SKRIPSI Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman pada Dinas Kebersihan...
Transcript of SKRIPSI Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman pada Dinas Kebersihan...
SKRIPSI
Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman pada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok
Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana
ABDUL HALIM (1111093000084)
DOSEN PEMBIMBING
1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
2. Evy Nurmiati, M.Si
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439H/2018M
SKRIPSI
Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok
Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana
ABDUL HALIM (1111093000084)
DOSEN PEMBIMBING
1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
2. Evy Nurmiati, M.Si
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439H/2018M
i
SKRIPSI
Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok
Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana
oleh:
ABDUL HALIM (1111093000084)
DOSEN PEMBIMBING
1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
2. Evy Nurmiati, M.Si
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439H/2018M
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Abdul Halim – 1111093000084, “Rancang Bangun Sistem Informasi
Pengelolaan Pemakaman Berbasis Web Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) Kota Depok dibawah bimbingan Dr. Syopiansyah Jaya Putra dan Evy
Nurmiati.
Sistem informasi pengelolaan pemakaman berbasis web adalah sebuah
sistem yang terkomputerisasi, terintegrasi dan terstruktur dengan baik guna
mendukung kegiatan registrasi, pemakaman, serta monitoring dalam pengelolaan
pemakaman. Permasalahan yang ditemui dalam penelitian ini diantaranya: (1)
Kurangnya responsibilitas kerja, (2) adanya redudansi data, (3) data-data yang
rentan sekali hilang, rusak, maupun dimanipulasi, (4) kurangnya efisiensi waktu
kerja, (5) serta kurangnya informasi mengenai tata letak makam. Penelitian ini
bertujuan untuk merancang bangun sistem informasi pengelolaan pemakaman
yang terintegrasi oleh setiap TPU yang tersebar di wilayah Kota Depok dengan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok sebagai pusatnya. Dalam
merancang sistem ini penulis melakukan beberapa tahapan diantaranya tahapan
definisi ruang lingkup, analisis sistem, desain sistem, serta implementasi dengan
menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application Development
(RAD), yang mana dalam merancang desain proses tersebut dijabarkan melalui
use case diagram, activity diagram dan sequence diagram dengan menggunakan
tools Unified Modelling Language (UML). Penelitian ini menghasilkan rancangan
sistem informasi pengelolaan pemakaman dengan output berupa aplikasi Sistem
Informasi Pengelolaan Pemakaman (SIPP) berbasis web. Perancangan sistem ini
diharapkan dapat meningkatkan responsibilitas kerja, menghilangkan redudansi
data, mengurangi resiko data-data yang rentan hilang, rusak, maupun
dimanipulasi, meningkatkan efisiensi kerja, mengontrol kegiatan pengelolaan,
serta meningkatkan kualitas pelayanan dalam kegiatan pengelolaan pemakaman.
Kata kunci : Sistem informasi, pengelolaan pemakaman, Rapid Application
Development
V Bab + 320 Halaman + 118 Gambar + 63 Tabel + 32 Daftar Pustaka + Lampiran
+ 15 Buku Acuan (2007 - 2016)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, khususnya bagi Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua
dari zaman yang gelap gulita menuju ke zaman yang terang benderang seperti saat
ini.
Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan
Pemakaman Berbasis Web Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota
Depok” dapat diselesaikan dengan baik. Tentunya terdapat banyak kesulitan dan
hambatan yang dihadapi selama penyusunan laporan skripsi ini, baik dalam
pengumpulan data penelitian maupun dalam penyusunan penulisan. Namun
dengan keyakinan dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak maka
segala kesulitan dan hambatan dapat dilalui dan laporan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah mendukung. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak
tertuliskan, izinkanlah penulis menuliskan kata-kata terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku kepala program studi dan Ibu Meinarini
Catur, MT selaku sekretaris prodi Sistem Informasi Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr.Syopiansyah Jaya Putra, M.Si, selaku dosen pembimbing 1 serta
Ibu Evy Nurmiati, MMSI, selaku dosen pembimbing 2 skripsi dari pihak
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Sarwoto, selaku dosen pembimbing akademik.
5. Kedua orang tua, Bapak Saamin dan Ibu Marhaya yang telah sabar
membimbing dan menyediakan segala kebutuhan baik lahir maupun batin
kepada penulis untuk menjalani perkuliahan hingga saat ini.
6. Saudara kandung baik itu kakak perempuan maupun kakak laki-laki yang
selalu memberikan support dan selalu menyemangati dalam menjalani
perkuliahan dan menyusun penelitian ini.
7. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi, yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, yang telah menuangkan ilmunya kepada penulis selama
perkuliahan.
8. Bapak Ahmad Dimyati, selaku Kepala TU bagian UPT.TPU yang telah
mengizinkan dan memberikan data serta informasi terhadap kebutuhan dari
penelitian saya dan Bapak Acep selaku Petugas Pelayanan TPU. Pondok
Petir.
viii
9. Teman seperjuangan penulis, khususnya kepada Fikri Aulia (Ichi), Ikhwan
Harahap (Brek), Muhammad Fajri (Cpaix), Farhan Aunurrofiq (Farhan), Diar
Ichrom (Diar), Noval Putratama (Noval), Dylan Fardhani (Dylan), Oki
Nurkholis (Oki), Ahmad Imam Fauzi (Imam), M. Rafi Wirawan (Genduy),
yang telah menghabiskan waktu bersama-sama dalam melaksanakan
perkuliahan.
10. Teman-teman mahasiswa/i program studi Sistem Informasi Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan doa,
semangat serta motivasi kepada penulis. Semoga kita semua selalu
dilancarkan dan diberikan kekuatan dalam menjalankan segala kegiatan baik
dalam perkuliahan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
11. Seluruh pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat Penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima
kasih sedikitpun kepada mereka.
Akhirnya atas segala bantuan dari semua pihak, Penulis mengucapkan
terima kasih dan berdoa kepada Allah SWT, semoga apa yang telah diberikan
dijadikan amal baik serta dibalas dan dilipatgandakan pahalanya. Dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aaamiin.
Depok, Maret 2018
Abdul Halim
ix
DAFTAR ISI
Judul ................................................................................................................. i
Lembar Persetujuan .......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Lembar Pernyataan........................................................................................... iv
Abstrak ............................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................. vi
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Gambar .................................................................................................. xv
Daftar Tabel ..................................................................................................... xxi
Daftar Simbol ................................................................................................... xxiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................. 13
1.3 Rumusan Masalah ................................................................ 14
1.4 Batasan Masalah .................................................................. 14
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................. 15
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................... 16
1.7 Metodologi Penelitian .......................................................... 17
1.7.1 Metode Pengumpulan Data ...................................... 17
x
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem ................................ 18
1.8 Sistematika Penulisan .......................................................... 19
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Rancang Bangun ..................................................... 23
2.2 Konsep Dasar Sistem ........................................................... 23
2.2.1 Pengertian Sistem ..................................................... 23
2.2.2 Karakteristik Sistem ................................................. 25
2.2.3 Data .......................................................................... 27
2.2.4 Informasi .................................................................. 28
2.3 Definisi Sistem Informasi .................................................... 30
2.4 Sistem Informasi Manajemen .............................................. 31
2.5 Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman ......................... 31
2.5.1 Definisi Pengelolaan ................................................ 31
2.5.2 Pengelolaan Pemakaman ......................................... 32
2.5.3 Definisi Makam ....................................................... 32
2.5.4 Makam Tumpang ..................................................... 33
2.5.5 Taman Pemakaman Umum ...................................... 33
2.5.6 Pemakaman .............................................................. 34
2.5.7 Mekanisme Pelayanan Pemakaman ......................... 34
2.5.8 Surat Izin .................................................................. 36
2.6 Metode Pengumpulan Data .................................................. 38
2.6.1 Studi Lapangan (Observasi) ..................................... 38
2.6.2 Wawancara ............................................................... 39
xi
2.6.3 Studi Dokumen ........................................................ 39
2.6.4 Tinjauan Pustaka ...................................................... 40
2.7 Konsep Rapid Application Development (RAD) ................. 46
2.7.1 Definisi Rapid Application Development (RAD) .... 46
2.7.2 Fase Rapid Application Development (RAD) .......... 48
2.8 Unified Modelling Language (UML) .................................. 81
2.9 Konsep Dasar Basis Data ..................................................... 81
2.9.1 Basis Data ................................................................ 81
2.9.2 Sistem Basis Data .................................................... 85
2.9.3 Database Management System (DBMS) ................. 86
2.10 Tools Yang Digunakan Pada Sistem .................................... 86
2.10.1 Flowchart ................................................................. 86
2.10.2 Rich Picture ............................................................. 89
2.11 Perangkat Lunak Pendukung ............................................... 91
2.11.1 Internet ..................................................................... 91
2.11.2 Web .......................................................................... 92
2.11.3 HTML ...................................................................... 93
2.11.4 CSS .......................................................................... 94
2.11.5 PHP .......................................................................... 95
2.11.6 Skrip PHP ................................................................. 96
2.11.7 XAMPP dan PHP MyAdmin ................................... 96
2.11.8 MySQL .................................................................... 98
2.11.9 Star UML ................................................................. 98
xii
2.11.10 Microsoft Visio ...................................................... 100
2.11.11 Sublime Text.......................................................... 100
2.12 Pengujian Perangkat Lunak (Testing) .................................. 102
2.12.1 White Box Testing .................................................... 103
2.12.2 Black Box Testing .................................................... 104
2.12.3 Evaluasi .................................................................... 106
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data .................................................. 107
3.2 Metode Pengembangan Sistem ............................................ 111
3.3 Alasan Penggunaan Metode Pengembangan Sistem RAD .. 118
3.4 Alasan Penggunaan Metode pengujian Blackbox ................ 119
3.5 Kerangka Berfikir ................................................................ 119
BAB IV SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PEMAKAMAN PADA
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN (DKP) KOTA
DEPOK
4.1 Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Pemerintah Kota Depok ....................................................... 121
4.2 Tahap Pengembangan Sistem .............................................. 127
4.2.1 Definisi Ruang Lingkup ........................................... 128
4.2.2 Analisis Sistem ......................................................... 129
4.2.2.1 Analisis Permasalahan ............................... 129
4.2.2.1.1 Sistem Berjalan ................................... 129
xiii
4.2.2.1.2 Identifikasi Masalah............................ 137
4.2.2.1.3 Analisis PIECES ................................. 138
4.2.2.2 Analisis Persyaratan ................................... 140
4.2.2.2.1 Functional Requirement ..................... 140
4.2.2.2.2 Non-functional Requirement ............... 140
4.2.2.2.3 Analisis Perbandingan Sistem ............ 141
4.2.2.3 Analisis Keputusan .................................... 141
4.2.2.3.1 Sistem Usulan ..................................... 143
4.2.2.3.2 Standard Operating Procedure .......... 147
4.2.3 Desain Sistem ........................................................... 151
4.2.3.1 Desain Proses ............................................. 152
4.2.3.1.1 Use Case Diagram .............................. 152
4.2.3.1.2 Activity Diagram ................................. 174
4.2.3.1.3 Sequence Diagram .............................. 204
4.2.3.2 Desain Database ........................................ 236
4.2.3.2.1 Tabel Potensial Objek ......................... 236
4.2.3.2.2 Class Diagram .................................... 242
4.2.3.2.3 Mapping Cardinalitas Diagram ......... 250
4.2.3.2.4 Database Scheme ................................ 251
4.2.3.2.5 Spesifikasi Database .......................... 252
4.2.3.2.6 Matriks CRUD .................................... 262
4.2.4 Desain Antarmuka ................................................... 266
4.2.4.1 Perancangan Struktur Menu ...................... 266
xiv
4.2.4.2 Graphic User Interface .............................. 275
4.2.5 Implementasi ............................................................ 316
4.2.5.1 Pemrograman ............................................. 316
4.2.5.2 Testing ........................................................ 316
4.2.5.3 Evaluasi ...................................................... 319
4.3 Pembahasan ........................................................................ 325
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 319
5.2 Saran .................................................................................... 320
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Data kependudukan Kota Depok ........................................... 3
Gambar 1. 2 Data kependudukan Kota Depok yang meninggal th. 2012 ... 4
Gambar 1. 3 Jumlah layanan permohonan izin penggunaan tanah
makam th.2017 ....................................................................... 8
Gambar 1. 4 Jumlah makam fiktif DKI Jakarta th.s2016 ........................... 10
Gambar 2. 1 Contoh surat Izin Penggunaan Tanah Makam (IPTM) .......... 34
Gambar 2. 2 Contoh gambar surat izin daftar ulang makam ...................... 35
Gambar 2. 3 Contoh penerapan use case diagram...................................... 54
Gambar 2. 4 Contoh penerapan activity diagram ....................................... 60
Gambar 2. 5 Contoh penerapan sequence diagram .................................... 63
Gambar 2. 6 Contoh penerapan class diagram ........................................... 68
Gambar 2. 7 Contoh penerapan mapping cardinalitas diagram ................. 73
Gambar 2. 8 Contoh penerapan database scheme ...................................... 75
Gambar 2. 9 Fase Rapid Application Development (RAD) ........................ 78
Gambar 2. 10 Contoh rich picture sistem berjalan ....................................... 88
Gambar 2. 11 Tampilan aplikasi XAMPP Control Panel ............................ 95
Gambar 2. 12 Tampilan aplikasi phpMyAdmin ........................................... 95
Gambar 2. 13 Tampilan aplikasi Star UML .................................................. 97
Gambar 2. 14 Tampilan aplikasi microsoft visio 2010 ................................. 98
Gambar 2. 15 Contoh tampilan sublime editor ............................................. 100
Gambar 3. 1 Kerangka berfikir ................................................................... 117
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi ................................................................ 125
Gambar 4. 2 Ruang lingkup sistem ............................................................. 130
xvi
Gambar 4. 3 Rich picture sistem berjalan (bagian 1) .................................. 132
Gambar 4. 4 Rich picture sistem berjalan (bagian 2) .................................. 137
Gambar 4. 5 Sistem usulan ......................................................................... 146
Gambar 4. 6 Standard Operating Procedure (SOP) bagian 1 .................... 150
Gambar 4. 7 Standard Operating Procedure (SOP) bagian 2 .................... 152
Gambar 4. 8 Use case diagram ................................................................... 158
Gambar 4. 9 Activity diagram login ............................................................ 176
Gambar 4. 10 Activity diagram manage user ............................................... 178
Gambar 4. 11 Activity diagram manage TPU ............................................... 180
Gambar 4. 12 Activity diagram manage blok makam .................................. 182
Gambar 4. 13 Activity diagram manage makam........................................... 184
Gambar 4. 14 Activity diagram input data pemesanan makam..................... 186
Gambar 4. 15 Activity diagram view data pemesanan makam ..................... 187
Gambar 4. 16 Activity diagram verifikasi data pemesanan makam .............. 188
Gambar 4. 17 Activity diagram input data pendaftaran makam ................... 189
Gambar 4. 18 Activity diagram view data pendaftaran makam .................... 191
Gambar 4. 19 Activity diagram input data pemakaman ................................ 192
Gambar 4. 20 Activity diagram view data pemakaman ................................. 193
Gambar 4. 21 Activity diagram view data SIPTM ........................................ 194
Gambar 4. 22 Activity diagram verifikasi SIPTM ........................................ 195
Gambar 4. 23 Activity diagram print SIPTM ............................................... 196
Gambar 4. 24 Activity diagram input data daftar ulang makam ................... 197
Gambar 4. 25 Activity diagram view data daftar ulang makam .................... 198
Gambar 4. 26 Activity diagram view data SIDUM ....................................... 199
xvii
Gambar 4. 27 Activity diagram verifikasi SIDUM ....................................... 200
Gambar 4. 28 Activity diagram print SIDUM .............................................. 201
Gambar 4. 29 Activity diagram view laporan ................................................ 202
Gambar 4. 30 Activity diagram print laporan ............................................... 203
Gambar 4. 31 Activity diagram monitoring pengelolaan .............................. 204
Gambar 4. 32 Activity diagram logout .......................................................... 205
Gambar 4. 33 Sequence diagram login ......................................................... 206
Gambar 4. 34 Sequence diagram manage user ............................................ 208
Gambar 4. 35 Sequence diagram manage TPU ............................................ 210
Gambar 4. 36 Sequence diagram manage blok makam ............................... 212
Gambar 4. 37 Sequence diagram manage makam ........................................ 214
Gambar 4. 38 Sequence diagram input data pemesanan makam .................. 217
Gambar 4. 39 Sequence diagram view data pemesanan makam................... 218
Gambar 4. 40 Sequence diagram verifikasi data pemesanan makam ........... 220
Gambar 4. 41 Sequence diagram input data pendaftaran makam................. 221
Gambar 4. 42 Sequence diagram view data pendaftaran makam ................. 223
Gambar 4. 43 Sequence diagram input data pemakaman ............................. 224
Gambar 4. 44 Sequence diagram view data pemakaman .............................. 225
Gambar 4. 45 Sequence diagram view data SIPTM ..................................... 226
Gambar 4. 46 Sequence diagram verifikasi data SIPTM.............................. 227
Gambar 4. 47 Sequence diagram print SIPTM ............................................ 228
Gambar 4. 48 Sequence diagram input data daftar ulang makam ................ 229
Gambar 4. 49 Sequence diagram view data daftar ulang makam ................. 230
Gambar 4. 50 Sequence diagram view data SIDUM .................................... 231
xviii
Gambar 4. 51 Sequence diagram verifikasi data SIDUM ............................ 232
Gambar 4. 52 Sequence diagram print SIDUM ........................................... 233
Gambar 4. 53 Sequence diagram view laporan ............................................. 234
Gambar 4. 54 Sequence diagram print laporan ............................................ 235
Gambar 4. 55 Sequence diagram monitoring ............................................... 236
Gambar 4. 56 Sequence diagram logout ....................................................... 237
Gambar 4. 57 Class diagram sistem informasi pengelolaan pemakaman .... 244
Gambar 4. 58 Mapping cardinalitas diagram .............................................. 251
Gambar 4. 59 Database scheme .................................................................... 252
Gambar 4. 60 Struktur menu sistem informasi pengelolaan pemakaman .... 266
Gambar 4. 61 Halaman utama....................................................................... 270
Gambar 4. 62 Halaman home user admin ..................................................... 271
Gambar 4. 63 Halaman home user-approve ................................................. 272
Gambar 4. 64 Halaman home user-input ...................................................... 273
Gambar 4. 65 Halaman profile user .............................................................. 274
Gambar 4. 66 Halaman manage user ............................................................ 275
Gambar 4. 67 Form add user ........................................................................ 276
Gambar 4. 68 Halaman detail user ............................................................... 277
Gambar 4. 69 Halaman edit user .................................................................. 278
Gambar 4. 70 Halaman manage TPU ........................................................... 279
Gambar 4. 71 Form add TPU ....................................................................... 280
Gambar 4. 72 Halaman detail TPU ............................................................... 281
Gambar 4. 73 Halaman edit TPU .................................................................. 282
Gambar 4. 74 Halaman TPU ......................................................................... 283
xix
Gambar 4. 75 Halaman daftar blok makam .................................................. 284
Gambar 4. 76 Form add blok makam ........................................................... 285
Gambar 4. 77 Halaman edit blok makam ..................................................... 286
Gambar 4. 78 Halaman pilih blok makam .................................................... 287
Gambar 4. 79 Halaman blok makam ............................................................ 288
Gambar 4. 80 Halaman daftar pemesanan .................................................... 289
Gambar 4. 81 Form add pemesanan ............................................................. 290
Gambar 4. 82 Halaman detail pemesanan ..................................................... 291
Gambar 4. 83 Halaman edit pemesanan........................................................ 292
Gambar 4. 84 Halaman daftar pendaftaran makam ...................................... 293
Gambar 4. 85 Form add pendaftaran ............................................................ 294
Gambar 4. 86 Halaman detail pendaftaran ................................................... 295
Gambar 4. 87 Halaman edit pendaftaran makam .......................................... 296
Gambar 4. 88 Halaman daftar pemakaman ................................................... 297
Gambar 4. 89 Form add pemakaman............................................................ 298
Gambar 4. 90 Halaman detail pemakaman ................................................... 299
Gambar 4. 91 Halaman edit pemakaman ...................................................... 300
Gambar 4. 92 Halaman SIPTM .................................................................... 301
Gambar 4. 93 Halaman SIDUM ................................................................... 302
Gambar 4. 94 Halaman daftar ulang makam ................................................ 303
Gambar 4. 95 Form add daftar ulang makam ............................................... 304
Gambar 4. 96 Halaman detail daftar ulang makam ...................................... 305
Gambar 4. 97 Halaman detail ahli waris....................................................... 306
Gambar 4. 98 Halaman edit ahli waris .......................................................... 307
xx
Gambar 4. 99 Halaman laporan .................................................................... 308
Gambar 4. 100 Halaman monitoring............................................................... 309
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Studi literatur .......................................................................... 42
Tabel 2. 2 Komponen PIECES (Ragil, 2010) ......................................... 48
Tabel 2. 3 Simbol-simbol yang ada pada diagram use case ................... 53
Tabel 2. 4 Simbol-simbol yang ada pada activity diagram ..................... 59
Tabel 2. 5 Simbol-simbol yang ada pada sequence diagram .................. 62
Tabel 2. 6 Contoh penerapan potential object......................................... 66
Tabel 2. 7 Simbol-simbol class diagram ................................................ 67
Tabel 2. 8 Sifat visibilitas pada objek class diagram .............................. 69
Tabel 2. 9 Contoh penerapan spesifikasi database ................................. 76
Tabel 2. 10 Contoh penerapan matriks CRUD ......................................... 77
Tabel 2. 11 Simbol-simbol pada flowchart ............................................... 87
Tabel 3. 1 Tabel pertanyaan 1 ................................................................. 107
Tabel 3. 2 Tabel pertanyaan 2 ................................................................. 108
Tabel 4. 1 Tabel PIECES ........................................................................ 139
Tabel 4. 2 Tabel analisis perbandingan sistem ........................................ 141
Tabel 4. 3 Identifikasi aktor .................................................................... 153
Tabel 4. 4 Identifikasi use case. .............................................................. 156
Tabel 4. 5 Narasi use case login .............................................................. 158
Tabel 4. 6 Narasi use case manage user ................................................. 159
Tabel 4. 7 Narasi use case manage TPU ................................................. 159
Tabel 4. 8 Narasi use case manage blok makam .................................... 160
Tabel 4. 9 Narasi use case manage makam ............................................ 161
Tabel 4. 10 Narasi use case input data pemesanan makam ...................... 162
xxii
Tabel 4. 11 Narasi use case view data pemesanan makam ....................... 162
Tabel 4. 12 Narasi use case verifikasi data pemesanan makam................ 163
Tabel 4. 13 Narasi use case input data pendaftaran makam ..................... 164
Tabel 4. 14 Narasi use case view data pendaftaran makam ...................... 164
Tabel 4. 15 Narasi use case input data pemakaman .................................. 165
Tabel 4. 16 Narasi use case view data pemakaman................................... 165
Tabel 4. 17 Narasi use case view data pemakaman................................... 166
Tabel 4. 18 Narasi use case verifikasi SIPTM .......................................... 167
Tabel 4. 19 Narasi use case print surat izin penggunaan tanah makam.... 168
Tabel 4. 20 Narasi use case input data daftar ulang makam ..................... 169
Tabel 4. 21 Narasi use case input data daftar ulang makam ..................... 169
Tabel 4. 22 Narasi use case view data daftar ulang makam ...................... 170
Tabel 4. 23 Narasi use case verifikasi data daftar ulang makam .............. 171
Tabel 4. 24 Narasi use case print surat izin daftar ulang makam ............. 171
Tabel 4. 25 Narasi use case view laporan.................................................. 172
Tabel 4. 26 Narasi use case print laporan ................................................. 172
Tabel 4. 27 Narasi use case monitoring pengelolaan pemakaman ........... 173
Tabel 4. 28 Narasi use case logout ............................................................ 173
Tabel 4. 29 Tabel potensial objek ............................................................. 240
Tabel 4. 30 Daftar objek yang diusulkan .................................................. 241
Tabel 4. 31 Spesifikasi database user ....................................................... 251
Tabel 4. 32 Spesifikasi database level ...................................................... 251
Tabel 4. 33 Spesifikasi database pegawai ................................................ 252
Tabel 4. 34 Spesifikasi database jabatan .................................................. 252
xxiii
Tabel 4. 35 Spesifikasi database makam .................................................. 253
Tabel 4. 36 Spesifikasi database jenis_makam ........................................ 253
Tabel 4. 37 Spesifikasi database mendiang .............................................. 254
Tabel 4. 38 Spesifikasi database KTP ...................................................... 255
Tabel 4. 39 Spesifikasi database provinsi ................................................. 255
Tabel 4. 40 Spesifikasi database kota ....................................................... 255
Tabel 4. 41 Spesifikasi database kecamatan ............................................. 256
Tabel 4. 42 Spesifikasi database kelurahan .............................................. 256
Tabel 4. 43 Spesifikasi database ahli_waris ............................................. 257
Tabel 4. 44 Spesifikasi database TPU ...................................................... 257
Tabel 4. 45 Spesifikasi database pemesanan_makam .............................. 258
Tabel 4. 46 Spesifikasi database pendaftaran_makam ............................. 258
Tabel 4. 47 Spesifikasi database pemakaman .......................................... 259
Tabel 4. 48 Spesifikasi database daftar_ulang_makam ............................ 259
Tabel 4. 49 Spesifikasi database surat_izin_makam ................................ 260
Tabel 4. 50 Matriks CRUD ....................................................................... 263
xxiv
DAFTAR SIMBOL
Simbol Deskripsi
Use case Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit
atau aktor, biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja di awal-awal frase
nama use case
Aktor / actor
nama aktor
Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang
akan dibuat di luar sistem informasi yang akan
dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari
aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan
dengan kata benda di awal frase nama aktor
Asosiasi / association
Komunikasi antara aktor dan use case yang
berpartisipasi pada use case atau use case
memiliki interaksi dengan aktor
Ekstensi / extend
<<extend>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case
dimana use case yang ditambahkan dapat
berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan
itu, mirip dengan prinsip inheritance pada
pemrograman berorientasi objek, biasanya use
case tambahan memiliki nama depan yang
sama dengan use case yang ditambahkan.
Generalisasi / generalization
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum
– khusus) antara dua buah use case dimana
fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih
umum dari lainnya.
nama use case
xxv
Menggunakan / include /
uses
<<include>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case
dimana use case yang ditambahkan untuk
memerlukan use case ini untuk menjalankan
fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use
case ini.
Ada dua sudut pandang yang cukup besar
mengenai include di use case:
• Include berarti use case yang ditambahkan
akan selalu dipanggil saat use case
tambahan dijalankan.
• Include berarti use case yang tambahan
akan selalu melakukan pengecekan apakah
use case yang ditambahkan telah
dijalankan sebelum use case tambahan
dijalankan.
Kedua interpretasi di atas dapat dianut salah
satu atau keduanya tergantung pada
pertimbangan dan interpretasi yang
dibutuhkan
Simbol-simbol use case diagram
Simbol Deskripsi
Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram
aktivitas memiliki sebuah status awal
Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas
biasanya diawali dengan kata kerja
Percabangan / decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan
aktivitas lebih dari satu
Penggabungan / join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu
aktivitas digabungkan menjadi satu
Status akhir
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir
aktivitas
xxvi
Swimlane
nama swimlane
Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang
terjadi
Simbol-simbol activity diagram
Simbol Deskripsi
Aktor
nama aktor
Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang akan
dibuat di luar sistem informasi yang akan
dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari
aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan
dengan kata benda di awal frase nama aktor
Garis hidup / lifeline
Menyatakan kehidupan suatu objek
Waktu aktif
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan
berinteraksi pesan
Boundary
Simbol ini biasanya berupa tepi dari sistem,
seperti interface atau suatu alat yang
berinteraksi dengan sistem
Control
Simbol ini merupakan elemen yang mengatur
aliran dari informasi untuk sebuah skenario.
Perilaku bisnis biasanya diatur oleh simbol ini.
xxvii
Entity
Simbol ini biasanya elemen yang bertanggung
jawab menyimpan data atau informasi.
Pesan tipe call
1 : nama_metode()
Menyatakan suatu objek memanggil
operasi/metode yang ada pada objek lain atau
dirinya sendiri.
Simbol-simbol sequence diagram
Simbol Deskripsi
Kelas
nama_kelas
+atribut
+operasi()
Kelas pada struktur sistem.
Asosiasi / association Relasi antar kelas dengan makna umum,
asosiasi biasanya juga disertai dengan
multiplicity
Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna generalisasi-
spesialisasi (umum-khusus)
Simbol-simbol class diagram
Notasi Nama Keterangan
# Protected Hanya dapat dipanggil oleh class yang
bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya
+ Public Dapat dipanggil oleh siapa saja
Simbol-simbol mapping cardinalitas diagram
Simbol Keterangan
Terminator Simbol ini digunakan untuk menandai proses
awal dan akhir dari suatu flowchart. Simbol ini
biasanya diberi label “Mulai dan “Selesai”.
xxviii
Decision Simbol ini digunakan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap suatu kondisi yang
menghasilkan dua kondisi berbeda yaitu “Ya”
jika kondisi bernilai benar dan “Tidak” jika
kondisi bernilai salah.
Proccess Simbol ini digunakan untuk kegiatan
pemrosesan input pada flowchart.
Direction Simbol ini digunakan untuk menghubungkan
setiap langkah dalam flowchart dan
menunjukkan kemana arah aliran diagram.
Simbol-simbol flowchart
BAB I
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Depok merupakan sebuah kota yang terletak tepat di daerah Provinsi
Jawa Barat, Indonesia. Depok sebelum mendapatkan status kota administratif
pada tahun 1982 merupakan kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor.
Depok telah ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang: kota) sejak tanggal 20
April 1999 yang terdiri atas 11 kecamatan dan dibagi menjadi 63 kelurahan.
Secara Geografis, Kota Depok terletak pada koordinat 6° 19’ 00’’ – 6°
28’ 00’’ Lintang Selatan dan 106° 43’ 00’’ – 106° 55’ 30’’ Bujur Timur.
Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran
rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140
meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota
Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar
200,29 km².
Kota Depok selain merupakan Pusat Pemerintahan yang berbatasan
langsung dengan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan
wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk Kota pemukiman,
Kota pendidikan, pusat pelayanan perdagangan dan jasa, Kota pariwisata dan
sebagai Kota resapan air.
2
Tidak terbantahkan bahwa Kota Depok adalah kota dengan tingkat
kependudukan yang tinggi, berdasarkan informasi dari website resmi Badan
Pusat Statistik Kota Depok, jumlah penduduk di Kota Depok tahun 2016
mencapai 2.179.813 jiwa, terdiri atas laki-laki 1.098.473 jiwa dan perempuan
1.081.340 jiwa.
Kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan yang paling banyak
penduduknya dibanding dengan kecamatan lainnya di Kota Depok, yaitu
283.025 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah
Kecamatan Limo yaitu 110.275 jiwa. (sumber : https://depokkota.bps.go.id/)
Kecamatan
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa)
Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan
2016 2016 2016
Kota Depok 1.098.473 1.081.340 2.179.813
Sawangan 78.880 76.053 154.933
Bojongsari 63.508 61.539 125.047
Pancoran Mas
132.807 131.135 263.942
Cipayung 81.500 78.882 160.382
Sukmajaya 144.520 146.747 291.267
Cilodong 79.183 77.559 156.742
Cimanggis 153.410 149.982 303.392
Tapos 136.242 134.848 271.090
Beji 105.331 102.678 208.009
Limo 55.823 54.452 110.275
Cinere 67.269 67.465 134.734
Gambar 1. 1 Data kependudukan Kota Depok berdasarkan kecamatan dan jenis
kelamin th. 2016.
3
Pesatnya perkembangan Kota Depok dengan melihat pada perkembangan
kawasan perumahan menyebabkan penduduk yang datang ke Kota Depok pada
waktu mendatang akan terus meningkat seiring dengan kegiatan operasional
jasa dan niaga yang semakin berkembang pesat dan tingkat kepadatan
penduduk tersebut sudah dipastikan akan berdampak langsung pada tingkat
kematian penduduk serta jumlah kebutuhan lahan pemakaman yang tersedia.
Berikut adalah jumlah total penduduk Kota Depok yang meninggal pada
tahun 2012. (sumber: Depok Dalam Angka 2015).
Gambar 1. 2 Data kependudukan Kota Depok yang meninggal pada tahun
2012.
Pemerintah Kota Depok mempunyai badan yang bertugas mengelola hal
yang berkaitan dengan pertamanan, yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan
4
(DKP) Pemerintah Kota Depok. Bertempat di Jl. Raya Jakarta Bogor Km 34,5,
Tapos, Jawa Barat, dinas ini berfungsi sebagai wadah/tempat yang mengelola
bagian lingkungan hidup dan kebersihan di Kota Depok termasuk juga bagian
UPT (Unit Pelaksana Teknis) TPU (Taman Pemakaman Umum) yang bertugas
mengelola dan menaungi 11 TPU yang ada di Kota Depok termasuk TPU
Pondok Petir.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) Pemerintah Kota Depok, berikut daftar TPU yang tersebar di wilayah
Kota Depok:
• TPU Kalimulya 1
• TPU Kalimulya 2
• TPU Kalimulya 3
• TPU Pondok Petir
• TPU Sawangan Lama
• TPU Bedahan
• TPU Cimpaeun
• TPU Tapos
• TPU Sukatani
• TPU Pasir Putih
• TPU Cilangkap
5
Berdasarkan peraturan daerah Kota Depok Thn. 2012 No. 04 tentang
Pengelolaan dan Retribusi Pelayanan dan Pengabuan mayat Bab 1 tentang
Ketentuan Umum Pasal 1 No.14 dan No. 15, ada dua jenis tempat pemakaman
yaitu tempat pemakaman umum dan tempat pemakaman bukan umum. Tempat
pemakaman umum adalah areal tanah yang ditetapkan untuk umum guna
pemakaman jenazah dan kerangka jenazah tanpa membedakan agama dan
golongan yang pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah kota. Sedangkan
tempat pemakaman bukan umum adalah areal tanah yang ditetapkan untuk
keperluan pemakaman jenazah dan atau kerangka jenazah yang pengelolaannya
dilakukan oleh badan hukum yang bersifat sosial atau keagamaan.
Terletak di Jl. Raya Pondok Petir RT. 002/01 Kecamatan Bojong Sari
Kota Depok. TPU Pondok Petir merupakan salah satu program pemerintah
yang dijadikan sebagai lahan penghijauan oleh pemerintah Kota Depok.
Dengan luas 2,7 hektar, lahan pemakaman pada TPU ini terbagi menjadi 3 blok
yaitu blok A1 dengan jumlah 380 makam, blok A2 dengan jumlah 124 makam,
dan blok B dengan jumlah 124 makam. Dan makam-makam yang terdapat pada
TPU ini merupakan makam dengan jenazah/mendiang yang keseluruhannya
menganut agama islam.
Semakin berkembangnya teknologi, banyak perusahaan yang melibatkan
teknologi dalam kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan agar
setiap kegiatan yang dikerjakan lebih efektif dengan waktu dan biaya yang
6
lebih efisien, yang tentunya akan memudahkan tercapainya tujuan sebuah
perusahaan.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok bagian
UPT. TPU sendiri belum menerapkan sistem informasi pengelolaan
pemakaman yang terintegrasi dengan tiap-tiap TPU yang tersebar, sedangkan
berdasarkan Standard Operating Procedure Pelayanan Izin Penggunaan Tanah
Makam th. 2014, pengelolaan yang dilakukan pada 1 TPU meliputi beberapa
proses yaitu proses pemakaman, pendaftaran, pembayaran, pendataan, sampai
pada perawatan makam, dengan pendeskripsian proses sebagai berikut :
Jenazah yang datang akan langsung dimakamkan terlebih dahulu hingga
selesai baru kemudian pihak keluarga yang bersangkutan (ahli waris)
mendatangi petugas Taman Pemakaman Umum (TPU) untuk melakukan proses
pendaftaran dengan membawa uang sewa penggunaan tanah makam sebesar
Rp. 125.000,- (berdasarkan Perda Kota Depok No. 04 Tahun 2012) dan berkas-
berkas yang diperlukan seperti foto copy Kartu Tanda Pengenal (KTP) ahli
waris dan mendiang yang dimakamkan serta foto copy Kartu Keluarga (KK)
yang kemudian akan dicatat data-datanya ke dalam buku besar oleh kordinator
lapangan di TPU tersebut.
Setelah itu petugas Taman Pemakaman Umum (TPU) mendatangi Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok dengan membawa
berkas-berkas pendaftaran yang diterima sebelumnya dari ahli waris untuk
diserahkan ke bagian kasir yang selanjutnya diserahkan ke bagian staf ahli Tata
7
Usaha (TU) untuk di input data-datanya ke dalam komputer menggunakan
aplikasi Microsoft Word dan Microsoft Excel, lalu kemudian dibuat Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam (SIPTM) dengan jangka waktu pembuatan surat
oleh pegawai DKP minimal selama 3 minggu (± 21 hari) yang kemudian dapat
diambil oleh pihak ahli waris dari mendiang yang bersangkutan.
Proses pembuatan SIPTM yang sampai memakan hingga 3 minggu ini
disebabkan karena terjadinya penundaan beberapa proses kerja mulai dari
penyampaian berkas dari petugas TPU kepada petugas staf ahli Tata Usaha
DKP hingga penandatanganan surat oleh kepala sub.bag TU, kepala UPT. TPU
dan kepala DKP.
