Skripsi Novita Andriani Edit

download Skripsi Novita Andriani Edit

of 241

Transcript of Skripsi Novita Andriani Edit

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    1/241

    PENGARUH HYPNOTEACHING DALAM QUANTUM LEARNING

    TERHADAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

    PESERTA DIDIK DI KELAS IV SD NEGERI 2 KRANJI

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

    Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh:

    NOVITA ANDRIANI1001100027

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    2014

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    2/241

    LEMBAR PENGESAHAN

    SKRIPSI

    PENGARUH HYPNOTEACHING DALAM QUANTUM LEARNING

    TERHADAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

    PESERTA DIDIK DI KELAS IV SD NEGERI 2 KRANJI

    NOVITA ANDRIANI

    1001100027

    Diperiksa dan disetujui oleh :

    Pembimbing I Pembimbing II

    Drs. Sony Irianto, M.Pd. Drs. Karma Iswasta Eka, M. Si. NIK. 2160135 NIK. 2160057

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    3/241

    SKRIPSI BERJUDUL

    Pengaruh Hypnoteaching dalam Quantum Learnin g Terhadap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Matematika

    Peserta Didik Di Kelas IV SD Negeri 2 Kranji

    Dipersiapkan dan disusun oleh:

    Novita Andriani1001100027

    Telah dipertahankan di depan D ewan Penguji pada tanggal ..2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

    sebagai kelengkapan mendapatkan gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    SUSUNAN DEWAN PENGUJI

    Ketua : Drs. H. Sri Harmianto, M.Pd.NIP. ..

    Anggota I :..

    Anggota II : Drs. Sony Irianto, M. Pd.NIK. 2160135 ..

    Anggota III : Drs. Karma Iswasta Eka, M. Si.NIK. 2160057 ..

    Purwokerto, 2014

    Universitas Muhammadiyah PurwokertoFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Dekan,

    Drs. Ahmad, M. Pd.NIP. 196508041994031002

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    4/241

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Novita Andriani

    NIM : 1001100027

    Program Studi : PGSD-S1

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Purwokerto

    Menyusun skripsi dengan judul:

    PENGARUH HYPNOTEACHING DALAM QUANTUM LEARNING

    TERHADAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

    PESERTA DIDIK DI KELAS IV SD NEGERI 2 KRANJI

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar hasil

    karya ilmiah saya sendiri dan bukan merupakan pengambilan dari karya ilmiah

    atau pendapat orang lain. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya ilmiah

    atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau

    kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.

    Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka

    saya bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana ditetapkan dalam

    peraturan.

    Purwokerto, Juni 2014

    Yang membuat pernyataan

    Novita Andriani NIM. 1001100027

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    5/241

    ABSTRAK

    Andriani, Novita. 2014. Pengaruh Hypnoteaching dalam Quantum Learning terhadap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di Kelas IVSD Negeri 2 Kranji. Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas MuhammadiyahPurwokerto. Pembimbing Drs. Sony Irianto, M.Pd. dan Drs. Karma Iswasta Eka,M.Si.Kata Kunci: Kerja Keras, Prestasi Belajar, Matematika, Metode Hypnoteaching ,Model Quantum Learninq

    Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib diajarkan di SekolahDasar (SD), memiliki tujuan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

    berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Prestasi belajar matematika peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor,salah satunya ketepatan penggunaan metode pembelajaran yang variatif daninovatif, dengan memperhatikan materi pelajaran, tujuan pembelajaran, dankarakteristik peserta didik yang ingin dicapai. Metode Hypnoteaching dalamQuantum Learning merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yangdapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut maka

    penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Hypnoteaching dalamQuantum Learning terhadap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Matematika PesertaDidik di Kelas IV SD Negeri 2 Kranji Tahun Ajaran 2013/ 2014.

    Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu ( Quasy Experimental Design) , dengan desain penelitian Two-groups post-test only design. Subjek yangditeliti meliputi seluruh peserta didik kelas IV SD Negeri Kranji KomplekPurwokerto Timur. Analisis data menggunakan analisis Independent Samples T-Test dengan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai prasyarat.

    Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metodehypnoteaching dalam quantum learning terhadap prestasi belajar matematika

    peserta didik di kelas IV SD Negeri 2 Kranji dengan signifikansi 2 sisi sebesar4,459 > 1,658 atau t hitung > t tabel . Koefisien signifikansi tersebut lebih besar dari0,05 yang berarti terdapat pengaruh metode hypnoteaching dalam quantumlearning yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika peserta didik dikelas IV SD Negeri 2 Kranji. Pada aspek karakter kerja keras peserta didik

    berdasarkan hasil uji t diperoleh t hitung < t tabel yaitu 0,641 < 1,658, artinya model pembelajaran ini tidak memberikan pengaruh terhadap aspek karakter kerja keras peserta didik di kelas IV SD Negeri 2 Kranji.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    6/241

    MOTTO

    dan carilah apa yang dianugerahkan Allah kepadamu

    (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

    melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi, dan

    berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah

    berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat

    kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak

    menyukai orang- orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al

    Qashash: 77)

    Selalu bersyukur terhadap apa yang telah dimiliki dengan tetap

    berusaha mempertahankan dan mengembangkannya

    Satu hal yang tidak bias di daur ulang adalah waktu yang

    terbuang..!!

    Bonjour,,,, Lets Face the Day ^_^

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    7/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    8/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    9/241

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat, dan

    hidayah-Nya, serta kemudahan jalan keluar dari setiap kesulitan yang penulis

    alami dalam proses penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada

    Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi tauladan terbaik untuk seluruh umat

    manusia. Penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Hypnoteaching dalam

    Quantum Learning terhadap Kerja Keras dan Prestasi Belajar Matematika Peserta

    Didik di Kelas IV SD Negeri 2 Kranji ini digunakan untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah

    Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

    Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai

    pihak, penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan. Pada kesempatan ini,

    penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

    1. Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, S.H., M.H. Rektor Universitas Muhammadiyah

    Purwokerto

    2. Drs. Ahmad, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

    Universitas Muhammadiyah Purwokerto

    3. Drs. H. Sri Harmiyanto, M.pd. Ketua Program Studi PGSD S1 Universitas

    Muhammadiyah Purwokerto (UMP)

    4. Drs. Sony Irianto, M.Pd. Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

    waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan,

    dan saran kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    10/241

    5. Drs. Karma Iswata Eka, M. Si. Pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan, motivasi, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini

    6. Para Dosen Program Studi S1 PGSD FKIP UMP yang telah memberikan

    bekal dan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis hingga

    penulis dapat menyelesaikan studi.

    7. Mawartiani, S. Pd. SD. Kepala SD Negeri 2 Kranji yang telah memberikan

    ijin penelitian dan memberikan dorongan kepada penulis.

    8. Kepala SD Negeri 3 Kranji yang telah memberikan ijin penelitian dalam

    penulisan skripsi.

    9. Melina Eka W, S.Pd. dan .Guru kelas IV SD Negeri 2 dan 3 Kranji yang

    telah membantu dan dapat bekerja sama dengan baik dalam penelitian ini.

    10. Keluarga Besar SD Negeri Kranji komplek Purwokerto Timur, khususnya

    peserta didik kelas IV SD Negeri 2 dan 3 Kranji yang telah bersedia

    bekerjasama dalam penelitian ini.

    11. Bapak dan Ibu yang telah membesarkan, mendidik, dan selalu memberikan

    doa dan dukungan penuh kepada penulis.

    12. Tulus Wijayanto, ST. Suami tercinta, yang telah mendidik, dan selalu

    memberikan doa dan dukungan, serta berusaha memenuhi fasilitas yang

    lebih dari cukup.

    13. Ihza Gibrain W. yang senantiasa menemani, menyayangi, dan selalu

    memberikan kekuatan bagi penulis.

    14. Keluarga Besar Bapak Warsoedi HS dan Bapak Suratno, yang telah

    memberikan doa dan dukungan penuh kepada penulis.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    11/241

    15. Sahabat dan teman-teman PGSD angkatan 2010 yang telah berjuang

    bersama, saling membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan

    studi, serta telah memberi banyak kenangan bersama yang tidak akan

    terlupakan.

