Sistem Saraf

18
I. Judul : Gerak Refleks II. Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas refleks yang ada pada tubuh manusia III. Dasar teori : System saraf bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon kembali oleh tubuh. System saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahan- perubahan yang terjadi di luar maupun dalam tubuh. System saraf manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu syaraf pusat (Systema Nemosum Centrale) dan syaraf tepi (Systema Nemosum Periphericulum). Syaraf yang berhubungan dengan otot dan gerak adalah system syaraf pusat yang meliputi otak (enchepalon) dan sumsung tulang belakang (medulla spinalis) ( Tim dosen, 2015: 13). Sel saraf bekerja dengan cara menimbulkan dan menjalarkan impuls (potensial aksi). Impuls dapat menjalar pada sebuah sel saraf, tetapi juga dapat menjalar ke sel lain dengan melintasi sinaps. Penjalaran impuls melintasi sinaps dapat terjadi dengan cara transmisi elektrik atau transmisi kimiawi (dengan bantuan neurotransmitter) (Isnaeni, 2006: 82). Menurut Sloane (2004), sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistemsaraf, lingkungan internal dan eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas ataukemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama, yaitu:

description

laporan sistem saraf

Transcript of Sistem Saraf

I. Judul

: Gerak RefleksII. Tujuan: Untuk mengetahui aktivitas refleks yang ada pada tubuh manusia

III. Dasar teori :

System saraf bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon kembali oleh tubuh. System saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahan- perubahan yang terjadi di luar maupun dalam tubuh. System saraf manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu syaraf pusat (Systema Nemosum Centrale) dan syaraf tepi (Systema Nemosum Periphericulum). Syaraf yang berhubungan dengan otot dan gerak adalah system syaraf pusat yang meliputi otak (enchepalon) dan sumsung tulang belakang (medulla spinalis) ( Tim dosen, 2015: 13).Sel saraf bekerja dengan cara menimbulkan dan menjalarkan impuls (potensial aksi). Impuls dapat menjalar pada sebuah sel saraf, tetapi juga dapat menjalar ke sel lain dengan melintasi sinaps. Penjalaran impuls melintasi sinaps dapat terjadi dengan cara transmisi elektrik atau transmisi kimiawi (dengan bantuan neurotransmitter) (Isnaeni, 2006: 82).Menurut Sloane (2004), sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks danbersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistemsaraf, lingkungan internal dan eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas ataukemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama, yaitu:

a.Input sensorik, sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yangterletak di tubuh baik eksternal maupun internal.

b.Aktivitas integratif, reseptor mengubah stimulus menjadi impuls saraf yangmenjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudianakan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadapinformasi bisa terjadi.

c.Output motorik, impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh respons yangsesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor. Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum punggung. Beberapa daerah susunansaraf pusat tampak putih atau abu-abu. Yang beraspek putih disebut substansia alba,terdiri dari berkas-berkas serabut saraf pekat dan setiap serabut saraf dibungkus olehselubung mielin, suatu selubung lipid-protein yang berwarna putih. Substansia grisea yang beraspek abu-abu tidak menampakkannya adanya unsur mielin dan banyakmengandung badan sel saraf (perikardion). Substansia grisea yang membalut susunansaraf pusat lazim disebut korteks, sedangkan yang terdapat di dalam susunan sarafpusat disebut nukleus. Pada beberapa daerah, Substansia grisea Dan substansia alba bercampur aduk. Seluruh susunan saraf pusat dibalut oleh selaput otak (meninges) (Dellmann, 1988).

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyaiberagam pusat dan fungsi yang berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat ini terjadiberbagai proses analisis informasi yang masuk serta proses sintesis danmengintegrasikannya. Pada dasarnya proses tersebut bertujuan untuk mengendalikanberbagai sistem organ yang lain sehingga terbentuk keluaran dalam bentuk makhlukhidup (Singgih, 2003).

Susunan saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh danterdiri dari saraf kranial (keluar dari otak) dan saraf spinal (keluar dari sumsumpunggung), termasuk ganglion yang merupakan kumpulan badan sel saraf di luarsusunan saraf pusat. Tali saraf (nerve) merupakan gabungan sejumlah fasikulus. Tiapfasikulus terdiri dari sejumlah serabut saraf yang memiliki selubung mielindanditunjang oleh neuroglia, disebut sel schwann. Semua ini ditunjang oleh jaringan ikat.Ganglion serta serabut saraf yang menginervasi otot polos, otot jantung, alat jeroan(viscera) serta kelenjar disebut susunan saraf otonom. Secara fungsional, sistem sarafperifer terdiri dari sistem aferen dan sistem eferen (ika, 2009).

Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi sel saraf sensori, sel saraf motoris, dan sel saraf penghubung.

1. Sel Saraf Sensori

Disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat.

2. Sel Saraf Motoris

Disebut juga sel saraf penggerak, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat ke otot atau kelenjar.

3. Sel Saraf Penghubung

Disebut juga sel saraf perantara, karena berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari sel saraf sensori ke sel saraf motoris. Sel saraf ini banyak terdapat dalam otak dan sumsum tulang belakang (Widyastuti, 2002).

Menurut (Halwatiah, 2009: 88) fungsi utama sistem saraf adalah :

1. Untuk mendeteksi, menganalisa, menggunakan, dan menghantarkan semua informasi yang ditimbulkan oleh rangsang sensoris (seperti panas dan cahaya) dan perubahan mekanis dan kimia yang terjadi di dalam lingkungan internal dan eksternal.2. Untuk mengorganisir dan mengatur, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian terbesar fungsi tubuh, terutama kegiatan motoris, visceral, endokrin dan mental.

Neuron atau sel saraf dianggap sebagai unit anatomis sistem saraf. Lengkung refleksdianggap sebagai bagian dari sistem tersebut. Kebanyakan refleks yang menjagapostur merupakan refleks dua neuron. Refleks yang terlibat bagian tubuh menjauhisituasi yang menyakitkan dan berbahaya biasanya mensyaratkan interpolarisasisebagian sumsum tulang belakang. Refleks semacam itu merupakan refleks tiganeuron. Lengkung refleks sederhana diberi nama demikian sesuai jalur fisik yangbenar-benar dilalui impuls, dimana bergeraknya impuls dari reseptor neuron aferenmenuju afektor neuron motorik. Refleks-refleks yang merupakan mekanisme untukmenjaga postur tubuh yang sesuai, meregulasi tekanan darah, dan mengorientasi tubuhterhadap kondisi lingkungan yang mengancam organisme (Fried, 1999).Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter misalnya denyut jantung, pernapasan, aktivitas pencernaan, dan pengaturan suhu, serta respon otomatis misalnya sentakan akibat suatu stimuli nyeri atau sentakan pada lutut merupakan kerja refleks (Syaifuddin, 2009).

Rangsangan yang mengenai tubuh akan diterima oleh reseptor yang terdapat pada alat tubuh yang disebut indera. Kadangkala rangsangan langsung diterima oleh sel atau jaringan. Reseptor terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Reseptor luar (eksteroseptor) adalah reseptor yang mampu menerima rangsangan dari luar.

2. Reseptor dalam (interoseptor) adalah reseptor yang mampu menerima rangsangan dari dalam.

3. Proprioreseptor adalah reseptor yang terdapat di dalam otot.

Indra terdiri atas alat untuk menerima rangsangan dan urat saraf yang membawa dan memberitahukan rangsangan tersebut ke pusat saraf. Indra hanya dapat bekerja dengan sempurna apabila:

a. Tidak ada gangguan pada alat penerima rangsangan.

b. Tidak ada gangguan pada urat saraf penghubung indra dengan pusat saraf.

c. Tidak ada gangguan pada pusat saraf di otak (Campbell, 2003).IV. Metode penelitian

