skripsi kmal refisi fik.docx
-
Upload
ary-firdaus -
Category
Documents
-
view
255 -
download
8
Transcript of skripsi kmal refisi fik.docx
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui bersama pendidikan merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan, karena melalui pendidikan seseorang dapat
mengarahkan dirinya ke arah yang lebih baik. Islam adalah agama yang
membawa misi pendidikan dan pengajaran, hal ini dapat dibuktikan dengan
banyaknya dalil-dalil yang berisikan perintah belajar dan menempuh
pendidikan.1
Allah SWT. Berfirman :
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q . S. Al -‘Alaq: 1-5)
Pada ayat keempat disebutkan bahwa Allah SWT., Mengajarkan
manusia dengan perantaraan Kalam, maksudnya adalah Allah SWT.,
Mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.2
Selain itu, Allah SWT., juga memberikan bahan (materi pendidikan)
agar manusia dapat hidup sempurna di dunia ini.
1 Nur Uhbiyati, Dra. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : CV. Pustaka Setia. 1998, Cet.Ke –2, hal.192Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an. 1971, hal.1079
Allah SWT., berfirman :
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!" (Q. S. Al- Baqarah : 31)
Di samping ayat-ayat Al- Qur’an banyak sekali hadits yang
menerangkan betapa pentingnya pendidikan. Yang paling terkenal adalah
sabda baginda Rasulullah SAW yang berbunyi :
لم طلب العلم فريضة على كل مس�� ومسلمة وان طالب العلم يستغفرله
رواه﴿شيئ حتى الحيتان فى البح��ر كل﴾ابن عبد البر
Artinya :“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan, dan sesungguhnya orang-orang yang menuntut ilmu itu dimintakan ampunan baginya oleh semua makhluk hingga ikan-ikan yang ada di laut”. (HR. Ibnu Abdul Barr)
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I Ayat I dikemukakan :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3
Sedangkan dalam Kurikulum 2004 dijelaskan bahwa Pendidikan
Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa,
dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
utamanya kitab suci Al- Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.4
Sekolah dasar islam terpadu (SDIT) sebagai pendidikan tingkat dasar
yang berciri khas agama Islam memegang peranan yang sangat penting dalam
proses pembentukan kepribadian anak didik, baik yang bersifat internal
(kepribadian dirinya), eksternal (lingkungannya) dan suprainternal (menyikapi
Tuhannya). Oleh karena itu, Sekolah dasar islam terpadu (SDIT)sejalan
dengan dengan tujuan pembangunan nasional, yaitu untuk mengarahkan
kepada peningkatan kualitas manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, bertanggung jawab dan sehat jasmani rohani.
Sekolah dasar islam terpadu (SDIT) juga didirikan atas aspirasi umat
Islam dengan berorientasi kepada pelaksanaan misi Islam yang tergabung
dalam tiga dimensi pengembangan kehidupan manusia, yaitu :
3 Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Departemen Dalam Negeri, 2003), hal. 3
4Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, Jakarta : 2003, hal. 13
1) Dimensi kehidupan duniawi yang mendorong manusia sebagai hamba
Allah untuk mengembangkan dirinya dalam ilmu pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan, yaitu nilai-nilai
Islam.
2) Dimensi kehidupan ukhrowi yang mendorong manusia untuk
mengembangkan dalam pola kehidupan hubungan yang serasi dan
seimbang denganTuhannya. Dimensi inilah yang melahirkan berbagai
usaha agar kegiatan ubudiahnya senantiasa berada di dalam nilai-nilai
agama.
3) Dimensi hubungan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi yang
mendorong manusia untuk berusaha menjadikan dirinya sebagai hamba
Allah yang utuh dan paripurna dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan,
sekaligus menjadi pendukung serta pelaksana (pengamal) nilai-nilai
agama.5
Dari paparan tersebut, jelaslah bahwa Sekolah dasar islam terpadu
(SDIT) sangat memperhatikan tiga aspek penting yang sesuai dengan tujuan
pendidikan secara universal. Untuk mencapai tujuan tersebut, Sekolah dasar
islam terpadu (SDIT) dalam pengoperasiannya telah diatur dalam kurikulum
yang akan disajikan kepada peserta didik secara sistematis.
Mata pelajaran PAI adalah salah satumata pelajaran wajib yang
diajarkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu. Mata pelajaran ini digunakan untuk
memberikan pengertian tentang syari’at Islam, meningkatkan ilmu
pengetahuan, pengamalan dan pembiasaan yang berkaitan degan pemanfaatan
kehidupan sehari-hari, sesuai dengan pengertian dan fungsi PAI itu sendiri.
5HM. Arifin, M. Ed., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, Cet.Ke–4, hal.314
Pada SDIT mata pelajaran PAI diharapkan dapat mencapai sasaran sebagai
berikut :
1) Menumbuh kembangkan pengertian dan keterkaitan syari’at dan berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
2) Menanamkan pengalaman tentang peranan syari’at Islam terhadap
lingkungan sosial di sekitar siswa.
3) Menumbuh kembangkan kesadaran siswa untuk meningkatkan kualitas
kehidupan sehari-hari.
4) Menanamkan sikap dan nilai-nilai keteladanan terhadap pelaksanaan
syari’at Islam.
5) Menumbuh kembangkan kemampuan untuk mengetahui dan
mengamalkan syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari.6
Mata pelajaran PAI secara garis besar berisi materi pokok tentang
pembinaan manusia dengan Allah SWT., ( hablu min Allah ), pembinaan
hubungan dengan sesama ( hablu min an-Nas ) dan pembinaan manusia
dengan lingkungan sekitar ( hablu min al- Alamin ). Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT., :
Artinya : “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” ( Q. S. Al- Qashas : 77 )
6Depag RI, Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam, Dirjen Pengembangan Agama Islam, Jakarta, 1994, hal. 96
6
Pada mata pelajaran PAI yang diajarkan di SekolahDasar Islam
Terpadu salah satu item yang mendapat perhatian khusus adalah Shalat. Hal
ini sesuai dengan tuntunan Allah SWT., yaitu :
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. “ ( Q. S. Al- Hajj: 77 )
SDIT Global Insani membiasakan pelaksanaan shalat Dzuhur
berjamaah seoptimal mungkin, dengan harapan agar peserta didik dapat
terbiasa mengerjakan shalat sejak usia dini.
Firman Allah SWT :
Artinya: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”( Q. S. Luqman : 17 )
Usaha-usaha pembelajaran, pengamalan dan pembiasaan shalat di
SDIT Global Insani adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pembelajaran shalat dengan praktek di Mushalla
2. Mewajibkankepadapesertadidik(siswa/i)
untukshalatdhuhaberjamaahsetiaphari
3. Mewajibkan kepada peserta didik ( siswa/i ) untuk shalat dzuhur
berjamaah setiap hari
4. Menekankan kepada siswa akan pentingnya shalat
5. Memotivasi orang tua murid agar membimbing, memperhatikan dan
mengawasi siswa dalam pelaksanaan shalat di rumah masing-masing.7
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas
permasalahan tersebut ke dalam sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi
dengan judul : “ PENGARUH METODE DEMONSTRASI PADA
MATA PELAJARAN PAI TERHADAP PENGAMALAN IBADAH
SHALAT SISWA DI SDIT GLOBAL INSANI”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1) Pembatasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah serta mencapai tujuan yang
diharapakan, maka penulis membatasi permasalahan dalam penulisan
skripsi ini yaitu Pengaruh Metode Demonstrasi Pada Mata PelajaranPAI
Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Siswa ( Studi Kasus Sdit Global
Insani Islamic School ).
2) Perumusan Masalah
Sehubungan dengan kompleksitasnya masalah, sehingga untuk
memudahkan penulisan perlu adanya perumusan masalah. Rumusan
masalah yang dapat diambil adalah :
a. Adakah pengaruh Metode Demonstrasi pada Mata PelajaranPAI
terhadap pengamalan ibadah shalat siswa di Sdit Global Insani ?
b. Apakah setiap siswa yang berprestasi pada mata pelajaran PAI taat
mengerjakan shalat sehari-hari ?
