SPTK 1

61
STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN DAN KELUARGA GANGGUAN JIWA 7 DIAGNOSA HARGA DIRI RENDAH ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM DEFISIT PERAWATAN DIRI RESIKO PERILAKU KEKERASAN RESIKO BUNUH DIRI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa di Puskesmas Wonokerto, Bantur 17 Agustus – 5 September 2015 Oleh: Rahmi Nurrosyid Primadiati, S.Kep NIM. 115070201111017 Kelompok 4 Reguler PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

description

contoh SPTK jiwa

Transcript of SPTK 1

STRATEGI PELAKSANAAN

KLIEN DAN KELUARGA GANGGUAN JIWA

7 DIAGNOSA

HARGA DIRI RENDAHISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASIGANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

DEFISIT PERAWATAN DIRIRESIKO PERILAKU KEKERASAN

RESIKO BUNUH DIRI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners

Departemen Jiwa di Puskesmas Wonokerto, Bantur

17 Agustus – 5 September 2015

Oleh:

Rahmi Nurrosyid Primadiati, S.Kep

NIM. 115070201111017

Kelompok 4 Reguler

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG, 2015

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

HARGA DIRI RENDAH (KLIEN)

Klien : Tn Supriyadi

Mahasiswa : Rahmi Nurrosyid Primadiati

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien merasa belum memiliki

2. Diagnosa keperawatan: Harga Diri Rendah

3. Tujuan khusus:

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki klien

c. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan klien

d. Klien dapat memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai kemampuan

klien

e. Klien dapat melatih kemampuan yang dipilih

f. Klien dapat menyusun jadwal untuk klien melakukan kegiatan yang

sudah dilatih

4. Tindakan keperawatan:

a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

b. Membantu menilai kemampuan yang dapat digunakan

c. Membantu memilih atau menetapkan kemampuan yang akan

dilatih untuk klien

d. Melatih kemampuan yang dipilih klien

e. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang

dilatih

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

Selamat pagi Bu. Perkenalan kami Rahmi dan Aisyah dari puskesmas

Wonokerto. Nama ibu siapa? Suka dipanggil apa?

2. Evaluasi/ Validasi:

Bagaimana kabarnya hari ini bu?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

Bu kita kenalan dulu ya, boleh? Bagaimana kalau di sini? Mau berapa

lama bu? Bagaimana kalau 15 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Ibu apa saja kemampuan yang dimiliki ibu? Bagus, apa lagi bu? Saya

buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu

lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu Bu?

Bagaimana dengan mencuci piring bu? Wah, ternyata banyak yang ibu

bisa kerjakan, ada 3 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki”

“Ibu dari 3 kegiatan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di

rumah? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang

kedua.......sampai 3. Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa

dikerjakan Ibu”

”Sekarang, coba Ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di sini”

”O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana

kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur ibu”. Mari kita lihat

tempat tidur ibu. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”

“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan

dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya,

dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita

mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan

masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal,

rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut,

nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”

” Ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba

perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

“Oya Bu, karena sudah 15 menit, apakah perbincangan ini mau diakhiri

atau dilanjutkan?” “Bagaimana perasaan bu setelah berbincang-bincang

tentang kemampuan yang dimiliki ibu?”

Obyektif:

”Iya jadi ada 3 kemampuan yang dapat ibu lakukan yaitu merapikan

tempat tidur, menyapu dan mencuci piring”.

”Sekarang mari kita masukan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali

sehari merapikan tempat tidur? Bagus dua kali sehari yaitu pagi jam

berapa Bu? Kalau sore jam berapa Bu? Jam 07.00 dan jam 16.00 ya Bu”

”Besok pagi

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai

dengan hasil tindakan yang telah dilakukan):

”Coba selama saya tidak ada, ibu coba untuk merapikan tempat tidur ibu

ya. ‘Sekarang kita buat jadual merapikan tempat tidur, Bu. Mau jam

berapa? Pagi jam 07.00 dan sore jam 16.00 bagaimana bu? Baiklah kalau

begitu jam 07,00 dan jam 16.00 ya Bu.

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan

tempat):

Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita lanjutkan

dengan kemampuan ibu yang lain. Bu mau berbincang-bincang jam

berapa? Bagaimana kalau besok jam 09.00? Baik sampai jumpa Bu”

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

HARGA DIRI RENDAH (KELUARGA)

Klien :

Mahasiswa : Kelompok 4 Reguler 2011

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

2. Diagnosa keperawatan: Harga Diri Rendah

3. Tujuan khusus:

a. Keluarga klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Keluarga klien dapat membantu klien mengidentifikasi

kemampuan yang dimiliki klien

c. Keluarga klien dapat memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang

masih dimiliki klien

d. Keluarga klien dapat memotivasi klien untuk melakukan kegiatan

yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan klien

e. Keluarga klien mampu menilai perkembangan perubahan

kemampuan klien

4. Tindakan keperawatan:

a. Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien

b. Menjelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada

pada klien

c. Mendiskusikan dengan keluarga kemampuan yang dimiliki klien dan

memuji klien atas kemampuannya

d. Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan harga diri rendah

e. Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan harga diri rendah

f. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara

merawat klien dengan harga diri rendah sepertinya yang telah perawat

demonstrasikan sebelumnya

g. Membantu keluarga menyusun rencana kegiatan klien di rumah

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

”Assalamualaikum ! Perkenalkan nama saya A dan ini teman saya B,

kami dari puskesmas Wonokerto”

2. Evaluasi/ Validasi:

“Bagaimana keadaan Bapak/ibu pagi ini?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat

anak bapak? Berapa lama waktu bapak/ibu? Bagaimana kalau 30 menit?

