Spek Teknis Sd Did Kk Baja Sdn Sindangsari 02
-
Upload
asep-red-cliff -
Category
Documents
-
view
55 -
download
0
description
Transcript of Spek Teknis Sd Did Kk Baja Sdn Sindangsari 02
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
1
SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pasal.01. : JENIS PEKERJAAN dan LOKASI
A. Pelaksanaan pekerjaan meliputi :
Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja,
pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau
tidak langsung termasuk didalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan
pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.
Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang
walaupun tidak disebutkan didalam bestek tetapi masih berada didalam lingkungan
pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.
B. Pekerjaan yang dilaksanakan ialah :
Rehabilitasi Ruang Kelas SDN SINDANGSARI 02
Berlokasi di Kec. Majenang, yang selanjutnya akan ditunjukkan oleh Direksi.
Pekerjaan yang direncanakan meliputi:
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
2 Papan Nama Kegiatan
3 Membongkar dinding bata (Bong.tidak dipakai )
4 Membongkar plesteran dinding bata
5 Membongkar rangka atap seng (Bong.tidak dipakai)
6 Membongkar pintu dan jendela (Bong.tidak dipakai)
7 Membongkar plafond (Bong.tdk dipakai)
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian tanah biasa
2 Urugan kembali
3 Urugan pasir pasang bawah pondasi
III PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasang Pondasi Batu Belah, 1 Pc : 4 Pp ( teras ruang kelas lama)
2 Pasang Bata Merah Tebal 1/2 Bata , 1 Pc : 5 Pp
3 Pleteran 1 PC : 5 PP, tebal 15 mm dinding (baru)
4 Pleteran 1 PC : 5 PP, tebal 15 mm dinding (lama)
5 Pleteran 1 Pc : 4 Pp , Tebal 20 mm (selimut pondasi yang nampak)
6 Acian
7 Pasang Lantai Keramik Uk. 30/30 cm (perbaikan)
IV PEKERJAAN KAYU
1 Pekerjaan kusen pintu dan jendela (kayu kamper)
2 Pasang pintu dan jendela kaca (kayu kamper)
3 Pasang rangka langit-langit (50 x 100) cm Kayu Tahun
4 Pasang langit - langit
5 Pasang lis tepi langit - langit
6 Pasang lisplank 3 / 20 (kayu kamper)
V PEKERJAAN ATAP
1 Pasang Rangka Atap Baja Ringan ( C 75.75.TB 0.8 mm TCT )
2 Pasang Atap genteng plentong
3 Pasang Bubungan
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
2
VI PEKERJAAN BETON
1 Membuat Sloof Beton 15/20
Membuat Bekersting
Pembesian dengan besi polos
2 Membuat Betom Kolom Struktur 15/20
Membuat Bekersting
Pembesian dengan besi polos
3 Membuat Beton kolom teras 15/15
Membuat Bekersting
Pembesian dengan besi polos
4 Membuat Beton balok gantung 15/20
Membuat Bekersting
Pembesian dengan besi polos
5 Membuat Beton balok gantung 8/25 ( teras)
Membuat Bekersting
Pembesian dengan besi polos
6 Membuat Beton balok gunungan 12/20
Membuat Bekersting
Pembesian dengan besi polos
7 Membuat Beton ring balk 12 /20
Membuat Bekersting
Pembesian dengan besi polos
8 Membuat Beton balok latai 12/20
Membuat Bekersting
Pembesian dengan besi polos
VII PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
1 Pasang Engsel pintu
2 Pasang Engsel jendela
3 Pasang Kait Angin
4 Pasang kunci selot
5 Pasang grendel kecil
6 Pasang Kaca Bening, 5 mm
VIII PEKERJAAN PENGECATAN
1 Pengecatan Bidang Kayu Baru ( 1 lapis plamir ) , 1 lapis cat dasar,
2 lapis cat penutup
2 Pengecatan Tembok Baru ( 1 lapis plamir , 1 lapis cat dasar,
2 lapis cat penutup )
3 Pengecatan Tembok Lama (1 lapis cat dasar,
2 lapis cat penutup )
4 Pengecatan Langit-langit dengan cat tembok ( 1 lapis plamir ,
1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup )
IX PEKERJAAN LISTRIK
1 Instalasi Listrik
2 Stop Kontak
3 Saklar double
4 Lampu TL 20 Watt
5 Lampu Pijar 25 Watt
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
3
C. Pekerjaan ini terletak di Kec. Majenang
D. Pekerjaan ini mengikat Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) / Dokumen Lelang ini,
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Gambar Rencana yang menyatu menjadi bestek;
E. Konstruksi bangunan secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Pondasi baru : batu belah
2. Kolom / balok : beton bertulang
3. Dinding : pasangan batu bata merah finishing plesteran
4. Plafond : eternit
6. Lantai : keramik
7. Kuda2/rangka atap : baja ringan
8. Penutup Atap : genteng plentong
F. Peraturan-peraturan pembangunan yang mengikat dalam pekerjaan ini, antara lain adalah :
a. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene voor warden voor de uitvoering bijaanneming van openbare werken (A.V)
1941.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar Sarana
dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTsn dan SMA/MA.
c. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SK SNI T-15-1991-03.
d. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995.
e. Peraturan muatan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-1.2.35.1987)
f. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
g. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987.
h. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB) NI. 3 Tahun 1983.
i. Peraturan Baja Bangunan Indonesia (PBBI) 1983.
j. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) NI. 5 Tahun 1961.
k. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994.
l. Mutu Sirap SNI 03-3527-1994.
m. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. 8 Tahun 1973.
n. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) N.I18 Tahun 1983.
o. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000.
p. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10.
q. Tat cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
r. Tata cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
s. Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan SNI 03-1726-2002.
t. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
u. Pedoman Pembangunan Bangunan Tahan Gempa SK Dirjen Cipta Karya Nomor :
111/KPTS/CK/1993.
v. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Dinas Keselamatan Kerja No.
3 Tahun 1958 dan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
w. Keputusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
x. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat yang
berkaitan dengan permasalahan bangunan.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
4
Pasal.02. : SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. TEMPAT TITIK DUGA dan UKURAN-UKURAN
1. Tempat bangunan di Kec. Majenang
2. Titik duga (0,00) permukaan lantai dari bangunan ditentukan dilapangan oleh
direksi/pengawas;
3. Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi, telah ditetapkan dalam gambar
dengan catatan, bahwa :
a). Jika terdapat ukuran-ukuran pada gambar, maka yang menentukan adalah ukuran-
ukuran pada gambar dengan skala lebih besar atau menguntungkan negara;
b). Jika tidak terdapat kesesuaian antara gambar dan RKS, maka harus
dikonsultasikan dengan direksi/pengawas;
c). Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum/selama dan sesudah
pekerjaan menjadi tanggung jawab penyedia Jasa sepenuhnya;
d). Penetepan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan.
4. Penyedia Barang/Jasa harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri
sehubungan dengan pelaksanan pekerjaan ini berupa kantor Administrasi Lapangan,
Los kerja dan Gudang;
5. Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat
tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang
lain;
6. Tanda tetap itu dibuat dari beton 20x20x150 cm, sebanyak 2 buah diujung-ujung
bangunan yang tempatnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas lapangan dan
harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai
seluruhnya untuk penyerahan pekerjaan yang pertama;
7. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar pelaksana
(bouwplank) yang harus dibuat dari bahan Kayu Tahun tebal minimum 3 cm dengan
permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass);
8. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap
untuk mengadakan pengukuran ulang.
