Sistem Indra

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sistem indera merupakan sistem yang mempelajari tentang organ-organ reseptor yang ada di tubuh. Baik itu penglihatan, pendengaran, keseimbangan, peraba, pengecap, dan penghidu. Setiap manusia atau mahkluk hidup memiliki resptor-reseptor pada tubuhnya , dimana guna dari resptor tersebut adalah menerima informasi yang dberikan oleh lingkungan luar untuk diproses di saraf pusat dan kemudian memberikan suatu reaksi atau respon. Masing- masing reseptor tersebut memilki organ indera msing- masing, misalnya mata sebagai organ penglihatan, telinga sebagai organ pendengaran dan keseimbangan, hidung sebagai organ penghidu, kulit sebagai organ peraba, dan lidah sebagai organ pengecap. B. Rumusan masalah 1) Apa tujuan pemberian vitamin A? 2) Mengapa kita bisa melihat warna? 3) Apa pengaruh intensitas cahaya terhadap penglihatan? Sistem Indera Page 1

Transcript of Sistem Indra

Page 1: Sistem Indra

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sistem indera merupakan sistem yang mempelajari tentang organ-organ reseptor

yang ada di tubuh. Baik itu penglihatan, pendengaran, keseimbangan, peraba,

pengecap, dan penghidu. Setiap manusia atau mahkluk hidup memiliki resptor-

reseptor pada tubuhnya , dimana guna dari resptor tersebut adalah menerima

informasi yang dberikan oleh lingkungan luar untuk diproses di saraf pusat dan

kemudian memberikan suatu reaksi atau respon. Masing-masing reseptor tersebut

memilki organ indera msing-masing, misalnya mata sebagai organ penglihatan,

telinga sebagai organ pendengaran dan keseimbangan, hidung sebagai organ

penghidu, kulit sebagai organ peraba, dan lidah sebagai organ pengecap.

B. Rumusan masalah

1) Apa tujuan pemberian vitamin A?

2) Mengapa kita bisa melihat warna?

3) Apa pengaruh intensitas cahaya terhadap penglihatan?

4) Bagaimana mekanisme keseimbangan dan organ apa saja yang berperan?

5) Mengapa kita dapat melihat dalam keadaan gelap?

6) Bagaimana kulit dapat merasakan stimulus?

7) Apa reseptor yang ada di kulit?

8) Bagaimana meknisme mendengar?

9) Bagaimana mekanisme mencium aroma?

10) Bagaimana mekanisme mengecap?

Sistem Indera Page 1

Page 2: Sistem Indra

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian tujuan pemberian vitamin A

2. Untuk mengetahui cara dapat melihat warna

3. Untuk mengetahui mekanisme melihat

4. Untuk mengetahui mekanisme mendengar

5. Untuk mengetahui mekanisme mengecap

6. Untuk mengetahui cara melihat dalam keadaan gelap

7. Untuk mengetahui organ yang berperan

D. Manfaat

1. Mampu menjelaskan struktur makroskopis dan mikroskopis dari indera

penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecap, dan peraba

2. Mampu menjelaskan mekanisme sistem indera penglihatan, pendengaran,

penghidu, dan pengecap.

3. Mampu menjelaskan jaras dari indera penglihatan, pendengaran, penghidu,

dan mengecap

4. Mampu menjelaskan stimulasi reseptor di kulit

5. Mampu menjelaskan mekanisme menjaga keseimbangan

6. Mampu menjelaskan mekanisme adaptasi terang dan gelap.

Sistem Indera Page 2

Page 3: Sistem Indra

BAB II

PEMBAHASAN

1. Struktur makroskopis dan mikroskopis indera penglihatan

1.1. Mata, terdiri atas 3 lapisan:

1.1.1. Tunika fibrosa, terdiri atas

a. sklera yang memiliki jaringan ikat padat kuat, berkas kolagen gepeng yang

berselang-seling namun tetap paralel.

b. Kornea tidak berwana dan transparan, mempunyai lima lapisan yaitu epitel

squamous kompleks non kornifikasi, membran Browman, stroma, membran

descemet, dan endotel. Berperan penting dalam kemampuan refraktif mata.

