SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional...

43
i PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (NUMBERED HEADS TOGETHER) DENGAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA KELAS VII SMP NEGERI 2 DEMAK TAHUN 2016/2017 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ian Try Antono NIM : 3201412120 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional...

Page 1: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

i

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (NUMBERED HEADS

TOGETHER) DENGAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM

DALAM KEHIDUPAN MANUSIA KELAS VII SMP NEGERI 2 DEMAK TAHUN 2016/2017

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Ian Try Antono

NIM : 3201412120

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

ii

Page 3: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

iii

Page 4: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

iv

Page 5: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

� Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat

kedudukannya dengan majelisku pada hari kiamat nanti adalah orang yang

paling baik akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan yang paling

jauh dariku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak

bermanfaat) dan sombong ( HR at-Tirmidzi)

� Ada dua kaki yang sangat disukai Allah, yaitu kaki yang dilangkahkan

untuk menunaikan shalat fardhu dan kaki yang dilangkahkan untuk

silaturrahim. (Al-Hadist)

� Hidup ini sebuah misteri dan penuh rahasia! Manusia memiliki

keterbatasan dalam memahami makna hidup.Pada umumnya, manusia

tidak mengetahui banyak hal tentang sesuatu, yang mereka ketahui

hanyalah realitas yang nampak saja (Q.S 30:6-7)

PERSEMBAHAN :

� Bapak dan Ibuku ( Ismail, S.Pd dan Tri Astuti)

yang sudah memberiakan doa dan dukungan

selama ini.

� Gunawan Sikamto, David Al Farizi dan

keluarga besarku.

� Sahabat-sahabatku, Kost Al-Iman, Ponpes

Aswaja (2013), Ikhwah Rasul 37 (2014).

� UKM BPMG, UKM Shorinjhi Kempo Unnes.

� Teman-teman Pendidikan Geografi 2012.

Page 6: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNYA

sehingga skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together dengan Model Konvensional

Pada Materi Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam dalam Kehidupan Manusia

Kelas VII SMP Negeri 2 Demak Tahun 2016/2017, dapat diselesaikan dengan

baik.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial

3. Dr.Tjaturahono Budi S, M.Si., Ketua Jurusan Geografi FIS UNNES, yang

telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penyusunan

skripsi.

4. Drs. Sriyono M.Si, dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan arahan dalam pengerjaan skripsi ini dengan tulus.

5. Sriyanto S.Pd, M.Pd., dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan arahan dalam pengerjaan skripsi ini dengan tulus.

6. Drs. Heri Tjahjono, M.Si. dosen penguji yang telah memberikan bimbingan

dan arahan dalam pengerjaan skripsi ini dengan tulus.

7. Drs. Setyobudi, M.Pd, kepala sekolah di SMP Negeri 2 Demak yang telah

mendukung dan memberikan ijin dalam penelitian ini.

Page 7: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

vii

8. Guru IPS di SMP Negeri 2 Demak, Tatiek Samsudiyati, S.Pd yang telah

membantu dan memberikan dukungan dalam pelaksanaan penelitian.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan balasan atas bantuan dan amal baiknya. Harapan

penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pada khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Januari 2017

Penulis

Page 8: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

viii

SARI

Antono, Ian Try. 2016. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan Model Konvensional pada Materi Fungsi dan Peran SDA Dalam Kehidupan Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Demak Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan

Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs.

Sriyono, M.Si dan Sriyanto S.Pd, M.Pd 120 halaman.

Kata Kunci :Pembelajaran Kooperatif , Numbered Heads Together (NHT) , Hasil Belajar.

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu dalam

keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran geografi, model-model

pembelajaran sangat banyak ragamnya namun hanya beberapa yang digunakan

oleh guru geografi untuk menyampaikan materi pembelajaran di sekolah, salah

satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya

variasi model pembelajaran dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa.

Salah satu alternatif model yang dapat digunakan dalam pembelajaran geografi

adalah model Numbered Heads Together. Penelitian ini bertujuan untuk: 1).

Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam pembelajaran fungsi dan peran SDA dalam kehidupan manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP Negeri 2 Demak. 2). Mengetahui

perbandingan hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dengan metode konvensional dalam pembelajaran fungsi dan peran SDA

dalam kehidupan manusia kelas VII SMP Negeri 2 Demak.

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII Smp Negeri 2 Demak.

Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposif sampling, kelas

VII B sebagai kelas eksperimen dan VII C sebagai kelas kontrol. Variabel dalam

penelitian ini yaitu pelaksanaan model pembelajaran NHT ditinjau dari kinerja

guru, aktivitas belajar, respon siswa dan hasil belajar. Teknik pengumpulan data

menggunakan dokumentasi, observasi, angket dan tes. Metode analisis data

menggunakan analisis deskriptif dan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukan 1). Pelaksanaan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran NHT dapat terlaksana dengan baik. Hal ini

dibuktikan dengan kinerja guru pada kelas eksperimen dan kontrol menunjukan

kinerja yang baik dengan persentase 81 % pada kelas eksperimen dan pada kelas

kontrol 79 %. Persentase aktivitas siswa kelas eksperimen sebesar 77,5 %

termasuk kategori baik. Sementara itu aktivitas pada kelas kontrol sebesar 76,5 %

termasuk kategori baik.

Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penggunaan model

Numbered Heads Together. 2) Hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan

Page 9: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

ix

model NHT menunjukan rata-rata 76,86 lebih baik dari kelas kontrol yang

menggunakan model konvensional dengan rata-rata 72,58. Hal ini diperkuat hasil

uji t yang menunjukan 4,72) , sehingga diterima. Saran

dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan guru dapat menggunakan model

pembelajaran kooperatif NHT sebagai alternatif model pembelajaran khususnya

pada materi peran danfungsi SDA dalam kehidupan.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii

PERNYATAAN ................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ......................................................................................................... vii

SARI ................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

1.5 Batasan Istilah ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR .................... 9

2.1 Belajar dan Pembelajaran ................................................................. 9

2.1.1 Pengertian Belajar ............................................................................. 9

2.1.2 Proses Belajar dan Mengajar ............................................................ 9

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 10

2.1.4 Model Pembelajaran Numbered Heads Together ............................ 13

2.1.5 Pembelajaran Geografi ..................................................................... 14

2.1.6 Materi SDA ...................................................................................... 17

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relefan .............................................. 20

2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................. 22

2.4 Hipotesis ........................................................................................... 24

Page 10: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

x

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Subjeki Penelitian ................................................................................ 25

3.2 Sampel dan Teknik Sampling ............................................................. 26

3.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 27

3.4 Alat dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 29

3.4.1 Sumber Data .................................................................................... 29

3.4.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 29

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29

3.5 Validitas dan Reliabilitas alat .......................................................... 30

3.5.1 Tes Hasil Belajar Kognitif .............................................................. 31

3.5.2 Uji Validitas Butir Soal ................................................................... 31

3.5.3 Uji Reliabilitas Instrument .............................................................. 32

3.5.4 Daya Pembeda Soal ......................................................................... 33

3.5.5 Analisis Tingkat Kesukaran ............................................................ 35

3.5.6 Angket Tanggapan Siswa ................................................................. 35

3.5.7 Kinerja Guru .................................................................................... 36

3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 36

3.7.1 Uji Persyaratan ................................................................................. 37

3.7.2 Uji Hipotesis ................................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 42

4.1.1 Lokasi Penelitian .......................................................................... 42

4.1.2 Kondisi Sekolah ............................................................................ 42

4.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 44

4.2.1 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .............................. 44

4.2.1.1 Persiapan Pembelajaran ................................................................ 45

4.2.1.2 Pelaksanaan pre-test Kelas Eksperimen ........................................ 45

4.2.1.3 Proses Pembelajaran ..................................................................... 45

4.2.1.4 Pelaksanaan pos-test Kelas Eksperimen ........................................ 48

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................................... 49

4.2.2.1 Persiapan Pembelajaran ................................................................ 49

4.2.2.2 Pelaksanaan pre-test Kelas Kontrol ............................................. 50

4.2.2.3 Proses Pembelajaran ..................................................................... 50

4.2.2.4 Pelaksanaan pos-test Kelas Kontrol ............................................. 50

4.2.3 Analisis Hasil Belajar Siswa Secara Deskriptif Hasil Belajar

Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 51

4.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antara Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ......................................................................... 51

4.2.5 Ketertarikan Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Page 11: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

xi

Numbered Heads Together ............................................................ 52

4.2.6 Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan Model

Numbered Heads Together ............................................................ 54 4.2.7 Uji Normalitas Data Tes Evaluasi ................................................ 61

4.2.8 Uji Kesamaan Dua Varian ............................................................ 62

4.2.9 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Tes Evaluasi

Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................. 62

4.2.10 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen

Dan Kontrol ................................................................................. 63

4.3 Pembahasan .................................................................................. 64

4.3.1 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Model

Numbered Heads Together ......................................................... 65

4.3.1.1 Perencenaan Pembelajaran .......................................................... 65

4.3.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 65

4.3.2 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Antara Model

Pembelajaran Numbered Heads Together dengan

Hasil Belajar Kognitif Siswa Secara Konvensiona ..................... 67

4.3.3 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dengan Siswa

Kelas Konvensional . ....................................................................69

4.3.4 Ketuntasan hasil belajar siswa kelas kooperatif

Numbered Heads Together .........................................................70 4.3.5 Respon siswa terhadap model pembelajaran Numbered Heads Together ..........................................................70

4.3.6 Rangkuman Hasil Penelitian .......................................................71

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................................................ 73

5.2 Saran ................................................................................................... 75

Page 12: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif ......................................... 16

Tabel 2.2 Kajian penelitian ................................................................................. 20

Tabel 3.1 Rincian siswa kelas VII SMP N 2 Demak .......................................... 25

Tabel 3.2 Jadwal pelajaran IPS SMP N 2 Demak ............................................... 27

Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal ................................................................ 33

Tabel 3.4 Analisis Daya Pembeda Soal ............................................................... 34

Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ........................................................ 34

Tabel 3.6 Analisis Tingkat Kesukaran Soal ........................................................ 35

Tabel 3.7 Kriteria Hasil Belajar Afektif Siswa ................................................... 40

Tabel 3.8 Kriteria Tanggapan Siswa ................................................................... 41

Tabel 4.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ....... 44

Tabel 4.2. Hasil Belajar Pre Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............... 45

Tabel 4.3. Nilai Pos Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................... 49

Tabel 4.4. Rincian pembelajaran kelas kontrol. .................................................... 49

Tabel 4.5 Pengamatan Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen Setiap Aspek .. 52

Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas Eksperimen ................... 54

Tabel 4.7 Pengamatan Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol Setiap Aspek ......... 55

