SKRIPSI UPAYA IBU SINGLE PARENT DALAM … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...
Transcript of SKRIPSI UPAYA IBU SINGLE PARENT DALAM … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
SKRIPSI
UPAYA IBU SINGLE PARENT DALAM MEMPERTAHANKAN
KELANGSUNGAN HIDUP PADA KELUARGA MISKIN
(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Bagaimana Upaya Ibu Single Parent Dalam
Mempertahankan Kelangsungan Hidup Pada Keluarga Miskin, di Dusun Ngablak,
Kelurahan Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar)
Disusun Oleh :
INDRI PRASETYAWATI PP
NIM D0307009
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Sosiologi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Indri Prasetyawati PP, D0307009. 2012. Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Pada Keluarga Miskin. Skripsi : Program Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan berangkat dari fenomena dimasyarakat kita saat ini yang merupakan salah satu perubahan yang terjadi dalam lembaga keluarga yaitu semakin banyaknya keberadaan orangtua tunggal atau “Single Parent“. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya, baik itu suami ataupun istri. Selain dalam hal pengasuhan yang dilakukannya seorang diri, orangtua tersebut harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan pendidikan anak-anaknya, serta menjamin kesehatan keluarganya. Hal tersebut akan berubah lebih buruk ketika penerima status single parent adalah perempuan, terlebih jika sudah mempunyai keturunan. Maka beban hidup seharusnya ditanggung berdua dengan pasangan selayaknya sebuah keluarga ideal tetapi harus diatasi sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup, dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Untuk teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu ibu yang menjadi orangtua tunggal yang memiliki anak usia sekolah dan termasuk dalam keluarga miskin. Sampel yang digunakan berjumlah 4 informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis interaktif. Sedangkan teori yang digunakan adalah Tindakan sosial yang dikemukakan Max waber, dan untuk menganalisa hasil penelitian ini adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcott Parsons.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Upaya ibu single parent dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak dilakukan dengan membagi waktu antara bekerja dan mendidik anak-anaknya, memberikan kasih sayang mengajarkan tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, memberikan pelajaran bagaimana harus bersikap dan menjaga tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Upaya ibu single parent dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga dilakukan dengan cara ibu mampu mencukupi kebutuhan hidup dengan segala kamampuan serta ketrampilan yang dimiliki, mengelola dan mengatur penghasilan dengan baik dan benar,mengikuti progam pembagian RASKIN. Upaya ibu single parent dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, dilakukan dengan cara memperhatikan dan memberikan makanan yang bergizi pada anak-anaknya, ikut terdaftar program JAMKESMAS yang diadakan oleh pemerintah. Upaya ibu single parent dalam hal kehidupan bermasyarakat dilakukan dengan cara kemauan ibu single parent untuk mengikuti segala kegiatan sosial di dalam masyarakat, walaupun tidak setiap hati mengikuti kegiatan sosial di masyarakat, kerena ibu harus mencari nafkah, namun ibu single parent selalu berusaha untuk mengikutinya serta menjaga hubungan baik dengan masyarakat.
Kata Kunci : Keluarga Miskin, Single Parent, Anak, Perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT Indri Prasetyawati PP, D0307009. 2012. Efforts to Maintain Family Single Parent Survival In. Thesis: University Degree Program Eleven March Surakarta. The research was conducted in the community set out from our current phenomenon that is one of the changes that occur within the family institution is the increasing presence of a single parent or "Single Parent." They care for and raise children on their own without help from a spouse, whether her husband or his wife. In addition in terms of doing a self-care, the parents must work to meet the economic and educational needs of their children, and ensure the health of their families. It will turn even worse when the receiver statuses of single parents are women, especially if you already have offspring. Then it should have borne the burden of life together with your family should an ideal but it should resolve with themselves. The purpose of this study was to determine “how the single parent family efforts in maintaining the viability, in terms of upbringing and education of children, efforts in the enjoyment of family economy, efforts in the enjoyment of family health, efforts in terms of social life”. The research method is descriptive qualitative. For the sampling of technique was purposive sampling of mothers who became single parents who have school-age children and include in poor families. The sample used consists of 4 informants. Data collection techniques used was direct observation, interviews and documentation. Analysis technique used is an interactive analysis technique. While the theory used proposed by Max waber social action, and to analyze the results of this study is the theory of action proposed by Talcott Parsons. Based on this research, it is known that the mother's efforts in terms of single parent upbringing and education of children is done by dividing time between work and educate their children, give love to teach responsibility for the education of their children, giving lessons how to act and behave in everyday life. Efforts of mother of single parent families in terms of economic fulfillment is done by the mother able to make ends meet with all capability and skills possessed, manage and organize income properly, following the division RASKIN program. Efforts to single parent mothers in the enjoyment of family health, conducted by notice and provide nutritious food to their children, joined the program enrolled Jamkesmas held by the government. Efforts to single parent mothers in terms of social life will be done by single parent mothers to participate in all social activities in society, although not every heart to follow the social activities in the community, because they have to make a living mother, but the single parent mother always tried to follow him and keep good relations with the community. Keywords: poor families, Single Parent, Children, Women.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
© Keindahan dimata tak pasti diatas sana (Penulis)
© Mustahil semua orang akan menyukai kita walau kita berbuat baik semaksimal
mungkin. Tak usah aneh dan kecewa, terus saja berbuat yang terbaik, karena itulah
yang kembali kepada kita. (Aa Gym)
© Jangan minta kepada Tuhan apa yang menurut Anda baik, tetapi mintalah kepada-Nya
apa yang menurut Dia baik bagi Anda. (Anonim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Suatu karya sederhana yang ingin penulis persembahkan
Untuk hidup dan segala Kuasa Allah yang diberikan kepadaku,
Untuk kedua orangtuaku, Bapak Hendro Purnomo dan Ibu Yuliati serta kakakku Yhanik,
Untuk orang terkasih diperjalanan hidupku Damang Nugraha Utama
Untuk semua teman dan sahabat yang telah datang dikehidupanku
Untuk Almamaterku Tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas Ridho dan hidayahNya
yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan terselesaikannya
karya skripsi yang berjudul ”Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan
Kelangsungan Hidup Pada Keluarga Miskin”. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada
Rosulallah Muhammad SAW yang telah meyampaikan jalan petunjuk kebenaran yang
hakiki. Banyaknya fenomena di masyarakat akan keluarga yang berorangtuakan tunggal
atau single parent menarik penulis untuk mengangkatnya dalam penulisan skripsi sebagi
tugas akhir.
Dengan terselesaikannya penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Pawito Ph. D, Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Bagus Haryono M. Si, selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dra. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si selaku pembimbing yang penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. T.A. Gutama, M.Si Selaku Pembimbing Akademik yang selalu sabar dan
telaten mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bp. Moh. Gandi Sugiyanto S.Sos selaku Kepala Dusun beserta staf yang telah
memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian di lokasi beliau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
6. Semua informan, Ibu Endang werdianingsih, Ibu Ibu.diyono(sariyem), Ibu
Surani, Ibu Sri Sutarti, Bapak Hendro Pornomo beserta keluarga yang dengan
tulus memberikan informasi dan datanya kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Keluarga ku tercinta, Papa, Mama, mbak yanik, Mama Karlina, Ibuk Jajar yang
selalu memberi doa, kasih sayang dan dorongan kepadaku.
8. Mas Komengk, terimakasih untuk setiap doa, dukungan, cinta dan kesabaran
yang tak henti-hentinya diberikan kepadaku.
9. Teman-teman Sosiologi FISIP UNS angkatan 2007.
10. Segala pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah
keilmuan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Januari 2012
Penulis
Indri Prasetyawati Pornomo .P
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………. i
PERSETUJUAN ……………………………………………………………. ii
PENGESAHAN ……………………………………………………………... iii
ABSTRAK …………………………………………………………………... iv
ABSTRACT …………………………………………………………………. v
MOTTO ……………………………………………………………………... vi
PERSEMBAHAN …………………………………………………………... vii
KATA PENGANTAR………………………………………………….…… viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... x
DAFTAR BAGAN………………………….………………………………. xiii
DAFTAR TABEL ………………………..…….…………………………... xiii
DAFTAR MATRIKS …………………………….………………….……... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………….……………………..…... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8
C. Tujuan ................................................................................................ 9
D. Manfaat .............................................................................................. 9
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10
1. Landasan Teori ........................................................................... 10
2. Batasan Konsep .......................................................................... 21
a. Keluarga Miskin ................................................................. 21
b. Single Parent ...................................................................... 24
c. Anak .................................................................................... 25
d. Perempuan .......................................................................... 27
F. Penelitian Terdahulu ................................................................. 30
G. Definisi Konseptual ................................................................... 33
H. Metode Penelitian ...................................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1. Lokasi Penelitian .................................................................. 34
2. Jenis Data ............................................................................. 34
3. Sumber Data ........................................................................ 36
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 37
5. Sempling .............................................................................. 39
6. Validitas Data ...................................................................... 40
7. Tehnik Analisis .................................................................... 41
BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Geografi...................................................................... 47
1. Letak Daerah................................................................... 47
2. Pembagian Wilayah......................................................... 49
3. Luas Wilayah dan Penggunaannya................................. 49
B. Kondisi Demografi .................................................................... 49
Jumlah Penduduk ............................................................... 49
C. Komposisi Penduduk ............................................................... 50
1. Komposisi Penduduk Single parent Menurut
jenis kelamin……………………………………………. 50
2. Komposisi Penduduk Menurut umur…………………… 51
3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ……. 52
4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pemcaharian…….… 53
5. Sarana Kesehatan………………………………………… 55
6. Sarana Perindustrian……………………………….……. 56
7. Komposisi Penduduk Single parent Menurut
Dusun yang di Tempati………………………………….. 57
D. Profil Keluarga Single Parent Dan Diskripsi Tempat
Tinggal…………………………………………………..... 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
1. Responden…………………………………………. 58
2. Informan………………………………………….... 60
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN……………………………….…… 63
1. Profil Keluarga Informan………………………….. 63
2. Latar Belakang Terjadinya Keluarga
Single Parent............................................................. 67
3. Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan
Kelangsungan Hidup……………………………… 71
3.1. Upaya ibu dalam hal pengasuhan
dan pendidikan anak………………………….. 71
3.2. Upaya ibu dalam hal pemenuhan
ekonomi keluarga……………………………… 76
3.3. Upaya ibu dalam hal pemenuhan kesehatan
keluarga……………………………………….. 80
3.4. Upaya ibu dalam hal kehidupan bermasyarakat… 85
B. PEMBAHASAN………………………………………….. 89
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 104
B. Implikasi..................................................................................... 107
1. Implikasi Empiris .................................................................. 107
2. Implikasi Teoritis .................................................................. 109
3. Implikasi Metodologis .......................................................... 111
C. Saran ............................................................................................. 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Daftar Pustaka................................................................................................. 119
Lampiran.........................................................................................................
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Model Analisa Interaktif………………………………………… 44
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Penduduk Single parent Menurut Jenis Kelamin............... 50
Tabel 2 Komposisi Penduduk Menurut umur……………....…................. 51
Tabel 3 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ……………. 52
Tabel 4 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pemcaharian…………….… 54
Tabel 5 Sarana Kesehatan……………………………………………....... 55
Tabel 6 Sarana Peridustrian……………………………………………..... .. 56
Tabel 7 Komposisi Penduduk Single parent Menurut Dusun yang di
Tempati………………………………………………………….. 57
Tabel 8 Profil Single Parent Ibu Endang werdianingsih…………………. 58
Tabel 9 Profil Single Parent Ibu Ibu.diyono(sariyem)………………….... 58
Tabel 10 Profil Single Parent Ibu Ibu Surani………………………….…... 59
Tabel 11 Profil Single Parent Ibu Ibu Sri Sutarti………………………….. 60
Tabel 12 Profil anak dari ibu single parent Mareta……………….............. 60
Tabel 13 Profil anak dari ibu single parent Lingga Dwiyono..…………… 61
Tabel 14 Profil anak dari ibu single parent Benowo…………………….... 61
Tabel 15 Profil tetangga disekitar tempat tinggal ibu single parent
Bapak Hendro Pornomo………………………………………..... 61
Tabel 16 Profil tetangga disekitar tempat tinggal ibu single parent
Bapak Moh. Gandi Sugiyanto S.Sos…………………………….. 62
DAFTAR MATRIKS
Matrik 1 Karekteristik profil keluarga informan di desa Ngablak……... 66
Matrik 2 Upaya Ibu Single Parent Dalam hal pengasuhan
dan pendidikan anak………………………………………….. 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Matrik 3 Upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga……………... 80
Matrik 4 Upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga…………..... 84
Matrik 5 Upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat………………….. 89
Matrik 6 Upaya Ibu Single Parent Dalam mempertahankan
kelangsungan hidup Pada Keluarga Miskin…………………... 102
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat permohonan ijin penelitian.
2. Surat keterangan selesai penelitian.
4. Pedonan Wawancara.
5. Dokumentasi responden
6. Data Monografi Desa.
7. Rekapitulasi Hasil pendataan keluarga Tingkat Desa/Kelurahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat,
dalam keluargalah semua aktivitas dimulai. Menjadi orang tua merupakan
salah satu dari sekian banyak tugas manusia sebagai makluk sosial.
Berfungsinya keluarga dengan baik merupakan prasyarat mutlak bagi
kelangsungan suatu masyarakat, karena di dalam keluargalah suatu generasi
yang baru memperoleh nilai-nilai dan norma-norma yang sesuai dengan
harapan masyarakat. Dengan kata lain, keluarga merupakan mediator dari
nilai-nilai sosial (TO. Ihromi, 1999:167). Salah satu fenomena yang banyak
dijumpai dalam masyarakat kita saat ini dan merupakan salah satu
perubahan yang terjadi dalam lembaga keluarga adalah semakin
meningkatnya keberadaan orangtua tunggal atau yang lazim disebut dengan
istilah “Single Parent“. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak
mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya, baik itu pihak suami
maupun isteri. Sepertinya tak mudah untuk menyandang status ini di
tengah-tengah masyarakat kita yang masih memandang sebelah mata akan
keberadaan mereka. Belum lagi mereka harus menerima cap negatif dari
lingkungannya. Persoalan tampaknya tidak hanya sampai disitu saja karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mereka harus bergumul dengan kebutuhan sehari-hari dan juga harus
memberi perhatian terhadap pendidikan anak-anak mereka. Bila ditelaah
lebih lanjut, bukan cuma fondasi awal terbentuknya keluarga yang berubah,
melainkan struktur yang ada dalam keluarga juga ikut berubah. Status,
peran, fungsi-fungsi dan prinsip keluarga juga akan mengalami pergeseran.
Peran sebagai istri atau suami harus dilepaskan kemudian berganti
menjadi seorang janda atau duda dan orangtua tunggal dengan berbagai
konsekuensi dan bebannya. Sebagai seorang orangtua tunggal harus
menjalankan peran sebagai ibu sekaligus sebagai ayah. Seluruh kewajiban
dan fungsi dari keluarga harus dilanjutkan sendiri tanpa bantuan dari
pasangannya lagi. Sudah jelas apabila pengaturan seksual dan fungsi
reproduksi mandeg, sedang fungsi sosialisasi, afeksi, perlindungan,
penentuan status, dan fungsi ekonomi harus tetap berjalan. Padahal sudah
sangat dipahami dari beberapa fungsi yang masih harus berlanjut sangatlah
berat apabila dijalankan sendirian oleh seorang ibu atau seorang ayah.
Selain seluruh hal tersebut, secara otomatis struktur ekonomi dalam
keluarga akan berbeda dengan saat keluarga masih dalam keadaan lengkap.
Tugas sebagai orangtua terlebih bagi seorang ibu, akan bertambah
berat jika menjadi orangtua tunggal (single parent). Setiap orang, terlebih
bagi wanita tentunya tidak pernah berharap menjadi single parent, keluarga
lengkap pastilah idaman setiap orang, namun ada kalanya nasib
berkehendak lain. Kenyataannya, kondisi ideal tersebut tidak selamanya
dapat dipertahankan atau diwujudkan, banyak dari orangtua yang karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kondisi tertentu mengasuh, membesarkan dan mendidik anak dilakukan
sendiri atau menjadi single parent (Hurlock, 1997). Menjadi orangtua
tunggal bagi seorang perempuan kebanyakan adalah lebih merupakan
pilihan nasib. Sama sekali tidak tepat dinyatakan sebagai trend
(kecenderungan) hanya karena segelintir artis menjalaninya dengan terbuka.
Hal ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan karena menjadikan status
orangtua tunggal sebagai kecenderungan dapat memberi pengaruh kurang
baik bagi generasi muda. Lagipula, bagaimana dapat dinyatakan sebagai
suatu trend bila sebagian besar perempuan (biasa) yang mengalaminya
mengambil keputusan tersebut lebih karena situasi kondisi yang seringkali
diluar kendali dan harapannya sehingga “memaksa” perempuan cepat
mengambil keputusan yang dirasanya terbaik. Terbaik untuk saat itu,
baginya dan anak-anaknya juga dalam menghadapi masa mendatang.
Bagaimana bisa disebut sebagai trend di dalam masyarakat yang masih
menjunjung tinggi norma sosial (setidaknya permukaan) jika kenyataannya
adalah nasib yang harus dijalani perempuan kebanyakan karena pilihannya
sudah sangat terbatas.
Pada perempuan atau laki-laki yang pernah menikah lalu bercerai,
siap atau tidak, predikat janda dan duda dengan anak ataupun tidak
memiliki anak akan disandangnya. Bila hubungan dengan mantan suami
atau istri dan keluarganya baik, masalah figur ayah atau ibu juga kebutuhan
hidup sehari-hari bagi anak sedikit banyak teratasi. Kehadiran ayah atau ibu
bukan hanya secara fisik masih dapat dirasakan anak dan lingkungan sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pun melihat kenyataan keberadaaan sosok ayah atau ibu sekalipun telah
bercerai tetapi tetap menjadi bagian dalam hidup anak. Anggapan atau
image yang berkembang dalam masyarakat diperkuat oleh hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa sisi negatif atau ketidakpercayaan masyarakat
terhadap ketidakberhasilan keluarga single parent cukup tinggi. Sosialisasi
anak dalam keluarga single parent pada masyarakat dianggap tidak akan
lebih baik dari proses sosialisasi yang dilakukan keluarga utuh. Berbagai
anggapan masyarakat ini secara tidak langsung mempengaruhi psikologis
ibu atau ayah maupun anak dalam keluarga single parent, apalagi seorang
ibu atau ayah sebagai kepala rumah tangga menyadari apabila keluarga
yang diimpikan tiap rumah tangga adalah keluarga yang utuh hingga akhir
hayat. Anak dari perempuan atau laki-laki orangtua tunggal dapat tumbuh
sehat jasmani dan rohani, moril dan materiil atas dukungan antara keluarga
inti dan keluarga besar, juga lingkungan yang menerima tetapi semua itu
memerlukan proses yang tidak semenarik ilusi sulap.
Sesuai pendapat khairuddin (1985 : 14) keluarga adalah
“Suatu kelompok dari orang-orang yang di persatukan oleh ikatan perkawinan, darah atau adopsi, merupakan suatu rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosil bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putri, dan merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama.
Keluarga adalah lembaga sosial yan bertanggung jawab untuk
mengubah suatu organism biologis menjadi manusia (goode, 1983; 16) pada
saat orang ingin membentuk kepribadian maka keluarga yang menjadi
lembaga sosial yang akan mengajarkan hal-hal penting dalam kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kemampuan berbicara dan kemampuan untuk menjalankan fungsi sosialnya.
Sehingga laki-laki di jadikan pemimpin keluarga yang berperan dalam
mengatur semua hal yang berkaitan dengan semua kehidupan anggota
keluarganya.dan apabila salah satu dari orang tua yaitu ibu,ayah tidak ada
maka dikatakan keluarga tersebut tidak terjadi keutuhan keluarga.
Yang dimaksud keutuhan keluarga adalah keutuhan dalam struktur
keluarga , yaitu didalam keluarga itu adanya ayah ibu dan anak-anak.
Apabila tidak ada ayah, ibu atau keduanya maka struktur keluarga tidak
utuh lagi, Jika apabila ayah atau ibunya jarang pulang kerumah dan
berbulan-bulan meninggalkan anaknya selama berbulan-bulan atau karena
tugas atau hal-hal yang lain dan hal ini terjadi berulang-ulang maka
setruktur keluarga sebenarnya tidak utuh lagi. Selain keutuhan dalam
struktur keluarga dimaksudkan pula dalam keutuhan dalam interaksi
keluarga, jadi di dalam keluarga berlangsung interaksi social yang wajar
(harmonis). Apabila orangtua sering bercekcok dan menyatakan sikap saling
bermusuhan dengan disertai tindakan-tindakan yang agresif, keluarga itu
tidak dapat disebut utuh. Ketidakutuhan keluarga itu pada umumnya
mempunyai pengaruh yang negatif.
Tidak semua keluarga hidup bahagia sesuai yang di harapkan .Tidak
sedikit dari pasangan yang hidup berumah tangga menghadapi suatu
persoalan atau permasalahan yang tidak ada titik temunya sehingga
pasangan memilih jalan untuk bercerai, disamping itu juga disebabkan
karena pasangan hidup meninggal. Pada umumnya sebuah keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
mempunyai dua sosok penanggung jawab dalam kelangsungan rumah
tangga. Dua sosok yang salalu bisa menjadi representasi sebuah kelurga
ideal. Sosok ayah sebagai kapala keluarga dan ibu sebagai pendamping serta
sebagai pelaksana dari segala delegasi yang ditinggalkan oleh kepala
keluarga.