Terdiri dari:

- Epitelium Anterius et posterius

- Lamina Limitans anterior et posterior

- Substansia propria

c. Limbus yaitu perbatasan kornea dengan sclera.

Structur Anatomi mata Structur histlogi kornea

1.1.2. Tunika Vaskulosa, terdiri atas tiga bagian :

A. Koroid, merupakan lapisan yang sangat vaskular, dengan jaringan ikat

longgar di antara pembuluh darahnya, banyak mengandung firoblas,

Sistem Indera Page 3

Page 4: Sistem Indra

makrofag, limfosit, sel mast, sel plasma, serat kolagen, dan serat elastin.

Dan terdiri dari:

1. Lamina suprachoroidea

2. Lamina vasculosa

3. Lamina Choridocapillaris, yang berfungsi sebagai memberi makan dan

oksigen retina.

B. Korpus Siliaris, merupakan pelebaran koroid di tingkat lensa. Pada dasarnya

adalah jaringan ikat longgar (yang kaya akan serat elastin, pembuluh darah,

dan melanosit) yang mengelilingi muskulus siliaris.( Pearce,Evelin., 2002)

C. Prosessus Siliaris, bagian pusatnya adalah jaringan ikat longgar dengan

banyak kapiler bertingkap dan ditutupi oleh sel-sel epitel berpigmen dan

tidak berpigmen. Sel-sel tak berpigmen secara aktif mentrasfer unsur-unsur

plasma tertentu untuk ke dalam kamera posterior sehingga terbentuk

aqueous humor. .( Pearce,Evelin., 2002)

D. Iris, adalah perluasan koroid yang menutupi sebagian lensa, dan menyisakan

lubang bundar di pusat yang disebut pupil. Permukaan anterior iris tidak

teratur dan kasar, mempunyai lapisan sel pigmen dan firoblas. Permukaan

posterior iris dilapisi oleh dua lapisan epitel, lapisan epitel dalam

berhubungan dengan bilik posterior penuh dengan granul melanin. Lapisan

epitel luar memiliki juluran mirip lidah yang dipenuhi miofilamen yang

tumpang tindih, yang membentuk muskulus dilatator pupil di iris. Iris

mengandung berkas otot polos yang tersusun melingkari pupil, dan

membentuk muskulus konstriktur pupil di iris. .( Pearce,Evelin., 2002)

1.1.3. Lensa, memiliki tiga komponen utama:

a. Kapsul lensa,merupakan suatu membran basal yang sangat tebal dan

terutama terdiri atas kolagen tipe IV dan glikoprotein

b. Epitel Subkapsular, terdiri atas selapis sel epitel kuboid yang hanya

terdapat pada permukaan anterioor lensa.

c. Serat lensa, tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis dan

gepeng. Sel-sel ini berisikan sekelompok protein yang disebut kristalin.

Sistem Indera Page 4

Page 5: Sistem Indra

1.1.4. Badan Vitreus (Badan kaca), merupakan gel transparan yang terdiri atas air,

kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi.

1.1.5. Tunika nervosa, yang terdiri dari retina, terdiri atas dua bagian yaitu bagian

posterior yang bersifat fotosensitif dan bagian anterior yang tidak fotosensitif.

Retina pars optika terdiri atas lapisan luar sel-sel fotosentitif yaitu, sel batang

dan sel kerucut.

(Scanlon, Valerie C. 2006)

2. Struktur makroskopis dan mikroskopis indera pendengaran

2.1. Telinga Luar : mengangkap/menerima gelombang suara

1. Aurikula (pinna), terdiri atas suatu lempeng yang tak teratur di tulang rawan

elastik, yang ditutupi secara erat oleh kulit di semua sisinya.

2. Meatus auditorius eksternus, yaitu saluran yang agak gepeng dari permukaan

sampai ke dalam tulang temporalis. Terdapat folikel rambut, kelenjar sebasea,

dan kelenjar seruminosa. Kelenjar seruminosa merupakan kelenjar tubular

bergelung yang menghasilkan serumen atau lilin telinga.

3. Membrana timpani, merupakan membran lonjong yang menutupi ujung bagian

dalam meatus auditorius eksternus. Permukaan luar dilapisi epidermis tipis dan

bagian dalam dilapisi epitel selapis kuboid, yang menyatu dengan lapisan

rongga timpani.

Sistem Indera Page 5

Page 6: Sistem Indra

2.2. Telinga Tengah (R. Timpani) : tempat gelombang suara diteruskan dari

udara ke tulang dan tulang ke telinga dalam

1. Tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, dan stapes), meneruskan getaran

mekanis yang dihasilkan di membran timpani ke telinga dalam. Maleus

menempel di membran timpani dan stapes melekat pada membrane tingkap

lonjong.

2. Muara tuba auditiva, lumennya gepeng, saling melekat, epitel berlapis-selapis

silindris , sel goblet. L. propria dekat faring ; kelenjar seromukosa. Fungsi:

menyamakan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani.

2.3. Telinga Dalam (labyrinth) : sistem saluran dalam pars petrosa tulang

temporalis, labirin oseos (tulang) di dalamnya labirin membranosa yang berisi

cairan endolimf. Antara labirin oseosa dan membranosa terdapat ruang sempit

(spatium perilimfatikum) yang berisi perilimfe, berhubungan dengan ruang

subarakhnoid.

Spatium choclea Spatium Vestibularis

2.3.1. Ada 2 organ reseptor :

1. Vestibulum (utrikulus , sakulus dan 3 kanalis semisirkularis ): reseptor untuk

rangsangan posisi kepala dan perubahan gerak)

Sistem Indera Page 6

Page 7: Sistem Indra

2. Kokhlea : reseptor rangsangan pendengaran dengan frekuensi 20 – 20.000 Hz.

2.3.2. Area Sensoris:

1. Makula (utrikuli dan sakuli)

Area sensoris pada utrikulus dan sakulus. Terdiri 2 jenis sel :

Sel reseptor (sel rambut) : kolumner/ botol, inti basal, gelap. Permukaannya

mikrovili, stereosilia dan 1 kinosilia, banyak mitokondria. Permukaannya

diliputi lapisan gelatinous glikoprotein dengan endapan kristal kalsium karbonat

(otolit, otokonia)

Sel penyokong (sustentakuler) : silindris tinggi, inti basal, oval, gelap.

Mempunyai mikrovili dan granula skretorik.

2. Krista Ampularis

Area sensoris pada ampula kanalis semisirkularis. Penonjolan memanjang

sepertu makula, lapisan glikoprotein lebih tebal, bentuk kerucut disebut kopula,

tidak diliputi otolit. Arahnya menyilang ampula berhubungan dengan dinding

yang berlawanan. Terdapat reseptor dan sel penyokong.

3. Kokhlea

Kokhlea bagian tulang berjalan spiral 2 3/4 lingkaran , sumbunya merupakan

tulang spongius berbentuk konus (modilus). Pembuluh darah, saraf N.

kohklearis dan ganglion spiralis terdapat di dalam modiolus. Kanalis kokhlearis

terbagi menjadi 3 bagian : (1) Skala VestUmili (atas) : perilimf, membrana

VestUmilaris/ Reisner’s, fenestra ovalis (2) Skala Media (tengah) atau duktus

keokhlearis : endolimf, lamina spiralis oseus dan membranseus – membrana

basilaris, organon Corti, duktus reuniens-vestUmilum (3)Skala Timpani

(bawah: perilimfe, fenestra rotundum

Organon Corti : Sel Penyokong, Sel Rambut (reseptor) dalam berbentuk piriformis

inti di basis lebar dan leher ramping, 50-60 stereosilia tanpa kinosilia, bagian luar lebih

tinggi, kolumner dengan 100 stereo silia, Membran Tektorial : Membran gelatinous di

atas sel-sel rambut. ( Snell, R.S.,2006)

Sistem Indera Page 7

Page 8: Sistem Indra

3. Struktur makroskopis dan mikroskopis indera pembau

Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,

yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti

tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus

dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau.

Rongga hidung, terdiri atas dua struktur :

Vestibulum : epitelnya tidak berlapis tanduk lagi dan beralih menjadi epitel

respirasi sebelum memasuki fosa nasalis

Fosa Nasalis (Kavum Nasi)

Di dalam tengkorak terletak 2 bilik kavernosa yang dipisahkan oleh septum

nasi oseosa. Dari masing-masing dinding lateral keluar 3 tonjolan bertulang

mirip rak yang dikenal sebagai konka.

Menghidu (olfaction)

Kemoreseptor olfaktorius terletak pada epitel olfaktorius, yaitu pada daerah

khusus membrane mukosa konka superior yang terletak di atap rongga

hidung. Sel penyokong memiliki apeks siliandris yang lebar dan basis yang

lebih sempit. Terdapat mikrovili yang terendam dalam selapis cairan. Sel-sel

ini mengandung pigmen kuning muda yang menimbulkan warna mukosa

olfaktorius ini. Sel-sel basal berukuran kecil,bentuk bulat atau kerucut. Di

antara sel basal dan sel penyokong terdapat sel-sel olfaktorius. (Junquiera,

2007).

Sistem Indera Page 8

Page 9: Sistem Indra

4. Struktur makroskopis dan mikroskopis indera pengecap

Lidah disusun oleh ikatan-ikatan otot seran lintang yang berjalan dalam tiga arah

dan tegak lurus satu sama lain. Permukaan

lidah terbagi menjadi dua oleh sulkus

terminalis yang berbentuk seperti huruf V.

Permukaan dorsal lidah banyak terdapat

papilla yang dapat berbentuk filiformis,

fungiformis, foliata, dan sirkumvalata. Pada

epithelium permukaannya terdapat alat

pengecap. Alat pengecap atau kalikulus gustatorius/ taste buds umumnya terdapat

pada permukaan atau pada sisi papilla. Alat ini terdapat di antara sel-sel epithelium

dan tersusun dua macam sel yaitu sel neuroepitel dan sel penyangga (sustentakuler).

(Scanlon,2007)

5. Struktur makroskopis dan mikroskopis indera peraba

Epidermis terutama terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk

(keratinosit) tetapi juga mengandung tiga jenis sel yang jumlahnya tidak sebanyak

jumlah sel epitel melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel. Dari dermis ke atas,

epidermis terbagi atas lima lapisan sel penghasil keratin yaitu stratum basale, stratum

spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, stratum korneum.

a. Dermis terdiri atas jaringan ikat yang menunjang epidermis dan

mengikatnya pada subkutan (hipodermis). Dermis terdiri atas dua lapisan

yaitu stratum papilare tipis terdiri atas jaringan ikat longgar dan stratum

retikulare yang terdiri jaringan ikat padat longgar tak teratur. Selain itu,

mengandung beberapa turunan epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar

keringat dan kelenjar sebasea.

b. Jaringan subkutan terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit

secara longgar pada organ-organ di bawahnya.

Selain banyaknya ujung saraf bebas di dalam epidermis, folikel rambut, dan kelenjar

kutaneus, reseptor yang melebar dan bersimpai terdapat di dalam jaringan dermis dan

subkutis, reseptor ini lebih banyak ditemukan di papila dermis. Ujung saraf bebas

Sistem Indera Page 9

Page 10: Sistem Indra

bersifat sensitif terhadap rabaan-tekanan , sensasi taktil, suhu tinggi dan rendah, nyeri,

gatal, dan sensasi lainnya. Ujung yang melebar mencakup ujung Ruffini, dan akhiran

bersimpai mencakup badan vater-pacini, badan Meissner, dan badan Krause.

(Junqueira, 2007).

FISIOLOGI SISTEM INDERA

1. Mekanisme pengelihatan

Fotopigmen mengalami perubahan kimiawi apabila diaktifkan oleh cahaya. Ketika

menyerap cahaya, molekul fotopigmen berdisosiasi menjadi komponen retinen dan

opsin dan bagian retinennya mengalami perubahan bentuk yang mencetuskan aktivitas

enzimatik. Melalui serangkaian reaksi, perubahan biokimiawi pada fotopigmen yang

diinduksi oleh cahaya ini menimbulkan hiperpolarisasi potensial reseptor yang

mempengaruhi pengeluaran zat perantara dari terminal sinaps fotoreseptor, yakni

GMP siklik. Setelah terpajan cahaya, terjadi penurunan konsentrasi GMP siklik yang

kemudian meyebabkan penutupan saluran Na+, yang menghentikan kebocoran Na+

akibat depolarisasi yang menimbulkan hiperpolarisasi membran. Hiperpolarisasi ini

akan menyebar ke terminal sinaps dan akan menutup saluran Ca+ di terminal sinaps.

Di tempat ini terjadi perubahan potensial yang menyebabkan penurunan pengeluaran

zat perantara inhibitorik yang menyertai hiperpolarisasi reseptor yang diinduksi

cahaya tersebut mengurangi efek inhibisi pada sel bipolar. Kemudian sel bipolar akan

memperlihatkan perubahan potensial berjenjang dan akhirnya mengalami perambatan

potensial aksi ke korteks penglihatan di lobus oksipitalis otak untuk persepsi

penglihatan. (Sherwood,2001)

2. Mekanisme pencium

Gas masuk ke hidung dalam udara yang dihirup. Kemudian molekul yang

dihirup ini harus dilarutkan agar dapat dideteksi oleh reseptor penghidu. Pengikatan

suatu molekul odoriferosa ke tempat perlekatan khusus silia menyebabkan

pembukaan saluran Na+ dan K+. Terjadi perpindahan ion yang menimbulkan

depolarisasi potensial reseptor yang menyebabkan terbentuknya potensial aksi di

Sistem Indera Page 10

Page 11: Sistem Indra

serat aferen. Serat-serat aferen berjalan melalui lubang halus di lempeng tulang

datar yang memisahkan mukosa olfaktorius dari jaringan otak dasarnya. Serat

tersebut segera bersinaps di bulbus olfaktorius. Serat-serat keluar dari bulbus

olfaktorius melalui 2 rute : 1. Rute subkortikal yang menuju ke daerah sistem

limbik, khususnya sisi medial bawah lobus temporalis ( yang dianggap sebagai

korteks olfaktorius primer), dan 2. Rute talamus-kortikal. (Sherwood, 2001).

3.Mekanisme mendengar

Gelombang suara ditangkap oleh auricula dan disalurkan melalui meatuS

auditorius eksternus ke memran timpani. Membran timpani bergetar sebagai respon

terhadap gelombang suara, pemindahan gerakan getaran dipermudah dengan

adanya rantai tulang pendengaran yang juga menyebabkan rantai tulang-tulang itu

bergetar dari membrana timpani ke jendela oval. Sel-sel rambut yang terdapat di

organ corti yang terletak diatas membran basilaris menghasilkan sinyal saraf yang

kemudian mengalami perubahan bentuk karena getaran cairan di telinga dalam. Sel-

sel rambut reseptor mengalami pembengkokan dan terbenam di dalam membrana

tektorial. Perubahan mekanis rambut menyebabkan perubahan potensial di sel-sel

reseptor sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi

yang terbentuk di saraf auditorius. Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan

menjadi sinyal saraf dan terjadi perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di

lobus temporalis otak. (sherwood,2001).

4.Mekanisme pengecapan

Kemoreseptor untuk sensasi pengecapan terkemas dalam papil-papil kecap

(taste bud). Setiap papil kecap memiliki lubang kecil, pori-pori kecap tempat

berkontaknya cairan mulut dengan permukaan sel reseptor. Pengikatan zat kimia

dengan sel reseptor menyebabkan perubahan saluran ion dan menimbulkan

depolarisasi potensial reseptor. Potensial reseptor ini kemudian memulai potensial

aksi ujung-ujung terminal saraf aferen yang bersinaps dengan reseptor tersebut.

Ujung-ujung terminal aferen beberapa saraf kranialis bersinaps dengan papil-papil

pengecap di berbagai bagian mulut. Sinyal dimasukkan sensorik ini dikirimkan

Sistem Indera Page 11

Page 12: Sistem Indra

melalui perhentian-perhentian sinaps di batang otak dan talamus ke daerah

gustatorik korteks. (Guyton, 1996)

5. Mekanisme peraba

Reseptor taktil terdapat pada beberapa ujung saraf bebas yang dapat

dijumpai di semua bagian kulit dan jaringan-jaringan lainnya, dapat mendeteksi

rabaan dan tekanan. Reseptor taktil ujung saraf bebas menjalarkan sinyalnya

melalui serabut saraf kecil jenis Aδ bermielin yang mempunyai kecepatan

penjalaran hanya 5 sampai 30 m/s. Serabut saraf ini mengirimkan sinyalnya ke

medulla spinalis dan batang otak bagian bawah. Kemudian sinyal sensorik akan

dibawa melalui salah satu dari dua jaras sensorik bolak-balik : (1) sistem kolumna

dorsalis-lemnikus medialis atau (2) sistem anterolateral yang sebagian bertemu di

thalamus. Sistem kolumna dorsalis-lemnikus medialis menjalarkan sinyal naik ke

medulla otak terutama dalam kolumna dorsalis medulla spinalis. Setelah sinyal itu

bersinaps dan menyilang ke sisi berlawanan di dalam medula, sinyal itu naik

melalui lemnikus medialis di batang otak menuju talamus. Sinyal dalam sistem

anterolateral setelah memasuki medulla spinalis dari radiks saraf spinalis dorsalis,

bersinaps di dalam kornu dorsalis substansia grisea medulla spinalis, lalu

menyilang ke sisi yang berlawanan dan naik melalui substansia alba anterior dan

lateral medulla spinalis. Sinyal tersebut lalu berakhir pada seluruh tingkat batang

otak yang lebih rendah dan juga di talamus. (Guyton&Hall, 2008).

Sistem Indera Page 12

Page 13: Sistem Indra

BAB III

PEMBAHASAN

ANALISIS SKENARIO

Membuat kue

Sore hari ini umi membuat makanan didapur untuk persiapan posyandu besok pagi.

Program posyandu besok ada tambahan pemberian vitamin A. Umi menyuruh Fatimah

mengambilkan cetakan kue yang berwarna hijau di gudang. menyalakan lampu gudang,

kemudian naik kursi untuk mengambil cetakan kue diatas almari gudang. Dia tahu bahwa

dai harus menjaga keseimbanganya supaya tidak jatuh. Setelah berhasil mengambilnya,

tiba-tiba listrik mati dan ruangan menjadi gelap. Fatimah ketakutan tetapi dia berusaha

turun dari kursi dengan hati-hati. Selama beberapa detik dia tidak dapat melihat apa-apa,

kemudian lambat laun dia mulai melihat benda sekitarnya meskipun remang-remang.

Sambil meraba-raba, dia berusaha untuk keluar.

Alhamdulillah tidak lama kemudian listrik menyala. Saat kembali ke dapur, telpon

berbunyi. Umi menyuruhnya untuk menerima telpon tersebut. Selesai menerima telpon,

Fatimah mendengar suara azan magrib dan bergegas ke masjid.

Sepulang dari mesjid, Fatimah mencium aroma kue yang lezat. “mmmm….. baunya

sedap sekali umi, pasti enak rasanya, kata . mengambil secuil roti dengan jarinya. Roti itu

masih panas tetapi dia tetap mencicipinya.”bismillah, manis dan lezat, Umi” sorak

Fatimah senang .

Analisis skenario

1. Pemberian vitamin A

Vitamin tidak terdapat dalam makanan yang berasal dari sayuran, tetapi provitamin

untuk pembentukan vitamin A. Provitamin ini berupa pigmen karotenoid kuning dan

merah yang menpunyai struktur yang mirip vitamin A sehingga dapat diubah menjadi

vitamin A di hati. Fungsi vitamin A antara lain untuk pembentukan pigmen retina

Sistem Indera Page 13

Page 14: Sistem Indra

mata untuk mencegah rabun senja, pertumbuhan normal sel tubuh, pertumbuhan dan

poliferasi normal berbagai jenis epitel berbeda.

