SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN …repository.stikes-bhm.ac.id/639/1/1.pdf ·...
Transcript of SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN …repository.stikes-bhm.ac.id/639/1/1.pdf ·...
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN
METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU
DALAM PENANGANAN TERSEDAK PADA ANAK
USIA 2-5 TAHUN DI TK NEGERI PEMBINA
NGAWI
Oleh :
AYU SITI OKTAVIANI
NIM : 201502083
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ii
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN
METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU
DALAM PENANGANAN TERSEDAK PADA ANAK
USIA 2-5 TAHUN DI TK NEGERI PEMBINA
NGAWI
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
AYU SITI OKTAVIANI
NIM : 201502083
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
iii
PERSETUJUAN
Proposal skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan
layak mengikuti Ujian Sidang
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN
METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU
DALAM PENANGANAN TERSEDAK PADA ANAK
USIA 2-5 TAHUN DI TK NEGERI PEMBINA
NGAWI
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Faqih Nafiul Umam, S.Kep.,
Ns., M.Kep)
NIS. 20150121
(Aris Hartono, S.Kep., Ns.,
M.Kes)
NIS. 20170138
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan
Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep
NIS. 20130092
iv
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir (Skripsi) dan
dinyatakan telah memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada tanggal 03 Agustus 2019
Dewan Penguji
1. Hariyadi,
S.Kp., M.Pd
(Ketua
Dewan
Penguji)
:
………………………………...
2. Faqih Nafiul
Umam,
S.Kep., Ns.,
M.Kep
(Dewan
Penguji 1)
:
………………………………...
3. Aris
Hartono,
S.Kep., Ns.,
M.Kes
(Dewan
Penguji 2)
:
………………………………...
Mengesahkan,
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,
Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)
NIS.20160103
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmannirrohim…
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,
Hidayat dan karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa memberikan
kemudahan, kelancaran dan kekuatan kepada saya.
Saya persembahkan karya sederhana ini, untuk Ayah Ibu tercinta,
motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah lelah mendoakan dan memberi
dorongan semangat yang tiada henti. Terimakasih atas segala dukungan yang
telah diberikan dan dorongan semangat dalam proses pengerjaan tugas akhir ini.
Saya yakin bahwa keberhasilan yang saya raih ini tidak lepas dari do’a yang Ayah
dan Ibu panjatkan disetiap sujudnya.
1. Terimakasih untuk Tuhan Yang Maha Esa
2. Untuk kedua orangtua Muktasam dan Elis Sri Utami serta Wakima dan
Rusmiyati terimakasih telah memberikan semangat dan nasihat yang tiada
henti.
3. Untuk Bapak Faqih Nafiul Umam M, S.Kep.,Ns., dan Bapak M.Kep Aris
Hartono, S.Kep.,Ns.,M.Kes serta semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun terimakasih telah memberikan bimbingan dan masukan dalam
penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Semoga Allah
SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan oleh Bapak/Ibu.
vi
4. Untuk kalian my besties (Rekno, Yeni, Vika, Jesiska, Dian) terima kasih atas
segala bantuan, candaan, suntikan semangat saat menyusun tugas akhir ini.
Semoga selamanya tetap solid dan saling menguatkan seperti ini.
5. Untuk my trouble maker (Fitri) dan my support system (Armi, Jihan, Rozi,
Monica, Hangga) terimakasih telah menjadi pendengar yang baik atas semua
keluhan dan semua saran serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Untuk teman-teman satu almamater dan seperjuangan khusunya kelas 8C
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun perjuangan kita belum
selesai sampai disini. Mari kita lanjutkan mengejar cita-cita kita karena semua
tidak ada yang tidak mungkin asal kita mau berusaha dan berdoa.
vii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Ayu Siti Oktaviani
NIM : 201502083
Judul : Efektifitas Pemberian Penyuluhan Kesehatan dengan Metode
Demonstrasi Terhadap Keterampilan Ibu dalam Penanganan
Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun di Tk Negeri Pembina Ngawi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan
didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar
sarjana disuatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan
yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun yang belum di
publikasikan/ tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam daftar pustaka.
Madiun, 3 Agustus 2019
Ayu Siti Oktaviani
NIM : 201502083
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ayu Siti Oktaviani
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Dan Tanggal Lahir : Madiun, 14 Oktober 1997
Agama : Islam
Alamat : Ds. Kaligunting, Kec. Mejayan, Kab. Madiun
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. Lulus dari TK Tunas Bangsa Tahun 2003
2. Lulus dari SDN 1KaliguntingTahun 2009
3. Lulus dari SMP N 2Saradan Tahun 2012
4. Lulus dari SMA N 1 Saradan Tahun 2015
5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun 2015-sekarang
Riwayat Pekerjaan : -
ix
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ABSTRAK
Ayu Siti Oktaviani
201502083
EFEKTIFITAS PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN
DENGANMETODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU
DALAM PENANGANAN TERSEDAK PADA ANAK SIA 2-5 TAHUN DI TK
NEGERI PEMBINA NGAWI
Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat di tangani, bila
terlalu lama akan mengakibatkan kekurangan oksigen dan mengakibatkan
kematian. Untuk mencegah komplikasi yang ditimbulkan dari tersedak
dibutuhkan keterampilan ibu dalam melakukan penanganan tersedak secara tepat.
Keterampilan dapat diperoleh melalui penyuluhan kesehatan salah satunya dengan
metode demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas
Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Demonstrasi Terhadap Tingkat
Keterampilan Ibu Dalam Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun di TK
Negeri Pembina Ngawi Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Mei
2019.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment dengan
rancangan penelitian one group pretest-postest.Teknik analisa data menggunakan
wilcoxon signed rank test untuk menilai tingkat keterampilan sebelum dan
sesudah diberikan intervensi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
43 responden. Penyuluhan kesehatan diberikan dengan menggunakan metode
demonstrasi dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat
keterampilan responden melalui pengukuran nilai pretest dan postest.
Berdasarkan hasil analisa data menggunakan uji wilcoxon didapatkan p-value
sebesar 0,000 yang berarti penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi
efektif dalam meningkatkan keterampilan ibu. Dari hasil penelitian didapatkan
tingkat keterampilan dari semua ibu sebelum diberikan penyuluhan kesehatan
dengan metode demonstrasi termasuk dalam kategori kurang dan setelah
diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi tingkat keterampilan
ibu dalam penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun yaitu sebanyak 15 orang
(34,9 %) berada dalam kategori baik, 27 orang (62,8 %) berada dalam kategori
cukup sedangkan 1 orang (2,3%) berada dalam kategori kurang.
Untuk meningkatkan tingkat keterampilan, ibu perlu melakukan pelatihan
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun agar ibu dapat melakukan
penanganan secara mandiri.
Kata kunci : Penyuluhan Kesehatan, Demonstrasi, Keterampilan, Tersedak
x
NURSING PROGRAM
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ABSTRACT
Ayu Siti Oktaviani
201502083
EFFECTIVENESS OF GIVING HEALTH AWARENESS WITH SKILL
DEMONSTRATION AGAINST WOMEN IN HANDLING SIA CHOKE IN
CHILDREN 2-5 YEARS IN STATE TRUSTEES TK NGAWI
Choking is an emergency condition that must be quickly handled, if too long
will lead to a shortage of oxygen and lead to death, To prevent complications
arising from choking mother needed skills in handling the choke properly. Skills
can be acquired through one of them with health education demonstration
methods. The aim of this studyto determine the effectiveness of Health Education
with Method Demonstration Against Mother In Handling Skill Level Childhood
Choking On 2-5 Years in Pembina State kindergartens Ngawi 2019. This research
was conducted on May 20, 2019.
This study uses a quasi-experimental research design with the design of the
study one group pretest-postest.Teknik data analysis using the Wilcoxon signed
rank test to assess the level of skills before and after the intervention. The
sampling technique used in this study is a simple random sampling technique. The
sample in this study amounted to 43 respondents. Health education is given using
the demonstration using observation sheet to determine the skill level of
respondents by measuring the value of pretest and posttest.
Based on the analysis of data obtained using Wilcoxon test p-value of 0.000,
which means health education with demonstration method effective in improving
maternal skills. From the results, the skill level of all mothers before being given
health education with demonstration method included in the poor category and
after being given health education to mothers skill level demonstration method in
the treatment of choking in children aged 2-5 years as many as 15 people (34.9%
) were in good category, 27 (62.8%) were in the category enough while 1 (2.3%)
were in the poor category.
To increase the level of skills, the mother needs to conduct training of
handling of choking in children aged 2-5 years so that the mother can do handling
independently.
Keywords : Health Education, Demonstration, Skills, Choking
xi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efektifitas Pemberian Penyuluhan Kesehatan dengan Metode
Demonstrasi Terhadap Keterampilan Ibu dalam Penanganan Tersedak Pada
Anak Usia 2-5 Tahun di TK Negeri Pembina Ngawi” dengan baik. Skripsi
penelitian inidisusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh mata kuliah
skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
Dalam penulisan skripsi ini telah mendapat bimbingan, arahan, dan masukan
yang membangun dari berbagai pihak kepada penulis, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Jarohtun, S.Pd selaku Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Kota Ngawi yang
telah memberikan izin serta kerja sama selama proses penelitian.
2. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
3. Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun.
4. Hariyadi. S.Kp.,M.Pd, selaku dewan penguji yang telah meluangkan waktu
dan pikiran untuk menguji skripsi, memberikan masukan dan motivasi demi
kesempurnaan skripsi ini.
5. Faqih Nafiul Umam M, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing 1 yang
selalu membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan
6. Aris Hartono, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing 2 yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
7. Seluruh Staf dan kariawan TK Negeri Pembina Ngawi
8. Kedua Orang tua saya Muktasam dan Elis Sri Utami serta teman-teman yang
telah memberi dorongan dan semangat tanpa henti.
xii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin
Wassalamualaikum Wr.Wb
Madiun, 3 Agustus 2019
Peneliti,
Ayu Siti Oktaviani
NIM. 201502083
xiii
DAFTAR ISI
Sampul Depan .................................................................................................... i
Sampul Dalam ..................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv
Persembahan ....................................................................................................... v
Pernyataan Keaslian Penelitian ........................................................................... vii
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... viii
Abstak ................................................................................................................. ix
Abstract ............................................................................................................... x
Kata Pengantar .................................................................................................... xi
Daftar Isi.............................................................................................................. xiii
Daftar Tabel ........................................................................................................ xv
Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii
Daftar Istilah........................................................................................................xviii
Daftar Singkatan.................................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Tersedak ......................................................................... 7
2.1.1 Definisi Tersedak ............................................................. 7
2.1.2 Penyebab Tersedak .......................................................... 7
2.1.3 Klasifikasi Tersedak ........................................................ 8
2.1.4 Tanda dan Gejala Tersedak ............................................. 9
2.1.5 Faktor-faktor Penyebab Tersedak .................................... 10
2.1.6 Mekanisme Tersedak ....................................................... 11
2.1.7 Komplikasi Tersedak........................................... ............ 11
2.1.8 Penatalaksanaan Tersedak ............................................... 12
2.2 Konsep Keterampilan .................................................................. 14
2.2.1 Pengertian Keterampilan ................................................. 14
2.2.2 Klasifikasi Keterampilan ................................................. 15
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan ...................... 16
2.2.4 Kriteria Tingkat Keterampilan ......................................... 17
2.3 Konsep Penyuluhan Kesehatan ................................................... 18
2.3.1 Definisi Penyuluhan Kesehatan ....................................... 18
2.3.2 Metode dalam Penyuluhan Kesehatan ............................. 19
2.3.3 Metode Demonstrasi dalam Penyuluhan Kesehatan........ 19
xiv
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 25
3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 26
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 27
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 27
4.2.1 Populasi ........................................................................... 27
4.2.2 Sampel ............................................................................. 28
4.3 Tehnik Sampling ......................................................................... 28
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 29
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 30
4.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian ....................................... 30
4.5.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 30
4.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 31
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 32
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 32
4.9 Teknik Pengolahan dan Analisa Data .......................................... 34
4.9.1 Teknik Pengolahan Data .................................................. 34
4.9.2 Teknik Analisa Data ........................................................ 37
4.10 Etika Penelitian ............................................................................ 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 40
5.1.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian ..................................... 41
5.1.2 Data Umum ...................................................................... 41
5.1.3 Data Khusus ..................................................................... 45
5.2 Pembahasan ................................................................................. 50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 57
6.2 Saran ............................................................................................ 57
Daftar Pustaka .................................................................................................... 59
Lampiran-lampiran ............................................................................................. 62
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 4.2 Definisi Operasional Penelitian Efektifitas Pemberian
Penyuluhan Ksehatan Dengan Metode Demonstrasi
Terhadap Keterampilan Ibu Dalam Penanganan Tersedak
Pada Anak Usia 2-5 Tahun Di Tk Negeri Pembina Ngawi...... 27
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di TK
Negeri Pembina Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.......... 38
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
TK Negeri Pembina Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi ... 39
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di
TK Negeri Pembina Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi ... 39
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengalaman
Menangani Korban Tersedak di TK Negeri Pembina
Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi .................................... 40
Tabel 5.5 Tingkat Keterampilan Ibu Dari Siswa-Siswi TK Negeri
Pembina Ngawi Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi
Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun,
tahun 2019 ................................................................................ 42
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perparameter Sebelum Diberikan
Penyuluhan Kesehatan ............................................................. 43
Tabel 5.7 Tingkat Keterampilan Ibu Dari Siswa-Siswi TK Negeri
Pembina Ngawi Sesudah diberikan Penyuluhan Kesehatan
Dengan Metode Demonstrasi Tentang Penanganan
Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun, Tahun 2019 .................. 44
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Perparameter Setelah Diberikan
Penyuluhan Kesehatan ............................................................. 45
Tabel 5.9 Tingkat Keterampilan Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi
Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun,
Tahun 2019 ............................................................................... 46
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1 Teknik Heimlich Manuver Pasien Sadar ............................. 14
Gambar 2.2 Teknik Heimlich Manuver Pasien Tidak Sadar ................... 14
Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ......................................... 21
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Efektivitas Pemberian Penyuluhan
Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi Terhadap
Keterampilan Ibu Dalam Penanganan Tersedak Pada
Anak Usia 2-5 Tahun Di Tk Pembina Ngawi ...................... 21
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Efektifitas Pemberian Penyuluhan
Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi Dengan Metode
Demonstrasi Terhadap Keterampilan Ibu Dalam
Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun .............. 23
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Efektifitas Penyuluhan Kesehatan
Terhadap Keterampilan Penanganan Tersedak .................... 26
Gambar 5.1 Uji Normalitas Data Tingkat Keterampilan Ibu Dari
Siswa-Siswi TK Negeri Pembina Ngawi Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan Dengan
Metode Demonstrasi Tentang Penanganan Tersedak
Pada Anak Usia 2-5 Tahun, tahun 2019 .............................. 41
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pencarian Data Awal .......................................... 57
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ............................................................. 59
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ..................................... 61
Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden ........................... 62
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................. 63
Lampiran 6 Lembar Ceklist Penanganan Tersedak ................................. 64
Lampiran 7 SAP Penanganan TersedakPada Anak Usia 2-5 Tahun ....... 67
Lampiran 8 Lembar Tabulasi Data .......................................................... 75
Lampiran 9 Hasil Tabulasi Data Khusus ................................................. 77
Lampiran 10 Hasil Uji SPSS ...................................................................... 79
Lampiran 11 Lembar Kegiatan Penelitian ................................................. 82
Lampiran 12 Dokumentasi ......................................................................... 83
Lampiran 13 Lembar Konsultasi ............................................................... 85
xviii
DAFTAR ISTILAH
Autonomy : Keputusan responden
Back blow : Menepuk punggung bayi juga sebanyak 5 kali
Benefit : Manfaat
Chest Thrust : Penekanan 5 kali dengan dua jari pada dada bayi
sekitar 1/3 – 1/2 kedalaman dada
Check valve/ Parsial : Sumbatan sebagian Coding : Memberi Kode
Data Entry : Memasukkan data
Editing : Pengeditan
Heimlich Manuver : Gerakan untuk memberikan tekanan pada
perbatasan perut dan dada seseorang sehingga
udara akan menghentak benda asing yang tertelan Informed Consent : Lembar persetujuan menjadi responden
Justice : Keadilan Obstruksi total : Sumbatan total One Group Pretest-Postest : Penelitian yang tidak menggunakan kelas
pembanding namun sudah menggunakan tes awal
Probability Sampling : Teknik pengambilan sampel dimana semua elemen
memilik peluang untuk menjadi sampel
Simple Random Sampling : Teknik pengambilan sampel populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
dalam populasi itu
Skoring : Menghitung
Quasi experiment : Eksperimen semu
Tabulating : Tabulasi
Uji t Berpasangan : Uji Non-Parametrik untuk menguji variabel
berpasangan yang berdistribusi normal
xix
DAFTAR SINGKATAN
AAP : American Academy of Pediatrics
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
WHO : Word Health Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat di
tangani, bila terlalu lama akan mengakibatkan kekurangan oksigen dan
mengakibatkan kematian karena kondisi tersumbatnya saluran pernafasan
oleh benda asing yang berupa makanan, mainan, dan lain-lain (Putra, 2015).
Beberapa tanda seperti sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak, mengi,
hingga tidak bernafas, sedangkan pada usia balita akan memegang lehernya
yang merasa seperti tercekik, sehingga harus segera dilakukan pertolongan
pertama (Edwina,2010). Efek yang ditimbulkan dari tersedak antara lain
dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau
menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit klien akan kehilangan
reflek nafas, denyut jantung dan kematian secara permanen dari batang otak
(Arora, 2011).
Sebagian besar usia anak yang sering tersedak adalah umur 0-3 tahun.
Umur 0-1 tahun adalah fase infant, dimana pada masa ini anak masih fokus
pada kepuasan untuk mengigit, mengunyah dan menghisap (Suryabrata,
2006). Menurut World Health Organization (WHO) sekitar 17.537 anak-
anak berusia 3 tahun atau lebih muda sangat berbahaya karena tersedak,
sebesar 59,5% berhubungan dengan makanan, 31,4% tersedak karena benda
asing, dan sebesar 9,1% penyebab tidak diketahui (Committee on injury,
2
2010). Prevalensi di Amerika Serikat didapatkan kasus < 1 tahun sebesar
11,6%, kasus terjadi pada usia 1 hingga 2 tahun sebesar 36,2% terjadi pada
usia 2 tahun hingga 4 tahun sebesar 29,4% (American Academy of
Pediatrics, 2010). Departemen Dinas Kesehatan Nasional menyatakan
kasus tersedak ini terjadi sebanyak 266 kasus dengan berbagai penyebab
(Dinkes, 2008). Data yang diperoleh dari RSUD dr. Harjono Ponorogo,
kasus adanya benda asing di tenggorokan adalah sebanyak 157 orang pada
tahun 2009 dan 112 orang pada tahun 2010 (Rekam Medik RSUD dr.
Harjono Ponorogo, 2010).
Tersedak harus cepat ditangani secara komprehensif (Committe on
injury, 2007). Pertolongan pertama yang bisa dilakukan pada anak tersedak
adalah Sandwich Manuver dan Heimlich Manuver (Saubers, 2011). Akan
tetapi tidak semua ibu atau orang tua mampu dan memiliki keterampilan
melakukan pertolongan pertama dalam melakukan penanganan tersedak.
Keterampilan merupakan aplikasi dari pengetahuan sehingga tingkat
keterampilan seseorang berkaitan dengan tingkat pengetahuan, dan
pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, umur, motivasi,
pengalaman dan keahlian (Notoatmodjo, 2010)
Salah satu upaya agar informasi dapat dipahami dan dapat
memberikan dampak perubahan keterampilan masyarakat khususnya
keluarga adalah dengan menggunakan penyuluhan kesehatan sebagai salah
satu metode menyampaikan informasi. Penyuluhan kesehatan merupakan
salah satu cara pendekatan pada keluarga yang efektif dalam menyampaikan
3
pesan atau informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keluarga. Sehingga keluarga tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti tetapi
juga mau dan dapat melakukan pertolongan tersedak pada (Dina Adila,
2013).
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan memiliki berbagai metode
diantaranya metode ceramah, metode diskusi kelompok, metode panel,
metode forum panel, metode permainan peran, metode simposium dan
metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang
menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara
berinteraksi. Demontrasi dapat dilakukan secara langsung atau
menggunakan media, seperti video dan film. Kelebihan dari metode
demontrasi adalah dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas
dan lebih konkret, dapat menghindari verbalisme, lebih mudah memahami
sesuatu, lebih menarik, peserta didik dirangsang untuk mengamati, dan
menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan sendiri atau
redemonstrasi. (Uha suliha dkk, 2010)
Penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi terbukti mampu
meningkatkan keterampilan. Pernyataan ini didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Siwi Indra Sari dkk pada tahun 2018
dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi
Terhadap Praktik Pertolongan Pertama Luka Bakar menyatakan bahwa
terdapat pengaruh dari pemberian pendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi dan ceramah leaflet. Hal senada juga dinyatakan oleh Susi
4
milwati dkk pada tahun 2015 dengan judul Penerapan Promosi Kesehatan
Metode Demonstrasi Dan Keterampilan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari) Bagi Ibu-Ibu PKK menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) setelah dilakukan
pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14
Januari 2019 di TK Negeri Pembina Ngawi. Didapatkan informasi bahwa
ibu wali murid belum pernah memperoleh pendidikan kesehatan mengenai
penanganan tersedak. Hampir seluruh siswa-siswi di TK Negeri Pembina
Ngawi pernah mengalami kejadian tersedak dan ibu walimurid dari siswa-
siswi tersebut tidak tahu bagaimana cara penanganan tersedak secara tepat.
Hasil wawancara terhadap 10 ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun semua
ibu memberikan penanganan tersedak yang kurang tepat. Berdasarkan
informasi yang diperoleh 6 dari 10 ibu mengatakan pada saat anak tersedak
ibu memberikan pertolongan dengan menepuk punggung bagian belakang
dan memberi minum. Sedangkan 2 dari 10 ibu mengatakan hanya memberi
minum tanpa menepuk punggung anak dan 2 dari 10 ibu lainnya
mengangkat tangan anak dan diarahkan kebelakang. Berdasarkan informasi
diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu masih kurang.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang bagaimana efektifitas pemberian penyuluhan kesehatan
dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan ibu dalam penanganan
tersedak pada anak usia toddler di TK Negeri Pembina Ngawi.
5
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Efektifitas Pemberian Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode
Demonstrasi Terhadap Keterampilan Ibu Dalam Penanganan Tersedak Pada
Anak Usia 2-5 Tahun di TK Negeri Pembina Di Kota Ngawi.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis efektifitas pemberian penyuluhan kesehatan dengan metode
demonstrasi terhadap keterampilan ibu dalam penanganan tersedak pada
anak usia 2-5 tahun di TK Negeri Pembina Di Kota Ngawi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi keterampilan ibu sebelum dilakukan pemberian
penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun di Tk Negeri Pembina di
Kota Ngawi
2. Mengidentifikasi keterampilan ibu sesudah dilakukan pemberian
penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun di Tk Negeri Pembina di
Kota Ngawi
3. Menganalisis efektifitas sebelum dan sesudah di berikan penyuluhan
kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan ibu dalam
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun r di Tk Negeri Pembina
di Kota Ngawi.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi baru, wawasan
dan pengetahuan yang dapat memperkaya keilmuan, khususnya dalam
keperawatan kegawatdaruratan mengenai masalah bagaimana pengaruh
pemberian penyuluhan dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan
ibu dalam penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Manfaat bagi responden
Untuk meningkatkan tingkat keterampilan ibu dalam penanganan
tersedak pada anak dan sebagai kajian bagi pihak terkait untuk
mengembangkan tingkat keterampilan.
2. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagi sumber data dan
acuan bagi peneliti berikutnya dalam melaksanakan penelitian
penanganan tersedak
3. Manfaat bagi tenaga medis
Sebagai bahan tambahan untuk melakukan promosi kesehatan
mengenai penanganan tersedak
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Tersedak
2.1.1 Definisi Tersedak
Tersedak adalah suatu kondisi adanya sumbatan atau hambatan
respirasi oleh benda asing yang bisa menyebabkan obstruksi pada saluran
napas internal, termasuk faring, hipofaring dan trakea. Obstruksi jalan
napas bisa berakibat fatal jika mengarah ke saluran oksigenasi dan
ventilasi (Putra, 2015).
Tersedak menyebabkan tersumbatnya saluran pernapasan di sekitar
tenggorokan (laring) atau saluran pernapasan (trakea). Aliran udara
menuju paru-paru pun terhambat sehingga aliran darah yang menuju otak
dan organ tubuh lain terputus (Jaelani, 2012).
2.1.2 Penyebab Tersedak
Tersedak adalah sumbatan pada saluran pernapasan karena berbagai
penyebab antara lain :
1. Benda asing yang sering menyumbat
Makanan yang susah dikunyah, makanan yang berbentuk jelly,
kelereng, uang logam, manik-manik, makanan padat atau biji buah-
buahan.
8
2. Karena lidah jatuh ke belakang sehingga menutupi saluran pernapasan
yang biasa terjadi pada korban akibat cedera kepala dengan gangguan
saraf.
3. Adanya pembengkakan pada saluran pernapasan
Biasa terjadi pada orang alergi makanan/obat, korban menghirup uap
panas, trauma leher, dan korban yang mengalami luka bakar di wajah,
leher sampai dada.
4. Pada bayi yang diberi susu formula dari botol.
(Yulianingsih, 2017)
2.1.3 Klasifikasi Tersedak
Berdasarkan Klasifikasinya tersedak dibagi menjadi dua yaitu
(Edwina, 2010) :
1. Obstruksi total yaitu pembuntuan saluran pernafasan secara total
sehingga klien tidak dapat bernafas sama sekali, dan harus segera
ditolong karena dalam beberapa menit klien akan mengalami kematian
yang permanen. Bila terjadi obstruksi total maka akan terjadi
atelektasis.
2. Check valve/ Parsial yaitu pembuntuan saluran napas secara parsial
atau tidak secara total, sehingga klien masih dapat bernapas tetapi
kurang adekuat, dan benda asing harus segera dikeluarkan karena akan
mempengaruhi pasokan O2 kejaringan. Tetapi pengeluaran benda
asing tersebut harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih, karena
ditakutkan akan terjadi sumbatan total bila dilakukan oleh orang yang
9
tidak berpengalaman. Bila terjadi obstruksi parsial maka dapat terjadi
emphisema paru.
2.1.4 Tanda dan Gejala Tersedak
1. Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalah batuk-batuk
Hal ini normal karena batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh
untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan
2. Seperti orang yang tercekik
Biasanya tanda ini muncul apabila benda yang masuk semakin besar
3. Sesak nafas
4. Tidak ada suara atau suara serak
5. Mengi
6. Tidak ada nafas
7. Pada usia balita maka balita tersebut akan memegang lehernya yang
merasa seperti tercekik.
