soal pengantar-pendidikan
-
Upload
dion-damansari -
Category
Documents
-
view
52 -
download
0
description
Transcript of soal pengantar-pendidikan
Soal dan Jawaban Pengantar Pendidikan
1. Pendidikan merupakan proses pemberdayaan dan pembudayaan manusia.
a. Bagaimana pendapat anda, berikan alasan secara teori maupun praktis.
b. Apakah landasan hukumnya, kemukakan
c. Apa hubungannya landasan Filosofis dengan menentukan arah pendidikan
ke depan atau tujuan pendidikan
Jawab :
a. Pendidikan sebagai proses pemberdayaan
Pendidikan sebagai proses pemberdayaan maksudnya ialah manusia
pada dasarnya lemah sehingga harus diberdayakan atau diberi kemampuan,
proses pendidikan haruslah diarahkan sehingga potensi yang ada pada anak
manusia dapat dikembangkan seoptimal mungkin sesuai dengan fitrahnya, dia
dapat menyumbangkan kemampuannya untuk pengembangan dirinya,
masyarakatnya, negaranya, dan kehidupan manusia pada umumnya. Di dalam
proses pemberdayaan, lingkungan kehidupan anak harus bisa memeberikan
kesempatan untuk pengembangan potensi anak tersebut. Karena kita tahu
bahwa pendidikan merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan, dan
dalam interaksi tersebut manusia tidak hanya merupakan hasil interaksi tetapi
juga sebagai pelaku aktif dalam interaksi tersebut.
Pendidikan sebagai proses pembudayaan
Maksudnya proses pembelajaran manusia dipengaruhi oleh lingkungan,
kultur, dan budaya sekitar, pendidikan merupakan salah satu bentuk pelestarian
budaya, sehingga apabila pendidikan itu dilepaskan dari kebudayaan maka
tujuan pendidikan dapat dimanipulasi ke arah yang kurang jelas atau bahkan ke
arah yang salah dan dapat direkayasa oleh kekuatan politik penguasa. Kita
harus ingat bahwa kebudayaan bukan hanya membentuk pribadi seseorang
tetapi juga dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Tanpa pendidikan yang
kreatif dan inovatif maka kebudayaan itu akan hilang.
b. Pembudayaan mengandung asfek afektif.
1) Manusia beriman, isi pendidikan itu adalah pelajaran agama
2) Tenaga pendidik / pendidik
Orang yang dapat disebut sebagai pendidik antara lain guru dan dosen. Hal
ini sesuai dalam UU Sisdiknas No. 5 dan 6,
“Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan”.
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan”.
Berkualifikasi artinya kekhususan yang diarahkan dalam pendidikan yang
memang dia punya hak atas pendidikan itu yang diarahkan dalam
profesionalisme (kompeten dalam bidang tersebut).
Pasal 39 dalam UU Sisdknas tentang tenaga kependidikan
a) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan. Dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.
b) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merncanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan,serta melakukan penilitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.
3) Adanya peserta didik (siswa/murid)
a. Dalam UU Sisdiknas pasal 1 No. 4
“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.
Jalur yang dimaksud yaitu jalur pendidikan formal, non-formal, dan informal.
b. Dalam UU Sisdiknas pasal 12 bab V dijelaskan tentang hak dan
kewajiban setiap peserta didik.
4) Isi pendidikan
Dijelaskan dalam UU Sisdiknas pasal 1 No. 19
“ Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”.
Pasal 36 menjelaskan tentang pengembangan kurikulum berdasarkan
standar pendidikan nasional. Kurikulum disusun berdasarka jenjang
pendidikan.
Pasal 37 menjelaskan tentang ketentuan mata pelajaran yang wajib
dimuat pada tiap jenjang pendidikan.
5) Alat / media / strategi dan metode
Alat dan media maksudnya adalah fasilitas yang menyangkut sarana dan
prasarana. Contoh : gedung, kursi, meja, dan lain-lain (yang berbentuk fisik).
