Slide MA2713 Bab 1 -...

83
Logika Matematika 1 Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika IT Telkom Bab 1: Aljabar Boolean

Transcript of Slide MA2713 Bab 1 -...

Logika Matematika

1

Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika IT Telkom

Bab 1: Aljabar Boolean

Referensi• Rosen, Kenneth H.,Discrete Mathematic and Its Applications, 4th edition,

McGraw Hill International Editions, 1999

• Munir, Rinaldi., Matematika Diskrit, Penerbit Informatika, Bandung, 2001

• Korfhage, Robert R., Logic and Algorithms With Application to theComputer and Information Sciences, John Wiley and Sons, Inc., US, 1966.

• Tinder, Richard F., Digital Engineering Design A Modern Approach, Prentice-Hall International, Inc., 1991

2

Teori himpunan-pengertian• Himpunan adalah kumpulan obyek yang berbeda tetapi

memiliki sifat yang serupa,• Sifat serupa ini menjadi syarat keanggotaan himpunan,• Elemen himpunan merupakan anggota dari suatu

himpunan,• Himpunan direpresentasikan dengan huruf kapital A, B, C,

dan seterusnya,• Elemen himpunan direpresentasikan dengan huruf kecil a,

b, c, dan seterusnya,• Simbol dari elemen A ditulis sebagai 1 ∈ A, 0 ∈ A,• Simbol dari bukan elemen A ditulis sebagai x ∉ A,

3

Teori himpunan-representasiTerdapat 4 metoda untuk merepresentasikan himpunan, yaitu.1. Enumerasi

Dengan menyebutkan semua (satu per satu) elemen himpunanContoh,B = {1, 2, 3, 4, 5}D = {apel, mangga, jambu}

2. Notasi khusus himpunan atau simbol standarDengan simbol-simbol standar yang biasa digunakan untuk mewakili suatu himpunan, contohP = himpunan bilangan integer positif = {1 , 2, 3, …}Q = himpunan bilangan natural = {0 , 1, 2, …}Z = himpunan bilangan rasional = {… , -2, -1, 0, 1, 2, …}

4

Teori himpunan-representasi3. Notasi pembentuk himpunan

Dengan menyebutkan sifat atau syarat keanggotaan dari himpunan. Contoh, B = { x | x ≤ 5 , x ∈ A }Aturan dalam penulisan syarat keanggotaan himpunan : bagian kiri tanda ‘|’ melambangkan elemen himpunan, tanda ‘|’ dibaca sebagai dimana atau sedemikian sehingga, bagian di kanan tanda ‘|’ menunjukkan syarat keanggotaan

himpunan, setiap tanda ‘,’ dibaca sebagai dan.

5

Teori himpunan-representasi4. Diagram venn

Dengan menggambarkan keberadaan himpunan terhadap himpunan lain. Himpunan Semesta (S) digambarkan sebagai suatu segi empat sedangkan himpunan lain digambarkan sebagai lingkaran.Contoh,S = { 1,2, … , 7, 8 }; A = { 1,2,3,5 }; B = { 2,5,6,8 }

6

S A B

1 2 65

3 8

S A B

1 2 3

Teori himpunan-kardinalitas• Untuk menyatakan banyaknya elemen suatu himpunan

berhingga, • Jumlah elemen A disebut kardinalitas dari himpunan A,• Simbol : | A | = 3 atau | K | = 0.

7

Himpunan-himpunan khusus• Himpunan semesta/universal

Simbol : S atau U

• Himpunan kosong (Null Set )Adalah himpunan yang tidak memiliki elemenSimbol : { } atau ∅Contoh : F = { x | x < x }

• Himpunan bagian (Subset )A adalah subset dari B jika dan hanya jika setiap elemen A juga merupakan elemen B.Simbol : A ⊆ BContoh :A = { (x,y) | x + y < 4 } dan B = { (x,y) | 2x + y < 4 }Maka A ⊆ B

Catatan :∅ ⊆ A dan A ⊆ A∅ dan A dikatakan sebagai himpunan bagian tak sebenarnya (improver subset) dari himpunanA.