Untuk proses pembayaran perpanjangan sewa tanah makam dilakukan 3
tahun setelah proses pendaftaran sewa lahan makam. Selama 3 tahun tersebut,
pihak keluarga yang bersangkutan tidak membayar sewa lahan makam (gratis).
Ketika sudah melewati batas waktu yang telah ditentukan yaitu 3 tahun, maka
pihak keluarga wajib mendaftar ulang dan melakukan pembayaran sebesar Rp.
75.000,- (berdasarkan Perda Kota Depok No. 04 Tahun 2012) dengan
mendatangi bagian kasir di kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Pemerintah Kota Depok.
Dengan bertambahnya jumlah kematian penduduk yang ada di wilayah
Kota Depok, akan berdampak langsung pada jumlah pelayanan yang semakin
meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan setiap pemakaman yang telah
mengurus izin penggunaan tanah makam akan terus melakukan perpanjangan
8
sewa makam setiap tahun. Sebanyak 1103 permohonan izin penggunaan tanah
makam yang telah dicatat oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
bagian UPT.TPU. Berikut data jumlah layanan permohonan izin penggunaan
tanah makam tahun 2017.
Gambar 1. 3 Jumlah layanan permohonan izin penggunaan tanah makam th.2017
Seringkali petugas dinas mengalami kesulitan dalam melakukan
pencarian terhadap data makam tertentu. Berbagai permasalahan terjadi seperti
buku yang digunakan rusak, data-data yang disimpan telah hilang karena tidak
dilakukannya back up data secara berkala sehingga perlu waktu lebih lama
untuk mencarinya kembali. Dan tidak adanya database sebagai media
penyimpanan data-data makam membuat data-data yang disimpan secara
manual sering mengalami penumpukan (redudansi data) yang menyebabkan
besarnya resiko terhadap data tersebut rusak maupun hilang. Hal tersebut tentu
saja belum dapat menunjang semua proses pengelolaan yang dilakukan.
69
135
112 113129
102
144
116 110
44
821
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Jumlah Layanan Permohonan Izin Penggunaan Tanah Makam (IPTM) Tahun 2017
Jumlah IPTM
9
Berdasarkan kutipan Kepala Unit Pelaksana Teknis Taman Pemakaman
Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok,
Esrom A Waang bahwa “ada ahli waris yang sudah bertahun-tahun tidak
mengurus dan mencari makam keluarga namun sudah tidak ada”. Tentu saja hal
ini terjadi akibat dari tidak adanya sistem pengelolaan pemakaman yang
terstruktur dengan baik yang terintegrasi oleh sistem database yang kemudian
berdampak pada hilangnya data pengelolaan pemakaman serta berdampak juga
pada kurangnya kinerja proses pengelolaan dan efisiensi waktu dalam
melakukan pengelolaan pemakaman tersebut.
Berkaca pada tahun 2016, dimana terjadi kasus penemuan makam fiktif
(makam palsu) di wilayah ibukota DKI Jakarta yang terjadi pada akhir bulan
Juli. Makam-makam palsu tersebut ditemukan pada beberapa TPU diantaranya
TPU Joglo, Tegal Alur Kristen, Tanah Kusir, Kampung Kandang,
Penggilingan, Semper, TPU Karet Bivak, dan TPU Kawi-kawi. Berikut data
statistik jumlah makam fiktif yang ditemukan.
10
Gambar 1. 4 Jumlah makam fiktif DKI Jakarta th.2016
Makam fiktif adalah gunungan yang sudah membentuk makam, dengan
atau tanpa batu nisan, tetapi tidak ada jenazah di dalamnya. Hal ini bisa terjadi
karena lalainya petugas pengelola pemakaman yang tergabung dalam Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota DKI Jakarta dalam melakukan monitoring
terhadap kegiatan pengelolaan pemakaman yang dilakukan oleh tiap-tiap TPU
yang tersebar di wilayah Ibukota DKI Jakarta. Sehingga oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab dengan mudah memanfaatkan celah dari sistem yang
kurang terkontrol tersebut.
Terdapat beberapa acuan dari penelitan lain terkait dengan sistem
informasi pengelolaan pemakaman yang dibahas dalam penelitian ini. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Erza Sofian, S.Kom, M.Sc yang berjudul
Rancang Bangun Sistem Informasi dalam Layanan dan Pemetaan Lokasi
020406080
100120140160180
Jumlah Makam Fiktif
Jumlah Teridentifikasi
11
Pemakaman pada Pemakaman Umum di Wilayah Jakarta, menghasilkan
rancangan sistem informasi yang meliputi beberapa aspek yaitu sistem
informasi sewa makam baru, sistem informasi perpanjangan sewa makam,
sistem informasi tumpang makam, dan sistem informasi
penggalian/pemindahan jenazah/kerangka jenazah. Permasalahan yang ditemui
pada sistem ini adalah belum adanya sistem informasi pemesanan makam,
sehingga diperlukanlah sistem informasi yang baru guna memenuhi kebutuhan
setiap layanan yang disediakan oleh dinas terkait.
Mengacu pada penelitian sejenis lainnya yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Aditya Eka Prasetyadi dan Sri Winarno, M.Kom yang berjudul Rancang
Bangun Sistem Pendataan Pemakaman pada UPTD Kembang Arum Kecamatan
Semarang Barat Berbasi Web. Penelitian ini membahas tentang pengelolaan
pemakaman yang berfokus pada kegiatan pendataan makam berdasarkan
kepemilikan makam saja. Oleh karena itu, diperlukan sistem informasi
pengelolaan pemakaman dengan cakupan kegiatan secara keseluruhan seperti
kegiatan pemesanan makam, pendaftaran makam, daftar ulang makam,
pembuatan surat izin penggunaan tanah makam, serta monitoring pengelolaan
makam.
Penelitian lain yang membahas tentang pemakaman dilakukan oleh dosen
Universitas Bina Darma yaitu Zanial Mazalisa dan Irwansyah yang mengangkat
topik penelitian berjudul Sistem Informasi Geografis Tempat Pemakaman
Umum (TPU) di Wilayah Kota Palembang. Penelitian ini menghasilkan
12
rancangan sistem informasi pemakaman dengan sistem informasi geografis
sebagai platform-nya. Pada penelitian ini hanya memberikan informasi berupa
lokasi pemakaman untuk pemakaman yang menganut agama islam saja,
sedangkan tidak sedikit pemakaman non-islam yang ada. Maka dari itu
dibutuhkan sistem informasi pemakaman yang menyediakan informasi secara
menyeluruh terkait masalah keagamaan.
Pembahasan mengenai pengelolaan serta monitoring dalam penelitian ini
mengacu pada penelitian sejenis yang dilakukan oleh Tasya Tarina dengan
judul penelitian Rancang Bangun Sistem Informasi Pendapat Badan Pemeriksa
Keuangan Berbasis Web (Studi Kasus: Badan Pemeriksa Keuangan RI Pusat).
Sistem ini menghasilkan rancangan sistem pelaporan monitoring pengelolaan
pendapat BPK, yang mana proses pelaporan monitoring pada sistem ini hanya
dapat dilihat dan dicetak saja, tidak dapat langsung melakukan pencarian data
tertentu pada sistem. Dibutuhkan proses pelaporan monitoring yang lebih
efektif dan efisien dengan menyediakan pencarian data tertentu pada sistem.
Penelitian ini dirasa perlu untuk dilakukan mengacu pada Peraturan
Walikota Depok nomor 97 tahun 2016 tentang Unit Pelaksana Teknis Taman
Pemakaman Umum pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Bagian
Ketiga tentang Tugas Pokok dan Fungsi Unsur Organisasi Paragraf 1 Kepala
UPTD pasal 7 nomor 2 poin (b) disebutkan bahwa pelaksanaan pengumpulan,
mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan-permasalahan
13
serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berhubungan dengan tugas-
tugas pelayanan permakaman.
Berdasarkan latas belakang yang telah dijabarkan diatas, penulis
bermaksud membuat rancang bangun sebuah sistem pengelolaan pemakaman
yang terstruktur dengan baik untuk memberikan solusi dari permasalahan-
permasalahan yang ada serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat terhadap pengelolaan pemakaman yang dilakukan pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok khususnya pada
bagian UPT.TPU dengan mengangkat judul “RANCANG BANGUN SISTEM
INFORMASI PENGELOLAAN PEMAKAMAN PADA DINAS
KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN (DKP) PEMERINTAH KOTA
DEPOK”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang terlah diuraikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini antara
lain:
1. Kurangnya responsibilitas kerja yang disebabkan oleh penundaan proses
pembuatan surat izin makan yang membutuhkan waktu hingga ± 3 (tiga)
minggu untuk dapat menyelesaikannya.
2. Redudansi data yang disebabkan oleh pencatatan data-data pengelolaan
pemakaman seperti data-data tpu, makam, mendiang, ahli waris, lokasi
makam, yang masih dilakukan secara manual.
14
3. Data-data yang sangat rentan sekali hilang, rusak maupun dimanipulasi, hal
ini disebabkan oleh penyimpanan data-data pengelolaan pemakaman yang
masih menggunakan buku besar dan perangkat lunak microsoft excel.
4. Kurangnya efisiensi waktu dan efektifitas kerja dalam proses penyampaian
dokumen pengelolaan pemakaman dari tiap-tiap TPU yang tersebar di
wilayah kota Depok.
5. Kurangnya informasi mengenai tata letak makam yang menyebabkan
sulitnya petugas pelayanan TPU dalam mencari lokasi makam tertentu.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi – identifikasi masalah yang dijabarkan diatas,
maka dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana membuat sistem informasi pengelolaan
pemakaman yang terkomputerisasi dan terstruktur dengan baik?”.
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka ruang lingkup penelitian
skripsi ini dibatasi pada :
1. Organisasi yang dijadikan penelitian hanya terpaku pada Dinas Kebersihan
dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok yaitu di bagian UPT.TPU
dan studi kasus yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis yaitu di TPU
Pondok Petir.
15
2. Fungsi pengelolaan hanya meliputi proses pemesanan makam, pendaftaran
makam, pemakaman, daftar ulang makam, pembuatan surat izin penggunaan
tanah makam, pembuatan surat izin daftar ulang makam, monitoring, serta
proses pencarian makam. Fungsi pengelolaan tidak mencakup proses
pembayaran.
3. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah RAD (Rapid
Application Development) yang terdiri dari tahap definisi ruang lingkup,
analisis sistem, desain sistem dan implementasi.
4. Sistem pengujian aplikasi menggunakan Black Box Testing.
5. Tools yang digunakan untuk analisis dan perancangan sistem informasi ini
menggunakan UML (Unified Modelling Language) yang terdiri dari Use
Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram.
6. Dalam merancang aplikasi sistem informasi ini, penulis menggunakan
bahasa pemrograman PHP (Personal Home Page) dan MySQL sebagai
databasenya.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang bangun Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok yang
terintegrasi oleh setiap TPU yang ada di wilayah Kota Depok (11 TPU).
16
2. Melakukan perancangan aplikasi dan database Sistem Informasi
Pengelolaan Pemakaman yang terintegrasi ke setiap TPU yang tersebar di
wilayah Kota Depok pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Pemerintah Kota Depok.
3. Pembuatan laporan mengenai kegiatan pengelolaan pemakaman melalui
aplikasi yang dibangun.
1.6 Manfaat Penelitian
Berikut manfaat–manfaat yang penulis dapat jabarkan dengan
diadakannya penelitian skripsi ini antara lain:
1. Memudahkan petugas pengelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Pemerintah Kota Depok dan petugas pelayanan pada setiap TPU yang ada di
Kota Depok dalam melakukan proses pengelolaan pemakaman.
2. Proses pengelolaan yang dilakukan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) Pemerintah Kota Depok dan juga pada TPU menjadi lebih cepat dan
terstruktur dengan baik.
3. Tidak mengandung redudansi data karena sudah menggunakan database
untuk menyimpan dan mengambil data kegiatan pengelolaan pemakaman.
4. Informasi yang didapatkan oleh masyarakat tentang lokasi suatu makam
tertentu lebih cepat dan lebih akurat.
5. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dengan
mengimplementasikan hasil dari pelajaran yang didapat dalam perkuliahan.
17
1.7 Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini, penulis meggunakan beberapa metode pada saat
merancang sistem. Penulis menggunakan metode – metode sebagai berikut:
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Untuk melakukan analisis-analisis dalam penelitian ini, penulis
melakukan pengumpulan data terkait dengan topik penelitian yang
penulis angkat yang dapat menunjang pengembangan sistem ini dengan
beberapa cara antara lain studi lapangan (observasi), wawancara, studi
dokumen dan tinjauan pustaka.
A. Studi Lapangan (Observasi)
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara
mengunjungi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah
Kota Depok bagian UPT.TPU dan juga TPU. Pondok Petir untuk
mengamati kegiatan yang dilakukan. Kegiatan ini dibimbing
langsung di bawah pengawasan Kasubag bagian UPT.TPU pada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok
dan petugas pelayanan pemakaman pada TPU. Pondok Petir.
B. Wawancara
Tahap wawancara dilakukan dengan melakukan tanya-jawab terkait
dengan kegiatan pengelolaan pemakaman yang sedang berjalan pada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok
18
bagian UPT.TPU dan pada TPU. Pondok Petir untuk mendapatkan
informasi yang akurat.
C. Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan dengan mengumpulkan serta mempelajari
buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan serta
data-data yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu sistem
informasi pengelolaan pemakaman.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan dengan menelusuri kembali hasil
penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik
penelitian yaitu sistem informasi pengelolaan pemakaman.
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian
adalah metodologi berorientasi objek dengan menggunakan model
pendekatan Rapid Application Development (RAD) berdasarkan teori
Whitten (2007). Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan:
1. Scope Definition
Pada tahap scope definition, peneliti menjelaskan lebih detail
mengenai ruang lingkup sistem (batasan masalah) yang dijadikan
tempat penelitian yaitu pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Pemerintah Kota Depok bagian UPT.TPU.
19
2. Analysis System
Pada tahap analysis system, peneliti melakukan identifikasi masalah
dengan menganalisis sistem berjalan pada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok bagian UPT.TPU, lalu
menganalisis persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan oleh sistem
informasi pengelolaan pemakaman, lalu melakukan analisis keputusan
berupa sistem usulan.
3. Design System
Pada tahap design system, peneliti membuat rancangan proses,
database dan user interface yang akan digunakan pada sistem
informasi pengelolaan pemakaman.
4. Implementation
Pada tahap implementation, peneliti menerapkan hasil dari sistem yang
telah dirancang dengan membuat aplikasi sistem informasi
pengelolaan pemakaman berbasis web serta melakukan testing
menggunakan metode pengujian blackbox.
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dan penyusunan laporan penelitian skripsi ini
dengan urutan sebagai berikut:
20
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang masalah yang menjadi dasar
pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok yang berisikan latar
belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang
lingkup masalah. Bab ini juga menjabarkan tentang maksud dan
tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta menjelaskan secara
singkat mengenai metode pengambilan data dan metode
pengembangan sistem yang digunakan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan konsep dan teori dasar materi terkait dengan
topik yang diangkat oleh penulis yaitu konsep rancang bangun,
konsep sistem informasi, konsep pemakaman, konsep pengelolaan
pemakaman, konsep perizinan penggunaan tanah makam, aplikasi
berbasis web, bahasa pemrograman, Database Management System
(DBMS), dan perancangan sistem pengolahan data menggunakan
Unified Modelling Language (UML), yang mana konsep dan teori
tersebut digunakan selama penelitian, digunakan untuk membantu
menyusun laporan penelitian, serta digunakan untuk
mengimplementasikan sistem yang dirancang.
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjabarkan tentang metode pengumpulan data yang
dilakukan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Pemerintah Kota Depok dan di TPU. Pondok Petir, bagaimana data-
data tersebut diolah, serta tools yang dipakai untuk menganalisa dan
merancang sistem ini. Metodologi pengembangan sistem yang akan
digunakan dalam hal ini adalah pendekatan terstruktur. Pendekatan
terstruktur mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik
untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Dimana Tujuan
pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan sistem
dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak
melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami
dan mudah dirawat.
BAB IV SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PEMAKAMAN pada
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN (DKP)
PEMERINTAH KOTA DEPOK
Bab ini membahas tentang pengembangan Sistem Informasi
Pengelolaan Pemakaman berbasis Web pada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok mulai dari penjabaran
sistem berjalan hingga analisa permasalahan, desain dan proses
perancangan sistem usulan. Pada bab ini juga menjelaskan
22
pengimplementasian sistem serta perancangan interface dari
aplikasi pengelolaan pemakaman.
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
Bab terakhir ini menyimpulkan isi dari keseluruhan laporan ini,
yang berisikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan pada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Depok
serta saran yang diberikan untuk penelitian yang mungkin
dilakukan berikutnya.
BAB II
23
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Rancang Bangun
Menurut McLeod (2007) pengertian rancang bangun atau perancangan
adalah serangkaian prosedur untuk menterjemahkan hasil analisa dari
sebuah sistem kedalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan
detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi III, kata
“Rancang Bangun” memiliki definisi desain bangunan.
Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang
akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di
dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen
dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaannya
(Soetam, 2011).
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem didefinisikan sebagai seperangkat komponen yang
saling terkait, dengan batas yang jelas, bekerja sama untuk mencapai
seperangkat tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output
dalam proses transformasi yang terorganisir (O’Brien dan Marakas,
2010). Menurut O’Brien dan Marakas. Sistem memiliki tiga fungsi
dasar, yaitu:
24
A. Masukan (Input)
Meliputi kegiatan menangkap dan merakit elemen-elemen yang
dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses. Misalnya, bahan
baku, energi, data dan upaya manusia yang harus aman dan
teratur untuk pemrosesan.
B. Proses (Processing)
Meliputi kegiatan proses transformasi yang mengubah input
menjadi output. Contohnya adalah proses manufaktur, proses
pernafasan manusia atau perhitungan matematis.
C. Keluaran (Output)
Meliputi kegiatan memindahkan elemen yang telah diproduksi
oleh proses tranformasi ke tujuan akhir mereka. Sebagai contoh,
produk jadi, jasa manusia dan manajemen informasi harus
dikirimkan kepada pengguna.
Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan
saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem
diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu sistem fisik (physical
system) dan sistem konseptual (conseptual system). Secara umum
kedua sistem memiliki elemen yang sama yaitu input dan output,
serta transformasi. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara
fisik. Dalam sistem fisik, input dan output berupa fisik seperti
gedung, uang, manusia dan lainnya. Sedangkan sistem konseptual
25
adalah sistem dimana input dan output berupa data dan informasi
(Sutopo, 2012).
2.2.2 Karakteristik Sistem (Elemen Sistem)
Beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki
oleh sistem, yaitu: (Mulyanto, 2009)
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Suatu
sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi
sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang
berisi sistem lainnya. Suatu sistem akan disebut sub-sistem jika
sistem tersebut adalah bagian dari salah satu komponen sistem
lain yang lebih besar dan sistem yang lebih besar tersebut
disebut sebagai lingkungannya.
2. Batas Sistem (Boundary)
Di dalam sebuah sistem terdapat pembatas atau pemisah antara
suatu sistem dengan sistem lainnya yang disebut dengan batas
sistem (boundary). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang
lingkup, atau kemampuan sistem. Suatu sistem akan mungkin
dipandang sebagai suatu kesatuan jika terdapat batas sistem di
dalamnya.
26
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar adalah apapun di luar batas sistem yang dapat
mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang
menguntungkan bagi sistem tersebut ataupun yang merugikan.
Harus ada tanggapan dan tindakan yang benar bagi keduanya
agar pengaruh yang menguntungkan dapat mendukung
kelangsungan operasi dari sebuah sistem dan agar pengaruh
yang merugikan tidak mengganggu kelangsungan sebuah sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara
satu subsistem dengan subsistem lainnya. Tanpa adanya
penghubung, sistem akan berisi kumpulan-kumpulan subsistem
yang hanya berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan.
Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan
data dari masukan (input), proses, hingga keluaran (output).
Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi
dan berintegrasi dengan subsistem yang lain sehingga
membentuk suatu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan ke
dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan
(maintenance input) yang berarti bahan yang dimasukkan agar
sistem tersebut dapat beroperasi dan masukan sinyal (signal
27
input) yang berarti masukan yang diproses untuk mendapatkan
keluaran (output).
6. Keluaran Sistem (Output)
Hasil dari pemrosesan disebut sebagai keluaran (output).
Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem
lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.
7. Pengolah Sistem (Process)
Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan
perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang
diinginkan.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem sudah pasti memiliki sasaran (objective) atau
tujuan (goal). Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem.
Jika sebuah sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi
sistem tidak akan ada gunanya, sistem menjadi tidak terarah dan
terkendali.
2.2.3 Data
Data adalah fakta berupa teks, angka, audio, dan video
merupakan kumpulan dari sesuatu yang belum diproses (Sutopo,
2012).
Menurut Turban (2010, p41), data adalah deskripsi dasar dari
benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang direkam,
28
dikelompokkan, dan disimpan tetapi belum terorganisir untuk
menyampaikan arti tertentu.
2.2.4 Informasi
Menurut Barry E, informasi merupakan sesuatu yang
menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna
kepada orang yang menerimanya.
Menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam buku
Management Control Systems, menyebut informasi sebagai suatu
kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi
penggunanya.
Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam
bukunya Accounting Information Systems: Concepts and Practise
mengatakan informasi sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang
berguna yang dapat digunakan untuk pengambilang keputusan
bisnis.
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang telah diolah
dengan komputer dan bermanfaat bagi penggunanya (Sutopo, 2012).
Dengan adanya sistem yang baik diharapkan dapat
menghasilkan suatu infomasi yang berkualitas tinggi. Informasi yang
baik tersebut mempunyai kriteria sebagai berikut (Sutopo, 2012):
29
• Relevan
Informasi yang relevan berkaitan dengan sejauh mana informasi
tersebut dapat membuat perbedaan untuk Alternatif
pengambilan keputusan.
• Akurat
Keakuratan informasi berkaitan dengan ketepatan dan keandalan
informasi tersebut sehingga informasi yang akurat, berarti bebas
dari kesalahan dan tidak menyesatkan bagi pemakai informasi.
• Tepat Waktu
Ketepatan waktu sebuah informasi sangat penting, karena
informasi tersebut harus tersedia pada saat dibutuhkan karena
berhubungan dengan pengambilan keputusan atau kebijakan.
• Ringkas
Keringkasan sebuah informasi berarti informasi tersebut sudah
digolongkan dan disajikan dalam format yang tidak terlalu detail
sehingga tidak membingungkan para pemakai informasi.
• Jelas
Informasi yang jelas menunjukan tingkat kemampuan informasi
tersebut sudah digolongkan dan disajikan dalam format yang
tidak terlalu rinci.
• Dapat diukur
Berhubungan dengan konsep pengukuran informasi, informasi
yang dapat diukur akan menambah nilai informasi tersebut.
30
• Konsisten
Sebuah informasi berhubungan dengan kemampuan untuk dapat
dibandingkan dengan informasi sejenis dari fungsi yang berbeda
atau informasi yang sejenis dengan waktu yang berbeda.
2.3 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari dua kata yaitu “sistem” dan “informasi”.
Sistem sendiri berarti gabungan dari beberapa komponen yang bekerja sama
untuk mencapai satu tujuan. Sistem informasi memiliki makna sistem yang
bertujuan menampilkan informasi (Sutopo, 2012).
Menurut Mulyanto (2009) sistem informasi adalah suatu komponen
yang terdiri dari manusia, teknologi informasi dan prosedur kerja yang
memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Turban dalam Mulyanto (2009)
sistem informasi adalah sistem buatan manusia secara umum terdiri atas
sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk
menghimpun, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi
keluaran kepada para pemakai.
Menurut Mulyanto (2009) sistem informasi adalah suatu komponen
yang terdiri dari manusia, teknologi informasi dan prosedur kerja yang
memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Turban dalam Mulyanto (2009)
sistem informasi adalah sistem buatan manusia secara umum terdiri atas
31
sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk
menghimpun, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi
keluaran kepada para pemakai.
2.4 Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen menggunakan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer, prosedur, pedoman, model manajemen dan
keputusan dan sebuah database. Sistem informasi ini menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi semua tingkat manajemen (Sutopo, 2012).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah sistem terstruktur
yang digunakan untuk mengelola data secara komputerisasi. Didalam SIM
terdapat beberapa fungsi yang dibutuhkan yaitu pencarian pemuktahiran
presentasi data dan penyimpanan data. Dengan demikian dapat diharapkan
SIM dapat dikaitkan untuk mempermudah penyusunan informasi
manajemen dengan baik (Leonardo Hasahatan Siregar, 2007).
2.5 Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman
Dalam merancang sistem informasi pengelolaan pemakaman, penulis
terlebih dahulu memaparkan beberapa definisi mengenai hal-hal terkait
dengan sistem informasi pengelolaan pemakaman.
2.5.1 Definisi Pengelolaan
Kata pengelolaan didefinisikan sebagai: (1) proses, cara,
perbuatan mengelola; (2) proses melakukan kegiatan tertentu dengan
32
menggerakkan tenaga orang lain; (3) proses yang membantu
merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
2.5.2 Pengelolaan Pemakaman
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok bertugas
mengelola seluruh aspek mengenai kebersihan dan pertamanan di
Kota Depok termasuk juga aspek pemakaman yang dalam
strukturnya pengelolaan pemakaman tersebut dilakukan oleh Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Taman Pemakaman Umum (TPU).
Dalam mengelola kegiatan pelayanan pemakaman, Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok bagian UPT.TPU memiliki
petugas-petugas yang tercantum dalam struktur organisasi DKP
secara keseluruhan.
2.5.3 Definisi Makam
Definisi makam menurut Peraturan Daerah Kota Depok th.
2012 pasal 1 nomor 11, yaitu “makam” adalah tempat untuk
menguburkan jenazah, milik atau yang dikelola oleh pemerintah
daerah dengan luas maksimal kapling yaitu 2,5 x 1,5 M per makam.
33
2.5.4 Makam Tumpang
Makam tumpang adalah makam yang dipersiapkan untuk
pemakaman selanjutnya sesuai dengan peraturan yang berlaku
(Perda Kota Depok, 2012).
2.5.5 Taman Pemakaman Umum (TPU)
Taman Pemakaman Umum (TPU) adalah areal tanah yang
ditetapkan untuk umum guna pemakaman jenazah dan kerangka
jenazah tanpa membedakan agama dan golongan yang
pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah kota (Perda Kota Depok,
2012).
Berikut adalah daftar TPU tersebut yang tersebar di wilayah
Kota Depok :
1. TPU Kalimulya I
2. TPU Kalimulya II
3. TPU Kalimulya III
4. TPU Pondok Petir
5. TPU Sawangan Lama
6. TPU Bedahan
7. TPU Cimpaeun
8. TPU Tapos
9. TPU Sukatani
10. TPU Pasir Putih
34
11. TPU Cilangkap
2.5.6 Pemakaman
Pemakaman adalah serangkaian kegiatan yang meliputi
kegiatan administrasi pemakaman, pengaturan lokasi makam,
pengkoordinasian dan pemberian bimbingan atau petunjuk
pengawasan terhadap pelaksanaan pemakaman (Perda Kota Depok,
2012).
2.5.7 Mekanisme Pelayanan Pemakaman
Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman bertujuan untuk
merancang sistem yang mampu menangani kegiatan pelayanan di
setiap TPU yang tersebar di wilayah Kota Depok. Dimana kegiatan
pelayanan yang dilakukan terbagi menjadi beberapa pelayanan yaitu
pelayanan proses pemakaman, pendaftaran makam, serta pembuatan
surat izin, berikut penjelasannya:
1. Proses Pemakaman
Proses pemakaman dilakukan oleh petugas makam setelah
dilakukannya pemesanan lahan makam pasca kematian oleh
pihak keluarga. Proses pemakaman ini juga terkadang
melibatkan pihak keluarga jenazah yang dimakamkan.
35
2. Pendaftaran makam
Terdapat 3 jenis pendaftaran yang berbeda pada kegiatan
pelayanan pendaftaran makam yaitu sebagai berikut:
• Pendaftaran makam reguler
Pendaftaran makam dilakukan oleh pihak keluarga
mendiang maupun oleh ahli waris setelah proses
pemakaman berakhir. Pihak keluarga maupun ahli waris
mendatangi petugas pelayanan TPU dengan membawa foto
copy KTP mendiang dan foto copy KK.
• Pendaftaran makam tumpang
Pendaftaran makam ini hampir sama dengan kegiatan
pendaftaran sebelumnya. Pihak keluarga mendiang maupun
ahli waris mendatangi petugas pelayanan TPU dengan
membawa foto copy KTP mendiang dan foto copy KK
setelah proses pemakaman berakhir. Bedanya pendaftaran
makam tumpang ini dilakukan dengan menumpang
(menindih) makam yang sudah ada.
• Daftar ulang makam
Pendaftaran ulang makam (daftar ulang makam) ini
dilakukan oleh petugas pelayanan TPU terhitung setelah 3
tahun dilakukannya proses pendaftaran makam. Pihak
keluarga maupun ahli waris mendatangi petugas pelayanan
36
TPU dengan membawa surat izin penggunaan tanah makam
yang didapat setelah dilakukannya pendaftaran makam.
3. Pembuatan surat izin penggunaan tanah makam dan pembuatan
surat izin pendaftaran ulang makam.
Dalam sistem informasi pengelolaan pemakaman, seluruh
kegiatan pelayanan diatas dilakukan dengan menggunakan aplikasi
pengelolaan pemakaman yang terdapat pada seluruh TPU yang
tersebar di wilayah kota Depok. Dan aplikasi tersebut dikelola oleh
petugas pelayanan pemakaman pada tiap-tiap TPU.
2.5.8 Surat Izin
Surat izin adalah surat izin penggunaan tanah makam, tanah
makam tumpang, penguburan jenazah/kerangka jenazah, dan
pembakaran/pengabuan mayat (Perda Kota Depok, 2012).
Terdapat 2 (dua) jenis surat izin yang berkaitan dengan
perizinan makam yaitu surat izin penggunaan tanah makam yang
dibuat dan dicetak setelah dilakukannya pendaftaran makam dan
surat izin daftar ulang makam yang dibuat dan dicetak setelah
dilakukannya proses pendaftaran ulang makam.
Berikut adalah contoh gambar surat izin yang digunakan oleh
pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok:
37
Gambar 2. 1 Contoh gambar surat Izin Penggunaan Tanah Makam
(IPTM)
38
Gambar 2. 2 Contoh gambar surat izin daftar ulang makam
2.6 Metode Pengumpulan Data
2.6.1 Studi Lapangan (Observasi)
Menurut Sugiyono (2012), observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik lain yaitu wawancara dan kuesioner.
Karena observasi tidak selalu dengan obyek manusia tetapi juga
39
obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno (dalam buku Sugiyono, 2012)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.
2.6.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan
secara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur
(peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap sebagai pengumpulan
datanya) dan dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun
secara tidak langsung (melalui media seperti telepon) (Sugiyono,
2012).
2.6.3 Studi Dokumen
Studi dokumen, yaitu memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
40
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, serta data yang
berkaitan dengan penelitian (Guritno et al. , 2011).
2.6.4 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka, yaitu meninjau penelitian-penelitian
sebelumnya untuk menghindari pembuatan ulang penelitian atau
untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya (Guritno et al. ,
2011).
Tinjauan pustaka ditekankan pada hasil-hasil penelitian
terdahulu, dimulai dari yang paling aktual ditelusuri hingga paling
awal. Tinjauan pustaka harus menjadi landasan teoritis untuk
penelitian yang akan kita lakukan. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam melakukan tinjauan pustaka (Guritno et al. , 2011).
1. Mengidentifikasi kesenjangan penelitian ini.
2. Menghindari pembuatan ulang sehingga banyak menghemat
waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh
orang lain.
3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan
terhadap penelitian ini.
4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan
adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat
dibangun diatas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
41
5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area
penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas
yang dapat memberikan kontribusi sumber daya yang berharga.
42
Judul Skripsi Permasalahan
Perbedaan
Studi Literatur Sistem Informasi Pengelolaan
Pemakaman
RANCANG BANGUN
SISTEM PENDATAAN
PEMAKAMAN PADA
UPTD KEMBANG
ARUM KECAMATAN
SEMARANG BARAT
BERBASIS WEB
oleh
Aditya Eka Prasetyadi
Jurusan Teknik
Informatika
Universitas Dian
Nuswantoro Semarang
- Kurangnya informasi yang
didapat oleh masyarakat
mengenai kepemilikan
makam berdasarkan letak
makam.
- Pemetaan yang masih
menggunakan
penggambaran manual.
- Sistem yang dibuat hanya
terfokus pada proses pendataan
dan pemetaan untuk
menampilkan data pemilik
makam berdasarkan
kepemilikan makam.
- Sistem yang dirancang berlokasi
di UPTD Kembang Arum
Kecamatan Semarang Barat
- Sistem yang dirancang hanya
terfokus pada pelayanan
pemakaman yang dilakukan
pada setiap TPU yang tersebar
di wilayah Kota Depok.
- Sistem yang dirancang
dilakukan pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan
Kota Depok.
RANCANG BANGUN
SISEM INFORMASI
DALAM LAYANAN
DAN PEMETAAN
LOKASI
PEMAKAMAN PADA
PEMAKAMAN UMUM
DI WILAYAH
JAKARTA
oleh
Erza Sofian, S.Kom, M.Sc
- Kurangnya informasi yang
didapat oleh keluarga atau
ahli waris dalam mencari
lokasi makam secara
akurat.
- Terjadi penumpukan
makam pada makam
sebelumnya yang bukan
dalam satu keluarga.
- Perancangan ini dilakukan untuk
mengefisienkan lahan
pemakaman dengan
mengklasifikasikan berdasarkan
umur dan ukuran jenazah.
- Sistem yang dirancang
dilakukan pada pemakaman
umum di wilayah Jakarta.
- Sistem ini tidak mencakup
kegiatan pelayanan pemakaman.
- Sistem yang dirancang tidak
sampai pada permasalahan
tentang efisiensi lahan
pemakaman.
- Sistem yang dirancang
dilakukan pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan
Kota Depok.
43
Program Studi Sistem
Informasi
STIMIK ESQ
2015
APLIKASI DATABASE
DAN INFORMASI
PEMAKAMAN PADA
TPU PONDOK
KELAPA
MENGGUNAKAN
MICROSOFT VISUAL
BASIC 6.0
oleh
Martha Dinarsih
Jurusan Sistem
Informasi
Universitas Gunadarma
- Aplikasi ini terbatas pada
pembuatan database pada TPU
Pondok kelapa khusus untuk
petak makam pada blok khusus.
- Aplikasi ini dibuat
menggunakan Microsoft Visual
Basic 6.0
- Sistem yang dirancang
menghasilkan aplikasi
pengelolaan pemakaman dan
pembuatan database
pemakaman pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan
Kota Depok.
- Aplikasi yang dirancang
berbasis web menggunakan
bahasa pemrograman PHP.
RANCANG BANGUN
SISTEM INFORMASI
PENGELOLAAN
PROPOSAL PRODUK
UNGGULAN
KABUPATEN
(PRUKAB) (Studi kasus:
Deputi III Bidang
Pembinaan Ekonomi
dan Dunia Usaha Asdep
Urusan Pengembangan
- Terhambatnya waktu
proses pengelolaan
proposal produk unggulan
kabupaten oleh staf
Asisten Deputi
- Standar pengelolaan
proposal belum tertata
dengan baik sehingga
penataan proposal sering
terjadi redudansi data.
- Tidak memiliki arsip
- Sistem yang dirancang hanya
meliputi kegiatan pengelolaan
proposal produk unggulan pada
Kementrian Pembangunan
Tertinggal RI.
- Sistem yang dirancang
dilakukan pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan
Kota Depok pada pengelolaan
yang terfokus pada kegiatan
layanan pemakaman.
44
Komoditas Unggulan
Kementrian
Pembangunan
Tertinggal RI)
Oleh
Dinata
Sistem Informasi
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2015
digital.
Rancang Bangun Sistem
Informasi Pendapat
Badan Pemeriksa
Keuangan Berbasis Web
(Studi Kasus: Badan
Pemeriksa Keuangan RI
Pusat)
Oleh
Tasya Tarina
Sistem Informasi
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2016
- Auditorat kesulitan dalam
proses pencarian data
laporan hasil pemeriksaan
dan permintaan eksternal.
- Adanya kendala
tersebarnya data di dalam
proses pemberian
pendapat BPK yang
menyebabkan data-data
tersebut tidak
terdokumentasi dengan
baik.
- Dit.EPP (Direktorat
Evaluasi dan Pelaporan
Pemeriksaan) tidak dapat
langsung memantau
perkembangan hasil
tindak lanjut pendapat
- Sistem yang dirancang
dilakukan pada Badan
Pemeriksa Keuangan RI Pusat
yang terfokus pada kegiatan
sistem informasi pendapat badan
pemeriksa keuangan.
- Sistem yang dirancang
dilakukan pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan
Kota Depok pada pengelolaan
yang terfokus pada kegiatan
pelayanan pemakaman.
45
BPK.
- Membutuhkan waktu
yang lama (+/- 8 jam)
untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan oleh tiap
unit yang bekerja dalam
proses pemberian
pendapat BPK.
- Dit.EPP (Direktorat
Evaluasi dan Pelaporan
Pemeriksaan) kesulitan
dalam membuat laporan
monitoring pengelolaan
pendapat BPK yang
akurat dan real time
kepada Kepala BPK.
