SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

88
SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO PADA ETNIS SUKU JAWA DI DESA WONOREJO KECAMATAN MANGKUTANA YAYU WULANDARI Nomor Stambuk : 105650002615 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Transcript of SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

Page 1: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

SKRIPSI

PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO

PADA ETNIS SUKU JAWA DI DESA WONOREJO

KECAMATAN MANGKUTANA

YAYU WULANDARI

Nomor Stambuk : 105650002615

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

ii

PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO

PADA ETNIS SUKU JAWA DI DESA WONOREJO

KECAMATAN MANGKUTANA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanStudidanMemperoleh

GelarSarjana IlmuKomunikasi (S.Kom)

Disusun dan Diajukan Oleh

YAYU WULANDARI

Nomor Stambuk : 105650002615

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …
Page 4: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …
Page 5: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Yayu Wulandari

Nomor Stambuk : 105650002615

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini dengan judul : Pesan Moral Tradisi Budaya

Malam Satu Suro Pada Etnis Suku Jawa Di Desa Wonorejo Kecamatan

Mangkutana adalah sepenuhnya merupakan karya sendiri. Tidak ada bagian di

dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain, tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Makassar, 28 April 2021

Yang menyatakan,

Yayu Wulandari

Page 6: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

vi

ABSTRAK

Yayu Wulandari. Pesan Moral Tradisi Budaya Malam Satu Suro Pada Etnis

Suku Jawa Di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana (dibimbing oleh Arni,

S.Kom,. M.I.Kom dan Wardah,S.Sos,. M.A).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa makna tradisi perayaan

budaya malam satu suro dan apa pesan moral perayaan tradisi budaya malam satu

suro. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Kemudian

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara,

dokumentasi dan penelusuran referensi.

Hasil penelitian ini yaitu; makna dari perayaan tradisi budaya malam satu

suro ialah 1) Sebagai alat untuk mempererat tali silaturahmi. 2) Selalu ingat dan

mendekatkan diri kepada sang khalik. 3) Takir plontang yang dimaknai sebagai

bentuk solidaritas, menjaga kerukunan, kedamaian, dan keberkahan dalam

kehidupan. Adapun pesan moral dari perayaan tradisi budaya malam satu suro

yaitu: 1) Dapat meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT. 2)Untuk

mengenang sejarah Nabi-Nabi pada malam satu suro. 3) Untuk melestarikan

tradisi peninggalan nenek moyang terdahulu dalam rangka datangnya bulan satu

muharram. 4) Memberikan jaminan kepada orang yang melakukan kebaikan pada

bulan Muharram tersebut.

Kata Kunci : Budaya, Malam Satu Suro vii

Page 7: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pesan Moral Tradisi Budaya Malam Satu Suro Pada

Etnis Suku Jawa Di Desa Wonorejo Keamatan Mangkutana”. Skripsi ini

merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh

gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat Orang Tua tercinta beserta segenap keluarga yang rela berkorban tanpa

pamrih dalam membesarkan, mendidik serta mendoakan keberhasilan penulis,

yang tiada hentinya memberi dukungan disertai segala pengorbanan yang tulus

dan ikhlas. Ibu Arni, S.Kom,. M.I.Kom selaku Pembimbing I dan Ibu Wardah,

S.Sos.,M.A selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si.

selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar. Bapak Dr. H. Muh. Tahir, M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi

Ilmu Komunikasi dan Dian Muhtadiah Hamna, S.IP M.I.Kom., selaku Sekretaris

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar. Segenap Dosen dan seluruh jajaran Staf Fakultas Ilmu

Page 8: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

viii

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak

memberikan pengetahuan di mulai dari semester awal hingga semester akhir.

Teman seperjuangan di Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2015, dan Untuk

sahabat saya yang selama ini membantu dan mensupport selama pembuatan

skripsi, Kak Lukman, Aisyah Wulandari, Fatimah, Mega Nun Zitun, Mirnawati,

Melani Ramang, Evi Septiana, dan Anti Sahwa yang selalu sabar dan memberikan

motivasi dan saran kepada penulis. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki

kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan, semuanya hanyalah milik

Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun guna penyempurnaan dan perbaikan Skripsi ini senantiasa dinantikan

dengan penuh keterbukaan

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 2021

Penulis,

Yayu Wulandari

Page 9: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6

D. Kegunaan Penelitian....................................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 8

B. Pengertian Konsep dan Teori........................................................................... 12

C. Kerangka Pikir ................................................................................................. 32

D. Fokus Peneliian ............................................................................................... 34

E. Definisi Fokus Penilitian ................................................................................. 34

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................... 36

B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................................. 36

C. Sumber Data .................................................................................................... 37

Page 10: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

x

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 38

E. Informan Penelitian ......................................................................................... 39

F. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 39

G. Keabsahan Data ............................................................................................... 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................... 42

B. Makna Perayaan Tradisi Budaya Malam Satu Suro ........................................ 50

C. Pesan Moral Perayaan Tradisi Budaya Malam Satu Suro ............................... 57

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 70

B. Saran ................................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... x

Page 11: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

xi

DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .............................................................. 33

B. Gambar 4.1 letak Geografis Kaupaten Luwu Timur..................................... 42

Page 12: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah Negara besar yang terkenal dengan suku,

bahasa dan kebudayaan. Kepulauan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai

Merauke yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan sendiri-

sendiri. Kebudayaan merupakan suatu kebudayaan yang masih hidup, dalam artian

kebudayaan tersebut masih sering dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Suku

Jawa merupakan etnis terbesar dari Indonesia yang tersebar hampir semua wilayah

di Indonesia salah satu kebudayaan orang-orang Jawa adalah upacara tradisi malam

satu suro. Adat-istiadat budaya Jawa ini merupakan salah satu tradisi yang selalu

dilakukan setiap tahunnya.

Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan tentang warisan

budaya tak benda Indonesia pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa warisan budaya tak

benda Indonesia adalah berbagai hasil praktek, perwujudan, ekspresi, pengetahuan

dan keterampilan yang terkait dengan lingkup budaya yang diwariskan dari

generasi ke generasi secara terus menerus melalui pelestarian atau penciptaan

kembali serta merupakan hasil kebudayaan yang berwujud budaya tak benda

setelah melalui proses penetapan budaya tak benda. Dan pasal 2 menyatakan bahwa

warisan budaya tak benda Indonesia berasaskan:

Page 13: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

2

a) Pancasila, b) undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; c).

Bhinneka Tunggal Ika;zd). Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan e).

transparansi dan akuntabilitas. (UU tentang kebudayaan warisan budaya tak benda

tak benda Nomor 106:2013).

Samovar(2010:25) Komunikasi menjadi peranan penting dalam pemahaman

kita terhadap budaya dan mempengaruhi kita dalam perilaku kita sehari-hari.

Komunikasi dan budaya sangatlah berkaitan erat, karena budaya sangat

membutuhkan komunikasi begitupun sebaliknya. Budaya berpengaruh pada cara

pandang dan tingkah laku, bagaimana kita berpikir, bagaimana kita bertingkah laku

dan bagaimana kita melihat. Rodriguez (Samovar,2010:26) Tidak ada batasan

antara komunikasi dan budaya, seperti yang dikatakan Hall dalam Samovar budaya

adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya, maksudnya karena dalam suatu

budaya tidak terlepas dari komunikasi yang merupakan suatu set dari sikap,

perilaku, dan simbol-simbol yang dimiliki oleh manusia dan biasanya

dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki

24 Kabupaten salah satunya yaitu kabupaten Luwu Timur. Kabupaten Luwu Timur

sendiri terdiri dari 11 Kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Mangkutana.

Kecamatan Mangkutana telah ada sejak masih bergabung dengan

Kabupaten Luwu. Kemudian pada tahun 2003, Kabupaten Luwu Utara mengalami

pemekaran menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur

yang disahkan dengan Undang-Undang nomor 7 tahun 2003. Setelah terbentuk

Page 14: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

3

Luwu Timur, Kecamatan Mangkutana mengalami pemekaran desa menjadi 11

Desa salah satunya yaitu Desa Wonorejo.

Desa Wonorejo merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan

Mangkutana Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Indonesia di Desa

Wonorejo mayoritas penduduknya adalah orang Jawa dan beragama islam. Orang

Jawa khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah telah datang di Desa Wonorejo

sejak puluhan tahun yang lalu dengan membawa tradisi dan budaya Jawa,

kemudian banyak dari mereka yang tinggal menetap dan tidak kembali lagi ke

tanah Jawa. Seiring berkembangnya zaman banyak orang bugis Makassar atau

orang-orang dari daerah yang berbeda juga menetap di Desa Wonorejo. Di Desa

Wonorejo terdiri dari berbagai suku dan agama diantaranya suku Jawa, Pamona,

Bugis, Toraja dan agama yang dianut adalah agama Islam dan Kristen.

Berdasarkan observasi awal penduduk di Desa Wonorejo tercatat dengan

jumlah 2.150 jiwa pada tahun 2019 dengan berbagai suku atau etnis yang berbeda

beda yaitu suku bugis dengan jumlah 390 jiwa, Toraja dengan 8 jiwa, suku Jawa

berjumlah 1.658 jiwa dan terakhir adalah suku pamona yang berjumlah 8 jiwa.

(Mangkutana dalam angka 2019).

Di Desa Wonorejo merupakan Desa yang dihuni oleh suku Jawa terbanyak,

dan masyarakat Wonorejo juga memiliki tradisi sendiri yang dinamakan Tradisi

Budaya Malam Satu Suro. masyarakat Jawa khususnya Desa Wonorejo Kecamatan

Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan yang biasa menggunakan

bahasa Jawa dalam kesehariannya, masyarakat Jawa juga masih menanamkan

Page 15: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

4

tradisi budaya yang masih dipertahankan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini

yaitu tradisi budaya malam satu suro yang merupakan warisan dari nenek moyang

terdahulu.

Tradisi Malam Satu Suro merupakan perayaan untuk menyambut datangnya

bulan suro atau biasa disebut dengan malam satu Muharram yang dilaksanakan

oleh suku jawa yang merupakan suatu perayaan tahun baru menurut kalender Jawa.

Dalam perhitungan Jawa malam satu suro dimulai dari terbenamnya matahari pada

bulan terakhir kalender Jawa. Masyarakat Jawa khususnya di Desa Wonorejo

melakukan perayaan ini sebelum terbenamnya matahari atau sebelum magrib.

Tradisi perayaan malam satu suro merupakan tradisi turun-temurun yang

dilaksanakan oleh masyarakat Jawa di Desa Wonorejo. Sejak masyarakat Jawa

datang di Desa Wonorejo, sejak itulah Desa Wonorejo sudah berada pada beberapa

generasi yang dikatakan orang Jawa, generasi pertama yang datang ke Wonorejo

tinggal dan menetap di Desa Wonorejo hingga saat ini.

Peristiwa malam satu suro merupakan hasil dari adanya proses komunikasi

yang melibatkan beberapa unsur. Secara garis besar dapat dilihat bahwa

masyarakat Wonorejo menyelenggarakan tradisi budaya malam satu suro berperan

sebagai komunikator yang menyampaikan pesan melalui tradisi malam satu suro.

Pesan-pesan yang disimbolkan dalam rangkaian tradisi malam satu suro kemudian

diterima oleh komunikan yang terdiri dari lapisan masyarakat awam hingga ahli,

dalam proses tersebut terdapat pemaknaan antara pesan yang disampaikan oleh

masyarakat Wonorejo.

Page 16: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

5

Tradisi Malam Satu Suro ini juga menarik untuk dikaji karena sebuah tradisi

yang dilakukan oleh masyarakat Wanorejo memiliki makna dan pesan moral bagi

masyarakat setempat. Tradisi ini juga sangat unik, karena hanya ada dalam budaya

Jawa saja. Seperti yang terdapat dalam perayaan Malam Satu Suro ini, simbol-

simbol atau pesan yang terkandung didalamnya mempunyai arti yang sangat

penting bagi masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana.

Seperti yang kita ketahui seiring berkembangnya zaman teknologi dan

kemajuan zaman seperti saat ini, kebudayaan adat dan istiadat mulai lagi tak

diperhatikan bahkan terancam punah, justru bukannya punah tapi tidak berkembang

pesat. Disisi lain pada era modern ini masyarakat Wonorejo masih percaya dengan

adanya perayaan tradisi nenek moyang terdahulu salah satunya yaitu tradisi budaya

Malam Satu Suro. Masyarakat Jawa masih mempercayai tradisi ini sehingga dalam

penelitian ini dengan menghimpun pandangan beberapa orang yang mewakili unsur

masyarakat yang terlibat dalam tradisi budaya malam satu suro.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran dan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apa makna tradisi perayaan budaya malam satu suro di Desa Wonorejo

Kecamatan Mangkutana?

2. Apa pesan moral tradisi perayaan budaya malam satu suro di Desa Wonorejo

Kecamatan Mangkutana?

Page 17: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini tentunya tidak akan menyimpang

dari apa yang dipermasalahkan sehingga tujuannya sebagai berikut:

a) Untuk megetahui makna mengenai tradisi budaya malam satu suro di

Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana

b) Untuk mengetahui pesan moral mengenai perayaan tradisi budaya malam

satu suro di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a) Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

pemahaman tentang pesan moral dalam tradisi budaya Malam Satu Suro di

Desa Wonorejo.

b) Secara praktis

Diharapkan dapat berguna untuk menjadi rujukan dalam meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan Jawa yaitu tradisi budaya Malam

satu suro dan dapat memberi kontribusi agar penelitian ini dapat menjadi

Page 18: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

7

referensi serta bahan guna menambah wawasan dan pengetahuan dimasa yang

akan datang.

