SOAL 1 HTD-HQ FIX

38
JURUSAN PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1.1 Latar Belakang Di bumi terdapat sebanyak 1.400× 10 15 m 3 air dan jumlah tersebut selalu tetap (Soemarto : 1986 ). Perubahan yang dialami air di bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Perubahan bentuk air meliputi cair, padat dan gas. Air dapat mengalami evaporasi sehingga mengalami perubahan wujud dari cair menjadi gas. Evaporasi yang terjadi melalui tumbuhan (stomata) disebut transpirasi. Apabila evaporasi dan transpirasi terjadi secara bersamaan maka disebut evapotranspirasi. Selain itu, air juga mengalami proses presipitasi, yaitu jatuhnya air ke permukaan bumi yang kemudian mengalami infiltrasi atau melimpas. Bila lapisan tanah yang menyerap air jenuh, maka air bergerak turun ke lapisan tanah dibawahnya (perkolasi). Selanjutnya air mengalami menuju ke laut kembali. Keseluruhan dari proses tersebut disebut siklus hidrologi. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang siklus hidrologi disebut hidrologi. Menurut Soemarto (1986), evaporasi merupakan fakor penting dalam studi tentang pengembangan sumber-sumber daya air. Evaporasi sangat mempengaruhi debit sungai, besarnya kapasitas waduk, besarnya kapasitas pompa untuk irigasi, pengunaan konsumtif (consumptive use) untuk tanaman dan lain-lain. Oleh karena itu, perhitungan evaporasi harus sangat diperhatikan karena memiliki dampak yang sangat besar. Besarnya evaporasi dapat dihitung dengan beberapa metode. Tiga diantaranya yaitu metode Blaney-Criddle, metode Radiasi, dan metode Penman. Ketiga metode tersebut mempunyai prinsip umum yang sama. Perbedaannya adalah dalam penentuan angka koreksi (c) dan evaporasi sebelum dikoreksi (ETo*). Perbedaan penentuan dua parameter tersebut menyebabkan hasil perhitungan ketiga metode memiliki nilai yang berbeda.

description

Definisi hidrologi, daur hidologi, dll

Transcript of SOAL 1 HTD-HQ FIX

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    1.1 Latar Belakang

    Di bumi terdapat sebanyak 1.400 1015 m3 air dan jumlah tersebut

    selalu tetap (Soemarto : 1986 ). Perubahan yang dialami air di bumi hanya

    terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Perubahan bentuk air meliputi

    cair, padat dan gas.

    Air dapat mengalami evaporasi sehingga mengalami perubahan

    wujud dari cair menjadi gas. Evaporasi yang terjadi melalui tumbuhan

    (stomata) disebut transpirasi. Apabila evaporasi dan transpirasi terjadi

    secara bersamaan maka disebut evapotranspirasi. Selain itu, air juga

    mengalami proses presipitasi, yaitu jatuhnya air ke permukaan bumi yang

    kemudian mengalami infiltrasi atau melimpas. Bila lapisan tanah yang

    menyerap air jenuh, maka air bergerak turun ke lapisan tanah dibawahnya

    (perkolasi). Selanjutnya air mengalami menuju ke laut kembali.

    Keseluruhan dari proses tersebut disebut siklus hidrologi. Sedangkan ilmu

    yang mempelajari tentang siklus hidrologi disebut hidrologi.

    Menurut Soemarto (1986), evaporasi merupakan fakor penting

    dalam studi tentang pengembangan sumber-sumber daya air. Evaporasi

    sangat mempengaruhi debit sungai, besarnya kapasitas waduk, besarnya

    kapasitas pompa untuk irigasi, pengunaan konsumtif (consumptive use)

    untuk tanaman dan lain-lain. Oleh karena itu, perhitungan evaporasi harus

    sangat diperhatikan karena memiliki dampak yang sangat besar.

    Besarnya evaporasi dapat dihitung dengan beberapa metode. Tiga

    diantaranya yaitu metode Blaney-Criddle, metode Radiasi, dan metode

    Penman. Ketiga metode tersebut mempunyai prinsip umum yang sama.

    Perbedaannya adalah dalam penentuan angka koreksi (c) dan evaporasi

    sebelum dikoreksi (ETo*). Perbedaan penentuan dua parameter tersebut

    menyebabkan hasil perhitungan ketiga metode memiliki nilai yang berbeda.

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan permasalahan-

    permasalahan sebagai berikut:

    1. Perhitungan evaporasi dengan metode yang berbeda akan menghasilkan

    nilai yang bebeda

    2. Dari hasil perhitungan nilai evaporasi tersebut, dihitung nilai

    evapotranspirasi dengan tanaman padi sebagai parameter yang dihitung

    menggunakan metode Blaney Criddle, metode Radiasi, dan metode

    Penman menghasilkan nilai yang berbeda.

    3. Dari perbedaan nilai yang dihasilkan dari tiga metode tersebut,

    memunculkan pertanyaan tentang metode mana yang paling tepat

    digunakan dalam penentuan evaporasi

    1.3 Rumusan Masalah

    1. Berapakah nilai evaporasi potensial dari bulan Januari sampai bulan

    Desember yang dihasikan dengan menggunakan metode Blaney-

    Criddle, metode Radiasi, dan metode Penman?

    2. Berapakah nilai evapotranspirasi dari bulan Januari sampai bulan

    Desember yang dihasilkan dengan mengunakan metode Blaney-

    Criddle, metode Radiasi, dan metode Penman?

    3. Bagaimana perbandingan nilai evaporasi potensial yang dihasilkan dari

    tiga metode tersebut?

    4. Bagaimana perbandingan nilai evapotranspirasi yang dihasilkan dari

    tiga metode tersebut?