B. PERSIAPAN, ALAT BANTU / PERANCAH
1. Penyedia Jasa harus membuat/pengadaan perancah dan alat bantu untuk membantu
proses selama pekerjaan berlangsung. Hal ini dilakukan, untuk memudahkan proses
pelaksanaan pekerjaan;
2. Peracah yang digunakan harus mampu menjangkau seluruh bagian yang akan
dikerjakan. Faktor kenyamanan dan keselamatan pekerja harus diutamakan sehingga
pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar;
3. Alat bantu/Perancah yang digunakan juga harus memperhitungkan faktor pencapaian
pekerjaan dan keselamatan pekerja;
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
5
C. AIR KERJA
1. Penyedia Jasa harus memperhitungkan penyediaan air kerja untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, dengan sumur pompa atau cara lain yang memenuhi
persyaratan;
2. Air yang digunakan harus air tawar bersih yang bebas dari bahan organis, lumpur dan
bahan lain yang merusak mutu beton, dll. Harus memenuhi persyaratan air bagi
keperluan bangunan di Indonesia;
3. Selama pelaksanaan, supaya dibuatkan saluran pembuangan darurat untuk
menghindari gangguan air setempat.
D. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pada prinsipnya pekerjaan ini adalah membersihkan lingkungan yang direkomendasi
dalam rencana, guna dilakukan pekerjaan;
2. Pembersihan harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak merusak bagian yang
lain, yang tidak terkait pekerjan;
3. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu areal dibersihkan dari akar-akaran
sehingga lingkungan tetap terjaga kerapihannya.
E. PAPAN NAMA PEKERJAAN dan BARAK KERJA
1. Penyedia jasa harus menyediakan Papan Nama Pekerjaan/Kegiatan sebagai informasi
kepada umum tentang adanya pekerjaan;
2. Barak kerja disediakan sebagai tempat untuk menyimpan material serta alat-alat
keperluan pekerjaan, juga apabila memungkinkan sebagai tempat pertemuan
lapangan;
3. Lokasi barak kerja harus mudah dijangkau dan luasannya harus cukup representatif
menurut Pengguna Jasa, sesuai petunjuk direksi;
4. Penyedia Jasa harus menempatkan minimal seorang petugas untuk menjaga segala
jenis material yang disimpan ditempat ini dan mencatat keluar masuknya material
keperluan pekerjaan.
F. PEKERJAAN GALIAN dan URUGAN
1. Lingkup Pekerjaan;
Termasuk didalam kegiatan ini adalah pengadaaan material bahan pengisi dan
mengangkutnya ke dalam lapangan serta menimbunnya di daerah lapangan dengan
pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam syarat-syaratnya.
Persyaratan pekerjaan tersebut minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a). Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi jalannya
pekerjaan;
b). Melindungi benda-benda berharga yang berada dilapangan dan benda-benda
berfaedah lainnya;
c). Pengeringan dan pengontrolan drainage;
d). Penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah urug);
e). Pemadatan, dengan dibuktikan tes Standart Proctor di laboratorium (bila
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
6
diperlukan);
f). Menyediakan material-material pengisi yang baik.
2. Syarat-syarat pelaksanaan;
a). Pemeriksaan Lapangan;
Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung
ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang
kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan
mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b). Penggalian dan Pembersihan;
1). Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan
harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang
mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan tetap. Perlindungan harus
diberikan kepada hal-hal yang seperti itu;
2). Pelaksanaan penggalian pondasi plat lajur baru bisa dimulai setelah as-as
ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan;
3). Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing, Penyedia
Barang/Jasa harus mencegahnya misalnya dengan casing dan lain-lain
sehingga pekerjaan tetap lancar;
4). Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, haruslah sedemikian rupa
sehingga menjamin barang-barang berharga yang mungkin berada dilapangan
terhindar dari kerusakan;
5). Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, didalam atau
diluar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh Penyedia Barang/Jasa;
6). Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua benda-
benda yang merintangi pekerjaan, harus menurut petunjuk-petunjuk Pengawas
Lapangan;
7). Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh tumbuh-
tumbuhan yang semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang
akan ditimbun, keluar lapangan.
c). Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah
1). Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang
mungkin ditemui dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai
menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh Penyedia Barang/Jasa
dengan tanggungan biayanya sendiri;
2). Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui dilapangan dan
hal tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat
diketahui oleh Penyedia Barang/Jasa dan ternyata diperlukan perlindungan
atau pemindahan, Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab untuk
mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang
sedang berlangsung tersebut tak terganggu;
3). Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Penyedia
Barang/Jasa, Penyedia Barang/Jasa harus segera mengganti kerugian-kerugian
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
7
yang terjadi akibat pekerjaan Penyedia Barang/Jasa;
4). Sarana (utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan
dibawah tanah dan terletak didalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan
keluar lapangan ketempat yang disetujui oleh Pengawas Lapangan atau
tanggungan Penyedia Barang/Jasa.
d). Pemeriksaan Permukaan Tanah dan Air Tanah
1). Daerah disekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan
sekelilingnya harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya erosi.
Untuk itu Penyedia Barang/Jasa harus mempersiapkan saluran pembuangan
yang cukup menghindari terjadinya bahan erosi tersebut;
2). Penyedia Barang/Jasa diminta untuk mengawasi hal-hal seperti dibawah ini :
(a). Tidak diperkenankan air tergenang didalam/sekitar lapangan pekerjaan
kontrak ini;
(b). Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan genangan
air;
(c). Lapisan Tanah Teratas (Top Soil)
Dalam daerah lapangan pekerjaan, top soil (lapisan tanah paling atas)
harus dikupas sampai kedalaman minimum 20 cm dan digunakan sebagai
bahan pengisi untuk daerah yang lain seperti yang akan ditentukan oleh
Pengawas Lapangan.
Setelah top soil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai setebal
15 cm sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.
e). Bahan Pengisi;
1). Bahan pengisi harus cukup baik, yaitu bahan yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan yang
telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah diluar
lapangan pekerjaan, dan merupakan bahan yang kaya akan tanah berbatu
kerikil (granular soil);
2). Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis, barang-
barang bekas/sampah-sampah.
f). Syarat-syarat Penimbunan dan Backfill;
1). Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Pengawas Lapangan, dan
material bahan pengisi yang dipakai harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan terlebih dahulu. Pengawas Lapangan (bila dianggap
perlu) juga akan mempersiapkan test-test yang diperlukan yang meliputi tes
kepadatan yang terdiri atas lap.1-2 minimal 3 titik, lap.3-4 minimal 5 titik,
lap. 5-6 minimal 7 titik, biaya Penyedia Barang/Jasa. Jika ternyata tidak
memenuhi syarat, maka pemadatan ulang akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan.
2). Penyedia Barang/Jasa harus menempatkan bahan penimbun diatas lapisan
tanah yang akan ditimbun lapis demi lapis dengan tebal max. 20 cm, dibasahi
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
8
seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau dipadatkan sampai tercapai
kepadatan yang diijinkan. Untuk pemadatan sirtu dibawah pondasi dengan
stamper, sedangkan untuk pemadatan halaman parkir dengan mesin walles 4
sampai dengan 6 ton;
3). Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai
95% dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor.
Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan,
maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir;
4). Penyedia Barang/Jasa diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan
mesin untuk seluruh pemadatan, atau mempergunakan stamper.
Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbris, sama sekali tidak
diperkenankan;
5). Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap “lapis jadi” tidak
lebih tebal dari 20 cm dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan;
6). Pembersihan.
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhan-runtuhan,
sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya
untuk ini adalah tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
G. PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan;
a). Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi :
Pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding bangunan yang direncanakan;
b). Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan Gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan;
a). Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan
harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan;
b). Penyedia Barang/Jasa wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada
perbedaan Gambar-gambar dari Konstruksi dengan Gambar-gambar Arsitektur
atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
3. Penggalian;
a). Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar dan dilapis
pasir (sesuai gambar);
b). Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka
perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut;
c). Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2x10cm;
d). Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan
menghindari kelongsoran;
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
9
e). Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller hingga
mencapai kepadatan 90% Standard Proctor;
f). Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah
yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan , maka galian yang terlalu
dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga
kepadatan 95% atas beban Penyedia Barang/Jasa.
4. Pengurugan Kembali;
a). Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang;
b). Lapisan sirtu dibawah pondasi harus dipadatkan dengan vibro roller/stamper
sehingga mencapai kepadatan minimal 90%;
c). Pengurugan Kembali dengan Tanah :
1). Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat persetujuan
dari Pengawas;
2). Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing, sampah-
sampah harus disingkirkan;
3). Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponen-komponen
yang kecil terlebih dahulu;
4). Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 20 cm lapis jadi) dengan
vibro/stamper dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga memperoleh
kepadatan minimal 90%.
5. Pelaksanaan Pondasi;
a). Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lubang pondasi kering;
b). Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat Pasal pekerjaan beton dalam
buku spesifikasi ini dan gambar pondasi;
c). Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang
bersamaan dengan pekerjaan pondasi;
d). Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, dengan
catatan :
1). Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut;
2). Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortar.
e). Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan M.E, jika ada
kelainan/ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana.
6. Pondasi Pasangan Batu Kali
a). Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada pekerjaan
struktur dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dan lain-lain sesuai gambar
rencana;
b). Bahan-bahan yang digunakan :
1). Batu kali (pecah) dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa yang
disetujui Pengawas Lapangan dan Owner;
2). Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 – 1972;
3). Air yang dipakai harus bersih yang dapat diminum/tawar.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
10
c). Syarat Pelaksanaan :
1). Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana;
2). Adukan mempunyai komposisi 1pc : 4psr dan diberaben dengan adukan yang
sama.
H. PEKERJAAN PASANGAN DINDING
1. Jenis Pasangan dan Penggunaannya;
Pemasangan dinding mengacu pada Pedoman Pembangunan Bangunan Tahan Gempa
SK Dirjen Cipta Karya Nomor: 111/KPTS/CK/1993.
a). Pasangan bata merah ½ bata untuk sebagian besar dinding yang ada dalam
bangunan ini seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.
Pasangan bata merah trasram untuk dinding-dinding ruang toilet, dinding-dinding
luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.
2. Jenis Adukan Yang digunakan;
a). Adukan biasa dengan campuran 1pc : 5psr. digunakan untuk pasangan dan
plesteran biasa;
b). Adukan trasram dengan campuran 1pc : 3psr. digunakan untuk dinding-dinding
ruang toilet, seluruh dinding luar bangunan dan beton serta bagian-bagian lain
seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
3. Jenis Plesteran Yang Digunakan;
a). Plesteran biasa dengan campuran 1pc : 5psr digunakan untuk permukaan-
permukaan dinding pasangan bata merah;
b). Plesteran trasram dengan campuran 1pc : 3psr digunakan untuk permukaan beton
dinding ruang-ruang toilet, seluruh permukaan dinding pasangan dibagian luar
bangunan, dan seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi + 30cm dari
permukaan lantai.
4. Kualitas Bahan Yang Digunakan;
a). Bata Merah;
Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1). Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat yang dibakar dan
mencapai kematangan sesuai standard dan disetujui pengawas;
2). Bilamana terdapat bahan yang tidak dapat sesuai standard tersebut diatas
maka Direksi dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal
dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan;
3). Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang
rendah;
4). Seluruh permukaan datar/rata tidak melengkung, tanpa cacat/berlubang
ataupun mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul;
5). Ukuran seragam dengan standar nominal;
6). Mutu setaraf produksi/lokal dengan persetujuan Direksi.
b). Bahan untuk adukan, plesteran dan acian.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
11
Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan harus
memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS ini
ataupun dalam SKSNI T-15-1991-03, yaitu pasir muntilan/sekualitas.
5. Contoh-contoh Bahan;
sebelum memulai pekerjaan pasangan, Penyedia Barang/Jasa terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan (batu kali, bata merah,
kerikil, split dll). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan/ Perencana.
6. Syarat Pemasangan.
a). Pemasangan Batu Bata;
Pemasangan bata merah memperhatikan beberapa hal, antara lain :
1). Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian sesuai
gambar rencana;
2). Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/jarak : 1cm, diberi dasar
adukan pengikat dengan baik;
3). Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan disatu bagian setinggi lebih dari 1
meter;
4). Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk bagian-bagian
dinding kecuali untuk bagian dinding yang terpaksa harus menggunakan
potongan, potongan yang diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak boleh
lebih kecil dari ½ bata merah;
5). Menggunakan skim coat untuk finishing dinding sekualitas Samudra;
6). Semen mortar untuk plesteran dinding sekualitas Samudra.
b). Perlindungan;
Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena udara
terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian
atasnya dengan sesuatu yang memadai.
c). Perawatan;
Dinding pasangan blok beton ringan dan pasangan batu kali harus dibasahi terus
menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
d). Angkur-angkur dan Pengikat;
Setiap hubungan antara dinding bata merah dengan permukaan beton, harus diberi
angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai
dengan kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata
harus dikasarkan dengan alat yang sesuai agar adukan dinding dapat melekat.
e). Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-
benar vertikal, datar, rata, tidak melengkung atau bergelombang;
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
12
f). Kolom Beton/Tulangan Praktis.
Untuk dinding dengan luasan minimal 10m2 diharuskan pelaksanaan dengan
perkuatan kolom beton praktis dengan tulangan pokok 4 Ø 12 dan begel Ø 6-
15cm.
I. PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan;
a). Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan
yang tercantum dalam Pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan :
Beton bertulang struktur rangka, beton praktis, untuk semua kegiatan;
b). Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan;
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 terutama yang menyangkut pekerjaan
beton struktur.
3. Bahan-bahan Yang Digunakan;
a). Semen;
1). Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II
menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standard
Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia;
2). Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa
persetujuan Pengawas Lapangan;
3). Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh semen
dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan;
4). Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah
digunakan harus disertai jaminan dari Penyedia Barang/Jasa yang dilengkapi
dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf
dengan mutu semen yang digantikannya;
5). Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
b). Aggregates;
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam SKSNI T-
15-1991-03, terdiri dari :
1). Pasir beton (aggregate halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat
pasir beton;
2). Koral atau crushed stone (aggregate kasar) :
(a). Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya
dan padat (tidak porous). Dimensi maksimun 2,5cm, dan tidak lebih
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
13
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan;
(b). Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas
maksimum tersebut 3cm dengan gradasi baik;
(c). Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) digunakan split
pecah/giling mesin.
c). Besi Beton;
Besi beton yang digunakan ialah : besi beton polos mutu fy = 320 Mpa ex
Krakatau Steel/setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16mm dan fy
= 240 Mpa untuk diameter lebih kecil dari 13mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya certificate untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus dimintakan
certificate dari laboratorium baik pada saat pendatangan secara periodik minimal
2 contoh percobaan tarik (strees-strain) dan atau untuk setiap 20ton besi. Untuk
pemotong tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas (las), pemotongan
dengan alat gunting atau besi cutter atau gergaji besi.
d). Admixture.
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara Super
Plastet SR (kedap air) dan plastet no.2 untuk beton biasa. Namun sebelumnya
Penyedia Barang/Jasa diwajibkan mengajukan analisis kimia serta test, dan juga
bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. Penggunaan harus sesuai dengan
petunjuk teknis pabrik.
4. Tata Cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan;
a). Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal
pelaksanaan;
b). Penyimpanan Semen;
1). Semen harus didatangkan & disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat
semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak;
2). Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh
cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah;
3). Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang
mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5%
berat semen;
4). Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam
jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus
sesuai dengan yang diminta perencana.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
14
c). Penyimpanan Besi Beton;
1). Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu sehingga
bebas dari tanah (minimal 20cm);
2). Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing lainnya.
d). Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan
lain jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.
5. Bekisting Yang Digunakan;
a). Bekisting harus dibuat dari papan kayu kelas III dengan tebal minimal 2 cm
dengan balok penahan dari kayu ukuran 4/6 cm atau 5/7 cm dan tiang penyangga
dari kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan
baja;
b). Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan;
c). Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan
bergeraknya bekisting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus
cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortar leakage);
d). Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga
pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan.
Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang
bersangkutan;
e). Pada bagian terendah pada setiap pashe pengecoran dari bekisting kolom atau
dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk Inspeksi dan pembersihan;
f). Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran;
g). Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar
tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting;
h). Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau
silangan-silangan bekisting menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa;
i). Pembongkaran Bekisting :
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang
cukup untuk memikul 2x beban sendiri. Bila akibat pembongkaran cetakan, pada
bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut
berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada Penyedia Barang/Jasa, dan perhatian Penyedia
Barang/Jasa mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SKSNI T-15-1991-03
dalam Pasal yang bersangkutan.
Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas/Arsitek bilamana ia
bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
15
dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persejutuan itu tidak berarti
Penyedia Barang/Jasa terlepas dari tanggung jawabnya.
6. Pemasangan Pipa-pipa;
Pemasangan pipa dalam beton yang mungkin dilakukan tidak boleh merugikan
kekuatan konstruksi.
7. Siar-siar Kontruksi dan Pembongkaran Bekisting;
Pembongkaran bekisting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak
ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
8. Penggantian Besi;
a). Penyedia Barang/Jasa harus mengusahakan agar besi yang dipasang benar sesuai
dengan apa yang tertera dalam gambar;
b). Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Barang/Jasa atau
pendapatnya mengalami kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan
pembesian yang ada maka :
1). Penyedia Barang/Jasa dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan
kepada Pengawas Lapangan untuk sekedar informasi;
2). Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Penyedia Barang/Jasa sebagai
kerja tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari Perencana dan disetujui Pemberi Tugas;
3). Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana;
Mengajukan usulan dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan
juga kewajiban bagi Penyedia Barang/ Jasa.
c). Jika Penyedia Barang/Jasa tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter
besi dengan diameter terdekat dengan syarat :
1). Harus ada persetujuan dari pengawas Lapangan;
2). Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar;
3). Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyatukan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
d). Toleransi Besi :
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
16
Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara
dua permukaan yang berlawanan)
Vasiasi dalam
berat yang
diperbolehkan
Toleransi
diameter
Dibawah 10 mm ± 7 % ± 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk
& 16 mm) ± 5 % ± 0,4 mm
16 mm sampai 28 mm ± 5 % ± 0,5 mm
29 mm dan 32 mm ± 4 % -
9. Perawatan Beton;
a). Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat;
b). Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan;
c). Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah pengecoran.
10. Tanggung Jawab Penyedia Barang/Jasa;
a). Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi
yang diberikan;
b). Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Bouwher atau
Perencana yang sejauh melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasehat
tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas;
c). Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan diatas atau yang telah tertera
dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab
Pengawas Lapangan, Ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.
11. Pekerjaan Stek Kolom.
Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :
a). Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi;
b). Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu
sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof;
c). Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai pekerjaan
sloof.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
17
J. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Semua pasangan batu bata merah yang kelihatan (karena dikupas/diperbaiki) harus
diplester. Plesteran digunakan adukan yang sama dengan adukan pasangan batu bata
merahnya sebelumnya;
2. Secara umum semua pekerjaan plesteran dengan adukan spesi 1pc : 5psr, digunakan
pada pasangan batu bata di pekerjaan ini;
3. Plesteran trasram dengan adukan spesi 1Pc : 3Psr;
4. Semua pasangan yang akan diplester harus disiram dengan air (kalau diperlukan
dengan air semen) sampai basah dan bebas dari kotoran-kotoran. Plesteran harus
menghasilkan bidang yang rata dan lurus, serta sponengan harus kelihatan rapi.
6. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 1 cm, kecuali
plesteran beton tebal maksimum1 cm;
7. Semua permukaan beton yag diplester, permukaannya harus dikasarkan terlebih
dahulu;
8. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian PC sehingga
tidak terjadi retak-retak dan pecah, dengan hasil rata dan halus;
9. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rapi, rata, vertikal, tidak bergelombang dan
tegak lurus dengan bidang lainnya. Sponeng/tali air harus baik dan lurus.
K. PEKERJAAN KUDA – KUDA DAN RANGKA ATAP
Sebelumnya penyedia barang/jasa telah menunjukan Surat Dukungan konstruksi baja
ringan yang dikeluarkan oleh Pabrikan baja ringan. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan dan
Spesifikasi Teknis Rangka Atap baja ringan adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan
1. Pekerjaan ini meliputi survey lokasi pekerjaan untuk menghitung struktur rangka atap baja
ringan menggunakan software yang telah diakui oleh badan / lembaga teknik.
2. Hasil perhitungan merupakan syarat mutlak yang harus diberikan kepada PPTK (Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan) sebagai jaminan pekerjaannya sudah aman.
3. Hasil perhitungan juga harus diberitahukan ke konsultan dan dilengkapi dengan berita
acara penyerahan hasil perhitungan.
4. Pengiriman barang terlebih dahulu diperiksa bersama antara konsultan, BPP (Badan
Pemeriksa Pembangunan) serta penyedia barang.
5. Penyedia barang/jasa konstruksi baja ringan mampu mengeluarkan garansi resmi dari
pabrik yang meliputi garansi Bahan/material, Struktur dan Pemasangan minimal 10
Tahun.
6. Setelah barang dinyatakan layak maka rekanan dapat melanjutkan pekerjaan.
b. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lokasi, pabrikasi dan ereksi termasuk
penggunaan penopang sementara dan seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti
tercantum dalam gambar kerja, yang diantaranya adalah :
1. Pekerjaan rangka atap ( roof truss )
2. Pekerjaan reng ( roof butten )
3. Pekerjaan jurai dalam ( vallay gutter )
Lingkup pekerjaan tidak meliputi :
1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap penutup atap
3. Talang, dll.
c. Persyaratan Bahan
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
18
1. Material harus diproduksi oleh fabrikan yang sudah memilki sertifikasi ISO minimal ISO
9001:2000, atau ISO 14001:2004 untuk memastikan konsistensi kwalitas mutu yang baik.
2. Material menggunakan baja mutu tinggi G550 dengan modulus elastisitas baja 2,1 x 105
Mpa dan modulus geser 8 x 104 Mpa.
3. Lapisan pelindung korosi harus zinc-Aluminium (Zincalume), komposisi 55% Aluminium,
43% Zinc, 1,5% Silicon Aloy. Bukan Galvalume atau galvanis biasa.
4. Material harus bersertifikat produk SNI 4096:2007, atau setara dan diprinting oleh fabrikan
disetiap material sehingga memudahkan untuk verifikasi dilapangan.
5. Profil Material :
a. Profil rangka atap menyesuaikan profil masing-masing fabrikan, tinggi profil minimal
75mm dengan ketebalan 0,80 TCT (Total Coating Ticknes).
b. Profil reng menyesuaikan profil masing-masing fabrikan, tinggi profil minimal 38mm
dengan ketebalan 0,50 TCT (Total Coating Ticknes).
c. Material harus memiliki merk dagang terdaftar (Brand Register) dan diprinting oleh
fabrikan disetiap material untuk memudahkan verifikasi dilapangan.
6. System Koneksi menggunakan SDS (Self Drilling Screw), dengan ketentuan teknis sebagai
berikut :
a. Bahan sesuai standart AISI 1022 (Heat Threated Carbon Steel)
b. Kuat geser : 8.8 kN ; Kuat tarik minimum : 15,3 kN ; Kuat torsi minimum : 13,2 kN.
c. Kelas ketahanan korosi minimum : Class 2 (Minimum Corossion Rating)
d. Persyaratan Desain
1. Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta memenuhi
kaidah-kaidah teknik yang benar yang telah direkomendasikan oleh badan / lembaga
teknik, untuk memastikan kelayakan analisa strukturnya.
2. Pada saat sebelum melakukan pekerjaan wajib menyerahkan gambar kerja dan
engineering sheet ( hasil perhitungan structural secara terperinci).
3. Data persyaratan teknis dan hasil perhitungan structural adalah sebagai bahan
pertimbangan yang harus dipenuhi untuk penentuan kelayakan design.
Dan dapat mengeluarkan perhitungan teknis/soft drawing dari hasil perhitungan
software
4. Konfigurasi pembebanan yang digunakan :
Dead Load Top Chord (Beban Mati Batang Utama Atas)
a. Beban Atap
1. Jenis genteng keramik / beton : 60-75 Kg/m²
2. Jenis Asbes : 20 Kg/m²
3. Jenis Metal : 10 Kg/m²
b. Variasi beban tambahan ex.Ornamen GRC, tangki air panas, dll
Live Load Top Chord (Beban Hidup batang Utama Atas)
c. Beban Hujan : 25 Kg/m²
d. Beban Terpusat Orang dan alat : 110 Kg
e. Beban angin : 30 m/s
Dead Load Bottom Chard (Beban Mati Batang Utama Atas)
f. Beban plafon (ceiling) : 20-25 Kg/m²
g. Variasi beban tambahan ex.lampu gantung,
AC cassette, dll : 50 Kg/m² (pertitik)
Live Load Bottom Chord (Beban Hidup Batang Utama Bawah)
h. Beban terpusat Orang+ alat : 110 Kg
e. Persyaratan Pra Konstruksi
1. Penyedia barang wajib meneliti kebenaran terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi /
finish.
2. Perubahan bahan / detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
4. Pengiriman tenaga kerja selambat-lambatnya 1-2 hari setelah material sampai lokasi
proyek.
f. Persyaratan Konstruksi
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
19
1. Latar Belakang
a. Pelaksana pemasangan harus dilaksanakan oleh fabrikan yang sudah minimum
memiliki sertifikasi ISO 9001:2008 atau ISO Fabrikasi structural baja termasuk
instalasinya, atau setara. Untuk memastikan konsistensi kwalitas instalasi /
pemasangan sehingga kwalitas terjamin sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP)
fabrikan yang telah dipersyaratkan.
b. Team pemasangan harus mempunyai sertifikasi / surat ijin pemasangan oleh fabrikan
minimal 1 orang dalam satu team installer, untuk memastikan kwalitas pemasangan.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai adalah mendapatkan data yang lengkap agar perencanaan sesuai
dengan pelaksanaan di lapangan.
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain :
a) Selang air
b) Meteran
c) Alat tulis (pensil,kertas,karet penghapus)
d) Palu dan Paku
e) Waterpas
f) Siku
g) Benang
4. Pengukuran dan perataan permukaan ring balok/ balok tumpuan
a. Pengukuran dan perataan permukaan yang dilakukan meliputi :
1) Seluruh ring balok yang akan menjadi tumpuan truss, kaso/jack rafter, jural.
2) Seluruh balok anak / balok tengah apabila bentanganya lebih dari 11m.
3) Elevasi/ketinggian seluruh ring balok dan apabila terjadi perbedaan ketinggian ring
balok.
b. Pengukuran Ring balok
Terlebih dahulu lakukan pengukuran seluruh ring balok dengan ukuran sisi luar dari
ring balok yang diambil. Catat dan buat sketsanya diatas kertas dan tampilkan
ukurannya sedetail mungkin.
a. Pengukuran balok anak/balok tengah
Jika satu bangunan ukuran lebarnya lebih dari 11 m, maka diperlukan balok anak /
balok tengah di tengah bangunan. Ukurlah jarak balok anak dengan balok tumpuan
atau ring balok tepi luar dengan ditambahkan lebar balok anak / tengah tersebut.
b. Ketinggian elevasi ring balok
Jika penggunaan rangka atap bangunan lebih dari satu lantai atau terdapat perbedaan
tinggi ringbalok, maka perlu dilakukan pengukuran perbedaan tingginya. Setelah
semua pengukuran dilakukan makatahap selanjutnya adalah pelevan/pertain
permukaan ring balok dan anak balok/balok tengah dengan menggunakan adukan
mortar.
g. Langkah-langkahnya :
1) Persiapkan benang, meteran, selang air, paku, palu, alat tulis.
2) Isi selang air dan keluarkan seluruh udara yang terdapat pada selang tersebut.
3) Tetapkan satu titik acuan atau permukaan ring balok tertinggi sebagai acuan dan tempatkan
ujung selang air tersebut disana, kemudian ujung selang yang lain arahkan ke sekeliling
ring balok bangunan, setiap titik yang dijadikan acuan diberi tanda ketinggian bias dari
kayu triplek lalu dipaku dan diberi tanda, lanjutkan ke seluruh bangunan. Sehingga terdapat
patok-patok tanda acuan ketinggian.
4) Dilanjutkan dengan pemasangan benang pada tanda di patok-patok tersebut. Benang ditarik
kearah masing-masing patok tersebut sehingga mendapat acuan ketinggian / elevasi yang
sama pada ringbalok sebagai acuan penambahan adukan mortarnya. Agar benang tidak
terjadi lendutan maka batasi jarak antar patok atas tidak terlalu jauh.
5) Balok anak/Balok tengah jangan lupa dilakukan perataan / pelevelan juga jika memang
diperlukan.
6) Pelevelan / perataan permukaan ring balok dilakukan jauh hari sebelum truss diletakkan
pada ringbalok.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
20
h. Fabrikasi
1. Peralatan
a. Mesin Potong Baja
Untuk memotong baja batangan sepanjang 11m menjadi batang-batang kecil
sesuai dengan ukuran di gambar kerja.
b. Gunting Baja
Untuk memotong notch/coakan-coakan kecil.
c. Mesin Bor Tangan
Untuk mengscrew baut ke batangan baja, lebih baik yang memiliki control
kecepatan.
d. Peralatan Standar Tukang
Meteran, siku, palu, benang, waterpas, alat tulis/ spidol dan lain-lain.
2. Persiapan Gambar Kerja
Gambar kerja yang diberikan meliputi :
a. Gambar tampak atas bangunan.
b. Gambar denah penetapan kuda-kuda.
c. Gambar detail perakitan masing-masing kuda-kuda.
3. Persiapan Areal Kerja
Areal kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga perakitan kuda-kuda tidak
tergganggu (dapat menjadi acuan kuda-kuda yang terbesar/utama yang diambil dari
gambar detail perakitan kuda-kuda).
4. Pemotongan material
Material di potong-potong untuk membuat batang pembentuk kuda-kuda disesuaikan
dengan panjang batang yang tertera di gambar kerja. Hasil potongan tersebut
dikumpulkan dan di beri ukuran, nomor truss untuk masing-masing kuda-kuda. Sisi
potongan yang tidak bagus dirapihkan sehingga kemungkinan karat bias dihindari.
5. Perakitan kuda-kuda
Setelah batang-batang truss terpotong-potong sesuai ukuran yang tertera di gambar
kerja dilanjutkan dengan pekerjaan perakitan kuda-kuda. Batang atas (top chord) dan
batang batang bawah (bottom chord) terlebih dahulu dipersiapkan, setelah dilakukan
dan di bentuk (belum discrew) lalu coakan dipotong (dalam mm) sesuai dengan
gambar kerja. Coakan untuk batang atas dilakukan sisi bawah/sayap bawah material
sedangkan untuk coakan di batang bawah di bagian atas material. Tentukan
terlebih dahulu titik tengah dari bentangan kuda-kuda, tandai posisinya. Kemudian
tarik meteran sesuaikan dengan ketinggian kuda-kuda yang terdapat pada gambar
kerja. Dilanjutkan dengan proses penyikuan kuda-kuda dan dilakukan penyecrewan 1
pcs terlebih dahulu di batang atas dan batang bawah. Ukuran screw untuk kuda-kuda
12x24-20 cm.
Untuk batang atas terdapat Apex Plate. Apex Plate material di potong ±15cm,
dan di belah sayapnya / coakan kemudian di pasang dibawah pertemuan antara batang
atas sebelah kanan dan batang atas sebelah kiri.
Dilanjutkan dengan pemasangan web/ batang pembagi dengan panjang
material dan jarak antar web/batang pembagi disesuaikan dengan gambar kerja untuk
perlakuan dari banyaknya screw setiap koneksi berdasarkan beban penutup atap :
a. Genteng keramik, beton, asbes : 3 Pcs setiap koneksi
b. Genteng metal, spandek : 2 Pcs setiap koneksi
6. Erection/ Pengaturan kuda-kuda pada Ring balok
Setelah semua kuda-kuda yang terdapat pada gambar kerja telah selesai dirakit
dilanjutkan dengan pekerjaan Erection kuda-kuda.
Sebelumnya ring balok diukur terlebih dahulu untuk penentuan jarak antar kuda-kuda
disesuaikan dengan gambar kerja. Kemudian ring balok di tandai dengan spidol untuk
penempatan kuda-kuda. Kuda-kuda di lot/ditimbang kelurusan terhadap bangunan.
Untuk pertemuan/joint dengan ring balok menggunakan L breket dengan perlakuan
bagian bawah duduk di atas ring balok dan dipasang Dynabolt. Untuk Bagian samping
di screw kekuda-kuda.
7. Pemasangan Reng / Top span
Setelah semua kuda-kuda telah berdiri sesuai dengan urutan penempatan yang ada di
gambar kerja. Dilanjutkan dengan pemasangan reng dengan terlebih dahulu dilakukan
pemasangan Ceiling Batten /batang pengaku antara kuda-kuda. Materialnya
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
21
menggunakan reng/top span. Pemasangannya diatas batang bawah / bottom chord
dengan jarak antara ceiling batten / batang pengaku kuda-kuda 1,2 meter.
Kemudian pemasangan ikatan angin material menggunakan reng/top span dipasang
miring di web sebaris antar kuda-kuda. Dipasang sedemikian rupa sehingga
membentuk silang (X).
Dilanjutkan dengan pemasangan reng, terlebih dahulu mengukur panjang dari penutup
atapnya, karena masing-masing genteng memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukur
batang atas/top chordnya kemudian di bagi dengan panjang genteng / penutup
atapnya.
Reng di screw bagian atas bagian bawahnya ke kuda-kuda. Untuk ukuran screw reng
adalah 10x16-16 mm.
Pekerjaan fabrikasi material harus sesuai dengan gambar kerja yang di keluarkan
oleh pihak Distributor dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.
Sambungan
Alat penyambung antara elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi adalah baut mekanik sendiri (self drilling screw) dengan ketentuan :
- Pemasangan baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja.
- Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan
putaran alat minimal 2000 rpm.
- Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus, bersih.
- Pemasangan Ceiling Batten dan Win Bracing harus benar sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan oleh pihak Pabrik TRUSS.
L. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Pemasangan atap bangunan yang dikerjakan, meliputi :
a). Pemasangan atap genteng ;
b). Pemasangan bubungan genteng ;
2. Bahan dan Peralatan :
a). Genteng
b). Kerpus menggunakan bahan yang sesuai dengan jenis genteng atapnya;
3. Pelaksanaan;
a). Bahan penutup atap dan bubungan yang dikerjakan harus yang baru, harus betul-
betul tidak mengalami kerusakan fisik maupun kekuatannya;
b). Untuk pemasangan kerpus, harus hati-hati betul agar terjaga tidak bocor dan
menurut petunjuk direksi;
c). Jarak reng sesuai dengan gambar dan sepersetujuan direksi;
d). Pemasangan genteng dan kerpus harus lurus dan rata benar. Tidak bengkak
bengkok karena suatu kesalahan. Apabila hal itu terjadi harus segera diperbaiki
hingga disetujui direksi;
e). Pemasangan atap genteng menggunakan paku sekrup berkualitas baik.
Pemasangan hingga rapat benar, dengan jarak antar paku cukup;
f). Pemasangan atap talang dilakukan dengan hati-hati benar, pada dudukan kayu
papan, sehingga cukup kuat. Kelebaran talang harus cukup, hingga menampung
air hujan sudut patahan atap.
M. PEKERJAAN KERAMIK dan LANTAI
1. Lingkup pekerjaan;
a). Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerjaan yang
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
22
berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja
dan RKS;
b). Penyedia Barang/Jasa diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang
akan dipasang, khususnya untuk diseleksi kualitas, warna, tesktur, bahan lantai
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan ;
c). Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan jaminan tertulis dari Produser/sub-
Penyedia Barang/Jasa kepada pemilik pekerjaan untuk setiap masing-masing
penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu jaminan minimal 5 (lima) tahun;
d). Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1). Pekerjaan lantai keramik;
2. Pekerjaan Lantai Keramik;
a). Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan antara lain :
1). Urugan pasir bawah lantai ketebalan sesuai gambar (bila diperlukan);
2). Pemasangan lantai keramik 30/30,
b). Data-data Teknis Bahan;
1) Bahan : Keramik Lantai bagian dalam polos sedangkan keramik
bagian luar berwarna lebih gelap/dof;
2) Ukuran : 30/30 Toleransi ukuran <1% & penyerapan air tidak lebih
dari 1%;
3) Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan atau Pemilik
Proyek.
c). Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak maupun
cacat;
d). Pekerjaan pemasangan lantai keramik bisa dimulai dan dilaksanakan apabila
Penyedia Barang/Jasa telah membawa contoh-contoh keramik yang telah
disetujui;
e). Sebelum pemasangan keramik untuk lantai dasar, terlebih dahulu dipasang pasir
urug, minimal setebal 10cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya dibuat lantai
kerja minimal tebal 5cm campuran 1 : 3 : 5;
f). Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong, bekas
potongan harus digerinda dan diamperas sampai halus dan rata. Perlu dihindari
pemotongan keramik yang < ½ x lebar/panjang ukuran standard;
g). Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh;
h). Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1pc : 3psr dan ditambah
bahan perekat sekualitas dengan merk Corafix 2;
i). Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik
yang digunakan;
j). Apabila hasil pemasangan keramik tidak rapih, tidak membentuk garis lurus, rekat
dan hasil bergelombang, Penyedia Barang/Jasa harus mengganti/mengulangi
pekerjaan dengan biaya ditanggung sendiri oleh Penyedia Barang/Jasa;
k). Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih;
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
23
l). Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain;
m). Pemasangan lantai keramik pada sudut pertemuan dengan dinding tembok, dibuat
lengkung (tidak bersudut tajam).
3. Lantai Kerja Beton.
a). Bentuk, ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan rencana gambar dan petunjuk
pengawas;
b). Persyaratan Pelaksanaan;
1). Sebagai dasar, untuk bangunan baru digunakan pasir urug dengan tebal
minimal 10cm atau sesuai dengan rencana gambar/petunjuk-petunjuk
pengawas lapangan. Pekerjaan urugan pasir harus betul-betul padat dengan
direndam air hingga jenuh;
2). Pemasangan rabat boleh dilakukan setelah dapat ijin dari pengawas lapangan.
c). Bahan-bahan yang digunakan.
Pada rabat sekitar bangunan memakai adukan beton campuran 1 semen : 3 pasir :
5 kerikil beton atau K.100.
N. PEKERJAAN KUSEN
1. Kosen pintu dan jendela menggunakan Kayu Kamper kualitas baik ukuran 6 x 12
cm ( 5.5 x 11.5 cm ukuran jadi ).
2. Bouvenlight menggunakan kayu jenis yang sama dengan kosennya.
3. Tiap kosen yang berhubungan dengan dinding diberi angkur dari besi Ø 10 mm
sebanyak 6 ( enam ) buah untuk pintu dan untuk jendela menggunakan angkur
sebanyak 4 ( empat ) buah.
4. Kosen – kosen harus dilindungi supaya sudut – sudutnya tidak rusak selama waktu
penyetelan sampai dengan pengecatan.
5. Pemasangan kosen harus benar lot dan waterpass, dan bagian yang berhubungan
dengan tembok harus terlebih dahulu dimeni.
O. DAUN PINTU DAN JENDELA KACA
1. Semua rangka daun pintu / jendela menggunakan Kayu Kamper kualitas baik.
Ukuran kayu pintu 4 / 10 kecuali ambang bawah 4 / 18 dengan isian panil tebal 3 cm
lebar minimal 90 cm, dan untuk daun jendela ukuran 3 / 8 cm.
2. Daun pintu panil menggunakan rangka Kayu, bentuk dan ukuran sesuaikan dengan
gambar detail.
3. Kaca untuk semua bidang jendela dan kaca mati menggunakan kaca bening tebal 5
mm dan pemasangannya harus diberi toleransi secukupnya untuk kemungkinan
pemuaian.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
24
P. PEKERJAAN PLAFOND
1. Pekerjaan plafond, meliputi : plafond eternit . Juga pemasangan list sesuai jenis
plafond;
2. Kayu rangka/gelagar plafond menggunakan Kayu Tahun berkualitas baik dan diberi
lapisan pelindung hama perusak kayu. Penyetelan dijaga agar permukaan tidak cacat;
3. Bagian-bagian kayu yang tertanam atau berhubungan langsung dengan bahan lain,
misal : tembok, beton serta bahan lain harus dimeni sampai rata;
4. Semua bagian gelagar dan plafond harus waterpass, baik sebelum maupun sesudah
terpasang;
5. Semua sambungan kayu dibuat dengan kaidah teknis cukup, rapi, kuat serta pada
sambungan harus dilem kayu sampai rata.
Semua kayu harus diketam sampai halus dan rata;
6. Semua ukuran kayu dalam gambar adalah ukuran jadi. Rangka plafon menggunakan
kayu ukuran 5/7 cm dan setiap luasan 9 m2 dipasang balok induk ukuran 6/10 cm.
Toleransi maksimum untuk ukuran jadi kayu 6x10 cm yang diperkenankan adalah 5,5
x 9,5 cm;
7. Penutup plafond eternit menggunakan bahan asbes eternit polos ukuran 1x1 m kualitas
baik. List plafond eternit menggunakan kayu profil ukuran 1x5 cm kualitas baik;
8. Setiap kesalahan dari pemasangan plafond apapun menjadi tanggung jawab pelaksana,
hingga dinyatakan cukup menurut direksi.
Q. PEKERJAAN LISTPLANK
1. Lingkup pekerjaan meliputi :
a). Menyediakan & memasang bahan listplank kayu 3/20 cm ;
2. Pelaksanaan :
a). Sebelum dipasang kayu sebagai bahan listplank harus mendapat persetujuan dari
direksi;
b). Kayu yang dipakai adalah kayu yang lurus, tidak cacat, tidak dimakan bubuk serta
tidak cacat lentur. Kayu yang tidak demikian akan ditolak;
c). Penyambungan kayu listplank harus sempurna dan rapat benar, serta harus
diketam halus dan rata. Tidak ada cacat kayu akibat pengerjaan.
R. PEKERJAAN CAT-CATAN
1. Lingkup pekerjaan meliputi :
a). Pengecatan cat tembok.
b). Pengecatan cat Kayu
c). Pengecatan cat Plafond.
2. Bahan dan Peralatan :
a). Setelah kontrak ditandatangani, Penyedia Barang/Jasa harus secepatnya, tapi tdak
kurang dari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan
daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
25
dekorasi kepada Pemberi Tugas. Semua bahan-bahan harus disetujui oleh Pemberi
Tugas;
b). Cat yang digunakan harus masih dalam keadaan baik, tertutup dan sedapat
mungkin menghindarkan bahan pengencer;
c). Cat, ampelas, plamur, dll perlengkapan mengecat harus berkualitas baik dalam
kondisi baik dan mendapat persetujuan direksi;
3. Pemilihan Warna;
Semua warna harus dipilih arsitek Perencana, Owner design Penyedia Barang/Jasa
harus mengadakan contoh warna-warna yand disetujui.
4. Persiapan Umum;
a). Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain harus dicuci
dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan;
b). Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang
telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini harus disediakan banyak lap-lap bersih.
5. Pelaksanaan;
a). Penentuan warna sesuai dengan petunjuk direksi dan Pengguna Jasa,
pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik serta peraturan yang berlaku;
b). Pengecatan kayu, besi & listplank dicat minimal tiga kali, rata dan rapih. Meni
kayu dilakukan untuk semua permukaan kayu yang kelihatan maupun yang
tertanam/dilekatkan. Penghalusan dengan plamur dan ampelas dilakukan hingga
didapatkan permukaan yang rata dan halus serta siap dilakukan pengecatan;
c). Pengecatan kayu dilakukan berulang-ulang hingga mengisi pori-pori/lubang-
lubang yang ada pada permukaan kayu dan mendapatkan warna yang rata;
e). Pengecatan kayu, besi, tembok maupun plafond lama harus dilakukan persiapan
bidang pengecatan yang cukup (dibersihkan, dikerok) hingga siap benar untuk
ditimpa cat kembali.
6. Pengecatan tembok;
Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam.
a). Persiapan;
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/
pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan
selama 48 jam. Bila pengkristalan/ pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara
diatas sampai proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya.
Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
b). Pelaksanaan.
