Spesimen Urine

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam dunia keperawatan, spesimen merupakan bahan-bahan pemeriksaan yang diambil dari dalam tubuh pasien atau klien sebagai sampel pemeriksaan untuk mengetahui status kesehatan dari si pasien atau klien tersebut. Spesimen ada banyak jenisnya, diantaranya yaitu; spesimen urin, feses, darah, sputum, keringat, emesis atau muntah, spesimen dahak, hapusan, lendir, cairan, otak, pleura, cairan- cairan di otak dan paru-paru dan masih banyak jenis lainnya. Pengumpulan spesimen merupakan tahapan yang penting dalam menentukan baik-buruk atau valid-tidaknya sebuah hasil pemeriksaan laboratorium. Namun, hal ini seringkali tidak menjadi perhatian yang serius di kalangan petugas laboratorium. Apalagi jika proses pengambilan spesimen dilakukan oleh pihak lain, seperti misalnya perawat. Minimnya informasi mengenai pengaruh sampling terhadap hasil pemeriksaan laboratorium menyebabkan para petugas sampling kurang hati-hati atau bahkan tidak mengikuti prosedur pengambilan spesimen yang benar. Dan kerena itu, seringkali dijumpai komplain dari pengguna jasa laboratorium (misalnya dokter/klinisi) akibat tidak sesuainya hasil pemeriksaan lab dengan kondisi atau penyakit pasien. 1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu : 1. Apa yang dimaksud dengan spesimen? 1

description

SPESIMEN URINE

Transcript of Spesimen Urine

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGDalam dunia keperawatan, spesimen merupakan bahan-bahan pemeriksaan yang diambil dari dalam tubuh pasien atau klien sebagai sampel pemeriksaan untuk mengetahui status kesehatan dari si pasien atau klien tersebut. Spesimen ada banyak jenisnya, diantaranya yaitu; spesimen urin, feses, darah, sputum, keringat, emesis atau muntah, spesimen dahak, hapusan, lendir, cairan, otak, pleura, cairan-cairan di otak dan paru-paru dan masih banyak jenis lainnya.Pengumpulan spesimen merupakan tahapan yang penting dalam menentukan baik-buruk atau valid-tidaknya sebuah hasil pemeriksaan laboratorium. Namun, hal ini seringkali tidak menjadi perhatian yang serius di kalangan petugas laboratorium. Apalagi jika proses pengambilan spesimen dilakukan oleh pihak lain, seperti misalnya perawat.Minimnya informasi mengenai pengaruh sampling terhadap hasil pemeriksaan laboratorium menyebabkan para petugas sampling kurang hati-hati atau bahkan tidak mengikuti prosedur pengambilan spesimen yang benar. Dan kerena itu, seringkali dijumpai komplain dari pengguna jasa laboratorium (misalnya dokter/klinisi) akibat tidak sesuainya hasil pemeriksaan lab dengan kondisi atau penyakit pasien.

1.2 RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :1. Apa yang dimaksud dengan spesimen?2. Bagaimana tanggung jawab perawat dalam pengambilan spesimen?3. Bagaimana pemeriksaan spesimen urine?4. Bagaimana cara pengambilan urine?

1.3 TUJUANAdapun tujuan dari makalah ini, yaitu:1. Untuk mengetahui definisi dari spesimen.2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana tanggung jawab perawat dalam pengambilan spesimen.3. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan spesimen urine.4. Untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan urine.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PengertianBerdasarkan suku katanya, spesimen diartiakan sebagai bagian dari kelompok atau bagian dari keseluruhan. Namun jika dikaitkan dengan dunia keperawatan, spesimen merupakan bahan-bahan pemeriksaan yang diambil dari dalam tubuh pasien atau klien sebagai sampel pemeriksaan untuk mengetahui status kesehatan dari si pasien atau klien tersebut. Spesimen ada banyak jenisnya, diantaranya yaitu; spesimen urine, feses, darah, sputum, keringat, emesis atau muntah, spesimen dahak, hapusan, lendir, cairan, otak, pleura, cairan-cairan di otak dan paru-paru dan masih banyak jenis lainnya.

