SKRIPSI - Institutional repository · 34.375% obtaining the score exactly at the KKM limit of 65....
Transcript of SKRIPSI - Institutional repository · 34.375% obtaining the score exactly at the KKM limit of 65....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
GROUP INVESTIGATION DAN NUMBERED HEADS
TOGETHER PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA
KELAS VIIIG SMP NEGERI 4 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh :
ANNISA RAHMA FILARD
K 7406043
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
GROUP INVESTIGATION DAN NUMBERED HEADS
TOGETHER PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA
KELAS VIIIG SMP NEGERI 4 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
ANNISA RAHMA FILARD
K 7406043
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Tata Niaga Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 02 September 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Soemarsono, M.Pd Dra. Dewi Kusuma W, M.Si
NIP. 19470420 197501 1 001 NIP. 19700326 199602 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd ……………..
Sekretaris : Fery Setyowibowo, SE, MM ……………….
Anggota I : Drs. Soemarsono, M.Pd …………….
Anggota II : Dra. Dewi Kusuma Wardani, M.Si ………………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 1960 07 27 1987 02 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Annisa Rahma Filard. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DAN NUMBERED HEADS
TOGETHER PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIIG SMP
NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
September 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang penerapan
model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dan Numbered Heads
Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS
Terpadu kelas VIIIG SMP Negeri 4 Sukoharjo.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIG
SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010, sejumlah 32 siswa. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini melalui kegiatan berupa: (a) wawancara;
(b) observasi; (c) tes prestasi belajar; (d) dokumentasi. Prosedur pelaksanaan
tindakan meliputi: (a) perencanaan tindakan; (b) pelaksanaan tindakan; (c)
observasi; (d) refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dan Numbered Heads Together
(NHT) pada materi pokok Sistem Perekonomian Indonesia serta Pembentukan
Harga Pasar dapat meningkatkan prestasi belajar mapel IPS Terpadu siswa.
Prestasi belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian
prestasi belajar siswa berada di atas standar batas tuntas nilai IPS Terpadu yaitu
6,5. Sebelum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) dan Numbered Heads Together (NHT) nilai rata-rata kelas
siswa adalah 61,75 tetapi setelah penerapan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) dan Numbered Heads Together (NHT) nilai rata-rata kelas
siswa menjadi 75,94 pada siklus I dan 78,22 pada siklus II. Pada siklus I terjadi
peningkatan rata-rata kelas sebesar 14,19 point dibandingkan dengan sebelum
adanya penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT, serta semua siswa
berhasil mencapai KKM, dengan prosentase 34,375% mendapat nilai tepat pada
batas KKM, yaitu 65.
Pada siklus II rata-rata siswa menjadi 78,22 atau naik sebesar 2,28 dari
siklus I. Semua siswa mencapai KKM dari 75% target yang direncanakan,
walaupun masih ada siswa yang mendapat nilat tepat pada batas KKM yaitu
31,25% dari seluruh siswa kelas VIIIG.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Annisa Rahma Filard. THE APPLICATION OF GROUP
INVESTIGATION AND NUMBERED HEADS TOGETHER COOPERATIVE
LEARNING MODELS IN INTEGRATED SOCIAL SCIENCE COURSE IN
THE ATTEMPT OF IMPROVING THE VIIIG GRADERS OF SMP NEGERI 4
SUKOHARJO IN THE SCHOOL YEAR OF 2009/2010. Skripsi, Surakarta:
Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University,
September 2010.
The objective of research is to describe the application of group
investigation (GI) and numbered heads together (NHT) cooperative learning
models to improve the Integrated Social Science Course learning achievement of
the VIIIG graders of SMP Negeri 4 Sukoharjo in the School Year of 2009/2010.
This study employed a Classroom Action Research. The subject of
research was VIIIG graders of SMP Negeri 4 Sukoharjo in the school year of
2009/2010, as many as 32 students. Techniques of collecting data used were: (a)
interview; (b) observation; (c) learning achievement test; (d) documentation. The
procedure of action implementation included: (a) planning, (b) acting, (c)
observing, and (d) reflecting,
Considering the result of research, it can be concluded that the application
of group investigation (GI) and numbered heads together (NHT) cooperative
learning models in the Indonesian Economic System as well as Market Pricing
basic material can improve the students’ Integrated Social Science Course
learning achievement. Such achievement is said as passing because generally the
student’s learning achievement is above the passing limit standard of Integrated
Social Science score of 6.5. Before the application of group investigation (GI) and
numbered heads together (NHT) cooperative learning models, the students’ mean
class value is 61.75 but after the Before the application of group investigation (GI)
and numbered heads together (NHT) cooperative learning models it raises into
75.94 in cycle I and 78.22 in cycle II. In Cycle I, there is an increase of 14.19
point in the mean class score compared with it before the application of GI and
NHT cooperative learning model, and all students successfully reach KKM with
34.375% obtaining the score exactly at the KKM limit of 65.
In Cycle II, the students’ mean rises into 78.22 or raises by 2.28 from
cycle I. All students reach KKM from 75% planned target, although there are few
students obtaining the score exactly at the KKM limit of 31.25% from all VIIIG
graders.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Kita tidak harus berhasil dalam semua hal, karena keberhasilan dalam satu hal saja
sudah lebih dari cukup untuk menjadikan semua hal indah bagi kita. Keberhasilan
adalah proses, bukan tujuan.
(Mario Teguh - Motivator)
Mengatasi kesulitan adalah pengalaman yang paling menyenangkan dalam hidup
(Arthur Schopenhauer - filsuf Jerman)
Pengetahuan diperoleh dengan belajar, kepercayaan didapat dengan keraguan,
keahlian dengan latihan, dan cinta diraih dengan cinta.
(Thomas S Szasz – Psikolog Hungaria)
Kualitas bukanlah suatu kebetulan; kualitas selalu berasal dari usaha yang cerdas.
(John Ruskin – Penulis Inggris)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk :
Bapak Ibu tercinta yang menjadi semangat dalam menopang langkahku dengan
kasih sayang, doa, dan pengorbanannya yang tak pernah bertepi
Adina Winanda Putra atas cinta dan dorongan semangat kepada penulis yang tak
henti-hentinya
Adikku tersayang, untukmu aku berjuang dan berusaha menjadi panutan yang
baik
Keluarga besarku yang telah memberi semangat dan membantu dalam hal materi
maupun dorongan secara psikis
Saudara seperjuanganku, anak-anak Kos Yustisia 1 atas dukungan dan
kebersamaannya selama ini
Sahabat-sahabat di Sukoharjo dan Solo, semoga persahabatan ini kan kekal, tak
lekang oleh waktu
Teman-teman PTN 2006 atas kebersamaan selama ini, semangat teman,
perjuangan kita masih panjang
Almamater FKIP UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya serta dengan usaha keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tulus dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu,
baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan
terima kasih dan penghargaan penulis haturkan kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna
penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin
penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Sudarno, S.Pd. M.Pd., selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin
dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
5. Drs. Soemarsono, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijak
dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Dra. Dewi Kusuma Wardani, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan
arif dan bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan
pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Dosen Prodi Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.
8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk
menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna
menyelesaikan studi di bangku kuliah.
9. Ibu Dwi Susilowati, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 4 Sukoharjo
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
10. Dra. Jamiyem, selaku guru IPS Terpadu SMP Negeri 4 Sukoharjo yang
telah membantu dan menyediakan waktu dalam penelitian.
11. Siswa kelas VIIIG, terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca
guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Surakarta, September 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 6
C. Tujuan dan Indikator Penelitian ................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8
A. Kajian Pustaka ........................................................................... 8
1. Hakikat Prestasi Belajar ....................................................... 8
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ............................ 9
3. Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation ........ 13
4. Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads
Together ............................................................................... 14
5. Peranan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
dan Numbered Heads Together dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa ....................................................................... 15
B. Kerangka Pemikiran .................................................................. 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22
A. Tempat dan waktu ..................................................................... 22
1. Tempat Penelitian ................................................................ 22
2. Waktu Penelitian.................................................................. 22
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 23
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 23
1. Observasi ............................................................................. 23
2. Wawancara .......................................................................... 23
3. Tes ....................................................................................... 24
D. Teknik Analisis Data ................................................................. 25
E. Prosedur Penelitian ................................................................... 25
1. Siklus I ................................................................................. 26
a. Perencanaan Tindakan ................................................... 26
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................... 27
c. Observasi dan Interpretasi ............................................. 29
d. Analisis dan Refleksi ..................................................... 30
e. Tahap Tindak Lanjut ..................................................... 30
2. Siklus II................................................................................ 30
a. Perencanaan Tindakan ................................................... 30
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................... 31
c. Tahap Observasi dan Evaluasi ....................................... 33
d. Tahap Analisis dan Refleksi .......................................... 33
e. Tahap Tindak Lanjut ..................................................... 33
F. Jadwal Penelitian ....................................................................... 34
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ................................................ 35
A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 35
1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
Dan Numbered Heads Together .......................................... 35
2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif GI dan NHT dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa .................................. 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
B. Pembahasan ............................................................................... 57
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 60
A. Simpulan .................................................................................... 60
B. Implikasi .................................................................................... 60
C. Saran .......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63
LAMPIRAN ..................................................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1 Skema Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Pembelajaran Group
Investigation dan Numbered Heads Together
..............................................................................................................
20
2 Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 34
3 Grafik Nilai Rata-rata Kelas VIIIG ...................................................... 55
4 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa .......................................... 57
5 Grafik Kemampuan dalam Melaksanakan Investigasi ......................... 136
6 Grafik Kemampuan Mengeluarkan Ide/Pendapat ................................ 137
7 Kerjasama dalam Kelompok ................................................................ 138
8 Grafik Kemampuan dalam Melakukan Presentasi ............................... 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
1 Daftar Nilai Rata-rata UAS Mapel IPS Terpadu Kelas VII ................... 2
2 Daftar Nilai Ulangan Harian Kelas VIIIG Mapel IPS Terpadu ............. 3
3 Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian ...................... 22
4 Indikator Ketercapaian ........................................................................... 26
5 Kemampuan dalam Melaksanakan Investigasi ...................................... 136
6 Kemampuan Mengeluarkan Ide/Pendapat ............................................. 137
7 Kerjasama dalam Kelompok .................................................................. 138
8 Kemampuan dalam Melakukan Presentasi ............................................ 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Silabus Siklus I .................................................................................... 65
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ........................... 67
3 Kisi-kisi Soal Ulangan Harian Siklus I ............................................... 78
4 Soal Ulangan Harian (Tes Formatif) Siklus I ..................................... 79
5 Jawaban Soal Ulangan Harian Siklus I ............................................... 80
6 Pembagian Kelompok Siklus I ............................................................ 83
7 Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Pra Siklus ........................... 84
8 Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I ............................... 87
9 Silabus Siklus II .................................................................................. 93
10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .......................... 95
11 Kisi-kisi Soal Ulangan Harian Siklus II .............................................. 104
12 Soal Ulangan Harian Siklus II............................................................. 105
13 Jawaban Soal Ulangan Harian Siklus II .............................................. 106
14 Pembagian Kelompok Siklus II .......................................................... 110
15 Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II .............................. 111
16 Pedoman Wawancara .......................................................................... 117
17 Hasil Wawancara dengan Guru IPS Terpadu...................................... 118
18 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIIIG .................................... 120
19 Lembar Observasi siswa ..................................................................... 132
20 Lembar Observasi Guru ...................................................................... 141
21 Daftar Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIIG Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II ........................................................................... 145
22 Sejarah Berdirinya SMP Negeri 4 Sukoharjo ..................................... 147
23 Foto-foto Kegiatan Belajar Mengajar ................................................. 149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran yang bermakna akan memberikan pengalaman yang
mengesankan. Pengalaman tersebut akan menjadi semakin berkesan bila proses
pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya
sendiri. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah dengan melibatkan siswa untuk
merumuskan sendiri suatu konsep dan guru hanya sebagai fasilitator serta moderator.
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang disempurnakan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Tim Pustaka Yustisia, 2008), setiap
peserta didik memiliki potensi dan bakat yang harus digali dan dikembangkan. Oleh
karenanya, proses pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar siswa dapat
berkembang semaksimal mungkin. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat
masalah proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terjadi transfer
pengetahuan dari guru kepada siswa. Penekanan proses ini tidak hanya pada upaya
menjejali siswa dengan berbagai pengetahuan saja, melainkan upaya menjadikan
siswa paham dan mengerti pengetahuan tersebut dan aplikasinya dalam dunia nyata
serta sebagai bekal untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
SMP Negeri 4 Sukoharjo merupakan Sekolah Standar Nasional (SSN) yang
berada di Kecamatan Sukoharjo. SMP ini memiliki siswa dengan latar belakang
prestasi belajar yang bervariasi. Sistem yang digunakan di SMP ini adalah Moving
Class, dengan kata lain siswa dituntut untuk berpindah-pindah kelas sesuai mata
pelajaran yang telah terjadwal. Hal ini merupakan upaya yang dilakukan pihak
sekolah untuk mengkondisikan ruang kelas sesuai mapel yang ada. Misalnya untuk
kelas IPS, ada berbagai media pembelajaran yang menunjang, seperti atlas, globe,
gambar-gambar pahlawan, dan lain-lain yang tentunya berbeda dengan kelas
matematika. Kelemahannya yaitu siswa merasa capek untuk terus berpindah kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan tidak jarang siswa terlambat masuk kelas.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan penulis melalui nilai Ulangan
Akhir Semester (UAS) atau ujian kenaikan kelas siswa SMP Negeri 4 Sukoharjo
kelas VII, hasil ulangan siswa belum menunjukkan hasil yang optimal. Nilai rata-rata
UAS siswa kelas VII masih berada di bawah angka 8. Nilai rata-rata UAS siswa kelas
VII tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1 : Daftar Nilai Rata-rata UAS Mapel IPS Terpadu Kelas VII SMP N 4
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2008/2009
Kelas A B C D E F G H
Nilai rata-rata 79,97 72,45 74,33 68,74 71,65 66,77 63,68 69,39
Sumber : Data guru mapel IPS Terpadu, th. 2009
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa kelas VIIG merupakan kelas
dengan nilai rata-rata UAS terendah dan masih berada di bawah KKM yaitu 65.