Tabel 4.8 Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas Kontrol ......................... 57

Tabel 4.9 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Afektif Antara Kelas

Eksperimen dan Kontrol ................................................................... 58

Tabel 4.10 Hasil angket respon siswa terhadap model

numbered heads together ................................................................... 59

Tabel 4.11 Rata-rata Hasil Pengamatan Kinerja Guru Setiap Pertemuan ............ 60

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Nilai Pos Tes .................................................... 61

Tabel 4.13 Uji Kesamaan Dua Varian Nilai Pos Tes .......................................... 62

Tabel 4.14 Perhitungan uji t pihak kanan ............................................................ 63

Tabel 4.15 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen .............................. 63

Tabel 4.16 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol ..................................... 64

Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Penelitian Kelas Numbered Heads Together

Dengan Kelas Konvensional .............................................................. 71

Page 13: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 23

Gambar 2.2 Sumber Daya Alam .......................................................................... 17

Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 43

Gambar 4.2 Guru/ Peneliti Membuka Pelajaran ................................................... 46

Gambar 4.3 Proses Pemanggilan Nomor Untuk Siswa ........................................ 48

Gambar 4.4 Grafik Pengamatan Hasil Belajar Afektif Siswa

Kelas Eksperimen 1........................................................................... 52

Gambar 4.5 Grafik Pengamatan Hasil Belajar Afektif Siswa

Kelas Eksperimen 2........................................................................... 53

Gambar 4.6 Grafik Pengamatan Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas Kontrol 1 .... 55

Gambar 4.7 Grafik Pengamatan Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas Kontrol 2 .... 57

Page 14: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Kelas Uji Coba ................................................................. 78

Lampiran 2. Daftar Kelas Eksperimen ............................................................. 79

Lampiran 3. Daftar Kelas Kontrol .................................................................. 80

Lampiran 4. Silabus ........................................................................................ 81

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............. 82

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................... 86

Lampiran 7. Kisi-kisi Soal Evaluasi Uji Coba ................................................. 90

Lampiran 8. Lembar Soal Evaluasi Uji Coba ................................................. 91

Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Uji Coba ..................................... 95

Lampiran 10. Analisis Validitas, Reabilitas, Daya Beda dan

Tingkat Kesukaran .................................................................... 96

Lampiran 11. Perhitungan Validates Soal ....................................................... 97

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas ............................................................ 99

Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ....................................... 100

Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Soal .................................................... 102

Lampiran 15. Lembar Soal Evaluasi ............................................................... 104

Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Ujian Pre Test Kelas Eksperimen dan

Kontrol ..................................................................................... 107

Lampiran 17. Perbandingan Nilai Tes Evaluasi Kelas Eksperimen dan

Kontrol ..................................................................................... 108

Lampiran 18. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen............... 109

Lampiran 19. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Kontrol ..................... 110

Lampiran 20. Analisis Data Tes Evaluasi Uji Kesamaan Dua Varian Data Tes

Evaluasi Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol .............................. 111

Lampiran 21. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Tes Evaluasi

Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol .............................................. 112

Lampiran 22. Uji Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ........... 113

Lampiran 23. Uji Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol .................. 114

Lampiran 24. Kisi- Kisi Instrumen Observasi Aktifitas Siswa ....................... 115

Lampiran 25. Kriteria Pensekoran Aktifitas Siswa ......................................... 116

Lampiran 26. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ........................................... 117

Lampiran 27. Rekapitulasi Aktifitas Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ........................................................................... 118

Lampiran 28. Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

Numbered Heads Together ........................................................ 122

Lampiran 29. Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Numbered Heads Together ........................................................ 124

Lampiran 30. Kriteria Pensekoran Kinerja Guru Model Numbered Heads Together ...................................................................................... 125

Lampiran 31. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Model Numbered Heads Together ...................................................................................... 127

Lampiran 32. Rekapitulasi Observasi Kinerja Guru Model Numbered Heads Together ...................................................................................... 128

Lampiran 33 T-tabel ...................................................................................... 129

Page 15: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah mengubah tingkah laku anak seperti anak dapat

melakukan sesuatu karena setelah belajar atau melakukan sesuatu tetapi

dengan cara yang lebih tepat guna.(pendidikan modern). Model

pembelajaran kooperatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan

model konvensional yang selama ini digunakan oleh kebanyakan tenaga

pengajar yang ada di Indonesia, dari segi hasil yang didapat oleh siswa dan

juga pengaruhnya bagi tenaga pengajar itu sendiri, dari segi tenaga yang

dikeluarkan. Sudah banyak penelitian memperlihatkan manfaat-manfaat

besar yang bisa diperoleh siswa jika mereka berinteraksi dengan orang

lain, masih sedikit yang meneliti bagaimana interaksi-interaksi yang

berbeda berpengaruh terhadap pembelajaran siswa. Webb, dkk. (1985)

bahwa siswa-siswa yang memberi bantuan atau sama lain dalam

kelompok-kelompok kooperatif tidak lantas berpengaruh signifikan

terhadap prestasi belajar mereka.

Tipe Numbered Heads Together dipilih oleh penulis dikarenakan

prosedurnya lebih mudah dipahami peneliti, media yang diperlukanpun

lebih menghemat biaya, tenaga pengajar sekaligus memudahkan dalam

tahap penelitian. Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk

saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat

dan yang terpenting adalah semangat saling kerjasama antar siswa.