Page 19: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian terdahulu

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irvan Prasetiawan,2016

dengan judul penelitian Persepsi Masyarakat Jawa Terhadap Budaya Malam

Satu Suro Desa Margolembo. Dengan hasil penelitian malam satu suro adalah

malam yang keramat dan bertepatan dengan satu muharam. Pada saat malam

satu suro, seluruh benda-benda pusaka seperti keris, batu dan benda pusaka

lainnya dimandikan atau disucikan dengan bunga bunga. masyarakat

Margolembo melakukan ritual tersebut dengan bersemedi di tempat yang sakral

atau di tempat yang keramat seperti puncak gunung, pohon besar atau

dipemakaman yang keramat. Dimalam Satu Suro masyarakat dengan penuh

keyakinan meminta keselamatan, rezeki dan dipanjangkan umurnya, tradisi ini

dilakukan setiap tahunnya, apabila tradisi ini tidak dilaksanakan maka akan

menimbulkan bencana bagi masyarakat Margolembo.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deslaili Anggraini Sagita

2020 yang berjudul tradisi suronan dalam syiar Islam di Desa Rejomulyo

Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Dengan hasil penelitian

pelaksanaan suronan di Desa Rejomulyo selalu melaksanakan ritual tradisi

suronan adalah sebagai wadah penggalang persatuan dan kesatuan bagi seluruh

umat beragama dan melestarikan adat kebudayaan tradisional masyarakat Desa

Rejomulyo leluhur mereka. Selama tidak bertentangan dengan ajaran islamserta

Page 20: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

9

syiar islam, untuk itu tradisi tradisi suronan ini dapat dikembangkan dan

dilaksanakan. Masyarakat mempercayai bahwa jika tradisi tidak diadakan atau

dilaksanakan maka akan terjadi malapetaka atau musibah yang akan datang

menghampiri mereka. Berdasarkan kepercayaan tersebutlah masyarakat Desa

Rejomulyo tetap menjalankan tradisi suronan.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riza Ayu Purnamasari 2014

yang berjudul fenomena Kebo Bule kyai Klamet dalam kirab satu suro Keraton

Kasunan Surakarta. Dengan hasil penelitian yang dilakukan di Surakarta untuk

memperingati tahun baru Islam yang dilakukan dengan serangkaian ritual sarat

doa dan kirab pusaka. Dalam kirab malam satu suro terdapat terdapat simbol

keselamatan berupa Kebo Bule Kyai Slamet sebagai cucuk lampah yang berada

pada barisan terdepan kemudian diikuti barisan pusaka. Masyarakat Keraton

Kusunan memaknai Kebo Bule Kyai Slamet sbagai hewan yang berhubungan

dengan sejarah keraton Surakarta. Terdapat intrepretasi bahwa Kebo Bule

dianggap memiliki kekuatan magis. Kepercayaan tersebut menyebabkan

sekelompok kerbau albino diistimewakan, bahkan orang-orang rela berdesahan

berebut kotoran Kebo Bule Kyai Slamet yng berceceran dijalan untuk ngalab

berkah.

Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini tidak sama atau

tidak ada pengulangan dengan penelitian sebelumnya karena terdapat perbedaan

penelitian yaitu peneliti meneliti tentang pesan moral tradisi budaya malam satu

suro pada etnis suku Jawa Di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana.

Page 21: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

10

Tabel 1.1

Tabel Perbandingan Peneliti da Peneliti Sebelumnya

No Nama Peneliti dan Judul

Peneliti

Perbedaan

Peneliti

Persamaan

Penelitian

Peneliti

Terdahulu

Penelitian

Peneliti

1. Irvan Prasetiawa dengan

judul Persepsi Masyarakat

Jawa Terhadap Budaya

Malam Satu Suro di Desa

Wonorejo

Rumusan

masalah peneliti

1. bagaimana

persepsi

masyarakat

Jawa di Desa

Margolembo

kecamatan

Mangkutana

Kabupaten

Luwu Timur. 2.

Bagaimana

dampak

pelaksanaan

malam satu suro

di Desa

Wonorejo

Kecamatan

Mangkutana

Kabupaten

Luwu Timur.

Rumusan

masalah

peneliti 1. Apa

makna

perayaan

tradisi budaya

malam satu

suro di Desa

Wonorejo

Kecamatan

mangkutana. 2.

Apa pesan

moral tradisi

budaya malam

satu suro di

Desa Wonorejo

Kecamata

Mangkutana.

Jenis penelitian

kualitatif

2. Deslaili Anggraini Sagita

dengan judul Tradisi

Suroan dalam Syar Islam

di Desa Rejo Mulyo

Kecamatan Palas

Kabupaten Lampung

Selatan

Rumusan

masalah peneliti

1. Bagaimana

prosesi

terjadinya

pelaksanaan

tradisi suronan

di Desa

Rejomulyo

Kecamatan

Palas

Kabupaten

Lampung

Selatan

Rumusan

masalah

peneliti 1. Apa

makna

perayaan

tradisi budaya

malam satu

suro di Desa

Wonorejo

Kecamatan

mangkutana. 2.

Apa pesan

moral tradisi

budaya malam

satu suro di

Jenis penelitian

kualitatif

Page 22: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

11

Desa Wonorejo

Kecamata

Mangkutana.

3. Fenomena Kebo Bule

Kyai Slamet dalam Kirab

Satu Suro Keraton

Kusunan Surakarta

Rumusan

masalah peneliti

1. Bagaimana

persepsi

masyarakat

keraton di

Surakarta

sebagai

komunikator

pada fenomena

kebo bule

slamet di kirab

malam satu suro

Keraton

Kusunan

Surakarta. 2.

Bagaimana

persepsi

masyarakat ahli

di Surakarta

sebagai

komunikan

pada fenomena

kebo bule kyai

slamet di kirab

malam satu suro

Keraton

Kusunan

Surakarta

Rumusan

masalah

peneliti 1. Apa

makna

perayaan

tradisi budaya

malam satu

suro di Desa

Wonorejo

Kecamatan

mangkutana. 2.

Apa pesan

moral tradisi

budaya malam

satu suro di

Desa Wonorejo

Kecamata

Mangkutana.

Jenis penelitian

kualitatif

Page 23: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

12

B. Komunikasi

Komunikasi adalah proses interaksi antara seseorang dengan orang lain

dengan tujuan agar pesan tersampaikan dan memiliki kesamaan pandang. Kata

komunikasi dalam bahasa inggris disebut communication yang mempunyai

makna hubungan atau pemberitahuan. Buku dasar-dasar komunikasi

mengatakan Onong Effendi mengatakan bahwa komunikasi dlam bahasa latin

disebut communication atau communis yang berarti sama, sama makna atau

memiliki kesamaan pandangan. Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa

komunikasi dapat berlangsung apabila terjadi kesamaan makna atau pandangan

antara kedua pihak.

Komunikasi merupakan prasyarat dasar kehidupan, dimana aktivitas

hidup manusia tidak bisa dipisahkan dengan komunikasi. Kehidupan manusia

hampa atau tidak ada kehidupan sama sekali tanpa komunikasi. Karena tanpa

komunikasi maka interaksi antar manusia secara perorangan, kelompok,

organisasi, sosial maupun interasional tidak mungkin dapat terjad. Dua orang

dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi-reaksi,

aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini (dalam berbagai tingkatannya), di

dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi.

Dalam kehidupan sehari-hari, tak peduli dimana anda berada, anda selalu

berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang tertentu yang berasal dari

kelompok, ras, etnik, atau budaya lain. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan

orang orang yang berbeda kebudayaan merupakan kegiatan sehari-hari yang

Page 24: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

13

sangat popular dan pasti dijalankan dalam pegaulan manusia.

(Ansar,Akil;2007).

1. Komunikasi Verbal

Yaitu suatu jenis percakapan atau penyampaian pesan dan informasi

yang menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh penerima berdasarkan

yang telah didengarnya. Pesan verbal menggunakan bahasa yang bisa diartikan

sebagai seperangkat kata yang telah tersusun secara struktur sehingga menjadi

kalimat yang mengandung arti, dan bahasa juga menjadi alat yang sangat

penting untuk memahami lingkungan, melalui bahasa kita dapat mengetahui

sikap, perilaku dan pandangan suatu masyarakat.

2. Komunikasi Non Verbal

Yaitu pesan yang digunakan dalam komunikasi dengan bahasa isyarat.

Manusia dalam berkomunikasi selain menggunakan pesan verbal juga

mengunakan pesan non verbal. Komunikasi non verbal tersebut hanya

memberikan pesan pada saat terjadi saat ini dan sekarang yang dapat

mengindikasikan sikap terkait subjek yang dibicarakan. Menurut Cangara

dalam (Anna Sherly;2018) bahwa pesan non verbal merupakan jenis pesan

dalam penyampaiannya dengan cara langsung atau bertatap muka secara

langsung dan pesan yang disampaikan dapat dipahami isinya oleh penerima

melalui gerak gerik, tingkah laku, dan ekspresi muka pengirim pesan. Pada

pesan non verbal hanya mengandalkan indera penglihatan yang berhubungan

dengan kelakuan.

Page 25: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

14

Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia

sebagai makhluk sosial, dalam komunikasi tersebut mencakup sejumlah

komponen atau unsur, salah satunya adalah komponen pesan. Pesan yang

disampaikan komunikator. Pesan yang disampaikan komunikator adalah

pernyataan sebagai panduan, pikiran dan perasaan, ide, informasi, dan

keyakinan.

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara

tatap muka atau melalui media komunikasi. isinya bisa berupa ilmu

pengetahuan, hiburan, atau informasi.

Harrold Lasswell menyatakan bahwa komunikasi merupakan jawaban

dari pertanyaan Who Says (siapa berkata), what to whom (kepada siapa), with

what effect (dengan efek apa)? Berdasarkan pernyataan Lasswell tersebut dapat

diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain dan

tidak dapat dipisahkan, serta sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut yaitu :

a). Komunikator (communicator) b). Pesan (massage) c). Media (media,

channel) d). Komunikan (communicant, receiver) e). Efek (effect).

Melihat dari kelima unsur diatas, Laswell menjelaskan bahwa

komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Salah satu bentuk

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat adalah komunikasi budaya.

Page 26: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

15

Komunikasi budaya diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah masyarakat.

a. Pesan Komunikasi

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi

pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku

komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun

inti pesan dari komunkasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir

komunikasi. Adapun penyampaian pesan dapat dilakukan secara lisan, face to

face, langsung menggunakan media, saliuran dan sebagainya. Sementara

bentuk pesan bersifat informative, persuasive, dan koersif. (Onong

Effendy;2002)

Bentuk pesan yang bersifat informatif memberikan keterangan-

keterangan atau fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil keputusan.

Dalam situasi tertentu pesan informative justru lebih berhasil daripada

persuasif, misalnya jika audiens adalah kalangan cendekiawan. Sementara

bentuk pesan persuasif lebih bersifat bujukan, yaitu membangkitkan pengertian

dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan kan memberikan

perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas kehendak sendiri (bukan

dipaksakan). Perubahan tersebut diterima atas kesadaran sendiri. Bentuk pesan

koersif lebih bersifat memaksa dan dengan menggunakan sanksi-sanksi apabila

Page 27: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

16

tidak dilaksanakan. Pesan yang ingin disampaikan haruslah tepat, pesan yang

mengenai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berkut:

a. Umum berisikan hal-hal yang umum atau dipahami oleh audiens atau

komunikasi, bukan soal soal yang cuma berarti atau dipahami oleh

seseorang atau kelompok tertentu.

b. Jelas dan gambling, pesan haruslah jelas dan gambling, tidak samar

samar. Jika mengambil perumpamaan yang senyata mungkin. Untuk

tidak ditafsirkan menyimpang dari yang ksita maksudkan, maka pesan

tersebut benar-benar nyata.

c. Bahasa yang jelas sejauh mungkin hindarilah menggunakan istilah-

istilah yang tidak dipahami oleh audiens atau khalayak. Penggunaaan

bahasa yang jelas yang cocok dengan komunikan situasi daerah dan

kondisi dimana berkomunikasi. Begitu pula berbahasalah yang baik dan

benar.

d. Positif. Kodrat manusia selalu tidak ingin mendengar dan melihat hal-

hal yang tidak menyenangkan dirinya, oleh karena itu setiap pesan agar

diusahakan atau diutarakan dalam bentuk positif.

e. Seimbang. Pesan yang disampaikan hendaklah tidak ekstrim dan selalu

menetang baik dan buruk karena hal ini cenderung ditolak atau tidak

diterima oleh komunikan. Sebab itu jika kita berbicara seolah-olah

kelompok atu paling benar, paling sempurna dan paling bersih

sedangkan kelompok lain sebaliknya, pesan ini kecenderungan untuk

Page 28: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

17

tidak diterima oleh komunika. Sebaliknya pesan ini dirumuskan

seimbang, yaitu dengan baik mengesampingkan kelemahan yang ada,

disamping menonjolkan keberhasilan yang telah dicapai.

f. Penyesuaian dengan keinginan komunikasi orang-orang yang menjadi

sasaran atau komunikan dari komunikasi yang kita lancarkan selalu

mempunyai keinginan atau kepantingan tertentu. Dalam hal ini

komunikator dapat menyesuaikan dengan keadaan waktu dan tempat.

Berdasarkan uraian diatas hambatan hambatan terhadap pesan sering

kali kita alami dalam berkomunikasi, lain yang dituju tapi lain yang

diperoleh. Dengan kata lain apa yang diharapkan tidak sesuai dengan

kenyataan. Jalaluddin dalam (Novita Asri:2019)

b. Pola Komunikasi

(Onong Uchjana;2002) Pola komunikasi merupakan serangkaian dua

kata, karena keduanya mempunyai keterkaitan makna sehingga mendukung

dengan makna lainnya. Maka lebih jelasnya dua kata tersebut akan diuraikan

tentang penjelasannya masing masing. Pola juga dapat dikatakan juga dengan

model yaitu cara untuk menunjukan sebuah objek yang mengandung

kompleksitas proses didalamnya dan hubungan antara unsur unsur

pendukungnya.