    1.4 Batasan Masalah

    Sesuai dengan identifikasi dan latar belakang masalah, penyusun

    membatasi masalah perhitungan nilai evaporasi potensial dan

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    evapotranspirasi, di dalam hal ini perhitungan dilakukan dengan tiga

    metode, yaitu metode Blaney-Criddle, metode Radiasi, dan metode

    Penman.

    1.5 Maksud dan Tujuan

    1. Mengetahui nilai evaporasi potensial dari bulan Januari sampai bulan

    Desember yang dihasilkan dengan menggunakan metode Blaney-

    Criddle , metode Radiasi dan metode Penman

    2. Mengetahui nilai evapotranspirasi dari bulan Januari sampai bulan

    Desember yang dihasilkan dengan menggunakan metode Blaney

    Criddle, metode Radiasi, dan metode Penman

    3. Mengetahui perbandingan nilai evaporasi potensial yang dihasilkan

    dari tiga metode tersebut

    4. Mengetahui perbandingan nilai evapotranspirasi yang dihasilkan dari

    tiga metode tersebut

    1.6 Manfaat

    Dari pembahasan tentang evapotrasnspirasi dalam tulisan ini diharapkan

    kita mengetahui dan memahami cara menghitung nilai evaporasi dan

    evapotranspirasi dengan tiga metode, yaitu metode Blaney-Criddle,

    metode Radiasi dan metode Penman.

    1.7 Kajian Pustaka

    1.7.1 Hidrologi

    Menurut Soemarto (1986), Hidrologi adalah suatu ilmu yang

    menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam kita ini, meliputi

    berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan-perubahannya antara

    keadaan cair, padat dan gas dalam atmosfir, diatas dan dibawah permukaan

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    tanah. Didalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan

    penyimpanan air yang mengaktifkan kehidupan di planet bumi ini.

    Secara umum, dapat dikatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang

    menyangkut masalah kuantitas dan kualitas air di bumi.

    Pada dasarnya hidrologi bukan merupakan ilmu yang sepenuhnya

    eksak, tetapi merupakan ilmu yang memerlukan interpretasi. Pekerjaan-

    pekerjaan eksperimen dalam hidrologi sangat dibatasi oleh besar kecilnya

    peristiwa alam dan oleh riset dalam hal-hal tertentu (Soemarto ,1986)

    Pada pertemuan international Association of Scientific Hidrology di

    Zurich (1938), hidrologi dibagi menjadi 3,yaitu:

    1. Potamology, berhubungan dengan sungai;

    2. Cryology, berhubungan dengan salju; dan

    3. Lymnology, berhubungan dengan danau

    (Montarcih, L : 2010)

    Soemarto (1986 : 16 ) dalam bukunya Hidrologi Teknik menyatakan

    bahwa besarnya jumlah air yang ada dimuka bumi ini (di atmosfir, diatas

    permukaan tanah dan dibawah permukaan tanah ) adalah sebanyak 1.400

    1015 m3. Dalam jumlah tersebut, sebagian besar merupakan air laut seperti

    terlihat pada prosentase-prosentase yang tertera berikut ini;

    97% berupa air laut

    3 % berupa air tawar

    Pembagian air tawar yang hanya 3% dari jumlah air di bumi ini adalah

    sebagai berikut:

    75% terdapat dikutub berupa salju,es,gletser

    24% berupa air tanah (di daerah jenuh yang terletak dibawah

    permukaan bumi)

    0,3% terdapat di danau-danau yang tersebar diatas bumi, misalnya di

    benua Asia, Eropa, Afrika, Amerika dan Australia

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    0,065% sebagai butir-butir air yang terdapat di daerah tak jenuh

    (antara permukaan tanah dan permukaan air tanah)

    0,035% ada di atmosfir sebagai awan, kabut, embun, hujan dan lain-

    lain

    0,03% berupa air hujan

    1.7.2 Siklus Hidrologi

    Soemarto (1986 : 17) dalam bukunya Hidrologi Teknik

    menyatakan bahwa Daur atau siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke

    udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau

    bentuk presipitasi lain, dan akhirnya akan mengalir ke laut kembali. Susunan

    secara siklis peristiwa tersebut sebenarnya tidaklah sesederhana yang kita

    gambarkan.

    Pertama, daur tersebut dapat merupakan daur pendek, yaitu misalnya

    hujan yang jatuh di laut, danau atau sungai yang segera dapat mengalir

    kembali ke laut.

    Kedua, tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu

    daur. Pada musim kemarau kelihatannya daur berhenti, sedangkan di musim

    hujan berjalan kembali.

    Ketiga, intensitas dan frekuensi daur tergantung pada keadaan

    geografis dan iklim, yang mana hal ini merupakan akibat adanya matahari

    yang berubah-ubah letaknya terhadap meridian bumi sepanjang tahun

    (sebenarnya yang berubah-ubah letaknya adalah bumi tehadap matahari).

    Keempat, berbagai bagian daur dapat menjadi sangat kompleks

    sehingga kita hanya dapat mengamati bagian akhirnya saja dari suatu hujan

    yang jatuh diatas permukaan tanah dan kemudian mencari jalannya untuk

    kembali ke laut.

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 1.1 Siklus hidrologi

    Sumber : http://www.diwarta.com

    Meskipun konsep daur hidrologi itu telah disederhanakan, namun

    masih dapatmembantu memberikan gambaran mengenai proses-proses penting

    dari fenomena yang sebenarnya. Daur hidrologi tersebut digambarkan secara

    skema pada gambar 1.1.

    Air laut menguap karena adanya radiasi matahari, dan awan yang

    terjadi oleh uap air bergerak diatas daratan berhubung di desak oleh angin.