2.2 Tanggung Jawab Perawat dalam Pengambilan SpesimenTanggungjawab perawat dalam pemeriksaan spesimen adalah:1. Memberikan kenyamanan, mempertahankan privasi dan keamanan saat pengambilan spesimen.2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan.3. Melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen dengan benar.4. Mencatat informasi yang terkait dengan pemeriksaan pada lembaran dengan benar.5. Melaporkan jika ditemukan hasil yang tidak normal

2.3 Pemeriksaan Spesimen UrineA. URINE BERSIH (clean voided urine specimen)Urine bersih diperlukan untuk pemeriksaan urinalisa rutin. Untuk pemeriksaan urinalisa rutin diperlukan:1. Urine bersih, biasanya urine pertama pagi hari karena urine pertama cenderung konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki pH lebih rendah.2. Jumlah minimal 10mL.3. Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri, dengan menampung urine pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang lemah, mungkin memerlukan bantuan.4. Spesimen harus bebas dari feses5. Diperlukan urine segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila tidak dapat diperiksa dengan segera, urine harus dimasukan dalam lemari es. Bila urine berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urine dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.

B. URINE TENGAH (clean-catch or midstream urine specimen)Urine tengah merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan kultur urine yaitu untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih. Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari bakteri di permukaan kulit, namun pengambilan dengan menggunakan kateter lebih berisiko menyebabkan infeksi. Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang didapat tidak terkontaminasi.Pengambilan dilakukan dengan cara:1. Bersihkan area meatus urinarius dengan sabun dan air atau dengan tisue khusus lalu keringkan.2. Biarkan urine yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong dan mengeluarkan bakteri yang ada didistal, beberapa waktu kemudian tampung urin yang ditengah. Hati-hati memegang wadah penampung agar wadah tersebut tidak menyentuh permukaan perineum. 3. Jumlah yang diperlukan 30-60mL.Prosedur mengumpulkan urine midstreamLangkahRasional

1. Ikuti kebijakan lembaga dalam pengambilan spesimenKebijakan lembaga dapat berbeda beda dalam metode pengambilan

2. Kaji status klien a. Pada saat terakhir kali klien berkemihb. Tingkat kesadaran atau tahap perkembanganc. Mobilisasi, keseimbangan, dan keterbatasan fisik Dapat mengindikasikan penuhnya kandung kemih Menunjukan kemampuan klien dalam bekerja sama selama prosedur Menentukan tingkat bantuan

3. Kaji tingkat pengetahuan klien terhadap pemeriksaan Informasi memungkinkan dapat mengklarifikasi kesalahpahaman dan meningkatkan kerjasa sama dari klien

4. Persiapkan peralatan :a. Sabun, lap basah, dan handukb. Peralatan komersial untuk mengambil urine dengan cara bersih, gulungan kapas steril atau bantalan kasa ukuran 2x2c. Larutan anti septikd. Air steril (Aquadest)e. Wadah spesimen sterilf. Sarung tangan steril dan non sterilg. Pispoth. Label spesimen yang lengkapDi gunakan untuk membersihkan, membilas, dan mengeringkan area tempat pengambilan spesimen.

5. Jelaskan prosedura. Alasan dibutuhkannya spesimen midstremb. Cara agar klien dan keluarga dapat membantuc. Cara mengambil spesimen yang bebas dari fesesMengurangi ansietasMembantu klien mengumpulkan spesimen urine secara mandiriFeses dapat merubah karakteristik urine dan dapat menyebabkan nilai pengukuran menjadi salah

6. Apabila klien tidak merasakan keinginan berkemih yang mendesak, berikan air minum 30 menit sebelum pengambilan urineMeningkatkan kemampuan berkemih