Dosis vitamin A : untuk usia 0-1 tahun = 1.500 IU/hari, 1-10 tahun= 1.500 – 2.000

IU/hari, Diatas 10 tahun = 4.000 IU/hari, Wanita hamil = 4.000 IU/hari, dan Wanita

menyusui = 4.000 IU/hari.

2. harus menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh

Aparatus vestUmilar merupakan organ sensoris untuk mendeteksi keseimbangan.

Organ ini dUmingkus oleh sistem tabung tulang yang disebut tulang labirin. Dan di

dalam sistem ini terdapat tabung membran dan ruangan yang disebut labirin

membranosa yang terdiri atas koklea yang merupakan organ sensorik utama untuk

pendengaran serta kanalis semisirkularis, utrikulus dan sakulus yang merupakan

bagian integral dari mekanisme keseimbangan. Pada bagian permukaan dalam setiap

utrikulus dan sakulus terdapat daerah sensorik kecil yang disebut sebgai makula.

Setiap makula ditutupi oleh lapisan gelatinosa (statokonia).

3. Selama beberapa detik dia tidak dapat melihat apa-apa, kemudian lambat laun

dia dapat melihat benda

Pada keadaan gelap, refleks cahaya pupil akan terhambat sehingga pupil

mengalami dilatasi agar dapat beradaptasi dalam keadaan gelap. Bila seseorang

berada di tempat gelap, retinal dan opsin yang terdapat di dalam sel batang dan

kerucut diubah kembali menjadi pigmen yang peka cahaya. Selanjutnya vitamin A

diubah kembali menjadi retinal untuk terus menyediakan lebih banyak pigmen peka

cahaya. Kepekaan mata perlahan-lahan meningkat, sehingga kita mulai bisa melihat

dalam keadaan gelap. Keadaan ini disebut adaptasi gelap.

Bila seseorang berada ditempat yang terang, maka banyak sekali fotokimiawi

yang terdapat di sel batang dan kerucut menjadi berkurang karena diubah menjadi

retinal da opsin. Selanjutnya, sebagian besar retinal dalam sel batang dan kerucut

akan diubah menjadi vitamin A. Oleh karena efek ini, konsentrasi bahan kimiawi

Sistem Indera Page 14

Page 15: Sistem Indra

fotosensitif yang menetap di dalam sel batang dan kerucut akan banyak sekali

berkurang, akibatnya sensitivitas mata terhadap cahaya juga menjadi berkurang.

Keadaan ini disebut adaptasi terang. (Guyton, Arthur C., 1996)

4. Saat kembali ke dapur, telepon berbunyi. Selesai menerima telepon, Fatimah

mendengar adzan magrib dan bergegas ke masjid.

Adanya proses mendengar dengan proses

Rangsangan pendengaran menggetarkan membran timpani menggetarkan

tulang pendengaran getaran foramen ovale getaran perilimfe vestUmilum dan

skala timpani pergerakan cairan dalam vestUmilum dan skala timpani

getaran membran tektoria tekanan pada sel rambut deformitas stereosilia sel

rambut potensial aksi pada saraf pendengaran korteks pendengaran di dalam

girus superior lobus temporalis mendengar

Frekuensi suara yang dapat didengar oleh manusia berkisar antara 20-20.000 siklus per

detik. Ambang telinga manusia beragam sesuai nada suara dengan kepekaan tertinggi

dalam rentang 1000-4000 Hz. Nada suara pria rata-rata dalam percakapan adalah sekitar

120 Hz dan wanita sekitar 250 Hz.

Sistem Indera Page 15

Page 16: Sistem Indra

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Mata terdiri atas 3 lapisan yaitu tunika fibrosa, tunika vaskulosa dan tunika

nervosa.

Adanya perambatan potensial aksi ke korteks penglihatan di lobus oksipitalis

membuat persepsi penglihatan.

Indera pendengaran terdiri atas 3 bagian yaitu auris externa, auris media, dan auris

interna.

Gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf dan terjadi perambatan

potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak sehingga kita dapat

mendengar.

Indera penghidu terdiri dari vestUmilum, fossa nasalis, dan epitel olfaktorius.

Gas masuk kedalam lubang hidung dan merangsang rambut olfaktorius yang

kemudian bersinaps di bulbus olfaktorius. Kemudian keluar dari bulbus

olfaktorius dengan rute subkortikal yang menuju ke daerah sistem limbik,

khususnya sisi medial bawah lobus temporalis.

Indera pengecap terdiri dari lidah. Permukaan lidah terbagi menjadi dua oleh

sulkus terminalis yang berbentuk seperti huruf V. Permukaan dorsal lidah banyak

terdapat papilla yang dapat berbentuk filiformis, fungiformis, foliata, dan

sirkumvalata

Adanya potensial reseptor akan memulai potensial aksi ujung-ujung terminal saraf

aferen yang bersinaps dengan reseptor pengecapan. Ujung-ujung terminal aferen

beberapa saraf kranialis bersinaps dengan papil-papil pengecap di berbagai bagian

mulut. Sinyal dimasukkan sensorik ini dikirimkan melalui perhentian-perhentian

sinaps di batang otak dan talamus ke daerah gustatorik korteks.

Sistem Indera Page 16

Page 17: Sistem Indra

Indera peraba yaitu kulit yang terdiri dari epidermis, dermis, dan jaringan

subkutan.

SARAN

Sebaikya berhati-hati dalam membersihkan telinga, misalnya:

Dengan menggunakan cotton bud (lidi berkapas) yang dicelup ke dalam cairan

perhidrol (H202 3%) atau fenolgliserin. Untuk membersihkan penumpukan serumen

dapat juga dengan meneteskan terlebih dahulu cairan perhidrol (H202 3%) atau

fenolgliserin ke dalam liang telinga, tunggu beberapa saat kemudian dibersihkan

dengan alat pembersih telinga yang ujungnya lunak.

Untuk pemilihan obat telinga yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada

baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter THT.

Perbanyak mengkonsumsi wortel, karena mengandung vitamin A yang tinggi baik

untuk penglihatan

Perhatikan jarak baca atau juga jarak pada saat menonton televise. Posisi membaca

memang sangat erat terkaitan dengan kesehatan mata. jarak aman (dihitung dari mata

ke objek yang dilihat) untuk membaca minimum 30 cm atau lebih. Dan jarak aman

menonton televisi adalah sekitar 5 X diagonal televisi.

Istirahatkan mata setiap 15 menit setelah 1 jam membaca melihat jarak dekat.

Isirahatkan dengan cara memejamkan mata atau melihat objek lain yang jauh, seperti

pepohonan hijau

Segera konsultasikan ke dokter bila terjadi gangguan penglihatan

Lakukan olahraga mata, yakni dengan cara meletakkan pensil atau pena di depan

mata, kemudian gerakkan jauh-dekat dan kanan-kiri

Pembersihan lidah dapat dilakukan setelah menyikat gigi dengan menggunakan sikat

gigi biasa, namun perlu diperhatikan untuk tidak menyikat terlalu keras. Cukup sikat

dengan perlahan dengan gerakan ke arah bawah ke ujung lidah.

Sistem Indera Page 17

Page 18: Sistem Indra

DAFTAR PUSTAKA

Ganong,W.F., 2008. Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta : EGC pp.146-198

Guyton, A.C. & Hall, A.J. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:

Penerbit buku kedokteran EGC pp.641-700

Guyton, Arthur C., 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Ed. Revisi. Jakarta

: EGC pp. 529-557

Junqueira,L.C. & Carneiro,J., 2007. Histologi Dasar Teks & Atlas. Edisi 10. Jakarta :

penerbit Buku Kedokteran EGC pp.363-471

Pearce,Evelin., 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis, Jakarta: Penerbit PT

Gramedia

R. Putz & R. Pabst., 2007. Atlas anatomi manusia : Sobotta. Jakarta, EGC

Scanlon, Valerie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Edisi 3. Jakarta : Penerbit

buku kedokteran EGC pp.177-197

Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC pp.160-

189

Snell, R.S.,2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta :

Penerbit buku kedokteran EGC.

Sistem Indera Page 18

Page 19: Sistem Indra

Sistem Indera Page 19