Selanjutnya penulis melakukan observasi kelas VIIG yang sekarang merupakan kelas
VIIIG. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Terdapat 6 siswa tidak hadir dengan berbagai keterangan seperti ijin, sakit,
dan lain-lain dari total 31 siswa. Jumlah siswa yang mengerjakan Pekerjaan
Rumah (PR) hanya 10 siswa dari total siswa yang hadir. Bahkan ada beberapa
siswa yang minta ijin keluar kelas untuk membeli LKS.
2. Tempat duduk siswa dibuat melingkar dengan 4-5 orang siswa membentuk
kelompok-kelompok. Hal ini dilakukan agar siswa dapat bekerja sama dan
diskusi dengan teman dalam kelompok. Kenyataannya, pada saat guru
menjelaskan materi, 80% siswa hanya mengobrol sendiri dengan teman satu
kelompoknya. Bahkan ada satu kelompok yang membuat mading sekolah saat
guru sedang menjelaskan materi. Pada saat penugasan, hanya 1-2 siswa per
kelompok yang mengerjakan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Penulis bersama guru melakukan tes formatif awal untuk mengetahui
perkembangan prestasi belajar siswa kelas VIIIG dan diperoleh data sebagai berikut,
Tabel 2 : Daftar Nilai Ulangan Harian Kelas VIIIG Mapel IPS Terpadu SMP N 4
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010
NO NAMA NILAI
1. Adi Gunawan 40
2. Agung Baskoro 95
3. Ahmad Romadhon 40
4. Anggit Purnomo 65
5. Anggoro Bayu Y 50
6. Anisa Nur Baiti 90
7. Arifin Deni TS 40
8. Devi Susanti 65
9. Dian Anggraini 75
10. Eka Bagaskara 35
11. Febriana Setyawati 60
12. Fitrah Febriyanti 70
13. Hendro Budi Utomo 65
14. Ibnu Saputra 65
15. Ikka Permatasari 70
16. Lutfi Febriyanto 75
17. Muhammad Rizal 40
18. Nungky Puspitasari 70
19. Ponirin Abdul Rosid 65
20. Rahmad Ariyanto 60
21. Rama Fraditya S 55
22. Rino Yudi Rosanto 30
23. Robert Pujiyanto N 65
24. Septina Widya S 85
25. Untung Sitiyawan 50
26. Wahyu Rahman S 50
27. Widya Untari 65
28. Wulanda Setty S 75
29. Wuri Handayani 75
30. Yashinta Endah 60
31. Yeni Nirmala Suri 55
32. Trisno Saputro 75
Jumlah 1975
Rata-rata 61,72
Sumber : Data guru mapel IPS Terpadu, th. 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Data diatas menunjukkan hanya ada 3 siswa yang mendapat nilai di atas 8
dan 14 siswa mendapat nilai di bawah KKM atau sekitar 43,75 % dari seluruh siswa
kelas VIIIG. Hal ini menunjukkan prestasi belajar siswa kelas VIIIG masih rendah
dan perlu diadakan suatu perbaikan dalam pembelajaran.
Hal-hal di atas menunjukkan kurangnya minat siswa di dalam proses belajar
mengajar. Metode mengajar guru masih konvensional sehingga perlu adanya variasi
dalam metode mengajar agar siswa merasa tertarik terhadap mata pelajaran sehingga
dapat menumbuhkan keaktifan siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode
pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga
kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja.
Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber
informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru melainkan juga dapat
meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu
yang ada terutama mata pelajaran ekonomi.
Penulis telah berdiskusi dengan Dra Jamiyem, selaku guru mata pelajaran
IPS kelas VIII G dan telah sepakat menggunakan model pembelajaran kooperatif
Group Investigation dan Numbered Heads Together guna meningkatkan prestasi
belajar siswa. Robert E. Slavin (2009 : 4) mengatakan bahwa ”Pembelajaran
kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya
dalam mempelajari materi pelajaran.” Pembelajaran kooperatif Numbered Heads
Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan
oleh Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut. Keterlibatan siswa ini dapat ditingkatkan apabila siswa merasa memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kendali di dalam kelas seperti yang dituturkan Paul Ginnis (2008) bahwa jalan
menuju rasa memiliki dan motivasi diri dapat dilakukan dengan cara merencanakan
suatu kegiatan pembelajaran bersama siswa, jadi siswa ikut menentukan apa yang
akan mereka pelajari.
Menurut Agus Suprijono (2009), dalam pembelajaran kooperatif Group
Investigation guru memilih topik pembelajaran dengan permasalahan-permasalahan
yang dapat dikembangkan dari topik itu beserta siswa. Pemilihan topik ini dilakukan
bersama siswa dengan cara berdiskusi dalam kelompok besar sesuai dengan minat
dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Jadi dalam menentukan topik
maupun subtopik yang akan dipelajari, siswa ikut serta menentukannya sesuai minat
siswa terhadap suatu topik maupun subtopik tertentu. Kegiatan ini diharapkan dapat
menarik minat siswa untuk belajar di kelas sehingga siswa dapat lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian dapat tercipta suatu pembelajaran aktif,
seperti yang dirumuskan oleh Hisyam Zaini, dkk. (2007 : xvi) sebagai ”suatu
pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.” Ketika peserta
didik dapat berperan aktif, maka dapat tercipta suatu pembelajaran yang terpusat pada
siswa. Dengan adanya pembelajaran yang terpusat pada siswa maka diharapkan
prestasi belajar siswa dapat meningkat seiring dengan peningkatan keaktifan siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul
penelitian sebagai berikut: "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DAN NUMBERED HEADS TOGETHER
PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 4
SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010."
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan,
maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut ”Bagaimana
penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dan Numbered Heads
Together dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII G mata pelajaran IPS
Terpadu SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009?”
C. Tujuan dan Indikator Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pencapaian prestasi
belajar siswa kelas VIII G semester gasal SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran
2008/2009 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Group Investigation
dan Numbered Heads Together.
2. Indikator Penelitian
Indikator dalam penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan prestasi
belajar pada tes formatif yang ditandai dengan tercapainya kriteria ketuntasan
minimum yaitu 65 sebanyak 75% siswa di kelas.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun
manfaat praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran yang inovatif serta
mendukung teori Pembelajaraan Kooperatif.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai fakta pembelajaran IPS Terpadu yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dan Numbered
Heads Together.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
1) Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
2) Pendorong bagi guru kelas lain untuk melaksanakan pembelajaran aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
b. Bagi Guru
1) Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam mata pelajaran IPS Terpadu
terutama mengenai prestasi belajar siswa
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran
c. Bagi Siswa
1) Menumbuhkan kerja sama serta rasa kebersamaan antar siswa
2) Meningkatkan prestasi belajar siswa
d. Bagi Mahasiswa
1) Mengembangkan wawasan dalam pengelolaan kelas.
2) Mendapatkan pengalaman dalam menerapkan metode pembelajaran
kooperatif Group Investigation dan Numbered Heads Together.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Prestasi Belajar
Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik yang
membedakannya dengan makhluk hidup lain. Belajar merupakan proses manusia
untuk mencapai berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007 : 16), “Proses belajar adalah serangkaian
aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar.” Oleh karenanya, proses
belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku seseorang yang berbeda
dengan sebelum melakukan kegiatan belajar. Adapun ciri-ciri perubahan khas yang
menjadi karakteristik perilaku belajar menurut Muhibbin Syah yang dikutip oleh
Asep Jihad dan Abdul Haris (2009), yaitu perubahan intensional, bukan kebetulan
semata; perubahan positif dan aktif, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan, dan
perubahan efektif dan fungsional.
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Hal ini
dikarenakan kegiatan belajar merupakan proses belajar, sedangkan prestasi belajar
merupakan hasil dari proses belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu
prestatie yang berarti hasil usaha. Menurut Zaenal Arifin (2009), istilah prestasi
belajar berbeda dengan hasil belajar, prestasi belajar pada umumnya berkenaan
dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak peserta didik.
Menurut Parmono Ahmadi yang dikutip oleh Syarifuddin, dkk (2010 : 32),
“Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah pelajaran.” Sedangkan menurut Syarifuddin, dkk (2010), prestasi
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku atau penguasaan ilmu pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
yang dimiliki seseorang sebagai hasil dari proses belajarnya. Jadi prestasi belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam belajar yang dinyatakan
dalam nilai, nilai tersebut diberikan guru setelah siswa melaksanakan serangkaian
proses pembelajaran.
Fungsi utama prestasi belajar menurut Zaenal Arifin (2009), yaitu
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai peserta didik. Tidak hanya seberapa banyak pengetahuan yang dikuasai
peserta didik tapi kualitas dari pengetahuan itu juga perlu dipertimbangkan
dalam mengukur prestasi belajar peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang keingintahuan yang merupakan kebutuhan
umum manusia, dengan adanya rasa ingin tahu maka manusia terus belajar untuk
mencapai kepuasan hasrat ingin tahu tersebut, hasil dari usaha belajar inilah yang
disebut prestasi.
c. Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam
meningkatkan ilmu pendidikan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik
(feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam suatu
studi tertentu tetapi juga indikator kualitas institusi pendidikan. Indikator kualitas
ini meliputi indikator intern dan ekstern.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik
yaitu seberapa banyak materi pelajaran yang mampu diserap peserta didik,
sehingga guru tidak hanya memberikan materi yang banyak tetapi diimbangi
dengan kemampuan peserta didik dalam menyerap materi tersebut.
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Suatu pembelajaran yang menyenangkan dan aktif dapat tercipta apabila
didukung dengan model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model pembelajaran ini
tidaklah mudah dikarenakan suatu model pembelajaran yang tepat haruslah sesuai
dengan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas dan media yang tersedia, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kondisi guru. Hal ini bertujuan agar dalam proses pembelajaran, potensi siswa dapat
berkembang secara maksimal. Potensi siswa ini dapat berupa kemampuan kognitif
(pemahaman dan pengetahuan), afektif (sikap dan respons), dan psikomotorik
(ketrampilan). Menurut Agus Suprijono (2009 : 46) model pembelajaran ialah “Pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
maupun tutorial”. Jadi model pembelajaran dapat berfungsi sebagai suatu pedoman
atau petunjuk bagi guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar di dalam
kelas. Banyak cara dan usaha yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan
keaktifan siswa yang pada akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar siswa,
salah satunya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif (cooperative
learning).
Menurut Slavin (2009) pembelajaran kooperatif merujuk pada metode
pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling
membantu dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa
dituntut untuk saling bekerja sama dan membantu teman dalam suatu kelompok kecil,
sehingga akan terbentuk suatu hubungan saling ketergantungan antara siswa yang
pandai dan siswa yang kurang pandai. Hal serupa juga dikemukakan oleh Arends
(2008), model pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama dan interdependensi
siswa dalam struktur tugas, tujuan, dan penghargaannya. Pernyataan dari Arends
tersebut mendukung pendapat Slavin bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif siswa dituntut untuk saling bekerja sama sehingga terbentuk saling
ketergantungan yang positif yaitu ketergantungan dalam tugas, tujuan, dan hasil yang
diperoleh (penghargaan).
Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan pengetahuan,
konsep, kemampuan, dan pemahaman kepada siswa agar dapat memberikan
kontribusi saat terjun dalam masyarakat. Namun pemberian bekal kepada siswa ini
tidaklah hanya dengan menjejali siswa dengan berbagai ilmu, pengetahuan, dan
ketrampilan saja. Melainkan dengan menciptakan sebuah pembelajaran yang
menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
penemuan Johnson dan Johnson yang dikutip Slavin (2009) bahwa bagi siswa belajar
dalam kelompok itu lebih menyenangkan daripada belajar secara individual. Belajar
kelompok dalam pembelajaran kooperatif tidaklah sama dengan belajar kelompok
dalam pembelajaran biasa. Berikut beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif
yang membedakannya dengan belajar kelompok yang biasa:
a. Tujuan kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif, hampir semua model pembelajarannya
memiliki tujuan kelompok yang disertai dengan reward atau penghargaan
bagi kelompok yang mampu mencapai tujuan tersebut.
b. Tanggung jawab individual
Pertanggung jawaban ini diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan
menjumlah skor kelompok atau kuis individual dan cara kedua dengan
spesialisasi tugas dimana setiap siswa dalam kelompok diberi tanggung
jawab khusus.
c. Kesempatan sukses yang sama
Dalam pembelajaran kooperatif, setiap siswa dalam kelompok memiliki
kesempatan sukses yang sama. Hal ini dikarenakan dalam sebuah tim juga
terdapat sebuah kompetisi antar anggotanya.
d. Kompetisi tim
Dalam pembelajaran ini terjadi kompetisi antar tim sebagai sarana agar
setiap siswa dalam kelompok mampu bekerja sama dan memenangkan
kompetisi dengan tim lainnya.
e. Spesialisasi tugas
Metode ini menuntut siswa melaksanakan tugasnya masing-masing dalam
kelompok dan mampu bertanggung jawab dalam tugasnya demi tercapainya
tujuan kelompok.
f. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok
Kecuali TAI (Team-Assisted Individualization) dan CIRC (Cooperative
Integrated Reading and Composition) yang mengadaptasi pengajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
terhadap kebutuhan individual siswa, maka hampir semua pembelajaran
kooperatif menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok
dengan mengadaptasi kebutuhan kelompok.