8

Himpunan-himpunan khusus• Himpunan bagian yang sebenarnya (proper subset )

Jika A ⊆ B dimana B ≠ ∅ dan B ≠ A, maka B dikatakan himpunan bagian sebenarnya dari A

• Himpunan yang samaHimpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B juga merupakan elemen A.Simbol : A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A

• Himpunan yang ekivalenHimpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himupunan tersebut sama.Simbol : A ∼ B

• Himpunan saling lepas (disjoint )Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika tidak memiliki elemen yang sama. Contoh :A = { x | x < 8, x ∈ P } ; B = { 10, 20, 30, … } Maka A dan B adalah himpunan yang saling lepas.

9

Teori himpunan-operasi• Irisan (intersection)

Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.

Simbol, A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }Contoh :A = { 3, 5, 9 }B = { -2, 6 }A ∩ B = { }

• Gabungan (Union)Gabungan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya

merupakan anggota himpunan A atau anggota himpunan B atau anggota keduanya.

Simbol : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }

10

Teori himpunan-operasi

• Komplemen suatu himpunanKomplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan

semesta adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen S yang bukan elemen A.

Simbol : A‘ = { x | x ∈ S dan x ∉ A } = S – A

• Selisih Selisih dari 2 buah himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang

elemennya merupakan elemen A dan bukan elemen B. Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relatif terhadap himpunan A

Simbol : A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B’

11

Teori himpunan-operasi

• Perbedaan simetris ( Symmetric Difference )Perbedaan simetris dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya ada pada himupunan A atau B tetapi tidak pada keduanya.Simbol : A B = A ⊕ B = ( A ∪ B ) – ( A ∩ B ) = ( A – B ) ∪ ( B – A )Contoh :A = { 2, 4, 6 } ; B = { 2, 3, 5 }A ⊕ B = { 3, 4, 5, 6 }

12

Aljabar himpunan

Aljabar himpunan mempunyai sifat yang analogi dengan aljabar aritmetika. Operasi pada aljabar aritmetika adalah penambahan (+) dan perkalian (•).

Sifat-sifat operasi pada aljbar aritmetika, misal a, b, c, adalah sembarang bilangan.

• Tertutup (Closure)A1 : a + b adalah bilangan M1 : a • b adalah bilangan

• Assosiatif A2 : ( a + b ) + c = a + ( b + c )M2 : (a • b) • c = a • ( b • c )

13

Aljabar himpunan• Identitas

A3 : Ada sebuah bilangan unik yaitu nol (0) sedemikian sehingga untuk semua bilangan berlaku bahwa a + 0 = 0 + a = a

M3 : Ada sebuah bilangan unik yaitu 1 sedemikian sehingga untuk semua bilangan berlaku bahwaa • 1 = 1 • a = a

• InversA4 : Untuk setiap bilangan a terdapat bilangan unik (-a) sedemikian sehingga berlaku

a + (-a) = (-a) + a = 0M4 : Untuk setiap bilangan a ≠ 0, terdapat bilangan unik ( a 1 ) sedemikian sehingga berlaku

a • a 1 = a 1 • a = 1

• KomutatifA5 : a + b = b + aM6 : a • b = b • a

• DistributifA6 : a • ( b + c ) = ( a b ) + ( a c )M6 : (a + b) • c = ( a c ) + ( b c )

14

Aljabar himpunanSifat-sifat tersebut berlaku pula pada aljabar himpunan dimana

terdapat perubahan. • Operator penjumlahan (+) diganti dengan operator perbedaan

simetris (Δ),

• Operator perkalian (•) diganti dengan operator irisan ( ∩ ),

• Sifat M4 bilangan unik nol (0) diganti himpunan ∅, bilangan unik 1 diganti himpunan semesta S,

• A4 Bilangan unik ( -a ) diganti dengan A’, sedemikian sehingga berlaku,A Δ A’ = S A ∩ A’ = ∅

15

Transisi dari himpunan ke logika

Pada dasarnya Aljabar Boolean memberikan perantaraan antara Aljabar himpunan dan logika sebagai berikut :

• operasi-operasi dasar dalam aljabar himpunan dengan 2 elemen yaitu ∅ dan A,

Jika diinterpretasikan sebagai aljabar boolean maka kedua elemen pada aljabar himpunan berkorespodensi dengan elemen pada aljabar Boolean yaitu 0 dan 1.

16

Transisi dari himpunan ke logika• operasi-operasi dasar dalam aljabar boolean dengan 2 elemen yaitu, 0

dan 1,

• operasi-operasi dasar dalam logika (kalkulus proposisi) melibatkan elemen false dan true,

17

Aljabar boolean-definisiSistem aljabar dengan dua operasi penjumlahan (+) dan

perkalian (.) yang didefinisikan sehingga memenuhi ketentuan berikut ini :▫ aturan A1 sampai dengan A5, M1 sampai M3, M5, D1,

dan D2,▫ setiap elemen a, b, c dari S mempunyai sifat-sifat atau

aksioma-aksioma berikut ini.

18

Aljabar boolean-definisi

19

Prinsip dualitas• Teorema 2.1

Untuk setiap elemen a, berlaku : a + a = a dan a . a = a

Buktia + a = ( a + a ) (1) identitas

= ( a + a ) ( a + a’ ) komplemen= a + ( a . a’ ) distributif= a + 0 komplemen= a identitas

a.a = a.a + 0 identitas= a.a + a.a’ komplemen= a. ( a + a’ ) distributif= a.1 komplemen= a identitas

20

Prinsip dualitas• Teorema 2.2

Untuk setiap elemen a, berlaku : a + 1 = 1 dan a.0 = 0

Buktia + 1 = a + (a + a’) komplemen

= (a + a) + a’ asosiatif= a + a’ teorema 1a= 1 komplemen

a . 0 = a.(a.a’) komplemen= (a.a) .a’ asosiatif= a . a’ idempoten= 0 komplemen

21

Prinsip dualitas• Teorema 2.3 (Hukum Penyerapan)

Untuk setiap elemen a dan b, berlaku : a + a . b = a dan a . (a+b) = a

Buktia+ab = a.1 + a.b Identitas

= a . (1 + b) distributif= a + 1 teorema 2a= a identitas

a. (a+b) = a.a + a.b distributif= a + ab idempoten= a.1 + ab identitas= a. ( 1 + b ) distributif= a . 1 teorema 2a= a identitas

22

Prinsip dualitas• Teorema 2.4 (Hukum de Morgan)

Untuk setiap elemen a dan b, berlaku : (a . b)’ = a’ + b’ dan (a+b)’ = a’b’

Bukti(a.b)’ = a’ + b’Diketahui : (ab) (ab)’ = 0Diperlihatkan : (ab) (a’+b’) = 0(ab) (a’+b’) = aba’ + abb’ distributif

= 0.b + a.0 komplemen= 0 + 0 teorema 2b= 0 identitas

(a + b)’ = a’b’Diketahui : (ab) + (ab)’ = 1Diperlihatkan : ab + a’ + b’ = 1ab + (a’ + b’) = ( a + a’ + b’) (b + a’ + b’) distributif

= ( 1 + b’) (1 + a’) kompleman= 1 . 1 teorema 2a= 1 identitas

23

Prinsip dualitas• Teorema 2.4 (Hukum de Morgan)

Untuk setiap elemen a dan b, berlaku : (a . b)’ = a’ + b’ dan (a+b)’ = a’b’

• Teorema 2.50’ = 1 dan 1’ = 0

• Teorema 2.6 Jika suatu Aljabar Boolean berisi paling sedikit dua elemen yang berbeda, maka 0 ≠ 1

24

Fungsi booleanMisalkan x1, x2, x3, … , xn merupakan variabel-variabel aljabar Boolean.