78
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam skripsi ini untuk mengetahui pengaruh metode
Diskusi Pada Mata Pelajaran PAI terhadap pengamalan ibadah shalat siswa.
1. Untuk memperoleh data tentang pengaruh metode demonstrasi pada mata
pelajaran PAI di SDIT Global Insani.
2. Untuk memperoleh data tentang pengaruh metode demonstrasi pada mata
pelajaran PAI terhadap pengamalan ibadah sholat siswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa mampu untuk mengembangkan pemikiran serta gagasan
dan menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah.
2. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Attaqwa dapat menambah bacaan dan
berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Pengertian pengaruh metode
1. Definisi pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang.8
Pengaruh yang dimaksud di sini adalah upaya guru dalam
menstimulus (mempengaruhi) peserta didik untuk menjalankan
kewajibannya yaitu ibadah shalat untuk menimbulkan sikap positif
(akhlakul karimah) karena salah satu fungsi shalat adalah mencegah dari
perbuatan yang keji dan munkar dan juga ibadah yang paling utama.
Sebagaimana firman Allah SWT., dalam surat Al -‘Ankabut ayat 45:
Artinya :“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al – ‘Ankabut: 45)
Hadits Nabi Muhammad SAW :
عن ابي مس��عود رض��ي الل��ه عن��ه ق��ال، س��ألت رسول الله صلى الل��ه علي��ه وس��لم : اي العم��ل احب الى الله ؟ قال، الصالة على وقته��ا، وقلت ثم اي؟ ق��ال، برالوال��دين، قلت ثم اي؟ الجه��اد
فى سبيل الله Artinya :“Dari Abi Mas’ud RA, ia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. Amal apa yang paling dicintai Allah?”, Rasulullah menjawab: “Shalat pada waktunya.” Kemudian aku bertanya, apa lagi?
8Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 2003, Edisi Ke- 3, h. 849
Jawab Rasul: “Yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua.” Aku bertanya, apa lagi? Jawab Rasul: “Yaitu berjihad di jalan Allah.”9
2. Definisi metode
Pengertian metode dalam bahasa arab, dikenal dengan istilah
“Thariqah”yang berarti langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan
sesuatu pekerjaan.
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.10
Dalam filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang di
pergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan 11
Sedangkan secara terminologi (istilah) Prof. Dr.H.Ramayulis
dalam bukunya “ilmu pendidikan islam” mengemukakan beberapa definisi
tentang metode yang diberikan oleh beberapa ahli.
1) Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2) Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah
cara-cara praktis dalam mencapai tujuan pendidikan.
9Abu Abdullah Al-Bukhori, Matan Bukhori Maskul, Darul Ihya, Jilid I, hal. 7810Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. cit., h. 74011H.Ramayulis. op. cit. hal 155.
3) Al-Abrasy mendefinisikan pula bahwa metode adalah jalan yang kita
ikuti untuk memberikan pengertian kepada murid-murid tentang segala
macam metode dalam berbagai pelajaran12
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode
adalah jalan atau cara yang harus dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang
pendidik dalam menyampaikan pendidikan pengajaran kepada peserta didik
agar tujuan pendidikan bisa tercapai.
Adapun metode yang dilakukan di SDIT GLOBAL INSANI dalam
rangka pembinaan ibadah shalat siswa yaitu :
3. Macam-macam metode
a. Metode Ceramah
Pada metode ini peserta didik mendengarkan dengan seksama
penjelasan yang disampaikan oleh guru secara terperinci dan meyakinkan,
sehingga murid dapat mengambil inti sari dan semampu mungkin mencatat
hal-hal penting dan mengingatnya. Hal-hal yang disampaikan adalah
sebagai berikut :
a. Rukun shalat
b. Hikmah shalat
c. Hukum orang yang meninggalkan shalat
d. Fadhilah (keutamaan) sholat fardhu
Firman Allah SWT., pada Surat Ibrahim ayat 4 :
12Ibid. hal 155.
Artinya :“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka”. (Q.S. Ibrahim : 4)
Surat Al-Baqarah ayat 129 :
Artinya : “Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Al-Baqarah :129)
Firman Allah SWT., dalam Surat Al-Baqarah :151
Artinya : “Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 151)
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan dalam rangka penanyaan yang berhubungan
dengan shalat dengan memberikan waktu untuk bertanya kepada peserta
didik hal yang belum mereka pahami, dan sebaliknya guru bertanya
mengenai materi yang sudah disampaikan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didiknya.
Firman Allah SWT., dalam Surat An-Nahl : 125
Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.“ (Q.S. An-Nahl :125)
Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159
Artinya :“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Q.S. Ali Imran: 159)
Hadits Nabi Muhammad SAW :
عن ابي مسعود رضي الله عن��ه ق��ال، س��ألت رسول الله صلى الله عليه وسلم : اي العملالة على وقته��ا، احب الى الل��ه ؟ ق��ال، الص�� وقلت ثم اي؟ قال، برالوال��دين، قلت ثم اي؟
الجهاد فى سبيل الله
Artinya :“Dari Abi Mas’ud RA, ia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. Amal apa yang paling dicintai Allah?”, Rasulullah menjawab: “Shalat pada waktunya.” Kemudian aku bertanya, apa lagi?
Jawab Rasul: “Yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua.” Aku bertanya, apa lagi? Jawab Rasul: “Yaitu berjihad di jalan Allah.”13
c. Metode Demonstrasi
Metode ini dipilih oleh guru PAI dalam rangka memberikan
pengalaman praktikum shalat di Mushalla sesuai dengan teori yang telah
disampaikan di kelas, dengan membenarkan bacaan-bacaan dan
meluruskan gerakan-gerakan yang keliru dalam shalat.Biasanya dalam
demonstrasi (praktek shalat) ini guru memimpin langsung untuk kemudian
ditiru oleh peserta didik dan selanjutnya peserta didik mempraktekkannya
secara bergantian.
Firman Allah SWT., dalam surat Al-Hajj ayat 77 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.“ ( Q. S. Al- Hajj: 77 )
Nabi Muhammad SAW sendiri pernah menggunakan metode
demonstrasi kepada sahabat-sahabatnya dalam rangka mengerjakan shalat.
Nabi bersabda :
وا يصل ﴾رواه البخاريكما رأيتموني اصل ﴿
13Abu Abdullah Al-Bukhori, Op. cit.
Artinya :“Shalatlah seperti kamu melihatku shalat”. (HR. Bukhori)
3. Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas pendidikan agama Islam terlebih dahulu perlu
diungkapkan definisi pendidikan. Para tokoh berbeda pendapat dalam
mendefinisikan pendidikan disebabkan mereka berbeda pendapat dalam
penekanan dan tinjauan terhadap pendidikan.
Pendidikan berasal dari kata “didik”,lalu kata ini mendapat awalan
pedan akhiranan sehingga menjadi“pendidikan”,yang artinya: proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan ;
atau proses perbuatan,cara mendidik.14
Adapun pengertian pendidikan menurut Muhibbin Syah, yaitu
memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Dalam bahasa inggris,education(pendidikan) berasal
dari kata educate (mendidik) artinya memberi peringatan
(toelicit,togiveriseto),dan mengembangkan (toevolve,todevelop). Dalam
pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau
proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.15
Sedangkan menurut istilah, pendidikan Islam adalah suatu sistem
kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan
14DepartemenDiknas,KamusBesarBahasaIndonesia,(Jakarta:BalaiPustaka,1994).hal. 232
15Muhibbin Syah,.Psikologi Pendidikandengan PendekatanBaru,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002).hal. 10
oleh hamba Allah. Oleh karena Islam mempedomani seluruh aspek
kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrawi.
Ahmad D.Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadiannya yang utama (insan kamil).16
4. Dasardan Tujuan Pendidikan AgamaIslam
a. DasarPendidikan AgamaIslam
Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu, fungsi dasar ialah
memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus
sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan agama
Islam dapat ditinjau dari segi yuridis/hokum dan dasar religius.
1) Dasar yuridis/ hukum,yang tercakup dalam segi ini adalah :
a) Landasan idiil pancasila, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus
percaya kepadaTuhan Yang Maha Esa atau dengan kata lain harus
beragama.
