SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI...

137
i SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Diajukan untuk memenuhi Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh : TAUFIK RAHMAN 201303051 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Transcript of SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI...

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

i

SKRIPSI

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN PERILAKU

KELUARGA DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh :

TAUFIK RAHMAN

201303051

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

ii

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

iii

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

iv

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Taufik Rahman

Jenis Kelamin : Laki – laki

Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang 19 Agustus 1994

Agama : Islam

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : SD ENDRAKILA (2001-2007)

SMPN 3 MADIUN (2008-2010)

SMAN 4 MADIUN (2011-2013)

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun (Tahun

2013 - 2017

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

vi

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2017

ABSTRAK

Taufik Rahman

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN PERILAKU

KELUARGA DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN

80 Halaman + 26 Tabel + 8 Gambar + 10 Lampiran

Pneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru di sebabkan oleh

bakteri, virus atau jamur. Pneumonia menyebabkan kematian lebih dari 2 juta

balita setiap tahunnya. Laporan tahunan Dinkes Kota Madiun menunjukan bahwa

kejadian pneumonia pada balita terbesar terjadi di wilayah kerja Puskesmas

Demangan sebesar 237 balita. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis antara

kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Madiun.

Penelitian ini merupakan penelitian survey analisis melalui pendekatan

kuantitatif. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode random sampling dengan

jumlah sampel 345 responden. Analisis data menggunakan uji chi square.

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara pengetahuan dengan

kejadian pneumonia (RP = 1,644 ; 95% CI = 1,059 – 2,551), sikap dengan

kejadian pneumonia (RP = 5,192 ; 95% CI = 3,271 – 8,243), tindakan dengan

kejadian pneumonia (RP = 1, 737 ; 95% CI = 1,368 – 2,206), ventilasi dengan

kejadian pneunmonia (RP = 7,250 ; 95% CI = 3,357 – 15,657), kepadatan hunian

dengan kejadian pneumonia (RP = 13,707 ; 95% CI = 7,512 – 25,010),

pembuangan sampah dengan kejadian pneumonia (RP = 1,399 ; 95% CI =1,070 –

1,830), pencahayaan dengan kejadian pneumonia (RP = 1,369 ; 95% CI = 1,078 –

1,739)

Variabel yang memiliki hubungan terbesar adalah kepadatan hunian,

sedangkan variabel yang memiliki hubungan terkecil adalah pencahayaan.

Kesimpulan penelitian ini adalah lingkungan mempunyai hubungan yang paling

besar terhadap kesehatan kemudian disusul oleh perilaku.

Kata Kunci : Lingkungan Rumah, Perilaku, Pneumonia

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

vii

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN ENVIRONMENTAL CONDITION OF THE

HOUSE AND FAMILY BEHAVIOUR WITH THE INCIDENCE OF

PNEUMONIA IN TODDLERS AT WORKING AREA OF PUSKESMAS

DEMANGAN MADIUN

Page 80 + Tables 26 + 8 picture + 10 attachment

Pneumonia is the inflammation on the lungs because of bacteria, virus, or

fungi. Pneumonia caused more than 2 million toddlers every year. Annual report

of public health office Madiun showed that the largest incident of pneumonia in

toddlers occured at working area of Puskesmas Demangan Madiun. By 237

toddlers. The purpose of this research was to analyze the environmental condition

of the house and family behaviour with the incidence of pneumonia in toddlers at

working area of Puskesmas Demangan Madiun.

The method of this research was survey research that had the characteristic

of quantitative approached. Collecting sample using random sampling. The

number of the samples were 345 respondents. Data analysis using chi square test.

The result of this research showed that there were relationship between

knowledge and pneumonia (RP = 1,644 ; 95% CI = 1,059 – 2,551), that there

were relationship between attitude and pneumonia (RP = 5,192 ; 95% CI = 3,271

– 8,243), that there were relationship between action and pneumonia (RP = 1, 737

; 95% CI = 1,368 – 2,206), that there were relationship between ventilation and

pneumonia (RP = 7,250 ; 95% CI = 3,357 – 15,657), that there were relationship

between dweling density and pneumonia (RP = 13,707 ; 95% CI = 7,512 –

25,010), that there were relationship between waste disposal and pneumonia (RP

= 1,399 ; 95% CI =1,070 – 1,830), that there were relationship between exposure

and pneumonia (RP = 1,369 ; 95% CI = 1,078 – 1,739).

.Variable that had the largest relationship was dwelling density, while the

variable that had the smallest relationship was the exposure. So, the conclusion of

this research was the environmental had the largest relationship to health, then the

next was the behaviour.

Key Word : house environmen, behaviour, pneumonia

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................... i

Halaman Persetujuan ........................................................................... ii

Lembar Pengesahan .............................................................................. iii

Halaman Pernyataan ............................................................................ iv

Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... v

Abstrak ................................................................................................... vi

Daftar Isi ................................................................................................ viii

Daftar Tabel ........................................................................................... xiv

Daftar Gambar ...................................................................................... xvi

Daftar Singkatan ................................................................................... xvii

Kata Pengantar ..................................................................................... xviii

Bab 1 Pendahuluan ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Tujuan ...................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 3

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 3

1.4 Manfaat .................................................................................... 5

1.4.1 Manfaat bagi Puskesmas Demangan ............................... 5

1.4.2 Manfaat bagi STIKES BHM Madiun .............................. 5

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

ix

1.4.3 Manfaat bagi Peneliti ....................................................... 5

1.5 Keaslian Penelitian .................................................................. 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka ....................................................................... 9

2.1 Konsep Rumah Sehat ............................................................... 9

2.1.1 Pengertian Rumah Sehat .................................................. 9

2.1.2 Persyaratan Rumah Sehat ................................................ 10

2.1.3 Standart Rumah Sehat ...................................................... 13

2.2 Perilaku Keluarga .................................................................... 14

2.2.1 Pengertian Perilaku .......................................................... 15

2.2.2 Bentuk Perilaku ................................................................ 15

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku ............................... 15

2.2.4 Perilaku terhadap sakit dan Penyakit ............................... 16

2.2.5 Perilaku terhadap lingkungan kesehatan .......................... 16

2.2.6 Ranah domain perilaku .................................................... 17

2.3 Balita ........................................................................................ 19

2.3.1 Pengertian Balita .............................................................. 19

2.4 Pneumonia ............................................................................... 20

2.4.1 Pengertian Pneumonia ..................................................... 20

2.4.2 Penyebab .......................................................................... 20

2.4.3 Perjalanan penyakit .......................................................... 20

2.4.4 Faktor determinan pneumonia pada balita ....................... 20

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

x

2.4.5 Tanda dan gejala .............................................................. 25

2.4.6 Cara mencegah penyakit pneumonia ............................... 25

Bab 3 Kerangka Konseptual ................................................................ 28

3.1 Kerangka konsep ..................................................................... 28

3.2 Hipotesis penelitian ................................................................. 29

Bab 4 Metodologi Penelitian ................................................................ 30

4.1 Desain Penelitian ..................................................................... 30

4.2 Populasi dan Sampel ................................................................ 30

4.2.1 Populasi Penelitian ........................................................... 30

4.2.2 Sampel.............................................................................. 31

4.3 Teknik Pengambilan Sampling ................................................ 32

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ....................................................... 33

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.......................... 34

4.5.1 Variabel Penelitian ........................................................... 34

4.5.2 Definisi Operasional ........................................................ 34

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................ 37

4.7 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 39

4.7.1 Waktu Penelitian .............................................................. 39

4.7.2 Tempat Penelitian ............................................................ 39

4.8 Prosedur Pengumpulan Data.................................................... 39

4.9 Analisis Data ............................................................................ 41

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

xi

4.10 Etika Penelitian ...................................................................... 43

4.10.1 Lembar Persetujuan ....................................................... 43

4.10.2 Tanpa Nama ................................................................... 43

4.10.3 Kerahasiaan .................................................................... 44

BAB 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan

5.1 Gambaran umum ..................................................................... 45

5.2 Karakteristik Responen ............................................................ 52

5.2.1 Kejadian Pneumonia ........................................................ 52

5.2.2 Karakteristik Umur Responden ........................................ 52

5.2.3 Karakteristik Pekerjaan Responden ................................. 53

5.2.4 Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden ................. 53

5.3 Hasil Analisis Univariat ........................................................... 54

5.3.1 Perilaku Keluarga............................................................. 54

5.3.1.1 Pengetahuan ........................................................... 54

5.3.1.2 Sikap ...................................................................... 55

5.3.1.3 Tindakan ................................................................ 56

5.3.2 Lingkungan Rumah .......................................................... 56

5.3.2.1 Ventilasi ................................................................. 56

5.3.2.2 Kepadatan Hunian .................................................. 57

5.3.2.3 Pembuangan Sampah ............................................. 57

5.3.2.4 Pencahayaan ........................................................... 58

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

xii

5.4 Hasil Analisis Bivariat ............................................................. 59

5.5 Pembahasan ............................................................................. 65

5.5.1 Kejadian Pneumonia Pada Balita ..................................... 65

5.5.2 Pengetahuan Keluarga Dengan Kejadian Pneumonia

Pada Balita ....................................................................... 66

5.5.3 Sikap Keluarga Dengan Kejadian Pneumonia Pada

Balita................................................................................ 68

5.5.4 Tindakan Keluarga Dengan Kejadian Pneumonia

Pada Balita ....................................................................... 69

5.5.5 Hubungan Antara Ventilasi Dengan Kejadian Pneumonia

Pada Balita ....................................................................... 70

5.5.6 Hubungan Antara Pencahayaan Dengan Kejadian Pneumonia

Pada Balita ....................................................................... 73

5.5.7 Hubungan Antara Kepadatan Hunian Dengan Kejadian

Pneumonia Pada Balita .................................................... 74

5.5.8 Hubungan Antara Pembuangan Sampah Dengan Kejadian

Pneumonia Pada Balita .................................................... 75

5.6 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 77

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

xiii

BAB 6 Kesimpulan dan Saran ............................................................. 78

6.1 Kesimpulan .............................................................................. 78

6.2 Saran ........................................................................................ 80

Daftar Pustaka .......................................................................................

Lampiran ...............................................................................................

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .................................................................. 6

Tabel 1.2 Matrik Perbedaaan Penelitian ................................................. 8

Tabel 4.2 Definisi Operasional ............................................................... 35

Tabel 4.3 Waktu Penelitian ..................................................................... 39

Tabel 5.1 Jumlah Ketenagaan di UPTD Puskesmas Demangan ............. 49

Tabel 5.2 Jumlah Sarana dan prasarana ................................................. 50

Tabel 5.3 Jumlah Sarana Kesehatan........................................................ 51

Tabel 5.4 Jumlah Sarana Pendidikan ...................................................... 51

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Pneumonia .......................... 52

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur .............. 52

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ........ 53

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responde Berdasarkan Pendidikan ....... 54

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan keluarga ............................ 55

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Sikap Keluarga .................................... 55

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Tindakan Keluarga .............................. 56

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi ventilasi................................................ 56

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Kepadatan Hunian ............................... 57

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Pembuangan Sampah ........................... 58

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

xv

Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Pencahayaan ........................................ 58

Tabel 5.16 Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Pneumonia ................. 59

Tabel 5.17 Tabulasi Silang Sikap dengan Pneumonia ............................ 60

Tabel 5.18 Tabulasi Silang Tindakan dengan Pneumonia ...................... 60

Tabel 5.19 Tabulasi Silang Ventilasi dengan Pneumonia ....................... 61

Tabel 5.20 Tabulasi Silang Kepadatan Hunian dengan Pneumonia ....... 62

Tabel 5.21 Tabulasi Silang Pembuangan Sampah dengan Pneumonia .. 63

Tabel 5.22 Tabulasi Silang Pencahayaan dengan Pneumonia ................ 64

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 27

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 28

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .................................................. 33

Gambar 5.1 Kelurahan Demangan .......................................................... 45

Gambar 5.2 Kelurahan Josenan .............................................................. 46

Gambar 5.3 Kelurahan Kuncen ............................................................... 46

Gambar 5.4 Kelurahan Taman ................................................................ 46

Gambar 5.5 Kelurahan Pandean .............................................................. 47

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

xvii

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

MDG’s : Millenium Development Goals

Dinkes : Dinas Kesehatan

Depkes : Departemen Kesehatan

Kepmenkes : Keputusan Mentri Kesehatan

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

xviii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan baik dan

lancar.

Dengan segala kerendahan hati izinkan penulis untuk menyampaikan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah

berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan Skripsi ini. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Zaenal Abidin, SKM., M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

2. Ibu Avicena Sakufa, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan dosen

Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak Agus Widodo, S.KM.,MMKes selaku Pembimbing II yang telah

membimbing kami selama pembuatan skripsi berlangsung.

4. Bapak/ Ibu Dosen di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

5. Seluruh Staf STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

6. Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

7. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan skripsi ini.

Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu apabila ada kritik saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan dari skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya

bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan dunia pendidikan di masa yang

akan datang.

Madiun, Agustus 2017

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumonia merupakan penyakit yang terbentuk dari infeksi akut dari

daerah saluran pernafasan bagian bawah yang secara spesifik mempengaruhi

paru-paru (WHO, 2006) dan Depkes RI (2007) mendefenisikan pneumonia

sebagai salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang mengenai

bagian paru (jaringan alveoli). Pneumonia merupakan penyebab utama

kematian balita di dunia. Pneumonia menyebabkan kematian lebih dari 2 juta

balita setiap tahunnya. Pneumonia disebabkan oleh peradangan paru yang

membuat napas menjadi sakit dan asupan oksigen sedikit (WHO, 2014).

Tingginya angka kematian balita akibat pneumonia mengakibatkan target

MDG’s (Millennium Development Goals) ke-4 yang bertujuan menurunkan

angka kematian anak sebesar 2/3 dari tahun 1990 sampai 2014 tidak tercapai

(WHO, 2015). Menurut WHO (World Health Organization) angka kematian

balita pada tahun 2013 masih tinggi mencapai 6,3 juta jiwa. Kematian balita

tertinggi terjadi di negara berkembang sebanyak 92% atau 29.000 balita/hari

(Rahman dkk, 2014). Kematian balita sebagian besar disebabkan oleh penyakit

menular seperti pneumonia (15 %), diare (9%), dan malaria (7%) (WHO,

2013).

WHO memperkirakan pada tahun 2013, ada 935.000 balita meninggal

karena pneumonia (WHO, 2014). Kematian balita karena pneumonia sebagian

besar diakibatkan oleh pneumonia berat berkisar antara 7%-13%. Berdasarkan

penelitian Wulandari, dkk (2014), menyatakan bahwa orang yang terkena

pneumonia berat berisiko 20,28% mengalami kematian. Selain itu pneumonia

lebih banyak terjadi di negara berkembang (82%) dibandingkan negara maju

(0,05%). Menurut WHO (2014), kematian pneumonia di Indonesia pada tahun

2013 berada pada urutan ke-8 setelah India (174.000) kasus, Nigeria (121.000)

kasus, Pakistan (71.000) kasus, DRC (48.000) kasus, Ethiopia (35.000) kasus,

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

2

China (33.000) kasus, Angola (26.000) kasus, dan Indonesia (22.000) kasus.

Pneumonia merupakan penyebab kematian balita ke-2 di Indonesia setelah

diare. Jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar

antara 23%-27% dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19% (Kemenkes

RI, 2014).

Penyakit pneumonia disebabkan oleh bakteri (streptococus pneumoniae),

virus, mikoplasma dan protozoa. Agen penyebab penyakit itu selanjutnya akan

menentukan tanda dan gejala pneumonia. Tak hanya itu, tanda dan gejala

penyakit juga dipengaruhi oleh umur anak, daya tahan tubuh anak, luasnya area

yang terkena, serta derajat kerusakan atau tingkat peradangannya. Namun,

gejala umum dari pneumonia adalah demam tinggi, batuk (bisa berupa batuk

kering dan batuk berdahak), nafas cepat, nafas bersuara, kadang merasakan

nyeri dada, sesak napas atau kesulitan bernapas, serta pucat dan kadang

kebiruan apabila sudah terjadi kekurangan oksigen.

Berdasarkan Penelitian H.Sutangi (2014) menyimpulkan bahwa

pengetahuan ibu tentang pneumonia balita sebagian besar masuk dalam

kategori pengetahuan kurang. Selain itu, distribusi sikap ibu tentang pernyataan

pneumonia balita sebagian besar masuk dalam kategori tidak mendukung

(unfavorable) terhadap pernyataan pneumonia balita.Terdapat hubungan cukup

kuat antara pengetahuan ibu dengan kejadian pneumonia balita, serta terdapat

hubungan cukup kuat antara sikap ibu dengan kejadian pneumonia balita.

Berdasarkan Penelitian Ni Nyoman Dayu Mahalastri (2014)

menyimpulkan bahwa terdapat tiga variabel yang diteliti menunjukkan adanya

hubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Variabel yang mempunyai

hubungan yang signifikan yaitu paparan asap rokok dalam rumah, luas

ventilasi dan kepadatan hunian. Selain itu disimpulkan juga bahwa faktor yang

mempunyai hubungan bermakna dan berisiko paling besar terhadap kejadian

pneumonia balita adalah kepadatan hunian rumah.

Kota Madiun merupakan salah satu Kota di Provinsi Jawa Timur dengan

jumlah penderita pneumonia cukup tinggi pada balita. Pada tahun 2014 jumlah

populasi balita di Kecamatan Taman wilayah kerja Puskesmas Demangan

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

3

sebesar 2.612 dan pada tahun 2015 sebesar 2.541.Berdasarkan laporan tahunan

Dinkes Kota Madiun tahun 2014 menunjukan cakupan kejadian Pneumonia

balita di Kecamatan Taman wilayah kerja Puskesmas Demangan yaitu sebesar

38,13%, sedangkan pada tahun 2015 mengalami kenaikan kasus pneumonia

pada balita sebesar 61,87% sehingga terjadi kenaikan sebesar 23,74% (Dinkes

Kota Madiun,2015).

Pneumonia adalah penyakit yang menyerang jaringan paru-paru (alveoli)

yang ditandai dengan batuk dan kesulitan bernafas, yang biasa disebut dengan

nafas cepat, dan menyerang anak usia balita 0 – 5 tahun, salah satu faktor

penyebab kejadian pneumonia adalah lingkungan rumah yang kurang sehat.

Prosentase rumah sehat di Kecamatan Taman wilayah kerja Puskesmas

Demangan Madiun pada tahun 2014 mencapai 80,06% dan pada tahun 2015

mengalami penurunan prosentase rumah sehat hanya mencapai 78,90%

(Dinkes Kota Madiun,2015), lebih rendah jika dibandingkan dengan target

nasional yang di tetapkan yaitu sebesar 80% ( Depkes RI, 2012)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut

tentang Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Keluarga Dengan

Kejadian Pneumonia Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah adakah Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Keluarga

Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Demangan Kota Madiun.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan antara Kondisi Lingkungan Rumah dan

Perilaku Keluarga Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain adalah :

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

4

1. Untuk mendeskripsikan karakteristik kondisi lingkungan

rumah (ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian,

pembuangan sampah) di wilayah kerja Puskesmas

Demangan.

2. Untuk mendeskripsikan perilaku keluarga (pengetahuan,

sikap, tindakan) di wilayah kerja Puskesmas Demangan.

3. Untuk menganalisis hubungan antara :

a. Ventilasi dengan kejadian pneumonia pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

b. Kepadatan hunian dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun.

c. Pembuangan sampah dengan kejadian pneumonia

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan

Kota Madiun.

d. Pencahayaan dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun.

e. Pengetahuan keluarga dengan kejadian pneumonia

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan

Kota Madiun.

f. Sikap keluarga dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun.

g. Tindakan keluarga dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun.

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Instansi Kesehatan Puskesmas Demangan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

informasi tentang faktor risiko pneumonia sehingga dapat dilakukan

pencegahan dan penanganan kasus pneumonia pada balita.

1.4.2 Manfaat bagi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

kepada Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun khususnya pada Prodi S1

Kesehatan Masyarakat (Peminatan KESLING) untuk menambah

pengetahuan dan diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan

sebagai informasi maupun bahan ajar pada semua pihak dalam institusi

pendidikan untuk menciptakan lulusan tenaga kesehatan yang

profesional dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

1.4.3 Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan bagi peneliti dalam penyusunan tugas akhir kuliah sebagai

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Peneliti

dapat mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah di dapat dari proses

pendidikan maupun dari hasil penelitian ini nantinya untuk

diimplementasikan dalam dunia kerja.

1.5 Keaslian Penelitian

Pada penelitian ini membahas tentang Hubungan Kondisi Lingkungan

Rumah dan Perilaku Keluarga Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut :

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

6

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No NamaPeneliti

(th)

Judul Metode Hasil

1 Ni Nyoman

Dayu

Mahalastri

(2014)

Hubungan

antara

pencemaran

udara dalam

ruang

dengan

kejadian

pneumonia

balita

Rancang bangun

penelitian adalah case

control.

Variabel terikat yaitu

kejadian pneumonia.

Sedangkan variabel

bebas dalam penelitian

ini adalah ada tidaknya

paparan asap rokok

dalam rumah, luas

ventilasi, serta

kepadatan hunian

rumah.

pengumpulan data

dilakukan dengan

menggunakan kuesioner

Analisis dilakukan

dengan menggunakan

Epi Info untuk

mengetahui distribusi

responden.

Dari tiga variabel

yang diteliti

menunjukkan

adanya hubungan

dengan kejadian

pneumonia pada

balita.Variabel yang

mempunyai

hubungan yang

signifikan yaitu

paparan asap rokok

dalam rumah, luas

ventilasi dan

kepadatan hunian.

Selain itu

disimpulkan juga

bahwa faktor yang

mempunyai

hubungan bermakna

dan

berisiko paling

besar terhadap

kejadian pneumonia

balita adalah

kepadatan hunian

rumah

2 H.Sutangi

(2014)

Hubungan

pengetahuan

dan sikap

ibu dengan

kejadian

pneumonia

balita di

desa

telukagung

wilayah

kerja uptd

puskesmas

plumbon

kecamatan

indramayu

kabupaten

indramayu

tahun 2014.

Jenis penelitian yang

digunakan adalah survei

analitik dengan

menggunakan metode

penelitian case control

untuk menyelidiki

semua balita yang

dinyatakan menderita

pneumonia.

Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian

ini adalah non random

sampling dengan

menggunakan metode

purposive sampling.

Data primer dalam

penelitian ini diperoleh

dengan memberikan

kuesioner kepada

Hasil penelitian ini

ditampilkan dalam

bentuk tabel yang

menggambarkan

distribusi

pengetahuan,

distribusi sikap,

distribusi kejadian

pneumonia balita,

dan hubungan

antara pengetahuan

dan sikap ibu

dengan kejadian

pneumonia

balita.Data yang

diperoleh dari

kuesioner terseut

selanjutnya

dianalisa

menggunakan

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

7

responden untuk

mengisinya.Sementara

untuk data sekunder

dalam penelitian ini

meliputi data-data umum

penderita pneumonia

yang terjadi pada

balita.Data sekunder ini

diperoleh dari bagian

program P2ISPA

Puskesmas

Plumbon.Analisis data

dilakukan analisis

univariat dengan

distribusi frekuensi dan

analisis bivariat dengan

uji chi square.

computer.

3 Andri

Widayat

(2014)

Faktor-

faktor yang

berhubungan

dengan

Pneumonia

pada balita

di wilayah

puskesmas

Mojogedang

ii kabupaten

karanganyar

Penelitian ini

menggunakan jenis

penelitian Observasional

dengan desain Case

control..Teknik

pengambilan sampel

yaitu simple random

sampling. Variabel

terikat pada penelitian

ini kejadian pneumonia.

Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah

pemberian imunisasi

DPT, pemberian

imunisasi campak,

pemberian ASI

eksklusif, penggunaan

kayu bakar,

Hasil uji Fisher’s

Exact Test

menunjukan

bahwa nilai

p=0,999>0,05

maka Ho diterima.

Sehingga dapat

diartikan

tidak ada

hubungan antara

pemberian

imunisasi DPT

dengan kejadian

pneumonia pada

balita.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

8

MATRIK PERBEDAAN PENELITIAN

Tabel 1.2 Matrik Perbedaan Penelitian

No Perbedaan Ni Nyoman Dayu

Mahalastri

H.Sutangi Andri

Widayat

Taufik

Rahman

1 Tempat Puskesmas Mojo,

Kecamatan

Gubeng

Kabupaten/Kota

Surabaya

Puskesmas

Plumbon, Desa

Telukagung,

Kecamatan

Indramayu,

Kabupaten

Indramayu

Puskesmas

Mojogedang

Kabupaten

Karanganyar

Puskesmas

Demangan

Kota Madiun

2 Sampel 60 68 66 345

3 Desain

Penelitian

case control. case control. Case control. Cross

sectional

4 Cara

Pengambilan

Sampel

simple random

sampling

purposive

sampling

simple

random

sampling

Simple

random

sampling

5 Variabel

Penelitian

Variabel bebas :

asap rokok dalam

rumah, luas

ventilasi, serta

kepadatan hunian

rumah.

Variabel Terikat :

Kejadian

Pneumonia

Variabel bebas :

Pengetahuan Ibu

Variabel Terikat

:

Kejadian

Pneumonia pada

Balita

Variabel

bebas :

pemberian

imunisasi

DPT,

pemberian

imunisasi

campak,

pemberian

ASI

eksklusif,

penggunaan

kayu bakar,

keberadaan

perokok,

status gizi,

berat badan

lahir rendah

dan

pemberian

vitamin A

Variabel

Terikat :

Kejadian

Pneumonia

Variabel

bebas :

Ventilasi,

Kepadatan

hunian,

Pembuangan

sampah,

Pencahayaan

dan

Pengetahuan,

Sikap,

Tindakan.

Variabel

Terikat :

Kejadian

Pneumonia

pada balita

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Rumah Sehat

2.1.1 Pengertian Rumah Sehat

Menurut Azrul Azwar (2011), rumah bagi manusia mempunyai arti

1. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa

kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada.

2. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang

mengancam.

3. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki, yang masih dirasakan

hingga saat ini.

4. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang

berharga yang dimiliki, yang terutama masih ditemui pada

masyarakat pedesaan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) : Sehat adalah suatu

keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan

hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan kelemahan (kecacatan).

Berdasarkan pada pengertian di atas Rumah Sehat diartikan sebagai

tempat berlindung/bernaung dan tempat untuk beristirahat, sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rokhani maupun

sosial.

Menurut Ditjen Cipta karya (2011) komponen yang harus dimiliki

rumah sehat adalah :

1. Fondasi yang kuat untuk meneruskan beban bangunan ke tanah dasar

memberi kestabilan bangunan dan merupakan konstruksi

penghubung antara bangunan dan tanah.

2. Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari

pekarangan dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk

rumah panggung dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu.

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

10

3. Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan

masuknya sinar matahari dengan luas minimum 10 % luas lantai.

4. Dinding rumah kedap air yang berfungsi untuk mendukung atau

menyangga atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari

panas dan debu dari luar serta menjaga kerahasiaan (privacy)

penghuninya.

5. Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas terik matahari.

6. Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari.

Persyaratan kesehatan rumah adalah ketetapan atau ketentuan teknis

kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni

rumah, masyarakat yang bermukim di perumahan dan atau

masyarakat sekitarnya dari bahaya atau gangguan kesehatan.

2.1.2 Persyaratan Rumah Sehat

Rumah yang sehat menurut Winslow dan APHA (2011) harus

memenuhi persyaratan antara lain :

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis

2. Memenuhi kebutuhan psychologis

3. Mencegah penularan penyakit

4. Mencegah terjadinya kecelakaan

1. Memenuhi Kebutuhan Fisiologis

a) Pencahayaan

Cahaya mempunyai sifat dapat membunuh bakteri, telah diketahui

sejak lama. Kurangnya pencahayaan akan menimbulkan beberapa

akibat pada mata, kenyamanan dan sekaligus produktifitas seseorang.

Kecelakaan-kecelakaan di rumah sering disebabkan oleh

pencahayaan/penerangan yang kurang. Cahaya dianggap sebagai satu

alat perantara, dengan mana benda-benda dapat terlihat oleh mata.

Cahaya yang cukup untuk penerangan ruang di dalam rumah

merupakan kebutuhan kesehatan manusia. Penerangan ini dapat

diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

11

1) Pencahayaan Alam

Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari

kedalam ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian-bagian

bangunan yang terbuka. Memberi kesempatan cahaya matahari

masuk yang cukup, minimal cahaya matahari yang masuk ± 60 lux

dan tidak menyilaukan, sehingga cahaya matahari mampu

membunuh kuman-kuman patogen, namun jika cahaya matahari

kurang sempurna akan mengakibatkan ketegangan pada mata

(Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :

829/Menkes/SK/VII/1999). Cahaya matahari ini berguna selain

untuk penerangan juga dapat megurangi kelembaban ruang,

mengusir nyamuk, membunuh kuman-kuman penyebab penyakit

tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata dan Pneumonia.

2) Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan yang baik tidak akan mennggangu atau

menurunkan produktifitas kerja malah dengan cahaya buatan yang

baik dan disaring dari kesilauan dapat mempertinggi produktifitas

kerja dibandingkan dengan bila bekerja pada cahaya yang alamiah.

b) Ventilasi (Penghawaan)

Hawa segar diperlukan dalam rumah untuk mengganti udara

ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga

temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan. Ventilasi yang baik

dalam ruangan harus memenuhi syarat lainya diantaranya luas lubang

ventilasi tetap minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas

lubang ventilasi insidentik (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%

luas lantai. Jumlah keduanya menjadi 10% kali luas lantai ruangan.

Ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga udara yang masuk

tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit. Ventilasi yang baik

berukuran ± 10-20% dari luas lantai (Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999).

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

12

2. Kepadatan hunian

Rumah sehat harus memiliki pembagian ruangan yang baik, tidak

over crowding, dan sebagainya. Over crowding menimbulkan efek-

efek negatif terhadap kesehatan fisik, mental, maupun moral.

Penyebaran penyakit-penyakit menular di rumah yang padat

penghuninya cepat terjadi. Rumah tempat tinggal dinyatakan over

crowding bila jumlah orang yang tidur di rumah tersebut menunjukan

hal-hal sebagai berikut :

Jumlah orang di dalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah

melebihi ketentuan yang telah ditetapkan. Luas ruang tidur minimal

8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam

satu ruang tidur ( Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999)

3. Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan

metode tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu

kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat (Sarudji. D, 2006).

Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu

diperhatikan adalah (Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999) :

a. Penyimpanan setempat (onsite storage)

Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak

bersarangnya tikus, lalat dan binatang pengganggu lainnya

serta tidak menimbulkan bau. Oleh karena itu persyaratan

kontainer sampah harus mendapatkan perhatian.

b. Pengumpulan sampah

Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari

sampah juga tergantung pada pengumpulan sampah yang

diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau oleh pengurus

kampung atau pihak pengelola apabila dikelola oleh suatu

real estate misalnya. Keberlanjutan dan keteraturan

pengambilan sampah ke tempat pengumpulan merupakan

jaminan bagi kebersihan lingkungan pemukiman.

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

13

Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage)

merupakan sumber makanan lalat dan tikus. Lalat

merupakan salah satu vektor penyakit terutama

penyakit saluran pernapasan (Sarudji, 2006)

2.1.3 Standar Rumah Sehat

Pada dasarnya rumah yang baik dan pantas untuk dihuni harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut : bebas dari kelembapan, mudah

diadakan perbaikan, mempunyai cukup akomodasi dan fasilitas untuk

menyimpan, meracik, dan memasak makanan. Rumah yang siap dihuni :

(Wahid dan Nurul, 2009)

1. Dalam segala hal harus kering.

2. Dalam keadaan rumah diperbaiki.

3. Tiap kamar mempunyai lampu dan lubang ventilasi.

4. Mempunyai persediaan air yang cukup untuk segala keperluan

rumah tangga.

5. Mempunyai kamar mandi.

6. Mempunyai tempat/kamar cuci, dengan pembuangan air limbah

yang baik.

7. Mempunyai sistem drainase yang baik

8. Mempunyai jamban yang memenuhi syarat kesehatan (didalam

atau diluar)

9. Cukup fasilitas untuk menyimpan, meracik, dan memasak

makanan.

10. Tempat menyimpan makanan harus mempunyai ventilasi yang

baik

11. Jalan masuk ke rumah yang baik

12. Mempunyai fasilitas alat pemanas/pendingin di kamar

13. Setiap kamar mempunyai titik lampu yang cukup

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

14

2.2 Perilaku Keluarga

2.2.1 Pengertian Perilaku

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan perkataan

lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk

mencapai tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui

secara sadar oleh individu yang bersangkutan.

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam

pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang

berwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata

lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap

stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini

dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat, bersikap)

maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku

kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalaman dan interaksi

individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut

pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat,

sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi

atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku

kedalam tiga domain yaitu pengetahuan,sikap, dan tindakan atau sering

kita dengar dengan istilah knowledge, attitude, practice.

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung

maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia

itu sendiri.

Ensiklopedia Amerika, perilaku di artikan sebagai suatu aksi-reaksi

organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada

sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut

rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau

perilaku tertentu.

Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat

diamati dan bahkan dapat dipelajari. Umum, perilaku manusia pada

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

15

hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya

sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Titik

Lestari, 2015)

Di Indonesia istilah perilaku kesehatan sudah lama di kenal dalam

15 tahun akhir-akhir ini konsep-konsep di bidang perilaku yang berkaitan

dengan kesehatan ini sedang berkembang dengan pesatnya, khususnya di

bidang antropologi medis dan kesehatan masyarakat. Istilah ini dapat

memberikan pengertian bahwa kita hanya berbicara mengenai perilaku

yang secara sengaja di lakukan dalam kaitannya dengan kesehatan.

Kenyataanya banyak sekali perilaku yang dapat mempengaruhi

kesehatan, bahkan seadainya seseorang tidak mengetahuinya, atau

melakukannya dengan alasan yang sama sekali berbeda.

2.2.2. Bentuk Perilaku

Prilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu

terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar dari individu

tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam, yaitu (Titik

Lestari, 2015)

1. Prilaku Pasif (respons internal)

Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri

individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Prilaku ini

sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.

2. Prilaku Aktif (respons eksternal)

Prilaku yang sifatnya terbuka, prilaku aktif adalah prilaku yang

dapat diamati langsung berupa tindakan yang nyata.

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku

Prilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor

prilaku (behaviour causes) dan faktor diluar prilaku (non behaviour

causes). Selanjutnya prilaku itu sendiri di tentukan atau terbentuk dari 3

faktor yaitu : (Titik Lestari, 2015)

1. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang mencakup

pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

16

2. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan

fisik, tersedia atau tidaktersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-

sarana.

3. Faktor penguat (reinforcement factor) , faktor-faktor ini

meliputi, peraturan-peraturan, pengawasan, dan sebagainya.

Perilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang

bersangkutan. Dengan perkataan lain, perilaku adalah merupakan

keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang

merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal tersebut.

Perilaku seseorang adalah sangat kompleks dan mempunyai bentangan

yang sangat luas.

2.2.4. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit

Prilaku tentang bagaimana seseorang menanggapi rasa sakit dan

penyakit dan yang bersifat respons internal (berasal dari dalam dirinya)

maupun eksternal (dari liar dirinya), baik respons pasif (pengetahuan,

persepsi, dan sikap), maupun aktif (praktik) yang dilakukan sehubung

dengan sakit dan penyakit. Prilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit

sesuai dengan tingkatan-tingkatan pemberian pelayanan kesehatan yang

menyeluruh atau sesuai dengan tingkatan pencegahan penyakit, yaitu :

1. Prilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health

promotion behavior)

2. Prilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior)

3. Prilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)

4. Prilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior)

2.2.5 Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan (Environmental

behaviour)

Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai

determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini

sesuai lingkungan kesehatan lingkungan, yaitu :

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

17

1. Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan

air bersih untuk kepentingan kesehatan.

2. Prilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau

kotoran. Disini menyangkut pula hygiene, pemeliharaan,

teknik dan penggunaannya.

3. Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah

cair maupun padat. Dalam hal ini termasuk sistem

pembuangan sampah dan air limbah yang sehat dan dampak

pembuangan limbah yang tidak baik

4. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat. Rumah sehat

menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainya.

5. Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor

2.2.6 Ranah (DOMAIN) Perilaku

Perilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang

bersangkutan. Dengan perkataan lain, perilaku adalah merupakan

keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang

merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal tersebut.

Perilaku seseorang adalah sangat kompleks dan mempunyai bentangan

yang sangat luas. Benyamin Bloom seorang ahli psikologi pendidikan

membedakan adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku ini,

yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian oleh ahli pendidikan

di Indonesia, ketiga domain ini diterjemahkan ke dalam cipta (kognitif),

rasa (afektif), dan karsa (psikomotor) (Soekidjo Notoatmodjo, 2014).

Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain

oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan, dikembangkan

menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut :

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.

Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

18

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian

besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran dan indra penglihatan.

2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus

atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan

emosi yang bersangkutan. Campbell mendefinisikan sangat

sederhana, yakni : “An undividual’s attitiude is syndrome of

response consistency with regard to objeck”. Jadi jelas di sini

dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala

dalam merespons stimulus atau objek (Soekidjo Notoatmodjo,

2014). Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,

perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Newcomb, salah

seorang ahli psikologi sosial meyatakan bahwa sikap adalah

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan

bukan merupakan pelaksaan motif tertentu. Dalam kata lain

fungsi silkap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku

(tindakan), atau reaksi tertutup

3. Tindakan atau praktik

Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah

kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu

terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan

perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan

prasarana.

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

19

2.3 Balita

2.3.1 Pengertian Balita

Balita yaitu anak berumur di bawah lima tahun (usia 0 tahun

sampai dengan 4 tahun 11 bulan). Pada masa balita, pertumbuhan fisik

relatif lebih lambat dibandingkan dengan masa bayi, tetapi

perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Perhatian anak terhadap

lingkungan menjadi lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya

dimana lebih banyak berinteraksi dengan keluarga. Anak lebih banyak

menyelidiki benda di sekitarnya dan meniru apa yang diperbuat oleh

orang lain. Ia mungkin akan mengaduk-aduk tempat sampah, laci atau

lemari. Benda-benda yang membahayakan hendaknya disimpan di

tempat yang lebih aman.

Pada masa ini, anak perlu dibimbing dengan akrab, penuh kasih

sayang tetapi juga tegas sehingga anak tidak mengalami kebingungan.

Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan berkembang

perasaan otonominya sehingga anak dapat mengendalikan otot-otot dan

rangsangan lingkungan.

Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah

lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita

merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan

masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian

keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa

balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa,

kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat

cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

20

2.4 Pneumonia

2.4.1 Pengertian Pneumonia

Menurut Sudarti (2011) pneumonia adalah suatu peradangan pada

paru-paru dimana peradangan tidak saja pada jaringan paru tetapi juga

pada bronkioli sedangkan menurut Yekti (2014) pneumonia adalah suatu

infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasa di sebabkan oleh bakteri,

virus, atau jamur.

2.4.2 Penyebab

Menurut Yekti (2016) Pneumonia disebabkan oleh beberapa

etiologi seperti:

1. Bakteri : Staphylococcus, Streptococcus

2. Virus : virus influenza, adenovirus

3. Jamur : Candida albicans

4. Aspirasi : lambung

2.4.3 Perjalanan Penyakit

Pada anak-anak (usia lebih dari satu tahun) yang gizinya

baik,biasanya pneumonia timbul karena komplikasi infeksi saluran napas

akut. Timbulnya kasus ini ditandai dengan suhu tubuh meningkat, batuk

yang hebat, sesak napas, gelisah, sianosis, penurunan kesadaran

sedangkan pada bayi (kurang dari satu minggu) pneumonia timbul

karena aspirasi cairan ketuban atau secret jalan lahir ibunya sewaktu

dilahirkan. Adanya pneumonia biasanya dicurigai bila balita menjadi

lemah, tidak mau minum dan sesak napas (Sudarti, 2011).

2.4.4 Faktor Determinan Pneumonia pada Balita

Determinan pneumonia pada balita adalah Faktor Host (umur,

status gizi, jenis kelamin, pemberian vitamin A, status imunisasi,

pemberian ASI), factor Agent (Streptococcus pneumoniae, Hemophilus

influenzae dan Staphylococcus aureus), factor lingkungan social

(pekerjaan orang tua, dan pendidikan ibu), Faktor lingkungan fisik(polusi

udara dalam ruangan, dan kepadatan hunian) (Rahmat, 2012).

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

21

1. Faktor Host

a. Umur

Faktor umur merupakan salah satu faktor risiko kematian

pada balita yang sedang menderita pneumonia. Semakin tua

usia balita yang sedang menderita pneumonia maka akan

semakin kecil risiko meninggal akibat pneumonia

dibandingkan balita yang berusia muda. Umur merupakan

faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia.

Risiko untuk terkena pneumonia lebih besar pada anak umur

dibawah 2 tahun dibandingkan yang lebih tua, hal ini

dikarenakan status kerentanan anak di bawah 2 tahun belum

sempurna dan lumen saluran napas yang masih sempit.

b. Jenis Kelamin

Meskipun secara fisik pria cenderung lebih kuat

dibandingkan wanita, wanita sejak bayi hingga dewasa

memiliki daya tahan lebih kuat dibandingkan laki-laki, baik itu

daya tahan akan rasa sakit dan daya tahan terhadap penyakit.

Anak laki-laki lebih rentan terhadap berbagai jenis penyakit

dan cacat dibandingkan wanita. Selain itu, secara neurologis

anak perempuan lebih matang dibandingkan anak laki-laki

sejak lahir hingga masa remaja, dan pertumbuhan fisiknya pun

lebih cepat. Wanita cenderung hidup lebih lama daripada pria.

Menurut Pedoman Program Pemberantasan Penyakit ISPA

untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita anak laki-laki

memiliki risiko lebih besar untuk terkena pneumonia

dibandingkan dengan anak perempuan.

c. Imunisasi

Imunisasi sesungguhnya adalah pemindahan atau transfer

antibodi (imunoglobulin) secara pasif. Sementara vaksinisasi

adalah pemberian vaksin atau antigen (kuman atau bagian

kuman yang dilemahkan) yang dapat merangsang

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

22

pembentukan imunitas (antibodi) di dalam tubuh. Vaksinisasi

diartikan juga sebagai imunisasi aktif. Dalam

perkembangannya, untuk kepentingan praktis sehari-hari

dipakai istilah imunisasi untuk kedua hal tersebut diatas.

Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak-

anak dengan memasukkan vaksi ke dalam tubuh agar tubuh

membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu.

Sedangkan vaksin adalah zat yang di masukkan kedalam tubuh

untuk merangsang pembentukan zat anti

Ada dua jenis kekebalan yaitu kekebalan pasif dan

kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang

diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu

sendiri. Misalnya kekebalan pada janin yang diperoleh dari

ibu, atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan

imunolobulin. Dan kekebalan aktif adalah kekebalan yang

dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti

pada imunisasi atau secara ilmiah

d. Status Gizi

1. Definisi Status Gizi

Menurut Supariasa bahwa Status gizi adalah ekspresi

dari keseimbangan dalam bentuk variabel-variabel

tertentu. Status gizi juga merupakan akibat dari

keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi

dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan

fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh

tubuh

e. Polusi udara dalam ruangan/rumah

Rumah atau tempat tinggal yang buruk (kurang baik)

dapat mendukung terjadinya penularan penyakit dan gangguan

kesehatan, diantaranya adalah infeksi saluran nafas. Rumah

kecil yang penuh asap, baik yang berasal dari kompor gas,

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

23

pemakaian kayu sebagai bahan bakar maupun dari asap

kendaraan bermotor, dan tidak memiliki sirkulasi udara yang

memadai akan mendukung penyebaran virus atau bakteri yang

mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernafasan berat.

Insiden pneumonia pada anak kelompok umur kurang dari lima

tahun mempunyai hubungan bermakna dengan kedua orang

tuanya yang mempunyai kebiasaan merokok.

Anak dari perokok aktif yang merokok dalam rumah akan

menderita sakit infeksi pernafasan lebih sering dibandingkan

dengan anak dari keluarga bukan perokok Racun rokok sangat

merugikan terutama dari segi kesehatan, bukan saja terhadap

perokok itu sendiri tetapi juga berakibat pada orang lain atau

perokok pasif. Racun rokok berpengaruh pada seorang wanita

apabila seorang suami merokok, karena asap rokok yang

dihisap suami setiap saat akan ikut dihisap oleh keluarga.

Penyakit yang ditimbulkan dari racun asap rokok banyak sekali

tanpa disadari. Anak-anak yang orang tuanya merokok

menghadapi kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit

dada, infeksi telinga, hidung dan tenggorokkan.

2. Faktor Agent

Pneumonia umumnya disebabkan oleh bakteri seperti

Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae dan

Staphylococcus aureus. Penyebab pneumonia lainnya adalah

virus golongan Metamyxovirus, Adenovirus, Coronavirus,

Picornavirus, Othomyxovirus, dan Herpesvirus

3. Faktor Lingkungan Sosial

a. Pekerjaan orang tua

Penghasilan keluarga adalah pendapatan keluarga dari

hasil pekerjaan utama maupun tambahan. Tingkat penghasilan

yang rendah menyebabkan orang tua sulit menyediakan

fasilitas perumahan yang baik, perawatan kesehatan dan gizi

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

24

anak yang memadai. Rendahnya kualitas gizi anak

menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan mudah terkena

penyakit infeksi termasuk penyakit pneumonia

b. Pendidikan ibu

Tingkat pendidikan ibu yang rendah juga merupakan

faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kematian ISPA

terutama Pneumonia. Tingkat pendidikan ibu akan

berpengaruh terhadap tindakan perawatan oleh ibu kepada

anak-yang menderita ISPA. Jika pengetahuan ibu untuk

mengatasi pneumonia tidak tepat ketika bayi atau balita

menderita pneumonia, akan mempunyai risiko meninggal

karena pneumonia sebesar 4,9 kali jika dibandingkan dengan

ibu yang mempunyai pengetahuan yang tepat.

4. Faktor Lingkungan Fisik

a. Polusi udara dalam ruangan/rumah

Rumah atau tempat tinggal yang buruk (kurang baik) dapat

mendukung terjadinya penularan penyakit dan gangguan

kesehatan, diantaranya adalah infeksi saluran nafas. Rumah

kecil yang penuh asap, baik yang berasal dari kompor gas,

pemakaian kayu sebagai bahan bakar maupun dari asap

kendaraan bermotor, dan tidak memiliki sirkulasi udara yang

memadai akan mendukung penyebaran virus atau bakteri yang

mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernafasan yang berat.

Insiden pneumonia pada anak kelompok umur kurang dari lima

tahun mempunyai hubungan bermakna dengan kedua orang

tuanya yang mempunyai kebiasaan merokok. Anak dari

perokok aktif yang merokok dalam rumah akan menderita sakit

infeksi pernafasan lebih sering dibandingkan dengan anak dari

keluarga bukan perokok

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

25

b. Kepadatan hunian

Di daerah perkotaan, kepadatan merupakan salah satu

masalah yang dialami penduduk kota. Hal ini disebabkan oleh

pesatnya pertumbuhan penduduk kota dan mahalnya harga

tanah di perkotaan. Salah satu kaitan kepadatan hunian dan

kesehatan adalah karena rumah yang sempit dan banyak

penghuninya, maka penghuni mudah terserang penyakit dan

orang yang sakit dapat menularkan penyakit pada anggota

keluarga lainnya. Perumahan yang sempit dan padat akan

menyebabkan anak sering terinfeksi oleh kuman yang berasal

dari tempat kotor dan akhirnya terkena berbagai penyakit

menular.

2.4.5 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala pneumonia adalah sebagai berikut (Sudarti, 2011)

1. Biasanya gejala penyakit datang mendadak namun kadang-

kadang didahului oleh infeksi saluran napas bagian atas

2. Pertukaran udara di paru-paru tidak lancar dimana pernapasan

agak cepat dan dangkal

3. Dalam waktu singkat suhu naik dengan cepat sehingga kadang-

kadang terjadi kejang

4. Anak merasa nyeri/sakit didaerah dada sewaktu batuk sehing

dan bernapas. Rasa nyeri ini akibat gesekan pleura meradang

5. Batuk disertai sputum yang kental

2.4.6 Cara Mencegah Penyakit Pneumonia

Ada beberap cara dan tindakan yang dapat dilakukan oleh para

orang tua terutama para ibu untuk mencegah terjadinya penyakit

pneumonia pada balita, antara lain (Yekti, 2016) :

1. Menjaga berat badan bayi tetap normal saat dilahirkan, untuk

itu seorang ibu hamil agar selalu rutin meriksakan kesehatan

kehamilannya serta mengkonsumsi makanan yang cukup

mengandung nutrisi.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

26

2. Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan hingga 2 tahun

dalam rangka menurunkan resiko serangan pneumonia.

3. Menjaga agar anak tidak melakukan kontak dengan penderita

ISPA karena pneumonia dapat menyebar melalui udara.

4. Selalu memperhatikan istirahat dan makan bergizi sang anak

secara teratur.

5. Menjauhkan anak dari paparan asap rokok.

6. Memastikan agar anak selalu mendapat asupan nutrisi yang

cukup.

7. Pastikan anak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

yang mengandung zat gizi Gangguan gizi atau gizi buruk dapat

meningkatkan risiko terjadinya pneumonia pada balita.

8. Rutin mengikuti Imunisasi

9. Menjaga kebersihan sang anak, dengan rajin mencuci tangan

sebelum makan

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

27

2.4.7 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Factor Host Faktor Agen

Faktor lingkungan fisik

Perokok dalam ruangan

Kepadatan hunian

Faktor lingkungan sosial

Minimnya pendapatan

orang tua

Pendidikan Ibu tentang

pneumonia masih kurang

Asupan nutrisi yang

kurang

Status imunisasi tidak

lengkap

Status gizi kurang baik

Umur < 2 tahun

Penurunan sistem

kekebalan tubuh

Bakteri Streptococcus

Resiko tinggi

penularan penyakit

Kerentanan sistem

pernafasan terhadap

penyakit

Kejadian

Pneumonia pada

balita

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

28

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Tahap yang paling penting dalam suatu penelitian yaitu kerangka

konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun variabel yang tidak

diteliti). Kerangka konsep akan membantu penelitian menghubungkan hasil

penemuan dengan teori (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini kerangka

konsep digambarkan di bawah ini :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat

Keterangan :

Garis yang menunjukan faktor

Faktor yang diteliti

Lingkungan Rumah

1. Ventilasi

2. Kepadatan hunian

3. Pembuangan sampah

4. Pencahayaan

Perilaku Keluarga

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Tindakan

Kejadian Pneumonia pada

Balita

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

29

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian, patokan

dugaan, atau dalil sementara, yang kebenaranya akan dibuktikan dalam

penelitian tersebut (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dari

penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara ventilasi dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

2. Ada hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun.

3. Ada hubungan antara pembuangan sampah dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun.

4. Ada hubungan antara pencahayaan dengan kejadian pneumonia

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

5. Ada hubungan antara pengetahuan keluarga dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun.

6. Ada hubungan antara sikap keluarga dengan kejadian pneumonia

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

7. Ada hubungan antara tindakan keluarga dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

30

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah merupakan perencanaan, pola dan strategi

penelitian sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian atau masalah.

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian

rupa sehingga memberikan arah bagi peneliti untuk dapat memperoleh

jawaban pertanyaan atau masalah penelitian (Notoatmodjo, 2012)

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yaitu penelitian

dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan (Sugiyono, 2014). Penelitian ini menggunakan rancangan

penelitian observasional analitik. Penelitian analitik bertujuan untuk

menganalisis kausa atau determinan dari suatu fenomena. Penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah

rancangan penelitian yang mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran

variabel-variabel dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Budiman

Chandra, 2005)

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena

yang secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian (Mazhindu

and Scott, 2005). Populasi adalah target dimana peneliti menghasilkan hasil

penelitian (Shi, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh

balita di Kecamatan Taman Puskesmas Demangan tahun 2015. Jumlah

populasi penelitian yang diambil adalah 2.541 balita.

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

31

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian kecil populasi yang digunakan dalam uji

untuk memperoleh informasi statistik mengenai keseluruhan populasi

(Budiman Candra, 2013). Sampel dari penelitian ini adalah balita di

Kecamatan Taman Puskesmas Demangan. Besaran sampel penelitian di

dapat dari rumus slovin (Nursalam, 2013) sebagai berikut:

n= 𝑁

1+𝑁(𝑑)²

n= 2.541

1+2.541(0,05)²

n= 2.541

1+2.541 (0,0025)

n= 2.541

1+6,3525

n= 2.541

7,3525

n= 345 balita

Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 345 balita yaitu balita di

Kecamatan Taman wilayah kerja Puskesmas Demangan Madiun.

Dimensi:

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

d : Tingkat Signifikansi (0,05)

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

32

4.3 Teknik Pengambilan Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2008). Teknik pengambilan

sampel pada penlitian ini adalah probability sampling dikenal juga dengan

random sampling, dengan metode ini semua anggota populasi mempunyai

peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Kothari, 2009). Random

sampling berarti setiap elemen di dalam populasi memiliki peluang yang sama

untuk dipilih. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti. Kriteria eksklusi

merupakan kriteria dari subjek peneliatian yang tidak boleh ada, dan jika

subjek mempunyai kriteria eksklusi maka subjek harus dikeluarkan dari

penelitian (V Wiratna, 2014)

1. Kriteria inklusi

a. Seluruh balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas

Demangan Kota Madiun.

b. Jika orangtua tidak ada digantikan keluarga terdekat

(pengasuh)

2. Kriteria eksklusi

a. Subjek menolak untuk dijadikan responden.

b. Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan,

seperti subjek yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap

sehingga sulit ditindak lanjuti.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu dengan

menggunakan metode simple random sampling. Menurut WHO (2001),

simple random sampling adalah metode yang paling umum dan paling

sederhana. Subjek memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai subjek

dalam penelitian. Subjek dipilih menggunakan tabel bilangan random atau

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

33

dengan cara seperti undian (dengan kertas kecil diisi nama atau nomor

kemudian dilipat kemudian diambil secara acak).

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja atau operasional adalah kegiatan penelitian yang akan

dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti untuk mencapai tujuan

penelitian (Setiadi, 2007). Adapun kerangka kerja dari penelitian ini adalah

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Sampling

Simple random sampling

Populasi

Balita di Kecamatan Taman wilayah kerja Puskesmas Demangan dengan

jumlah 2.541 balita.

Sampel

Sampel pada penelitian ini balita di Kecamatan Taman Puskesmas

Demangan Madiun sejumlah 345 balita

Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan

cross sectional study

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan yaitu data kuesioner, lembar observasi

Pengolahan Data

Uji chi square dengan SPSS for windows vers 16

Penyajianhasil dan pelaporan berupa tabel distribusi frekuensi

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

34

4.5 Variabel Penelitian dan Defimisi Operasional

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam,2013).

Variabel dalam penelitian ini mencakup dua variabel yaitu variabel

dependen dan variabel independen.

1. Variabel Independen

Independent variable yang disebut sebagai variabel independen atau

varriable bebas. Variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel independen

dalam penelitian ini adalah kondisi lingkungan rumah (ventilasi,

kepadatan hunian, pembuangan sampah, pencahayaan) dan perilaku

keluarga (pengetahuan, sikap, tindakan).

2. Variabel Dependen

Selain variabel independen, ada juga variabel lainya yaitu variabel

dependen. Variabel yang dikenal sebagai akibat (effect) adalah

variabel dependen, atau variabel yang berubah akibat dari perubahan

variabel yang lain (Thomas et al, 2010). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja

puskesmas demangan.

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional digunakan untuk membatasi ruang lingkup

atau pengertian antar variabel yang diteliti, dan juga bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel

yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (Notoatmodjo,

2012).

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

35

Tabel 4.2 Definisi Operasional Hubungan kondisi lingkungan rumah dan

perilaku keluarga dengan kejadian pneumonia pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Demangan kota Madiun.

Variabel Definisi

Operasional Parameter Alat Ukur Skala Kategori

Kejadian

peneumonia

pada balita

Keadaan anak

usia 1-5 tahun

yang

mengalami

nyeri atau sakit

didaerah dada

sewaktu batuk

sehing dan

bernafas di

Kecamatan

Taman

Wilayah Kerja

Puskesmas

Demangan

Balita ≤ 5 tahun Kuesioner

Nominal Ya = 1

Tidak = 0

Ventilasi Lubang udara

dalam rumah

di Kecamatan

Taman

wilayah kerja

Puskesmas

Demangan

Kepmenkes No.829

1999.

Luas penghawaan

atau ventilasi

a1amiah yang

permanen minimal

10% dari luas lantai

ruangan.

Lembar

Observasi

Nominal 1 =

Memenuhi

syarat : ≥

10% luas

lantai

0 = Tidak

Memenuhi

syarat : <

10% luas

lantai

Pencahayaan Cahaya yang

cukup untuk

penerangan

ruang di dalam

rumah

merupakan

kebutuhan

kesehatan

manusia.

Kepmenkes No.829

1999.

Pencahayaan minimal

intensitasnya 60 lux

dan tidak

menyilaukan.

Lembar

Observasi

Lux Meter

Nominal 1 =

Memenuhi

syarat : ≥ 60

lux

0 = Tidak

Memenuhi

syarat : < 60

lux

Kepadatan

hunian

Banyaknya

penghuni

kamar

dibanding luas

lantai kamar.

Kepmenkes No.829

1999.

Luas ruang tidur

minimal 8m² dan

Lembar

Observasi

Nominal 1 =

Memenuhi

syarat : ≥ 8m²

untuk 2 orang

0= Tidak

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

36

tidak dianjurkan

digunakan lebih dari

dua orang tidur dalam

satu ruang tidur

memenuhi

syarat : < 8m²

untuk 2 orang

Pembuangan

Sampah

Pembuangan

sampah adalah

kegiatan

menyingkirkan

sampah

dengan metode

tertentu

dengan tujuan

agar sampah

tidak lagi

mengganggu

kesehatan

lingkungan

atau kesehatan

masyarakat.

Ketersediaan dan

Pemanfaatan tempat

sampah

Lembar

Observasi

Nominal 1 = Tersedia

dan

terpelihara

dengan baik

0 = Tidak

tersedia dan

tidak

terpelihara

dengan baik

Pengetahuan Kemampuan

keluarga balita

dalam

menjawab

pertanyaan

dari kuesioner

peneliti

Kecamatan

Taman

wilayah kerja

Puskesmas

Demangan

intensitas perhatian

dan persepsi terhadap

objek

Kuesioner Nominal Pengetahuan

baik jika skor

> mean

Pengetahuan

buruk jika

skor ≤ mean

Sikap Tanggapan

atau pendapat

keluarga balita

tentang

pneumonia

pada balita

Kecamatan

Taman

wilayah kerja

Puskesmas

Demangan

pikiran, perasaan,

perhatian,

Kuesioner Nominal Sikap baik

jika skor >

mean

Sikap buruk

jika skor ≤

mean

Tindakan Tindakan atau

cara yang

dilakukan

fasilitas atau sarana

dan prasarana.

Kuesioner Nominal Tindakan

baik jika skor

> mean

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

37

keluaga balita

untuk

menanggulangi

penyakit

pneumonia

pada balita

Kecamatan

Taman

wilayah kerja

Puskesmas

Demangan

Tindakan

buruk jika

skor ≤ mean

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah

diolah (Saryono dan Mekar, 2013). Instrumen pada penelitian ini adalah

lembar observasi berupa kuesioner, lux meter, meteran.

Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan

diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008).

Data penelitian adalah hal yang sangat penting dan berarti untuk

dianalisis sehingga menghasilkan temuan-temuan. Data tersebut didapatkan

melalui berbagai metode dan alat pengumpulan data. Peneliti perlu memahami

dengan baik tentang alat ukur yang digunakannya serta bagaimana

menggunakannya. Salah satu yang umum digununakan dalam sebuah alat

ukur adalah skala pengukuran. Peneliti sebaiknya mampu membuat instrumen

penelitian yang betul-betul mampu mengukur apa yang seharusnya dapat

diukur, serta menghasilkan hasil pengukuran yang konsisten (I Ketut, 2014).

Penentuan titik pengukuran :

Penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan

lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai.

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

38

Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai

berikut (SNI 16-7062-2004) :

1) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis

horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap

1 (satu) meter.

2) Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter

persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar

ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.

3) Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong

horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6

meter.

Tata cara :

1. Hidupkan luxmeter dengan membuka penutup sensor.

2. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah

ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas penerangan

setempat

3. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah

menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang

stabil.

4. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk

intensitas penerangan setempat

5. Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran

intensitas penerangan.

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

39

4.7 Waktu dan Tempat Penelitian

4.7.1 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Taman wilayah kerja

Puskesmas Demangan Madiun.

Tabel 4.3 Waktu Penelitian

4.7.2 Tempat

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Taman wilayah kerja Puskesmas

Demangan Madiun yang berlokasi di Jl. Soekarno - Hatta No.47, Nambangan

Kidul, Madiun, Kota Madiun, Jawa. Timur. Penelitian ini akan dilaksanakan

di wilayah kerja puskesmas Demangan Madiun.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur atau pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan pada

saat pengumpulan data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data

merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data dasar dan

berbagai macam bentuk data-data khusus yang ingin diteliti dan beberapa

keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan yaitu penelitian dilapangan. Penelitian lapangan merupakan

penelitain yang dimaksudkan untuk memperoleh data primer yaitu data yang

diperoleh melalui :

Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli

Identifikasi masalah,

tujuan penelitian

Pengumpulan data,

pengolahan data

Analisis dan kesimpulan

Penulisan laporan akhir

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

40

1. Pengumpulan data primer

Kuesioner berarti sebuah form yang berisikan pertanyan-pertanyaan

yang telah di tentukan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan

informasi (data) dari dan tentang orang-orang sebagai bagian dari

sebuah survei. Kuesioner dapat menjelaskan sebuah populasi,

melakukan investigasi cause dan effect serta untuk memantau

perubahan dari waktu ke waktu. Selain itu kuesioner juga sering

digunakan untuk menjelaskan perilaku populasi, sikap, pemahaman

terhadap isu-isu yang ada. Seseorang yang diwawancarai dalam

sebuah survei dikenal dengan responden, partisipan atau subyek.

Sebagai sebuah metode pengumpulan data kuesioner dapat dilakukan

melalui face to face interview (Mazhindu dan Scott, 2005).

2. Pengumpulan data sekunder.

Data sekunder penelitian merupakan hasil pencatatan dan pelaporan di

Puskesmas Demangan Madiun.

a) Penderita pneumonia pada balita di Kecamatan Taman wilayah

kerja Puskesmas Demangan Madiun.

b) Data rumah sehat di Kecamatan Taman wilayah kerja Puskesmas

Demangan Madiun

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu diproses dan

dianalisa secara sistematis supaya bisa terdeteksi. Data tersebut di tabulasi

dan dikelompokan sesuai dengan variabel yang diteliti.

Langkah-langkah analisa :

1. Cleaning

Cleaning adalah apabila semua data dari setiap sumber data atau

responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan

atau koreksi (Notoatmodjo, 2010).

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

41

2. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing adalah

kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner (Notoatmodjo, 2012)

3. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap item-item yang tidak diberi skor (Arikunto, 2010)

4. Scoring

Scoring adalah memberi skor terhadap item-item yang perlu diberi

skor.

5. Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang

telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel (Notoatmodjo,

2010)

6. Analisis Statistik SPSS

Penelitian hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga

dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja puskesmas

demangan kota madiun dianalisis menggunakan statistik SPSS dengan

uji Chi Square

4.9 Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden

mentabulasikan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data tiap variabel yang diteliti dan melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah (Sugiyono, 2013). Analisis data kuantitatif dilakukan

dengan metode tertentu yaitu:

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

42

1) Analisis Univariat

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap

variabel (Notoatmodjo, 2012) Pada penelitian ini analisis univariat

dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi terhadap

keluarga dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Demangan berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan

terakhir, pekerjaan responden, status ekonomi.

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua

variabel, baik berupa asosiatif maupun korelatif (Saryono dan

Mekar,2013). Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk

mengetahui hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga

dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Demangan Kota Madiun. Pengolahan analisis bivariat dilakukan dengan

menggunakan bantuan komputerisasi. Uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji chi square. Uji chi square digunakan untuk

mengetahui hubungan variabel yang mempunyai data kategorik.Data atau

variabel kategorik pada umumnya berisi variabel yang bersekala nominal

atau ordinal (Notoadmojo,2012). Pendapat yang lain menurut (Sopiyudin,

2009) mengatakan bahwa semua hipotesis untuk kategorik yang berskala

nominal dan ordinal tidak berpasangan menggunakan analisa data uji chi

square, apabila menemukan uji chi square. Analisis bivariate dilakukan

terhadap dua variabel untuk mengetahui hubungan daari kedua kategori

variabel (Saryono, 2011).

Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat signifikan adalah :

1) Apabila p > 0,05 maka H0 di terima, sehingga antara

kedua variabel tidak ada hubungan yang bermakna jadi H1

di tolak

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

43

2) Apabila p ≤ 0,05 maka H0 ditolak, sehingga antara kedua

variabel ada hubungan yang bermakna jadi H1 diterima.

Syarat pembacaan hasil output chi square dalam SPSS, sebagai

berikut :

1) RP < 1, artinya ada hubungan namun variabel tersebut

tidak menjadi faktor resiko

2) RP = 1, artinya prospektif, sehingga tidak menjadi faktor

resiko

3) RP > 1, artinya ada hubungan dan variabel tersebut

menjadi faktor resiko.

4.10 Etika Penelitian

4.10.1 Lembar Persetujuan

Responden membaca dan menyetujui maksud dan tujuan dari

penelitian yang dijelaskan oleh peneliti dan yang sudah tertulis di

dalam lembaran formulir. Kemudian mengisi formulir dan

memberikan tanda tangan sebagai persetujuan untuk menjadi

responden penelitian. Namun dalam penelitian ini jika ada responden

yang tidak bersedia memberikan tanda tangan akan tetap bersedia

menjadi responden, sehingga peneliti menghormati penuh kemauan

responden.

4.10.2 Tanpa Nama

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak

mencantumkan nama lengkap subyek pada lembar pengumpulan data.

Peneliti memberikan informasi kepada reponden untuk

mencantumkan ini sial nama saja. Namun jika ada responden yang

bersedia mencantumkan nama lengkap, maka peneliti akan menjaga

privasi dari responden.

4.10.3 Kerahasiaan

Segala informasi yang didapat oleh peneliti baik dari responden

langsung maupun dari hasil pengamatan dijamin kerahasiaannya oleh

penelitian.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

44

BAB 5

HASIL PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum

UPTD Puskesmas Demangan Kota Madiun berlokasi di Wilayah

Kelurahan Demangan Kecamatan Taman yaitu Jl. Soekarno-Hatta No. 47

Kota Madiun. Lokasinya bertempat di Kelurahan Demangan, Kecamatan

Taman, Kota Madiun. Letak geografis Kota Madiun adalah di bagian barat

wilayah Provinsi Jawa Timur, merupakan dataran rendah, terletak antara 7-8

derajat Lintang Selatan dan 111-112 derajat Bujur Timur dengan ketinggian

lebih kurang 63 meter dari permukaan air laut. Rentang temperatur udara

antara 20 ͦC hingga 35 ͦC. Rata-rata curah hujan tinggi terjadi pada bulan-

bulan awal tahun dan akhir tahun, sedangkan rata-rata curah hujan rendah

terjadi pada pertengahan tahun.

Secara administrasi wilayah kerja UPTD Puskesmas Demangan dibagi

menjadi 5 (lima) kelurahan, yaitu Kelurahan Demangan, Kelurahan Josenan,

Kelurahan Kuncen, Kelurahan Taman dan Kelurahan Pandean.

Gambar 5.1 Kelurahan Demangan

Data sekunder : Puskesmas Demangan Madiun

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

45

Gambar 5.2 Kelurahan Josenan

Data sekunder : Puskesmas Demangan Madiun

Gambar 5.3 Kelurahan Kuncen

Data sekunder : Puskesmas Demangan Madiun

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

46

Gambar 5.4 Kelurahan Taman

Data sekunder : Puskesmas Demangan Madiun

Gambar 5.5 Kelurahan Pandean

Data sekunder : Puskesmas Demangan Madiun

Luas wilayah UPTD Puskesmas Demangan 5,76 Km2 dengan batas –

batas :

• Sebelah Utara : Kelurahan Kejuron

• Sebelah Timur : Kelurahan Demangan

• Sebelah Selatan : Desa Kertobanyon

• Sebelah Barat : Kelurahan Nambangan kidul

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

47

Dengan keseluruhan wilayahnya merupakan dataran rendah dan dapat

dijangkau kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4. Dalam melaksanakan

tugasnya Puskesmas Demangan dibantu 3 (tiga) puskesmas pembantu, yaitu

Pustu Demangan, Pustu Josenan, Pustu Kuncen dan Pustu Taman.

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk Badan Statistik Kota Madiun, jumlah

penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Demangan tahun 2017

sebanyak 35.550 jiwa terdiri dari 17.168 laki-laki dan 18.382 perempuan.

Untuk mendukung program pemerintah dalam melaksanakan pembangunan

disegala bidang khusunya bidang kesehatan dan agar pelaksanaan kegiatan

lebih terarah, cepat dan tepat mencapai sasaran secara efektif dan efisien,

maka perlu dirumuskan cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai dalam kurun

waktu tertentu (umumnya dalam kurun waktu 5 tahun kedepan sesuai

dengan pendapatan pemerintahan daerah serta upaya yang akan

dilaksanakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tersebut dalam bentuk

Visi dan Misi.

Adapun Visi dan Misi UPTD Puskesmas Demangan adalah sebagai

berikut :

1. Visi Puskesmas adalah unggul dan terpercaya

2. Misi Puskesmas adalah :

a. Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas, cepat, tepat,

nyaman dan ramah

b. Tanggap dan sigap terhadap keluhan masyarakat di bidang

Kesehatan dan Keluarga Berencana

c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk kemandirian hidup

sehat dan Sejahtera

d. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai oleh UPTD Puskesmas Demangan

adalah sebagai berikut :

a. Dalam mewujudkan misi kesatu yaitu “Memberikan pelayanan

kesehatan berkualitas, cepat, tepat, nyaman dan ramah”, maka

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

48

tujuan yang ingin dicapai adalah “Meningkatkan pelayanan

kesehatan berkualitas, cepat, tepat, nyaman dan ramah”.

b. Dalam mewujudkan misi kedua yaitu “Tanggap dan sigap

terhadap keluhan masyarakat di bidang Kesehatan”, maka tujuan

yang ingin dicapai adalah “Optimalisasi terhadap keluhan

masyarakat di bidang Kesehatan”

c. Dalam mewujudkan misi ketiga yaitu “Meningkatkan peran

serta masyarakat untuk kemandirian hidup sehat”, maka tujuan

yang ingin dicapai adalah “Mendorong terwujudnya peran serta

masyarakat untuk kemandirian hidup sehat”.

d. Dalam mewujudkan misi keempat yaitu “Meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia”, maka tujuan yang ingin dicapai adalah

“Terwujudnya kualitas Sumber Daya Manusia dalam

pembangunan berwawasan kesehatan”.

Adapun jumlah tenaga yang bertugas di UPTD Puskesmas Demangan

tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Jumlah Ketenagaan di UPTD Puskesmas Demangan

No Jenis

Ketenagaan

Yang ada

sekarang

Status

Kepegawaian

Keterangan

1 Kepala

Puskesmas

1 PNS

2 Kepala Tata

Usaha

1 PNS

3 Dokter umum 3 PNS

4 Dokter gigi 1 PNS

5 Sarjana

Kesehatan

Masyarakat

2 1 PNS

1 Kontrak BLUD

Surveilans,

perencanaan dan

adminkes

6 S1/DIV/DIII

Keperawatan

7 5 PNS

2 Kontrak BLUD

7 S1/DIV/DIII

Kebidanan

6 5 PNS

1 Kontrak BLUD

8 Perawat gigi 3 2 PNS

1 Kontrak BLUD

9 Asisten Apoteker 5 3 PNS

2 Kontrak BLUD

10 Analis Kesehatan 2 PNS 1 rangkap

Bendahara

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

49

Pengeluaran

11

Promosi

Kesehatan

(Penyuluh

Kesehatan)

4 1 PNS

3 Kontrak APBD

II

1 Rangkap

Bendahara UKM

(PNS)

12 Kesehatan

Lingkungan

(Sanitarian)

1 PNS Rangkap pengurus

barang

13 Gizi (Nutrisionis) 2 PNS

14

Urusan umum

(Bendahara

penerimaan,

loket)

4 PNS

15 Sopir (Ambulans

dan Pusling)

2 Kontrak Pemkot Rangkap loket

16 Penjaga Malam

dan Petugas

Kebersihan

5 1 PNS

4 Kontrak

BLUD

Sarana kesehatan yang ada diwilayah kerja UPTD Puskesmas

Demangan

Tabel 5.2 Jumlah Sarana dan Prasarana di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Demangan

NO JENIS SARANA

KESEHATAN JUMLAH

1 Puskesmas pembantu 3

2 Puskesmas keliling 1

3 Dokter praktek swasta 10

4 Bidan praktek swasta 7

5 Perawat praktek swasta 5

6 Apotek 15

TOTAL 41

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

50

Pembiayaan program dan kegiatan kesehatan di UPTD Puskesmas

Demangan diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya pendapatan dari jasa

pelayanan, dana APBD Kota Madiun dan dana APBN dalam Biaya

Operasional Kesehatan. Sarana kesehatan bersumberdaya masyarakat di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Demangan tahun 2016 adalah sebagai

berikut :

Tabel 5.3 Jumlah Sarana kesehatan bersumberdaya masyarakat di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Demangan

NO JENIS UKBM JUMLAH

1 Posyandu Balita 66

2 Posyandu lansia 31

3 Poskeskel 5

4 Desa siaga 5

TOTAL 107

Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Demangan Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 5.4 Jumlah Sarana Pendidikan di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Demangan

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH

1 TK/PAUD 28

2 SD/MI 18

3 SLTP/MTs 5

4 SLTA/MA 6

TOTAL 57

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

51

5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Kejadian Pneumonia

Kejadian Pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kejadian pneumonia di

wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun

No Kejadian Pneumonia f %

1 Tidak 165 47,8

2 Ya 180 52,2

Total 345 100

Sumber Data Primer

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa responden di wilayah

kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun denagn kejadian pneumonia

sebanyak 180 balita (52,2%), sedangkan yang tidak terjadi pneumonia

sebanyak 165 (47,8%).

5.2.2 Karakteristik Umur Responden

Karakteristik umur responden di wilayah kerja Puskesmas Demangan

Kota Madiun Tahun 2017

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di wilayah kerja

Puskesmas Demangan Kota Madiun Tahun 2017

No Umur (tahun) f %

1 21-25 59 17,1

2 26-30 135 39,1

3 31-35 92 26,7

4 36-40 27 7,8

5 41-45 6 1,7

6 46-50 8 2,3

7 51-55 7 2,0

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

52

8 56-60 8 2,3

9 61-65 3 0,9

Total 345 100

Sumber : Data Primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa responden di wilayah

kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun yang memiliki usia antara 26-

35 tahun sebanyak 147 (42,6 %) sedangkan usia yang paling rendah yaitu

usia 56-65 tahun sejumlah 8 orang (2,3 %).

5.2.3 Karakteristik Pekerjaan Responden

Karakteristik pekerjaan responden di wilayah Kerja Puskesmas

Demangan Kota Madiun Tahun 2017

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di

wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun Tahun 2017

No Jenis Pekerjaan f %

1 Ibu Rumah Tangga 301 87,2

2 PNS 2 0,6

3 Petani 3 0,9

4 Pedagang 27 7,8

5 Swasta 12 3,5

Total 345 100

Sumber : Data Primer Tahun 2017

Dari tabel 5.7 di atas dapat di ketahui bahwa sebagian besar responden

di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun berstatus pekerjaan

sebagai Ibu rumah tangga dengan jumlah 301 orang (87,2%) dan

responden yang paling sedikit adalah PNS 2 orang (0,6%).

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

53

5.2.4 Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden

Karakteristik tingkat pendidikan responden di wilayahy kerja

Puskesmas Demangan Kota Madiun Tahun 2017.

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di

wilayah kerja Puskesmas Demnagan Kota Madiun Tahun 2017.

No Tamat Pemdidikan f %

1 Tamat SMP 3 0,9

2 Tamat SMU 323 93,6

3 Akademi/Perguruan Tinggi 19 5,5

Total 345 100

Sumber : Data Primer Tahun 2017.

Dari tabel 5.8 di atas , dapat diketahui bahwa responden di wilayah

kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun yang tamat SMP sebanyak 3

orang (0,9), yang tamat SMU sebanyak 323 orang (93,6%), dan yang

tamat Perguruan tinggi/Akademi sebnyak 19 (5,5%).

5.3 Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan pada setiap variabel penelitian. Analisis

ini akan menghasilkan distribusi frekuensi dari tiap variabel yang diteliti

5.3.1 Perilaku Keluarga

5.3.1.1 Pengetahuan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh

distribusi frekuensi pengetahuan keluarga tentang pneumonia pada

balita.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi pengetahuan keluarga dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun

No Pengetahuan f %

1 Buruk 303 87,8

2 Baik 42 12,2

Total 345 100

Sumber : Data Primer Tahun 2017

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

54

Dari tabel 5.9 diatas, dapat kita ketahui bahwa pengetahuan

responden tentang pneumonia masih buruk. Hal tersebut dapat

dibuktikan oleh hasil yang menyatakan jika 303 orang (87,8%) dari

total 345 orang memiliki pengetahuan yang buruk.

5.3.1.2 Sikap

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh

distribusi frekuensi sikap keluarga tentang pneumonia pada balita.

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi sikap keluarga dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun

No Sikap f %

1 Buruk 229 66,4

2 Baik 116 33,6

Total 345 100

Sumber : Data Primer Tahun 2017

Dari tabel 5.10 diatas, dapat kita ketahui bahwa sikap responden

tentang pneumonia masih buruk. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh

hasil yang menyatakan jika 229 orang (66,4%) dari total 345 orang

memiliki sikap yang buruk.

5.3.1.3 Tindakan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh

distribusi frekuensi tindakan keluarga tentang pneumonia pada balita.

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi tindakan keluarga dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun

No Tindakan f %

1 Buruk 200 58

2 Baik 145 42

Total 345 100

Sumber Data Primer 2017

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

55

Dari tabel 5.11 diatas, dapat kita ketahui bahwa tindakan responden

tentang pneumonia masih buruk. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh

hasil yang menyatakan jika 200 orang (58%) dari total 345 orang

memiliki tindakan yang buruk.

5.3.2 Lingkungan Rumah

5.3.2.1 Ventilasi

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh

distribusi frekuensi ventilasi sebagai berikut

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi ventilasi dengan kejadian pneumonia

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun

No Ventilasi f %

1 Tidak memenuhi syarat

<10% luas lantai

276 80

2 Memenuhi syarat ≥ 10% luas

lantai

69 20

Total 345 100

Sumber Data Primer 2017

Dari tabel 5.12 diatas, dapat kita ketahui bahwa ventilasi masih

tidak memenuhi syarat. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh hasil

observasi sebesar 276 ventilasi (80%) dari total 345 ventilasi tidak

memenuhi syarat <10% luas lantai

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

56

5.3.2.2 Kepadatan Hunian

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh

distribusi frekuensi kepadatan hunian sebagai berikut

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi kepadatan hunian dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun

No Kepadatan Hunian f %

1 Tidak memenuhi syarat

<8m2 untuk 2 orang

191 55,4

2 Memenuhi syarat ≥ 8m2

untuk 2 orang

154 44,6

Total 345 100

Sumber Data Primer 2017

Dari tabel 5.13 diatas, dapat kita ketahui bahwa kepadatan hunian

masih tidak memenuhi syarat. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh hasil

observasi sebesar 191 (55,4%) dari total 345 kepadatan hunian tidak

memenuhi syarat <8m2 untuk 2 orang.

5.3.2.3 Pembuangan sampah

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh

distribusi frekuensi pembuangan sampah sebagai berikut

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi pembuangan sampah dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun

No Pembuangan Sampah f %

1 Tidak tersedia dan tidak

terpelihara dengan baik

251 72,8

2 Tersedia dan terpelihara

dengan baik

94 27,2

Total 345 100

Sumber Data Primer 2017

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

57

Dari tabel 5.14 diatas, dapat kita ketahui bahwa pembuangan

sampah masih tidak baik. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh hasil

observasi sebesar 251 (72,8%) dari total 345 pembuangan sampah tidak

tersedia dan tidak terpelihara dengan baik.

5.3.2.4 Pencahayaan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh

distribusi frekuensi pencahayaan sebagai berikut

Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi pencahayaan dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota

Madiun

No Pencahayaan f %

1 Tidak memenuhi syarat <60

lux

226 65,6

2 Memenuhi syarat ≥60 lux 119 34,5

Total 345 100

Sumber Data Primer 2017

Dari tabel 5.15 diatas, dapat kita ketahui bahwa pencahayaan masih

tidak memenuhi syarat. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh hasil

observasi sebesar 226 (65.6%) dari total 345 pencahayaan tidak

memenuhi syarat <60 lux

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

58

5.4 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui Hubungan Kondisi

Lingkungan Rumah dan Perilaku Keluarga Dengan Kejadian Pneumonia

Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

Tabel 5.16 Tabulasi Silang antara pengetahuan dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

No Pengetahuan Kejadian Pneumonia Total % P

value

RP

(95% CI) Tidak % Ya %

1 Buruk 137 39,7 166 48,1 303 87,8 0,015 1,644

(1,059 -2,551) 2 Baik 28 8,1 14 4,1 42 12,2

Total 345 100,0

Berdasarkan tabel 5.16 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang mengalami pneumonia pada balita memiliki pengetahuan yang buruk

yaitu sebesar 166 (48,1%), sedangkan pengetahuan yang baik yang

mengalami pneumonia sebesar 14 (4,1%). Berdasarkan hasil uji chi square

dengan tingkat signifikan 5% didapatkan p value sebesar 0,015, karena

p=0,015 < 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga bermakna bahwa ada hubungan

antara pengetahuan dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja Puskesmas

Demangan Kota Madiun dengan RP 1,644 (95% CI : 1,059 – 2,551). Karena

RP=1,644, maka pengetahuan merupakan faktor resiko kejadian pneumonia

dan pengetahuan buruk beresiko 1,644 kali terkena pneumonia pada balita

dibandingkan dengan pengetahuan baik.

Tabel 5.17 Tabulasi Silang antara sikap dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

No Sikap Kejadian Pneumonia Total % P

value

RP

(95% CI) Tidak % Ya %

1 Buruk 65 18,8 164 47,5 229 66,4 0,000 5,192

(3,271-8,243) 2 Baik 100 29,0 16 4,6 116 33,6

Total 345 100

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

59

Berdasarkan tabel 5.17 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang mengalami pneumonia pada balita memiliki sikap yang buruk yaitu

sebesar 164 (47,5%), sedangkan sikap yang baik yang mengalami pneumonia

sebesar 16 (4,6%). Berdasarkan hasil uji chi square dengan tingkat signifikan

5% didapatkan p value sebesar 0,000, karena p=0,000 < 0,05 maka H0

ditolak. Sehingga bermakna bahwa ada hubungan antara sikap dengan

kejadian pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun

dengan RP 5,192 (95% CI : 3,271 – 8,243). Karena RP=5,192, maka sikap

merupakan faktor resiko kejadian pneumonia dan sikap buruk beresiko 5,192

kali terkena pneumonia pada balita dibandingkan dengan sikap baik.

Tabel 5.18 Tabulasi Silang antara tindakan dengan kejadian pneumonia

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

No Tindakan Kejadian Pneumonia Total % P

value

RP

(95% CI) Tidak % Ya %

1 Buruk 73 21,2 127 36,8 200 58 0,000 1,737

(1,368-2,206) 2 Baik 92 26,7 53 15,4 145 42

Total 345 100

Berdasarkan tabel 5.18 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang mengalami pneumonia pada balita memiliki tindakan yang buruk yaitu

sebesar 127 (36,8%), sedangkan tindakan yang baik yang mengalami

pneumonia sebesar 53 (15,4%). Berdasarkan hasil uji chi square dengan

tingkat signifikan 5% didapatkan p value sebesar 0,000, karena p=0,000 <

0,05 maka H0 ditolak. Sehingga bermakna bahwa ada hubungan antara

tindakan dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Demangan

Kota Madiun dengan RP 1,737 (95% CI : 1,368 - 2,206). Karena RP=1,737,

maka tindakan merupakan faktor resiko kejadian pneumonia dan tindakan

buruk beresiko 1,737 kali terkena pneumonia pada balita dibandingkan

dengan tindakan baik

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

60

Tabel 5.19 Tabulasi Silang antara ventilasi dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

No Ventialsi Kejadian Pneumonia Total % P

value

RP

(95% CI) Tidak % Ya %

1 Tidak

memenuhi

syarat < 10%

luas lantai

102 29,6 174 50,4 276 80 0,000 7,250

(3,357-15,657)

2 Memenuhi

syarat ≥ 10%

luas lantai

63 18,3 6 1,7 69 20

Total 345 100

Berdasarkan tabel 5.19 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang mengalami pneumonia pada balita memiliki ventilasi yang tidak

memenuhi syarat < 10% luas lantai sebesar 174 (50,4%), sedangkan ventilasi

yang memenuhi syarat ≥ 10% luas lantai yang mengalami pneumonia sebesar

6 (1,7%). Berdasarkan hasil uji chi square dengan tingkat signifikan 5%

didapatkan p value sebesar 0,000, karena p=0,000 < 0,05 maka H0 ditolak.

Sehingga bermakna bahwa ada hubungan antara ventilasi dengan kejadian

pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun dengan RP

7,250 (95% CI : 3,357-15,657). Karena RP=7,250, maka ventilasi merupakan

faktor resiko kejadian pneumonia dan ventilasi tidak memenuhi syarat < 10%

luas lantai beresiko 7,250 kali terkena pneumonia pada balita dibandingkan

dengan ventilasi memenuhi syarat ≥ 10% luas lantai.

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

61

Tabel 5.20 Tabulasi Silang antara kepadatan hunian dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

No Kepadatan

Hunian

Kejadian Pneumonia Total % P

value

RP

(95% CI) Tidak % Ya %

1 Tidak

memenuhi

syarat <8m2

untuk 2

orang

21 6,1 170 49,3 191 55,4 0,000 13,707

(7,512-25,010)

2 Memenuhi

syarat ≥ 8m2

untuk 2

orang

144 41,7 10 2,9 154 44,6

Total 345 100

Berdasarkan tabel 5.20 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang mengalami pneumonia pada balita memiliki kepadatan hunian yang

tidak memenuhi syarat <8m2 untuk 2 orang sebesar 170 (49,3%), sedangkan

kepadatan hunian yang memenuhi syarat ≥ 8m2 untuk 2 orang yang

mengalami pneumonia sebesar 10 (2,9%). Berdasarkan hasil uji chi square

dengan tingkat signifikan 5% didapatkan p value sebesar 0,000, karena

p=0,000 < 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga bermakna bahwa ada hubungan

antara kepadatan hunian dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja

Puskesmas Demangan Kota Madiun dengan RP 13,707 (95% CI : 7,512 -

25,010). Karena RP=13,707, maka kepadatan hunian merupakan faktor resiko

kejadian pneumonia dan kepadatan hunian tidak memenuhi syarat < 8m2

untuk 2 orang beresiko 13,707 kali terkena pneumonia pada balita

dibandingkan dengan kepadatan hunian memenuhi syarat ≥ 8m2 untuk 2

orang.

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

62

Tabel 5.21 Tabulasi Silang antara pembuangan sampah dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

No Pembuangan

Sampah

Kejadian Pneumonia Total % P

value

RP

(95% CI) Tidak % Ya %

1 Tidak

tersedia dan

tidak

terpelihara

dengan baik

109 31,6 142 41,2 251 72,8 0,011 1,399

(1,070-1,830)

2 Tersedia dan

terpelihara

dengan baik

56 16,2 38 11,0 94 27,2

Total 345 100,0

Berdasarkan tabel 5.21 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang mengalami pneumonia pada balita memiliki pembuangan sampah yang

tidak tersedia dan tidak terpelihara dengan baik sebesar 142 (41,2%),

sedangkan pembuangan sampah tersedia dan terpelihara dengan baik yang

mengalami pneumonia sebesar 38 (11,0%). Berdasarkan hasil uji chi square

dengan tingkat signifikan 5% didapatkan p value sebesar 0,011, karena

p=0,011 < 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga bermakna bahwa ada hubungan

antara pembuangan sampah dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja

Puskesmas Demangan Kota Madiun dengan RP 1,399 (95% CI : 1,070-

1,830). Karena RP=1,399, maka pembuangan sampah merupakan faktor

resiko kejadian pneumonia dan pembuangan sampah tidak tersedia dan tidak

terpelihara dengan baik beresiko 1,399 kali terkena pneumonia pada balita

dibandingkan dengan pembuangan sampah tersedia dan terpelihara dengan

baik.

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

63

Tabel 5.22 Tabulasi Silang antara pencahayaan dengan kejadian pneumonia

pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun

No Pencahayaan Kejadian Pneumonia Total % P

value

RP

(95% CI) Tidak % Ya %

1 Tidak

memenuhi

syarat < 60

lux

96 27,8 130 37,7 226 65,5 0,009 1,369

(1,078-1,739)

2 Memenuhi

syarat ≥ 60

lux

69 20,0 50 14,5 119 34,5

Total 345 100

Berdasarkan tabel 5.22 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang mengalami pneumonia pada balita memiliki pencahayaan tidak

memenuhi syarat < 60 lux sebesar 130 (37,7%), sedangkan pencahayaan

memenuhi syarat ≥ 60 lux yang mengalami pneumonia sebesar 50 (14,5%).

Berdasarkan hasil uji chi square dengan tingkat signifikan 5% didapatkan p

value sebesar 0,009, karena p=0,009 < 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga

bermakna bahwa ada hubungan antara pencahayaan dengan kejadian

pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun dengan RP

1,369 (95% CI : 1,078-1,739). Karena RP=1,369, maka pencahayaan

merupakan faktor resiko kejadian pneumonia dan pencahayaan tidak

memenuhi syarat < 60 lux beresiko 1,369 kali terkena pneumonia pada balita

dibandingkan dengan pencahayaan memenuhi syarat ≥ 60 lux.

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

64

5.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi

hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun,

setelah diolah maka penulis akan membahas mengenai hubungan kondisi

lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun.

5.5.1 Kejadian Pneumonia pada balita

Berdasarkan hasil penelitian kejadian pneumonia di wilayah kerja

Puskesmas Demangan Kota Madiun terdapat 180 balita yang menderita

pneumonia dan 165 balita yang tidak memiliki riwayat pneumonia. Teori

H.L Bloom menyimpulkan hahwa lingkungan mempunyai andil yang

paling besar terhadap kesehatan, kemudian disusul oleh perilaku

mempunyai amdil nomor dua, pelayanan kesehatan.

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Ni Nyoman Dayu dengan

judul hubungan antara pencemaran udara dalam ruangan dengan kejadian

pneumonia balita berdasarkan hasil penelitian terdapat tiga variabel yang

diteliti menunjukan adanya hubungan dengan kejadian pneumonia pada

balita. Variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan yaitu

paparan asap rokok dalam rumah, luas ventilasi dan kepadatan hunian.

Selain itu disimpulkan juga bahwa faktor yang mempunyai hubungan

bermakna dan beresiko paling besar terhadap kejadian pneumonia balita

adalah kepadatan hunian rumah.

Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh H.Sutangi dengan judul

hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian pneumonia balita

di desa telukagung wilayah kerja UPTD Puskesmas Plumbon Kecamatan

Indramayu Kabupaten Indramayu, berdasarkan hasil penelitian mengenai

hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian pneumonia dengan

jumlah 68 responden (ibu balita), dapat disimpulkan bahwa distribusi

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

65

pengetahuan ibu tentang pneumonia balita sebagian besar masuk dalam

kategori pengetahuan kurang. Selain itu, distribusi sikap ibu tentang

pernyataan pneumonia balita sebagian besar masuk dalam kategori tidak

mendukung terhadap pernyataan pneumonia balita. Terdapat hubungan

cukup kuat antara pengetahuan ibu dengan kejadian pneumonia balita,

serta terdapat hubungan cukup kuat antara sikap ibu dengan kejadian

pneumonia pada balita.

5.5.2 Pengetahuan keluarga dengan kejadian pneumonia pada balita

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yaitu 303 responden (87,8%) memiliki pengetahuan buruk, 42

responden (12,2%) memiliki pengetahuan baik.

Dalam penelitian ini pengetahuan keluarga dengan kejadian

pneumonia pada balita diketahui bahwa pengetahuan buruk dengan

kejadian pneumonia sebanyak 166 responden (48,1%) berdasarkan hasil

kuesioner keluarga balita yang berpengetahuan buruk tentang pneumonia

balita dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pendidikan.

Mayoritas keluarga balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan,

mengenyam pendidikan hanya sampai SMU. Sehingga mengalami

kesulitan untuk memahami terhadap informasi yang diperoleh. Analisis

hasil jawaban pertanyaan (kuesioner) mengenai pengetahuan tentang

penyakit pneumonia balita, didapatkan aspek pengetahuan yang buruk

mengenai pengertian penyakit pneumonia, penyebab dari pneumonia,

serta bagaimana cara pencegahan penyakit pneumonia.

Hasil penelitian ini tidak bertentangan dengan hasil penelitian Sherli

Shobur (2009), menunjukan hasil uji statistik didapat p value = 0,043,

dimana P <0,005. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan ibu dengan kejadian pneumonia pada balita.

Pengetahuan buruk tetapi tidak memiliki riwayat pneumonia sebanyak

137 responden (39,7%), sedangkan pengetahuan baik tidak memiliki

riwayat pneumonia sebanyak 28 responden (8,1%), pengetahuan baik

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

66

tetapi terjadi pneumonia sebanyak 14 responden (4,1%) hal ini

disebabkan dari faktor sosial ekonomi yang sebenarnya pengetahuannya

baik tetapi karena kondisi sosial ekonomi yang buruk tidak dapat

terpenuhi. Dengan demikian perlu diadakannya sosialisasi atau

penyuluhan kesehatan tentang peningkatan pengetahuan khususnya

penyakit pneumonia pada balita serta pemberdayaan masyarakat agar

dapat memperbaiki sosial ekonominya.

Dengan demikian di dapatkan Hasil uji statistik P value = 0,015 ≤ 0,05

dengan RP 1,644 (95% CI : 1,059 – 2,551) yang berarti bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan kejadian pneumonia pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun. Selain itu didapatkan

juga nilai ratio prevalence sebesar 1,644 yang berarti pengetahuan buruk

beresiko 1,644 kali lebih besar dalam menimbulkan kejadian pneumonia

pada balita dibandingkan dengan pengetahuan baik.

Hasil penelitian ini tidak bertentangan dengan penelitian H.Sutangi

(2014) pengetahuan ibu tentang pneumonia balita sebagian besar masuk

dalam kategori pengetahuan kurang. Dalam teori yang diungkapkan oleh

Notoatmodjo mengatakan pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.

Selain itu proses pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan formal

maupun informal dimana peningkatan pengetahuan tersebut mempunyai

hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, semakin tinggi pengetahuan

seseorang akan penyakit pneumonia maka angka kejadian pneumonia

yang terjadi akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya apabila

seseorang memiliki pengetahuan yang rendah tentang pneumonia, maka

angka kejadian pneumonia yang terjadi akan semakin tinggi.

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

67

5.5.3 Sikap keluarga dengan kejadian pneumonia pada balita

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yaitu 229 orang responden (63,5%) memiliki sikap buruk, 116

responden (33,6%) memiliki sikap baik.

Dalam penelitian ini sikap keluarga dengan kejadian pneumonia pada

balita diketahui bahwa sikap buruk dengan kejadian pneumonia sebanyak

164 responden (47,5%), hal ini dapat dilihat dari analisis jawaban

pernyataan (kuesioner) terhadap pneumonia balita, yang didapatkan

jawaban sikap yang tidak mendukung dalam upaya pencegahan terhadap

pneumonia, seperti keluarga ada yang merokok didalam rumah, tidak rutin

membawa balitanya ke posyandu untuk melakukan imunisasi. Hasil

penelitian ini tidak bertentangan dengan penelitian H.Sutangi (2014), hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan sikap ibu dengan kejadian

pneumonia balita. Ibu yang memiliki sikap mendukung terhadap

pneumonia balita, maka angka kejadian pneumonia balitanya rendah,

sedangkan responden yang memiliki sikap tidak mendukung terhadap

pneumonia balita, angka kejadian pneumonia balitanya akan tinggi

Sikap buruk tetapi tidak memiliki riwayat pneumonia sebanyak 65

(18,8%), sedangkan sikap baik dan tidak memiliki riwayat pneumonia

sebanyak 100 responden (29,0%) , sikap baik dengan kejadian pneumonia

sebanyak 16 responden (4,6%), dapat dipengaruhi dari lingkungan rumah.

Dengan demikian di dapatkan p = 0,000 ≤ 0,05 (Ho di tolak) dengan RP

5,192 (95% CI : 3,271 – 8,243) yang berarti bahwa ada hubungan antara

sikap dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja puskesmas

Demangan Kota Madiun. Selain itu didapatkan juga nilai ratio prevalence

sebesar 5,192 yang berarti sikap buruk beresiko 5,192 kali lebih besar

dalam menimbulkan kejadian pneumonia pada balita dibandingkan dengan

sikap baik. Menurut teori Notoatmodjo (2010), mendefinisikan pengertian

sikap dengan sangat sederhana bahwa sikap itu suatu sindrom atau

kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek. Sehingga sikap itu

melibatkan pikiran, perasaa, perhatian. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

68

sikap adalah suatu proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap

suatu objek atau situasi yang disertai adanya perasaan tertentu dan

memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau

berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, sikap adalah penilaian

seseorang terhadap objek, setelah mengetahui proses lanjutannya adalah

akan menilai atau bersikap terhadap objek kesehatan. Apabila seseorang

memiliki sikap yang positif maka ia akan mempunyai sikap yang

menunjukan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetuji serta

melaksanakan. Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap

suatu objek, maka ia akan memiliki sikap yang menunjukan atau

memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui.

5.5.4 Tindakan keluarga dengan kejadian pneumonia pada balita

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yaitu 200 responden (58%) memiliki tindakan buruk, 145

responden (42%) memiliki tindakan baik.

Dalam penelitian ini tindakan keluarga dengan kejadian pneumonia

pada balita diketahui bahwa tindakan buruk dengan kejadian pneumonia

sebanyak 127 responden (36,8%), hal ini dapat dilihat dari analisis

jawaban pernyataan (kuesioner) terhadap pneumonia balita, yang

didapatkan jawaban terhadap tindakan buruk seperti keluarga tidak

memberikan buah dan sayuran setiap hari, ketika balita sakit keluarga

tidak segera memeriksakan ke dokter atau petugas kesehatan. Hasil

penelitian ini tidak bertentangan dengan penelitian Sherli Shobur (2009)

menunjukan bahwa ada hubungan antara tindakan ibu dengan kejadian

pneumonia pada balita dengan hasil uji statistik P value 0,027, dimana P <

0,027.

Tindakan buruk tetapi tidak memiliki riwayat pneumonia sebanyak 73

(21,2%), sedangkan tindakan baik dan tidak memiliki riwayat pneumonia

sebanyak 92 responden (26,7%), tindakan baik dengan kejadian

pneumonia sebanyak 53 responden (15,4%), hal ini dikarenakan dari

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

69

lingkungan yang buruk. Dengan demikian di dapatkan p = 0,000 ≤ 0,05

(Ho di tolak) dengan RP 1,737 (95% CI : 1,368 - 2,206) yang berarti

bahwa ada hubungan antara tindakan dengan kejadian pneumonia pada

balita di wilayah kerja puskesmas Demangan Kota Madiun. Selain itu

didapatkan juga nilai ratio prevalence sebesar 1,737 yang berarti tindakan

buruk beresiko 1,737 kali lebih besar dalam menimbulkan kejadian

pneumonia pada balita dibandingkan dengan tindakan baik.

Teori Notoatmodjo, suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu

tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan, antara lain

adalah fasilitas. Disamping fasilitas juga diperlukan dukungan dari pihak

lain, misalnya dari suami atau istri

Berdasarkan hasil penelitiaan di lapangan, tingginya tindakan buruk di

wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun di karenakan dari

keluarga tidak membetulkan tindakan yang salah sehingga tindakan buruk

menjadi kebiasaan untuk diteruskan terus menerus dan berdampak pada

terjadinya pneumonia pada balita.

5.5.5 Hubungan antara ventilasi dengan kejadian pneumonia pada

Balita

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yaitu 276 responden (80,0%) memiliki ventilasi tidak

memenuhi syarat < 10% luas lantai, 69 responden (20,0%) memiliki

ventilasi memnuhi syarat > 10% luas lantai.

Dalam penelitian ini ventilasi dengan kejadian pneumonia pada balita

diketahui bahwa ventilasi tidak memenuhi syarat < 10% luas lantai dengan

kejadian pneumonia sebanyak 174 responden (50,4%) Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa luas ventilasi mempunyai

hubungan yang signifikan terhadap kejadian pneumonia pada balita. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sugihartono dan Nurjazuli (2012) Rumah sehat merupakan tempat tinggal

yang memenuhi syarat kesehatan, salah satunya adalah ventilasi rumah

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

70

yang baik. Sebab ventilasi berperan dalam menjaga keseimbangan kadar

oksigen dan sekaligus mengendalikan kadar CO2 dalam ruangan. Selain

itu ventilasi juga berperan menjaga kelembapan udara dalam ruangan

(Farida,2014). Menurut Dinas PU (2014), peran ventilasi ruangan antara

lain adalah menghilangkan gas yang tidak dikehendaki. Selain itu ventilasi

juga berperan menghilangkan gas yang ditimbulkan oleh proses

pembakaran, menghilangkan uap air dalam ruangan, menghilangkan panas

yang berlebihan, dan menciptakan suhu ruangan yang nyaman

Ventilasi tidak memenuhi syarat tetapi tidak memiliki riwayat

pneumonia sebanyak 102 (29,6%), sedangkan ventilasi memenuhi syarat

dan tidak memiliki riwayat pneumonia sebayak 63 (18,3%) , ventilasi

memenuhi syarat dengan kejadian pneumonia sebanyak 6 (1,7%), di

karenakan dari perilaku keluarga sendiri yang buruk, langkah yang dapat

dilakukan untuk mengatasi luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat

antara lain, menambah lubang angin dan lubang-lubang pada dinding

sebagai ventilasi alamiah yang dapat mengalirkan udara ke dalam ruangan

secara alamiah. Selain itu juga pembuatan jendela pada kamar yang tidak

hanya terbuat dari kaca sebagai sarana masuknya cahaya dari luar, tetapi

juga dapat dibuka sebagai sarana pertukaran udara serta intensitas

pembukaan jendela yang sering dilakukan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara ventilasi

dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja puskesmas

Demangan Kota Madiun. Pada uji Chi Square diperoleh nilai p value=

0,000 (p value ≤ 0,05). Nilai ratio prevalence sebesar 7,250 (95% CI :

3,357-15,657). Karena RP=7,250 yang berarti ventilasi tidak memenuhi

syarat beresiko 7,250 kali lebih besar dalam menimbulkan kejadian

pneumonia pada balita dibandingkan dengan ventilasi memenuhi syarat.

Luas ventilasi merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat menjadi

faktor risiko penyakit pneumonia mempunyai fungsi yang sangat penting

yaitu sebagai sarana untuk menjamin kualitas dan kecukupan sirkulasi

udara yang keluar dan masuk dalam ruangan. Berdasarkan Keputusan

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

71

Menteri Kesehatan RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang peraturan

rumah sehat menetapkan bahwa luas ventilasi alamiah yang permanen

minimal adalah 10% dari luas lantai.

Luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat rumah sehat yaitu kurang

dari 10% luas lantai dapat menyebabkan suplai udara segar yang masuk ke

dalam rumah tidak tercukupi dan pengeluaran udara kotor ke luar rumah

juga tidak maksimal. Dengan demikian, akan menyebabkan kualitas udara

dalam rumah menjadi buruk (Retno Widyaningtyas dkk, 2004).

Perilaku baik lain yang dapat dilakukan untuk membuat tempat

tinggal menjadi sehat adalah menyapu halaman agar bebas dari sampah

sehingga terhindar dari sumber penyakit, tidur dengan menggunakan

kelambu sehingga terhindar dari gigitan nyamuk serta penyakit yang

ditularkannya, membuka jendela terutama di pagi hari agar udara bersih

dan segar dapat masuk sehingga memperkecil kemungkinan untuk terkena

penyakit pernapasan, menjemur kasus untuk membunuh kuman yang

menempel di kasur dan mencegah atau mengusir kutu busuk yang

bersarang, memasang kawat kasa nyamuk pada lubang angin maupun

ventilasi untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah, buang air

besar dan kecil di jamban sehingga dapat mengurangi bau dan

menghindari penularan penyakit seperti diare dan mencret, menyimpan

makanan dan minuman pada tempat yang tertutup untuk menghindarkan

makanan dan minuman tersebut dari debu maupun serangga seperti kecoa

dan lalat serta tikus untuk hinggap pada makanan yang disimpan, serta

tidak merokok di dalam rumah. Di antara beberapa perilaku baik yang

dapat dilakukan penghuni rumah tersebut, diketahui bahwa kebiasaan

membuka jendela pada pagi hari juga perlu dilakukan di samping

keharusan untuk memiliki luas ventilasi rumah yang memenuhi standar.

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

72

5.5.6 Hubungan antara pencahayaan dengan kejadian pneumonia pada balita.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yaitu 226 responden (65,5%) memiliki pencahayaan tidak

memenuhi syarat < 60 lux, 119 responden (34.5%) memiliki

pencahahayaan memenuhi syarat .> 60 lux.

Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa pencahayaan tidak

memenuhi syarat < 60 lux dengan kejadian pneumonia sebanyak 130

responden (37,7%), hal ini dikarenakan cahaya yang masuk kedalam

ruangan sedikit dikarenakan jarak antara rumah sangat dekat dan kecilnya

luas ventilasi sehingga mempengaruhi cahaya untuk masuk, berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang

pencahayaan dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal

intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

Pencahayaan tidak memenuhi syarat dengan kejadian pneumonia

sebanyak 130 (37,7%), pencahayaan tidak memenuhi syarat tetapi tidak

memiliki riwayat pneumonia sebanyak 96 (27,8%), sedangkan

pencahayaan memenuhi syarat dan tidak memiliki riwayat pneumonia

sebayak 69 (20,0%) , pencahayaan memenuhi syarat dengan kejadian

pneumonia sebanyak 50 (14,5%) %) hal ini dikarenakan dari perilaku

keluarga sendiri yang buruk, salah satu penyebab kurangnya pencahayaan

yang masuk dalam rumah adalah karena daerah pemukimannya termasuk

padat penduduk sehingga batas antara rumah yang satu dengan yang lain

sangat sempit sehingga memperkecil kemungkinan sinar matahari untuk

bisa masuk ke dalam rumah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pencahayaan

dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Demangan Kota Madiun. Pada uji Chi Square diperoleh nilai p value=

0,009 (p value < 0,05). dengan RP 1,369 (95% CI : 1,078-1,739). Karena

RP=1,369 yang berarti pencahayaan tidak memenuhi syarat beresiko lebih

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

73

besar dalam menimbulkan kejadian pneumonia pada balita dibandingkan

dengan pencahayaan memenuhi syarat.

5.5.7 Hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian pneumonia pada

Balita

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yaitu 191 responden (55,4%) memliki kepadatan hunian tidak

memenuhi syarat < 8m2 untuk 2 orang, 154 responden (55,4%) memiliki

kepadatan hunian memenuhi syarat > 8m2 untuk 2 orang.

Dalam penelitian ini kepadatan hunian dengan kejadian pneumonia

pada balita diketahui bahwa kepadatan hunian tidak memenuhi syarat <

8m2 untuk 2 orang dengan kejadian pneumonia sebanyak 170 responden

(49,3%), berdasarkan hasil observasi dilapangan dikarenakan penghuni

ruang terlalu banyak melebihi 2 orang untuk < 8m2, Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian Ni Nyoman yang menyatakan ada hubungan

antara kepadatan hunian dengan kejadian pneumonia pada balita.

Kebutuhan ruang per orang dapat dihitung berdasarkan aktivitas dasar

yang dilakukan manusia dalam kegiatan di rumah. Kepadatan hunian

juga dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan, kepadatan

hunian dikatakan menjadi penyebab pencemaran fisik dalam ruangan

karena kepadatan hunian mempengaruhi suhu ruangan. Selain itu

kepadatan hunian dapat menyebabkan tingginya kadar C02 dalam

ruangan, sedangkan CO2 merupakan salah satu sumber pencemar kimia

udara (Kemenkes RI, 2013).

Kepadatan hunian tidak memenuhi syarat dan tidak memiliki riwayat

pneumonia sebanyak 21 (6,1%), sedangkan kepadatan hunian memenuhi

syarat dan tidak memiliki riwayat pneumonia sebayak 144 (41,7%) ,

kepadatan hunian memenuhi syarat dengan kejadian pneumonia

sebanyak 10 (2,9%) dikarenakan di dalam rumah masih berperilaku tidak

baik dalam menjaga kesehatan seperti merokok didalam rumah. Tingkat

kepadatan hunian yang tinggi dapat menyebabkan tingginya tingkat

pencemaran lingkungan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

74

mempengaruhi tingginya kejadian pneumonia di wilayah kerja

puskesmas Demangan Kota Madiun.

Hasil penelitian menunjukan pada uji Chi Square diperoleh nilai p

value = 0.000 (p value < 0,05) dengan RP 13,707 (95% CI : 7,512 -

25,010). Karena RP=13,707 yang berarti kepadatan hunian tidak

memenuhi syarat beresiko 13,707 kali lebih besar dalam menimbulkan

kejadian pneumonia pada balita dibandingkan dengan kepadatan hunian

memenuhi syarat. Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan

Menteri RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan rumah

sehat adalah maksimal 2 orang per 8m2 . Kriteria yang sesuai syarat

kesehatan tersebut dapat bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit

dan dapat memperlancar aktivitas kehidupan seharihari.

5.5.8 Hubungan antara pembuangan sampah dengan kejadian pneumonia pada

balita

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yaitu sebanyak 251 responden (72,8) memiliki pembuangan

sampah tidak tersedia dan tidak terpelihara dengan baik, 94 responden (

27,2) memiliki pembuangan sampah tersedia dan terpelihara dengan

baik.

Dalam penelitian ini pembuangan sampah dengan kejadian pneumonia

pada balita diketahui bahwa pembuangan sampah tidak tersedia dan tidak

terpelihara dengan baik dengan kejadian pneumonia sebanyak 142

responden (41,2%), berdasarkan hasil observasi dilapangan masih

ditemukan beberapa rumah yang tidak memiliki tempat sempah dan tidak

terpelihara dengan baik.

Pembuangan sampah tidak tersedia dan tidak terpelihara dengan baik

tetapi tidak memiliki riwayat sebanyak 109 (31,6%), sedangkan

pembuangan sampah tersedia dan terpelihara dengan baik dan tidak

memiliki riwayat pneumonia sebayak 56 (16,2%) , pembuangan sampah

tersedia dan terpelihara dengan baik dengan kejadian pneumonia

sebanyak 38 (11,0%) hal ini dikarenakan dari perilaku keluarga yang

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

75

buruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pembuangan sampah dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun. Pada uji Chi Square diperoleh

nilai p value = 0.011 (p value < 0,05). dengan RP 1,399 (95% CI : 1,070-

1,830). Karena RP=1,399 yang berarti pembungan sampah tidak tersedia

dan tidak terpelihara dengan baik beresiko 1,399 kali lebih besar dalam

menimbulkan kejadian pneumonia pada balita dibandingkan dengan

pembungan sampah tersedia dan terpelihara dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, kondisi lingkungan yang

tidak sehat karena penumpukan sampah dan pembuangan sampah yang

buruk maka tersebut yang dapat mempengaruhi lingkungan dan dapat

menjadi sarang penyakit, berapa kali sebaiknya kita membuang sampah,

cara pengelolaan sampah yang benar . Pengetahuan ibu rumah tangga

dalam sisa makanan termasuk dalam jenis sampah apa, bagaimana

sebaiknya meletakan tempat sampah yang benar sebagian besar

responden belum cukup mengerti karena peletakan sampah yang benar

tidak hanya diletakkan di dapur saja, menyediakan tempat sampah di

setiap ruangan lebih baik untuk menjaga kebersihan rumah dan

lingkungan. Pemilik rumah hanya asal membuat bak sampah saja agar

sampah tidak berserakan namun tidak terpelihara dengan baik sebaiknya

pembuangan sampah dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu sampah

kering dan basah.

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

76

5.6 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan tersebut diantaranya adalah :

1. Karena menggunakan kuesioner maka kemungkinan ada bias

yang terjadi. Bias tersebut dapat disebabkan beberapa hal

diantaranya :

a) Kemungkinan responden tidak jujur dalam melakukan

pengisian

b) Kemungkinan responden tidak serius dalam mengisi

kuesioner

c) Peneliti tidak mengetahui secara pasti apa apa yang mengisi

merupakan responden yang bersangkuta atau bukan.

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

77

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Hasil Observasi lingkungan rumah di wilayah kerja Puskesmas

Demangan Kota Madiun. Ventilasi tidak memenuhi syarat < 10% luas

lantai sebesar 276 responden (80%), Kepadatan hunian tidak memenuhi

syarat < 8m2 untuk 2 orang sebesar 191 responden (55,4%), Pembuangan

sampah tidak tersedia dan tidak terpelihara dengan baik sebesar 251

responden (72,8%), Pencahayaan tidak memenuhi syarat < 60 lux sebesar

226 responden (65,5%)

2. Sebagian besar perilaku keluarga di wilayah kerja Puskesmas Demangan

Kota Madiun dengan hasil pengetahuan buruk sebesar 303 responden

(87,8%), sikap buruk sebesar 229 responden (66,4%), Tindakan buruk

sebesar 200 responden (58%).

3. Hubungan antar variabel :

1) Hubungan ventilasi dengan kejadian pneumonia, p value 0,000 dan

nilai ratio prevalence sebesar 7,250 yang berarti ventilasi tidak

memenuhi syarat < 10% luas lantai beresiko 7,250 kali lebih besar

dalam menimbulkan kejadian pneumonia pada balita dibandingkan

dengan ventilasi memenuhi syarat ≥ 10 % luas lantai

2) Hubungan kepadatan hunian dengan kejadian pneumonia , p value

0,000 dan nilai ratio prevalence sebesar 13,707 yang berarti

kepadatan hunian tidak memenuhi syarat <8m2 untuk 2 orang

beresiko 13,707 kali lebih besar dalam menimbulkan kejadian

pneumonia pada balita dibandingkan dengan kepadatan hunian

memenuhi syarat ≥ 8m2 untuk 2 orang.

3) Hubungan pembuangan sampah dengan kejadian pneumonia, p value

0,011 dan nilai ratio prevalence sebesar 1,399 yang berarti

pembuangan sampah tidak tersedia dan tidak terpelihara dengan baik

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

78

beresiko 1,399 kali lebih besar dalam menimbulkan kejadian

pneumonia pada balita dibandingkan dengan tersedia dan terpelihara

dengan baik.

4) Hubungan pencahayaan dengan kejadian pneumonia pada balita , p

value 0,009 dan nilai ratio prevalence sebesar 1,369 yang berarti

pencahayaan tidak memenuhi syarat < 60 lux beresiko 1,369 lebih

besar dalam menimbulkan kejadian pneumonia pada balita

dibandingkan dengan memenuhi syarat ≥ 60 lux.

5) Hubungan pengetahuan dengan kejadian pneumonia pada balita, p

value 0,015 dan nilai ratio prevalence sebesar 1,644 yang berarti

pengetahuan buruk beresiko 1,644 kali lebih besar dalam

menimbulkan kejadian pneumonia pada balita di bandingkan

pengetahuan baik.

6) Hubungan sikap dengan kejadian pneumonia pada balita, p value

0,000 dan nilai ratio prevalence sebesar 5,192 yang berarti sikap

buruk beresiko 5,192 kali lebih besar dalam menimbulkan kejadian

pneumonia pada balita dibandingkan sikap baik.

7) Hubungan tindakan dengan kejadian pneumonia pada balita, p value

0.000 dan nilai ratio prevalence sebesar 1,737 yang beerarti tindakan

buruk beresiko 1,737 kali lebih besar dalam menimbulkan kejadian

pneumonia pada balita dibandingkan tindakan baik

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

79

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disini penulis ingin

menyampaikan beberapa saran atau pokok pikiran yang perlu di

pertimbangkan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi Puskesmas Demangan Kota Madiun

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pembinaan

kepada masyarakat mengenai perilaku kesehatan khususnya tentang

pneumonia dengan memberikan informasi dan edukasi menggunakan

media yang tersedia seperti leaflet, poster dan juga film sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan perilaku sehat orang tua tentang pneumonia

agar dapat mengurangi atau mencegah terjadinya pneumonia.

2. Manfaat bagi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian dan bahan

pertimbangan untuk kegiatan penelitian selanjutnya.

3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada penelitian lain lebih lanjut dengan jenis desain

penelitian yang berbeda mengenai faktor lain yang dapat menyebabkan

pneumonia .

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

80

DAFTAR PUSTAKA

Azwar Azrul. 2011, Penyehatan Pemukiman.Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Al Thomas Et. 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit

Andi.

Chandra Budiman. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC.

Depkes, 2007. Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan.

Dinas Kesehatan Kota Madiun, 2015, Profil Kesehatan Kota Madiun.

Depkes RI. 2012. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2012. Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Badan

Litbangkes RI 2012.

Ditjen cipta karya. 2011 , Penyehatan pemukiman. Yogyakarta : Gosyen

Publishing.

Dattalo. 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Iskandar, 2008, Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Gava Media.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.829/Menkes/SK/VII/1999. Persyaratan

Kesehatan Perumahan.

Kementerian kesehatan RI, 2014. Pusat Data dan Informasi. Jakarta selatan.

Lestari Titik. 2015, Kumpulan Teori untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatam.

Yogyakarta : Nuha Medika

Mumpuni Yekti. 2016, 45 Penyakit Yang Sering Hinggap Pada Anak. Jakarta :

Andi Publisher

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

81

Mazhindu dan Scott, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :

Penerbit Andi

Nursalam. 2013, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Nurul dan Wahid. 2008, Ilmu kesehatan masyarakat : Teori dan Aplikasi. Jakarta

: Salemba Medika

Nursalam. 2013, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Nursalam. 2008, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Notoatmodjo. 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Notoatmodjo,Soekidjo. 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

Rahman S.S, Khatun A, Azhar B S, Rahman H, Hossain S. 2014. A Study on

the Relationship between Nutritional Status and Prevalence of

Pneumonia and Diarrhoea among Preschool Children in

Kushtia.Department of Applied Nutrition and Food Technology,

Islamic University, Kushtia,

Bangladesh Vol. 2014 (2014), ID 805309, 10 pages

Sudarti. 2011, Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Balita. Yogyakarta : Nuha

Medika

Sugiyono. 2014, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung

: Alfabeta

Scott and Mazhindu. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :

Penerbit Andi

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

82

Shi. 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Andi

Setiadi. 2007, Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Saryono, Mekar. 2013, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam

Bidang Kesehata. Yogyakarta : Nuha Medika.

SNI, 16-7062-2004, Pengkukuran intensitas penerangan di tempat kerja.BSN

Winslow dan APHA. 2011, Penyehatan pemukiman. Yogyakarta : Gosyen

Publishing.

Wulandari, dkk. (2013). Hubungan pemberian MP ASI dini terhadap kejadian

ISPA pada bayi 0-6 bulan

WHO. 2006. Pneumonia: The Forgotten Killer of Children. Avenue Appia 20,

1211 Geneva. Switzerland

WHO Media Center. 2013. Pneumonia. Fact Sheet N 3310.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/.Diakses tanggal

6 Maret 2015 ukul 09.00 WIB.

WHO. 2014. Pneumonia. http://www.who.int/en/. Diakses tanggal 17 Maret 2015

pukul 21.00 WIB.

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

83

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

84

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

85

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

86

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

87

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan

tidak keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul

“Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Keluarga dengan kejadian

Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun”.

Demikian pernyataan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun.

Madiun,

Responden

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

88

KUESIONER

Judul Penelitian : Hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga

dengan kejadian Pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Demangan

Kota Madiun.

A. Identitas Responden

1. Nomor Responden :

2. Alamat Responden :

3. Jenis kelamin :

4. Umur :

5. Pekerjaan :

a. Ibu Rumah Tangga d.Pedagang

b. PNS e.Swata

c. Petani f.dll

6. Pendidikan Terakhir :

a. Tidak Sekolah

b. Tidak Tamat SD

c. Tamat SD

d. Tamat SMP

e. Tamat SMU

f. Tamat Perguruan Tinggi/ Akademi

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

89

Petunjuk Pengisian :

Isi kolom yang ada sesuai dengan apa yang anda lakukan sebenarnya.

Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang akan anda pilih. Kami sangat

menghargai kejujuran dan keterbukaan anda.

1. Pneumonia balita

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Balita bapak/ibu mengalami nyeri atau

sakit didaerah dada sewaktu batuk sehing

dan bernafas

2. Pengetahuan

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Pneumonia merupakan penyakit infeksi

pada paru-paru.

2 Pneumonia disebabkan oleh bakteri dan

virus

3 Balita yang terkena pneumonia selalu

panas/demam

4 Suhu tubuh meningkat, batuk yang hebat,

sesak nafas, gelisah, penurunan

kesadaran adalah tanda dan gejala

penyakit pneumonia.

5 Jika terdapat tanda dan gejala seperti

diatas secepatnya harus dibawa ke rumah

sakit atau puskesmas

6 Pneumonia sangat berbahaya karena

dapat menyebabkan kematian

7 Pneumonia lebih berat dan lebih sering

terjadi pada bayi dan balita

8 Untuk mengatasi demam, selama

perawatan di rumah sangat dianjurkan

untuk kompres air hangat

9 Lingkungan tempat tinggal yang sehat

yaitu pengap dan tidak memiliki jendela

atau lubang-lubang angin.

10 Balita yang tidak mendapat ASI eksklusif

beresiko terhadap penyakit pneumonia

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

90

3. Sikap

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Agar balita terhindar dari penyakit

Pneumonia keluarga melakukan perilaku

hidup sehat, seperti untuk keluarga balita

yang merokok tidak merokok di dalam

rumah.

2 Keluarga balita rutin membawa balitanya

ke Posyandu untuk melakukan imunisasi

3 Keluarga balita selalu memperhatikan

perkembangan status gizi balita pada saat

Posyandu

4 Memberikan ASI eksklusif selama 6

bulan kemudian dilanjutkan sampai 2

tahun untuk memenuhi kebutuhan

gizinya.

5 Mengikuti penyuluhan tentang penyakit

Pneumonia pada balita untuk menambah

pengetahuan

6 Walaupun imunisasi balita saya sudah

lengkap saya tetap memperhatikan status

gizi balita dengan memberikan sayuran

dan buah-buahan setiap hari.

7 Menjauhkan balita dari polusi udara

didalam rumah, misalkan asap dapur dan

asap rokok

8 Keluarga balita membawa balitanya ke

Puskesmas untuk diimunisasi ketika

balita tidak diimunisasi di posyandu

9 Sebagai keluarga saya tidak terbebani

untuk menjaga balita dari resiko penyakit

Pneumonia pada balita

10 Agar status ASI memadai tidak diberikan

tambahan susu formula pada bayi usia 0-

6 bulan

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

91

4. Tindakan

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Ketika ada gejala Pneumonia suhu tubuh

meningkat, batuk yang hebat, sesak

nafas, gelisah, penurunan kesadaran,

keluarga segera memeriksakan ke

dokter/petugas kesehatan

2 Keluarga rutin membawa balita ke

Posyandu untuk mengkontrol berat badan

balita

3 Ibu memberikan ASI eksklusif 0-6 bulan

tanpa tambahan susu formula

4 Selain menimbang, keluarga rutin

membawa balita ke Posyandu untuk

imunisasi

5 Keluarga memberikan buah dan sayuran

setiap hari

6 Keluarga memberikan beraneka ragam

makanan setiap harinya

7 Keluarga menjauhkan balita dari asap

rokok, ketika ada anggota keluarga yang

merokok di dalam rumah

8 Saya menjauhkan balita dari aktifitas

memasak dirumah, untuk menghindari

asap dapur

9 Selain di Posyandu saya mengimunisasi

balita di Puskesmas

10 Ibu balita memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai

balita usia 2 tahun

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

92

LEMBAR OBSERVASI PEMBUANGAN SAMPAH

Tanggal :

Variabel Kriteria

1.Tersedia Tempat Pembuangan Sampah

2.Terpelihara dengan baik

1.Tersedia dan

terpelihara dengan baik

2 .Tidak Tersedia dan

tidak terpelihara dengan

baik

LEMBAR OBSERVASI KEPADATAN HUNIAN

Tanggal :

Variabel Kriteria

1.Ukuran kamar..............................m²

2.Jumlah penghuni kamar.............orang

1.≥ 8 M² untuk 2 orang

2.< 8 M² untuk 2 orang

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

93

LEMBAR OBSERVASI PENCAHAYAAN

Nama Ruang :

Tamggal :

Variabel Kriteria

1.Pencahayaan...........................lux

1.≥ 60 lux

2.< 60 lux

LEMBAR OBSERVASI VENTILASI

Nama Ruang :

Tanggal :

Variabel Kriteria

1.Ventilasi..............%

1.≥ 10% dari luas lantai

2.< 10% dari luas lantai

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

94

Karakteristik Responden

Umur_Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 21-25 59 17.1 17.1 17.1

26-30 135 39.1 39.1 56.2

31-35 92 26.7 26.7 82.9

36-40 27 7.8 7.8 90.7

41-45 6 1.7 1.7 92.5

46-50 8 2.3 2.3 94.8

51-55 7 2.0 2.0 96.8

56-60 8 2.3 2.3 99.1

61-65 3 .9 .9 100.0

Total 345 100.0 100.0

Statistics

Kejadian_pneumonia Umur_Responden Pendidikan Pekerjaan

N Valid 345 345 345 345

Missing 0 0 0 0

Kejadian_pneumonia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 165 47.8 47.8 47.8

Ya 180 52.2 52.2 100.0

Total 345 100.0 100.0

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

95

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TAMAT SMP 3 .9 .9 .9

TAMAT SMU 323 93.6 93.6 94.5

TAMAT PERGURUAN

TINGGI/AKADEMI 19 5.5 5.5 100.0

Total 345 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid IBU RUMAH TANGGA 301 87.2 87.2 87.2

PNS 2 .6 .6 87.8

PETANI 3 .9 .9 88.7

PEDAGANG 27 7.8 7.8 96.5

SWASTA 12 3.5 3.5 100.0

Total 345 100.0 100.0

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

96

Analisis Univariat

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Buruk 303 87.8 87.8 87.8

Baik 42 12.2 12.2 100.0

Total 345 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Buruk 229 66.4 66.4 66.4

Baik 116 33.6 33.6 100.0

Total 345 100.0 100.0

Statistics

Pengetahuan Sikap Tindakan Ventilasi Pencahayaan Kepadatan_hunian

Pembuangan_sam

pah

N Valid 345 345 345 345 345 345 345

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

97

Tindakan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Buruk 200 58.0 58.0 58.0

Baik 145 42.0 42.0 100.0

Total 345 100.0 100.0

Ventilasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak memenuhi syarat <

10% luas lantai 276 80.0 80.0 80.0

Memenuhi syarat > 10% luas

lantai 69 20.0 20.0 100.0

Total 345 100.0 100.0

Pencahayaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak memenuhi syarat < 60

lux 226 65.5 65.5 65.5

Memenuhi syarat > 60 lux 119 34.5 34.5 100.0

Total 345 100.0 100.0

Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

98

Kepadatan_hunian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak memenuhi syarat <

8m2 untuk 2 orang 191 55.4 55.4 55.4

Memenuhi syarat > 8m2

untuk 2 orang 154 44.6 44.6 100.0

Total 345 100.0 100.0

Pembuangan_sampah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tersedia dan tidak

terpelihara dengan baik 251 72.8 72.8 72.8

Tersedia dan terpelihara

dengan baik 94 27.2 27.2 100.0

Total 345 100.0 100.0

Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

99

Analisis Bivariat

Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan *

Kejadian_Pneumonia 345 100.0% 0 .0% 345 100.0%

Pengetahuan * Kejadian_Pneumonia Crosstabulation

Kejadian_Pneumonia

Total Tidak Ya

Pengetahuan Buruk Count 137 166 303

% within Pengetahuan 45.2% 54.8% 100.0%

% of Total 39.7% 48.1% 87.8%

Baik Count 28 14 42

% within Pengetahuan 66.7% 33.3% 100.0%

% of Total 8.1% 4.1% 12.2%

Total Count 165 180 345

% within Pengetahuan 47.8% 52.2% 100.0%

% of Total 47.8% 52.2% 100.0%

Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

100

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.803a 1 .009

Continuity Correctionb 5.970 1 .015

Likelihood Ratio 6.885 1 .009

Fisher's Exact Test .013 .007

Linear-by-Linear Association 6.783 1 .009

N of Valid Casesb 345

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,09.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengetahuan

(Buruk / Baik) .413 .209 .815

For cohort

Kejadian_Pneumonia =

Tidak

.678 .530 .868

For cohort

Kejadian_Pneumonia = Ya 1.644 1.059 2.551

N of Valid Cases 345

Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

101

Hubungan Sikap Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap * Kejadian_Pneumonia 345 100.0% 0 .0% 345 100.0%

Sikap * Kejadian_Pneumonia Crosstabulation

Kejadian_Pneumonia

Total Tidak Ya

Sikap Buruk Count 65 164 229

% within Sikap 28.4% 71.6% 100.0%

% within

Kejadian_Pneumonia 39.4% 91.1% 66.4%

% of Total 18.8% 47.5% 66.4%

Baik Count 100 16 116

% within Sikap 86.2% 13.8% 100.0%

% within

Kejadian_Pneumonia 60.6% 8.9% 33.6%

% of Total 29.0% 4.6% 33.6%

Total Count 165 180 345

% within Sikap 47.8% 52.2% 100.0%

% within

Kejadian_Pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 47.8% 52.2% 100.0%

Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

102

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.032E2a 1 .000

Continuity Correctionb 100.865 1 .000

Likelihood Ratio 111.325 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 102.871 1 .000

N of Valid Casesb 345

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 55,48.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Sikap (Buruk /

Baik) .063 .035 .116

For cohort

Kejadian_Pneumonia =

Tidak

.329 .265 .410

For cohort

Kejadian_Pneumonia = Ya 5.192 3.271 8.243

N of Valid Cases 345

Page 121: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

103

Hubungan Tindakan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tindakan *

Kejadian_Pneumonia 345 100.0% 0 .0% 345 100.0%

Tindakan * Kejadian_Pneumonia Crosstabulation

Kejadian_Pneumonia

Total Tidak Ya

Tindakan Buruk Count 73 127 200

% within Tindakan 36.5% 63.5% 100.0%

% within

Kejadian_Pneumonia 44.2% 70.6% 58.0%

% of Total 21.2% 36.8% 58.0%

Baik Count 92 53 145

% within Tindakan 63.4% 36.6% 100.0%

% within

Kejadian_Pneumonia 55.8% 29.4% 42.0%

% of Total 26.7% 15.4% 42.0%

Total Count 165 180 345

% within Tindakan 47.8% 52.2% 100.0%

% within

Kejadian_Pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 47.8% 52.2% 100.0%

Page 122: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

104

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 24.464a 1 .000

Continuity Correctionb 23.396 1 .000

Likelihood Ratio 24.730 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 24.393 1 .000

N of Valid Casesb 345

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 69,35.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Tindakan

(Buruk / Baik) .331 .212 .516

For cohort

Kejadian_Pneumonia =

Tidak

.575 .461 .717

For cohort

Kejadian_Pneumonia = Ya 1.737 1.368 2.206

N of Valid Cases 345

Page 123: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

105

Hubungan Ventilasi Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Ventilasi *

Kejadian_pneumonia 345 100.0% 0 .0% 345 100.0%

Ventilasi * Kejadian_pneumonia Crosstabulation

Kejadian_pneumonia

Total Tidak Ya

Ventilasi Tidak memenuhi syarat

<10% luas lantai

Count 102 174 276

% within Ventilasi 37.0% 63.0% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 61.8% 96.7% 80.0%

% of Total 29.6% 50.4% 80.0%

Memenuhi syarat >10% luas

lantai

Count 63 6 69

% within Ventilasi 91.3% 8.7% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 38.2% 3.3% 20.0%

% of Total 18.3% 1.7% 20.0%

Total Count 165 180 345

% within Ventilasi 47.8% 52.2% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 47.8% 52.2% 100.0%

Page 124: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

106

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 65.341a 1 .000

Continuity Correctionb 63.181 1 .000

Likelihood Ratio 73.233 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 65.152 1 .000

N of Valid Casesb 345

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 33,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Ventilasi

(Tidak memenuhi syarat

<10% luas lantai / Memenuhi

syarat >10% luas lantai)

.056 .023 .134

For cohort

Kejadian_pneumonia = Tidak .405 .341 .480

For cohort

Kejadian_pneumonia = Ya 7.250 3.357 15.657

N of Valid Cases 345

Page 125: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

107

Hubungan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kepadatan_hunian *

Kejadian_pneumonia 345 100.0% 0 .0% 345 100.0%

Kepadatan_hunian * Kejadian_pneumonia Crosstabulation

Kejadian_pneumonia

Total Tidak Ya

Kepadatan_hunian Tidak memenuhi syarat <8m2

untuk 2 orang

Count 21 170 191

% within Kepadatan_hunian 11.0% 89.0% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 12.7% 94.4% 55.4%

% of Total 6.1% 49.3% 55.4%

Memenuhi syarat >8m2 untuk

2 orang

Count 144 10 154

% within Kepadatan_hunian 93.5% 6.5% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 87.3% 5.6% 44.6%

% of Total 41.7% 2.9% 44.6%

Total Count 165 180 345

% within Kepadatan_hunian 47.8% 52.2% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 47.8% 52.2% 100.0%

Page 126: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

108

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.326E2a 1 .000

Continuity Correctionb 229.326 1 .000

Likelihood Ratio 271.269 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 231.946 1 .000

N of Valid Casesb 345

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 73,65.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Kepadatan_hunian (Tidak

memenuhi syarat <8m2

untuk 2 orang / Memenuhi

syarat >8m2 untuk 2 orang)

.009 .004 .019

For cohort

Kejadian_pneumonia = Tidak .118 .078 .176

For cohort

Kejadian_pneumonia = Ya 13.707 7.512 25.010

N of Valid Cases 345

Page 127: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

109

Hubungan Pembuangan Sampah Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pembuangan_sampah *

Kejadian_pneumonia 345 100.0% 0 .0% 345 100.0%

Pembuangan_sampah * Kejadian_pneumonia Crosstabulation

Kejadian_pneumonia

Total Tidak Ya

Pembuangan_sampah tidak tersedia dan tidak

terpelihara dengan baik

Count 109 142 251

% within

Pembuangan_sampah 43.4% 56.6% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 66.1% 78.9% 72.8%

% of Total 31.6% 41.2% 72.8%

tersedia dan terpelihara

dengan baik

Count 56 38 94

% within

Pembuangan_sampah 59.6% 40.4% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 33.9% 21.1% 27.2%

% of Total 16.2% 11.0% 27.2%

Total Count 165 180 345

% within

Pembuangan_sampah 47.8% 52.2% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

Page 128: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

110

Pembuangan_sampah * Kejadian_pneumonia Crosstabulation

Kejadian_pneumonia

Total Tidak Ya

Pembuangan_sampah tidak tersedia dan tidak

terpelihara dengan baik

Count 109 142 251

% within

Pembuangan_sampah 43.4% 56.6% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 66.1% 78.9% 72.8%

% of Total 31.6% 41.2% 72.8%

tersedia dan terpelihara

dengan baik

Count 56 38 94

% within

Pembuangan_sampah 59.6% 40.4% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 33.9% 21.1% 27.2%

% of Total 16.2% 11.0% 27.2%

Total Count 165 180 345

% within

Pembuangan_sampah 47.8% 52.2% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 47.8% 52.2% 100.0%

Page 129: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

111

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.147a 1 .008

Continuity Correctionb 6.514 1 .011

Likelihood Ratio 7.167 1 .007

Fisher's Exact Test .008 .005

Linear-by-Linear Association 7.126 1 .008

N of Valid Casesb 345

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 44,96.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Pembuangan_sampah (tidak

tersedia dan tidak terpelihara

dengan baik / tersedia dan

terpelihara dengan baik)

.521 .322 .843

For cohort

Kejadian_pneumonia = Tidak .729 .586 .907

For cohort

Kejadian_pneumonia = Ya 1.399 1.070 1.830

N of Valid Cases 345

Page 130: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

112

Hubungan Pencahayaan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pencahayaan *

Kejadian_pneumonia 345 100.0% 0 .0% 345 100.0%

Pencahayaan * Kejadian_pneumonia Crosstabulation

Kejadian_pneumonia

Total Tidak Ya

Pencahayaan Tidak memnuhi syarat < 60

lux

Count 96 130 226

% within Pencahayaan 42.5% 57.5% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 58.2% 72.2% 65.5%

% of Total 27.8% 37.7% 65.5%

Memenuhi syarat > 60 lux Count 69 50 119

% within Pencahayaan 58.0% 42.0% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 41.8% 27.8% 34.5%

% of Total 20.0% 14.5% 34.5%

Total Count 165 180 345

% within Pencahayaan 47.8% 52.2% 100.0%

% within

Kejadian_pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 47.8% 52.2% 100.0%

Page 131: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

113

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.511a 1 .006

Continuity Correctionb 6.902 1 .009

Likelihood Ratio 7.529 1 .006

Fisher's Exact Test .007 .004

Linear-by-Linear Association 7.489 1 .006

N of Valid Casesb 345

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 56,91.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pencahayaan

(Tidak memnuhi syarat < 60

lux / Memenuhi syarat > 60

lux)

.535 .341 .839

For cohort

Kejadian_pneumonia = Tidak .733 .591 .909

For cohort

Kejadian_pneumonia = Ya 1.369 1.078 1.739

N of Valid Cases 345

Page 132: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

114

Dokumentasi Penyebaran Kuesioner dan Observasi

di wilayah kerja

Puskesmas Demangan Kota Madiun

Gambar 1. Peneliti sedang menjelaskan tentang isi dan cara mengisi kuesioner

kepada responden

Gambar 2. Peneliti sedang menjelaskan tentang isi dan cara mengisi kuesioner

kepada responden

Page 133: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

115

Gambar 3. Peneliti sedang menjelaskan tentang isi dan cara mengisi kuesioner

kepada responden

Gambar 4. Peneliti sedang menjelaskan tentang isi dan cara mengisi kuesioner

kepada responden

Page 134: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

116

Gambar 5. Peneliti sedang menjelaskan tentang isi dan cara mengisi kuesioner

kepada responden

Gambar 6. Kondisi Pencahayaan di rumah responden, pengukuran cahaya

menggunakan lux meter

Page 135: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

117

Gambar 7. Kondisi Pencahayaan di rumah responden, pengukuran cahaya

menggunakan lux meter

Gambar 8. Kondisi Pencahayaan di rumah responden, pengukuran cahaya

menggunakan lux meter

Page 136: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

118

Gambar 9. Kondisi Pencahayaan di rumah responden, pengukuran cahaya

menggunakan lux meter

Gambar 10. Kondisi Pembuangan Sampah di wilayah kerja Puskesmas Demangan

Kota Madiun

Page 137: SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/371/1/SKRIPSI HUBUNGAN...i skripsi hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku keluarga dengan kejadian

119

Gambar 11. Kondisi Pembuangan Sampah di wilayah kerja Puskesmas Demangan

Kota Madiun