Fungsi Boolean dengan n variabel adalah fungsi yang dapat dibentuk dari aturan-aturan berikut :

• fungsi konstanf(x1, x2, x3, … , xn) = a

• fungsi proyeksif(x1, x2, x3, … , xn) = xi i = 1, 2, 3, … , n

• fungsi komplemeng(x1, x2, x3, … , xn) = (f(x1, x2, x3, … , xn))’

• fungsi gabunganh(x1, x2, x3, … , xn) = f(x1, x2, x3, … , xn) + g(x1, x2, x3, … , xn)h(x1, x2, x3, … , xn) = f(x1, x2, x3, … , xn) . g(x1, x2, x3, … , xn)

25

Bentuk fungsi booleanSuatu fungsi Boolean dapat dinyatakan dalam bentuk

yang berbeda tetapi memiliki arti yang samaContoh :

f1(x,y) = x’ . y’f2(x,y) = (x + y)’

f1 dan f2 merupakan bentuk fungsi boolean yang sama, yaitu dengan menggunakan Hukum De Morgan.

26

Nilai fungsiFungsi Boolean dinyatakan nilainya pada setiap variabel yaitu

pada setiap kombinasi (0,1).

Contoh : Fungsi Booleanf(x,y) = x’y + xy’ + y’

27

Cara representasi

• Contoh : fungsi f(x,y,z)=xyz’• Representasi secara aljabar

adalah f(x,y,z) = xyz’Aljabar

• Contoh : fungsi f(x,y,z)=xyz’• Jumlah elemen dalam tabel kebenaran

adalah jumlah kombinasi dari nilai-nilaivariabelnya, yaitu sejumlah 2n, dimana n adalah banyaknya variabel biner

TabelKebenaran

28

Konversi fungsi boolean

29

SOP (Sum of product)1). f1(x,y,z) = x’y’z + xy’z’ + xyz

= m1 + m4 + m7

f1’(x,y,z)= x’y’z’ + x’yz’ + x’yz + xy’z + xyz’

POS (Product of sum)2). f2(x,y,z) = (x+y+z)(x+y’+z)(x+y’+z’)(x’+y+z’)

(x’+y’+z) = (f1’(x,y,z))’= M0 M2 M3 M5 M6

∴F = m1 + m 4 + m7 = M0 . M2 . M3 . M5 . M6

SOP

SOP

SOP

POS

POS

POS

Konversi fungsi boolean

30

1). f1(x,y,z) = x’y’z’ + x’y’z + x’yz’ + x’yz + xy’z+xyz’ SOP

= m0 + m1 + m2 + m3 + m4 + m6

f1’(x,y,z) = xy’z + xyz

2). f2(x,y,z)= (x’ + y + z’)(x’ + y’ + z’) POS= (f1’(x,y,z))’= M5 M7

∴F = m0 + m1 + m2 + m3 + m4 + m6 = M5 . M7

Konversi fungsi boolean

31

1). f1(x,y,z) = x’yz’ + x’yz + xyz’ + xyz SOP= m2 + m3 + m6 + m7

f1’(x,y,z)= x’y’z’ + x’y’z + xy’z’ + xy’z

2). f2(x,y,z)= (x + y + z)(x + y + z’)(x’ + y + z)(x’ + y + z’) POS

= (f1’(x,y,z))’= M0 M1 M4 M5

∴F = m2 + m3 + m6 + m7 = M0 . M1 . M4 . M5

Bentuk standar/kanonik• Jika f adalah fungsi boolean satu variabel maka untuk semua nilai x berlaku :

f (x) = f (1) . x + f (0) . x’

• Jika f adalah fungsi boolean dua variabel maka untuk semua nilai x berlaku :f(x,y) = f(0,0) . x’y’ + f(0,1) . x’y + f(1,0) . xy’ + f(1,1) . xy

• Jika f adalah fungsi boolean tiga variabel maka untuk semua nilai x berlaku :

f(x,y,z) = f(0,0,0) . x’y’ z’ + f(0,0,1) . x’y’z + f(0,1,0) . x’yz’ + f(0,1,1) . x’yz + f(1,0,0) . xy’z’ + f(1,0,1) . xy’z’ + f(1,1,0) . xyz’ + f(1,1,1) . xyz

32

Bentuk standar/kanonik

33

Bentuk standar/kanonik

34

Konversi ke bentuk standar/kanonik1.Cari bentuk standar dari f(x,y) = x’

Jawab :f(x,y) = x’ . 1 identitas

= x’ . (y+y’) komplemen= x’y + x’y’ distributif= ∑m(0, 1)

∴Bentuk Standar : f(x,y) = x’y + x’y’ bentuk SOP∴Bentuk Kanonik : f(x,y) = ∑m(0, 1)

dengan mj’ = Mj f ’(x,y) = x . 1 identitas

= x .(y+y’) komplemen= xy + xy’ distributif

(f ’(x,y))’= (x’+y’)(x’+y)= ΠM(2, 3)

∴Bentuk Standar : f(x,y) = (x’+y’)(x’+y) bentuk POS∴Bentuk Kanonik : f(x,y) = ΠM(2, 3)

35

Konversi ke bentuk standar/kanonik

2. Cari bentuk standar dari f(x,y,z) = y’ + xy + x’yz’Jawab :f(x,y,z) = y’ + xy + x’yz’ lengkapi literal pada tiap suku

= y’(x+x’)(z+z’) + xy(z+z’) + x’yz’= (xy’ + x’y’)(z+z’) + xyz + xyz’ + x’yz’

f(x,y,z) = xy’z + xy’z’ + x’y’z + x’y’z’ + xyz + xyz’ + x’yz’= m5 + m4 + m1+ m0 + m7 + m6 + m2

SOP∴Bentuk Standar : f(x,y,z)= xy’z + xy’z’ + x’y’z + x’y’z’ + xyz + xyz’ + x’yz’∴Bentuk Kanonik : f(x,y) = ∑m(0, 1, 2, 4, 5, 6, 7)

atau POS∴Bentuk Standar : f(x,y,z) = x + y’ + z’∴Bentuk Kanonik : f(x,y) = ΠM(3)

36

Latihan1. Cari bentuk standar dari :

a. f(x,y,z) = x + z,b. f(x,y,z) = z’

2. Cari bentuk Kanonik dari : a. f(x,y) = x’y + xy’b. f(x,y,z) = x’y’z + xy’z’ + xyz

37

Konversi ke bentuk SOP1. Nyatakan Fungsi Boolean f(x,y,z) = x + y’z dalam SOPJawab :Lengkapi literal untuk setiap suku agar samaf(x,y,z) = x . (y+y’).(z+z’) + (x+x’) . y’z

= (xy+xy’)(z+z’) + xy’z + x’y’z= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’ + xy’z + x’y’z= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’ + x’y’z= m7 + m6 + m5 + m4 + m1

= ∑m(1, 4, 5, 6, 7)

38

Konversi ke bentuk SOP2. Nyatakan Fungsi Boolean f(x,y,z) = x’y’z + xz + yz dalam

SOPJawab :Lengkapi literal untuk setiap suku agar samaf(x,y,z) = x’y’z + xz + yz

= x’y’z + x. (y+y’) . z + (x+x’) . yz= x’y’z + xyz + xy’z + xyz + x’yz= m1 + m3 + m5 + m7

= ∑m(1, 3, 5, 7)

39

Konversi ke bentuk SOP3. Nyatakan Fungsi Boolean f(w,x,y,z) = wxy + yz + xy dalam SOPJawab;Lengkapi literal untuk setiap suku agar samaf(w,x,y,z) = wxy + yz + xy

= wxy . (z+z’) + (w+w’)(x+x’) . yz + (w+w’) . xy . (z+z’)= wxyz + wxyz’ + (wx+wx’+w’x+w’x’)yz + (wxy+w’xy)(z+z’)= wxyz + wxyz’ + wxyz + wx’yz + w’xyz + w’x’yz + wxyz +

wxyz’ + w’xyz + w’xyz’= w’x’yz + w’xyz’ + w’xyz + wx’yz + wxyz’ + wxyz = ∑m(3, 6, 7, 10, 14, 15)

40

Konversi ke bentuk POS1. Nyatakan Fungsi Boolean f(x,y,z) = x y+ x’z dalam POS

Jawab :Bentuk fungsi ke POSf(x,y,z) = xy + x’z

= (xy + x’)(xy + z) distributif= (x + x’)(y + x’)(x + z)(y + z) distributif= (x’ + y)(x + z)(y + z) komplemen, identitas

Lengkapi literal untuk setiap suku agar samaSuku-1 x’ + y = x’ + y + zz’

= (x’ + y + z)(x’ + y + z’)Suku-2 x + z = x + z + yy’

= (x + y + z)(x + y’ + z)Suku-3 y + z = xx’ + y + z

= (x + y + z)(x’ + y + z)

Semua suku dengan literal lengkap :f(x,y,z) = (xy + x’)(xy + z)

= (x + x’)(y + x’)(x + z)(y + z)= (x’ + y)(x + z)(y + z)= (x’+y+z)(x’+y+z’)(x+y+z)(x+y’+z)(x+y+z)(x’+y+z)= (x+y+z)(x+y’+z)(x’+y+z)(x’+y+z’) = M0 . M2 . M4 . M5= ΠM(0, 2, 4, 5)

41

Konversi ke bentuk POS2.Nyatakan Fungsi Boolean f(x,y,z) = (x+z)(y’+z’) dalam

POSJawab :Fungsi Boolean asumsi sudah dalam bentuk POSf(x,y,z) = (x+z)(y’+z’) lengkapi literal pada tiap suku

= (x+yy’+z)(xx’+y’+z’) Identitas, Komplemen= (x+y+z)(x+y’+z)(x+y’+z’)(x’+y’+z’) distributif= M0 . M2 . M3 . M7

42

Penyederhanaan fungsi boolean

ALJABAR

• Bersifat trial and errortidak ada pegangan,

• Dalam menyederhanakannya menggunakan aksioma-aksioma dan teorema-teorema yang ada pada aljabar boolean.

PETA KARNAUGH

• Mengacu padadiagram venn,

• Menggunakanbentuk-bentuk petakarnaugh.

QUINE-MCLUSKEY

• penyederhanaandidasarkan padahukum distribusi,

• Eliminasi Prime Implicant Redundant.

43

Asumsi yang dipakai dalam penyederhanaan :• bentuk fungsi boolean paling sederhana adalah SOP,• operasi yang digunakan adalah operasi penjumlahan (+), perkalian (.) dan

komplemen (‘).

Penyederhanaan-aljabar

1. Sederhanakanlah fungsi Booleanf(x,y) = x’y + xy’ + xy

Jawab :f(x,y) = x’y + xy’ + xy

= x’y + x . (y’+y) Distributif= x’y + x . 1 Komplemen= x’y + x Identitas= (x’+x)(x+y) Distributif= 1 . (x+y) Komplemen= (x+y) Identitas

44

Penyederhanaan-aljabar2. Sederhanakanlah fungsi Boolean dibawah ini :

f(x,y,z) = x’y’z’ + x’y’z + x’yz + x’yz’ + xy’z’ + xyz’

Jawab :f(x,y,z) = x’y’z’ + x’y’z + x’yz + x’yz’ + xy’z’ + xyz’

= x’.(y’z’+y’z+yz+yz’) + x . (y’z’+yz’) Distributif= x’.((y’(z+z’) + y(z+z’)) + x . ((y’+y)z’) Distributif= x’.(y’ .1 + y.1) + x(1 . z’) Komplemen= x’.(y’+y) + xz’ Identitas= x’ .1 + xz’ Komplemen= x’ + xz’ Identitas= (x’+x)(x’+z’) Distributif= 1. (x’+z’) Komplemen= x’ + z’ Identitas

45

Penyederhanaan-aljabar3.Sederhanakanlah fungsi Boolean : f(x,y) = x + xy’ + y’

Jawab :f(x,y) = x + xy’ + y’

= x . (1 + y’) + y’ Distributif= x .1 + y’ Teorema 2= x + y’ Identitas

atauf(x,y) = x + xy’ + y’

= x + (x + 1) . y’ Distributif= x + 1 . y’ Teorema 2.= x + y’ Identitas

46

Penyederhanaan-aljabar4. Sederhanakanlah fungsi Boolean : f(x,y,z) = xy + xy’z + y(x’+z) + y’z’Jawab :f(x,y,z) = xy + xy’z + y(x’+z) + y’z’

