SOP Fix Chapter 2

47
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02 RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

description

contoh

Transcript of SOP Fix Chapter 2

Page 1: SOP Fix Chapter 2

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.02

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Page 2: SOP Fix Chapter 2

UGD

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

DIARE AKUT PADA ANAK (A01.0)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. BAB ≥ 3 kali/hari, < 14 hari2. Konsistensi feses cair (tidak selalu)3. Warna dan bau:

hijau dan bau busuk: etiologi bakteri feses berlemak dan bau asam : malabsorbsi seperti air cucian beras : kolera kuning : etiologi lain (virus)

4. Disertai darah atau lendir (dysentri form) tidak selalu5. Disertai muntah (jumlah dan frekuensi) tidak selalu6. Jumlah dan frekuensi BAK7. Gejala penyerta : panas badan, kejang8. Penyakit penyerta : batuk, pilek, campak9. Makanan / minuman yang diberikan selama diare10. Tindakan yang sudah dilakukan : oralit, riwayat

pengobatan sebelumnya

Pemeriksaan Fisik 1. Tanda vital: respirasi cepat dan dalam (asidosis

metabolik), nadi lemah tidak selalu kecuali dehidrasi

berat

2. Tanda-tanda dehidrasi (*)

3. Bising usus meningkat atau menurun atau tidak ada

(hipokalemi)

4. Ruam perianal (tidak selalu)

Page 3: SOP Fix Chapter 2

Pemeriksaan Penunjang 1. Feses Rutin (makroskopis dan mikroskopis)

2. Darah rutin

3. Elektrolit

Diagnosis Diare akut dehidrasi ringan sedang/ berat (A 01.0)

Indikasi Rawat Inap 1. Diare akut dehidrasi ringan sedang dengan vomitus,

intake kurang

2. Diare akut dehidrasi berat

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. ASI dan makanan lain tetap diteruskan

2. Makanan porsi kecil, sering, rendah serat

3. PASI ganti dengan susu rendah laktosa jika ada indikasi

intoleran laktosa

Medikamentosa

1. Rehidrasi sesuai derajat dehidrasi (**)

2. zinc selama 10-14 hari berturut-turut, < 6 bln 10 mg, >6

bln 20 mg

3. Probiotik: Lactobacillus GG 2x/hari selama 5 hari (pada

kasus diare dengan malabsorbsi)

4. Antibiotik : (pada diare etiologi bakteri)

Cefotaxime 100mg/bb/hari dibagi 2 dosis (iv)

Metronidazole 30-50mg/bb/hari dibagi 3 dosis (iv)

pada diare dysentriform

Gejala & Tanda A B CKeadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *letargik, kesadaran↓

Mata Normal Cekung Sangat cekungAir mata Basah Kering Sangat kering

Mulut/Lidah Basah Kering Sangat keringRasa Haus Minum normal, tidak

haus*tampak kehausan *sulit,tidak dapat

minumKulit Turgor kembali cepat *turgor kembali

lambat*turgor kembali sangat

lambatDerajat Dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan

sedang Bila ada 1 tanda *

ditambah 1 atau lebih tanda lain

Dehidrasi beratBila ada 1 tanda *

ditambah 1 atau lebih tanda lain

Page 4: SOP Fix Chapter 2

Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Ringan Sedang Dehidrasi beratCRT / ORALIT

Berikan cairan sebanyak anak mau

ORALIT 75 ml/Kg BB/3 JAMBB TIDAK DIKETAHUI : 3 JAM I

< 1 TH : 300 ml1 - 4 TH : 600 ml

5 TH : 1200 mlSetelah 3 jam I

< 1 TAHUN : 50 - 100 ml/ MENCRET

1 - 2 TAHUN : 200 ml/ MENCRET

2 - 5 TAHUN : 400 ml/ MENCRET

MENGGUNAKAN CAIRAN RLUSIA < 1 TAHUN :

1 JAM KE-1 --> 30 ml/Kg BB5 JAM KE-2 --> 70 ml/ Kg BB

USIA > 1 TAHUN :1/2 JAM KE-1 --> 30 ml/Kg BB

2 1/2 JAM KE-2 --> 70 ml/Kg BB

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

KEJANG DEMAM SEDERHANA

(R 56.8)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Page 5: SOP Fix Chapter 2

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2012

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Usia pasien 6 bulan-3 tahun, puncak 18 bulan

2. Kejang yang terjadi saat demam (suhu >38oC per rektal)

3. lama kejang < 15 menit

4. kejang umum

5. kejang tidak berulang

6. Riwayat kejang jika demam sebelumnya

Pemeriksaan Fisik 1. Demam

2. Rangsang meningen (-)

Pemeriksaan Penunjang 1. Darah rutin

2. GDS

3. Elektrolit

Diagnosis Kejang demam sederhana (R 58.6)

Indikasi Rawat Inap 1. Kejang demam berulang

Penatalaksanaan Pemberian Obat Saat Kejang

1. Nasal kanul O2 2-4 liter/menit

2. Diazepam perrectal

3. IVFD Kristaloid 20 gtt/menit

4. Jika kejang berulang : diazepam iv 0,3-0,5 mg/BB/kali

BB<10 kg 5mg, BB> 10kg 10 mg

5. Cefotaxime 100mg/bb/hari dibagi 2 dosis (iv)

Pemberian Obat Saat Demam

1. Antipiretik: Paracetamol 10 mg/BB/kali tiap 8 jam

2. Antikonvulsan: Diazepam oral 0,3-0,5 mg/BB/kali tiap

8 jam

Pemberian antikonvulsan rumatan (Indikasi: kejang

parsial, >15 menit, ada kelainan neurologis sebelum atau

sesudah kejang):

Page 6: SOP Fix Chapter 2

1. Fenobarbital 4-5 mg/BB/hari dibagi 2 dosis, dan

2. Asam valproat 20-40 mg/BB/hari dibagi 2-3 dosis

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

KEJANG DEMAM KOMPLEK(R 56.8)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Page 7: SOP Fix Chapter 2

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Usia pasien 6 bulan-3 tahun, puncak 18 bulan

2. Kejang yang terjadi saat demam (suhu >38oC per rektal)

3. Lama kejang >15 menit

4. Kejang fokal/parsial, atau kejang umum yang didahului

kejang fokal

5. Kejang berulang (≥2x dalam 24 jam)

6. Riwayat kejang jika demam sebelumnya

Pemeriksaan Fisik 1. Demam2. Rangsang meningen (-)

Pemeriksaan Penunjang 1. Darah rutin2. GDS3. Elektrolit

Diagnosis Kejang demam komplek (R 58.6)

Indikasi Rawat Inap Kejang demam komplek

Penatalaksanaan Pemberian obat saat kejang:

1. Nasal kanul O2 2-4 liter/menit

2. Diazepam perrectal

3. IVFD Kristaloid 20 gtt/menit

4. Jika kejang berulang : diazepam iv 0,3-0,5 mg/BB/kali

BB<10 kg 5mg, BB> 10kg 10 mg

Cefotaxime 100mg/bb/hari dibagi 2 dosis (iv)

Pemberian Obat Saat Demam

1. Antipiretik: Paracetamol 10 mg/BB/kali tiap 8 jam

2. Antikonvulsan: Diazepam oral 0,3-0,5 mg/BB/kali tiap

8 jam

Page 8: SOP Fix Chapter 2

Pemberian antikonvulsan rumatan (Indikasi: kejang

parsial, >15 menit, ada kelainan neurologis sebelum atau

sesudah kejang):

1. Fenobarbital 4-5 mg/BB/hari dibagi 2 dosis, dan

2. Asam valproat 20-40 mg/BB/hari dibagi 2-3 dosis

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

PNEUMONIA

(J10-J18)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Page 9: SOP Fix Chapter 2

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Demam tinggi (tidak selalu)

2. Batuk (tidak selalu)

3. Sesak nafas (tidak selalu)

4. Pada bayi: malas menetek (gejala tidak khas) dapat

tanpa demam dan batuk

5. Pada anak besar: nyeri kepala, nyeri abdomen, muntah

(tidak selalu)

Pemeriksaan Fisik 1. Febris (tidak selalu)

2. Takipneu (tidak selalu)

3. Grunting (tdak selalu)

4. pch, retraksi dinding dada, sianosis (tidak selalu)

5. Ronkhi basah halus (tidak selalu)

Pemeriksaan Penunjang 1. Rontgen thorak PA

2. Laboratorium: DR, GDS

Diagnosis Pneumonia (J 10- J 18)

Indikasi Rawat Inap 1. Pneumonia berat

2. Pneumonia dengan intake kurang

Penatalaksanaan Penatalaksanaan umum:

1. Puasakan pada pasien pnemonia berat (evaluasi tiap 12

jam)

Page 10: SOP Fix Chapter 2

Penatalaksanaan khusus:

1. Oksigen 2-4 liter/menit

2. Antipiretik: paracetamol 10 mg/BB/kali tiap 8 jam

3. Infus Kaen 4A/Asering 20 gtt/menit atau sesuai

kebutuhan cairan (rumus holiday segar)

4. Antibiotik :

Cefotaxime 50-100mg/BB/hari dibagi 2 dosis

Mikasin 15-30mg/BB/hari dibagi 2 dosis (pada

kasus pneumonia berat)

Page 11: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

ASHMA BRONKHIALE PADA ANAK

(J45)

No. Dokumen

02.01.01

No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Sesak nafas, batuk, mengi yang dipicu alergen atau

aktivitas fisik, memburuk pada malam hari

2. Riwayat sesak nafas, mengi, batuk episodik sesudah

terpapar alergen dan berkaitan dengan musim

3. Riwayat asma atau atopi pada keluarga

Pemeriksaan Fisik 1. Sianosis

2. Hiperinflasi dada

3. Kesulian berbicara

4. Retraksi dinding dada

5. Wheezing dan ekspirasi memanjang

Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Rutin

2. Tes fungsi paru

3. Tes alergi

Diagnosis Berdasarkan klasifikasi asma menurut GINA (J 45)

Indikasi Rawat Inap Ashma yang tidak hilang dengan terapi kortikosteroid inhalasi

Penatalaksanaan Penatalaksanaan umum:

1. Oksigen

Penatalaksanaan khusus:

Page 12: SOP Fix Chapter 2

1. asma ringan sedang:

- nebulisasi combivent 2 kali berturut-turut

- observasi, jika tidak ada perbaikan dirawat

- metil prednisolon 0,2-0,4 mg/BB dibagi 3-4

dosis p.o

- salbutamol 100 mcg/BB per kali p.o

2. asma berat:

- nebulisasi combivent tiap 4-6 jam

- infus D5% atau NaCl 0,9% + aminofilin

- Deksamethason 0,5-1 mg/BB/hari

- salbutamol 100 mcg/BB perkali p.o

3. asma dengan ancaman henti nafas: rujuk ke RS dgn

fasilitas PICU

Page 13: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

MELENA(K 29.1)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. BAB hitam

2. Pasien terlihat pucat (tidak selalu)

3. Nyeri ulu hati (tidak selalu)

4. Riwayat gastritis, konsumsi obat2 NSAID, jamu2,

kortikosteroid

Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda syok hipovolemik (tidak selalu)

2. Conjungtiva anemis (tidak selalu)

3. Nyeri Tekan ulu hati, umbilikus (tidak selalu)

4. Tanda-tanda peritonitis (tidak selalu)

5. Kulit pucat (tidak selalu)

Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Lengkap

2. HBsAG

3. Feces rutin

4. USG Abdomen

Diagnosis Melena (K 29.1)

Indikasi Rawat Inap 1. Melena dengan anemia berat

2. Melena dengan tanda-tanda syok

Penatalaksanaan Penatalaksanaan umum:

1. Oksigen (anemia berat)

2. Diet makan lunak tanpa serat

Page 14: SOP Fix Chapter 2

Penatalaksanaan khusus:

1. IVFD Kristaloid sesuai derajat syok

2. Tranfusi PRC bila Hb < 8 gr/dl

3. Asam tranexamat 3 x 250 mg (iv)

4. Vit K 3 x 1 (iv)

5. PPI:

- Omeprazole 1x1 (iv)

- Pantoprazole 1x1 (iv)

6. Sucralfat syrup 3 x CII (po)

Page 15: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

HEMATEMESIS

(K 92.1)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

Ditetapkan

Kepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno Rusmaji

Mayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Muntah darah

2. Pasien terlihat pucat (tidak selalu)

3. Nyeri ulu hati (tidak selalu)

4. Riwayat gastritis, konsumsi obat2 NSAID, jamu2,

kortikosteroid

Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda syok hipovolemik (tidak selalu)

2. Conjungtiva anemis (tidak selalu)

3. Nyeri Tekan ulu hati, umbilikus (tidak selalu)

4. Tanda-tanda peritonitis (tidak selalu)

5. Kulit pucat (tidak selalu)

Pemeriksaan Penunjang 1. Darah Lengkap

2. HbsAg

3. Feces rutin

4. USG Abdomen

Diagnosis Hematemesis (K 92.1)

Indikasi Rawat Inap 1.Semua Kasus Hematemesis dirawat

Penatalaksanaan Penatalaksanaan umum:

Page 16: SOP Fix Chapter 2

1. Oksigen (anemia berat)

2. Diet makan lunak tanpa serat

Penatalaksanaan khusus:

1. IVFD Kristaloid sesuai derajat syok

2. Tranfusi PRC bila Hb < 8 gr/dl

3. Asam tranexamat 3 x 250 mg (iv)

4. Vit K 3 x 1 (iv)

5. Antiemetik:

- Ondansentron 3 x 1 (iv)

- Ganisentron 1 x 1-3 mg (iv)

6. PPI:

- Omeprazole 1x1 (iv)

- Pantoprazole 1x1 (iv)

7. Sucralfat syrup 3 x CII (po)

Page 17: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

HIPERTENSI ENCEPHALOPHATY(G 93.4)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Nyeri Kepala

2. Penurunan kesadaran

3. Gg Penglihatan (Tidak selalu)

4. Kejang (Tidak Selalu)

5. Mual Muntah (tidak selalu)

6. Nyeri dada (tidak selalu komplikasi Miocardial

ischemia)

7. Kelemahan sebelah anggota badan (tidak selalu

komplikasi stroke)

8. Riwayat hipertensi

Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran : ↓ (confusion koma)

2. Vital sign: hipertensi (S> 180 mmHg atau D > 120

mmHg)

3. murmur tidak selalu: bila ada penyerta atau

komplikasi

4. hemiparesis bila ada komplikasi stroke

Pemeriksaan Penunjang 1. Lab lengkap (ureum kreatinin ↑ bila hipertensi

nephrophathy)

2. EKG : (komplikasi MI)

Diagnosis Hipertensi ensephalophathy (G 93.4)

Indikasi Rawat Inap Semua pasien hipertensi encephalophaty dirawat

Page 18: SOP Fix Chapter 2

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Tirah baring

Medikamentosa

1. IVFD kristaloid 20gtt/mnt

2. O2 3-4 l/mnt

3. Antihipertensi : (target menurunkan MAP 25 % dalam 2

jam)

- Diuretic : furosemid 2-3 x 40 mg i.v

- Amilodipin 1x 10 mg p.0

- Captopril 2x25 mg p.o

- Nifedipin 1 x 10 mg sl

- Diltiazem drip (HCU)

4. Anti H2 receptor/ PPI (untuk stress ulcer)

- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o

- Cimetidin inj atau p.o

- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o

- Pantopraxole inj 1x 40mg atau po

5. neuroprotektor

- citicolin 2 x 500 mg i.v

6. pro HCU

Page 19: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

HIPERTENSI EMERGENCY(R 001)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Nyeri Kepala

2. Penurunan kesadaran (tidak seelalu)

3. Gg Penglihatan (Tidak selalu)

4. Kejang (Tidak Selalu)

5. Mual Muntah (tidak selalu)

6. Nyeri dada, sesak (tidak selalu end organ damage

cardiovascular)

7. Kelemahan sebelah anggota badan (tidak selalu

komplikasi stroke)

8. BAK sedikit / berwarna merah ( tidak selalu hipertensi

nephrophaty)

9. Riwayat hipertensi

Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran :anxietas, gelisah, ↓ (tidak selalu)

2. Vital sign: hipertensi (S> 180 mmHg atau D > 120 mmHg)

3. mata : subconjungtival bleeding (tidak selalu)

4. murmur tidak selalu

Pemeriksaan Penunjang 1. Lab lengkap (ureum kreatinin ↑ bila hipertensi

nephrophathy)

2. urine : gross hematuria tidak selalu

3. EKG : (komplikasi MI)

Diagnosis Hipertensi emergency (R.001)

Page 20: SOP Fix Chapter 2

Indikasi Rawat Inap Semua pasien hipertensi encephalophaty dirawat

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Tirah baring

Medikamentosa

1. IVFD kristaloid 20gtt/mnt

2. O2 3-4 l/mnt

3. Antihipertensi : (target menurunkan MAP 25 % dalam 2

jam)

- Diuretic : furosemid 2-3 x 40 mg i.v

- Amilodipin 1x 10 mg p.0

- Captopril 2x25 mg p.o

- Nifedipin 1 x 10 mg sl

- Diltiazem drip (HCU)

4. Anti H2 receptor/ PPI (untuk stress ulcer)

- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o

- Cimetidin inj atau p.o

- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o

- Pantopraxole inj 1x 40mg atau po

5. neuroprotektor

- citicolin 2 x 500 mg i.v

6. pro HCU

Page 21: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

GAGAL GINJAL KRONIK(N18)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Lemas badan (tidak selalu)

2. gatal-gatal, gampang lebam (tidak selalu)

3. sesak napas (tidak selalu)

4. bengkak (tidak selalu)

5. Mual Muntah (tidak selalu)

6. anorexia (tidak selalu)

7. Riwayat hipertensi

8. Riwayat DM

9. riwayat infeksi

10. riwayat penyakit ginjal di keluarga

Pemeriksaan Fisik 1. Vital sign: hipertensi , tachipnea, tachycardia (tidak selalu)

2. mata : anemis

3. ronkhi +/+ (tidak selalu)

4. ascites (tidak selalu)

5. edema pretibial (tidak selalu)

Pemeriksaan Penunjang 1. Lab lengkap (anemia, trombositopenia, ureum kreatinin ↑)

2. elektrolit

3. urinalisis

4. EKG

5. USG

Page 22: SOP Fix Chapter 2

Diagnosis Penyakit Ginjal Kronis (N18)

Indikasi Rawat Inap 1. dispnea

2. edema anasarka

3. low intake

4. ESRD

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Tirah baring

2. Diet rendah protein, garam, restriksi cairan

Medikamentosa

1. IVFD NaCl 15gtt/mnt

2. O2 3-4 l/mnt

3. transfusi bila Hb < 8

4. ACE inhibitor

- Captopril 3. 6.25 p.o

5. Anti H2 receptor/ PPI (untuk stress ulcer)

- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o

- Cimetidin inj atau p.o

- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o

- Pantopraxole inj 1x 40mg atau po

6. renoprotektor

7. asam folat 3.1 p.o

8. anti emetic

- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o

- Gransetron inj 1x1/3 mg

9. Diuretik

- furosemid 3.1 i.v

10. dialysis ESRD

Page 23: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

GAGAL GINJAL AKUT(N17)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Tanggal Terbit DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Tidak BAK atau BAK sedikit

2. Penurunan kesadaran (tidak selalu)

3. Sesak napas (tidak selalu)

4. Mual Muntah (tidak selalu)

5. Riwayat hipertensi

6. Riwayat Diare, operasi besar

7. Nyeri perut (tidak selalu)

8. Riwayat penyakit ginjal di keluarga

Pemeriksaan Fisik 1. Vital sign: hipertensi , tachipnea, tachycardia (tidak selalu)

Hipotensi, tachycardia (dehidrasi)

2. Ronkhi +/+ (tidak selalu)

3. Ascites (tidak selalu), turgor kembali lambat

4. Edema pretibial (tidak selalu)

Pemeriksaan Penunjang 1. Lab lengkap (ureum kreatinin ↑)

2. Elektrolit

3. Urinalisis, urin output menurun

4. EKG

Diagnosis Penyakit Ginjal akut (N17)

Indikasi RawatPenatalaksanaan

1. semua pasien dengan AKI dirawat

Non medikamentosa

Page 24: SOP Fix Chapter 2

1. Tirah baring

2. Diet rendah protein, garam, restriksi cairan

Medikamentosa

1. IVFD NaCl (sesuai derajat dehidrasi)

2. O2 3-4 l/mnt

3. antibiotic non nefrotoxic (bila ada infeksi)

- ceftriaxone 1.2 gr i.v

- cefoperazone 2.1 gr i.v

4. ACE inhibitor

- Captopril 3. 6.25 p.o

5. Anti H2 receptor/ PPI (untuk stress ulcer)

- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o

- Cimetidin inj atau p.o

- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o

- Pantopraxole inj 1x 40mg atau po

6. renoprotektor

7. anti emetic

- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o

- Gransetron inj 1x1/3 mg

8. Diuretik

- furosemid 3.1 i.v

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

VERTIGO

(R 42)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Anamnesis 1. Pusing berputar

Page 25: SOP Fix Chapter 2

2. telinga berdenging (tidak selalu)

3. Mual sampai muntah

Pemeriksaan Fisik 1. Nystagmus (tidak selalu)

2. Nyeri tekan epigastrium (tidak selalu)

Pemeriksaan Penunjang 1. Lab Lengkap (tidak khas)

Diagnosis Vertigo/ BPPV (R 42)

Indikasi Rawat 1. Pusing berputar yang disertai muntah-muntah hebat

2. Intake kurang

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Tirah baring

2. Diet lunak

Medikamentosa

1. IVFD kristaloid (RL/NaCl 0,9%/Asering) 20 gtt/menit

2. Antiemetik

- Ondansentron 3 x 4-8 mg (iv)

- Metoclopramid 2 x 4 mg (iv)

- Gransetron inj 1x10/30 mg (iv)

3. Antivertigo

- Betahistin Mesilat 3 x 1 po

- Flunarizine 2 x 1 po

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

RADIKULOPATHY

(R 54.1)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan

Page 26: SOP Fix Chapter 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

Kepala Rumah Sakit Tingkat IV 03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesia 1. Nyeri tulang belakang

2. Nyeri menjalar sampai ke kaki (tidak selalu)

3. Ekstremitas sulit digerakan (tidak selalu)

Pemeriksaan Fisik 1. Laseque (+) Kernig (+) tidak selalu

2. Refleks fisiologis +/ meningkat

Pemeriksaan Penunjang 1. Lab rutin (tidak khas)

2. Ro lumbosakral AP/Lat

DiagnosisRadikulopathy (R 54.1)

Indikasi Rawat 1. Nyeri yang hebat

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Tirah baring

2. Diet TKTP

Medikamentosa

1. IVFD kristaloid + vitamin : 15 gtt/menit

2. Antinyeri:

- Ketorolac 1 x 30 mg (iv)

3. Anti H2 receptor/PPI

- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o

- Cimetidin inj atau p.o

- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o

4. Anti emetic

- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o

- Metoklopramid inj atau p.o

- Gransetron inj 1x 10/30mg

5. Antiinflamasi:

- deksamethason 3 x 1 mg po

6. Gabapentin : 1x 300 mg po

Page 27: SOP Fix Chapter 2

7. Forres : 2 x 50 mg po

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

MENINGITIS

(G 03.9)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Page 28: SOP Fix Chapter 2

Anamnesis 1. Penurunan kesadaran (tidak selalu)

2. Nyeri kepala hebat

3. Riwayat batuk-batuk lama (tidak selalu)

4. Hemiparesis atau paresis (tidak selalu)

Pemeriksaan Fisik 1. Temperatur febris tanpa interfensi obat antipiretik

2. Paresis N cranialis (tidak selalu)

3. Kaku kuduk + (tidak selalu)

4. paresis ekstremitas

5. Refleks Patologis + (tidak selalu)

Pemeriksaan Penunjang 1. Lab rutin (leukositosis, LED meningkat)

2. Ro thorak : proses spesifik aktif

3. LP

4. CT Scan

Diagnosis Meningitis (G 03.9)

Indikasi Rawat Inap 1. Sakit kepala hebat

2. Penurrunan kesadaran

3. kejang

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Tirah baring

2. Diet TKTP

3. O2 : 3-4 L/menit

4. NGT (pada pasien dengan penurunan kesadaran)

5. Kateter

Medikamentosa

Page 29: SOP Fix Chapter 2

3. IVFD kristaloid 20 gtt/menit

4. Antibiotik:

- Cefotaxime 2 x 1 gr (iv)

- Ceftriaxone 1 x 2 gr (iv)

5. Anti piretik

- Paracetamol inf 3 x 1000 mg atau paracetamol p.o 3 x

500 mg

6. Anti H2 receptor/PPI

- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o

- Cimetidin inj atau p.o

- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o

7. Anti emetic

- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o

- Metoklopramid inj atau p.o

- Gransetron inj 1x 10/30mg

8. Antiinflamasi:

- Deksamethasone 2-3 x 1 ampul

- metilprednisolone 1 x 125 mg (iv)

KOLIK ABDOMEN

(R 10.4)

Page 30: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Nyeri perut yang hilang timbul

2. BAK nyeri (tidak selalu)

3. Perdarahan dari jalan lahir (tidak selalu)

4. Nyeri tekan di perut bawah (tidak selalu)

5. Panas badan (tidak selalu)

6. Muntah-muntah (tidak selalu)

Pemeriksaan Fisik 1. Takhipneu, tatikardia

2. Tanda-tanda syok

3. NK CVA (tidak selalu)

4. NT perut bawah (tidak selalu)

5. Murphy sign (tidak selalu)

Pemeriksaan Penunjang 1. Lab Lengkap

2. Urine rutin, tes kehamilan

3. Ro abdomen

4. USG abdomen

Diagnosis Kolik Abdomen (R 10.4)

Indikasi Rawat Inap Semua pasien kolik abdomen dirawat

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Tirah baring

Medikamentosa

Page 31: SOP Fix Chapter 2

1. IVFD kristaloid sesuai derajat dehidrasi

2. Antibiotik:

- Cefotaxime 2 x 1 gr (iv)

- Ceftriaxone 1 x 2 gr (iv)

3. Anti piretik, analgetik, anti spasmofidik

- Paracetamol inf 3 x 1000 mg atau paracetamol p.o 3

x 500 mg

- Ketorolac 2 x 1 (iv)

- Butilhistiocyn 2x1 (iv)

- Kaltrofen supp

4. Anti H2 receptor/PPI

- Ranitidine inj 2 x 150 mg atau p.o

- Cimetidin inj atau p.o

- Omeprazole inj 1x40 mg atau p.o

5. Anti emetic

- Ondansetron 2 x 4 mg i.v atau p.o

- Metoklopramid inj atau p.o

- Gransetron inj 1x 10/30mg

Page 32: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

RETENSIO URINE (R 33)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Tidak bisa BAK

2. Tanda-tanda BPH : Gejala iritatif: nocturi, urgency,

dysuria, Gejala obstruksi: hesistensi, pancaran lemah,

bak terputus2, miksi memanjang, terminal dribling.

3. Riwayat melahirkan

4. Riwayat penggunaan kateter atau trauma

5. Riwayat ISK

6. Riwayat konsumsi jengkol berlebihan

Pemeriksaan Fisik 1. TD meningkat (tidak selalu)

2. Tatikardia

3. VU teraba

4. NT a/r supra pubik

5. RT (teraba massa prostat) tidak selalu

Pemeriksaan Penunjang 1. Darah lengkap

2. Urin rutin

Diagnosis Retensi urine (R 33)

Indikasi Rawat Inap Pasien yang gagal dalam pemasangan kateter

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. Pemasangan Kateter

2. Blast punksi

Medikamentosa (pasien gagal pemasangan kateter)

Page 33: SOP Fix Chapter 2

1. IVFD kristaloid 20 gtt/menit

2. Antibiotik:

- Cefotaxime 2 x 1 gr (iv)

- Ceftriaxone 1 x 2 gr (iv)

3. Analgetik, Antipiretik

- Paracetamol inf 3 x 1000 mg atau paracetamol p.o 3

x 500 mg

- Ketorolac 3 x1 (iv)

- Tramadol 2 x 1 (iv) atau drip

Page 34: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

ABORTUS

(O 064)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Perdarahan dari jalan lahir

2. Mulas-mulas (tidak selalu)

3. Riwayat terlambat haid dan atau riwayat hamil

sebelumnya

4. Nyeri perut bawah (tidak selalu)

Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda syok (tidak selalu)

2. Anemia (tidak selalu)

3. Nyeri tekan supra pubik (tidak selalu)

Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Lengkap

2. Tes Kehamilan

3. USG pelvic

Diagnosis Abortus (O 064)

Indikasi Rawat Inap Abortus dengan syok

Penatalaksanaan Non medikamentosa

1. O2 : 3-4 L/menit

Medikamentosa

1. IVFD kristaloid sesuai derajat syok

2. Pro kuretase

Page 35: SOP Fix Chapter 2

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04/GUNTUR

BRONKHIOLITIS (J21.9)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit

Juni 2013

DitetapkanKepala Rumah Sakit Tingkat IV

03.07.04/Guntur

dr. Seno RusmajiMayor Ckm NRP. 33002

Anamnesis 1. Sesak nafas

2. Batuk, mengi (tidak selalu)

3. Panas badan (tidak selalu)

4. Usia ≤ 3 bulan

Pemeriksaan Fisik 1. Takhipne

2. Sianosis (tidak selalu)

3. Tidak mau menetek (tidak selalu)

4. Retraksi dinding dada (tidak selalu)

5. Wheezing dan atau ekspirasi memanjang

Pemeriksaan Penunjang 4. Darah Rutin

5. Ro Thorak

Diagnosis Bronchiolitis (J 21.9)

Indikasi Rawat Inap Penatalaksanaan umum:

1. Oksigen

Page 36: SOP Fix Chapter 2

Penatalaksanaan Penatalaksanaan khusus:

1. Nebulisasi combivent tiap 4-6 jam

2. infus D5% atau NaCl 0,9% + aminofilin

3. Antibiotik profilaksis:

- Ampicilin 50-100 mg/bb/hari dibagi 3 dosis (iv)

- Cefotaksim 100 mg/bb/hari dibagi 2 dosis (iv)

4. Anti inflamasi

- Deksamethason 0,5-1 mg/BB/hari (iv)

- Metil prednisolon 0,5 mg/bb/hari (iv)

5. Antipiretik:

- Paracetamol drop (po)

- Metamizole drop (po)

- Ibuprofen drop (po)

Page 37: SOP Fix Chapter 2