SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

117
SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN DALAM PENGGUNAAN APD PADA PROSES PERSALINAN DI RSKD IA PERTIWI KOTA MAKASAR 2017 RESKI FATIMAH K11113071 DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Transcript of SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Page 1: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN

DALAM PENGGUNAAN APD PADA PROSES PERSALINAN DI RSKD

IA PERTIWI KOTA MAKASAR

2017

RESKI FATIMAH

K11113071

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Page 2: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

ii

Page 3: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

iii

Page 4: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

iv

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Reski Fatimah

“Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Bidan Dalam Penggunaan

Alat Pelindung Diri Pada Proses Persalinan Di Rumah Sakit Khusus Daerah

Ibu & Anak Pertiwi ”

(Dibimbing oleh Dr. Atjo Wahyu, SKM., M.Kes dan Dr. dr. Masyita Muis,

MS)

( x + 79 Halaman + 13 Tabel + 2 Gambar + 6 lampiran )

Kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak

mentaati peraturan ke perilaku mentaati peraturan. Profesi bidan di rumah sakit

tidak terlepas dari kecelakaan kerja yang mengakibatkan gangguan kesehatan dan

traumatik bagi mereka dalam bekerja wajib menggunakan alat pelindung diri,

seperti sarung tangan, baju khusus bagi bekerja di ruang operasi, penggunaan

sepatu, dan pelindung diri lainnya. Berdasarkan hasil observasi masih banyak

bidan yang tidak memakai APD pada saat melakukan pertolongan persalinan

kepada pasien di Rumah Sakit Ibu & Anak Pertiwi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap,

masa kerja, ketersediaan APD dan kebijakan K3 terhadap kepatuhan bidan pada

saat proses persalinan di Rumah Sakit Ibu & Anak Pertiwi. Jenis penelitian ini

adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional study. Sampel dalam

penelitian ini adalah bidan dibagian pelayanan persalinan dengan besar sampel 61

responden. Pengumpulan data diperoleh langsung dari responden melalui

kuesioner yang diberikan. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis

univariat, bivariat dengan uji statistik Chi-square.

Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,014),

sarana dan prasarana (p=004,) dan kebijakan K3 (p=0,006) memiliki hubungan

dengan kepatuhan penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri) pada proses

persalinan di Rumah Sakit Ibu & Anak Pertiwi.

Dari hasil penelitian ini disarankan bahwa perlu adanya peningkatan

pengetahuan dan kemajuan pelayanan kebidanan, diharapkan kepada para bidan

untuk selalu bekerja dengan aman dan selalu menggunakan APD seperti masker,

sarung tangan, gaun pelindung dan alat perlindungan diri lainnya yang sesuai

dengan SOP saat melakukan pertolongan persalinan yang telah ditetapkan guna

untuk mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja.

Daftar Pustaka : 68 (1970-2017)

Kata Kunci : Kepatuhan, APD, Bidan.

Page 5: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penyusunan skripsi dengan judul

“Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Bidan Dalam Penggunaan

APD Pada Proses Persalinan Di RSKD IA Pertiwi Kota Makasar” dapat

diselesaikan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Penyusunan skripsi ini bukanlah hasil kerja penulis semata. Segala usaha

dan potesi telah dilakukan dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bimbingan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang. Oleh karena itu dengan segala

kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Dr. Atjo Wahyu,SKM.,M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Dr.

dr. Masyitha Muis, MS selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dengan penuh ikhlas dan kesabaran, telah meluangkan waktu dan

pemikirannya untuk memberikan arahan kepada penulis.

Penghargaan yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada kedua orang

tua, Ayahanda (Alm) Drs. Asdar Sulaiman, M.Si dan Ibunda Hamsinah Asdar

yang telah mendukung dalam segala hal dengan penuh pengorbanan, kesabaran,

cinta kasih, memberikan doa, semangat serta motivasi dengan segala keikhlasan.

Tak lupa juga kepada saudara dan saudariku tercinta, Adriansyah Asdar, SE ,

Darmawansyah Asdar, SE , Firmansyah Asdar, SE , Parawansyah Asdar,

Ridha Mutmainnah, Rahayu Khairunnisa, dan Andi Sari Terima kasih atas

segala dukungan, cinta, kasih sayang dan doa yang tiada hentinya diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Keponakanku tercinta Arham,

Aqila, Zahra, Zahira, dan Zahwan yang selalu menjadi penyemangat dan

senantiasa menghibur dikala sedih.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

Page 6: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

vi

1. Bapak dr. Muhammad Rum Rahim, SKM., M.Sc, Ibu Indra Fajarwati, SKM,

MA, Ibu Rini Anggraeni, SKM, M.Kes selaku dosen penguji yang telah

banyak memberikan masukan, saran, serta arahan guna menyempurnakan

penulisan skripsi ini.

2. Bapak dr. Muhammad Furqaan Naiem, M.Sc, Ph.D selaku ketua Departemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja beserta seluruh dosen Departemen K3 atas

bantuannya dalam memberikan arahan, bimbingan, ilmu pengetahuan yang

selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Unhas.

3. Bapak Prof. Dr. drg. H. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku dekan, Ibu Dr.

Ida Leida Maria, SKM, M.KM, M.Sc, Ph.D selaku wakil dekan I, Ibu Dr. dr.

Andi Indahwaty Sidin, MHSM selaku wakil dekan II dan Bapak Sukri

Palutturi, SKM, M.Kes, M.Sc, Ph.D selaku wakil dekan III beserta seluruh

tata usaha, kemahasiswaan, akademik, asisten laboratorium FKM Unhas atas

bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Unhas.

4. Para dosen pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan

ilmu selama menempuh studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

5. Bapak Nur Alam, Bapak Rahman dan Ibu Fatmah selaku staf Departemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang membantu penulis selama

pengurusan administatif.

6. Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu & Anak Pertiwi Makassar, beserta

seluruh pegawai rumah sakit terkhusus kepada para bidan dibagian persalinan

dan IGD

7. Teruntuk Sandy Pratama Aksan terima kasih atas dukungan, doa, motivasi,

saran, dan bantuannya selama ini kepada penulis.

8. Sahabat-sahabatku tercinta Septyani Wacana Ramma, S.Psi, Florensia

Lisungan, Maya Sri Puspita dan Nabigha Yushatia Putri, S.Ked yang selalu

memberi dukungan, motivasi dan selalu memberi kesan di hari-hari yang

dilalui bersama.

Page 7: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

vii

9. Terima Kasih Nurfitriani, Tenri Diah S,KM, Adhinda Putri S,KM, Andi

Simpur Siang, S.KM, Reski Amalia Putri, Eka Amalina, dan Mugfirah

Mayangsari Putri S.KM sudah menjadi sahabat yang sejalan dan

sepenanggungan dan sangat membantu penulis dalam suka maupun duka

serta selalu memberi dukungan, saran, motivasi dan mendengarkan curahan

hati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga Bapak Sakir yang telah banyak membantu penulis selama penulis

melakukan tugas magang.

11. Teman – teman Iqbal, Tri sofiatun, Allu, Arya, Naya, Yunita, Zafwan, Syah,

Sari, Yusti, Nanang, Biyah, kak eci, Uzdah dan semua teman seperjuangan

angkatan 2013 FKM Unhas (REMPONG) dan teman – teman OHSS yang

tidak bisa penulis sebutkan satu per satu terima kasih atas dukungan dan

motivasinya selama ini.

12. Teman-teman PBL posko Bonto Manai dan teman-teman KKN Reguler

Angkatan 93 Desa Kampala, terima kasih atas kerjasama, dukungan serta

bantuannya selama menjalani PBL dan KKN.

13. Keluarga Mahasiswa FKM UNHAS yang saya banggakan, Senior dan Junior,

Pengurus BEM FKM UNHAS, MAPERWA FKM UNHAS dan MM FKM

UNHAS yang telah memberikan banyak pembelajaran, pengalaman, bantuan

dan motivasi kepada penulis selama menjadi bagian dari KM FKM UNHAS .

14. Pengurus HMI Komisariat Kesehatan Masyarakat Cabang Makassar Timur

yang telah memberikan dukungan dan doanya.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala dukungan dan bantuannya selama ini.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat dibutuhkan demi

kesempurnaan penulisan skripsi yang kelak dapat bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya dan sebagai informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Makassar, Juli 2017

Penulis

Page 8: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

RINGKASAN ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan ........................................................................................................... 7

D. Manfaat ......................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)..........12

B. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan .......................................... ..............19

C. Tinjauan Umum Tentang Bidan ................................................... ............22

D. Tinjauan Umum Tentang Alat Pelindung Diri ............................. ............25

E. Tinjauan Umum Tentang Perilaku ................................................ ...........32

F. Kerangka Teori.............................................................................. ...........40

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti ....................................... ..........46

B. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... .........48

C. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif .................................. ..........49

Page 9: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

ix

D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... ...51

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ ......53

B. Waktu Dan Lokasi Penelitian.......................................................... ......53

C. Populasi Dan Sampel ..................................................................... .......53

D. Instrumen Penelitian........................................................................ .......54

E. Cara Pengumpulan Data .................................................................. .......54

F. Pengolahan Data............................................................................. ........54

G. Analisis Data ................................................................................. ..........55

H. Penyajian Data .............................................................................. ..........55

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi ........................................................................... 56

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 58

C. Pembahasan ................................................................................................ 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 78

B. Saran ..................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur ............................. 61

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ...................................... 62

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan ....................................... 62

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan .................................... 63

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ............................................... 64

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja...................................... 64

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Sarana dan Prasarana ...................... 65

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kebijakan K3 .................................. 66

Tabel 9. Hubungan antara Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan APD .... 67

Tabel 10. Hubungan antara Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan APD .............. 68

Tabel 11. Hubungan antara Masa Kerja dengan Kepatuhan Penggunaan APD .... 69

Tabel 12. Hubungan antara Sarana dan Prasarana dengan Kepatuhan Penggunaan

APD........................................................................................................................70

Tabel 13. Hubungan antara Kebijakan K3 dengan Kepatuhan Penggunaan

APD.......................................................................................................................71

Page 11: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Teori ..................................................................................... 44

Gambar 2. Kerangka Konsep ................................................................................. 47

Page 12: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Output Hasil

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Dekan FKM Unhas

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Kepala UPT P2T BKPMD Provinsi Sulsel

Lampiran 6. Riwayat Hidup

Page 13: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau

aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan

masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental dan sosial

bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan atau

organisasi melalui usaha-usaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap

gangguan kesehatan akibat kerja dan lingkungannya (Notoatmodjo, 2003)

Secara implisit kesehatan kerja mencakup sebagai alat mencapai

derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya, yang terdiri dari pekerja

informal dam formal, dan sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang

berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas

(Suma’mur, 1992)

Salah satu tenaga kerja sektor formal yang berpotensi terhadap

keadaan kesehatan kerjanya adalah bidan di rumah sakit. Bidan adalah

seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di

negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi

untuk didaftar dan atau memiliki izin yang sah untuk melakukan praktik

bidan dan dapat ditempatkan pada unit-unit kerja pemerintah bidang

kesehatan (Depkes RI, 2007)

Page 14: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

2

International Labour Organization (ILO) memperkirakan bahwa

tiap tahun sekitar 24 juta orang meninggal karena kecelakaan dan penyakit

di lingkungan kerja termasuk di dalamnya 360.000 kecelakaan fatal dan

diperkirakan 1,95 juta disebabkan oleh penyakit fatal yang timbul di

lingkungan kerja. Sedangkan menurut catatan World Health Organization

(WHO) dari jumlah tenaga kerja sebesar 35% sampai 50% di dunia

terpajan bahaya fisik, kimia dan biologi. Milyandra (2010) dalam Banda

(2015)

Salah satu bentuk pelayanan utama yang diberikan bidan adalah

Asuhan Persalinan Normal (APN). APN merupakan upaya yang dilakukan

oleh bidan dalam pertolongan persalinan secara sehat dan normal yang

dilakukan dengan menggunakan peralatan yang steril, serta

penatalaksanaan komplikasi. Asuhan Persalinan Normal dapat dijadikan

sebagai standar persalinan normal pada bidan-bidan yang ada di rumah

sakit umum dan puskesmas (Depkes RI, 2007)

Berdasarkan mekanisme pelaksanaan APN juga tidak terlepas dari

penggunaan alat kesehatan, bahkan berpotensi terhadap gangguan

kesehatan bidan, baik yang ditimbulkan oleh kondisi udara dalam

ruangan,adanya paparan bahan kimia maupun kesalahan tehnis secara

tidak sengaja yang dilakukan oleh bidan. Sebagai mana diketahui bahwa

para pekerja seperti bidan sering dihadapkan pada pejanan atau beban

kerja berbahaya terhadap kesehatannya sehingga para pekerja dan pasien

mempunyai potensi untuk mengalami gangguan kesehatan yang

Page 15: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

3

penanganannya memerlukan upaya-upaya khusus, baik di tempat kerjanya

maupun dalam memberikan pelayanan kesehatan asuhan persalinan

normal. (Mulyanti, 2009)

Petugas kesehatan, termasuk bidan, berisiko tinggi tertular HIV

saat menolong persalinan karena terjadi kontak dengan darah dan cairan

tubuh pasien melalui percikan pada mukosa mata, mulut, hidung.

Penularan juga bisa melalui luka akibat tertusuk jarum atau karena kurang

berhati-hati mengelola benda tajam saat prosedur pertolongan persalinan

maupun saat memproses alat setelah persalinan. Upaya untuk mencegah

penularan HIV/AIDS pada petugas kesehatan terutama bidan saat

menolong persalinan adalah dengan mematuhi kewaspadaan standar.

(Serudji, 2014)

Kewaspadaan standar sebagai bagian dari pencegahan penularan

HIV/AIDS harus diterapkan bidan dalam setiap pertolongan persalinan

untuk melindungi pasien, bidan, keluarga dan orang lain dari risiko

paparan darah dan cairan tubuh yang mungkin terinfeksi HIV. Tietjen

(2004) Kepatuhan bidan terhadap kewaspadaan standar tersebut menjadi

aspek penting untuk memutus rantai transmisi penularan HIV dan

mencerminkan perilaku yang diharapkan untuk menjaga mutu pelayanan

kesehatan. (Prawirohardjo, 2010)

Perilaku bidan sebagai penolong persalinan sangat penting dalam

menghasilkan pertolongan persalinan yang aman bagi ibu dan bayi serta

bagi bidan itu sendiri. Manuaba (1998) Untuk dapat memperlihatkan

Page 16: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

4

perilaku yang baik dalam upaya pencegahan risiko penularan HIV/AIDS

pada persalinan normal, bidan harus mematuhi prinsip dan langkah

kewaspadaan standar secara benar dan konsisten.

Penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan kerja (KK) dikalangan

petugas kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Penerapan

praktik kebidanan dalam memberikan asuhan memiliki risiko terjadinya

infeksi penyakit dari pasien ke petugas dan juga infeksi yang terjadi antar

pasien. Pengendalian bahaya bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah

satunya adalah dengan menggunakan alat pelindung diri. Menurut Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.8/MEN/VII/2010, alat pelindung

diri (APD) atau personal protective equipment didefinisikan sebagai alat

yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya

mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat

kerja. Alat pelindung diri merupakan komponen dari kewaspadaan standar

dan juga merupakan metode pencegahan dan pengendalian infeksi yang

harus rutin dilaksanakan terhadap semua pasien dan di semua fasilitas

pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai risiko yang sangat besar tertular

penyakit infeksi seperti hepatitis dan HIV karena terkena percikan darah,

air ketuban, percikan cairan tubuh/sekret pada saat melakukan pertolongan

persalinan jika tidak menggunakan APD yang seharusnya dipakai.

(Nurhayati, 2016)

Upaya pencegahan infeksi dalam proses pertolongan persalinan

bertujuan untuk memutus rantai penyebaran infeksi, dilakukan dengan

Page 17: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

5

penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD), APD yang digunakan antara

lain kaca mata pelindung, masker wajah, penutup kepala, celemek, dan

sepatu boots. (Suwarni, 2012)

Rumah sakit, puskesmas dan klinik bersalin merupakan unit tugas

bidan dan merupakan sarana kesehatan yang berpotensi terhadap

kecelakaan dan mempengaruhi kesehatan kerja bidan dan tenaga medis

lainnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja di rumah

sakit atau puskesmas antar lain faktor lingkungan seperti paparan radiasi

dari alat kesehatan yang digunakan, kecelakaan kerja akibat disfungsi

alat yang digunakan, paparan bahan – bahan kimia serta faktor kimianya

yaitu kelalaian dalam bekerja, penggunaan alat – alat medis yang tidak

difterilkan terlebih dahulu, serta akibat tidak menggunakan alat

pelindung diri (Hasyim, 2005).

Melihat tingginya risiko terhadap gangguan kesehatan di rumah

sakit khususnya pada bidan, maka perlu dilakukan upaya-upaya

pencegahan terhadap kejadian penyakit atau traumatik akibat lingkungan

kerja dan faktor manusianya.salah satu diantaranya adalah penggunaan alat

pelindung diri. Suma’mur (2009)

Alat Pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk

melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja,

dimana secara tehnis dapat mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan

kerja yang terjadi. Peralatan pelindung tidak menghilangkan ataupun

mengurangi bahaya yang ada. Peralatan ini hanya mengurangi jumlah

Page 18: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

6

kontak dengan bahaya dengan cara penempatan penghalang antara tenaga

kerja dengan bahaya. Mulyanti (2008)

Demikian juga profesi bidan di rumah sakit yang tidak terlepas dari

kecelakaan kerja yang mengakibatkan gangguan kesehatan dan traumatik

bagi mereka dalam bekerja wajib menggunakan alat pelindung diri, seperti

sarung tangan, baju khusus bagi bekerja di ruang operasi, penggunaan

sepatu, dan pelindung diri lainnya (Hasyim, 2005). Mengingat bahwa

rumah sakit adalah sarana kerja yang tidak terlepas dari kecelakaannya

maka perlu perlindungan keselamatan bidan sangat penting

dipertimbangkan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 14

tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja. Pada pasal 9

ditegaskan bahwa “setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan

atas keselamatan, kesusilaan, pemeliharaan kerja serta perlakuan yang

sesuai dengan harkat dan moral agama” (Depnaker, 2003)

Beberapa penelitian membuktikan bahwa pekerjaan bidang medis

beresiko terhadap kecelakaan dan kesehatan kerja. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Anwar dan Perwitasari (2006) tentang tingkat risiko

pemakaian APD dan Hygiene Petugas Laboratorium Klinik RSUPN

Ciptomangunkusumo Jakarta, hasil penelitian ditemukan bahwa

berdasarkan penggunaan APD, dari 4 Laboratorium yang ada di RSUPN

Ciptomangunkusumo ternyata lebih dari 40 % petugas di 3 laboratorium

(IGD, Hematologi dan anak) berisiko tinggi terinfeksi penyakit

berbahaya seperti HIV / AIDS. Adapun alasan petugas tidak

Page 19: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

7

menggunakan APD ketika bekerja, pada umumnya (52%) karena di

tempat kerjanya tidak tersedia APD. Tidak ditemukannya APD disebagian

laboratorium yang diteliti kemungkinan karena kurangnya perhatian dari

kepala laboratorium dalam penyediaan APD, atau anggaran rumah sakit yang

terbatas sehingga penyediaan APD juga terbatas. Alasan lain petugas

tidak menggunakan APD adalah malas, lupa, tidak terbiasa dan repot.

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar merupakan salah

satu rumah sakit yang melakukan asuhan persalinan normal bagi

masyarakat yang ada di kota makassar. Secara umum rata-rata persalinan

normal yang diberikan bidan mencapai 70-95 pasien tiap bulannya. Dilihat

dari lingkungan kerjanya yaitu ruangan persalinan, secara umum dari

aspek higiene sanitasi sudah memenuhi syarat kesehatan, baik ventilasi

maupun sterilisasi ruangan demikian juga dilihat dari aspek ketersediaan

alat pelindung diri juga sudah disediakan oleh manajemen rumah sakit

(RSKDIA Pertiwi, 2017)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 5

maret 2017 masih banyaknya bidan yang tidak menggunakan Alat

Pelindung Diri pada saat melakukan pertolongan persalinan kepada pasien.

Dari 10 bidan yang diamati, 8 bidan tidak patuh dalam menggunakan APD

tersebut. Keadaan tersebut dinilai sangat berpotensi terhadap timbulnya

berbagai penyakit akibat paparan terhadap darah pasien, paparan bahan

kimia lainnya,tusukan jarum suntik atau peralatan medis lainnya.

Kejadiaan tersebut tidak mendapat perhatian lebih dari manajemen rumah

Page 20: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

8

sakit, karena belum terjadi kasus penyakit akibat kerja yang berarti akibat

kelalaian atau ketidakmauan bidan dalam menggunakan APD.

(APD merupakan alat keselamatan yang digunakan bidan untuk

melindungi dirinya dari kemungkinan adanya paparan potensi bahaya

bahan kimia, cairan darah dan tusukan jarum suntik di lingkungan kerja

rumah sakit. Penggunaan APD dapat mencegah terjadinya penyakit akibat

kerja)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka

peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan bidan terhadap penggunaan alat pelindung diri pada saat

pertolongan persalinan di Rumah Sakit Ibu & Anak Pertiwi.

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian mengenai hubungan kepatuhan bidan terhadap

penggunaan alat pelindung diri di rumah sakit ibu & anak pertiwi

makassar.

2. Tahun dan tempat penelitian ini adalah pada tahun 2017 di Rumah

Sakit ibu & Anak Pertiwi Kota Makassar

3. Teknik pengambilan sampel, pada penelitian ini pengambilan

sampel memakai total sampling

Page 21: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang

akan diteliti yaitu apakah ada hubungan pengetahuan, sikap, masa kerja,

ketersediaan APD dan kebijakan K3 terhadap kepatuhan bidan pada saat

proses persalinan di Rumah Sakit Ibu & Anak Pertiwi.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan

bidan dalam penggunaan APD pada proses persalinan di RSKDIA

Pertiwi Kota Makasar

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan

penggunaan APD di RSKDIA Pertiwi.

2. Untuk mengetahui hubungan sikap terhadap kepatuhan

penggunaan APD di RSKDIA Pertiwi.

3. Untuk mengetahui hubungan masa kerja terhadap kepatuhan

penggunaan APD di RSKDIA Pertiwi.

4. Untuk mengetahui hubungan fasilitas kesehatan terhadap

kepatuhan penggunaan APD di RSKDIA Pertiwi.

5. Untuk mengetahui hubungan kebijakan K3 terhadap kepatuhan

penggunaan APD di RSKDIA Pertiwi.

Page 22: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

10

D. Manfaat

1. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis tentang

faktor yang berhubungan dengan keselamatan kerja terhadap

kepatuhan bidan dalam penggunaan APD pada proses persalinan.

2. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan bagi

masyarakat terutama bagi bidan tentang faktor yang berhubungan

dengan keselamatan kerja terhadap kepatuhan bidan dalam

penggunaan APD pada proses persalinan, diharapkan juga dapat

menjadi bahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

3. Manfaat Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat menghasilkan masukan terhadap pihak

rumah sakit dalam menentukan kebijakan dalam bidang keselamatan

dan kesehatan kerja dan tindakan pencegahan khususnya dalam

penggunaan alat pelindung diri pada saat pertolongan persalinan dan

sebagai masukan bagi bidan itu sendiri untuk mengetahui potensi

bahaya dan pentingnya penggunaan APD pada saat pertolongan

persalinan

Page 23: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Menurut Suma’mur Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang

bertalian dengan mesin, pesawat, alat, bahan, proses pengolahan, landasan

tempat kerja dan lingkungan tempat kerja serta cara melakukan pekerjaannya.

Sedangkan Menurut Malthis dan Jackson (2002), keselamatan kerja menunjuk

pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan dengan tujuan mencegah

terjadinya kecelakaan atau cedera terkait dengan pekerjaan. Pendapat lain

menyebutkan bahwa keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan

mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui

persiapan prosedur operasi standar (Hadiguna, 2011).

Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan atau kedokteran

beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja

memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun

sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit atau gangguan

kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta

terhadap penyakit umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak

berubah, bukan sekedar kesehatan pada sektor industri saja melainkan juga

mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan

pekerjaannya (Suma’mur dalam Suhartini, 2013).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari

pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya

Page 24: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

12

(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun

kerugian-kerugian lainnya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis

dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang

mungkin terjadi. Dengan kata lain hakekat dari Keselamatan dan Kesehatan

Kerja adalah tidak berbeda dengan pengertian bagaimana kita mengendalikan

risiko (risk management) agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan

(Milyandra, 2010)

Keselamatan dan kesehatan kerja secara hukum merupakan suatu upaya

perlindungan agar tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja

selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta sumber-sumber proses produksi

dapat dijalankan secara aman, efesien dan produktif (Suhartini, 2013).

Ada tiga aspek utama hukum kesehatan dan keselamatan kerja yaitu norma

keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma kerja nyata merupakan

sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga

yang disebabkan oleh kelalaian kerjaserta lingkungan kerja yang tidak

kondusif. Konsep ini diharapkan mampu mengurangi jumlah kecelakaan kerja

sehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian

mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga

mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.

Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi intrumen yang mampu

menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.

Adapun dasar hukum yang sering menjadi acuan mengenai K3 yaitu:

Page 25: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

13

a. UU. No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, khususnya

paragraf 5 tentang keseelamatan dan kesehatan kerja, paasal 86 dan

87. Pasal 86 ayat 1 berbunyi: “setiap pekerja/buruh mempunyai

Hak utuk memperoleh perlindungan atas (a) Keselamatan dan

Kesehatan Kerja.” Aspek ekonominya adalah pasal 86 ayat 2 “

Untuk melindungi Keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.” Sedangkan Kewajiban

penerapannya ada dalam pasal 87: “ Setiap perusahaan wajib

menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang terintegritasi dengan sistem Manajemen perusahaan.”

b. Surat keputusan Menteri kesehatan Nomor

382/Menkes/SK/III/2007 tentang pelaksanaan pencegahan dan

pengendalian infeksi di rumah sakit maupun fasilitas pelayanan

kesehatan lain sebagai upaya untuk memutus siklus penularan

penyakit dan melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung

dan masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, baik di

rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

1. Keselamatan kerja

Keselamatan adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko kecelakaan

atau kerusakan atau dengan risiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkat

tertentu (Johny, 2000).

Page 26: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

14

Keselamatan kerja adalah upaya keselamatan yang diterapkan

ditempat kerja. Menurut Webster dalam Intercollegiate dictionary,

keselamatan sendiri mempunyai pengertian bebas interaksi antara manusia-

mesin-media yang berakibat kerusakan sistem, degradasi dari misi sukses,

hilangnya jam kerja, atau luka pada pekerja. Sedangkan gagalnya upaya

kesehatan umumnya disebabkan oleh hubungan sistem kerja manusia–alat-

bahan-komponen lingkungan yang menghasilkan masalah besar sebagai

akibat dari kurang bagusnya pengawasan di industri (Hakim, 2004).

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari

sering disebut dengan safety, secara filosofi diartikan sebagai suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia

pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan

diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja

(Banda, 2015).

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat

kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur,

1996).

Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja, syarat-syarat

Keselamatan kerja seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya berikut jenis

enis bahaya akan diatur dengan peraturan perundangan (Suma’mur,1996).

Page 27: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

15

Indikator penyebab keselamatan kerja adalah:

a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:

1) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang

kurang diperhitungkan keamanannya.

2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak

3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:

1) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik

pengaturan penerangan.

Adapun tujuan keselamatan kerja menurut Suma’mur (2010) dalam

Supriyadi (2010) yaitu:

1. Pencegahan terjadinya kecelakaan.

2. Pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja.

3. Pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya terjadi

kematian akibat kecelakaan.

4. Pencegahan atau penekanan sekecil-kecilnya cacat akibat kerja.

5. Pengamanan material, konstruksi bangunan, alat kerja, mesin-

mesin, pesawat-pesawat, instalasi dan lain-lain.

6. Peningkatan kinerja kerja atas dasar tingkat keamanan kerja yang

tinggi.

7. Penghindaran pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan

sumber produksi lainnya sewaktu kerja.

Page 28: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

16

8. Pemeliharaan tempat kerja yang bersih dan nyaman.

9. Peningkatan dan pengamanan produksi dalam rangka industrialisasi

dan pembangunan.