    Presipitasi karena adanya tabrakan antara buti-butir uap air akibat

    desakan angin, dapat berbentuk hujan atau salju yang jatuh ke tanah yang

    membentuk limpasan (runoff) yang mengalir kembali ke laut. Beberapa

    diantaranya masuk ke dalam tanah (infiltrasi) dan bergerak terus kebawah

    (perkolasi) kedalam daerah jenuh (saturated zone) yang terdapat dibawah

    permukaan air tanah atau permukaan phretik.Air dalam daerah ini bergerak

    perlahan-lahan melewati akuifer masuk ke sungai atau kadang-kadang

    langsung ke laut.

    Air yang merembes kedalam tanah (infiltrasi) diserap oleh tumbuh-

    tumbuhan, naik keatas lewat akar dan batangnya sehingga terjadi transpirasi,

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    yaitu evaporasi (penguapan) lewat tumbuh-tumbuhan melalui bagian bagian

    bawah daun (stomata).

    Permukaan air sungai dan danau juga mengalami penguapan

    (evaporasi) sehingga masih ada air yang dipindahkan menjadi uap. Akhirnya,

    sisa air yang tidak diinfiltrasikan atau diuapkan kembali ke laut lewat palung

    sungai. Air tanah jauh lebih lambat bergeraknya. Dengan demikian

    seluruh daur telah dijalani danakan berulang kembali.

    Ada empat macam proses dalam daur hidrologi, yaitu:

    Presipitasi

    Evaporasi

    Infiltrasi

    Limpasan permukaan (Surface runoff) dan limpasan air tanah (subsurface

    runoff).

    1.7.3 Transpirasi

    Transpirasi adalah peristiwa air menjadi uap air yang naik ke udara

    melalui jaringan tumbuh-tumbuhan, baik melalui stomata daun, lenti sel dan

    kutikula Besarnya transpirasi tergantung dari beberapa faktor, yaitu jenis

    tumbuhan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar

    matahari (http://aslamnapi11.blogspot.com)

    Semua jenis tanaman memerlukan air untuk kelangsungan

    hidupnya, dan masing-masing jenis tanaman berbeda-beda kebutuhannya.

    Hanya sebagian kecil air yang tinggal didalam tubuh tumbuh-tumbuhan,

    sebagian besar daripadanya setelah diserap lewat akar-akar dan dahan-dahan

    akan ditranspirasikan lewat bagian tumbuh-tumbuhan yang berdaun. (

    Soemarto, 1986)

    Menurut Linsley (1986) , hanya bagian-bagian kecil airnya saja

    yang terserap oleh sistem akar dari tumbuh-tumbuhan yang berada dalam

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 1.2 Transpirasi

    Sumber : http://blog.uad.ac.id

    jaringan pohon; sesungguhnya semua terhisap ke atmosfir sebagai

    uap melalui trasnpirasi. Proses ini membentuk suatu fase penting dari siklus

    hidrologi karena hal itu merupakan mekanisme utama agar hujan yang jatuh

    di tanah dikembalikan ke atmosfir.

    1.7.4 Evaporasi Potensial

    Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liquid/solid) di

    permukaan menjadi molekul uap air (gas) di atmosfer melalui kekuatan

    panas (heat energy) (Martha : 1973). Evaporasi merupakan faktor penting

    dalam studi tentang pengembangan sumber-sumber daya air. Evaporasi

    sangat mempengaruhi debit sungai, besarnya kapasitas waduk, besarnya

    kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan konsumtif (consumptive use)

    untuk tanaman dan lain-lain.

    Air akan menguap dari tanah, baik tanah gundul atau yang tertutup

    oleh tanaman dan pepohonan, permukaan tidak tembus air seperti atap dan

    jalan raya, air bebas dan air mengalir. Laju evaporasi akan berubah menurut

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    warna dan sifat pemantulan permukaan yang langsung tersinari oleh matahari

    dan yang terlindung dari sinar matahari (Soemarto : 1986).

    Menurut Soemarto (1986), besarnya faktor meteorologi yang

    mempengaruhi besarnya evaporasi adalah sebagai berikut:

    a. Radiasi matahari

    Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini terjadi hampir

    tanpa berhenti di siang hari dan kerap kali juga di malam hari. Perubahan

    dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan input energi yang berupa

    panas latent untuk evaporasi. Proses tersebut akan sangat aktif jika ada

    penyinaran langsung dari matahari. Awan merupakan penghalang radiasi

    dan akan mengurangi input energi, jadi akan menghambat proses evaporasi.

    b. Angin

    Jika air menguap ke atmosfir, maka lapisan batas antara tanah dengan udara

    menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi berhenti. Agar proses

    tersebut berjalan terus, lapisan jenuh tersebut harus diganti dengan udara

    kering. Pergantian itu dapat dimungkinkan hanya kalau ada angin. Jadi

    kecepatan angin memegang peranan dalam evaporasi.

    c. Kelembaban relatif ( humidity)

    Jika kelembaban relatif naik, kemampuan udara untuk menyerap uap air

    akan berkurang sehingga laju evaporasi akan menurun. Pergantian lapisan

    udara pada batas tanah dan udara dengan udara yang sama kelembaban

    relatifnya tidak akan menolong untuk memperbesar laju evaporasi. Ini hanya

    dimungkinkan jika diganti dengan udara yang lebih kering.

    d. Suhu (temperatur)

    Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses evaporasi akan berjalan lebih

    cepat dibandingkan jika suhu udara dan tanah rendah karena adanya energi

    panas yang tersedia. Hal ini disebabkan kemampuan udara untuk menyerap

    uap air akan naik jika suhunya naik.

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Metode yang dapat digunakan dalam perhitungan besarnya evaporasi

    potensial adalah sebagai berikut:

    Metode Blaney Criddle

    Metode ini memperkirakan evapotranspirasi potensial (penggunaan

    konsumtif), ditemukan dalam studi eksperimen di Amerika barat dengan

    berbagai tanaman. (Martha W, 1973 : 210)

    Metode ini merupakan metode yang sering digunakan karena data

    terukur yang dibutuhkan sedikit dan mudah di dapat.