(Slavin, 2009)
Tidak semua pembelajaran kelompok dapat dikatakan cooperative learning,
Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2008) mengatakan ada lima unsur yang
harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
a. Saling ketergantungan positif
Agar kerja kelompok efektif, seorang guru harus menyusun tugas
sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikannya demi mencapai tujuan kelompok. Dalam proses
penyelesaiannya tersebut terjadi saling ketergantungan antar anggota
kelompok.
b. Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda, hal ini dimaksudkan
agar setiap anggota dapat bertanggung jawab menyelesaikan tugas tersebut
demi ketercapaian tugas kelompok.
c. Tatap muka
Kegiatan interaksi dalam tatap muka akan memberikan pembelajaran untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.
d. Komunikasi antaranggota
Keberhasilan suatu kelompok akan bergantung pada kesediaan anggotanya
untuk saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi proses kelompok
Proses evaluasi memerlukan jadwal khusus untuk mengevaluasi proses
kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka.
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2009) adalah solusi yang ideal
terhadap permasalahan kurangnya kesempatan berinteraksi yang kooperatif dan tidak
dangkal diantara siswa dari latar belakang yang berbeda. Hal ini dikarenakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pembelajaran kooperatif, sebuah pembelajaran di kelas dilakukan dengan membentuk
kelompok-kelompok kecil yang diharapkan dapat terjalin suatu hubungan yang
kooperatif antar teman dalam satu kelompok maupun antarkelompok.
Arends dalam bukunya Learning to Teach (2008) mengungkapkan bahwa
sedikitnya ada 3 tujuan penting dari pembelajaran kooperatif, yaitu prestasi akademis,
toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman, dan pengembangan ketrampilan
sosial yang berupa kerjasama dan kolaborasi antar siswa.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
Salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif adalah Group
Investigation atau Kelompok Investigasi. Metode ini dikembangkan oleh Shlomo dan
Yael Sharan di Universitas Tel Aviv. Menurut Sharan dan Sharan yang dikutip oleh
Slavin (2009), Group Investigation adalah suatu perencanaan pengaturan kelas yang
umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan
kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif.
Dalam model pembelajaran kooperatif Group Investigation menuntut siswa
untuk mampu berkomunikasi dengan sesamanya dan bersosial. Aspek ini sering
disebut sebagai meletakkan landasan kerja atau pembentukan tim. Dalam kelas yang
melaksanakan proyek Group Investigation, guru bertindak sebagai narasumber dan
fasilitator.
Tahap-tahap dalam Group Investigation yang dikemukakan oleh Slavin
(2009 : 218) adalah
Tahap 1 : Mengidentifikasi Topik dan mengatur murid ke dalam kelompok.
Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan
mengkategorikan saran-saran.
Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik
yang telah mereka pilih.
Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus
bersifat heterogen.
Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi
pengaturan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari.
Para siswa merencanakan bersama mengenai :
Apa yang kita pelajari? Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa
melakukan apa (pembagian tugas)? Untuk tujuan atau kepentingan apa
kita menginvestigasi topik ini?
Tahap 3 : Melaksanakan investigasi.
Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan.
Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang
dilakukan kelompoknya.
Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis
semua gagasan.
Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir.
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan essensial dari proyek
mereka.
Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir.
Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam
bentuk.
Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara
aktif.
Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan
presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh
seluruh anggota kelas.
Tahap 6 : Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,
menenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan
pengalaman-pengalaman mereka.
Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.
Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling
tinggi.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together
Model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dikembangkan
oleh Spencer Kagan tahun 1992. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang tepat serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
meningkatkan semangat kerjasama mereka. Menurut Slavin (2009) model ini adalah
varian dari Group Discussion; pembelokannya yaitu hanya ada satu siswa yang
mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak diberi tahu siapa yang akan menjadi
wakil kelompok. Model ini adalah cara yang sangat bijak untuk menambahkan
tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together
yang dikemukakan oleh Anita Lie (2008 : 60) yaitu :
a. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
d. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Peranan Model Pembelajaran Group Investigation dan Numbered Heads
Together dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Model ini merupakan kolaborasi dari model pembelajaran kooperatif Group
Investigation dan Numbered Heads Together. Hal ini dimaksudkan untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif dengan mengambil keuntungan dari masing-
masing model dan menutupi kekurangan yang terdapat pada masing-masing model
tersebut. Langkah-langkahnya meliputi :
a. Guru mempresentasikan sebuah topik pembelajaran kepada siswa dan para
siswa mengusulkan sejumlah subtopik.
b. Siswa bergabung dalam kelompok untuk mempelajari subtopik yang telah
mereka pilih. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa
terhadap suatu subtopik tertentu.
c. Setiap anggota kelompok mendapatkan nomor sesuai dengan pembagian
tugas yang telah mereka tetapkan.
d. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dengan saling bertukar ide, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesiskan
ide tersebut menjadi sebuah ide kelompok.
e. Menyiapkan laporan akhir.
f. Mempresentasikan laporan akhir. Wakil kelompok yang mempresentasikan
laporan akhir ditunjuk guru secara acak berdasarkan nomor masing-masing
siswa.
g. Siswa dari kelompok lain mengevaluasi dengan memberi pertanyaan atau
menanggapi.
h. Pemberian tes hasil belajar untuk mengetahui perkembangan atau
keberhasilan penerapan model pembelajaran Group Investigation dan
Numbered Heads Together.
Adanya kolaborasi dari model pembelajaran Group Investigation dan
Numbered Heads Together dapat berperan besar dalam meningkatkan prestasi
belajar. Dalam Group Investigation, siswa melakukan investigasi dengan mencari
informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian
siswa mau tidak mau harus membaca buku, membuka internet, maupun bertanya
kepada orang lain kemudian dalam proses diskusi kelompok terjadi transfer
pengetahuan antar siswa yang mengakibatkan pengetahuan siswa menjadi lebih utuh
dan menyeluruh. Penerapan model pembelajaran Group Investigation diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sejalan dengan peningkatan pengetahuan
siswa mengenai materi yang sedang dibahas.
Peranan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa terletak pada pemanggilan wakil kelompok
secara acak oleh guru untuk mempresentasikan laporan akhirnya. Pemanggilan wakil
kelompok secara acak ini dimaksudkan agar semua anggota kelompok mau
berkontribusi dalam proses diskusi maupun investigasi, sehingga setiap anggota
kelompok mengetahui dengan pasti hasil diskusi kelompoknya. Siswa yang selama
pembelajaran konvensional kurang memperhatikan penjelasan guru menjadi lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
aktif dalam proses pembelajaran kooperatif sehingga prestasi belajarnya pun dapat
meningkat.
Slavin (2009) mengungkapkan kelemahan dari spesialisasi tugas dalam
penerapan model pembelajaran Group Investigation yaitu memungkinkan para siswa
hanya belajar mengenai bagian yang menjadi tugas mereka saja, sedangkan bagian
lain tidak dipelajari secara mendalam. Oleh karena itu, kolaborasi GI dan NHT ini
menjadi perlu, dalam NHT setiap siswa diwajibkan mengetahui semua bagian tugas
kelompoknya, tidak hanya tugasnya saja, sehingga memungkinkan semua siswa
untuk bertukar pengetahuan mengenai bagian yang menjadi tugas mereka dengan
siswa lain yang berbeda tugas agar menjadi suatu kesatuan pengetahuan yang utuh.
Slavin (2009 : 57) mengungkapkan bahwa “Satu kajian yang luar biasa, yang
dilakukan oleh Sharan dan Sachar (1988), menemukan pengaruh positif yang sangat
besar”. Pengaruh positif yang besar disini adalah pengaruh setelah guru menggunakan
metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI), dibuktikan setelah
penerapan model pembelajaran GI dalam kelas Geografi dan Sejarah terdapat
peningkatan prestasi belajar yang signifikan secara statistik.
Richard I. Arends (2008) menyebutkan 3 efek dari penerapan kooperatif
learning. Pertama efek terhadap perilaku kooperatif, siswa dari kelas dengan
pembelajaran kooperatif menunjukkan lebih sedikit perilaku kompetitif dan lebih
banyak kerja sama lintas-etnis dibanding mereka yang berasal dari kelas-kelas
pengajaran konvensional. Kedua, efeknya terhadap toleransi keanekaragaman,
menurut studi Johson dan Johson yang dikutip Arends, bahwa pembelajaran
kooperatif tidak hanya mempengaruhi toleransi dan penerimaan yang lebih luas, tapi
juga mendukung terciptanya hubungan yang lebih baik diantara siswa-siswa dengan
ras dan etnis yang beranekaragam. Ketiga, efeknya terhadap prestasi belajar, Arends
(2008 : 12) mengungkapkan bahwa “Dari empat puluh lima studi yang direviu, tiga
puluh tujuh diantaranya menunjukkan bahwa kelas-kelas cooperative learning
menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik secara signifikan dibanding kelas-kelas
kelompok kontrol.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Numbered Heads Together (NHT) juga memiliki peranan yang besar dalam
prestasi belajar siswa, menurut Slavin (2009 : 256), “Metode Russ Frank ini adalah
cara yang sangat baik untuk menambahkan tanggung jawab individual kepada diskusi
kelompok.” Tanggung jawab individual ini memacu siswa untuk ikut serta
menyelesaikan soal atau tugas yang diberikan guru, siswa tidak hanya bergantung
pada temannya tetapi juga ikut mengerjakan dan memahami jawaban dari tugasnya,
sehingga diharapkan dengan adanya keikutsertaan siswa tersebut, mampu
meningkatkan prestasi belajarnya.
Mengacu pada pendapat Slavin dan Arends tersebut, maka manfaat
penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dan Numbered Heads
Together adalah sebagai berikut :
a. Dapat melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama demi tercapainya
tujuan kelompok.
b. Dapat meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok,
hal ini dikarenakan setiap siswa mendapatkan nomor sehingga setiap
siswa mempunyai kesempatan untuk mewakili kelompoknya
mempresentasikan hasil diskusi.
c. Dapat melatih kemampuan siswa dalam berkomunikasi antar sesamanya
maupun dengan narasumber selama proses investigasi untuk
mengumpulkan data.
B. Kerangka Pemikiran
Paradigma lama pendidikan, model pembelajaran yang dirancang guru
menekankan bahwa siswa diibaratkan sebagai sebuah botol kosong yang harus diisi
dengan sebanyak-banyaknya pengetahuan. Dengan kata lain, guru hanya menjejali
siswa dengan segala ilmu pengetahuan dan siswa hanya pasif menerima ilmu dari
guru serta menghapalkannya untuk ujian. Tuntutan dunia pendidikan sekarang
sudahlah tidak sesuai dengan paradigma lama tersebut, siswa tidak hanya dituntut
untuk hapal semua ilmu tetapi memahami dan mampu mengaplikasikannya dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dunia nyata. Oleh karenanya, pengajaran dengan metode menjejali siswa haruslah
diubah dengan pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Suasana kelas haruslah
dirancang dan dibangun sedemikian rupa agar siswa mendapatkan kesempatan
berinteraksi satu sama lain.
Berdasarkan pengamatan peneliti melalui observasi kelas dan wawancara
dengan guru IPS Terpadu di kelas VIIIG SMP N 4 Sukoharjo tahun pelajaran
2009/2010, prestasi belajar siswa masih rendah, 43,75% siswa kelas VIIIG
mendapatkan nilai dibawah KKM. Asumsi dasar yang menyebabkan prestasi belajar
kurang optimal adalah penerapan metode pembelajaran konvensional, guru
memberikan ceramah dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Metode ini
menyebabkan kurangnya perhatian siswa. Kurangnya perhatian siswa ini
menunjukkan minat belajar siswa masih rendah yang disebabkan siswa tidak turut
aktif dalam pembelajaran di kelas. Jadi peran siswa tidak dilibatkan secara penuh
dalam proses pembelajaran.
Sesuai dengan hal di atas, maka penerapan model pembelajaran kooperatif
Group Investigation dan Numbered Heads Together dirasa tepat dalam mengatasi
permasalahan minat belajar siswa yang kurang sehingga hasil belajarnya pun rendah.
Dalam model pembelajaran kooperatif Group Investigation, siswa ikut serta dalam
menentukan subtopik yang akan ia pelajari sesuai dengan minatnya terhadap suatu
subtopik tertentu. Selain itu, pembelajaran berlangsung dalam diskusi sehingga ada
interaksi yang aktif diantara siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru. Hal ini
diduga akan meningkatkan minat belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan
prestasi belajarnya. Sedangkan dalam model pembelajaran kooperatif Numbered
Heads Together, siswa dituntut mempunyai tanggung jawab terhadap kelompok. Jadi
dalam kegiatan kelompok, tidak hanya satu dua siswa saja yang mengerjakan tugas
dikarenakan dalam model pembelajaran NHT, setiap siswa mempunyai kesempatan
yang sama untuk ditunjuk dan mewakili kelompoknya untuk memaparkan hasil
diskusi mereka. Dengan model ini diharapkan perhatian siswa terfokus pada tugasnya
demi tercapainya tujuan kelompok, tidak hanya mengobrol saja dalam diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Penggabungan dua model pembelajaran kooperatif ini diduga mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa dikarenakan penggabungan ini bersifat menutupi
kelemahan-kelemahan dari masing-masing model pembelajaran sehingga tercipta
suatu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat belajar siswa yang
pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajarnya. Skema ilustrasi kerangka
pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Pembelajaran Group
Investigation dan Numbered Heads Together
Pembelajaran Konvensional Prestasi belajar siswa belum
optimal. 43,75% siswa kelas
VIIIG mendapatkan nilai
dibawah KKM.
