skripsi agin (Autosaved)

107
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa global seperti sekarang ini, dimana persaingan semakin kompetetif, dunia usaha kerja semakin penuh persaingan,dan banyak penganguran di kota-kota besar, karena zaman telah berubah memasuki era globalisasi. Seiring dengan berubahnya zaman, perusahaan- perusahaan pun terus membenahi diri mempersiapkan segala konsekwensi menghadapi zaman era globalisasi, salah satunya dengan memberi motivasi kerja pada karyawan, karena motivasi kerja dapat mempengaruhi mutu dan kualitas output dari perusahaan itu. Motivasi kerja para karyawan perlu di cermati secara sistematis perkembangannya, dan juga memerlukan perhatiaan dari atasan perusahaan itu sendiri, sehingga dapat meningkatkan perilaku kerja karyawan, dan jika motivasi kerja pada karyawan tidak di perhatikan, maka prilaku

Transcript of skripsi agin (Autosaved)

Page 1: skripsi agin (Autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa global seperti sekarang ini, dimana persaingan semakin

kompetetif, dunia usaha kerja semakin penuh persaingan,dan banyak penganguran

di kota-kota besar, karena zaman telah berubah memasuki era globalisasi.

Seiring dengan berubahnya zaman, perusahaan-perusahaan pun terus

membenahi diri mempersiapkan segala konsekwensi menghadapi zaman era

globalisasi, salah satunya dengan memberi motivasi kerja pada karyawan, karena

motivasi kerja dapat mempengaruhi mutu dan kualitas output dari perusahaan itu.

Motivasi kerja para karyawan perlu di cermati secara sistematis

perkembangannya, dan juga memerlukan perhatiaan dari atasan perusahaan itu

sendiri, sehingga dapat meningkatkan perilaku kerja karyawan, dan jika motivasi

kerja pada karyawan tidak di perhatikan, maka prilaku kerja karyawan menurun.

Disinilah peran atasan itu diperlukan dalam memimpin karyawanya dalam

bekerja, karena kinerja (performance) adalah hasil dari interaksi antara motivasi

kerja, kemampuan (abilities) dan peluang (opportunities).

keberasilan seseorang dalam suatu pekerjaan ditentukan oleh tiga factor

utama, pertama, ia harus memiliki kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan

tersebut, suatu kemampuaan yang merupakan kombinasi dari kemampuan alami

yang di bangun melalui pendidikan latihan. Kedua, ia harus mempunyai alat yang

Page 2: skripsi agin (Autosaved)

tepat untuk pekerjaan tersebut, ketiga, ia harus memiliki dorongan atau motivasi

untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Walaupun kita telah memiliki karyawan dengan baik berdasarkan pada

kemampuaannya, yang telah dilengkapi dengan latihan relavan, diseertai dengan

pearalatan yang tepat, akan tetapi motivasi juga harus me

Menurut Teori ( Munandar, 2001 : 5 ) orang yang memiliki motivasi kerja

yang bercorak reaktif, mereka memerlukan orang lain untuk mendorong mereka

untuk bekerja. Satu hal yang dapat mendukung motivasi kerja bawahan adalah

atasan. Atasan perlu mengenali sasaran-sasaran yang bernilai tinggi dari

bawahanya agar dapat membantu karyawan untuk mencapai, dan dengan

demikian berarti atasan telah memotivasi bawahannya. Atasan harus dapat m pin

dengan control yang cemat, baik, disiplin, tegas dalam mengambil keputusan,

karena itu atasan harus dapat menjadi pemimpin yang baik bagi para

karyawannya.

Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manejerial dalam kehidupan

organisasi yag merupakan posisi kunci, karena seorang pemimpin, sebagai

penyelaras dalam proses kerja sama antar manusia dalam organisasinya.

Pada umumnya gaya kepemimpinan yang efektif, tepat dan dapat

menerima oleh bawahan adalah gaya kepemimpinan yang demokratis, dimana

pemimpin membantu dan mendorong bawah untuk membicarakan dan

memutuskan semua kebijakan (Gibb dalam Jewel dan Siengell, 1989 : 4 ).

Dengan memahami teori kepemimpinan, atasan akan dapat menentukan

gaya kepemimpinannya secara tepat sesuai tuntunan situasi kondisi bawahannya.

Page 3: skripsi agin (Autosaved)

Dengan demikian seorang atasan jika ingin meningkatkan kemampuaan dan

kecakapan dalam mempimpin, perlu mengetahui ruang lingkup gaya

kepemimpinan yang efektif. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik meneliti

mengenai “Gaya Kepemimpinan Demokratis dengan Motivasi Kerja Karyawan

pada PT. Suriatama Cunda Lestari (Suzuya) ”.

1.2 Rumusan Masalah

Maka berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di uraikan diatas

dapat di rumuskan permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis dengan

motivasi kerja karyawan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukan dia atas maka

penelitian ini di lakukan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan demokratis dengan

motivasi kerja karyawan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain adalah :

1. Menjadi bahan masukan bagi PT.Suriatama Cunda Lestari dalam hal

menciptakan gaya kepemimpinan yang dapat menberikan motivasi kerja

pada karyawan yang membutuhkan.

Page 4: skripsi agin (Autosaved)

2. Menambah pengetahuan mengenai hubungan gaya kepemimpinan

dengan motivasi kerja karyawan.

3. Memberikan pengalaman praktis yang terstruktur tentang hubungan gaya

kepemimpinan demokratis dengan motivasi kerja karyawan dengan

menggunakan pendekatan metedologis bagi karyawan.

1.5 Batasan Masalah dan Asumsi

1.5.1. Batasan Masalah

Tujuan pembatasan masalah agar pemecahan masalah yang dilakukan

tidak menyimpang dari lingkup yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini

penulis membatasi masalah hanya pada motivasi kerja karyawan dan tidak

menghitung gaji dan jam kerja hanya mengalami gaya kepemimpinan pada

PT.Suryatama Cunda Lestari.

1.5.2 Asumsi-Asumsi

Dalam pengumpulan data ataupun pembahasan masalah sering terjadi

kesulitan – kesulitan, untuk menghindari hal tersebut perlu adanya asumsi yaitu

karyawan di anggap termotivasi oleh pemimpin yang demokratis bukan otoritas.

1.6 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian merupakan suatu rangkaian langkah –

langkah atau tahap – tahap yang dilakukan secara sistematis guna mendapatkan

jawaban dan solusi atas permasalahan yang diteliti. Dalam melakukan aktivitas

penelitian diperlukan suatu langkah yang sesuai. Adapun langkah-langkah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Page 5: skripsi agin (Autosaved)

Gambar 1.1 Diagram langkah-langkah Penelitian

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan Penelitian

Studi LapanganStudi Pustaka

Identifikasi Variabel Penelitian

Pengumpulan Data :Penyebaran Kuisioner :- Hubungan Gaya

Kepemimpinan Yang Demokratis dengan Motivasi Kerja Karyawan

Uji ReabilitasUji Validitas

Menentukan Hubungan Gaya Kepemimpinan Yang Demokratis dengan Motivasi Kerja

Karyawan

Analisa

Kesimpulan dan Saran

Page 6: skripsi agin (Autosaved)

BAB 11

LANDASAN TEORI

Dalam tinjauan pustaka ini akan dikemukakan teori yang berhubungan

dengan masalah yang akan di bahas seperti prilaku , kepemimpinan dan motivasi

kerja karyawan sebagai acuan terhadap penelitian proposal skripsi yang dilakukan

di PT.Suryatama Cunda Lestari atau lebih dikenal dengan Suzuya Harun Squre .

2.1 Arti Tujuan Motivasi

Masalah yang sering dijumpai seorang manager dalam memimpin

bawahannya adalah mengapa karyawan anak yang lebih rajin dari karyawan yang

tidak rajin berbeda , untuk menjelaskan hal ini ada beberapa factor yang dapat

diteropong yaitu imbalan yang diterima , latar belakang dan tingkat kreatifitas

karyawan. Faktor - factor yang sering terjadi pada karyawan dalam bekerja

didorong keinginan atau adanya motivasi.

Keaneka ragaman tingkah laku karyawan berhubungan erat dengan

kebutuhan dan tujuan, karena kebutuhan dapat dipandang sebagai pembangkit,

penguat dan penggerak motivasi, artinya apabila ada kebutuhan karyawan tidak

terpenuhi maka karyawan tersebut lebih terhadap usaha motivasi dari pimpinan

atau manager. Jadi bagaimana pimpinan dapat memenuhi kebutuhan - kebutuhan

karyawan sambil bekerja untuk saran – saran perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, motivasi yang diarahkan untuk mencapai

penguat dan penggerak seorang karyawan yang diarahkan untuk mencapai tujuan

Page 7: skripsi agin (Autosaved)

dan hasil. Karena tujuan dan hasil yang dicari karyawan inilah sebagai motivasi

kerja. Tercapainya tujuan karyawan akan sekaligus mengurangi kebutuhan yang

belum terpenuhi. ( Mulia Nasution, SE, 1994 : 8 ).

2.2 Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan salah satu pekerjaan manajemen yang sederhana

tetapi juga paling rumit. Motivasi merupakan hal yang sederhana karena orang –

orang pada dasarnya termotivasi atau terdorong untuk berprilaku dalam cara

tertentu yang dirasakan mengarah kepada perolehan ganjaran (Gary Dessler, 1986

: 14 ).

Sebagaimana yang telah di singgung sedikit dalam beberapa pembicaraan

didepan bahwa motivasi merupakan salah satu unsur pokok prilaku seseorang.

Motivasi adalah suatu proses psikologi, namun demikian ini bukan berarti bahwa

motivasi adalah satu – satunya unsure yang bisa menjelaskan adanya prilaku

seseorang (Miftah Thoha, 1983 : 10 )

Perilaku manusia itu hakikatnya adalah berorientasi pada tujuan dengan

kata lain bahwa prilaku seseorang itu pada umumnya dirangsang oleh keinginan

untuk mencapai beberapa tujuan. Sebagai manusia, kita ini selalu mengerjakan

sesuatu, misalnya ada kalanya berjalan – jalan, berbicara, makan, tidur, bekerja

dan yang sejenisnya. Unsur – unsur itu secara pokok terdiri dari motivasi dan

tujuan. Atau kalau menurut Fred Luthans terdiri dari tiga unsur yakni kebutuhan

(neeti), dorongan (drive), dan tujuan (goals ).

Page 8: skripsi agin (Autosaved)

Motivasi kadang – kadang dipakai silih berganti dengan istilah – istilah

berganti lainnya, seperti misalnya kebutuhan (neeti), keinginan (want), dan

dorongan (drive) atau impuls. Orang yang satu berbeda dengan yang lainnya

selain terletak pada kemampuannya untuk bekerja juga tergantung pada keinginan

mereka untuk bekerja atau tergantung pada. Dorongan ini yang menyebabkan

mengapa seorang itu berusaha mewncapai tujuan – tujuan, baik sadar ataupun

tidak sadar. Tujuan adalah suatu yang ingin dicapai yang berada diluar diri

individu.

Semua kebutuhan itu bersaing, artinya diantara semua kebutuhan itu

manakah yang paling kuat mendorong, sehingga prilakunya mengarah kepada

suatu tujuan berdasarkan kebutuhan. Suatu motivasi cenderung mengurangi

kebutuhannya mana kala tercapainya suatu kepuasan (Miftah Thoha, 1983 :2 ).

2.3 Model Umum Tentang Motivasi

Walaupun terdapat banyak pandangan yang bertentangan satu sama lain

tentang motivasi, hal mana disebabkan oleh konseptualisasi yang berbeda –

berbeda fenonim tersebut, studi tentang berbagai kelompok usia yang berbeda dan

jenis kelamin, penggunaan metode - metode observasi (pengamatan) yang berbeda

- beda, dan pengukuran pada unit - unit yang berbeda dengan pusat perhatian

pada variaebl – variable berbeda.

Model tersebut mempunyai 4 macam model yaitu :

1. Pembangkit tekanan ( Tension Arousal )

2. Tindakan ( Action )

Page 9: skripsi agin (Autosaved)

3. Sebuah perangsang ( An Incentive )

4. Pengurangan tekanan ( Tension Treduction )

Model yang digenerasikan tersebut menujukan bahwa secara keseluruhan

motivasi dapat di anggap sebagai suatu proses homeostatik (Dr. Winardi, SE,

2000 : 8 )

2.4 Gaya Dasar Kepemimpinan

Dalam hubungannya dengan prilaku pemimpin ini, ada dua hal biasanya

dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahan atau pengikutnya, yakni : prilaku

mengarahkan dan prilaku mengukung.

Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan sebagai sejauh mana seorang

pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah. Bentuk pengarahan dalam

komunikasi satu arah ini antara lain, menetapkan peranan yang seharusnya

dilakukan pengikut, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharusnya bisa

dikerjakan.

Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan

diri dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar, menyediakan dukungan

dan dorongan, memudahkan interaksi dan melibatkan para pengikut ditempatkan

pada dua poros yang terpisah dan berbeda seperti terlihat dalam gambar 2.1

sehingga dapat diketahui empat gaya dasar kepemimpinan ( Miftah Thoha,

1983 :1 ) ( Kepemimpinan dalam manajemen ).

Page 10: skripsi agin (Autosaved)

Tinggi

Rendah Perilaku Mengarahkan Tinggi

Dalam gaya 1 ( G 1 ), seorang pemimpin menunjukkan prilaku yang

banyak memberikan pengarahan namun sedikit dukungan. Pemimpin ini

memberikan intruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan bagi pengikutnya,

dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka. Dalam gaya 2 ( G 2 ),

pemimpin menunjukkan prilaku yang banyak mengarahkan dan banyak

memberikan dukungan. Pemimpin dalam gaya seperti ini mau menjelaskan

keputusan dan kebijaksanaan yang ia ambil dan mau menerima pendapat dari

pengikutnya. Tetapi pemimpin dalam gaya ini masih tetap harus turut

memberikan dukungan namum sedikit dalam dalam pengarahan. Dalam gaya

seperti ini pemimpin menyusun keputusan bersama – sama dengan para

pengikutnya. Pada gaya 3 ( G 3 ), prilaku pemimpin menekankan lebih banyak

Tinggi dukungan dan rendah pengarahan

G3

Tinggi pengarahan dan rendah dukungan

G1

Rendah dukungan dan rendah pengarahan

G4

Tinggi pengarahan dan Tinggi dukungan

G2

Page 11: skripsi agin (Autosaved)

memberikan dukungan namun sedikit pengarahan. Dalam gaya seperti ini

pemimpin menyusun keputusan bersama dengan para pengikutnya dan

mendukung usaha – usaha mereka dalam menyelesaikan tugas. Adapun gaya 4

( G 4 ), pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan.

Pemimpin dengan gaya seperti ini mendelekasikan keputusan – keputusan dan

tanggung jawab pelaksanaan tugas pada pengikutnya. ( Miftah Thoha, 1983 : 14 )

2.5 Tipe – Tipe Pemimpin

Pemimpin dapat dibedakan dari gaya yang leh pemimpin tersebut. Gaya

kepimpinan ini dapat dibedakan dalam beberapa tipe yaitu :

1. Tipe Pemimpin Diktator

Tipe pemimpin ini dapat mengendalikan bawahannya adalah dengan

bergaya diktator, pemimpin ini memegang kekuasaan mutlak, tidak terbatas dan

menggunakan kekuasaan sesuka hatinya. Tipe pemimpin banyak bersifat negatif.

Ia selalu menakut – nakuti bawahannya dengan berbagai ancaman dengan sanksi

sp, penurunan pangkat, pemotongan gaji, dan pemecatan. Dengan cara ini

pemimpin akan dapat mencapai sasarannya, tetapi sangat diragukan apakah

kualitas dan kuantitas hasil kerja bawahannya dapat dipertahankan. Tipe

pemimpin ini sangat sering menimbulkan suasana kerja yang tidak

menyenangkan, akhirnya menyebabkan terjadi mogok atau mangkir kerja

sehingga banyak karyawan yang akan dikeluarkan.

Page 12: skripsi agin (Autosaved)

2. Tipe Pemimpin Otoriter

Pemimpin seperti ini ingin berkuasa sendiri dan tidak mau melimpahkan

wewenang terhadap bawahannya atau orang lain. Para bawahan harus patuh, taat

dan menuruti segala perintah. Pengawasan yang dilakukan sangat ketat, dan

pemimpin ini tidak memberikan informasi kepada bawahannya sehingga bawahan

sangat tergantung kepadanya. Apabila atasan tidak ada para bawahan tidak

bekerja sebagaimana mestinya, karena biasa di awasi secara ketat dan sangat

tergantung kepada pemimpin. Suasana kerja yang tercipta dalam kondisi

pimpinan seperti ini tidak akan nyaman, ketidak nyamanan ini bisa menjurus

kepada kekacauan.

3. Tipe Pemimpin Demokrasi

Dalam menjalankan pimpinan yang demokratis ini selalu minta bantuan

dan saran dari bawahannya, dan akan selalu mengajak mereka secara bersama-

sama memecahkan persoalan yang berhubunga dengan pekerjaan mereka. Pada

umumnya tipe pemimpin seperti ini tidak berhasil memimpin kelompok akan

tetap bekerja baik walaupun tidak ada pengawasan, juga mereka telah terbiasa

menghadapi persoalan dan terlatih untuk memecahkannya. Pemimpin yang

demokratis ini dengan sukarela mendelegasikan wewenang kepad bawahannya, ia

selalu berusaha menciptakan suasana kerja saling hormat menghormati.

4. Tipe Pemimpin Birokratis

Tipe pemimpin ini adalah berpegang teguh pada peraturan, kebijakan dan

prosedur kerja yang berlaku pada perusahaan. Pemimpin ini memandang

peraturan yang tercipta merupakan dasar wewenang dan kepastian untuk

Page 13: skripsi agin (Autosaved)

mengambil tindakan terhadap bawahan. Dalam menjalankan tugasnya pemimpin

ini bersikap seperti seorang polisi yang menjalankan tugas serta mengawasi

peraturan.

5. Tipe Pemimpin Bebas

Orang yang termasuk pemimpin tipe ini sebenarnya bukanlah pemimpin

hanya karena di angkat sehingga dalam pelaksanaannya ia taidak berwibawa sama

sekali. Pemimpin bebas seperti ini mungkin saja seperti pemimpin symbol saja,

yang sedikit kekuasaannya. Ia tidak akan di hormati dan di taati oleh

bawahannya. Sebagai suatu gaya kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu

pola prilaku yang dibentuk untuk diselaraskan dengan kegiatan – kegiatan

organisasi dan karyawan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(Mulia Nasution, SE, 1994 : 34)

2.6 Penelitian Terdahulu

1. Menurut Abdullah ( 1992 ) dalam penelitiannya yang berjudul Motivasi

dan Produktivitas Sumber Daya Manusia pada PT. Asean Fertilizer,

Lhokseumawe menyimpulkan bahwa produktivitas perusahaan meningkat

bila terlebih dahulu ditetapkan sasaran produktivitas pada setiap faktor

atau kunci keberhasilan dan motivasi kerja karyawan masing – masing

dengan menggunakan motivasi yang sesuai dan penempatan personil pada

tempat yang tepat telah dilaksanakan oleh pihak manajemen.

2. Menurut Amru ( 2000 ) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa

Motivasi dan Prestasi Kerja Pada Dinas Perdagangan Kabupaten Aceh

Page 14: skripsi agin (Autosaved)

Utara, bahwa pemberian motivasi kerja karyawan dapat meningkatkan

semangat dan kegairahan kerja. Semangat kerja dan kegairahan kerja

dapat meningkatkan prestasi kerja.

3. Menurut Asnawi ( 2006 ) dalam penelitiannya dengan menggunakan

program SPSS ( Statistical package for social science ) menunjukan bahwa

variable gaya kepemimpinan autoriter tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan pada tingkat signifikasi 95% yang diperlihatkan oleh t hitung

0,486 < t table 1,699, Jadi variable ini tidak berpengaruh nyata sehingga

hipotesa Ho ditolak dan Hi diterima.

Page 15: skripsi agin (Autosaved)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Suryatama Cunda Lestari di jalan baru,

Simpang jam, Lhokseumawe. Objek penelitian ini adalah karyawan PT.

Suryatama Cunda lestari, sedangkan ruang lingkup kajian penelitian ini adalah

mengenai motivasi kerja karyawan dilingkungan tersebut.

3.2 Responden

Untuk menggumpulkan beberapa data primer, responden yang penulis

ambil adalah pimpinan dan karyawassn PT, Suryatama Cunda Lestari yang

berjumlah 20 orang yang keseluruhannya merupakan karyawan PT. Suryatama

Cunda Lestari.

3.3 Sumber Data

Data primer di peroleh dengan melakukan serangkaian wawancara dengan

responden dan melakukan observasi langsung ke objek penelitian. Untuk

membantu penelitian ini diperlukan juga data sekunder yang dapat mendukung

data primer, data sekunder ini penulis peroleh dengan mengadakan penelitian di

perpustakaan, yaitu untuk mencari berbagai landasan teoritis dan hasil – hasil

penelitian yang pernah dilakukan yang relevan dengan masalah tersebut diatas.

Page 16: skripsi agin (Autosaved)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah dalam mendapatkan data dan informasi yang

diperlukan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Observasi ( pengamatan ), yaitu dengan mengadakan pengamatan

langsung ketempat yang menjadi objek penelitian sehingga di peroleh

data yang sesuai. Objek yang di observasi yaitu melihat gaya

kepemimpinan demokrasi dengan motivasi kerja karyawan.

a. Interview ( wawancara ) yaitu dengan mengadakan wawancara

secara lansung dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan

dengan responden pada objek penelitian dan pimpinan PT.

Suryatama Cunda Lestari.

2. Quesioner yaitu dengan membuat daftar pertanyaan yang berisikan

serangkaian pertanyaan mengenai perusahaan yang berhubungan

dengan penulisan ini.

( daftar pertanyaan terlampir )

3.5 Pengumpulan data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian

secara langsung dari lapangan. Data primer yang dimaksud adalah data hasil

penelitian, seperti hasisl wawancara atau pengisian kuesioner. Dalam

melakukan pegumpulan data primer, peneliti melakukan observasi dilapangan.

Page 17: skripsi agin (Autosaved)

Besar jumlah data primer yang diperlukan sesuai dengan pendapat Slovil,

digunakan rumus :

n= N

1+N e2……………… ………………………………………… …………………………….(3.1)

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran kesalahan dalam penelitian ( 50 % = 0,05 )

Besarnya tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

95 % dan tingkat kesalahan 5 %.

Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner

Yaitu :

1. Pada saat pengisian kuesioner oleh responden, kehadiran penelitian

tidak diperlukan.

2. Pembagian dapat dilakukan serentak kepada responden.

3. Pengisian kuesioner menurut waktu senggang ataupun kecepatan dari

tiap responden

4. Pembuatan kuesioner dapat anonym supaya responden bebas dan jujur

dalam menjawab.

5. Pembuatannya dapat distandarisasikan sehingga setiap responden akan

Memperoleh pertanyaan yang sama.

Page 18: skripsi agin (Autosaved)

Selanjutnya yang perlu dipertimbangkan dengan baik adalah masalah

penentuan jumlah butiran pertanyaan. Sebab jika jumlah pertanyaan sedikit, maka

pengisian kuesioner bisa berlangsung cepat, tetapi cendrung tidak mampu

mengungkapan data yang ingin diteliti. Sebaliknya, jika jumlah pertanyaanss

banyak, maka kemungkinan besar data yang diperoleh sudah lengkap, tetapi

responden akan merasa letih dan malas untuk mengisi kuesioner itu. Oleh karena

itu yang penting untuk diperhatikan adalah pertama, bahwa semua dimensi yang

ingin di teliti sudah terwakili dalam pertanyaan, minimal satu butir untuk tiap

indicator. Kedua, bahwa peneliti tidak memasukan butir – butir pertanyaan yang

tidak diolah atau kurang perlu.

3.6 Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data

pimer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpulan data primer

atau pihak lain dalam bentuk tabel atau diagram. Umumnya, data ini digunakan

untuk memberikan gambaran tambahan, pelengkap ataupun untuk diproses lebih

lanjut. Metode pengumpulan data sekunder sering juga disebut pengumpulan

bahan dokumen karena penelitian meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen

yang dihasilkan oleh pihak lain. Data dapat diperoleh oleh peneliti dari berbagai

media, Badan Pusat Statistik ( BPS ), lembaga pemerintah atau swasta, lembaga

penelitian, hasil penelitian individual, dan study pustaka.

Page 19: skripsi agin (Autosaved)

3.7 Validitas

Validitas menunjukan seberapa jauh suatu alat ukur dapat mengungkapkan

Dengan jitu gejala atau bagian – bagian gejala yang hendak diukur dan seberapa

jauh alat pengukuran dapat memberikan reading yang teliti. Jadi ada dua unsure

yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas, yaitu kejituan dan ketelitian.

Menurut (Sutrisno Hadi, 1980 ), validitas dapat di bedakan atas lima jenis

yaitu :

1. Face Validity

Bagaimana kelihatannya suatu alat pengukuran benar – benar mengukur

apa yang hendak diukur disebut Face Validity, validitas lahi. Jika alat

pengukuran tampaknya sama sekali tidak ada hubungannya dengan apa yang

hendak diukur, objek akan menunjukan kegunaannya untuk melakukan secara

maksimal apa yang diminta kepadanya.

2. Logical validity

Validitas logical kadang – kadang disebut juga Construk Validity, validitas

kontruksi, atau validitas by definition karena bertitik dari kontruksi teoritis

tentang factor – factor yang hendak diukur oleh suatu alat pengukur. Misalnya,

jika suatu penelitian ingin mengukur pengetahuan perbendaharaan kata, dan jika

menurut defenisi peneliti bahwa apa yang dimaksud sebagai pengetahuan adalah

kecakapan membuat perbatasan – perbatasan, dan apa yang dimaksud sebagai “

perbendaharaan kata adalah kata – kata yang bisa digunakan oleh anak – anak

normal umur sepuluh tahun “ maka defenisi itu dapat di nilai apakah pengujian

tersebut benar – benar menyelidiki apa yang dimaksudkan. Jika ada kecocokan

Page 20: skripsi agin (Autosaved)

yang valid antara item dengan definisi, maka item dipandang valid, dan

sebaliknya invalid.

3. Factory Validity

Penilaian terhadap validitas faktor suatu alat pengukur harus ditinjau dari

segi apakah item – item yang disangka mengukur faktor – faktor tertentu adalah

benar – benar telah memenuhi fungsi mengukur yang dimaksudkan.

4. Validity Content

Content validity adalah isi semakin mendapat perhatian yang luas ini

terutama dalam pengukuran – pengukuran kemajuan belajar. Validitas ini

digunakan bukanlah untuk mencari apa yang tidak diketahui oleh objek,

melainkan apa yang telah diketahui olehnya.

5. Empirical Validity

Validitas empiris selalu menggunakan bagaimana derajat kesesuaian

antara apa yang dinyatakan oleh hasil pengukuran sebagai kreteria dengan

keadaan yang nyata. Misalnya, suatu alat pengukur kecakapan dalam tinggi

kenyataannya sukses yang dicapai oleh alat itu dalam memprediksi orang – orang

yang dinyatakan baik atau buruk dalam memimpin perusahaan.

Metode perhitungan validitas yang dapat digunakan untuk menguji skala

continue dengan tiga atau lebih angka skala ( misalnya, skala likert dan bipolar )

adalah metode moment produk person. Untuk menghitung korelasi moment

produk metode ( Suharsimi Arikontu, 2000 : 255 ) dapat dinyatakan dengan

rumus :

Page 21: skripsi agin (Autosaved)

r xy=N ¿¿¿

Dimana :

r xy = Korelasi produk moment

N = Jumlah Responden

∑x = Total Bobot Penelitian Peringkat

∑y = Total Penilaian Persepsi Responden Terhadap Atribut Pertanyaan

Korelasi atau r dalam kasus moment produk pearson berada dalam rentang

( r ) = -1,00 sampai r = + 1,00 sebagai nilai bebas. Jika r = 0, berarti tidak ada

hubungan antara variabel – variabel yang diteliti.

Untuk pengujian ini dilakukan statistic tujuan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

t 0=√ n−21−r2 dengandk=n−2 ……………………………… ..(3.3)

Dimana :

R = Nilai korelasi produk moment

N = Jumlah kuesioner

t = Tabel tujuan dengan df = n – 2

Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika harga dari rumus diatas lebih besar

dari pada tujuan yang didapat dari tabel distribusi tujuan dengan α yang dipilih.

Page 22: skripsi agin (Autosaved)

Korelasi moment produk digunakan bila ditujukan untuk menentukan

keterkaitan atau kovariasi antara dua variabel. Subjek dalam pengukuran ini

mempunyai sekurang – kurangnya dua pengukuran, misalnya satu adalah variabel

x dan lainnya adalah variabel y, untuk x dan y berhubungan untuk tujuan ini,

secara umum digunakan sekitar 30 subjek penelitian ( Sylvia Adelina, 2002 ).

Yang menjadi masalah adalah kapan korelasi r dapat dipertimbangkan

tinggi atau rendah. Menurut Sevilla, dkk dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Metode Penelitian, korelasi tinggi atau rendah secara umum tergantung pada sifat

variabel yang diteliti. Namun demikian, sudah ada pengkategorian khusus yang

dapat digunakan dan telah disepakati dalam statistiik.

Antara ± 0,80 sampai dengan ± 1,00 Korelasi tinggi

Antara ± 0,60 sampai dengan ± 0,79 Korelasi agak tinggi

Antara ± 0,40 sampai dengan ± 0,59 Korelasi sedang

Antara ± 0,20 sampai dengan ± 0,39 Korelasi rendah

Antara ± 0,01 sampai dengan ± 0,19 Korelasi tak berarti

Jika hasil penelitian ingin digenerasikan pada populasi yang telah

ditentukan, maka korelasi dapat diuji melalui signifikasi statistika. Untuk kasus

ini r yang diperoleh adalah estimasi parameter populasi ( rho ). Dapat juga

dibandingkan dengan nilai tujuan tabel dari korelasi moment produk pearson

dengan df – N dan tingkat signifikasi tertentu, biasanya 0,05 atau 0,01. ( Sylvia

Adelina, 2002 ).

Page 23: skripsi agin (Autosaved)

3.8 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan sejauh mana hasil suatu pengukuran relative

konsisten apabila dilakukan pengukuran pada aspek yang sama dengan alat ukur

yang sama pula, atau disebut juga Internal Consistensy Rehability. Oleh karena

itu, persoalan kemantapan reading atau konstanta hasil pengukuran.

Prosedur yang lazim yang digunakan untuk menilai reliabilitas pengukuran

adalah mencari petunjuk atau indeks hubungan antara hasil pengukuran pertama

dengan hasil – hasil pengukuran ulangan. Indeks hubungan itu disebut kosefisien

korelasi.

Ada dua asumsi dasar dalam perhitungan koefisien korelasi, yaitu :

1. Bahwa gejala atau cirri gelaja berubah dari satu dengan pengukuran ke

pengukuran lainnya

2. Bahwa pengukuran berikutnya adalah pengukuran yang mendahuluin

pengukuran yang lain.

Secara konsep, reliabilitas mencerminkan bagaimana baiknya skor

observasi berkorelasi dengan skor sebelumnya. Dalam prakteknya ada

beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperkirakan keandalan,

antara lain :

a. Teknik ulangan

Teknik ulangan menggunakan alat pengukuran yang sama

kepada sejumlah objek yang sama pada saat yang berbeda.

Kelemahan teknik ini adalah meskipun berasumsi bahwa tidak

ada perubahan gejala antara waktu pengukuran pertama dengan

Page 24: skripsi agin (Autosaved)

pengukuran kedua, tetapi adanya pengukuran ulangan itu

sendiri cenderung dapat mengubah gejala. Misalnya, bila

pengukuran dilakukan dengan kuesioner, beberapa responden

mungkin akan mempersoalakan jawaban yang lama. Jika

terhadap sebuah pertanyaan dahulu mereka menjawab “ sangat

setuju “ , maka dalam pengukuran kedua jawabannya bisa

berubah menjadi “ ragu – ragu “ .

b. Teknik Belah Dua

Prosedur yang lazim digunakan pada metode ini adalah

dengan menggelompokan item – item ganjil dalam sebuah

kelompok dan item – item genap dalam kelompok lain. Ini

disebut teknik genap – ganjil. Item yang dibelah dua, baik

secara genap – ganjil maupun random, harus merupakan item –

item yang homogeny.

c. Cronbach’s Alpha

Metode ini menunjukan bagaimana tingginya butir – butir

dalam kuesioner berkorelasi. Alpha digunakan jika skor

instrument bukan 1 atau 0 dan uji coba dilakukan sekali saja

kemudian hasilnya dianalisa. Biasanya metode ini dikerjakan

dengan menggunakan bantuan paket statistic sebab memiliki

banyak butir ( pertanyaan ).

Metode cronbach’s alpha dihitung dengan menggunakan korelasi antara

butir – butir. Perkiraan konsistensi internal menggambarkan bagaimana baiknya

Page 25: skripsi agin (Autosaved)

butir – butir dalam skala berkaitan satu sama lain. Makin tinggi interaksi antara

butir – butir, maka makin tinggi keandalan keseluruhan skala. Uji reliabilitas ini

bertujuan untuk melihat suatu instrument itu cukup handal dan dapat dipercaya

sebagai alat pengumpulan data. Rumus metode cronbach’s alpha ( Suharsimin

Arikunto, 2000 ) dapat dinyatakan dengan rumus :

r xy=[ kk−1

] [1−∑ αb2

α 12 ]…………. ……………………(3.4)

α b2=∑ x2−¿¿¿¿

Dimana :

r xy = Rehabilitasi Instrumen

k = Banyaknya Butir Pertanyaan

∑ α b2 = Jumlahj Varian Butir

α 12 = Varian Total

Dengan k adalah jumlah item, α b adalah varians butir, α 1 adalah varians

butir total, dan r adalah indeks reliabilitas.

Besar anggota sampel harus dihitung berdasarkan teknik – teknik tertentu

agar kesimpulan yang berlaku untuk populasi dapat dipertanggung jawabkan.

Penentuan besar anggota sampel berdasarkan pertimbangan – pertimbangan :

1. Kepraktisans

2. Ketetapan

3. Non respon

Ada 3 faktor yang menentukan ukuran sampel, tetapi tidak satupun

Page 26: skripsi agin (Autosaved)

yang memiliki hubungan langsung dengan besarnya populasi ( Robert

D. mason, 1996 ), yaitu :

a. Derajat ( tingkat ) keyakinan

b. Kesalahan maksimum yang diperbolehkan

c. Variasi populasi

Suharsimi Arikunto ( 2000 ) menyatakan bahwa apabila jumlah populasi

penelitian adalah beberapa ratus, maka peneliti dapat menentukan kurang lebih 25

– 35 % dari jumlah tersebut. Jika jumlah populasi hanya berkisar antara 100 –

150 dan menggunakan angka sebagai instrument penelitian, maka seluruhnya

dapat diambil. Tetapi, jika penelitian tersebut dapat dikurangi menurut teknik

pengambilan sampel yang sesuai dengan kemam puan peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: skripsi agin (Autosaved)

Amru, 2000, Analisa motivasi dan prestasi kerja pada Dinas perdagangan, Aceh

Utara, Skripsi.

Djarwanto, Pengestu Subagiyo, 1993, Statistik Induktif, edisi ke 111, Jakarta,

Erlangga.

J. Supranto, Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikan pangsa

pasar, Rineka Cipta.

Kartono, Kartini, 1998, Pimpinan dan kepemimpinan, penerbit PT. Raja Grafindo

Pesada, Jakarta.

Marat, 1987, Pemimpin dan Kepemimpinan, Ghalia Indonesia, Jakarta

Mifta Thoha, 1983, Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta,

Divisi buku Perguruan Tinggi PT. Raja Grafindo Pesada.

Mulia Nasution, 2000, Managemen Personalia Aplikasi dalam Perusahaan,

Jakarta djambangan.

Siagian, Sondang P, 1999, Teori dan Praktek Kepemimpinan , penerbit, PT.

Rineka Cipta, Jakarta.

Wahyu Sumidjo, 1987, Kepemimpinan dan Motivasi, Ghalia, Indonesia, Jakarta.

Wijaya, Aw, 1986, Peranan Motivasi dan Kepemimpinan, Akademika Pressindo,

Cv, Jakarta..

Winardi, 2000, Kepemimpinan dalam Managemen, Jakarta, Rineka Cipta.

BAB I

Page 28: skripsi agin (Autosaved)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Antrian merupakan suatu fenomena yang dihadapi pelanggan pada industri

jasa. Antrian tidak dihendaki oleh pelanggan maupun penyedian jasa. Pelanggan

menilai waktunya cukup berharga sehingga mereka mungkin akan memilih

melakukan perjalanan yang lebih jauh atau mengeluarkan biaya yang lebih besar

sedikit untuk mendapakan pelayanan yang tidak menyebabkan antrian yang

panjang. Tidak jarang juga ditemukan pelanggan membatalkan niatnya

bergabung dengan antrian dan tidak pernah kembali karena menemukan antrian

yang cukup panjang.

Kehilangan pelanggan tentunya tidak diinginkan oleh penyedia jasa, tetapi

memenuhi keinginan pelanggan mengantri sesingkat mungkin atau bahkan tidak

perlu mengantri, bisa merugikan penyedia jasa. Meminimumkan waktu

mengantri sering mengakibatkan penambahan investasi dan biaya operasional.

Keinginan pelanggan dan penyedia jasa mendapatkan keuntungan kelihatannya

saling bertolak belakang. Teori antrian dapat digunakan untuk mengevaluasi

fenomena antrian dari sudut pandang pelanggan dan penyedia jasa, sehingga akan

dihasilkan solusi optimal. Penyedia jasa masih memperoleh untung dan

pelanggan tidak merasakan mengeluh waktu mengantri yang lama.

Tempat berbelanja ini setiap hari dibuka untuk melayani pengunjung.

Manajemen menyediakan beberapa kassa untuk melayani pembelian barang ,

sehingga antrian konsumen dapat diminimisasi. Pada hari libur biasanya antrian 1

Page 29: skripsi agin (Autosaved)

pengunjung di kassa sangat panjang, tetapi kassa yang sudah ada tidak selalu

dioperasikan semua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis antrian yang

terjadi.

Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

jumlah antrian kassa di Suzuya dan merumuskan kedalam karya tulis dengan

judul Analisa Jumlah Kassa Dengan Metode Antria di Suzuya yang bertempat

disimpang jam.

1.2. Rumusan Masalah

Maka berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di uraikan diatas

dapat di rumuskan permasalahan adalah sebagai berikut :

2. Berapa panjang antrian rata-rata pada kassa?

3. Jumlah rata-rata customer yang datang

4. Berapa waktu rata-rata customer dalam antrian dan waktu rata-rata

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukan dia atas maka

penelitian ini di lakukan dengan tujuan :

2. Untuk mengetahui panjang antrian rata-rata customer pada kassa

3. Untuk mengetahui jumlah rata-rata customer dalam sistem

4. Untuk mengetahui waktu rata-rata customer dalam antrian dan waktu rata-

rata dalam sistem

1.4. Manfaat Penelitian

Page 30: skripsi agin (Autosaved)

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain adalah :

4. Menjadi bahan masukan bagi PT.Suriatama Cunda Lestari dalam hal

banyaknya antrian dalam kegiatan operasional toko.

5. Menambah pengetahuan mengenai Antrian dan pelayanan.

6. Memberikan pengalaman praktis yang terstruktur tentang pelayanan

disaat customer merasa capek dan lelah pada saat antrian.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

1.5.1 Batasan Masalah

Tujuan pembatasan masalah agar pemecahan masalah yang dilakukan

tidak menyimpang dari lingkup yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini

penulis membatasi masalah hanya pada pelayanan pada antrian di Suzuya.

1.5.2 Asumsi-Asumsi

Untuk dapat memudahkan dalam analisis dan penyelesaian masalah,

penulis menetapkan asumsi sebagai berikut :

1. Pengadaan barang selama pengamatan dianggap lancar

2. Kondisi dan kemampuan kassa dianggap normal

3. Proses kedatangan customer didasarkan pada aturan pertama datang

yang pertama pula di layani.

1.6 Langkah-langkah Penelitian

Page 31: skripsi agin (Autosaved)

Langkah-langkah penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah

atau tahap-tahap yang dilakukan secara sistematis guna mendapatkan jawaban dan

solusi atas permasalahan yang diteliti. Dalam melakukan aktivitas penelitian

diperlukan suatu langkah yang sesuai. Adapun langkah-langkah dalam penelitian

ini sebagai berikut:

Gambar 1.1Langkah-langkah penelitian

BAB II

Indentifikasi

Permasalahan

Studi Kepustakaan

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data

- Tingkat Kedatangan ( λ )- Tingkat Pelayanan ( µ )

Analisa Data

- Panjang antrian rata-rata- Jumlah customer dalam sistem- Waktu rata-rata dalam antrian- Waktu rata-rata dalam sistem

Kesimpulan

Page 32: skripsi agin (Autosaved)

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Arti Disiplin Antrian

Disiplin antrian adalah aturan bagaimana para pelanggan atau customer

dilayani. Aturan ini menunjukan pedoman keputusan yang digunakan untuk

menyeleksi individu atau pelanggan yang memasuki antrian untuk dilayani

terlebih dahulu. Menurut Purnomo, (2003:123) bentuk disiplin antrian yang

umum digunakan dalam praktek adalah lebih dahulu datang lebih dulu dilayani

misalnya antrian pada kassa di Suzuya. Dari bentuk aturan pelayanan diatas, juga

terdapat beberapa disiplin antrian lainnya yaitu yang pertama mengantri yang

pertama keluar.

Sistem ekonomi dalam dunia usaha saat ini sebagaian besar sumber daya

yang terbatas. Sering terjadi orang, barang, dan komponen atau kertas kerja yang

harus menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Garis – garis tunggu ini disebut

antrian. Suatu antrian adalah formasi dari baris penungguan dari

pelanggan/customer yang membutuhkan pelayanan dari satu atau lebih pelayanan,

terjadiannya antrian merupakan fenomena yang biasa terjadi bila kebutuhan akan

pelayanan melebihi kapasitas pelayanan, sehingga pelanggan yang tiba tidak dapat

segera medapat pelayanan (Purnomo,2003:121).

Sistem antrian terlihat hampir setiap hari, antrian merupakan permasalahan

yang sering timbul akibat padatnya pelanggan atau customer, antrian yang

panjang dapat menibulkan kejenuhan dan kebosanan dan juga dapat menimbulkan

Page 33: skripsi agin (Autosaved)

kerugian bagi pelanggan dan perusahaan sehingga pelanggan yang terlalu lama

menunggu atau mengantri dapat beralih ketempat lain yang dirasakan lebih baik

dan nyaman.

P. Siagian, (1987:390) menyatakan bahwa suatu antrian adalah suatu garis

tunggu dari satuan yang memerlukan pelayanan dari satu atau lebih pelayanan.

Teori antrian dikembangkan pertama kali pada tahun 1909 oleh A.K Erlang,

seorang ahli matematika yang berkebangsaan Denmark. Ia mengembangkan

model antrian untuk mempelajari kebutuhan kapasitas. Penggunaan model antrian

ini mulai meluas sejak tahun 1950 ketika para analis mulai menerapkan pada

masalah industrial.

Tujuan teori diatas adalah untuk menentukan jumlah optimal pelayanan

dan mengurangi kerugian-kerugian yang timbul dari adanya sistem pelayanan

yang kosong atau sebaliknya dari pihak pelanggan yang mengantri atau menunggu

terlalu lama akibat barisan antrian yang panjang sehingga nantinya didapat suatu

keseimbangan antara operasi pelayanan dan lamanya pelayanan menunggu.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa disiplin pelayanan

merupakan suatu formasi baris-baris tunggu dari pelanggan,barang-barang dan

sebagainya yang menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan dimana setiap

unit harus melalui suatu aturan yang telah ditetapkan atau sering disebut dengan

antian. Pemilihan untuk mendapatkan pelayanan didasarkan pada aturan yang

disebut dengan disiplin pelayanan (Purnomo,2003:121).

1. Langkah-langkah Pelayanan

Page 34: skripsi agin (Autosaved)

P. Siagian (1987:393) ada tiga aspek yang diperlukan dalam langkah

pelayanan yaitu :

- Aspek tesedianya pelayanan

- Aspek kapasitas pelayanan

- Aspek waktu pelayanan

2. Sumber Masukan

Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri darisuatu populasi

orang, barang, komponen atau kertas kerja yang datang pada sistem untuk

dilayani.

2.1.2. Notasi dalam sistem antrian

Didalam sistem antrian terdapat notasi yang umum digunakan adalah

sebagai berikut :

N : Jumlah pelanggan dalam sistem

S : Jumlah fasilitas pelayanan

1\λ : Waktu pelayanan kedatangan rata-rata

1\µ : Waktu pelayanan rata-rata

Wq : Waktu menunggu selama pelanggan dalam antrian

W : Waktu menunggu selama pelanggan dalam sistem

Pn : Probabilitas adanya n pelanggan dalam sistem

P : Tingkat intensitas pelayanan

Po : Probabilitas tidak ada pelanggan dalam sistem

L : Jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem

Page 35: skripsi agin (Autosaved)

Lq : Jumlah pelanggan yang menunggu dalam antrian

µ : Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan waktu

λ : Jumlah rata-rata pelanggan yang datang per satuan waktu

2.1.3. Pola Kedatangan dan Pelayanan Pada Model Antrian

Distribusi kedatangan pelanggan ditentukan dari tingkat kedatangan

dalam sistem. Walaupun kedatangan dapat digambarkan oleh distribusi manapun,

namun dari hasil penelitian selama bertahun-tahun serta berdasarkan pengalaman

dalam bidang antrian , jumlah kedatangan per unit waktu pada suatu fasilitas jasa

didefinisikan oleh distribusi poisson.

Distribusi kedatangan pelanggan menggambarkan bagaimana cara

pelanggan memasuki sistem (arrival distribusi). Para pelanggan mungkin datang

setiap lima menit (constant arrival pattern). Ada dua cara pola kedatangan (arrival

pattern) yaitu jumlah kedatangan per unit waktu atau jumlah kedatangan dalam

periode tertentu berturut-turut dalam waktu yang berbeda.

Seperti halnya tingkat kedatangan, waktu pelanggan juga dapat

didefenisikan sebagai distribusi probabilitas. Para peneliti bidang antrian telah

menentukan bahwa waktu pelayanan ditentukan oleh distribusi probabilitas

eksponensial, waktu pelayanan sering dinyatakan sebagai tingkat pelayanan untuk

dapat dihubungkan dengan tingkat kedatangan. Menurut Moore distribusi

(1987:135) kedatangan dan pelayanan antara lain :

1. Distribusi kedatangan

- Distribusi poisson

Page 36: skripsi agin (Autosaved)

- Distribusi konstan (waktu kedatangan)

- Distribusi uniform

2. Distribusi pelayanan

- Distribusi erlang

- Distribusi eksponensial

- Distribusi konstan

- Distribusi uniform

Moere (1987:137) bentuk persamaan dari masing-masing distribusi tersebut

adalah :

1. Distribusi Poisson

Variabel acak diskrit memiliki distribusi poisson jika peluang berbentuk

P ( x )= λ2 .e− λ

x !……………………………… ………………………(2.1)

Dimana :

X : variabel acak

e : bilangan natural (2,718)

λ : kecepatan kedatangan rata-rata

1. Distribusi Erlang

Variabel acak kontinyu x berdistribusi erlang dengan fungsi

F ( x=µt )=ekx∑n=0

k−1

(kx )/n !………………… ………………… ..(2.2)

Dimana :

µ : kecepatan rata-rata pelayanan per satuan waktu

t : lama pelayanan

Page 37: skripsi agin (Autosaved)

n : jumlah pengamatan pelayanan

k : bilangan bulat positif

Bilangan k dapat diketahui dengan menggunakan persamaan :

Mode=(k−1 )

µ k………………… …………………………………. (2.3 )

Varian= 1k µ

………………… ……………………………………… (2.4 )

2. Distribusi eksponensial

Variabel acak kontinyu x memiliki distribusi eksponensial dengan fungsi :

P(t)= µе..........................................................................................(2.5)

3. Distribusi Uniform

Jika variabel acak adalah x diasumsikan dengan nilai-nilai

x1,x2,x3,x4....xk mempunyai nilai probabilitas yang sama, maka distribusi

uniform dinyatakan sebagai berikut :

P ( x , k )❑=1k

……………… ……………………………………… (2.6 )

Dimana : k : bilangan random

2.1.4. Pengamatan Terhadap Tingkat Pelayanan

Untuk mengetahui berapa kali jumlah pengamatan yyang harus

dilaksanakan terhadap tingkat pelayanan, terlebih dahulu dilakukan pengamatan

utama atau pendahuluan.Dimana pegamatan akan mencukupi bila N’ < N.

Adapun persamaan yang akan digunakan dalam menentukan jumlah pengamatan

waktu pelayanan yaitu :

N=¿

Dimana :

Page 38: skripsi agin (Autosaved)

N1 : Jumlah pengamatan sebenarnya

N : Jumlah pengamatan pendahuluan

X : Sampel yang diamati

k\s : Perbandingan antara tingkat kepercayaan dengan tingkat kelelitian.

Untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% maka nilai

untuk k\s = 2\0,05 = 40. Dan jika tingkat ketelitian 10% maka k\s = 2\0,1 =20.

2.1.5. Membuat Daftar Distribusi Frekuensi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar distribusi

frekuensi adalah sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan aturan Sturgess yaitu

k = 1 + 3,3 log n, dimana n merupakan banyaknya pengamatan yang hasilnya

dibulatkan.

2. Menentukan range (R) yaitu selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil.

3. Menghitung panjang kelas interval (l) dengan persamaan adalah l=R\K

4. Selanjutnya pilih ujung kelas interval perkedua, dalam hal ini nilai terkecil

Diambil dari data dan diketahui dengan menggunakan nilai yang didapat.

2.1.6. Uji Kecocokan (The Goodnes Fit Of Test)

Uji kecocokan merupakan perbandingan antara frekuensi pengamatan

dengan frekuensi yang diharapkan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui bahwa

data yang telah diamati dan telah diambil mendekati kebenarannya. Dalam

pengujian kecocokan data ini distribusi yang digunakan harus disesuaikan dengan

chi kuadrat dimana teknik chi kuarat memiliki dua kelumpok frekuensi yaitu

Page 39: skripsi agin (Autosaved)

frekuensi hasil pengamatan (oi) dan frekuensi yang diharapkan (ei). Langkah-

langkah untuk menguji kecocokan tersebut adalah :

1. Menentukan frekuensi dari hasil pengamatan (oi)

2. Menentukan tingkat kepercayaan

3. Menghitung frekuensi teoritis (ei) dengan menggunakan distribusi

probabilitas yang akan diuji.

4. Jumlah frekuensi pengamatan (oi) dan frekuensi yang diharapkan (ei)

5. Menghitung X2 dengan persamaan :

x2=∑¿¿

6. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan persamaan dk = dk-1 dimana,

dk merupakan derajat kebebasan dari banyaknya frekuensi

7. Perumusan Hipotesa yaitu :

Ho diterima bila F uji < F table

x2=∑¿¿

Hi ditolak bila F uji > F table

x2=∑¿¿

Dimana, X2 (1-α).(dk) didapat dari table chi kuadrat

2.1.7. Model Antrian

Ada beberapa macam model antrian yang sering kita jumpai sehari-hari,

baik antrian dijalan raya maupun ditempat lain. Menurut Rizal (2000:6) ada 4

macam karakteristik antrian yang dapat mempengaruhi model antrian, yaitu :

6. Distribusi dari kedatangan

7. Distribusi waktu pelayanan

Page 40: skripsi agin (Autosaved)

8. Jumlah fasilitas untuk pelayanan

9. Disiplin antrian

Persamaan yang akan digunakan dalam model antrian adalah untuk

fasilitas pelayanan ganda. Dalam bidang transportasi, hal ini biasa terjadi dengan

cara pertama datang pertama pula dilayani.

1. Tingkat intensitas fasilitas pelayanan (p)

Menurut yamit (2003:407), tingkat intensitas fasilitas pelayanan(p) adalah

perbandingan antara tingkat kedatangan (λ) dengan tingkat pelayanan (µ).

Teori antrian yang menggunakan dasar-dasar statistik ini sangat tergantungan

dengan harga yang dihasilkan distribusi frekuensi. Untuk menentukan tingkat

intensitas fasilitas pelayanan digunakan persamaan :

p= λµ

………… ………………………………………… …………………….(2.9)

Dimana : P : tingkat intensitas fasilitas pelayanan

λ : tingkat kedatangan rata-rata

µ : tingkat pelayanan rata-rata

2. Peluang tidak ada pelanggan dalam sistem (Po)

Po=[∑n=0

s−1 ( λ2

µ )n!

+( λ

µ )s ! (1− λ

s µ ) ]……………… ……………………(2.10)

Dimana: s : jumlah fasilitas pelayanan, dan

n : jumlah pelanggan dalan sistem

Page 41: skripsi agin (Autosaved)

3. Model antrian untuk distribusi kedatangan poisson dan distribusi pelayanan

eksponensial

Jumlah customer yang menumggu dalam antrian (Lq)

Lq=Po( λ

µ )s

. P

s !¿¿

Jumlah customer selama dalam antrian (Wq)

Wq= Lqλ

… ………………………………………… ………………….(2.12)

Waktu customer selama dalam sistem (W)

W =Wq+ 1µ

………… ……………………………………… ………... (2.13)

Jumlah rata-rata customer dalam sistem (L)

L=λ W =Lq+ λµ

……… ………………………………………… ……¿

2.1.8 Struktur Antrian

Orang, barang, komponen atau kertas kerja harus menunggu untuk

mendapatkan jasa pelayanan. Garis tunggu ini disebut antrian. Ilmu yang

mempelajari antrian disebut dengan teori antrian. Teori antrian adalah teori

teori yang menyangkut studi sistematik dan antrian (baris-baris) penungguan

yang terjadi akiibat jumlah kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi

kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan tersebut.

Analisa antrian merupakan bentuk probabilitas bukan merupakan teknik,

oleh karena itu hasil analisis disebut sebagai karakteristik operasi bersifat

probabilitas.

Page 42: skripsi agin (Autosaved)

Elemen pokok dalam sistem antrian adalah pola kedatangan , tingkat

pelayanan, disiplin antrian, desain fasilitas pelayanan, kapasitas antrian,

populasi dan prilaku manusia. Pola kedatangan dan tingkat pelayanan pada

umumnya mengikuti distribusi poisson atau eksponensial. Disiplin antrian

pada umumnya mengikuti pertama datang pertama dilayani.

Menurut Handoko (1986:263), terdapat 4 model struktur antrian dasar yan

umum terjadi dalam seluruh sistem antrian. Struktur antrian tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Single Channel-Single Phase

Sistem ini merupakan sistem yang paling sederhana. Single channel

berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan. Sistem

ini menunjukan bahwa hanya ada satu stasion pelayanan atau sekumpulan

tunggal operasi yang dilaksanakan, setelah menerima pelayanan individu-

individu keluar dari sistem.

Contoh dari model struktur ini adalah tukang cukur, pembelian tiket kereta

api antar kota kecikl yang dilayani oleh satu loket, seorang pramuniaga toko

dan sebagainya.

2. Single Channel-Multiphase

Istilah multiphase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang

Sumber Sistem Antrian Keluar

Populasi

Gambar 2.1. Model Single Channel-Single Phase

M S

Page 43: skripsi agin (Autosaved)

dilaksanakan secara berurutan dalam phase-phase. Sebagai contoh, pencucian

mobil, tukang cat dan sebagainya.

3. Multichannel-Single Phase

Sistem ini terjadi dan ada kapan saja atau lebih fasilitas pelayanan

dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh model ini adalah pelayanan

potong rambut dan sebagainya

4 .Multichannel-Multiphase

Contoh dari sistem ini adalah pelayanan pada pasien dirumah sakit dari

pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai kepada pembayaran. Setiap

sistem-sistem ini mempunyai fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga

lebih dari satu individu dapat dilayani pada satuan waktu.

Sistem antrian

Sumber Keluar

Populasi

Gambar 2.2. Model Single Channel-Multiphase

M S M S

Sistem antrian

Sumber Keluar

Populasi

Gambar 2.3. Model Multichannel-Single Phase

M

S

S

Page 44: skripsi agin (Autosaved)

Keterangan :

M : Antrian

S : Fasilitas pelayanan

2.2. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Amri (1998) dengan judul Menentukan Jumlah Loket

yang Optimal pada PT. Pos Lhokseumawe. Dari hasil pembahasannya

disimpulkan bahwa jumlah yang optimal untuk loket adalah 2 unit dengan

biaya minimum.

Jasril (2000) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Sistem Antrian

pada Loket Tabungan Bank Bumi Daya. Dari hasil pembahasan dapat

disimpulkan bahwa panjang antrian pada loket tabungan adalah sebesar 0,70

nasabah per menit pada loket 1,096 nasabah per menit pada loket 2, dan 0,68

nasabah per menit pada loket 3.

Rahmawati (2007) dalam penelitian yang berjudul Analisa Sistem Antrian

pada Spbu Kutablang Lhokseumawe. Dari hasil pembahasan dapat

disimpulkan bahwa waktu rata-rata dalam sistem adalah sebesar 0,6 menit per

Sistem antrian

Sumber Keluar

Populasi

Gambar 2.4. Model Multichannel-Multiphase

M

S

S

M S

M S

Page 45: skripsi agin (Autosaved)

kendaraan pada pompa kendaraan roda dua dan 1,62 menit pada kendaraan

penumpang.

2.3. Hipotesa

Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan, maka hipotesa yang

diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Panjang antrian dan jumlah rata-rata dalam sistem pada kassa lebih besar

dari satu customer per menit

2. Waktu rata-rata dalam antrian dan waktu rata-rata dalam sistem pada kassa

lebih besar dari satu menit per customer

BAB III

METODE PENELITIAN

Page 46: skripsi agin (Autosaved)

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Suzuya di jalan baru, Simpang jam,

Lhokseumawe. Objek penelitian ini adalah pelayanan Suzuya, sedangkan ruang

lingkup kajian penelitian ini adalah mengenai jumlah antrian kassa. Pengumpulan

data dilakukan secara manual dengan menggunakan alat bantu stopwatch,

lembaran pengisian data dan alat tulis seperti pensil dan pulpen. Pengamatan

pada penelitian ini dilakukan pada kassa ( tempat pembayaran ). Untuk

memudahkan pengumpulan data peneliti melakukan penelitian pendahulu untuk

mengetahui lama pelayanan (µ) dan jumlah sampel yang diperlukan untuk

mendapat nilai tingkat kedatangan pelanggan (λ) dilakukan secara acak dimana

jumlah kedatangan pelanggan ditentukan selama interval waktu 10 menit.

3.2. Responden

Untuk menggumpulkan beberapa data primer, responden yang penulis

ambil adalah pelanggan Suzuya yang berjumlah 80 orang yang keseluruhannya

merupakan pelanggan Suzuy

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini diperlukan sejumlah

data melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian dan wawancara

19

Page 47: skripsi agin (Autosaved)

dengan karyawan serta pimpinan Suzuya. Data primer di peroleh dengan

melakukan serangkaian wawancara dengan responden dan melakukan observasi

langsung ke objek penelitian.

Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian

secara langsung dari lapangan. Data primer yang dimaksud adalah hasil

pengamatan dilapangan terhadap kassa dan sistem pelayanan. Data primer yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap kedatangan customer

dan terhadap waktu pelayanan.

1. Tingkat Kedatangan Customer

Pengamatan tingkat kedatangan customer dilakukan secara acak. Jumlah

kedatangan customer ditentukan selama iterval 10 menit.

2. Tingkat Pelayanan customer

Pengamatan waktu pelayanan dilakukan dengan cara sampling,

pengumpulan data ini dilakukan dengan alat bantu stopwatch, pengamatan

pecatatan ini dimulai ketika customer mulai mengantri didepan kassa

sampai transaksi selesai. Waktu sejak pertama mengantri hingga selesai

bertransaksi adalah nilai tingkat pelayanan yang kemudian dicatat dalam

lembar pencatatan, pola distribusi waktu pelayanan dapat diketahui dengan

mengolah data yang diperoleh.

3.4. Model Analisis

1. Tingkat intensitas pelayanan (P)

P= λs . µ

……………………………… ……………………………(2.9)

Page 48: skripsi agin (Autosaved)

2. Peluang tidak ada pelanggan dalam sistem (PO)

P=∑n=0

s−1 ( λµ )n!

+( λ

µ )s ! (1− λ

s .µ )……………………… ……..(2.10)

3. Jumlah pelanggan yang menunggu dalam antrian (Lq)

Lq=Po( λ

µ )s

. P

s !¿¿

4. Waktu pelanggan selama dalam antrian (Wq)

Wq= Lqλ

… ………………………………………… ………… ..(2.12)

5. Waktu pelanggan selama dalam sistem (W)

W =Wq+ 1µ

………… ……………………………………… …. (2.13)

6. Jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem (L)

L=λ W =Lq+ λµ

……… ……………………………………… .. (2.14 )

Dimana :

n : Jumlah pelanggan dalam sistem

λ : Jumlah rata-rata pelanggan yang datang persatuan waktu

µ : Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani persatuan waktu

s : Jumlah fasilitas pelayanan

P : Pelayanan

3.5. Devinisi Operasional Variabel

1. Tingkat kedatangan customer didapat dengan perbandingan antara jumlah

customer yang datang dengan interval waktu pengamatan ( menit ).

Page 49: skripsi agin (Autosaved)

2. Laju pelayanan adalah rata-rata customer yang dapat dilayani oleh kassa

( menit )

3. Panjang antrian rata-rata adalah jumlah customer yang berada dalam

antrian yang ditentukan tidak berdasarkan pada panjang antrian kassa

( menit ).

4. Jumlah rata-rata customer dalam sistem adalah jumlah rata-rata customer

yang antri maupun yang tidak antri ( menit ).

5. Waktu rata-rata yang digunakan dalam sistem adalah waktu rata-rata yang

dipakai customer sejak berada antrian dan tepat ketika akan meninggalkan

antrian karena sudah selesai bertransaksi dikassa tersebut ( menit ).

6. Waktu rata-rata dalam antrian adalah waktu rata-rata yang digunakan

customer sejak berada dalam antrian dan disaat sudah mendapatkan

pelayanan ( menit ).

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Page 50: skripsi agin (Autosaved)

4.1.1. Tingkat kedatangan Pelanggan

Jumlah kedatangan pelanggan di catat selama interval sepuluh menit, dari hasil 80

kali pengamatan diperoleh frekuensi kedatangan untuk masing-masing kassa

sebagai berikut :

Tabel 4.1. Tingkat kedatangan costumer pada masing-masing kassa

Jumlah kedatangan(xi)

Frekuensi nyata(oi) xi.oi

K10 K11 K10 K1112345678910

4611141568565

12301610642---

4123356753656405450

12604840302414---

80 80 416 228Dari Tabel jumlah kedatangan dapat dihitung kecepatan kedatangan Pelanggan

yaitu :

- Jumlah kedatangan Pelanggan

Kassa 10 = 416 Pelanggan. Kassa 11 = 228 Pelanggan

- Jumlah Frekuensi kedatangan

Frekuensi kedatangan pelanggan untuk semua kassa dilakukan sebanyak 80 kali

kedatangan melalui pengambilan sampel secara acak. Jadi, jumlah kedatangan

rata-rata untuk masing-masing kassa adalah :

23

Page 51: skripsi agin (Autosaved)

Kassa10=1λ= xi . xo

oi=416

80=5,2 costumer per sepulu hmenit

Kassa11=1λ= xi . xo

oi=228

80=2.85 costumer per sepulu hmenit

4.1.2. Tingkat Pelayanan

Pengamatan terhadap waktu pelayanan dilakukan dengan sampel

pendahuluan sebanyak 35 kali waktu pelayanan, dengan pengamatan selama tujuh

hari, maka diperoleh jumlah sampel dengan mengunakan persamaan 2.7.

N1=¿

Dimana : N1 : Jumlah pengamatan sebenarnya

N : Jumlah pengamatan pendahuluan

X : Sampel yang diamati

Pengamatan terhadap waktu pelayanan akan mencukupi apabila N1<N ,

data hasil pengamatan pendahuluan dan pengamatan lanjutan terhadap tingkat

pelayanan dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.

Untuk kassa 10

Page 52: skripsi agin (Autosaved)

∑ X=15.33

∑ X 2=7.92

N = 35 dengan tingkat ketelitian 10% maka k/s = 20

N1=[ 20√20. ( 7.92 )−(15.33 )2

15.33 ]didapat nilai N 1=71.57

Ternyata N1>N maka pengamatan harus dilakukan lagi, dari hasil pengamatan

lanjutan didapat nilai :

∑ X=36.24

∑ X 2=19.55

N = 80

N1=[ 20√80. (19.55 )−(36.24) ²36.24 ]didapat nilai N1=76.21

Karena N1<N maka jumlah pengamatan sudah mencukupi

Untuk kassa 11

∑ X=37.76

∑ X 2=47.94

N = 35 dengan tingkat ketelitian 10% maka, k/s = 20

Page 53: skripsi agin (Autosaved)

N1=[ 20√35. (47.94 )−(37.76) ²37.76 ]didapat nilai N1=69.68

Ternyata N1>N maka pengamatan harus dilakukan lagi, dari hasil pengamatan

lanjutan didapat nilai :

∑ X=78.08

∑ X 2=91.25

N = 80

N1=[ 20√80. (91.25 )−(78.08) ²78.08 ]didapat nilai N 1=78.85

Karena N1>N maka jumlah pengamatan sudah mencukupi dan dapat

dipergunakan untuk perhitungan selanjutnya

4.1.3. Kecepatan Pelayanan Rata-rata

Untuk mendapatkan nilai kecepatan pelayanan rata-rata terlebih dahulu harus

ditentukan distribusi frekuensinya sesuai dengan langkah-langkah :

- Menentukan range (R)

R = menentukan - nilai terkecil

Kassa 10 R = 1.00 - 0.29 = 0.71

Page 54: skripsi agin (Autosaved)

Kassa 11 R = 2.00 - 0.37 = 1.63

- Menentukan jumlah kelas (k) interval dengan menggunakan aturan

Sturgess

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3.3 Log 80, maka k = 7.28 = 7

Untuk semua kassa yang sama

- Menghitung panjang kelas interval (I) dengan persamaan : I=RK

Untuk kassa10 I=0.717

=0.10

Untuk kassa10 I=1.637

=0.23

Selanjutnya setelah nilai-nilai R,K,dan I maka dapat dihitung untuk memperoleh

distribusi frekuensi pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi waktu pelayanan kassa 10

No Kelas Interval Tanda kelas Frekuensi xi,fi1234567

0.29 – 0.390.40 – 0.500.51 – 0.610.62 – 0.720.73 – 0.830.84 – 0.940.95 – 1.05

fvv 0.34

0.45

0.56

0.67

0.78

556011224

1.72.70

7.731.561.78

4

Page 55: skripsi agin (Autosaved)

0.89

1.00

Jumlah 80 36.11

- Waktu pelayanan rata-rata

1/ µ= xi . fifi

=36.1180

=0.45 menit per pelanggan

- Jumlah transaksi adalah 18380

=2.28 pcs. Jadi waktu pelayanan rata-rata

0.45 menit dapat melayani pelanggan dengan jumlah transaksi 2.28 pcs.

- Kecepatan pelayanan rata-rata

1/ µ= 10.45

=2.28 Pelanggan per menit

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi waktu pelayanan kassa 11

No Kelas interval (xi) Tanda kelas

(xi)

Frekuensi (fi) xi.fi

1

2

3

4

5

6

0.37 – 0.60

0.61 – 0.84

o.85 – 1.08

1.09 – 1.32

1.33 – 1.56

1.57 – 1.80

0.49

0.37

0.97

1.21

1.45

1.69

25

9

21

6

7

9

12,73

6.53

20.27

7.23

10.12

15.17

Page 56: skripsi agin (Autosaved)

7 1.81 – 2.04 1.93 3 5.73

Jumlah 80 77.20

- Waktu pelayanan rata-rata

1/ µ= xi . fifi

=77.2080

=0,96 menit per pelanggan

- Jumlah transaksi adalah 1040

80 ¿ 13.Jadi waktu pelayanan rata-rata 0.96 menit

dapat melayani pelanggan dengan jumlah transaksi 13 transaksi.

- Kecepatan pelayanan rata-rata

1/ µ= 10.96

=1.04 menit per pelanggan

4.1.4. Pengujian Distribusi Kedatangan Pelanggan

Pengujian distribusi untuk kedatangan pelanggan dilakukan dengan

penyesuaian (The goodness fit of test) terhadap distribusi poisson. Perhitungan

memenuhi syarat bila X² uji < X tabel dan selanjutnya digunakan dalam

menetapkan pemakaian rumus dari model antrian dalam pembahasan. Pengujian

terhadap distribusi normal, adapun rumus yang digunakan adalah :

F (x)= λ ˟ . e ˉ λ

x ᴉ

Dimana : x : 1,2,3...n

e : bilangan natural (2,7183)

Page 57: skripsi agin (Autosaved)

λ : jumlah kedatangan pelanggan rata-rata

Untuk menghitung frekuensi teoritis diperoleh dengan menggunakan rumus ei

= {F (x)∑oi} Hasil dapat dilihat pada tabel berikut :

Untuk kassa 10 dengan nilai λ = 5.2 pelanggan/sepuluh menit.

Xi oi F(x) ei = {F (x)∑oi} X² = (oi−ei)

ei12345678910

4611141568565

0.0140.0740.1290.1680.1740.1510.1120.0730.0420.022

1.1445.94910.31113.40513.94112.0828.9755.8343.3711.753

7.1300.0000.0460.0260.0803.0620.1060.1192.0513,016

∑oi = 80 18.637 Untuk kassa 11 dengan nilai λ = 2.85 pelanggan/sepuluh menit

Page 58: skripsi agin (Autosaved)

Tabel 4.5. Perbandingan antara frekuensi nyata (oi) dengan frekuensi teoritis (ei)

pada kedatangan pelanggan dengan distribusi Poisson serta uji kecocokan

kedatangan pelanggan terhadap distribusi Poisson

.Xi Oi F(x) ei = {F (x)∑oi} X² = (oi−ei) ²

Ei1234567

12301610642

0.1650.2350.2230.1590.0910.0430.018

13.17818.77917.84012.7717.2453.4421.401

0.1056.7050.1900.5780.2140.0910.256

∑oi = 80 8.139

Untuk mencari harga X²(1-ἁ) (dk) dapat dicari dengan menggunakan cara :

dk = k-1 dengan tingkat kepercayaan (ἁ) = 90% maka,(1-ἁ) = 1 – 0.90 = 0.1

Pada tabel chi kuadrat harga dari X²(1-ἁ) (dk) adalah

Pada kassa 10 harga dk = 10 – 1 = 9 adalah 21.666

Pada kassa 11 harga dk = 7 – 1 = 6 adalah 16.812

Ternyata X²uji < X² tabel pada masing-masing kassa. Jadi, kedatangan

pelanggan untuk masing-masing kassa berdistribusi Poisson.

4.1.5. Pengujian Distribusi Waktu Pelayanan

Page 59: skripsi agin (Autosaved)

Pengujian distribusi waktu kedatangan dilakukan terhadap distribusi

eksponensial dengan uji kecocokan menggunakan distribusi chi kuadrat.

Persamaan yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

P(t )=µ eˉ µ ᵗ

Dimana : t : waktu pelayanan t > 0

e : bilangan natural (2.718)

µ : waktu pelayanan rata-rata

Dengan hasil perhitungan kemudian dapat dihitung X² pengamatan untuk

diuji kecocokan dengan menggunakan distribusi eksponensial pada tabel dibawah

ini :

Untuk kassa 10 dengan harga µ = 2.22 pelanggan/sepuluh menit.

Tabel 4.6. perbandingan antara frekuensi nyata (oi) dengan frekuensi teoritis (ei)

serta uji kecocokan waktu pelayanan terhadap distribusi Eksponensial.

Page 60: skripsi agin (Autosaved)

Waktu pelayanan(t)

Oi P (t) ei = {P(>t).∑oi}X² =

(oi−ei) ²Ei

0.00.290.400.510.620.730.840.95

802519198640

1.0000.3140.2020.1300.084

0.0540.0350.022

80.00025.12016.16010.4006.7204.3202.8001.760

0.0000.0010.4997.1120.2440.6530.5141.760

∑oi = 80 10.783

Untuk kassa 11 dengan harga µ = 1.04

Tabel 4.7. Perbandingan antara frekuensi nyata (oi) dengan frekuensi (ei) serta uji

kecocokan waktu pelayanan terhadap distribusi Eksponensial.

Waktu pelayanan(t)

Oi P (t) ei = {P(>t).∑oi}X² =

(oi−ei) ²Ei

0.000.370.610.851.091.33

805546251912

1.0000.6700.5170.3990.3070.237

80.00053.60041.36031.92024.56018.960

0.0000.0370.5121.5001.2592.555

Page 61: skripsi agin (Autosaved)

1.571.81

30

0.1830.141

14.64011.280

9.25511.280

∑oi = 80 15.126

Untuk mencari harga X² (1-ἁ) (dk) dapat dicari dengan menggunakan cara dk

= k – 1 = 8 – 1 = 7 dengan tingkat kepercayaan (ἁ) = 90% maka, (1ἁ) = 1 – 0.90 =

0.91

Pada Tabel chi kuadrat harga dar X² (1ἁ) (dk) adalah X² (0.01) (7) = 14.017

ternyata X² uji < X² tabel pada masing-masing kassa yaitu :

Kassa 10 = 6.691 < 14.017

Kassa 11 = 12.424 < 14.017

Jadi waktu pelayanan untuk masing-masing kassa berdistribusi Eksponensial.

4.1.6. Menentukan Panjang Antrian Dan Waktu Dalam Antrian

Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh kecepatan

kedatangan pelanggan (λ) dan kecepatan pelayanan rata-rata (µ) sebagai berikut :

- Kecepatan kedatangan pelanggan (λ)

Kassa 10 = 31 pelanggan/jam

Kassa 11 = 17 pelanggan/jam

- Kecepatan pelayanan rata-rata

Page 62: skripsi agin (Autosaved)

Kassa 10 = 133 pelanggan/jam

Kassa 11 = 62 pelanggan /jam

Dari kedua parameter diatas, maka dapat dicari harga tingkat intensitas

pelayanan (P) yaitu :

Kassa 10

−Jika S=1maka , p= λs . µ

= 311.133

=0.233

−Jika S=2maka , p= λs . µ

= 312.133

=0.116

−Jika S=1maka , p= λs . µ

= 313.133

=0.07

Kassa 11

−Jika S=1maka , p= λs . µ

= 171.62

=0.274

−Jika S=2maka , p= λs . µ

= 172.62

=0.137

−Jika S=1maka , p= λs . µ

= 173.62

=0.091

Dari uji kecocokan distribusi diperoleh kedatangan pelanggan berdistribusi

poisson dan waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial.

Page 63: skripsi agin (Autosaved)

4.1.7. Panjang Antrian Waktu Menunggu, Jumlah Rata-rata Dalam

Antrian, Dan Jumlah Rata-rata Dalam Sistem

A. Perhitungan pada kassa 10

- Kemungkinan kassa kosong (P0)

P 0=[∑n=0

s−1 ( λµ )ⁿn !

+( λ

µ )s ! (1− λ

s µ ) ] .............................................(2.8)

Jika,S=1 maka ,P 0=[∑n=0

s−1 ( 31133 )

1

0 !+

( 31133 )

1!(1− 311.133 ) ]=1.303

Jika,S=1 maka ,P 0=[∑n=0

s−1 ( 31133 )

2

1 !+

( 31133 )

2!(1− 312.133 ) ]=0.185

Page 64: skripsi agin (Autosaved)

Jika,S=1 maka ,P 0=[∑n=0

s−1 ( 31133 )

3

2 !+

( 31133 )

3 !(1− 313.133 ) ]=0.048

- Panjang Antrian (Lq)

Lq=P 0()s . P

s !¿¿

Jika S=1maka , Lq=1.303( 31

133 )1

.0 .233

1 !¿¿

Jika S=2maka , Lq=0.185( 31

133 )2

.0 .116

2 !¿¿

Jika S=3maka, Lq=0.048 ( 31

133 )3

.0 .077

3 !¿¿

- Lamanya pelanggan menunggu dalam Antrian (Wq)

Wq= Lqλ

..............................................................(2.10)

Page 65: skripsi agin (Autosaved)

Jika S=1maka , Wq=0.11931

=0.003 jam

Jika S=2maka , Wq=0.000631

=0.00002 jam

Jika S=3maka, Wq=0.0000231

=2 x 10 ˉ ⁷ jam

- Lamanya pelanggan menunggu dalam sistem (W)

W =Wq+ 1λ

..............................................................(2.11)

Jika S=1maka , W=0.003+ 1133

=0.010 jam

Jika S=2maka , W=0.00002+ 1133

=0.007 jam

Jika S=3 maka, W =0.0000002+ 1133

=0.007 jam

- Jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem (L)

L=λ .w=Lq+ λµ

.................................................. (2.12)

Jika S=1maka , L=0.199+ 31133

=0.352 pelanggan

Jika S=2maka , L=0.0006+ 31133

=0.233 pelanggan

Page 66: skripsi agin (Autosaved)

Jika S=3maka, L=0.000007+ 31133

=0.233 pelanggan

B. Perhitungan pada kassa 11

- Kemungkinan kassa kosong (P0)

Jika,S=1 maka ,P 0=[∑n=0

s−1 ( 1762 )

1

0 !+

( 1762 )

1!(1− 171.62 ) ]=1.377

Jika,S=2maka , P0=[∑n=0

s−1 ( 1762 )

2

0 !+

( 1762 )

1!(1− 172.62 ) ]=0.317

Jika,S=3maka , P 0=[∑n=0

s−1 (1762 )

3

0!+

( 1762 )

1 !(1− 173.62 ) ]=0.044

- Panjang Antrian (Lq)

Lq=P 0()s . P

s !¿¿

Jika S=1maka , Lq=

1.3776( 1762 )

1

.0 .274

1 !¿¿

Page 67: skripsi agin (Autosaved)

Jika S=2maka , Lq=1.0435( 17

62 )2

.0 .137

2 !¿¿

Jika S=3maka, Lq=1.0037 (17

62 )3

.0 .091

3 !¿¿

- Lamanya pelanggan menunggu dalam Antrian (Wq)

Wq= Lqλ

..................................................................(2.10)

Jika S=1maka , wq=0.19517

=0.011 jam

Jika S=21maka ,wq=0.00217

=0.0001 jam

Jika S=1maka , Wq=0.00001617

=9 x10 ˉ ⁷ jam

- Lamanya pelanggan menunggu dalam sistem (W)

W =Wq+ 1λ

...............................................................(2.11)

Jika S=1maka , W=0.011+ 162

=0.027 jam

jika S=2 maka, W =0.0001+ 162

=0.016 jam

Jika S=3maka, W =0.0000009+ 162

=0.016 jam

- Jumlah rata-rata pelanggan dalam sistem (L)

Page 68: skripsi agin (Autosaved)

L=λ .w=Lq+ λµ

.....................................................(2.12)

Jika S=1maka , L=0.195+ 31133

=0.469 pelanggan

Jika S=2maka , L=0.002+ 31133

=0.276 pelanggan

Jika S=3maka, L=0.000016+ 31133

=0.274 pelanggan

4.2. Pembahasan

Page 69: skripsi agin (Autosaved)

Setelah dilakukan perhitungan data seperti yang telah diuraikan, maka

dengan memperhatikan hasil perhitungan data tersebut dan hal-hal yang berkaitan

dengan antrian pada objek penelitian ini, dapat dianalisa panjang antrian dan

waktu menunggu kendaraan dalam antrian rata-rata pelanggan berada dalam

sistem dan jumlah yang optimal setiap hari kassa dibuka.

4.2.1. Tingkat Kedatangan Rata-rata (λ)

Sehubunagan dengan pertumbuhan pelanggan dari waktu ke waktu, maka

perlu diantisipasi kemungkinan kedatangan pelanggan dalam jumlah yang besar

dengan interval waktu yang singkat. Berdasarkan perhitungan data didapat nilai

tingkat kedatangan rata-rata pelanggan adalah sebesar 5.22 pelanggan per sepuluh

menit pada kassa 10 dengan dua kali transaksi, sadangkan tingkat kedatangan

rata-rata pada kassa 11 adalah sebesar 2.85 pelanggan per sepuluh menit dengan

dua kali transaksi.

4.2.2. Tingkat Pelayanan Rata-rata (µ)

Tingkat pelayanan rata-rata ini sangat bergantung pada struktur fasilitas

pelayanan dan pramuniaga. Dari hasil pengamatan didapat laju pelayanan pada

fasilitas pelayanan cenderung konstan. Dalam penelitian ini terlihat dari kapasitas

kassa bertransaksi yang mempunyai batasan volume sampai jumlah PCS tertentu.

4.2.3. Panjang Antrian Rata-rata (Lq)

Page 70: skripsi agin (Autosaved)

Panjang antrian rata-rata adalah nilai yang konstan, karena yang didapat

adalah hasil rata-rata dari keseluruhan data yang dimiliki dari pengambilan data

secara acak, namun tidak tertutup kemungkinan untuk mengetahui panjang antrian

pada suatu waktu tertentu. Seperti yang tertera pada perhitungan, diperoleh

panjang antrian rata-rata adalah sebesar 0.119 pelanggan per menit pada kassa 10

dan 0.195 pelanggan per menit pada kassa 11.

4.2.4. Jumlah Rata-rata Pelanngan Dalam Sistem (L)

Jumlah rata-rata pelanggan didalam sistem adalah jumlah pelanggan yang

ada didaerah antrian pada masing-masing barisan pada kassa 10. Dari hasil

perhitungan diperoleh jumlah pelanggan dalam sistem 0.352 pelanggan per menit

pada kassa 10 dan 0.469 pelanggan per menit pada kassa 11.

4.2.5. Waktu Rata-rata Dalam Sistem (Wq)

Hasil perhitungan data sebelumnya menunjukkan bahwa waktu rata-rata

didalam sistem adalah sebesar 0.6 menit per pelanggan pada kassa 10 dan 1.62

menit per pelanggan pada kassa 11. Dengan demikian panjang antrian pada kassa

tidaklah begitu mengganggu karena semakin kecilnya waktu rata-rata didalam

sistem, maka akan semakin nyamanlah pengguna jasa tersebut. Nilai waktu rata-

rata pelanggan dalam sistem ini tidak hanya dipengaruhi oleh nilai tingkat

kedatangan saja, akan tetapi juga sangat bergantung pada tingkat pelayanannya.

Apabila semakin cepat waktu pelayanan terhadap pelanggan yang datang, maka

akan semakin kecil pula waktu menunggu di dalam sistem.

Page 71: skripsi agin (Autosaved)

4.2.6. Waktu Rata-rata Dalam Antrian (W)

Waktu rata-rata dalam antrian pada kassa 10 adalah sebesar 0.18 menit per

pelanggan dan 0.66 menit per pelanggan pada kassa 11. Dengan demikian antrian

yang terjadi tidak begitu mengganggu apabila semakin cepat waktu pelayanan

terhadap pelanggan yang datang, maka akan semakin kecil pula waktu menunggu

dalam antrian.

Kapasitas antrian dan sumber populasi diasumsikan tidak terbatas dengan

disiplin antrian adalah yang pertama datang pertama dilayani. Kapasitas antrian

tidak terbatas sesuai karena pelanggan dapat menunggu sitempat lain selain

didepan kassa jika mereka memutuskan masih akan bergabung dengan antrian

tetapi malas berdiri lama-lama didepan kassa.

Sumber populasi tidak terbatas meskipun kita dapat menghitung jumlah

penduduk, karena manajemen tidak bisa memperhitungkan berapa banyak angka

pastinya pelanggan yang ingin berbelanja di SUZUYA pada waktu tertentu.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 72: skripsi agin (Autosaved)

46

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data, maka dapat ambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Panjang antrian rata-rata pada kassa 10 adalah 0,119 pelanggan permenit dan

pada kassa 11 0,195 pelanggan permenit.

2. Jumlah pelanggan dalam sistem 0,352 pelanggan permenit pada kassa 10 dan

pasda kassa11 0,469 pelanggan permenit.

3. Waktu rata-rata pelanggan dalam antrian pada kassa 10 adalah sebesar 0,18

menit per pelanggan dan 0,66 menit per pelanggan pada kassa 11 dan waktu

rata-rata dalam sistem adalah sebesar 0,6 menit perpelanggan pada kassa 10

dan pada kassa 11 sebesar 1,62 menit per pelanggan.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian

adalah :

1. Sebagai masukan bagi pihak perusahaan hendaknya posisi kassa 10 dan 11

ditempatkan agak lebih luas sedikit sehingga pelanggan lebih mudah

mengantri

2. Sistem transaksi pada kassa-kassa yang ada sekarang ini adalah

multichannel-single-phase yaitu terjadi kapan saja atau lebih fasilitas

pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.

Page 73: skripsi agin (Autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

Dergibson, Siagian, Sugianto, (2002) Metode Statistika Untuk Bisnis dan Manajemen Jilid 2, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Djarwanto, Pengestu Subagiyo, 1993, Statistik Induktif edisi ke 111, Jakarta: Erlangga.

Harri, Purnomo, 2003, Pengantar Teknik Industri, Bandung: Rineka Cipta .

Page 74: skripsi agin (Autosaved)

Handoko, Hani, T, 1986, Dasar Operasional Riset edisi 2, yogyakarta: BPFE .

J. Supranto, Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikan pangsa pasar,Bandung: Rineka Cipta.

Mifta Thoha, 1983, Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Pesada.

Nasution Mulia, 2000, Managemen Personalia Aplikasi dalam Perusahaan, Jakarta: Rajawali Press.

Rizal M, 2000, Analisa Sistem Antrian Pada SPBU Kuta Alam, Banda Aceh: Unsiyah.

P, Siagian, 1987, Penelitian Operasional, Jakarta: Cet 1, U1 Press.

Skripsi, Rahmawati, 2007, Penelitian Analisa Sistem Antrian Pada SPBU Kuta Blang, Unima Lhokseumawe: Fakultas Teknik Industri Skripsi , Amri, 1998, Penelitian Menentukan Jumlah Loket Yang Optimum Pada Kantor Pos Lhokseumawe,Unimal Lhokseumawe: Fakultas Teknik Industri.

Yamit, Zulian, (2003), Manajemen Kuantitatif Untuk Bisnis, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta.

Page 75: skripsi agin (Autosaved)