Skripsi peih

download Skripsi peih

of 71

description

1564

Transcript of Skripsi peih

71

BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangUsaha merupakan suatu kegiatan yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dalam pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif usaha kecil adalah usaha yang mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar Rp 70.000.000 ke bawah dan usahanya dimiliki oleh warga Negara Indonesia. Usaha kecil dapat menjadi dasar pengembangan kewirausahaan, dikarenakan organisasi internal sederhana ini mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan/padat karya. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/2011.pdf)Usaha kecil merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Peran usaha kecil dalam perekonomian cukup besar saat Indonesia menghadapi tantangan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Usaha kecil telah mampu membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan serta terciptanya kesempatan berusaha, memperluas lapangan kerja serta pemerataan pembangunan dan pemerdayaan masyarakat. Kemampuan usaha kecil dari waktu ke waktu perlu diperhatikan, karena sebagian besar penduduk Indonesia hidup dan menggantungkan diri dari sektor ini. Tantangan yang dihadapi usaha kecil memang cukup berat untuk memperkuat struktur perekonomian nasional. Pembinaan pengusaha kecil harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah, namun disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, menejemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumber daya manusia ini mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Namun bagaimanapun juga kontribusi usaha kecil yang besar terhadap perekonomian menyebabkan diperlukannya pemerdayaan dan pengembangan yang optimal agar dampak dari keberadaan usaha kecil ini semakin maksimal.Bali adalah daerah yang memiliki potensi besar di bidang pariwisata dalam meningkatkan perekonomian daerah. Pulau Bali menjadi sangat terkenal oleh dunia internasional karena keindahan alamnya, kesenian, berbagai ragam budaya dan tradisi sosial kemasyarakatan. Seiring dengan berkembangnya usaha dibidang pariwisata turut pula mempengaruhi perkembangan usaha lainnya yang menunjang perekonomian di Bali. Perkembangan sektor usaha baik usaha kecil, maupun besar memiliki peran yang cukup besar dalam upaya peningkatan perekonomian di Bali. Terdapat sembilan kabupaten yang memiliki kontribusi besar dalam menunjang perekonomian Bali dibidang sektor usaha, salah satunya adalah Kabupaten Gianyar.Kabupaten Gianyar yang terletak di Bali bagian selatan menerima kontribusi dari berbagai sektor untuk meningkatkan perekonomian, antara lain berasal dari sektor pariwisata, sektor industri dan sektor penunjang lainnya. Sektor usaha baik usaha kecil maupun usaha rumah tangga memiliki potensi ekonomi yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Gianyar. Jenis usaha yang ada antara lain usaha anyaman bambu di desa Blege, usaha kerajinan perak di desa Celuk dan Singapadu, usaha kerajinan kain di desa Sukawati, dan usaha kecil sate lilit ikan laut di desa Lebih. Desa Lebih yang terkenal dengan pantainya yang indah dan asri, jejeran warung-warung makanan khas Desa Lebih, tentu saja tema utamanya adalah hidangan laut. Ikan tenggiri, ikan tuna, hingga ikan marlin, diolah menjadi menu makanan yang enak. Pantai Lebih cocok menjadi destinasi wisata kuliner maupun tempat peristirahatan sejenak. Pemandangan ke lepas pantai timur Bali, pasir hitam yang eksotis, aroma sate lilit ikan laut yang dibakar, cocoklah Pantai Lebih menjadi tempat wisata. Bisa dikatakan, pantai lebih cocok menjadi rest area atau tempat peristirahatan karena aksesnya yang berada di tengah-tengah Jalan Ida Bagus Mantra dan bersebelahan dengan tempat wisata Bali Safari. Jalan Ida Bagus Mantra ini menghubungkan Denpasar dan Kabupaten Karangasem yang berada di sisi timur Bali. (http://gianyarkab.go.id 2012)Sate merupakan salah satu makanan asli Indonesia. Sate lilit ikan laut khas lebih terbuat dari ikan marlin cincang dicampur parutan kelapa lalu dililitkan ke tusukan sate yang terbuat dari pelepah kelapa. Sate kemudian dibakar di atas bara api. Hasilnya adalah sate dengan tekstur lembut dengan rempah-rempah khas Bali. Potensi Kabupaten Gianyar ini diharapkan bisa mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. Di Desa Lebih sudah ada 25 usaha kecil sate lilit. Usaha ini diharapkan mampu menambah pendapatan masyarakat setempat.Saat ini meski olahan laut yang dihasilkan oleh usaha kecil ini sudah menjadi makanan utama yang identik di Kabupaten Gianyar karena memiliki rasa yang enak dan kualitas yang baik, namun sate lilit ikan laut hasil usaha kecil ini kurang dikenal secara luas. Hal tersebut menyebabkan pemasaran hasil usaha kecil ini belum bisa menembus pasar yang lebih luas lagi. Oleh karena itu diperlukan kajian yang lebih mendalam tentang strategi pengembangan usaha tersebut.Menurut David (2004) perencanaan strategi adalah: (a) mengukur dan memanfaatkan kesempatan (peluang) sehingga mampu mencapai keberhasilan, (b) membantu meringankan beban pengambil keputusan dalam tugasnya menyusun dan mengimplementasikan manajemen strategi, (c) agar lebih terkordinasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan, (d) sebagai landasan untuk memonitor perubahan yang terjadi, sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian, dan (e) sebagai cermin atau bahan evaluasi, sehingga bisa menjadi penyempurnaan perencanaan strategis yang akan datang. Pengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.Untuk mengetahui strategi pengembangan usaha tersebut, dapat ditentukan dengan kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut dapat dipertimbangakan dalam analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats). Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Model yang dapat digunakan untuk menganalisis SWOT dapat menggunakan model matrik SWOT.Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan selama 5 hari dimulai dari tanggal 22-26 Februari 2014 pada pemilik usaha keci sate lilit ikan laut di Desa Lebih, dari 25 usaha kecil yang terdapat di Desa Lebih dipakai sampel sejumlah 5 pengusaha kecil hal ini dikarenakan usaha ini bersifat homogen. Berdasarkan penelitian pendahuluan tersebut diketahui indikasi tidak berkembangnya usaha kecil sate lilit ini, yaitu terletak pada kurangnya pemasaran, pemasaran hanya dilakukan disekitar tepat usaha tersebut tanpa mengunakan kecanggihan teknologi seperti sekarang ini. Dari 5 orang responden yang diteliti pada saat penelitian pendahuluan ternyata kelima responden tersebut tidak memiliki cabang di tempat lain sehingga dari segi promosi kurang, karena promosi hanya dilakukan pada 1 tempat saja. Produk yang ditawarkan kurang bervariasi. Kurang adanya variasi produk seperti sate tusuk, sate daging, sate lilit luluh ataupun sup ikan. Dari 5 responden tersebut hanya 2 responden yang menetapkan variasi produk pada usaha kecilnya yaitu terdapatnya menu makanan tambahan adalah sup kepala ikan. Teknologi yang diterapkan masih secara sederhana yaitu dalam penggilingan daging ataupun saat mencincang bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan sate, sehingga adonan sate tersebut menjadi kurang merata. Dari kelima resonden yang diteliti dalam penelitian pendahuluan ternyata 2 dari 5 responden tersebut menggunakan alat yang masih sederhana.

Terkait dengan masalah yang dialami oleh usaha kecil sate lilit ikan laut ini, di bidang pemasaran sebanyak 100%, ini dikarenakan dari kelima responden yang diteliti semua responden menyatakan hanya melakukan pemasaran pada tempat usahanya saja dan tidak memiliki cabang usaha ditempat lain sehingga pemasaran tidak dapat berjalan dengan baik. Dari segi produk terdapat masalah sebesar 60% ini dikarenakan para pemilik usaha kecil sate lilit kurang menerapkan variasi produk pada usahanya, hanya 2 responden yang menyatakan ada variasi produk dan masalah dalam teknologi sebesar 60% karena hanya 3 responden yang telah menerapkan teknologi dalam menjalankan usahanya. jika dirata-ratakan masalah tersebut mencapai angka 74%, oleh karena itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk meneliti masalah ini, oleh sebab itu perlu dikaji kondisi lingkungan internal dan eksternal usaha kecil sate lilit ikan laut dengan menggunakan metode Internal Faktor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Faktor Analysis (EFAS) serta memasukannya dalam matrik grand strategy (matrik strategi total) untuk menentukan formulasi strategi yang tepat bagi usaha kecil sate lilit ikan laut terutama untuk menghadapi perubahan yang sedang terjadi saat ini dan pengembangan usaha dimasa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengambil judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Sate Lilit Ikan Laut di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar.B. Pokok MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut.1. Faktor Internal apa yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil sate lilit di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar?2. Faktor Eksternal apa yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil sate lilit di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar?