    16. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga Allah SWT membalas semua amal perbuatan sesuai dengan amal

    budinya.Akhir kata, dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan skripsi ini,

    maka dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi

    kesempurnaannya skripsi ini.Semoga persembahan ini dapat bermanfaat untuk

    dunia pendidikan, khususnya mata pelajaran matematika Sekolah Dasar.Amin

    Purwokerto, Juni 2014

    Penulis

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    12/241

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

    D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Deskripsi Teori .................................................................................... 7

    1. Hypnoteaching .............................................................................. 7

    a) Definisi Hypnoteaching ......................................................... 7

    b) Kondisi Hypnosis dalam Belajar-Mengajar ........................... 8

    c) Unsur-Unsur Hypnoteaching ................................................. 10

    d) Langkah-Langkah Hypnoteaching dalam Pembelajaran ....... 12e) Penerapan Metode Hypnoteaching di Sekolah ...................... 14

    f) Manfaat Penerapan Metode Hypnoteaching .......................... 17

    2. Quantum Learning ........................................................................ 18

    a) Hakekat Model Quantum Learning ....................................... 18

    b) Azas dan Prinsip Quantum Learning ..................................... 19

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    13/241

    c) Kerangka Perencanaan dalam Mempraktikan Quantum ........ .. 21

    3. Kerja Keras ................................................................................... 24

    a) Pengertian Kerja Keras .......................................................... 24

    b) Indikator Kerja Keras ............................................................. 25

    4. Pretasi Belajar ............................................................................... 26

    5. Matematika .................................................................................... 27

    a) Definisi Matematika ............................................................... 27

    b) Proses Belajar Matematika ..................................................... 28

    c) Tujuan Pembelajaran Matematika SD ................................... 30

    d) Pokok Bahasan Matematika SD ............................................. 31

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 31

    C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 32

    D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 34

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Wilayah Penelitian ............................................................................... 35

    B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 35

    1. Populasi ........................................................................................ 35

    2. Sampel .......................................................................................... 35C. Metode Penelitian ................................................................................ 36

    D. Definisi Operasional ............................................................................. 39

    E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 41

    1. Lembar Tes .................................................................................... 41

    2. Angket ........................................................................................... 41

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    14/241

    3. Lembar Observasi ......................................................................... 42

    F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 42

    1. Tes ................................................................................................. 42

    a. Validitas Tes ........................................................................... 43

    b. Reliabilitas Tes ........................................................................ 44

    c. Taraf Kesukaran ...................................................................... 45

    d. Daya Pembeda ........................................................................ 45

    2. Observasi ....................................................................................... 46

    3. Wawancara .................................................................................... 47

    4. Dokumentasi.................................................................................. 47

    G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 48

    1. Uji Normalitas ............................................................................... 48

    2. Uji Homogenitas ........................................................................... 49

    3. Uji Hipotesis .................................................................................. 50

    4. Uji Hipotesis dengan SPSS ............................................................ 52

    H. Jadwal Penelitian .................................................................................. 54

    BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55

    LAMPIRAN ..................................................................................................... 57

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    15/241

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Silabus Pembelajaran ............................................................................

    2. RPP Kelas Eksperimen ........................................................................

    3. RPP Kelas Kontrol ...............................................................................

    4. Kisi-Kisi dan Soal Instrumen ...............................................................

    5. Hasil Uji Coba Instrumen .....................................................................

    6. Hasil Pekerjaan Siswa ..........................................................................

    7. Analisis Data ........................................................................................

    8. Surat-Surat ............................................................................................

    9. Foto-Foto Hasil Penelitian ...................................................................

    10. Biodata Tim Peneliti ............................................................................

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    16/241

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Hypnoteaching dalam

    Quantum Learning .............................................................................

    Tabel 2.2 .............................................................................................................

    Tabel 2.3 ..............................................................................................................

    Tabel 2.4 ..............................................................................................................

    Tabel 2.5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas IV ......................

    Tabel 3.1 .Desain Eksperimen ............................................................................

    Tabel 3.2. Kriteria Acuan Validitas Soal ...........................................................

    Tabel 3.3 Rekapitulasi Validitas Soal ................................................................

    Tabel 3.4.Kriteria Acuan Nilai Realibilitas Soal ...............................................

    Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran .................................................................

    Tabel 3.6 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal .................................................

    Tabel 3.7 Kriteria Indeks Daya Pembeda Soal ..................................................

    Tabel 3.8 Rekapitulasi Daya Pembeda Soal ......................................................

    Tabel 3.9.Skala Likert ........................................................................................

    Tabel 3.10.Rekapitulasi Validitas Soal ..............................................................

    Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Pre Tes Kelas Eksperimen .......................

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Pre Tes Kelas Kontrol ...............................

    Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Post Tes Hasil Belajar Matematika

    di Kelas Eksperimen ..........................................................................

    Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Pos Tes Hasil Belajar Matematika

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    17/241

    di Kelas Kontrol ...................................................................................

    Tabel 4.5 Rata-rata, standar deviasi dan jumlah sampel untuk kelas

    eksperimen dan kelas kontrol ...............................................................

    Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi data Angket Kelas Eksperimen ........................

    Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi data Angket Kelas Kontrol ...............................

    Tabel 4.8 Rata-rata, standar deviasi dan jumlah sampel untuk kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol ....................................................

    Tabel 4.11 Rata-rata, standar deviasi dan jumlah sampel untuk kelas

    eksperimen dan kelas kontrol ..........................................................

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    18/241

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1.Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................... 32

    Gambar4.1 Diagram batang nilai ulangan tengah semester gasal pelajaran

    matematika di kelas eksperimen (IV) SD Negeri 2 Kranji ............ 55

    Gambar 4.2 Diagram batang nilai ulangan tengah semester gasal

    pelajaran matematika kelas kontrol (IV) SD Negeri 3 Kranji ......56

    Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Post Tes

    Kelas Eksperimen........................................................................... 59

    Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Post Tes

    Kelas Kontrol ............................................................................... 61

    Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Belajar Aspek Kerja Keras

    di Kelas Eksperimen .......................................................................65

    Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil Belajar Aspek Kerja Keras

    di Kelas Kontrol .............................................................................. 66

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    19/241

    BAB. IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib diajarkan di

    setiap tingkat satuan pendidikan.Tujuan dari mata pelajaran matematika ini

    untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

    sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Permendiknas,

    No.22, 2006: 345).Kemampuan tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

    memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfatkan informasi

    untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan

    kompetitif.Kenyataan yang ada, disamping banyak peserta didik yang

    menyukai pelajaran matematika, tidak sedikit pula peserta didik yang kurang

    menyukai pelajaran ini.

    Peserta didik yang kurang menyukai pelajaran matematika beranggapan

    bahwa belajar matematika bisa dibilang rumit dan membosankan, sehingga

    apa yang diharapkan dari hasil belajar matematika peserta didik masih jauh

    dari harapan. Data yang dirilis oleh Programme for International Student

    Assesment (PISA) 2013 di Washington DC, Amerika Serikatmenunjukkan

    bahwa kemampuan anak Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara

    yang berpartisipasi dalam tes di bidang matematika, sains, dan membaca.

    Sekretaris Jendral Organization for Economic Cooperation and Development

    (OECD) Angel Gurria mengemukakan bahwa:

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    20/241

    32 persen anak yang mengikuti tes tidak dapat menyelesaikan soal-soal berhitung yang paling mudah. Tanpa keterampilan paling dasar,

    dikhawatirkan kemungkinan besar anak-anak itu akan putus sekolahatau akan kesulitan menghadapi kehidupan nyata pada masadepan (Kompas: kamis, 5 Desenber 2013: 12) .

    Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Matematika Institut Tekhnologi

    Bandung Iwan Pranoto menilai, dari soal-soal yang diajukan dalam tes, dapat

    diketahui presentase murid Indonesia yang menjawab benar, kecakapan

    berpikir, hingga kelemahan yang dimiliki anak Indonesia, sehingga dapat

    disusun strategi untuk penguatannya melalui pembelajaran. Pemerhati

    pendidikan, Doni Koesoema menyampaikan kesimpulan secara umum dari

    penyelenggara PISA 2013, menyatakan bahwa:

    Prestasi peserta didik di bidang matematika sangat menentukankeberhasilan dan kemajuan bangsa, baik itu dalam peningkatan kualitas

    pendidikan maupun dalam partisipasi politik. Meningkatnyakemampuan matematika seiring dengan bertumbuhnya rasa percayadiri, rasa kepemilikan akan masa depan sebagai pelaku perubahan.Faktor matematika menjadi prediktor perubahan sosial dan ekonomi

    bangsa. (Kompas, rabu 11 Desember 2013) .

    Hal senada diungkapkan oleh Iwan Pranoto, menurutnya bahwa kehidupan

    bangsa yang cerdas membutuhkan suburnya budaya bernalar. Oleh karena itu,

    pendidik (matematika) sekarang memainkan peran besar dalam mereka-cipta

    kehidupan bangsa di masa depan. (Kompas, Kamis 26 Desember 2013).

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika

    memiliki peranan yang sangat penting baik bagi kehidupan individu,

    masyarakat,bahkan bagi kehidupan bangsa di masa depan. Penyusunan

    strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, perlu

    dilakukan pendidik selaku pendidik agar pelayanan pendidikan yang

    diberikan kepada peserta didik mencapai sasaran yang optimal. Pendidik juga

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    21/241

    perlu memilih metode yang tepat untuk diterapkan bersama peserta didiknya,

    dan memudahkan mereka selama mengikuti proses pembelajaran. Proses

    pembelajaran dikatakan berhasil ketika peserta didik dapat menguasai materi

    yang pendidik sampaikan dan telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah

    ditentukan sebelumnya. Pada umumnya peserta didik menyukai matematika

    karena faktor pola pengajaran pendidik maupun orang tua yang

    menyenangkan dan kreatif. Suasana pembelajaran yang menarik,

    menyenangkan, dan kreatif akan memudahkan peserta didik dalam menerima

    informasi dan menguasai materi yang disampaikan oleh pendidik. Salah

    satunya adalah menggunakan model Quantum Learning.

    Azas utama dari Quantum Learning adalah Bawalah Mereka ke Dunia

    Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.Azas ini mengingatkan

    bahwa pentingnya memasuki dunia peserta didik sebagai langkah pertama

    ketika proses pembelajaran berlangsung. Beberapa penelitian mendukung

    pentingnya suasana pembelajaran.

