SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN ...
Transcript of SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN ...
SKRIPSI
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN
KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL TERHADAP TAX
AVOIDANCE (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Tahun 2015-2017)
OLEH
PADMA SARI DEWI
140503055
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN
KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL TERHADAP TAX
AVOIDANCE (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Tahun 2015-2017)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh corporate
governance, leverage, dan kompensasi kerugian fiskal terhadap tax avoidance pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah komisaris independen, komite audit, Debt
to Eqiuty Ratio (DER), dan kompensasi kerugian fiskal. Sedangkan untuk variabel
dependen dalam penelitian ini menggunakan Cash Effective Tax Rate (CETR).
Populasi dalam penelitian ini adalah 149 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2017. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu puposive sampling dan diperoleh 58 perusahaan manufaktur
dengan periode pengamatan selama 3 (tiga) tahun sehingga didapat 174 unit sampel
dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan uji analisis regresi linier berganda
dan data diolah menggunakan software SPSS 22.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance, leverage, dan
kompensasi kerugian fiskal berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance.
Secara parsial, corporate governance dan kompensasi kerugian fiskal tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidane. Leverage berpengaruh positif
dan signifikan terhadap tax avoidance.
Kata Kunci: Corporate Governance, Leverage, Kompensasi Kerugian Fiskal,
Tax Avoidance
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE,
AND FISCAL LOSS COMPENSATION AGAINST TAX
AVOIDANCE (Empirical Study of Companies in
Manufacturing Registered at BEI 2015-2017)
This study aims to determine how the influence of corporate governance,
leverage, and compensation for fiscal losses on tax avoidance in manufacturing
companies listed on the Stock Exchange in 2015-2017. Independent variables in
this study were independent commissioners, audit committees, Debt to Eqiuty Ratio
(DER), and compensation for fiscal losses. While for the dependent variable in this
study using Effective Cash Tax Rate (CETR). The population in this study were 149
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2015-
2017. The sampling technique used was purposive sampling, as a result, 58
manufacturing companies obtained 174 sample units with an observation period of
3 (three) years in this study. This study uses multiple linear regression analysis and
the data is processed using SPSS 22 software.
The results of the study shows that corporate governance, leverage, and
compensation for fiscal losses simultaneously affect tax avoidance. Partially,
corporate governance and compensation for fiscal losses do not significantly
influence tax avoidane. Leverage has a positive and significant effect on tax
avoidance.
Keywords: Corporate Governance, Leverage, Fiscal Loss Compensation, Tax
Avoidance
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Realisasi Penerimaan Negara................................................ 3
1.2 Research Gap Penelitian Terdahulu...................................... 6
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu.............................................. 22
3.1 Variabel Operasional dan Pengukuran.................................. 32
4.1 Statistik Deskriptif................................................................. 39
4.2 Analisis Statistik Kolmogrof-Smirnov.................................. 43
4.3 Colinearity Statistic............................................................... 44
4.4 Runs Test............................................................................... 47
4.5 Uji Regresi Linier Berganda.................................................. 48
4.6 Koefisien Determinasi............................................................ 49
4.7 Uji Simultan (Uji F) ............................................................... 50
4.8 Uji Parsial (Uji-t).................................................................... 50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual............................................................. 24
4.1 Hasil Outliner Koefisien Tax Avoidance............................... 41
4.2 Histogram............................................................................... 42
4.3 Normal PP-Plot....................................................................... 43
4.4 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas......................................... 46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1 Data Populasi dan Sampel...................................................... 60
2 Data CETR.............................................................................. 64
3 Data Komisaris Independen.................................................... 66
4 Data Komite Audit.................................................................. 68
5 Data DER................................................................................ 70
6 Data Kompensasi Kerugian Fiskal.......................................... 72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang secara berkelanjutan
melaksanakan pembangunan nasional demi mewujudkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Sumber pendanaan dalam meningkatkan laju
pertumbuhan dan pelaksanaan pembangunan nasional sebagian besar berasal dari
pajak. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang, dengan
tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
untuk kemakmuran rakyat (UU KUP nomor 28 tahun 2007 Pasal 1 ayat 1). Pajak
memegang peranan penting dalam mendukung kemandirian finansial suatu negara.
Oleh karena itu, peraturan perpajakan harus dibuat sedemikian rupa agar saat
menjalankan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Wajib pajak di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang
pribadi dan wajib pajak badan. Bagi wajib pajak, pajak merupakan perwujudan
pengabdian dan peran untuk berkontribusi dalam peningkatan pembangunan
nasional. Fenomena mengenai pemungutan pajak menjadi fenomena penting yang
menjadi fokus pemerintah dan harus dikelola dengan baik. Pelaksanaan
pemungutan pajak oleh pemerintah, tidaklah selalu mendapat sambutan baik dari
perusahaan. Perusahaan berusaha untuk membayar pajak serendah mungkin karena
pajak akan mengurangi pendapatan atau laba bersih, sedangkan bagi pemerintah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menginginkan pajak setinggi mungkin guna untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan (Darmawan dan Sukartha, 2014).
Sistem pemungutan pajak merupakan salah satu elemen penting yang
menunjang keberhasilan pemungutan pajak suatu negara. Secara umum terdapat
tiga sistem pemungutan pajak, yaitu official assessment system, self assessment
system, dan withholding system. Seiring dengan berjalannya waktu, sejak adanya
reformasi di bidang pajak tahun 1983, Indonesia mulai menerapkan self assessment
system. Dalam sistem ini, wajib pajak dituntut untuk berperan aktif, mulai dari
mendaftar diri sebagai wajib pajak, mengisi SPT (Surat Pemberitahuan),
menghitung besarnya pajak yang terutang, dan menyetorkan kewajibannya.
Sedangkan aparatur perpajakan berperan sebagai pembina, pembimbing, dan
pengawas pelaksanaan kewajiban yang dilakukan oleh wajib pajak. Oleh karena itu,
sistem ini akan berjalan dengan baik apabila masyarakat memiliki tingkat kesadaran
perpajakan secara sukarela (voluntary tax compliance) yang tinggi.
Fakta di lapangan menunjukkan dengan fenomena di mana sampai saat ini
pendapatan pemerintah dari sektor pajak belum maksimal. Direktorat Jendral Pajak
(DJP) mampu mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp1.472,7 triliun atau
98% dari target Rp1.498,9 triliun di APBNP 2017 (kemenkeu.go.id). Jumlah
penerimaan negara yang berasal dari perpajakan sesuai dengan data yang
dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik dari tahun 2015-2017 dimuat dalam tabel
berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan Negara (2015-2017)
Dalam Miliar Rupiah
Sumber
Penerimaan
Tahun
2015 % 2016 % 2017 %
Penerimaan
Perpajakan 1.240.400 82 1.285.000 83 1.472.700 85
Penerimaan
Bukan Pajak 255.600 18 262.000 17 260.200 15
Total 1.496.000 100 1.547.000 100 1.732.900 100
Sumber: www.bps.go.id
Dari uraian angka tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa negara dalam
hal ini Direktorat Jendral Pajak perlu mengoptimalkan penerimaan pajaknya demi
percepatan pembangunan Nasional. Namun upaya untuk mengoptimalkan
penerimaan pajak ini mengalami banyak kendala, salah satunya adalah adanya
aktivitas penghindaran pajak atau biasa disebut tax avoidance (Swingly dan
Sukartha, 2015).
Menurut Sari (2014) tax avoidance adalah “suatu skema transaksi yang
ditunjukan dengan meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan -
kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara”. Tax avoidance yang
dilakukan ini dikatakan tidak bertentangan dengan peraturan undang-undang
perpajakan karena dianggap praktik yang berhubungan dengan tax avoidance ini
lebih memanfaatkan celah-celah dalam undang-undang perpajakan tersebut yang
akan mempengaruhi penerimaan negara dari sektor pajak (Mangoting, 1999).
Penghindaran pajak yang dilakukan perusahan tertentu saja melalui kebijakan yang
diambil oleh pemimpin perusahaan itu sendiri. Dimana pimpinan karakter yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berbeda-beda. Seorang pemimpin perusahaan bisa saja memiliki karakter risk taker
atau risk averse yang tecermin dari besar kecilnya resiko perusahaan (Budiman dan
Setiyono 2012).
Pertumbuhan industri yang cukup signifikan menyebabkan pemerintah
Indonesia pada tahun 2008 melakukan reformasi perpajakan yang menghasilkan
revisi UU No. 36 Tahun 2008. Hasil dari revisi tersebut merupakan pemberian
insentif kepada WP Badan yaitu penurunan tarif pajak. Pajak dalam perusahaan
mendapatkan perhatian yang cukup signifikan karena berhubungan langsung
dengan jumlah laba yang dihasilkan perusahaan. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Karayan dan Swenson (2007), “salah satu cara untuk mengukur seberapa baik
sebuah perusahaan mengelola pajaknya adalah dengan melihat tarif efektifnya.
Keberadaan nilai effective tax rate (ETR) merupakan salah satu bentuk perhitungan
nilai tarif ideal pajak yang dihitung dalam sebuah perusahaan”. Oleh karena itu,
keberadaan dari effective tax rate (ETR) kemudian menjadi suatu perhatian yang
khusus pada berbagai penelitian karena dapat merangkum efek kumulatif dari
berbagai insentif pajak dan perubahan tarif pajak perusahaan.
Sari (2014) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Kerugian Fiskal dan Struktur
Kepemilikan terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Komisaris Independen serta Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan
negatif terhadap Tax Avoidance. Sedangkan Komite Audit, Kompensasi Kerugian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fiskal, dan Struktur Kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax
Avoidance.
Oktofian (2015) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Bank Konvensional
yang Terdaftar di BEI periode Tahun 2009-2013). Hasil penelitian menjunjukkan
bahwa kepemilikan institusional, komisaris independen dan kepemilikan
manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance.
Sedangkan komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax
avoidance.
Musyarofah (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Derivatif
Keuangan, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance) (Studi Empiris pada Perusahaan non Keuangan yang Terdaftar di BEI
periode 2012-2014). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa derivatif
keuangan, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran
pajak (tax avoidance).