Sedangkan pola komunikasi dan pola budaya saling berhubungan,

seperti halnya kebudayaan dan komunikasi, karena kebudayaan adalah

komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan. Pola komunikasi dapat

Page 29: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

18

dimaknai sebagai bentuk saat terjadinya proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan.

Menurut Effendi yang dimaksud dengan pola komunikasi adalah proses

yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautan unsur-unsur yang yang

dicakup beserta keberlangsungannya guna memudahkan pemikiran secara

sistematik dan logis. (Onong Uchjana Effendy:2002)

Dari pengertian diatas pola komunikasi adalah gambaran dua orang atau

lebih dalam proses pengirimandan penerimaan pesan dengan tepat, sehingga

pesan yang dimaksud dapat tersampaikan dan mudah dipahami.

c. Proses Komunikasi

Sebelum mengetahui bentuk sebuah pola komunkasi apa yang

diterapkan dalam sebuah komunitas baik secara individu maupun organisasi,

maka kita perlu melihat proses komunikasinya., karena pola komunikasi

tersebut terlahir dari berbagai proses komunikasi sehingga keduanya tidak

dapat dipisahkan, karena menjadi sebuah kesatuan. Tanpa melihat proses

komunikasi yang terjadi dalam sebuah aktifitas komunikasi maka kita tidak

dapat mengetahui pola komunikasi apa yang digunakan.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua menurut Onong Uchjana

Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu primer dan

sekunder.

a) Proses komunikasi secara primer

Page 30: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

19

Proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Lambang sebagai

media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa secara langsung mampu

menerjamahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Pertama komunikan menyandi pesan yang disampaikan kepada komunikan, ini

seperti memformulasikan pikiran atau perasaan kedalam bahasa yang

diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran

komunikan untuk mengawa sandi (decode) pesan komunikator itu. Itu berarti ia

menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator

tadi dalam konteks pengertiannya. Yang penting dalam proses penyandiannya

(coding) itu bahwa komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat

mengawa sandi (decoding) hanya kedalam kata bermakna yang pernah

diketahui dalam pengalamannya masing-masing, karena komunikan

berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh

komunikan, dengan kata lain komunkasi adalah proses membuat sebuah pesan

setala (tuned) bagi komunikator dan komunikan.

b) Proses komunikasi secara sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang

sebagai media pertama. Seperti yang telah diterangkan diatas pada umumnya

bahasa yang banyak digunakan dalam komunikasi karena bahasa sebagai

Page 31: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

20

lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat dan sebagainya baik

mengenai hal yang abstrak maupun yang konkrit.

Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan

kebudayaan. Komunikasi mengalami kemajuan dengan memadukan

berlambang bahasa dengan komunikasi berlambang gambar dan warna. Akan

tetapi oleh para ahli komunikasi diakui bahwa keefektifan dan efisiensi

komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat

informatif. Menurut mereka yang efektif dan efisien dalam menyampaikan

pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka karena kerangka acuan

komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangkan dalam proses

komunikasinya umpan balik berlangsung seketika dalam arti kata komunikator

mengetahui tanggapan atas reaksi komunikan pada saat itu juga (Onong

Uchjana:2002).

C. Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu

“buddhaya” bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal) yang diartikan sebagai

hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia Konetjaraningrat dalam

(burhan bungin;2011). Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut dengan

culture yang berasal dari bahasa latin, colere yaitu mengelolah atau

mengerjakan. Kata culture juga biasa diterjemahkan sebagai “kultur” dalam

bahasa Indonesia.

Page 32: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

21

Arti budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003;169 dalam

(Rulli Narullah;2012) budaya bisa diartikan sebagai pikiran, akal budi, adat

istiadat, sesuatu yang mengenai kebudayaan yang sudah berkembang , dan

sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk dirubah. Manusia yang

beretika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai etik. Budaya yang

memiliki nilai nilai etik adalah budaya yang mampu menjaga,

mempertahankan, bahkan mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia

itu sendiri. Simbol tersebut bermakna sebagai sesuatu ekspresi komunikasi

diantara manusia yang mengandung makna yang terus berkembang seiring

pengetahuan manusia dalam menjalani kehidupan. (Rulli,Nasrullah;2012).

Terkait dengan tradisi budaya yang ada dimasyarakat Wonorejo saat ini

menjelaskan bahwa benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai

makhluk yang berbudaya, yang berupa perlaku dan benda benda yang bersifat

nyata, seperti pola perlaku, bahasa, organisasi sosial, religi dan seni dan

komunikasi berlangsung dalam konteks budaya tertentu karena komunikasi

dipengaruhi dan mempengaruhi kebudayaan suatu kehidupan masyarakat.

Kebudayaan adalah pandangan hidup dari kelompok masyarakat dalam bentuk

komunikasi simbol-simbol tentang keterampilan suatu kelompok perilaku

kepercayaan, pengetahuan, sikap, nilai dan makna yang mereka terima

masyarakat yang semuanya diwariskan melalui proses komunikasi dan peniruan

dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Page 33: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

22

Dalam komunikasi antarbudaya, setiap orang yang terlibat didalamnya

harus memahami proses komunikasi secara umum. Proses komunikasi

merupakan suatu proses timbal balik antara komunikator sebagai pengirim dan

komunikan sebagai penerima pesan dan menciptakan pengertian dan

penerimaan yang sama, serta menghasilkan tindakan yang sama untuk

mencapai tujuan : a) Tahap ideasi/gagasan (proses penciptaan gagasan atau

informasi yang di lakukan oleh komunikator, b). Tahap encoding (gagasan atau

informasi dibentuk menjadi simbol), c). Tahap pengiriman (gagasan atau pesan

telah disimbolkan melalui saluran media komunikasi), d). Tahap penerimaan

(pesan di terima oleh komunikan), e). Tahap Decoding (pesan-pesan yang

diterima diinterprestasikan, dibaca, diartikan dan diuraikan secara langsung

atau tidak langsung melalui proses berpikir) dan f). Tahap respon (tindakan

yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesan-pesan yang

diterimanya merupakan tahap terakhir dalam proses komunikasi).

(Simanjuntak;2003).

Komunikasi antarbudaya terjadi bila pengirim pesan merupakan anggota

dari suatu budaya dan penerima pesannya merupakan anggota dari budaya lain.

Komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi antar orang-orang yang

berbeda budaya baik dalam arti ras, etnik maupun perbedaan sosioekonomi.

Tubbs dan Moss dalam(Ahmad sihabuddin;2017;13).

Komunikasi dan budaya tidak dapat dipisahkan dan sangatlah berkaitan

erat karena budaya sangat membutuhkan komunikasi begitupun sebaliknya.

Page 34: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

23

Budaya berpengaruh pada cara pandang dan tingkah laku, bagaimana kita

berpikir dan bagaimana kita bertingkah laku dan melihat. Seperti yang

dikatakan Hall dalam Samovar budaya adalah komunikasi dan komunikasi

adalah budaya. Maksudnya karena dalam suatu budaya tidak terlepas dari

komunikasi yang merupakan suatu set dari sikap, perilaku dan simbol simbol

yang dimiliki manusia dan biasanya dikomunikasikan dari suatu generasi ke

generasi berikutnya (Samovar,2010;25).

Komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya

berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi: apa makna pesan verbal dan

nonverbal menurut budaya-budaya yang bersangkutan, apa yang layak

dikomunikasikan, bagaimana cara mengkomunikasikan nya (verbal dan

nonverbal) dan kapan mengkomunikasikannya. Mulyana(Heryadi

Silvana:2013).

D. Kaitan Komunikasi dan Budaya

Ruben dan Stewart mendefinisikan komunikasi yaitu sesuatu yang sangat

esensi bagi individu, relasi, kelompok, organisasi dan masyarakat. Komunikasi

merupakan garis yang menghubungkan manusia dengan dunia, bagaimana

manusia membuat kesan kepada dunia, komunikasi sebagai sarana untuk

mengekspresikan diri dan mempengaruhi orang lain. Karena itu jika manusia

tidak berkomunikasi maka dia idak dapat menciptakan dan memelihara relasi

dengan sesam kelompok, organisasi dan masyarakat. Komunikasi

Page 35: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

24

memungkinkan manusia untuk mengkoordinasi semua kebutuhannya bersama

orang lain. (Liliweri Alo:2011).

Budaya merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan dan meliputi sisem idea dan gagasan yang terdapat dalam pikiran

manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua masyarakat

pernah ada dalam kehidupan saat ini, menerima warisan kebudayaan dari

leluhur mereka. Warisan dan kebudayaan itu adanya berupa gagasan, ide atau

nilai-nilai luhur dan benda-benda budaya. Warisan kebudayaan ini boleh jadi

sebuah kecenderungan alamiah dari kehidupan manusia untuk terus-menerus

memberikan nilai dan fakta kebenaran yang ada.

Komunikasi adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi dan

sangatlah berkaitan erat karena budaya sangat membutuhkan komunikasi

begitupun sebaliknya, budaya berpengaruh pada cara pandang dan tingkah laku,

bagaimana kita berpikir dan bagaimana kita bertingkah laku dan melihat.

Maksudnya karena dalam suatu budaya tidak terlepas dari komunikasi yang

merupakan suatu set dari sikap, perilaku dan simbol-simbol yang dimiliki

manusia dan biasanya dikomunikasikan dari suatu generasi kegenerasi

berikutnya. (Samovar, 2010)

Menurut Philipsen dalam (Damastuti;2016) mengatakan budaya bukan

hanya mempengaruhi komunikasi, tetapi juga dipengaruhi oleh komunikasi.

Komunikasi itu lahir karena manusia berpikir dan enyatakan eksistensinya,

sementara eksistensi itu ada karena manusia berpikir dan menyatakan

Page 36: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

25

eksistensinya, sementara eksitensi itu adda karena pengakuan dari manusia

sekitarnya. Pengakuan itu lahir karena ada bahasa yang membuat manusia bisa

berinteraksi dengan manusia lainnya didalam masyarakat. Interaksi antara satu

individu dengan individu lainnya didalam masyarakat yang megakibatkan

lahirnya budaya.

Ketika berbicara peranan budaya dalam pembentukan pola komunikasi,

maka salah satu komponen budaya yang memiliki peran dalam pembentukan

pola komunikasi adalah kearifan lokal. Kearifan lokal dipahami sebagai cara

hidup suatu masyarakat yang didasarkan ajaran, ideology, falsafah hidup dari

suatu budaya yang dimiliki oleh suatu masyarakat terbntuk sebagai proses yang

terjadi dilingkungan hidupnya. (Damastuti;2016).

E. Makna

Makna adalah balasan terhadap pesan, suatu pesan terdiri dari tanda-tanda

dan simbol-simbol yang sebenarnya tidak mengandung makna. Makna baru akan

muncul ketika ada sesorang yang menafsirkan tanda dan simbol yang

bersangkutana dan berusaha memahami artinya. Makna pesan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah segala bentuk pesan yang terkandung dalam

perayaan tradisi malam satu suro di Desa Wonorejo Kecamatan mangkutana.

Dengan kata lain makna diartikan sebagai cara pandang seseorang pada realita

yang ditangkap oleh panca indera, baik secara verbal maupun non verbal sebagai

representasi dan informasi yang diterima dengan memberikan pemaknaan.

F. Pesan Moral

Page 37: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

26

a. Definisi pesan

Menurut Arni Muhammad (2007:30) Pesan adalah seperangkat simbol

verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai gagasan atau maksud dari

suatu sumber yang disampaikan bisa memberikan pengaruh yang cukup berguna

dan efektif, pesan dapat ditujukan kepada satu individu kepada individu yang

lain penyampaian pesan dapat dilakukan melalui lisan, tatap muka secara

langsung dan isi pesan dapat berupa masukan yang dapat di terima masyarakat.

Cangara (Nasrullah;2012) pesan merupakan titik sentral dalam proses

komunikasi termasuk dalam komunikasi antarbudaya. Pesan merupakan

perwakilan dari image seta tujuan tujuan yang ingin dicapai. Cangara

menegaskan bahwa pesan merupakan sesuatu yang disampaikan pengirim

kepada penerima, dan penyampaiannya melalui tatap muka atau melalui media

komunikasi.

Bebicara tentang pesan dalam komunikasi, kita tidak terlepas dari apa yang

disebut dengan simbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator kepada

komunikan. Sebagai makhluk sosial dan juga makhluk sosial berkomunikasi,

manusia dalam hidupnya diluputi oleh berbagai macam simbol, baik yang

diciptakan oleh manusia itu sendiri maupun yang bersifat alami.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita tidak dapat membedakan

pengertian antar simbol dan kode, bahkan banyak orang menyamakan kedua

konsep tersebut. Simbol merupakan lambang yang memiliki suatu objek,

Page 38: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

27

sedangkan kode adalah seperangkat simbol yang telah disusun secara sistematis

dan teratur sehingga mempunyai arti. Sebuah simbol yang tidak memiliki arti

bukanlah kode kata David K.Berlo; dalam (Cangara;2003).

b. Definisi Moral

Menurut Lillie (Budiningsih;2008) moral menurut bahasa latin “mos”,

dalam bahasa jamak “mores” yang berarti tata cara dalam hidup ber-adat

istiadat. sedangkan menurut Suseno dalam (Budiningsih;2008) moral merupakan

baik buruknya sikap seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga

masayarakat.

Menurut Zakiah Darajat dalam (Dini indriani;2013) moral adalah kelakuan

tentang nilai-nilai masyarakat yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar

oleh rasa tanggung jawab atas perilaku tersebut. Ajaran moral membuat

pandangan tentang nilai dan norma yang terdapat diantara kelompok manusia.

Adapun kategori golongan berdasarkan pesan moral, yaitu;

a. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan

b. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri seperti ambisi, dan takut

c. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial

termasuk termasuk hubungan dengan alam.

Berdasarkan uraian tentang moral dapat diartikan sebagai sesuatu perilaku

yang dilakukan oleh individu yang berhubungan dengan kemampuan dalam

menentukan baik buruknya suatu perilaku pada diri seseorang yang berhubungan

Page 39: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

28

dengan tingkah laku, akhlak, budi pekerti dan mental yang membentuk karakter

dalam diri seseorang sehingga dapat menilai baik buruknya perilaku seseorang.

c. Pesan moral

Cangara (Nasrullah;2012) Pesan merupakan titik sentral dalam proses

komunikasi termasuk dalam komunikasi antarbudaya. Pesan merupaka

perwakilan dari image serta tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pesan merupakan

titik temu antara sender dan receiver. Cangara (Nasrullah:2012) menegaskan

bahwa pesan merupakan sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.

Penyampaiannya biasa melalui tatap muka maupun media komunikasi dan

Moral merupakan kelakuan tentang nilai nilai masyarakat yang timbul dari hati

dan bukan paksaan dari luar oleh rasa tanggung jawab atas perilaku baik

buruknya sikap seseorang.

Berdasarkan penjelasan pesan dan moral dapat di simpulkan bahwa pesan

moral merupakan pesan yang terdapat muatan moral atau nilai-nilai kebaikan

atau keburukan pada seseorang. Nilai-nilai tersebut bersumber dari akal manusia

dan kebudayaan suatu masyarakat.

G. Tradisi budaya malam satu suro

Berdasarkan kepada kepercayaan terhadap nenek moyang terdahulu tradisi

berasal dari kata “traditium” pada dasarnya berarti segala sesuatu yang diwarisi

dari masa lalu. Tradisi merupakan hasil cipta dan karya manusia objek material,

kepercayaan. Khayalan, kejadian atau lembaga yang diwariskan dari sesuatu

Page 40: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

29

generasi ke generasi berikutnya seperti misalnya adat-istiadat, kesenian dan

properti yang digunakan. Sesuatu yang di wariskan tidak berarti harus diterima,

dihargai atau disimpan sampai mati. Bagi para pewaris setiap apa yang mereka

warisi tidak dilihat sebagai tradisi. Tradisi yang diterima akan menjadi unsur

yang hidup di dalam kehidupan para pendukungnya. Ia menjadi bagian dari

masa lalu yang dipertahankan sampai skarang dan memiliki kedudukan yang

sama dengan inoovasi-inovasi baru. Tradisi merupakan suatu gambaran sikap

dan perilaku manusia yang telah berproses dala waktu yang lama dan dilakukan

secara turun temurun dimulai dari nenek moyang terdahulu. (Tasikuntan,

Pengertian tradisi:2012).

Malam satu suro dalam masyarakat Jawa adalah suatu perayaan tahun baru

menurut kalender Jawa dalam perhitungan masyarakat Jawa, malam satu suro ini

dimulai dari terbenamnya matahari pada terakhir bulan terakhir kalender Jawa

(29/30 bulan besar) sampai terbitnya sang matahari pada hari pertama bulan

pertama tahun berikutnya, masyarakat jawa merayakan malam satu suro dengan

melakukan suatu upacara kegiatan seperti berkumpul didalam masjid untuk

melakukan prosesi tradisi suro atau biasa disebut dengan satu muharram.

(Muhammad Sholikhin;2010).

Malam satu suro atau As-syura yang berarti sepulu, identik dengan satu

tradisi atau kebudayaan yang ada di Indonesia yang dilestarikan secara turun-

temurun khususnya masyarakat Desa Wonorejo yang bersuku Jawa

melaksanakan perayaan tradisi malam satu suro, masyarakat masih melestarikan

Page 41: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

30

budaya satu suro ini, masyarakat melaksanakan tradisi ini dengan maksud dan

tujuan untuk keselamatan terhadap sang pencipta. Masyarakat Jawa menyebut

malam satu suro dengan istilah suroan artinya melakukan kegiatan pada bulan

suro atau biasa yang dikenal dalam kalender hijriyah Satu Muharram bahkan

dalam satu suro masyarakat menganggap hari yang sakral sehingga masih

dipertahankan sampai saat ini. Mereka percaya bahwa tradisi perayaan malam

satu suro ini dapat membawa berkah bagi masyarakat.

H. Kebudayaan dan tradisi Dalam Pandangan Islam

(M.Akil;2007) Kebudayaan Islam merupakan implemetasi ajaran Islam,

baik dalam bentuk pemkiran seni, sikap atau perbuatan yang didorong oleh

perintah wahyu. Jika ajaran agama Islam ini diamalkan sungguh-sungguh,

maka umat Islam akan menjadi maju dalam menciptakan kebudayaan. Menurut

sarjana dan pengarang Islam, Sidi Gazalba, kebudayaan Islam adalah cara

berpikir dan cara merasa Islam yang menyatakan diri dalam seluruh segi

kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan social dalam

suatu ruang dan suatu waktu. Meskipun agama Islam bukan agama budaya

namun sangat mendorong bahkan turut mengatur penganutnya untuk

membangun kebudayaan dan Islam membuat sendiri kebudayaannya yang

sesuai dengan ajaran Islam.

Sebagaimana ajaran Islam dalam Al-Qur’an surah QS. Al Imran/3: 103,

berbunyi :

Page 42: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

31

Artinya :

“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan

janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika

kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu,

sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu)

kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana.

Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu

mendapat petunjuk.”

Maksud ayat diatas adalah berpegang teguhlah kepada Allah dan tetaplah

bersatu yakni upayakan sekuat tenaga untuk tetap bersatu dan janganlah berbuat

sesuatu yang mengarah kepada perpecahan. (kementrian Agama RI;2018)

Ketika sebuah tradisi dan budaya tidak bertentangan dengan agama, maka

Islam akan mengakui dan melestarikannya. Tetapi ketika sesuatu tradisi dan

budaya berentangan dengan nilai-nilai agama maka Islam akan memberikan

beberapa solusi, seperti menghapus budaya atau meminimalisir kadar madharat

budaya tersebut. Namun ketika suatu budaya dan tradisi masyarakat yang telah

berjalan tidak dilarang dalam agama maka dengan sendirinya menjadi bagian

bagian yang integral dari syariah Islam.

Seperti yang dijelaskan, tradisi menurut Al-Qur’an itu sendiri Allah

berfirman dalam QS. Al-A’raf/7: 199 berbunyi :

Page 43: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

32

Artinya :

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf (tradisi

yang baik), sera berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”

I. Kerangka Berpikir

Kebudayaan merupakan warisan dari nenek moyang suatu masyarakat

yang akan terjadi pada generasinya yang akan datang. Salah satu budaya yang

masih dilestarikan sampai saat ini adalah budaya Malam Satu Suro, dimana

budaya ini dilakukan oleh masyarakat jawa di Indonesia. Desa Wonorejo

Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu daerah

yang mayoritasnya adalah suku Jawa, mereka setiap tahunnya melakukan tradisi

Malam Satu Suro.

Untuk melihat tradisi budaya malam satu suro ada dua rumusan masalah

yang akan dicari, yaitu rumusan pertama yakni makna dari perayaan tradisi

budaya malam satu suro yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa Di Desa

Wonorejo Kecamatan Mangkutana dan rumusan masalah kedua yaitu pesan

moral dari perayaan tradisi budaya malam satu suro di Desa Wonorejo

Kecamatan Mangkutana dengan menggunakan teori pesan yang dimana terdapat

pesan verbal dan nonverbal dalam penelitian perayaan tradisi budaya malam satu

suro.

Page 44: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

33

Berdasarkan pemaparan kerangka pikir diatas dapat disederhanakan

sehingga mudah dipahami dengan bagan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Tradisi Budaya

Malam Satu

Suro

Makna

perayaan

tradisi budaya

malam satu

suro

Pesan Moral

Perayaan

tradisi budaya

malam satu

suro

Pesan Moral

Makna dan

Moral

-Pesan verbal

-pesan non

verbal

Page 45: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

34

J. Fokus Penelitian

Untuk menghindari terjadinya penafsiran dari pembaca dan keluar dari

pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti hanya berfokus pada

makna dan pesan moral tradisi budaya malam satu suro di Desa Wonorejo

Kecamatan Mangkutana.

K. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang diuraikan diatas, dapat dideskripsikan

permasalahan dengan pendekatan penelitian ini bahwa ada beberapa hal yang

menyangkut tentang apa makna dan pesan moral pada perayaan tradisi budaya

Malam Satu Suro. agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap judul yang

dimaksud maka penulis akan menjelaskan beberapa variabel:

a. Tradisi Malam Satu Suro

Malam satu suro merupakan tradisi orang Jawa untuk menyambut

datangnya bulan Suro yang biasa disebut dengan satu Muharram yang

dilaksanakan oleh masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana yang

masih dipertahankan hingga saat ini untuk mendapatkan keberkahan dan

ketentraman dalam hidup

b. Pesan Verbal

Page 46: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

35

Pesan verbal merupakan pesan yang disampaikan secara lisan maupun

tertulis seperti ide-ide, gagasan yang mengandung arti. Kode verbal dalam

penggunaannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai

seperangkat kata yang disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan

kalimat yang mengandung arti.

c. Pesan Non Verbal

pesan non verbal merupakan jenis pesan dalam penyampaiannya dengan

cara langsung atau bertatap muka secara langsung dan pesan yang disampaikan

dapat dipahami isinya oleh penerima melalui gerak gerik, tingkah laku, dan

ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non verbal hanya mengandalkan

indera penglihatan yang berhubungan dengan kelakuan.

d. Makna

Makna adalah balasan terhadap pesan, suatu pesan terdiri dari tanda-tanda

dan simbol-simbol yang sebenarnya tidak mengandung makna. Makna baru akan

muncul ketika ada sesorang yang menafsirkan tanda dan simbol yang

bersangkutana dan berusaha memahami artinya. Makna pesan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah segala bentuk pesan yang terkandung dalam

perayaan tradisi malam satu suro di Desa Wonorejo Kecamatan mangkutana.

Dengan kata lain makna diartikan sebagai cara pandang seseorang pada realita

yang ditangkap oleh panca indera, baik secara verbal maupun non verbal sebagai

represntasi dan informasi yang diterima dengan memberikan pemaknaan.

Page 47: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan diwilayah Desa Wonorejo Kecamatan

Mangkutana Kabupaten Luwu Timur yang berkaitan dengan “Pesan Moral Tradisi

Budaya Malam Satu Suro di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana.

Adapun alasan memilih Lokasi ini adalah dikarenakan pada kawasan

masyarakat di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana yang didominasi oleh suku

jawa yang masih mempertahankan budaya malam satu suro diera modern ini,

sehingga perlu diteliti mengenai pandangan dan makna pesan moral dari Budaya

Malam Satu Suro di Desa Wonorejo.

Adapun waktu penelitian dalam pengambilan data akan dilakukan selama 2

bulan setelah seminar proposal dilaksanakan.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif dengan jenis penelitian pendekatan deskriptif. Metode penelitian

diartikan sebagai sesuatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap dimulai

menentukan topik pengumpulan data, maka penelitian ini akan diarahkan untuk

mengidentifikasi, mendeskripsikan bagaimana Pesan Moral Tradisi Budaya Malam

Page 48: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

37

Satu Suro di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana. Dalam penelitian ini peneliti

memperhatikan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan kemudian ditafsirkan

dan diberi makna sesuai dengan apa yang ingin dicapai dalam penelitian di

lapangan.

Penggunaan metode penelitian deskriptif ini untuk mengumpulkan suatu

kenyataan yang ada atau yang terjadi di lapangan agar dapat dipahami secara

mendalam, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh data yang diperlukan sesuai

dengan tujuan penelitian. menggunakan pendekatan fenomenologi yang merupakan

suatu pendekatan yang digunakan untuk melihat hal hal yang terjadi pada objek

penelitian dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

ada di lapangan (Moleong, 2007;5)

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data primer

dan data sekunder:

a) Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui penelitian lapangan

dengan melakukan interview, yang berarti kegiatan langsung ke lokasi penelitian

untuk memperoleh data dari narasumber dengan cara melakukan Tanya jawab

yang berkaitan dengan “Budaya Malam Satu Suro”.

b) Data sekunder

Data sekunder merupakan data data yang dapat dijadikan sebagai pendukung

data pokok, atau dapat pula didefinisikan sebagai sumber data yang mampu atau

Page 49: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

38

dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data

pokok. Adapun sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data

sekunder adalah berupa buku, jurnal, majalah dan pustaka lain yang berkaitan

dengan tema penelitian.

D. Metode pengumpulan data

Dalam pengumpulan data metode yang digunakan yaitu ; observasi,

interview/wawancara dan dokumentasi. Dalam pengumpulan data penulis

menggunakan teknik :

a) Observasi

Observasi adalah suatu teknik penelitian yang digunakan oleh penulis

dengan turun lansung ke lapangan untuk mengamati objek secara langsung guna

mendapatkan data yang lebih jelas. Observasi dimaksudkan untuk

mengumpulkan data dengan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang

diteliti. Dalam pelaksanaan observasi penulis menggunakan alat bantu untuk

memperlancar observasi di lapangan yaitu buku catatan sehingga seluruh data-

data yang diperoleh di lapangan melalui observasi ini dapat langsung dicatat.

b) Wawancara

Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan keterangan

secara mendalam dan detail. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis

memilih melakukan metode wawancara tidak struktur, maksudnya melakukan

Page 50: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

39

wawancara secara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang tidak tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancaranya hanya berupa garis besar

permasalahan yang akan di pertanyakan. (Sugiyono,2009;73)

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan bukti dan keterangan seperti foto,

kutipan materi, dan berbagai bahan referensi lain yang berada di lokasi

penelitian dan dibutuhkan untuk memperoleh data valid.

E. Informan penelitian

Menurut Moleong (2007;132) bahwa informan penelitian adalah orang orang

yang dimanfaantkan untuk memberi informasi tentang kondisi dan situasi latar

belakang penelitian, adapun informan penelitian merupakan seseorang yang menjadi

narasumber dan memberikan informasi maupun keterangan keterangan mengenai

fakta-fakta yang terjadi di lapangan disaat penelitian berlangsung. Informan

penelitian ini merupakan orang orang yang bertempat tinggal di Desa Wonorejo

Kecamatan Mangkutana yaitu: Kepala Desa Wonorejo, masyarakat Desa Wonorejo

dan Tokoh Agama di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan penelitian ini adalah :

1. Reduksi data

Page 51: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

40

Reduksi merupakan bentuk analisis yang digolongkan, mengarahkan

membuang yang tidak perlu dan mengumpulkan data dengan cara sedemikian

rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

2. Display data

Display data adalah penyajian data ke dalam bentuk tertentu, sehingga

terlihat sosoknya secara utuh. Dalam penyajian data, penulis melakukan secara

induktif, yakni menguraikan setiap permasalahan dalam pembahasan penelitian

ini dengan cara pemaparan secara umum kemudian menjelaskan dalam

pembahasan yang lebih spesifik.

3. Penarikan kesimpulan

Dalam menganalisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi, setiap kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara

dan akan berubah apabila ditemukan bukti bukti kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Upaya penarikan kesimpulan yang

dilakukan peneliti mulai mencari arti penjelasan penjelasan. Kesimpulan

kesimpulan itu kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara

memikir ulang dan meninjau lapangan sehingga terbentuk penegasan

kesimpulan.

Metode yang digunakan dalam penulisan dan pengumpulan data dalam

proposal ini yaitu dilakukan dengan sistem dokumentatif, yaitu mengambil

Page 52: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

41

referensi bahan dari berbagai sumber-sumber yang relevan kemudian

menganalisisnya sesuai dengan kasus atau topik yang diangkat.

G. Keabsahan Data

Dalam setiap pelaksanaan penelitian data yang terkumpul tentunya tidak

semuanya valid dan kredibel. Untuk itu dalam menguji tingkat kredibilitas dan

keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber , yaitu dengan

mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Triangulasi Sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan degan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, data yang telah

dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan kemudian diminta kesepakatan dengan

sumber data. Pertama peneliti mengecek data dari berbagai sumber dan

mewawancarai narasumber pada tanggal 13 Agustus 2020 untuk mendapatkan data

yang valid, lalu peneliti mendatangi kembali narasumber pada tanggal 17 Agustus

2020 untuk mendapatkan data yang lebih valid lagi setelah mewawancarai

narasumber dalam berbagai cara dan waktu yang digunakan akhirnya peneliti

mengambil kesimpulan kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung

sehingga mendapatkan data yang valid.

Page 53: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

42

BAB 1V

HASIL DAN PEBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Letak geografis Kabupaten Luwu Timur

Sumber: Webside resmi Kabupaten Luwu Timur

Kabupaten Luwu Timur merupakan Kabupaten paling timur di

Propinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan Propinsi Sulawesi

Page 54: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

43

Tengah di sebelah Utara. Sedangkan di sebelah Selatan berbatasan

dengan Propinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone. Sementara itu,

batas sebelah Barat merupakan Kabupaten Luwu Utara. Tepatnya di

antara 2o03'00"-3o03'25" Lintang Selatan dan 119o28'56"-121o47'27"

Bujur Timur, dengan luas wilayah 6,944.88 km2. Sekitar 11,14 persen

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan luas wilayah Kabupaten Luwu

Timur. Kabupaten Luwu Timur yang beribukota di Malili.

Kabupaten Luwu Timur secara administrasi memiliki 11 Kecamatan

yaitu:

a) Kecamatan Burau

b) Kecamatan Wotu

c) Kecamatan Tomoni

d) Kecamatan Tomoni Timur

e) Kecamatan Angkona

f) Kecamatan Malili (Regional Administratif)

g) Kecamatan Towuti

h) Kecamatan Nuha

i) Kecamatan Wasponda

j) Kecamatan Mangkutana

k) Kecamatan Kalaena

Page 55: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

44

Salah satunya adalah Kecamatan Mangkutana, Kecamatan

Managkutana berada pada posisi Lintang Selatan dan Bujur Timur degan

luas wilayah 1.300,96 km. kecamatan yang terletak di sebelah Barat ibu

kota Kabupaten Luwu Timur ini berbatasan langsung dengan Provinsi

Sulawesi Tengah di sebelah Utara. Kecamatan Mangkutana terdiri dari

11 Desa salah satunya yaitu desa Wonorejo. Desa Wonorejo terletak 0

km dari Ibu Kota Kecamatan atau 55 Km dari Ibu Kota Kabupaten Luwu

Timur dengan luas wilayah 5,1 Km2 yang merupakan daerah dataran

lahan persawahan dan sedikit perbukitan. Lahan persawahan merupakan

daerah yang terluas dan menjadi penghasil terbesar dari sektor pertanian

(tanaman padi). Desa Wonorejo memiliki batas batas antara lain:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pancakarsa, Kecamatan

Mangkutana

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Maleku, Kecamatan

Mangkutana

c) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wonorejo Kecamatan

Mangkutana

d) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Maleku Kecamatan

Mangkutana. (Profil Kecamatan Mangkutana;2018)

2. Profil Kecamatan Mangkutana

Kecamatan Mangkutana merupakan salah satu yang ada di

Kabupaten Luwu Timur dengan luas wilayah 1.300,96 km2, Kecamatan

Page 56: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

45

yang terletak di Sebelah Barat ibukota Kabupaten Luwu Timur yang

berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Utara,

Kecamatan Wasuponda dan Kalaena sebelah Timu, sebelah Sealatan

berbatasan dengan Kecamatan Tomoni dan Tomoni Timur dan di sebelah

Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara. Kecamatan

Mangkutana. Kecamatan Mangkutana memiliki 11 Desa yang salah

satunya ialah Desa Wonorejo. (Profil Kecamatan mangkutana;2018)

3. Sejarah Desa Wonorejo

Pada tahun 1938, Datang Penduduk dari Jawa di Celebes (Sulawesi)

di distrik kalaena yang sekarang disebut mangkutana. Kedatangan

penduduk dari jawa itu dibawa oleh kolonial Belanda, Maka disebut

masyarakat kolonialisasi dan para penduduk kolonialisasi tiba di distrik

kalaena ditempatkan disuatu tempat yang kondisinya masih hutan. Pada

tahun 1940 hutan tersebut telah dibuka dan digarap menjadi satu

kampung Wonorejo yang artinya (Wono itu Hutan dan Rejo itu Ramai)

pada saat itu dikepalai oleh Pakem Sanjaya. Pada waktu itu

kehidupan/nasib penduduk kolonialisasi sangat menderita, Karena

adanya kerja Rodi dari Pemerintah Belanda. Pada tahun 1949 setelah

kepemimpinan pakem Pakem Sanjaya berakhir kemudian diganti dengan

R. Kandar. Pada waku iu pembangunan sudah mulai Nampak

berkembang dan araf hidup masyarakat sudah mulai membaik. Pada

tahun 1958 gerombolan DI. TII membumi hanguskan kampung

Page 57: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

46

Wonorejo. Rumah-rumah, kantor , dan bangunan peninggalan Belanda

dibakar, yag tersisah hanya rumah ibadah yaitu Masjid. Pada saat itu

masyarakat setempat mengungsi ke Palopo, Lamasi, Poso, dan sebagian

lagi mengungsi kehutan selama 3 tahun lamanya akitbat kejadian itu

suasana kampung Wonorejo seperti daerah yang tak berpenghuni. Pada

tahun 1961 keadaan kampung Wonorejo sudah pulih kembali karena TNI

dapat menguasai kampung tersebutdan gerombolan DI.TII pun sudah

meninggalkan kampung Wonorejo. Penduduk yang tadinya mengungsi

kambali ke kampung Wonorejo, walaupun sebagaian ada yang tetap

bertahan di daerah pengungsian mereka. Pada tahun 1965 Bapak Sajad

mengakhiri jabatannya sebagai kepala kampung dan digantikan oleh

Reso Husodo. Pada tahun 1967 sesuai dengan aturan pemerintah pusat

yang menghendaki adanya keseragaman administrasi pemerintah, ,maka

kampung Wonorejo diubah menjadi Desa Wonorejo yang pada saat itu

terdiri dari 2 Dusun yaitu Dusun Wonorejo dan Dusun Sendang Sari,

kepala Desa pertama adalah Yasmidi HPE dari POLRI. Pada tahun 1975

Yasmidi ditarik kembali ke Polsek dan digantikan oleh M. Saad dari

POLRI. Pada tahun 1983 M. Saad ditarik kembali ke Polsek dan

digantikan oleh Bapak ABD. Hamid. Pada tahun 1995 masa jabatan

kepala Desa ABD.Hamid berakhir dan digantikan oleh kepala Desa

terpilih yaitu bapak Meslan dari TNI. Pada tahun 2001 kepala Desa

Meslan ditarik kembali ke Kesatuan dan digantikan Pjs. Oleh D.

Page 58: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

47

Sudarpo. Pada tahun 2003 masa jabatan kepala Desa Sudarpo berakhir.

Pada tahun 2004-2008 Desa Wonorejo dikepalai oleh kepala Desa

terpilih yaitu Djumadi. Pada tahun 2009 Desa Wonorejo dijabat

sementara oleh Markijan. Pada tahun 2011-2016 Desa Wonorejo di

Kepalai oleh kepala Desa terpilih yakni Yueni Tirtosari dan tahun 2017

dijabat sementara oleh Pjs. Darmawati,SE selaku kasi Pemerintah di

Kecamatan mangkutana. Lalu pada tahun 2018 Desa Wonorejo dikepalai

oleh kepala Desa terpilih yaitu Ibu Hj. Nurhayati hingga sekarang.

(sejarah singkat Desa Wonorejo Kabupaten Luwu Timur; 2018)

4. Kondisi Desa

Desa Wonorejo merupakan salah satu Desa yang terdiri dari 11 Desa

yang ada di Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi

Sulawesi Selatan. Desa Wonorejo terdiri dari 4 Dusun yaitu :

a. Dusun Sendang Sari 01

b. Dusun Sendang Sari 02

c. Dusun Sendang Rejo

d. Dusun Sendang Mulyo

Desa Wonorejo terletak 0,5 Km dari Ibu Kota Kecamatan, atau 55

Km dari Ibu Kota Kabupaten Luwu Timur dengan luas wilayah 5,1 Km,

yang merupakan daerah dataran (lahan persawahan) sedikit perbukitan.

Panjang Jalan Provinsi 1200 M, Luas Pemukiman 180 Ha, dan Luas

Page 59: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

48

Persawahan 365 Ha, Lahan Persawahan merupakan daerah yang terluas

dan menjadi penghasil terbesar dari sktor pertanian (tanaman padi).

5. Deskripsi Tadisi Malam Satu Suro

Malam satu suro merupakan tradisi budaya yang dilakukan oleh

masyarakat Desa Wonorejo setiap tahunnya dalam rangka menyambut

datangnya bulan suro atau biasa disebut dengan malam satu Muharram

atau tahun baru Islam menurut kalender Jawa yang biasa dilaksanakan

oleh masyarakat Jawa yang masih dipertahankan tradisi perayaan malam

satu suro oleh masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana.

Tradisi perayaan budaya malam satu suro merupakan gambaran atas rasa

syukur pada masyarakat Desa Wonorejo, malam satu suro bagi

masyarakat Jawa malam satu suro adalah malam yang penuh dengan

keberkahan bagi masyarakat, dengan harapan agar masyarakat Desa

Wonorejo mendapatkan keberkahan untuk kehidupan di Tahun yang

akan datang.

6. Prosesi Perayaan Tradisi Budaya Malam Satu Suro

Adapun prosesi pelaksanaan perayaan tradisi budaya malam satu suro

adalah sebagai berikut :

a. Melakukan tahlil dan berdoa bersama

Doa-doa yang dimaksud adalah agar masyarakat Desa Wonorejo

dapat diberi keberkahan, kesejateraan, dan kemakmuran dalam

Page 60: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

49

kehidupan diawal tahun baru islam. Pada dasarnya tahlil merupakan

kegiatan dzikir untuk bermunajat kepada Allah SWT.

Adapun doa yag dibaca yaitu “aku berlindung kepada Allah dari

syetan yang terkutuk, denga ama Allah Yang Maha Pegasih lagi

Maha Penyayang. Ya Allah yang Maha Pengasih semua rasa syukur

hanya saya tujuka kepada Allah yang meciptaka dunia dan isinya.

Allah telah memberi kenikmatan dan kesehatan mohon kami diberi

maaf atas dosa dan kehilafan kami. Ya Allah hanya kepadamulah

kami meminta pertologan dan perlindungan. Ya Alah yang Maha

Agung dengan hati yang tulus kami warga Desa Wonorejo mohon

diberi berkah. Ya Allah yang Maha Bijaksana kami warga Desa

Wonorejo kami saat ini sedang menyelenggarakan acara adat guna

meneruskan pengetahuan peninggalan para leluhur. Kegiatan ini

dilakukan guna untuk melestarikan ajaran leluhur serta cikal bakal

tradisi Desa Wonorejo. Ya Allah yang Maha Pemurah kami warga

Desa Wonorejo serta yang bertempat tinggal di Desa Wonorejo agar

diberikan kesehatan dan keselamatan serta mendapatkan kekuatan

lahir batin dan tetap diberikan, iman dan kebaikan sehingga Desa

Wonorejo menjadi makmur. Ya Allah mudahkankalah urusa kami

dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Amin ya Robbalalamin.

b. Melakukan Tausyiah

Page 61: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

50

Mengadakan Tausyiah adalah merupakan salah satu tradisi yang

rutin dilaksanakan masyarakat Desa Wonorejo dalam menyambut

datangnya tahun baru Islam atau bulan suro. Adapun acara ini dibuka

oleh sambutan kepala Desa dan warga yang hadir ditempat. Adapun

acara ini dipimpin oleh pak ustadz dari Desa Wonorejo yang dimulai

dari penyampaian tausyiah dengan malam satu suro ini. kemudian

dilanjutkan dengan membaca tahlil, tahmid dan zikir. Setelah itu

pembaaan doa akhir tahun kemudian sebagai tanda terimakasih

kapada Allah SWT dipanjatkan doa awal tahun. Setelah itu selepas

doa tersebut seluruh jamaah saling bersalaman.

c. Santuan anak yatim

Tradisi dalam menyantuni anak yatim sudah menjadi tradisi Desa

Wonorejo dalam setiap tahunya. Dalam pelaksanaan tradisi, hal

ini baik untuk dilakukan dengan tujuan yaitu secara tehnis

diharapkan dapat membantu anak yatim piatu untuk dapat

terpenuhinya kebutuhan dasar dan hak-haknya agar dapat hidup

layak seperti anak-anak pada umumnya. Salah satunya kebutuhan

dasar akan pendidikan dalam rangka pembangunan kesejahteraan

sosial, sekaligus memberikan perlidungan dini untuk anak yatim

terhadap permasalahan-permasalahan sosial secara dini.

d. Melakukan takir plontang atau berbagi makanan

Page 62: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

51

Setelah tausyiah masyarakat langsung melakukan takir plontang.

Takir plontang adalah tradisi yang dilakukan setiap tahunnya pada

saat menyambut datangnya malam satu suro atau malam tahun baru

Islam, acara takir plontang guna untuk berbagi makanan untuk orang

orang yang membutuhkan.

B. Makna Tradisi Perayaan Tradisi Budaya Malam Satu Suro Bagi

Mayarakat Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana

Makna adalah balasan terhadap pesan. Suatu pesan terdiri dari tanda-

tanda dan simbol-simbol yang sebenarnya tidak mengandung makna.

Makna baru akan muncul ketika ada seseorang yang menafsirkan tanda

dan simbol yang bersangkutan dan berusaha memahami artinya.

Pelaksanaan penyambutan bulan suro dikalangan masyarakat Jawa

mempunyai makna sebagai awal tahun tahun yang dianggap sakral dan

suci.

Makna pesan mengaenai tradisi perayaan budaya malam satu suro

diantaranya ialah sebagai berikut :

1. Sebagai alat untuk mempererat tali silaturahmi

2. Selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya dan rizki

bagi semua umat serta saling menghormati satu sama lain.

3. Selalu ingat dan mendekatkan diri kepada sang khalik.

Page 63: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

52

4. Takir plontang yang dimaknai sebagai bentuk solidaritas,

menjaga kerukunan, kedamaian, dan keberkahan dalam

kehidupan. Takir plontang terdiri dari : a). taker merupakan

wadah yang terbuat dari daun pisang yang dilengkungkan

menjadi mangkok yang fungsinya sebagai wadah atau tempat

untuk menaruh makanan. b). janur kuning yang artinya adalah

pemisah antara hal yang baik dan buruk. Janur kuning

dilingkarkan pada sisi daun pisang yaitu disebut dengan taker

plontang. c). lidi untuk merekatkan daun dan janur kuning yang

artinya sebagai mempererat tali persaudaraan, dan menjaga

kerukunan. d). nasi dan lauk pauk yang merupakan simbol dari

hasil bumi yang melimpah.

Penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Wonorejo Kecamatan

Mangkutana dengan menggunakan metode wawancara langsung dengan

beberapa informan diantaranya, warga suku Jawa yakni bapak Bollo,

Syamsuri, Bibet, Rahmat, bapak Jumadi dan Tokoh Agama yakni bapak

Muhfit dan bapak zainal.

Seperti yang dikatakan oleh bapak muhfit selaku tokoh agama di

Desa Wonorejo mengatakan bahwa :

“makna sasi suro itu tadi adalah ya itu Allah mengingatkan kita,

peringatilah hari sasi suro itu karena banyak yang saya sejarahkan

kepadamu wahai semua hamba hambaku. Ya itu lantarannya kita

membawa nasi nasi itu untuk memperingati sasi suro ini supaya kita

bersedekah untuk orang orang yang membutuhkan. Yaitu dengan kita

meminta ampunan atas dosa kita, meminta pengetahuan yang luas,

Page 64: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

53

selalu ingat serta mendekatkan diri kepada sang khalik, itu maknanya

disitu.”

Dari hasil wawancara diatas menyimpulkan bahwa makna yang

terkandung dalam tradsisi upacara malam satu suro adalah Allah selalu

mengingat kita dengan tujuan kita dapat meminta ampunan atas dosa

yang telah diperbuat dan meminta rezeki yang belimpah dan selalu

mendekatkan diri kepada sang khalik. Yaitu dengan kita meminta

ampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan baik kita sengaja atau tidak di

sengaja karena jangan sampai ada yang merasa tersinggung dengan apa

yang kita lakukan dan menyakiti orang lain karena itu dapat menjadi

dosa dan kita harus segera minta maaf dan minta ampunan kepada allah

SWT, meminta pengetahuan yang luas, selalu ingat serta mendekatkan

diri kepada sang khalik, itu maknanya disitu.

Adapun yang dikatakan juga oleh bapak bollo selaku Warga Desa

Wonorejo mengatakan bahwa :

“maknanya lek wong jowo ngarani galengan talaut artinya landasan

awalnya, maksudnya bulan satu suro ini sangat wajib dan suci yang

bertujuan untuk selalu waspada dan elling (ingat) serta mendekatkan

diri pada sang khalik”.

Dari hasil wawancara diatas menyimpulkan bahwa makna dan tujuan

dari tradisi malam satu suro ini adalah landasan awal karena bulan satu

suro ini adalah bulan yang sakral bagi orang Jawa dan memiliki tujuan

yang sama yaitu selalu waspada dan ingat serta mendekatkan diri kepada

sang khalik.

Page 65: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

54

Begitu juga yang dikatakan oleh bapak syamsuri selaku tokoh

agama di Desa Wonorejo mengakatakan bahwa :

“maknane yo adewe iso beramal, iso kumpol karo sesama, illeng

karo seng kuoso, ben diadohke karo penyaket.

(artinya yaitu maknanya kita bisa berkumpul dan beramal kepada

sesama, serta berkumpul dengan kerabat dan agar dijauhkan oleh

penyakit yang mematikan.)

Dari hasil wawancara diatas menimpulkan bahwa tradsi upacara

malam satu suro memiliki makna dan tujuan yang baik karena

masyarakat Wonorejo dapat beramal kepada sesama serta berkumpul

dengan kerabat serta dijauhkan oleh penyakit yang berbahaya.

Begitupun yang dikatakan oleh bapak Bibet selaku warga Desa

Wonorejo mengatakan bahwa :

“maknanya terutama semua orang Islam yang menganut ajaran ini

supaya diselamatkan oleh Allah SWT dan tidak mengingkari apa

yang telah dilakukan tujuannya untuk menyelamatkan, terutama

diri kita, kedua Desa kita yang ketiga yaitu untuk semua umat yang

berdomisili di Wonorejo.”

Hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa malam satu suro

memiliki makna yang sangat baik bagi masyarakat karna bertujuan

selalu waspada dan ingat kepada sang pencipta dan mengendalikan

hawa nafsu dengan hati yang ikhlas untuk mencapai kebahagiaan dunia

akhirat serta dijauhkan oleh segala penyakit bagi masyarakat wonorejo

dan dapat memberi segi positif bagi yang melakukannya.

Tradisi ini merupakan bentuk antusias dari masyarakat yang mau

mengikutinya, jadi perlengkapan yang dibutuhkan yaitu taker plontang.

Page 66: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

55

Seperti yang dikatakan oleh bapak Bibet selaku warga Desa

Wonorejo mengatakan bahwa prosesi malam satu suro itu terdapat

beberapa proses didalamnya yakni :

“Taker yaitu sebuah wadah yang digunakan untuk tempat

dilaksanakan kegiatan malam satu suro yaitu sebuah wadah yang

dibuat seperti mangkuk yang terbuat dari daun pisang yang

fungsinya sebagai tempat atau wadah untuk meletakkan makanan.

Lalu janur kuning yang artinya adalah pemisah antara yang baik

dan buruk. Janur kuning dilingkarkan pada sisi dari taker maka

disebut dengan taker plontang. Selanjutnya lidi yang telah dipotong

dan berbentuk runcing untuk membentuk taker itu, selanjutnya

yaitu nasi kuning dan lauk pauk yang merupakan sarana untuk

melakukan prosesi malam satu suro tersebut yang merupakan

simbol dari hasil bumi yang melimpah.

Dari hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa malam satu suro

merupakan malam yang baik untuk berbagi terhadap sesama seperti

membagikan makanan kepada sesama muslim disitu kita dapat

mengambil hikmah bahwa indahnya hidup bila kita berbagi terhadap

sesama. Taker yaitu sebuah wadah yang digunakan untuk tempat

dilaksanakan kegiatan malam satu suro yaitu sebuah wadah yang dibuat

seperti mangkuk yang terbuat dari daun pisang yang fungsinya sebagai

tempat atau wadah untuk meletakkan makanan. Lalu janur kuning yang

artinya adalah pemisah antara yang baik dan buruk. Janur kuning

dilingkarkan pada sisi dari taker maka disebut dengan taker plontang.

Selanjutnya lidi yang telah dipotong dan berbentuk runcing untuk

membentuk taker itu, selanjutnya yaitu nasi dan lauk pauk yang

Page 67: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

56

merupakan sarana untuk melakukan prosesi malam satu suro tersebut

yang merupakan simbol dari hasil bumi yang melimpah.

Dari hasil penelitian ini sejalan dengan landasan teori pesan,

Cangara (Nasrullah;2012) pesan merupakan titik sentral dalam proses

komunikasi yang disampaikan pengirim kepada penerimadan

penyampaiannya melalui tatap muka atau melalui media komunikasi.

dimana terdapat pesan simbol yang bersifat verbal dan non verbal yaitu:

1. Pesan verbal

Pesan verbal yaitu pesan yang disampaikan secara lisan maupun

tertulis seperti ide-ide, gagasan yang mengandung arti. Yaitu perayaan

tradisi ini malam satu suro menceritakan kisah-kisah para Nabi pada

saat malam satu suro banyak Nabi-Nabi yang mendapatkan keajaiban

serta pertolongan pada bulan suro ini. malam satu suro merupakan

malam tahun baru Islam bagi masyarakat Jawa yang mengandung

banyak kebaikan didalamnya yang merupakan suatu penghormatan

dimalam satu suro ini. bahwa makna yang terkandung dalam tradsisi

upacara malam satu suro adalah Allah selalu mengingat kita dengan

tujuan kita dapat meminta ampunan atas dosa yang telah diperbuat dan

meminta rezeki yang belimpah dan selalu mendekatkan diri kepada sang

khalik.

2. Pesan non verbal

Page 68: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

57

Yaitu suatu jenis pesan yang disampaikan dengan cara langsung

atau bertatap muka secara langsung dan pesan yang disampaikan dapat

dipahami isinya oleh penerima melalui gerak gerik, tingkah laku dan

ekspresi muka pengirim pesan. Dimana perayaan tradisi budaya malam

satu suro ini terdapat pesan non verbal yaitu Takir plontang yang

dimaknai sebagai bentuk solidaritas, menjaga kerukunan, kedamaian,

dan keberkahan dalam kehidupan. Terdapat makna dalam perayaan

tradisi ini yaitu : takir plontang yang terdiri dari a) takir merupakan

wadah yang terbuat dari daun pisang yang dilengkungkan menjadi

mangkok yang fungsinya sebagai wadah atau tempat untuk menaruh

makanan. b) janur kuning yang artinya adalah pemisah antara hal yang

baik dan buruk. Janur kuning dilingkarkan pada sisi daun pisang yaitu

disebut dengan takir plontang. c) lidi untuk merekatkan daun dan janur

kuning yang artinya sebagai mempererat tali persaudaraan dan menjaga

kerukunan. d) nasi dan llauk pauk yang merupakan simbol dari hasil

bumi yang melimpah.

C. Pesan Moral mengenai perayaan tradisi budaya malam satu suro

di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana

Pesan moral merupakan pesan yang terdapat muatan moral atau nilai

nilai kebaikan pada seseorang. Nilai-nilai tersebut bersumber dari akal

manusia dan kebudayaan suatu masyarakat.

Page 69: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

58

Pesan yang moral yang terdapat pada perayaan tradisi budaya

malam satu suro yang masih rutin dilaksanakan setiap datangnya tahun

baru Islam atau Malam Satu Muharram yaitu:

1. Dapat meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT

2. Untuk mengenang sejarah Nabi-Nabi pada malam satu suro

3. Untuk melestarikan tradisi peninggalan nenek moyang terdahulu

dalam rangka datangnya bulan satu muharram.

4. Memberikan jaminan kepada orang yang melakukan kebaikan

pada bulan Muharram tersebut

5. Untuk mewujudkan keselamatan dan ketentraman dengan

harapan agar tahun berikutnya lebih baik dari tahun yang

sebelumnya.

Adapun terdapat pesan moral yang terkandung dalam tradisi malam

satu suro menurut bapak Bibet selaku warga Desa Wonorejo

mengatakan bahwa :

“pesan moralnya yaitu semua orang harus mengikuti yang ada

dalam kandungan bulan satu muharram ini, kalau bisa kalau tidak

ya tidak apapa, dan supaya umat dari Desa Wonorejo itu selamat

dunia dan akhirat”.

Dari hasil wawancara diatas menyimpukan bahwa tradisi malam

satu suro ini memiliki pesan moral yang baik salah satunya yaitu semua

orang mengikuti yang sudah ada dalam kandungan dibulan muharram

ini. pesan moralnya yaitu semua orang harus mengikuti yang ada dalam

kandungan bulan satu muharram ini, kalau bisa kalau tidak ya tidak

Page 70: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

59

apapa, dan supaya umat dari Desa Wonorejo itu selamat dunia dan

akhirat.

Bapak muhfit selaku toko agama di Desa Wonorejo mengatakan

bahwa terdapat nilai nilai islami dari tradisi malam satu ini ia

mengatakan bahwa:

“Terdapat nilai islami dalam tradisi malam satu suro ini bahwa kalau

pribadi saya ya bagus sekali karena Allah SWT itu memberikan

jaminan kepada orang yang melaksanakan kebaikan disasi suro itu

InsyaAllah akan dipanjangkan umur, dijauhkan dari segala balak

dan segala penyakit”.

Dari hasil diatas menyimpulkan bahwa nilai nilai yang terdapat

ditradisi malam satu suro adalah memberikan jaminan kepada orang

melaksanakan kebaikan dimalam satu suro ini dengan tujuan dapat

dijauhkan dari segala balak dan penyakit. Karena malam satu suro

adalah malam yang di percaya pahala yang didaptkan akan berlipat

ganda.

Menurut bapak Bollo selaku warga Desa Wonorejo mengatakan

bahwa :

“pesan moral yang terkandung bahwa kita seolah mengingat

kejadian didalam malam satu suro itu bahwa malam satu suro ini

adalah malam yang sangat bagus dan banyak kebaikan kebaikan

didalamnya”.

Dari hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa tradsi malam satu

suro memiliki pesan moral yang baik karena dalam malam satu suro ini

banyak mengandung kebaikan didalamnya. pesan moral yang

terkandung bahwa kita seolah mengingat kejadian didalam malam satu

Page 71: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

60

suro itu bahwa malam satu suro ini adalah malam yang sangat bagus

dan banyak kebaikan kebaikan didalamnya

Bapak Rahmat selaku warga Desa Wonorejo pun juga berpendapat

bahwa:

“nak andewe wong Jowo yo pengene apik, selalu ingat karo seng

kuoso karena malam sasi suro iku apik, dadi andewe seng sek

enom harus melestarikan tradisi ini karena tradisi adalah bulan

yang bagus banyak kebaikan kebaikan didalamnya, seperti minta

rezeki pada gusti Allah, dipanjangkan umurnya dan dijauhkan dari

segala penyakit.”

(artinya: kalau kita orang Jawa ya maunya bagus, selalu ingat

pada yang kuasa karena malam satu suro itu bagus, jadi kita yang

masih muda harus melestarikan dan meneruskan tradisi ini karena

tradisi malam satu suro adalah bulan yang bagus banyak kebaikan

didalamnya, seperti meminta rezeki pada sang khaliq,

dipanjangkan umurnya serta dijauhkan dari segala penyakit dan

musibah.)

Dari hasil wawancara diatas menyimpulkan bahwa tradisi malam

satu suro memiliki pesan moral bagi masyarakat Desa Wonorejo seperti

kita merasa bersyukur atas limpahan karunia yang telah diberikan oleh

Allah SWT, dipanjangkan umur serta dijauhkan dari segala penyakit

dan mala petaka/musibah bagi masyarakat Jawa khususnya di Desa

Wonorejo masih mempertahankan tradisi malam satu suro yang didalam

nya terdapat pesan-pesan yang baik bagi masyarakat yang masih

dilakukan hingga saat ini.

Bapak Zainal selaku tokoh agama di Desa Wonorejo pada

pelaksanaan tradisi malam satu suro di Desa Wonorejo masyarakat

banyak mempersiapkan beberapa kegiatan setiap tahunnya seperti :

Page 72: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

61

“mengadakan tahlil dan doa bersama, tausyiah dan santunan anak

yatim juga menjadi agenda yang dilakukan setiap tahunnya di

Desa Wonorejo untuk menyambut datangnya bulan satu

Muharram”.

Dari hasil wawancara diatas menyimpulkan bahwa kegiatan

malam satu suro merupakan kegiatan yang baik karena ada makna dan

proses pesan-pesan kebaikan yang terkandung didalamnya. mengadakan

tahlil dan doa bersama, tausyiah dan santunan anak yatim juga menjadi

agenda yang dilakukan setiap tahunnya di Desa Wonorejo untuk

menyambut datangnya bulan satu Muharram.

Seperti yang dijelaskan oleh bapak Zainal selaku tokoh agama di

Desa Wonorejo mengatakan bahwa:

“kalau menurut saya kegiatan ini ya sudah sangat jelas positif,

artinya kalau kita nilai dalam segi positifnya sangat banyak sekali

selain kita yang terlibat beberapa pihak ada juga yang dari warga

artinya kita bersedekah, ada juga penyampaian penyampaian

sedikit tauziah juga. Ini kalau kita berbicara secara positif sangat

banyak sekali karena ada pembacaan sholawat Nabi, memberi

santunan. Saya berharap kedepannya bisa dikelola dengan yang

muda-muda. Yang muda muda saya berharap paham dengan

tradisi yang seperti ini.”

Dari hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa malam satu

merupakan malam yang baik untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif

seperti kegiatan keagamaan. berbicara engenai kegiatan positif sangat

banyak sekali karena ada pembacaan sholawat Nabi, memberi santunan.

semoga harapan kedepannya kegiata seperti ini bisa dikelola oleh

generasi muda-muda agar dapat dilestarikan dan harapan ke depannya

paham dengan tradisi seperti ini. karena ini menyangkut tradisi dan

Page 73: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

62

budaya malam satu suro yang dilakukan secara turun temurun oleh

masyarakat Desa wonorejo.

Seperti yang dijelaskan oleh bapak muhfit selaku tokoh agama di

Desa Wonorejo mengatakan bahwa :

“malam satu suro iku menceritakan kisah kisah Nabi yunus,

waktu nabi yunus menyeberang dilaut ditelan sama ikan hiu

bertepatan dengan satu suro. Yang kedua pada waktu satu suro

nabi yusuf dimasukan kedalam sumur dengan saudaranya karena

kegantengannya. Tapi nabi yusuf tidak meninggal juga karena

pertolongan dari allah SWT”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa malam

satu suro itu berisi sejarah tentang nabi Yunus yang menyeberang dilaut

yang ditelan ikan hiu namun tidak meningal karena berkat pertolongan

Allah Swt. Pada saat itu bertepatan dengan malam satu suro. Suatu

kejadian yang dialami oleh nabi yunus merupakan pristiwa sejarah yang

benar terjadi dan tertulis dalam al-quran, sejarah nabi selalu diceritakan

oleh tokoh agama agar menjadi pelajaran bagi umat manusia khususnya

umat islam sebagai ujian agar kita bersabar atas musibah yang terjadi

karena allah tidak akan menguji suatu kaum melainkan dari

kesanggupannya untuk itu kita harus beriktiar dan bersabar karena di

balik itu semua pasti ada hikmahnya..

Tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh bapak zainal

selaku toko agama di Desa Wonorejo mengatakan bahwa:

“sejarah tahun baru islam atau satu suro itu banyak termasuk nabi

Adam ketika diterima taubatnya itu bertepatan dibulan suro, terus

nabi yunus bisa keluar dari perut ikan itu pas dibulan suro, dan

Page 74: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

63

Nabi Musa ketika ada kejaran fir’aun itu ketika dilaut merah itu

juga dibulan suro dan Nabi Ibrahim ketika dikejar oleh Raja

Namrud pas beliau apinya mati juga berepatan pada bulan suro.

makanya sejarah sejarah dibulan suro itu sangat kental bahkan itu

sebelum Nabi Muhammad sudah ada yang istimewa yang

berkaitan dengan bulan Asyuro, dan salah satu ulama hadist

mengatakan bulan suro itu bulan “idil yatama”. Idil yatama itu

bermakna hari rayanya anak-anak yatim. Diakhir hadist Allah

berfirman barang siapa yang mebelai rambut anak yatim pas

dibulan suro tanggal 10 maka dapat pahala seperti hitungannya

rambut yang dihelai”.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pada bulan

suro banyak nabi nabi yang mendapatkan keajaiban serta pertolongan

pada bulan suro, dan pada bulan itu juga disebut dengan idil yatama

yang artinya hari anak anak yatim dimana dalam hadist Allah berfirman

barang siapa yang membelai rambut anak yatim pas dibulan suro akan

mendapatkan pahala seperti hitungan rambut yang dibelai. sejarah

sejarah dibulan suro itu sangat kental bahkan itu sebelum Nabi

Muhammad sudah ada yang istimewa yang berkaitan dengan bulan

Asyuro dan salah satu ulama hadist mengatakan bulan suro itu bulan

“idil yatama”. Idil yatama itu bermakna hari rayanya anak-anak yatim.

Diakhir hadist Allah berfirman barang siapa yang mebelai rambut anak

yatim pas dibulan suro tanggal 10 maka dapat pahala seperti

hitungannya rambut yang dihelai pada anak yatim, pahala yang di

peroleh akan sangat banyak ketika kita menyedekahkan harta yang kita

miliki, karena di balik rezeki yang kita miliki ada sebagain harta orang

lain.

Page 75: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

64

Seperti yang dikatakan oleh bapak bollo selaku warga Desa

Wonorejo menjelaskan bahwa :

“malam satu suro itu kalau menurut kita orang Jawa Islam adalah

malam yang sakral karena itu malam tahun baru islam. Tapi ada

juga dikalangan masyarakat jawa yang kebiasaan dimalam sasi

suro itu mengadakan ritual untuk menyambut satu suro itu. Tapi

pada intinya itu satu suro itu adalah satu muharram kalau orang

islam mengatakan satu muharram itu banyak mengandung

kebaikan kebaikan didalamnya. Ya itu tadi yang namanya hari

besar islam kan harus kita peringati karena ada penghormatan

dihari malam satu suro itu sendiri.”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa malam

satu suro adalah malam yang sakral bagi orang Jawa karena malam satu

suro adalah malam tahun baru islam bagi masyarakat Jawa islam yang

mengandung banyak kebaikan didalamnya yang merupakan suatu

penghormatan dimalam satu suro ini. mengadakan kegiatan keagamaan

untuk menyambut satu suro itu dalam bahasa arab satu suro merupakan

malam tahun baru islam. Tetapi pada intinya itu satu suro itu adalah satu

muharram kalau orang islam mengatakan satu muharram itu banyak

mengandung kebaikan kebaikan didalamnya. Ya itu tadi yang namanya

hari besar islam kan harus kita peringati karena ada penghormatan

dihari malam satu suro itu sendiri.

Seperti yang dijelaskan oleh bapak Bibet selaku warga Desa

Wonorejo mengatakan bahwa :

“saya melakukan tradisi ini, malam sasi suro menurut saya adalah

itulah tradisi orang Jawa yang selalu dihormati dan dihargai lalu

dilaksanakan tiap satu suro”.

Page 76: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

65

Bapak Bibet pun berpendapat bahwa :

“malam satu suro itu adalah tradisi yang secara turun temurun

biasanya ada yang melaksanakan dan biasanya ada yang tidak

melaksanakan cuman itu sama saja semua menghormati artinya

untuk bulan sasi suro itu untuk melaksanakan hajatan selamatan

dan memberikan perlindungan semua masyarakat di Desa

Wonorejo. Artinya tradisi ini adalah kegiatan yang di lakukan

secara turun temurun guna melestarikan tradisi budaya jawa yang

berisi nilai- nilai keagamaan khususnya agama islam.

Lalu ditambahkan oleh istri dari bapak Bibet bahwa ia mengatakan

bahwa :

“Malam sasi suro itu nak wong jowo ngomong malam seng apik

menurut wong jowo, biasane wong doo berlomba-lomba

ngelakoni kebaikan.”

(artinya: Malam satu suro itu malam adalah malam yang baik

menurut orang Jawa, biasanya masyarakat Desa Wonorejo

berlomba-lomba melakukan kebaikan dihari itu.) “

Dari hasil wawancara diatas menyimpulkan bahwa bagi orang Jawa

malam satu suro itu adalah malam yang sangat baik untuk melakukan

kegiatan keagamaan karena malam satu suro tidak boleh melakukan

kegiatan lain kecuali ibadah, malam satu suro adalah tradisi yang secara

turun temuru yang dilaksanakan untuk menghargai dan menghormati

orang-orang terdahulu yang melakukan kegiatan tersebut artinya bulan

satu suro digunakan untuk melaksanakan hajatan selamatan dan rasa

syukur terhadap allah SWT yamg telah memberikan perlindungan

kepada semua masyarakat di Desa Wonorejo. Artinya tradisi ini adalah

kebaikan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilupakan, karena bulan

Page 77: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

66

sasi suro itu adalah yang baik untuk melakukan kegiatan keagamaan

seperti bersedekah dan menyantuni anak yatim dan orang miskin.

Sama halnya yang dijelaskan oleh bapak Rahmat selaku warga

Desa Wonorejo mengatakan bahwa:

“tradisi sasi suro menurut andewe wong Jowo to, yo pertama islam

yang kedua memperingati tahun baru islam seng wes dadi tradisi

wong jowo sampe saiki wes dadi turun temurun seko nenek

moyang mbiyen yang harus diteruskan kegenerasi berikutnya”.

(artinya tradisi satu suro menurut kita orang Jawa, yang pertama

islam yang kedua memperingati tahun baru islam yang sudah

menjadi tradisi orang Jawa sampai sekarang sudah menjadi turun-

temurun dari nenek moyang terdahulu yang harus diteruskan oleh

generasi generasi berikutnya).