7. Privasi klienMemungkinkan klien bersifat rileks

8. Berikan sabun, lap basah, dan handuk untuk membersihkan daerah perineum

9. Pakai sarung tangan non steril dan bantu perawatan perineum pada klien yang tidak dapat berjalanMencegah penularan mikroorganisme

10. Ganti sarung tangan Mengurangi transfer infeksi

11. Buka peralatan steril atau persiapkan peralatan steril

12. Tuang antiseptik diatas bola kapasBola kapas digunakan untuk membersihkan perineum

13. Buka wadah steril

14. Bantu dan biarkan klien membersihkan perineum dan mengumpulkan spesimen urinenya secara mandiria. Pria Pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan memutar dari arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik. Bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan bola kapas. Setelah klien mulai mengeluarkan aliran urine , letakan wadah pengumpul dibawah aliran urine dan kumpulkan 30 60 ml

b. Wanita Buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang tidak dominan Bersihkan daerah tersebut dengan bola kapas ,dari bagian depan ke belakang Bantu klien membersihkan daerah perineum dan mengumpilkan secara mandiri

Bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan bola kapas Dengan tetap memisahkan labia, klien harus mulai mengeluarkan urine, dan setelah aliran keluar letakan wadah spesimen dibawah aliran urine dan kumpulkan 30 60 ml

Mengurangi jumlah bakteri

Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptik

Urine yang pertama keluar membuang mikroorganisme yang dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen

Memungkinkan akses ke meatus uretra

Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptik

Urine yang pertama keluar membuang mikroorganisme yangt dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen

15. Pindahkan wadah spesimen sebelum aliran urine terhenti dan sebelum melepaskan labia atau penis klien menyelesaikan berkemih dalam bedpen atau toiletMencegah spesimen terkontaminasi oleh flora kulit

16. Tutup wadah spesimen dengan aman dan kuat Mempertahankan sterilitas bagian dalam wadah

17. Bersihkan urine yang mengenai bagian luar wadah, dan letakan di kantung plastik spesimen Mencegah transfer mikroorganisme dengan orang lain

18. Pindahkan bedpen dan bantu klien untuk dapat posisi yang nyaman Meningkatkan lingkungan yang rileks

19. Berikan label pada daftar spesimenMencegah identifikasi yang tidak akurat

20. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Mencegah transfer mikroorganisme dengan orang lain

21. Kirim spesimen ke laboratorium dalam 15 menit atau masukan dalam lemari esBakteri dapat berkembang biak dalam urine

22. Catat tanggal dan waktu pengambilan spesimen dalam catatan keperawatanMendokumentasikan implementasi yang diprogramkan dokter

C. URINE TAMPUNG (timed urine specimen/waktu tertentu)Beberapa pemeriksaan urine memerlukan seluruh produksi urine yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam 24 jam. Urin tampung ini biasanya disimpan di lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif tertentu) yang mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah perubahan/kerusakan struktur urine. Biasanya urine ditampung di tempat kecil lalu dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar.

Adapun tujuan pemeriksaan yang menggunakan urine tampung adalah:1. Mengkaji kemampuan ginjal mengkonsentrasikan dan mendilusi urine.2. Menentukan penyakit gangguan metabolisme glukosa dan fungsi ginjal.3. Menentukan kadar sesuatu dalam urine (misal: albumin, amilase, kreatinin, hormon tertentu).

Hal yang perlu dilakukan perawat:1. Periode pengumpulan jenis ini dimulai setelah klien berkemih. 2. Beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium.3. Setiap kali berkemih, urine dikumpul dalam sebuah wadah yang bersih lalu segera masukan dalam wadah yang lebih besar.4. Setiap spesimen harus bebas dari feses atau tissue toilet.5. Perawat harus mengingatkan klien untuk berkemih sebelum defekasi.6. Wadah pengumpul urine perlu dimasukan dalam lemari pendingin.

