Sistem Produksi2
Transcript of Sistem Produksi2
![Page 1: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/1.jpg)
SISTEM PRODUKSI
REFERENSIREFERENSI : :Bedworth D., Bedworth D., Integrated Productuon Control SystemIntegrated Productuon Control System, John , John Willey & Sons Inc., New York, 1982.Willey & Sons Inc., New York, 1982.Fogarty, Donald W., John H. Blackstone and Thomas R. Fogarty, Donald W., John H. Blackstone and Thomas R. Hoffmann, Hoffmann, Production & Inventory ManagementProduction & Inventory Management, South-, South-Westrn Publishing Co., Ohio, 1991.Westrn Publishing Co., Ohio, 1991.Vollmann, Thomas E., Wlliam E. Barry and D. Clay Vollmann, Thomas E., Wlliam E. Barry and D. Clay WhybarkWhybark, Manufacturing Planning and Control System, Manufacturing Planning and Control System, , 2nd ed., The Business One Irwin, Illionis, 1988.2nd ed., The Business One Irwin, Illionis, 1988.Dilworth James BDilworth James B., Production Operation and ., Production Operation and Management, Manufacturing and ServicesManagement, Manufacturing and Services, Mc-Graw Hill., Mc-Graw Hill.Ginting, Rosnani, Sistem Produksi, Ed. Pertama, Ghara Ginting, Rosnani, Sistem Produksi, Ed. Pertama, Ghara Ilmu, Yogyakarta, 2007. Ilmu, Yogyakarta, 2007.
![Page 2: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/2.jpg)
Seorang Teknik Industri adalah seorang Productivity Engineer dimanapun dia berada.” - Prof Dr. Matthias Aroef (Pendiri Teknik Industri ITB)
Seorang teknik industri adalah seorang yang berhadapan dengan sistem. Mereka mempunyai kemampuan untuk merancang, mengimplementasi, maupun meningkatkan sebuah sistem terintegrasi yang terdiri dari manusia, mesin, material, informasi, atau energi. Seorang teknik industri dapat menemukan cara yang lebih baik dalam hal apapun.
Kata kunci teknik industri adalah produktifitas, efektivitas, dan efisiensi.Karir yang dapat ditempuh seorang mahasiswa teknik industri setelah lulus adalah production engineers, supply chain managers, operation analysts, quality engineers, and information system analysts. Bidang yang digeluti juga sangat luas, segala macam bisnis, perusahaan, maupun pemerintahan yang menginginkan peningkatan kinerja dan mengurangi biaya membutuhkan seorang teknik industri. Selain itu juga, banyak lulusan teknik industri yang membuat usaha sendiri maupun masuk ke dalam konsultan.Teknik industri merupakan program studi yang menantang, berkualitas dan penuh peluang. Tidak ada tempat yang tidak akan dapat kamu tuju dengan menjadi sarjana teknik industri.
![Page 3: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/3.jpg)
SISTEM PRODUKSI
Sistem Produksi adalah sistem yang mengubah atau mentransformasikan sumber daya input menjadi output yang memiliki nilai lebih tinggi. Dimana yang termasuk input adalah energi, mesin, informasi, material atau bahan baku, tenaga kerja, dan modal. Sedangkan output merupakan produk yang dihasilkan beserta hasil sampingnya. Kegiatan mengubah input menjadi output yang menghasilkan produk disebut proses manufaktur..
![Page 4: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/4.jpg)
Adapun yang dimaksud dengan manufaktur itu sendiri adalah sekumpulan operasi dan aktivitas untuk menghasilkan suatu produk dari bahan baku menjadi produk jadi yang meliputi design, operation dan control suatu sistem manufaktur sampai dengan distribusi produk jadi.
Bedworth, 1991 mendefinisikan ‘ Manufacturing ‘ merupakan sekumpulan aktivitas fisik dan intelektual yang digabungkan dengan perancangan dan pembuatan produk nyata, sehingga memberikan nilai tambah pada item-item, baik secara manual atau dengan menggunakan mesin
9/2/2008
STTD KOTA DUMAI
![Page 5: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/5.jpg)
SILABUS SISTEM PRODUKSI1. Menelaah tentang kedatangan order dimana
ditentukan dengan melalui strategi produk positioning. Terdiri dari dua cara pemenuhan kebutuhan konsumen yang dapat dilakukan suatu system manufaktur yaitu dengan cara Make to Stock dan Make to Order.
2. Pembuatan design produk mulai dari perancangan produk, dalam hal ini menerangkan tentang kemungkinan diproduksi dan biaya produksi minimum yang mungkin dari suatu produk ditetapkan mula-mula oleh disainer produk.
4. Bagaimana menentukan OPC , OPC adalah peta yang memperlihatkan atau menggambarkan secara grafis urutan-urutan proses, inspeksi, storage, alat yang digunakan, waktu yang dibutuhkan dan bahan-bahan pembantu lainnya yang menudukung pada proses tersebut.
5. Bagaimana menetukan SP (Stuktur Produk), suatu bagan yang menggambarkan urutan proses beserta kuantiti dan harga yang tertera di dalam bagan tersebut.
6. Bagaimana menentukan BOM (Bill of Material), daftar dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir.
7. Bagaimana membuat Analisa Kebutuhan, memperkirakan prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut.
8. Bagaimana membuat Perancangan produksi, penentuan tingkat/rate produksi pabrik.
9. Bagaimana menbuat MPS (Master Produkction Schedule), suatu set perencanaan yang mengidentifikasikan kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur ( dalam satuan waktu).
10. Bagaimana merancang MRP (Material Requirement Planning), suatu teknik atau prosedur yang sangat sistematis untuk mengelola persediaan dalam suatu proses manufaktur, dimana terjadi tahapan proses yang hirarki, yaitu bahan mentah diproses menjadi komponen sub-assembling dan selanjutnya hingga menjadi produk akhir.
![Page 6: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/6.jpg)
11. Menentukan kecepatann produksi dan biasa disebut dengan perencanaan kapasitas dimana artinya kecepatan produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu system produksi (pekerja, mesin, ) dan satuannya adalah (unit output)/(unit waktu).(CRP).
12. Bagaimana merencanakan Line Balancing, keseimbangan lintasan Stasiun Kerja (Work Station) pada tingkat Shop Floor, guna memperoleh tingkat efisiensi kerja yang tinggi (maksimum).
![Page 7: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/7.jpg)
SISTEM PRODUKSI
YAITU : SISTEM YG MENGUBAH (TRANSFORM) SUMBER DAYA INPUT MENJADI OUTPUT YG MEMILIKI NILAI YG LEBIH TINGGI
TRANSFORMASIINPUT OUTPUT
![Page 8: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/8.jpg)
INPUT : - MANUSIA - TEKNOLOGI -MATERIAL -ENERGI - MODAL - INFORMASI
OUTPUT : - PRODUK & JASA
KEGIATAN MEMBUAT PRODUK DISEBUT : PROSES MANUFAKTURING
SEDANGKAN SISTEMNYA DISEBUT:SISTEM MANUFAKTUR
![Page 9: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/9.jpg)
JASA & PRODUKJASA : MANFAAT DIRASAKAN
LANSUNG OLEH KONSUMEN
PRODUK : MANFAAT BARU DIRASAKAN PADA SAAT KONSUMEN MENGGUNAKANNYA
![Page 10: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/10.jpg)
Tenaga KerjaModalMaterialEnergiTanahInformasiManajerial
PROSESTRANSFORMASINILAI TAMBAH
(Operation Management, System
Design, OperationPlanning & Control
PRODUK(Barang dan/atau Jasa
Umpan Balik untuk PengendalianInput, Proses, dan Teknologi
INPUT OUTPUTPROSES
LINGKUNGAN
SKEMA SISTEM PRODUKSI
![Page 11: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/11.jpg)
TUJUAN PROSES MANUFAKTURING
MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PRODUK YG BERMANFAAT, MENYENANGKAN, AMAN, MURAH, DAPAT DIANDALKAN, BERKUALITAS TINGGI, DENGAN ONGKOS MINIMUM
ADALAH TANGGUNG JAWAB MANUFACTURING MANAGEMENT UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS DAN TUJUAN - TUJUAN TERSEBUT SERTA MEMONITOR PERFORMANSINYA
![Page 12: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/12.jpg)
MERUPAKAN TUGAS DARI MANUFACTURING (INDUSTRIAL ENGINEER) UNTUK MENGATUR SUMBER DAYA INPUT DAN MENGGUNAKANNYA SEBAIK MUNGKIN UNTUK MENCAPAI TUJUAN DIATAS
AGAR DICAPAI ONGKOS MINIMUM, MAKA PROSES TRANFORMASI INPUT MENJADI OUTPUT HARUS DIRENCANAKAN DAN DIKENDALIKAN DENGAN BAIK (PRODUCTION PLANNING AND CONTROL)
MENYEDIKAN LAPANGAN KERJA UNTUK MENDORONG PEREKONOMIAN NEGARA
![Page 13: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/13.jpg)
FUNGSI - FUNGSI DALAM SISTEM MANUFACTURING1. PRODUCT DESIGN : PERANCANGAN PRODUK
UNTUK MEMENUHI KEINGINAN KONSUMEN BERDASARKAN INFORMASI DARI BAGIAN PEMASARAN
2. PROCESS PLANNING : PERENCANAAN TERHADAP PROSES PEMBUATAN SUATU PRODUK BAGAIMANA PRODUK ITU DIBUAT MELIPUTI PENENTUAN MESIN DAN PERALATAN YG DIGUNAKAN
3. PRODUCTION OPERATION / MFG OPERATION : PELAKSANAAN DARI KEGIATAN
A. ASSEMBLY (PERAKITAN) : komponen - komponen kemudian dirakit menjadi produk
![Page 14: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/14.jpg)
B. FABRICATION ( FABRIKASI) : bahan baku diubah menjadi produkC. ASSEMBLY & FABRICATION : bahan baku diubah menjadi komponen - komponen kemudian dirakit menjadi produk
4. MATERIAL FLOW : PENGATURAN ALIRAN MATERIAL MULAI DARI MASUK HINGGA KELUAR MENJADI PRODUK
MATERIAL FLOW DITENTUKAN OLEH :a) MATERIAL HANDLING : PROSES PEMINDAHAN PART,
TOOL, DAN SCRAP DARI SUATU MESIN KE MESIN BERIKUTNYA
b) FACILITY LAYOUT: PENEMPATAN PERALATAN FISIK PRODUKSI
![Page 15: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/15.jpg)
5. PRODUCTION PLANNING, SCHEDULLING
AND CONTROL
Perencanaan tingkat produksi (berdasarkan informasi tentang kebutuhan pasar, kapasitas produksi & tingkat persediaan), serta pengaturan jadwal dan urutan kerjanya di work center
- PRODUCTION AND INVENTORY CONTROL- SHCEDULLING
PRODUCTION PLANNING : MENENTUKAN APA YG HARUS DIBUAT, BERAPA DAN SUMBER DAYA APA YG DIPERLUKAN
![Page 16: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/16.jpg)
CONTROL : MEMBANDINGKAN RENCANA TERHADAP HASIL YG DIPEROLEH, DAN MELAKUKAN TINDAKAN PERBAIKAN JIKA TERJADI PENYIMPANGAN
INVENTORY CONTROL : MENGATUR AGAR PERSEDIAAN BARANG ( BAHAN BAKU, WIP, PRODUK JADI) ADA PADA TINGKAT MINIMUM
TUJUAN PRODUCTIOAN & INVENTORY CONTROL
1. MAKSIMASI CUSTUMER SERVICE
2. MINIMASI INVENTORY
3. MAKSIMASI EFISIENSI DAN UTILISASI SUMBER DAYA
![Page 17: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/17.jpg)
TUJUAN - TUJUAN INI SERING KONFLIK SEHINGGA PERLU DIMANAGE
PRODUCTION & INVENTORY MANAGEMENT (PIM)
ISTILAH LAIN UNTUK PIM ADALAH MPC
( MANUFACTURING PLANNING AND CONTOL)
ATAU
PPC ( PRODUCTION PLANNING AND CONTROL)
![Page 18: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/18.jpg)
![Page 19: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/19.jpg)
RUANG LINGKUP SISPROD/PIM
1. DEFINISI PRODUCTION AND INVENTORY MANAGEMENT
SUATU AKTIVITAS YANG MELIPUTI DESIGN, OPERATIONAL AND CONTROL SUATU SISTEM MANUFAKTUR SAMPAI DENGAN DISTRIBUSI PRODUK JADI
ADALAH SERANGKAIAN RANTAI LOGISTIK YG MELIPUTI :
TINGKAT RETAIL (ECERAN)TINGKAT WAREHOUSE ( GUDANG PERSEDIAAN)TINGKAT MANUFACTURING (Dari GUDANG S/D
DIKIRIM)
![Page 20: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/20.jpg)
LOGISTIK ADALAH : PROSES PENGADAAN BAHAN BAKU DIMULAI DARI PENGADAAN, DISTRIBUSI, KE PROSES PRODUKSI, DISTRIBUSI KE GUDANG SAMPAI DISTRIBUSI BARANG JADI KE KONSUMEN
2. FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PIM KEDEKATAN HUBUNGAN DENGAN ORANG ADANYA SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
YG BAIK
3. RUANG LINGKUP PIM MELIPUTI SUPERVISION (PENGAWASAN) PRODUCTION PLANNING (RENCANA PRODUKSI) MATERIAL PLANNING SCHEDULLING PURCHASING (PEMBELIAN) INVENTORY CONTROL
![Page 21: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/21.jpg)
4. KEBIJAKAN PIM DITENTUKAN OLEH STRATEGY PRODUCT POSITIONING STRATEGY PROCESS POSITIONING STRATEGI PEMILIHAN TEKNOLOGI
A. STRATEGI PRODUCT POSITIONINGADALAH : KEBIJAKAN YG DIPILIH SUATU INDUSTRI DALAM PEMBUATAN PRODUK
ADA 4 TIPE INDUSTRI DILIHAT DARI PRODUCT POSITIONING:
1. MAKE TO STOCK (MTS)
2. MAKE TO ORDER (MTO)
3. ASSEMBLY TO ORDER
4. ENGINEER TO ORDER
![Page 22: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/22.jpg)
TERMINAN DR STRATEGI PRODUCT POSITIONING:
1. MANUFACTURING LEAD TIME (WAKTU PERANCANGAN)
2. INTERVAL WAKTU KONSUMEN MAU MENUNGGU
3. TINGKAT CUSTOMIZATION YG DIINGINKAN CUSTOMER
JIKA 1 > 2 MAKE TO ORDER
JIKA 1 < 2 MAKE TO STOCK
1. MAKE TO STOCK
ADALAH : TIPE INDUSTRI YG MEMBUAT PRODUK AKHIR UNTUK DISIMPAN.
KEBUTUHAN KONSUMEN DIAMBIL DARI PERSEDIAN DI GUDANG
![Page 23: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/23.jpg)
CIRI – CIRI MTS :STANDARD ITEM, HIGH VOLUMETERUS MENERUS DI BUAT LALU DISIMPANHARGA WAJARPENGIRIMAN DAPAT DILAKUKAN DGN
SEGERACUSTOMER TIDAK MAU MENUNGGUPERLU ADANYA SAFETY STOCK UNTUK
MENGATASI FLUKTUASICONTOH : COCA COLA, GULA, SEMEN, BAUT
![Page 24: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/24.jpg)
2. MAKE TO ORDER ADALAH TIPE INDUSTRI YG MEMBUAT PRODUK HANYA UNTUK MEMENUHI PEMESANAN
CIRI – CIRI MTO INPUTNYA BAHAN BAKU BIASANYA UNTUK SUPLAY ITEM DENGAN BANYAK
JENIS HARGA CUKUP MAHAL LEAD TIME DITETAPKAN OLEH KONSUMEN ATAU
PESAING PERLU KEAHLIAN KHUSUS KOMPONEN BISA DIBELI UNTUK PERSEDIAAN CONTOH : MOBIL BALAP, SUPER KOMPUTER,
SATELIT, ALAT BERAT, RESTORAN
![Page 25: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/25.jpg)
3. ASSEMBLE TO ORDER
ADALAH : TIPE INDUSTRI YG MEMBUAT PRODUK DENGAN CARA ASSEMBLING HANYA UNTUK MEMENUHI PESANAN
CIRI CIRI ASSEMBLE TO ORDER : INPUTNYA KOMPONEN UNTUK SUPLY ITEM DENGAN BANYAK JENIS HARGANYA CUKUP MAHAL LEAD TIME DITETAPKAN OLEH KONSUMEN CONTOH : KFC, MAC DONALD
![Page 26: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/26.jpg)
4. ENGINEER TO ORDER
ADALAH : TIPE INDUSTRI YG MEMBUAT PRODUK UNTUK MEMENUHI PESANAN KHUSUS YG DI MULAI DARI PERANCANGAN PRODUK S/D PENGIRIMAN PRODUK
CIRI CIRI : PRODUK SANGAT SPESIFIK LEAD TIME PANJANG HARGA MAHAL CONTOH : PESAWAT KHUSUS, ALAT CONTROL
![Page 27: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/27.jpg)
B. STRATEGI PROSES PRODUKSI
ADALAH : STARTEGI YG DIPILIH OLEH SUATU INDUSTRI UNTUK MENENTUKAN JENIS PROSES YG AKAN DIGUNAKAN UNTUK MENGHASILKAN PRODUK
TIPE INDUSTRI DITINJAU DARI STRATEGI PROCESS DESIGN atau DASAR ALIRAN PROSES (KONTAS, 1982):
1. FLOW SHOP : - CONTINOUS FLOW
- DEDICATED REPETITIVE
- BATCH FLOW
- MIXED MODEL PREVENTIVE FLOW
2. JOB SHOP
3. FIXED SITE / PROJECT
![Page 28: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/28.jpg)
FLOW SHOPProses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut
melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi.
Proses ini biasanya digunakan untuk produk yang mempunyai design dasar yang tetap sepanjang waktu yang lama dan ditujukan untuk pasar yang luas, sehingga diperlukan penyusunan bentuk proses produksi flow shopyang biasanya bersifat MTO.
FLOW SHOP CONTINOUS
: Proses bekerja untuk memproduksi jenis output yang sama, misalnya: industri rokok.
FLOW SHOP BATCH
: Proses bekerja secara periodik diinterupsi untuk melakukan set-up bagi pembuatan produk dengan spesifikasi berbeda (meskipun dari design dsar yang sama, misalnya industri pengalengan, pembotolan, dan pabrik pakaian jadi.
![Page 29: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/29.jpg)
CONTINOUS FLOW
UNTUK PRODUKSI NON DISKRIT HANYA UNTUK SATU MACAM PRODUK, BIASANYA
LIQUID, POWDER, METAL. CONTOH : MINYAK, BAJA, MINUMAN KARAKTERISTIK :
1. HARGA TIDAK BISA DIUBAH BEGITU SAJA
2. FASILITAS DIRANCANG UNTUK SATU MACAM PRODUK
3. TUJUAN MINIMASI HANDLING
4. PERUBAHAN MESIN SANGAT MAHAL, UMUR PANJANG
5. PENGADAAN BAHAN BAKU HARUS KONTINIU
6. HARGA PRODUK BISA MURAH
7. FIXED COST TINGGI, VARIABLE COST RENDAH, BEP RENDAH
![Page 30: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/30.jpg)
REPETITIVE DEDICATED
UNTUK PART DISKRITUNTUK 1 MACAM PRODUK DENGAN BANYAK
VARIASIPERUBAHAN PRODUK TIDAK MEMERLUKAN WAKTU
SET UPCONTOH : SEPATU MERAH / KUNING DSBKECAP ASIN / MANIS DSBBAJU MODEL PENDEK / PANJANG DSBKARAKTERISTIK SEPERTI CONTINOUS FLOW
![Page 31: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/31.jpg)
BATCH FLOW
1. PART DISKRIT / NON DISKRIT
2. PRODUK SATU MACAM DENGAN BANYAK VARIASI DAN VOLUME DENGAN URUTAN SAMA
3. LAMA PROSES PRODUKSI UNTUK SETIAP PRODUK AGAK PENDEK
4. SATU LINTASAN PRODUKSI DAPAT DIPAKAI UNTUK BEBERAPA TIPE PRODUK
5. TERJADI PERGANTIAN PERALATAN PRODUKSI
6. SISTEM HARUS GENERAL PURPOSE DAN FLEKSIBLE UNTUK PRODUK DENGAN VOLUME RENDAH DAN VARIASINYA TINGGI
7. LEBIH UNTUK TUJUAN MTS DIBANDINGKAN MTO
![Page 32: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/32.jpg)
JOB SHOP
1. PRODUK DISKRIT, URUTAN DAN UKURAN BERBEDA
2. LAY OUT BY PROCESS3. SET UP TINGGI SEHINGGA ONGKOS
PRODUKSI TINGGI4. KEAHLIAN PEKERJA DITUNTUT TINGGI5. MESIN – MESIN TERMASUK GENERAL
PURPOSE6. UKURAN PESANAN KECIL (SMALL BATCH)7. MAMPU MENERIMA PESANAN APAPUN8. CONTOH : BENGKEL : MEMBUAT
PROTOTYPE, JIG, FIXTURE
![Page 33: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/33.jpg)
KARAKTERISTIK JOB SHOP1. FASILITAS DIRANCANG UNTUK MEMBUAT
PRODUK YG BERUKURAN PESANAN KECIL2. PLANING & CONTROL DITENTUKAN
MELALUI FLOW LINE (JALUR YG MENGALIR), SEQUENCE (URUTAN), PRIORITY, TIME, STATUS, CAPACITY.
3. BEBAN TIAP WORK STATION TIDAK SERAGAM
4. WIP TINGGI KARENA ANTRIAN TINGGI5. WAKTU PERUBAHAN JAUH LEBIH BESAR
DARI WAKTU OPERASI ( KARENA WAKTU MENUNGGU TINGGI)
![Page 34: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/34.jpg)
FIXED SITE / PROJECT UNTUK PROYEK DIMANA SUMBER DAYA
DIBAWA KE LOKASI LAY OUT / STATIONARY PUNYA BATAS WAKTU TERTENTU CONTOH : PEMBUATAN KAPAL,
KONTRUKSI, TELPONKARAKTERISTIK :1. PEKERJA SANGAT AHLI, INDEPENDEN2. BEKERJA ATAS DASAR LEMBAR KERJA3. VOLUME KECIL4. SUMBER DAYA HARUS TERSEDIA
![Page 35: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/35.jpg)
Dalam dunia manufaktur, perhatian utama yang harus dicurahkan dalam pengelolaan yang professional berkisar pada produksi serta masalah-masalah yang timbul. Secara umum bahwa masalah-maslah produksi yang timbul sekitar masalah perencanaan, implementasi dan pengendalian agar tercapai tingkat produksi yang optimal terhadap sumber daya yang digunakan.
Pengelolaan di sektor manufaktur lebih dikenal dengan manajemen manufaktur dalam hal ini yang dipelajari dalam mata kuliah salah satunya dalah sistem produksi. Sistem produksi bertindak sebagai sistem yang mentransformasi sumber daya input menjadi output dalam hal ini produk dengan nilai yang lebih tinggi dan dikenal sebagai kegiatan produksi.
Untuk itu sebagai seorang “Industrial Engineering Engineer” yang dalam kaitannya dengan sistem sebagai perancang, memperbaiki dan menginstalasi sistem, mutlak mengetahui secara luas gambaran mengenai persoalan-persoalan dan pemecahan yang mungkin dalam kaitannya dengan proses manufakturing tersebut. Dalam hal ini sistem integral antara orang, material dan mesin melalui metode-metode yang berlandaskan asas-asas optimalitas.
Salah satu metode yang dipelajari dalam teknik industri adalah melalui praktikum sistem produksi. Dengan materi praktikum yang ada diharapkan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan nyata melalui dunia usaha. Sehingga mampu menjadikan keunggulan dalam pengelolaan menjadi keunggulan industri Indonesia di masa yang akan datang, terutama jika ingin terus bertahan dalam era krisis ekonomi seperti sekarang ini.
Sistem Produksi merupakan sistem yang mengubah atau mentranformasikan sumber daya input menjadi output yang memiliki nilai lebih tinggi. Kegiatan mengubah input menjadi output yang menghasilkan produk disebut proses manufaktur, yaitu proses untuk menghasilkan suatu produk dari bahan baku menjadi produk jadi yang meliputi design, operation dan control suatu sistem manufactur sampai dengan distribusi produk jadi. Dalam pengendalian manufaktur melibatkan seluruh aktivitas mulai dari pemasukan bahan mentah sampai menjadi produk jadi. Keterkaitan antar aktivitas-aktivitas tersebut secara umum dapat dilihat dalam bagan Sistem MRP II.
![Page 36: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/36.jpg)
Gambar Manufactoring
Resource Planning System MarketingPlanning
ResourcePlanning
Rough-CutCapacityPlanning
CapacityRequirements
Planning
ProductionPlanning
MasterProduction
Schedule/ MRS
MaterialRequiremen
Planning/MRP
BusinessPlanning
Performance Measurement
Bill Of Material
Inventory Status
Final AssemblyScheduling
Demand Management Forecasting Distribution
RequirementsPlanning
Order Entry
Production Activity ControlOrder ReleaseOperation SchedulingDispatchingExpeditingProduction Reporting
PurchasingVendor SelectionOrder PlacementVendor SchedulingOrder Follow-up
Top
Man
agem
ent P
lann
ing
Ope
rati
ons
Man
agem
ents
Pla
nnin
gO
pera
tion
s M
anag
emen
ts
Exe
cuti
on
![Page 37: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/37.jpg)
# Business Planning adalah sebagai dasar untuk membuat rencana pemasaran yang berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan. Biasanya dinyatakan dalam dollar.
# Marketing Planning adalah sebagai dasar untuk membuat Production Planning, yang berisi tentang produk yang akan dibuat, penjualan dan pemasaran.
# Production Planning adalah rencana tentang berapa yang akan dibuat pada tiap periode yang dinyatakan dalam satuan agregat dan dibuat berdasarkan Marketing Planning. Kemudian diturunkan ke MPS dan
divalidasi dengan Resource Planning# Master Production Scheduling adalah rencana berapa end
item yang harus dibuat pada tiap periode. Merupakan dekomposisi dari Production Planning. Diturunkan menjadi MRP dan divalidasi dengan RCCP.
![Page 38: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/38.jpg)
# Material Requirement Planning adalah rencana kebutuhan material untuk melaksanakan MPS. Output dari MRP adalah Purchasing dan PAC (Production Activity Control). MRP menghasilkan rencana pembelian meliputi jumlah, due date, release date. Sedangkan inputnya adalah MPS, Bill of Material dan Inventory status. Merupakan dasar untuk Purchasing dan Production Activity Control. Divalidasi dengan Capacity RequirementPlanning.
# Resource Planning adalahResource Planning adalah rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi Production Planning. Dapat dinyatakan dalam jam-orang atau jam-mesin. Merupakan bahan pertimbangan untuk ekspansi orang, mesin, pabrik dan lain-lain. Ditetapkan berdasarkan kapasitas yang tersedia. Jika kapasitas tersedia tidak mencukupi, maka Production Planning diubah, sehinggga secara otomatis Business Planning berubah.
![Page 39: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/39.jpg)
# Rough-Cut Capacity Planning (RCCP) adalah rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS. Hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap work centre pada setiap periode. Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan tool atau sub kontrak.
# Capacity Requirements Planning adalah rencana kebutuhan kapasitas yang diperlukan untuk merealisasikan MPS di setiap periode dan tiap mesin. Inputnya adalah MRP dan Routing.
# Demand Management adalah aktivitas memprediksi kebutuhan dimasa mendatang, dikaitkan dengan kapasitas. Terdiri dari aktivitas Forecasting, distribution requirement planning, order entry, shipment dan service part requirement. Sebagai dasar untuk menentukan Marketing, Purchasing dan MPS Planning.
![Page 40: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/40.jpg)
# Production Activity Control (PAC) adalah aktivitas dimana produk dibuat setelah barang dibeli. Hasil laporan akan merupakan feed back bagi MPS.
# Purchasing merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order pembelian, menjadwalkan vendor sampai mengejar vendor. Merupakan dasar dari APC.
# Performance Measurement merupakan evaluasi sistem MPC untuk melihat seberapa jauh hasil yang diperoleh dengan rencana yang telah ditetapkan. Sebagai bahan evaluasi pencapaian Business Planning
![Page 41: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/41.jpg)
Simulasi Proses Kedatangan Order (Order Entry)
Simulasi proses kedatangan order atau Order Entry mencangkup bagaimana order itu datang, bentuknya seperti apa dan ciri-cirinya seperti apa. Dalam hal ini proses kedatangan order berhubungan atau ditentukan berdasarkan pemesanan oleh konsumen yang disebut juga dengan Make To Order dan kedatangan order yang tidak di tentukan oleh konsumen yang disebut juga dengan Make to Stock .
Pengertian dari Make To order itu sendiri adalah tipe industri dimana dalam pembuatan produk hanya untuk memenuhi pemesanan.Pengertian Make to Stock adalah tipe industri dimana dalam pembuatan produk tidak ada pengaruhnya pada pemesanan konsumen.
Ciri-cirinya Industri memakai sistem Make To Order antara lain :- Inputnya bahan baku- Biasanya untuk supply item dengan banyak jenis- Harga cukup mahal- Lead Time ditetapkan oleh konsumen atau pesaing- Perlu keahlian khusus- Komponen bisa dibeli untuk persediaan
![Page 42: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/42.jpg)
Jadi order yang akan datang harus disesuaikan dengan jumlah pemesanan dari konsumen. Order yang datang untuk produksi kali ini adalah berupa input demand Aktual yaitu input demand yang disesuaikan dengan pemesanan konsumen.
Perancangan Produk, Logo, dan KemasanUmumnya dalam pembuatan produk memerlukan suatu perencanaan,
sedangkan perencanaan adalah salah satu fungsi manajemen. Dalam perencanaan diperlukan tindakan-tindakan dan ide-ide yang kreatif sehingga dapat dihasilkan produk yang dapat memuaskan segala kalangan konsumen.
Yang termasuk dalam perencanaan yaitu :A. Design ProdukPada design produk ditentukan model produk yang kita inginkan dan bahan-bahan
apa saja yang kita perlukan dalam pembuatan produk tersebut sesuai dengan keinginan konsumen bardasarkan informasi dari bagian pemasaran. Sedangkan pengertian dari produk yaitu segala sesuatu yang ditawarkan pada pemakai atau konsumen. Sedangkan pengertian dari design adalah ide baru dievaluasi dan diperhalus untuk membuat produk dengan physical dan psyhological attributes yang mengindikasikan peluang sukses yang besar di pasaran.
![Page 43: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/43.jpg)
Produk baru definisinya tergantung untuk siapa, terbagi atas :- Baru untuk perusahaan- Baru bagi pasar- Baru bagi konsuman atau user-Kriteria lain
Sembilan jenis produk baru :1. Produk memberikan produk fungsi baru2. Produk yang menawarkan kinerja yang lebih baik dari fungsi yang ada3. Produk yang merupakan penerapan baru4. Produk yang menawarkan fungsi tambahan5. Produk yang ada ditawarkan di pasaran baru6. Produk dengan penurunan biaya7. Produk yang di upgrade dengan cara menggabungkan produk-produk yang sudah ada8. Downgrade product (produk yang baru diturunkan / dipasarkan)9. Produk dengan gaya baru
Dalam pembuatan produk selalu ada resikonya atau juga mengalami kegagalan dalam memproduksi suatu produk. Ada dua (2) jenis kegagalan yaitu Mortality Rate (percobaan) dan produk yang dipasarkan
![Page 44: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/44.jpg)
Produk baru mengalami kegagalan dapat disebabkan karena :1. Pembeli potensial tidak mempunyai kebutuhan riil atau keinginan untuk produk baru2. Produk baru tidak memenuhi kebutuhan user atau banyak memiliki
kelemahan3. Upaya pemasaran tidak sesuai, terutama dalam mengkomunikasikan
sifat produk pada konsumen yang dituju
Dalam membuat design suatu produk memerlukan suatu Innovasi. Tetapi terkadang Inovasi seseorang mengalami hambatan seperti Kainotophobia atau takut akan perubahan.
Hal tersebut terjadi dapat diakibatkan karena :- Harapan untuk bertahan pada sesuatu yang berharga- Harapan untuk menhindari pengeluaran yang besar- Harapan untuk melanggengkan sesuatu- Kecenderungan pemaksaan kelompok tertentu
B. Design KemasanPada proses ini kita harus dapat membuat kemasan yang dapat didaur ulang dan yang menarik bagi konsumen serta disesuaikan dengan bentuk produk yang dibuat.
![Page 45: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/45.jpg)
C. Design LogoPada proses ini kita membuat logo yang susuai dengan produk yang akan kita pasarkan dan disesuaikan dengan moto serta misi dari perusahaan.
PT. LSP PRODUCTIONRB. 04 / 9.30 / 2000
RASA SENDAL
Design Proses atau Perancangan prosesPada design proses kita menguraikan cara pengerjaan suatu produk dari
bahan baku yang masuk dalam lantai produksi sehingga menjadi suatu produk yang siap dipasarkan. Pada produksi kali ini dalam pembuatan sendal bahan baku yang diperlukan yaitu dasar sendal yang terbuat dari spon, alas sendal yang terbuat dari golden, lidah sendal yang terbuat dari golden, berbagai macam aksesoris berupa pita, mata itik, kancing, logo dan lain-lain. Selain itu informasi yang ada pada design proses atau perancangan proses adalah alat serta mesin yang digunakan dalam pembuatan sendal seperti meja receiving, meja pola, gunting, cutter, mesin press, mesin pembolong, meja assembling, mesin rivet, mesin hekter dan rak untuk produk yang sudah jadi.
![Page 46: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/46.jpg)
SKALA : 1 : 3
TANGGAL : 06102000
DIGAMBAR : DoDy
KELOMPOK / JAM : RB – 04 / 9.30 – 11.30
ASISTEN : LELIS LENIYANI
UNPAS SANDAL
PERINGATAN
SATUAN : cm
A4
25
7
10
1
6,5
![Page 47: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/47.jpg)
OPERATION PROSES CHART (OPC)PETA PROSES OPERASI
Peta proses operasi adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadiproduk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau pun mesin yang digunakan.
Lambang yang digunakan untuk membuat OPC :
Proses Assembling adalah kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen lainnya.Pemeriksaan adalah kegiatan memeriksa benda atau objek baik dari segi kualitas maupun kuantitasAktivitas Gabungan adalah kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relatif singkat.Penyimpanan adalah seandainya ada benda kerja disimpan dalam waktu yang
lama dan jika akan mengambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atas ijin terlebih dahulu.
![Page 48: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/48.jpg)
R I N G K A S A N
KEGIATAN JUMLAH WAKTU
OPERASI
PEMERIKSAAN
GABUNGAN
T O T A L
O P E R A T I O N P R O C E S S C H A R T
N a m a O b y e k : Membuat Sandal KulitN o m o r P e t a : 0 1Dipetakan Oleh : Dody & GugunTanggal Dipetakan : 16 Oktober 2000
Ket : Waktu dalam menit
Tali50 cm
0-11
Karton25 cm X 20 cm
0 - 9Diukur(Meteran)
0 - 7Diukur(Meteran)
Lidah DepanGolden (2)
(25 cm x 20 cm)
0 - 5Diukur(Meteran)
Lidah BelakangGolden (2)
(25 cm x 30 cm)
0 - 3Diukur(Meteran)
Alas AtasGolden (2)
(25 cm x 50 cm)
0 - 1
Alas DasarSpon (2)
(25 cm x 50 cm)
0-12Dipotong(Gunting)
0-10Dipotong(Gunting)
0 - 8Dipotong(Gunting)
0 - 6Dipotong(Gunting)
0 - 4Dipotong(Gunting)
0 - 2Dipotong(Gunting)
1 - 6 Diperiksa 1 - 5 Diperiksa 1 - 4 Diperiksa 1 - 3 Diperiksa 1 - 2 Diperiksa
Diukur(Meteran)
Diukur(Meteran)
1 - 1 Diperiksa
A1
Lem
Lem
A2
0-13
Mata Itik
Asesoris
Hekter
Merek
Plastik
A3
A7
15
6
1
LidahBelakang +Alas Atas
A1 + LidahDepan
Di LubangiMesin
Pelubang
A2 + Mata itikMesin Rivet
Lem
A4
Lem
0-14 A4 Di Presmesin pres
A5
A3 + Asesoris
A4 + MereK +Plastik
A6 A5 + Hekter
0-15 A6 dilubangimesin
pelubang
A6 + Tali +diperiksa
![Page 49: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/49.jpg)
Struktur Produk
Suatu komponen sebagai pembentuk produk akhir yang ditempatkan pada level 1 dan berkelanjutan sehingga dapat membentuk suatu hirarki.Konsep induk komponen yang menjadi dasar dalam pembuatan struktur produk yaitu komponen adalah objek atau bagian yang dirakitkan secara bersama-sama untuk membuat induk suatu komponen akan menjadi induk bagi objek yang menjadi pembentuknya.
Perbedaan struktur produk single level dan multi level :
a. Single Level : Menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya.
b. Multi Level : Menggambarkan struktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level paling bawah, komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda.