- Kepala BPK tidak dapat
memantau aliran
dokumen pendapat BPK
yang telah diproses oleh
unit kerja BPK.
Tabel 2. 1 Studi literatur
46
2.7 Konsep Rapid Application Development (RAD)
2.7.1 Definisi Rapid Application Development (RAD)
Menurut Whitten (2007), Rapid Application Development
(RAD) adalah suatu pendekatan desain sistem yang menggunakan
teknik terstruktur, prototyping dan JAD (Joint Application
Development) untuk mengembangkan sistem secara cepat. RAD juga
diartikan sebagai sebuah strategi pengembangan sistem yang
menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan
pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan
bertambah serangkaian prototype bekerja sebuah sistem yang pada
akhirnya berkembang ke dalam sistem final.
Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, RAD
telah menjadi rute yang popular untuk mengakselerasi
pengembangan sistem.
Beberapa keunggulan RAD bagi user antara lain adalah
sebagai berikut (Whitten, 2007):
1. Berguna untuk proyek-proyek tempat persyaratan-persyaratan
pengguna tidak pasti dan tidak tepat.
2. Mendorong pengguna aktif dan partisipasi manajemen
(berkebalikan dengan reaksi pasif pada model-model sistem
yang tidak bekerja). Hal ini meningkatkan antusiasme pengguna
yang ekstensif selama proses.
47
3. Proyek-proyek memiliki visibilitas dan dukungan lebih tinggi
karena keterlibatan pengguna yang ekstensif selama proses.
4. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang
berbasis perangkat lunak dan bekerja lebih cepat daripada
pengembangan model-driven.
5. Error dan penghilangan cenderung untuk dideteksi lebih awal
dalam prototype daripada model sistem.
6. Pendekatan berulang adalah proses yang lebih alami karena
perubahan adalah faktor yang diharapkan selama
pengembangan.
Adapun kelemahan yang dimiliki oleh RAD adalah sebagai
berikut (Whitten, 2007):
1. Beberapa orang berpendapat bahwa RAD mendorong mentalitas
mengkode, mengimplementasikan dan memperbaiki yang
meningkatkan biaya seumur hidup yang diperlukan untuk
mengoperasikan, mendukung dan merawat sistem.
2. Prototype-prototype RAD dapat dengan mudah memecahkan
masalah-masalah yang salah karena analisis masalah disingkat
atau diabaikan.
3. Prototype berbasis RAD mungkin membuat para analisis minder
untuk mempertimbangkan alternatif-alternatif teknis lain yang
lebih bernilai.
48
4. Kadang-kadang lebih baik membuang sebuah prototype, tapi
para stakeholder sering enggan melakukannya karena mereka
menganggapnya sebagai hilangnya waktu dan usaha dalam
produk saat ini.
5. Penekanan pada kecepatan dapat berdampak buruk terhadap
kualitas yang disebabkan jalan-jalan pintas yang disarankan
dengan buruk melalui metodologi tersebut.
2.7.2 Fase Rapid Application Development (RAD)
Menurut Whitten (2007), ada 4 (empat) fase yang dilakukan
dalam pengembangan sistem RAD, yaitu:
1. Scope Definition (Definisi Ruang Lingkup)
Fase scope definition adalah fase pertama proses
pengembangan sistem klasik. Fase ini menjawab pertanyaan
“apakah proyek ini layak untuk dikerjakan?”, untuk menjawab
pertanyaan ini kita harus menjelaskan lingkup proyek atau
batasan masalah, kesempatan-kesempatan dan perintah-perintah
diterima yang memicu proyek tersebut. Dengan mengasumsikan
proyek tersebut memang dianggap bernilai untuk dikerjakan,
fase definisi lingkup juga harus menetapkan rencana proyek
dalam arti skala, strategi dan pengembangan sistem.
49
2. Analysis System (Analisis Sistem)
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya
dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
Tahap analisis sistem merupakan tahap kritis dan sangat
penting, karena pada tahap inilah semua proses bergantung. Jika
pada tahap ini salah maka akan terjadi kesalahan pada tahap
berikutnya.
Terdapat 3 (tiga) tahapan yang dilakukan pada fase
analysis system ini, yaitu:
1. Analisis permasalahan (Problem Analysis), mempelajari
sistem yang ada atau sistem berjalan dengan pemahaman
akan masalah-masalah pengembangan sistem. Tujuan
tahapan ini adalah mempelajari dan memahami bidang
masalah dengan cukup baik secara menyeluruh
menganalisis masalah, kesempatan dan batasannya.
Adapun tahapan yang ada pada analisis permasalahan yaitu:
• Analisis sistem berjalan, yaitu salah satu cara untuk
mengetahui bagaimana proses sistem yang ada
sebelumnya dengan menganalisis sistem berjalan agar
50
dapat teridentifikasi masalah-masalah yang ada baik
kekurangan maupun kelebihan sistem tersebut.
• Identifikasi masalah, yaitu melakukan identifikasi
terhadap masalah-masalah yang telah didapat dari tahap
analisis sistem berjalan.
• Analisis PIECES
Menurut Wukil Ragil (2010:17), metode PIECES
adalah metode analisis sebagai dasar untuk memperoleh
pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. Dalam
menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan
terhadap beberapa aspek antara lain adalah kinerja,
informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan
pelayanan pelanggan. Analisis ini disebut dengan
PIECES Analysis (Performance, Information,
Economy, Control, Eficiency and Service).
Analisis PIECES ini sangat penting untuk dilakukan
sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi
karena dalam analisis ini biasanya akan ditemukan
beberapa masalah utama maupun masalah yang bersifat
gejala dari masalah utama. Untuk lebih jelasnya lagi
mengenai analisis PIECES, dibawah ini akan dijelaskan
mengenai pengertian dari masing-masing komponen
PIECES:
51
No Komponen Keterangan
1. Performance
Menilai apakah proses atau prosedur
yang ada masih mungkin ditingkatkan
kinerjanya, dan melihat sejauh mana dan
seberapa handalkah suatu sistem
informasi dalam berproses untuk
menghasilkan tujuan yang diinginkan.
2. Information
Menilai apakah prosedur yang ada saat
ini masih dapat diperbaiki sehingga
kualitas informasi yang dihasilkan
menjadi semakin baik.
3. Economic
Menilai apakah prosedur yang ada saat
ini masih dapat ditingkatkan manfaatnya
(nilai gunanya) atau diturunkan biaya
penyelenggaraannya.
4. Control
Menilai apakah prosedur yang ada saat
ini masih dapat ditingkatkan sehingga
kualitas pengendalian menjadi semakin
baik, dan kemampuannya untuk
mendeteksi kesalahan/kecurangan
menjadi semakin baik pula.
5. Efficiency
Menilai apakah prosedur yang ada saat
ini masih dapat diperbaiki, sehingga
tercapai peningkatan efisiensi operasi,
dan harus lebih unggul dari pada sistem
manual.
6. Service
Menilai apakah prosedur yang ada saat
ini masih dapat diperbaiki
kemampuannya untuk mencapai
peningkatan kualitas layanan.
Tabel 2. 2 Komponen PIECES (Ragil, 2010)
2. Analisis persyaratan (Requirement Analysis), tahapan ini
menentukan persyaratan bisnis bagi sistem yang baru.
Tugas awal dari tahapan persyaratan ini adalah
mengidentifikasi dan menyatakan persyaratan. Adapun
tahapan yang ada pada analisis persyaratan ini antara lain
adalah:
52
• Persyaratan fungsional (Functional Requirement)
adalah deskripsi mengenai aktivitas dan layanan yang
harus diberikan/disediakan oleh sebuah sistem.
• Persyaratan non-fungsional (Nonfunctional
Requirement) adalah deskripsi mengenai fitur,
karakteristik dan batasan lainnya yang menentukan
apakah sistem memuaskan atau tidak.
• Analisis perbandingan sistem, yaitu menilai sistem dari
berbagai sudut pandang dengan cara menganalisis
masalah yang ada antara sistem yang sudah ada dan
yang akan diusulkan.
3. Analisis keputusan (Decision Analysis), menghasilkan
arsitektur aplikasi untuk solusi yang disetujui.
• Sistem usulan, adalah tahapan yang digunakan untuk
mengusulkan sistem yang akan dibuat oleh user untuk
dijadikan bahan pertimbangan sebuah organisasi dalam
pengembangan sistem yang sudah ada.
• Standard Operating Pocedure (SOP) merupakan
panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan
operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan
lancar (Sailendra, 2015:11).
53
3. Design System (Perancangan sistem)
Desain sistem didefinisikan sebagai tahapan yang
dilakukan setelah analisis dari siklus pengembangan sistem,
yaitu pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan
persiapan untuk rancang bangun implementasi menggambarkan
bagaimana suatu sistem dibentuk.
Adapun tujuan perancangan sistem adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
2. Untuk memberikan gambaran-gambaran yang jelas dan
rancang bangun kepada pemrograman komputer dan ahli-
ahli lainnya yang terlibat.
Untuk mencapai tujuan diatas, perancangan sistem harus
dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut:
1. Perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan
mudah digunakan. Ini berarti bahwa data harus mudah
ditangkap, metode-metode baru mudah diterapkan dan
informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami.
2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan perusahaan
sesuai dengan yang telah didefinisikan pada tahap
perencanaan sistem dan analisis sistem.
3. Desain sistem harus efisien agar dapat mendukung
pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan
54
mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh
manajemen.
4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun
yang terperinci untuk masing-masing komponen dari sistem
informasi yang meliputi data dan informasi simpanan data,
metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras,
perangkat lunak dan pengendalian intern.
Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
melakukan perancangan sistem :
1. Desain Proses
Proses sistem informasi merespons kejadian dan
kondisi bisnis dan mentransformasi data menjadi informasi
yang berguna. Pemodelan proses membantu memahami
interaksi dengan lingkungan sistem, sistem lain, dan proses
lain (Whitten & Bentley, 2007).
Desain proses dilakukan dengan merancang proses
apa saja yang terjadi di dalam sistem dengan menggunakan
diagram UML (Unified Modelling Language) yang meliputi
use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.
a. Use Case Diagram
Use case diagram atau diagram use case
merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior)
sistem informasi yang akan dibuat. Use case
55
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih
aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat.
Ada dua hal utama pada Use case yaitu
pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case.
Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat
di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri,
jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang,
tapi aktor belum tentu merupakan orang. Sedangkan
use case merupakan fungsionalitas yang disediakan
sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan
antarunit atau aktor.
Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan
oleh penulis yang ada pada diagram use case beserta
fungsinya (Rosa, 2011):
Simbol Deskripsi
Use case Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit
atau aktor, biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja di awal-awal frase
nama use case
Aktor / actor
nama aktor
Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang
akan dibuat di luar sistem informasi yang akan
dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari
aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan
dengan kata benda di awal frase nama aktor
nama use case
56
Asosiasi / association
Komunikasi antara aktor dan use case yang
berpartisipasi pada use case atau use case
memiliki interaksi dengan aktor
Ekstensi / extend
<<extend>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case
dimana use case yang ditambahkan dapat
berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan
itu, mirip dengan prinsip inheritance pada
pemrograman berorientasi objek, biasanya use
case tambahan memiliki nama depan yang
sama dengan use case yang ditambahkan.
Generalisasi / generalization
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum
– khusus) antara dua buah use case dimana
fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih
umum dari lainnya.
Menggunakan / include /
uses
<<include>>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case
dimana use case yang ditambahkan untuk
memerlukan use case ini untuk menjalankan
fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use
case ini.
Ada dua sudut pandang yang cukup besar
mengenai include di use case:
• Include berarti use case yang ditambahkan
akan selalu dipanggil saat use case
tambahan dijalankan.
• Include berarti use case yang tambahan
akan selalu melakukan pengecekan apakah
use case yang ditambahkan telah
dijalankan sebelum use case tambahan
dijalankan.
Kedua interpretasi di atas dapat dianut salah
satu atau keduanya tergantung pada
pertimbangan dan interpretasi yang
dibutuhkan
Tabel 2. 3 Simbol-simbol yang ada pada diagram use case
57
Terdapat 8 use case yang saling berhubungan
dengan aktor maupun dengan use case yang lain.
Berikut adalah penjelasan dari contoh penerapan
diagram use case pada gambar diatas:
1. Use case login
Use case ini menggambarkan kegiatan masuk ke
dalam sistem dengan memasukkan username dan
password yang telah terdaftar. Use case ini
terhubung oleh simbol asosiasi ke seluruh simbol
aktor yang berarti bahwa use case ini dapat
dilakukan oleh semua aktor.
Gambar 2. 3 Contoh penerapan use case diagram pada perancangan sistem informasi
pengelolaan pemakaman
58
2. Use case manage makam
Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola
makam seperti view makam, add makam, edit
makam dan delete makam. Use case ini terhubung
oleh simbol asosiasi ke simbol aktor petugas
pelayanan TPU yang berarti bahwa use case ini
hanya dapat dilakukan oleh petugas pelayanan
TPU.
3. Use case input data pendaftaran makam
Use case ini menggambarkan kegiatan input data
pendaftaran makam dengan memasukkan data-data
pendaftaran makam. Use case ini terhubung oleh
simbol asosiasi ke simbol aktor petugas pelayanan
TPU yang berarti bahwa use case ini hanya dapat
dilakukan oleh petugas pelayanan TPU. Use case
ini juga terhubung oleh simbol include yang
mengarah ke use case view laporan pendaftaran
makam yang berarti bahwa use case view laporan
pendaftaran makam akan otomatis dijalankan
ketika use case ini selesai dijalankan. Use case ini
juga terhubung oleh simbol generalisasi yang
mengarah dari use case pendaftaran makam reguler
dan use case pendaftaran makam tumpang yang
59
berarti bahwa use case pendaftaran makam
merupakan fungsi umum dari use case pendaftaran
makam reguler dan use case pendaftaran makam
tumpang. Dalam penerapannya, terdapat 2 jenis
pendaftaran yaitu pendaftaran makam reguler dan
pendaftaran makam tumpang.
4. Use case pendaftaran makam reguler
Use case ini merupakan generalisasi dari use case
pendaftaran makam.
5. Use case pendaftaran makam tumpang
Use case ini merupakan generalisasi dari use case
pendaftaran makam.
6. Use case verifikasi surat izin makam
Use case ini menggambarkan kegiatan verifikasi
surat izin makam. Use case ini terhubung oleh
simbol asosiasi ke simbol aktor kepala dinas,
kepala UPT.TPU dan kasubag TU yang berarti
bahwa use case ini hanya dapat dilakukan oleh
kepala dinas, kepala UPT.TPU dan kasubag TU.
Use case ini juga terhubung oleh simbol extend
yang mengarah dari use case view surat izin
makam yang berarti bahwa use case ini dapat
60
dijalankan dengan syarat jika use case view surat
izin makam telah dijalankan terlebih dahulu.
7. Use case print surat izin makam
Use case ini menggambarkan kegiatan mencetak
surat izin makam. Use case ini terhubung oleh
simbol asosiasi ke simbol aktor petugas pelayanan
TPU yang berarti bahwa use case ini hanya dapat
dilakukan oleh petugas pelayanan TPU. Use case
ini juga terhubung oleh simbol extend yang
mengarah dari use case view surat izin makam
yang berarti bahwa use case ini dapat dijalankan
dengan syarat jika use case view surat izin makam
telah dijalankan terlebih dahulu. Use case ini juga
terhubung oleh simbol extend yang mengarah dari
use case verifikasi surat izin makam yang berarti
bahwa use case ini dapat dijalankan dengan syarat
jika use case verifikasi surat izin makam telah
dijalankan terlebih dahulu.
8. Use case logout
Use case ini menggambarkan kegiatan keluar dari
sistem. Use case ini terhubung oleh simbol asosiasi
ke seluruh simbol aktor yang berarti bahwa use
case ini dapat dilakukan oleh semua aktor.
61
b. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram
menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas
dari sebuah sistem atau proses bisnis.
Activity diagram juga banyak digunakan untuk
mendefinisikan hal-hal berikut:
• Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan
aktivitas yang digambarkan merupakan proses
bisnis sistem yang didefinisikan.
• Urutan atau pengelompokan tampilan dari
sistem/user interface dimana setiap aktivitas
dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka
tampilan.
• Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas
dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu
didefinisikan kasus ujinya.
Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan
oleh penulis yang ada pada diagram aktivitas (Rosa,
2011):
Simbol Deskripsi
Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram
aktivitas memiliki sebuah status awal
62
Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas
biasanya diawali dengan kata kerja
Percabangan / decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan
aktivitas lebih dari satu
Penggabungan / join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu
aktivitas digabungkan menjadi satu
Status akhir
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah status
akhir
Swimlane
nama swimlane
Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang
terjadi
Tabel 2. 4 Simbol-simbol yang ada pada activity diagram
Berikut adalah contoh penerapan activity diagram pada
sistem informasi pengelolaan pemakaman:
aktivitas
63
Gambar 2. 4 Contoh penerapan diagram aktivitas pada perancangan
sistem informasi pengelolaan pemakaman
Berikut adalah penjelasan dari contoh penerapan
activity diagram pada gambar diatas.
Pada activity diagram login diatas, terdapat
simbol status awal yang menandakan bahwa aktivitas
login dimulai. Mula-mula aktor membuka sistem dan
melakukan aktivitas login dengan memasukkan
username dan password yang telah didaftarkan
sebelumnya. Terdapat simbol decision yang mengarah
dari aktivitas input username dan password yang
64
berarti username dan password yang dimasukkan
diperiksa terlebih dahulu oleh sistem dengan
dilakukannya validasi, jika username dan password
yang dimasukkan benar maka sistem akan melanjutkan
aktivitas selanjutnya yaitu menampilkan halaman
utama sistem dan jika username dan password yang
dimasukkan salah maka sistem akan menampilkan
kembali halaman login.
c. Sequence Diagram
Diagram sekuen atau sequence diagram
menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang
dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu
untuk menggambar sequence diagram maka harus
diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use
case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang
diinstansiasi menjadi objek itu.
Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan
oleh penulis yang ada pada sequence diagram beserta
fungsinya (Rosa, 2011) dan (Raharjo, 2014):
65
Simbol Deskripsi
Aktor
nama aktor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar
sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri,
jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar
orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang,
biasanya dinyatakan dengan kata benda di awal
frase nama aktor
Garis hidup / lifeline
Menyatakan kehidupan suatu objek
Waktu aktif
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan
berinteraksi pesan
Boundary
Simbol ini biasanya berupa tepi dari sistem,
seperti interface atau suatu alat yang berinteraksi
dengan sistem
Control
Simbol ini merupakan elemen yang mengatur
aliran dari informasi untuk sebuah skenario.
Perilaku bisnis biasanya diatur oleh simbol ini.
Entity
Simbol ini biasanya elemen yang bertanggung
jawab menyimpan data atau informasi.
Pesan tipe call
1 : nama_metode()
Menyatakan suatu objek memanggil
operasi/metode yang ada pada objek lain atau
dirinya sendiri.
Tabel 2. 5 Simbol-simbol yang ada pada sequence diagram
66
Berikut adalah contoh penerapan sequence
diagram pada perancangan sistem informasi
pengelolaan pemakaman:
Gambar 2. 5 Contoh penerapan sequence diagram pada perancangan
Berikut adalah penjelasan dari contoh penerapan
sequence diagram pada gambar diatas:
Pada sequence diagram print laporan pendaftaran
makam diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 1 simbol
aktor yaitu user, 2 simbol boundary yaitu halaman
utama dan halaman laporan pendaftaran makam, 1
simbol control dan 1 simbol entity yaitu
db:pendaftaran_makam. Keseluruhan objek tersebut
memiliki garis hidup (lifeline) dan waktu aktif
terhubung oleh simbol pesan bertipe call yang
mengarah dari objek yang satu ke objek yang lain.
67
Aktor user yang memiliki hak akses untuk
melakukan aktivitas print laporan pendaftaran makam
dapat melakukan aktivitas tersebut dengan memilih
menu laporan pendaftaran makam pada halaman utama
sistem yang selanjutnya sistem mengarahkan dan
menampilkan halaman laporan pendaftaran makam.
Selanjutnya user memilih tombol “Print Laporan”
lalu sistem menampilkan pop-up “Download laporan
pendaftaran makam”. Kemudian user memilih tombol
“Download” dan menyimpan file laporan pendaftaran
makam tersebut untuk selanjutnya dicetak.
2. Desain Database
Desain database dilakukan dengan merancang
database atau data yang dapat diolah atau dimanipulasi oleh
sistem. Berikut adalah tahapan yang dilakukan dalam
merancang database sistem informasi pengelolaan
pemakaman:
a. Potential Object
Potential object merupakan salah satu teknik
untuk menemukan objek-objek potensial yang
digunakan untuk membuat class diagram. Daftar objek-
objek yang potensial dicari dalam narasi use case yang
68
berupa kata benda. Di dalam daftar tersebut, setelah
memasukkan kata-kata benda kemudian dimasukkan
juga atribut-atribut dari setiap kata benda tersebut.
Untuk menyaring daftar objek potensial agar
dapat ditentukan sebagai kelas, maka setiap objek harus
diajukan pertanyaan sebagai berikut (Whitten, 2007).
• Apakah kandidat objek adalah sinonim dari objek
lain?
• Apakah kandidat objek berada di luar lingkup
sistem?
• Apakah kandidat objek adalah peran eksternal?
• Apakah kandidat objek tidak jelas atau
membutuhkan fokus?
• Apakah kandidat objek sebuah action atau atribut
dari objek lain?
Jika pada setiap pertanyaan jawabannya adalah
“ya”, maka objek tersebut dicoret dari daftar potensial
objek. Setelah semua objek telah disaring melalui
pertanyaan-pertanyaan di atas, barulah ditemukan final
object potential list yang akan dijadikan sebagai kelas
di class diagram. Untuk atribut yang telah dicoret dari
object potential list, maka akan dimasukkan kembali ke
69
dalam class diagram untuk menjadi atribut dari setiap
kelas.
Berikut adalah contoh penerapan dari tahap
potential object pada perancangan sistem informasi
pengelolaan pemakaman:
No. Potensial Objek Cek Alasan
1. Petugas pelayanan TPU (Y) User dari sistem
2. Staf ahli TU bagian UPT.TPU (Y) User dari sistem
3. User (Y) Generalisasi dari aktor
4. Id_user (X) Atribut dari user
5. Username (X) Atribut dari user
Tabel 2. 6 Contoh penerapan potential object pada perancangan
sistem informasi pengelolaan pemakaman
b. Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram
menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian
kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.
Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode
atau operasi. Atribut merupakan variable-variabel yang
dimiliki oleh suatu kelas, sedangkan operasi atau
metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu
kelas. (Rosa, 2011)
70
Diagram kelas mendeskripsikan jenis-jenis objek
dalam sistem dan berbagai hubungan statis yang
terdapat diantara mereka. (Sugiarti, 2013)
Berikut adalah simbol-simbol yang digunakan
oleh penulis yang ada pada class diagram beserta
fungsinya (Rosa, 2011):
Simbol Deskripsi
Kelas
nama_kelas
+atribut
+operasi()
Kelas pada struktur sistem.
Asosiasi / association Relasi antar kelas dengan makna
umum, asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity
Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna
generalisasi-spesialisasi (umum-
khusus)
Tabel 2. 7 Simbol-simbol class diagram
Berikut adalah contoh penerapan class diagram
pada perancangan sistem informasi pengelolaan
pemakaman:
71
Gambar 2. 6 Contoh penerapan class diagram pada perancangan sistem
informasi pengelolaan
Berikut adalah penjelasan dari contoh penerapan
class diagram pada gambar diatas:
Pada contoh class diagram sistem informasi
pengelolaan diatas menjelaskan hubungan antar kelas
yang terdapat pada Sistem Informasi Pengelolaan
Pemakaman dimana terdapat 8 kelas diantaranya kelas
user, kepala_dinas, kepala_upt_tpu, kasubag_tu,
staf_ahli_tu, petugas_pelayanan_tpu, makam, dan
pendaftaran_makam.
Keseluruhan kelas tersebut saling dihubungkan
oleh simbol asosiasi dan ada beberapa kelas yang
72
dihubungkan oleh simbol generalisasi yaitu kelas
kepala_dinas, kepala_upt_tpu, kasubag_tu, staf_ahli_tu,
petugas_pelayanan_tpu yang mengarah kepada kelas
user yang berarti bahwa 5 kelas tersebut merupakan
bagian khusus dari kelas user.
Masing-masing kelas pada class diagram
memiliki salah satu dari sifat visibilitas berikut:
Notasi Nama Keterangan
# Protected Hanya dapat dipanggil oleh class yang
bersangkutan dan anak-anak yang
mewarisinya
+ Public Dapat dipanggil oleh siapa saja
Tabel 2. 8 Sifat visibilitas pada objek class diagram
Hubungan antar objek dalam class terdapat
multiplicity, yang menunjukkan jumlah dari suatu objek
yang bisa berhubungan dengan objek lain antara lain
(Sugiarti, 2013):
• 1 (pasti 1),
• 0...1 (nol atau satu), 0...* (nol atau lebih) atau 1...*
(satu atau lebih),
• Tidak ada batasan (bisa 0, 1, ..., n),
• Biasanya didefinisikan batas bawah dan atas,
kecuali untuk yang pasti bernilai 1.
73
c. Mapping Class Diagram
Mapping class diagram merupakan cara
memetakan problem domain object dalam class
diagram ke format RDBMS (Relational Database
Management System) dengan tujuan untuk
mengoptimalkan database yang terbentuk. Terdapat 8
(delapan) tahapan dalam membuat mapping class
diagram (Dennis Barbara, 2010), yaitu:
1. Petakan semua class konkret dalam problem
domain ke tabel RDBMS. Jika, problem domain
class abstrak memiliki beberapa subclass langsung,
petakan juga ke dalam tabel RDBMS.
2. Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom
tabel.
3. Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur
atau modul program.
4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan
hubungan asosiasi dengan kolom yang dapat
menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu,
menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan
hal tersebut untuk kedua sisi yang berhubungan.
74
5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan
one-to-many dari tabel yang asli ke tabel yang
baru.
6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan
asosiasi ke tabel asosiatif baru yang
menghubungkan dua tabel asli bersama-sama.
Masukkan primary key dari kedua tabel tersebut
kedalam tabel asosiatif yang baru, yaitu
menambahkan foreign key ke tabel.
7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe
campuran, copy primary key dari sisi single-valued
(1..1 atau 0..1) ke kolom baru pada tabel yang
memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*)
yang dapat menyimpan primary key dari tabel
terkait. Yaitu menambahkan foreign key ke tabel
multi-valued.
8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa
primary key dari subclass sama dengan primary
key dari superclass. Multiplicity dari hubungan
asosiasi yang baru dari subclass ke superclass
harus 1..1. Jika superclass konkret, yaitu mereka
dapat menginisiasi sendiri, maka multiplicity dari
superclass ke subclass adalah 0..*, jika tidak
75
konkret hubungannya adalah 1..1. Selanjutnya,
Exclusive-or (XOR) harus ditambahkan ke dalam
asosiasi. Lakukan langkah ini untuk setiap
superclass. Atau, sesuaikan inheritance dengan
menyalin atribut superclass ke semua subclass dan
hapus superclass dari desain.
Berikut adalah contoh penerapan dari
mapping class diagram pada perancangan sistem
informasi pengelolaan pemakaman:
76
Gambar 2. 7 Contoh penerapan mapping class diagram pada perancangan sistem informasi pengelolaan pemakaman
77
Berikut adalah penjelasan dari contoh penerapan
mapping class diagram pada gambar diatas:
Pada contoh mapping class diagram di atas dapat
dijelaskan bahwa problem domain classes yang ada di
sebelah kiri berasal dari class diagram yang kemudian
dipetakan ke dalam RDBMS tables yang ada di sebelah
kanan. Pada problem domain classes terdapat hubungan
generalisasi dimana antar subclass memiliki atribut
yang sama sehingga perlu dipetakan dengan
membentuk sebuah tabel baru, sehingga database yang
terbentuk menjadi lebih optimal.
d. Database Scheme
Skema database yang dihasilkan merupakan
RDBMS (Relational Database Management System)
yang diperoleh dari proses mapping class yang telah
optimal, disertai dengan pemetaan primary key yang
menjadi foreign key pada tabel lain yang memiliki
relasi. RDBMS secara sederhana dapat diartikan
sebagai suatu sistem dimana data dilihat oleh
penggunanya hanya sebagai tabel dan operator yang
digunakan oleh pengguna (Fathansyah, 2012).
78
Berikut adalah contoh penerapan dari database
scheme pada perancangan sistem informasi pengelolaan
pemakaman:
Berikut adalah salah satu penjelasan dari contoh
penerapan database scheme pada gambar diatas:
Pada tabel pegawai terdapat id_pegawai sebagai
primary key dan id_jabatan sebagai foreign key.
e. Spesifikasi database
Spesifikasi database menggambarkan struktur
data fisik pada suatu sistem atau aplikasi. Spesifikasi
Gambar 2. 8 Contoh penerapan database scheme
79
database menyajikan bagaimana penyimpanan data
dilakukan di software basis data. Bentuk dari
spesifikasi database sendiri secara umum berupa tabel
yang menyajikan informasi field untuk seluruh tabel
yang digunakan. Informasi field yang ditampilkan
antara lain nama field, tipe field, panjang field dan field
yang menjadi field kunci (primary key) (Fathansyah,
2012).
Berikut adalah contoh penerapan spesifikasi
database dalam perancangan sistem informasi
pengelolaan pemakaman:
1. Pendaftaran_makam
Nama tabel : Pendaftaran_makam
Primary Key : id_pendaftaran_makam
Foreign Key : id_user_input, id_makam
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_pendaftaran_makam Integer 4 Primary Key
pendaftaran makam
Tgl_pendaftaran_makam Date - Tanggal pendaftaran
makam
Tabel 2. 9 Contoh penerapan spesifikasi database
f. Matriks CRUD
Data to location CRUD (Create, Read, Update,
Delete) matrix adalah matriks yang digunakan untuk
80
memetakan kebutuhan data pada lokasi dalam sistem
(Whitten & Bentley, 2007).
Berikut adalah contoh penerapan matriks CRUD
pada perancangan sistem informasi pengelolaan
pemakaman:
Entity-Attribute Kepala
Dinas
Kepala
UPT.TPU
Kasubag
TU
bagian
UPT.TPU
Staf ahli
TU
bagian
UPT.TPU
Petugas
pelayanan
TPU
Surat_izin_makam RU RU RU - CRUD
Id_surat_izin_makam R R R - R
Tgl_surat_izin_maka
m R R R - R
Status_surat_izin_mak
am RU RU RU - R
Tabel 2. 10 Contoh penerapan matriks CRUD
3. Desain Antarmuka (interface)
Desain antarmuka (interface) dilakukan dengan
merancang tampilan sistem yang terdiri dari dua
perancangan interface yaitu perancangan struktur menu
sistem dan perancangan layout sistem.
4. Implementation (Implementasi)
Implementasi sistem adalah mengkonstruksikan
sistem baru dan membuat sistem tersebut bisa digunakan
dalam operasi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
bisnis.
81
Adapun fase dari RAD dapat divisualisasikan melalui
gambar dibawah ini:
Gambar 2. 9 Fase Rapid Application Development (RAD)
(Whitten, 2007)
2.8 Unified Modelling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang
telah menjadi standar dalam industry untuk visualisasi, merancang dan
mendokumentasikan sistem piranti lunak. (Sugiarti, 2013).
UML (Unified Modelling Language) adalah ‘bahasa’ pemodelan
untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi objek’.
Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan
permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih
mudah dipelajari dan dipahami. (Nugroho, 2010).
2.9 Konsep Dasar Basis Data
2.9.1 Basis Data
Basis data (database) adalah kumpulan informasi yang
disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat
82
diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh
informasi dari basis data tersebut (Silberscatz, 1998). Perangkat
lunak yang digunakan untuk mengelola basis data disebut sistem
manajemen basis data (Database Management System = DBMS).
(Sutopo, 2012)
Menurut Fathansyah (2012), basis data terdiri atas 2 kata, yaitu
Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas
atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan data adalah
representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti
manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan,
peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang diwujudkan dalam
bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau
kombinasinya.
Sebagai suatu kesatuan istilah, basis data (database) sendiri
dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti:
• Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang
diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan
kembali dengan cepat dan mudah.
• Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara
bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi)
yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
83
1. Pemanfaatan Basis Data
Secara lebih lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan
untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) sebagai berikut:
• Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat
menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi
terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut
dengan lebih cepat dan mudah, daripada jika kita
menyimpan data secara manual (non-elektronis) atau secara
elektronis (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data,
misalnya dalam bentuk spreed sheet atau dokumen teks
biasa.
• Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi ruang
penyimpanan dapat dilakukan, karena kita dapat melakukan
penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkan
sejumlah pengodean atau dengan membuat relasi-relasi
(dalam bentuk tabel) antar kelompok data yang saling
berhubungan.
• Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar
data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint)
84
tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya, yang
secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data,
sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan
penyimpanan data.
• Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun
jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin
membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal
tidak semua data itu selalu kita butuhkan. Karena itu kita
dapat memilah adanya data utama/master/referensi, data
transaksi, data histori hingga data yang kadaluarsa. Data
yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi kita
gunakan, dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis
data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara
penghapusan atau dengan memindahkannya ke media
penyimpanan off-line (seperti removable disk, atau tape).
• Kelengkapan (Completeness)
Dalam sebuah basis data, di samping data kita juga harus
menyimpan struktur (baik yang mendefinisikan objek-objek
dalam basis data maupun definisi detail dari tiap objek,
seperti struktur file/tabel dan indeks).
85
• Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data
yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan
basis data. Akan tetapi untuk sistem yang besar dan serius,
aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat.
Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa-siapa
(pemakai) yang boleh menggunakan basis data beserta
objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis
operasi apa saja yang boleh dilakukannya.
• Kebersamaan Pemakai (Sharability)
Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang
mendukung lingkungan multi-user, akan dapat memenuhi
kebutuhan pemakaian basis data secara bersama, tetapi tetap
dengan menjaga/menghindari munculnya persoalan baru
seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah
oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau
kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling
menunggu untuk menggunakan data).
2.9.2 Sistem Basis Data
Menurut Fathansyah (2012), sistem basis data merupakan
sistem yang terdiri atas kumpulan tabel data yang saling
berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer)
86
dan sekumpulan program (yang biasa disebut DBMS/Database
Management System) yang memungkinkan beberapa pemakai
dan/atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi tabel-
tabel data tersebut.
2.9.3 Database Management System (DBMS)
DBMS (Database Management System) atau dalam bahasa
indonesia sering disebut sebagai Sistem Manajemen Basis Data
adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk menyimpan,
mengelola, dan menampilkan data. Suatu sistem aplikasi disebut
DBMS jika memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut (Rosa,
2011):
1. Menyediakan fasilitas untuk mengelola akses data.
2. Mampu menangani integritas data.
3. Mampu menangani akses data.
4. Mampu menangani backup data.
2.10 Tools Yang Digunakan Pada Sistem
2.10.1 Flowchart
Flowchart adalah representasi grafis dan langkah-langkah yang
harus diikuti dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdiri
dari sekumpulan simbol, dimana masing-masing simbol
87
merepresentasikan kegiatan tertentu (Yatini, dalam Novia
Widyaningsih, 2014).
Flowchart diawali dengan penerimaan input dan diakhiri
dengan penampilan output. Flowchart adalah suatu gambaran yang
menjelaskan urutan pembacaan data, pemrosesan data, pengambilan
keputusan terhadap data dan penyajian hasil pemrosesan data.
1. Flowchart Sistem
Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur
kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara
keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur
yang ada dalam sistem.
2. Flowchart Dokumen
Flowchart dokumen dilakukan dengan menelusuri alur dari data
yang ditulis melalui sistem. Kegunaan utamanya adalah untuk
menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke
bagian lain, baik bagaimana alur form dan laporan diproses,
dicatat dan disimpan.
3. Flowchart Skematik
Flowchart skematik hampir sama dengan flowchart sistem,
namun flowchart skematik tidak hanya menggunakan gambar-
gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain
yang digunakan dalam sistem. Kegunaan flowchart ini sebagai
88
alat komunikasi antara analis sistem dengan seorang yang tidak
familiar dengan simbol-simbol flowchart konvensional.
4. Flowchart Program
Flowchart program merupakan hasil dari flowchart sistem dan
merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap
langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan.
Flowchart ini digunakan oleh seorang programmer untuk
menggambarkan urutan instruksi dari program komputer.
Sedangkan seorang analis menggunakan flowchart ini untuk
menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu
prosedur.
5. Flowchart Proses
Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang
memecahkan dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya
dalam suatu prosedur atau sistem.
Flowchart yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada
pedoman penyusunan Standard Operating Procedures (SOP) yang
digunakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok.
Standard Operating Procedures (SOP) merupakan serangkaian
instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan (Kemenpan, 2012).
89
Berikut adalah simbol-simbol flowchart yang digunakan dalam
penelitian ini:
Simbol Keterangan
Terminator Simbol ini digunakan untuk menandai
proses awal dan akhir dari suatu
flowchart. Simbol ini biasanya diberi
label “Mulai dan “Selesai”.
Decision Simbol ini digunakan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap suatu kondisi
yang menghasilkan dua kondisi berbeda
yaitu “Ya” jika kondisi bernilai benar
dan “Tidak” jika kondisi bernilai salah.
