SISTEM ALAT GERAK.doc

14
SISTEM GERAK A. TULANG ( RANGKA ) 1. Fungsi Tulang Menegakkan atau menopang berdirinya tubuh Melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah atau lunak Tempat melekatnya otot-otot rangka atau otot skelet Memberi bentuk pada tubuh Melakukan fungsi gerak, yaitu sebagai alat gerak pasif Sebagai tempat pembentukan sel-sel darah Sebagai tempat cadangan atau penimbun kalsium dan fosfat 2. Jenis-jenis Tulang a. Berdasarkan Jaringan Penyusunnya Tulang Rawan (Kartilago) Tulang rawan berasal dari jaringan mesenkim (jaringan ikat embrional). Matriks : tersusun atas serabut kolagen dan serabut elastin. Sel penyusun: kondrosit Bersifat : lentur, menyerap tekanan, dan hanya terdapat pada beberapa bagian tubuh yang tidak membutuhkan kekuatan untuk menopang beban berat. Terdapat 3 jenis tulang rawan: a) Tulang Rawan Hialin : memiliki matriks yang tidak mengandung serabut Contoh : pada cuping hidung b) Tulang Rawan Elastin : memiliki matriks yang tersusun atas serabut elastin Contoh : pada daun telinga & laring

Transcript of SISTEM ALAT GERAK.doc

SISTEM GERAKA. TULANG ( RANGKA )

1. Fungsi Tulang

Menegakkan atau menopang berdirinya tubuh

Melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah atau lunak

Tempat melekatnya otot-otot rangka atau otot skelet

Memberi bentuk pada tubuh

Melakukan fungsi gerak, yaitu sebagai alat gerak pasif

Sebagai tempat pembentukan sel-sel darah

Sebagai tempat cadangan atau penimbun kalsium dan fosfat2. Jenis-jenis Tulang

a. Berdasarkan Jaringan Penyusunnya

Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang rawan berasal dari jaringan mesenkim (jaringan ikat embrional).

Matriks: tersusun atas serabut kolagen dan serabut elastin.

Sel penyusun: kondrosit

Bersifat: lentur, menyerap tekanan, dan hanya terdapat pada beberapa bagian tubuh yang tidak membutuhkan kekuatan untuk menopang beban berat. Terdapat 3 jenis tulang rawan:

a) Tulang Rawan Hialin : memiliki matriks yang tidak mengandung serabut

Contoh : pada cuping hidung

b) Tulang Rawan Elastin : memiliki matriks yang tersusun atas serabut elastin

Contoh : pada daun telinga & laring

c) Tulang Rawan Fibrosa : matriksnya terdiri atas serabut kolagen yang padat sehingga tulang rawan ini tampak kaku dan liat.

Contoh : pada sambungan antar ruas tulang belakang.

Tulang Keras (Osteon)

Tulang keras berasal dari jaringan mesenkim (jaringan ikat embrional).

Sel Penyusun : osteoblas Osteosit : beberapa sel osteoblas yang tumbuh dan menua yang akan terjebak dalam sekretnya sendiri.

Jaringan Penyusun : system Havers

b. Berdasarkan Bentuk dan Ukurannya

Tulang Pipa (Panjang)

Pada ujung-ujung tulang pipa berbentuk bulat, akan tetapi bagian tengahnya membentuk tabung (silindris).

Contoh: pada tulang paha, tulang lengan atas, tulang betis, tulang kering, tulang hasta dan tulang pengumpil. Tulang Pendek

Tulang ini berbentuk seperti kubus

Contoh: pada pergelangan kaki & tulang-tulang pergelangan tangan.

Tulang Pipih

Seperti namanya tulang ini berbentuk pipihContoh: pada tulang tengkorak dan tulang dada.

Tulang yang Tidak Beraturan

Contoh: pada tulang belakang

c. Berdasarkan Matriks Penyusunnya

Tulang Spongiosa

Tulang ini mempunyai banyak rongga yang terisi dengan sumsum merah.Contoh: pada epifise tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang yang tidak beraturan.

Tulang Kompak

Tulang ini mempunyai matriks retikuler yang berbentuk lingkaran (Sistem Harves)

Contoh: pada tulang paha (femur).

3. OsifikasiOsifikasi merupakan proses pembentukan (perubahan tulang rawan menjadi tulang keras) tulang yang telah dimulai ketika (calon) manusia masih dalam kandungan, sebenarnya tulang embrio mulai terbentuk pada minggu ke-6 atau ke-7 masa kehamilan. Pada saat itu tulang manusia masih berupa tulang rawan hialin dan membrane fibrosa.a) Osifikasi Intra Membranasea (Osifikasi Desmal) merupakan proses pembentukan tulang dari membrane fibrosa di kepala yang akan menutupi bakal otak embrio. Osifikasi ini terjadi di tulang-tulang tengkorak kepala dan merupakan osifikasi yang sederhana dan pertama terjadi.b) Osifikasi Intra Kartilagenosa (Osifikasi Endokondral) merupakan proses pembentukan tulang yang berasal dari tulang rawan hialin embrio (kartilago).4. Sistem Kerangka (Sistem Skeleton)Sistem kerangka pada manusia berfungsi sebagai penyokong dan alat gerak.

a) Skeleton Aksial merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk sumbu utama tubuh. Tulang yang menyusun rangka aksial yaitu:1. Tulang Tengkorak

2. Tulang Belakang (Vertebra)

3. Tulang Dada dan Tulang Rusuk

b) Skeleton Apendikuler merupakan rangka tambahan yang terdiri atas anggota gerak atas dan anggota gerak bawah.

B. PERSENDIANPersendian merupakan hubungan antara tulang dengan tulang rawan.

Berdasarkan fungsinya persendian dibedakan menjadi sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.

1. Sinartrosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Persendian ini disebut sebagai sendi mati. Sinartrosis dibedakan menjadi 2 yaitu:a. Sinartrosis Sinfibrosis terdapat diantara tulang-tulang tengkorak kepala, berupa sutura. Sutura adalah hubungan dua tulang yang permukaannya kasar dan dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.b. Sinartrosis Sinkondrosis merupakan sendi yang dihubungkan oleh tulang rawan, sendi ini terdapat pada hubungan tulang rusuk dan tulang dada yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin.2. Amfiartrosis merupakan persendian yang pergerakannya sangat terbatas, terdapat pada sambungan antara ruas-ruas tuang belakang yang dihubungkan oleh tulang rawan fibrosa.3. Diartrosis (sendi hidup) adalah persendian yang gerakannya bebas. Persendian ini terdapat pada tulang-tulang panjang dan memiliki mobilitas yang cukup tinggi. Terdapat beberapa tipe diartrosis yaitu :C. OTOTFungsi Otot:

Menunjang gerakan berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain (lokomosi) sehingga gerakannya terlihat atau teramati.

Mendukung gerakan yang tidak mudah teramati karena berlangsung di bagian dalam organ tubuh, seperti gerak menelan makanan dan bergeraknya makanan pada saluran pencernaan melalui gerak peristaltic, gerak denyut jantung, mengembang dan mengempisnya paru-paru, menyempitnya pembuluh darah, dan gerakan pengosongan kandung kemih.

Menjaga postur tubuh melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot rangka sehingga posisi tubuh tetap tegak.

Menghasilkan panas melalui gerakan mengkerut atau kontraksi otot, sebagai upaya memelihara suhu tubuh.

1. Mekanisme kerja Otot

Pada otot rangka, myofibril memiliki pita gelap yang dibatasi oleh dua pita terang. Pita gelap disebut juga sebagai pita A (Anisotropic), sedangkan pita terang disebut juga sebagai pita I (Isotropik), tampak suatu garis tipis yang berkelok-kelok membentuk garis Z (Zweischensheibe), di tengah pita A terdapat zona H (Heller).

Salah satu teori kontraksi otot yang sering digunakan adalah teori slidding filament , menurut teori ini pada saat sarkomer memendek, panjang filament tidak berubah. Pada saat otot berkontraksi, filament aktin bergeser ke bagian tengah sarkomer karena aktivitas jembatan silang myosin. Aktivitas ini adalah suatu proses ketika kepala myosin mendayung sepanjang filamen aktin dan menariknya kea rah tengah sarkomer. Kemudian, jembatan silang terlepas kembali ke posisi semula dan siap memulai siklus berikutnya, yaitu menempel pada filament aktin. Filamen aktin dalam setiap siklus bergeser sejauh 10nm dan memerlukan satu ATP. Dengan rumus kimianya:ATP ATPase ADP + H3PO4 + E (energy)

2. Gerak Pada Otot

a. Gerak Sinergis adalah gerak selaras yang melibatkan dua atau lebih macam otot untuk suatu gerakan tubuh. Contoh: pada otot lleher dan punggung.b. Gerak Antagonis adalah gerak yang berlawanan antara dua atau lebih macam otot yang mengendalikan gerak pada suatu bagian tubuh. Contoh : otot bisep dan trisep.

D. KELAINAN DAN GANGGUAN PADA SISTEM ALAT GERAK1. Gangguan Pada Tulang Dan Persendian

Kelainan yang terjadi pada tulang orang dewasa yang disebabkan oleh defisiensi (kekurangan) vit D adalah Osteomalasia sedangkan pada anak anak disebut rakitis dan riketsia. Osteoporosis adalah keadaan tulang yang menjadi rapuh dan keropos yang disebabkan oleh defisieni kalsium.

Aniklosis adalah gangguan persendian yang dapat disebabkan oleh pembengkakan kantung synovial (jaringan ikat pembungkus sendi).

2. Gangguan dan Kelainan Pada Otot Atrofi, yaitu keadaan otot yang menjadi kecil.

Ditrofi otot, yaitu degenerasi sel-sel otot menjadi atrofi

Fibrosis, yaitu pembentukan jaringan fibrosa di otot sehingga otot normal tidak mampu kontraksi.

Fibrositis, yaitu peradangan pada jaringan fibrosa

Hernia abdominal, yaitu turunnya otot ke dalam rongga usus akibat robeknya dinding otot usus.

SISTEM ALAT GERAK PADA MANUSIANi Kadek Siska Deviyani

XI MIA 3

33