Apalagi dikalangan keluarga miskin, kemiskinan adalah persoalan
multi dimensional yang tidak saja melibatkan faktor ekonomi tetapi juga
faktor sosial dan budaya dimana kebutuhan pokok merupakan prioritas
utama selain itu juga dibutuhkan prioritas target untuk mengatasi
kemiskinan di dalam persoalan ini adalah kelurga single parent di butuhkan
strategi untuk pemenuan kebutuan hidup sehari-hari dimana, berfikir
stategis di era modern inilah yang kemudian muncul suatu kebutuan akan
adanya suatu pola model yang lebih berstruktur dan sistematis yang akan
membantu para keluarga single parent dalam mengambil keputusan untuk
lebih hidup sederhana memenuhi kebutuan hidup keluarganya sendiri.
Dengan demikian kenaikan kebutuhan hidup yang semakin tinggi
meyebabkan tidak sedikit masyarakat dari keluarga single parent yang
sebelumnya dari kelas ekonomi menengah ke atas (keluarga kaya) menjadi
miskin sedangkan masyarakat dari keluarga single parent klas bawah
(keluarga miskin) sebelumnya sudah sulit menjadi lebih sulit dalam
memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Sementara Chambers
menggambarkan kemiskinan, terutama di pedesaan mempunyai lima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
karakteristik yang saling terkait yaitu kemiskinan material, kelemahan
fisik, keterkucilan dan keterpencilan, kerentanan, dan ketidakberdayaan.
Dari kelima karakteristik tersebut yang perlu mendapat perhatian
adalah kerentanan dan ketidakberdayaan. Kerentanan adalah
ketidakmampuan keluarga miskin untuk menyediakan sesuatu guna
menghadapi situasi darurat seperti datangnya bencana alam, kegagalan
panen, atau penyakit yang tiba-tiba menimpa keluarga miskin .Kerentanan
sering menimbulkan kondisi memprihatinkan yang menyebabkan keluarga
miskin harus menjual harta benda dan asset produksinya sehingga mereka
makin rentan dan tidak berdaya. Sedangkan ketidakberdayaan adalah
dimana elit desa dengan seenaknya memfungsikan diri sebagai oknum
yang menjaring bantuan yang sebenarnya diperuntukkan untuk orang
miskin. Ketidakberdayaan keluarga miskin di kesempatan yang lain
mungkin dimanifestasikan dalam hal seringnya keluarga miskin di tipu dan
ditekan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Ketidakberdayaan
mengakibatkan terjadinya bias bantuan untuk si miskin kepada kelas di
atasnya yang seharusnya tidak berhak memperoleh subsidi, seperti kasus
dana Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bahkan bila kita lihat kita dapat
mengatakan bahwa kehidupan mayoritas keluarga single parent hidup di
bawah garis kemiskinan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan hampir
tidak memberikan harapan bagi keluarga single parent untuk
menyelesaikan kesulitan ekonomi yang di hadapi dalam kehidupan untuk
pemenuhan kebutuan keluarganya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dari 7 Dusun di Desa Papahan, Dusun Ngablak yang paling banyak
keluarga yang berstatus single parent hidup miskin, terutama perempuan
sebagai seorang single parent, berperan dan bertanggung jawab penuh
terhadap keluarganya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya
dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan
kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat, hal ini
fenomena yang sangat bagus di teliti dari sudut pandang sosiologis
mengingat sosiologi merupakan ilmu masyarakat untuk itu penulis ingin
mengetahui bagaimana upaya keluarga single parent dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya
B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dibuat untuk memfokuskan kajian dalam
penelitian ini sehingga mempermudah proses pengambilan data dan
pelaporan hasil penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana upaya Ibu
single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup pada keluarga
miskin”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
C. TUJUAN PENELITAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui bagaimana upaya ibu Single Parent dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dalam keluarga miskin.
b. Tujuan Fungsional
Hasil penelitian ini dharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
tambahan dan bahan masukan dalam khasanah penelitian sosial
dalam rangka pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial pada
umumnya dan sosiologi pada khususnya.
c. Tujuan Individual
Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan guna mencapai Gelar
Kesarjanaan Strata 1 (S1).
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Memberi sumbangan dan sekaligus ikut memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan kususnya bagi ilmu Sosiologi dan Upaya ibu
mempertahankan kehidupan dalam keluarga Single Parent pada
keluarga miskin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Agar dapat dipergunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi
masyarakat, departemen ataupun siapapun sebagai bahan
informasi.
E. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Teori
Sosiologi merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat.
Sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi yang bersifat umum dan
berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum dari padanya. Pitirim Sorokin
mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang :
1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial.
2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan non sosial.
Sedangkan Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan
bahwa sosiologi adalah “Ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial termasuk juga perubahan-perubahan sosial.”
Apabila melihat permasalahan tentang metode yang digunakan
dalam penelitian tentang Upaya ibu mempertahankan kehidupan dalam
keluarga Single Parent dalam keluarga miskin, maka penulis menggunakan
paradigma definisi sosial yang dikemukakan oleh Max Weber yang
memusatkan perhatiannya pada konsep rasionalitas.
Secara definitif Weber merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang
berusaha untuk menafsirkan dan memahami (Interpretative Understanding )
tindakan sosial serta unsur hubungan sosial untuk sampai kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
penjelasam kausal. Bagi Weber studi pembahasan sosiologi adalah tindakan
sosial yang berarti mencari pengertian subyektif atau motivasi yang terkait
pada tindakan-tindakan sosial. Dalam definsi ini terkandung 2 (dua) konsep
tentang penafsiran dan pemahaman (Weber dalam Ritzer disadur oleh
Alimadan, 1992 :44). Tiap tindakan mempunyai makna subyektif bagi
pelakunya, maka ahli sosiologi yang hendak melakukan penafsiran
bermakna, yang hendak memahami subyektif suatu tindakan sosial harus
dapat membayangkan dirinya ditempat pelaku untuk dapat ikut menghayati
pengalamannya (“put one’s self imaginatively in the place of actor and thus
sympathetically to participate in his exprinces”). Menurut Weber tidak
semua tindakan manusia dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan
hanya dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan
dengan mempertmbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada
perilaku orang lain (Weber, 1964 :90).
Dalam Upaya keluarga single parent dalam mempertahankan
kelangsungan hidup, maka disini ibu sebagai orang tua tunggal dituntut
untuk bisa memberikan pengajaran untuk mempertahankan kelangsungan
hidup. Sehingga dari apa yang diberikan oleh orang tua tunggal kepada anak
dapat dijadikan modal dalam kehidupannya kelak, sehingga para orangtua
tunggal bisa mengambil sikap dan tindakan apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan dalam menjalankan upaya-upaya dalam mempertahankan
kelangsungan hidup yaitu berperan dan bertanggung jawab penuh terhadap
keluarganya dengan upayanya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal
pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat.
Tindakan dapat dilakukan dengan memberikan pengaruh yang positif.
Membahas tentang tindakan, maka disini ada konsep dari Weber mengenai
tindakan sosial, menurutnya ada 5 pokok sasaran penelitian dalam
sosiologi:
1. Tindakan manusia yang menurut aktor mengandung makna yang
subyektif meliputi barbagai tindakan nyata.
2. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan
bersifat suyektif.
3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dan suatu situasi,
tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk
persetujuan secara dam-diam.
4. Tindakan itu diarahkan keada seseorang atau beberapa individu.
5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah
kepada orang lain juga.
Memandang mengenai makna sebuah tindakan, maka Weber
membedakan arti tindakan berdasarkan rasionalitas tindakan sosial yang
pada akhirnya mengantarkan Weber sebagai tokoh yang terkenal dengan
konsep rasionalitas. Adapun Weber membagi tindakan itu menjadi 4 tipe
sehingga rasionalitas akan mudah dipahami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1. Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational Action)
Adalah suatu tindakan sosial murni, dalam hal ini aktor tidak
hanya sekedar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan
tetapi juga menentukan nilai dari tujuan itu. Tindakan ini akan
lebih mudah dipahami apabila aktor berkelakuan dengan cara
yang paling rasional dalam mencapai tujuan tersebut. Walaupun
sebenarnya tindakan tersebut absolut karena dapat menjadi cara
bagi penetapan tujuan berikutnya.
2. Rasionalitas yang berorientasi nilai (Werk Rational Action)
Dalam tindakan ini sulit dibedakan antara tujuan dan cara tetapi
tindakan ini dapat dikategorikan rasional karena pilihan terhadap
cara-cara yang sudah dapat digunakan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
3. Tindakan Afektif (Affectual Action)
Dikategorikan dalam tindakan irrasionla atau kurang rasional
karena tindakan ini terjadi karena dibuat-buat dan dipengaruhi
oleh emosi serta kepura-puraan aktor.
4. Tindakan Tradisional (Traditional Action)
Dikategorikan dalam tindakan irrasional atau kurang rasional
karena apa yang dilakukan aktor hanya didasarkan pada
kebiasaan-kebiasaan masa lalu (Ritzer, 1992:47-48)
Bertolak dari apa yang telah diungkapkan oleh Weber mengenai
tindakan sosial, maka apa yang telah dilakukan oleh orangtua tunggal atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
single parent dalam mempertahankan kehidupannya merupakan tindakan
Zwerk Rational karena terdapatbertujuan untuk mempermudah anak upaya
yang dilakukan untuk suatu tujuan yang dimana hal tersebut merupakan
suatu wujud tindakan yang konkret.
Senada dengan pendapat Weber bahwa tindakan individu didorong
oleh suatu motivasi untuk pencapaian suatu tujuan tertentu maka Parsons
mengemukakan bahwa orientasi individu dalam bertindak itu terdiri dari 2
elemen dasar yaitu orientasi nilai dan orientasi motivasional.
Adapun teori yang digunakan untuk menganalisa hasil penelitian ini
adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcott Parsons yang
menginginkan pemisahan antara teori aksi dengan behaviorisme sehingga
Parsons lebih memilih menggunakan istilah actions daripada behaviour
karena action secara tidak langsung menyatakan suatu aktivitas, kreativitas
dan proses penghayatan diri individu. Teori aksi menerangkan tentang
konsep Voluntarisme atau kerelaan yang merupakan kemampuan individu
untuk melakukan tindakan dalam arti menetapkan alat atau cara guna
mencapai tujuan dar beberapa alternatif yang tersedia.
Ada beberapa asumsi fundamental tentang teori aksi yang
dikemukakan oleh Hinkle dengan merujuk pada karya Mac Iver, Zraniecki
dan Parsons :
1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai
subyek dari situasi ekstrenal dalam posisinya sebagai obyek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Sebagai subyek manusia bertindak dan berperilaku untuk
mencapai tujuan tertentu.
3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur,
metode serta seperangkat yang cocok untuk mencapai tujuan.
4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang
tidak dapat diubah dengan sendirinya.
5. Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan
sosial yang akan, sedang dan telah dilakukan.
6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan dan prinsip moral diharapkan
timbul saat pengambilan keputusan itu.
7. Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian
teknik penemuan yang bersifat subyektif. (Ritzer, 1992:53-54)
Pada karya Mac Iver, Zraniecki dan Parsons, Parsons menjelaskan
bahwa memang teori aksi tidak dapat menerangkan keseluruhan aspek
kehidupan, namun Parsons menyusunnya kedalam skema unit-unit dasar
tindakan sosial dengan karakteristik sebagai berikut ini :
1. Adanya individu selaku aktor.
2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu.
3. Aktor mempunyai alternatif, cara, alat serta teknik untuk
mencapai tujuannya.
4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situsional yang dapat
membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5. Aktor berada dibawah kendala dari nilai-nilai, norma-norma dan
berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan
menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai
tujuan.
Upaya ibu sebagai orangtua tunggal / single parent merupakan
individu yang berperan sebagai aktor yang dipandang sebagai pemburu
tujuan tertentu yaitu bekerja sebagai pendidik dan berupaya untuk
menyampaikan metode secara tepat. Dalam mempermudah untuk
bersosialisasi melakukan berbagai tindakan untuk mencapai tujuan tersebut,
mencukupi kebutuhan, serta memberikan pengajaran sebaik mungkin agar
bisa dicapai hasil atau tujuan yang maksimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan dukungan dari
berbagai pihak, sehingga akan terbentuk suatu sistem yang saling
berhubungan. Teori sistem yaitu, suatu kerangka yang terdiri dari beberapa
elemen / sub elemen / sub sistem yang saling berinteraksi dan berpengaruh.
Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial
dengan berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan sub sistem yang
tercakup di dalamnya. Dalam pandangan Talcott Parsons, masyarakat dan
suatu organisme hidup merupakan sistem yang terbuka yang berinteraksi
dan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Sistem kehidupan ini
dapat dianalisis melaui dua dimensi yaitu : interaksi antar bagian-bagian /
elemen-elemen yang membentuk sistem dan interaksi / pertukaran antar
sistem itu dengan lingkungannya. Seperti halnya di dalam lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
orangtua tunggal / single parent, Dalam proses mempertahankan
kelangsungan hidup maka diperlukan system yang saling berinteraksi dan
berhubungan satu sama lain. Seperti Pemerintah, Orangtua sendiri,
anak,serta masyarakat.
Talcott Parsons berpendapat bahwa ada empat unsur utama yang
tercakup dalam segala sistem kehidupan yaitu sistem AGIL ,
1. Adaptation (A)
Yaitu kemampuan sistem menyerap apa-apa yang dibutuhkannya
dari lingkungannya serta membagikannya kepada bagian seluruh
bagian sistem.
2. Goal Attainment (G)
Merupakan upaya menentukan prioritas dari beberapa tujuan
sistem serta mencapai tujuan tersebut.
3. Integration (i)
Ialah mengkoordinasi dan menyatukan bagian-bagian dari satu
sistem menjadi suatu kesatuan fungsi.
4. Latent Pattern Maintenance (L).
Ialah cara mempertahankan kesinambungan tindakan didalam
suatu sistem yang mengikuti norma atau aturan tertentu.
Keempat fungsi atau unsur utama ini harus dipenuhi oleh setiap
sistem demi kelestarian kehidupannya dan membentuk inter-relasi.
Dalam jurnal internasional Gender differences in depression :
theoretical exsamination of power dijelaskan bahwa seorang Wanita yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
hidup dalam kemiskinan lebih tertekan dan bekerja keras dari hari kehari.
Ekonomi yang rendah mengarahkan untuk memilih tekanan yang lebih
untuk bekerja, yang akan mengurangi kemampuan seorang wanita untuk
mencapai keseimbangan antar kerja dan keluarga. Tekanan hidup dalam
kemiskinan sesungguhnya dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
financial yang menciptakan situasi yaitu, siap terhadap mental yang miskin
terutama yang berada dalam tekanan. Hal ini terjadi pada Ibu single parent
yang memiliki ekonomi yang rendah bekerja keras dalam melakukan
berbagai upayanya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya
dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan
kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat, kususnya
dalam kebutuhan financial karena ibu sebagai seorang single parent masih
memiliki tanggungan keluarga.
hal ini sesuai dengan Beberapa fungsi keluarga adalah
a. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan
Fungsi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai
pertumbuhan anak hingga terbentuk personalitynya. Anak-anak lahir tanpa
bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh
orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan
kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang
senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini,
maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang
diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut. Mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan
menguasai sarana-sarananya. Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan
segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya,
sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah keluarga
merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui
bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda
dan yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang adalah
keluarga, khususnya seorang ibu.
b. Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi
Urusan-urusan pokok untuk mendapatkan suatu kehidupan
dilaksanakan keluarga sebagai unit-unit produksi yang seringkali dengan
mengadakan pembagian kerja di antara anggota-anggotanya.
Jadi, keluarga bertindak sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi
ekonomi. Ini dapat menimbulkan adanya industri-industri rumah dimana
semua anggota keluarga terlibat di dalam kegiatan pekerjaan atau mata
pencaharian yang sama. Dengan adanya fungsi ekonomi maka hubungan di
antara anggota keluarga bukan hanya sekadar hubungan yang dilandasi
kepentingan untuk melanjutkan keturunan, akan tetapi juga memandang
keluarga sebagai sistem hubungan kerja.
c. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya
yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap
masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka
tergantung pada masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat
yang makin modern dan kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi
pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh lembaga-
lembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus
melayani orang-orang jompo.
d. Fungsi Penentuan Status
Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka
keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu
sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa.
Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa
keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya.
Jadi, status dapat diperoleh melalui assign status maupun ascribed status.
Assign Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam
lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan
karena usaha dan kepercayaan masyarakat. (Narwoko dan Suyanto, 2004, p.
214-217)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Batasan Konsep
a. Keluarga Miskin
Keluarga merupakan kelompok primer dalam masyarakat. Selain itu,
keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial, disamping agama yang
secara resmi berkembang dalam masyarakat (Goode, 2000:7). Keluarga
merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Bentuk hubungan yang ada dalam keluarga lebih bersifat gemeincaft
dan merupakan ciri kelompok primer, yang antara lain mempunyai
hubungan yang lebih intim, kooperatif, dan masing-masing anggota
memperlakukan anggota yang lain sebagai tujuan dan bukan alat untuk
mencapai tujuan (Khairuddin, 2002:3). Sedangkan menurut Departemen
Kesehatan RI (1988) Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Keluarga, adalah sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang
disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan
susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama
lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami-istri, ayah dan
ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan dan merupakan
pemeliharaan kebudayaan bersama (Khairuddin, 2002:14).
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang
tidak sanggup memilihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisik
dalam kelompok tersebut. Dan dapat diartikan juga sebagai Kesenjangan
ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok
masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan
rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah
garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak
negara-negara berkembang, tidak terkecuali di Indonesia dimana masalah
tersebut masih sangat sulit di selesaikan hingga saat ini.
Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret 2011, Badan Pusat
Statistik (BPS) yang menyatakan 60% atau 50,15 juta orang pekerja yang
dibayar (karyawan) di Indonesia masih berpenghasilan rendah (Rata-rata
penghasilan mereka US$ 2.284 per tahun) membuktikan hal itu. Jika setiap
pekerja menanggung seorang istri dan 2 anak, maka setiap orang
pendapatannya cuma US$ 1,5/orang/hari. Secara matematis, lebih dari
75% rakyat Indonesia penghasilannya di bawah dari US$ 2/orang/hari.
Dalam rupiah menjadi Rp233.740 per kapita/bulan, kenaikan 10,39% itu
mengikuti kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi warga miskin,
lebih tinggi daripada laju inflasi tahunan6,65%
http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan-01jul10.pdf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Kriteria rumah tangga (keluarga) miskin BPS (Badan Pusat Statistik)
adalah
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 orang.
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah / bambu /
kayu murahan.
3. jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu / rumbia / kayu
kualitas rendah / tembok tanpa plester.
4. tidak memiliki fasilitas buang air besar.
5. sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur / sungai / air hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak kayu bakar / arang / minyak.
8. Hanya mengonsumsi danging / susu / ayam satu kali seminggu.
9. Hanya membeli pakaian baru 1 dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan 1-2 kali sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan PUSKESMAS.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah
600.000/bulan.( petani, buruh tani, nelayan, pekerja bangunan,
pekerja lain).
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah, tidak
tamat SD / hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan
nilai minimal Rp. 500.000 seperti sepeda motor (kredit / non
kredit) emas, ternak dll. ( http://www.kemiskinanindonesia.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Jadi Keluarga miskin adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat
yang tidak mempunyai harta benda, kurang mampu serta tidak sanggup,
memelihara dan memanfaatkan dirinya dalam suatu masyarakat atau
kelompok.
b. Single Parent
Single Parent menurut kamus kata serapan berasal dari kata single
dan parent. Single adalah satu, tunggal tidak ganda. Sedangkan parent
adalah yang berhubungan dengan orangtua, seperti orangtua. Sedangkan
menurut Horton and Hunt (1981:280) keluarga single parent adalah
keluarga tanpa ayah atau tanpa ibu. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi
pada kelurga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara
hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.
Ada beberapa situasi yang menyebabkan seseorang menjadi orang
tua tunggal, seperti suami atau istri meninggal dunia, pasangan yang
terpisah, pasangan yang menikah kemudian ditinggalkan pasangannya,
perceraian, dan lajang yang mengadopsi anak. Untuk lebih memahami
pilihan perempuan menjadi orangtua tunggal, ada baiknya juga bila kita
mengerti bahwa pilihan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori utama,
yaitu yang sama sekali tidak pernah menikah dan yang sempat atau pernah
menikah. Yang tidak pernah menikah dapat dibedakan menjadi yang
memang ingin punya anak tanpa menikah, dan yang terpaksa tidak menikah
karena ayah sang anak tidak mau bertanggung jawab. Sementara untuk yang
bercerai seorang perempuan menjadi orangtua tunggal terbagi atas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
masih menjalin hubungan baik dengan mantan suami atau istri sehingga
anak tidak kehilangan figur ayah atau ibu, dan yang benar-benar putus
hubungan kekeluargaan baik keluarga kecilnya atau dalam keluarga besar,
dan hal yang paling buruk yang terjadi tidak dipedulikan lagi oleh mantan
suami atau istri. Perbedaan dua kategori ini secara umum tidak terasa karena
intinya adalah sama yaitu menjadi orangtua tunggal. Namun, bila didalami
sedikit banyak akan tampak bedanya. Bagi perempuan yang memilih anak
tanpa menikah, secara lahir batin ia siap dengan segenap konsekuensi yang
akan dihadapi. Keluarganya pun lebih mempersiapkan mental dan
emosional mereka masing-masing termasuk dalam menjelaskan pilihan
tersebut kepada masyarakat sekitar.