![Page 50: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/50.jpg)
Informasi yang tersampaikan dari struktur produk :- Nomor komponen setiap komponen- Kuantitas komponen yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah induk- Harga komponen dan harga induk- Mengetahui urutan level mulai dari level paling bawah- Urutan susunan komponennya
Nama Barang Kode Harga (Q = 1)
Spon 1m x 1 SP 20.000
* Dasar Sandal SR 13.350
* Hak Sandal SH 6.650
Nama Barang Kode Harga (Q = 1)
Golden 1m x 1.5 m GD 22.250
* Alas Sandal GA 16.700
* Lidah Sandal GL 5.550
![Page 51: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/51.jpg)
Nama Barang Kode Harga (Q = 1)
Lem LM 550
Plastik PLS 225
Hekter HK 5
Karton KT 50
Selang SG 32
Mata Itik MI 25
Nama Barang Kode Harga (Q = 1)
Accesorris
* Bunga BG 125
* Pita PT 75
* Elle LL 200
* Guess GS 200
* Lainnya AL 50
![Page 52: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/52.jpg)
Proses pembuatan produk dan pencatatan waktu proses
Mesin yang digunakan beserta fungsinya :1. mesin pola untuk mencetak pola2. mesin gunting untuk menggunting pola yang sudah dicetak3. mesin press untuk mengepress sandal yang sudah lem4. mesin bolonger untuk melubangi bagian yang akan dipasang mata itik5. mesin rivet untuk mengencangkan mata itik6. mesin hekter untuk mengemas kemasan
Jenis bahan yang dipakai bahan dasar sandal terbuat dari spon,alas sandal dari golden, mata itik, elle terbuat dari alumunium, logo terbuat dari golden, tali terbuat dari plastik. Produknya ergonomis nyaman dipakai dan sesuai dengan kontur pria di Indonesia.
![Page 53: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/53.jpg)
SANDAL HOW - HOW
A6 TL
A5 HK
STRUKTUR PRODUK SANDAL HOW - HOW
A4
LLA3
KT
A2 MI SR
A1 GLD LM
GLB GA LM
1
2
3
4
5
6
7 8 9
10 11
12 13
1715
19
201
2
3
4
5
6
7
PLS LMLG
16
14
18
2
Rp 174
2
Rp 696
1
Rp 184
Rp 1924
1
Rp 58 Rp 184
Rp 2224
1
Rp 25
8
Rp 557
2
1
Rp 200
2
Rp 4648
Rp 5048 Rp 50
1 1 1
Rp 225 Rp 50
2
Rp 184
1
Rp 5607
1 2
Rp 5
Rp 5617
1
Rp 1000
1
Rp 6.617,-
2 1
0
![Page 54: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/54.jpg)
34743x
12
5550GLB
1742
347
139212
16700GA
6962
1392
1843
550
Pemakaian Banyaknya
550LM
)184()2696()2174( xxLMGAGLB
Contoh Perhitungan Struktur Produk Asembling 1 :1. Lidah Sandal Bagian Belakang (GLB)
Untuk satu Pasang, Satu Buah Lidah Sandal Bagian Belakang
2. Alas Sandal (GA)
Untuk Satu Pasang, Satu Buah Alas Sandal
3. Lem (LM)
Untuk Sekali Pemakaian
= Rp 1.924,-
4. Assembling 1
![Page 55: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/55.jpg)
Bill Of Material (BOM)
BOM Adalah daftar dari bahan, material atau komponenyang dibutuhkan untuk dirakit , dicampur atau membuat produk akhir.Jaringan yang menggambarkan hubungan INDUK – KOMPONENDibutuhkan sebagai input dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas produksi sehinggaKetelitiannya sangat krusial / penting sekali
Selain digunakan dalam perencanaan, BOM juga digunakan dalam produksi. BOM untuk setiap jenis produk perakitan diperlukan untuk memberikan kepada pabrik kebutuhan-kebutuhan material tertentu.
Jenis-jenis BOM adalah sebagai berikut :
1. Phantom Bill Digunakan untuk material yang tidak disimpan hanya untuk lewat saja.Tidak pernah dibuat planned ordernya (order release dan order completion).Lead time = 0Lot size = lot for lot.Phantom tanpa stock : MRP logic akan melewatkan phantom item MRP logic dari induk langsung ke komponennya
![Page 56: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/56.jpg)
Phantom dengan stock :MRP logic akan mencek ketersediaan phantom item sebelum menentukan kebutuhan kotor komponen-komponennya.Contoh : Menjual pensil dengan logo yang berbeda
2. Modular BillDigunakan jika suatu produk akan dijual dengan sejumlah option yang berbeda.Diperlukan jika lead time panjang sedangkan pelanggan tidak mau menunggu, bila peramalan tidak praktis.Contoh :Pena yang menggunakan tinta warna biru, hitam, merah dan lain-lainPada kondisi normal digunakan BOM untuk setiap warna tinta.Dengan modular bill, maka dibuat satu bill untuk pena dengan persentase masing-masing tinta.
3. Planning BillBill Of Material (BOM) digunakan untuk :EngineeringYaitu sebagai bagian dari perencanaan proses produksi dan untuk menentukan item-item mana saja yang harus dibeli atau dibuat sendiri
![Page 57: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/57.jpg)
4. Planning, Production And Controlling (PPC)Yaitu untuk digabung dengan MPS (jadwal induk produksi) yang digunakan untuk menentukan item-item dalam daftar pembelian dan order produksi yang harus dilepas.
5. AccountingYaitu untuk menghitung biaya produk dan harga jual.
Komponen adalah bagian atau objek yang dirakitkan secara bersama-sama untuk membuat induk (parent). Suatu komponen akan menjadi induk (parent) bagi objek yang menjadi pembentuknya. Setiap komponen harus memiliki identifikasi unik / khusus yang hanya mengidentifikasikan satu komponen yang disebut Part Number atau Item Number.
![Page 58: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/58.jpg)
BOM Sandal How – HowNo Level Description Code QTY Uom
0 0 Sandal How - How A-7 2 Each
1 1 Assembling 6 A-6 1 Each
2 .2 Assembling 5 A-5 1 Each
3 ..3 Assembling 4 A-4 1 Each
4 …4 Assembling 3 A-3 1 Each
5 ….5 Assembling 2 A-2 1 Each
6 …..6 Assembling 1 A-1 1 Each
7 ……7 Lidah Sandal Belakang GLB 2 Each
8 ……7 Alas Sandal GA 2 Each
9 ……7 Lem LM 1 Each
10 …..6 Lidah Sandal Depan GLD 2 Each
11 …..6 Lem LM 1 Each
12 ….5 Mata Itik MI 8 Each
13 ….5 Dasar Sandal SR 2 Each
14 …4 Elle LL 2 Each
15 ..3 Karton KT 1 Each
16 ..3 Plastik PLS 1 Each
17 ..3 Loggo LG 2 Each
18 ..3 Lem LM 1 Each
19 .2 Hekter HK 1 Each
20 .2 Tali TL 1 Each
![Page 59: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/59.jpg)
TUGAS DIRUMAHKURSI SANTAI
![Page 60: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/60.jpg)
Cat
R I N G K A S A N
KEGIATAN JUMLAH WAKTU
OPERASI
PEMERIKSAAN
GABUNGAN
T O T A L
OPERATION PROCESS CHART
O P E R A T I O N P R O C E S S C H A R T
Ket : Waktu dalam menit
100. Body Ends (2)Plat Besi240 x 220 x 2 mm
200. Tray Bracket (2)Plat Besi200 x 40 x 1 mm
300. Body (1)Plat Besi750 x 350 x 2 mm
500. Cover (1)Plat Besi350 x 280 x 2 mm
600. Tray End (2)Plat Besi190 x 50 x 1 mm
700. Tray Body (1)Plat Besi340 x 290 x 1 mm
800. Tray Handle (1)Pipa Aluminium50 x 440 mm
400. Cover End (2)Plat Besi200 x 40 x 2 mm
DiukurMj. Ukur
DipotongMs Potong
DipressMesin Press
DilubangiDouble Pierching
DirakitMesin But Seam Welder
Pemasangan Engsel BMesin Rivet Seater
DiamplasAmplas
Pengecatan Mesin Semprot Cat
Dirakit Bangku
Diperiksa & PackingBangku
DipotongMs Potong
DitekukMesin Double Bending
DipotongMs Potong
DipotongMs Potong
Pasang CatchMs. RivetSeater
DipotongMs Potong
DipotongMs Potong
DipotongMs Potong
DipotongMs Potong
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
O-6
O-14
O-26
O-27
O-28
O-29
O-43
O-9
O-10
O-11
O-13
O-15
O-16
O-19
O-20
O-21
O-22
O-30
O-31
O-32
O-33
O-34
O-36
O-37
O-38
O-8
O-7
O-12
O-17
Engsel A
Bangku Amplas
900 Ass I
1000 Ass II
1100 Ass III
1200 Ass IV
1300 Ass V
1400 Ass VI
1500 Ass VII
45
-
1
2'
0%
3'
1%
2'
0%
1.5'
0%
2'
1%
3'
0%
1'
0%
2.4'
0%
6'
1%
4'
1%
4'
0%
2'
1%
1.5'
0%
1.5'
0%
2.5'
1%
1'
0%
2'
0%
3'
1%
1'
0%
2'
2%
1.5'
1%
2'
1%
1'
1%
3'
0%
4'
1%
1.5'
1%
3'
0%
5'
0%
1'
0%
6'
0%
46
115.9
-
6
121.9
DiukurMj. Ukur
DiukurMj. Ukur
DitekukMesin Double Bending
DilubangiDouble Pierching
DirakitMesin But Seam Welder
DiukurMj. Ukur
DipressMesin Press
O-181'
1%
DilubangiDouble Pierching
O-23
O-24
1'
0%
2'
2%
DiukurMj. Ukur
DitekukMesin Double Bending
DilubangiDouble Pierching
Pasang StrikeMs. Rivet Seater
Pasang HandleMs. Rivet Seater
O-256'
1%
DirakitMesin But Seam Welder
6'
2%
DirakitMesin But Seam Welder
DiukurMj. Ukur
DiukurMj. Ukur
DiukurMj. Ukur
1.5'
0%
1.5'
0%
1'
0%
DitekukMesin Double Bending
1'
1%
DipressMesin Press
O-393'
0%
DitekukMesin Double Bending
O-356'
1%
DirakitMesin But Seam Welder
O-405'
1%
DirakitMesin But Seam Welder
O-413'
0%
DiamplasAmplas
O-425'
0%
PengecatanMesin Semprot Cat
Engsel B
Pelubangan Ms. Double Pierching
O-441.5'
0%
Pemasangan Label Ms. Rivet Seater
O-452'
0%
G-1
Label
Packing Case
Dipetakan Oleh :
WaktuPenyelesaian
Batas AkhirDiserahkan
K e t e r a n g a n
Bangku Amplas
Cat
Kawat Las
Kawat Las
Kawat Las
Kawat Las
Kawat Las
Kawat Las
Rivet
Kaitan Kunci
Handle
Rivet
Kaitan Kunci
Nama Objek : Kursi SantaiNomor Peta : 01Dipetakan Oleh : Dody Tanggal Dipetakan : 12 Oktober 2008
DODY, ST
![Page 61: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/61.jpg)
“ Peramalan (Forecasting)”.
Untuk menyelesaikan masalah di masa akan datang yang tidak dapat dipastikan, orang senantiasa berusaha menyelesaikannya dengan model pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan perilaku aktual data.
Analisa kebutuhan bertujuan untuk melihat atau memperkirakan prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut. Analisa kebutuhan yang akan datang disebut juga “ Peramalan (Forecasting)”.
Peramalan adalah upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Objek yang diramalkan dapat meliputi apa saja. Kegunaan peramalan ini untuk melihat pola tingkah laku dari kejadian ekonomi atau kegiatan usaha, saingan (lingkungan).
Kegunaan dari Peramalan antara lain :
1. Penjadwalan sumber daya yang tersediaMisalnya : Peramalan tingkat permintaan produk, material, keuangan buruh atau pelayanan adalah input untuk penjadwalan produksi, transportasi, keuangan, dan personal.
![Page 62: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/62.jpg)
2. Kebutuhan sumber daya tambahanMisalnya : Peramalan untuk sumber daya tambahan di masa yang akan datang.
3. Penentuan sumber daya yang diinginkanMisalnya : Peramalan faktor-faktor lingkungan masa datang, menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik dan menentukan perencanaan lanjutan bagi produk-produk yang ada untuk dikerjakan dengan fasilitas-fasilitas yang ada.
Ditinjau dari segi proyeksi, peramalan secara teknis dikualifikasikan dalam dua cara yaitu :
1. Peramalan subyektifPeramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini ketajaman pemikiran orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil peramalan.
2. Peramalan obyektifPeramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metoda-metoda dalam penganalisaan data tersebut.
![Page 63: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/63.jpg)
Dilihat dari jangka waktu peramalan yang disusun dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil peramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun.
b. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang kurang dari satu setengah tahun.
Dilihat dari sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan menjadi :
1. Metode KuantitatifMetode kuantitatif dapat digunakan jika tersedia data masa lalu, dari data tersebut dicari pola hubungan yang ada. Metode ini cocok digunakan pada kondisi yang statis, jelas dan tidak memerlukan Human Mind. Dengan metode ini ketelitian ramalan dapat diprediksi sejak awal sebagai bahan pengambilan keputusan. Atas dasar tersebut metoda kuantitatif lebih disukai.
![Page 64: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/64.jpg)
Metode kuantitatif secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu :
A. Time SeriesMetode ini digunakan untuk kondisi dimana kita tidak dapat menjelaskan faktor apa yang dapat menyebabkan terjadinya event yang diramalkan (Black Box), sehingga waktu yang dianggap sebagai variabel terjadinya event tersebut.
PERTEMUAN KE 4
Secara garis besar metode time series dapat dikelompokkan menjadi :
Metode AvarigingDipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga fluktuasi random data dapat diredam dengan rata-ratanya, biasanya dipakai untuk peramalan jangka pendek.
Metode SmoothingDipakai pada kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda dengan data pada periode sebelumnya dan membentuk fungsi eksponensial yang biasa disebut eksponensial smoothing
![Page 65: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/65.jpg)
Metode DekomposisiMetode ini merupakan perbaikan dari metode sebelumnya, karena pada averaging maupun smoothing, perilaku pola datanya tidak diamati secara tersendiri tetapi hanya menghaluskan randomness data dan bukan polanya.
Metode Simple RegresiPada dasarnya metode ini berusaha mencari fungsi hubungan antara sebab (dalam hal ini waktu) dengan akibat. Metode ini dapat dipakai untuk jangka panjang.
Advanced Time SeriesDisebut model ARIMA (Auto Regresive Integrated Moving Avarage). Pada dasarnya hampir sama dengan dekomposisi, hanya mengidentifikasikan perilaku pola datanya digunakan metode statistika canggih untuk meningkatkan ketelitian. Contoh : Metode Box Jenkin.
B. Metode CausalMetode ini dipakai untuk kondisi dimana variabel penyebab terjadinya item yang akan diramalkan, sudah diketahui. Hubungan sistem sebab-akibat dapat digambarkan sebagai berikut :
![Page 66: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/66.jpg)
2. Metode KualitatifDigunakan jika tidak tersedia data masa lalu karena alasan seperti; tidak tercatat, yang diramalkan adalah hal yang baru, situasi telah berubah, dan memerlukan Humand Mind, dan kesalahan peramalan tidak dapat diprediksi.
Metode-metode kualitatif dapat dikelompokan dalam :
A. Metode SubjektifUpaya untuk memperkirakan keadaan yang akan terjadi berdasarkan pendapat subjective yang dapat berasal dari individu, group, pimpinan atau market.
B. Metode ExploratoryUpaya untuk menggali kondisi apa yang dapat terjadi setelah mendefinisikan batasan-batasan yang ada.
C. Metode NormatifUpaya menggambarkan apa yang mungkin terjadi berdasarkan norma yang berlaku. Metode kualitatif biasanya dipakai untuk meramalkan lingkungan dan teknologi, karena kondisi tersebut berbeda dengan kondisi perekonomian dan pemasaran. Oleh karena itu metode kualitatif sering disebut dengan technological forecasting.
![Page 67: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/67.jpg)
Jenis-jenis Plot Data :
a.Pola Horizontal (A)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pola Data Horizontal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pola Data Horizontal
Nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan (stationer terhadap nilai rata-ratanya).
![Page 68: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/68.jpg)
b. Pola Musiman (S)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pola Data Musiman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pola Data Musiman
Bila suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman, misal : bulanan. Pola penjualan berulang setiap periode. Komponen musim bisa berupa faktor cuaca, libur, kecenderungan perdagangan. Pola ini berguna dlm meramalkan penjualan dalam waktu pendek. Misalnya, permintaan bhn baku jagung pada pabrik pakan ternak. Selama musim panen harga jagung turun krn jagung tersedia dalam jumlah besar.
![Page 69: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/69.jpg)
c. Pola Siklus (C)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pola Data Siklus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pola Data Siklus
Datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang, seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Komponen siklus berguna dalam ramalan jangka menengah. Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun terus menerus.
![Page 70: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/70.jpg)
d. Pola Data Trend (T)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pola Data Trend
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pola Data Trend
Bila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data.dalam meramalkan biaya-biaya yang termasuk dalam biaya operasi digunakan pola trend karena biaya tersebut cenderung naik jika mesin/peralatan semakin tua atau semakin lama jangka waktu pemakaiannya.
![Page 71: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/71.jpg)
Prinsip - prinsip peramalan adalah sebagai berikut :1. Ramalan akan selalu mengandung error2. Kesalahan harus terukur3. Ramalan satu famili produk lebih teliti dari pada end item4. Ramalan jangka pendek lebih teliti dari pada ramalan jangka panjang
Ukuran kesalahan peramalan :Kesalahan (error) adalah besarnya penyimpangan antara
aktual dengan hasil ramalan.
et = Xt - Ft
Dua macam ukuran kesalahan yaitu :1. Ukuran Statistik2. Ukuran Relative
![Page 72: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/72.jpg)
Cara menentukan ukuran kesalahan secara statistik, yaitu :
MEAN ERROR/DEVIATION (ME / MD)
n
1i nie
= ME
SSE = ei2
i=1
n
MEAN ABSOLUTE ERROR/DEVIATION (MAE / MAD)
n
1=i nie
= MAE
SUM OF SQUARE ERROR (SSE)
ME = eini 1
n
![Page 73: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/73.jpg)
@ MEAN SQUARED ERROR (MSE)
n
1=i n
2ie
= MSE
@ STANDARD DEVIATION OF ERROR (SDE)
SDE = ei
2
n -1i=1
n
@ PERCENTAGE ERROR (PE)
PEt =
Xt FtXt
x 100%
@ MEAN PERCENTAGE ERROR (MPE)
MPE = PEi
ni=1
n
@ MEAN ABSOLUTE PERCENTAGE ERROR (MAPE)
n
1=i niPE
= MAPE
![Page 74: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/74.jpg)
Metoda Kuadratik Satu Parameter dari Brown
Sebagaimana halnya dengan pemulusan eksponensial linear yang dapat digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend dasar, bentuk pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan apabila dasar pola datanya adalah kuadratik, kubik, atau orde yang lebih tinggi. Untuk berangkat dari pemulusan kuadratik, pendekatan dasarnya adalah memasukkan tingkat pemulusan tambahan (smoothing tripel) dan memberlakukan persamaan peramalan kuadratik.
Persamaan untuk pemulusan kuadratik yaitu :
S’t = Xt + (1-)S’t-1 (Pemulusan Pertama)
S’’t = S’t + (1-)S’’t-1 (Pemulusan kedua)
S’’’t = S’’ + (1-)S’’’t-1 (Pemulusan Ketiga)
at = 3S’t - 3S’’t + S’’’t
![Page 75: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/75.jpg)
2 1 2( )
2
21( )
bt = [(6-5)S’t - (10 - 8)S’’t + (4 - 3)S’’’t]
ct = (S’t - 2S’’t + S’’’t)
Ft+m = at + btm + 1
2ctm
2
Persamaan yang dibutuhkan untuk pemulusan kuadratik sangat lebih rumit dibanding persamaan untuk pemulusan tunggal dan linear. Walaupun demikian pendekatannya dalam mencoba menyesuaikan nilai ramalan sehingga ramalan tersebut dapat mengikuti perubahan trend kuadratik adalah sama.
![Page 76: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/76.jpg)
![Page 77: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/77.jpg)
1 24848
2 21305
3 30386
4 37150
5 34441
6 31668
7 26797
8 24452
9 22216
10 34069
11 24295
12 20816
13 32740
14 36431
15 20647
16 26530
17 23698
18 31116
19 23283
20 25969
21 25165
22 36715
23 39399
24 32418
TUGAS DIRUMAH HITUNG PERAMALAN 1 TAHUN KEDEPAN
& TENTUKAN KESALAHAN SECARA STATISTIK
a = 0.35 + Sesuai dgn no urutDi absen
![Page 78: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/78.jpg)
Metode Dua Parameter dari Holt
Metode pemulusan eksponensial dari Holr dalam prinsipnya serupa dengan Brown kecuali bahwa Holt tidak menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung. Sebagai gantinya Holt memuluskan nilai trend dengan parameter yang berbeda dari parameter yang digunakan pada deret yang asli. Ramalan dari pemulusan eksponensial linear Holt didapat dengan menggunakan dua konstanta pemulusan (dengan nilai antara 0 dan 1) dan tiga persamaan :
St = Xt + ((1-) x (St-1 + bt-1))...........(1)bt = (St - St-1) + (1- ) bt-1.................(2)Ft+m = St + (bt x m)...................(3)
Dimana : St = Data Pemulusan pada periode t bt = Trend Pemulusan pada periode t Ft+m = Peramalan pada periode t + m
![Page 79: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/79.jpg)
Proses inisialisasi untuk pemulusan eksponensial linear dari Holt memerlukan dua taksiran, yang satu untuk mengambil nilai pemulusan pertama untuk S1 dan yang lain mengambil trend b1. Yang pertama
adalah mudah. Pilih S1 = X1. Taksiran trend kadang-kadang lebih
merupakan masalah. Kita memerlukan taksiran trend dari satu periode ke periode lainnya. Inilah beberapa kemungkinannya :
b1 = X2 – X1,
b1 = (X2 – X1) + (X3 – X2) + (X4 – X3)
3
![Page 80: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/80.jpg)
![Page 81: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/81.jpg)
Double Exponensial Smoothing (Metoda Brown). Persamaan yang dipakai dalam implementasi pemulusan eksponential linear satu parameter dari Brown adalah sebagai berikut :
Ft+m = at + bt.mS’t = .Xt + (1 - )S’t-
1S”t = . S’t + (1 -
)S”t-1at = 2S’t - S”tbt = (/1-)( S’t - S”t)
![Page 82: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/82.jpg)
Dimana :St = nilai exponential smoothing tunggalSt” = nilai exponential smoothing gandam = jumlah periode kemuka yang diramalkanF t+m = Ramalan m perioda kemuka
![Page 83: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/83.jpg)
![Page 84: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/84.jpg)
PERENCANAAN PRODUKSI
Definisi perencanaan produksi adalah penentuan tingkat atau kecepatan produksi pabrik yang dinyatakan secara aggregate.
Aggregat adalah perencanaan dibuat untuk seluruh produk yang menggunakan sumber yang sama, tanpa dirinci masing-masing produk yang berbeda. Perencanaan produksi merupakan bagian dari rencana srtategis perusahaan dan dibuat secara harmonis dengan rencana bisnis (Bussines Plannining) dan rencana pemasaran (Marketing Planning). Perencanaan produksi dapat diartikan penentuan tingkatan/rate produksi pabrik yang dinyatakan secara aggregate.
Perencanaan produksi adalah menyesuaikan permintaan (demand) yang berasal dari peramalan dengan seluruh kemampuan terbatas, sehingga kita tidak begitu saja mengikuti hasil ramalan permintaan.
![Page 85: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/85.jpg)
Hal ini disebabkan oleh :1.Ketidakpastian ramalan itu sendiri2.Adanya ongkos yang timbul setiap kali kita mengubah level produksi atau jika kita membuat persediaan3. Tipe dari perusahaan manufaktur, terdapat beberapa type, yaitu :
Make to stock companyMake to order companyMake to order and make to stock company
Tujuan dari perencanaan produksi adalah :1. Mengatur strategi produksi2. Mengatur sesuai dengan demand3. Memproduksi pada tingkat konstan4. Menentukan kebutuhan sumber daya yang meliputi
- Tenaga kerja- Material- Fasilitas- Peralatan- Dana
![Page 86: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/86.jpg)
3. Menjadikan langkah awal bagi seluruh kegiatan produksiPerencanaan aggregate merupakan salah satu fasa dari perencanaan produksi, khususnya berkaitan dengan :
a. Bagian jangka pendek dari rencana produksi, biasanya 2 bulanb. Penentuan produksi, tenaga kerja, lembur, subkontrak, persediaan, dan backlog, yang semuanya dinyatakan pada tingkat aggregate.c. Demand yang tidak tetap, misalnya berpola musiman.
Strategi Untuk Menghadapi Demand Yang Tidak Tetap1. Produksi bervariasi mengikuti tingkat demand yang terjadi Dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja, atau merubah jumlah
shift. Tidak mengubah jumlah tenaga kerja, tetapi melakukan lembur atau
mengurangi jumlah tenaga kerja.2. Produksi pada tingkat konstan Dengan menumpuk atau menggunakan persediaan, atau memanambah
dan mengurangi backlog Dengan menambah atau mengurangi subkontrak Kombinasi dari strategi diatas Metoda transportasi
![Page 87: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/87.jpg)
Proses Disagregasi adalah proses merubah hasil rencana aggregat menjadi jumlah yang harus diproduksi untuk setiap produk / item, hasil dari disagregasi ini berupa jadwal induk produksi / MPS.
Karakteristik dari perencanaan produksi biasanya tidak rinci, rencana dibuat untuk famili atau kelompok produk. Dan satuan yang digunakan dapat berbeda antara satu perusahaan yang lain, seperti ton, gallon, waktu produksi standar, satuan uang, dan lain-lain. Horizon perencanaan bisa sama panjang dengan rencana bisnis biasanya 5 tahun. Periode perencanaan biasanya bulanan. Kemudian tidak standar, tergantung, pada type bisnis apakah make to order atau make to stock.
* Untuk MTORencana Produksi = Pesanan Konsumen + Backlog (Simpanan) awal – Backlog akhir yang dikehendaki* Untuk MTSRencana Produksi = Ramalan+Persediaan yang dikehendaki–persediaan awal
![Page 88: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/88.jpg)
Dalam perencanaan aggregate ini, terdapat beberapa macam ongkos yang terjadi.Ongkos-ongkos itu adalah :Ongkos penambahan tenaga kerja (hiring)Ongkos pengurangan tenaga kerja (Lay Off)Ongkos lembur dan pengurangan waktu kerjaOngkos persediaan dan pengurangan persediaanOngkos subkontrak
Contoh Format Produksi AggregateTabel Kapasitas
Perioda Reguler. Time Over.Time Sub.Kontrak
1
3
4
5
![Page 89: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/89.jpg)
RENCANA PRODUKSI
Perioda
H.Kerja Demand RMH UPRT UPOT Sub.K Hiring L.Off I.akhir
1
2
3
4
5
Total
![Page 90: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/90.jpg)
Jam orang yang tersedia (RMH)
Kapasitas Reguler Time (KPRT)
Kapasitas Over Time (KPOT)
Kapasitas Sub Kontrak (KPST)
Unit Production Reguler Time (UPRT)
Unit Production Over Time (UPOT )
Unit Production Sub Kontrak (UPSK )
Hiring (penambahan Tenaga Kerja)
Lay Off
![Page 91: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/91.jpg)
Rumus – rumus yang digunakan : Tenaga Kerja
JamKerjaHariKerja
WaktuBakukSafetyStocawalInvDemandTK
.
RMH
TKJKHKRMH Kapasitas Reguler Time
WB
RMHKPRT
![Page 92: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/92.jpg)
Over Time
%20RTKPOT
Sub KontrakditentukanKPSK
UPRTKPRTUPRT
UPOT
UPOTawalInvUPRTkSafetyStocDemand ,0.
Sub Kontrak
UPSKUPOTawalInvUPRTkSafetyStocDemand ,0.
TK yg dipakai – TK yg tersedia > 0, Hiring
Hiring
![Page 93: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/93.jpg)
Lay OffTK yg dipakai – TK yg tersedia < 0, Lay Off
Inventory Akhir Inv.akhir = UPRT + UPOT + SK + Inv.awal – Demand
Pertemuan ke 9
![Page 94: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/94.jpg)
![Page 95: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/95.jpg)
![Page 96: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/96.jpg)
A. Due Date SettingDue date setting adalah batas akhir dari penjadwalan dalam pembuatan suatu produk. Prosedur penentuan due date dapat dikelompokan ke dalam dua cara, yaitu cara exogenous dan cara endogenous. Cara exogenous adalah cara penentuan due date yang dilakukan oleh pihak luar (konsumen) dan diberikan pada saat kedatangan job. Pada cara exogenous ini penetapan due date dilakukan ketika job sudah berada di dalam sistem sehingga informasi mengenai kedatangan job diabaikan. Metode penentuan due date dengan cara ini terbagi atas :
1. ConstantSemua job memberikan kelonggaran aliran yang sama.Rumus yang digunakan untuk metoda ini adalah :
di = ri + k2. RandomKelonggaran aliran suatu job ditetapkan secara randomRumus yang digunakan untuk metode ini adalah :
di = ri + ei
TAHAP PERENCANAAN OPERASIONAL
![Page 97: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/97.jpg)
Cara endogenous adalah cara penetapan due date yang ditetapkan oleh pembuat jadwal berdasarkan kedatangan tiap-tiap job pada karakteristik dasar job, informasi status shop, dan perkiraan flow time. Penentuan due date ini terdiri atas beberapa metoda, yaitu :
1. Total Work Content (TWK)Rumus yang digunakan untuk metoda ini adalah :
di = ri + k.pi2. SlackJob memberikan kelonggaran aliran yang sama dengan waktu menunggu (slack).Rumus yang digunakan adalah :
di = ri + pi + k
3. Number of Operation (NOP)Due date ditentukan berdasarkan banyaknya operasi yang akan dilakukan pada job.Rumus yang digunakan :di = ri + k.ni
![Page 98: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/98.jpg)
4. Job in queueDue date ditentukan berdasarkan lamanya waktu menunggu dalam sistemRumus yang digunakan untuk metode ini adalah :
di = ri + k.npi + k2Qi
5. Job in SystemDue date ditentukan berdasarkan banyaknya job dalam sistem.Rumus yang digunakan untuk metode ini adalah :
di = ri + pi + D + a(Ji). D
6. PPWDue date ditentukan berdasarkan informasi waktu menunggu di sistemRumus yang digunakan adalah :
di = ri + pi + km
![Page 99: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/99.jpg)
Keterangan :ri : Ready timepi : waktu prosesk : Konstantae : Bilangan randomQ : Banyaknya job yang
mengantri pada mesin-mesin pada saat job yang datang
D : Standar Deviasi dari waktu menunggu di sistem
J : Banyaknya job dalam sistem ketika job I datang
![Page 100: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/100.jpg)
Input untuk pembuatan due date setting adalah :a.Waktu total dari akhir pembuatan OPC atau disebut
dengan Waktu Produksi.b.Jam Regular Time (JRT)c.Jam Over Time (JOT)d.Tenaga Kerja (TK)e.Konstanta f.Time Work Konstan (TWK) TWK = ri + (k x Pi)
Keterangan :TWK = Due DateRi = Ready Time/waktu mulai kerja = 0k = Konstanta Pi = waktu proses untuk satu unit (total waktu di OPC)
g. Demand
![Page 101: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/101.jpg)
Contoh Format due date setting :
PeriodeHK (hari)
Real Demand (unit)
Demand + Sisa (unit)
Jam tersedia (jam)
Jam dibutuhkan (jam)
Sisa produk (unit)
MPS (unit)
1
2
3
4
5
Cara menghitung :A. Jam tersedia (JT) JT = Hari Kerja x (JRT + JOT) x Tenaga KerjaB. Jam dibutuhkan (JD) : JD = Demand x TWKC. Sisa Produk (SP) : Jika : - Jam dibutuhkan > Jam tersedia maka SP = (JD – JT) /
TWK - Jam dibutuhkan < Jam tersedia maka SP = 0D. MPS MPS = (Demand + Sisa) – Sisa Produk
![Page 102: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/102.jpg)
Master Production Schedule (MPS)Jadwal Induk Produksi (JIP)
Master Production Schedule (MPS) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasikan kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu)
Fungsi Master Production Schedule :1. Menjadwalkan produksi dan order pembelian untuk item-item MPS n Item ( Satuan Akhir yang lansung digunakan oleh Konsumen)1. Memberikan input dasar bagi sistem MRP2. Menjadi dasar bagi penentuan kebutuhan sumber daya (tenaga kerja,
jam mesin dan lain-lain) melalui CRP3. Menjadi dasar dalam membuat janji pengiriman (delivery promises)
pada konsumen
Tujuan Master Production Schedule :1. Memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen (customer
service level)2. Effisiensi penggunaan sumber daya produksi3. Mencapai target tingkat produksi
![Page 103: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/103.jpg)
Kriteria item dalam penyusunan MPS :1. Jenis item tidak terlalu banyak2. Dapat diramalkan kebutuhannya3. Mempunyai BOM sehingga dapat ditentukan kebutuhan komponen dan
materialnya4. Dapat diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan kapasitas5. menyatakan konfigurasi produk yang dapat dikirim (produk akhir
tertentu atau komponen berlevel tinggi dari produk akhir tertentu).
Format MPS
![Page 104: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/104.jpg)
Period : Time bucket yg dipilihForecast (ramalan) : - production forecast :
dependen item
- independent demand Aktual Order : Jumlah order yg sudah diterima Projected Available Balance (PAB) : Perkiraan jumlah
sisa pada akhir periode Available To Promise (ATP) : Jumlah yang bisa
dijanjikan kepada konsumen untuk dipenuhi Master Schedule : hasil disagregasi ATP dapat dinyatakan secara Kumulatif & Non
Kumulatif
![Page 105: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/105.jpg)
Forecast : dari Ramalan
Aktual Order : Data dari bagian pemasaran
Master schedule : data dari disagragasi
Agregat : Perencanaan yang dibuat untuk seluruh produk yang menggunakansumber yang sama, tanpa dirinci kedalam masing – masing produk yang berbeda ( end item )
End item : satuan akhir yang lansung digunakan konsumen
PAB dihitung dari : tt1tt FMSIPAB
)(atauFAOMSIPAB
AOMSIPAB
ttt1tPTFtDTF
tt1tDTFt
Jika ada Time Fence
ATP = On Hand – Actual Order pada periode 1 sampai periode yang sudah dijadwalkan pada master schedule
![Page 106: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/106.jpg)
Istilah Yg digunakan:
1.TIME BUCKET : Pembagian Planing period yg digunakan dalam
MPS / MRP
2. TIME PHASE PLAN : Penyajian plan (rencana) dimana semua data
(demand, order, inventory) disajikan dalam time bucket
Panjang nya Time Bucket : Tergantung produknya (bisa bulanan /
kuartalan/ mingguan dll)
3. TIME FENCES : Pembagian Future kedalam beberapa Zona
mempunyai tauran yg berbedaAktual Mungkin tidak sesuai dengan rencana
Bisa Berubah
![Page 107: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/107.jpg)
Jika perubahan terjadi sebelumnya ---- ada waktu utk menyesuaikan
Jika mendadak ---- Repot untuk menyesuaikan terhadap ketersediaan
material / kapasitas dan lead time
Perlu batasan sampai mana perubahan (pesanan) dapat dilayani
Perlu Time Fences
Didalam MPS ada 3 jenis order :
1) PLANNED ORDER : Order yang rencananya akan di relesed dan
dibuat setelah mempertimbangkan demand – supply
2) FIRM PLANNED ORDER : Order yang direncanakan akan dibuat
diperusahaan ini tapi belum di released (masih perkiraan)
3) ORDERS : order yang sudah dibuat dan diperintahkan untuk
dibuat / dikerjakan / dibuatkan purchase order / dibuatkan surat
pengiriman
![Page 108: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/108.jpg)
PLANNING HORIZON
ADALAH JANGKA WAKTU PERENCANAAN YG KITA PAKAI
PANJANG PLANNING HORIZON ADALAH KOMULATIF LEAD TIME DITAMBAH BEBERAPA SAAT UTK MELIHAT HASILNYA
![Page 109: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/109.jpg)
ADA 2 JENIS TIME FENCES :1. DEMAND TIME FENCES (DTF)2. PLANNING TIME FENCES (PTF)
Zona 1 = DTF Panjangnya = Assy lead time PAB di hitung dari aktual demand Perubahan demand tidak dilayani
![Page 110: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/110.jpg)
Zona 2 = PTF Panjangnya = cummulative lead time Didaerah ini demand boleh berubah Perubahan masih dilayani sepanjang
material dan kapasitas tersedia
Zona 3 = Planning HorizonPerubahan demang pasti dilayani
![Page 111: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/111.jpg)
Conth 1 : MTS (Tanpa MPS)
![Page 112: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/112.jpg)
CONTOH 2 : MTO (TANPA MPS)
![Page 113: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/113.jpg)
CONTOH 3 : MTO & MTS (TANPA MPS)
![Page 114: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/114.jpg)
CONTOH 4 : MTO & MTS Dgn MPS Pada Periode 4 dan 7
![Page 115: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/115.jpg)
CONTOH 5 : MTO & MTS DGN MPS, ada DTF dan PTF
Catatan : PAB di hitung dr Aktual Demand
![Page 116: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/116.jpg)
CONTOH 6 : MTO & MTS Dengan MPS, ada PTF dan DTF
Catatan : PAB di hitung dr Forecast
![Page 117: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/117.jpg)
CONTOH PERHITUNGANMASTER PRODUCTION SCHEDULE
Rumus – rumus yang digunakan : Untuk Daerah DTF (Demand Time Fences) Actual Demand (AD) = ada pada soal Past Due = Iij,t-1 dibulatkan kebawah
Forecast = rij,t dibulatkan keatas Master Schedule (MS) = q*(adj) dibulatkan
kebawah Projective Available Balance (PAB) = PABt-1 + MS – Act Demand Available to promise (ATP) Untuk Periode 1 ATP1 = PABt-1 + MS1 - AD sebelum ada MS berikutnya Periode selanjutnyaATPt = ATPt-1 + MS - AD sebelum ada MS berikutnya
Planned Order (PO)Ada jika PAB < Safety Stock Untuk PO pertama
Forecast OQ period + Safety Stock – PAB periode sebelumnya Untuk PO berikutnya Forecast OQ period – PAB periode sebelumnya
![Page 118: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/118.jpg)
Untuk Daerah setelah PTF Actual Demand (AD) = ada pada soal
Forecast = rij,t dibulatkan keatas Master Schedule (MS) = q*(adj) dibulatkan
kebawah Projective Available Balance (PAB) = PABt-1 + MS –
Forecast Available to promise (ATP)ATPt = ATPt-1 + MS - AD sebelum ada MS berikutnya Planned Order (PO)Ada jika PAB < Safety Stock Untuk PO pertama
Forecast OQ period + Safety Stock – PAB periode sebelumnya
Untuk PO berikutnya Forecast OQ period – PAB periode sebelumnya
![Page 119: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/119.jpg)
Untuk Daerah PTF (Planning Time Fences) Actual Demand (AD) = ada pada soal
Forecast = rij,t dibulatkan keatas Master Schedule (MS) = q*(adj) dibulatkan
kebawah Projective Available Balance (PAB)
PAB = PABt-1 + MS – Max (Act Demand dan forecast) Available to promise (ATP)ATPt = ATPt-1 + MS - AD sebelum ada MS berikutnya
Planned Order (PO)Ada jika PAB < Safety Stock Untuk PO pertama
Forecast OQ period + Safety Stock – PAB periode sebelumnya Untuk PO berikutnya Forecast OQ period – PAB periode sebelumnya
![Page 120: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/120.jpg)
Contoh perhitungan Untuk Daerah DTF Past Due PAB = Iij,t-1 = 454
Periode 1 Forecast = 4119,493 4120 Actual Demand = 1398 Master Schedule= 4338,040 4338 PAB1 = 454 + 4338 – 1398 = 3394 ATP1 = 454 + 4338 – 1938 = 3394 PO = tidak ada, karena PAB > SS
Periode 2 Forecast = 4146,944 4147 Actual Demand = 1401 Master Schedule= 3837,550 3837 PAB2 = 3394 + 3837 – 1401= 5830 ATP2 = 3394 + 3838 – 1401= 5830 PO = tidak ada, karena PAB > SS
![Page 121: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/121.jpg)
Untuk Daerah PTF Periode 5 Forecast = 4232,179 4233 Actual Demand = 1406 Master Schedule= 4232,040 4232 PAB1 = 11044 + 4232 – 4232 = 11043 ATP1 = 11044 + 4232 – 1406 = 13870 PO = tidak ada, karena PAB > SS
Untuk Daerah setelah PTF Periode 9 Forecast = 4352,145 4353 Actual Demand = --- Master Schedule= 4385,815 4385 PAB1 = 11533 + 4385 – 4353 = 11565 ATP1 = 22993 + 4385 – 0 = 27378 PO = tidak ada, karena PAB > SS
![Page 122: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/122.jpg)
Teknik Lotting
1. Lot For Lot (LFL)Teknik penetapan ukuran lot untuk meminimumkan ongkos simpan sehingga ongkos simpan menjadi nol dan sering digunakan untuk item-item yang mempunyai harga sangat mahal.Merupakan pendekatan yang paling sederhanaItem dibeli dengan kuantitas dan pada saat yang sesuai dengan kebutuhanTidak menimbulkan persediaan tapi mengabaikan ongkos pesan
RFP
C
R
EOQEOI
2
1.Periodic Order Quantity (POQ)Teknik penentuan ukuran lot yang sangat spesifik dimana besarnya lot dapat ditentukan sesukanya atau memakai intusi atau melalui faktor-faktor empirik atau sesuai dengan pengalaman.Ukuran lot bervariasi untuk memenuhi demand selama periode waktu yang ditetapkan.Periode waktu yang ditetapkan dihitung seperti menentukan EOI (Economic Order Interval) tetapi dengan menggunakan tingkat demand rata-rata :
![Page 123: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/123.jpg)
R = Tingkat demand rata-rata per periodeUkuran lot adalah total untuk selama EOIPenerimaan order hanya dilaksanakan pada periode dengan demand positif, artinya jika pada suatu periode penerimaan tidaka ada demand, maka penerimaan order disatukan pada periode terdekat dengan demand positif.3. Fixed Period (FP)Teknik penetapan lot berdasarkan perioda waktu tertentu saja dan tidak berdasarkan ramalan namun dengan cara menjumlahkan kebutuhan bersih pada perioda yang akan datang.
4. Least Unit Cost (LUC)Teknik penetapan lot dimana besarnya interval perioda pemesanan bervariasi sehingga jumlah tiap kali pesanan mungkin tidak sama dan interval perioda pemesanan juga mungkin tidak sama.
5.Least Total Cost (LTC)Teknik penetapan lot yang didasarkan kepada pemikiran yang menyatakan bahwa ongkos pengadaan akan diminimasikan apabila ongkos total untuk tiap lot dalam suatu horizon perencanaan hampir sama besarnya.
![Page 124: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/124.jpg)
k
T
k
Rk
1
1
T
kk CRkPF
11
PF
CRk k
T
k
11
6. Algoritma Part Periode (APP)Penetapan lot bila ongkos simpan sama atau mendekati ongkos pesannya, untuk menghindari kebutuhan yang tinggi dari suatu perioda disimpan dalam jangka waktu yang lam dan menghindari pemesanan dilakukan pada perioda yang kebutuhannya rendah.
Algoritma ini memilih jumlah periode yang akan diliput oleh suatu pemenuhan kebutuhan, sedemikian sehingga jumlah ongkos simpan sama dengan ongkos pesan.
C / (P.F)= EPP (Economic Part-Period)
Tujuannya adalah untuk menentukan ukuran pemesanan yang mencakup kebutuhan sejumlah periode sehingga diperoleh :
= APP (Accumulated Part-Period)
![Page 125: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/125.jpg)
EPP menyatakan titik impas yang mengkonversikan ongkos pesan dan ongkos simpan pada ukuran Part-Period. Part-Period adalh demand suatu periode dikaliu jumlah periode untuk menyimpan persediaan.Pemesanan pertama pada periode 1, berikutnya pada saat APP > EPP.
kRQUkuran lot adalah total demand selama periode dimana kondisi APP > EPP terpenuhi.
7. Wagner Within (WW)Penetapan lot dengan menggunakan programa dinamis sehingga semua kemungkinan pemesanan lot dihitung ongkos totalnya, dan dipilih ukuran lot dan perioda pemesanan yang memberikan ongkos total terkecil.Algoritma ini memberikan solusi optimum bagi persoalan ukuran pemesanan Dinamis-deterministik pada suatu kurun waktu tertentu dimana kebutuhan pada seluruh periode harus terpenuhi.
Prosedur perhitungan terdiri dari 3 langkah :a.Hitung matrix ongkos total variabel untuk seluruh alternatif pemesanan yang dapat dilakukan selama kurun waktu yang terdiri dari N periode.Ongkos total variabel ini meliputi ongkos pemesanan dari ongkos simpan.
e
ciciece QQFPCZ )(
![Page 126: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/126.jpg)
e
ciciece QQFPCZ )(
Definisikan Zce sebagai ongkos total variabel pada periode c hingga e sebagai akibat melakukan pemesanan pada periode c yang akan memenuhi kebutuhan pada periode c hingga e.
untuk i c e NDimana :C = ongkos pemesanan per sekali pesanF = persentase ongkos simpan per periodeP = ongkos pembelian per unit
Qce =
e
ck
Rk
Rk = tingkat kebutuhan pada periode k
![Page 127: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/127.jpg)
b. Definisikan fe sebagai ongkos minimum yang mungkin terjadi pada periode 1 hingga e, dimana tingkat persediaan pada akhir periode e adalah nol.Algoritma dimulai dengan fo = 0, kemudian hitung f1,f2,…,fN berturut-turut. fe dihitung pada urutan yang menaik dengan menggunakan rumus :
fe = min (Zce + fc-1fe = min (Zce + fc-1
Untuk c = 1,2, …., e
Artinya, pada setiap periode seluruh kombinasi dari alternatif pemesanan dengan strategi fe dibandingkan kombinasi terbaik yaitu yang memberikan ongkos terendah dinyatakan sebagai strategi untuk memenuhi kebutuhan pada periode 1 hingga e.Nilai fN adalah ongkos dari jadwal pemesanan yang optimal.
![Page 128: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/128.jpg)
c.Terjemahkan solusi optimum (fN) yang diperoleh dari algoritma ini untuk menentukan ukuran pemesanan sebagai berikut :
fN = ZwN + fw-1 pemesanan terakhir terjadi pada periode w dan dapat memenuhi kebutuhan pada periode w hingga N
fw-1 = Zv(w-1)+.fv-1 pemesanan yang mendahului pemesananterakhir terjadi pada periode v dan dapat memenuhi kebutuhan pada periode v hingga (w-1)
fu-1 = Z1(u-1) + fo pemesanan pertama terjadi pada periode 1dan memenuhi kebutuhan pada periode 1 hingga (u-1)
8. Silver Meal (SM)-Penetapan lot secara heuristik untuk meminimasi ongkos total per perioda dengan cara menjumlahkan cara kebutuhan beberapa perioda yang berturut-turut sebagai ukuran lot yang tentatif.-Merupakan algoritma heuristik yang prinsipnya adalah memilih suatu ukuran lot yang meliputi kebutuhan untuk sejumlah periode, sedemikian sehingga Total Ongkos-ongkos yang Relevan (TRC) per periode waktu (yang terliput oleh ukuran lot itu) minimum.
![Page 129: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/129.jpg)
Dalam hal ini, ongkos-ongkos yang relevan terdiri dari Ongkos Pemesanan dan Ongkos SimpanJika suatu pesanan tiba pada awal periode pertama dan pesanan itu meliputi kebutuhan hingga akhir periode ke T, maka fungsi kriterianya dapat dinyatakan sebagai :
T
deTAkhirPerioHinggaSimpansTotalOngkoC
T
TTRC
)(T
RkFPC
T
TTRCT
kk
1)1()(
Dimana :T = Waktu suplai dilakukannya pemenuhan (dalam perioda)Rk = Tingkat kebutuhan pada periode k
TCR(T) = Total ongkos relevan selama T perioda
T
TTRC
T
TTRC )(
1
)1(
Tujuannya adalh untuk memilih T yang meminimumkan total ongkos relevan per unit waktu. Caranya adalah dengan mengevaluasi beberapa harga T hingga diperoleh :
![Page 130: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/130.jpg)
T
kkRQ
1
Jika total ongkos relevan per unit waktu mulai naik pada T+1 maka dipilih sebagai jumlah periode supply untuk pemenuhan pesanan, dengan ukuran ;
Algoritma ini akan memberikan hasil yang kurang baik jika menghadapi persoalan yang :1.Tingkat demand menurun tajam selam beberap periode2.Ada banyak periode dengan demand = 0.
TCR per periode turun dari periode 1 hingga terjadi keanaikan pada periode 3. Artinya pemenuhan awal pada periode 1 adalah sejumlah kebutuhan periode 1 dan 2
Jadwal pemesanan optimal dan ongkos variabel kumulatifnya
![Page 131: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/131.jpg)
Material Requirement Planning (MRP)
MRP merupakan suatu teknik atau prosedur yang sangat sistematis untuk mengelola persediaan dalam suatu proses manufaktur, dimana terjadi tahapan proses yang hirarkis, yaitu bahan mentah diproses menjadi komponen , sub assembling dan seterusnya hingga menjadi produk akhir. Jadi suatu item di bagi ke dalam beberapa level yang saling bergantungan.
Tujuan MRP adalah merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk mendukung aksi yang tepat, baik berupa pembatalan pesanan, pemesanan ulang, atau penjadwalan ulang, sehingga diperoleh pegangan untuk melakukan pembelian atau produksi.
![Page 132: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/132.jpg)
Empat hal yang dapat dilakukan MRP :
1) Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (MPS) terpenuhi.
2) Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan
3) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan (Planned Order Released)
4) Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan. Didasarkan pada kapasitas yang ada.
![Page 133: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/133.jpg)
Asumsi yang Diperlukan Untuk Mengoperasikam MRP :
1. Tersedia data file yang terintergrasi yang berisi data status persediaan dan data tentang struktur produk
2. Lead time untuk semua item diketahui atau dapat diperkirakan3. Terkendalinya setiap item diketahui atau dapat diperkirakan4. Tersedianya semua komponen untuk suatu perakitan, pada saat
pesanaan untuk perakitan tersebut dilakukan. Maksudnya agar jumlah dan waktu kebutuhan kotor dari perakitan tersebut dapat ditentukan
5. Pengadaan bahan dan komponen bersifat diskrit6. Proses pembuatan item bersifat independent terhadap proses pembuatan
item lainnya.
Empat langkah dasar Proses MRP :1. Netting Yaitu, Proses perhitungan kebutuhan bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan atau persediaan yang dipesan/jadwal penerimaan.
![Page 134: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/134.jpg)
2. Lotting Yaitu, perhitungan untuk menentukan besarnya pesanan setiap individu, berdasarkan pada hasil perhitungan netting. Banyak terdapat alternatif untuk menghitung lot size. Beberapa teknik diarahkan untuk menyeimbangkan ongkos setup dan ongkos simpan, ada juga yang bersifat sederhana dengan menggunakan konsep jumlah atau periode pemesanan yang tetap.
3. Ofsetting Yaitu, Perhitungan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih (netting). Rencana pemesanan diperoleh dengan cara mengurangkan awal tersedianya kebutuhan bersih yang diinginkan dengan lead time.
4. Explosion Yaitu, Proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih bawah bedasarkan atas rencana produksi.
![Page 135: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/135.jpg)
Input untuk MRP / Syarat – Syarat dalam Pembuatan MRP:
1. Master Production Schedule (MPS), yang didasarkan pada peramalan atas independent demand dari setiap peralatan yang dibutuhkan merupakan proses alokasi untuk mengadakan sejumlah peralatan yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunya (pekerja, mesin, bahan).
2. Catatan Persediaan, yaitu yang menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan, dimana semua item persediaan harus diidentifikasikan agar tidak terjadi keliruan perencanaan, juga harus berisi data tentang lead time, lot size, persediaan cadangan, dan catatan penting lainnya.
3. Struktur Produk, yaitu berisi informasi tentang hubungan antara komponen dalam suatu perakitan, juga memberikan informasi tentang semua item, seperti nomor komponen dan jumlah yang dibutuhkan pada setiap perakitan.
![Page 136: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/136.jpg)
Output dari MRP :
Setelah kebutuhan bersih dari peralatan diketahui, penentuan kebutuhan pada tingkat bawah (komponen) dilakukan dengan proses "expoding", dimana jumlah setiap komponen yang dibutuhkan untuk membuat produk akhir merupakan peraliran antara jumlah produk akhir yang dibutuhkan dengan jumlah komponen yang dibutuhkan untuk membuat satu produk akhir tersebut."Explosion" mengidentifikasikan komponen apa yang dibutuhkan, dan berapa banyak untuk mendapatkan sejumlah produk akhir yang diinginkan. Secara umum, yaitu
1. Memberikan catatan tentang pesanan yang harus dilakukan atau direncanakan dari supplier maupun dari pabrik sendiri
2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan4. Memberikan informasi tentang keadaan persediaan.
![Page 137: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/137.jpg)
MRP Aproach :
QUESTION BASIS RESULT
What to Order 1.Master Schedule2.Bill of Material
Gross Requirement
How Much to Order 1.Inventory Balances2.Schedule Receipts3.Order Rules
Net Requirements
When to Order Lead Time Due Dates
![Page 138: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/138.jpg)
Order Sizing Rules :Lot for Lot (LFL)
Hal hal yang perlu diperhatikan : 1. Gross Requirement, yaitu MPS (jumlah yang diproduksi per periodeSchedule Receipts, yaitu material yang telah dipesan pada periode lalu dan akan diterima pada periode tersebut
2. Project Available Balance I (PAB I), jumlah dari PAB I sebelumnya dengan Schedule Receipts dikurangi Gross Requirement. Merupakan jumlah produk yang ada diperusahaan pada periode tersebut
3. Net Requirement, kebutuhan bersih yang diproduksi pada setiap periodePlanned Order Receipts, yaitu rencana produksi setiap periode dengan memperhatikan Safety Stock tanpa memperhatikan lot size
4. Project Abailable Balance II, hampir sama dengan PAB I hanya di sini dilakukan setelah memperhitungkan Planned Order Release.
![Page 139: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/139.jpg)
7. Least Unit CostMelakukan jumlah pemesanan maupun interval pemesanan bervariasi, untuk pemesanan didasari ongkos perunit terkecil (ongkos perunit = ongkos pesan + ongkos simpan perunit)8. Least Total CostDidasarkan pada pemikiran bahwa ongkos pesan dan ongkos simpan (ongkos total) untuk suatu lot pada suatu horison perencanaan akan minimum. Bertujuan agar ongkos simpan dan ongkos pesan per unit mendekati nilai yang sama untuk suatu jumlah pemesanan yang dilakukan9. Part Period BalancingMenggunakan logika yang sama dengan Least Total Cost, dan perhitungannya. Tapi dalam pengalokasian pesanan dilakukan dengan melihat kebutuhan periode ke depan dan kebelakang, sehingga hasil optimal
![Page 140: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/140.jpg)
10. Wagner WithinMenggunakan cara memasukan prosedur optimasi dengan model programa dinamis, teknik ini menilai cara yang mungkin dalam pemesanan untuk memenuhi jadwal permintaan setiap periode dari horison perencanaan, tapi membutuhkan perhitungan rumit dan matematis.
11. Silver Meal HeuristikMemilih ukuran pemesanan pada tingkat permintaan determistik dengan waktu berubah, hanya berbeda pada saat kapan pemenuhan dibuat.
![Page 141: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/141.jpg)
SISTEM MRP
![Page 142: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/142.jpg)
PAB I t = Past Due - GR +Schedule Receipt t
PORLotSize
xLotSizec = Net Requirement
dengan mempertimbangkan Lot Size*
Rumus Perhitungan MRP :1.Tentukan Gross Requirement (GR)Besarnya Gross Requirement diambil dari Master Schedule pada MPS dikalikan dengan quantity1.Tentukan PAB I
2. Tentukan Net Requirement (NR)- PAB I > Safety Stock, tidak diperlukan Net Requirement;- PAB I < Safety Stock, NR = SS - PAB I;- PAB I < 0, NR = |PAB I| + SS
3, Tentukan Planned Order Receipt (PORc)
![Page 143: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/143.jpg)
4.Tentukan Planned Order Release (POR1)
memperhatikan Lead Time, guna memenuhi jumlah POR yang diberikan.5.Tentukan PAB II
PAB II = PAB II - GR + SR +PORCt-1 t t t
FORMAT MRP
![Page 144: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/144.jpg)
Istilah dalam MRP
Lead Time : Merupakan Jangka Waktu yg dibutuhkan sejak MRP menyarankan suatu yg dibutuhkan (pesanan) sampai item yg dipesan itu siap utk digunakan
On Hand : Jumlah Material yg ada ditangan sebagai sisa periode sebelumnya
Lot Size : proses menentukan ukuran / jumlah pesanan
Schedule Receipt : Material yg sudah dipesan dan akan diterima pada periode tertentu
Net Requirement = Kelipatan Minimum Lot size dengan sisa diakhir periode
Planed order released : Proses menentukan kapan suatu order harus sudah direleased / dimanufaktur dan ditetapkan oleh lead time
![Page 145: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/145.jpg)
Istilah-istilah Yang Digunakan Dalam MRP
Sebelum memasuki lebih lanjut mengenai perencanaan kebutuhan material, berikut ini dijelaskan tentang istilah-istilah yang biasa digunakan.
1. Gross Requirement (GR, kebutuhan kasar) Adalah keseluruhan jumlah item (komponen) yang diperlukan pada suatu periode. 2. Schdule Receipts (SR, penerimaan yang dijadwalkan) Merupakan jumlah item yang akan diterima pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan yang dibuat. 3. Begin Inventory (BI, inventori awal) Merupakan jumlah inventori diawal periode. 4. Net Requirement (NR, kebutuhan bersih) Merupakan jumlah aktual yang diinginkan untuk diterima atau diproduksi dalam periode bersangkutan. 5. Planned Order Receipt (PORt, penerimaan pemesanan yang direncanakan) Adalah jumlah item yamg diterima atau diproduksi oleh perusahaan manufaktur pada periode waktu terakhir. 6. Planned Ending Inventory (PEI, rencana persediaan akhir periode) Merupakan sutau perencanaan terhadap persediaan pada akhir periode. 7. Planned Order Releases (PORel, pelepasan pemesanan yang direncanakan) Adalah jumlah item yang direncanakan untuk di pesan agar memenuhi perencanaan pada masa yang akan datang atau
order produksi yang dapat dilepas untuk dimanufaktur. 8. Lead Time Adalah waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan (membuat) suatu barang sejak saat pesanan (pembuatan)
dilakukan sampai barang itu diterima (selesai dibuat). 9. Lot Size (ukuran lot) Merupakan kuantitas pesanan dari item yang memberitahukan MRP berapa banyak kuantitas yang dipesan, serta lot
sizing apa yang dipakai. 10. Safety Stock (stok pengaman) Merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencana MRP untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan (demand)
dan penawaran MRP untuk mempertahankan tingkat stok pada semua periode waktu.
![Page 146: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/146.jpg)
Sebelum kita membahas mengenai pengertian dari proses produksi, sebaiknya terlebih dahulu kita mengtahui arti dari proses. Yang dimaksud dengan proses adalah cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga keja, mesin, bahan, dan daya) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi seperti kita ketahui adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan mengenai pengertian dari proses produksi. Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dan daya) yang ada. Seperti kita ketahui bahwa cara, metode dan teknik menghasilkan produk yang cukup banyak, maka proses produksi saat ini sangat banyak macamnya, Walaupun jenis proses produksi sangat banyak, tetapi secara ekstrem dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) dan proses produksi yang terputus-putus (intermitten processes) ( Assauri, Sofjan, 1993). Proses produksi adalah pengubahan (transformasi) dari bahan atau komponen menjadi produk lain yang mempunyai nilai lebih tinggi atau dalam prosesnya terjadi penambahan nilai (Yamit, Zulian, 1998).Casperz, Vincent (2001) mendefinisikan proses produksi sebagai integrasi sekuensial dari tenaga kerja, informasi, mede kerja, dan mesin-mesin atau peralatan dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat dijual dengan harga kompetitif dipasaran. Prses ini mengkonversi input terukur kedalam output terukur melalui sejumlah langkah yang terorganisai, (lihat pada gambar 2.1).tahun 1970-an sejalan dengan semakin berkembangnya komputer dan ditemukannya berbagai konsep baru lainnya.Salah satu alasan mengapa MRP digunakan secara cepat dan meluas sebagai teknik manajemen produksi yaitu karena MRP menggunakan kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengelola data yang berguna dalam menjalankan kegiatan perusahaan. MRP dapat mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai fungsi dalam perusahaan manufaktur, seperti teknik, produksi, dan pengadaan. Oleh karena itu, hal yang menarik dari MRP tidak hanya fungsinya sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan, melainkan keseluruhan peranannya dalam kegiatan perusahaan. MRP sangat bermanfaat bagi perencanaan kebutuhan material untuk komponen yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh komponen lain (dependent demand). Sistem MRP mengendalikan agar komponen yang diperlukan untuk kelancaran produksi dapat tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan.MRP memberikan peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan dengan lebih baik, karena ada keterpaduan dalam kegiatan yang didasarkan pada jadwal induk. Moto dari MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk penempatan yang tepat, pada waktu yang tepat. (Vincent Gasper, 2001).
![Page 147: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/147.jpg)
Contoh 1 : MPS utk produk A adalah 100 unit yg harus dibuat pada periode 8.BOM untuk Produk A adalah Sbb :
![Page 148: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/148.jpg)
![Page 149: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/149.jpg)
Contoh 2 :Menentukan PAB jika ada Gross Requirement dan On Hand
![Page 150: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/150.jpg)
Contoh 3
![Page 151: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/151.jpg)
Contoh 4
![Page 152: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/152.jpg)
![Page 153: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/153.jpg)
TUGAS
![Page 154: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/154.jpg)
![Page 155: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/155.jpg)
QUIZ
![Page 156: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/156.jpg)
![Page 157: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/157.jpg)
![Page 158: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/158.jpg)
![Page 159: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/159.jpg)
![Page 160: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/160.jpg)
![Page 161: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/161.jpg)
![Page 162: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/162.jpg)
![Page 163: Sistem Produksi2](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022012903/55cf97d0550346d03393c8c0/html5/thumbnails/163.jpg)