Baiklah kalau begitu mari kita bicarakan di ruang tamu Bu”

KERJA:

“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah anak ibu”

“Ya memang benar sekali Pak/Bu, anak ibu itu memang terlihat tidak

percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada anak

ibu, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang

paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki

masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-

pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan anak

ibu ini terus menerus seperti itu, anak ibu bisa mengalami masalah

yang lebih berat lagi, misalnya anak ibu jadi malu bertemu dengan orang

lain dan memilih mengurung diri”

“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri

rendah?”

“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”

“Setelah kita mengerti bahwa masalah anak ibu dapat menjadi

masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik

untuk anak ibu”

”Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki anak ibu? Ya benar, dia

juga mengatakan hal yang sama” Anak ibu itu telah berlatih satu

kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur. Serta telah dibuat jadual untuk

melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan anak ibu untuk

melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu

menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan

pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list

pada jadual yang kegiatannya”.

”Selain itu, bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan anak ibu.

Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,

bapak/Ibu dapat membawa anak ibu ke puskesmas”

”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian

kepada anak ibu”

”Temui anak ibu dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu

berikan pujian yang mengatakan: Bagus sekali nak, kamu sudah

semakin terampil merapikan tempay tidur”

”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon keluarga klien terhadap tindakan

keperawatan:

“Oya Pak/bu, karena sudah 15 menit, apakah perbincangan ini mau

diakhiri atau dilanjutkan?” “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah

berbincang-bincang tentang harga diri rendah pada anak ibu?”

”Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi

anak ibu dan bagaimana cara merawatnya?”

2. Tindak lanjut klien

“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap

kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga

demikian.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan

tempat):

“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan

cara memberi pujian langsung kepada anak ibu” “Jam berapa Bp/Ibu

datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

ISOLASI SOSIAL (KLIEN)

Klien :

Mahasiswa : Kelompok 4 Reguler 2011

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien tidak komunikatif, klien tidak ada kontak mata, klien tampak sedih,

klien tidak memiliki teman dekat

2. Diagnosa keperawatan: isolasi sosial

3. Tujuan khusus:

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, siapa yang

serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya

c. Klien dapat mengidentifikasi keuntungan punya teman dan

bercakap-cakap

d. Klien dapat mengidentifikasi kerugian tidak punya teman dan tidak

bercakap-cakap

e. Klien dapat mendemonstrasikan cara bercakap-cakap dengan

anggota keluarga dalam 1 kegiatan harian

f. Klien dapat memasukkan jadwal untuk kegiatan harian

4. Tindakan keperawatan:

a. Mengidentifikasi penyebab, orang terdekat dan tidak terdekat dan apa

sebabnya.

b. Menjelaskan keuntungan punya teman dan bercakap-cakap

c. Menjelaskan kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap

d. Melatih cara bercakap-cakap dengan anggota keluarga dalam 1

kegiatan harian

e. Memasukkan pada jadual kegiatan untuk bercakap-cakap.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

Selamat pagi mas/mbak. Perkenalan kami dina dan Yuni dari puskesmas

Wonokerto. Nama mas/mbak siapa? Suka dipanggil apa? Dengan

Mas/mbak atau Bapak/Ibu?

2. Evaluasi/ Validasi:

Bagaimana kabarnya hari ini mas/mbak?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

Mas/mbak kita kenalan dulu ya, boleh? Bagaimana kalau di sini? Mau

berapa lama mas/mbak? Bagaimana kalau 15 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Mas/mbak, tau nggak kira-kira masnya penyebabnya karena apa? Siapa

saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan mas/mba?

Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan mas/mba? Apa yang

membuat mas/mba jarang bercakap-cakap dengannya?” (tunggu

respons pasien).

“Menurut mas/mba apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai

teman? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apalagi? (sampai pasien

dapat menyebutkan beberapa) “Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai

teman apa yaa mas/mba? Ya, apalagi? (sampai pasien dapat

menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya.

Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan orang lain?”

“bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang

lain? Begini lho mas/mbak untuk berkenalan dengan orang lain kita

sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka, asal kita

dan hobi. Contoh: nama saya A, senang dipanggil Ai. Asal saya dari

Bandung, hobinya membaca.”

“selanjutnya mas/mbak menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.

Contohnya begini: nama bapak/ibu siapa? Senang dipanggil apa?

Asalnya dari mana/hobinya apa?”

“ayo mas/mba diccoba! Misalnya saya belum kenal dengan mas/mba.

Coba berkenalan dengan saya. Ya, bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus

sekali. Setelah mas/mba berkenalan dengan orang tersebut, mas/mba

bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan

mas/mba bicarakan. Misalnya tentang cuaca, hobi dll.”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan

keperawatan:

Subyektif:

“Oya Mas/mba, karena sudah 15 menit, apakah perbincangan ini mau

diakhiri atau dilanjutkan?” “Bagaimana perasaan mas setelah kita latihan

berkenalan?”

Obyektif:

Terlihat adanya kontak mata, mau memulai pembicaraan.

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai

dengan hasil tindakan yang telah dilakukan):

“mas/mba tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik

sekali. Selanjutnya mas/mbak lebih siap untuk berkenalan dengan orang

lain. Mas/mbak mau praktekkan ke anggota keluarga dulu? Mau kapan

jam berapa mencobanya? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan

hariannya.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan

tempat):

“besok pagi jam 10 saya akan datang ke sini untuk mengajak mas/mbak

berkenalan dengan teman saya perawat Y. Bagaiamana mas/mba mau

kan?