Ada dua ciri peran yang menonjol dari keluarga ini adalah :
a.Peran yang berlebihan sehingga berpotensi menimbulkan konflik.
b.Perubahan-perubahan peran dalam keluarga dengan Orang tua
tunggal dengan harus menjalankan peran sebagai ibu maupun ayah,
disamping itu kurang mendapat dukungan dari suatu hubungan
perkawinan. (http//: bundaananda.blogspot.com).
c. Anak
Dalam hukum perburuhan pasal 1 (1) Undang-Undang pokok perburuhan
(UU No.12 tahun 1948) mendefinisikan anak adalah seorang laki-laki atau
perempuan berumur 14 tahun ke bawah (print.darwan 2003:3)
yang di maksud anak dalam konvensi PBB (pasal 1) adalah seorang
yang berusia di bawah 18 tahun kecuali berdasarkan UU yang berlaku bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
anak di tentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal negara-negara
peserta konvensi akan menghormati dan menjamin hak-hak yang di
tetapkan dalam konvensi tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun, tanpa
memandang ras, warna kulit, bahasa, agama, pandangan politik, asal usul
bangsa, suku bangsa/sosial, harta kekayaan, cacat kelahiran, statu lahir dari
anak/dari orang tua/wali yang syah menurut hukum. Waktu memasuki
dunia sekolah pada umur lima atau lebih anak sudah memiliki kepribadian
yang dinamis yang tercermin dalam sikap, kebiasaan dan ide-ide, mengenai
setiap aspek kehidupan, sikap-sikap emosional dalam diri anak akan
mempengaruhi kemampuan belajarnya kalau anak telah mengalami
perlakuan yang penuh kasih sayang serta memperolah latihan-latihan yang
diperlukan akan bergairah sekali belajar, sikap kebocahannya akan di
tinggalkan. Minatnya akan lebih setuju dengan orang lain dan
kesediaannya bekerjasama dengan guru pun akan semakin mantap, tetapi
sebaliknya apabila orang tua tidak berhasil memberikan kasih sayang yang
di perlukan, kemungkinan anak tidak berhasil menjadi murid yang baik dan
berhasil, bahkan sekolah menjadi beban tambahan disamping beban
keinginan orang tua yang di pikulnya.(Mahmud, 1990:144)
Menurut Hurlock, Havighurst mengatakan perkembangan anak
dalam usia 6-12 tahun yaitu antara lain:
1. Belajar bergaul dengan sebayanya.
2. Belajar memainkan peran wanita dan pria yang sesuai.
3. Mengembangkan nurani dan moral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Mencapai kemandirian pribadi.
5. Mementuk sikap terhadap kelompok sosialnya (Hurlock, 1999:40)
Pada umur 6 tahun anak lebih gang berlumpul dengan kelompok-
kelompok sebayanya. Mereka tidak bergairah lagi bepergian bersama
orang tuanya lagi, tetapi lebig suka menghabiskan waktu bersama-sama
dengan “gang”nya. (Mahmud, 1990:145)
d. Perempuan
Budaya patriarki yang berarti tatana yang lebih mengunggulkan laki-
laki atas perempuan ini sudah sangat mengakar, terbukti hampir seluruh
jabatan publik lebih banyak didomisili oleh kaum laki-laki. Perempuan
hanya cocok untuk urusan dapur dan kasur, istilah jawanya”konco
wingking”Sehingga membuat perempuan tersisih di area publik. Dapat
dikatakan perempuan merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki
fungsi dan peran dalam reproduksi. Disamping memiliki fungsi dan peran
dalam reproduksi juga memiliki fungsi produksi dalam keluarga.
perempuan adalah bagian dari masyarakat yang hidup diatur oleh
norma yang berlaku,dimana secara umum norma yang berlaku dalam
masyarakat tidak memihak. Pada perempuan tidak bisa menunjukan
exsistensinya sebagai manusia sehingga keadaan ini membuat perempuan
cenderung untuk membatasi diri / membendung aspirasinya sehingga akan
menimbulkan kabimbangan dalam menentukan langkah yang akan
menjadikannya dalam kedudukan yang setengah-setengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Kebiasaan ini yang berdampak menjadi masalah gender pada
umumnya terjadi karena salah pengertian mengenai kodrat perempuan.
Disini dapat diketahui bahwa perempuan hanya berputar disekitar
kehidupan keluarga rumah tangga, tujuan perempuan seolah-olah hanya
untuk menikah dan membentuk keluarga.( Arif Budiman, 1982 : 3 )
F. PENELITIAN TERDAHULU
Dalam sub bab bagian ini, penulis berlandaskan pada penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh peneliti negeri ini diantaranya yang
berkaitan dengan masalah keluarga single parent adalah penelitian yang di
lakukan oleh M.Erfan Huroohman Hakim dari Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jurusan Sosiologi tahun
2008, dalam skripsinya yang berjudul Pengasuhan Anak dalam Keluarga
Single Parent di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi
Jawa Tengah.
Dimana hasil dari penelitiannya adalah tentang pola pengasuhan
anak dalam keluaga single parent adalah pengajaran, pengganjaran dan
pembujukan yang di lakukan oleh orang tunggal saja. Meskipun berat para
orang tua single parent tidak pernah putus asa, yang membuat mereka
sanggup untuk mejalaninya adalah hubungan emosional dengan anaknya
yang tinggi serta mereka menganggap memiliki harta yang paling berharga
atau anugrah yang paling indah dari Tuhan Yang Maha Esa yaitu anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Mereka mendidik dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang
dan perhatian yang lebih dari pada sebelumnya karena mereka memiliki
peran ganda yaitu sebagai ibu dalam rumah tangga dan sekaligus sebagai
kepala rumah tangga bagi anak-anaknya.
Adapun perbedaan pola pengasuhan antara ayah single parent dan
ibu single parent yaitu dalam mengajar dan mendidik ayah lebih bersikap
tegar dan keras, kurang sabar dan sifatnya keras, dan sedangkan ibu lebih
sabar dan telaten,. Dalam hal pemberian hukuman, hukuman yang di
berikan oleh ayah lebih keras dan berat, sedangkan ibu dalam memberikan
satu hukuman lebih ringan, meski tujuannya sama yaitu untuk mendidik
anaknya. Begitu pula dalam hal memberikan penghargaan atau hadiah,
yang di lakukan ayah single parent lebih sering memberikan barang,
sedangkan ibu hanya berupa pujian saja. Dalam hal pembujukan juga
sangat berbeda yang di lakukan seorang ayah single parent kurang sabar
membujuk anak-anaknya supaya mematuhi dan melaksanakan perintahnya
sedangkan ibu single parent lebih sabar dan telaten dalam membujuk
anaknya agar supaya mematuhi dan melaksanakan perintahnya.
Menurut analisis Gender, kesetaraan dan keadilan gender merupakan
kondisi dinamis dimana seorang laki-laki memiliki peran dan tanggung
jawab, kesempatan yang dilandasi oleh rasa saling menghormati,
menghargai dan saling bantu membantu di berbagai sektor kehidupan,
tetapi perempuan menjadi tersingkirkan karena ketergantungan terhadap
kaum laki-laki, sehingga perempuan menjadi kaum yang termarginalkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kususnya yang terkait dengan nilai upah buruh perempuan di banding
dengan upah laki-laki dalam pasar kerja. Dan perempuan di cap sebagai
penyumbang kemiskinan.
“women who life in proverty exsperince more stressors and day to day
struggles. Fewer economic coised lead to greater pressures for work,
which in turn decrease a woman’s ability to achieve a balance between
work and family. the stress of living in poverty, alone with actual struggles
to meet financial needs, creates a situation thet is ripe for poor mental
health outcomes particularly depression (belle, 2010.p. 101)
(“Peper ini meneliti tentang Wanita yang hidup dalam kemiskinan lebih
tertekan dan bekerja keras dari hari kehari. Ekonomi yang rendah
mengarahkan untuk memilih tekanan yang lebih untuk bekerja, yang akan
mengurangi kemampuan seorang wanita untuk mencapai keseimbangan
antar kerja dan keluarga. Tekanan hidup dalam kemiskinan sesungguhnya
dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan financial yang
menciptakan situasi yaitu, siap terhadap mental yang miskin terutama yang
berada dalam tekanan”) (Jurnal Internasional : Gender differences in
depression : theoretical exsamination of power)
Dalam jurnal internasional di atas berkaitan dengan penelitian
mengenai upaya ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan
hidup pada keluarga miskin, seorang ibu single parent bekerja keras dan
memiliki strategi antara pekerjaan dan keluarganya dalam memenuhi
kebutuhan hidup yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
hidup dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal
pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan
keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat, kususnya dalam
memenuhi kebutuhan financial.
Sedangkan pada jurnal Children’s And Parents’ Experiences On
Everyday Life And The Home/Work Balance In Finland
“Paid work and the high-pressure working life are reflected in the
everyday life of Finnish families with children. This article introduces a
research project where 29 children aged between ages 5 and 7 and their
13 wage-earner single parents were interviewed in order to discover to
what degree they are able to achieve a home/work balance in their family
lives. There is a lack of such research that examines children’s and
parents’ experiences simultaneously and comprehensively, as this study
does. The children’s experiences were analyzed with an existential-
phenomenological method, while the parents’ experiences of how their
work affects everyday life were interpreted within a hermeneutically
advancing interpretation process. This research describes the challenging
combination of work and family, the demanding relationship between
children and single parents, and the ways in which parents approach
balancing work and everyday life when single parents’ paid work, stress,
and fatigue follows them home. Single parents’ working life moulds the
rhythm of their children’s everyday lives, which are structured by the
departures and arrivals at home and at their daycare centers. This article
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
makes visible Finnish families’ daily worries and how they cope with
everyday life. The research highlights the question of how to secure both
children’s and parents’ rights to a safe and anxiety-free everyday life.”
(peper ini meneliti tentang bagaimana pekerjaan anak-anak untuk
membantu orang tua single parent dalam kehidupan sehari-hari di Firlandia
dengan bahan penelitian 29 anak di usia 5,7 sampai 13 tahun mereka
membantu mencari nafkah membantu orang tua tunggalnya untuk di
wawancarai sebagai bahan untuk memngetahui sebagaimana pengaruh
pekerjaan mereka terhadap upaya mempertahankan kelangsungan hidup
keluarga mereka. Penelitian ini dapat menggambarkan bagaimana
pengaruh pekerjaan yang dilakukan oleh anak- anak dan orang tua tunggal
dalam kehidupan sehari-hari , melihat ketika orang tua tunggal mengalami
tekanan saat bekerja sendiri mencari nafkah. Tetapi dengan bantuan anak-
anaknya dalam mencari hafkah mereka merasa bekerja sama dalam
kehidupan sehari-hari. Peper ini membuat kekawatiran dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Firlandia bagaimana mereka menghadapi kehidupan
sehari-hari. Dan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana untuk
memberikan hak kepada anak-anaknya bagi orang tua tunggal untuk hidup
selayaknya anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.) (Journal International
:Children’s And Parents’ Experiences On Everyday Life And The
Home/Work Balance In Finland. Kaarina Määttä, Taina Kyronlampi-
Kylmanen, International Journal Of Child, Youth & Family Studies Issn
(Online) 1920-7298¸ University Of Victoria, Vol 3, No 1, 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dalam jurnal internasional ini berkaitan dengan penelitian tentang
mengenai upaya ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan
hidup pada keluarga miskin, seorang ibu single parent yang bekerja keras
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, memilih untuk memberikan
tanggung jawab kepada anak-anaknya utnuk membantu dalam melakukan
pekerjaan ibu sehari-hari, tetapi dalam penelitian ini eorang ibu tidak
membebani anak-anaknya, tetap emberikan hak bagi anak-anaknya untuk
bermain dan bersosialisasi dengan teman-temannya dan sealu memberikan
kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal bagi anak-anaknya.
G. Definisi Konseptual
Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini perlu adanya
pembatasan istilah dan pengertian sehingga diharapkan akan mendapat
gambaran yang jelas dengan masalah pokok penelitian ini. Adapun batasan
konsep dalam penelitian ini adalah :
1. Keluarga Miskin, adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat
yang tidak mempunyai harta benda, kurang mampu serta tidak
sanggup, memelihara dan memanfaatkan dirinya dalam suatu
masyarakat atau kelompok.
2. Single Parent, adalah suatu keluarga dimana keadaan atau
kondisi yang dialami salah satu orangtua untuk berperan ganda
sebagai ayah dan ibu karena pasangan hidupnya meninggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dunia ataupun bercerai dan memutuskan untuk membesarkan
anak-anaknya seorang diri.
3. Anak, adalah seorang laki-laki atau perempuan berumur 14 tahun
ke bawah.
4. Perempuan, adalah merupakan bagian dari masyarakat yang
memiliki fungsi dan peran dalam reproduksi. Disamping
memiliki fungsi dan peran dalam reproduksi juga memiliki
fungsi produksi dalam keluarga.
I. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Ngablak, Kelurahan Papahan,
Kecamatan Tasikmadu, Kabupatan Karanganyar. Penulis lebih memilih
tempat ini dikarenakan lokasi dekat dengan tempat studi penulis, selain itu
banyak di daerah ini terdapat keluarga single parent yang miskin menurut
rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat desa terutama pelaku single
parent ini adalah seorang ibu yang masih produktif dan memiliki
tanggungan keluarga yang memiliki berbagai upaya untuk
memepertahankan kelangsungan hidup.
2. Jenis Data
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka
Jenis penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kualitatif. Tujuannya
yaitu menggambarkan keadaan, sifat, individu, gejala Penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
menggunakan teknik penelitian lapangan (field research) yang
bermaksud untuk mengetahui permasalahan yang ada di lokasi. Namun
demikian, penelitian ini tidak mengesampingkan studi pustaka (library
research), terutama dalam menyusun tinjauan pustaka dan kerangka
pemikiran.
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari:
A . Data Primer
Adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
maupun perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah informan. Informan merupakan
orang yang dianggap mengetahui permasalahan yaitu ibu yang masih
produktif dan masih memiliki tanggungan keluarga yang berstatus
single parent di kalangan keluarga miskin, Anak dari Keluarga single
parent dari keluarga miskin, dan Masyarakat di sekitar keluarga
B. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah secara
lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer
dan pihak lain. Sumber data ini berasal dari buku-buku, catatan
monografi, data statistik, laporan atau arsip serta dokumen yang
berhubungan dengan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3. Sumber Data
Sumber data merupakan hal yang sangat penting bagi peneliti,
karena ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis sumber data
akan menentukan kekayaan data dan ketepatan data atau informasi yang
diperoleh. Adapun jenis data secara menyeluruh dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Informan (Narasumber)
Jenis sumber data yang berupa manusia. Para informan dalam penelitian
ini adalah ibu single parent yang masih produktif pada keluarga miskin.
2. Peristiwa atau Aktivitas
Data atau informasi yang dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau
perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian.
Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas yang
dilakukan para informan dalam kehidupan mereka.
3. Tempat atau lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan
penelitian juga dapat dijadikan sebagai sumber data yang dapat
dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi
peristiwa atau aktivitas yang dilakukan bisa digali lewat sumber
lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Dalam
hal ini keadaan lingkungan yang terdapat di Dusun Ngablak, Desa
Papahan Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
4. Gambar
Gambar yang ada yang berkaitan dengan ibu single parent. Dalam hal ini
adalah gambar atau foto para informan single parent.
5. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu, diantaranya adalah deskripsi lokasi
Dusun Ngablak, Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten
Karanganyar.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat non verbal.
Sekalipun dasar utama daripada metode observasi adalah penggunaan
indera visual dan indera yang lain (Y. Slamet, 2006:85). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan tipe observasi tidak berpartisipasi,
peneliti tidak berperan ganda, peneliti berperan sebagai pengamat
semua kegiatan yang dilakukan oleh obyek penelitian.
2. Wawancara
Wawancara yaitu cara pengumpulan data dilakukan dengan teknik
percakapan dengan informan, dengan maksud mencari informasi-
informasi yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini.
Wawancara sebagai teknik pengumpulan data mempunyai fungsi
sangat banyak, yaitu sebagai pengumpul keterangan, menguji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
kebenaran informasi, meminta pendapat dari berbagai pihak yang
dipakai sebagai sumber informasi dengan mengajukan pertanyaan
dan pihak yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan
yang diajukan (Moleong, 1990:135) dalam hal ini peneliti lebih dulu
meminta ijin kepada informan demi kelancaran penelitian ini.
Pelaksanaan wawancara di lapangan peneliti mengajukan daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada pelaksanaanya
daftar pertanyaan dilapangan bisa berkembang sesuai dengan keadaan
yang terjadi. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik wawancara mendalam (In dept Interview) untuk lebih
menggali data yang lebih banyak dari informan, dalam teknik ini
tidak menggunakan struktur yang ketat dan formal, tetapi lebih
menekankan pada suasana akrab dengan mengajukan pertanyaan
terbuka. Namun sebagai strategi yang menggiring pertanyaan
semakin memusat dalam suasana yang wajar seperti pembicaraan
sehari-hari, sehingga informasi yang dikumpulkan cukup memadai,
dan lebih mendalam.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder
dengan cara melihat arsip, laporan-laporan dan gambar yang
sesuai dengan masalah penelitian. Dalam melakukan penelitian
akan menggunakan alat bantu yang berupa kamera. Kamera yang
ada digunakan untuk mengambil gambar yang ada dilapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
5. Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik menarik sampel
dan populasi. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling (sampel bertujuan) dan
maximum variation sampling. Purposive sampling adalah dimana
peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data yang lebih valid dan mengetahui
secara mendalam berdasarkan observasi langsung yang telah dilakukan
oleh penulis. Sedangkan maximum variation sampling ini dimaksudkan
untuk bisa menangkap atau menggambarkan tema sentral dari studi
melalui informasi yang saling silang menyilang dari berbagai tipe
responden (Y. Slamet, 2006 :25). Di dalam penelitian ini sempel yang
digunakan yaitu ibu yang masih produktif dan masih memiliki
tanggungan keluarga yang berstatus single parent di kalangan keluarga
miskin, dari hasil opservasi yang dilakukan oleh penulis dari 74 single
parent di Dusun Ngablak, sedangkan teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (sampel
bertujuan) dan maximum variation sampling, penulis memilih 4
responden yang kriterianya di lihat dari umur, tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, jumlah penghasilan. sedangkan informannya adalah Anak dari
Ibu single parent dari keluarga miskin, dan Masyarakat di sekitar
keluarga single parent.
6. Validitas Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan apa
yang ada dalam dunia kenyataan dan apakah penjelasan yang diberikan
tentang dunia kenyataan memang sesuai dengan apa yang sebenarnya
terjadi. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Trianggulasi
Untuk menguji keabsahan data yang telah terkumpul peneliti
menggunakan teknik trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data, untuk keperluan
pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data tersebut.
Dalam kaitan ini, Patton menyatakan bahwa ada empat macam teknik
trianggulasi, yaitu :
a) Trianggulasi data atau sumber (data trianggulation)
b) Trianggulasi peneliti (investigator trianggulation)
c) Trianggulasi metodologis (methodological trianggulation)
d) Trianggulasi teoritis (theoretical trianggulation)
Trianggulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir
fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik satu
simpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan trianggulasi sumber yaitu
menggunakan sumber data yang berlainan dengan tujuan untuk
memperoleh data yang sama, maksudnya mengecek balik atau
membandingkan derajat informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
yang berbeda dengan metode kualitatif. Hal tersebut akan dicapai dengan
jalan:
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan
apa yang dikatakanya secara pribadi
c) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
d) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan (Patton dalam Moeloeng, 2002:178)
Pada akhir wawancara juga pada saat penelitian berlangsung
peneliti mengulangi garis besar apa yang telah apa yang telah dikatakan
oleh informan dengan maksud agar dia memperbaiki bila ada kekeliruan
atau menambah apabila masih ada kekurangan. Selain itu peneliti juga
mengcross checkan informasi yang diperoleh dari ayah atau ibu single
parent di Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura Sukoharjo ini dengan anak
mereka.
7. Teknik Analisis
Dari data yang diperolah dilapangan kemudian akan dianalisa secara
kualitatif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisa data interaktif. dalam tahap analisa ada tiga komponen
pokok tersebut adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan
(HB. Sutopo, 2006 :113).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan
abstraksi data (kasar) yang ada dalam field note. Proses ini
berlangsung terus sepanjang pelaksanaan riset yang dimulai dari
bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Proses reduksi ini
terus berlangsung sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis. Data
reduction adalah bagian dari analisis, suatu bentuk analisis yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang
tidak penting dan mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan
akhir dapat dilakukan.
b. Penyajian Data
Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian
data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan
untuk mengerjakan sesuatu pada analisa ataupun tindakan lain
berdasarkan pengertian tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan
Merupakan proses konklusi-konklusi yang terjadi selama
pengumpulan dari data awal sampai akhir. Konklusi- konklusi
tersebut dibiarkan tetap disitu, yang pada awalnya kurang jelas
kemudian semakin meningkat secara eksplisit dan memiliki landasan
yang kuat. Tiga komponen tersebut terlibat dalam proses analisis dan
saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis. Selain itu tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
komponen analisis tersebut aktivitasnya dapat dilakukan dengan cara
interaksi. baik antar komponen maupun dengan proses pengumpulan
data, dalam proses yang berbentuk siklus. Dalam bentuk ini peneliti
tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses
pengumpulan data.
Sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak
diantara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang
masih tersisa bagi penelitiannya. Kesimpulan yang perlu diverifikasi
dapat berupa suatu penggolongan yang meluncur cepat sebagai
pemikiran kedua yang timbul melintas dalam pikiran peneliti dengan
melihat kembali pada (field note). Ketiga proses analisis data tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling menjelaskan dan berhubungan
erat, dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan I
Skema Teknik Analisis Interaktif
Sumber: Sutopo, 2002: 96
Pengumpulan Data
Sajian Data Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Adapun kegiatan penelitian ini telah melalui tahab sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Mengurus perijinan penelitian, Universitas Negeri Sebelas Maret,
Kesbanglinmas, Kecamatan, Kelurahan,dan RT,RW.
b. Meninjau lokasi penelitian terlebih dahulu untuk mempelajari secara
sepintas mempelajari keadaannya serta kemungkinan memilih
informan yang tepat khususnya kepala keluarga yang Single Parent.
c. Mendatangi Ketua RT dan RW untuk menanyakan segala sesuatu
d. Menyusun persiapan penelitian mulai dari membuat daftar pertanyaan
dan petunjuk observasi serta penyusunan jadwal kegiatan secara rinci.
2. Pengumpulan Data
a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan wawancara
mendalam ibu yang masih produktif dan masih memiliki tanggungan
keluarga yang berstatus single parent di kalangan keluarga miskin,
Anak dari ibu single parent dari keluarga miskin, dan Masyarakat di
sekitar keluarga single parent tinggal.
b. Melakukan review dan pembahasan dari beragam informasi yang telah
terkumpul kemudian dipilih data yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan.
c. Menentukan strategi pengumpulan data yan palng tepat, dan
menentukan fokus serta pendalaman dan pemantapan data pada
proses pengumpulan data berikutnya.
3. Analisis Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
a. Melakukan verifikasi dan validasi data dengan mengkroscekkan data
yang diperoleh dari informan pertama ke informan selanjutnya
sampai kepada infoman yang terakhir. Semua hasil wawancara
direkam dengan menggunakan Handphone yang kemudian dibuat
naratifnya, reduksi dan belum dibuat simpulannya, bila ada
kekeliruan atau menambah apabila masih ada kekurangan. Selain itu
peneliti juga mengcross checkan informasi yang diperoleh dari ayah
atau ibu single parent di Dusun Ngablak, Kelurahan Papahan,
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, ini dengan anak
mereka.
b. Dari hasil wawancara tersebut, kemudian peneliti memilih hasil
wawancara yang sesuai dengan konsep, yang kemudian peneliti
sajikan dalam bentuk matriks-matriks hasil wawancara. Data yang
dimasukkan ke dalam matriks adalah data yang telah direduksi
(dibuang yang tak perlu) oleh peneliti.
c. Dari matriks yang telah dibuat, maka peneliti akan memulai untuk
melakukan analisis dan simpulan. Analisis yang dilakukan untuk
mengetahui Bagaimana upaya keluarga Single Parent dalam
mempertahankan kelangsungan hidup
4. Penyusunan Laporan Penelitian
a. Penyusunan laporan awal.
b. Peneliti menyusun semua data dan analisis yang telah dibuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c. Setelah semua disusun secara sistematis, peneliti mendiskusikannya
dengan dosen pembimbing yang kemudian akan diberikan saran dan
masukan oleh dosen pembimbing.
d. Peneliti memperbaiki hal-hal yang kurang sesuai dan menambahkan
masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing.Perbanyakan
laporan sesuai dengan kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Obyek yang dikaji dalam penelitian ini adalah konflik peran dalam
keluarga single parent yang mengambil lokasi di Dusun Ngablak Desa
Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Pada bab ini akan
dijelaskan mengenai gambaran umum mengenai Desa Papahan dan
karakteristik desa tersebut.
A. Kondisi Geografi
1. Letak Daerah
Desa Papahan merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten
Karanganyar dengan luas desa 229.3547 ha. Desa ini merupakan pintu
gerbang wilayah Kab. Karanganyar yang dilalui oleh para angkutan darat
menuju daerah propinsi jawa tengah lainnya seperti wilayah Sukoharjo,
Surakarta,Wonogiri, dan Karanganyar. Desa ini dibilang cukup strategis
karena letak Desa Papahan dapat dengan mudah diakses menggunakan
sarana transportasi darat seperti bus umum, truk umum, angkutan pedesaan
bahkan becak. Desa Papahan secara tipologi daerahnya merupakan jenis
desa yang berbatasan langsung dengan kabupaten/kota lain yaitu
Karanganyar. Jarak desa ini ke ibu kota kecamatan terdekat yaitu
Kecamatan Karanganyar 4(empat) Km atau 5 menit bila ditempuh dengan
transportasi darat. Untuk jarak desa ke ibu kota Kabupaten karanganyar
dibilang cukup dekat 20 menit bila ditempuh melalui kendaraan bermotor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Desa Papahan juga tergolong salah satu desa yang maju di Indonesia
karena segala fasilitas pembangunan tersedia, dari sarana pendidikan
ditingkat rendah (TK) hingga perguruan tinggi terdapat di desa ini. Selain
itu sarana dan prasarana kesehatan mudah dijangkau oleh penduduk dari
puskesmas, bidan desa, tenaga paramedis (mantri/perawat), apotik,
posyandu, tempat dokter praktek bahkan rumah sakit umum. Prasarana
penerangan Desa Papahan seluruhnya sudah menggunakan listrik PLN.
Untuk prasarana komunikasi Desa Papahan telah terdapat telepon, kantor
pos pusat dan kantor pos pembantu serta radio/tv. Untuk prasarana air
bersih dan irigasi sebagian besar penduduk Desa Papahan menggunakan
sumur pompa hanya sebagian kecil masih menggunakan sumur gali dan
PAM, kondisi irigasinya pun terbilang baik karena sektor yang berkembang
di Desa Papahan adalah sektor pertanian dan sektor industri perdagangan.
Jumlah populasi ternak yang dimiliki penduduk Desa Papahan antara lain
sapi perah 3 ekor, sapi biasa 32 ekor, babi 106 ekor, ayam 6528 ekor, itik
676 ekor dan kambing 96 ekor. Prasarana olahraga pun tersedia di desa ini
seperti lapangan sepakbola, lapangan bulutangkis, lapangan voli, meja
pingpong.
Batas administratif Desa Papahan adalah :
Batas Utara : Desa Ngijo.
Batas Barat : Desa Jaten.
Batas Timur : Kelurahan Cangakan.
Batas Selatan : Desa Jati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Pembagian Wilayah
Desa Papahan terbagi kedalam 7 Dusun yaitu :
a. Dusun Kodoan.
b. Dusun Papahan.
c. Dusun Ngablak.
d. Dusun Pandes.
e. Dusun Kalongan Wetan.
f. Dusun Kalongan Kulon.
g. Griya Papahan Indah.
Terdapat 18 Rukun Warga (RW),dan 57 Rukun Tetangga (RT).
3. Luas Wilayah dan Penggunaanya
Luas Desa Papahan adalah 229. 3547 ha, yang terdiri dari tanah hak
pengelolaan sebesar 120.9050 ha, tanah Negara sebesar 19.0660 ha. Tanah
hak guna usaha sebesar 4.2275 ha.
B. Kondisi Demografi
Jumlah Penduduk
Jumlah total penduduk Desa Papahan adalah 6.797 orang yang
terdiri dari 3.360 penduduk laki-laki dan 3.437 orang penduduk perempuan.
Disamping itu juga terdapat 1.999 kepala keluarga (KK) yang tersebar di
seluruh wilayah Desa Papahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
C. Komposisi Penduduk
1. Komposisi Penduduk Single Parent Menurut Jenis Kelamin
Pada tahun 2011 hingga bulan juni 2011 jumlah penduduk yang
berstatus duda dan janda baik karena kematian ataupun perceraian
berjumlah 504 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel dibawah ini :
Tabel 1
Komposisi Penduduk Single Parent Menurut Jenis Kelamin Desa
Papahan
No. Status Laki-laki Perempuan
1. Cerai Mati 169 238
2. Cerai Hidup/berpisah 32 65
Jumlah 201 303
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebagian besar status
janda penduduk Desa Papahan disebabkan oleh terputusnya hubungan
perkawinan baik cerai hidup ataupun cerai mati yang didomisili oleh pihak
istri atau perempuan sebanyak 303 jiwa. Sedangkan penduduk yang
mengalami duda yang disebabkan oleh kematian maupun cerai hidup oleh
kaum laki-laki sebanyak 201 jiwa. Sehingga di wilayah Desa Papahan
banyak wanita yang menjadi single parent, baik disebabkan oleh
terputusnya hubungan perkawinan baik cerai hidup ataupun cerai mati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Komposisi Penduduk Menurut Umur
Menurut umur komposisi penduduk Desa Papahan sangat bervariasi.
Mulai dari usia muda (bayi) sampai usia tua (jompo) semua ada. Jumlah
penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2
Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Papahan
No Kelompok Umur Jumlah Persentase
1. > 1 Tahun 92 1,35 %
2. 1 – 5 Tahun 358 5,26 %
3. 5 – 6 Tahun 157 2,30 %
4. 7 – 15 Tahun 1034 15,2 %
5. 16 – 21 Tahun 635 9,34 %
6. 22– 59 Tahun 3961 58,2 %
7. 60 Tahun keatas 560 8,23%
Jumlah 6797 100 %
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011
Dari data diatas diketahui bahwa sebagian besar persen sebanyak
58,2 % penduduk Desa Papahan berusia 22 – 59 Tahun yang termasuk
dalam usia produktif, Sedang usia 7 - 15 sebanyak 15,2 % tergolong jumlah
yang besar yang ke dua dari prosentase jumlah yang lain dari jumlah
penduduk yang ada.
Terjadinya pernikahan di usia produktif yang terdapat di Desa
Papahan yang lebih banyak, mengakibatkan banyaknya terputusnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
hubungan perkawinan atau perceraian di usia muda, yang sebelumnya sudah
diketahui juga bahwa perceraian banyak di alami oleh perempuan.
3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kelompok penduduk menurut tingkat pendidikannya di Desa
Papahan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Komposisi penduduk
menurut tingkat pendidikan di Desa Papahan dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 3
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Papahan
No. Jenis Pendidikan Jumlah Persentase
1. Belum Sekolah 12 0,16 %
2. Belum tamat SD 701 9,57 %
3. Tidak tamat SD 18 0,24 %
4. Tamat SD/sederajat 2055 28,07%
5. Tamat SMP/sederajat 2251 30,7 %
6. Tamat SMA/sederajat 1463 19,9 %
7. Akademi /Tamat D1-D3 321 4,38 %
8. Sarjana/S1/D4 96 1,31 %
9. Pasca Sarjana/S2-S3 12 0,16 %
10. Pondok pesantren 76 1,03 %
11. Pendidikan keagamaan 282 3,85 %
12. Sekolah Dasar Luar Biasa 16 0,21 %
13. Kursus ketrampilan 17 0,23 %
Jumlah 7320 100 %
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Desa
Papahan mengenyam pendidikan. Sebagian tingkat pendidikan yang
diperoleh sampai SMA dengan 19,9 %, namun ada juga yang sampai pada
jenjang lebih tinggi yaitu jenjang Diploma 1,2 dan 3 sebesar 4,38 % dan
jenjang Sarjana 1,2 dan 3 sebesar 0,16 %. Tetapi tingkat pendidikan SLTP
diperoleh sebanyak 30,7 %. Menunjukkan bahwa sebagian penduduk desa
Papahan berpendidikan rendah.
Untuk single parent yang ada di Desa Papahan rata-rata usia
pernikahan mereka sebagian besar mengenyam pendidikan hanya sampai
Sekolah menengah pertama (SMP), sehingga kurannya pendidikan dan
pengetahuan yang mereka miliki, dapat mengakibatkan masalah yang
memicu terjadinya perceraian.
4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Dilihat dari mata pencaharian penduduk sebagian besar penduduk
Desa Papahan bekerja sebagai karyawan swasta hanya sebagian kecil saja
yang bekerja sebagai pedagang dan penyedia jasa, hal ini dapat dilihat dari
tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4
Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Papahan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1. Buruh Tani 187 8,37 %
2. Petani 185 8,28 %
3. Pedagang/wiraswasta/pengusaha 131 5,86 %
4. Pegawai Negeri Sipil 473 21,1 %
5. TNI/Polri 31 1,38 %
6. Jasa 31 1,38 %
7. Swasta 769 34,4 %
8. Pertukangan 274 12,3 %
9. Pensiunan 152 6.80 %
Jumlah 2233 100 %
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011
Berdasar data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk
Desa Papahan bermata pencaharian sebagai swasta yaitu sebesar 34,4 %.
Begitu pula single parent yang ada di Desa Papahan upaya untuk
pempertahankan kelangsungan hidupnya, mereka hanya bewirausaha
sebagai penjual makanan, pedagang, dan penyedia jasa yaitu buruh tani,
pembantu rumah tangga dll.sehingga banyak single parent yang masih jauh
dari kehidupan yang mapan dan masih sulit dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari dengan penghasilan yang sangat minim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
5. Sarana Kesehatan
Peningkatan sarana kesehatan sangat dibutuhkan sebagai upaya
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain pemerintah peran
swasta cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5
Sarana Kesehatan Desa Papahan
No. Sarana Kesehatan Jumlah
1. Rumah sakit umum 1
2. Puskesmas Pembantu 1
3. Apotek 2
4. Posyandu 3
5. Toko obat 4
6. PKD 1
7. Rumah bersalin 2
Jumlah 16
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011
Pada tahun 2011 untuk jumlah rumah sakit umum sebanyak 1 (dua)
unit, puskesmas pemandu sebanyak 1 (satu) unit, apotek sebanyak 2 (dua)
unit, posyandu sebanyak 3 (enam) unit, dan toko obat sebanyak 4 (satu)
unit.PKD (poliklinik Desa) sebanyak 1 unit, rumah bersalin 2 (dua) unit.
Upaya single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup
untuk kesehatan keluarganya, Jaminan kesahatan untuk single parent tidak
mendapatkan perlakuan khusus, hanya saja bagi mereka (single parent)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
yang memiliki ekonomi rendah mendapatkan jamkesmas untuk berobat
secara gratis dipusat pelayanan kesahatan terdekat.
6. Sarana Perindustrian
Tabel 6
Sarana Perindustrian Desa Papahan
No. Industri Jumlah
1. Besar 1
2. Sedang 4
3. Kecil 29
Jumlah 34
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011
Berdasar data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk
Desa Papahan bekerja sebagai penyedia jasa terlihat pada table banyaknya
industry kecil yang berada di Desa Papahan. Begitu pula single parent yang
ada di Desa Papahan upaya untuk pempertahankan kelangsungan hidupnya,
mereka hanya bewirausaha sebagai penjual makanan, pedagang, dan
penyedia jasa yaitu buruh tani, pembantu rumah tangga dll. sehingga
banyak single parent yang masih jauh dari kehidupan yang layak dan masih
sulit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan yang
sangat minim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
7. Komposisi penduduk single parent menurut Dusun yang ditempati di
Desa Papahan.
Tabel 7
Komposisi penduduk single parent menurut Dusun yang ditempati di
Desa Papahan.
No. Dusun Jumlah
1. Kodoan 62
2. Papahan 59
3. Griya Papahan Indah 17
4. Ngablak 74
5. Papahan 42
6. Kalongan Kulon 50
7. Kalongan Wetan 38
Jumlah 342
Sumber : Rekapitulasi hasil pendataan keluarga desa 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa penduduk yang
berstatus single parent di Desa Papahan disebabkan oleh terputusnya
hubungan perkawinan baik cerai hidup ataupun cerai mati sebanyak 342
jiwa. Sedangkan penduduk yang mengalami duda ataupun janda yang
disebabkan oleh kematian maupun cerai hidup yang terbanyak adalah di
Dusun Ngablak sebanyak 74 jiwa. Sehingga peneliti memilih Dusun
Ngablak sebagai tempat penelitiannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
D. Profil Single Parent Dan Diskripsi Lingkungan Tempat Tinggal
1.RESPONDEN
Tabel 8
Profil Single Parent
Tabel 9
Profil Single Parent
Nama Ibu Endang werdianingsih
Status Cerai hidup
Umur 20 tahun
Alamat Dusun Ngablak RT 06 RW 11.
Pekerjaan Swasta
Pendidikan terakhir SMP
Jumlah tanggungan keluarga 1 anak: 6 th.
(Tingkat pendidikan SD)
Jumlah penghasilan +/- 500.000/bulan
Nama Ibu.diyono(sariyem)
Status Janda cerai mati
Umur 43 Tahun
Alamat Dusun Ngablak RT 01 RW V Papahan.
Pekerjaan Swasta (penjual gorengan)
Pendidikan terakhir SD
Jumlah Tanggungan 2 anak:1. Ika Nur fadila: 20 th
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 10
Profil Single Parent
Tabel 11
Profil Single Parent
Keluarga (Tingkat pendidikan mahasiswa sedrajat)
2. Lingga dwiyono: 13 th.
(tingkat pedidikan SMP )
Jumlah penghasilan +/- 500.000/bulan
Nama Ibu Surani
Status Janda cerai hidup
Umur 42 th
Alamat Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Pekerjaan Buruh Pabrik
Pendidikan terakhir SMP
Jumlah tanggungan
keluarga
1 anak: 16 th
(tingkat pendidikan SMA)
Jumlah penghasilan +/- 600.000/bulan
Nama Ibu Sri Sutarti
Status Cerai mati
Umur 33 th
Alamat Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Pekerjaan Buruh tani
Pendidikan terakhir SD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2.INFORMAN
Tabel 12
Profil anak dari ibu single parent
Tabel 13
Profil anak dari ibu single parent
Jumlah tanggungan
keluarga
2 anak:
1. Benowo: 13 th.
(Tingkat pendidikan SMP)
2. Sabekti: 11 th.
(Tingkat pendidikan SD )
Jumlah penghasilan +/- 500.000/bulan
Nama Mareta
Pendidikan SMA
Umur 16 th
Alamat Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Nama orangtua Surani
Nama Lingga Dwiyono
Pendidikan (Tingkat pendidikan SMP)
Umur 13 th
Alamat Dusun Ngablak RT 01 RW V Papahan.
Nama orangtua Ibu.diyono(sariyem)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 14
Profil anak dari ibu single parent
Tabel 15
Profil tetangga disekitar tempat tinggal ibu single parent
Nama Benowo
Pendidikan SMP
Umur 13 th
Alamat Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Nama orangtua Ibu Sri Sutarti
Nama Hendro Pornomo
Pendidikan Terakhir SMA
Umur 52 th
Alamat Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Jabatan Ketua RT 06 RW 11 Papahan, Tasikmadu
Riwayat hidup Sudah menjabat sebagai ketua RT kurang lebih
selama 7 tahun, pekerjaan sehari-hari sebagai
wiraswasta yaitu bergerak dalam perdagangan
umum, sebagai kontraktor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 16
Profil tetangga disekitar tempat tinggal ibu single parent
Nama Moh. Gandi Sugiyanto S.Sos
Pendidikan Terakhir SARJANA
Umur 48 th
Alamat Dusun Ngablak RT 09 RW XII Papahan.
Jabatan Kepala Dusun Ngablak, Desa Papahan.
Riwayat Hidup Sudah menjabat sebagai kepala dusun Ngablak
selama kurang lebih 7 tahun,selain menjadi kepala
dusun pekrjaan sehari-hari sebagai seorang
wiraswasta, sebagai penjual makanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini penulis akan menyajikan hasil penelitian beserta
pembahasannya tentang bagaimana Upaya ibu Single Parent Dalam
Mempertahankan Kelangsungan Hidup Dalam Keluarga Miskin.
1. Profil Keluarga Informan
Informan adalah orang yang dianggap mengetahui permasalahan
yang akan dihadapi dan bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan.
Informan dalam penelitian ini adalah orang yang tahu dan dapat
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian baik lisan
maupun tertulis, guna mengetahui bagaimana upaya ibu single parent dalam
mempertahankan kelangsungan hidup secara lebih jelas. Adapun profil
informan yang penulis wawancarai adalah sebagai berikut :
1.1. Keluarga Ibu Endang Werdianigsih
Ibu Dian berusia 22 tahun. Pekerjaan sehari-harinya saat ini adalah
penjual angkringan. Semenjak Ibu Dian bersetatus janda dia tinggal di
rumah ayahnya yaitu Bapak Nariadi yang memiliki setatus duda. Bapak
Nariadi bekerja sebagai buruh bangunan, Ibu Dian Dan Bapak Suyanto
menikah pada tahun 2001, Pekerjaan Bapak Suyanto adalah buruh
bangunan. Bapak Yanto dan Ibu Dian dikaruniai tiga (1) orang anak laki-
laki berusia 6 tahun. Pada tahun 2008 Ibu Endang menggugat cerai Bapak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Suyono dikarenakan seringnya terjadi perselisihan karena kurangnya biaya
hidup dan diduga terjadi perselingkuhan yang dilakukan Ibu Dian, sehingga
terjadi tindakan kekerasan yang sering dilakukan oleh Bapak Suyanto.