3. Bagaimana strategi pengembangan yang diterapkan pada usaha kecil sate lilit di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar.C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian1. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk;a. Untuk mengidentifikasi faktor Internal yang mempengaruhi strategi pengembangan usaha kecil sate lilit di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar.b. Untuk mengidentifikasi faktor Eksternal yang mempengaruhi strategi pengembangan usaha kecil sate lilit di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar.c. Untuk mengetahui strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan pada usaha kecil sate lilit di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar?2. Kegunaan PenelitianBerdasarkan tujuan penelitian di atas didapatlah dua manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut.a. Manfaat TeoritisSecara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan ini dikhususkan pada teori analisis strategi pengembangan usaha yang merupakan dasar penelitian dalam membangun suatu usaha.b. Manfaat PraktisSecara praktis penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman serta wawasan dalam menghasilkan ilmu yang didapat melalui teori-teori yang diperoleh dengan fakta di lapangan. Selain itu, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam merencanakan dan mengembangkan usahanya, sehingga dapat lebih mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk lebih berkembang bagi para pengusaha sate lilit sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk wilayah pedesaan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. Landasan TeoriUsaha kecil adalah jenis usaha yang paling banyak jumlahnya di Indonesia, tetapi saat ini batasan mengenai kriteria usaha kecil di Indonesia masih beragam. Usaha Kecil (UK) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari UM atau Usaha Besar (UB) yang memenuhi kriteria UK sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), usaha kecil adalah usaha perdagangan yang mempunyai tenaga kerja antara 5-19 orang. Adapun menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil adalah sebuah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang, termasuk yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang tidak dibayar. Serta menurut Departemen Keuangan, usaha kecil adalah usaha produksi milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia yang memiliki asset penjualan paling banyak Rp 1 milyar/tahun.Pengertian Usaha Kecil dari berbagai literatur memiliki beberapa persamaan, sehingga dari pendapat-pendapat tersebut dapat diambil satu kesimpulan bahwa usaha kecil adalah sebuah perusahaan baik berbadan hukum maupun tidak, yang memilki tenaga kerja 1-20 orang , milik Warga Negara Indonesia dengan total penjualan maksimal 1.000.000.000/tahun.1. Analisis Lingkungan

Analisa lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan adalah lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Analisa lingkungan internal mengarah pada analisa internal perusahaan dalam rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi (Rangkuti, 2005:20).Analisis internal merupakan proses dengan mana perencanaan strategi pengkaji pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan (Jauch dan Glueck, 1996). Faktor-faktor lingkungan internal yang akan dianalisa berhubungan dengan kegiatan fungsional perusahaan diantaranya adalah bidang manajemen, sumber daya manusia, keuangan, produksi, pemasaran, dan organisasi. Analisa lingkungan internal ini pada akhirnya akan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.Analisa lingkungan eksternal perusahaan merupakan proses untuk menentukan dimana perusahaan atau pemerintah daerah mempunyai kemampuan yang efektif sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang secara efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan. (David, 2004). Lingkungan eksternal terdiri dari variabel kesempatan dan ancaman yang berda di luar organisasi dan tidak berada dalam pengendalian jangka pendek. Menurut Umar (2007), analisis lingkungan eksternal meliputi faktor luar yang mempengaruhi kinerja maupun strategi-strategi yang harus diambil oleh suatu organisasi.

Dalam analisis faktor ekternal terdapat kekuatan-kekuatan dari pesaing yang harus diperhatikan. Menurut Pearce dan Robinson (1997), setiap usaha memiiiki struktur yang mendasarinya yaitu sekumpulan karakteristik ekonomis dan teknis yang memunculkan kekuatan-kekuatan persaingan. Ada lima faktor yang harus diperhatikan yaitu: (1) Kekuatan tawar menawar pembeli, (2) Kekuatan tawar menawar pemasok, (3) Ancaman produk pengganti, (4) Ancaman pendatang baru dan (5) Persaingan antara pesaing-pesaing yang ada, ternyata dapat teridentifikasi juga pada penelitian ini.2. Lingkungan Internal

Lingkungan internal terdiri dari komponen-komponen atau variabel lingkungan yang berasal dari dalam usaha itu sendiri. Komponen-komponen dari lingkungan internal ini cenderung lebih mudah dikendalikan oleh usaha atau perusahaan yang berada di dalam jangkauan investasi mereka.Analisis lingkungan internal meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Harga

Harga merupakan satuan dari barang dan jasa yang mempunyai nilai. Dalam kebijakan harga manajemen harus menentukan harga pasar dari produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan yang menyangkut potongan harga. Secara teoritis harga akan mempengaruhi berbagai aspek: (a) harga mepengaruhi pembentukan pendapatan, (b) harga mempengaruhi kesejahteraan produsen dan konsumen, (c) harga akan menyebabkan fluktuasi produk ( Anindita, 2008).b. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Dalam pengelolaan produk termasuk pula perencanaa dan pengembangan produk atau jasa yang baik untuk dipasarkan oleh usaha, perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada, dan untuk mengambil tindakan lain yang dapat mempengaruhi kebijaksanaan dalam menentukan produk. Pengembangan produk adalah untuk meperkenalkan produk baru. (Longenecker. 2001)c. Promosi

Promosi adalah rumusan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan ilkam dan pemasarannya (Kotler 2009). Dengan adanya promosi dimaksudkan agar barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dapat cepat dikenal oleh masyarakat dan adanya kemauan dan kesediaan masyarakat untuk membeli barang atau jasa tersebut.d. Distribusi

Distribusi adalah kegiatan yang harus dilakukan perusahaan untuk menyalurkan, menyebarkan, serta menyampaikan barangnya kepada konsumen. Kegiatan ini menyangkut masalah bagaimana agar barangnya dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya. Diperlukan pemilihan perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi yang sesuai dengan sifat dan jenis barang yang akan dipasarkan. Saluran distribusi melaksanakan tanggapan konsumen, logistik, dan fungsi kemudahan dalam menyalurkan. Keputusan distribusi meliputi pemenuhan pasar, pemilihan distributor, logistik, lokasi, transportasi, penyimpanan, mengelola saluran, dan tingkat jasa/layanan ( Saladin.2003.107). e. Keuangan

Perusahaan dalam menjalakan usahanya memerlukan dana. Sumber dana perusahaan dapat bersumber dari dana pribadi dan pinjaman dari pihak ketiga. 3. Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan internal meliputi hal-hak sebagai berikut.

a. Kegiatan Ekonomi

Kegiatan Ekonomi adalah suatu kegiatan yang dlakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.b. Pesaing

Pesaing adalah perusahaan sejenis yang dijadikan lawan bersaing dalam usaha kecil sate lilit ikan lautc. Sosial BudayaSosial Budaya adalah segala hal yang menyangkut masyarakat mengenai pengkonsumsian sate ikan yang sesuai dengan budaya masyarakat setempat.d. TeknologiTeknologi adalah pengetahuan dan keterampilan membuat sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha tersebut seperti mesin.4 Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Oppurtunities, Threats)

Analisa merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarakan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk mrerancang strategi dan program kerja. Analisis internal maliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Streanght) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths) (Rangkuti, 2006:18).Menurut David (2004) faktor-faktor kunci eksternal dan internal merupakan pembentuk matriks SWOT, yang menghasilkan empat tipe strategi, yaitu a) Strategi SO yakni strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal, b) strategi WO yakni mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan keunggulan peluang eksternal, c) strategi ST yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari pengaruh dari ancaman eksternal, serta d) strategi WT adalah strategi bertahan dengan meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman lingkungan.a. Langkah Langkah Analisis Data dalam analisis SWOTLangkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan, mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai. Dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakuka sebagai berikut:1) Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel informasi SWOT.

2) Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).

3) Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.b. Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Strategic Factors Analysis Summary1) Strategic Factors Analysis SummarySetelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS disusun untuk merumuskan factor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness Usaha. adapun tahap penyusunannya menurut Fredy Rangkuti (2006: 24) adalah sebagai berikut.

a) Menentukan factor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada kolomb) Memberikan bobot masing-masing factor kekuatan dan kelemahan tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sapai 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh factor tersebut teradap posisi strategis perusahaan (semua bobot tidak boleh lebih dari 1,0).c) Menghitung rating untuk masing-masing factor kekuatan dan kelemahan dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (di bawah rata-rata), berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi usaha yang bersangkutan.

d) Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh factor pembobotan dalam kolom4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan1(di bawah rata-rata)

e) Menggunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa factor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotanya dihitung.

f) Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi usaha yang bersangkutan.Faktor-faktor Strategi InternalBobotRatingSkor/nilai (Bobot X Rating)Komentar

(1)(2)(3)(4)(5)

2) Eksternal Strategic Factors Analysis SummaryJika perusahaan telah menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis internalnya (kekuatan dan kelemahan), perusahaan harus juga menganalisis faktor faktor strategis eksternalnya (peluang dan ancaman). Adapun tahap penyusunan menurut Fredy Rangkuti (2006: 22) adalah sebagai berikut.

a) Menurut faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman pada

kolom 1.

b) Memberikan bobot masing-masing faktor prluang dan faktor ancaman tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tidak boleh lebih dari 1,0).

c) Menghitung ranting untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (dibawah rata-rata), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.

d) Mengalihkan bobot pada kolom 2 dengan ranting pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (dibawah rata-rata.

e) Menggunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana faktor pembobotannya dihitung.

f) Menjumlahkan faktor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.Faktor-faktor Strategi EksternalBobotRatingSkor/nilai (Bobot X Rating)Komentar

(1)(2)(3)(4)(5)

3) Pemilihan Strategi Total (Grand Strategic)