Penerapan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation dan Numbered Heads Together
dengan langkah-langkah :
1. Guru presentasi topik pembelajaran kepada
siswa dan para siswa mengusulkan sejumlah
subtopik.
2. Siswa bergabung dalam kelompok.
3. Setiap anggota kelompok mendapatkan
nomor.
4. Siswa mengumpulkan informasi,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
5. Menyiapkan laporan akhir.
6. Presentasi laporan akhir dari wakil kelompok
7. Evaluasi kelompok lain.
8. Pemberian tes hasil belajar.
Peningkatan prestasi belajar
pada tes formatif yang ditandai
dengan tercapainya kriteria
ketuntasan minimum yaitu 65
sebanyak 75% siswa di kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Model pembelajaran kooperatif
Group Investigation dan Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Sukoharjo yang beralamat di Jalan
Slamet Riyadi, Begajah, Sukoharjo, telp. (0271) 591021. Sekolah ini merupakan
salah satu sekolah berstandar Nasional (SSN) yang ada di Sukoharjo. Alasan
pemilihan sekolah dan kelas VIIIG, karena pertama, sekolah belum pernah digunakan
penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.
Kedua, terdapat permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa kelas VIIIG pada
mata pelajaran IPS Terpadu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan Agustus 2010.
Untuk lebih jelasnya, rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian adalah sebagai
berikut.
Tabel 3: Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Jenis kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr-Mei Juni Juli Agust
1 Persiapan survey
awal sampai
penyusunan
proposal
xxxx
xx--
2 Penentuan
informan, penyiapan
peralatan dan
instrument
--xx
xxxx
3 Pengumpulan data xxxx
4 Analisis data xxx-
5 Penyusunan laporan ---x xxxx xxxx
Keterangan: x: minggu ke-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIG SMP Negeri 4 Sukoharjo.
Alasan dilakukannya penelitian di kelas VIIIG adalah berdasarkan fakta yang ada,
kelas ini merupakan kelas dengan nilai rata-rata Ulangan Akhir Semesternya paling
rendah dibanding dengan kelas lain. Selain itu 43,75% siswa kelas VIIIG mendapat
nilai mapel IPS Terpadu dibawah KKM.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008), observasi (observation) atau
pengamatan merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan
secara partisipatif dan nonpartisipatif.
a. Observasi partisipatif (participatory observation).
Menurut Iskandar (2009), dalam observasi partisipatif, peneliti dituntut
untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas subjek
yang sesuai dengan tema atau fokus masalah yang dijadikan penelitian.
b. Observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation)
Peneliti hanya bersifat sebagai pengamat, tidak ikut serta dalam proses
penelitian.
Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan peneliti bersifat
nonpartisipatif, peneliti hanya sebagai pengamat saja, tidak ikut serta dalam proses
pembelajaran yang diamati. Data yang dikumpulkan dalam pengamatan adalah
penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dan Numbered Heads
Together; serta hasil ulangan harian siswa yang dilakukan dalam proses evaluasi.
2. Wawancara
Wawancara atau interview dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap
muka secara individual (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008). Iskandar (2009 : 72)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mengklasifikasikan wawancara dalam 2 bentuk yaitu wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur.
a. Wawancara terstruktur adalah seorang pewawancara atau peneliti telah
menentukan format masalah yang akan diwawancarai, yang berdasarkan
masalah yang akan diteliti.
b. Wawancara tidak terstruktur merupakan seorang peneliti bebas menentukan
fokus masalah wawancara, kegiatan wawancara mengalir seperti dalam
percakapan biasa, yaitu mengikuti dan menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi responden.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk wawancara terstruktur,
yaitu wawancara yang dilakukan dengan persiapan terlebih dahulu. Wawancara yang
dilakukan peneliti berfokus pada siswa dan guru. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data dari informan mengenai kesulitan yang dialami dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif Gi dan NHT pada mata pelajaran IPS Terpadu serta
faktor-faktor penyebabnya. Serta untuk mengetahui tanggapan dan harapan siswa
mengenai model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
3. Tes
Tes pada umumnya bersifat mengukur. Tes yang biasa digunakan dalam
dunia pendidikan dibedakan menjadi tes hasil belajar (achievement test) dan tes
psikologis (psychological test). Tes hasil belajar atau tes prestasi belajar menurut
Nana Syaodih Sukmadinata (2008), yaitu mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai
siswa selama kurun waktu yang telah ditentukan. Sedangkan tes psikologis adalah tes
yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui kecakapan potensial dan
karakteristik pribadi dari para siswa.
Dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar. Nana Syaodih
Sukmadinata (2008 : 224), tes hasil belajar dibedakan menjadi 4, yaitu tes diagnostik,
tes penempatan, tes formatif, dan tes sumatif.
a. Tes diagnostik ditujukan untuk mengukur/mendiagnosis kelemahan atau
kekurangan siswa dan digunakan untuk memberikan perbaikan.
b. Tes penempatan mengukur penguasaan atau keunggulan siswa, digunakan
untuk menempatkan siswa sesuai dengan tingkat penguasaan atau
keunggulannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
c. Tes formatif mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya baik
antarteman sekelas maupun dalam penguasaan target materi.
d. Tes sumatif digunakan untuk perbaikan program atau proses pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes formatif, karena penelitian
ini berhubungan dengan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah
diberikan melalui model pembelajaran kooperatif Group Investigation dan Numbered
Heads Together. Menurut Ngalim Purwanto (2006), tes formatif tidak hanya
dilaksanakan pada akhir pelajaran saja, melainkan dapat dilakukan selama maupun
sesudah pelajaran selesai.
D. Teknik Analisis Data
Menurut Tripp yang dikutip Basrowi (2008 : 131), “Analisis data merupakan
proses mengurai (memecah) sesuatu ke dalam bagian-bagiannya.” Dalam penelitian
tindakan kelas, data yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif maupun data
kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data hasil tes belajar siswa.
Sedangkan data kualitatif berupa hasil pengamatan peneliti dalam proses penelitian
dan hasil wawancara dengan guru dan siswa.
Untuk analisis data kuantitatif digunakan 2 teknik analisis, yaitu teknik
deskriptif statistik, dengan menghitung nilai tertinggi, nilai terendah, dan mean (nilai
rata-rata); serta teknik analisis diskriptif komparatif, dengan membandingkan nilai tes
kondisi awal (sebelum penerapan GI dan NHT), nilai tes setelah pelaksanaan siklus I,
dan nilai tes setelah pelaksanaan siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif, digunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berdasarkan hasil atau catatan-catatan
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian yang akan dilakukan peneliti direncanakan dalam
tahapan : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
serta analisis dan refleksi, serta tahap tindak lanjut. Menurut Iskandar (2009),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
prosedur penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilakukan minimal dalam dua siklus.
Apabila dalam dua siklus tersebut, indikator belum tercapai maka dapat dilakukan
siklus ketiga, dan seterusnya yang cara pelaksanaannya sama dengan siklus
sebelumnya.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan
yang telah ditentukan. Kegiatan dalam perencanaan tindakan ini meliputi :
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi : silabus mata pelajaran
IPS Terpadu, rancangan strategis, dan skenario pembelajaran dengan metode
pembelajaran Group Investigation (GI) dan Numbered Heads Together
(NHT).
2) Menyusun instrument penelitian dan menetapkan indikator ketercapaian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan
pedoman wawancara. Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui
penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT
Tabel 4 : Indikator Ketercapaian
Indikator Target Cara penilaian
Ketuntasan siswa
(individu)
Nilai > 65 = 25
siswa
Nilai diperoleh siswa dari tes
formatif
Ketuntasan kelas 75% Dihitung dari : ∑ siswa tuntas
∑ seluruh siswa
3) Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada guru mata pelajaran IPS
Terpadu.
4) Menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
Standar kompetensi : Memahami kegiatan perekonomian di Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kompetensi dasar :
Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dan sistem perekonomian di
Indonesia
Indikator :
a) Mendeskripsikan arti sistem perekonomian dan macam-macamnya.
b) Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan macam-macam sistem
ekonomi.
c) Mengidentifikasikan ciri-ciri utama perekonomian di Indonesia.
d) Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan sistem perekonomian di
Indonesia
5) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan skenario
pembelajaran
6) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes formatif untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah diterapkannya model kooperatif GI dan NHT.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam rangka pemecahan masalah
sebagaimana yang telah direncanakan. Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan
dalam penelitian ini bertujuan untuk prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS
Terpadu yang sebelumnya dirasakan kurang menarik dan kurang maksimal.
Menurut Prof Supardi dalam Suharsimi Arikunto, dkk. (2009 : 126), pada saat
pelaksanaan tindakan guru harus mengambil peran dalam pemberdayaan siswa
sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri dan kelas. Kelas diciptakan
sebagai komunitas belajar (learning community) daripada laboratorium
tindakan.
Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pengajar adalah guru mata
pelajaaran IPS Terpadu (Dra. Jamiyem). Pada tahap ini dilakukan suatu tindakan
untuk mengefektifkan proses pembelajaran, mengaktifkan siswa, meningkatkan minat
belajar siswa, serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Tindakan yang dilakukan
berupa pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu dengan menerapkan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pembelajaran kooperatif Group Investigation dan Numbered Heads Together.
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dirancang dalam 3 pertemuan, yaitu sebagai
berikut :
1) Pertemuan pertama (2 x 40’)
a) Guru menjelaskan materi pertemuan sebelumnya dan kaitannya dengan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan sekarang.
b) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran GI dan NHT kepada siswa.
c) Guru menentukan subtopik-subtopik yang akan dipelajari bersama siswa
melalui diskusi besar secara singkat.
d) Guru meminta siswa untuk berkumpul dalam kelompok sesuai minatnya
terhadap subtopik-subtopik tertentu. Masing-masing kelompok 4-5 orang.
e) Guru membagikan kepada siswa sebuah nomor.
f) Siswa dalam kelompok melakukan pembagian tugas dalam proses
investigasi serta pembuatan laporan
g) Setiap siswa melakukan investigasi sesuai pembagian tugasnya, investigasi
bisa dilakukan di perpustakaan, internet, bertanya kepada guru, dll.
h) Siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi.
i) Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
bertanya apabila mengalami kesulitan.
j) Siswa dalam kelompok menyusun laporan akhir yang akan dipresentasikan.
2) Pertemuan kedua (3 x 40’)
a) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil investigasinya. Siswa
yang mewakili kelompok dalam presentasi sesuai dengan nomor yang
disebutkan guru.
b) Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya, menyanggah,
menanggapi, maupun mengkritik hasil investigasi yang dipresentasikan.
c) Kelompok yang presentasi memberikan kesimpulan akhir dari hasil
investigasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa seluruh kelas VIIIG untuk
bertanya apabila masih menemukan kesulitan.
3) Pertemuan ketiga (2 x 40’)
a) Guru memberikan tes kognitif.
b) Siswa mengumpulkan laporan akhir.
c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi pelajaran yang telah
mereka pelajari melalui model pembelajaran GI dan NHT
d) Peneliti mewawancarai siswa secara personal kaitannya dengan penerapan
GI dan NHT dalam proses pembelajaran
c. Observasi dan Interprestasi
Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti melakukan observasi
terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dari penerapan model pembelajaran Group
Investigation dan Numbered Heads Together. Pada tahapan ini peneliti mengadakan
pemantauan apakah tindakan yang telah dilakukan dapat mengatasi permasalahan
yang ada di dalam pembelajaran dalam kelas. Observasi dan interprestasi dilakukan
dengan mengamati proses pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT. Hal-hal yang diobservasi
meliputi :
1) Kondisi atau suasana belajar pada saat proses belajar mengajar
2) Prestasi belajar siswa
Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif, dimana peneliti berada dalam
lokasi penelitian namun tidak berperan aktif. Peneliti hanya mengamati dan mencatat
segala aktivitas dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu secara
langsung, Penelitian menggunakan observasi terstruktur yaitu melaksanakan
observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk memperoleh data secara obyektif, yang
tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama
penelitian tindakan berlangsung, reaksi dan petunjuk-petunjuk lain yang dapat
digunakan sebagai bahan menganalisis dan refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Setelah mengamati dan mencatat implementasi penerapan GI dan NHT
dalam proses pembelajaran, peneliti mendiskusikan dengan guru mapel kemudian
bersama-sama membuat kesimpulan hasil pengamatan.
d. Analisis dan Refleksi
1) Analisis
Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil prestasi belajar yang telah dicapai
siswa pada siklus I, hasil observasi peneliti, dan hasil wawancara peneliti
dengan siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif Group Investigation dan Numbered Heads Together. Apabila hasil
prestasi belajar meningkat maka pembelajaran dapat dikatakan meningkat.
Namun apabila hasil prestasi belajar tindakan kelas pada siklus I belum
meningkat maka perlu dilakukan evaluasi proses pembelajaran, agar terjadi
perbaikan pada tindakan kelas berikutnya.
2) Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk memikirkan ulang, mencari, dan
menemukan kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus I agar tidak
terjadi pengulangan kesalahan pada siklus II. Siklus II merupakan
pembenahan dari siklus I.
e. Tahap Tindak Lanjut
Keberhasilan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan yang tertuang
dalam refleksi pada siklus I membuat peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk
mengambil kesepakatan dalam pelaksanaan perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi : silabus mata pelajaran
IPS Terpadu, rancangan strategis, dan skenario pembelajaran dengan metode
pembelajaran Group Investigation (GI) dan Numbered Heads Together
(NHT).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Menyusun instrument penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan
pedoman wawancara. Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui
penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT.
3) Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada guru mata pelajaran IPS
Terpadu selaku pelaksana penelitian.
4) Menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
Standar kompetensi : Memahami kegiatan perekonomian di Indonesia
Kompetensi dasar :
Mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta terbentuknya harga
pasar.
Indikator :
a) Mendeskripsikan pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan barang/jasa, dan hukum permintaan.
b) Menjelaskan pengertian penawaran, faktor-faktor yang mempengaruhi
penawaran, hubungan antara penawaran dan harga barang, dan membuat
kurva penawaran.
c) Mendeskripsikan proses terbentuknya harga pasar.
5) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan skenario
pembelajaran
6) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes formatif untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah diterapkannya model kooperatif GI dan NHT.
b. Tahap pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dirancang dalam 3 pertemuan, yaitu
sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama (3 x 40’)
a) Guru menjelaskan materi pertemuan sebelumnya dan kaitannya dengan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan sekarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b) Guru menentukan subtopik-subtopik yang akan dipelajari bersama siswa
melalui diskusi besar secara singkat.
c) Guru meminta siswa untuk berkumpul dalam kelompok sesuai minatnya
terhadap subtopik-subtopik tertentu. Masing-masing kelompok 4-5 orang.
d) Guru membagikan kepada siswa sebuah nomor.
e) Siswa dalam kelompok melakukan pembagian tugas dalam proses
investigasi serta pembuatan laporan
f) Setiap siswa melakukan investigasi sesuai pembagian tugasnya,
investigasi bisa dilakukan di perpustakaan, internet, bertanya kepada
guru, dll.
g) Siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi.
h) Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
bertanya apabila mengalami kesulitan.
i) Siswa dalam kelompok menyusun laporan akhir yang akan
dipresentasikan.
j) 4 kelompok yang terpilih mempresentasikan laporan akhirnya di depan
kelas dan tanya jawab dengan kelompok lain.
2) Pertemuan kedua (2 x 40’)
a) Kelompok yang belum presentasi, mempresentasikan hasil investigasinya.
Siswa yang mewakili kelompok dalam presentasi sesuai dengan nomor
yang disebutkan guru.
b) Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya,
menyanggah, menanggapi, maupun mengkritik hasil investigasi yang
dipresentasikan.
c) Kelompok yang presentasi memberikan kesimpulan akhir dari hasil
investigasinya
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa seluruh kelas VIIIG untuk
bertanya apabila masih menemukan kesulitan.
e) Siswa memperbaharui laporan akhir hasil investigasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3) Pertemuan ketiga (2 x 40’)
a) Guru memberikan tes kognitif.
b) Siswa mengumpulkan laporan akhir.
c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi pelajaran yang
telah mereka pelajari melalui model pembelajaran GI dan NHT
d) Peneliti mewawancarai siswa secara personal kaitannya dengan
penerapan GI dan NHT dalam proses pembelajaran
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
1) Pelaksanaan pengamatan oleh peneliti terhadap implementasi metode
pembelajaran Group Investigation dan Numbered Heads Together dalam
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi
3) Mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru mata pelajaran setelah
proses belajar mengajar selesai.
4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap analisis peneliti menganalisis hasil prestasi belajar pada siklus II,
hasil pengamatan pada lembar observasi. Pada siklus II diharapkan hasil belajar siswa
dapat meningkat sesuai target yang telah ditetapkan peneliti bersama guru mata
pelajaran IPS Terpadu. Tahap selanjutnya, tahap refleksi merupakan upaya untuk
mencari kelemahan-kelemahan pada hasil penelitian tindakan kelas pasca siklus II.
e. Tahap Tindak Lanjut
Setelah kegiatan penelitian ini, diharapkan ada tindak lanjut dari guru mata
pelajaran IPS Terpadu untuk melakukan perbaikan terus menerus serta
mengembangkan pembelajaran agar kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan
baik. Apabila indikator dalam siklus II belum tercapai maka dapat dilanjutkan ke
siklus berikutnya. Adapun skema prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat
pada gambar berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Siklus I
Siklus II
Gambar 2 : Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2009 :74)
F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :
1. Sabtu, 20 Maret 2010, pukul 10.00 WIB : Observasi prasiklus
2. Senin, 22 Maret 2010, pukul 11.20 WIB : Pertemuan pertama untuk siklus I
3. Rabu, 24 Maret 2010, pukul 10.05 WIB : Pertemuan kedua untuk siklus I
4. Senin, 29 Maret 2010, pukul 11.20 WIB : Pertemuan ketiga untuk siklus I
5. Rabu, 07 April 2010, pukul 10.05 WIB : Pertemuan pertama untuk siklus II
6. Sabtu, 10 April 2010, pukul 11.00 WIB : Pertemuan kedua untuk siklus II
7. Senin, 12 April 2010, pukul 10.20 WIB : Pertemuan ketiga untuk siklus II
8. Rabu, 14 April 2010, pukul 10.05 WIB : Wawancara dengan siswa dan guru
Permasalahan
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Apabila
permasalahan belum
terselesaikan
Perencanaan
Tindakan I
Pengamatan /
Pengumpulan
Data I
Refleksi I Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan /
Pengumpulan
Data II
Perencanaan
Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan /
Pengumpulan
Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Siklus II
Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) dan
Numbered Heads Togethers (NHT)
Hasil observasi sebelum diterapkannya model kooperatif GI dan NHT, yaitu
pembelajaran dengan model ceramah terdapat beberapa permasalahan. Pertama,
kurangnya minat siswa untuk mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu. Ini dibuktikan
dari 32 siswa kelas VIIIG, sebanyak 4 siswa membolos padahal mata pelajaran
sebelumnya hadir, dan 1 siswa tidak masuk karena ijin. Kedua, sebelum mengikuti
proses pembelajaran, siswa tidak mempersiapkan diri dengan belajar di rumah, pada
saat guru melakukan tanya jawab di awal pelajaran, siswa masih mencari-cari materi
yang dibahas guru dalam LKS. Ketiga, keterlibatan siswa masih rendah, dalam proses
tanya jawab, siswa enggan untuk mengemukakan pendapatnya, siswa kebanyakan
diam. Keempat, pada saat guru menerangkan materi pembelajaran, siswa tidak
memperhatikan, kebanyakan siswa cuek dengan penjelasan guru dan bermain-main
sendiri walaupun tidak gaduh. Kelima, prestasi belajar siswa rendah, hasil nilai
ulangan sebelum adanya penerapan GI dan NHT menunjukkan 14 siswa dari 32 siswa
mendapat nilai dibawah KKM yaitu 65, atau sekitar 43,75% dari jumlah siswa kelas
VIIIG. (lampiran 1, catatan lapangan 1)
Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut, penulis dapat
menyimpulkan dua temuan penting yang mendasarinya, yaitu :
a. Proses pembelajaran di kelas masih didominasi oleh guru (teacher centered),
jadi guru menjelaskan dengan panjang lebar dan siswa hanya mencatat saja,
proses tanya jawab yang terjadi belum mampu untuk memunculkan peran siswa
dalam pembelajaran.
b. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
peran serta siswa dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran dengan
model ceramah terasa membosankan bagi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan temuan di atas, proses pembelajaran tidak berjalan dengan
optimal. Perlu adanya perbaikan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran
agar proses pembelajaran dapat memaksimalkan peran guru maupun siswa sehingga
prestasi belajar siswa pun dapat meningkat. Tindak lanjut hal tersebut, dengan
diterapkan model pembelajaran kooperatif Group Investigation yang dipadukan
dengan Numbered Heads Togethers (GI dan NHT) untuk memperbaiki prestasi
belajar kelas VIIIG dalam mata pelajaran IPS Terpadu.
Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu model
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep dan prinsip secara
holistik dan otentik (Tim Pustaka Yustisia : 2008). Namun, kenyataan di lapangan,
pembelajaran IPS Terpadu masih dilaksanakan secara terpisah, sesuai dengan
kompetensi masing-masing (ekonomi, geografi, dan sejarah antropologi) tanpa ada
keterpaduan di dalamnya. Konsep model pembelajaran terpadu belum bisa diterapkan
secara baik dan benar. Oleh karena itu perlu dirancang suatu model pembelajaran
yang mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa baik
dalam kelompok maupun individu mampu aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep yang sesuai dengan kompetensi yang diajarkan guru. Hal ini sesuai dengan
konsep Group Investigation (GI) dimana siswa diarahkan untuk menginvestigasi
konsep-konsep yang akan dipelajari baik melalui buku, internet, koran, dan lain-lain.
Adanya proses investigasi tersebut, diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung untuk menemukan suatu konsep sesuai dengan kompetensi yang akan
disampaikan guru. Penemuan sendiri tersebut dapat membantu proses menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan tentang apa yang dipelajarinya, yang tidak akan
didapatnya melalui proses mendengarkan ceramah dari guru.
Kolaborasi GI dan NHT ini dimaksudkan untuk menambahkan tanggung
jawab individual siswa selama proses investigasi kelompok. Hal ini sangatlah penting
dikarenakan tanpa adanya tanggung jawab pribadi, akan timbul ketergantungan antara
siswa yang kurang pandai terhadap siswa yang pandai, atau siswa yang malas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
terhadap siswa yang rajin, sehingga kompetensi yang diterima siswa tidak
menyeluruh.
a. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Sebagai tindak lanjut temuan peneliti tersebut diatas, maka peneliti bersama
guru kelas merancang penelitian dengan model pembelajaran GI dan NHT yang
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1) Siklus I
a) Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah :
(1) Menyiapkan perangkat pembelajaran
Peneliti menyiapkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) beserta dengan skenario pembelajaran dengan bantuan guru mata
pelajaran IPS Terpadu kelas VIII G. Pelaksanaan GI dan NHT dirancang
dalam 3 kali pertemuan. Skenario pembelajaran yang direncanakan adalah
sebagai berikut :
Pertemuan I, Senin, 22 Maret 2010
Alokasi waktu : 2 x 40’
Kegiatan :
(a) Sosialisasi model pembelajaran kooperatif GI dan NHT
(b) Penetapan subtopik materi Sistem Perekonomian Indonesia
(c) Pembagian kelompok sesuai minat terhadap subtopik
(d) Pemberian nomor tiap anggota kelompok
(e) Kegiatan investigasi kelompok
Pertemuan II, Rabu, 24 Maret 2010
Alokasi waktu : 3 x 40’
Kegiatan :
(a) Pembuatan laporan investigasi
(b) Presentasi kelompok
(c) Tanya jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
(d) Evaluasi proses pembelajaran
(e) Pembacaan kesimpulan
Pertemuan III, Senin, 29 Maret 2010
Alokasi waktu : 2 x 40’
Kegiatan :
(a) Tes formatif materi Sistem Perekonomian Indonesia
(b) Tanya jawab
(2) Menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Materi yang diberikan kepada siswa dengan model
pembelajaran GI dan NHT pada siklus I ini adalah Sistem Perekonomian
Indonesia.
Standar kompetensi : Memahami kegiatan perekonomian di Indonesia
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dan sistem
perekonomian di Indonesia
(3) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan skenario
pembelajaran
(4) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes formatif untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah diterapkannya model kooperatif GI dan NHT.
b) Pelaksanaan Tindakan
Tahap yang kedua adalah pelaksanaan tindakan atau penerapan model
pembelajaran Kooperatif GI dan NHT. Sebagai pelaksana adalah Dra. Jamiyem,
selaku guru IPS Terpadu Kelas VIIIG SMP N 4 Sukoharjo. Peneliti bertindak
sebagai pengamat yang bertugas mengamati penerapan model pembelajaran
Kooperatif GI dan NHT dalam proses pembelajaran IPS Terpadu kompetensi
ekonomi agar berjalan lancar sesuai rencana. Langkah-langkah penerapan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT adalah sebagai berikut :
(1) Mengidentifikasi subtopik dan pembentukan kelompok
Pembagian kelompok berdasarkan minat masing-masing siswa terhadap
suatu subtopik. Hal ini diharapkan siswa yang mempunyai minat terhadap
suatu subtopik mempunyai kecenderungan untuk mempelajari subtopik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
tersebut secara mendalam. Penentuan subtopik oleh guru agar dalam proses
pembelajaran tidak keluar dari materi Sistem Perekonomian Indonesia.
Subtopik yang akan diinvestigasi beserta kelompok investigatornya adalah
sebagai berikut :
(a) Sistem perekonomian yang dianut Indonesia oleh kelompok 1
(b) Pengertian Koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 oleh kelompok 2
(c) Perbedaan BUMN, BUMS, dan BUMD beserta contohnya oleh
kelompok 3
(d) Sistem perekonomian tradisional oleh kelompok 4
(e) Sistem perekonomian liberal oleh kelompok 5
(f) Perbedaan BUMS dan Koperasi oleh kelompok 6
Guru menyiapkan 8 subtopik tetapi prakteknya hanya 6 yang terpilih oleh
siswa, sehingga 2 subtopik akan dijelaskan oleh guru dengan model ceramah.
