Sop Instalasi Sanitasi

69
RSUD KAB.BANGKA SELATAN DUSTING ANTI KECOA No Dokumen No. revisi Halaman 1/2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan dr. Annisa Nur Intan NIP. 19810831 200804 2 001 Pengertian Dusting adalah suatu tindakan untuk pengendalian serangga dan khususnya kecoa dengan metode penyemprotan/pelepasan serbuk- serbuk anti kecoa(metode dusting) pada lokasi keberadaan kecoa seperti; saluran drainase tertutup,rak-rak gudang, bak control (lokasi lembab, kotor) Tujuan Untuk pengendalian kecoa secara efektif, penyebarannya luas sehingga populasi kecoa terkendali karena serbuk anti kecoa akan cepat tersebar bersama angin bersama saluran saluran tertutup, menempel pada dinding-dinding dan cepat kontak dengan kecoa dan + 10 menit kecoa akan mati. Kebijakan Tindakan dusting kecoa dilakukan oleh pihak kontraktor pest dan roden control yang bekerja sama dengan pihak rumah sakit, berkoordinasi dan dalam pengawasan unit sanitasi. Prosedur 1.Petugas menyiapkan peralatan, bahan APD (masker, sarung tangan)

Transcript of Sop Instalasi Sanitasi

Page 1: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB.BANGKA SELATAN

DUSTING ANTI KECOA

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian Dusting adalah suatu tindakan untuk pengendalian serangga

dan khususnya kecoa dengan metode

penyemprotan/pelepasan serbuk-serbuk anti kecoa(metode

dusting) pada lokasi keberadaan kecoa seperti; saluran

drainase tertutup,rak-rak gudang, bak control (lokasi lembab,

kotor)

Tujuan Untuk pengendalian kecoa secara efektif, penyebarannya luas

sehingga populasi kecoa terkendali karena serbuk anti kecoa

akan cepat tersebar bersama angin bersama saluran saluran

tertutup, menempel pada dinding-dinding dan cepat kontak

dengan kecoa dan + 10 menit kecoa akan mati.

Kebijakan Tindakan dusting kecoa dilakukan oleh pihak kontraktor pest

dan roden control yang bekerja sama dengan pihak rumah

sakit, berkoordinasi dan dalam pengawasan unit sanitasi.

Prosedur 1. Petugas menyiapkan peralatan, bahan APD (masker,

sarung tangan)

2. Dengan memakai APD kemudian mengisikan serbuk anti

kecoa kedalam tabung alat untuk didusting kira-kira 2/3

volume tabung tersebut kemudian segera ditutup.

3. Petugas datang kelokasi untuk dilakukan tindakan dusting,

mempersiapkan lokasi ( membuka tutup bak, tutup saluran

atau memindah barang digudang)

4. Tindakan selanjutnya adalah penyemprotan anti kecoa

dengan cara memompa berulang-ulang dan mengarahkan

keluaran serbuk-serbuk (dust) anti kecoa tersebut pada

lokasi yang dikehendaki searah angin.

Page 2: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB.BANGKA SELATAN

DUSTING ANTI KECOA

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

5. Setelah diperkirakan cukup merata dan menyebar

penyemprotan dihentikan,segera menutup lubang-lubang

dan ditunggu kira-kira 5-15 menit kecoa akan mati.lokasi

dibersihkan dan dirapikan.

Unit terkait Unit sanitasi, kontraktor pest dan rodent control

Page 3: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN

PEMERIKSAAN SUHU AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian Suhu air bersih dan limbah cair merupakan suatu kondisi yang

ditunjukkan alat pengukur (Termometer ) yang pengaruhnya

lebih pada reaksi atau proses yang akan terjadi apabila hasil

pengukuran menunjukkan tidak sesuai standart.

Tujuan 1. Mengetahui dan memantau kondisi suhu air bersih yang

sesuai standart baku mutu dan sesuai bagi peruntukannya

sehingga tidak akan menyebabkan gangguan kesehatan.

2. Mengetahui dan memantau kondisi suhu air limbah cair pada

outlet IPAL sehingga pada waktu dibuang sudah sesuai

dengan standart baku mutu dan aman bagi lingkungan.

Kebijakan 1. Pemeriksaan suhu air bersih dilakukan setiap hari dengan

sampling dan pengukuran pada lokasi-lokasi sebagai berikut:

Ruang perawatan, Ruang dapur, Ruang Poli spesialis,

Ruang bedah, R.Laundry.Pelaksanaannya berkordinasi

dengan bagian – bagian terkait.

2. Pemeriksaan suhu limbah cair dilakukan setiap hari pada

lokasi inlet IPAL, bak – bak IPAL dan outlet IPAL.

Prosedur 1. Petugas menyiapakan peralatan – peralatan termometer,

labu erlenmeyer, alat tulis.

2. Petugas datang ke lokasi pengambilan sampel air bersih

atau limbah cair yang akan diukur suhunya.

3. Mengambil sampel air bersih atau limbah cair kedalam labu

erlenmeyer.

4. Memasukan bagian ujung alat pengukur suhu (termometer)

kedalam labu erlemeyer, membiarkan termometer didalam

erlenmeyer dan melihat yang ditunjukan (dalam keadaan

Page 4: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN

PEMERIKSAAN SUHU AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

termometer masih tercelup didalam sampel air bersih atau

limbah cair).

5. Mencatat hasil pengukuran berikut jam pengukuran, hari /

Tgl. Mengambil termometer, membilas dengan air bersih

dan membersihkan peralatan, mengemasi dan

meninggalkan tempat sampling.

Unit Terkait Sanitasi , Semua Unit / bagian untuk lokasi sampling dan

pemeriksaan

Page 5: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN PENGAMBILAN SAMPEL LIMBAH CAIR PEMERIKSAAN

PARAMETER FISIKA DAN KIMIA

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian - Sampel limbah cair adalah cair yang diambil dari satu

kumpulan limbah cair yang mengambarkan dan mewakili

dari seluruh kondisi, keadaan, kandungan dari keseluruhan,

kumpulan limbah cair tersebut.

- Paremeter fisika dan kimia (kep. MENLH No.58 /MENLH/

12/ 1995) adalah Ph. TSS BOD, COD, NH3 +, PO4, SUHU.

- Form label berisi keterangan yang memuat jenis sampel,

lokasi,hari/tanggal jenis pemeriksaan, jam pengambilan,

nama petugas.

Tujuan Agar pengambilan sampel limbah cair dapat di lakukan

dengan tepat, benar dan Standar, sehingga sampel yang

diambil adalah benar-benar mewakili kondisi limbah cair

sehingga hasil pemeriksaan terhadap sampel tersebut benar,

tepat, akurat, dan representatip.

Kebijakan Pengambilan sampel limbah cair dari outlet instalasi

pengolahan air limbah ( IPAL) dilakukan secara rutin minimal

dalam sebulan sekali untuk pemeriksaan kelaboratorium

penguji kualitas lingkungan yang ditunjuk resmi

/direkomendasikan oleh gubernur.

Prosedur 1. Petugas pengambilan sampel limbah cair mempersiapkan

alat dan bahan jerigen plastik yang bersih, toluol ( Bahan

pengawet sampel) alat tulis, form label, pipet.

2. Petugas datang kelokasi pengambilan sampel limbah,

membuka tutup Jerigen dengan mulut jerigen berlawanan

arah dengan aliran limbah cair untuk mengurangi aerasi,

Page 6: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN PENGAMBILAN SAMPEL LIMBAH CAIR PEMERIKSAAN

PARAMETER FISIKA DAN KIMIA

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

mengangkat jerigen yang sudah berisi dan membilas

jerigen sampai 3 x dengan cara mengocok – ngocok lalu

membuang isi dan mengisinya kembali

3. Selanjutnya mengisi jerigen dengan cara yang sama

hingga volume 2/3 iIsi jerigen, mengangkat jerigen lalu

menambahkan toluol sebanyak 5 tetes dengan alat pipet.

4. Menutup Jerigen, menempel form label dan sampel siap

dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeiksaan

Unit terkait Sanitasi, laboratorium penguji kualitas lingkungan.

Page 7: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN

PENGISIAN KAPORIT PADA KHLORINATOR

No Dokumen No. revisi Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian a. Kaporit Ca (OCL)2 dapat terhidrolisa dalam air dan

menghasilkan khlorin (CL2OCL.HOCL) yang mempunyai

daya desinfeksi sehingga dapat membunuh bakteri, mikro

organisme.

b. Tangki klorin adalah suatu wadah yang berisi larutan kaporit

yang menghasilkan klorin yang diinjeksikan dalam limbah

cair sehingga dapat membunuh bakteri mikro organisme

sehingga outlet limbah cair sesuai dengan standart baku

mutu.

Tujuan Pengisian kaporit pada bak klorinasi adalah untuk memperoleh

larutan kaporit yang menghasilkan klorin paling efektif untuk

diinjeksikan pada limbah cair sehingga benar-benar dapat

membunuh bakteri, mikro organisme pada outlet limbah cair.