“baiklah, sampai jumpa. assalamualaikum

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA DENGAN ISOLASI SOSIAL HARI KE 1

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan:

Isolasi Sosial

2. Tujuan:

Setelah tindakan keperawatan,keluarga mampu merawat klien isolasi

sosial

3. Tindakan keperawatan:

Melatih keluarga merawat klien isolasi sosial di rumah dengan cara :

a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan

keluarga dalam merawat klien.

b. Menjelaskan tentang :

Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada klien.

Penyebab isolasi sosial.

Cara-cara merawat klien dengan isolasi sosial, antara lain:

- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara

bersikap peduli dan tidak ingkar janji.

- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa

melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu

dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang

wajar.

- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.

- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.

c. Memperagakan cara merawat pasien

dengan isolasi sosial

d. Membantu keluarga mempraktekkan

cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.

e. Menyusun perencanaan pulang

bersama keluarga

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang

masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat klien

dengan isolasi sosial

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

- “Selamat pagi pak bu“

- “Perkenalkan saya perawat K dari Puskesmas Wonokerto yang

merawat anak ibu dan bapak selama 3 minggu ini. Benar saya

berbincang dengan Bapak A dan Ibu B? Bapak dan Ibu senang

dipanggil siapa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

- “Apa kabar bapak dan ibu hari ini?”

- “Bagaimana keadaan anak bapak dan ibu hari ini?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

- “Baik bu, bagaimana kalau kali ini kita akan berbincang-bincang

seputar masalah anak bapak dan ibu dan cara perawatannya”

- Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu?

Bagaimana kalau setengah jam?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

- ”Apa masalah yang Bp/Ibu hadapi dalam merawat S? Apa yang

sudah dilakukan?”

- “Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini adalah

salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien

gangguan jiwa yang lain”.

- ” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain,

mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah

menunduk”

- ”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang

mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering

ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”

- “Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa

mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan

yang sebetulnya tidak ada.”

- “Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota

keluarga lainnya harus sabar menghadapi S. Dan untuk merawat S,

keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus

membina hubungan saling percaya dengan S yang caranya adalah

bersikap peduli dengan S dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga

perlu memberikan semangat dan dorongan kepada S untuk bisa

melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian

yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”

- “Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal

bercakap-cakap dengan S. Misalnya sholat bersama, makan

bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga

bersama.”

- ”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua

cara itu”

- ”Begini contoh komunikasinya, Pak: S, bapak lihat sekarang kamu

sudah bisa bercakap-cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga

lumayan lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan kamu,

Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu

bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di

rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu

sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana

S, kamu mau coba kan, nak ?”

- ”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang

saya contohkan”

- ”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”

”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif :

- “Baiklah,setelah kita berbincang-bincang tadi, bagaimana perasaan

Bapak setelah kita latihan tadi?”

Obyektif :

- “Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak

bapak yang mengalami masalah isolasi sosial”

- “Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara

perawatan tersebut”

2. Tindak lanjut keluarga (apa yang perlu dilatih keluarga pada klien sesuai

dengan hasil tindakan yang telah dilakukan):

- “Nanti kalau ketemu anak bapak dan ibu, coba Bapak/Ibu lakukan.

Dan tolong ceritakan kepada semua anggota keluarga lain agar

mereka juga melakukan hal yang sama.”

- “Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial

dan tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat) :

- “Bagaimana kalau kita bertemu besok lusa untuk latihan langsung

kepada anak bapak dan ibu ?”

- “Besok ibu ingin bertemu jam berapa? Baik, kalau tempatnya? Mau di

sini atau dimana bu?”

- “Kita akhiri dulu pertemuan kita kali ini, besok kita lanjutkan kembali.

Terimakasih,selamat pagi”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1

HALUSINASI (Klien)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Data dari kasus:

- Klien tampak gelisah dan berbicara sendiri.

- Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan gaib.

2. Diagnosa keperawatan:

Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

3. Tujuan khusus:

- Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya

- Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik

4. Tindakan keperawatan:

- Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,

perasaan, respon.

- Jelaskan cara mengontrol halusinasi: menghardik, obat, bercakap-

cakap, melakukan kegiatan.

- Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.

- Masukkan dalam jadwal kegiatan klien untuk latihan menghardik.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

- Mengucapkan salam kepada klien.

- Memperkenalkan nama dan nama panggilan.

- Menanyakan nama dan nama panggilan klien.

“Selamat pagi, Ibu! Perkenalkan nama saya perawat A, saya mahasiswi

dari Universitas Brawijaya Malang yang akan merawat Ibu hari ini. Oh iya,

nama Ibu siapa? Biasanya di panggil apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

- Menanyakan perasaan klien saat ini.

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?Apa yang dirasakan Ibu saat ini?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

- Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

mengenal halusinasi yang dialami dan cara mengontrol halusinasi,

serta melakukan kontrak waktu dan tempat.

“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang

selama ini Ibu dengar?Dimana kita mau duduk?Ya baiklah,kita disini

saja.Mau berapa lama kita ngobrolnya?Bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan.

1. Perawat meminta klien untuk menceritakan isi halusinasi, kapan

terjadinya, situasi yang membuat terjadi, perasaan klien saat terjadi

halusinasi.

2. Perawat menjelaskan cara-cara mengatasi halusinasi: menghardik, obat,

bercakap-cakap, melakukan kegiatan..

3. Perawat menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik saat

halusinasi muncul.

4. Perawat memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: “Pergi jangan

ganggu saya”.

5. Perawat meminta klien untuk memperagakan cara menghardik halusinasi.

6. Perawat memberikan pujian setelah klien memperagakan cara

menghardik halusinasi.

“Apakah Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan

suara itu?”

