SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA ...
Transcript of SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA ...
Jurnal TIPS : Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Politeknik Sekayu E-ISSN 2654-5071 Volume 9, No. 1, Januari-Juni 2019, h.17-25
Page 17
SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING)
PADA SMARTPHONE BERBASIS MOBILE 1) Aidil Afriansyah, 2) Resty Annisa, 3) Zaid Romegar Mair Program Studi Teknik Informatika, Politeknik Sekayu 1,2,3) [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Sistem pakar merupakan salah satu implementasi dari bidang ilmu komputer yang tujuannya untuk memecahkan
masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Adapun masalah yang
sering terjadi pada sebagian pengguna smartphone adalah kesulitan ketika menghadapi kendala maupun
kerusakan yang terjadi pada smartphone. Pengguna tidak mencoba memperbaiki sendiri kerusakan yang terjadi
karena tidak mengetahui cara mengatasi masalah yang terjadi. Maka Peneliti merancang Sistem Pakar Deteksi
Kerusakan (Troubleshooting) Pada Smartphone Berbasis Mobile menggunakan Eclipse IDE (Integrated
Development Environment) dan Metode Rapid Application Development. Aplikasi sistem pakar ini dibuat untuk
mendiagnosa kerusakan smartphone dan solusi memperbaikinya dengan menggunakan backward chaining.
Sistem pakar ini membahas tentang kerusakan umum yang sering terjadi pada smartphone dan melakukan
diagnosa terhadap kerusakan berdasarkan gejala-gejala kerusakan yang dialami. Tujuan sistem pakar ini adalah
untuk mendeteksi kerusakan smartphone yang dapat membantu pengguna mengetahui kerusakan smartphone dan
mendapatkan solusi yang tepat untuk memperbaikinya. Aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi sistem pakar
yang berjalan pada platform Android.
Kata Kunci : : Sistem Pakar, Smartphone, Eclipse IDE, Backward Chaining.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi yang berkembang
pesat saat ini mempengaruhi perilaku dan kebiasaan
manusia. Sebuah sistem dapat dirancang untuk
menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab
pertanyaan dan menyelesaikan suatu permasalahan
baik di bidang kesehatan, bisnis, ekonomi,
keuangan dan lain sebagainya.
Sistem pakar (expert system) adalah sistem
yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia
ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan
masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
Dengan bantuan sistem pakar seorang yang awam
atau tidak ahli dalam suatu bidang tertentu akan
dapat
menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah
dan menjadi sebuah media penunjang dalam
mengambil keputusan yang biasanya dilakukan
oleh seorang pakar. Seperti halnya kerusakan yang
terjadi pada smartphone.
Smartphone tidak hanya digunakan untuk
telepon dan mengirim pesan singkat namun
smartphone dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi di dunia internet, menyimpan data-data
penting dan terdapat aplikasi-aplikasi yang
memudahkan pengguna. Sebagaimana sebuah
barang teknologi maka smartphone juga tidak
terlepas kemungkinan terjadi kerusakan
dikarenakan pemakaian. Selama ini masyarakat
awam cukup mengalami kesulitan ketika
menghadapi kendala maupun kerusakan yang
terjadi pada smartphone. Sebagian masyarakat
tanpa mengetahui jenis kerusakan secara pasti
langsung membawanya ke jasa reparasi.
Solusi yang di berikan berupa informasi
bagaimana mengatasi kerusakan yang terjadi pada
smartphone, dibutuhkan suatu aplikasi sistem pakar
yang bisa mewakili seorang pakar yang ahli
dibidangnya untuk mengatasi permasalahan yang
ada. Sistem ini sebagai solusi mengatasi masalah
kerusakan yang mungkin bisa diatasi oleh
Page 18
pengguna itu sendiri atau mendapatkan referensi
kerusakan tersebut sebelum dibawa ke jasa reparasi.
Permasalahan yang ada membuat peneliti
merancang sebuah aplikasi sistem pakar yang dapat
memberikan alternative solusi untuk masalah
kerusakan pada smartphone.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang terjadi :
1. Smartphone sudah mulai menjadi kebutuhan
penting bagi manusia, tetapi masih banyak
masyarakat awam yang mengalami kesulitan
ketika menghadapi kendala maupun kerusakan
yang terjadi pada smartphone.
2. Sebagian masyarakat tanpa mengetahui jenis
kerusakan secara pasti langsung membawanya
ke jasa reparasi.
Berdasarkan identifikasi diuraikan maka
rumusan masalah pada penelitian ini Bagaimana
merancang dan membangun sistem pakar deteksi
kerusakan (troubleshooting) pada smartphone yang
dapat memberikan kemudahan kepada pengguna
awam dalam menangani kerusakan pada
smartphone ?
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terfokus dan terarah maka
dapat dibuat batasan masalah sebagai berikut :
1. Pada Penelitian ini, peneliti membuat
sistem pakar deteksi kerusakan pada
smartphone Samsung Young GT-S6310,
dan Samsung Galaxy S3 Mini GT-I8190.
2. Metode pelacakan mesin inferensi
mengunakan metode backward chaining.
3. Sistem pakar ini hanya membahas tentang
10 (Sepuluh) kerusakan umum yang sering
terjadi pada smartphone Samsung Young
GT-S6310 dan 12 (Dua Belas) kerusakan
umum yang sering terjadi pada Samsung
Galaxy S3 Mini GT-I8190, serta hanya
sebatas mengindentifikasi gejala kerusakan
dan memberikan output berupa
kesimpulan kerusakan beserta solusi pada
smartphone Samsung Young GT-S6310,
dan Samsung Galaxy S3 Mini GT-I8190.
4. Sistem pakar ini dirancang menggunakan
Eclipse IDE (Integrated Development
Environment) dan digunakan pada
platform Android.
1.3.1 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Digunakan untuk mengetahui hasil diagnosa
awal kerusakan smartphone dari gejala
kerusakan yang dialami oleh pengguna
smartphone.
2. Membantu memecahkan masalah kerusakan
yang sedang dihadapi pengguna untuk
mengetahui cara memperbaiki kerusakan yang
dialami.
1.2. Metodologi
1.2.1. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti antara lain:
1. Studi Pustaka
Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan
berbagai macam literatur-literatur, buku
referensi yang menyangkut teori-teori
pendukung untuk melengkapi penelitian ini
agar lebih akurat dan valid.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti dengan cara
menanyakan langsung apa yang menjadi
permasalahan kepada narasumber yang
dianggap dapat memberikan data dan
informasi yang akurat mengenai judul yang
diangkat peneliti.
Page 19
1.2.2. Metode Perancangan Sistem
Metode Rapid Application Development
(RAD) adalah strategi pengembangan sistem yang
menekankan pada sebuah keterurutan dalam proses
pengembangan perangkat lunak. Tahapan tersebut
dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Rapid Application Development
2. Landasan Teori
2.1 Definisi Sistem Pakar
Hayadi (2016) Sistem Pakar atau Expert
System yaitu suatu aplikasi komputer yang
ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan
atau pemecahan persoalan dalam bidang yang
spesifik.
Definisi lain Sistem pakar menurut Jusuf dan
Jumadi (2011) adalah sistem perangkat lunak
komputer yang mengunakan ilmu, fakta, dan teknik
berfikir dalam pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan maslah-masalah yang biasanya
hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam
bidang yang bersangkutan.
2.2 Arsitektur Sistem Pakar
Gambar 2. Arsitektur Sistem Pakar
(Sumber: http://jurnalteknik.janabadra.ac.id/)
Fatsyahrina Fitriastuti dan Luluk Sri
Ekowati (2009), komponen utama dalam sebuah
arsitektur system pakar dapat dilihat pada Gambar
2. penjelasan untuk masing-masing komponen
adalah sebagai berikut :
1) Basis pengetahuan ( Knowledge base)
Desiani dan Arhami (2006), berisi
pengetahuan relavan yang diperlukan untu
memahami, merumuskan, dan memecahkan
persoalan. Basis pengetahuan mencakup dua
elemen dasar, yaitu :
a. Fakta, merupakan informasi tentang objek
dalam area permasalahan tertentu.
b. Aturan, merupakan informasi tentang cara
memperoleh fakta baru dan fakta yang telah
diketahui.
2) Mesin Inferensi
Minarni dan Rahmad Hidayat (2013),
mekanisme inferensi yang utama pada sistem pakar
dapat dibedakan menjadi inferensi dengan
mekanisme pelacak mundur (backward chaining)
dan pelacak maju (forward chaining). Penalaran
dengan backward chaining dimulai dari
sekumpulan hipotesis menuju fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut. Forward chaining
merupakan kebalikan dari backward chaining, yaitu
penalaran di mulai sekumpulan data menuju suatu
kesimpulan atau goal.
3) Subsistem Penjelasan (Explanation
Subsystem)
Fatsyahrina Fitriastuti dan Luluk Sri Ekowati
(2009), subsistem penjelasan merupakan
kemampuan untuk memberikan penjelasan atas
sebuah kesimpulan yang diberikan.
4) Knowledge Acquisition
Fatsyahrina Fitriastuti dan Luluk Sri Ekowati
(2009), knowledge acquisition adalah proses
mendapatkan pengetahuan dari seorang pakar dan
biasanya ditampilkan oleh pengelola pengetahuan
(knowledge engineer). Pengolah pengetahuan
mewawancarai pakar-pakar dan mengumpulkan
pengetahuan yang ada dari manusia. Pengetahuan
Page 20
atau data-data yang dikumpulkan disebut sebagai
knowledge base.
5) User Interface
Minarni dan Rahmad Hidayat (2013), user
interface adalah penghubung antar program sistem
pakar dengan pengguna.
2.3 Representasi Pengetahuan
2.3.1 Kaidah Produksi
Kusrini (2008) menjelaskan kaidah
menyediakan cara formal untuk mempresentasikan
rekomendasi, arahan, atau strategi. Kaidah produksi
dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah
if-then menghubungkan anteseden (antecedent)
dengan konsekuensi yang diakibatkan. Berbagai
struktur if-then yang menghubungan objek atau
atribut sebagai berikut :
JIKA anteseden Maka konsekuen
JIKA masukan MAKA keluaran
JIKA kondisi MAKA tindakan
JIKA premis MAKA konklusi
JIKA tindakan MAKA tujuan
JIKA data MAKA hasil
Premis mengacu pada fakta yang harus benar
sebelum konklusi tertentu dapat diperoleh. Kondisi
mengacu pada keadaan yang harus berlaku sebelum
tindakan dapat diambil. Anteseden mengacu pada
situasi yang terjadi sebelum konsekuensi dapat
diamati. Data mengacu pada kegiatan yang harus
dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan.
Tindakan mengacu pada kegiatan yang harus
dilakukan sebelum hasi dapat diharapkan. Kaidah
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1) Kaidah derajat pertama adalah kaidah
sederhana yang berdiri dari anteseden
(antecedent) dan konsekuen.
2) Kaidah meta adalah kaidah yang
konsekuensinya anteseden (antecedent)
mengandung informasi tentang kaidah yang
lain
2.3.2 Metode Inferensi
Kusrini (2008), metode inferensi merupakan
proses untuk menghasilkan informasi dari fakta
yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah
konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi
yang tersedia. Ada dua metode inferensi yang
penting dalam sistem pakar, yaitu :
1) Runut Maju (Forward Chaining)
Berarti mengunakan himpunan aturan
kondisi-aksi. Pada metode ini data digunakan untuk
menentukan aturan mana yang akan digunakan
kemudian aturan tersebut dijalankan, mungkin
proses menambahkan data ke memori kerja, proses
diulang sampai ditemukan suatu hasil.
Forward Chaining adalah teknik pencarian
yang dimulai dengan fakta yang diketahui,
kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan
bagian IF dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang
cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut
dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka
sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke
dalam database. Setiap kali pencocokan, dimulai
dari rule teratas. Setiap rule hanya boleh dieksekusi
sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak
ada lagi rule yang bisa dieksekusi.
2) Runut Balik (Backward Chaining)
Runut balik merupakan metode penalaran
kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik
penalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunut
balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan
tersebut, Kusrini (2006). Runut balik disebut juga
sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara
yang efisien untuk memecahkan masalah yang
dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur.
Kedua metode inferensi tersebut
dipengaruhi oleh tiga macam penulusuran yaitu :
a. Depth-first search, melakukan penelusuran
kaidah secara mendalam dari simpul akar
bergerak menurun ketingkat yang dalam
berurutan.
Page 21
b. Breadth-first search, bergerak dari simpul
akar ke simpul yang ada pada setiap
tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat
selanjutnya.
c. Best-first search, bekerja berdasarkan
kombinasi kedua metode sebelumnya.
2.4 Aplikasi Mobile
Irwansyah dan Moniaga (2014), Mobile
Applications adalah aplikasi perangkat lunak yang
dibuat khusus untuk dijalankan di dalam tablet dan
juga smartphone. Aplikasi Mobile juga dikenal
sebagai aplikasi yang dapat diunduh dan memiliki
fungsi tertentu sehingga menambah fungsionalitas
dari perangkat mobile itu sendiri.
2.5 Teori Pengujian Perangkat Lunak
Simarmata (2010, p.323) pengujian adalah
sebuah proses terhadap aplikasi atau program untuk
menemukan segala kesalahan dan segala
kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan
sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang
telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut
diserahkan kepada pengguna.
Ada dua jenis metode untuk melakukan
pengujian perangkat lunak, yaitu black box testing
dan white box testing.
2.5.1 Black Box Testing
Black box testing terfokus pada apakah unit
program memenuhi kebutuhan (requipment) yang
disebutkan dalam spesifikasi. Pada black box
testing, cara pengujian hanya dilakukan dengan
menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul,
kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai
dengan proses yang diinginkan.
Gambar 3. Pengujian Metode Black Box Testing
Sumber : http://scdc.binus.ac.id/
Teknik yang digunakan dalam Black Box
Testing antara lain :
a. Digunakan untuk menguji fungsi-fungsi
khusus dari perangkat lunak.
b. Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya
dilihat berdasarkan keluaran (output) yang
dihasilkan.
c. Kemampuan program dalam memenuhi
kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus
dapat diketahui kesalahan-kesalahannya.
2.5.2. White Box Testing
White Box testing adalah cara pengujian
dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti
kode-kode program yang ada, dan menganalisis
apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul
yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan
proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris
program, variable, dan parameter yang terlibat pada
unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki,
kemudian di-compile ulang.
Kesalahan dari program yang mungkin terjadi
dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk kesalahan,
yaitu:
1. Kesalahan bahasa, yang disebut juga dengan
kesalahan penulisan yaitu kesalahan di
dalam penulisan source program yang tidak
sesuai dengan yang telah diisyaratkan.
2. Kesalahan sewaktu proses, adalah kesalahan
yang terjadi sewaktu program dijalankan
bisa dieksekusi. Kesalahan ini akan
menyebabkan proses program berhenti
sebelum sesuai pada saatnya, karena
menemukan kondisi-kondisi yang belum
terpenuhi yang tidak bisa dikerjakan.
3. Kesalahan logika, adalah kesalahan dari
program yang dibuat. Kesalahan seperti ini
sulit ditemukan, karena tidak ada
pemberitahuan mengenai kesalahannya dan
tetap akan didapatkan hasil dari proses
program.
Page 22
3. Perancangan Sistem
Perancangan sistem menggambarkan proses
kerja aplikasi sistem pakar yang akan dibuat, selain
itu juga sebagai gambaran sistem menyeluruh
terhadap aplikasi tersebut.
3.1 Perancangan Sistem dengan Model Use
Case Diagram
Gambar 4. Usecase Diagram Sistem
Pada gambar 4. menunjukkan pengguna dalam
sistem dapat melakukan diagnosa kerusakan dan
dapat melihat informasi, dan kamus yang terdapat
dalam sistem pakar ini.
3.2 Perancangan Sistem dengan Model Activity
Diagram
1) Activity Diagram Menu Diagnosa
Gambar 5. Activity Diagram Menu Diagnosa
Pada gambar 5. menjelaskan alur proses
diagnosa dimulai dari pengguna menjalankan
aplikasi, dan sistem menampilkan menu utama.
Setelah itu user memilih menu diagnosa dan
menjawab pertanyaan yang ada sesuai dengan
gejala kerusakan yang dialami.
2) Activity Diagram Menu Informasi Smartphone
Gambar 6. Activity Diagram Menu Informasi
Smartphone
Pada gambar 6. menjelaskan alur proses menu
informasi dimulai dari pengguna menjalankan
aplikasi, dan sistem menampilkan menu utama.
Setelah itu user memilih menu informasi dan
memilih informasi yang diinginakan.
3) Activity Diagram Menu Kamus
Gambar 7. Activity Diagram Menu Kamus User
Pada gambar 7. menunjukkan activity diagram
dimana user masuk kemenu data kamus dan melihat
data kamus, kemudian user melakukan input
pencarian kata. Selanjutnya sistem akan
menampilkan sesuai dengan kata yang telah
diinputkan pengguna
Page 23
4. Pembahasan dan Hasil
4.1 Pembahasan
Sistem Pakar Deteksi Kerusakan
(troubleshooting) Pada Smartphone Berbasis
Mobile dibuat menggunakan Eclipse IDE
(Integrated Development Environment). Sistem
pakar ini mempresentasikan kemampuan dan
keahlian seorang pakar atau orang yang
berpengalaman dibidang kerusakan pada
smartphone untuk membantu pengguna awam
mengetahui gejala awal dari kerusakan dan
memberikan solusi yang tepat. Kerusakan dapat
diindentifikasi melalui gejala yang terjadi sehingga
dapat diketahui diagnosa dari jenis kerusakan.
4.2.1 Tampilan Halaman Menu Utama
Merupakan halaman yang ditampilkan setelah
menu awal. Pada menu ini terdapat 4 pilihan yaitu
diagnosa, informasi, kamus, dan exit.
Gambar 8. Tampilan Halaman Menu Utama
4.2.2 Tampilan Halaman Menu Diagnosa
Menu diagnosa merupakan halaman yang
akan menampilkan pertanyaan yang berkaitan
dengan gejala kerusakan dan akan menampilkan
hasil diagnosa dari pertanyaan yang dijawab.
Gambar 9. Tampilan Halaman Menu Diagnosa
Pada gambar 9. menampilkan pilihan jenis
Smartphone. Setelah ITU maka akan tampil
halaman pertanyaan sesuai dengan pilihan. Untuk
jenis smartphone Young GT-S6310 terdiri dari 10
jenis kerusakan beserta solusinya dan terdapat 28
pertanyaan yang ditampilkan. Sedangkan untuk
jenis smartphone S3 Mini GT-I8190 terdiri dari 12
jenis kerusakan beserta solusinya dan terdapat 30
pertanyaan yang ditampilkan.
1) Tampilan Halaman Pertanyaan
Gambar 10. salah satu tampilan Pertanyaan
Pada tampilan halaman pertanyaan terdapat
pilihan ya atau tidak. Pilihan ya atau tidak untuk
menuju kepertanyaan selanjutnya dengan menekan
tombol lanjut. Tombol lanjut hanya bisa berfungsi
ketika sudah memilih pilihan ya atau tidak.
2) Tampilan Halaman Hasil Diagnosa
Setelah pengguna menjawab pertanyaan maka
akan menampilkan halaman hasil diagnosa dan
dilengkapi video tutorialnya. Hasil diagnosa yang
ditampilkan terdiri dari 10 hasil diagnosa beserta
solusi untuk jenis smartphone Young GT-S6310
dan 12 hasil diagnosa beseta solusi untuk jenis
smartphone S3 Mini GT-I8190.
a) Tampilan Hasil Diagnosa 1
Gambar 11. Tampilan Halaman Hasil Diagnosa 1
Page 24
b) Tampilan Hasil Diagnosa 11
Gambar 12. Tampilan Halaman Hasil Diagnosa 11
4.2.3 Tampilan Halaman Menu Informasi
Menu Informasi merupakan halaman yang
menampilkan informasi mengenai Smartphone.
Gambar 13. Tampilan Halaman Hasil Informasi
Pada gambar 13. terdapat 3 sub menu, yaitu
Cara reset, Cara rooting, dan cara flashing
dilengkapi dengan video tutorial.
Gambar 14. Tampilan Halaman Menu Cara hard Reset
Gambar 15. Tampilan Halaman Menu Cara Rooting
Gambar 16. Tampilan Halaman Menu Cara Flashing
4.2.4 Tampilan Halaman Menu Kamus
Menu Kamus merupakan halaman yang
menampilkan menu untuk melakukan pencarian
kata yang tidak dimengerti mengenai Smartphone.
Gambar 17. Tampilan Halaman Menu Kamus
5 Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan penelitian, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Akhir dari penelitian ini adalah sebuah
aplikasi sistem pakar deteksi kerusakan
(troubleshooting) pada smartphone berbasis
mobile.
Page 25
2. Sistem pakar ini membahas tentang 10
(Sepuluh) kerusakan umum yang sering terjadi
pada smartphone Samsung Young GT-S6310
dan 12 (Dua Belas) kerusakan umum yang
sering terjadi pada Samsung Galaxy S3 Mini
GT-I8190.
3. Sistem Pakar ini mempresentasikan
kemampuan seorang pakar atau orang yang
berpengalaman dibidang kerusakan pada
smartphone untuk membantu pengguna
smartphone mengetahui kerusakan
smartphone dari gejala-gejala yang terjadi dan
memberikan solusi yang tepat untuk
mengatasinya.
5.2 Saran
Pada penelitian ini beberapa saran yang
nantinya dapat dikembangkan diantaranya:
1) Membahas lebih banyak kerusakan dari
tipe-tipe smartphone yang lain, sehingga
sistem pakar ini tidak hanya digunakan
untuk tipe smartphone tertentu saja.
2) Penggunaan gambar perlu ditingkatkan
agar tampilan tidak monoton.
3) Sebaiknya sistem ini dapat digunakan
bukan hanya untuk platform Android saja.
DAFTAR PUSTAKA
Desiani, Anita., dan Arhami, M,. 2006. Konsep
Kecerdasan Buatan. Andi Offset,
Yogyakarta.
Fitriastuti, Fatsyahrina., dan Luluk Sri Ekowati. Juli
2009. “Aplikasi Sistem Pakar Berbasis WEB
Untuk Mendeteksi Kerusakan Perangkat
Keras Komputer Dengan Metode Backward
Chaining”. Janateknika. Volume 11, No.2.
Hayadi, B. Herawan. 2016. Sistem Pakar.
Depublish. Yogyakarta.
Irwansyah, Edy., dan Moniaga, Jurike V. 2014.
Pengantar Teknologi Informasi. Deepublish.
Yogyakarta.
Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan
Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode
Kuantifikasi Pertanyaan. C.V Andi Offset.
Yogyakarta.
. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Andi.
Yogyakarta.
Minarni., dan Rahmat Hidayat. April 2013.
“Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar
Untuk Kerusakan Komputer Dengan Metode
Backward Chaining”. Jurnal Teknoif.
Volume 1, No.1,