Untuk mewujudkan manusia yang mampu mengamalkan
ajaran agamanya sangat diperlukan pendidikan agama karena
pendidikan agama mempunyai tujuan membentuk manusia
bertaqwa kepadaAllah SWT.
16AhmadD Marimba,PengantarFilsafatPendidikanIslam,(Bandung:Al-Maíarif,1989).hal. 19
b) Landasan Struktural/ konstitusional yakni UUD 1945 dalam
Bab XI Pasal 29 ayat 1 dan 2 berbunyi:
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
c) Landasan Operasional, yakni dasar yang secara langsung
mengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah di
Indonesia, yakni Undang-undang Republik Indonesia no.20 tahun
2003 tentang Sisdiknas, Pendidikan agama secara langsung
dimasukkan kedalam kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari
sekolah dasar sampai universitas-universitas negeri.
2) Dasar Religius
Dasar pendidikan Islam adalah segala ajarannya yang
bersumber dari Al-Qur’an, sunnah dan ijtihad (raíyu). Dasar inilah
yang membuat pendidikan Islam menjadi ada, tanpa dasar ini
tidakakan ada pendidikan Islam.
a) Al-Qurían
Al-Qurían ialah firman Allah berupa wahyu yang
disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
Didalamnya terkandung ajaran pokok sangat penting yang dapat
dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui
ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qurían itu terdiri dari
dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah
keimanan yang disebut Aqidah, dan yang berhubungan dengan
amal yang disebut dengan Syariah. Istilah-istilah yang sering biasa
digunakan dalam membicarakan ilmu tentang syariíah ini ialah :
Ibadah untuk perbuatan yang langsung berhubungan dengan
Allah.
Muíamalah untuk perbuatan yang berhubungan selain dengan
Allah .
Akhlak untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi
pekerti dalam pergaulan.
Karena pendidikan termasuk kedalam usaha atau
tindakan untuk membentuk manusia, termasuk kedalam ruang
lingkup muamalah. Pendidikan sangat penting karena ikut
menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia baik
pribadi maupun masyarakat.
Didalam Al-Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi
prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu.
Sebagai contoh dapat dibaca kisah Lukman mengajari anaknya
dalam surat luqman ayat 12-19, disana terkandung prinsip materi
pendidikan yang berguna untuk dipelajari oleh setiap muslim.
b) As-Sunnah
As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan
Rasul Allah swt. Yang dimaksud dengan pengakuan ialah kejadian
atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau
membiarkan saja kejadian atau perbuatan. Sunnah merupakan
ajaran kedua sesudah Al-Qur’an. Sunnah berisi petunjuk
(pedoman) untuk kemashlahatan hidup manusia dalam segala
aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau
muslim yang bertaqwa. Untuk itu Rasulullah menjadi guru dan
pendidik utama bagi umatnya.
Oleh karena itu sunnah merupakan landasan kedua bagi
cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka
kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya,mengapa
ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah
yang berkaitan dengan pendidikan.
c) Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berpikir dengan
menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syariat
Islam untuk menetapkan / menetukan sesuatu hukum Syariat
Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya
oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja
meliputi seluruh aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada
Al-Qur’an dan Sunnah.
Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-
Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal dari para ahli
pendidikan Islam. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus
dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup.17
17 SamsulNizar,PengantarDasar-dasarPemikiranPendidikanIslam,(Jakarta:GayaMedia
Pratama,2000). hal. 95
b. Tujuan Pendidikan AgamaIslam
Secara etimologi, tujuan adalah arah atau sasaran. Sedangkan
secara terminologi, tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah
sebuah usaha atau kegiatan selesai.
Abdurrahman Saleh Abdullah mengatakan bahwa tujuan
pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai
khalifah AllahSWT, atau sekurang- kurangnya mempersiapkan kejalan
yang mengacu kepada tujuan akhir.
Selanjutnya tujuan pendidikan Islam menurutnya dibangun atas
tiga komponen sifat dasar manusia, yaitu: 1.tubuh, 2.ruhdan 3.akal. Yang
masing-masing harus dijaga. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan
pendidikan Islam dapat di kualifikasikan kepada:
1) Tujuan Pendidikan Jasmani (ahdaf al-jismiyah)
Kekuatan iman merupakan kekuatan yang ditopang oleh kekuatan
fisik. Karena kekuatan fisik meruapakan bagian pokok dari tujuan
pendidikan. Maka pendidikan harus mempunyai tujuan kearah
keterampilan-keterampilan fisik yang dianggap perlu bagi tumbuhnya
keperkasaan tubuh yang sehat. Pendidikan Islam dalam hal ini
mengacu pada pembicaraan fakta-fakta terhadap jasmani yang relevan
bagi para pelajar.
2) Tujuan Pendidikan Rohani (ahdaf al-ruhaniyyah)
Orang yang betul-betul menerima ajaran Islam tentu akan
menerima seluruh cita- cita ideal yang terdapat dalam Al-Qur’an,
peningkatan jiwa dan kesetiaannya yang hanya kepada Allah semata
dan melaksanakan moralitas Islami yang diteladani dari tingkah laku
kehidupan Nabi Muhammad SAW merupakan bagian pokok dalam
tujuan pendidikan Islam.
Tujuan pendidikan Islam harus mampu membawa dan
mengembalikan ruh kepada kebenaran dan kesucian.
3) Tujuan Pendidikan Akal(al-ahdaf al-ëaqliyah)
Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi yang
mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat menemukan
kebenaran yang sebenar-benarnya.
Pendidikan yang dapat membantu tercapainya tujuan akal,
seharusnya dengan bukti-bukti yang memadai dan relevan dengan apa
yang mereka pelajari. Disamping itu pendidikan Islam mengacu kepada
tujuan memberi daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia.
Pendidikan yang lebih berorientasi kepada hafalan, tidak tepat menurut
teori pendidikan Islam. Karena pada dasarnya pendidikan Islam bukan
hanya memberi titik tekan pada hafalan, sementara proses
intelektualitas dan pemahaman di kesampingkan.
4) Tujuan Sosial (al-ahdaf al-ijtimaíiyah)
Seorang khalifah mempunyai kepribadian utama dan seimbang,
sehingga khalifah tidak akan hidup dalam keterasingan dan keter
sendirian. Oleh karena itu, aspek sosial dari khalifah harus dipelihara.
Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah
menitik beratkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang
unik, agar manusia mampu beradaptasi dangan standar-standar
masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya.
Keharmonisan menjadi karakteristik utama yang ingin dicapai dalam
tujuan pendidikan Islam. Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam
versi Abdurrahman adalah mewujudkan manusia ideal sebagai‘abid
Allah atau ibad Allah, yang tunduk secara total kepada Allah SWT.18
5. Pengertian ibadah
a. Pengertian ibadah
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy, ibadah dari segi bahasa berarti :
taat menurut, mengikuti dan juga ibadah digunakan dalam arti do’a
(Darajat, 1995 :2)
Ibadah tujuan hidup manusia sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Adz-Dzaarriyat ayat 56-58:
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (ibadah) kepadaku, ‘Aku tidak menghendaki mereka memberi makan kepadaku, sesungguhnya Allah Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh” (Adz-dzaariyaat :56-58)
18ArmaiArief,Pengantar Ilmu dan Metodologi PendidikanIslam,(Jakarta:CiputatPers,2002).h. 19
Menyembah Allah SWT. Berarti memusatkan penyembahan
kepada Allah semata-mata, tidak ada yang disembah dan mengabdikaan
diri kecuali kepadaNya saja.
Pengabdian berarti penyerahan muthlak dan kepatuhan
sepenuhnya secara lahir dan batin bagi manusia kepada kehendak ilahi.
Semua itu dilakukan dengan kesadaran, baik sebagai orang-orang
dalam masyarakat, maupun secara bersama-sama dalam hubungan garis
tegak lurus manusia dengan kholikNya, juga dalam hubungan garis
manusia dengan sesama makhluk.
Dengan kata lain bahwa semua kegiatan manusia baik yang bersegi
ubudiyah maupun yang bersegi muamalah, adalah dikerjakan dalam
rangka penyembahan kepada Allah SWT, dan mencari kerendahannya.