    Saat iklim ruang kelas positif, fokus ada pada pembelajaran, lingkunganmenjadi tertib, dan semua peserta didik merasa seakan-akan merekadiinginkan dan diterima. ini menuntut sekolah dan iklim ruang kelasdimana peserta didik dimungkinkan untuk rapuh secara emosional, dan

    kerapuhan mereka berkembang menjadi kesediaan diri untukmenceburkan diri pada risiko melakukan tindakan kebaikan dankepedulian kepada orang lain (Nucci). Selain itu peserta didik merasaterhubung secara emosional dengan pendidik mereka dan peserta didik-

    peserta didiklain, juga merasa layak mendapatkan cinta, dan respek,yaitu kebutuhan dasar menurut sejumlah peneliti, Ryan & Deci (Eggen& Kauchak, 2012: 43).

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

    pendidik dalam memasuki dan menyiapkan peserta didiknya ke dalam

    suasana pembelajaran yang positif, sangat diperlukan. Melalui komunikasi

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    22/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    23/241

    hypnoteaching dalam quantum learning dalam pembelajaran matematika SD.

    Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode

    hypnoteaching dalam quantum learning terhadap karakter kerja keras dan

    prestasi belajar matematika peserta didik, khususnya peserta didik di kelas IV

    SD Negeri 2 Kranji.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

    yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut.

    1. Apakah terdapat pengaruh metode hypnoteaching dalam quantum learning

    terhadap kerja keras peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Kranji?

    2. Apakah terdapat pengaruh metode hypnoteaching dalam quantum learning

    terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 2

    Kranji?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

    1. Pengaruh metode hypnoteaching dalam quantum learning terhadap kerja

    keras peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Kranji.

    2. Pengaruh metode hypnoteaching dalam quantum learning terhadap

    prestasi belajar matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Kranji.

    D. Manfaat Penelitian

    Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan

    manfaat praktis.Manfaat teoritis didasarkan pada teori-teori yang digunakan

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    24/241

    dalam penelitian ini, sedangkan manfaat praktis ditujukan pada peserta didik,

    pendidik, dan sekolah tempat pelaksanaan penelitian, serta bagi peneliti

    sendiri.

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

    pengetahuan untuk dunia pendidikan khususnya dalam penerapan metode

    pembelajaran hypnoteaching dan quantum learning pada pelajaran

    matematika kelas IV Sekolah Dasar.

    2. Manfaat Praktis

    a) Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta

    didik dalam memahami materi matematika secara konseptual sehingga

    peserta didik tidak merasa terbebani dengan banyaknya materi yang

    terdapat pada pelajaran matematika. Selain itu, penelitian ini juga

    diharapkan dapat mengoptimalkan prestasi belajar peserta didik,

    khususnya pada pelajaran matematika.

    b) Bagi pendidik, mengaplikasikan salah satu alternatif metode

    pembelajaran untuk membantu mengatasi peserta didik dalam

    memahamkan peserta didik terhadap materi pelajaran.

    c) Bagi sekolah, sebagai sumbangan untuk memperbaiki proses

    pembelajaran di sekolah guna meningkatkan karakter kerja keras dan

    prestasi belajar peserta didik.

    d) Bagi peneliti, untuk melatih keterampilan berpikir ilmiah yaitu

    keterampilan menganalisis masalah untuk menghasilkan rumusan

    solusi yang tepat.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    25/241

    BAB. II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Definisi Teori

    1. Hypnoteaching

    a. Definisi Hypnoteaching

    Hypnoteaching merupakan perpaduan dari kata hypnosis yang

    berarti sugesti dan teaching yang berarti mengajar (Yustisia, 2012:

    75).Sementara itu, Almatin (2010: 73) mendefinisikan hypnosis

    sebagai suatu kondisi pikiran saat fungsi analitis logis pikiran

    direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi

    bawah sadar, sehingga tersimpan beragam potensi internal yang

    dapat dimanfaatkan untuk lebih mengenal kualitas hidup. Hal senada

    diungkapkan Hakim (2010: 3) yang menyatakan bahwa kondisi

    hypnosis adalah kondisi atau keadaan saat manusia cenderung lebih

    sugestif dan ada sebuah fenomena trans yang terjadi akibat adanya

    tidur saraf atau tidurnya pikiran bawah sadar seseorang.

    Menurut Jaya (Yustisia, 2012: 76), hypnoteaching merupakan

    perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan bawah

    sadar. Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang kreatif

    dan unik, sekaligus imajinatif. Masih dalam Yustisia, Noer

    menyatakan bahwa dalam hypnoteaching pendidik bertindak sebagai

    penghipnotis, sedangkan peserta didik berperan sebagai suyet atau

    orang yang dihipnotis. Pelaksanaanya dalam pembelajaran, pendidik

    7

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    26/241

    tidak perlu menidurkan peserta didiknya ketika memberikan sugesti,

    pendidik cukup memberikan bahasa yang persuasif sebagai alat

    komunikasi yang sesuai dengan harapan anak.

    Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan

    bahwa hypnoteaching adalah usaha untuk memberikan sugesti-

    sugesti positif kepada peserta didik untuk menjadi lebih baik

    sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.Pada

    penerapannya, metode hypnoteaching merupakan pengembangan

    pada metode pembelajaran yang hanya bermain pada kekuatan

    pikiran alam bawah sadar.Pendidik yang telah menguasai

    hypnoteaching, akan lebih mudah dalam memahami pola kerja

    pikiran peserta didik yang sebenarnya.

    b. Kondisi Hypnosis dalam Belajar-Mengajar

    Hakim (2010: 15-23) mengungkapkan ciri-ciri kondisi

    hypnosis yang dideskripsikan oleh para ahli dan dapat dimanfaatkan

    dalam proses mengajar, diantaranya sebagai berikut:

    1) Perhatian yang terpusat/ fokus tunggal.

    Kondisi fokus saat belajar sangat dibutuhkan oleh setiap orang

    agar pikiran tidak bercabang dan tingkat emosional seseorang

    menjadi stabil.Aktivitas yang dilakukan pada waktu yang

    bersamaan sering menimbulkan sebuah beban perasaan yang

    dapat berdampak negatif pada diri seseorang. Oleh karena itu

    teknik hypnosis mengarahkan subjeknya untuk bisa memusatkan

    diri kepada hal tertentu.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    27/241

    2) Relaksasi Kondisi Fisik

    Relaksasi merupakan prasyarat seseorang untuk bisa menyerap

    setiap data, informasi, dan pengetahuan.Sebuah ketegangan

    menyebabkan seseorang sulit berkonsentrasi dan hasil dari

    pembelajaran tidak maksimal.

    3) Peningkatan Kemampuan Sebagian atau Seluruh Pancaindra

    Dalam proses belajar-mengajar diperlukan dukungan dari

    kelima pancaindra manusia, dengan demikian setiap materi baik

    berupa informasi data maupun pengetahuan dapat diserap oleh

    pikiran sehingga benar-benar tersimpan di memori bawah sadar

    peserta didik.

    4) Pengendalian Refleks dan Aktivitas Fisik

    Saat sesi pembelajaran berlangsung sering terjadi refleks

    anggota tubuh yang disesuaikan dengan modalitas visual

    maupun auditori yang dimiliki oleh peserta didik di dalam kelas.

    5) Respons Peserta didik sebagai Pengaruh Pascahypnosis

    Hasil yang dirasakan dalam sebuah proses hypnosis adalah

    bagaimana pengaruh sugesti yang diberikan berdampak pada

    aktivitas yang dilakukan oleh subjek/ peserta didik. Sulit dan

    mudahnya seorang peserta didik dalam belajar sebenarnya

    terletak pada respons yang dihasilkan dari strategi dan motivasi

    kepada peserta didik pada awal proses pengajaran.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    28/241

    c. Unsur-Unsur Hypnoteaching

    Menurut Noer dalam Yustisia (2012: 76) menerangkan unsur-

    unsur yang perlu diketahui dalam hypnoteaching sebagai berikut.

    1) Penampilan Pendidik

    Penampilan yang baik dari pendidik dalam pembelajaran akan

    menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi, serta menjadi daya

    magnet tersendiri yang kuat bagi peserta didiknya.

    2) Rasa Simpati

    Seorang pendidik harus mempunyai rasa simpati yang tinggi

    kepada peserta didiknya sehingga peserta didik pun akan

    menaruh simpati kepada pendidiknya meskipun peserta didik

    tersebut sangat nakal.

    3) Sikap yang Empati

    Seorang pendidik hendaknya memiliki rasa empati dan simpati

    yang tinggi kepada peserta didiknya, sehingga pendidikakan

    senantiasa berusaha untuk membantu peserta didiknya yang

    sedang merasa kesulitan, serta memiliki tekad yang kuat dalam

    mengembangkan dan memajukan peserta didiknya.

    4) Penggunaan Bahasa

    Bahasa lisan merupakan refleksi dari bahasa hati.Seorang

    pendidik hendaknya mempunyai kosakata dan bahasa yang baik

    selayaknya mempunyai kosakata dan bahasa yang santun. Anak

    didik yang dibimbing dan dinasihati dengan bahasa hati oleh

    pendidik juga akan patuh dan menurutinya dengan sepenuh hati.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    29/241

    5) Motivasi Peserta Didik dengan Cerita atau Kisah

    Watak tabiat dasar kerja pikiran adalah imajinasi dan

    fantasi.Sementara cerita atau kisah merupakan kajian imajinasi.

    Pemberian sebuah cerita atau kisah yang sesuai dengan tema

    pelajaran di kelas akan dapat menasihati dan membimbing

    peserta didik tanpa membuat peserta didik merasa dipendidiki.