Page 16: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

2

SMP Negeri 2 Demak telah ada dan lebih dari 50 tahun menjadi

pelayan pendidikan. Sebelum tahun 1960-an, sekolah yang menempati

gedung peninggalan Belanda ini merupakan sekolah Guru B (dikenal

dengan SGB) yang kemudian pada tanggal 31 juli 1959 diubah dan

diintegrasikan menjadi SMP Negeri 2 Demak melalui surat Keputusan

Kepala Urusan Kependidikan Guru Jawatan Pendidikan Umum No:

30/Um/PPG/1960 sesuai dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia No. 187/SK/III tanggal 25 mei 1960.

SMP Negeri 2 Demak dipilih sebagai tempat penelitian karena

peneliti pernah menjadi mahasiswa PPL di SMP tersebut, sehingga muncul

keinginan untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana perkembangan

pendidikan yang ada di SMP tersebut. SMP Negeri 2 Demak merupakan

SMP Negeri yang ada di Kabupaten Demak berada tidak jauh dari pusat

pemerintahan Kabupaten Demak. Proses pembelajaran yang ada sudah

lumayan maju dengan banyaknya media-media yang digunakan namun

untuk kelas VII sendiri metode pengajarannya masih menggunakan

pembelajaran konvensional mengandalkan guru, menyebabkan kurangnya

keaktifan siswa untuk belajar mandiri.

Semua sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Demak cukup

memadai untuk proses pembelajaran, hasil belajar siswa perlu ditingkatkan

lagi baik usaha dari siswa atau usaha dari guru, siswa dapat meningkatkan

hasil belajar mereka dengan belajar lebih giat lagi sedangkan seorang guru

dengan model-model pembelajaran yang lebih baik. Pembelajaran IPS

Page 17: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

3

pada siswa SMP menurut kompetensi yang dicapai berkaitan erat dengan

ranah kognitif, dan afektif siswa, sehingga media pembelajaran yang

bersifat abstrak untuk menyampaikan materi kepada siswa perlu diarahkan

pada sumber belajar yang bersifat konkret. Anak pada usia 12-15 tahun

(anak SMP/MTS) merupakan masa remaja periode peralihan. Dalam masa

ini, status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus

dilakukan (Soeparwoto, dkk,2006:62), sehingga akan mengakibatkan

siswa cepat bosan dan kelelahan dalam mengikuti pelajaran.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS di SMP 2

Demak yaitu 75. Pada kelas VII di SMP 2 Demak penggunaan model

pembelajaran kooperatif sudah berjalan dengan baik, namun pencapaian

hasil belajar siswa kelas VII belum maksimal, masih banyak kelas yang

belum mencapai KKM. Perlu adanya peningkatan hasil belajar pada siswa.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka sebagai upaya peningkatan

hasil belajar siswa dalam Mata Pelajran IPS, selanjutnya akan dilakukan

penelitian dengan judul “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered HeadsTogether (NHT) dengan model konvensional pada

Materi Pembelajaran Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam dalam

Kehidupan Manusia terhadap Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP

Negeri 2 Demak Tahun Ajaran 2016/2017”

Page 18: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah, yaitu :

a. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) dalam pembelajaran fungsi dan peran sumber

daya alam dalam kehidupan manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII

SMP Negeri 2 Demak.

b. Bagaimana perbedaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dengan model konvensional dalam

pembelajaran fungsi dan peran sumber daya alam dalam kehidupan

manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP Negeri 2 Demak.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together dalam pembelajaran fungsi dan peran sumber daya alam

dalam kehidupan manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP

Negeri 2 Demak.

b. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara penggunaan model

pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dengan model

konvensional dalam pembelajaran fungsi dan peran sumber daya alam

dalam kehidupan manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP

Negeri 2 Demak.

Page 19: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis, hasil penelitian ini memberi sumbangan bagi ilmu

pengetahuan, khususnya stategi pembelajaran.

b. Manfaat Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan masukan dalam menyusun kebijakan kependidikan bagi

pemerintah maupun pihak-pihak yang berkompeten.

1.5 Batasan istilah

Untuk menghindari penafsiran makna yang berbeda terhadap judul dan

memberikan gambaran yang jelas kepada para pembaca maka perlu

dijelaskan batasan-batasan istilah sebagai berikut :

a. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar. Sudjana (2010)

Dalam penelitian ini yang menjadi penelitian objek belajar meliputi :

1. Hasil belajar kognitif, dilakukan pengukuran menggunakan Pre-Tes dan

Pos Tes terhadap hasil pembelajaran menggunakan model Numbered

Heads Together antara kelas kontrol dan eksperimen pada materi fungsi

dan peran sumber daya alam dalam kehidupan manusia.

2. Aktifitas belajar siswa, pengukuran dilakukan menggunakan lembar

observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Page 20: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

6

b. Perbandingan

Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu

besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara sederhana. (wikibooks.org)

Indikasi keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together dalam penelitian ini diberi batasan pada:

1. Kinerja guru dalam pembelajara yang baik disetiap pertemuan.

2. Hasil belajar (kognitif) siswa yang menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibanding siswa yang tanpa

menggunakan model konvensional.

3. Aktifitas yang menggunakan model pembelajaran Numbered Heads

Together menunjukan kriteria baik.

4. Respon positif siswa terhadap model pembelajaran Numbered Heads

Together.

c. Tipe Numbered Heads Together

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok.

Teknis pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-

tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-berkelompok. Masing-

masing anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberitahukan nomor

berapa yang akan berpresentasi selanjutnya, begitu seterusnya hingga semua

nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa

benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut. Menurut Slavin (1995), metode

Page 21: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

7

yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan

akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok.

d. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok

yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada

perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar

yang di dalamnya setiap pembelajarannya sendiri dan didorong untuk

meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Roger, dkk (dalam

cooperati Learning Miftahul Huda 2011:29)

Cooperative learning usaha yang dilakukan suatu kelompok untuk

mencapai tujuan yang sama dalam pembelajaran, suatu hasil akan diperoleh

dengan baik apabila dikerjakan bersama-sama.

e. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu

sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis. (Sapriya:2008:9)

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian terpadu yang

merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi diorganisasikan

dari konsep-konsep keterampilan-keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi,

Antropologi, dan Ekonomi (Depdiknas, 2006)

Page 22: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

8

f. Pembelajaran Konvesional

Pembelajaran Konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak

mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa

mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat

pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa

pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih

banyak didominasi oleh gurunya sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih

pasif sebagai penerima ilmu. Ujang Sukandi (2003)

Menurut Phiilip R Wallace, pendekatan pembelajaran yang konservatif

apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi

murid-muridnya.

2. Perhatian kepada masing-masing individu atau minat sangat kecil.

3. Pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa

depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa saat ini.

4. Penekanan yang mendasar adalah pada bagian pengetahuan dapat diserap

oleh siswa dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolak

ukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi siswa

terabaikan.

Pendekatan konvensional dapat dimaklumi sebagai pendekatan

pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak

satu arah dari guruke siswa, metode pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-

konsep bukan kompetensi.

Page 23: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Belajar dan Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan

perubahan perilakunnya.

Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar

atau membelajarkan peserta didik. Jadi pembelajaran merupakan upaya

menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar (Warsita, 2008:85),

sedangkan efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(http://kamusbahasaindonesia.org/efektif. diunduh pada 03/03/2016 pukul

10:28) berarti adanya efek (pengaruh, hasilnya, akibatnya) terhadap suatu

tindakan. Pembelajaran efektif berkaitan langsung dengan keberhasilan

pencapaian pengalaman belajar. Pembelajaran efektif merupakan perpaduan

antara seni dan ilmu tentang pengajaran (Daryanto, 2010:150).

2.1.2 Proses Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan guru dan murid yang harus

mempunyai pola tertentu, seperti dikemukakan J.J Hasibuan (1998:17)

Page 24: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

10

Didalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang

mempunyai sifat atau ciri khusus. Seperti dikemukakan (Lukman, 2003:11),

bahwa didalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang

mempunyai sifat atau ciri khusus yang memerlukan adanya konsentrasi yang

tinggi dan perhatian kita.

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) sama dengan kerja

kelompok. Tetapi walaupun cooperatif learning terjadi dalam bentuk

kelompok, tidak setiap kerja kelompok dikatakan cooperatif learning. Isroji

(2012) menyatakan dalam lima unsur yang dapat membedakan cooperatif

learning dengan kerja kelompok, yaitu :

1. Positif Interdepence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya

kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana

keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau

sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut guru perlu merancang

struktur dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk

belajar, mengevaluasi, dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan

dan memahami bahan pelajaran.

2. Interaction face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa

tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang

ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa

yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat

positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.

Page 25: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

11

3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok, sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya.

4. Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,

mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja

yang efektif.

5. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam memecahkan masalah

(proses kelompok).

Tujuan utama dalam model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta

didik dapat belajar berkelompok bersama teman-temanya dengan cara saling

menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara

berkelompok.

Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Slavin (Isjoni, 2009:23)

berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi,

dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain.

Sedangkan tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi

dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

kelompok.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidaknya tiga tujuan penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et.al dalam

isjoni (2009:39), yaitu:

Page 26: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

12

1. Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran kooperatif mencakup beragam tujuan sosial, juga

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.

Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep sulit. Pengembang model ini telah menunjukkan

bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai

siswa pada hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan

dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan

baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama

menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara

luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,

kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi

peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja

dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur

penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerjasama dengan kolaborasi. Keterampilan-

keterampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak

muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

Page 27: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

13

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) merupakan varian dari diskusi

kelompok. Teknis penaksanaannya hampir sama dengan diskusi

kelompok.

1). Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing siswa dalam

kelompok diberi nomor.

2). Guru memberi tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3). Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap

paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui

jawaban tersebut

4). Guru memanggil salah satu nomor .siswa dengan nomor yang

dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.

Kelebihan Model Numbered Heads Together.

1) Dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama antar siswa.

2) Meningkatkan hasil belajar siswa

Kekurangan Model Numbered Heads Together.

1) Guru lebih pasif ketika proses pembelajaran berlangsung.

2) Guru tidak bisa mengawasi secara maksimal ketika pembelajaran

kelompok berlangsung.

Menurut Slavin (1995), metode yang dikembangkan oleh Russ Frank

cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok.

Page 28: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

14

2.1.5 Pembelajaran Geografi

Pakar geografi pada seminar lokakarya di Semarang tahun 1988

merumuskan konsep geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan

dan perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau

kewilayahan dalam konteks keruangan. Berdasarkan Permendiknas

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan bahwa geografi

merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan

mendorong peningkatan kehidupan. Bidang kajian geografi meliputi bumi,

aspek dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial

manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat.

