan pertanian terutama pemakaian pupuk di sawah.
Bila dilihat dari daerah yang menerima
beban pencemaran dan tingkat kerusakan lingkungan maka berikut ini kab/kota yang mendapat beban pencemaran dan tingkat kerusakan terbesar : 1. Beban tekanan terhadap lahan terbesar
akibat pembukaan pertambangan dan perkebunan diterima oleh daerah Kota Sawahlunto, Kab. Sijunjung, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Dharmasraya dan Kab. Pasaman Barat.
2. Beban tekanan terhadap kualitas air terbesar akibat perkembangan kependudukan,pemukiman, industri kecil, rumah sakit dan pertanian oleh daerah Kota Padang, Kota Bukittinggi , Kabapaten Agam
3. Beban tekanan yang tertinggi terhadap udara akibat transportasi adalah Kota Padang, akibat Pertenakan adalah Kabupaten Limapuluh Kota dan akibat penggunaan pupuk anorganik adalah Kabupaten Padang Pariaman.
Untuk selanjutnya dapat dianalisis dengan membandingkan pembacaan Tabel 5.1 dan 5.2 sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Diperkirakan terdapat korelasi antara kerap
terjadinya bencana kebakaran hutan dan longsor serta banjir, di Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan dengan tekanan dari pembukaan sektor perkebunan dan pertambangan
2. Diperkirakan terdapat korelasi antara konversi lahan pertanian menjadi non pertanian pada daerah Kab. Pesisir Selatan, Kab. Solok Selatan dan Kab. Pasaman dengan perkembangan sektor pertambangan di daerah tersebut.
3. Diperkirakan terdapat korelasi antara luasnya lahan kristis di Kabupaten Sijunjung dengan pembukaan sektor perkebunan dan pertambangan.
4. Diperkirakan terjadinya longsor di Kota Sawahlunto disebabkan aktifitas pertambangan rakyat dan belum optimalnya reklamasi lahan.
5. Diperkirakan kerap terjadinya longsor pada daerah Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Payakumbuh, dan Kota Padang disebabkan faktor lain (bukan perkebunan dan pertambangan) tetapi dipengaruhi oleh
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -7
tekanan dari sektor transportasi dan tata pemukiman serta sistem drainase yang kurang memperhitungkan daya tampung air permukaan (run off).
6. Diperkirakan fluktuasi debit yang signifikan antara musim kemarau dan musim hujan di Sungai Batang Arau disebabkan bukaan lahan pertambangan batu kapur PT. Semen Padang yang sangat luas di hulu sungai ini.
7. Diperkirakan tercemarnya sungai perkotaan di Kota Padang, Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi , Kota Solok akibat belum terkelolanya limbah cair perkotaan yang berasal dari limbah cair domestik, perhotelan, industri kecil dan rumah sakit.
Jumlah penduduk yang padat menimbulkan kompleksitas permasalah limbah cair dan sampah perkotaan.
8. Diperkirakan tercemaranya udara pada beberapa titik di Kota Padang akibat sistim transportasi yang kurang tertata, timbulnya terminal bayangan dan kemacetan, serta pertumbuhan kendaraan yang tinggi dengan diiringi jumlah pemakaian premium dan solar yang tinggi pula.
9. Dipastikan permasalahan sampah adalah akibat dominannya akibat limbah padat domestik yang tidak terkola secara baik.
Tabel 5.2. Rekapitulasi Sumber dan Bentuk Tekanan dan Daerah Yang Menerima Beban
NO. SUMBER TEKANAN BENTUK TEKANAN LOKASI 1 2 3 4
1. KEPENDUDUKAN Jumlah dan Kepadatan penduduk tinggi, lebih dominan memberikan tekanan terhadap pencemaran air dan sampah dari pada laju pertumbuhan yang tinggi
Kota Padang
2. PERMUKIMAN - Pemukiman yang tidak ada sanitasi seperti jamban/WC /tanpa septictank memberikan tekanan yang tinggi pada pencemaran air
- Jumlah timbulan sampah yang tinggi tanpa fasilitas TPA memberikan tekanan kepada pencemaran tanah
- Pembuangan sampah ke sungai yang cukup besar akan mencemarai air sungai.