Proccess Simbol ini digunakan untuk kegiatan
pemrosesan input pada flowchart.
Direction Simbol ini digunakan untuk
menghubungkan setiap langkah dalam
flowchart dan menunjukkan kemana
arah aliran diagram.
Tabel 2. 11 Simbol-simbol pada flowchart
2.10.2 Rich Picture
Andreas Riel (2010) mendefinisikan rich picture sebagai
sebuah metodologi untuk mempresentasikan ide, permasalahan atau
suatu konsep. Rich picture menyediakan gambaran umum dari
sebuah topik dan juga menunjukkan hubungan dan saling
ketergantungan diantara elemen-elemennya, mengidentifikasi
aktivitas utama dan aktor dalam aktivitas utama tersebut dengan
jelas.
90
Gambar 2. 10 Contoh Rich picture sistem berjalan pengelolaan
pemakaman dalam layanan pendaftaran pemakaman pada DKP Kota
Depok
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai contoh rich
picture sistem berjalan pada gambar diatas:
Proses ini dimulai dari pemesanan lahan makam yang
dilakukan oleh pihak keluarga jenazah / ahli waris dengan
menggunakan telepon, petugas pelayanan TPU merespon dengan
melakukan koordinasi kepada petugas makam untuk mempersiapkan
lahan makam serta kebutuhan lain terkait dengan prosesi
pemakaman, setelah dilakukannya proses pemakaman, pihak
keluarga jenazah / ahli waris dari mendiang yang dimakamkan
91
mendatangi petugas TPU untuk melakukan pendaftaran pemakaman
dengan membawa foto copy KTP dan KK mendiang. Kemudian
petugas TPU melakukan pencatatan pendaftaran pemakaman ke
dalam buku besar. Setelah itu petugas TPU mendatangi Petugas
Pelayanan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
dengan membawa berkas-berkas yang diberikan oleh pihak keluarga
(ahli waris).
Selanjutnya petugas pelayanan DKP melakukan pencatatan
pendaftaran pemakaman ke dalam buku besar. Setelah itu dilakukan
pencatatan ke dalam komputer menggunakan aplikasi Ms.Excel yang
dilakukan oleh Staf ahli Tata Usaha Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok. Kemudian staf ahli TU mencetak Surat
Izin Penggunaan Tanah Makam yang selanjutnya diserahkan kepada
kepala Sub-bag TU, Kepala UPT dan Kepala Dinas untuk periksa
dan ditandatangani.
Dibutuhkan waktu ± 3 minggu (21 hari) untuk menyelesaikan
proses verifikasi Surat IPTM, yang selanjutnya surat tersebut baru
dapat diserahkan kepada pihak keluarga (ahli waris) dari mendiang.
2.11 Perangkat Lunak Pendukung
2.11.1 Internet
Secara sederhana dapat dikatakan internet adalah sebuah
“jaringan komputer dunia”, semua berbicara dengan bahasa yang
92
sama. Internet, yaitu kepanjangan dari interconnection networking
atau juga yang telah menjadi international networking merupakan
suatu jaringan yang menghubungkan komputer diseluruh dunia tanpa
dibatasi oleh jumlah unit menjadi satu jaringan yang bisa saling
mengakses (Kustiyahningsih dan Anamisa, 2011).
2.11.2 Web
World Wide Web (WWW), lebih dikenal dengan web yang
merupakan salah satu layanan yang didapat oleh pemakai komputer
yang terhubung ke internet dengan fasilitas hypertext untuk
menampilkan data berupa text, gambar, suara, animasi dan data
multimedia lainnya. Situs/web dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu “web statis” dan “web dinamis” (Kustiyahningsih dan
Anamisa, 2011).
Web statis adalah web yang menampilkan informasi-informasi
yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena pengguna tidak
dapat berinteraksi dengan web tersebut. Dengan demikian untuk
mengetahui suatu web tersebut bersifat statis atau dinamis dapat
dilihat dari tampilannya. Jika suatu web hanya berhubungan dengan
halaman web lain dan berisi suatu informasi yang tetap maka web
tersebut statis (Kustiyahningsih dan Anamisa, 2011)..
Web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta
dapat berinteraksi dengan pengguna. Web yang dinamis
93
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi menggunakan form
sehingga dapat mengolah informasi yang ditampilkan. Web dinamis
bersifat interaktif, tidak kaku dan terlihat lebih indah
(Kustiyahningsih dan Anamisa, 2011).
2.11.3 HTML
HTML kependekan dari Hyper Text Markup Language .
Dokumen HTML adalah file text murni yang dapat dibuat dengan
editor teks sembarang. Dokumen ini dikenal sebagai web page. File-
file HTML ini berisi instruksi-instruksi yang kemudian
diterjemahkan oleh browser yang ada di komputer client (user)
sehingga informasinya dapat ditampilkan secara visual di komputer
pengguna (user) (Kustiyahningsih dan Anamisa, 2011).
a. Struktur Dasar HTML
Elemen yang dibutuhkan untuk membuat suatu dokumen
HTML, dinyatakan dengan tag-tag sebagai berikut:
(Kustiyahningsih dan Anamisa, 2011).
• HTML
Setiap dokumen HTML selalu diawali dan ditutup dengan
tag HTML.
• HEAD
Bagian head biasanya berisikan tag TITLE, meta tag dan
semua script java atau yang lain yang akan dieksekusi di
94
browser. Di bagian inilah kita memberikan bookmark untuk
keperluan pencarian (searching) dengan keyword.
• BODY
Bagian body digunakan untuk menampilkan text, image
link dan semua yang akan ditampilkan pada web page.
b. Tag-Tag HTML
Untuk menandai berbagai elemen dalam suatu dokumen HTML,
kita menggunakan tag. Tag HTML terdiri atas sebuah kurung
sudut kiri (<, tanda lebih kecil), sebuah nama tag dan sebuah
kurung sudut kanan (>, tanda lebih besar). Tag umumnya
berpasangan (misalnya <H1> dengan </H1>), tag yang menjadi
pasangan selalu diawali dengan karakter garis miring (/). Tag
yang pertama menunjukkan tag awal yang berarti awal elemen
dan yang kedua menunjukkan tag akhir, berarti akhir elemen
(Kustiyahningsih dan Anamisa, 2011).
2.11.4 CSS (Cascading Style Sheet)
Style Sheets merupakan feature yang sangat penting dalam
membuat Dynamic HTML. Meskipun bukan merupakan suatu
keharusan dalam membuat web, akan tetapi penggunaan style sheets
merupakan kelebihan tersendiri. Suatu style sheet merupakan tempat
dimana anda mengontrol dan memanage style-style yang ada. Style
sheet mendeskripsikan bagaimana tampilan document HTML di
95
layar. CSS dapat dituliskan pada bagian <body>, <head> suatu
dokumen HTML atau diletakkan di sebuah file eksternal. Perintah-
perintah CSS dibatasi oleh tag <style> dan </style> (Kustiyahningsih
dan Anamisa, 2011).
2.11.5 PHP
Menurut dokumen resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari
PHP Hypertext Preprocessor. Ia merupakan bahasa berbentuk skrip
yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnyalah
yang dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser
(Kadir, 2002, 2003, 2008).
Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web
dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan
permintaan terkini. Misalnya, anda bisa menampilkan isi database
ke halaman web. Pada prinsipnya PHP mempunyai fungsi yang sama
dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fusion,
ataupun Perl. Namun, perlu diketahui bahwa PHP sebenarnya bisa
dipakai secara command line. Artinya, skrip PHP dijalankan tanpa
melibatkan web server maupun browser.
96
2.11.6 Skrip PHP
Skrip PHP berkedudukan sebagai tag dalam bahasa HTML.
Sebagaimana diketahui, HTML (Hypertext Markup Language)
adalah bahasa standar untuk membuat halaman-halaman web.
Adapun contoh skrip PHP adalah sebagai berikut:
<?php
echo “Ini adalah contoh skrip php”;
?>
2.11.7 XAMPP dan PHP MyAdmin
Menurut Suprianto (2008), XAMPP mempunyai singkatan
yaitu X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP,
PERL. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat
lunak ke dalam satu buah paket yang terdiri dari Apache (web
server), MySQL (database), PHP (server side scripting), PERL, FTP
server, PHP MyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya.
Pengertian phpMyAdmin menurut Suprianto (2008) adalah
salah satu pengolah data MySQL berbasis web yang berada dalam
menu perangkat lunak XAMPP. PhpMyAdmin memberikan
kemudahan dalam pengoperasiannya dan hampir semua web hosting
menyediakan phpMyAdmin untuk para penyewa virtual house.
Berikut adalah contoh tampilan XAMPP dan phpMyAdmin:
97
Gambar 2. 11 Tampilan aplikasi XAMPP Control Panel
Gambar 2. 12 Tampilan aplikasi phpMyAdmin
98
2.11.8 MySQL
MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat
terkenal kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL
sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. Selain itu
MySQL bersifat Open Source (Anda tidak perlu membayar untuk
menggunakannya) pada berbagai platform (kecuali untuk jenis
Enterprise, yang bersifat komersial) (Kadir, 2008).
MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management
System). Sedangkan RDBMS sendiri akan lebih banyak mengenal
istilah seperti tabel, baris dan kolom digunakan dalam perintah-
perintah di MySQL. MySQL merupakan sebuah basis data yang
mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah
baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom. Di
dalam PHP telah menyediakan fungsi untuk koneksi ke basis data
dengan sejumlah fungsi untuk pengaturan baik menghubungkan
maupun memutuskan koneksi dengan server database MySQL
sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi (Kustiyahningsih dan
Anamisa, 2011).
2.11.9 Star UML
Star UML adalah sebuah proyek open source untuk
pengembangan secara cepat, fleksibel, ekstensibel, featureful, dan
bebas tersedia. UML/platform MDA berjalan pada platform Win32.
99
Tujuan dari proyek Star UML adalah untuk membangun sebuah alat
pemodelan perangkat lunak dan juga platform yang menarik untuk
menggantikan alat UML komersial seperti Rational Rose, Together
dan sebagainya.
Star UML mendukung pendekatan MDA (Model Driven
Architecture) dengan dukungan konsep UML. Star UML dapat
memaksimalkan produktivitas dan kualitas dari suatu software
project. Star UML juga diimplementasikan untuk memberikan
berbagai fitur yang user-friendly seperti dialog cepat, manipulasi
keyboard, ikhtisar diagram, dll, dimana usability merupakan hal yang
paling penting dalam pengembangan perangkat lunak.
Berikut adalah contoh tampilan aplikasi Star UML:
Gambar 2. 13 Tampilan aplikasi Star UML
100
2.11.10 Microsoft Visio
Microsoft visio adalah sebuah aplikasi komputer yang
digunakan untuk membuat berbagai jenis diagram salah satunya
adalah flowchart diagram. Aplikasi ini menggunakan grafik vektor
untuk membuat diagram-diagramnya.
Berikut adalah contoh tampilan dari aplikasi Microsoft visio:
Gambar 2. 14 Tampilan aplikasi microsoft visio 2010
2.11.11 Sublime Text
Sublime text adalah teks editor berbasis python, sebuah teks
editor yang elegan, kaya akan fitur, cross-platform, mudah dan
simpel yang cukup terkenal di kalangan pengembang, penulis, dan
desainer. Para programmer biasanya menggunakan sublime text
untuk menyunting source code yang sedang ia kerjakan. Sampai saat
ini sublime text sudah mencapai pada versi 3 beta.
101
Berikut ini adalah beberapa kelebihan yang di milki oleh
sublime text:
• Multi-Platform
Kelebihan pertama dari sublime text adalah software ini tersedia
dalam berbagai platform sistem operasi, antara lain windows,
linux dan mac.
• Plugin
Plugin-nya sangat beragam, sehingga bisa memudahkan
programmer dalam mengembangkan software-nya.
• Tema dan color scheme yang bervariasi
Anda bahkan bisa membuatnya sendiri atau mendownloadnya
secara terpisah.
• Membuka File Besar
Sublime text mampu membuka dan mengedit sebuah file teks
yang sangat besar tanpa masalah.
• Drag & Drop
Menyeret dan melepas file teks ke dalam editor akan membuka
tab baru secara otomatis. Anda juga bisa menentukan lokasi tab
pada saat menyeret file teks tersebut.
• Membuka banyak dokumen sekaligus ke dalam tab baru
Editor sublime text pada jendela terpisah bisa jadikan sebagai tab
baru dengan cara di seret. Tampilan jendela dapat dibagi baik
secara vertikal maupun horizontal.
102
Berikut adalah contoh tampilan aplikasi sublime editor :
Gambar 2. 15 Contoh tampilan sublime editor
2.12 Pengujian Perangkat Lunak (Testing)
Dalam pembuatan sebuah perangkat lunak ada baiknya pengembang
melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap software yang dibuat agar
dapat meminimalisir dan menghilangkan kesalahan sebelum diterapkannya
software tersebut. Menurut Soetam (2011), testing adalah sebuah proses
yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari
proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan
kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah
disepakati dari awal.
Adapun teknik pengujian dibagi menjadi 2 (dua) yaitu teknik
pengujian perangkat lunak white box dan teknik pengujian perangkat lunak
black box.
103
2.12.1 White box Testing
White box testing secara umum merupakan jenis testing yang
lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri.
Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari
perangkat lunak yang dibuat (Soetam, 2011).
Beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing
adalah:
1. Decision (branch) Coverage
Teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang
dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung
percabangan (if…then…else).
2. Condition Coverage
Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi
dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau
percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam
sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang
dijalankan dalam satu proses sekaligus.
3. Path Analysis
Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi
yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi
apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur
diagram yang terdapat dalam proses perancangan.
104
4. Execution Time
Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau
dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat
input dimasukkan hingga output dikeluarkan.
5. Algorithm Analysis
Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang
dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan
kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester,
karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap
algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak
tersebut.
2.12.2 Black box Testing
Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan
perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga
para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah
“kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai
proses testing di bagian luar (Soetam, 2011).
Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi
spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal
perancangan. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak
yang merupakan sebuah sistem informasi inventory di sebuah
perusahaan. Maka pada jenis white box testing, perangkat lunak
105
tersebut akan berusaha dibongkar listing programnya untuk
kemudian dites menggunakan teknik-teknik yang telah dijelaskan
sebelumnya. Sedangkan pada jenis black box testing, perangkat
lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites apakan telah
memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal
tanpa harus membongkar program list-nya.
Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:
1. Equivalent Partitioning
Pada teknik ini, tiap masukan data dikelompokkan ke dalam
grup tertentu, yang kemudian dibandingkan output-nya.
2. Boundary Value Analysis
Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal
sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini,
dilakukan masukan yang melebihi dari batasan sebuah data.
3. Cause Effect Graph
Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang
menghubungkan sebab dari sebuah masukan dan akibatnya pada
keluaran yang dihasilkan.
4. Random Data Selection
Teknik ini berusaha melakukan proses masukan data dengan
menggunakan nilai acak. Dari hasil masukan tersebut kemudian
dibuat sebuah tabel yang menyatakan validitas dari keluaran
yang dihasilkan.
106
5. Feature Test
Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi
dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan.
2.13 Evaluasi
Evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan ke
arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan (Wrigstone, dkk , 1956).
Sedangkan dalam perusahaan, pengertian evaluasi adalah proses pengukuran
akan efektifitas strategi dalam upaya mencapai tujuan bagi perusahaan.
Evaluasi adalah pengumpulan informasi untuk membantu
pengambilan keputusan dan didalamnya terdapat perbedaan mengenai siapa
yang dimaksudkan dengan pengambilan keputusan. Sesuatu yang berharga
tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta
alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru
dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi
kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal,
pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan
keinginannya semula. (Hasan, 2008).
2.13.1 Usability Testing
Definisi usability menurut ISO 9241:11 (1998) adalah sejauh
mana suatu produk dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk
mencapai target yang ditetapkan dengan efektivitas, efesiensi dan
mencapai kepuasan penggunaan dalam konteks tertentu. Konteks
penggunaan terdiri dari pengguna, tugas, peralatan (hardware,
107
software dan material). Berdasarkan definisi tersebut usability
diukur berdasarkan komponen :
A. Kemudahan (learnability) didefinisikan seberapa cepat
pengguna mahir dalam menggunakan sistem serta kemudahan
dalam penggunaan menjalankan suatu fungsi serta apa yang
pengguna inginkan dapat meraka dapatkan.
B. Efisiensi (efficiency) didefenisikan sebagai sumber daya yang
dikeluarkan guna mencapai ketepatan dan kelengkapan tujuan.
C. Mudah diingat (memorability) didefinisikan bagaimana
kemapuan pengguna mempertahankan pengetahuannya setelah
jangka waktu tertentu, kemampuan mengngat didapatkan dari
peletakkan menu yang selalu tetap.
D. Kesalahan dan keamanan (errors) didefinisikan berapa banyak
kesalahan-kesalahan apa saja yang dibuat pengguna, kesalahan
yang dibuat pengguna mencangkup ketidaksesuaian apa yang
pengguna pikirkan dengan apa yang sebenarnya disajikan oleh
sistem.
E. Kepuasan (satisfaction) didefinisikan kebebasan dari
ketidaknyamanan, dan sikap positif terhadap penggunaan
produk atau ukuran subjektif sebagaimana pengguna merasa
tentang penggunaan sistem.
BAB III
107
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi metode
pengumpulan data, juga metode pengembangan sistem serta kerangka berfikir.
3.1 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dijadikan sampel sebuah penelitian,
diperlukan metode tertentu agar dapat memperoleh data yang sesuai dengan
topik penelitian serta sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (Observasi)
Observasi dilakukan untuk mencari data yang diperlukan dalam
penelitian ini dengan melihat langsung proses dan kegiatan pengelolaan
yang berjalan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok
bidang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Pemakaman Umum (TPU)
bagian Sub.bag Tata Usaha (TU) dan pada TPU Pondok Petir.
Observasi ini dilakukan dibawah pengawasan bapak Ahmad Dimyati
selaku kepala bagian Sub.bag Tata Usaha bidang UPT. TPU. Mengenai
data-data yang diperlukan, beliau memberikan gambaran tentang sistem
pengelolaan yang berjalan pada dinas, permasalahan apa yang terjadi pada
sistem tersebut dan beliau juga memberikan saran tentang sistem
108
pengelolaan pemakaman yang diinginkan. Kegiatan ini berlangsung pada
tanggal 17 Desember 2015 sampai tanggal 26 Januari yang bertempat pada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok di Jl. Raya Jakarta Bogor
Km 34,5, Tapos, Depok, Jawa Barat.
Selain melakukan observasi dan pengambilan data pada dinas,
observasi juga dilakukan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok
Petir yang bertempat di Jl. Raya Pondok Petir RT. 002/01 Kecamatan
Bojong Sari Kota Depok. Observasi pada TPU Pondok Petir ini juga
berkaitan dengan melihat secara langsung proses pengelolaan pemakaman
yang terjadi di lapangan. Observasi ini dilakukan dibawah pengawasan
bapak Acep selaku koordinator lapangan pada TPU Pondok Petir.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan pada 2 (dua) orang narasumber, yaitu bapak
Ahmad Dimyati selaku kepala bagian Sub.bag Tata Usaha bidang UPT.
TPU dan bapak Acep selaku koordinator lapangan pada TPU Pondok Petir.
Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaaan
yang berkaitan dengan penelitian ini. Dan dalam hal ini penulis melakukan
wawancara pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 16 Desember 2015
Narasumber : Bapak Ahmad Dimyati
Jabatan : Kepala Sub.bag Tata Usaha (TU)
109
Hasil : Informasi mengenai sistem berjalan serta
permasalahan yang terjadi pada sistem
pengelolaan pemakaman DKP Kota
Depok.
Berikut adalah tabel pertanyaan yang penulis ajukan untuk kepala
bagian Sub.bag Tata Usaha bidang UPT. TPU:
No Pertanyaan
1 Apakah DKP Kota Depok sudah menerapkan sistem informasi
pengelolaan pemakaman atau belum? Jika sudah apakah sistem
tersebut sudah efektif dalam kegiatan pengelolaan pemakaman?
2 Bagaimana alur kerja proses pengelolaan pemakaman yang
sedang berjalan (sistem berjalan) pada DKP Kota Depok? dan
siapa saja petugas yang terlibat di dalamnya?
3 Kendala apa yang didapat pada saat proses pengelolaan
pemakaman berlangsung pada DKP Kota Depok? Apakah
kendala tersebut sudah berlangsung cukup lama? Dan apakah
sudah ada solusi dari kendala tersebut?
4 Melihat dari permasalahan yang terjadi, harapan apa yang
diinginkan dari sistem usulan yang diterapkan pada DKP Kota
Depok?
Tabel 3. 1 Tabel pertanyaan 1
Dan wawancara yang ke-dua dilakukan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 9 Januari 2016
Narasumber : Bapak Acep
Jabatan : Kepala kordinator lapangan TPU Pondok Petir
Hasil : Informasi mengenai integrasi antara TPU
dengan DKP serta permasalahan yang terjadi.
110
Berikut adalah tabel pertanyaan yang penulis ajukan untuk
koordinator lapangan TPU Pondok Petir:
No Pertanyaan
1 Bagaimana alur kerja proses pengelolaan pemakaman yang
sedang berjalan (sistem berjalan) pada TPU Pondok Petir? dan
bagaimana integrasinya terhadap Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok?
2 Kendala apa yang didapat pada saat kegiatan pengelolaan
pemakaman berlangsung pada TPU Pondok Petir? Apakah
kendala tersebut sudah berlangsung cukup lama? Dan apakah
sudah ada solusi dari permasalahan tersebut?
Tabel 3. 2 Tabel pertanyaan 2
Dengan melakukan wawancara kepada narasumber, penulis
mengetahui secara terperinci tentang alur proses pengelolaan pemakaman
yang ada pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok serta
integrasinya terhadap beberapa TPU yang tersebar di Depok, khususnya
pada TPU Pondok Petir.
Selama ini alur proses pengelolaan pemakaman Dinas Kebersihan
dan Pertamanan bidang pemakaman dilakukan di TPU yang tersebar di
wilayah Kota Depok oleh petugas pelayanan TPU, di DKP oleh staf ahli,
Kasubag TU bagian UPT.TPU, Kepala UPT.TPU dan Kepala Dinas.
Proses pengelolaan pemakaman mulai dari pendaftaran sampai pada
perawatan dilakukan dengan rentang waktu yang telah tercantum dalam
SOP (Standard Operating Procedure) Kepala bagian sub.bag Tata Usaha
bidang pertamanan. Pendokumentasian berkas-berkas yang berkaitan
111
dengan proses pengelolaan pemakaman dilakukan dengan menggunakan
buku besar (pada tiap-tiap TPU) dan aplikasi Microsoft Office Word dan
Excel (pada DKP).
3. Studi Dokumen
Dalam melakukan studi dokumen peneliti melengkapi penulisan ini
dengan cara membaca dan mempelajari peraturan daerah Kota Depok
tentang pengelolaan pemakaman, laporan kegiatan Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok, serta data-data dan informasi yang berkaitan
dengan topik penelitian.
4. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari
hasil-hasil penelitian terdahulu, hasil penulisan karya ilmiah, serta jurnal-
jurnal yang berkaitan dengan sistem informasi pengelolaan pemakaman
sebagai penunjang pengembangan sistem yang dibuat oleh peneliti.
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam melakukan pengembangan sistem ini penulis menggunakan
metode Rapid Application Development (RAD) untuk mengidentifikasi,
menganalisis, mendesain serta mengimplementasikan sistem pengelolaan yang
diusulkan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
112
1. Definisi Ruang Lingkup
Peneliti melakukan observasi dan wawancara di Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Depok dan di Taman Pemakaman Umum Pondok
Petir untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan dan
digunakan dalam sistem ini. Hasil dari observasi dan wawancara tersebut
kemudian diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada sistem yang
sudah berjalan tersebut. Peneliti menemukan beberapa masalah yang dirasa
perlu untuk dibenahi yaitu, pengolahan data-data yang menyangkut dengan
pengelolaan makam yang masih secara manual menggunakan aplikasi Ms.
Excel dan Ms. Word untuk entri data serta print out (laporan) pada DKP,
sedangkan pada TPU masih menggunakan buku besar. Hal tersebut
tentunya memperlambat proses pengolahan data yang yang menyebabkan
kurangnya efektifitas dan efisiensi pada proses pengelolaan pemakaman.
Untuk menghasilkan data-data yang akurat, diperlukan pula proses
pengolahan data yang optimal.
2. Analisis Sistem
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis sistem dengan mengacu
pada 3 tahapan analisis sistem dalam metode pengembangan sistem RAD,
yaitu:
1. Analisis permasalahan, yaitu dengan cara mempelajari sistem berjalan
dari hasil observasi dan wawancara pada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok untuk selanjutnya dibuat sistem usulan.
113
Tahapan dalam analisis masalah adalah sebagai berikut:
• Membuat analisis sistem berjalan pengelolaan pemakaman.
• Melakukan identifikasi masalah dari tahap analisis sistem berjalan.
• Membuat tabel PIECES sebagai acuan dasar dalam penilaian dari
sistem berjalan.
2. Analisis persyaratan, yaitu dengan menentukan kinerja dari sistem
usulan agar dapat membatu mempermudah keseluruhan proses
pengelolaan pemakaman. Berikut tahapan dalam menganalisis
persyaratan:
• Functional requirement, yaitu peneliti menjelaskan apa saja
persyaratan mengenai aktivitas dan layanan yang harus disediakan
oleh sistem usulan.
• Non-functional requirement, yaitu peneliti menjelaskan
persyaratan mengenai kualitas yang harus dimiliki oleh sistem
dengan mengacu pada hasil dari analisis PIECES.
• Membuat analisis perbandingan sistem antara sistem berjalan
dengan sistem usulan.
3. Analisis keputusan, yaitu membuat arsitektur aplikasi sistem yang
diusulkan yang kemudian akan dijadikan solusi dalam sistem informasi
yang digunakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
bagian UPT. TPU.
114
• Membuat sistem usulan pengelolaan pemakaman pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok.
• Membuat Standard Operating Procedure
3. Desain Sistem
Dalam merancang sistem usulan, penulis menggunakan metode
pengembangan sistem berbasis objek (OOAD), yaitu dengan melakukan
beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Desain Proses
a. Membuat use case diagram yang meliputi:
1. Identifikasi aktor
Berikut 5 aktor yang dapat berinteraksi dengan sistem secara
langsung:
• Petugas pelayanan TPU.
• Staf ahli Tata Usaha bagian UPT.TPU Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Depok.
• Kasubag Tata Usaha bagian UPT.TPU Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Depok.
• Kepala UPT.TPU Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Depok.
• Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok.
115
2. Identifikasi use case
Berikut adalah use case yang dirancang dalam membangun
sistem pengelolaan pemakaman berbasis web pada DKP Kota
Depok:
• Use case login.
• Use case manage user.
• Use case manage TPU.
• Use case manage blok makam.
• Use case manage makam.
• Use case input data pemesanan makam.
• Use case view data pemesanan makam.
• Use case verifikasi data pemesanan makam.
• Use case input data pendaftaran makam.
• Use case view data pendaftaran makam.
• Use case input data pemakaman.
• Use case view data pemakaman.
• Use case view surat izin penggunaan tanah makam.
• Use case verifikasi surat izin penggunaan tanah makam.
• Use case print surat izin penggunaan tanah makam.
• Use case input data daftar ulang makam.
• Use case view data daftar ulang makam.
116
• Use case view surat izin daftar ulang makam.
• Use case verifikasi data daftar ulang makam.
• Use case print surat izin daftar ulang makam.
• Use case view laporan.
• Use case print laporan.
• Use case monitoring pengelolaan pemakaman.
• Use case logout.
3. Use case narrative
b. Membuat activity diagram berdasarkan use case yang telah
dirancang sebelumnya.
c. Membuat sequence diagram berdasarkan use case yang telah
dirancang sebelumnya.
2. Desain Database
a. Membuat tabel potensial objek sistem informasi pengelolaan
pemakaman.
b. Membuat class diagram sistem informasi pengelolaan pemakaman.
c. Membuat mapping cardinalitas diagram sistem informasi
pengelolaan pemakaman.
d. Membuat skema database sistem informasi pengelolaan pemakaman.
e. Membuat spesifikasi database sistem informasi pengelolaan
pemakaman.
117
f. Membuat matriks CRUD sistem informasi pengelolaan pemakaman.
3. Desain Antarmuka
a. Membuat GUI (Grapic User Interface) dari aplikasi pengelolaan
pemakaman.
4. Implementasi
1. Pemrograman (coding)
Pada tahap ini penulis membuat listing pengkodean program untuk
membuat aplikasi pengelolaan pemakaman yang akan
diimplementasikan ke dalam sistem usulan dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP.
2. Pengujian aplikasi (testing)
Pengujian aplikasi dilakukan dengan menggunakan metode black box
testing agar dapat diketahui apakah sistem yang diusulkan dapat
diterima oleh user atau tidak. Pengujian aplikasi dilakukan pada
sub.bag Tata Usaha bagian UPT.TPU Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok dan pada TPU. Pondok Petir. Dan dengan
selesainya tahap ini, maka tahapan proses analisis dan perancangan
sistem informasi pengelolaan pemakaman Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok bidang UPT. TPU telah selesai.
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode usability testing,
dalam hal ini penulis memberikan tasks yang digunakan pada metode
118
usability testing kepada 5 pengguna yaitu Kepala Dinas, Kepala
UPT.TPU, Kepala TU bagian UPT.TPU, Staff Ahli TU, dan Petugas
Pelayanan TPU.
3.3 Alasan Penggunaan Metode Pengembangan Sistem Rapid Application
Development (RAD)
Dalam melakukan pengembangan sistem informasi pengelolaan
pemakaman, penulis menggunakan metode RAD (Rapid Application
Development), berikut adalah beberapa alasan penggunaan metode
pengembangan sistem RAD:
1. Dalam metode pengembangan sistem RAD terdapat tahap scope definition,
tahapan ini menjawab pertanyaan “apakah proyek ini layak untuk
dikerjakan?”. Dengan menjelaskan lingkup proyek atau batasan masalah,
kesempatan-kesempatan, dan perintah-perintah diterima, penulis
menganggap bahwa proyek ini layak untuk dikerjakan karena DKP Kota
Depok sendiri belum menerapkan sistem informasi pengelolaan
pemakaman.
2. Untuk mengurangi permasalahan yang terjadi pada DKP Kota Depok.
Penulis menggunakan metode pengembangan RAD yang mana metode ini
memerlukan waktu yang lebih efisien dalam melakukan pengembangan
sistem yaitu 30-90 hari.
119
3. Keterlibatan pengguna sistem yaitu Kepala Dinas, Kepala UPT.TPU,
Kasubag TU. bagian UPT.TPU, staf ahli DKP bagian UPT. TPU dan
petugas pelayanan pada setiap TPU yang tersebar dalam melakukan
pengembangan sistem informasi pengelolaan pemakaman akan
menghasilkan output yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan dari
perancangan sistem ini.
3.4 Alasan Penggunaan Metode Pengujian Sistem dengan Blackbox Testing
Dalam melakukan pengujian (testing), penulis menggunakan metode
pengujian blackbox testing, berikut adalah beberapa alasan penggunaan metode
pengujian blackbox testing:
1. Staf ahli DKP Kota Depok bagian UPT. TPU dan koordinator TPU
merupakan seseorang yang tidak memiliki kemampuan teknis di bidang
pemrograman, sehingga ketika terjadi kesalahan pada saat pengujian,
penguji hanya perlu menyesuaikannya dengan kebutuhan pengguna yang
telah didefinisikan pada saat awal dan tidak perlu membongkar listing
programnya.
2. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan metode
pengujian whitebox testing.
120
3.5 Kerangka Berfikir
Adapun pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini tertuang dalam
penelitian ini tertuang dalam kerangka berfikir yang dapat dilihat pada gambar
berikut:
121
Gambar 3. 1 Kerangka berfikir
BAB IV
121
BAB IV
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PEMAKAMAN PADA DINAS
KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN (DKP) KOTA DEPOK
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan serta penjabaran dari
penelitian yang dilakukan dengan metode pengembangan sistem menggunakan RAD
(Rapid Application Development).
4.1 Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
1. Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok merupakan unsur
pelaksana pemerintah kota di bawah naungan Walikota Depok, yang
melaksanakan fungsi pengaturan dan kebijakan serta pelaksanaan teknis
pelayanan pengelolaan kebersihan dan pertamanan. Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
Kota Depok Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun
2010 (Perubahan dari Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah). Pembentukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Depok secara tegas diatur dalam Pasal 2 Ayat (1) Huruf d Angka 5.
122
2. Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
Dalam melaksanakan kegiatannya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Depok memiliki visi dan misi sebagai berikut :
VISI
“Terwujudnya Kota Depok yang bersih dan indah.”
MISI
Dalam rangka mewujudkan visi DKP yaitu terwujudnya Kota Depok
yang bersih dan indah, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
memiliki misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pengelolaan persampahan.
2. Meningkatkan penataan taman kota.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manajemen pelayanan.
3. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok Nomor 6 Tahun
2010 disebutkan bahwa susunan organisasi Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok terdiri dari Kepala Dinas yang membawahi
Sekretariat, 3 (tiga) bidang Unit Pelaksana Teknis dan Kelompok Jabatan.
Berikut adalah struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Depok.
123
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
124
4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Depok
Berdasarkan Peraturan Walikota Kota Depok th. 2008 tentang
tupoksi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, bahwa tugas
pokok dan fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
adalah sebagai berikut :
TUGAS
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan di bidang kebersihan dan pertamanan
berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Walikota Kota
Depok dan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok menyelenggarakan fungsi :
1. Menyusun pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas
kebersihan dan pertamanan;
2. Membangun taman, jalur hijau, pemakaman dan keindahan kota;
3. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan penataan, pemeliharaan
dan perawatan taman, jalur hijau, keindahan kota dan makam;
4. Melakukan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan makam,
taman, jalur hijau, dan keindahan kota;
125
5. Menyelenggarakan usaha pelayanan kebersihan, pengelolaan
sampah dan air limbah;
6. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian rekomendasi,
perizinan, standarisasi dan / atau sertifikasi di bidang kebersihan
dan pertamanan;
7. Melakukan koordinasi dalam penyediaan tanah makam,
pemetakan tanah makam, dan tata keindahan taman pemakaman
umum;
8. Menyelenggarakan pelayanan, perawatan/pengurusan,
pengangkutan dan pemakaman jenazah termasuk jenazah orang
terlantar;
9. Melakukan penggalian dan / atau pemindahan jenazah;
10. Melaksanakan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, dan
pertanggungjawaban penerimaan retribusi pertamanan dan
pemakaman;
11. Melaksanakan usaha penyediaan, penatausahaan, penggunaan,
pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana kebersihan dan
pertamanan;
12. Menyusun laporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
dan fungsi.
126
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Dinas Kebersihan
memiliki struktur organisasi yang telah dijelaskan pada sub.bab
sebelumnya.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan
yang ditetapkan sebagai aktor dalam sistem informasi pengelolaan
pemakaman ini adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota
Depok
a. Memimpin bawahan / pelaksana yang terdiri atas Sekretaris
Dinas, Kepala Bidang Pertamanan, Kepala Bidang Sarana dan
Prasarana, Kepala Bidang Kebersihan, Kepala UPT. TPU,
Kepala UPT. IPLT dan Kepala UPT. TPA.
b. Memberi pedoman, bimbingan dan petunjuk bagi pelaksana
tugas bawahannya.
c. Menerapkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi vertikal
antar unsur pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Pemerintah Kota Depok.
d. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada kantor
Pemerintah Pusat.
2. Kepala UPT. TPU
Memimpin bawahan / pelaksana kegiatan terkait kegiatan yang
dilakukan pada bagian UPT. TPU. Memberi persetujuan terkait
127
dokumen tentang kegiatan yang dilakukan. Melaporkan hasil
pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas.
3. Kepala TU bagian UPT. TPU
Memimpin bawahan / pelaksana kegiatan terkait kegiatan yang
dilakukan pada bagian tata usaha. Memberi persetujuan dokumen
tentang kegiatan yang dilakukan. Melaporkan hasil pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala UPT. TPU.
4. Staff Ahli TU bagian UPT. TPU
Melakukan pelayanan dan penyelenggaraan tata usaha pada
bagian UPT. TPU. Mengolah data dan informasi terkait
pengelolaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
5. Petugas Pelayanan TPU
Melakukan pelayanan kegiatan pendaftaran makam dan perencana
kegiatan pemakaman, penyiapan bahan pemakaman, penguburan
jenazah, perawatan makam, serta pemindahan jenazah.
4.2 Tahap Pengembangan Sistem
Dalam melakukan tahap pengembangan sistem yang dilakukan pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, penulis menggunakan RAD (Rapid
Application Development) sebagai metode untuk melakukan pengembangan
sistem dalam perancangan sistem informasi pengelolaan pemakaman. Terdapat
tahapan-tahapan yang digunakan dalam metode pengembangan sistem RAD,
128
yaitu tahap definisi ruang lingkup, tahap analisis sistem, tahap desain sistem dan
tahap implementasi dan berikut penjabarannya.
4.2.1 Definisi Ruang Lingkup
Dalam melakukan perancangan sistem, terlebih dahulu penulis
menjelaskan tentang ruang lingkup sistem secara keseluruhan serta
batasan-batasan sistem yang dilakukan pada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) Kota Depok bagian UPT.TPU dan pada TPU. Pondok
Petir.
Gambar 4. 2 Ruang lingkup sistem pada struktur organisasi Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Depok
Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi
pengelolaan pemakaman yang dirancang hanya dilakukan pada beberapa
bagian saja, yaitu pada bagian Kepala Dinas, Kepala UPT.TPU, Kasubag
TU. UPT.TPU, Staff Ahli TPU, dan Petugas Pelayanan TPU.
Proses pengelolaan pemakaman pada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok pun dibatasi hanya pada proses pendaftaran
129
makam (makam reguler dan makam tumpang), pendaftaran ulang makam,
pembuatan surat izin makam dan pencarian lokasi makam, yang mana
proses pengelolaan tersebut dilakukan pada bagian yang tercantum pada
gambar di atas.
4.2.2 Analisis Sistem
4.2.2.1 Analisis Permasalahan
Tahap pertama dalam melakukan analisis sistem yaitu
melakukan analisis permasalahan, yang mana tahap tersebut
dibagi lagi menjadi 3 tahap yaitu analisis sistem berjalan,
identifikasi masalah dan analisis menggunakan tabel PIECES.
4.2.2.1.1 Sistem Berjalan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok
merupakan badan milik pemerintah Kota Depok yang
menaungi 3 bidang yaitu bidang pertamanan, bidang sarana
dan prasarana, serta bidang kebersihan, yang mana dalam
penelitian ini bidang yang diangkat oleh penulis sebagai
bahan penelitian adalah bidang pemakaman yang merupakan
bagian dari bidang pertamanan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah
penulis lakukan untuk mendapatkan data-data mengenai
penelitian yang dilakukan, maka didapatkan sistem yang
130
sedang berjalan dalam kegiatan pengelolaan pemakaman.
Berikut proses dari sistem berjalan dari kegiatan pengelolaan
pemakaman tersebut yang digambarkan dalam bentuk rich
picture :
Gambar 4. 3 Rich picture sistem berjalan pengelolaan pemakaman (bagian 1)
Berikut adalah penjelasan mengenai sistem berjalan
kegiatan pengelolaan pemakaman bagian 1 yaitu mulai dari
proses pemesanan lahan makam (pasca-kematian), proses
131
pemakaman, pendaftaran makam dan pembuatan surat izin
pada gambar diatas:
a) Proses Pemesanan Lahan Makam
1. Pihak keluarga jenazah menghubungi petugas
pelayanan TPU menggunakan telepon/handphone
untuk memesan lahan makam yang ingin digunakan
untuk proses pemakaman.
2. Petugas pelayanan TPU mengkoordinasikan kepada
petugas makam untuk menyiapkan lahan makam
yang digunakan serta perlengkapan lain untuk proses
pemakaman.
b) Proses Pemakaman
3. Petugas makam melakukan proses pemakaman.
c) Proses Pendaftaran Makam
4. Setelah selesai melakukan proses pemakaman, pihak
keluarga jenazah mendatangi petugas pelayanan TPU
untuk melakukan pendaftaran makam dengan
membawa berkas-berkas yang diperlukan yaitu photo
copy surat kematian dari kelurahan, photo copy KTP
dan KK ahli waris, surat keterangan dari rumah sakit
dan kepolisian untuk kondisi jenazah yang
meninggal karena sebab lain serta photo copy KTP
132
mendiang sebagai syarat untuk kelengkapan berkas
pendaftaran makam.
5. Petugas pelayanan TPU mencatat data-data
pendaftaran makam ke dalam buku besar.
6. Petugas pelayanan TPU mendatangi Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok untuk
menyerahkan berkas-berkas persyaratan pendaftaran
makam kepada petugas pelayanan DKP.
7. Petugas pelayanan DKP mencatat data-data
pendaftaran makam ke dalam buku besar.
8. Petugas pelayanan DKP menyerahkan berkas-berkas
persyaratan pendaftaran makam kepada staf ahli Tata
Usaha (TU) bagian UPT.TPU untuk selanjutnya
disimpan data-datanya ke dalam komputer.
9. Staf ahli TU mencatat dan menyimpan data-data
pendaftaran makam ke dalam komputer
menggunakan aplikasi Ms. Excel.
d) Proses Pembuatan Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam
Proses pembuatan surat izin penggunaan tanah
makam yang dilakukan pada Dinas Kebersihan dan
133
Pertamanan Kota Depok memakan waktu sampai ± 3
(tiga) minggu.
10. Staf ahli TU mencetak Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam untuk selanjutnya diserahkan ke bagian
Kepala Sub.bag TU, Kepala UPT.TPU dan Kepala
Dinas untuk diperiksa dan ditandatangani.
11. Proses pemeriksaan dan penandatanganan surat izin
penggunaan tanah makam.
a) Kepala Sub.bag TU memeriksa dan
menandatangani surat izin penggunaan tanah
makam.
b) Kepala UPT.TPU memeriksa dan
menandatangani surat izin penggunaan tanah
makam.
c) Kepala Dinas memeriksa dan menandatangani
surat izin penggunaan tanah makam.
12. Surat izin penggunaan tanah yang sudah diperiksa
dan ditandatangani diserahkan kepada petugas
pelayanan DKP untuk selanjutnya diserahkan kepada
pihak keluarga jenazah/ahli waris.
13. Pengambilan surat izin penggunaan tanah makam
setelah melakukan proses pendaftaran oleh pihak
134
keluarga jenazah/ahli waris dengan mendatangi
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok.
e) Laporan Pendaftaran
14. Staf ahli Tata Usaha mencetak laporan pendaftaran
untuk diserahkan ke bagian Kepala sub.bag Tata
Usaha, Kepala UPT.TPU dan Kepala Dinas.
15. Pemeriksaan laporan pendaftaran.
a) Pemeriksaan laporan pendaftaran oleh Kepala
sub.bag Tata Usaha.
b) Pemeriksaan laporan pendaftaran oleh Kepala
UPT.TPU.
c) Pemeriksaan laporan pendaftaran oleh Kepala
Dinas.
135
Gambar 4. 4 Rich picture sistem berjalan pengelolaan pemakaman (bagian 2)
Berikut adalah penjelasan mengenai sistem berjalan
pengelolaan pemakaman bagian 2 yaitu dalam proses
pendaftaran ulang makam pada gambar diatas:
1. Pihak keluarga jenazah mendatangi Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Depok dan menemui petugas
pelayanan DKP untuk melakukan permohonan
pendaftaran ulang makam dengan membawa foto copy
surat izin penggunaan tanah makam.
136
2. Petugas pelayanan DKP memberikan form pendaftaran
ulang makam kepada pihak keluarga jenazah/ahli waris.
3. Pihak keluarga jenazah/ahli waris mengisi form
pendaftaran ulang makam dan memberikannya kepada
petugas pelayanan DKP.
4. Petugas pelayanan DKP mencatat data-data pendaftaran
ulang makam ke dalam buku besar.
5. Form pendaftaran ulang makam dan foto copy surat izin
penggunaan tanah makam diserahkan kepada staf ahli
Tata Usaha untuk diinput dan disimpan data-datanya.
6. Staf ahli Tata Usaha menginput dan menyimpan data-
data pendaftaran ulang makam ke dalam komputer
menggunakan aplikasi Ms. Excel.
7. Staf ahli Tata Usaha mencetak surat izin pendaftaran
ulang makam yang kemudian diserahkan kepada Kepala
sub.bag TU, Kepala UPT.TPU dan Kepala Dinas untuk
diperiksa dan ditandatangani.
8. Pemeriksaan dan penandatanganan surat izin pendaftaran
ulang makam.
a) Pemeriksaan dan penandatanganan surat izin
pendaftaran ulang makam oleh Kepala sub.bag TU.
137
b) Pemeriksaan dan penandatanganan surat izin
pendaftaran ulang makam oleh Kepala UPT.TPU.
c) Pemeriksaan dan penandatanganan surat izin
pendaftaran ulang makam oleh Kepala Dinas.
9. Surat izin pendaftaran ulang makam yang sudah diperiksa
dan ditandatangani diserahkan ke bagian petugas
pelayanan DKP.
10. Pengambilan surat izin pendaftaran ulang makam oleh
pihak keluarga jenazah/ahli waris dilakukan dengan
mendatangi DKP lalu menemui petugas pelayanan DKP.
4.2.2.1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan analisis sistem berjalan yang telah
diuraikan pada tahap sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
permasalahan yang ditemukan pada sistem berjalan antara
lain:
1. Kurangnya responsibilitas kerja yang disebabkan oleh
sering terjadinya penundaan beberapa proses pengelolaan
pemakaman.
2. Redudansi data yang disebabkan oleh tidak adanya
database yang mampu menyimpan data-data mengenai
kegiatan pelayanan pemakaman yang meliputi data
138
mendiang, data ahli waris/penanggung jawab, data makam
pada TPU, data TPU, data pendaftaran makam serta data
surat izin.
3. Data-data yang sangat rentan sekali
hilang/rusak/dimanipulasi. Hal ini disebabkan oleh
penyimpanan data-data seluruh kegiatan pengelolaan
pemakaman yang masih secara manual (menggunakan
buku besar/Ms.Excel/Ms.Word).
4. Proses pengelolaan pemakaman yang kurang efisien
disebabkan oleh sistem pengelolaan yang masih manual
sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menyelesaikan proses pengelolaan pemakaman.
5. Kurangnya informasi mengenai tata letak makam yang
menyebabkan sulitnya masyarakat melalui petugas
pelayanan TPU dalam mencari data makam tertentu.
4.2.2.1.3 Analisis PIECES
Dalam menganalisa permasalahan yang terjadi pada
sistem berjalan, diperlukan analisa dengan menggunakan
analisis PIECES untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah-masalah terutama masalah yang menyangkut
ketersediaan informasi bagi pengambil keputusan.
139
Analisis PIECES memperhatikan beberapa aspek
penting dalam menjalankan sebuah sistem yaitu aspek yang
meliputi kinerja (performance), informasi (information),
ekonomi (economic), pengendalian (control), efisiensi
(efficiency) dan pelayanan (service). Analisis PIECES
dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang diusulkan
layak atau tidak untuk mengubah sistem yang lama.
Indikator Sistem Berjalan Sistem Usulan
Performance
Pihak pengelola pemakaman sering
kesulitan dalam mencari data-data
menyangkut kegiatan pengelolaan
pemakaman dan sering terjadi
penundaan kegiatan pembuatan surat
izin.
Proses pencarian data, pelaporan
dan pembuatan surat izin menjadi
lebih mudah.
Information
Terjadi penumpukan data (redudansi
data) dalam pendokumentasian dan
penyimpanan data pengelolaan
pemakaman.
Proses pendokumentasian dan
penyimpanan data pengelolaan
pemakaman menjadi lebih
tersusun dengan baik.
Economic
Membutuhkan banyak biaya dalam
menggunakan kertas sebagai media
penyimpanan.
Untuk jangka pendek memang
membutuhkan banyak biaya
namun untuk jangka panjang
biaya yang dikeluarkan menjadi
lebih sedikit.
Control
Data-data mengenai pengelolaan
pemakaman mudah sekali
hilang/rusak/dimanipulasi.
Penyimpanan dan pengolahan
data yang dapat dipantau langsung
oleh admin yang bertugas.
Efficiency
Dibutuhkan waktu yang relatif lama
dalam proses pengelolaan pemakaman
termasuk pembuatan surat izin yang
sampai memakan waktu ± 3 minggu.
Proses pengelolaan pemakaman
oleh setiap bagian yang bertugas
dapat dilakukan lebih cepat.
Service
Informasi serta pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat terkesan
lambat dan kurang akurat.
Pelayanan yang menghasilkan
informasi yang lebih cepat dan
akurat.
Tabel 4. 1 Tabel PIECES
140
4.2.2.2 Analisis Persyaratan
4.2.2.2.1 Functional Requirement
Functional requirement yang harus ada pada sistem
yang dirancang adalah sebagai berikut :
1. Sistem dapat mengelola, menyimpan serta
mengintegrasikan seluruh data dalam proses pengelolaan
pelayanan pemakaman.
2. Sistem menyediakan pembagian hak akses.
3. Laporan dapat dibuat dengan mudah karena seluruh data
mengenai pengelolaan pemakaman tersimpan secara
terstruktur ke dalam sistem.
4. Terdapat fungsi create, read, update dan delete dalam
mengelola data pengelolaan pemakaman di dalam sistem.
4.2.2.2.2 Non-Functional Requirement
Perancangan sistem informasi pengelolaan pemakaman
Non-functional requirement sebagai berikut :
1. Sistem dapat memudahkan serta meningkatkan efisiensi
waktu dalam proses pengelolaan pemakaman.
2. Sistem mudah dipelajari dan digunakan karena
menggunakan tampilan yang bersifat user friendly.
3. Sistem menyajikan data atau informasi yang tepat dan
akurat.
141
4.2.2.2.3 Analisis Perbandingan Sistem
Analisis perbandingan antara sistem berjalan dengan
sistem usulan dapat dilihat pada tabel berikut:
Keterangan Kelemahan Kelebihan
Sistem
Berjalan
1. Proses pengelolaan
pemakaman masih
menggunakan cara manual
sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama.
2. Proses pendokumentasian data
pengelolaan pemakaman masih
menggunakan cara manual
sehingga data tersebut rentan
sekali hilang / rusak.
3. Informasi yang dihasilkan
belum akurat.
Sistem
Usulan
1. Proses pengelolaan pemakaman
yang terstruktur dengan baik
sehingga proses pengelolaan
bisa dilakukan lebih cepat.
2. Penyimpanan data
menggunakan database
sehingga data pengelolaan
terdokumentasi dengan baik dan
dapat diambil lagi ketika
diperlukan.
3. Informasi yang dihasilkan lebih
cepat dan lebih akurat.
Tabel 4. 2 Tabel analisis perbandingan sistem
4.2.2.3 Analisis Keputusan
Berdasarkan tahapan analisis sebelumnya, telah didapatkan
permasalahan yang telah diketahui dari sistem berjalan,
142
persyaratan-persyaratan dan kebutuhan yang diinginkan, maka
pada tahap selanjutnya adalah melakukan analisis keputusan
dengan menentukan komponen-komponen yang dibutuhkan dalam
merancang sistem usulan. Berikut adalah komponen-komponen
yang dibutuhkan:
1. Data Master
Data master dibutuhkan untuk mendokumentasikan data-data
yang berhubungan dengan data-data pengelolaan pemakaman
yang perubahan datanya bersifat statis seperti data TPU.
2. Menentukan hak akses (user level)
Hak akses untuk user dibutuhkan untuk dapat mengakses
fitur-fitur yang terdapat pada sistem sesuai dengan kebutuhan
dari tugas dan fungsi setiap user.
3. Jenis perangkat sistem (tools)
Setelah ditentukannya komponen-komponen yang dibutuhkan
dalam merancang sistem usulan, maka tahapan selanjutnya
adalah menentukan jenis perangkat sistem (tools) yang
digunakan agar dapat menghasilkan rancangan arsitektur yang
sesuai dengan kebutuhan user. Penulis menggunakan UML
(Unified Modelling Language) sebagai tools dalam
mendeskripsikan rancangan sistem informasi pengelolaan
pemakaman.
143
4.2.2.3.1 Sistem Usulan
Perancangan sistem usulan dilakukan setelah
dilakukannya identifikasi masalah pada sistem berjalan.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
sistem usulan yang paling mendukung dalam kegiatan
pengelolaan pemakaman adalah sistem informasi pengelolaan
pemakaman berbasis web yang dapat diakses oleh petugas
pelayanan TPU dalam melakukan pelayanan pendaftaran
makam. Sistem ini juga dapat diakses oleh Kepala sub.bag
TU, Kepala UPT.TPU dan Kepala Dinas dalam memeriksa
dan mengesahkan surat izin serta laporan dan juga
memudahkan dalam proses penyimpanan dan pengolahan data
yang terintegrasi oleh tiap-tiap TPU yang tersebar.
Berikut adalah prosedur dari perancangan sistem
mengenai sistem usulan yang digambarkan dalam bentuk rich
picture:
144
Gambar 4. 5 Sistem usulan sistem informasi pengelolaan pada pelayanan
pemakaman.
Berikut adalah penjelasan dari gambar sistem usulan diatas:
1. Staf ahli Tata Usaha bagian UPT.TPU melakukan
kegiatan manage user melalui sistem.
2. Staf ahli Tata Usaha bagian UPT.TPU melakukan
manage TPU melalui sistem.
3. Petugas pelayanan TPU melakukan kegiatan manage
blok makam melalui sistem.
145
4. Petugas pelayanan TPU melakukan kegiatan manage
makam melalui sistem.
5. Petugas pelayanan TPU melakukan kegiatan kegiatan
input data pemesanan makam melalui sistem setelah
dilakukannya pemesanan oleh pihak keluarga mendiang.
6. Petugas pelayanan TPU melihat data pemesanan makam
melalui sistem.
7. Petugas pelayanan TPU melakukan kegiatan verifikasi
data pemesanan makam melalui sistem.
8. Petugas pelayanan TPU melakukan kegiatan input data
pendaftaran makam melalui sistem.
9. Petugas pelayanan TPU melakukan kegiatan input data
pemakaman melalui sistem setelah dilakukannya proses
penguburan mendiang.
10. Petugas pelayanan TPU melihat data pemakaman melalui
sistem.
11. Kepala dinas, Kepala UPT.TPU dan Kasubag TU. bagian
UPT.TPU melihat daftar surat izin untuk di verifikasi
melalui sistem.
12. Kepala Dinas, Kepala UPT.TPU dan Kasubag TU. bagian
UPT.TPU melakukan verifikasi Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam.
146
13. Petugas pelayanan TPU melihat daftar surat izin melalui
sistem.
14. Petugas pelayanan TPU mencetak Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam yang telah diverifikasi sebelumnya.
15. Petugas pelayanan TPU melakukan input data daftar
ulang makam melalui sistem.
16. Kepala Dinas, Kepala UPT.TPU dan Kasubag TU. bagian
UPT.TPU melihat daftar Surat Izin Daftar Ulang Makam
melalui sistem.
17. Kepala Dinas, Kepala UPT.TPU dan Kasubag TU. bagian
UPT.TPU melakukan verifikasi Surat Izin Daftar Ulang
Makam melalui sistetm.
18. Petugas pelayanan TPU melihat daftar Surat Izin Daftar
Ulang Makam melalui sistem.
19. Petugas pelayanan TPU mencetak Surat Izin Daftar
Ulang Makam yang telah diverifikasi sebelumnya melalui
sistem.
20. Petugas pelayanan TPU melihat laporan.
21. Kepala Dinas, Kepala UPT.TPU dan Kasubag TU. bagian
UPT.TPU melihat laporan.
22. Kepala Dinas, Kepala UPT.TPU dan Kasubag TU. bagian
UPT.TPU monitoring sistem pengelolaan pemakaman.
147
23. Staf ahli Tata Usaha bagian UPT.TPU melihat laporan.
24. Staf ahli Tata Usaha bagian UPT.TPU monitoring sistem
pengelolaan pemakaman.
25. Sistem mengambil data dari database.
26. Sistem menyimpan data ke dalam database.
4.2.2.3.2 Standard Operating Procedure
Berikut adalah penjelasan mengenai sistem usulan
sistem informasi pengelolaan pemakaman pada kegiatan
pengelolaan surat izin makam melalui Standard Operating
Procedures (SOP) berbentuk tabel diagram alir dibawah ini:
148
Gambar 4. 6 Standard Operating Procedure (SOP) sistem usulan
pengelolaan pemakaman untuk permohonan izin penggunaan tanah makam
149
Berikut adalah penjelasan dari gambar diagram alir diatas:
1. Pihak keluarga melakukan pemesanan makam dengan
menghubungi petugas pelayanan TPU.
2. Petugas Pelayanan TPU melakukan input data pemesanan
makam.
3. Pihak keluarga melakukan konfirmasi pemesanan kepada
petugas pelayanan TPU.
4. Petugas pelayanan TPU melakukan konfirmasi pemesanan
melalui sistem.
5. Petugas pelayanan TPU melakukan input data pendaftaran
makam.
6. Petugas makam melakukan proses pemakaman.
7. Petugas pelayanan TPU melakukan input data pemakaman.
8. Kasubag TU. melakukan verifikasi data surat izin
penggunaan tanah makam.
9. Kepala UPT.TPU melakukan verifikasi data surat izin
penggunaan tanah makam.
10. Kepala Dinas melakukan verifikasi data surat izin
penggunaan tanah makam.
11. Petugas pelayanan TPU mencetak data surat izin
penggunaan tanah makam yang telah disetujui.
150
12. Petugas pelayanan TPU menyerahkan surat izin penggunaan
tanah makam kepada pihak keluarga.
Gambar 4. 7 Standard Operating Procedure sistem usulan pengelolaan
pemakaman untuk permohonan daftar ulang makam
Berikut adalah penjelasan dari gambar diagram alir diatas:
1. Pihak ahli waris mengajukan permohonan izin daftar ulang
makam dengan membawa surat izin penggunaan tanah
makam sebagai persyaratan.
151
2. Petugas pelayanan TPU melakukan input data daftar ulang
makam.
3. Kasubag TU. melakukan verifikasi terhadap data surat izin
daftar ulang makam.
4. Kepala UPT.TPU melakukan verifikasi terhadap data surat
izin daftar ulang makam.
5. Kepala Dinas melakukan verifikasi terhadap data surat izin
daftar ulang makam.
6. Petugas pelayanan TPU mencetak data surat izin daftar
ulang makam yang telah disetujui.
7. Petugas pelayanan TPU menyerahkan surat izin daftar ulang
makam kepada ahli waris.
4.2.3 Desain Sistem
Pada tahapan desain sistem, peneliti menjabarkan rancangan sistem
yang diusulkan dengan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools
yang digunakan dalam pemodelan sistem. Dalam mendesain sistem
menggunakan UML, terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan yaitu
tahap desain proses, desain database dan desain antarmuka. Berikut adalah
tahapan-tahapan dalam melakukan desain sistem informasi pengelolaan
pemakaman.
152
4.2.3.1 Desain Proses
4.2.3.1.1 Use Case Diagram
a. Identifikasi Aktor
Adapun aktor yang berperan dalam sistem serta
dapat berinteraksi dengan sistem dapat dilihat dalam tabel
identifikasi aktor dibawah ini.
No. Aktor Deskripsi
1. Kepala Dinas Orang yang memiliki hak akses untuk dapat
masuk ke dalam sistem. Aktor ini mempunyai
fungsi login untuk menjalankan fungsi view
surat izin makam, verifikasi Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam, verifikasi Surat
Izin Daftar Ulang Makam, view laporan,
monitoring pengelolaan serta mempunyai
fungsi logout untuk keluar dari sistem.
2. Kepala UPT.TPU Orang yang memiliki hak akses untuk dapat
masuk ke dalam sistem. Aktor ini mempunyai
fungsi login untuk menjalankan fungsi view
surat izin makam, verifikasi Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam, verifikasi Surat
Izin Daftar Ulang Makam, view laporan,
monitoring pengelolaan serta mempunyai
fungsi logout untuk keluar dari sistem.
3. Kasubag Tata Usaha
bagian UPT.TPU
Orang yang memiliki hak akses untuk dapat
masuk ke dalam sistem. Aktor ini mempunyai
fungsi login untuk menjalankan fungsi view
surat izin makam, verifikasi Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam, verifikasi Surat
Izin Daftar Ulang Makam, view laporan,
monitoring pengelolaan serta mempunyai
fungsi logout untuk keluar dari sistem.
4. Staf ahli Tata Usaha
bagian UPT.TPU
Orang yang memiliki hak akses untuk dapat
masuk ke dalam sistem. Aktor ini mempunyai
fungsi login untuk menjalankan fungsi manage
user, manage TPU, view laporan, monitoring
pengelolaan, print laporan serta fungsi logout
153
untuk keluar dari sistem.
5. Petugas Pelayanan TPU Orang yang memiliki hak akses untuk dapat
masuk ke dalam sistem. Aktor ini mempunyai
fungsi login untuk menjalankan fungsi view
TPU, manage blok makam, manage makam,
input data pemesanan makam, view data
pemesanan makam, verifikasi data pemesanan
makam, input data pemakaman, view data
pemakaman, input data pendaftaran makam,
input data daftar ulang makam, view daftar
Surat Izin Penggunaan Tanah Makam, print
Surat Izin Penggunaan Tanah Makam, view
daftar Surat Izin Daftar Ulang Makam, print
Surat Izin Daftar Ulang Makam, view laporan,
view laporan serta fungsi logout untuk keluar
dari sistem.
Tabel 4. 3 Identifikasi aktor
b. Identifikasi Use Case
Setelah dilakukannya tahap identifikasi aktor,
selanjutnya adalah melakukan identifikasi use case.
Berikut adalah tabel yang mendeskripsikan lingkup kerja
setiap use case.
No. Nama Use Case Deskripsi Aktor
1. Login Use case ini menggambarkan kegiatan
masuk ke dalam sistem dengan
memasukkan username dan password
yang telah didaftarkan sebelumnya.
Semua aktor
2. Manage User Use case ini menggambarkan kegiatan
mengelola user seperti view user untuk
melihat data user, add user untuk
menambah data user, edit user untuk
mengubah data user dan delete user
untuk menghapus data user.
Staf ahli TU
bagian
UPT.TPU
3. Manage TPU Use case ini menggambarkan kegiatan
mengelola TPU seperti view TPU untuk
melihat data TPU, add TPU untuk
Staf ahli TU
bagian
UPT.TPU
154
menambah data TPU, edit TPU untuk
mengubah data TPU, delete TPU untuk
menghapus data TPU.
4. Manage blok
makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
mengelola blok makam pada TPU seperti
view blok makam untuk melihat data blok
makam, add blok makam untuk
menambah data blok makam, edit blok
makam untuk mengubah data blok
makam dan delete blok makam untuk
menghapus data blok makam.
Petugas
pelayanan
TPU
5. Manage makam Use case ini menggambarkan kegiatan
mengelola makam seperti view makam
untuk melihat data makam, add makam
untuk menambah data makam, edit
makam untuk mengubah data makam dan
delete makam untuk menghapus data
makam.
Petugas
pelayanan
TPU
6. Input data
pemesanan
makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
input data pemesanan lahan makam ke
dalam sistem.
Petugas
pelayanan
TPU
7. View data
pemesanan
makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
melihat data pemesanan lahan makam.
Petugas
pelayanan
TPU
8. Verifikasi data
pemesanan
makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
verifikasi data pemesanan lahan makam.
Petugas
pelayanan
TPU
9. Input data
pendaftaran
makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
input data pendaftaran makam dengan
memasukkan data-data pendaftaran
makam ke dalam sistem.
Petugas
pelayanan
TPU
10. View data
pendaftaran
makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
melihat data pendaftaran makam.
Petugas
pelayanan
TPU
11. Input data
pemakaman
Use case ini menggambarkan kegiatan
input data pemakaman ke dalam sistem.
Petugas
pelayanan
TPU
12. View data
pemakaman
Use case ini menggambarkan kegiatan
melihat data pemakaman.
Petugas
pelayanan
TPU
13. View daftar Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas
155
surat izin
penggunaan
tanah makam
melihat daftar surat izin penggunaan
tanah makam.
pelayanan
TPU, Kepala
dinas, Kepala
UPT.TPU
dan Kasubag
TU bagian
UPT.TPU
14. Verifikasi surat
izin penggunaan
tanah makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
verifikasi surat izin penggunaan tanah
makam.
Kepala dinas,
Kepala
UPT.TPU
dan Kasubag
TU bagian
UPT.TPU
15. Print surat izin
penggunaan
tanah makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
mencetak surat izin.
Petugas
Pelayanan
TPU
16. Input data daftar
ulang makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
input data daftar ulang makam.
Petugas
Pelayanan
TPU
17. View data daftar
ulang makam
Use case ini menggambarkan kegiatan
melihat data daftar ulang makam.
Petugas
Pelayanan
TPU
18. View daftar
surat izin daftar
ulang makam.
Use case ini menggambarkan kegiatan
melihat daftar surat izin daftar ulang
makam.
Petugas
Pelayanan
TPU
19. Verifikasi surat
izin daftar ulang
makam.
Use case ini menggambarkan kegiatan
verifikasi surat izin daftar ulang makam.
Kepala dinas,
Kepala
UPT.TPU
dan Kasubag
TU bagian
UPT.TPU
20. Print surat izin
daftar ulang
makam.
Use case ini menggambarkan kegiatan
mencetak surat izin daftar ulang makam.
Petugas
Pelayanan
TPU
21. View laporan Use case ini menggambarkan kegiatan
melihat laporan daftar ulang makam.
Semua aktor
22. Print laporan Use case ini menggambarkan kegiatan
mencetak laporan daftar ulang makam.
Staff Ahli
Tata Usaha
bagian
UPT.TPU
156
23. Monitoring
pengelolaan
pemakaman
Use case ini menggambarkan kegiatan
melihat laporan pendaftaran makam.
Kepala dinas,
Kepala
UPT.TPU
dan Kasubag
TU bagian
UPT.TPU
24. Logout Use case ini menggambarkan kegiatan
keluar dari sistem.
Semua aktor
Tabel 4. 4 Identifikasi Use Case.
157
Gambar 4. 8 Use case diagram Sistem informasi pengelolaan pemakaman
Rancangan sistem usulan yang dijelaskan pada
gambar use case diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
158
Terdapat 5 aktor yang dapat berinteraksi langsung
dengan sistem yaitu Staf ahli TU bagian UPT.TPU,
petugas pelayanan TPU, Kasubag TU bagian UPT.TPU,
Kepala UPT.TPU serta Kepala Dinas. Seluruh aktor
tersebut dapat melakukan aktivitas yang dijabarkan pada
tahap selanjutnya.
c. Use Case Narrative
Use case narrative digunakan untuk
mendeskripsikan interaksi dan hubungan yang terjadi
antara sistem dengan user secara tekstual. Berikut adalah
use case narrative yang menjelaskan use case yang telah
dibuat sebelumnya.
1. Narasi Use Case Login
Use case name Login
Use case Id 1
Actor Semua aktor
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan masuk ke dalam sistem
dengan memasukkan username dan password yang telah
terdaftar.
Pre-condition User harus terdaftar terlebih dahulu di dalam sistem.
Trigger Use case ini dijalankan agar user dapat masuk ke dalam sistem
dan menggunakan sistem sesuai dengan level user.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Membuka sistem 2. Menampilkan form login
3. Memasukkan username dan
password
4. Memilih level user
5. Memilih tombol login 6. Validasi username dan
159
password
7. Menampilkan halaman
utama user
Alternate course Alternatif pada no. 3 dan 4 jika username dan password yang
dimasukkan tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan
salah dan user harus mengulang kembali action no. 3 dan 4.
Conclusion Use Case ini dibuat untuk masuk ke dalam sistem.
Post condition Setelah sistem memvalidasi username dan password bahwa
username dan password yang dimasukkan oleh user benar maka
sistem akan menampilkan halaman utama user sesuai dengan
level user.
Tabel 4. 5 Narasi use case Login
2. Narasi Use Case Manage User
Use case name Manage user
Use case Id 2
Actor Staf ahli TU bagian UPT.TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola user seperti
view user, add user, edit user dan delete user.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dijalankan agar user dapat melakukan manage user.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu manage user 2. Menampilkan halaman
manage user
3. Mengelola data user
dengan memilih jenis menu
kelola seperti add user,
view user, edit user dan
delete user
4. Memilih tombol “view
detail”
5. Menampilkan halaman data
user
Alternate course Alternatif pada no. 4:
- Jika aktor ingin menambah data user pilih tombol add user
pada halaman manage user.
- Jika aktor ingin mengubah data user pilih tombol edit user
pada halaman manage user.
- Jika aktor ingin menghapus data user pilih tombol delete user
160
pada halaman manage user.
Conclusion Use case ini dibuat untuk mengelola data user.
Post condition Data tersimpan ke dalam database.
Tabel 4. 6 Narasi use case manage user
3. Narasi Use Case Manage TPU
Use case name Manage TPU
Use case Id 3
Actor Staf ahli TU bagian UPT.TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola data TPU.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengelola data TPU.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu manage
TPU
2. Menampilkan halaman
manage TPU
3. Mengelola data TPU
dengan memilih jenis menu
kelola seperti add TPU,
view TPU, edit TPU dan
delete TPU
4. Memilih tombol “view
detail”
5. Menampilkan data TPU
Alternate course Alternatif pada no. 4:
- Jika aktor ingin menambah data TPU pilih tombol add TPU
pada halaman manage TPU.
- Jika aktor ingin mengubah data TPU pilih tombol edit TPU
pada halaman manage TPU.
- Jika aktor ingin menghapus data TPU pilih tombol delete
TPU pada halaman manage TPU.
Conclusion Use case ini dibuat untuk mengelola data TPU.
Post condition Data tersimpan ke dalam database.
Tabel 4. 7 Narasi use case manage TPU
4. Narasi Use Case Manage Blok Makam
Use case name Manage blok makam
Use case Id 4
161
Actor Petugas pelayanan TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola blok makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengelola blok makam.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu blok makam 2. Menampilkan halaman
daftar blok makam
3. Mengelola data blok
makam dengan memilih
jenis menu kelola seperti
view blok makam, add blok
makam, edit blok makam
dan delete blok makam.
4. Memilih tombol “view”
pada halaman manage
makam
5. Menampilkan halaman blok
makam.
Alternate course Alternatif pada no. 3:
- Jika aktor ingin menambah data blok makam pilih tombol
“add blok makam” pada halaman daftar blok makam.
- Jika aktor ingin mengubah data blok makam pilih tombol
“edit” pada halaman daftar blok makam.
- Jika aktor ingin menghapus data blok makam pilih tombol
“delete” pada halaman daftar blok makam.
Conclusion Use case ini dibuat untuk mengelola data blok makam.
Post condition Data tersimpan ke dalam database.
Tabel 4. 8 Narasi use case manage blok makam
5. Narasi Use Case Manage Makam
Use case name Manage makam
Use case Id 5
Actor Petugas pelayanan TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mengelola makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk mengelola makam.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih makam tertentu 2. Menampilkan informasi
162
lahan makam
3. Mengelola data makam
dengan memilih jenis menu
kelola seperti view makam,
add baris makam, add shaf
makam, disable makam dan
enable makam.
Alternate course Alternatif pada no. 3:
- Jika aktor ingin mengubah data makam pilih tombol “disable”
atau “enable” pada halaman informasi lahan makam.
- Jika aktor ingin menambah baris makam pilih tombol “add
baris makam” pada halaman blok makam.
- Jika aktor ingin menambah shaf makam pilih tombol “add
shaf makam” pada halaman blok makam.
Conclusion Use case ini dibuat untuk mengelola data makam.
Post condition -
Tabel 4. 9 Narasi use case manage makam
6. Narasi Use Case Input Data Pemesanan Makam
Use case name Input Data Pemesanan Makam
Use case Id 6
Actor Petugas Pelayanan TPU
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan input data pemesanan
makam dengan memasukkan data-data pemesanan makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use Case ini dijalankan agar user dapat melakukan input data
pemesanan makam.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu pemesanan
makam
2. Menampilkan daftar
pemesanan makam
3. Memilih tombol “tambah
pemesanan”
4. Menampilkan form input
data pemesanan makam.
5. Mengisi form data
pemesanan makam
6. Memilih tombol “save”. 7. Menampilkan popup
“pemesanan sukses”.
8. Klik tombol “Ok”. 9. Menampilkan halaman data
163
pemesanan makam.
Alternate course -
Conclusion Aktor berhasil melakukan input data pemesanan makam.
Post condition Data pemesanan makam tersimpan ke dalam database.
Tabel 4. 10 Narasi use case input data pemesanan makam
7. Narasi Use Case View Data Pemesanan Makam
Use case name View Data Pemesanan Makam
Use case Id 7
Actor Petugas Pelayanan TPU
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat data pemesanan
makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use Case ini dijalankan agar user dapat melakukan melihat data
pemesanan makam.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu pemesanan
makam
2. Menampilkan daftar
pemesanan makam.
3. Memilih data pemesanan
makam
4. Menampilkan data
pemesanan makam
Alternate course -
Conclusion Aktor berhasil melihat data pemesanan makam.
Post condition -
Tabel 4. 11 Narasi use case view data pemesanan makam
8. Narasi Use Case Verifikasi Data Pemesananan
Makam
Use case name Verifikasi Data Pemesanan Makam
Use case Id 8
Actor Petugas Pelayanan TPU
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan verifikasi data pemesanan
makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
164
Trigger Use Case ini dijalankan agar user dapat melakukan
mengkonfirmasi data pemesanan makam.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu pemesanan
makam
2. Menampilkan daftar
pemesanan makam.
3. Memilih tombol “approve”
terhadap data pemesanan
makam yang diinginkan
4. Menampilkan daftar
pemesanan makam
Alternate course Alternatif pada nomor 3 apabila aktor ingin membatalkan
pesanan pilih tombol “batal”.
Conclusion Aktor berhasil melihat data pemesanan makam.
Post condition Data pemesanan makam berhasil diubah.
Tabel 4. 12 Narasi use case verifikasi data pemesanan makam
9. Narasi Use Case Input Data Pendaftaran Makam
Use case name Input Data Pendaftaran Makam
Use case Id 9
Actor Petugas Pelayanan TPU
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan input data pendaftaran
makam dengan memasukkan data-data pendaftaran makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use Case ini dijalankan agar user dapat melakukan input data
pendaftaran makam.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih kotak (lahan
makam) yang memiliki
status kosong pada halaman
blok makam.
2. Menampilkan informasi
lahan makam yang dipilih.
3. Memilih tombol “daftar”
pada halaman informasi
lahan makam.