Studi geografi meliputi gejala alam (fisis) atau insani (social). Oleh

karena itu, secara garis besar geografi dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu geografi fisis (physical geography) dan geografi manusia (human

geography). Geografi fisis mempelajari aspek-aspek fisik, misalnya

batuan, mineral, relief muka bumi, cuaca dan iklim, air, tumbuhan serta

hewan. Geografi manusia mempelajari aspek-aspek sosial, politik,

ekonomi, dan budaya (Sutrijat, 1999).

Ruang lingkup mata pelajaran geografi berdasarkan Permendiknas

no. 22/ 2006 tentang standar isi meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1)

konsep dasar, pendekatan, dan prinsip dasar geografi, 2) konsep dan

karakteristik dasar serta dinamika unsur-unsur geosfer mencakup litosfer,

Page 29: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

15

pedosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer serta pola persebaran

spasialnya, 3) jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial Sumber Daya

Alam (SDA) dan pemanfaatannya, 4) karakteristik, unsur-unsur, kondisi

(kualitas) dan variasi spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan

pelestariannya, 5) kajian wilayah negara-negara maju dan sedang

berkembang, 6) konsep wilayah dan pewilayahan, kriteria dan pemetaannya

serta fungsi dan manfaatnya dalam analisis geografi; dan 7) pengetahuan dan

keterampilan dasar tentang seluk beluk dan pemanfaatan peta, Sistem

Informasi Geografis (SIG) dan citra penginderaan jauh. La Iru dan La Ode

(2012) mengemukakan langkah-langkah penerapan model pembelajaran

kooperatif pada proses pembelajaran.

Page 30: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

16

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1:

Menyampaikan tujuan dan

memotifasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar.

Fase 2 :

Menyajikan Informasi.

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan.

Fase 3:

Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok-

kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

Fase 4 :

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka

Fase 5 :

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari dan masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 :

Memberikan Penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil bekerja individu dan

kelompok.

Sumber: Iru, 2012:58

Page 31: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

17

2.1.6 Materi SDA

1. Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun

benda hidup yang berapa di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia.

Gambar 2.1 Sumber Daya Alam

2. Penggolongan Sumber Daya Alam

Ada beberapa macam sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan

dengan berbagai cara. SDA dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal.

berdasarkan bentuk yang dimanfaatkan, SDA dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. SDA Materi, yaitu bila yang dimanfaatkan adalah materi sumber daya alam

tersebut. contoh : siderit, limonit dapat dilebur jadi besi/ baja

Page 32: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

18

b. SDA Hayati, ialah SDA yang berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan

tumbuhan. SDA tumbuhan disebut SDA Nabati dan hewan disebut SDA

Hewani.

c. SDA Energi, yaitu bila barang yang dimanfaatkan manusia adalah energi

yang terkandung dalam SDA tersebut.

d. SDA Ruang, adalah ruang atau tempat yang diperlukan manusia dalam

hidupnya.

e. SDA Waktu, sebagai sumber daya alam, waktu tidak berdiri sendiri

melainkan terikat dengan pemanfaatan sumber daya alam lainnya.

Berdasarkan Pembentukan

a. Sumber Daya Aalam Yang Dapat Diperbaharui

Disebut demikian, karena alam mampu mengadakan pembentukan baru

dalam waktu relatif cepat, secara reproduksi atau siklus.

1). Perbaruan dengan reproduksi. Hal ini terjadi pada sumber daya alam

Hayati, karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga

jumlahnya selalu bertambah.

2). Perbaruan dengan adanya siklus. beberapa SDA ,misalnya air dan udara

terjadi dalam proses yang melingkar membentuk siklus.

b. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbaharui

SDA ini terdapat dalam jumlah relatif statis karena tidak ada penambahan

atau waktu pembentukan yang lama.Contoh : bahan mineral, batu bara dll.

berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, SDA ini dibagi 2, yaitu:

1) SDA yang Tidak Cepat Habis. Karena nilai konsumtifnya kecil.

Page 33: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

19

2) SDA yang cepat habis. karena nilai konsumtif barang tersebut relatif

tinggi.

Menurut Cara Terbentuknya Bahan Galian Dibagi Menadi

1. Bahan galian magmatik

2. Bahan galian pegmatit

3. Bahan galian hasil pengendapan

4. Bahan galian hasil pengayaan sekunder

5. Bahan galian hasil metamorfosis kontak

6. Bahan galian termal

Bahan Galian Menurut Kepentingan Bagi Negara

1. GOLONGAN A, golongan bahan galian strategis

2. GOLONGAN B, golongan bahan galian vital

3. GOLONGAN C, bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan

A/B

Page 34: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

20

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau

kesamaan penelitian yang sebelumnya dilihat dari metode yang digunakan oleh

peneliti, tempat penelitian serta analisis data yang digunakan.

Berikut tabel kajian hasil penelitian yang relevan

Tabel 2.2 Kajian Penelitian

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Wahono 2013 Efektivitas Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Hasil

Belajar Kompetensi

Dasar Atmosfer dan

Hidrosfer Kelas VII

SMP 9 Semarang

Tahun Ajaran

2012/2013

Hasil penelitian menunjukan

penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe

RTE dilaksanakan dalam dua

kali pertemuan. Langkah-

langkah pembelajaran telah

dilaksanakan dengan baik pada

pertemuan I maupun II. Namun

demikian ketuntasan belajar

yang dicapai secara klasikal

pada pertemuan I masih kurang

dari 75% siswa, sedangkan

pada pertemua II ketuntasan

secara klasikal sudah mencapai

83,21% siswa.