Alatnya berupa LCD, OHP, VCD, dan lain-lain.
Pasal 45 berkaitan dengan strategi dan metode (cara) untuk mrndukung
tercapainya guru dan siswa dalam pembelajaran yang didukung dengan
strategi dan cara pembelajaran. Srategi ini berangkat dari teori-teori
pembelajaran. Contoh : Teori Behavioristik (Perubahan tingkah laku,
pendekatan informasi), teori kognitif (menekankan pada hasil belajar pada
pendekatan intelektual).
6) Lingkungan
Berkaitan dengsan lingkungan dalam kelas, keluar kelas, lingkungan
masyarakat (kota, pinggiran kota, dan pelosok), berkaitan dengan letak
sekolah dan keadaan geografis.
UU Sisdiknas bab III pasal 4 tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan,
“Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran sarta dalam penyelenggaran dan pengendalian
mutu leyanan pendidikan”.
c. Dalam pasal 3 bab II UU Sisdiknas menjeleskan bahwa tujuan pendidikan yaitu
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat
karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat,
sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Rumusan tentang harkat
dan martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan.
2. Pendidikan dalam era reformasi membangun masyarakat madani.
a. Apa maksudnya masyarakat madani.
b. Sebutkan ciri-ciri masyarakat madani
Jawab :
a. Masyarakat madani adalah bentuk yang ideal dari suatau masyarakat
demokratis. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang adil dan
makmur dengan supremasi huku.Terbentuknya masyarakat madani tidak
terlepas dari kehidupan masyarakat dan budaya dari suatu bangsa.Oleh sebab
itu, masyarakat madani Indonesia haruslah bertitik tolak dari pandangan kita
mengenai masyarakat dan kebudayaan Indonesia.
b. Ciri-ciri masyarakat madani
1) Kesukarelaan
Tanggung jawab pribadi menjadi sangat penting sebagai pengikat keinginan
untuk mewujudkan cita-cita bersama
2) Keswasembadaan
Artinya masyarakat madani tidak bergantung kepada Negara, juga tidak
bergantung pada lembaga-lembaga atau organisasi lain. Keanggotaan
masyarakat madani adalah keanggotaan yang penuhpercaya diri dan
bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakatnya.
3) Kemandirian tinggi terhadap Negara
Masyarakat madani adalah manusia-manusia yang percaya diri sehingga
tidak bergantung kepada perintah orang lain termasuk negara. Negara
adalah kesepakatan bersama sehingga tanggung jawab yanglahir dari
kesepakatan tersebut adalah juga tuntutan dan tanggung jawab dari masing-
masing anggota. Inilah negara yang berkedaulatan rakyat.
4) Kepatuhan terhadap nilai-nilai hukum yang dipatuhi bersama
Masyarakat madani adalah masyarakat yang mengakui supremasi hokum.
Masyarakat madani di Indonesia mempunyai ciri-ciri antara lain adanya
keberagaman budaya Indonesia yang merupakan dasar pengembangan
identitas bangsa Indonesia dan kebudayaan nasional. Yang penting di dalam
masyarakat ayng bhineka adalah adanya saling pengertian. Perbedaan
bukan merupakan kelemahan tetapi justru merupakan dinamikavdarisuatu
kehidupan bersama di dalammasyarakat madani.konflik-konflik nilai tidak
selalu disintegrasi. Justru di dalam masyarakat demokratis, terjadinya
benturan-benturan nilai akan memperkaya horizon dalam kehidupan
bermasyarakat.
3. Berikut ini merupakan tantangan internal pendidikan di Indonesia (1) masalah
kesatuan bangsa, (2) demokratisasi, (3) desentralisasi pendidikan, (4)
peningkatan kualitas (mutu) pendidikan. Jelaskan secara rinci satu persatu
tantangan tersebut, bagaimana solusinya.