4. Menampilkan form
pendaftaran makam.
5. Mengisi form pendaftaran
lahan makam.
6. Memilih tombol “save”. 7. Menampilkan popup
“pendaftaran sukses”.
8. Klik tombol “ok”. 9. Menampilkan halaman data
pendaftaran makam.
165
Alternate course -
Conclusion Aktor berhasil melakukan input data pendaftaran makam.
Post condition Data pendaftaran makam tersimpan ke dalam database.
Tabel 4. 13 Narasi use case input data pendaftaran makam
10. Narasi Use Case View Data Pendaftaran Makam
Use case name View Data Pendaftaran Makam
Use case Id 10
Actor Petugas Pelayanan TPU
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat data pendaftaran
makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use Case ini dijalankan agar user dapat melihat data pendaftaran
makam.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu pendaftaran
makam
2. Menampilkan daftar
pendaftaran makam.
3. Memilih data pendaftaran
makam yang diinginkan
4. Menampilkan data
pendaftaran makam
Alternate course -
Conclusion Aktor berhasil melihat data pendaftaran makam.
Post condition -
Tabel 4. 14 Narasi use case view data pendaftaran makam
11. Narasi Use Case Input Data Pemakaman
Use case name Input Data Pemakaman
Use case Id 11
Actor Petugas Pelayanan TPU
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan input data pemakaman.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use Case ini dijalankan agar user dapat melakukan kegiatan
input data pemakaman.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu pemakaman 2. Menampilkan halaman
166
daftar pemakaman.
3. Memilih tombol “tambah
data pemakaman” pada data
pendaftaran makam yang
diinginkan
4. Menampilkan form input
data pemakaman
5. Mengisi data pemakaman 6. Menampilkan data
pemakaman
Alternate course -
Conclusion Aktor berhasil melakukan input data pemakaman.
Post condition -
Tabel 4. 15 Narasi use case input data pemakaman
12. Narasi Use Case View Data Pemakaman
Use case name View Data Pemakaman
Use case Id 12
Actor Petugas Pelayanan TPU
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat data pemakaman.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use Case ini dijalankan agar user dapat melihat data pemakaman.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu pemakaman 2. Menampilkan halaman
daftar pemakaman.
3. Memilih data pemakaman
yang diinginkan
4. Menampilkan halaman data
pemakaman
Alternate course -
Conclusion Aktor berhasil melihat data pemakaman.
Post condition -
Tabel 4. 16 Narasi use case view data pemakaman
13. Narasi Use Case View Data Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam
Use case name View daftar surat izin penggunaan makam
Use case Id 13
Actor 1. Kepala Dinas
2. Kepala UPT.TPU
167
3. Kasubag TU bagian UPT.TPU
4. Petugas Pelayanan TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan melihat daftar surat izin
penggunaan makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat daftar surat izin
penggunaan tanah makam.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu surat izin
penggunaan tanah makam
2. Menampilkan halaman
daftar surat izin penggunaan
tanah makam
3. Memilih data surat izin
penggunaan tanah makam
yang diinginkan
4. Menampilkan data surat
izin penggunaan tanah
makam
Alternate course -
Conclusion User berhasil melihat data pemakaman.
Post condition -
Tabel 4. 17 Narasi use case view data pemakaman
14. Narasi Use Case Verifikasi Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam
Use case name Verifikasi surat izin penggunaan tanah makam
Use case Id 14
Actor 1. Kepala Dinas
2. Kepala UPT.TPU
3. Kasubag TU bagian UPT.TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan verifikasi surat izin
penggunaan tanah makam
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk melakukan verifikasi surat izin
penggunaan tanah makam
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu surat izin
penggunaan tanah makam
2. Menampilkan halaman
daftar surat izin penggunaan
tanah makam
168
3. Memilih tombol approve
pada data surat izin
penggunaan tanah makam
yang diinginkan
4. Memperbarui data surat izin
penggunaan tanah makam
5. Menampilkan halaman
daftar surat izin penggunaan
tanah makam
Alternate course -
Conclusion User berhasil melakukan verifikasi surat izin penggunaan tanah
makam.
Post condition Surat izin penggunaan tanah makam berhasil diverifikasi.
Tabel 4. 18 Narasi use case verifikasi surat izin penggunaan tanah makam
15. Narasi Use Case Print Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam
Use case name Print surat izin penggunaan tanah makam
Use case Id 15
Actor Petugas pelayanan TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mencetak surat izin
penggunaan tanah makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login serta
surat izin makam yang ingin dicetak harus sudah di verifikasi
terlebih dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk mencetak surat izin makam
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu daftar surat
izin penggunaan tanah
makam
2. Menampilkan halaman
daftar surat izin makam
3. Memilih tombol print pada
data surat izin penggunaan
tanah makam yang telah
diverifikasi/disetujui
4. Menampilkan pop-up
download surat izin
penggunaan tanah makam
5. Klik “download” 6. Proses download
7. Menyimpan dan mencetak
surat izin penggunaan tanah
makam
Alternate course -
169
Conclusion User berhasil mencetak surat izin penggunaan tanah makam.
Post condition Surat izin penggunaan tanah makam berhasil dicetak.
Tabel 4. 19 Narasi use case print surat izin penggunaan tanah makam
16. Narasi Use Case Input Data Daftar Ulang Makam
Use case name Input Data Daftar Ulang Makam
Use case Id 16
Actor Petugas Pelayanan TPU
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan input data daftar ulang
makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use Case ini dijalankan agar user dapat melakukan input data
daftar ulang makam.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih kotak (lahan
makam) yang memiliki
status terisi pada halaman
blok makam.
2. Menampilkan informasi
lahan makam yang dipilih.
3. Memilih tombol “daftar
ulang” pada halaman
informasi lahan makam.
4. Menampilkan form daftar
ulang makam.
5. Memilih tombol “daftar
ulang”
6. Menampilkan popup “ingin
daftar ulang?”
7. Memilih tombol “ya”. 8. Menampilkan popup “daftar
ulang sukses”.
9. Klik tombol “ok”. 10. Menampilkan halaman data
daftar ulang makam.
Alternate course -
Conclusion Aktor berhasil melakukan input data daftar ulang makam.
Post condition Data daftar ulang makam tersimpan ke dalam database.
Tabel 4. 20 Narasi use case input data daftar ulang makam
17. Narasi Use Case View Data Daftar Ulang Makam
Use case name View Data Daftar Ulang Makam
Use case Id 17
Actor Petugas Pelayanan TPU
170
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat data daftar ulang
makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use Case ini dijalankan agar user dapat melihat data pemakaman.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu daftar ulang
makam
2. Menampilkan daftar daftar
ulang makam.
3. Memilih data daftar ulang
makam yang diinginkan
4. Menampilkan data daftar
ulang makam
Alternate course -
Conclusion Aktor berhasil melihat data daftar ulang makam.
Post condition -
Tabel 4. 21 Narasi use case input data daftar ulang makam
18. Narasi Use Case View Data Surat Izin Daftar Ulang
Makam
Use case name View Daftar Surat Izin Daftar Ulang Makam
Use case Id 18
Actor 1. Kepala Dinas
2. Kepala UPT.TPU
3. Kasubag TU bagian UPT.TPU
4. Petugas Pelayanan TPU bagian UPT. TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan view data surat izin daftar
ulang makam
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat surat izin daftar ulang
makam
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu surat izin
daftar ulang makam
2. Menampilkan halaman
daftar surat izin daftar ulang
makam
3. Memilih data surat izin
daftar ulang makam yang
diinginkan
4. Menampilkan data surat
izin daftar ulang makam
Alternate course -
171
Conclusion User berhasil melihat data surat izin daftar ulang makam.
Post condition -
Tabel 4. 22 Narasi use case view data daftar ulang makam
19. Narasi Use Case Verifikasi Data Daftar Ulang
Makam
Use case name Verifikasi surat izin daftar ulang makam
Use case Id 19
Actor 1. Kepala Dinas
2. Kepala UPT.TPU
3. Kasubag TU bagian UPT.TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan verifikasi surat izin
penggunaan tanah makam
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk melakukan verifikasi surat izin
daftar ulang makam
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu surat izin
daftar ulang makam
2. Menampilkan halaman
daftar surat izin daftar ulang
makam
3. Memilih tombol approve
pada data surat izin daftar
ulang makam yang
diinginkan
4. Memperbarui data surat izin
daftar ulang makam
5. Menampilkan halaman
daftar surat izin daftar ulang
makam
Alternate course -
Conclusion User berhasil melakukan verifikasi surat izin daftar ulang
makam.
Post condition Surat izin daftar ulang makam berhasil diverifikasi.
Tabel 4. 23 Narasi use case verifikasi data daftar ulang makam
20. Narasi Use Case Print Surat Izin Daftar Ulang
Makam
172
Use case name Print surat izin daftar ulang makam
Use case Id 20
Actor Petugas pelayanan TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan mencetak surat izin daftar
ulang makam.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login serta
surat izin daftar ulang makam yang ingin dicetak harus sudah di
verifikasi terlebih dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk mencetak surat izin daftar ulang
makam
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu daftar surat
izin daftar ulang makam
2. Menampilkan halaman
daftar surat izin daftar ulang
makam
3. Memilih tombol print pada
data surat izin daftar ulang
makam yang telah
diverifikasi/disetujui
4. Menampilkan pop-up
download surat izin daftar
ulang makam
5. Klik “download” 6. Proses download
7. Menyimpan dan mencetak
surat izin daftar ulang
makam
Alternate course -
Conclusion User berhasil mencetak surat izin daftar ulang makam.
Post condition Surat izin daftar ulang makam berhasil dicetak.
Tabel 4. 24 Narasi use case print surat izin daftar ulang makam
21. Narasi Use Case View Laporan
Use case name View Laporan
Use case Id 21
Actor Semua Aktor
Description Use case ini menggambarkan kegiatan view laporan
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk melihat laporan
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu laporan 2. Menampilkan halaman
173
laporan
Alternate course -
Conclusion User berhasil melihat laporan.
Post condition -
Tabel 4. 25 Narasi use case view laporan
22. Narasi Use Case Print Laporan
Use case name View Daftar laporan
Use case Id 22
Actor Staff Ahli Tata Usaha bagian UPT. TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan print laporan
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk mencetak laporan
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu laporan 2. Menampilkan halaman
laporan
3. Memilih tombol print
Alternate course -
Conclusion User berhasil mencetak laporan
Post condition -
Tabel 4. 26 Narasi use case print laporan
23. Narasi Use Case Monitoring Pengelolaan
Pemakaman
Use case name Monitoring pengelolaan pemakaman
Use case Id 24
Actor 1. Kepala Dinas
2. Kepala UPT.TPU
3. Kasubag TU bagian UPT.TPU
Description Use case ini menggambarkan kegiatan print laporan
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk melakukan monitoring
Typical course Actor Action System Response
174
of events 1. Memilih menu results 2. Menampilkan halaman
laporan umum
Alternate course -
Conclusion User berhasil melakukan monitoring pengelolaan pemakaman
Post condition -
Tabel 4. 27 Narasi use case monitoring pengelolaan pemakaman
24. Narasi Use Case Logout
Use case name Logout
Use case Id 25
Actor Semua aktor
Description Use case ini menggambarkan kegiatan keluar dari sistem.
Pre-condition Aktor harus terdaftar sebagai user dan melakukan login terlebih
dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan untuk keluar dari sistem.
Typical course
of events
Actor Action System Response
1. Memilih menu logout 2. Keluar dari sistem
3. Menampilkan halaman
login
Alternate course -
Conclusion User berhasil keluar dari sistem.
Post condition -
Tabel 4. 28 Narasi use case logout
4.2.3.1.2 Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan aktivitas-
aktivitas user terhadap sistem. Berikut adalah activity
diagram yang terdapat pada sistem informasi pengelolaan
pemakaman.
175
1. Activity Diagram Login
Gambar 4. 9 Activity diagram login
Pada activity diagram login diatas, aktor
melakukan aktivitas login dengan memasukkan
username dan password yang telah didaftarkan
sebelumnya dan memilih level user yang sesuai.
Kemudian Username dan password yang
dimasukkan diperiksa terlebih dahulu oleh sistem
176
dengan dilakukannya validasi, jika username dan
password yang dimasukkan benar maka sistem akan
menampilkan halaman utama sistem dan jika
username dan password yang dimasukkan salah
maka sistem akan menampilkan kembali halaman
login.
177
2. Activity Diagram Manage User
Gambar 4. 10 Activity diagram manage user
Pada activity diagram manage user diatas,
admin melakukan pengelolaan data user yang terbagi
menjadi 4 (empat) fungsi yang dapat dilakukan.
178
Fungsi yang pertama yaitu fungsi add data user
dengan memilih menu manage user kemudian sistem
menampilkan halaman manage user. Selanjutnya
admin memilih menu add user yang kemudian
direspon oleh sistem dengan menampilkan form add
user. Admin mengisi data user lalu memilih tombol
“Save”. Kemudian sistem menyimpan data tersebut
lalu mengarahkan halaman ke halaman daftar user.
Fungsi yang kedua yaitu fungsi view data user
dengan memilih tombol “View Detail” pada data user
yang ingin dilihat, kemudian sistem merespon
dengan menampilkan halaman data user. Fungsi
yang ketiga yaitu fungsi edit user data user dengan
memilih tombol edit pada halaman manage user lalu
kemudian mengubah data user pada form edit user
lalu menyimpannya dengan memilih tombol “Save”
yang kemudian sistem merespon dengan
menampilkan halaman daftar user. Fungsi yang
terakhir yaitu fungsi delete user dengan memilih
tombol delete pada halaman daftar user, selanjutnya
sistem menghapus data user tersebut lalu
mengarahkan halaman ke halaman daftar user.
179
3. Activity Diagram Manage TPU
Gambar 4. 11 Activity diagram manage TPU
Pada activity diagram manage TPU diatas,
admin melakukan pengelolaan data TPU yang
terbagi menjadi 4 (empat) fungsi yang dapat
dilakukan. Fungsi yang pertama yaitu fungsi add
180
data TPU dengan memilih menu manage TPU
kemudian sistem menampilkan halaman daftar TPU.
Selanjutnya admin memilih menu add TPU yang
kemudian direspon oleh sistem dengan menampilkan
form add TPU. Admin mengisi data TPU lalu
memilih tombol “Save”. Kemudian sistem
menyimpan data tersebut lalu mengarahkan halaman
ke halaman daftar TPU. Fungsi yang kedua yaitu
fungsi view data TPU dengan memilih tombol “View
Detail” pada data TPU yang ingin dilihat, kemudian
sistem merespon dengan menampilkan halaman data
TPU. Fungsi yang ketiga yaitu fungsi edit data TPU
dengan memilih tombol edit pada halaman daftar
TPU dan mengubah data TPU pada form edit TPU
serta menyimpannya dengan memilih tombol “Save”
yang kemudian sistem merespon dengan
menampilkan halaman daftar TPU. Fungsi yang
terakhir yaitu fungsi delete TPU dengan memilih
tombol delete pada halaman daftar TPU, selanjutnya
sistem menghapus data TPU tersebut lalu
mengarahkan halaman ke halaman daftar TPU.
181
4. Activity Diagram Manage Blok Makam
Gambar 4. 12 Activity Diagram Manage Blok Makam
Pada activity diagram manage blok makam
diatas, user melakukan pengelolaan data blok makam
182
yang terbagi menjadi beberapa fungsi yaitu fungsi
view blok makam dengan memilih tombol “view”
pada halaman manage makam, kemudian sistem
menampilkan halaman blok makam. Fungsi
selanjutnya yaitu fungsi “add blok makam” dengan
memilih tombol “add blok makam” pada halaman
manage makam, kemudian sistem merespon dengan
menampilkan form add blok makam. User mengisi
data-data blok makam lalu menyimpannya dengan
memilih tombol “save”, lalu sistem menyimpan data
tersebut ke dalam database. Fungsi selanjutnya yaitu
fungsi edit blok makam dengan memilih tombol
“edit” pada halaman manage makam, kemudian
sistem menampilkan halaman edit blok makam. User
mengubah data blok makam lalu menyimpannya
dengan memilih tombol “save”, lalu sistem
menyimpan data tersebut ke dalam database dan
menampilkan halaman manage makam. Fungsi yang
terakhir yaitu delete blok makam yaitu dengan
memilih tombol delete pada data blok makam
tertentu kemudian klik “Yes” untuk menghapus data
atau klik “No” untuk membatalkannya.
183
5. Activity Diagram Manage Makam
Gambar 4. 13 Activity diagram manage makam
Pada activity diagram manage makam diatas,
user melakukan pengelolaan data makam yang
terbagi menjadi beberapa fungsi dengan memilih
tombol view pada halaman manage makam. Fungsi
yang pertama yaitu fungsi view data makam dengan
memilih makam tertentu kemudian sistem
menampilkan informasi lahan makam. Fungsi
selanjutnya yaitu fungsi disable data makam dengan
memilih makam tertentu lalu sistem menampilkan
184
informasi lahan makam kemudian user memilih
tombol “disable”. Fungsi selanjutnya yaitu fungsi
enable data makam dengan memilih makam yang
terlah di disable lalu pilih tombol enable pada
halaman informasi lahan makam. Jika user ingin
menambah data baris makam ataupun data shaf
makam dapat memilih tombol “add baris makam”
atau tombol “add shaf makam”.
185
6. Activity Diagram Input Data Pemesanan Makam
Gambar 4. 14 Activity diagram input data pemesanan makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan input data pemesanan makam
dengan memilih menu pemesanan makam, kemudian
sistem menampilkan halaman pemesanan makam.
Selanjutnya user memilih tombol tambah pemesanan
untuk menambah data pemesanan lalu sistem
186
menampilkan form input data pemesanan makam
yang selanjutnya diisi data-datanya oleh user dan
menyimpannya dengan memilih tombol “save”.
7. Activity Diagram View Data Pemesanan Makam
Gambar 4. 15 Activity diagram view data pemesanan makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan view data pemesanan makam
dengan memilih menu pemesanan makam lalu sistem
menampilkan halaman pemesanan makam,
selanjutnya user memilih data pemesanan makam
tertentu yang kemudian sistem menampilkan data
pemesanan tersebut.
187
8. Activity Diagram Verifikasi Data Pemesanan Makam
Gambar 4. 16 Activity diagram verifikasi data pemesanan makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan verifikasi data pemesanan
makam dengan memilih menu pemesanan makam,
selanjutnya sistem menampilkan halaman pemesanan
makam. Kemudian user memilih data pemesanan
makam yang ingin diverifikasi dengan memilih
tombol “approve” yang selanjutnya sistem
188
mengubah data tersebut dan menampilkan data
pemesanan makam.
9. Activity Diagram Input Data Pendaftaran Makam
Gambar 4. 17 Activity diagram input data pendaftaran makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan input data pendaftaran makam
dengan memilih menu pendaftaran makam yang
189
selanjutnya sistem menampilkan halaman pilihan
blok makam, kemudian user memilih blok makam
tertentu dan kemudian sistem menampilkan halaman
blok makam. Selanjutnya user memilih makam
tertentu yang masih kosong untuk didaftarkan
dengan memilih tombol daftar pada halaman
informasi lahan makam. User memasukkan data-data
yang dibutuhkan lalu menyimpannya dengan
memilih tombol “save”.
190
10. Activity Diagram View Data Pendaftaran Makam
Gambar 4. 18 Activity diagram view data pendaftaran makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan input data pendaftaran makam
dengan memilih menu pendaftaran makam yang
selanjutnya sistem menampilkan halaman pilihan
blok makam, kemudian user memilih blok makam
tertentu dan kemudian sistem menampilkan halaman
191
blok makam. Selanjutnya user memilih makam
tertentu yang sudah terisi lalu memilih tombol
“detail” pada halaman informasi lahan makam.
11. Activity Diagram Input Data Pemakaman
Gambar 4. 19 Activity diagram input data pemakaman
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan input data pemakaman dengan
memilih menu pemakaman lalu sistem menampilkan
halaman daftar pemakaman. Selanjutnya user
192
memilih tombol tambah pemakaman yang kemudian
sistem menampilkan form input data pemakaman
untuk selanjutnya diisi data-datanya oleh user dan
disimpan dengan memilih tombol “save”.
12. Activity Diagram View Data Pemakaman
Gambar 4. 20 Activity diagram view data pemakaman
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan view data pemakaman dengan
memilih menu pemakaman lalu sistem menampilkan
halaman daftar pemakaman. Selanjutnya user
memilih data pemakaman yang diinginkan untuk
ditampilkan datanya oleh sistem.
193
13. Activity Diagram View Data Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam
Gambar 4. 21 Activity diagram view data Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan view data surat izin penggunaan
tanah makam dengan memilih menu surat izin
penggunaan tanah makam lalu sistem menampilkan
halaman daftar Surat Izin Penggunaan Tanah
194
Makam. Selanjutnya user memilih data Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam yang diinginkan untuk
selanjutnya ditampilkan datanya oleh sistem.
14. Activity Diagram Verifikasi Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam
Gambar 4. 22 Activity diagram verifikasi Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan verifikasi data Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam dengan memilih menu
Surat Izin Penggunaan Tanah Makam yang
selanjutnya sistem menampilkan halaman daftar
Surat Izin Penggunaan Tanah Makam. User memilih
195
tombol approve untuk menyetujui data tersebut atau
memilih tombol denied untuk membatalkannya.
15. Activity Diagram Print Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam
Gambar 4. 23 Activity diagram print Surat Izin Penggunaan Tanah Makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan print surat izin penggunaan
tanah makam dengan memilih menu Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam yang kemudian sistem
menampilkan halaman daftar Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam. Selanjutnya user memilih tombol
196
“print” untuk mengunduh file Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam untuk kemudian dicetak.
16. Activity Diagram Input Data Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 24 Activity diagram input data daftar ulang makam
Pada activity diagram input data daftar ulang
makam diatas, user melakukan aktivitas input data
daftar ulang makam dengan memilih lahan makam
yang ingin didaftar ulang, lalu sistem merespon
dengan menampilkan data mengenai lahan makam
197
yang dipilih. Selanjutnya user memilih tombol
“daftar ulang” yang kemudian sistem merespon
dengan menampilkan form input data daftar ulang
makam. User menyimpannya dengan memilih
tombol “daftar ulang”. Sistem menyimpan data daftar
ulang makam tersebut lalu menampilkan pop-up
bahwa daftar ulang makam telah sukses. Sistem
kemudian mengarahkan halaman ke halaman laporan
daftar ulang lahan makam.
17. Activity Diagram View Data Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 25 Activity diagram view data daftar ulang makam
198
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan view data daftar ulang makam
dengan memilih menu daftar ulang makam yang
kemudian sistem menampilkan halaman daftar ulang
makam. Selanjutnya user memilih data daftar ulang
makam tertentu untuk selanjutnya ditampilkan
datanya oleh sistem.
18. Activity Diagram View Data Surat Izin Daftar Ulang
Makam
Gambar 4. 26 Activity diagram view data Surat Izin Daftar Ulang
Makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan view data surat izin daftar ulang
199
makam dengan memilih menu surat izin daftar ulang
makam yang selanjutnya sistem menampilkan
halaman daftar Surat Izin Daftar Ulang Makam.
Kemudian user memilih data Surat Izin Daftar Ulang
Makam tertentu untuk selanjutnya ditampilkan oleh
sistem.
19. Activity Diagram Verifikasi Surat Izin Daftar Ulang
Makam
Gambar 4. 27 Activity diagram verifikasi Surat Izin Daftar Ulang
Makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan verifikasi surat izin daftar ulang
makam dengan memilih menu Surat Izin Daftar
200
Ulang Makam yang kemudian sistem menampilkan
halaman daftar Surat Izin Daftar Ulang Makam.
Selanjutnya user memilih tombol approve untuk
menyetujui data tersebut atau memilih tombol deny
untuk membatalkannya.
20. Activity Diagram Print Surat Izin Daftar Ulang
Makam
Gambar 4. 28 Activity diagram print Surat Izin Daftar Ulang Makam
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan mencetak surat izin daftar ulang
makam dengan memilih menu surat izin daftar ulang
makam yang kemudian sistem menampilkan halaman
201
daftar Surat Izin Daftar Ulang Makam. Selanjutnya
user memilih tombol print pada data Surat Izin
Daftar Ulang Makam yang diinginkan lalu
mengunduhnya untuk dicetak.
21. Activity Diagram View Laporan
Gambar 4. 29 Activity diagram view laporan
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan melihat laporan dengan memilih
menu laporan yang kemudian sistem menampilkan
halaman laporan.
202
22. Activity Diagram Print Laporan
Gambar 4. 30 Activity diagram print laporan
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan print laporan dengan memilih
menu laporan yang selanjutnya sistem menampilkan
halaman laporan. Kemudian user memilih tombol
print laporan lalu mengunduhnya untuk selanjutnya
dicetak.
203
23. Activity Diagram Monitoring Pengelolaan
Pemakaman
Gambar 4. 31 Activity diagram monitoring pengelolaan
Pada gambar activity diagram diatas, user
melakukan kegiatan monitoring pengelolaan
pemakaman dengan memilih menu result yang
selanjutnya sistem menampilkan halaman result.
204
24. Activity Diagram Logout
Gambar 4. 32 Activity diagram logout
Pada activity diagram logout diatas, user
melakukan aktivitas keluar dari sistem dengan
memilih tombol logout yang kemudian sistem
merespon dengan menampilkan halaman login.
4.2.3.1.3 Sequence Diagram
Sequence diagram merupakan penjelasan dari
rancangan sistem informasi pengelolaan pemakaman
secara detail yang menjelaskan urutan proses berdasarkan
urutan event dan waktu dari suatu pesan antar objek
dalam use case yang telah dibuat sebelumnya.
205
1. Sequence Diagram Login
Gambar 4. 33 Sequence diagram login
Pada sequence diagram login diatas dapat
dijelaskan bahwa user melakukan aktivitas login
dengan memasukkan username dan password pada
form login lalu memilih level user yang kemudian
dilakukan validasi oleh sistem. Jika username dan
password yang dimasukkan valid, maka sistem akan
menampilkan pesan berhasil dan mengarahkan
halaman ke halaman utama sistem, namun jika
username dan password yang dimasukkan tidak
206
valid, maka sistem akan menampilkan pesan gagal
dan mengarahkan halaman ke form login.
207
2. Sequence Diagram Manage User
Gambar 4. 34 Sequence diagram manage user
208
Pada sequence diagram manage user diatas
dapat dijelaskan bahwa user yang mempunyai hak
akses untuk melakukan aktivitas manage user
dengan memilih menu manage user pada halaman
utama sistem. User dapat mengelola data user
dengan berbagai fungsi seperti fungsi add user untuk
menambah data user dengan memilih menu add user
pada halaman daftar user selanjutnya user mengisi
form add user yang telah disediakan oleh sistem lalu
menekan tombol save, yang kemudian sistem
menyimpan data tersebut ke dalam database user.
Fungsi selanjutnya yaitu fungsi view dan edit user
untuk melihat serta mengubah data user dengan
memilih user tertentu pada halaman daftar user untuk
melihat data user. Untuk mengubah data user dapat
memilih menu edit user pada halaman data user yang
dipilih dan mengisi form edit user lalu menekan
tombol save, selanjutnya sistem akan menyimpannya
ke dalam database user. Fungsi yang terakhir yaitu
fungsi delete user untuk menghapus data user
dengan memilih menu delete user pada halaman data
user yang telah dipilih sebelumnya.
209
3. Sequence Diagram Manage TPU
Gambar 4. 35 Sequence diagram manage TPU
210
Pada sequence diagram manage TPU diatas
dapat dijelaskan bahwa user yang mempunyai hak
akses untuk melakukan aktivitas manage TPU
dengan memilih menu manage TPU pada halaman
utama sistem. User dapat mengelola data TPU
dengan berbagai fungsi seperti fungsi add TPU untuk
menambah data TPU dengan memilih menu add
TPU pada halaman daftar TPU yang selanjutnya user
mengisi form add TPU yang telah disediakan oleh
sistem lalu menekan tombol save, kemudian sistem
menyimpan data tersebut ke dalam database TPU.
Fungsi selanjutnya yaitu fungsi view dan edit TPU
untuk melihat serta mengubah data TPU dengan
memilih TPU tertentu pada halaman daftar TPU
untuk melihat data TPU. Untuk mengubah data TPU,
user dapat memilih menu edit TPU pada halaman
data TPU yang dipilih dan mengisi form edit TPU
lalu menekan tombol save, selanjutnya sistem akan
menyimpannya ke dalam database TPU. Fungsi
yang terakhir yaitu fungsi delete TPU untuk
menghapus data TPU dengan memilih menu delete
TPU pada halaman data TPU.
211
4. Sequence Diagram Manage Blok Makam
Gambar 4. 36 Sequence diagram manage blok makam
212
Pada sequence diagram manage blok makam
diatas dapat dijelaskan bahwa user yang mempunyai
hak akses untuk melakukan aktivitas manage blok
makam dapat melakukan aktivitas tersebut dengan
memilih menu manage makam pada halaman utama
sistem. User dapat mengelola data blok makam
dengan berbagai fungsi seperti fungsi add blok
makam untuk menambah data blok makam dengan
memilih menu add blok makam pada halaman daftar
blok makam kemudian user mengisi form add blok
makam yang telah disediakan oleh sistem lalu
menekan tombol save, kemudian sistem menyimpan
data tersebut ke dalam database makam. Fungsi
selanjutnya yaitu fungsi view dan edit blok makam
untuk melihat serta mengubah data blok makam
dengan memilih blok makam tertentu pada halaman
daftar blok makam untuk melihat data blok makam.
Untuk mengubah data blok makam.
213
5. Sequence Diagram Manage Makam
Gambar 4. 37 Sequence Diagram Manage Makam
214
Pada sequence diagram manage makam
diatas dapat dijelaskan bahwa user yang mempunyai
hak akses untuk melakukan aktivitas manage makam
dapat melakukan aktivitas tersebut dengan memilih
blok makam tertentu pada halaman manage makam.
User dapat mengelola data makam dengan berbagai
fungsi yaitu fungsi view dan edit makam untuk
melihat serta mengubah data makam dengan memilih
makam tertentu pada halaman blok makam untuk
melihat data makam. Untuk mengubah data makam,
user dapat memilih tombol edit makam pada
halaman informasi lahan makam yang dipilih dan
mengisi form edit makam lalu menekan tombol save,
selanjutnya sistem akan menyimpannya ke dalam
database makam. Fungsi selanjutnya yaitu fungsi
add shaf makam untuk menambah shaf makam pada
blok makam tertentu dengan memilih tombol “add
shaf makam” pada halaman blok makam kemudian
sistem merespon dengan menampilkan form add shaf
makam, lalu user mengisi form tersebut dan
menyimpannya dengan memilih tombol “save”,
kemudian sistem menyimpan data tersebut ke dalam
215
database. Fungsi yang terakhir yaitu fungsi add baris
makam untuk menambah baris makam pada blok
makam tertentu dengan memilih tombol “add baris
makam” pada halaman blok makam kemudian sistem
merespon dengan menampilkan form add baris
makam, lalu user mengisi form tersebut dan
menyimpannya dengan memilih tombol “save”,
kemudian sistem menyimpan data tersebut ke dalam
database.
216
6. Sequence Diagram Input Data Pemesanan Makam
Gambar 4. 38 Sequence Diagram Input Data Pemesanan Makam
217
Pada sequence diagram input data pemesanan makam diatas
dapat dijelaskan bahwa user dapat melakukan kegiatan input data
pemesanan makam dengan memilih menu pemakaman pada
halaman utama sistem, kemudian sistem menampilkan halaman
pemesanan makam. Selanjutnya user memilih menu add pemesanan
makam lalu sistem mengarahkan ke halaman pilih blok makam.
User memilih blok makam tertentu dan selanjutnya memilih makam
tertentu. User memilih menu pesan makam kemudian sistem
menampilkan halaman input data pemesanan lalu user mengisi
data-data pemakaman tersebut kemudian menyimpannya dengan
memilih tombol save.
7. Sequence Diagram View Data Pemesanan Makam
Gambar 4. 39 Sequence Diagram View Data Pemesanan Makam
218
Pada sequence diagram view data pemesanan makam diatas
dapat dijelaskan bahwa user dapat melakukan kegiatan view data
pemesanan makam dengan memilih menu pemesanan makam pada
halaman utama sistem kemudian sistem menampilkan halaman
pemesanan makam. Selanjutnya user memilih tombol view pada
data pemesanan makam yang ingin dilihat. Kemudian sistem
menampilkan halaman detail pemesanan makam.
8. Sequence Diagram Verifikasi Data Pemesanan Makam
Gambar 4. 40 Sequence Diagram Verifikasi Data Pemesanan Makam
Pada sequence diagram verifikasi data pemesanan makam
diatas dapat dijelaskan bahwa user dapat melakukan kegiatan
verifikasi data pemesanan makam dengan memilih menu
pemesanan makam pada halaman utama sistem kemudian sistem
menampilkan halaman pemesanan makam. Selanjutnya user
219
memilih tombol approve pada data pemesanan makam yang ingin
diverifikasi. Kemudian sistem menampilkan halaman input data
pendaftaran makam.
220
9. Sequence Diagram Input Data Pendaftaran Makam
Gambar 4. 41 Sequence diagram input data pendaftaran makam
221
Pada sequence diagram input data pendaftaran
diatas dapat dijelaskan bahwa user melakukan
aktivitas input data pendaftaran dengan memilih
lahan makam yang masih kosong kemudian sistem
menampilkan informasi lahan makam yang dipilih.
Selanjutnya user memilih tombol “daftar” pada form
informasi lahan makam, lalu sistem menampilkan
form input data pendaftaran makam. Kemudian user
mengisi data pendaftaran makam dan menyimpannya
dengan memilih tombol “Save”. Selanjutnya sistem
menyimpan data tersebut ke dalam database
pendaftaran_makam.
222
10. Sequence Diagram View Data Pendaftaran Makam
Gambar 4. 42 Sequence diagram view data pendaftaran makam
Pada sequence diagram view data pendaftaran diatas dapat
dijelaskan bahwa user melakukan aktivitas view data pendaftaran
dengan memilih menu pendaftaran makam. Selanjutnya sistem
menampilkan halaman pendaftaran makam. User dapat melihat data
pendaftaran makam dengan memilih tombol view pada data
pendaftaran makam yang ingin dilihat.
223
11. Sequence Diagram Input Data Pemakaman
Gambar 4. 43 Sequence diagram input data pemakaman
224
Pada sequence diagram input data pemakaman diatas dapat
dijelaskan bahwa user dapat melakukan kegiatan input data
pemakaman dengan memilih menu pemakaman pada halaman
utama sistem selanjutnya sistem menampilkan halaman
pemakaman. User memilih menu add pemakaman lalu sistem
menampilkan halaman pilih blok makam. Kemudian user memilih
blok makam dan memilih makam tertentu lalu memilih menu
pemakaman pada kolom informasi lahan makam. Selanjutnya
sistem menampilkan halaman input data pemakaman lalu user
mengisi data-data pemakaman dan meyimpannya dengan memilih
tombol save.
12. Sequence Diagram View Data Pemakaman
Gambar 4. 44 Sequence diagram view data pemakaman
225
Pada sequence diagram view data pemakaman diatas dapat
dijelaskan bahwa user dapat melakukan kegiatan view data
pemakaman dengan memilih menu pemakaman pada halaman
utama sistem kemudian sistem menampilkan halaman pemakaman.
User memilih tombol view pada data pemakaman yang diinginkan
kemudian sistem menampilkan halaman detail pemakaman.
13. Sequence Diagram View Data Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam
Gambar 4. 45 Sequence diagram view data Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam
Pada gambar sequence diagram view data Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam diatas dapat dijelaskan bahwa user
dapat melakukan kegiatan melihat data Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam dengan memilih menu Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam pada halaman utama sistem kemudian halaman diarahkan
226
dan sistem menampilkan halaman Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam. Selanjutnya user memilih data Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam tertentu dan memilih tombol view yang kemudian
halaman diarahkan dan sistem menampilkan halaman data Surat
Izin Penggunaan Tanah Makam.
14. Sequence Diagram Verifikasi Data Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam
Gambar 4. 46 Sequence diagram verifikasi data Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam
Pada gambar sequence diagram verifikasi data Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam diatas dapat dijelaskan bahwa user
dapat melakukan kegiatan verifikasi data Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam dengan memilih menu Surat Izin Penggunaan Tanah
Makam pada halaman utama sistem kemudian halaman diarahkan
dan sistem menampilkan halaman daftar Surat Izin Penggunaan
227
Tanah Makam. Selanjutnya user melakukan verifikasi data Surat
Izin Penggunaan Tanah Makam tertentu yang kemudian sistem
mengirim dan mengubah data tersebut ke dalam database.
15. Sequence Diagram Print Surat Izin Penggunaan Tanah Makam
Gambar 4. 47 Sequence diagram print Surat Izin Penggunaan Tanah Makam
Pada gambar sequence diagram print Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam diatas dapat dijelaskan bahwa user dapat melakukan
kegiatan mencetak Surat Izin Penggunaan Tanah Makam dengan
memilih menu Surat Izin Penggunaan Tanah Makam pada halaman
utama sistem yang kemudian halaman diarahkan dan sistem
menampilkan halaman daftar Surat Izin Penggunaan Tanah Makam.
Selanjutnya user memilih tombol print Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam pada data Surat Izin Penggunaan Tanah Makam
228
tertentu yang kemudian sistem mengirim dan mengambil data dari
database.
