SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN … · Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat...

120
STIKES Santa Elisabeth Medan SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA PADA HOSPITALISASI ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANGAN St. THERESIA RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2018 Oleh : SRI NASRANI GULO 032014066 PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN 2018

Transcript of SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN … · Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat...

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KECEMASAN ORANG TUA PADA HOSPITALISASI ANAK

USIA PRASEKOLAH DI RUANGAN St. THERESIA

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH

MEDAN TAHUN 2018

Oleh :

SRI NASRANI GULO

032014066

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH

MEDAN

2018

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KECEMASAN ORANG TUA PADA HOSPITALISASI ANAK

USIA PRASEKOLAH DI RUANGAN St. THERESIA

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH

MEDAN TAHUN 2018

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Dalam Program Studi Ners

Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan

Oleh :

SRI NASRANI GULO

032014066

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH

MEDAN

2018

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

LEMBARAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : SRI NASRANI GULO

NIM : 032014066

Program Studi : Ners

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak

Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat

ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di

kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan

terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di STIKes

Santa Elisabeth Medan.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak

dipaksakan.

Penulis,

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

PROGRAM STUDI NERS

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

Tanda Persetujuan

Nama : Sri Nasrani Gulo

NIM : 032014066

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

Menyetujui Untuk Diujikan Pada Ujian Sidang Sarjana Keperawatan

Medan, 05 Mei 2018

Pembimbing II Pembimbing I

Agustaria Ginting, SKM Lindawati F. Tampubolon, S.Kep., Ns., M.Kep

Mengetahui

Ketua Prodi Program Studi Ners

Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Telah diuji

Pada tanggal, 05 Mei 2018

PANITIA PENGUJI

Ketua :

Lindawati F. Tampubolon, S.Kep., Ns., M.Kep

Anggota :

1.

Agustaria Ginting, SKM

2.

Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep

Mengetahui

Ketua Prodi Program Studi Ners

Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

PROGRAM STUDI NERS

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

Tanda Pengesahan

Nama : Sri Nasrani Gulo

NIM : 032014066

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan

St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

Telah Disetujui, Diperiksa Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Pada sabtu, 05 Mei 2018 Dan Dinyatakan LULUS

TIM PENGUJI: TANDA TANGAN

Penguji I : Lindawati F. Tampubolon, S.Kep., Ns., M.Kep

Penguji II : Agustaria Ginting, SKM

Penguji III : Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep

Mengetahui Mengesahkan

Ketua Program Studi Ners Ketua STIKes Santa Elisabeth Medan

Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan,

saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : SRI NASRANI GULO

NIM : 032014066

Program Studi : Ners

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Hak Bebas

Royalti Non-eksklutif (Non-exclutive Royality Free Right) atas karya ilmiah saya

yang berjudul: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018. Beserta perangkat yang ada

(jika diperlukan).

Dengan hak bebas royalti Non-eksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Santa Elisabeth Medan berhak menyimpan, mengalih media/

formatkan, mengolah dalam bentuk pengkalan data (data base), merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Medan, 05 Mei 2018

Yang menyatakan

(Sri Nasrani Gulo)

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

ABSTRAK

Sri Nasrani Gulo 032014066

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada

Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018

Prodi Ners 2018

Kata Kunci: Hospitalisasi dan Kecemasan Orang Tua

(xxi + 69 + lampiran)

Hospitalisasi adalah suatu proses yang mengharuskan anak untuk tinggal di

rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan, baik untuk alasan berencana

dirawat di rumah sakit. Hospitalisasi akan menciptakan serangkaian kejadian

traumatis dan kecemasan dalam ketidakpastian orang tua. Kecemasan adalah

perasaan khawatir atau tidak nyaman yang seakan-akan terjadi sesuatu yang

dirasakan sebagai ancaman, dan merupakan pengalaman sehari-hari yang dialami

individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia

prasekolah di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Metode penelitian

menggunakan rancangan observasional analitik, dengan jenis pendekatan Cross-

Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling pada 63

responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan usia dengan

kecemasan (p=0,001), ada hubungan pengalaman dengan kecemasan (p=0,003),

ada hubungan pengetahuan dengan kecemasan (p=0,001), ada hubungan

pendidikan dengan kecemasan (p=0,026). Tetapi faktor finansial tidak

berhubungan dengan kecemasan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

(p=0,114). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi rumah sakit

sebagai sumber ilmu dan informasi kepada perawat guna membantu orang tua

dalam menghadapi kecemasan pada hospitalisasi anak.

Dafar pustaka (2008-2017)

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

ABSTRACT

Sri Nasrani Gulo 032014066

Factors Associated With Anxiety Levels In Children’s Hospitalization Preschool

Age In The Room St. Theresia Hospital Santa Elisabeth Medan Year 2018

Prodi Ners 2018

Keywords: Hospitalization and Anxiety of Parents

Hospitalization is a process that requires the child to stay in the hospital for

treatment and treatment, both for planning reasons hospitalization.

Hospitalization will create a series of traumatic events and anxiety in uncertainty

for children and families. Anxiety is a feeling of worry or discomfort that seems

to happen something that is perceived as a threat, and is a daily experience

experienced by individuals. This study aims to determine the factors associated

with the level of anxiety parents in the hospitalization of preschoole age children

Hospital Santa Elisabeth Medan. The research method used an analytic

observational design, with the type of Cross-Sectional approach. Sampling using

purposive sampling technique with 63 respondents. The results showed that there

is a correlation beetwen age and anxiety (p = 0.001), there is a correlation

beetwen experience and anxiety (p = 0.003), there is a correlation beetwen

knowledge and anxiety (p = 0.001), there is a correlation beetwen educational

and anxiety (p = 0.026). However, the financial/ material factor do not connect

with the anxiety at Santa Elisabeth Hospital Medan (p = 0.114). The results of

this study is expected to be useful for hospitals as a source of knowledge and

information to nurses to assist halp parents in the face of anxiety at the

hospitalization of children.

References (2008-2017)

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan

baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul skripsi ini adalah “Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada

Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan Tahun 2018”. Skripsi ini bertujuan untuk melengkapi

tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Ners STIKes Santa

Elisabeth Medan.

Dalam menyusunan skripsi ini telah banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua STIKes Santa Elisabeth

Medan sekaligus penguji III yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas

dalam upaya menyelesaikan pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan

dan telah banyak membantu serta memberikan saran kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN, selaku ketua Studi Ners STIKes Santa

Elisabeth Medan yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk

melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsil ini.

3. Lindawati F. Tampubolon, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing I

sekaligus penguji I yang membantu, membimbing dan memberi arahan

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

4. Agustaria Ginting, SKM, selaku dosen pembimbing II sekaligus penguji II

yang telah membantu, membimbing serta mengarahkan peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Murni Sari Dewi Simanullang S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing

akademik yang telah membimbing, mendidik dan memberikan motivasi

kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. dr. Maria Christina, MARS, selaku direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengambil data

awal dan melakukan penelitian di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang tercinta, ayah Balinia Gulo,

ibu Rehaboti Zebua dan yang terkasih Oktavianus Hia yang telah

memberikan kasih sayang, dukungan moril maupun finansial, dorongan serta

doa kepada peneliti. Tak lupa juga kepada kakak, abang dan adik-adik saya

yang senantiasa meberikan motivasi, doa dan dukungan kepada peneliti

dalam menyelesaikan peneliti ini.

8. Seluruh teman-teman seperjuangan program studi Ners STIKes Santa

Elisabeth Medan angkatan VIII yang memberikan motivasi dan dukungan

selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa pada penelitian ini masih jauh dari sempurna,

baik isi maupun pada teknik dalam penulisan. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati peneliti akan menerima kritikan dan saran yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan penelitian ini. Semoga Tuhan Yang Maha

Kuasa mencurahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

banyak membantu peneliti. Harapan peneliti, semoga penelitian ini akan dapat

bermanfaat nantinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi

profesi keperawatan.

Medan, 05 Mei 2018

Peneliti

Sri Nasrani Gulo

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ......................................................................................... i

Halaman Sampul Dalam ............................................................................. ii

Halaman Persyaratan Gelar ......................................................................... iii

Lembaran pernyataan .................................................................................. iv

Halaman Persetujuan ................................................................................... v

Halaman Penetapan Panitia Penguji............................................................ vi

Halaman Pengesahan .................................................................................. vii

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ................................................ viii

Abstrak ........................................................................................................ ix

Abstract ..................................................................................................... x

Kata Pengantar ............................................................................................ xi

Daftar Isi......................................................................................................... xii

Daftar Tabel ................................................................................................... xv

Daftar Kerangka ............................................................................................. xvii

Daftar Diagram............................................................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 6

1.3 Tujuan ............................................................................................ 6

1.3.1 Tujuan umum ........................................................................... 6

1.3.2 Tujuan khusus .......................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

1.4.1 Manfaat teoritis ........................................................................ 7

1.4.2 Manfaat praktis ......................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9

2.1 Kecemasan ..................................................................................... 9

2.1.1 Definisi ................................................................................... 10

2.1.2 Tanda dan gejala kecemasan .................................................. 11

2.1.3 Klasifikasi kecemasan ............................................................ 11

2.1.4 Penyebab kecemasan .............................................................. 13

2.1.5 Faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan ............ 15

2.1.6 Skala ukur kecemasan ............................................................ 20

2.2 Hospitalisasi .................................................................................. 22

2.2.1 Definisi ................................................................................... 22

2.2.2 Persiapan hospitalisasi ............................................................ 22

2.2.3 Keuntungan hospitalisasi ........................................................ 23

2.2.4 Reaksi hospitalisasi berdasarkan usia anak prasekolah .......... 23

2.2.5 Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi anak .......................... 24

2.3 Anak ............................................................................................... 25

2.3.1 Definisi ................................................................................... 25

2.3.2 Kategori usia anak .................................................................. 26

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

2.3.3 Periode perkembangan anak ................................................... 27

2.3.4 Anak usia prasekolah ............................................................. 28

2.4 Penelitian Terkait Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak

Usia Prasekolah ............................................................................. 29

BAB 3 KERANGKA KONSEP................................................................... 33

3.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 33

3.2 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 34

BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................ 35

4.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 35

4.2 Populasi Dan Sampel .................................................................... 35

4.2.1 Populasi .................................................................................. 35

4.2.2 Sampel .................................................................................... 35

4.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ........................... 37

4.3.1 Variabel penelitian ................................................................. 37

4.3.2 Defenisi operasional ............................................................... 37

4.4 Instrumen Pengumpulan ............................................................. 39

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 40

4.5.1 Lokasi ..................................................................................... 40

4.5.2 Waktu ..................................................................................... 40

4.6 Prosedur Pengambilan dan Pengambilan Data ......................... 40

4.6.1 Pengambilan data ................................................................... 40

4.6.2 Teknik pengumpulan data ...................................................... 41

4.7 Kerangka Operasional ................................................................. 42

4.8 Analisa Data .................................................................................. 42

4.9 Etika Penelitian ............................................................................. 43

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 44

5.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 44

5.1.1 Data Demografi Responden ................................................... 45

5.1.2 Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia

Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan ..................................................................... 47

5.2 Pembahasan ................................................................................ 52

5.2.1 Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia

Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakita Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018 ................................................. 52

5.2.2 Hubungan Usia Dengan Tingkat Kecemasan Orang

TuaPada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan

St.Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............................ 54

5.2.3 Hubungan Pengalaman Dengan Tingkat Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............ 57

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

5.2.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............ 59

5.2.5 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............ 62

5.2.6 Hubungan Finansial/Materi Dengan Tingkat Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............ 64

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ........................................................................................ 63

6.2 Saran .............................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Surat permohonan berpartisipasi sebagai responden

2. Informed consent

3. Kuesioner

4. Jadwal kegiatan penelitian

5. Usulan judul proposal

6. Surat permohonan izin pengambilan data awal

7. Surat izin pengambilan data awal

8. Surat Permohonan Izin Peneliti

9. Surat Izin Penelitian

10. Surat Selesai Penelitian

11. Izin Penggunaan Kuesioner

12. Dokumentasi

13. Daftar Konsultasi

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Level Kecemasan.. ........................................................................................... 10

Tabel 2.2 Self – Rating Scale (SAS / SRAS) ................................................................... 21

Tabel 4.3 Defenisi Operasional Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada

Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan Ruangan

Rawat Inap Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

2018 ..................................................................................................................

38

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data

Demografi Responden Di Ruangan St. Theresia

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 .......................................

45

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Usia Orang Tua

Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan

St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

2018 ...................

46

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Pengalaman Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018 .......................................................................................................

46

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Pengetahuan Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruanan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018 ....................................................................................................... 47

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Pendidikan Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018…..... .................................................................... 47

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Finansial Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018…..... .................................................................... 47

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Kecemasan Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018…..... .................................................................... 48

Tabel 5.11 Hubungan Usia Dengan Kecemasan Orang Tua

Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan

St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

2018 ........................................................................................ 48

Tabel 5.12 Hubungan Pengalaman Dengan Kecemasan Orang Tua

Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan

St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

2018 ........................................................................................ 49

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Tabel 5.13 Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Orang Tua

Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan

St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

2018…................... ................................................................. 49

Tabel 5.14 Hubungan Pendidikan Dengan Kecemasan Orang Tua

Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan

St. Theresia Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018 ............................................................................. 50

Tabel 5.15 Hubungan Finansial/ Material Dengan Kecemasan Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018 ............................................................................. 50

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

DAFTAR KERANGKA

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian “Faktor-Faktor Yang

Berhubunga Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada

Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 ............................................

33

Bagan 3.2 Kerangka Operasional Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi

Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.Theresia Rumah Sakit

Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 .....................................................

42

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Presentase Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018.......................................................................................................

51

Diagram 5.2 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Usia Dengan

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia

Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................

53

Diagram 5.3 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pengalaman Dengan

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia

Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................

56

Diagram 5.4 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia

Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................

58

Diagram 5.5 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pendidikan Dengan

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia

Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................

61

Diagram 5.6 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Finansial/ Material

Dengan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia

Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................

63

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan adalah perasaan khawatir atau tidak nyaman yang seakan-

akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman, dan merupakan

pengalaman sehari- hari yang dialami individu (Keliat, 2011). Freud dalam

Mubarak (2015) menjelaskan dalam teorinya yang menggambarkan dan

mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan,

yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan

pernafasan.

Tipe kepribadian pencemas yaitu, akan lebih mudah cemas, khawatir,

tidak tenang, bimbang, kurang percaya diri, gelisah, dan sering mengeluh

(Hawari, 2011). Respon kecemasan dapat dikategorikan menjadi respon fisik,

kognitif dan emosional. Respon fisik biasanya ditunjuk dengan sering berkemih,

ketegangan otot, perubahan tanda-tanda vital, gangguan tidur, dan kepala pusing.

Respon kognitif biasanya lebih waspada, mempertimbangkan informasi yang

didapat, dan akan mengalami kesulitan dalam berpikir. Pada respon emosional

biasanya ditunjukan dengan tidak nyaman dan mudah tersinggung (Vedebeeck,

2011).

Setiap individu berbeda menghadapi stimulus. Satu individu mungkin

menderita kegelisahan secara intensif, serangan yang menyerang tanpa

peringatan, sementara yang lain dapat gugup dan tidak berdaya. (Nasir, 2011).