    Data terukur yang diperlukan dalam metode ini adalah:

    Letak lintang (LL)

    Suhu udara (t)

    Angka koreksi (c)

    Rumus Blaney-Criddle

    Keterangan :

    ET0 = evaporasi Potensial (mm/hari)

    c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)

    ET0* = Evaporasi potensial sebelum dikoreksi (mm/hari)

    P = Prosentase rata-rata jam siang malam yang besarnya

    tergantung pada letak lintang

    t = Suhu udara ( C )

    ETo = c ETo*

    ETo* =P ( 0,457t +8,13)

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Tabel 1.1 Hubungan P dan Letak Lintang (LL)

    Untuk Indonesia ( 5 LU s/d 10 LS)

    Sumber : Montarcih L, 2010

    Tabel 1.2 Angka Koreksi (c) Menurut Blaney Criddle

    Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

    (C) 0.80 0.80 0.75 0.70 0.70 0.70 0.70 0.75 0.80 0.80 0.80 0.80

    Sumber : Montarcih L, 2010

    Prosedur perhitungan

    1. Cari letak lintang daerah yang ditinjau

    2. Cari nilai P sesuai dengan letak lintang (tabel 1.1)

    3. Cari data suhu rata-rata bulanan

    4. Hitung ETo*

    ETo* =P ( 0,457t +8,13)

    5. Cari angka koreksi (c ) sesuai bulan yang ditinjau (tabel 1.2)

    6. Hitung ETo

    ETo = c ETo*

    Lintang Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

    5.0 LU 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27

    2.5 LU 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27

    0 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27

    2.5 LS 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28

    5 LS 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28

    7.5 LS 0.29 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.29

    10 LS 0.29 0.28 0.28 0.27 0.26 0.26 0.26 0.26 0.27 0.28 0.28 0.29

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Metode Radiasi

    Data terukur yang diperlukan dalam metode radiasi adalah:

    Letak lintang (LL)

    Suhu udara (t)

    Kecerahan matahari (n/N)

    Rumus Radiasi:

    Keterangan :

    w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah

    Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)

    Rs = ( 0,25 + 0,54 n/N) R

    n/N = Kecerahan matahari (%)

    R = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar

    atmosfer

    Tabel 1.3 Hubungan t dan w

    (untuk Indonesia, Elevasi 0-500 m)

    Suhu (t)

    (o C)

    w Suhu (t)

    (o C)

    w

    24.00 0.735 27.00 0.765

    24.20 0.737 27.20 0.767

    24.40 0.739 27.40 0.769

    24.60 0.741 27.60 0.771

    24.80 0.743 27.80 0.773

    ETo = c ETo*

    ETo* = w Rs

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Lanjutan Tabel 1.3

    25.00 0.745 28.00 0.775

    25.20 0.747 28.20 0.777

    25.40 0.749 28.40 0.779

    25.60 0.751 28.60 0.781

    25.80 0.753 28.80 0.783

    26.00 0.755 29.00 0.785

    26.20 0.757 29.20 0.787

    26.40 0.759 29.40 0.789

    26.60 0.761 29.60 0.791

    26.80 0.763 29.80 0.793

    Sumber : Montarcih L, 2010

    Tabel 1.4 Besaran nilai Angot (R)

    Untuk daerah Indonesia (antara 5 o LU sampai 10 o LS )

    Bulan

    Lintang Utara I Lintang Selatan

    5 4 2 0 2 4 6 8 10

    Jan 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1

    Feb 14.0 15.0 15.3 15.5 15.7 15.8 16.0 16.1 16.0

    Ma 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.5 15.3

    Apr 15.1 15.5 15.3 15.3 15.7 14.9 14.7 14.4 14.0

    Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6

    Jun 15.0 14.4 14.2 13.9 13.5 13.2 12.8 12.4 12.6

    Jul 15.1 14.6 14.3 14.1 13.7 13.4 13.1 12.7 11.8

    Agst 15.3 15.1 14.9 14.8 14.5 14.3 14.0 13.7 12.2

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Lanjutan Tabel 1.4

    Septr 15.1 15.3 15.3 15.3 15.2 15.1 15.0 14.9 13.3

    Okt 15.7 15.1 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 14.6

    Nov 14.3 14.5 14.8 15.1 15.3 15.5 15.8 16.0 15.6

    Des 14.6 14.1 14.4 14.8 15.1 15.4 15.7 16.0 16.0

    Sumber : Montarcih L, 2010

    Tabel 1.5 Angka Koreksi ( c)

    Sumber : Montarcih L, 2010

    Prosedur perhitungan

    1. Cari data suhu rata-rata bulanan (t)

    2. Cari nilai w berdasarkan t (tabel 1.3)

    3. Cari data letak lintang (LL) daerah yang ditinjau

    4. Cari R berdasarkan LL (tabel 1.4)

    5. Cari data kecerahan matahari (

    )

    6. Hitung Rs

    Rs = (0,25 + 0,54 .