Munandar, dkk (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Kompensasi Kerugian Fiskal Terhadap Tax
Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014). Hasilnya adalah ukuran
perusahaan, leverage, dan kompensasi rugi fiskal secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. Secara parsial, ukuran perusahaan berpengaruh
negatif signifikan terhadap tax avoidance, sedangkan leverage dan kompensasi rugi
fiskal tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Reinaldo (2017) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Leverage,
Ukuran Perusahaan, ROA, Kepemilikan Institusional, Kompensasi Kerugian
Fiskal, dan CSR Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur Subsektor
Makanan dan Minuman Terdaftar di BEI 2013-2015. Hasil dari penelitian tersebut
adalah secara parsial ROA dan kompensasi kerugian fiskal berpengaruh secara
signifikan terhadap tax avoidance. Sedangkan leverage, ukuran perusahaan,
kepemilikan institusional dan tanggung jawab sosial perusahaan secara parsial tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Berbagai penelitian mengenai tax avoidance telah banyak dilakukan, dan
peneliti menemukan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu
menjadi motivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Tabel 1.2
Research Gap Penelitian Terdahulu
Variabel
Dependen Variabel Independen Pengaruh Peneliti
Tax
Avoidance
Corporate
Governance
Dewan
Komisaris
Independen
Berpengaruh Positif Sari (2014)
Tidak Berpengaruh Oktofian (2015)
Komite Audit Tidak Berpengaruh Sari (2014)
Berpengaruh Oktofian (2015)
Leverage
Berpengaruh Musyarofah
(2016)
Tidak Berpengaruh Munandar
(2016)
Kompensasi Kerugian Fiskal Tidak berpengaruh Sari (2014)
Berpengaruh Reinaldo (2017)
Sumber: Olaham Peneliti (2018)
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Corporate Governance, Leverage, dan Kompensasi Kerugian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fiskal Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017).”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah Corporate Governance berpengaruh terhadap Tax Avoidance
pada Perusahaan Manufaktur di BEI ?
2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan
Manufaktur di BEI ?
3. Apakah Kompensasi Kerugian Fiskal berpengaruh terhadap Tax
Avoidance pada Perusahaan Manufaktur di BEI ?
4. Apakah Corporate Governance, Leverage, dan Kompensasi Kerugian
Fiskal berpengaruh secara simultan terhadap Tax Avoidance pada
Perusahaan Manufaktur di BEI ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisa pengaruh Corporate Governance terhadap Tax
Avoidance pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
2. Untuk menganalisa pengaruh Leverage terhadap Tax Avoidance pada
Perusahaan Manufaktur di BEI.
3. Untuk menganalisa pengaruh Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax
Avoidance pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Untuk menganalisa pengaruh Corporate Governance, Leverage, dan
Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan
Manufaktur di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi masalah yang
mempengaruhi tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI dan sebagai referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi pembuat kebijakan perpajakan, agar dapat lebih memperhatikan
hal-hal yang bisa digunakan oleh perusahaan yang dapat mengurangi
pendapatan negara dari sektor pajak.
2) Bagi perusahaan, agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan lebih
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
3) Bagi pemerintah, sebagai tambahan informasi mengenai penghindaran
pajak (tax avoidance).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)
Teori Agensi menyatakan hubungan kontrak antara agen (manajemen suatu
usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Agen melakukan tugas-tugas tertentu untuk
prinsipal, dan prinsipal mempunyai kewajiban untuk memberi imbalan pada si agen
(Hendriksen dan Breda, 1992). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
hubungan keagenan sebagai kontrak antara satu atau beberapa orang (pemberi kerja
atau principal) yang mempekerjakan orang lain (agen) untuk melakukan sejumlah
jasa dan memberikan wewenang dalam pengambilan keputusan.
Teori agensi menyatakan adanya asimetri informasi antara manajer (agen)
dan pemegang saham (prinsipal) karena manajer lebih mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang
saham dan stakeholder lainnya. Rahmawati (2008) menyatakan bahwa laporan
keuangan yang disampaikan kepada stakeholder dapat meminimumkan asimetri
informasi yang terjadi. Hal tersebut menjelaskan bahwa laporan keuangan
merupakan sarana komunikasi informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan.
Hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara
manajer dan pemegang saham atau biasanya disebut konflik kepentingan
(agency conflict), konflik yang timbul sebagai akibat dari keinginan manajemen
(agent) untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang
dapat mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal) guna
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memperoleh return dan nilai perusahaan di masa mendatang. Keputusan manajer
untuk melakukan tax avoidance adalah salah satu masalah keagenan.
Penghematan pajak dari tax avoidance merupakan sumber pendanaan murah
bagi perusahaan dan manfaat tax avoidance secara ekonomi cukup besar, akan
tetapi tindakan tax avoidance yang agresif dapat diikuti dengan biaya baik
yang terlihat seperti denda atau biaya legal maupun biaya yang tidak terlihat
seperti risiko yang besar dan reputasi perusahaan (Wahyudi, 2014).
2.1.2 Corporate Governance
Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), corporate
governance adalah “seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara
pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan”. Corporate governance adalah suatu proses dan
struktur yang digunakan oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya. Oleh
karena itu, pengembangan corporate governance dapat diasumsikan akan
menambah nilai perusahaan dan dapat meningkatkan efektifitas kinerja perushaan
yang dalam jangka panjang juga akan menguntungkan para pemegang saham.
Hastuti (2005) mendefinisikan good corporate governance sebagai sistem yang
mampu memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada stakeholders, termasuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
di dalamnya adalah shareholders, lenders, employees, executives, government,
customers dan stakeholders lainnya.
Komite Nasional Kebijakan Governance atau KNKG (2006) menyatakan
bahwa setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip-prinsip pokok GCG
diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Prinsip prinsip
pokok menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor ;
PER – 01/MBU/2011 antara lain:
1. Transparasi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan
informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
2. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif.
3. Responsibilitas (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
4. Independensi (Independency), yaitu keadaan di mana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi
hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.
Untuk mewujudkan corporate governance yang baik, prinsip-prinsip
tersebut harus dicapai dengan kerjasama yang baik dengan pihak di dalam maupun
di luar perusahaan. Corporate governance merupakan salah satu konsep yang dapat
dipergunakan dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian
hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham,
dan pemangku kepentingan perusahaan lainnya. Penulis memilih dewan komisaris
independen dan ukuran komite audit sebagai indikator corporate governance dalam
penelitian ini.
2.1.2.1 Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance
Mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor: PER- 01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, maka
dapat diketahui tujuan dari penerapan prinsip-prinsip GCG antara lain:
1. Penerapan prinsip-prinsip GCG untuk memaksimalkan nilai
Peusahaan agar memiliki daya saing yang kuat baik secara
nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan
keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan
tujuan BUMN.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif,
serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ
Persero/Organ Perum.
3. Mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran
akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap Pemangku
Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN;
4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi
nasional.
2.1.3 Dewan Komisaris Independen
Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) menyatakan bahwa:
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan.
2.1.3.1 Fungsi Dewan Komisaris Independen
Menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor:
PER – 01/MBU/2011 adapun fungsi dari dewan komisaris independen adalah
sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau
anggaran dasar.
2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas bertanggung jawab dan berwenang
melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan pada umumnya, baik mengenai BUMN maupun usaha
BUMN dan memberikan nasihat kepada Direksi.
3. Pengawasan dan pemberian nasihat dilakukan untuk kepentingan
BUMN dan sesuai dengan maksud dan tujuan BUMN, dan tidak
dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu.
4. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas membuat pembagian tugas yang
diatur oleh mereka sendiri.
5. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyusun rencana kerja dan
anggaran tahunan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dan RKAP.
6. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyampaikan laporan
tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang
baru lampau kepada RUPS/Menteri.
7. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas harus memantau dan memastikan
bahwa GCG telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
8. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas hams memastikan bahwa dalam
Laporan Tahunan BUMN telah memuat informasi mengenai identitas,
pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris/Dewan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengawas di perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan
dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan
Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang
diterima dari BUMN yang bersangkutan.
9. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib melaporkan kepada BUMN
mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada BUMN
yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya.
10. Mantan anggota Direksi BUMN dapat menjadi anggota Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN yang bersangkutan, setelah
tidak menjabat sebagai anggota Direksi BUMN yang bersangkutan
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
2.1.4 Komite Audit
Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP – 103/MBU/2002
komite audit adalah suatu badan yang dibawah komisaris yang sekurang –
kurangnya minimal satu orang anggota komisaris dan dua orang ahli yang bukan
merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam
pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung
kepada komisaris atau dewan pengawas.
2.1.4.1 Tujuan Komite Audit
Menurut Kep. Men 117/2002 tujuan komite audit adalah membantu dewan
komisaris atau dewan pengawas dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian
dan efektifitas pelaksanaan auditor eksternal dan internal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.5 Leverage
Penggunaan sumber-sumber pembiayaan perusahaan, baik yang merupakan
sumber pembiayaan jangka pendek maupun sumber pembiayaan jangka panjang
akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan leverage. Gibson (1990)
menyatakan bahwa “the use of debt, called leverage, can greatly affect the level and
degree of change is the common earning”, artinya penggunaan hutang, disebut
pengungkit, sangat dapat memengaruhi tingkat derajat dan tingkat perubahaan
pendapatan saham.
Permasalahan leverage akan selalu dihadapi oleh perusahaan, bila
perusahaan tersebut menanggung sejumlah beban atau biaya, baik biaya tetap
operasi maupun biaya finansial. Biaya tetap operasi merupakan beban atau biaya
tetap yang harus diperhitungkan sebagai akibat dari fungsi pelaksanaan investasi,
sedangkan biaya finansial merupakan beban atau biaya yang harus diperhitungkan
sebagai akibat dari pelaksanaan fungsi pendanaan. Jadi, beban atau biaya tetap
sebenarnya merupakan risiko yang harus ditanggung perusahaan dalam
pelaksanaan keputusankeputusan keuangan. Besar kecilnya risiko tersebut perlu
diketahui agar dapat diantisipasi dengan meningkatkan volume kegiatan usaha.