    6) Peraga (bagi yang Kinestetik)

    Peraga atau mengeluarkan ekspresi diri/ gaya bahasa tubuh yang

    baik ketika sedang mengajar, perlu dilakukan pendidik agar

    materi yang disampaikannya menjadi semakin mengesankan

    bagi para peserta didiknya.

    7) Menguasai Hati Peserta Didik

    Belajar pengalaman di lapangan lebih mengena daripada hanya

    belajar teori di kelas saja. Jika sudah menguasai hati peserta

    didik, maka pendidikakan dapat menguasai pikiran peserta

    didik.

    Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

    pelaksanaan hypnoteaching pendidik harus benar-benar

    mempersiapkan diri baik secara psikologi maupun psikis,

    sehingga pendidikakan mempunyai kesiapan yang penuh dalam

    mengajar. Penyampaian komunikasi melalui bahasa yang

    persuasif dan mudah dipahami peserta didik, akan memudahkan

    pendidik dalam menerapkan hypnoteaching secara efektif

    selama proses pembelajaran berlangsung.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    30/241

    d. Langkah-Langkah Hypnoteaching dalam Pembelajaran

    Terdapat beberapa langkah dasar yang dapat dilakukan pendidik

    dalam pembelajaran hypnoteaching yang dikemukakan oleh Noer

    (Yustisia, 2012: 85), diantaranya sebagai berikut.

    Tabel 2.1 Langkah-langkah Hypnoteaching dalam Pembelajaran.

    No Rancangan Pengertian

    1 Niat dan

    Motivasi

    dalam diri

    Kesuksesan seseorang sangat bergantung

    pada niatnya yang besar dan kuat untuk

    senantiasa berusaha dan bekerja keras dalam

    mencapai kesuksesan yang ingin diraih,

    sekaligus menumbuhkan motivasi dan

    komitmen yang tinggi pada bidang yang

    ditekuni.

    2 Pacing Pacing artinya menyamakan posisi, gerak

    tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan

    orang lain/ peserta didik. Beberapa cara yang

    dapat dilakukan pendidik dalam melakukan

    pacing kepada peserta didik diantaranya

    adalah:

    a) Membayangkan dirinya menjadi sosok

    yang seusia dengan para peserta

    didiknya. Pendidik dapat melakukan

    aktivitas dan merasakan hal-hal yang

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    31/241

    dialami oleh peserta didik pada masa

    sekarang.

    b) Menggunakan bahasa yang sesuai

    dengan bahasa yang dipakai oleh peserta

    didik.

    c) Melakukan gerakan-gerakan dan mimik

    wajah sesuai dengan tema bahasan

    pendidik.

    d) Mengaitkan tema pelajaran yang sedang

    dibahas dengan tema-tema yang sedang

    marak dibahas oleh peserta didik.

    Melalui usaha-usaha di atas, tanpa sadar

    gelombang pikiran pendidik akan sama

    dengan peserta didik. Hal ini akan membuat

    peserta didik menjadi merasa nyaman untuk

    berinteraksi dengan pendidik.

    3 Leading Leading berarti memimpin atau mengarahkan

    peserta didiknya dalam proses pembelajaran

    kepada tujuan pembelajaran yang diharapkan.

    4 Penggunaan

    kata-kata

    positif

    Penggunaan kata-kata positif dari pendidik

    akan membuat peserta didik menjadi percaya

    diri dalam menerima materi pelajaran. Kata-

    kata positif tersebut dapat berupa ajakan atau

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    32/241

    himbauan. Kata-kata positif digunakan untuk

    mengganti kata-kata yang negatif. Misalnya

    ketika peserta didik di kelas ramai dan gaduh,

    pendidik jangan mengatakan jangan ramai,

    tetapi diganti dengan mengatakan mohon

    tenang.

    5 Memberikan

    Pujian

    Reward/ pujian merupakan salah satu cara

    membentuk konsep diri seseorang.

    6 Modeling Modeling merupakan proses pembelajaran

    teladan atau contoh melalui ucapan dan

    perilaku yang konsisten dari pendidik sangat

    penting dilakukan untuk dapat menjadi sosok

    yang bisa dipercaya di mata peserta didik.

    7 Kuasai materi

    secara

    komprehensif

    Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan

    peserta didik secara aktif dalam proses

    pembelajaran. Pendidik dapat melakukan

    interaksi informal dengan peserta didik

    dengan cara memberikan kewenangan dan

    tanggung jawab dalam belajarnya.

    Memberikan kesempatan kepada peserta

    didik untuk melakukan sesuatu secara

    kolaboratif, akan memberikan umpan balik

    secara langsung kepada peserta didik.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    33/241

    e. Penerapan Metode Hypnoteaching di Sekolah

    Menurut Jaya (Yustisia, 2012: 89), penerapan metode

    hypnoteaching di sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara,

    diantaranya sebagai berikut.

    1) Yelling

    Yelling atau berteriak dipakai untuk mengembalikan

    konsentrasi peserta didik ke materi pelajaran dengan

    meneriakkan sesuatu bersama-sama. Tata cara berteriak atau

    menyahut secara bersamaan tersebut sebaiknya telah disepakati

    sejak awal pembelajaran untuk mempermudah pendidik dalam

    melakukan yelling.

    2) Jam emosi

    Jam emosi merupakan suatu cara untuk mengatur emosi

    peserta didik supaya mereka tetap dalam emosi yang sama

    dalam suatu waktu. Pada hakekatnya emosi tiap orang dapat

    berubah-ubah setiap detiknya, demikian halnya dengan peserta

    didik di sekolah. Jam emosi dapat ditandai dengan warna atau

    tulisan sebagai berikut.

    a) Jam Tenang

    Jam tenang dapat ditandai dengan warna hijau atau tulisan

    tenang. Jam ini menunjukkan bahwa peserta didik diminta

    untuk tenang dan berkonsentrasi karena ada materi penting

    yang akan disampaikan oleh pendidik.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    34/241

    b) Jam Diskusi

    Jam diskusi dapat ditandai dengan warna biru atau tulisan

    diskusi. Jam diskusi ini menunjukkan bahwa pada waktu

    tersebut peserta didik diminta untuk mendiskusikan suatu topik

    yang baru saja dibahas.

    c) Jam Lepas

    Jam lepas dapat ditandai dengan warna kuning atau tulisan

    lepas. Jam ini menunjukan bahwa peserta didik diminta

    untuk melepaskan emosinya. Peserta didik dapat tertawa, atau

    berbicara sebentar dengan dengan teman. Hal yang perlu

    diperhatikan adalah pendidik harus tetap bisa mengontrol

    perilaku peserta didik pada jam lepas agar tidak mengganggu

    kelas yang lain.

    d) Jam Tombol

    Jam tombol dapat ditandai dengan warna merah atau tulisan

    tombol. Jam ini menunjukkan para peserta didik

    mengaktifkan kondisi belajarnya. Pendidik dapat pula

    berkoordinasi dengan ketua kelas dalam menjalankan jam

    tombol untuk membuat teman-temannya mengikuti jam

    tersebut.

    3) Ajarkan dan Puji

    Pada skala rata-rata proses pembelajaran menunjukkan

    bahwa anak mengingat 20% dari apa yang mereka baca,

    mengingat 30% dari apa yang mereka dengar, mengingat 40%

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    35/241

    dari apa yang mereka lihat, mengingat 50% dari apa yang

    mereka lakukan, dan anak akan mengingat 90% dari apa yang

    mereka lihat, dengar, katakan, dan lakukan. Salah satu cara yaitu

    dengan membuat peserta didik saling mengajarkan kembali

    materi kepada teman yang lain, sehingga peserta didik akan

    dapat memahami materi pembelajaran yang mereka terima

    sebelumnya.

    4) Pertanyaan Ajaib

    Pertanyaan ajaib merupakan suatu pertanyaan khusus yang

    bisa membangun proses pembelajaran, memberikan solusi,

    meningkatkan potensi, dan mengarahkan peserta didik pada

    tujuan pembelajaran. Hal tersebut akan membuat peserta didik

    menjadi lebih bersemangat dan termotivasi untuk menjawab

    pertanyaan-pertanyaan ajaib yang diajukan oleh pendidik.

    f. Manfaat Penerapan Metode Hypnoteaching

    Manfaat yang bisa dicapai melalui penerapan metode

    hypnoteaching dalam pembelajaran di kelas diantaranya sebagai

    berikut (Yustisia, 2012: 80-81).

    1) Pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih mengasyikan,

    baik bagi peserta didik, maupun bagi pendidik.

    2) Pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik melalui

    berbagai kreasi permainan yang diterapkan oleh pendidik

    3) Pendidik menjadi lebih mampu dalam mengelola emosinya.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    36/241

    4) Pembelajaran dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis

    antara pendidik dan peserta didik.

    5) Pendidik dapat mengatasi peserta didik yang mempunyai

    kesulitan belajar melalui pendekatan personal.

    6) Pendidik dapat menumbuhkan semangat peserta didik dalam

    belajar melalui permainan hypnoteaching .

    7) Pendidik ikut membantu peserta didik dalam menghilangkan

    kebiasaan-kebiasaan buruk yang mereka miliki.

    2. Quantum L earnin g

    a. Hakikat Model Quantum Learnin g

    DePorter & Hernacki (2009: 14), menjelaskan bahwa quantum

    learning merupakan metode pendekatan belajar yang bertumpu dari

    metode Freire dan Lozanov, yaitu suatu metode yang mengutamakan

    percepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam

    melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Gaya belajar

    dengan mengacu pada otak kanan dan otak kiri menjadi ciri khas

    quantum learning . Proses belajar mengajar dalam quantum learning

    merupakan fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya dapat berarti,

    setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana

    pendidik menggubah lingkungan, presentasi, dan rancangan

    pengajaran maka sejauh itu pula proses belajar berlangsung.

    Proses belajar dalam quantum learning , yang dipentingkan

    adalah pemercepatan belajar, fasilitasi, dan konteks dengan prinsip

    segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    37/241

    menemukan, akui setiap usaha pembelajar, dan jika layak dipelajari,

    layak untuk dirayakan. Peserta didik dianggap belajar pesat jika

    keberhasilan belajar tercapai.

    b. Azas dan Prinsip Quantum L earning

    Azaz utama dari quantum teaching bersandar pada konsep

    Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke

    Dunia Mereka(DePorter, Reardon & Nourie, 2010: 34). Adapun

    prinsip-prinsip dalam menerapkan quantum learning kedalam

    pembelajaran dikelas, adalah sebagai berikut.

    1) Proses pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, yang secara

    spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut (DePorter, Reardon &

    Nourie, 2010: 36-37).

    a) Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti baik

    lingkungan kelas/ sekolah sampai bahasa tubuh pendidik, dari

    lembar kerja atau kertas kerja yang dibagikan ke peserta didik

    sampai rencana pelakanaan pembelajaran, semuanya

    mencerminkan pembelajaran.

    b) Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan semuanya.

    c) Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran yang

    baik adalah jika peserta didik telah memperoleh informasi

    terlebih dahulu apa yang akan dipelajari sebelum memperoleh

    nama untuk apa yang mereka pelajari. Hal tersebut dapat

    diilhami bahwa otak akan berkembang pesat jika adanya

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    38/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    39/241

    Niat bicara yang baik akan mendorong rasa percaya diri dan

    motivasi.

    d) Tegaslah komitmen, dapat diartikan bahwa selama pembelajaran

    berlangsung, baik pendidik maupun peserta didik harus

    mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu.

    e) Jadilah pemilik, mengandung arti bahwa peserta didik dan

    pendidik memiliki rasa tanggung jawab sehingga terjadi

    pembelajaran yang bermakna dan bermutu.

    f) Tetaplah lentur. Seorang pendidik terutama harus pandai-pandai

    mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan.

    g) Pertahankan keseimbangan. Pertahankan jiwa, tubuh, emosi dan

    semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan

    hasil pembelajaran berlangsung secara efektif dan optimal.

    c. Kerangka Perencanaan dalam Mempraktikan Quantum Learni ng

    Kerangka perencanaan pembelajaran dengan model quantum

    learning dikenal dengan singkatan TANDUR yang merupakan

    kepanjangan dari: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,

    Ulangi, dan Rayakan (DePorter, Reardon & Nourie, 2010: 39-41).

    Unsur-unsur tersebut membentuk basis struktural keseluruhan yang

    melandasi pembelajaran kuantum, seperti yang tercantum di bawah ini

    (Wena, 2011: 165-166)

    Tabel 2.2 Kerangka Quantum Learning

    No Rancangan Penerapan dalam Pembelajaran

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    40/241

    1 Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung makna bahwa

    pada awal pembelajaran, pendidik harus

    berusaha menumbuhkan/ mengembangkan

    minat peserta didik untuk belajar, sertakan

    diri peserta didik, pikat mereka, puaskan

    keingintahuan dengan AMBAK

    (Apa Manfaatnya BAgi Ku), serta buatlah

    mereka merasa tertarik dengan

    memanfaatkan kehidupan yang

    dimilkinya.

    2 Alami Alami mengandung makna bahwa proses

    pembelajaran akan lebih bermakna jika

    peserta didik mengalami secara langsung

    akan materi yang sedang diajarkan. Hal ini

    akan menciptakan rasa untuk mengetahui

    akan manfaat terhadap pengetahuan yang

    dibangun peserta didik, sehingga dapat

    menimbulkan hasrat alami otak untuk

    menjelajah.

    3 Namai Nama mengandung makna bahwa

    penamaan adalah saatnya untuk

    mengajarkan konsep, melatih keterampilan

    berpikir dan strategi belajar. Penamaan

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    41/241

    mampu memuaskan hasrat alami otak

    untuk memberi identitas,

    menpendidiktkan, dan mendefinisikan.

    4 Demonstrasikan Demonstrasikan berarti bahwa memberi

    kesempatan kepada peserta didik untuk

    menerjemahkan dan menerapkan

    pengetahuan mereka ke dalam

    pembelajaran lain atau ke dalam

    kehidupan mereka, sehingga mereka dapat

    dengan mudah dalam menghayati dan

    membuatnya sebagai pengalaman pribadi.

    Hal ini sekaligus memberi kesempatan

    peserta didik untuk menunjukkan tingkat

    pemahaman terhadap materi yang sedang

    dipelajarinya.

    5 Ulangi Ulangi berarti bahwa proses pengulangan

    dalam kegiatan pembelajaran dapat

    memperkuat koneksi saraf dan

    menumbuhkan rasa tahu atau yakin

    terhadap kemampuan peserta didik.

    Pengulangan harus dilakukan secara

    multimodalitas, multikecerdasan. Tahap

    ini dilaksanakan untuk memperkuat

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    42/241

    gambaran secara keseluruhan atas materi

    yang telah mereka pelajari. Pengulangan

    akan memperkuat koneksi saraf dan

    menumbuhkan rasa aku tahu bahwa aku

    memang tahu ini.

    6 Rayakan Rayakan mengandung makna pemberian

    penghormatan kepada peserta didik ata

    usaha, ketekunan, dan kesuksesannya.

    Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi,

    dan pemerolehan keterampilan dan ilmu

    pengetahuan, pantas untuk dirayakan.

    Kondisi akhir yang dapat membuat peserta

    didik senang akan menimbulkan

    kegairahan peserta didik dalam belajar

    lebih lanjut.

    3. Kerja Keras

    a. Pengertian Kerja Keras

    Menurut Kemendiknas (2010: 57) pengertian karakter kerja

    keras adalah perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh

    dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

    menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Orang yang mempunyai

    karakter kerja keras akan senantiasa mengontrol dirinya untuk tetap

    fokus menyelesaikan pekerjaan yang ia terima baik pekerjaan itu

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    43/241

    disukai maupun tidak disukainya. Mustari (2011: 51) berpendapat

    bahwa kerja keras adalah perilaku yang menunjukan upaya sungguh-

    sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan

    tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerja

    keras adalah kegiatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam

    menyelesaikan suatu tugas/ pekerjaan untuk mencapai hasil yang baik

    dan maksimal. Orang yang memiliki karakter kerja keras akan selalu

    berusaha secara terus menerus tanpa mengenal lelah dan penuh

    semangat dalam mengatasi berbagai kesulitan atau hambatan yang

    dihadapinya dengan memanfaatkan waktu secara optimal untuk

    mencapai sasaran/ hasil yang ingin dicapainya.

    b. Indikator Kerja Keras

    Indikator kerja keras di sekolah dasar menurut Kemendikas

    (2010: 9), diantaranya sebagai berikut:

    1) Mengerjakaan tugas dengan teliti dan rapi,

    2) Mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah,

    3) Mengerjakan tugas-tugas dari pendidik pada waktunya,4) Fokus pada tugas-tugas yang diberikan pendidik di kelas, mencatat

    dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan

    didengar untuk kegiatan kelas.

    Indikator kerja keras di atas, akan digunakan sebagai acuan

    dalam penelitian ini untuk menilai karakter kerja keras yang dimiliki

    peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Adapun kisi-kisi

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    44/241

    dalam penilaian karakter kerja keras peserta didik dapat dilihat pada

    tabel berikut.

    Tabel 2.3 Indikator Karakter Kerja Keras Peserta didik

    No Karakter Indikator Kegiatan

    1 Kerja Keras 1. Mengerjakaantugas dengan telitidan rapi

    2. Mencari informasidari sumber-sumber dari bukuatau informasi yangada di luar sekolah

    3. Mengerjakan tugas-tugas dari pendidik

    pada waktunya

    4. Fokus pada tugas-tugas yangdiberikan pendidikdi kelas, mencatatdengan sungguh-sungguh sesuatuyang dibaca,diamati, dandidengar untukkegiatan kelas.

    1. Peserta didikmengerjakaan soal/tugas yangditerimanya secarasungguh-sungguhdan teliti

    2. Peserta didik tidak pantang menyerahdalammenyelesaikantugas-tugas yangditerimanya

    3. Peserta didikmengerjakan danmenyelesaikantugas-tugas dari

    pendidik tepat padawaktunya.

    4. Peserta didik berkonsentrasi pada pembelajaranyang berlangsungdan mencatatdengan sungguh-sungguh sesuatuyang dibaca,diamati, dan

    didengar untukkegiatan kelas.

    4. Prestasi Belajar

    Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar yang

    keadaannya sangat kompleks (Arikunto, 2012:4). Hal senada disampaikan

    Syah (2004: 141), yang menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan

    tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    45/241

    ditetapkan dalam sebuah program. Menurut Arifin (2013: 12) menyatakan

    bahwa prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

    pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak

    peserta didik. Berikut ini adalah beberapa fungsi utama prestasi belajar,

    diantaranya adalah:

    1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kualitas pengetahuan

    yang telah dikuasai anak didik/ peserta didik.