    ) R

    7. Cari angka koreksi (c) (tabel 1.5)

    8. Hitung ETo

    ETo = c . w . Rs

    Metode Penman

    Rumus ini memberikan hasil yang baik bagi besarnya penguapan

    (evaporasi) air bebas jika ditempat itu tidak ada pengamatan dengan panci

    penguapan (evaporation pan) atau tidak ada studi tentang neraca air (water

    Bulan jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec

    c 0.8 0.8 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    balance study).Hasil perhitungan dengan rumus ini lebih dapat dipercaya

    dibandingkan dua rumus yang telah diuraikan diaas dimana tidak

    memasukkan faktor-faktor energi. (Soemarto, 2010 : 60)

    Data terukur yang dibutuhkan dalam metode ini adalah:

    Suhu rerata bulanan (t)

    Kelembababan relatif bulanan rerata (RH)

    Kecerahan matahari (n/N)

    Kecepatan angin (U)

    Letak lintag daerah (LL)

    Angka koreksi (c)

    Rumus :

    Keterangan:

    w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah

    Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)

    Rs = (0.25 + 0.54 (n/N)) R

    R = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar

    atmosfir

    n/N = Kecerahan matahari (%)

    Rn = Radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)

    Rn1 = f(t) . f(d) . f(n/N)

    f(t) = Fungsi suhu

    f(d) = Fungsi tekanan uap

    f(d) = 0.34 0.44d

    ETo = c ETo*

    ET0* = w . (0.75 Rs Rn1) + (1 w) f(U) ( d)

    )

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    d = Tekanan uap sebenarnya (mbar)

    d = . RH

    f(n/N) = Fungsi kecerahan matahari

    f(n/N) = 0.1 + 0.9 . (n/N)

    f(U) = Fungsi kecepatan angin pada ketinggian 2.00 m

    f(U) = 0.27 . ( 1 + 0.864U )

    RH = Kelembaban relatif (%)

    Tabel 1.6 Hubungan Suhu(t) dengan Nilai (mbar), w, (1-w) dan f(t)

    suhu

    (t 0C)

    mbar w

    elvs

    250

    (1-w)

    elvs

    250

    f(t)

    24.0 29.85 0.735 0.265 15.40

    24.2 30.21 0.737 0.263 15.45

    24.4 30.57 0.739 0.261 15.50

    24.6 30.94 0.741 0.259 15.55

    24.8 31.31 0.743 0.257 15.60

    25.0 31.69 0.745 0.255 15.65

    25.2 32.06 0.747 0.253 15.70

    25.4 32.45 0.749 0.251 15.75

    25.6 32.83 0.751 0.249 15.80

    25.8 33.22 0.753 0.247 15.85

    26.0 33.62 0.755 0.245 15.90

    26.2 34.02 0.757 0.243 15.94

    26.4 34.42 0.759 0.241 15.98

    26.6 34.83 0.761 0.239 16.02

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Lanjutan tabel 1.6

    Sumber : Montarcih L, 2010

    Tabel 1.7 Besaran nilai Angot (R) berdasarkan Letak Lintang

    Untuk daerah Indonesia (antara 5 o LU sampai 10 o LS )

    26.8 35.25 0.763 0.237 16.06

    27.0 35.66 0.765 0.235 16.10

    27.2 36.09 0.767 0.233 16.14

    27.4 36.50 0.769 0.231 16.18

    27.6 36.94 0.771 0.229 16.22

    27.8 37.37 0.773 0.227 16.26

    28.0 37.81 0.775 0.225 16.30

    28.2 38.25 0.777 0.223 16.34

    28.4 38.70 0.779 0.221 16.38

    28.6 39.14 0.781 0.219 16.42

    28.8 39.61 0.783 0.217 16.46

    29.0 40.06 0.785 0.215 16.50

    Bulan Lintang Utara Lintang Selatan

    5 4 2 0 2 4 6 8 10

    Jan 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1

    Feb 14.0 15.0 15.3 15.5 15.7 15.8 16.0 16.1 16.0

    Mar 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.5 15.3

    Apr 15.1 15.5 15.3 15.3 15.7 14.9 14.7 14.4 14.0

    Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6

    Jun 15.0 14.4 14.2 13.9 13.5 13.2 12.8 12.4 12.6

    Jul 15.1 14.6 14.3 14.1 13.7 13.4 13.1 12.7 11.8

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Lanjutan tabel 1.7

    Sumber : Montarcih L, 2010

    Tabel 1.8 Angka koreksi (c)

    Sumber : Montarcih L, 2010

    Agst 15.3 15.1 14.9 14.8 14.5 14.3 14.0 13.7 12.2

    Sept 15.1 15.3 15.3 15.3 15.2 15.1 15.0 14.9 13.3

    Okt 15.7 15.1 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 14.6

    Nov 14.3 14.5 14.8 15.1 15.3 15.5 15.8 16.0 15.6

    Des 14.6 14.1 14.4 14.8 15.1 15.4 15.7 16.0 16.0

    Bulan c

    Januari 1.1

    Februari 1.1

    Maret 1.0

    April 0.9

    Mei 0.9

    Juni 0.9

    Juli 0.9

    Agustus 1.0

    September 1.1

    Oktober 1.1

    November 1.1

    Desember 1.1

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Prosedur perhitungan :

    1. Cari data suhu rerata bulanan (t)

    2. Cari , w, f (t) berdasarkan data t (tabel 1.6)

    3. Cari data RH

    4. Cari d = RH

    5. Cari R berdasarkan LL (tabel 1.7)

    6. Cari data kecerahan matahari (n/N)

    7. Cari Rs = (0.25 + 0.54 n/N) R

    8. Cari f(n/N) = 0.1 + 0.9 n/N

    9. Cari data kecepatan angin (U)

    10. Cari f(U) = 0.27(1+0.84U)

    11. Cari Rn.1= f(t). f (d). f(n/N)

    12. Cari angka koreksi (c) (Tabel 1.8)

    13. Cari ETo* = w(0.75RsRn1)+(1w)f(U)(

    14. Hitung ETo = c ETo*

    1.7.4 Evapotranspirasi

    Evapotranspirasi sangat erat berkaitan dengan kebutuhan air

    tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk

    mengganti air yang hilang akibat penguapan. Penguapan dalam hal ini

    meliputi penguapan dari permukaan air dan daun-daun tanaman. Bila kedua

    proses terjadi bersamaan,maka terjadilah evapotranspirasi, yaitu gabungan

    dari proses penguapan air bebas (evaporasi dan penguapan melalui tanaman

    (transpirasi) (Montarcih L, 2010)

    Dalam kondisi lapangan, tidaklah mungkin untuk membedakan

    antara evaporasi dengan traspirasi jika tanahnya tertutup tumbuh-tumbuhan.

    Kedua proses tersebut (evaporasi dan transpirasi) saling berkaitan sehingga

    dinamakan evapotranspirasi

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Gambar 1.3 Evapotranspirasi

    Sumber : http://pengertiandefinisi.blogspot.com

    Menurut CD. Soemarto (1986), Jumlah kadar air yang hilang

    daritanah oleh evapotranspirasi tergantung kepada:

    a. Adanya persediaan air yang cukup (hujan,dan lain-lain);

    b. Faktor-faktor iklim, seperti suhu,kelembaban,dan lain-lain; dan

    c. Tipe dan cara kultivasi tumbuh-tumbuhan tersebut

    Besarnya nilai evapotanspirasi dapat dihitung dengan rumus :

    ET = Kc x ETo

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Keterangan :

    ET : Evapotranspirasi (mm/hari)

    kc : Koefisien tanaman

    ETo : Evaporasi Potensial (mm/hari)

    Koefisien tanaman (Kc) menggambarkan laju kehilangan air

    secara drastis pada fase-fase pertumbuhan tanaman, dan menggambarkan

    keseimbangan komponen-komponen energi yang mempengaruhi

    pertumbuhan tanaman (FAO 2001)

    Nilai koefisien pertumbuhan tanaman ini tergantung jenis tanaman

    yang ditanam. Untuk tanaman jenis yang sama juga berbeda menurut

    varietasnya. Sebagai contoh padi dengan varietas unggul masa tumbuhnya

    lebih pendek daripada padi varietas biasa. Pada tabel 1.9 disajikan harga-

    harga koefisien tanaman padi dengan varietas unggul dan varietas biasa

    menurut Nedeco/ Prosida dan FAO.

    Tabel 1.9 Koefisien Tanaman Padi

    Sumber : http://www.ilmutekniksipil.com

    Periode Nedeco/ Prosida FAO

    15 hari ke

    Varietas

    Biasa

    Varietas

    Unggul

    Varietas

    Biasa

    Varietas

    Unggul

    1 1.2 1.2 1.1 1.1

    2 1.2 1.27 1.1 1.1

    3 1.32 1.33 1.1 1.05

    4 1.4 1.3 1.1 1.05

    5 1.35 1.3 1.1 1.05

    6 1.25 0 1.05 0.95

    7 1.12 - 0.95 0

    8 0 - 0 -

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    1.8 Analisa

    Diketahui data sebagai berikut :

    Tabel 1.10 Data iklim

    No Letak Lintang t

    ( C)

    RH

    (%)

    n/N u

    (m/dt)

    Kc

    1 2 LU 26.7 60.0 0.8167 4.0 1.24

    2 2 LU 27.3 60.0 0.8167 4.0 1.09

    3 2 LU 25.3 60.0 0.8167 4.0 0.7

    4 2 LU 29.8 60.0 0.8167 4.0 0.91

    5 2 LU 26.8 60.0 0.8167 4.0 1.14

    6 2 LU 27.8 60.0 0.8167 4.0 1.28

    7 2 LU 28.8 60.0 0.8167 4.0 1.19

    8 2 LU 29.3 60.0 0.8167 4.0 0.66

    9 2 LU 28.2 60.0 0.8167 4.0 0.64

    10 2 LU 30.8 60.0 0.8167 4.0 0.91

    11 2 LU 30.2 60.0 0.8167 4.0 1.13

    12 2 LU 27.8 60.0 0.8167 4.0 1.25

    Sumber : Data iklim : 2013

    Dari data iklim diatas, dihitung nilai evaporasi potensial dan evapotranspirasi

    menggunakan tiga metode, yaitu metode Blaney-Criddle, metode Radiasi dan

    metode Penman. Berikut hasil perhitungan dari tiga metode tersebut.

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Metode Blaney Criddle

    Tabel 1.11 Hasil perhitungan Evaporasi Potensial dan

    Evapotranspirasi menggunakan Metode Blaney-Criddle

    Bulan LL P t ETo*

    c Kc Eto ET

    (C) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr)

    jan 2 LU 0.270 26.7 5.49 0.80 1.24 4.39 5.446

    feb 2 LU 0.270 27.3 5.56 0.80 1.09 4.45 4.852

    mar 2 LU 0.270 25.3 5.32 0.75 0.7 3.99 2.791

    apr 2 LU 0.278 29.8 6.05 0.70 0.91 4.23 3.851

    may 2 LU 0.278 26.8 5.66 0.70 1.14 3.97 4.521

    jun 2 LU 0.278 27.8 5.79 0.70 1.28 4.05 5.190

    jul 2 LU 0.278 28.8 5.92 0.70 1.19 4.14 4.931

    aug 2 LU 0.278 29.3 5.98 0.75 0.66 4.49 2.961

    sep 2 LU 0.278 28.2 5.84 0.80 0.64 4.67 2.992

    oct 2 LU 0.278 30.8 6.17 0.80 0.91 4.94 4.494

    nov 2 LU 0.278 30.2 6.10 0.80 1.13 4.88 5.512

    dec 2 LU 0.278 27.8 5.79 0.80 1.25 4.63 5.792

    Sumber : Hasil Perhitungan, 2013

    Contoh perhitungan evaporasi Potensial dengan metode Blaney-Criddle

    Bulan Januari

    LL = 2 LU

    P = 0,27 (tabel 1.1)

    t = 26.7C

    ETo * = P(0,457t + 8,13)

    = 0,27(0,45726.7 + 8,13)

