Skrip Si

108
i ANALISA PRESSURE BUILD-UP TEST DENGAN MENGGUNAKAN METODE HORNER MANUAL DAN SAPHIR 3.20 UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN FORMASI PADA SUMUR “KB” LAPANGAN “D” SKRIPSI Disusun oleh : INDIRA PRATIWI ANDEKA 113040033 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA 2011

description

Skripsi

Transcript of Skrip Si

  • 5/26/2018 Skrip Si

    1/108

    i

    ANALISA PRESSURE BUILD-UP TEST DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE HORNER MANUAL DAN SAPHIR 3.20 UNTUK

    IDENTIFIKASI KERUSAKAN FORMASI PADA SUMUR KB

    LAPANGAN D

    SKRIPSI

    Disusun oleh :

    INDIRA PRATIWI ANDEKA

    113040033

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

    YOGYAKARTA

    2011

  • 5/26/2018 Skrip Si

    2/108

    ii

    ANALISA PRESSURE BUILD-UP TEST DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE HORNER MANUAL DAN SAPHIR 3.20 UNTUK

    IDENTIFIKASI KERUSAKAN FORMASI PADA SUMUR KB

    LAPANGAN D

    SKRIPSI

    Disusun oleh :

    INDIRA PRATIWI ANDEKA

    113040033/TM

    Disetujui untuk Program Studi Teknik Perminyakan

    Fakultas Teknologi Mineral

    UPN Veteran Yogyakarta

    Ir. Drs. Herianto, M.sc.Ph.D. Ir. Sayoga Heru, MT.

    Pembimbing I Pembimbing II

  • 5/26/2018 Skrip Si

    3/108

    vi

    RINGKASAN

    Kerusakan formasi dapat terjadi sepanjang waktu sebagai akibat negatif

    dari aktifitas-aktifitas yang terjadi atau yang dilakukan pada sumur mulai dari

    aktifitas pemboran, penyemenan, komplesi sumur dan perforasi serta pada saat

    sumur itu berproduksi. Terjadinya kerusakan formasi ini akan menyebabkan

    mengecilnya harga permeabilitas dan menurunnya produktivitas suatu sumur,

    sehingga qoakan turun.

    Pada dasarnya analisa Pressure Build-Updilakukan pertama-tama dengan

    memproduksi sumur selama suatu selang waktu tertentu dengan laju aliran yang

    tetap (konstan), kemudian menutup sumur tersebut. Penutupan sumur ini

    menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan yangdicatat ini biasanya adalah tekanan dasar sumur). Tahapan-tahapan analisa

    Pressure Build-Up dengan metode Horner adalah persiapan data pendukung

    seperti data produksi (tp, qo, rw, Pwf), data PVT (o, Bo, Ct), data reservoir (,h)

    dan data PBU (Pws, t). Kemudian membuat grafik log-log plot dengan plot t vs

    P. Dari hasil plot tersebut dapat diperoleh nilai end of wellbore storageditambah

    1-1,5 cycle untuk menentukan awal dari tekanan yang tidak terpangaruh wellbore

    storage. Kemudian membuat grafik semilog plot (Horner plot) dengan plot Pws vs

    +

    t

    ttp. Dari hasil Horner Plot dan end of wellbore storage diperoleh harga

    slope, P1jam dan tekanan reservoir (P*) yang akan digunakan untuk menghitung

    harga permeabilitas, skin, produktivitas indeks, danflow efficiency.Analisa PBU dilakukan pada sumur KB lapangan D, hasil analisa

    Pressure Build-Uptestdengan menggunakan metode Horner secara manual pada

    sumur KB adalah Pi = 2451.7 psi,k = 5.24 md, skin= +24.89, pskin= 212.21

    psi sedangkan hasil analisa Simulator Saphir 3.20 adalah Pi = 2456.49 psi, k =

    4.74 md, skin= +23.1, pskin= 212,538.

    Dengan menggunakan simulator saphire 3.20 dapat dihasilkan model

    reservoirnyaHomogen, dengan boundary infinite, akan tetapi hasil analisa yang

    di dapatkan kurang akurat karena pada kurva Log-log Plot (derivatif) tidak

    menunjukkan bentuk radial flow.

    Berdasarkan kurva IPR diperoleh laju produksi maksimal minyak pada

    FE=0.25 adalah 363.9 bopd, sedangkan laju produksi maksimal minyak pada

    FE=1 adalah 909.6 bopd. Perbedaan harga produksi minyak ini disebabkankarena adanya kerusakan disekitar lubang formasi ditandai dengan nilai skinyang

    berharga positif.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    4/108

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur Penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

    berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan

    judul Analisa Pressure Build -Up TestDengan Menggunakan Metode Horner

    Manual Dan Saphir 3.20 Untuk Identifikasi Kerusakan Formasi Pada Sumur

    KB Lapangan D. Yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Mineral

    Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Prof. Dr. H. Didit Welly Udjianto, Msi., selaku Rektor UniversitasPembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

    2. DR. Ir. S. Koesnaryo, Msc, selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral.3. Ir. Anas Puji Santoso, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Perminyakan.4. Ir. Avianto Kabul P., MT., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Perminyakan.5. Ir. Drs. Herianto, M.sc.Ph.D., selaku pembimbing I.6. Ir. Sayoga Heru, MT., selaku Pembimbing II.7. Ir. Dr. Nur Suhascaryo, M.T., selaku Dosen Wali angkatan 2004.8. Staf pengajar dan pegawai jurusan Teknik Perminyakan.9. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Perminyakan angkatan 2004, ( BOC 04).10.Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

    Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,

    untuk itu sangat diharapkan saran-saran guna perbaikan dan kesempurnaan di

    masa yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua

    pihak yang memerlukannya.

    Yogyakarta, Agustus 2011

    Penulis

  • 5/26/2018 Skrip Si

    5/108

    vii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... iv

    KATA PENGANTAR...................................................................................... v

    RINGKASAN.................................................................................................. vi

    DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR....................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xii

    BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1

    1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

    1.2. Permasalahan ............................................................................. 2

    1.3. Maksud dan Tujuan .................................................................... 21.4. Metodologi ................................................................................. 2

    1.5. Hasil Yang Diharapkan .............................................................. 3

    1.6. Sistematika Penulisan ................................................................ 3

    BAB II. DASAR TEORI................................................................................. 4

    2.1. Aliran Fluida Dalam Media Berpori ........................................... 4

    2.2. Pressure Build-Up(PBU) ........................................................... 8

    2.2.1. Prinsip Super Posisi ....................................................... 8

    2.2.2. Teori Pressure Build-Up................................................ 9

    2.2.3. Karakteristik Kurva Pressure Build-up Test.................. 142.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Kurva Tekanan ...... 17

    2.3.1. Wellbore Storage............................................................ 172.3.2. Redistribusi Fasa Dalam Lubang Bor (Gas Hump) ....... 182.3.3. Heterogenitas Reservoir ................................................. 18

    2.4. Cara Kerja Alat ........................................................................... 192.5. Analisa Pressure Build-Up......................................................... 20

    2.5.1. Langkah Kerja Metode Horner ....................................... 20

    2.6. Pressure derivative..................................................................... 23

    2.7. Tekanan Reservoar ..................................................................... 24

  • 5/26/2018 Skrip Si

    6/108

    viii

    DAFTAR ISI

    (Lanjutan)

    Halaman

    2.8. Flow Efficiency........................................................................ 25

    2.9. Skin Effect................................................................................ 26

    2.10.Productivity Index (PI)........................................................... 27

    2.11.Inflow Performance Relationship(IPR) Metode Standing .... 30

    BAB III. TEORI DASAR SIMULATOR SAPHIRE ................................ 32

    3.1. Shapire 3.20 Simulator ............................................................. 323.1.1. Cara Kerja Saphire 3.20 Simulator ............................... 36

    3.1.1.1. Inisialisasi ........................................................ 36

    3.1.1.2. Interprestasi Tahap Pertama ............................ 39

    3.1.1.3. Interprestasi Tahap Kedua ............................... 43

    3.1.1.4. Algoritma ......................................................... 45

    BAB IV. ANALISA DATAPRESSURE BUILD-UP TEST ................... 47

    4.1. Analisa Pressure Buid-Uppada sumur KB

    Dengan Metode Horner ........................................................ 48

    4.2. Analisa Pressure Buid-Uppada Sumur KB

    Menggunakan Saphir 3.20 simulator ................................... 544.3. Inflow Performance Relationship(IPR) ................................ 62

    BAB V. PEMBAHASAN......................................................................... 65

    BAB VI. KESIMPULAN........................................................................... 69

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 70

    DAFTAR SIMBOL ................................................................................... 71

    LAMPIRAN............................................................................................... 73

  • 5/26/2018 Skrip Si

    7/108

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1. Idealisasi beberapa Pola Aliran yang terjadi di Reservoar ....................... 5

    2.2. Sejarah Produksi Berdasarkan Laju Alir dan Tekanan Dasar Alir Sumurdengan Fungsi Waktu ................................................................................ 9

    2.3. Laju Alir Ideal dan Sejarah Produksi untuk Pressure Build-Up Test...... 102.4. Sejarah Laju Alir untuk Ideal Pressure Build-Up Test............................. 122.5. Grafik Pressure Buld-Upuntuk Reservoir Ideal ...................................... 132.6. Tipe Pressure Build-up Bawah Lubang untuk Produksi Pseudo Steady

    StateSebelum Shut-in............................................................................... 15

    2.7. Grafik Pressure Build-up TestSebenarnya .............................................. 162.8. Grafik P vs t pada Kertas Log-log ....................................................... 182.9. Panex Pressure Gauge.............................................................................. 192.10. Buffer Tube .............................................................................................. 202.11. Grafik IPR yang Linear ..................................................................... 292.12. Grafik IPR untuk Aliran Dua Fasa ........................................................... 303.1. Diagram Alir Perangkat Lunak Saphire 3.20 .......................................... 36

    3.2. Layar Main Options (Simulator) ............................................................. 37

    3.3. Layar Information (Simulator) ................................................................ 37

    3.4. Layar Pemilihan Satuan (Simulator) ....................................................... 38

    3.5. Layar Input Data PVT (Simulator) .......................................................... 38

    3.6. Layar Interprestasi Main Screen (Simulator) .......................................... 39

    3.7. Layar Pemilihan Data (Simulator) ........................................................... 40

    3.8. Layar Load P (Pressure) Sumur (Simulator) .......................................... . 40

    3.9. Layar Ekstraksi Parameter Delta P (Simulator) ..................................... . 41

    3.10. Layar Proses Matching ............................................ .............................. 42

    3.11. Layar Fleksibel Plot ................................................................................ 44

  • 5/26/2018 Skrip Si

    8/108

    x

    DAFTAR GAMBAR

    ( Lanjutan )

    Gambar Halaman

    3.12. Tampilan Layar Horner Plot ................................................................... . 45

    4.1. Grafik Log-Log pada Sumur KB .......................................................... 484.2. Grafik Horner Plot pada Sumur KB ..................................................... 494.3. LayarMain OptionsSumur KB ............................................................ 544.4. Layar informationSumur KB ............................................................... 544.5. Layar Pemilihan Satuan SumurKB ....................................................... 554.6. Layar Input Data PVT Sumur KB ........................................................ 554.7. Layar InterpretasiMain ScreenSumur KB .......................................... 564.8. Layar Pemilihan Data SumurKB ......................................................... 564.9. LayarLoad P (Pressure)Sumur KB..................................................... 574.10. LayarLoadQ (Rate) Sumur KB ........................................................... 574.11. Layar Ekstraksi Parameter Delta P Sumur KB ..................................... 584.12. Layar Hasil Ekstraksi Delta P Sumur KB ............................................. 584.13. Layar Pemilihan Model Reservoir Sumur KB ...................................... 594.14. LayarImproveSumurKB ..................................................................... 594.15. History Plot P vs t (atas) dan Q vs t (bawah) pada Sumur KB ............. 604.16. Semi-Log Plot P vs t pada Sumur KB .................................................. 604.17. Log-log plot pada Sumur KB................................................................ 614.18. Kurva IPR Sumur KB (Manual) ........................................................... 64

  • 5/26/2018 Skrip Si

    9/108

    xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    A. Model-model kurva Derivatif ................................................................ 76B. Analisa Perhitungan Pressure Build-UpSumur KB (pws, t, P, dan

    (tp+t)/t) ............................................................................................. 91

    C. Saphir Simulation Report ...................................................................... 95

  • 5/26/2018 Skrip Si

    10/108

    xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    IV-1. Hasil Perhitungan Saphir 3.20 Sumur KB (Simulator) ...................... 61

    IV-2. Hasil Perhitungan qoUntuk Berbagai Pwf Pada Sumur KB ............ 63

  • 5/26/2018 Skrip Si

    11/108

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Konfigurasi lubang bor menembus formasi serta geometri dan

    karakteristik reservoirnya menyebabkan pola aliran fluida yang terjadi berbeda-

    beda. Dengan memproduksi suatu sumur yang menghubungkan permukaan

    dengan reservoir, akan menyebabkan ketidakseimbangan tekanan dalam reservoir,

    sehingga akan menimbulkan gradien tekanan yang akan menyebabkan fluida

    dalam media berpori itu mengalir kesegala arah.

    Besaran-besaran yang diakibatkan oleh aliran fluida dalam media berpori

    ke lubang sumur dipengaruhi oleh sifat fisik batuan dan sifat fisik fluida formasi.

    Apabila perubahan tekanan diplot sebagai fungsi waktu, maka akan dapat

    dianalisa pola aliran yang terjadi dan juga besaran karakteristik reservoirnya.

    Aliran fluida dalam media berpori menuju lubang sumur didasarkan atas hukum

    Darcy. Pola aliran radial adalah yang paling lazim digunakan untuk

    menggambarkan aliran fluida dalam media berpori.

    Dengan menentukan kinerja aliran, kita bisa mengetahui tentang

    karakteristik reservoir seperti Permeabilitas (k), Geometri Aliran dan

    Produktivitas Formasi.

    Produktivitas formasi didefinisikan sebagai kemampuan reservoir untuk

    mengalirkan fluida dari formasi ke sumur-sumur produksi, dan dapat dinilai

    berdasarkan perbandingan antara laju produksi terhadap perbedaan tekanan antara

    tekanan statik formasi dengan tekanan alir dasar sumur.

    Dalam menganalisa data, kita menggunakan Pressure Build Up Test, yang

    merupakan suatu teknik pengujian transien yang dilakukan dengan cara

    memproduksi sumur selama suatu selang waktu tertentu dengan laju alir yang

    tetap, kemudian menutup sumur tersebut sehingga tekanan menjadi naik dan

    dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan yang dicatat biasanya tekanan dasar sumur).

  • 5/26/2018 Skrip Si

    12/108

    2

    Dari hasil Pressure Build Up test, dapat diketahui karakteristik formasi yang dapat

    digunakan untuk menentukan produktivitas formasi, sehingga dapat diketahui

    kemampuan suatu sumur untuk berproduksi.

    1.2. Permasalahan

    Kerusakan formasi dapat diakibatkan oleh adanya skin yang akan

    menyebabkan produktivitas suatu sumur menurun. Analisa uji tekanan sangat

    diperlukan untuk mengetahui tingkat kerusakan formasi, yang selanjutnya dapat

    ditentukan kemampuan formasi tersebut untuk berproduksi

    1.3. Maksud dan Tujuan

    Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menganalisa besarnya

    parameter-parameter reservoir dan karakteristik formasi dari sumur kajian seperti

    permeabilitas, faktor skin, tekanan mula-mula, flow efficiency, produktivitas

    formasi, kinerja aliran fluida berdasarkan analisa Pressure Bulid Up Test baik

    secara manual maupun dengan menggunakan software simulator Saphire 3.20.

    Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kinerja

    aliran fluida yang nantinya akan berpengaruh terhadap produktifitas formasi dari

    sumur KB lapangan D.

    1.4. Metodelogi

    Pressure build-up test pada prinsipnya dilakukan dengan cara

    memproduksikan sumur selama selang waktu tertentu dengan laju produksi yang

    tetap, kemudian menutup sumur tersebut. Penutupan ini menyebabkan naiknya

    tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu. Data tekanan yang diperoleh dari test

    tersebut dan data-data pendukung lainnya dikumpulkan dan kemudian dianalisa.Analisa dengan metode horner secara manual yaitu dengan cara memplot data

    tekanan (Pws) pada saat penutupan sumur (shut in) vs Hornertime((tp + t ) / t ),

    dari plot ini didapatkan harga m, P1jamdan P*. Penggunaan metode horner secara

    manual dalam penerapannnya sering kali dijumpai kesulitan, terutama bila data

    tekanan sebagian besar didominasi oleh efek wellbore storage dan skin efect

  • 5/26/2018 Skrip Si

    13/108

    3

    sehingga tidak dapat menginterpretasikan sifat reservoir yang sebenarnya.

    Kesulitan-kesulitan ini dapat ditanggulangi dengan memakai software saphir 3.20

    yang dapat meningkatkan akurasi data yang dihasilkan. Dalam menganalisa

    Pressure Build-up Testdengan menggunakan metode pressure derivative secara

    simulator saphir 3.20. Pertama-tama melakukan define yaitu pendiskripsian

    lapangan dan sumur kemudian dilakukanpreparedata untuk memasukkan data

    tekanan, laju alir dan waktu, langkah selanjutnya adalah properties untuk

    memasukkan data sifat fisik batuan dan fluidanya, kemudian dilakukan analyse

    dimana pada langkah ini didapatkan kurva history plot, plot log-log dan plot

    horner yang kemudian dilakukan analytic fitguna menyelaraskan kurva tersebut.

    1.5. Hasil yang Diharapkan

    Hasil yang diharapkan dari metode Horner secara manual dan analisa

    dengan aplikasi komputer (Saphir) adalah dapat memberikan keakuratan hasil

    yang lebih mendekati dengan kondisi lapisan sebenarnya dalam memperkirakan

    tekanan reservoir, permeabilitas formasi, harga skin dan flow efficiency pada

    interval kedalaman yang dianalisa. Sehingga dari informasi tersebut dapat

    memberikan gambaran secara menyeluruh yang dapat mewakili kondisi lapisan

    untuk menentukan rencana dari sumur tersebut selanjutnya..

    1.6. Sistematika Penulisan

    Penulisan hasil penelitian ini menggunakan sistem pembagian per bab

    dengan sistematika sebagai berikut, pada Bab I yaitu pendahuluan yang berisi

    penjelasan secara umum mengenai latar belakang masalah, maksud dan tujuan,

    hasil dan sistematika penulisan. Bab II yaitu teori dasar pressure build up test,

    bab ini berisi teori-teori dan persamaan yang menjadi dasar dalam menganalisa

    test pressure build up.Bab IIIyaitu teori dasar tentang simulator saphire 3.20.

    Bab IV yaitu berisikan tentang analisa test pressure build up menggunakan

    metode Horner manual dan metoda pressure derivativesecara simulator Saphir.

    Bab V merupakan pembahasan. Bab VI berisikan tentang kesimpulan yang

    didapatkan dari analisa PBU test ini.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    14/108

    4

    BAB II

    DASAR TEORI PRESSURE BUILD UP

    Tujuan utama dari suatu pengujian sumur hidrokarbon adalah untuk

    menentukan kemampuan suatu lapisan atau formasi untuk berproduksi. Apabila

    pengujian ini dirancang secara baik dan memadai dan dianalisa secara tepat maka

    akan banyak sekali informasi- informasi yang sangat berharga akan didapatkan

    seperti permeabilitas efektif fluida, kerusakan atau perbaikan formasi disekeliling

    lubang bor yang diuji, tekanan reservoir, batas suatu reservoir, bentuk radius

    pengurasan, dan keheterogenan suatu lapisan.

    Prinsip dasar pengujian ini sangat sederhana yaitu dengan memberikan

    suatu gangguan keseimbangan tekanan terhadap sumur yang diuji. Dengan adanya

    gangguan ini, impuls perubahan tekanan (pressure transient) akan disebarkan

    keseluruh reservoir dan ini diamati setiap saat dengan mencatat tekanan lubang

    bor selama pengujian berlangsung. Sebagai titik tolak, akan dibahas persamaan-

    persamaan dasar yang menerangkan aliran fluida dimedia berpori yang akan

    menjadi basis teori transien tekanan.

    2.1. Aliran Fluida Dalam Media Berpori

    Konfigurasi lubang bor menembus formasi serta geometri dan

    karakteristik reservoirnya menyebabkan pola aliran fluida yang terjadi berbeda-

    beda. Dengan memproduksi suatu sumur yang menghubungkan permukaan

    dengan reservoir, akan menyebabkan ketidakseimbangan tekanan dalam reservoir,

    sehingga akan menimbulkan gradien tekanan yang akan menyebabkan fluida

    dalam berpori itu mengalir kesegala arah. Pola aliran radial paling lazim

    digunakan untuk menggambarkan aliran fluida dalam media berpori. Ini diawali

    oleh solusi Van Everdigen & Hurst pada tahun 1949. Kemudian berkembang

    model-model lainnya untuk lebih dapat mempresentasikan kondisi reservoir yang

    sebenarnya.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    15/108

    5

    Besaran-besaran yang diakibatkan oleh aliran fluida dalam media berpori

    ke lubang sumur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : jumlah fasa yang

    mengalir, sifat fisik dari batuan formasi, sifat fisik dari fluida formasi, konfigurasi

    di sekitar lubang bor (adanya lubang prforasi, skin, gravelpack, dan rekahan hasil

    perekahan hidraulik), kemiringan lubang sumur pada formasi produktif, dan

    bentuk daerah pengurasan . Apabila perubahan tekanan diplot sebagai fungsi

    waktu, maka akan dapat dianalisa pola aliran yang terjadi dan juga besaran

    karakteristik reservoirnya. Dari faktor tersebut di atas secara ideal harus diwakili

    dalam setiap persamaan perhitungan kelakuan aliran fluida dari formasi masuk ke

    lubang sumur, tetapi hingga saat ini belum tersedia suatu persamaan yang praktis

    untuk memperhitungkan dari faktor di atas.

    Aliran fluida dalam media berpori menuju lubang sumur didasarkan atas

    hukum Darcy. Kemudian dikembangkan model-model aliran yang terjadi pada

    pori-pori reservoir yaitu pola aliran radial, pola aliran linier, pola aliran spherical,

    aliran bilinier, aliran semi linier dan gradien flow model. Aliran-aliran tersebut

    dapat dilihat pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1.

    Idealisasi beberapa Pola Aliran yang terjadi di Reservoir1)

  • 5/26/2018 Skrip Si

    16/108

    6

    Idealisasi Reservoir dengan Pola Aliran RadialUntuk memulai suatu analisa atau perencanaan, pertama-tama kita harus

    membuat penyederhanaan atas pemodelan suatu reservoir. Pada reservoir dengan

    pola aliran radial ini, persamaan differensialnya diturunkan berdasarkan hal-hal

    sebagai berikut :

    1. Hukum Kekekalan MassaHukum Kekekalan Massa biasa disebut juga dengan Persamaan Difusivitas

    Radial. Persamaannya adalah :

    t

    P

    k

    c

    r

    Pr

    rr

    =

    000264.0

    1 ................................................................ (2-1)

    Persamaan (2-1) dikenal sebagai persamaan diffusivitas radial. Sedangkan asumsi-

    asumsi yang digunakan untuk memperoleh persamaan tersebut adalah :

    Aliran radial dan horizontal Aliran laminar Ketebalan formasi konstan Aliran isothermal Aliran satu fasa kompressibilitas fluida kecil dan konstan Viskositas fluida konstan Permeabilitas konstan Gaya gravitasi diabaikan Porositas kecil Gradien tekanan kecil atau diabaikan

    2. Persamaan KontinuitasUntuk aliran di dalam media berpori, hukum konservasi massa yang

    dikenal pula sebagai persamaan kesinambungan (continuity equation) menyatakan

    bahwa untuk sistem berlaku :

    =

    tterval

    inselamaelemen

    dalammassalasi

    akumudariLaju

    twaktuterval

    inselamaelemen

    darikeluaryang

    massaaliranLaju

    twaktuinterval

    selamaelemenlam

    kedamasukyang

    massaaliranLaju

  • 5/26/2018 Skrip Si

    17/108

    7

    ( ) ( )t

    urrr

    r

    =

    1......................................................................... (2-2)

    Persaman (2-2) disebut sebagai persaman kontinuitas atau persaman kekekalan

    massa dari pola radial.

    3. Persamaan Darcy

    Hukum Darcy menyatakan bahwa kecepatan aliran fluida di dalam media

    berpori adalah sebanding dengan gradien potensial dalam arah aliran pada titik

    tersebut. Secara sistematis sebagai berikut :

    =

    ku .......................................................................................... (2-3)

    Keterangan :

    u = Kecepatan volumetrik

    = Potensial

    = Gradien potensial

    = Viscositas

    = Berat jenis fluida

    k = Permeabilitas

    Persamaan tersebut hanya berlaku untuk aliran yang laminar dan tanda

    negatif di dalam persaman ini menyatakan bahwa aliran yang terjadi berlawanan

    arah dengan penurunan potensial. Dalam satuan lapangan Persamaan diatas

    menjadi :

    sr

    rB

    PwfPskhQ

    w

    eoo +

    =

    ln

    )(00708.0

    .................................................................... (2-4)

    4. Persamaan Keadaan

    Hukum persamaan keadaan menyatakan hubungan antara massa jenis

    fluida dengan tekanan dan temperatur, atau hubungan antara viskositas fluida

    dengan tekanan dan temperatur yang secara sistematis dinyatakan sebagai berikut:

    Tp

    c

    =

    1.......................................................................................... (2-5)

  • 5/26/2018 Skrip Si

    18/108

    8

    2.2. Pressure Build-Up(PBU)

    PBU adalah suatu teknik pengujian transien tekanan yang paling dikenal

    dan banyak diilakukan orang, pada dasarnya pengujian ini dilakukan pertama-

    tama dengan memproduksi sumur selama suatu selang waktu tertentu dengan laju

    aliran yang tetap (konstan), kemudian menutup sumur tersebut. Penutupan sumur

    ini menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan

    yang dicatat ini biasanya adalah tekanan dasar sumur).

    Dari data tekanan yang didapat kemudian dapat ditentukan permeabilitas

    formasi, daerah pengurasan saat itu, adanya kerusakan atau perbaikan formasi.

    Dasar analisa PBU ini diajukan oleh Horner (1951), yang pada dasarnya adalah

    memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu. Prinsip yang mendasari analisa ini

    adalah yang dikenal dengan prinsip superposisi (superposition principle).

    2.2.1. Prinsip SuperposisiTeori yang mendasari secara matematis menyatakan bahwa penjumlahan

    dari solusi-solusi individu suatu persamaan differential linierberorde dua adalah

    juga merupakan solusi dari persamaan tersebut. Misalkan suatu kasus dimana

    sebuah sumur berproduksi dengan seri laju produksi tetap untuk setiap selang

    waktu seperti diperlihatkan pada Gambar 2.2.Untuk menentukan tekanan lubang sumur (Pwf) pada tn sewaktu laju saat

    itu qn, dapat dipakai prinsip superposisi dengan metode sebagai berikut :

    q1 dianggap berproduksi selama tn

    q2 dianggap berproduksi selama tn t1

    q3 dianggap berproduksi selama tn t2

    q4 dianggap berproduksi selama tn t3

    ... ..... - .....

    qn dianggap berproduksi selama tn tn-1

  • 5/26/2018 Skrip Si

    19/108

    9

    Gambar 2.2.

    Sejarah Produksi Berdasarkan Laju Alir dan Tekanan Dasar

    Alir Sumur dengan Fungsi Waktu1)

    2.2.2. TeoriPressure Build-UpSetelah mengetahui prinsip superposisi diatas, maka pressure build up

    akan lebih mudah dimengerti, Gambar 2.3. memperlihatkan suatu sejarah

    produksi suatu sumur. Mula-mula sumur diproduksi dengan laju tetap (q), selama

    waktu (tp), kemudian sumur ditutup selama waktu t .

    = wsi PP ( )

    + s

    ttk

    rc

    kh

    Bq

    p

    wt 21688

    ln6.70

    2

    ( )

    s

    tk

    rc

    kh

    Bq wt 2.

    1688ln

    06.70

    2

    ....................... (2-6)

    Kemudian persamaan (2-6) disusun menjadi :

    +=

    t

    tpws

    tkhBqPiP ln6.70 ........................................................... (2-7)

    Atau :

    +=

    t

    tp

    ws

    t

    kh

    BqPiP log6.162

    ........................................................ (2-8)

  • 5/26/2018 Skrip Si

    20/108

    10

    Gambar 2.3.

    Laju Alir Ideal dan Sejarah Produksi

    untukPressure Build Up Test1)

    Persamaan (2-8) memperlihatkan bahwa Pws, shut-in BHP, yang dicatat

    selama penutupan sumur,apabila diplot terhadap logt

    tt

    +merupakan garis lurus

    dengan kemiringan :

    kh

    Bqm

    6.162= ,psi/cycle ........................................................................ (2-9)

    Contoh yang ideal dari pengujian ini dapat dilihat dari Gambar 2.4.Jelas

    bahwa perbeabilitas (k), dapat ditentukan dari slopem, sedangkan apabila garis

    ini diekstrapolasikan keharga Horner Timesama dengan satu (equivalent dengan

    penutupan yang tidak terhingga lamanya), maka tekanan pada saat ini teoritis

    sama dengan tekanan awal reservoir tersebut.

    Sesaat sumur ditutup akan berlaku hubungan :

    6.70+= iwfkh

    Bq

    s

    tk

    rc

    p

    wt 2.

    1688ln

    2

    = 162+ikh

    Bq

    s

    tk

    rc

    p

    wt 869.0.

    1688log

    2

  • 5/26/2018 Skrip Si

    21/108

    11

    =

    + s

    tk

    rcmi

    p

    wt 869.0.

    1688log

    2

    ....................................... (2-10)

    Pada saat waktu penutupan = t , berlaku hubungan :

    tttmiws p += /log .......................................................... ...(2-11)

    Kalau persamaan (2-10) dan (2-11) dikombinasikan, maka dapat dihitung harga

    skin (s), sehingga :

    ++

    +

    =

    p

    pwtwfws

    t

    tt

    tk

    rc

    ms log151.1

    1688log151.1151.1

    2

    . (2-12)

    Didalam industri perminyakan biasanya dipilih t = 1 jam sehingga Pws

    pada persamaan (2-12) menjadi P1jam. P1jamini harus diambil pada garis lurus atau

    garis ekstrapolasinya. Kemudian faktor

    +

    t

    ttp

    dapat diabaikan sehingga :

    ( )

    +

    = 23.3log151.1

    2

    1

    wt

    wfjam

    rc

    k

    ms

    ................................... (2-13)

    dimana skin harus berharga positif.

    Apabila harga s ini berharga positif berarti ada kerusakan (damaged) yangpada umumnya dikarenakan adanya filtrat lumpur pemboran yang meresapkedalam formasi atau endapan lumpur (mud cake)di sekeliling lubang bor

    pada formasi produktif yang kita amati. skin yang negatif menunjukkan

    perbaikan (stimulated),biasanya ini terjadi setelah dilakukan pengasaman

    (acidizing)atau perekahan (hydraulic fracturing).

    Sedangkan adanya hambatan aliran yang terjadi pada formasi produktifakibat adanya skin effect, biasanya diterjemahkan kepada besarnya

    penurunan tekanan, Ps yang ditentukan menggunakan persamaan :

    Ps = 0.87 m s , psi .............................................................................. (2-14)

    Maka besarnya produktifitas formasi (PI) dan atau flow effisiensi (FE)

    berdasarkan analisa pressure build-up ini dapat ditentukan menggunakan

    persamaan :

  • 5/26/2018 Skrip Si

    22/108

    12

    swf PPP

    qPI

    =

    ,BPD / Psi ............................................................... (2-15)

    Dan

    %100xPP

    PPPFE

    wf

    swf

    =

    ................................................................. (2-16)

    Sedangkan untuk mengetahui besarnya radius of investigation (ri) dapat

    ditentukan menggunakan persamaan :

    ftc

    ktri

    t

    ,03.0

    = .................................................................................... (2-17)

    Keterangan :ct : kompresibilitas , psi

    -1

    Untuk reservoir yang bersifat infinite acting, tekanan rata-rata reservoir ini

    adalah P* = Pi = Pave.

    Gambar 2.4.

    Sejarah Laju Alir untuk IdealPressure Buildup Test1)

    1. Pressure Build-Up yang Ideal

    Seperti terlihat pada persamaan sebelumnya, plot antara Pws vs

    logt

    ttp

    +merupakan garis lurus. Ini merupakan hal yang ideal tanpa adanya

    pengaruh awal dari wellbore storagedapat dilihat pada Gambar 2.5berikut :

  • 5/26/2018 Skrip Si

    23/108

    13

    Gambar 2.5.

    GrafikPressure Buld Upuntuk Reservoir Ideal1)

    2. Wellbore Storage

    Efek dari wellbore storage akan mendominasi data awal dari suatu

    pengujian sumur, dimana lama pengaruh wellbore storage sangat tergantung

    kepada ukuran maupun konfigurasi lubang bornya. Rangkaian pengerjaan analisa

    pressure build-updapat dilakukan sebagai berikut:

    1. Terlebih dahulu buat plot log P = (Pws- Pwf) vs log t.2. Wellbore storage effect terlihat dengan adanya unit slope yang

    dibentuk oleh data awal.

    Dari unit slope tersebut dapat diperkirakan wellbore storage coefficient

    (Cs) di dalam satuan

    =

    24

    tqBCs .................................................................................... (2-18)

    Dari unit slopetersebut dapat diperkirakan wellbore storage coefficient

    (Cs) di dalam satuan

    =

    24

    tqBCs .................................................................................... (2-19)

  • 5/26/2018 Skrip Si

    24/108

    14

    Keterangan :

    q = Laju alir, STB/Day

    B = Faktor folume formasi, bbl/STB

    t = Waktu, jam

    P = Tekanan, psia

    Dimana t dan P tersebut berasal dari sembarang titik yang dipilih

    pada unit slope.

    3. Dari titik data yang mulai meninggalkan unuit slopekemudian diukur1 atau 1.5 log cycle. Data yang terletak diluar jarak tersebut adalah

    yang bebas dari pengaruh well bore storage.

    4. Membuat Horner plot, (t + t)/t vs Pws. Horner straight linedibentukdari titik-titik data yang bebas dari wellbore storagediatas. Kemudian

    berdasarkan garis lurus yang terbentuk tersebut dianalisa harga-

    harganya seperti k, P*, s, dan FE.

    Gambar 2.6 menjelaskan Tipe Pressure Build-up Bawah Lubang untuk

    Produksi Pseudo Steady StateSebelum Shut-in.

    2.2.3. Karakteristik KurvaPressure Buildup TestKarakteristik kurva Pressure Buildup Test dapat mengambarkan bagian-

    bagian dari ulah tekanan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.7.

    Dari gambar tersebut terlihat bahwa ulah tekanan dapat dibagi menjadi tiga bagian

    yang meliputi :

    1. Segmen Data Awal (Early Time)2. Segmen Data Tengah (Middle Time)3. Segmen Data Lanjut (Late Time)

  • 5/26/2018 Skrip Si

    25/108

    15

    Gambar 2.6.

    TipePressure Build-upBawah Lubang untuk Produksi

    Pseudo Steady StateSebelum Shut-in1)

    1. Segmen Data Awal (Early Time)

    Mula-mula sumur ditutup, pressure buildup test memasuki segmen data

    awal, dimana aliran didominasi oleh adanya pengaruh wellbore storage, skindan

    phase segregation (gas hump).

    Bentuk kurva yang dihasilkan oleh bagian ini merupakan garis

    melengkung pada kertas semilog, dimana mencerminkan penyimpangan garis

    lurus akibat adanya kerusakan formasi di sekitar lubang sumur atau adanya

    pengaruh wellbore storageseperti terlihat pada Gambar 2.7.

    2. Segmen Waktu Pertengahan (Middle Times)

    Dengan bertambahnya waktu, radius pengamatan akan semakin jauh

    menjalar kedalam formasi. Setelah pengaruh data awal terlampaui maka tekanan

    akan masuk bagian waktu pertengahan. Pada saat inilah reservoir bersifat infinite

  • 5/26/2018 Skrip Si

    26/108

    16

    acting dimana garis lurus pada semilog terjadi. Dengan garis lurus ini dapat

    ditentukan beberapa parameter reservoir yang penting, seperti: kemiringan garis

    atau slope(m), permeabilitas effiktif (k), storage capacity (kh), faktor kerusakan

    formasi (s), tekanan rata-rata reservoir.

    Gambar 2.7.

    GrafikPressure Build-up TestSebenarnya1)

    3. Segmen Waktu Lanjut (Late Times)

    Bagian akhir dari suatu kurva setara tekanan adalah bagian waktu lanjut

    (late times) yang dinampakan dengan berlangsungnya garis lurus semilog

    mencapai batas akhir sumur yang diuji dan adanya penyimpangan kurva garis

    lurus. Hal ini disebabkan karena respon tekanan sudah dipengaruhi oleh kondisi

    batas reservoir dari sumur yang diuji atau pengaruh sumur-sumur produksi

    maupun injeksi yang berada disekitar sumur yang diuji.

    Periode ini merupakan selang waktu diantara periode transient(peralihan)

    dengan awal periodesemi steady state. Selang waktu ini adalah sangat sempit atau

    kadang-kadang hampir tidak pernah terjadi.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    27/108

    17

    2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Kurva Tekanan

    Pada kenyataannya kurva respon tekanan tidaklah ideal. Banyak faktor

    yang mempengaruhi bentuk kurva tersebut. Adanya penyimpangan dari asumsi-

    asumsi yang berbeda dari kondisi idealnya. Sebenarnya disinilah letak manfaat

    dari asumsi-asumsi yang diberikan, karena terjadinya anomali kurva respon

    tekanan yang terjadi akan memberikan gambaran adanya kelainan, faktor-faktor

    tersebut antara lain pengaruh wellbore storage, redistribusi fasa dalam lubang bor

    maupun heterogenitas reservoir.

    2.3.1 Wellbore Storage

    Pengaruh dari wellbore storage akan mendominasi data awal dari suatupengujian sumur, dimana lamanya pengaruh wellbore storageini tergantung pada

    ukuran maupun konfigurasi lubang bor serta sifatsifat fisik fluida maupun batuan

    formasinya. Untuk menentukan kapan wellbore storageberakhir maka dibuat plot

    antara P = (Pws Pwf) vs t pada kertas loglog, seperti terlihat pada Gambar

    2.8.

    Garis lurus dengan kemiringan 45 (slope = 1) pada data awal

    menunjukkan adanya pengaruh wellbore storage. Dari garis ini, tentukan titik

    awal penyimpangan dan ukur 1 - 1,5 cycle dari titik tersebut untuk menentukan

    awal dari tekanan yang tidak dipengaruhi oleh wellbore storage(end of wellbore

    storage).

    Dengan diketahuinya wellbore storage yang terlihat dengan adanya unit

    slope tersebut dapat diperkirakan wellbore storage coefficient (cs) dalam satuan

    bbl/psi.

    P24

    tBq

    =sc ...................................................................................... (2-20)

    Keterangan :

    q = laju produksi, STB/D

    B = faktor volume formasi, bbl/STB

    t = waktu, jam

    P = perbedaan tekanan, psi

    P dan t berasal dari sembarang titik yang dipilih dari unit slope.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    28/108

    18

    Gambar 2.8.

    Grafik P vs t pada Kertas Log-log5)

    2.3.2. Redistribusi Fasa Dalam Lubang Bor (Gas Hump)Fenomena redistibusi fasa dalam lubang bor terjadi ketika penutupan

    sumur dipermukaan dimana gas, minyak dan air mengalir bersama-sama di dalam

    tubing. Karena adanya pengaruh gravitasi maka cairan akan bergerak ke bawah

    sedangkan gas akan bergerak naik ke permukaan. Oleh karena cairan yang relatif

    tidak dapat bergerak serta gas tidak dapat berkembang di dalam sistem yang

    tertutup ini, redistribusi fasa ini akan menambah kenaikkan tekanan pada lubang

    bor sehingga dapat mencapai keadaan yang lebih tinggi dari tekanan formasinya

    sendiri dan menyebabkan terjadinya hump disaat awal.

    2.3.3. Heterogenitas Reservoir

    Salah satu sifat heterogenitas reservoir yang mempengaruhi bentuk kurva

    ulah tekanan untuk uji sumur adalah ketidakseragaman permeabilitas. Pengecilan

    permeabilitas dapat disebabkan oleh penyumbatan dari scale atau kotoran,

    maupun hydrasi clay dan swelling, sedangkan pembesaran permeabilitas dapat

    dikarenakan oleh adanya stimulasi pada sumur seperti pengasaman ataupun

    hydraulic fracturing.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    29/108

    19

    2.4. Cara Kerja AlatPeralatan dalam melakukan Uji tekanan di lapangan antara lain SRO

    (Surface Read Out). SRO terdiri dari Panex Pressure Gauge yang dimasukkan

    melalui Sinker Bar, alat ini akan mengolah tekanan dan temperatur setiap detik

    atau jam sesuai yang ditentukan. Di dalam Panex Pressure Gauge terdapat Buffer

    Tube yang berisi cairan silikon 1000 cp, jadi pressure tidak langsung ke elemen

    tetapi melewati Buffer Tube. Kemudian peralatan dikontrol dipermukaan sehingga

    mendapatkan data secara langsung sehingga peralatan ini disebut SRO (Surface

    Read Out).

    Cara melakukan Uji tekanan bentuk (PBU)adalah

    1. Masukkan Sinker Bar kedalam sumur untuk mengetahui kondisilubang sumur aman.

    2. Masukkan rangkaian SRO dan ukur gradien tekanan alir setiapkedalaman tertentu.

    3. Tutup sumur untuk ulah tekanan bentuk (PBU) sampai tercapaikestabilan tekanan.

    4. Cabut SRO sampai permukaan sambil ukur gradien tekanan statikatau alir.

    5. Pengukuran selesai, kembalikan sumur pada status semula.

    Gambar 2.9 dan Gambar 2.10 adalah alat yang digunakan dalam

    pengujian tekanan di lapangan.

    Gambar 2.9.

    PanexPressure Gauge6)

  • 5/26/2018 Skrip Si

    30/108

    20

    Gambar 2.10.

    Buffer Tube6)

    2.5. AnalisaPressure Build UpUntuk menganalisa datadata hasil pengujian di dasarkan pada teori analisa

    ulah tekanan bentuk (Pressure Build-Up Curve), yang dikemukakan oleh Horner,

    dimana untuk memberlakukan teori ini digunakan anggapan sebagai berikut :

    1. Sumur berproduksi pada laju aliran tetap dari pusat reservoir tak terbatasdengan tekanan yang tetap pada batas luar reservoir.

    2. Aliran fluida hanya satu fasa.3. Kompressibilitas dan viscositas fluida konstan pada interval tekanan dan

    temperatur yang bervariasi.

    4. Sumur ditutup pada muka batupasir dan tidak terjadi aliran after flowproductionkedalam lubang sumur.

    5. Formasi mempunyai permeabilitas homogen dalam arah aliran.2.5.1. Langkah Kerja Metode Horner

    Pressure buildup test pada prinsipnya dilakukan dengan cara

    memproduksikan sumur selama selang waktu tertentu dengan laju produksi yang

    tetap, kemudian menutup sumur tersebut. Penutupan ini menyebabkan naiknya

    tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu. Data tekanan yang diperoleh dari test

    tersebut dan data-data pendukung lainnya dikumpulkan dan kemudian dianalisa.

    Analisa dengan metode horner secara manual yaitu dengan cara memplot data

    tekanan (Pws) pada saat penutupan sumur (shut in) vsHorner time((tp + t ) / t ),

    dari plot ini didapatkan harga m, P1jamdan P*. Penggunaan metode horner secara

    manual dalam penerapannnya sering kali dijumpai kesulitan, terutama bila data

  • 5/26/2018 Skrip Si

    31/108

    21

    tekanan sebagian besar didominasi oleh efek wellbore storage dan skin efek

    sehingga tidak dapat menginterpretasikan sifat reservoir yang sebenarnya.

    Tahapantahapan interpretasi Pressure Build-Up Test dengan

    menggunakan metode Horner adalah sebagai berikut :

    1. Siapkan datadata pendukung, antara lain :- Kumulatif Produksi- Produksi ratarata- Porositas- Kompressibilitas batuan- Jarijari sumur- Faktor Volume Formasi- Viscositas fluida- Ketebalan lapisan produktif

    2. Hitung berapa lama sumur telah diproduksikan dengan rumustestsebelumterakhirrata-rataproduksiqo,

    produksikumulatifNp,tp=

    3. Buat tabel data uji tekanan dasar sumur (Pws), waktu penutupan (dt),((tp + dt)/ dt), dan Pws Pwf, dimana Pwfadalah tekanan dasar sumur

    pada waktu t = 0.

    4. Plot antara P = (Pws Pwf) vs log t pada kertas log-log. Garis lurusdengan kemiringan 45 (slope = 1) pada data awal menunjukkan

    adanya pengaruh wellbore storage. Dari garis ini, tentukan titik awal

    penyimpangan dan ukur 1 1,5 cycle dari titik tersebut untuk

    menentukan awal dari tekanan yang tidak terpengaruh oleh wellbore

    storage.

    5. Pengaruh wellbore storage terlihat dengan adanya unit slope yangdibentuk oleh data awal. Dari unit slope tersebut dapat diperkirakan

    wellbore storage coefficient(cs) dalam satuan bbl/psi.

    P24

    tBq

    =sc

  • 5/26/2018 Skrip Si

    32/108

    22

    6. Buatlah Horner plot antara log ((tp + dt)/ dt) vs Pws. Tarik garis lurusdimulai dari data yang tidak dipengaruhi oleh wellbore storage.

    Tentukan sudut kemiringan (m) dicari dengan membaca harga

    kenaikan tekanan (P) untuk setiap satu log cycle. P* diperoleh

    dengan mengekstrapolasikan garis lurus tersebut hingga mencapai

    harga waktu penutupan (dt) tak terhingga atau harga ((tp + dt)/ dt) = 1.

    7. Hitung harga permeabilitas (k) dengan persamaan :hm

    Bq162,6 oo

    =

    o

    k

    8. Baca Pwspada dt = 1 jam.9. Hitung hargafaktor skindengan persamaan :

    ( )( )

    +

    = 23,3

    log

    PP151,1

    2

    wf1jam

    wt rc

    k

    mS

    10.Hitung ri(radius of investigation) dengan persamaan :2

    1

    tc948

    tk

    =

    ir

    11.Hitung Flow Efficiency(FE) dengan persamaan :)*(

    )*(

    WF

    WF

    Pp

    PskinPPFE

    =

    Keterangan :

    FE < 1 menunjukkan permeabilitas formasi disekitar lubang sumur

    mengecil akibat adanya kerusakan.

    FE > 1 menunjukkan permeabilitas formasi disekitar lubang sumur

    telah diperbaiki dan harganya lebih besar dari harga

    semula..

    12.Hitung Productivity Index(PI) dengan persamaan :

    wf

    o

    PP

    qPI

    =

    *

  • 5/26/2018 Skrip Si

    33/108

    23

    2.6. Pressure DerivativePada tahun 1980 muncul suatuinstrumentyang beresolusi tinggi karena

    lebih unggul dengan menggunakan media elektronik. Instrument ini membantu

    kita untuk memperoleh tekanan yang lebih teliti dari pada instrument standart

    bourdon tubeyang telah digunakan sejak tahun 1930. Akhirnya, resolusi ini lebih

    dikenal dengan pressure derivative yang akhir-akhir ini lebih digemari dari

    pada analisa yang lainnya. Pada masa sekarang,derivativedigunakan secara rutin

    dalam menganalisa pengukuran tekanan. Metode ini pertama kali diperkenalkan

    pada buku ground water hydrologi oleh Chow (1952). Di dalam industri

    perminyakan, metoda derivative pertama kali diaplikasikan dan diperkenalkan

    oleh Jones (1957). Dia tertarik pada kontak fluida dan keberadaan dari batas.

    Pada tahun 1962 ia melanjutkan idenya untuk uji batas reservoir. Carter (1966)

    menggunakan gagasan Jones untuk menghitung volume reservoir, Prasad (1979)

    telah menghitung volume reservoir dengan menggunakan analisa PBU.

    Metoda pressure derivativeini muncul oleh karena pada penentuan akhir

    dari efek wellbore storage dengan menggunakan metoda analisa Horner tidak

    dapat memberikan harga yang tepat dan juga metoda analisa Horner tidak bisa

    memberikan hasil yang akurat apabila digunakan untuk menganalisa reservoir

    yang begitu kompleks. Pada metoda analisa Horner, penentuan akhir dari efek

    wellbore storage ditandai dengan perubahan deviasi (pembelokan) pada kurva

    tekanan atau yang biasa disebut dengan unit slope, kemudian unit slope ini

    ditambahkan dengan satu setengah cycle.

    Umumnya plot kurva pressure derivative terdiri dari dua bagian. Bagian

    pertama merupakan plot antara beda tekanan penutupan (Pws) dengan tekanan

    aliran dasar sumur (Pwf) yang dinyatakan sebagai P terhadap waktu penutupan

    (t) pada kertas grafik log-log, plot kurva pertama ini berfungsi untuk mengetahui

    flat curve, disamping mengetahui berakhirnya wellbore storage. Bagian kedua

    merupakan plot antara slope(m) terhadap waktu penutupan (t) juga pada kertas

    grafik log-log.

    Untuk kurva ke dua secara praktis derivative dari perubahan tekanan

    berdasarkan fungsi superposisi waktu. Dari persamaan PBU, dapat dinyatakan :

  • 5/26/2018 Skrip Si

    34/108

    24

    )(lnHfP= .......................................................................................... (2-21)

    Jika Pws dinyatakan sebagai :

    )ln(6.70 Hhk

    BqPP

    iws

    = ................................................................ ..(2-22)

    Persamaan diatas identik dengan persamaan garis lurus :

    mxay += .......................................................................................... ..(2-23)

    Perolehan slopedari kurva kedua ini berdasarkan cara statistik cara least

    square, yang merupakan garis seminimumkan jumlah pangkat dua penyimpangan,

    dengan syarat : untuk meminimumisasi fungsi, turunan pertamanya haruslah nol,

    ini menghendaki turunan pertama terhadap a (Pi) sama dengan nol dan turunan

    pertama pertama terhadap slope (a) juga sama dengan nol. Slope suatu garis

    berdasarkan superposisi titik sebelumnya dinyatakan :

    22 )(ln)ln(

    )(ln)()(ln

    ii

    iiii

    HnH

    HPPHnm

    += ................................................ ..(2-24)

    Keterangan :

    Pi : tekanan penutupan dari data ke i, psi.

    Hi :

    +

    t

    ttp

    waktu horner untuk data ke i.

    m : slope kurva.

    a : tekananinitial, psi.

    n : jumlah data.

    Gambar atau model dari kurva derivativedapat dilihat pada Lampiran A.

    2.7. Tekanan Reservoir

    Tekanan reservoir adalah tekanan yang diberikan oleh zat yang mengisi

    rongga reservoir baik berupa gas, minyak, atau air. Tekanan reservoir ini hanya

    diberikan oleh fluida yang ada dan bergerak dalam pori-pori batuan. Dengan

    adanya tekanan reservoir ini akan menyebabkan terjadinya aliran fluida didalam

    formasi kedalam lubang sumur yang mempunyai tekanan relatif rendah dan

    besarnya tekanan reservoir ini akan berkurang jika adanya kegiatan produksi.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    35/108

    25

    Tekanan yang bekerja didalam reservoir pada dasarnya disebabkan oleh

    tiga hal, yaitu :

    1. Tekanan Hidrostatik

    Adalah tekanan yang berasal dari fluida yang berada didalam pori-pori batuan

    formasi. Faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatik adalah jenis dari fluida

    itu sendiri dan kondisi geologi.

    2. Tekanan Kapiler

    Tekanan kapiler disebabkan oleh adanya gaya-gaya yang dipengaruhi

    tegangan antar permukaan antar fluida yang bersinggungan, besar volume dan

    bentuk pori serta sifat kebasahan batuan reservoir.

    3. Tekanan Overburden

    Tekanan overburden adalah tekanan yang terjadi akibat berat batuan yang

    berada diatasnya. Besarnya pertambahan tekanan overburden sebanding dengan

    bertambahnya kedalaman.

    2.8. Flow Efficiency

    Flow efficiencyadalah perbandingan antara selisih tekanan statik reservoir

    dengan tekanan alir reservoir jika disekitar lubang tidak terjadi perubahan

    permeabilitas (ideal drawdown) terhadap besar penurunan sebenarnya (actual

    drawdown). Secara matematis dinyatakan sebagai berikut :

    =

    ideal

    actual

    J

    JFE ..................................................................................... (2-25)

    Dimana :

    PwfP

    qJ

    actual

    =

    .............................................................................. (2-26)

    skinideal PwfP

    qJ

    =

    .................................................................... (2-27)

    Sehingga :

    PwfP

    PPwfPFE skin

    =

    ..................................................................... (2-28)

    Dimana, Pskin = Kehilangan tekanan padazone damage.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    36/108

    26

    Dengan mengetahui harga FE maka dapat diperkirakan kondisi formasi di

    sekitar lubang bor yaitu dengan adanya kerusakan formasi, maka besarnya FE

    akan berkurang. Harga laju produksi maksimum yang dihasilkan adalah harga laju

    produksi maksimum pada hargaskinsama dengan nol.

    2.9. Skin Effect

    Skin adalah suatu besaran yang menunjukkan ada atau tidaknya kerusakan

    pada formasi sebagai akibat dari operasi pemboran. Biasanya ini diakibatkan oleh

    adanya filtrat lumpur pemboran yang masuk kedalam formasi atau adanya

    endapan lumpur (mud cake) disekeliling lubang bor pada formasi produktif

    tersebut. Secara matematis besarnya perubahan skin dapat dinyatakan dengan

    persamaan berikut ini :

    +=

    +

    =

    p

    pwtwfws

    t

    tt

    tk

    rc

    ms log151.1

    1688log151.1151.1

    2

    ........... (2-29)

    Biasanya harga t dipilih satu (1) jam, sehingga Pws pada persamaan (2-30)

    menjadi P1jam. P1jamini harus diambil pada garis lurus atau garis ekstrapolasinya.

    Kemudian faktor log

    +

    p

    p

    ttt dapat diabaikan sehingga :

    ( )

    +

    = 23.3log151.1

    2

    1

    wt

    wfjam

    rc

    k

    ms

    .................................................. (2-31)

    Dimana, harga m harus berharga positif.

    Apabila s berharga positif maka dalam formasi produktif tersebut terjadi

    kerusakan (damaged), bila s = 0 maka tidak terdapat kerusakan maupun perbaikan

    pada formasinya, dan bila s berharga negatif maka formasi produktif tersebut

    menunjukkan adanya perbaikan (stimulated) yang biasanya setelah dilakukan

    pengasaman (acidizing) atau suatu perekahan hidraulik (hydraulic fracturing).

  • 5/26/2018 Skrip Si

    37/108

    27

    2.10. Produktivity Index(PI)

    Produktivity indeks(PI) adalah indeks yang digunakan untuk menyatakan

    kemampuan dari suatu sumur untuk berproduksi pada suatu kondisi tertentu

    secara kwalitatif. Secara definisi PI adalah perbandingan antara laju produksi (q)

    suatu sumur pada suatu harga tekanan alir dasar sumur tertentu (Pwf) dengan

    perbedaan tekanan statik formasi (Ps). Secara matematis dapat dituliskan dalam

    persamaan :

    ( )PwfPq

    PIs

    =psi

    haribbl /..................................................................... (2-32)

    Keterangan :

    PI = Produktivity index, bbl/day

    q = Laju produksi, bbl/day

    Ps = Tekanan statik reservoir, psi

    Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi

    Faktor-faktor yang mempengaruhi harga PI dapat ditentukan dengan

    penurunan persamaan PI dari persamaan Darcy, untuk aliran radial dapat

    berbentuk:

    =

    w

    e

    wfs

    r

    rB

    PPkh

    qln

    007082.0

    ........................................................................ (2-33)

    Jika yang dialirkan minyak, maka persamaan menjadi :

    =

    w

    e

    oor

    rB

    khq

    ln

    007082.0

    ...................................................................................... (2-34)

    Bila yang dialirkan terdiri dari minyak dan air maka persamaan menjadi :

    +

    = ww

    w

    oo

    o

    w

    e

    oo

    B

    k

    B

    k

    r

    rB

    khq

    ln

    007082.0........................................................... (2-35)

    Keterangan :

    k = Permeabilitas, md

    ko = Permeabilitas minyak, md

  • 5/26/2018 Skrip Si

    38/108

    28

    kw = Permeabilitas air, md

    o = Viscositas minyak, cp

    w = Viscositas air, cp

    Bo = Faktor volume vormasi minyak, bbl/STB

    Bw = Faktor folume formasi air,bbl/STB

    re = Jari-jari pengurasan, ft

    rw = Jari-jari sumur, ft

    h = Ketebalan formasi, ft

    Bentuk lain yang sering digunakan untuk mengukur produktivitas sumur

    adalah Specific Produktivity Indeks (SPI) yaitu perbandingan antara PI dengan

    ketebalan. Bisa dirumuskan sebagai berikut

    h

    PISPI= ............................................................................................ (2-36)

    Keterangan :

    h = Ketebalan, ft

    PI = Produktivitas formasi

    SPI ini biasanya digunakan untuk membandingkan produktivitas formasi

    pada sumur-sumur yang berbeda tetapi masih dalam satu lapangan.

    Untuk perencanaan suatu sumur atau untuk melihat ulah laku suatu sumur

    untuk berproduksi, maka hubungan antara kapasitas produksi minyak dengan

    tekanan alir dasar sumur biasanya digambarkan secara grafis dan sering disebut

    sebagai kurva Inflow Performance Relationship (IPR). Untuk aliran fluida, jika

    tekanan aliran lebih besar dari tekanan gelembung, maka harga PI akan tetap.

    Kurva IPR dapat dibuat dengan persamaan :

    = oswf

    q...................................................................................... (2-37)

    Berdasarkan dari persamaan diatas maka secara grafis dapat dapat

    diperoleh garis lurus seperti yang terlihat pada Gambar 2.11., maka qo= PI x Ps

    dan harga laju produksi ini merupakan harga yang maksimum yang disebut

    sebagai potensial sumuran, yang merupakan laju produksi maksimum yang

    diperbolehkan dari suatu sumur. Harga PI merupakan kemiringan dari garis IPR.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    39/108

    29

    Gambar 2.11.

    Grafik IPR yang Linear2)

    Bentuk dari garis IPR akan linier jika fluida yang mengalir satu fasa, tapi

    jika fluida yang mengalir terdiri dari dua fasa (fasa minyak dan fasa air) maka

    bentuk grafik IPR akan melengkung, dan harga PI tidak konstan lagi. Karena

    kemiringan grafik IPR akan berubah secara kontinyu untuk setiap harga Pwf, maka

    dalam hal ini Vogel memberikan pemecahannya yaitu dengan mengeplot IPR

    antara Pwf/Ps vs q/qmax. Persamaan yang diberikan oleh Vogel adalah sebagai

    berikut :

    2

    max

    8.02.01

    =

    s

    wf

    s

    wf

    o

    o

    q

    q............................................................. (2-38)

    Keterangan :

    qo = Laju produksi minyak, bbl

    qo max = Laju produksi maksimum, bblPwf = Tekanan alir dasar sumur, psi

    Pr = Tekanan rata-rata reservoir, psi

  • 5/26/2018 Skrip Si

    40/108

    30

    Gambar 2.12.

    Grafik IPR untuk Aliran Dua Fasa2)

    2.11. Inflow Performance Relationship ( IPR ) Metode Standing

    Metode Standing merupakan modifikasi dari persamaan Vogel dimana Pb

    > Pi, berdasarkan kenyataan bahwa untuk sumur yang mengalami kerusakan maka

    terjadi tambahan kehilangan tekanan di sekitar lubang bor.

    Tekanan aliran dasar sumur ideal, Pwftidak dipengaruhi oleh adanya faktor skin,

    sedangkan Pwf adalah tekanan dasar sumur sebenarnya yang dipengaruhi olehfaktor skin. Hubungan antara kedua tekanan alir dasar sumur tersebut adalah :

    Pwf = Pr FE (Pr Pwf )..(2-39)

    2

    max

    '8.0

    '2.01

    =

    rrq

    q wfwf

    o

    o ...(2-40)

    dimana : FE = efisiensi aliran, yang merupakan perbandingan antara Indeks

    produktivitas nyata dengan Indeks produktivitas ideal. Dengan

    demikian FE berharga lebih kecil dari satu apabila sumur

    mengalami kerusakan dan lebih besar satu apabila mengalami

    perbaikan sebagai hasil operasi stimulasi.

    Dengan menggunakan hubungan tersebut, maka harga tekanan alir dasar

    sumur sebenarnya ( yang dipengaruhi oleh faktor skin ) diubah menjadi tekanan

  • 5/26/2018 Skrip Si

    41/108

    31

    alir dasar sumur ideal, sehingga dapat dimasukkan kedalam persamaan Vogel.

    Prosedur perhitungan kurva IPR untuk kondisi sumur yang mempunyai faktor

    skin sama dengan pemakaian persamaan Vogel yang telah diuraikan sebelumnya,

    hanya saja perlu ditambah satu langkah yang mengubah tekanan alir dasar sumur

    sebenarnya menjadi tekanan alir dasar sumur ideal. Harga FE yang diperlukan

    dalam perhitungan ini dapat diperoleh dari hasil analisa uji build-up atau draw-

    down.

    Harga laju produksi maksimum yang dihasilkan adalah harga laju produksi

    maksimum pada harga skin sama dengan nol, bukan laju produksi pada harga FE

    yang dimaksud. Untuk menghitung harga laju produksi maksimum pada harga FE

    yang dimaksud, maka harga tekanan alir dasar sumur sebenarnya, yang sama

    dengan nol diubah menjadi tekanan alir dasar sumur pada kondisi ideal, kemudian

    dihitung laju produksinya.

    Kelemahan dari metode Standing adalah dihasilkan kurva IPR, yang :

    1. hampir lurus, untuk harga FE < 1, meskipun kondisi aliran adalah dua fasa.2. berlawanan dengan definisi kinerja aliran fluida dari formasi ke lubang sumur.

    Kedua hal tersebut di atas disebabkan penggabungan dua persamaan yang

    tidak selaras, yaitu persamaan Vogel yang berlaku untuk kondisi aliran dua fasa

    dengan definisi FE ( efisiensi aliran ) yang berlaku untuk kondisi satu fasa.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    42/108

    32

    BAB III

    DASAR TEORI SIMULATOR SAPHIRE 3.20

    3.1. Saphir 3.20 Simulator.

    Saphir pertama kali dikembangkan sejak dua puluh tahun yang lalu oleh

    dua insinyur yang membutuhkan alat untuk pekerjaan interpretasi mereka sendiri.

    Saphir telah berkembang ke posisi dominan dalam industri dengan lebih dari 2400

    lisensi komersial yang digunakan sebagai standar oleh hampir semua Mayor IOC

    dan NOC, dan klien lain di seluruh operator, perusahaan jasa dan konsultan di

    semua benua. Metodologi Saphir selalu didasarkan pada Bourdet derivatif sebagai

    alat diagnostik utama, pencocokan data diukur dengan model mempertimbangkan

    sejarah produksi secara rinci.

    Kekuatan pemrosesan komputerisasi terus meningkat dan memungkinkan

    memperluas kemampuan teknis Saphir. Ini telah menghasilkan pengembangan

    pemodelan numerik yang luas dan cepat, ekstensi untuk masalah nonlinier di

    Saphir NL, beberapa metode dekonvolusi dan sekarang integrasi dengan modullain dalam suite Ecrin.

    Sebagai modul interkonektivitas berkembang, sektor model Rubis penuh

    lapangan sekarang dapat diekstraksi dan disimulasikan di Saphir. Tingkat Layer

    dari WBP di Emeraude untuk analisis multilayer dapat diimpor dan, dengan rilis

    bersamaan dari modul WPA Amethyste, model lubang sumur dan IPR / AOF bisa

    ditukar pada satu klik. Sebuah model baik numerik baru retak horisontal sekarang

    tersedia dan Saphir NL sekarang dapat model desorpsi untuk gas serpih dan gas

    metan. Sebuah metode dekonvolusi baru telah ditambahkan. Pemuatan dan

    mengedit data. Umumnya bagian yang paling membosankan dan memakan waktu

    PTA, adalah untuk input parameter yang dikenal, tingkat beban dan data tekanan,

    memeriksa kualitas, mengedit di mana diperlukan, kemudian ekstrak periode

    bunga, umumnya menutup untuk memulai bagian yang menarik , sedangkan log-

  • 5/26/2018 Skrip Si

    43/108

    33

    log dan analisis khusus. Jadi, meskipun hal ini bukan yang paling memukau mata

    pelajaran, Saphir dapat memuat jumlah yang tidak terbatas alat pengukur, tingkat,

    tekanan dan data lainnya di hampir semua format termasuk ASCII, ExcelTM,

    PAS dan database dari semua jenis melalui OLEDB & ODBC. Data dapat

    masukan sebagai titik (waktu, nilai) atau sebagai langkah (durasi, nilai). Saphir

    memiliki hubungan dengan sistem real time berbagai akuisisi, dan data drag-and-

    drop dari modul Ecrin lain dan Diamant Guru. Hal ini dimungkinkan untuk

    memulai analisis membangun dari pemilihan langsung fase shutin di Diamant

    Guru. Dalam kasus tes multi-layer, tingkat lapisan dapat diekstraksi untuk

    membedakan lapisan kontribusi dari modul PLE meraude. QA / QC Ada yang

    lengkap interaktif mengedit dan QA / QC peralatan termasuk tren, koreksi pasang

    surut, analisis gradien, dan kemungkinan untuk membandingkan berbagai meteran

    untuk mendeteksi hanyut gauge dan efek lubang sumur antara sensor.

    Koreksi untuk datum dengan model VLP Saphir dapat menentukan

    Vertikal Lift Profile (VLP) atau mengimpor model asupan baik. untuk

    menghasilkan VLP di Amethyste dan drag-drop ini ke Saphir. The VLP

    digunakan bersama dengan model analitik atau numerik untuk mensimulasikan

    tekanan pada kedalaman gauge, khususnya di permukaan. Atau yang VLP dapatdigunakan untuk memperbaiki data tekanan a priori kedalaman reservoir. Uji

    desain Semua model Saphir analitik dan numerik dapat digunakan untuk

    menghasilkan mengukur virtual yang analisis lengkap dapat disimulasikan.

    Simulasi pilihan dengan mempertimbangkan resolusi account gauge, akurasi dan

    pergeseran potensial dapat menjadi dasar untuk memilih alat yang tepat atau

    untuk memeriksa apakah tujuan tes dapat dicapai dalam praktek.

    Mengekstrak P dan Dekonvolusi Setelah data siap di loglog dan plot

    khusus dapat diekstraksi. Atau, opsi dekonvolusi Saphir dapat digunakan untuk

    membuat yang setara, diperpanjang respon penarikan dari beberapa build-up

    berturut-turut. Ada peringatan, dan asumsi di belakang perkembangan ini,

    keterbatasan dan penggunaan disarankan dikembangkan dalam buku Dynamic

    gratis Analisis Data. Saphir merupakan produk komersial pertama untuk membuat

  • 5/26/2018 Skrip Si

    44/108

    34

    teknik ini tersedia bagi para penggunanya, dan dalam rilis ketiga Dekonvolusi itu

    adalah satu-satunya program untuk menawarkan empat metode yang berbeda:

    Dekonvolusi tunggal untuk mencocokkan beberapa build-up denganvariabel awal Tekanan.

    Satu dekonvolusi per build-up dengan nilai tetap tunggal tekanan awal. Dekonvolusi tunggal untuk mencocokkan beberapa build-up dengan

    kemampuan untuk mengabaikan waktu awal semua kecuali satu periode

    untuk menangani dengan waktu awal tidak konsisten, metode (3) diikuti

    dengan metode (2) di loop otomatis yang sama.

    Khusus plot Tambahan analisis plot khusus dapat dibuat dengan pilihandisesuaikan dengan rezim aliran tertentu. Ini termasuk tes istilah yang sangat

    pendek atau FasTest TM untuk Perforasi Inflow Pengujian dan jenis standar

    seperti MDH, Horner, akar kuadrat dan akar tandem. Pengguna membuat garis

    lurus, oleh regresi atau interaktif, dan Saphir menghitung parameter yang relevan.

    Pencocokan data dengan model analitis Saphir menawarkan komprehensif built-in

    katalog analitis memungkinkan kombinasi tradisional dengan baik, reservoir dan

    model batas. Tambahan model eksternal tertentu yang tersedia dan tercantum pada

    halaman referensi Teknis. Interaktif 'memilih pilihan' yang ditawarkan untuk

    parameter yang paling untuk perkiraan pertama dengan memilih fitur karakteristik

    model pada plot Bourdet derivatif. Jika pengguna macet ada pilihan untuk

    menggunakan paket AI KIWI 'sebagai panduan. kemampuan tambahan termasuk

    tingkat tergantung (non-Darcy) Kulit, mengubah wellbore storage, gangguan dari

    sumur lain, gas bahan koreksi keseimbangan untuk sistem tertutup, baik model

    berubah dalam waktu anisotropi (misalnya frac pra dan pasca, atau mengubah

    Kulit), horisontal dan vertikal dan berlapis (bercampur) formasi.

    Pencocokan data dengan model numerik Sejak v3.0, model numerik telah

    digunakan untuk menghasilkan geometri kompleks dengan parameter fisik luar

    lingkup model analitis. Hal ini terutama 2D tapi dengan 3D perbaikan jika

    diperlukan. Mekanisme untuk membangun model tersebut dijelaskan pada

  • 5/26/2018 Skrip Si

    45/108

    35

    halaman Analisis Data Dynamic. Dalam model numerik paling rumit sampai saat

    ini telah ditambahkan untuk memecahkan masalah sumur horisontal retak.

    Sektor model lapangan Rubis 3D reservoir penuh dapat diimpor dan

    digunakan di Saphir. Pada intinya memungkinkan Saphir untuk melampaui

    keterbatasan NL saat ini Saphir dan menggunakan analisis sektor Rubis sebagai

    alat yang dapat mensimulasikan aliran kompleks tiga-fase proses dengan gravitasi.

    Unsur kunci dari langkah integrasi baru antara modul Ecrin adalah bahwa model

    ini tidak disederhanakan pada saat pemindahan dari model simulator skala penuh

    dalam Rubis ke modul Saphir PTA. Model simulasi skala penuh hanya disimpan

    dalam Saphir dan re-simulasi dari sana. Pendekatan ini dimungkinkan karena

    model Rubis skala penuh berisi dengan desain, kemampuan untuk

    mensimulasikan, akurat dan tepat, respon aliran transient karena fitur baik

    upscaling. Model multilayer Saphir mengintegrasikan pilihan analitik dan

    numerik yang komprehensif multilayer dengan jumlah yang tidak terbatas

    bercampur (analitis dan numerik) atau terhubung (numerik) lapisan. Setiap lapisan

    bercampur memiliki tekanan awal sendiri. Untuk model analitis, untuk setiap

    lapisan insinyur dapat memilih model standar atau eksternal. Individu stabil dan /

    atau tingkat transient dapat dimuat dan terkait dengan setiap kombinasiberkontribusi lapisan. Harga boleh diambil langsung dari modul analisis PL

    Emeraude. Model ini mensimulasikan respon tekanan dan kombinasi dari tarif

    lapisan yang sarat dengan optimasi secara simultan pada kedua tekanan dan

    kontribusi lapisan.

    Meningkatkan model dan berjalan kepekaan Setelah generasi model,

    regresi nonlinier digunakan untuk mengoptimalkan parameter model. Ini dapat

    otomatis atau pengguna dapat mengontrol daftar parameter variabel dan rentang

    yang dapat diterima mereka, serta berat ditugaskan untuk bagian data yang

    berbeda. Optimasi dapat dilakukan pada plot loglog atau pada sejarah produksi

    secara keseluruhan. Selang kepercayaan dapat ditampilkan pada akhir proses

    regresi. Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan menjalankan model yang

    sama untuk rentang yang berbeda dari parameter. Beberapa analisis dapat

  • 5/26/2018 Skrip Si

    46/108

    36

    dilakukan overlay dan dibandingkan pada semua petak. Diagram alir langkah

    kerja tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut. Hasil analisis Pressure

    Build Up adalah valid, jika tahapan kerja analisis dilakukan dengan benar dan

    semua data yang dibutuhkan adalah valid.

    Gambar 3.1.

    Diagram Alir Perangkat Lunak Saphir 3.20 8)

    3.1.1. Cara KerjaSaphir 3.20 simulator.3.1.1.1. Inisialisasi

    Inisialisasi merupakan tahap awal dalam langkah kerja analisis dengan

    perangkat lunak Saphir 3.20. Tahap ini terdiri dan empat bagian, yaitu : Main

    Options, Information. Units dan Comments.

    1. Main Options

    Pada tampilan layar Main option, input data yang dilakukan adalah jenis uji

    sumur, jari-jari lubang sumur (rw), ketebalan lapisan produktif (h), porositas,

    reference timedan reference phaseyang diperoleh dari welltestingdata sheet.

    2. Information

    Berisi keterangan tentang uji sumur yang akan dianalisis, nama perusahaan

    yang melaksanakan, nama formasi, nama sumur, waktu pelaksanaan PBU,

  • 5/26/2018 Skrip Si

    47/108

    37

    jenis pressure gaugeyang digunakan, kedalaman pengukuran dan informasi-

    informasi yang perlu untuk dilengkapi.

    Gambar 3.2

    LayarMain Options8)

    Gambar 3.3

    Layar information8)

    3. UnitsTampilan layar pada Gambar 3.4 berikut berfungsi untuk memilih satuan

    yang digunakan.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    48/108

    38

    Gambar 3.4

    Layar Pemilihan Satuan 8)

    4. CommentsComment digunakan untuk memberi catatan atau note di print out hasil

    interpretasi.

    Pada tahap inisialisai ini di-input data PVT, seperti : Faktor Volume Formasi

    (Bo), Viskositas (o) dan Kompresibilitas total (Ct).

    Gambar 3.5

    Layar Input data PVT8)

  • 5/26/2018 Skrip Si

    49/108

    39

    3.1.1.2. Interpretasi Tahap Pertama

    Setelah tahap inisialisasi langkah kerja selanjutnya adalah interpretasi

    tahap pertama. Pada tahap ini langkah kerja yang dilakukan, yaitu :

    1. Load Q dan Load P2. Extract delta P3. Generate model4. Improvement

    Pada Gambar 3.6 berikut dapat dilihat tampilan layar interpretasi,

    sedangkan penjelasan lebih lengkap mengenai interpretasi tahap pertama akan

    dijelaskan pada tahapan berikut.

    Gambar 3.6

    Layar InterpretasiMain Screen8)

    Input Parameter Laju Alir (Q) dan Tekanan (P)Data tekanan didapat dari hasil pembacaan memory gauge selama

    Pressure Build-Up dan disimpan dalam format Ascii, sedangkan harga laju alir

    (Q) didapat dari kegiatan swabingdan di-input-kan secara manual.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    50/108

    40

    Gambar 3.7

    Layar Pemilihan Data8)

    Ekstrak DeltaPSetelah data tekanan dan laju alir di-input-kan. Kemudian dilakukan

    Ekstrak delta P. Langkah kerja yang dilakukan adalah menginputkan harga

    smooling faktor(L), jumlah Filtrationdan harga dari Pwf pada saat sumur ditutup

    dt =0.

    Gambar 3.8Layar Ekstraksi Parameter Delta P

    8)

    Dari Ekstrak delta P tersebut, dihasilkan log-log plot, history plot dan

    semi-log plot (superposision plot) Gambar 3.8merupakan contoh tampilan layar

    hasil Ekstrak Delta P.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    51/108

    41

    Gambar 3.9

    Layar Hasil Ekstraks DeltaP8)

    Pemilihan ModelPlotderivativeyang dihasilkan dari Ekstrak delta P merupakan kurva yang

    menggambarkan kondisi reservoir tersebut. Oleh karena itu, model yang dipilih

    harus sesuai (match). Pemilihan model dilakukan dengan mernbandingkan plot

    derivativedata lapangan dan hasil ekstraksi, dengan katalog model kurvapressure

    derivativeyang tersedia (Lampiran A). Kemudian input data yang berhubungan

    dengan model tersebut, diantaranya :

    1. Model sumur (well models)

    - storagedan skin

    - Fracture Uniform flux

    - Fracture Infinite Conductivity

    - fracture finite Conductivity

    - Sumur Horizontal

    - Limited Entry

    - Changing Weilbore Storage. dapat diterapkan untuk seluruh model.

    - Rate Dependent Skin, dapat diterapkan untuk semua jenis fluida.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    52/108

    42

    2. Model reservoir (reservoir models)

    - Homogen

    - Double Porosity Pseudosteady State

    - Double Porosity Transient

    - Two Layers With Cross Flow

    - Radial Composite

    - Linear composite

    3. Model Batas Reservoir (boundary models)

    - Infinite

    - Circle

    - One Fault

    - Intersecting Faults

    - Parallel Faults

    - Rectangle

    - Leaky Fault

    Setelah semua data di inputkan, kemudian model yang dipilih dapat

    ditampilkan. Langkah kerja selanjutnya adalah menyelaraskan model kurva

    derivativedengan plot derivativedata lapangan.

    Gambar 3.10

    Layar ProsesMatching8)

  • 5/26/2018 Skrip Si

    53/108

    43

    Bila plot data derivative dan data lapangan belum selaras dengan model

    kurva derivative, maka dapat digunakan fasilitas KIWI (Kappa Intelligent Well

    Test Interpretation) yang berfungsi untuk mempercepat proses penyelarasan.

    ImprovementImprovementdilakukan untuk memperbaiki hasil matchantara derivative

    dan data lapangan dengan model derivativeyang kita pilih, dengan metode regresi

    non-linier. Prinsip metode ini adalah memperbaiki match pointdan/atau parameter

    lainnya yang bertujuan untuk meminimalkan standar deviasi. Kurva dapat

    dikatakan selaras apabila kurva derivative memiliki bentuk yang sama dengan plot

    derivativedan data lapangannya, dimana kedua kurva tersebut saling berhimpit.

    Kondisi itu menunjukkan bahwa model kurva derivativereservoir yang kita pilih

    sudah mendekati gambaran reservoir yang sesungguhnya.

    3.1.1.3. Interpretasi Tahap Kedua

    Menu ini merupakan tambahan dalam proses analisis, yang berfungsi

    untuk menunjang plot derivative dan memperkuat dasar dalam pemilihan model.

    Salah satunya adalah fleksibel plot yang digunakan untuk analisis khusus dengan

    pemilihan skala dan fasililas menggambar segmen ganis lurus (straight line) yang

    fleksibel. Pilihan dalam menu ini digunakan untuk menentukan jenis plot yang

    akan ditampilkan. Jenis plot yang akan ditampilkan tergantung dari fungsi waktu,

    fungsi tekanan, waktu superposisi, serta skala sumbu y tersebut.

    Tipe dariflexible plotdijabarkan dan kategori-kategori di bawah ini:

    a. Fungsi waktu

    t, log (t), t , 4 t , atau 1/ t

    b. Fungsi tekanan

    P, P2, m(P) atau P/Zc. Waktu superposisi

    Drawdown: ( ) )(2

    tDt Pkh

    qBPPi

    =

    Buildup : ( ) ( )[ ]ttPkh

    qBPPi pDt +=

    2

  • 5/26/2018 Skrip Si

    54/108

    44

    Multirate : ( ) ( ) ( )1112

    =

    = iiDiin

    it ttPqq

    kh

    qBPPi

    d. Skala Tekanan

    Linier. log

    sedangkan untuk analisis aliran dapat dipilih jenis plot antara lain:

    - Wellbore storage: P vs t

    - Pseudo-steady state: P vs t

    -Radial flow: P vs log t

    -Linear flow: P vs t

    -Bi-linear flow: P vs t

    - Spherical flow: P vs 1/ t

    Tipe dari plot fleksibel yang digunakan disini adalah Horner Plot yang

    digunakan sebagai pembanding terhadap metodepressure derivative. Homer Plot

    dibuat dengan memilih Time function dalam log (t) dan Superposition dalam

    build-upseperti diperlihatkan pada tampilan layarfleksibel plotberikut ini .

    Gambar 3.11

    LayarFleksibel Plot8)

    Kemudian Horner plot terbentuk dan dapat dianalisis untuk mengetahui kondisi

    reservoirnya. Contoh hasilfleksibel Plotdengan metode Horner dapat dilihat pada

    Gambar 3.11.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    55/108

    45

    Gambar 3.12

    Tampilan Layar Horner Plot8)

    3.1.1.4. Algoritma

    Penentuan pressure derivativedan sejumlah N data pengukuran waktu

    tekanan terhadap waktu, [(t1,p1)}N

    i 1= berdasarkan algoritma Bourdet dkk adalah

    berikut ini :

    ii t

    P

    t

    P

    t

    =

    ln

    ( )

    ( ) ( )( )

    ( ) ( )( )

    ( ) ( )

    +

    =

    +

    +

    +

    +

    ++

    +

    kijikii

    kiiji

    kiiiji

    iikiji

    kijiiji

    jikii

    tttt

    Ptt

    tttt

    Pttt

    tttt

    Ptt

    /ln/ln

    /ln

    /ln/ln

    /.ln

    /ln/ln

    /ln2

    Persamaan tersebut menunjukkan bahwa untuk mengetahui pi pada ti

    memerlukan data (ti-1, pi-1) dan (ti-1, pi+1). Jika selang waktu antara dua data

    tekanan pengukuran kecil dan mendekati nol, maka akan dihasilkan plot pressure

    derivative yang mempunyai banyak gangguan (noise). Untuk mengurangi noise

    tersebut, Bourdet, dkk memperkenalkan parameter L yang digunakan dalam

    pemilihan data tekanan pengukuran, sebagai berikut:

    L min[ln(ti

    ti 1+ ), ln(1i

    i

    t

    t)]

  • 5/26/2018 Skrip Si

    56/108

    46

    Dimana 0 L 0.5 ; L = 0 berarti metode Bourdet diaplikasi tanpa normalisasi.

    Dalam banvak kasus L = 0. 1 memberikan hasil plot yang terbaik.

  • 5/26/2018 Skrip Si

    57/108

    47

    BAB IV

    ANALISA PERHITUNGAN PRESSURE BUILD-UP

    Konfigurasi lubang bor menembus formasi serta geometri dan

    karakteristik reservoirnya menyebabkan pola aliran fluida yang terjadi berbeda-

    beda. Dengan memproduksi suatu sumur yang menghubungkan permukaan

    dengan reservoir, akan menyebabkan ketidakseimbangan tekanan dalam reservoir,

    sehingga akan menimbulkan gradien tekanan yang akan menyebabkan fluida

    dalam berpori itu mengalir kesegala arah.Besaran-besaran yang diakibatkan oleh aliran fluida dalam media berpori

    ke lubang sumur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: sifat fisik dari batuan

    formasi dan sifat fisik dari fluida formasi. Apabila perubahan tekanan diplot

    sebagai fungsi waktu, maka akan dapat dianalisa pola aliran yang terjadi dan juga

    besaran karakteristik reservoirnya. Aliran fluida dalam media berpori menuju

    lubang sumur didasarkan atas hukum Darcy. Pola aliran radial paling lazim

    digunakan untuk menggambarkan aliran fluida dalam media berpori.

    Dengan menentukan kinerja aliran, kita bisa mengetahui tentang

    karakteristik reservoir seperti permeabilitas (k), geometri aliran dan kemampuan

    formasi untuk berproduksi (produktifitas formasi).

    Dalam menganalisa data, kita menggunakanPressure Build Up Test, yang

    merupakan suatu teknik pengujian transien yang dilakukan dengan cara

    memproduksi sumur selama suatu selang waktu tertentu dengan laju alir yang

    tetap, kemudian menutup sumur tersebut sehingga tekanan menjadi naik dan

    dicatat sebagai fungsi waktu (tekanan yang dicatat biasanya tekanan dasar sumur).

    Dari hasilPressure Build Up test, dapat diketahui karakteristik formasi yang dapat

    digunakan untuk menentukan produktivitas formasi, sehingga dapat diketahui

    kemampuan suatu sumur untuk berproduksi dan jari-jari pengurasan sumur.

    Untuk mendapatkan besarnya parameter-parameter tersebut, penulis

    mencoba melakukan analisa data Pressure Buildup yang dilakukan pada sumur

  • 5/26/2018 Skrip Si

    58/108

    48

    0.1

    1

    10

    100

    1000

    0.1 1 10 100

    dt (Jam)

    dp(

    Psi

    )

    EOWBS = 30 jam

    1 cycle

    KB dengan menggunakan perhitungan dengan metode Horner secara manual

    dan software (simulator Saphir 3.20).

    4.1. AnalisaPressure Buid-Uppada Sumur KB Dengan Metode Horner

    Secara Manual.

    Berdasarkan PBU Test yang dilakukan pada sumur KB, didapatkan data

    waktu penutupan dan data tekanan, dari data tersebut didapatkan juga data (tp +

    t)/t dan P (Pws Pwf), yang kemudian kita plot data t vs P pada kertas

    grafik log-log untuk menentukan End of Wellbore Storage, dari data yang

    dimasukan maka didapatkan, grafik log-log dan horner plot, seperti dibawah ini :

    Gambar 4.1.

    Grafik Log- log pada sumur KB

  • 5/26/2018 Skrip Si

    59/108

    49

    2150

    2200

    2250

    2300

    2350

    2400

    2450

    2500

    1101001000

    (tp + dt)/dt (Jam)

    P

    (Psi)

    EOWB =5.8

    P EOWB=2444.2

    P* = 2451.7 Psi

    P1jam=2430.5 Psi

    Gambar 4.2.

    Grafik Horner Plot pada Sumur KB

    1. Diketahui Data Hasil Pressure Build-Up pada Sumur KBsebagai berikut :

    Data Petrofisik :

    Kedalaman Lapisan = 1871,5 m Ketebalan lapisan (h) = 74 ft Porositas () = 0.22 = 22 % Temperatur = 134 oF Permeabilitas mula mula (K) = 14.1 md

    Data Kondisi Reservoir : Gravity Oil = 36 oAPI Faktor Volume Formasi Oil (Bo) = 1.57974 bbl/STB Viskositas oil (o) = 0.31613 cp Kompressibilitas total (Ct) = 3E - 06 psia-1 Saturasi minyak = 0.9

  • 5/26/2018 Skrip Si

    60/108

    50

    Data Pendukung lain : Laju aliran oil (qo) = 46.8 bopd Jari-jari Sumur (Rw) = 0.31 ft Tp = 144 jam Pwf = 2167.74 psi

    2. Menghitung lama sumur telah diproduksi.Dengan perkiraan waktu produksi hingga saat akan

    dilakukan tes sumur (tp) adalah 144 jam dan harga Pwf adalah

    2167.74 psi. Tes sumur ini dilakukan kurang lebih selama 54 jam.

    3. PenentuanEfek Wellbore Storage.Penentuan analisapressure build-upini dikemukakan oleh Horner

    yaitu memplot tekanan terhadap fungsi waktu. Kita harus

    menentukan kapan waktu berakhirnya wellbore storage sebelum

    membuat Horner plot dengan cara memplot log P(Pws-Pwf) vs t.

    Harga P dan t untuk dapat dilihat pada Lampiran B .

    Berdasarkan log-log antara P(Pws-Pwf) vs t pada Gambar 4.1.

    dapat diketahui waktu berakhirnya efek wellbore storageadalah :

    t = 30 jam, maka segmen data yang bebas dari efek wellbore

    storageadalah data yang terletak diluar dari harga tersebut. Data-

    data kemudian diplot pada kertas log-log dan hasilnya dapat dilihat

    pada Gambar 4.1. Dari grafik tersebut dapat menentukan data

    yang bebas dari pengaruh wellbore storage.

    4.

    Membuat Horner Plot.Membuat Horner Plot antara Log [(tp-t)/t] vs Pws. Tarik garis

    lurus dimulai dari data yang tidak dipengaruhi oleh wellbore

    storage. Tentukan sudut kemiringan (m) dan tekanan reservoir

    (P*). P* diperoleh dengan mengekstrapolasikan garis lurus tersebut

    hingga mencapai harga waktu penutupan (t) tak terhingga atau

  • 5/26/2018 Skrip Si

    61/108

    51

    harga [(tp-t)/t] = 1. Untuk membuat Horner Plot terlebih dahulu

    harus mengetahui harga tp (waktu pengaliran sebelum sumur

    tersebut ditutup), disini harga tp = 144 jam, selanjutnya adalah

    menghitung harga

    +

    t

    ttp hasilnya dapat dilihat pada Tabel.

    (dilampirkan dalam lampiran).

    Data-data PBU yang telah ditabulasikan diatas kemudian diplot

    yaitu harga Pws vs

    +

    t

    ttp pada grafik semilog untuk

    menentukan harga permeabilitas, P*, skin, produktifitas indeks dan

    flow efficiency, berikut grafik Horner plot untuk sumur KB .

    Berdasarkan Gambar 4.2. didapatkan harga slope dan tekanan

    reservoir (P*).

    a)Slope (m)m = (-4.2658*Ln(x) + 2451.7)

    m = (-4.2658*Ln(1) + 2451.7) (-4.2658*Ln(10) + 2451.7)

    m = 9.8 Psi/cycle

    b)Tekanan pada saat t = 1 jam

    Penentuan harga P pada waktu t = 1 jam diperlukan waktu

    Horner Time yang akan dipotongkan dengan garisslope,yaitu :

    +

    t

    ttp=

    +

    1

    1144= 145 jam

    P 1 jam = -4.2658*Ln(Horner Time) + 2451.7

    = -4.2658*Ln(145) + 2451.7)

    = 2430.5 psi

    c) Tekanan Reservoir (P*)

    Dari hasil pembacaan Gambar 4.2 didapatkan harga P* dari

    garis ekstrapolasi sampai

    +

    t

    ttp= 1, harga yang diperoleh :

    P* = 2451.7 psi

  • 5/26/2018 Skrip Si

    62/108

    52

    Grafik Horner pada Gambar 4.2. telah menghasilkan beberapa

    parameter yaitu P*, P 1jam, m (slope) yang akan digunakan

    untuk menghitung harga permeabilitas, skin, produktivitas

    indeks, danflow ef