D. SPESIMEN URINE ACAK 1. Spesimen urine rutin yang diambil secara acak dapat dikumpulkan dari urine klien saat berkemih secara alami atau dari kateter foley atau kantong pengumpul urine yang mengalami diversi urinarius.2. Spesimen harus bersih digunakan pada pemeriksaan urinalisis.3. Anjurkan klien untuk minum 30 menit sebelum prosedur dilakukan, dan hanya 120 mL urin yang dibutuhkan untuk pemeriksaan yang akurat.4. Setelah spesimen dikumpulkan, perawat memasang tutup dengan ketat pada wadah spesimen, membersihkan setiap urine yang keluar mengenai bagian wadah, meletakan wadah pada kantong plastik, dan kirim spesimem yang telah diberi label ke laboratorium.

E. SPESIMEN KATETER INDWELLING Urine steril dapat diperoleh dengan mengambil urine melalui area kateter yang khusus disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik. Klem kateter selama kurang lebih 30 menit jika tidak diperoleh urine waktu pengambilan. Untuk kultur urine diperlukan 3 mL dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urine, hati-hati dalam pengambilan agar tidak terkontaminasi.

2.4 Cara Pengambilan UrineCara pengambilan urine disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan1. Pengambilan Urine BiasaPengertian:Mengambil urine pasien yang dikeluarkan secara biasa (BAK)Tujuan: Memeriksa kadar yang terkandung di dalamnya, ex: kadar gula dalam urin Memeriksa adanya kehamilan

Pemeriksaan kadar gula dalam urinPengertian: Memeriksa urine untuk mengetahui kadar gulaTujuan: Mengetahui kadar gula dalam urineDilakukan pada pasien: Yang diduga menderita penyakit Diabetes Millitus

Cara pemeriksaan kadar gula dalam urina. Dengan menggunakan Benedicts Reagen (Benedik test)Persiapan alat:1. Benedict Reagens2. Tempat untuk menampung urine; bengkok3. Tabung kimia + penjepitnya4. Pipet Obat, spuit 5 cc5. Lampu spiritus6. Buku catatan dan alat tulisPelaksanaan:Masukkan kedalam tabung kimia urin 4 cc, lalu tambahkan benedict reagen 8 tetes kemudian panaskan tabung diatas lampu spiritus dengan api kecil sampai mendidih. Lihat perubahan warna yang terjadi:Warna Biru (tidak berubah)/ hijau jernih tanpa endapan: ( )Warna hijau kekuningan agak keruh: ( + )Warna kuning keruh dengan endapan: ( + + )Warna kuning Kemerahan dengan endapan: (+ + + )Warna merah bata dengan endapan: (+ + + +)

b. Dengan menggunakan Tabel Khusus (Metode Clinic Test )Persiapan alat:1. Tabel Khusus (table klinik test)2. Tempat untuk menampung urine3. Tabung kimia4. Pipet obat5. Daftar skala perbandingan warna6. Buku catatan dan alat tulisPelaksanaan:1) Pasien dianjurkan untuk BAK2) Urine ditampung & diambil beberapa tetes & masukkan kedalam tabung tes, lalu tambahkan 10 tetes air biasa3) Masukkan table clinic tes kedalam tabung test tersebut.4) Tunggu 15 detik sampai resksi berhenti, setelah itu kocok tabung perlahan- lahan kemudian cocokkan dengan warna pada daftar skala perbandingan warna.5) Catat hasil test pada buku catatan/ pada kartu DM pasien yang bersangkutan.

