Smartphoneperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-Jurnal uray... · · 2017-06-18hidup masyarakat...
-
Upload
duongtuong -
Category
Documents
-
view
242 -
download
0
Transcript of Smartphoneperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-Jurnal uray... · · 2017-06-18hidup masyarakat...
MODEL SISTEM DETEKSI SUHU DAN WAKTU INKUBATOR PEMBUAT YOGURT
MENGGUNAKAN MODUL DHT11 DAN SMARTPHONE ANDROID BERBASIS
MIKROKONTROLLER ATMEGA328
Uray Desvianda Handoko, Ing.Soewarto Hardhienata1, Deden Ardiansyah2.
Program Studi Ilmu Komputer - FMIPA Universitas Pakuan Jl.Pakuan PO BOX 452, Bogor
Telp/Fax (0251) 8375 547 Email: u r a y u n p a k @ g m a i l . c o m
ABSTRAK Laporan ini membahas tentang sistem deteksi suhu dan waktu inkubator dalam pembuatan yogurt.
Software yang digunakan adalah Arduino IDE. Alat yang di gunakan pada sistem ini yaitu Arduino Uno
R3, Modul DHT11, Modul Bluetooth HC-05 dan Smartphone android.
Sistem ini berjalan berdasarkan 2 inputan yaitu Modul Bluetooth yang akan menampilakan laporan
status di smartphone android, dan modulDHT11 yang disambungkan dengan regulator dan adaptor yang
berfungsi mengecek suhu dalam ruang inkubator. Jika modul DHT11 sudah menyala dan mulai membaca
suhu ruang yang di inputkan benar maka Arduino Uno akan mengirim data ke smartphone android melalui
bluetooth HC-05 selanjutnya sistem akan menampilkan laporan di smartphone android dan ketika sudah
selesai melakukan penghitungan waktu yogurt maka smartphone akan berbunyi dan menandakan yogurt
matang.
Kata kunci : DHT11, Yogurt, Inkubator, Bluetooth HC-05, Android, Smartphone, Mikrokontroler,
Arduino.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi mendorong pola
hidup masyarakat yang cenderung semakin
maju dengan banyaknya barang-barang yang
ada baik kendaraan, dan juga harta benda,
serta pakan makanan hal ini juga
mempengaruhi tingkat pembuatan makanan
seperti yogurt. Seperti kasus pembuatan
yogurt yang dilakukan pedagang yang hanya
menggunakan inkubator biasa dan
mengandalkan feeling dalam pembuatannya
tanpa menggunakan hasil pasti pembuatan
yogurt yang pas, seharusnya tingkat kematang
yogurt dipastikan dengan suhu kematangan
39°C dengan waktu pemanasan selama 10
jam. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu
dirancang suatu sistem yang mampu
memberikan hasil pasti pembuatan yogurt.
Dengan latar belakang permasalahan
tersebut maka dibuatlah Model Sistem
Deteksi Suhu Dan Waktu Inkubator Pembuat
Yogurt Menggunakan Modul DHT11 Dan
Smartphone Android Berbasis
Mikrokontroller ATMega328. Kelebihan
yang dimiliki oleh sistem pendeteksi suhu dan
waktu yogurt menggunakan modul DHT11
dan Smartphone Andrid ini, keadaan yogurt
dalam proses tingkat kematangan dapat
dimonitor dan diketahui dengan
menggunakan smartphone android yang
terintegrasi dengan mikrokontroller melalui
komunikasi serial bluetooth, dimana nantinya
kondisi suhu dalam inkubator dapat dilihat
dan dimonitor oleh aplikasi android dan bila
terjadi perubahan dan kelebihan suhu pada
kondisi dalam inkubator yang sudah di
montoring maka sistem akan memberikan
peringatan ke smartphone melalui
komunikasi serial bluetooth, sehingga
pembuat yogurt bisa langsung memverifikasi
kondisi yogurt dan apabila terjadi kelebihan
waktu dalam pembuatan secara otomatis
inkubator akan mematikan sistem dengan
pengaruh dari arduino uno R3 untuk mengatur
waktu pemanasan di dalam inkubator,
pembuat yogurt dapat mengetahuinya dengan
koneksi bluetooth dari smartphonenya.