    2. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

    (kecerdasan) anak didik/ peserta didik.

    Berdasarkan beberapa pengertian tentang prestasi belajar di atas,

    dapat peneliti simpulkan bahwa prestasi belajar merupakan kecakapan

    hasil konkret/ nyata yang dimiliki peserta didik setelah mengalami proses

    belajar melalui penilaian yang dapat dicapai pada saat atau periode

    tertentu. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang telah

    dicapai peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

    5. Matematika

    a. Hakekat Matematika

    Hakekat matematika menurut Soedjadi dalam Heruman (2010:

    1), bahwa matematika memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

    kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.Menurut Russel (Uno &

    Kuadrat, 2009: 108) mendefinisikan bahwa matematika sebagai suatu

    studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal

    menuju arah yang tidak dikenal. Arah yang dikenal itu tersusun baik

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    46/241

    (konstruktif), secara bertahap menuju arah yang lebih rumit

    (kompleks) dari bilangan bulat ke bilangan pecah, bilangan riil ke

    kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke differensial dan integral,

    dan menuju matematika yang lebih tinggi.

    Pakar lain, Cockroft (Uno & Kuadrat, 2009: 108),

    mengemukakan tentang mengapa matematika diajarkan. Hal ini

    disebabkan matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam

    kehidupan sehari-hari, bagi sains, perdagangan industri, dan arena

    matematika itu menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat

    dan tidak ambigius serta berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan

    dan memprediksi.

    Berdasarkan definisi matematika di atas, dapat disimpulkan

    bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari

    struktur yang abstrak, serta adanya pola hubungan yang ada di

    dalamnya.Artinya bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah

    belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep

    dan strukturnya.

    b. Proses Pembelajaran Matematika SDMenurut Usman (2010: 4), bahwa proses belajar mengajar

    merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan

    pendidik dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang

    berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

    Interaksi atau hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik

    itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    47/241

    mengajar. Hal senada diungkapkan oleh Burton (Usman, 2010: 5)

    yang menjelaskan bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar

    akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya,

    keterampilannya, maupun aspek sikapnya.

    Bruner dalam metode penemuannya mengemukakan bahwa

    dalam pembelajaran matematika peserta didik harus menemukan

    sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya (Heruman, 2010: 4).

    Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara

    pengalaman belajar peserta didik sebelumnya dengan konsep yang

    akan diajarkan. Berdasarkan hal tersebut, peserta didik harus lebih

    banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan antara

    pengalaman belajar yang dimiliki peserta didik dengan konsep-

    konsep yang lain.

    Berikut ini adalah tiga cara penyajian proses belajar dalam teori

    Bruner (Dahar, 2011: 78).

    1) Tahap Enaktif, yaitu melalui tindakan., bersifat manipulatif.

    Pada tahap ini, suatu pengetahuan yang telah dimiliki itu

    dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret

    atau menggunakan situasi nyata.

    2) Tahap Ikonik, yaitu didasarkan pada situasi internal.

    Tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan itu dipresentasikan

    (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imagery),

    gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan konkret

    atau situasi konkret yang mewakili suatu konsep.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    48/241

    3) Tahap Simbolik, yaitu menggunakan kata-kata atau bahasa.

    Tahap pembelajaran akan suatu pengetahuan itu dipresentasikan

    dalam bentuk simbol-simbol abstrak ( abstract symbols yaitu

    simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan

    orang-orang dalam bidang yang bersangkutan), baik simbol-

    simbol verbal, lambing-lambang matematika, maupun lambang-

    lambang abstrak lainnya.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses

    belajar mengajar matematika adalah serangkaian kegiatan yang

    dilakukan pendidik mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan

    sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam

    situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran

    matematika. Pendidik dalam proses pembelajarannya, diharapkan

    mampu membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar baik

    dengan kata-kata pujian atau tindakan.

    c. Tujuan Pembelajaran Matematika SD

    Tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) yang

    tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22

    Tahun 2006 (Masykur & Halim, 2008: 52-53) adalah agar peserta

    didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

    1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

    antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

    luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    49/241

    2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

    menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

    3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

    masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

    menafsirkan solusi yang diperoleh.

    4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

    media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

    5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

    kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

    dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

    dalam pemecahan masalah.

    d. Pokok Bahasan Matematika SD

    Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/ MI

    akan membahas materi yang meliputi aspek-aspek tentang bilangan,

    geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Pada penelitian ini,

    peneliti mengambil materi geometri dan pengukuran di kelas IV SD

    semester 2, yang merupakan salah satu kajian inti dari materi

    matematika di SD. Adapun tinjauan SK dan KD dari materi geometri

    dan pengukuran yang akan dijadikan bahan penelitian tertera dalam

    tabel berikut.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    50/241

    Tabel. 2.4 SK dan KD Matematika Kelas IV Semester 2Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    Geometri dan Pengukuran8. Memahami sifat bangun

    ruang sederhana danhubungan antar bangundatar

    8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana

    8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus

    Sumber: Panduan KTSP

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Peneliti tidak menemukan hasil penelitian yang sama persis dengan

    permasalahan yang penulis teliti, namun ada yang dilakukan oleh Rahmawati,

    tahun 2012 dengan judul skripsi Efektifitas Penggunaan Metode

    Hypnoteaching dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD Islam Haji

    Soebandi Semarang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan

    bahwa terdapat efektivitas pembelajaran yang signifikan dengan

    menggunakan metode hypnoteaching . Adapun penelitian yang dilakukan oleh

    Astuti, dkk yang menggunakan model quantum learning . Hasil penelitannya

    menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran

    model quantum learning berbantuan media lingkungan terhadap hasil belajar

    IPA peserta didik kelas IV SD Gugus III Kerobokan Bandung tahun ajaran

    2012/ 2013.

    C. Kerangka Berpikir

    Kerangka berpikir dalam penelitian ini akan menjadi landasan untuk

    melihat apakah terdapat pengaruh hypnoteaching dalam quantum learning

    terhadap kerja keras dan prestasi belajar matematika peserta didik kelas IV

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    51/241

    SD. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka berpikir

    dalam penelitian ini diantaranya adalah:

    Model pembelajaran yang diterapkan pendidik dalam pembelajaran

    merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

    peserta didik.Model pembelajaran yang merupakan kerangka konseptual,

    dapat dijadikan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan suatu

    pembelajaran guna mencapai tujuan belajar tertentu, sekaligus berfungsi

    sebagai pedoman pendidik dalam merancang dan melaksanakan

    pembelajaran.Semakin tepat pendidik memilih model pembelajaran, maka

    semakin efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,

    penting bagi pendidik untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dan

    tepat dengan memperhatikan materi pelajaran, tujuan pembelajaran, sumber

    belajar, dan karakteristik peserta didik. Salah satu karakter yang harus

    dimiliki peserta didik salah satunya adalah karakter kerja keras.

    Karakter kerja keras adalah perilaku seseorang/ peserta didik yang

    menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan

    belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.Karakter

    kerja keras peserta didik dapat ditingkatkan oleh pendidik salah satunya

    melalui kegiatan pembelajaran matematika di kelas, diantaranya adalah

    memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan sendiri

    suatu solusi dan mengkontruksi sendiri ide-ide dalam belajar

    matematika.Pendidik sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran,

    hendaknya mampu untuk melakukan suatu perubahan/ strategi dalam

    kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    52/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    53/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    54/241

    BAB. III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Wilayah Penelitian

    Penelitian dilakukan di SD Negeri Kranji Purwokerto Timur tahun

    pelajaran 2013/ 2014, yang difokuskan pada kelas IV SD Negeri 2 dan 3

    Kranji. Penelitian telah diawali pra survei selama peneliti melaksanakan tugas

    PPL Terpadu di SD Negeri 2 Kranji, yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juli

    2013 sampai dengan 26 Oktober 2013. Pelaksanaan eksperimen ini,

    selanjutnya akan dilaksanakan pada pertengahan pembelajaran semester 2,

    yang dimulai pada bulan Maret 2014 sampai dengan terselesaikannya dua

    kompetensi dasar (KD), yaitu pada mata pelajaran matematika dengan pokok

    bahasan menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana dan menentukan

    jaring-jaring balok dan kubus di kelas IV Sekolah Dasar.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta peserta didik

    kelas IV SD Negeri Kranji Purwokerto Timur dengan akreditasi A, tahun

    ajaran 2013/ 2014.Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

    peserta didik kelas IV SD Negeri 1, 2, 3, dan 9 Kranji.

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai bagian kecil

    dari populasi SD Negeri Kranji Purwokerto Timur, dengan karakteristik

    yang homogen. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV

    35

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    55/241

    SD Negeri 2 Kranji dengan jumlah 45 peserta didik, dan peserta didik

    kelas IV SD Negeri 3 Kranji yang berjumlah 42 peserta didik.