= x(y+y’z) + y(x’+z) + y’z’ Distributif= x((y+y’)(y+z)) + x’y + yz + y’z’ Distributif= x( 1 . (y+z)) + x’y + yz + y’z’ Komplemen= x . (y+z) + x’y + yz + y’z’ Identitas= xy + xz + x’y + yz + y’z’ Distributif= y(x+x’) + xz + yz + y’z’ Distributif= y . 1 + xz + yz + y’z’ Komplemen= y + xz + yz + y’z’ Identitas= (y+y’)(y+z’) + xz + yz Distributif= 1.(y+z’) + xz + yz Komplemen= y + yz + xz + z’ Identitas= y (1 + z) + (x+z’)(z+z’) Distibutif= y . 1 + (x+z’)(z+z’) Teorema 2= y + (x+z’)(z+z’) Identitas= y + (x + z’) . 1 Komplemen= x + y + z’ Identitas

47

Penyederhanaan-k’map

48

Penyederhanaan-k’map

49

Penyederhanaan-k’map

50

Penyederhanaan-k’map1. Place the following four-variable Canonical SOP function

in a truth table and represent it in a fourth-order K-mapf(w,x, y,z) = Σm(0, 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 13)

SolutionThe truth table is constructed by placing a logic 1 in the f

coulumn for each MINTERM represented by the function above.

The absence of MINTERM is a MAXTERM , which accordingly, is assigned logic 0. The K-map is a graphical representation of the canonical truth table and is constructed directly from the truth table as shown below

51

Penyederhanaan-k’mapf(w,x, y,z) = Σm(0, 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 13)

Truth Table

52

Penyederhanaan-k’mapfourth-order K-map

53

Penyederhanaan-k’map2. Place the following three-variable CANONICAL POS function

in a truth table and represent it in a thirs-order K-Map.

f(A,B,C) = (A+B’+C)(A’+B’+C’)(A+B+C)(A’+B+C)(A’+B+C’)

SolutionThe procedure is similar to that followed in example 1 except that,

in this case, a logic 0 is placed in the f coulumn and K-map cell each Maxterm

54

Penyederhanaan-k’map

55

Penyederhanaan-k’map3. Convert the reduced SOP function given in this example to canonical SOP and

POS form by using a fourth-order K-map. Represent the canonical expression by using both literal and coded notation

f(A,B,C,D) = ABCD + AD’ + B’C’D’ + A’B’C + A’BC’D + BCD’ + A’B’D’

56

Penyederhanaan-k’mapSederhanakanlah persamaan,

f(x,y) = x’y + xy’ + xy = m1 + m2 + m3

Jawab :Sesuai dengan bentuk minterm, maka 3 kotak dalam K’Map 2

dimensi, diisi dengan 1 :

57

Penyederhanaan-k’mapSelanjutnya pengelompokkan semua 1 yang ada dengan membuat

kumpulan kotak atau persegi panjang dentgan jumlah bujursangkar kecil 2n. Buatlah kelompok yang sebesar-besarnya.

58

Penyederhanaan-k’mapCara menentukan bentuk sederhana dari hasil

pengelompokkan adalah :• Carilah variabel yang memiliki nilai yang sama dalam

kelompok tersebut, sebagai contoh kelompok A. Pada kelompok A adalah variabel y dengan harga 1 Pada kelompok B adalah variabel x dengan harga 1

• Menentukan bentuk hasil pengelompokkan. Kelompok A adalah y, dan Kelompok B adalah x, sehingga Hasil bentuk sederhana dari contoh diatas

A + B = y + x

59

Penyederhanaan-k’map2. Sederhanakanlah persamaan :

f(x,y,z) = x’y’z’ + x’y’z + x’yz + x’yz’ + xy’z’ + xyz’

Jawab :

60

Z’X’

Penyederhanaan-k’map3. Sederhanakanlah fungsi Boolean berikut :f(w,x,y,z) = ∑m(0, 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14)Jawab :

61

x’

z’

wy’

Penyederhanaan-k’map4.Sederhanakanlah fungsi Boolean :

f(x,y,z) = xyz + xyz’ + xy’z + x’yz + x’yz’ + xy’z’ + x’y’z’ dengan menggunakan K’Map

Jawab :

62

z’

y

x

Penyederhanaan-k’mapSederhanakanlah fungsi Boolean :

f(w,x,y) = ∑m(0, 1, 3, 5, 7)Jawab :

63

w’x’y

Penyederhanaan-k’map6. Sederhanakanlah fungsi Boolean : f(w,x,y,z) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wx’yz + w’x’yz +

w’x’yz’ + w’xyz’ + w’xy’z’ + w’xy’zJawab :

64

Soal Latihan1. Sederhanakanlah Fungsi Boolean dibawah ini dengan menggunakan CARA ALJABAR :a. xy + xy’z + y(x’ +z) + y’z’b. wx + xy + yz + zw + w’x’yz’ + w’x’y’zc. wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wx’yz + w’x’yz + w’x’yz’ +

w’x’y’z’ + w’xyz’ + w’xy’z’ + w’xy’zd. A’B’CE’ + A’B’C’D’ + B’D’E’ + B’CD’ + CDE’ +

BDE’

65

Soal Latihan2. Sederhanakanlah Fungsi Boolean dibawah ini dengan

menggunakan PETA KAURNAUGH :a. F = BDE + B’C’D + CDE + A’B’CE + A’B’C

+ B’C’D’E’b. wx + xy + yz + zw + w’x’yz’ + w’x’y’zc. wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wx’yz + w’x’yz +

w’x’yz’ + w’x’y’z’ + w’xyz’ + w’xy’z’ + w’xy’z

66

Kompresi K-Map

67

Kompresi K-Map

68

Kompresi K-Map

69

Kompresi K-Map

Contoh,

70

BAB

Kompresi K-Map

71

A’B’C’

AB

BC

BC

A’B’C’AB

Latihan

72

XYw

1

2 YX

3XY

w

4

Tentukan fungsi boolean dibaawah ini :

Penyederhanaan-McCluskey

Metoda Quine McCluskey digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean dengan 4 atau lebih variabel

Algoritma : 1. nyatakan variabel komplemen dengan ‘0’, sebaliknya ‘1’,2. kelompokkan suku-suku berdasarkan jumlah ‘1’,3. kombinasikan suku-suku tersebut dengan kelompok lain yang jumlah ‘1’-

nya berbeda satu, diperoleh bentuk prime yang lebih sederhana4. mencari prime-implicant, term yang menjadi calon yang terdapat dalam

fungsi sederhana,5. memilih prime-implicant yang mempunyai jumlah literal paling sedikit

73

Penyederhanaan-McCluskey

Contoh :Sederhanakanlah fungsi Boolean dibawah ini :F = ∑m(0, 1, 2, 8, 10, 11, 14, 15)

1. kelompokkan representasi biner untuk tiap minterm menurut jumlah digit 1

74

Penyederhanaan-McCluskeyDari tabel konversi tersebut dapat dilihat bahwa jumlah digit

adalah

75

Penyederhanaan-McCluskey

2. Kombinasikan minterm dari satu bagian dengan bagian lainnya jika mempunyai nilai bit yang sama dalam semua posisi kecuali satu posisi yang berbeda diganti dengan tanda ‘-‘.

Misalbagian I : 0000 bagian II : 0001

76

000-

Penyederhanaan-McCluskey3. Kelompokkan hasil minterm tahap 2) seperti tahap 1) kemudian lakukan

seperti pada tahap 2)

77

Penyederhanaan-McCluskey4. mencari prime-implicant, term yang menjadi calon yang terdapat dalam

fungsi sederhana,

78

AB

C

Penyederhanaan-McCluskey5. Memilih Prime-Implicant

79

AB

C

Penyederhanaan-McCluskey

80

F = C + B + A+ w’x’y’+ x’z’= wy

Penyederhanaan-McCluskeySederhanakanlah fungsi Boolean F = ∑m(0, 2, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 13)

Jawab,

81

A

BC

D

E

Penyederhanaan-McCluskey

82

A

BC

DE

Penyederhanaan-McCluskey

f(w,x,y,z) = ∑m(0, 2, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 13)= B + C + D + E= xy’z + wx’y + w’z’ + x’z’

83

BC

DE

A