SPTK Nn S

49
STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN DAN KELUARGA GANGGUAN JIWA 7 DIAGNOSA HARGA DIRI RENDAH ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM DEFISIT PERAWATAN DIRI RESIKO PERILAKU KEKERASAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa di Puskesmas Wonokerto, Bantur 17 Agustus – 5 September 2015 Oleh: Rahmi Nurrosyid Primadiati, S.Kep NIM. 115070201111017 Kelompok 4 Reguler PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

description

CMHN

Transcript of SPTK Nn S

Page 1: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN

KLIEN DAN KELUARGA GANGGUAN JIWA

7 DIAGNOSA

HARGA DIRI RENDAHISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASIGANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

DEFISIT PERAWATAN DIRIRESIKO PERILAKU KEKERASAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners

Departemen Jiwa di Puskesmas Wonokerto, Bantur

17 Agustus – 5 September 2015

Oleh:

Rahmi Nurrosyid Primadiati, S.Kep

NIM. 115070201111017

Kelompok 4 Reguler

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

HARGA DIRI RENDAH (KLIEN)

Klien : Nn Siti Rukayah

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien merasa malu karena pernah gagal dalam pernikahannya yang

pertama dan uangnya dibawa kabur oleh mantan suaminya.

2. Diagnosa keperawatan: Harga Diri Rendah

3. Tujuan khusus:

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki klien

c. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan klien

d. Klien dapat memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai kemampuan

klien

e. Klien dapat melatih kemampuan yang dipilih

f. Klien dapat menyusun jadwal untuk klien melakukan kegiatan yang

sudah dilatih

4. Tindakan keperawatan:

a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

b. Membantu menilai kemampuan yang dapat digunakan

c. Membantu memilih atau menetapkan kemampuan yang akan

dilatih untuk klien

d. Melatih kemampuan yang dipilih klien

e. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang

dilatih

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

Page 3: SPTK Nn S

Selamat pagi Mbak. Perkenalan kami Rahmi dan Aisyah dari puskesmas

Wonokerto. Nama mbak siapa? Suka dipanggil apa? Mbak atau Ibu?

2. Evaluasi/ Validasi:

Bagaimana kabarnya hari ini mbak?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

Mbak kita kenalan dulu ya, boleh? Bagaimana kalau di sini? Mau berapa

lama mbak? Bagaimana kalau 15 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Mbak apa saja kemampuan yang dimiliki mbak? Bagus, apa lagi mbak?

Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa

mbak lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu mbak?

Bagaimana dengan mencuci piring mbak? Wah, ternyata banyak yang

mbak bisa kerjakan, ada 3 kemampuan dan kegiatan yang mbak miliki”

“Mbak dari 3 kegiatan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di

rumah? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang

kedua.......sampai 3. Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa

dikerjakan mbak”

”Sekarang, coba mbak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di

sini”

”O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana

kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur mbak”. Mari kita

lihat tempat tidur mbak. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”

“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan

dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya,

dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita

mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan

masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal,

rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut,

nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”

”Mbak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali.

Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Page 4: SPTK Nn S

Subyektif:

“Oya Mas, karena sudah 15 menit, apakah perbincangan ini mau diakhiri

atau dilanjutkan?” “Bagaimana perasaan mbak setelah berbincang-

bincang tentang kemampuan yang dimiliki mbak?”

Obyektif:

”Iya jadi ada 3 kemampuan yang dapat mbak lakukan yaitu merapikan

tempat tidur, menyapu dan mencuci piring”.

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai

dengan hasil tindakan yang telah dilakukan):

”Coba selama saya tidak ada, mbak coba untuk merapikan tempat tidur

mbak ya. ‘Sekarang kita buat jadual merapikan tempat tidur, Mbak. Mau

jam berapa? Pagi jam 07.00 dan sore jam 16.00 bagaimana mbak?

Baiklah kalau begitu jam 07,00 dan jam 16.00 ya Mbak.

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan

tempat):

Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita lanjutkan

dengan kemampuan mbak yang lain. Mbak mau berbincang-bincang jam

berapa? Bagaimana kalau besok jam 09.00? Baik sampai jumpa Mbak”

Page 5: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

HARGA DIRI RENDAH (KELUARGA)

Klien : Keluarga Nn Siti Rukayah

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien merasa rendah diri karena pernah gagal dalam pernikahannya yang

pertama dulu.

2. Diagnosa keperawatan: Harga Diri Rendah

3. Tujuan khusus:

a. Keluarga klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Keluarga klien dapat membantu klien mengidentifikasi

kemampuan yang dimiliki klien

c. Keluarga klien dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang

masih dimiliki klien

d. Keluarga klien dapat memotivasi klien untuk melakukan kegiatan

yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan klien

e. Keluarga klien mampu menilai perkembangan perubahan

kemampuan klien

4. Tindakan keperawatan:

a. Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien

b. Menjelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada

pada klien

c. Mendiskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien dan

memuji klien atas kemampuannya

d. Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan harga diri rendah

e. Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan harga diri rendah

f. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara

merawat klien dengan harga diri rendah sepertinya yang telah perawat

demonstrasikan sebelumnya

g. Membantu keluarga menyusun rencana kegiatan klien di rumah

Page 6: SPTK Nn S

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

”Assalamualaikum ! Perkenalkan nama saya Rahmi dan ini teman saya

Aisyah, kami dari puskesmas Wonokerto”

2. Evaluasi/ Validasi:

“Bagaimana keadaan Bapak/ibu pagi ini?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat

anak bapak? Berapa lama waktu bapak/ibu? Bagaimana kalau 30 menit?

Baiklah kalau begitu mari kita bicarakan di ruang tamu Bu”

KERJA:

“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah anak ibu”

“Ya memang benar sekali Pak/Bu, anak ibu itu memang terlihat tidak

percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada anak

ibu, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang

paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki

masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-

pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan anak ibu

ini terus menerus seperti itu, anak ibu bisa mengalami masalah yang

lebih berat lagi, misalnya anak ibu jadi malu bertemu dengan orang lain

dan memilih mengurung diri”

“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri

rendah?”

“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”

“Setelah kita mengerti bahwa masalah anak ibu dapat menjadi

masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik

untuk anak ibu”

”Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki anak ibu? Ya benar, dia

juga mengatakan hal yang sama” Anak ibu itu telah berlatih satu

kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur. Serta telah dibuat jadual untuk

melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan anak ibu untuk

melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu menyiapkan

Page 7: SPTK Nn S

alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar

harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual

yang kegiatannya”.

”Selain itu, bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan anak ibu. Jika

masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,

bapak/Ibu dapat membawa anak ibu ke puskesmas”

”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian

kepada anak ibu”

”Temui anak ibu dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu

berikan pujian yang mengatakan: Bagus sekali nak, kamu sudah

semakin terampil merapikan tempat tidur”

”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon keluarga klien terhadap tindakan

keperawatan:

“Oya Pak/bu, karena sudah 15 menit, apakah perbincangan ini mau

diakhiri atau dilanjutkan?” “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah

berbincang-bincang tentang harga diri rendah pada anak ibu?”

”Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi

anak ibu dan bagaimana cara merawatnya?”

2. Tindak lanjut klien

“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap

kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga

demikian.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan

tempat):

“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan

cara memberi pujian langsung kepada anak ibu” “Jam berapa Bp/Ibu

datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa

Page 8: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

ISOLASI SOSIAL (KLIEN)

Klien : Nn Siti Rukayah

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien tidak komunikatif, klien tidak ada kontak mata, klien pergi

meninggalkan ruangan

2. Diagnosa keperawatan: isolasi sosial

3. Tujuan khusus:

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, siapa yang

serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya

c. Klien dapat mengidentifikasi keuntungan punya teman dan

bercakap-cakap

d. Klien dapat mengidentifikasi kerugian tidak punya teman dan tidak

bercakap-cakap

e. Klien dapat mendemonstrasikan cara bercakap-cakap dengan

anggota keluarga dalam 1 kegiatan harian

f. Klien dapat memasukkan jadwal untuk kegiatan harian

4. Tindakan keperawatan:

a. Mengidentifikasi penyebab, orang terdekat dan tidak terdekat dan apa

sebabnya.

b. Menjelaskan keuntungan punya teman dan bercakap-cakap

c. Menjelaskan kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap

d. Melatih cara bercakap-cakap dengan anggota keluarga dalam 1

kegiatan harian

e. Memasukkan pada jadual kegiatan untuk bercakap-cakap.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

Page 9: SPTK Nn S

1. Salam Terapeutik:

Selamat pagi mbak. Perkenalan kami Rahmi dan Aisyah dari puskesmas

Wonokerto. Nama mbak siapa? Suka dipanggil apa? Dengan mbak atau

Ibu?

2. Evaluasi/ Validasi:

Bagaimana kabarnya hari ini mbak?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

Mbak kita kenalan dulu ya, boleh? Bagaimana kalau di sini? Mau berapa

lama mbak? Bagaimana kalau 15 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Mbak, siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan

mbak? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan mbak? Apa yang

membuat mbak jarang bercakap-cakap dengannya?” (tunggu respons

pasien).

“Menurut mbak apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman?

Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apalagi? (sampai pasien dapat

menyebutkan beberapa) “Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai teman

apa yaa mbak? Ya, apalagi? (sampai pasien dapat menyebutkan

beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu

inginkah S belajar bergaul dengan orang lain?”

“bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang

lain? Begini lho mbakk untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan

dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka, asal kita dan hobi.

Contoh: nama saya A, senang dipanggil Ai. Asal saya dari Bandung,

hobinya membaca.”

“selanjutnya mbakk menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.

Contohnya begini: nama bapak/ibu siapa? Senang dipanggil apa?

Asalnya dari mana/hobinya apa?”

“ayo mbak diccoba! Misalnya saya belum kenal dengan mbak. Coba

berkenalan dengan saya. Ya, bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus

sekali. Setelah mbak berkenalan dengan orang tersebut, mbak bisa

melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan mbak

bicarakan. Misalnya tentang cuaca, hobi dll.”

Page 10: SPTK Nn S

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan

keperawatan:

Subyektif:

“Oya Mbak, karena sudah 15 menit, apakah perbincangan ini mau diakhiri

atau dilanjutkan?” “Bagaimana perasaan mas setelah kita latihan

berkenalan?”

Obyektif:

Terlihat adanya kontak mata, mau memulai pembicaraan.

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai

dengan hasil tindakan yang telah dilakukan):

“mbak tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali.

Selanjutnya mbakk lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Mbak

mau praktekkan ke anggota keluarga dulu? Mau kapan jam berapa

mencobanya? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan

tempat):

“besok pagi jam 10 saya akan datang ke sini untuk mengajak mbak

berkenalan dengan teman saya perawat Y. Bagaiamana mas/mba mau

kan?

“baiklah, sampai jumpa. assalamualaikum

Page 11: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA DENGAN ISOLASI SOSIAL HARI KE 1

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan:

Isolasi Sosial

2. Tujuan:

Setelah tindakan keperawatan, keluarga mampu merawat klien isolasi

sosial

3. Tindakan keperawatan:

Melatih keluarga merawat klien isolasi sosial di rumah dengan cara :

a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan

keluarga dalam merawat klien.

b. Menjelaskan tentang :

Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada klien.

Penyebab isolasi sosial.

Cara-cara merawat klien dengan isolasi sosial, antara lain:

- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara

bersikap peduli dan tidak ingkar janji.

- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa

melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu

dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang

wajar.

- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.

- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.

c. Memperagakan cara merawat pasien

dengan isolasi sosial

d. Membantu keluarga mempraktekkan

cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.

e. Menyusun perencanaan pulang

bersama keluarga

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

Page 12: SPTK Nn S

SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang

masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat klien

dengan isolasi sosial

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

- “Selamat pagi mbak“

- “Perkenalkan saya Rahmi dan Aisyah dari Puskesmas Wonokerto

yang merawat adik mbak selama 3 minggu ini. Mbak namanya siapa?

Mbak suka dipanggil apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

- “Apa kabar mbak hari ini?”

- “Bagaimana keadaan adik mbak hari ini?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

- “Baik mbak, bagaimana kalau kali ini kita akan berbincang-bincang

seputar masalah adik mbak dan cara perawatannya”

- Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama mbak punya waktu?

Bagaimana kalau setengah jam?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

- ”Apa masalah yang mbak hadapi dalam merawat mbak Rukayah?

Apa yang sudah dilakukan?”

- “Masalah yang dialami oleh mbak Rukayah disebut isolasi sosial. Ini

adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-

pasien gangguan jiwa yang lain”.

- ”Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain,

mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah

menunduk”

- ”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang

mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering

ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”

- “Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa

mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan

yang sebetulnya tidak ada.”

- “Untuk menghadapi keadaan yang demikian mbak dan anggota

keluarga lainnya harus sabar menghadapi mbak Rukayah. Dan untuk

Page 13: SPTK Nn S

merawat mbak Rukayah, keluarga perlu melakukan beberapa hal.

Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan

mbak Rukayah yang caranya adalah bersikap peduli dengan mbak

Rukayah dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan

semangat dan dorongan kepada mbak Rukayah untuk bisa

melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian

yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”

- “Selanjutnya jangan biarkan mbak Rukayah sendiri. Buat rencana

atau jadwal bercakap-cakap dengan mbak Rukayah. Misalnya sholat

bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan

rumah tangga bersama.”

- ”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua

cara itu”

- ”Begini contoh komunikasinya, Mbak: Rukayah, mbak lihat sekarang

kamu sudah bisa bercakap-cakap dengan orang lain.

Perbincangannya juga lumayan lama. Mbak senang sekali melihat

perkembangan kamu, Yah. Coba kamu bincang-bincang dengan

saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu

sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana?

Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di

mushola kampung. Bagiamana Rukayah, kamu mau coba kan ?”

- ”Nah coba sekarang mbak peragakan cara komunikasi seperti yang

saya contohkan”

- ”Bagus, Mbak. Mbak telah memperagakan dengan baik sekali”

”Sampai sini ada yang ditanyakan Mbak”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif :

- “Baiklah,setelah kita berbincang-bincang tadi, bagaimana perasaan

Mbak setelah kita latihan tadi?”

Obyektif :

- “Selanjutnya bisa mbak sebutkan kembali cara-cara merawat adik

mbak yang mengalami masalah isolasi sosial”

Page 14: SPTK Nn S

- “Bagus sekali Mbak, Mbak bisa menyebutkan kembali cara-cara

perawatan tersebut”

2. Tindak lanjut keluarga (apa yang perlu dilatih keluarga pada klien sesuai

dengan hasil tindakan yang telah dilakukan):

- “Nanti kalau ketemu adik mbak, coba mbak lakukan. Dan tolong

ceritakan kepada semua anggota keluarga lain agar mereka juga

melakukan hal yang sama.”

- “Coba mbak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan

tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat) :

- “Bagaimana kalau kita bertemu besok lusa untuk latihan langsung

kepada mbak Rukayah?”

