Skoring Dan Intervensi Kusta
-
Upload
gregorius-ara -
Category
Documents
-
view
150 -
download
10
description
Transcript of Skoring Dan Intervensi Kusta
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA KUSTA
DI SIMPANG SURABAYA.
A. DATA PENGENALAN KELUARGA
A. DATA IDENTITAS
Nama Kepala Keluarga (KK) : Bpk. X
Umur KK : 60 tahun
Alamat : Jl. Simpang 4 no.45, RT 03/RW 05, Surabaya.
Telp :-
Pekerjaan : Nelayan
Pendidikan : Lulus SMP
Agama : Islam
Suku Bangsa :Jawa/Indonesia
Komposisi Keluarga : Ayah, Ibu, dan 3 Anak
No Nama Umur
(Th)
Jenis
Kelamin
Hubungan
dengan KK
Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1. Bapak X 60 L KK SMP Nelayan -
2. Ibu N 55 P Istri SMP Penjahit -
3. Anak I 25 L Anak pertama SMA Buruh Pabrik -
4. Anak Y 22 L Anak kedua SMP Penjaga Parkiran -
5. Anak L 18 P Anak ketiga SMA Pelajar -
1
GENOGRAM
Keterangan
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
2
45
65
Tahun 1920Sakit tua
Sehat
Tahun 1922Sakit tua
Tahun 1932Sakit tua
Tahun 1923Sakit tua Tahun 1923
Sakit tuaTahun 1922Sakit tua
Tahun 1920kecelakaan
Tahun 1920kecelakaan
Tahun 1956Sakit tua
Tahun 1938kecelakaan
Tahun 1938kecelakaan
Tahun 1939Perang
Sehat Sehat
Sehat
Sehat Sehat Sehat
Kusta
57
Tahun 1935Perang
55
60
18
2125
: Klien (Pak “A”)
: Tinggal serumah
: Menikah.
1. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga dari Bapak X adalah The Nuclear Family,(Keluarga Inti), yaitu keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
2. SUKU BANGSA
Bapak X dan Ibu N mengatakan, jika mereka berasal dari Suku Jawa Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa.
3. AGAMA
Bapak X dan Ibu N mengatakan, jika kepercayaan yang mereka anut adalah Agama
Islam.
4. STATUS SOSIAL DAN EKONOMI KELUARGA
Bapak X bekerja sebagai Nelayan, sedangkan Ny. N bekerja sebagai Penjahit dan yang
mencukupi kebutuhan sehari-hari adalah kedua suami-istri tersebut. Rata-rata
pengahasilan keluarga Bapak X berkisar dari 500.000,- sampai 750.000,- per bulan.
Penghasilan tersebut dipakai untuk makan, dan biaya anak sekolah. Keluarga Bapak X
tidak mempunyai tabungan jangka panjang untuk biaya sekolah anaknya, maupun biaya
kesehatan keluarganya. Perabotan Rumah Tangga yang dimiliki Televisi 14 inch, 2
tempat tidur, dan 1 kompor Gas.
5. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Kegiatan yang dilakukan keluarga adalah berekreasi ke rumah Nenek dan sanak
saudaranya di Madura setahun sekali hanya saat libur lebaran.
3
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
6. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan melepas anak dewasa
muda, yaitu memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapat melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyesuaikan kembali hubungan perkawinan, dan membantu orang tua lanjut usia dan
sakit-sakitan dari suami atau istri.
7. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA YANG BELUM TERPENUHI
Anak I belum dapat membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.
8. RIWAYAT KELUARGA INTI
Bpk. X dan Ibu N menikah karena dijodohkan orang tua, pada tahun 1975. Bpk X
menikah pada umur 25 tahun dan Ibu N umur 20 tahun. Anak 1, 2 dan ke 3 tidak pernah
mengalami sakit, jika sakit hanya berupa batuk pilek, dan tidak pernah berobat ke
puskemas.
Sejak bulan Agustus 2008 Bpk. X melihat bercak-bercak merah di sekitar pipi dan
merasakan bahwa pada telapak kaki sebelah kanan tidak dapat merasakan rasa tajam dan
tumpul. Kemudian oleh keluarga ditanyakan ke tetangganya. Tetangganya berkata bahwa
penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan karena merupakan penyakit kutukan, sehingga
Bpk X tidak pernah pergi beroibat ke puskesmas.
9. RIWAYAT KELUARGA SEBELUMNYA
Bpk X dan ibu N mengetahui riwayat kesehatan orang tuanya. Ayah dari Bpk. X
meninggal karena tenggelam di laut saat mencari ikan tahun 1956, sedangkan ibu bpk X
meninggal karena sakit tua tahun 1977. Ayah dari ibu N, meninggal karena di gigit ular
tahun 1970, sedangkan ibu dari Ibu N meninggal karena keracunan tahun 1972. Kakek
dan nenek bpk X dan ibu N tidak tahu meninggal karena apa.
4
C. DATA LINGKUNGAN
10. KARAKTERISTIK RUMAH
Status kepememilikan Rumah yang ditempati sekarang adalah rumah pribadi/sendiri.
Luas rumah yang dtempati Bapak X 38m2, memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
ruang dapur dan ruang makan, 1 WC dan kamar mandi. Bangunan rumah berbentuk
semi permanen. Sumber air minum, mandi dan mencuci menggunakan air sumur.
Denah Rumah Keluarga:
Keterangan :
1. Ruang tamu
2. Kamar tidur
3. WC
4. Dapur
5. Kamar tidur
11. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS
Jarak rumah Bpk. X dengan tetangga berdekatan. Namun hubungan kekerabatan bpk X
dengan tetangga kurang baik karena penyakit yang diderita bapak X. status pekerjaan
masyarakat di daerah tersebut sebagian besar sebagai nelayan dan petani. Transportasi
yang sering digunakan yaitu menggunakan motor dan angkutan umum.kebersihan
lingkungan masyarakat sekitar kurang baik, karena sebagian besar mengolah hasil laut
menjadi ikan asin.
5
3
5
2
1
4
12. MOBILISASI GEOGRAFIS KELUARGA
Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah. Anak pertama sudah
menikah dan bekerja sebagai buruh pabrik dan tidak tinggal bersama dengan bpk X. anak
kedua tinggal bersama bpk X dan bekerja sebagai penjaga parkir di sebuah mall,
sedangkan anak ketiga bpk X, masih sekolah dan tinggal bersama bpk X membantu ibu
N menjahit.
13. PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT
Keluarga ini dulunya rajin mengikuti kegiatan warga. Bapak X juga rajin mengikuti
pengajian yang dilaksanakan setiap kamis malam. Namun, semenjak bapak X menderita
penyakit kusta, Bapak X tidak lagi mengikuti pengajian. Begitu juga dengan Ibu N tidak
pernah mengikuti kegiatan sosial yang ada di masyarakat.
14. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA DAN ECOMAP
Yang menjaga bpk X saat sakit adalah istri dan anak ketiganya. Jarak antara rumah ke
puskesmas sekitar 13 km.
D. STRUKTUR KELUARGA
14. POLA KOMUNIKASI
Pola komunikasi keluarga bpk X bersifat terbuka dimana apabila ada masalah akan
dibicarakan bersama-sama, masing-masing anggota keluarga memiliki hak yang sama
untuk berpendapat dan mengutarakan masalah dalam keluarga. Untuk komunikasi antar
keluarga biasanya menggunakan bahasa Jawa.
15. STRUKTUR KEKUATAN/KEKUASAAN KELUARGA
Dalam keluarga Bpk X yang berpaling berperan dalam mengambil keputusan, bila ada
masalah, tetapi sebelumnya dibicarakan bersama-sama terlebih dahulu.
16. STRUKTUR PERAN KLUARGA
a. Bp. X sebagai kepala keluarga, pengambil keputusan dalam keluarga, pencari nafkah
dalam keluarga, dan pemimpin dalam keluarga.
b. Ibu N sebagai ibu rumah tangga, pencari nafkah (bekerja sebagai penjahit), mengatur
keuangan dalam keluarga dan ikut membimbing anak-anaknya.
6
c. Anak I adalah sebagai anak pertama, sekarang berusia 25 tahun, dan sudah
berkeluarga.
d. Anak Y adalah sebagai anak kedua, sekarang berusia 22 tahun,sudah mempunyai
penghasilan sendiri.
e. Anak L adalah sebagai anak ketiga, sekarang berusia 18 tahun, dan sekarang masih
duduk di bangku SMA.
17. NILAI DAN NORMA KELUARGA
Keluarga meyakini bahwa agama telah mengajarkan segala sesuatu dengan baik dan
benar. Keluarga mengikuti ajaran agama Islam. Keluarga meyakini bahwa sakit yang
diderita Bpk. X berasal dari kutukan Tuhan. Ia selalu berdoa sendiri agar diberi
kesembuhan.
E. FUNGSI KELUARGA
18. Fungsi Afektif
Menurut Bapak X dan Ibu N, mereka senang memiliki keluarga seperti ini walaupun
hidup mereka sederhana namun mereka tetap bahagia karena semua anggota kelurga
saling memperhatikan, begitupun dengan sanak-saudara kakek dan neneknya.
19. Fungsi Sosial
Menurut Bapak X dan Ibu N, hubungan antar anggota keluarga baik, dimana keluarga ini
tampak kepedulian anggota keluarga dengan saling tolong menolong dalam
melaksanakan tugas dalam keluarga. Hubungan dengan tetangganya tetap baik walaupun
keluarga ini sering dikucilkan akibat penyakit yang diderita oleh Bapak X. namun disisi
lain karena keluarga bapak X sering dikucilkan, menyebabkan bapak X sudah jarang
keluar rumah dan mengikuti kegiatan warga setempat.
20. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga mengatakan bahwa orang yang dikatakan sehat yaitu mampu melakukan
aktivitas sehari-hari tanpa ada keluhan. Sedangkan orang sakit yaitu jika seseorang tidak
dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dan terserang suatu penyakit. Jika ada salah
satu anggota keluarga yang sakit ringan, keluarga membelikan obat di warung dekat
rumah. Keluarga Bapak X, mengungkapkan bahwa ia tidak tahu tentang penyakitnya
7
dan tanda-tanda dari penyakitnya. Yang dia tahu yaitu ada bercak-bercak pada pipinya
dan Bapak X mengalami mati rasa pada telapak kakinya. Keluarga Bapak X pun tidak
tahu cara penularan kusta dan ia menganggap bahwa penyakit ini adalah penyakit
kutukan yang tidak dapat disembuhkan. Namun bapak X mencoba mengobati
penyakitnya dengan membeli obat di salep kulit yang dijual di warung. Keluarga juga
mengatakan tidak pernah memeriksakan diri ke Puskesmas di tempat tinggalnya.
21. Fungsi Reproduksi
Keluarga Bapak X dan Ibu N, sudah memenuhi fungsi reproduksi, dimana keluarga ini
sudah mempunyai 3 orang anak yaitu An. 1 yang bekerja sebagai buruh pabrik, An. 2
yang bekerja sebagai penjaga parkiran, dan An. 3 yang saat ini masih bersekolah.
F. STRES DAN KOPING KELUARGA
22. Stressor yang dimiliki oleh keluarga adalah masalah ekonomi dan penyakitnya yang tidak
bisa disembuhkan. Penghasilan keluarga yang terbatas, sering membuat bingung keluarga
untuk mengatur agar mencukupi kebutuhan keluarga selama satu bulan dan untuk
merencanakan biaya pendidikan jangka panjang anaknya yang saat ini masih duduk di
bangku sekolah. Keluarga melakukan tindakan untuk mengatasi stres dengan pasrah pada
keadaannya dan tetap menjadikan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan. Strategi
koping internal dari keluarga untuk mengatasi stressor adalah pengaturan keuangan
secara lebih teliti oleh Ibu N, dan berapapun hasil yang diterima dari pekerjaannya selalu
dia pergunakan dengan baik. Sedangkan strategi koping eksternal yang digunakan adalah
tetap bekerja seperti biasa walaupun Bapak X dalam keadaan sakit, dan merasa bahwa
penyakitnya sudah tidak dapat disembuhkan lagi.
G. PEMERIKSAAN FISIK
23. Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang diidentifikasi
sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga.
Pemeriksaan Bapak X Ibu N An. 2 An. 3
Keadaan Cukup Cukup Cukup Cukup
8
Umum
Kesadaran
GCS
TTV : TD
N
S
RR
BB
Kepala
Kulit Kepala
Rambut
Wajah
Mata
Composmentis
4 – 5 – 6
130/80 mmHg
78x/menit
36,5 0C
24 x / menit
BB : 67 Kg
Bersih, tidak
terdapat benjolan,
tidak ada bekas
luka, bersih tidak
ada ketombe
Merata, lurus, ada
kerontokan rambut
pada alis mata
(madarosis).
Simetris, tidak ada
bekas luka
Simetris,
konjungtiva merah
muda, sklera putih,
fungsi penglihatan
baik, pupil isokor.
Terdapat hidung
Composmentis
4 – 5 – 6
120 / 80 mmHg
80 x/menit
36,3 0C
20 x/menit
BB : 65 Kg
Bersih, tidak
terdapat benjolan,
tidak ada bekas
luka, bersih tidak
ada ketombe
Lurus, panjang,
merata, bersih,
tidak berbau
Simetris, tidak
ada bekas luka
Simetris,
konjungtiva
merah muda,
sklera putih,
fungsi
penglihatan baik,
pupil isokor.
Tidak ada
Composmentis
4 – 5 – 6
110 / 70 mmHg
88x / menit
36,4 0C
20 x/menit
BB : 55kg
Bersih, tidak
terdapat benjolan,
tidak ada bekas
luka, bersih tidak
ada ketombe
Hitam, lurus,
bersih, tidak
rontok
Simetris, tidak
ada bekas luka
Simetris,
konjungtiva
merah muda,
sklera putih,
fungsi
penglihatan baik,
pupil isokor.
Tidak ada
Composmentis
4 – 5 – 6
100/80 mmHg
82x/menit
36,2 ºC
20x/menit
BB : 45 kg
Bersih, tidak
terdapat benjolan,
tidak ada bekas
luka, bersih tidak
ada ketombe
Ombak, bersih,
tidak rontok
Simetris, tidak ada
bekas luka
Simetris,
konjungtiva
merah muda,
sklera putih,
fungsi penglihatan
baik, pupil isokor.
Tidak ada
9
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
pelana, fungsi
penciuman baik,
simetris, tidak ada
sekret, tidak ada
pernafasan cuping
hidung.
Simetris, terdapat
penebalan daun
telinga.
Tidak ada
stomatitis, gigi
lengkap. Fungsi
pengecapan baik,
bibir kering.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid,
tidak terdapat
bendungan kelenjar
getah bening, tidak
ada bendungan vena
jugularis. Terdapat
penebalan pada N.
auric.magnus
pembengkokan,
tidak ada polip
nasi, fungsi
penciuman baik,
simetris, tidak
ada sekret, tidak
ada pernafasan
cuping hidung
Simetris, bersih,
tidak ada
kelainan, fungsi
pendengaran
baik.
Tidak ada
stomatitis, gigi
lengkap. Fungsi
pengecapan baik,
bibir lembab.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid,
tidak terdapat
bendungan
kelenjar getah
bening, tidak ada
bendungan vena
jugularis
pembengkokan,
tidak ada polip
nasi, fungsi
penciuman baik,
simetris, tidak
ada sekret, tidak
ada pernafasan
cuping hidung
Simetris, bersih,
tidak ada
kelainan, fungsi
pendengaran
baik.
Tidak ada
stomatitis, gigi
lengkap. Fungsi
pengecapan baik,
bibir lembab.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid,
tidak terdapat
bendungan
kelenjar getah
bening, tidak ada
bendungan vena
jugularis
pembengkokan,
tidak ada polip
nasi, fungsi
penciuman baik,
simetris, tidak ada
sekret, tidak ada
pernafasan cuping
hidung
Simetris, bersih,
tidak ada
kelainan, fungsi
pendengaran baik.
Tidak ada
stomatitis, gigi
lengkap. Fungsi
pengecapan baik,
bibir lembab.
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tyroid,
tidak terdapat
bendungan
kelenjar getah
bening, tidak ada
bendungan vena
jugularis
10
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Simetris, tidak
terdapat tarikan
intercosta.
Tidak terdapat
benjolan abnormal,
tidak ada nyeri
tekan
Wheezing - ,
ronchi + , S1 S2
tunggal
Tidak ada bekas
luka, tidak ascites,
tidak ada benjolan
abnormal.
Tidak ada nyeri
tekan, pembesaran
hepar tak teraba.
Suara tympani
Bising usus 8 x /
menit
Akral hangat, tidak
ada oedem, adanya
reabsorbsi tulang
yang
Simetris, tidak
terdapat tarikan
intercosta.
Tidak terdapat
benjolan
abnormal, tidak
ada nyeri tekan
Wheezing - ,
ronchi - , S1 S2
tunggal
Tidak ada bekas
luka, tidak
ascites, tidak ada
benjolan
abnormal.
Tidak ada nyeri
tekan,
pembesaran
hepar tak teraba.
Suara tympani
Bising usus 10 x /
menit
Akral hangat,
tidak ada oedem,
pergerakan baik.,
Simetris, tidak
terdapat tarikan
intercosta.
Tidak terdapat
benjolan
abnormal, tidak
ada nyeri tekan
Wheezing - ,
ronchi - , S1 S2
tunggal
Tidak ada bekas
luka, tidak
ascites, tidak ada
benjolan
abnormal.
Tidak ada nyeri
tekan,
pembesaran
hepar tak teraba.
Suara tympani
Bising usus 10 x /
menit
Akral hangat,
tidak ada oedem,
pergerakan baik.,
Simetris, tidak
terdapat tarikan
intercosta.
Tidak terdapat
benjolan
abnormal, tidak
ada nyeri tekan
Wheezing - ,
ronchi - , S1 S2
tunggal
Tidak ada bekas
luka, tidak ascites,
tidak ada benjolan
abnormal.
Tidak ada nyeri
tekan, pembesaran
hepar tak teraba.
Suara tympani
Bising usus 10 x /
menit
Akral hangat,
tidak ada oedem,
pergerakan baik.,
11
Integumen
mengakibatkan
pemendekan dan
kerusakan tulang
(ujung bengkok),
terutama dari
tangan dan kaki,
kadang sering terasa
nyeri sampai mati
rasa.
Kulit sawo matang,
adanya makula
hiperpigmentasi /
hipopigmentasi dan
eritementosa
dengan permukaan
yang kasar dengan
batas yang kurang
jelas, turgor cukup,
kulit kering.
tidak ada bekas
luka.
Kulit kuning,
bersih, /turgor
cukup, kulit
lembab
tidak ada bekas
luka.
Kulit sawo
matang bersih,
turgor cukup,
kulit lembab
tidak ada bekas
luka.
Kulit sawo
matang bersih,
turgor cukup, kulit
lembab
H. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Bapak X dan Ibu N, berharap agar dapat segera disembuhkan dan petugas kesehatan dapat membantu masalah kesehatan yang sedang dihadapi serta menjelaskan perawatan yang benar untuk keluarganya.
12
Analisa Data
DATA Penyebab Masalah
S : Bpk X mengungkapkan 5 bulan yang
lalu mengeluh ada bercak putih di
pipi, pada telapak kaki tidak dapat
membedakan rasa tajam dan tumpul.
Bapak x hanya membeli obat salep
di kios, tanpa memeriksakannya ke
puskesmas.
O: Saat kunjungan Bpk X masih terlihat
kehitaman pada pipi, madarosis dan
terlihat pelana hidung.
Ketidakmampuan anggota
keluarga dalam mengenal
masalah penyakit kusta.
Kurang pengetahuan
S: keluarga mengatakan dilingkungan
bpk X, dikucilkan, karena
masyarakat menganggap penyakit
yang di derita bapak X itu adalah
penyakit kutukan.
O: Bpk X dan keluarga tidak lagi
mengikuti kegiatan yang ada
dilingkungan.
Persepsi negatif dari masyarakat:
tentang penyakit kusta
Gangguan interaksi
sosial
S:
O: bapak X hanya mandi 1x sehari,
keluarga masih memakai handuk dan
peralatan mandi secara bersamaan
kecuali sikat gigi.
Ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan rumah
Resiko penularan
S: bapak X mengatakan mati rasa pada
telapak kakinya.
Ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga
yang sakit kusta.
Resiko cidera
13
O: setelah dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan jarum pentul,
bapak X tidak dapat membedakan
rasa tajam dan tumpul.
Ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan
rumah.
Diagnose keperawatan
1. Kurang pengetahuan pada Bapak X keluarga Bapak X b/d ketidakmampuan anggota
keluarga dalam mengenal masalah penyakit kusta yang ditandai dengan Bpk X
mengungkapkan 5 bulan yang lalu mengeluh ada bercak putih di pipi, pada telapak kaki
tidak dapat membedakan rasa tajam dan tumpul, Bapak x hanya membeli obat salep di
kios, tanpa memeriksakannya ke puskesmas, saat kunjungan Bpk X masih terlihat
kehitaman pada pipi, madarosis dan terlihat pelana hidung.
2. Gangguan interaksi sosial pada bapak X keluarga bapak X berhubungan dengan persepsi
negative tentang penyakit kusta yang ditandai dengan keluarga mengatakan dilingkungan
bpk X, dikucilkan, karena masyarakat menganggap penyakit yang di derita bapak X itu
adalah penyakit kutukan, Bpk X dan keluarga tidak lagi mengikuti kegiatan yang ada
dilingkungan.
3. Resiko penularan pada Bpk X keluarga Bpk X b/d ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan rumah yang ditandai dengan keluarga masih memakai handuk
secara bersamaan dan peralatan mandi kecuali sikat gigi, bapak X hanya mandi 1x sehari.
4. Resiko cidera pada bapak X keluarga bapak X behubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota yang sakit kusta yang ditandai dengan bapak X mengatakan
mati rasa pada telapak kakinya, dan setelah dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan
jarum pentul, bapak X tidak dapat membedakan rasa tajam dan tumpul.
14
Skoring prioritas masalah
Kurang pengetahuan pada Bapak X keluarga Bapak X b/d ketidakmampuan anggota
keluarga dalam mengenal masalah penyakit kusta.
Kriteria Bobot Skala Skoring Pembenaran
a. Sifat
masalah :
aktual
b. Kemungkin
an masalah
dapat diubah :
sebagian
c. Potensial
masalah untuk
dicegah : cukup
d. Menonjoln
ya masalah:
tidak perlu
segera
3
1
2
1
1
2
1
1
3/3x1=1
1/2x2=1
2/3x1=2/3
1/2x1=1/2
bapak X mengatakan 5 bulan yang lalu
terdapat bercak putih diwajah, bpk X tidak
periksa ke dokter, tapi hanya beli saleb
dikios saja.
Bapak X memiliki keinginan untuk sembuh,
tetapi tidak mau pergi ke puskesmas untuk
periksa dikarenakan tetangganya berkata
bahwa itu adalah penyakit kutukan.
bapak X memiliki keinginan untuk sembuh,
tapi tidak memeriksakan diri ke puskesmas,
bapak X hanya berupaya untuk
menyembuhkannya dengan menggunakan
salep yang dibelinya di kios.
keluarga tidak bertanya tentang penyakit
bapak X ke puskesmas.
TOTAL 3 7/6
15
Gangguan interaksi sosial pada bapak X keluarga bapak X berhubungan denngan persepsi
negative dari masyarakat tentang penyakit kusta.
Kriteria Bobot Skala Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
aktual
b. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
sebagian
c. Potensial
masalah untuk
dicegah : cukup
d. Menonjolnya
masalah: perlu
segera
3
1
2
1
1
2
1
1
3/3x1=1
1/2x2=1
2/3x1=2/3
1/2x1=1/2
Bapak X sudah jarang mengikuti kegiatan
warga seperti pengajian karena sering
dikucilkan oleh warga.
Bapak X ingin cepat sembuh agar bisa
kembali ikut berpartisipasi.
Masalah lebih lanjut belum terjadi tetapi
keluarga memiliki rasa kawatir jika
dikemudian bapak X semakin dikucilkan
oleh warga.
Keluarga merasakan adanya masalah
sehingga keluarga ingin bapak X segera
disembuhkan agar keluarga bapak X tidak
dikucilkan lagi.
TOTAL 2 7/3
16
Resiko penularan pada Bpk X keluarga Bpk X b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan rumah.
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah : Resiko
b. Kemungkinan masalah dapat diubah : Sebagian
c. Potensial masalah untuk dicegah : sedang
d. Menonjolnya masalah : tidak segera
2
1
2
1
1
2
1
1
2/3x1=2/3
1/2x2= 1
2/3x1=2/3
1/2x1=1/2
Masalah ini belum terjadi dan belum ada tanda-tanda adanya penularan pada anggota keluarga yang lain.
Bapak X memiliki keinginan untuk sembuh dan bersifat kooperatif pada perawat yang memberikan informasi tentang perawatan untuk penyakit kusta.
Masalah lebih lanjut belum terjadi tetapi keluarga memiliki rasa kawatir jika penyakitnya menular kepada anggota keluarga yang lain ,sementara ini bapak X masih beraktifitas seperti biasa namun jarang mengikuti kegiatan warga.
Keluarga bapak X memiliki persepsi bahwa kondisi ini bukan merupakan masalah yang tidak memerlukan penanganan segera
Total skor 2 5/6
17
Resiko cidera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
Resiko
b. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
Sebagian
c. Potensial
masalah untuk
dicegah :
sedang
d. Menonjolnya
masalah : tidak
segera
2
2
2
2
1
2
1
1
2/3x1=2/3
2/2x2= 2
2/3x1=2/3
2/2x1=1
Masalah ini belum terjadi tetapi
kemungkinan untuk terjadi sangan
besar karena bapak X
mengalamimati rasa pada telapak
kakinya.
Bapak X memiliki keinginan
untuk sembuh dan bersifat
kooperatif pada perawat yang
memberikan informasi tentang
perawatan untuk penyakit kusta.
Masalah lebih lanjut belum terjadi
tetapi keluarga memiliki rasa
kawatir jika sampai terjadi cidera.
Sementara ini bapak X masih
beraktifitas seperti biasa.
Keluarga bapak X memiliki
persepsi bahwa kondisi ini bukan
merupakan masalah yang tidak
memerlukan penanganan segera
Total skor 3 4/3
18
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Dx Kep
Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana TindakanUmum Khusus Kriteria Standar
1. Setelah diberikan
tindakan, keluarga
mampu mengenal
masalah penyakit
kusta.
Setelah melakukan
kunjungan selama 3x30
menit keluarga mampu:
TUK 1 keluarga mampu:
a. Menyebutkan
pengertian tentang
penyakit kusta.
b. Menjelaskan
penyebab penyakit
kusta.
c. Menjelaskan tentang
tanda dan gejala
penyakit kusta.
verbal
verbal
verbal
Keluarga dapat menyebutkan pengertian dari penyakit kusta yaitu penyakit yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta
Penyebab dari penyakit
kusta yaitu disebabkan
oleh infeksi
Mycobacterium leprae
(M.leprae).
tanda dan gejala penyakit
kusta yaitu adanya bercak
putih seperti panu, terjadi
mari rasa.
Diskusikan dengan keluarga : Pengertian penyakit kusta.
Penyebab terjadinya penyakit kusta
Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti
Tanda dan gejala penyakit kusta. Berikan reward pada keluarga
apabila dapat menjelaskan kembali hasil diskusi
19
2. setelah dilakukan
tindakan, tidak
terjadi masalah
gangguan interaksi
sosial pada bapak X
dan keluarga.
Setelah melakukan
kunjungan selama 3x30
menit keluarga mampu:
TUK 1:
1. Tentangga terdekat
bapak X mau menerima
keadaan bapak X
2. Bapak X mulai
mengikuti kegiatan yang
ada di masyarakat
verbal
verbal
Tetangga mengerti tentang
penyakit kusta dan
penularannya. Sehingga
tetangga mampu menerima
keadaan penyakit yang
diderita bapak X
bapak X dan keluarga
mulai mengikuti kegiatan
yang diadakan di
lingkungan masyarakat.
Jelaskan kepada tetangga terdekat tentang penyakit kusta dan penularannya.
Anjurkan kepada keluarga untuk kembali mengikuti kegiatan yang diadakan dilingkungan.
3. Setelah dilakukan tindakan, tidak terjadi penularan kusta pada anggota keluarga yang lain
Setelah melakukan
kunjungan selama 3x30
menit, keluarga mampu:
TUK 1 keluarga mampu
20
Mengenal adanya masalah
penyebaran kuman
mykobakterium leprae:
a. Menjelaska
n tentang proses
penyebaran kuman
M.Leprae.
Tuk 2
Keluarga mampu
melakukan tindakan
untuk mencegah
terjadinya masalah
akibat penyebaran
kuman M. Leprae
dengan :
a. Mengidentifikasi
tindakan yang
dapat dilakukan
untuk mencegah
verbal
verbal
Keluarga mengerti tentang
penyebaran kuman M.
leprae yang kemungkinan
di sebarkan melalui
hygiene yang kurang.
keluarga dapat mencega
penyebaran kuman
M.Leprae dengan menjaga
kebersihan diri dan
lingkungan, yaitu dengan
mandi min. 2x sehari, tidak
Diskusikan dengan
keluarga tindakan yang dapat
dilakukan untuk mencegah
penyebaran kuman M. Leprae
Berikan kesempatan
pada keluarga untuk bertanya
Diskusikan dengan
keluarga tentang cara membuat
lingkungan yang sehat yaitu
dengan membuang sampah
pada temppatnya sehingga
21
penyebaran kuman
dengan menjaga
kebersihan diri dan
lingkungan.
TUK 3
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk
mencegah terjadinya
penyebaran penyakit
lepra
a. Menjelaskan
fasilitas kesehatan
yang dapat
digunakan dan
verbal
memakai handuk dan
peralatan mandi secara
bersama-sama, serta
menjaga kebersihan
lingkungan tempat tinggal.
Fasilitas yang dapat
digunakan adalah
Puskesmas untuk kontrol
kesehatan dan pemberian
pengobatan lepra.
lingkungan tidak kotor.
Mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.
Mandi min 2x sehari.
Anjurkan pada
keluarga untuk mengulang
kembali hasil diskusi tentang
cara pencegahan penyebaran
penyakit M. Leprae.
Diskusikan bersama keluarga
tentang fasilitas layanan
kesehatan yang dapat
dimanfaatkan untuk penderita
TB Paru
22
4. setelah dilakukan tindakan, tidak terjadi resiko cedera pada bapak X keluarga bapak X
manfaatnya
b. Memanfaatkan
fasilitas kesehatan
setelah melakukan
kunjungan selama 3x30
menit, keluarga mampu :
TUK 1
verbal
Kunjungan Bpk X ke
Puskesmas untuk kontrol
penyakit lepra, pengobatan
dan pencegahan
komplikasi
Motivasi keluarga untuk
memanfaatkan fsilitas
kesehatan untukm kontrol
penyakit dan pengobatan lepra
secara rutin.
23