2. Kesehatan Kerja

Dalam Pasal 23 Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang

kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk

mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. Kesehatan kerja meliputi

pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat

kesehatan kerja, disebutkan pula bahwa setiap tempat kerja wajib

menyelenggarakan kesehatan kerja (Haryono, 2007) dalam (Banda, 2015).

Menurut Suma’mur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam

ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar

pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi

tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha

preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan

kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,

serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a.Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-

kecelakaaan akibat kerja.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.

c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.

Page 29: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

17

d. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta

kenikmatan kerja.

e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari

bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan

tersebut.

f. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin

ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.

Adapun tujuan dari kesehatan kerja menurut Suhartini (2013) adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-

tingginya baik fisik, mental dan sosial disemua lapangan pekerjaan.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

kondisi lingkungan kerja.

3. Melindungi tenaga kerja dari bahaya yang ditimbulkan akibat

pekerjaan.

4. Menempatkan tenaga kerja pada lingkungan kerja yang sesuai dengan

kondisi fisik, faal tubuh dan mental psikologis tenaga kerja yang

bersangkutan.

5. Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat guna

tercapainya derajat kesehatan tenaga kerja yang mendukung

peningkatan efesiensi dan produktifitas kerja.

Tujuan akhir dan kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga

kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai, apabila didukung

Page 30: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

18

oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (Notoatmodjo,

2007).

Ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian pada pengenalan, evaluasi

dan kontrol faktor lingkungan dan stress yang muncul di tempat kerja yang

mungkin menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau

menimbulkan ketidaknyamanan pada tenaga kerja maupun lingkungannya

(Harrianto, 2010).

B. Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti suka menurut, taat

pada perintah, aturan, berdisiplin. Kepatuhan adalah ketaatan dalam melakukan

sesuatu yang dianjurkan (Depdikbud, 1996).

Menurut Schein (2002), perilaku patuh adalah contoh dari artefak yang

merupakan lapisan terluar suatu budaya. Interaksi antar komponen pada teori

safety triad menjelaskan bahwa motivasi dalam komponen person akan

mempengaruhi kepatuhan pada komponen behavior.

Kepatuhan dapat diartikan sebagai suatu bentuk respon terhadap suatu

perintah, anjuran, atau ketepatan melalui suatu aktifitas konkrit. Kepatuhan

mengacu pada situasi ketika peilaku individu sesuai dengan tindakan yang

disarankan atau yang diusulkan oleh praktisi kesehatan (Albery & Marcus,

2011)

Menurut Stanley (2007), kepatuhan seseorang sangat berhubungan

dengan :

1. Interaksi kompleks antara dukungan keluarga dan pengalaman.

Page 31: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

19

2. Interaksi perilaku dengan kepercayaan kesehatan seseorang

3. Kepercayaan yang ada sebelumnya.

Kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku

yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan. Perilaku

kesehatan merupakan perilaku kepatuhan, menurut Lawrence Green dalam

Notoatmodjo (2003) faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan adalah

sebagai berikut :

1. Faktor-faktor predisposisi (Prodisposing Factors) yaitu faktor-faktor

yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang

antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai tradisi.

Seorang ibu mau membawa anaknya ke posyandu, karena tahu bahwa

disana akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui

pertumbuhannya serta akan memperoleh imunisasi untuk mencegah

penyakit. Tanpa adanya pengetahuan ini, ibu tersebut mungkin tidak akan

membawa anaknya ke posyandu.

2. Faktor-faktor pemungkin (Enabling Factors) adalah faktor-faktor

yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang

dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau

fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya Puskesmas,

Posyandu, Rumah Sakit, makanan bergizi. Sebuah keluarga yang sudah

tahu masalah kesehatan mengupayakan keluarganya untuk menggunakan

air bersih, makan bergizi dan sebagainya. Tetapi apabila keluarga tersebut

tidak mampu mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa

Page 32: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

20

menggunakan air kali, makan seadanya.

3. Faktor-faktor penguat (Reinforcing Factors) adalah faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang

meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak

melakukannya. Perlu adanya contoh-contoh perilaku sehat dari para tokoh

masyarakat.

Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2003) mengklasifikasikan perilaku

yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) sebagai

berikut:

1. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu tindakan atau kegiatan

seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk

tindakan untuk mencegah penyakit,memelihara makanan, sanitasi.

2. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni tindakan atau

kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan.

3. Perilaku sakit (illness behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk

merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit, meliputi

kemampuan untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit serta

usaha mencegah penyakit.

C. Tinjauan Umum Tentang Bidan

Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan

akuntabel yang bekerja sebagai perempuan untuk memberikan dukungan,

Page 33: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

21

asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,

memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan

kepada bayi barulahir. Asuhan ini merupakan upaya pencegahan, promosi

persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan

medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat

daruratan di sarana kesehatan (Depkes, 2007).

Menurut Riskesdas tahun 2013, bidan merupakan tenaga kesehatan yang

paling berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil (87,8%)

dan fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan ibu hamil adalah praktik

bidan (52,5%), puskesmas/pustu (16,6%) dan posyandu (10,0%). Hal ini

terlihat di semua provinsi.

Berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor

369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan Mentri Kesehatan RI

menyatakan bahwa standar kompetensi bidan untuk kompetensi pertama di

mana perilaku profesional bidan antara lain menggunakan cara pencegahan

universal untuk penyakit, penularan dan strategi dan pengendalian infeksi.

Untuk kompetensi keempat dimana bidan membarikan asuhan yang bermutu

tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin

selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan

tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayi yang baru lahir.

Sedangkan untuk kompetensi kedelapan bidan memiliki ketrampilan dasar

melakukan pertolongan persalinan dirumah dan polindes (Direktorat Bina

Page 34: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

22

Pelayanan Keperawatan dan Teknisian Medik Direktorat Jendral Bina Upaya

Kesehatan Kementrian Kesehatan, 2011).

Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan upaya yang dilakukan oleh

bidan dalam pertolongan persalinan secara sehat dan normal yang dilakukan

dengan menggunakan peralatan yang steril, serta penatalaksanaan komplikasi.

Asuhan Persalinan Normal(APN) dapat dijadikan sebagai standar persalinan

normal pada bidan-bidan yang adadi rumah sakit Umum, Puskesmas dan Bidan

Praktek Swasta (BPS ) (Depkes, 2007).

Persalinan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

berlangsung dalam 18 jam yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa konflikasi

baik pada ibu maupun janin dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu

(Prawirohardjo, 2007). Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan

selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai sejak uterus

berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan

menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Persalinan

dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan

(setalah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit (JNPK, 2007).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Proses persalinan dibagi

menjadi beberapa kala yaitu kala I yang merupakan kala pembukaan serviks,

kala II merupakan kala pengeluaran, Kala III merupakan kala uri, kala IV yaitu

kala hingga 1 jam setelah plasenta lahir (Depkes, 2004). asuhan persalinan

Page 35: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

23

normal adalah asuhan kebidanan pada persalinan normal yang mengacu pada

asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta

upaya pencegahan komplikasi (Sitorus, 2011).

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup

dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui

berbagai upaya terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang

seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat

terjaga pada tingkat dinginkan (optimal). Keterampilan yang diajarkan dalam

pelatihan asuhan persalinan normal harus diterapkan sesuai dengan standar

asuhan bagi semua ibu bersalin disetiap tahapan persalinan oleh setiap

penolong persalinan dimanapun hal tersebut terjadi. Persalinan dan kelahiran

bayi dapat terjadi dirumah, puskesmas ataupun rumah sakit. Penolong

persalinan mungkin saja seorang bidan, perawat, dokter umum atau spesialis

obstetrik. Jenis asuhan yang akan diberikan dapat disesuaikan dengan kondisi

dan tempat persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan

bayi baru lahir (JNPK, 2007).

D. Tinjauan Umum Tentang Alat Pelindung Diri

1. Defenisi

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) alat

pelindung diri atau pesonal protective equipment atau didefinisikan sebagai

alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang

diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazard) di tempat kerja, baik

Page 36: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

24

yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya

(OSHA, 2009).

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

No.8/MEN/VII/2010, alat pelindung diri atau personal protective equipment

didefinisikan sebagai alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi

seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari

potensi bahaya di tempat kerja.

Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan Pasal 108

menyatakan bahwa “setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan,

perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama”, maka upaya perlindungan terhadap karyawan akan bahaya

khususnya pada saat melaksanakan kegiatan (proses kerja) di tempat kerja

perlu dilakukan oleh pihak manajeman perusahaan. Salah satu upaya

perlindungan terhadap tenaga kerja tersebut adalah dengan penggunaan APD.

Alat pelindung diri (APD) berperan penting terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja. Dalam pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki

peranan dan kedudukan yang penting sebagai pelaku pembangunan. Sebagai

pelaku pembangunan, perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan baik dari

aspek ekonomi, politik, sosial, teknis, dan medis dalam mewujudkan

kesejahteraan tenaga kerja. terjadinya kecelakaan kerja dapat mengakibatkan

korban jiwa, cacat, kerusakan peralatan, menurunnya mutu dan hasil

produksi, terhentinya proses produksi, kerusakan lingkungan, dan akhirnya

Page 37: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

25

akan merugikan semua pihak serta berdampak kepada perekonomian nasional

(Anizar, 2009).

Alat Pelindung diri perorangan adalah alat yang digunakan seseorang

dalam melakukan pekerjaannya, yang dimaksud untuk melindungi dirinya

dari sumber bahaya tertentu, baik yang berasal dari pekerjaan maupun

lingkungan pekerjaan dan berguna dalam usaha untuk mencegah atau

mengurangi kemungkinan cedera atau sakit (syukri, 1997). Alat pelindung

diri yang menjadi komponen utama personal precaution beserta

penggunaannya yang biasa digunakan pekerja khususnya perawat sebagai

kewaspadaan standar (standart precaution) dalam melakukan tindakan

keperawatan Departemen Kesehatan RI, 2007 yang bekerjasama dengan

perhimpunan pengendalian infeksi indonesia (PERDALIN) Siburian (2012)

2. Program Penggunaan APD

Berdasarkan Pasal 14 huruf c UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan

kerja, pengusaha/pengurus perusahaan perusahaan wajib menyediakan APD

secara cuma-cuma terhadap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki

tempat kerja. Apabila kewajiban pengusaha/pengurus perusahaan tersebut

tidak dipenuhi merupakan suatu pelanggaran undang15 undang. Berdasarkan

Pasal 12 huruf b, tenaga kerja diwajibkan memakai APD yang telah

disediakan (Anizar, 2009).

3. Syarat-syarat APD

Pemilihan APD yang handal secara cermat merupakan persyaratan mutlak

yang sangat mendasar. Pemakaian APD yang tidak tepat dapat mencelakakan

Page 38: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

26

pekerja yang memakainya karena mereka tidak terlindung dari bahaya

potensial yang ada ditempat mereka terpapar. Jadi pemilihan APD harus

sesuai ketentuan seperti berikut (ILO, 2011):

a. Harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya

yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.

b. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak

menyebabkan rasa tidak nyaman yang berlebihan.

c. Harus dapat dipakai secara fleksibel dan bentuknya harus cukup

menarik.

d. Tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya yang

dikarenakan bentuk dan bahayanya tidak tepat atau karena salah dalam

penggunaannya.

e. Harus memenuhi standar yang telah ada dan tahan lama.

f. Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.

g. Bahan yang mudah ditemukan untuk mempermudah perawatan.

4. Jenis-jenis APD

Jenis-jenis APD beserta penggunaannya menurut Departemen Kesehatan

RI, 2007 :

1. Sarung tangan/ Handscoon

a. Digunakan bila terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh, dan bahan

yang terkontaminasi

b. Digunakan bila terjadi kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka

Page 39: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

27

c. Sarung tangan rumah tangga daur ulang, bisa dikenakan saat

menangani sampah atau melakukan pembersihan

d. Gunakan prosedur ini mengingat resiko terbesar adalah paparan cairan

darah, tidak mempedulikan apa yang diketahui tentang pasien

e. Jangan didaur ulang. Sarung tangan steril haru selalu digunakan untuk

produser antiseptik misalnya pembedahan

f. Jangan mengurangi kebutuhan cuci tangan meskipun telah memakai

sarung tangan

g. Penggunaan sarung tangan dan kebersihan tangan merupakan

komponen kunci dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan

mempertahankan suatu lingkungan bebas infeksi

2. Masker / Respirator

a. Melindungi selaput lendir mata, hidung dan mulut saat terjadi kontak

atau untuk menghidari cipratan dengan darah dan cairan tubuh

b. Gunakan untuk pasien dengan infeksi respirasi

c. Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus jika

penyaringan udara dianggap pentingmisalnya pada perawataan

seseorang yang dicurigai atau menderita flu burung atau SARS

3. Alat Pelindung Mata

a. Gunakan bila terdapat kemungkinan terpapar cairan tubuh untuk

melindugi mata

b. Kacamata memberi sedikit perlindungan, tetapi tidak memberikan

perlindungan menyeluruh

Page 40: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

28

4. Gaun Pelindung

a. Lindungi kulit dari darah dan cairan tubuh

b. Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau

seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau

dicurigai menderita penyakit menular melalui droplet/ airbone

c. Ganti tiap berganti pasien

d. Cegah pakaian tercemar selama prosedur klimis yang dapat

berkontak langsung dengan darah dan cairan tubuh

5. Penutup Kepala / Kap

a. Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga

serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama

pembedahaan

b. Tujuan utama untuk melindungi pemakai/petugas dari darah atau

cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot

6. Apron

a. Terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air

sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan.

b. Mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan

perawatan lamgsung pada pasien, membersihkan pasien, atau

melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan

tubuh dan sekresi

Page 41: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

29

7. Pelindung Kaki

a. Melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda berat

yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas tubuh

b. Hindari menggunakan sendal jepit atau sepatu yang terbuat dari

bahan lunak (kain) tidak boleh digunakan

Pemakaian APD pada penjelasan diatas tidak semua harus dipakai di ruang

persalinan, tetapi APD wajib dipakai ketika seseorang melakukan pertolongan

persalinan. Persyaratan umum penyediaan Alat Pelindung diri tercantum dalam

Personal Protective Equipment Work Regulation 1992. Dalam menyediakan

perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama sebuah perusahaan adalah

melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang secara individu.