2. Pengambilan Urine SterilPengertian:Pengambilan urine steril dengan memakai alat steril untuk bahan pemeriksaanTujuan:Menyediakan urine steril sebagai bahan pemeriksaan untuk mengetahui adanya infeksi pada urethra, ginjal, dll, serta kepekaan kuman terhadap beberapa jenis obatDilakukan pada: Pasien dengan penyakit infeksi lama atau berat Pasien dengan pengobatan tertentu Pasien dengan kelainan ginjalCara pengambilan:1) Cara karakteristik/ penyadapan yaitu dengan menggunakan kateter steril. Dalam cara ini urine yang keluar ditampung dalam spuit steril 10 cc2) Cara punksi supra pubisPelaksanaan:Cara Punksi Supra pubis dilakukan oleh dokter dengan pelaksanaan sebagai berikut:1) Siapkan spuit steril 10 cc dan kapas alcohol2) Pasien diberi minum kurang lebih 3 gelas dan bila pasien ingin BAK suruh menahannya dulu, kmdn segera laporkan Dokter untuk dilakukan punksi.3) Bantu pasien untuk membuka pakaian pada tempat yang akan dipunksi.4) Urin hasil punksi ditampung kedalam botol steril sebanyak 10 cc, kemudian botol ditutup.5) Setelah diberi etiket lengkap, kirim ke laboratorium botol bersama formulir pemeriksaan.6) Pasien dirapikan kembali.7) Peralatan dibereskan dan dibersihkan.Perhatian:Pengambilan urine steril pada wanita yang sedang haid sebaiknya ditunda. Tetapi bila tidak dapat ditangguhkan, pengambilan urien harus dilakukan dengan cara menyadap

3. Pengumpulan urine selama 24 jam (Urine 24 Jam)Pengertian:Pengumpulan urine dari pasien tertentu selama 24 jamTujuan :1. Mengetahui jumlah urine selama 24 jam2. Mengukur berat jenis urine3. Mengetahui perbandingan antara jumlah cairan yang masuk dengan yang keluar4. Mengetahui kadar zat tertentu dalam urine5. Mengetahui fungsi ginjal

Dilakukan pada:1. Pasien dengan kelainan ginjal2. Pasien dengan kelainan jantung, ascites dan oedem3. Pasien dengan pengobatan khususPersiapanPersiapan alat:1. Botol yang mulutnya besar/ stoples tertutup dengan ukuran 1.000 cc 2.000 cc2. Kertas etiket3. Bengkok, Alas botol Persiapan pasien:Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan Pelaksanaan:1. Botol/ stoples di beri etiket dg jelas mencantumkan: nama pasien, nomor register, nomor kamar, nomor tempat tidur, saat mulainya urin ditampung.2. Botol/ stoples diletakkan pada tempat khusus yang aman3. Tiap kali buang air kecil, urinya ditampung kedalam bengkok, lalu dituangkan kedalam botol/ stoples yang telah disiapkan. Selanjutnya urin yang ditampung selama 24 jam diukur jumlahnya, dan hasilnya dicatat dalam catatan perawatan atau catatan medic pasien yg bersangkutan.4. Untuk bahan pemeriksaan laboratorium urin diambil seperlunya, dan sisanya dibuang.5. Setelah dipakai untuk menampung urine, botol/ stoples harus direndam dalam larutan disinfektan

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Spesimen merupakan bahan-bahan pemeriksaan yang diambil dari dalam tubuh pasien atau klien sebagai sampel pemeriksaan untuk mengetahui status kesehatan dari si pasien atau klien tersebut. Spesimen ada banyak jenisnya, diantaranya yaitu; spesimen urine, feses, darah, sputum, keringat, emesis atau muntah, spesimen dahak, hapusan, lendir, cairan, otak, pleura, cairan-cairan di otak dan paru-paru dan masih banyak jenis lainnya. Pemeriksaan spesimen urine, terbagi atas: 1) urine bersih (clean voided urine specimen), 2) urine tengah (clean-catch or midstream urine specimen), 3)Urine tampung (timed urine specimen/waktu tertentu), 4) Spesimen urine acak, dan 5) Spesimen kateter indwelling. Cara pengambilan urine disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan

3.2 SaranMahasiswa(i) diharapkan mampu memahami dengan benar bagaimana penatalaksanaan spesimen, sebab pentalaksanaan yang salah akan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata,R.1999.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta: PT Dian Rakyat.

Corwin, Elisabeth J.2001.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/pengumpulan-spesimen-urine.html

http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2008/10/pemeriksaan-spesimen.html1

3