Dari hasil wawancara diatas menyimpulkan bahwa tradsi malam

satu suro adalah tahun baru Islam bagi orang Jawa yang sudah menjadi

tradisi dan adat istiadat turun temurun dari nenek moyang terdahulu yang

harus diteruskan kegenerasi berikutnya agar para generasi mengetahui

tradisi malam satu suro tersebut.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam mempertahankan

tradisi malam satu suro di Desa Wonorejo yaitu:

Bapak Bibet selaku Warga Desa Wonorejo mengatakan bahwa:

“langkah-langkahnya yaitu melakukan taker plontang ya supaya

kita selamat, melakukan shalat malam, banyak zikir agar kita

semua sehat dan terhindar dari segala balak dan meneruskan tradisi

dari nenek moyang terdahulu”.

Dari hasil wawancara diatas menyimpulkan bahwa langkah langkah

yang digunakan masyarakat untuk mempertahankan tradisi malam satu

Page 78: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

67

suro adalah melakukan taker plontang, melakukan shalat malam,

perbanyak zikir agar tehindar dari musibah dan mala petaka seperti yang

dilakukan oleh nenek moyang terdahulu.

Bapak Syamsuri pun menjelaskan bahwa :

“langkah langkahnya ya kita shalat malam, berdoa supaya mintanya

rukun, damai, ndak masyarakat saja tapi seluruh Indonesia, itu yang

namanya tolak balak, kita berdoa tolak, balak penyakit,

menghindari segala penyakit.”

Dari hasil wawancara menyimpulkan bahwa langkah langkah yang

digunakan masyarkat untuk mempertahankan tradisi malam satu suro

adalah dengan cara shalat malam, perbanyak zikir, agar masyarakat Desa

Wonorejo selalu rukun dan terhindar dari segala penyakit.

Seperti yang dijelaskan juga oleh bapak Muhfit langkah langkah

untuk mempertahankan tradisi malam satu suro yang digunakan yaitu:

“melakukan shalat malam, banyak zikir, baca sholawat, ingat

kepada Allah akan kematian, dipanjangkan umur, diberikan rezeki

yang halal insyaAllah kalau kita memang betul-betul ikhlas.”

Dari hasil wawancara diatas menyimpulkan bahwa langkah langkah

yang digunakan untuk mempertahankan tradisi malam satu suro adalah

dengan cara melakukan shalat malam, perbanyak zikir, baca sholawat,

selalu ingat kepada Allah Swt dengan ikhlas.

Adapun bapak Jumadi kepala Desa Wonorejo memberikan

dukungan atas kegiatan malam satu suro ini ia mengatakan bahwa tradisi

malam satu suro tersebut sangat bagus untuk dilakukan di Desa

Wonorejo karena mengandung banyak kebaikan kebaikan didalamnya.

Page 79: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

68

Ia mengatakan bawa :

“wah ini sangat bagus, masalah beginikan bagus artinya menambah

wawasan karena dari generasi muda itu yang tidak tahu harus tahu,

karena sekarang kan paham itu banyak tapi kalau ada tradisi begini

itu kita bisa artinya ada toleransi. Karena ini kan juga budaya jadi

harus kita lestarikan budaya budaya kita. Supaya generasi yang

akan datang bisa tahu”.

Dari hasil wawancara diatas menyimpulkan bahwa kepala desa

sangat mendukung dengan adanya tradisi malam satu suro ini karena

budaya ini adalah tradisi yang harus dilestarikan agar generasi berikutnya

dan bisa mengetahui tradisi tradisi yang ada di Desa Wonorejo saat ini.

Karena ini kan juga budaya jadi harus kita lestarikan budaya budaya kita.

Supaya generasi yang akan datang bisa tahu.

Dari kesimpulan diatas mengenai pesan moral malam satu suro

yakni Dapat meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT. Dapat

mempererat tali silaturahmi sesama muslim. Untuk mewujudkan rasa

syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga kita

dapat berbagi rezeki kepada sesama. Untuk melestarikan tradisi

peninggalan nenek moyang terdahulu dalam rangka datangnya bulan satu

muharram.

Hasil penelitian ini sejalan dengan landasan teori pesan oleh

Cangara yaitu terdapat pesan verbal dan non verbal pada perayaan tradisi

malam satu suro ini ialah :

1). Pesan Verbal

Page 80: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

69

yaitu penyampaian pesan dan informasi yang menggunakan kata

kata yang dapat dipahami oleh penerima berdasarkan yang telah

didengarnya. Pesan verbal menggunakan bahasa yang bisa diartikan

sebagai seperangkat kata yang telah tersusun secara struktur sehingga

menjadi kalimat yang mengandung arti, dan bahasa juga menjadi alat

yang sangat penting untuk memahami lingkungan, melalui bahasa kita

dapat mengetahui sikap, perilaku dan pandangan suatu masyarakat.

Adapun pesan verbal dalam perayaan tradisi budaya malam satu

suro ini yang masih rutin dilaksanakan ialah untuk meningkatkan

keimanan kita terhadap Allah SWT, untuk mengenang sejarah-sejarah

para Nabi, memberikan jaminan kepada orang yang melakukan kebaikan

pada bulan Muharram tersebut. Yang dimana bahwa tradisi malam satu

suro ini memiliki pesan moral yang baik salah satunya yaitu semua orang

mengikuti yang sudah ada dalam kandungan bulan Muharram ini dan

memiliki nilai islami bagi umat Islam yaitu memberikan jaminan kepada

orang yang melakukan kebaikan dimalam satu suro ini dengan tujuan

dijauhkan dari segala balak dan penyakit.

2). Pesan Non Verbal

Yaitu pesan yang digunakan dalam komunikasi dengan bahasa

isyarat. Komunikasi non verbal tersebut hanya memberikan pesan pada

saat terjadi saat ini dan sekrang. Pesan yang disampaikan adalah sebuah

Page 81: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

70

pernyataan yang berupa ide, informasi, dan keyakinan. Pesan yang

disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, atau informasi. Seperti

dalam perayaan tradisi budaya malam satu suro memiliki makna dan

pesan moral bagi masyarakat Desa Wonorejo, pesan yang disampaikan

memiliki makna dan arti tersendiri. Pesan non verbal yang terdapat

dalam perayaan tradisi ini ialah bahwa pada bulan suro banyak nabi nabi

mendapatkan keajaiban serta pertolongan dibulan suro. Hadist Allah

berfirman barang siapa yang membelai rambut anak yatim pas dibulan

suro maka akan mendapat pahala seperti hitungan rambut yang dihelai

anak yatim, pahala yang diperoleh akan snagat banyak ketika kita

menyedekahkan harta yang kita miliki, karena dibalik rezeki yang kita

miliki ada sebagian harta orang lain.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Makna perayaan tradisi malam satu suro yakni tradisi yang masih

dipertahankan oleh masyarakat Desa Wonorejo karena dalam

pelaksanaanya masyarakat sangat menunggu datangnya hari

Page 82: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

71

tersebut sehingga mereka sangat antusias dalam menyambut

datangnya bulan Muharam ini atau biasa yang disebut dengan

malam satu suro.

a. Sebagai alat untuk memererat tali silaturahmi

b. Selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh

Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya dan

rizki bagi semua umat serta saling menghormati satu sama lain.

c. Selalu ingat dan mendekatkan diri kepada sang khalik.

d. Takir plontang yang dimaknai sebagai bentuk solidaritas,

menjaga kerukunan, kedamaian, dan keberkahan dalam

kehidupan. Takir plontang terdiri dari : 1) . taker merupakan

wadah yang terbuat dari daun pisang yang dilengkungkan

menjadi mangkok yang fungsinya sebagai wadah atau tempat

untuk menaruh makanan. 2). janur kuning yang artinya adalah

pemisah antara hal yang baik dan buruk. Janur kuning

dilingkarkan pada sisi daun pisang yaitu disebut dengan taker

plontang. 3). lidi untuk merekatkan daun dan janur kuning yang

artinya sebagai mempererat tali persaudaraan, dan menjaga

kerukunan. 4). nasi dan lauk pauk yang merupakan simbol dari

hasil bumi yang melimpah.

2. Pesan moral dalam perayaan tradisi malam satu suro yaitu :

a) Dapat meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT

Page 83: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

72

b) Untuk mengenang sejarah Nabi-Nabi pada malam satu suro

c) Untuk melestarikan tradisi peninggalan nenek moyang

terdahulu dalam rangka datangnya bulan satu muharram.

d) Memberikan jaminan kepada orang yang melakukan kebaikan

pada bulan Muharram tersebut.

e) Untuk mewujudkan keselamatan dan ketentraman dengan

harapan agar tahun berikutnya lebih baik dari tahun yang

sebelumnya.

B. Saran

berdasarkan dari ksimpulan diatas dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Perayaan tradisi malam satu suro di Desa Wonorejo merupakan salah

satu tradisi fenomena kepercayaan didalam masyarakat yang dimana

masyarakat masih memegang teguh pada tradisi malam satu suro dan

perlu kajian historis tentang persebaran tradisi malam satu suro

tersebut sehingga menjadi milik masyarakat Desa.

2. Pemerintah serta masyarakat hendaknya turut mempertahankan dan

melestarikan perayaan tradisi malam satu suro karena tradisi ini

merupakan tradisi yang dilaksanakan secara turun-temurun dari

nenek moyang terdahulu yang juga merupakan aset budaya daerah,

sehingga diperlukan langkah yang baik dari pemerintah Desa

Wonorejo yang demikian tradisi perayaan budaya malam satu suro

bukan sebagai acara ritual melainkan dapat dijadikan sebagai

Page 84: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

73

tuntunan bagi masyarakat. Maka dari itu, diharapkan masyarakat

Desa Wonorejo maupun pemerintah sadar akan pentingnya menjaga

tradisi warisan para leluhur.

DAFTAR PUSTAKA

Akil,Ansar. 2007. Komunikasi Antar Budaya. Gowa.: Pusaka Almaida

Budiningsi,Asri. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bungin,Burhan. 2011. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada

Group.h.54

Cangara,Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.cet.4.hal.101

-------------------. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers

Page 85: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

74

Effendy, Onong Uncjana. 2002. Dinamika Komunikasi. Bandung :

Rosdakarya.h.6.

Liliweri,Alo. 2011. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya.

Yogyakarta : PT. LKiS Printing Cemerlang.

Mangkutana Dalam Angka. 2019. Data Kependudukan Desa Wonorejo

Kecamatan Mangkutana

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif cet.2. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara,

hal.30

Mulyana. Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta :

Rosdakarya.h.63

------------. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antar Budaya: Di Era Budaya Siber:

Kencana Prenada Media Group,h.40

Nurhadi,Fz. 2015. Teori-Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian

Kualitatif, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia. h.41-42

Profil Kecamatan Mangkutana Tahun. 2018. Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Luwu Timur

Ridwan,Aang. 2016. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Cv: Pustaka

Setia.

Samovar.L.A. dan Porter, R.E. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta:

Salemba Humanika.

Sholikin. Muhammad. 2010. Misteri Bulan Suro. Perspektif Jawa.

Yogyakarta : Penerbit Narasi

Sihabudin,Ahmad. 2017. Komunikasi Antar Budaya. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Page 86: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

75

UU tentang Kebudayaan Warisan Budaya Tak Benda. Nomor 106:2013

Winarno. Herimanto. 2017. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi

Aksara

Jurnal :

Afdjani,Hardiono.2010. Makna Iklan Televisi (studi fenomenologi pemirsa

di Jakarta terhadap iklan televisi minuman “Kuku Bima Energi”

Versi Kolam Susu). Jurnal ilmu komunikasi, Nomor 1, Volume 8

Jurnal Kebudayaan Islam Vol.9 nomor 2

(http://www.ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda

Rini. Damastuti. 2016. Gethok Tular Pola Komunikai Gerakan Sosial

Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Samin di Sukolilo. Jurnal

ASPIKOM. Volume 3 Nomor 1

Silvana, Heryadi. 2013. Komunikasi Antar Budaya Dalam Masyarakat

Multikultur. Jurnal Kajian Komunikasi. Volume 1. No. 1

Skripsi :

Indriani, Indri. 2013. Analisis Narasi Pesan Moral Dalam Novel Bumi Cinta.

Skripsi

Kamriani, Sherly Anna. 2018. Pesan Moral Dalam Film “Melawan Takdir”

(Analisis Semiotika Roland Barthes). Skripsi

Novita. Asri. 2019. Makna Pesan Simbolik Pada Tradisi Mappadendang Di

Kelurahan Atakkae Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo. Skripsi

Prasetiawan. Irvan. 2016. Persepsi Masyarakat Jawa Terhadap Budaya

Malam Satu Suro (Studi Kasus Di Desa Margolembo Kecamatan

Mangkutana Kabupaten Luwu Timur). Skripsi

Purnama, Ayu. 2014. Fenomena Kebo Bule Kyai Slamet dalam Kirab 1 Suro

Keraton Kasunanan Surakarta. Skripsi.

Sagita, A.D. 2019. Tradisi Suronan Dalam Syiar Islam Di Desa Rejomulyo

Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi

Internet :

Page 87: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …

76

Beni,Jo. 2020. Dalil Tenang Bulan Muharram di Alquran dan Makna

Kemuliaannya.

https:/tirto.id/dalil-tentang-bulan-muharram-di-al-quran-dan-

makna-kemuliayaannya-fXdz diakses/pada/3/November/2020

Tasikuntan.2012.Pengertian Tradisi.

https://tasikuntan.wordpress.com/2012/11/30/pengertian-tradisi/

/(Diakses pada tanggal 25 Oktober 2020).

Page 88: SKRIPSI PESAN MORAL TRADISI BUDAYA MALAM SATU SURO …