Strategi total merupakan dasar dari usaha yang dikoordinasi dan ditopang, yang dirahkan terhadap pencapaian tujuan usaha jangka panjang. Strategi total menunjukan bagaimana tujuan jangka panjang dicapai. Dengan demikian suatu strategi total dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan umum yang menyeluruh, yang mengarahkan tindakan-tindakan utama suatu perusahaan (Amin Widjaja Tunggal, 1993:110).Strategi total terdiri dari 12 pendekatan yang meliputi (1) konsentrasi pertumbuhan, (2) pengembangan pasar, (3) pengembangan produk, (4) inovasi, (5) integrasi horisontal, (6) integrasi vertikal, (7) usaha patungan (joint venture), (8) diversifikasi konsentrik, (9) diversifikasi konglomerat, (10) perubahan haluan, (11) pelepasan dan (12) likuidasi.

a) Konsentrasi pertumbuhan

Konsentrasi pertumbuhan merupakan strategi usaha yang mengarahkan sumber dayanya terhadap pertumbuhan yang menguntungkan hanya pada satu produk, dalam satu pasar dengan satu teknologi yang dominan. Dasar pemikiran dari strategi ini adalah perusahaan perlu secara mendalam mengembangkan dan megekploitasi keahliannya dalam suatu arena bersaing yang terbatas.b) Pengembangan pasar

Pengembangan pasar terdiri dari pemasaran produk sekarang, hanya dengan modifikasi yang kecil, pada pelanggan dalam ruang lingkup pasar yang berhubungan, dengan menambah saluran distribusi atau mengubah promosi. c) Pengembangan produk

Pengembangan produk mencakup modifikasi yang substansial dari produk yang ada atau menciptakan produk yang baru, tetapi berkaitan yang dapat dipasarkan kepada pelanggan sekarang melalui saluran yang ditetapkan. Strategi pengembangan produk sering diadopsi baik untuk memperpanjang daur hidup produk sekarang atau untuk mengambil keuntungan dari suatu reputasi yang menguntungkan atau nama merek.

d) Inovasi

Perusahaan akan mengalami suatu resiko yang cukup tinggi apabila tidak melakukan inovasi karena pasar konsumen maupun pasar industrial mengalami perubahan berkala atau selera terhadap barang yang ditawarka. Dasar pemikiran yang mendasari strategi total inovasi adalah untuk menciptakan suatu daur hidup produk baru dan dengan demikian membuat produk sama yang ada menjadi using. Ini berarti berbeda dengan strategi pengembangan produk yang memperpanjang daur hidup yang ada. e) Integrasi horizontal

Apabila strategi jangka panjang perusahaan didasarkan pada pertumbuhan melalui akuisisi dari lebih atau perusahaan yang sama, yang beroperasi pada tahap yang sama dari rantai produksi-pemasaran, strategi total perusahaan tersebut dinamakan integrasi horizontal.f) Integrasi vertical

Apabila strategi total perusahaan adalah mengakuisisi perusahaan yang menawarkan masukan (seperti bahan baku) atau adalah pelanggan untu keluarannya, maka disebut integrasi vertical.

g) Usaha patungan (joint venture)

Kadang-kadang dua atau lebih perusahaan yang mempunyai kekurangan suatu komponen keberhasilan yang diperlukan dalam lingkungan bersaing. Usaha patungan memberikan peluang baru dengan resiko yang dapat dibagi.h) Diversifikasi konsentrik

Diversifikasi konsentrik mencakup akuisisi usaha yang berhubungan dengan perusahaan yang melakukan akuisisi dalam teknologi, pasar atau produk. Diversifikasi konsentrik yang ideal terjadi, apabila laba perusahaan gabungan meningkatkan kekuatan dan peluang dan mengurangi kelemahan.i) Diversifikasi konglomerat

Kadang-kadang suatu perusahaan khususnya perusahaan yang sangat besar merencanakan untuk mengausisi suatu usaha karena usaha tersebut memberikan peluang investasi yang sangat prosfektif. Perhatian utama, dan sering satu-satunya perhatian dar perusahaanyang melakukan akuisisi adalah pola laba dari usaha, sehingga diversifikasi konglomerat terutama didasrakan pada pertimbangan laba.j) Perubahan haluan

Perubahan haluan ini hamper berhubungan dengan perusahaan dalam manajemen puncak. Membawa masuk manajer baru dipercaya dapat memperkenalkan persefektif baru atas situasi perusahaan, meningkatkan moral karyawan, dan mempermudah tindakan yang drastic, seperti pengurangan anggaran yang besar dalam program yang ditetapkan.k) Pelepasan (divesture)

Strategi divesture, mencakup penjualan suatu suatu perusahaan atau komponen utama suatu perusahaan. Alasan tersebut adalah adanya ketidaksepadanan antara perusahaan yang diakuisisi dengan perusahaan induk, kebutuhan kengan korporat, dan tindakan pemerintah apabila suatu perushaan memonopoli atau secara tidak wajar mendominasi suatu pasar.l) Likuidasi

Dalam memilih likuidasi, pemilik dan manajer strategic perusahaan menyatakan kegagalan dan mengakui tindakan tersebut akan berakibat kesulitan terhadap mereka sendiri dan karyawan mereka. Mengahadapi kebangkrutan, peusahaan yang dilikuidasi biasanya mencoba mengembangkan suatu system terencana dan teratur, yang akan menghasilkan pengembalian paling besar yang memungkinkan dan konversi kas, ketika secara bertahap melepas pangsa pasarnya.

(Fredy Rangkuti, 2006) berbagai strategi yang dapat diterapkan dalam mengatasi kelemahan dan memaksimalisasi kekuatan dilihat pada gambar 2.2Mengatasi Kelemahan

Internal

Eksternal

Maksimalisasi Kekuatan

Gambar 3.2 Matrik Pemilihan Strategi Umum

(Rangkuti, 2006)5. Perumusan Strategi

a. Konsep Perumusan Strategi

Menurut David (2004) perencanaan strategi adalah : (a) mengukur dan memanfaatkan kesempatan (peluang) sehingga mampu mencapai keberhasilan, (b) membantu meringankan beban pengambil keputusan dalam tugasnya menyusun dan mengimplementasikan manajemen strategi, (c) agar lebih terkordinasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan, (d) sebagai landasan untuk memonitor perubahan yang terjadi, sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian, dan (e) sebagai cermin atau bahan evaluasi, sehingga bisa menjadi penyempurnaan perencanaan strategis yang akan datang. Jadi manajemen strategi yang penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumberdaya yang ada. Untuk memahami konsep perencanaan strategis, kita perlu memahami pengertian konsep mengenai strategi.Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (selalu meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti core competencies (Rangkuti, 2005).Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Manajemen strategis adalah seni dan ilmu memformulasikan, menerapkan dan mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya (David, 2004).Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi, strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi ialah rencana yang disatukan: strategi mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu. Strategi itu menyeluruh: strategi meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu: semua bagian rencana serasi satu sama lain dan kesesuaian (Jauch dan Glueck, 1996).

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, Serta prioritas alokasi sumber daya (Chandler, 2002). Menurut David (2004) Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversivikasi, akusisi, pengembangan usaha, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, lukuidasi dan join venture.

Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, 1989).Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komonitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan (Andrews, 1985).Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu perumusan (formulasi) strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Tahap perumusan strategi meliputi pengembangan pernyataan misi, penetapan tujuan jangka panjang dan pengembangan evaluasi serta seleksi atau pemilihan strategi. Tahap pelaksanaan strategi meliputi penetapan kebijakan dan tujuan tahunan serta alokasi sumberdaya. Pada tahap evaluasi strategi dilakukan pengukuran dan evaluasi kinerja pelaksanaan strategi.b. Konsep Pengembangan UsahaPengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.Adapun unsur-unsur penting dalam mengembangkan usaha ada dua yaitu sebagai berikut.1) Unsur yang berasal dari dalam (pihak internal) antara lain: (1) adanya niat dari pengusaha atau wirausaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar, (2) mengetahui tehnik memproduksi barang, dan (3) membuat anggaran yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemasukan dan pengeluaran produk.2) Unsur yang berasal dari pihak luar (pihak eksternal) antara lain: (1) mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha, (2) mendapatkan dana tidak hanya mengandalkan dari dalam usaha, dan (3) mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik atau kondusip untuk usaha.Aspek-aspek yang diperhatikan dalam mengembangkan usaha, antara lain aspek strategi, aspek manajemen, dan aspek penjualan.B. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian sebelumnya telah memberikan bukti yang meyakinkan mengenai perlunya analisis SWOT untuk mengetahui posisi usaha. adapun hasil-hasil penelitian yang relevan terhadap penelitian ini yaitu