    C. Metode Penelitian

    Mengacu pada rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan,

    maka penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian eksperimen. Sukardi

    (2009: 178) menyatakan bahwa dalam penelitian eksperimen, variabel-

    variabel yang ada termasuk variabel bebas ( independent variable ) dan

    variabel terikat ( dependent variable ), yang sejak awal penelitian sudah

    dilaksanakan secara tegas oleh peneliti. Pendapat lain, Sugiyono (2010: 107),

    mengatakan bahwa metode penelitian eksperimen diartikan sebagai metode

    penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

    terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

    eksperimen adalah suatu penelitian atau penyelidikan ilmiah dengan

    memanipulasi dan mengendalikan satu variabel bebas atau lebih serta

    melakukan observasi terhadap variabel-variabel terikat serta menemukan

    variasi yang muncul seiring dengan manipulasi variabel bebas

    tersebut.Variabel bebas ( independent variable ) yang dimanipulasi dalam

    penelitian ini adalah hypnoteaching dalam quantum learning , sedangkan

    variabel terikatnya ( dependent variable )adalah kerja keras dan prestasi belajar

    matematika peserta didik.

    Pertimbangan peneliti akan sulitnya pengontrolan terhadap semua

    variabel yang mempengaruhi variabel yang sedang diteliti maka peneliti

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    56/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    57/241

    Keterangan:

    Y1 = Pretest

    Y2 = Postest

    X = Perlakuan/ treatment (menggunakan model hypoteachin g dalam

    quantum learning )

    Langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan, dapat diuraikan sebagai

    berikut:

    1. Mengidentifikasi masalah

    2. Melakukan kajian teori yang erat dengan permasalahan yang ditemukan

    3. Mencari reverensi yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti, dan

    menentukan definisi variabel.

    4. Membuat rencana penelitan yang mencangkup:

    a. Menentukan sampel dan populasi

    b. Memilih desain penelitian

    c. Membagi subjek dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol

    d. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan

    hipotesis

    5. Melakukan eksperimena. Memberikan pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk

    mengukur kemampuan peserta didik.

    b. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dengan penerapan

    model pembelajaran hypnoteaching dalam quantum learning dan di

    kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional yang

    digunakan oleh pendidik pada kelas kontrol tersebut.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    58/241

    c. Pemberian post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

    mengetahui pengaruh model pembelajaran hypnoteaching dalam

    quantum learning dibandingkan dengan model pembelajaran

    konvensional.

    6. Mengumpulkan data proses pembelajaran

    7. Mendeskripsikan dan mengorganisasikan data.

    8. Melakukan analisis data dan uji t

    9. Memberikan pembahasan terhadap data yang telah di analisis dan ditarik

    kesimpulan

    10. Membuat laporan penelitian.

    D. Definisi Operasional

    1. Hypnoteaching

    Hypnoteaching adalah usaha untuk menghipnosis atau mensugesti

    peserta didik supaya menjadi lebih baik dan prestasinya meningkat

    (Yustisia, 2012; 75). Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran

    yang dalam menyampaikan materi, pendidik memakai bahasa-bahasa

    bawah sadar yang bisa menumbuhkan ketertarikan tersendiri kepada

    peserta didik. Hypnoteaching dapat dikatakan sebagai improvisasi dari

    sebuah metode pembelajaran dengan memberikan sebuah pendekatan

    konseptual baru dibidang pendidikan dan pembinaan.

    2. Quantum L earnin g

    QuantumLearning (QL) adalah sebuah model yang komprehensif

    yang mencakup teori pendidikan dan implementasinya di kelas secara

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    59/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    60/241

    5. Matematika

    Matematika adalah ilmu terstruktur yang terorganisasikan dengan

    baik karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke

    unsur yang didefinisikan, ke aksioma/ postulat dan akhirnya ke dalil/

    teorema.Komponen-komponen matematika ini membentuk sistem yang

    saling berhubungan dan terorganisasikan dengan baik.Hal ini dapat dilihat

    dari konsep-konsep matematika yang tersusun secara hierarkis,

    terstruktur, logis, dan sistematis dari konsep yang paling sederhana

    sampai ke konsep yang kompleks.

    E. Instrumen Penelitian

    1. Tes

    Tes ini diberikan pada saat pre-test dan post-test yang

    bertujuanuntuk mengungkapkan kemampuan awal dan kemampuan akhir

    peserta didiksetelah diberi perlakuan. Adapun instrumen yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk soal essay dan soal

    uraian sebagai bentuk tes prestasi yang digunakan untuk mengukur

    penguasaan materi sebagai hasil dari proses belajar peserta didik.

    2. Angket

    Angket dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk skala likert yang

    digunakan untuk menilai kerja keras peserta didik yang ditunjukan

    peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Lembar angket

    dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang disesuaikan pada

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    61/241

    indikator kerja keras peserta didik.Pedoman dalam penyusunan lembar

    angket dalam bentuk skala likert adalah sebagai berikut.

    Tabel 3.2 Skala Likert

    PernyataanPositif Nilai Negatif NilaiSelalu (SL) 4 Selalu (SL) 1Sering (SR) 3 Sering (SR) 2Jarang (JR) 2 Jarang (JR) 3Tidak Pernah (TP) 1 Tidak Pernah (TP) 4

    Sumber: Sugiyono, 2010: 135

    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pernyataan positif

    akan bernilai 4 jika SL, 3 jika SR, 2 jika JR dan 1 jika TP. Sementara itu,

    nilai untuk pernyataan negatif kebalikan dari pertanyaan positif yaitu 1

    jika SL, 2 jika SR, 3 jika JR dan 4 jika TP.

    3. Lembar Observasi

    Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran metode hypnoteaching

    dalam quantum learning. Lembar observasi dalam penelitian ini berisi

    terlaksana atau tidak terlaksananya sintak atau langkah-langkah

    penggunaan model pembelajaran.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    1. Tes

    Soal tes yang dimunculkan dalam instrument, terdiri dari 15 butir

    soal tes kecerdasan matematis dan 10 butir soal evaluasi/ prestasi belajar

    peserta didik yang mencakup soal essay dan soal uraian yang dibuat

    berdasarkan indikator dari pokok bahasan yang ada. Soal tes yang telah

    dibuat selanjutnya akan diujicobakan pada kelas yang bukan merupakan

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    62/241

    subjek penelitian yang sebenarnya. Uji coba instrument soal tes dalam

    penelitian ini akan diujikan di kelas V SD Negeri 2 Kranji. Tes yang

    telah diujicobakan, selanjutnya dianalisis datanya, meliputi validitas,

    reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda, dengan tujuan diperolehnya

    informasi mengenai kelayakan kualitas instrumen yang digunakan dalam

    penelitian.

    a) Validitas Tes

    Uji validitas instrument tes dalam penelitian ini menggunakan

    teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu

    sebagai berikut.

    { }{ }

    Keterangan:

    = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y, duavariabel yang dikorelasikan

    = jumlah skor item = jumlah skor total (seluruh item)

    N = jumlah responden uji coba(Arikunto, 2012: 87)

    Tabel 3.3 Kriteria Acuan Validitas SoalNilai Kriteria

    0,800 1,00 Sangat tinggi0,600 0,800 Tinggi0,400 0,600 Cukup0,200 0,400 Rendah0,000 0,200 Sangat rendah

    Sumber: Arikunto (2012: 89)

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    63/241

    Soal tes uji validitas ini akan diujikan kepada peserta didik kelas

    V SD Negeri 2 Kranji. Soal tes yang mempunyai validitas sangat

    rendah nantinya tidak akan digunakan, sedangkan soal yang

    mempunyai validitas cukup, tinggi, dan sangat tinggi, akan digunakan

    sebagai post-tes di kelas IV, baik di kelas eksperimen maupun kelas

    kontrol.

    b) Reliabilitas Tes

    Reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes.Tingkat

    reliabilitas tes dapat diketahui dengan menggunakan rumus Spearman

    Brown (Riduwan, 2011: 102).

    Keterangan:

    = koefisien reliabitas internal seluruh item

    = koefisien produk moment antara belahan (ganjil-genap).

    Tabel 3.4 Kriteria Acuan Nilai Relibilitas SoalNilai Kriteria

    0,800 1,00 Sangat tinggi0,600 0,800 Tinggi0,400 0,600 Cukup0,200 0,400 Rendah0,000 0,200 Sangat rendah

    c) Taraf Kesukaran (P)

    Menurut Arikunto (2012: 222) taraf kesukaran/ indeks

    kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    64/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    65/241

    = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

    = banyaknya peserta kelompok bawahPA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

    PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

    Tabel 3.6 Kriteria Indeks Daya Pembeda Nilai Klasifikasi0,00-0,20 Jelek

    0,20-0,40 Cukup0,40-0,70 Baik0,70-1,00 Baik Sekali

    Negatif Tidak baikSumber: Arikunto (2012: 232)

    2. Observasi

    Peneliti melakukan observasi langsung terstruktur (Sugiyono,

    2010: 205), yakni observasi dengan menggunakan instrumen yang telah

    baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan dalam penilaian

    lembar observasi. Adapun rambu-rambu pengamatan dalam pelaksanaan

    observasi di kelas eksperimen dapat dilihat dalam tabel kisi-kisi pedoman

    observasi sebagai berikut.