8. Tersedak dalam kategori ringan maka ditandai dengan batuk-batuk
hingga muntah.
9. Tersedak dengan kategori berat maka ditandai dengan batuk-batuk
yang semakin lama semakin jarang dan akhirnya tidak dapat batuk
sama sekali. Wajah membiru dan kemudian pingsan (Edwina, 2010).
10. Korban yang tersedak biasanya akan memperlihatkan perilaku sulit
berbicara, mata melotot (Yulianingsih, 2017)
10
2.1.5 Faktor-faktor Penyebab Tersedak
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersedak antara lain :
1. Pada saat makan sambil tertawa, makan sambil berbicara, makan
sambil jalan .
2. Faktor usia
Pada saat bayi atau anak belum bisa mengontrol refleks menelannya,
pada orang dewasa tersedak ini bisa terjadi saat makan denterburu-
buru, sedangkan pada lansia bisa terjadi karna adanya gangguan
menelan
3. Tersedak bisa terjadi pada situasi tertentu, misalnya memberi
makan/minum pada orang yang sesak napas, kejang, dan pada orang
yang tidak sadar (Yulianingsih, 2017)
4. Faktor pengetahuan orang tua mengenai perannya terhadap kesehatan
anak.
Karena peran orang tua sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
anak terutama dalam menjaga kebersihan mulut dan makanan yang
dimakan oleh anak. Orang tua yang dominan dalam hal ini yaitu ibu,
pada masa ini ibu berperan sebagai guru pertama anaknya, ibu yang
memiliki pengetahuan kurang mengenai kesehatan anaknya dan
mengabaikan hal tersebut sehingga mengakibatkan tingginya resiko
anak mengalami tersedak (maharani, 2012).
11
2.1.6 Mekanisme Tersedak
Orang tua cenderung membiarkan anaknya bermain bahkan makan
sambil berbicara maupun tertawa dengan alasan agar anak mau makan.
Sebenarnya ketika anak makan sambil tertawa ataupun berbicara dapat
menyebabkan makanan atau minuman masuk ke dalam saluran pernafasan,
sehingga menghalangi keluar masuknya udara. Saat benda atau makanan
ada di dalam mulut dan anak tertawa atau menjerit maka laring terbuka
dan makanan, minuman atau benda asing masuk ke dalam laring yang
dapat menyebabkan tersedak (Pearce, 2009). Tenggorokan mempunyai 2
saluran yaitu kerongkongan dan trachea. Kerongkongan (jalan makan)
berfungsi memasukkan makanan ke dalam perut, pada awal trachea ada
pita suara. Saat kita makan atau minum, pita suara ini tertutup yang
mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan. Saat makanan atau
minuman masuk ke paru-paru dapat menyebabkan aspirasi dan merupakan
hal yang bahaya. Namun apabila tersedak pasti akan ada reflex batuk,
dimana batuk ini akan mengeluarkan makanan dari jalur yang salah ke
jalur yang benar. (Dyah, 2012)
2.1.7 Komplikasi Tersedak
Tersedak merupakan suatu kegawatdaruratan yang sangat berbahaya,
karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara
menyeluruh sehingga dalam hitungan menit klien akan kehilangan reflek
nafas, denyut jantung dan kematian secara permanent dari batang otak
(Arora, 2011).
12
2.1.8 Penatalaksanaan Tersedak
1. Pencegahan Tersedak
Untuk mencegah makanan dari terjebak di kerongkongan adalah untuk
mengambil gigitan kecil, mengunyah makanan secara perlahan,
banyak minum air ketika menelan, dan menghindari makan keras,
makanan kering. Selain itu, juga bisa dengan mengawasi semua
makanan dan memiliki anak makan di meja atau di kursi tinggi.
mainan kecil, seperti anggur, rambutan dan lain-lain harus dari mainan
kecil, seperti bola atau kelereng. Pertimbangkan untuk menggunakan
tester kecil bagian, atau gulungan kertas toilet kosong, untuk menguji
ukuran mainan. Anak di bawah usia 3 tahun tidak boleh diberikan
mainan yang sesuai sepenuhnya ke dalam silinder (Syah, 2012).
2. Penanganan Tersedak
Tindakan back blow ,chest thrust, dan heimlich manuver. Untuk
penanganan pada bayi 0-1 tahun menggunakan back blow dan chest
thrust sedangkan untuk anak usia 2-5 tahun menggunakan heimlich
manuver (Mardalena, 2017)
Tindakan Heimlich manuver pada anak usia 2-5 tahun dilakukan
dengan cara :
a. Bila korban masih bisa berdiri, penolong berada di belakang
korban
b. Lingkarkan tangan ke dada pasien sedangkan kepalan tangan
berada di perut bagian atas
13
c. Kemudian hentakan tangan sebanyak empat kali ke arah belakang
atas secara jelas dan terpisah dengan harapan benda asing akan
terdorong keluar karena tekanan yang dihasilkan
d. Berikan istirahat sekitar setengah menit kemudian ulangi tindakan
tersebut beberapa kali
e. Bila penderita tetap merasa sesak nafas, atau muka masih
membiru hingga penderita merasa lega bernafas. Rujukkan ke
rumah sakit untuk tindakan selanjutnya.
f. Pada penderita yang tidak sadarkan diri dapat dilakukan dengan
membaringkannya.
g. Posisikan pasien terlentang , muka ke atas, bagian kepala tidak
perlu diberi bantal atau pengganjal
h. Kemudian letakkan tangan di perut pasien tepatnya di perut garis
tengah diatas pusar tetapi jauh dari bawah ujung tulang sternum
i. Setelah itu letakkan tangan satunya di atas tangan pertama
j. Lanjutkan dengan menekan dan menghentakkan kearah atas
dengan cepat
k. Bila penderita muntah, bersihkan mulut penderita
l. Tapi bila dari semua tindakan darurat tersebut tidak berhasil,
maka Segera rujukkan kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih
lanjut (Lansky, 2007).
14
Gambar 2.1 : Teknik Heimlich Manuver pasien sadar
(Sumber : Putra, 2015)
Gambar 2.2 : Teknik Heimlich Manuver pasien tidak sadar
(Sumber : Putra, 2015)
2.2 Konsep Keterampilan
2.2.1 Pengertian Keterampilan
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu,
dan cekatan. Keterampilan membutuhkan pelatihan dan kemampuan dasar
yang dimiliki setiap orang dapat lebih membantu menghasikan sesuatu
yang lebih bernilai dengan lebih cepat (Hasanah, 2015).
15
Suatu kemampuan seseorang untuk bertindak setelah menerima
pengalaman belajar tertentu dengan menggunakan anggota badan dan
peralatan yang tersedia. Keterampilan merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan afektif (perbuatan atau perilaku)
(Notoatmodjo, 2010).
2.2.2 Klasifikasi Keterampilan
Keterampilan dibagi menjadi tiga karakteristik, yaitu (Hasanah, 2015) :
1. Respon motorik
Respon motorik adalah koordinasi yang disebabkan oleh gerakan mata
dengan tangan, dan mengorganisasikan respon menjadi pola-pola
respon yang kompleks (Hasanah, 2015).
2. Koordinasi gerakan
Terampil merupakan koordinasi gerakan mata dengan tangan. Oleh
karena itu keterampilan menitikberatkan koordinasi persepsi dan
tindakan motorik (Hasanah, 2015).
3. Pola respon
Terampil merupakan serangkaian stimulus-respon menjadi pola- pola
respon yang kompleks. Keterampilan yang kompleks terdiri dari unit -
unit stimulus – respon dan rangkaian respon yang tersusun menjadi
pola respon yang luas. Dari beberapa pengertian keterampilan yang
dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah suatu kecakapan atau keahlian dalam mengerjakan sesuatu
kegiatan yang memerlukan koordinasi gerakan-gerakan otot (Hasanah,
2015).
16
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan
Keterampilan merupakan aplikasi dari pengetahuan sehingga tingkat
keterampilan seseorang berkaitan dengan tingkat pengetahuan, yang
dipengaruhi oleh :
1. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pengetahuan yang
dimiliki. Sehingga, seseorang tersebut akan lebih mudah dalam
menerima dan menyerap hal-hal baru. Selain itu, dapat membantu
mereka dalam menyelesaikan hal-hal baru tersebut.
2. Umur
Ketika umur seseorang bertambah maka akan terjadi perubahan pada
fisik dan psikologi seseorang. Semakin cukup umur seseorang, akan
semakin matang dan dewasa dalam berfikir dan bekerja.
3. Pengalaman
Pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjadi lebih baik
dari sebelumnya dan sebagai sumber pengetahuan untuk memperoleh
suatu kebenaran. Pengalaman yang pernah didapat seseorang akan
mempengaruhi kematangan seseorang dalam berpikir dalam
melakukan suatu hal. Ranupantoyo dan Saud (2005) mengatakan
semakin lama seseorang bekerja pada suatu pekerjaan yang ditekuni,
maka akan semakin berpengalaman dan keterampilan kerja akan
semakin baik (Notoatmodjo, 2010).
17
Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan
secara langsung menurut Hasanah (2015), yaitu :
1. Motivasi
Merupakan sesuatu yang membangkitkan keinginan dalam diri
seseorang untuk melakukan berbagai tindakan. Motivasi inilah yang
mendorong seseorang bisa melakukan tindakan sesuai dengan
prosedur yang sudah diajarkan.
2. Keahlian
Keahlian yang dimiliki seseorang akan membuat terampil dalam
melakukan keterampilan tertentu. Keahlian akan membuat seseorang
mampu melakukan sesuatu sesuai dengan yang sudah diajarkan.
2.2.4 Kriteria Tingkat Keterampilan
Menurut Azwar (2009) keterampilan seseorang dapat diketahui dan
diinterpretasikan menggunakan rumus yaitu, sebagai berikut :
Keterangan :
1 : Tidak dilakukan
2 : Dilakukan Sebagian
3 : Dilakukan semua tetapi belum sempurna
4 : Dilakukan sempurna
Penilaian keterampilan :
a. Baik : jika skor jawaban x ≥ (μ + 1.10)
b. Cukup : jika skor jawaban (μ - 1.10) ≤ x < (μ + 1.10)
c. Kurang jika skor jawaban x < (μ - 1.10)
18
Dengan ketentuan :
μ = (Xmaks + Xmin) Total pada item pernyataan
ɕ = (Imaks –Imin)
Keterangan :
Xmaks = Skor tinggi pada pernyataan (4)
Xmin = Skor terendah pada pernyataan (1)
Imaks = Jumlah total skor tinggi (80)
Imin = Jumlah total skor rendah (20)
Baik : Skor jawaban ≥ 60
Cukup : Skor jawaban 40 ≤ x < 60
Kurang : Skor jawaban < 40
2.3 Konsep Penyuluhan Kesehatan
2.3.1 Definisi penyuluhan kesehatan
Penyuluhan adalah penyampaian informasi dari sumber informasi
kepada seseorang atau sekelompok orang mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan suatu program. Penyuluhan merupakan jenis layanan
yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan merupakan
suatu hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana seorang
penyuluh berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang
dihadapinya pada waktu yang akan datang. (Depkes, 2010).
19
Sasaran dalam promosi kesehatan ada 3 kelompok, yaitu pendidikan
kesehatan untuk individual, pendidikan kesehatan untuk kelompok, dan
pendidikan kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas
(Mubarak, 2012).
2.3.2 Metode dalam penyuluhan kesehatan
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan adalah (Uha suliha dkk, 2010) :
1. Metode ceramah
2. Metode diskusi kelompok
3. Metode panel
4. Metode forum panel
5. Metode permainan peran
6. Metode simposium
7. Metode demonstrasi
2.3.3 Metode demontrasi dalam penyuluhan kesehatan
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan suatu
prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi.
Demontrasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan media,
seperti video dan film (Uha suliha dkk, 2010)
1. Kelebihan dari metode demontrasi :
a. Dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih
konkret
b. Dapat menghindari verbalisme
20
c. Lebih mudah memahami sesuatu
d. Lebih menarik
e. Peserta didik dirangsang untuk mengamati dan menyesuaikan
teori dengan kenyataan
f. Dapat melakukan sendiri atau redemonstrasi (Uha suliha dkk,
2010)
2. Kekurangan dari metode demonstrasi :
a. Memerlukan keterampilan khusus dari pengajara
b. Alat-alat atau biaya dan tempat yang memadai belum tentu
tersedia
c. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang (Uha suliha
dkk, 2010)
3. Teori Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Berdasarkan teori kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar
Dale (Haenilah, 2015: 106-108) dalam bukunya yang berjudul
“Audio-visual Method in Teaching” menggambarkan tentang
tingkatan pengalaman dan media yang diperlukan untuk membentuk
pengalaman tersebut.
21
Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman (diadaptasi dari Edgar Dale; 1954)
Pengalaman dibangun dari tingkat konkrit menuju ke tingkat abstrak.
Pada tingkat konkrit seseorang belajar dari pengalaman nyata sebagai
medianya. Pengalaman ini harus dilakukan langsung oleh audience
melalui berbagai aktivitas yang pada akhirnya akan membentuk
pemahaman baik konsep, prinsip, norma, maupun keterampilan.
Kemudian meningkat pada pengalaman yang lebih tinggi menuju ke
puncak kerucut yaitu bentuk pengalaman belajar yang bersifat abstrak.
Kerucut pengalaman membentangkan pengalaman konkrit sampai
abstrak yang dilalui anak sesuai dengan tahapan perkembangannya:
Pengalaman langsung
Pengalaman langsung adalah pengalaman tahap awal
pembelajaran bagi audience. Pada tahap ini audience melakukan
aktivitas secara langsung, dia menggunakan seluruh panca sensori
dan motoriknya dalam merespon lingkungannya. Berdasarkan
pengalaman langsung inilah anak membentuk pengetahuan,
keterampilan, maupun sikapnya.
22
Pengalaman tiruan
Pengalaman ini diperoleh melalui kontak dengan benda atau
kejadian tiruan. Pengalaman tiruan disiapkan karena berbagai hal,
misalnya karena sesuatu benda yang harus dijadikan alat untuk
menstimulasi audience keberadaannya sulit dijangkau karena
jauh, ukurannya terlalu besar, atau akan membahayakan jika
digunakan oleh anak.
Pengalaman dramatisasi
Pengalaman yang diperoleh melalui bermain peran, main pura-
pura, atau role play. Pengalaman dramatisasi sangat penting untuk
mengungkapkan kembali pengalaman audience yang pernah
dilaluinya, atau menyalurkan angan-angannya, atau menikmati
suatu peristiwa melalui adegan pura-pura.
Demonstrasi
Pengalaman yang diperoleh melalui rangkaian kegiatan proses
percobaan atau peragaan cara kerja sesuatu. Pengalaman ini akan
semakin memperjelas pemahaman audience tentang suatu proses
secara rinci.
Karyawisata
Karyawisata berbentuk kegiatan yang membawa audience untuk
melihat atau menikmati objek di luar kelas dengan tujuan untuk
memperkaya pengalaman audience.
23
Pameran
Pameran bertujuan untuk mempertunjukkan hasil pekerjaan
audience, perkembangan dan kemajuan kelas atau sekolah.
Pameran dapat meningkatkan semangat audience untuk belajar
karena produk yang dibuat dapat dipertunjukkan ke khalayak
umum.
Televisi
Televisi merupakan suatu media untuk menyampaikan misi
pendidikan kepada audience. Ketika suatu program dikemas
melalui media ini, maka audience akan mendapatkan pengalaman
yang lebih menarik.
Gambar hidup
Gambar hidup berisi rangkaian gambar yang diprokyesikan ke
layar dengan kecepatan teratur, seperti mekarnya sebuah bunga,
berubahnya ulat menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-
kupu.
Rekaman, radio, gambar tetap
Rekaman merupakan kemasan suatu cerita atau suatu narasi yang
dapat diperdengarkan setiap saat, diulang-ulang dan dimana saja.
Lambang visual
Lambang visual adalah ilustrasi sebuah benda atau kejadian yang
diwujudkan dalam bentuk dua dimensi, contohnya gambar atau
foto binatang, buah-buahan, sayuran, dan sebagainya.
24
Lambang kata
Lambang kata adalah narasi yang dikemas dalam bentuk buku
atau bahan bacaan lainnya seperti koran dan majalah.
25
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan :
: Diteliti : Berpengaruh
: Tidak Diteliti : Berhubungan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Efektivitas Pemberian Penyuluhan Kesehatan
Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Keterampilan Ibu Dalam
Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun Di Tk Pembina
Ngawi.
Penyebab Tersedak :
1. Sumbatan benda asing
2. Lidah jatuh ke belakang 3. Pembengkakan pada saluran
pernapasan
4. Pada bayi yang diberi susu formula
dari botol.
Pemberian penyuluhan
kesehatan penanganan
tersedak pada anak usia
toddler
Tersedak
Dibutuhkan penatalaksanaan
penanganan tersedak yang sesuai
Keterampilan ibu dalam
penanganan tersedak
Faktor yang mempengaruhi
tingkat keterampilan :
1. Tingkat Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Umur
4. Pengalaman
5. Motivasi
6. Keahlian
Peningkatan keterampilan ibu
dalam penanganan tersedak
26
Gambar 3.1 menjelaskan tentang efektifitas pemberian penyuluhan
kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan ibu dalam
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun. Tingkat keterampilan
dipengaruhi oleh faktor penyebab yaitu tingkat Pendidikan, umur,
pengalaman, motivasi dan keahlian. Diberikannya penyuluhan kesehatan
mengenai penanganan tersedak pada anak usia toddler dapat merubah
tingkat keterampilan seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimanakah efektifitas pemberian penyuluhan kesehatan dengan metode
demonstrasi terhadap keterampilan ibu dalam penanganan tersedak pada
anak usia toddler.
3.2 Hipotesis Penelitian
H1 : Ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi
terhadap keterampilan ibu dalam penanganan tersedak pada anak usia
2-5 tahun.
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment,
dengan rancangan penelitian One Group Pretest-Postest, yaitu rancangan
eksperimen dimana tidak terdapat kelompok pembanding (kontrol), akan
tetapi minimal sudah dilakukan observasi pertama yang dapat membantu
peneliti apabila terjadi perubahan-perubahan setelah dilakukan
eksperimen.
Keterangan :
O1 = Observasi sebelum diberikan intervensi
X = Intervensi
O2 = Observasi setelah diberikan intervensi
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Efektifitas Pemberian Penyuluhan
Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi Dengan Metode
Demonstrasi Terhadap Keterampilan Ibu Dalam
Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 tahun.
4.2. Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak 2-5
tahun yang berjumlah 49 orang di TK pembina kota ngawi.
Sampel
43
responden
Simple
random
sampling
O2 X O1
28
4.2.2 Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Simple Random
Sampling. Untuk mengetahui besar sampel menggunakan rumus slovin.
Besar sampel :
n =
=
= 43
Keterangan : N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,05)
4.3. Teknik sampling
Penelitian ini menggunakan pengambilan sampel dengan cara
Probability Sampling dengan menggunakan teknik Simple Random
Sampling. Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak dari seluruh ibu dari siswa-siswi Tk Negeri Pembina Ngawi dengan
cara :
1. Membuat lotre berisikan nomor sesuai jumlah yang ada,
2. Nomor lotre dilipat sedemikian rupa lalu dimasukkan dikaleng,
3. Kemudian kaleng dikocok sampai keluar nomor undian,
4. Langkah a,b,c diulangi sampai terpenuhi jumlah sampel sesuai ketentuan
dari masing – masing responden.
29
4.4. Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 4.1 Kerangka kerja efektifitas penyuluhan kesehatan terhadap
keterampilan penanganan tersedak
Populasi
Seluruh Ibu Dari Siswa-Siswi Tk Negeri Pembina kabupaten Ngawi
sejumlah 49
Sampel
Ibu Dari Siswa-Siswi Tk Negeri Pembina kabupaten Ngawi sejumlah 43
yang memenuhi kriteria inklusi
Teknik Sampling
Simple Random Sampling
Desain Penelitian
Quasi experiment dengan rancangan penelitian One Group Pretest-Postest design
Pengumpulan data
Menggunakan lembar observasi
Variabel bebas
Penyuluhan Kesehatan
dengan metode demonstrasi
Variabel terikat
Keterampilan ibu dalam
Penanganan Tersedak
Pengolahan data
Editing, Coding, Skoring, Data Entry, Tabulating
Analisis data
Uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan α 0,05
Hasil dan kesimpulan
Publikasi
Pre test
Intervensi
Penyuluhan Kesehatan
dengan metode
demonstrasi
Post test
30
4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu:
1. Variabel Independen
Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah penyuluhan
kesehatan dengan metode demonstrasi tentang penanganan tersedak
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah keterampilan
ibu dalam penanganan tersedak.
4.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik
yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Definisi operasional
dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi dan replikasi
(Nursalam, 2016)
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Efektifitas Pemberian
Penyuluhan Ksehatan Dengan Metode Demonstrasi Terhadap
Keterampilan Ibu Dalam Penanganan Tersedak Pada Anak Usia
2-5 Tahun Di Tk Negeri Pembina Ngawi
Variabel
penelitian
Definisi
Operasional Parameter
Alat
Ukur
Skala
Data Skor
Variabel
independen:
penyuluhan
kesehatan
dengan
metode
demonstasi
tentang
penanganan
tersedak
Suatu proses yang
dilakukan untuk
mewujudkan
perubahan perilaku
yang dinamis dalam
menangani korban
tersedak meliputi
definisi, penyebab,
tanda gejala serta
penatalaksanaan
dalam penanganan
tersedak
Individu, kelompok
serta masyarakat
mengetahui dan
mengerti tentang
peanganan tersedak
serta mampu
memperagakan.
SAP Nominal -
31
Variabel
penelitian
Definisi
Operasional Parameter
Alat
Ukur
Skala
Data Skor
Variabel
dependen:
keterampilan
ibu dalam
penanganan
tersedak
Kemampuan yang
dimiliki ibu dalam
melakukan
penanganan tersedak
- Mampu
melakukan
observasi
- Mampu
melakukan
tindakan chest
thrust
- Mampu
melakukan
evaluasi
- Dilakukan
secara
berurutan
Lembar
Ceklist
SOP
Interval Jumlah
jawaban
pada
lembar
ceklist
SOP diberi
skor dalam
bentuk
angka,
jika
dilakukan
diberi skor
2,
jika
dilakukan
tapi tidak
sempurna
diberi skor
1,
jika tidak
dilakukan
diberi skor
0.
Berurutan
diberi skor
2,
tidak
berurutan
diberi skor
1.
Total skor
: 0-30
1.
4.6. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar Ceklist SOP
Penanganan Tersedak. Lembar Ceklist SOP diisi sesuai dengan
keterampilan ibu dalam mempraktekkan penanganan korban tersedak.
Alat peraga dalam penelitian ini siswa-siswi TK Negeri Pembina Ngawi
beserta dengan leaflet.
32
4.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Ngawi. Waktu penelitian
akan dilaksanakan pada bulan November-Juli 2019.
4.8. Prosedur Pengumpulan Data
Menyampaikan persetujuan judul penelitian sebagai pengantar surat
permohonan izin melaksaudiencean penelitian kepada ketua STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun untuk melakukan penelitian di TK Negeri
Pembina Ngawi. Menyampaikan surat permohonan izin untuk
melaksaudiencean penelitian kepada bagian intansi kantor TK Negeri
Pembina Ngawi untuk melaksaudiencean penelitian di TK Negeri Pembina
Ngawi. Peneliti mendapatkan ijin dari pihak TK Negeri Pembina Ngawi,
sebelum melakukan penelitian peneliti mencari tahu lebih dulu jumlah
populasi di TK Negeri Pembina Ngawi. Setelah mengetahui jumlah
responden kemudian peneliti menetukan sampel dengan teknik simple
random sampling dengan jumlah sampel 43 ibu.
Pelaksanaan penelitian di TK Negeri Pembina Ngawi dilakukan pada
tanggal 20 Mei 2019. Pengumpulan data dilakukan pada 43 ibu dari siswa
siswi TK Negeri Pembina Ngawi. Cara pengambilan sampel dengan
menggunakan Simple Random Sampling dengan cara pengambilan lotre
yang diambil oleh peneliti yang didalamnya ditulis nomor 1-49 kemudian
lotre dimasukkan kaleng dan diambil secara acak sebanyak 43 lotre lalu di
sesuaikan dengan nama yang tertera di lembar absensi. Responden yang
menyetujui penelitian kemudian diminta menandatangani surat pernyataan
33
kesediaan menjadi responden. Peneliti memberikan penjelasan kepada
responden mengenai prosedur jalannya penelitian meliputi tujuan,
manfaat, prosedur penelitian, kontrak waktu dan teknik sampling yang
digunakan serta permintaan inform consent. Kontrak waktu diperlukan
untuk menghindari adanya responden yang drop out pada saat penelitian
berlangsung. Sebelum melakukan penyuluhan kesehatan dengan metode
demonstrasi peneliti memberikan pretest kepada para responden
menggunakan lembar observasi, hal ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat keterampilan ibu sebelum diberikan intervensi. Setelah melakukan
pretest peneliti melakukan penyuluhan kesehatan dengan metode
demonstrasi. Pada saat berlangsungnya penyuluhan kesehatan peneliti
melakukan demonstrasi mengenai penanganan tersedak pada audience usia
2-5 tahun sesuai dengan SOP yang berlaku. Peragaan ini dilakukan
langsung pada siswa-siswi dari TK Negeri Pembina Ngawi.
Setelah melakukan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi
peneliti memberikan post test tentang menggunakan lembar observasi yang
sama saat melakukan pretest yaitu berupa lembar ceklist SOP penanganan
tersedak. Pada saat mengisi lembar ceklist SOP peneliti dibantu oleh 5
observer lain. Untuk mengetahui keterampilan setelah dilakukan
penyuluhan. Untuk pengumpulan data (fakta/kenyataan hidup diperlukan
adanya alat dan cara pengumpulan data yang valid, andal (reliable) dan
aktual. Lembar ceklist SOP yang sudah diisi kemudian di kumpulkan
untuk dilakukan analisa.
34
4.9. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
4.9.1 Teknik Pengolahan Data
Ada tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui yaitu:
1. Editing
Penelitian memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan
melalui Lembar ceklist SOP yang sudah dipraktekkan.
2. Coding
Peneliti dalam penelitian ini memberikan kode terhadap kelompok
variabel sebagai berikut:
a. Usia
25-30 : Kode 1
31-35 : Kode 2
Diatas 36 : Kode 3
b. Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga : Kode 1
Swasta : Kode 2
Wiraswasta : Kode 3
PNS : Kode 4
c. Pendidikan
SD : Kode 1
SMP : Kode 2
SMA : Kode 3
DIII/Sarjana : Kode 4
35
d. Pengalaman menangani tersedak
Tidak Pernah : Kode 1
1 kali : Kode 2
2 kali : Kode 3
3 kali : Kode 4
4 kali : Kode 5
>4 kali : Kode 6
3. Scoring
a. Skor item pernyataan pada lembar standar operasional prosedur
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tetapi belum sempurna
2 : Dilakukan
1 : Tidak Berurutan
2 : Berurutan
Skor jawaban : 0-30
Penilaian keterampilan :
Untuk menentukan kategori keterampilan menggunakan rumus Azwar
(2011) yaitu :
X max = 2
X min = 0
Mean =
36
L max = 15 x 2 = 30
L min = 15 x 0 = 0
Standart Deviasi =
Baik =
Sedang =
Rendah =
Jadi, kesimpulannya mengenai kategori tingkat keterampilan adalah
sebagai berikut :
a. Baik : jika skor jawaban x ≥ 20
b. Cukup : jika skor jawaban 10 ≤ x < 20
c. Kurang : jika skor jawaban x < 10
4. Tabulating
37
Semua data diatas akan dimasukkan ke komputer dan dianalisis secara
statistik.
5. Data Entry
Data dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam
program SPSS versi 16 atau “software”komputer. Dalam proses ini
dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” apabila
tidak maka terjadi bias meskipun hanya memasukkan data.
6. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan perlu dicek kembali untuk memungkinkan adanya
kesalahan kode dan scoring yang tidak lengkap, kemudian dilakukan
pembetulan atau korelasi. Proses ini disebut pembersihan data atau
(data cleaning).
4.9.2 Teknik Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan efektifitas
pemberian penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi
terhadap keterampilan ibu dalam penanganan tersedak pada anak usia
2-5 tahun. Untuk mengukur tingkat keterampilan menggunakan ceklist
SOP Penatalaksanaan Tersedak. Distribusi frekuensi dalam penelitian
ini untuk data kategorik yaitu usia, pendidikan, pekerjaan dan
pengalaman menangani tersedak.
2. Uji Kenormalan Data
38
Untuk mengetahui normalitas data perlu dilakukan uji
normalitas dengan menggunakan nilai Shapiro-Wilk karena data
berskala interval/ratio (kuantitatif), dapat digunakan untuk sampel
besar atau kecil, sampel acak (random) dan standart errornya adalah ≤
0,05 bila nilai Shapiro-Wilk menghasilkan angka ≤ 0,05 maka
distribusinya normal. Berdasarkan uji Shapiro-Wilk pada penelitian
didapatkan hasil bahwa data tidak berdistribusi normal
3. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan terhadap
keterampilan ibu dalam penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun
melalui media demonstrasi. Apabila distribusi data normal, maka
digunakan statistic uji t berpasangan dan apabila data berdistribusi
tidak normal menggunakan uji wilcoxon.
4.9 Etika Penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan atau kelompok apapun,
manusia tidaak terlepas dari etika atau nurani. Demikian juga dalam
kegiatan keilmuan yang berupa penelitian, manusia sebagai pelaku
penelitian dengan manusia lain sebagai objek penelitian yang tidak terlepas
dari etika sopan santun. Dalam hubungan dari kedua belah pihak masing-
masing terikat dalam hak dan kewajibannya. Pelaku penelitian atau
penelitindalam menjalankan tugas meneliti atau melakukan penelitian
hendaknya memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta
39
berpegang teguh pada etika penelitian meskipun mungkin penelitian yang
akan dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan bagi subjek
penelitian (Nugroho, 2012).
1. Prinsip Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti tidak akan menampilkan informasi mengenai identitas subjek.
Peneliti seyogyanya menggunakan kode responden sebagai pengganti
identitas responden (Nugroho, 2012).
2. Informed Consent
Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan, dan manfaat penelitian
serta memberikan hak menolak dijadikan responden penelitian.
3. Prinsip manfaat (Benefit)
Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan
bagi subjek. Oleh sebab itu pelaksanaan penelitian harus dapat
mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres, dan
kematian subjek penelitian (Nugroho, 2012).
4. Autonomy
Peneliti menghargai dan menghormati keputusan responden, dan
melindungi responden yang tidak bisa memberikan keputusan bagi
dirinya sendiri (Twomey, 2010).
5. Justice
Peneliti tidak akan membeda – bedakan responden, peneliti harus
memperlakukan semua responden secara adil, tidak pilih kasih dan
tidak membeda – bedakan berdasarkan ras, suku, warna kulit dll..
40
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data
dengan lembar SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah diisi oleh
responden dalam penelitian tentang efektifitas pemberian penyuluhan kesehatan
dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan ibu dalam penanganan
tersedak pada anak usia 2-5 tahun di TK Negeri Pembina Ngawi. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2019, penelitian ini dilakukan di TK Negeri
Pembina Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi. Pengumpulan data dilakukan
pada 43 Ibu dari Siswa-siswi TK Negeri Pembina. Pada tanggal 20 Mei 2019
peneliti melakukan pretest pada seluruh responen untuk mengukur tingkat
keterampilan dalam melakukan penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun.
Setelah diberikan pretest, pada hari yang sama peneliti memberikan penyuluhan
kesehatan dengan metode demonstrasi mengenai penanganan tersedak pada anak
usia 2-5 tahun. Kemudian peneliti memberikan postest berupa lembar observasi
yang sama dengan pretest untuk melihat perubahan keterampilan ibu dalam
melakukan penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun. Data hasil penelitian
dibagi menjadi dua bagian yaitu : data umum dan data khusus. Data umum akan
menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan usia, pekerjaan,
pendidikan serta pengalaman menangani korban tersedak, sedangkan data
khususnya menyajikan hasil perubahan keterampilan ibu dalam melakukan
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi dan hasil uji statistik Wilcoxon
41
Sign Rank Test untuk mengetahui tentang efektifitas pemberian penyuluhan
kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan ibu dalam
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun di TK Negeri Pembina Ngawi.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi,
Jawa Timur. TK Negeri Pembina merupakan taman kanak-kanak yang
dikepalai oleh Jarohtun, S.Pd yang terletak di Jl. PG Soedhono No 27,
Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi. Dengan luas tanah 910 m
2 dan luas
bangunan 320 m2.
Dengan fasilitas utama ruang kelas, perpustakaan, ruang
bermain, kamr mandi, tempat wudhu.
Di TK Negeri Pembina Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi terdapat
5 kelompok belajar yang terdiri dari Kelompok bermain, Kelompok A1,
Kelompok A2, Kelompok B1, Kelompok B2. Siswa TK Negeri Pembina
Ngawi ada yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler tersebut antara lain drumband dan menari.
5.1.2 Data Umum
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di TK
Negeri Pembina Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi
Mean Median Mode Std
Deviasi Minimal Maximal
35.40 35.00 34 2.977 30 45
Sumber : Data Primer, 2019
42
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa rerata usia responden
berusia 35 tahun dengan usia termuda 30 tahun dan usia tertua 40 tahun.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
TK Negeri Pembina Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi
No. Pekerjaan Frekuensi Persentase
1. Ibu Rumah Tangga 26 60,5
2. Swasta 7 16,3
3. Wiraswasta 8 18,6
4. PNS 1 2,3
5. Lainnya 1 2,3
Jumlah 43 100,0
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
pekerjaan dari responden yaitu sebagian besar sebagai ibu rumah
tangga, sebagian kecil sebagai pekerja swasta dan wiraswasta lalu
sisanya bekerja sebagai PNS.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di
TK Negeri Pembina Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi
No. Pendidikan Frekuensi Persentase
1. SD 3 7,0
2. SMP 5 11,6
3. SMA 31 72,1
4. Diploma/Sarjana 4 9,3
Jumlah 43 100,0
Sumber : Data Primer, 2019
43
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
pendidikan dari responden adalah sebagian besar memiliki pendidikan
dari tingkat SMA, sebagian kecil memiliki pendidikan dari tingkat SMP
maupun Diploma/Sarjana dan hampir tidak ada yang memiliki
pendidikan dari tingkat SD.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Menangani Korban
Tersedak.
Karakteristik responden berdasarkan pengalaman menangani korban
tersedak hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengalaman
Menangani Korban Tersedak di TK Negeri Pembina
Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi
No. Pengalaman Menangani Korban
Tersedak Frekuensi Persentase
1. Tidak Pernah 32 74,4
2. 1 Kali 11 25,6
3. 2 Kali 0 0
4. 3 Kali 0 0
5. 4 Kali 0 0
6. >4 Kali 0 0
Jumlah 43 100,0
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
responden mengenai pengalaman dalam menangani korban tersedak
ialah sebagian besar tidak pernah menangani korban tersedak dan
sebagian kecil memiliki pengalaman 1 kali dalam menangani korban.
44
5. Uji Normalitas Data Tingkat Keterampilan Ibu Di TK Negeri Pembina
Ngawi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan Dengan
Metode Demonstrasi Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-
5 Tahun.
Gambar 5.1 Uji Normalitas Data Tingkat Keterampilan Ibu Dari
Siswa-Siswi TK Negeri Pembina Ngawi Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan Dengan
Metode Demonstrasi Tentang Penanganan Tersedak Pada
Anak Usia 2-5 Tahun, tahun 2019
Sumber : Data Primer, 2019
Dari hasil perolehan uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk
didapatkan nilai Sig 0,025 dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa data
berdistribusi tidak normal karena nilai yang didapatkan < 0,05.
Sehingga dalam menganalisis data menggunakan uji non-parametrik
yaitu dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui efektifitas
pemberian Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi
Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun..
45
5.1.3 Data Khusus
Data khusus menyajikan dalam hasil analisis :
1. Tingkat Keterampilan Sebelum diberikan Penyuluhan Kesehatan
Dengan Metode Demonstrasi Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak
Usia 2-5 Tahun
Tabel 5.5 Tingkat Keterampilan Ibu Dari Siswa-Siswi TK Negeri
Pembina Ngawi Sebelum diberikan Penyuluhan Kesehatan
Dengan Metode Demonstrasi Tentang Penanganan
Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahu, Tahun 2019
Tingkat Keterampilan Ibu Skor Frekuensi Persentase
Baik x ≥ 20 0 0
Cukup 10 – 20 0 0
Kurang x < 10 43 100
Total 43 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan analisa dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa seluruh ibu
dari siswa-siswi TK Negeri Pembina Kecamatan Geneng Kabupaten
Ngawi memiliki tingkat keterampilan yang kurang sebelum diberikan
Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Demonstrasi tentang
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun.
46
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perparameter Sebelum Diberikan
Penyuluhan Kesehatan
Parameter Pernyataan
Hasil Pretest
Tidak
dilakukan
Dilakukan
tapi belum
sempurna
Dilakukan
Observasi
Melihat respon anak 16,2% 79% 4,6%
Buka jalan napas : head tilt
chin lift 72% 27,9% 0%
Periksa jalan napas dan
mengeluarkan benda asing 34,8% 60,4% 4,6%
Periksa pernapasan 93% 6,9% 0%
Bila tidak ada napas beri
ventilasi pertama 100% 0% 0%
Apabila jalan napas
tersumbat, reposisi kepala 93% 6,9% 0%
Beri ventilasi
100% 0% 0%
Bila jalan napas tetap
tersumbat, bebaskan
sumbatan dengan seger
27,9% 67,4% 4,6%
Heimlich
Manuver
Penolong berada di
belakang anak 97,6% 2,3% 0%
Kepalkan satu tangan dan
letakkan kepalan tangan di
bagian dinding perut
korban
95,3% 4,6% 0%
Letakkan kepalan 2 jari di
atas pusat. Jangan
diletakkan di ulu hati
100% 0% 0%
Kencangkan kepalan
tangan sampai kedua
tangan penolong melingkar
di tubuh korban
93% 6,9% 0%
Lakukan penekanan pada
perut korban sebanyak 4-5
kali sampai benda asing
keluar
100% 0% 0%
Evaluasi
Jika korban tidak sadarkan
diri lakukan RJP atau bawa
ke pusat medis terdekat
41,8% 25,5% 32,5%
Berurutan
dan Tidak
Berurutan
Berurutan 2,3%
Tidak berurutan 97,6%
47
2. Tingkat Keterampilan Sesudah diberikan Penyuluhan Kesehatan
Dengan Metode Demonstrasi Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak
Usia 2-5 Tahun
Tabel 5.7 Tingkat Keterampilan Ibu Dari Siswa-Siswi TK Negeri
Pembina Ngawi Sesudah diberikan Penyuluhan Kesehatan
Dengan Metode Demonstrasi Tentang Penanganan
Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun, Tahun 2019.
Tingkat
Keterampilan Ibu Skor Frekuensi Persentase
Baik x ≥ 20 15 34,9
Cukup 10 – 20 27 62,8
Kurang x < 10 1 2,3
Total 43 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan analisa dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun di TK Negeri Pembina
Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi sesudah diberikan Penyuluhan
Kesehatan tentang penanganan tersedak dengan metode demonstrasi
memiliki tingkat keterampilan yang cukup, sebagian kecil berada pada
kategori baik dan sisanya berada pada kategori cukup.
48
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Perparameter Setelah Diberikan
Penyuluhan Kesehatan
Parameter Pernyataan
Hasil Postest
Tidak
dilakukan
Dilakukan
tapi belum
sempurna
Dilakukan
Observasi
Melihat respon anak 9,3% 37,2 53,4%
Buka jalan napas : head tilt
chin lift 4,6% 62,7% 32,5%
Periksa jalan napas dan
mengeluarkan benda asing 4,6% 41,8% 53,4%
Periksa pernapasan 9,3% 83,7% 6,9%
Bila tidak ada napas beri
ventilasi pertama 9,3% 86% 4,6%
Apabila jalan napas
tersumbat, reposisi kepala 13,9% 76,7% 9,3%
Beri ventilasi 20,9% 74,4% 4,6%
Bila jalan napas tetap
tersumbat, bebaskan
sumbatan dengan seger
9,3% 41,8% 51,1%
Heimlich
Manuver
Penolong berada di belakang
anak 9,3% 65,1% 27,9%
Kepalkan satu tangan dan
letakkan kepalan tangan di
bagian dinding perut korban
9,3% 60,4% 30,2%
Letakkan kepalan 2 jari di
atas pusat. Jangan diletakkan
di ulu hati
6,9% 60,4% 32,5%
Kencangkan kepalan tangan
sampai kedua tangan
penolong melingkar di tubuh
korban
11,6% 60,4% 27,9%
Lakukan penekanan pada
perut korban sebanyak 4-5
kali sampai benda asing
keluar
9,3% 65,1% 25,5%
Evaluasi
Jika korban tidak sadarkan
diri lakukan RJP atau bawa
ke pusat medis terdekat
6,9% 44,1% 48,8%
Berurutand
an Tidak
Berurutan
Berurutan 90,6%
Tidak berurutan 9,3%
49
3. Hasil Analisa Bivariat
a. Analisa Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode
Demonstrasi Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5
Tahun.
Tabel 5.9 Tingkat Keterampilan Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi
Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5
Tahun, Tahun 2019
N Mean
Standart
Deviasi Minimum Maximum
Pretest 43 4.74 1.498 2 8
Postest 43 18.70 4.580 8 27
Nilai p = 0,000
Sumber : Data Primer, 2019
Setelah dilakukan uji normalitas data diketahui data tidak
berdistribusi normal, sehingga dalam menganalisis data menggunakan
uji non-parametrik yaitu dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign
Rank Test. Perolehan rerata tingkat keterampilan ibu sebelum
diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi tentang
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun dengan mean sebesar
4,74 dengan nilai maksimal 8 dan nilai minimal 2.
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode
demonstrasi tentang penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun
terjadi perubahan mean menjadi 18,70 dengan nilai maksimal 27 dan
nilai minimal 8. Uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test hasil
menunjukkan nilai P = 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan H1
diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
keterampilan ibu sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
50
kesehatan dengan metode demonstrasi tentang penanganan tersedak
pada anak usia 2-5 tahun. .
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat Keterampilan Ibu dari Siswa-Siswi TK Negeri Pembina Ngawi
Sebelum Diberikan Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode
Demonstrasi Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5
Tahun
Hasil penelitian menggambarkan distribusi responden berdasarkan
tingkat keterampilan sebelum diberi penyuluhan kesehatan dengan metode
demonstrasi menunjukkan bahwa seluruh responden sebanyak 43 orang
(100%) memiliki tingkat keterampilan yang kurang dalam penanganan
tersedak pada anak usia 2-5 tahun di TK Negeri Pembina Ngawi. Pada saat
dilakukan wawancara para ibu tidak ada yang mengetahui cara melakukan
penanganan tersedak yang tepat untuk anak usia 2-5 tahun. Sebelum
dilakukan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi didapatkan
data pretest bahwa sebagian besar responden tidak mampu melakukan
tindakan heimlich manuver secara tepat.
Sari dkk, (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Praktik
Pertolongan Pertama Luka Bakar Pada Ibu Rumah Tangga Di Garen
Rt.01/Rw.04 Pandean Ngemplak Boyolali” menunjukkan sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap
praktik pertolongan pertama luka bakar didapatkan hasil bahwa sebagian
besar responden berada dalam kategori kurang memadai. Hal ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2018) yang
51
menyatakan Ibu dengan paritas yang lebih banyak (lebih dari satu) akan
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak sehingga dapat
mengaplikasikannya.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan seseorang
menurut Notoatmodjo (2010) salah satunya adalah pengalaman.
Pengalaman dalam mendapatkan informasi salah satunya melalui
penyuluhan kesehatan dari sumber yang akurat dan pengalaman menangani
korban tersedak dapat meningkatkan keterampilan seseorang dalam
melakukan suatu prosedur. Pengalaman menjadi sumber pengetahuan yang
berpengaruh terhadap keterampilan seseorang. Hal ini dikarenakan
seseorang cenderung akan mencari kebenaran pengetahuannya, caranya
dengan mengulang kembali pengalaman di masa lalu dalam menyelesaikan
masalah dengan kemampuan mengambil keputusan yang baik.
Peneliti berasumsi bahwa rendahnya tingkat keterampilan responden
dipengaruhi oleh kurangnya pengalaman ibu dalam melakukan penanganan
tersedak pada anak usia 2-5 tahun sehingga ibu tidak mempunyai gambaran
nyata untuk mengatasi suatu kejadian termasuk tersedak. Ini bisa terjadi
karena keterbatasan informasi. Pengalaman merupakan salah satu aplikasi
dari pengetahuan. Sedangkan pengetahuan dapat diperoleh salah satunya
melalui penyuluhan kesehatan, akan tetapi pada hal ini responden belum
pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang penanganan tersedak
sehingga berpengaruh pada kurangnya tingkat keterampilan responden
dalam melakukan penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun.
52
5.2.2 Tingkat Keterampilan Ibu dari Siswa-Siswi TK Negeri Pembina Ngawi
Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode
Demonstrasi Tentang Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5
Tahun
Hasil penelitian menggambarkan distribusi responden berdasarkan
tingkat keterampilan sesudah diberi penyuluhan kesehatan dengan metode
demonstrasi menunjukkan bahwa 15 responden (34,9%) memiliki
keterampilan yang baik, sedangkan 27 responden (62,8%) memiliki
keterampilan sedang dan 1 responden (2,3 %) memiliki keterampilan yang
kurang dalam melakukan penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun.
Sebagian ibu yang sebelumnya banyak yang mendapatkan skor <10 setelah
diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi tentang
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun banyak yang mendapatkan
skor >10 pada lembar observasinya. Setelah dilakukan penyuluhan
kesehatan dengan metode demonstrasi didapatkan data postest bahwa
sebagian besar responden telah mampu melakukan observasi, tindakan
heimlich manuver, evaluasi serta mampu melakukan secara berurutan. Pada
saat dilakukan wawancara para ibu menyatakan sudah lebih memahami dan
bisa melakukan penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun.
Hal ini sesuai dengan penelitian Susi Milwati,dkk (2015) yang
menyatakan bahwa setelah dilakukan pendidikan kesehatan diperoleh bahwa
kemampuan ibu melakukan SADARI mengalami peningkatan hal ini
ditunjukan dengan hasil uji beda dimana ada perbedaan kemampuan
melakukan SADARI sebelum dan sesudah pendidikan sadari. Penelitian
yang dilakukan oleh sari,dkk (2018) juga menyatakan bahwa ada pengaruh
53
pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap praktik
pertolongan pertama luka bakar.
Perubahan yang terjadi pada tingkat keterampilan ini salah satunya
bisa disebabkan karena di dalam penyuluhan kesehatan terdapat
penyampaian informasi. Penyuluhan kesehatan memiliki beberapa metode
salah satunya adalah metode demonstrasi. Menurut Uha suliha dkk (2010)
metode demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan
media, seperti video dan film. Kelebihan dari metode demontrasi yaitu dapat
membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, dapat
menghindari verbalisme, lebih mudah memahami sesuatu, lebih menarik,
peserta didik dirangsang untuk mengamati dan menyesuaikan teori dengan
kenyataan, dapat melakukan sendiri atau redemonstrasi (Uha suliha dkk,
2010).
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa dilakukannya
penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi dapat diterima dalam
keseharian dari para ibu dengan mudah karena mereka bisa melihat secara
langsung dan dengan melakukan redemonstrasi secara langsung sehingga
merubah keterampilan penanganan tersedak pada ibu dari siswa-siswi TK
Negeri Pembina Ngawi menjadi lebih baik.
54
5.2.3 Efektifitas Pemberian Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode
Demonstrasi Terhadap Keterampilan Ibu Dalam Penanganan Tersedak
Pada Anak Usia 2-5 Tahun Di TK Negeri Pembina Ngawi
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Wilcoxon
Sign Rank Test dengan bantuan spss 16, didapatkan nilai P-Value (0,00)
lebih kecil dari nilai (α = 0,05) maka H1 diterima yang artinya ada
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi tentang penanganan
tersedak pada anak usia 2-5 tahun terhadap keterampilan ibu di TK Negeri
Pembina Ngawi.
Perolehan rerata tingkat keterampilan ibu sebelum diberikan
penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi tentang penanganan
tersedak pada anak usia 2-5 tahun dengan mean sebesar 4,74 dengan nilai
maksimal 8 dan nilai minimal 2. Setelah diberikan penyuluhan kesehatan
dengan metode demonstrasi tentang penanganan tersedak pada anak usia 2-5
tahun terjadi perubahan mean menjadi 18,70 dengan nilai maksimal 27 dan
nilai minimal 8.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Fauziah,dkk dan Yulfitria dkk,
2017 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang
signifikan antara sebelum dan setelah diberikan intervensi pendidikan
kesehatan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya. Hal ini serupa dengan
penelitian Akbar , Wa Ode , 2018 bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang
signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan.
55
Media menjadi salah satu poin penting untuk keberhasilan pemberian
pendidikan kesehatan karena akan membantu pendidik dalam memudahkan
penyampaian materi ke sasaran pendidik. Media atau alat bantu lihat (visual
aids) memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perubahan perilaku
masyarakat, terutama dalam aspek informasi. Menurut Maulana (2009)
panca indra yang banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata
(kurang lebih 75%-87%), sedangkan 13%-25% pengetahuan manusia
disalurkan melalui pancaindra yang lain sehingga akan memberikan
rangsangan yang cukup baik. Berdasarkan teori kerucut edgar dale (1954)
yang menyatakan bahwa pemilihan media yang digunakan akan
mempengaruhi pengalaman yang didapatkan oleh responden, dimana
dengan menyaksikan demonstrasi dari suatu prosedur (visual) dan
mendengar (audio) dapat mengingat sebesar 50% sedangkan dengan cara
melakukan sesuatu (pengalaman) atau mengucapkan kalimat-kalimat sesuai
dengan pemahaman mereka, dan melakukan sesuatu yang nyata, bermain
peran, bersimulasi bisa mengingat 90%.
Peneliti berpendapat bahwa pemberian penyuluhan kesehatan dengan
metode demonstrasi efektif untuk meningkatkan keterampilan ibu dalam
melakukan penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun di TK Negeri
Pembina Ngawi. Hal ini bisa terjadi karena pada saat penyuluhan kesehatan
para responden tidak hanya mendengar tetapi juga melakukan redemonstrasi
sehingga responden dapat memahami dan mengingat dari prosedur-prosedur
yang telah diperagakan serta dengan metode demonstrasi dapat memperkecil
56
kemungkinan salah tafsir dibandingkan dengan masyarakat yang hanya
membaca dan mendengar informasi untuk dihafalkan dan dapat melibatkan
para responden untuk melakukan redemonstrasi dengan menirukan peragaan
yang diberikan sehingga mereka cakap, terampil dan percaya diri, serta
dapat memusatkan perhatian peserta didik
57
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan data, analisa data dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat keterampilan ibu dalam penanganan tersedak pada anak usia 2-5
tahun di TK Negeri Pembina Ngawi berada pada kategori kurang
sebelum diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi.
2. Tingkat keterampilan ibu dalam penanganan tersedak pada anak usia 2-5
tahun di TK Negeri Pembina Ngawi berada pada kategori cukup sesudah
diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi.
3. Penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi efektif untuk
meningkatkan keterampilan ibu dalam penanganan tersedak pada anak
usia 2-5 tahun di TK Negeri Pembina Ngawi.
6.2 Saran
1. Bagi Ibu
Diharapkan dapat memberikan keterampilan penanganan tersedak pada
anak usia 2-5 tahun bagi ibu dari siswa-siswi TK Negeri Pembina
Ngawi dan dapat menerapkan pada kondisi gawat darurat yang
mengancam nyawa di lingkup sekolah maupun dirumah.
58
2. Bagi Tempat Penelitian TK Negeri Pembina Ngawi
Untuk agenda rutin bagi para orang tua dari siwa-siswi TK Negeri
Pembina Ngawi dalam hal pengembangan keterampilan dalam
penanganan tersedak pada anak usia 2-5 tahun.
3. Bagi Intitusi Stikes Bhakti Hudasa Mulia Madiun
Untuk meningkatkan sosialisasi kepada ibu mengenai penanganan
tersedak pada anak usia 2-5 tahun di berbagai tempat .
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
penelitian selanjutnya dengan menambah variabel lainnya dan
dikembangkan dengan membandingkan 2 metode penelitian yang
lainnya serta pemberian intervensi bisa dilakukan lebih dari 1 kali.
.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., B. A. Pramono, R. D Cahyanti. 2010. The Characteristic Of Pregnant
Women Who Had Abortion In Rsup Dr. Kariadi Semarang. Atikel Karya
Tulis Ilmiah. 13 Desember
Akbar, dkk. 2018. Pemharuh Penyuluhan Kesehatan Terahadap Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Tentang Penyakit HIV/AIDS di SMP Baznas
Provinsi Sulawesi Selatan. Juli .JIN:3(1).
American Academy of Pediatrics. 2010. Death of a child in the emergency
department. Patricia O’Malley, MD, Isabel Barata,MD, Sally
Snow,RN.American Academy of Pediatrics, 313-330
American Academy of Pediatrics. 2010. Prevention Of Choking Among.
American Academy of Pediatrics, 601-607.
American Academy of Pediatrics. 2007. Committee on injury and poison
prevention. Injuryprevention and control for children and youth.Widome
MD, ed. 3rd ed. Elk Grove Village,IL:American Academy of Pediatrics,
678-684.
Arora. 2011. Pertolongan pertama. Jakarta: EGC.
Akbar, dkk. 2018. Pemharuh Penyuluhan Kesehatan Terahadap Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Tentang Penyakit HIV/AIDS di SMP Baznas
Provinsi Sulawesi Selatan. Juli .JIN:3(1).
Depdiknas. 2007. Pedoman pengembangan fisik motorik di taman kaudience
kaudience. Jakarta.
Depkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
Tahun 2010.
Dila Adila. 2014. Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan
Dan Keterampilan Pijat Bayi Padaibu Di Puskesmas Tega Rejo
Yogyakarta. Stikes Aisyiyah Yogyakarta
Edwina. 2010. Pertolongan pertama dan bedah klinis. Jakarta: Refika Aditama.
Haenilah, Een Y. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran PAUD. Media Akademia:
Yogyakarta
60
Iskandar. 2008. Metodologi penelitian pendidikan dan sosial (kualitatif dan
kuantitatif. Jakarta : Gaung Persada Press.
Lansky. 2007. Pertolongan pertama pada audience tersedak. Jakarta : Refika
Aditama
Mardalena Ida. 2017. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.Yogyakarta: PT.
Pustaka Buku.
Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Milwati Susi. 2015. Penerapan Promosi Kesehatan Metode Demonstrasi Dan
Keterampilan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Bagi Ibu-Ibu Pkk Di
Kota Malang. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (Jiki), Volume 1, No.
2, November: 142-147
Mubarak, Wahit. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2013. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik,3rd
edn., Salemba Medika, Jakarta.
Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku dan Sikap. Jakarta: PT. Rinera Cipta.
Pearce,E.C. 2009. Anatomi Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Pramono, Galuh Ianninda. 2018. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan
Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Preeklamsi Di
Puskesmas Tlogosari Wetan. Universitas Diponegoro
Putra, Chlivisia Charnovan. 2015. Hubungan tingkat pengetahuan dengan
perilaku Ibu tentang pertolongan pertama pada audience tersedak Di
posyandu dusun sadon sawahan ngemplak Boyolali. STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Sari Indra Siwi. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode
Demonstrasi Terhadap Praktik Pertolongan Pertama Luka Bakar Pada Ibu
Rumah Tangga Di Garen Rt.01/Rw.04 Pandean Ngemplak Boyolali. Jurnal
KesMaDaSka - Januari
Saubers, N. 2011. Semua yang Harus Anda Ketahui tentang P3K. Yogyakarta:
Palmall.
Suliha, uha. 2017. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Jakarta: EGC
61
Suryabrata, Sumardi, drs., B.A. 2006. Psikologi kepribadian. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Syah. 2010. Psikologi pendidikan. Bandung : PT. Remaja.
Yulfitria, Fauziah. 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dalam Meningkatkan
Pengetahuan Tentang Keputihan Patologis. Juli.MJ:3(2);82-91
Yulianingsih Nengsih. 2017. Self Help Emeregency. Yogyakarta: Permata Ilmu.
.
62
Lampiran 1
SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL
63
64
Lampiran 2
SURAT IZIN PENELITIAN
65
66
Lampiran 3
SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN
67
Lampiran 4
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
DiTempat
Dengan Hormat,
Saya Mahasiswa Program Studi Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun, bermaksud melaksanakan penelitian dengan Judul “Efektifitas Pemberian
Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Keterampilan Ibu
Dalam Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 tahun Di Tk Negeri Pembina
Ngawi”
Saya mengharap partisipasi anda dalam penelitian yang saya lakukan, saya
menjamin kerahasiaan, identitas anda, memberi. Informasi yang anda berikan
hanya semata-mata digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatann dan tidak
di gunakan untuk maksud lain.
Apabila anda bersedia menjadi responden, anda mengisi dan
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.
Atas perhatian dan kesediaan anda saya ucapkan terima kasih.
Ngawi, Mei 2019
Peneliti
Ayu Siti Oktaviani
68
Lampiran 5
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Inform Consent
Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan
kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian ini, saya menyatakan
bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai responden
pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi
KeperawatanStikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Judul Penelitian : “Efektifitas Pemberian Penyuluhan Kesehatan Dengan
Metode Demonstrasi Terhadap Keterampilan Ibu Dalam
Penanganan Tersedak Pada Anak Usia Toddler Di Tk
Negeri Pembina Ngawi”
Peneliti : Ayu Siti Oktaviani
NIM : 201502083
Saya percaya yang saya informasikan dijamin kerahasiaannya.
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
bersedia berperan serta dalam penelitian.
Ngawi, Mei 2019
Peneliti,
Ayu Siti Oktaviani
NIM. 201502083
Responden,
69
Lampiran 6
LEMBAR CEKLIST SOP PENELITIAN
“EFEKTIFITAS PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN
METODE DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU DALAM
PENANGANAN TERSEDAK PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN”
1. Kuisioner Data Demografi
Petunjuk Pengisian :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar sesuai
dengan kondisi anda saat ini. Beri tanda silang (X) pada kotak yang
disediakan sesuai dengan jawaban anda.
1. Nama :
2. Usia :
3. Pekerjaan
[ ] Ibu rumah tangga
[ ] Pegawai swasta
[ ] Wiraswasta
[ ] PNS
[ ] Lainnya, sebutkan...............
4. Pendidikan
[ ] SD
[ ] SMP
[ ] SMA
[ ] DIII/Sarjana
5. Pengalaman menangani tersedak
[ ] Tidak Pernah
[ ] 1 kali
[ ] 2 kali
[ ] 3 kali
[ ] 4 kali
[ ] >4 kali
70
LANGKAH TINDAKAN Skor
0 1 2
Observasi Mengobservasi tanda-tanda obstruksi jalan napas
total (tersedak)
1. Melihat respon anak
2. Membuka jalan napas : Head tilt chin lift
3. Memeriksa jalan napas dan Mengeluarkan
semua benda asing yang terlihat
4. Memeriksa pernapasan : Melihat,
mendengarkan dan merasakan
5. Apabila tidak ada napas, berikan ventilasi
(pertama)
6. Apabila jalan napas tersumbat, reposisi kepala
7. Memberikan ventilasi (kedua)
8. Apabila jalan napas bayi tetap tersumbat,
usahakan membebaskan sumbatan jalan napas
dengan segera
Heimlich
Manuver
9. Posisi penolong berlutut di belakang anak
10. Mengepalkan satu tangan dan meletakkan
kepalan tangan di bagian dinding perut korban
11. Meletakkan kepalan tangan penolong 2 jari di
atas pusat. Jangan memposisikan kepalan
tangan di ulu hati (menghindari kerusakan
organ hati)
12. Mengencangkan kepalan tangan dengan tangan
yang satunya sampai akhirnya kedua tangan
penolong melingkar di tubuh korban
13. Melakukan penekanan pada perut korban
sebanyak 4-5 kali sampai akhirnya benda asing
/ makanan yang ada di saluran pernapasan
keluar atau korban menjadi tidak sadarkan diri
Evaluasi 14. Jika korban tidak sadarkan diri dan napas
korban tidak terasa segera lakukan RJP atau
bawa ke pusat bantuan medis terdekat
15. Berurutan
Tidak berurutan
JUMLAH SKOR
71
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan 1 : Tidak Berurutan
1 : Dilakukan tetapi belum sempurna 2 : Berurutan
2 : Dilakukan Skor jawaban : 0-30
72
Lampiran 7
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun
II. Latar Belakang
Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat di
tangani, bila terlalu lama akan mengakibatkan kekurangan oksigen dan
mengakibatkan kematian karena kondisi tersumbatnya saluran pernafasan
oleh benda asing yang berupa makanan, mainan, dan lain-lain (Putra, 2015).
Beberapa tanda seperti sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak, mengi,
hingga tidak bernafas, sedangkan pada usia balita akan memegang lehernya
yang merasa seperti tercekik, sehingga harus segera dilakukan pertolongan
pertama (Edwina,2010). Efek yang ditimbulkan dari tersedak antara lain
dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau
menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit klien akan kehilangan
reflek nafas, denyut jantung dan kematian secara permanen dari batang otak
(Arora, 2011).
Sebagian besar usia anak yang sering tersedak adalah umur 0-3
tahun. Umur 0-1 tahun adalah fase infant, dimana pada masa ini anak masih
fokus pada kepuasan untuk mengigit, mengunyah dan menghisap
(Suryabrata, 2006).
73
III. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti edukasi kesehatan, para ibu mampu memahami dan
meningkatkan keterampilan dalamPenanganan Tersedak pada Anak Usia 2-
5 Tahun
IV. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 jam 30 menit, para ibu
mampu memahami dan meningkatkan kemampuannya dalam Penanganan
Tersedak pada Anak Usia 2-5 tahun
1. Menyebutkan pengertian Tersedak
2. Menyebutkan etiologi / penyebab tersedak.
3. Mempraktekkan cara penanganan tersedak
V. Sasaran
Ibu dar Siswa-siswi Tk Negeri Pembina, Kabupaten Ngawi yang berjumlah
49 orang.
VI. Tempat
Ruang Kelas Tk Negeri Pembina, Kabupaten Ngawi
VII. Waktu
90 Menit
VIII. Narasumber
Leader : Ayu Siti Oktaviani
Moderator : Rekno Puji Lestari
Observer :
1. Dian Indah Permatasari
74
2. Vika Ayu Budiyani
3. Jesiska Ardya Pramesti
4. Yeni Jati Palupi
IX. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
X. Media dan Alat Pengajaran(Terlampir)
1. Materi penanganan Tersedak Pada Anak Usia2-5 Tahun
2. Perlengkapan penanganan Tersedak Pada Anak Usia2-5 Tahun :
a. SOP penanganan Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun.
XI. Kegiatan Penyuluhan
No. Tanggal
dan Waktu Kegiatan Edukasi Kesehatan Kegiatan Peserta
1. 20 Mei
2019
30 Menit
Memberikan salam
Perkenalan
Menjelaskan tujuan penyuluhan
Memberikan pretest berupa SOP
tentang penanganan penanganan
Tersedak Pada Anak Usia 2-5
Tahun.
Menyebutkan tema materi
penyuluhan
Menjawab salam
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Mempraktekkan
SOP sebagai
pretest
2. 20 Mei
2019
30 Menit
Melakukan Pretest kepada ibu
mengenai Penanganan Tersedak
Pada Anak Usia 2-5 Tahun sesuai
pengetahuan mereka.
Menjelaskan materi Penanganan
Tersedak Pada Anak Usia 2-5
Tahun
a. Pengertian Tersedak
b. Penyebab Tersedak
c. Tanda dan gejala Tersedak
d. Penatalaksanaan Tersedak
Demonstasi cara penanganan
Penanganan Tersedak pada Anak
Usia 2-5 Tahun
Menjawab
pertanyaan
penyuluh
Mendengarkan
dan
memperhatikan
Bertanya pada
penyuluh bila
masih ada yang
kurang jelas
Ikut berpartisipasi
aktif dalam
demonstrasi
75
Melakukan postest kepada ibu untuk
tentang Penanganan Tersedak pada
Anak Usia 2-5 Tahun
Memberikan reward jika menjawab
dan mempraktekkan dengan benar
dan membetulkan jika masih ada
kekurangan.
3. 20 Mei
2019
30 Menit
Mengucapkan terima kasih dan
salam
Memperhatikan
Menjawab salam
76
Lampiran Materi SAP Penyuluhan Kesehatan
Penanganan Tersedak pada Anak Usia2-5 Tahun
A. Pengertian
Tersedak adalah suatu kondisi adanya sumbatan atau hambatan respirasi
oleh benda asing yang bisa menyebabkan obstruksi pada saluran napas
internal, termasuk faring, hipofaring dan trakea. Obstruksi jalan napas bisa
berakibat fatal jika mengarah ke saluran oksigenasi dan ventilasi (Putra,
2015).
Tersedak menyebabkan tersumbatnya saluran pernapasan di sekitar
tenggorokan (laring) atau saluran pernapasan (trakea). Aliran udara menuju
paru-paru pun terhambat sehingga aliran darah yang menuju otak dan organ
tubuh lain terputus (Jaelani, 2012).
B. Penyebab Tersedak
1. Benda asing yang sering menyumbat
Makanan yang susah dikunyah, makanan yang berbentuk jelly, kelereng,
uang logam, manik-manik, makanan padat atau biji buah-buahan.
2. Karena lidah jatuh ke belakang sehingga menutupi saluran pernapasan
yang biasa terjadi pada korban akibat cedera kepala dengan gangguan
saraf.
77
3. Adanya pembengkakan pada saluran pernapasan
Biasa terjadi pada orang alergi makanan/obat, korban menghirup uap
panas, trauma leher, dan korban yang mengalami luka bakar di wajah,
leher sampai dada.
4. Pada bayi yang diberi susu formula dari botol.
(Yulianingsih, 2017)
C. Tanda dan Gejala Tersedak
1. Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalahbatuk-batuk
Hal ini normal karena batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan benda asing dari tenggorokan
2. Seperti orang yang tercekik
Biasanya tanda ini muncul apabila benda yang masuk semakin besar
3. Sesak nafas
4. Tidak ada suara atau suara serak
5. Mengi
6. Tidak ada nafas
7. Pada usia balita maka balita tersebut akan memegang lehernya yang
merasa seperti tercekik.
8. Tersedak dalam kategori ringan maka ditandai dengan batuk-batuk hingga
muntah.
9. Tersedak dengan kategori berat maka ditandai dengan batuk-batuk yang
semakin lama semakin jarang dan akhirnya tidak dapat batuk sama sekali.
Wajah membiru dan kemudian pingsan (Edwina, 2010).
78
10. Korban yang tersedak biasanya akan memperlihatkan perilaku sulit
berbicara, mata melotot (Yulianingsih, 2017).
D. Penatalaksanaan Tersedak
1. Pencegahan Tersedak
Untuk mencegah makanan dari terjebak di kerongkongan adalah untuk
mengambil gigitan kecil, mengunyah makanan secara perlahan, banyak
minum air ketika menelan, dan menghindari makan keras, makanan
kering. Selain itu, juga bisa dengan mengawasi semua makanan dan
memiliki anak makan di meja atau di kursi tinggi. mainan kecil, seperti
anggur, rambutan dan lain-lain harus dari mainan kecil, seperti bola atau
kelereng. Pertimbangkan untuk menggunakan tester kecil bagian, atau
gulungan kertas toilet kosong, untuk menguji ukuran mainan. Anak di
bawah usia 3 tahun tidak boleh diberikan mainan yang sesuai sepenuhnya
ke dalam silinder (Syah, 2012).
2. Penanganan Tersedak
Tindakan back blow ,chest thrust, dan heimlich manuver. Untuk
penanganan pada bayi 0-1 tahun atau pada anak dibawah usia lima tahun
biasanya menggunakan teknik chest thrust dan back blow. (Mardalena,
2017)Jika bayi usia 0-1 tahun atau anak dibawah usia lima tahun
mengalami tersedak lakukan teknik back blow (Mardalena, 2017)
79
E. Cara Penanganan
a. Posisi penolong berlutut di belakang anak
b. Kemudian mengepalkan satu tangan dan meletakkan kepalan tangan di
bagian dinding perut korban
c. Meletakkan kepalan tangan penolong 2 jari di atas pusat. Usahakan jangan
sampai memposisikan kepalan tangan di ulu hati (menghindari kerusakan
organ hati)
d. Mengencangkan kepalan tangan dengan tangan yang satunya sampai
akhirnya kedua tangan penolong melingkar di tubuh korban
e. Melakukan penekanan pada perut korban sampai akhirnya benda asing /
makanan yang ada di saluran pernapasan keluar atau korban menjadi tidak
sadarkan diri
f. Jika korban tidak sadarkan diri dan napas korban tidak terasa segera
lakukan RJP atau bawa ke pusat bantuan medis terdekat
80
Lampiran 8
LEMBAR TABULASI DATA IBU DARI SISWA-SISWI TK NEGERI PEMBINA NGAWI
No.
Responden Usia Pekerjaan Pendidikan Pengalaman Pretest Postest Kategori Kategori
1 38 Pegawai Swasta SMA 1 kali 6 17 Kurang Cukup
2 35 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 6 13 Kurang Cukup
3 34 Ibu Rumah Tangga SD Tidak Pernah 4 16 Kurang Cukup
4 38 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 2 8 Kurang Kurang
5 34 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 5 24 Kurang Baik
6 35 Ibu Rumah Tangga SMP Tidak Pernah 5 22 Kurang Baik
7 40 Ibu Rumah Tangga SD Tidak Pernah 5 19 Kurang Cukup
8 32 Ibu Rumah Tangga SMP Tidak Pernah 5 17 Kurang Cukup
9 39 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 2 12 Kurang Cukup
10 36 Wiraswasta D3 Tidak Pernah 8 19 Kurang Cukup
11 34 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 5 22 Kurang Baik
12 45 Ibu Rumah Tangga SMA 1 Kali 4 21 Kurang Baik
13 38 Pegawai Swasta SMA 1 kali 6 17 Kurang Cukup
14 34 Wiraswasta D3 1 kali 3 18 Kurang Cukup
15 30 Wiraswasta SMA Tidak Pernah 3 17 Kurang Cukup
16 37 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 3 18 Kurang Cukup
17 41 Ibu Rumah Tangga SD Tidak Pernah 5 17 Kurang Cukup
18 38 Ibu Rumah Tangga SMP 1 kali 5 11 Kurang Cukup
19 38 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 3 17 Kurang Cukup
20 37 Pegawai Swasta SMA Tidak Pernah 4 12 Kurang Cukup
21 36 Wiraswata SMP 1 kali 4 13 Kurang Cukup
22 35 PNS D3 1 kali 3 14 Kurang Cukup
23 36 Pegawai Swasta SMA Tidak Pernah 7 26 Kurang Baik
24 39 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 6 25 Kurang Baik
25 34 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 6 26 Kurang Baik
26 36 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 6 19 Kurang Cukup
27 37 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 4 19 Kurang Cukup
81
No.
Responden Usia Pekerjaan Pendidikan Pengalaman Pretest Postest Kategori Kategori
28 38 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 5 24 Kurang Baik
29 35 Ibu Rumah Tangga SMP Tidak Pernah 6 26 Kurang Baik
30 35 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 5 22 Kurang Baik
31 34 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 5 24 Kurang Baik
32 35 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 3 14 Kurang Cukup
33 34 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 6 17 Kurang Cukup
34 35 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 6 24 Kurang Baik
35 33 Wiraswasta SMA 1 kali 6 27 Kurang Baik
36 33 Wiraswasta SMA Tidak Pernah 8 23 Kurang Baik
37 30 Wiraswasta SMA Tidak Pernah 4 13 Kurang Cukup
38 32 Ibu Rumah Tangga SMP Tidak Pernah 2 18 Kurang Cukup
39 31 Wiraswasta SMA 2 kali 4 18 Kurang Cukup
40 34 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 6 19 Kurang Cukup
41 33 Wiraswasta SMA 1 kali 4 18 Kurang Cukup
42 32 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 3 17 Kurang Cukup
43 33 Ibu Rumah Tangga SMA Tidak Pernah 6 21 Kurang Baik
82
Lampiran 9
Hasil tabulasi berdasarkan data khusus di TK Negeri Pembina Kecamatan
Geneng Kabupaten Ngawi pada tanggal 20 Mei 2019 sebelum diberikan
Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Demntrasi Tentang Penanganan
Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun
No
Resp.
PRETEST SKOR KATEGORI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 6 Kurang
2 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 6 Kurang
3 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 Kurang
4 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Kurang
5 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2 5 Kurang
6 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 5 Kurang
7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 5 Kurang
8 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 5 Kurang
9 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Kurang
10 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 1 8 Kurang
11 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 1 5 Kurang
12 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4 Kurang
13 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 6 Kurang
14 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 Kurang
15 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 Kurang
16 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3 Kurang
17 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 5 Kurang
18 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 5 Kurang
19 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3 Kurang
20 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 Kurang
21 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 Kurang
22 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 Kurang
23 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 7 Kurang
24 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 6 Kurang
25 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 6 Kurang
26 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 6 Kurang
27 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4 Kurang
28 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 5 Kurang
29 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 6 Kurang
30 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 5 Kurang
31 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 5 Kurang
32 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 Kurang
33 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 6 Kurang
34 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 6 Kurang
35 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 6 Kurang
36 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 8 Kurang
37 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4 Kurang
38 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 Kurang
39 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 Kurang
40 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 6 Kurang
41 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 Kurang
42 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 Kurang
43 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 1 6 Kurang
83
Hasil tabulasi berdasarkan data khusus di TK Negeri Pembina Kecamatan
Geneng Kabupaten Ngawi pada tanggal 20 Mei 2019 sesudah diberikan
Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode Demntrasi Tentang Penanganan
Tersedak Pada Anak Usia 2-5 Tahun
No
Resp.
POSTEST SKOR KATEGORI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 17 Cukup
2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 2 13 Cukup
3 0 2 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 2 16 Cukup
4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 2 2 8 Kurang
5 0 2 2 1 1 0 2 2 2 2 2 2 1 2 2 24 Baik
6 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 22 Baik
7 1 1 2 1 0 1 2 0 1 1 1 2 2 2 2 19 Cukup
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 17 Cukup
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 12 Cukup
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 19 Cukup
11 0 2 2 1 1 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 22 Baik
12 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 21 Baik
13 2 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 17 Cukup
14 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 18 Cukup
15 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Cukup
16 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 18 Cukup
17 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 17 Cukup
18 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 2 11 Cukup
19 1 1 1 1 2 0 0 2 1 1 1 1 2 2 1 17 Cukup
20 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 2 12 Cukup
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 2 13 Cukup
22 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 14 Cukup
23 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 26 Baik
24 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 25 Baik
25 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 26 Baik
26 2 2 2 2 1 2 1 2 0 0 0 0 1 2 2 19 Cukup
27 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 19 Cukup
28 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 24 Baik
29 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 26 Baik
30 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 22 Baik
31 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 24 Baik
32 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 14 Cukup
33 2 2 2 1 1 1 1 2 0 0 0 0 1 2 2 17 Cukup
34 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 24 Baik
35 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 27 Baik
36 2 2 2 1 1 1 0 2 2 2 2 1 1 2 2 23 Baik
37 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 13 Cukup
38 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 18 Cukup
39 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 18 Cukup
40 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 19 Cukup
41 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 18 Cukup
42 2 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 17 Cukup
43 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 21 Baik
84
Lampiran 10
HASIL UJI SPSS
1. Data Umum
Distribusi Frekuensi Responden
Statistics
USIA PEKERJAAN PENDIDIKAN PENGALAMAN
N Valid 43 43 43 43
Missing 0 0 0 0
Mean 2.44 1.70 2.84 1.26
Median 2.00 1.00 3.00 1.00
Std. Deviation .590 1.013 .688 .441
Minimum 1 1 1 1
Maximum 3 5 4 2
USIA
N Valid 43
Missing 0
Mean 35.40
Median 35.00
Mode 34a
Std. Deviation 2.977
Minimum 30
Maximum 45
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 26 60.5 60.5 60.5
Swasta 7 16.3 16.3 76.7
Wiraswasta 8 18.6 18.6 95.3
PNS 1 2.3 2.3 97.7
Lainnya 1 2.3 2.3 100.0
Total 43 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 3 7.0 7.0 7.0
SMP 5 11.6 11.6 18.6
SMA 31 72.1 72.1 90.7
Diploma/Sarjana 4 9.3 9.3 100.0
Total 43 100.0 100.0
85
PENGALAMAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 32 74.4 74.4 74.4
1 Kali 11 25.6 25.6 100.0
Total 43 100.0 100.0
2. Data Khusus
a. Uji Normalitas Data
Case Processing Summary
Kategori
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat_
Keterampilan
Pretest_
Penanganan
Tersedak
43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
Postest_
Penanganan
Tersedak
43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
Descriptives
Kategori Statistic Std. Error
Tingkat_
Keterampilan
Pretest_
Penanganan
Tersedak
Mean 4.74 .228
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 4.28
Upper
Bound 5.21
5% Trimmed Mean 4.72
Median 5.00
Variance 2.243
Std. Deviation 1.498
Minimum 2
Maximum 8
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness .015 .361
Kurtosis -.398 .709
Postest_
Penanganan
Tersedak
Mean 18.70 .698
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 17.29
Upper
Bound 20.11
5% Trimmed Mean 18.77
Median 18.00
86
Variance 20.978
Std. Deviation 4.580
Minimum 8
Maximum 27
Range 19
Interquartile Range 5
Skewness -.079 .361
Kurtosis -.501 .709
Tests of Normality
Kategori
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat_
Keterampilan
Pretest_Penanganan
Tersedak .149 43 .017 .940 43 .025
Postest_Penanganan
Tersedak .125 43 .090 .968 43 .265
a. Lilliefors Significance Correction
b. Uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pretest_Penanganan_
Tersedak 43 4.74 1.498 2 8
Postest_Penanganan_
Tersedak 43 18.70 4.580 8 27
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Postest_Penanganan_Tersedak -
Pretest_Penanganan_Tersedak
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 43b 22.00 946.00
Ties 0c
Total 43
a. Postest_Penanganan_Tersedak < Pretest_Penanganan_Tersedak
b. Postest_Penanganan_Tersedak > Pretest_Penanganan_Tersedak
c. Postest_Penanganan_Tersedak = Pretest_Penanganan_Tersedak
Test Statisticsb
Postest_Penanganan_Tersedak - Pretest_Penanganan_Tersedak
Z -5.718a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
87
Lampiran 11
LEMBAR KEGIATAN PENELITIAN
No. Kegiatan Bulan
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Pengajuan dan Konsul
Judul
2. Penyusunan dan Bimbingan
Proposal
3. Pengambilan Data Awal
(Studi Pendahuluan)
4. Bimbingan Proposal
5. Ujian Proposal
6. Revisi Proposal
7. Penelitian
8. Pengambilan Data Akhir
9. Penyusunan dan Bimbingan
Skripsi
10. Ujian Skripsi
88
Lampiran 12
DOKUMENTASI
89
90
Lampiran 13
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI
91