16. Sequence Diagram Input Data Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 48 Sequence diagram input data daftar ulang makam
Pada gambar sequence diagram input data daftar ulang
makam diatas dapat dijelaskan bahwa user dapat melakukan
kegiatan input data daftar ulang makam dengan memilih menu
daftar ulang makam pada halaman utama sistem yang kemudian
halaman diarahkan dan sistem menampilkan halaman daftar ulang
makam. Selanjutnya user memilih menu add daftar ulang makam
yang kemudian halaman diarahkan dan sistem menampilkan
229
halaman pilih blok makam. Selanjutnya user memilih blok makam
tertentu yang kemudian halaman diarahkan dan sistem
menampilkan halaman blok makam. Selanjutnya user memilih
makam tertentu kemudian sistem menampilkan informasi lahan
makam tersebut, lalu user memilih menu daftar ulang yang
kemudian halaman diarahkan dan sistem menampilkan halaman
form input data daftar ulang makam. User mengisi data-data daftar
ulang lalu menyimpannya dengan memilih tombol save yang
kemudian sistem mengirim dan menyimpan data tersebut ke dalam
database.
17. Sequence Diagram View Data Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 49 Sequence diagram view data daftar ulang makam
Pada gambar sequence diagram view data daftar ulang makam
diatas dapat dijelaskan bahwa user dapat melakukan kegiatan view
230
data daftar ulang makam dengan memilih menu daftar ulang makam
pada halaman utama sistem yang kemudian halaman diarahkan dan
sistem menampilkan halaman daftar ulang makam. Selanjutnya user
memilih data daftar ulang makam tertentu dan memilih tombol view
yang kemudian halaman diarahkan dan sistem menampilkan
halaman data daftar ulang makam yang telah dipilih.
18. Sequence Diagram View Data Surat Izin Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 50 Sequence diagram view data Surat Izin Daftar Ulang Makam
Pada gambar sequence diagram view data Surat Izin Daftar
Ulang Makam diatas dapat dijelaskan bahwa user dapat melakukan
kegiatan view data Surat Izin Daftar Ulang Makam dengan memilih
menu Surat Izin Daftar Ulang Makam pada halaman utama sistem
yang kemudian halaman diarahkan dan sistem menampilkan
halaman daftar Surat Izin Daftar Ulang Makam. Selanjutnya user
231
memilih data Surat Izin Daftar Ulang Makam tertentu dan memilih
tombol view yang kemudian halaman diarahkan dan sistem
menampilkan halaman data Surat Izin Daftar Ulang Makam yang
telah dipilih.
19. Sequence Diagram Vefirikasi Data Surat Izin Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 51 Sequence diagram verifikasi data Surat Izin Daftar Ulang
Makam
Pada gambar sequence diagram verifikasi data Surat Izin
Daftar Ulang Makam diatas dapat dijelaskan bahwa user dapat
melakukan kegiatan verifikasi data Surat Izin Daftar Ulang Makam
dengan memilih menu Surat Izin Daftar Ulang Makam pada
halaman utama sistem yang kemudian halaman diarahkan dan
sistem menampilkan halaman daftar Surat Izin Daftar Ulang
Makam. Selanjutnya user melakukan verifikasi dengan memilih
tombol verifikasi pada data Surat Izin Daftar Ulang Makam tertentu
232
yang kemudian sistem mengirim dan mengubah data Surat Izin
Daftar Ulang Makam tersebut ke dalam database.
20. Sequence Diagram Print Surat Izin Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 52 Sequence diagram print Surat Izin Daftar Ulang Makam
Pada gambar sequence diagram print Surat Izin Daftar Ulang
Makam diatas dapat dijelaskan bahwa user dapat melakukan
kegiatan print Surat Izin Daftar Ulang Makam dengan memilih
menu Surat Izin Daftar Ulang Makam pada halaman utama sistem
yang kemudian halaman diarahkan dan sistem menampilkan
halaman daftar Surat Izin Daftar Ulang Makam. Selanjutnya user
memilih tombol print pada data Surat Izin Daftar Ulang Makam
tertentu yang kemudian sistem mengirim dan mengambil data Surat
Izin Daftar Ulang Makam tersebut ke dan dari database Surat Izin
Daftar Ulang Makam.
233
21. Sequence Diagram View Laporan
Gambar 4. 53 Sequence diagram view laporan
Pada gambar sequence diagram view laporan diatas dapat
dijelaskan bahwa user dapat melakukan kegiatan melihat laporan
dengan memilih menuh laporan pada halaman utama sistem yang
kemudian halaman diarahkan dan sistem menampilkan halaman
laporan.
234
22. Sequence Diagram Print Laporan
Gambar 4. 54 Sequence diagram print laporan
Pada gambar sequence diagram print laporan diatas dapat
dijelaskan bahwa user dapat melakukan kegiatan print laporan
dengan memilih menu laporan pada halaman utama sistem yang
kemudian halaman diarahkan dan sistem menampilkan halaman
laporan. Selanjutnya user memilih tombol print laporan.
235
23. Sequence Diagram Monitoring
Gambar 4. 55 Sequence diagram monitoring
Pada gambar sequence diagram view monitoring diatas dapat
dijelaskan bahwa user dapat melakukan kegiatan view monitoring
dengan memilih menu monitoring pada halaman utama sistem yang
kemudian halaman diarahkan dan sistem menampilkan halaman
monitoring.
236
24. Sequence Diagram Logout
Gambar 4. 56 Sequence diagram logout
Pada sequence diagram logout diatas dapat dijelaskan
bahwa user melakukan aktivitas keluar dari sistem dengan
kondisi bahwa user tersebut telah melakukan login ke dalam
sistem terlebih dahulu. User memilih menu logout pada
halaman utama sistem yang kemudian halaman diarahkan ke
halaman form login.
4.2.3.2 Desain Database
4.2.3.2.1 Tabel Potensial Objek
Dalam merancang database yang dibutuhkan
menggunakan class diagram, terlebih dahulu dilakukan
identifikasi objek berdasarkan daftar potensial objek untuk
237
menentukan objek apa saja yang terlibat dalam sistem.
Berikut adalah daftar potensial objek yang digambarkan pada
tabel dibawah.
No. Potensial Objek Cek Alasan
1. Login (X) Potential interface item
2. Logout (X) Potential interface item
3. Kepala Dinas (Y) User dari sistem
4. Kepala UPT.TPU (Y) User dari sistem
5. Kasubag TU. bagian UPT.TPU (Y) User dari sistem
6. Petugas pelayanan TPU (Y) User dari sistem
7. Staf ahli TU bagian UPT.TPU (Y) User dari sistem
8. User (Y) Generalisasi dari aktor
9. Id_user (X) Atribut dari user
10. Username (X) Atribut dari user
11. Password (Y) Atribut dari user
12. Level (X) Tipe “Level”
13. Id_level (X) Atribut dari level
14. Nama_level (X) Atribut dari level
15. Provinsi (Y) Tipe “Provinsi”
16. Id_provinsi (X) Atribut dari provinsi
17. Nama_provinsi (X) Atribut dari provinsi
18. Kota (Y) Tipe “Kota”
238
19. Id_kota (X) Atribut dari kota
20. Nama_kota (X) Atribut dari kota
21. Kecamatan (Y) Tipe “Kecamatan”
22. Id_kecamatan (X) Atribut dari kecamatan
23. Nama_kecamatan (X) Atribut dari kecamatan
24. Kelurahan (Y) Tipe “Kelurahan”
25. Id_kelurahan (X) Atribut dari kelurahan
26. Nama_kelurahan (X) Atribut dari kelurahan
27. KTP (Y) Tipe “KTP”
28. Id_ktp (X) Atribut dari KTP
29. Nik (X) Atribut dari KTP
30. Nama (X) Atribut dari KTP
31. Tempat_lahir (X) Atribut dari KTP
32. Tanggal_lahir (X) Atribut dari KTP
33. Jenis_kelamin (X) Atribut dari KTP
34. Alamat (X) Atribut dari KTP
35. Agama (X) Atribut dari KTP
36. Status_perkawinan (X) Atribut dari KTP
37. Pekerjaan (X) Atribut dari KTP
38. Kewarganegaraan (X) Atribut dari KTP
39. Mendiang (Y) Tipe “Mendiang”
40. Id_mendiang (X) Atribut dari mendiang
239
41. Status_hub (X) Atribut dari mendiang
42. Nama_ayah (X) Atribut dari mendiang
43. Tgl_meninggal (X) Atribut dari mendiang
44. Tgl_pemakaman (X) Atribut dari mendiang
45. Ahli_waris (Y) Tipe “ahli_waris”
46. Id_ahli_waris (X) Atribut dari ahli_waris
47. No_hp (X) Atribut dari ahli_waris
48. TPU (Y) Tipe “TPU”
49. Id_tpu (X) Atribut dari TPU
50. Nama_tpu (X) Atribut dari TPU
51. Alamat_tpu (X) Atribut dari TPU
52. Blok_makam (Y) Tipe “Blok_makam”
53. Id_blok_makam (X) Atribut dari blok_makam
54. Nama_blok_makam (X) Atribut dari blok_makam
55. Jumlah_baris (X) Atribut dari blok_makam
56. Jumlah_shaf (X) Atribut dari blok_makam
57. Makam (Y) Tipe “Makam”
58. Id_makam (X) Atribut dari makam
59. Baris_makam (X) Atribut dari makam
60. Shaf_makam (X) Atribut dari makam
61. Status_makam (X) Atribut dari makam
62. Jenis_makam (Y) Tipe “Jenis _makam”
240
63. Id_jenis_makam (X) Atribut dari jenis _makam
64. Nama_jenis_makam (X) Atribut dari jenis _makam
65. Surat_izin_makam (Y) Tipe “Surat_izin_makam”
66. Id_surat_izin_makam (X) Atribut dari surat_izin_makam
67. No_surat_izin_makam (X) Atribut dari surat_izin_makam
68. Tgl_surat_izin_makam (X) Atribut dari surat_izin_makam
69. Status_surat_izin_makam (X) Atribut dari surat_izin_makam
70. Masa_berlaku (X) Atribut dari surat_izin_makam
71. Pemesanan_makam (Y) Tipe “Pemesanan_makam”
72. Id_pemesanan (X) Atribut dari pemesanan_makam
73. Kode_pemesanan (X) Atribut dari pemesanan_makam
74. Nama_pemesan (X) Atribut dari pemesanan_makam
75. Status_pemesanan (X) Atribut dari pemesanan_makam
76. Pemakaman (Y) Tipe “Pemakaman”
77. Id_pemakaman (X) Atribut dari pemakaman
78. Tgl_pemakaman (X) Atribut dari pemakaman
79. Waktu_pemakaman (X) Atribut dari pemakaman
80. Pendaftaran_makam (Y) Tipe “Pendaftaran_makam”
81. Id_pendaftaran_makam (X) Atribut dari pendaftaran makam
82. Tgl_pendaftaran_makam (X) Atribut dari pendaftaran makam
83. Daftar_ulang_makam (Y) Tipe “Daftar_ulang_makam”
84. Id_daftar_ulang_makam (X) Atribut dari daftar_ulang_makam
241
85. Tgl_daftar_ulang_makam (X) Atribut dari daftar_ulang_makam
Tabel 4. 29 Tabel potensial objek
Setelah dilakukan analisis serta penyeleksian terhadap
daftar potensial objek, maka didapatkan objek yang diusulkan
untuk sistem informasi pengelolaan pemakaman. Berikut
adalah daftar objek yang diusulkan.
No. Daftar Objek yang Diusulkan
1. Kepala Dinas
2. Kepala UPT.TPU
3. Kasubag TU. bagian UPT.TPU
4. Petugas pelayanan TPU
5. Staf ahli TU bagian UPT.TPU
6. Level
7. User
8. Provinsi
9. Kota
10. Kecamatan
11. Kelurahan
12. KTP
13. Mendiang
14. Ahli_waris
15. TPU
16. Blok_makam
17. Makam
18. Jenis_makam
19. Surat_izin_makam
20. Pemesanan_makam
242
21. Pemakaman
22. Pendaftaran_makam
23. Daftar_ulang_makam
Tabel 4. 30 Daftar objek yang diusulkan
4.2.3.2.2 Class Diagram
Berikut adalah class diagram Sistem Informasi
Pengelolaan Pemakaman.
243
Gambar 4. 57 Class diagram sistem informasi pengelolaan pemakaman
Pada class diagram sistem informasi pengelolaan diatas
menjelaskan hubungan antar kelas yang terdapat pada Sistem
Informasi Pengelolaan Pemakaman dimana terdapat 21 kelas
yang saling berhubungan diantaranya kelas user,
kepala_dinas, kepala_upt_tpu, kasubag_tu, staf_ahli_tu,
petugas_pelayanan_tpu, level, provinsi, kota, kecamatan,
244
kelurahan, KTP, mendiang, ahli_waris, TPU, blok_makam,
makam, surat_izin_makam, pendaftaran_makam,
jenis_pendaftaran_makam, dan daftar_ulang_makam.
Kelas user merupakan aktor dari sistem yang
mempunyai fungsi generalisasi dari kelas Kepala Dinas,
Kepala UPT.TPU, Kasubag TU, Staf ahli TU dan Petugas
pelayanan TPU.
Kelas user memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas level 1 (satu) ke 1 (satu) yang menjelaskan bahwa setiap
1 (satu) user hanya memiliki 1 (satu) level saja.
Kelas user memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas makam 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang menjelaskan
bahwa setiap 1 (satu) user dapat mengelola 1 (satu) atau lebih
data makam.
Kelas user memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas TPU 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang menjelaskan
bahwa setiap 1 (satu) user dapat mengelola 1 (satu) atau lebih
data TPU.
Kelas user memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas pemesanan_makam 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) user dapat mengelola 1
(satu) atau lebih data pemesanan makam.
245
Kelas user memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas pendaftaran_makam 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) user dapat mengelola 1
(satu) atau lebih data pendaftaran makam.
Kelas user memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas pemakaman 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) user dapat mengelola 1
(satu) atau lebih data pemakaman.
Kelas user memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas daftar_ulang_makam 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) user dapat mengelola 1
(satu) atau lebih data daftar ulang makam.
Kelas user memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas surat_izin_makam 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) user dapat mengelola 1
(satu) atau lebih data surat izin makam.
Kelas blok_makam memiliki hubungan multiplicity
terhadap kelas TPU 1 (satu) atau lebih ke 1 (satu) yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) blok_makam atau lebih
terdapat pada 1 (satu) TPU.
Kelas makam memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas blok_makam 1 (satu) atau lebih ke 1 (satu) yang
246
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) makam atau lebih terdapat
pada 1 (satu) blok_makam.
Kelas makam memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas mendiang 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) makam dihuni oleh 1 (satu)
atau lebih mendiang.
Kelas makam memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas pemakaman 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) makam dapat dilakukan 1
(satu) atau lebih proses pendaftaran makam.
Kelas makam memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas daftar_ulang_makam 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) makam dapat dilakukan 1
(satu) atau lebih proses daftar ulang makam.
Kelas makam memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas jenis_makam 1 (satu) ke 1 (satu) yang menjelaskan
bahwa setiap 1 (satu) makam hanya terdapat 1 (satu) jenis
makam.
Kelas mendiang memiliki hubungan multiplicity
terhadap kelas KTP 1 (satu) ke 1 (satu) yang menjelaskan
bahwa setiap 1 (satu) mendiang hanya memiliki 1 (satu) KTP.
247
Kelas mendiang memiliki hubungan multiplicity
terhadap kelas ahli_waris 1 (satu) ke 1 (satu) yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) mendiang hanya
mempunyai 1 (satu) ahli waris/penanggung jawab.
Kelas ahli_waris memiliki hubungan multiplicity
terhadap kelas KTP 1 (satu) ke 1 (satu) yang menjelaskan
bahwa setiap 1 (satu) ahli waris hanya memiliki 1 (satu) KTP.
Kelas KTP memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas provinsi 1 (satu) ke 1 (satu) yang menjelaskan bahwa
setiap 1 (satu) KTP hanya terdapat 1 (satu) nama provinsi.
Kelas KTP memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas kota 1 (satu) ke 1 (satu) yang menjelaskan bahwa setiap
1 (satu) KTP hanya terdapat 1 (satu) nama kota.
Kelas KTP memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas kecamatan 1 (satu) ke 1 (satu) yang menjelaskan bahwa
setiap 1 (satu) KTP hanya terdapat 1 (satu) nama kecamatan.
Kelas KTP memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas RT 1 (satu) ke 1 (satu) yang menjelaskan bahwa setiap 1
(satu) KTP hanya terdapat 1 (satu) nomor RT.
Kelas provinsi memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas kota 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang menjelaskan
248
bahwa setiap 1 (satu) provinsi terdapat 1 (satu) atau lebih
nama kota.
Kelas kota memiliki hubungan multiplicity terhadap
kelas kecamatan 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) kota terdapat 1 (satu) atau
lebih nama kecamatan.
Kelas kecamatan memiliki hubungan multiplicity
terhadap kelas kelurahan 1 (satu) ke 1 (satu) atau lebih yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) kecamatan terdapat 1 (satu)
atau lebih nama kelurahan.
Kelas daftar_ulang_makam memiliki hubungan
multiplicity terhadap kelas surat_izin_makam 1 (satu) ke 1
(satu) yang menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) kali proses
daftar_ulang_makam hanya menghasilkan 1 (satu)
surat_izin_makam.
Kelas pemakaman memiliki hubungan multiplicity
terhadap kelas pendaftaran_makam 1 (satu) ke 1 (satu) yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) kali proses pemakaman
membutuhkan 1 (satu) data pendaftaran_makam.
Kelas pemakaman memiliki hubungan multiplicity
terhadap kelas surat_izin_makam 1 (satu) ke 1 (satu) yang
menjelaskan bahwa setiap 1 (satu) kali proses
249
pendaftaran_makam hanya menghasilkan 1 (satu)
surat_izin_makam.
250
4.2.3.2.3 Mapping Cardinalitas Diagram
Gambar 4. 58 Mapping cardinalitas diagram sistem informasi pengelolaan pemakaman
251
4.2.3.2.4 Database Scheme
Gambar 4. 59 Database scheme sistem informasi pengelolaan pemakaman
252
4.2.3.2.5 Spesifikasi Database
Berikut adalah spesifikasi database berdasarkan
database scheme yang telah dibuat sebelumnya.
1. User
Nama tabel : User
Primary Key : id_user
Foreign Key : id_level, id_pegawai
Tipe Tabel : Master
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_user Integer 3 Primary Key
Username Varchar 15 Username
Password Varchar 12 Password
Id_level Integer 1 Foreign Key
Id_pegawai Varchar 3 Foreign Key
Id_tpu Integer 2 Foreign Key
Tabel 4. 31 Spesifikasi database user
2. Level
Nama tabel : Level
Primary Key : id_level
Foreign Key : -
Tipe Tabel : Master
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_level Integer 1 Primary Key
253
Nama_level Varchar 12 Nama level
Tabel 4. 32 Spesifikasi database level
3. Pegawai
Nama tabel : Pegawai
Primary Key : id_pegawai
Foreign Key : id_jabatan
Tipe Tabel : Master
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_pegawai Integer 3 Primary Key
Nama_pegawai Varchar 50 Nama pegawai
Nip Varchar 20 Nomor Induk Pegawai
Jenis_kelamin_pegawai Varchar 10 Jenis kelamin pegawai
Email_pegawai Varchar 50 Email pegawai
Id_jabatan Integer 2 Foreign Key
Tabel 4. 33 Spesifikasi database pegawai
4. Jabatan
Nama tabel : Jabatan
Primary Key : id_jabatan
Foreign Key : -
Tipe Tabel : Master
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_jabatan Integer 2 Primary Key jabatan
Nama_jabatan Varchar 25 Nama jabatan
Tabel 4. 34 Spesifikasi database jabatan
254
5. Makam
Nama tabel : Makam
Primary Key : id_makam
Foreign Key : id_user, id_blok_makam,
id_jenis_makam
Tipe Tabel : Transaksi
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_makam Integer 4 Primary Key
Baris_makam Varchar 4 Baris makam
Shaf_makam Varchar 4 Shaf makam
Status_makam Varchar 1 Status makam
Id_user Integer 3 Foreign Key
Id_blok_makam Integer 2 Foreign Key
Id_jenis_makam Integer 1 Foreign Key
Tabel 4. 35 Spesifikasi database makam
6. Jenis_makam
Nama tabel : Jenis_makam
Primary Key : id_jenis_makam
Foreign Key : -
Tipe Tabel : Transaksi
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_jenis_makam Integer 1 Primary Key jenis_makam
Nama_jenis_makam Varchar 10 Nama jenis makam
Tabel 4. 36 Spesifikasi database jenis_makam
255
7. Mendiang
Nama tabel : Mendiang
Primary Key : id_mendiang
Foreign Key : id_ktp, id_makam, id_ahli_waris
Tipe Tabel : Transaksi
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_mendiang Integer 4 Primary Key mendiang
Nama_ayah Varchar 50 Nama ayah mendiang
Tgl_meninggal Date -
Tanggal meninggal
mendiang
Tgl_pemakaman Date -
Tanggal pemakaman
mendiang
Id_ktp Integer 4 Foreign Key
Id_ahli_waris Integer 4 Foreign Key
Id_makam Integer 4 Foreign Key
Tabel 4. 37 Spesifikasi database mendiang
8. KTP
Nama tabel : KTP
Primary Key : id_ktp
Foreign Key : id_provinsi, id_kota, id_kecamatan,
id_kelurahan
Tipe Tabel : Transaksi
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_ktp Integer 4 Primary Key
Nik Varchar 16 Nik
256
Nama Varchar 50 Nama
Tempat_lahir Varchar 30 Tempat lahir
Tanggal_lahir Date - Tanggal lahir
Jenis_kelamin Varchar 10 Jenis kelamin
Alamat Varchar 30 Alamat
Agama Varchar 20 Agama
Status_perkawinan Varchar 20 Status perkawinan
Pekerjaan Varchar 20 Pekerjaan
Kewarganegaraan Varchar 20 Kewarganegaraan
Id_provinsi Integer 2 Foreign Key
Id_kota Integer 3 Foreign Key
Id_kecamatan Integer 3 Foreign Key
Id_kelurahan Integer 2 Foreign Key
Tabel 4. 38 Spesifikasi database KTP
9. Provinsi
Nama tabel : Provinsi
Primary Key : id_provinsi
Foreign Key : -
Tipe Tabel : Master
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_provinsi Integer 2 Primary Key
Nama_provinsi Varchar 20 Nama provinsi
Tabel 4. 39 Spesifikasi database provinsi
10. Kota
Nama tabel : Kota
257
Primary Key : id_kota
Foreign Key : id_provinsi
Tipe Tabel : Master
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_kota Integer 3 Primary Key
Nama_kota Varchar 20 Nama kota
Id_provinsi Integer 2 Foreign Key
Tabel 4. 40 Spesifikasi database kota
11. Kecamatan
Nama tabel : Kecamatan
Primary Key : id_kecamatan
Foreign Key : id_kota
Tipe Tabel : Master
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_kecamatan Integer 3 Primary Key
Nama_kecamatan Varchar 20 Nama kecamatan
Id_kota Integer 3 Foreign Key
Tabel 4. 41 Spesifikasi database kecamatan
12. Kelurahan
Nama tabel : Kelurahan
Primary Key : id_kelurahan
Foreign Key : id_kecamatan
Tipe Tabel : Master
258
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_kelurahan Integer 2 Primary Key
Nama_kelurahan Varchar 30 Nama kelurahan
Id_kecamatan Integer 3 Foreign Key
Tabel 4. 42 Spesifikasi database kelurahan
13. Ahli_waris
Nama tabel : Ahli_waris
Primary Key : id_ahli_waris
Foreign Key : id_ktp
Tipe Tabel : Transaksi
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_ahli_waris Integer 4 Primary Key
No_hp Varchar 14 No. Hp ahli waris
Id_ktp Integer 4 Foreign Key
Tabel 4. 43 Spesifikasi database ahli_waris
14. TPU
Nama tabel : TPU
Primary Key : id_tpu
Foreign Key : id_user, id_makam, id_provinsi,
id_kota, id_kecamatan, id_kelurahan
Tipe Tabel : Master
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_tpu Integer 2 Primary Key TPU
259
Nama_tpu Varchar 20 Nama TPU
Alamat_tpu Varchar 50 Alamat TPU
Id_provinsi Integer 2 Foreign Key
Id_kota Integer 3 Foreign Key
Id_kecamatan Integer 3 Foreign Key
Id_kelurahan Integer 2 Foreign Key
Tabel 4. 44 Spesifikasi database TPU
15. Pemesanan_makam
Nama tabel : Pemesanan_makam
Primary Key : id_pemesanan_makam
Foreign Key : id_user, id_makam
Tipe Tabel : Transaksi
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_pemesanan_makam Integer 4
Primary Key
pemesanan_makam
Kode_pemesanan_makam Integer 6 Kode pemesanan makam
Tgl_pemesanan Date -
Tanggal pemesanan
makam
Nama_pemesan Varchar 25 Nama pemesan makam
Status_pemesanan Integer 1 Status pemesanan
No_hp_pemesan Integer 12 Nomor Hp Pemesan
Id_user Integer 3 Foreign Key
Id_makam Integer 4 Foreign Key
Tabel 4. 45 Spesifikasi database pemesanan_makam
16. Pendaftaran_makam
Nama tabel : Pendaftaran_makam
260
Primary Key : id_pendaftaran_makam
Foreign Key : id_user,
id_mendiang
Tipe Tabel : Transaksi
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_pendaftaran_makam Integer 4
Primary Key
pendaftaran_makam
Tgl_pendaftaran_makam Date -
Tanggal pendaftaran
makam
Id_user Integer 3 Foreign Key
Id_makam Integer 4 Foreign Key
Tabel 4. 46 Spesifikasi database pendaftaran_makam
17. Pemakaman
Nama tabel : Pemakaman
Primary Key : id_pemakaman
Foreign Key : id_user, id_makam,
id_pendaftaran_makam
Tipe Tabel : Transaksi
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_pemakaman Integer 4 Primary Key
Tgl_pemakaman Date - Tanggal pemakaman
Waktu_pemakaman Time - Waktu pemakaman
Id_user Integer 3 Foreign Key
Id_makam Integer 4 Foreign Key
261
Id_mendiang Integer 4 Foreign Key
Tabel 4. 47 Spesifikasi database pemakaman
18. Daftar_ulang_makam
Nama tabel : Daftar_ulang_makam
Primary Key : id_daftar_ulang_makam
Foreign Key : id_user, id_makam,
id_mendiang
Tipe Tabel : Transaksi
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_daftar_ulang_makam Integer 4
Primary Key
pendaftaran_makam
Tgl_daftar_ulang _makam Date -
Tanggal daftar ulang
makam
Id_user Integer 3 Foreign Key
Id_makam Integer 4 Foreign Key
Id_mendiang Integer 4 Foreign Key
Tabel 4. 48 Spesifikasi database daftar_ulang_makam
19. Surat_izin_makam
Nama tabel : Surat_izin_makam
Primary Key : id_surat_izin_makam
Foreign Key : id_user_approve,
id_pendaftaran_makam,
id_daftar_ulang_makam
Tipe Tabel : Transaksi
262
Nama field Tipe Data Length/Values Keterangan
Id_surat_izin_makam Integer 4
Primary Key surat izin
makam
No_surat_izin_makam Integer 25 Nomor surat izin makam
Tgl_surat_izin_makam Date - Tanggal surat izin makam
Status_surat_izin Varchar 1 Status surat izin makam
Masa_berlaku Date -
Masa berlaku surat izin
makam
Id_user Integer 3 Foreign Key
Id_daftar_ulang_makam Integer 4 Foreign Key
Id_pemakaman Integer 4 Foreign Key
Tabel 4. 49 Spesifikasi database surat_izin_makam
4.2.3.2.6 Matriks CRUD
Entity-Attribute Kepala
Dinas
Kepala
UPT.TPU
Kasubag
TU
bagian
UPT.TPU
Staf ahli
TU
bagian
UPT.TPU
Petugas
pelayanan
TPU
User R R R CRUD R
Id_user R R R CRUD R
Username R R R CRUD R
Password R R R CRUD R
Level R R R CRUD R
Id_level R R R CRUD R
Nama_level R R R CRUD R
Pegawai - - - CRUD -
Id_pegawai - - - CRUD -
Nama_pegawai R R R CRUD R
NIP - - - CRUD -
Jenis_kelamin_pegawai - - - CRUD -
263
Email_pegawai - - - CRUD -
Jabatan R R R CRUD R
Id_jabatan - - - CRUD -
Nama_jabatan R R R CRUD R
Provinsi R R R CRUD R
Id_provinsi - - - CRD -
Nama_provinsi R R R CRUD R
Kota R R R CRUD R
Id_kota - - - CRD -
Nama_kota R R R CRUD R
Kecamatan R R R CRUD R
Id_kecamatan - - - CRD -
Nama_kecamatan R R R CRUD R
Kelurahan R R R CRUD R
Id_kelurahan - - - CRD -
Nama_kelurahan R R R CRUD R
KTP - - - - CRUD
Id_ktp - - - - CRD
NIK R R R R CRUD
Nama R R R R CRUD
Tempat_lahir R R R R CRUD
Tanggal_lahir R R R R CRUD
Jenis_kelamin R R R R CRUD
Alamat R R R R CRUD
Agama R R R R CRUD
Status_perkawinan R R R R CRUD
Pekerjaan R R R R CRUD
Kewarganegaraan R R R R CRUD
Mendiang - - - - CRUD
Id_mendiang - - - - CRD
Nama_ayah R R R R CRUD
Tgl_meninggal R R R R CRUD
264
Tanggal_pemakaman R R R R CRUD
Ahli_waris - - - - CRUD
Id_ahli_waris - - - - CRD
No_hp - - - R CRUD
TPU R R R CRUD R
Id_tpu - - - CRUD -
Nama_tpu R R R CRUD R
Alamat_tpu - - - CRUD -
Blok_makam - - - - CRUD
Id_blok_makam - - - - CRD
Nama_blok_makam R R R R CRUD
Jumlah_baris - - - - CRUD
Jumlah_shaf - - - - CRUD
Makam R R R R CRUD
Id_makam - - - - CRD
Baris_makam R R R R CRUD
Shaf_makam R R R R CRUD
Status_makam - - - - CRUD
Jenis_makam R R R R CRUD
Id_jenis_makam - - - - CRD
Nama_jenis_makam R R R R CRUD
Surat_izin_makam RU RU RU R CRUD
No_surat_izin_makam R R R R CRUD
Tgl_surat_izin_makam R R R R CRUD
Status_surat_izin_makam RU RU RU R CRU
Masa_berlaku RU RU RU R CRU
Pemesanan_makam R R R R CRUD
Id_pemesanan - - - - CRD
Kode_pemesanan R R R R CRUD
Tgl_pemesanan R R R R CRUD
Nama_pemesan R R R R CRUD
Status_pemesanan R R R R CRUD
265
No_hp_pemesan R R R R CRUD
Pendaftaran_makam R R R R CRUD
Id_pendaftaran_makam - - - - CRD
Tgl_pendaftaran_makam R R R R CRUD
Pemakaman R R R R CRUD
Id_pemakaman - - - - CRD
Tgl_pemakaman R R R R CRUD
Waktu_pemakaman R R R R CRUD
Daftar_ulang_makam R R R R CRUD
Id_daftar_ulang_makam - - - - CRD
Tgl_daftar_ulang_makam R R R R CRUD
Tabel 4. 50 Matriks CRUD
266
4.2.4 Desain Antarmuka
4.2.4.1 Perancangan Struktur Menu
Dalam tahapan ini, akan dirancang struktur menu
berdasarkan jenis proses pada Sistem Informasi Pengelolaan
Pemakaman yang akan dibangun. Perancangan struktur menu ini
dimulai dari menu utama dan submenu berdasarkan dengan tugas
dan wewenang aktor dalam sistem, berikut adalah rancangan
struktur menu Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman:
267
Gambar 4. 60 Struktur menu sistem informasi pengelolaan pemakaman
268
Berdasarkan struktur menu di atas, dapat dijelaskan
masing-masing fungsi dari menu yang telah dirancang yaitu
sebagai berikut:
1. Halaman Login
Halaman ini merupakan halaman pertama dalam sistem untuk
dapat masuk ke dalam sistem informasi pengelolaan
pemakaman dengan memasukkan username dan password.
2. Halaman Home
Halaman ini merupakan halaman utama sistem informasi
pengelolaan pemakaman.
3. Halaman Pegawai
Halaman ini merupakan halaman yang hanya dapat diakses
oleh admin untuk mengelola data pegawai seperti lihat data
pegawai, tambah data pegawai, edit data pegawai dan hapus
data pegawai.
4. Halaman TPU
Halaman ini merupakan halaman yang hanya dapat diakses
oleh admin untuk mengelola data TPU seperti lihat data TPU,
tambah data TPU, edit data TPU dan hapus data TPU.
5. Halaman Blok Makam
Halaman ini merupakan halaman yang hanya dapat diakses
oleh petugas pelayanan TPU untuk mengelola data blok
269
makam seperti lihat data blok makam, tambah data blok
makam, edit data blok makam dan hapus data blok makam.
6. Halaman Pemesanan Makam
Halaman ini merupakan halaman yang hanya dapat diakses
oleh petugas pelayanan TPU untuk mengelola data
pemesanan makam.
7. Halaman Pendaftaran Makam
Halaman ini merupakan halaman yang hanya dapat diakses
oleh petugas pelayanan TPU untuk mengelola data
pendaftaran makam dengan beberapa jenis pendaftaran dan
beberapa fungsi seperti lihat data pendaftaran makam, tambah
data pendaftaran makam, edit data pendaftaran makam dan
hapus data pendaftaran makam.
8. Halaman Pemakaman
Halaman ini merupakan halaman yang hanya dapat diakses
oleh petugas pelayanan TPU untuk mengelola data
pemakaman.
9. Halaman Surat Izin Makam
Halaman ini merupakan halaman yang dapat diakses oleh
petugas pelayanan TPU, Kepala TU bagian UPT.TPU, Kepala
UPT.TPU dan Kepala Dinas untuk mengelola data surat izin
makam seperti lihat data surat izin makam, tambah data surat
270
izin makam, edit data surat izin makam dan hapus data surat
izin makam.
10. Halaman Daftar Ulang Makam
Halaman ini hanya dapat diakses oleh petugas pelayanan TPU
untuk mengelola data daftar ulang makam.
11. Halaman Results
Halaman ini dapat diakses oleh seluruh aktor untuk mengelola
laporan dan monitoring kegiatan pengelolaan pemakaman.
Dalam pembagiannya, masing-masing user mempunyai hak
akses yang terbagi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
aktor pada sistem ini. Berikut perancangan struktur menu sesuai
dengan hak akses masing-masing user.
271
a. Struktur Menu Admin (Staff ahli TU bagian UPT. TPU)
Gambar diatas menjelaskan bahwa hanya menu login, home,
pegawai, TPU, dan menu results yang dapat dikelola oleh
admin.
272
b. Struktur Menu Petugas pelayanan TPU
Gambar diatas menjelaskan bahwa hanya menu login,
home, blok makam, pemesanan makam, pendaftaran makam,
pemakaman, pembuatan surat izin, daftar ulang makam, dan
menu results yang dapat dikelola oleh petugas pelayanan
TPU.
273
c. Struktur Menu Kepala TU bagian UPT.TPU
Gambar diatas menjelaskan bahwa hanya menu login, home,
surat izin makam, dan menu results yang dapat dikelola oleh
Kepala TU bagian UPT.TPU.
274
d. Struktur Menu Kepala UPT.TPU
Gambar diatas menjelaskan bahwa hanya menu login, home,
surat izin makam, dan menu results yang dapat dikelola oleh
kepala UPT.TPU.
275
e. Struktur Menu Kepala Dinas
Gambar diatas menjelaskan bahwa hanya menu login, home,
surat izin makam, dan menu results yang dapat dikelola oleh
Kepala Dinas.
4.2.4.2 GUI (Graphic User Interface)
Berikut adalah rancangan graphic user interface sistem
informasi pengelolaan pemakaman.