“Apakah Ibu terus mendengar suara itu atau sewaktu-waktu?Kapan Ibu

terakhir kali mendengar suara itu?Berapa kali sehari? Pada waktu Ibu sedang

apa ketika suara itu muncul?Apakah ketika Ibu sendirian?”

“Apa yang Ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?Apa yang Ibu lakukan

saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suaranya bisa hilang?

Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara itu muncul?”

“Ada beberapa cara untuk mencegah suara-suara itu muncul yaitu dengan

menghardik, obat, bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan. Tapi hari ini kita

belajar 1 cara dulu, yaitu dengan cara menghardik. Caranya adalah saat

suara-suara itu muncul Ibu langsung menutup telinga dan bilang didalam hati

“Pergi,pergi…Saya tidak mau dengar. Jangan ganggu saya!!” Begitu diulang-

ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi.”

“Coba sekarang Ibu lakukan!”

“Nah, begitu...bagus! coba lagi!”

“Nah bagus, Ibu sudah bisa!”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

Perawat menanyakan bagaimana perasaan klien setelah mengikuti

kegiatan.

“Bagaimana perasaan Ibu setelah latihan mengusir suara-suara gaib yang

Ibu dengar dengan cara menghardik tadi?”

Obyektif:

Perawat meminta klien untuk mengulangi cara mengontrol halusinasi

(menghardik).

“Coba Ibu ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?”

“Iya bagus, Bu”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

- Perawat menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah

dipelajari jika halusinasi muncul.

- Perawat memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan

harian klien.

“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan Ibu coba cara tersebut.

Terus berlatih ya, Bu”

”Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja

latihannya?”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

- Menyepakati kegiatan yang akan datang, yaitu cara mengontrol

halusinasi dengan obat.

- Menyepakati waktu dan tempat.

“Baiklah Ibu, besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih cara

kedua mengontrol halusinasi yaitu dengan becakap-cakap dengan orang

lain.”

“Ibu mau dimana tempatnya?Oh, Ibu ingin tetap di sini saja ya?”

“Jam berapa Ibu bisa? Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya kurang

lebih 15 menit saja.”

“Baiklah, sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1

HALUSINASI (Keluarga)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi keluarga klien:

Data dari kasus:

- Keluarga tampak antusias mendengarkan

- Klien mengatakan bingung bagaimana cara merawat klien di

rumah

2. Diagnosa keperawatan:

Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

3. Tujuan khusus:

- Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit

maupun di rumah

- Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.

- Keluarga mampu mengenali halusinasi yang dialami klien

- Keluarga mampu mengontrol halusinasi klien dengan cara

mengingatkan untuk menghardik

4. Tindakan keperawatan:

- Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,

perasaan, respon.

- Jelaskan cara mengontrol halusinasi: menghardik, obat, bercakap-

cakap, melakukan kegiatan.

- Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.

- Masukkan dalam jadwal kegiatan keluarga untuk latihan

mengingatkan untuk menghardik halusnasi klien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

- Mengucapkan salam kepada keluarga.

- Memperkenalkan nama dan nama panggilan.

- Menanyakan nama dan nama panggilan anggota keluarga.

Assalammualaikum Bapak/Ibu!”“Perkenalkan nama saya perawat A, saya

mahasiswi dari Universitas Brawijaya Malang yang akan merawat Anak

Bapak/Ibuhari ini.”

Oh iya, nama Bapak/Ibu siapa? Biasanya di panggil apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

- Menanyakan perasaan keluarga klien saat ini.

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?Apa pendapat Bapak/Ibu

tentang anak Bapak/Ibu?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

- Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

mengenal halusinasi yang dialami dan cara mengontrol halusinasi,

serta melakukan kontrak waktu dan tempat.

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bapak/Ibu

alami dan bantuan apa yang Bapak/Ibu bisa berikan.”“Kita mau diskusi di

mana?Bagaimana kalau di ruang wawancara?Berapa lama waktu Bk/Ibu?

Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan.

1. Perawat meminta keluarga untuk menceritakan isi halusinasi,

kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, perasaan klien saat

terjadi halusinasi.

2. Perawat menjelaskan cara-cara mengatasi halusinasi:

menghardik, obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan..

3. Perawat menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan

menghardik saat halusinasi muncul.

4. Perawat memperagakan caramengingatkan klien dengan

menepuk bahunya dan mengingatkan klien menghardik halusinasi.

5. Perawat meminta keluarga untuk memperagakan

caramengingatkan klien dengan menepuk bahunya dan mengingatkan

klien menghardik halusinasi.

6. Perawat memberikan pujian setelah keluarga memperagakan

caramengingatkan klien dengan menepuk bahunya dan mengingatkan

klien menghardik halusinasi.

“Apa yang Bpk/Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat D. Apa yang

Bpk/Ibu lakukan?”

“Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi,

yaitu mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.

”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa

sebab” “Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara,

sebenarnya suara itu tidak ada.”

“Kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya

suara itu tidak ada.”

”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara.

Ada beberapa cara untuk membantu anak Bapak/Ibu agar bisa

mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama,

dihadapan anak Bapak/Ibu, jangan membantah halusinasi atau

menyokongnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa anak tersebut

memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu

sendiri tidak mendengar”.

”Kedua, jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun dan sendiri, karena

kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau

bercakap-cakap dengannya.Buat kegiatan keluarga seperti makan

bersama, sholat bersama-sama.Tentang kegiatan, saya telah melatih

anak Bapak/Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.Tolong

Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia

lakukan!”

”Ketiga, bantu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan

menghentikan obat tanpa konsultasi.Terkait dengan obat ini, saya juga

sudah melatih anak Bapak/Ibu untuk minum obat secara teratur.Jadi

bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali.Obatnya ada 3 macam, ini yang

orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau

bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7

malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam

minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya

menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat

perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”

”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi

anak Bapak/Ibu dengan cara menepuk punggung anak Bapak/Ibu.

Kemudian suruhlah anak Bapak/Ibu menghardik suara tersebut. Anak

Bapak/Ibu sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.

”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi anak Bapak/Ibu. Sambil

menepuk punggung anak Bapak/Ibu, katakan: D, sedang apa kamu?

Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang?

Ya..Usir suara itu, D. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu

”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, D” ”Sekarang coba

Bapak/Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan” ”Bagus Pak/Bu”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

Perawat menanyakan bagaimana perasaan keluarga setelah mengikuti

kegiatan.

“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan

memutuskan halusinasi anak Bapak/Ibu?”

Obyektif:

Perawat meminta klien untuk mengulangi cara mengontrol halusinasi

(menghardik).

“Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak

bapak/Ibu” ”Bagus sekali Pak/Bu.

2. Tindak lanjut keluarga (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

- Perawat menganjurkan keluarga untuk menerapkan cara yang telah

dipelajari jika halusinasi klien muncul.

- Perawat memasukkan kegiatan mengingatkan untuk menghardik

dalam jadwal kegiatan harian keluarga.

“Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan

cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

- Menyepakati kegiatan yang akan datang, yaitu cara mengontrol

halusinasi dengan obat.

- Menyepakati waktu dan tempat.

“Baiklah Ibu, besok lusa kita akan bertemu untuk mempraktekkan

cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”

“Ibu mau dimana tempatnya?Oh, Bapak/Ibu ingin tetap di sini saja

ya?”

“Jam berapa Ibu bisa? Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya

kurang lebih 15 menit saja.”

“Baiklah, sampai jumpa.”

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

WAHAM (KLIEN)

Klien :

Mahasiswa : Kelompok 4 Reguler 2011

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Klien mempunyai riwayat merasa curiga, merasa cemburu, merasa

diancam/diguna-guna, merasa sebagai orang hebat, dan merasa memiliki

kekuatan luar biasa.

Diagnosa keperawatan: Waham

2. Tujuan khusus:

a. klien dapat membina hubungan saling percaya

b. klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara

berulang dalam pikirannya

c. klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya

d. klien dapat mengidentifikasi wahamnya

e. klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya

f. klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara

mengehentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya

g. klien mendapat dukungan keluarga

h. klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

3. Tindakan keperawatan:

a. Membantu orientasi realita

b. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

c. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

Selamat pagi mas. Perkenalan kami A dan B dari puskesmas Wonokerto.

Nama mas siapa? Suka dipanggil apa?

2. Evaluasi/ Validasi:

Bagaimana kabarnya hari ini mas?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

mas kita kenalan dulu ya, boleh? Bagaimana kalau di sini? Mau berapa

lama mas? Bagaimana kalau 15 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi

sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi

sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus

bang?” “Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa

yang bang B rasakan?” “O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur

oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri abang sendiri?”

“Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?” “Jadi ibu

yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang

lain?”

“Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?” “O... bagus abang sudah

punya rencana dan jadual untuk diri sendiri” “Coba kita tuliskan rencana

dan jadual tersebut bang” “Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang

ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosan kalau di rumah terus ya”

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”

”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”

“Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?”

“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?” ”Kita bercakap-

cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau di mana kita

bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

WAHAM (KELUARGA)

Klien :

Mahasiswa : Kelompok 4 Reguler 2011

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

-

Diagnosa keperawatan: Waham

2. Tujuan khusus:

a. Keluarga klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Keluarga klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara

berulang dalam pikiran klien

c. Keluarga klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus waham klien

d. Keluarga klien dapat mengidentifikasi waham klien

e. Keluarga klien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari waham klien

f. Keluarga klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara

mengehentikan pikiran yang terpusat pada waham klien

g. Keluarga klien memberikan dukungan pada klien

h. Keluarga dapat menjadi pengawas minum obat dari klien

3. Tindakan keperawatan:

a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham

yang dialami pasien beserta proses terjadinya

c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham..

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

Selamat pagi pak. Perkenalan kami Rismaya dan Dewi dari puskesmas

Wonokerto. Nama bapak siapa? Suka dipanggil apa?

2. Evaluasi/ Validasi:

Bagaimana kabarnya hari ini pak?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

Pak kita kenalan dulu ya, boleh? Bagaimana kalau di sini? Mau berapa

lama mas? Bagaimana kalau 15 menit”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Pak, bu, apa masalah yang Bpk/Ibu rasakan dalam merawat bang B?

Apa yang sudah dilakukan di rumah?Dalam menghadapi sikap anak ibu

dan bapak yang selalu mengaku-ngaku sebagai seorang nabi tetapi

nyatanya bukan nabi merupakan salah satu gangguan proses berpikir.

Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali

anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan

mengatakan pertama: “Bapak/Ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi

sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu kami semua

nabi sudah meninggal.” “Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji

B jika ia melakukan hal-hal yang baik.” “Ketiga: hal-hal ini sebaiknya

dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan B” “Bapak/Ibu

dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang diinginkan B,

misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. Coba

ceritakan kepada bapak/ibu. B khan punya kemampuan ............ “

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang

cara merawat B di rumah?” “Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa

yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali berkunjung ke rumah sakit.”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali

kesini dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat B

sesuai dengan pembicaraan kita tadi” “Jam berapa bapak dan ibu bisa

kemari?” “Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1 PADA KLIEN DENGAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI

Klien : Bu R

Mahasiswa : Kelompok 4 Reguler 2011

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

a. Klien terlihat tidak rapi

b. Klien berpakaian dengan tidak benar

c. Klien terlihat sedang menggaruk-garuk badannya

2. Diagnosa keperawatan:

Defisit perawatan diri

3. Tujuan khusus:

a. Pasien mengerti pentingnya kebersihan diri

b. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

4. Tindakan keperawatan:

a. Mengidentifikasi masalah perawatan diri

b. Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri

c. Menjelaskan cara dan alat membersihkan diri

d. Melatih cara menjaga kebersihan diri

e. Memasukkan kegiatan pemenuhan kebutuhan pada jadwal klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

- Selamat pagi Bu R, perkenalkan nama saya D perawat yang bertugas

pada hari ini.

2. Evaluasi/ Validasi:

- Bagaimana kabar Bu R hari ini?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

- Tujuan saya ke sini untuk berdiskusi dengan Bu R mengenai keadaan ibu

R. Tadi saya lihat ibu R menggaruk badannya, gatal ya? Bagaimana

kalau kita berbicara tentang kebersihan diri? Berapa lama kita berbicara?

20 menit ya. Mau dimana? Disini saja ya.

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

1. Mengidentifikasi masalah perawatan diri

Berapa kali ibu R mandi dalam sehari? Apakah ibu R sudah mandi

hari ini?

2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

Menurut ibu R apa kegunaannya mandi? Apa alasan ibu R sehingga

tidak bisa merawat diri? Menurut ibu R apa manfaatnya kalau kita

menujaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak

merawat diri dengan baik seperti apa ya? Badan gatal, mulut bau, apa

lagi? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa

menurut ibu Ryang bisa muncul? Betul, ada kudis, kutu, dsb.

3. Menjelaskan cara dan alat kebersihan diri

- Apa yang ibu R lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan

saja ibu R menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa

maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?

- Berapa kali ibu R makan dalam sehari? Apa yang dilakukan

setelah makan? Betul kitra harus sikat gigi setelah makan

- Di mana ibu R biasanya berak/kencing? Bagaimana

membersihkannya? Iya, kita kencing dan berakharus di WC. Nah,

itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air

dan sabun.

- Menurut ibu R kalau mandi harus bagaimana? Sebelum mandi

apa yang perlu kita siapkan? Benar sekali, ibu R harus

menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo, dan sabun

serta sisir.

4. Melatih cara menjaga kebersihan diri

Bagaimana kalau kita sekarang ke kamar mandi, saya akan

membimbing ibu R melakukannya. Sekarang ibu R siram tubuh ibu

termasuk rambut lalu ambil sampo dan gosokkan pada kepala ibu R

sampai berbusa. Lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali. Selanjutnya

ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram

dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..Giginya

disikat mulai dari atas ke bawah. Gosok seluruh gigi mulai dari depan

ke belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram

lagi seluruh tubuh ibu sampao bersih lalu keringkan dengan handuk.

Bagus sekali ibu R melakukannya. Selanjutnya pakai ibu dan sisir

rambutnya dengan baik.

5. Memasukkan kegiatan pemenuhan kebutuhan yang realistis pada

jadwal kegiatan

Nah, sekarang biar ibu R tidak lupa ini sudah saya catatkan. Jadi

setiap pagi jam 6 ibu mandi pagi, dan jam 4 sore mandi sore.

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

- Sekarang bagaimana perasaan ibu?

Obyektif:

- Tadi saya sudah catatkan jadwal kegiatan ibu. Sekarang saya tanya

apakah ibu ingat kapan harus mandi ?

- Bagus sekali ibu R masih ingat dengan apa yang saya bicarakan tadi

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

Nah, tadi kan ibu sudah bisa menjelaskan kapan saja waktu untuk mandi.

Jadi, nanti kalau sudah waktunya mandi ibu jangan lupa untuk mandi

dengan cara yang saya ajarkan.

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

- Ibu, sekarang waktunya sudah 20 menit. Besok saya akan menemui

ibu lagi untuk melihat apakah ibu sudah mengerjakan tugas yang

saya catatkan tadi apa belum. Besok saya akan menemui ibu di

rumah jam 9 pagi.

- Saya permisi dulu bu, terima kasih.

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA HARI KE 1 PADA KLIEN DENGAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Klien : Bu R

Mahasiswa : Kelompok 4 Reguler 2011

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan:

Defisit perawatan diri

2. Tujuan khusus:

Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

kurang perawatan diri.

3. Tindakan keperawatan:

a. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga

dalam merawat pasien

b. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma

c. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang

dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.

d. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan

membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual

yang telah disepakati).

e. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien

dalam merawat diri.

f. Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

- ”Selamat pagi Bu A, perkenalkan nama saya D perawat yang

bertugas merawat Bu R”.

2. Evaluasi/ Validasi:

- ”Bagaimana kabar Bu A hari ini?”

- ”Apa pendapat Ibu tentang Bu R?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami Bu R dan

bantuan apa yang dapat diberikan.” “Berapa lama waktu Ibu yang

tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

-“Apa saja masalah yang Ibu rasakan dalam merawat Bu R?” Perawatan diri

yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.

“Perilaku yang ditunjukkan oleh Bu R itu dikarenakan gangguan jiwanya

yang membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri

sendiri. Baik...akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami telah

melatih Bu R untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran, ganti baju, dan

potong kuku. Kami harapkan Ibu dapat menyediakan alat-alatnya seperti

pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo, dan sabun serta sisir. Bu R

juga telah mempunyai jadual pelaksanaanya untuk berdandan, karena

anak Ibu perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk

sisiran yang rapi, pakai bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan

bersama keluarga dirumah, Bu R telah mengetahui lanhkah-langkahnya :

Cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan

gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar

sehabis makan langsung makan obat. Dan untuk BAB?BAK, dirumah ada

WC ibu ?Iya..., Bu R juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih. Kalau Bu

R kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan? Bapak

juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat

diketahui apakah Bu R sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan

dalam melakukannya.” ”Ada yang Ibu tanyakan?”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

- ”Sekarang bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap”

Obyektif:

- ”Tadi saya sudah catatkan jadwal kegiatan ibu R”

- “baik sekarang coba ibu sebutkan lagi apa saja yang harus

diperhatikan dalam membantu anak Ibu dalam merawat diri”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

”Nah, tadi kan ibu sudah bisa menjelaskan cara merawat diri anak Ibu

dengan tepat, saya harap ibu selalu mendampingi ibu R ketika melakukan

perawatan diri”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

- “Ibu, sekarang waktunya sudah 20 menit. Dua hari lagi kita akan

ketemu dan ibu saya akan dampingi untuk memotivasi ibu R dalam

merawat diri”

- ”Saya permisi dulu bu, terima kasih”

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (KLIEN)

Klien :

Mahasiswa :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien:

Dari kasus:

S :

O :

2. Diagnosa keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan khusus:

1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukannya

4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang

dilakukannya

5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku

kekerasannya

6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara

fisik 1.

4. Tindakan keperawatan:

a. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, PK yang dilakukan, akibat

PK.

b. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual.

c. Latih cara mengontrol PK fisik 1 (tarik nafas dalam).

d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya APSD, dapat dipanggil A,

saya perawat yang dinas di Puskesmas Wonokerto. Hari ini saya sedang

tugas melakukan kunjungan rumah pak. Jadi saya datang kemarin untuk

merawat bapak. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Apa masih ada rasa kesal atau

marah pak?” “

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

”kalau begitu bagaimana jika kita sekarang berbincang-bincang tentang

perasaan marah bapak” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-

bincang?” Bagaimana kalau 15 menit? “Dimana enaknya kita duduk untuk

berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak

pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Apakah penyebabnya sama

dengan yang sekarang?. “Pada saat penyebab marah itu ada, apa yang

bapak rasakan?” “Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak

berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan

mengepal?” “Setelah itu apa yang bapak lakukan?. Apa kerugian cara

yang bapak lakukan? “Menurut bapak apakah ada cara lain yang lebih

baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan

baik tanpa menimbulkan kerugian?” ”Ada beberapa cara untuk

mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi

melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.” ”Ada beberapa cara,

bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?” ”Begini pak, kalau tanda-

tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik

napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan

melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari

hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus

sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”

“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila

sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa

melakukannya”

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang

kemarahan bapak dengan saya?”.

Obyektif:

”Coba bapak sebutkan tadi apa saja penyebab marah bapak?” dan yang

bapak rasakan? dan yang bapak lakukan ? serta apa saja akibatnya

pak?”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak

yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang teah kita bahas dan

jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak. ”Sekarang kita buat jadual

latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?

jam berapa saja pak?”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

”bagaimana jika 2 hari lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain

untuk mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak,

jamnya juga sama ya pak? Baik saya permisi dulu. Assalamualaikum”

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (KELUARGA)

Klien :

Mahasiswa :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

2. Tujuan khusus:

a. Keluarga pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

b. Keluarga pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku

kekerasan

c. Keluarga pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang

pernah dilakukannya

d. Pasien Keluarga pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku

kekerasan yang dilakukannya

e. Keluarga pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol

perilaku kekerasannya

f. Keluarga pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya

secara fisik 1.

3. Tindakan keperawatan:

a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien.

b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya PK.

c. Jelaskan cara merawat PK.

d. Latih 1 cara merawat PK: fisik 1.

e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

“Assalamualaikum Bu, perkenalkan nama saya APSD, dapat dipanggil A,

saya perawat yang dinas di Puskesmas Wonokerto. Hari ini saya sedang

tugas melakukan kunjungan rumah bu. Jadi saya datang kemarin untuk

merawat suami ibu, Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ada masalah dalam merawat

bapak?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu

hadapi?” “Berapa lama kita bisa berbincang-bincang bu? Bagaimana

kalau 30 menit?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, Bu?

Bagaimana kalau di ruang tamu?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu

lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskan tentang marah Bapak dan

hal-hal yang perlu diperhatikan.” “Bu, marah adalah suatu perasaan yang

wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan

dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. “Yang menyebabkan suami ibu

marah dan ngamuk adalah ............. “Kalau nanti wajah suami ibu tampak

tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu artinya suami ibu sedang

marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya

dengan ...................... “Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap

tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan lupa jaga jarak dan jauhkan

benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas, pisau. Jauhkan juga

anak-anak kecil dari bapak.” “Bila bapak masih marah dan ngamuk

segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah sebelumnya diikat dulu

(ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain

saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan

dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak mencedari diri sendiri,

orang lain dan lingkungan” “Nah bu, ibu sudah lihat kan apa yang saya

ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda kemarahan itu muncul. kita belajar

satu cara dulu?” ”Salah satunya begini bu, kalau tanda-tanda marah tadi

sudah terlihat pada bapak maka ajak bapak berdiri, lalu minta untuk tarik

napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan

melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba ibu praktikan

cara meminta bapak untuk melakukan napas panjang, nah, lakukan 5 kali.

Selain itu, Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadwal latihan

cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik atau menarik

napas dalam ttadi bu”. “Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan

baik jangan lupa dipuji ya bu”.

TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara

merawat bapak?”

Obyektif:

“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil

tindakan yang telah dilakukan):

“Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk bapak ya

bu”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang

telah kita bicarakan tadi langsung kepada bapak?” “Tempatnya disini saja

lagi ya bu?”.

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

RESIKO BUNUH DIRI (KLIEN)

Klien : A

Mahasiswa : Kelompok 4 Reguler 2011

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien: -

2. Diagnosa keperawatan: Risiko Bunuh Diri

3. Tujuan khusus:

1. Melakukan pengkajian pasien yang berisiko bunuh diri

2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien risiko bunuh diri

3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri

4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga pasien risiko bunuh

diri

5. Melakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga pasien risiko

bunuh diri

6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien risiko bunuh

diri

4. Tindakan keperawatan:

1. Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan

ketempat yang aman

2. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet,

gelas, tali pinggang)

3. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika

pasien mendapatkan obat

4. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan

melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

”Assalamu‟alaikum A kenalkan saya adalah perawat B yang

bertugas di ruang Mawar ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi sampai

2 siang.”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Bagaimana perasaan A hari ini?”

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat

“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang A rasakan

selama ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?”

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Bagaimana perasaan A setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan

bencana ini A merasa paling menderita di dunia ini? Apakah A

kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa tak berharga atau

bahkan lebih rendah daripada orang lain? Apakah A merasa

bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering

mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat untuk

menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap bahwa A mati?

Apakah A pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya,

bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?”

Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera

dilanjutkan dengan tindakan keperawatan untuk melindungi pasien,

misalnya dengan mengatakan: “Baiklah, tampaknya A membutuhkan

pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup”.

”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan

tidak ada benda-benda yang membahayakan A.” ”Nah A, Karena A

tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri

hidup A, maka saya tidak akan membiarkan A sendiri.”

”Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau

keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya A harus langsung

minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau

teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan pada

perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri

kehidupan”. ”Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?”

TERMINASI:

4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Subyektif:

”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara

mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”

Obyektif:

”Coba A sebutkan lagi cara tersebut”

5. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai

dengan hasil tindakan yang telah dilakukan):

”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi cara untuk

mengendalikan keinginan mencederai diri. ‘Sekarang kita buat jadual

latihan ya A”

6. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan

tempat):

Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita lanjutkan

dengan cara lain. A mau berbincang-bincang jam berapa?

Bagaimana kalau besok jam 09.00

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1

RESIKO BUNUH DIRI (KELUARGA)

Hari, ..tgl....

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Kondisi klien yang mengalami RBD biasanya: merasa curiga, merasa

cemburu, merasa diancam/diguna-guna, sering marah-marah tanpa

sebab, banyak kata, menyendiri, sirkumstansial, inkohern.

2. Diagnosis Keperawatan

Risiko Bunuh Diri

3. Tujuan Khusus (TUK)

Keluarga dapat memahami maksud Risiko Bunuh Diri

4. Tindakan Keperawatan

a. Mendiskusikan maslah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

b. Menjelaskan risiko bunuh dir, dan jenis perilaku bunuh diri, dan jenis

perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya

c. Menjelaskan keluarga melakukan cara merawat langsung kepada

pasien risiko bunuh diri

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

Salam Terapeutik: “Assalamu’alaikum pak, bu, saya A X, panggil saya

A, nama ibu dan bapak siapa? Senangnya dipaggil apa? Saya akan

merawat Tn.A dan keluarga Tn.A jadi termasuk bapak dan ibu.”

Evaluasi/validasi: “Apa saja keluhan Tn.A selama ini?”

Kontrak

Topik:

“Baik, pak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang

kejadian yang dialami Tn.M, agar saya dapat membantunya.”

Waktu:

“Bapak dan Ibu mau berapa lama bercakap-cakap, bagaimana

kalau sekitar 20 menit?”

Tempat:

“Bapak dan Ibu mau bercakap-cakap di mana, bagaimana kalau

di ruangan ini?”

2. Fase Kerja

“Bapak, ibu, tolong bisa dijelaskan bagaimana keadaan Tn.A dari sudut

pandah ibu dan bapak?”

“Tolong jelaskan apa yang ibu dan bapak rasakan saat merawat Tn.A?”

“Jadi Tn.A mengalami hal yang disebut Risiko Bunuh Diri. Apa ibu dan

bapak sudah pernah mendengar atau malah sudah mengetahui tentang

Risiko Bunuh Diri?”

“Risiko Bunuh Diri adalanya adanya kemungkinan melakukan tindakan

mencederai untuk tujuan kematian. Tanda dan gejalanya antara lain

mengatakan hidupnya tak lagi berguna; ingin mati; menyatakan pernah

mencoba bunub diri; mengancam bunuh diri; ekspresi murung; tidak

bergairah; ada bekas percobaan bunuh diri. Apa bapak dan ibu sudah

tahu cara merawat Tn.A?”

“Jadi pertama-tama harus menjauhkan Tn.A dari benda-benda yang bisa

digunakan untuk melukai dirinya sendiri. Mendekati Tn.A hingga Tn.A

sudah bisa mengungkapkan isi hatinya. Terus mendukung dan follow-up

dengan perubahan tingkah laku Tn.A.”

“Apa ada yang ingin bapak dan ibu tanyakan?”

C. Fase Terminasi

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

“Bagaimana perasaan ibu dan bapak setelah mengetahui tentang Risiko

Bunuh Diri?”

2. Rencana tindak lanjut

“Setelah pertemuan ini diharapkan ibu dan bapak sudah tahu dan mau

mempraktekkan cara merawat Tn.A .”

3. Kontrak yang akan datang

Topik: “Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk membahas mengenai

cara real untuk mempraktekkan cara merawat Tn.A?”

Waktu: “Mau bertemu lagi jam berapa, pak, bu?”

Tempat: “Ibu dan bapak mau bertemu di mana, bagaimana kalau tetap di

sini?”