    = 5,49 mm/hari

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    c = 0.8 (tabel 1.2)

    ETo = c ETo *

    = 0.8 5,49

    = 4,39 mm/hari

    Kc tanaman Padi = 1,24 (Berdasarkan tabel 1.10)

    ET = Kc Eto

    = 1,24 4,3

    = 5,45 mm/hari

    Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 1.11

    Metode Radiasi

    Tabel 1.12 Hasil perhitungan Evaporasi Potensial dan

    Evapotranspirasi menggunakan Metode Radiasi

    Bln LL

    (LU)

    t n/N w

    R Rs

    ET0* c Kc

    ET0 ET

    (C) mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr

    jan 2 26.7 0.8167 0.762 14.7 10.158 7.740 0.80 1.24 6.19 7.678

    feb 2 27.3 0.8167 0.768 15.3 10.572 8.120 0.80 1.09 6.50 7.080

    mar 2 25.3 0.8167 0.748 15.6 10.780 8.063 0.75 0.7 6.05 4.233

    apr 2 29.8 0.8167 0.793 15.3 10.572 8.384 0.75 0.91 6.29 5.722

    may 2 26.8 0.8167 0.763 14.6 10.089 7.698 0.75 1.14 5.77 6.581

    jun 2 27.8 0.8167 0.773 14.2 9.812 7.585 0.75 1.28 5.69 7.281

    jul 2 28.8 0.8167 0.783 14.3 9.881 7.737 0.75 1.19 5.80 6.905

    aug 2 29.3 0.8167 0.788 14.9 10.296 8.113 0.80 0.66 6.49 4.284

    sep 2 28.2 0.8167 0.777 15.3 10.572 8.215 0.80 0.64 6.57 4.206

    oct 2 30.8 0.8167 0.803 15.3 10.572 8.490 0.80 0.91 6.79 6.180

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Lanjutan Tabel 1.12

    nov 2 30.2 0.8167 0.797 14.8 10.227 8.151 0.80 1.13 6.52 7.368 dec 2 27.8 0.8167 0.773 14.4 9.950 7.692 0.80 1.25 6.15 7.692

    Sumber : Hasil Perhitungan, 2013

    Contoh perhitungan Metode Radiasi

    Bulan Januari

    t = 26.70 C

    w = 0.762 (tabel 1.3)

    LL = 20 LU

    R = 14.7 (tabel 1.4)

    (n/N) = 0.8167

    Rs = (0.25+ 0.54 (n/N)) R

    = (0.25 + 0.54 0.8167) 14.7

    = 10.158 mm/hari

    c = 0.80 (tabel R.3)

    ETo* = w . Rs

    = 0.762 . 10.158

    = 7.74 mm/hari

    ETo = c . ETo*

    = 0.80 . 7.74 = 6.19 mm/hari

    Kc tanaman Padi = 1,24 (Berdasarkan data pada tabel 1.10)

    ET = Kc Eto

    = 1,24 6.19

    = 7,68 mm/hari

    Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 1.12

  • TEKNIK PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Metode Penman

    Tabel 1.13 Hasil perhitungan Evaporasi Potensial dan Evapotranspirasi menggunakan Metode Penman

    B

    l

    n

    LL (L

    U)

    t w f(t)

    RH d f(d)

    R n/N Rs f(n/N)

    u f(u) Rn1 c

    Kc ET0 ET

    (C) %

    mm/Hr (m/dt) (mm/hr) (mm/

    hr)

    1 2 26.7 35.000 0.762 16.040 60 21.00 0.138 14.70 0.8167 10.158 0.835 4.0 1.20 1.85 1.1 1.24 9.24 11.46

    2 2 27.3 36.295 0.768 16.120 60 21.78 0.135 15.30 0.8167 10.572 0.835 4.0 1.20 1.81 1.1 1.09 9.62 10.49

    3 2 25.3 32.255 0.748 15.725 60 19.35 0.146 15.60 0.8167 10.780 0.835 4.0 1.20 1.92 1.1 0.7 9.37 6.561

    4 2 29.8 41.910 0.793 16.660 60 25.15 0.119 15.30 0.8167 10.572 0.835 4.0 1.20 1.66 0.9 0.91 8.23 7.491

    5 2 26.8 35.250 0.763 16.060 60 21.15 0.138 14.60 0.8167 10.0886 0.835 4.0 1.20 1.85 0.9 1.14 7.55 8.603

    6 2 27.8 37.370 0.773 16.260 60 22.42 0.132 14.20 0.8167 9.8122 0.835 4.0 1.20 1.79 0.9 1.28 7.55 9.665

    7 2 28.8 39.610 0.783 16.460 60 23.77 0.125 14.30 0.8167 9.8813 0.835 4.0 1.20 1.72 0.9 1.19 7.73 9.199

    8 2 29.3 40.760 0.788 16.560 60 24.46 0.122 14.90 0.8167 10.2959 0.835 4.0 1.20 1.69 1.0 0.66 8.91 5.880

    9 2 28.2 38.250 0.777 16.340 60 22.95 0.129 15.30 0.8167 10.572 0.835 4.0 1.20 1.76 1.1 0.64 9.79 6.263 1

    0 2 30.8 44.210 0.803 16.860 60 26.53 0.113 15.30 0.8167 10.572 0.835 4.0 1.20 1.60 1.1 0.91 10.20 9.286 1

    1 2 30.2 42.830 0.797 16.740 60 25.70 0.117 14.80 0.8167 10.227 0.835 4.0 1.20 1.63 1.1 1.13 9.89 11.18 1

    2 2 27.8 37.370 0.773 16.260 60 22.42 0.132 14.40 0.8167 9.950 0.835 4.0 1.20 1.79 1.1 1.25 9.32 11.65

