Skenario a Baru
-
Upload
rara-prawita -
Category
Documents
-
view
166 -
download
3
Transcript of Skenario a Baru
Skenario A“Pak Lanang” 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial Kasus
Pak Lanang Skenario A Blok XVIII” sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat dan salam
selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. Dr. Yesi selaku tutor kelompok 2
4. Teman-teman seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita
dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, Mei 2011
Penulis
TUTORIAL 2 Blok 18 1
Skenario A“Pak Lanang” 2011
DAFTAR ISI
Halaman depan ………………………………………………………………… 0
Kata Pengantar …………………………………………………………………. 1
Daftar Isi ………………………………………………………………………… 2
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 3
1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………… 3
BAB II : Pembahasan
2.1 Data Tutorial ………………………………………………… 4
2.2 Skenario ……………………………………………………… 4
2.3 Seven Jump Steps ……………………………………………
I. Klarifikasi Istilah-Istilah ………………………………. 5
II. Identifikasi Masalah …………………………………… 5
III. Analisis Permasalahan……………….…………………. 6
IV. Hipotesis ……………………………………………….. 7
V. Kerangka konsep ............................................................... 7
VI. Learning Issue .................................................................... 8
VII. Sintesis ................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 32
TUTORIAL 2 Blok 18 2
Skenario A“Pak Lanang” 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Ilmu Kesehatan Reproduksi adalah blok tujuh belas pada semester 6 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial skenario kasus
sebagai berikut Pak Lanang, penarik becak umur 54 tahun. Sering terlambat makan
karena mengejar setoran.
Ia mengeluh nyeri di bagian perut sebelah kiri. Ia berobat ke puskesmas dan
kebetulan ditangani oleh dokter, Pak Lanang didiagnosis mengalami gastritis dan dokter
mengatakan ini penyakit biasa dan akan sembuh setelah makan obat.
Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
TUTORIAL 2 Blok 18 3
Skenario A“Pak Lanang” 2011
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutorial 2 Blok 18 Skenario A
“Pak Lanang”
Tutor : dr. Yesi Astri M.kes
Moderator : Ivan Rayka
Sekretaris Meja : Diah Permata Sari
Sekretaris Papan : Erza Milano
2.2 Skenario Kasus
Pak Lanang adalah seorang penarik becak, berusia 54 tahun yang penghasilannya tidak
mencukupi untuk membayar setoran becaknya. Pak Lanang menarik becak setiap hari tanpa
libur dan karena target mengejar setoran, sehingga Pak Lanang sering kali terlambat makan.
Sejak beberapa bulan yang lalu ia sering merasa kurang sehat bahkan kadang-kadang
merasa agak nyeri di bagian perut sebelah kiri. Ia juga merasa cepat capek dan mudah
terkena flu. Kemarin sore ia memutuskan untuk tidak menarik becak dan berobat ke
Puskesmas. Kebetulan ia ditangani langsung oleh salah seorang dokter Puskesmas tersebut
yang biasanya diperiksa oleh perawat. Dokter mendiagnosis Pak Lanang memderita gastritis,
dan memberikan resep obat-obat yang harus diminum sambil mengatakan “Tidak apa-apa
Pak, ini penyakit biasa, setelah makan obat penyakit bapak akan sembuh”.
TUTORIAL 2 Blok 18 4
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Pak Lanang merasa senang ternyata proses pemeriksaan terhadap dirinya sangat cepat
sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.
2.3 Seven Jump Steps
I. Klarifikasi Istilah
1. Nyeri : Perasaan sedih , menderita / agoni yang disebabkan oleh
rangsangan syaraf-syaraf khusus
2. Flu : Infeksi virus akut pada saluran pernafasan secara serologis
disebabkan oleh Strain virus yang berbeda dinamakan A,B,C. masa inkubasi 3
hari dan biasanya berlangsung 3 – 10 hari.
3. Puskesmas : Unit Pelaksana tekhnis dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggung jawab pelayanan kesehatan dasar wilayah kerja administratifnya
4. Mendiagnosis : Penentuan sifat suatu kasus Penyakit/ keterampilan membedakan
satu penyakit dengan yang lainnya.
5. Gastritis : Radang pada mukosa lambung
6. Resep : Catatan obat yang ditulis oleh dokter untuk menangani suatu
penatalaksanaan / petunjuk tertulis untuk pembuatan dan pemberian obat.
7. Capek : Keadaan menurunnya efisiensi / hilangnya tenaga akibat
pekerjaan berkepanjangan / berlebihan.
8. Sehat : Keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan social yang
tidak hanya terbatas pada bebas penyakit / keluhan saja (menurut WHO)
II.Identifikasi masalah
1. Pak Lanang, seorang penarik becak(54 tahun) yang penghasilannya tidak
mencukupi untuk membayar setoran becaknya. Pak Lanang menarik becak setiap
hari tanpa libur dan karena target mengejar setoran, sehingga Pak Lanang sering
kali terlambat makan.
2. Sejak beberapa bulan yang lalu ia sering merasa kurang sehat bahkan kadang-
kadang merasa agak nyeri di bagian perut sebelah kiri. Ia juga merasa cepat capek
dan mudah terkena flu.
TUTORIAL 2 Blok 18 5
Skenario A“Pak Lanang” 2011
3. Kemarin sore ia memutuskan untuk tidak menarik becak dan berobat ke
Puskesmas. Kebetulan ia ditangani langsung oleh salah seorang dokter Puskesmas
tersebut yang biasanya diperiksa oleh perawat.
4. Dokter mendiagnosis Pak Lanang memderita gastritis, dan memberikan resep
obat-obat yang harus diminum sambil mengatakan “Tidak apa-apa Pak, ini
penyakit biasa, setelah makan obat penyakit bapak akan sembuh”.
5. Pak Lanang merasa senang ternyata proses pemeriksaan terhadap dirinya sangat
cepat sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.
III. Analisis Masalah
1. a. Bagaimana Jamkesmas bagi masyarakat yang tidak mampu?
b. Bagaimana akibat kerja tanpa libur dan telat makan terhadap kesehatan pak lanang?
c. Bagaimana hubungan usia, pekerjaan dengan kesehatan pak lanang?
2. a. Apa definisi dan kriteria sehat?
b. Apa hubungan kurang sehat pada pak lanang dengan pekerjaannya?
c. Apa penyebab dari keluhan pak lanang?
3. a. Bagaimana standar pelayanan kesehatan di Puskesmas?
b. Siapakah yang seharusnya memeriksa pasien di puskesmas?
c. Bagaimana peran dokter dan perawat di puskesmas?
d. Bagaimana peran puskesmas bagi kesehatan masyarakat?
4. a. Bagaimana seharusnya sikap dokter Puskesmas terhadap pasien?
b. Apakah tindakan dokter ini sudah sesuai denga standar pelayanan kesehatan di
Puskesmas?
c. Apakah dokter sudah melakukan Pendidikan dan Promosi Kesehatan?mengapa?
d. Apa Hak dan Kewajiban dokter dan pasien?
5. a. Apa saja informasi yang seharusnya diberikan kepada pak lanang?
b. Bagaimana proses pemeriksaan yang ideal, pada pasien ini untuk menentukan
diagnosis penyakit ini?
c. Apa pengaruh pemeriksaan terlalu cepat terhadap diagnosis pada pasien ini?
6. Bagaimana pandangan Islam tentang kesehatan ?
TUTORIAL 2 Blok 18 6
Pak Lanang 54 Th
Tidak ada pendidikan dan
promosi kesehatan
Berobat ke puskesmas
Tidak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang standar
Merasa tidak sehat
Melakukan pemeriksaan yang terlalu
cepat
dokter
Skenario A“Pak Lanang” 2011
IV. KERANGKA KONSEP
V. HIPOTESIS
Dokter puskesmas tidak menerapkan Standar Pelayanan Kesehatan karena tidak
melakukan promosi dan Pendidikan kesehatan terhadap pasiennya.
Tn. Lanang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan ketika berobat.
TUTORIAL 2 Blok 18 7
Skenario A“Pak Lanang” 2011
VI. LEARNING ISSUE
Pokok
Bahasan
What I Know What I Don’t Know
(Learning Issue)
What I Have to
Prove
How I Will
Learn
Promosi dan
Pendidikan
kesehatan
Pak Lanang, penarik
becak umur 54 tahun.
Sering terlambat
makan karena
mengejar setoran.
Ia mengeluh nyeri di
bagian perut sebelah
kiri. Ia berobat ke
puskesmas dan
kebetulan ditangani
oleh dokter, Pak
Lanang didiagnosis
mengalami gastritis
dan dokter
mengatakan ini
penyakit biasa dan
akan sembuh setelah
makan obat.
1. Promosi Kesehatan
2. Prinsip dasar
pelayanan kesehatan
3. Manajemen
Puskesmas
4. Hak dan Kewajiban
dokter Pasien
Dokter puskesmas
tidak menerapkan
Standar Pelayanan
Kesehatan karena
tidak melakukan
promosi dan
Pendidikan
kesehatan
terhadap
pasiennya.
Text Book,
Pakar Lain,
Internet
VII. SISTESIS
TUTORIAL 2 Blok 18 8
Skenario A“Pak Lanang” 2011
1) a. Bagaimana Jamkesmas bagi masyarakat yang tidak mampu?
Jawab :
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN (JAMKESMAS)
PENGERTIAN
Jamkesmas adalah bentuk bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini dilakukan secara nasional agar terjadi
subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi
masyarakat miskin.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan peserta mengacu pada prinsip-prinsip:
Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan
derajat kesehatan masyarakat miskin. Menyeluruh sesuai dengan standar pelayanan
medik yang cost effective dan rasional. Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan
portabilitas dan ekuitas. Efisien, transparan dan akuntabel.
Peserta program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu
selanjutnya disebut peserta Jamkesmas sejumlah 76,4 juta jiwa dari data Badan Pusat
Statistik tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara
Nasional oleh Menkes RI.
Apabila masih terdapat masyarakat miskin dan tidak mampu, tidak masuk dalam
Surat Keputusan Bupati / Walikota, pembiayaan kesehatannya menjadi tanggung jawab
Pemda setempat yang disebut Jamkesda dan mekanisme pengelolaannya seyogyanya
mengikuti Jamkesmas.
Sasaran peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang belum menjadi peserta
Jamkesmas dijamin dalam Jamkesmas dan dapat menggunakan kartu PKH pada saat
mengakses pelayanan kesehatan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
KETENTUAN UMUM
TUTORIAL 2 Blok 18 9
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar
meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama dan rawat inap tingkat pertama,
pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan
pelayanan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan dasar (rawat jalan tingkat pertama dan rawat inap tingkat
pertama) diberikan di Puskesmas dan jaringannya. Khusus untuk persalinan normal dapat
juga dilayani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten (praktek dokter dan bidan swasta)
dan biayanya diklaimkan ke Puskesmas setempat.
Pelayanan tingkat lanjut (rawat jalan dan rawat inap) berdasarkan rujukan,
diberikan di Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) Jaringan Jamkesmas
(BKMM/BPKM/BKPM/BP4/BKIM, Rumah Sakit Pemerintah termasuk Rumah Sakit
Khusus, RS TNI/Polri dan RS Swasta). Pelayanan Rawat Inap diberikan di ruang rawat
inap kelas III).
PROSEDUR PELAYANAN
a. Pelayanan Kesehatan Dasar : Untuk mendapat pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas dan jaringannya, peserta harus menunjukkan kartu Jamkesmas, atau surat
keterangan/rekomendasi Dinas Sosial setempat (bagi pengemis, gelandangan, anak dan
orang terlantar), kartu PKH bagi peserta PKH yang belum mempunyai kartu Jamkesmas,
kartu Jamkesmasda atau Surat Pernyataan Miskin bagi masyarakat miskin yang tidak
termasuk dalam kuota miskin.
b. Pelayanan Tingkat Lanjutan : Pasien miskin yang memerlukan pelayanan
kesehatan tingkat lanjut, dirujuk dari Puskesmas dan jaringannya ke fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat lanjut siertai kartu peserta dan surat rujukan yang ditunjukkan sejak
awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan. Pada kasus gawat darurat tidak
memerlukan surat rujukan.
TUTORIAL 2 Blok 18 10
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Program Askes Jamkesmas
Sebagai salah satu upaya untuk mengentasan kemiskinan, Pemerintah melalui
Departemen Kesehatan sejak tahun 2005 membuat Program Jaminan Kesehatan bagi
Masyarakat miskin dan tidak mampu yang disebut dengan program Askeskin.
Pengelolaan Program Askeskin yang dilaksanakan oleh PT Askes (Persero) merupakan
penugasan dari Pemerintah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor:
1241/MENKES/SK/XI/2004. Sebagai BUMN, penugasan tersebut dilaksanakan dengan
mengacu pada pasal 66 UU nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN dan telah mendapatkan
persetujuan Menteri Negara BUMN dengan Surat Persetujuan Meneg BUMN Nomor S-
697/HBU/2004 tanggal 31 Desember 2004.
Sejak tahun 2008, Departemen Kesehatan merubah terminologi Askeskin menjadi
Jamkesmas dengan menugaskan PT Askes (Persero) untuk mengelola manajemen
kepesertaannya.
1. Sasaran Program Jamkesmas
Sasaran Program JAMKESMAS adalah setiap orang miskin dan tidak mampu
yang pada tahun 2008 sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4
juta jiwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang kuota untuk
Kabupaten/Kota dan gelandangan, pengemis, anak terlantar serta masyarakat miskin yang
tidak mempunyai identitas ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI (Menkes).
2. Kepesertaan Jamkesmas
Berdasarkan Kuota yang ditetapkan oleh Menkes RI, Bupati/Walikota
menetapkan Surat Keputusan tentang peserta JAMKESMAS yang dilampiri dengan
identitas secara lengkap. Sedangkan penetapan peserta untuk gelandangan, pengemis,
anak terlantar serta masyarakat miskin yang tidak mempunyai identitas dilakukan oleh
Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota atau Dinas lainyang ditunjuk oleh Bupati/Walikota.
Berdasarkan penetapan tersebut di atas, PT. Askes (Persero) melakukan pencetakan dan
mendistribusikan kartu peserta Jamkesmas
TUTORIAL 2 Blok 18 11
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Pengelolaan Jamkesmas Tahun 2009
Berdasarkan surat Menkes RI Nomor 1199/Menkes/XII/2008 tanggal 30
Desember 2008, untuk pelaksanaan program Jamkesmas tahun 2009 Depkes RI tetap
mengikutsertakan dan menugaskan PT. Askes (Persero) dalam penyelenggaraan
Jamkesmas. Penugasan kepada PT. Askes (Persero) dikhususkan dalam hal
penyelenggaraan manajemen kepesertaan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan RI. Sampai dengan pertengahan bulan Agustus 2009, Perjanjian
Kerjasama antara Departemen Kesehatan dengan PT Askes (Persero) dalam pengelolaan
manajemen kepesertaan Program Jamkesmas masih dalam proses pembahasan. Hal ini
disebabkan karena terdapat permasalahan pokok yang belum dapat disepakati yang
berupa penggunaan satuan biaya umum APBN ( UU APBN) atau satuan biaya korporasi
BUMN (UU BUMN).
Ruang Lingkup Penugasan Jamkesmas Tahun 2008
Penugasan Departemen Kesehatan kepada PT Askes (Persero) dalam manajemen
kepesertaan program Jamkesmas tahun 2008 meliputi :
TUTORIAL 2 Blok 18 12
Skenario A“Pak Lanang” 2011
MANFAAT
Pada dasarnya manfaat yang disediakan bagi peserta bersifat komprehensif sesuai
kebutuhan medis, kecuali beberapa hal yang dibatasi dan tidak dijamin. Pelayanan
kesehatan komprehensif tersebut meliputi antara lain:
1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya
a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada Puskesmas dan
jaringannya meliputi pelayanan :
1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
2) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
3) Tindakan medis kecil
4) Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal
5) Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita
6) Pelayanan KB dan penanganan efek samping (alat kontrasepsi disedia- kan
BKKBN)
TUTORIAL 2 Blok 18 13
Skenario A“Pak Lanang” 2011
7) Pemberian obat.
b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Pera- watan,
meliputi pelayanan :
1) Akomodasi rawat inap
2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
3) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)
4) Tindakan medis kecil
5) Pemberian obat
6) Persalinan normal dan dengan penyulit (PONED) Biaya pelayanan rawat inap
tingkat pertama tidak diklaimkan secara terpisah akan tetapi menjadi bagian
dari kapitasi dana pelayanan kesehatan dasar
c. Persalinan normal dilakukan di Puskesmas non-perawatan/bidan di desa/
Polindes/dirumah pasien/praktek bidan swasta.
d. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria/diagnosa gawat darurat, se-
bagaimana terlampir.
7) Pelayanan Yang Tidak Dijamin (Exclusion)
a. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan
b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika
c. General check up
d. Prothesis gigi tiruan.
e. Pengobatan alternatif (antara lain akupunktur, pengobatan tradisional) dan
pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah
f. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat
keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi.
g. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam
h. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial
TUTORIAL 2 Blok 18 14
Skenario A“Pak Lanang” 2011
b. Bagaimana akibat kerja tanpa libur dan telat makan terhadap kesehatan pak
lanang?
Jawab :
Karna Pak lanang usianya sudah lanjut, sehingga akan mengakibatkan daya tahan
tubuh menurun dan fungsi organnya jg menurun sehingga mudah terserang penyakit.
c. Bagaimana hubungan usia, pekerjaan dengan kesehatan pak lanang?
Jawab :
usia pak lanang yang sudah lanjut merupakan salah 1 faktor penyebab mudahnya
tersrang penyakit karena proses penurunan ketahanan tubuh dan degeneratif, sedangkan
pekerjaan pak lanang sebagai tukang becak dengan sistem kejar setoran merupakan
pekerjaan yang tidak mudah dijalani oleh orang seusianya, hal tersebut berdampak pada
kelelaha fisik yang memudahkan pak lanang terserang penyakit.
2) a. Apa definisi dan kriteria sehat?
Jawab :
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
SEHAT MENURUT DEPKES RI
TUTORIAL 2 Blok 18 15
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena
ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor
sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya
dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi,
antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba
memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing
disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan
kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara
biologis, psikologis maupun sosio budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik,
mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis),
atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia
tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit(2).
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia,
social budaya, perilaku, populasi penduduk, g enetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan
masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan
resultante dari 4 faktor(3)yaitu:
1. Environment atau lingkungan.
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua d ihubungkan dengan
ecological balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yang
TUTORIAL 2 Blok 18 16
Skenario A“Pak Lanang” 2011
5. bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor
yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi
oleh faktor -faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka
ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), ergantung dari variabel-
variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien. Pengertian
sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik,
yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan
terhadap sistem tubuh manusia. Pernyataan tentang pengetahuan ini dalam tradisi klasik
Yunani, India, Cina, menunjukkan model keseimbangan (equilibrium model) seseoran
dianggap sehat apabila unsur - unsur utama yaitu panas dingin dalam tubuhnya berada
dalam keadaan yang seimbang. Unsur-unsur utama ini tercakup dalam konsep tentang
humors, ayurveda dosha, yin dan yang. Departemen Kesehatan RI telah mencanangkan
kebijakan baru berdasarkan paradigma sehat (4).
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan
yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai
masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam
suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan per - lindungan
terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.
Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan
yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi
sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun teta p mengupayakan
yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat
untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit. Telah
dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai konotasi biomedik dan
sosio kultural.
Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease dan illness sedangkan dalam bahasa
Indonesia, kedua pengertian itu dinamakan penyakit. Dilihat dari segi sosio cultural
TUTORIAL 2 Blok 18 17
Skenario A“Pak Lanang” 2011
terdapat perbedaan besar antara kedua pengertian tersebut. Dengan disease dimaksudkan
gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-proses biologik dan psikofisiologik pada
seorang individu, dengan illness dimaksud reaksi personal, interpersonal, dan kultural
terhadap penyakit atau perasaan kurang nyaman (1). Para dokter mendiagnosis dan
mengobati disease, sedangkan pasien mengalami illness yang dapat disebabkan oleh
disease illness tidak selalu disertai kelainan organic maupun fungsional tubuh. Tulisan ini
merupakan tinjauan pustaka yang membahas pengetahuan sehat-sakit pada aspek sosial
budaya dan perilaku manusia; serta khusus pada interaksi antara beberapa aspek ini yang
mempunyai pengaruh pada kesehatan dan penyakit. Dalam konteks kultural, apa yang
disebut sehat dalam suatu kebudayaan belum tentu disebut sehat pula d alam kebudayaan
lain. Di sini tidak dapat diabaikan adanya faktor penilaian atau faktor yang erat
hubungannya dengan sistem nilai.
b. Apa definisi sakit ?
Jawab :
Kriteria sakit menurut BAUMAN (1965) menggunakan 3 kriteria untuk
menentukan apakah mereka sakit :
1.Adanya gejala : Naiknya temperatur, nyeri.
2.Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.
3.Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja , sekolah.
c. Apa hubungan kurang sehat pada pak lanang dengan pekerjaannya?
Jawab :
dengan pekerjaan tersebut membuat pak lanang telat makan sehingga tejadi
gangguan pada lambungnya, selain telat makan faktor kelelahan juga dapat meningkatkan
asam lambung meningkat dan menyebabkan perih di lambung pak lanang.
d. Apa penyebab dari keluhan pak lanang?
Jawab :
1. Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.)
TUTORIAL 2 Blok 18 18
Pejamu
Lingkungan Agen
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok
ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan
Agen :Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat
menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik,
mekanis, atau psikososial.
jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang
meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll).
Pejamu: Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit
tertentu. Faktor pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang
menyebabkan seseorang yang beresiko menjadi sakit. Misalnya: Riwayat keluarga, usia,
gaya hidup dll.
Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluar pejamu.
Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal,
penerangan, kebisingan
Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial,
misalnys: stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup.
Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang
dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat
TUTORIAL 2 Blok 18 19
Skenario A“Pak Lanang” 2011
meningkatkan kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara
seseorang atau sekelompok orang dengan lingkungannya.
penyebab dari keluhan pak lanang nyeri perut sebelah kiri dan mudah terkena flu
adalah pengaruh dari dari hubungan ketiga faktor tersebut.
3) a. Bagaimana standar pelayanan kesehatan di Puskesmas?
Jawab :
Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja
UPT tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan
Pembangunan Kesehatan maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan
Pertanggung jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas
Wilayah Kerja dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau daerah terpencil.
Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat
Indikator Kecamatan Sehat:
(1) lingkungan sehat,
(2) perilaku sehat,
(3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
(4) derajat kesehatan penduduk kecamatan
TUTORIAL 2 Blok 18 20
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Misi Puskesmas
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya,
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya,
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya
Fungsi Puskesmas
a) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
b) Pusat Pemberdayaan Masyarakat
c) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
d) Pelayanan Kesehatan Perorangan
e) Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Kedudukan
Sistem Kesehatan Nasional → sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
yang bertanggungjawab menyelenggarakan UKP dan UKM di wilayah kerjanya.
Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota → sebagai UPT Dinas Kesehatan yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
Kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
Sistem Pemerintahan adalah sebagai unit pelaksana teknis dinas Kesehatan
Daerah kabupaten/ kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
TUTORIAL 2 Blok 18 21
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagai mitra dan sebagai
pembina upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu,
Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK.
Struktur Organisasi
a) Kepala Puskesmas
b) Unit Tata Usaha:
c) Data dan Informasi,
d) Perencanaan dan Penilaian,
e) Keuangan, Umum dan Kepegawaian
f) Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas: UKM / UKBM, UKP
g) Jaringan pelayanan Puskesmas:
a. Unit Puskesmas Pembantu
b. Unit Puskesmas Keliling
c. Unit Bidan di Desa/Komunitas
Azas Penyelenggaraan
Azas Pertanggungjawaban Wilayah →bertanggung jawab meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya
Azas Pemberdayaan Masyarakat → Puskesmas wajib memberdayakan
perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
upaya Puskesmas
b. Siapakah yang seharusnya memeriksa pasien di puskesmas?
Jawab :
TUTORIAL 2 Blok 18 22
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Menurut permenkes nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan.
Pelayanan medis adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter atau
dokter gigi sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya yang dapat berupa pelayanan
promotif, preventif, diagnostic, konsultatif, kuratif, atau rehabilitatif
c. Bagaimana peran dokter dan perawat di puskesmas?
Jawab :
Dokter bertugas untuk melakukan pelayanan kesehatan, sedangkan perawat
bertugas sebagai pendamping dokter dan sebagai pelaksana asuhan keperawatan.
d. Bagaimana peran puskesmas bagi kesehatan masyarakat?
Jawab :
Upaya Puskesmas
Ada dua: UKM DAN UKP
Upaya kesehatan Wajib → upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan
global serta punya daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat
serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia.
Upaya Kesehatan Pengembangan → upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas
Upaya Kesehatan Wajib:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
TUTORIAL 2 Blok 18 23
Skenario A“Pak Lanang” 2011
6. Upaya Pengobatan
Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah,
2. Upaya Kesehatan Olah Raga,
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat,
4. Upaya Kesehatan Kerja,
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata,
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut,
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
4) a. Bagaimana seharusnya sikap dokter Puskesmas terhadap pasien?
Jawab :
Dokter harus melakukan anamnesis mengenai riwayat penyakit pasien,melakukan
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan, dan pemeriksaan penunjang lain yang
bisa dilakukan di puskesmas.
Setelah mndiagnosis pasien berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan tsb maka
dokter harus memberikan informasi mengenai obat yang diberikan dan perilaku yang
harus dilakukan oleh pasien tersebut agar tidak mengalami sakit seperti ini lagi
dikemudian hari.
b. Apakah tindakan dokter ini sudah sesuai dengan standar pelayanan kesehatan
di Puskesmas?
Jawab :
Belum, karena menurut standar minimal pelayanan penyelenggaraan oleh dokter
kepada pasien, dokter harus melakukan pendidikan dan promosi kesehatan.
TUTORIAL 2 Blok 18 24
Skenario A“Pak Lanang” 2011
c. Apakah dokter sudah melakukan Pendidikan dan Promosi Kesehatan?
mengapa?
Jawab :
Belum, Karena dokter melakukan pelayanan kesehatannya dengan sangat cepat.
Konsep Pendidikan Kesehatan
• Proses menjembatani gap antara informasi kesehatan dan tindakan
kesehatan (President’s Committee on Health Education)
• Perpaduan berbagai pengalaman belajar yang dirancang untuk
memudahkan adopsi secara sukarela perilaku yang kondusif bagi
kesehatan (Green et al, 1980)
Konsep Promosi Kesehatan
• Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan
meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang
atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi,
mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan
lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986)
• Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk
memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan
lingkungan.
Misi Promosi Kesehatan
1. Advokat (advocate)⟶Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau
pembuat kebijakan
2. Menjembatani (mediate)⟶Menjalin kemitraan dengan berbagai program
dan sektor yang terkait dengan kesehatan
3. Memampukan (enable)⟶Agar masyarakat mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan secara mandiri
Strategi Promosi Kesehatan (WHO, 1984)
1. Advokasi (advocacy)⟶Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan
yang menguntungkan kesehatan
2. Dukungan Sosial (social support)⟶Agar kegiatan promosi kesehatan
mendapat dukungan dari tokoh masyarakat
TUTORIAL 2 Blok 18 25
Skenario A“Pak Lanang” 2011
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)⟶Agar masyarakat
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya
Sasaran Promosi Kesehatan
• Sasaran Primer⟶Sesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga,
ibu hamil/menyusui, anak sekolah
• Sasaran Sekunder ⟶Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh agama
• Sasaran Tersier ⟶ Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan
mulai dari pusat sampai ke daerah
d. Apa Hak dan Kewajiban dokter?
Didalam mendapatkan layanan kesehatan, pasien mempunyai hak dan kewajiban
sebagaimana Surat edaran DirJen Yan Medik No: YM.02.04.3.5.2504 Tentang Pedoman
Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit, th.1997; UU.Republik Indonesia
No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran dan Pernyataan/SK PB. IDI, sebagai
berikut :
Pembahasan
Undang-undang praktek kedokteran RI no 29 thn 24 mengatur hak dan kewajiban
dokter dan pasien
Hak dokter
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standart profesi dan standar prosedur operasional
2. Memberikan pelayanan medis menurut standart profesi dan standart prosedur
operasional
3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan keluarganya
4. Menerima imbalan jasa
Kewajiban dokter
1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standart profesi dan standart
prosedure operasional
TUTORIAL 2 Blok 18 26
Skenario A“Pak Lanang” 2011
2. Merujuk pasien kedokter yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih
baik apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan
3. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah
pasien meninggal dunia
4. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melaksanakannya dan
5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
pasien mempunyai hak2 sebagai berikut :
1. Hak utk memperoleh pelayanan tanpa dibedakan status sosekbud
2. Hak utk memutuskan secara bebas cara penanggulangan masalah yg dihadapi
3. Hak utk mendapatkan pelayanan yg aman dan efektif
4. Hak utk dijamin kerahasiaan informasi mengenai pasien bahkan dari
keluargana sekalipun
5. Hak mendapatkan privasi dlm pelayanan (saat konseling dan pemeriksaan)
6. Hak mendapatkan pelayanan yg manusiawi (dihargai dan diperhatikan)
7. Hak mendapat kenyamanan dlm pelayanan
8. Hak mendapatkan jaminan ketersediaan sarana secara lengkap dan pelayanan
berkesinambungan selama diperlukan
9. Hak utk menyatakan pendapat secara bebas
Pada pasal 53,pasien dalam menerima pelayanan pd praktik kedokteran
berkewajiban :
1. Memberikan informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
3. Mematuhi ketentuan yg berlaku di sarana pelayanan kesehatan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yg diterima (Berdasarkan kurikulum
FKUI 2004,pasien wajib menyimpan rahasia pribadi dokter yg diketahuinya.)
5) a. Apa saja informasi yang seharusnya diberikan kepada pak lanang?
TUTORIAL 2 Blok 18 27
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Jawab :
Setelah diperiksa dokter memberikan nasihat antara lain :
1. Mengkonsumsi obat sesuai aturan
2. Menghentikan atau mengurangi konsumsi makanan tertentu termasuk
merokok dan alkohol
3. Menganjurkan berolah raga teratur
4. Mengkonsumsi makan tertentu
5. Menganjurkan memeriksakan diri secara teratur pada penderita tertentu
6. Mengingatkan menggunakan fasilitas askes atau asuransi lainnya
7. Menginformasikan tentang rencana pengobatan selanjutnya atau perlu
merujuk ke yang lain.
8. Memakai Bahasa yang mudah, jelas, singkat dan dapat dimengerti oleh
pasien
b. Bagaimana proses pemeriksaan yang ideal, pada pasien ini untuk menentukan
diagnosis penyakit ini?
Jawab :
Prosedur pemeriksaan yang baik dilakukan melalui 4 tahap:
1.Wawancara (anamnesis)
Tahap-tahap wawancara dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
a. Tanyakan keluhan pasien yang paling berat, paling menarik perhatian, dan yang
paling menimbulkan kekhawatiran (keluhan utama)
b. Tanyakan kapan keluhan tersebut pertama kali dirasakan
TUTORIAL 2 Blok 18 28
Skenario A“Pak Lanang” 2011
c. Tanyakan keluhan apa saja yang menyertai keluhan pertama, beserta waktu
munculnya keluhan itu
d. Tanyakan upaya apa saja yang sudah dilakukan pasien untuk mengurangi rasa
sakit, misalnya obat apa saja yang sudah dikonsumsi
e. Tanyakan apakah pasien sudah pernah megalami hal atau keluhan yang sama
sebelumnya (sesering apa), dan penyakit apa saja yang sudah pernah diderita
pasien
f. Tanyakan apakah pasien sedang mengonsumsi obat tetap, seperti obat darah
tinggi, obat diabetes, dll.
g. Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap obat tertentu dari
wawancara akan didapatkan gejala penyakit pasien
2.Pemeriksaan Jasmani
a)Standar prosedur secukupnya Disebut secukupnya karena hasil wawancara
sudah cukup memberikan arah mengenai organ mana yang perlu diperiksa.
Standar ini berpangkal pada identifikasi dan pemecahan masalah.
b)Standar prosedur pemeriksaan lengkap : Standar ini menganut paham bahwa
wawancara dan pemeriksaan jasmani merupakan suatu proses terpisah yang
tidak berkelanjutan. Pada standar ini pasien diperiksa lengkap oleh dokter
Dari pemeriksaan jasmani, akan didapatkan tanda penyakit. Dari gejala dan
tanda penyakit itu, dokter dapat mengumpulkan data medis untuk perumusan
masalah medis dan diagnosis sementara
3.Perumusan diagnosis sementara
Disebut sementara karena diagnosis ditegakkan berdasarkan data medis hasil
wawancara dan pemeriksaan jasmani. Diagnosis sementara ini terbagi 2, yaitu diagnosis
kerja dan diagnosis banding. Diagnosis kerja ini memiliki data terbanyak yang
mendukung, sedangkan diagnosis banding merupakan alternatif lain. Diagnosis kerja ini
TUTORIAL 2 Blok 18 29
Skenario A“Pak Lanang” 2011
masih merupakan hipotesis yang harus dibuktikan dokter melalui 2 tahap, yaitu dengan
pengobatan (terapi) empirik dan mencari data baru dengan pemeriksaan penunjang
4.Pemeriksaan laboratorium atau penunjang
Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan dengan pengambilan darah pasien
untuk kemudian diuji atau dianalisis komponen-komponennya di
laboratorium.Pemeriksaan penunjang adalah suatu prosedur pemeriksaan dengan tujuan
mengetahui kondisi di dalam tubuh manusia yang tidak dapat dijangkau oleh
pemeriksaan jasmani. Pemeriksaan penunjang terbagi menjadi 2, yaitu pemeriksaan non-
infasif dan pemeriksaan infasif. Pemeriksaan infasif adalah pemreriksaan yang berpotensi
mengakibatkan luka dan kerusakan bagian tubuh. Untuk pemeriksaan penunjang ini,
dokter perlu memperhatikan berbagai macam aspek antara lain:
a. Aspek otonomi pasien Pasien memiliki hak untuk menanyakan manfaat dari
pemeriksaan, alternatif lain, risiko yang mungkin muncul, dan berhak memilih
untuk melaksanakan atau menolak pemeriksaan itu.
b. Aspek surat persetujuan pasien (SP) tindakan medik (Informed Consent)
Informed consent adalah formulir yang ditandatangani pasien/keluarganya di
hadapan seorang saksi dari pihak keluarga dan juga ditandatangani dokter
beserta seorang saksi dari pihak dokter (biasanya perawat) SP mutlak
diperlukan bila pemeriksaan bersifat infasif, sebab pemeriksaan infasif dapat
menimbulkan risiko rusaknya organ tubuh.
c. Aspek anggaran (ekonomi) Aspek ini menjadi perhatian sebab tidak semua
pasien mampu menanggung biaya pemeriksaan penunjang yang mahal. Maka,
pemeriksaan penunjang baru dilaksanakan jika memang mutlak dilakukan,
yaitu apabila tindakan ini menjadi satu-satunya cara untuk menyelamatkan
jiwa.
d. Aspek etika dokter Prosedur penunjang medis harus dilakukan demi
kepentingan pasien, bukan untuk kepentingan dokter atau rumah sakit semata.
TUTORIAL 2 Blok 18 30
Skenario A“Pak Lanang” 2011
Dokter secara etis tidak boleh melakukan pemeriksaan yang tidak perlu bagi
pasien hanya untuk kepentingan pribadi atau menguntungkan dokter saja.
e. Aspek pemilikan gambar dan hasil pemeriksaan
1. Hasil laboratorium, gambar, serta pemeriksaan adalah milik pasien
2. Hasil tersebut hanya dapat dilihat atau diberikan pada pasien atau
keluarga yang bertanggung jawab
3.Dokter dan sarana kesehatan tidak boleh menahan hasil dan gambar
(rekaman, foto)
4.Pasien atau keluarga yang bertanggung jawab paling sedikit
mendapatkan salinan hasil
c. Apa pengaruh pemeriksaan terlalu cepat terhadap diagnosis pada pasien ini?
Jawab :
1. Bisa salah diagnosis, salah pengobatan, bias mengakibatkan pengobatan menjadi
tidak efektif
2. Tidak bisa melakukan edukasi dan pendidikan kesehatan
6) Bagaimana pandangan Islam tentang kesehatan ?
Jawab :
Apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S.
al-Jumu’ah : 10)
TUTORIAL 2 Blok 18 31
Skenario A“Pak Lanang” 2011
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Prasetyawati, Arsita Eka. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Maulana, Heri DJ. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Sulaeman, S. Endang. 2008. Manajemen Kesehatan: Teori dan Praktek di Puskesmas. Surakarta: FK Universitas Sebelas Maret.
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 1457/MenKes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten-kota.
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.
TUTORIAL 2 Blok 18 32