- “Besok mbak ingin bertemu jam berapa? Baik, kalau tempatnya?

Mau di sini atau dimana mbak?”

- “Kita akhiri dulu pertemuan kita kali ini, besok kita lanjutkan kembali.

Terimakasih,selamat pagi”

Page 15: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1

HALUSINASI (Klien)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Data dari kasus:

- Klien tampak berbicara sendiri.

- Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan yang tidak ada

wujudnya

2. Diagnosa keperawatan:

Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

3. Tujuan khusus:

- Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya

- Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik

4. Tindakan keperawatan:

- Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,

perasaan, respon.

- Jelaskan cara mengontrol halusinasi: menghardik, obat, bercakap-

cakap, melakukan kegiatan.

- Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.

- Masukkan dalam jadwal kegiatan klien untuk latihan menghardik.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

“Selamat pagi, Mbak! Perkenalkan nama saya Rahmi dan teman saya

Aisyah, saya mahasiswi dari Universitas Brawijaya Malang yang akan

merawat Mbak hari ini. Oh iya, nama Mbak siapa? Biasanya di panggil

apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

Page 16: SPTK Nn S

“Bagaimana perasaan Mbak hari ini?Apa yang dirasakan Mbak saat ini?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang

selama ini Mbak dengar dan yang mbak lihat?Dimana kita mau duduk?Ya

baiklah,kita disini saja. Mau berapa lama kita ngobrolnya?Bagaimana

kalau 15 menit?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan.

“Apakah Mbak mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan

suara itu?”

“Apakah Mbak terus mendengar suara itu atau sewaktu-waktu?Kapan mbak

terakhir kali mendengar suara itu?Berapa kali sehari? Pada waktu mbak

sedang apa ketika suara itu muncul?Apakah ketika mbak sendirian?”

“Apa yang Mbak rasakan pada saat mendengar suara itu?Apa yang mbak

lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suaranya bisa

hilang?Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara itu

muncul?”

“Ada beberapa cara untuk mencegah suara-suara itu muncul yaitu dengan

menghardik, obat, bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan. Tapi hari ini kita

belajar 1 cara dulu, yaitu dengan cara menghardik. Caranya adalah saat

suara-suara itu muncul mbak langsung menutup telinga dan bilang didalam

hati “Pergi,pergi…Saya tidak mau dengar. Jangan ganggu saya!!” Begitu

diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi.”

“Coba sekarang mbak lakukan!” “Nah, begitu bagus! coba lagi!” “Nah bagus,

mbak sudah bisa!”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

“Bagaimana perasaan mbak setelah latihan mengusir suara-suara gaib

yang Ibu dengar dengan cara menghardik tadi?”

Obyektif:

“Coba mbak ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?” “Iya bagus,

mbak”

Page 17: SPTK Nn S

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan mbak coba cara tersebut.

Terus berlatih ya, mbak”

”Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja

latihannya?”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

“Baiklah mbak, besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara

kedua mengontrol halusinasi yaitu dengan becakap-cakap dengan orang

lain.”

“Mbak mau dimana tempatnya?Oh, mbak ingin tetap di sini saja ya?”

“Jam berapa mbak bisa? Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya

kurang lebih 15 menit saja.” “Baiklah, sampai jumpa.”

Page 18: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1

HALUSINASI (Keluarga)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi keluarga klien:

Data dari kasus:

- Keluarga tampak antusias mendengarkan

- Klien mengatakan bingung bagaimana cara merawat klien di

rumah

2. Diagnosa keperawatan:

Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

3. Tujuan khusus:

- Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit

maupun di rumah

- Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.

- Keluarga mampu mengenali halusinasi yang dialami klien

- Keluarga mampu mengontrol halusinasi klien dengan cara

mengingatkan untuk menghardik

4. Tindakan keperawatan:

- Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,

perasaan, respon.

- Jelaskan cara mengontrol halusinasi: menghardik, obat, bercakap-

cakap, melakukan kegiatan.

- Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.

- Masukkan dalam jadwal kegiatan keluarga untuk latihan

mengingatkan untuk menghardik halusnasi klien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

Page 19: SPTK Nn S

“Assalammualaikum Bapak/Ibu!” “Perkenalkan nama saya Rahmi dan ini

teman saya Aisyah, saya mahasiswi dari Universitas Brawijaya Malang

yang akan merawat Anak Bapak/Ibuhari ini.”

Oh iya, nama Bapak/Ibu siapa? Biasanya di panggil apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?Apa pendapat Bapak/Ibu

tentang anak Bapak/Ibu?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bapak/Ibu

alami dan bantuan apa yang Bapak/Ibu bisa berikan.”“Kita mau diskusi di

mana?Bagaimana kalau di ruang wawancara?Berapa lama waktu

Bapak/Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan.

“Apa yang Bpk/Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat mbak

Rukayah. Apa yang Bpk/Ibu lakukan?”

“Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi,

yaitu mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.

”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa

sebab” “Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara,

sebenarnya suara itu tidak ada.”

“Kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya

suara itu tidak ada.”

”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara.

Ada beberapa cara untuk membantu anak Bapak/Ibu agar bisa

mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama,

dihadapan anak Bapak/Ibu, jangan membantah halusinasi atau

menyokongnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa anak tersebut

memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu

sendiri tidak mendengar”.

”Kedua, jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun dan sendiri, karena

kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau

bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan

bersama, sholat bersama-sama.Tentang kegiatan, saya telah melatih

anak Bapak/Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.Tolong

Page 20: SPTK Nn S

Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia

lakukan!”

”Ketiga, bantu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan

menghentikan obat tanpa konsultasi.Terkait dengan obat ini, saya juga

sudah melatih anak Bapak/Ibu untuk minum obat secara teratur.Jadi

bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali.Obatnya ada 3 macam, ini yang

orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau

bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7

malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam

minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya

menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat

perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”

”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi

anak Bapak/Ibu dengan cara menepuk punggung anak Bapak/Ibu.

Kemudian suruhlah anak Bapak/Ibu menghardik suara tersebut. Anak

Bapak/Ibu sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.

”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi anak Bapak/Ibu. Sambil

menepuk punggung anak Bapak/Ibu, katakan: Supri, sedang apa kamu?

Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang?

Ya..Usir suara itu, Supri. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara

itu”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, Supri” ”Sekarang

coba Bapak/Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan” ”Bagus

Pak/Bu”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan

memutuskan halusinasi anak Bapak/Ibu?”

Obyektif:

“Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak

bapak/Ibu” ”Bagus sekali Pak/Bu.

2. Tindak lanjut keluarga (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

Page 21: SPTK Nn S

“Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara

memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

“Baiklah Ibu, besok lusa kita akan bertemu untuk mempraktekkan cara

memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”

“Ibu mau dimana tempatnya?Oh, Bapak/Ibu ingin tetap di sini saja ya?”

“Jam berapa Ibu bisa? Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya kurang

lebih 15 menit saja.” “Baiklah, sampai jumpa.”

Page 22: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

WAHAM (KLIEN)

Klien : Nn Siti Rukayah

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien mempunyai riwayat merasa curiga, merasa cemburu pada

kakaknya. Klien merasa kakaknya menyukai suaminya dan akan merebut

anaknya.

Diagnosa keperawatan: Waham

2. Tujuan khusus:

a. klien dapat membina hubungan saling percaya

b. klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara

berulang dalam pikirannya

c. klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya

d. klien dapat mengidentifikasi wahamnya

e. klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya

f. klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara

mengehentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya

g. klien mendapat dukungan keluarga

h. klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

3. Tindakan keperawatan:

a. Membantu orientasi realita

b. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

c. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

Selamat pagi mbak. Perkenalan kami Rahmi dan Aisyah dari puskesmas

Wonokerto. Nama mbak siapa? Suka dipanggil apa?

Page 23: SPTK Nn S

2. Evaluasi/ Validasi:

Bagaimana kabarnya hari ini mbak?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

mbak kita kenalan dulu ya, boleh? Bagaimana kalau di sini? Mau berapa

lama mbak? Bagaimana kalau 15 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Saya mengerti mbak Rukayah merasa bahwa mbak Rukayah curiga bila

kakak mbak menyukai suami mbak dan ingin merebut anak mbak,

benar?” “Mbak kenapa merasa bahwa kakak mbak akan merebut suami

mbak dan anak mbak? Bukankah kakak mbak sudah memiliki suami dan

anak sendiri?” “Bagaimana menurut mbak, apakah kakak mbak masih

akan merebut suami dan anak mbak?”

“Mbak sekarang apa yang dirasakan? O.. jadi mbak masih curiga bila

kakak mbak akan merebut suami dan anak mbak ya? Lalu apa yang

mbak lakukan? Memusuhi kakak mbak? Oh gitu ya mbak... baiklah kalau

begitu apa yang mbak inginkan sekarang?” “Oh bagus mbak sudah

mempunyai rencana dan jadwal untuk diri sendiri” “Coba kita tuliskan

rencana dan jadwal tersebut ya mbak” “Wah bagus sekali, jadi setiap

harinya mbak ingin ada kegiatan bila sedang bosan ya mbak”

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan mbak setelah berbincang-bincang dengan saya?”

”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”

“Bagaimana kalau jadual ini mbak coba lakukan, setuju bang?”

“Bagaimana kalau saya datang kembali dua hari lagi?” ”Kita bercakap-

cakap tentang kemampuan yang pernah mbak miliki? Mau di mana kita

bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

Page 24: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

WAHAM (KELUARGA)

Klien : Nn Siti Rukayah

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien tampak curiga pada kakaknya. Keluarga mengatakan bahwa kakak

klien akan merebut suami dan anak klien.

2. Diagnosa keperawatan: Waham

3. Tujuan khusus:

a. Keluarga klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Keluarga klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara

berulang dalam pikiran klien

c. Keluarga klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus waham klien

d. Keluarga klien dapat mengidentifikasi waham klien

e. Keluarga klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari waham klien

f. Keluarga klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara

mengehentikan pikiran yang terpusat pada waham klien

g. Keluarga klien memberikan dukungan pada klien

h. Keluarga dapat menjadi pengawas minum obat dari klien

4. Tindakan keperawatan:

a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham

yang dialami pasien beserta proses terjadinya

c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham..

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

Selamat pagi mbak. Perkenalan kami Rahmi dan Aisyah dari puskesmas

Wonokerto. Nama mbak siapa? Suka dipanggil apa?

Page 25: SPTK Nn S

2. Evaluasi/ Validasi:

Bagaimana kabarnya hari ini mbak?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

Mbak kita kenalan dulu ya, boleh? Bagaimana kalau di sini? Mau berapa

lama mbak? Bagaimana kalau 15 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Mbak, apa masalah yang mbak rasakan dalam merawat mbak Rukayah?

Apa yang sudah dilakukan di rumah?Dalam menghadapi sikap adik mbak

yang selalu mengaku-ngaku bahwa mbak akan merebut suami dan anak

adik mbak merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu

akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali adik mbak

mengatakan bahwa mbak akan merebut suami dan anak adik mbak

dengan mengatakan pertama: “Mbak mengerti Rukayah merasa aku

mbak akan merebut suami dan anak kamu, tapi bukankah mbak sudah

memiliki suami dan anak sendiri” “Kedua: mbak harus lebih sering memuji

mbak Rukayah jika ia melakukan hal-hal yang baik.” “Ketiga: hal-hal ini

sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan

mbak Rukayah” “Mbak dapat bercakap-cakap dengan mbak Rukayah

tentang kebutuhan yang diinginkan mbak Rukayah, misalnya: “Mbak

percaya Rukayah punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan

kepada mbak. Rukayah kan punya kemampuan ............ “

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara

merawat mbak Rukayah di rumah?” “Setelah ini coba mbaklakukan apa

yang sudah saya jelaskan tadi“ “Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi

saya datang kembali kesini dan kita akan mencoba melakukan langsung

cara merawat mbak Rukayah sesuai dengan pembicaraan kita tadi” “Jam

berapa mbak bisa?” “Baik saya akan datang, kita ketemu lagi di tempat ini

ya mbak”

Page 26: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1 PADA KLIEN DENGAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI

Klien : Nn Siti Rukayah

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien terlihat tidak rapi. Klien terlihat kurang bersih. Rambut klien terlihat

acak-acakan dan baju terlihat berantakan

2. Diagnosa keperawatan:

Defisit perawatan diri

3. Tujuan khusus:

a. Pasien mengerti pentingnya kebersihan diri

b. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

4. Tindakan keperawatan:

a. Mengidentifikasi masalah perawatan diri

b. Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri

c. Menjelaskan cara dan alat membersihkan diri

d. Melatih cara menjaga kebersihan diri

e. Memasukkan kegiatan pemenuhan kebutuhan pada jadwal klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

“Selamat pagi, Mbak! Perkenalkan nama saya Rahmi dan teman saya

Aisyah, saya mahasiswi dari Universitas Brawijaya Malang yang akan

merawat Mbak hari ini. Oh iya, nama Mbak siapa? Biasanya di panggil

apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Bagaimana kabar mbak Rukayah hari ini?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

Page 27: SPTK Nn S

Tujuan saya ke sini untuk berdiskusi dengan Mbak Rukayah mengenai

keadaan mbak. Tadi saya lihat mbak Rukayah bajunya kotor terus

rambutnya acak-acakan? Bagaimana kalau kita berbicara tentang

kebersihan diri? Berapa lama kita berbicara? 20 menit ya. Mau dimana?

Disini saja ya.

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Berapa kali mbak Rukayah mandi dalam sehari? Apakah Mbak

Rukayah sudah mandi hari ini?”

“Menurut mbak Rukayah apa kegunaannya mandi? Apa alasan mbak

Rukayah sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut mbak Rukayah

apa manfaatnya kalau kita menujaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-

tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya?

Badan gatal, mulut bau, apa lagi? Kalau kita tidak teratur menjaga

kebersihan diri, masalah apa menurut mbak Rukayah yang bisa

muncul? Betul, ada kudis, kutu, dsb.

“Apa yang mbak Rukayah lakukan untuk merawat rambut dan muka?

Kapan saja mbak Rukayah menyisir rambut? Apa maksud atau

tujuan sisiran?” “Berapa kali mbak Rukayah makan dalam sehari?

Apa yang dilakukan setelah makan? Betul kita harus sikat gigi setelah

makan”

“Di mana mbak Rukayah biasanya berak/kencing? Bagaimana

membersihkannya? Iya, kita kencing dan berakharus di WC. Nah, itu

WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan

sabun” “Menurut mbak Rukayah kalau mandi harus bagaimana?

Sebelum mandi apa yang perlu kita siapkan? Benar sekali, mbak

Rukayah harus menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi,

shampo, dan sabun serta sisir”

“Bagaimana kalau kita sekarang ke kamar mandi, saya akan

membimbing mbak Rukayah melakukannya. Sekarang mbak

Rukayah siram tubuh ibu termasuk rambut lalu ambil sampo dan

gosokkan pada kepala mbak Rukayah sampai berbusa. Lalu bilas

sampai bersih. Bagus sekali. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di

seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih,

jangan lupa sikat gigi pakai odol..Giginya disikat mulai dari atas ke

Page 28: SPTK Nn S

bawah. Gosok seluruh gigi mulai dari depan ke belakang. Bagus, lalu

kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu

sampao bersih lalu keringkan dengan handuk. Bagus sekali mbak

Rukayah melakukannya. Selanjutnya pakai ibu dan sisir rambutnya

dengan baik”

”Nah, sekarang biar mbak Rukayah tidak lupa ini sudah saya

catatkan. Jadi setiap pagi jam 6 ibu mandi pagi, dan jam 4 sore mandi

sore”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

”Sekarang bagaimana perasaan mbak?”

Obyektif:

”Tadi saya sudah catatkan jadwal kegiatan mbak. Sekarang saya tanya

apakah mbak ingat kapan harus mandi ?” ”Bagus sekali mbak Rukayah

masih ingat dengan apa yang saya bicarakan tadi”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

”Nah, tadi kan mbak sudah bisa menjelaskan kapan saja waktu untuk

mandi. Jadi, nanti kalau sudah waktunya mandi mbak jangan lupa untuk

mandi dengan cara yang saya ajarkan”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

Mbak, sekarang waktunya sudah 20 menit. Besok saya akan menemui

mbak lagi untuk melihat apakah mbak sudah mengerjakan tugas yang

saya catatkan tadi apa belum. Besok saya akan menemui mbak di rumah

jam 9 pagi” ”Saya permisi dulu mbak, terima kasih”

Page 29: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA HARI KE 1 PADA KLIEN DENGAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Klien : Keluarga Nn Siti Rukayah

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan:

Defisit perawatan diri

2. Tujuan khusus:

Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

kurang perawatan diri.

3. Tindakan keperawatan:

a. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga

dalam merawat pasien

b. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma

c. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang

dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.

d. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan

membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual

yang telah disepakati).

e. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien

dalam merawat diri.

f. Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

”Selamat pagi Bu, perkenalkan nama saya Rahmi dan ini teman saya

Aisyah. Kami dari puskesmas Wonokerto yang akan merawat Mbak

Rukayah”.

2. Evaluasi/ Validasi:

Page 30: SPTK Nn S

”Bagaimana kabar Bu hari ini?” ”Apa pendapat Ibu tentang mbak

Rukayah?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami mbak

Rukayah dan bantuan apa yang dapat diberikan.” “Berapa lama waktu Ibu

yang tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Apa saja masalah yang Ibu rasakan dalam merawat mbak Rukayah?”

Perawatan diri yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan

BAB/BAK. “Perilaku yang ditunjukkan oleh Mbak Rukayah itu dikarenakan

gangguan jiwanya yang membuat pasien tidak mempunyai minat untuk

mengurus diri sendiri. Baik...akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri,

kami telah melatih Mbak Rukayah untuk mandi, keramas, gosok gigi,

cukuran, ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan Ibu dapat

menyediakan alat-alatnya seperti pakaian ganti, handuk, sikat gigi,

shampo, dan sabun serta sisir. Mbak Rukayah juga telah mempunyai

jadual pelaksanaanya untuk berdandan, karena anak Ibu perempuan,

kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai

bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga

dirumah, Mbak Rukayah telah mengetahui lanhkah-langkahnya : Cuci

tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan gelas,

lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis

makan langsung makan obat. Dan untuk BAB?BAK, dirumah ada WC

ibu ?Iya..., Mbak Rukayah juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih.

Kalau Mbak Rukayah kurang motivasi dalam merawat diri apa yang

bapak lakukan? Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat

diri sehingga dapat diketahui apakah Mbak Rukayah sudah bisa mandiri

atau mengalami hambatan dalam melakukannya.” ”Ada yang Ibu

tanyakan?”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

- ”Sekarang bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap”

Page 31: SPTK Nn S

Obyektif:

- ”Tadi saya sudah catatkan jadwal kegiatan mbak Rukayah”

- “baik sekarang coba ibu sebutkan lagi apa saja yang harus

diperhatikan dalam membantu anak Ibu dalam merawat diri”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

”Nah, tadi kan ibu sudah bisa menjelaskan cara merawat diri anak Ibu

dengan tepat, saya harap ibu selalu mendampingi mbak Rukayah ketika

melakukan perawatan diri”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

- “Ibu, sekarang waktunya sudah 20 menit. Dua hari lagi kita akan

ketemu dan ibu saya akan dampingi untuk memotivasi mbak

Rukayah dalam merawat diri”

- ”Saya permisi dulu bu, terima kasih”

Page 32: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (KLIEN)

Klien : Nn Siti Rukayah

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien memiliki riwayat perilaku kekerasan dulu. Klien sering marah-marah

pada ibunya karena masalah salah dalam memelihara ternaknya. Bila

marah klien akan memukul lemari makan.

2. Diagnosa keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan khusus:

1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukannya

4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang

dilakukannya

5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku

kekerasannya

6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara

fisik 1.

4. Tindakan keperawatan:

a. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, PK yang dilakukan, akibat

PK.

b. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual.

c. Latih cara mengontrol PK fisik 1 (tarik nafas dalam).

d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

Page 33: SPTK Nn S

“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya Rahmi dan ini teman

saya Aisyah, kami perawat yang dinas di Puskesmas Wonokerto. Hari ini

kami sedang tugas melakukan kunjungan rumah pak. Jadi kami datang

kemarin untuk merawat bapak. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil

apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Apa masih ada rasa kesal atau

marah pak?” “

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

”kalau begitu bagaimana jika kita sekarang berbincang-bincang tentang

perasaan marah bapak” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-

bincang?” Bagaimana kalau 15 menit? “Dimana enaknya kita duduk untuk

berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak

pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Apakah penyebabnya sama

dengan yang sekarang?. “Pada saat penyebab marah itu ada, apa yang

bapak rasakan?” “Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak

berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan

mengepal?” “Setelah itu apa yang bapak lakukan?. Apa kerugian cara

yang bapak lakukan? “Menurut bapak apakah ada cara lain yang lebih

baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan

baik tanpa menimbulkan kerugian?” ”Ada beberapa cara untuk

mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi

melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.” ”Ada beberapa cara,

bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?” ”Begini pak, kalau tanda-

tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik

napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan

melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari

hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus

sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”

“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila

sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa

melakukannya”

Page 34: SPTK Nn S

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang

kemarahan bapak dengan saya?”.

Obyektif:

”Coba bapak sebutkan tadi apa saja penyebab marah bapak?” dan yang

bapak rasakan? dan yang bapak lakukan ? serta apa saja akibatnya

pak?”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak

yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang teah kita bahas dan

jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak. ”Sekarang kita buat jadual

latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?

jam berapa saja pak?”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

”bagaimana jika 2 hari lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain

untuk mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak,

jamnya juga sama ya pak? Baik saya permisi dulu. Assalamualaikum”

Page 35: SPTK Nn S

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (KELUARGA)

Klien : Nn Siti Rukayah

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

2. Tujuan khusus:

a. Keluarga pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

b. Keluarga pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku

kekerasan

c. Keluarga pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang

pernah dilakukannya

d. Pasien Keluarga pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku

kekerasan yang dilakukannya

e. Keluarga pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol

perilaku kekerasannya

f. Keluarga pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya

secara fisik 1.

3. Tindakan keperawatan:

a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien.

b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya PK.

c. Jelaskan cara merawat PK.

d. Latih 1 cara merawat PK: fisik 1.

e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya Rahmi dan ini teman

saya Aisyah, kami perawat yang dinas di Puskesmas Wonokerto. Hari ini

kami sedang tugas melakukan kunjungan rumah pak. Jadi kami datang

Page 36: SPTK Nn S

kemarin untuk merawat bapak. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil

apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ada masalah dalam merawat

mbak Rukayah?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu

hadapi?” “Berapa lama kita bisa berbincang-bincang bu? Bagaimana

kalau 30 menit?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, Bu?

Bagaimana kalau di ruang tamu?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Mbak Rukayah? Apa

yang Ibu lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskan tentang marah

Mbak Rukayah dan hal-hal yang perlu diperhatikan.” “Bu, marah adalah

suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan

membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. “Yang

menyebabkan anak ibu marah dan ngamuk adalah ............. “Kalau nanti

wajah anak ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu

artinya anak ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan

melampiaskannya dengan ...................... “Bila hal tersebut terjadi

sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan lupa jaga

jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar mbak Rukayah seperti

gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari mbak Rukayah.” “Bila

mbak Rukayah masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas

atau RSJ setelah sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada

keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat mbak

Rukayah ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti mbak Rukayah dan

dijelaskan alasan mengikat yaitu agar mbak Rukayah tidak mencedari diri

sendiri, orang lain dan lingkungan” “Nah bu, ibu sudah lihat kan apa yang

saya ajarkan kepada mbak Rukayah bila tanda-tanda kemarahan itu

muncul. kita belajar satu cara dulu?” ”Salah satunya begini bu, kalau

tanda-tanda marah tadi sudah terlihat pada mbak Rukayah maka ajak

mbak Rukayah berdiri, lalu minta untuk tarik napas dari hidung, tahan

sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti

Page 37: SPTK Nn S

mengeluarkan kemarahan. Ayo coba ibu praktikan cara meminta mbak

Rukayah untuk melakukan napas panjang, nah, lakukan 5 kali. Selain itu,

Ibu bisa bantu mbak Rukayah dengan cara mengingatkan jadwal latihan

cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik atau menarik

napas dalam tadi bu”. “Kalau mbak Rukayah bisa melakukan latihannya

dengan baik jangan lupa dipuji ya bu”.

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara

merawat mbak Rukayah?”

Obyektif:

“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat mbak Rukayah”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

“Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk mbak

Rukayah ya bu”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang

telah kita bicarakan tadi langsung kepada mbak Rukayah?” “Tempatnya

disini saja lagi ya bu?”.