Kecemasan yang dikenal sebagai serangan panik dikalangan kesehatan mental,

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

kecemasan biasanya terjadi secara tiba-tiba. Gejala dari kecemasan itu sendiri

meliputi, panik yang tak terkontrol, merasa kehilangan kontrol, sakit dada,

gemetaran dan merasa tidak berdaya (Nasir, 2011).

World Health Organization (WHO) tahun 2016 terdapat sekitar 35 juta

orang mengalami depresi dan kecemasan. Survei Kesehatan Nasional (2010),

juga mencatat bahwa pada tahun 2010, jumlah anak di Indonesia usia pra sekolah

sebanyak 72% dari jumlah total penduduk Indonesia, diperkirakan dari 55 per

100 anak usia prasekolah menjalani hospitalisasi dan 45 diantaranya orang tua

mengalami kecemasan akibat hospitalisasi anaknya. Penelitian yang di lakukan di

RSUD Cianjur oleh Apriany (2013), menjelaskan bahwa sebanyak 253 orang

anak yang dirawat di RSUD Cianjur sebagian besar dirawat inap (hospitalisasi)

sering rewel dan menagis. Data dari ruangan di temukan kasus pulang atas

permintaan sendiri sebanyak 30% dari jumlah keseluruhnya dikarenakan orang

tua tidak sanggup membayar pengobatan anaknya. Dari lamanya perawatan

anaknya, 10% orang tua merasa cemas ringan, 20% merasa cemas sedang, dan

70% merasa cemas berat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yeni (2013), diperoleh hasil

sebanyak 14 orang atau 46,6% dari total 30 orang anak memiliki diagnosa

penyakit yang komplikasi. Orang tua yang memiliki tingkat kecemasan yang

tinggi akibat komplikasi dari penyakit anaknya yaitu 12 orang tua atau 85,7%,

dan 2 orang tua atau 14,3% yang memiliki kecemasan rendah. Penelitian yang

dilakukan oleh Sinurat (2015) di rumah sakit Santa Elisabeth Medan, sebanyak

40 responden berada pada umur 26-33 tahun sebanyak 19 orang (47.4%) dan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

umur 34-40 tahun sebanyak 5 orang (12.5 %), sedangkan umur 41-44 sebanyak 5

orang (12.5%). Berdasarkan pengalaman merawat anak sebanyak 31 orang

(77.5%) pernah merawat dan sebanyak 9 orang (22.5%) tidak pernah.

Berdasarkan data yang didapatkan peneliti dari rekam medis, jumlah anak

yang dirawat di rumah sakit Santa Elisabeth Medan dari bulan Januari -

November tahun 2017 usia anak prasekolah dari 5-6 tahun sebanyak 308 orang.

Rumah sakit Santa Elisabeth Medan memiliki ruang rawat khusus untuk anak,

yaitu ruangan Santa Theresia. Biasanya Anak usia prasekolah akan dilakukan

perawatan di ruangan ini, akan tetapi di ruangan rawat inap lain tidak menutup

kemungkinan anak untuk di lakukan perawatan atau rawat inap.

Kecemasan pada orang tua dapat terjadi akibat hospitalisasi anak.

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana

atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit (rawat inap),

menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah

(Supartini, 2012). Hospitalisasi menciptakan serangkaian kejadian traumatis dan

stres dalam ketidakpastian bagi anak dan keluarga Ricci (2009). Anak adalah

bagian dari kehidupan orangtuanya sehingga jika ada pengalaman yang

mengganggu kehidupannya maka orangtua akan merasa cemas, dalam hal ini

orang tua akan mengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan anaknya di

rumah sakit (Supratini, 2012).

Orang tua yang memiliki anak yang dirawat di rumah sakit merupakan

suatu pemicu kecemasan selama masa rawat inap anak (Rennick et al, 2014).

Banyak aspek kehidupan orangtua yang akan berubah selama anak dirawat inap

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

di rumah sakit termasuk kebutuhan sehari-hari, masalah ekonomi, dan faktor

lingkungan yang dapat menyebabkan kecemasan bagi orang tua (Tehrani et al,

2012). Kecemasan dapat menimbulkan ketakutan dan biasanya disebabkan oleh

tidak mempunyai pengalaman atau ketidaktahuan tentang prosedur tindakan,

serta besarnya biaya yang akan dibutuhkan selama perawatan anak sampai

pemulangannya (Susilaningrum, 2013).

Hospitalisasi pada masa anak-anak mempengaruhi setiap anggota

keluarga inti. Reaksi orang tua terhadap penyakit anak mereka bergantung pada

keberagaman faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada awalnya orang tua akan

bereaksi tidak percaya, marah, merasa bersalah, takut, cemas dan frustasi (Wong,

2008). Orang tua akan sering merasa cemas dengan perkembangan anaknya,

pengobatan, peraturan dan keadaan di rumah sakit serta biaya perawatan selama

di rumah sakit. Semakin lama hari rawat anak, semakin besar biaya pengobatan

yang akan dikeluarkan. Hal ini membuat orang tua akan semakin cemas

(Apriany, 2013). Sehingga informasi tentang kondisi anak, rencana pengobatan

dan pemeriksaan sangatlah dibutuhkan orang tua untuk mengurangi kecemasan

selama hospitalisasi anak (Susilaningrum, 2013).

Adapun berbagai macam jenis kecemasan yang dialami oleh setiap

individu ataupun keluarga yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Vagnoli (2005),

didapatkan bahwa ada orang tua yang mengalami kecemasan pada masa

praoperasi anaknya. Kecemasan praoperasi ditandai oleh perasaan subjektif

ketegangan, ketakutan, kegugupan, dan kekhawatiran. LaMantagn (2012)

didapatkan adanya kecemasan kecemasan dan nyeri pasca operasi. Bitsika

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

(2004), didapatkan bahwa adanya kecemasan orang tua pada anak dengan autism

spectrum disorder. Dimatteo (2000), adanya kecemasan keluarga pada pasien

yang mengalami gagal ginjal kronik. Cukor (2007), didapatkan adanya

kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisa. Snaith (2003), didapatkan

adanya kecemasan dan depresi pada hospitalisasi. AR (2010), didapatkan adanya

kecemasan pasien dan keluarga saat menjalani kemoterapi.

Ada beberapa terapi perilaku untuk kecemasan yaitu: eksposur terapi,

klien akan dilindungi dari suatu ketakutan sehingga klien merasa aman, dengan

cara mengontrol lingkungan. Melalui penelusuran peristiwa kejadian yang lalu,

baik dalam imajinasi atau yang selalu dikhawatirkan baik objek atau situasi.

Hinoterapi, digunakan dalam kombinasi dengan terapi kognitif perilaku untuk

kecemasan. biasanya hipnoterapi akan banyak memberikan sugesti positif untuk

membantu menghadapi kecemasan dan melihat kecemasan melalui persepsi yang

baru (Nasir, 2011).

SY (2012), konsumsi coklat dapat menurunkan kecemasan pada pasien

kanker. Sellakumar (2015), latihan nafas dalam dapat menurunkan kecemasan

pada remaja siswa. Kheirkhah (2014) dalam penelitiannya, pemberian aroma

terapi dan rendam kaki dengan air hangat dapat menurunkan kecemasan pada

wanita primigravida. Jasemi (2016), terapi musik dapat menurunkan kecemasan

pada pasien kenker.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

1.2 Rumusan Masalah

Masalah penelitian yang di susun berdasarkan latar belakang di atas

adalah berikut “Apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

kecemasan hospitalisasi orang tua pada anak usia prasekolah di ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2018”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi faktor-faktor yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di

ruangan S. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2018.

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitiani adalah untuk:

1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak

usia prasekolah

2. Mengidentifikasi faktor usia, pengalaman, pengetahuan, pendidikan,

finansial/ material yang berkaitan dengan tingkat kecemasan orang tua

pada hospitalisasi anak usia prasekolah

3. Menganalisis usia berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua

pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan

4. Menganalisis pengalaman berhubungan dengan tingkat kecemasan

orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

5. Menganalisis pengetahuan berhubungan dengan tingkat kecemasan

orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

6. Menganalisis pendidikan berhubungan dengan tingkat kecemasan

orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

7. Menganalisisfinansia/ material berhubungan dengan tingkat

kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di

ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu serta

informasi yang berguna terutama bagi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan pada keluarga pasien terutama yang mengalami kecemasan

akibat hospitalisasi anak usia prasekolah.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi rumah sakit

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan sebagai

bentuk masukukan bagi rumah sakit untuk mengetahui yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan orang tua akibat hospitalisasi pada anak usia

prasekolah.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

2. Bagi keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

meminimalisir tingkat kecemasan terutama bagi orang tua yang mengalami

kecemasan akibat hospitalisasi anak usia prasekolah.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecemasan

2.1.1 Definisi

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada

waktu tertentu dalam kehidupannya (Mubarak, 2015). Respon kecemasan dapat

dikategorikan menjadi respon fisik, kognitif dan emosional. Respon fisik

biasanya ditunjuk dengan sering berkemih, ketegangan otot, perubahan tanda-

tanda vital, gangguan tidur, dan kepala pusing. Respon kognitif biasanya lebih

waspada, mempertimbangkan informasi yang didapat, dan akan mengalami

kesulitan dalam berpikir. Pada respon emosional biasanya ditunjukan dengan

tidak nyaman dan mudah tersinggung (Vedebeeck, 2011).

Setiap individu berbeda menghadapi stimulus. Satu individu mungkin

menderita kegelisahan secara intensif, serangan yang menyerang tanpa

peringatan, sementara yang lain dapat gugup dan tidak berdaya (Nasir, 2011).

Klien yang mengalami gangguan kecemasan dapat menunjukkan perilaku yang

tidak biasa seperti panik tanpa alasan, ketakutan yang tidak terarah terhadap

kondisi kehidupan. Kecemasan akan ketakutan merupakan respons terhadap

rangsangan eksternal atau internal yang dapat memiliki gejala perilaku,

emosional, kognitif dan fisik (Vedebeck, 2011). Kecemasan adalah suatu

perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyaman atau rasa takut

yang disertai suatu respon (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh

individu) (Yusuf, 2015).

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian individu

yang subjektif yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara

khusus penyebabnya (Dalami, 2009). Mubarak (2015), para ahli membagi bentuk

kecemasan itu dalam dua tingkat, yaitu:

1. Tingkat psikologis. Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala

kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar konsentrasi, perasaan

tidak menentu, dan sebagainya.

2. Tingkat fisiologis. Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud

pada gejala-gejala fisik, terutama pada sistem saraf, misalnya tidak dapat

tidur, jantung berdebar-debar, gemetaran, perut mual, dan sebagainya.

2.1.2 Tanda Dan Gejala Kecemasan

Tanda dan gejala kecemasan berdasarkan tingkat kecemasan Videbeck

(2011 ) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tingkat kecemasan

Tingkat

Kecemasan Respon psikologis dan kognitif Respons fisiologis

Ringan 1. Persepsi luas

2. Ketajaman rasa

3. Motivasi tinggi

4. Efektif dalam menyelesaikan masalah

5. Meningkatkan kemampuan belajar

6. Iritabilitas

1. Gelisah

2. Kesulitan tidur

3. Hipersentifitas terhadap

suara

Sedang 1. Persepsi menyempit pada tugas

mendesak

2. Perhatian penuh

3. Tidak bisa menghubungkan pengalaman

atau peristiwa

1. Otot Tegang

2. Diaphoresis

3. Peningkatan Nadi

4. Sakit Kepala

5. Nada Suara Meningkat

6. Bicara Cepat

7. Peningkatan frekuensi

berkemih

Berat 1. Persepsi menjadi satu detail atau rincian

atau rincian yang tersebar

2. Tidak bisa menyelesaikan tugas

1. Sakit kepala berat

2. Nausea, vomiting dan

diare

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Sumber: Videbeck (2011 )

2.1.3 Klasifikasi Kecemasan

Vedebeeck (2011), Klasifikasi kecemasan adalah sebagai berikut:

1. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan adalah sensasi bahwa ada suatu yang berbeda dan

membutuhkan perhatian khusus, meningkatkan stimulasi sensorik dan

membantu orang fokus perhatian untuk belajar memecahkan masalah,

bertindak, dan melindungi dirinya sendiri. Kecemasan ringan sering

memotivasi orang untuk melakukan perubahan atau untuk terlibat dalam

aktivitas tujuan terarah.

2. Kecemasan sedang

Kecemasan sedang adalah perasaan mengganggu bahwa ada sesuatu

yang pasti salah, orang akan menjadi gugup dan gelisah. Dalam kecemasan

sedang ini, orang tersebut masih dapat memproses informasi, memecahkan

masalah dan belajar hal-hal yang baru dengan bantuan orang lain. Ia memiliki

kesulitan komunikasi tetapi dapat diarahkan ketopik.

3. Tidak dapat menyelesaikan masalah atau

belajar dengan efektif

4. Perilaku tidak terarah dan tidak efektif

5. Tidak bisa di arahkan

3. Gemetaran

4. Sikap kaku

5. Vertigo

6. Pucat takikardi

Panik 1. Persepsi hanya fokus pada diri sendiri

2. Tidak biasa memproses stimulus dari

lingkungan

3. Persepsi menyimpang

4. Tidak berpikir rasional

5. Persepsi hanya fokus pada diri sendiri

6. Dapat terjadi bunuh diri

1. Melarikan diri atau tidak

bergerak dan diam

2. Tekanan darah dan nadi

meningkat

3. Bertengkar atau diam

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

3. Kecemasan berat

Seseorang dengan kecemasan berat akan mengalami kesulitan berfikir

dan penalaran yang kurang. Otot mengencang dan tanda-tanda vital akan

meningkat, mudah tersinggung dan marah atau untuk menggunakan lainnya

serupa emosional-psikomotor berarti untuk melepaskan ketegangan.

4. Kecemasan panik

Dalam kepanikan itu sendiri, emosi-psikomotor akan mendominasi

dengan disertai ketidakadanya respon. Adrenalin akan melonjak yang

menyebabkan meningkatnya tanda-tanda vital.

Enam jenis utama gangguan kecemasan Nasir (2010), masing-masing

memiliki gejala yang berbeda satu sama lain diantaranya adalah:

1. Generalized anxiety disorder (Gangguan kecemasan umum)

Generalized anxiety disorder adalah kecemasan yang terjadi pada

seseorang yang sangat kronis, dimana kecemasan itu hampir semua waktu

meskipun mereka mungkin tidak tau kenapa dia menjadi cemas dan

memuncak.

2. Obsessive compulsive disorder (Gangguan obsesif-konklusif)

Obsessive compulsive disorder adalah gangguan yang

menyebabkan ketidakberdayaan, karena obsesif dapat menghabiskan

waktu dan dapat mengganggu secara bermakna pada rutinitas normal

seseorang, fungsi pekerjaan, aktifitas social yang biasanya, atau hubungan

dari teman atau anggota keluarga.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

3. Panic disorder (Gangguan panik)

Panic disorder adalah adanya serangan panik yang pertama sering

kali spontan, tanpa tanda akan nada serangan panik, walaupun serangan

panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik,

aktivitas sekseual, atau trauma emosional.

4. Fobia sosial

Fobia sosial adalah suatu ketakutan yang tidak rasional, yang

menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap objek, aktivitas, atau

situasi yang ditakuti.

5. Post trauma stress disorder (Gangguan stres pasca trauma)

Post trauma stress disorder adalah jenis anxiety disorder yang

dapat terjadi setelah melukai atau mengancam kehidupan orang.