Suatu pekerjaan bernilai ibadah atau tidak tergantung kepada niatnya,
suatu bantuan yang diberikan kepada seseorang betapa pun kecilnya
bantuan itu, kalau niat ibadah menjadilah ia ibadah. Tetapi walaupun
pekerjaan itu adalah sholat, kalau dikerjakan untuk mendapatkan pujian
manusia, maka sholat itu tidak mendapatkan nilai ibadah.
Karena itu ibadah yang dikerjakan islam, tidak selalu menjauhi dan
meninggalkan hidup duniawi. Islam melarang manusia uzlah yaitu
menjauhi diri dari gejolak dan geloranya masyarakat, pergi bertapa ke
gua-gua dan bersama di tempat sunyi, lalu menjadi tanggapan orang
lain, tetapi islam menuntut agar kehidupan manusia harmonis dan
seimbang
Islam mengajarkan bahwa kehidupan duniawi ini bukanlah tukuan.
Begitu pula hasil-hasil dari kehidupan di bumi ini bukanlah tujuan yang
hakiki ialah keridhoan ilahi yang memungkinkan tercapainya hidup
yang lebih tinggi mutunya dari hidup dunia, hidup immaterial ini hidup
ukhrawi yang puncak kebahagiaanya terletak dalam pertemuan dengan
Allah SWT, itulah artinya “menyembah Allah sebagai tujuan hidup”.
Maka nampaklah kelebihan manusia dari sejuta mahluk binatang,
dimana pada binatang itu hanyalah ada insting dan nafsu, cukup
mengisi kebutuhan hidup secara individual, melepaskan selera dan
berkembang baik sekedar untuk melanjutkan jenisnya, bahkan beberapa
jenis binatang, diciptakan Tuhan untuk mengabdikan diri kepada
manusia. Diantaranya untuk membajak sawah di ladang, untuk alat
pengangkutan, untuk berburu, meronda dan untuk kebutuhan lauk
pauk. Pengabdian binatang itu pada manusia dimaksudkan agar
manusia dapat mengabdi kepada Tuhan dengan baik. Sebab itulah
seorang muslim punya arti dan nilai-nilai fundamentil dalam hidupnya.
Segi arti, tujuan dan hakekat hidup manusia inilah yang merupakan
ruang kosong yang tidak mampu ilmu dan tekhnologi menjawabnya dan
segi lainnya ialah peristiwa sesudah mati, dua segi yang mendasar ini
merupakan tugas agama, karena itu pendidikan agama sangat penting
artinya, ia membawa manusia kedalam kehidupan dunia yang terang
benderang, yang penuh arti dan harapan.
Suatu kehidupan yang bertujuan ibadah, akan memberikan
ketenagan hidup dan kerja, apapun corak kehidupan yang baik akan
selalu tenag jiwanya, karena mensyukuri rahmad ilahi yang sedang ada
padanya, tetapi terus bekerja dan prestasi dan dengan penuh harapan
akan datangnya hari depan yang lebih indah.
Selain itu, seorang yang pekerjaan atau menjalankan tugas-tugas
dengan ibadah, tentu dalam segala kerajaannya selalu dalam batasan-
batasan kerendahan Allah SWT. Artinya kerja akan jauh dari segala
kecurangan-keacurangan dan hal-hal yang tidak halal, maka orang
yang kerjanya akan jauh dari kearjanya yang bernilai ibadah pasti
membawa kebaikan dan keberuntungan dalam kehidupan bersama
dalam masyarakat. Sebaliknya manakala suatu kehidupan tidak
bertujuan ibadah seorang muda dijangkiti putus-asa. Hidupnya di dunia
sewaktu-waktu sereti sebuah perahu di tengah-tengah samudera yang
dipermainkan gelombang laut. Karena oatah kemudian dan putus
jangkar, dan ketiadaan pedoman. Sebab itu mudah tenggelam. Pula
seseorang yang ketiadaan tujuan hidup ibadah, maka dalam kerjaanya
mudah terlibat dalam kecurangan dan kejahatan. Akan membawa akibat
buruk dan kerusakan dalam hidup bersama masyarakat.
Jadi suatu masyarakat atau negara akan hancur adalah perbuatan
manusia sendiri. Tetapi Tuhan juga akan menambah kehancuraan itu
dengan menurunkan azab siksaan Tuhan di dunia ini banyak macamnya
umpamanya wabah penyakit, hama tanaman, kekurangan sandang
pangan, gempa bumi, atau banjir, kemarau panjang, perang, tanah
longsor dan sebagainya, sebenarnya adalah azab siksaanya Tuhan
kepada manusia kafir kepadanya.
Sebelum penulis menjelaskan tentang ketentuan sholat, maka akan
dibahas beberapa pengertian tentang sholat.
Asal kata sholat menurut bahasa berarti do’a dan menurut istilah
dikemukakan oleh Muhammad Bagir Al-Habsyi adalah :
“suatu ibadah yang tersusun dari beberapa ucapan-ucapan dan
gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan dengan niat sholat, dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam” (Al-Habsyi,2001 : 105)19 Dan
dikemukan oleh Abulhasan Ali An-Nadwi adalah :
“sholat adalah suatu perbuatan yang mencakup ekspresi tiga aspek
eksistensi manusia yaitu fisik, mental dan spiritual. Fisik, akal dan hati,
semuanya berpartisipasi dalam perbuatan “shalat”. Fisik memegang
peranan dalam berdiri, membungkuk untuk ruku’ dan sujud. Lidah
bertugas mengucapkan bacaan dan tasbih. Akal berperan dalam tafakur
dan merenung serta memahami apa yang telah di ucapkan. Hati ambil
bagian dalam khusyu’, merasakan takut, penyesalan dan juga
merasakan nikmatnya shalat. (An-Nadwi, 1985 : 28)20
“Shalat adalah berperan (jiwa) kepada Allah SWT, yakni suatu
komunikasi rasa takut, menumbuhkan kebesaran-Nya dengan penuh
khusyu’ dan ikhlas didalam beberapa perkataan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”. (Ash-Shiddieqy,
1969 : 19)21
6. Pengertian shalat dalam islam
a. Pengertian shalat
Para ahli Fiqih memberikan pengertian shalat, yaitu :
1)Shalat menurut bahasa adalah do’a.
Firman Allah SWT
19 Al-Habsy, Muhammad Bagir, Fiqih praktis, Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah, dan pendapat para ulama. Bandung. 2001 . Cet Ke-3 Hal :10520 An-Nadwi.Abul hasan Ali. Ibadah. Bandung. Risalah 1985 Cet Ke-1 Hal : 2821 Ash-Shiddieqy, Hasbi. Pengertian ilmu fiqh. Jakarta : Bulan bintang. 1993 Cet Ke-8 Hal :19
Artinya :”… Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (Q.S.At Taubah: 103)
2) Menurut Istilah, yaitu :
أقوال وأفعال مخصوصة مفتتحة بالتكبير ومختتمة
بالتسليمArtinya : “Beberapa ucapan dan pekerjaan yang khusus dengan dimulai dari takbir dan diakhiri dengan ucapan salam”.22
Definisi shalat di atas merupakan ta’rif jumhur ulama Fuqaha,
baik itu shalat wajib ( lima waktu) atau shalat-shalat yang sunnah.
Namun, dalam karya tulis ini yang dimaksud adalah hanya yang
berkenaan dengan shalat wajib saja.
Kewajiban shalat lima waktu dimulai pada malam mi’raj
Rasulullah SAW, yaitu pada tahun kesepuluh dari kenabian beliau,
tepatnya pada tanggal 27 Rajab. Dengan shalat Dzuhur yang pertama
kali dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan belum ada kewajiban shalat
shubuh di malam mi’raj itu.
b. Kedudukan shalat dalam islam
Ibadah shalat lima waktu adalah ibadah yang paling penting,
dengan menempati urutan tertinggi dari sekian banyak ibadah yang lain
dalam Islam, walaupun pada dasarnya ibadah shalat berada pada urutan
kedua dalam rukun Islam setelah syahadat.
22Syeikh Abu Bakar Addimyati, Op. Cit, hal. 21
Sabda Nabi Muhammad SAW :
عن ابي مسعود رضي الله عنه قال، سألت رس��ول الل��ه ص��لى الل��ه علي��ه وس��لم : ايالة على العمل احب الى الل��ه ؟ ق��ال، الص�� وقتها، وقلت ثم اي؟ قال، برالوالدين، قلت
ثم اي؟ الجهاد فى سبيل الله Artinya :“Dari Abi Mas’ud RA, ia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. Amal apa yang paling dicintai Allah?”, Rasulullah menjawab: “Shalat pada waktunya.” Kemudian aku bertanya, apa lagi? Jawab Rasul: “Yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua.” Aku bertanya, apa lagi? Jawab Rasul: “Yaitu berjihad di jalan Allah.”23
Sabda Nabi Muhammad SAW :
لى بي ص�� ��ه ق��ال الن عن انس رضي الل��ه عنم: ان اول م��اافترض على ل ��ه وس�� الل��ه علي��ه اس من دينهم الصالة واول مايحاسب ب الن
الصالة.Artinya :“Dari Anas RA, bersabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya yang pertama-pertama difardhukan Allah atas manusia dalam urusan agama mereka ialah shalat. Dan yang pertama-tama dihisab pun adalah shalat”.24
7. Efektifitas Pengajaran Shalat Pada Usia Sekolah Dasar
Pada umumnya pengamalan dan pengalaman agama seseorang
ditentukan oleh pendidikan yang dilalui pada masa kecilnya, jika di masa
kecilnya tidak merasakan pengalaman agama yang mendalam, maka
kemungkinan besar di waktu dewasa ia mengabaikan (apriori) karena tidak
merasakan pentingnya agama dalam kehidupannya. Namun demikian ada
23Abu Abdullah Al-Bukhori, Op. Cit.24H. Sulaiman Rasjid, Op. Cit, hal. 159
sebagian kecil orang yang konsisten (istiqomah) terhadap agamanya setelah ia
menekuni ajaran agama pada masa dewasa. Pengajaran shalat pada usia SD
harus dilakukan secara berkesinambungan (mudawamah) dan efektif, karena
jika pembinaan dalam usia ini gagal akan lebih sulit mengarahkannya ketika
anak menginjak usia dewasa.
Sekolah dasar, betul-betul merupakan dasar pembinaan pribadi anak.
Apabila pembinaan pribadi anak terlaksana dengan baik, maka si anak akan
memasuki masa remaja denga mudah, dan pembinaan pribadi di masa remaja
tidak akan mengalami kesukaran. Akan tetapi, jika si anak bernasib kurang
baik, di masa pembinaan pribadi di rumah tidak terlaksana dan di sekolah
kurang membantu, maka ia akan menghadapi masa remaja yang sulit dan
pembinaan pribadinya akan sangat sukar.25
8. Peran Orang Tua dalam Pembinaan Shalat Anak
Sebagian besar aktifitas siswa dihabiskan di rumah, sehingga yang
menjadi pembimbing kegiatan keagamaan anak adalah bapak dan ibunya.
Setiap reaksi dan cara berfikir tentang keagamaannya dikemudian hari
terpengaruh oleh sikap keagamaan orang tuanya.
Berkaitan dengan pembinaan shalat terhadap anak usia SD, yang
harus diperhatikan adalah adalah hal-hal berikut :
a. Orang tua harus bersikap kasih sayang dalam pembinaan shalat
terhadap anak, bukan bukan berarti anak harus dimanja kemudian
membiarkan saja ketika anak bersalah. Pemanjaan anak yang demikian
25 Dr. Dzakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta:1996, Bulan Bintang, Cet. Ke - 15, hal. 57
adalah membabi buta yang justru berakibat fatal terhadap
perkembangan agamanya.
b. Orang tua harus memberi perintah dan hukuman
Hadits Nabi SAW
نين بع س� ��غ س� الة اذا بل بي بالص�� م��روا الص�� ﴿رواهواذا بلغ عشر سنين فاضربوه عليه��ا
﴾الترمذىArtinya : “Suruhlah olehmu anak-anak itu untuk shalat apabila ia sudah berumur tujuh tahun. Apabila ia sudah berumur sepuluh tahun, hendaklah kamu pukul jika ia meninggalkan shalat.” (HR. Tirmizi)
9. Peran Guru dalam Pembinaan ibadah Shalat Siswa
Selain memberikan bimbingan pemahaman keagamaan yang benar,
guru juga dituntut membangun jiwa dan karakter keagamaan. Ketika guru
mengajarkan shalat, ia tidak hanya mengajarkan siswa agar paham
terhadap pengetahuan tentang shalat dan mempraktekkannya secara benar,
tetapi bersamaan dengan itu dari shalat tersebut diharapkan akan tumbuh
jiwa dan kepribadian anak yang selalu bersyukur kepada Allah, patuh dan
tunduk, disiplin, senantiasa ingat kepada Allah yang selanjutnya
terpelihara dirinya dari perbuatan yang keji dan munkar.
10. Hikmah dan Pencerminan Shalat dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Hikmah Shalat
Hikmah yang terkandung dalam shalat adalah :
1) Disiplin
Firman Allah SWT :
…
:النسآء﴿﴾
Artinya : “… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S. An-Nisaa : 103)
2) Kuat menghadapi cobaan
Firman Allah SWT :
﴾﴿البقرة: Artinya : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”. (Q.S. Al-Baqarah: 45)
3) Dzikir (mengingat Allah)
Firman Allah SWT :
﴾ ﴿طه:Artinya : “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku”. (Q.S. Thaahaa : 14)
4) Mencegah perbuatan kotor dan jahat
Firman Allah SWT :
﴾﴿العنكبوت:
Artinya : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar”. (Q.S. Al-‘Ankabut : 45)
5) Bukti ketaatan, ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah
Firman Allah SWT :
:العلق﴿ ﴾
Artinya : “Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).”. (Q.S. A-‘Alaq :19)
6) Melatih konsentrasi
Firman Allah SWT :
﴾ - ﴿المؤمنون:Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya”. (Q.S. Al-Mu’minun : 1-2)
Shalat bukan saja sebagai ketaatan hamba kepada Allah yang
sangat menentukan kebahagiaan di akhirat kelak, lebih dari itu akan
memelihara dan membimbing manusia kepada prilaku-prilaku mulia yang
mendapat nilai tambah pada sisi Allah sebagai refleksi (pencerminannya)
dalam kehidupan sehari-hari yang bermuara pada kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
B. Kerangka berfikir
Sebagaimana diketahui bersama pendidikan merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan, karena melalui pendidikan seseorang dapat
mengarahkan dirinya ke arah yang lebih baik.
Sekolah dasar islam terpadu (SDIT) sebagai pendidikan tingkat dasar
yang berciri khas agama Islam memegang peranan yang sangat penting dalam
proses pembentukan kepribadian anak didik, baik yang bersifat internal
(kepribadian dirinya), eksternal (lingkungannya) dan suprainternal (menyikapi
Tuhannya). Oleh karena itu, Sekolah dasar islam terpadu (SDIT)sejalan
dengan dengan tujuan pembangunan nasional, yaitu untuk menga
rahkan kepada peningkatan kualitas manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, bertanggung jawab dan sehat jasmani rohani.
Sekolah dasar islam terpadu (SDIT) juga didirikan atas aspirasi umat
Islam dengan berorientasi kepada pelaksanaan misi Islam yang tergabung
dalam tiga dimensi pengembangan kehidupan manusia, yaitu :
1. Dimensi kehidupan duniawi
2. Dimensi kehidupan Ukhrowi
3. Dimensi kehidupan duniawi dan Ukhrowi
Mata pelajaran PAI secara garis besar berisi materi pokok tentang
pembinaan manusia dengan Allah SWT., ( hablu min Allah ), ( hablu min an-
Nas ) dan ( hablu min al- Alamin ).
Pada mata pelajaran PAI yang diajarkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu
salah satu item yang mendapat perhatian khusus adalah Shalat.
Shalat menurut bahasa adalah do’a. Firman Allah SWT Mengatakan dalam
(surat At-taubah: 103):
Artinya :”… Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (Q.S.At Taubah: 103).
Sedangkan menurut Istilah, yaitu :
أقوال وأفعال مخصوصة مفتتحة بالتكبير ومختتمة
بالتسليمArtinya : “Beberapa ucapan dan pekerjaan yang khusus dengan dimulai dari takbir dan diakhiri dengan ucapan salam”.26
Definisi shalat di atas merupakan ta’rif jumhur ulama Fuqaha,
baik itu shalat wajib ( lima waktu) atau shalat-shalat yang sunnah.
Namun, dalam karya tulis ini yang dimaksud adalah hanya yang
berkenaan dengan shalat wajib saja.
Kewajiban shalat lima waktu dimulai pada malam mi’raj
Rasulullah SAW, yaitu pada tahun kesepuluh dari kenabian beliau,
tepatnya pada tanggal 27 Rajab. Dengan shalat Dzuhur yang pertama
kali dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan belum ada kewajiban shalat
shubuh di malam mi’raj itu.
C. Hipotesis
Penulisan ini merumuskan hipotesa pada skiripsi ini, yaitu :
Ho : adanya pengaruh antara variabel X dalam hal ini adalah Pengaruh
metode pembelajaran PAI dengan variabel Y dalam hal ini adalah
pengamalan ibadah shalat siswa.
26Syeikh Abu Bakar Addimyati, Op. Cit, hal. 21
Ha : tidak adanya pengaruh antara variabel X dalam hal ini adalah
pengaruh metode Pembelajaran PAI dengan variabel Y yang dalam hal ini
adalah pengamalan ibadah shalat siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah kwantitatif, di mana suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat untuk menemukan keterangan ( informasi ) mengenai apa yang
ingin diketahui.27
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDIT Global Insani Jl.Duta Bumi Raya
No:1 Kota Harapan Indah, Bekasi. Penelitian ini membutuhkan waktu 2 bulan
terhitung sejak bulan April 2015 sampai bulan Mei 2015.
C. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh data tentang pengaruh metode demostrasi pada
mata pelajaran PAI di SDIT Global Insani Jl.Duta Bumi Raya, No:1
Kota Harapan Indah Bekasi.
2. Untuk memperoleh data tentang pengaruh metode demostrasi pada
mata pelajaran PAI terhadap pengamalan ibadah sholat siswadi SDIT
Global Insani Jl.Duta Bumi Raya, No:1 Kota Harapan Indah Bekasi.
27 S. Margono, Metodologi Pendidikan, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2004 ), hal. 7
D. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah siswa-siswi
kelas V SDIT Global Insani JL.Duta Bumi Raya No:1 Kota Harapan
Indah,Bekasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang
fenomena dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan pencatatan.
Observasi digumakan untuk memperoleh data tentang gambaran daerah
penelitian serta hal-hal lain yang relevan dengan tujuan penelitian.
2. Angket
Angket yaitu sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.28 Angket atau Quesioner
merupakan suatu alat penelitian yag berupa sejumlah pertanyaan yang
berkaitan dengan penelitian yang diajukan kepada beberapa responden yang
merupakan sampel dari penelitian ini, untuk memperoleh informasi yang
akurat.
3. Wawancara
Wawancara merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang
atau lebih berhadapan dengan fisik. Teknik wawancara ini digunakan
28 Ibid. hal.128
sebagai pelengkap untuk memperkuat pertanyaan yang telah diberikan pada
angket.
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu untuk menyempurnakan penelitian. Maka
diperlukan data atau bahan yang bersumber dari perpustakaan, studi ini
dimaksud untuk memperkuat kebenaran hasil penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul penulis kualifikasikan
atau tuangkan kedalam bentuk angka-angka, sehingga data tersebut bersifat
kwantitatif, untuk selanjutnya dianalisa dan diinterprestasikan secara
deskriptif. Pengalihan data kedalam bentuk kwantitatif ini ditempuh dengan
menggunakan rumus:
FP = x 100
N
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Number fo cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)29
29 Anas Sudijino, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2001),hal. 40.
Kemudian teknik analisis selanjutnya adalah dengan scoring untuk
menentukan skor masing-masing responden. Semua pertanyaan diberi nilai
sebagai berikut:
Table 3.1
Skor Alternatif Jawaban Masing-masing Responden
Alternative Jawaban Bobot Nilai
Selalu 3
Kadang-kadang 2
Tidak Pernah 1
Dan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara pengaruh metode
demonstrasi pada mata pelajaran PAI terhadap pengamalan ibadah shalat siswa
digunakan rumus koefisien korelasi product moment sebagai berikut:
a. Mencari angka korelasi dengan rumus
r = n ∑xy – (∑x ) . (∑y)
(n∑x2 – (∑x)2) . ( n∑y2 – (∑y)2
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
n = Jumlah responden
x = Variabel terkait
Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel diatas,
penulis memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi ”r” product
moment.
Table 3.2
Besarnya “r” Product
Moment (rxy)
Interprestasi
0,00 – 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasei, akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah/sangat rendah
0,20 – 0,40Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasei yang lemah/sangat rendah
0,40 – 0,70Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasei yang sedang/cukup
0,70 – 0,90Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasei yang kuat/tinggi
0,90 – 0,100Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasei yang sangat kuat/sangat tinggi
a. Memberi interprestasi dengan menggunakan table nilai “r” product
moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau
degrees of freedom (df) yang dirumuskan sebagai berikut :
df = N – nr
keterangan :
df = degree of freedom
N = number of cases
Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan
setelah itu hasilnya dicocokan dengan nilai koefisien “r” pada table nilai
“r” product moment.
A. Analisis Determinasi
Untuk mencari kontribusi variabel X (Pengaruh metode) terhadap
variabel Y (pengamalan ibadah shalat siswa) penulis menggunakan rumus
sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
Keterangan :
KD : kontribusi variabel X terhadap variabel Y
r : koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y.30
B. Hipotesis
Berdasarkan pada kerangka teori dan kerangka berfikir yang telah
diuraikan diatas, maka penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
Ho : adanya pengaruh antara variabel X dalam hal ini adalah Pengaruh
metode dengan variabel Y dalam hal ini adalah pengamalan ibadah shalat
siswa.
Ha : tidak adanya pengaruh antara variabel X dalam hal ini adalah pengaru
metode dengan variabel Y yang dalam hal ini adalah pengamalan ibadah
shalat siswa.
30 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung : Tarsito, 1996),hal. 371.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sdit Global Insani
1. Sejarah Singkat Sdit Global Insani
Sdit Global Insani berdiri pada tanggal 11 januari 2006 atas inisiatif
guru dan orang tua dan mencari naungan dan ditampung oleh yayasan
pengembangan sumber daya manusia indonesia.
Visi dan misinya adalah membuat sebuah lembaga pendidikan
yang baik yang bermutu dan berwawasan internasional dan berkarakter
islam.
Dan jumlah siswa Sdit Global Insani saat ini 806 siswa dan jumlah
pengajar 65 tenaga pengajar, kita menerapkan kurikulum nasional,
kurikulum KTSP dan ditambah dengan muatan internasional seperti
matimatika, sains dan bahasa inggris serta pembiasan-pembiasaan
keagaman dan kurikulum agama yang kita muat sendiri dengan
mengakomodir semua paham, semua aliran yang ada di indonesia.
Kemudian kurikulum yang kita pakai adalah kurikulum yang bisa
diterima oleh seluruh kalangan di Harapan indah.Banyak metode yang kita
terapkan, dari mulai metode konfensional, ceramah kemudian penugasan
sampai metode-metode baru seperti yang berbasis kepada studen sentris,
semuanya kita terapkan disetiap kelas. Yang penting siswa bisa belajar
menyenangkan, dan mereka bisa mengekspelor semua bakat, minat dan
kemampuanya masing-masing.
Ya, sangat berbeda dengan sekarang pada 8 tahun yang lalu, saya
mengajar dengan infrastruktur satu rumah untuk tiga kelas tentu sangat
berbeda, karna secara finansial pembiyayan sangat terbatas, SPP yang
mungkin sangat terjangkau kemudian pendanaan yang lain belum ada,
baik dari pemerintahaan atau LSM yang lain, jadi kita masih sangat
mengandalkan kemampuan SDM dan kita harus merogoh kocek sendiri,
untuk mengadakan alat-alat atau media pembelajaran.
Karena kita punya niatan untuk mengajar dan mendidik dengan
baik, dan sampai saat ini tahun demi tahun sudah mulai lengkap, di setiap
kelas sudah ada infocus dan sound system dan hampir semua guru
mempunyai laptop, sangat berbeda sekali dengan 8 tahun sekarang ini.
Jadi guru sudah sangat nyaman dengan media pembelajaraan atau model
dan metode pembelajaraan dan mengeksplor sepuasnya, dengan dukungan
infrastruktur yang baik.31
A. Deskripsi Teori
Tabel. 4.1
Aktivitas Shalat Wajib
N0 Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 26 86.7 %
2 Kadang-kadang 4 13.3 %
3 Tidak pernah - -
Jumlah 30 100 %
31Wawancara pribadi dengan Sudaryanto, S.HI ( Kepala Sekolah Sdit Global Insani ), Bekasi,12 Juni 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman
kegiatan dan pembiasaan shalat di sekolah berjalan dengan baik. Sehingga
menjadi aktifitas yang kemudian terus dilaksanakan siswa selain di sekolah.
Hal ini tergambar dari banyaknya responden yang menjawab selalu sehingga
26 responden (86,7%). Maka dengan itu, materi dan pelaksanaan shalat di
sekolah dianggap efektif untuk membentuk karakter siswa yang taat dan
patuh dalam menjalankan agamanya. Karena salah satu kewajibannya sebagai
seorang Muslim yang paling penting adalah shalat lima waktu. Dalam arti
sekolah memiliki tahapan waktu yang tepat guna menyiapkan generasi yang
sesuai dengan syariat Islam. Adapun yang menjawab kadang-kadang hanya 4
responden (13,3 %) dan tidak satupun responden yang memilih alternatif
jawaban tidak pernah (0 %). Hal ini tentu saja sangat menggembirakan dan
memberikan harapan akan adanya generasi yang lebih baik di masa depan.
Tabel. 4.2
Kegiatan Shalat Berjamaah di Sekolah
N0 Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 23 76.7%
2 Kadang-kadang 7 23.3 %
3 Tidak pernah
Jumlah 30 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan shalat berjamaah
(shalat Dzuhur) yang dilakukan berjalan efektif serta dengan hasil yang sangat
baik. Karena alternatif jawaban selalu 23 responden (76,7 %), hal ini
menjelaskan mayoritas siswa sangat antusias mengikutinya, adapun yang
menjawab sering sebanyak 7 responden (23,3 %). Bahkan tidak ada satupun
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah (0%). Statistik ini
merepresentasikan bahwa siswa yang berprestasi dalam pelajaran PAI
konsisten menjalankan shalat dan juga sekaligus menjawab perumusan
masalah tentang apakah siswa yang berprestasi dalam pelajaran PAI taat
dalam mengerjakan shalat.
Tabel. 4.3
Instruksi Shalat dari Guru
N0 Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 18 60 %
2 Kadang-kadang 12 40 %
3 Tidak pernah - 0 %
Jumlah 30 100 %
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa selain
mengajarkan materi tentang shalat pada pelajaran PAI guru juga berperan
penting dalam rangka mengajak, mengingatkan dan memerintahkan siswa
untuk mengerjakan shalat. Hal ini tercermin dari alternatif jawaban yang
dipilih oleh responden yaitu selalu dan sering sebanyak 18 responden (60 %)
karena pada umumnya anak-anak dalam hal ini para siswa lalai dalam
mengerjakan shalat ketika bermain, sedangkan sisanya 12 responden (40 %)
memilih opsi jawaban kadang-kadang tidak ada responden (0 %) memilih
alternatif jawaban tidak pernah. Tergambar dengan jelas bahwa guru Sdit
Global Insani serius mendidik dan mengawasi muridnya agar selalu
mengerjakan shalat berjamaah di sekolah.
Tabel. 4.4
Instruksi Shalat dari Orang Tua
N0 Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 28 93,4 %
2 Kadang-kadang 2 6.6 %
3 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 30 100 %
Dari tabel di atas bisa disimpulkan bahwa kerja keras guru dalam
menanamkan kebiasaan shalat sejak usia dini kepada siswa didukung secara
maksimal oleh orang tua. Dari tabel yang tersaji didapati kenyataan bahwa 28
responden (93.4 %) yang memilih alternatif jawaban selalu, ini berarti bahwa
perhatian orang tua terhadap shalat anaknya sangat bagus. Sisanya sebanyak 2
responden (6.6 %) menjawab kadang-kadang 1 responden (5 %) Bahkan tidak ada
satupun responden yang menjawab tidak pernah (0%). Dengan gambaran data
tersebut dapat disimpulkan bahwa para orang tua siswa berhasil dalam mendidik
anaknya terutama masalah shalat.
Tabel. 4.5
Pada saat pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI),
apakah murid memperhatikan penjelasan guru
N0 Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 18 60 %
2 Kadang-kadang 12 40 %
3 Tidak pernah - 0 %
Jumlah 30 100 %
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat konsentrasi
(concentration level) siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
memang cukup baik. Ini dapat dilihat d a r i alternatif selalu hingga 18
responden (60 %), menurut responden ketika mendengarkan penjelasan dari
guru ada motivasi yang tinggi bagi mereka dalam mengamalkannya. Sedangkan
alternatif jawaban kadang-kadang sebanyak 12 responden (40%). Setelah
dikonfirmasi hal ini disebabkan oleh metode penyampaian dan penampilan
guru yang menarik serta teladan yang baik sehingga dengan suka rela mereka
mematuhinya.
B. Pengelolaan dan Analisis Data
Untuk mengetahui korelasi antara pengaruh metode pembelajaran
PAI dengan pengamalan ibadah shalat siswa di Sdit Global Insani Kota
Bekasi, maka akan dikemukakan dua variabel, pertama variabel X yang
diambil dari pengaruh metode pmbelajaran PAI dan variabel Y diambil
dari pengamalan ibadah shalat siswa yang jumlahnya 30 siswa, lebih
jelasnya dapat dilihat pada perhitungan korelasi seperti yang terdapat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.6
Perhitungan Korelasi Pengaruh Metode Demostrasi pada mata pelajaran
PAI terhadap pengamalan ibadah shalat siswa
NOX Y X2 Y2 X.Y
1 2 3 4 5
1 28 27 784 729 756
2 27 27 729 729 729
3 27 26 729 676 702
4 28 25 784 625 756
5 27 27 729 729 729
6 28 26 784 676 728
7 26 25 676 625 650
8 27 26 729 676 702
9 27 27 729 729 729
10 26 27 676 729 702
11 29 25 841 625 725
12 28 25 784 625 756
13 28 27 784 729 756
14 27 27 729 729 729
15 27 26 729 676 702
16 26 27 676 729 702
17 28 27 784 729 756
18 28 26 784 676 728
19 27 27 729 729 729
20 26 26 676 676 676
21 28 27 784 729 756
22 27 26 729 676 702
23 27 26 729 676 702
24 26 27 676 729 702
25 29 27 841 729 783
26 28 27 784 729 756
27 27 26 729 676 702
28 28 25 784 625 700
29 29 26 841 676 754
30 27 25 729 625 675
JMLH
821 788 22491 20716 21674
Untuk mengetahui korelasi antara pengaruh metode pembelajaran
PAI dengan pengamala ibadah shalat siswa digunakan rumus korelasi
Product Moment sebagai berikut :
r = n∑XY – (∑X) . (∑Y)
{n . ∑X2 – (∑X)2 } . {n . ∑Y2 – (∑Y)2 }
= 30 . 21674 – (821) . (788)
{30 . 21674 – (821)2 } . {30 . 20716 - (788)2 }
= 650220 - 646948
674730 – 674041 . 621480 - 620944
= 3272
689 - 536
= 3272
369304
= 3272
607.70
= 0, 53
DF = N – nr
= 30 – 2
= 28
t = r n – 2
1 – r2
= 0,53 30 – 2
1 – ( 0,53 )2
= 0, 53 28
1 – 0,2809
= 0,53 . 5.29
2,8037
= 280,37
1,67
= 1,67
KD = r x y2 X 100%
= 0,532 X 100%
= 0,2809 X 100%
= 28,09%
1. Aalisa dan Interprestasi Data Dengan Menggunakan Rumus Korelasi
Product Moment
Berdasarkan jawaban angket, penulis kemudian melakukan
penghitungan untuk mengetahui skor yang diperoleh dari setiap siswa.
Dan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini:
a. Pengaruh metode pembelajaran (PAI)
Tabel 4.7
Pengaruh metode pembelajaran (PAI) (Variabel X)
NO SKOR NO SKOR
1 26 16 26
2 25 17 28
3 24 18 28
4 26 19 25
5 27 20 26
6 25 21 26
7 26 22 24
8 27 23 26
9 27 24 26
10 26 25 21
11 21 26 28
12 28 27 27
13 26 28 28
14 27 29 29
15 25 30 27
b. Pengamalan ibadah shalat siswa
Data mengenai peningkatan akhlak siswa diperoleh berdasarkan
jawaban anget, dan dapat dilihat dari table berikut:
Tabel 4.8
Pengamalan ibadah shalat siswa (Variabel Y)
NO SKOR NO SKOR
1 24 16 22
2 25 17 27
3 23 18 26
4 24 19 24
5 26 20 18
6 23 21 21
7 24 22 26
8 24 23 25
9 24 24 24
10 25 25 21
11 24 26 27
12 24 27 26
13 22 28 24
14 27 29 26
15 26 30 23
Tabel 4.9
Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara Variabel X
dan Variabel Y
NOX Y X2 Y2 X.Y
1 2 3 4 5
1 28 27 784 729 756
2 27 27 729 729 729
3 27 26 729 676 702
4 28 25 784 625 756
5 27 27 729 729 729
6 28 26 784 676 728
7 26 25 676 625 650
8 27 26 729 676 702
9 27 27 729 729 729
10 26 27 676 729 702
11 29 25 841 625 725
12 28 25 784 625 756
13 28 27 784 729 756
14 27 27 729 729 729
15 27 26 729 676 702
16 26 27 676 729 702
17 28 27 784 729 756
18 28 26 784 676 728
19 27 27 729 729 729
20 26 26 676 676 676
21 28 27 784 729 756
22 27 26 729 676 702
23 27 26 729 676 702
24 26 27 676 729 702
25 29 27 841 729 783
26 28 27 784 729 756
27 27 26 729 676 702
28 28 25 784 625 700
29 29 26 841 676 754
30 27 25 729 625 675
JMLH
821 788 22491 20716 21674
Selanjutnya rumus analisis product moment digunakan untuk
melihat pengaruh antara variabel X dan variabel Y :
Produc Moment
rxy = n∑XY – (∑X) . (∑Y)
{n . ∑X2 – (∑X)2 } . {n . ∑Y2 – (∑Y)2 }
= 30 . 21674 – (821) . (788)
{30 . 21674 – (821)2 } . {30 . 20716 - (788)2 }
= 650220 - 646948
674730 – 674041 . 621480 - 620944
= 3272
689 - 536
= 3272
369304
= 3272
607.70
= 0, 53
Jadi, koefisien yang diperoleh adalah 0,53
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa angka korelasi
antara variabel X dan variabel Y tidak bersifat negatif, yang berarti
bahwa diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi yang fositif.
Dengan memperhatikan besarnya rxy (0,53) yang berletak diantara
0,40 – 0,70, yang berarti terdapat korelasi positif yang cukup / sedang
antara variabel X dan variabel Y.
Kemudian untuk mengetahui derajat kebebasa atau df (degree of
freedom) yaitu dengan menggunakan rumus :
DF = N – nr
= 30 – 2
= 28
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ini terdapat
korelasi yang signifikan atau tidak maka perlu dibuktikan dengan
menguji hipotesis tersebut, yaitu sebagai berikut :
t = r n – 2
1 – r2
= 0,53 30 – 2
1 – ( 0,53 )2
= 0, 53 28
1 – 0,2809
= 0,53 . 5.29
2,8037
= 280,37
1,67
= 1,67
Dan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan variabel
X terhadap variabel Y, maka harus diketahui terdahulu suatu koefisien
yang disebut dengan coefficient of determination (korelasi penentu)
dengan rumus sebagai berikut :
KD = r x y2 X 100%
= 0,532 X 100%
= 0,2809 X 100%
= 28,09%
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat diketahui besarnya kontribusi
variabel X (Pengaruh Bimbinga Guru Pendidikan Agama Islam (PAI))
terhadap variabel Y (Peningkatan Akhlak Siswa), yaitu sebesar 28,09%.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melalui berbagai proses penelitian, dari mulai penyebaran
angket (Qoesioner), penganalisaan data, dan sebagainya yang berkaitan dengan
dengan penelitian tentang “Pengaruh Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran
(PAI) Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Siswa SDN Babelan Kota 07 (Desa
Babelan Kota Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi)” serta dengan
memperhatikan keseluruhan penjelasan dari bab-bab sebelumnya, penulis
mengemukakan beberapa kesimpulan antara lain :
1. Dari hasil perhitungan mengenai kontribusi variabel X terhadap variabel
Y, yang diketahui bahwa terdapat kontribusi antara variabel X (Pengaruh
Metode Pembelajaran (PAI)) terhadap variabel Y (Pengamalan Ibadah
Shalat Siswa) yaitu sebesar 28,09%.
2. Pelaksanaan bimbingan guru pendidikan agama islam (PAI) di Sdit Global
Insani Kota Harapan Indah Bekasi, cukup berjalan optimal karena dapat
mempengaruhi pengamalan ibadah shalat siswa sebesar 28,09%.
3. Bimbingan guru pendidikan agama islam (PAI) di Sdit Global Insani Kota
Harapan Indah Bekasi, terbilang cukup dengan nilai rata-rata dari 30
sampel sebesar 28,30.
4. Terdapat korelasi yang signifikan antara pengaruh metode pembelajaran
(PAI) terhadap pengamalan ibadah shalat siswa, yaitu dengan taraf
signifikan sebesar 0,53, dan hal tersebut termasuk dalam signifikasi yang
tergolong sedang / cukup.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, Untuk dapat meningkatkan keberhasilan
program pengembangan dan peningkatan kesadaran dan ketaatan
pengamalan ibadah Shalat dan prestasi pada mata pelajaran PAI di Sdit
Global Insani, dengan ini penulis mempunyai beberapa saran sebagai
berikut :
1. Kita semua mengetahui bahwa setiap anak didik mempunyai watak,
tabi’at dan potensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, maka
hendaknya para guru dapat mengenali hal tersebut pada setiap anak
didiknya agar lebih mudah dalam peningkatan dan pengembangan
pemahaman dalam pengamalan ibadah shalat siswa.
2. Bukan hanya para siswa yang ditingkatkan pemahamannya dalam hal
pengamalan ibadah shalat. Akan tetapi, guru pun harus senantiasa
berusaha meningkatkan pemahamannya. Dengan demikian tujuan Sdit
Global Insani untuk memberikan pemahaman terhadap urgensi shalat
dapat lebih optimal dan sukses.
3. Hendaknya pihak sekolah lebih proaktif dalam mendukung kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI sehingga tercipta kerja sama
yang terintegrasi dari semua pihak.
4. Para orang tua pun sudah seharusnya ikut berperan aktif dalam dalam
membantu mengawasi dan membimbing ibadah shalat anaknya di
rumah. Karena bagaimanapun usaha guru di sekolah akan kurang
berhasil dengan baik jika tidak didukung oleh orang tua di rumah, sebab
waktu anak-anak di rumah jauh lebih panjang daripada di sekolah. Jika
hal ini benar-benar diperhatikan, maka penulis sangat yakin pemahaman
dan pengamalan ibadah shalat siswa di Sdit Global Insani dapat lebih
baik lagi.