SISTEM INFORMASI PANEN DAN PRODUKSI PADI … · Sistem Informasi Panen dan Pendugaan Produksi Padi...
Transcript of SISTEM INFORMASI PANEN DAN PRODUKSI PADI … · Sistem Informasi Panen dan Pendugaan Produksi Padi...
SISTEM INFORMASI PANEN DAN PRODUKSI PADI
BERDASARKAN METODE AKUMULASI PANAS DAN BIOMASSA
DI PROVINSI JAWA BARAT
Oleh :
BUBUN MUHAMMAD HASBULLOH
F14103036
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
SISTEM INFORMASI PANEN DAN PRODUKSI PADI
BERDASARKAN METODE AKUMULASI PANAS DAN BIOMASSA
DI PROVINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
BUBUN MUHAMMAD HASBULLOH
F14103036
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SISTEM INFORMASI PANEN DAN PRODUKSI PADI
BERDASARKAN METODE AKUMULASI PANAS DAN BIOMASSA
DI PROVINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
BUBUN MUHAMMAD HASBULLOH
F14103036
Dilahirkan di Kuningan, 22 September 1985
Tanggal ujian : 7 April 2009 Bogor, April 2009
Disetujui,
Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr Dosen Pembimbing I
Prof. Dr. Ir. Abdul Karim Makarim, M.Sc. Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
Dr. Ir. Desrial, M.Eng Ketua Departemen Teknik Pertanian
BUBUN MUHAMMAD HASBULLOH. F14103036. Sistem Informasi Panen dan Produksi Padi Berdasarkan Metode Akumulasi Panas dan Biomassa di Provinsi Jawa Barat. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr dan Prof. Dr. Ir. Abdul Karim Makarim, M.Sc.
RINGKASAN Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditi strategis yang selalu mendapat
prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Berbagai usaha dalam meningkatkan produksi telah menunjukkan hasil nyata dengan tercapainya swasembada beras pada tahun 1984 dan tahun 2008. Di samping faktor agronomis dan fisiologis, pertumbuhan tanaman padi sangat bergantung pada faktor lingkungan, terutama iklim. Faktor iklim dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam mengusahakan teknik budidaya yang tepat.
Pengetahuan akan perkiraan jumlah produksi padi sangat penting untuk memprediksi ketersediaan pangan. Namun demikian, beberapa penelitian tentang pengaruh iklim terhadap produksi padi untuk berbagai varietas belum diintegrasikan menjadi satu paket produk teknologi yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas. Diperlukan upaya untuk menjembatani hambatan tersebut, yaitu dengan membangun sebuah program komputer yang dapat menentukan pendugaan saat panen optimum dan perkiraan hasil padi untuk berbagai varietas berdasarkan kandungan biomassa dan akumulasi panas yang diterima tanaman padi selama proses pertumbuhannya.
Sistem Informasi Panen dan Pendugaan Produksi Padi (Sipaprodi) dikembangkan untuk menduga waktu panen optimum dan potensi hasil tanaman padi. Sipaprodi dibangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.Net (VB.Net) yang memungkinkan untuk pengembangan berbasis web.
Metode yang digunakan dalam pembangunan sistem adalah dengan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) yang meliputi beberapa tahapan yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem. Pada tahap Investigasi Sistem dilakukan perumusan masalah yang terjadi di lapangan sehingga kebutuhan untuk membangun Sipaprodi menjadi jelas. Kebutuhan pengguna akan informasi panen dan produksi padi meliputi prediksi saat panen optimum, prediksi produksi biomassa dan potensi hasil panen, visualisasi grafik perkembangan akumulasi panas dan biomassa serta gambaran aktual tanaman padi. Tahap desain sistem meliputi desain user interface, desain database dan desain proses. Tahap implementasi merupakan tahap pemrograman menggunakan bahasa pemrograman VB.Net. Setelah tahap pemrograman selesai, dilakukan uji kompatibilitas sistem pada beberapa komputer dengan spesifikasi berbeda dan uji performansi sistem oleh beberapa orang responden setelah menjalankan Sipaprodi. Aktivitas perawatan sistem dilakukan dengan memonitor atau mengawasi sistem agar data di dalamnya tetap up to date, sehingga data yang disajikan bersifat akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan pada tanggal 22 September 1985 di Kuningan,
anak kedelapan dari pasangan H. Suparman Emon Suparman dan
Hj. Rohayati. Penulis mengawali pendidikannya di TK PGRI
Maleber pada tahun 1990. Tahun 1997 penulis menyelesaikan
pendidikan dasar di SD Negeri 1 Maleber, Kab. Kuningan. Pada
tahun 2000 penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama
di SMP Negeri 1 Maleber dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA
Negeri 1 Kuningan pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima di
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di
Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian dan mengambil keahlian
pada Bagian Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan.
Tahun 2003/2004 penulis menjadi Wakil Ketua Departemen Advokasi Mahasiswa
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tingkat Persiapan Bersama. Tahun 2004/2005
penulis menjadi Sekretaris Menteri Pertanian BEM IPB. Penulis menjadi Wakil
Ketua BEM Fakultas Teknologi Pertanian pada tahun 2005/2006. Kemudian tahun
2006/2007 penulis menjadi Staf Ahli Presiden Mahasiswa BEM IPB Bidang Politik
dan Analisis Kebijakan Majelis Wali Amanat IPB. Penulis juga mengemban amanah
sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Aria Kamuning Kuningan tahun 2004-2006.
Selama tahun akademik 2003 hingga 2006 penulis menerima beasiswa
prestasi Student Equity Program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional. Penulis menjadi asisten dosen pada mata kuliah
Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2005/2006. Pada pertengahan tahun 2006
penulis melaksanakan Praktek Lapangan di PT. Great Giant Pinneaple dengan topik
Aspek Keteknikan Pada Proses Budidaya dan Pengolahan Nanas di PT. Great Giant
Pinneaple, Lampung Tengah.
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian,
penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Sistem Informasi Panen dan Produksi
Padi Berdasarkan Metode Akumulasi Panas dan Biomassa di Provinsi Jawa Barat.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb semesta alam
yang menggenggam kehidupan setiap makhluk-Nya. Atas karunia dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Sistem Informasi Panen dan
Produksi Padi Berdasarkan Metode Akumulasi Panas dan Biomassa di Provinsi Jawa
Barat. Sholawat dan salam penulis lantunkan untuk Rasulullah Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama proses penelitian dan penyusunan skripsi, yaitu:
1. Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr sebagai dosen pembimbing atas bimbingan dan
pengarahan yang diberikan selama kegiatan akademik berlangsung.
2. Prof. Dr. Ir. Abdul Karim Makarim, M.Sc sebagai dosen pembimbing atas
bimbingan dan pengarahan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Dr. Ir. M. Yanuar J. Purwanto, MS sebagai dosen penguji atas saran dan
masukan dalam melengkapi perbaikan skripsi.
4. Bapa dan Mimih yang meski semakin tua tetapi tak pernah lelah berjuang
mendidik delapan putra-putriya serta senantiasa memberi do’a dan kasih sayang
tak berujung untuk penulis.
5. Ketujuh kakak tercinta dan keponakan-keponakan penulis yang selalu menjadi
kekuatan besar dalam kehidupan penulis.
6. Ir. Endang Suhartatik, MS, Ir. Tita, Dr. Ir. Sarlan Abdulrachman, dan seluruh
Peneliti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Puslitbang Tanaman
Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, atas segala
bantuan yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.
7. Dr. Ir. Hamim, M.Si, Ramadoni, STP, Iman Subasman, S.Si, K. Zainal Asyikin,
H. Nenda Syuhada dan seluruh guru penulis yang telah menjadi pengantar
hidayah dan menunjukkan jalan keimanan sebagai pedoman hidup penulis.
8. Keluarga besar Bapak Khoerudin yang telah memberikan ukhuwah keluarga dan
ilmu untuk istiqomah bersyukur dan bersabar menjalani ujian-Nya dalam
keteladanan sikap, kesederhanaan hidup dan ketaatan beribadah.
9. Dina Wisudawan, Salman Widodo dan Wardana yang telah bersabar membantu
penulis untuk mempelajari dan mengaplikasikan bahasa pemrograman VB.Net.
10. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Redy Hendra Gunawan, Nurhery Firmansyah,
Muhamad, Hasan, Deni Kurniawan, Dudi Mauludin, Ahmad Fadhli, Rahmat
Adiputra Kusumah, Muhamad Fauzan, Erick Wahyudyono, Fherdes Setiawan,
Asep Taryana, Onih, Linda Fitriani, Yossy Renggo Wardhani, Ulfa, Dian Sukma
Kuswardhani dan Maya Puspitasari, yang selalu menjadi kompas hidup saat
penulis hilang arah. Terima kasih atas ukhuwah persaudaraan kita.
11. Teman-teman seperjuangan di Departemen Teknik Pertanian angkatan 40,
Nirwan Nurdiansyah, Ahmad Nawawi, Ahmad Suhaely, Ajid Sujana, Arie
Suseno, Ali Parjito, Rifqi Darmawan, Ramdhan Nurbianto dan Nurleyla Hatala
yang telah banyak memberikan bantuan, kerjasama dan dukungan selama penulis
menempuh program pendidikan sarjana.
12. Seluruh aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa IPB, DKM Al- Hurriyyah, Forum
Bina Islami Fakultas Teknologi Pertanian dan Keluarga Besar Aria Kamuning,
terima kasih untuk kebersamaan kita selama proses menempa kualitas diri dalam
memperjuangkan kebenaran dan memberi manfaat bagi sesama.
13. Teman-teman kost Perwira 6, Rasyid Ridho, Sumarno, Yuli Hernanto,
Askardiyus, Lina, Siti Zubaidah, Asniah dan Banun Dyah Probowati yang telah
menjadi saudara dan keluarga, sehingga penulis tidak merasa asing selama
menuntut ilmu di Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu evaluasi dan saran konstruktif merupakan hal yang sangat dibutuhkan guna
perbaikan di masa mendatang. Akhirnya semoga karya ini bernilai ibadah bagi
penulis dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Bogor, April 2009
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ v I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 1 B. TUJUAN ............................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5 A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PADI .... 5 B. IKLIM ................................................................................................... 7
1. Curah Hujan/Presipitasi ................................................................... 8 2. Radiasi Surya ................................................................................... 8 3. Lama Penyinaran ............................................................................. 9 4. Suhu Udara ...................................................................................... 9 5. Kelembaban Udara .......................................................................... 10 6. Awan dan Angin .............................................................................. 11
C. PENDUGAAN KEMATANGAN PADI ............................................. 11 D. PENDUGAAN HASIL PADI .............................................................. 14 E. SISTEM INFORMASI ......................................................................... 16 F. SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA ............................................. 20 G. MICROSOFT VISUAL BASIC.NET .................................................. 22
1. Variabel atau Konstanta ................................................................... 23 2. Tipe Data dan Structure ................................................................... 24 3. Operator ........................................................................................... 24 4. Penanganan Kesalahan .................................................................... 24 5. Alur Percabangan ............................................................................ 24 6. Strukur Pengulangan ........................................................................ 25 7. Array ................................................................................................ 25 8. Prosedur ........................................................................................... 25 9. Fungsi Built-in VB.Net .................................................................... 26
H. SISTEM INFORMASI PERTANIAN .................................................. 26
ii
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 29 A. WAKTU DAN TEMPAT ..................................................................... 29 B. BAHAN DAN ALAT ........................................................................... 29 C. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL ...................................... 29 D. PENDEKATAN SISTEM .................................................................... 31
1. Identifikasi Kebutuhan .................................................................... 31 2. Formulasi Permasalahan .................................................................. 31 3. Identifikasi Sistem ........................................................................... 33
E. PROSEDUR PENELITIAN .................................................................. 33 1. Pengumpulan Data dan Informasi ................................................... 33 2. Tahapan Pembangunan Sistem ........................................................ 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 36 A. INVESTIGASI SISTEM ...................................................................... 36 B. ANALISIS SISTEM ............................................................................. 37 C. DESAIN SISTEM ................................................................................. 39
1. Desain User Interface ...................................................................... 39 2. Desain Struktur Data ....................................................................... 47 3. Desain Proses ................................................................................... 50
D. IMPLEMENTASI SISTEM ................................................................. 51 1. Pemrograman dan Data ................................................................... 51 2. Uji Kompatibilitas Sistem ............................................................... 52 3. Uji Performansi Sistem .................................................................... 52
E. PERAWATAN SISTEM ...................................................................... 56 V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah produksi tanaman padi tahun 2001-2005 .............................. 1
Tabel 2. Produktivitas tanaman padi tahun 2001-2005 .................................... 1
Tabel 3. Luas panen tanaman padi tahun 2001-2005 ....................................... 2
Tabel 4. Perkiraan neraca ketersediaan padi berdasarkan trend tahun 2004-2010 ................................................................................ 3
Tabel 5. Kisaran suhu udara optimum dan kritik pada berbagai stadia tumbuh padi ...................................................... 10
Tabel 6. Field Tb_Iklim ................................................................................... 48
Tabel 7. Field Tb_ILD ..................................................................................... 49
Tabel 8. Field Tb_Bulan .................................................................................. 49
Tabel 9. Hasil pengujian kompatibilitas sistem ............................................... 52
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema komponen sistem ................................................................ 16
Gambar 2. Model sistem informasi menurut O’Brien ...................................... 17
Gambar 3. Model air terjun dalam SDLC ........................................................ 19
Gambar 4. Tahapan pendekatan sistem ............................................................ 30
Gambar 5. Diagram input-output ..................................................................... 33
Gambar 6. Splashscreen sipaprodi ................................................................... 40
Gambar 7. Autorun menu utama ..................................................................... 40
Gambar 8. Halaman mulai dan instal sipaprodi .............................................. 41
Gambar 9. Halaman bantuan ............................................................................ 42
Gambar 10. Halaman tentang sipaprodi ........................................................... 43
Gambar 11. Halaman utama sipaprodi ............................................................ 44
Gambar 12. Halaman grafik akumulasi panas ................................................. 45
Gambar 13. Halaman grafik akumulasi biomassa ............................................ 46
Gambar 14. Halaman gambaran kondisi padi saat ini .................................... 46
Gambar 15. Penilaian responden terhadap komposisi warna .......................... 53
Gambar 16. Penilaian responden terhadap tampilan sistem
secara keseluruhan ....................................................................... 53
Gambar 17. Penilaian responden terhadap kemudahan menjalankan
sipaprodi ....................................................................................... 54
Gambar 18. Penilaian responden terhadap ketepatan hasil analisis ................. 54
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Format Kuisioner Uji Performansi Sipaprodi ............................... 61
Lampiran 2. Flowchart Sipaprodi ...................................................................... 62
Lampiran 3. Kode Program ................................................................................ 63
1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditi strategis yang tetap
mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Berbagai
usaha dalam meningkatkan produksi telah menunjukkan hasil nyata dengan
tercapainya swasembada beras pada tahun 1984 dan tahun 2008. Namun
demikian berbagai tantangan masih harus dihadapi, di antaranya peningkatan
jumlah penduduk yang relatif tinggi, ancaman hama dan penyakit, tekanan
lingkungan seperti banjir dan kekeringan serta menyusutnya lahan-lahan subur
untuk pembangunan dan pengusahaan komoditi lainnya. Selama periode
2001-2005 tidak terlihat adanya peningkatan signifikan produksi dan
produktivitas tanaman padi (Tabel 1 dan Tabel 2).
Tabel 1. Produksi tanaman padi tahun 2001-2005
Produksi (ton) Komoditi 2001 2002 2003 2004 2005 Padi sawah 47 895 512 48 899 065 49 378 126 51 209 433 51 223 726Padi ladang 2 565 270 2 590 626 2 759 478 2 879 035 2 832 556Total 50 460 782 51 489 694 52 137 604 54 088 468 54 056 282
Tabel 2. Produktivitas tanaman padi tahun 2001-2005
Produktivitas (kuintal/hektar) Komoditi 2001 2002 2003 2004 2005 Padi sawah 45.97 46.76 47.5 41.66 47.81 Padi ladang 23.74 24.34 25.23 25.63 25.62
Di Indonesia padi dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai
daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1 000 hingga 1 500 meter
di atas permukaan laut. Indonesia masih mempunyai potensi lahan yang cukup
luas untuk pengembangan tanaman padi, yaitu sekitar 24.5 juta ha lahan basah
(sawah) dan 76.3 juta ha lahan kering (Deptan 2005). Lahan sawah non-rawa
pasang surut luasnya mencapai sekitar 13.26 juta ha yang tersebar di seluruh
nusantara. Dari total luas potensi lahan sawah tersebut yang sudah digunakan
baru mencapai 6.86 juta ha (BPS 2003). Jadi masih tersisa potensi lahan yang
2
cukup luas untuk pengembangan budidaya padi. Data dari BPS tahun 2003
juga menyatakan bahwa luas potensi lahan rawa dan pasang surut yang sesuai
mencapai 3.51 juta ha, dan yang sudah digunakan baru sekitar 0.93 juta ha,
sehingga masih ada sisa sekitar 2.57 juta ha yang dapat digunakan untuk lahan
sawah. Luas potensi lahan kering yang dapat dikembangkan untuk tanaman
semusim, khususnya padi, ada sekitar 25.33 juta ha dan yang sudah digunakan
masih relatif sangat kecil (BPS 2003). Namun demikian, realita yang terjadi di
lapangan menunjukkan bahwa luas areal panen tanaman cenderung menurun
(Tabel 3), di mana selama tahun 2000-2003 tercatat penurunan sebesar 1.06
persen per tahun (Badan Litbang Deptan 2005).
Tabel 3. Luas areal panen tanaman padi tahun 2001-2005
Tahun Komoditi 2001 2002 2003 2004 2005 Padi sawah 10 419 375 10 456 979 10 394 516 10 799 472 10 713 303Padi ladang 1 080 622 1 064 187 11 093 518 1 123 502 1 105 610Total 11 499 997 11 521 166 11 488 034 11 922 974 11 818 913
Banyak faktor yang menyebabkan produktivitas tanaman padi tidak
meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Beberapa faktor yang
mempengaruhi produktivitas padi antara lain faktor genetik, kondisi
lingkungan tanam, teknik budidaya serta penanganan panen dan pasca panen.
Walaupun masing-masing indikator tumbuh sangat tergantung pada sifat
genetik tanaman, namun sifat genetik masih dapat berubah akibat pengaruh
lingkungan sehingga akan terbentuk fenotip tertentu.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian RI
menyatakan bahwa pada tahun 2004 rata-rata kebutuhan beras per kapita
mencapai 141 kg per tahun, dan diperkirakan tahun 2005-2010 permintaan
beras akan mengalami peningkatan dari 52.3 juta ton menjadi 55.8 juta ton
setara gabah (Tabel 4). Dari Tabel 4 tersebut dapat disimpulkan bahwa neraca
ketersediaan padi berdasarkan trend 2000-2010 menuju ke arah negatif di
mana pada 2010 akan mengalami defisit yang mencapai sekitar 1 juta ton.
3
Tabel 4. Perkiraan neraca ketersediaan padi berdasarkan trend Tahun 2004-2010 (GKG)
Tahun Luas panen
(000 ha) Produktivitas
(ton/ha) Produksi (000 ton)
Permintaan (000 ton)
Neraca (000 ton)
2004 11 875 4.58 54 430 52 258 2 172 2005 11 768 4.63 54 480 52 836 1 643 2006 11 662 4.68 54 529 53 421 1 108 2007 11 557 4.72 54 579 54 021 567 2008 11 453 4.77 54 626 54 610 19 2009 11 350 4.82 54 678 55 214 -536 2010 11 248 4.87 54 728 55 825 -1 097
Dalam usaha peningkatan produksi padi, faktor iklim berupa radiasi
matahari merupakan faktor yang berpengaruh kritis terhadap hasil gabah
tanaman padi. Semakin banyak radiasi matahari yang diterima tanaman,
proses generatif tanaman akan berlangsung semakin baik pula, sehingga akan
memperbanyak jumlah biomassa yang terakumulasi sehingga akan didapat
produksi gabah yang tinggi. Jumlah radiasi tanaman yang diterima tergantung
lamanya masa tanam. Sedangkan lamanya masa tanam sangat ditentukan oleh
temperatur udara.
Pengetahuan akan perkiraan jumlah produksi padi sangat penting untuk
memprediksi ketersediaan pangan. Namun demikian, beberapa penelitian
terkait pengaruh iklim terhadap produksi padi untuk berbagai varietas tanaman
padi belum diintegrasikan menjadi satu paket produk teknologi ilmiah yang
dapat dimanfaatkan masyarakat luas. Berangkat dari pemikiran di atas,
diperlukan upaya untuk menjembatani hambatan tersebut, yaitu dengan
membangun sebuah program komputer yang dapat menentukan estimasi saat
panen dan perkiraan potensi hasil tanaman padi untuk berbagai varietas
berdasarkan kandungan biomassa dan akumulasi panas yang terdapat pada
tanaman padi selama pertumbuhannya.
Sejauh ini, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
(Puslitbangtan) Bogor yang bernaung di bawah BadanPenelitian dan
Pengembangan Departemen Pertanian sudah mengembangkan program
komputer untuk memperkirakan produksi padi berbagai varietas berdasarkan
pengaruh iklim, pemupukan dan saat tanam. Namun demikian, program
komputer tersebut memiliki banyak kelemahan, di antaranya sistem operasi
4
yang digunakan masih berbasis DOS yang hampir sudah tidak digunakan lagi,
data iklim yang relatif lama dan user interface yang sangat rumit dan sulit
dipahami.
B. TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Membangun basis pengetahuan tentang analisis hubungan antara
akumulasi panas dan kandungan biomassa yang dipengaruhi iklim dengan
produksi gabah untuk berbagai varietas tanaman padi.
2. Membangun program komputer berupa sistem informasi yang user
friendly untuk membantu penentuan perkiraan saat panen optimum dan
potensi hasil padi dari berbagai varietas tanaman padi berdasarkan metode
kandungan biomassa dan akumulasi panas di wilayah Provinsi Jawa Barat.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PADI
Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok, yakni organ
vegetatif dan organ generatif (reproduktif). Bagian-bagian organ vegetatif
meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian organ generatif terdiri dari
malai, gabah dan bunga (Manwan, 1988). Sejak berkecambah sampai panen
tanaman padi memerlukan waktu 3-6 bulan, yang keseluruhannya terdiri dari
dua stadia pertumbuhan, yakni vegetatif dan generatif. Fase reproduktif
selanjutnya terdiri dari dua fase, yakni pra berbunga dan pasca berbunga.
Periode pasca berbunga disebut juga sebagai metode pemasakan, oleh karena
itu (Yoshida, 1981) membagi pertumbuhan padi menjadi tiga bagian yakni
fase vegetatif, reproduktif dan pemasakan.
Fase vegetatif meliputi pertumbuhan tanaman dari mulai berkecambah
sampai dengan inisiasi primordia malai; fase reproduktif dimulai dari inisiasi
primordia malai sampai berbunga (heading) dan fase pemasakan dimulai dari
berbunga sampai masak panen (Manwan, 1988). Untuk suatu varietas berumur
120 hari yang ditanam di daerah tropis, maka fase vegetatif memerlukan 60
hari, fase reproduktif 30 hari, dan fase pemasakan 30 hari (Manwan, 1988).
Fase pertumbuhan vegetatif merupakan fase yang menyebabkan
terjadinya perbedaan umur panen, sebab lama fase-fase reproduktif dan
pemasakan tidak dipengaruhi oleh varietas maupun lingkungan (De Datta,
1981). Selama fase pertumbuhan vegetatif, anakan bertambah dengan cepat,
tanaman bertambah tinggi dan daun tumbuh secara regular. Anakan aktif
ditandai dengan pertambahan anakan yang cepat sampai tercapai anakan
maksimal. Stadia anakan maksimal dapat bersamaan, sebelum atau sesudah
inisiasi primordia malai. Fase tumbuh dari anakan sampai inisiasi malai
disebut vegetative-lag phase yang merupakan sasaran pemuliaan untuk
memperpendek umur tanam. Setelah anakan maksimal tercapai, sebagian dari
anakan akan mati dan tidak menghasilkan malai. Anakan tersebut dinamakan
anakan yang tidak efektif.
6
Stadia reproduktif ditandai dengan memanjangnya beberapa ruas teratas
pada batang, yang sebelumnya tertumpuk rapat dekat permukaan tanah. Di
samping itu stadia reproduktif juga ditandai dengan berkurangnya jumlah
anakan, munculnya daun bendera, bunting dan pembungaan (heading). Inisiasi
primordia malai biasanya dimulai 30 hari sebelum heading. Stadia inisiasi ini
hampir bersamaan dengan memanjangnya ruas-ruas yang terus berlanjut
dalam berbunga. Oleh sebab itu, stadia reproduktif disebut juga stadia
pemanjangan ruas-ruas. Inisiasi primordia malai hanya dapat dilihat secara
mikroskopik. Apa yang disebut sebagai primordia dalam praktek sehari-hari
sebagai stadia pemupukan nitrogen susulan, pada hakikatnya bukan lagi
inisiasi primordia malai, sebab pada saat itu panjang malai sudah 1 mm
(Yoshida, 1981).
Pembungaan (heading) adalah stadia keluarnya malai, sedangkan
antesis segera mulai setelah heading. Oleh sebab itu, heading diartikan sama
dengan antesis ditinjau dari segi hari kalender. Dalam suatu rumpun atau
komunitas tanaman, fase pembungaan memerlukan waktu 10-14 hari, karena
terdapat perbedaan laju perkembangan antar tanaman maupun antar anakan.
Apabila 50 persen bunga telah keluar, maka pertanaman tersebut dianggap
dalam fase pembungaan (Vergara, 1976).
Antesis telah mulai bila benang sari bunga yang paling ujung pada tiap
cabang malai telah tampak keluar. Pada umumnya antesis berlangsung antara
pukul 08.00-13.00 dan persarian (pembuahan) akan selesai dalam 5-6 jam
setelah antesis. Dalam suatu malai, semua bunga memerlukan waktu 7-10 hari
untuk antesis, tetapi pada umumnya hanya 5 hari. Antesis terjadi 25 hari
setelah bunting (Yoshida, 1981).
Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat diperkirakan bahwa berbagai
komponen pertumbuhan dan hasil telah mencapai maksimal sebelum
bunganya sendiri keluar dari pelepah daun bendera. Jumlah malai pada tiap
satuan luas tidak bertambah lagi 10 hari setelah anakan maksimal, jumlah
gabah pada tiap malai telah ditentukan selama periode 32-5 hari sebelum
heading. Sementara itu ukuran sekam hanya dapat dipengaruhi oleh radiasi
selama dua minggu sebelum antesis (Matsushima, 1970).
7
Setelah antesis, pertumbuhan memasuki stadia pemasakan yang terdiri
dari masak susu dough (masak bertepung), menguning dan masak panen.
Periode pemasakan ini memerlukan waktu kira-kira 30 hari dan ditandai
dengan penuaan daun. Suhu sangat mempengaruhi periode pemasakan
(Vergara 1976).
Keberhasilan budidaya tanaman ditentukan oleh pertumbuhannya. Jika
pertumbuhan tanaman baik, maka hasil panen akan baik dan petani akan
memetik keuntungan dari usahanya. Sebaliknya jika pertumbuhan tanaman
kurang baik, maka petani akan menderita kerugian. Dalam budidaya padi,
pertumbuhan atau fenotip merupakan gabungan beberapa indikator tumbuh
seperti tinggi tanaman, anakan, warna, luas daun dan berat bahan hijauan
(Manwan 1988).
Untuk pertumbuhannya, padi memerlukan hara, air, dan energi. Hara
adalah unsur pelengkap dari komposisi asam nukleik, hormon dan enzim yang
berfungsi sebagai katalis dalam merombak fotosintat atau respirasi menjadi
senyawa yang lebih sederhana dan energi. Hara dan air diperoleh tanaman
padi dari tanah, sedang fotosintat diperoleh dari daun melalui proses
fotosintesis.
Hasil akhir dari pertumbuhan padi adalah produksi gabah.
Keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi tercermin dari produksi gabah.
Fotosintesis dan respirasi adalah proses biokimia tanaman padi yang sangat
ditentukan oleh ketersediaan hara dan air serta oleh keadaan cuaca/iklim.
B. IKLIM
Iklim merupakan pencirian dari keadaan/fisik atmosfer di atas dan di
dekat permukaan bumi pada suatu periode waktu tertentu (Bey, 1991). Secara
kuantitatif iklim disebut sebagai besaran-besaran fisik yang teramati dan
berlangsung dalam periode lama. Sedangkan cuaca adalah penjelasan tentang
kondisi fisik atmosfer pada saat tertentu. Indonesia termasuk ke dalam iklim
tropik basah yang isothermik (Manwan, 1988). Hal ini pula yang
menyebabkan Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan
kemarau.
8
Dalam pertanaman padi, faktor lingkungan terutama faktor iklim sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut yang pada
akhirnya mempengaruhi pula tingkat produksinya. Walaupun usaha
peningkatan produksi pangan bisa dilakukan dengan menggunakan cara-cara
ekstensifikasi (pembukaan areal baru) ataupun intensifikasi (misal dengan
varietas baru, pemupukan dan sebagainya), tetapi semua usaha tersebut harus
disertai perhatian yang cukup terhadap fluktuasi cuaca. Hal ini penting karena
kondisi iklim areal baru akan sangat menentukan komoditas yang dapat
diusahakan, varietas baru mungkin lebih peka terhadap cuaca. Curah hujan,
radiasi surya dan lama penyinaran, suhu udara, kelembaban nisbi dan angin
adalah unsur cuaca yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman
padi.
1. Curah Hujan/Presipitasi
Curah hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Curah
hujan/presipitasi dinyatakan dalam millimeter (mm) (Manan, 1986). Curah
hujan di Indonesia berkisar dari 2 000-4 000 mm per tahun. Kebutuhan air
tanaman identik dengan laju transpirasi tanaman. Selanjutnya kebutuhan
air pada suatu areal pertanaman identik dengan laju evapotranspirasi
tanaman (Bey, 1991). Dengan demikian, curah hujan menyediakan air bagi
tanaman padi. Air adalah penghubung antara lingkungan perakaran padi
yaitu tanah dengan lingkungan daun dan batang yaitu lingkungan atas
tanah. Secara umum tanaman padi dapat tumbuh pada curah hujan rata-
rata per tahun lebih dari 1 000 mm.
2. Radiasi Surya
Laju fotosintesis sangat ditentukan oleh intensitas sinar matahari
yang sampai ke permukaan daun. Intensitas sinar matahari selama 30-45
hari sebelum panen menentukan pengisian malai dan hasil padi (Fagi dan
De Datta 1981 dalam Manwan 1988). Untuk memperoleh hasil padi yang
tinggi, waktu tanam dapat diatur agar fase reproduktif jatuh pada saat
intensitas sinar matahari tinggi.
9
Daya tangkap sinar matahari dari varietas padi unggul yang tinggi
menyebabkan laju fotosintesis yang tinggi pula. Akibatnya varietas padi
unggul memerlukan unsur hara yang lebih banyak untuk mengimbangi
laju fotosintesis itu. Apabila hara tanah tidak mencukupi, maka dilakukan
pemupukan yang intensif.
3. Lama Penyinaran
Padi tergolong jenis tanaman hari pendek (short-day plant) sehingga
agak peka terhadap perubahan panjang hari dan lama penyinaran.
Beberapa varietas padi tergolong peka terhadap perubahan panjang hari.
Jika varietas padi demikian ditanam di musim kemarau dengan hari
panjang, umur dari sejak tanam sampai panen akan bertambah panjang
pula.
4. Temperatur/Suhu Udara
Dalam Glossary of Meteorology suhu atau temperatur disebutkan
sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu
dengan menggunakan berbagai tipe termometer (Staf Pengajar
Klimatologi, 1985). Suhu harian dapat dihitung dengan berbagai cara, di
antaranya melalui rata-rata pembacaan 24 jam dari jejak tanda suatu
termogram (Staf Pengajar Klimatologi, 1985). Badan Meteorologi dan
Geofisika Jakarta menggunakan waktu pembacaan pada pukul 07.00,
13.00 dan 17.00 dengan rumus suhu rata-ratanya adalah:
T = 2 x T(07.00) + T(13.00) + T(17.00) 4
Hubungan antara altitude dan suhu di Indonesia yang
dikembangkan Oldeman (1977) adalah:
T max = 31.3 – 0.0062 X
T min = 22.8 – 0.0053 X
10
di mana :
T max = Temperatur maksimum (0C)
T min = Temperatur minimum (0C)
X = Ketinggian daerah di atas permukaan laut (meter)
Pertumbuhan tanaman akan terganggu atau terhenti jika suhu
melampaui batas minimum atau maksimum tanaman. Di antara kedua
ekstrim tersebut terdapat suhu optimum di mana pertumbuhan tanaman
akan berjalan lancar, seperti yang ditunjukkan oleh Yoshida (1981) yang
disertai suhu kritik untuk setiap stadia tumbuh (Tabel 5).
Tabel 5. Kisaran suhu udara optimum dan kritik pada berbagai stadia tumbuh padi
Kritik Stadia Tumbuh
Optimum Rendah Tinggi
Perkecambahan 20-35 10 45 Perkembangan kecambah 25-30 12-13 35 Perakaran 25-28 16 35 Perkembangan daun 31 7-12 45 Perakaran 25-31 9-16 33 Inisiasi malai - 15 - Diferensiasi malai - 15-20 38 Anthesis-pembungaan 30-33 22 35 Pematangan 20-25 12-18 30
5. Kelembaban Udara
Kelembaban udara relatif/nisbi adalah perbandingan jumlah uap air
yang ada di udara dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung pada
suhu dan tekanan tertentu. Kisaran kelembaban nisbi optimum untuk
tanaman padi adalah 50-90 persen (Tanaka, 1976 dalam Manwan 1988).
Kelembaban tinggi dapat mengganggu penyerbukan dan meningkatkan
hama penyakit. Pengukuran kelembaban nisbi/relative humidity (RH) rata-
rata harian menggunakan rumus sebagai berikut:
RH = 2 x RH(07.00) + RH(13.00) + RH(18.00) 4
11
6. Awan dan Angin
Awan mempengaruhi suhu udara dengan memantulkan dan
memancarkan radiasi matahari dan menyerap radiasi bumi (Hidayati,
1995). Awan merupakan produk dari siklus hidrologi yang sangat
membantu proses turunnya hujan. Jenis hujan yang turun dari atmosfer
bergantung pada kedaan awan. Angin adalah pergerakan udara pada arah
horizontal atau hampir horizontal. Angin bergerak dari tempat yang
bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah (Manan, 1986).
C. PENDUGAAN KEMATANGAN PADI
Telah lama diketahui bahwa sistem harian kalender untuk menentukan
kematangan padi mempunyai keterbatasan yang besar, terutama jika
digunakan pada daerah iklim yang berbeda. Suatu cara yang lebih akurat
adalah bila didasarkan pada faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Sampai saat ini metode akumulasi panas merupakan
cara yang paling praktis dan diterima secara luas untuk menentukan umur dan
saat panen. Prinsip satuan panas dikembangkan atas dasar pendekatan antara
klimatologi dengan agronomi untuk menaksir laju pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Smith dan Newman (1969) dalam Ismal (1981) mendefinisikan
akumulasi panas. Menurutnya metode akumulasi panas adalah suatu metode
yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara suhu dan pertumbuhan
tanaman dengan jalan mengakumulasikan suhu rata-rata harian di atas suhu
dasar, selama masa tumbuh. Suhu mempunyai peranan utama dan berkorelasi
tinggi dalam proses pertumbuhan karena suhu dapat pula mempengaruhi
aktivitas metabolisme tanaman.
Metode akumulasi panas merupakan pengembangan dari konsep
Reamur yang merupakan pendekatan awal untuk menjelaskan variasi
tanggapan tanaman pada daerah iklim yang berbeda dengan menggunakan
data temperatur. Konsep ini dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
12
M
Σ Tm = SP ; Tm = 0 untuk Tm < 0 0C P
Tm adalah temperatur harian rata-rata, mulai penanaman (P) hingga
dewasa/mature (M). Dan SP (Satuan Panas) adalah konstanta dalam satuan 0C
yang merupakan jumlah Tm. Atau lebih umum jika batas pertumbuhan atau
perkembangan bukan nol, misalnya a maka:
M
Σ (Tm – a) = SP ; (Tm – a) = 0 untuk Tm < a P
Dalam penelitiannya pada tanaman jagung, Ismal (1983)
membandingkan konsep ini dengan tiga macam metode menghitung jumlah
panas, yaitu satuan panas bereduksi rendah, satuan panas bereduksi tinggi dan
metode klasik dengan jumlah hari. Satuan panas bereduksi rendah dan satuan
panas bereduksi tinggi merupakan koreksi terhadap konsep Reamur. Koreksi
hanya dilakukan terhadap suhu rata-rata harian yang melebihi suhu optimum
30 0C (Gilmore dan Rogers 1958). Selebihnya suhu rata-rata harian akan
dikalkulasi dengan konsep Reamur. Persamaan koreksi pada satuan panas
bereduksi rendah adalah sebagai berikut:
M M
SP = Σ {( Tmaks + T min )/2 – 10} - Σ (T maks – 30)/2 i=1 i=1
untuk T maks > 30 0C
Sedangkan satuan koreksi pada satuan panas bereduksi tinggi adalah
sebagai berikut:
M M
SP = Σ {( Tmaks + T min )/2 – 10} - Σ (T maks – 30) i=1 i=1
untuk T maks > 30 0C
13
Dalam penelitiannya Ismal (1983) menemukan bahwa satuan panas
bereduksi tinggi sebagai metode paling baik untuk dipakai karena memiliki
koefisien keragaman yang nyata lebih kecil. Di Indonesia metode akumulasi
panas telah banyak digunakan. Ismal (1989) menganjurkan pemakaian metode
ini di Indonesia untuk tanaman industri dan telah menggunakannya untuk
menentukan kematangan pada jagung.
Rachman (2002) telah menggunakan metode yang sama untuk
tanaman padi pada beberapa tempat dengan ketinggian berbeda di wilayah
Jawa Barat. Mengingat padi merupakan jenis tanaman yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat sebagai bahan makanan pokok, maka hal tersebut layak untuk
dilanjutkan. Handoko (1994) menyusun persamaan dari konsep Reamur untuk
mendapatkan persamaan yang berlaku umum pada berbagai tempat
penanaman padi di Indonesia sebagai berikut:
M
SP = Σ {( T maks + T min )/2 – Td} i=1
di mana :
SP = jumlah panas (degree day)
T maks = suhu maksimum harian (0C)
T min = suhu minimum harian (0C)
Td = suhu dasar
i = hari mulai tanam sampai matang fisiologis (M)
50 % (black layer)
Handoko (1994) menerapkan rumusan di atas pada studi kasus
tanaman padi varietas IR 64 dan Ciliwung dengan suhu dasar 17 0C. Dari
parameter perkembangan tanaman tersebut diperlukan panas sebanyak 980 dd
untuk mencapai kematangan dan layak panen. Kita dapat menentukan jumlah
panas yang dibutuhkan untuk mencapai kematangan pada varietas lain,
dengan membandingkan hari panen dalam data deskripsi varietas.
14
D. PENDUGAAN HASIL PADI
Radiasi surya merupakan unsur iklim yang sangat berperan dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman melalui energi untuk fotosintesis. Pada
proses fotosintesis, klorofil daun menyerap energi radiasi surya pada kisaran
panjang gelombang PAR (Photosynthetic Active Radiation) yaitu antara 0.38-
0.68 μm. Laju fotosintesis meningkat sampai titik kejenuhan cahaya dengan
semakin tingginya kerapatan fluks radiasi. Nisbah antara peningkatan laju
fotosintesis dengan peningkatan kerapatan fluks radiasi disebut efisiensi
penggunaan radiasi surya (Pahlevi, 2006).
Untuk tanaman yang tumbuh di lapang, efisiensi penggunaan radiasi
surya biasanya dinyatakan dengan nisbah antara penambahan massa tanaman
dengan jumlah radiasi yang diintersepsi tajuk tanaman (Handoko, 1994).
Intersepsi radiasi surya yaitu selisih antara radiasi yang datang dengan radiasi
yang ditransmisikan. Intersepsi radiasi surya dipengaruhi berbagai faktor,
antara lain indeks luas daun (leaf area index) dan jarak tanam/populasi
tanaman. Produksi biomassa potensial dihitung berdasarkan efisiensi
penggunaan radiasi surya yang diintersepsi tajuk tanaman. Untuk menghitung
radiasi yang diintersepsi digunakan hukum Beer (Handoko, 1994) sebagai
berikut:
Q int = (1 - τ) . Q s ; τ = e –k . LAI
di mana:
Q int = radiasi yang diintersepsi (MJ m-2)
τ = proporsi radiasi surya yang ditransmisikan oleh tajuk tanaman
k = koefisien pemadaman
Q s = radiasi surya (MJ m-2)
LAI = indeks luas daun
Nilai parameter ditentukan berdasarkan nilai rata-rata selama sehari,
yang selanjutnya dirata-ratakan selama musim pertumbuhan dan nilainya
sekitar 0.5 (Handoko, 1994). Produksi biomassa potensial dihitung
15
berdasarkan hasil kali antara efisiensi penggunaan radiasi surya (ε) dengan
radiasi yang diintersepsi (Q int). Handoko (1994) menentukan nilai ε sebesar
0.0014 kg MJ-1. Atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
dw = ε . Q int
di mana :
dw = produksi biomassa potensial (ton ha-1)
ε = efisiensi penggunaan radiasi surya (kg MJ-1)
Dari persamaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai produksi
biomassa potensial berbanding lurus dengan radiasi yang diintersepsi oleh
tajuk tanaman. Sehingga dengan meningkatnya radiasi yang mampu
diintersepsi tajuk, dapat menambah akumulasi biomassa tanaman.
Nilai produksi biomassa potensial menjadi acuan untuk menentukan
potensi hasil padi. Setiap varietas tanaman padi memiliki nilai indeks panen.
Indeks panen (harvest index) merupakan nilai kemampuan potensi panen suatu
tanaman. Nilai indeks panen dikalikan dengan nilai produksi biomassa akan
menghasilkan nilai potensi produksi padi (yield). Atau dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Y = hi . dw
di mana :
Y = produksi biomassa potensial (ton ha-1)
hi = indeks panen
dw = produksi biomassa potensial (ton ha-1)
Namun demikian, kondisi aktual yang terjadi di lapangan belum
mencapai nilai potensi produksi padi yang ideal. Hal ini dikarenakan banyak
hambatan budidaya padi yang belum dapat ditangani dengan baik.
16
E. SISTEM INFORMASI
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan (Winarno, 2004). Masing-masing komponen memiliki
fungsi yang berbeda dengan yang lain, tetapi tetap dapat bekerjasama. Fungsi
sistem yang utama adalah menerima masukan, mengolah masukan dan
menghasilkan keluaran. Agar dapat menjalankan fungsinya, sistem harus
memiliki komponen-komponen input, proses, keluaran dan kontrol untuk
menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik. Hubungan antar
komponen sistem dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema komponen sistem (Winarno, 2004)
Menurut Winarno (2004) data adalah representasi atau wakil dari suatu
objek. Data diciptakan untuk mempermudah komunikasi dan pemrosesan data.
Agar dapat menggambarkan objek yang diwakilinya, harus dipilih data yang
paling sesuai. Data yang akurat bila diproses juga akan menghasilkan
informasi yang akurat. Informasi adalah data yang telah diolah sehingga
berguna dalam proses pengambilan keputusan. Post dan David (2003)
menyatakan bahwa, informasi merupakan data yang telah diolah, diorganisir,
dan digabungkan untuk memberikan pengertian yang lebih dalam.
Sistem informasi memiliki banyak pengertian sesuai dengan sudut
pandang yang mengartikannya. Jika dilihat dari bidang komputerisasi, sistem
informasi dapat diartikan sebagai aplikasi komputer untuk mendukung operasi
dari suatu organisasi yang meliputi pengoperasian, instalasi,
perawatan/pemeliharaan komputer, perangkat lunak, dan data. Pengertian lain
dari sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware,
Perangkat masukan Pemroses
Perangkat Keluaran
Perangkat Kontrol
17
prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah
data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan
pengambilan keputusan (www.wikipedia.org).
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling
bekerjasama, yang digunakan untuk mencatat data, mengolah data dan
menyajikan informasi untuk para pembuat keputusan agar dapat menghasilkan
keputusan dengan baik (Winarno, 2004). Menurut O’Brien (1991) sistem
informasi adalah suatu sistem yang menerima sumber data sebagai masukan
dan mengolahnya menjadi produk iformasi sebagai keluaran. Tujuan sistem
informasi adalah mengubah data menjadi informasi.
Sistem informasi berbasis komputer merupakan sebuah sistem yang
terintegrasi, sistem antara manusia dan mesin yang memanfaatkan perangkat
keras dan perangkat lunak komputer, prosedur, dan basis data yang bertujuan
untuk menyediakan informasi yang mendukung operasi, manajemen dan
fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi (Kadir, 2003). Sistem
informasi berbasis komputer merupakan bagian dari sistem informasi. Oleh
sebab itu terdapat hubungan yang sangat erat antara sistem informasi dan
sistem komputer.
Menurut O’Brien (1999), model sistem informasi didasarkan pada
konsep sistem yang dilengkapi dengan performance control system dan data
store, serta memiliki 5 (lima) sumber daya, yaitu (1) perangkat lunak
(software), (2) perangkat keras (hardware), (3) data (dataware), (4) manusia
(brainware), dan (5) jaringan (netware), di mana kegunaannya untuk
melakukan 7 (tujuh) aktivitas, yaitu pemasukan data (data entry), pemrosesan
(processing), penyimpanan (storing), perolehan kembali (retrieving),
memproduksi dan mendistribusikan informasi (producing and distributing
info), melaporkan (reporting), dan merespon (responding). Model sistem
informasi menurut O’Brien (1999) dapat dilihat pada Gambar 2.
18
Gambar 2. Model sistem informasi menurut O’Brien (1999).
Menurut pendapat Stair (1986) di dalam Syughly (1999), karakteristik
dari sistem informasi yang baik adalah :
1. Tepat waktu, artinya informasi sampai pada penerimanya tidak terlambat.
2. Akurat, yaitu informasi tersebut bebas dari kesalahan dan tidak bias.
3. Fleksibel, yaitu sistem informasi dapat digunakan di masa kini dan yang
akan datang.
4. Bernilai ekonomi, yaitu manfaat dari informasi lebih besar dibanding
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya.
5. Reliable, yaitu informasi benar-benar nyata.
6. Singkat dan sederhana, yaitu mudah dibaca dan dimengerti oleh penerima
informasi.
Seperti yang berlaku pada kebanyakan proses, pengembangan sistem
informasi juga memiliki daur hidup berupa daur hidup pengembangan sistem
informasi, atau secara lebih umum dinamakan SDLC (System Development
Life Cycle) atau daur hidup pengembangan sistem. SDLC merupakan
metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara dan
menggunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup sejumlah fase atau
tahapan. Kadir (2003) menggambarkan model air terjun dalam SDLC
(Gambar 3), dengan tahapan sebagai berikut :
1. Investigasi sistem, mencakup perumusan masalah yang terjadi di
lapangan dan solusi atau alternatif pemecahannya. Pada tahapan ini juga
dilakukan studi kelayakan sistem informasi yang akan dibangun.
Performance Control System
Data InfoProcessProcess
Data StoreData Store
BRAINWARE DATAWARE
HA
RD
WA
RE
SO
FTW
ARE
N E T W A R E
19
2. Analisis sistem, yaitu identifikasi kebutuhan fungsional spesifik
pengguna mencakup hal-hal detail yang akan dikerjakan oleh sistem
informasi ketika diimplementasikan.
3. Desain sistem, terdiri dari aktivitas sistem yang menghasilkan spesifikasi
sistem yang memenuhi kebutuhan fungsional dalam tahap analisis sistem.
Aktivitas desain yang dimaksud meliputi desain user interface, desain
data dan desain proses.
4. Implementasi sistem, melibatkan pengadaan hardware dan software,
pengembangan software, pengujian program dan prosedur, pembangunan
dokumentasi dan berbagai aktivitas instalasi.
5. Perawatan sistem, melibatkan proses monitoring, evaluasi dan modifikasi
sistem untuk membuat perbaikan yang diinginkan secara periodik.
Kesalahan dalam pembangunan sistem dapat dikoreksi oleh aktivitas
perawatan sistem.
Gambar 3. Model air terjun dalam tahap SDLC (Kadir, 2003)
Investigasi sistem
Perawatan sistem
Analisis sistem
Desain sistem
Implementasi sistem
Rumusan masalah
Kebutuhan sistem
Desain
Sistem siap beroperasi
Implementasi kurang lengkap
Kesalahan yang tak mungkin implementasi dilaksanakan
Perubahan lingkup/
kebutuhan
Peninjauan kembali
permasalahan
20
F. SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
Basis data adalah pengorganisasian sekumpulan data yang saling
terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi (Kadir,
2003). Untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut
DBMS (Database Management System). DBMS adalah developer yang
mengolah database, menyimpan data, mendukung bahasa query pembuatan
laporan dan dapat menampilkan data entry (Post, 1999). Tujuan utama DBMS
adalah menyediakan lingkungan yang convenient dan efisien untuk
penggunaan dalam mendapatkan kembali (retrieve) dan menyimpan informasi
dari dan ke database (Korth dan Silberschatz, 1986).
Kadir (2003) mengemukakan elemen yang harus tersedia dalam
lingkungan basis data, yaitu:
1) Perangkat keras
2) Perangkat lunak
3) Database
4) Prosedur (teknik perencanaan dan desain database)
5) Orang (administrator basis data, programer dan pengguna)
Falsafah pokok dalam mendesain DBMS adalah dengan melihat sistem
informasi apa yang akan didukung oleh DBMS tersebut. Untuk itu terdapat
empat tahapan dalam mendesain DBMS, yaitu:
1) Menentukan data yang perlu disimpan
2) Menentukan relasi yang terjadi antar data
3) Menentukan operasi-operasi basis data yang diperlukan
4) Menentukan model data yang digunakan
DBMS meliputi kegiatan:
1) Pendefinisian struktur penyimpanan informasi
2) Penyediaan mekanisme pengolahan dan pemanfaatan informasi
3) Pengamanan bagi informasi terhadap usaha-usaha pengaksesan oleh
orang-orang yang tidak berwenang
Whittington (1988) menyatakan tiga komponen DBMS, yaitu:
1) Query Processor; berfungsi menerima permintaan pengguna dan
mengolahnya menjadi suatu form yang merupakan hasil olahan tersebut
21
2) Transaction Manager; bertugas mengatur pengolahan data sesuai
permintaan pengguna
3) Toolset; bertugas menyediakan fasilitas untuk berbagai kegiatan seperti
pembuatan basis data, restrukturisasi basis data, sistem pengawasan dan
pengembangan aplikasi
Basis data menjalankan lima tipe pembatas (Jones, 2000), yaitu:
1) Not null; field tidak bernilai null (tanpa nilai)
2) Unique; field harus bernilai unik dengan kolomnya
3) Primarry key; kombinasi dari unique dan not null. Sebuah tabel hanya
memiliki satu primary key
4) Foreign key; mendefinisikan hubungan antara dua tabel, baik itu one-to-
one (1:), one-to-many (1:M), atau many-to-many (M:N)
5) Check; menjalankan rule berdasarkan nilai data yang ada
Basis data memiliki satu keuntungan besar yang disebut query. Sebuah
query merupakan permintaan untuk mengambil informasi dari database dan
merubah atau menambah data ke sebuah database. Korth dan Silberschatz
(1986) mengklasifikasikan bahasa query berdasarkan cara melakukan query,
yaitu bahasa query procedural ataupun non-procedural. Pada bahasa query
procedural, pengguna mencari informasi dengan menginstruksikan sistem
untuk melakukan urutan operasi-operasi yang ditentukan oleh pengguna pada
database hingga hasil yang diinginkan diperoleh. Pada bahasa query non-
procedural, pengguna cukup menyampaikan karakteristik informasi yang
dicari tanpa harus memberikan jenis dan urutan operasi pada database.
Bahasa query juga dibagi menjadi bahasa query teoritis, yaitu bahasa
formal (matematis) untuk mengekspresikan suatu query, dan bahasa
komersial, yaitu implementasi dari bahasa query teoritis yang digunakan
dalam paket perangkat lunak komersial. Bahasa query teoritis yang bersifat
procedural adalah aljabar relasional (relational algebra), sedangkan yang
non-procedural adalah tuple relational calculus dan domain relational
calculus. Bahasa query komersial yang procedural adalah SQL (Structured
Query Languange) dan yang non-procedural adalah QBE (Query by
Example).
22
G. MICROSOFT VISUAL BASIC.NET
Tahun 2002 Microsoft secara resmi merilis produk berbasis .NET, salah
satunya adalah bahasa pemrograman Visual Basic .NET (VB.NET). Bahasa
pemrograman ini merupakan penyempurnaan dari Visual Basic 6.0 yang
sudah sangat sering digunakan programer hampir di seluruh dunia.
Pengembangan ini dilakukan Microsoft untuk memberikan pemakai akses ke
informasi, file atau program, setiap saat, setiap tempat, setiap platform dan
setiap device/perangkat.
VB.NET adalah bahasa pemrograman untuk membuat aplikasi berbasis
windows, aplikasi form web ASP.NET (Active Server Pages), layanan web
XML (Extensible Markup Language) dan aplikasi mobile seperti komputer
palm dan pocket PC (Kusumo, 2004). ASP.NET (Active Server Pages) adalah
bahasa pemrograman lingkungan aplikasi terbuka (open application
environment) berjenis server-side untuk membangun aplikasi berbasis web
(internet). Sedangkan XML (Extensible Markup Language) adalah format
dokumen berbasis teks mirip dengan HTML, tetapi khusus untuk menyimpan
informasi dan merupakan metode untuk menampilkan data terstruktur.
Kusumo (2004) mengemukakan alasan memilih VB.NET, yaitu:
1) Menyederhanakan develoyment
VB.NET mengatasi masalah seperti develoyment dari aplikasi berbasis
windows yaitu ”DLL Hell” dan registrasi COM (Component Object
Model). Secara berdampingan versioning (pengaturan versi komponen)
mencegah tertindihnya dan terkorupsinya komponen dan aplikasi.
Develoyment secara XCOPY memungkinkan pengembang menginstal
aplikasi windows ke mesin client cukup dengan menyalin file ke suatu
direktori.
2) Menyederhanakan pengembangan perangkat lunak
VB.NET memiliki fitur compiler yang bekerja secara background real-
time dan daftar task/tugas untuk penanganan bug/kesalahan program
sehingga pengembang dapat langsung memperbaiki kesalahan kode yang
terjadi. VB.NET menyederhanakan pembuatan komponen.
23
3) Mendukung OPP
Dalam VB.NET pengguna dapat membuat kode class yang dapat
digunakan kembali menggunakan konstruksi berbasis objek. VB.NET
memiliki fitur bahasa pemrograman berbasis objek termasuk
implementasinya secara penuh: inheritance/pewarisan,
encapsulation/pembungkusan dan polymorphism/banyak bentuk.
4) Mempermudah pengembangan aplikasi berbasis web
Untuk mengembangkan aplikasi web, disediakan desainer form web, di
mana digunakan mekanisme ”drag” dan ”drop” untuk membangun form.
Editor HTML diperkaya untuk dapat bekerja pada halaman web. Terdapat
pula layanan web XML yang memungkinkan suatu aplikasi berkomunikasi
dengan aplikasi lainnya dari berbagai platform melalui protokol internet
terbuka.
5) Mempermudah migrasi VB6 ke VB.NET
Interoperability COM menyediakan komunikasi dua arah antara aplikasi
VB6 dengan VB.NET. Wizard upgrade pada VB.NET 2003
memungkinkan pengembang dapat melakukan migrasi lebih dari 95 persen
kode VB6 ke VB.NET.
VB.NET memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipelajari dan
dipahami. Bagian dari bahasa pemrograman tersebut antara lain:
1. Variabel atau Konstanta
Variabel digunakan untuk memasukkan data berupa nilai sementara
ke dalam memori selama menghitung, memberi informasi dan sebagainya.
Pengguna dapat memberi nama pada lokasi memori dengan
mendeklarasikan variabel dan menentukan tipe data. Deklarasi variabel
adalah proses untuk menyebutkan karakteristik variabel seperti nama, tipe
data, jangkauan, masa hidup dan nilai awal. Variabel biasanya
dideklarasikan dengan kata kunci ”Dim”. Konstanta mirip dengan variabel
tetapi nilainya tidak berubah selama program berjalan. Konstanta
dideklarasikan dengan kata kunci ”Const”.
24
2. Tipe Data dan Structure
Tipe data dalam variabel menentukan tipe data yang bisa disimpan
di dalamnya, format data yang disimpan dan berapa banyak memori yang
dialokasikan untuk menyimpan data. Structure berisi satu atau lebih
anggota yang dapat berisi tipe data yang sama atau berbeda.
3. Operator
Operator adalah simbol (karakter atau kata kunci) yang secara
spesifik mengoperasikan satu atau dua operand. Operator yang menangani
satu operand disebut operator unnary, sedangkan yang menangani dua
operand disebut operator binary. Operator dikelompokkan ke dalam
operator aritmatika, operator relasi, operator bitwise, operator logika.
4. Penanganan Kesalahan
Ada tiga kesalahan yang mungkin muncul ketika mengembangkan
aplikasi VB.NET, yaitu kesalahan sintaks, kesalahan run time dan
kesalahan logika. Untuk mengatasi kesalahan, pengguna dapat melakukan
pencegahan dengan menambahkan kata kunci ”Option Strict On” dan
”Option Explicit On” yang diletakkan pada bagian awal modul.
5. Alur Percabangan
Ketika program berjalan, mungkin hanya blok kode tertentu yang
diperlukan saja yang akan dijalankan dengan kondisi tertentu. Hal itu
dapat diatur menggunakan alur percabangan. Ada tiga pernyataan yang
berkaitan dengan alur percabangan program yaitu: IF...THEN,
IF...THEN...ELSE dan SELECT CASE.
Pernyataan IF...THEN akan menguji suatu kondisi, jika True,
program akan menjalankan pernyataan yang mengikutinya. Pernyataan
IF...THEN...ELSE akan menjalankan sebuah blok pernyataan jika kondisi
bernilai True dan blok pernyataan lainnya yang bernilai False. Ketika
pernyataan IF...THEN...ELSE memiliki banyak blok kode, maka struktur
SELECT CASE akan menguji ekspresi tunggal yang dievaluasi sekali
25
pada bagian atas struktur. Hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan
beberapa nilai dan jika salah satu ada yang cocok, blok pernyataan yang
berhubungan akan dijalankan.
6. Struktur Pengulangan
Struktur pengulangan/looping digunakan untuk menjalankan satu
atau banyak baris kode secara berulang-ulang. Pernyataan pengulangan
adalah DO...LOOP, WHILE...END WHILE, FOR...NEXT dan
FOR...EACH...NEXT. Pernyataan DO...LOOP dapat digunakan jika
pengguna belum tahu berapa kali pengulangan blok pernyataan, tetapi jika
pengguna sudah tau berapa kali pengulangan blok pernyataan digunakan
FOR...NEXT. Pengulangan WHILE...END WHILE akan menjalankan
suatu blok pernyataan selama kondisi bernilai benar. Pernyataan
FOR...EACH...NEXT mirip dengan pernyataan FOR...NEXT, kecuali
variabel pengulangan yang diperlukan bukan numerik melainkan array
dan collection.
7. Array
Array digunakan untuk menyimpan sekumpulan data yang sejenis
dalam sebuah variabel dan nilai yang dimasukkan dapat diakses
menggunakan indeks. Untuk mendeklarasikan variabel array, sintaksnya
mirip dengan variabel lainnya. Pengguna dapat menggunakan pernyataan
Dim atau aksesibilitas (Public, Private, Friend dan sebagainya),
perbedaannya pengguna harus menambahkan parentheses/tanda kurung
setelah nama variabel untuk menunjukkan bahwa itu adalah array.
8. Prosedur
Untuk mempermudah pengembangan program, aplikasi yang besar
dapat dipecah menjadi segmen kode yang lebih kecil atau disebut
prosedur. Ada dua tipe prosedur, yaitu subrutin dan fungsi. Subrutin
adalah blok pernyataan untuk mengerjakan suatu tugas yang didefinisikan
dengan baik. Blok pernyataan diletakkan di antara pernyataan Sub...End
26
Sub. Fungsi mirip dengan subrutin, bedanya fungsi menghasilkan return
value/mengembalikan nilai.
9. Fungsi Built-in VB.NET
Berdasarkan kegunaannya, fungsi Built-in bawaan VB.NET terdiri
dari fungsi manipulasi file dan folder, fungsi identifikasi tipe data, fungsi
konversi tipe variabel fungsi manipulasi string, fungsi matematika, fungsi
tanggal dan waktu, fungsi finansial dan fungsi pembangkit angka acak.
Kemampuan VB.NET dalam melakukan koneksi, mengakses dan
memanipulasi database digunakan teknologi ADO.NET (ActiveX Data Object
yang memakai model koneksi disconnected database, artinya hanya sekali
mengirim data dari database, setelah itu koneksinya akan putus. ADO.NET
bersama namespace XML merupakan bagian inti dari standar Microsoft untuk
akses data dan storage. Komponen ADO.NET dapat mengakses berbagai
macam sumber data seperti database Access, SQL Server dan database non
Microsoft seperti Oracle. Laporan database dapat dibuat menggunakan
Crystal Report yang sudah diintegrasikan ke dalam VB.NET.
H. SISTEM INFORMASI PERTANIAN
Saat ini informasi telah menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat.
Sistem informasi telah dimanfaatkan di berbagai sektor, mulai dari sektor
pemerintahan, industri, perdagangan, hukum, pendidikan juga di sektor
pertanian. Keberadaan sistem informasi pada setiap aspek kehidupan telah
sangat memudahkan berbagai penyelesaian masalah.
Burch (1992) membagi sistem informasi ke dalam dua kelompok
besar, yaitu sistem informasi publik (societal information system) dan sistem
informasi organisasi (organizational information system). Sistem informasi
publik lebih berkaitan dengan masalah-masalah umum, cenderung berupa
pelayanan publik dan dapat diakses oleh masyarakat luas. Sedangkan sistem
informasi organisasi lebih dikhususkan pada kepentingan sebuah organisasi
dalam mengambil keputusan berbagai permasalahan dalam organisasi.
27
Sistem informasi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
(Singosari) adalah sebuah sistem informasi yang dipublikasikan Departemen
Pertanian RI melalui website www.deptan.go.id. Sistem informasi yang dapat
diakses oleh masyarakat luas tersebut menyajikan informasi terkait teknik
pengolahan hasil-hasil pertanian berikut potensi pasarnya. Singosari termasuk
ke dalam sistem informasi publik.
Ihsanuddin (1996) telah merancang sistem informasi untuk industri
pengolahan buah jeruk dalam bentuk paket program yang diberi nama Orisys.
Paket program sistem informasi tersebut dibangun menggunakan bahasa
pemrograman Visual Basic 3.0 for Windows. Program Orisys dirancang untuk
memenuhi kebutuhan pengguna yang ingin mencari informasi mengenai buah
jeruk secara rinci, seperti bahan baku, industri pengolahan, proses
pengolahannya, serta penjualan buah jeruk maupun hasil olahannya. Berbeda
dengan Singosari, Orysis termasuk ke dalam sistem informasi manajemen
berupa sistem kontrol proses industri yang dilengkapi sistem proses transaksi
bisnis.
Sistem informasi mengenai budidaya tanaman buah-buahan tropis
telah dirancang oleh Mulyawan (1998) dan diberi nama Sibutrop. Sistem
informasi tersebut dibangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic
6.0 for Windows. Sibutrop memberikan informasi mengenai budidaya buah-
buahan yang meliputi duku, durian, mangga, manggis, pisang, rambutan, dan
salak. Sibutrop termasuk ke dalam sistem informasi publik.
Budianto (2001) mengembangkan sistem informasi mengenai
budidaya tanaman sayuran yang meliputi bawang merah, tomat, kentang,
kubis, dan cabai. Sistem informasi ini diberi nama Sibusa. Sama halnya
dengan Sibutrop, Sibusa termasuk ke dalam sistem informasi publik berbasis
komputer menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 for Windows.
Selain itu di bidang pangan telah dibangun juga sistem informasi
mengenai penelitian produk pangan yang akan memberikan informasi
mengenai hasil penelitian tanaman pangan yang telah dilakukan sampai saat
itu. Sistem informasi ini dikenal dengan nama SIRMAPP dan dibangun oleh
Sahmono (2005) dengan basis internet (jaringan).
28
Dalam bidang pertanian, sistem informasi manajemen biasanya
terdapat pada beberapa industri pertanian yang sudah establish. Perusahaan
menyediakan sistem informasi pendukung pengambilan keputusan meliputi
aktivitas yang dilakukan perusahaan, dari proses pemilihan bahan baku hingga
tahap pemasaran. Sistem informasi manajemen lebih bersifat khusus dan tidak
dapat diakses oleh masyarakat luas.
Tambunan (1995) telah merancang perangkat lunak pendugaan saat
matang fisiologis jagung (Zea mayz L.) dalam sistem database iklim harian
dengan perangkat lunak berupa program DBASE IV rel 2.0 berbasis personal
computer (PC) dengan sistem operasi MS. DOS 6.0. Sistem yang dibangun
masih memiliki kelemahan yaitu sistem hanya dapat dieksekusi dalam
lingkungan MS. DOS 6.0 yang sudah tidak digunakan lagi sebagai sistem
operasi komputer. Makarim (1999) telah membuat model simulasi untuk
menduga produksi padi dalam program Padi 300.csm. Sistem ini pun hanya
dapat dieksekusi dalam lingkungan MS. DOS 6.0. Selanjutnya Makarim
(2005) membuat Sistem Pakar Padi (SIPADI) untuk membantu menetapkan
komponen teknologi PTT spesifik wilayah menggunakan software Microsoft
Excel 2003.
Pada penelitian ini dilakukan pembangunan sistem informasi
pendugaan waktu panen dan produksi padi (Oryza sativa L.) untuk beberapa
varietas di wilayah Provinsi Jawa Barat menggunakan metode akumulasi
panas dan biomassa berdasarkan data iklim harian. Sistem informasi panen
dan produksi padi (Sipaprodi) termasuk ke dalam sistem informasi publik.
Penggunaannya diperuntukkan bagi masyarakat luas, dalam hal ini petani,
kelompok tani, penyuluh pertanian lapangan dan pemerintah. Sipaprodi
memberikan informasi yang akurat akan penentuan waktu panen dan jumlah
produksi padi. Seiring berjalannya waktu, data iklim dalam database
Sipaprodi dapat diperbaharui agar selalu menghasilkan analisis yang tepat dan
aktual. Penggunaan bahasa pemrograman Visual Basic.NET pada tahap
pembangunannya, memungkinkan Sipaprodi dijalankan pada jaringan internet
yang dapat diakses oleh siapa saja dan di mana saja.
29
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2007 sampai dengan
bulan Desember 2008. Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium
Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian Departemen Teknik Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
B. BAHAN DAN ALAT
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembangunan sistem adalah :
1. Personal Computer dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Processor Intel Pentium 4, 1.70 Ghz
b. Motherboard ECS P4VMM2
c. Harddisk Maxtor 20 GB
d. RAM 256 MB
e. VGA onboard
d. DVD Combo Lite-On
e. Monitor 15” IBM
2. Sistem operasi Microsoft Windows XP service pack 2
3. Bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic .NET
4. Adobe Photoshop 7.0
5. Autorun Pro Enterprice
C. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL
Masalah yang dihadapi dalam pendugaan produksi padi sangat
kompleks karena menyangkut berbagai aspek yang harus dikaji, antara lain
adalah aspek karakteristik varietas dan aspek lokasi tanam yang terkait
dengan aspek iklim. Mempertimbangkan permasalahan di atas studi
penyelesaiannya menggunakan pendekatan sistem.
Sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan
terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan-tujuan
30
(Manetsch dan Park, 1979 dalam Eriyatno, 1998). Pendekatan sistem adalah
metode pemecahan masalah yang tahapannya dimulai dengan identifikasi
kebutuhan dan diakhiri dengan suatu hasil sistem operasi yang efektif dan
efisien (Marimin, 1993). Tahapan-tahapan pendekatan sistem dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Tahapan pendekatan sistem (Manetsch dan Park, 1979)
Mulai
Analisis kebutuhan
Evaluasi periodik
Formulasi permasalahan
Identifikasi sistem
Permodelan sistem
Pembuatan program komputer
Verifikasi model
Implementasi
Sesuai ?
MemuaskanYa Tidak
Tidak
31
Pendekatan sistem dicirikan oleh adanya metodologi perencanaan atau
pengolahan, bersifat multidisiplin, terorganisir, penggunaan model
matematika, metode berpikir secara kualitatif, penggunaan teknik simulasi
dan optimasi serta dapat diaplikasikan dengan komputer. Pendekatan sistem
menggunakan model, yaitu suatu abstraksi keadaan nyata atau
penyederhanaan sistem nyata untuk memudahkan pengkajian suatu sistem
(Marimin, 2005).
D. PENDEKATAN SISTEM
1. Identifikasi Kebutuhan
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pendugaan produksi tanaman
padi adalah petani padi, konsumen dan pemerintah. Analisa kebutuhan dari
masing-masing komponen tersebut:
1) Petani padi:
Kontinuitas produksi
Peningkatan produktivitas
Sarana dan prasarana tersedia
Biaya yang murah
Keuntungan yang besar
2) Konsumen
Ketersediaan beras
Harga yang stabil dan terjangkau
Mutu yang baik
3) Pemerintah:
Peningkatan produktivitas
Harga yang stabil
Ketahanan pangan
2. Formulasi Permasalahan
Dalam menentukan waktu panen dan produktivitas padi, terdapat
banyak faktor yang berpengaruh terkait teknik budidaya serta kondisi
32
lingkungan dan iklim. Kondisi iklim dan lingkungan akan berkaitan
langsung dengan waktu panen. Sementara teknik budidaya akan berkaitan
dengan produktivitas. Bila teknik budidaya yang digunakan kurang tepat
akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal. Pun demikian dengan
kondisi alam dan lingkungan yang tidak mendukung seperti tanah yang
kurang subur dan suhu udara yang terlalu rendah akan menimbulkan hasil
yang tidak optimal pula.
Keberhasilan dalam memprediksi waktu panen dan produksi padi
memerlukan perencanaan yang baik, pengetahuan yang benar serta intuisi
yang tepat dalam pengambilan keputusan. Perencanaan dilakukan berdasar
analisa dari data internal dan eksternal serta asumsi-asumsi untuk masa
yang akan datang. Kesulitan yang dihadapi antara lain dalam pengambilan
keputusan yang tepat berdasar pengetahuan dan hasil penelitian yang
belum terintegrasi mengenai proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman padi dan kaitannya dengan iklim, karena masih dikuasai oleh para
pakar.
Karena tidak setiap petani dan penyuluh pertanian memiliki keahlian
untuk merancang program dalam menangani masalah di atas, maka
biasanya hal tersebut diserahkan pada ahli yang khusus didatangkan untuk
menangani masalah ini. Namun dana yang dibutuhkan untuk itu sangat
besar, karena ahli tersebut masih langka.
Perkembangan teknologi komputer yang pesat diharapkan dapat
memecahkan masalah di atas, karena apabila ada paket program yang
dapat dijadikan pengganti ahli untuk berkonsultasi maka akan banyak
menghemat dana dan waktu. Tetapi sampai saat ini belum ada paket
program komputer yang dapat menangani persoalan dalam menentukan
produksi padi berdasarkan pengaruh iklim. Berangkat dari pemikiran di
atas maka pembangunan sistem informasi panen dan pendugaan produksi
padi untuk setiap varietas tanaman padi sangat dibutuhkan.
33
3. Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara
pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari
permasalahan yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-
kebutuhan tersebut (Eriyatno, 1998). Identifikasi sistem dapat ditunjukkan
dengan diagram input-output pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram input-output
E. PROSEDUR PENELITIAN
1. Pengumpulan Data dan Informasi
Penelitian tentang sistem yang dikaji menggunakan data primer dan
data sekunder. Data sekunder berupa data iklim dan indeks luas daun
beberapa varietas didapat dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB
Padi) Sukamandi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
(Puslitbangtan) Bogor, dan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat
(Puslitanak) Bogor. Kajian data primer di lapangan dilakukan di tiga
Kabupaten yaitu Bogor, Subang dan Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Di
samping itu dilakukan pula studi pustaka terhadap referensi yang relevan.
Input tak terkontrol: - Syarat agronomis - Iklim wilayah - Sarana dan prasarana
pendukung
Input terkontrol: - Jenis varietas - Lokasi tanam - Waktu tanam
Sistem informasi panen dan
produksi padi
Output dikehendaki: - Produktivitas tinggi
Output tak dikehendaki: - Produktivitas rendah
34
2. Tahapan Pembangunan Sistem
Tahapan pengembangan sistem informasi panen dan produksi padi
dirancang menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC).
Tahapan pembangunan sistem dengan metode SDLC terdiri dari tahap
investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan
pemeliharaan sistem informasi tersebut.
a. Investigasi Sistem
Pada tahap investigasi, setelah perumusan masalah ditentukan
dan solusi alternatif ditemukan, dilakukan studi kelayakan terhadap
solusi alternatif tersebut. Dalam hal ini, pembangunan sistem
informasi panen dan produksi padi menjadi solusi alternatif.
b. Analisis Sistem
Tahap analisis sistem dilakukan untuk menentukan kebutuhan
informasi dari pengguna, dalam hal ini yang menjadi pengguna
informasi adalah petani, kelompok tani, penyuluh lapangan dan
pemerintah.
c. Desain Sistem
Pada tahap ini aktivitas yang dilakukan adalah
merancang/mendesain input, output, serta user interface secara
keseluruhan. Selain itu perlu ditentukan juga bagaimana cara
berinteraksi antara sistem dengan database. Sistem informasi
dirancang fleksibel agar mudah mudah untuk melakukan pengeditan
data baik menambah data, menghapus, dan mengubah data.
d. Implementasi Sistem
Pada tahap implementasi, dilakukan pemrograman dengan
desain sistem yang sudah ditentukan sebelumnya. Sistem dibangun
35
menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Studio 2005 dan
bahasa pemrograman Visual Basic.NET. Setelah sistem informasi
selesai dibangun, dilakukan pengujian sistem untuk mengetahui
kinerja dan performansi sistem.
e. Perawatan Sistem
Tahap perawatan atau pemeliharaan sistem bertujuan untuk
memonitor, mengevaluasi, dan memodifikasi sistem informasi yang
telah dibangun. Produk akhir dari tahap perawatan sistem adalah
sistem informasi yang lebih baik. Tahapan ini juga dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang up to date, sehingga kebutuhan
pengguna mengenai informasi waktu panen dan produksi padi akan
terpenuhi.
36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. INVESTIGASI SISTEM
Pada tahap investigasi sistem dilakukan perumusan masalah sehingga
kebutuhan untuk membangun sistem informasi panen dan produksi padi
(Sipaprodi) menjadi jelas. Dari rumusan masalah yang menggambarkan
kondisi di lapangan dapat ditentukan solusi yang tepat dalam sistem informasi
panen dan produksi padi yang akan dibangun.
Di samping faktor agronomis dan fisiologis, pertumbuhan tanaman padi
sangat bergantung pada faktor lingkungan berupa iklim. Indonesia dengan
wilayah yang sangat luas memiliki iklim yang bervariasi, pun demikian
dengan produksi padi di berbagai wilayahnya. Provinsi Jawa Barat sebagai
penghasil padi terbanyak menjadi daerah yang sangat diandalkan dalam
produksi padi nasional. Pendugaan produksi padi di Jawa Barat menjadi hal
yang sangat penting untuk diketahui, guna menjamin ketersediaan pangan
nasional. Meski dirancang berdasarkan data kabupaten dan kota, Sipaprodi
dapat memberikan informasi pendugaan potensi hasil panen tanaman padi
berdasarkan akumulasi biomassa yang dipengaruhi data iklim di masing-
masing wilayah.
Bila dilihat dari sisi pengguna, Sipaprodi yang dikembangkan oleh
penulis dapat dibagi ke dalam dua aspek, yaitu aspek petani dan pemerintah.
Terkait dengan rencana kegiatan operasional selama masa penanaman padi
dan pemenuhan kebutuhan pada tahap persiapan panen, petani sangat
membutuhkan referensi informasi yang tepat dan akurat untuk menentukan
kapan saat panen optimum pada lahan yang sedang diolah. Juga informasi
akan seberapa besar perkiraan potensi produksi padi yang ditanam. Dalam
lingkup yang lebih luas, informasi akan pendugaan produksi padi merupakan
hal yang sangat menentukan kebijakan pemerintah terkait dengan pemenuhan
kebutuhan pangan penduduk Indonesia.
Sistem lama yang digunakan untuk menduga produksi padi adalah
dengan mendatangkan pakar dalam bidang produksi padi untuk memberi
penyuluhan dan informasi kepada petani dan memperlihatkan simulasi
37
komputer yang masih dibangun menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Cara
ini dianggap kurang efektif karena keterbatasan pakar produksi padi dan
simulasi sistem komputer yang kurang user friendly. Sedangkan kebutuhan
akan informasi pendugaan saat panen dan jumlah produksi padi sangat
dibutuhkan oleh para petani. Berangkat dari pemikiran tersebut, dibangunlah
sistem informasi berbasis komputer untuk memberikan solusi dari
permasalahan yang timbul akibat keterbatasan pakar produksi padi.
Ditinjau dari segi teknis, Sipaprodi layak dibangun karena lebih mudah
dalam penggunaan dan perawatan atau pemeliharaannya. Jika dibandingkan
dengan sistem yang lama, secara teknis Sipaprodi lebih unggul, karena sistem
ini dapat diperbaharui dengan cara meng-update data di dalam database.
B. ANALISIS SISTEM
Tahap analisis sistem dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pengguna. Hal ini bertujuan agar sistem informasi yang dibangun mampu
memberikan atau menyediakan apa yang dibutuhkan oleh pengguna. Kegiatan
identifikasi kebutuhan informasi untuk membangun Sipaprodi dilakukan
melalui proses wawancara langsung dengan calon (sasaran) pengguna yang
terdiri dari petani perseorangan, kelompok tani dan penyuluh pertanian
lapangan. Hasil wawancara tersebut dianalisis lebih lanjut berdasarkan
referensi yang ada. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kebutuhan
pengguna akan informasi produksi padi meliputi pendugaan saat panen
optimum, pendugaan produksi biomassa, pendugaan potensi hasil panen,
visualisasi grafik perkembangan akumulasi panas dan biomassa, serta
visualisasi gambaran kondisi tanaman padi pada saat Sipaprodi dijalankan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pengguna harus menentukan
varietas tanaman padi yang ditanam, di kota atau kabupaten mana tanaman
padi mereka ditanam serta pada tanggal berapa tanaman padi mulai ditanam.
Proses input data yang dilakukan pengguna menjadi hal yang sangat
menentukan proses perhitungan dari database di dalam program Sipaprodi.
Pendugaan saat panen optimum dan produksi biomassa dihitung berdasarkan
metode akumulasi panas dan biomassa berdasarkan data iklim.
38
Dalam kegiatan panen, banyak hal yang harus disiapkan petani,
terutama dalam hal penyediaan tenaga panen. Oleh karena itu, pendugaan saat
panen optimum menjadi hal yang sangat penting bagi petani untuk
merencanakan kegiatan panen. Di samping itu, dengan informasi pendugaan
saat panen optimum, petani dapat menentukan jadwal penanaman yang efektif
pada lahan yang diolah. Dalam perhitungannya, saat panen optimum dihitung
berdasarkan rumus akumulasi panas yang dipengaruhi oleh suhu rata-rata
harian.
Produksi padi bergantung pada produksi biomassa yang dihasilkan.
Dalam perhitungannya, pendugaan produksi biomassa dihitung berdasarkan
rumus akumulasi biomassa yang dipengaruhi oleh radiasi matahari dan indeks
luas daun tanaman padi setiap harinya. Dari hasil perhitungan akumulasi
biomassa, kita dapat mengetahui potensi hasil panen tanaman padi, yaitu
dengan mengalikan indeks panen setiap varietas dengan akumulasi biomassa
yang dihasilkan.
Visualisasi perkembangan akumulasi panas dan biomassa yang
digambarkan dalam grafik dapat memberikan informasi pertambahan produksi
panas dan biomassa selama masa tanam padi. Sedangkan visualisasi gambaran
kondisi tanaman padi saat pengguna menjalankan program Sipaprodi
digambarkan melalui image yang disesuaikan dengan fase perkembangan
tanaman padi dan umur tanam.
Informasi yang disajikan Sipaprodi dapat memberikan masukan kepada
pengguna untuk menentukan saat panen optimum, produksi biomassa dan
potensi hasil panen pada tanaman padi yang ditanam. Secara khusus sasaran
pengguna adalah petani perorangan, kelompok tani dan penyuluh pertanian
lapangan. Sejauh ini Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
(Puslitbangtan) Badan Litbang Departemen Pertanian sudah mengembangkan
program komputer yang hampir serupa dengan Sipaprodi, yaitu Sistem Pakar
Padi (SIPADI) untuk membantu menetapkan komponen teknologi PTT
spesifik wilayah menggunakan software Microsoft Excel 2003. Penulis
mengembangkan lebih lanjut ke dalam bahasa pemrograman komputer yang
lebih up-date agar dapat dengan mudah dijalankan oleh pengguna.
39
C. DESAIN SISTEM
Tahap desain sistem merupakan tahap di mana pembangunan sistem
dapat memberikan kemudahan dalam mengeksekusi sistem. Tahap
pembangunan desain sistem meliputi desain user interface, desain data dan
desain proses.
1. Desain User Interface
Tampilan yang menarik dapat memberikan minat bagi pengguna
untuk selalu menggunakan suatu sistem. Kemudahan dalam menjalankan
suatu sistem perlu menjadi prioritas utama dalam pembangunan sistem. Di
samping itu, penggunaan komposisi warna, gambar, dan penggunaan
tombol juga harus diperhatikan.
Untuk mendapatkan tampilan yang menarik, pembangunan desain
Sipaprodi menggunakan beberapa software pendukung, yaitu Autorun Pro
Enterprice untuk tampilan awal, Bahasa pemrograman VB.Net untuk
interaksi antara pengguna dengan Sipaprodi, Adobe Photoshop CS yang
digunakan untuk mendesain background tampilan sistem.
Sipaprodi merupakan software yang berbasis personal computer
(PC), sehingga dalam pendistribusiannya menggunakan media compact
disc (CD). Sipaprodi disajikan dalam tampilan full screen, karena propertis
yang ada dalam VB.NET sudah mendukung tampilan yang lebih soft dan
mudah digunakan. Sipaprodi dirancang untuk dijalankan pada screen
resolution 1024 x 768 piksel. Resolusi ini merupakan resolusi monitor
standar yang digunakan pada PC.
Untuk membantu pengguna sebelum menjalankan Sipaprodi
digunakan software Autorun Pro Enterprice yang dikemas dalam autorun.
Perancangan autorun di awal sistem dibuat hanya untuk mengantarkan
pengguna masuk ke dalam Sipaprodi. Autorun terdiri dari dua bagian,
yaitu splashscreen dan menu utama. Tampilan splashscreen memberikan
informasi mengenai nama program. Splashscreen akan tertutup secara
otomatis setelah beberapa detik. Gambar 6 menunjukkan tampilan dari
splashscreen Sipaprodi.
40
Gambar 6. Splashscreen Sipaprodi
Pada tampilan autorun menu utama ada beberapa pilihan, yaitu
mulai, instal Sipaprodi, bantuan dan tentang Sipaprodi. Di samping
pilihan-pilihan tersebut, terdapat tanda silang pada sudut kanan atas yang
berfungsi untuk keluar dari autorun Sipaprodi sekaligus mengakhiri
penggunaan Sipaprodi. Tampilan autorun menu utama disajikan pada
Gambar 7.
Gambar 7. Halaman autorun menu utama
Pada saat memilih pilihan mulai Sipaprodi dan instal Sipaprodi,
pengguna harus melalui halaman yang menjelaskan tentang bagaimana
Sipaprodi dapat berjalan pada komputer pengguna. Pada halaman tersebut
terdapat kolom penjelasan, bahwa program Sipaprodi hanya dapat
41
dijalankan pada komputer yang sudah terinstal software .NET Framework
dan Crystal Report. Untuk memudahkan pengguna jika belum terinstal
software tersebut, pada halaman ini terdapat fasilitas untuk menginstal
software .NET Framework dan Crystal Report. Dengan mengklik pilihan
.NET Framework dan Crystal Report, maka secara otomatis proses instal
software tersebut berjalan tanpa harus menutup autorun Sipaprodi.
Halaman mulai dan instal Sipaprodi dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Halaman mulai dan instal sipaprodi
Jika sudah terinstal software .NET Framework dan Crystal Report,
pengguna dapat mengklik Mulai Sipaprodi untuk membuka halaman
utama Sipaprodi. Pilihan ini digunakan jika pengguna hanya ingin
menjalankan program Sipaprodi tanpa menempatkan file program
Sipaprodi ke dalam hard disk komputer. Tombol mulai berfungsi sebagai
jembatan untuk membawa pengguna masuk ke halaman utama Sipaprodi.
Pilihan instal digunakan untuk menginstal Sipaprodi ke dalam hard disk
komputer, sehingga pengguna dapat menjalankan Sipaprodi tanpa media
CD dan pengguna dapat melakukan perubahan data seperti pengeditan,
42
penambahan dan penghapusan data dari database. Di samping itu, shortcut
Sipaprodi juga akan muncul pada desktop dan menu pada tombol start.
Pada halaman autorun menu utama juga terdapat pilihan bantuan
yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada pengguna
tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menjalankan
Sipaprodi. Penjelasan tersebut terdapat pada halaman bantuan yang
muncul setelah pengguna mengklik tombol bantuan. Halaman bantuan
disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Halaman bantuan
Di samping pilihan bantuan, terdapat pula pilihan tentang Sipaprodi
pada halaman autorun menu utama yang menjelaskan profil Sipaprodi,
meliputi lembaga yang menaungi pembangunan Sipaprodi, pakar produksi
padi dan programer Sipaprodi. Halaman tentang Sipaprodi disajikan dalam
Gambar 10.
43
Gambar 10. Halaman tentang sipaprodi
Halaman utama Sipaprodi dibuka dengan mengklik tombol mulai
Sipaprodi pada autorun. Untuk menampilkan hasil analisis berupa prediksi
waktu panen optimum dan produksi biomassa, pengguna diharuskan
mengisi data-data yang diperlukan. Yaitu nama kota/kabupaten, varietas
dan tanggal tanam. Pilihan jawaban untuk ketiga pertanyaan tersebut sudah
disediakan dalam combo box yang tersedia. Pengguna hanya perlu memilih
jawaban tersebut, yang nantinya akan dibaca oleh program untuk dijadikan
acuan saat memilih data dalam database guna proses eksekusi hasil
analisis.
Pada pilihan kota/kabupaten, pengguna dapat memilih tiga nama
kota/kabupaten yaitu Bogor, Kuningan dan Subang. Ketiga kota/kabupaten
ini dianggap mewakili ketinggian kota/kabupaten lain yang ada di Provinsi
Jawa Barat. Sedangkan pada pilihan varietas, terdapat lima pilihan nama
varietas, yaitu BP 360, Ciherang, IR64, Mekongga dan Rokan. Kelima
varietas tersebut merupakan jenis varietas yang sudah diteliti nilai indeks
luas daunnya oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Departemen
Pertanian. Jika terdapat penambahan data kota/kabupaten dan jenis
varietas, maka dapat dilakukan dengan menambah database pada
44
Microsoft Access. Pengguna juga harus mengisi pilihan tanggal tanam
pada combo box yang disediakan berupa kalender. Data tanggal tanam
merupakan tolak ukur dalam menjalankan Sipaprodi digunakan untuk
memulai proses looping perhitungan di dalam program.
Di samping tampilan input data, pada halaman utama terdapat lima
tombol untuk mengeksekusi Sipaprodi, yaitu tombol prediksi waktu panen
optimum, prediksi produksi biomassa dan potensi hasil panen, lihat grafik
akumulasi panas, lihat grafik akumulasi biomassa dan gambaran kondisi
padi saat ini.
Pengguna dapat mengetahui waktu panen optimum dengan
mengklik tombol prediksi waktu panen optimum. Setelah hasil
perhitungan keluar pada kolom hasil analisis berupa rentang jumlah hari
dan tanggal panen, pengguna harus mengklik tombol prediksi produksi
biomassa dan potensi hasil panen untuk mengetahui pendugaan produksi
biomassa dan potensi hasil panen padi yang ditanam. Hasil perhitungan
produksi biomassa dan potensi hasil panen ditampilkan pada kolom hasil
analisis di bawah hasil perhitungan pendugaan saat panen optimum.
Halaman utama program Sipaprodi dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Halaman utama sipaprodi
45
Selama proses perhitungan looping data berlangsung di dalam
program, di sudut kanan bawah halaman utama disajikan progressbar
untuk menampilkan proses load. Progressbar tersebut dimaksudkan agar
pengguna tidak merasa jenuh menunggu hasil eksekusi program.
Progressbar akan hilang bertepatan dengan keluarnya hasil perhitungan
pada kolom hasil analisis.
Tampilan grafik akumulasi panas (Gambar 12) dan grafik
akumulasi biomassa (Gambar 13) dapat dilihat pada halaman yang berbeda
setelah pengguna mengklik tombol lihat grafik akumulasi panas dan lihat
grafik akumulasi biomassa pada halaman utama. Tampilan masing-masing
grafik merepresentasikan hasil perhitungan akumulasi panas dan biomassa
setiap hari hingga panen. Dalam grafik akumulasi panas dan biomassa,
range hari setelah tanam pada sumbu aksis mendatar dibuat berselang tiga
angka. Pada grafik akumulasi panas, sumbu vertikal mewakili akumulasi
panas (dd) yang diperoleh hingga panen. Sedangkan pada grafik akumulasi
biomassa, sumbu vertikal mewakili akumulasi biomassa (ton/ha) yang
diperoleh hingga hari panen. Untuk menampilkan grafik akumulasi panas
dan biomassa, digunakan software Crystal Report 11.
Gambar 12. Halaman grafik akumulasi panas
46
Gambar 13. Halaman grafik akumulasi biomassa
Pun demikian halnya dengan visualisasi gambaran kondisi padi saat
ini, juga ditampilkan pada halaman yang berbeda setelah pengguna
mengklik tombol gamabaran kondisi padi saat ini. Halaman gambaran
kondisi padi saat ini dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Halaman gambaran kondisi padi saat ini
47
Pada masing-masing halaman grafik maupun gambaran kondisi
padi saat ini, terdapat tombol kembali untuk kembali ke halaman utama
Sipaprodi. Peletakkan tombol kembali selalu ditempatkan di pojok kanan
bawah pada setiap halaman agar tidak membingungkan pengguna. Pun
demikian dengan halaman utama, jika sudah selesai menjalankan
Sipaprodi, pengguna dapat mengakhiri Sipaprodi dengan mengklik tombol
kembali pada halaman utama untuk kembali ke halaman autorun. Untuk
menutup Sipaprodi pengguna harus mengklik tanda silang pada halaman
autorun.
Setiap halaman Sipaprodi didominasi warna hijau tua, agar lebih
menyejukkan mata pengguna. Warna dasar putih pada setiap tombol
eksekusi dengan tulisan hitam bold dimaksudkan agar terlihat jelas fungsi
dari setiap tombol tersebut. Terdapat pula gambar seorang petani yang
sedang memanen tanaman padi sebagai pendukung identitas Sipaprodi.
Kumpulan gambar yang disatukan dalam format seluloid film sengaja
ditampilkan untuk tidak membuat pengguna merasa bosan dengan
tampilan Sipaprodi. Pada halaman autorun dan halaman utama Sipaprodi
terdapat dua nama institusi yang menaungi pembangunan Sipaprodi, yaitu
Institut Pertanian Bogor dan Puslitbang Tanaman Pangan Bogor lengkap
dengan lambang kedua institusi tersebut. Demikian Sipaprodi dirancang
dengan tampilan yang menarik agar pengguna tidak menemukan kesulitan
saat menjalankan Sipaprodi.
2. Desain Struktur Data
Desain struktur data memerlukan perhatian khusus, karena database
yang dibuat nantinya akan dijadikan sebagai penyimpanan data iklim,
indeks luas daun, gambar, proses pengolahan data sementara dan beberapa
informasi lain yang akan diakses oleh sistem. Pembangunan database
yang baik akan memudahkan dalam pembangunan sistem dan
mempercepat akses data yang diperlukan.
48
Software yang digunakan dalam membangun Sipaprodi adalah
Microsoft Access 2003. Pemilihan software tersebut didasarkan pada
kemudahan dalam penggunaan dan koneksi ke Visual Basic 2005.
Nama file database yang digunakan adalah sipaprodi.mdb dengan
file format Access 2003. Pada file tersebut terdapat delapan tabel, yaitu
Tb_Kota, Tb_Iklim, Tb_Varietas, Tb_ILD, Tb_Bulan, Tb_GrafikPanas,
Tb_GrafikBio dan Tb_Gambar.
Pada Tb_Kota terdapat dua field, yaitu IdKota dan NamaKota. Field
Id digunakan sebagai primary key untuk menunjukkan kode kota.
Sedangkan field NamaKota digunakan untuk mencantumkan nama kota.
Data iklim berupa suhu dan radiasi harian disimpan pada Tb_Iklim.
Sebelum diinput ke dalam database, data suhu dan radiasi yang diambil
dari data iklim lima tahun terakhir sudah diolah pada software Microsoft
Excel 2003. Di samping data iklim, dicantumkan pula tanggal dan bulan
sebagai penunjuk waktu aktual dari data iklim. Pada Tb_Iklim, terdapat
lima field dengan rincian seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Field Tb_Iklim
Nama Field Tipe Data Keterangan IdKota Auto Number Id kota atau kode kota Tanggal Auto Number Tanggal Bulan Auto Number Bulan Suhu Integer Rata-rata suhu harian Radiasi Integer Rata-rata radiasi harian
Data varietas padi yang mempengaruhi nilai indeks luas daun pada
perhitungan akumulasi biomassa dicantumkan pada Tb_Varietas. Pada
Tb_Kota terdapat dua field, yaitu Id dan NamaVarietas. Field Id
digunakan sebagai primary key untuk menunjukkan kode varietas.
Sedangkan field NamaVarietas digunakan untuk mencantumkan jenis
varietas.
Tb_ILD menyimpan data indeks luas daun tanaman padi yang
diambil dari data lapangan setiap hari selama masa tanam pada dua
49
musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada Tb_ILD terdapat
lima field dengan rincian seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Field Tb_ILD
Nama Field Tipe Data Keterangan Id Auto Number Id IdVarietas Auto Number Kode varietas Hari ke Auto Number Hari pengambilan data ILD ILDPanas Integer Data ILD pada musim kemarau ILDHujan Integer Data ILD pada musim hujan
Penggunaan data ILD musim hujan atau musim kemarau pada
perhitungan akumulasi biomassa ditentukan oleh data curah hujan setiap
bulannya. Tinggi rendahnya curah hujan menentukan apakah periode
bulan selama masa tanam termasuk bulan basah atau bulan kering. Bila
curah hujan tinggi, periode bulan menjadi bulan basah, sehingga data ILD
yang digunakan yaitu ILDHujan. Tetapi jika curah hujan rendah, periode
bulan menjadi bulan kering dan data ILD yang digunakan yaitu ILDPanas.
Terdapat empat field pada Tb_Bulan, dengan rincian seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Field Tb_Bulan
Nama Field Tipe Data Keterangan Id Auto Number Id IdKota Auto Number Kode varietas NamaBulan Auto Number Hari pengambilan data ILD KodeBulan Integer Data ILD pada musim kemarau
Data penambahan jumlah panas pada tanaman padi setiap hari
selama masa tanam disimpan pada Tb_GrafikPanas. Pada fungsinya
Tb_GrafikPanas diperlukan untuk visualisasi grafik perkembangan
akumulasi panas pada program Sipaprodi. Terdapat tiga field pada
Tb_GrafikPanas, yaitu Id sebagai primary key, field HariKe yang
menunjukkan urutan hari selama periode masa tanam dan field AkPanas
50
untuk menyimpan data penambahan jumlah panas setiap hari mulai tanam
hingga panen.
Serupa dengan Tb_GrafikPanas, Tb_GrafikBio berfungsi untuk
menyimpan penambahan jumlah biomassa guna menampilkan visualisasi
grafik akumulasi biomassa. Terdapat tiga field pada Tb_GrafikBio, yaitu
Id sebagai primary key, field HariKe yang menunjukkan urutan hari
selama periode masa tanam dan field AkBio untuk menyimpan data
penambahan jumlah biomassa setiap hari mulai tanam hingga panen.
Visualisasi kondisi aktual tanaman padi membutuhkan rekaman
data berupa gambar setiap harinya mulai tanam sampai panen. Gambar
tanaman padi tersebut disimpan pada Tb_Gambar. Terdapat tiga field pada
Tb_Gambar, yaitu Id sebagai primary key, field HariKe yang menunjukkan
urutan hari selama periode masa tanam dan field PathFile untuk
menyimpan file image tanaman padi berdasarkan fase perkembangan
tanaman padi.
3. Desain Proses
Kemudahan transformasi proses input-output oleh pengguna
menjadi hal yang sangat penting dalam merancang desain proses sebuah
sistem. Data yang diinput oleh pengguna akan dibaca oleh sistem untuk
menghasilkan kesimpulan yang dibutuhkan oleh pengguna. Desain proses
Sipaprodi dirancang agar pengguna dapat dengan mudah menjalankannya.
Pada tampilan utama Sipaprodi, pengguna hanya perlu menginput
tiga hal, yaitu memilih nama kota, memilih jenis varietas padi dan
menentukan tanggal tanam. Sistem sudah menyediakan pilihan jawaban
terkait tiga kriteria tersebut. Pilihan pengguna akan digunakan sebagai
acuan untuk menemukan record yang sesuai dalam database. Dari hasil
perhitungan pada program, dapat dihasilkan lima output berupa prediksi
saat panen optimum, prediksi jumlah biomassa dan potensi hasil panen,
visualisasi grafik akumulasi panas, visualisasi grafik akumulasi biomassa
dan visualisasi gambaran kondisi tanaman padi pada saat pengguna
menjalankan Sipaprodi.
51
D. IMPLEMENTASI SISTEM
Tahap implementasi merupakan tahap pemrograman yang dilakukan
menggunakan bahasa pemrograman dan pengisian database. Setelah
pemrograman dan pengisian data selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah
melakukan aktivitas pengujian terahadap sistem yang sudah dibangun. Tujuan
dari pengujian sistem ini adalah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
dari sistem tersebut, serta pengembangannya. Pengujian yang dilakukan
adalah uji kompatibilitas pada beberapa spesifikasi komputer dan uji
performansi oleh beberapa orang responden pengguna Sipaprodi.
Pada tahap pengujian akan diketahui apabila terdapat kesalahan dalam
pemrograman. Produk akhir dari tahap implementasi sistem adalah
menghasilkan sistem yang lebih baik.
1. Pemrograman dan Data
Pemrograman dilakukan menggunakan bahasa VB.Net yang
merupakan paket software dari Visual Studio. Software yang dibangun
menggunakan bahasa pemrograman dengan teknologi .Net (dot net) akan
berjalan pada komputer apabila sudah terinstal software .Net Framework.
Software ini berfungsi sebagai penterjemah dari bahasa .Net menjadi
bahasa mesin komputer. Sipaprodi dapat dikembangkan lebih lanjut
menjadi software yang berbasis web sehingga memungkinkan penggunaan
kapan saja dan di mana saja melalui koneksi internet.
Pada tahap pembangunannya Sipaprodi menggunakan empat
halaman yaitu halaman utama, halaman grafik akumulasi panas, halaman
grafik akumulasi biomassa dan halaman gambaran kondisi padi saat ini.
Setiap halaman dapat diakses melalui tombol yang terdapat pada halaman
utama. Kode program dari Sipaprodi disajikan pada Lampiran 3.
Pengisian database dilakukan menggunakan Microsoft Access.
Jumlah varietas yang terdapat dalam database pada saat pembangunan
Sipaprodi adalah lima varietas. Sedangkan jumlah kota/kabupaten adalah
tiga kota/kabupaten. Database yang ada dapat ditambah dan diedit pada
file sipaprodi.mdb tanpa mengubah kode program.
52
2. Uji Kompatibilitas Sistem
Pengujian kompatibilitas sistem dilakukan dengan menjalankan
Sipaprodi pada beberapa spesifikasi komputer yang berbeda dan
dijalankan menggunakan sistem operasi Windows XP Profesional. Teknis
pengujian kompatibilitas sistem adalah dengan mencatat nilai waktu yang
dibutuhkan untuk mengakses Sipaprodi. Waktu yang dicatat adalah waktu
untuk menampilkan splashscreen, halaman autorun, halaman utama,
halaman grafik dan halaman gambaran padi serta pergantian antar
halaman. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil pengujian kompatibilitas sistem Waktu (detik)
No Kecepatan Processor RAM
Splash screen
Halaman autorun
Halaman utama
Halaman grafik dan gambaran
padi
Pergantian antar
halaman
128 MB 5 2 2 3 2 1. Pentium III (900 MHz) 256 MB 4 1 2 3 2
128 MB 3 1 2 2 1 256 MB 3 1 1 2 1 2. Pentium IV
(1.80 GHz) 512 MB 3 1 1 2 1
3. Uji Performansi Sistem
Pengujian performansi sistem dilakukan melalui pengisian kuisioner
kepada beberapa responden. Pengisian kuisioner dilakukan setelah
responden mengoperasikan Sipaprodi. Ada beberapa pertanyaan yang
diberikan kepada responden mengenai Sipaprodi. Format serta pertanyaan
dalam kuisioner tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.
Kuisioner dibagikan kepada 20 responden, yang terdiri dari 10 orang
mahasiswa, 6 orang masyarakat umum dan 4 orang petugas di Puslitbang
Tanaman Pangan. Hasil pengujian melalui kuisioner tersebut diketahui
bahwa seluruh responden pernah menggunakan komputer dengan jumlah
responden yang meggunakan setiap hari adalah 12 orang (60 persen),
jumlah responden yang menggunakan 1 minggu sekali adalah 4 orang (20
persen), dan lainnya adalah 4 orang (20 persen). Sisanya adalah 0 persen.
53
Hasil penilaian responden terhadap beberapa pertanyaan yang
diajukan pada kuisioner dapat dilihat dari gambar-gambar diagram pie di
bawah. Penilaian responden terhadap komposisi warna adalah 50 persen
menyatakan bagus, 30 persen cukup, dan 20 persen sangat bagus. Hasil
penilaian terhadap komposisi warna dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Penilaian responden terhadap komposisi warna
Hasil kuisioner untuk penilaian terhadap tampilan secara keseluruhan
adalah 4 orang (20 persen) menyatakan sangat menarik, 14 orang (70
persen) menyatakan menarik, dan 2 orang (10 persen) menyatakan cukup.
Hasil tersebut dapat dilihat dari diagram pie pada Gambar 16.
Gambar 16. Penilaian responden terhadap tampilan sistem secara keseluruhan
54
Selanjutnya adalah penilaian terhadap kemudahan dalam
menjalankan program Sipaprodi. Dua orang (10 persen) menyatakan
sangat mudah, 16 orang (80 persen) menyatakan mudah, dan 2 orang (10
persen) menyatakan cukup. Hasil tersebut dapat dilihat dari diagram pie
pada Gambar 17.
Gambar 17. Penilaian responden terhadap kemudahan menjalankan sipaprodi
Penilaian terhadap ketepatan hasil analisis, data kuisioner yaitu 3
orang (15 persen) menyatakan sangat tepat, dan 11 orang (55 persen)
menyatakan tepat, 2 orang (10 persen) menyatakan cukup tepat dan 4
orang (20 persen) menyatakan kurang tepat. Hasil pengujian dapat dilihat
pada diagram pie Gambar 18.
Gambar 18. Penilaian responden terhadap ketepatan hasil analisis
55
Hasil analisis dirasa kurang tepat oleh beberapa orang responden
dikarenakan hasil analisis pendugaan waktu panen optimum dan
pendugaan potensi hasil panen untuk kasus di Kabupaten Kuningan dirasa
terlalu lama dari kenyataan di lapangan. Hal ini terjadi karena database
suhu udara di Kabupaten Kuningan jauh lebih rendah dibanding dengan
Kabupaten Subang dan Bogor. Sehingga dilakukan lebih banyak proses
looping database untuk mencapai heat unit yang dibutuhkan. Oleh karena
itu, nilai M (lama masa tanam) yang didapat di Kabupaten Kuningan lebih
besar dibanding dengan Kabupaten Subang dan Bogor. Nilai M yang
besar tersebut akan dijadikan acuan proses looping database untuk
menghitung akumulasi biomassa. Sehingga nilai akumulasi biomassa yang
didapat dari perhitungan radiasi matahari dan indeks luas daun akan
bernilai besar pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hari panen
yang semakin lama akan menyebabkan kandungan biomassa yang tinggi
dan potensi hasil panen yang tinggi pula.
Berbeda dengan angka hasil panen aktual, nilai potensi hasil panen
yang didapat pada hasil analisis Sipaprodi merupakan angka panen
potensial yang dimungkinkan dari setiap varietas. Pada umumnya angka
hasil panen aktual yang terdapat pada deskripsi masing-masing varietas
adalah data hasil panen aktual tertinggi yang sudah terjadi di lapangan.
Jika dibandingkan dengan angka panen potensial yang dihasilkan pada
analisis Sipaprodi, angka panen aktual biasanya 80 persen lebih rendah.
Pada kenyataan yang terjadi di lapangan, faktor lingkungan tumbuh
tanam seperti tingkat kesuburan tanah, pola tanam dan perlakuan tanaman
berupa pemupukan dan irigasi merupakan hal yang juga menentukan hasil
panen yang tinggi. Di samping kasus yang terjadi di Kabupaten Kuningan,
secara umum hasil analisis yang diperoleh merupakan hasil yang didapat
dengan asumsi bahwa faktor selain iklim dan indeks luas daun dianggap
tidak berpengaruh. Dengan demikian, hasil analisis Sipaprodi menganut
asumsi bahwa tanaman padi ditanam pada kondisi lingkungan tumbuh
tanam yang ideal.
56
E. PERAWATAN SISTEM
Salah satu aktivitas dari tahap perawatan atau pemeliharaan sistem
adalah memonitor atau mengawasi agar data di dalamnya tetap up to date.
Sehingga informasi yang disajikan bersifat akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain memonitor agar data tetap up to date, aktivitas
lain yang dilakukan adalah mengevaluasi, dan memodifikasi sistem informasi
yang telah dibangun. Modifikasi atau perbaikan sistem dilakukan sesuai
dengan perkembangan kebutuhan. Aktivitas-aktivitas tersebut perlu dilakukan
untuk dapat menghasilkan sistem informasi yang lebih baik.
57
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Mengacu pada berbagai penelitian terdahulu, basis pengetahuan tentang
hubungan antara akumulasi panas dan kandungan biomassa yang
dipengaruhi iklim dengan produksi gabah telah dibangun untuk lima
varietas, yaitu Ciherang, IR 64, BP 360, Mekongga dan Rokan.
2. Sistem Informasi Panen dan Produksi Padi (Sipaprodi) dibangun untuk
menduga saat panen optimum, jumlah produksi biomassa dan potensi hasil
panen padi.
3. Sistem Informasi Panen dan Produksi Padi dibangun dengan metode
System Development Life Cycle (SDLC) melalui tahapan investigasi
sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan perawatan
sistem.
4. Hasil pengujian kompatibilitas menyatakan bahwa program Sipaprodi
dapat dijalankan di berbagai spesifikasi komputer, dengan kapasitas RAM
minimal 256 MB.
5. Hasil pengujian performansi program yang dilakukan oleh responden
dengan mengisi kuisioner adalah 50 persen menilai bagus untuk komposisi
warna yang digunakan pada setiap form, 70 persen menilai tampilan
sistem secara keseluruhan menarik, 80 persen menilai mudah dalam
pencarian informasi, 90 persen responden menilai lengkap informasi yang
disajikan dalam sistem informasi ini, serta 55 persen responden
menyatakan bahwa hasil analisis yang diperoleh daridari sistem informasi
ini tepat.
B. SARAN
1. Penambahan database varietas dan kota/kabupaten guna memenuhi
kebutuhan pengguna.
2. Database iklim harus diup-date dengan data iklim terbaru.
58
DAFTAR PUSTAKA Bey, A. 1991. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta. Budianto, A. 2001. Rancang Bangun Sistm Informasi Budidaya Sayuran. Skripsi.
Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Burch, J. G. (1992). Systems Analysis Design and Implementation. Boyd &
Fraser Publisher. Boston. De Datta, S. K. 1981. Principples and Practice of Rice Production. John Willey.
New York. Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen.
IPB Press. Bogor. Gilmore, E. C., and Rogers, J. S. 1958. Heat Units as a Method of Measuring
Maturity in corn. Handoko. 1994. Pendugaan Hasil Menggunakan Indeks Iklim. Jurusan Geofisika
dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Handoko. 1994. Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model Simulasi Komputer untuk
Pertanian. Jurusan Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor
Hidayati, R. 1994. Awan dan Angin. Di dalam Handoko (ed.). Klimatologi Dasar.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ihsanuddin, M.A. 1996. Rancang Bangun Sistem Informasi Untuk Industri
Pengolahan Buah Jeruk. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Ismal, G. 1981. Penggunaan Metoda Jumlah Panas untuk Menentukan Umur
Jagung pada Tiga Tinggi Tempat. Thesis. Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
_______. 1983. Penggunaan Metode Jumlah Panas Untuk Menetukan Umur
Jagung serta Penelaahan Pertumbuhan dan Produksinya pada Beberapa Lokasi dan Jenis Tanah. Disertasi Program Doktor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
59
_______. 1989. Pemanfaatan Data Suhu Harian untuk Memonitor Fenologi Tanaman Industri. Prosiding Seminar Sehari: Peningkatan Pemanfaatan Agrometeorologi dalam Pembangunan Hutan Tanaman Industri dan Pengembangan Perkebunan. PERHIMPI. Jakarta
Kadir, A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Korth, H. F. and Silberschatz, A. 1986. Database Management System. Mc Graw-
Hill Companies, Inc. USA. Kusumo. 2004. Panduan Belajar Visual Basic .NET. Elex Media Komputindo.
Jakarta. Makarim A. K., I. Las, A. M. Djulin dan Sutoro. 1999. Penetapan Dosis Pupuk
untuk Tanaman Padi Berdasar Analisis Sistem dan Model Simulasi Agronomika I(1): 32-39.
Makarim, A. K. 2005. Sistem Pakar Padi (SIPADI) untuk Menunjang Peningkatan
Produksi Padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Manan, M. E. 1986. Klimatologi Dasar. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor. Manwan. 1988. Padi Buku 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Bogor. Marimin. 1993. Pengembangan Sistem Pakar Industri Minyak Atsiri. Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
_______. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial.
IPB Press. Bogor. Matsushima, S. 1970. High Yields Rice Cultivation. IRRI. Philiphines. Mulyawan, A. B. 1998. Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Tanaman
Buah-buahan Tropis. Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
O’Brien, J.A. 1999. Management Information Systems : A Mangerial End User Perspective. Richard D. Irwin, Inc., Boston, USA.
Pahlevi, F. 2006. Pendugaan Produktivitas Tanaman Kentang Berdasarkan Suhu
Udara dan Radiasi Surya. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Post, G.V. 1999. Database Management System. Mc Graw-Hill Companies, Inc.
Singapore.
60
Post, G. V., and David L.A. 2003. Management Information System. Mc Graw-
Hill Companies, Inc. New York. Rachman, A. S. S. 2002. Karakteristik Fenologi dan Akumulasi Panas Tanaman
Padi Hibrida pada Tiga Ketinggian Tempat. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sahmono, A. 2005. Rancang Bangun Sistem Informasi Penelitian Produk Pangan
Berbasis Jaringan. Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Staf Pengajar Klimatologi. 1985. Klimatologi Dasar. Jurusan Geofisika dan
Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sulistiono, R. 2005. Model Simulasi Perkembangan Penyakit Tanaman Berbasis
Agroklimatologi untuk Prediksi Penyakit Hawar Daun Kentang. Laporan Akhir Program Pasca Sarjana. Departemen Meteorologi dan Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Syughli, M. F. 1986. Rancang Bangun Sistem Informasi Untuk Komoditi Kopi.
Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Tambunan, D. T. R. 1995. Rancangan Perangkat Lunak Pendugaan Saat Matang
Fisiologis Jagung Dalam Sistem Database Iklim Harian. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Vergara, B. S. 1976. Physiological and Morphological Adaptability of Rice
Varieties to Climate. At Proceeding of the Symposium on Climate and Rice. International Rice Research Institute. Los Banos. Philiphines.
Whittington, R. P. 1988. Database System Engineering. Clatendon Press. Oxford,
USA. Winarno, W. W. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta. Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Science. IRRI. Philiphines. www.deptan.go.id/sistem informasi pertanian (April 2007) www.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi (23 September 2007).
61
Lampiran 1. Format Kuisioner Pengguna Sipaprodi
KUISIONER PENGUJIAN PROGRAM SISTEM INFORMASI PANEN
DAN PRODUKSI PADI (SIPAPRODI)
Sebelum mengisi kuisioner ini, silakan terlebih dahulu anda mencoba untuk menjalankan program Sistem Informasi Panen dan Produksi Padi (Sipaprodi).
Pertanyaan Umum :
Intensitas responden dalam menggunakan komputer : A. Tidak pernah B. Setiap hari C. Seminggu sekali D. Sebulan sekali E. Lainnya
Pertanyaan Khusus Tentang Sistem Informasi Panen dan Produksi Padi :
1. Bagaimanakah penilaian anda terhadap komposisi warna dalam program Sipaprodi?
A. Sangat Bagus B. Bagus C. Cukup D. Buruk
2. Bagaimana penilaian anda terhadap tampilan sistem secara keseluruhan? A. Sangat Menarik B. Menarik C. Cukup D. Kurang Menarik
3. Bagaimana penilaian anda terhadap kemudahan dalam mengoperasikan program Sipaprodi?
A. Sangat Mudah B. Mudah C. Sulit D. Sangat Sulit
4. Bagaimana penilaian anda terhadap hasil analisis yang diperoleh setelah
menggunakan program Sipaprodi? A. Sangat Tepat B. Tepat C. Cukup D. Kurang
62
Lampiran 2. Flowchart Sipaprodi
T maks ; T min ; SP
Td = 17
M
SP = Σ {( T maks + T min )/2 – Td} i=1
M
M ; Q s ; LAI ; hi
k = 0.5 ; ε = 0.0014
Q int = (1 - τ) . Q s ; τ = e –k . LAI
dw = ε . Q int
Y = hi . dw
Y
Akumulasi Panas
Akumulasi Biomassa
63
Lampiran 2. Kode Program Kelas Pakar Imports System.Data.OleDb Public Class clsPakar Private Const k As Double = 0.5 Private Const e As Double = 0.0014 Private Const Sigma As Double = 0 Private Const Maxi As Double = 980 Private Const Basic As Double = 17 Private HU As Double Private Akhir As Integer Private _Kota As String Private _Varietas As String Private _tglTanam As Date #Region "Property" Public Property Kota() As Double Get Return _Kota End Get Set(ByVal value As Double) _Kota = value End Set End Property Public Property Varietas() As String Get Return _Varietas End Get Set(ByVal value As String) _Varietas = value End Set End Property Public Property TglTanam() As Date Get Return _tglTanam End Get Set(ByVal value As Date) _tglTanam = value End Set End Property Public Function GetTanggal(ByVal strInput As String) As Integer Dim strArray As String()
64
Dim lastnonEmpty As Integer = -1 strArray = Split(strInput, "/") Return strArray(1) End Function Public Function GetBulan(ByVal strInput As String) As Integer Dim strArray As String() strArray = Split(strInput, "/") Return strArray(0) End Function Public Function GetTahun(ByVal strInput As String) As String Dim strArray As String() Dim strDatetime As String() strDatetime = Split(strInput, " ") strArray = Split(strDatetime(0), "/") Return strArray(2) End Function Public Function GetDatetime(ByVal strInput As String) As String Dim strArray As String() strArray = Split(strInput, " ") Return strArray(0) End Function Public Sub InsertData(ByVal decPanas As Double, ByVal decHari As Integer) Dim database As New clsDatabase Dim result As Integer = Nothing sql = "Insert into Tb_Grafik (Ak_Panas,Hari_ke) Values (" & decPanas & "," & decHari & ")" database.Open() database.strPerintah(sql) 'database.Close() End Sub Public Sub DeleteData() Dim database As New clsDatabase
65
sql = "Delete from tb_Grafik" database.Open() database.strPerintah(sql) database.Close() End Sub Public Sub InsertDataBio(ByVal decBio As Double, ByVal decHari As Integer) Dim database As New clsDatabase Dim result As Integer = Nothing sql = "Insert into Tb_GrafikBio (Biomassa,Hari_ke) Values (" & decBio & "," & decHari & ")" database.Open() database.strPerintah(sql) 'database.Close() End Sub Public Sub DeleteDataBio() Dim database As New clsDatabase sql = "Delete from Tb_GrafikBio" database.Open() database.strPerintah(sql) End Sub Public Function GetBln(ByVal strBln As String) As String Select Case strBln Case "1" strBln = "Januari" Case "2" strBln = "Februari" Case "3" strBln = "Maret" Case "4" strBln = "April" Case "5" strBln = "Mei" Case "6" strBln = "Juni" Case "7" strBln = "Juli" Case "8" strBln = "Agustus" Case "9"
66
strBln = "September" Case "10" strBln = "Oktober" Case "11" strBln = "Nopember" Case "12" strBln = "Desember" End Select Return strBln End Function #End Region #Region "Fungsi" ''' <summary> ''' Jumlah hari ''' </summary> ''' <returns></returns> ''' <remarks></remarks> ''' Public Function GetSuhu(ByVal strDate As String, ByVal strKota As String) As Double Dim database As New clsDatabase database.Open() dr = database.GetReader("select Suhu from Table_Iklim where Tanggal = " & DatePart(DateInterval.Day, Convert.ToDateTime(strDate)).ToString & " AND Bulan = " & Month(strDate).ToString & " AND [Id Kota] = " & CInt(strKota) & " ") Dim result As Double While dr.Read result = Convert.ToDouble(database.Nilai_Dr("suhu").ToString) End While Return result 'database.Close() End Function Public Function GetRadiasi(ByVal strDate As String, ByVal strKota As String) As Double Dim database As New clsDatabase database.Open() dr = database.GetReader("select Radiasi from Table_Iklim where Tanggal = " & DatePart(DateInterval.Day, Convert.ToDateTime(strDate)).ToString & " AND Bulan = " & Month(strDate).ToString & " AND [Id Kota] = " & CInt(strKota) & " ")
67
Dim result As Double While dr.Read result = Convert.ToDouble(database.Nilai_Dr("radiasi").ToString) End While Return result End Function Public Function GetILDHujan(ByVal strIndex As String, ByVal strVarian As String) As Double Dim database As New clsDatabase database.Open() dr = database.GetReader("select ILD_Hujan from Tb_ILD where [Hari ke] = " & strIndex & " AND [Id Varietas] = " & strVarian & "") Dim result As Double While dr.Read result = Convert.ToDouble(database.Nilai_Dr("ILD_Hujan").ToString) End While Return result 'database.Close() End Function Public Function GetILDPanas(ByVal strIndex As String, ByVal strVarian As String) As Integer Dim database As New clsDatabase database.Open() dr = database.GetReader("select ILD_Panas from Tb_ILD where [Hari ke] = " & strIndex & " AND [Id Varietas] = " & strVarian & "") Dim result As Double While dr.Read result = Convert.ToDouble(database.Nilai_Dr("ILD_Panas").ToString) End While Return result 'database.Close() End Function Public Function GetCode(ByVal strMOnth As String, ByVal strKota As String) As String Dim database As New clsDatabase Dim res As String = Nothing database.Open() dr = database.GetReader("select Kode_Bulan from Tb_Bulan WHERE Nama_Bulan ='" & strMOnth & "' AND Id_Kota='" & strKota & "'") While dr.Read res = database.Nilai_Dr("Kode_Bulan").ToString
68
End While Return res End Function Public Function GetHU(ByVal strVar As String) As Double Select Case strVar Case "1" HU = 1023 Case "2" HU = 1023 Case "3" HU = 980 Case "4" HU = 1023 Case "5" HU = 963 End Select Return HU End Function Public Function GetPicture(ByVal strHari As String) As String Dim database As New clsDatabase Dim res As String = Nothing database.Open() dr = database.GetReader("select Path_File from Tb_Gambar WHERE Hari_ke ='" & strHari & "'") While dr.Read res = database.Nilai_Dr("Path_File").ToString End While Return res End Function Public Function GetM(ByVal strData As String, ByVal strKota As String, ByVal strVari As String) As Double Dim database As New clsDatabase Dim i As Integer i = 1 Dim nilaiHU As Double nilaiHU = GetHU(strVari) Dim strAdd As String strAdd = strData Dim hasil As Double hasil = 0
69
While hasil < nilaiHU hasil = hasil + (GetSuhu(strAdd, strKota) - Basic) strAdd = DateAdd(DateInterval.Day, 1, CDate(strAdd)) InsertData(hasil, i) i += 1 End While Return i End Function Public Function GetBio(ByVal strData As String, ByVal strKota As String, ByVal strVarietas As String) As Double Dim i As Integer i = 1 Dim result As Double result = 0 Dim c As Double c = GetM(strData, strKota, strVarietas) Dim strAdd As String strAdd = strData While i <= c If GetCode(Month(strAdd).ToString, strKota) = "BB" Then result = result + ((e * (GetRadiasi(strAdd, strKota) - (GetRadiasi(strAdd, strKota) ^ (-k * GetILDHujan(i.ToString, strVarietas)))))) * 10 Else result = result + ((e * (GetRadiasi(strAdd, strKota) - (GetRadiasi(strAdd, strKota) ^ (-k * GetILDPanas(i.ToString, strVarietas)))))) * 10 'result = result * 10 End If strAdd = DateAdd(DateInterval.Day, 1, CDate(strData)) InsertDataBio(result, i) i += 1 End While Return result End Function #End Region End Class
70
Kelas Database Imports System.Data.OleDb Public Class clsDatabase Public Function strPerintah(ByVal strSql As String) As Boolean Dim tmpstr() As String tmpstr = strSql.Split(";") For i As Integer = 0 To tmpstr.GetUpperBound(0) If con.State = System.Data.ConnectionState.Open Then con.Close() con.Open() If Trim(tmpstr(i)).Length < 5 Then Exit For Dim trans As OleDbTransaction = con.BeginTransaction cmd.Connection = con cmd.Transaction = trans Try cmd.CommandText = Trim(tmpstr(i)) cmd.ExecuteNonQuery() trans.Commit() con.Close() Catch ex As Exception trans.Rollback() con.Close() Return False End Try Next Return True End Function Public Sub Open() Try con.Close() If con.State = System.Data.ConnectionState.Open Then con.Close() con.ConnectionString = konstring con.Open() Catch ex As Exception con.Close() con.Open() End Try End Sub Public Sub Close() con.Close() End Sub Public Function GetReader(ByVal StrSql As String) As OleDbDataReader Try
71
cmd = con.CreateCommand() cmd.CommandText = StrSql Return cmd.ExecuteReader() Catch ex As Exception MsgBox(ex.Message) Return Nothing End Try End Function Public Sub GetCommand(ByVal StrSql As String) Try cmd = con.CreateCommand cmd.CommandText = StrSql cmd.ExecuteNonQuery() Catch ex As Exception MsgBox(ex.Message) End Try End Sub Public Function Nilai_Dr(ByVal nilaifield As String) As String Try Return IIf(IsDBNull(dr(nilaifield)), "", dr(nilaifield)) Catch ex As Exception Return "" End Try End Function Public Function Ambil_Nilai(ByVal fromField As String, ByVal perintahSql As String) As Collection Dim kol As New Collection Open() dr = GetReader(perintahSql) Try While dr.Read If dr.HasRows = True Then If Nilai_Dr(fromField).ToString <> "" Then kol.Add(Nilai_Dr(fromField).ToString) End If End While Close() Catch ex As Exception MsgBox(ex.Message) Finally Close() End Try If kol.Count = 0 Then kol.Add("") Return kol
72
End Function Public Function Ambil_NilaiTotal(ByVal fromField As String, ByVal perintahSql As String) As Integer Dim kol As New Collection Open() dr = GetReader(perintahSql) Try While dr.Read If dr.HasRows = True Then If Nilai_Dr(fromField).ToString <> "" Then kol.Add(Nilai_Dr(fromField).ToString) End If End While Close() Catch ex As Exception MsgBox(ex.Message) Finally Close() End Try If kol.Count = 0 Then kol.Add("") Dim tmp As Integer For i As Integer = 1 To kol.Count tmp = tmp + Convert.ToInt32(kol.Item(i)) Next Return tmp End Function ''' <summary> ''' Prosedur untuk mendapatkan jumlah record pd st table ''' </summary> ''' <param name="StrSql">Perintah Sql Untuk Filter Data</param> ''' <returns>Nilai integer hasil execute scalar</returns> ''' <remarks></remarks> Public Function GetScalar(ByVal StrSql As String) As Integer Dim i As Integer Open() dr = GetReader(StrSql) Try While dr.Read i = i + 1 End While Catch ex As Exception End Try Close() Return i End Function End Class
73
Form Utama Imports System.Data.OleDb Public Class FormMain Private pakar As New clsPakar Private getFunction As Double Private dateMin As String Private dateMax As String Private getfBio As String Private Sub FormMain_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load 'fill varietas data in ddlVarietas from database Me.Table_VarietasTableAdapter.Fill(Me.SipaprodiDataSet1.Table_Varietas) 'fill kota data in ddlKota from database Me.Table_KotaTableAdapter1.Fill(Me.SipaprodiDataSetKota.Table_Kota) End Sub Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button1.Click Dim dd As String dd = DatePart(DateInterval.Month, Date.Now) Me.lblHasil.Text = " " 'delete data tb_grafik pakar.DeleteData() 'pakar.GetM(calTanggal.Value, ddlKota.SelectedValue, ddlVarietas.SelectedValue) 'get value M getFunction = pakar.GetM(calTanggal.Value, ddlKota.SelectedValue, ddlVarietas.SelectedValue) 'get date value minimum dateMin = (DateAdd(DateInterval.Day, (getFunction - 2), calTanggal.Value).ToString) 'get date value maksimum dateMax = (DateAdd(DateInterval.Day, getFunction, calTanggal.Value).ToString) 'Show analisis ' Me.lblHasil.Text = "Tanaman padi anda sebaiknya dipanen selama : " & vbNewLine & (getFunction - 1).ToString & " hari sampai dengan " & (getFunction + 1).ToString & " hari" & vbNewLine & vbNewLine & "atau sekitar tanggal :" & vbNewLine & Convert.ToDateTime(dateMin).ToString("dd MMMM yyyy") & " sampai tanggal " & Convert.ToDateTime(dateMax).ToString("dd MMMM yyyy") & ""
74
Me.lblHasil.Text = "Tanaman padi anda sebaiknya dipanen selama : " & vbNewLine & (getFunction - 1).ToString & _ " hari sampai dengan " & (getFunction + 1).ToString & " hari" & vbNewLine & vbNewLine & "atau sekitar tanggal :" _ & vbNewLine & pakar.GetTanggal(dateMin) & " " & pakar.GetBln(DatePart(DateInterval.Month, Convert.ToDateTime(dateMin)).ToString) & " " & pakar.GetTahun(dateMin) & _ " sampai tanggal " & pakar.GetTanggal(dateMax) & " " & pakar.GetBln(DatePart(DateInterval.Month, Convert.ToDateTime(dateMax)).ToString) & " " & pakar.GetTahun(dateMax) & "" End Sub Private Sub Button2_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button2.Click 'MsgBox(pakar.GetHU(ddlVarietas.SelectedValue)) FormGrafik.crtPanas.Refresh() FormGrafik.crtBiomassa.Visible = False FormGrafik.crtPanas.Visible = True FormGrafik.Show() Me.Visible = False End Sub Private Sub Button4_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button4.Click Dim fileName As String Dim strAr As String() FormImage.Label1.Text = "Gambaran Kondisi Padi Saat Ini" fileName = pakar.GetPicture((DateDiff(DateInterval.Day, calTanggal.Value, Date.Now) + 2).ToString) strAr = Split(fileName, ".") If strAr(0) = "tanam" Then FormImage.picAnakan.Visible = False FormImage.picPanen.Visible = False FormImage.picTanam.Visible = True FormImage.picTunas.Visible = False FormImage.picTunasMax.Visible = False 'FormImage.MdiParent = FormParent FormImage.Show()
75
ElseIf strAr(0) = "tunas" Then FormImage.picAnakan.Visible = False FormImage.picPanen.Visible = False FormImage.picTanam.Visible = False FormImage.picTunas.Visible = True FormImage.picTunasMax.Visible = False ' FormImage.MdiParent = FormParent FormImage.Show() ElseIf strAr(0) = "tunas_maksimum" Then FormImage.picAnakan.Visible = False FormImage.picPanen.Visible = False FormImage.picTanam.Visible = False FormImage.picTunas.Visible = False FormImage.picTunasMax.Visible = True 'FormImage.MdiParent = FormParent FormImage.Show() ElseIf strAr(0) = "anakan" Then FormImage.picAnakan.Visible = True FormImage.picPanen.Visible = False FormImage.picTanam.Visible = False FormImage.picTunas.Visible = False FormImage.picTunasMax.Visible = False 'FormImage.MdiParent = FormParent FormImage.Show() Else FormImage.picAnakan.Visible = False FormImage.picPanen.Visible = True FormImage.picTanam.Visible = False FormImage.picTunas.Visible = False FormImage.picTunasMax.Visible = False 'FormImage.MdiParent = FormParent FormImage.Show() End If End Sub Private Sub Button3_Click(ByVal sender As Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button3.Click FormGrafik.crtBiomassa.Visible = True FormGrafik.crtPanas.Visible = False ' FormGrafik.MdiParent = FormParent FormGrafik.Show() Me.Visible = False
76
End Sub Private Sub Button5_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button5.Click pakar.DeleteData() 'delete data tb_GrafikBio pakar.DeleteDataBio() Dim strP As String Dim stHasil As Double strP = ddlVarietas.SelectedValue.ToString 'get value biomassa getfBio = pakar.GetBio(calTanggal.Value, ddlKota.SelectedValue, ddlVarietas.SelectedValue).ToString If strP = "1" Or strP = "2" Or strP = "4" Then stHasil = (Convert.ToDouble(getfBio)) * 0.5 ElseIf strP = "3" Or strP = "5" Then stHasil = (Convert.ToDouble(getfBio)) * 0.4 End If Me.lblHasil.Text = Me.lblHasil.Text & vbNewLine & vbNewLine & "Tanaman padi anda diperkirakan menghasilkan biomassa sebanyak :" & vbNewLine & getfBio.Substring(0, 5) & " ton/ha " & vbNewLine & vbNewLine & "Berpotensi menghasilkan padi sebanyak :" & vbNewLine & stHasil.ToString.Substring(0, 5) & " ton/ha" End Sub Private Sub lblKota_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles lblKota.Click End Sub Private Sub lblVarietas_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles lblVarietas.Click End Sub Private Sub lblTanggal_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles lblTanggal.Click End Sub Private Sub Label1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Label1.Click End Sub
77
Private Sub Label2_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Label2.Click End Sub Private Sub Label3_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Label3.Click End Sub Private Sub ddlKota_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles ddlKota.SelectedIndexChanged End Sub Private Sub calTanggal_ValueChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles calTanggal.ValueChanged End Sub Private Sub ddlVarietas_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles ddlVarietas.SelectedIndexChanged End Sub Private Sub Button6_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button6.Click Me.MdiParent = FormParent FormParent.Close() FormGrafik.Close() FormImage.Close() End Sub End Class
78
Form Grafik Akumulasi Panas Public Class FormGrafik Private Sub FormGrafik_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load 'Me.ReportViewer1.RefreshReport() End Sub Private Sub crtPanas_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) End Sub Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Me.Close() FormMain.Show() End Sub 'Private Sub Button1_Click_1(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) ' Me.MdiParent = FormParent ' 'FormMain.MdiParent = FormParent ' Me.Close() ' FormMain.Show() ' FormImage.Close() 'End Sub Private Sub Button6_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button6.Click Me.Close() FormMain.Show() End Sub Private Sub crtPanas_Load_1(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles crtPanas.Load End Sub End Class
79
Form Grafik Akumulasi Biomassa Public Class FormGrafika Private Sub FormGrafika_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load Me.CrystalReportViewerPanas.Visible = False Me.CrystalReportViewerBiomassa.Visible = False End Sub Private Sub CrystalReportViewerPanas_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles CrystalReportViewerPanas.Load End Sub End Class
80
Form Gambaran Padi Saat Ini Public Class FormImage Private Sub picPadi_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) End Sub Private Sub FormImage_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load End Sub Private Sub Label2_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) End Sub 'Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) ' Me.MdiParent = FormParent ' 'FormMain.MdiParent = FormParent ' FormMain.WindowState = FormWindowState.Maximized ' FormMain.Show() ' Me.Close() ' FormGrafik.Close() 'End Sub Private Sub Button6_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button6.Click Me.Close() FormMain.Show() End Sub End Class