(2) Pemberian nomor setiap anggota kelompok
Siswa dalam kelompok masing-masing memegang 1 nomor yang berbeda
dengan teman 1 kelompoknya. Pemberian nomor ini bertujuan agar guru
secara acak dapat memanggil nomor siswa untuk mewakili kelompoknya
dalam presentasi di depan kelas. Selain untuk melatih keberanian tiap siswa
untuk berbicara di depan kelas, juga untuk menambah tanggung jawab
individual antar siswa, mengurangi rasa ketergantungan satu siswa dengan
lainnya. Jadi pada saat guru memanggil acak nomor siswa suatu kelompok,
siswa diharapkan siap untuk mewakili kelompoknya dengan cara ikut
mengerjakan tugas yang telah diberikan dalam proses investigasi.
(3) Menjalankan investigasi
Siswa secara individu atau berkelompok mengumpulkan informasi,
menganalisis, dan mengevaluasi, serta menarik kesimpulan dari informasi
yang didapat baik melalui buku ataupun internet. Setiap anggota kelompok
berdiskusi dan bertukar informasi tentang hasil investigasinya. Peran guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
disini adalah mengamati, mengarahkan, dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam proses investigasi.
(4) Pembuatan laporan akhir
Tahap ini merupakan tingkat pengorganisasian dan mengintegrasikan semua
bagian menjadi kesatuan laporan dan merencanakan sebuah presentasi di
kelas. Selain itu merupakan proses untuk memastikan setiap anggota
kelompoknya menguasai bahan presentasi karena siapa yang akan mewakili
kelompoknya untuk membacakan laporan investigasi kelompok masih
menjadi misteri.
(5) Presentasi laporan akhir
Pada tahap ini semua siswa telah siap untuk mempresentasikan laporan akhir
kelompoknya. Setiap kelompok bergiliran melaporkan hasil investigasinya
dan membacakan temuannya di depan kelas. Guru secara acak memanggil
nomor siswa yang membacakan laporan akhir kelompoknya tanpa
memandang prestasi maupun kontribusinya dalam kelompok. Kelompok lain
diharapkan dapat mengevaluasi laporan akhir dari kelompok yang presentasi
sehingga akan timbul tanya jawab dalam proses presentasi.
(6) Evaluasi
Siswa memberi tanggapan atau evaluasi kepada tiap kelompok yang
presentasi. Guru pun melakukan evaluasi memberikan kritik saran kepada
setiap kelompok setelah presentasi.
Pelaksanaan tindakan siklus I
Pertemuan I (Senin, 22 Maret 2010)
Pembelajaran dimulai dengan guru mengabsen siswa satu per satu. Siswa yang
hadir 30 siswa, 1 siswa ijin sakit dan 1 siswa tidak masuk tanpa keterangan.
Selanjutnya guru menjabarkan Kompetensi Dasar yang akan dipelajari siswa,
siswa masih belum siap untuk menerima pelajaran bahkan saat guru
menyampaikan motivasi dan apersepsi. Guru membuka materi sistem ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
dengan menceritakan sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia. Guru
menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif GI dan NHT. Siswa tampak
antusias karena baru mengenal model pembelajaran tersebut. Kegiatan
selanjutnya adalah melaksanakan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT
sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, yaitu :
(1) Mengidentifikasi Subtopik dan pembentukan kelompok.
Guru menuliskan 8 subtopik yang berkaitan dengan sistem ekonomi, yaitu
1. Sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia serta landasan pokok
perekonomiannya
2. Sistem ekonomi trandisional beserta kelebihan dan kelemahannya
3. Sistem ekonomi liberal beserta kelebihan dan kelemahannya
4. Sistem ekonomi komando beserta kelebihan dan kelemahannya
5. Sistem ekonomi campuran beserta kelebihan dan kelemahannya
6. Perbedaan pengertian BUMN, BUMD, BUMS, dan berikan contohnya
7. Perbedaan Koperasi dan Badan Usaha Swasta
8. Penjelasan pengertian koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992
Setelah itu siswa bebas membentuk kelompok dengan anggota 3-5 orang
sesuai dengan subtopik yang diminati. Kelompok yang terbentuk hanya 6
kelompok, dikarenakan banyak siswa yang memilih kelompok berdasarkan
pada temannya, bukan pada minatnya terhadap subtopik tertentu.
(2) Pemberian nomor tiap kelompok
Guru memberikan nomor dari 1-5 setiap siswa dalam 1 kelompok, siswa
diminta untuk menuliskan nama dan nomor tersebut pada id-card yang sudah
dibagikan.
(3) Melaksanakan Investigasi
Siswa mulai menginvestigasi dari buku, LKS, maupun internet. Guru
memberi waktu kepada siswa untuk melaksanakan investigasi serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
mengamati, mengarahkan, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam proses investigasi.
Pertemuan II (Rabu, 24 Maret 2010)
Pada pertemuan kedua, siswa yang tidak hadir hanya 1 siswa dengan ijin sakit.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
(1) Pembuatan Laporan akhir
Siswa melanjutkan investigasi yang telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya kemudian menyusun laporan akhir bersama kelompoknya.
Investigasi dilakukan tidak hanya melalui buku ataupun LKS, melainkan
melalui internet yang sudah disiapkan oleh peneliti bersama guru kelas. Hal
ini dilakukan agar investigasi dapat menyeluruh sehingga pengetahuan siswa
tentang materi lebih mendalam, biasanya siswa hanya mempelajari dari LKS
saja, tidak memiliki buku panduan. Investigasi dan proses pembuatan laporan
ini berlangsung selama 30 menit.
(2) Presentasi hasil investigasi dan evaluasi kelompok
Setelah pembuatan laporan akhir selesai, maka dilanjutkan dengan presentasi
hasil investigasi, dalam presentasi ini, guru menunjuk secara acak nomor
siswa yang membacakan hasil investigasinya, hal ini dilakukan dengan
harapan siswa memiliki tanggung jawab individual, dikarenakan siswa tidak
tahu siapa yang akan mewakili kelompoknya untuk presentasi diharapkan
semua siswa siap, tidak hanya mengandalkan temannya sehingga semua
siswa paham dan mengetahui apa yang menjadi jawaban dari laporan
akhirnya.
Presentasi yang pertama yaitu kelompok 4 dengan presentator Hendro.
Presentasi yang pertama ini mengenai sistem perekonomian tradisional, pada
kesempatan ini sama sekali tidak ada pertanyaan dari siswa, padahal guru
sudah mencoba untuk memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan
ringan. Sehingga presentasi ini berlangsung sangat singkat, hanya 5 menit
saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Kesempatan kedua yaitu kelompok 2, dengan topik penjelasan pengertian
koperasi menurut UU No.25 tahun 1992. Presentasi kali ini cukup menarik
buat siswa, ada 3 penanya, yaitu Ibnu (peranan pemerintah dalam
perkembangan koperasi), Trisno (maksud dari peranan koperasi sebagai alat
demokrasi ekonomi), dan Febriana (maksud dari soko guru perekonomian).
Presentasi kedua berlangsung selama 20 menit dan semua pertanyaan
dijawab oleh Annisa.
Presentasi yang selanjutnya oleh kelompok 3, dengan topik perbedaan
BUMN, BUMD, dan BUMS beserta contohnya. Presentatornya adalah Lutfi
Febriyanto, penjelasan dari Lutfi cukup jelas sehingga hanya ada satu
pertanyaan dari Eka Bagaskara, mengenai contoh-contoh perusahan-
perusahan tersebut selain yang ada di buku. Kelompok ini cukup kesulitan
untuk menjawabnya, dikarenakan tidak mencari sumber-sumber lain di
internet atau di buku lain, hanya mengandalkan satu buku pinjaman dari guru
saja. Setelah hening beberapa saat, akhirnya guru membantu untuk
menjawab. Presentasi berlangsung selama 10 menit.
Presentasi yang keempat dengan topik perbedaan BUMS dan Koperasi oleh
kelompok 6, dengan presentator Ponirin. Seperti halnya presentasi yang
pertama, kesempatan ini tidak ada pertanyaan sama sekali, presentasi
berlangsung singkat, hanya 5 menit saja.
Presentasi yang kelima oleh kelompok 1, dengan topik sistem perekonomian
yang dianut Indonesia serta landasan pokoknya yang disampaikan oleh
Anggit. Ada 2 penanya pada kesempatan kali ini, yaitu dari Robert, apa
manfaat dari penerapan demokrasi pancasila; dan Adi Gunawan, mengenai
motif ekonomi Indonesia memilih demokrasi ekonomi.
Presentasi yang terakhir berlangsung selama 20 menit, yaitu kelompok 5
dengan presentator Untung Setiyawan dengan tema sistem ekonomi liberal
beserta kelebihan dan kelemahannya. Pada presentasi ini, ada beberapa
pertanyaan yaitu Eka Bagaskara yang bertanya mengenai sistem persaingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
bebas, maksud dan tujuannya; Nungky, motif ekonomi seperti apa yang
melandasi sistem liberal; Febriana, batas-batas peranan pemerintah dalam
sistem perekonomian ini.
(3) Pembacaan kesimpulan
Presentasi ditutup dengan kesimpulan dari guru. Setelah guru menyimpulkan
kemudian guru menjelaskan topik yang tidak dipilih siswa yaitu sistem
perekonomian komando, dan campuran.
Pertemuan III (Senin, 29 Maret 2010)
Pada pertemuan ini adalah tes formatif dengan topik Sistem Perekonomian
Indonesia. Semua siswa hadir dan mengikuti ulangan dengan baik, walaupun
masih banyak yang mencontek. Guru membacakan soal 1-10, siswa diminta
untuk menuliskan soalnya terlebih dahulu sebelum menjawab, hal ini
berlangsung selama 10 menit. Siswa diberi waktu 45 menit untuk mengerjakan
soal. Sistem yang diterapkan guru kurang efektif untuk menghindari siswa
mencontek temannya. Oleh karenanya perbaikan akan dilakukan pada siklus II.
c) Observasi
Observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam penelitian ini
berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun sebelumnya (lihat
lampiran 19 dan 20). Fokus pengamatan pada penerapan model pembelajaran GI
dan NHT, peran serta siswa dalam proses pembelajaran, tanggapan siswa dan
guru terhadap model pembelajaran GI dan NHT, serta hasil belajar siswa selama
mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif GI dan
NHT.
Pada siklus I ini, peran guru dalam membimbing dan membantu siswa selama
proses investigasi maupun presentasi kelompok belum maksimal. Dikarenakan
guru jarang untuk memantau siswa secara langsung, hanya memantau dari jauh
saja, jadi bantuan yang diberikan hanya kepada siswa yang datang dan
menanyakan langsung kesulitan kepada guru. Sedangkan untuk siswa, pada saat
observasi berlangsung, siswa terlihat antusias saat guru menjelaskan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT tetapi siswa masih enggan untuk
mengeluarkan pendapatnya, siswa masih bekerja secara individual, tidak ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pembagian tugas kelompok, jadi pada saat pembuatan laporan akhir, rata-rata
hasil investigasi mereka sama, belum ada pendalaman materi.
d) Refleksi
Subyantoro (2009), mengatakan bahwa refleksi dalam PTK adalah upaya untuk
mengkaji apa yang dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan oleh tindakan
perbaikan yang telah dilakukan dan merupakan upaya untuk menyusun langkah-
langkah untuk perbaikan selanjutnya demi mencapai tujuan. Setelah melalui
pertemuan ketiga yaitu evaluasi hasil belajar, maka peneliti dapat merefleksi
secara keseluruhan proses pelaksanaan penerapan model pembelajaran GI dan
NHT.
Pada siklus I ini dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kenaikan rata-rata siswa sebelum siklus I dan
setelah adanya tes formatif pada siklus I, yaitu dari 61,72 menjadi 75,94 (lihat
lampiran 21). Sebelum diterapkannya model pembelajaran GI dan NHT, rata-rata
siswa berada di bawah KKM yaitu 61,72 dan sekitar 43,75% siswa mendapatkan
nilai dibawah KKM = 65. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif GI
dan NHT pada siklus I rata-rata meningkat menjadi 75,94 dan semua siswa
mencapai KKM, walaupun sekitar 34,375% siswa berada tepat pada batas KKM
yaitu 65. Dengan kata lain, pada siklus I telah memenuhi indikator ketercapaian
tujuan tindakan yaitu 75% siswa mencapai KKM.
Namun, keberhasilan siklus I ini masih terdapat beberapa kelemahan, yaitu :
(1) Belum adanya pembagian tugas dalam kelompok, jadi hasil investigasi antar
siswa masih sama, belum mendalam.
(2) Siswa masih enggan dan malu untuk mengemukakan pendapatnya di depan
kelas.
(3) Pada saat pembagian kelompok, disiapkan 8 subtopik dengan 8 kelompok
tetapi yang terbentuk hanya 6 kelompok saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(4) Proses diskusi kelompok belum optimal, siswa masih mendapatkan kesulitan
di beberapa hal tetapi malu untuk bertanya kepada guru. Misalnya untuk
menyusun laporan akhir, darimana harus memulai proses investigasi, pada
saat menemukan perbedaan konsep antara internet dan buku mana yang
benar dan salah, dan lain-lain.
Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, maka perlu diadakan perbaikan
dalam siklus II untuk meminimalkan kelemahan tersebut serta memperkuat hasil
dari siklus I.
2) Siklus II
a) Perencanaan Tindakan
Proses pembelajaran masih berpusat pada aktivitas siswa dan guru seperti
pada siklus I. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
(1) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus, RPP, dan
skenario pembelajaran, yang dirancang sebagai berikut :
Pertemuan I, Rabu, 07 April 2010
Alokasi Waktu : 3 x 40’
Kegiatan :
(a) Penentuan subtopik yang akan diinvestigasi siswa
(b) Pembentukan kelompok dibatasi 4 siswa tiap kelompok
(c) Pemberian nomor tiap anggota kelompok
(d) Pelaksanaan Investigasi
(e) Pembuatan laporan akhir
(f) Presentasi laporan akhir
(g) Tanya jawab
Pertemuan II, Sabtu, 09 April 2010
Alokasi waktu : 2 x 40’
Kegiatan :
(a) Melanjutkan presentasi kelompok
(b) Tanya jawab
(c) Pemberian kesimpulan oleh guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Pertemuan III, Senin, 11 April 2010
Alokasi waktu : 2 x 40’
Kegiatan :
(a) Tes formatif materi permintaan dan penawaran
(b) Tanya jawab
(2) Menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Materi yang akan diterapkan dengan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT adalah Permintaan dan Penawaran.
Standar kompetensi : Memahami kegiatan perekonomian di Indonesia
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta
terbentuknya harga pasar.
(3) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan skenario
pembelajaran
(4) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes formatif untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah diterapkannya model kooperatif GI dan NHT.
b) Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut :
(1) Mengidentifikasi subtopik dan pembentukan kelompok
Pada siklus II ini, pembentukan kelompok tetap sesuai dengan minat siswa
terhadap subtopik tertentu, namun guru memberi batasan hanya 4 siswa tiap
kelompok. Jadi kelompok yang terbentuk sebanyak 8 kelompok sesuai
dengan subtopik yang telah disiapkan guru.
(2) Pemberian nomor setiap anggota kelompok
Siswa dalam kelompok masing-masing memegang 1 nomor yang berbeda
dengan temen 1 kelompoknya. Pemberian nomor ini bertujuan agar guru
secara acak dapat memanggil nomor siswa untuk mewakili presentasi di
depan kelas. Selain untuk melatih keberanian tiap siswa berbicara di depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
kelas, juga untuk menambah tanggung jawab individual antar siswa,
mengurangi rasa ketergantungan satu siswa dengan lainnya.
(3) Menjalankan investigasi
Siswa secara individu atau berkelompok mengumpulkan informasi,
menganalisis, dan mengevaluasi, serta menarik kesimpulan dari informasi
yang didapat baik melalui buku ataupun internet. Setiap anggota kelompok
berdiskusi dan bertukar informasi tentang hasil investigasinya. Peran guru
disini adalah mengamati, mengarahkan, dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam proses investigasi.
(4) Pembuatan laporan akhir
Tahap ini merupakan tingkat pengorganisasian dan mengintegrasikan semua
bagian menjadi kesatuan laporan dan merencanakan sebuah presentasi di
kelas. Selain itu merupakan proses untuk memastikan setiap anggota
kelompoknya menguasai bahan presentasi karena siapa yang akan mewakili
kelompoknya untuk membacakan laporan investigasi kelompok masih
misteri.
(5) Presentasi laporan akhir
Pada tahap ini semua siswa telah siap untuk mempresentasikan laporan
akhir kelompoknya. Setiap kelompok bergiliran melaporkan hasil
investigasinya dan membacakan temuannya di depan kelas. Guru secara
acak memanggil nomor siswa yang membacakan laporan akhir
kelompoknya tanpa memandang prestasi maupun kontribusinya dalam
kelompok. Kelompok lain diharapkan dapat mengevaluasi laporan akhir dari
kelompok yang presentasi sehingga akan timbul tanya jawab dalam proses
presentasi.
(6) Evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Siswa memberi tanggapan atau evaluasi kepada tiap kelompok yang
presentasi. Guru pun melakukan evaluasi memberikan kritik saran kepada
setiap siswa setelah presentasi.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II
Pertemuan I, Rabu, 07 April 2010
Guru membuka pertemuan dengan salam, kemudian mengabsen siswa satu per
satu. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Guru menjelaskan
materi yang akan dipelajari beserta SK dan KD-nya kemudian model
pembelajaran yang akan digunakan. Karena model pembelajaran GI dan NHT
sudah dijelaskan pada siklus I, jadi siswa sudah mengerti dan tidak perlu
dijelaskan lagi. Sesi ini hanya berlangsung selama 10 menit. Kegiatan
selanjutnya adalah melaksanakan proses pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT, yaitu :
1) Pembentukan kelompok dan pemilihan subtopik
Guru menuliskan subtopik yang akan diinvestigasi siswa. Pada siklus II ini,
anggota kelompok ditetapkan 4 siswa per kelompok, dengan 8 subtopik.
a) Permintaan
b) Hukum permintaan & Kurva permintaan
c) Penawaran
d) Hukum penawaran & Kurva penawaran
e) Harga pasar
f) Peranan harga pasar dalam perekonomian
g) Harga keseimbangan
h) Permintaan dan penawaran yang sesuai dengan etika ekonomi
2) Pemberian nomor tiap anggota kelompok
Guru membagikan nomor untuk masing-masing siswa dalam kelompok.
Setelah mendapatkan nomor, siswa segera membagi-bagi tugas kelompok
agar investigasi dan pembuatan laporan cepat selesai, waktu yang diberikan
guru untuk investigasi adalah 40 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3) Melaksanakan Investigasi
Dalam proses investigasi, tidak semua siswa ada di kelas, karena siswa
diperbolehkan untuk investigasi di perpustakaan, dengan perjanjian tidak
boleh ke kantin. Minat siswa untuk proses investigasi sangat besar, apalagi
dengan adanya internet, selama ini siswa tidak pernah membuka materi
pelajaran di internet, sehingga hal ini menarik bagi mereka.
4) Pembuatan laporan akhir
Setelah melaksanakan investigasi, siswa secara berkelompok melaksanakan
diskusi dalam rangka pembuatan laporan akhir dan memastikan setiap
anggotanya mengetahui dan menguasai laporan akhirnya.
5) Presentasi Laporan akhir dan Tanya jawab
Setelah laporan akhir selesai dan waktu habis, maka dilanjutkan presentasi
kelompok. Kelompok yang mendapatkan kesempatan pertama adalah
kelompok 4, dengan subtopik hukum dan kurva penawaran yang
disampaikan oleh Widya. Pembacaan hasil investigasi hanya berlangsung 5
menit, selanjutnya untuk sesi pertanyaan, banyak siswa yang ingin bertanya
namun karena keterbatasan waktu pertanyaan dibatasi hanya 3 penanya
dengan 3 pertanyaan. Pertanyaan pertama yaitu Rino, maksud dari ceteris
paribus; dikarenakan kelompok presentasi tidak bisa menjawab, guru
melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas dan dijawab oleh Dian. Pertanyaan
kedua oleh Anissa, maksud dari hukum penawaran tersebut. Pertanyaan
ketiga berasal dari Anggit, apakah hukum penawaran bersifat mutlak. Tanya
jawab berlangsung selama 15 menit.
Presentasi kedua oleh Agung dari kelompok 6 dengan subtopik Harga Pasar.
Presentasi berlangsung selama 15 menit dengan 3 penanya, yaitu Ibnu, ikka,
dan Robert. Presentasi ketiga oleh kelompok 2 dengan presentator Devi
subtopik hukum dan kurva permintaan, presentasi berlangsung 15 menit
dengan 3 pertanyaan, yaitu mengapa kenaikan harga menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
penurunan jumlah barang yang diminta oleh Bagas, apa arti dari ilmu
ekonomi oleh Nungky, dan apa faktor lain yang tidak tetap oleh Untung.
Presentasi selanjutnya oleh Fitrah, kelompok 3 subtopik penawaran.
Presentasi berlangsung selama 10 menit dengan 2 pertanyaan dari Anissa
mengenai penawaran inelastis, dan Robert mengenai contoh penawaran
dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya presentasi oleh kelompok 1 dengan
subtopik teori permintaan yang disampaikan oleh Robert. Presentasi hanya
berlangsung selama 10 menit dikarenakan keterbatasan waktu dengan 2
penanya yaitu Nungky dan Devi.
Dalam pertemuan ini, hanya 4 kelompok yang presentasi, masih ada 4 kelompok
lagi dilanjutkan pertemuan selanjutnya. Kemudian guru menutup dengan
memberikan kesimpulan selama 10 menit.
Pertemuan II, Sabtu (09 April 2010)
Guru membuka pertemuan dengan salam, kemudian memberikan apersepsi dan
motivasi kepada siswa. Setelah itu guru mengabsen siswa satu per satu.
Kemudian guru mengulas kekurangan-kekurangan pada presentasi sebelumnya,
serta kelebihannya. Sesi ini berlangsung selama 10 menit.
1) Presentasi kelompok
Presentasi dilanjutkan dengan 4 kelompok yang tersisa, masing-masing
diberi waktu 15 menit. Presentasi pertama oleh kelompok I dengan subtopik
permintaan, presentator oleh Eka Bagaskara. Penanya dibatasi 2 siswa
dikarenakan keterbatasan waktu, yaitu Widya, mengenai contoh permintaan,
dan Agung mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.
Presentasi kedua oleh kelompok Nungky dkk, dengan subtopik Harga Pasar
dan presentator Lutfi. Sesi Tanya jawab dibatasi 2 penanya saja, yaitu Trisno
bagaimana terbentuknya harga pasar, dan Robert mengenai kurva harga
pasar.
Presentasi ketiga oleh kelompok Rama dkk dengan presentator Ponirin.
Subtopik yang mereka bawakan adalah permintaan dan penawaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
sesuai dengan etika ekonomi. Pertanyaan pertama dari Ibnu mengenai
pengertian dari etika ekonomi, pertanyaan kedua dari Annisa, mengenai
contoh nyata permintaan dan penawaran yang sesuai dengan etika ekonomi.
Presentasi terakhir oleh kelompok Rino dkk dengan presentator Rino
mengenai subtopik harga keseimbangan. Subtopik ini sebenarnya sama
dengan harga pasar. Pertanyaan pertama dari Wuri, bagaimana mencari harga
keseimbangan, dan Yashinta tentang manfaat dari harga keseimbangan.
2) Evaluasi kelompok
Dalam sisa waktu 10 menit, guru mengevaluasi presentasi yang telah
berlangsung kemudian secara ringkas menerangkan materi permintaan dan
penawaran dari awal hingga akhir.
Guru menutup dengan salam dan mengumumkan bahwa pertemuan selanjutnya
ulangan harian permintaan dan penawaran.
Pertemuan III, Senin, 11 April 2010
Guru mengucapkan salam dan menanyakan apakah siswa sudah belajar atau
belum. Guru memberikan waktu 10 menit untuk belajar dan mempersiapkan alat
tulis untuk ulangan.
Selanjutnya guru memberitahu kepada siswa peraturan dalam ulangan kali ini,
yaitu guru membacakan soal kemudian siswa langsung menjawab.
Guru membacakan soal satu per satu kemudian siswa diberi waktu 5 menit untuk
menjawab sebelum guru membacakan soal berikutnya. Setelah ulangan selesai,
siswa mengumpulkan kertas jawaban kemudian berdiskusi dengan guru
mengenai jawaban-jawaban dalam soal ulangan yang dianggap sulit. Hal ini
berlangsung hingga jam pelajaran selesai.
c) Observasi
Hal-hal yang menjadi objek observasi masih sama dengan siklus I, juga
berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun peneliti.
Pada siklus II ini, keaktifan siswa meningkat dengan pesat, tanya jawab
berlangsung aktif, sehingga guru harus membatasi 3 pertanyaan setiap sesi tanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
jawab. Kerjasama kelompok sudah meningkat, pembagian tugas antar anggota
kelompok sudah ada, sehingga proses investigasi bisa lebih mendalam, dan
sudah tercipta diskusi yang aktif karena antar anggota bisa saling mengutarakan
hasil investigasinya.
d) Refleksi
Penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT pada siklus II lebih baik
daripada siklus I. hal ini dibuktikan dengan peningkatan prosentase pada masing-
masing aspek di lembar observasi siswa maupun guru. Hasil tes formatif siswa
mengalami peningkatan yang berarti. Sebelum diterapkannya model
pembelajaran GI dan NHT, rata-rata kelas hanya 61,72 dan meningkat pada
penerapan siklus I menjadi 75,94 dan 78,22 pada siklus II. Sebelum adanya
penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT sekitar 43,75% siswa
mendapatkan nilai dibawah KKM, dan setelah penerapan model pembelajaran
kooperatif GI dan NHT baik siklus I maupun II, semua siswa dapat mencapai
KKM, walaupun masih ada 34,375% pada siklus I dan 31,25% pada siklus II
siswa yang mendapat nilai tepat pada nilai KKM yang ditetapkan sebesar 65.
Setelah menganalisis dan mengolah data hasil observasi, serta refleksi siklus II
diperoleh kesimpulan bahwa indikator kinerja ketercapaian tujuan penelitian
telah terpenuhi, yaitu hasil tes formatif siswa telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 65 sebanyak 75% dari keseluruhan siswa
di kelas VIIIG. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas telah
berhasil sehingga tidak perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dan
Numbered Heads Togethers dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Sebelum penerapan model pembelajaran GI dan NHT, kegiatan siswa di
kelas hanya mendengarkan guru, mencatat, dan mengerjakan soal yang diberikan
guru baik di sekolah maupun pekerjaan rumah. Namun setelah penerapan model
pembelajaran GI dan NHT, siswa tidak hanya diam mendengarkan tetapi juga aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
untuk mencari sumber-sumber belajarnya, jadi seberapa banyak yang bisa mereka
pelajari tergantung dari seberapa cepat mereka menelaah sumber-sumber tersebut,
proses transfer pengetahuan antar siswa terjadi dalam diskusi, baik saat mengerjakan
laporan akhir maupun tanya jawab saat presentasi.
Secara umum, penerapan model pembelajaran GI dan NHT bisa dikatakan
baik, walaupun masih ada beberapa kelemahan, yakni siswa masih belum bisa
menyimpulkan apa yang mereka pelajari dikarenakan selama ini mereka hanya
menerima saja dari guru maka untuk membentuk kesimpulan dari apa yang sudah
mereka investigasi agaknya sulit bagi mereka. Selain itu, pada saat investigasi dan
presentasi, siswa belum bisa memaksimalkan waktu yang telah diberikan, masih
banyak waktu yang hilang hanya untuk diam saja, memikirkan apa yang akan mereka
lakukan. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran, selama ini pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher-
centered). Namun, pada siklus II, siswa sudah lebih baik dari siklus I, hampir 75%
siswa aktif dalam mengajukan pendapat, pertanyaan, serta kritik dan saran.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti sebelum adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT, nilai ulangan harian siswa berkisar antara 30-
95 dengan rata-rata kelas sebesar 61,72. Rata-rata kelas sebelum penerapan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT ini berada di bawah KKM yaitu 65 dan
sebanyak 43,75% siswanya dari keseluruhan jumlah siswa 32 mendapatkan nilai
dibawah KKM. Hal ini menunjukkan prestasi belajar yang rendah dan perlu adanya
suatu perbaikan. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT terbukti
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dapat dilihat pada siklus I terjadi
peningkatan rata-rata kelas dari 61,72 sebelum adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT menjadi 75,94 dan semua siswa berhasil
mencapai KKM, dengan prosentase 34,375% mendapat nilai tepat pada batas KKM,
yaitu 65.
Hasil dari siklus I diperkuat dengan hasil pada siklus II yang semakin
membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada siklus II rata-rata siswa menjadi 78,22 atau
naik sebesar 2,28. Semua siswa mencapai KKM dari 75% target yang direncanakan,
walaupun masih ada siswa yang mendapat nilat tepat pada batas KKM yaitu 31,25%
dari seluruh siswa kelas VIIIG.
Berdasarkan data pada siklus I dan II diperoleh hasil bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif GI dan NHT dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa, apabila digambarkan dalam grafik adalah sebagai berikut :
Gambar 3 : Grafik nilai rata-rata kelas VIIIG
Grafik diatas menggambarkan peningkatan nilai rata-rata siswa sebelum dan
sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT. Nilai rata-rata
ulangan ke-1 adalah nilai sebelum adanya penerapan GI dan NHT sedangkan nilai
rata-rata ulangan ke-2 adalah setelah penerapan GI dan NHT pada siklus I dan nilai
rata-rata ulangan ke-3 adalah pada siklus II.
Model pembelajaran kooperatif GI dan NHT berdampak positif terhadap
pembelajaran IPS Terpadu. Hal ini terbukti pada peningkatan peran aktif siswa dan
prestasi belajar siswa pada siklus I dan II. Selama proses belajar mengajar dengan
model pembelajaraan kooperatif GI dan NHT, ada beberapa temuan yang muncul,
yaitu :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3
nila
i rat
a-ra
ta
Grafik nilai rata-rata kelas
ulangan ke-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
a. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh guru saja (teacher-
centered) tetapi terdapat kegiatan mendengarkan antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa, diskusi kelas baik antar kelompok maupun
dalam kelompok, presentasi, tanya jawab, dan proses evaluasi selama kegiatan
pembelajaran terjadi.
b. Peran aktif siswa meningkat dengan pesat. Sebelum adanya penerapan model
pembelajaran ini siswa hanya duduk diam dan mendengarkan guru saja, tetapi
setelah penerapan model pembelajaran ini, banyak siswa yang mau
mengeluarkan pendapat, berdiskusi, menginvestigasi materi dari buku-buku
dan internet sehingga pengetahuan yang mereka dapatkan tidak hanya berasal
dari guru saja, serta hampir semua siswa berani untuk mengajukan pertanyaan
pada saat presentasi, sehingga sering terjadi debat antar siswa.
c. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT pada materi Sistem
Perekonomian Indonesia dan Permintaan Penawaran mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dinyatakan tuntas karena secara
keseluruhan nilai siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yaitu 65. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, siswa telah mampu
memahami materi yang disampaikan melalui model pembelajaran kooperatif
GI dan NHT.
B. Pembahasan
Hasil pelaksanaan tindakan dari siklus I dan II menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Peningkatannya dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 4 : Grafik peningkatan prestasi belajar siswa
Grafik di atas memberikan informasi bahwa terjadi peningkatan yang cukup
besar pada kondisi awal, sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif GI
dan NHT, dengan siklus I dan II. Sebelum adanya penerapan model pembelajaran
kooperatif GI dan NHT nilai rata-rata siswa sebesar 61,75 dan 43,75% siswanya
belum mencapai KKM, setelah adanya penerapan model pembelajaran GI dan NHT
rata-rata siswa menjadi 75,94 pada siklus I dan 78,22 pada siklus II, serta 100% siswa
mencapai KKM pada siklus I dan II dari 75% yang ditargetkan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus
melalui 4 tahapan, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi.
Deskripsi penelitian pada masing-masing siklus dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sebelum pelaksanaan Siklus I, peneliti melakukan observasi awal mengenai
prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sukoharjo, peneliti menemukan
masalah di kelas VIIIG dimana pembelajaran IPS Terpadu belum optimal. Hal ini
dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa masih banyak yang berada di bawah KKM
yaitu 65. Setelah itu, peneliti berdiskusi dengan guru IPS Terpadu yang mengampu
kelas VIIIG. Setelah melalui diskusi yang panjang, akhirnya peneliti beserta guru
memutuskan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT untuk
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kondisi awal Siklus I Siklus II
nilai rata-rata kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
memperbaiki permasalahan yang muncul di kelas VIII G, yaitu prestasi belajar siswa
yang rendah. Peneliti telah melakukan observasi awal untuk memperoleh data
mengenai siswa dan model pembelajaran yang diterapkan guru melalui observasi
kelas dan wawancara dengan guru.
Pada penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT siklus I,
peneliti dibantu oleh guru menyiapkan silabus serta Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) beserta skenario pembelajaran secara lengkap dan detail. Materi
yang akan di sampaikan adalah Sistem Perekonomian Indonesia. Setelah segala
perangkat siap, peneliti berkonsultasi dengan guru selaku pelaksana pembelajaran.
Siklus I diterapkan dalam 3 kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
berjalan dengan lancar, penerapan model pembelajaran GI dan NHT bisa dikatakan
baik, walaupun masih ada beberapa permasalahan, seperti keaktifan siswa masih
belum maksimal, siswa masih enggan untuk berpendapat. Selain itu guru masih
belum menguasai kelas secara optimal terbukti pada saat pembentukan kelompok
yang seharusnya terdapat 8 kelompok dengan 8 subtopik, hanya 6 kelompok yang
terbentuk sehingga 2 subtopik harus diterangkan oleh guru. Hal ini dikarenakan baik
siswa maupun guru baru pertama kali menggunakan model pembelajaran kooperatif
GI dan NHT. Oleh karenanya, peneliti bersama guru mencari solusi untuk
memperbaiki kekurangan pada siklus I agar menjadi lebih baik pada siklus II. Namun
prestasi belajar siswa sudah meningkat bila dibandingkan dengan kondisi awal siswa
sebelum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT dan 100%
siswa telah mencapai KKM dari 75% yang ditargetkan.
Pelaksanaan siklus II lebih baik daripada siklus I. Seperti halnya siklus I,
pada siklus II-pun, peneliti dibantu oleh guru mempersiapkan perangkat penelitian,
yang meliputi silabus, RPP, serta skenario pembelajaran secara lengkap. Materi yang
akan dibahas pada siklus II ini adalah Permintaan dan Penawaran. Setelah perangkat
penelitian siap, peneliti mengkonsultasikan dengan guru selaku pelaksana
pembelajaran. Berdasarkan pengamatan pada siklus II, proses pembelajaran sudah
baik, kelemahan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diatasi pada siklus II. Prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
belajar pun meningkat dengan pesat dan 100% siswa mampu mencapai KKM dari
75% yang menjadi target.
Kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa dapat
disimpulkan bahwa siswa merasa senang dengan adanya penerapan model
pembelajaran GI dan NHT ini. Siswa semakin berani dan tidak malu untuk berbicara
di depan kelas maupun bertanya pada saat presentasi, serta prestasi belajar mereka
pun meningkat karena mereka merasa lebih mudah untuk menyerap materi dengan
model pembelajaran ini. Sedangkan untuk wawancara dengan guru, dapat
disimpulkan bahwa guru merasa peran serta dan prestasi belajar siswa meningkat
dengan pesat sejak diterapkannya model pembelajaran ini, dan guru juga merasa
kolaborasi GI dan NHT sangat bagus dikarenakan dapat menutupi masing-masing
kelmahan dan saling melengkapi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dan
Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VIIIG di
SMP Negeri 4 Sukoharjo materi pelajaran Sistem Perekonomian Indonesia dan
Pembentukan Harga Pasar adalah berhasil. Melalui 4 tahapan tersebut diperoleh data
bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif GI dan NHT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dan
Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
Penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT mampu menarik
perhatian siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dan mampu
menyerap materi pembelajaran dengan baik dan cepat yang berdampak pada
peningkatan prestasi belajar. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT
pada materi pokok Sistem Perekonomian Indonesia dan Pembentukan Harga Pasar
dapat meningkatkan prestasi belajar IPS Terpadu siswa. Prestasi belajar tersebut
dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian prestasi belajar siswa berada di
atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Mata Pelajaran IPS Terpadu sebesar 65.
Dibuktikan pada siklus I, rata-rata siswa sebesar 75,94 atau naik sebesar 14,23 dari
sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT sebesar 61,72 dan
pada siklus II rata-rata siswa menjadi 78,22 atau naik sebesar 16,50 dari sebelum
penerapan model pembelajaran kooperatif GI dan NHT.
B. IMPLIKASI
Dalam proses pembelajaran, guru akan mengatur seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran, mulai dari membuat desain pembelajaran, melaksanakan, kegiatan
pembelajaran, bertindak mengajar atau membelajarkan, melakukan evaluasi
pembelajaran termasuk proses dan hasilnya yang berupa prestasi belajar siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran berasal dari guru dan siswa.
Faktor yang berasal dari guru antara lain kemampuan dalam mengelola kelas,
kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, dan lain-lain. Faktor yang
berasal dari siswa antara lain motivasi dan minat belajar, serta keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran, dan lain-lain. Oleh karenanya, guru harus bijak untuk memilih
model pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas. Model pembelajaran yang
tepat diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dan tujuan belajar pun dapat tercapai.
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif GI dan NHT dapat meningkatkan prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru mata pelajaran IPS Terpadu
maupun mata pelajaran yang lain sebagai alternatif pilihan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif GI dan NHT menjadikan siswa
lebih aktif dalam mencari sumber belajar, tidak hanya dari guru saja, selain itu juga
mampu menambahkan tanggung jawab individual dalam proses pembelajaran
kelompok. Hal ini mampu menarik minat siswa untuk belajar, karena proses
pembelajaran tidak lagi monoton dan konvensional, dan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa seiring dengan peningkatan minat belajar siswa.
C. SARAN
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran
sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
a. Sekolah harus lebih aktif untuk memotivasi guru dalam melaksanakan model-
model pembelajaran kooperatif maupun inovatif dalam proses pembelajaran
dengan menyediakan sarana prasarana yang diperlukan guru, seperti LCD,
komputer, dan alat bantu yang lainnya.
b. Sekolah harus menyediakan berbagai buku-buku pendamping selain LKS,
sehingga siswa tidak kesulitan dalam mencari buku pendamping yang relevan
di Koperasi Sekolah.
2. Bagi Guru
a. Guru harus menerapkan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa sehingga pembelajaran tidak berlangsung secara
konvensional. Tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan dalam
segala situasi dan kondisi kelas, guru hendaknya mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas agar tujuan dari penerapan
model pembelajaran tersebut dapat tercapai.
b. Guru harus mengenalkan kepada siswa sumber belajar lain selain LKS,
misalnya buku, internet, dan lain-lain. Sumber belajar yang berupa buku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
misalnya buku Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu oleh Sri Sudarmi dan
Waluyo yang bisa secara gratis diunduh dari www.bse.depdiknas.go.id.
c. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
topik-topik yang tidak dimengerti siswa dan memberi penjelasan secara
mendalam
3. Bagi Siswa
a. Siswa meningkatkan kerja sama yang positif baik dengan siswa yang lain
maupun dengan guru dalam proses pembelajaran
b. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga proses
pembelajaran lebih efektif
c. Siswa tidak hanya menganggap pusat segala informasi adalah guru, namun
siswa dapat memanfaatkan sumber belajar yang lain, seperti buku, LKS,
internet, koran, televisi, teman, dan lain sebagainya.
d. Siswa harus lebih giat lagi dalam belajar IPS Terpadu sehingga prestasi
belajar yang didapat akan optimal.