    Sumber : Hasil Perhitungan, 2013

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Contoh Perhitungan Metode Penman :

    Bulan Januari

    t = 26.70 C

    = 35 mbar (tabel PN.1)

    w = 0.762

    f (t) = 16.04

    RH = 60 %

    d = . Rh

    = 35 . 0.60

    = 21 mbar

    R =14.7 (tabel PN.2)

    n/N = 0.8167

    Rs = (0.25 + 0.54 (n/N)) R

    = (0.25 + 0.54 0.8167) 14,7

    = 10.158 mm/hari

    f(n/N) =0.1+0.9 (n/N)

    =0.1 + 0.9 0.8167

    = 0.835

    f (d) = 0.34-0.44d

    =0.34-0.44

    = 0.34-0.4435 60%

    = 0.138

    U = 4 m/s

    f (U) = 0.27(1+ 0.864U)

    = 0.27(1+ 0.8644)

    f (U) = 1.2

    Rn1 = f(t).f(d).f(n/N)

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    = 16.040.1380.835

    = 1.85

    ETo = w(0.75RsRn1)+(1w)( d) f(U)

    =0.762(0.75 10.158 1.85 + (1 0.762)(35 21). 1.2

    = 8.4 mm/hari

    Kc tanaman Padi untuk bulan Januari =1,24

    ET = Kc ETo

    = 1,24 8,4

    = 1,46003 mm/hari

    Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 1.13

    Perbandingan hasil perhitungan menggunakan metode Blaney-

    Criddle,Radiasi dan Penman

    Tabel 1.15 Perbandingan hasil perhitungan menggunakan metode

    Blaney-Criddle,Radiasi dan Penman

    No. Bulan ET0 Kc ET

    BC R P BC R P

    1 jan 4.39 6.19 9.24 1.24 7.68 11.46 11.46

    2 feb 4.45 6.50 9.62 1.09 7.08 10.49 10.49

    3 mar 3.99 6.05 9.37 0.7 4.23 6.56 6.56

    4 apr 4.23 6.29 8.23 0.91 5.72 7.49 7.49

    5 may 3.97 5.77 7.55 1.14 6.58 8.60 8.60

    Lanjutan Tabel 1.15

    6 jun 4.05 5.69 7.55 1.28 7.28 9.66 9.66

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Sumber : Hasil perhitungan, 2013

    Keterangan : BC = Hasil perhitungan menggunakan Metode Blaney-Criddle

    R = Hasil perhitungan menggunakan Metode Radiasi

    P = Hasil perhitungan menggunakan Metode Penman

    Komentar :

    Berdasarkan hasil perhitungan dari metode Blaney Criddle, metode

    Radiasi, dan metode Penman nilai evaporasi potensial dan evapotranspirasi yang

    diperoleh memiliki nilai yang berbeda-beda. Secara umum nilai evaporasi

    potensial dan evapotranspirasi menggunakan metode Radiasi memperoleh hasil

    yang lebih besar daripada menggunakan metode Blaney Criddle. Hal ini

    disebabkan karena faktor iklim yang diperhitungkan dalam metode radiasi lebih

    banyak daripada metode Blaney Criddle. Dalam metode Blaney Criddle, hanya

    ada dua faktor iklim yang diperhitungkan, yaitu prosentase rata-rata jam siang

    malam (P) dan suhu udara (t). Sedangkan dalam metode Radiasi faktor iklim

    yang diperhitungkan adalah kecerahan matahari (n/N), radiasi gelombang

    pendek yang diterima bumi (Rs) dan faktor radiasi gelombang pendek yang

    memenuhi batas luar atmosfer (R).

    Dari ketiga metode tersebut, metode Penman menghasilkan nilai

    evaporasi potensial dan evapotranspirasi yang paling besar. Hal ini disebabkan

    karena faktor iklim yang diperhitungan dalam metode Penman lebih banyak dari

    7 jul 4.14 5.80 7.73 1.19 6.91 9.20 9.20

    8 aug 4.49 6.49 8.91 0.66 4.28 5.88 5.88

    9 sep 4.67 6.57 9.79 0.64 4.21 6.26 6.26

    10 oct 4.94 6.79 10.20 0.91 6.18 9.29 9.29

    11 nov 4.88 6.52 9.89 1.13 7.37 11.18 11.18

    12 dec 4.63 6.15 9.32 1.25 7.69 11.65 11.65

  • [Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    pada metode Radiasi dan metode Blaney-Criddle. Faktor faktor tersebut

    meliputi faktor radiasi bersih gelombang panjang (Rn), fungsi suhu (f(t)), fungsi

    tekanan uap (f(d)), kelembaban relatif serta faktor kecepatan angin bulanan

    rerata (U). Untuk penerapan di lapangan sangat dianjurkan menggunakan

    metode Penman untuk stasiun dengan data iklim yang lengkap, karena faktor

    iklim yang diperhitungkan lebih banyak dari metode lainnya, namun metode

    Blaney Criddle akan cenderung lebih banyak digunakan karena hanya

    membutuhkan data iklim yang relatif lebih mudah didapatkan.

    DAFTAR BACAAN

    Limantara, Montarcih.L.2010.Hidrologi Praktis.Lubuk Agung:Bandung

    Linsley, R.K, dkk.1986.Hidrologi untuk Insinyur.Erlangga: Jakarta

    Martha,Joyce.

    Soemarto.1986.Hidrologi Teknik.Usaha Nasional: Surabaya

    Anonim.2012.Transpirasi.(online).(http://aslamnapi11.blogspot.com, diakses

    tanggal 11 Mei 2012)

    Anonim.2012.Analisis Kebutuhan Air Irigasi.(online).(

    http://www.ilmutekniksipil.com , diakses tanggal 11 Mei 2012)

  • [Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  • [Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  • [Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  • [Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  • [Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  • [Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  • [Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

  • [Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA