SKEMA PRODUK KATEGORI BAHAN DAN PRODUK KIMIA SUB...
Transcript of SKEMA PRODUK KATEGORI BAHAN DAN PRODUK KIMIA SUB...
-
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
Daftar isi
1. Ruang lingkup
2. Acuan Normatif
3. Sistem sertifikasi
4. Definisi
5. Proses sertifikasi
6. Persyaratan umum sertifikasi
7. Surveilan
8. Perubahan Persyaratan Sertifikasi
9. Sertifikat
10. Penggunaan Tanda SNI
11. Biaya
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
Penerapan skema sertifikasi produk
Sub Kategori Produk Industri Kimia (13.04)
1 Ruang lingkup
Dokumen ini berlaku untuk sub kategori produk industri kimia yaitu :
1. Sabun Mandi Bayi
2. Resin PVC
3. Asam Klorida Teknis
4. Natrium Hipoklorit Teknis
5. Sodium Tri Poli Phospat (STPP)
6. Seng Oksida
7. Soda Kaustik (Soda Api) Teknis Padat dan Cair
8. Larutan Seng Klorida untuk Industri Baterai Kering
9. Detergen Serbuk
10. Cat Tembok Emulsi
11. Detergen Cuci Air-Bagian 1: untuk Pakaian
12. Detergen Cuci Air-Bagian 2: untuk Alat Dapur
13. Cat Dekoratif Berbasis Pelarut Organik
2. Acuan Normatif :
2.1 Standar Produk yang diacu :
1. Sabun Mandi Bayi SNI 16-4768-1998
2. Resin PVC SNI 59:2017
3. Asam Klorida Teknis SNI 2557:2015
4. Natrium Hipoklorit Teknis SNI 0081:2015
5. Sodium Tri Poli Phospat (STPP) SNI 2109:2011
6. Seng Oksida SNI 0085:2009
7. Soda Kaustik (Soda Api) Teknis Padat dan Cair SNI 0074:2011
8. Larutan Seng Klorida untuk Industri Baterai Kering SNI 06-0128-1987
9. Detergen Serbuk SNI 4594:2017
10. Cat Tembok Emulsi SNI 3564:2014
11. Detergen Cuci Air-Bagian 1: untuk Pakaian SNI 4075-1:2017
12. Detergen Cuci Air-Bagian 2: untuk Alat Dapur SNI 4075-2:2017
13. Cat Dekoratif Berbasis Pelarut Organik SNI 8011:2014
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
2.2 Regulasi Teknis yang diacu :
1. Sabun Mandi Bayi : -
2. Resin PVC : -
3. Asam Klorida Teknis : -
4. Natrium Hipoklorit Teknis :-
5. Sodium Tripolifosfat (STPP) Mutu Teknis: - Peraturan Menteri Perindustrian RI No.64/M-IND/PER/12/2013 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Sodium Tripolifosfat (STPP) Mutu Teknis secara Wajib.
- Peraturan Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur No. 20/BIM/PER/12/2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Sodium Tripolifosfat (STPP) Mutu Teknis secara Wajib.
- Peraturan Menteri Perindustrian RI No.104/M-IND/PER/11/2015 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Sodium Tripolifosfat (STPP) Mutu Teknis secara Wajib.
- Peraturan Menteri Perindustrian RI No.46/M-IND/PER/12/2017 tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bahan dan Produk Kimia secara Wajib.
6. Seng Oksida : - Peraturan Menteri Perindustrian RI No.66/M-IND/PER/12/2013 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Seng Oksida secara Wajib. - Peraturan Jenderal Basis Industri Manufaktur No. 18/BIM/PER/12/2014 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Seng Oksida secara Wajib.
- Peraturan Menteri Perindustrian RI No.102/M-IND/PER/11/2015 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Seng Oksida secara Wajib.
- Peraturan Menteri Perindustrian RI No.46/M-IND/PER/12/2017 tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bahan dan Produk Kimia secara Wajib.
7. Soda Kaustik (Soda Api) Teknis Padat dan Cair : -
8. Larutan Seng Klorida untuk Industri Baterai Kering : -
9. Detergen Serbuk : -
10 Cat Tembok Emulsi : -
11. Detergen Cuci Air-Bagian 1: untuk Pakaian : -
12. Detergen Cuci Air-Bagian 2: untuk Alat Dapur : -
13. Cat Dekoratif Berbasis Pelarut Organik : -
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
3. Sistem sertifikasi
Menerapkan sistem sertifikasi tipe 5, yang terdiri dari tahapan seleksi, determinasi (asesmen
proses produk dan sistem manajemen), tinjauan, keputusan, penetapan dan survailen.
4. Definisi
a. Sabun mandi bayi adalah senyawa Natrium atau kalium dengan asam lemak yang
digunakan sebagai pembersih tubuh, berbentuk padat, berbusa, dengan atau tanpa
bahan tambahan lain serta tidak menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan selaput
lender.
b. Resin Polivinil Klorida (PVC) adalah polimer dalam bentuk Serbuk yang merupakan
hasil polimerisasi dari monomer vinil klorida dengan No CAS 9002-86-2
c. Asam Klorida Teknis adalah bahan kimia yang berbentuk cairan dan berasap dengan
bau yang menyengat, jernih tidak berwarna, sampai kekuningkuningan dengan bau
yang menyengat, bersifat asam kuat dengan rumus kimia HCl
d. Natrium hipoklorit teknis adalah bahan kimia berbentuk cairan, berwarna kuning
kehijauan, berbau khas, bersifat oksidator dengan rumus kimia NaClO .
e. Sodium Tripolifosfat (STPP) Mutu Teknis adalah bahan kimia berwarna putih, berupa
Serbuk atau butiran dengan rumus kimia Na5 P3O10.
f. Seng Oksida adalah bahan kimia dengan rumus ZnO, berbentuk tepung berwarna
putih yang digunakan di industri farmasi, kosmetik, karet, keramik, dan cat.
g. Soda Kaustik (Soda Api) Teknis Padat dan Cair, nama dagang dari sodium
hidroksida dengan rumus kimia NaOH. Bahan kimia ini berbentuk cairan dan
padatan, bersifat basa kuat, korosif, higroskopis, mudah bereaksi dengan karbon
dioksida dari udara, dan bila terkena kulit dapat menyebabkan iritasi.
h. Larutan Seng Klorida untuk Industri Baterai Kering adalah larutan bahan kimia yang
terutama mengandung seng klorida (Zn Cl2), tak berawarna sampai warna kekuning-
kuningan.
i. Deterjen serbuk adalah deterjen sintetik berbentuk Serbuk atau granul, terdiri dari
rantai karbon C7-C18 dengan gugus hidrofilik yang bukan karboksilat dengan
tambahan zat lain, umumnya tersusun dengan bahan dasar pembentuk, pengisi dan
surfaktan, mudah untuk dilarutkan, tidak berbahaya bagi kesehatan, mempunyai
daya pelarut kotoran dengan hasil cucian tetap bersih.
j. Cat tembok emulsi adalah emulsi dari campuran bahan pengikat, pigmen dan bahan
pelarut serta bahan tambahan lainnya yang digunakan terutama untuk mengecat
tembok
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
k. Detergen Cuci Cair-Bagian 1 adalah suatu senyawa atau campuran berbentuk cairan
homogen yang mengandung sabun dan atau surfaktan yang dimaksudkan untuk
proses mencuci dan membersihkan pakaian tanpa menimbulkan iritasi pada kulit.
l. Detergen Cuci Cair-Bagian 2: untuk alat dapur adalah adalah suatu senyawa atau
campuran berbentuk cairan homogen yang mengandung sabun dan atau surfaktan
yang dimaksudkan untuk proses mencuci dan membersihkan alat dapur tanpa
menimbulkan iritasi pada kulit.
m. Cat Dekoratif adalah cat yang digunakan untuk keperluan pengecatan arsitektur
interior maupun eksterior seperti tempat tinggal, bangunan komersial, perkantoran
atau bangunan industry.
n. Pelarut organic adalah pelarut yang berasal dari senyawa organic bukan air atau
dikenal dengan istilah solvent.
5. Proses sertifikasi
a. Permohonan sertifikasi
b. Evaluasi awal pabrikan (asesmen proses produksi dan sistem manajemen)
c. Tinjauan hasil evaluasi dan persetujuan sertifikasi
d. Tindak lanjut evaluasi
6. Persyaratan umum sertifikasi
A. SELEKSI
1. Pemohon mengajukan surat
permohonan kepada Lembaga
Sertifikasi Produk (LSPro), dengan
disertai seperangkat dokumen
permohonan
A. Melengkapi format dokumen yang
dipersyaratkan:
1. Surat permohonan sertifikasi produk
penggunaan tanda SNI
2. Surat perjanjian sertifikasi antara
produsen dan LSPro dan pemohon
(dibuat dua rangkap, diparaf disetiap
lembar, diberi materai, ditandatangani
dan dicap perusahaan)
3. Surat pernyataan jaminan tidak
menyediakan produk pada saat
proses sertifikasi belum selesai
(khusus produk yang diberlakukan
SNI secara wajib)
4. Daftar isian permohonan sertifikasi
produk penggunaan tanda SNI
5. Ilustrasi penggunaan tanda SNI pada
desain kemasan/label produk.
6. Untuk Sertifikasi Ulang, melampirkan
Surat Keterangan Perubahan Kondisi
Perusahaan
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
7. Melampirkan Daftar Produk/ Katalog
Produk yang diajukan (Melampirkan
Daftar Pengendalian Proses Produksi
Keramik Tableware (khusus untuk
produk keramik tableware)
B. Dokumen system mutu pemohon:
1. Alur proses produksi
2. Struktur organisasi perusahaan
3. Bagi yang telah tersertifikasi
ISO 9001 : 2015 melampirkan :
a. Sertifikat ISO 9001 : 2015
b. Dokumen sistem mutu
c. Bisnis proses
d. Analisis resiko
e. Daftar induk dokumen
f. Isu Internal dan Eksternal
g. Laporan Audit Internal dan
Tinjauan Manajemen terakhir
4. Bagi yang belum tersertifikasi ISO
9001 : 2015 melampirkan :
a. Surat pernyataan diri telah
menerapkan sistem mutu 9001 :
2015
b. Dokumen sistem mutu
c. Bisnis proses
d. Analisis resiko
e. Daftar Induk Dokumen
f. Isu Internal dan Eksternal
g. Laporan Audit Internal dan
Tinjauan Manajemen terakhir
C. Dokumen legalitas perusahaan
pemohon/importer : 1. NPWP
2. Akta pendirian perusahaan
3. Sertifikat merek yang masih berlaku/
surat pendaftaran merek
4. Nomor Induk Berusaha (NIB)
Bagi yang tidak memiliki NIB dapat
melampirkan :
a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
b. Izin usaha Industri
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
2. Desain produk yang diminta untuk
sertifikasi
a. Deskripsi detil mengenai produk, misal:
sampel produk, desain produk, foto
produk, nomor katalog, tipe, warna, atau
identifikasi deskripsi produk lainnya;
b. Produk didefinisikan sebagai satu tipe
berdasarkan jenis produk yang sama
termasuk material yang sama, fungsi dan
konstruksi yang serupa;
c. Produk dengan tipe yang sama dan
produsen yang sama tetapi dari pabrik
yang berbeda, didefinisikan sebagai
pemohon sertifikasi yang berbeda;
3. Kelengkapan dokumen lainnya a. Daftar material kritis;
b. Deskripsi perbedaan antara tipe yang
berbeda dari produk dalam satu
permohonan yang sama;
c. Dokumentasi mutu yang terkait proses
produksi;
d. Sertifikat dan laporan sistem manajemen
yang relevan (jika terdapat pembuktian
pihak ketiga);
e. Dokumen yang diperlukan lainnya
LSpro harus membuat kontrak sertifikasi yang memuat perjanjian hukum yang
mengikat antara LSPro dengan klien, dan berlaku pada saat klien mengajukan
sertifikasi ke LSPro. Di samping itu, kontrak sertifikasi mengatur hak dan kewajiban
LSPro dan Klien selama masa permohonan dan sertifikasi berjalan.
4. Kualifikasi personal
a. Kualifikasi tim evaluasi 1. Personal dengan latar belakang
pendidikan D3/S1 yang sesuai dengan
bidang ilmu teknik atau eksak lainnya.
2. Atau Memiliki pengalaman kerja pada
bagian proses produksi produk atau
sejenis minimal 2 tahun;
3. Salah seorang dari tim auditor harus
mempunyai kompetensi proses produksi
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
Sabun Mandi Bayi, Resin PVC, Asam
Klorida Teknis, Natrium Hipoklorit Teknis
Sodium Tri Poli Phospat (STPP), Seng
Oksida, Soda Kaustik (Soda Api) Teknis
Padat dan Cair, Larutan Seng Klorida
untuk Industri Baterai Kering, Detergen
Serbuk , Cat Tembok Emulsi, Detergen
Cuci Air-Bagian 1: untuk Pakaian , Alat
Dapur, Cat Dekoratif Berbasis Pelarut
Organik.
4. Dalam hal tim auditor tidak memiliki
kompetensi, harus menggunakan tenaga
ahli Sabun Mandi Bayi, Resin PVC,
Asam Klorida Teknis, Natrium Hipoklorit
Teknis, Sodium Tri Poli Phospat (STPP),
Seng Oksida, Soda Kaustik (Soda Api)
Teknis Padat dan Cair, Larutan Seng
Klorida untuk Industri Baterai Kering,
Detergen Serbuk, Cat Tembok Emulsi,
Detergen Cuci Air-Bagian 1: untuk
Pakaian , Alat Dapur, Cat Dekoratif
Berbasis Pelarut Organik..
5. Memahami proses produksi dan sistem
manajemen serta proses bisnis yang
dimiliki klien;
6. Memiliki pengalaman audit
(penjenjangan auditor mengikuti
prosedur LSPro).
7. Memahami prosedur atau instruksi kerja
yang dimiliki LSPro terkait proses
evaluasi
b. Kualifikasi Petugas
Pengambil Contoh (PPC)
1. Telah memiliki sertifikat pelatihan
pengambilan contoh produk tersebut
disini atau sejenis;
2. Memiliki pengalaman pengambilan
contoh produk;
3. Memahami prosedur atau instruksi kerja
yang dimiliki LSPro terkait pengambilan
contoh.
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
PPC dapat dirangkap oleh personal evaluasi
jika telah memenuhi kualifikasi sebagai
seorang PPC atau LSPro dapat
menugaskan personal PPC tersendiri.
c. Kualifikasi panitia teknis
Panitia teknis adalah personel yang
melakukan tahapan tinjauan dan
pengambilan keputusan
1. memahami persyaratan dan proses
sertifikasi.
2. tidak boleh dilakukan oleh personal yang
melakukan kegiatan evaluasi untuk
perusahaan yang sama.
Kegiatan tinjauan dan pengambilan
keputusan sertifikasi, dapat dilakukan oleh
personal/tim yang sama.
5. Teknik pengambilan sampel
a. Contoh diambil untuk masing-masing tipe sesuai dengan yang diajukan dalam proses sertifikasi.
b. Contoh diambil dari aliran produksi atau gudang produksi
c. Ketentuan pengambilan contoh uji:
- Sabun Mandi Bayi a. Contoh yang diambil dalam kemasan :
contoh primer diambil dari beberapa
kemasan tergantung jumlah keseluruhan
kemasan baik kemasan besar atau
kemasan kecil (dilihat pada tabel).
Tabel kemasan besar
Jumlah contoh per
lot Karung/ peti
Jumlah contoh
yang diambil
Karung/ peti
s.d 10 semua
11-25 5
26-50 7
51-100 10
˃100 Akar pangkat dua
dari jumlah
contoh
Tabel kemasan kecil
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
Jumlah kemasan
kecil
Jumlah kemasan
yang diambil
10.000 200
20.000 250
40.000 300
60.000 350
˃100.000 400
b. Untuk setiap pengujian SNI diambil contoh
uji sebanyak 3 paket (@±10 kemasan
c. Contoh yang diambil sebanyak 3 kg yang
dibagi menjadi tiga bagian, dimana 1
(satu) bagian sebagai contoh laboratorium,
1 (satu) bagian sebagai arsip laboratorium
dan 1 (satu) bagian lagi sebagai arsip
perusahaan.
d. Contoh masing-masing dikemas, disegel
stiker dan diberi label contoh uji.
6. Resin PVC Sistem 5
a. Pengambilan contoh dilakukan di aliran
produksi dan/atau gudang secara acak
setiap 1 (satu) tahun.
b. Contoh yang diambil dalam kemasan :
contoh primer diambil dari beberapa
kemasan tergantung jumlah keseluruhan
kemasan baik kemasan besar atau
kemasan kecil (dilihat pada tabel).
c. Contoh primer diambil dari timbunan
dicampur (homogen) dan diratakan
kemudian dibagi menjadi empat bagian.
Ambil dua bagian dari sudut yang
bersebrangan, dicampur dan diratakan
kemudian dibagi empat bagian begitu
seterusnya sampai diperoleh bobot contoh
yang diinginkan.
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
d. Contoh yang diambil di aliran produksi
(sebelum dikemas) : contoh diambil
dengan rentang waktu tertentu, diambil
dan dikumpulkan. Contoh dicampur dan
diratakan kemudian dibagi menjadi empat
bagian. Ambil dua bagian dari sudut yang
bersebrangan, dicampur dan diratakan
kemudian dibagi empat bagian begitu
seterusnya sampai diperoleh bobot contoh
yang diinginkan.
e. Contoh yang diambil sebanyak 3 kg yang
dibagi menjadi tiga bagian, dimana 1 (satu)
bagian sebagai contoh laboratorium, 1
(satu) bagian sebagai arsip laboratorium
dan 1 (satu) bagian lagi sebagai arsip
perusahaan.
Contoh masing-masing dikemas, disegel stiker
dan diberi label contoh uji.
7. Asam Klorida Teknis Sistem 5
a. Pengambilan contoh dilakukan di aliran
produksi dan/atau gudang secara acak setiap
1 (satu) tahun
b. Contoh diambil pada waktu pengaliran
dengan menggunakan pipa yang berkran dan
kecepatan aliran diatur pada rentang waktu
dengan volume tertentu sebagai contoh
primer.
c. Jika diambil dari tangki vertikal, pengambilan
dilakukan dengan cara mengambil dari lima
tempat ketinggian, satu kalipada jarak
sepersepuluh tinggi cairan dari dasar, tiga kali
dari pertengahan tinggi caira, dan satu kali
dari 9/10 tinggi cairan dari dasar kemudian
dicampur hingga homogen.
d. Jika diambi dari tangki horizontal maka dapat
diambil dengan cara mengambil dari lima
tempat ketinggian dengan aturan :
Tinggi
cairan
Tempat
contoh
Volume tiap
pengambilan
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
terhadap
tinggi
tangki (%)
diambil
(tinggi dasar,
% terhadap
tinggi tangki)
(%dari seluruh
volume contoh)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Lapisan
cairan
Atas Tengah
Bawah
--- ---
5
--- ---
10
--- 20
10
--- 25
10
--- 30
10
55 35
10
65 40
10
65 45
10
85 50
10
90 50
10
Atas Tengah
Bawah
--- ---
100
--- ---
100
--- 60
40
--- 75
30
--- 80
20
10 80
10
10 80
10
10 80
10
10 80
10
10 80
10
e. Contoh yang diambil sebanyak 3 Liter yang
dibagi menjadi tiga bagian, dimana 1 (satu)
bagian sebagai contoh laboratorium, 1 (satu)
bagian sebagai arsip laboratorium dan 1 (satu)
bagian lagi sebagai arsip perusahaan.
Contoh masing-masing dikemas, disegel stiker
dan diberi label contoh uji.
8. Natrium Hipoklorit Teknis Pengambilan contoh dilakukan di ruangan yang
terlindung dari sinar matahari langsung dan
tergantung dari jenis wadah, yaitu :
a. Wadah ukuran kecil (jerrycan plastik dan
drum)
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
Jumlah wadah
per lot
Jumlah wadah
yang diambil
contohnya,
minimum
1 - 10
11 – 50
51 – 500
101 – 500
501- 1000
Selanjutnya
setiap
tambahan 100
1
2
3
5
10
Tambah 1
Bila contoh diambil dari beberapa wadah dan
setiap wadah diwakili oleh jumlah yang sama,
contoh harus dihomogenkan terlebih dahulu.
Contoh yang diambil sebanyak 3 Liter
yang dibagi menjadi tiga bagian, dimana 1
(satu) bagian sebagai contoh laboratorium, 1
(satu) bagian sebagai arsip laboratorium dan 1
(satu) bagian lagi sebagai arsip perusahaan.
b. Tanki
Diambil contoh sebanyak kira-kira 5 liter dan
hindari adanya penguapan selama pengaliran dari
keran ke pipa masuk (inlet tube). Contoh yang
diambil sebanyak 3 Liter yang dibagi menjadi tiga
bagian, dimana 1 (satu) bagian sebagai contoh
laboratorium, 1 (satu) bagian sebagai arsip
laboratorium dan 1 (satu) bagian lagi sebagai
arsip perusahaan
9. Sodium TriPoli Phospat Sistem 5
a. Pengambilan contoh dilakukan di aliran
produksi dan/atau gudang secara acak
setiap 1 (satu) tahun.
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
b. Contoh yang diambil dalam kemasan :
contoh primer diambil dari beberapa
kemasan tergantung jumlah keseluruhan
kemasan baik kemasan besar atau
kemasan kecil (dilihat pada tabel).
c. Contoh primer diambil dari timbunan
dicampur (homogen) dan diratakan
kemudian dibagi menjadi empat bagian.
Ambil dua bagian dari sudut yang
bersebrangan, dicampur dan diratakan
kemudian dibagi empat bagian begitu
seterusnya sampai diperoleh bobot
contoh yang diinginkan.
d. Contoh yang diambil di aliran produksi
(sebelum dikemas) : contoh diambil
dengan rentang waktu tertentu, diambil
dan dikumpulkan. Contoh dicampur dan
diratakan kemudian dibagi menjadi
empat bagian. Ambil dua bagian dari
sudut yang bersebrangan, dicampur dan
diratakan kemudian dibagi empat bagian
begitu seterusnya sampai diperoleh
bobot contoh yang diinginkan.
e. Contoh yang diambil sebanyak 3 kg
yang dibagi menjadi tiga bagian, dimana
1 (satu) bagian sebagai contoh
laboratorium, 1 (satu) bagian sebagai
arsip laboratorium dan 1 (satu) bagian
lagi sebagai arsip perusahaan.
f. Contoh masing-masing dikemas,
disegel stiker dan diberi label contoh uji.
10. Seng Oksida . Sistem 5
a. Pengambilan contoh dilakukan di aliran
produksi dan/atau gudang secara acak
setiap 1 (satu) tahun.
b. Contoh yang diambil dalam kemasan :
contoh primer diambil dari beberapa
kemasan tergantung jumlah keseluruhan
kemasan baik kemasan besar atau kemasan
kecil (dilihat pada tabel).
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
c. Contoh primer diambil dari timbunan/
aliran produksi dicampur (homogen) dan
diratakan kemudian dibagi menjadi empat
bagian. Ambil dua bagian dari sudut yang
bersebrangan, dicampur dan diratakan
kemudian dibagi empat bagian begitu
seterusnya sampai diperoleh bobot contoh
yang diinginkan.
d. Contoh yang diambil di line produksi
(sebelum dikemas) : contoh diambil dengan
rentang waktu tertentu, diambil dan
dikumpulkan. Contoh dicampur dan
diratakan kemudian dibagi menjadi empat
bagian. Ambil dua bagian dari sudut yang
bersebrangan, dicampur dan diratakan
kemudian dibagi empat bagian begitu
seterusnya sampai diperoleh bobot contoh
yang diinginkan.
e. Contoh yang diambil sebanyak 3 kg yang
dibagi menjadi tiga bagian, dimana 1 (satu)
bagian sebagai contoh laboratorium, 1
(satu) bagian sebagai arsip laboratorium
dan 1 (satu) bagian lagi sebagai arsip
perusahaan.
f. Contoh masing-masing dikemas, disegel
stiker dan diberi label contoh uji.
11. Soda Kaustik (Soda Api) Teknis
Padat dan Cair
Sistem 5
a. Pengambilan contoh dilakukan di aliran
produksi dan/atau gudang secara acak setiap
1 (satu) tahun
b. Soda Kaustik Padat :
-Contoh yang diambil dalam kemasan : contoh
primer diambil dari beberapa kemasan
tergantung jumlah keseluruhan kemasan baik
kemasan besar atau kemasan kecil (dilihat
pada tabel).
-Contoh primer diambil dari timbunan/ aliran
produksi dicampur (homogen) dan diratakan
kemudian dibagi menjadi empat bagian. Ambil
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
dua bagian dari sudut yang bersebrangan,
dicampur dan diratakan kemudian dibagi
empat bagian begitu seterusnya sampai
diperoleh bobot contoh yang diinginkan.
- Contoh yang diambil di line produksi
(sebelum dikemas) : contoh diambil dengan
rentang waktu tertentu, diambil dan
dikumpulkan. Contoh dicampur dan diratakan
kemudian dibagi menjadi empat bagian. Ambil
dua bagian dari sudut yang bersebrangan,
dicampur dan diratakan kemudian dibagi
empat bagian begitu seterusnya sampai
diperoleh bobot contoh yang diinginkan.
c. Soda kaustik Cair :
1. Contoh diambil pada waktu
pengaliran dengan menggunakan
pipa yang berkran dan kecepatan
aliran diatur pada rentang waktu
dengan volume tertentu sebagai
contoh primer.
2. Jika diambil dari tangki vertikal,
pengambilan dilakukan dengan cara
mengambil dari lima tempat
ketinggian, satu kalipada jarak
sepersepuluh tinggi cairan dari dasar,
tiga kali dari pertengahan tinggi caira,
dan satu kali dari 9/10 tinggi cairan
dari dasar kemudian dicampur hingga
homogen.
3. Jika diambi dari tangki horizontal
maka dapat diambil dengan cara
mengambil dari lima tempat
ketinggian dengan aturan :
Tinggi
cairan
terhadap
tinggi
tangki (%)
Tempat
contoh
diambil
(tinggi dasar,
% terhadap
tinggi tangki)
Volume tiap
pengambilan
(%dari seluruh
volume contoh)
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Lapisan
cairan
Atas Tengah
Bawah
--- ---
5
--- ---
10
--- 20
10
--- 25
10
--- 30
10
55 35
10
65 40
10
65 45
10
85 50
10
90 50
10
Atas Tengah
Bawah
--- ---
100
--- ---
100
--- 60
40
--- 75
30
--- 80
20
10 80
10
10 80
10
10 80
10
10 80
10
10 80
10
- Contoh yang diambil sebanyak 3 Liter
untuk Soda Kaustik (soda api) teknis cair
yang dibagi menjadi tiga bagian, dimana
1 (satu) bagian sebagai contoh
laboratorium, 1 (satu) bagian sebagai
arsip laboratorium dan 1 (satu) bagian
lagi sebagai arsip perusahaan.
- Contoh masing-masing dikemas, disegel
stiker dan diberi label contoh uji.
4. Larutan Seng Klorida untuk Industri
Baterai Kering
Sistem 5
a. Pengambilan contoh dilakukan di aliran
produksi dan/atau gudang secara acak setiap
1 (satu) tahun
b. Contoh diambil pada waktu pengaliran
dengan menggunakan pipa yang berkran dan
kecepatan aliran diatur pada rentang waktu
dengan volume tertentu sebagai contoh
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
primer.
c. Jika diambil dari tangki vertikal, pengambilan
dilakukan dengan cara mengambil dari lima
tempat ketinggian, satu kalipada jarak
sepersepuluh tinggi cairan dari dasar, tiga kali
dari pertengahan tinggi caira, dan satu kali
dari 9/10 tinggi cairan dari dasar kemudian
dicampur hingga homogen.
d. Jika diambi dari tangki horizontal maka dapat
diambil dengan cara mengambil dari lima
tempat ketinggian dengan aturan :
Tinggi
cairan
terhadap
tinggi
tangki (%)
Tempat
contoh
diambil
(tinggi dasar,
% terhadap
tinggi tangki)
Volume tiap
pengambilan
(%dari seluruh
volume contoh)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Lapisan
cairan
Atas Tengah
Bawah
--- ---
5
--- ---
10
--- 20
10
--- 25
10
--- 30
10
55 35
10
65 40
10
65 45
10
85 50
10
90 50
10
Atas Tengah
Bawah
--- ---
100
--- ---
100
--- 60
40
--- 75
30
--- 80
20
10 80
10
10 80
10
10 80
10
10 80
10
10 80
10
e. Contoh yang diambilsebanyak 3 Liter yang
dibagi menjadi tiga bagian, dimana 1 (satu)
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
bagian sebagai contohl aboratorium, 1 (satu)
bagian sebagai arsip laboratorium dan 1 (satu)
bagian lagi sebagai arsip perusahaan.
Contoh masing-masing dikemas, disegel stiker
dan diberi label contoh uji.
5. Detergen Serbuk Sistem 5
a. Contoh yang diambil dalam kemasan :
contoh primer diambil dari beberapa
kemasan tergantung jumlah keseluruhan
kemasan baik kemasan besar atau
kemasan kecil (dilihat pada tabel).
Tabel kemasan besar
Jumlah contoh per
lot Karung/ peti
Jumlah contoh
yang diambil
Karung/ peti
s.d 10 semua
11-25 5
26-50 7
51-100 10
˃100 Akar pangkat dua
dari jumlah
contoh
Tabel kemasan kecil
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
Jumlah kemasan
kecil
Jumlah kemasan
yang diambil
10.000 200
20.000 250
40.000 300
60.000 350
˃100.000 400
b. Untuk setiap pengujian SNI diambil contoh
uji sebanyak 3 paket (@± 2 Kg
c. Contoh yang diambil dibagi menjadi tiga
bagian, dimana 1 (satu) bagian sebagai
contoh laboratorium, 1 (satu) bagian
sebagai arsip laboratorium dan 1 (satu)
bagian lagi sebagai arsip perusahaan.
d. Contoh masing-masing dikemas, disegel
stiker dan diberi label contoh uji.
6. Cat Tembok Emulsi Sistem 5
a. Jika merek mewakili mutu (kualitasnya
berbeda untuk setiap merek), maka
pengambilan contoh uji dilakukan untuk
setiap merek.
b. Jika merek tidak mewakili mutu
(kualitasnya sama untuk seluruh merek),
maka 1 (satu) contoh uji dapat mewakili 4
(empat) merek dan 2 (dua) contoh uji
untuk mewakili 5 (lima) sampai dengan 8
(delapan) merek, dan seterusnya berlaku
untuk jumlah kelipatan.
c. Untuk produk cat tembok, contoh diambil
berdasarkan base gelap, sedang dan base
putih dengan warna random.
d. Contoh yang diambil dalam kemasan :
contoh primer diambil dari beberapa
kemasan tergantung jumlah keseluruhan
kemasan baik kemasan besar atau
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
kemasan kecil (dilihat pada tabel).
Tabel kemasan besar
Jumlah contoh per
lot Karung/ peti
Jumlah contoh
yang diambil
Karung/ peti
s.d 10 semua
11-25 5
26-50 7
51-100 10
˃100 Akar pangkat dua
dari jumlah
contoh
Tabel kemasan kecil
Jumlah kemasan
kecil
Jumlah kemasan
yang diambil
10.000 200
20.000 250
40.000 300
60.000 350
˃10 .000 400
e. Untuk setiap pengujian SNI diambil contoh
uji sebanyak 3 paket @ 10 kaleng dengan
berat masing-masing 2,5 Kg.
f. Contoh yang diambil dibagi menjadi tiga
bagian, dimana 1 (satu) bagian sebagai
contoh laboratorium, 1 (satu) bagian
sebagai arsip laboratorium dan 1 (satu)
bagian lagi sebagai arsip perusahaan.
g. Contoh masing-masing dikemas, disegel
stiker dan diberi label contoh uji.
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
7. Detergen Cuci Air-Bagian 1: untuk
Pakaian
Sistem 5
a. Contoh yang diambil dalam kemasan :
contoh primer diambil dari beberapa
kemasan tergantung jumlah keseluruhan
kemasan baik kemasan besar atau
kemasan kecil (dilihat pada tabel).
Tabel kemasan besar
Jumlah contoh per
lot Karung/ peti
Jumlah contoh
yang diambil
Karung/ peti
s.d 10 semua
11-25 5
26-50 7
51-100 10
˃100 Akar pangkat dua
dari jumlah
contoh
Tabel kemasan kecil
Jumlah kemasan
kecil
Jumlah kemasan
yang diambil
10.000 200
20.000 250
40.000 300
60.000 350
˃100.000 400
b. Untuk setiap pengujian SNI diambil contoh
uji sebanyak 3 paket (@ ±1 L (2 kemasan)
c. Contoh yang diambil sebanyak 3 kg yang
dibagi menjadi tiga bagian, dimana 1
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
(satu) bagian sebagai contoh laboratorium,
1 (satu) bagian sebagai arsip laboratorium
dan 1 (satu) bagian lagi sebagai arsip
perusahaan.
d. Contoh masing-masing dikemas, disegel
stiker dan diberi label contoh uji.
8. Detergen Cuci Air-Bagian 2: untuk
Alat Dapur
Sistem 5
a. Contoh yang diambil dalam kemasan :
contoh primer diambil dari beberapa
kemasan tergantung jumlah keseluruhan
kemasan baik kemasan besar atau
kemasan kecil (dilihat pada tabel).
Tabel kemasan besar
Jumlah contoh per
lot Karung/ peti
Jumlah contoh
yang diambil
Karung/ peti
s.d 10 semua
11-25 5
26-50 7
51-100 10
˃100 Akar pangkat dua
dari jumlah
contoh
Tabel kemasan kecil
Jumlah
kemasan kecil
Jumlah kemasan
yang diambil
10.00 200
20.000 250
40.000 300
60.000 350
˃100.000 400
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
b. Untuk setiap pengujian SNI diambil contoh
uji sebanyak 3 paket (@ ±1 L (2 kemasan)
c. Contoh yang diambil dibagi menjadi tiga
bagian, dimana 1 (satu) bagian sebagai
contoh laboratorium, 1 (satu) bagian
sebagai arsip laboratorium dan 1 (satu)
bagian lagi sebagai arsip perusahaan.
d. Contoh masing-masing dikemas, disegel
stiker dan diberi label contoh uji.
9. Cat Dekoratif Berbasis Pelarut
Organik
Sistem 5
a. Jika merek mewakili mutu (kualitasnya
berbeda untuk setiap merek), maka
pengambilan contoh uji dilakukan untuk
setiap merek.
b. Jika merek tidak mewakili mutu
(kualitasnya sama untuk seluruh merek),
maka 1 (satu) contoh uji dapat mewakili 4
(empat) merek dan 2 (dua) contoh uji
untuk mewakili 5 (lima) sampai dengan 8
(delapan) merek, dan seterusnya berlaku
untuk jumlah kelipatan.
c. Untuk produk cat tembok, contoh diambil
berdasarkan base gelap, sedang dan base
putih dengan warna random.
d. Contoh yang diambil dalam kemasan :
contoh primer diambil dari beberapa
kemasan tergantung jumlah keseluruhan
kemasan baik kemasan besar atau
kemasan kecil (dilihat pada tabel).
Tabel kemasan besar
Jumlah contoh per
lot Karung/ peti
Jumlah contoh
yang diambil
Karung/ peti
s.d 10 semua
11-25 5
26-50 7
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
51-100 10
˃100 Akar pangkat dua
dari jumlah
contoh
Tabel kemasan kecil
Jumlah kemasan
kecil
Jumlah kemasan
yang diambil
10.000 200
20.000 250
40.000 300
60.000 350
˃100.000 400
e. Untuk setiap pengujian SNI diambil contoh
uji sebanyak 3 paket @ 10 kaleng dengan
berat masing-masing 2,5 Kg.
f. Contoh yang diambil dibagi menjadi tiga
bagian, dimana 1 (satu) bagian sebagai
contoh laboratorium, 1 (satu) bagian
sebagai arsip laboratorium dan 1 (satu)
bagian lagi sebagai arsip perusahaan.
g. Contoh masing-masing dikemas, disegel
stiker dan diberi label contoh uji.
10. Pengujian sampel 1. Metoda dan syarat mutu pengujian sesuai
dengan :
1. Sabun Mandi Bayi SNI 16-4768-1998
2. Resin PVC SNI 59:2017
3. Asam Klorida Teknis SNI 2557:2015
4. Natrium Hipoklorit Teknis
SNI 0081:2015
5. Sodium Tri Poli Phospat (STPP)
SNI 2109:2011
6. Seng Oksida SNI 0085:2009
7. Soda Kaustik (Soda SNI 0074:2011
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
Api) Teknis Padat dan Cair
8.
Larutan Seng Klorida untuk Industri Baterai Kering
SNI 06-0128-1987
9. Detergen Serbuk SNI 4594:2017
10. Cat Tembok Emulsi SNI 3564:2014
11. Detergen Cuci Air-Bagian 1: untuk Pakaian
SNI 4075-1:2017
12. Detergen Cuci Air-Bagian 2: untuk Alat Dapur
SNI 4075-2:2017
13. Cat Dekoratif Berbasis Pelarut Organik
SNI 8011:2014
2. Jika hasil uji tidak memenuhi
persyaratan, maka perusahaan diberikan
kesempatan untuk melakukan perbaikan
paling lama 1 (satu) bulan untuk
dilakukan pengambilan contoh ulang dan
pengujian ulang terhadap seluruh
parameter sebanyak 1 (satu) kali.
Apabila hasil pengujian ulang tidak
memenuhi persyaratan mutu, maka
SPPT SNI dicabut.
B. DETERMINASI
1. Audit Kecukupan Dilakukan audit dokumen dengan melakukan
pemeriksaan kesesuaian dokumen
permohonan terhadap acuan standar yang
digunakan untuk menilai kesiapan di
lapangan.
2. Asesmen proses produksi
Konsistensi produk yang diajukan untuk
sertifikasi harus diperiksa di lokasi produksi.
Pengendalian proses produksi.
Pemeriksaan titik kritis :
1.
Sabun Mandi Bayi : - Proses pemanasan - Proses pengadukan - Proses molding - Proses chilling - Proses flamming
2. Resin PVC : 1. Temperatur dan Tekanan pada
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
Reaktor Polimerisasi 2. Temperatur pada proses
Demonomer (Degassing) 3. Temperatur pengeringan Resin
PVC
3.
Asam Klorida Teknis 1. Suhu Pengeringan
2. Kemurnian H2SO4
4.
Natrium Hipoklorit Teknis - Kemurnian NaOH yang digunakan
- Proses Pendinginan
5.
Sodium Tri Poli Phospat (STPP)
- Mutu P4 (Fosfor Kuning), H3PO4
(Asam Fosfat), dan Na2CO3.
(Soda Abu);
- Suhu, tekanan dan kecepatan
aliran bahan pada Menara
Pembakaran (Absorbing Tower)
pembuatan Asam Fosfat.;
- Suhu Asam Fosfat;
- Komposisi larutan Asam Fosfat
dan Soda Abu sebelum masuk
Reaktor;
- Suhu, Tekanan dan Kecepatan
Aliran pada Reaktor;
- Waktu penggilingan.
6.
Seng Oksida
- Bahan baku: Zinc Ingot dengan
purities min.90%;
- Proses peleburan logam seng
dalam tanur grafit pada suhu di
atas 1000 - 1250°C hingga
menjadi fase uap.
7.
Soda Kaustik (Soda Api) Teknis Padat dan Cair
- Bahan baku;
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
- Proses produksi;
- Pencampuran;
- Produk akhir.
8.
Larutan Seng Klorida untuk Industri Baterai Kering: - Bahan Baku (jumlah dan kualitas)
- Suhu proses produksi
9.
Detergen Serbuk : - Bahan baku dan bahan penolong - Pencampuran - Pembentukan serbuk/granul dan
pengeringan - Produk akhir
10.
Cat Tembok Emulsi : - Komposisi bahan baku - Viskositas - Suhu pencampuran, - Pengadukan (rpm)
11.
Detergen Cuci Air-Bagian 1: untuk Pakaian : - Mixer (pengadukan) - pH - Viskositas
12.
Detergen Cuci Air-Bagian 2: untuk Alat Dapur : - Mixer (pengadukan) - pH - Viskositas
13.
Cat Dekoratif Berbasis Pelarut Organik : - Komposisi bahan baku - Viskositas - Suhu pencampuran, - Pengadukan (rpm)
3. Audit sistem manajemen A. Audit sistem manajemen dilakukan terhadap seluruh elemen dari SNI ISO 9001:2015 atau revisinya atau sistem manajemen mutu lain yang diakui untuk perusahaan yang belum memperoleh sertifikasi SMM
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
B. Bagi perusahaan yang telah memperoleh
sertifikasi SMM, makaTim evaluasi akan
melakukan audit system manajemen
terhadap penerapan system manajemen
yang telah dilakukan oleh pabrik.
Jika ditemukan ketidaksesuaian pada saat
dilakukan insepeksi pabrik, maka
penyelesaian tindakan perbaikan dan
tindakan pencegahan harus dilakukan sesuai
prosedur LSPro, seperti :
a. Kategori mayor, apabila berhubungan langsung dengan mutu produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan atau sistem manajemen mutu tidak berjalan maka tindakan koreksi diberi waktu maksimal 1 (satu) bulan untuk melakukan tindakan perbaikan
b. Kategori minor, apabila terdapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu maka diberi waktu 2 ( dua) bulan untuk melakukan perbaikan.
Dalam melakukan kegiatan sertifikasi, LSPro dapat menggunakan lembaga penilaian
kesesuaian dengan memperhatikan bahwa kegiatan:
• Pengujian harus dilakukan oleh laboratorium penguji yang telah diakreditasi KAN
atau keberterimaan di tingkat regional atau internasional untuk ISO/IEC 17025 dan
sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi;
• Inspeksi harus dilakukan oleh lembaga inspeksi yang telah diakreditasi KAN atau
keberterimaan di tingkat regional atau internasional untuk ISO/IEC 17020 dan
sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi;
• Sertifikasi harus dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi KAN atau
keberterimaan di tingkat regional atau internasional untuk ISO/IEC 17021 dan
sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi;
• Jika LPK belum diakreditasi, maka akan dilakukan verifikasi oleh asesor KAN;
• JIka LSPro menggunakan laboratorium pengujian yang dimiliki oleh pabrik, maka
harus dilakukan witness atau penyaksian pengujian terhadap sampel dari klien yang
sama atau klien lainnya;
• Penggunaan LPK alih daya/subkontrak harus mendapatkan persetujuan dari klien.
Jika pada saat mengajukan permohonan, pemohon telah membawa hasil penilaian
kesesuaian (misalnya laporan hasil uji atau sertifikat sistem manajemen), maka hasil
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
penilaian kesesuaian tersebut dapat menjadi pertimbangan LSPro untuk dilakukan
verifikasi pada saat dilakukan evaluasi awal pabrik.
4. Laporan evaluasi 1. Hasil evaluasi awal (pengujian, inspeksi
atau pemeriksaan desain) berdasarkan
hasil penilaian kesesuaian yang
disampaikan pemohon; tahapan ini biasa
disebut juga audit kecukupan. Lihat: butir
B.1. Audit kecukupan.
2. Hasil asesmen terhadap proses produksi
disertai hasil penilaian kesesuaian yang
dilakukan oleh LSPro (hasil pengujian
dari sampel produk yang diambil oleh
LSPro);
3. Hasil verifikasi terhadap titik kritis
asessmen proses produksi dan audit
sistem manajemen;
4. Tindak lanjut klien (jika ditemukan
ketidaksesuaian).
Laporan evaluasi awal pabrik harus
disampaikan dalam waktu 7 hari kerja setelah
dilakukan evaluasi. Waktu ini dihitung mulai
saat tim evaluasi menyelesaikan evaluasi
dan laporan lengkap terkait penyelesaian
tindakan perbaikan dari pabrik (jika ada),
maka tim evaluasi harus menyampaikan
laporan verifikasi maksimal 5 hari setelah
menerima laporan tindakan perbaikan
ketidaksesuaian dari pabrik .
Tindak lanjut evaluasi dapat juga berupa
penilaian ulang atau evaluasi lanjutan,
dengan tujuan untuk memverifikasi jika
terdapat tindakan perbaikan yang
membutuhkan evaluasi khususnya terkait
kemampuan pengendalian mutu pabrik dan
pemeriksaan konsistensi produk bersertifikat,
serta jika diperlukan, sampel dapat diambil
kembali dan diuji di laboratorium pengujian.
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
C. Tinjauan (review) Setelah seluruh kegiatan evaluasi telah
selesai dilakukan, maka LSPro melakukan
tahapan tinjauan terhadap seluruh laporan
hasil evaluasi termasuk laporan hasil
pengujian terhadap sampel produk. Aturan
detil terkait tahapan tinjauan dilakukan sesuai
dengan prosedur LSPro.
D. Pengambilan keputusan Tahapan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara bersamaan, dilakukan oleh personal yang memiliki kompetensi Sistem Manajemen Mutu dan menguasai SNI terkait
Personel atau tim yang ditugaskan untuk melakukan keputusan sertifikasi , dipastikan tidak terlibat dalam kegiatan konsultasi dan evaluasi.
E. Penetapan Setelah terdapat keputusan sertifikasi, maka
LSPro menindaklanjuti keputusan tersebut
dengan menerbitkan sertifikat yang berisi
pernyataan kesesuaian terhadap SNI produk
yang diacu.
7. Surveilan
Survailen sebagai bagian dari pemeliharaan sertifikat termasuk penggunaan tanda SNI,
bertujuan untuk memastikan konsistensi produk terhadap persyaratan SNI produk yang
diacu. Survailen juga merupakan bagian dari tindak lanjut dari kegiatan evaluasi terdahulu,
harus dilakukan minimal 1 kali dalam setahun, atau 12 bulan setelah sertifikat diberikan.
Frekuensi survailen harus ditingkatkan dalam setiap keadaan berikut:
a. Produk bersertifikat memiliki masalah yang serius terkait mutu produk.
b. LSPro memiliki alasan yang cukup untuk mempertanyakan kesesuaian produk
bersertifikat dengan persyaratan standar keselamatan.
c. Informasi yang cukup menunjukkan bahwa konsistensi produk bersertifikat mungkin
terpengaruh karena perubahan struktur organisasi, kondisi produksi dan sistem mutu
produsen dan/atau pabrik.
Di samping itu, frekuensi survailen dapat ditentukan dari hasil asesmen sebelumnya. Untuk
temuan pada sistem manajemen, survailen bisa dilakukan lebih sering hingga level
keyakinan yang diinginkan kembali tercapai. Aktivitas survailen mencakup semua lokasi
dimana kegiatan proses produksi terjadi mencakup satu atau lebih hal-hal berikut :
i. Inspeksi sampel produk diambil apakah dari titik produksi, dari pasar atau keduanya
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
untuk kesesuaian dengan tipe yang disertifikasi;
ii. Pengujian produk diambil apakah dari titik produksi, pasar atau keduanya, untuk melihat
apakah memenuhi dengan persyaratan spesifik produk;
iii. Assesmen proses produksi dan audit sistem managemen, termasuk pengecekan
rekaman kualitas terkait proses produksi.
LSPro harus menginformasikan secara resmi hasil dari survailen kepada klien. Jika pada
survailen ditemukan ketidaksesuaian dengan persyaratan sertifikasi yang tidak bisa
diperbaiki dengan segera oleh kilen, LSPro harus mempertimbangkan tindakan apa yang
akan diambil.
Jika diperlukan pada saat kegiatan survailen, produk bersertifikat sebaiknya disampel dan
diuji. Sampel harus diambil secara acak dari produk yang sesuai dari pabrik (termasuk dari
jalur produksi, persediaan dan pasar). Jumlah sampel harus sama dengan yang pada saat
kegiatan sertifikasi awal.
Pengujian sampel harus diselesaikan oleh laboratorium uji yang ditunjuk oleh lembaga
sertifikasi dalam waktu yang telah disepakati.
LSPro mempersyaratkan supaya klien memelihara rekaman terhadap setiap keluhan yang
terkait dengan persyaratan sertifikasi dan dokumen tindakan perbaikan yang diambil. Jika
produk yang tidak sesuai telah dilepaskan ke pasar, LSPro harus mewajibkan klien
tersertifikasi untuk menginformasikan kepada instansi teknis terkait dan LSPro sehingga
bisa disepakati tindakan apa yang akan diambil.
Jika hasil dari kegiatan survailen gagal, maka LSPro melakukan pembekuan dan
pencabutan lisensi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Tahapan pembekuan dan/atau pencabutan lisensi penggunaan tanda SNI juga dapat
dilakukan jika diperoleh data hasil pengujian sampel yang tidak sesuai dengan persyaratan
SNI, yang dilakukan antara kegiatan proses sertifikasi awal dan survailen.
Berdasarkan hasil rapat Review yang menyatakan memenuhi persyaratan, LSPro
menerbitkan surat keterangan yang menyatakan hasil kekonsistenan perusahaan dalam
penerapan standar produk dan acuan system manajemen yang digunakan
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
8. Perubahan persyaratan sertifikasi
1. Jika terdapat perubahan SNI 1. LSPro wajib menginformasikan kepada
seluruh klien dan memberikan masa
transisi, untuk selanjutnya dilakukan
verifikasi (dapat melalui audit khusus
ataupun dilakukan bersamaan dengan
survailen).
2. Masa transisi perubahan tersebut
berdasarkan peraturan yang berlaku.
3. LSPro menerbitkan revisi sertifikat
kesesuaian untuk disampaikan kepada
BSN.
2. Jika perubahan berasal dari klien 1. Klien wajib menginformasikan tanpa
menunda, apabila ada perubahan
(modifikasi produk, proses produksi) yang
mempengaruhi kesesuaian produk
kepada LSPro.
2. LSPro akan melakukan verifikasi untuk
memastikan kesesuaian produk terhadap
perubahan tersebut (dapat melalui audit
khusus ataupun dilakukan bersamaan
dengan survailen)
3. Produk yang belum diverifikasi LSPro
dilarang untuk diedarkan di pasar
3. Jika terdapat perubahan
persyaratan sertifikasi oleh LSPro
LSPro segera menginformasikan perubahan
persyaratan sertifikasi (misalnya perubahan
prosedur ataupun biaya) kepada klien.
9. Sertifikat
Informasi yang tercantum dalam sertifikat kesesuaian,minimal mencakup:
a. Nomor sertifikat atau identifikasi unik lainnya;
b. Nama skema sertifikasi produk keramik;
c. Nama dan alamat lembaga sertifikasi produk;
d. Nama dan alamat klien (pemegang sertifikat);
e. Pernyataan kesesuaian, yang terdiri dari:
i. nama dan identifikasi produk …….;
ii. SNI….., JUDUL…..;
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id
-
F 07-16-01/Rev.1
iii. Lokasi produksi (pabrik) dan penilaian detil lainnya sebagai contoh sistem mutu yang
diterapkan atau inspeksi pabrik.
f. Logo akreditasi (terdiri dari logo badan akreditasi dan nomor LSPro)
g. Tanggal berakhir sertifikat(jika diperlukan);
h. Tanggal penerbitan sertifikat;
i. Tanda tangan dari personal yang bertanggung jawab dari LSPro.
Tata waktu dari tinjauan hingga penerbitan sertifikat, sesuai dengan prosedur LSPro.
10. Penggunaan tanda SNI
Penerbitan perjanjian lisensi penggunaan tanda SNI akan diberikan oleh BSN berdasarkan
sertifkat kesesuaian yang diterbitkan oleh LSPro. Penerbitan perjanjian lisensi dan masa
berlaku penggunaan tanda SNI ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
11. Biaya
Pembiayaan terkait kegiatan sertifikasi produk dapat dilihat di website BBKK dan
menghubungi bagian Kerjasama di BBKK
bbkk
.kem
enpe
rin.g
o.id