SKRIPSI - core.ac.uk · PDF fileDi Indonesia jumlah penderita TB paru berdasarkan laporan WHO...

23
SKRIPSI RINI RIZKY JANUARTI PRIHATINI POLA PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

Transcript of SKRIPSI - core.ac.uk · PDF fileDi Indonesia jumlah penderita TB paru berdasarkan laporan WHO...

SKRIPSI

RINI RIZKY JANUARTI PRIHATINI

POLA PENGGUNAAN OBAT

ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN

TUBERKULOSIS PARU

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

ii

Lembar Pengesahan

POLA PENGGUNAAN OBAT

ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN

TUBERKULOSIS PARU

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2015

Oleh:

RINI RIZKY JANUARTI PRIHATINI

201110410311022

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt

NIP. 11406090449 NIP. 195809111986011011

iii

Lembar Pengujian

POLA PENGGUNAAN OBAT

ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN

TUBERKULOSIS PARU

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji

pada tanggal 26 Juni 2015

Oleh:

RINI RIZKY JANUARTI PRIHATINI

201110410311022

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt

NIP. 11406090449 NIP. 195809111986011011

Penguji III Penguji IV

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS Nailis Syifa’, S.Farm.,M.Sc.,Apt.

NIP. 11407040450 NIP. 11413110522

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

semesta alam karena berkat rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul POLA PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS

(OAT) PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU (Penelitian Dilakukan di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo). Skripsi

ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan

pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu memberikan rahmat,

hidayah, serta nikmat-Nya kepada umat-Nya, serta Rasulullah SAW yang

sudah menuntun kita menuju jalan yang lurus.

2. Bapak Yoyok Bekti P, M. Kep., Sp. Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M. Sc., Apt., selaku Ketua Program

Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp. FRS selaku Dosen Pembimbing I

dan Bapak Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt. selaku Dosen Pembimbing II.

Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS selaku Dosen penguji I, serta Ibu

Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji II, terimakasih

atas kesabaran dan waktunya untuk membimbing dan memberi saran,

pengarahan, dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

4. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo beserta jajarannya

khususnya bagian pendidikan dan penelitian (Diklit) dan seluruh staf

pengawai bagian rekam medik RSUD Sidoarjo yang telah memberikan

kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian ini.

5. Untuk semua dosen/staf pengajar Program Studi Farmasi UMM,

terimakasih untuk ilmu yang diberikan, kesempatan serta bantuannya

selama penulis menempuh pendidikan.

v

6. Kedua orang tua tercinta, ibunda Rukmini, ayahanda (Alm) Jauhari dan

adikku tersayang Rina Rizka Meyliana, serta keluarga besar tercinta yang

tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan

untuk kebaikan dan kesuksesan, serta selalu berusaha mengajarkan

pantang menyerah dan selalu bersyukur. Terimakasih banyak atas didikkan

dan semua bantuan yang telah diberikan baik moril maupun materil kepada

penulis. Mereka adalah motivasi terbesar bagi penulis untuk

menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.

7. Sahabat dan teman tersayang Riska Immelia (teteh imel), Siti Karlina

(teteh kaka), Fransisca, Risqika, Reny, Dian, Sindy, Lany, Hesty, Nia, Evi,

Indah Resi, Juwita, Kuni, Dike, Gilang, Angga dan seluruh teman-teman

Farmasi UMM angkatan 2011, terimakasih atas kebersamaan, bantuan,

motivasi, semangat serta kerjasamanya selama penulis menempuh

pendidikan sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya dikarenakan

keterbatasan, penulis mohon maaf dan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan dan doa yang telah

diberikan.

Penulis tidak mampu membalas jasa yang telah diberikan. Semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan keberkahan dan keridhoan-Nya serta membalas

amal kebaikan semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat dan kontribusi dalam dunia farmasi dan dunia ilmu

pengetahuan pada umumnya, serta berguna bagi penelitian berikutnya.

Wassalamu’alaikumwarohmatullohiwabarokatuh.

Malang, 20 Mei 2015

Penyusun,

(Rini Rizky Januarti P.)

vi

RINGKASAN

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA

PASIEN TUBERKULOSIS PARU

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Sidoarjo)

Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi kronik yang disebabkan oleh kuman

Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman ini menyerang paru, tetapi

dapat juga mengenai organ tubuh yang lainnya. Pada tahun 1992 World Health

Organization (WHO) telah mencanangkan TB sebagai “Global Emergency”.

Tuberkulosis merupakan suatu masalah penyakit infeksi paling serius dan

penyebab kematian nomor satu akibat penyakit infeksi tunggal. Kurang lebih 8,8

juta kasus baru (insidensi) TB terjadi pada tahun 2002, dimana 3,9 juta adalah

kasus BTA (basil tahan asam) positif. Menurut laporan WHO pada tahun 2004,

jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari kasus TB di

seluruh dunia. Di Indonesia jumlah penderita TB paru berdasarkan laporan WHO

tahun 2009 menduduki peringkat ke lima di dunia setelah India, China, Afrika

Selatan, dan Nigeria.

Pengobatan terapi TB paru bertujuan untuk menyembuhkan penderita,

mencegah kematian, mencegah kekambuhan, dan menurunkan tingkat penularan.

Pengobatan TB paru terdiri dari dua tahapan yaitu fase Intensif (2-3 bulan) dan

fase lanjutan (4-7 bulan) dan digunakan berdasarkan kategori pengobatan.

Kategori pengobatan TB paru meliputi kategori 1 (2HRZE/4H3R3), kategori 2

(2HRZES/HRZE/5H3R3E3), dan kategori 3 (2HRZ/4H3R3).

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola penggunaan obat

antituberkulosis (OAT) pada pasien TB paru di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, mengkaji kesesuaian pemilihan obat, dosis obat,

rute penggunaan, bentuk sediaan, dan frekuensi pemakaian OAT dikaitkan dengan

kondisi pasien. Serta, mengidentifikasi kemungkinan terjadinya permasalahan

terkait obat (drug related problems/DRPs). Cara memperoleh data pada penelitian

ini yaitu dengan melakukan rekapitulasi Rekam Medik Kesehatan (RMK) pasien

TB paru.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Rancangan penelitian ini

bersifat deskriptif yaitu berupa studi retrospektif dengan metode consecutive

sampling (pengambilan sampel berdasarkan waktu). Kriteria inklusi meliputi

pasien dengan diagnosis TB Paru di RSUD Sidoarjo yang menggunakan terapi

OAT, disertai dengan data Rekam Medik Kesehatan (RMK) lengkap, mulai

periode 01 Juli - 31 Desember 2014.

Hasil penelitian ini didapatkan 70 data RMK sebagai populasi, 50 pasien

yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 64% pasien laki-laki dan 36% pasien

perempuan. Pada penelitian didapatkan kelompok usia masyarakat produktif

terbanyak pada usia 31-60 tahun. Gejala-gejala klinis pasien TB paru adalah

demam, batuk, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada dan penurunan berat badan.

Riwayat pengobatan TB paru dibagi menjadi 6 yaitu kasus baru, kambuh,

vii

pindahan, lalai, gagal, dan kronis. Pola terapi terbanyak adalah kategori-1

sebanyak 40 pasien (80%) dan kategori-2 sebanyak 10 pasien (20%). Penggunaan

terapi OAT terbanyak yaitu regimen HRZE sebanyak 42 pasien (84%). Regimen

HRZE terbanyak dalam bentuk sediaan Rimstar 4-FDC dengan dosis Isoniazid

3x75 mg/po, Rifampisin 3x150 mg/po, Pirazinamid 3x400 mg/po, Etambutol

3x275 mg/po sebanyak 18 pasien (43%). Pola penggunaan OAT yang meliputi

kesesuaian pemilihan obat, dosis, rute, dan frekuensi pemakaian OAT yang

diberikan pada pasien TB Paru di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Sidoarjo sudah sesuai menurut beberapa jurnal dan guideline

yang ada. Pada penelitian didapatkan permasalahan terkait obat (drug related

problems/DRPs) adalah ditemukannya pasien yang mengalami drug induce

hepatitis sebanyak 4 pasien (8%).

viii

ABSTRACT

ANTITUBERCULOSIS DRUG USAGE PATTERNS IN PULMONARY

TUBERCULOSIS PATIENTS

(Research at Inpatient Ward General Hospital Sidoarjo)

RINI RIZKY JANUARTI PRIHATINI

Background: Tuberculosis (TB) is a chronic infection caused by the bacteria

Mycobacterium tuberculosis. Most of these bacteria invade the lungs, but can also

on other organs. Treatment of pulmonary tuberculosis aims to curing the patient,

prevent death, prevent recurrence, and lower the rate of transmission.

Objective: To determine the pattern of use of antituberculosis drug in pulmonary

tuberculosis patients at Inpatient Ward General Hospital Sidoarjo, and identify

possible occurrence of drug related problems.

Methods: The study is a retrospective observational with consecutive sampling

method in pulmonary tuberculosis patients from 01 July to 31 december 2014.

Result & Conclusion: Use of antituberculosis drug of 50 patients. Most therapy

pattern is the category-1 of 40 patients (80%) and category-2 of 10 patients (20%).

Antituberculosis drug therapy usage of the most is regimen HRZE of 42 patients

(84%) in dosage forms Rimstar 4-FDC with a dose of Isoniazid 3x75 mg/po,

Rifampicin 3x150 mg/po, Pyrazinamide 3x400 mg/po, Ethambutol 3x275 mg/po

of 18 patients (43%). Usage patterns antituberculosis drug which given to

pulmonary tuberculosis patients at Inpatient Ward General Hospital Sidoarjo are

in accordance with some existing journals and guideline. Drug related problems

(DRPs) are drug induced hepatitis of 4 patients (8%).

Keywords: Antituberculosis Drug, Pulmonary Tuberculosis, Inpatient, Drug

Related Problems

ix

ABSTRAK

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS (OAT) PADA

PASIEN TUBERKULOSIS PARU

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Sidoarjo)

RINI RIZKY JANUARTI PRIHATINI

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi kronik yang disebabkan

oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman ini menyerang

paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Pengobatan tuberkulosis

paru bertujuan untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah

kekambuhan, dan menurunkan tingkat penularan.

Tujuan: Mengetahui pola penggunaan obat antituberkulosis pada pasien

tuberkulosis paru di Instalasi Rawat Inap RSUD Sidoarjo, dan mengidentifikasi

kemungkinan terjadinya permasalahan terkait obat (drug related problems/DRPs).

Metode: Penelitian ini bersifat observasional yaitu berupa studi retrospektif

dengan metode consecutive sampling pada pasien tuberkulosis paru periode 01

Juli sampai 31 Desember 2014.

Hasil & Kesimpulan: Penggunaan obat antituberkulosis (OAT) sebanyak 50

pasien. Pola terapi terbanyak adalah kategori-1 sebanyak 40 pasien (80%) dan

kategori-2 sebanyak 10 pasien (20%). Penggunaan terapi OAT terbanyak yaitu

regimen HRZE sebanyak 42 pasien (84%) dalam bentuk sediaan Rimstar 4-FDC

dengan dosis Isoniazid 3x75 mg/po, Rifampisin 3x150 mg/po, Pirazinamid 3x400

mg/po, Etambutol 3x275 mg/po sebanyak 18 pasien (43%). Pola penggunaan

OAT yang diberikan pada pasien tuberkulosis paru di Instalasi Rawat Inap RSUD

Sidoarjo sudah sesuai dengan beberapa jurnal dan guideline yang ada.

Permasalahan terkait obat (drug related problems / DRPs) adalah drug induce

hepatitis sebanyak 4 pasien (8%).

Kata kunci: Obat Antituberkulosis (OAT), Tuberkulosis Paru, Rawat Inap, Drug

Related Problems

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

LEMBAR PENGUJIAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................. iv

RINGKASAN ......................................................................................... vi

ABSTRAK .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN .........................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5

2.1 Anatomi Paru .......................................................................... 5

2.2 Mycobacterium tuberculosis .................................................... 6

2.2.1 Morfologi ......................................................................... 6

2.2.2 Karakteristik ..................................................................... 6

2.3 Klasifikasi Tuberkulosis .......................................................... 7

2.3.1 Tuberkulosis Paru............................................................. 7

2.3.2 Tuberkulosis Ekstra Paru .................................................. 8

2.4 Tuberkulosis Paru .................................................................... 8

2.4.1 Definisi ............................................................................ 8

2.4.2 Epidemiologi .................................................................... 8

2.4.3 Etiologi ............................................................................ 9

2.4.4 Patogenesis....................................................................... 9

2.4.4.1 Infeksi Primer ........................................................... 9

xi

2.4.4.2 Infeksi Post Primer .................................................. 11

2.4.5 Patofisiologi ..................................................................... 12

2.4.6 Manifestasi Klinis ............................................................ 13

2.4.7 Pemeriksaan Penunjang .................................................... 14

2.4.7.1 Pemeriksaan Jasmani/Fisik ........................................ 14

2.4.7.2 Pemeriksaan Bakteriologi .......................................... 14

2.4.7.3 Pemeriksaan Radiologi .............................................. 14

2.4.7.4 Pemeriksaan Penunjang Lainnya ............................... 15

2.4.8 Tipe Penderita .................................................................. 15

2.4.8.1 Kasus Baru ............................................................... 15

2.4.8.2 Kasus Kambuh (Relaps) ............................................ 15

2.4.8.3 Kasus Pindahan (Transfer in) .................................... 15

2.4.8.4 Kasus Lalai Berobat (After default) ........................... 15

2.4.8.5 Kasus Gagal (Failure) ............................................... 15

2.4.8.6 Kasus Kronik ............................................................ 16

2.4.9 Komplikasi ....................................................................... 16

2.4.10 Prinsip Pengobatan TB paru ........................................... 16

2.4.11 Regimen Pengobatan ...................................................... 17

2.4.12 Kategori Pengobatan ...................................................... 17

2.4.12.1 Kategori 1(2HRZE/4H3R3) .................................... 17

2.4.12.2 Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3) .................. 18

2.4.12.3 Kategori 3 (2HRZ/4H3R3) ...................................... 18

2.4.13 Obat Antituberkulosis Kombinasi Dosis Tetap ............... 19

2.4.14 Pengobatan TB Paru Pada Anak ..................................... 20

2.4.15 Obat Antituberkulosis ................................................... 21

2.4.15.1 Isoniazid................................................................ 21

2.4.15.2 Rifampisin .............................................................. 25

2.4.15.3 Pirazinamid ............................................................. 28

2.4.15.4 Etambutol.............................................................. 31

2.4.15.5 Streptomisin ............................................................ 33

2.5 Permasalahan Terkait Obat TB Paru ......................................... 35

2.5.1 Tuberkulosis Resisten Ganda ............................................ 35

xii

2.5.1.1 Pengobatan Tuberkulosis Resisten Ganda ................. 36

2.5.1.1.1 Kanamisin .......................................................... 36

2.5.1.1.2 Amikasin ........................................................... 37

2.5.1.1.3 Fluorkuinolon .................................................... 37

2.5.2 Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki ............................... 38

2.5.2.1 Hepatotoksisitas Obat Antituberkulosis ..................... 38

2.5.3 Interaksi Obat ................................................................... 40

2.5.4 Permasalahan Lainnya (Others) ........................................ 41

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ................................................... 42

3.1 Bagan Kerangka Konseptual .................................................... 42

3.2 Bagan Kerangka Operasional ................................................... 43

BAB 4 METODE PENELITIAN ........................................................... 44

4.1 Rancangan Penelitian............................................................... 44

4.2 Populasi dan Sampel ................................................................ 44

4.3 Bahan Penelitian ...................................................................... 44

4.3.1 Kriteria Inklusi dan Ekslusi .............................................. 44

4.3.1.1 Kriteria Inklusi .......................................................... 44

4.3.1.2 Kriteria Ekslusi ......................................................... 45

4.4 Instrumen Penelitian ................................................................ 45

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 45

4.6 Definisi Operasional Penelitian ................................................ 45

4.7 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 46

4.8 Analisis Data ........................................................................... 47

BAB 5 HASIL PENELITIAN ................................................................. 48

5.1 Data Demografi Pasien ............................................................ 49

5.1.1 Jenis Kelamin .................................................................... 49

5.1.2 Usia Pasien ........................................................................ 49

5.1.3 Status Pasien ..................................................................... 49

5.2 Manifestasi Klinis Pasien TB Paru ............................................ 50

5.3 Pemeriksaan Penunjang Pasien TB Paru .................................. 50

5.4 Tipe Penderita Pasien TB Paru ................................................ 51

5.5 Diagnosa Penyerta Pasien TB Paru .......................................... 52

xiii

5.6 Pola Penggunaan OAT Pasien TB Paru .................................... 53

5.7 Distribusi dan Pola Terapi Selain OAT Pasien TB Paru .......... 54

5.8 Lama Masuk Rumah Sakit (MRS) Pasien TB Paru ................. 56

5.9 Kondisi Keluar Rumah Sakit Pasien TB Paru .......................... 57

5.10 Permasalahan Terkait Obat TB Paru ...................................... 57

BAB 6 PEMBAHASAN ........................................................................... 58

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 72

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ 77

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Dosis Penggunaan OAT ................................................................ 17

II.2 Paduan Kategori Pengobatan Standar ............................................ 18

II.3 Sediaan OAT-KDT/FDC ............................................................... 19

II.4 Paduan Pengobatan OAT-KDT/FDC Pada Dewasa ....................... 20

II.5 Dosis OAT Pada Anak .................................................................. 20

II.6 Paduan Pengobatan OAT-KDT/FDC Pada Anak ........................... 21

II.7 Sediaan Isoniazid dan FDC yang Tersedia di Indonesia ................. 22

II.8 Sediaan Rifampisin yang Tersedia di Indonesia ............................. 26

II.9 Sediaan Pirazinamid yang Tersedia di Indonesia ............................ 29

II.10 Sediaan Etambutol yang Tersedia di Indonesia ............................ 31

II.11 Sediaan Streptomisin yang Tersedia di Indonesia ......................... 34

II.12 Parameter Farmakokinetika Fluorkuinolon .................................. 37

II.13 Efek Samping OAT ..................................................................... 38

II.14 Derajat Hepatotoksisitas .............................................................. 39

V.1 Jenis Kelamin Pasien TB Paru ....................................................... 49

V.2 Usia Pasien TB Paru ...................................................................... 49

V.3 Status Pasien TB Paru ................................................................... 50

V.4 Manifestasi Klinis Pasien TB Paru ................................................ 50

V.5 Pemeriksaan Penunjang TB Paru ................................................... 51

V.6 Tipe Penderita TB Paru ................................................................. 51

V.7 Diagnosa Penyerta TB Paru ........................................................... 52

V.8 Distribusi dan Pola Penggunaan OAT............................................ 53

V.9 Pola Terapi Obat Antituberkulosis (OAT) ..................................... 54

V.10 Distribusi dan Pola Terapi Selain OAT Pasien TB Paru ............... 55

V.11 Lama MRS Pasien TB Paru ......................................................... 56

V.12 Kondisi KRS Pasien TB Paru ...................................................... 57

V.13 Permasalahan Terkait Obat TB Paru .............................................. 57

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anatomi Paru ................................................................................. 5

2.2 Mycobacterium tuberculosis........................................................... 6

2.3 Patogenesis Tuberkulosis ............................................................... 12

2.4 Struktur Kimia Isoniazid ................................................................ 21

2.5 Struktur Kimia Rifampisin ............................................................. 25

2.6 Struktur Kimia Pirazinamid ............................................................ 28

2.7 Struktur Kimia Etambutol .............................................................. 31

2.8 Struktur Kimia Streptomisin ........................................................... 33

3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................... 42

3.2 Kerangka Operasional .................................................................... 43

5.1 Skema Inklusi dan Eksklusi Penelitian Pada Pasien TB Paru .......... 48

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... 77

2. Surat Pernyataan .............................................................................. 78

3. Surat Penghadapan Penelitian .......................................................... 79

4. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ................. 81

xvii

DAFTAR SINGKATAN

ADR : Adverse Drug Reaction

AIDS : Acquired Immune deficiency Syndrome

ALT : Alanin Aminotransferase

ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome

ASI : Air Susu Ibu

AST : Aspartate Aminotransferase

ATDIH : Anti Tuberculosa Drug Induced Hepatotoxic

BACTEC : Battle Area Clearence and Training Equipment

BAL : Bronchoalveolar Lavage

BJH : Biopsi Jarum Halus

BTA : Basil Tahan Asam

CAP : Community Acquired Pneumonia

CDC : Centre Disease Control

CKD : Chronic Kidney Disease

Cmax : Maximum Drug Concentration

CSF : Cerebrospinal Fluid

CYP3A : Cytochrome P3A

CYP450 : Cytochrome P450

DM : Diabetes Melitus

DOTS : Directly Observed Treatment Shortcourse

DRPs : Drug Related Problems

E : Etambutol

FAS : Fatty Acid Syntase

FDC : Fixed Dose Combination

H : Isoniazid

HAP : Hospital Acquired Pneumonia

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HR : Heart Rate

INH : Isonicotinyl Hidrazin

IU : International Unit

xviii

KDT : Kombinasi Dosis Tetap

KRS : Keluar Rumah Sakit

LPD : Lembar Pengumpulan Data

MDR-TB : Multi Drug Resistance Tuberculosis

mRNA : Messenger Ribonucleic Acid

MRS : Masuk Rumah Sakit

OAT : Obat Antituberkulosis

PAS : Para-Aminosalicylic Acid

PCR : Polymerase Chain Reaction

PMO : Pengawas Minum Obat

POA : Pyrazinoic Acid

R : Rifampisin

RMK : Rekam Medik Kesehatan

RNA : Ribonucleic Acid

RR : Respiratory Rate

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

S : Streptomisin

SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

SGPT : Serum Glutamic Piruvic Transaminase

SIRS : Sistemic Inflammatory Response Syndrome

SOPT : Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis

SPS : Sewaktu Pagi Sewaktu

TB : Tuberkulosis

UPK : Unit Pelayanan Kesehatan

VAP : Ventilator Associated Pneumonia

VD : Volume Distribusi

WHO : World Health Organization

Z : Pirazinamid

72

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y., 2006. Perkembangan penanganan tuberkulosis. Jurnal

Tuberkulosis Indonesia. No. 3, hal 6-13.

American Thoracic Society. 2010. Infectious Diseases Society of America:

Treatment of Tuberculosis. Am. J. Respir. Crit. Care Med. No.167, pp.

603-62.

American Thoracic Society.2005 Guidelines for the Management of Adult with

Hospital-acquired, Ventilator-associated, and Healthcare- associated

pneumonia in adults. Am. J. Respir. Crit. Care Med. No 171,pp. 388-

416

Aronson, J.K., 2008. Side Effects of Drugs Annual 30, Ed. 1st. Philadelphia:

Saunders Elsevier, pp. 359-792.

Asri, S.D., 2014. Masalah Tuberkulosis Resisten Obat. Vol. 41 No. 4.

http://www.kalbemed.com/portals/6/05_masalah-tuberkulosis-resisten-

obat.pdf. Dikases tanggal 23 Januari 2015.

Bahar, A., 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi ke-3,

Jakarta: Penerbit FKUI, hal 821-845.

Baxter, K., 2008. Stockley’s Drug Interactions, Ed. 8th

, London:

Pharmaceutical Press, hal 336-825.

Brooks, Geo F., Janet, SB., and Ornsto,LN.,1996. Mikrobiologi Kedokteran.

Edisi ke-20, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 304-310.

Catherine, J.W., Hosseini., Mehran., Knut.,Williams, B.G., and Dye, C., 2009.

The global epidemiolgy of tuberculosis. In: Schaaf, H. Simon.,and Zumla.

(Ed.) TUBERCULOSIS, Philadelphia: Saunders Elsevier, hal 17- 23.

Danusantoso, H., 2000. Buku Saku Ilmu penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates,

hal 95- 156.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI, hal 22-150.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pharmaceutical Care

Penyakit Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI, hal 9-110.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan kedua. Jakarta: Depkes RI.

Dipiro, Joseph T., 2008. Pharmacotherapy Ed 7th

. Mc Graw Hill.

73

Erawatyningsih, E.P., Subekti, H., 2009. Factors affecting incompliance with

medication among lung tuberculosis patients. Berita Kedokteran

Masyarakat. Vol. 25 No. 3, hal 117-23.

Feng, J.Y., 2012. Gender differences in Treatment outcomes of Tuberculosis

patients in Taiwan: a Prospective Observational Study.

http://www.ncbi.nlm.nig.gov/pubmed/22734962. Diakses tanggal 7

April 2015.

Florees R.J., Sandur, S., 2006. Massive Hemoptysis. Hospital Physican. pp. 37-

43

Garg, P.K., Tandon, R.K., 2009. Antituberculosis Treatment Induced

Hepatotoxicity. In: Schaaf, H. Simon., and Zumla, Alimuddin. (Ed.)

TUBERCULOSIS. Philadelphia: Saunders Elsevier, pp. 608-611.

Goodman & Gilman. 2008. Dasar Farmakologi Terapi. Vol 2 Edisi ke-10,

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal 1246-1265.

Grange, John M., 2009. The Genus Mycobacterium and The Mycobacterium

tuberculosis Complex. In: Schaaf, H. Simon., and Zumla. (Ed.)

TUBERCULOSIS. Philadelphia: Penerbit Saunders Elsevier, pp. 44-55.

Guntur, H., 2008. SIRS, Sepsis, dan Syok Septik (Imunologi, Diagnosis,

Penatalaksanaan). Edisi ke-1, Surakarta: UNS Press.

Gupta, S.D., Ray, R., and Gill, S.S., 2009. Pathology. In: Sharma, Surendra

K., (Ed.) TUBERCULOSIS, Ed. 2nd. Penerbit: In press, pp. 119- 127.

Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Edisi ke-11, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp. 201-255.

Hamusse, Shallo D., Demissie,M., Teshome,D., Lindtjorn, B., 2014. Fifteen-

year trend in treatment outcomes among patients with pulmonary smear-

positive tuberculosis and its determinants in Arsi Zone, Central

Ethiopia. Global Health Action. Vol. 7.

Hopewell, P.C., 2002. Tuberculosis and other mycobacterial diseases. In:

Murray, J.F., Nadel, J.A., Textbook of Respiratory Medicine, Ed.

3th, Philadelphia: Saunders Elsevier, pp. 329-477.

Informasi Spesialite Obat Indonesia, 2012. Antituberkulosis. Jakarta: Penerbit

PT ISFI, Vol. 47-2012 s/d 2013. hal 183-189.

Istiantoro, Y.H., Setiabudy, R., 2012. Tuberkulostatik dan Leprostatik. In:

Gunawan, SG., (Ed.) Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5, Jakarta:

Penerbit FKUI, hal 613- 624.

74

Iwashyna T.J., Netzer, G., Langa, K.M., Cigolle, C., 2012. The Case of Severe

Sepsis and Geriatric Conditions. Am. J. Respir. Crit. Care Med. pp.

834-841

Katzung, Bertram G., 2001. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Edisi ke-8,

Jakarta: Salemba Medika, hal 271-331.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Petunjuk Teknis Manajemen

TB Anak. http://www.spiritia.or.id/dokumen/juknis-tbanak.pdf. Diakses

tanggal 25 November 2014 d.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Strategi Nasional

Pengendalian TB Di Indonesia.

http://www.tbindonesia.or.id/2012/04/09 /buku-pedoman-nasional-tb.

Diakses tanggal 11 Oktober 2014 dan 7 april 2015.

Khailed, Alarcon E., Armengol P., Gisell K., Boillot F., Caminero A., Yuan Chen

Chiang, Clevenbergh P., Dlodlo Ritta, Enarso,A.D., Enarson P., Fujiwara,

I.P., Harries D.A., HeldalEinar, Hinderaker, Monedero I., Rieder L.H.,

Rusen D.I, Tieburq A., Deun V.A., Wilson Nevin. 2010. Management Of

Tuberculosis A Guide To the Essentials Of Good Pratice Ed. 6st.

. pp.

10-22

Lauzardo, M., Peloquin, Charles A., 2012. Antituberculosis therapy for 2012

and beyond. NIH Public Access. Vol. 4 No. 1, pp. 1517-10.

Mansjoer, A., 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3, Jakarta: Penerbit

FKUI, hal 47-51.

Moore, Keith L., Dalley, Arthur F., 2013. Anatomi Berorientasi Klinis. Edisi

ke-5, Jakarta: Penerbit Erlangga, hal 43-86.

Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta, hal 81-94.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006. Tuberkulosis: Pedoman

Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. http://www.klikpdpi

.com/konsensus/tb/html. Diakses tanggal 2 Oktober 2014.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Pneumonia Nosokomial: Pedoman

Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. http://www.klikpdpi

.com/konsensus/tb/html. Diakses tanggal 11 April 2015.

Pharmaceutical Care Network Europe, 2006. Classification For Drug Related

Problems V5.01. http://www.pcne.org/upload//files/PCNE-Classification-

V5.01.pdf. Diakses tanggal 23 Januari 2015.

Setiabudy, R., 2012. Golongan Kuinolon dan Fluorkuinolon. In: Gunawan, SG.,

(Ed.) Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5 Jakarta: Penerbit FKUI,

hal 613- 624.

75

Sharma, S.K., Singla, R., Sarda, P., Mohan, A., Makharia, G., Jayaswal, A.,

Srenivas, V., and Singh, S., 2010. Safety of 3 Different reintroduction

regimens of anti tuberculosis drugs after development of anti-

tuberculosis treatment induced hepatotoxicity. Clinical Infection

Disease. Vol. 6 No. 50, pp. 833-9.

Sharma, S.K., Balamurugan, A., Saha, P.K., Pandey, R.M., and Mehra, N.K.,

2002. Evaluation of clinical and immunogenetic risk factors for the

development of hepatotoxicity during antituberculosis treatment. Am. J.

Respir. Crit. Care Med. Vol. 7 No. 166, pp. 916-9.

Sodik, D.C., Pradipta, I.S., Lestari, K., Pola Penggunaan Antibiotik dan Pola

Penggunaan Pada Pasien Sepsis rawat inap RSUD Dr. Hasan sadikin

Bandung (Skripsi).Universitas Padjajaran. 2012

Sudoyo, A.W., 2007. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Penerbit FKUI, hal 143-

172.

Sweetman, Sean C., 2009. Antibacterials. Martindale: The Complete Drug

Reference Ed. 36th. London: Pharmaceutical Press. pp. 218-9

Tabrani, R., 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media, hal 236-

250.

Tan, H.T., Rahardja K., 2007. Obat-Obat Penting. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit

PT Elex Media Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia, hal 154-163.

Tostmann, A., Boeree, M.J., Aarnouste, R.E., Lange, W., and Vander, V., 2007.

antituberculosis drug induced hepatotoxicity: concise up to date review.

Journal of gastroenterology and hepatology. Vol. 2 No. 23, pp. 192-

202.

Vijayan, V.K.., Sajal De, 2009. Pulmonary Tuberculosis. In: Sharma, Surendra

K.,(Ed.) TUBERCULOSIS, Ed. 2nd, New Delhi: In Press, hal 332-

341.

Widayasari, R.M., Wuryanto, M.A., Setyawan, H.S., 2011. Hubungan antara

Jenis Kepribadian, Riwayat Diabetes Melitus dan Riwayat Paparan

Merokok Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Dewasa Di Wilayah

Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011. Jurnal Kesehatan

Masyarakat. Vol.1, Hal 446-43.

Widoyono, 2008. Penyakit Tropis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Wijaya, A., 2012. Merokok dan Tuberkulosis. Jurnal Tuberkulosis

Indonesia.Vol.8. Jakarta: PPTI.

World Health Organization. 2010. Treatment of Tuberculosis Guidelines, Ed

4th. http://www.who.int/tb/publications/2010. Diakses tanggal 15 Oktober

2014.

76

World Health Organization. 2012. Global Tuberculosis Report 2012. World

Health Organization 20 Avenue Appia, Geneva, Switzerland.

http://www.who.int/tuberculosis. Diakses tanggal 7 April 2015.

Xia, Y., Hu, D.Y., Liu, Y.F., Sun., and Zhan, SY., 2010. Design of

Antituberculosis Drug Induced Adverse Reaction in China

National Tuberculosis Prevantion and Control Scheme Study.

http://www.biomedcentral.com/1471-2458/10/267. Diakses tanggal 11

November 2014.

Yee, D., Valiquette, C., Pelletier, M., Parisien, I., Rocher, I., and Menzies, D.,

2003. Incindence of serious side effects from first-line antituberculosis

drugs among aptients treated for active tuberculosis. Am. J. Respir.

Crit. Care Med. Vol. 11 No. 167, pp. 1472–7.

Yeung, M.C., Noertjojo, K., Tan, J., Tam, M., 2002. Tuberculosis in the Elderly

in Hongkong. Int. J. Tuberc. Lung Dis. pp 771-779.