2. M.

Muzamzam

Diar Achda

2013

Efektifitas

Penggunaan Metode

Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) Berbasis

Handout Pada

Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan

Permasalahan

Lingkungan

Hidup dan Upaya

Penanggunalangannya

Dalam Pembangunan

Berkelanjutan

Terhadap Hasil

Belajar IPS Siswa

Kelas VIII SMP N 1

Ungaran

Pelaksanaan metode

pembelajaran Students Centered Learning (SCL)

berbasis handout pada

Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan Permasalahan

Lingkungan Hidup dan Upaya

Penanggulangannya dalam

Pembangunan Berkelanjutan

pada kelas VIII C berlangsung

dengan baik, karena hasil dari

lembar pengamatan kinerja

guru dari dua observer

menunjukkan rata-rata 78

% yang masuk dalam kriteria

baik.

Page 35: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

21

3. Bagus

Harjanto

Gunadi

Putro

2013

Efektifitas Siswa Dalam

Metode

Pembelajaran Inquiry

Terhadap Hasil Belajar

IPS Kelas VII dan VIII di

SMP Negeri 7 Salatiga

Efektivitas siswa dalam

pembelajaran metode inquiry

diperoleh hasil bahwa

sebanyak 32 responden atau

sama dengan 80,00%,

efektivitas siswa dalam

pembelajaran inquiry termasuk

dalam kategori tinggi dan

sebagian siswa sebanyak 8

responden atau sama dengan

20% dengan tingkat efektivitas

belajar dalam pembelajaran

metode inquiry termasuk

dalam kategori sedang.

4. IAN TRY

ANTONO

2016

Perbandingan Model

Pembelajara Kooperatif

Tipe Numbered Heads

Together (NHT) Pada

Materi Pembelajaran

Fungsi dan Peran Sumber

Daya Alam Dalam

Kehidupan Manusia

Terhadap Tingkat Hasil

Belajar Siswa Kelas VII

SMP Negeri 2 Demak

Tahun Ajaran 2016/2017

Hasil yang diperoleh siswa

kelas eksperimen yang

menggunakan model numbered heads together lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas

kontrol yang menggunakan

model konvensional, dengan

nilai rata-rata kelas 80,20

sedangkan kelas kontrol 72,58.

Hasil belajar afektif siswa

antara kedua kelas menunjukan

perbedaan satu sama lain.

Kelas eksperimen menunjukan

sikap yang lebih baik

dibandingkan dengan kelas

kontrol.

Page 36: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

22

2.3 Kerangka Berfikir

Penggunaan metode ceramah yang dirasa membosankan membuat

siswa merasa jenuh akan kegiatan belajar. Akibatnya banyak yang tidak

memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru dan berakibat pada

rendahnya hasil belajar siswa. Berawal dari pembelajaran konvensional yang

membosankan dan membuat siswa jenuh, maka perlu adanya suatu variasi

pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi, salah

satunya menggunakan model pembelajaran yang dipandang sebagai kegiatan

pembelajaran yang mampu meningkatkan efektifitas pembelajaran.

Untuk mengetahui kaitan antar variabel, dilakukan penelitian

eksperimen dalam penelitian ini. Terdapat dua kelas, yaitu kelas kontrol dan

kelas eksperimen untuk mengetahui hasil dari penelitian. Hasil dari penelitian

ini adalah efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together yang nantinya dapat direkomendasikan atau disarankan untuk

mengganti pembelajaran konvensional yang membosankan dan meningkatkan

minat serta hasil belajar siswa.

Meningkatkan model pembelajaran yang lebih efektif dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Heads Together.

dengan tahapan mempersiapkan pembelajaran berupa RPP, Silabus, dan

Media. Melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran

model Numbered Heads Together. Mengevaluasi hasil akhir dengan tes. Serta

untuk mengetahui hasil akhir dari model pembelajaran tersebut dengan

melihat hasil belajar kognitifnya.

Page 37: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

23

Gambar. 2.2 Kerangka Berfikir

KELAS EKSPERIMEN

HASIL BELAJAR

EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

DALAM PEMBELAJARAN

Proses Belajar Mengajar Materi Peran dan Fungsi SDA Dalam Kehidupan Manusia

PROSES PEMBELAJARAN KINERJA GURU

DAN AKTIFITAS BELAJAR SISWA

KELAS KONTROL

MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PROSES PEMBELAJARAN

HASIL BELAJAR PERBANDINGAN

Page 38: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

24

2.4 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara

terhadap suatu permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul (Arikunto, 2002:62). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang telah disajikan adalah :

Hi : Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together

dalam pembelajaran IPS lebih baik dibandingkan dengan model

konvensional.

Page 39: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

74

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai

Perbandingan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan model

Konvensional yang diujikan di Smp N 2 Demak kelas VII materi Peran dan

Fungsi Sumber Daya Alam Dalam Kehidupan Manusia.

1. Pelaksanaan model pembelajaran Numbered Heads Together pada kelas VII

B berlangsung dengan baik, hasil dari lembar pengamatan kinerja guru dari

satu observer menunjukkan rata-rata 79 % yang masuk dalam kriteria baik.