Penggunaan APD hanya dipandang perlu jika metode-metode perlindungan

yang lebih luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau. Dengan seluruh

jenis yang paling sesuai untuk kebutuhan perlindungan pekerja dan dapat

menawarkan beberapa pilihan berdasarkan material, desain, warna dan

sebagainya. Madyanti (2012)

Menururt pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit

dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dikeluarkan oleh Depkes RI (2007) ,

ada faktor-faktor yang penting yang harus diperhatikan pada pemakaian APD:

a. Kenakan APD sebelum kontak denga pasien, umumnya sebelum

memasuki ruangan

b. Gunakan dengan hati-hati,jangan menyebarkan kontaminasi

Page 42: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

30

c. Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang telah

disediakan di ruang ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan

d. Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah

membersihkan tangan sesuai dengan pedoman.

E. Tinjauan umum tentang Perilaku

Maulana (2009) menyebutkan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar),

pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R (stimulus – organisme- respon).

Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme

atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek tersebut

(Notoatmodjo, 2007) . Respon ini terbentuk dua macam, yakni :

1.Bentuk pasif adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya

berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan, maka perilaku

tersebut terselubung (covert behaviour).

2.Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara

langsung, maka perilaku tersebut sudah tampak dalam bentuk tindakan

nyata, maka disebut ‘over behaviour’.

A.Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku

Teori Lawrence Green (1980) dalam menganalisis faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku, konsep umum yang sering digunakan dalam

berbagai kepentingan program dan beberapa penelitian yang dilakukan

Page 43: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

31

adalah teori yang dikemukakan olah Green (1980). Ia menyatakan bahwa

perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi,

faktor pendorong, dan faktor penguat (Maulana, 2009).

Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor yang mempermudah

terjadinya perilaku seseorang. Faktor ini termasuk pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, masa kerja, kebiasaan, nilai nilai, norma sosial,

budaya, dan persepsi.

Faktor pemungkin (enabling factors). Faktor yang memungkinkan

terjadinya perilaku. Hal ini berupa lingkungan fisik, sarana kesehatan atau

sumber-sumber khusus yang mendukung, dan keterjangkauan sumber dan

fasilitas kesehatan.

Faktor penguat (reinforcing factors). Faktor yang memperkuat perilaku

termasuk teman kerja, kebijakan, pimpinan, reward, dan punishment.

B. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan APD

1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal- hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat,

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya (Mulyanti,

2008).

a) Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan

ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

Page 44: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

32

tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).

Sedangkan menurut Maulana (2009) sebagian besar pengetahuan

diperoleh melalui mata dan telinga, berdasarkan pengalaman dan

penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan

lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam

Madyanti (2012) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan yaitu :

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation, yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2007).

b. Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respons

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Page 45: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

33

Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1983) dalam Maulana (2009) sikap

merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari

dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap

suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut.

Menurut Newcomb yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan ‘pre-disposisi’ tindakan

atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat

dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan yakni (Notoatmodjo, 2007) :

1) Menerima (Receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan.

3) Menghargai (Valuing)

Page 46: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

34

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mengindikasikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah.

4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko.

Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan

dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat

responden.

c. Umur

Umur yaitu lama hidup seseorang dihitung sejak dia dilahirkan sampai

saat ini. Menurut Gilmer yang dikutip Mulyanti (2008), menyatakan bahwa

ada pengaruh umur terhadap penampilan kerja dan seterusnya akan berkaitan

dengan tingkat kinerja. Dalam perkembangannya manusia akan mengalami

perubahan fisik dan mental bergantung dari jenis pekerjaan. Pada umumnya

tenaga yang berusia tua relatif tenaga fisiknya lebih terbatas dari pada tenaga

kerja yang masih muda.

d. Pendidikan

Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berfikir dalam menghadapi

pekerjaan. Faktor pendidikan adalah salah satu hal yang sangat besar

pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas kerja yang di lakukan,

Page 47: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

35

semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar kemungkinan tenaga

kerja dapat bekerja dan melaksanakan pekerjaannya (Ravianto,1990).

Menurut Mulyanti (2008), perbedaan jenjang pendidikan bagi bidan

tidak berpengaruh terhadap keinginan bidan untuk menggunakan APD secara

benar dan disiplin, karena pengetahuan yang diperoleh oleh bidan dilihat dari

jenjang pendidikan relatif sama.

e. Masa Kerja

Masa kerja sangat mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap

pekerjaan dan lingkungan dimana ia bekerja, seharusnya semakin lama ia

bekerja maka akan semakin banyak pengalamannya. Pengalaman ini dapat

menjadikan seseorang untuk bekerja lebih baik lagi. Pengalaman untuk

kewaspadaan terhadap kecelakaan bertambah sesuai dengan usia, masa kerja

di perusahaan dan lamanya bekerja. Tenaga kerja yang baru biasanya belum

mengetahui secara mendalam seluk beluk pekerjaan dan keselamatannya.

Lama kerja seseorang dapat dikaitkan dengan pengalaman yang didapatkan di

tempat kerja. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin banyak

pengalaman dan semakin tinggi pengetahuannya dan keterampilannya

(Silalahi,2000). Menurut Sitorus (2011) lama bekerja seseorang tidak

mempengaruhi kinerja dari orang tersebut.

2. Faktor pemungkin (Enabling Factors)

Faktor ini mencakup tersedianya sarana atau fasilitas kesehatan. Menurut

Moenir (1992) sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan

fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam

Page 48: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

36

pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang

berhubungan dengan organisasi kerja. Alat pelindung diri harus tersedia

cukup jenis dan jumlahnya, untuk perlindungan seluruh atau sebagian tubuh

(Kurniawidjaja, 2010). Pada pedoman Asuhan Persalinan Normal (APN),

alat pelindung diri mencegah petugas terpapar mikroorganisme penyebab

infeksi dengan cara menghalangi.

a. Ketersediaan Fasilitas

Dibutuhkan pedoman tertentu tentang penempatan fasilitas dan

penangananya, disamping untuk memenuhi kebutuhan jabatan seseorang,

asas keserasian juga tetap untuk meningkatkan efisiensi kerja pegawai

(Johny, 2000).

Menurut Laurenta (2001) yang dikutip oleh Mulyanti (2008) keserasian

perbandingan antara manusia dengan alat kerja sehingga turut menjamin

adanya suasana kerja yang menggairahkan. Peralatan dan perlengkapan

harus tepat guna dan tidak mewah. Setiap alat dan perlengkapan harus

diadakan sesuai dengan tingkat kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Menurut Maulana (2009), faktor yang memungkinkan terjadinya

perilaku berupa lingkungan fisik, sarana kesehatan atau sumber-sumber

khusus yang mendukung, dan keterjangkauan sumber dan fasilitas

kesehatan. Menurut penelitian Hakim (2004) menyatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara fasilitas APD dengan penggunaan APD.

Page 49: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

37

b. Kenyamanan Fasilitas

Perasaan tidak nyaman (risih, panas, berat, terganggu) yang timbul pada

saat menggunakan APD akan mengakibatkan keengganan tenaga kerja

menggunakannya dan mereka memberi respon yang berbeda-beda

(Budiono, 2003). Pemakaian APD dapat menyebabkan ketidaknyamanan,

terutama bila dipakai untuk jangka lama, karena pemakai merasa tertutup

dan terisolasi. Oleh karena itu, pekerja cenderung untuk melepaskannya

untuk menghilangkan ketidaknyamanan (Harrington, 2003).

3. Faktor penguat (Reinforcing Factor)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.

Disini juga mencakup undang- undang dan peraturan, kebijaksanaan baik

dari pusat maupun instansi terkait.

a. Kebijakan K3

Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

PER.05/MEN/1996 kebijakan adalah pernyataan tertulis yang dapat

dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja

yang memuat keseluruhan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad

melaksanakan K3. Kerangka dan program kerja perusahaan yang

bersifat umum dan operasional yang di tandatangani oleh perusahaan

atau pengurus. Awal penerapan K3 di perusahaan harus dilandasi

dengan kebijakan K3 dari manajemen perusahaan yang merupakan

komitmen terhadap kebijakan Undang- Undang No. 1 tahun 1970

Page 50: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

38

tentang keselamatn kerja sebagai usaha perlindungan terhadap aset

perusahaan. Kebijakan K3 merupakan komponen dasar kebijakan

manajemen yang akan memberi arah bagi setiap pertimbangan yang

menyangkut aspek operasional dari kualitas, volume dan lingkungan

kerja. Salah satu yang termasuk ke dalam kebijakan K3 adalah

penggunaan APD.

b. Penilaian

Salah satu tugas sebagai pimpinan adalah evaluasi terhadap

pelaksanaan kegiatan dalam upaya pencapain tujuan. Evaluasi yang

digunakan berdasarkan pada efektivitas dan efisiensi. Ada dua kategori

evaluasi yaitu kesesuaian (appropriateness) yang dihubungkan dengan

kebutuhan memenuhi tujuan program dan prioritas pilihan dan nilai-

nuilai yang tersedia. Kecukupan (adequency) yang berhubungan dengan

masalah dapat terselesaikan melalui kegiatan yang telah diprogramkan

(Syamsi, 2001) dalam Banda (2015).

F. Kerangka Teori

Kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang

tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan. Perilaku

kesehatan merupakan perilaku kepatuhan, menurut Lawrence Green dalam

Notoatmodjo (2003) faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan adalah

sebagai berikut :

1. Faktor-faktor predisposisi (Prodisposing Factors) yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara

Page 51: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

39

lain pengetahuan, sikap, umur, pendidikan, masa bekerja.

a. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Sedangkan menurut

Maulana (2009) sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan

telinga, berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku

yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari pengetahuan.

b. sikap

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respons

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1983) dalam Maulana (2009) sikap

merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya

dapa t ditafsirkan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari

dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap

suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut.

c. Umur

Umur yaitu lama hidup seseorang dihitung sejak dia dilahirkan sampai

saat ini. Menurut gilmer yang dikutip Mulyanti (2008), menyatakan bahwa

ada pengaruh umur terhadap penampilan kerja dan seterusnya akan

Page 52: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

40

berkaitan dengan tingkat kinerja. Dalam perkembangannya manusia akan

mengalami perubahan fisik dan mental bergantung danis jenis pekerjaan.

Pada umumnya tenaga yang berusia tua relatif tenaga fisiknya lebih

terbatas dari pada tenaga kerja yang masih muda.

d. Pendidikan

Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berfikir dalam menghadapi

pekerjaan. Faktor pendidikan adalah salah satu hal yang sangat besar

pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas kerja yang dilakukan,

semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar kemungkinan

tenaga kerja dapat bekerja dan melaksanakan pekerjaannya (Ravianto,

1990). Menurut Mulyanti (2008), perbedaan jenjang pendidikan bagi bidan

tidak berpengaruh terhadap keinginan bidan untuk untuk menggunakan

APD secara benar dan disiplin, karena pengetahuan yang diperoleh oleh

bidan dilihat dari jenjang pendidikan relatif sama.

e. Masa kerja

Masa kerja sangat mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap

pekerjaan dan lingkungan dimana ia bekerja, seharusnya, semakin lama ia

bekerja maka akan semakin banyak pengalamannya. Pengalaman ini dapat

menjadikan seseorang untuk bekerja lebih baik lagi. Pengalaman untuk

kewaspadaan terhadap kecelakaan bertambah sesuai dengan usia, masa

kerja diperusahaan lamanya bekerja. Tenaga kerja yang baru biasanya

belum mengetahui secara mendalam seluk beluk pekerjaan dan

keselamatannya. Lama kerja seseorang dapat dikaitkan dengan

Page 53: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

41

pengalaman yang didapatkan ditempat kerja. Semakin lama seseorang

bekerja maka semakin banyak pengalaman dan semakin tinggi

pengetahuan dan keterampilannya (silalahi, 1985). Menurut sitorus lama

bekerja seseorang tidak mempengaruhi kinerja dari orang tersebut.

2. Faktor-faktor pendukung (Enabling Factors)

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau

tindakan. Faktor ini mencakup tersedianya sarana atau fasilitas kesehatan.

Menurut Moenir (1992) sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan

kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam

pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang

berhubungan dengan organisasi kerja. Alat pelindung diri harus tersedia

cukup jenis dan jumlahnya, untuk perlindungan seluruh atau sebagian tubuh

(Kurniawanwidjaja, 2010). Pada pedoman Asuhan Persalinan Normal

(APN), alat pelindung diri mencegah petugas terpapar mikroorganisme

penyebab infeksi dengan cara menghalangi.

3. Faktor-faktor pendorong (Reinforcing Factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, antara lain:

a) Kebijakan K3

Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

PER.05/MEN/1996 kebijakan adalah pernyataan tertulis yang dapat

dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga

kerja yang memuat keseluruhan tujuan perusahaan, komitmen dan

tekad melaksanakan K3, Kerangka dan program kerja perusahaan yang

Page 54: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

42

bersifat umum dan operasional yang ditandatangani oleh perusahaan

atau pengurus.

Awal penerapan K3 diperusahaan harus dilandasi dengan

kebijakan K3 dari manajemen terhadap kebijakan Undang- Undang

No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja sebagai usaha

perlindungan terhadap aset perusahaan. Kebijakan K3 merupakan

komponen dasar kebijakan manajemen yang akan memberi arah bagi

setiap pertimbangan yang menyangkut aspek operasional dari kualitas,

volume dan lingkungan kerja. Salah satu yang termasuk ke dalam

kebijakan K3 adalah penggunaan APD.

Page 55: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

43

P

Sumber: L. Green (1980)

Faktor Penguat

• Teman Kerja

• Kebijakan K3

• Reward

Faktor Predisposisi

• Pengetahuan

• Sikap

• Umur

• Pendidikan

• Masa Kerja

• Persepsi

Faktor Pemungkin

• Sarana atau

Fasilitas

Kesehatan

• Kenyamanan

Fasilitas

Perilaku

Kepatuhaan

Penggunaan APD

Page 56: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

44

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Kerangka konsep penelitian ini mengadopsi model PRECEDE lawrence

Green (1980). Menurut Lawrence Green perilaku seseorang (dalam hal ini

penggunaan APD), dipengaruhi oleh faktor predisposisi (yaitu faktor diri

bidan), faktor pendukung (ketersediaan fasilitas), dan faktor pendorong

(kebijakan oleh Rumah Sakit).

Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah kepatuhan

penggunaan APD oleh bidan pada saat melakukan pertolongan persalinan,

variabel independennya adalah faktor diri bidan sendiri yaitu pengetahuan,

sikap, dan masa kerja dan faktor diluar diri bidan yaitu fasilitas

kesehatan/ketersediaan APD dan kebijakan K3 dari rumah sakit tersebut.

1. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour).

2. Sikap

Sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh

langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengaruh langsung tersebut lebih

berupa perilaku yang akan direalisasikan apabila kondisi dan situasi

memungkinkan.

Page 57: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

45

3. Masa Kerja

Masa kerja sangat mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap

pekerjaan dan lingkungan dimana ia bekerja, semakin lama ia bekerja

semakin banyak pengalamannya. Hal ini akan mempengaruhi persepsi,

sikap,dalam melakukan pekerjaan akan lebih terkontrol.

4. Sarana / Fasilitas Kesehatan

Dibutuhkan pedoman tertentu tentang penempatan fasilitas dan

penanganannya, disamping itu juga untuk memenuhi kebutuhan

seseorang untuk meningkatkan efisiensi kerja. Peralatan dan

perlengkapan harus tepat guna dan tidak mewah. Setiap alat dan

perlengkapan harus diadakan sesuai dengan tingkat kemungkinan

terjadinya kecelakaan (Laurenta, 2001)

5. Kebijakan K3

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan

Keselamatan Kerja di Rumah Sakit bahwa pekerja rumah sakit

mempunyai risiko lebih tinggi dibanding pekerja industri lain untuk

terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja

(KAK), sehingga pekerja rumah sakit perlu menerapkan penggunaan

APD untuk meminimalisir resiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja

(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK). Penggunaan APD ditempat

kerja sendiri telah diatur melalui Undang-Undang No.1 tahun 1970.

Page 58: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

46

B. Kerangka Konsep

Keterangan

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Variabel yang diteliti

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Kepatuhan

Kepatuhan yang dimaksud adalah patuh dalam mengerjakan

sesuatu yang menjadi tugas dan kewajibannya. Pengukuran kepatuhan

dilakukan dengan menggunakan observasi langsung pada saat peneliti

melakukan penelitian.

Faktor Predisposisi

• Pengetahuan

• Sikap

• Masa Kerja

Faktor Pendukung

• Sarana atau Fasilitas

Kesehatan

Faktor Pendorong

• Kebijakan K3

Perilaku

Kepatuhan

Penggunaan APD

Page 59: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

47

Kriteria obyektif:

a. Patuh : Patuh menggunakan APD apabila responden menggunakan

semua APD yang dibutuhkan dan sesuai SOP APD K3

b.Tidak Patuh : Tidak patuh menggunakan APD apabila responden tidak

menggunakan semua APD yang dibutuhkan sesuai SOP APD K3.

2. Pengetahuan

Pengetahuan yang dimaksud adalah segala hal yang diketahui oleh

bidan tentang penggunaan APD serta risiko bila tidak menggunakan

sarung tangan, gaun pelindung, masker, maupun penutup kepala pada

saat bekerja. Pengukuran variable ini menggunakan skala Guttman,

dimana jawaban yang benar, responden diberi skor 1 dan jawaban salah

diberi skor 0 (Riduwan, 2007). Adapun kriteria objektif pengetahuan

adalah:

Kriteria Objektif

1) Cukup : Jika responden memperoleh skor jawaban > nilai median

dari 10 pertanyaan yang diajukan

2) Kurang : Jika responden memperoleh skor jawaban ≤ nilai median

dari 10 pertanyaan yang diajukan

3. Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang tentang suatu objek yang

mendahului tindakannya. Variabel ini menggunakan skala Likert sesuai

jumlah pertanyaan dengan menggunakan 4 kategori yang diberi skor.

yaitu (Riduwan, 2007) :

Page 60: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

48

1) Skor 3 = Sangat setuju

2) Skor 2 = Setuju

3) Skor 1 = Kurang setuju

4) Skor 0 = Tidak setuju

Dimana,

Jumlah pertanyaan : 10

Jumlah kategori : 2

Skor tertinggi = 10x10 = 100 (100%)

Skor terendah = 10x1 = 10 (20%)

Range (R) = Skor tertinggi – Skor terendah

= 100%-20%

= 80%

Jumlah kategori (K) = 2

Interval (I) = R/K

= 80% / 2

= 40%

Maka skor standar = 100% - 40% = 60%

Kriteria objektif :

Positif : Jika responden memperoleh skor > 60%

Negatif : Jika responden memperoleh skor ≤ 60%

Page 61: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

49

4. Masa Kerja

Masa kerja yang dimaksud adalah kurun waktu yang telah dilalui

responden sejak pertama kali bertugas sebagai bidan sampai pada waktu

dilakukan penelitian.

Kriteria Objektif :

Lama : Jika bekerja ≥ 5 tahun

Baru : Jika bekerja ≤ 5 tahun

5. Ketersediaan APD

Sarana dan fasilitas kesehatan yang dimaksud adalah jika

tersedianya alat pelindung diri bagi bidan pada saat pertolongan

persalinan. Pengukuran variable ini menggunakan skala Guttman,

dimana jawaban yang benar, responden diberi skor 1 dan jawaban salah

diberi skor 0 (Riduwan, 2007). Adapun kriteria objektif dari sarana dan

prasarana adalah:

Kriteria Objektif

1) Cukup : Jika responden memperoleh skor jawaban > nilai median

dari 5 pertanyaan yang diajukan

2) Kurang : Jika responden memperoleh skor jawaban ≤ nilai median

dari 5 pertanyaan yang diajukan.

6. Kebijakan

Pernyataan tertulis yang dibuat oleh pimpinan/manajemen RSKD

Ibu dan Anak Pertiwi terhadap respon dalam menggunakan APD saat

melakukan pertolongan persalinan.

Page 62: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

50

Kriteria Objektif :

Ada : ada SOP / peraturan tertulis

Tidak Ada : tidak ada SOP / peraturan tertulis

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan pengetahuan bidan terhadap kepatuhan penggunaan

APD pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

b. Ada hubungan sikap bidan terhadap kepatuhan penggunaan APD pada

proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

c. Ada hubungan masa kerja bidan terhadap kepatuhan penggunaan APD

pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

d. Ada hubungan sarana/fasilitas kesehatan terhadap kepatuhan

penggunaan APD pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

e. Ada hubungan kebijakan K3 terhadap kepatuhan penggunaan APD

pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

2. Hipotesis Null (H0)

a. Tidak ada hubungan pengetahuan bidan terhadap kepatuhan

penggunaan APD pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

b. Tidak ada hubungan sikap bidan terhadap kepatuhan penggunaan

APD pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

c. Tidak ada hubungan masa kerja bidan terhadap kepatuhan penggunaan

APD pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

Page 63: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

51

d. Tidak ada hubungan sarana/fasilitas kesehatan terhadap kepatuhan

penggunaan APD pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

e. Tidak ada hubungan kebijakan K3 terhadap kepatuhan penggunaan

APD pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

Page 64: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

52

BAB IV

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross

sectional, yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan variabel bebas

dan variabel terikat dengan melihat efek atau akibat pada saat ini. Penelitian

ini untuk melihat hubungan pengetahuan bidan, sikap bidan, masa kerja,

sarana/fasilias kesehatan dan kebijakan K3 terhadap kepatuhan penggunaan

APD pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai Juni 2017 di

bagian pelayanan persalinan RSKD. Ibu dan Anak Pertiwi Makassar.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dibagian pelayanan persalinan RSKD. Ibu

dan Anak Pertiwi Makassar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan dibagian pelayanan

persalinan yang berjumlah 61 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang mewakili suatu populasi

(Saryono, 2011) . jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan

Page 65: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

53

menggunakan Teknik pengambilan total sampling yaitu teknik penerapan

sampel dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel sehingga

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 61 orang (Arikunto, 2010).

D. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen atau alat pengumpulan data menggunakan kuesioner

untuk mengukur pengetahuan, sikap, masa kerja, sarana atau fasilitas

kesehatan dan kebijakan K3.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan

melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor

konstruk atau variabel.

2. Uji Reabilitas

Uji realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dinyatakan realibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Uji realibilitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS, yang akan memberikan fasilitas untuk mengukur

realibilitas dengan uji statistik ronbach Alpha ( α ). Suatu konstruk atau

variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai Cronbanch Alpha . 0,7.

Page 66: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

54

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh dengan cara observasi langsung ke bidan pada saat

melakukan persalinan dan membagikan kuesioner secara langsung

dengan bidan, seperti : melihat apakah ada hubungan keselamatan kerja

terhadap kepatuhan bidan dalam penggunaan APD pada proses

persalinan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Sulawesi Selatan

dibagian ruangan persalinan, dimana data tersebut menjadi informasi

utama yang dapat mendukung bagi penelitian yang dilakukan.

F. Pengolahan Data

1. Mengkode Data (Data Coding)

Mengklasifikasikan, memberi kode data untuk masing-masing nomor

pada kuesioner/angket. Coding merupakan kegiatan merubah data

berbentuk huruf menjadi data berbentuk amgka/bilangan.

2. Mengedit Data (Editing Data)

Memastikan data yang diperoleh adalah data yang lengkap sehingga

dapat diolah dengan memeriksa kelengkapan dan ketetapan pengisian

kuesioner/angket.

3. Memasukkan Data (Data Entry)

Memasukkan data dalam program atau fasilitas data berdasarkan

klasifikasi dengan komputer (SPSS)

Page 67: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

55

4. Membersihkan Data (Data Cleaning)

Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan data

tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut

telah siap diolah dan di analisis.

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis yang digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi

variabel independen dan dependen.

2. Analisis Bivariat

Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan uji chi square untuk

menganalisis hubungan antara variabel independen yaitu pengetahuan,

sikap, masa kerja, sarana prasarana, dan kebijakan K3 atau dependen

yaitu kepatuhan penggunaan APD. Hubungan dianggap bermakna bila

P< 0,05 dan dilakukan dengan program aplikasi komputer, yakni

Statistical Package For Sosial Science (SPSS).

H. Penyajian Data

Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan crosstabulasi (tabung silang) serta narasi untuk membahas hasil

penelitian.

Page 68: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

56

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Berdirinya Rumah Sakit Bersalin Pertiwi yang diresmikan oleh Ny. Amir

Machmud dengan status milik Yayasan Dharma Wanita Pemda Sulawesi

Selatan. Pada awalnya, pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi ini

ditujukan kepada ibu bersalin saja dan beberapa unit pelayanan khususnya

pelayanan ibu bersalin. Namun pada saat ini berkembang menuju rumah sakit

ibu dan anak dengan beberapa unit pelayanan dan beberapa penunjang

pelayanan kesehatan.

Rumah Sakit Bersalin Pertiwi, yang biasa disingkat RSB Pertiwi dengan

bangunan yang kokoh mulai beroperasi secara resmi pada tanggal 13

September 2007. Lokasi di Jalan Jenderal Sudirman No.14 Makassar. Lokasi

rumah sakit cukup strategis di lingkungan masyarakat yang tergolong

menengah, dimana kesadaran akan kesehatan dan hidup sehat yang semakin

tinggi menjadi peluang yang dapat dikembangkan.

1. Visi, Misi dan Motto

a. Visi

Visi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi.

Sedangkan visi Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi adalah“Unggul Dalam

Pelayanan dan Pengelolaan”.

b. Misi

Page 69: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

57

Misi adalah peran yang dimainkan oleh organisasi sekaligus memuat

tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi itu sendiri. Misi Rumah Sakit

Ibu dan Anak Pertiwi adalah sebagai berikut:

1. Mengupayakan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan

pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Prov. Sulsel.

2. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional.

3. Menerapkan pengelolaan RS. Ibu dan Anak Pertiwi yang berhasil guna

dan berdaya guna.

4. Mengembangkan jenis kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak

dalam rangka pengembangan RS. Ibu dan Anak Pertiwi Prov. Sulsel.

5. Meningkatkan motivasi kerja petugas dalam memberikan pelayanan

prima menuju kemandirian.

6. Mengembangkan kerjasama dengan mitra kerja dalam rangka

pengembangan RS. Ibu dan Anak Pertiwi.

c. Motto

Adapun motto RS.Ibu dan Anak Pertiwi adalah “Cermat Pertiwi”

(cermat, efisien, ramah, mutu, asri, terjangkau, patuh, etis, rapih, tepat,

iman, waktu, ikhlas).

2. Tujuan

Adapun tujuan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu, hemat dan manusiawi

sebagai Rumah Sakit Rujukan.

Page 70: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

58

2. Terwujudnya Sumber Daya Manusia Rumah Sakit yang Professional,

Akuntabel, Berorientasi Pelanggan.

3. Terwujudnya sarana dan prasarana rumah sakit sesuai standar.

4. Terwujudnya pelayanan kesehatan dengan memperhatikan aspek sosial

ekonomi.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu & Anak

Pertiwi yang mengambil sampel pada bidan yang sedang aktif dalam bekerja

di Rumah Sakit Ibu & Anak Pertiwi, Pengambilan data responden penelitian

ini dilakukan mulai tanggal 29 mei - 18 juni 2017 terhadap 61 responden.

Peneliti melakukan persetujuan atas izin melakukan penelitian tersebut serta

memaparkan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya

pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner dan

mendampingi setiap responden pada saat pengisian kuesioner.

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program

SPSS komputer dan data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi

silang (crosstab) sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai

penjelasan tabel. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh jumlah

responden sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu 61 responden. Adapun

hasil penelitian disajikan dalam tabel dan narasi.

Page 71: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

59

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk menganalisis setiap variabel secara

deskriptif.Analisis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap

variabel.

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan ciri khas yang melekat pada

diri responden. Dalam penelitian ini, karakteristik responden yang

ditampilkan adalah kelompok umur dan pendidikan.

1) Umur

Penyajian data berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 1

Distirbusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur

Pada Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Kota Makassar Tahun 2017

Umur Ibu Jumlah Responden

N %

20-25 tahun 10 16,4%

26-30 tahun 25 41,0%

31-35 tahun 15 24,6%

36-40 tahun 5 8,2%

41-45 tahun 3 4,9%

46-50 tahun 3 4,9%

Total 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017.

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 61 responden,

kategori umur yang tertinggi adalah umur 26-30 tahun sebanyak 25

responden dengan persentase 41,0% sedangkan kategori umur terendah

berada pada umur 41-45 tahun dan umur 46-50 tahun sebanyak 3

responden (4,9%).

Page 72: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

60

2) Pendidikan

Penyajian data berdasarkan kelompok pendidikan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2

Distirbusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan

Pada Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Kota Makassar Tahun 2017

Pendidikan Jumlah Responden

n %

Diploma Kebidanan 30 49.2%

S1 31 50.8%

Total 61 100%

Sumber : Data Primer

Dari tabel 2 diketahui bahwa dari 61 responden berdasarkan

kategori pendidikan terdapat kategori pendidikan yang tertinggi

adalah S1/S2 sebanyak 31 responden (50,8%) dan persentase

terendah adalah diploma kebidanan sebanyak 30 responden (49,2%)

b. Deskripsi Variabel yang Diteliti

1) Kepatuhan

Penyajian data berdasarkan cukup kurangnya kepatuhan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Distirbusi Frekuensi Kategori Kepatuhan Penggunaan APD

Pada Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Kota Makassar Tahun 2017

Kepatuhan Jumlah Responden

n %

Cukup 34 55.7%

Kurang 27 44.3%

Total 61 100%

Sumber : Data Primer

Page 73: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

61

Dari tabel 3 diketahui dari total 61 responden, menunjukkan

bahwa presentase kategori kepatuhan terendah dengan kategori kurang

yaitu sebanyak 27 responden (44,3%), sedangkan presentase kategori

kepatuhan tertinggi dengan kategori cukup yaitu sebanyak 34 responden

(55,7%).

2) Pengetahuan

Penyajian data berdasarkan cukup kurangnya pengetahuan dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Distirbusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Penggunaan APD

Pada Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Kota Makassar Tahun 2017

Pengetahuan Jumlah Responden

n %

Cukup 45 73,8%

Kurang 16 26,2%

Total 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017.

Dari tabel 4 diketahui dari total 61 responden,

menunjukkan bahwa presentase kategori pengetahuan terendah

dengan kategori kurang yaitu sebanyak 16 responden (26,2%),

sedangkan presentase kategori pengetahuan tertinggi dengan

kategori cukup yaitu sebanyak 45 responden (73,8%).

3) Sikap

Penyajian data berdasarkan positif negatifnya sikap dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 74: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

62

Tabel 5

Distirbusi Frekuensi Kategori Sikap Penggunaan APD

Pada Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Kota Makassar Tahun 2017

Sikap Jumlah Responden

n %

Positif 42 68,9%

Negatif 19 31,1%

Total 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017.

Dari tabel 5 diketahui dari total 61 responden, menunjukkan

bahwa presentase kategori sikap terendah dengan kategori negatif yaitu

sebanyak 19 responden (31,1%), sedangkan presentase kategori sikap

tertinggi dengan kategori positif yaitu sebanyak 42 responden (68,9%).

4) Masa Kerja

Penyajian data berdasarkan lama barunya masa kerja dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 6

Distirbusi Frekuensi Kategori Masa Kerja

Pada Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Kota Makassar Tahun 2017

Masa Kerja Jumlah Responden

n %

Lama 30 49,2%

Baru 31 50,8%

Total 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017.

Dari tabel 6 diketahui dari total 61 responden, menunjukkan

bahwa presentase kategori masa kerja tertinggi dengan kategori baru

yaitu sebanyak 31 responden (50,8%), sedangkan presentase kategori

Page 75: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

63

masa kerja terendah dengan kategori lama yaitu sebanyak 30 responden

(49,2%).

5) Sarana dan Prasarana

Penyajian data berdasarkan cukup kurangnya sarana dan prasarana

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7

Distirbusi Frekuensi Kategori Sarana dan Prasarana APD

Pada Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Kota Makassar Tahun 2017

Sarana dan Prasarana Jumlah Responden

n %

Cukup 55 90,2%

Kurang 6 9,8%

Total 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017.

Dari tabel 7 diketahui dari total 61 responden, menunjukkan bahwa

presentase kategori sarana terendah dengan kategori kurang yaitu

sebanyak 6 responden (9,8%), sedangkan presentase kategori sarana

tertinggi dengan kategori cukup yaitu sebanyak 55 responden (90,2%).

6) Kebijakan K3

Penyajian data berdasarkan ada tidak adanya kebijakan K3 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 76: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

64

Tabel 8

Distirbusi Frekuensi Kategori Kebijakan K3 Penggunaan APD

Pada Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi

Kota Makassar Tahun 2017

Kebijakan K3 Jumlah Responden

n %

Ada 50 82,0%

Tidak Ada 11 18,0%

Total 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017.

Dari tabel 8 diketahui dari total 61 responden, menunjukkan

bahwa presentase kategori kebijakan K3 terendah dengan kategori tidak

ada yaitu sebanyak 11 responden (18,0%), sedangkan presentase kategori

kebijakan tertinggi dengan kategori ada yaitu sebanyak 50 responden

(82,0%).

2. Bivariat

Tabel berikut merupakan hasil tabulasi silang antara variabel-variabel

yang diteliti, kemudian dilakukan analisis antara variabel independen dan

variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-square dan tabulasi silang.

a. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data

mengenai hubungan pengetahuan dengan kepatuhan. Berikut adalah hasil

tabulasi silang antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Page 77: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

65

Tabel 9

Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Bidan di

RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar Tahun 2017

Pengetahuan

Kepatuhan Total P-

value Cukup Kurang

n % n % N %

Cukup 31 68,9% 14 31,1% 45 100 % 0,00

1 Kurang 3 18,8% 13 81,2% 16 100%

Total 34 55,7% 27 44,3% 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017

Pengetahuan responden dikategorikan menjadi dua, yaitu pengetahuan

cukup dan penegtahuan kurang. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa

dari 45 responden yang memiliki pengetahuan cukup, ada sebanyak 31

responden (68,9%) memiliki kepatuhan cukup dan sebanyak 14 responden

(31,1%) yang memiliki kepatuhan kurang. Sedangkan dari 16 responden

memiliki pengetahuan kurang, ada sebanyak 3 responden (18,8%) yang

memiliki kepatuhan cukup dan sebanyak 13 responden (81,2%) yang memiliki

kepatuhan kurang.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh

nilai p < 0,05 yaitu 0,001. Sehingga dapat di interpretasikan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan menggunakan APD di RSKD

Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar.

b. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data

mengenai hubungan sikap dengan kepatuhan. Berikut adalah hasil tabulasi

Page 78: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

66

silang antara sikap dengan kepatuhan penggunaan APD dapat dilihat dalam

tabel berikut ini:

Tabel 10

Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Bidan di RSKD Ibu

dan Anak Pertiwi Kota Makassar Tahun 2017

Sikap

Kepatuhan Total

P-value Cukup Kurang

n % n % n %

Positif 19 45,2% 23 54,8% 42 100 %

0,014 Negatif 15 78,9% 4 21,1% 19 100%

Total 34 55,7% 27 44,3% 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017

Sikap responden dikategorikan menjadi dua, yaitu sikap positif dan sikap

negatif. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 42 responden yang

memiliki sikap positif, ada sebanyak 19 responden (45,2%) memiliki

kepatuhan cukup dan sebanyak 23 responden (54,8%%) yang memiliki

kepatuhan kurang. Sedangkan dari 19 responden memiliki sikap negatif, ada

sebanyak 15 responden (78,9%%) yang memiliki kepatuhan cukup dan

sebanyak 4 responden (21,1%) yang memiliki kepatuhan kurang.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p < 0,05 yaitu 0,014. Sehingga dapat di interpretasikan bahwa ada hubungan

antara sikap dengan kepatuhan menggunakan APD di RSKD Ibu dan Anak

Pertiwi Kota Makassar.

c. Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data

mengenai hubungan masa kerja dengan kepatuhan. Berikut adalah hasil

Page 79: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

67

tabulasi silang antara masa kerja dengan kepatuhan penggunaan APD dapat

dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 11

Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada

Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar Tahun 2017

Sumber : Data Primer, 2017

Masa kerja responden dikategorikan menjadi dua, yaitu lama dan baru.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden yang masa

kerjanya lama, ada sebanyak 14 responden (46,7%) memiliki kepatuhan

cukup dan sebanyak 16 responden (53,3%%) yang memiliki kepatuhan

kurang. Sedangkan dari 31 responden yang masa kerjanya baru, ada sebanyak

20 responden (64,4%) yang memiliki kepatuhan cukup dan sebanyak 11

responden (35,5%) yang memiliki kepatuhan kurang.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p > 0,05 yaitu 0,161. Sehingga dapat di interpretasikan bahwa tidak ada

hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan menggunakan APD di RSKD

Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar.

d. Hubungan Sarana dan Prasarana dengan Kepatuhan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data

mengenai hubungan sarana dan prasana dengan kepatuhan. Berikut adalah

Masa Kerja

Kepatuhan Total

P-value Cukup Kurang

n % n % n %

Lama 14 46,7% 16 53,3% 30 100 %

0,161 Baru 20 64,5% 11 35,5% 31 100%

Total 34 55,7% 27 44.3% 61 100%

Page 80: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

68

hasil tabulasi silang antara sarana prasarana dengan kepatuhan penggunaan

APD dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 12

Hubungan Sarana dan Prasarana dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada

Bidan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar Tahun 2017

Sarana dan

Prasarana

Kepatuhan Total

P-value Cukup Kurang

n % n % n %

Cukup 34 61,8% 21 38,2% 55 100 %

0,004 Kurang 0 0,0% 6 100% 6 100%

Total 34 55,7% 27 44.3% 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017

Sarana prasarana dikategorikan menjadi dua, yaitu cukup dan kurang.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden yang

menyatakan sarana dan prasarana cukup, ada sebanyak 34 responden (61,8%)

memiliki kepatuhan cukup dan sebanyak 21 responden (38,2%%) yang

memiliki kepatuhan kurang. Sedangkan dari 6 responden yang menyatakan

sarana dan prasarana kurang, ada sebanyak 0 responden (0%) yang memiliki

kepatuhan cukup dan sebanyak 6 responden (100%) yang memiliki kepatuhan

kurang.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p < 0,05 yaitu 0,004. Sehingga dapat di interpretasikan bahwa ada hubungan

antara sarana dan prasarana dengan kepatuhan menggunakan APD di RSKD

Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar.

e. Hubungan Kebijakan K3 dengan Kepatuhan

Page 81: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

69

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data

mengenai hubungan kebijakan K3 dengan kepatuhan. Berikut adalah hasil

tabulasi silang antara kebijakan K3 dengan kepatuhan penggunaan APD dapat

dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 13

Hubungan Kebijakan K3 dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Bidan

di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar Tahun 2017

Kebijakan

K3

Kepatuhan Total

P-value Cukup Kurang

N % N % N %

Ada 32 64.0% 18 36,0% 50 100%

0,006 Tidak ada 2 18,2% 9 81,8% 11 100%

Total 34 55,7% 27 44,3% 61 100%

Sumber : Data Primer, 2017

Kebijakan K3 dikategorikan menjadi dua, yaitu ada dan tidak ada.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 50 responden yang

menyatakan kebijakan K3 ada, ada sebanyak 32 responden (64,0%) memiliki

kepatuhan cukup dan sebanyak 18 responden (36,0%%) yang memiliki

kepatuhan kurang. Sedangkan dari 11 responden yang menyatakan kebijakan

K3 tidak ada, ada sebanyak 2 responden (18,2%) yang memiliki kepatuhan

cukup dan sebanyak 9 responden (81,8%) yang memiliki kepatuhan kurang.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh

nilai p < 0,05 yaitu 0,006. Sehingga dapat di interpretasikan bahwa ada

hubungan antara kebijakan K3 dengan kepatuhan menggunakan APD di

RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Kota Makassar.

Page 82: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

70

C. Pembahasan

Menurut Rijanto (2011), alat pelindung diri adalah alat yang

mempunyai kemampuan melindungi seseorang dalam pekerjaannya yang

fungsinya mengisolasi pekerja dari bahaya di tempat kerja. Sedangkan

menurut OSHA atau Occupational Safety and Health administration,

personal protective aquipment atau Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat

yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang

diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang

bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.

Dalam hirarki pengendalian bahaya, penggunaan alat pelindung diri

merupakan metode pengendali bahaya paling akhir, namun pada profesi bidan

penggunaan APD saat bekerja boleh dikatakan merupakan pengendalian

bahaya yang cukup efektif terhadap potensi bahaya biologi, dimana darah

atau sekret tubuh pasien tidak bisa dieliminasi dan disubstitusi dengan bahan

lain seperti halnya bidang industri. Berdasarkan hasil observasi terhadap

bidan di Rumah Sakit Ibu & Anak pertiwi sebagian besar responden

berperilaku baik terhadap penggunaan APD. Kriteria kepatuhan penggunaan

APD baik jika responden memakai APD dengan lengkap dan benar yang

pada saat menolong persalinan wajib digunakan, hal ini merujuk pada buku

Acuan Persalinan Normal. Sedangkan perilaku dikatakan tidak baik jika

responden hanya menggunakan beberapa saja dari APD yang seharusnya

digunakan saat melakukan pertolongan persalinan.

Page 83: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

71

1. Hubungan antara Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun

pendidikan informal seperti pelatihan, penyuluhan, pengalaman atau

informasi lainnya. Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan keyakinan suatu obyek yang telah dibuktikan

kebenarannya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) semakin

tinggi pendidikan/pengetahuan kesehatan seseorang, makin tinggi

kesadaran untuk berperan serta (Notoatmodjo, 2003).

Pada penelitian yang dilakukan pada bidan di rumah sakit pertiwi

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan bidan dengan perilaku kepatuhan penggunaan APD, dimana

hasil uji statistik diperoleh hasil dari nilai p (0,001) < 0,05. Dari hasil uji

analisis ini, menyatakan bahwa tingkat pengetahuan bidan memang

memiliki hubungan yang kuat dengan kepatuhan menggunakan APD di

Rumah Sakit Ibu & Anak Pertiwi.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan

pengetahuan cukup lebih tinggi tingkat kepatuhannya terhadap

penggunaan APD dibanding dengan pengetahuan yang kurang . Perilaku

penggunaan APD yang kurang pada responden dari hasil penelitian

didapatkan karena bidan merasa kurang nyaman memakai APD saat

Page 84: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

72

menolong persalinan dan juga karena kurangnya pengetahuan tentang

akibat/ bahaya yang disebabkan oleh pekerjaan.

Kurangnya pengetahuan responden tentang potensi bahaya kerja

dan manfaat penggunaan APD disebabkan belum adanya informasi tentang

keselamatan dan kesehatan kerja, penjelasan secara rinci potensi bahaya

kerja serta cara penanggulangannya. Peningkatan pengetahuan dapat

terjadi melalui proses pembelajaran dengan membaca, memberikan

pelatihan dan melakukan perilaku yang diharapkan secara berulang dan

terus menerus. Diharapkan semakin meningkatnya pengetahuan maka

semakin meningkatkan perilaku untuk terus menerus menggunakan APD

sehingga menjadi terbiasa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Madyanti, 2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan memiliki

hubungan ya ng signifikan dengan perilaku penggunaan APD

berpengetahuan baik kemungkinan untuk berperilaku baik lebih besar

yaitu 32,4 kali untuk menggunakan APD saat persalinan dibanding

responden yang berpengetahuan kurang. Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian Mulyanti (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

antara pengetahuan dengan penggunaan APD.

2. Hubungan antara Sikap dengan Kepatuhan Penggunaan APD

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi

yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb salah seorang

Page 85: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

73

ahli psikologi, menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau

kesedian untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu

(Notoadmojo, 2010). Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

segala sesuatu yang ditanggapi atau direspon oleh bidan untuk diyakini

kebenarannya atau presepsi bidan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD) ketika melakukan persalinan.

Penelitian yang dilakukan pada bidan di rumah sakit pertiwi

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap

bidan dengan kepatuhan penggunaan APD, dimana hasil uji statistik

diperoleh nilai p (0,014) < 0,05.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap responden

tentang kepatuhan menggunakan APD pada proses persalinan, ditemukan

bahwa sebagian besar responden tidak patuh untuk menggunakan APD

sesuai standar yang sudah ditentukan ketika sedang melakukan persalinan.

Bidan sangat setuju bahwa penggunakan APD saat bekerja adalah satu

cara menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Namun ketika

bekerja sebagian besar masih banyak yang tidak menggunakan APD

seperti masker dan sarung tangan yang seharusnya selalu digunakan ketika

sedang bekerja. Sikap bidan terwujud dari tingkat pemahamannya tentang

jenis APD cara pemakaian dan kegunaan APD, dan juga dipengaruhi oleh

faktor lingkungan yaitu ada tidaknya rekan menggunakan APD.

Penelitian ini sejalan dengan (Banda, 2015) yang mengatakan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kepatuhan

Page 86: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

74

penggunaan APD sesuai standar operasional prosedur di rumah sakit

konawe. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh

(Sitorus, 2011) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan sikap

terhadap perilaku penggunaan APD di kabupaten Toba samosir.

3. Hubungan antara Masa Kerja dengan Kepatuhaan Penggunaan APD

Menurut Notoatmodjo (2012), masa kerja merupakan salah satu

faktor pada karakteristik tenaga kerja yang membentuk perilaku. Semakin

lama masa kerja tenaga kerja akan membuat tenaga kerja lebih mengenal

kondisi lingkungan tempat kerja. Jika tenaga kerja telah mengenal kondisi

lingkungan tempat kerja dan bahaya pekerjaannya maka tenaga kerja akan

patuh menggunakan APD.

Penelitian yang dilakukan pada bidan di rumah sakit pertiwi

diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

masa kerja dengan kepatuhan penggunaan APD, dimana hasil uji statistik

diperoleh hasil dari nilai p (0,161) > 0,05.

Masa kerja terhadap penggunaan APD pada saat melakukan

persalinan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi masih kurang. Hal ini

disebabkan karena masih banyak bidan yang memiliki masa kerja lama

tetapi masih kurang dalam penggunaan APD saat melakukan pertolongan

persalinan. Kebanyakan bidan tidak menggunakan APD saat melakukan

pertolongan persalinan karena merasa tidak nyaman dan tidak memiliki

cukup waktu untuk memakai APD.

Page 87: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

75

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan (Madyanti, 2012)

yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama bekerja

dengan kepatuhan penggunaan APD. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Hakim, 2004) yang menyatakan terdapat hubungan

antara lama bekerja pada pekerja radiasi dengan perilaku penggunaan

APD.

4. Hubungan antara Sarana dan Prasarana dengan Kepatuhan APD

Sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai seperangkat alat

penunjang keberhasilan baik itu peralatan utama ataupun peralatan

pembantu yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang

hendak dicapai. Sarana dan prasarana dimaksud dalam penelitian ini

adalah sejauh mana ketersediaan APD ketika melakukan pertolongan

persalinan.

Menurut Laurenta (2001) yang dikutip oleh Mulyanti (2008)

keserasian perbandingan antara manusia dengan alat kerja sehingga turut

menjamin adanya suasana kerja yang menggairahkan. Peralatan dan

perlengkapan harus tepat guna dan tidak mewah. Setiap alat dan

perlengkapan harus diadakan sesuai dengan tingkat kemungkinan

terjadinya kecelakaan.

Penelitian yang dilakukan pada bidan di rumah sakit pertiwi

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

ketersediaan sarana dan prasarana dengan kepatuhan penggunaan APD,

dimana hasil uji statistik diperoleh hasil dari nilai p (0,) < 0,05.

Page 88: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

76

Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah sakit ini sudah cukup

baik, namun masih ada beberapa bidan yang tetap tidak menggunakan

APD saat melakukan pertolongan persalinan. Hal ini disebabkan karena

bidan sudah terbiasa tidak menggunakan APD saat melakukan pertolongan

persalinan, sehingga bidan sering melewatkan penggunaan APD.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Mulyanti, 2009) yang menyatakan bahwa ketersediaan sarana dan

prasarana tidak ada hubungannya dengan penggunaan APD di RS

Meuraxa.

5. Hubungan Kebijakan K3 dengan Kepatuhan APD

Kebijakan merupakan faktor pendorong atau memperkuat untuk

terjadinya suatu perilaku. Adanya kebijakan dapat menjadi salah satu

faktor untuk seseorang mematuhi penggunaan APD dalam melakukan

pekerjaannya. Setiap pelanggaran yang dilakukan terhadap kebijakan yang

ditetapkan akan mendapatkan sanksi (Kartika Dyah,2014).

Peraturan/Kebijakan K3 di rumah sakit sangatlah penting. Dengan

adanya kebijakan K3 ini, bidan dapat lebih tahu tentang pentingnya

penggunaan APD, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja

pada saat melakukan pertolongan persalinan.

Penelitian yang dilakukan pada bidan di rumah sakit pertiwi

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebijakan

Page 89: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

77

K3 dengan kepatuhan penggunaan APD, dimana hasil uji statistik

diperoleh hasil dari nilai p (0,006) < 0,05.

Kebijakan K3 terhadap penggunaan APD pada saat melakukan

persalinan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi masih terbilang kurang. Hal ini

disebabkan karena Kebijakan K3 yang di terapkan di rumah sakit masih

belum teralisasikan dengan baik karena masih ada bidan yang tidak

mematuhi kebijakan K3 yang berlaku di rumah sakit. Ketidakpatuhan

bidan dalam menggunakan APD saat melakukan pertolongan persalinan

karena bidan merasa tidak nyaman dengan peralatan APD.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Madyanti, 2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

kebijakan/ peraturan dari RS terhadap perilaku penggunaan APD di RSUD

Bengkalis. Hal ini dikarenakan kebijakan K3 yang diterapkan di RSUD

Bengkalis belum disosialisasikan dengan baik, sehingga masih banyak

bidan yang tidak tahu tentang pentingnya mematuhi kebijakan K3 yang

telah ditetapkan.

Page 90: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

78

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan antara pengetahuan bidan dengan kepatuhan

penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri) pada proses persalinan di

RSKD IA Pertiwi dengan nilai P Value 0,001.

2. Ada hubungan antara sikap bidan dengan kepatuhan penggunaan APD

(Alat Perlindungan Diri) pada proses persalinan di RSKD IA Pertiwi

dengan nilai P Value 0,014.

3. Tidak ada hubungan antara masa kerja bidan dengan kepatuhan

penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri) pada proses persalinan di

RSKD IA Pertiwi dengan nilai P Value 0,161.

4. Ada hubungan antara sarana dan prasarana dengan kepatuhan

penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri) pada proses persalinan di

RSKD IA Pertiwi dengan nilai P Value 0,004.

5. Ada hubungan antara kebijakan K3 dengan kepatuhan penggunaan

APD (Alat Perlindungan Diri) pada proses persalinan di RSKD IA

Pertiwi dengan nilai P Value 0,006.

B. Saran

1. Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan kemajuan pelayanan

kebidanan, sebaiknya bidan harus lebih aktif dalam mencari informasi

tentang prosedur pelayanan kebidanan yang terbaru.

Page 91: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

79

2. Memajang peraturan termasuk standar operasional prosedur (SOP)

serta poster tentang APD yang telah dibuat dan diberi pigura/bingkai

sehingga terlihat rapi dan tidak mengotori dinding.

3. Diharapkan kepada para bidan untuk selalu bekerja dengan aman dan

selalu menggunakan APD yang sesuai standar operasional produser

(SOP) saat melakukan pertolongan persalinan yang telah ditetapkan

guna untuk mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja.

Page 92: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

80

Page 93: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

DAFTAR PUSTAKA

Albery P. Ian & Munafo Marcus, 2011, Psikologi Kesehatan, Panduan Lengkap

dan Komprehensif bagi studi Psikologi Kesehatan, Yogyakarta, PT

PallMall

Anizar, 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Anwar A, dan Perwitasari, D, 2006. Tingkat resiko pemakaian APD dan Higiene

Petugas Laboratorium Klinik RSUP Ciptomangunkusumo Jakarta.

Jurnal Ekologi Kesehatan Volume 5 No 1 April 2006

Apriluana, G., Khairiyati, L. and Setyaningrum, R., 2017. Hubungan Antara Usia,

Jenis Kelamin, Lama Kerja, Pengetahuan, Sikap Dan Ketersediaan Alat

Pelindung Diri (APD) Dengan Perilaku Penggunaan Apd Pada Tenaga

Kesehatan. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 3(3).

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi

Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Azwar. Saifuddin. 2005 sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka pelajar.

Banda, I. 2015, Hubungan Perilaku Perawat Dengan Kepatuhan Menggunakan

Alat Pelindung Diri (Apd) Sesuai Standard Operating Procedure (Sop) Di

Ruang Rawat Inap Badan Layanan Umum Daerah (Blud) Rumah Sakit

Konawe Tahun 2015. (Skripsi)

Budiono, S. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang:

Badan Penerbit UNDIP.

Departemen kesehatan (2003). UU Kesehatan No 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2004. Asuhan Persalinan normal. Depkes RI. Jakarta.

Departemen pendidikan dan Kebudayaan, (1999). Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Balai pustaka, Jakarta.

Depkes RI, 2007, Buku acuan APN, JNPK/KR. Jakarta.

Page 94: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Depkes RI, 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

369/MENKES/ SK/III/2007 tentang Standart Profesi Bidan. Jakarta.

Depnaker, 2003. Undang undang ketenagakerjaan, Jakarta.

Green, Lawrence.1980. Health Education Planning A Diagnostic Approch.

Baltimore. The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co, 1980.

Hadiguna, Rika Ampuh. 2011. Pelaksanaan Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Karyawan PT. Bitratex Industries Semarang.Laporan

Khusus Penelitian, Juni 2011.

Harrington, J.M., dan Gill,F.S., 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. EGC, Jakarta.

Hakim, L., 2004, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) oleh Pekerja Radiasi pada Instalasi Radiologi RS

di Wilayah Kota Palembang

Harrianto, 2010, Kesehatan Kerja, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Hasyim, H., 2005. Manajemen Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

(Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Institusi Sarana

Kesehatan). Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 8(02). Jakarta.

International Labour Office (ILO). 2011 A Review Of A Safety Culture Climate.

Bristol : Human Enginerring Shore House

JNPK-KR. 2007.Pelatihan Asuhan Persalinan Normal dan Lampiran Inisiasi

Menyusu Dini. Jakarta : JNPK-KR

Johny, 2000, Studi Tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan APD

Kartika Dyah, 2014. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan

Menggunakan Alat Pelindung Diri. Universitas Airlangga

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996

tentang Sistem Manajemen Kesehatan, YBP-SP, Jakarta.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996

Page 95: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia;

1996

Kurniawidjaja. LM. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Ui

Press

Laurenta, U.M.S, 2001. Pelaksanaan Organisasi Panitia Pembina Keselamatan

dan Kesehatan Kerja di PT. GOODYEAR Sumatera Utara Plantation

Dolok Marangir Tahun 2001. Skripsi, FKM-USU, Medan.

Madyanti, D.R., 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) pada Bidan saat Melakukan Pertolongan

Persalinan di RSUD Bengkalis Tahun 2012. Skripsi Universitas

Indonesia. Fak. Kesehatan Masyarakat, Jur. Kebidanan Komunitas.

Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius.

Manuaba , 1998 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana

Untuk Pendidikan Bidan, EGC, jakarta

Marbun, S. H. 2013. Peran Gaya Kepemimpinan Terhadap Lingkungan

Pengendalian Dalam Struktur Dan Pelaksanaan Standar Operational

Procedure (SOP) Di Rumah Sakit. Jurnal Imliah Mahasiswa Universitas

Surabaya Vol. 2 No. 2

Maulana HDJ. Promosi Kesehatan.Jakarta: EGC.2009:5

Milyandra, 2010, K3 (Kesehatan dan Keselamatan kerja),

Mulyanti, D., 2009. Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap

Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Asuhan Persalinan Normal Di

Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh Tahun 2008 (Thesis).

Notoatmodjo, S. 2003, Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,

Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007, Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,

Jakarta.

Page 96: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Notoatmodji, S. 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nurcahyanti, K.K.A., Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan

Bidan Dalam Penggunaan Apd Dalam Melakukan Apn Di Puskesmas

Sumbang Kabupaten Banyumas Tahun 2014. (Skripsi).

Nurhayati, S.A., Setyaningrum, R. and Fadillah, N.A., 2016. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Bidan Saat

Melakukan Pertolongan Persalinan Normal Studi Observasional Analitik

pada Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jurnal

Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 3(1).

Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan.

Jakarta.

Occupational Safety and Health Administration (OSHA), 2009, Personal

Protection Equipment.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.8/MEN/VII/2010

tentang Alat Pelindung Diri. Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia.

Prawirohardjo, S., 2010. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan

Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Rumah Sakit Di Wilayah Kota

Palembang Tahun 2004. (Tesis).

Prawirohardjo, S., Wiknjosastro, H., Sumapraja, S. Ilmu kandungan. Edisi 2.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono; 2007.

Riduwan dan Akdon. 2007. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika Cetakan

Kedua. Bandung : Alfabeta

Ravianto, J. 1990. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia, Lembaga Sarana

Informasi Usaha dan Produktifitas, Jakarta.

Rijanto, Boedi. (2011). Pedoman Pencegahan Di Industri. Jakarta

Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi, 2014. Pola Ketenagaan

RSKD Ibu dan Anak Pertiwi. Makassar

Page 97: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Kesehatan. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Schein, E. H. 2002 Organizational Culture And Leadership. San Fransisco Jossey

Bass Publisher, Inc.

Serudji, J., 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Bidan dalam

Pencegahan Risiko Penularan HIV/AIDS pada Pertolongan Persalinan

Normal di Kota Tanjungpinang Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Andalas,

3(3).

Siagian , Sondang P. 1989. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: bina Aksara

Siburian, Aprilia. 2012. Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Terhadap Keselamatan Kerja Perawat I GD RSUD Pasar Rebo Tahun

2012. Universitas Indonesia.

Silalahi, Bennet & Silalahi, Rumondang. (1985). Seri Manajemen No. 112 :

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka

Binaman Pressindo

Sitorus, Panjaitan (2011). Manajemen Keperawatan: Manajemen Keperawatan di

Ruang Rawat, Jakarta, Sagung Seto

Sitorus, Melina. Faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan

APD pada bidan desa saat melakukan pertolongan persalinan di wilayah

kerja Kabupaten Toba samosir tahun 2011. Universitas Indonesia

Stanley. L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins,. Edisi7. Jakarta: EGC

Suarli, S & Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan

Praktik. Jakarta : Erlanggga

Suhartini. 2013. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Pt. Metro Abdi Bina

Sentosa. Surabaya : Institut Teknologi Adhi Tama.

Suma’mur P.K. 1992 Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan, PT. Toko

Gunung Agung, Jakarta.

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung

Agung. Jakarta.

Page 98: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Supriyadi. 2010. Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada

Cv. Sriwijaya Utama Di Bandar Lampung. Jurnal Sains dan Inovasi

(online)

Suwarni, T. and Chotimah, C., 2015. Upaya Keselamatan Kerja Bagi Bidan dalam

Pertolongan Persalinan dengan Alat Perlindungan Diri (Safety Measures

For The Midwife In Aid Delivery By Means Of Personal Protection).

IJMS-Indonesian Journal on Medical Science, 2(2).

Syarifudin, Yudhia Fratidhina. 2009. Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa

Kebidanan. Jakarta

Tietjen, dkk., 2004, Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan

Universitas Indonesia, Jakarta.

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 : Tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan .

Page 99: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

LAMPIRAN

Page 100: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Lampiran 1. Kuesioner

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

No. Responden : ……………....... (diisi oleh peneliti)

Petunjuk Pengisian:

Isi kolom yang tersedia sesuai dengan identitas Bapak/Sdr

1 Nama

2 Umur ….. tahun

3 Pendidikan (1) Diploma Kebidanan

(2) S1/S2

4 Masa Kerja ……Tahun/….. Bulan

B. PENGETAHUAN

Petunjuk Pengisian:

Beri tanda ceklis (√)pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengetahuan ibu/sdri

No Pernyataan Benar Salah

1

Penggunaan APD merupakan salah satu upaya perlindungan dari

semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya bagi bidan dan

orang lain yang ada di tempat kerja agar selalu dalam keadaan

selamat dan sehat serta aman dan efisien.

2

Kecelakaan kerja akibat tidak menggunakan APD merupakan

kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan, dikatakan

tidak terduga karena dibelakang peristiwa tersebut tidak ada

unsur kesengajaan dan selalu diikuti oleh kerugian material serta

tidak diharapkan.

3

Bidan merupakan pekerja yang memiliki risiko bahaya

kecelakaan dan terjadinya paparan penyakit dalam penanganan

pekerjaannya. Maka perlu penggunaan APD untuk

meminimalisir resiko tersebut

4 Program penggunaan APD bertujuan untuk melindungi pekerja

agar tetap selamat dan sehat dalam bekerja.

5

Pelaksanaan program penggunaan APD pada bidan tidak dapat

meminimalisir angka kecelakaan kerja dan angka kesakitan pada

bidan.

6 Pelaksanaan program APD di kebidanan bukan merupakan hak

dasar perlindungan para karyawan .

7

Penggunaan alat pelindung diri (APD) befungsi untuk

melindungi karyawan dari gangguan kesehatan yang mungkin

terjadi sewaktu bekerja.

Page 101: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

8 Semua yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan, tidak

termasuk dalam bahaya penggunaan APD.

9

Perilaku kepatuhan menggunakan APD merupakan semua

kegiatan manusia yang disadari dengan keselamatan dan

kesehatan, namun tidak dapat diamati atau dilihat oleh pihak luar

10 Ketika berada dalam ruang persalinan, maka bidan wajib

menggunakan APD.

C. SIKAP

No Pernyataan Sangat

Setuju Setuju

Kurang

Setuju

Tidak

Setuju

1

Saya mendukung program keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) dengan penggunaan

APD di bagian kebidanan

2

Sebelum melaksanakan tugas, saya

mempelajari dengan baik potensi bahaya

yang ada pada saat saya bekerja.

3 Saya tidak mengikuti semua program APD

di tempat saya bekerja.

4 APD bukan merupakan prioritas utama dalam bekerja agar tercapai kondisi kerja yang aman dan sehat.

5

Rekan kerja yang tidak menggunakan APD

sewaktu bekerja perlu ditegur dan

diingatkan.

6 APD sangat diperlukan ketika seorang

Bidan melakukan pertolongan persalinan

7

Penggunaan APD saat menolong persalinan

untuk menjaga keselamatan dan kesehatan

petugas

8

Kecelakaan akibat tidak menggunakan APD

yang terjadi di tempat saya bekerja tidak

perlu untuk dilaporkan.

9

Menggunakan masker dan kaca mata adalah

salah satu cara untuk mencegah penyakit

akibat kerja.

Page 102: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

10 Saya tidak peduli terhadap program

penggunaan APD di tempat saya bekerja.

D. SARANA DAN PRASARANA

No Pernyataan Ya Tidak

1

APD (masker, sarung tangan, celemek, alat pelindung mata,

topi, pelindung kaki) yang saya gunakan selalu tersedia sesuai

dengan standar yang telah di tetapkan.

2 APD pada saat proses persalinan mudah didapatkan.

3

APD (masker, sarung tangan, celemek, alat pelindung mata,

topi, pelindung kaki) yang saya gunakan, selalu dalam keadaan

layak pakai.

4 APD yang saya gunakan, tidak mengganggu ketika melakukan

proses persalinan.

5 Saya merasa lebih aman pada saat bekerja dengan menggunakan

APD.

E. KEBIJAKAN

No Pertanyaan Ada Tidak

Ada

1 Kebijakan berupa peraturan tertulis tentang Keharusan memakai

Alat Pelindung Diri

2 SOP tentang pemakaian APD yang terpajang di kamar bersalin

3 SOP tentang pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

yang terpajang di kamar bersalin

4 SOP tentang pengelolaan limbah benda tajam yang ifeksius

terpajang di kamar bersalin

Page 103: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

LEMBAR OBSERVASI KEPATUHAN

No. Jenis APD yang Digunakan Ya Tidak Ket.

1. Masker digunakan setiap melayani pasien

dan harus menutupi hidung dan mulut.

2. Sarung tangan, gunakan saat melakakan

kontak langsung dengan pasien.

3. Gaun pelindung yang digunakan saat melakukan persalinan

4. Alas Kaki atau sepatu yang digunakan sesuai dengan lingkungan kerja untuk menghindari kecelakaan kerja

5. Pelindung Mata yang digunakan bila terdapat kemungkinan cairan yang beresiko terkena mata

6. Kap atau pelindung kepala yang digunakan untuk melindungi petugas dari darah atau

cairan tubuh yang keluar dari pasien.

Page 104: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Lampiran 2. Output Hasil

1. Analisis Univariat

Frequency Table

Pdd

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Diploma Kebidanan 30 49.2 49.2 49.2

S1/S2 31 50.8 50.8 100.0

Total 61 100.0 100.0

Kategori_umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

20-25 tahun 10 16.4 16.4 16.4

26-30 tahun 25 41.0 41.0 57.4

31-35 tahun 15 24.6 24.6 82.0

36-40 tahun 5 8.2 8.2 90.2

41-45 tahun 3 4.9 4.9 95.1

46-50 tahun 3 4.9 4.9 100.0

Total 61 100.0 100.0

Page 105: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Kat_pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 45 73.8 73.8 73.8

Kurang 16 26.2 26.2 100.0

Total 61 100.0 100.0

Kat_SIKAPP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Positif 42 68.9 68.9 68.9

Negatif 19 31.1 31.1 100.0

Total 61 100.0 100.0

kat_sarana

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 55 90.2 90.2 90.2

Kurang 6 9.8 9.8 100.0

Total 61 100.0 100.0

Page 106: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

kat_kebijakan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Ada 50 82.0 82.0 82.0

Tidak ada 11 18.0 18.0 100.0

Total 61 100.0 100.0

masaa_kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Lama 30 49.2 49.2 49.2

Baru 31 50.8 50.8 100.0

Total 61 100.0 100.0

kepatuhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Cukup 34 55.7 55.7 55.7

Kurang 27 44.3 44.3 100.0

Total 61 100.0 100.0

Page 107: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

2. Analisis Bivariat

Crosstabs

Pdd * kepatuhan Crosstabulation

kepatuhan Total

Cukup Kurang

Pdd

Diploma Kebidanan

Count 17 13 30

% within Pdd 56.7% 43.3% 100.0%

S1/S2

Count 17 14 31

% within Pdd 54.8% 45.2% 100.0%

Total

Count 34 27 61

% within Pdd 55.7% 44.3% 100.0%

Page 108: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Kategori_umur * kepatuhan Crosstabulation

Kepatuhan Total

Cukup Kurang

Kategori_umur

20-25 tahun

Count 5 5 10

% within Kategori_umur 50.0% 50.0% 100.0%

26-30 tahun

Count 12 13 25

% within Kategori_umur 48.0% 52.0% 100.0%

31-35 tahun

Count 8 7 15

% within Kategori_umur 53.3% 46.7% 100.0%

36-40 tahun

Count 4 1 5

% within Kategori_umur 80.0% 20.0% 100.0%

41-45 tahun

Count 3 0 3

% within Kategori_umur 100.0% 0.0% 100.0%

46-50 tahun

Count 2 1 3

% within Kategori_umur 66.7% 33.3% 100.0%

Total

Count 34 27 61

% within Kategori_umur 55.7% 44.3% 100.0%

Page 109: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Crosstabs

Kat_pengetahuan * kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan Total

Cukup Kurang

Kat_pengetahuan

Cukup

Count 31 14 45

% within Kat_pengetahuan 68.9% 31.1% 100.0%

Kurang

Count 3 13 16

% within Kat_pengetahuan 18.8% 81.2% 100.0%

Total

Count 34 27 61

% within Kat_pengetahuan 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 12.027a 1 .001

Continuity Correctionb 10.081 1 .001

Likelihood Ratio 12.518 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 11.830 1 .001

N of Valid Cases 61

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.08.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 110: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Kat_SIKAPP * kepatuhan

Crosstab

kepatuhan Total

Cukup Kurang

Kat_SIKAPP

Positif

Count 19 23 42

% within Kat_SIKAPP 45.2% 54.8% 100.0%

Negatif

Count 15 4 19

% within Kat_SIKAPP 78.9% 21.1% 100.0%

Total

Count 34 27 61

% within Kat_SIKAPP 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.025a 1 .014

Continuity Correctionb 4.737 1 .030

Likelihood Ratio 6.359 1 .012

Fisher's Exact Test .025 .013

Linear-by-Linear Association 5.927 1 .015

N of Valid Cases 61

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.41.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 111: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

kat_sarana * kepatuhan

Crosstab

kepatuhan Total

Cukup Kurang

kat_sarana

Cukup

Count 34 21 55

% within kat_sarana 61.8% 38.2% 100.0%

Kurang

Count 0 6 6

% within kat_sarana 0.0% 100.0% 100.0%

Total

Count 34 27 61

% within kat_sarana 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8.380a 1 .004

Continuity Correctionb 6.061 1 .014

Likelihood Ratio 10.615 1 .001

Fisher's Exact Test .005 .005

Linear-by-Linear Association 8.242 1 .004

N of Valid Cases 61

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.66.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 112: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

kat_kebijakan * kepatuhan

Crosstab

kepatuhan Total

Cukup Kurang

kat_kebijakan

Ada

Count 32 18 50

% within kat_kebijakan 64.0% 36.0% 100.0%

Tidak ada

Count 2 9 11

% within kat_kebijakan 18.2% 81.8% 100.0%

Total

Count 34 27 61

% within kat_kebijakan 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.672a 1 .006

Continuity Correctionb 5.928 1 .015

Likelihood Ratio 7.986 1 .005

Fisher's Exact Test .008 .007

Linear-by-Linear Association 7.547 1 .006

N of Valid Cases 61

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.87.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 113: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

masaa_kerja * kepatuhan

Crosstab

kepatuhan Total

Cukup Kurang

masaa_kerja

Lama

Count 14 16 30

% within masaa_kerja 46.7% 53.3% 100.0%

Baru

Count 20 11 31

% within masaa_kerja 64.5% 35.5% 100.0%

Total

Count 34 27 61

% within masaa_kerja 55.7% 44.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.969a 1 .161

Continuity Correctionb 1.312 1 .252

Likelihood Ratio 1.979 1 .159

Fisher's Exact Test .202 .126

Linear-by-Linear Association 1.937 1 .164

N of Valid Cases 61

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.28.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 114: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Lampiran 3. dokumentasi penelitian

Gambar 1

Pembagian kuesioner kepada

responden

Gambar 2

Responden saat melakukan

pemeriksaan

Page 115: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Lampiran 6 Riwayat Hidup

Nama : Reski Fatimah

Alamat : Jalan Tupai 16 No.10 , Makassar

Tempat/tgl lahir : Ujung Pandang, 4 Juni 1996

Agama : Islam

Suku : Bugis

Bangsa : Indonesia

Pendidikan Terakhir : 1. SD Muhammadiyah

2. SMP YP PGRI Disamakan Makassar

3. SMA Negeri 2 Makassar

Page 116: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

Dekan FKM Unhas

Page 117: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN …

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

Kepala UPT P2T BKPMD Provinsi Sulsel