Sistem Kepercayaan Manusia Purba

29
Kelompok 2 X MIPA 7 Oleh : Amalisa Annestasya (02) Dani Fajar (09) Fadilah Fikriyani (11) Fangga Hastalupi (13) Febrina Mulia N (14) Muhammad Ivan (27) Restyana Rachmawati (30)

description

 

Transcript of Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Page 1: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Kelompok 2X MIPA 7

Oleh :Amalisa Annestasya (02)

Dani Fajar (09)Fadilah Fikriyani (11)Fangga Hastalupi (13)Febrina Mulia N (14)

Muhammad Ivan (27)Restyana Rachmawati (30)

Page 2: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

SEJARAHG. SISTEM KEPERCAYAAN

Di Indonesia terdapat 6 macam agama yang diakui oleh pemerintah. Setiap agama memberi batasan mengenai perbuatan baik dan tidak baik, benar dan salah, serta perbuatan yang dianjurkan dan dilarang. Agama juga mengajarakan kepercayaan mengenai kehidupan setelah kematian. Munculnya kepercayaan dilatarbelakangi oleh kesadaran adanya jiwa yang abstrak. Dalam pemikiran manusia, jiwa ditransformasikan sebagai makhluk halus atau roh halus, yang biasa dijadikan objek pemujaan.

Page 3: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Jenis-jenis Kepercayaan

Kepercayaan pada masyarakat purba tumbuh dan berkembang sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Berdasarkan kepercayaan tersebut, masyarakat purba lalu mengenal kepercayaan animisme, dinamisme dan tetonisme.

Page 4: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Animisme Adalah kepercayaan bahwa roh nenek moyang akan selalu mengawasi dan melindungi mereka. Roh tersebut akan menghukum manusia jika melakukan perbuatan yang melanggar adat. Orang yang tahu dan menguasai adat nenek moyang akan menjadi ketua adat atau pemimpin adat.

Page 5: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Tetonisme Adalah kepercayaan terhadp

inatang-binatang tertentu sebali lambing nenek moyang, yang setiap daerah berbeda-beda. Sebagian masyarakat purba di Papua dan di Pulau Seram percaya bahwa kadal adalah binatang yang mwnjadi perwujudan dari nenek moyang. Sehingga binatang tersebut dikramatkan dan tidak boleh diburu kecuali untuk keperluan tertentu.

Page 6: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

DinamismeAdalah kepercayaan bahwa

benda-bnda tertentu seperti batu, dan pohon besar mempunai kekuatan gaib. Bahkan benda yan dibuat manusia seperti tombak, cincin dan pedang dianggap berkekuaan gaib. Kekuatan abstrak atau gaib yang berdiam pada suatu benda disebut mana yang dipercaya dapat mendatangkan pengarugh baik dan buruk manusia.

Page 7: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Cara PenguburanKepercayaan animisme,

dinamisme dan totenisme dalam perkembangana telah mempengaruhi pola hidup manusia. Selain itu, mayarakt juga mengenal 2 bentuk upacara penguburan bagi orang meninggal yaitu penguburan primer dan sekunder.

Page 8: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

PENGUBURAN PRIMER Penguburan primer biasanya disebut

penguburan langsung.Dalam sistem ini, penguburan hanya dikubur sekali dalam tanah.Tetapi ada juga yang meletakkan mayat dalam wadah seperti gerabah dan Peti batu.Lalu dikuburkan dalam tanah dengan disertakan berbagai ritual penguburan.

Posisi mayat dalam penguburan yaitu membujur atau meringkuk.Menghadap katempat yang menjadi kediaman roh leluhur seperti gunung atau bukit.

Sebagai bekal perjalanan ke dunia roh,mayat dilengkapi bekal kubur yang terdiri atas :

Page 9: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

a) Perhiasan atau manik manikb) Seekor anjing dan unggas

Yang diletakkan dalam wadah berbentuk periuk . Sistem penguburan ini biasanya ditemukan di Anyer,Plawangan,Rembang.

Page 10: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

PENGUBURAN SEKUNDER

Penguburan sekunder biasa disebut penguburan tidak langsung.Prosesnya yaitu :

a) Dikubur langsung tanpa upacara penguburanb) Setelah mayat menjadi kerangka,kuburannya

digali c) Kerangka diambil dan dibersihkand) Kerangka diletakkan di wadah (tempayan) atau

sarkofaguse) Dikubur kembali,disertai upacara penguburan

Page 11: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Penguburan sistem ini masih ditemukan di :

a) Melolob) Sumba (NTT)c) Gilimanuk (Bali)d) Lesung Batu (Sumbar)

Page 12: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

TINGKAT PERKEMBANGAN KEPERCAYAAN

Page 13: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering) sampai masa bercocok tanam (food producing) dan beternak.Melalui berbagai macam peninggalan ritual penguburan dan pemujaan roh nenek moyang , tingkat perkembangan kepercayaan manusia dapat diketahui sebagai berikut :

a.Pemujaan terhadap jiwa atau roh yang telah meninggalRoh orang yang telah lepas dari tubuh jasmaninya dianggap telah merdeka.Merupakan bentuk awal dari animisme.Mulai berkembang pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.Pada saat itu manusia sudah menganggap bahwa orang yang telah meninggal telah berpindah ke alam lain.

Page 14: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

b.Keyakinan terhadap adanya berbagai roh yang menempati sekeliling tempat tinggalnya.Kepercayaan ini disebut aanimisme.Berkempang pesat pada masa bercocok tanam dan beternak.Sudah mengembang kan kebudayaan megalitikum.Ditandai dengan pemujaan dari batu batu besar seperti menhir dolmen,sarkofagus,dll.

Page 15: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

1) MenhirBangunan ini merupakan tugu batu yang

didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang . Menhir dianggap sebagai lambang dan tahta persemayaman roh para leluhur.Bangunan Menhir ada yang berdiri tunggal,ada pula yang berkelompok sarta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain seperti punden berundak.Biasanya ditemukan di Pasemah (Sumatera Selatan),Sulawesi Tangah ,dan Kalimantan.

Page 16: Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Page 17: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

2)Punden BerundakBangunan ini terbuat dari batu yang

bertingkat tingkat.Berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.Punden berundak dianggap sebagai bagunan suci yang dijadikan tempat upacara . Bangunan punden berundak merupakan cikal bakal dari candi – candi pada masa Hindu – Buddha . Pendirian punden berundak dilakukan berdasarkan arah mata angin yang diyakini memiliki kekuatan gaib atau ditempat – tempat yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh nenek moyang seperti gunung atau bukit.

Page 18: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Peninggalan punden berundak bisa ditemukan di Lebak Sibedug (Banten Selatan) dan puncak Gunung Argapura di Jawa Timur.

Page 19: Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Page 20: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

3) DolmenBangunan ini menyerupai meja

dari batu, fungsinya sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan dan sebagai tempat duduk kepala suku.

Page 21: Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Page 22: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

4) Arca BatuArca ini biasanya berbentuk

binatang atau manusia, bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau, dan monyet.

Page 23: Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Page 24: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

5) Kubur BatuKubur batu dibuat dari papan batu

yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya berasal dari papan batu.

Page 25: Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Page 26: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

6) SarkofagusBangunan ini berupa keranda batu

atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup.

Page 27: Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Page 28: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

c. Kepercayaan tentang adanya kekuatan gaib pada benda-benda tertentu. Kepercayaan ini disebut dinamisme. Kepercayaan ini berkembang pesat pada masa perundagian.

Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk, keyakinan bahwa peristiwa alam diatur oleh makhluk halus dipersonifikasikan sebagai dewa alam. Kepercayaan tersebut dinamakan politeisme. Keyakinan tentang adanya Tuhan yang mengatur semua kejadian di alam semesta dikenal sebagai monoteisme.

Page 29: Sistem Kepercayaan Manusia Purba

TERIMA KASIH