Pertemuan pertama kinerja guru berada pada angka 67% naik menjadi 79 %

di pertemuan kedua dan naik lagi secara signifikan dipertemuan ketiga

menjadi 92 %. Pada kelas yang aktif metode ini dapat menyalurkan keaktifan

siswa dengan baik yang dilihat dari hasil belajarnya.

2. Perbandingan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan model

Konvensional dalam materi Peran dan Fungsi Sumber Daya Alam Dalam

Kehiduapan Manusia terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri

2 Demak dapat diketahui melalui empat indikasi, yaitu:

a. Pelaksanaan model pembelajaran ini berlangsung dengan baik, karena

hasil dari lembar pengamatan kinerja guru menunjukan kriteria yang baik,

dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir.

b. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Numbered

Heads Together lebih baik dibandingkan siswa tanpa menggunakan model

Page 40: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

75

persentase yang menghasilkan rata-rata klasikal kelas eksperimen sebesar

75 % berkategori baik sedangkan rata-rata klasikal kelas kontrol hanya 75

% berkategori cukup baik.tersebut, ini dilihat dari hasil belajar afektif dari

analisis deskriptif.

c. Hasil belajar siswa yang menggunakan model Numbered Heads Together

lebih baik dibanding siswa tanpa menggunakan model tersebut.

Ketuntasan hasil belajar individu maupun klasikal yang diketahui melalui

uji t telah mampu mencapai ketuntasan belajar individu. Sedangkan

ketuntasan belajar klasikal, kelas eksperimen mencapai ketuntasan, dimana

80,29 % siswa nilainya ≥ 75.

d. Respon positif siswa dapat dilihat dari hasil dari persentase rata-rata Rata-

rata klasikalnya diketahui dari analisis deskriptif persentase yang

menghasilkan persentase sebesar 93%, yang mana nilai tersebut

dikategorikan sangat tertarik.

Page 41: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

76

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada guru mata pelajaran IPS kelas VII Smp N 2 Demak untuk dapat

menggunakan model Numbered Heads Together pada pembelajaran IPS

khususnya materi Peran dan Fungsi Sumber Daya Alam Dalam Kehidupan

Manusia. Agar siswa aktif mengembangkan kemampuannya dalam proses

pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada pihak sekolah agar dapat memberikan pengarahan kepada guru mata

pelajaran geografi agar memperbaiki model pembelajaran yang dapat

diterapkan pada mata pelajaran geografi khususnya materi Peran dan Fungsi

Sumber Daya Alam Dalam Kehidupan Manusia.

3. Untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan model pembelajaran agar

dapat menambahkan media pembelajaran untuk melengkapi model

pembelajaran yang akan diterapkan.

Page 42: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

77

DAFTAR PUSTAKA

Anni,C.T, dan Rifa’i, Achmad. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT

UNNES PRESS.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).

Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. (Cetakan ketigabelas). Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Bagus Harjanto Gunadi Putro. 2013. Efektifitas Siswa Dalam Metode Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VII dan VIII di SMP Negeri 7 Salatiga. Semarang: Unnes

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur

Balitbang Depdiknas.

Diar Achda, M Muzamzam. 2013. Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Students Centered Learning (SCL) Berbasis Hanout pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya Dalam Pembangunan Berkelanjutan Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ungaran.

Semarang : Unnes

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. (Edisi Ketiga).

Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistika Jilid 2. Yogyakarta: Percetakan Adi

Hamzah, Uno. 2007. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efisien. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2015. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasibuan, J.J. dan Mudjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualititatif dan Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Isjoni,2012.Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Isjoni, 2012. Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Berkelompok.

Bandung : Alfabeta

Jennah, R.2009. Media Pembelajaran, Banjarmasin : Antasari Press

Page 43: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya Kurangnya variasi model pembelajaran

78

La Iru dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Penerapan: Pendekatan, Metode,

Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo

Lukman, S. 2003. Manajemen Kualitas Pelayanan. Penerbit STIA LAN Press,

Jakarta

Nugroho, Jawadi Hadi. 2005. Strategi Pembelajaran Geografi. Yogjakarta:

Ombak

Prabowo, Ardhi. 2009. Pengukuran tingkat kesukaran soal Uraian.

Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice Massachusett, USA: Allymand & Bacon.

Soeparwoto, dkk. 2006. Psikologi Perkembangan.Semarang: UNNES Press

Sudjana. 2005. Metode stratistika.Bandung: Penerbit “Tarsito”

Sudjana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta

Sukandi, Ujang. 2003. Pembelajaran Konvensional. Muhammad

kholik.wordpress.com. Diakses Jumat, 03 Maret 2017

Sutrijat, Sumadi 1999. Geografi 1. Jakarta: Wihani Grafindo

Tarmizi Ramadhan. (2008). Pembelajaran “make a match” (online)

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya.

Jakarta: Rineka Cipta

Wahono. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio

Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Atmosfer

dan Hidrosfer Kelas VII SMP 9 Semarang Tahun Ajaran 2012/2013.

Semarang: Unnes

Yusuf Affandi, Janti, 2016. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Berbantuan Media Specimen Batuan Terhadap Hasil Belajar Geografi Materi Litosfer Kelas X di SMA Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2015/2016. Semarang: Unnes

http://pembelajarankooperatif make a match (diakses11januari2016)

http://akhmadsudrajat.wordpress.com