Hingga saat ini status Ibu Dian masih menjanda tetapi tidak menutup
kemungkinan Ibu Dian berniat untuk menikah kembali karena beliau dan
anaknya masih membutuhkan sosok ayah dan pendamping.
1.2. Keluarga Ibu Sariyem
Ibu Sariyem berusia 43 Tahun. Pendidikan terakhir Ibu Sariyem
adalah tamat Sekolah Dadar. Pekerjaan Ibu Sariyem adalah penjual
gorengan di terminal Jongke, Karanganyar. Bapak Diyono dulunya bekrja
sebagai sopir angkutan umum jurusan Karanganyar sampai palur, kemudian
pada 10 Febuari 2010 Bapak Diyono dipanggil Yang Maha Esa
dikarenakan sakit jantung. Bapak Diyono meninggalkan seorang istri dan
dua orang anak yang bernama Ika Nur Fadila 20 tahun dan Lingga Dwiyono
yang berusia 13 tahun yang sekarang bersekolah di SMP N 5 Karanganyar.
Ibu Sariyem bekerja sebagai penjual gorengan dengan menyetorkan ke
warung-warung di sekitar terminal Jongke dari tahun 1999 sampai sekarang.
Ibu Sariyem bekerja dari pukul 05.00 hingga pukul 15.00 siang. Sejak
Bapak Nur Diyono meninggal hingga saat ini Ibu Sariyem masih menjanda,
belum menikah lagi karena anak-anaknya belum mau mempunyai bapak
tiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1.3. Keluarga Ibu Surani
Ibu Surani berusia 45 Tahun. Pekerjaan sehari-harinya adalah buruh
pabrik tekstil Kusuma jaten. Pendidikan terakhir Ibu Surani adalah lulus
SMP. Ibu Surani menikah dengan Bapak Margono pada 7 Juli 1997. Ibu
Surani dan Bapak Margono dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama
Mareta yang sekarang berumur 16 tahun atau yang sekarang duduk di
bangku sekolah SMA. Pada tahun 2000 Ibu Surani mengugat cerai Bapak
Margono dikarenakan adannya perselingkuhan yang dilakukan Bapak
Margono dengan wanita idaman lain, dimana Ibu Surani dipoligami oleh
Bapak Margono yang akhirnya beliau memutuskan untuk berpisah dengan
Bapak Margono dan mengasuh anak semata wayangnya seorang diri hingga
saat ini sekaligus menjadi kepala keluarga untuk keluarga kecilnya. Ibu
Surani dan anak semata wanyangnya tinggal di tempat orang tuanya yang
jompo, sehingga beban Ibu Surani sangat berat, selain menjadi kepala
keluarga untuk anaknya Ibu Surani juga sebagai tulang punggung
keluarganya. Hingga saat ini Ibu Surani masih berstatus single parent
walaupun tidak menutup kemungkinan untuk berkeluarga kembali, tetapi
beliau semakin selektif mencari pasangan hidupnya karena beliau trauma
dengan pernikahan terdahulunya tidak lupa beliau meminta persetujuan
dengan anak semata wayangnya.
1.4. Keluarga ibu Sri Sutarti
Ibu Sri Sutarti berusia 33 tahun. Pekerjaan sehari-harinya saat ini
adalah buruh tani. Pendidikan terakhir Ibu Sri adalah SD. Ibu Sri menikah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
dengan Bapak Atmo Sajikun pada tahun 1997. Sedangkan pekerjaan Bapak
Atmo adalah seorang veteran. Usia Bapak Atmo pada saat menikah adalah
51 tahun. Pada saat menikah Ibu Sri adalah istri kedua yang sebelumnya
Bapak Atmo sudah pernah menikah dan kemudian istri pertamanya
meninggal dunia.Ibu Sutarti dan Bapak Atmo dikarunia dua (2) orang anak,
yaitu Benowo yang berusia 13 tahun yang duduk di bangku sekolah SMP,
Sabekti berusia 11 tahun yang duduk di bangku sekolah SD. Pada tahun
20011 bapak Atmo meninggal dunia, dimana sebelumnya sakit keras segala
upaya pengobatan telah dilakukan baik tradisional maupun medis hingga
operasi tetapi Tuhan berkehendak lain, pada tahun 20011 bapak Atmo
meninggal dunia. Ibu Sutarti adalah orang yang tegar dan kuat, beliau
mampu membesarkan anak-anak seorang diri sepeninggal Bapak Atmo.
Karena Ibu Sutarti adalah istri kedua Bapak Atmo, Harta warisan dan
pensiunan Bapak Atmo jatuh ke tangan anak-anak dari istri pertamanya,
karena di mata hukum status surat wasiat yang ditinggalkan Bapak Atmo
tidak syah. Sehingga hidup Ibu Sutarti sekarang ssangat berat menanggung
pendidikan kedua anaknya yang masih bersekolah sekaligus menjadi kepala
keluarga.
MATRIK 1
Karakteristik Profil Keluarga Informan Di Desa Papahan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan / bulan
Jumlah Anak
1. Ibu Endang .W 20 Thn SMP Swasta +/- Rp 500.000 1 orang 2. Ibu Sariyem 43 Thn SD Swasta +/- Rp 500.000 2 orang 3. Ibu Surani 42 Thn SMP Buruh
Pabrik +/- Rp 600.000 1 orang
4. Ibu Sri Sutarti 33 Thn SD Buruh tani +/- Rp 500.000 2 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2. Latar Belakang Terjadinya Keluarga Single Parent
Pada umumnya, sebuah keluarga mempunyai dua sosok penanggung
jawab dalam segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan rumah
tangga. Dua sosok yang selalu dapat menjadi representasi sebuah keluarga
ideal. Sosok ayah sebagai seorang kepala keluarga adalah kamus baku
dalam strata sosiologi. Dan kehadiran ibu sebagai pendamping, sebagai
pelaksana dari segala delegasi yang ditinggalkan oleh kepala keluarga.
Tentu bukanlah sebuah pilihan, ketika tatanan ideal itu kemudian tidak
dapat berjalan dengan baik dalam sebuah keluarga.
Banyak yang mengira bahwa menjadi keluarga single parent maka
sama saja dengan menjadi keluarga yang broken home. Tentu saja semua itu
sepenuhnya salah. Tidak ada hubungannya antara keluarga single parent
dengan keluarga broken home. Memang benar bahwa sebagian keluarga
single parent mengalami broken home, namun sebagian dari keluarga yang
utuh juga mengalami broken home. Jadi, broken home bukanlah ciri dari
keluarga single parent. Keluarga single parent juga merupakan keluarga
yang sehat. Tidak ada yang salah dengannya. Sepanjang interaksi antar
anggota keluarga terus terjadi dan terjalin dengan baik, maka keluarga
single parent bukanlah keluarga broken home. Keluarga broken home
adalah keluarga yang hubungan antar anggotanya tidak terjalin dengan baik;
antar anggota keluarga tidak saling terhubung, komunikasinya tidak jalan.
Biasanya, justru dalam keluarga single parent komunikasi akan lebih lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dan ikatan antara anggota keluarga justru akan lebih erat.
Dalam keluarga single parent peran ayah atau ibu menjadi hilang
dan salah satu dari mereka, entah ayah maupun ibu harus berperan ganda
menjadi ayah sekaligus ibu ataupun ibu sekaligus menjadi ayah untuk
meneruskan keberlangsungan keluarga mereka. Hal tersebut akan berubah
lebih buruk ketika penerima status sebagai single parent adalah perempuan,
terlebih jika mereka sudah mempunyai keturunan. Maka, beban hidup yang
seharusnya ditanggung berdua dengan pasangan selayaknya sebuah
keluarga ideal, mau tidak mau harus diatasi sendirian. Mungkin bukan hal
yang mudah untuk menjalani hal tersebut bagi seorang laki-laki. Bertindak
sebagai seorang ibu, terutama dalam kaitannya dengan segala urusan rumah
tangga. Ketidaksempurnaan itu sangat dirasakan oleh anak-anak mereka,
dan tentunya berakibat tidak baik. Tidak jarang image dari seorang single
parent di masyarakat tidak begitu bersahabat bahkan menganggap mereka
adalah keluarga yang menyimpang, keluarga berantakan, hingga keluarga
broken home tapi dibalik citra negatif dari masyarakat tersebut, banyak
keluarga single parent yang berhasil mendidik dan mengasuh anak-anak
mereka menjadi orang yang kuat, keterikatan antar keluarga sangat erat, dan
menjadi sosok yang tegar dimana mereka sudah pernah merasakan artinya
kehilangan orang yang berarti dalam hidup mereka dan mengisi kekosongan
peran yang ditinggalkan dengan sesuatu yang lebih bermakna.
Dari sisi psikologis, seseorang yang ditinggalkan oleh pasangannya
baik itu dikarenakan oleh kematian salah satu pasangan hidup maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
dikarenakan oleh perceraian mungkin akan lebih tegar, meskipun pada
awalnya terasa sangat rapuh. Seiring berjalannya waktu, mereka tersadar
bahwa hidup haruslah terus berjalan. Lain halnya dengan anak-anak yang
ditinggalkan. Bagi anak-anak yang belum siap kehilangan salah satu orang
tuanya, tentu mereka akan merasa terpukul, bahkan kemungkinan besar
berubah tingkah lakunya. Ada yang menjadi pemarah, ada yang suka
melamun, mudah tersinggung, suka menyendiri, dan sebagainya.
Kesendirian yang sejak lama dialami para single parent, tentunya menjadi
pola hidup tersendiri bagi mereka. Kebiasaan yang terbentuk dari sebuah
kondisi dimana kehadiaran seorang istri atau suami, sama sekali tidak
memberikan kontribusi bagi keberlangsungan keluarga. Sementara itu,
banyak sekali hal-hal yang memang sudah selayaknya dilakukan, atau
setidaknya dibagi bersama seorang Istri ataupun Suami. Dan itu adalah
sebuah perjuangan tersendiri yang harus dihadapi oleh para single parent
ini. single parent menjadi contoh ketidakidealan sebuah tatanan rumah
tangga. Sebuah pilihan berat, yang mau tidak mau, suka tidak suka harus
disandang oleh sebagian keluarga. Menurut Max Webber, tindakan sosial
ialah perbuatan manusia yang dilakukan untuk mempengaruhi individu lain
di dalam masyarakat. Sebagaimana telah dikatakan di atas bahwa tindakan
ini sangat erat kaintannya dengan kehidupan masyarakat. Hal ini
dikarenakan manusia memiliki dorongan untuk hidup bermasyarakat. Sejak
lahir manusia mempunyai naluri untuk hidup bersama manusia lain. Ini
dipengaruhi oleh faktor –faktor antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
1. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup
2. Dorongan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
3. Dorongan untuk melanjutkan keturunan
Di dalam tindakan sosial di lakukan karena pengaruh Kebutuhan
dasar manusia merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi apabila tidak
dipenuh, maka orang akan mati, kebutuhan dasr ini meliputi kebutuhan
makan, minum, dan kebutuhan perumahan, kebutuhan ini muncul sebagai
hakekat manusia sebagai makluk hidup. Agar tetap hidup manusia perlu
makan minum istirahat, pakaian, perumahan, dan lain sebagainya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan hidupnya.
(Weber dalam Ritzer disadur oleh Alimadan, 1992 : 45) Perjuangan menjadi
seorang single parent sangatlah berat, mereka ditutut sepenuhnya untuk
menjadi kuat dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal
pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan
keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat Di Dusun Ngablak
Desa Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karangayar terjadinya
single parent, pemilihan lokasi Dusun Ngablak dipilih sebagai tempat
penelitian karena dari jumlah Dusun yang ada di Desa Papahan Dusun
Ngablak lah yang paling banyak terdapat warga yang berstatus single
parent.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
3. Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan
Hidup Pada keluarga Miskin.
3.1. Upaya ibu dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak.
Keluarga merupakan lingkaran pendidikan anak yang pertama dan
utama karena dalam keluarga anak-anak pertama-tam mendapat pendidikan
dan bimbingan, utama Karena sebagian besar kehidupan anak-anak adalah
keluarga. Dengan demikian dari keluarga pembentukan kepribadian anak
menjadi manusia yang siap melakukan tugas dan tanggung jawab, mengusai
diri, menjalankan peran sosialnya serta mengamalkan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat.
Ibu Sebagai kepala keluarga memiliki peran yang penting dalam
keluarga, perubahan eran yang paling dominan dimana ibu memiliki peran
baru yakni sebagai wanita yang bekerja dan wanita sebagai ibu rumah
tangga, ibu memiliki tanggung jawab besar terhadap pendidikan anak-
anaknya. Berikut ini hasil penelitian berupa pernyataan langsung seorang
ibu yang menjadi kepala keluarga yaitu ibu Dian yang bercerai semenjak 4
tahun yang lalu yaitu,
“Aku ki didik anakku yo disiplin, mandiri, makane Erik ki ra tau nangis mbak, tapi yo saiki nakal, dolan terus, tapi yo tak arahke siti-sitik, sing momong gih mbah wedok kui mbak, wong aku yo sok repot”sing penting gelem sekolah”.(Saya mendidik anak ya disiplin, mandiri makanya Erik itu gak pernah nangis mbak, tapi sekarang ya nakal main terus, tetapi ya saya arahkan sedikit-sedikit, yang ngemong ya neneknya, saya kan kadang repot” yang penting mau sekolah.) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bahwa upaya keluarga
single parent mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pengasuhan dan pendidikan anak, seorang ibu single parent mendidik
anaknya dengan disiplin, memberi pengarahan dalam diri anak dengan sabar
agar menjadi pribadi yang baik, serta banyak anggota keluarga yang ikut
berperan dalam pendidikan anak.
Seperti yang diungkapkan oleh ibu Sariyem yaitu,
“Anak-anak yo tak gemateni to mbak, nek eneng di pangan nek ora neng yo do golek o, nek pas ora ono do ngewangi sitik-sitik gawe opo di idol,anak-anakku ki rukun kabeh ora tau eneng sing kerengan nek eneng masalah dirampungi dewe pol-polan masalah sithik ora mulih engko digoleki opo nek iren-irenan gawean ngomah”Sing gede niku pinter,makanya tak sekolahke sampai mahasiswa ben cepet nyambut gawe ewang-ewang kulo” (Anak-anak ya aku sayang to mbak, kalo ada ya saya suruh makan kalo tidak ada ya saya suruh cari, kalo lagi gak ada duit mereka membantu sedikit-sedikit membuat apa nanti di jual. Anak-anak saya itu rukun semua, gak ada yang bertengkar, paling kalo ada masalah di selesaikan sendiri, paling-paling masalah sedikit gak pulang trus saya cari, kalo gak pada iri masalah kerjaan rumah. Yang besar itu pinter makanya saya sekolahkan sampai mahasiswa supanya cepat dapat kerja, dan dapat membentu keluarganya)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Dalam pernyataan di atas menyatakan bahwa bagaimana upaya
dalam pengasuhan dan pendidikan anak, yang dilakukan oleh ibu single
parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara melatih
anak-anaknya untuk mandiri dengan cara membantu sedikit pekerjaan orang
tuanya, pendidikan yang di tanamkan adalah tanggung jawab terhadap
pekerjaan dan baginya pendidikan anak-anaknya adalah yang terpenting,
karena ibu sebagai seorang single parent berharap kelak anak-anaknya
dapat membantu perekonomian dalam keluarga.
hal ini di jelaskan oleh fadila anaknya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
kulo ora ngerti ibuk niku due duit opo ora, sig penting ngomonge bukku aku kudu sekolah, di sangoni limangewu go rong dino, sing penting ora entuk nakal. Saya tidak pernah tau ibu punya uang atau tidak yang penting saya di beri uang saku lima ribu untuk dua hari, kata ibu yang penting tidak boleh nakal.
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana anak keduanya
tidak pernah tau urusan perekonomian ibunya, dan yang terpenting sekolah
adalah hal yang utama, pendidikan yang diperoleh dari keluarganya adalah
berhati-hati di lingkungan sekolah.
Begitu pula yang diungkapkan ibu Surani,
“Alhamdulillah anak lanang siji we gemati banget kalih ibuke, ngertos nek ibukke urip dewe, ora tau sambat ting kulo, paling gih nek sambat karo ibuke nek jaluk sangu”kulo gih ngeten mbak”le sing sregep sekolah ben ra koyo bue yo! rasah beling-belih”(Alhamdulillah anak laki-laki satu-satunya baik sekali sama ibuknya, tau kalo ibuknya hidup sendiri, tidak perhah mengeluh dengan saya, kalo mengeluh sama saya soal uang sakunya saja, saya juga bilang begini”nak yang rajin sekolahnya biar tidak seperti ibu ya, tidak usah nakal)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana seorang Ibu
Single parent dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
hal mendidik anak, dijalankan dengan sabar dan terlihat bagaimanan
pendidikan diberikan seorang ibu di dalam keluarga dengan cara
memberikan nasehat kepada anaknya dengan sabar, terlihat anaknya pun tau
dengan keadaan ibunya.
Seperti diungkapkan oleh anaknya mareta yaitu,
“Sakjane gih mesakne ibuk, nyambut damel ge kulo kalih si mbah ,kulo jane pengen nyambut damel ning ibuk mboten pareng, tirose
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
ken tutukne sekolah mawon. ibuk mboten galak mbak, wong kulo gih jarang ketemu nek pas prei mawon ketemu ibuk. dadose kulo gih nopo-nopo kiambak.” (rasanya sih kasian mbak, ibu bekerja untuk menghidupi saya dan nenek kakek saya, sebenernya saya ingin kerja saja tetapi tidak diperbolehkan dengen ibu, ibu menyuruh saya lulus sekolah dulu. Ibu tidak galak mbak, saya kan juga jarang ketemu dengen ibu, kalo ketemu Cuma hari libur, jadinya ya saya apa-apa lakukan sendiri.) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana anak dari ibu single
parent tau bagaimana penderitaan ibunya, bagaimana anak berusaha untuk
mandiri dan membantu ibunya untuk bekerja mencari penghasilan
tambahan, tetapi pada kenyataannya sang ibu tidak memberikan ijin kepada
anaknya untuk bekerja, kerena lebih mementingkan pendidikan saja
padanya.
Sementara itu ibu Sri Sutarti mengatakan,
“anakku jik cilik-cilik mbak, dadine aku yo kudu disiplinke, nek sekolah yo tak kon sekolah, nek galak aku yo galak, neng mboten tau wedi bocah-bocah niku, nek bapake tesih niko sabar kalian anak-anake, tapi sak niki sing penting aku bodho anakku ra entuk bodho”(anak saya masih kecil-kecil mbak, jadinya saya juga harus disiplin, kalo sekolah ya harus sekolah, kalo saya galak memang galak tapi anak-anak itu tidak pernah takut sama saya, kalo bapaknya dulu sebelum meninggal sabar sama anak-anaknya, tapi sakarang yang penting saya bodoh anak-anak saya tidak boleh bodoh.)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana ibu sebagai
single parent memberikan pendidikan di dalam keluarga kepada anak-
anaknya dengan cara yang tegas, tidak seperti pendidikan yang di lakukan
ayahnya sebelum meninggal dunia, pendidikan yang tegas dilakukan oleh
ibunya kerena tidak mau anak-anaknya menjadi bodoh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Seperti yang dikatakan oleh Benowo anak laki-lakinya,
“bu e niku gih bar bapak sedho dadi tambah galak mbak, tapi wes biasa digalai, paling nek pas nesu kulo ngalih mawon dari pada tambah bengok-bengok, lha nek nesu tekan ngendi-ngendi omongane. nek kulo salah yo meneng wae”(ibu itu semenjak bapak meningal jadi tambah galak mbak, tapi ya sudah biasa, paling kalo pas marah saya keluar menjauh, dari pada teriak-teriaknya makin kencang, karena kalo sudah marah sampai kemana-mana, kalo saya salah ya diam saja) (Hasil wawancara pada tanggal 3 November 2011)
Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bahwa anak dari ibu
single parent merasa berbeda setelah ayahnya meninggal, pendidikan dalam
keluarga yang diberikan oleh ibu lebih keras di lakukan, tetapi anak tersebut
memaklumi dan menyadari kesalahan yang dilakukannya.
MATRIK 2
Upaya Ibu Dalam Hal Pengasuhan Dan Pendidikan Anak. No NAMA Upaya Dalam Hal Pengasuhan Dan Pendidikan Anak.
1. Ibu Endang .W Upaya dalam pengasuhan dan pendidikan anak dengan cara menanamkan kedisiplinan sejak kecil. Karena ibu sibuk bekerja pemeliharaan anak di bantu oleh orang tua, sehingga kurang di perhatikan dan membuat sang anak nakal tetapi pendidikan di sekolah adalah yang utama baginya.
2. Ibu Sariyem Upaya dalam pengasuhan dan pendidikan anak dengan cara memberikan tanggung jawab dalam pekerjaan yang di berikan dan mendidik anak-anaknya untuk mandiri dalam setiap tingkah lakunya, tetapi tidak lepas dari pengawasan orang tua.
3. Ibu Surani Upaya dalam pengasuhan dan pendidikan anak dengan memberi nasehat kepada anaknya tentang keadaan ibunya, serta menasehati bahwa pendidikan di sekolah adalah yang utama bagi.
