skill lab EKG

download skill lab EKG

of 21

description

modul skill lab jantung

Transcript of skill lab EKG

LATIHAN MEMBACA ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

Learning objektif : Mahasiswa mampu membaca dan meninterpretasikan lembar hasil pembacaan EKG normal dan abnormalCara kerja :1. Mahasiswa membaca dan menginterpretasikan lembar EKG normal (sinus rhytm)1. Mahasiswa membaca dan menginterpretasikan lembar EKG abnormal1. Diskusi

1. JENIS-JENIS GELOMBANG PADA GAMBARAN EKG 1. Gelombang P1. Menggambarkan aktivitas depolarisasi atria.1. Arah gelombang P normal selalu positif di II dan selalu negatif di aVR.1. Nilai-nilai normal :1. tinggi kurang dari 3mm (2,5 mm)1. lebar kurang dari 3mm (0,11 detik)1. Kepentingan :1. menandakan adanya aktivitas depolarisasi atria.1. menunjukkan arah aktivitas atria.1. menunjukkan tanda tanda hipertropi atria.

Catatan : karena arah impuls gelombang P adalah sejajar dengan sumbu sadapan II dan karena elektrode V1 terletak paling dekat dengan atrium kanan maka gelombang P dan perubahan-perubahannya paling jelas terlihat di sadapan II dan V1.

1. Gelombang Q 1. Deplesi ke bawah yang pertama dari kompleks QRS 1. Gelombang Q menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel1. Ciri-ciri gelombang Q patologis :1. Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik (1mm)1. Dalamnya lebih dari 25% ampitdo gelombang R.1. Kepentingan : Menunjukkan adanya nekrosis miokard (infark miokard)

Ingat !!!: gelombang Q pada sadapan aVR adalah keadaan yang normal

1. Gelombang R1. Adalah defleksi positif pertama dari kompleks QRS1. Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel.1. Kepentingan : 1. Menandakan adanya hipertropi ventrikel1. Menandakan adanya BBB

1. Gelombang S1. Adalah defleksi sesudah gelombang R1. Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel1. Kompleks QRS menggambarkan seluruh fase depolarisasi ventrikel.

1. Gelombang T1. Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel.1. Arah normal : sesuai dengan arah gelombang utama kompleks QRS1. Amplitudo normal :1. kurang dari 10 mm di sadapan dada1. kurang dari 5 mm di sadapan ekstremitas1. minimum 1 mm.1. Kepentingan : 1. menandakan adanya iskemik/infark1. menandakan adanya kelainan elektrolit

1. PR interval PR interval adalah waktu konduksi yang dibutuhkan impuls dari nodus SA keseluruh atrium, nodus AV, Bundle His dan cabang-cabangnya. Normal antara 0,12 detik 0,20 detik.

1. ST segmentAntara akhir gelombang S (junction part) sampai awal dari gelombang T. ST segment normal berada pada garis isoelektrik (base line), dan menunjukkan permulaan repolarisasi ventrikel.

1. QRS kompleks Ditulis dengan huruf kapital untuk menunjukkan tinggi amplitudo > 5 mm, jika amplitudo 5mm lead prekordial 10 mm.1. QT interval1. Normal 0,36 detik pada HR = 70x/menit1. Dimulai dari awal QRS kompleks sampai akhir dari gelombang T, bervariasi tergantung HR, sex dan umur. Biasanya kurang dari RR interval pada irama sinus normal dan menunjukkan depolarisasi dan repolarisasi ventrikel.

1. CARA MENILAI EKGSecara praktis ada 5(lima) hal penting yang perlu diperhatikan :1. Rate (frekuensi)1. Rhythm (irama)1. Axis1. Analisa1. Tanda-tanda hipertrofi dan iskemik/infark

1. Rate1. Normal : 60-100 x/menit 1. >100x/menit : (sinus) takikardia1. 350 x/menit: fibrilasiUntuk cara cepatnya frekuensi di hitung 300/jarak R-R dalam kotak sedang.Misalnya jarak R-R 4 kotak sedang, berarti frekuensinya adalah 300/4 = 75 x/menit.

1. Irama sinus normalIrama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh simpul SA dan disebut irama sinus (regular sinus rhythm = normal sinus rhyth), dan mempunyai ciri-ciri EKG sebagai berikut :1. Frekuensi antara 60-100 x/menit1. Teratur1. Gelombang P negatif di aVR dan positif di II1. Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-TPenyimpangan dari ciri-ciri di atas disebut aritmia

1. AxisRata-rata arah gerakan gelombang depolarisasi melalui ventrikel yang dilihat dari depan disebut axis/sumbu jantung. Hal ini berguna untuk menentukan apakah axis jantung mempunyai arah normal atau tidak.3Cara praktis :1. Tentukan jumlah aljabar dari amplitudo QRS di sadapan I dan aVF.1. Tentukan di kuadran mana vektor QRS berada1. Selanjutnya dengan menentukan di sadapan manakah terdapat keadaan ekuipotensial, maka vektor sumbu QRS dapat diperkirakan. ( Disebut ekuipotensial bila disadapan tersebut jumlah aljabar amplitudo QR adalah nol)

Amplitudo diEkuipotensial diSumbu

IaVF

PositifPositifIII+30

aVL+60

I+90

aVF0

PositifNegatifII- 30

aVR- 60

I- 90

NegatifPositifaVR+120

II+150

aVF+180

NegatifNegatifaVL- 120

III- 150

Axis kompleks QRS yang normal terletak diantara -30 sampai +105. Axis yang terletak lebih negative dari -30 disebut deviasi axis kiri (left axis deviation = LAD), sebaliknya axis yang terletak lebih positif dari +105 disebut deviasi axis kanan (right axis deviation = RAD).Pada bayi dan anak-anak , deviasi axis kanan adalah normal.

1. Analisa EKG :1. Quality checkQuality checkTentukan terlebih dahulu EKG ini layak baca atau tidak!Perhatikan point-point di bawah ini:1. Kecepatan rekaman EKG 25mm/detik (atau 50mm/detik bila perlu)Pada umumnya rekaman EKG dicatat pada kecepatan 25 mm/detik pada kertas EKG yang mempunyai ukuran keatas 1 mm = 0,1 mV dan mendatar 1 mm = 0,04 detik.

1. Standardisasi EKG1. Harus ada tanda 1 mV = 10 mm pada permulaan lead.1. Yang ideal tanda 1 mV terdapat pada semua permulaan lead. Bila gelombang R atau S sangat besar (>25-35mm) pakailah tanda mV. Umpamanya , V5, V6; artinya rekaman V5 dan V6 memakai patokan mV.

1. Gelombang P upright (defleksi ke atas, positif) di lead I dan II0. Bila P downward (negatif)) dapat karena Dekstrokardia atau salah pasang arm leads.0. Bila positif di lead I tapi negatif di lead II dan aVF hal ini dapat disebabkan karena fokus ektopik.

1. Gelombang P downright (negatif) di lead aVR Bila P upward (positif)) dapat karena Dekstrokardia atau salah pasang arm leads.

1. R wave progression Perambatan gelombang R4. di V1 kecil dan makin tinggi di V2 dan tertinggi di V5(6), gelombang S paling dalam di V1/V2 lalu mengecil sampai hilang (nol) di V6.4. Bila ada ketidakcocokan (umpama, gambar V5 ada di V2, hal ini diakibatkan karena salah pasang chest elektroda.4. Rekaman EKG (terutama QRS kompleks) R V6 adalah kebalikan dari S V1 (efek gambaran cermin, resiprokal)

1. Lead I + Lead III = Lead II1. aVR + aVL + aVF = 0 Bila semua syarat 1-7 terpenuhi baru EKG tersebut layak baca.

1. Perhatikan irama (rhytm)1. kecepatan denyut jantung/HR1. PR interval1. Gelombang P abnormal1. Irama abnormal

1. QRS kompleks1. durasi waktu1. Axis (mean QRS vector)1. Kelainan gelombang Q R dan S

1. ST segment dan gelombang T menunjukkan repolarisasi ventrikel1. sudut QRS-T (angle)1. kelainan ST T (repolarisasi ventrikel)

1. QT interval1. QT diukur sejak bawal kompleks QRS sampai dengan akhir gelombang T1. QT interval bervariasi berdasarkan kecepatan denyut jantung, dikoreksi dengan formula Bazett : QTc = QT/RR (QTc normal 440 msec)1. Bila memanjang dapat disebabkan oleh pemberian obat-obatan seperti antiaritmia, antipsikotik, antimikroba, antiemetik; gangguan keseimbangan elektrolit, hipotiroid; hipotermia; AV blok derajat tinggi.

1. Tanda-tanda hipertrofi dan iskemik/infark1. Evaluasi segmen ST: ada ST elevasi atau depresi; atau adanya LV strain1. Evaluasi gelombang T : adakah inversi gelombang T1. Evaluasi progresi gelombang S dan R dari V1 sampai dengan V61. Kriteria hipertrofi ventrikel

LVH( Hipertrofi Ventrikel Kiri)Kriteria EKG : menurut criteria Romhilt Estess1. R V5 atau R V6 > 25 mm (27 mm)1. S V1 + R V5 atau S V1 + R V6 > 35 mm (37 mm)1. R V6> R V51. R aVL > 13 mm1. R aVF > 20 mm1. R I + S III > 26 mm1. Perubahan segmen ST dan Gelombang T :Depresi segmen ST Inversi T disebut strain pattern

RVH( Hipertrofi Ventrikel Kanan)Angina Pektoris 1. Perubahan pada segmen ST :- depresi segmen ST (khas)- levasi segmen ST (Prinzmetals angina)

1. Perubahan pada gelombang T :- T mendatar- T bifasik- T terbalik yang berbentuk kepala anak panah (Arrow head).

Infark MiokardDitandai tiga zona, yaitu :1. Zona nekrosis ditandai oleh gelombang Q patologis pada elektoda yang berhadapan dengan daerah nekrosis.1. Zona perlukaan ditandai oleh deviasi segmen ST, pada daerah infark ditemukan elevasi segmen ST yang cembung keatas (conveks upward), pada daerah berlawanan ditemukan depresi segmen ST.1. Zona iskemik ditandai oleh T terbalik yang berbentuk kepala anak panah pada elektoda yang menghada daerah iskemik.

Secara klinis dibagi dalam 3 fase :1. Fase Hiperakut terlihat dalam beberapa jam permulaan suatu serangan infark, sehingga sering lolos dari perhatian kita.Ciri ciri EKG elevasi yang curam dari segmen ST, gelombang T yang tinggi dan lebar1. Fase berkembang penuh terlihat 1-2 hari kemudianCiri ciri EKG gelombang Q patologis, elevasi segmen ST yang cembung keatas, gelombang T yang terbalik (arrowhead)1. Fase Resolusi beberapa minggu/bulan kemudianCiri ciri EKG gelombang Q patologis tetap ada, segmen ST mungkin sudah kembali isoelektis, gelombang T mungkin sudah normal.

LETAK INFARKKELAINAN TAMPAK DI

Dinding anterior yang luasAnteroseptalDinding lateralDinding inferiorI, aVL, V1-V6V1-V4I, aVL, V5-V6II, III & aVF

Atrial FlutterPelepasan impuls dari fokus ektopik d atria yang cepat dan teratur (rate = 250 350 /menit)Ciri ciri EKG gelombang P berbentuk seperti gigi gergaji yang teratur ( = saw tooth appearance) dan disebut gelombang F, konduksi AV selalu disertai blok, konduksi intraventrikular bisa normal atau aberrant.

Atrial FibrilasiPelepasan impuls sangat cepat (>350 x/menit) dan tidak teratur sehingga reaksi ventrikel juga sangat tidak teratur.Ciri ciri EKG gelombang p sukar dilihat , hanya berupa getaran pada garis dasar, konduksi AV disertai blok, konduksi intraventrikular bisa normal atau aberrant.

Fibrilasi VentrikelTimbul pada stadium terminal dari gangguan fungsi jantung dan cepat menyebabkan kematian.Ciri ciri EKG terdapat defleksi yang sangat tidak teratur, kacau dengan bentuk, tinggi, lebar yang berbeda-beda.

LATIHAN MEMBACA EKG

Normal Sinus Rhythm

Sinus Bradikardi

Sinus Takikardi

Supra Ventrikular Takikardi

1. QRS sempit - Gel P tidak ada/dibelakang QRS1. HR> 150x/m- Interval R-R sama

Ventrikular Takikardi

-QRS lebarHR> 150x/m

ST Elevasi

Jika segmen ST berada diatas garis isoelektrik

RBBB

Jika ditemukan RSR pada V1-V2, dan S yang lebar di V6

LBBB

Jika ditemukan M shape di V6

RAD+RVH

-P pulmonale tinggi gel P>2,5 mm-Axis kanan-R di V1 melebihi dalamnya dibanding delombang S

LVH+ LAD

1. P mitral (lebar gel p>2,5mm)1. Axis Kiri1. S di V1 + R di V5 > 35mm

Asystole

Atrial Fibrilasi

-Gelombang P tidak jelas hanya terlihat seperti garis datar yg tidak teratur- Interval R-R tidak sama-Bentuk QRS normal

Atrial Flutter

1. Gel P jelas, banyak, seperti gambaran gigi gergaji

NSTEMI

Segmen ST berada dibawah garis isoelektrik

STEMI

ST segment berada diatas garis isoelektrik/J-point

AV Blok derajat I

Interval PR > 0,20s ( 5 kotak kecil)

AV Blok derajat II

Pemanjangan PR secara progresif yang kemudian diikuti dengan gelombang P yang tak berkonduksi

Gelombang P tidak selalu diikuti oleh QRS, Blok 3: 1 3 gelombang P hanya diikuti oleh 1 kompleks QRS

Referensi : 1. Widjaja, Soetopo. EKG Praktis. Jakarta : Binarupa Aksara, 1990.1. Karim, Sjukri. EKG dan penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter umum. Jakarta : FKUI, 1996.1. Hampton, John R. Dasar-dasar EKG. Jakarta : EGC, 1994.

19ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015