276
1. Halaman Login
Gambar 4. 61 Halaman utama
277
2. Halaman Home Staff Ahli TU bagian UPT.TPU
Gambar 4. 62 Halaman home user admin
278
3. Halaman Home user Kepala Dinas, Kepala UPT. TPU, Kepala TU bagian UPT.TPU
Gambar 4. 63 Halaman home user-approve
279
4. Halaman Home user Petugas Pelayanan TPU
Gambar 4. 64 Halaman home user-input
280
5. Halaman Profile User
Gambar 4. 65 Halaman profile user
281
6. Halaman Manage User
Gambar 4. 66 Halaman manage user
282
7. Form Add User
Gambar 4. 67 Form add user
283
8. Halaman Detail User
Gambar 4. 68 Halaman detail user
284
9. Halaman Edit User
Gambar 4. 69 Halaman edit user
285
10. Halaman Manage TPU
Gambar 4. 70 Halaman manage TPU
286
11. Form Add TPU
Gambar 4. 71 Form add TPU
287
12. Halaman Detail TPU
Gambar 4. 72 Halaman detail TPU
288
13. Halaman Edit TPU
Gambar 4. 73 Halaman edit TPU
289
14. Halaman TPU
Gambar 4. 74 Halaman TPU
290
15. Halaman Daftar Blok Makam
Gambar 4. 75 Halaman daftar blok makam
291
16. Form Add Blok Makam
Gambar 4. 76 Form add blok makam
292
17. Halaman Edit Blok Makam
Gambar 4. 77 Halaman edit blok makam
293
18. Halaman Pilih Blok Makam
Gambar 4. 78 Halaman pilih blok makam
294
19. Halaman Blok Makam
Gambar 4. 79 Halaman blok makam
295
20. Halaman Daftar Pemesanan
Gambar 4. 80 Halaman daftar pemesanan
296
21. Form Add Pemesanan
Gambar 4. 81 Form add pemesanan
297
22. Halaman Detail Pemesanan
Gambar 4. 82 Halaman detail pemesanan
298
23. Halaman Edit Pemesanan
Gambar 4. 83 Halaman edit pemesanan
299
24. Halaman Daftar Pendaftaran
Gambar 4. 84 Halaman daftar pendaftaran makam
300
25. Form Add Pendaftaran
Gambar 4. 85 Form add pendaftaran
301
26. Halaman Detail Pendaftaran
Gambar 4. 86 Halaman detail pendaftaran
302
27. Halaman Edit Pendaftaran Makam
Gambar 4. 87 Halaman edit pendaftaran makam
303
28. Halaman Daftar Pemakaman
Gambar 4. 88 Halaman daftar pemakaman
304
29. Form Add Pemakaman
Gambar 4. 89 Form add pemakaman
305
30. Halaman Detail Pemakaman
Gambar 4. 90 Halaman detail pemakaman
306
31. Halaman Edit Pemakaman
Gambar 4. 91 Halaman edit pemakaman
307
32. Halaman Surat Izin Penggunaan Tanah Makam
Gambar 4. 92 Halaman Surat Izin Penggunaan Tanah Makam
308
33. Halaman Surat Izin Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 93 Halaman Surat Izin Daftar Ulang Makam
309
34. Halaman Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 94 Halaman daftar ulang makam
310
35. Form Add Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 95 Form add daftar ulang makam
311
36. Halaman Detail Daftar Ulang Makam
Gambar 4. 96 Halaman detail daftar ulang makam
312
37. Halaman Detail Ahli Waris
Gambar 4. 97 Halaman detail ahli waris
313
38. Halaman Edit Ahli Waris
Gambar 4. 98 Halaman edit ahli waris
314
39. Halaman Laporan
Gambar 4. 99 Halaman laporan
315
40. Halaman Monitoring
Gambar 4. 100 Halaman monitoring
316
4.2.5 Implementasi
4.2.5.1 Pemrograman
1. PHP dan MySQL
Pada tahap ini penulis melakukan pemrograman
menggunakan bahasa PHP untuk merancang sistem.
Sedangkan untuk perancangan database serta web server
local software penulis menggunakan aplikasi
PhpMyAdmin.
Adapun source code pemrograman serta layout dari
sistem informasi pengelolaan pemakaman ini selengkapnya
dapat dilihat pada halaman lampiran.
4.2.5.2 Testing
1. Blackbox Testing
Setelah dilakukannya proses pemrograman, maka
pada tahap berikutnya penulis melakukan pengujian sistem
menggunakan metode pengujian blackbox testing. Adapun
tabel pengujian menggunakan metode pengujian blackbox
testing selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran.
Berikut adalah beberapa pengujian yang dilakukan:
1. Pengujian pada proses login
2. Pengujian pada proses add user
317
3. Pengujian pada proses view user
4. Pengujian pada proses edit user
5. Pengujian pada proses delete user
6. Pengujian pada proses add TPU
7. Pengujian pada proses view TPU
8. Pengujian pada proses edit TPU
9. Pengujian pada proses delete TPU
10. Pengujian pada proses view profile user
11. Pengujian pada proses add blok makam
12. Pengujian pada proses view blok makam
13. Pengujian pada proses edit blok makam
14. Pengujian pada proses delete blok makam
15. Pengujian pada proses add shaf makam
16. Pengujian pada proses add baris makam
17. Pengujian pada proses add pemesanan makam
18. Pengujian pada proses view pemesanan makam
19. Pengujian pada proses edit pemesanan makam
20. Pengujian pada proses delete pemesanan makam
21. Pengujian pada proses verifikasi pemesanan makam
22. Pengujian pada proses add pendaftaran makam
23. Pengujian pada proses view pendaftaran makam
24. Pengujian pada proses edit pendaftaran makam
318
25. Pengujian pada proses delete pendaftaran makam
26. Pengujian pada proses add pemakaman
27. Pengujian pada proses view pemakaman
28. Pengujian pada proses edit pemakaman
29. Pengujian pada proses delete pemakaman
30. Pengujian pada proses view ahli waris
31. Pengujian pada proses edit ahli waris
32. Pengujian pada proses verifikasi Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam
33. Pengujian pada proses print Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam
34. Pengujian pada proses daftar ulang makam
35. Pengujian pada proses verifikasi Surat Izin Daftar
Ulang Makam
36. Pengujian pada proses print Surat Izin Daftar Ulang
Makam
37. Pengujian pada proses search makam
38. Pengujian pada proses print laporan
39. Pengujian pada proses monitoring
319
4.2.5.3 Evaluasi Menggunakan Metode Usability Testing
Setelah dilakukannya pemrograman aplikasi serta
pengujian menggunakana metode blackbox testing, dilakukan
tahap terakhir dari penelitian ini yaitu tahap evaluasi. Dalam
hal ini penulis menggunakan metode usability testing dalam
melakukan evaluasi untuk testing untuk mengukur sejauh mana
kemudahan dalam mempelajari, menggunakan, efisiensi,
kesalahan-kesalahan, serta kepuasan dari aplikasi sistem
informasi pengelolaan pemakaman yang akan diterapkan.
Tahap awal dalam melakukan usability testing adalah
pemberian tasks kepada pengguna aplikasi sebagai ‘sarana
interaksi’ dalam pengukuran usability. Tasks yang diberikan
kepada 5 pengguna aplikasi sistem informasi pengelolaan
pemakaman yaitu Kepala Dinas, Kepala UPT.TPU, Kepala TU
bagian UPT.TPU, Staff Ahli TU dan Petugas Pelayanan TPU
merupakan tasks berdasarkan use case dari perancangan sistem
ini. Yang mana tasks tesebut digunakan sebagai acuan dalam
mengoperasikan aplikasi yang dirancang.
Setelah pengguna menyelesaikan semua task yang ada,
langkah selanjutnya adalah membagikan kuisioner kepada
pengguna yang berisi 15 pertanyaan yang sudah mewakili
kelima aspek usability. Pengguna mengisi kuisioner yang sudah
320
dibagikan berdasarkan pengalamannya (apa yang dilihat dan
dirasakan) pada saat melakukan task atau tugas-tugas tadi.
Terdapat 5 aspek yang harus dipenuhi agar suatu
aplikasi mencapai tingkat usability yang ideal yaitu aspek
learnability, efficiency, memorability, errors, satisfaction. Hasil
penerapan kelima aspek usability diatas diuraikan menjadi 15
pernyataan kuesioner yang diserahkan kepada 5 responden
(dalam hal ini responden merupakan pengguna sistem) untuk
diisi. Berikut adalah tabel daftar pertanyaan yang diberikan.
No Pertanyaan
Nilai
STS TS R S SS
Aspek Learnability
1 Font yang digunakan pada aplikasi
mudah dibaca dan dipahami
2 Fitur-fitur yang ada pada aplikasi
mudah dipahami
3 Fitur-fitur yang ada pada aplikasi
mudah dicari
Aspek Efficiency
4 Loading screen pada aplikasi
berjalan dengan cepat
5
Aplikasi menampilkan data
pencarian lokasi makam tertentu
dengan cepat dan jelas
6
Aplikasi menampilkan informasi
lahan makam dengan cepat dan
jelas
321
Aspek Memorability
7 Warna yang digunakan pada status
makam mudah diingat
8 Tampilan halaman pada aplikasi
mudah dikenali
9 Nama halaman aplikasi ini mudah
diingat
Aspek Errors
10 Tidak ada error pada saat
menjalankan aplikasi
11
Terdapat pesan tertentu ketika
terjadi error saat menjalankan
aplikasi
12 Pesan error yang disampaikan
jelas dan mudah dipahami
Aspek Satisfaction
13
Informasi yang dibutuhkan pada
aplikasi ini sesuai dengan harapan
anda
14
Aplikasi ini sudah memenuhi
kebutuhan dalam menunjang
kegiatan pengelolaan pemakaman
15
Fitur-fitur yang ada pada aplikasi
tidak perlu diubah atau
ditambahkan
Setelah dilakukan penyebaran kuesioner tersebut, maka
selanjutnya dilakukan rekap hasil kuesioner yang telah disebar.
Berdasarkan persentase hasil usability testing di atas, maka
diperoleh nilai usability testing sebagai berikut.
322
PERNYATAAN NILAI
Aspek Learnability
Font yang digunakan pada aplikasi mudah dibaca dan dipahami 4.2
Fitur-fitur yang ada pada aplikasi mudah dipahami 4
Fitur-fitur yang ada pada aplikasi mudah dicari 4.2
Aspek Efficiency
Loading screen pada aplikasi berjalan dengan cepat 3.8
Aplikasi menampilkan data pencarian lokasi makam tertentu dengan
cepat dan jelas 3.8
Aplikasi menampilkan informasi lahan makam dengan cepat dan jelas 4
Aspek Memorability
Warna yang digunakan pada status makam mudah diingat 4.4
Tampilan halaman pada aplikasi mudah dikenali 4.4
Nama halaman aplikasi ini mudah diingat 4
Aspek Errors
Tidak ada error pada saat menjalankan aplikasi 3.4
Terdapat pesan tertentu ketika terjadi error saat menjalankan aplikasi 3.8
Pesan error yang disampaikan jelas dan mudah dipahami 3.6
Aspek Satisfaction
Informasi yang dibutuhkan pada aplikasi ini sesuai dengan harapan anda 4.4
Aplikasi ini sudah memenuhi kebutuhan dalam menunjang kegiatan
pengelolaan pemakaman 4
Fitur-fitur yang ada pada aplikasi tidak perlu diubah atau ditambahkan 3.6
Berikut adalah hasil dari perhitungan rata-rata tiap
aspek.
ASPEK NILAI
Learnability 4.1
Efficiency 3.8
Memorability 4.2
Errors 3.6
Satisfaction 4
323
Berikut adalah persentase hasil dari perhitungan
kuesioner tiap-tiap aspek.
Gambar diatas menunjukkan nilai penerimaan user
terhadap masing-masing aspek yang diharapkan untuk
memenuhi nilai yang ideal dalam melakukan usability testing.
Aspek learnability, aspek kemudahan penggunaan
aplikasi didapatkan nilai sebesar 86.66% memilih setuju dan
13.33% memilih sangat setuju, perhitungan ini menunjukkan
bahwa aplikasi sistem informasi pengelolaan pemakaman
mudah digunakan dan dipelajari, hal ini dikarenakan sistem
informasi pengelolaan pemakaman memang dirancang sebagai
sistem yang user friendly sehingga pengelola makam yang
belum pernah berinteraksi langsung dengan sistem dapat
mempelajari dan menggunakannya dengan cepat dan mudah.
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Learnability
Efficiency
Memorability
Errors
Satisfaction
Perhitungan kuesioner penggunaan sistem pengelolaan pemakamam
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju
324
Sedangkan pada aspek efficiency, yaitu kecepatan
pengoperasian aplikasi didapatkan nilai sebesar 20% memilih
cukup, 73.33% memilih setuju dan 6.66% memilih sangat
setuju, perhitungan ini menunjukkan bahwa aplikasi sistem
informasi pengelolaan pemakaman telah memenuhi nilai
efficiency. Kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat,
serta kebutuhan akan informasi makam yang cukup banyak,
membuat sistem yang dirancang harus memenuhi peranan
tersebut guna menunjang kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan melalui sistem ini.
Pada aspek memorabillity, yaitu aspek kemudahan
mengingat kembali fitur-fitur dalam pengoperasian aplikasi
didapatkan nilai sebesar 13.33% memilih cukup, 46.66%
memilih setuju dan 40% memilih sangat setuju, perhitungan ini
menunjukkan bahwa aplikasi sistem informasi pengelolaan
pemakaman mudah diingat. Dengan tampilan aplikasi yang
dinamis serta fitur-fitur yang menarik membuat pengguna
mudah mengingat aplikasi yang dirancang.
Errors, aspek minimnya error pada pengoperasian
aplikasi didapatkan nilai sebesar 40% memilih cukup dan 60%
memilih setuju, perhitungan ini menunjukkan bahwa aplikasi
sistem informasi pengelolaan pemakaman minim sekali error.
325
Sedangkan pada aspek kepuasan pengguna (satisfaction) dalam
mengoperasikan aplikasi sistem informasi pengelolaan
pemakaman didapatkan nilai sebesar 33.33% memilih cukup,
33.33% memilih setuju dan 33.33% memilih sangat setuju,
perhitungan ini menunjukkan bahwa aplikasi sistem informasi
pengelolaan pemakaman telah sesuai dan cukup memenuhi
kebutuhan pengguna.
4.3 PEMBAHASAN
Sistem informasi pengelolaan pemakaman merupakan sistem dengan
perancangan yang lebih kompleks dengan mengutamakan efisiensi serta
efiktifitas kinerja dari setiap kegiatan pelayanan pemakaman yang ada pada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok. Dengan menggunakan
aplikasi berbasis web yang dapat disebar ke setiap TPU yang ada di wilayah
Kota Depok, pelayanan pemakaman yang dilakukan pada tiap-tiap TPU menjadi
lebih efektif. Sistem ini juga didukung oleh penggunaan database yang
terstruktur dengan baik, yang mana data-data yang disimpan tidak mudah hilang
maupun rusak, dan juga data tersebut sewaktu-waktu dapat digunakan kembali.
Penelitian ini menghasilkan output berupa pelaporan pengelolaan
pemakaman, sistem pelaporan ini sangat berguna untuk dapat digunakan sebagai
bahan penentuan kebijakan serta penyusunan rencana kegiatan selanjutnya oleh
pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok.
326
Dengan memperhatikan kondisi geografis yang ada, sistem ini
menyediakan fitur pemetaan lokasi pemakaman, sistem pemetaan lokasi
pemakaman sangat dibutuhkan untuk melakukan pencarian makam tertentu
secara cepat dan akurat, mengingat data pengguna tanah makam semakin lama
semakin bertambah.
Jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, rancangan
sistem informasi pengelolaan pemakaman ini mampu melengkapi kekurangan-
kekurangan yang ditemui pada penelitian sebelumnya, sebagai contoh rancangan
sistem yang dibuat oleh Erza Sofian, sistem yang dirancang tidak sepenuhnya
memenuhi harapan dari pengelola makam dimana sistem tersebut tidak
menyediakan fitur pemetaan lokasi makam yang sesuai dengan keadaan di
lapangan, sedangkan fitur tersebut sangatlah penting dalam melakukan pencarian
lokasi makam tertentu mengingat bahwa data pemakaman pada satu TPU cukup
banyak. Maka dari itu dibuatlah rancangan sistem informasi pengelolaan
pemakaman ini untuk menunjang permasalahan tersebut.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh dosen Universitas
Bina Darma yaitu Zanial Mazalisa, penelitian yang menggunakan GIS sebagai
platform nya ini masih perlu dikembangkan, hal ini dikarenakan data-data yang
disediakan hanya data pemakaman yang menganut agama islam saja, dan juga
sistem ini tidak menyediakan pemetaan lokasi makam secara detail, hanya lokasi
TPU nya saja. Maka dari itu dibuat perancangan sistem informasi pengelolaan
327
pemakaman yang menyediakan sistem pemetaan lokasi makam secara detail dan
jelas.
Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya Eka
Prasetyadi yang melakukan perancangan sistem informasi pendataan pemakaman
berdasarkan kepemilikan makam. Penelitian ini hanya terbatas pada 1 TPU saja
yaitu TPU Kembang Arum Kecamatan Semarang Barat, sedangkan TPU yang
tersebar di wilayah semarang bukan hanya TPU Kembang Arum saja. Oleh
karena itu dibuat rancangan sistem informasi pengelolaan pemakaman yang
mencakup data dari setiap TPU pada 1 dinas pengelola pemakaman.
Penelitian yang dilakukan oleh Agustiah Wulandari tentang pemanfaatan
TPU sebagai ruang terbuka hijau merupakan salah satu alasan mengapa
penelitian ini perlu dilakukan. Saat ini pemerintah Kota Depok memang telah
menerapkan hal tersebut, hal ini dikarenakan TPU memiliki lahan yang luas
untuk dijadikan sebagai ruang terbuka hijau. Tentunya juga dengan pemetaan
lokasi makam yang baik, maka dari itu sistem pemetaan pada penelitian ini
menyesuaikan lokasi makam yang dapat digunakan sebagai ruang terbuka hijau.
Rancangan sistem informasi pengelolaan pemakaman yang tersebar pada
tiap-tiap TPU di wilayah Kota Depok ini diharapkan dapat meningkatkan
responsibilitas kerja dari tiap-tiap kegiatan pelayanan pemakaman. Penggunaan
database yang terstruktur dengan baik juga mampu mengurangi redudansi data
serta mengurangi biaya pengeluaran penggunaan kertas pada waktu yang akan
datang. Penyediaan fitur monitoring dengan aplikasi berbasis web pada
328
rancangan sistem informasi pengelolaan pemakaman ini juga diharapkan dapat
membantu mengontrol kegiatan pengelolaan pemakaman yang dilakukan.
Kinerja dan kualitas pelayanan pemakaman juga diharapkan dapat meningkat
karena masyarakat yang ingin menggunakan layanan ini dapat langsung
mendatangi TPU terdekat tanpa harus mengunjungi Dinas Kebersihan dan
Pemakaman (DKP) terlebih dahulu.
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Kota Depok pada bagian UPT.TPU dengan perancangan aplikasi berbasis
website dengan bahasa pemrograman PHP. Pembuatan pemetaan lokasi makam
hanya terbatas pada blok-blok makam pada tiap-tiap TPU saja dengan informasi
berupa data lahan makam tanpa berbasis lokasi (GIS). Proses pengelolaan hanya
meliputi proses pemesanan makam, pendaftaran makam, pemakaman, daftar
ulang makam, pembuatan surat izin penggunaan tanah makam, pembuatan surat
izin daftar ulang makam, monitoring, serta proses pencarian makam tanpa
mencakup proses pembayaran.
BAB V
319
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pembahasan
yang telah dijelaskan sebelumnya.
1. Sistem informasi pengelolaan pemakaman dirancang dan dibangun guna
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditemui pada Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok bagian UPT.TPU dengan meliputi
beberapa proses yaitu proses registrasi, pemakaman dan monitoring.
2. Penelitian ini menghasilkan sebuah rancangan sistem informasi pengelolaan
pemakaman yang terkomputerisasi, terintegrasi dan terstruktur dengan baik
serta aplikasi berbasis web yang tersebar pada tiap-tiap TPU yang ada di
Kota Depok dengan output berupa pelaporan pengelolaan pemakaman,
pemetaan lokasi pemakaman, dan surat izin penggunaan tanah makam.
3. Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan rekomendasi berupa
pembagian hak akses serta komponen lain yang dibutuhkan guna
mendukung berjalannya perancangan sistem ini.
4. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan responsibilitas kerja,
mengurangi redudansi data, mengurangi biaya pengeluaran, mengontrol
kegiatan pengelolaan, serta meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan
dalam kegiatan pengelolaan pemakaman.
320
5.2 Saran
Sistem Informasi Pengelolaan Pemakaman ini masih memiliki keterbatasan
dan kekurangan serta memerlukan perbaikan dalam meningkatkan manfaat dari
sistem ini. Berikut saran yang dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya:
1. Perlu dikembangkan sistem pengelolaan pemakaman yang real time dengan
berbasis lokasi (GIS).
2. Sistem ini dapat dikembangkan ke dalam aplikasi dengan platform mobile,
sehingga aplikasi ini tidak hanya diakses melalui web browser.
3. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode dan model analisa yang
lainnya serta pengembangan aplikasi dengan menggunakan framework
seperti Code Ignitier (CI) agar dalam pembuatan aplikasi lebih terstruktur
dan dapat dengan mudah dikembangkan.
4. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan sistem yang
mencakup kegiatan pencatatan ahli waris secara keseluruhan yang
terintegrasi oleh data kependudukan serta mencakup kegiatan pembayaran
dalam pelayanan pengelolaan pemakaman.
5. Perlu adanya peningkatan keamanan pada aplikasi yang dirancang.
DAFTAR PUSTAKA
310
DAFTAR PUSTAKA
1. Whitten, J. L., & Bentley, L. D. 2007. Systems Analysis and Design
Methods 7th Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Whitten, JL., Bentley LD. 2008. Introduction to System Analysis and
Design. McGraw Hill: New York, USA.
3. R.Terry, George and Leslie W.Rue. Dasar-dasar Manajemen. 2010. Bumi
Aksara-Jakarta.
4. Nielson, Jacob, 2003. Usability 101:Introduction to usability.
5. Loudon, J.P. and Loudon, K.C.,(2013). Management Information System,
Managing the Digital Firm. Twelfth edition. England: Pearson Education.
6. Raghu.R and Johanes.G.,(2003).Sistem Managemen Database.Yogyakarta:
Andi and McGraw-Hill Education.
7. Kroenke, D.M. and Auer,D.J.,(2014). Database Processing, Fundamentals,
Design, and Implementation.Thirteen Edition. England: Pears Kappel, G.
B. (2003). Web E ngineering The Discipline of Systematic D evelopment
of Web Applications. Heidelberg: John Wiley & SonsLtd. on Education.
8. Kappel, G. e. (2003). Web engineering. Hoboken New Jersey: John Wiley
& Sons Inc.
9. Pressman, R. S. (2003). Software Engineering A Practitioner's Aproach
Fifth Edition. Singapore: Mc Graw Hill.
10. Darcey, L., Conder, S. 2012. Learning Android™ Application
Programming for the Kindle Fire ™. Addison-Wesley. USA.
11. Sutabri, T.,(2012). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
12. Sutabri, T., (2012). Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
13. Rosa A.S., Shalahuddin M. 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat
Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek). Modula-Bandung.
311
14. Fathansyah. 2012. Basis Data Buku Teks Ilmu Komputer (Edisi Revisi).
Bandung: Informatika.
15. Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek
dengan Metode USDP (Unified Software Development Process). ANDI-
Yogyakarta.
16. Jogiyanto. 2008. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur, Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
17. Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak (Software
Engineering). Prestasi Pustaka-Jakarta.
18. Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.
19. Simarmata, Janner. 2007. Perancangan Basis Data. C.V Andi Offset-
Yogyakarta.
20. Perda Kota Depok Tahun 2012 No. 04 tentang Pengelolaan dan Retribusi
Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat.
21. Peraturan Walikota Depok Tahun 2016 No. 97 tentang Unit Pelaksana
Teknis Pemakaman Umum pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan.
22. Prasetya, Aditya Eka. 2011. Rancang Bangun Sistem Pendataan
Pemakaman pada UPTD Kembang Arum Kecamatan Semarang Barat
Berbasis Web. Dian Nuswantoro Semarang.
23. Sofian, Erza, S.Kom, M.Sc. 2015. Rancang Bangun Sistem Informasi
Dalam Layanan dan Pemetaan Lokasi Pemakaman pada Pemakaman
Umum di Wilayah Jakarta. STIMIK ESQ.
24. Dinarsih, Martha. 2010. Aplikasi Database dan Informasi Pemakaman pada
TPU Pondok Kelapa Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0.
Gunadarma.
25. Dinata. 2015. Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Proposal
Produk Unggulan Kabupaten (Prukab) (studi kasus: Deputi III Bidang
312
Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha Asdep Urusan Pengembangan
Komoditas Unggulan Kementrian Pembangunan Tertinggal RI). UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
26. Tarina, Tasya. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Badan Pemeriksa
Keuangan Berbasis Web (studi kasus: Badan Pemeriksa Keuangan RI
Pusat). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
27. Wulandari, Agustiah. 2014. Kajian Potensi Pemakaman sebagai Ruang
Terbuka Hijau Perkotaan Studi Kasus: TPU Kota Pontianak. Universitas
Tanjungpura.
28. Mazalisa, Zanial. 2016. Sistem Informasi Geografis Tempat Pemakaman
Umum (TPU) di Wilayah Kota Palembang. Universitas Bina Darma.
29. Frieyadi. 2017. Model Rapid Application Development Untuk Rancang
Bangun Sistem Informasi Tempat Pemakaman Umum. BSI Jakarta.
30. Rianto Rahadi, Dedi. 2014. Pengukuran Usability Sistem Menggunakan
Use Questionnaire Pada Aplikasi Android. Universitas Bina Darma
Palembang.
31. Yumarlin MZ, 2016. Evaluasi Penggunaan Website Universitas Janabadra
Dengan Menggunakan Metode Usability Testing. Universitas Janabadra.
32. Sastramihardja, H., Hapsari, I.N., Neri, I.A. 2008. Pengukuran Usability
Dengan Sarana Task Model Dalam User Center Software Development.
LAMPIRAN I
SURAT – SURAT
LAMPIRAN II
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaaan
yang berkaitan dengan penelitian ini. Dan dalam hal ini penulis melakukan
wawancara pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 16 Desember 2015
Narasumber : Bapak Ahmad Dimyati
Jabatan : Kasubag Tata Usaha (TU)bagian UPT.TPU
Perihal : Informasi mengenai system berjalan serta
permasalahan yang terjadi pada sistem
pengelolaan pemakaman DKP KotaDepok.
Berikut adalah table pertanyaan yang penulis ajukan untukKasubag
Tata Usaha bagian UPT. TPU:
No Pertanyaan
1 Apakah DKP Kota Depok sudah menerapkan system informasi
pengelolaan pemakaman atau belum? Jika sudah apakah system tersebut
sudah efektif dalam kegiatan pengelolaan pemakaman?
Jawaban
Saatini DKP Kota Depok belum menerapkan system informasi pengelolaan
makam.
2 Bagaimana alur kerja proses pengelolaan pemakaman yang sedang
berjalan (system berjalan) pada DKP Kota Depok? Dan siapa saja petugas
yang terlibat di dalamnya?
Jawaban
Selama ini alur proses pengelolaan pemakaman Dinas Kebersihan dan
Pertamanan bidang pemakaman dilakukan di TPU yang tersebar di wilayah Kota
Depok oleh petugas pelayanan TPU, di DKP oleh staf ahli, Kasubag TU bagian
UPT.TPU, Kepala UPT.TPU dan KepalaDinas. Proses pengelolaan pemakaman
mulai dari pendaftaran sampai pada perawatan dilakukan dengan rentangwaktu
yang telah tercantum dalam SOP (Standard Operating Procedure) Kepala
bagian sub.bag Tata Usaha bidang pertamanan. Pendokumentasian berkas-
berkas yang berkaitan dengan proses pengelolaan pemakaman dilakukan dengan
menggunakan buku besar (pada tiap-tiap TPU) dan aplikasi Microsoft Office
Word dan Excel (pada DKP)..
3 Kendala apa yang didapat pada saat proses pengelolaan pemakaman
berlangsung pada DKP Kota Depok? Apakah kendala tersebut sudah
berlangsung cukup lama? Dan apakah sudah ada solusi dari kendala
tersebut?
Jawaban
Kurangnya responsibilitas dari tiap-tiap pegawai serta jarak yang cukup jauh
dari Dinas ke tiap-tiap TPU menyebabkan banyak sekali pekerjaan yang
tertunda. Kendala ini sudah berlangsung cukup lama. Untuk saat ini belum ada
solusi dari kendala tersebut.
4 Melihat dari permasalahan yang terjadi, harapan apa yang diinginkan dari
system usulan yang diterapkan pada DKP Kota Depok?
Jawaban
Saya berharap ada system terpusat yang mampu menaungi setiap proses yang
dilakukan pada tiap-tiap TPU yang tersebar di wilayah kota depok.
LAMPIRAN III
PENGUJIAN APLIKASI DENGAN METODE BLACKBOX TESTING
Pengujian pada proses login
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Staff Ahli TU
bagian UPT.TPU
Login menggunakan
username dan
password
Berhasil login ke dalam
sistem OK
PetugasPelayanan
TPU
Login menggunakan
username dan
password
Berhasil login ke dalam
sistem OK
Kepala TU
bagian UPT.TPU
Login menggunakan
username dan
password
Berhasil login ke dalam
sistem OK
Kepala TPU
Login menggunakan
username dan
password
Berhasil login ke dalam
sistem OK
KepalaDinas
Login menggunakan
username dan
password
Berhasil login kedalam
sistem OK
Pengujian pada proses add user
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Staff Ahli
TU bagian
UPT.TPU
Menambah data user Berhasil menambah user OK
Pengujian pada proses edit user
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Staff Ahli
TU bagian
UPT.TPU
Mengubah data user Berhasil mengubah data user OK
Pengujian pada proses delete user
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Staff Ahli
TU bagian
UPT.TPU
Menghapus data user Berhasil menghapus data user OK
Pengujian pada proses add TPU
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Staff Ahli
TU bagian
UPT.TPU
Menambah data TPU Berhasil menambah data TPU OK
Pengujianpada proses edit TPU
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Staff Ahli
TU bagian
UPT.TPU
Mengubah data TPU Berhasil mengubah data TPU OK
Pengujian pada proses delete TPU
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Staff Ahli
TU bagian
UPT.TPU
Menghapus data TPU Berhasil menghapus data TPU OK
Pengujian pada proses add blok makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Menambah data blok
makam
Berhasil menambah data blok
makam OK
Pengujian pada proses add shaf makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Menambah data shaf
makam
Berhasil menambah data shaf
makam OK
Pengujian pada proses add baris makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Menambah data baris
makam
Berhasil menambah data baris
makam OK
Pengujian pada proses add pemesanan makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Menambah data
pemesanan makam
Berhasil menambah data
pemesanan makam OK
Pengujian pada proses edit pemesanan makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Mengubah data
pemesanan makam
Berhasil mengubah data
pemesanan makam OK
Pengujian pada proses verifikasi pemesanan makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Verifikasi data
pemesanan makam
Berhasil melakukan verifikasi
data pemesanan makam OK
Pengujian pada proses add pendaftaran makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Menambah data
pendaftaran makam
Berhasilmenambah data
pendaftaran makam OK
Pengujian pada proses edit pendaftaran makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Mengubah data
pendaftaran makam
Berhasil mengubah data
pendaftaran makam OK
Pengujian pada proses add pemakaman
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Menambah data
pemakamam
Berhasil menambah data
pemakaman OK
Pengujian pada proses edit pemakaman
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Mengubah data
pemakaman
Berhasil mengubah data
pemakaman OK
Pengujianpada proses edit ahliwaris
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Mengubah data
ahliwaris
Berhasil mengubah data
ahliwaris OK
Pengujian pada proses verifikasi Surat Izin Penggunaan Tanah Makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Kepala TU
bagian
UPT.TPU
Melakukan verifikasi
data Surat Izin
Penggunaan Tanah
Makam
Berhasil melakukan verifikasi
data Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam
OK
Kepala TPU
Melakukan verifikasi
data Surat Izin
Penggunaan Tanah
Makam
Berhasil melakukan verifikasi
data Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam
OK
KepalaDinas
Melakukan verifikasi
data Surat Izin
Penggunaan Tanah
Makam
Berhasil melakukan verifikasi
data Surat Izin Penggunaan
Tanah Makam
OK
Pengujian pada proses print SIPTM
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Mencetak Surat Izin
Penggunaan Tanah
Makam
Berhasil mencetak Surat Izin
Penggunaan Tanah Makam OK
Pengujianpada proses daftarulangmakam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Menambah data
daftar ulang makam
Berhasil menambah data
daftar ulang makam OK
Pengujian pada proses verifikasi Surat Izin Daftar Ulang Makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Kepala TU
bagian
UPT.TPU
Melakukan verifikasi
data Surat Izin Daftar
Ulang Makam
Berhasil melakukan verifikasi
data Surat Izin Daftar Ulang
Makam
OK
Kepala TPU
Melakukan verifikasi
data Surat Izin Daftar
Ulang Makam
Berhasil melakukan verifikasi
data Surat Izin Daftar Ulang
Makam
OK
Kepala Dinas
Melakukan verifikasi
data Surat Izin Daftar
Ulang Makam
Berhasil melakukan verifikasi
data Surat Izin Daftar Ulang
Makam
OK
Pengujianpada proses print SIDUM
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Mencetak data Surat
Izin Daftar Ulang
Makam
Berhasil mencetak data Surat
Izin Daftar Ulang Makam OK
Pengujianpada proses search makam
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Mencari data makam
tertentu
Berhasil mencari data makam
tertentu OK
Pengujian pada proses print laporan
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Petugas
Pelayanan
TPU
Mencetak laporan
pengelolaan makam
Berhasil mencetak laporan
pengelolaan makam OK
Staff Ahli
TU bagian
UPT.TPU
Mencetak laporan
pengelolaan makam
Berhasil mencetak laporan
pengelolaan makam OK
Pengujianpada proses monitoring
Aktor Aksi Hasil yang diharapkan Hasil
Kepala TU
bagian
UPT.TPU
Melakukan monitoring
terhadap system
pengelolaan
pemakaman
Berhasil melakukan
monitoring terhadap system
pengelolaan pemakaman
OK
Kepala TPU Melakukan monitoring Berhasil melakukan OK
terhadap system
pengelolaan
pemakaman
monitoring terhadap system
pengelolaan pemakaman
Kepala
Dinas
Melakukan monitoring
terhadap system
pengelolaan
pemakaman
Berhasil melakukan
monitoring terhadap system
pengelolaan pemakaman
OK
LAMPIRAN IV
SOURCE CODE
Index.php
<?php
include ("config/koneksi.php");
?>
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-
8" />
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-
scale=1.0">
<title>SIPP</title>
<link type="text/css" href="bootstrap/css/bootstrap.min.css"
rel="stylesheet">
<link type="text/css" href="bootstrap/css/bootstrap-
responsive.min.css" rel="stylesheet">
<link type="text/css" href="css/theme.css" rel="stylesheet">
<link type="text/css" href="images/icons/css/font-awesome.css"
rel="stylesheet">
<link type="text/css"
href='http://fonts.googleapis.com/css?family=Open+Sans:400italic,600ital
ic,400,600'rel='stylesheet'>
<link type="text/css" href='css/css/materialize.min.css'
rel='stylesheet'>
</head>
<body>
<div class="navbarnavbar-fixed-top">
<div class="navbar-inner">
<div class="container">
<a class="brand">
SistemInformasiPengelolaanPemakaman
</a>
</div>
</div><!-- /navbar-inner -->
</div><!-- /navbar -->
<div class="wrapper" style="box-shadow: inset 0px 3px 10px -4px
black, inset 0px 5px 2px -5px black;">
<div class="container">
<div class="row">
<form class="col s12 center"
action="../sipp/config/login.php" method="post">
<h5><b>Sign
in</b></h5>
<div class="module-body">
<div class="row">
<div class="input-
field col s6">
<input
id="username" class="validate" type="text" name="username"
minlength="5" required style="color: white;">
<label
for="username" style="color: #cecece;">Username</label>
</div>
<div class="input-
field col s6">
<input
id="password" class="validate" type="password" name="password"
minlength="5" required style="color: white;">
<label
for="password" style="color: #cecece;">Password</label>
</div>
</div>
<div class="row">
<div class="col s6">
<select id="func" name="nama_level" tabindex="1" class="browser-
default" required>
<option value="">Select Level</option>
<option value="Admin">Admin</option>
<option value="User-input">User-input</option>
<option value="U-approve-1">User-approve (Kepala TU)</option>
<option value="U-approve-2">User-approve (Kepala TPU)</option>
<option value="U-approve-3">User-approve (KepalaDinas)</option>
</select>
</div>
<div class="col s6">
<select id="show_tpu" name="tpu" tabindex="1" class="browser-
default" style="display: none;" required>
<option value="0">Select TPU</option>
<?php
$sql = mysqli_query($koneksi, "SELECT id_tpu,
nama_tpu FROM tpu");
if(mysqli_num_rows($sql) == 0)
{
echo "<script>window.alert('Data tidakditemukan')
window.location('admin_manage_user.php')</script>";
}
else
{
while($row = mysqli_fetch_array($sql)){
echo '
<option value="'.$row['id_tpu'].'">TPU - '.$row['nama_tpu'].'</option>
';
}
}
?>
</select>
</div>
</div>
<button class="btn waves-effect waves-light" type="submit"
name="submit">Submit
<i class="material-icons right">send</i>
</button>
</div>
</div>
</form>
</div>
</div><!--/.row-->
</div><!--/.container-->
</div><!--/.wrapper-->
<div class="footer">
<div class="container">
<?php include("copyright.php"); ?>
</div>
</div>
<script src="scripts/jquery-3.2.1.min.js" type="text/javascript"></script>
<script src="scripts/jquery-ui-1.10.1.custom.min.js"
type="text/javascript"></script>
<script src="bootstrap/js/bootstrap.min.js"
type="text/javascript"></script>
<script src="../scripts/flot/jquery.flot.js"
type="text/javascript"></script>
<script src="../scripts/flot/jquery.flot.resize.js"
type="text/javascript"></script>
<script src="../scripts/datatables/jquery.dataTables.js"
type="text/javascript"></script>
<script src="../scripts/common.js" type="text/javascript"></script>
<script type="text/javascript"
src="css/js/materialize.min.js"></script>
<script type="text/javascript">
$(document).ready(function() {
$('select').material_select();
});
</script>
<script type="text/javascript">
$(function() {
$('#func').change(function(){
if($('#func').val() == 'User-input') {
$('#show_tpu').show();
} else {
$('#show_tpu').hide().prop('required',false);
}
});
});
</script>
</body>
</html>