SST (Sistem Saraf Tepi)
-
Upload
lelo-susilo -
Category
Documents
-
view
436 -
download
12
Transcript of SST (Sistem Saraf Tepi)
Intan Kartika W Realita Rosada Maria Carolina Ciptaning Hayu Susesi Veronica Tata Riska
AA.Sagung
(108114086) (108114088) (108114091) (108114093) (108114094)
saraf pusat Sistem saraf Saraf tepi Susunan saraf otonom
Susunan saraf somatik
Sistem saraf berfungsi menyelenggarakan kerjasama dalam koordinasi kegiatan tubuh.
A. Susunan saraf somatik adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar dan serat lintang. 1. Saraf Kranial Sistem saraf kranial disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. 12 pasang saraf itu adalah : Tiga pasang saraf sensori, Lima pasang saraf motorik, Empat pasang saraf gabungan sensori dan motorik.
SarafI II III IV V VI
NamaOlfaktori Optik Okulomotor Troklear Trigeminal Abdusen
Fungsisaraf pembau saraf penglihatan
Sifat sarafsensorik sensorik
gerakan mata, mengontrol pupil, motorik lensa dan air matagerakan bola mata motorik
Rasa dari muka dan kulit kepalaotot muka, ujung saraf pengecap (kelj. air liur) pendengaran otot tenggorokan, kelj. air liur, lidah
gabungan
gerakan bola mata Motorik
VIIVIII IX
FasialAuditori Glosofaringeal
gabungansensorik gabungan
SarafX XI XII
NamaVagus Asesori Hipogeal
Fungsidada, perut, jantung, paruparu
Sifat sarafSaraf kembara motorik motorik
otot kepala dan leherotot lidah dan leher
2. Saraf Spinal Sistem saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf tulang punggung melayani reseptor dan efektor lain (selain reseptor dan efektor yang disarafi oleh otak). Berdasarkan asalnya, saraf tersebut dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan 1 pasang saraf ekor.
Fleksus Servikalis
Fleksus Brakialis
Fleksus Lumbo Sakralis
Pada tubuh manusia dijumpai adanya pleksus (gabungan), yaitu beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 4 macam pleksus, yaitu sebagai berikut
Fleskus Sakralis
Kemampuan sesorang untuk mendiagnosa berbagai penyakit tergantung pada pengetahuan mengenai berbagai sifat rasa nyeri, bagaimana nyeri dapat dialihkan dari suatu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain . Nyeri digolongkan sebagai berikut : 1. Nyeri Visera 2. Nyeri Parietal 3. Sensasi Suhu
Susunan saraf otonom adalah susunan saraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan otot involunter (otot polos) seperti jantung, hati pankreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain. Oleh karena itu disebut juga saraf tak sadar.
Salah satu sifat yang menonjol dari sistem saraf otonomik adalah kecepatan (rapidity atau intensitas yang ada di dalam sistem saraf ini dapat mengubah fungsi viseral. Menurut fungsinya susunan saraf otonom terdiri dari dua bagian: 1. SUSUNAN SARAF SIMPATETIK 2. SUSUNAN SARAF PARASIMPATETIK
SARAF OTONOMKerja ONS berbeda dengan sistem saraf somatik. ONS = bekerja dengan tidak sadar
SARAF SOMATIKMemiliki perbedaan, yaitu kerja SNS hanya menggunakan somatic motor neuron yang langsung terhubung dengan otot rangka. Terlibat dalam pergerakan otot lengan, otot kaki, dan otot perut
Saraf simpatetik dimulai dari medula spinalis antara segmen T-1 dan L-2 dan dari tempat ini mula-mula ke rantai simpatetik, untuk selanjutkan menuju ke jaringan dan organ yang akan dirangsang oleh saraf simpatetik. Setiap jarak simpatetik terdiri atas dua serat, yaitu neuron preganglionik dan neuron postganglionik. Badan sel dari neuron preganglionik terletak di dalam kormu intermediolateral dari medula spinalis, dan serat-seratnya berjalan melewati radiks anterior medula menuju ke saraf spinal. Sistem simpatis terdiri dari tiga bagian, yaitu : a. Kornu anterior b. Trunkus simpatikus c. Pleksus simpatikus
Menurut para ahli saraf parasimpatetik adalah nevus vagus, yang menyediakan saraf-saraf parasimpatetik ke jantung, paru-paru, esofagus, lambung, usus halus, sebagian proksimal kolon, hati, kantung empedu, pankreas dan bagian atas ureter.
1. Mata 2. Kelenjar-kelenjar Tubuh 3. Sistem Gastrointestinal 4. Jantung 5. Pembulih Darah Sistemik 6. Efek perangsangan Simpatetik dan Parasimpatetik Terhadap Tekanan Arteri
Parasimpatikmengecilkan pupil menstimulasi aliran ludah memperlambat denyut jantung mengecilkan bronkus menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan Menstimulasi kontraksi kandung kemih
Simpatikmemperbesar pupil menghambat aliran ludah mempercepat denyut jantung membesarkan bronkus menghambat sekresi kelenjar pencernaan menghambat kontraksi kandung kemih
Pada umumnya, sebagian besar struktur entodermal, seperti hati, kandung empedu, ureter, kandung kemih dan bronkus, bila ada perangsangan simpatetik akan dihambat namun akan dirangsang bila ada rangsangan parasimpatetik.
Pada sebagian besar,contoh, rangsangan yang dikeluarkan oleh sistem saraf simpatetik hampir merupakan suatu unit yang sempurna, fenomena ini disebut sebagai rangsangan masal (mass discharge). Peristiwa ini seringkali timbul bila di hipotalamus menjadi aktif akibat timbulnya rasa takut atau cemas atau bila mengalami rasa sakit yang parah. Akibat yang timbul merupakan reaksi yang menyebar di seluruh rubuh sebagai tanggapan tegang (respon stres). Berbeda dengan sistem simpatetik, kebanyakan fungsi pengaturan sistem parasimpatetik sangat spesifik. Contohnya, refleks parasimpatetik kardiovaskular biasanya hanya bekerja pada jantung, yakni untuk meningkatkan atau menurunkan frekuensi denyut jantung.
1.
Serat-serat kolinergik dan adrenergik-sekresi asetilkolin atau norepinefrin oleh neuron postganglionik Ujung-ujung saraf simpatetik dan parasimpatetik akan mensekresikan salah satu dari kedua bahan transmitter sinaps ini, asetilkolin atau nerepinefrin. Serat yang mensekresikan asetilkolin disebut serat kolinergik. Semua neuron preganglionik bersifat kolinergik. sedangkan serat yang mensekresikan norepinefrin disebut serat adrenergik. Neuron simpatetik postganglionik bersifat adrenergik. Pada umumnya ujung saraf dari sistem parasimpatetik mensekresi asetilkolin dan sebagian besar ujung saraf simpatetik mensekresi norepinefrin, yang kemudian akan bekerja pada organorgan yang menyebabkan timbulnya efek parasimpatetik dan simpatetik yang sesuai. Bahan-bahan ini disebut transmitter simpatetik dan parasimpatetik
2. Mekanisme Sekersi Asetilkolin dan Norepinefrin oleh Ujung Saraf Otonomik Filamen yang berjalan mendekati sel efektor biasanya mempunyai suatu bulatan yang membengkok (varikositas), yang didalamnya terdapat kantong vesikel transmitter dari asetilkolin dan norepinefrin, serta terdapat banyak mitokondria yang mengandung ATP yang memberikan energi untuk sintesa asetilkolin dan norepinefrin. Bila terjadi penjalaran pontensial di sepanjang serat-serat terminal, maka proses depolarisasi yang timbul akan meningkatkan permeabilitas membran serat saraf terhadap ion kalsium, sehingga mempermudah ion ini berdifusi dalam jumlah yang cukup banyak ke ujung saraf. Di dalam ujung saraf akan terjadi interaksi dengan vesikel yang letaknya berdekatan dengan membran, sehingga vesikel ini akan bersatu dengan membran dan mengosongkan isinya keluar, sehingga bahan transmitter akan disekresikan.
3. Sintesa Asetilkolin, Penghancurannya setelah disekresikan, dan lama kerjanya. Asetilkolin disintesa di dalam ujung serat saraf kolinergik, yang sebagian besar terjadi dalam aksoplasma dan kemudian asetilkolin diangkut ke bagian vesikel. Reaksi kimia dasar dari sinteta tersebut adalah : Asetil kolin transferase Asetil-Ko.A + Kolin Asetilkolin 4. Sintesa, pemindahan, dan lama kerja norepinefrin Sintesa norepinefrin mulai terjadi dalam aksoplasma ujung saraf adrenergik dan akan disempurnakan di dalam vesikel. Tahap permulaan sintesa tersebut adalah : hidroksilasi Tirosin DOPA dekarsiboksilasi DOPA Dopamin Pengangkutan dopamin menuju vesikel hidroksilasi Dopamin Norepinefrin metilasi Norefinefrin Epinefrin
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba di luar kesadaran kita. REFLEKS SOMATIK (VIDEO) REFLEKS OTONOM 1. Refleks Otonom Kardiovaskular 2. Refleks Otonom Gastrointestinal 3. Refleks Otonom lainnya (VIDEO)
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks : Reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat (medulla spinalis batang otak). Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensoris dan dianalisis kembali ke neuron eferen. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer. Alat efektor merupakan tepat terjadinya reaksi yang yaqng diwakili oleh suatu serat otot atau kalenjar.