Selain keamanan yang efisien dalam
pembuatan yogurt, sistem deteksi suhu dan
waktu ini dapat menambah daya guna
teknologi yang terhubung dengan smartphone
menggunakan aplikasi android yang mana
saat ini sudah banyak orang menggunakan
smartphone android. Oleh karena itu sistem
deteksi waktu dan suhu ini diharapkan dapat
melengkapi kebutuhan akan fasilitas
kenyamanan yang efektif.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini sebagai berikut:
a) Membuat model sistem deteksi suhu
dan waktu inkubator pembuat yogurt
menggunakan modul DHT11 dan
smartphone android berbasis
mikrokontroller ATMega328 yang
langsung bisa memberikan notifikasi
kepada pembuat yogurt apabila suhu
dan waktu sudah pas dalam proses
kematangan yogurt.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian meliputui :
a) Pembuatan model sistem deteksi suhu
dan waktu menggunakan modul
DHT11 dan Smartphone Android.
b) Pembuatan report notification dari
monitoring keadaan yogurt dalam
inkubator ke smartphone pemilik
yogurt.
c) Mikrokontroller Arduino
ATMEGA328 dapat mendeteksi
kondisi suhu dan waktu ketika ada
kondisi berbeda dari sebelumnya.
d) Bluetooth HC-05 pada sistem
inkubator hanya dapat pairing dengan
satu smartphone.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a) Membuat aman dan nyaman
pembuatan yogurt dengan kondisi
kematangan yang pas dalam suhu dan
waktu pembuatan.
b) Menambah wawasan dalam bidang
pembuatan alat keamanan berbasis
mikrokontroler.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Model
Model adalah bentuk dasar atau bentuk
awal dari suatu sistem. Setelah dioperasikan,
model ditingkatkan terus hingga ke bentuk
prototype sesuai dengan kebutuhan pemakai
sistem yang juga meningkat. (Eris Kusnadi,
2007).
2.1.2 Android
Android merupakan sistem operasi dari
smartphone yang tengah berkembang dengan
pesat saat ini. Telah banyak produsen
smartphone yang menanamkan Android
sebagai sistem operasi perangkat mereka.
Android sendiri merupakan sistem operasi
berbasis open source yang kini dikembangkan
oleh Google Inc. untuk perangkat mobile.
Android merupakan tumpukan software yang
terdiri dari tiga bagian, yaitu operating
system, middleware, dan key application.
Aplikasi Android berjalan pada virtual
machine yang khusus dirancang yaitu Dalvik
[2]. Google pun menyediakan wadah bagi
para konsumen pemakai Android untuk dapat
mengunduh berbagai macam aplikasi, baik
yang berbayar ataupun tidak, yang dibuat oleh
para pengembang dengan mudah yang diberi
nama Play Store. Para pengembang perangkat
lunak dapat membuat dan mengembangkan
aplikasi untuk platform Android
menggunakan Android Standard
Development Kit (Android SDK) yang
disediakan oleh Google dan menggunakan
bahasa pemrograman Java.( Arief Nanda S,
2013)
Gambar 1. Android
2.1.3 Smartphone
Smartphone merupakan telepon
genggam yang mempunyai kemampuan
dengan pengunaan dan fungsi yang
menyerupai komputer. ponsel cerdas dapat
dibedakan dengan telepon genggam biasa
dengan dua cara fundamental, yakni
bagaimana mereka dibuat dan apa yang
mereka bisa lakukan. (Fadjar Efendy Rasjid,
2014).
Gambar 2. Smartphone
2.1.4 Modul Sensor DHT11
DHT11 adalah sensor digital yang dapat
mengukur suhu dan kelembaban udara di
sekitarnya. Sensor ini sangat mudah
digunakan bersama dengan Arduino.
Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik
serta fitur kalibrasi yang sangat akurat.
Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP
program memory, sehingga ketika internal
sensor mendeteksi sesuatu, maka module ini
menyertakan koefisien tersebut dalam
kalkulasinya. DHT11 termasuk sensor yang
memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon,
pembacaan data yang cepat, dan kemampuan
anti-interference. Ukurannya yang kecil, dan
dengan transmisi sinyal hingga 20 meter,
membuat produk ini cocok digunakan untuk
banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan
kelembaban.(Pratomo, 2013)
Gambar 3. Modul DHT11
2.1.5 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu alat
elektronika digital fungsional dalam sebuah
chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti
prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,
memori program, atau keduanya), dan
perlengkapan input output. yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan
program yang bisa ditulis dan dihapus dengan
cara khusus. (Ihsan Irgam, 2012).
Gambar 4. Mikrokontroler
2.1.6 Arduino
Arduino merupakan perangkat
elektronik yang terdiri dari software dan
hardware. Hardware arduino sama dengan
mikrokontroler pada umumnya hanya pada
arduino ditambahkan penamaan pin agar
mudah diingat. Software arduino merupakan
software yang digunakan untuk membuat dan
memasukkan program ke dalam hardware
arduino. (Fadjar Djuandi, 2011).
Gambar 5. Arduino
2.1.7 Arduino IDE (Integrated Development
Environment)
Arduino IDE merupakan Software
Processing yang digunakan untuk menulis
program kedalam modul mikrokontroler
arduino. Processing merupakan
penggabungan antara bahasa C++ dan Java.
Arduino IDE terdiri dari 3 (tiga) bagian:
1. Editor program, untuk menulis dan
mengedit program dalam bahasa
processing.
2. Compiler, modul yang berfungsi
mengubah bahasa processing (kode
program) kedalam kode biner karena
kode biner adalah satu–satunya bahasa
program yang dipahami oleh
mikrokontroler.
3. Uploader, modul yang berfungsi
memasukkan kode biner kedalam
memori mikrokontroler. (Fadjar
Djuandi, 2011)
2.1.8 Modul Bluetooth HC-05
Modul Bluetooth HC adalah modul
untuk membuat embedded project yang
memiliki kemampuan berkomunikasi secara
serial dengan protokol standar Bluetooth versi
2.0. Papan Inti HC sudah dipasangkan dengan
adapter koneksi (back-plane break-out
board). (Kelasrobot, 2014).
Gambar 6. Modul Bluetooth HC
2.1.9 Inkubator
Inkubator adalah alat yang digunakan
untuk tumbuh dan memelihara budaya
mikrobiologi atau kultur sel. Inkubator
mempertahankan suhu optimal, kelembaban
dan kondisi lain seperti karbon dioksida
(CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer
di dalam. Inkubator sangat penting untuk
banyak pekerjaan eksperimental dalam
biologi sel, mikrobiologi dan biologi
molekuler dan digunakan untuk kultur bakteri
baik serta sel eukariotik.(Agus Sulistyo,
2014).
Gambar 7. Inkubator
2.1.10 Yogurt
Yogurt adalah susu yang dibuat
melalui fermentasi bakteri Yoghurt
merupakan salah satu produk pangan yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk
menghasilkan komponen tertentu sehingga
diperoleh kekhasan tekstur, rasa, warna
maupun aromanya. Yoghurt tak hanya
memiliki kekhasan fisik saja, kandungan
probiotiknya pun menguntungkan,
diantaranya mencegah kanker usus serta
berfungsi sebagai pengganti susu bagi
penderita lactose intolerance. Bakteri yang
terdapat dalam susu fermentasi adalah bakteri
probiotik yang dapat memproduksi asam
laktat. Asam laktat yang dihasilkannya ini
mampu melakukan metabolisme kolesterol
yang berasal dari makanan menjadi bentuk
sterol yang tidak dapat diserap oleh usus.
Karenanya yoghurt dapat menurunkan
kolesterol. Manfaat lain dari yoghurt adalah
mencegah hipertensi dan penyakit jantung
koroner.Bakteri dari yoghurt dapat hidup di
dalam usus dan bersimbiosis dengan
mikroflora lainnya. Adanya bakteri yang
menguntungkan dalam usus memberikan
kondisi yang dapat mencegah pertumbuhan
mikroba patogen. Manfaatnya, berbagai
penyakit akibat infeksi atau keracunan
mikroba dapat dihindari akibat terhambatnya
pertumbuhan mikroba patogen. Karena
manfaat-manfaat tersebut, perlu dipelajari
lebih lanjut mengenai cara pembuatan yoghurt
yang baik dan tepat agar yoghurt yang
dihasilkan aman untuk dikonsumsi dan
memiliki cita rasa yang disenangi konsumen.
Pembuatan yoghurt menggunakan
mikroorganisme. Oleh karena itu,
pembuatannya harus benar-benar steril karena
proses pembuatan yoghurt harus
menggunakan susu sapi murni yang sudah
dimasak dalam suhu 90 derajat jangan terlalu
matang kemudian didinginkan hingga suhu
turun 50 derajat barulah di campur dengan
bakteri LB yang akan menghasilkan asam
laktat kemudian tuangkan diwadah tabung
yogurt dan tutup rapat kemudian masukkan
kedalam inkubator dalam suhu 38-40 derajat
celcius selama waktu 10 jam, disini
dibutuhkan ketepatan suhu karena apabila
suhu kurang dari 38-40 bakteri tidak akan
berkembang apabila sebaliknya terlalu tinggi
dari 40 derajat maka bakteri akan mati karena
udara terlalu panas dan waktu pun memiliki
peran penting dalam rasa pembuatan yogurt
karena dengan waktu yang pas 10 jam akan
menghasilkan yogurt dengan tingkat
keasaman yang pas apabila lebih dari 10 jam
akan menciptakan tingkat keasamaan yang
lebih tinggi. (Ginting, 2005)
Gambar 8. Yogurt
2.2 Penelitian Terdahulu
1. Darjat (2008), Memiliki tujuan untuk
membuat sebuah sistem pengendali
suhu dan kelembaban pada mesin
pengering kertas dan membuat report
ke mikrokontrollernya di laptop atau
PC dengan menggunakan
arduinoATMEGA8535 dan sensor
SHT11 .
2. Hasmi Ardhi (2010), Memiliki tujuan
membuat perancangan sistem
pendeteksi suhu dan asap pada
ruangan tertutup yang memanfaatkan
senor dalam membaca prosesnya yang
tersambung ke mikrokontrolernya dan
mengirim sms peringatan sebagai
report hasil pembacaan sensor
tersebut.
3. Imam Santoso (2008), Memiliki
tujuan membuat perancangan sistem
monitoring suhu berbasis web dengan
menggunakan sensor LM35 sebagai
pembaca suhu yang memberikan
report ke web offline dan
menampilkan grafik suhu tersebut
tanpa adanya pengendalian suhu atau
kontroling suhu.
METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
pembuatan Model Sistem Deteksi Suhu Dan
Waktu Inkubator Pembuat Yogurt
Menggunakan Modul DHT11 Dan
Smartphone Android Berbasis
Mikrokontroler ATMEGA328 ini
menggunakan Metode Penelitian bidang
Hardware Programming yang ditunjukan
pada Gambar 9.
Gambar 9. Metode Penelitian bidang
Hardware Programming
3.1.1 Perencanaan Penelitian
Dalam tahapan ini terdapat beberapa hal
yang perlu ditentukan dan dipertimbangkan,
antara lain :
a. Kerangka awal penelitian,
b. Estimasi kebutuhan,
c. Estimasi anggaran, dan
d. Kemungkinan penerapan dari
aplikasi yang akan dirancang.
3.1.2 Penelitian
Setelah tahap perencanaan selesai,
dilanjutkan dengan tahap penelitian awal dari
sistem yang akan dibuat, mulai dari pemilihan
dan pengetesan komponen hingga pembuatan
sketsa alur sistem.
3.1.3 Pengetesan Komponen
Pada tahap pengetesan komponen
dilakukan pengetesan alat terhadap fungsi
kerja komponen berdasarkan kebutuhan dari
sistem yang akan dibuat.
3.1.4 Desain Sistem Mekanik
Tahap desain sistem mekanis
merupakan tahap dilakukannya pertimbangan
meliputi kebutuhan sistem yang akan dibuat
terhadap desan mekanik, diantaranya:
1. Bentuk dan ukuran PCB (Printed Circuit
Board)
2. Ketahanan dan fleksibilitas terhadap
lingkungan
3. Penempatan modul-modul elektronik
4. Pengetesan sistem mekanik yang telah di
rancang
5. Bentuk desain ukuran dimensi dan massa
keseluruhan system
3.1.5 Desain Sistem Elektrik
Dalam tahap desain sistem elektrik
terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
a. Sumber catu daya
b. Kontroler yang akan digunakan
c. Modul driver untuk pendukung sistem
d. Desain sistem kontrol
e. Pengetesan sistem listrik yang telah
dirancang
3.1.6 Desain Software
Pada tahap desain software, dirancang
perangkat lunak yang dibutuhkan untuk
sistem kontrol modul elektronik seperti
software interface pada PC atau aplikasi APK
pada smartphone android.
3.1.7 Tes Fungsional
Tes fungsional meliputi pengetesan
fungsional sistem yang telah terintegrasi
antara desain listrik dan desain perangkat
lunak. Tes ini dilakukan untuk meningkatkan
performa dari perangkat lunak untuk me-
manage sistem elektrik dan meminimalkan
Bugs dari sistem yang akan dibuat.
3.1.8 Perakitan
Setelah sistem elektrik diintegrasi
dengan software di dalam sistem kontrolnya,
selanjutnya diintegrasi dalam struktur
mekanik yang telah didesain. Lalu dilakukan
tes fungsional keseluruhan sistem.
3.1.9 Tes Fungsional Keseluruhan
Pada tahapan ini dilakukan pengetesan
fungsi dari keseluruhan sistem. Apakah dapat
berfungsi sesuai dengan konsep atau tidak.
Bila ada sistem yang tidak dapat bekerja
dengan baik maka harus dilakukan proses
perakitan ulang pada setiap desain sistemnya.
3.1.10 Aplikasi Sistem
Aplikasi sistem dilakukan untuk
meningkatkan meningkatkan performa dari
aplikasi yang telah dirancang. Optimasi
ditekankan pada desain mekanik agar
penggunaan lebih maksimal serta optimal.
3.2 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan mulai
Bulan April 2016 sampai Juni 2016. Waktu
pelaksanaan dilaksanakan setiap hari senin
sampai dengan hari jumat, Pukul 10.00
sampai jam 15.00 WIB di Laboratorium
Workshop Program Studi Ilmu Komputer
FMIPA Universitas Pakuan Bogor.
3.3 Alat dan Bahan
A. Alat penelitian :
1. Laptop Lenovo G40-45.AMD
A8-6410 APU with AMD R5
Graphics 2Ghz, RAM 4 GB, OS
Windows 8 64bit.
2. Smartphone Samsung
GrandPrime, 1GB RAM,
memoryflash16 GB.
B. Bahan penelitian :
1. Modul Arduino UNO R3 ATMega
328
2. Modul DHT11
3. Modul Bluetooth HC-05
4. Inkubator
PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI 4.1 Tahap Proses Perencanaan
Tahap perencanaan ini merupakan
proses awal dari penelitian yang berjudul
“Model Sistem Deteksi Suhu Dan Waktu
Inkubator Pembuat Yogurt Menggunakan
Modul DHT11 Dan Smartphone Android
Berbasis Mikrokontroler ATMega328” dalam
menentukan konsep awal hingga kebutuhan
untuk membuat sistem berdasarkan metode
penelitian yang digunakan termasuk estimasi
komponen yang dibutuhkan serta estimasi
anggaran. Komponen yang dibutuhkan adalah
Arduino Uno, modul DHT11, Modul
Bluetooth HC-05, Inkubator dan smartphone
android.
4.2 Penelitian
Setelah perencanaan sistem, kemudian
dilanjutkan dengan penelitian awal dari sistem
yang akan dibuat. Pada tahap penelitian
dilakukan perancangan awal rangkaian
mekanik serta komponen dari model sistem
deteksi suhu dan waktu ini untuk memastikan
bahwa semua komponen dapat berjalan
dengan optimal. Sistem ini menggunakan satu
Arduino Uno yang saling berkomunikasi
secara terkoneksi. Input sistem menggunakan
modul DHT11 yang akan di simpan di
Arduino, kemudian membaca waktu
menggunakan Arduiono Uno R3 yang
kemudian semua informasi tersebut dikirim
menggunakan Modul Bluetooth HC-05
kepada output smartphone android yang
menampilkan suhu dan waktu inkubator
tersebut.
4.3 Pengetesan Komponen
Pada tahap ini dilakukan pengetesan
komponen-komponen yang akan digunakan
menggunakan multimeter. Pengetesan
10
Bluetooth HC-05
Modul DHT11
Arduino UNO R3
LED
Smartphone
Catudaya 12V
INPUT PROSES OUTPUT
menggunakan Arduino serial monitoring
dilakukan dengan melihat output tiap
komponen yang terhubung dengan Arduino
melalui keneksi USB. Pengujian
menggunakan multimeter meliputi pengujian
tegangan input dan output setiap komponen.
Komponen yang diuji adalah Arduino Uno
ATMEGA328 , Modul DHT11, dan Modul
Bluetooth.
4.4 Desain Sistem Mekanik
Berikut desain mekanik sistem seperti
pada gambar 10 berikut.
Gambar 10. Desain Sistem Mekanik
Prototipe atau model terbuat dari kayu,
dengan tinggi ± 30cm dan panjang ± 30cm,
penyangga samping menggunakan akrilik dan
pemanas menggunakan lampu.
4.5 Desain Elektronik
Perancangan skematik rangkaian
menggunakan perangkat lunak Fritzing
berdasarkan diagram blok pada gambar 11
berikut.
Gambar 11. Diagram Blok
Gambar 12. Skematik Rangkaian
4.6 Desain Perangkat Lunak
Desain perangkat lunak sistem dibuat
dengan Bahasa Pemrograman Processing
pada Arduino Uno berdasarkan flowchart
pada gambar 13 berikut.
Start
Input
Yogurt
Deteksi Suhu
Deteksi Waktu
Relay Inkubator
Aktif
RTC Menghitung
Waktu Selama 7
Jam
Relay Inkubator
Nonaktif
IF RTC 7
Jam
Terhubung Ke
Bluetooth
Smartphone
YA
TIDAK
TIDAK
YA
YA
YA
TIDAK
Menampilkan
Laporan Yogurt
Selesai
Gambar 13. Flowchart Sistem
Penjelasan dari flowchart sistem
secara keseluruhan di atas :
1. Mulai
2. Inputan yogurt
3. Mendeteksi suhu dan waktu, mulai
menghitung
4. Jika suhu 39 derajat maka inkubator akan
menghitung selama 10 jam
5. Kemudian pairing Bluetooth HC-05 dengan
Bluetooth smartphone android untuk
menampilkan hasil data
6. Laporan suhu dan kematangan yogurt
keluar.
7. Selesai
4.7 Test Fungsional
Tes fungsional dilakukan terhadap
perangkat lunak yang telah didesain. Proses
tes ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja
dari perangkat lunak dalam pengontrolan
terhadap desain listrik dan mengeliminasi
serta antisipasi error dari software yang
dibuat. Bila sistem software telah selesai diuji
maka masuk ke proses perakitan.
4.8 Perakitan
Tes fungsional dilakukan terhadap
perangkat lunak yang telah didesain. Proses
tes ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja
dari perangkat lunak dalam pengontrolan
terhadap desain listrik dan mengeliminasi
serta antisipasi error dari software yang
dibuat. Bila sistem software telah selesai diuji
maka masuk ke proses perakitan.
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
Model terbuat dari kayu dengan
panjang ± 30cm , lebar ± 30cm, dan tinggi
±30cm. Komunikasi menggunakan satu
Arduino Uno dan smartphone android yang
dihubungkan melalui bluetooth. Pengecek
suhu menggunakan modul DHT11 dan
pengukur waktu yang saling terhubung ke
Arduino Uno. Dan aplikasi digunakan
menggunkan app inventor gambar aplikasi
sistem ditunjukan pada gambar 15 dan gambar
keseluruhan sistem ditunjukkan pada gambar
14.
Gambar 14. Keseluruhan Sistem
Gambar 15. Aplikasi Monitoring Yogurt
5.2 Test Fungsional Keseluruhan
Sistem (Overall Testing)
Tahap ini dilakukan pengetesan fungsi
dari keseluruhan sistem. Apakah dapat
berfungsi sesuai dengan konsep atau tidak.
Bila ada sistem yang tidak dapat bekerja
dengan baik, maka harus dilakukan proses
perakitan ulang setiap bagian sistemnya.
Pengujian ini meliputi pengujian struktural,
fungsional, dan validasi.
5.2.1 Pengujian Struktural
Pada tahap ini dilakukan pengujian
yang bertujuan untuk mengetahui apakah
jalur-jalur rangkaian sudah terhubung dengan
benar sehingga sistem dapat berjalan
berfungsi dengan baik. Pengujian ini
dilakukan dengan mengetes jalur-jalur
rangkaian menggunakan multimeter. Berikut
tabel hasil pengujian struktural sistem.
5.2.2 Pengujian Fungsional
Pada tahap ini dilakukan pengujian
yang bertujuan untuk mengetahui apakah
tegangan yang mengalir di dalam rangkaian
sudah sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pengujian ini dilakukan dengan cara mengetes
tegangan output tiap komponen dengan
menggunakan multimeter maupun program.
5.2.2.1 Pengujian Arduino Uno R3
Pada pengujian Arduino Uno R3
dilakukan dengan cara memberikan tegangan
6V-12V. Setelah itu output tegangan dicek
pada pin 5V yang dihubungkan dengan phobe
positif dan pin GND yang dihubungkan
dengan negative multimeter.
Gambar 16. Pengujian Tegangan Pada
Arduino Uno
Tabel 3. Pengujian Arduino Uno
Tegangan Input Output Tegangan
6V 4.95 VDC
12V 4.95 VDC
Dari pengujian tersebut diketahui
output Arduino Uno 4.95V mendekati
tegangan 5V yang sudah sesuai dengan
dibutuhkan oleh setiap komponen.
5.2.2.2 Pengujian Modul DHT11
Pada pengujian modul DHT11
dilakukan dengan cara memberikan tegangan
6V-12V dari Arduino Uno. Setelah itu Output
tegangan dicek pada pin Vout yang
dihubungkan dengan phobe positif dan pin
GND yang dihubungkan negative dengan
multimeter.
Gambar 17. Pengujian Modul DHT11
Tabel 4. Pengujian Modul DHT11
Tegangan Input Output Tegangan
6V 4.95 VDC
12V 4.95 VDC
Dari pengujian tersebut diketahui
output Modul DHT11 4.95V mendekati
tegangan 5V yang sudah sesuai dengan
dibutuhkan oleh setiap komponen.
5.2.2.3 Pengujian Modul Bluetooth HC-05
Pada pengujian modul bluetooth
dilakukan dengan cara memberikan tegangan
4.5V dan 0V ke Arduino UNO dan
menghubungkan pin 0, pin 1, GND, dan VCC
pada modul bluetooth. Setelah itu output
tegangan dicek pada pin modul bluetooth
yang dihubungkan dengan phobe positif dan
pin GND yang dihubungkan dengan negatif
pada multimeter. Bluetooth sendiri digunakan
untuk melakukan pairing dari smartphone ke
inkubator dan sudah dicoba berhasil pairing
antara bluetooth tersebut.
Gambar 18. Pengujian Tegangan Pada Modul
Bluetooth HC-05
Tabel 5. Pengujian Modul Bluetooth HC-05
Tegangan
Arduino
Input
Tegangan
Modul
Bluetooth
Keterangan
4V 3VDC Aktif
0V 0VDC Tidak Aktif
5.2.2.4 Pengujian Led
Pada pengujian led ini ditest apakah
led berhasil menyala dan menampilkan tanda
bahwa yogurt sudah matang ketika led
menyala menandakan bahwa proses
pembuatan yogurt sudah selesai
Gambar 19. Pengujian LED
5.2.2.5 Pengujian Aplikasi Android
Pada pengujian ini aplikasi android
berhasil pairing dengan Bluetooth inkubator
dan memunculkan suhu dan waktu
penghitungan kematangan yogurt di dalam
inkubator.
Gambar 20. Pengujian Aplikasi Android
5.2.2.6 Pengujian Inkubator
Pengujian dilakukan dengan
menyalakan inkubator dan melihat apakah
berfungsi atau tidak ketika menyalakan
inkubator maka pemanas lampu akan menyala
dan membuat suhu ruang menjadi hangat.
Gambar 21. Pengujian Inkubator
5.2.2.7 Pengujian Keseluruhan Sistem
Setelah beberapa rangkaian yang telah
dilakukan pada setiap komponen yang ada
maka tahap selanjuutnya akan dilakukan
pengujian keseluruhan pada sistem yang
dibuat. Tahap pertama yang dilakukan
merangkai semua komponen, selanjutnya
mengupload program ke dalam chip Arduino
Uno. Adapun beberapa pengujian yang
dilakukan pada sistem keseluruhan antara lain
:
1. Pengujian pendeteksian suhu dan
waktu pada inkubator dilakukan dengan
modul DHT11 dan arduino uno yang sudah
deprogram suhu dan waktunya. Selanjutnya
diproses menghasilkan sebuah laporan
keadaan suhu dan waktu yang ditransfer
melalui bluetooth ke smatphone android.
Gambar 22. Pengujian Alat Pada Sistem
Deteksi Suhu Dan Waktu
2. Jika bluetooth berhasil pairing pada
aplikasi android, maka data akan ditampilkan
pada aplikasi android ketika menekan tombol
go yang berarti mulai menghitung dalam
berbentuk laporan text.
Gambar 23. Tampilan Aplikasi Android
3. Jika waktu sudah selesai
menghitung dan memberikan laporan
kematangan yogurt serta suhu yogurt dan led
yang berada pada inkubator akan menyala.
Gambar 24. Tampilan Seluruh Sistem
Berfungsi
4. Penampilan sistem eror apabilah
DHT11 tidak terbaca bluetooth tidak
terpairing seperti pada gambar 25.
Gambar 25. Tampilan Aplikasi Error
5.2.3 Uji Coba Validasi
Tahap uji coba validasi dilakukan
dengan cara menguji dari nilai kemungkinan
kesalahan yang dapat terjadi pada komponen-
komponen yang diimplementasikan pada
model sistem deteksi suhu dan waktu
inkubator pembuat yogurt menggunakan
modul DHT11, dan smartphone android.
1. Uji Coba Validasi Bluetooth
Fungsi dari komponen bluetooth pada
sistem deteksi suhu dan waktu adalah untuk
mentransfer data yang dikirimkan oleh
mikrokontroler.
Uji coba validasi komponen bluetooth
melalui dua tahap uji coba, uji coba pertama
menguji jarak jangkauan dari modul bluetooth
kepada smartphone, dengan cara melakukan
pairing dengan smartphone dalam jarak
tertentu, pengujian akan dilakukan tanpa
penghalang dan dengan penghalang. Seperti
berikut :
a. Uji Coba Validasi Bluetooth Tanpa
Penghalang
Uji coba dilakukan dengan cara
melakukan pairing smartphone dengan modul
bluetooth tanpa penghalang dengan jarak
terdekat hingga jarak maksimal yang dapat
dideteksi oleh bluetooth.
b. Uji Coba Validasi Bluetooth Dengan
Penghalang
Uji coba dilakukan dengan cara
melakukan pairing smartphone dengan modul
bluetooth dengan penghalang dengan jarak
terdekat hingga jarak maksimal yang dapat
dideteksi oleh bluetooth. Penghalang berupa
dinding dengan ketebalan dinding 10cm.
2. Uji Coba Validasi Modul DHT11
Fungsi dari komponen Modul DHT11
pada deteksi suhu dan waktu ini adalah untuk
mengukur suhu ruang.
Uji coba validasi komponen Modul
DHT11 di uji dengan membaca suhu ruang
inkubator dan seberapa cepat transfer data
yang dikirimkan oleh bluetooth apabila suhu
ruang yang terdeteksi berbeda-beda
penempatannya. Berikut tabel pengujian
modul DHT11 :
3. Uji Coba Validasi Aplikasi
Smartphone
Fungsi dari aplikasi smartphone pada
sistem deteksi suhu dan waktu ini adalah
untuk memonitor, memberikan notifikasi
kepada pemilik smartphone seputar kondisi
suhu dan waktu inkubator.
Uji coba validasi aplikasi smartphone
android dilakukan untuk mengetahui apakah
aplikasi android sudah sesuai dengan konsep
dari perancangan. Pengujian dilakukan seperti
berikut :
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini, model
sistem deteksi suhu dan waktu inkubator
pembuat yogurt menggunakan modul DHT11
dan smartphone android berbasis
mikrokontroler ATMEGA328 adalah modul
DHT11 digunakan untuk membaca suhu
ruang dan program dari arduino uno
digunakan untuk menghitung waktu
pembuatan yogurt, dan kemudian semua data
tersebut diolah di mikrokontroller dan
mengirimkan hasil data tersebut melalui
komunikasi bluetooth ke smartphone android
dan ditampilkan pada aplikasi android dan
juga sebuah tanda pada inkubator
menggunakan led untuk menandakan yogurt
sudah matang dan juga ada suara alarm yang
dikeluarkan dari handphone ketika
penghitungan selesai dilakukan.
Jarak jangkauan koneksi modul
bluetooth dan smartphone android dapat
dicapai tanpa penghalang yaitu maksimal 12
meter dengan waktu respon 4,0 detik. Pada
saat terhalang oleh dinding jarak maksimal 12
meter dengan waktu respon 12 detik.
6.2 Saran
Model sistem deteksi suhu dan waktu
pada inkubator pembuatan yogurt
menggunakan mikrokontroler ATMega328
ini masih belum sempurna, sehingga
dibutuhkan penyempurnaan agar sistem
memiliki nilai fungsional yang kompleks.
Kemudian untuk output keluaran yang berupa
aplikasi android masih terlihat standard dan
perlu diadakan pengembangan dan
penambahan beberapa fitur yang lebih
menarik lagi. Perlu ditambahkan alat pemanas
yang lebih efisien seperti menggunakan kawat
nikelin yang dilapisi kaca untuk memantulkan
panas sehingga tidak memerlukan lagi lampus
sebagai pemanasnya, dan membuat tombol
pengatur suhu jadi tidak perlu memutar baut
termostat untuk memutar suhu. Beberapa
saran yang dapat dikembangkan antara lain
penggunaan sebuah regulator tambahan untuk
adaptor yang menghubungkan modul DHT11
dan arduino jadi tidak memerlukan power
bank lagi sebagai sumber daya , kemudian
transfer data berbasis internet sehingga
jangkauan lebih cukup luas lagi, dan
pembuatan aplikasi ya
DAFTAR PUSTAKA Ardhi, Hasmi. 2010. Sistem Pendeteksi Suhu
Dan Asap Pada Ruangan Tertutup
Memanfaatkan Sensor LM35 Dan
Sensor AF30. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Djuandi, F. 2011. Pengenalan Arduino. E-
Learn www.tobuku.com
Ginting, Nurzainah & Pasaribu, Elsegustri.
2005. Pengaruh Temperatur Dalam
No. Tempat
Ruang
Suhu
Terdeteksi
Hasil
Pengukuran
Kecepatan
Transfer
Bluetooth
1. Inkubator 38-40 C 1,0 Detik
2. Di lantai 26-27 C 2,4 Detik
3. Di Atas
Sofa 30-31 C
1,6 Detik
Pembuatan Yoghurt dari Berbagai Jenis
Susu Dengan Menggunakan
Lactobacillus Bulgaricus dan
Streptococcus Thermophilus. Jurnal
Agribisnis Peternakan, Vol.1, No.2
Irgam, Ihsan. 2012. Konsep Rancangan
Pendeteksi Asap Jarak Jauh
Memanfaatkan Fasilitas Pesan Singkat
(Sms) Berbasis Mikrokontroler. Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Kelasrobot. 2014. Universitas Pakuan Bogor.
Program Studi Ilmu Komputer.
Kusnadi, Eris. 2007. Prediksi Sebaran Suhu
Dari Air Buangan Sistem Air Pendingin
PT. Badak Di Perairan Bontang
Menggunakan Model Numerik. Ilmu
Kelautan. Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir Dan Lautan
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Nanda Arief, S. 2014. Rancang Bangun
Aplikasi Pengamanan Kendaraan
Dengan Notifikasi Berbasis Android.
Fakultas Teknologi Informasi. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Pratomo. 2013. Pengukuran Listrik,
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi
& Pengukuran Listrik ITB. Bandung.
Rasjid Efendy, F. 2014. Sistem Operasi Pada
Smatphone. Univeritas Surabaya.
Surabaya.
Santoso, Imam. 2008. Sistem Monitoring
Suhu Berbasis Web Dengan Akuisisi
Data Melalui Port Paralel PC. Transmisi
Jurnal Teknik Elektro, Jilid 10, Nomor
2.
Subali, Darjat. 2008. Sistem Pengendalian
Suhu Dan Kelembaban Pada Mesin
Pengering Kertas. Universitas
Diponogoro. Semarang.
Sulistyo, Agus. 2014. Non-Invasive
Microwave Hyperthermia, Tesis S-2,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.