4.1 Waktu

Hari/ tanggal praktikum : Rabu/ 1 April 2015

Waktu

: 07.00- 08.40 WIB

Tempat

: Laboratorium biologi FKIP

4.2 Alat

4.2.1 Hammer refleks

4.2.2 Kain penutup mata

4.2.3 Kursi

4.3 Bahan

4.3.1 Lutut Praktikan

4.3.2 Mata Praktikan

4.3.3 Penutup Mata4.4 Cara kerja

4.4.1 Reflek Mata

4.4.2 Refleks Lutut

V. Hasil PengamatanNONamaKegiatan

Mata dibuka, tangan dikibaskanKaki digantung bebasKaki disilangkan

Mata dibukaMata ditutupMata dibukaMata ditutup

kirikanankirikanankirikanankirikanan

1.LatifAdaAdaAdaAdaAdaAdaAdaAdaAda

2.WindiAdaAdaAdaAdaAdaAdaAdaAdaAda

3. St.NurjannahAdaAdaAdaAdaAdaAdaAdaAdaAda

4.NofiAdaAdaAdaTidak AdaTidak AdaTidak AdaTidak AdaTidak AdaTidak Ada

5.AinulAdaAdaAdaAdaAdaTidak adaTidak AdaTidak AdaTidak Ada

6.RizkaAdaAdaAdaAdaAdaAdaAdaAdaAda

VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu mengenai gerak refleks yang bertujuan utnuk mengetahui aktivitas refleks yang ada pada tubuh manusia. Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot atau kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap situasi stimulus rtertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya dua neuron, membentuk suatu busur reeflkeksa (reflex are). Dua neuron penting dalm suatu busur reflex adalah neuron aferen, sensori atau reseptor dan neuron eferen motoris atau efektor. Umumnya diantara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun reflex dapat melibatkan berbagai bagian otak dan system saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang ( strets refleks) yang digambarkan dengan pemukulan ligamentum patella (suatu tendon) sehingga melibatkan otot lutut terentang.Pengamatan pertama yang dilakukan yaitu mengibaskan tangan secara tiba- tiba didepan mata praktikan. Hasil yang diperoleh dari seluruh praktikan semuanya terjadi gerakan. Berdasarkan teori yang ada pada saat mata terbuka, propiroreseptor tidak terlalu berperan karena mata sebagai organ yang membantu menjaga homeostatis tubuh. Sehingga seharusnya pada saat mata terbuka dan gerakan yang dihasilkan karena kibasan tangan hanyalah gerakan yang lemah karena adanya homeostatis pada tubuh kita yang dilakukan oleh mata yang terbuka.Pengamatan kedua yaitu pengamatan reflek lutur dimana terdapat empat perlakuan berbeda yang dilakukan , yaitu kaki praktikan digantung bebas dengan mata terbuka, digantung bebas dengan mata tertutup kain, disilangkan dengan mata terbuka dan disilangkan dengan mata ditutup kain. Kemudian pada kegiatan gerak refleks lutut tersebut diperoleh hasil berupa dari keseluruhan hamper sesmua perlakuan terjadi gerakan pada saat memukulkan hammer reflek pada praktikan, namun hasil yang berbeda ditunjukkan pada praktikan nofi yaitu pada saat kaki digantung bebas , mata ditutup tidak terjadi gerakan serta pada saat kaki disilangkan dengan mata dibuka maupun ditutup juga tidak terjadi gerakan , begitupula dengan praktikan Ainul pada saat kaki disilangkan dengan mata dibuka maupun ditutup tidak terjadi gerakan. Berdasarkan pegamatan yang telah dilakukan dapat dilihat perbedaan gerak refleks masing-masing individu. Ada individu yang memberikan respon dan ada juga yang tidak memberikan respon. Hal ini dikarenakan, kepekaan dari tiap-tiap reseptor yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, dan setiap tanggapan rangsangan yang diterima maka gelombang eksistansi disalurkan melalui permukaannya. Penyaluran gelombang eksistansi ini ada yang lambat dan ada yang cepat, hal inilah yang membuat respon tiap-tiap individu berbeda. Fungsi dari gerak refleks adalah untuk mengatasi kejadian yang tiba-tiba dan bersifat membahayakan. Dari hasil pengamatan juga dapat dilihat, pada wanita umumnya memiliki gerak refleks yang cukup tinggi daripada pria. Hal itu dipengaruhi karena adanya hormon-hormon yang bekerja pada wanita yang membuat wanita lebih peka terhadap rangsangan serta lebih sensitif. Pada saat perlakuan mata ditutup Indera penglihatan berperan sangat penting terhadap proprioseptor, hal ini didasarkan pada hasil pengamatan, hampir secara keseluruhan untuk kaki digantung bebas dan mata terbuka terjadi gerakan pada semua praktikan daripada kaki disilangkan dan mata tertutup. Pada saat mata terbuka, propiroseptor tidak terlalu berperan karena ada mata sebagai organ yang membantu menjaga homeostatis tubuh pada saat itu. Tetapi pada saat mata tertutup, yang berperan adalah proprioseptor yang terdapat pada sendi dan otot yang memberikan informasi untuk tetap menjaga homeostatis tubuh tanpa menggunakan mata sebagai indera penglihatan. Dengan adanya perbedaan data tersebut, berarti proprioseptornya dapat dikatakan mampu menjaga homeostatis tubuh pada saat indera penglihatan tidak digunakan. Perbedaan gerakan pada kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh keadaan sendi, otot, membran sel, dan sistem saraf yang berfungsi pada proprioseptor tersebut. Bisa juga karena faktor kebiasaan dan usia seseorang.Adapun mekanisme gerak refleks, yaitu refleks dimulai dengan diterimanya rangsangan oleh reseptor dan diteruskan ke serabut saraf sensorik. Serabut saraf sensorik ini kemudian akan memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf spinal yang memiliki badan sel pada akar dorsal. Pada bagian akar dorsal dari sumsum tulang belakang ini, kemudian akan dihubungkan dengan sel interneuron yang terdapat pada matriks kelabu dari sumsum tulang belakang ke serabut saraf motorik yang memiliki badan sel pada akar ventral. Selanjutnya dari serabut saraf motorik ini akan menuju efektor (sel-sel otot) untuk memberikan respon. Secara singkat mekanisme refleks dapat dituliskan sebagai berikut, yaitu rangsang neuron sensorik sumsum tulang belakang neuron motorik efektor. Gerak refleks pada lutut merupakan contoh respon sederhana, adapun mekanisme refleks pada lutut yaitu :

1.Refleks sentakan lutut disebaban oleh ketukan pada tendon yang berhubungan dengan otot kuadrisep.

2.Reseptor sensoris mendeteksi peregangan mendadak pada otot kuadriseps (paha).

3.Neuron sensoris mengirimkan informasi ke sinapsis dengan neuron motoris pada sumsum tulang belakang. 4.Neuron motoris mengirimkan sinyal ke otot kuadrisep yang menyertakan kaki bagian bawah kearah bagian depan. 5.Neuron sensoris dari kuadrisep juga berkomunikasi dengan interneuron di sumsum tulang belakang yang selanjutnya menghambat neuron motoris yang mengirimkan sinyal ke otot kaki yang berbeda (fleksor) yang kerjanya berlawanan dengan otot kuadriseps. Inhibisi ini menghambat fleksor sehingga tidak berkontraksi yang akan menahan kerja kuadriseps. Berdaarkan teori tersebut sesuai dengan hasil pengamatan bahwa pada kaki yang disilangkan ada praktikan yang tidak terjadi gerakan dan apabila terdapat gerakan , gerakan tersebut lemah.Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme jalannya impuls pada lutut yang dipukul Perbedaan antara gerak refleks dan gerak yang terjadi secara sengaja atau sadar yaitu apabila gerak yang terjadi secara sadar rangsangan yang masuk akan melewati otak sebagai sistem saraf pusat kemudian diteruskan ke saraf motorik dan akhirnya ke efektor tetapi pada gerak refleks rangsangan yang masuk melewati sumsum tulang belakang sebagai sistem saraf pusatnya bukan otak. VII. Penutup

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pada saat mata terbuka, propiroseptor tidak terlalu berperan karena ada mata sebagai organ yang membantu menjaga homeostatis tubuh pada saat itu. Pada saat mata tertutup yang berperan adalah proprioseptor yang terdapat pada sendi dan otot yang memberikan informasi untuk tetap menjaga homeostatis tubuh tanpa menggunakan mata sebagai indera penglihatan. Serta Fungsi dari gerak refleks adalah untuk mengatasi kejadian yang tiba-tiba dan bersifat membahayakan.

7.2 Saran

Diharapkan Asisten mengawasi kegiatan praktikum setiap kelompok agar tidak terjadi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Dellmann, H. D. 1988. Buku Teks Histologi Veteriner. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Fried, G. H. dan G. J. Hademenos. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga

Halwatiah. 2009. Fisiologi. Makassar: Alauddin press.

Isnaeni,wiwi.2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius

Singgih, S. A. 2003. Sistem Saraf Sebagai Sistem Pengendali Tubuh. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Syaifuddin, H. 2009. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tim dosen. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember: Universitas Jember

Widyastuti. 2002. Safe Motherhood Pendidikan Kebidanan. Jakarta. EGC

Wulandari, Ika puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis Mikrokontroler AT 89S8252. Jurnal : Neutrino. Vol 1, No 2 April 2009.

Mata praktikan terbuka dan melihat ke depan

Mengamati yang terjadi pada mata, dan mengamati gerak pupil

Mengibaskan tangan di depan mata secara tiba- tiba

Mengamati yang terjadi, apakah terjadi gerakan atau tidak

Melakukan sebanyak 2 kali (kaki kiri dan kanan)

Kaki praktikan diketuk dengan Hammer reflex dengan posisi:

Menggantung bebas dengan mata terbuka

Menggantung bebas dengan mata ditutup kain

Menyilangkan dengan mata terbuka

Menyilangkan dengan mata ditutup kain

Meraba terlebih dahulu bagian tendon yang berada di bawah tempurung lutut

Salah satu praktikan duduk di kursi