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik
pembuat.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
26
7. Keahlian;
a). Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli
dan berpengalaman dalam bidang ini;
b). Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi ditempat tersebut
selama pekerjaan dilaksanakan;
c). Penyedia Barang/Jasa utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik
dan harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang
tepat mulai dari pengerjaan dasar (under coats) sampai dengan pengecatan akhir
(finishing coats);
d). Pekerjaan pengecatan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga-tenaga dari mana
cat tersebut diproduksi atau ke painting khusus;
e). Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrik
pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas.
8. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaan.
a). Setelah pekerjaan pengecatan selesai, Penyedia Barang/Jasa harus menyimpan
sejumlah cat yang terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan-perbaikan yang
dikehendaki selama masa pemeliharaan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), Penyedia Barang/Jasa
harus menyerahkan kepada pemberi tugas cat-cat untuk finishing yang dipakai.
b). Jumlah yang dikehendaki untuk tiap warna yang dipakai
Cat tembok Cat Kayu Cat untuk logam
5 liter 2kg 1kg
atau sesuai dengan persetujuan/pengaturan dalam aanwijzing.
S. PEKERJAAN LISTRIK
1. Pemasangan jaringan instalasi titik lampu, saklar dan stop kontak sampai dengan
menyala, dengan jumlah dan pemasangan sesuai gambar;
2. Semua komponen harus memenuhi persyaratan dari PLN dan persyaratan
keamanan/keselamatan kerja serta peraturan lain dari instansi berwenang;
3. Apabila diperlukan, pekerjaan instalasi listrik dapat dikerjakan/diserahkan pada
instalatur listrik yang berbadan hukum yang telah mendapat pengesahan dari PLN
serta disetujui oleh Pengguna Jasa;
4. Pengurusan untuk mendapatkan ijin yang mungkin diperlukan untuk instalasi ini
dibebankan pada pemborong lengkap dengan segala pembiayaannya untuk dan atas
nama Dinas;
5. Tempat titik penerangan, stop kontak, jenis titik lampu dan lain-lain sesuai dengan
gambar dan petunjuk direksi;
6. Instalasi listrik dipasang dengan memperhitungkan tegangan 220 volt;
7. Semua komponen harus dalam keadaan baru dan baik menurut penilaian Pengguna
Jasa & pengawas, komponen tersebut semutu Brocco/Vimar;
8. Pada prinsipnya instalasi bersifat tertanam seperti pipa listrik, sakelar, stop kontak dan
lain-lain. Termasuk pemasangan lampu dengan jenis TL, lampu baret, lampu SL,
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
27
lampu pijar dengan daya masing-masing dan pemasangan sesuai gambar atau petunjuk
direksi.
a). Sakelar dipasang inbow pada ketinggian 150 cm dari permukaan lantai, bingkai
harus rata dengan tembok. Stop kontak harus berkekuatan 10 s/d 15 ampere 500
volt;
b). Semua fitting harus lurus, bentuknya betul dan dari bahan yang tahan karat.
Semua fitting yang sejenis harus diperoleh dari satu pabrik, bentuk maupun
warnanya juga sama;
c). Kabel yang digunakan harus baru, dikirim ketempat pekerjaan dalam bungkus asli
jenis isolasi. Nomor dan jenis kabel serta merk dagangnya harus sama.
Penampang kabel minimal 2,5 cm & semua kawat harus baru;
d). Lampu penerangan jalan yang digunakan jenis watt dipasang pada tiang ornamen
double tinggi 9 m sesuai petunjuk direksi
e). Instalasi listrik merupakan jaringan kabel bawah tanah (NYY 2 mm x 4 mm)
f). Semua instalasi setelah selesai harus diadakan uji coba, untuk menentukan apakah
kerjanya sempurna dalam segala hal, memenuhi syarat-syarat dan peraturan yang
ditentukan. Pengujian dilakukan dan dibiayai oleh Penyedia Jasa, disaksikan unsur
pelaksana kegiatan yang lain dan Pejabat yang berkompeten dari Pengguna Jasa.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
28
T. BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Semua bahan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan;
2. Jika terdapat perbedaan pendapat mengenai kualitas bahan bangunan antara Penyedia
Jasa dan pengawas, maka pengawas berhak meminta kepada Penyedia Jasa untuk
memeriksakan contoh bahan yang dimaksud, ditest di laboratorium bahan, dengan
biaya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;
3. Air untuk mengaduk spesi, beton dll, sedapat mungkin menggunakan air tawar
setempat, jernih dan harus diendapkan terlebih dahulu dari kotoran. Bebas dari
mineral zat organic, bebas lumpur, larutan air kali dan lain-lain;
4. Bambu hanya digunakan untuk perancah, bukan untuk profil-profil pemasangan
pekerjaan yang lain;
5. Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik, cukup matang dibakar dan
prosentase pecah maksimum 20%, sebelum dipasang direndam dalam air;
6. Pasir cor maupun pasang yang digunakan tidak mengandung kotoran-kotoran yang
mengganggu campuran yang disyaratkan. Bila terdapat kotoran berlebih, dapat
diperintahkan untuk dicuci;
7. Split harus bebas dari pecahan dan bebas dari kotoran tanah atau lumpur yang
mengganggu;
8. Portland Cement digunakan dari segala merk, sekualitas Nusantara/ Holcim dan harus
diperhatikan syarat-syarat PBI 1971;
9. Besi beton yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan SK SNI 1991;
10. Cat yang digunakan adalah cat kayu, tembok maupun cat besi berkualitas baik,
produksi dalam negeri yang disetujui direksi. Warna cat akan ditentukan kemudian
dilapangan bersama Pengguna Jasa;
11. Peralatan air, baik air bersih maupun air kotor yang digunakan, harus berkualitas baik.
Diutamakan produksi dalam negeri, memenuhi standart air bersih dan air kotor di
Indonesia yang disetujui direksi;
12. Segala bahan bongkaran yang tidak direkomendasi untuk dipasang adalah aset dari
Pemilik Pekerjaan, jadi dilarang untuk digunakan oleh Penyedia Jasa dan harus
diserahkan kepada Pengguna Jasa.
U. BAHAN-BAHAN yang DINYATAKAN TIDAK MEMENUHI SYARAT
1. Bahan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh direksi dan diakui Penyedia Jasa,
harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan selambat-lambatnya 2x24 jam sesudah
pemeriksaan;
2. Jika Penyedia Jasa melalaikan peringatan tersebut diatas, maka bahan tersebut akan
dikeluarkan direksi dengan biaya Penyedia Jasa.
Panitia Pengadaan Barang / Jasa TA. 2011
29
Pasal.03. : P E N U T U P
A. Apabila dianggap perlu, seluruh pekerja memakai tanda pengenal kegiatan;
B. Semua bahan dan alat kelengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini
sebelum dipergunakan harus diperiksakan dan diluluskan oleh unsur terkait, baik secara
lisan maupun tertulis;
C. Pemasangan dan penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat seperti
tersebut diatas akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah direksi dengan segala resiko
Penyedia Jasa;
D. Penyedia Jasa harus dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
telah ada dalam rencana/bestek dan petunjuk dari direksi;
E. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS, RAB dan Gambar Rencana dan dianggap
perlu, akan dicantumkan dalam risalah aanwijzing dan atau akan dijelaskan oleh
Pengawas/Direksi/Pengguna Jasa.
PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA TA. 2011
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN CILACAP
Ketua,
...................................................
NIP. .......................................
Cilacap, 2011
KONSULTAN PERENCANA CV. WIKUMA
YOHANA NUSRUWENING, ST, MT
Direktur
Mengetahui, KEPALA DINAS
CIPTA KARYA KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN CILACAP
selaku Pengguna Anggaran
Ir. A. RISTIYANTO, MT. Pembina Tk. 1
NIP. 19640503 199309 1 001