SPBO

7
Nama : Muhammad Fikri Nugroho NPM : 150510120127 SPBO Kelas F 1. Sebutkan dan jelaskan prinsip dasar hubungan tanah dan tanaman pada pertanian organik! Secara prinsip dasar, dan tanaman merupakan elemen penting yang terkandung dalam konsep pertanian organik. Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru, dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses daur ulang ekologis. Contoh nya : tanaman yang membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan sistem peternakan. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi ekologi, budaya, dan skala lokal. Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara pakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam. Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air. 2. Sebutkan dan Jelaskan Langkah-langkah dalam konversi tanah pertanian konvensional menjadi pertanian organik!

description

spbo

Transcript of SPBO

Nama : Muhammad Fikri NugrohoNPM : 150510120127SPBO Kelas F

1. Sebutkan dan jelaskan prinsip dasar hubungan tanah dan tanaman pada pertanian organik!Secara prinsip dasar, dan tanaman merupakan elemen penting yang terkandung dalam konsep pertanian organik. Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru, dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses daur ulang ekologis. Contoh nya : tanaman yang membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan sistem peternakan. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi ekologi, budaya, dan skala lokal. Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara pakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam. Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.2. Sebutkan dan Jelaskan Langkah-langkah dalam konversi tanah pertanian konvensional menjadi pertanian organik!

Terdapat fase-fase yang ter- jadi kala pertanian konven- sional dialihkan menjadi pertanian organik. Dari tabel di atas, disajikan perubahan-perubahan yang terjadi ditilik dari "tanaman sehat" kala dilakukan konversi tanah konvensional menjadi tanah pertanian organik.1. Lahan yang digunakan untuk produksi pertanian organik harus bebas dari bahan kimia sintesis2. Jika lahan yang akan digunakan untuk pertanian organik berasal dari lahan yang sebelumnya digunakan untuk produksi pertanian non organik, maka lahan tersebut harus dilakukan konversi dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk tanaman semusim diperlukan masa konversi minimal 2 (dua) tahun, sedangkan untuk tanaman tahunan (tidak termasuk padang rumput) diperlukan masa konversi mini- mal 3 (tiga) tahun. Bergantung pada situasi dan kondisi yang ada,masa konversi bisa diperpanjang atau diperpendek, namun tidak boleh kurang dari 12 bulan. Keputusan penambahan atau pengurangan masa konversi tersebut dibuat oleh Lembaga Sertifikasi dengan mengacu pada ketetapan Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO) berdasar masukan dari pakar yang kompeten.

b. Prinsip-prinsip budidaya pertanian organik seperti tercantum dalam SNI Sistem Pangan Organik harus telah diterapkan pada lahan yang sedang dalam periode konversi.Selama masa konversi tersebut dianjurkan tanah tetap diusahakan untuk budidaya tanaman.c. Lahan yang telah atau sedang dikonversi ke lahan untuk produksi pertanian organik tidak diperbolehkan untuk diubah bolak-balik antara lahan pertanian organik dan non organik (konvensional)d. Jika lahan pertanian tidak dapat dikonversi secara bersamaan, maka perlu adanya batas yang tegas dan cukup antara lahan yang dalam konversi dengan lahan lainnya sehingga terhindar dari kontaminasi, seperti yang dapat terjadi pada saat penyemprotan pestisida yang dilakukan pada lahan non organik atau rembesan air pada lahan organik dari lahan non organik. Terutama juga pada lahan budidaya non organik yang lokasinya berada di atas budidaya pertanian organik.e. Perlu adanya batasan yang jelas mengenai lahan yang diusahakan secara organik dan lahan non organik (konvensional).3. Manajemen Kesuburan TanahPengelolaan kesuburan tanah bertujuan untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang, dengan prinsip memberikan masukan berbagai bahan alami dan meningkatkan serta menjaga aktivitas biologis tanah, jika perlu dengan melakukan pengolahan tanah serta pengelolaan air dalam rangka memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.Kesuburan dan aktivitas biologis tanah harus dipelihara atau ditingkatkan dengan cara:

a. Penanaman kacang-kacangan (leguminoceae), pupuk hijau atau tanaman berperakaran dalam melalui rotasi tanaman yang sesuai.b. Mencampur bahan organik ke dalam tanah baik dalam bentuk kompos maupun lainnya, dari unit produksi yang sesuai dengan ketentuan SNI Sistem Pangan Organik.

c. Produk limbah peternakan, seperti kotoran hewan, dapat digunakan apabila berasal dari peternakan yang dilakukan sesuai dengan persyaratan dalam SNI Sistem Pangan Organik.d. Bahan-bahan biodinamik dari stone meal, kotoran hewan atau tanaman dapat digunakan untuk tujuan penyu- buran dan aktivitas biologis tanah.Pengelolaan air dilakukan dengan prinsip sebagai berikut:a. Air irigasi yang digunakan tidak boleh yang terkontaminasi bahan kimia sintetis seperti pupuk, pestisida dan bahan cemaran pemukiman maupun industri.b. Penggunaan air irigasi dibatasi sampai pada batas optimal yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.c. Kelebihan air pada lahan harus didrainasi dengan upaya meminimalkan dampak negatif terhadap daerah aliran air yang bersangkutan.d. Pada sistem budidaya pertanian lahan basah (sawah) dianjurkan menggunakan tata guna air selang-seling (intermitten) dan menghindari masa penggenangan yang berlebihan. Hal ini dimaksudkan dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca ke udara.4. Rekayasa untuk meningkatkan kesuburan tanahRekayasa tanah pada pertanian organik umumnya berprinsip sama : menambahkan unsur hara pada tanah yang bersifat "menyuburkan dan menyehatkan" kondisi tanah. Namun apa yang berbeda dalam pertanian organik, ialah asal-usul "hara" tersebut. Dalam pertanian organik, pemberian hara pada tanah dilarang berasal dari bahan sintetis, seperti urea. Semuanya harus murni dari hasil hayati, seperti kompos kohe.5. Bahan penyubur tanah yang diperbolehkan, dibatasi, dan dilarang oleh pertanian organik1. Diperbolehkan seperti : Kotoran ternak Kompos daun Guano Sisa tanaman Serbuk gergaji Tatal.2. Dibatasi seperti : Natrium klorida Alumunium kalsium fosfat Trace elements Boron Sulfur.3. Dilarang seperti : Pupuk urea NPK Magnesium batu.

6. Pembuatan kompos secara aerobProses pembuatan kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) kecil (dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah hijauan leguminosa, jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila kekurangan bahan yang mengandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk.Cara membuat kompos aerob me- makan waktu 40-50 hari. Perlu ketelatenan lebih untuk membuat kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. Secara berkala, tumpukan kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya. Berikut ini cara membuat kompos aerob:

1. Siapkan lahan seluas 10 meter per- segi untuk tempat pengomposan. Lebih baik apabila tempat pengom- posan diberi peneduh untuk meng- hindari hujan.2. Buat bak atau kotak persegi empat dari papan kayu dengan lebar 1 meter dan panjang 1,5 meter. Pilih papan kayu yang memiliki lebar 30-40 cm.3. Siapkan material organik dari sisa- sisa tanaman, bisa juga dicampur dengan kotoran ternak. Cacah bahan organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan kecil. Semakin kecil potongan bahan organik semakin baik. Namun jangan sampai terlalu halus, agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung.4. Masukan bahan organik yang sudah dicacah ke dalam bak kayu, kemudidan padatkan. Isi seluruh bak kayu hingga penuh.5. Siram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak kayu untuk memberikan kelembaban.Untuk mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan starter pembusuk ke dalam tumpukan kompos tersebut. Setelah itu, naikkan bak papan keatas kemudian tambahkan lagi bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga ketinggian kompos sekitar 1,5 meter.6. Setelah 24 jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga 65oC, biarkan keadaan yang panas ini hingga 2-4 hari. Fungsinya untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Perlu diperhatikan, proses pembiaran jangan sampai lebih dari 4 hari. Karena berpotensi membunuh mikroorganisme pengurai kompos. Apabila mikroorganisme dekomposer ikut mati, kompos akan lebih lama matangnya.7. Setelah hari ke-4, turunkan suhu untuk mencegah kematian mikroorganisme dekomposer. Jaga suhu optimum pengomposan pada kisaran 45-60oC dan kelembaban pada 40-50%. Cara menjaga suhu adalah dengan membolak-balik kompos,sedangkan untuk menjaga kelembaban siram kompos dengan air. Pada kondisi ini penguapan relatif tinggi, untuk mencegahnya kita bisa menutup tumpukan kompos dengan terpal plastik, sekaligus juga melindungi kompos dari siraman air hujan.8. Cara membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode berikut. Angkat bak kayu, lepaskan dari tumpukan kompos. Lalu letakan persis disamping tumpukan kompos. Kemu- dian pindahkan bagian kompos yang paling atas kedalam bak kayu tersebut sambil diaduk. Lakukan seperti mengisi kompos di tahap awal. Lakukan terus hingga seluruh tumpukan kompos berpindah kesampingnya. Dengan begitu, semua kompos dipastikan sudah terbalik semua. Proses pembalikan sebaiknya dilakukan setiap 3hari sekali sampai proses pengo-mposan selesai. Atau balik apabila suhu dan kelembaban melebihi batas yang ditentukan.9. Apabila suhu sudah stabil dibawah 45oC, warna kompos hitam kecoklatan dan volume menyusut hingga 50% hentikan proses pembalikan. Selanjutnya adalah proses pematangan selama 14 hari.10.Secara teoritis, proses pengom- posan selesai setelah 40-50 hari. Na- mun kenyataannya bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari ke- adaan dekomposer dan bahan baku kompos. Pupuk kompos yang telah matang dicirikan dengan warnanya yang hitam kecoklatan, teksturnya gembur, tidak berbau.