Heri Eko Wira (2011) melakukan penelitian dengan judul Analisis Strategi pengembangan makanan tradisional Bali pada industri hotel di kawasan Sanur. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yaitu kondis internal dan eksternal perusahaan dan data sekunder yaitu jumlah tenaga kerja dan volume penjualan, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis IE (Internal Eksternal), SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil dari matrik IE diketahui perusahaan berada pada kuadran V atau pada posisis jaga dan pertahankan. Strategi yang tepat digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi utama berdasarkan STAS yang tertinggi yakni strategi perbaikan manajemen usaha untuk menghadapi pesaing.Sembiring Br Marsella (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis strategi pengembangan usaha kecil ayam broiler UD janu Putro Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis IE (Internal Eksternal), SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil dari matrik IE diketahui perusahaan berada pada kuadran IV atau pada posisis tumbuh dan bina. Strategi yang tepat digunakan adalah integrasi, baik integrasi ke depan maupun kebelakang.Faisal Onassis Siregar (2010) Melakukan penelitian dengan judul Analisis Strategi Pengembangan usaha kecil kripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. Terletak di kampung Cikondang No.2 Rt. 2 Rw. 4 Kelurahan Katulampa Bogor Timur. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis IE (Internal Eksternal), SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil dari matrik IE diketahui perusahaan berada pada kuadran V atau pada posisis jaga dan pertahankan. Strategi yang tepat digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Orijinalitas penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada analisis data yang digunakan yaitu analisis faktor, dalam penelitian ini menggunakan metode IFAS (Internal Faktor Analisis Strategy) dan EFAS (Eksternal Faktor Analisis Strategy), sedangkan dalam skripsi terdahulu meggunakan analisis IE (Internal Eksternal) serta metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) . C. Kerangka PemikiranTahap analisis diawali dengan identifikasi permasalahan yang dihadapi usaha kecil sate lilit kemudian melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal yang dimiliki usaha kecil sate lilit ini dalam mencapai pengembangan usahanya. Analisis awal pada variabel internal dan eksternal akan di lakukan secara deskriptif. Variabel internal dan eksternal yang telah dianalisis kemudian dijabarkan dalam matriks IFAS (Internal Faktor Analisys Strategi) dan EFAS (Eksternal Faktor Analysis Strategi). untuk mengetahui posisi usaha kecil sate lilit. Kemudian dengan menggunakan analisis SWOT akan diperoleh alternatif strategi bagi pengembangan usaha kecil sate lilit. Tahap terakhir adalah pengambilan keputusan alternatif strategi yang paling tepat bagi usaha kecil sate lilit yang sesuai dengan kondisi internal usaha kecil sate lilit.Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu untuk mengetahui gambaran tentang kondisi internal berupa: (1) strength, dan (2) weaknesess, serta kondisi eksternal berupa: (1) opportunity, dan (2) threat yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil serta merumuskan strategi yang tepat untuk diterapkan pada usaha kecil sate lilit ikan laut di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar. Rancangan penelitian nampak pada gambar 3.1

ANALISIS SWOT

Faktor Internal1. Produk

2. Harga

3. Distribusi

4. Promosi

5. Keuangan

6. SDM

Faktor Eksternal

1. Ekonomi

2. Pesaing

3. Sosial Budaya

4. Teknologi

Gambar 3.1. Rancangan PenelitianDari gambar di atas terlihat bahwa analisis SWOT dimulai dengan melakukan analisis terhadap lingkungan internal misalnya: faktor produk, harga, distribusi, promosi, keuangan, SDM, serta analisis terhadap faktor eksternal yaitu faktor ekonomi, pesaing, sosial budaya, teknologi. Dengan membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness). Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.D. Definisi Operasional VariabelUntuk memperjelas penelitian ini dikemukakan beberapa hal sebagai berikut.a. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti:2003). Kekuatan (Strengths) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau perusahaan.Kelemahan (Weaknesses) adalah kagiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Peluang (Opportunies) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau perusahaan itu untuk memanfaatkannya.Peluang (Treaths) adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan. b. Strategi Pengembangan Strategi Pengembangan merupakan kegiatan perusahaan untuk mencari kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan ancaman) suatu pasar (Rangkuti, 2003)c. Usaha Kecil

Usaha kecil adalah sebuah perusahaan baik berbadan hukum maupun tidak, yang memiliki tenaga kerja 1-20 orang, milik Warga Negara Indonesia dengan total penjualan maksimal 1.000.000.000/tahun.BAB III

METODE PENELITIANA. Subjek dan Objek Penelitian1. Objek Penelitian. Objek dari penelitian ini adalah strategi pengembangan usaha kecil sate lilit. Penelitian ini dilakukan di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar. 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pemilik usaha kecil sate lilit ikan laut di Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. B. Populasi, Sample dan Teknik Samplain.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik usaha kecil sate lilit ikan laut yang ada di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar. Tabel 3.1 Jumlah Usaha Kecil Sate Lilit Ikan LautNONAMA WARUNGPEMILIK

1Warung Sunarya III Made Sunarya

2Aries WarungI Nengah Ariasa

3Warung Pak EngkiNyoman Jengki

4Warung Mentari PagiWayan Seram

5Warung DelahMade Delah

6Warung DartaWayan Darta

7Warung MadeI Made Raku

8Warung YudiMangku Kipe

9Warung Be PasihWayan Yudiana

10Warung IndahWayan Panya

11Warung IjoWayan Sutapa

12Warung GaulMade Sasa

13Warung OchaMade Suri

14Lesehan YaniWayan Wirka

15Warung Merta WigunaJero Langsung

16Warung Sunarya IIII Ketut Raiana

17Warung Jegeg UbudNyoman Arya Sedana

18Warung LegoNyoman Rangkip

19Warung DozoMade Kantor

20Warung SoniNyoman Asta

21Warung AyuNyoman Kebut

22Warung BudiNyoman Kadir

23Warung RaiWayan Wije

24Warung Lebih NikmatWayan Putra

25Warung SanthiKetut Nambleg

(Sumber: Perbekel Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus dimana seluruh usaha kecil sebanyak 25 pengusaha digunakan sebagai sample penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data1.Jenis DataJenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil sate lilit yang menyangkut produk, saluran distribusi, promosi, keuangan dan sumber daya manusia serta peluang dan ancaman yang dimiliki usaha kecil yaitu masalah ekonomi, teknologi dan para pesaing.2.Sumber dataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan dan wawancara langsung pada pemilik di lapangan untuk menjaring data kondisi internal dan eksternal usaha kecil, pesaing, serta tanggapan masyarakat/pembeli tentang usaha kecil sate lilit ikan laut.D. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data utama. Menurut Bungin (2008) wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan menggunakan pedoman wawancara. Pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu seluruh pemilik usaha kecil sate lilit ikan laut yang ada di Desa Lebih. Dasar penggunaan wawancara sebagai teknik pengumpulan data utama karena dengan wawancara dapat dicari data secara menyeluruh serta secara akurat. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha kecil sate lilit, serta strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan pada usaha kecil sate lilit.E. Teknik Analisisa DataAnalisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Moleong (2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT Analysis) yang dipergunakan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta menetapkan strategi untuk memajukan usaha.Adapun langkah-langkah dari analisis ini adalah sebagai berikut.

(1) Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal mengidentifikasi faktor internal usaha kecil sate lilit di Desa Lebih, yang merupakan kekuatan dan kelemahan usaha kecil sate lilit.

a. Strengths (S) yaitu keunggulan yang dimiliki oleh usaha kecil sate lilit ikan laut agar dapat bersaing dengan usaha sejenis. Kekuatan usaha kecil sate lilit ikan laut dari segi: (a) Produk, (b) Harga, (c) Distribusi, (d) Promosi, (e) Keuangan, dan (f) Sumber Daya Manusia (Rangkuti, 2006).b. Weaknesses (W) yaitu kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil sate lilit ikan laut agar dapat bersaing dengan usaha sejenis. Kelemahan usaha kecil sate lilit ikan laut dari segi: (a) Produk, (b) Harga, (c) Distribusi, (d) Promosi, (e) Keuangan, dan (f) Sumber Daya Manusia (Rangkuti, 2006).

Data tentang kekuatan dan kelemahan disajikan dalam tabel 3.2Tabel 3.2 Analisis Lingkungan InternalFaktor Strategi Internal

(1)Kekuatan

(2)Kelemahan

(3)

1. Produk2. Harga

3. Distribusi

4. Promosi

5. Keuangan

6. Suber Daya Manusia

(Rangkuti, 2006)(2) Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal mengidentifikasi faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman usaha kecil sate lilit ikan laut.a. Opportunities (O) yaitu kondisi yang memperkuat kemampuan usaha kecil sate lilit ikan laut untuk meningkatkan kinerja serta mendapatkan keuntungan atau laba. Peluang usaha kecil sate lilit dari segi: (a) Ekonomi, (b) Pesaing, (c) Sosial Budaya, dan (d) Teknologi (Rangkuti, 2006).b. Threats (T) yaitulingkungan eksternal yangdapat menghambat usaha kecil sate lilit ikan laut dalam menjalankan usahanya. Ancaman usaha kecil sate lilit ikan laut dari segi: (a) Ekonomi, (b) Pesaing, c) Sosial Budaya, dan (d) Teknologi (Rangkuti, 2006).Data peluang dan ancaman disajikan dalam tabel 3.3

Tabel 3.3 Analisis Lingkungan Eksternal

Faktor Strategi Eksternal

(1)Peluang(2)Ancaman(3)

1) Ekonomi2) Pesaing

3) Sosial Budaya

4) Teknologi

(Rangkuti, 2006)(3) Matrik Faktor Strategi

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal akan dapat dibuat Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS). Matrik faktor Internal disusun untuk menganalisis kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) yang ditujukan pada table 3.2. Matrik faktor strategi eksternal disusun untuk menganalisis peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang ditujukan pada table 3.3.Tabel 3.3 Matrik Faktor Strategi nternal (IFAS)

Faktor-faktor strategi internal

(kekuatan dan kelemahan)

(1)Bobot

(2)Rating

(3)Skor/Nilai

(Bobot X Rating)

(2) X (3 )= (4)Keterangan

(5)

(Rangkuti, 2006)Tabel 3.4 Matrik Faktor Eksternal (EFAS)

Faktor-faktor strategi eksternal

(peluang dan ancaman)

(1)Bobot

(2)Rating

(3)Skor/Nilai

(Bobot X Rating)

(2) X (3) = (4)Keterangan

(5)

(Rangkuti, 2006)

Penyusunan matrik faktor strategi mengacu pada pendapat Rangkuti (2006) sebagai berikut.a. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Memberi bobot pada masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tidak boleh lebih dari 1,0).

c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (tinggi) sampai dengan 1 (rendah), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif termasuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri/pesaing utama. Selanjutnya variabel negatif (variabel kelemahan) penilaiannya berkebalikan dengan variabel positif. Jadi jika kelemahan usaha kecil sangat besar, kemudian dibandingkan dengan rata-rata industri, diberi nilai 1, sedangkan jika kelemahan usaha kecil di bawah rata-rata industri diberi nilai 4.d. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasdilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (tinggi) sampai dengan 1,0 (rendah).

e. Menggunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.Dari kedua faktor strategi tersebut, akan menghasilakan matrik pemilihan strategi umum. Gambar 3.2 di bawah ini merupakan gambar matrik pemilihan strategi umum.Mengatasi Kelemahan

Internal

Eksternal

Maksimalisasi Kekuatan

Gambar 3.2 Matrik Pemilihan Strategi UmumKeterangan:a. Kuadran 1 menunjukan bahwa perusahaan memiliki strategi integrasi vertical yang terwujud dalam bentuk diversifikasi konglomerat, yang memberikan alternatif investasi yang menguntungkan dengan mengalihkan perhatian manajemen dari bisnis semula.b. Kuadran 2 menunjukan bahwa usaha kecil memiliki kelemahan dan cara untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan pengaturan kembali sumber daya internal, kelemahan usaha kecil dapat diatasi melalui tindakan pembenahan diri dari keterlibatan dalam bisnis tertentu atau bahkan menagarah pada likuidasi.

c. Kuadran 3 menunjukan usaha kecil untuk menggabungkan upaya memaksimalkan kekuatan satuan bisnis dan pengaturan kembali pemanfaatan dana dan daya yang dimiliki.

d. Kuadran 4 menunjukan bahwa usaha kecil memaksimalkan kekuatan usaha kecil secara agresif memperluas basis operasinya dengan menekankan pada faktor eksternal. BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Umum Perusahaan.Dahulu, sate lilit ikan laut merupakan sajian khas untuk upacara-upacara keagamaan dan perkawinan. Namun, seiring perkembangan zaman, saat ini usaha berdagang sate llit ikan laut dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber mata pencaharian bagi sebagian besar warga di Desa Lebih, ujar, salah seorang penjual sate lilit diDesa Lebih tersebut.

Salah satu pengusaha sate lilit ikan laut tersebut mengaku bahwa usaha sate lilit ikan laut ini telah dijalaninya selama lebih dari dua puluh tahun. Usahanya ini adalah warisan dari sang ayah mertua, dan dirinya merupakan generasi ketiga.

Menurutnya omzet berjualan sate lilit ikan laut cukup menjanjikan. Sate lilit ikan laut ini dibandrol dengan harga antara Rp. 15-25 ribu untuk setiap porsi yang berisikan 10-15 tusuk sate. Setiap harinya, dia dapat menghabiskan kurang lebih sepuluh kilogram ikan segar. Apabila musim liburan tiba, jumlah tersebut terus meningkat tajam hingga tiga puluh kilogram per hari.

Rempah-rempah yang dipergunakan sebenarnya adalah rempah-rempah standar. Namun, kemungkinan antara satu pedagang dengan pedagang lainnya memiliki beberapa jenis rempah yang tidak diketahui oleh pedagang lainnya. Hal tersebut yang diyakini membuat rasa sate lilit ikan laut mereka memiliki keunggulan masing-masing dalam hal rasa.B. Struktur Organisasi.Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting bagi organisasi karena sumber daya manusia merancang dan memproduksi barang dan jasa. Faktor tenaga kerja sangatlah penting. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memotivasi karyawannya agar dapat bekerja dan melaksanakan tugasnya dengan baik serta penuh tanggung jawab. Dalam hal ini perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan sumber daya manusianya yaitu hubungan antara pemilik dan karyawannya cukup baik, kepuasan kerja cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya pemberian gaji sesuai UMR Kabupaten Gianyar, sehingga merupakan kekuatan bagi perusahaan karena dengan adanya hubungan yang baik dan kondisi bekerja yang kondusif, maka dapat meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja. Namun perusahaan juga memiliki kelemahan di dalam pendelegasian tugas, yaitu tidak terdapatnya struktur organisasi pada usaha kecil sate lilit ini.

C. Cara Pemasaran

Cara Pemasaran sate lilit ikan laut didesa lebih ini dilakukan dengan cara Ditribusi dan Promosi. 1. DistribusiDistribusi adalah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan untuk menyalurkan, mengumumkan, serta menyampaikan barang dan jasa kepada konsumen. Usaha kecil sate lilit dalam kegiatan menyalurkan barang ke konsumen menggunakan saluran distribusi langsung. Untuk saluran distribusi langsung biasanya konsumen datang langsung ke tempat usaha sate lilit yang berada di Desa Lebih. 2. PromosiPromosi merupakan kegiatan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian mereka menjadi senang dan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Kegiatan promosi ini dianggap penting oleh usaha kecil sate lilit di Desa Lebih karena dapat mempengaruhi tingkat penjualan. Dalam upaya meningkatkan penjualan, usaha kecil sate lilit ini menggunakan beberapa cara dalam kegiatan promosi yaitu memasang plang nama warung dan menu yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit ini, rutin mengikuti event tahunan yang bekerja sama dengan pemerintah yang rutin dilaksanakan di Pantai Lebih yaitu Lebih Beach Festival, di sini para pengusaha dapat mempromosikan produk yang mereka tawarkan. Kelemahannya adalah usaha kecil sate lilit ini tidak memiliki cabang usaha di tempat lain sehingga pemasaran produk hanya di sekitar Pantai Lebih saja.BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan

Analisis lingkungan internal menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil sate lilit ikan laut. Analisis lingkungan internal meliputi komponen sebagai berikut.

a. Produk

Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan kepada seseorang berupa barang untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit adalah berbagai jenis masakan berbahan dasar ikan laut seperti sate lilit, bakso ikan, pepes ikan, ikan bakar, ikan goreng dan sop kepala ikan. Dari beberapa jenis produk yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit hampir semua produk diminati oleh konsumen karena kualitas produk yang dihasilkan cukup bagus, baik dari segi rasa maupun dari segi tampilan menu, sehingga produk yang dihasilkan merupakan kekuatan bagi perusahaan, selain itu pengusaha sate lilit pun memasok bahan baku berupa ikan marlin atau ikan tuna dari pelabuha Benoa secara langsung sehingga untuk bahan baku tidak pernah mengalami keterbatasan. Kelemahannya adalah kurangnya variasi produk seperti sate daging, sate tusuk, sate lilit luluh dari 25 usaha yang diteliti tidak ada satupun yang menerapkan variasi pada produk yang ditawarkan.b. Harga

Harga adalah satuan dari barang dan jasa yang mempunyai nilai. Dengan penetapan harga perusahaan dapat menciptakan hasil penerimaan dari produk yang dihasilkan dan dipasarkan. Harga yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit merupakan kekuatan karena harga yang ditawarkan mampu bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar. Harga yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit sudah sesuai dengan kualitas produknya. Dalam penentuan harga jual sate lilit ikan laut mempertimbangkan harga pembelian bahan baku. Kelemahannya terletak pada penetapan harga pada usaha sate lili ini, karena antara 1 warung dengan warung yang lain harganya berbeda. Kecendrungan bila terjadi perbedaan harga konsumen pasti akan membeli pada usaha kecil sate lilit yang lebih murah harganyac. Saluran Distribusi

Distribusi adalah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan untuk menyalurkan, mengumumkan, serta menyampaikan barang dan jasa kepada konsumen. Usaha kecil sate lilit dalam kegiatan menyalurkan barang ke konsumen menggunakan saluran distribusi langsung. Untuk saluran distribusi langsung biasanya konsumen datang langsung ke tempat usaha sate lilit yang berada di Desa Lebih. d. Promosi

Promosi merupakan kegiatan untuk mempengaruhi konsumsi agar mereka menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian mereka menjadi senang dan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Kegiatan promosi ini dianggap penting oleh usaha kecil sate lilit di Desa Lebih karena dapat mempengaruhi tingkat penjualan. Dalam upaya meningkatkan penjualan, usaha kecil sate lilit ini menggunakan beberapa cara dalam kegiatan promosi yaitu memasang plang nama warung dan menu yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit ini, rutin mengikuti event tahunan yang bekerja sama dengan pemerintah yang rutin dilaksanakan di Pantai Lebih yaitu Lebih Beach Festival, di sini para pengusaha dapat mempromosikan produk yang mereka tawarkan. Kelemahannya adalah usaha kecil sate lilit ini tidak memiliki cabang usaha di tempat lain sehingga pemasaran produk hanya di sekitar Desa Lebih saja.e. Keuangan

Dana sangat diperlukan oleh perusahaan untuk bias beroperasi. Sumber dana perusahaan dapat bersumber dari dana pribadi dan pihak lain yaitu bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada usaha kecil sate lilit ikan laut modal yang digunakan dalam kegiatan usahanya merupakan modal sendiri dan modal pinjaman. Selain itu perusahaan juga memberikan gaji sesuai denga UMR. Kelemahan pada usaha kecil sate lilit ini yaitu tidak membuat laporan keuangan secara rutin dan teratur.f. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting bagi organisasi karena sumber daya manusia merancang dan memproduksi barang dan jasa. Faktor tenaga kerja sangatlah penting. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memotivasi karyawannya agar dapat bekerja dan melaksanakan tugasnya dengan baik serta penuh tanggung jawab. Dalam hal ini perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan sumber daya manusianya yaitu hubungan antara pemilik dan karyawannya cukup baik, kepuasan kerja cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya pemberian gaji sesuai UMR sehingga merupakan kekuatan bagi perusahaan karena dengan adanya hubungan yang baik dan kondisi bekerja yang kondusif, maka dapat meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja. Namun perusahaan juga memiliki kelemahan di dalam pendelegasian tugas, tidak terdapatnya struktur organisasi pada usaha kecil sate lilit ini. Untuk identifikasi lingkungan internal usaha dapat dibuat analisis strategi lingkungan internal yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan usaha kecil sate lilit ikan laut Nampak pada tabel 5.1.Tabel 5.1 Analisis Lingkungan Internal

Faktor Strategi

InternalKekuatanKelemahan

(1)(2)(3)

Produk(1) Kualitas produk yang dihasilkan cukup bagus, baik dari segi rasa maupun dari segi tampilan menu(1) Produk yang dihasilkan kurang bervariasi

Harga

(1) Harga mampu bersaing dengan produk sejenis(1) Penetapan harga yang berbeda antar usaha kecil

(2) Harga sesuai dengan kualitas produkyang lain.

Saluran Distribusi(1) Konsumen datang langsung ke tepat usaha sate lilit.

Promosi(1) Memasang plang nama warung dan menu yang ditawarkan(2) Mengikuti event tahunan Lebih Beach Festival(1) Tidak memiliki cabang usaha di tempat lain

(1)(2)(3)

Keuangan(1) Mampu memberikan gaji karyawan sesuai UMR(1) Tidak membuat laporan keuangan secara rutin

Sumber Daya Manusia (SDM)(1) Hubungan antara pemilik dan karyawan cukup baik. (1) Masih lemahnya pendelegasian tugas (2) Tidak terdapatnya struktur organisasi

(Sumber : Pengusaha sate lilit ikan laut di Desa Lebih)5.2 Matrik Faktor Strategi Internal

Berdasarkan analisis lingkungan internal usaha kecil sate lili di Desa Lebih dapat diidentifikasikan Matrik Strategi Internal (IFAS) seperti pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Matrik Strategi Internal (IFAS)

Faktor-faktor Strategi InternalBobotRatingBobot X RatingKomentar

(1)(2)(3)(4)(5)

KEKUATAN(1) Kualitas produk yang dihasilkan cukup bagus, baik dari segi rasa maupun dari segi tampilan menu(2) Harga mampu bersaing dengan produk sejenis

(3) Harga sesuai dengan kualitas produk(4) Konsumen datang langsung ke tepat usaha sate lilit.(5) Memasang plang nama warung dan menu yang ditawarkan(6) Mengikuti event tahunan Lebih Beach Festival(7) Mampu memberikan gaji karyawan sesuai UMR(8) Hubungan antara pemilik dan karyawan cukup baik.KELEMAHAN(1) Produk kurang bervariasi

(2) Penetapan harga yang berbeda

(3) Tidak memiliki cabang usaha

(4) Tidak membuat laporan keuangan

(5) Masih lemahnya pendelegasian tugas

(6) Tidak adanya struktur organisasi0,10

0,10

0,10

0,10

0,05

0,10

0,10

0,5

0,050,05

0,05

0,05

0,05

0,05

4

4

4

4

3

3

3

2

222

2

1

10,40

0,40

0,40

0,40

0,15

0,30

0,30

0,10

0,100,10

0,10

0,10

0,05

0,05Kualitas kunci sukses

Penetapan harga yang tepat

Perlu diperluas

Perlu ditambahPerlu dipertahankanKerjasama yang baik

Lebih divariasikanPerlu dikembangkan

Perlu adanya pembagian tugas yang jelas

TOTAL1,002,95

2.Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Analisis lingkungan eksternal menggambarkan peluang dan ancaman yang dimiliki oleh usaha kecil sate lilit ikan laut. Adapun komponen yang dianalisis dalam analisis lingkungan eksternal adalah sebagai berikut.

a. Ekonomi

Keadaan ekonomi Indonesia yang kurang stabil akibat politik dan kebijakan-kebijakan pemerintah mengharuskan pengusaha untuk lebih jeli lagi melihat lingkungan usaha agar usaha dapat terus berkembang. Usaha kecil sate lilit ikan laut sebagai organisasi bisnis dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya karena terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat pada usaha tersebut.

b. Pesaing

Pesaing pasti akan ada saat menjalankan bisnis. Banyaknya muncul usaha sejenis, merupakan pesaing bagi usaha ini. Jika pengusaha tidak dapat mengantisipasi pesaing yang ada, maka ini merupakan ancaman yang dapat mengakibatkan menurun dan berkurangnya penjualan yang dimiliki usaha. Persaingan ini juga dapat dijadikan peluang bagi usaha kecil sate lilit untuk mengembangkan usahanya, baik dalam variasi produk dan kualitas produk untuk mengatasi ancaman yang justru datang dari pesaing di luar Desa Lebih sebagai akibat sistem ekonomi terbuka/bebas.c. Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya merupakan pengaruh dasar masyarakat terhadap nilai kepercayaan dan tingkah laku sehari-hari. Perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial budaya masyarakat agar keberadaan perusahaan tidak ditentang oleh masyarakat. Suatu peluang bagi usaha kecil sate lilit karena keberadaan usaha mendapat dukungan dari masyarakat terbukti dari keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan usaha, terlihat saat masyarakat setempat mengadakan upacara keagamaan mereka memesan produk dari usaha ini dengan kapasitas yang besar, ini merupakan peluang usaha bagi usaha kecil sate lilit di Desa Lebih. Ancaman yang berkaitan dengan sosial budaya akan muncul ketika banyaknya kegiatan keagamaan yang menyebabkan banyak karyawan yang harus libur, dan sering juga kegiatan keagamaan ini membuat usaha ini harus tutup untuk satu hari atau lebih, karena pemilik dan karyawan mempunyai kesibukan akibat acara keagamaan tersebut.

d. Teknologi

Teknologi merupakan salah satu lingkungan eksternal yang paling kuat mempengaruhi kegiatan pemasaran. Hal ini disebabkan karena penggunaan teknologi yang sesuai dan tepat guna dalam proses produksi akan mempercepat kegiatan tersebut, dan akan berpengaruh pada kegiatan pemasaran. Usaha kecil sate lilit mempergunakan teknologi produksi yang masih tradisional seperti saat netek bumbu-bumbu sate masih menggunakn talenan dan pisau walaupun teknologi modern seperti mesin penumbuk telah ada, hal ini dilakukan karena menggunakan alat yang tradisional akan membuat cita rasa yang khas pada hasil produksi. Dalam penggilingan sate sudah menggunakan mesin yang modern tentu saja alasannya lebih efisien.

Dari hasil identifikasi lingkungan eksternal perusahaan, maka dapat dibuat analisis strategi lingkungan eksternal yang menggambarkan peluang dan ancaman usaka kecil sate lilit ikan laut nampak pada tabel 5.3

Tabel 5.3 Analisis Lingkungan Eksternal

Faktor Strategi

EksternalPeluangAncaman

(1)(2)(3)

Ekonomi(1) Meningkatnya kesempatan kerja

(2) Meningkatnyapendapatan (1) Kebijakan perekonomian pemerintah

Pesaing(1) Adanya kerjasama dengan usaha sejenis.(1) Menjamurnya usaha sejenis di daerah luar Desa Lebih.

Sosial Budaya(1) Produk yang dihasilkan tidak bertentangan dengn budaya masyarakat setempat.

(2) Mendapat pesanan pada saat acara keagamaan.(1) Kegiatan keagamaan yang terlalu sering dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan.

Teknologi(1) Kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan teknologi sudah baik.(1) Teknologi yang digunakan perlu ditingkatkan lagi.

Sumber : Pengusaha sate lilit ikan laut di Desa Lebih5.4Matrik Faktor Strategi Eksternal

Berdasarkan analisis eksternal usaha kecil sate lilit ikan laut dapat diidentifikasi Matrik Strategi Eksternal (EFAS) seperti ada tabel 5.4Tabel 5.4 Matrik Strategi Eksternal (EFAS)Faktor-faktor Strategi EksternalBobotRatingBobot X RatingKomentar

(1)(2)(3)(4)(5)

PELUANG(1) Terbukanya kesempatan kerja(2) Meningkatnya pendapatan masyarakat

(3) Kerjasama antar usaha sejenis

(4) Mendapat pesanan pada saat acara keagamaan

(5) Kemampuan memanfaatkan teknologiANCAMAN(1) Pengaruh kebijakan pemerintah(2) Pesaing baru

(3) Kegiatan adat masyarakat

(4) Teknologi baru0,15

0,10

0,10

0,15

0,10

0,10

0,10

0,10

0,1043

3

4

2

2

2

1

20,600,30

0,30

0,60

0,20

0,20

0,20

0,10

0,20Dipertahankan

Dipertahankan

Disesuaikan dengan kebutuhan

Optimalisasi

Tetap dipertahankan

Perlu hati-hati

Lebih waspada

Perlu penyesuaian

Tantangan baru

TOTAL1,002,70

3. Pemilihan Strategi Total (Grand Strategies)Hasil perhitungan IFAS dan EFAS akan menunjukkan posisi kuadran perusahaan pada matrik pemilihan strategi total. Kondisi yang ditunjukan dari hasil perhitungan IFAS dan EFAS pada usaha kecil sate lilit ikan laut dapat dilihat pada tabel 5.5Tabel 5.5 Matrik Internal-Eksternal

IFAS dan EFASHIGH

Skor antara 3-4MEDIUM

Skor antara 2-3LOW

Skor antara 1-2

HIGH

Skor antara 3-4Konsentrasi melalui integrasi vertikalKonsentrasi melalui integrasi horizontalTurn-around

MEDIUM

Skor antara 2-3StabilityKonsentrasi melalui integrasi horizontal atau stability profit strategiStrategi divestasi

LOW

Skor antara 1-2Diversifikasi

KonsentrikDiversifikasi

KonglomeratLikuidasi

(Sumber: Rangkuti. 2006: 138)

Berdasarkan matrik internal eksternal di atas maka dapat ditetapkan strategi pada usaha kecil sate lilit ikan laut yang dapat dilihat pada matrik pemilihan strategi umum pada gambar 4.1

Mengatasi Kelemahan

Internal

Eksternal

Maksimalisasi Kekuatan Gambar 5.1 : Matrik Pemilihan Strategi TotalBerdasarkan hasil perhitungan IFAS dan EFAS, diperoleh total skor IFAS adalah 2,95 dan EFAS adalah 2,75. Mengacu pada pendapat Fredy Rangkuti (2006), maka strategi yang sesuai bagi usaha kecil sate lilit ikan laut adalah strategi. Hal ini dapat dilihat pada pedoman tabel 5.5. selanjutnya, pada Matrik Pemilihan Strategi Total usaha kecil sate lilit ikan laut berada pada kuadran empat. Artinya, dalam usaha meningkatkan daya saing perusahaan dapat memilih dan menetapkan Strategi Integrasi Horisontal, Diversifikasi Konsentrik dan Joint Venture.

B Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi usaha kecil sate lilit ikan laut berdasarkan faktor kekuatan dan kelemahan pada lingkungan internal usaha dan faktor peluang dan ancaman pada lingkungan eksternal usaha, dan untuk mengetahui strategi yang harus ditetapkan perusahaan berdasarkan hasil analisis lingkungan usaha untuk kemajuan usaha tersebut.

1. Kondisi Lingkungan Usaha Kecil Sate Lilit Ikan Laut

a. Lingkungan Internal Perusahaan

1) Produk

Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan kepada seseorang berupa barang untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit adalah berbagai jenis masakan berbahan dasar ikan laut seperti sate lilit, bakso ikan, pepes ikan, ikan bakar, ikan goreng dan sop kepala ikan. Dari beberapa jenis produk yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit hampir semua produk diminati oleh konsumen karena kualitas produk yang dihasilkan cukup bagus, baik dari segi rasa maupun dari segi tampilan menu, sehingga produk yang dihasilkan merupakan kekuatan bagi perusahaan, selain itu pengusaha sate lilit memasok bahan baku berupa ikan marlin atau ikan tuna dari pelabuha Benoa secara langsung sehingga untuk bahan baku tidak pernah mengalami keterbatasan Kelemahannya adalah kurangnya variasi produk.

2) Harga

Harga adalah satuan dari barang dan jasa yang mempunyai nilai. Dengan penetapan harga perusahaan dapat menciptakan hasil penerimaan dari produk yang dihasilkan dan dipasarkan. Harga yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit merupakan kekuatan karena harga yang ditawarkan mampu bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar. Kelemahannya terletak pada penetapan harga pada usaha sate lili ini, karena antara 1 warung dengan warung yang lain harganya berbeda. Kecendrungan bila terjadi perbedaan harga konsumen pasti akan membeli pada usaha kecil sate lilit yang lebih murah harganya.

3) Saluran Distribusi

Distribusi adalah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan untuk menyalurkan, mengumumkan, serta menyampaikan barang dan jasa kepada konsumen. Usaha kecil sate lilit dalam kegiatan menyalurkan barang ke konsumen menggunakan saluran distribusi langsung. Untuk saluran distribusi langsung biasanya konsumen datang langsung ke tempat usaha sate lilit yang berada di Pantai Lebih.

4) Promosi

Promosi merupakan kegiatan untuk mempengaruhi konsumsi agar mereka menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian mereka menjadi senang dan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Kegiatan promosi ini dianggap penting oleh usaha kecil sate lilit di Desa Lebih karena dapat mempengaruhi tingkat penjualan. Dalam upaya meningkatkan penjualan, usaha kecil sate lilit ini menggunakan beberapa cara dalam kegiatan promosi yaitu memasang plang nama warung dan menu yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit ini, rutin mengikuti event tahunan yang bekerja sama dengan pemerintah yang rutin dilaksanakan di Pantai Lebih yaitu Lebih Beach Festival, di sini para pengusaha dapat mempromosikan produk yang mereka tawarkan. Kelemahannya adalah usaha kecil sate lilit ini tidak memiliki cabang usaha di tempat lain sehingga pemasaran produk hanya di sekitar Desa Lebih saja.5) Keuangan

Dana sangat diperlukan oleh perusahaan untuk bisa beroperasi. Sumber dana perusahaan dapat bersumber dari dana pribadi dan pihak lain yaitu bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada usaha kecil sate lilit ikan laut modal yang digunakan dalam kegiatan usahanya merupakan modal sendiri dan modal pinjaman luar bank. Selain itu perusahaan juga memberikan gaji sesuai dengan UMR Kabupaten Gianyar (Rp. 1.230.000,00). Kelemahan pada usaha kecil sate lilit ini yaitu tidak membuat laporan keuangan secara rutin dan teratur, bila ada peluang pengembangan usaha dan perlu modal tambahan, sulit meminta suntikan dana dari bank karena tidak mempunyai laporan keuangan berupa neraca sebagai salah satu syarat permohonan kredit pada bank.6) Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting bagi organisasi karena sumber daya manusia merancang dan memproduksi barang dan jasa. Faktor tenaga kerja sangatlah penting. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memotivasi karyawannya agar dapat bekerja dan melaksanakan tugasnya dengan baik serta penuh tanggung jawab. Dalam hal ini perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan sumber daya manusianya yaitu hubungan antara pemilik dan karyawannya cukup baik, kepuasan kerja cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya pemberian gaji sesuai UMR Kabupaten Gianyar (Rp.1.230.000,00) sehingga merupakan kekuatan bagi perusahaan karena dengan adanya hubungan yang baik dan kondisi bekerja yang kondusif, maka dapat meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja. Namun perusahaan juga memiliki kelemahan di dalam pendelegasian tugas, tidak terdapatnya struktur organisasi pada usaha kecil sate lilit ini.

b. Lingkungan Eksternal Perusahaan1) EkonomiKeadaan ekonomi Indonesia yang belum stabil akibat politik dan kebijakan-kebijakan pemerintah mengharuskan pengusaha untuk lebih jeli lagi melihat lingkungan usaha agar usaha dapat terus berkembang. Usaha kecil sate lilit ikan laut sebagai organisasi bisnis dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya karena terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat pada usaha tersebut.2) Pesaing

Pesaing pasti akan ada saat menjalankan bisnis. Banyaknya muncul usaha sejenis, merupakan pesaing bagi usaha ini. Jika pengusaha tidak dapat mengantisipasi pesaing yang ada, maka ini merupakan ancaman yang dapat mengakibatkan menurun dan berkurangnya penjualan yang dimiliki usaha. Persaingan ini juga dapat dijadikan peluang bagi usaha kecil sate lilit untuk mengembangkan usahanya baik dalam variasi produk dan kualitas produk untuk mengatasi ancaman yang justru datang dari pesaing di luar desa Lebih.

3) Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya merupakan pengaruh dasar masyarakat terhadap nilai kepercayaan dan tingkah laku sehari-hari. Perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial budaya masyarakat agar keberadaan perusahaan tidak ditentang oleh masyarakat. Suatu peluang bagi usaha kecil sate lilit karena keberadaan usaha mendapat dukungan dari masyarakat terbukti dari keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan usaha, terlihat saat masyarakat setempat mengadakan upacara keagamaan mereka memesan produk dari usaha ini dengan kapasitas yang besar, ini merupakan peluang usaha bagi usaha kecil sate lilit di Desa Lebih. Ancaman yang berkaitan dengan sosial budaya akan muncul ketika banyaknya kegiatan keagamaan yang menyebabkan banyak karyawan yang harus libur, dan sering juga kegiatan keagamaan ini membuat usaha ini harus tutup untuk satu hari atau lebih, karena pemilik dan karyawan mempunyai kesibukan akibat acara keagamaan tersebut.4) Teknologi

Teknologi merupakan salah satu lingkungan eksternal yang paling kuat mempengaruhi kegiatan pemasaran. Hal ini disebabkan karena penggunaan teknologi yang sesuai dan tepat guna dalam proses produksi akan mempercepat kegiatan tersebut, dan akan berpengaruh pada kegiatan pemasaran. Usaha kecil sate lilit mempergunakan teknologi produksi yang masih tradisional seperti saat netek bumbu-bumbu sate masih menggunakan talenan dan pisau walaupun teknologi modern seperti mesin penumbuk telah ada, hal ini dilakukan karena bila menggunakan alat yang tradisional akan membuat cita rasa yang khas pada hasil produksi. Dalam penggilingan sate sudah menggunakan mesin yang modern tentu saja alasannya lebih efisien.2. Strategi yang harus ditetapkan perusahaan Berdasarkan hasil perhitungan matrik IFAS dan EFAS diperoleh total skor IFAS adalah 2,95 dan EFAS adalah 2,75, maka dapat diketahui posisi usaha kecil pada matrik pemilihan strategi total yaitu pada kuadran empat berdasarkan hal tersebut maka strategi yang ditetapkan oleh Usaha Kecil Sate Lilit Ikan Laut adalah Srategi Integrasi Horisontal, Diversivikasi Konsentrik dan Joint Venture.

Strategi Integrasi Horizontal merupakan suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk dan jasa. Perluasan usaha dapat dilakukan dengan cara membangun cabang usaha sejenis di tempat yang berbeda dan dekat dengan pasar sehingga dapat menanggulangi kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil sate lilit ikan laut yaitu tidak memiliki cabang di tempat lain. Selanjutnya Strategi Diversifikasi Konsentrik dilaksanakan maka perusahaan dapat menambah variasi produk yang ditawarkan agar dapat menarik minat konsumen dan Joint Venture atau usaha patungan memberikan peluang baru dengan resiko yang dapat dibagi, misalnya mengadakan kerjasama dengan perusahaan besar dalam proses pemasaran sehingga perusahaan dapat berkembang di masa yang akan datang.BAB VIPENUTUP

A Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.1. Kondisi internal usaha kecil sate lilit ikan laut yang menyangkut kekuatan adalah sebagai berikut: (a) Produk yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit adalah berbagai jenis masakan berbahan dasar ikan laut seperti sate lilit, bakso ikan, pepes ikan, ikan bakar, ikan goreng dan sop kepala ikan, (b) Harga yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit merupakan kekuatan karena harga yang ditawarkan mampu bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasar, (c) Usaha kecil sate lilit dalam kegiatan menyalurkan barang ke konsumen menggunakan saluran distribusi langsung. Untuk saluran distribusi langsung biasanya konsumen datang langsung ke tempat usaha sate lilit yang berada di Desa Lebih, (d) promosi yang dilakukan yaitu dengan cara memasang plang nama warung dan menu yang ditawarkan oleh usaha kecil sate lilit ini, rutin mengikuti event tahunan yang bekerja sama dengan pemerintah yang rutin dilaksanakan di Pantai Lebih yaitu Lebih Beach Festival, (e) Pada usaha kecil sate lilit ikan laut modal yang digunakan dalam kegiatan usahanya merupakan modal sendiri dan modal pinjaman. Selain itu perusahaan juga memberikan gaji sesuai dengan UMR, (f) perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan sumber daya manusianya yaitu hubungan antara pemilik dan karyawannya cukup baik, kepuasan kerja cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya pemberian gaji sesuai UMR Kabupaten Gianyar yaitu Rp. 1.230.000,00. Sedangkan kondisi internal perusahaan yang menyangkut kelamahan adalah: (a) kurangnya variasi produk, (b) penetapan harga yang berbeda pada usaha sate lilit ini, kecendrungan bila terjadi perbedaan harga konsumen pasti akan membeli pada usaha kecil sate lilit yang lebih murah harganya karena kualitas produk hampir sama, (c) usaha sate lilit ikan laut ini tidak memiliki cabang usaha di tempat lain, (d) dalam pendelegasian tugas, tidak terdapatnya struktur organisasi pada usaha kecil sate lilit ini.2. Kondisi eksternal usaha kecil sate lilit ikan laut yang menyangkut peluang adalah sebagai berikut: (a) hadirnya usaha ini dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatannyakarena terbukanya kesempatan kerja, (b) usaha yang sejenis di Desa Lebih dapat memberikan peluang bagi pengusaha agar dapat lebih mengembangkan usahanya baik dalam variasi produk maupun dalam kualitas produk, (c) produk yang dihasilkan usaha kecil sate lilit tidak bertentangan dengan budaya masyarakat setempat dan peluang usaha kecil sate lilit adalah disaat masyarakat setempat melaksanakan acara keagamaan karena usaha ini banyak mendapatkan pesanan produk seperti sate lilit, (d) perusahaan mampu untuk memanfaatkan teknologi yang dimiliki sekarang dengan baik. Kondisi Eksternal yang berupa ancaman meliputi: (a) kebijakan pemerintah ikut serta dalam perdagangan bebas menjadi ancaman bagi usaha kecil sate lilit karena banyak produk olahan dari ikan yang diimpor, (b) menjamurnya usaha sejenis di daerah luar Desa Lebih, (c) kegiatan keagamaan yang terlalu sering dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan karenabanyak hari libur bagi karyawan, (d) teknologi yang digunakan perlu ditingkatkan lagi.3. Strategi yang harus ditetapkan oleh usaha kecil sate lilit adalah strategi integrasi horizontal, diversivikasi konsentrik dan joint venture. B Saran Setelah dilakukan penelitian maka dapat dikemukakan beberapa saran pada usaha kecil sate lilit ikan laut sebagi berikut.1. Perusahaan harus mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan dan meningkatkan variasi produk, saluran distribusi diperluas misalnya mendistribusikan produknya ke luar Desa Lebih, seperti Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Badung sehingga usaha ini dapat berkembang, dalam usaha promosi perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti promosi pada media internet atau surat kabar.2. Usaha ini hendaknya membuka cabang usaha baru di daerah lain misalnya dekat dengan daerah perkotaaan, dekat dengan daerah tujuan pariwsata seperti Ubud, usaha ini hendaknya lebih memvariasikan produknya seperti membuat sate tusuk, sate daging, sate lilit luluh, hendaknya usaha ini bekerjasama dengan pemerintah sehingga usaha ini dapat memperoleh bantuan modal, promosi maupun distribusi dari pemerintah sehingga usaha ini bias berkembang.DAFTAR PUSTAKAAnindita, Ratya. 2008. Pendekatan Ekonomi Untuk Analisis Harga. Jakarta: PT Fajar InterpratamaArikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Eko, Heri Wira. 2011. Analisis Strategi Pengembangan Makanan Tradisional Bali pada Industri Hotel di Kawasan Sanur. Skripsi. Jurusan Manajemen, Universitas Udayana. Tersedia pada http://www.google.co.id/url?sa=trct=jg=Analisis+Strategi+Pengembangan+makanan+tradisional (diakses tanggal 06 November 2012)Faisal, Afiff DR. 1982. Strategi pemasaran. Bandung: Percetakan Offset Angkasa.Gianyar dalam Angka. 2011. Potensi UKM. Tersedia pada http://gianyarkab.go.id (diakses tanggal 25 September 2012)Hitt, Michale A, Duane Ireland dan Robeth E. Hoskisson. 1997. Manajemen Strategi Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi. Jakarta: Erlangga.Jauch, Lawrence R. Dan William F. Glueck. 1996. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

-------, 2001. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba EmpatKementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.Onassis, Faisal Siregar. 2010. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil Kripik Pisang Kondang Jaya ninaan Koperasi BMT Al-Ikhlaas. Skripsi. Jurusan manajemen. Institut Pertanian Bogor. Tersedia pada http://repository.ipb.ac.id/handle/123456709/27342 (diakses tanggal 18 Desember 2012)Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi.Satori, Djalan dan Aan Komariah. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: AlfabetaSawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: AlfabetaSumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2005. Metodelogi Penelitian bisnis. Yogyakarta: Andi.Sunaryo. 2001. Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga.Suryana. 2007. Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat Menuju Sukses. Edisi Ketiga . Jakarta: SalembaKuadran 1

Integrasi Vertikal

Diversifikasi Konglomerat

Kuadran 2

Turnaround

Likuidasi

Kuadran 4

Integrasi Horisontal

Diversifikasi Konsentrik

Joint venture

Kuadran 3

Pengembangan produk dan pasar

Inovasi

Usaha Kecil Sate Lilit

Rumusan Strategi Pengembangan Sate Lilit

Kuadran 3

Pengembangan produk dan pasar

Inovasi

Kuadran 4

Integrasi Horisontal

Diversifikasi Konsentrik

Joint venture

Kuadran 2

Turnaround

Likuidasi

Kuadran 1

Integrasi Vertikal

Diversifikasi Konglomerat

Kuadran 2

Turnaround

Likuidasi

Kuadran 1

Integrasi Vertikal

Diversifikasi Konglomerat

Kuadran 4

Integrasi Horisontal

Diversifikasi Konsentrik

Joint venture

Kuadran 3

Pengembangan produk dan pasar

Inovasi

1