Jawab :
(1) Masalah Kesatuan Bangsa
Rasa kesatuan bangsa melalui pendidikan tampaknya gagal.
Tidak mungkin peserta didik dituntut melaksanakan nilai-nilai moral
sementara dia melihat dengan mata kasat penyelewengan-
penyelewengan moral tanpa ditindak yang dilakukan oleh
pemerintah dan para penegak hukum baik di lingkungan
masyarakat, bangsa, dan negara. Pemerintah dan pemimpin yang
korup tentunya tidak dapat mengharapkan para peserta didik
melaksanakan nilai-nilai yang baik. Apalagi ditambah dengan tidak
adanya supremasi hukum sehingga para peserta didik tidak dapat
melihat dimana sebenarnya adanhya kepastian hukum.
Nilai-nilai kesatuan bangsa hanya dapat ditanamkan dan
berbuah di dalam proses pendidikan apabila peserta didik
menghayati kesatuan antara apa yang diajarkan dan apa yang
diperbuat oleh para orang tua dan para pemimpin. Solusi terbaik
untuk mengatasi masalah kesatuan bangsa adalah dengan
menanamkan dan memiliki rasa bangga menjadi orang Indonesia.
Rasa bangga menjadi orang Indonesia berarti bangga dengan
kebudayaan Indonesia.
(2) Demokratisasi
Kehidupan demokrasi adalah kehidupan yang menghargai
akan potensi individu yaitu individu yang berbeda dan individu yang
mau hidup bersama.Dengan demikian segala jenis homogenisasi
masyarakat yaitu menyamaratakan anggota masyarakat adalah
bertentangan denga prinsip-prinsip hidup demokrasi.Termasuk di
dalamnya pengakuan terhadap hak asasi manusia.Dalam bidang
pendidikan semua warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang baik, juga mempunyai kewajiban yang
sama untuk membangun pendidikan nasional yang berkualitas.
Demokrasi bukan hanya masalah prosedur atau susunan
pemerintahan, tetapi demokrasi adalah terutama merupakan nilai-
nilai.Nilai-nilai tersebut tidak lain ialah nilai-nilai yang mengakui akan
kehormatan atau martabat manusia (human dignity).Oleh sebab itu
pula proses pendidikan nasional dapat dirumuskan sebagai proses
hominisasi dan proses humanisasi.Pendidikan bukan hanya sekedar
menghidupi peserta didik tetapi juga mengembangkannya sebagai
manusia (human being).Pendidikan nasional bukanlah bertujuan
untuk melahirkan robot-robot yang hanya menerima petunjuk dan
restu dari atas, tetapi pendidikan yang mengembangkan pribadi-
pribadi yang kreatif, kritis, dan produktif
(3) Desentralisasi
Konsep dari desentralisasi ialah segala bentuk kehidupan di
masyarakat ditentukan oleh penguasa sehingga mengakibatkan
kehidupan demokrasi tidak berkembang. Konsekuensi dari
kehidupan demokrasi ialah partisipasi dari rakyat. Desentralisasi
kekuasaan yang menitikberatkan kepada partisipasi rakyat banyak
memerlukan persiapan-persiapan yang matang antara lain
tersedianyatenaga-tenaga terampil dalam jumlah dan kualitas yang
tinggi, pemberdayaan lembaga-lembaga sosial (social institution) di
daerah sebagai tempat partisipasi nyata dari rakyat di dalam
mengatur kehidupannya termasuk penyelenggaraan pendidikan dan
kebudayaan miliknya. Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan
dan kebudayaan di daerah akan memberikan implikasi langsung di
dalam penyusunan dan penentuan kurikulum yang dewasa ini
sangat sentralis dan sangat memberatkan peserta didik. Itulah
beberapa kesulitan desentralisasi.
Oleh sebab itu kunci pokok di dalam pelaksanaan
desentralisasi ialah partisipasi penuh anggota masyarakat (grass
root). Hanya dengan demikian dapat dikembangkan anggota
masyarakat yang mandiri, yang dapat berprestasi bagi kemajuan
masyarakatnya yang lebih luas tingkat provinsi dan antar provinsi
atau masyarakat nasional.Hal ini secara teknis di bidang pendidikan
dapat diatur melalui penyusunan kurikulum nasional yang berisi
petunjuk-petunjuk dasar saja, kemudian diberikan isi yang nyata di
dalam kurikulum yang dilaksanakan di masing-masing daerah
otonom.
(4) Peningkatan Kualitas (mutu) Pendidikan
Dari berbagai unsur penyelenggaraan pendidikan dapat
diketahui betapa sulitnya peningkatan kualitas pendidikan dengan
sarana yuang terbatas, dana pendidikan yang minim, penghargaan
kepada profesi guru yang sangat rendah, dan terbatasnya berbagai
sarana penunjang pendidikan lainnya. Kunci utama di dalam
peningkatan kualitas pendidikan ialah mutu para gurunya. Sehingga
bukan hanya diperlukan suatu reformasi mendasar dari pendidikan
guru tetapi sejalan dengan penghargaan yang wajar terhadap
profesi guru sebagaimana di negara-negara industri maju lainnya.
Hanya dengan peningkatan mutu serta penghargaan yang layak
terhadap profesi guru dapat dibangun suatu sistem pendidikan yang
menunjang lahirnya masyarakat demokrasi, masyarakat yang
berdisiplin, masyarakat yang bersatu penuh toleransi dan penuh
pengertian, serta yang dapat bekerjasama.
4. Pendidikan sebagai suatu sistem dituntut pengelolaan (manajemen) yang baik
melalui peningkatan manajemen mutu.
a. Berikan penjelasan mengapa pendidikan dikatakan sebagai suatu sistem
b. Dari “proses” ada banyak faktor yang perlu diketahui (difahami) oleh
pengelola pendidikan dalam upaya manajemen mutu. Kemukakan faktor-
faktor tersebut.
Jawab :
a. Pendidikan merupakan suatu pemberdayaan dan pembudayaan
manusia. Hal ini sudah dijelaskan pada soal nomor 1. Lingkungan
dengan budaya yang saling terkait tidak bisa dipisahkan dengan
pendidikan. Kedua hal tersebut salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi proses pendidikan. Jika kedua hal tersebut diabaikan
maka arah pendidikan tidak akan terorganisir dengan jelas sehingga
output yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan tujuan pendidikan.
Untuk itu perlu adanya kerjasama antara komponen-komponen yang
saling berkaitan untuk menjalankan pendidikan tersebut. Dengan
adanya kerjasama antara komponen-komponen tersebut maka
proses pendidikan akan berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan
akan terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Kumpulan dari
beberapa komponen-komponen yang bekerja sama untuk
melaksanakan suatu proses pendidikan inilah sehingga pendidikan
dikatakan sebagai suatu sistem.
b. Beberapa faktor dalam proses upaya manajemen mutu untuk
mencapai mutu pendidikan prima, yang termasuk dalam strategi
Total Quality Education (TQE) antara lain sebagai berikut:
1. Merancang secara terus menerus berbagai tujuan
pengembangan siswa, pegawai, dan layanan pendidikan.
2. Mengadopsi filosofi baru, yang mengedepankan kualitas
pembelajaran dan kualitas sekolah. Manajemen pendidikan harus
mengambil prakarsa dalam gerakan peningkatan mutu ini.
3. Guru harus menyediakan pengalaman pembelajaran yang
menghasilkan kualitas kerja. Peserta didik harus berusaha
mengajar kualitas, dan menyadari jika tidak menghasilkan output
yang baik, customers mereka (guru, orang tua, lapangan kerja)
tidak akan menyukainya.
4. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak-pihak yang
berkepentingan (stake holders) untuk menjamin bahwa input yang
diterima berkualitas.
5. Melakukan evaluasi secara kontinu dan mencari terobosan-
terobosan pengembangan sistem dan proses untuk meningkatkan
mutu dan produktivitas.
6. Para guru, staff lain dan murid harus dilatih dan dilatih kembali
dalam pengembangan mutu. Guru harus melatih siswa agar
menjadi warga dan pekerja masa depan dengan mengembangkan
kemampuan pengendalian diri, pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
7. Kepemimpinan lembaga, yang mengarahkan guru, staff dan
siswa mengerjakan tugas pekerjaannya dengan lebih baik. Di
dalam mengelola kelas, guru hendaknya menerapkan visi
kepemimpinan pada kepengawasan.
8. Mengembangkan ketakutan, yakni semua staff harus merasa
mereka dapat menemukan masalah dan cara pemecahannya, guru
mengembangkan kerja sama dengan siswa untuk meningkatkan
mutu.
9. Menghilangkan penghalang kerja sama diantara staff, guru dan
murid atau antarketiganya.
10. Hapus slogan, desakan atau target yang bernuansa pemaksaan
dari luar.
11. Kurangi angka-angka kuota, ganti dengan penerapan
kepemimpinan, karena penetapan kuota justru akan mengurangi
produktivitas dan kualitas.
12. Hilangkan perintang-perintang yang dapat menghilangkan
kebanggaan para guru atau siswa terhadap kecakapan kerjanya.
13. Sejalan dengan kebutuhan penguasaan materi baru, metode-
metode atau teknik-teknik baru, maka harus disediakan program
pendidikan atau pengembangan diri bagi setiap orang dalam
lembaga sekolah tersebut.
14. Pengelola harus memberikan kesempatan kepada semua pihak
untuk mengambil bagian atau peranan dalam pencapaian
kualitas.
5. Guru dituntut profesional dalam jabatan/tugasnya. Anda kemukakan ciri atau
persyaratan guru yang dikatakan profesional (boleh dari pendapat para ahli,
dari hasil penelitian Diknas, dari NEA (Nation Education Assosiation) atau dari
buku-buku lain).
Jawab :
Ciri-Ciri Guru Professional:
a) Memilki kemempuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan
yang dimaksud adalah jenjang pendidikan tinggi
b) Memiliki pengetahuan spesialisasi,yakni sebuah kekhususan penguasaan bidang
keilmuan tertentu.
c) Memilki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain
atau klien. Pengetahuan khusus itu bersifat aplikatif yaitu didasari kerangka toeri
yang jelas dan teruji.
d) Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau communicable. Seorang
guru harus mampu berkomunikasi sebagai guru, dalam makna apa yang
disampaikanya dapat dipahami oleh peserta didik.
e) Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self
organization. Istilah mandiri di sini berarti pekerjaan yang dia lakukan dapat
dikelola tanpa bantuan orang lain , meskipun tidak berarti menafikan bantuan
atau mereduksi semangat kolegialitas.
f) Mementingkan kepentingan atau altruism. Seorang guru harus siap memberikan
layanan kepada anak didiknya saat diperluikan baik di kelas, lingkungan sekolah,
maupun diluar sekolah.
g) Memiliki kode etik. Kode etik ini merupakan norma-norma yang mengikat guru
dalam bekerja, misalnya kode eik PGRI.
h) Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunita. Manakalan terjadi malpraktik
seorang guru harus siap menerima sanksi pidana, sanksi dari masyarakat, atau
sanksi dari atasannya. Ketika bekerja, guru harus memilki tanggung jawab
terhadap komunita, terutama anak didiknya.
i) Mempunyai sistem upah. Sistem upah yang dimaksud di sini adalah standar gaji.
j) Budaya professional. Budaya profsi, bias berupa penggunaan symbol-simbol
yang berbeda dengan symbol untuk profesi lain