Kab. Pasaman Kota Bukittinggi Kab. Agam
1 2 3 4
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -8
- Limbah cair perkotaan yang belum dikelola dengan IPAL terpadu memberikan tekanan pada sungai di pusat kota.
Kota Padang, Bukittingi, Padang Panjang, Solok, Payakumbuh.
3 KESEHATAN - Angka ibu melahirkan usia muda 15-19 tahun yang dominan mengakibatkan kematian anak yang dominan juga pada usia ibu
- Penyakit lingkungan ISPA, dominan pada daerah yang kualitas udaranya jelek
- Keberadaan rumah sakit yang cukup banyak dengan pengelolaan limbah cair RS belum optimal memberikan tekanan pada mutu air.
Bukittinggi
Padang Padang
4. PERTANIAN - Perkebunan besar dan rakyat, terutama sawit paling besar memberi tekanan terhadap lahan dan hutan pada daerah-daerah tertentu
- Kecendrungan pengurangan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian
- Ternak ayam lebih dominan sebagai sumber pencemaran udara daripada ternak sapi dan kerbau
Kab. Pasaman Barat, Kab. Dharmasraya dan Kab. Sijunjung Kabupaten Limapuluh Kota dan Kab. Padang Pariaman
5. INDUSTRI - Industri kecil lebih banyak jumlahnya dan pengelolaan lingkungannya belum baik
Kota Padang
6 PERTAMBANGAN - Pertambangan rakyat cendrung meningkat tapi pembukaan lahan yang dilakukan pertambangan besar jauh lebih luas terutama tambang Batu Kapur dan Batubara
- Pertambangan rakyat sirtukil tidak terdata padahal diperkirakan jumlah totalnya besar dan memberikan tekanan terhadap lahan dan air
Batukapur : Kota Padang Batubara : Kota Sawahlunto, Kab. Kab. Sijunjung, Kab. Pesisir Selatan dan Kab. Dharmasraya Seluruh Kab/kota
1 2 3 4
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -9
7. ENERGI Penjualan premium dan solar yang tinggi selain di daerah pusat kota juga pada daerah perbatasan. Untuk pusat kota distribusi polutannya tidak menyebar ke daerah lain karena konsumsinya sebagian besar untuk kebutuhan dalam kota sehingga memberikan tekanan pada udara
Kota Padang, Kab. Pasaman Barat, Kab. Dharmasraya dan Kab. Pesisir Selatan.
8. TRANSPORTASI Beberapa terminal tidak dimanfaatkan dan munculnya terminal bayangan yang menyebabkan kemacetan sehingga menimbulkan tekanan pada pencemaran udara di titik tersebut dan limbah padat berupa sampah Pembangunan jalan baru akan memberikan tekanan terhadap bahaya longsor tebing jalan.
Padang
9. PARIWISATA Peningkatan jumlah hunian, jumlah wisata belum diikuti pengelolaan limbah cair kegiatan perhotelan. Data pemantauan kualitas air dan IPAL hotel sangat terbatas
Kota Padang, Kota Bukittinggi
10. LIMBAH B3 Izin penyimpanan limbah B-3 mulai diterbitkan oleh pemerintah kab/kota sejak dilimpahkannya ke wenangan ke kab/kota tetapi izin pengumpulan masih belum ada sehingga mata rantai pengelolaan limbah B3 terputus. Diperkirakan pengelolaan selanjutnya sebagian besar dilakukan oleh pengumpul illegal
Kab/kota Sumatera Barat
4. Status – Tekanan – Upaya.
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -10
Pada Tabel 5.3 memperlihatkan bentuk-bentuk upaya yang dilakukan baik oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota maupun swasta dan masyarakat. Bila dilihat dari jenis upaya yang dilakukan maka seluruh upaya telah menjawab isu dan permasalahan lingkungan di Sumatera Barat. Tetapi untuk menjawab lebih lanjut apakah upaya itu telah cukup dan berada pada lokasi yang tepat maka hal tersebut perlu dicermati. Berkenaan dengan hal tersebut maka berikut ini akan dilakukan pembacaan rekapitulasi data upaya yang dilakukan (Tabel 5.3) dengan dikaitkan pada isu prioritas (Tabel 5.1) dan sumber dan bentuk tekanan (Tabel 5.1). 1. Upaya pemulihan kerusakan lahan dan
hutan sudah berada pada daerah yang mempunyai isu kritis yaitu paling banyak di Kab. Pesisir Selatan, Kab. Pasaman Barat dan Kota Padang. Sebaliknya Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Limapuluh Kota yang termasuk mempunyai lahan kritis cukup luas tidak tampak melakukan upaya penghijauan dan reboisasi.
2. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi sumber tekanan terhadap lahan, sudah ada namun masih belum optimal. Upaya yang dilakukan melalui proses perizinan yaitu penyusunan AMDAL/UKL/UPL dan pengawasannya. Upaya kebijakan selain penerapan AMDAL/UKL/UPL belum banyak
dilakukan Kabupaten/Kota kecuali Kota Sawahlunto. Kota Sawahlunto telah menerbitkan produk hukum mengenai Pengelolaan Pertambangan Minieral dan Batubara
3. Upaya perlindungan terhadap air permukaan dilakukan dengan pengawasan AMDAL perusahan/kegiatan skala besar. Sedangkan kebijakan berupa pengaturan untuk mengurangi tekanan limbah cair perkotaan dan industri kecil belum ada. Untuk kegiatan fisik perlindungan sungai dilakukan oleh Kota Payakumbuh melalui normalisasi sungai.
4. Upaya perlindungan air tanah bersifat pengaturan telah dilakukan oleh seluruh kab/kota tetapi orientasinya pada PAD. Upaya fisik dilakukan dengan membuat sumur resapan di Kota Pariaman. Upaya ini seyogyanya diikuti oleh daerah-daerah yang rawan banjir.
5. Gerakan massa dilakukan paling banyak oleh Kota Padang demikian juga perlibatan pihak swasta namun kelihatannya belum effektif karena dilakukan sesaat dan belum terprogram.
6. Penganggaran dana yang relatif kecil (kurang 2 milyar) dan produk-produk hukum yang belum menjawab permasalahan lingkungan yang ada merupakan salah satu penyebab dari rendahnya kinerja
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -11
pengelolaan lingkungan di Kabupaten/Kota. Anggaran terbesar berada di Kota Pariaman dan hal tersebut sepertinya berkorelasi dengan tidak adanya lokasi terkritis di Kota
Pariaman terhadap semua isu lingkungan yang ada di Sumatera Barat.
Tabel 5.3. Bentuk, Sasaran Upaya serta Kab/kota yang Melaksanakan
No. Bentuk Upaya Sasaran Upaya Pelaksana terbanyak melakukan upaya
1 2 3 4 1. Penghijauan Pemulihan pada media lingkungan
yaitu kerusakan lahan di areal non kawasan hutan
Kab. Pesisir Selatan, Kab.Limapuluh Kota, Kab. Agam, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Padang
2. Reboisasi Pengendalian pada media lingkungan yaitu kerusakan lahan dan hutan di areal kehutanan
Kabupaten Agam, Kab. Pasaman Barat, Kab. Pesisir Selatan, Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman.
3. Gerakan fisik lainnya berupa : - Gerakan aksi penanaman
pohon yang melibatkan sekolah, perusahaan dan masyarakat pada momen tertentu
- Gerakan aksi pembersihan sampah
- Pengembangan komposter dan pengelolaan sampah.
- Pembuatan TPA - Pembuatan RTH dan taman
Pendidikan lingkungan dan penyadaran masyarakat Pendidikan lingkungan dan penyadaran masyarakat Stimulasi masyarakat Pengelolaan sampah perkotaan Pengendalian pencemaran udara perkotaan
Kota Padang
Kota Padang
Kota Padang Panjang, Kabupaten Solok
Kota Payakumbuh
Kota Padang Panjang,Kota Payakumbuh, Kab. Pesisir Selatan, Kota Pariaman
4 Proses Dokumen AMDAL dan dokumen lainnya
Pencegahan pada sumber Kota Padang, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan
5 Pelaksanaan pengawasan limbah cair dan udara
Pengawasan pada skala besar dan menengah dengan peningkatan jumlah predikat merah
Provinsi
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -12
1 2 3 4 Pengawasan kegiatan skala kecil
limbah cair Pengawasan kegiatan skala kecil pencemaran udara.
Data tidak tersedia
6. Peningkatan Peranserta Masyrakat
Pemberdayaan LSM lingkungan dan kelompok-kelompok masyarakt peduli lingkunga
Pemberdayaan pihak swasta
Kota Padang dan Kota Padang Panjang
Kota Padang dan beberapa lokasi industri sawit
7. Produk hukum Pengaturan dan perlindungan SDA Pajak air tanah, retrebusi pelayanan kebersihan Areal Bebas Rokok Pengelolaan sampah dan taman Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara
Umumnya kab/kota Kota Payakumbuh Kab. Pasaman Kota Sawahlunto
8. Anggaran LH Penguatan kelembagaan Seluruh Kab/kota
5.2. Agenda Pengelolaan Lingkungan Hidup ke Depannya
Visi dan misi serta agenda pengelolaan lingkungan sudah tercantum dan dirumuskan dalam RPJMD 2010 – 2025. Hasil analisis kebijakan yang diatas tidak akan merobah dari rumusan kebijakan makro yang ditetapkan dalam RPJMD, tetapi dapat dijadikan bahan dalam perumusan kebijakan mikro atau dalam tatanan pelaksanaan. Berikut ini gambaran visi dan misi pembangunan Sumatera Barat dan catatan agenda pengelolaan lingkungan ke depannya berbasis dari analalisi status, tekanan dan upaya pengelolaan lingkungan 2011 yang telah dibahas di atas.
1. Visi dan misi Visi : Terwujudnya masyarakat Sumatera Barat madani yang adil, sejahtera dan bermartabat. Misi : 1. Mewujudkan tata kehidupan yang
harmonis, agamai, beradat dan berbudaya berdasarkan falsafah ”Adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah”.
2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, dan profesional.
3. Mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi.
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -13
4. Mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif, berbasis berdaya saing regional dan global
5. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
2. Agenda 1. Peningkatan penerapan ajaran agama
dan budaya daerah. 2. Perbaikan tata kelola pemerintahan
daerah. 3. Peningkatan kualitas sumberdaya
manusia dan pengembangan IPTEK. 4. Pengembangan kegiatan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. 5. Perbaikan kualitas lingkungan hidup. Beberapa catatan yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam aplikasi agenda pengelolaan lingkungan ke depannya, sebagai berikut :
1. Untuk mengatasi tekanan terhadap hutan dan lahan dan mengurangi dampak yang diakibatkan kerusakan hutan yang telah terjadi dan diprediksi akan terjadi akibat perubahan peruntukan dan fungsi hutan, maka diperlukan program-prrogram sebagai berikut : - Program pemantapan kawasan
hutan dalam kaitan kejelasan
tanggung jawab dalam pengawasan penggunaan hutan.
- Pengendalian hutan dan mitigasi perubahan iklim.
- Program konservasi keanekaragaman hayati dan perlindungan jasa lingkungan.
- Program pengendalian kerusakan dan rehabilitasi hutan dan lahan.
2. Perlunya kebijakan untuk mempertahankan sawah melalui mekanisme perizinan dan pengawasan pemanfaatan lahan yang diatur agar sawah dapat semaksimalnya dipertahankan. Terutama pada kawasan yang infrakstuktur irigasinya sudah ada.
3. Perlu dicermati program pengendalian banjir mengingat kecendrungan banjir telah terjadi di sebagian besar wilayah Provinsi Sumatera Barat. Program pembuatan sumur resapan, biopori dan perbaikan sistem drainase perlu juga menjadi program alternatif selain program penghijauan dan reboisasi untuk pemulihan DAS dan Cathment
Area. 4. Untuk mengetahui tingkat kerusakan
DAS, maka perlu dilakukan kajian kinerja DAS pada masing-masing daerah aliran sungai.
Analisis Kebijakan Dan Agenda Pengelolaan Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat V -14
5. Sudah perlu direncanakan program pengelolaan limbah cair perkotaan. Program ini akan terasa mahal apabila ditata pada lokasi yang terlanjur padat. Oleh karena itu bagi daerah pengembangan baru maka hendaknya sudah memulai master plan pemisahan drainase aliran limbah perkotaan yang menuju IPAL dan penyaluran air hujan.
6. Kebijakan pengembangan perkebunan skala besar perlu dicermati mengingat pembukaan lahan akibat sektor ini cukup besar.
7. Kebijakan pengembangan tambang rakyat juga perlu dicermati mengingat belum ada upaya yang nyata dari pemerintah daerah untuk melakukan reklamasi tambang rakyat.
8. Pengawasan tambang skala besar harus ditingkatkan terutama dalam kaitannya reklamasi dan kontrol sedimentasi karena pertambangan rakyat skala besarlah yang melakukan pembukaan lahan dalam skala besar yang juga berpengaruh pada kualitas air sungai.
9. Perlu program pengembangan teknologi sederhana untuk mengatasi limbah cair industri kecil dan rumah sakit tipe C serta hotel-hotel kelas melati.
10. Program pemberdayaan masyarakat tidak akan effektif kalau sifatnya sesaat tanpa pendampingan.
11. Perlu peningkatan penganggaran dana untuk institusi pengelolaan lingkungan agar ruang gerak dapat lebih luas dalam mengelolaan permasalahan lingkungan yang ada di daerahnya.
12. Program pengembangan produk hukum bidang lingkungan harusnya dicermati guna mengelola isu prioritas lingkungan daerah
Demikian garis besar dari penekanan agenda pengelolaan lingkungan ke depannya yang didasarkan dari keseluruhan data yang ada pada buku SLHD Provinsi Sumatera Barat 2011.
__________.2004. Laporan Potensi Lingkungan Air Tanah di Indonesia, Direktorat Tata Lingkungan Geologi Dan Kawasan Tanbang Jakarta
_________. 2007. Laporan Pelaksanaan RKL/RPL berbagai kegiatan industri, rumah sakit, hotel dan sebagainya.
__________.2008. Laporan Data Rawa 2008 Tentang Pemanfaatan Lahan, Dinas PSDA , Padang.
_________. 2009. Laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat 2009-2029. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Padang.
_________. 2009. Buku Koperasi, Industri dan Perdagangan Sumatera Barat Dalam Angka. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Padang
_________. 2009. West Sumatera Cooperative, Industry and Trade in Figure. Regional Cooperative, Industry and Trade Service of West Sumatera. Padang
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Agam
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Padang Pariaman
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Limapuluh Kota
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kep. Mentawai
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Dharmasraya
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Solok
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Solok Selatan
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Padang Pariaman
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pasaman
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pasaman Barat
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Padang
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pariaman
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Solok
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Bukittinggi
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Sawahlunto
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Payakumbuh
_________.2011. Buku Analisis dan Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Padang Panjang
_________. 2010 Draft Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat (2010-2015)
_________. 2011. Sumatera Barat dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat 2010/2011. Padang
Hakim N, et al. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Harsono Amir Harry & Djajadiningrat Surna T. 1993. Penilaian Secara Cepat Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Ruchirawat M and Shank R.C. 1996. Environmental Toxicology, Chulabhorn Researsch Instirute. Vol 1-3
O’riordan Timothy, 1996. Environmental Scienc for Environmental Management, School of Environmental Sciences University of Eas Angia Norwich.
Sitorus RP. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Tarsito Bandung. Bandung.
Sumarwoto O. 1994. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada Unversity Press. Yogyakarta.
Mar’at, 1981. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
New Comb, T.M., R.H. Turner, P.E. Converse, 1978. Social Psychology. diterjemahkan oleh Tim Fakultas Psikologi UI. Psikologi Sosial. Bandung: CV Diponegoro.
Terry, G.R., 1986. Principles of Management. Alih bahasa Winardi Azaz-azaz Manajemen Bandung: Alumni.
Thoha, M., 1986. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali.