sistem syaraf pusat, hypothalarnus,

5
SUMBER BELAJAR EKOLOGI: FEKUITIDITAS IKAN SERIBU (Lebistes reticulatus Peters.) DI PERAIRAN SUNGAI GAJAH WONG, YOGYAKARTA TEACHING MATERIALS ON ECOLOGY: FECUNDITY OF "SERIBLI" FISH (Lebistes reticulatus Peters) ON POLLUTED AND NON POLLUTED AREA OF GAJAH WONG RIVER, YOGYAKARTA Arief Abdillah Nurusman Pendidikan Biologi FKIP Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Soepomo, Janturan, Yogyakata 0274 (379418) Diterima: 11 Februari 2006. Disetujui 26 Februari20O6 Abstract This research was aimed to know the inflaence of water quality and pollution on fecundity of l*bistes reticulatus Peters. The result of this research will show how environmental factors act toward the organism on several levels of ecological hierarchy. The disscussion of it then will enrich student's understanding about the effect of environmental fastors toward the organism. That is the material to learn, This research was carried out upon Gajah Wong river precisely on water mass which polluted by tannery waste and the water mass out of polluted area. Three sampling were carried out along the trasect which cover the befor- polluted area, the outlet of waste and the water mass polluted by the waste. Embrio was then counted for measure the fecundity. The result shows that pollution affect the fecundity of Lebistes reticalqtus by turning the fecundity lower. Pollution caused the change of dissolved orygen and water acidity from its normal condition. Indeed, pollution caused the low environmental quality, even for reproduction of the more-tolerannt fish. Disscussion upon that result will enrich student's understanding about the ffict of pollution toward living thing. By carrying the student into the field during teaching and learning proccesses and practicing on ecology, the understanding will go into effectively. Key words: Lebistes reticulatus'fecundity, tannery pollution, teaching materials BIOEDUKASI Volume 3, Nomor 1 Halaman 7-11 PENDAHULUAN Organisme mempunyai kisaran toleransi atas faklor lingkungan untuk hidup dan. meneruskan kelangsungan jenisnya. Toleransi untuk hidup sangat bervariasi untuk masing-masing jenis, dan biasanya mempunyai rentang yang relatif luas. Hal yang berbeda dijumpai atas toleransi organisme untuk melestarikan jenisnya (bereproduksi). Kisaran toleransi organisme untuk bereproduksi relatif mempunyai kisaran yang lebih sempit (Giller dalam Wootton, 1992). Toleransi atas faktor lingkungan dapat mempengaruhi kesuksesan reproduksi. Hal tersebut ditunjukkan melalui beberapa aspek, salah satunya adalah aspek fekunditas. Fekunditas merupakan suatu ukuran menunjukkan kemampuan organisme menghasilkan anakan (Iitter) dalam memijah. Fekunditas dapat dinyatakan ISSN: 1693-265X Februari 2006 sebagai fekunditas mutlak dan fekunditas relatif. Fekunditas mutlak yaitu jumlalr telur yang masak dalam individu betina sebelum dikeluarkan pada waktu memijah, sedangkan fekunditas relatif adalah junrlah telur per satuan berat atau panjang (Nikolsky, 1963). Ukuran fecunditas dapat mencerminkan keberhasilan reproduksi organisme. Tingkat keberhasilan reproduksi tersebut dapat ditentukan berdasarkan prosentase anakan yang dapat bertahan hidup terhadap fekunditas (Sumantadinata, 1981). Fekunditas sangat dipengaruhi faktor- faktor luar serta internal melalui perantaraan mekanisme neuro-endokrin. Pada ikan beberapa faktor eksternal dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat, hypothalarnus, pituitarylhipoftse berlanjut mempengaruhi gonad, melalui aksi horminal yang berlangsung. Faktor lingkungan tersebut dapat beraksi dan direspon dalam rentang waktu yang untuk sekali

Transcript of sistem syaraf pusat, hypothalarnus,

Page 1: sistem syaraf pusat, hypothalarnus,

SUMBER BELAJAR EKOLOGI: FEKUITIDITAS IKAN SERIBU (Lebistes reticulatusPeters.) DI PERAIRAN SUNGAI GAJAH WONG, YOGYAKARTA

TEACHING MATERIALS ON ECOLOGY: FECUNDITY OF "SERIBLI" FISH(Lebistes reticulatus Peters) ON POLLUTED AND NON POLLUTED AREA OF

GAJAH WONG RIVER, YOGYAKARTA

Arief Abdillah NurusmanPendidikan Biologi FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Jl. Prof. Soepomo, Janturan, Yogyakata 0274 (379418)

Diterima: 11 Februari 2006. Disetujui 26 Februari20O6

Abstract

This research was aimed to know the inflaence of water quality and pollution on fecundity of l*bistesreticulatus Peters. The result of this research will show how environmental factors act toward the organism onseveral levels of ecological hierarchy. The disscussion of it then will enrich student's understanding about the

effect of environmental fastors toward the organism. That is the material to learn,This research was carried out upon Gajah Wong river precisely on water mass which polluted by

tannery waste and the water mass out of polluted area. Three sampling were carried out along the trasect whichcover the befor- polluted area, the outlet of waste and the water mass polluted by the waste. Embrio was thencounted for measure the fecundity.

The result shows that pollution affect the fecundity of Lebistes reticalqtus by turning the fecunditylower. Pollution caused the change of dissolved orygen and water acidity from its normal condition. Indeed,pollution caused the low environmental quality, even for reproduction of the more-tolerannt fish. Disscussionupon that result will enrich student's understanding about the ffict of pollution toward living thing. Bycarrying the student into the field during teaching and learning proccesses and practicing on ecology, theunderstanding will go into effectively.

Key words: Lebistes reticulatus'fecundity, tannery pollution, teaching materials

BIOEDUKASI

Volume 3, Nomor 1

Halaman 7-11

PENDAHULUAN

Organisme mempunyai kisarantoleransi atas faklor lingkungan untuk hidupdan. meneruskan kelangsungan jenisnya.Toleransi untuk hidup sangat bervariasi untukmasing-masing jenis, dan biasanya mempunyairentang yang relatif luas. Hal yang berbedadijumpai atas toleransi organisme untukmelestarikan jenisnya (bereproduksi). Kisarantoleransi organisme untuk bereproduksi relatifmempunyai kisaran yang lebih sempit (Gillerdalam Wootton, 1992). Toleransi atas faktorlingkungan dapat mempengaruhi kesuksesanreproduksi. Hal tersebut ditunjukkan melaluibeberapa aspek, salah satunya adalah aspekfekunditas.

Fekunditas merupakan suatu ukuranmenunjukkan kemampuan organismemenghasilkan anakan (Iitter) dalam

memijah. Fekunditas dapat dinyatakan

ISSN: 1693-265XFebruari 2006

sebagai fekunditas mutlak dan fekunditasrelatif. Fekunditas mutlak yaitu jumlalr teluryang masak dalam individu betina sebelumdikeluarkan pada waktu memijah, sedangkanfekunditas relatif adalah junrlah telur persatuan berat atau panjang (Nikolsky, 1963).Ukuran fecunditas dapat mencerminkankeberhasilan reproduksi organisme. Tingkatkeberhasilan reproduksi tersebut dapatditentukan berdasarkan prosentase anakanyang dapat bertahan hidup terhadap fekunditas(Sumantadinata, 1981).

Fekunditas sangat dipengaruhi faktor-faktor luar serta internal melalui perantaraanmekanisme neuro-endokrin. Pada ikanbeberapa faktor eksternal dapat mempengaruhisistem syaraf pusat, hypothalarnus,pituitarylhipoftse berlanjut mempengaruhigonad, melalui aksi horminal yangberlangsung. Faktor lingkungan tersebut dapatberaksi dan direspon dalam rentang waktu

yanguntuksekali

Page 2: sistem syaraf pusat, hypothalarnus,

BIOEDUKASIVoI. 3, No. 1, hal.7-11

yang pendek maupun panjang. Faktorlingkungan tersebut merupakan faktor yangbersifat ultimatik dan telah terpateri secaraevolusioner (Sumantadinata, 1983 ; Louw,1993).

Pengaruh faktor lingkungan terhadapreproduksi dapat ditunjukkan melaluipengamatan langsung di lapangan. Ikan seribu(Lebistes reticulatus Peters : FamiliaPoecilidae) dapat digunakan sebagai alternatifilustrasi untuk lebih memahami pengaruhfaktor lingkungan terhadap reproduksi(difokuskan pada fekunditas). Ikan tersebutmudah dijumpai pada hampir setiap jenisperairan (kosmopolitan) dan relatif toleranterhadap pencemar tertentu. Ikan bertubuhtambun berwarna kombinasi coklat zaitun,putih dan warna pelangi tersebut merupakanjenis ikan yang bersifat vivipar dan produktifQtrofiIic). Ikan tersebut memnyukailingkungan yang mempunyai kisaran toleransisuhu 20-320 C, dengan kesadahan air 6-10 DH,pH air basa dengan salinitas 500-1000 ppm.Ikan tersebut dapat bertahan hidup padalingkungan yang keruh (Susanto, 1990).

Implementasi KBK sebagaiperwujudan perbaikan sistem pembelajammenuntut beberapa hal penting. Pembelajarankontekstual dan bersifat konstruktif sangatmembantu pemahaman atas materi, terutamamateri yang menyangkut pengenalan denganalam. Melalui pendekatan konteksual tersebutpembelajaran dapat memotivasi siswa danmengembangkan potensi yang dimilikinyadalam membangun gagasan belajar sepanjanghayat. Melalui pembelajaran konteksual danbersifat konstruktif tersebut ranah perilaku,intepretasi dan analisis atas fenomena alamdapat lebih dikembangkan. Terkait denganimplementasi KBK yang menuntut sejumlahkompetensi, kajian atas fekunditas ikantersebut dapat memberikan manfaat dalamkegiatan belajar mengajar, terutama padapokok bahasan dengan kompetensi dasar siswayang menuntut kemampuan untuk mengaitkanhubungan kegiatan manusia dengan perusakanlingkungan dan pemeliharaan lingkunganhidup (kelas X). Hasil penelitian ini dapatmendeskripsikan sebuah contoh kasus.Pengembangan lebih lanjut berupa ilustrasikonsep, LKS dan melaksanakan pembelajarandengan membawa siswa ke lapangan dapatlebih menunjang pemahaman siswa dan

8

meningkatkan prestasinya pada semua ranah(Djohar, 1985; Sujatmiko dan Lili, 20O3:Susiko,2005)

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di sungai GajahWong, Kota Gede, Yogyakarta, mengambillokasi di sebelum pembuangan limbah (stasiunI), outlet pembuangan limbah (stasiun II), dansesudah pembuangan limbah penyamakan kulit(Stasiun IID. Subyek penelitian adalahpopulasi ikan seribu pada setiap stasiunpengambilan sampel. Obyek penelitian adalahfekunditas ikan seribu yang ditentukan denganmenghitung jumlah anakan langsung dariinduk yang didapatkan (Effendie, 1972).

Subyek penelitian diambil denganmenggunakan jaring. Mikroskop/binokuler,pinset dan skalpel digunakan untuk membantudalam penghitungan anakan. Pengamatansubyek penelitian tersebut diikuti denganpengukuran faktor lingkungan berupakecepatan arus, pH, suhu dan kandunganoksigen (dengan titrasi mikro-winklermodifikasi). faktor lingkungan tersebutdigunakan untuk mengintepretasi faktor yangdapat mempengaruhi fekunditas ikan. Datafekunditas yang dinyatakan dalam jumlahtelur/embrio per satan panjang ikan. Datayang didapatkan pada masing-masing stasiundiuji dengan uji beda nyata untuk mengetahuiperbedaan fekunditas masing-masing lokasi.Nilai fekunditas yang didapatkan jugadikorelasikan dengan faktor lingkungan yangterukur menggunakan nilai kritis Spearman.

Data yang diperoleh selanjutnyadibahas secara deskriptif kualitatif. Diskusiselanjutnya difokuskan pada sejumlah hal yangterkait dengan pemanfaatan hasil penelitianyang didapatkan untuk kepentingan sumberbelajar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Fekunditas l*biste s reticulatus Peters

Hasil rata-rata fekunditas danparameter lingkungan pada masing-masingstasiun pengamatan dapat dilihat Tabel 1. Daritabel tersebut dapat dilihat adanya penurunansignifikan fekunditas dari Stasiun I ke StasiunII. Penurunan yang nyata tersebut berhubungandengan adanya pengaruh masuknya limbah

Page 3: sistem syaraf pusat, hypothalarnus,

Arif Abdillah - Fekunditas ifum seribu sebagai alternatif sumber belajar

Keterangan: huruf berbeda yang mengikuti angka fekunditas menunjukkan adanya beda nyata padatingkat signifikasi 5 7o.

cair pabrik kulit ke dalam perairan pada stasiunII. Limbah tersebut menyebabkanmeningkatnya suhu, pH, dan CO2 terlarut,penurunan DO, terjadi perubahan bau menjadibusuk dan perubahan warna perairan menjadihitam.

Perbandingan fekunditas dari Stasiun trke Stasiun m ddak menunjukkan perbedaanyang nyata. Hal tersebut disebabkan karena

Tabel 1. Rata-rata fekunditas dan parameter lingkungan

Berdasarkan uji korelasi Spearmanantara fekunditas dengan parameterlingkungan, pada Tabel 2. terlihat bahwaparameter kecepatan arus dan DO merupakanparameter lingkungan yang signifikan positifmempengaruhi fekunditas ikan seribu.

Arus dan kandungan oksigen terlarutmerupakan faktor lingkungan yang berbandinglurus. Arus yang semakin derasnemungkinkan peningkatan laju pertukaranoksigen dari atmosfer ke dalam air.Konsekuensinya adalah peningkatankandungan oksigen terlarut dalam sistemperairan yang relatif deras. Kandungan oksigenterlarut selain berhubungan dengan faktor srusjuga berhubungan dengan faktor suhu, dimanakenaikan suhu akan mengakibatkan penurunanoksigen terlarut. Arus dan kandungan oksigen

aliran limbah pencemar dari stasiun II masihberpengaruh sampai sejauh lokasi stasiun III..

Limbah pabrik berpengaruh terhadapfekunditas ikan seribu melalui aksinyamemodifikasi faktor lingkungan dankandungan senyawa toksiknya (logam berat)yang mempengaruhi kelangsungan hiduporganisme dan kemampuan reproduksinya..

terlarut diketahui merupakan faktor yangmembatasi kehadiran organisme padaekosistem lotik (Odum, 1998). Kandunganoksigen terlarut sebagai kebutuhan dasarrespirasi merupskan kebutuhan mutlak bagiorgasnisme akuatik. Hal tersebut dibuktikandengan rendahnya oksigen terlarut pada stasiunII dan III diikuti oleh rendahnya fekunditasikan seribu. Pengaruh arus terhadap fekunditasikan seribu lebih pada aksinya dalammeningkatkan oksigen terlarut dalam air. Haltersebut disebabkan karena ikan seribumerupakan ikan yang lebih menyukai arusyang tenang, dan kecepatan arus yang dijumpaipada setiap stasiun penelitian masihmenunjukkan kisaran yang dapat ditoleransi.

dan interaksi peserta didik dengan lingkunganseharusnya lebih mendapat perhatian. Melaluipemahaman konteksual dan interaksi tersebut

Tabel2.Indeks korelasi (r) Fekunditas dengan parameter lingkungan

Sumber belajar ekologi

Pembelajaran IPA mempunyaikarakteristik yang berbeda. Kontekstualitas

Keterangan: nilai kritis Spearman, a 5Vo = +/- 0.66422. korelasi signifikan bila: indeks >0.66422 atau<-0.66422.

Sta. ISta. IISta. III

29.33330.t6729.833

20.33328.16726

Page 4: sistem syaraf pusat, hypothalarnus,

ilOEDUKASlVol.3, No. 1, hal.7-II

ranah-ranah yang dicanangkan dapat tercapaidengan lebih efektif.

Implementasi KBK dalam sistempendidikan adalah dalam rangka meningkatkankualitas pembelajaran dan kualitas pesertadidik. Terkait dengan standar kompetensi dankompetensi dasar yang harus dikuasai,beberapa strategi dalam proses belajarmengajar perlu untuk dikonsep. Salah satustrategi tersebut adalah dengan belajar secarakontekstual (contextual teaching and learning)dengan memanfaatkan gejala/fenomena alamdalam proses belajar mengajar.

Terkait dengan hasil penelitian tentagfekunditas ikan seribu pada berbagai kualitasperairan yang didapatkan, hasil penelitiantersebut dapat memperkaya materi yangmenyangkut ekologi dan lingkungan. Materitersebut juga dapat dijadikan sebagai sumberbelajar bagi siswa dengan kompetensi dasarmengkaitkan antara kegiatan manusia denganmasalah perusakan lingkungan danpemeliharaan lingkungan hidup.

Hasil penelitian dapat dijadikan LKSbagi siswa. Dengan mengacu pada standarkompetensi, kompetensi dasar danindikatornya LKS untuk siswa selanjutnyadapat dibuat, dengan sistematika dan garisbesar sebagai berikut :

1. Memberikan dasar teoritis, yaitupembahasan hasil penelitian yangdidapatkan.

2. Menentukan petunjuk cara belajar.Cara belajar ditekankan pada praktekmengukur kualitas ar, menghitungfekunditas ikan dan mengaitkanfekunditas ikan dengan kualitas airdengan analisis statistika sederhanadan membahas dengan merujuk padainformasi yang dimiliki.

3. Menyusun instrumen uji yang meliputiranah kognitif, psikomotor dan afektif.Instrumen uji ranah kognitifditekankan pada evaluasi caramengukur kualitas air dan fekunditas,evaluasi tentang faktor lingkunganyang dapat mempengaruhi organisme,pengaruh pencemar atas organisme,dan mekanisme pengaruh pencemarterhadap organisme. Intsrumen ujipsikomotor dan afektif ditekankanpada ketertarikan pada pembelajaran

10

dan sikap serta apresiasi atas kegiatanyang mengakibatkan kerusakanlingkungan.Pemahaman atas sumber belajar

tersebut juga dapat dibantu dengan sistematika(peta) konsep sebagai berikut:

Konsep tentang organismedipahamkan terlebih dahulu kepada siswa.Konsep tersebut menyangkut keberadaanorganisme yang dipengaruhi olehlingkungannya serta aspek organismiknyameliputi fisiologi, reproduksi, fekunditas,adaptasi dan hal-hal terkait lain. Konsepeksistensi organisme dalam kumpulan padalevel populasi dan komunitas juga perludipahamkan. Dalam hal ini dijelaskankarakter-karakter populasi dan komunitas yangsangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya.

Setelah pemahaman tentang haltersebut di atas, selanjutnya perlu dipahamkankonsep mengenai lingkungan, berikut faktor-faktornya Konsep yang dipahamkan tersebutmenyangkut definisi, keterkaitan masing-masing faktor dan perannya dalammempengaruhi organisme.

Setelah pemahaman tentang 2 haltersebut di atas, selanjutnya konsep tentangpengaruh polusi/pencemaran dapat dijelaskankepada siswa. Penjelasan tersebut dapatmencakup jenis polutan dan mekanismeaksinya terhadap organisme dan lingkungan.

Melalui penyajian materi yangsistematis, mempunyai target yang jelas dandengan sistem evaluasi yang baik diharapkandapat menghasilkan sebuah prosespembelajaran yang lebih baik. Hasil lebihlanjut adalah peningkatan kualitas siswa padaranah kognitif, psikomotor dan afektif.

FAKTORLINGKUNGAN:Arus, pH, suhu, DO

ORGANISME,ASPEKORGANISMIK,POPULASI,KOMUNITAS

Page 5: sistem syaraf pusat, hypothalarnus,

11 fuif Abdillah - Fehmditas ikon seribu sebagai alternatif sumber belajar

KESIMPI'LAII

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan dapat ditarik kesimpulan yaitubahwa f€kunditas ikan seribu dipengaruhi olehfaktor lingkungan berupa kandungan oksigenterlarut (DO). Hasil penelitian tersebut dapat

diimplementasikan untuk memperkaya materipelajaran dengan membuat LKS dan mediapembel aj aran yang sistematis.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003, Kurikulum BerbasisKompetensi, Standar KomPetensiMata Pelajaran Biologi, SekolahMenengah Atas dan MadrasahAliyah, Depdiknas, Jakarta.

Djohar, dkk. 1984, Usaha Peningkatan DayaGuna Pemanfaatan Sumber Belajar,FPMIPA IKIP, Yogyakarta

Effendie, M.I., 1972, Metoda BiologiPerikanan, Bagian Ichtyologi,Fakultas Perikanan IPB, Bogor.

Nikolsky, G.V., 1963, The Ecology of Fish,Accademic Press, New Yorh p:148.

Sujatmiko dan Lili N., 2003, KurikulumBerbasis Kompetensi, DirekloratTenaga Kependidikan, Depdiknas,Jakarta.

Sumantadinata" K., 1981, PengernbangbiakanIkan-ikan Peliharaan di lndonesia,PT. Sastra Hudaya, Cet. I

Susanto, H. 1990, Budidaya Ikan Guppy,Penerbit Kanisius, Yoryakarta

Susilo, M.J., 2005, Bekal Bagi Calon Guru,Belajar dan Mengajar, LPzl,Yogyakarta.

Wootton, R.J., 1992, Fish Ecology,Department of Biological Science,University collage of WallesAberystwyth, Blackie and Sonsn

New York.