Menurut Fahmi (2011:62) “rasio leverage adalah untuk mengukur seberapa
besar perusahaan dibiayai dengan hutang.” Pengukuran dalam rasio keuangan
leverage ini adalah dengan menggunakan presentase terhadap total hutang dengan
modal perusahaan yang disebut juga dengan Debt to Equity Ratio. DER merupakan
rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kembali hutang yang ada dengan menggunakan modal yang ada, semakin tinggi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
nilai ini tentunya semakin berisiko keuangan perusahaan tersebut. Semakin tinggi
DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang)
semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin
besar beban perusahaan terhadap pihak luar. Meningkatnya beban terhadap kreditur
menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar.
Selain itu besarnnya beban hutang yang ditanggung perusahaan dapat mengurangi
jumlah laba yang diterima perusahaan.
2.1.6 Kompensasi Kerugian Fiskal
Kompensasi kerugian dalam Pajak Penghasilan diatur dalam Pasal 6 ayat
(2) Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 tahun 2000. Adapun beberapa poin
penting yang perlu diperhatikan dalam hal kompensasi kerugian ini adalah sebagai
berikut:
1) Istilah kerugian merujuk kepada kerugian fiskal bukan kerugian
komersial. Kerugian atau keuntungan fiskal adalah selisih antara
penghasilan dan biaya-biaya yang telah memperhitungkan ketentuan
Pajak Penghasilan.
2) Kompensasi kerugian hanya di perkenankan selama lima tahun ke depan
secara berturut-turut. Apabila pada akhir tahun kelima ternyata masih
ada kerugian yang tersisa maka sisa kerugian tersebut tidak dapat lagi
dikompensasikan.
3) Kompensasi kerugian hanya diperuntukkan Wajib Pajak Badan dan
Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha yang penghasilannya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tidak dikenakan PPh Final dan perhitungan Pajak Penghasilannya tidak
menggunakan norma penghitungan.
4) Kerugian usaha di luar negeri tidak bisa dikompensasikan dengan
penghasilan dari dalam negeri.
2.1.7 Tax Planning (Perencanaan Pajak)
Soemitro (1988) menyatakan bahwa
Tax planning adalah suatu perencanaan pajak yang dilakukan oleh seorang
tax planner untuk Wajib Pajak tertentu baik perorangan, badan atau suatu
usaha dengan menerapkan peraturan-peraturan perundang-undangan pajak
secara legal dan terhadap suatu keadaan atau perbuatan yang melanggar atau
bertentangan dengan undang-undang sehingga Wajib Pajak membayar
pajak seringan-ringannya atau sama sekali tidak membayar pajak.
Tax Planning Menurut Zain (2003:43) adalah “usaha wajib pajak atau
kelompok wajib pajak meminimumkan utang pajaknya, baik pajak penghasilan
maupun pajak-pajak lainnya, sepanjang dimungkinkan oleh ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan”.
2.1.7.1 Tax Avoidance
Tax avoidance merupakan pengaturan untuk meminimumkan atau
menghilangkan beban pajak dengan mempertimbangkan akibat pajak yang
ditimbulkannya. Tax avoidance bukan pelanggaran undang-undang perpajakan
karena usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimumkan atau
meringankan beban pajak dilakukan dengan cara yang dimungkinkan oleh Undang-
Undang Pajak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Corporate
Governance, Leverage, dan Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance
yaitu:
1. Sari (2014), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Kerugian Fiskal dan
Struktur Kepemilikan terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012).
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Komisaris Independen
(X1), Komite Audit (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Kompensasi
Kerugian Fiskal (X4), dan Struktur Kepemilikan (X5), sedangkan
Variabel Dependennya adalah Tax Avoidance (Y). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan
populasi perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2008-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Teknik pengumpulan
data dengan teknik dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan,
mencatat, dan menghitung data-data yang berhubungan dengan
penelitian. Data penelitian dianalisa dengan analisis regresi panel
dengan eviews6. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Komisaris
Independen (X1) yang diukur dengan membandingkan antara jumlah
komisaris indpenden dengan jumlah dewan komisaris memiliki
pengaruh signifikan negatif, serta Ukuran Perusahaan (X3) yang diukur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan log total aktiva memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap
Tax Avoidance. Sedangkan Komite Audit (X2), Kompensasi Kerugian
Fiskal (X4), dan Struktur Kepemilikan (X5) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Tax Avoidance.
2. Oktofian (2015), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Bank
Konvensional yang Terdaftar di BEI periode Tahun 2009-2013).
Variabel Independen dari pelenitian ini adalah Corporate Governance
dengan Variabel Dependen Tax Avoidance. Metode yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda dengan sampel sebanyak 20 Bank.
Hasil penelitian menjunjukkan bahwa kepemilikan institusional,
komisaris independen dan kepemilikan manajerial tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Sedangkan komite
audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance.
3. Musyarofah (2016), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Derivatif
Keuangan, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance) (Studi Empiris pada Perusahaan non Keuangan
yang Terdaftar di BEI periode 2012-2014). Variabel Independen yang
digunakan adalah Derivatif Keuangan (X1), Leverage (X2), dan Ukuran
Perusahaan (X3). Variabel dependen yang digunakan adalah Tax
Avoidance (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2012-2014. Sampel dikumpulkan dengan metode purposive sampling.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jumlah perusahaan yang yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 13
perusahaan. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa derivatif
keuangan, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance).
4. Munandar, dkk (2016), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage, dan Kompensasi Kerugian Fiskal Terhadap Tax
Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Subsektor
Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014).
Variabel Independen yang digunakan Ukuran Perusahaan (X1),
Leverage (X2), dan Kompensasi Kerugian Fiskal (X3) dan Variabel
Dependennya Tax Avoidance (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu puposive sampling dan diperoleh 8 perusahaan
manufaktur subsektor otomotif. Metode analisis data dalam penelitian
ini adalah analisis regresi data panel. Hasilnya adalah ukuran
perusahaan, leverage, dan kompensasi rugi fiskal secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Secara parsial, ukuran
perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tax avoidance,
sedangkan leverage dan kompensasi rugi fiskal tidak berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Reinaldo (2017), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Leverage, Ukuran
Perusahaan, ROA, Kepemilikan Institusional, Kompensasi Kerugian
Fiskal, dan CSR Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur
Subsektor Makanan dan Minuman Terdaftar di BEI 2013-2015.
Variabel Independen Leverage (X1), Ukuran Perusahaan (X2), ROA
(X3), Kepemilikan Institusional (X4), Kompensasi Kerugian Fiskal (X5),
dan CSR (X6) sedangakan Variabel Dependennya Tax Avoidance (Y).
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
jumlah sampel 41 Perusahaan Manufaktur. Hasil dari penelitian tersebut
adalah secara parsial ROA dan kompensasi kerugian fiskal berpengaruh
secara signifikan terhadap tax avoidance. Sedangkan leverage, ukuran
perusahaan, kepemilikan institusional dan tanggung jawab sosial
perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti Judul Variabel Hasil
Sari
(2014)
Pengaruh Corporate
Governance, Ukuran
Perusahaan,
Kompensasi Kerugian
Fiskal dan Struktur
Kepemilikan terhadap
Tax Avoidance (Studi
Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun
2008-2012)
Independen
Komisaris
Independen,
Komite Audit,
Ukuran
Perusahaan,
Kompensasi
Kerugian Fiskal,
dan Struktur
Kepemilikan
Dependen:
Tax Avoidance
Komisaris Independen
dan Ukuran
Perusahaan memiliki
pengaruh signifikan
negatif terhadap Tax
Avoidance.
Komite Audit,
Kompensasi Kerugian
Fiskal, dan Struktur
Kepemilikan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Tax
Avoidance.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Oktofian
(2015)
Pengaruh Corporate
Governance Terhadap
Tax Avoidance (Studi
Empiris pada Bank
Konvensional yang
Terdaftar di BEI
periode Tahun 2009-
2013).
Independen:
Kepemilikan
Institusional,
Komisaris
Independen,
Kepemilikan
Manajerial, dan
Komite Audit
Dependen:
Tax Avoidance
Kepemilikan
Institusional,
Komisaris Independen
dan Kepemilikan
Manajerial tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap tax avoidance.
Komite Audit memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap tax
avoidance.
Musyarofa
h (2016)
Pengaruh Derivatif
Keuangan, Leverage,
dan Ukuran
Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak
(Tax Avoidance)
(Studi Empiris pada
Perusahaan non
Keuangan yang
Terdaftar di BEI
periode 2012-2014).
Independen:
Derivatif
Keuangan,
Leverage, dan
Ukuran
Perusahaan
Dependen:
Tax Avoidance
Derivatif Keuangan,
Leverage dan Ukuran
Perusahaan
berpengaruh terhadap
tax avoidance.
Munandar,
dkk
(2016)
Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage,
dan Kompensasi
Kerugian Fiskal
Terhadap Tax
Avoidance (Studi
Kasus pada
Perusahaan
Manufaktur Subsektor
Otomotif yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun
2010-2014).
Independen:
Ukuran
Perusahaan,
Leverage, dan
Kompensasi
Kerugian Fiskal
Dependen:
Tax Avoidance
Ukuran Perusahaan
berpengaruh negatif
signifikan terhadap tax
avoidance.
Leverage dan
Kompensasi Rugi
Fiskal tidak
berpengaruh signifikan
terhadap tax avoidance.
Reinaldo
(2017)
Pengaruh Leverage,
Ukuran Perusahaan,
ROA, Kepemilikan
Institusional,
Kompensasi Kerugian
Fiskal, dan CSR
Terhadap Tax
Avoidance pada
Perusahaan
Independen:
Leverage, Ukuran
Perusahaan, ROA,
Kepemilikan
Institusional,
Kompensasi
Kerugian Fiskal,
dan CSR
ROA dan Kompensasi
Kerugian Fiskal
berpengaruh secara
signifikan terhadap tax
avoidance.
Leverage, Ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Manufaktur Subsektor
Makanan dan
Minuman Terdaftar di
BEI 2013-2015
Dependen:
Tax Avoidance
Institusional dan CSR
tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance.
Sumber: Olahan Peneliti (2018)
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana keterkaitan teori-teori yang
berhubungan dengan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah
dijelaskan sebelumnya, peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis diasumsikan sebagai dugaan sementara atau penjelasan sementara
yang belum bisa dibuktikan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
menguji apakah dugaan tersebut benar atau salah.
Corporate Governance ( X1)
Leverage ( X2)
Tax Avoidance ( Y )
H1
H2
H3 Kompensasi Kerugian Fiskal
( X3)
H4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.2.1 Corporate Governance terhadap Tax Avoidance
Dalam suatu perusahaan komisaris independen berfungsi sebagai
pengawasan dalam manjemen untuk menyeimbangkan keputusan-keputusan yang
diambil oleh manajemen antara kepentingan pemegang saham minoritas dengan
pihak lain yang berkepentingan. Komisaris independen tidak hanya dapat
mengawasi manajemen dalam hal pengambilan keputusan akan tetapi juga dapat
mengawasi kebijakan-kebijakan akuntansi yang digunakan oleh manajemen yang
dapat berpengaruh terhadap tingkat laba perusahaan.
Berjalannya komite audit dalam suatu perushaan dapat meminimalkan
kecurangan dalam laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Perusahaan yang memiliki komite audit memungkinkan adanya pengendalian
laporan keuangan yang efektif dan dapat mendukung adanya corporate governance
dalam suatu perusahaan. Maka dalam penelitian ini dapat diasumsikan perusahaan
yang melakukan corporate governance memiliki kemungkinan yang sangat kecil
dalam melakukan penghindaran pajak karena memiliki pengawasan dan
pengontrolan yang baik dalam perusahaan tersebut.
H1 : Corporate Governance berpengaruh terhadap Tax Avoidance
2.3.2.2 Leverage tehadap Tax Avoidance
Sumber pendanaan operasional perusahaan tidak hanya berasal dari modal
sendiri ataupun dari para pemegang saham saja akan tetapi juga dapat dimungkinan
berasal dari hutang. Hutang yang dimiliki perusahaan akan menimbulkan beban
tetap bagi perusahaan yaitu beban bunga. Semakin tinggi hutang perusahaan maka
semakin tinggi beban bunga yang ditanggung oleh perusahaan, tingginya beban
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bunga oleh perusahaan akan dapat mengurangi laba yang diperoleh perusahaan.
Manfaat yang dapat diambil oleh perusahaan dengan pengurangan laba tersebut
adalah mengurangi beban pajak perusahaan, dapat diasumsikan semakin tinggi
pengguanaan utang semakin rendah beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan.
Ozkan (2001) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban pajak
tinggi akan memilih untuk berutang agar mengurangi pajak.
H2 : Leverage berpengaruh terhadap Tax Avoidance
2.3.2.3 Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance
Secara logika, perusahaan yang telah merugi dalam satu periode akuntansi
diberikan keringanan untuk membayar pajaknya. Kerugian tersebut dapat
dikompensasikan selama lima tahun ke depan dan laba perusahaan akan digunakan
untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima
tahun tersebut, perusahaan akan terhindar dari beban pajak, karena laba kena pajak
akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian perusahaan.
H3 : Kompensasi Kerugian Fiskal berpengaruh terhadap Tax
Avoidance
Berdasarkan teori-teori dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan pada
pengembangan hipotesis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa:
H4 : Corporate Governance, Leverage, dan Kompensasi Kerugian
Fiskal, secara simultan berpengaruh terhadap Tax Avoidance
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berdasarkan jenis data merupakan penelitian kuantitatif
karena pengujiannya menggunakan data berupa angka dan diolah dengan prosedur
statistik (Erlina, 2011:12-14). Sebagai penelitian kuantitatif, penelitian ini
menggunakan desain penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2009:55),
penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, dan bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lainnya”. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan atau pengaruh variabel-variabel penelitian antara lain,
corporate governance, leverage, dan kompensasi kerugian fiskal terhadap tindakan
tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2017.
3.2 Jenis Data dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder berupa data yang diperoleh melalui sumber yang telah dipublikasikan.
Menurut Erlina (2011:31), “data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber
tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya”.
Peneliti menggunakan metode dokumentasi dalam pengumpulan data. Data
yang dibutuhkan dalam penelitian berupa laporan tahunan (annual report)
perusahaan periode 2015-2017.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.2.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 yang diakses
dari situs www.idx.co.id
3.3 Populasi dan Penentuan Sampel
3.3.1 Popolasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Erlina 2011:81).
Berdasarkan pengertian di atas, populasi dari penelitian ini adalah
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2015-2017 yang berjumlah 149 Perusahaan.
3.3.2 Penentuan Sampel
Sampel menurut Erlina (2011:82) adalah “bagian dari populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Dalam penelitian ini,
teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah purposive sampling,
yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu. Adapaun
kriteria-kriteria yang dipilih adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Manufaktur yang telah mempublikasikan laporan tahunan
yang telah di audit pada periode penelitian.
2. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah, agar kriteria
pengukuran nilai mata uangnya sama.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Perusahaan dengan nilai laba yang positif agar tidak mengakibatkan
nilai Cash Effective Tax Rate (CETR) terdistorsi (Richardson dan Lanis
2007; Zimmerman 2003).
4. Perusahaan dengan nilai Cash Effective Tax Rate kurang dari satu, agar
tidak membuat masalah dalam estimasi model (Gupta dan Newberry,
1997).
Hasil seleksi sampel dengan menggunakan purposive sampling terpilih 58
perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian dengan total pengamatan
sebanyak 174 selama tiga tahun (2015-2017).
3.4 Definisi Operasional
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai
dapat berbeda pada waktu yang berebeda untuk objek atau orang yang sama, atau
nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau obyek yang berebeda
(Erlina 2007:33).
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang merupakan
titik perhatian. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
3.4.1 Variabel Independen
Variabel Independen (independent variables) disebut juga variabel bebas,
yaitu variabel yang dianggap sebagai penyebab munculnya variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Corporate Governance (X1)
Haruman (2008) menjelaskan Corporate governance merupakan
tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan.
Corporate governace dapat menigkatkan nilai tambah bagi para
pemegang saham, hal ini bisa disimpulkan bahwa semakin baik
mekanisme corporate governance yang dilakukan oleh perusahaan
maka nilai tambahnya semakin besar. Dalam penelitian ini corporate
governance diukur dengan menggunakan dua proksi yaitu komisaris
independen dan komite audit. Proksi komposisi komisaris independen
diukur menggunakan persentase jumlah komisaris independen terhadap
jumlah total komisaris dalam susunan dewan komisaris perusahaan
sampel tahun amatan (Andriyani, 2008).
𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
Sedangkan untuk proksi komite audit diukur dengan
menggunakan variabel dummy yang bernilai 1 jika ada komite audit,
dan bernilai 0 jika tidak ada komite audit (Andriyani, 2008).
2. Leverage (X2)
Pengukuran leverage adalah dengan menggunakan persentase
dari total hutang terhadap ekuitas perusahaan pada suatu periode yang
disebut juga Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER)
adalah rasio yang membandingkan jumlah Hutang terhadap ekuitas.
Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat
seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang
dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Rasio ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menggambarkan sampai sejauh mana modal yang dimiliki dapat
menutupi utang-utang kepada pihak luar.
Semakin kecil rasio ini semakin baik pula bagi perusahaan.
Rasio ini disebut juga rasio leverage. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus, menurut Harahap (2010:303) yaitu:
𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
3. Kompensasi Kerugian Fiskal (X3)
Secara logika, perusahaan yang telah merugi dalam satu periode
akuntansi diberikan keringanan untuk membayar pajaknya. Kerugian
tersebut dapat dikompensasikan selama lima tahun ke depan dan laba
perusahaan akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi
kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima tahun tersebut, perusahaan
akan terhindar dari beban pajak, karena laba kena pajak akan digunakan
untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian perusahaan.
Kompensasi kerugian fiskal dapat diukur menggunakan
variabel dummy, yang akan diberikan nilai 1 jika terdapat kompensasi
rugi fiskal pada awal tahun t.
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen (dependent variables) disebut juga variabel terikat di
mana variabel ini dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel independen. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Tax Avoidance
Model estimasi pengukuran Tax avoidance dalam penelitian ini
menggunakan model Cash Effective Tax Rate (CETR) yang diharapkan
mampu mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak perusahaan
yang dilakukan menggunakan perbedaan tetap maupun perbedaan
temporer (Chen et al., 2010) dengan rumus sebagai berikut.
𝐶𝐸𝑇𝑅 = 𝐾𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Tabel 3.1
Variabel Operasional dan Pengukuran
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
Dependen
Tax Avoidance
Meminimalkan beban pajak dengan cara yang tidak melanggar hukum.
CETR = Cash Tax Paid
Pre − Tax Income
Rasio
Independen
Corporate
Governance
Komisaris Independen
Anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali.
Komisaris Independen =
Jlh Komisaris Independen
Total Komisaris
Rasio
Komite Audit
Suatu badan yang dibawah komisaris yang bukan merupakan pegawai Perusahaan yang bersangkutan dan bersifat mandiri.
Variabel dummy Nominal
Leverage
Penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) untuk meningkatkan
DER = Total Hutang
Modal Sendiri Rasio
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keuntungan pemegang saham.
Kompensasi Kerugian Fiskal
Kompensasi yang diberikan apabila perusahaan mengalami kerugian fiskal
Variabel dummy Nominal
Sumber: Olahan Peneliti (2018)
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penenilitian ini dilakukan dengan
medokumentasikan data sekunder. Data sekunder berupa data yang diperoleh
melalui sumber yang telah dipublikasikan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian
berupa laporan tahunan perusahaan periode 2015-2017. Selain itu, peneliti juga
melakukan studi literatur melalui buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode analisis deskriptif, yaitu suatu analisis yang menguraikan atau
menggambarkan bagaimana menentukan pengaruh Corporate Governance,
Leverage, dan Kompens asi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance.
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang digunakan menjadi
model yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik yang
dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan
uji autokorelasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah data
yang akan diolah berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang memiliki nilai residual yang mengikuti distribusi normal.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test. Nilai residual dapat diketahui berdistribusi normal atau tidaknya dilihat dari
nilai asymptotic significance. Jika nilai asymptotic significance di bawah tingkat
signifikan sebesar 0,05 maka diartikan bahwa nilai residual terdistribusi tidak
normal, sebaliknya jika nilai asymptotic significance di atas tingkat signifikan maka
diartikan bahwa nilai residual terdistribusi normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
mempunyai korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, dapat dilakukan dengan
melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10 dan tolerance >0,10 (Ghozali,
2011:105).
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu periode pengamatan ke periode
pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara menggunakan
uji Glejser, yaitu keputusan dapat diambil jika variabel independen mempunyai
nilai signifikan yang secara statistik mempengaruhi variabel terikat (sig > 0,05),
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika variabel independen
tidak mempunyai nilai signifikan secara statistik mempengaruhi variabel (sig >
0,05), maka dapat dikatakan ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas (Ghozali,
2011:139). Model yang baik adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul pada regresi yang
menggunakan data berskala atau time series. Model yang baik harus bebas dari
autokorelasi. Pengujiasn autokorelasi yang banyak digunakan adalah model
Durbin-Watson. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Pengambilan keptutusan ada atau tidaknya autokorelasi Ghozali, (2011:110) yaitu:
1) 0 < nilai DW < dl = adanya autokorelasi positif 2) dl ≤ nilai DW ≤ du = tidak ada
autokorelasi positif 3) du < nilai DW < 4-du = tidak ada autokorelasi 4) 4-du ≤ d ≤
4-dl = tidak ada autokorelasi negative 5) 4-dl < nilai DW < 4 = ada autokorelasi
negative.
3.7 Uji Hipotesis
3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi adalah upaya menjelaskan hubungan antara variabel
independen (komisaris independen, komite audit, leverage, dan kompensasi
kerugian fiskal) terhadap satu variabel dependen (tax avoidance). Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple linear
regression). Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Keterangan:
Y = Tax Avoidance X4= Kompensasi Kerugian Fiskal
α = Konstanta β1 – β4 = Koefisien Regresi
X1 = Komisaris Independen e = Faktor Pengganggu
X2 = Komite Audit
X3 = Leverage
3.7.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersamasama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2007). Uji statistik F dilakukan dengan cara
quick look, yaitu melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi dengan
significance level 0,05 (α = 5%). Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika F hitung > F tabel atau jika nilai Sig F > 0,05, maka hipotesis
diterima.
2. Jika F hitung < F tabel atau jika nilai Sig F < 0,05, maka hipotesis
ditolak.
3.7.3 Uji Parsial (Uji - t)
Uji statistik t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial (Ghozali, 2007). Pengujian dilakukan
dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan
hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti, secara
parsial variabel independen tidak pengaruh terhadap variabel dependen.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka hipotesis diterima. Hal ini berarti,
secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen.
3.7.4 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi (antara nol dan satu) menunjukkan persentase pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat terbatas, sedangkan nilai
yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (Subramanyam dan
Wild, 2013).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Analisis dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft
Excel 2013, kemudian dilakukan analisis statistik deskriptif, pengujian asumsi
klasik, regresi berganda dan pengujian hipotesis dengan menggunakan software
SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 22. Objek penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2017. Hasil pengolahan data berupa informasi melihat dan menganalisa
hubungan dan pengaruh antara corporate governance, leverage, dan kompensasi
kerugian fiskal terhadap tax avoidance.
Pada penelitian ini penulis mengambil 58 sampel penelitian dengan
periode pengamatan selama 3 tahun, sehingga menghasikan 174 data yang diolah
ke dalam SPSS.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Statistik Deskriptif
Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini,
dimana tujuan penelitian ini ialah untuk memperoleh gambaran umum variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif memberikan
penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Hasil
analisis disajikan statistik deskriptif dalam tabel 4.1 dibawah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Min. Max. Mean Std. Deviation
CETR 154 ,19 ,42 ,2749 ,05474
KI 174 ,00 ,80 ,3877 ,12771
KA 174 ,00 1,00 ,9828 ,13055
DER 174 ,08 4,55 ,6779 ,63952
KOM 174 ,00 1,00 ,0690 ,25413
Valid N
(listwise) 154
Sumber: Data diolah Peneliti dengan menggunakan SPSS 22
(2018)
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan beberapa hal berikut:
1. Variabel CETR memiliki nilai minimum 0,19 dan nilai maksimum 0,42
dengan rata-rata 0,27 serta standar deviasi 0,547 dan jumlah pengamatan
sebanyak 154 data.
2. Variabel komisaris independen memiliki nilai minimum 0 dan nilai
maksimum 0,8 dengan rata-rata 0,38 serta standar deviasi 0,127 dan
jumlah pengamatan sebanyak 174 data.
3. Variabel komite audit memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1
dengan rata-rata 0,98 serta standar deviasi 0,130 dan jumlah pengamatan
sebanyak 174 data.
4. Variabel leverage memiliki nilai minimum 0,08 dan nilai maksimum
4,55 dengan rata-rata 0,677 serta standar deviasi 0,639 dan jumlah
pengamatan sebanyak 174 data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Variabel kompensasi kerugian fiskal memiliki nilai minimum 0 dan nilai
maksimum 1 dengan rata-rata 0,069 serta standar deviasi 0,254 dan
jumlah pengamatan sebanyak 174 data.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan best linear
unbiasedestimator, maksudnya adalah nilai estimator yang terbaik, estimator yang
linear, dan tidak bersifat bias. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan apakah data berdistribusi
secara normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke
kanan (Ghozali, 2016). Dengan adanya uji normalitas maka hasil penelitian dapat
di generalisasi pada populasi. Ada dua pendekatan dalam pengujian normalitas,
yaitu: (a) analisis grafik, (b) analisis statisik kolmogorov-smirnov. Dalam
penelitian ini dilakukan pengujian menggunakan 174 sampel, akan tetapi hasil uji
menggambarkan tidak terjadinya distribusi data yang normal, baik melalui analisis
grafik, maupun analisis kolmogorov-smirnov. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan jika data menyebar secara tidak normal (Situmorang dan Lutfi, 2014),
yakni:
a) Melakukan transformasi data,
b) Menambah jumlah data
c) Menghilangkan data yang dianggap sebagai tidak normalnya data
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan transformasi data peneliti baik pendekatan Ln, Lg10, dan
SQRT data sudah berdistribusi secara normal, akan tetapi hampir 700% data di
hapuskan, yang menyebabkan penulis memilih alternatif kedua. Peneliti lebih
memilih menghapus data outlier yang di anggap terlalu tinggi dan terlalu rendah.
Setelah menghapus data yang di anggap menjadi penyebab data tidak berdistribusi
normal, dari 174 data yang dapat diteruskan pengujiannya hanya 154 data saja.
Berdasarkan hasil uji eksplore outlier pada spss variabel koefisen tax avoidance
yakni terlihat pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1
Hasil Outlier koefisien Tax Avoidance
Sumber : Data Diolah menggunakan SPSS 22 (2018)
Setelah data outlier variabel akrual diskresioner dihapus, maka data dalam
penelitian ini dapat berdistribusi secara normal. Berikut hasil uji normalitas
setelah dihilangkannya data yang dianggap sebagai penyebab distribusi data yang
tidak normal adalah sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a) Analisis Grafik
1. Pendekatan Histogram
Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva
normal, yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri yang khusus, salah satu
diantaranya adalah bahwa mean, mode dan median pada tempat yang sama.
Apabila ketiga tendensi sentral tersebut tidak terletak pada satu tempat yang
sama maka kurva yang dikeluarkan dari hasil output spss akan menceng ke
kanan dan menceng ke kiri. Pada gambar histogram di bawah dapat
dikatakan bahwa data yang peneliti olah telah berdistribusi secara normal,
hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut yang tidak menceng ke kiri
dan ke kanan.
Gambar 4.2
Histogram
Sumber : Data Diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Pendekatan Grafik
Gambar 4.3
Normal PP-Plot
Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)
Berdasarkan grafik PP-plot (gambar 4.3) di atas dapat dikatakan bahwa data
berdistrbusi secara normal, dengan melihat adanya titik-titik yang mengikuti data
di sepanjang garis diagonal.
b) Analisis Statistik Kolmogorv-Smirnov
Tabel 4.2
Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 154
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,05350533
Most Extreme Differences Absolute ,071
Positive ,071
Negative -,047
Kolmogorov-smirnov ,071
Asymp. Sig. (2-tailed) ,192c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Normal atau tidaknya distribusi data menurut kolmogorov-smirnov dilihat
dari nilai signifikannya. Apabila nilai signifikansinya ≥ 0,05 maka data tersebut
terdistribusi normal, dan jika nilai signifikansinya ≤ 0,05 maka data tidak
terdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.2 diatas, besarnya nilai kolmogorov-
smirnov adalah 0,071 dengan Asymp.sig (2- tailed) adalah 0,192, hal ini berarti Ha
diterima (data residual terditribusi normal).
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas merupakan uji yang menentukan ada tidaknya
hubungan linear antara variabel independen dengan variabel independen lainnya.
Model regresi yang baik tidak boleh memiliki multikolinearitas di dalamnya.
Ketentuan dalan uji ini adalah jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas, dan sebaliknya, jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.
Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
Tabel 4.3
Colinearity Statistic
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toler
ance VIF
1 (Constant) ,303 ,040 7,502 ,000
KI -,070 ,039 -,175 -1,764 ,080 ,819 1,222
KA -,008 ,039 -,018 -,196 ,845 ,994 1,006
DER ,008 ,009 ,088 ,880 ,380 ,807 1,239
KOM ,034 ,020 ,152 1,683 ,095 ,978 1,022
a. Dependent Variable: CETR
Sumber: Data Diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Penelitian yang baik ialah penelitian yang
tidak mengandung heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar
analisis:
1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.4
Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Ada 4 pendekatan yang
dapat dilakukan untuk mendeteksi autokorelasi yakni metode grafik, the run
test, uji Durbin-Watson (DW test),dan the Breusch-Godfrey (BG) test. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan the runs test yang di sajikan dalam tabel 4.4.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.4
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -,00513
Cases < Test Value 62
Cases >= Test Value 62
Total Cases 154
Number of Runs 65
Z ,361
Asymp. Sig. (2-tailed) ,718
a. Median
Sumber: Data Diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)
Hasil output SPSS menujukkan bahwa nilai test adalah -0,00513 dengan
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) nya sebesar 0,718 yang berarti > 0,05 yang berarti Ha
diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara
nilai residual.
4.2.3 Hasil Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk meramal bagaimana
keadaan (naik turunya) variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen
sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Hasil analisis
regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, maka persamaan regresi linier berganda adalah
sebagai berikut:
Tax Avoidance = 0,303 - 0,090 Komisaris Independen - 0,011 Komite
Audit + 0,026 Leverage + 0,049 Kompensasi Kerugian Fiskal + e
Interpretasi persamaan diatas adalah sebagai berikut :
1. Koefisien regresi variabel komisaris independen sebesar -0,090
menyatakan bahwa apabila variabel komisaris independen ditingkatkan
sebesar 1 satuan, maka tax avoidance akan menurun sebesar -0,090
satuan.
2. Koefisien regresi variabel komite audit sebesar -0,011 menyatakan
bahwa apabila variabel komite audit ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka
tax avoidance akan menurun sebesar -0,011 satuan.
3. Koefisien regresi variabel leverage sebesar 0,026 menyatakan bahwa
apabila variabel leverage ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka tax
avoidance akan meningkat sebesar 0,026 satuan.
Tabel 4.5
Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,303 ,060 5,050 ,000
KI -,090 ,054 -,141 -1,653 ,100
KA -,011 ,058 -,014 -,181 ,856
DER ,026 ,011 ,197 2,301 ,023
KOM ,049 ,026 ,155 1,932 ,055
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Koefisien regresi variabel kompensasi kerugian fiskal sebesar 0,049
menyatakan bahwa apabila variabel kompensasi kerugian fiskal
ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka tax avoidance akan meningkat
sebesar 0,049 satuan.
4.2.4 Hasil Uji Hipotesis
4.2.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel - variabel independen mampu menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi (R² ) adalah antara nol dan satu. Hasil uji
koefisien determinasi pada Tabel 4.6 menunjukkan besarnya Adjusted R Square
adalah 0,285. Dengan demikian besarnya pengaruh komisaris independen, komite
audit, leverage, dan kompensasi kerugian fiskal adalah sebesar 28,5%. Sedangkan
sisanya sebesar 71,5% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Penyebab adjusted R square yakni jumlah sampel yang
terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)
4.2.4.2 Hasil Uji Simultan (Uji F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F
dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara
Tabel 4.6
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,573a ,328 ,285 ,40182
a. Predictors: (Constant), KOM, KA, KI, DER
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bersama-sama ataupun simultan terhadap variabel terikat. Variabel-variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen apabila nilai signifikan yang
diperoleh kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil (tabel 4.7) menunjukkan nilai sig
0,006 < 0,05, artinya berpengaruh secara simultan antara corporate governance,
leverage, dan kompensasi kerugian fiskal terhadap tax avoidance.
Tabel 4.7
Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,141 4 ,035 3,801 ,006b
Residual 1,470 159 ,009
Total 1,610 163
a. Dependent Variable: CETR
a. Predictors: (Constant), KOM, KA, KI, DER
Sumber : Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22
(2018)
4.2.4.3 Hasil Uji Parsial (Uji-t)
Tabel 4.8
Uji Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,303 ,060 5,050 ,000
KI -,090 ,054 -,141 -1,653 ,100
KA -,011 ,058 -,014 -,181 ,856
DER ,026 ,011 ,197 2,301 ,023
KOM ,049 ,026 ,155 1,932 ,055
a. Dependent Variable: CETR
Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS22 (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara
parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut :
1) Nilai koefesien pada variabel bebas komisaris independen terdapat
nilai sig 0,100. Nilai sig lebih besar dari nilai tax avoidance 0,05
atau nilai 0,100 > 0,05. Nilai koefisien pada variabel bebas komite
audit terdapat nilai sig 0,856. Nilai sig lebih besar dari nilai tax
avoidance 0,05 atau nilai 0,856 > 0,05 maka dapat disimpulkan
hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa “Corporate
Governance berpengaruh terhadap Tax Avoidance”, dinyatakan
ditolak. Nilai t negatif menunjukkan bahwa komisaris independen
dan komite audit memiliki hubungan yang tidak searah dengan tax
avoidance.
2) Nilai koefesien pada variabel bebas leverage terdapat nilai sig 0,023.
Nilai sig lebih besar dari nilai tax avoidance 0,05 atau nilai 0,023 <
0,05 maka dapat disimpulkan hipotesis kedua (H2) yang menyatakan
bahwa “Leverage berpengaruh terhadap Tax Avoidance”, dinyatakan
diterima. Nilai t positif menunjukkan bahwa leverage memiliki
hubungan yang searah dengan tax avoidance.
3) Nilai koefesien pada variabel bebas kompensasi kerugian fiskal
terdapat nilai sig 0,055. Nilai sig lebih besar dari nilai tax avoidance
0,05 atau nilai 0,055 > 0,05 dapat disimpulkan hipotesis pertama
(H1) yang menyatakan bahwa “Kompensasi Kerugian Fiskal
berpengaruh terhadap Tax Avoidance”, dinyatakan ditolak. Nilai t
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
positif menunjukkan bahwa kompensasi kerugian fiskal memiliki
hubungan yang searah dengan tax avoidance.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance
Hasil penelitian ini menyimpulkan komisaris independen tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance. Hasil ini sesuai dengan penelitian Oktofian (2015) yang
menyimpulkan komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tax avoidance. Berbeda dengan hasil penelitian Sari (2014) yang
menyimpulkan bahwa komisaris independen memiliki pengaruh signifikan negatif
terhadap tax avoidance.
Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya proporsi komisaris
independen yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan jumlah komisaris yang
ada tidak memberikan dampak yang berarti terhadap tax avoidance. Hal ini
memberikan kesempatan bagi manajer untuk melakukan aktivitas manipulasi laba
dan nantinya akan menguntungkan perusahaan dalam hal perpajakan.
Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa komite audit tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari (2014)
yang menyimpulkan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tax
avoidance. Berbeda dengan penelitian Oktofian (2015), yakni komite audit
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance.
Faktor penyebab tidak berpengaruhnya variabel komite audit adalah
ketidakmampuan komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap struktur
pengendalian internal perusahaan serta memonitor pengawasan atau pengendalian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan
perusahaan. Sehingga praktik tax avoidance yang dilakukan pihak tertentu tidak
dapat dideteksi oleh komite audit.
4.3.2 Pengaruh Leverage terhadap Tax Avoidance
Hasil penelitian ini menyimpulkan leverage berpengaruh positif terhadap
tax avoidance. Hasil ini sesuai dengan penelitian Musyarofah (2016). Berbeda
dengan penelitian Munandar,dkk (2016) yang menyatakan leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
Nilai DER yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan memiliki tingkat
hutang yang tinggi dari pada modal sendiri. Tingginya tingkat hutang dalam suatu
perusahaan akan menimbulkan beban tetap bagi perusahaan yaitu beban bunga.
Tingkat beban bunga yang sangat tinggi dalam suatu perusahaan dapat mengurangi
beban pajak perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan yang memiliki beban pajak
yang tinggi akan lebih memilih untuk berhutang kepada pihak lain dari pada
menambah modal sendiri demi meminimalkan beban pajaknya. Hasil dari
pengujian DER ini memiliki arah positif yang signifikan, semakin tinggi nilai DER
maka semakin tinggi pula kemungkinan adanya tindakan penghindaran pajak pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-
2017.
4.3.3 Pengaruh Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance
Hasil penelitian ini menyimpulkan kompensasi kerugian fiskal tidak
berpengaruh tetapi memiliki arah yang positif terhadap tax avoidance. Hasil ini
sesuai dengan hasil dari penelitian Munandar, dkk (2016) yang menyatakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kompensasi kerugian fiskal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax
avoidance. Berdeda dengan penelitian Reinaldo (2017) yang menyatakan
kompensasi kerugian fiskal berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
Hal tersebut mengartikan bahwa ada atau tidak adanya kompensasi rugi
fiskal tidak akan mempengaruhi penghindaran pajak, karena apabila didapati
kerugian fiskal untuk tahun pajak sebelumnya, perusahaan akan tetap menutupi
kerugian tersebut dengan laba neto yang diperoleh perusahaan pada tahun
berikutnya. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya kompensasi kerugian tidak
sepenuhnya menyatakan perusahaan mendapat keringanan untuk tidak membayar
pajak sama sekali agar terhindar dari beban pajak, namun perusahaan tetap
membayar utang pajak tersebut apabila ditahun berikutnya diperoleh laba neto yang
mencukupi dan dapat digunakan sebagai kompensasi kerugian fiskal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate governance,
leverage, dan kompensasi kerugian fiskal secara parsial dan simultan memiliki
pengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2015-
2017.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara simultan atau bersama-sama variabel independen corporate
governance, leverage, dan kompensasi kerugian fiskal berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-2017.
2. Secara Parsial, variabel corporate governance (komisaris independen
dan komite audit) dan kompensasi kerugian fiskal tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap tax avoidance. Sementara itu, variabel
leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax avoidance pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2015-2017.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit yakni
hanya mencakup perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Periode pengamatan terbatas hanya tiga tahun yaitu tahun 2015
sampai 2017, sehingga periode waktu yang terbatas tentunya
mempengaruhi hasil penelitian ini.
5.3 Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas sampel penelitian
dengan mempertimbangkan penggunaan seluruh perusahaan tak
sebatas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasi
penelitian melainkan beberapa perusahaan di berbagai negara.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun
pengamatan yang relatif lebih panjang untuk mendapatkan kualitas
data yang lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah variabel
independen seperti memasukkan unsur variabel moderating dan
intervening dalam penelitiannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS),
Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage pada
Kualitas Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 20032007). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana.
Budiman, Judi dan Setiyono, 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Universitas Islam Sultan Agung,
Semarang
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., Shevlin, T. 2010. Are Family Firms More Tax
Aggressive Than Non-Family Firms? Journal of Financial Economics. 95,
41-61.
Darmawan dan Sukartha, 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance,
Leverage, Return On Assetsi dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran
Pajak. ISSN : 2302 – 8556.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Erlina dan Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian dan Bisnis. Medan: USU
Press.
Fahmi, I. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta. Bandung.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, Buku Petunjuk
Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. Corporate
Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis
Indonesia. Jakarta.
Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Universitas Diponogoro.
Gibson, RS., 1990. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University Press.
New York.
Harahap, S. S, 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Haruman, T. 2008. Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan dan Nilai
Perusahaan. Finance and Banking Journal. Vol. 10 (2): 150-165. Bandung.
Hastuti, T D. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance Dan Struktur
Kepemilika Dengan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntasi
VIII. Solo.
Hendriksen, Eldon. S., Breda, M.F. Van. 1992. Accounting Theory. Fifth Edition.
USA: Richard D. Irwin Inc.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jensen, Michael C., Meckling, William H. 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, Vol 3, No 4.
Karayan, John E and Charles W.Swenson. 2007. Strategic Business Tax Planning,
2nd edition. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP/ 103/MBU/2002 Tentang Komite Audit.
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP/117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan
Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara.
KNKG. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.
Lubis, Ade Fatma. 2012. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan
1Tesis. Medan: USU Press.
Mangoting, Y. 1999 Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif
Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 1: 43-53.
Munandar, Raemona Tuah., Nazar, M Rafki., dan Khairunnisa. 2016. Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap
Tax Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Subsektor
Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014). ISSN : 2355-9357.
Musyarofah, Eva. 2016. Pengaruh Derivatif Keuangan, Leverage, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) (Studi Empiris
pada Perusahaan non Keuangan yang Terdaftar di BEI periode 2012-
2014). UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Oktofian, Muhammad. 2015. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax
Avoidance (Studi Empiris pada Bank Konvensional yang Terdaftar di BEI
periode Tahun 2009-2013). UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Ozkan. A. N. 2001. Corporate Cash Holdings: An Empirical Investigation of UK
Companies. Journal of Banking and Finance. 2103-2134.
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. 01 Tahun 2011 Tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta.
Prakosa, Bambang Kesit, 2014. “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga
dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia.”
SNA 17 Mataram Lombok Universitas Mataram 24 – 27 September 2014.
Rahmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
X(1):1-10.
Reinaldo, Rusli. 2017. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, ROA,
Kepemilikan Institusional, Kompensasi Kerugian Fiskal, dan CSR
Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur Subsektor
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Makanan dan Minuman Terdaftar di BEI 2013-2015. Fakultas Ekonomi
Universitas Riau, Pekanbaru.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 28 Tentang Perubahan Ketiga
Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.
Sari, Gusti Maya. 2014. Pengaruh Corporate overnance, Ukuran Perusahaan,
Kompensasi Rugi Fiskal dan Struktur Kepemilikan Terhadap Tax
Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2012). Jurnal WRA, Vol 2, No 2.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi. 2014. Analisis Data, USU Press,
Medan.
Soemitro, Rochmat. 1988. Seminar Sehari Perencanaan pajak dan Pemeriksaan
Pajak. Jakarta: Yayasan Bina Artha.
Subramanyam, K. R., Wild, J. J. 2013. Analisis laporan keuangan. Buku 1 edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat
Swingly, Calvin dan I Made Sukartha. 2015. Pengaruh Karakteristik Eksekutif,
Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1: 47-62.
Wahyudi, Dudi. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance dan Pemeriksaan
Pajak Terhadap Tax Avoidance. RPSEP – 09.
www.bps.go.id diakses tanggal 20 Juli 2018.
www.idx.co.id diakses tanggal 18 Juli 2018.
Zain, Mohammad. 1988. Paper Pengantar Perencanaan Pajak. Bandung.
______________. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN
Lampiran i
Data Populasi dan Sampel
No Kode
Perusahaan
Kriteria Sampel
Rupiah CETR < 1 Laba Positif
1 INTP V V V 1
2 SMBR V V V 2
3 SMCB V V - -
4 SMGR V V V 3
5 WSBP V V V 4
6 WTON V - V -
7 AMFG V V V 5
8 ARNA V V V 6
9 IKAI V V - -
10 KIAS V V - -
11 MARK - - - -
12 MLIA V V - -
13 TOTO V V V 7
14 ALKA V - V -
15 ALMI V - V -
16 BAJA V V - -
17 BTON V - V -
18 CTBN - V - -
19 GDST V V - -
20 INAI V V V 8
21 ISSP V V V 9
22 JKSW - - - -
23 JPRS V V - -
24 KRAS - V - -
25 LION V V V 10
26 LMSH V V V 11
27 NIKL - V V -
28 PICO V V V 12
29 TBMS - V V -
30 AGII V V V 13
31 BRPT - V V -
32 BUDI V V V 14
33 DPNS - - - -
34 EKAD V V V 15
35 ETWA - - - -
36 INCI V V V 16
37 MDKI - - - -
38 SRSN - - - -
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39 TPIA - V V -
40 UNIC - V V -
41 AKKU V V - -
42 AKPI V - V -
43 APLI V - V -
44 BRNA V V - -
45 FPNI - V - -
46 IGAR V V V 17
47 IMPC V V V 18
48 IPOL - V - -
49 PBID - - - -
50 SIAP V V - -
51 SIMA V - - -
52 TALF V V V 19
53 TRST V - V -
54 YPAS V V - -
55 CPIN V V V 20
56 JPFA V V V 21
57 MAIN V - V -
58 SIPD V V - -
59 SULI - - V -
60 TIRT V - V -
61 ALDO V V V 22
62 FASW V V - -
63 INKP - V V -
64 INRU - V V -
65 KBRI V V - -
66 KDSI - - - -
67 SPMA V V - -
68 TKIM - V V -
69 AMIN V V V 23
70 GMFI - V V -
71 KRAH V V - -
72 ASII V V V 24
73 AUTO V V V 25
74 BOLT V V V 26
75 BRAM - V V -
76 GDYR - - - -
77 GJTL V - V -
78 IMAS V - V -
79 INDS V - V -
80 LPIN - - V -
81 MASA - V - -
82 NIPS V V V 27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83 PRAS V - V -
84 SMSM V V V 28
85 ARGO - V - -
86 BELL - - - -
87 ERTX - V - -
88 ESTI - V - -
89 HDTX V V - -
90 INDR - V V -
91 MYTX V V - -
92 PBRX - V V -
93 POLY - V - -
94 RICY V V V 29
95 SRIL - V V -
96 SSTM V V - -
97 STAR V - V -
98 TFCO - V V -
99 TRIS V - V -
100 UNIT V - V -
101 BATA V V V 30
102 BIMA V - V -
103 IKBI - V V -
104 JECC V V V 31
105 KBLI V V V 32
106 KBLM V - - -
107 SCCO V V V 33
108 VOKS V - V -
109 PTSN - V V -
110 AISA V V - -
111 ALTO V V - -
112 CAMP V - V -
113 CEKA V V V 34
114 CLEO V - - -
115 DLTA V V V 35
116 HOKI V - - -
117 ICBP V V V 36
118 INDF V V V 37
119 MLBI V V V 38
120 MYOR V V V 39
121 PCAR V V - -
122 PSDN V V - -
123 ROTI V V V 40
124 SKBM V V V 41
125 SKLT V V V 42
126 STTP V V V 43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
127 ULTJ V V V 44
128 GGRM V V V 45
129 HMSP V V V 46
130 RMBA V V - -
131 WIIM V V V 47
132 DVLA V V V 48
133 INAF V V - -
134 KAEF V V V 49
135 KLBF V V V 50
136 MERK V V V 51
137 PYFA V V V 52
138 SCPI - - - -
139 SIDO V V V 53
140 TSPC V V V 54
141 ADES V V V 55
142 MBTO V V - -
143 MRAT V - - -
144 TCID V V V 56
145 UNVR V V V 57
146 CINT V V V 58
147 KICI V - - -
148 LMPI V V - -
149 WOOD V - V -
Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran ii
Data CETR
No Kode Perusahaan CETR
2015 2016 2017
1 INTP 0,216126597 0,181937278 1,187918163
2 SMBR 0,141744776 0,232201719 0,610438102
3 SMGR 0,229639895 0,303761477 0,755987551
4 WSBP 0,027705072 0,252398015 0,109767394
5 AMFG 0,329485658 0,337484687 0,976298098
6 ARNA 0,69648984 0,245352085 2,838736177
7 TOTO 0,308080222 0,376872384 0,817465631
8 INAI 0,30007021 0,252366407 1,189025966
9 ISSP 0,398029809 0,367232247 1,083863991
10 LION 0,190535625 0,327387961 0,581987267
11 LMSH 0,389745359 0,102115439 3,816713329
12 PICO 0,133839103 0,035474267 3,772850369
13 AGII 0,276864441 0,174213729 1,589222858
14 BUDI 0,426532374 0,317629467 1,342861474
15 EKAD 0,256302126 0,126875549 2,020106543
16 INCI 0,10021579 0,22593758 0,443555205
17 IGAR 0,327808799 0,212173693 1,54500209
18 IMPC 0,420212845 0,238281189 1,763516648
19 TALF 0,290518109 0,238979965 1,215658849
20 CPIN 0,287490253 0,141725664 2,02849819
21 JPFA 0,190409029 0,151593423 1,256050724
22 ALDO 0,296583014 0,307174059 0,965521029
23 AMIN 0,143976084 0,222593515 0,646811674
24 ASII 0,356138563 0,243832292 1,460588178
25 AUTO 0,47565937 0,278210899 1,70970789
26 BOLT 0,335881578 0,301353453 1,114576837
27 NIPS 0,436209065 0,248601887 1,754649053
28 SMSM 0,257852692 0,205132724 1,257004184
29 RICY 0,436175966 0,447003729 0,975777017
30 BATA 0,269305148 0,422145581 0,637943782
31 JECC 0,332446951 0,218020691 1,524841286
32 KBLI 0,300481061 0,157215271 1,911271461
33 SCCO 0,209473663 0,35635889 0,587816576
34 CEKA 0,196315259 0,250994298 0,782150276
35 DLTA 0,27671715 0,261205647 1,059384255
36 ICBP 0,296765989 0,306787748 0,967333249
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37 INDF 0,470294538 0,362664226 1,296776752
38 MLBI 0,270746863 0,191277593 1,415465657
39 MYOR 0,126496829 0,290014699 0,436173853
40 ROTI 0,201697502 0,273456996 0,737583988
41 SKBM 0,455582293 0,562244861 0,810291609
42 SKLT 0,564417628 0,318954837 1,76958479
43 STTP 0,220780181 0,208247155 1,06018342
44 ULTJ 0,159446379 0,271350624 0,587602772
45 GGRM 0,211943221 0,269383648 0,786770921
464 HMSP 0,274483795 0,224910497 1,220413447
47 WIIM 0,232581225 0,331657305 0,701269718
48 DVLA 0,244160583 0,190111984 1,284298746
49 KAEF 0,192138025 0,189892654 1,011824423
50 KLBF 0,257447024 0,243493562 1,057305263
51 MERK 0,289433348 0,318080854 0,909936404
52 PYFA 0,3525695 0,32247727 1,093315818
53 SIDO 0,240309137 0,215685713 1,114163442
54 TSPC 0,646978981 0,64870851 0,997333889
55 ADES 0,287221279 0,111525732 2,575381256
56 TCID 0,090182331 0,151424302 0,595560485
57 UNVR 0,244027261 0,241124793 1,012037201
58 CINT 0,310030574 0,344450132 0,900073901
Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran iii
Data Komisaris Independen
No Kode Perusahaan Komisaris Independen Jumlah Komisaris
1 INTP 2 6
2 SMBR 2 5
3 SMGR 1 7
4 WSBP 3 5
5 AMFG 2 6
6 ARNA 2 4
7 TOTO 2 5
8 INAI 2 3
9 ISSP 2 5
10 LION 1 3
11 LMSH 1 3
12 PICO 1 3
13 AGII 2 6
14 BUDI 1 3
15 EKAD 1 2
16 INCI 1 3
17 IGAR 1 3
18 IMPC 1 3
19 TALF 1 3
20 CPIN 1 3
21 JPFA 2 5
22 ALDO 1 3
23 AMIN 1 2
24 ASII 3 10
25 AUTO 3 8
26 BOLT 1 3
27 NIPS 1 2
28 SMSM 1 2
29 RICY 1 3
30 BATA 1 3
31 JECC 2 4
32 KBLI 0 6
33 SCCO 1 3
34 CEKA 1 3
35 DLTA 0 5
36 ICBP 3 6
37 INDF 3 8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38 MLBI 3 6
39 MYOR 2 5
40 ROTI 1 3
41 SKBM 1 3
42 SKLT 1 3
43 STTP 1 2
44 ULTJ 1 3
45 GGRM 2 4
46 HMSP 2 6
47 WIIM 1 3
48 DVLA 3 7
49 KAEF 2 5
50 KLBF 2 6
51 MERK 1 3
52 PYFA 2 4
53 SIDO 2 5
54 TSPC 3 5
55 ADES 1 3
56 TCID 2 5
57 UNVR 4 5
58 CINT 1 2
Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran iv
Data Komite Audit
No Kode Perusahaan Komite Audit
1 INTP Ada
2 SMBR Ada
3 SMGR Ada
4 WSBP Ada
5 AMFG Ada
6 ARNA Ada
7 TOTO Ada
8 INAI Ada
9 ISSP Ada
10 LION Ada
11 LMSH Ada
12 PICO Ada
13 AGII Ada
14 BUDI Ada
15 EKAD Ada
16 INCI Ada
17 IGAR Ada
18 IMPC Ada
19 TALF Ada
20 CPIN Ada
21 JPFA Ada
22 ALDO Ada
23 AMIN Ada
24 ASII Ada
25 AUTO Ada
26 BOLT Ada
27 NIPS Ada
28 SMSM Ada
29 RICY Ada
30 BATA Ada
31 JECC Ada
32 KBLI Ada
33 SCCO Ada
34 CEKA Ada
35 DLTA Ada
36 ICBP Ada
37 INDF Ada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38 MLBI Ada
39 MYOR Ada
40 ROTI Ada
41 SKBM Ada
42 SKLT Ada
43 STTP Ada
44 ULTJ Ada
45 GGRM Ada
46 HMSP Ada
47 WIIM Tidak Ada
48 DVLA Ada
49 KAEF Ada
50 KLBF Ada
51 MERK Ada
52 PYFA Ada
53 SIDO Ada
54 TSPC Ada
55 ADES Ada
56 TCID Ada
57 UNVR Ada
58 CINT Ada
Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran v
Data DER
No Kode
Perusahaan
DER
2015 2016 2017
1 INTP 0,158066618 0,133061354 0,175398276
2 SMBR 0,108266252 0,285684238 0,482726352
3 SMGR 0,390379331 0,308692352 0,608575145
4 WSBP 2,255428167 0,460801164 1,039121217
5 AMFG 0,259585284 0,346169678 0,766140669
6 ARNA 0,599121423 0,385641402 0,555611895
7 TOTO 0,635582073 0,409680657 0,668735883
8 INAI 4,546886371 0,80731116 3,375977311
9 ISSP 1,133478495 0,562207921 1,206791693
10 LION 0,406359127 0,313802602 0,507687953
11 LMSH 0,189800005 0,279507534 0,243333871
12 PICO 1,451681154 0,58368823 1,575190576
13 AGII 1,793000227 0,520501778 0,884930361
14 BUDI 1,954942362 0,602640283 1,460412656
15 EKAD 0,334736624 0,157298883 0,202091639
16 INCI 0,100581796 0,09847701 0,131934527
17 IGAR 0,236651338 0,14953759 0,160824449
18 IMPC 0,527270762 0,461499124 0,780170802
19 TALF 0,239885403 0,147194633 0,202405736
20 CPIN 0,948644146 0,415110659 0,561667598
21 JPFA 1,808564818 0,513118729 1,152885961
22 ALDO 1,141302891 0,510424248 1,173722954
23 AMIN 0,559821709 0,400416737 0,981493972
24 ASII 0,939691622 0,46571194 0,89117822
25 AUTO 0,413635787 0,278924143 0,372079628
26 BOLT 0,207865989 0,131980818 0,649559096
27 NIPS 1,11409767 0,52609586 1,157970803
28 SMSM 0,54147619 0,299229623 0,336485277
29 RICY 1,994892853 0,679906716 2,194411818
30 BATA 0,453356296 0,307660537 0,477090176
31 JECC 2,693925114 0,703669854 2,522325584
32 KBLI 0,510470453 0,293935015 0,686731056
33 SCCO 0,922415043 0,501855895 0,471374588
34 CEKA 1,321989795 0,37731947 0,542157587
35 DLTA 0,222099416 0,154803106 0,171404501
36 ICBP 0,620843855 0,359876262 0,55574693
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37 INDF 1,129594934 0,465267023 0,880788055
38 MLBI 1,740910396 0,639285146 1,357091008
39 MYOR 1,183617902 0,495287384 1,028167978
40 ROTI 1,277024864 0,50584615 0,616809499
41 SKBM 1,221773191 0,632220129 0,586168937
42 SKLT 1,480262893 0,478827032 1,068747528
43 STTP 0,902805391 0,499868863 0,691565346
44 ULTJ 0,265411512 0,176912203 0,232416712
45 GGRM 0,670847323 0,371513883 0,582451448
46 HMSP 0,187239279 0,196038597 0,264652243
47 WIIM 0,422790365 0,267827718 0,253167283
48 DVLA 0,413717238 0,295021619 0,469932855
49 KAEF 0,670206516 0,507560626 1,369718091
50 KLBF 0,252153893 0,181410771 0,1959264
51 MERK 0,354990858 0,21676954 0,376267493
52 PYFA 0,58020434 0,368448313 0,46582577
53 SIDO 0,076125133 0,076893802 0,090588822
54 TSPC 0,44904884 0,296172375 0,462984653
55 ADES 0,989298624 0,499155026 0,986321869
56 TCID 0,214141628 0,183946886 0,270932421
57 UNVR 2,258498434 0,719076575 2,654551524
58 CINT 0,214979118 0,182569749 0,246692532
Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran vi
Data Kompensasi Kerugian Fiskal
No Kode
Perusahaan
Kompensasi Kerugian Fiskal
2015 2016 2017
1 INTP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
2 SMBR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
3 SMGR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
4 WSBP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
5 AMFG Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
6 ARNA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
7 TOTO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
8 INAI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
9 ISSP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
10 LION Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
11 LMSH Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
12 PICO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
13 AGII Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
14 BUDI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
15 EKAD Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
16 INCI Ada Ada Ada
17 IGAR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
18 IMPC Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
19 TALF Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
20 CPIN Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
21 JPFA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
22 ALDO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
23 AMIN Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
24 ASII Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
25 AUTO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
26 BOLT Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
27 NIPS Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
28 SMSM Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
29 RICY Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
30 BATA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
31 JECC Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
32 KBLI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
33 SCCO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
34 CEKA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
35 DLTA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
36 ICBP Ada Ada Tidak Ada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37 INDF Ada Ada Ada
38 MLBI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
39 MYOR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
40 ROTI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
41 SKBM Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
42 SKLT Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
43 STTP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
44 ULTJ Ada Ada Ada
45 GGRM Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
46 HMSP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
47 WIIM Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
48 DVLA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
49 KAEF Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
50 KLBF Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
51 MERK Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
52 PYFA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
53 SIDO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
54 TSPC Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
55 ADES Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
56 TCID Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
57 UNVR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
58 CINT Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA