Skenario D
-
Upload
lia-damayanti-egc -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
Transcript of Skenario D
Skenario DDokter Layanan Primer
Setelah dinyatakan lulus UKDI. Dudi mengikuti Internship di Indonesia wilayah Timur, di
Kabupaten Baubau. Dudi tinggal disamping Rumah Sakit tipe C dimana dis ditugaskan.
Walaupun sarana yang domiliki Rumah Sakit ini lengkap namun Rumah sakit ini hanya
terdapat 3 orang dokter umum, 1 spesialis penyakit dalam dan 1 spesialis bedah. Kabupaten
Baubau memiliki 4 Puskesmas, 3 klinik mandiri Dokter Keluarga dan Posyandu di setiap
kecamatan.
Minggu lalu Dudi sangat panik karena malam hari tiba-tiba dibangunkan oleh perawat jaga
karena seorang ibu muda dengan keluhan perdarahan pervaginam sudah menunggu di UGD
Rumah Sakit. Setelah diperiksa ternyata Ibu Rahmi hamil pertama, 42 minggu dengan
perdarahan pervaginam. Pada pemeriksaan ibu lemah, TD 80/40 dengan nadi 120 x kecil,
pemeriksaan obstetri janin tunggal mati letak lintang. Hasil allo anamnesa Ibu Rahmi 9 jam
yang lalu telah ditolong dukun.
Dudi berinisiatif ingin merujuk Ibu Rahmi ke Rumah Sakit tipe B yang berjarak sekitar 12
jam dari Kabupaten Baubau.
Setelah merujuk Ibu Rahmi Dudi berfikir kejadian ini seharusnya tidak terjadi bila ibu-ibu
hamil di kabupaten tersebut melakukan pemeriksaan kehamilan sejak awal dengan teratur dan
benar. Kecuali itu Dudi juga berfikir seharusnya dokter umum yang bekerja di fasilitas
Layanan Primer menguasai kompetensi Dokter Layanan Primer seperti yang tercantum dalam
SKDI dan UU no 20 thn. 2013 tentang Pendidikan Kedokteran, yang merupakan “Dokter
Masadepan – 5 star doctor” di KabupatenBaubau ini.
I. Kalrifikasi Istilah
1. Internship
2. UKDI
3. Rumah Sakit tipe C
4. Rumah Sakit tipe B
5. Kompetensi Dokter Layanan Primer
6. 5 star doctor
7. SKDI
8. Perdarahan pervaginam
9. Fasilitas Layanan Primer
II. Identifikasi Masalah
1. Dudi telah dinyatakan lulus UKDI, dia mengikuti Internship di Indonesia
wilayah Timur di Kabupaten Baubau. Dudi ditugaskan di Rumah Sakit tipe C
dimana RS ini memiliki sarana yang lengkap dengan 3 orang dokter umum, 1
spesialis penyakit dalam dan 1 spesialis bedah. Kabupaten Baubau memiliki 4
Puskesmas, 3 klinik mandiri Dokter Keluarga dan Posyandu disetiap
kecamatan.
2. Minggu lalu Dudi sangat panik karena mendapat pasien seorang ibu muda
dengan keluhan perdarahan pervaginam, hamil pertama 42 minggu. TD 80/40
dengan Nadi 120 x kecil, pemeriksaan obstetri janin tunggal mati letak lintang.
Hasil allo anamnesa Ibu Rahmi 9 jam yang lalu telah ditolong dukun.
3. Dudi berinisiatif ingin merujuk Ibu rahmi ke Rumah Sakit tipe B yang
berjarak sekitar 12 jam dari Kabupaten Baubau.
4. Dudi berfikir:
a. Kejadian ini seharusnya tidak terjadi bila ibu-ibu hamil di kabupaten
tersebut melakukan pemeriksaan kehamilan sejak awal dengan teratur dan
benar.
b. Dan juga seharusnya dokter umum yang bekerja di fasilitas Layanan
Primer menguasai kompetensi Dokter Layanan Primer seperti yang
tercantum dalam SKDI dan UU no 20 thn. 2013 tentang Pendidikan
Kedokteran, yang merupakan “Dokter Masadepan – 5 star doctor” di
KabupatenBaubau ini.
III. Analisis Masalah
1. Apa pengertian, tujuan, dan manfaat: 1,2,3
a. UKDI?
Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dokter di Indonesia agar bisa bersaing secara global, dan lulus ujian UKDI adalah sebuah syarat yang harus dicapai oleh seorang dokter agar ia bisa mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi)
UKDI adalah uji kompetensi yang harus ditempuh oleh dokter yang baru lulus Fakultas Kedokteran atau Program Studi Pendidikan Dokter atau habis masa berlaku registrasinya sebagai salah satu syarat untuk mengurus registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Tujuan dari Uji Kompetensi Dokter Indonesia adalah untuk memberikan informasi berkenaan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dari para lulusan dokter umum secara komprehensif kepada pemegang kewenangan dalam pemberian sertifikat kompetensi sebagai bagian dari persyaratan registrasi, untuk kemudian seorang dokter dapat mengurus pengajuan surat ijin praktek dokter atau “medical license”
b. Internship?
Program internship adalah proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan secara terintegrasi, komprehensif, mandiri serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktek di lapangan.
Tujuan: Meningkatkan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh selama pendidikan. Memberikan kesempatan kepada dokter baru lulus Program Studi
Pendidikan Profesi Dokter berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) untuk menerapkan serta mempraktikan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan dalam rangka penyelarasan antara hasil pendidikan dan praktik di lapangan.
Tujuan umum, yakni:
Memberikan kesempatan kepada dokter yang baru lulus pendidikan kedokteran untuk memakhirkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan ke dalam pelayanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga.
Tujuan khusus, yakni:
Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh selama pendidikan dan menerapkan dalam pelayanan primer;
Mengembangkan keterampilan teknis, klinis, pribadi dan profesi yang menjadi dasar praktik kedokteran;
Memikul tanggung-jawab pelayanan pasien sesuai kewenangan yang diberikan;
Meningkatkan kemampuan dalam pembuatan keputusan profesional media dalam pelayanan pasien dengan memanfaatkan layanan diagnostik dan konsultasi.
Bekerja dalam batas kewenangan hukum dan etika; Berperan aktif dalam tim pelayanan kesehatan multi disiplin; Menggali harapan dan jenjang karir lanjutan; Memperoleh pengalaman dan mengembangkan strategi dalam
menghadapi tuntutan profesi terkait dengan fungsinya sebagai praktisi medis.
2. Bagaimana kompetensi dan fungsi: 4,5,6,7,8
a. Dokter Umum?
b. Dokter Layanan Primer?
c. Dokter Keluarga?
d. Dokter Spesialis?
3. Bagaimana peranan dan fungsi Dokter Layanan Primer sebagai “pintu
gerbang” masalah kesehatan di daerahnya? 7,8,9
Peran Dokter Keluarga Dalam JPKM:
1. Sebagai penanggungjawab pelayanan kesehatan tingkat I (health provider).
2. Sebagi pengatur/ koordinator pelayanan rujukan (gate keeper).
3. Sebagai penasehat setiap masalah kesehatan ( health consular).
4. Sebagai pengatur pemakaian sumber kesehatan ( resources allocator).
4. Bagaimana fasilitas dalam layanan primer? 10,1,2
Puskesmas, klinik dokter keluarga, poliklinik swasta dan lain-lain.
5. Bagaimana kompetensi Dokter layanan Primer dalam SKDI? 3,4,5
6. Bagaimana Dokter Layanan Primer berdasarkan UU no 20 thn. 2013 tentang
Pendidikan Kedokteran? 6,7,8
7. Apakah tindakan dr. Dudi yang merujuk Ibu Rahmi ke Rumah Sakit tipe B
sudah tepat? 9,10,1
8. Apa tindakan prarujukan yang tepat untuk kasus ini? 2,3,4
9. Bagaimana standar minimal Rumah sakit tipe B? 5,6,7
Rumah Sakit Umum Kelas B berdasar PMK No. 340Pasal 10Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana.
Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.
Pelayanan Medik Spesialis Lain sekurang-kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga belas) pelayanan meliputi Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran Forensik.
Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah Mulut,Konservasi/Endodonsi, dan Periodonti.
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
Pelayanan Medik Subspesialis 2 (dua) dari 4 (empat) subspesialis dasar yang
meliputi :Bedah, Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Obstetri dan Ginekologi.
Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan Darah, Gizi,Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga /Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medikdan Penampungan Air Bersih.
Pasal 11Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan.
Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 12 (dua belas) orang dokter umum dan 3 (tiga) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar masing-masing minimal 3 (tiga) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu) orang sebagai tenaga tetap.
Pada Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada masing-masing minimal 2 (dua) orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 (satu ) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 4 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda.
Pada Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut harus ada masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap.
Pada Pelayanan Medik Subspesialis harus ada masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter subspesialis dengan 1 (satu) orang dokter subspesialis sebagai tenaga tetap.
Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit.
Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit.
Pasal 12Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri.Peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri.Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jumlah tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah.
Pasal 13Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana.
Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.
Tata laksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tatalaksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (SPO), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital by laws dan Medical Staff by laws.
10. Bagaimana standar minimal Rumah sakit tipe C?(SDM) 8,9,10
Rumah sakit tipe C, maka minimal harus mempunyai 4 dokter spesialis yaitu
spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, spesialis anak dan spesialis
kandungan.
11. Apa wewenang dokter Internship dalam melaksanakan tugasnya? 1,2,3
12. Bagaimana prosedur dokter Internship dalam merujuk pasien? 4,5,6
13. Bagaimana kriteria 5 star doctor? 7,8,9
14. Apa dan bagaimana peran dokter umum di Fasilitas Layanan Priemr dengan
Faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior
causes) terhadap kasus Ibu Rahmi? 10,1,2
15. Bagaimana solusi yang tepat untuk kasus ini? 3,4,5
IV. Hipotesis
Dokter Umum di Kabupaten Baubau belum melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan kompetensi Dokter Layanan Primer dalam memberikan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat di daerahnya dan belum menbina Dudi sebagai dokter
Internship yang bertugas didaerahnya.
1. Aan
2. Devia
3. Cantika
4. Inak
5. Lia
6. Kak nad
7. Kak riri
8. Chenti
9. Baiti
10. Dwi
Tolong kirim analisis dan li nya ke [email protected]
Makasih ya teman-teman
Semangaattt tutorial terakhir
Sukses buat kita semua