4. Ibu Sri Surarti Upaya dalam pengasuhan dan pendidikan anak dengan cara menanamkan kedisiplinan dan bersikap keras. Dan anaknya pun tau dengan keadaan ibunya, serta memaklumi sikap keras ibunya.
Sumber : Hasil Wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
3.3. Upaya Ibu dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga.
Dalam keluraga dimana ibu sebagai orang tua tunggal menjalankan
tututan utnuk bekerja dan mampu menghadapi segala permasalahan dalam
mempertahankan kelangsunngan hidup keluarganya, mengharuskan seorang
ibu mencari nafkah hidup, setelah suami meninggal atau bercerai. Ibu
sebagai kepala kelurga yang secara finansial dan sosial di dukung oleh
keberadaan ayah, setelah adanya perpisahan, perceraiaan, dan kematian,
maka ibu akan bekerja sebagai tulang punggug keluarga. Ada beragam
pendapat mengenai upaya keluraga single parent dalam mempertahankan
kelangsungan hidup dalam hal ekonomi, setelah ibu menjadi kelapa
keluarga. pendapat ini diungkapkan langsung oleh ibu Dian,
“kulo pun biasa bien pas bapake enten gih kulo sing nyambut damel mbak, ta rewangi bendino ning pasar esuk-esuk wes masak, wes mateng tak dol, awane goreng-goreng meneh tak dol engko bengi, la pie mbak nek ra ngono gih mboten cukup, untung eneng sing ngewangi ngemong Erik, batine dodol ki gor piro paling banter 30.000 kui we jik di jaluk Erik go jajan karo sangu sekolah, tapi yo sitik-sitik tak celegi Rp. 3000,00 per hari, niku empun enten tiang sing marani mriki ben minggu, anakku jik sekolah TK, cepak-cepak go nek mlebu SD nek ra iso yo golek utangan neng arisan RT meneh” (“saya sudah bisa dulu pas bapak ada, ya saya yang bekerja mbak, sampai-sampai saya setiap hari ke pasar pagi-pagi udah masak, udah matang saya jual, siangnya goreng-goreng lagi saya jual nanti malam, gimana mbak kalo tidak begitu ya tidak cukup, untung ada yang ikut menjaga Erik, labanya jualan itu gak seberapa mbak paling banyak Rp. 30.000,00 itu juga masih diminta Erik jajan sama saku sekolahya tetapi ya sedikit-sedikit saya tabung Rp. 3000,00 per hari, ada yang kesini tiap minggu, anak saya masih sekolah TK, cepak-cepak kalau masuk SD kalo tidak bisa ya mencari hutang di arisan RT lagi)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya
keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu
dengan cara berjualan dari pagi sampai malam hari dan membagi waktu
antara berjualan dengan mendidik anaknya. Mengatur keuangan dengan
hati-hati hasil dari penjualan di tabung dan untuk keperluan anaknya.
Apabila kekurangan memilih untuk hutang pada pertemuan Rukun
Tetangga.
Begitu pula yang diungkapkan oleh ibu sariyem,
“kulo pas bapake enten men mboten tergantung kalian bapak mbak, bapak kan sopir angkot dadose kulo nyetorne gih mboten kangelan bareng bapak saben isuk, bapak tesih saket nyetori kulo ge sekolah bocah-bocah niku sedino gih Rp. 50.000,00 pun saget dig e nopo-nopo tapi sak niki gih kangelan mbak, kulo dodol gorengan niki batine pinten paling gih modal Rp. 100.000,00 pun bati Rp. 20.000,00 niku gih angsal turaan lengo, sayur, turahan gorengan, kadang gih nek kurang kulo kulaan makaroni kulo goreng, kulo bungkusi, trus kulo dol gih lumayan bati-bati Rp. 10.000,00. Jane gih kangelan mbak, anak kulo kuliah sakniki sing setunggal SMP juga. gih pripun mbak, sak isone tak lakoni. wong jenenge urip. (Saya waktu bapaknya masih hidup saya juga tidak tergantung sama bapak mbak, bapak kan sopir jadinya saya mengantar gorengan tidak kesusahan dianter bapak setiap pagi, bapak masih bisa kasih saya uang untuk sekolah satu hari Rp. 50.000,00 sudah bisa buat apa-apa, tapi sekarang ya kesusahan mbak, saya jualan gorengan ini labanya cuma berapa paling modal Rp. 100.000,00 sudah laba Rp. 20.000,00 itu juga masih ada sisa minyak goreng, sisa sayuran, sisa gorengan, kadang kalo kurang saya beli makaroni saya goring saya bungkus, terus saya jual ya lumayan labanya Rp. 10.000,00. sebenarnya ya kesusahan mbak, anak saya kuliah, yang satunya SMP juga, ya gimana mbak, sebisa mungkin saya jalani namanya juga hidup.)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upanya ibu
single parent mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
perekonomian keluarganya dilakukan dengan cara menjadi penjual
gorengan di pasar, dulu sebelum suaminya meninggal pekerjaan yang
dilakukan ibu lebih mudah, dan masih bisa memberikan nafkah istrinya,
tetapi setelah suaminya meninggal merasa kesulitan. Mencari tambahan
untuk mencukupi kebutuan hidup, dengan memperhitungkan laba yang di
dapatnya berupa bahan mentah dan bahan jadi yang dapat dimanfaatkan
kembali.
Sementara itu ibu Surani mengatakan,
“Kulo niku gajine mung Rp. 700.000,00, kulo tabung ting arisan RT Rp. 10.000,00 per hari, enten bungane, nah bungane niku kulo pendet ben sasi pisan lumayan ge celengan sangu anak ge tomboan blonjo kebutuhan pokok. Sisane gaji kulo ge nyaur utang, ben sasi Rp. 100.000,00 menke genep rong tahun lunas, memdet ampilan meneh mbak” (Saya itu mendapat gaji Rp. 700.000,00 saya tabung di arisan RT Rp. 10.000,00 per hari, dan ada unganya, yang saya ambil tiap bulan sekali untuk tabungan uang saku anak juga tambahan belanja kebutuhan pokok. Sisanya gaji saya buat membayar utang tiap bulan Rp. 100.000,00 , nanti genap 2 tahun lunas, ambil utang lagi.)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana seorang ibu
single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
mengatur perekonomian keluarganya, diatur setiap bulan dengan gaji yang
minim, ibu tersebut harus bisa membayar hutang, memenuhi kebutuhan
pokok, dan untuk kebutuhan anaknya yang masih sekolah.
Berbeda pula halnya dengan ibu Sri Sutarti yaitu,
“Kulo niku dadi buruh tani kat biyen mbak bayaran gih paling Rp 100.000,00, biyen gih nyambi ngutangke klambi, tapi kulo sak niki mboten tegel ajeng nagih, gih entene rugi, bapak mboten enten gih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
sak entene mbak, nopo-nopo di lakoni, dados buruh tani, mengke angsal bayaran gih angsal gabah, kulo selepke nek boten gadah beras yo tak liwet dewe, nek pas cukup yo tak ijolke duit. jagani nek sekolah cah-cah niku, nek ora due yo utang mbak.” (Saya itu jadi buruh tani dari dulu bayarannya paling Rp. 100.000,00, dulu ya sambil ngredit baju, tapi saya sekarang tidak tega mau nagih utang, ya yang ada rugi, bapak tidak ada ya seadanya, apa-apa di lakukan, jadi buruh tani, nanti dapat bayaran juga dapat padi, saya jadikan beras, kalo gak ada beras ya saya masak, kalo masih cukup ya tak tukar uang, untuk persiapan sekolah anak-anak itu, kalo tidak punya ya utang mbak”)
(Hasil wawancara pada tanggal 3 November 2011)
Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana ibu single
parent memiliki upaya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
memiliki berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, dari
mulai usaha kredit baju dan juga menjadi buruh tani, dari hasil berjualan
baju dengan cara mengkredit tidak ada laba yang didapat, sehingga memilih
untuk berhenti dan menjadi buruh tani saja, kerena keuntungan yang
diperoleh dirasanya lbih banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari, dari hasil buruh tani, beras yang didapat dapat dijual kembali ataupun
dimasak sendiri. hasil uang yang didapat untuk biaya anaknya yang masih
sekolah juga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
MATRIK 3
Upaya Ibu Dalam Hal Pemenuhan Ekonomi Keluarga
No NAMA Upaya Dalam Hal Pemenuhan Ekonomi Keluarga
1. Ibu Endang .W Upaya dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu dengan berdagang makanan jadi ada pagi dan malam hari, guna untuk mempertahakan kelangsungan hidup bagi keluarganya.
2. Ibu Sariyem Upaya dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu dengan berjualan gorengan di pasar dalam prosesnya di bantu oleh anak-anaknya, serta mencari tambahan dengan menjual makanan ringan, laba yang di peroleh dari sisa bahan mentah yang masih bias dimanfaatkan.
3. Ibu Surani Upaya dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu dengan bekerja sebagai buruh pabrik. Gaji dari hasil kerja di tabung, memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan sisa gaji dan bunga dari tabungan.
4. Ibu Sri Surarti Upaya dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu dengan bekerja sebagai buruh tani, yang sebelumnya bekerja juga sebagai tukang kredit baju, biaya tambahan di peroleh dari hasil upah berupa beras yang dapat di jual kembali.
Sumber : Hasil Wawancara
3.4. Upaya ibu dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga.
Di dalam keluarga kesehatan harus diperhatikan apalagi anak-anak
masih banyak memerlukan waktu lama untuk mencapai tingkat
kemandirian, sehingga masih tergantung dengan orang tua untuk menunjang
aktifitas dalam kehidupannya, di dalam kehidupan keluarga bertanggung
jawab untuk menyediakan kebutuhan dasar anak untuk makan, pakaian, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
pencegahan penyakin, dan perawatan anak. Peningkatan terhadap kesehatan
anak terutama di usia sekolah agar menjadi penerus yang cerdas, sehat dan
berprestasi. Bukan rahasia bahwa keluarga miskin memiliki anak-anak yang
sering menderita penyakit, kendati begitu dampak dari keterbatasan
ekonomi apalagi yang dialami oleh ibu yang berstatus sebagai single parent
untuk masalah kesehatan anaknya, dapat ditangani oleh orang tua dalam
keluarga. hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu Dian,
“Nek Erik kui ra tau loro mbak, dadi ra tau kawatir, la wong paling nek loro kui gor watuk karo pilek, nek bar di presake gone mbak lulik ngombe obat wes mari, aku melu JAMKESMAS yoan, sing daftar gih bu RT, aku, Erik, Bapake, tapi yo untung ra tau loro nganti ning rumah sakit”RASKIN aku yo intuk,mbahe erik yo entuk. (Kalo Erik itu tidak pernah sakit mbak, jadi gak pernah kawatir, paling kalo sakit Cuma batuk pilek, kalo sehabis di priksa di tempat mbak lulik, minum obat udah sembuh, saya ikut JAMKESMAS juga, yang mendaftar ya bu RT, saya, Erik, Bapaknya tapi untung gak pernah sakit sampai dirawat di rumah sakit.RASKIN saya juga dapat, neneknya Erik juga dapat) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Dari pernyataan di atas menjelaskan bagaimana upaya seorang ibu
single parent untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam memenuhi
kesehatan keluarganya, memenuhi tidak diperlakukan berbeda-beda dengan
tetangga lain, hak yang diberikan sebagai warga miskin dengan terdaftarnya
anggota keluarga dalam JAMKESMAS. progam RASKIN juga sampai pada
keluarga ini.
hal serupa diungkapkan oleh ibu Sariyem yaitu,
“Gih alhamdulillah, saya kulo nyambut damel ngeteniki gih ge anak, nek masalah maem niku kulo mboten etungan, anak pengen opo gih kulo turuti, sing penting dadi daging, nek masalah bantuan nopo JAMKESMAS kulo gih angsal, gih alhamdulillah pas sih alit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
sakit diare men teng PUSKESMAS, langsung di rujuk ting RS.jenglong. nopo-nopo gih gratis niku, nek pas mondok gih kulo sing nenggo,boten sadhean riyen,wong niku mboten saged di tinggal nek sakit”paling mbake sing ngewangi nunggu, kulo mantuk gor resik-resik omah tok.RASIN??Angsal.
(Ya alhamdulillah, saya bekerja seperti ini untuk anak, kalo masalah makan saya tidak pernah tanggung-tanggung, anak saya pengennya apa ya saya turutin, yang penting jadi daging, kalo masalah bantuan atau JAMKESMAS saya juga dapat, ya alhamdulillah pas yang kecil sakit diare di PUSKESMAS, langsung di rujuk di RS. Jenglog apa-apa gratis, kalo pas anak saya sakit saya yang menunggu dia kan tidak mau di tinggal kalo sedang sakit, paling anak saya yang besar yang membantu nunggu, dan saya pulang cuma untuk bersih-bersih rumah saja,RASKIN??dapat)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Dalam pernyataan di atas menjelaskan bagaimana kehidupan ibu
single parent di dalam pemenuhan kesehatan keluarganya, dengan tidak
memperhitungkan makanan yang di konsumsi oleh anggota keluarganya
yang terpenting menjadikan anak-anaknya sehat, juga mendapatkan hak
yang di berikan yaitu JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)
dimana saat anaknya sakit dengan adanya JAMKESMAS perawatan yang di
jalani tidak di pungut biaya. Sementara kalo ada keluarga yang sakit ibu di
bantu anak yang paling besar untuk menjaga adiknya. Program RASKIN di
terima juga oleh ibu.
Sementara ibu Surani mengatakan,
“Sak entene mbak, sing penting anakku ora loro, mriki sak keluarga terdaftar sedoyo mbah e wedok, mbah lanang niku gih kerep ting PUSKESMAS ge JAMKESMAS”nek gerah gih kalih mbah wedok, nopo adik kulo sing ragil sok mriku nuweni, lak griyone celak, Pandes mriku. la kulo ajeng nunggoni gih pripun wong nyambut damel. RASKIN kulo mboten angsal tapi mbahe angsal. (Seadanya mbak, yang penting anakku ora loro, disini satu keluarga terdaftar semua, nenek, kakek itu juga sering berobat kePUSKESMAS memakai JAMKESMAS, kalo sakit ya ditunggu nenek saja atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
kalo tidak adik saya yang kecil dating untuk membesuk, kan rumahnya dekat dari sini Pandes itu, kalo saya yang menunggu kan saya juga harus kerja, RASKIN saya tidak dapat tetapi nenek yang dapat)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya kelurga
single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
menjamin kesehatan keluarganya yaitu dengan cara mendaftarkan diri
dalam JAMKESMAS, dan untuk berobat anggota keluarganya di
PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) sering menggunakan kartu
JAMKESMAS tersebut. sementara kalo salah satu anggota keluarga sakit
ibu tidak bisa menunggu karena sibuk bekerja tapi di bantu adiknya utnuk
membantu menunggu anggota keluarganya yang sakit. Pembagian RASKIN
ibu tidak mendapat, tetapi neneknya yang mendapatkannya.
Begitu pula yang di ungkapkan ibu Sri Sutarti,
“Kertu JAMKESMAS gih eneng, tapi gih mboten tau loro, pas bapak e cah-cah niku tesih nek ting rumah sakit ngangge ASKES niku”nek raskin niku gih angsal”nek opname gih kulo mbak sing nunggu, cah-cah gih sing penting tak sangoni. neng ngomah dewe,dolan dewe.nek kulo mantuk paling boten suwe-suwe. Nek RASKIN kulo gih angsal, bhotensah tumbas beras. (Kartu JAMKESMAS ya ada, tapi ya tidak pernah sakit, pas bapake ting rumah sakit pakai ASKES itu, kalo raskin ya dapat,kalo bapaknya sakit ya saya yang menunggu di rumah sakit, yang penting anak-anak saya beri uang dirumah ya sendiri, main sendiri, kalo saya pulang paling juga sebentar,kalo RASKIN saya juga dapat, tidak perlu beli beras) (Hasil wawancara pada tanggal 3 November 2011)
Dari pernyataan di atas dpat menjelaskan bagaimana upaya keluarga
single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup dalam menjanin
kesehatan keluarganya dengan cara terdaftar dalam JAMKESMAS, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
pada saat suaminya sakit dan di rawat di rumah sakit untuk meringankan
biaya dalam perawatan mengunakan ASKES. Sewaktu suaminya sakit yang
mengunggu di rumah sakit ibu sendiri, yang terpaksa tidak bekerja dahulu
dan tanggung jawab anak-anaknya tidak menjadi masalah yang terpenting di
beri uang. Dan pembagian RASKIN ibu juga mendapatkannya dengan
cuma-cuma.
MATRIK 4
Upaya Ibu Dalam Hal Pemenuhan Kesehatan Keluarga
No NAMA Upaya Dalam Hal Pemenuhan Kesehatan Keluarga
1. Ibu Endang .W Upaya dalam pemenuhan kesehatan keluarga dilakukan dengan memperhatikan gizi anak, ikut dalam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Mendapatkan RASKIN dengan cuma-cuma.
2. Ibu Sariyem Upaya dalam pemenuhan kesehatan keluarga dilakukan dengan memperhatikan gizi anak, ikut dalam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), bila salah satu anggota keluarga sakit pengobatan di lakukan di PUSKESMAS( Pusat Kesehatan Masyarakat) Mendapatkan RASKIN dengan cuma-cuma.
3. Ibu Surani Upaya dalam pemenuhan kesehatan keluarga dilakukan dengan memperhatikan gizi anak, ikut dalam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), bila salah satu anggota keluarga sakit pengobatan di lakukan di PUSKESMAS( Pusat Kesehatan Masyarakat) Mendapatkan RASKIN dengan cuma-cuma.
4. Ibu Sri Surarti Upaya dalam pemenuhan kesehatan keluarga dilakukan dengan memperhatikan gizi anak, ikut dalam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat. Mendapatkan RASKIN dengan cuma-cuma.
Sumber : Hasil Wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
3.5. Upaya ibu dalam hal kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam
suatu temept dan bekerja sama, anggota masyarakat termasuk didalamnya
keluarga setiap anggota keluarga memiliki tugas-tugas masing-masing
sebagai suatu kesatuan sosial. Ibu sebagai kepala keluarga secara otomatis
berhubungan dengan masyarakat dalam kesibukannya sebagai mencari
nafkah keluarga dan memiliki tanggung jawab penuh baik urusan dalam
keluarga maupun urusan di luar keluarga. Dalam memenuhi kebutuhan
hidup seorang ibu perlu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang
baru, ibu tetap melaksanakan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat
sehingga mampu mengadakan peyesuaian diri secara efektis yakni
senantiasa menjaga keselarasan dalam hubungan sosialnya dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan ibu Dian
yang menyatakan,
“Nek ting masyarakat kegiatan sing isih melu yo arisan RT sak wulan pisan, angko nek ra melu dak dikiro ra srawung karo tonggo teparo, sing penting iso rukun wong awae dewe ora rampung dewe, eneng opo-opo ki karo tonggo teparo. Kulo dodolan niku gih sami podo utang, opo meneh bapak-bapak niku katah mbak”kerja bakti kulo melu, nilii wong loro yo melu, timbangan kulo gih tumut.(Kalo di masyarakat kegiatan yang masih saya ikuti yaitu arisan RT satu bulan sekali, nati kalo gak ikut dikira gak ikut bersosialisasi sama tetangga, yang penting bisa rukun, orang kita juga gak bisa sendiri, ada apa-apa juga sama tetangga. Saya jualan juga semua ikut ngutang, apalagi lagi bapak-bapak itu mbak. Kerja bakti saya juga ikut, jenguk orang sakit, kegiatan posyandu juga mengikuti)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya
ibu sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
dalam lingkungan bermasyarakat tidak begitu berbeda dengan masyarakat
lainya yaitu dengan cara mengikuti arisan RT yang diadakan sebulan sekali,
ia juga menyadari bahwa sosialisasi di masyarakat juga penting karena
manusia tidak bisa hidup sendiri, di dalam keseharaiannya dapat di tunjukan
bapak-bapak yang membeli makanan di tempatnya sering berhutang dulu.
Kegiatan Sosial lain ibu juga mengikutinya, misalnya menjenguk tetangga
yang sedang sakit, kerja bakti dll.
hal yang sama diungkapka ibu Sariyem yaitu,
“Sak niki kegiatan sing tesih derek arisan PKK kulo gih dados pengurus, niku sesasi pisan, bien kulo dados pengurus RW, sak niki bapak mboten enten gih keteteran di lengser, gih pilih golek duit wae, trus kulo kelongi dadi derek ting RTnan mawon, bukane nopo-nopo mbak, sak niki bapak gih pun boten enten, boten enten sing ngewangi”nuweni tiang sakit gih derek, kerja bakti gih derek. (Sekarang kegiatan yang masih ikut arisan PKK saya juga ikut menjadi pengurus, itu satu bulan satu kali, dulu saya menjadi pengurus RW, tapi sekarang bapak sudah meninggal ya kebingungan di ganti, ya memilih mencari uang saja, lalu saya kurangi jadi ikut di RT dan PKK saja, bukannya apa-apa mbak, sekarang bapak sudah tidak ada, jadi tdak ada yang membantu, jenguk orang sakit juga ikut, kerja bakti juga ikut)
(Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya ibu
sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di
dalam lingkungan bermasyarakat tidak begitu berbeda dengan masyarakat
lainya yaitu dengan cara mengikuti arisan PKK dan menjadi seoarang
pengurus, Sebelum suaminya meninggal sempat menjadi pengurus RW,
namun setelah menjadi single parent memilih mencari uang karena tuntutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
dari orang tua tunggal yang harus betanggung jawab terhadap keluarga
sepenuhnya. Ibu juga mengikuti kegiatan sosial lainnya di masyarakat.
Berbeda pula halnya dengan yang diungkapkan oleh ibu Surani yaitu,
“Kegiatan masyarakat gih tesih derek arisan RT, rewangan, nek ngepasi mlebet sore gih titip, arisan bapak-bapak gih tumut, nyetori si mbah niku” (Kegiatan sekarang yang masih saya ikuti ya araisan RT, membantu orang punya hajatan, kalo masuk kerja sore ya titip, arisan bapak-bapak ya masih ikut, memberi setoran kakek itu) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya ibu
sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di
dalam lingkungan bermasyarakat tidak begitu berbeda dengan masyarakat
lainya yaitu dengan mengikuti arisan RT, dan membantu orang yang akan
menikah, tetapi di sesuaikan dengan waktu bekerjanya. Serta ikut dalam
arisan Bapak-bapak yang di ikuti oleh anggota keluarga yang lain.
Sementara ibu Sri Sutarti mengatakan,
“Nek arisan kulo boten tumut mbak, marai arisan ki yo kudu nganggo duit, wedi kulo mbak nek wes entuk disik, terus kari setor malah yo nek due duit nek ra due. Nek iyuran nopo-nopo gih tumut, nek enten perkumpulan nopo, undangan nopo kulo gih sak isose melu. Jane gih enten mbak mbriki tabungan bendino tapi gih kulo ra melu, tak kondisikne karo duitku saiki”nek nuweni tiang sakit, nopo layat, kulo gih tumut.sak kobere mbak.(Kalo arisan saya tidak ikut mbak, karena arisan itu ya harus pakai duit, takut saya mbak kalo sudah dapet dulu, lalu tinggal angsuran kalo punya uang kalo gak punya. Kalo iyuran ya ikut, kalo ada perkumpulan saya usahakan ikut. Sebenarnya ada disini tabungan tiap hari saya gak ikut, saya kondisikan dengan uang saya sekarang. Kalo jenguk orang sakit, atau ada yang meniggal saya juga ikut, ya sebisa mungkin saya ikuti mbak) (Hasil wawancara pada tanggal 3 November 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya ibu
sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di
dalam lingkungan bermasyarakat tidak begitu berbeda dengan masyarakat
lainya yaitu dengan masih ikut dalam iyuran dan perkumpulan kegiatan di
masyarakat tetapi tidak mengikuti arisan karena takut untuk tidak bisa
menyetorkan uang pada akhirnya. Dalam kegiatan sosial lainnya ibu juga
berusaha untuk mengukutinya misalnya menjenguk orang sakit, orang
meninggal.
Hal serupa di ungapkan oleh bapak Hendro Pornomo selaku ketua
RT yaitu,
“Urip ning masyarakat iku kudu isoh bermasyarakat, agama niku dingo njangkepi hidup, agama islam niku kudhu ditanamke engkang sae, ngih nopo mboten mbak, nek masalah kerjabakti gih kulo oyak-oyak, ning ting RT mriki ibu-ibu niku gih srawung mbak kulo gih mboten bedak-bedakne, rukun sedoyo, kulo nek krungu paling gih iren-irenan angsal jatah beras, padahal gih kulo bagi adil wong niku kulo urutne daftare”(Hidup di masyarakat itu juga harus bermasyarakat, agama itu untuk pelengkap hidup, agama islam itu harus ditanamkan benr-benar, ya atau tidak mbak, kalo masalah kerjabakti ya saya suruh semua, kalo di RT sini ibu-ibu ya bermasyarakat, dan saya tidak membeda-bedakan, rukun semua, saya kalo dengar ya paling masalah iri karena pembagian beras jatah, padahal ya saya bagi adil, juga saya urutkan daftarnya)
(Hasil wawancara pada tanggal 4 November 2011)
Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya ibu
sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di
dalam lingkungan bermasyarakat tidak diperlakukan berbeda oleh ketua RT
setempat, hidup rukun, tetapi dari anggota masyarakat sering terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
perelisihan adanya pembagian RASKIN (Beras Miskin) bagi keluarga yang
tidak mampu.
MATRIK 5
Upaya Ibu Dalam Hal Kehidupan Bermasyarakat.
No NAMA Upaya Dalam Hal Bersosialisasi Dalam Masyarakat
1. Ibu Endang .W Upaya dalam bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti arisan RT, kegiatan kerja bakti, menjenguk orang sakit, mengikuti progam POSYANDU.
2. Ibu Sariyem Upaya dalam bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti arisan PKK dan RT yang diadakan satu bulan sekali. menjenguk orang sakit, kerja bakti.
3. Ibu Surani Upaya dalam bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti arisan RT, kegiatan kerja bakti, dan iyuran dana sosial. menjenguk orang sakit, orang meninggal, kerja bakti.
4. Ibu Sri Surarti Upaya dalam bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan kerja bakti, menjenguk orang sakit dan orang meninggal.
Sumber : Hasil Wawancara
B. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian di atas terdapat berbagai upaya keluarga single
parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup yang berbeda beda
dapat di jelaskan sebagai beikut:
Pertama, Upaya seorang single parent dalam hal pengasuhan dan
pendidikan anak, ibu selalu menanamkan nilai-nilai moral, nilai-nilai sosial
dan nilai-nilai agama dengan menyelipkan nasehat-nasehat di waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
senggang karena kesibukan anak-anak sekolah maupun bekerja untuk
menjadi pedoman anak-anak di hari depan. Ibu Dian mendidik anaknya agar
supaya mandiri di masa kanak-kanaknya, tetapi membuat anak tersebut
nakal, ibu Dian lebih mementingkan pendidikan formal anaknya,
pendidikan non formal anak juga di lakukan bersama orang tuanya.
Ibu Sariyem menanamkan kapada kedua anaknya agar tidak minder,
dan selalu bersyukur dalam menjalani kehidupan, menanamkan kedisiplinan
dan tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan mandiri dalam menyelesaikan
masalah dalam kehidupan, Dan pendidikan secara formal tetap yang
terpenting karena ibu berharap kelak dapat membantu perekonomian
keluarganya dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup
keluarganya.
Sedangkan ibu Surani memberikan kasih sayang penuh kepada anak
satu-satunya, menanamkan sikap yang jujur, ibu memberikan nasehat serta
memberikan arahan agar supaya menjadi anak yang baik, menanamkan
sikap terbuka kepada orang tuanya.
Ibu Sri Sutarti memberikan kasih sayang kepada kedua anaknya,
memberikan contoh figur yang tegas dan keras dalam kehidupan sehari-hari,
berbeda dengan sebelum suaminya meninggal yang sering memanjakan
kedua anaknya, selalu mementingkan pendidikan formal kedua anak-
anaknya.
Kedua, kehidupan ekonomi setelah ibu menjadi single parent
mengalami perubahan ekonomi, sehingga upaya yang di lakukan oleh ibu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya di lakukan dengan berbagai
cara, seperti ibu Dian yang telah terbiasa membantu dan mencari uang
tambahan dengan berjualan angkringan untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya sebelum bercerai dengan suaminya. Mengatur keuangan
dengan hati-hati hasil dari penjualan di tabung dan untuk keperluan
anaknya. Apabila kekurangan memilih untuk berhutang pada pertemuan
Rukun Tetangga.
Ibu Sariyem menjadi penjual gorengan yang di setorkan ke pasar
tradisional, dan untuk makan sehari-hari ibu memperhitungkan laba yang di
perolehnya, berupa bahan mentan dan bahan jadi yang masih sisa dan dapat
di oleh kembali.
Sedangkan ibu Surani menerima gaji untuk di tabung dan untuk
membeli kebutuhan pokok, keuangan diatur setiap bulan dengan gaji yang
minim, ibu Surani harus bisa membayar hutang, memenuhi kebutuhan
pokok, dan untuk kebutuhan anaknya yang masih sekolah. dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari ibu memperolah dari bunga tabungan yang dia ikuti
dari unit-unit organisasi yang ibu ikuti, dan untuk biaya pendidikan anaknya
di peroleh dengan berhutang dalam jangka waktu 2 tahun.
Ibu Sri Sutarti melakukan upaya mempertahankan kelangsungan
hidup dulu dengan berjualan baju karena rugi terpaksa berhenti, dan
sekarang hanya bekerja sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan anak-anaknya, untuk makan sehari-hari ibu di peroleh ibu
dengan menjual hasil padi atau diolah sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Ketiga, upaya ibu single parent dalam memjamin kesehatan
keluarganya untuk memprtahankan kelangsungan hidup dengan cara yang
hampir sama,mulai pemenuhan gizi anak, pencegahan penyakit dan
pengobatan yang di lakukan. Seperti ibu Dian dengan memperhatikan gizi
anaknya dan ikut terdaftar dalam program kesehatan yang di selenggarakan
pemerintah yaitu JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Program
RASKIN juga di terima ibu Dian dengan cuma-cuma tidak di pungut biaya.
Begitu pula dengan ibu Sariyem selalu memperhatikan gizi pada
makanan kedua anaknya serta ikut terdaftar dalam program JAMKESMAS
(Jaminan Kesehatan Masyarakat), Sementara di saat anak terkecilnya sakit
ibu Sariyem di bantu anak yang paling besar untuk menjaga adiknya.
Program RASKIN di terima juga oleh ibu dengan cuma-cuma.
Tidak jauh berbeda dengan ibu Surani kesehatan kelaurganya ibu
mengandalkan JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), untuk
berobat di PUSKESMAS(Pusat Kesehatan Masyarakat), sementara pada
waktu orang tuanya di rawat di Ruamah Sakit ibu Surani tidak bisa
menunggu karena sibuk bekerja tapi di bantu adiknya untuk membantu
menunggu anggota keluarganya yang sakit, Ibu Surani tidak mendapatkan
jatah RASKIN tetapi neneknya yang mendapatkannya.
Sedangkan ibu Sri Sutarti sebagai single parent juga terdaftar dalam
JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), sebelum suaminya
meninggal menggunakan ASKES (Asuransi Kesehatan)untuk berobat ke
rumah sakit. Sewaktu suaminya di rawat di Rumah Sakit yang mengunggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
di rumah sakit ibu Surani sendiri, yang terpaksa tidak bekerja dahulu
sedangkan tanggung jawab mengasuh anak-anaknya tidak menjadi masalah
yang terpenting di beri uang, dan sesekali ibu Sri pulang untuk
membersihkan rumah dan memasak untuk anak-anaknya.dalam pembagian
RASKIN ibu juga mendapatkannya dengan cuma-cuma.
Keempat, upaya ibu sebagai single parent dalam kehidupan
bermasyarakat dalam menjalankan perannya tidak lepas dari peran sertanya
dalam kegiatan masyarakat seperti hasil penelitian ibu Dian upaya dalam
bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti arisan
RT, kegiatan kerja bakti, menjenguk orang sakit, kegiatan posyandu ibu
Dian juga mengikutinya.
Sedangkan ibu Sariyem dengan cara mengikuti arisan PKK dan RT
yang diadakan satu bulan sekali, menjenguk orang sakit hal ini di lakukan
ibu Sariyem dengan sadar dengan tujuan bersosialisasi dengan masyarakat
di sekitar tempat tinggalnya.
Ibu Surani dengan cara mengikuti arisan RT dan ikut dalam
sumbangan sosial, membantu orang yang sedang menggelar hajatan,
mengikuti arisan bapak-bapak mewakili orang tuanya.
Ibu Sri Sutarti dengan cara mengikuti kegiatan kerja bakti, berusaha
mengikuti kegiatan sosial lainnya antara lain menjenguk tetangga yang
sedang sakit, dan orang yang meninggal dunia.
Hal ini dipertegas oleh bapak Hendro Pornomo selaku ketua RT 06
RW 11 bahwa upaya ibu sebagai single parent dalam mempertahankan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
kelangsungan hidupnya di dalam lingkungan bermasyarakat tidak
diperlakukan berbeda oleh ketua RT setempat, hidup rukun, tetapi dari
anggota masyarakat sering terjadi perelisihan karena merasa iri hati dengan
pembagian progam kemanusiaan yang di selelnggarakan pemerintah antara
lain RASKIN, BLT dll. Tetapi pada kenyataannya sudah ada daftar
pembagian program-program tersebut di bagikan rata kepada warga yang
miskin.
Untuk menganalisis dan mengkaji Upaya keluarga single parent
dalam mempertahankan kelangsungan hidup, menggunakan paradigma
definisi sosial yang dikemukakan oleh Max Weber yang memusatkan
perhatiannya pada konsep rasionalitas.
Secara definitif Weber merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang
berusaha untuk menafsirkan dan memahami tindakan sosial serta unsur
hubungan sosial untuk sampai kepada penjelasam kausal. Menurut Weber
tidak semua tindakan manusia dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu
tindakan hanya dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi
pada perilaku orang lain (Weber, 1964 :90).
Dalam Upaya ibu single parent dalam mempertahankan
kelangsungan hidup, maka disini ibu sebagai orang tua tunggal berperan dan
bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya dalam hal pengasuhan dan
pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya
dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
bermasyarakat, agar bisa memberikan pengajaran untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Sehingga dari apa yang diberikan oleh orang tua
tunggal kepada anak dan masyarakat dapat dijadikan modal dalam
kehidupannya kelak, sehingga para orangtua tunggal bisa mengambil sikap
dan tindakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam
menjalankan upaya-upaya dalam mempertahankan kelangsungan hidup.
Tindakan dapat dilakukan dengan memberikan pengaruh yang positif.
Membahas tentang tindakan, maka disini ada konsep dari Weber mengenai
tindakan sosial, menurutnya ada 5 pokok sasaran penelitian dalam
sosiologi:
1. Tindakan manusia yang menurut aktor mengandung makna yang
subyektif meliputi barbagai tindakan nyata.
2. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan
bersifat suyektif.
3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dan suatu situasi,
tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk
persetujuan secara dam-diam.
4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau beberapa individu.
5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah
kepada orang lain juga.
Memandang mengenai makna sebuah tindakan, maka Weber
membedakan arti tindakan berdasarkan rasionalitas tindakan sosial yang
pada akhirnya mengantarkan Weber sebagai tokoh yang terkenal dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
konsep rasionalitas. Adapun Weber membagi tindakan itu menjadi 4 tipe
sehingga rasionalitas akan mudah dipahami.
1. Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational Action)
Adalah suatu tindakan sosial murni, dalam hal ini aktor tidak hanya
sekedar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tetapi juga
menentukan nilai dari tujuan itu. Tindakan ini akan lebih mudah dipahami
apabila aktor berkelakuan dengan cara yang paling rasional dalam mencapai
tujuan tersebut. Walaupun sebenarnya tindakan tersebut absolut karena
dapat menjadi cara bagi penetapan tujuan berikutnya. Dalam Upaya
keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup,
tindakan ibu sebagai orang tua tunggal berperan dan bertanggung jawab
penuh terhadap keluarganya dalam dalam hal pengasuhan dan pendidikan
anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal
pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat,
anak di berikan tanggung jawab terhadap pendidikan dan memberi ijin
untuk membantu pekerjaan ibunya. seorang ibu dapat menerima dan
menjalankan tanggung jawab sebagai kepala keluarga serta sebagai seorang
single parent.
2. Rasionalitas yang berorientasi nilai (Werk Rational Action)
Dalam tindakan ini sulit dibedakan antara tujuan dan cara tetapi
tindakan ini dapat dikategorikan rasional karena pilihan terhadap cara-cara
yang sudah dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam
Upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
maka disini ibu sebagai orang tua tunggal berperan dan bertanggung jawab
penuh terhadap keluarganya upaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan
anak dengan memberikan pendidikan formal maupun non formal, upaya
dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga dengan bekerja, upaya dalam hal
pemenuhan kesehatan keluarga dengan cara memperhatikan asupan gizi
untuk anak dan ikut dalam program pemerintah melalui JAMKESMAS
(Jaminan Kesehatan Masyarakat), upaya dalam hal kehidupan
bermasyarakat mengikuti arisan RT dan kerja bakti, agar bisa memberikan
pengajaran untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
3. Tindakan Afektif (Affectual Action)
Dikategorikan dalam tindakan irasional atau kurang rasional karena
tindakan ini terjadi karena dibuat-buat dan dipengaruhi oleh emosi serta
kepura-puraan aktor. Dalam hal ini ibu bertanggung jawab penuh terhadap
keluarganya upaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak dengan
memberikan pendidikan formal maupun non formal, dengan memberikan
kasih sayang yang nyata dengan sabar mengarahkan anak-anaknya agar
menjadi pribadi yang lebih baik.
4. Tindakan Tradisional (Traditional Action)
Dikategorikan dalam tindakan irrasional atau kurang rasional karena
apa yang dilakukan aktor hanya didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan masa
lalu (Ritzer, 1992:47-48). Seorang ibu menjadi single parent harus
meninggalkan sisi feminimnya karena mereka harus bergumul dengan
kebutuhan sehari-hari dan juga harus memberi perhatian terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
pendidikan anak-anak mereka, serta menerima status tersebut di tengah-
tengah masyarakat yang masih memandang sebelah mata akan keberadaan
mereka.
Bertolak dari apa yang telah diungkapkan oleh Weber mengenai
tindakan sosial, maka apa yang telah dilakukan oleh orangtua tunggal atau
single parent dalam mempertahankan kehidupannya merupakan tindakan
Zwerk Rational karena terdapat tujuan untuk mempermudah anak upaya
yang dilakukan untuk suatu tujuan yang dimana hal tersebut merupakan
suatu wujud tindakan yang konkret.
Senada dengan pendapat Weber bahwa tindakan individu didorong
oleh suatu motivasi untuk pencapaian suatu tujuan tertentu maka Parsons
mengemukakan bahwa orientasi individu dalam bertindak itu terdiri dari 2
elemen dasar yaitu orientasi nilai dan orientasi motivasional.
Adapun teori yang digunakan untuk menganalisa hasil penelitian ini
adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcott Parsons yang
menginginkan pemisahan antara teori aksi dengan behaviorisme sehingga
Parsons lebih memilih menggunakan istilah actions daripada behaviour
karena action secara tidak langsung menyatakan suatu aktivitas, kreativitas
dan proses penghayatan diri individu. Teori aksi menerangkan tentang
konsep Voluntarisme atau kerelaan yang merupakan kemampuan individu
untuk melakukan tindakan dalam arti menetapkan alat atau cara guna
mencapai tujuan dar beberapa alternatif yang tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Ada beberapa asumsi fundamental tentang teori aksi yang
dikemukakan oleh Hinkle dengan merujuk pada karya Mac Iver, Zraniecki
dan Parsons :
1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai
subyek dari situasi ekstrenal dalam posisinya sebagai obyek.
2. Sebagai subyek manusia bertindak dan berperilaku untuk
mencapai tujuan tertentu.
3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur,
metode serta seperangkat yang cocok untuk mencapai tujuan.
4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang
tidak dapat diubah dengan sendirinya.
5. Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan
sosial yang akan, sedang dan telah dilakukan.
6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan dan prinsip moral diharapkan
timbul saat pengambilan keputusan itu.
7. Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian
teknikpenemuan yang bersifat subyektif. (Ritzer, 1992:53-54)
Pada karya Mac Iver, Zraniecki dan Parsons, Parsons
menjelaskan bahwa memang teori aksi tidak dapat menerangkan
keseluruhan aspek kehidupan, namun Parsons menyusunnya kedalam skema
unit-unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik sebagai berikut ini :
1. Adanya individu selaku aktor.
2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
3. Aktor mempunyai alternatif, cara, alat serta teknik untuk
mencapai tujuannya.
4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situsional yang dapat
membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan.
5. Aktor berada dibawah kendala dari nilai-nilai, norma-norma dan
berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan
menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai
tujuan.
Upaya orangtua / single parent merupakan individu yang berperan
sebagai aktor yang dipandang sebagai pemburu tujuan tertentu yaitu
Sebagai kepala keluarga, pendidik, pekerja, bersosialisasi dan berupaya
untuk menyampaikan metode secara tepat. Dalam mempermudah untuk
bersosialisasi melakukan berbagai tindakan untuk mencapai tujuan tersebut,
mencukupi kebutuhan, serta memberikan pengajaran sebaik mungkin agar
bisa dicapai hasil atau tujuan yang maksimal.
Dalam pandangan Talcott Parsons, masyarakat dan suatu organisme
hidup merupakan sistem yang terbuka yang berinteraksi dan saling
mempengaruhi dengan lingkungannya. Sistem kehidupan ini dapat
dianalisis melaui dua dimensi yaitu : interaksi antar bagian-bagian / elemen-
elemen yang membentuk sistem dan interaksi / pertukaran antar sistem itu
dengan lingkungannya. Seperti halnya di dalam lingkungan orangtua
tunggal/ single parent, Dalam proses mempertahankan kelangsungan hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
maka diperlukan system yang saling berinteraksi dan berhubungan satu
sama lain. Seperti Pemerintah , Orangtua sendiri, anak,serta masyarakat.
Talcott Parsons berpendapat bahwa ada empat unsur utama yang
tercakup dalam segala sistem kehidupan yaitu sistem AGIL ,
1. Adaptation (A)
Yaitu kemampuan sistem menyerap apa-apa yang dibutuhkannya
dari lingkungannya serta membagikannya kepada bagian seluruh bagian
sistem.
2. Goal Attainment (G)
Merupakan upaya menentukan prioritas dari beberapa tujuan sistem
serta mencapai tujuan tersebut.
3. Integration (G),
Ialah mengkoordinasi dan menyatukan bagian-bagian dari satu
sistem menjadi suatu kesatuan fungsi.
4. Latent Pattern Maintenance (L).
Ialah cara mempertahankan kesinambungan tindakan didalam suatu
sistem yang mengikuti norma atau aturan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan anlisas data dan pembahasan hasil penelitian tentang
Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup
Pada Keluarga Miskin. Di Dusun Ngablak, Desa Papahan, Kecamatan
Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun 2011. Penulis dapat menganbil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Lingkungan sosial dan lingkungan keluarga yang mendukung
ibu untuk bangkit dan bertahan dengn situasi yang baru dengan
ketiadaan ayah/suami dalam keluarga.
2. Upaya ibu single parent mampu berfikir positif bahwa
kehidupan masih terus berlangung dan anak-anaknya masih
membutuhkan ibu dalam keberlangsungan hidup selanjutnya.
3. Dalam upayanya ibu sebagai single parent di kalangan keluarga
miskin, ibu mampu mencukupi kebutuahn hidup dengan segala
kamampuan serta ketrampilan yang dimiliki. Dari
pengembangan tersebut ibu dapat meningkatkan kesejahteraan
keluarganya kususnya pemenuhan kebutuhan keluarga dan
menghantarkan pendidikan anak-anak hingga jenjang yang lebih
tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
4. Kemauan untuk berusaha, dalam berbagai upaya
mempertahankan kelangsungan hidup sebagai kepala keluarga
dalam hal ekonomi, pendidikan anak, pemenuhan kesehatan
anak, dan kehidupan sosial di masyarakat.
5. Berserah diri pada tuhan sehingga ibu memiliki pegangan dan
pedoman hidup yang kuat atas keyakinan hidup yang dialami
oleh ibu sebagai single parent.
6. Ibu dapat menjaga hubungan sosial yang terjalin di dalam
masyarakat tempat tinggalnya, hal ini menunjukan hal posistif
bahwa ibu berhasil dalam upaya yang di lakukan dalam hal
berhubungan dalam masyarakat.
7. Upaya ibu single parent sebagai kepala keluarga merupakan
tanggung jawab ibu sebagai orang tua tunggal, setelah ketiadaan
suami akibat perceraian ataupun kematian. Membutuhkan waktu
dan proses dalam penerimaan akan ketiadaan suami namun
dengan adanya dorongan yang berasal dari anak-anaknya dan
orang-orang sekitar ibu mampu bangkit dan menjalani
hudupnya, tanpa adanya suami.
Tetapi keyataan yang telah di temukan peneliti, upaya keluarga
single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup seorang ibu
single parent memiliki hambatan dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya hal ini disebabkan oleh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
a. ibu yang memiliki ketergantungan yang tinggi kepada suaminya
maka ketika berpisah dengan suami akan mengalami kesedian
yang mendalam.
b. Tingkat kepercayaan diri yang kurang membuat ibu yang
sebenarnya mampu menjalani tanggung jawab kepada
keluarganya tanpa seorang suami merasa minder, cemas dan
takut dalam menghadapi kematian suami.
c. Usia yang masih produktif dan masih memiliki tanggungan
keluarga ibu merasa hal itu adalah beban hidup.
d. Para ibu sebagai kaum perempuan yang kadang di pandang
sebelah mata karena perempuan itu identik dengan lemah,
lembut, emosional, irasional namun di lihat dari kehidupan sosial
dan ekonomi, ibu sanagt bertanggung jawab menjadi tulang
punggung keluarga dan mengurusi seluruh urusan rumah tangga.
untuk mengutamakan kesejahteraan hidup serta mempertahankan
kelangsungan hidup keluarganya.
e. Ibu single parent tetap dapat melaksanakan dengan sebaik
mungkin dalam berperan dan bertanggung jawab penuh terhadap
pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan
ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan
keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat. Senantiasa
menanamkan nilai moral, sosial dan agama, memperhatikan
kesehatan, sehingga anak-anaknya dapat berkembang dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
baik, walaupun tanpa figure seorang ayah, serta tetap menjaga
hubungan baik dengan masyarakat.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Empiris
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti mendapat
berbagai macam gambaran tentang upaya keluarga single parent dalam
mempertahankan kelangsungan hidup. Setiap keluarga yang menjadi orang
tua tunggal di dalam keluarga memiliki peran dan karakter masing-masing.
Setiap keluarga memiliki kebijakan yang berbeda-beda untuk berupaya
dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan
ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya
dalam hal kehidupan bermasyarakat, pembagian kerja dirumah mereka dan
cara membagi waktu antara pekerjaan dengan rumah tangga yang
dilakukannya seorang diri tanpa figur pasangan.
Tetapi yang perlu diperhatikan adalah status baru yang diterima para
single parent ini akibat perceraian maupun kematian pasangan hidup,
membuat para ibu yang bersatus single parent ini dipandang sebelah mata
oleh masyarakat, terutama yang dialami oleh single parent karena
perceraian di lingkungan tempat tinggalnya. Stigma negatif yang terdapat di
masyarakat seperti anak dari keluarga single parent sulit diatur, sering
bermasalah, tidak percaya diri, prestasi disekolahnya kurang baik, kurang
harmonis apabila memiliki keluarga baru, hubungan dengan teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
sebayanya maupun dengan pasangannya kurang sehat dan keluarga single
parent dipandang sama dengan keluarga broken home. Beberapa pandangan
dari masyarakat yang bersifat negatif yang peneliti peroleh dilapangan,
sedikit banyak mempengaruhi psikologis para single parent ini dalam
melanjutkan keberlangsungan hidup keluarga barunya.
Dalam Jurnal internasioanal Gender differences in depression :
theoretical exsamination of power dapat menjelaskan bagaimana Seorang
ibu yang bersetatus single parent di kalangan keluarga miskin yang masih
produktif memiliki anak-anak yang masih membutuhkan perhatian dan
pendidikan, tidak adanya pembagian kerja dirumah dengan anak maupun
anggota keluarga lain karena para anak-anaknya masih mengenyam
pendidikan dan bagi ibu pendidikan adalah hal yang di utamakan,
menjadikan para single parent ini memikul beban ganda di mana secara
tidak langsung mereka harus memainkan dua peran sekaligus, yakni sebagai
pencari nafkah dan juga aktor kegiatan kerumahtanggaan (domestik),
dengan status barunya peran dan fungsi ibu bertambah sebagai pencari
nafkah keluarga sehingga untuk mengantisipasi pergeseran peran yang
dialami oleh para wanita ibu rumah tangga sebaiknya para wanita
membekali diri dengan ketrampilan agar apabila keadaan memaksanya
untuk bekerja mereka sudah memiliki modal untuk keberlangsungan
hidupnya yang berhubungan dengan perekonomian keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
2. Implikasi Teoritis
Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori tindakan
sosial dari Max weber, sedangkan untuk menganalisa hasil penelitian ini
adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Hasil penelitian
ini secara teoritis mendukung kedua pendekatan tersebut. Yang menekankan
pada tindakan yang akan dilakukan oleh ibu single parent yang masih
produktif dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup. Didalam
pendekatannya, Parson menyebutkan bahwa ada 4 unsur utama yang
tercakup dalam segala sistem kehidupan seperti Latter pattern maintenance
(L) atau cara mempertahankan kesinambungan tindakan didalam suatu
sistem yang mengikuti norma atau aturan tertentu., Integration (I) ialah
mengkoordinasi dan menyatukan bagian-bagian dari suatu sistem menjadi
suatu kesatuan fungsi, Goal attainment (G) yaitu kemampuan sistem untuk
menyerap apa-apa yang dibutuhkannya dari lingkungannya serta
membagikannya kepada seluruh bagian sistem (Poloma, 1987).
Upaya ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan
hidup pada keluarga miskin, merupakan salah satu sistem kehidupan yang
memiliki tujuan dan aturan atau norma tertentu. Untuk mencapai tujuan
yang diinginkan oleh pihak khususnya para orangtua dan masyarakat pada
umumnya.
Berbagai upaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya
dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan
kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Memberikan penanamkan nilai moral, sosial dan agama, memperhatikan
kesehatan, sehingga anak-anaknya dapat berkembang dengan baik,
walaupun tanpa figure seorang ayah, serta tetap menjaga hubungan baik
dengan masyarakat.
Di dalam pendekatan Max Weber sosiologi adalah suatu ilmu yang
berusaha memperoleh pemahaman interpretative mengenai tindakan sosial
agar dengan demikian bisa sampai ke suatu penjelasan kausal mengenai
arah dan akibat-akibatnya. Dalam teorinya Max Weber memandang
manusia sebagai actor yang kreatif dan realitas sosialnya. Sebab jika dilihat
actor yang berperan disini adalah ibu sebagai single parent yang masih
dalam usia produkif karena demi mempertahankan kelangsungan hidup ibu
sebagai single parent berusaha, berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarganya dalam hal penyesuaian diri terhadap keadaan diri, upaya dalam
hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi
keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal
kehidupan bermasyarakat.
Menurut Parsons, sebagai pendukung teori aksi dari Max Weber,
istilah aksi atau action menyatakan secara langsung suatu aktivitas,
kreativitas dan proses penghayatan individu ditentukan oleh
kemampuannya. Kemampuan inilah yang disebut Parsons sebagai
Voluntarisme. Secara singkat Voluntarisme merupakan kemampuan untuk
melakukan tindakan –tindakan dalam rangka mencapai tujuannya. Manusia
dipahami sewaktu dia membuat pilihan atau suatu keputusan antar tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
yang berbeda dan alat-alat untuk mencapainya. Sama halnya dengan
tindakan yang dilakukan oleh ibu single parent yang menjadi kepala
keluarga pada keluarga miskin, dalam upaya mempertahankan
kelangsungan hidup, ibu berusaha dan bertanggung jawab dalam hal
pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi
keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal
kehidupan bermasyarakat. ketika menjalankan kehidupan sehari-hari
mereka selalu melihat tujuan yang akan di capai yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup dengan melakukan aktivitas yang bisa di lakukan,
menjalani kehidupan apa adanya dan dapat menjaga hubungan sosial
dengan masyarakat di sekitar temapt tinggal. Hal demikian adalah suatu
tindakan keputusan dalam rangka mencapai tujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup keluarganya. Lingkungan mempengaruhi faktor dalam
upaya mempertahankan kelangsungan hidup. Jadi tindakan tersebut
berbentuk oleh pelaku, tujuan dan suatu lingkungan yang terdiri dari obyek
fisik dan sosial, norma-norma dan nilai-nilai.
3. Implikasi Metodologis
Judul penelitian ini adalah Upaya Ibu Single Parent Dalam
Mempertahankan Kelangsungan Hidup Pada Keluarga Miskn. Adapun yang
menjadi batasan dalam penelitian ini adalah bagaimana ibu sebagai single
parent yang masih produktif menjadi kepala keluarga dan berupaya dalam
hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi
keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
kehidupan bermasyarakat dalam mempertahankan kelangsungan hidup.
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang
bertujuan untuk menggambarkan upaya ibu single parent jika dilihat dari
pihak yang terlibat, latar belakang single parent, faktor penyebab, tindakan
yang dilakukan dan cara mempertahankan kelangsungan hidup, dengan
pengambilan lokasi di Dusun ngablak, Desa Papahan, Kecamatan
Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Adapun alasan pemilihan lokasi ini
adalah melihat fenomena banyaknya ibu single parent yang masih produktif
yang masih sulit dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup serta
mendapat banyak perhatian dan dukungan dari lingkungan sekitar. Penulis
memilih menggunakan jenis penelitian ini karena melalui metode ini penulis
dapat lebih bebas dalam mengkaji hal-hal yang diperlukan. Karena jenis
penelitian ini akan mampu mengungkapkan informasi deskriptif yang
mampu memberikan realitas sebagaimana adanya. Jadi, penelitian ini
bukanlah untuk menguji suatu hipotesis.
Dalam teknik pengumpulan data penulis berperan sebagai
instrument penelitian dalam mencari dan mengumpulkan data di lapangan
dengan menggunakan teknik wawancara. Mengenai pengambilan sampel
menggunakan maximum variation sampling yaitu strategi pengambilan
sampel yang dimaksudkan untuk dapat menangkap atau menggambarkan
suatu tema sentral dari studi melalui informasi yang silang menyilang dari
berbagai tipe informan. Dengan cara ini penulis dapat memperoleh data
yang cukup bagi penelitian ini dengan cara memilih informan yang benar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
benar tahu. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 (sembilan) orang
dimana masing-masing responden mempunyai keragaman latar belakang
yaitu ibu yang masih produktif yang menyandang status single parent
karena kematian salah satu pasangan hidup ataupun karena perceraian 4
(empat) orang dan salah satu anak dari ibu single parent 3 (tiga) orang.
Serta dua orang responden tambahan yang digunakan sebagai triangulasi
yaitu anak.
Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisa interaktif.
Berawal dari pengumpulan data di lapangan, dilanjutkan dengan menyeleksi
data yang sesuai dengan fokus penelitian, kemudian menyajikannya dalam
bentuk cerita. Langkah yang terakir adalah menarik suatu kesimpulan dari
hasil penelitian tersebut. Untuk menguji validitas data, peneliti
menggunakan trianggulasi sumber data yaitu dengan memilih waktu yang
tepat untuk melakukan wawancara sehingga tidak memungkinkan
responden untuk berbohong. Secara garis besar pada dasarnya metodologi
yang digunakan dalam penelitian ini tidak banyak mengalami kesulitan
dalam mengumpulkan dan mengolah data.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Di dalam proses
wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana ibu sebagai single parent yang
masih produktif menjadi kepala keluarga berupaya dalam hal pengasuhan
dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan
bermasyarakat bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
kepada informan untuk memperoleh informasi yang diharapkan dan
kebenarannya dibuktikan dengan melakukan observasi di lapangan.
Dengan menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini,
peneliti menemukan kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang peneliti
temukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini lebih sesuai
dengan metode dengan metode kualitatif, sehingga peneliti dapat
mengetahui dan menggambarkan bagaimana ibu sebagai single parent yang
masih produktif menjadi kepala keluarga pada keluarga miskin, berupaya
dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan
ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya
dalam hal kehidupan bermasyarakat bertujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Selain itu, kebenaran dalam penelitian kualitatif
merupakan hasil perundingan, persetujuan dan kesepakatan dari informan
yang menjadi sumber data. Disamping itu, peneliti juga mampu
mengungkap realitas secara mendalam karena dapat mengungkapkan
realitas internal seperti pola pikir manusia dengan segala subyektivitasnya,
emosi dan nilai-nilainya sehingga mampu menggambarkan realitas sosial
sebagaimana adanya.
Adanya kekurangannya adalah hasil penelitian kualitatif ini tidak
dapat digeneralisasikan dan hanya berlaku pada masyarakat di lokasi
penelitian saja. Disamping itu kekurangan lainnya adalah peneliti terjebak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
dalam subyektivitas sehingga emosi, perasaan, pandangan dan prasangka
peneliti ikut masuk dalam analisis dan hasil penelitian. Sedangkan temuan-
temuan yang berhasil peneliti peroleh dalam penelitian ini adalah :
1. Para single parent mengeluhkan tentang beratnya bertanggung
jawab menjalani dua peran sekaligus menjadi seorang ayah dan
ibu yang harus bekerja dan mendidik anak sebagai upaya
mempartahankan kelangsungan hidup.
2. Para single parent mengeluhkan kekurangan waktu dalam
melakukan hal tersebut diatas sehingga sering kali ada salah satu
peran yang terabaikan hal ini dikarenakan tidak adanya
pembagian tugas yang jelas antara orangtua dengan anak
maupun dengan anggota keluarga lain yang tinggal serumah
dengannya.
3. Setiap orangtua dalam keluarga single parent mempunyai prinsip
hidup yang berbeda-beda. Misalnya seperti mendidik dan
mengajarkan anak supaya disiplin dengan pekerjaan dan
mendidik dengan keras agar anak bertanggung jawab kepada
pendidikannya.
4. Para single parent memiliki kasih sayang dan perhatian yang
lebih terhadap anak-anaknya, sehingga mereka memiliki
hubungan yang sangat dekat dengan anak-anaknya dibandingkan
dengan ketika masih memiliki pasangan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat peneliti
kemukakan antara lain sebagai berikut :
1. Saran bagi Single parent
· Ibu sebagai single parent hendaknya berfikir positif dalam
menghadapi permasalahan yang ia hadapi, walau tidaklah
mudah menanggung beban menjadi seorang kepala keluarga
seorang diri, namun dengan berupaya dan berusaha hal ini dapat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa walaupun tidak
memiliki keluarga yang utuh namun tetap dapat menjalani
hidup dengan baik dan menghantarkan anak-anaknya mencapai
kesuksesan dalam menggapai cita-citanya.
· Ibu hendaknya dapat mengambil keputusan yang bijak dan
kepribadian yang tegas agar kehidupan keluarganya menjadi
lebih baik dan anak-anak menjadi kepribadian yang dewasa dan
mudah bersosialisasi dengan masyarakat.
· Ibu hendaknya ikhlas dalam memandang cobaan di hidupnya,
tetap berjuang, bersyukur dan mengambil hikmah sebagai
proses hdup yang harus dilalui dengan sebaik mungkin, serta
tidak menyimpan penyesalan, kesedihan, kekecewaan dan
kebencian sehingga beban hidup terasa lebih ringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
2. Saran bagi Anak dan anggota keluarga
· anak-anak yang memiliki ibu sebagai orang tua tunggal, hendaknya
merasa bangga dengan kekuatan ibu yang terus berjuang, menjadi
teladan untuk anak-anaknya, menjadi tulang punggung keluarga dan
mengasuh anak-anaknya.
· Bagi anak maupun anggota keluarga yang lain dimana single parent
bekerja diluar rumah maka diharapkan mereka mau berbagi peran
dengan single parent untuk menjalankan tugas-tugas rumah maupu
tugas-tugas sosial dalam masyarakat serta memhormati ibu dan
menghargai ibu dengan memperhatikan nasehatnya.
3. Saran bagi Masyarakat
· Masyarakat hendaknya tidak memandang sebelah mata ibu yang
bersetatus single parent yang menjalankan peran sebagai kepala
keluarga dengan menghargai dan menghormati hak dan
kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat sehingga kehidupan
bermasyarakat tetap berjalan harmonis.
· Masyarakat hendaknya dapat membantu dalam dukungan sevara
moral dan sepiritual bagi ibu untuk menjalankan hidup dan
menjalankan fungsi dan perannya dengan baik, baik dalam keluarga
dan lingkungan sosialnya.
4. Saran bagi pemerintah
· Pemerintah hendaknya memberikan perhatian dengan mengadakan
pelatihan ketrampilan dan memudahkan akses dalam peminjaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
modal bagi ibu sebagai kepala keluarga dalam upaya single parent
dalam mempertahankan kelangsungan hidup.
· Bagi pemerintah Desa Papahan, hendaknya lebih memberikan
perhatian, berperan aktif dan adil dalam melaksanakan program dari
pemerintah yang memiliki tujuan menjamin kesejahteraan
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
DAFTAR PUSTAKA
Alimandan. 2004. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media.
Barker, Chiris. 2006. Cultural Studies Teori dan Praktek. Terjemahan Nurhadi.
Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Budiman, Arief. 1982. Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta: Gramedia
Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers.
Goode, William J. 2000. Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara.
Hurlock, B.E. 1997. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.
Hendropuspito. 1989. Sosiologi Sistematik, Yogyakarta: Kanisius.
Horton, paul B and Chester hunt. 1984. Sosiologi, Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
Ihromi, T.O. 1990. Peran Ibu yang Berperan Tunggal dan Berperan Ganda,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jonhson, Doyle, Paul. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern II, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Khairuddin. 1985. Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Nurcahaya.
M. Poloma, Margaret. 1994. Sosiologi Kotemporer, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Martinus, Surawan. 2001. Kamus Kata Serapan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyadi, Yad. 1994. Sosiologi, Jakarta: Yudistira.
Moleong Lexy, J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Pusdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Ritzer, George. 1988. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta:
Rajawali Press.
Sayogyo, Pudjiwati. 1993. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat
Desa, Jakarta: CV. Rajawali.
Slamet, Yulius. Metode Penelitian Sosial, Sebelas Maret University, 1982.
Sutopo, HB. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya
Dalam Penelitian, Surakarta: UNS Press.
Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press.
Warren and Roucek. 1984. Pengantar Sosiologi, Jakarta: Bina Aksara.
Yustinus Semiun. 2002. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius.
Data Internet :
http://www.duniapsikologi.com (Di akses pada tanggal 28 Maret 2011)
http://www.bundaananda.blogspot.com (Di akses pada tanggal 28 maret 2011)
http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan-01jul10.pdf
http://repository.unand.ac.id/print/1389
Jurnal International:
Gender differences in depression : theoretical exsamination of power. (2010)
http:// International Journal of women and social work.com
(Diakses pada tanggal 2 Februari 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Kaarina Määttä, Taina Kyronlampi-Kylmanen: “Children’s And Parents’ Experiences On Everyday Life And The Home/Work Balance In Finland, International Journal of Child, Youth & Family Studies ISSN (online) 1920-7298: University of Victoria. Vol 3, No 1 (2012)
http://www.spingerlink.com (Diakses pada tanggal 2 Februari 2012)