6. Social anxiety disorder

Social anxiety disorder adalah seseorang yang memiliki

kekurangan dan takut akan penilaian negatif orang lain sehingga mereka

takut orang lain akan menghina mereka didepan umum atas kekurangan

yang dimiliki.

2.1.4 Penyebab Kecemasan

Yusuf (2015), Penyebab kecemasan dibagi dalam 2 kelompok yaitu

sebagai berikut:

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

1. Faktor predisposisi:

a. Faktor biologis

Otak mengandung preceptor khusus untuk benzodiazepine.

Preceptor ini membantu mengatur kecemasan. penghambat GABA

juga berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan

dengan kecemasan sebagaimana halnya dengan endorfin.

b. Faktor psikologis

1) Pandangan psikoanalitik. Kecemasan adalah konflik emosional

yang terjadi antara dua elemen kepribadian-id dan superego. Id

mewakili dorongan insting dan implus primitive, sedangkan

superego mencerminkan hati nurani seseorang dan

dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau

aku berfungsi sebagai tuntutan dari dua elemen yang

bertentangan dan fungsi kecemasan adalah meningkatkan ego

bahwa adanya bahaya.

2) Padangan interpersonal. Kecemasan timbul dari perasaan taku

terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan

interpersonal. Orang yang mengalami harga diri rendah

terutama mudah mengalami perkembangan kecemasan yang

berat.

3) Padangan perilaku. Kecemasan merupakanproduk frustasi

yaitu segala sesuatu mengganggu kemampuan seseorang

mencapai tujuan yang diinginkan. Individu yang terbiasa

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

dengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan

lebih sering menunjukkan kecemasan dalam kehidupan

selanjutnya.

c. Sosial budaya. Kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui

dalam keluarga. Faktor ekonomi dan latar belakang pendidikan

berpengaruh terhadap terjadinya kecemasan.

2. Fakor presipitasi

a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan

fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk

melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri sendiri seseorang dapat

membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang

terintegrasi seseorang.

2.1.5 Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua

Faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan menurut Mubarak tahun

2015, sebagai berikut:

1. Faktor internal

a. Usia

Usia adalah umur idividu yang terhitung mulai dari dilahirkan

sampai saat berulang tahun. Usia juga merupakan jumlah hari, bulan,

tahun yang telah dilalui sejak lahir sampai waktu tertentu. Sehingga

usia dapat diartikan sebagai satuan waktu yang mengukur waktu

keberadaan waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik yang

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

hidup maupun yang mati. Permintaan bantuan dari sekeliling menurun

dengan bertambahnya usia, pertolongan diminta bila ada kebutuhan

akan kenyaman, reassurance, dan nasehat-nasehat. Usia dapat

mempengaruhi respon tubuh dimana semakin matang dalam

perkembangannya, semakin baik pula kemampuan untuk menangani

kecemasan.

Padila (2013), mengklasifikasikan usia dewasa dalam 4 klasifikasi adalah

sebagai berikut:

1) Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)

2) Masa dewasa awal (usia 25-40 tahun)

3) Masa dewasa tengah (usia 40-65 tahun)

4) Masa dewasa lanjut (usia 65-75 tahun)

a. Pengalaman

Pengalaman adalah hasil persentuhan alam dengan panca indra

manusia. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan

kemudian disebut pengetahuan. Individu yang mempunyai modal

kemampuan pengalaman menghadapi kecemasan dan punya cara

menghadapinya akan cenderung lebih menganggap kecemasan yang

berapapun sebagai masalah yang bisa diselesaikan.

Tiap pengalaman merupakan sesuatu yang berharga dan belajar

dari pengalaman dapat meningkatkan keterampilan menghadapi

kecemasan dalam pengalaman itu sendiri terdapat kecenderungan

bahwa konsep diri yang tinggi berasal dari pengalaman masa lalu

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

yang pernah dialaminya. Sebagai contoh, individu yang pernah

mengalami kecemasan sebelumnya memandang kecemasan itu adalah

suatu masalah yang bias diselesaikan.

b. Aset fisik

Orang dengan aset fisik yang besar, kuat dan garang akan

menggunakan aset ini untuk menghadapi kecemasan yang datang

mengganggu. Kekuatan yang dimiliki berdasarkan jamaninya.

2. Faktor eksternal

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Jadi

pengetahuan diperoleh dari pancaindera yaitu pengelihatan,

penciuman, perabaan dan indra perasa, sebagian besar pengetahuan

diperoleh dari mata atau telinga. Pengetahuan merupakan segala

sesuatu yang diketahui seseorang dari berbagai faktor (Nursalam

2015). Seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan kemampuan

intelektual akan dapat meningkatkan kemampuan dan rasa percaya

diri dalam menghadapi kecemasan, menurunkan perasaan cemas

mempersepsikan suatu hal, dengan mengikuti berbagai kegiatan

untuk meningkatkan kemampuan diri akan banyak menolong individu

tersebut (Mubarak, 2015).

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Hidayat (2014), tingkat pengetahuan seseorang rendah akan

cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan

seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi.

Lestari (2015), mengatakan pengetahuan yang rendah mengakibatkan

seseorang mudah mengalami stres. Ketidaktahuan terhadap suatu hal

dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat

menimbulkan kecemasan. Stres dan kecemasan dapat terjadi pada

individu dengan tingkat pengetahuan rendah, disebabkan karena

kurangnya informasi yang diperoleh.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan

respon terhadap suatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar.

Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi, akan memberikan respon

yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih

rendah atau tidak berpendidikan. Tingginya pendidikan dapat

mengurangi rasa tidak mampu untuk mampu menghadapi stres

(Mubarak, 2015).

Semakin tinggi pendidikan seseorang akan mudah dan semakin

mampu menghadapi kecemasan yang ada. Jenjang pendidikan formal

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi

(Undang-Udang Sistem Pendidikan Nasional, 2003). Dalam

Wikipedia, pendidikan di Indonesia terbagi menjadi 4 yaitu,

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah pertama (SMP),

pendidikan menengah atas (SMA), pendidikan tinggi (PT)

c. Finansial/ Material

Aset berupa harta yang melimpah tidak akan menyebabkan

individu tersebut mengalami stres berupa kekacauan finansial, bila hal

ini terjadi dibandingkan orang lain yang aset finansialnya terbatas

(Padila 2012), status ekonomi keluarga atau finansial keluarga

ditentukan dari pendapatan baik kepala keluarga maupun anggota

keluarga lainnya (Mubarak, 2015).

Selain itu status ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-

kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang

dimiliki oleh keluarga. Susanto (2012), penghasilan < Rp.600.000 per

bulan merupakan kriteria keluarga tidak mampu. Menurut Rosni

(2017), keluarga prasejahtera pendapatan perbulan sebesar Rp.

897.000, keluarga sejahtera I pendapat perbulan sebesar Rp. 1.149.000

dan keluarga sejahtera II pendapatan perbulan sebesar >Rp. 1.470.000.

d. Dukungan keluarga

Keluarga adalah dua tau lebih individu yang yang berasal dari

kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling

mengikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus. Biasanya

bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional

dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.

Dukungan keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan

berbagai kepandaian dan akal (Mubarak, 2015).

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial

sebagai koping keluarga, baik yang bersifat eksternal maupun internal

terbukti sangat bermanfaat. Dukungan kelurga eksternal antara lain

sahabat, pekerjaan, tetangga, kelurga besar, kelompok sosial,

kelompok rekreasi, dan tempat ibadah. Dukungan kelurga internal

antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung atau

dukungan dari anak (Susanto, 2012).

e. Sosial budaya

Dukungan sosial dan sumber-sumber masyarakat serta

lingkungan sekitar individu akan sangat membantu seseorang dalam

menghadapi kecemasan. Cara hidup dimasyarakat juga sangat

memungkinkan timbulnya stres. Individu yang mempunyai cara hidup

teratur akan mempunyai filsafah yang jelas sehingga umumnya lebih

sukar mengalami stres. Demikian juga dengan seseorang yang

keyakinan agamanya rendah. Setiap kebudayaan memiliki aturan yang

mengatur cara yang tepat untuk mengekspresikan dan mengatasi

kecemasan. Asia sering mengungkapkan kecemasan melalui gejala

somatik seperti sakit kepala kepala, kelelahan, pusing dan sakit perut.

2.1.6 Skala Ukuran Kecemasan

Nursalam (2016), skala ukuran kecemasan Zung Self – Rating Anxiety

Scale (SAS / SRAS). Penilaian kecemasan pada pasien dewasa ini dirancang dan

dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam DSM – II ( Diagnostic and

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Statustical Manual of Mental Dosorders ). Dalam SAS/ SRAS terdapat 20

pertanyaan dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4.

Tabel 2.2 Self – Rating Anxiety Scale (SAS / SRAS)

Pernyataan Tidak

pernah

Kadang-

kadang

Sebagian

waktu

Hampir

setiap

waktu

1

Saya merasa lebih gugup dari

biasanya

1 2 3 4

2 Saya merasa takut tanpa alasan

sama sekali

1 2 3 4

3 Saya mudah marah atau merasa

panik

1 2 3 4

4 Saya merasa seperti jatuh

terpisah dan akan hancur

berkeping-keping

1 2 3 4

5 Saya merasa bahwa semuanya

baik-baik saja dan tidak ada hal

buruk akan terjadi

1 2 3 4

6 Lengan dan kaki saya gemetaran 1 2 3 4

7 Saya terganggu oleh nyeri

kepala dan nyeri punggung

1 2 3 4

8 Saya merasa lemah dan mudah

lelah

1 2 3 4

9 Saya merasa tenang dan dapat

duduk dengan mudah

1 2 3 1

10 Saya merasakan jantung saya

berdebar-debar

1 2 3 4

11 Saya merasa pusing tujuh

keliling

1 2 3 4

12 Saya merasa pingsan atau

merasa seperti itu

1 2 3 4

13 Saya dapat bernapas dengan

mudah

1 2 3 4

14 Saya merasa jari-jari tangan dan

kaki mati rasa dan kesemutan

1 2 3 4

15 Saya merasa terganggu oleh

nyeri lambung atau gangguan

pencernaan

1 2 3 4

16 Saya sering buang air kecil 1 2 3 4

17 Tangan saya biasanya kering

dan hangat

1 2 3 4

18 Wajah saya terasa panas dan

merah merona.

1 2 3 4

19 Saya mudah tertidur dan dapat

istrahat malam dengan baik

1 2 3 4

20 Saya mimpi buruk 1 2 3 4

Sumber: Nursalam (2016)

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Nursalam (2016), rentang penilaian 20-80 dengan pengelompokan sebagai

berikut:

1. Skor 20-35 = tidak cemas

2. Skor 36-50 = kecemasan ringan

3. Skor 51-65 = kecemasan sedang

4. Skor 66-80 = kecemasan berat

2.2 Hospitalisasi

2.2.1 Definisi

Hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana atau darurat

yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan

perawatan. Hospitalisasi juga diartikan sebagai adanya beberapa perubahan psikis

yang dapat menjadi sebagai sebab anak dirawat di rumah sakit (Priyanto, 2014).

Rawat inap akan menciptakan serangkaian kejadian traumatis dan stres dalam

ketidakpastian bagi anak dan keluarga (Ricci, 2009). Reaksi orangtua terhadap

penyakit anak bergantung pada keberagaman faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Pada awalnya orangtua akan bereaksi tidak percaya, marah,

merasa bersalah, takut, cemas dan frustasi (Wong, 2008).

2.2.2 Persiapan Hospitalisasi

Alasan mempersiapkan menghadapi pengalaman hospitalisasi dan

prosedur yang terkait dibuat berdasarkan prinsip bahwa ketakutan akan

ketidaktahuan lebih besar dari pada ketakutan yang diketahui. Oleh karena itu,

mengurangi unsur ketidaktahuan dapat mengurangi ketakutan yang akan

dihadapi. Orang tua sangat berperan dalam perawatan anak selama di rumah

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

sakit, anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian orangtua yang lebih saat

dirawat di rumah sakit (Wong, 2008).

2.2.3 Keuntungan hospitalisasi

Meskipun hospitalisasi biasanya dapat menimbulkan kecemasan bagi

anak dan orang tua, tetapi hospitalisasi dapat bermanfaat. Manfaat yang paling

nyata adalah pulih dari sakit, dan hospitalisasi juga dapata memberikan

kesempatan pada anak untuk mengatasi stres. Lingkungan rumah sakit juga dapat

memberikan pengalaman sosialisasi yang baru bagi anak untuk memperluas

hubungan interpersonal mereka (Wong, 2008).

2.2.4 Reaksi hospitalisasi berdasarkan usia anak prasekolah

Anak prasekolah akan kehilangan kendali yang disebabkan oleh

perubahan rutinitas dan ketergantungan yang harus meraka patuhi. Akan tetapi

kemampuan kognitif meraka yang membuat meraka kehilangan kendali.

Kehilangan kendali dalam konteks kekuasaan atas diri mereka merupakan faktor

yang mempengaruhi persepsi dan reaksi mereka terhadap perpisahan, rasa sakit

dan hospitalisasi (Wong, 2008).

Anak prasekolah akan memahami semua pengalaman dari sudut padang

mereka sendiri. Tanpa persiapan terhadap lingkungan yang tidak dikenal atau

pengalaman, penjelasan dan pengalaman anak prasekolah biasanya akan

berlebihan, aneh, menakutkan dari pada kejadian sebenarnya. Sebagai respon dari

setiap hal tersebut, anak akan merasa malu, bersalah dan takut (Wong, 2008).

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

2.2.5 Reaksi Keluarga Terhadap Hospitalisasi Anak

Susilaningrum (2013), reaksi keluarga terhadap hospitalisasi sebagai

berikut:

1. Reaksi orang tua

Reaksi orang tua terhadap anaknya yang sakit dan dirawat di rumah

sakit dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik tingkat keseriusan

penyakit anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat di

rumah sakit, prosedur pengobatan, sistem pendukung yang tersedia,

kemampuan dalam penggunaan koping, dukungan dari keluarga,

kebudayaan dan kepercayaan, komunikasi dalam keluarga.

a. Rasa tidak percaya terjadi terutama bila anak tiba-tiba sakit dan serius.

b. Marah atau rasa bersalah atau keduanya

Setelah mengetahui anaknya sakit, maka reaksi orang tua adalah

marah dan menyalahkan diri sendir dan merasa tidak merawat anak

dengan benar. Jika anaknya dirawat di rumah sakit, orang tua

menyalahkan diri sendiri karena tidak dapat menolong merungurangi

rasa sakit yang dialami oleh anaknya.

c. Takut, cemas, stress dan frustasi.

Ketakutan dan kecemasan dihubungkan dengan tingkat

keseriusan penyakit dan jenis prosedur medis. Frustasi dihungkan

dengan kurangnya informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta

tidak familiar terhadap peraturan rumah sakit.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

2. Reaksi saudara (sibling)

Reaksi saudara terhadap anak yang sakit dan di rawat di rumah

sakit adalah kesepian, ketakutan, khawatir, marah, cemburu, benci, dan

merasa bersalah. Orang tua sering kali mencurahkan perhatiannya lebih

besar terhadap anak yang sakit di bandingkan dengan anak yang sehat.

Hal ini menimbulkan perasaan cemburu pada anak yang sehat dan anak

merasa di tolak.

3. Penurunan Peran Anggota Keluarga

Dampak dari perpisahan dalam peran keluarga adalah kehilangan

peran orang tua, saudara, anak cucu. Perhatian orang tua hanya tertuju

pada anak yang sakit. Saudaranya yang lain mengganggap hal tersebut

tidak adil. Respons tersebut biasanya tidak disadari dan tidak disengaja.

Orang tua sering menyalahkan saudara sebagai perilaku antisosial. Sakit

akan membuat anak kehilangan kebersamaan mereka dengan anggota

keluarga yang lain teman sekelompok.

2.3 Anak

2.3.1 Definisi

Anak adalah seseorang yang belum berusia sampai 18 (delapan belas)

tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (UU No. 35, 2014). Menurut

WHO, batasan usia anak adalah sejak anak dalam kandungan sampai umur 19

tahun. Anak adalah aset bangsa dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa

yang akan menentukan masa depan bangsa dan Negara (Infodatin, 2014). Masa

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

anak-anak adalah masa yang menyenangkan dan dipenuhi segala macam hal yang

baru. Anak akan aktif, dinamis, antusias, dan hamper seluruh hidupnya disertai

oleh rasa ingin tahu terhadap apa yang didengar atau dilihatnya (Piter et al, 2011).

2.3.2 Kategori Usia Anak

Kemenkes RI nomor 25 (2014), kategori usia anak terbagi dalam

beberapa bagian adalah sebagai berikut:

1. Bayi baru lahir adalah bayi umur 0 sampai dengan 28 hari.

2. Anak balita adalah anak umur 12 bulan sampai 59 minggu.

3. Anak prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan.

4. Anak usia sekolah adalah anak umur lebih dari 6 tahun sampai berusia

sebelum berusia 18 tahun.

5. Remaja adalah kelompok usia 10 tahun sampai 18 tahun.

Susilaningrum (2013), ada beberapa kategori usia anak adalah sebagai

berikut:

1. Masa bayi (umur 0-12 bulan) terdiri atas:

a. Masa neonatal usia 0-28 hari:

1) Neonatal dini (perinatal): 0-7 hari

2) Neonatal lanjut: 8-28 hari

b. Masa pasca (post) neonatal umur 29 hari sampai 12 bulan, terbagi

atas:

1) Masa bayi dini (1-2 bulan)

2) Masa bayi akhir (1-2 tahun)

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

2. Masa balita dan prasekolah usia 1-6 tahun

a. Masa balita: 12-60 bulan

b. Masa prasekolah: 60-72 bulan

3.1.3 Periode Usia Perkembangan Anak

Periode usia perkembangannya Wong (2008) sebagai berikut:

1. Masa bayi

Dimulai dari lahir sampai umur 1 tahun, terbagi menjadi 2 yaitu,

neonatus dari lahir sampai umur 28 hari sedangkan bayi dimulai dari

umur 1 hari sampai 1 tahun. Masa bayi merupakan masa perkembangan

motorik, kognitif dan sosial yang cepat. Pada masa ini, bayi akan

membentuk kepercayaan pada dunia luar dan dasar hubungan di masa

yang angkat datang.

2. Masa kanak-kanak awal

Dimulai dari umur 1 sampai 6 tahun, terbagi menjadi 2 yaitu,

toddler dari umur 1 sampai 3 tahun dan pra sekolah dimulai dari umur 3

sampai 6 tahun. Pada periode ini, anak-anak dapat bergerak sambil berdiri

sampai mereka masuk sekolah dan dicirikan dengan aktivitas yang tinggi

dan penemuan-penemuan. Saat ini merupakan perkembangan fisik dan

kepribadian yang jelas. Saat ini merupakan perkembangan fisik dan

kepribadian yang besar, dan perkembangan motorik terus-menerus. Anak-

anak pada usia ini membutuhkan bahasa dan sosial yang lebih luas,

mempelajari standar peran, memperoleh kontrol dan penguasaan diri, dan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

menyadari sifat ketergantunngan dan kemandirian, serta mulai

membentuk konsep diri.

3. Masa kanak-kanak pertengahan

Pada masa ini dimulai dari umur 6 tahun sampai 12 tahun. Masa

ini sering disebut sebagai usia sekolah dan salah satu tahap perkembangan

ketika anak diarahkan menjauh dari kelompok keluarga dan berpusat

didunia hubungan sebaya yang lebih luas. Pada tahap ini perkembangan

fisik, mental dan sosial yang kontinu akan terjadi. Periode ini merupakan

periode kritis untuk perkembangan konsep diri.

4. Masa kanak-kanak akhir

Dimulai dari umur 11 sampai 19 tahun. Masa ini terbagi menjadi 2

yaitu, pra pubertas dimulai dari umur 10 sampai 13 tahun dan remaja

dimulai dari umur 13 sampai 18 tahun. Periode ini akan mengalami

perubahan cepat yang dikenal sebagai masa remaja dianggap sebagai

periode transisi yang dimulai dari masa pubertas dan berakhir pada saat

memasuki dunia dewasa.

2.3.4 Anak Usia Prasekolah

Anak prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan. Pada masa

ini, anak akan mulai berkembang dan ingin tahu lebih banyak hal-hal

disekitarnya. Anak akan mulai berfantasi dan mempelajari model keluarga atau

bermain peran, seperti guru, ibu, ayah dan lain-lain sehingga isi bermainnya lebih

banyak menggunakan simbol-simbol dalam permainan atau sering disebut

bermain peran (role play) (Susilaningrum, 2013). Anak pada masa ini

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

membutuhkan bahasa dan hubungan sosial yang lebih luas, mempelajari standar

peran, memperoleh kontrol dan penguasaan diri, semakin menyadari sifat

ketergantungan dan kemandirian, dan mulai membentuk konsep diri (Wong,

2008).

2.4 Penelitian Terkait Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia PraSekolah

1. Apriany (2013), hubungan antara hospitalisasi anak dengan tingkat

kecemasan orang tua.

Hasil yang didapatkan adanya hubungan lama rawat anak dengan

tingkat kecemasan orang tua menunjukkan hubungan sedang dan

berpola positif artinya semakin lama rawat anak, maka semakin tinggi

tingkat kecemasan orang tua. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan

lama rawat (hospitalisasi) anak dengan tingkat kecemasan orang tua.

Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan sampel

orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kelas B Cianjur. Sebanyak 87

sampel terpilih secara consecutive sampling. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner. Uji statistiknya adalah regresi linear sederhana.

Hubungan antara hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan

orang tua tergolong sedang (r=0287) dan berpola positif artinya semakin

lama rawat anak, maka semakin tinggi tingkat kecemasan orang tua.

Hospitalisasi anak mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua sebesar

8.3% dan sisanya 91.7% tingkat kecemasan orang tua dipengaruhi oleh

variabel lain (usia orang tua, jenis kelamin orang tua, jenis pekerjaan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

orang tua, tingkat pendidikan orang tua, diagnosis penyakit anak, suku

bangsa, jenis kelamin anak, status pernikahan orang tua, dan dukungan

perawat). Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan

antara lama rawat anak dengan tingkat kecemasan orang tua (p=0.007).

Perawat dapat memberikan dukungan kepada orang tua, mengenai

informasi, emosional, penilaian, dan instrumental.

2. Audina (2017), hubungan dampak hospitalisasi anak dengan tingkat

kecemasan orang tua di Irina E Atas RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado

pada tahun 2017.

Hasil penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan dampak

hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan orang tua. Metode

penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan

cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan

rumus slovin dengan jumlah 44 sampel. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner.

Jumlah sampel sebanyak 44 orang menurut lamanya hari rawat

anak bahwa responden dengan lama rawat anaknya < 10 hari mengalami

cemas ringan berjumlah 2 responden (4,5%), cemas sedang berjumlah

10 responden (22.7%), cemas berat berjumlah 23 responden (52.3%) dan

panik berjumlah 1 responden (2.3%). Sementara responden dengan

lama hari rawat anaknya > 10 hari mengalami cemas ringan berjumlah 0

responden (0.0%), cemas sedang berjumlah 0 responden (0.0%), cemas

berat berjumlah 3 responden (6.8 %) dan panic berjumlah 5 responden

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

(11.4%). Hasil penelitian berdasarkan uji chi-Squere dengan tingkat

kepercayaan 95 % (α≤ 0,05) diperoleh nilai p 0.000, 0.002, 0.004 yakni

lebih kecil dibandingkan α (0,05) dengan Ho ditolak dan Ha diterima.

3. Kustiawan (2015), gambaran tingkat kecemasan orang tua terhadap

hospitalisasi anak dengan kejang demam di ruangan anak bawah RSUD

dr. Soekardjo kota Tasikmalaya

Dalam penelitian ini selain meneliti tingkat kecemasan orang tua

juga meneliti tentang karakteristik orang tua, seperti usia, pendidikan,

pekerjaan dan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif. Dilakukan dari bulan April –Mei 2015, dengan populasi

orang tua pasien yang anaknya dirawat karena penyakit kejang demam

di Ruang Anak. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental

sampling, jumlah responden sebanyak 21 orang. Instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner (daftar

pertanyaan) tentang tingkat kecemasan yang sudah baku yakni

menggunakan skala HARS. Dari hasil penelitian ini didapatkan

menunjukan bahwa tingkat kecemasan orang tua terhadap hospitalisasi

anak dengan kejang demam di Ruang Anak Bawah RSUD dr.Soekardjo

Kota Tasikmalaya tahun 2015 yang paling banyak adalah responden

dengan tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 11 orang (52.4%).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat

kecemasan orang tua berdasarkan karakteristik orang tua yaitu,

berdasarkan usia yang paling banyak mengalami kecemasan yaitu

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

responden dengan usia 21-30 tahun dengan jumlah 9 responden (43%),

berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan bahwa responden yang

paling banyak mengalami kecemasan adalah yang pendidikan

terakhirnya SMP yaitu dengan jumlah 8 responden (38%), berdasarkan

pekerjaan menunjukan bahwa responden yang bekerja adalah yang

paling banyak mengalami kecemasan yaitu dengan jumlah responden

sebanyak 12 orang (57%), dan berdasarkan jenis kelamin menunjukan

bahwa responden yang jenis kelaminnya perempuan adalah yang paling

banyak mengalami kecemasan yaitu dengan jumlah sebanyak 13

responden (62%).

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Model konseptual memberikan perspektif mengenai fenomena yang

saling terkait, namun lebih longgar terstruktur dari pada teori. Model konseptual

secara luas menyajikan pemahaman tentang fenomena minat dan mencerminkan

asumsi dan pandangan filosofis perancang model. Model konseptual dapat

berfungsi sebagai kerangka untuk menghasilkan hipotesis penelitian (Polit, 2012).

Gambar 3.1 Kerangka Konspetual Penelitian “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada

Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan Rawat Inap

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018”

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Faktor Internal

- Usia

- Pengalaman

- Aset fisik

2. Faktor Eksternal

- Pengetahuan

- Pendidikan

- Finansial/ material

- Keluarga

- Sosial budaya

Keterangan:

: Variabel penelitian

: Variabel Tidak diteliti

Kecemasan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan formal tentang hubungan yang diharapkan

antara dua atau lebih variabel dalam populasi tertentu (Grove,2015).

Hipotesis (Ha) dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan antara usia dengan tingkat kecemasan orang tua pada

hospitalisasi Anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan Tahun 2018

2. Ada hubungan antara pengalaman dengan tingkat kecemasan orang tua

pada hospitalisasi Anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018

3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan orang tua

pada hospitalisasi anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018

4. Ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat kecemasan orang tua

pada hospitalisasi anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018

5. Ada hubungan antara finansial/ material dengan tingkat kecemasan orang

tua pada hospitalisasi anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rangcangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasional analitik, dimana observasional analitik bertujuan untuk mencari

hubungan antara faktor resiko dengan faktor efek. Jenis pendekatan yang

digunakan peneliti yaitu rancangan Cross-Sectional, dimana Cross-Sectional

merupakan rancangan yang digunakan selama satu periode pengumpulan data

dan diteliti dalam satu kali pada satu saat (Polit, 2010).

4.2 Populasi Dan Sampel

4.2.1. Populasi

Sebuah populasi adalah keseluruhan kumpulan kasus di mana seorang

peneliti tertarik. populasi tidak terbatas pada subyek manusia. Peneliti

menentukan karakteristik yang membatasi populasi penelitian melalui kriteria

kelayakan (Creswell, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua pasien

(Ayah atau Ibu) dari anak yang berusia 5-6 tahun dan sedang menjalani

hospitalisasi di rumah sakit Santa Elisabeth Medan. Data dari rumah sakit Santa

Elisabeth Medan.

4.2.2 Sampel

Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sebagian populasi untuk

mewakili seluruh populasi. Sampel adalah subset dari elemen populasi. Elemen

adalah unit paling dasar tentang informasi mana yang dikumpulkan. Dalam

penelitian keperawatan, unsur-unsurnya biasanya manusia (Grove, 2014). Teknik

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling yang

memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2016). Adapun kriteria inklusi yang telah

ditetapkan oleh penulis adalah:

1. Orang tua (Ayah/Ibu) dari anak yang berusia 5-6 tahun dan sedang

menjalani hospitalisasi di rumah sakit Santa Elisabeth Medan

2. Orang tua (Ayah/Ibu) yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi

anak.

3. Bersedia menjadi responden yang akan diteliti

Adapun rumus yang gunakan dalam menentukan besar sampel dalam

penelitian yang akan dilakukan adalah rumus estimasi, dimana:

n = Ζ1−

𝛼2

2𝑃(1−𝑃)

𝑑²

n = 1,96²∗0,20∗0,80

0,1²

= 62,46 63 orang

Keterangan:

n = P

Z1-a/2 = derajat kepercayaan

p = estimasi proporsi

d = presisi atau simpangan mutlak

Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 62,46 responden.

Jumlah tersebut dibulatkan menjadi 63 responden.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

4.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

4.3.1. Variabel penelitian

Variabel independen merupakan adalah faktor yang (mungkin)

menyebabkan, mempengaruhi, atau mempengaruhi hasil (Creswell, 2009).

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

tingkat kecemasan orangtua pada hospitalisasi anak usia prasekolah.

4.3.2. Defenisi operasional

Definisi operasional sebuah konsep menentukan operasi yang harus

dilakukan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Definisi

operasional harus sesuai dengan definisi konseptual (Polit, 2010).

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Tabel 4.3. Definisi Operasional Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia

Prasekolah Di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan Tahun 2018 Variabel Defenisi Indikator Alat Ukur Skala Hasil Akhir

Kecemasan Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyaman atau rasa takut yang disertai suatu respon. Respon kecemasan biasanya meliputi respon fisik, kognitif dan emosional.

a. Usia

b. Pengalaman

c. Pengetahuan

d. Pendidikan

e. Finansial/

Material

Kuesioner

Berupa 20

pernyataan

dengan jawaban

tidak pernah (1),

kadang-kadang

(2), sebagian

waktu (3), setiap

waktu (4)

Ordinal Tidak cemas

= 20-35

Cemas = 36-

65

Usia

Usia adalah

perhitungan yang

dimulai dari pada

saat kelahiran

sampai usia

sebelum ulang

tahunnya

Usia orang tua

yang anaknya

menjalani

hospitalisasi

Kuesioner

Ordinal

Dewasa

awal = 18-40

tahun

Dewasa

tengah = 40-

65 tahun

Pengalaman Pengalaman adalah

pelajaran berharga

yang terjadi dalam

kehidupan sehari-

hari

a. Ada

pengalaman

b. Tidak ada

pengalaman

Kuesioner Ordinal Anak pernah

menjalani

hospitalisasi

Anak tidak

pernah

menjalani

hospitalisasi

Pengetahu

an

Pengetahuan

merupakan segala

sesuatu yang

diketahui

seseorang dari

berbagai faktor

Pengetahuan

orang tua

tentang

kecemasan,

hospitalisasi

anak

Kuesioner

berupa 15

pertanyaan

dengan

menggunakan

skala guttman

tidak bernilai 0

dan ya bernilai 1

Ordinal Tidak tahu

0-7

Tahu

8-15

Pendidikan Pendidikan adalah

pembelajaran,

pengetahuan yang

sering terjadi

dibawah

bimbingan orang

lain

Pendidikan

terakhir

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. PT

Kuesioner Ordinal Pendidikan

menengah

Pendidikan

tinggi (PT)

Finansial/

material

Finansial adalah

berupa harta atau

aset yang dimiliki

seseorang

Pendapatan

perbulan

kuesioner Ordinal Prasejahtera

Rp. 900.00

Sejahtera

>Rp.

1.470.000

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

4.4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan

kuesioner. Pada jenis pengukuran ini, peneliti mengumpulkan data secara formal

kepada subjek untuk menjawab pernyataan secara tertulis (Nursalam, 2016).

Instrument terdiri dari:

1. Instrumen data demografi

Instrumen data demografi meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan, penghasilan perbulan, hubungan dengan klien dan pengalaman.

2. Kuesioner pengetahuan

Kuesioner pengetahuan terdiri dari 15 pertanyaan menggunakan

skala Guttaman yakni tidak bernilai 0 dan ya bernilai 1 dengan kategori

tidak tahu bernilai 0-7 dan tahu bernilai 8-15. Kuesioner ini tidak

dilakukan uji validitas karena kuesioner ini telah diuji validitasnya oleh

Yeni (2013) peneliti seberlumnya sebelumnya di Rumah Sakit Arifin

Achmad Pekanbaru kepada 30 responden pada tahun 2013.

Rumus : P = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

P = (15−0 )

2

P = 15

2 = 7,5

3. Kuesioner kecemasan

Untuk melihat atau menilai tingkat kecemasan peneliti

membagikan kuesioner terdiri dari 20 pernyataan. menggunakan skala

kecemasan Self – Rating Anxiety Scale (SAS / SRAS), dengan kriteria 1 =

Tidak pernah, 2 = Kadang-kadang, 3 = Sebagian waktu = Hampir setiap

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

waktu dan di kategorikan menjadi 4 kategori yaitu, tidak ada kecemasan

20-35, kecemasan ringan 36-50, kecemasan sedang 51-65, kecemasan

berat 66-80.

Rumus : P = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

P = (80−20 )

4

P = 60

4 = 15

4.5. Lokasi Dan Waktu

4.5.1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, Jalan

Haji Misbah No. 7 Medan tepatnya di ruangan St. Theresia. Peneliti memilih

tempat ini dikarenakan rumah sakit Santa Elisabeth Medan merupakan lahan

praktek klinik bagi peneliti. Selain itu, Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

merupakan lahan yang dapat memenuhi sampel yang telah ditetapkan peneliti.

4.5.2. Waktu

Waktu penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

kecemasan orangtua pada hospitaisasi anak usia prasekolah dilakukan di ruangan

St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dan dilakukan pada Februari

sampai April 2018.

4.6. Prosedur Pengambilan Dan Pengumpulan Data

4.6.1 Pengambilan data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah peneliti

melakukan pengumpulan data penelitian setelah mendapat izin dari STIKes

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Santa. Elisabeth Medan, dan mendapat surat izin dari Direktur Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan. Kemudian meminta kesediaan orang tua (Ayah atau Ibu)

dari anak yang berusia 5-6 tahun dan sedang menjalani rawat inap di rumah sakit

Santa Elisabeth Medan.

4.6.2 Pengumpulan data

Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

data primer yang diperoleh lansung oleh peneliti terhadap sasarannya dengan

membagikan kuesioner faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

kecemasan yang meliputi usia, pendidikan, finansial/ material, pengalaman dan

kuesioner pengetahuan dengan 15 pertanyaan. Kuesioner tidak dilakukan uji

validitas karena telah diuji validitasnya oleh peneliti sebelumnya di rumah sakit

Arifin Achmad Pekanbaru kepada 30 responden pada tahun 2013. Peneliti telah

mendapatkan izin dari peneliti sebelumnya untuk menggunakan kuesioner dan

bukti percakapan untuk permohonan izin akan dilampirkan oleh peneliti.

Tingkat kecemasan peneliti membagikan kuesioner kepada responden

dengan 20 pernyataan, kuesioner ini tidak dilakukan uji validitasnya karena

berupa kuesioner baku dalam buku yang dikembangkan oleh Nursalam (2016)

Sedangkan data sekunder yang di dapat dari rekam medik pasien di ruangan

rawat inap. Data yang telah terkumpul, dianalisis dan dilakukan pengolahan data

yang terdiri dari yang pertama Editing dimana tahap memeriksa kejelasan dan

kelengkapan pengisian instrumen dan pengumpulan data, yang kedua Coding

mengubah data menjadi huruf atau bilangan (pengkodean) selanjutnya Entry data

atau processing dimana disini akan lakukan mengisi kolom atau kartu kode sesuai

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

jawaban dari setiap pertanyaan dan yang terakhir adalah Tabulating disini

membuat tabel-tabel data (Nursalam, 2014).

4.7 Kerangka Operasional

Bagan 4.2 Kerangka operasional faktor-faktor yang berhubungan dengan

tingkat kecemasan orangtua pada hospitalisasi anak usia pra

sekolah di ruang St. Theresia rumah sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2018

4.8. Analisa Data

Setelah seluruh data terkumpul segera akan dilakukan pengolahan data

dengan melakukan perhitungan statistik untuk menentukan faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat kecemasan orangtua pada hospitalisasi anak usia

prasekolah (Polit, 2010).

Prosedur izin penelitian

Pengumpulan data

Pengajuan judul proposal

Surat Permohonan untuk berpartisipasisebagai responden penelitian

Memberi informed consent

Membagikan kuesioner

Hasil penelitian

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Analisis univariat untuk memperoleh gambaran setiap variable, distribusi

frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik variable dependen maupun variable

independen. Dengan melihat frekuensi dapat diketahui deskripsi masing-masing

variabel dalam penelitian ini yaitu data demografi responden (Nursalam, 2016).

Data demografi dalam penelitian ini adalah no. responden, umur, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan, hubungan dengan klien dan

pengalaman. Analisa Bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat

kepercayaan 95 %. (Nursalam, 2014).

4.9 Etika Penelitian

Ketika manusia digunakan sebagai peserta studi, perhatian harus

dilakukan untuk memastiak bahwa hak mereka dilindungi. Etik adalah sistem

nilai moral yang berkaitan dengan sejauh mana prosedur peneliotian mematuhi

kewajiban profesional, hukum, dan sosial kepada peserta studi. Tiga prinsip

umum mengenai standar perilaku etis dalam penelitian berbasis: beneficience

(berbuat baik), respect for human dignity (penghargaan terhadap martabat

manusia), dan justice (keadilan) (Polit, 2012).

Pada tahap awal peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin

pelaksanaan penelitian kepada Ketua Program Studi Ners STIKes Santa Elisabeth

Medan, selanjutnya dikirim ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, melakukan

pengumpulan data awal penelitian di ruangan St. Theresia Rumah Santa Elisabeth

Medan. Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, peneliti memberikan penjelasan

tentang informasi dari penelitian yang dilakukan bahwa individu diundang

berpartisipasi dalam penelitian dan individu bebas untuk menolak serta menarik

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

diri untuk berpartisipasi. Responden juga berhak mengetahui hasil dari penelitian.

Jika responden bersedia, maka responden akan menandatangani lembar

persetujuan (informed consent).

Responden diperlakukan sebagai agen otonom, secara sukarela

memutuskan apakah akan mengambi l bagian dalam penelitian, tanpa risiko

perlakukan prasangka. Hal ini berarti bahwa responden memiliki hak untuk

mengajukan pertanyaan, menolak memberikan informasi, dan menarik diri dari

penelitian. Peneliti tidak akan mencantumkan nama responen pada lemebar

pengumpulan data yang telah diisi oleh reponden ataupun hasil penelitian yang

akan disajikan pada lembar tersebut dan hanya akan diberi nomor kode tertentu/

nomor responden. Peneliti meyakinkan bahwa partisipasi responden, atau

informasi yang mereka berikan, tidak akan disebarkan dan dijaga kerahasiaanya.

Selanjutnya, permohonan izin menggunakan kuesioner antara peneliti lain yang

telah menggunakan istrumen tersebut dalam penelitiannya. Dengan memohon

izin menggunakan kuesioner maka peneliti telah menghargai karya dari peneliti

sebelumnya dan menghargai masalah-masalah etika yang berhubungan dengan

masalah tersebut. Lembar persetujuan ini bias melalui email atau persetujuan

yang ditandatangani langsung oleh peneliti sebelumnya.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini pembahasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di

ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018. Penelitian

ini dimulai pada bulan Februari 2018 sampai bulan April 2018, responden pada

penelitian ini adalah orang tua pasien (Ayah/ Ibu) yang dari anak berusia 5-6

tahun dan sedang menjalani hospitalisasi di ruangan St. Theresia Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2018.

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah Rumah Sakit swasta terletak

di jalan Haji Misbah No.7, Medan. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan memiliki

visi yaitu menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan mampu berperan aktif

dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta

kasih dan persaudaraan dan misi yaitu meningkatkan derajat kesehatan melalui

sumber daya manusia yang professional. Tujuan dari Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan yaitu meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dengan

semangat cinta kasih sesuai kebijakan pemerintahan dalam menuju masyarakat

sehat. Rumah Sakit ini memiliki Motto “Ketika Aku Sakit Kamu Melawat Aku”.

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan menyediakan beberapa pelayanan medis

yaitu ruang rawat inap, poli klinik, IGD, ruang operasi (OK), ICU, ICCU, PICU,

NICU, Ruang pemulihan (Intermediate), stroke center, Medical Check Up,

hemodialisis, sarana penunjang radiologi, laboratorium, fisioterapi, patologi

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

anatomi dan farmasi. Berdasarkan data yang diambil dari Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan, adapun yang menjadi tempat penelitian saya yaitu ruangan St.

Theresia yang terdiri dari 12 kamar rawat inap dengan jumlah tempat tidur

sebanyak 35.

5.1.1 Data Demografi Responden

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografi

Responden Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018

No. Karakteristik Responden f %

1. Usia

Dewasa Tenga h 12 19,0

Dewasa awal 51 81,0

Total 63 100

2. Jenis Kelamin

Laki-laki 2 3,2

Perempuan 51 96,8

Total 63 100

3. Pekerjaan

PNS 10 15,9

Pegawai Swasta 14 22,2

Wiraswasta 16 25,4

IRT 23 36,5

Total 63 100

4. Pendidikan

Pendidikan tinggi (PT) 23 36,5

Pendidikan menengah 40 63,5

Total 63 100

5. Penghasilan

Prasejahtera 15 23,8

Sejahtera 48 76,2

Total 63 100

6. Hubungan dengan klien

Ayah 2 3,2

Ibu 61 96,8

Total 63 100

7. Pengalaman

Ya 23 36,5

Tidak 40 63,5 Total 63 100

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diperoleh bahwa mayoritas usia berada pada

usia dewasa awal 51 (81,0%), dewasa tengah 12 orang (19,0%). mayoritas

responden berjenis kelamin 61 orang (96,8%), laki-laki 2 orang (3,2%).

Mayoritas pekerjaan IRT 23 orang (36,5%), Wiraswasta 16 (25,4%), Pegawai

Swasta 14 orang (22,2%), PNS 10 orang (15,9%). Mayoritas pendidikan terakhir

pendidikan menengah 40 orang (63,5%), pendidikan tinggi (PT) 23 orang

(36,5%). Mayoritas penghasilan sejahtera sebanyak 48 orang (76,2%),

prasejahtera 15 orang (23,8). Mayoritas yang memilki hubungan Ibu 61 orang

(96,8%), ayah 2 orang (3,2%). Mayoritas yang tidak ada pengalaman 40 orang

(63,5%), yang mempunyai pengalaman 23 orang (36,5%).

5.1.2 Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua

pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Usia Orang Tua Pada

Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.

No. Usia f %

1. Dewasa tengah 12 19,0

2. Dewasa muda 51 81,0

Total 63 100

Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh bahwa mayoritas usia orang tua pada usia

dewasa muda (81,1%), dan hanya 36,5% dewasa tua.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengalaman Orang Tua

Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.

No. Pengalaman f %

1. Tidak 23 36,5

2. Ya 40 63,5

Total 63 100

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh bahwa Mayoritas orang tua tidak

memiliki pengalaman menghadapi hospitalisasi di rumah sakit (63,5%), dan

hanya 36,5% yang memiliki pengalaman.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Pengetahuan Orang Tua

Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.

No. Pengetahuan f %

1. Tahu 26 41,3

2. Tidak tahu 37 58,7

Total 63 100

Berdasarkan tabel 5.7 diperoleh bahwa mayoritas orang tua tidak

mengetahui cara merawat anak yang sakit (58,7%), dan hanya 41,3% yang

mengetahui cara merawat anak yang sakit.

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tingkat Pendidikan Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.

No. Pendidikan f %

Pendidikan tinggi (PT) 23 36,5

Pendidikan menengah 40 63,5

Total 63 100

Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh bahwa tingkat pendidikan orang tua

mayoritas pendidikan menengah (63,5%), dan hanya 36,5% yang pendidikan

tinggi (PT).

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Penghasilan/Finansial

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan

St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.

No. Penghasilan/ Finansial f %

1. Prasejahtera 15 23,8

2. Sejahtera 48 76,2

Total 63 100

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Berdasarkan tabel 5.9 diperoleh bahwa mayoritas orang tua

berpenghasilan sejahtera (76,2%), dan hanya 23,8% yang berpenghasilan

prasejahtera.

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kecemasan Orang Tua

Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.

No. Penghasilan/ Finansial f %

1. Tidak cemas 21 33,3

2. Cemas 42 66,7

Total 63 100

Berdasarkan tabel 5.10 diperoleh bahwa mayoritas orang tua memiliki

kecemasan (66,7%), dan hanya 33,3% yang tidak memiliki kecemasan

Tabel 5.11 Hubungan Usia Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada

Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

Kecemasan Usia Cemas Tidak Cemas Total p value

f % f % f %

Usia awal 42 66,7 9 14,3 51 81,0 0,001

Usia tengah 0 0 12 19,0 12 19,0

Total 42 66,7 21 33,3 63 100

Berdasarkan tabel 5.11, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan

hasil p value 0,001 dengan 1 cells (25,0%) kurang dari 0,05 sehingga tidak layak

dilakukan uji. Maka uji yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji

Fisher’s Exact Test dan didapatkan hasil p value 0,001 dimana p <0,05. Hasil uji

tersebut Ha diterima yang berarti ada Hubungan Usia Dengan Kecemasan Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Tabel 5.12 Hubungan Pengalaman Dengan Tingkat Kecemasan Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

Kecemasan Pengalaman Cemas Tidak Cemas Total p value

f % f % f %

Tidak 30 47,6 10 15,9 40 63,5 0,003

Ya 12 19,0 11 17,5 23 36,5

Total 42 66,6 21 33,4 63 100

Berdasarkan tabel 5.12, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan

hasil p value 0,003 dimana p <0,05. Hasil uji tersebut Ha diterima yang berarti

ada Hubungan Pengalaman Dengan Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi

Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan.

Tabel 5.13 Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Orang

Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

Kecemasan

Pengetahuan Cemas Tidak Cemas Total p value

f % f % f %

Tidak tahu 28 44,4 9 14,3 37 58,7 0,001

Tahu 14 22,3 12 19,0 26 41,3

Total 42 66,7 21 33,3 63 100

Berdasarkan tabel 5.13, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan

hasil p value 0,001 dimana p <0,05. Hasil uji tersebut Ha diterima yang berarti

ada Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi

Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Tabel 5.14 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan Orang

Tua Pada Hospitalisasi anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

Kecemasan Pendidikan Cemas Tidak Cemas Total p value

f % f % f %

Pend. Menengah 31 49,2 9 14,3 40 63,5 0,026

Pend. Tinggi 11 17,5 12 19,0 23 36,5

Total 42 66,7 21 33,3 63 100

Berdasarkan tabel 5.14, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan

hasil p value 0,026 dimana p <0,05. Hasil uji tersebut Ha diterima yang berarti

ada Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi

Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan.

Tabel 5.15 Hubungan Finansial/ Material Dengan Tingkat Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018

Kecemasan

Finansial Cemas Tidak Cemas Total p value

f % f % f %

Prasejahtera 13 20,7 2 3,2 15 23,8 0,114

Sejahtera 29 46,0 19 30,2 48 76,2

Total 42 66,7 21 33,3 63 100

Berdasarkan tabel 5.15, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan

hasil p value 0,114 dimana p <0,05. Hasil uji tersebut Ha ditolak yang berarti

tidak ada Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Orang Tua Pada

Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah sakit Santa

Elisabeth Medan.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

5.2 Pembahasan

5.2.1 Kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan

St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

5.1 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kecemasan Orang Tua

Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di

ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas

orang tua mengalami cemas (66,7%), dan hanya 33,3% yang tidak cemas. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas orang tua mengalami cemas.

Kecemasan orang tua dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya

yaitu lamanya hari rawat yang dikaitkan dengan besarnya biaya yang akan

dibutuhkan. Lama hari rawat yang memanjang dapat dapat diukur dan dinilai,

lama hari rawat yang memanjang dapat disebabkan oleh kondisi medis pasien.

Hal lain yang dapat menyebabkan kecemasan orang tua terkait hospitalisasi anak

yaitu diagnosa penyakit anak, tingkat pendidikan, usia orang tua juga

mempengaruhi cara berpikir, karena semakin tinggi usia maka semakin baik

dalam mengataasi kecemasan (Audina, 2017).

66,7%

33,3%

Cemas

Tidak Cemas

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Penelitian Kustiawan (2015), juga mengatakan pada saat anak tidak

bersikap tidak kooperatif dapat menyebabkan orang tua anak akan merasa cemas

pada keadaan yang sedang dialami oleh anaknya. Kecemasan tersebut juga dapat

terjadi karena tingkat penyakit yang diderita oleh anak memang cukup berat,

kurangnya pengalaman atau kecemasan itu juga dapat timbul karena

ketidaktahuan cara merawat anak yang sakit, ketidaktahuan mengenai penyakit

yang diderita oleh anak sedangkan penyakit yang diderita anak tidaklah berat.

Hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden didapatkan

mayoritas mengalami cemas hal ini terjadi karena faktor usia dapat menjadi

penyebab dari kecemasan, dimana mayoritas usia orang tua berada pada dewasa

awal. Dimana, usia dapat mempengaruhi tingkat kecemasan yang dialami oleh

orang tua itu sendiri. Usia yang muda dapat mempengaruhi cara berpikir dan

mengontrol kecemasan yang sedang dialami oleh individu. Semakin tinggi usia

orang tua akan semakin baik pula dalam mengontrol kecemasan dan semakin

tinggi usia akan semakin banyak pengalaman yang didapat.

Pengalaman yang kurang akan dapat mempengaruhi kecemasan karena

pengalaman akan membantu individu dalam menangani kecemasan yang sedang

ataupun yang akan terjadi. Individu yang memiliki pengalaman sebelumnya akan

memandang kecemasan itu adalah suatu masalah yang dapat diselesaikan.

Pengalaman memungkinkan individu menjadi tahu. Ketika orang tua tidak tahu

cara merawat anaknya yang sakit akan membuat orang tua merasa mudah panik

dan cemas. Dimana tingkat pengetahuan rendah cenderung mengalami cemas

dibandingkan tingkat pengetahuan tinggi.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Pengetahuan yang kurang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang

rendah karena individu yang memiliki pendidikan rendah akan sulit berpikir

rasional dalam menyelesaikan masalah. Semakin tinggi tingkat pendidikan

individu maka semakin semakin mudah menerima informasi yang didengar

maupun yang dibaca. Faktor lain yang dapat menyebabkan kecemasan adalah

faktor finansial, dimana semakin lama hari rawat anak akan semakin besar biaya

yang akan dibutuhkan, baik biaya transportasi, pengeluaran harian, biaya dokter

maupun saat kondisi tidak terduga lainnya.

5.2.2 Hubungan usia orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di

ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

5.2 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Usia Dengan Tingkat

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

2018.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di

ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas

orang tua usia dewasa awal (82,0%) mengalami cemas. Hal ini menunjukkan

82,4%

0%

17,6%100%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Dewasa awal Dewasa tengah

Cemas

Tidak cemas

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

bahwa mayoritas orang tua berada pada usia dewasa awal lebih cenderung

mengalami kecemasan.

Hasil penelitian Audina (2017), menjelaskan gangguan kecemasan biasa

terjadi pada semua usia tetapi lebih sering terjadi pada usia dewasa. Orang yang

mempunyai usia lebih muda akan lebih mudah mengalami kecemasan dari pada

usia yang lebih tua. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lasti

(2012), menjelaskan bahwa kategori usia yang banyak mengalami kecemasan

berada pada kategori masa dewasa awal. Mubarak (2015), permintaan bantuan

dari sekeliling menurun dengan bertambahnya usia, pertolongan diminta bila ada

kebutuhan akan kenyaman, reassurance, dan nasehat-nasehat. Usia dapat

mempengaruhi respon tubuh dimana semakin matang dalam perkembangannya,

semakin baik pula kemampuan untuk menangani kecemasan.

Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Audina (2017),

dimana usia dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecemasan

karena usia orang tua sangat mempengaruhi kematangan dalam berpikir dan

bertindak menanggapi menanggapi perawatan anak selama anak dirawat di

rumah sakit, semakin tinggi usia orang tua diharapkan mampu untuk membentuk

mekanisme koping yang bersifat positif dan membangun dalam menanggapi

perawatan anak selama anak dirawat di rumah sakit atau hospitalisasi.

Usia sangat erat kaitannya dengan kematangan individu dalam

menghadapi permasalahan yang ada. Semakin tinggi atau semakin tua individu

maka akan semakin banyak pengalaman yang dilalui. Semakin cukup usia,

tingkat kematangan dan kekuatan individu akan lebih matang dalam bertindak

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

maupun dalam berfikir dalam menenggapi hospitalisasi anak, orang tua dalam hal

ini diharapkan mampu membentuk koping yang bersifat positif dalam

menanggapi setiap permasalahan dan perawatan anak selama anak menjalani

hospitalisasi.

Individu yang usia muda akan lebih cenderung mudah mengalami

gangguan kecemasan karena usia dapat menunjukkan ukuran dari waktu

perkembangan individu itu sendiri. Dimana usia itu sendiri dapat berhubungan

dengan pengetahuan, pemahaman dan padangan individu terhadap sesuatu hal

atau kejadian yang terjadi, sehingga akan membentuk persepsi serta sikap

individu. Kematangan dalam proses berpikir pada individu yang berusia dewasa

tua memungkinkan untuk menggunakan mekanisme koping yang baik

dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda.

5.2.3 Hubungan pengalaman dengan tingkat kecemasan orang tua pada

hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

5.3 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pengalaman Dengan Tingkat

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

2018

75,0%

52,2%25,0% 47,8%

0

5

10

15

20

25

30

35

Tidak Ya

Cemas

Tidak Cemas

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di

ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas

orang tua yang tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi anak yang

menjalani hospitalisasi di rumah sakit (75%) mengalami cemas, dan hanya 52,2%

orang tua yang memiliki pengalaman mengalami cemas. Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas orang tua yang tidak memiliki pengalaman menghadapi anak

yang menjalani hospitalisas mengalami kecemasan.

Pengalaman adalah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia.

Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan kemudian disebut

pengetahuan. Individu yang mempunyai modal kemampuan pengalaman

menghadapi kecemasan dan punya cara menghadapinya akan cenderung lebih

menganggap kecemasan sebagai masalah yang bisa diselesaikan. Individu yang

pernah mengalami kecemasan sebelumnya memandang kecemasan itu adalah

suatu masalah yang bisa diselesaikan (Mubarak, 2015).

Penelitian Saragih (2017), mengatakan kecemasan akan sering muncul

pada individu yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya dibandingkan pada

individu yang memiliki pengalaman dalam hal yang sama. Dalam penelitian

Sentana (2013), juga dikatakan bahwa individu yang tidak memiliki pengalaman

masa lalu tidak dapat menggunakan ketrampilan kopingnya secara efektif.

Individu yang tidak memiliki pengalaman akan cenderung menggunakan koping

yang maladatif terhadap kecemasan.

Pernyataan ini didukung oleh Sentana (2013), pengalaman sangatlah

penting dalam mengurangi kecemasan itu sendiri, karena belajar dari pengalaman

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

dapat meningkatkan keterampilan menghadapi kecemasan terutama bagi orang

tua dalam menghadapi kecemasan selama anak dirawat di rumah sakit atau

hospitalisasi. Seseorang yang telah lama hidupnya akan banyak memperoleh

pengalaman ataupun berbagai informasi yang akan menambah pengalamannya

terutama pengelaman dalam menghadapi kecemasan itu sendiri.

Orang tua yang memiliki pengalaman, baik pengalaman masa lalu

terhadap penyakit yang diderita anak ataupun pengalaman menghadapi anak yang

menjalani hospitalisasi di rumah sakit akan banyak membantu orang tua dalam

menggunakan koping yang dimiliki. Keberhasilan orang tua dalam menghadapi

kecemasan pada masa lalu, akan dapat membantu orang tua dalam

mengembangkan ketrampilan koping. Koping yang baik akan membantu orang

tua dalam menurunkan ataupun dalam menghadapi kecemasan selama anak sakit

dan menjalani hospitalisasi.

Pengalaman masa lalu individu dalam hal menghadapi kecemasan, akan

dapat mempengaruhi individu ketika menghadapi kecemasan yang sama karena

individu memiliki kemampuan beradaptasi atau menggunakan koping yang lebih

baik, sehingga tingkat kecemasan akan berbeda dari individu yang tidak memiliki

pengalaman dan dapat menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih ringan. Untuk

menghadapi kecemasan, orang tua perlu meningkatkan koping yang efektif.

Strategi koping yang efektif akan mampu membantu orang tua dalam

menghadapi kecemasan yang terjadi.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

5.2.4 Hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan orang tua pada

hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

5.4 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan Tingkat

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

2018.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di

ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas

orang tua tidak tahu cara merawat anaknya yang sakit (75,7%) mengalami cemas,

dan hanya 53,8% dari yang mengetahui cara merawat anak yang sakit yang

mengalami cemas. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua tidak

mengetahui cara merawat anak yang sakit.

Seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan kemampuan

intelektual akan dapat meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri dalam

menghadapi kecemasan, menurunkan perasaan cemas mempersepsikan suatu hal,

dengan mengikuti berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan diri akan

banyak menolong individu tersebut (Mubarak, 2015). Hidayat (2014), tingkat

pengetahuan seseorang rendah akan cenderung lebih mudah mengalami

75,7%

53,8%

24,3%46,2%

0

5

10

15

20

25

30

Tidak tahu Tahu

Cemas

Tidak cemas

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

kecemasan dibandingkan seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan yang

tinggi. Ketika orang tua tidak tahu bagaimana cara merawat anaknya yang sedang

sakit, akan cenderung memiliki kecemasan. Lestari (2015), mengatakan,

pengetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang mudah mengalami stres dan

kecemasan.

Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayat

(2014), pengetahuan sangatlah penting dimana dengan pengetahuan dapat

membantu seseorang dalam menghadapi kecemasan. Seperti halnya orang tua

yang tidak tahu cara dalam merawat anak yang sakit akan lebih mudah stres dan

cemas karena jika terjadi sesuatu perubahan pada anaknya misalnya gelisah,

demam, keluarga yang tidak tahu cara merawat anak akan cenderung panik dan

langsung memanggil petugas kesehatan untuk melihat kondisi anak tanpa

melakukan apapun kepada anak baik sebelum dilakukan tindakan pengobatan

ataupu sesudah dilakukan pengobatan.

Orang tua yang tidak tahu cara merawat anak yang sakit akan cenderung

memiliki kecemasan dibandingkan orang tua yang tahu tentang cara merawat

anaknya. Pengetahuan yang rendah akan dapat menyebabkan kecemasan karena

semakin tinggi pengetahuan akan semakin mudah berpikir rasional dalam

menghadapi dan menguraikan masalah. Pengetahuan yang rendah akan dapat

mempengaruhi cara individu dalam menanggapi kecemasan. Faktor

ketidaktahuan dalam merawat anak yang sakit adalah faktor yang dapat

mempengaruhi kecemasan orang tua selama anak menjalani hospitalisasi.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Individu yang memiliki pengetahuan yang baik akan mampu bertindak

dan mempunyai solusi dalam menghadapi masalah ataupun kecemasan.

Kecemasan terjadi karena kurangan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua

terutama dalam merawat anaknya yang sakit maupun yang sedang menjalani

hospitalisasi. Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh dari pengetahuan tentang

kecemasan yang pernah dilewati oleh individu ataupun orang tua. Pengetahuan

yang dimiliki individu akan dapat menurunkan perasaan cemas yang dialami

dalam mempersepsikan suatu hal.

5.2.5 Hubungan pendidikan dengan tingkat kecemasan orang tua pada

hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan Tahun 2018

5.5 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pendidikan Dengan Kecemasan

Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.

Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di

ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas

orang tua pendidikan menengah (75,5%) mengalami cemas, dan hanya 47,8%

77,5%

47,8%22,5%

52,2%

0

5

10

15

20

25

30

35

Pendidikan

menengah

Pendidikan

tinggi (PT)

Cemas

Tidak cemas

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

yang pendidikan tinggi (PT) yang mengalami cemas . Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas orang tua berpendidikan menengah mengalami cemas.

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon

terhadap suatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Seseorang yang

memiliki pendidikan tinggi, akan memberikan respon yang lebih rasional

dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau tidak berpendidikan.

Tingginya pendidikan dapat mengurangi rasa tidak mampu untuk mampu

menghadapi stres. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan mudah dan semakin

mampu menghadapi kecemasan yang ada (Mubarak, 2015).

Audiana (2017), mengatakan tingkat pendidikan formal merupakan dasar

pengetahuan intelektual. Hal ini erat kaitanya dengan pengetahuan karena

semakin tinggi pengetahuan dan pendidikan maka akan semakin besar

kemampuan menyerap dan menerima informasi sehingga pengetahuan dan

wawasan dalam menghadapi kecemasan akan lebih luas. Orang dengan

pendidikan tinggi cenderung mengalami kecemasan rendah jika dibandingkan

dengan orang yang berpendidikan rendah. Yeni (2013), juga mengatakan

semakin tinggi pendidikan formal maka akan semakin mudah seseorang

menerima informasi dan melakukan pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan.

Pernyataan ini didukung oleh penelitian Audiana (2017), dimana tingkat

pengetahuan dapat dilihat dari jenjang pendidikan yang ditempuh oleh seseorang

dan akan mempengaruhi cara individu menghadapi suatu masalah. Individu yang

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu mengontrol kecemasannya

sendiri karena semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh individu,

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

akan semakin memudahkan individu menerima informasi baik dari orang lain

maupun dari media masa sehingga wawasan lebih luas.

Pendidikan individu adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

tingkat kecemasan individu, hal ini menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi cenderung tidak mengalami atau hanya

mengalami kecemasan rendah. Begitu juga halnya dengan individu yang yang

berpendidikan rendah, akan cenderung mengalami kecemasan berat. Hal ini

terjadi karena individu yang berpendidikan tinggi akan mudah menerima

informasi dan akhirnya akan semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya, jika berpendidikan rendah akan menghambat perkembangan terhadap

penerimaan informasi dan pengetahuan baru.

Kecemasan yang dialami oleh orang tua dapat dikarenakan tingkat

pendidikan yang rendah. Dimana tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi

cara berpikir dan mempresepsikan suatu hal sehingga akan menyebabkan orang

tua mengalami kecemasan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan

semakin mudah berfikir secara rasional, menggunakan koping secara efektif dan

dapat menguraikan masalahnya.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

5.2.6 Hubungan finansial/material dengan tingkat kecemasan orang tua pada

hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018

5.5 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Finansial/ Material Dengan

Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di

Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun

2018.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di

ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas

orang tua berpenghasilan prasejahtera (86,7%) mengalami cemas, dan 60,4%

yang berpenghasilan sejahtera mengalami cemas. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas orang tua mengalami cemas.

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni (2013), mengatakan bahwa sosial

ekonomi menimbulkan stres serta kecemasan, orang tua akan yang mengalami

kecemasan akibat ekonomi yang serba kekurangan. Perawatan di rumah sakit

merupakan masalah sosial ekonomi yang cukup kompleks terjadi pada orang tua.

Perawatan di rumah sakit dan biaya dokter dibayar mahal berdasarkan lamanya

86,7%

60,4%

13,3%

39,6%

0

5

10

15

20

25

30

35

Prasejahtera Sejahtera

Cemas

Tidak cemas

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

hari rawat, sehingga mengharuskan orang tua untuk bekerja keras untuk

memenuhi kebutuhan.

Hasil penelitian diatas tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yolanda (2013), dimana salah satu faktor kecemasan disebabkan oleh

finansial. Akan tetapi, rata- rata pasien yang mengalami kecemasan berat adalah

pasien dengan biaya umum, sebaliknya gejala kecemasan rendah dimilik oleh

pasien dengan biaya pemerintah (Jamkesmas). Hal ini dikarenakan biaya yang

diperlukan untuk pengobatan telah ditanggung oleh pemerintah melalui

Jamkesmas dan asuransi pemerintah lainnya.

Pernyataan ini didukung oleh penelitian Yolanda (2013), dimana salah

satu faktor yang dapat menyebabkan kecemasan adalah faktor finansial/ material.

Akan tetapi dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan faktor

finansial dengan kecemasan. Hal ini dapat terjadi karena mayoritas orang tua

yang anaknya menjalani hospitalisasi menggunakan asuransi, baik itu asuransi

yang ditanggung pemerintah ataupun asuransi yang ditanggung oleh swasta, dan

berpenghasilan sejahtera.

Orang tua yang anaknya sedang menjalani hospitalisasi dan ditanggung

oleh asuransi cenderung tidak mengalami kecemasan atau hanya mengalami

kecemasan ringan, dikarena biaya untuk pengobatan, honor dokter, tindakan

maupun obat telah ditanggung oleh asuransi yang mereka miliki. Sehingga orang

tua tidak terlalu mencemaskan masalah biaya yang akan dibutuhkan selama anak

menjalani hospitalisasi. Orang tua hanya perlu memikirkan biaya kehidupan

sehari-hari yang dibutuhkan selama anak menjalani hospitaliasi.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

BAB 6

SIMPUL DAN SARAN

6.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah sampel 63 orang responden

mengenai Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua

pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018 maka dapat disimpulkan:

1. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018 didapatkan mayoritas mengalami cemas

sebanyak 42 orang (66,7%).

2. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018 didapatkan mayoritas usia berada pada usia

dewasa awal sebanyak 51 (81,0%). Mayoritas yang tidak ada pengalaman 40

orang (63,5%). Mayoritas orang tua tidak tahu cara merawat anak yang sakit

sebanyak 37 orang (58,7%). Mayoritas pendidikan terakhir pendidikan

menengah 40 orang (63,5%). Mayoritas penghasilan sejahtera sebanyak 48

orang (76,2%).

3. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018 menggunakan uji Chi-square didapatkan ada

hubungan hubungan usia dengan kecemasan orang tua p=0,001.

4. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018 menggunakan uji Chi-square didapatkan ada

hubungan pengalaman dengan tingkat kecemasan orang tua p=0,003.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

5. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018 menggunakan uji Chi-square didapatkan ada

hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan orang tua p=0,001.

6. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018 menggunakan uji Chi-square didapatkan ada

hubungan pendidikan dengan tingkat kecemasan orang tua p=0,026.

7. Faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua pada

hospitalisasi anak di ruangan St. Theresia Rumah sakit santa Elisabeth Medan

Tahun 2018 meliputi faktor usia, pengalaman, pengetahuan, dan pendidikan.

6.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian dengan jumlah responden sebanyak 63

orang mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang

tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 maka disarankan:

1. Bagi Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sebagai

bahan pembelajaran bagi institusi keperawatan selaku memberi layanan

kesehatan bagi masyarakat.

2. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi rumah sakit

dan sebagai sumber ilmu dan informasi kepada perawat guna membantu

orang tua dalam menghadapi kecemasan pada hospitaliasi anak.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

3. Bagi Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi bagi

keluarga terutama pada orang tua yang anaknya menjalani hospitalisasi.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

DAFTAR PUSTAKA

Apriany, Dyna. (2013). Hubungan Antara Hospitalisasi Anak Dengan Tingkat

Kecemasan Orang Tua.

(https://media.neliti.com/media/publications/106107-ID-hubungan-

antara-hospitalisasi-anak-denga.pdf), diakses tanggal 01 Januari 2018

AR, Saniah., & Zainal NZ. (2010). Anxiety, Depression and Coping Strategies in

Breast Cancer Patients on Chemotherapy (http://143.95.253.101/~

psychjm/index.php/mjp/article/viewFile/99/91), diakses tanggal 01

januari 2018

Audiana, Mia. (2017). Hubungan Dampak Hospitalisasi Anak Dengan TingkatT

Kecemasan Orang Tua Di Irina E Atas RSUP PROF. DR. R. D.

Kandou Manado(https://media.neliti.com/media/publications/105893-

ID-hubunga n -dampak-hospitalisasi-anak-denga.pdf), diakses tanggal

01 Januari 2018

Bitsika, Vick. (2004). Stress, Anxiety and Depression Among Parents of Children

With Autism Spectrum Disorder. (https://www.researchgate.net/profile/

Christopher_Sharpley/publication/38290049_Stress_Anxiety_and_Dep

ression_Among_Parents_of_Children_With_Autism_Spectrum_Disord

er/links/54ad9d4f0cf24aca1c6f6853.pdf), diakses tanggal 30 Januari

2018

Creswell, John. (2009). Research Design Qualitative, Quantitative And Mixed

Methods Approaches Third Edition. American: Sage

Cukor, Daniel.,dkk. (2007). Depression and Anxiety in Urban Hemodialysis

Patients. (http://cjasn.asnjournals.org/content/2/3/484.full.pdf+html),

diakses tanggal 01 Februari 2018

Dalami, Ermawati. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah

Psikososial. Jakarta: TIM

Dimatteo, M. Robin, dkk. (2000). Anxiety is a Risk Factor for Noncompliance

With

MedicalTreatment(https://jamanetwork.com/journals/jamainternalmedi

cine/ fullarticle/485411), diakses 30 Januari 2018

Grove, Susan . (2015). Understanding Nursing Research Building An Evidence

Based Practice, 6th Edition. China: Elsevier

Hastuti. Retno Puji (2015). Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Kecemasan Orang Tua Anak Thalasemia di RSUD Ahman Yani Metro.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

(https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM/article/view/179),

diakses 03 April 2018

Hidayat, A. Aziz Alimul (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:

EGC

Hrp, Siti Harafah Julianty (2014) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tingkat Kecemasan Pasien Hemodialisa di RSUD. Dr. Pringadi

Medan. (www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/6736/5520)

Lestari. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Jasemi, M. Aazami. (2016). The Effects Of Music Therapy On anxiety And

depression Of Cancer Patient. Indian Journal Of Palliative Care, 22(4),

455.

Karyuni, Eko. (2014). Statistika Keperawatan Pendekatan Praktik Elizabeth

Heavey. Jakarta:EGC

Keliat, Budi Anna. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC

Kheirkhah, dkk. (2014). Comparing The Effects Of Aromatherapy With Rose Oils

And Warm Foot Bath On Anxiety In The First Stage Of Labor In

Nuliparous Woman. Irian Red Crescent Medical Journal, 16(9)

Kementerian Agama Republik Indonesia. (2017). Batas Usia Menikah.

(https://www2.kemenag.go.id/berita/503191/menteri-agama-dan-

menteri-pemberdayaan-perempuan-bahas-batas-usia-nikah), diakses

tanggal 18 Januari 2018

Kementerian Kesehatan Republic Indonesia. (2018). (www. depkes. go. id/ article

/view/201410270011/stop-stigma-dan-deskriminasi-terhadap-orang-

dengan gangguan-jiwa-odgj.html), diakses tanggal 14 januari 2018

Kustiawan, Ridwan (2015). Gambaran tingkat kecemasan orang tua terhadap

hospitalisasi anak dengan kejang demam di ruangan anak bawah

RSUD dr. Soekardjo kota Tasikmalaya

(http://ejurnal.stikesbth.ac.id/index. php/P3M/article/viewFile/27/27),

diakses 16 januari 2018

LaMontagn, Lynda L. ( 2012). Anxiety and postoperative pain in children who

undergo major orthopedic surgery (https://www.sciencedirect .com

/science/article/pii/S0897189701958562#!), diakses 30 Januari 2018

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Mubarak, Wahit Iqbal. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:

Salemba Medika

Mukhfudli & Efendi. F. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan

Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemeba Medika

Murwani, Arita. (2014). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Yogyakarta:

Fitramaya

Nasir, Abdul., dkk. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba

Medika

Nugraha. Agung Puja. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan

Orang Tua Saat Hospitalisasi Anak Balita

(digilib.stikesbcm.ac.id/index.php/jbc/article/view/2), diakses 02 April

2018

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.

Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis

Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

Oktarima. (2010). Hubungan antara Tingkat Pengalaman dan Pemahaman

Beragama dengan Kecemasan Menjelang Masa Pensiun pada Pegawai

negeri Sipil Pemerintah Kota Pasuruan. (http://karya-

ilmiah.um.ac.id/index,php/Bk-psikologi/article/view/11037.), diakses

02 April 2018

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha medika

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Upaya Kesehatan

Anak.

(http://www.lshk.or.id/uu/PMKNo.66ttgPemantauanTumbuhKembang

Anak.pdf), diakses tanggal 04 januari 2018

Polit, Denise. (2010). Nursing Research Appraising Evidence For Nursing

Practice, Seventh Edition. New York : Lippincott

Polit, Denise. (2012). Nursing Research Appraising Evidence For Nursing

Practice, Seventh Edition. New York : Lippincott

Priyoto. (2014). Konsep Manajemen Stress.Yogyakarta: Nuha Medika

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Rachmaniah, Dini (2012). Pengaruh Psikoedukasi Terhadap Kecemasan dan

Koping Orang Tua dalam Merawat Anak Thalasemia Mayor di RSU

kabupaten Tenggara Banten.

(lib.ui.ac.id/file?file=digital/20300920...%20Pengaruh%20psikoedukasi.p

df), diakses 15 Maret 2018

Ricci, Susan Scott & Terri Kyle.2009. Text Book Of Maternity Pediatric

Nursing.New York: Wolter Kluwers

Rinaldi, Putu Agus, dkk. (2013). Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat

Kecemasan Ibu Yang Anaknya di Rawat RSUP. DR. Kandou Manado.

(https://media.neliti.com/media/publications/66035-ID-none.pdf),

diakses 16 April 2016

Saragih, Dameria . (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kecemasan Pasien Yang di Rawat di Ruangan ICU/ICCU Rs Husada

Jakarta(https://ejurnal.akperpantikosala.ac.id/index.php/jik/article/downlo

ad/119/89), diakses 02 April 2018

Sinurat, Samfriat. (2015). Hubungan Peran Serta Orang Tua Dengan Dampak

Hospitalisasi Pasa Anak Usia Prasekolah Di Ruangan Santa Theresia

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan (jurnal.stikeselisabeth medan. ac.

Id /index.php/elisabeth/issue/download/27/10), diakses tanggal 05

Januari 2018

Supartini. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Susilaningrum, dkk. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Edisi 2.

Jakarta: Salemba Medika

Susanto, Tantu. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info

Media

Snaith. R Philip. (2003). The Hospital Anxiety And Depression Scale.

(https://hqlo.biomedcentral.com/track/pdf/10.1186/1477-7525-129?site=

hqlo. biomedcentral.com), diakses tanggal 02 Februari 2018

SY, W. & Lua, P. L. (2012). Effects Of Drak Chocolate Consumption On Anxiety,

Depressive Symptoms And Health-related Quality Of Life Status Among

Cancer Patients.

Tamsuri, Anas. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Ibu Saat

Menghadapi Hospitalisasi Pada Anak di Ruang Anak RSUD Pare Kediri

Tahun 2008.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

(ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/download/404/3356)

, diakses 28 Maret 2018

Tehrani, H.T. Haghighi. (2012). Effect Of Stresss On Mother Of Pitalized

Children In A Hospital In Irian. Irian Journal Child Neurology. Vol.6

no.4 pp 34-35

UMR. (2017). Besar Upah Minimal. (http://goukm.id/ump-2017-di-34-provinsi/),

diakses tanggal 18 Januari 2018

Undang-undang Republik Indonesia, No. 35. (2014). Perlindungan Anak.

(www.kpai.go.id/hukum/undang-undang-republik-indonesia-nomor-

35-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-undang-undang-nomor-23-

tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/), diakses tanggal 5 Januari

2018

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Sistem Pendidikan

Nasional.

(http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08/UU_n

o_20_th_2003.pdf), diakses tanggal 18 Januari 2018

Vagloni Laura. (2005). Clown Doctors as a Treatment for Preoperative Anxiety

in Children: A Randomized, Prospective Study

(http://www.heartsandnoses. org/wp/wp-

content/uploads/2015/09/Clown-Doctors-as-a-Treatment-for-

Preoperative-Anxiety.pdf), diakses 30 Januari 2018

videbeck, Sheila L. (2011). Psychiatric mental health nursing. Fifth edition.

China: wolters Kluwer

Wahyuni, Anggika A. (2016). Tingkat kecemasan pada anak prasekolah Yang

mengalami hospitalisasi berhubungan dengan Perubahan Pola Tidur

Di RSUD Karanganyar. (http://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.

id/index.php /gaster/index), diakses 08 Januari 2018

Wong. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC

Yeni, Sismi. (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Stres

Orang Tua pada Anak Yang Di Rawat Di Ruangan Perinatologi. (http:

// jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/viewFile/3516/3411),

diakses tangal 01 Februari 2018

Yolanda, Albina Eva. (2013). Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks Pada

Golongan Ekonomi Rendah Yang Mengikuti Program Kemoterapi di

RSUD Dr.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Moewardi.(sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article

/view/164), diakses 10 April 2016)

Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba

Medika

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

SURAT PERMOHONAN

UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sri Nasrani Gulo

Umur : 21 Tahun

Alamat : Jl. Bunga Terompet No. 118 Pasar VII Medan Selayang

Pekerjaan : Mahasiswi STIKes Santa Elisabeth Medan

Nomor kontak : 082366254002

Email : [email protected]

Dengan ini mengajukan kepada Bapak/Ibu untuk bersediamenjadi respoden

penelitian yang akan saya lakukan dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak

Usia Prasekolah Di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2018”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan orang tua pada

hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan rawat inap rumah sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2018. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai

sumber informasi untuk meminimalisir tingkat kecemasan terutama bagi orang

tua yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi anak usia prasekolah.

Bapak/Ibu akan dibagikan berupa kuesioner yang berisikan umur, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan, hubungan dengan pasien,

pengalaman, pengetahuan serta kuesioner tentang kecemasan.

Keikutsertaan Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela dan tanpa

paksaan. Identitas dan data/ informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga

kerahasiaannya. Jika dalam pengisian kuesioner ini Bapak/Ibu merasa dirugikan

atau membuat ketidaknyamanan bagi Bapak/ibu, maka Bapak/Ibu berhak untuk

berhenti menjadi responden.

Apabila ada pernyataan yang lebih dalam tentang penelitian ini, dapat

menghubungi peneliti di STIKes Santa Elisabeth Medan atau pada alamat dan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

nomor kontak serta email yang telah disebutkan diatas. Demikian permohonan ini

saya buat, atas kerjasama yang baik saya ucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2018

Hormat saya

Sri Nasrani Gulo

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

FORMAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ............................................................................ (inisial)

Umur : ............. tahun

Jenis kelamin : L / P *)

Alamat : ................................................................................................

.................................................................................................

Menyatakan bahwa:

1. Telah mendapat penjelasan tentang penelitian “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi

Anak Usia Prasekolah Di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan Tahun 2018”

2. Memahami prosedur penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian

yang akan dilakukan.

Dengan pertimbangan tersebut, saya memutuskan tanpa paksaan dari pihak

manapun juga, bahwa saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam

penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk digunakan seperlunya.

Medan, Maret 2018

Responden

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT

KECEMASAN ORANG TUA PADA HOSPITALISASI ANAK USIA

PRASEKOLAH DI RUANGAN ST. THERESIA RUMAH SAKIT

SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2018

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Pertanyaan mohon diisi sesuai dengan pendapat bapak/ ibu.

2. Setiap satu pertanyaan diisi dengan (√) pada pilihan ya dan tidak

3. Tanyakan langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam menjawab

pertanyaan.

4. Kuesioner dikembalikan kepada peneliti setelah diisi.

A. DATA DEMOGRAFI

No. responden :

1. Umur :

18-25 tahun 40-65 tahun

25-40 tahun 65-75 tahun

2. Jenis Kelamin :

P

L

3. Pendidikan Terakhir :

SD SMP

SMA PT

4. Pekerjaan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

IRT Pegawai swasta

Wiraswasta PNS

5. Penghasilan perbulan :

< Rp.600.000

Rp. 900.000

Rp. 1.149.000

>1.470.000

6. Hubungan Dengan Klien

Ibu

Ayah

7. Apakah anak Bapak/Ibu sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit?

Ya

Tidak

B. Kuesioner pengetahuan

Berilah tanda (√ ) pada kolom yang tersedia disamping pertanyaan

kelompok sesuai yang bapak/ ibu rasakan dan alami selama anak dirawat

di rumah sakit.

No. Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah Bapak/Ibu mengetahui penyakit apa yang

sedang diderita oleh anak Bapak/ibu sehingga

harus dirawat inap?

2 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tanda dan gejala

dari penyakit yang sedang diderita oleh anak

Bapak/Ibu?

3 Ketika anak sakit, apakah segera dibawa ke

dokter?

4 Bila anak sakit apakah Bapak/Ibu membeli obat di

apotik tanpa resep dokter?

5 Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara merawat anak

yang sakit?

6 Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara mengurangi

rasa sakit yang dialami oleh anak?

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

7 Bila anak rewel, menangis, pucat dan terlihat

lemas menandakan anak sakit?

8 Bila anak sakit, apakah anak segera dirawat?

9 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tindakan yang

dilakukan perawat dalam merawat anak?

10 Saat anak tidak mau minum obat, apakah

Bapak/Ibu membiarkan saja?

11 Apakah Bapak/Ibu selalu mendampingi anak

selama perawatan?

12 Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pengobatan

anak sebelum ke rumah sakit?

13 Pada saat anak sakit, apakah anak tetap makan

teratur?

14 Apakah dengan mengajak anak bermain dapat

mengurangi rasa sakit yang dialami anak?

15 Bila anak gelisah dan susah tidur, apakah

Bapak/Ibu menceritakan sebuah cerita yang dapat

membantu anak cepat tidur?

Sumber: Yeni (2013)

C. Kuesioner Kecemasan

Berilah tanda (√ ) pada kolom yang tersedia disamping pernyatan kelompok

sesuai yang bapak/ ibu rasakan dan alami selama anak dirawat di rumah

sakit.

No Pernyataan Tidak

pernah

Kadang-

kadang

Sebagian

waktu

Hampir

setiap

waktu

1

Saya merasa lebih gugup dari

biasanya

2 Saya merasa takut tanpa alasan

sama sekali

3 Saya mudah marah atau

merasa panik

4 Saya merasa seperti jatuh

terpisah dan akan hancur

berkeping-keping

5 Saya merasa bahwa semuanya

baik-baik saja dan tidak ada

hal buruk akan terjadi

6 Lengan dan kaki saya

gemetaran

7 Saya terganggu oleh nyeri

kepala dan nyeri punggung

8 Saya merasa lemah dan mudah

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

lelah

9 Saya merasa tenang dan dapat

duduk dengan mudah

10 Saya merasakan jantung saya

berdebar-debar

11 Saya merasa pusing tujuh

keliling

12 Saya merasa pingsan atau

merasa seperti itu

13 Saya dapat bernapas dengan

mudah

14 Saya merasa jari-jari tangan

dan kaki mati rasa dan

kesemutan

15 Saya merasa terganggu oleh

nyeri lambung atau gangguan

pencernaan

16 Saya sering buang air kecil

17 Tangan saya biasanya kering

dan hangat

18 Wajah saya terasa panas dan

merah merona.

19 Saya mudah tertidur dan dapat

istrahat malam dengan baik

20 Saya mimpi buruk

Sumber: Nursalam (2016)

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

OUTPUT SPSS

1. Frekuensi Usia

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Dewasa awal 51 81,0 81,0 81,0

Dewasa tengah 12 19,0 19,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

2. Frekuensi Jenis kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Perempuan 61 96,8 96,8 96,8

Laki-laki 2 3,2 3,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

3. Frekuensi Pekerjaan

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

IRT 23 36,5 36,5 36,5

Wiraswasta 16 25,4 25,4 61,9

Pegawai Swasta 14 22,2 22,2 84,1

PNS 10 15,9 15,9 100,0

Total 63 100,0 100,0

4. Frekuensi Pendidikan

Pendidikan

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

Pendidikan

menengah 40 63,5 63,5 63,5

Pendidikan tinggi

(PT) 23 36,5 36,5 100,0

Total 63 100,0 100,0

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

5. Frekuensi Finansial

Finansial

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Prasejahtera 15 23,8 23,8 23,8

Sejahtera 48 76,2 76,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

6. Frekuensi Hubungan Dengan Klien

Hubungan Dengan Klien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Ibu 61 96,8 96,8 96,8

Ayah 2 3,2 3,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

7. Frekuensi Pengalaman

Pengalaman responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Ya 23 36,5 36,5 36,5

Tidak 40 63,5 63,5 100,0

Total 63 100,0 100,0

8. Frekuensi Kecemasan

Kecemasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak cemas 21 33,3 33,3 33,3

Cemas 42 66,7 66,7 100,0

Total 63 100,0 100,0

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

9. Hubungan usia Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia*kecemasan 63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%

Usia * Kecemasan Crosstabulation

Kecemasan Total

Cemas Tidak cemas

Usia

Dewasa awal

Count 42 9 51

Expected Count 34,0 17,0 51,0

% within Usia 82,4% 17,6% 100,0%

% within

Kecemasan 100,0% 42,9% 81,0%

% of Total 66,7% 14,3% 81,0%

Dewasa tengah

Count 0 12 12

Expected Count 8,0 4,0 12,0

% within Usia 0,0% 100,0% 100,0%

% within

Kecemasan 0,0% 57,1% 19,0%

% of Total 0,0% 19,0% 19,0%

Total

Count 42 21 63

Expected Count 42,0 21,0 63,0

% within Usia 66,7% 33,3% 100,0%

% within

Kecemasan 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 66,7% 33,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 29,647a 1 ,000 ,000 ,000

Continuity

Correctionb 26,057 1 ,000

Likelihood Ratio 32,669 1 ,000 ,000 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear

Association 29,176c 1 ,000 ,000 ,000

N of Valid Cases 63

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 4,00.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is -5,402.

10. Hubungan Pengalaman Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengalaman

responden *

Kecemasan

63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%

Pengalaman responden * Kecemasan Crosstabulation

Kecemasan Total

Cemas Tidak

Cemas

Pengalaman

responden

Ya

Count 12 11 23

Expected Count 15,3 7,7 23,0

% within

Pengalaman

responden

52,2% 47,8% 100,0

%

% within

Kecemasan 28,6% 52,4% 36,5%

% of Total 19,0% 17,5% 36,5%

Tidak

Count 30 10 40

Expected Count 26,7 13,3 40,0

% within

Pengalaman

responden

75,0% 25,0% 100,0

%

% within

Kecemasan 71,4% 47,6% 63,5%

% of Total 47,6% 15,9% 63,5%

Total

Count 42 21 63

Expected Count 42,0 21,0 63,0

% within

Pengalaman

responden

66,7% 33,3% 100,0

%

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

% within

Kecemasan

100,0

% 100,0%

100,0

%

% of Total 66,7% 33,3% 100,0

%

Chi-Square Tests

Value df Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 11,966a 2 ,003 ,003

Likelihood Ratio 13,101 2 ,001 ,002

Fisher's Exact Test 12,517 ,002

Linear-by-Linear

Association 8,795b 1 ,003 ,004 ,002

N of Valid Cases 63

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 7,67.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 1,836.

11. Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan *

Kecemasan 63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%

Pengetahuan * Kecemasan Crosstabulation

Kecemasan Total

Cemas Tidak

cemas

Pengetahuan Tidak

tahu

Count 28 9 37

Expected Count 24,7 12,3 37,0

% within

Pengetahuan 75,7% 24,3% 100,0%

% within

Kecemasan 66,7% 42,9% 58,7%

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

% of Total 44,4% 14,3% 58,7%

Tahu

Count 14 12 26

Expected Count 17,3 8,7 26,0

% within

Pengetahuan 53,8% 46,2% 100,0%

% within

Kecemasan 33,3% 57,1% 41,3%

% of Total 22,2% 19,0% 41,3%

Total

Count 42 21 63

Expected Count 42,0 21,0 63,0

% within

Pengetahuan 66,7% 33,3% 100,0%

% within

Kecemasan 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 66,7% 33,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 16,650a 2 ,000 ,000

Likelihood Ratio 18,253 2 ,000 ,000

Fisher's Exact Test 17,388 ,000

Linear-by-Linear

Association 10,664b 1 ,001 ,001 ,001

N of Valid Cases 63

Value df Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 8,67.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is -1,795.

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

12. Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan *

Kecemasan 63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%

Pendidikan * Kecemasan Crosstabulation

Kecemasan Total

Cemas Tidak

cemas

Pendidika

n

Pendidikan

Menengah

Count 31 9 40

Expected Count 26,7 13,3 40,0

% within

Pendidikan 77,5% 22,5% 100,0%

% within

Kecemasan 73,8% 42,9% 63,5%

% of Total 49,2% 14,3% 63,5%

Pendidikan Tinggi

(PT)

Count 11 12 23

Expected Count 15,3 7,7 23,0

% within

Pendidikan 47,8% 52,2% 100,0%

% within

Kecemasan 26,2% 57,1% 36,5%

% of Total 17,5% 19,0% 36,5%

Total

Count 42 21 63

Expected Count 42,0 21,0 63,0

% within

Pendidikan 66,7% 33,3% 100,0%

% within

Kecemasan 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 66,7% 33,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 5,786a 1 ,016 ,026 ,017

Continuity

Correctionb 4,528 1 ,033

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

Likelihood Ratio 5,706 1 ,017 ,026 ,017

Fisher's Exact Test ,026 ,017

Linear-by-Linear

Association 5,695c 1 ,017 ,026 ,017

N of Valid Cases 63

Chi-Square Tests

Point Probability

Pearson Chi-Square

Continuity Correctionb

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear Association ,013c

N of Valid Cases

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 7,67.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is -2,386.

13. Hubungan Finansial Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Finansial *

Kecemasan 63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%

Finansial * Kecemasan Crosstabulation

Kecemasan Total

Cemas Tidak cemas

Finansial

Prasejahtera

Count 13 2 15

Expected Count 10,0 5,0 15,0

% within Finansial 86,7% 13,3% 100,0%

% within

Kecemasan 31,0% 9,5% 23,8%

% of Total 20,6% 3,2% 23,8%

Sejahtera

Count 29 19 48

Expected Count 32,0 16,0 48,0

% within Finansial 60,4% 39,6% 100,0%

STIK

ES S

anta

Elis

abet

h M

edan

% within

Kecemasan 69,0% 90,5% 76,2%

% of Total 46,0% 30,2% 76,2%

Total

Count 42 21 63

Expected Count 42,0 21,0 63,0

% within Finansial 66,7% 33,3% 100,0%

% within

Kecemasan 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 66,7% 33,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp.

Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 3,544a 1 ,060 ,114 ,054

Continuity

Correctionb 2,461 1 ,117

Likelihood Ratio 3,977 1 ,046 ,069 ,054

Fisher's Exact Test ,069 ,054

Linear-by-Linear

Association 3,488c 1 ,062 ,114 ,054

N of Valid Cases 63

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 5,00.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is -1,867.