Kebijakan Pengisian kaporit secara rutin dilakukan 2 minggu sekali sesuai

dengan perhitungan dan untuk mencapai efektifitas proses

klorinasi sehingga menunjang kerja system instalasi

pengolahan air limbah (IPAL) dan outlet IPAL sesuai dengan

baku mutu yang ditetapkan.

Prosedur a. Petugas mempersiapkan peralatan : ember, pengaduk,

sarung tangan, masker, corong.

b. Mempersiapkan kaporit dengan menimbang 17,5 kg dan

selama melakukan penimbangan harus memakai sarung

tangan dan masker sampai dengan pekerjaan selesai.

c. Memasukkan kaporit yang telah ditimbang tersebut dalam

Page 8: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN

PENGISIAN KAPORIT PADA KHLORINATOR

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

ember-ember, lalu mengisikan air kedalam ember hingga ¾

volumenya kemudian diaduk hingga rata.

d. Membiarkan larutan kurang lebih 3 menit agar terbentuk

endapan dan cairan (filtrate).

e. Mengambil dan menuang cairan (filtrate), lalu memasukkan

kedalam tangki kaporit.

f. Menambahkan air sampai batas leher tangki klorin, lalu aduk

hingga rata.

g. Menutup tangki klorin

Unit Terkait Sanitasi

Page 9: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN

PENGUKURAN SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian Pengukuran suhu dan kelembaban yang dimaksud adalah

pengukuran suhu dan kelembaban ditempat atau ruang pasien

dirawat dan ruang atau tempat kerja

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui

suhu dan kelembaban ruang pasien, ruang kerja karyawan

maupun peralatan yang ada dengan cara mengetahui /

mengukur / memantau suhu ruangan dan kelembaban ruangan

guna menciptakan kenyamanan dan keamanan.

Kebijakan 1. Pengukuran / monitoring dilakukan oleh petugas dari bagian

sanitasi.

2. Pengukuran / monitoring dilakukan minimal 2 (dua) kali dalam

setahun.

3. Standar (baku mutu) adalah sesuai dengan Kep. Dirjend

PPM & )PLP No. HK. 00.06.6.44.

Prosedur 1. ALAT YANG DIGUNAKAN : THERMOHYGROMETER

DIGITAL

a. Pasang dan check battery.

b. Ruangan dibagi menjadi beberapa titik pengukuran.

c. Buka cup (tutup) sensor atas dengan memutar

berlawanan arah jam.

d. Hidupkan alat dengan mengeser “swith” dari posisi “O”

untuk mengukur suhu ruangan.

e. Pengukuran dilakukan pada beberapa titik, baca dan

catat angka hasil pengukuran suhu atau kelembaban

pada saat menunjukan stabil.

f. Catat pula kondisi lingkungan yang ada disekitarnya

Page 10: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN

PENGUKURAN SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

Prosedur

g. Hasil pengukuran suhu dan kelembaban adalah rata-rata

pengukuran.

h. Setelah selesai alat dimatikan (switch diarahkan keposisi

“O” dan battery dilepas, cup/tutup sensor juga dipasang.

i. Bila hasil pengukuran melebihi ketentuan yang

dipersyaratkan, maka segera dilakukan evaluasi dan

tindak lanjut.

2. ALAT YANG DIGUNAKAN : PSYCHROMETER SLINK

a. Mula – mula kain katun dibasahi air, kemudian alat

diputar selama 1 menit.

b. Amati dan catat suhu kering sebagai suhu udara

c. Juga amati dan catat suhu basahnya

d. Hitung selisih antara suhu kering dan suhu basah

e. Pada tabel, tariklah hasil yang didapat pada suhu kering

dan suhu basah. Hasil yang didapat merupakan

kelembaban manager.

f. Catat kondisi lingkungan / ruangan pada saat pengukuran

(kipas angin, AC, ventilasi) dan catat pula waktu / jam

pengukuran.

g. Catat hasil pengukuran dan buat laporan.

h. Setelah selesai melakukan pengukuran, kembalikan alat-

alat yang digunakan pada tempatnya.

Apabila dari hasil pengukuran ditentukan suhu dan kelembaban

yang tidak sesuai standar (persyaratan), segera dilakukan

evaluasi dan tindak lanjut untuk mengatasinya.

Unit Terkait a. Sanitasi, tim K3, Sarana Medik, Pemeliharaan

b. Ruang / tempat perawatan pasien

c. Ruang / tempat kerja karyawan

Page 11: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN PENGUKURAN INTENSITAS PENERANGAN /

PENCAHAYAAN

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian Pengukuran dan pengaturan penerangan / pencahayaan

dimaksudkan agar penerangan cukup memadai untuk

kelancaran pekerjaan/ aktivitas, membantu proses

penyembuhan pasien dan mencegah kesilauan yang akan

menyebabkan gangguan kesehatan dan keselamatan.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui

penerangan ruang / tempat pasien dirawat / ruang karyawan

bekerja guna menciptakan penerangan yang cukup, tidak

menimbulkan kesilauan dan sesuai standar yang ada.

Kebijakan a. Pengukuran / monitoring dilakukan oleh petugas dari bagian

sanitasi.

b. Pengukuran / monitoring dilakukan minimal 2 kali dalam

setahun

c. Standar adalah sesuai dengan Kep. Dirjend. PPM dan PLP.

No. HK. 00.06.6.44.

Prosedur Alat yang digunakan : lux meter

1. Pengukuran Intensitas Penerangan Umum

a. Bagi luas ruang menjadi beberapa bidang / bagian

b. Pengukuran dilakukan pada salah satu sudut dimana

tiap fotocell menghadap sumber cahaya, tutup fotocell

dibuka, tombol di ON dan dipilih pada penunjuk yang

sesuai dengan tingkat intensitas cahaya / penerangan

(200, 2000, 20.000 lux), alat dipegang kira-kira 85 cm

dari lantai dan kira-kira 30 cm dari badan pengukur.

c. Amati dan catat hasil pengukuran

d. Lanjutkan pengukuran pada titik kedua dan seterusnya

Page 12: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN PENGUKURAN INTENSITAS PENERANGAN /

PENCAHAYAAN

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

Prosedur

e. sampai titik terakhir

f. IPU adalah Jumlah Intensitas Pengukuran (Lux)

Jumlah Titik Pengukur

2. Pengukuran Intensitas Penerangan Lokal (IPL)

a. Bagi ruangan / tempat yang akan diukur menjadi

beberapa bagian

b. Ukur intensitas penerangan pada tengah-tengah kotak

c. Baca dan catat hasilnya

d. IPL adalah Jumlah Intensitas Pengukuran (Lux)

Jumlah Titik Pengukuran

3. Pengukuran Reflaktan

a. Ukur intensitas penerangan yang jauh pada dinding,

meja, lantai : a lux

b. Fotocell dibalik kemudian ditarik pelan-pelan sampai

jarum pada display konstan, misalnya : b lux

c. Reflaktan dihitung dengan rumus : b/a x 100%

d. Setelah selesai melakukan pengukuran, kembalikan

alat-alat yang digunakan pada tempatnya.

Unit Terkait a. Sanitasi, Tim K3, Sarana Medik, Pemeliharaan

b. Ruang / tempat perawatan pasien

c. Ruang / tempat kerja karyawan

Page 13: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN PENGAMBILAN LEMAK PADA GREASE TRAP

No Dokumen No. revisi Halaman1/1

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian Grease trap adalah suatu desain bak/penampung yang

berfungsi untuk memisahkan lemak dari limbah cair yang akan

diolah pada system pengolah limbah (IPAL)

Tujuan Agar pengambilan lemak pada grease trap secara rutin

dilakukan secara higienis, tepat, rutin dan memperhatikan

keselamatan kerja (K3) sehingga akan membantu kelancaran

fungsi grease trap dan system instalasi pengolahan air limbah.

Kebijakan Pengambilan lemak pada grease trap secara rutin dilakukan

oleh petugas sanitasi setiap 2 hari sekali dan proses terakhir

dari pengambilan lemak adalah pembakaran lemak tersebut

dalam incinerator.

Prosedur a. Petugas mempersiapkan peralatan dan wadah penampung

lemak plastic, pengangkat lemak, kereta/troli.

b. Petugas memakai alat pelindung diri (sarung tangan,masker,

dan sepatu) dan siap segera membuka tutup “grease trap”

lalu mengambil pengangkat lemak. Memasukan kedalam lalu

mengangkat lemak yang tertangkap dan memasukannya

kedalam kantong plastic warna putih. Pengangkat lemak

terus-menerus hingga lemak pada grease trap bersih.

c. Setelah selesai pengangkatan lemak, segera plastic di ikat

ujungnya dimasukan kedalam troli/kereta.

d. Menutup bak grease trap, membersihkan peralatan dan

mengangkut lemak kemudian dibakar pada incenerator.

Unit terkait Sanitasi, dapur (instalasi gizi)

Page 14: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

START-UP (PENGAKTIFAN, PENABURAN) BAKTERI AEROB PADA BIOREAKTOR/BIODETOK IPAL

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian a. Start up merupakan suatu proses pengaktifan bakteri yang semula disimpan dan non aktif dalam bentuk serbuk dengan penaburan dalam air bersih, ditambah nutrient dan diaerasi.

b. Bakteri aerob adalah jenis bakteri yang dalam proses hidupnya harus ada/tercukupi kebutuhan oksigen (O2).

c. Bioreactor/biodetox adalah tempat (bak) dalam system IPAL yang didalamnya terdapat rumpon/rumah bakteri dan dilengkapi diffuser untuk proses aerasi.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengaktifan, penaburan bakteri aerob kedalam system IPAL (Bioreaktor/Biodetox) pada saat memerlukan start up dan untuk kelangsungan operasional system dan jaringan IPAL untuk pengolahan limbah cair rumah sakit.

Kebijakan Proses star up bakteri dilakukan oleh petugas dari bagian sanitasi dan dilakukan apabila bakteri dan kondisi Bioreaktor/Biodetox dari hasil analisa, monitoring dan identifikasi menunjukkan sudah tidak aktif atau tidak menunjukkan aktifitas hidup seperti : film-film dan lender pada permukaan rumpon berkurang, timbul bau busuk, limbah didalam biodetox keruh dan out let dari biodetox tetap keruh dan bau busuk.

Prosedur 1. PENGAKTIFAN BAKTERI DILUAR BIODETOX (BIOREAKTOR)a. Menuang serbuk bakteri ke botol yang sudah terisi 2/3

air bersih atau air hangat kuku lebih baik, dikocok selama 15 menit.

b. Menuang isi botol kedalam ember kecil, membilas botol dan menambahkan air kedalam ember hingga +3 liter.

c. Memasukan nutrient ke dalam ember tersebut.d. Aerasi air dalam ember tersebut dengan pompa selama

+ 6 jam terus menerus.e. Larutan air dalam ember (bakteri sudah aktif) siap

dituang merata di biodetox/bioreactor.

Page 15: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

START-UP (PENGAKTIFAN, PENABURAN) BAKTERI AEROB PADA BIOREAKTOR/BIODETOK IPAL

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

Prosedur

f. Sebelum 24 jam (1 hari) proses aerasi dan pengaktifan bakteri di biodetox/bioreactor, limbah cair tidak boleh masuk ke biodetox.

g. Setelah 24 jam (1 hari) masukan limbah cair ke dalam biodetox dari buffer tank dangan aliran kecil-kecil dulu (maksimal ½ weir inlet biodetox) hingga hari ke-3.

2. PENGAKTIFAN BAKTERI LANGSUNG DITABUR DI BIODETOX/BIOREAKTOR

a. Menuang serbuk bakteri kedalam botol yang sudah diisi air + 2/3 volume, kemudian dikocok selama 15 menit dan diamkan 15 menit.

b. Menuang dan tabor larutan bakteri dalam botol tersebut kedalam biodetox secara merata (biodetox sudah terisi air bersih, proses aerasi terus menerus dan memadai).

c. Menambahkan nutrient yang dilarutkan dalam air dan dituang secara merata kedalam biodetox/bioreactor.

d. Aerasi terus biodetox/bioreactor selama 24 jam dan limbah cair tidak dialirkan/dimasukkan kedalam biodetox/bioreactor.

e. Setelah 24 jam, alirkan limbah cair dari bak buffer dengan aliran kecil-kecil dulu (maksimal ½ weir inlet biodetox) hingga pada hari ke-3.

Setelah hari ke-3 dan selanjutnya jalankan proses operasional

normal.

Unit terkait Sanitasi, pemeliharaan.

Page 16: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGAMBILAN SAMPEL ( SAMPLING ) MAKANAN

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian Sampel makanan adalah semua jenis makanan hasil olahan dari dapur bagian gizi dan semua jenis makanan yang akan disajikan kepada pasien yang dirawat di rumah sakit.

Tujuan a. Sebagai acuan pelaksanaan sampling makanan secara representative dan benar-benar sampai adalah mewakili kondisi sebenarnya makanan.

b. Sampling makanan dan analisa laboratorium terhadap kualitas dari parameter fisik,kimia dan bateriologis dilakukan sebagai monitoring mutu dan kesehatan makanan.

Kebijakan a. Sampling makanan dilakukan oleh petugas sanitasi.b. Analisa sampel makanan dilakukan oleh laboratorium

penguji yang direkomendasikan institusi berwenang.c. Sampling makanan dilakukan minimal sekali dalam sebulan

untuk memonitoring parameter bakteriologis.Prosedur 1. Sampling makanan untuk analisa parameter fisik dan kimia

a. Petugas mempersiapkan peralatan dan prasarana sampling seperti : pinset,wadah sampel, tas sampling, kertas/form sampling dan alat tulis.

b. Petugas melakukan persiapan dan menentukan lokasi jenis sampel yang akan disampling.

c. Petugas datang kelokasi sampling dengan membawa peralatan dan prasarana sampling, melakukan/ mengambil sampel makanan, memasukkan kedalam wadah sampel dan tutup rapat.

d. Wadah sampel diberi label atau form pengambilan sampel yang memuat keterangan: jenis sampel, asal sampel, hari/tanggal dan waktu sampling, jenis pemeriksaan, nama pengambil sampel, kode sampel.

e. Wadah sampel yang sudah lengkap dengan labeling dimasukkan dalam tas sampling, segera ditutup dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisa.

Page 17: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGAMBILAN SAMPEL ( SAMPLING ) MAKANAN

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

Prosedur

2. Sampling makanan untuk pemeriksaan parameter bakteriologis/mikrobiologis

a. Petugas sampling mempersiapkan peralatan dan prasarana sampling, seperti : pinset steril, wadah sampel steril (botol kaca steril), lampu spritus, korek, tas sampel, kertas/form sampling dan alat tulis.

b. Petugas menentukan lokasi dan jenis makanan yang akan diambil sampelnya dan segera mempersiapkan tempat/lokasi sampling.

c. Petugas dengan peralatan lengkap datang kelokasi sampling, melakukan sampling secara steril yaitu mengambil sampel makanan dengan pinset steril dan memasukkan sampel makanan kedalam botol steril (wadah sampel) dengan selalu melidah apikan pada lampu spiritus.

d. Segera menutup wadah sampel (botol steril) bila volume sampel sudah 2/3 volume botol/wadah steril atau secukupnya dari jumlah sampel yang tersedia.

e. Wadah sampel/botol steril segera diberi labeling (form pengambilan sampel) yang berisi keterangan : jenis sampel, asal sampel, hari/tanggal dan waktu sampling, jenis pemeriksaan, nama pengambil sampel.

f. Wadah sampel/botol steril tadi segera dimasukkan

kedalam tas sampling, segera ditutup rapat dan

dikirim kelaboratorium untuk dianalisa.

Unit terkait a. Sanitasi

b. Gizi

c. Laboratorium

d. Ruang perawatan

Page 18: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) MINUMAN (AIR MINUM)

No Dokumen No. revisi Halaman1/3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian Sampel minuman adalah semua jenis minuman (air minum)

hasil olahan dari dapur rumah sakit ( unit gizi) dan semua jenis

minuman (kemasan kaleng, botol, plastic) yang akan disajikan

pada pasien rumah sakit.

Tujuan a. Sebagai acuan pelaksanaan sampling minuman (air minum)

secara representative dan benar-benar sampel adalah

mewakili kondisi minuman (air minuman) sebenarnya.

b. Sampling dan analisa laboratorium terhadap minuman (air

minum) dilakukan untuk monitoring kualitas parameter fisik,

kimia, bakteriologis.

Kebijakan a. Sampling dilakukan oleh petugas sanitasi.

b. Analisa sampel minuman (air minum) dilakukan oleh

laboratorium penguji yang direkomendasikan institusi yang

berwenang.

c. Sampling minuman (air minum) dilakukan sebulan sekali

untuk monitoring parameter bakteriologis

Prosedur 1. Sampling minuman (air minum) untuk pemeriksaan

parameter fisik dan kimia

a. Petugas mempersiapkan perlengkapan sampling air

minum : jerigen plastic, form label, alat tulis.

b. Petugas datang kelokasi pengambilan sampel dan

memeriksa kondisi setempat

c. Mengambil jerigen dan masukkan air minum dari

tempat penyimpanan air minum didapur bagian gizi,

Page 19: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) MINUMAN (AIR MINUM)

No Dokumen No. revisi Halaman2/3

Prosedur

kemudian membilas jerigen dengan cara menggojok-

gojok lalu membuang isi jerigen. Pembilasan

dilakukan sampai 2-3X.

d. Memasukkan sampel air minum dengan gayung

kedalam jerigen dan harus hati-hati agar tidak

menimbulkan aerasi atau gelembung-gelembung air

sampai volume 2/3 jerigen dan segera ditutup.

e. Jerigen wadah sampel tersebut segera ditempeli

formlabeling yang berisi keterangan : jenis sampel,

asal sampel, jenis pemeriksaan, hari/tanggal dan

waktu sampling, nama petugas sampling dan kode

sampel.

f. Sampel segera dimasukkan kedalam tas sampling

dan segera ditutup dan sampel dikirim ke

laboratorium untuk dianalisa.

g. Untuk sampel minuman dalam kemasan (botol plastic

dan kaca atau kemasan lain) : pengambilan sampel

dilakukan dengan membawa 1(satu) jenis kemasan

minuman, ditempel form labeling, dimasukkan dalam

tas sampling dan dikirim kelaboratorium untuk

analisa.

2. Sampling minuman ( air minum) pemeriksaan parameter

bakteriologis mikrobiologis

a. Petugas mempersiapkan peralatan sampling : botol

sampel steril, lampu spiritus, korek api, alat tulis, form

label, tas sampling, alcohol 70%.

b. Petugas datang kelokasi sampling, membersihkan/

mensterilkan prasarana sampling dan lokasi sampling

dengan lampu spiritus atau alcohol 70%.

Page 20: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) MINUMAN (AIR MINUM)

No Dokumen No. revisi Halaman3/3

Prosedur

c. Mengambil sampel air minum (minuman) dari

penampung dengan gayung yang bersih dan steril

dan dimasukkann dalam botol sampel steril, volume

sampel maksimal 2/3 volume botol sampel.

Membuka-menutup botol steril dan masukkan sampai

air minum harus dengan cara steril (melidah apikan

pada lampu spiritus).

d. Botol sampel steril sudah berisi sampel, segera

ditempeli form/labeling.

e. Botol sampel steril tadi segera dimasukkan ke dalam

tas sampling dan segera dikirim ke laboratorium

untuk dianalisa.

Unit terkait a. Sanitasi

b. gizi

Page 21: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN PEMERIKSAAN PH AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian a. pH (derajat keasaman) adalah menyatakan intensitas keadaan asam atau basa (air bersih, air limbah)

b. standar pH adalah 6.5-9 untuk air bersih (menurut permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990)

c. standart pH adalah 6-9 untuk limbah cair (menurut Kep.MENLH/12/1995)

d. pengaruh adanya penyimpangan pH dari standart yang telah ditetapkan adalah menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah sehingga menganggu kesehatan.

Tujuan a. Mengetahui dan mengetahui dan memantu nilai/besarny ph (derajat keasaman) air bersih sehingga akan mencegah gangguan kesehatan akibat dari ph yang tidak diketahui karena sangat berperan pada reaksi- reaksi air dengan bahan lain.

b. Mengetahui dan memantau nilai atau besarnya ph (derajat keasaman)limbah cair dari out let ipal sesuai dengan baku mutu standart dan tidak mencemari lingkungan.

Kebijakan a. Pemeriksaan air bersih dilingkungan setiap hari dengan sampling dan pengukuran pada lokasi sebagai berikut ; R. Bayi (anyerlir 2) R. Perawatan,dapur/Instalasi gizi,poli spesialis,R bedah,laboratorium dan laundry.Pelaksananya berkoordinasi dengan bagian bagian terkait.

b. Pemeriksaan Ph limbah cair di lakukan setiap hari pada lokasi inlet IPAL,bak-bak IPAL,dan outlet IPAL.

Prosedur a. Petugas menyiapkn peralatan;- PH meter- Erlenmeyer- aquades- alat tulis

b. Petugas datang lokasi sampling,mengambil sampel dan dimasukan kedalam Erlenmeyer.

c. Mempersiapkan alat pengukur (PH meter) dengan cara

Page 22: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN PEMERIKSAAN PH AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

Prosedur

membuka tutup bagian bawah dengan cara melepaskan/menarik,kemudian memasang electrode pada bagian bawah yang sudah dibuka tersebut,selanjutnya melepas botol kecil warna putih dengan cara memutar berlawanan arah jarum jam sehingga lepas.

d. Langkah selanjutnya adalah mencelupkan Ph Meter kedalam sampel air bersih atau limbah cair hingga electrode masuk/mecelupkan didalam erlenmeyar. Kemudian mengeser panel bagian atas

e. Membersihkan erlemeyer,merapikan peralatan dan

mengemasi kemudian meninggalkan lokasi sampling dalam

keadaan seperti semula.

Unit terkait Sanitasi, semua unit/bagian untuk lokasi sampling dan pemeriksaan.

Page 23: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN SPRAYING/PENYEMPROT UNTUK PENGENDALIAN

SERANGGA DAN BINATANG PENGGANGGU(PEST & RODENT CONTROL)

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian Sprying atau penyemprotan adalah suatu tindakan untuk mencegah, mengendaalikan dan membunuh serangga dengan penyemprotan larutan/bahan anti serangga dan binatang pengganggu dengan mengunakan alat penyemprot(sprayer).

Tujuan Tindakan spraying/penyemprotan dengan melalui prosedur yang benar adalah untuk:

a. Mengendalikan dan membunuh serangga dan binatang pengganggu secara optimal, tepat dan aman bagi manusia dan lingkungan.

b. Menciptakan kondisi ruangan dan lingkungan yang nyaman, bebas serangga dan binatang penganggu.

Kebijakan Pelayanan tindakan spraying/penyemprotan dilakukan oleh petugas dari kontraktor pest dan rodent control yang ditunjuk oleh rumah sakit sesaui dengan kontrak kerja dan dibawah dengan pengawasan unit sanitasi.

Prosedur a. Petugas mebyiapkan peralatan-peralatan, bahan dan memakai APD (bahan dan peralatan ; larutan anti serangga,sprayer(B&g)

b. Mengisi tabung sprayer (b&g) dengan bahan anti serangga dan mencampur dengan pelarut air.

c. Memompa sprayer (b&g) untuk memasukan udara sehingga pada waktu spraying ada tekanan untuk spraying.

d. petugas datang kelokasi spraying sesuai dengan schedule tempat dan segera melakukan spraying dengan membuka kran pada tangkai penyemprot dan mengarahkan semprotan pada lokasi tujuan. Dan setiap selesai melakukan spraying pada lokasi /ruangan harus minta tanda tangan/keterangan pemilik ruangan.

e. Setelah selesai, kran pada tangkai sprayer (b&g) ditutup tekanan pada tabung dibuka dan alat disimpan ditempat penyimpanan yang aman.

Page 24: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN SPRAYING/PENYEMPROT UNTUK PENGENDALIAN

SERANGGA DAN BINATANG PENGGANGGU(PEST & RODENT CONTROL)

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

f. Petugas segera membuka/melepas APD (masker, sarung

tangan) dan mencuci tangan.

Unit terkait Sanitasi, kontraktor pest dan rodent control

Page 25: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB.BANGKA SELATAN

PEMASANGAN UMPAN RACUN TIKUS

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian - Umpan racun tikus adalah merupakan suatu racikan

makanan yang dicampur dengan racun untuk

mengendalikan tikus.

- Pemasangan umpan dilakukan pada lokasi yang

merupakan ; sarang, jalan /lalu lintas dan tempat-tempat

yang memungkinkan keberadaan tikus seperti : plafon,

gudang, sudut-sudut ruangan.

Tujuan Agar pemasangan umpan racun tikus dapat dicapai sasaran

(tikus) dan dimakan tikus sehingga keberadaan tikus dapat

terkendali karena setelah memakan umpan racun ini, tikus

akan segera mati.

Kebijakan Pemasangan umpan racun tikus dilakukan oleh kontraktor

pest dan rodent control yang bekerja sama dengan pihak

rumah sakit, berkoodinasi dan dalam pengawasan unit

sanitasi.

Prosedur a. Petugas menyiapkan kemasan-kemasan umpan racun

tikus dan mempersiapkan pakaian kerja, senter, tangga

untuk naik keplafon ( bila lokasi pemasangan diplafon).

b. Petugas datang ke lokasi pemasangan umpan dengan

membawa perlengkapan tersebut, lalu membagi dan

menaruh umpan pada lokasi terpilih yaitu : adanya tanda

tempat/sarang tikus, ada jejak jalan tikus atau

memungkinkan dapat menarik tikus untuk makan.

c. Dan untuk pemasangan umpan racun tikus diplafon,

Page 26: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB.BANGKA SELATAN

PEMASANGAN UMPAN RACUN TIKUS

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

dengan tangga petugas naik, masuk dan membagi dan

menaruh umpan tersebut sehingga tersebar dan dapat

dijangkau sasaran (tikus).

d. Setelah diperkirakan pemasangan umpan cukup tersebar

dan dapat dijangkau oleh sasaran (tikus), petugas segera

turun, merapikan lokasi, membawa semua peralatan dan

segera meninggalkan lokasi tersebut.

Unit terkait Unit sanitasi, kontraktor pest dan rodent control

Page 27: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) MAKANAN

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian Yang dimaksud dengan sampel makanan adalah sampel

dari makanan yang sudah diolah/hasil olahan dari bagian

gizi yang dihasilkan dan dikonsumsi oleh pasien maupun

karyawan.

Tujuan a. Sebagai acuan penerapan pengambilan sampel

(sampling) makanan oleh petugas secara benar,

representative dan benar-benar mewakili sesuai kondisi

yang sebenarnya.

b. Pengambilan sampel makanan, pengiriman dan

pemeriksaan dilaboratorium merupakan suatu

rangkaian tindakan monitoring terhadap hygiene

sanitasi dan kesehatan makanan.

Kebijakan a. Pengambilan sampel makanan dilakukan oleh petugas

dari bagian sanitasi atau petugas dari laboratorium

penguji kualitas lingkungan dengan pengawasan

petugas dari bagian sanitasi

b. Sampel makanan dikirim dan diperiksakan

kelaboratorium penguji yang sah atau

direkomendasikan oleh institusi yang berwenang.

Prosedur a. Mempersiapkan prasarana dan peralatan sampling

makanan, seperti : wadah steril, lampu spritus, pinset

steril, labeling dan alat tulis, tas sampling.

b. Menentukan jenis makanan yang akan diambil

(sampling) dan mempersiapkannya.

c. Membuka wadah sampel dengan hati-hati dan secara

steril (dilidah apikan pada lampu spritus), mengambil

Page 28: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) MAKANAN

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

sampel makanan dengan pinset steril kemudian

dimasukan pada wadah sampel dan segera menutup

(proses membuka wadah sampai dengan menutup

wadah adalah dengan secara steril).

d. Member labeling (berisi : jenis sampel, lokasi/asal,

waktu pengambilan, jenis pemeriksaan dan nama

pengambil) pada wadah sampel.

e. Memasukan wadah sampel ke dalam tas sampling dan

segera dikirim kelaboratorium untuk diperiksa/dianalisa.

Unit terkait Sanitasi, gizi, laboratorium.

Page 29: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH UNTUK

PEMERIKSAANPARAMETER BAKTERIOLOGIS

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian 1.Parameter bakteriologis yang di persyaratkan adalah total

koliform (MPN)

2.Batas persyaratan total koliform menurut permenkes No. 416

/Menkes/ PER/1X / 1990 .

a. 50 MPN/100 ml untuk bukan air perpipaan.

b. 10 MPN / 100 ml untuk air perpipaan .

Tujuan a. Untuk mengambil sampel air bersih yang benar-benar

steril,tepat sehingga hasil Pemeriksaan laboratorium adalah

benar-benar mewakili an representatif.

b. Pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel air bersih

adalah untuk pemantauan secara rutin terhadap kualitas

parameter bakteriologis sehingga apabila terjadi

Penyimpangan dapat segera dilakukan pencegahan dan

pengendalian.

Kebijakan Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan parameter

bakteriologi di Lakukan sebulan sekali pada lokasi sebagai

berikut ;

Ruang anak,Ruang bedah, ICU, Ruang perawatan,

Dapur/Gizi,Poli spesialis,Pelaksanaannya berkoordinasi dengan

bagian-bagian terkait,pengiriman sampel ke Laboratorium

penguji kualitas lingkungan yang ditunjuk / direkomendasikan

oleh Gubernur basel dilakukan oleh petugas sanitasi.

Prosedur a. Petugas mempersiapkan peralatan sampling botol sampel

steril, lampu spirtus Korek api, alat tulis, form label dan

alkohol 70% atau di panasi dengan lampu spiritus 1- 2 menit

Page 30: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH UNTUK

PEMERIKSAANPARAMETER BAKTERIOLOGIS

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

b. Petugas datang kelokasi sampling, membuka kran sebesar-

besarnya dan Membiarkan air mengalir 2-3 menit kemudian

menutup kran

c. Membersihkan / mensterilkan bagian dalam dan luar kran

dengan alkohol 70 % atau dipanasi dengan lampu spiritus1-2

menit.

d. Kran di buka kembali, dibiarkan mengalir sebentar kemudian

mengisi botol Sampel kira-kira 2/3 volume botol, lalu segera

menutup sampel (mengisi sampai dengan langkah menutup

botol sampel harus dengan cara steril yaitu dengan cara

mendapatkan botol sampel dengan nyala api lampu spiritus

sehingga tidak ada kontaminasi bakteri lewat udara

e. Menutup kran

f. Memberi label pada botol sampel yang sudah diisi, kemudian

botol sampel dimasukkan keatas sampling, merapikan

Unit terkait Sanitasi , laboratorium penguji kualitas lingkungan

Page 31: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB.BANGKA SELATAN PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH UNTUK

PEMERIKSAANPARAMETER FISIKA DAN KIMIA

No Dokumen No. revisi Halaman1/2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian a. Sampel air bersih adalah contoh atau dari kumpulan air bersih yang diambil pada suatu lokasi dan mewakili untuk dilakukan pemeriksaan atau pengukuran.

b. Parameter fisika terdiri dari suhu, warna ,kekeruhan , bau, rasa , TDS, TSS

c. Parameter kimia terdiri dari golongan kimia anorganik ( Hg, Al , Fe , Kd , Cl , Mn , Nitrat, Nitrit, Phosphate , Cr 3+, …….) golongan kimia organik ( Aldrin, DDT, Deterjen , Zat Organik )

Tujuan Agar pengambilan sampel air bersih dapat dilakukan secara tepat dan benar,sehingga sampel yang diambil adalah benar-benar mewakili kondisi air bersih,sehingga hasil pemeriksaan terhadap sampel tersebut benar,tepat,akurat dan representatif.

Kebijakan Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan parameter fisika dan kimia dilakukan minimal dua kali setahun.Pemeriksaan dilakukan oleh laboratorium penguji kualitas lingkungan yang ditunjuk resmi/direkomendasikan ole Gubernur Basel.

Prosedur a. Petugas mempersiapkan perlengkapan pengsmbilsn sampel air bersih: jerigen plastik,form label,toluol,alat tulis.

b. Petugas datang ke lokasi pangambilan sampel dan memeriksa.

c. Membuka kran hingga mangalir sebesar-besarnya selama 2-3 menit.

d. Mengambil jerigen dan memasukkan air dari aliran kran ke dalam jerigen,kemudian membilas jerigen dengan cara mengocok-ngocok.

e. Memasukkan air dari kran ke dalam jerigen yang telah dibilas tersebut sampai dengan 2/3 volume jerigen atau kurang lebih 3,5 liter.

Page 32: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB.BANGKA SELATAN PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH UNTUK

PEMERIKSAANPARAMETER FISIKA DAN KIMIA

No Dokumen No. revisi Halaman2/2

f. Melakukan penutupan aliran kran.g. Menambah bahan pengawet sampel kedalam jerigen yang

berisi sampel air bersih tadi sebanyak 6 tetes larutan toluol.h. Menutup jerigen,menempel form label yang telah diisi.i. Merapikan peralatan dan lokasi sampling dan sampel siap

dikirim ke laboratirium.

Unit terkait Sanitasi, laboratorium, keperawatan, instalasi gizi/ dapur,

laundry, pemeliharaan.

Page 33: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB.BANGKA SELATAN

PENGUKURAN INTENSITAS KEBISINGAN

No Dokumen No. revisi Halaman1/3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian 1. Pengukuran intensitas kebisingan adalah pengukuran

kekuatan kebisingan yang ditimbulkan oleh suara apapun

penyebabnya disuatu tempat/ruangan dengan

menggunakan alat pengukur intensitas kebisingan;

2. Noise Logging Desimeter adalah sebuah alat untuk analisa

kebisingan dengan computer mikro yang dipergunakan

untuk pengakumulasian,peragaan dan pengiriman data ke

printer atau computer (pengukuran kontinyu 24 jam secara

otomatis terekam atau terdata);

3. Sound level meter adalah sebuah alat untuk pengkuran

analisa kebisingan dengan sisitem digital dan digunakan

untuk pengukuran analisa kebisingan dengan system

digital dan digunakan untuk pengukuran sesaat (bukan

kontinyu 24 jam dan secara otomatis);

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui

dan monitoring intensitas kebisingan ruangan pasien, ruang

atau tempat kerja dan lingkungan rumah sakit;

Kebijakan 1. Ruangan atau tempat atau lokasi yang dilakukan

pengukuran adalah perawatan, laboratorium, ruang

operasi,dapur, ruang kerja, ruang ginset;

2. Pengukuran dilakukan 2 kali setahun;

3. Pengukuran dapat dilakukan bekerjasama dengan institusi

atau laboratorium yang sah atau direkomendasikan yang

berwenang;

Page 34: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB.BANGKA SELATAN

PENGUKURAN INTENSITAS KEBISINGAN

No Dokumen No. revisi Halaman2/3

Prosedur

1. ALAT YANG DIGUNAKAN “ NOISE LOGGING DESIMETER” (sebagai pemantau lingkungan)

a. Apabila layar kosong, tekan on atau of;b. Bersihkan memori dengan menekan PAUSE?RESEK

sampai pada layar terlihat dari 5-p ke 0-p dan (…);c. Jika terlihat LOWBAT, baterai diganti dan dilanjukan

kali brasi;d. Hubungkan penopang mikropon dengan bagian

belakang alat dan mikropon dijepitkan kepenopang tersebut jepitan mikropon dapat dilepas dan mikropon disekropkan kepenopang sebelum penopang dipasang pada kotak alat;

e. Pasang alat pada tripod atau alat lain yang bisa mengantungkan atau menaruh set.

f. Arahkan mikropon keatas dengan sudut 700 sumber kebisingan;

g. Tekan rund dan pasang penutup pelindung keamanan alat;

h. Setelah waktu penurunan cukup (24 jam) atau data terkumpul lepaskan penutup tekan pause atau riset;

i. Catat kondisi lingkungan yang ada disekitar pengukuran dan cetak data;

2. ALAT YANG DIGUNAKAN “SOUND LEVEL METER”a. Pasang bateraib. Cek voltage (putar swite Batt jika jarum menunjukan

OK) berarti siap pakai;c. Pengukuran sesuai dengan tingkat kebisingan terukur

“SLOW” untuk bising kontinyu “FASH” untuk bising impulsive;

d. Amati sampai jarum atau angka pada layar stabil dan catat hasilnya;

e. Catat pula kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya serta waktu pengukuran;

f. Setiap kali pengukuran dilakukan pada siang hari dan malam;

Page 35: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB.BANGKA SELATAN

PENGUKURAN INTENSITAS KEBISINGAN

No Dokumen No. revisi Halaman3/3

g. Yang perlu diperhatikan selama pengukuran : Arahkan mikropon pada sumber bising atau bunyi; Tinggi alat ukur dari lantai 120 – 150 cm; Jarak antara 2 titik pengukuran tidak boleh lebih

dari 5m; Baca skema jarum/angka pada saat sudah stabil; Tingkat kebisingan adalah rata-rata pengukuran;- Bila hasil pengukuran melebihi ketentuan yang

dipersyaratkan, maka segera dilakukan evaluasi

dan tindak lanjut;

Unit terkait Sanitasi, tim K3, semua unit/ruangan saat dilakukan

pengukuran.

Page 36: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN

PEMERIKSAAN LIMBAH CAIR

No Dokumen No. revisi Halaman1/4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian 1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas yang pengelolaannya diatur dan dilaksanakan oleh pihak rumah sakit;

2. Limbah cair rumah sakit adalah semua semua air buangan (sewage dan sullage) yang berasal dari kegiatan Rumah Sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan;

3. Limbah Cair dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, ganguan estetika dan gangguan kesehatan dsb;

4. Sumber Limbah cair (penghasil limbah) adalah semua kamar mandi, toilet, wastafel, dapur, wc, laboratorium yang berada di Rumah sakit;

5. Pengelolaan limbah cair adalah rangkaian kegiatan Bak 1, Bak 2, Bak 3, IPAL (Ruangan aerobic I - Ruangan aerobic – Ruang equalisasi – Ruangan Bio Filtration – Ruang Desinfectan) – Badan air : a. Bak 1 adalah tempat pengumpulan llimbah cair dari

ruangan kelas 2, Ruang Isolasi , VIP;b. Bak 2 adalah tempat pengumpulan limbah dari panel 1

dan R.kebidanan, UGD, UTD, Labor, Ruang farmasi;c. Bak 3 adalah tempat pengumpulan limbah dari panel 1

dan 2 dan ruangan kelas 3,Radiologi, ruangan anak danmerupakan penampungan terakhir dan dari bak inilah proses akan diteruskan ke proses pengolahan IPAL;

d. IPAL adalah sarana untuk pengolahan limbah cair agar air limbah yang dikeluarkan memenuhi standart baku

Page 37: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN

PEMERIKSAAN LIMBAH CAIR

No Dokumen No. revisi Halaman2/4

Pengertian

mutu limbah cair;e. Badan Air adalah tempat air buangan untuk limbah cair

yang telah memenuhi standart baku mutu limbah cair:f. Petugas pengelola limbah cair adalah petugas yang

melaksanakan pengelolaan Limbah cair yang terdiri dari Petugas Penghasil Limbah, Petugas Backwash, Petugas Operator, Petugas pemeriksa;

g. Petugas penghasil LMPT adalah karyawan rumah sakit yang bekerja atau peserta pendidikan yang melakukan magang di Ruangan/ Bagian/ Instalasi yang menghasilkan limbah sebagai hasil dari pelayanan atau tindakan medis;

h. Petugas Backwash adalah petugas kebersihan (cleaning service) yang dipekerjakan oleh pihak rumah sakit yang mempunyai tugas melakukan backwash IPAL ;

i. Petugas Operator adalah petugas khusus yang ditunjuk Rumah Sakit yang bertugas mengoperasikan IPAL;

j. Petugas Pemeriksa adalah petugas yang melakukan pengambilan sampel untuk diperiksa kualitas air limbah yang akan dibuang kebadan air dan memonitor efisiensi IPAL di Rumah Sakit;

k. Pengawas adalah petugas yang mengawasi pengelolaan Limbah cair yang terdiri dari ; Pengawas dari pihak rumah sakit meliputi staf

Instalasi Kesehatan Lingkungan dan staf yang ditunjuk mewakili Ruangan/ Bagian/ Instalasi sebagai penghasil/ sumber limbah;

Pengawas dari Kepala sub seksi pemantau penggunaan fasilitas;

Page 38: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN

PEMERIKSAAN LIMBAH CAIR

No Dokumen No. revisi Halaman3/4

Pengertian

6. IPAL adalah Sewage treatment plant (STP) yang digunakan adalah sistem Bio Filter Anaerob – Aerob produk PT .Bestindo Aquatek sejahtera.a. Tangki Anaerob 1st chamber memiliki kapasitas 30.58

M3 bahan yang digunakan adalah PVC dan Polyurethane yang memiliki manfaat untuk mengolah air limbah menjadi menjadi gas methan yang berfungsi menurunkan kadar BOD dalam air limbah dan menbiodegradasi senyawa xenobiotik serta senyawa alami recalcitrat seperti lignin. Pada proses ini lumpur yang dihasilkan sedikit;

b. Ruangan Equalisasi berfungsi untuk menyetarakan debit aliran air limbah agar dalam proses mikrobiologis tidak terjadi fluktuasi aliran yamg dapat mengakibatkan kurang optimal proses biologis;

c. Tangki Anaerobic 2 st memiliki kapasitas 39,96 M3 bahan yang digunakan sama dengan tangki anaerobic 1 pada ruangan ini terjadi proses bilogis yang lebih kompleks yang menghasilkan methan ;

d. Ruangan Biofiltration adalah pengolahan limbah cair organic secara biologis arerobic (Biakan melekat) memiliki kapisitas 39.96 M3 dan terbuat dari bahan stryrene foam spherical memiliki manfaat menurunkan kadar BOD dan SS dalam Limbah Cair ;

7. Koordinator pengelolaan Limbah cair adalah Instalasi Kesehatan Lingkungan sesuai dengan urai tugas dan tanggung jawab sebagai unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan sanitasi dan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit;

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pelaksanaan/ pengelolaan limbah medis padat tajam di RSUD.BANGKA SELATAN;

Kebijakan Pengambilan sampel limbah cair dari outlet instalasi pengolahan air limbah ( IPAL) di lakukan secara rutin minimal dalam sebulan sekali untuk pemeriksaan ke laboratorium penguji kualitas lingkungan yang di tunjuk resmi /direkomendasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup;

Page 39: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB.BANGKA SELATAN

PEMERIKSAAN LIMBAH CAIR

No Dokumen No. revisi Halaman4/4

Prosedur Proses pengelolaan limbah cair , terdiri dari : a. Pengumpulan adalah : Proses pengumpulan limbah cair

yang biasa dilakukan petugas penghasil yang disimpan didalam bak – bak pengumpul;

b. Pengolahan adalah : Proses pengolahan inflluent limbah cair kedalam sistem Anaerobic – Aerob (Boifilter) sehingga effluent yang dihasilkan dapat dibuang langsung kebadan air sesuai dengan standar baku mutu limbah cair.

c. Pengambilan sampel limbah air pada inflluent dan Effluent untuk diperiksa dan dikirm ke laboratorium untuk mengetahui kualitas kadar limbah cair ;

d. Pengiriman sampel Limbah Cair ke Laboratorium dilakukan oleh pihak rumah sakit melalui pihak rekanan yang ditunjuk;

e. Menganalisa hasil pemeriksaan kulaitas limbah cair untuk mengetahui efesiensi dari IPAL yang digunakan dalam pengolahan Limbah Cair;

f. Pengawasan adalah Kegiatan pengamatan secara terus menerus terhadap seluruh proses pengelolaan Limbah Cair ;

g. Proses pengelolaan Limbah yang terdiri dari pengumpulan, pengolahan, pengambilan sampel, Pemeriksaan sampel, penganalisaan dan pengawasan limbah Cair;

Unit terkait Sanitasi, Tim K3, Sarana Medik, PemeliharaanSeluruh ruangan pelayanan/tindakan medis penghasil (sumber) Limbah Cair yang berada di RSUD. BANGKA SELATAN;

Page 40: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

No Dokumen No. revisi Halaman1/4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian 1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas yang pengelolaannya diatur dan dilaksanakan oleh pihak rumah sakit;

2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai hasil kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis padat;

3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah medis padat tidak tajam (LMPTT) dan limbah medis padat tajam (LMPT);

4. LMPT adalah limbah medis padat yang dapat mengakibatkan kecelakaan pada petugas meliputi syringe dan jarum suntik, pisau bekas operasi (bistouri), perlengkapan intravena, pecahan gelas dsb;

5. Sumber LMPT (lokasi penghasil limbah) adalah semua ruangan di rumah sakit yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan pelayanan medis yang menghasilkan limbah.

6. Pengelolaan LMPT adalah rangkaian kegiatan pemisahan, pewadahan dan pengumpulan, pengambilan dan pengangkutan, penyimpanan sementara serta pembuangan akhir / pemusnahan;

a. Pemisahan, pewadahan dan pengumpulan adalah kegiatan memilah atau memisahkan LMPT, menyimpan LMPT pada tempat khusus dan mengumpulkan sementara tempat husus tersebut.

b. Pengambilan dan pengangkutan adalah kegiatan membawa LMPT yang sudah dikumpulkan dari sumber limbah ke rumah limbah/TPS (tempat penampungan sementara) untuk kemudian dilakukan pengukuran

Page 41: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

No Dokumen No. revisi Halaman2/4

c. beratnya melalui kegiatan penimbangan;d. Pembuangan akhir/pemusnahan adalah kegiatan

membuang dan memusnahkan limbah dengan Insenerator.

e. Petugas pengelola LMPT adalah petugas yang melaksanakan kegiatan pengelolaan LMPT yang terdiri dari petugas penghasil LMPT, petugas kebersihan (cleaning service), petugas pengambil LMPT dan petugas pemusnah LMPT.

f. Petugas penghasil LMPT adalah karyawan rumah sakit yang bekerja atau peserta pendidikan yang melakukan magang di Ruangan/ Bagian/ Instalasi yang menghasilkan limbah sebagai hasil dari pelayanan atau tindakan medis

g. Petugas pengambil LMPT adalah petugas kebersihan (cleaning service) yang dipekerjakan oleh pihak rumah sakit yang mempunyai tugas mengambil LMPT dari tiap-tiap ruangan/ sumber limbah.

h. Petugas pemusnah LMPT adalah petugas khusus yang ditunjuk Rumah Sakit yang bertugas memusnahkan LMPT .

i. Pengawas adalah petugas yang mengawasi pengelolaan LMPT yang terdiri dari :

j. Pengawas dari pihak rumah sakit meliputi staf Instalasi Kesehatan Lingkungan dan staf yang ditunjuk mewakili Ruangan/ Bagian/ Instalasi sebagai penghasil/ sumber limbah;

k. Pengawas dari Kepala IPRS.

7. Tempat khusus LMPT adalah tempat yang terbuat dari bahan khusus, bertutup, anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah terbuka, dengan kriteria sebagai berikut :a. Tempat dengan ukuran kecil (misalnya kotak dengan

ukuran + 1,5 kg )yang bertuliskan ”SAFETY BOX ”. Tempat ini dipakai sekali buang dan berfungsi untuk menampung sementara LMPT di ruangan/sumber limbah;

Page 42: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

No Dokumen No. revisi Halaman3/4

b. Tempat beroda (troli) yang pada proses pengangkutan. Tempat ini berfungsi sebagai alat angkut LMPT dari ruangan ke rumah limbah/TPS;

c. Tempat / Ember plastik bertutup dengan kapasitas 20 lt dan 50 lt yang berlokasi di tiap ruangan berwarna merah

8. Koordinator pengelolaan LMPT adalah Instalasi Kesehatan Lingkungan sesuai dengan urai tugas dan tanggung jawab sebagai unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan sanitasi dan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit;

9. Sumber penghasil tempat penampungan khusus LMPT adalah ruang pelayanan dan penunjang medik ( ruang haemodialisa, OK, Laboratorium, Farmasi, Gizi dan lain-lain);

10. Petugas Pengirim tempat penampungan khusus LMPT adalah petugas Cleaning Servicedari ruangan penghasil tempat penampungan khusus LMPT;

11. Pemanfaatan dan pendistribusian tempat penampungan khusus LMPT adalah rangkaian kegiatan pengiriman, pelabelan dan pendistribusian;

12. Insenerator adalah alat yang di sarankan untuk membakar

LMPT dengan suhu diatas 1000 0 Celcius.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pelaksanaan/ pengelolaan limbah medis padat tajam di RSUD Kab. Bangka Selatan;

Kebijakan Pengujian emisi dari hasil pembakaran incenerator di lakukan secara rutin minimal enam bulan sekali untuk pemeriksaan kelaboratorium penguji kualitas lingkungan yang di tunjuk resmi /direkomendasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup;

Prosedur Proses pengelolaan limbah medis padat tajam, terdiri dari : a. Pemilahan adalah : Proses pemisahan LMPT dari limbah

medis biasa yang dilakukan oleh petugas penghasil;b. Pewadahan adalah : Proses penampungan LMPT kedalam

tempat limbah khusus sampai terisi ¾ bagian dari tempat khusus limbah tersebut, dilaksanakan pada proses

Page 43: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

No Dokumen No. revisi Halaman4/4

Prosedur pemilahan yang dilakukan oleh petugas penghasil ;c. Pengambilan dan pengangkutan adalah : Proses

pengumpulan LMPT dari sumber penghasil menuju tempat penyimpanan sementara ;

d. Penyimpanan sementara adalah : Proses penampungan sementara LMPT sebelum dikirim menuju tempat pengolahan akhir / insenerator;

e. Pengolahan akhir adalah Proses penghancuran LMPT;f. Proses pengambilan, penyimpanan dan pengolahan akhir

dilakukan oleh pihak rumah sakit ;g. Pengawasan adalah Kegiatan pengamatan secara terus

menerus terhadap seluruh proses pengelolaan LMPT;h. Proses pengelolaan LMPT yang terdiri dari pemilahan,

pewadahan, pengambilan dan pengangkutan, penyimpanan sementara dan pengolahan akhir dilakukan setiap hari pada jam kerja ruangan.

Proses pemanfaatan & pendistribusian tempat penampungan khusus LMPT.

a. Pengiriman adalah : Proses pengangkutan tempat penampungan khusus LMPT oleh petugas Cleaning Service ruangan dari sumber penghasil tempat penampungan khusus LMPT menuju koordinator pengelolaan LMPT untuk pelabelan dan pendistribusian;

b. Pelabelan adalah : Proses pembuatan tanda ”SAFETY BOX ” pada tempat penampungan khusus LMPT yang dilakukan oleh koordinator pengelolaan LMPT;

c. Pendistribusian adalah : Proses penyebaran tempat penampungan khusus LMPT ke ruangan yang membutuhkan yang dilakukan oleh petugas Cleaning Service berdasarkan usulan dari ruangan;

Unit terkait Sanitasi , laboratorium penguji kualitas lingkungan

Seluruh ruangan pelayanan/tindakan medis penghasil (sumber)

Limbah Cair yang berada di RSUD.kab. Bangka Selatan;

Page 44: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN SISTEM PENGELOLAAN TEMPAT PENCUCIAN LINEN

(LAUNDRY )

No Dokumen No. revisi Halaman1/3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian 1. Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang

dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin

cuci,alat dan desifectan,mesin uap (Steam boiler),

pengering, meja dan mesin setrika. Limbah yang

dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat,

cair dan gas;

2. Persyaratan air panas untuk pencucian 700 C dalam waktu

25 menit atau 950 C dalam waktu 10 menit.;

3. Standar kuman bagi linen bersih stelah keluar dari proses

tidak mengandung 6 x 103 spora bacillus perinci persegifel

,laboratorium yang berasal dari kegiatan Rumah Sakit ;

4. Tempat laundry harus tersedia keran air bersih dengan

kualitas dan tekanan yang memadai, air panas unruk

desinfeksi dan tersedia desinfektan;

5. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat

dengan saluran pembuangan air limbah;

6. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen

infeksius dan non infeksius;

7. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang

dilengkapi pengolahan awal (pre – treatment) sebelum

dialirkan Ke IPAL;

8. Laundry harus tersedia ruang- ruang terpisah seperti :

ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang perlengkapan

Page 45: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN SISTEM PENGELOLAAN TEMPAT PENCUCIAN LINEN

(LAUNDRY )

No Dokumen No. revisi Halaman2/3

kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen,

kamar mandi dan ruang peniris atau pengering untuk alat –

alat termasuk linen;

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pelaksanaan/ pengelolaan Tempat Pencucian Linen (LAUNDRY ) di RSUD Kabupaten Bangka Selatan;

Kebijakan Pencucian Linen ( LAUNDRY ) dilakukan setiap hari

Prosedur 1. KetenagaanTenaga yang terlibat di dalam pengelolaan Tempat pencucian Linen terdiri dari :a. 2 orang petugas laundry b. Pengawas

2. Cara kerja dan waktu Pelaksanaana. Proses pengelolaan tempat pencucian linen (Laundry),

terdiri dari : a) Pengumpulan linen adalah : Proses pemilahan

Llinen antara infeksius dan non infeksius dimulai dari sumer dan memasukkan kedalam kantong plastik serta diberi label sesuai jenisnya kemudian dihitung dan dicatat linen di ruangan;

b) Penerimaan linen adalah : Proses pencatatan linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan non infeksius dan linen dipilah berdasrakan tingkat kekotorannya;

c) Pencucian linen adalah : Proses pencucian Linen dengan cara menimbang berat linen utuk disesuaikan dengan kapisitas mesin cuci dan kebutuhan deterjen dan desinfektan; membersihkan linen kotor dari tinja,darah dan muntahan kemudian merendamnya dengan desinfectan; mencuci berdasarkan tingkat kekotorannya;

d) Penngeringan linen adalah : Proses pengeringan linen menggunakan mesin pengering mesin cuci dan tenaga matahari;

Page 46: Sop Instalasi Sanitasi

RSUDKAB. BANGKA SELATAN SISTEM PENGELOLAAN TEMPAT PENCUCIAN LINEN

(LAUNDRY )

No Dokumen No. revisi Halaman 3/3

e) Penyetrikaan linen adalah Proses penyetrikaan menggunakan alat setrika sesuai dengan jenis linen yang disetrika;

f) Penyimpanan linen adalah Proses penyimpanan linen sesuai dengan jenisnya ,linen baru yang diterima ditempatkan di lemari bagian bawah dan disimpan dalam lemari selalu tertutup;

g) Distribusi linen dilakukan berdasarkan kartu tanda terima dari petugas penerima, kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan;

h) Pengangkutan Linen adalah proses pengangkutan linen kantong linen kotor dan bersih harus terpisah, menggunakan kereta yang berbeda antara linen kotor dan bersih, waktu pengangkutan linen kotor dan bersih harus berbeda;

b. Proses pengelolaan linen terdiri dari pengumpulan,

penerimaan, pencucian, pengeringan, penyetrikaan,

penyimpanan pedistribusian dan pengangkutan

dilakukan setiap hari pada jam kerja ruangan;

Unit terkait Sanitasi, Tim K3, Sarana Medik, Pemeliharaan;

Page 47: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS

No Dokumen No. revisi Halaman1/4

STANDAR PROSEDUR OPERASIOAL (SPO)

Tanggal terbit Ditetapkan Direktur RSUD Kabupaten Bangka Selatan

dr. Annisa Nur IntanNIP. 19810831 200804 2 001

Pengertian 1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas yang pengelolaannya diatur dan dilaksanakan oleh pihak rumah sakit;

2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai hasil kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis padat;

3. Limbah padat non medis adalah semua limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya ;

4. Limbah padat non medis terdiri dari limbah padat organik dan Limbah padat non organik ;

5. Limbah padat organik adalah limbah padat yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme contoh : sisa sayuran, sisa nasi, sisa buah-buahan, sisa ikan / daging, daun, rumput ;

6. Limbah Padat non organik adalah limbah padat yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme contoh: plastik, kaleng, streofoam, ban bekas dsb;

7. Sumber Limbah padat non medis (lokasi penghasil limbah) adalah semua ruangan di rumah sakit yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan limbah;

8. Pengelolaan Limbah Padat Non Medis adalah rangkaian kegiatan pemisahan, pewadahan dan pengumpulan, pengambilan dan pengangkutan, penyimpanan sementara serta pembuangan akhir / pemusnahan;

Page 48: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS

No Dokumen No. revisi Halaman2/4

9. Pemisahan, pewadahan dan pengumpulan adalah kegiatan memilah atau memisahkan LPNM organik dan non organik, menyimpan LPNM yang dapat dimanfaatkan kembali pada tempat khusus dan mengumpulkan sementara tempat khusus tersebut ( Penerapan konsep 5 R );

10.Pengambilan dan pengangkutan adalah kegiatan membawa LPNM yang sudah dikumpulkan dari sumber limbah ke rumah limbah/TPS (tempat penampungan sementara) ;

11.Pembuangan akhir/ pemusnahan adalah kegiatan membuang LPNM yang organic ke Dinas Kebersihan.

12.Petugas pengelola LPNM adalah petugas yang melaksanakan kegiatan pengelolaan LPNM yang terdiri dari petugas penghasil LPNM, petugas kebersihan (cleaning service), petugas pengambil LPNM;

13.Petugas penghasil LPNM adalah karyawan rumah sakit yang bekerja atau peserta pendidikan yang melakukan magang di Ruangan/Bagian/Instalasi yang menghasilkan limbah sebagai hasil dari pelayanan atau tindakan medis;

14.Petugas kebersihan adalah petugas kebersihan yang dipekerjakan oleh pihak rumah sakit yang mempunyai tugas mengambil dan memilah LPNM ;

15.Petugas pengambil LPNM adalah petugas dari dinas kebersihan yang mempunyai tugas mengambil LPNM dari container di TPS;

16.Pengawas adalah petugas yang mengawasi pengelolaan LPNM yang terdiri dari :a. Pengawas dari pihak rumah sakit meliputi staf

Instalasi Kesehatan Lingkungan dan staf yang ditunjuk mewakili Ruangan/Bagian/Instalasi sebagai penghasil/ sumber limbah;

b. Pengawas dari Kepala IPRS;

Page 49: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS

No Dokumen No. revisi Halaman3/4

17.Koordinator pengelolaan LPNM adalah Instalasi Kesehatan Lingkungan sesuai dengan urai tugas dan tanggung jawab sebagai unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan sanitasi dan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit;

18.Tempat khusus LPNM adalah tempat yang terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, mudah dibersihkan, tertutup (organik dan non organik );

19.Limbah padat organik dapat dimanfaatkan sebagai

kompos dan Limbah pada non organik dapat di

manfaatkan kembali atau di daur ulang ;

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pelaksanaan/ pengelolaan limbah padat non medis di RSUD Kabupaten Bangka Selatan;

Kebijakan Pengambilan sampel limbah padat non medis dari outlet instalasi pengolahan air limbah ( IPAL) di lakukan secara rutin minimal dalam sebulan sekali untuk pemeriksaan kelaboratorium penguji kualitas lingkungan yang di tunjuk resmi /direkomendasikan oleh gubernur;

Prosedur Proses pengelolaan limbah padat non medis , terdiri dari: a. Pemilahan adalah : Proses pemisahan/pemilahan

LPNM antara limbah yang dapat dimanfaatkan kembali dan yang tidak dapat dimanfaatkan kembali yang dilakukan oleh petugas penghasil;

b. Pewadahan adalah : Proses pewadahan LPNM kedalam tempat tempat sampah sesuai jenisnya terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan tertutup, apabila telah terisi 2/3 bagian harus segera diangkut ;

c. Pengangkutan adalah : Proses pengangkutan LPNM dari setiap Ruangan ketempat penampungan sementara menggunakan troli tertutup:

Page 50: Sop Instalasi Sanitasi

RSUD KAB. BANGKA SELATAN

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS

No Dokumen No. revisi Halaman4/4

Prosedur d. Tempat penampungan sementara adalah : Proses penampungan sementara yang ditempatkan pada tempat yang tertutup, kedap air, mudah dibersihkan, terletak pada lokasi yang mudah dijangkau, dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangya 1x24 jam ;

e. Pengolahan akhir adalah Proses pembuangan akhir untuk dikelola oleh Dinas Kebersihan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

f. Proses pengambilan, penyimpanan sementara dilakukan oleh pihak rumah sakit ;

g. Pengawasan adalah Kegiatan pengamatan secara terus menerus terhadap seluruh proses pengelolaan LPNM;

h. Proses pengelolaan LPNM yang terdiri dari pemilahan, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan pengolahan akhir dilakukan setiap hari pada jam kerja ruangan.

Unit terkait Sanitasi , laboratorium penguji kualitas lingkungan .