Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia
-
Upload
dian-arief-prawira-ramadhan -
Category
Education
-
view
688 -
download
10
Transcript of Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia
Oleh Kelompok 7
Dian Arief Prawira R
Gita Ayu Aprianti
Kevin Chrisdianto Winata
Peter Lii
~~~~~~
Epidermis
Ketebalan epidermis menentukan
ketebalan kulit. Kulit yang tebal,
misalnya pada telapak tangan,
ujung jari, dan telapak kaki,
memiliki lima lapis epidermis, yaitu
stratum basal, stratum spinosum,
stratum granulosum, stratum
lusidum, dan stratum korneum. Kulit
yang tipis, seperti yang melapisi
tubuh, tidak memiliki stratum
lusidum.
Sel-sel di stratum basal, stratum
spinosum, dan stratum granulosum
merupakan sel hidup karena
mendapat nutrien dari kapiler di
jaringan ikat (dalam hal ini adalah
dermis). Sebaliknya, sel-sel di
stratum lusidum dan stratum
korneum merupakan sel mati
karena kapiler tidak mencapai
lapisan ini. Penjelasan lanjutan ada
di slide selanjutnya
Stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan terluar dari epidermis yang tersusun atas sel-sel mati yang selalu mengelupas
Stratum lusidum merupakan lapisan epidermis yang bening, memiliki zat kreatinin yang bersifat menghalangi air.
Stratum granulosum merupakan lapisan epidermis yang mengandung pigmen. Pigmen tersebut dinamakan melanin.
Stratum spinosum; dimana sintesis protein dan pembentukan sel-sel baru terjadi, yang didorong ke permukaan untuk menggantikan sel-sel mati pada stratum korneum.
Stratum basal/germinativum merupakan lapisan epidermis yang selalu mengalami pertumbuhan membentuk sel-sel kulit yang baru keluar.
Penjelasan lanjutan...
Dermis (Korium)
Jaringan dermis lebih tebal daripada epidermis. Dermis disusun oleh jaringan ikat dan kolagen. Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, sel-sel otot polos, ujung saraf dan lapisan lemak subkutan. Selain itu, terdapat pula kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebassea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
Terdiri dari....• Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut. • Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis.
Pangkal kelenjarnya menggulung dan dkelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatetik. Dari kapiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan ±1% larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat ke permukaan kulit.
• Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut. Dari folikel ini akan tumbuh rambut berwarna hitam. Warna hitam pada rambut disebabkan oleh adanya melanin
• Pembuluh darah• Jaringan lemak untuk penyimpanan makanan cadangan.• Saraf
Pengeluaran keringat berlebihan pada pekerja berat mengakibatkan banyak garam hilang dari darah. Hal ini dapat mengakibatkan kejang dan pingsan. Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsangan saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna kulit akibat pelebaran pembuluh darah di lapisan dermis. Sebaliknya, penyempitan pembuluh darah menyebabkan kulit menjadi pucat, misalnya pada saat ketakutan.
Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Jika darah yang melalu hipotalamus suhunya lebih rendah dari normal, maka saraf pusat pencapai panas akan mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan kecepatan hilangnya panas. Hal itu dilakukan dengan cara mengurangi pembentukan keringat. Sebaliknya, jika darah yang melewati hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas dan akan mengurangi kecepatan metabolisme, menghentikan menggigil, dan meningkatkan kecepatan hilangnya panas lewat kulit.
Fungsi kulit selain sistem
ekskresi
Melindungi tubuh dari kerusakan kerusakan
fisik seperti gesekan, panas, zat kimia,
penyinaran, dan sebagainya.
Mengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan
cadangan makanan berupa lemak
Menerima rangsangan dari luar berupa
rangsang sentuhan dan rabaan
Mengurangi pengeluaran air yang berlebihan
dari dalam tubuh
Sistem Ekskresi Hewan
Penjelasan
VertebrataInvertebrata
Sistem ekskresi pada invertebrata
Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
Pengeluaran sisa-sisa metabolisme protozoa dilakukan melalui membran sel secara difusi. Protozoa mempunyai organel eksresi berupa Vakuola berdenyut yang bekerja secara periodik untuk mengatur kadar air dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.
Pada porifera dan coelenterata,pengeluaran sisa metabolisme berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis, lalu dari
epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.
Sistem Ekskresi Platyhelminthes
a) Susunan saluran eksresi pada Planaria; b) Sel api
Sistem ekresi pada planaria terdiri atas dua saluraneksresi yang memanjang bermuara ke pori-poriyang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal(punggung). Kedua saluran eksresi tersebutbercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api(flame cell). Perhatikan gambar sistem eksresi dansel api Planaria di bawah ini.
Pengeluaran sisa metabolisme padacacing pipih dan cacing pita dilakukandengan selenosit yang disebut jugaprotonefridium atau sel api . disebutsel api karena gerakannya seperti nyalaapi. Sel api menyerap sisametabolisme dari sel-sel di sekitarnya,lalu mengalirkan sisa metabolismedengan gerakan silia ke duktusekskretorius
Sistem Ekskresi Annelida (Cacing
Tanah)
Di samping ini adalah
gambar penampang
sistem ekskresi Annelida
Untuk mempelajari sistem ekskresi pada annelida, kitaambil contoh cacing tanah. Alat eksresi cacing tanah adalahsepasang metanefridium berbentuk tabung yang terdapat di setiapsegmen tubuhnya. Ujung yang terdapat dalam segmen, terbuka danberbentuk corong bersilia, disebut nefrostom. Ujung lainnya yangbermuara keluar tubuh disebut nefridiofor.
Pada nefrostom terdapat gulungan tubulus (tabung) danbagian yang menggelebung. Nefridiofor dilewati meteri-materi yangdikeluarkan oleh bagian yang menggelembung dari nefrosomdiselubungi pembuluh-pembuluh darah yang membentuk jaringan.
Materi-materi keluar dari cairan tubuh anterior menujunefridium lewat nefrostom yang terbuka. Akan tetapi, beberapamateri penting (air dan makanan) diikat langsung oleh sel-sel padagulungan tubulus dan menembus pembuluh darah di sekitar tubulusyang kemudian disirkulasikan lagi. Saat cairan bergerak disepanjang tubulus, epitelium transpor yang mengelilingi lubangtubulus memompa garam-garam esensial keluar dari tubulus inidireabsorpsi oleh darah dalam kapiler pembuluh darah yangmenyelubungi tubulus. Urin yang dikeluarkan oleh cacing tanahberbentuk cair dan mencapai 60% dari berat tubuh.
Insecta mempunyai alat
ekskresi yang disebut pembuluh
malpighi.pembuluh malpighi
melekat pada ujung anterior
usus belakang.
Zat-zat sisa metabolisme
diserap dari cairan jaringan oleh
pembuluh malpighi bagian
ujung distal. Dari bagian ini,
cairan masuk ke bagian
proksimal pembuluh malpighi
dan membentuk kristal asam
urat yang kemudian masuk
bersama feses. Sebagian zat sisa
yang mengandung nitrogen
dimanfaatkan untuk
membentuk kitin pada
eksoskeleton (rangka luar), dan
dapat ikut diekskresikan
sewaktu molting atau
pengupasan kulit.
Sistem Ekskresi Insecta
Sistem Ekskresi pada Vertebrata
Alat eksresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros.
Pada prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibia yang lain. Selama perkembangan embrio amniota dan selama metamorfosis amphibia, pronefros digantikan oleh mesonefros. Mesonefros merupakan ginjal pada embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa, dan amphibia dewasa. Pada reeptilia, burung, dan mamalia dewasa, mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama masa perkembangan embrio.
Sistem Ekskresi pada
Ikan
Penjelasan dari gambar...
Alat eksresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di sisi dorsalrongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna cokelat, danpada ujung anteriornya berhubunga dengan sistem reproduksi.
Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yangmenghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktusmesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut spermadan urin yang bermuara di kloaka.
Mekanisme ekresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda denganmekanisme eksresi pada ikan yang hidup di air laut. Cairan tubuh ikan tawar bersifathiperosmotik dibandingkan air tawar, sehingga air cenderung masuk ke tubuh ikan. Disaat yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke air. Untuk mengatasi masalahkelebihan air dan kekurangan ion, ikan air tawar biasanya tidak banyak minum.Tubuhnya diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air secara berlebihan. Ikanaktif menyerap ion anorganik melalui insang dan mengeluarkan banyak air melaluiurin yang encer.
Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurangberacun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selainitu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin denganvolume yang kecil. Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya tidakterjadi ultrafiltarsi di ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMOyang berkaitan dengan osmosis air.
Sistem Ekskresi pada Amphibia
Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak jantan,
saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina
saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. Ginjal amphibia berhubungan
dengan ureter di vesika urinaria.
Saat amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia juga berubah.
Larva amphibia mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan
dewasa mengekskresikan urea.
ALAT EKSKRESI
PADA REPTILIA
Penjelasan
Alat ekskresi pada Reptilia adalah sepasang ginjal metanefros. Metenefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada stadium embrional menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria menyempit ke bagian posterior, berukuran kecil. Vesika urinaria bermuara langsung ke kloaka.Pada jenis kura kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tembahan yang juga bermuara langsung ke kloaka. Vesika urinaria tambahan berfungsi sebagai organ respirasi. Pada kura kura betina, organ respirasi tersebut juga berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan untuk membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali.Hasil ekskresi Reptilia adalah asam urat. Reptilia hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang dikeluarkan oleh reptilia berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal.Buaya dan penyu air tawar mengekskresikan asam urat dan amonia. Pada penyu laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara pada sudut mata, sehingga penyu laut tampak seperti mengeluarkan air mata. Buaya tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.
Sistem Ekskresi pada Aves
Penjelasan
Alat ekskresi pada burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak memiliki vesika urinaria sehingga hasil ekskresi dari ginjal disalurkan langsung ke kloaka menuju ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak sehingga metabolisme burung aktif. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini dibentuk oleh lengkung Henle kecil.
Air dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuaang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka. Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses. Pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan makan ikan laut yang mengandung banyak garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar melalui nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh.