Skripsi Novita Andriani Edit
-
Upload
andianto-unyil -
Category
Documents
-
view
246 -
download
3
Transcript of Skripsi Novita Andriani Edit
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
1/241
PENGARUH HYPNOTEACHING DALAM QUANTUM LEARNING
TERHADAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PESERTA DIDIK DI KELAS IV SD NEGERI 2 KRANJI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
NOVITA ANDRIANI1001100027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
2/241
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH HYPNOTEACHING DALAM QUANTUM LEARNING
TERHADAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PESERTA DIDIK DI KELAS IV SD NEGERI 2 KRANJI
NOVITA ANDRIANI
1001100027
Diperiksa dan disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sony Irianto, M.Pd. Drs. Karma Iswasta Eka, M. Si. NIK. 2160135 NIK. 2160057
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
3/241
SKRIPSI BERJUDUL
Pengaruh Hypnoteaching dalam Quantum Learnin g Terhadap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Matematika
Peserta Didik Di Kelas IV SD Negeri 2 Kranji
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Novita Andriani1001100027
Telah dipertahankan di depan D ewan Penguji pada tanggal ..2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
sebagai kelengkapan mendapatkan gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Drs. H. Sri Harmianto, M.Pd.NIP. ..
Anggota I :..
Anggota II : Drs. Sony Irianto, M. Pd.NIK. 2160135 ..
Anggota III : Drs. Karma Iswasta Eka, M. Si.NIK. 2160057 ..
Purwokerto, 2014
Universitas Muhammadiyah PurwokertoFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Drs. Ahmad, M. Pd.NIP. 196508041994031002
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
4/241
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Novita Andriani
NIM : 1001100027
Program Studi : PGSD-S1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Menyusun skripsi dengan judul:
PENGARUH HYPNOTEACHING DALAM QUANTUM LEARNING
TERHADAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PESERTA DIDIK DI KELAS IV SD NEGERI 2 KRANJI
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar hasil
karya ilmiah saya sendiri dan bukan merupakan pengambilan dari karya ilmiah
atau pendapat orang lain. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya ilmiah
atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau
kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan.
Purwokerto, Juni 2014
Yang membuat pernyataan
Novita Andriani NIM. 1001100027
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
5/241
ABSTRAK
Andriani, Novita. 2014. Pengaruh Hypnoteaching dalam Quantum Learning terhadap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas IVSD Negeri 2 Kranji. Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas MuhammadiyahPurwokerto. Pembimbing Drs. Sony Irianto, M.Pd. dan Drs. Karma Iswasta Eka,M.Si.Kata Kunci: Kerja Keras, Prestasi Belajar, Matematika, Metode Hypnoteaching ,Model Quantum Learninq
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib diajarkan di SekolahDasar (SD), memiliki tujuan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Prestasi belajar matematika peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor,salah satunya ketepatan penggunaan metode pembelajaran yang variatif daninovatif, dengan memperhatikan materi pelajaran, tujuan pembelajaran, dankarakteristik peserta didik yang ingin dicapai. Metode Hypnoteaching dalamQuantum Learning merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yangdapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Hypnoteaching dalamQuantum Learning terhadap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Matematika PesertaDidik di Kelas IV SD Negeri 2 Kranji Tahun Ajaran 2013/ 2014.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu ( Quasy Experimental Design) , dengan desain penelitian Two-groups post-test only design. Subjek yangditeliti meliputi seluruh peserta didik kelas IV SD Negeri Kranji KomplekPurwokerto Timur. Analisis data menggunakan analisis Independent Samples T-Test dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai prasyarat.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metodehypnoteaching dalam quantum learning terhadap prestasi belajar matematika
peserta didik di kelas IV SD Negeri 2 Kranji dengan signifikansi 2 sisi sebesar4,459 > 1,658 atau t hitung > t tabel . Koefisien signifikansi tersebut lebih besar dari0,05 yang berarti terdapat pengaruh metode hypnoteaching dalam quantumlearning yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika peserta didik dikelas IV SD Negeri 2 Kranji. Pada aspek karakter kerja keras peserta didik
berdasarkan hasil uji t diperoleh t hitung < t tabel yaitu 0,641 < 1,658, artinya model pembelajaran ini tidak memberikan pengaruh terhadap aspek karakter kerja keras peserta didik di kelas IV SD Negeri 2 Kranji.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
6/241
MOTTO
dan carilah apa yang dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi, dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang- orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al
Qashash: 77)
Selalu bersyukur terhadap apa yang telah dimiliki dengan tetap
berusaha mempertahankan dan mengembangkannya
Satu hal yang tidak bias di daur ulang adalah waktu yang
terbuang..!!
Bonjour,,,, Lets Face the Day ^_^
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
7/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
8/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
9/241
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat, dan
hidayah-Nya, serta kemudahan jalan keluar dari setiap kesulitan yang penulis
alami dalam proses penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi tauladan terbaik untuk seluruh umat
manusia. Penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Hypnoteaching dalam
Quantum Learning terhadap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Matematika Peserta
Didik di Kelas IV SD Negeri 2 Kranji ini digunakan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan. Pada kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, S.H., M.H. Rektor Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
2. Drs. Ahmad, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
3. Drs. H. Sri Harmiyanto, M.pd. Ketua Program Studi PGSD S1 Universitas
Muhammadiyah Purwokerto (UMP)
4. Drs. Sony Irianto, M.Pd. Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan,
dan saran kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
10/241
5. Drs. Karma Iswata Eka, M. Si. Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini
6. Para Dosen Program Studi S1 PGSD FKIP UMP yang telah memberikan
bekal dan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis hingga
penulis dapat menyelesaikan studi.
7. Mawartiani, S. Pd. SD. Kepala SD Negeri 2 Kranji yang telah memberikan
ijin penelitian dan memberikan dorongan kepada penulis.
8. Kepala SD Negeri 3 Kranji yang telah memberikan ijin penelitian dalam
penulisan skripsi.
9. Melina Eka W, S.Pd. dan .Guru kelas IV SD Negeri 2 dan 3 Kranji yang
telah membantu dan dapat bekerja sama dengan baik dalam penelitian ini.
10. Keluarga Besar SD Negeri Kranji komplek Purwokerto Timur, khususnya
peserta didik kelas IV SD Negeri 2 dan 3 Kranji yang telah bersedia
bekerjasama dalam penelitian ini.
11. Bapak dan Ibu yang telah membesarkan, mendidik, dan selalu memberikan
doa dan dukungan penuh kepada penulis.
12. Tulus Wijayanto, ST. Suami tercinta, yang telah mendidik, dan selalu
memberikan doa dan dukungan, serta berusaha memenuhi fasilitas yang
lebih dari cukup.
13. Ihza Gibrain W. yang senantiasa menemani, menyayangi, dan selalu
memberikan kekuatan bagi penulis.
14. Keluarga Besar Bapak Warsoedi HS dan Bapak Suratno, yang telah
memberikan doa dan dukungan penuh kepada penulis.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
11/241
15. Sahabat dan teman-teman PGSD angkatan 2010 yang telah berjuang
bersama, saling membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan
studi, serta telah memberi banyak kenangan bersama yang tidak akan
terlupakan.
16. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal perbuatan sesuai dengan amal
budinya.Akhir kata, dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan skripsi ini,
maka dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaannya skripsi ini.Semoga persembahan ini dapat bermanfaat untuk
dunia pendidikan, khususnya mata pelajaran matematika Sekolah Dasar.Amin
Purwokerto, Juni 2014
Penulis
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
12/241
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori .................................................................................... 7
1. Hypnoteaching .............................................................................. 7
a) Definisi Hypnoteaching ......................................................... 7
b) Kondisi Hypnosis dalam Belajar-Mengajar ........................... 8
c) Unsur-Unsur Hypnoteaching ................................................. 10
d) Langkah-Langkah Hypnoteaching dalam Pembelajaran ....... 12e) Penerapan Metode Hypnoteaching di Sekolah ...................... 14
f) Manfaat Penerapan Metode Hypnoteaching .......................... 17
2. Quantum Learning ........................................................................ 18
a) Hakekat Model Quantum Learning ....................................... 18
b) Azas dan Prinsip Quantum Learning ..................................... 19
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
13/241
c) Kerangka Perencanaan dalam Mempraktikan Quantum ........ .. 21
3. Kerja Keras ................................................................................... 24
a) Pengertian Kerja Keras .......................................................... 24
b) Indikator Kerja Keras ............................................................. 25
4. Pretasi Belajar ............................................................................... 26
5. Matematika .................................................................................... 27
a) Definisi Matematika ............................................................... 27
b) Proses Belajar Matematika ..................................................... 28
c) Tujuan Pembelajaran Matematika SD ................................... 30
d) Pokok Bahasan Matematika SD ............................................. 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 31
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 32
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Wilayah Penelitian ............................................................................... 35
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 35
1. Populasi ........................................................................................ 35
2. Sampel .......................................................................................... 35C. Metode Penelitian ................................................................................ 36
D. Definisi Operasional ............................................................................. 39
E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 41
1. Lembar Tes .................................................................................... 41
2. Angket ........................................................................................... 41
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
14/241
3. Lembar Observasi ......................................................................... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 42
1. Tes ................................................................................................. 42
a. Validitas Tes ........................................................................... 43
b. Reliabilitas Tes ........................................................................ 44
c. Taraf Kesukaran ...................................................................... 45
d. Daya Pembeda ........................................................................ 45
2. Observasi ....................................................................................... 46
3. Wawancara .................................................................................... 47
4. Dokumentasi.................................................................................. 47
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 48
1. Uji Normalitas ............................................................................... 48
2. Uji Homogenitas ........................................................................... 49
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 50
4. Uji Hipotesis dengan SPSS ............................................................ 52
H. Jadwal Penelitian .................................................................................. 54
BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55
LAMPIRAN ..................................................................................................... 57
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
15/241
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus Pembelajaran ............................................................................
2. RPP Kelas Eksperimen ........................................................................
3. RPP Kelas Kontrol ...............................................................................
4. Kisi-Kisi dan Soal Instrumen ...............................................................
5. Hasil Uji Coba Instrumen .....................................................................
6. Hasil Pekerjaan Siswa ..........................................................................
7. Analisis Data ........................................................................................
8. Surat-Surat ............................................................................................
9. Foto-Foto Hasil Penelitian ...................................................................
10. Biodata Tim Peneliti ............................................................................
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
16/241
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Hypnoteaching dalam
Quantum Learning .............................................................................
Tabel 2.2 .............................................................................................................
Tabel 2.3 ..............................................................................................................
Tabel 2.4 ..............................................................................................................
Tabel 2.5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas IV ......................
Tabel 3.1 .Desain Eksperimen ............................................................................
Tabel 3.2. Kriteria Acuan Validitas Soal ...........................................................
Tabel 3.3 Rekapitulasi Validitas Soal ................................................................
Tabel 3.4.Kriteria Acuan Nilai Realibilitas Soal ...............................................
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran .................................................................
Tabel 3.6 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal .................................................
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Daya Pembeda Soal ..................................................
Tabel 3.8 Rekapitulasi Daya Pembeda Soal ......................................................
Tabel 3.9.Skala Likert ........................................................................................
Tabel 3.10.Rekapitulasi Validitas Soal ..............................................................
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Pre Tes Kelas Eksperimen .......................
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Pre Tes Kelas Kontrol ...............................
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Post Tes Hasil Belajar Matematika
di Kelas Eksperimen ..........................................................................
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Pos Tes Hasil Belajar Matematika
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
17/241
di Kelas Kontrol ...................................................................................
Tabel 4.5 Rata-rata, standar deviasi dan jumlah sampel untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol ...............................................................
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi data Angket Kelas Eksperimen ........................
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi data Angket Kelas Kontrol ...............................
Tabel 4.8 Rata-rata, standar deviasi dan jumlah sampel untuk kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol ....................................................
Tabel 4.11 Rata-rata, standar deviasi dan jumlah sampel untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol ..........................................................
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
18/241
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................... 32
Gambar4.1 Diagram batang nilai ulangan tengah semester gasal pelajaran
matematika di kelas eksperimen (IV) SD Negeri 2 Kranji ............ 55
Gambar 4.2 Diagram batang nilai ulangan tengah semester gasal
pelajaran matematika kelas kontrol (IV) SD Negeri 3 Kranji ......56
Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Post Tes
Kelas Eksperimen........................................................................... 59
Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Post Tes
Kelas Kontrol ............................................................................... 61
Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Belajar Aspek Kerja Keras
di Kelas Eksperimen .......................................................................65
Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil Belajar Aspek Kerja Keras
di Kelas Kontrol .............................................................................. 66
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
19/241
BAB. IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib diajarkan di
setiap tingkat satuan pendidikan.Tujuan dari mata pelajaran matematika ini
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Permendiknas,
No.22, 2006: 345).Kemampuan tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.Kenyataan yang ada, disamping banyak peserta didik yang
menyukai pelajaran matematika, tidak sedikit pula peserta didik yang kurang
menyukai pelajaran ini.
Peserta didik yang kurang menyukai pelajaran matematika beranggapan
bahwa belajar matematika bisa dibilang rumit dan membosankan, sehingga
apa yang diharapkan dari hasil belajar matematika peserta didik masih jauh
dari harapan. Data yang dirilis oleh Programme for International Student
Assesment (PISA) 2013 di Washington DC, Amerika Serikatmenunjukkan
bahwa kemampuan anak Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara
yang berpartisipasi dalam tes di bidang matematika, sains, dan membaca.
Sekretaris Jendral Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) Angel Gurria mengemukakan bahwa:
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
20/241
32 persen anak yang mengikuti tes tidak dapat menyelesaikan soal-soal berhitung yang paling mudah. Tanpa keterampilan paling dasar,
dikhawatirkan kemungkinan besar anak-anak itu akan putus sekolahatau akan kesulitan menghadapi kehidupan nyata pada masadepan (Kompas: kamis, 5 Desenber 2013: 12) .
Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Matematika Institut Tekhnologi
Bandung Iwan Pranoto menilai, dari soal-soal yang diajukan dalam tes, dapat
diketahui presentase murid Indonesia yang menjawab benar, kecakapan
berpikir, hingga kelemahan yang dimiliki anak Indonesia, sehingga dapat
disusun strategi untuk penguatannya melalui pembelajaran. Pemerhati
pendidikan, Doni Koesoema menyampaikan kesimpulan secara umum dari
penyelenggara PISA 2013, menyatakan bahwa:
Prestasi peserta didik di bidang matematika sangat menentukankeberhasilan dan kemajuan bangsa, baik itu dalam peningkatan kualitas
pendidikan maupun dalam partisipasi politik. Meningkatnyakemampuan matematika seiring dengan bertumbuhnya rasa percayadiri, rasa kepemilikan akan masa depan sebagai pelaku perubahan.Faktor matematika menjadi prediktor perubahan sosial dan ekonomi
bangsa. (Kompas, rabu 11 Desember 2013) .
Hal senada diungkapkan oleh Iwan Pranoto, menurutnya bahwa kehidupan
bangsa yang cerdas membutuhkan suburnya budaya bernalar. Oleh karena itu,
pendidik (matematika) sekarang memainkan peran besar dalam mereka-cipta
kehidupan bangsa di masa depan. (Kompas, Kamis 26 Desember 2013).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
memiliki peranan yang sangat penting baik bagi kehidupan individu,
masyarakat,bahkan bagi kehidupan bangsa di masa depan. Penyusunan
strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, perlu
dilakukan pendidik selaku pendidik agar pelayanan pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik mencapai sasaran yang optimal. Pendidik juga
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
21/241
perlu memilih metode yang tepat untuk diterapkan bersama peserta didiknya,
dan memudahkan mereka selama mengikuti proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dikatakan berhasil ketika peserta didik dapat menguasai materi
yang pendidik sampaikan dan telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Pada umumnya peserta didik menyukai matematika
karena faktor pola pengajaran pendidik maupun orang tua yang
menyenangkan dan kreatif. Suasana pembelajaran yang menarik,
menyenangkan, dan kreatif akan memudahkan peserta didik dalam menerima
informasi dan menguasai materi yang disampaikan oleh pendidik. Salah
satunya adalah menggunakan model Quantum Learning.
Azas utama dari Quantum Learning adalah Bawalah Mereka ke Dunia
Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.Azas ini mengingatkan
bahwa pentingnya memasuki dunia peserta didik sebagai langkah pertama
ketika proses pembelajaran berlangsung. Beberapa penelitian mendukung
pentingnya suasana pembelajaran.
Saat iklim ruang kelas positif, fokus ada pada pembelajaran, lingkunganmenjadi tertib, dan semua peserta didik merasa seakan-akan merekadiinginkan dan diterima. ini menuntut sekolah dan iklim ruang kelasdimana peserta didik dimungkinkan untuk rapuh secara emosional, dan
kerapuhan mereka berkembang menjadi kesediaan diri untukmenceburkan diri pada risiko melakukan tindakan kebaikan dankepedulian kepada orang lain (Nucci). Selain itu peserta didik merasaterhubung secara emosional dengan pendidik mereka dan peserta didik-
peserta didiklain, juga merasa layak mendapatkan cinta, dan respek,yaitu kebutuhan dasar menurut sejumlah peneliti, Ryan & Deci (Eggen& Kauchak, 2012: 43).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pendidik dalam memasuki dan menyiapkan peserta didiknya ke dalam
suasana pembelajaran yang positif, sangat diperlukan. Melalui komunikasi
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
22/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
23/241
hypnoteaching dalam quantum learning dalam pembelajaran matematika SD.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
hypnoteaching dalam quantum learning terhadap karakter kerja keras dan
prestasi belajar matematika peserta didik, khususnya peserta didik di kelas IV
SD Negeri 2 Kranji.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah terdapat pengaruh metode hypnoteaching dalam quantum learning
terhadap kerja keras peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Kranji?
2. Apakah terdapat pengaruh metode hypnoteaching dalam quantum learning
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 2
Kranji?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh metode hypnoteaching dalam quantum learning terhadap kerja
keras peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Kranji.
2. Pengaruh metode hypnoteaching dalam quantum learning terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Kranji.
D. Manfaat Penelitian
Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis.Manfaat teoritis didasarkan pada teori-teori yang digunakan
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
24/241
dalam penelitian ini, sedangkan manfaat praktis ditujukan pada peserta didik,
pendidik, dan sekolah tempat pelaksanaan penelitian, serta bagi peneliti
sendiri.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan untuk dunia pendidikan khususnya dalam penerapan metode
pembelajaran hypnoteaching dan quantum learning pada pelajaran
matematika kelas IV Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta
didik dalam memahami materi matematika secara konseptual sehingga
peserta didik tidak merasa terbebani dengan banyaknya materi yang
terdapat pada pelajaran matematika. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat mengoptimalkan prestasi belajar peserta didik,
khususnya pada pelajaran matematika.
b) Bagi pendidik, mengaplikasikan salah satu alternatif metode
pembelajaran untuk membantu mengatasi peserta didik dalam
memahamkan peserta didik terhadap materi pelajaran.
c) Bagi sekolah, sebagai sumbangan untuk memperbaiki proses
pembelajaran di sekolah guna meningkatkan karakter kerja keras dan
prestasi belajar peserta didik.
d) Bagi peneliti, untuk melatih keterampilan berpikir ilmiah yaitu
keterampilan menganalisis masalah untuk menghasilkan rumusan
solusi yang tepat.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
25/241
BAB. II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Teori
1. Hypnoteaching
a. Definisi Hypnoteaching
Hypnoteaching merupakan perpaduan dari kata hypnosis yang
berarti sugesti dan teaching yang berarti mengajar (Yustisia, 2012:
75).Sementara itu, Almatin (2010: 73) mendefinisikan hypnosis
sebagai suatu kondisi pikiran saat fungsi analitis logis pikiran
direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi
bawah sadar, sehingga tersimpan beragam potensi internal yang
dapat dimanfaatkan untuk lebih mengenal kualitas hidup. Hal senada
diungkapkan Hakim (2010: 3) yang menyatakan bahwa kondisi
hypnosis adalah kondisi atau keadaan saat manusia cenderung lebih
sugestif dan ada sebuah fenomena trans yang terjadi akibat adanya
tidur saraf atau tidurnya pikiran bawah sadar seseorang.
Menurut Jaya (Yustisia, 2012: 76), hypnoteaching merupakan
perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan bawah
sadar. Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang kreatif
dan unik, sekaligus imajinatif. Masih dalam Yustisia, Noer
menyatakan bahwa dalam hypnoteaching pendidik bertindak sebagai
penghipnotis, sedangkan peserta didik berperan sebagai suyet atau
orang yang dihipnotis. Pelaksanaanya dalam pembelajaran, pendidik
7
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
26/241
tidak perlu menidurkan peserta didiknya ketika memberikan sugesti,
pendidik cukup memberikan bahasa yang persuasif sebagai alat
komunikasi yang sesuai dengan harapan anak.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa hypnoteaching adalah usaha untuk memberikan sugesti-
sugesti positif kepada peserta didik untuk menjadi lebih baik
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.Pada
penerapannya, metode hypnoteaching merupakan pengembangan
pada metode pembelajaran yang hanya bermain pada kekuatan
pikiran alam bawah sadar.Pendidik yang telah menguasai
hypnoteaching, akan lebih mudah dalam memahami pola kerja
pikiran peserta didik yang sebenarnya.
b. Kondisi Hypnosis dalam Belajar-Mengajar
Hakim (2010: 15-23) mengungkapkan ciri-ciri kondisi
hypnosis yang dideskripsikan oleh para ahli dan dapat dimanfaatkan
dalam proses mengajar, diantaranya sebagai berikut:
1) Perhatian yang terpusat/ fokus tunggal.
Kondisi fokus saat belajar sangat dibutuhkan oleh setiap orang
agar pikiran tidak bercabang dan tingkat emosional seseorang
menjadi stabil.Aktivitas yang dilakukan pada waktu yang
bersamaan sering menimbulkan sebuah beban perasaan yang
dapat berdampak negatif pada diri seseorang. Oleh karena itu
teknik hypnosis mengarahkan subjeknya untuk bisa memusatkan
diri kepada hal tertentu.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
27/241
2) Relaksasi Kondisi Fisik
Relaksasi merupakan prasyarat seseorang untuk bisa menyerap
setiap data, informasi, dan pengetahuan.Sebuah ketegangan
menyebabkan seseorang sulit berkonsentrasi dan hasil dari
pembelajaran tidak maksimal.
3) Peningkatan Kemampuan Sebagian atau Seluruh Pancaindra
Dalam proses belajar-mengajar diperlukan dukungan dari
kelima pancaindra manusia, dengan demikian setiap materi baik
berupa informasi data maupun pengetahuan dapat diserap oleh
pikiran sehingga benar-benar tersimpan di memori bawah sadar
peserta didik.
4) Pengendalian Refleks dan Aktivitas Fisik
Saat sesi pembelajaran berlangsung sering terjadi refleks
anggota tubuh yang disesuaikan dengan modalitas visual
maupun auditori yang dimiliki oleh peserta didik di dalam kelas.
5) Respons Peserta didik sebagai Pengaruh Pascahypnosis
Hasil yang dirasakan dalam sebuah proses hypnosis adalah
bagaimana pengaruh sugesti yang diberikan berdampak pada
aktivitas yang dilakukan oleh subjek/ peserta didik. Sulit dan
mudahnya seorang peserta didik dalam belajar sebenarnya
terletak pada respons yang dihasilkan dari strategi dan motivasi
kepada peserta didik pada awal proses pengajaran.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
28/241
c. Unsur-Unsur Hypnoteaching
Menurut Noer dalam Yustisia (2012: 76) menerangkan unsur-
unsur yang perlu diketahui dalam hypnoteaching sebagai berikut.
1) Penampilan Pendidik
Penampilan yang baik dari pendidik dalam pembelajaran akan
menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi, serta menjadi daya
magnet tersendiri yang kuat bagi peserta didiknya.
2) Rasa Simpati
Seorang pendidik harus mempunyai rasa simpati yang tinggi
kepada peserta didiknya sehingga peserta didik pun akan
menaruh simpati kepada pendidiknya meskipun peserta didik
tersebut sangat nakal.
3) Sikap yang Empati
Seorang pendidik hendaknya memiliki rasa empati dan simpati
yang tinggi kepada peserta didiknya, sehingga pendidikakan
senantiasa berusaha untuk membantu peserta didiknya yang
sedang merasa kesulitan, serta memiliki tekad yang kuat dalam
mengembangkan dan memajukan peserta didiknya.
4) Penggunaan Bahasa
Bahasa lisan merupakan refleksi dari bahasa hati.Seorang
pendidik hendaknya mempunyai kosakata dan bahasa yang baik
selayaknya mempunyai kosakata dan bahasa yang santun. Anak
didik yang dibimbing dan dinasihati dengan bahasa hati oleh
pendidik juga akan patuh dan menurutinya dengan sepenuh hati.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
29/241
5) Motivasi Peserta Didik dengan Cerita atau Kisah
Watak tabiat dasar kerja pikiran adalah imajinasi dan
fantasi.Sementara cerita atau kisah merupakan kajian imajinasi.
Pemberian sebuah cerita atau kisah yang sesuai dengan tema
pelajaran di kelas akan dapat menasihati dan membimbing
peserta didik tanpa membuat peserta didik merasa dipendidiki.
6) Peraga (bagi yang Kinestetik)
Peraga atau mengeluarkan ekspresi diri/ gaya bahasa tubuh yang
baik ketika sedang mengajar, perlu dilakukan pendidik agar
materi yang disampaikannya menjadi semakin mengesankan
bagi para peserta didiknya.
7) Menguasai Hati Peserta Didik
Belajar pengalaman di lapangan lebih mengena daripada hanya
belajar teori di kelas saja. Jika sudah menguasai hati peserta
didik, maka pendidikakan dapat menguasai pikiran peserta
didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan hypnoteaching pendidik harus benar-benar
mempersiapkan diri baik secara psikologi maupun psikis,
sehingga pendidikakan mempunyai kesiapan yang penuh dalam
mengajar. Penyampaian komunikasi melalui bahasa yang
persuasif dan mudah dipahami peserta didik, akan memudahkan
pendidik dalam menerapkan hypnoteaching secara efektif
selama proses pembelajaran berlangsung.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
30/241
d. Langkah-Langkah Hypnoteaching dalam Pembelajaran
Terdapat beberapa langkah dasar yang dapat dilakukan pendidik
dalam pembelajaran hypnoteaching yang dikemukakan oleh Noer
(Yustisia, 2012: 85), diantaranya sebagai berikut.
Tabel 2.1 Langkah-langkah Hypnoteaching dalam Pembelajaran.
No Rancangan Pengertian
1 Niat dan
Motivasi
dalam diri
Kesuksesan seseorang sangat bergantung
pada niatnya yang besar dan kuat untuk
senantiasa berusaha dan bekerja keras dalam
mencapai kesuksesan yang ingin diraih,
sekaligus menumbuhkan motivasi dan
komitmen yang tinggi pada bidang yang
ditekuni.
2 Pacing Pacing artinya menyamakan posisi, gerak
tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan
orang lain/ peserta didik. Beberapa cara yang
dapat dilakukan pendidik dalam melakukan
pacing kepada peserta didik diantaranya
adalah:
a) Membayangkan dirinya menjadi sosok
yang seusia dengan para peserta
didiknya. Pendidik dapat melakukan
aktivitas dan merasakan hal-hal yang
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
31/241
dialami oleh peserta didik pada masa
sekarang.
b) Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan bahasa yang dipakai oleh peserta
didik.
c) Melakukan gerakan-gerakan dan mimik
wajah sesuai dengan tema bahasan
pendidik.
d) Mengaitkan tema pelajaran yang sedang
dibahas dengan tema-tema yang sedang
marak dibahas oleh peserta didik.
Melalui usaha-usaha di atas, tanpa sadar
gelombang pikiran pendidik akan sama
dengan peserta didik. Hal ini akan membuat
peserta didik menjadi merasa nyaman untuk
berinteraksi dengan pendidik.
3 Leading Leading berarti memimpin atau mengarahkan
peserta didiknya dalam proses pembelajaran
kepada tujuan pembelajaran yang diharapkan.
4 Penggunaan
kata-kata
positif
Penggunaan kata-kata positif dari pendidik
akan membuat peserta didik menjadi percaya
diri dalam menerima materi pelajaran. Kata-
kata positif tersebut dapat berupa ajakan atau
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
32/241
himbauan. Kata-kata positif digunakan untuk
mengganti kata-kata yang negatif. Misalnya
ketika peserta didik di kelas ramai dan gaduh,
pendidik jangan mengatakan jangan ramai,
tetapi diganti dengan mengatakan mohon
tenang.
5 Memberikan
Pujian
Reward/ pujian merupakan salah satu cara
membentuk konsep diri seseorang.
6 Modeling Modeling merupakan proses pembelajaran
teladan atau contoh melalui ucapan dan
perilaku yang konsisten dari pendidik sangat
penting dilakukan untuk dapat menjadi sosok
yang bisa dipercaya di mata peserta didik.
7 Kuasai materi
secara
komprehensif
Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan
peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran. Pendidik dapat melakukan
interaksi informal dengan peserta didik
dengan cara memberikan kewenangan dan
tanggung jawab dalam belajarnya.
Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk melakukan sesuatu secara
kolaboratif, akan memberikan umpan balik
secara langsung kepada peserta didik.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
33/241
e. Penerapan Metode Hypnoteaching di Sekolah
Menurut Jaya (Yustisia, 2012: 89), penerapan metode
hypnoteaching di sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara,
diantaranya sebagai berikut.
1) Yelling
Yelling atau berteriak dipakai untuk mengembalikan
konsentrasi peserta didik ke materi pelajaran dengan
meneriakkan sesuatu bersama-sama. Tata cara berteriak atau
menyahut secara bersamaan tersebut sebaiknya telah disepakati
sejak awal pembelajaran untuk mempermudah pendidik dalam
melakukan yelling.
2) Jam emosi
Jam emosi merupakan suatu cara untuk mengatur emosi
peserta didik supaya mereka tetap dalam emosi yang sama
dalam suatu waktu. Pada hakekatnya emosi tiap orang dapat
berubah-ubah setiap detiknya, demikian halnya dengan peserta
didik di sekolah. Jam emosi dapat ditandai dengan warna atau
tulisan sebagai berikut.
a) Jam Tenang
Jam tenang dapat ditandai dengan warna hijau atau tulisan
tenang. Jam ini menunjukkan bahwa peserta didik diminta
untuk tenang dan berkonsentrasi karena ada materi penting
yang akan disampaikan oleh pendidik.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
34/241
b) Jam Diskusi
Jam diskusi dapat ditandai dengan warna biru atau tulisan
diskusi. Jam diskusi ini menunjukkan bahwa pada waktu
tersebut peserta didik diminta untuk mendiskusikan suatu topik
yang baru saja dibahas.
c) Jam Lepas
Jam lepas dapat ditandai dengan warna kuning atau tulisan
lepas. Jam ini menunjukan bahwa peserta didik diminta
untuk melepaskan emosinya. Peserta didik dapat tertawa, atau
berbicara sebentar dengan dengan teman. Hal yang perlu
diperhatikan adalah pendidik harus tetap bisa mengontrol
perilaku peserta didik pada jam lepas agar tidak mengganggu
kelas yang lain.
d) Jam Tombol
Jam tombol dapat ditandai dengan warna merah atau tulisan
tombol. Jam ini menunjukkan para peserta didik
mengaktifkan kondisi belajarnya. Pendidik dapat pula
berkoordinasi dengan ketua kelas dalam menjalankan jam
tombol untuk membuat teman-temannya mengikuti jam
tersebut.
3) Ajarkan dan Puji
Pada skala rata-rata proses pembelajaran menunjukkan
bahwa anak mengingat 20% dari apa yang mereka baca,
mengingat 30% dari apa yang mereka dengar, mengingat 40%
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
35/241
dari apa yang mereka lihat, mengingat 50% dari apa yang
mereka lakukan, dan anak akan mengingat 90% dari apa yang
mereka lihat, dengar, katakan, dan lakukan. Salah satu cara yaitu
dengan membuat peserta didik saling mengajarkan kembali
materi kepada teman yang lain, sehingga peserta didik akan
dapat memahami materi pembelajaran yang mereka terima
sebelumnya.
4) Pertanyaan Ajaib
Pertanyaan ajaib merupakan suatu pertanyaan khusus yang
bisa membangun proses pembelajaran, memberikan solusi,
meningkatkan potensi, dan mengarahkan peserta didik pada
tujuan pembelajaran. Hal tersebut akan membuat peserta didik
menjadi lebih bersemangat dan termotivasi untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ajaib yang diajukan oleh pendidik.
f. Manfaat Penerapan Metode Hypnoteaching
Manfaat yang bisa dicapai melalui penerapan metode
hypnoteaching dalam pembelajaran di kelas diantaranya sebagai
berikut (Yustisia, 2012: 80-81).
1) Pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih mengasyikan,
baik bagi peserta didik, maupun bagi pendidik.
2) Pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik melalui
berbagai kreasi permainan yang diterapkan oleh pendidik
3) Pendidik menjadi lebih mampu dalam mengelola emosinya.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
36/241
4) Pembelajaran dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis
antara pendidik dan peserta didik.
5) Pendidik dapat mengatasi peserta didik yang mempunyai
kesulitan belajar melalui pendekatan personal.
6) Pendidik dapat menumbuhkan semangat peserta didik dalam
belajar melalui permainan hypnoteaching .
7) Pendidik ikut membantu peserta didik dalam menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan buruk yang mereka miliki.
2. Quantum L earnin g
a. Hakikat Model Quantum Learnin g
DePorter & Hernacki (2009: 14), menjelaskan bahwa quantum
learning merupakan metode pendekatan belajar yang bertumpu dari
metode Freire dan Lozanov, yaitu suatu metode yang mengutamakan
percepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam
melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Gaya belajar
dengan mengacu pada otak kanan dan otak kiri menjadi ciri khas
quantum learning . Proses belajar mengajar dalam quantum learning
merupakan fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya dapat berarti,
setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana
pendidik menggubah lingkungan, presentasi, dan rancangan
pengajaran maka sejauh itu pula proses belajar berlangsung.
Proses belajar dalam quantum learning , yang dipentingkan
adalah pemercepatan belajar, fasilitasi, dan konteks dengan prinsip
segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
37/241
menemukan, akui setiap usaha pembelajar, dan jika layak dipelajari,
layak untuk dirayakan. Peserta didik dianggap belajar pesat jika
keberhasilan belajar tercapai.
b. Azas dan Prinsip Quantum L earning
Azaz utama dari quantum teaching bersandar pada konsep
Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke
Dunia Mereka(DePorter, Reardon & Nourie, 2010: 34). Adapun
prinsip-prinsip dalam menerapkan quantum learning kedalam
pembelajaran dikelas, adalah sebagai berikut.
1) Proses pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, yang secara
spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut (DePorter, Reardon &
Nourie, 2010: 36-37).
a) Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti baik
lingkungan kelas/ sekolah sampai bahasa tubuh pendidik, dari
lembar kerja atau kertas kerja yang dibagikan ke peserta didik
sampai rencana pelakanaan pembelajaran, semuanya
mencerminkan pembelajaran.
b) Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan semuanya.
c) Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran yang
baik adalah jika peserta didik telah memperoleh informasi
terlebih dahulu apa yang akan dipelajari sebelum memperoleh
nama untuk apa yang mereka pelajari. Hal tersebut dapat
diilhami bahwa otak akan berkembang pesat jika adanya
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
38/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
39/241
Niat bicara yang baik akan mendorong rasa percaya diri dan
motivasi.
d) Tegaslah komitmen, dapat diartikan bahwa selama pembelajaran
berlangsung, baik pendidik maupun peserta didik harus
mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu.
e) Jadilah pemilik, mengandung arti bahwa peserta didik dan
pendidik memiliki rasa tanggung jawab sehingga terjadi
pembelajaran yang bermakna dan bermutu.
f) Tetaplah lentur. Seorang pendidik terutama harus pandai-pandai
mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan.
g) Pertahankan keseimbangan. Pertahankan jiwa, tubuh, emosi dan
semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan
hasil pembelajaran berlangsung secara efektif dan optimal.
c. Kerangka Perencanaan dalam Mempraktikan Quantum Learni ng
Kerangka perencanaan pembelajaran dengan model quantum
learning dikenal dengan singkatan TANDUR yang merupakan
kepanjangan dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan (DePorter, Reardon & Nourie, 2010: 39-41).
Unsur-unsur tersebut membentuk basis struktural keseluruhan yang
melandasi pembelajaran kuantum, seperti yang tercantum di bawah ini
(Wena, 2011: 165-166)
Tabel 2.2 Kerangka Quantum Learning
No Rancangan Penerapan dalam Pembelajaran
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
40/241
1 Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung makna bahwa
pada awal pembelajaran, pendidik harus
berusaha menumbuhkan/ mengembangkan
minat peserta didik untuk belajar, sertakan
diri peserta didik, pikat mereka, puaskan
keingintahuan dengan AMBAK
(Apa Manfaatnya BAgi Ku), serta buatlah
mereka merasa tertarik dengan
memanfaatkan kehidupan yang
dimilkinya.
2 Alami Alami mengandung makna bahwa proses
pembelajaran akan lebih bermakna jika
peserta didik mengalami secara langsung
akan materi yang sedang diajarkan. Hal ini
akan menciptakan rasa untuk mengetahui
akan manfaat terhadap pengetahuan yang
dibangun peserta didik, sehingga dapat
menimbulkan hasrat alami otak untuk
menjelajah.
3 Namai Nama mengandung makna bahwa
penamaan adalah saatnya untuk
mengajarkan konsep, melatih keterampilan
berpikir dan strategi belajar. Penamaan
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
41/241
mampu memuaskan hasrat alami otak
untuk memberi identitas,
menpendidiktkan, dan mendefinisikan.
4 Demonstrasikan Demonstrasikan berarti bahwa memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk
menerjemahkan dan menerapkan
pengetahuan mereka ke dalam
pembelajaran lain atau ke dalam
kehidupan mereka, sehingga mereka dapat
dengan mudah dalam menghayati dan
membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
Hal ini sekaligus memberi kesempatan
peserta didik untuk menunjukkan tingkat
pemahaman terhadap materi yang sedang
dipelajarinya.
5 Ulangi Ulangi berarti bahwa proses pengulangan
dalam kegiatan pembelajaran dapat
memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa tahu atau yakin
terhadap kemampuan peserta didik.
Pengulangan harus dilakukan secara
multimodalitas, multikecerdasan. Tahap
ini dilaksanakan untuk memperkuat
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
42/241
gambaran secara keseluruhan atas materi
yang telah mereka pelajari. Pengulangan
akan memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa aku tahu bahwa aku
memang tahu ini.
6 Rayakan Rayakan mengandung makna pemberian
penghormatan kepada peserta didik ata
usaha, ketekunan, dan kesuksesannya.
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi,
dan pemerolehan keterampilan dan ilmu
pengetahuan, pantas untuk dirayakan.
Kondisi akhir yang dapat membuat peserta
didik senang akan menimbulkan
kegairahan peserta didik dalam belajar
lebih lanjut.
3. Kerja Keras
a. Pengertian Kerja Keras
Menurut Kemendiknas (2010: 57) pengertian karakter kerja
keras adalah perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Orang yang mempunyai
karakter kerja keras akan senantiasa mengontrol dirinya untuk tetap
fokus menyelesaikan pekerjaan yang ia terima baik pekerjaan itu
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
43/241
disukai maupun tidak disukainya. Mustari (2011: 51) berpendapat
bahwa kerja keras adalah perilaku yang menunjukan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan
tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerja
keras adalah kegiatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan suatu tugas/ pekerjaan untuk mencapai hasil yang baik
dan maksimal. Orang yang memiliki karakter kerja keras akan selalu
berusaha secara terus menerus tanpa mengenal lelah dan penuh
semangat dalam mengatasi berbagai kesulitan atau hambatan yang
dihadapinya dengan memanfaatkan waktu secara optimal untuk
mencapai sasaran/ hasil yang ingin dicapainya.
b. Indikator Kerja Keras
Indikator kerja keras di sekolah dasar menurut Kemendikas
(2010: 9), diantaranya sebagai berikut:
1) Mengerjakaan tugas dengan teliti dan rapi,
2) Mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah,
3) Mengerjakan tugas-tugas dari pendidik pada waktunya,4) Fokus pada tugas-tugas yang diberikan pendidik di kelas, mencatat
dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan
didengar untuk kegiatan kelas.
Indikator kerja keras di atas, akan digunakan sebagai acuan
dalam penelitian ini untuk menilai karakter kerja keras yang dimiliki
peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Adapun kisi-kisi
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
44/241
dalam penilaian karakter kerja keras peserta didik dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.3 Indikator Karakter Kerja Keras Peserta didik
No Karakter Indikator Kegiatan
1 Kerja Keras 1. Mengerjakaantugas dengan telitidan rapi
2. Mencari informasidari sumber-sumber dari bukuatau informasi yangada di luar sekolah
3. Mengerjakan tugas-tugas dari pendidik
pada waktunya
4. Fokus pada tugas-tugas yangdiberikan pendidikdi kelas, mencatatdengan sungguh-sungguh sesuatuyang dibaca,diamati, dandidengar untukkegiatan kelas.
1. Peserta didikmengerjakaan soal/tugas yangditerimanya secarasungguh-sungguhdan teliti
2. Peserta didik tidak pantang menyerahdalammenyelesaikantugas-tugas yangditerimanya
3. Peserta didikmengerjakan danmenyelesaikantugas-tugas dari
pendidik tepat padawaktunya.
4. Peserta didik berkonsentrasi pada pembelajaranyang berlangsungdan mencatatdengan sungguh-sungguh sesuatuyang dibaca,diamati, dan
didengar untukkegiatan kelas.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar yang
keadaannya sangat kompleks (Arikunto, 2012:4). Hal senada disampaikan
Syah (2004: 141), yang menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan
tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
45/241
ditetapkan dalam sebuah program. Menurut Arifin (2013: 12) menyatakan
bahwa prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak
peserta didik. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama prestasi belajar,
diantaranya adalah:
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kualitas pengetahuan
yang telah dikuasai anak didik/ peserta didik.
2. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik/ peserta didik.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang prestasi belajar di atas,
dapat peneliti simpulkan bahwa prestasi belajar merupakan kecakapan
hasil konkret/ nyata yang dimiliki peserta didik setelah mengalami proses
belajar melalui penilaian yang dapat dicapai pada saat atau periode
tertentu. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang telah
dicapai peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
5. Matematika
a. Hakekat Matematika
Hakekat matematika menurut Soedjadi dalam Heruman (2010:
1), bahwa matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.Menurut Russel (Uno &
Kuadrat, 2009: 108) mendefinisikan bahwa matematika sebagai suatu
studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal
menuju arah yang tidak dikenal. Arah yang dikenal itu tersusun baik
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
46/241
(konstruktif), secara bertahap menuju arah yang lebih rumit
(kompleks) dari bilangan bulat ke bilangan pecah, bilangan riil ke
kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke differensial dan integral,
dan menuju matematika yang lebih tinggi.
Pakar lain, Cockroft (Uno & Kuadrat, 2009: 108),
mengemukakan tentang mengapa matematika diajarkan. Hal ini
disebabkan matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari, bagi sains, perdagangan industri, dan arena
matematika itu menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat
dan tidak ambigius serta berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan
dan memprediksi.
Berdasarkan definisi matematika di atas, dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
struktur yang abstrak, serta adanya pola hubungan yang ada di
dalamnya.Artinya bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah
belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep
dan strukturnya.
b. Proses Pembelajaran Matematika SDMenurut Usman (2010: 4), bahwa proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
pendidik dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik
itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
47/241
mengajar. Hal senada diungkapkan oleh Burton (Usman, 2010: 5)
yang menjelaskan bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar
akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya,
keterampilannya, maupun aspek sikapnya.
Bruner dalam metode penemuannya mengemukakan bahwa
dalam pembelajaran matematika peserta didik harus menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya (Heruman, 2010: 4).
Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara
pengalaman belajar peserta didik sebelumnya dengan konsep yang
akan diajarkan. Berdasarkan hal tersebut, peserta didik harus lebih
banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan antara
pengalaman belajar yang dimiliki peserta didik dengan konsep-
konsep yang lain.
Berikut ini adalah tiga cara penyajian proses belajar dalam teori
Bruner (Dahar, 2011: 78).
1) Tahap Enaktif, yaitu melalui tindakan., bersifat manipulatif.
Pada tahap ini, suatu pengetahuan yang telah dimiliki itu
dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret
atau menggunakan situasi nyata.
2) Tahap Ikonik, yaitu didasarkan pada situasi internal.
Tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan itu dipresentasikan
(diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imagery),
gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan konkret
atau situasi konkret yang mewakili suatu konsep.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
48/241
3) Tahap Simbolik, yaitu menggunakan kata-kata atau bahasa.
Tahap pembelajaran akan suatu pengetahuan itu dipresentasikan
dalam bentuk simbol-simbol abstrak ( abstract symbols yaitu
simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan
orang-orang dalam bidang yang bersangkutan), baik simbol-
simbol verbal, lambing-lambang matematika, maupun lambang-
lambang abstrak lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
belajar mengajar matematika adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan pendidik mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan
sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran
matematika. Pendidik dalam proses pembelajarannya, diharapkan
mampu membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar baik
dengan kata-kata pujian atau tindakan.
c. Tujuan Pembelajaran Matematika SD
Tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22
Tahun 2006 (Masykur & Halim, 2008: 52-53) adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
49/241
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
d. Pokok Bahasan Matematika SD
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/ MI
akan membahas materi yang meliputi aspek-aspek tentang bilangan,
geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Pada penelitian ini,
peneliti mengambil materi geometri dan pengukuran di kelas IV SD
semester 2, yang merupakan salah satu kajian inti dari materi
matematika di SD. Adapun tinjauan SK dan KD dari materi geometri
dan pengukuran yang akan dijadikan bahan penelitian tertera dalam
tabel berikut.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
50/241
Tabel. 2.4 SK dan KD Matematika Kelas IV Semester 2Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Geometri dan Pengukuran8. Memahami sifat bangun
ruang sederhana danhubungan antar bangundatar
8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana
8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
Sumber: Panduan KTSP
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti tidak menemukan hasil penelitian yang sama persis dengan
permasalahan yang penulis teliti, namun ada yang dilakukan oleh Rahmawati,
tahun 2012 dengan judul skripsi Efektifitas Penggunaan Metode
Hypnoteaching dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Islam Haji
Soebandi Semarang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat efektivitas pembelajaran yang signifikan dengan
menggunakan metode hypnoteaching . Adapun penelitian yang dilakukan oleh
Astuti, dkk yang menggunakan model quantum learning . Hasil penelitannya
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran
model quantum learning berbantuan media lingkungan terhadap hasil belajar
IPA peserta didik kelas IV SD Gugus III Kerobokan Bandung tahun ajaran
2012/ 2013.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini akan menjadi landasan untuk
melihat apakah terdapat pengaruh hypnoteaching dalam quantum learning
terhadap kerja keras dan prestasi belajar matematika peserta didik kelas IV
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
51/241
SD. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka berpikir
dalam penelitian ini diantaranya adalah:
Model pembelajaran yang diterapkan pendidik dalam pembelajaran
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
peserta didik.Model pembelajaran yang merupakan kerangka konseptual,
dapat dijadikan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan suatu
pembelajaran guna mencapai tujuan belajar tertentu, sekaligus berfungsi
sebagai pedoman pendidik dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran.Semakin tepat pendidik memilih model pembelajaran, maka
semakin efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
penting bagi pendidik untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dan
tepat dengan memperhatikan materi pelajaran, tujuan pembelajaran, sumber
belajar, dan karakteristik peserta didik. Salah satu karakter yang harus
dimiliki peserta didik salah satunya adalah karakter kerja keras.
Karakter kerja keras adalah perilaku seseorang/ peserta didik yang
menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.Karakter
kerja keras peserta didik dapat ditingkatkan oleh pendidik salah satunya
melalui kegiatan pembelajaran matematika di kelas, diantaranya adalah
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan sendiri
suatu solusi dan mengkontruksi sendiri ide-ide dalam belajar
matematika.Pendidik sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran,
hendaknya mampu untuk melakukan suatu perubahan/ strategi dalam
kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
52/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
53/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
54/241
BAB. III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Wilayah Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Kranji Purwokerto Timur tahun
pelajaran 2013/ 2014, yang difokuskan pada kelas IV SD Negeri 2 dan 3
Kranji. Penelitian telah diawali pra survei selama peneliti melaksanakan tugas
PPL Terpadu di SD Negeri 2 Kranji, yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juli
2013 sampai dengan 26 Oktober 2013. Pelaksanaan eksperimen ini,
selanjutnya akan dilaksanakan pada pertengahan pembelajaran semester 2,
yang dimulai pada bulan Maret 2014 sampai dengan terselesaikannya dua
kompetensi dasar (KD), yaitu pada mata pelajaran matematika dengan pokok
bahasan menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana dan menentukan
jaring-jaring balok dan kubus di kelas IV Sekolah Dasar.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta peserta didik
kelas IV SD Negeri Kranji Purwokerto Timur dengan akreditasi A, tahun
ajaran 2013/ 2014.Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik kelas IV SD Negeri 1, 2, 3, dan 9 Kranji.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai bagian kecil
dari populasi SD Negeri Kranji Purwokerto Timur, dengan karakteristik
yang homogen. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV
35
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
55/241
SD Negeri 2 Kranji dengan jumlah 45 peserta didik, dan peserta didik
kelas IV SD Negeri 3 Kranji yang berjumlah 42 peserta didik.
C. Metode Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan,
maka penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian eksperimen. Sukardi
(2009: 178) menyatakan bahwa dalam penelitian eksperimen, variabel-
variabel yang ada termasuk variabel bebas ( independent variable ) dan
variabel terikat ( dependent variable ), yang sejak awal penelitian sudah
dilaksanakan secara tegas oleh peneliti. Pendapat lain, Sugiyono (2010: 107),
mengatakan bahwa metode penelitian eksperimen diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
eksperimen adalah suatu penelitian atau penyelidikan ilmiah dengan
memanipulasi dan mengendalikan satu variabel bebas atau lebih serta
melakukan observasi terhadap variabel-variabel terikat serta menemukan
variasi yang muncul seiring dengan manipulasi variabel bebas
tersebut.Variabel bebas ( independent variable ) yang dimanipulasi dalam
penelitian ini adalah hypnoteaching dalam quantum learning , sedangkan
variabel terikatnya ( dependent variable )adalah kerja keras dan prestasi belajar
matematika peserta didik.
Pertimbangan peneliti akan sulitnya pengontrolan terhadap semua
variabel yang mempengaruhi variabel yang sedang diteliti maka peneliti
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
56/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
57/241
Keterangan:
Y1 = Pretest
Y2 = Postest
X = Perlakuan/ treatment (menggunakan model hypoteachin g dalam
quantum learning )
Langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan, dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Melakukan kajian teori yang erat dengan permasalahan yang ditemukan
3. Mencari reverensi yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti, dan
menentukan definisi variabel.
4. Membuat rencana penelitan yang mencangkup:
a. Menentukan sampel dan populasi
b. Memilih desain penelitian
c. Membagi subjek dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol
d. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan
hipotesis
5. Melakukan eksperimena. Memberikan pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk
mengukur kemampuan peserta didik.
b. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dengan penerapan
model pembelajaran hypnoteaching dalam quantum learning dan di
kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional yang
digunakan oleh pendidik pada kelas kontrol tersebut.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
58/241
c. Pemberian post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran hypnoteaching dalam
quantum learning dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional.
6. Mengumpulkan data proses pembelajaran
7. Mendeskripsikan dan mengorganisasikan data.
8. Melakukan analisis data dan uji t
9. Memberikan pembahasan terhadap data yang telah di analisis dan ditarik
kesimpulan
10. Membuat laporan penelitian.
D. Definisi Operasional
1. Hypnoteaching
Hypnoteaching adalah usaha untuk menghipnosis atau mensugesti
peserta didik supaya menjadi lebih baik dan prestasinya meningkat
(Yustisia, 2012; 75). Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran
yang dalam menyampaikan materi, pendidik memakai bahasa-bahasa
bawah sadar yang bisa menumbuhkan ketertarikan tersendiri kepada
peserta didik. Hypnoteaching dapat dikatakan sebagai improvisasi dari
sebuah metode pembelajaran dengan memberikan sebuah pendekatan
konseptual baru dibidang pendidikan dan pembinaan.
2. Quantum L earnin g
QuantumLearning (QL) adalah sebuah model yang komprehensif
yang mencakup teori pendidikan dan implementasinya di kelas secara
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
59/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
60/241
5. Matematika
Matematika adalah ilmu terstruktur yang terorganisasikan dengan
baik karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke
unsur yang didefinisikan, ke aksioma/ postulat dan akhirnya ke dalil/
teorema.Komponen-komponen matematika ini membentuk sistem yang
saling berhubungan dan terorganisasikan dengan baik.Hal ini dapat dilihat
dari konsep-konsep matematika yang tersusun secara hierarkis,
terstruktur, logis, dan sistematis dari konsep yang paling sederhana
sampai ke konsep yang kompleks.
E. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes ini diberikan pada saat pre-test dan post-test yang
bertujuanuntuk mengungkapkan kemampuan awal dan kemampuan akhir
peserta didiksetelah diberi perlakuan. Adapun instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk soal essay dan soal
uraian sebagai bentuk tes prestasi yang digunakan untuk mengukur
penguasaan materi sebagai hasil dari proses belajar peserta didik.
2. Angket
Angket dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk skala likert yang
digunakan untuk menilai kerja keras peserta didik yang ditunjukan
peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Lembar angket
dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang disesuaikan pada
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
61/241
indikator kerja keras peserta didik.Pedoman dalam penyusunan lembar
angket dalam bentuk skala likert adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Skala Likert
PernyataanPositif Nilai Negatif NilaiSelalu (SL) 4 Selalu (SL) 1Sering (SR) 3 Sering (SR) 2Jarang (JR) 2 Jarang (JR) 3Tidak Pernah (TP) 1 Tidak Pernah (TP) 4
Sumber: Sugiyono, 2010: 135
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pernyataan positif
akan bernilai 4 jika SL, 3 jika SR, 2 jika JR dan 1 jika TP. Sementara itu,
nilai untuk pernyataan negatif kebalikan dari pertanyaan positif yaitu 1
jika SL, 2 jika SR, 3 jika JR dan 4 jika TP.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran metode hypnoteaching
dalam quantum learning. Lembar observasi dalam penelitian ini berisi
terlaksana atau tidak terlaksananya sintak atau langkah-langkah
penggunaan model pembelajaran.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Soal tes yang dimunculkan dalam instrument, terdiri dari 15 butir
soal tes kecerdasan matematis dan 10 butir soal evaluasi/ prestasi belajar
peserta didik yang mencakup soal essay dan soal uraian yang dibuat
berdasarkan indikator dari pokok bahasan yang ada. Soal tes yang telah
dibuat selanjutnya akan diujicobakan pada kelas yang bukan merupakan
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
62/241
subjek penelitian yang sebenarnya. Uji coba instrument soal tes dalam
penelitian ini akan diujikan di kelas V SD Negeri 2 Kranji. Tes yang
telah diujicobakan, selanjutnya dianalisis datanya, meliputi validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda, dengan tujuan diperolehnya
informasi mengenai kelayakan kualitas instrumen yang digunakan dalam
penelitian.
a) Validitas Tes
Uji validitas instrument tes dalam penelitian ini menggunakan
teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu
sebagai berikut.
{ }{ }
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y, duavariabel yang dikorelasikan
= jumlah skor item = jumlah skor total (seluruh item)
N = jumlah responden uji coba(Arikunto, 2012: 87)
Tabel 3.3 Kriteria Acuan Validitas SoalNilai Kriteria
0,800 1,00 Sangat tinggi0,600 0,800 Tinggi0,400 0,600 Cukup0,200 0,400 Rendah0,000 0,200 Sangat rendah
Sumber: Arikunto (2012: 89)
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
63/241
Soal tes uji validitas ini akan diujikan kepada peserta didik kelas
V SD Negeri 2 Kranji. Soal tes yang mempunyai validitas sangat
rendah nantinya tidak akan digunakan, sedangkan soal yang
mempunyai validitas cukup, tinggi, dan sangat tinggi, akan digunakan
sebagai post-tes di kelas IV, baik di kelas eksperimen maupun kelas
kontrol.
b) Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes.Tingkat
reliabilitas tes dapat diketahui dengan menggunakan rumus Spearman
Brown (Riduwan, 2011: 102).
Keterangan:
= koefisien reliabitas internal seluruh item
= koefisien produk moment antara belahan (ganjil-genap).
Tabel 3.4 Kriteria Acuan Nilai Relibilitas SoalNilai Kriteria
0,800 1,00 Sangat tinggi0,600 0,800 Tinggi0,400 0,600 Cukup0,200 0,400 Rendah0,000 0,200 Sangat rendah
c) Taraf Kesukaran (P)
Menurut Arikunto (2012: 222) taraf kesukaran/ indeks
kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
64/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
65/241
= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
= banyaknya peserta kelompok bawahPA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Daya Pembeda Nilai Klasifikasi0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Cukup0,40-0,70 Baik0,70-1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak baikSumber: Arikunto (2012: 232)
2. Observasi
Peneliti melakukan observasi langsung terstruktur (Sugiyono,
2010: 205), yakni observasi dengan menggunakan instrumen yang telah
baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan dalam penilaian
lembar observasi. Adapun rambu-rambu pengamatan dalam pelaksanaan
observasi di kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel kisi-kisi pedoman
observasi sebagai berikut.
Tabel 3.7 Pengamatan Pelaksanaan Penelitian No. Indikator Skor Keterangan
1. Pelaksanaan metode 1, 2, 3, 4 4 : sangat baik3 : baik2 : cukup baik1 : kurang baik
2. Keaktifan3. Interaksi pendidik dan
peserta didik4. Kejelasan materi
Sumber: Arikunto (2012: 43 )Berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah tersusun, maka langkah
selanjutnya peneliti membuat daftar pedoman penilaian lembar observasi
dalam bentuk skala likert. Skala Likert adalah skala yang berisi empat
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
66/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
67/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
68/241
e) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
f) Mencari rata-rata (mean) = g) Mencari simpangan baku/standar deviasi (s) = h) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan (fe), dengan cara:
1) Menentukan batas kelas
2) Mencari nilai Z-score = i) Mencari Chi-kuadrat hitung (X 2) =
j) Membandingkan dengan (Riduwan, 2011: 119-124)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan data berasal dari
populasi yang homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan varians terbesar dibanding varians terkecil, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari nilai varians terbesar dan terkecil dengan rumus:
=
2) Membandingkan nilai dengan , dengan rumus:
dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar)
dk penyebut = n-1 (untuk varians terkecil), dengan kriteria:
Jika , berarti tidak homogen danJika
, berarti homogen.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
69/241
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah menyelesaikan prasyaratan
analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.Uji
hipotesis dilakukan dengan perbandingan dua variabel bebas (uji t).Data
yang telah diperoleh kemudian dideskripsikan berdasarkan diagram-
diagram yang disajikan.Langkah pada tahap ini adalah membuat
rangkuman distribusi data hasil post-test . Adapun rumus yang
digunakan untuk uji t dua variabel adalah sebagai berikut:
= (Sudjana, 2005: 239)
Dengan s = Keterangan:
= Rata-rata sampel ke - 1
= Rata-rata sampel ke - 2
= Jumlah sampel ke - 1
= Jumlah sampel ke - 2
= Standar deviasi sampel ke - 1
= Standar deviasi sampel ke 2
= Standar deviasi gabungan
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
70/241
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
71/241
c) Mencari rata-rata ( ), standar deviasi (s), dan standar deviasi
gabungan (s gabungan)
d) Mencari
e) Menentukan kaidah pengujian
1) Taraf signifikansinya ( = 0,05)
2) Dk = + - 2
3) Kriteria pengujian dua pihakJika, , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
f) Membandingkan dengan
g) Simpulan
Berdasarkan nilai t hitung dapat diketahui pengaruh perbedaan
yang signifikan dari nilai signifikansinya. Ketentuan pengujian: bila t
hitung lebih besar dari t tabel, maka perbedaan itu signifikan (nyata)
atau dapat digeneralisasikan (Sugiyono, 2010: 182).
4. Uji Hipotesis menggunakan program SPSS
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
Independent-Samples T-Test yang digunakan peneliti untuk menguji
signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Adapun langkah-langkah
pembobotan variabel jumlah sebelum melakukan analisis Independent-
Samples T Test menggunakan program SPSS 18 :
a) Buka file data pada CD, folder data pelajaran4, independent
samples t test.sav.
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
72/241
b) Klik Data =>Weight Cases pada menu sehingga muncul kotak
dialog Weight Cases
c) Pilih Weight Cases by . Pada kotak Frequency Variable , masukan
variabel jumlah .
d) Klik OK
Berikut langkah-langkah pada analisis Independent-Samples T Test
menggunakan program SPSS 18 :
a) Buka file data yang akan dianalisis.
b) Buka Analyze =>Compare Means => Independent-Samples T
Test pada menu sehingga muncul kotak dialog Independent-
Samples T Test.
c) Masukan Variabel tingkat kerja keras (dan/ tingkat prestasi
belajar matematika ) pada kotak Test Variable(s) dan variabel
kelas pada kotak Grouping Variable .
d) Klik Define Groups , masukan nilai variabel kelas pada kotak
Group 1 dan Group 2 .
e) Klik Continue sehingga kembali ke kotak dialog Independent-
Samples T Test.
f) Klik Option sehingga muncul kotak dialog Independent-Samples T
Test: Option. Secara default, tingkat kepercayaan 95% dan
Exclude cases analysis by analysis dipilih.
g) Kilik Continue .
h) Klik OK . Output SPSS Viewer akan ditampilkan.
(Triherardi, 2012: 112-119)
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
73/241
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kranji Komplek Purwokerto
Timur Tahun Pelajaran 2013/ 2014.Pemilihan kelas eksperimen dan
kelas kontrol didasarkan pada latar belakang sekolah dan pendidik.
Kedua sekolah tersebut telah terakreditasi A di tahun yang sama, yaitu
pada tahun 2012. Latar belakang pendidik pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sama, yaitu pendidik telah menempuh gelar S1.
Subjek penelitian berdasarkan data peserta didik tahun pelajaran 2012/
2013.Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1Data Subjek Penelitian SD Negeri 2 dan 3 Kranji
Kecamatan Purwokerto Timur Tahun Pelajaran 2013/ 2014Jenis Kelamin Kelompok Eksperimen
Kelas IV SDN 2 Kranji
Kelompok Kontrol
Kelas IV SDN 3 Kranji
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Laki-laki 15 33.3% 24 57,1%
Perempuan 30 66,7% 18 42,9%
Jumlah 45 100% 42 100%
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa subjek dalam
penelitian ini adalah 45 peserta didik di kelas IV SD Negeri 2 sebagai
kelompok/ kelas eksperimen yang terdiri dari 15 peserta didik berjenis
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
74/241
kelamin laki-laki dan 30 peserta didik berjenis kelamin perempuan,
sedangkan 42 peserta didik di kelas IV SD Negeri 3 Kranji yang
terdiri dari 24 peserta didik berjenis kelamin laki-laki dan 18 peserta
didik berjenis kelamin perempuan ditetapkan sebagai kelas kontrol.
Jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 87 peserta didik. Beberapa
alasan peneliti dalam menentukan subjek penelitian adalah keperluan
peneliti itu sendiri yaitu membutuhkan data tentang pengaruh
penggunaan metode Hypnoteaching dalam Quantum Learning
terhadap kerja keras dan prestasi belajar matematika peserta didik
dikelas IV SD Negeri 2 Kranji. Selain itu, di SD tersebut juga belum
pernah mengadakan penelitian yang serupa, sehingga diharapkan
penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang baru bagi pendidik
peserta didik khususnya di kelas IV SD Negeri 2 Kranji.
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 8 kali pertemuan.Dua pertemuan
diantaranya adalah diskusi mengenai pelaksanaan metode
Hypnoteaching dalam Quantum Learning dengan pendidik kelas IV
SD Negeri 2 Kranji.Penjelasan mengenai pelaksanaan penelitian
tercantum dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3Pelaksanaan Penelitian Penggunaan Metode Hypnoteaching
dalam Quantum Learn in gNo. Hari/ Tanggal Uraian Pelaksanaan
1. Senin, 28 April 2014 Uji Validitas Soal Post-test kepada peserta
didik di kelas V SD Negeri 2 Kranji
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
75/241
2. Sabtu, 3 Mei 2014 Konfirmasi pelaksanaan penelitian kepada
Kepala Sekolah dan Pendidik Kelas IV di SD
Negeri 2 dan 3Kranji
3. Senin, 5 Mei 2014 Diskusi pelaksanaan metode Hypnoteaching
dalam Quantum Learning dengan Pendidik
Kelas Eksperimen tahap I
4. Selasa, 6 Mei 2014 Observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran
di kelas kontrol dengan penggunaan metode
yang biasa dilakukan pendidik tersebut
(metode konvensional)
5. Rabu, 7 Mei 2014 Observasi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pertemuan pertama di kelas eksperimen dengan
memberi treatment sesuai dengan penggunaan
metode Hypnoteaching dalam Quantum
Learning
Wawancara untuk mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode
Hypnoteaching dalam Quantum Learning
tahap I
6. Sabtu, 10 Mei 2014 Diskusi pelaksanaan metode Hypnoteaching
dalam Quantum Learning dengan Pendidik
Kelas Eksperimen tahap II
7. Selasa, 13 Mei 2014 Observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran
di kelas kontrol dengan penggunaan metode
yang biasa dilakukan pendidik tersebut
(metode konvensional) tahap II
8. Rabu, 14 Mei 2014 Observasi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pertemuan kedua di kelas eksperimen dengan
memberi treatment sesuai dengan penggunaan
metode Hypnoteaching dalam Quantum
-
8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit
76/241
Learning
Penyebaran angket kepada peserta didik di
kelas eksperimen mengenai pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode
Hypnoteaching dalam Quantum Learning
Wawancara untuk mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode
Hypnoteaching dalam Quantum Learning
tahap II
Pelaksanaan penelitian dilakukan 435 menit (2 pertemuan) baik di
kelas eksperimen maupun kelas kont