    Tabel 3.7 Pengamatan Pelaksanaan Penelitian No. Indikator Skor Keterangan

    1. Pelaksanaan metode 1, 2, 3, 4 4 : sangat baik3 : baik2 : cukup baik1 : kurang baik

    2. Keaktifan3. Interaksi pendidik dan

    peserta didik4. Kejelasan materi

    Sumber: Arikunto (2012: 43 )Berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah tersusun, maka langkah

    selanjutnya peneliti membuat daftar pedoman penilaian lembar observasi

    dalam bentuk skala likert. Skala Likert adalah skala yang berisi empat

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    66/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    67/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    68/241

    e) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

    f) Mencari rata-rata (mean) = g) Mencari simpangan baku/standar deviasi (s) = h) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan (fe), dengan cara:

    1) Menentukan batas kelas

    2) Mencari nilai Z-score = i) Mencari Chi-kuadrat hitung (X 2) =

    j) Membandingkan dengan (Riduwan, 2011: 119-124)

    2. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan data berasal dari

    populasi yang homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan

    menggunakan varians terbesar dibanding varians terkecil, dengan

    langkah-langkah sebagai berikut:

    1) Mencari nilai varians terbesar dan terkecil dengan rumus:

    =

    2) Membandingkan nilai dengan , dengan rumus:

    dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar)

    dk penyebut = n-1 (untuk varians terkecil), dengan kriteria:

    Jika , berarti tidak homogen danJika

    , berarti homogen.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    69/241

    3. Uji Hipotesis

    Uji hipotesis dilakukan setelah menyelesaikan prasyaratan

    analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.Uji

    hipotesis dilakukan dengan perbandingan dua variabel bebas (uji t).Data

    yang telah diperoleh kemudian dideskripsikan berdasarkan diagram-

    diagram yang disajikan.Langkah pada tahap ini adalah membuat

    rangkuman distribusi data hasil post-test . Adapun rumus yang

    digunakan untuk uji t dua variabel adalah sebagai berikut:

    = (Sudjana, 2005: 239)

    Dengan s = Keterangan:

    = Rata-rata sampel ke - 1

    = Rata-rata sampel ke - 2

    = Jumlah sampel ke - 1

    = Jumlah sampel ke - 2

    = Standar deviasi sampel ke - 1

    = Standar deviasi sampel ke 2

    = Standar deviasi gabungan

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    70/241

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    71/241

    c) Mencari rata-rata ( ), standar deviasi (s), dan standar deviasi

    gabungan (s gabungan)

    d) Mencari

    e) Menentukan kaidah pengujian

    1) Taraf signifikansinya ( = 0,05)

    2) Dk = + - 2

    3) Kriteria pengujian dua pihakJika, , maka Ho ditolak dan Ha diterima.

    f) Membandingkan dengan

    g) Simpulan

    Berdasarkan nilai t hitung dapat diketahui pengaruh perbedaan

    yang signifikan dari nilai signifikansinya. Ketentuan pengujian: bila t

    hitung lebih besar dari t tabel, maka perbedaan itu signifikan (nyata)

    atau dapat digeneralisasikan (Sugiyono, 2010: 182).

    4. Uji Hipotesis menggunakan program SPSS

    Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

    Independent-Samples T-Test yang digunakan peneliti untuk menguji

    signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Adapun langkah-langkah

    pembobotan variabel jumlah sebelum melakukan analisis Independent-

    Samples T Test menggunakan program SPSS 18 :

    a) Buka file data pada CD, folder data pelajaran4, independent

    samples t test.sav.

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    72/241

    b) Klik Data =>Weight Cases pada menu sehingga muncul kotak

    dialog Weight Cases

    c) Pilih Weight Cases by . Pada kotak Frequency Variable , masukan

    variabel jumlah .

    d) Klik OK

    Berikut langkah-langkah pada analisis Independent-Samples T Test

    menggunakan program SPSS 18 :

    a) Buka file data yang akan dianalisis.

    b) Buka Analyze =>Compare Means => Independent-Samples T

    Test pada menu sehingga muncul kotak dialog Independent-

    Samples T Test.

    c) Masukan Variabel tingkat kerja keras (dan/ tingkat prestasi

    belajar matematika ) pada kotak Test Variable(s) dan variabel

    kelas pada kotak Grouping Variable .

    d) Klik Define Groups , masukan nilai variabel kelas pada kotak

    Group 1 dan Group 2 .

    e) Klik Continue sehingga kembali ke kotak dialog Independent-

    Samples T Test.

    f) Klik Option sehingga muncul kotak dialog Independent-Samples T

    Test: Option. Secara default, tingkat kepercayaan 95% dan

    Exclude cases analysis by analysis dipilih.

    g) Kilik Continue .

    h) Klik OK . Output SPSS Viewer akan ditampilkan.

    (Triherardi, 2012: 112-119)

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    73/241

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

    4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kranji Komplek Purwokerto

    Timur Tahun Pelajaran 2013/ 2014.Pemilihan kelas eksperimen dan

    kelas kontrol didasarkan pada latar belakang sekolah dan pendidik.

    Kedua sekolah tersebut telah terakreditasi A di tahun yang sama, yaitu

    pada tahun 2012. Latar belakang pendidik pada kelas eksperimen dan

    kelas kontrol adalah sama, yaitu pendidik telah menempuh gelar S1.

    Subjek penelitian berdasarkan data peserta didik tahun pelajaran 2012/

    2013.Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

    Tabel 4.1Data Subjek Penelitian SD Negeri 2 dan 3 Kranji

    Kecamatan Purwokerto Timur Tahun Pelajaran 2013/ 2014Jenis Kelamin Kelompok Eksperimen

    Kelas IV SDN 2 Kranji

    Kelompok Kontrol

    Kelas IV SDN 3 Kranji

    Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

    Laki-laki 15 33.3% 24 57,1%

    Perempuan 30 66,7% 18 42,9%

    Jumlah 45 100% 42 100%

    Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa subjek dalam

    penelitian ini adalah 45 peserta didik di kelas IV SD Negeri 2 sebagai

    kelompok/ kelas eksperimen yang terdiri dari 15 peserta didik berjenis

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    74/241

    kelamin laki-laki dan 30 peserta didik berjenis kelamin perempuan,

    sedangkan 42 peserta didik di kelas IV SD Negeri 3 Kranji yang

    terdiri dari 24 peserta didik berjenis kelamin laki-laki dan 18 peserta

    didik berjenis kelamin perempuan ditetapkan sebagai kelas kontrol.

    Jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 87 peserta didik. Beberapa

    alasan peneliti dalam menentukan subjek penelitian adalah keperluan

    peneliti itu sendiri yaitu membutuhkan data tentang pengaruh

    penggunaan metode Hypnoteaching dalam Quantum Learning

    terhadap kerja keras dan prestasi belajar matematika peserta didik

    dikelas IV SD Negeri 2 Kranji. Selain itu, di SD tersebut juga belum

    pernah mengadakan penelitian yang serupa, sehingga diharapkan

    penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang baru bagi pendidik

    peserta didik khususnya di kelas IV SD Negeri 2 Kranji.

    4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilaksanakan selama 8 kali pertemuan.Dua pertemuan

    diantaranya adalah diskusi mengenai pelaksanaan metode

    Hypnoteaching dalam Quantum Learning dengan pendidik kelas IV

    SD Negeri 2 Kranji.Penjelasan mengenai pelaksanaan penelitian

    tercantum dalam Tabel 4.3.

    Tabel 4.3Pelaksanaan Penelitian Penggunaan Metode Hypnoteaching

    dalam Quantum Learn in gNo. Hari/ Tanggal Uraian Pelaksanaan

    1. Senin, 28 April 2014 Uji Validitas Soal Post-test kepada peserta

    didik di kelas V SD Negeri 2 Kranji

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    75/241

    2. Sabtu, 3 Mei 2014 Konfirmasi pelaksanaan penelitian kepada

    Kepala Sekolah dan Pendidik Kelas IV di SD

    Negeri 2 dan 3Kranji

    3. Senin, 5 Mei 2014 Diskusi pelaksanaan metode Hypnoteaching

    dalam Quantum Learning dengan Pendidik

    Kelas Eksperimen tahap I

    4. Selasa, 6 Mei 2014 Observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran

    di kelas kontrol dengan penggunaan metode

    yang biasa dilakukan pendidik tersebut

    (metode konvensional)

    5. Rabu, 7 Mei 2014 Observasi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

    pertemuan pertama di kelas eksperimen dengan

    memberi treatment sesuai dengan penggunaan

    metode Hypnoteaching dalam Quantum

    Learning

    Wawancara untuk mengevaluasi pelaksanaan

    pembelajaran menggunakan metode

    Hypnoteaching dalam Quantum Learning

    tahap I

    6. Sabtu, 10 Mei 2014 Diskusi pelaksanaan metode Hypnoteaching

    dalam Quantum Learning dengan Pendidik

    Kelas Eksperimen tahap II

    7. Selasa, 13 Mei 2014 Observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran

    di kelas kontrol dengan penggunaan metode

    yang biasa dilakukan pendidik tersebut

    (metode konvensional) tahap II

    8. Rabu, 14 Mei 2014 Observasi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

    pertemuan kedua di kelas eksperimen dengan

    memberi treatment sesuai dengan penggunaan

    metode Hypnoteaching dalam Quantum

  • 8/12/2019 Skripsi Novita Andriani Edit

    76/241

    Learning

    Penyebaran angket kepada peserta didik di

    kelas eksperimen mengenai pelaksanaan

    pembelajaran menggunakan metode

    Hypnoteaching dalam Quantum Learning

    Wawancara untuk mengevaluasi pelaksanaan

    pembelajaran menggunakan metode

    Hypnoteaching dalam Quantum Learning

    tahap II

    Pelaksanaan penelitian dilakukan 435 menit (2 pertemuan) baik di

    kelas eksperimen maupun kelas kont